PENGARUH KUALITAS PELAYANAN FISKUS TERHADAP REINVENTING POLICY DAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK (Studi pada Wajib Pajak Badan yang Terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak Madya Bekasi) Risa Harmenita Mochammad Al Musadieq Ika Ruhana (PS Perpajakan, Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya,
[email protected]) ABSTRACT The pursuit of an ever-increasing state revenues in every year it must be offset by increased tax compliance . In order to improve taxpayer compliance that impact on state revenue then by this government launched a policy such as the elimination of administrative sanctions set out in Finance Minister Regulation No. 91 / PMK.03 / 2015 on April 30 , 2015 by reinventing term policy. To support the government's policy is to run smoothly , then the quality of care by working unit tax authorities needs to be improved . The object of research is conducted on a registered taxpayer in KPP Madya Bekasi by distributing questionnaires and record documentation. Source of data used comes from the primary data and secondary data with quantitative approach . Analysis of the data used in this research is descriptive analysis and path analysis. Keywords : Quality of Tax Authority Service, Reinventing Policy, Compliance of the Taxpayers ABSTRAK Upaya mengejar penerimaan negara yang selalu meningkat disetiap tahunnya maka harus diimbangi dengan peningkatan kepatuhan wajib pajak. Demi meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak yang berdampak pada penerimaan negara maka dengan hal ini pemerintah meluncurkan suatu kebijakan berupa penghapusan sanksi administrasi yang telah diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 91/PMK.03/2015 pada tanggal 30 April 2015 dengan istilah reinventing policy. Untuk mendukung kebijakan pemerintah tersebut dapat berjalan lancar, maka kualitas pelayanan oleh satuan kerja aparat pajak perlu ditingkatkan. Wajib Pajak Badan yang terdaftar di KPP Madya Bekasi merupakan objek dalam penelitian ini dan dengan menyebarkan kuesioner dan mencatat dokumentasi. Sumber data yang digunakan berasal dari data primer dan data sekunder dengan pendekatan kuantitatif. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dan analisis jalur (Path Analysis). Kata kunci : Kualitas Pelayanan Fiskus, Reinventing Policy, Kepatuhan Wajib Pajak PENDAHULUAN
tersebut.
Dalam
menjalankan
Pembangunan nasional merupakan upaya
penyelenggaraannya pemerintah memerlukan
pemerintah dalam mewujudkan kesejahteraan
dana yang tidak sedikit untuk membiayai
rakyat baik materiil maupun formal. Oleh sebab
pembelanjaan
itu pemerintah mutlak memerlukan dukungan
dikumpulkan dari berbagai potensi sumber
dari seluruh elemen bangsa guna mencapai hal
daya yang dimiliki suatu negara. Sumber dana
negara,
dana
Jurnal Perpajakan (JEJAK)| Vol. 9 No. 1 2016| perpajakan.studentjournal.ub.ac.id
tersebut
1
terbesar negara dikucurkan dari penerimaan
hukum atas program fasilitas ini Direktorat
pajak. Potensi penerimaan dari kontribusi pajak
Jenderal Pajak telah menerbitkan Peraturan
itu
Menteri Keuangan Nomor
sendiri
dapat
dikatakan
relatif
stabil
dikarenakan tidak berpengaruh yang begitu
Tujuan
signifikan
rotasi
mencapai target penerimaan pajak di tahun 2015
2:2010).
dimana tahun ini merupakan Tahun Pembinaan
terhadap
perekonomian Didukung
pergerakan
dunia
juga
(Ardani,
oleh
pernyataan
yang
dikemukakan oleh Aryobimo, 2012:1 bahwa
dari
kebijakan
91/PMK.03/2015.
ini
adalah
untuk
Wajib Pajak. Demi
mengemban tugas pencapaian target
salah satu sumber pembiayaan penyelenggaraan
penerimaan pajak di tahun 2015. Upaya untuk
pemerintahan dan pembangunan yang masih
mendukung program reinventing policy maka
dimungkinkan terbuka luas yaitu penerimaan
disini pemerintah lebih memperhatikan kondisi
negara dari sektor pajak. Menyadari kondisi
internal aparat pajaknya yang salah satunya
tersebut pemerintah Indonesia tentunya telah
dengan
menerbitkan
Pelayanan
upaya
mengimplementasikan
sebagai
langkah
aparat
pajak
pelayanannya.
(fiskus)
berperan
penting dalam upaya menggali penerimaan
digunakan untuk mendongkrak penerimaan
negara dikarenakan visi pemberian pelayanan
pajak agar melampaui target yang mengalami
untuk menuntun wajib pajak mengerti dan
kenaikan
sadar atas
tahunnya.
kebijakan
kualitas
yang
setiap
arah
membenahi
Pernyataan
ini
didukung dengan tabel berikut:
dikatakan pelayanan yang baik dari aparat pajak mampu menciptakan wajib pajak patuh
Tabel 1.1
(Syahril, 2013:7). Penelitian ini bertujuan untuk
Target dan Realisasi Penerimaan Perpajakan
menjelaskan pengaruh kualitas pelayanan fiskus
Periode 2010-2014 (miliar rupiah) Tahun
kewajiban perpajakannya. Dapat
dan reinventing policy terhadap kepatuhan Wajib
Target
Realisasi
Persentase
Penerimaan
Penerimaan
Realisasi
2010
743.326
723.307
97,3%
2011
878.685
873.735
99,4%
KAJIAN TEORITIS
2012
1.011.738
980.199
96,8%
Pelayanan
2013
1.148.365
1.077.308
93,8%
2014
1.246.107
1.146.847
92%
Pajak.
Pelayanan adalah suatu proses tindakan untuk memenuhi
kebutuhan
seseorang
melalui
aktivitas yang dilakukan orang lain secara
Sumber: Nota Keuangan dan APBN, 2015
langsung (Pandiangan, 2005:3). Dalam bidang Berdasarkan Tabel 1.1, realisasi penerimaan
perpajakan pelayanan dikategorkan sebagai
pajak dalam 5 tahun terakhir tidak pernah
pelayanan publik. Berdasarkan Undang-Undang
mencapai targetnya, padahal target penerimaan
Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009,
pada setiap tahunnya yang ditetapkan oleh
definisi dari pelayanan publik adalah kegiatan
pemerintah
ini
dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan
tepatnya pada tanggal 30 April 2015 pemerintah
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
dalam
Pajak
Menurut Parasuraman et al dikutip dari Hesti
menyediakan kembali fasilitas pengampunan
(2013: 30-33) terdapat lima indikator atau
pajak atas transaksi
dimensi kualitas pelayanan yaitu: bukti fisik
hal
selalu ini
meningkat.
Direktorat
Tahun
Jenderal
administrasi. Landasan
Jurnal Perpajakan (JEJAK)| Vol. 9 No. 1 2016| perpajakan.studentjournal.ub.ac.id
2
HIPOTESIS
(tangibles), keandalan (reliability), daya tanggap
Gambar 2.1 Model Hipotesis
(responsiveness), keyakinan (assurance), empati
H2
(emphaty). H1 Kualitas
H3 Reinventing Policy
Kepatuhan
Fiskus atau aparat pajak adalah orang yang
Pelayanan
di KPP Madya
Wajib Pajak
melakukan pelayanan pajak pada Wajib Pajak
Fiskus (X)
Bekasi (Z)
(Y)
Fiskus (Aparatur Pajak)
mengenai perpajakan. Tugas fiskus saat ini tidak lagi melakukan penetapkan semua jumlah pajak terhutang
yang
melakukan
harus
tugas
dibayar,
pembinaan,
Sumber: (X) Kajian Teoritis, 2015 Keterangan :
melainkan
: Garis ini menunjukkan pengaruh antar variabel secara parsial.
pelayanan,
pengawasan, dan penerapan sanksi perpajakan
H1 : Diduga kualitas pelayanan fiskus (X) memiliki pengaruh signifikan terhadap
(Alam, 2003:5).
reinventing policy di KPP Madya Bekasi (Z)
Reinventing Policy Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
91/PMK.03/2015,
Reinventing
Policy
merupakan instrumen legal yang digunakan oleh Direktorat Jenderal Pajak yang didalamnya mengatur penghapusan
tentang
pengurangan
sanksi
yang
atau
dikarenakan
H2 : Diduga kualitas pelayanan fiskus (X) memiliki pengaruh signifikan terhadap kepatuhan Wajib Pajak (Y) H3 : Diduga reinventing policy di KPP Madya Bekasi (Z) memiliki pengaruh signifikan terhadap kepatuhan Wajib Pajak (Y)
kekhilafan Wajib Pajak atau bukan karena kesalahannya (Tobing, Farman dan Khairani,
METODE PENELITIAN Jenis
2015:6).
penelitian
penjelasan
(explanotory
research) dengan metode pendekatan kuantitatif dipergunakan dalam penyusunan skripsi ini.
Kepatuhan Kepatuhan secara terminologi berarti taat,
Menurut teori yang dikatakan Singarimbun dan
patuh, disiplin terhadap suatu aturan yang
Effendi,
2006:5
berlaku. Dalam Keputusan Menteri Keuangan
Penelitian
explanotory
Nomor 544/KMK.04/2000 menyatakan bahwa
penelitian yang menjelaskan hubungan kausal
kepatuhan perpajakan merupakan tindakan
antara variabel-variabel yang mempengaruhi
yang dilakukan Wajib Pajak dalam memenuhi
pengujian hipotesis. Sumber data penelitian ini
kewajiban perpajakannya dan telah sesuai
menggunakan
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
Teknik Accidental Sampling (Kusumawardani,
undangan
66:2015) yang digunakan dalam pengambilan
dan
peraturan
pelaksanaan
perpajakan yang berlaku dalam suatu negara.
data
mengemukakan research
primer
bahwa
yaitu
dan
suatu
sekunder.
sampel.. Jumlah Wajib Pajak Badan yang terdaftar di KPP Madya Bekasi sejumlah 1.271 yang akan dijadikan populasi dalam penelitian ini. Penggunaan rumus Slovin dipakai sebagai penentu jumlah sampel yang ideal dalam
Jurnal Perpajakan (JEJAK)| Vol. 9 No. 1 2016| perpajakan.studentjournal.ub.ac.id
3
penelitian ini dan didapatkan jumlah sampel
1. Analisis Jalur (Path Analysis)
sebanyak 92,71 yang dibulatkan menjadi 100
a. Pengaruh
Kualitas
Pelayanan
Fiskus
Terhadap Reinventing Policy di KPP Madya
responden.
Bekasi HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 4.1 Hasil Uji Koefisien Jalur Kualitas
HASIL
Pelayanan Fiskus terhadap Reinventing Policy di
Tabel 2. Distribusi Frekuensi variabel Kualitas Pelayanan Fiskus (X), Reinventing Policy (Z) dan Kepatuhan Wajib Pajak (Y) No X1.1 X1.2
Item Penampilan fiskus rapi Fasilitas yang disediakan mendukung pelayanan X1.3 Fiskus tepat waktu dalam menerapkan peraturan X1.4 Fiskus tegas dalam menerapkan peraturan X1.5 Fiskus mampu memberikan informasi yang dibutuhkan X1.6 Fiskus cepat dalam menangani keluhan wajib pajak X1.7 Fiskus merespon dengan baik X1.8 Fiskus memberikan pelayanan dengan santun X1.9 Fiskus dapat menjaga kerahasiaan wajib pajak X1.10 Fiskus mampu memberikan perhatian X1.11 Fiskus tidak membeda-bedakan wajib pajak Z1.1 WP merasakan dampak reinventing policy atas keterlambatan penyampaian SPT Z1.2 Reinventing Policy memberikan manfaat atas keterlambatan SPT Masa Z1.3 WP merasakan dampak pengampunan sanksi pajak terutang Z1.4 Reinventing Policy memberikan manfaat atas keterlambatan pembayaran pajak terutang Y1.1 WP pajak memahami ketentuan perpajakan Y1.2 WP tidak pernah mendapat sanksi Y1.3 WP mengisi laporan dengan benar Y1.4 WP menyampaikan SPT tepat waktu Y1.5 WP membayar pajak tepat waktu Sumber : Data diolah, 2015
Mean 4,10 3,96
KPP Madya Bekasi Variabel Bebas X
Variabel Intervening Z
Probab ilitas 0,000
Beta 0,656
R21 : 0,430 thitung : Sumber : Data diolah, 2015
Ket. Signifikan
0,8596
3,87 4,05 3,98
Tabel 4.1 menunjukkan X terhadap Z dengan koefisien beta sebesar
0,656 dan probabilitas
sebesar 0,000 (p≤0,05), maka keputusannya adalah H0 ditolak, berarti hipotesis pertama
3,93 3,95 4,12
diterima.
4,20
b. Pengaruh Kualitas Pelayanan Fiskus dan Reinventing Policy di KPP Madya Bekasi terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
3,83
Tabel 4.2 Hasil Uji Koefisien Jalur Kepatuhan Wajib Pajak
4,13 3,92
Varia bel Bebas
Variabel Interven ing
Variabel Terikat
X
Y
Z 3,96
R
22
Sig.
Beta
Ket.
0,564
0,000
Signifikan
0,229
0,013
Signifikan
thitung:
6,195
: 0,541
2,517
Sumber : Data diolah, 2015 3,99
Tabel 4.2 menunjukkan X terhadap Y dengan 4,01
koefisien beta sebesar 0,564 dan probabilitas sebesar 0,000 (p≤0,05), maka keputusannya
3,79
adalah H0 ditolak, berarti hipotesis kedua diterima. Selanjutnya menunjukkan Z terhadap
3,63 4,21 4,18 4,08
Y dengan koefisien beta sebesar 0,229 dan probabilitas keputusannya
sebesar
0,013
adalah
H0
(p≤0,05), ditolak,
berarti
hipotesis ketiga diterima.
Jurnal Perpajakan (JEJAK)| Vol. 9 No. 1 2016| perpajakan.studentjournal.ub.ac.id
maka
4
PEMBAHASAN
mengemukakan
bahwa
tujuan
kebijakan
1. Perhitungan hasil uji koefisien jalur didapatkan
pemerintah dalam pemberian pengahapusan
bahwa pada hipotesis pertama yaitu kualitas
sanksi pajak dibidang perpajakan tidak lain
pelayanan fiskus terhadap reinventing policy di
untuk
KPP Madya Bekasi menunjukkan pengaruh
pajak dan memberikan kesempatan bagi wajib
signifikan, hal ini berarti kemampuan fiskus
pajak yang tidak patuh menjadi patuh. Melalui
dalam
penelitian
pemberian
pelayanan
dalam
menambah
ini
peningkatan
telah
penerimaan
membuktikan
bahwa
mensosialisasikan pengahapusan pajak kepada
program reinventing policy yang diluncurkan
wajib pajak berhasil menyukseskan program
pemerintah dan yang berlangsung di KPP
reinventing policy yang sedang berlangsung.
Madya tersebut sukses meningkatkan jumlah
2. Pengujian pada hipotesis kedua dinyatakan
Wajib
Pajak
patuh
dengan
terbukti
signifikan berdasarkan hasil uji koefisien jalur
bertambahnya jumlah Wajib Pajak sebesar 129
yang menyatakan bahwa kualitas pelayanan
Wajib Pajak dari tahun sebelumnya.
fiskus
berpengaruh
kepatuhan
wajib
signifikan
pajak.
terhadap
Hal
ini
berarti
peningkatakan wajib pajak yang terjadi di KPP
KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN
Madya tersebut tidak luput dari kerja keras
Berdasarkan hasil pengujian koefisien jalur
aparat pajak yang telah memberikan kualitas
dan pengelolaan data lainnya dapat diambil
pelayanannya.
kesimpulan sebagai berikut:
Pendapat
yang
sama
dikemukakan oleh Nasucha (2004:272) yang
1. Perolehan
nilai
thitung sebesar
8,596
dan
menyatakan bahwa tolok ukur keberhasilan
probabilitas 0,000 (sig ≤ 0,05) menyimpulkan
reformasi perpajakan yaitu dengan tercapainya
bahwa
peningkatan kualitas
berpengaruh signifikan.
pelayanan pajak dan
penerimaan serta kesejahteraan langsung dan tidak langsung
berdampak pada kepatuhan
masyarakat (Wajib Pajak). berpengaruh
signifikan
terhadap
pertama
diterima
dan
2. Hipotesis kedua berpengaruh signifikan dan dinyatakan perolehan
3. Dikatakan reinventing policy di KPP Madya Bekasi
hipotesis
diterima nilai
thitung
berdasarkan sebesar
dari
6,195
dan
probabilitas 0,000 (sig ≤ 0,05). 3. Perhitungan analisis terhadap hipotesis ketiga
kepatuhan Wajib Pajak telah dibuktikan dari
berpengaruh
signifikan
didukung
dengan
hasil perhitungan uji koefisien jalur dengan nilai
hasil perolehan nilai thitung sebesar 2,517 dan
thitung sebesar 2,517 dan probabilitas sebesar 0,013
probabilitas 0,000 (sig ≤ 0,05).
(sig ≤ 0,05). Hasil pengelolaan data lainnya menghasilkan koefisien beta sebesar 0,229. Dapat dikatakan bahwa program kebijakan
SARAN 1. Bagi Peneliti Selanjutnya
reinventing policy yang berlangsung di KPP
Hasil yang dapat dipakai dalam penelitian ini
Madya
dipergunakan sebagai bahan referensi bagi
tersebut
penambahan meningkatkan
wajib
mampu pajak
kepatuhan
memberikan yang
artinya
peneliti selanjutnya, peneliti yang tertarik
wajib
pajak.
untuk melakukan kajian dalam variabel yang
Diperkuat juga dengan teori menurut Devano
sama
dan Rahayu dalam Ratung dan Adi (2009:6)
terhadap reinventing policy dan kepatuhan
yaitu
menganalisis
Service
Jurnal Perpajakan (JEJAK)| Vol. 9 No. 1 2016| perpajakan.studentjournal.ub.ac.id
Quality
5
wajib
pajak
badan
lebih
karena terjadi peningkatan jumlah wajib pajak
memperluas cakupan variabel lain yang tidak
patuh ditahun tersebut dibandningkan dengan
terdapat
tahun sebelumnya dan secara tidak langsung
dalam
menambahkan
dapat
penelitian
variabel
juga ini.
Misalnya
dependen lainnya
juga
meningkatkan
penerimaan
pajak
yaitu penerimaan pajak. Alasan mengapa
khususnya di KPP tersebut. Oleh sebab itu,
mengulas penelitian ini lebih dalam agar hasil
bagi
yang didapat akan memberikan temuan-
mempertahankan kinerja kualitas pelayanan
temuan baru yang berarti, bermanfaat bagi
terbaiknya dengan selalu melakukan evaluasi
pihak lainya, dan pengaruh dari penelitian ini
seperti yang pertama adalah Pembenahan
pun
Administrasi
juga
memberikan
masukan
kepada
pihak
kantor
diharapkan
bertujuan
agar
mampu
administrasi
pejabat setingkat menteri untuk membuat
pajak menjadi instrumen yang mampu bekerja
diskresi
yang
secara efektif dan efisien, hal ini guna
responsive terhadap tuntutan perkembangan
menjawab keluhan Wajib Pajak yang masih
jaman mengacu pada kebijakan reinventing
menganggap rumit sistim perpajakan. Kedua
policy 2015 berhasil meningkatkan kepatuhan
perbaikan
wajib pajak.
peningkatan kualitas dan kemampuan teknis
atau
kebijakan-kebijakan
2. Bagi Wajib Pajak di Kantor Pelayanan Pajak
pelayanan
yaitu
dengan
cara
fiskus dalam bidang perpajakan, perbaikan
Madya Bekasi
infrastruktur
Meskipun Tahun Pembinaan Wajib Pajak telah
pelayanan terpadu (TPT), penggunaan sistem
berakhir dengan program kerja pemerintah
informasi dan teknologi guna memberikan
yaitu reinventing policy dan telah memberikan
kemudahan
dampak yang signifikan terhadap peningkatan
memenuhi kewajiban perpajakannya. Ketiga,
kepatuhan wajib pajak, hal ini dikarenakan
penyuluhan
wajib pajak merasakan manfaatnya secara
berkesinambungan
tidak
supaya Wajib Pajak paham terhadap hak dan
langsung
memperoleh
mendapatkan
Wajib
secara
tempat
Pajak
dalam
sistimatis
kepada
dan
Wajib
Pajak,
kewajibannya, sehingga kemudian muncul
tersebut
kepatuhan dalam diri Wajib Pajak. Keempat
yang pasalnya didukung dari kinerja aparat
penegakan hukum yang kuat serta yang
pajak menuntun wajib pajak dalam proses
terakhir kinerja penerapan sosialisasi yang
mendapatkan kebijakan penghapusan sanksi
diberikan pihak fiskus, dikarenakan perlu
administrasi ini. Maka diharapkan untuk
lebih aktif lagi mensosialisasikan peraturan
kedepannya Wajib Pajak dapat patuh dan
mengenai penerapan sistem self assesment
sadar
berkaitan
akan
sanksi
ekonomis
bagi
perluasan
dari
penghapusan
manfaat
kesempatan
seperti
administrasi
kewajibannya
tanpa
perlu
dengan
berlangsung
nya
menunggu resposivitas para aparat pajak serta
pelaksanaan kebijakan penghapusan sanksi
tidak ada lagi didapati kembali Wajib Pajak
administrasi kepada masyarakat luas. Agar
yang masih tidak patuh.
kepatuhan Wajib Pajak di setiap tahun nya
3. Bagi Kantor Pelayanan Pajak Madya Bekasi Kinerja yang telah diberikan oleh pihak KPP
meningkat
setelah
berakhirnya
program
reinventing policy.
Madya Bekasi dikatakan berhasil dan sukses dalam mendukung kebijakan reinventing policy,
Jurnal Perpajakan (JEJAK)| Vol. 9 No. 1 2016| perpajakan.studentjournal.ub.ac.id
6
DAFTAR PUSTAKA Alam, Sahrul. 2003. Pengaruh Tingkat Pengetahuan Fiskus Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Memenuhi Kewajiban Perpajakan (Studi Kasus di Kantor Pelayanan Pajak Lubuk Linggau), Tesis S2 Program Pascasarjana Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia. Ardani, Mira Novana. 2010. Pengaruh Kebijakan Sunset Policy Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Studi Kasus di Kanwil Direktorat Jenderal Pajak Jawa Timur 1 Surabaya), Tesis S2 Program Magister Ilmu Hukum Universitas Diponogoro. Aryobimo, Putut. Tri. 2012. Pengaruh Persepsi Wajib Pajak tentang Kualitas Pelayanan Fiskus terhadap Kepatuhan Wajib Pajak dengan Kondisi Keuangan Wajib Pajak dan Preferensi Risiko sebagai Variabel Moderating. Skripsi. Semarang: Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro. Hesti, Chandra. 2013. Pengaruh Kepuasan atas Pelayanan Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak UMKM. Malang. Keputusan Menteri Keuangan Reublik Indonesia Nomor 544/KMK.04/2000 tentang Kriteria Wajib Pajak yang dapat diberikan Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pembayaran Pajak. Kusumawardani, Kadek Wiji. 2015. Pengaruh Responsivitas Petugas Pajak Terhadap Kepuasan dan Kepatuhan Wajib Pajak (Studi pada Wajib Pajak Kantor Pelayanan Pajak Pratama Badung Selatan). Program Studi Perpajakan, Universitas Brawijaya. Nasucha, Chaizi. 2004. Reformasi Administrasi Publik. Jakarta: PT. Grasindo Pandiangan, Liberty. “Puaskah Anda Dengan Pelayanan Pajak,” Artikel ini diakeses pada tanggal 23 September 2015, dari http://www.kanwilpajakwpbesar.go.id/beri ta.php?cmd=detail&id=2005-1010%2014:47:04
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 91/PMK.03/2015 tentang Pengurangan Atau Penghapusan Sanksi Administrasi Atas Keterlambatan Penyampaian Surat Pemberitahuan, Pembetulan Surat Pemberitahuan, dan Keterlambatan Pembayaran atau Penyetoran Pajak. Ratung, Tatiana dan Priyo Hari Adi. Dampak Program Sunset Policy Terhadap Faktor-faktor yang mempengaruhi Kemauan Membayar Pajak,Jurnal Fakultas Ekonomi Universitas Satya Wacana Salatiga, 2009. Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi. 2006. Metode Penelitian Survey. Edisi Revisi. Cetakan Kedelapanbelas. Jakarta : LP3ES Syahril, Farid. 2013. Pengaruh Tingkat Pemahaman Wajib Pajak Dan Kualitas Pelayanan Fiskus Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak PPh Orang Pribadi (Studi Emperis pada KPP Pratama Kota Solok). Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Padang. Tobing, Ganda C., Farman dan Khaerani. 2015. Pahami dan Manfaatkan Reinventing Policy, Inside Tax Ed. 31). Jakarta: Darussalam. Undang-Undang Republik Indonesia No. 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik.
Jurnal Perpajakan (JEJAK)| Vol. 9 No. 1 2016| perpajakan.studentjournal.ub.ac.id
7