PENERAPAN PIDANA TERHADAP ANAK SEBAGAI PELAKU KECELAKAAN LALU LINTAS MENGAKIBATKAN MATINYA ORANG (Studi Kasus Perkara Nomor: 100/Pid.B/2011/PN.BT) ARTIKEL
Diajukan Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum
Oleh:
RINGGO TANJUNG 1110012111008
Bagian Hukum Pidana
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS BUNG HATTA PADANG 2015
0
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS BUNG HATTA
PERSETUJUAN ARTIKEL No. Reg: 22/PID-02/VI-2015
Nama
:
Ringgo Tanjung
Nomor
:
1110012111008
Program Kekhususan :
Hukum Pidana
Judul Skripsi
Penerapan Pidana Terhadap Anak Sebagai Pelaku Kecelakaan Lalu Lintas Mengakibatkan Matinya Orang (Studi Kasus Perkara Nomor: 100/Pid.B/2011/PN.BT)
:
Telah dikonsultasikan dan disetujui oleh pembimbing untuk di upload ke website.
1. Dr. Fitriati, S.H., M.H.
(Pembimbing I)
2. Deaf Wahyuni Ramadhani, S.H., M.H.
(Pembimbing II)
1
PENERAPAN PIDANA TERHADAP ANAK SEBAGAI PELAKU KECELAKAAN LALU LINTAS MENGAKIBATKAN MATINYA ORANG (Studi Kasus Perkara Nomor: 100/Pid.B/2011/PN.BT) Ringgo Tanjung1, Fitriati2, Deaf Wahyuni Ramadhani1 Program Study of Law, Faculty of Law, University of Bung Hatta 2 Program Study of Law, Faculty of Law, University of Taman Siswa E - mail:
[email protected] 1
ABSTRACT Traffic accident is an event on the road which resulted in human casualties and/or loss of property. To children as perpetrators of traffic accidents in the penalty applied under Article 77 paragraph (1) of the Act LLAJ. Formulation of the problem: 1) What is the basic consideration in imposing criminal judge against children as perpetrators of traffic accidents resulting in death of man (case study number: 100/Pid.B/2011/PN.BT)? 2) How is the implementation of children as perpetrators of criminal traffic accident resulted in death of the person (case study number: 100/Pid.B/2011/PN.BT)?. The research approach is normative. Sources of data include the primary legal materials, secondary, and tertiary. Data collection techniques to study the document. Data were analyzed qualitatively. Results of the study 1) Consideration judge aggravating namely the loss of 2 the lives of others, resulting in two people suffered serious injuries, the absence of peace, mitigating circumstances that the defendant is still classified as children, regretted his actions and promised not to repeat his actions, has not been convicted, be polite during the trial and not to complicate the trial, ever tried to make an effort for peace and apologized before trial. 2) The application of the criminal against the child who committed the crime of traffic accident sentenced to a special minimum for 1 year and 4 months. Keywords: Application, Criminal, Child, Traffic Accidents
kelalaian
Pendahuluan
tidak
suatu perbuatan, disamping dapat
disengaja
menduga
melibatkan kendaraan dengan atau
dan/atau
korban
kerugian
harta
akibat
perbuatan
itu.
Namun, meskipun suatu perbuatan
tanpa pengguna jalan lain yang mengakibatkan
umunya
yaitu tidak berhati-hati melakukan
suatu peristiwa di jalan yang tidak dan
Pada
kealpaan itu terdiri dari dua bagian
Kecelakaan lalu lintas adalah
diduga
(culpa).
dilakukan dengan hati-hati, masih
manusia
mungkin juga terjadi kealpaan jika
benda.
yang berbuat itu mungkin akan
Unsur-unsur kecelakaan lalu lintas
timbul akibat yang dilarang Undang-
digolongkan dalam bentuk delik
undang.
2
Dalam kecelakaan lalu lintas
orang dewasa dalam berbagai segi.
juga telah terpenuhi unsur-unsur
Terdapat
tindak pidana, yang mana menurut
yang bekerja secara eksklusif dalam
moeljatno unsur-unsur tindak pidana
sistem peradilan anak. Badan-badan
itu adanya perbuatan yang dilarang
peradilan pidana biasa memiliki
oleh aturan hukum dan ancaman
bagian-bagian khusus yang aktif
pidana bagi yang melanggarnya.
dalam
Dalam UU LLAJ, kecelakaan lalu
peraturan-peraturan yang mengatur
lintas yang menyebabkan hilangnya
sistem
peradilan
nyawa karena kelalaian pengemudi
dengan
peraturan-peraturan
terdapat dalam Pasal 310 Ayat (4)
terdapat
yakni:
KUHAP.
“dalam
hal
kecelakaan
badan-badan
kasus-kasus
tersendiri
anak,
anak
dalam
dan
berbeda
KUHP
yang
maupun
sebagaimana dimaksud pada Ayat (3)
Berkenaan dengan hal ini dapat
kelalaian yang mengakibatkan orang
dilihat kasus kecelakaan lalu lintas
lain meninggal dunia, di pidana
antara kendaraan mobil dan sepeda
penjara paling lama enam (6) tahun
motor
dan/atau denda paling banyak Rp.
Bukittinggi pada Tahun 2011 yang di
12.000.000,- (dua belas juta rupiah)”.
alami oleh Febrian Saputra (17)
Serta mengenai pengemudi dibawah
sebagai pengemudi mobil dan Nasrul
umur tercantum dalam Pasal 77 Ayat
sebagai pengendara sepeda motor
(1)
yang
beserta istri dan dua orang anaknya
mengemudikan kendaraan bermotor
yang mengakibatkan meninggalnya
di jalan wajib memiliki SIM sesuai
dua orang (Rara Juria Irami dan
dengan jenis kendaraan bermotor
Nasrul) dan dua orang lagi luka
dikemudikan”. Pada ketentuan dua
parah (Husnaini dan Jahratul Aini)
pasal tersebut terlihat jelas tidak
namun
adanya
Saputra melarikan diri meninggalkan
yakni:
“setiap
Pasal
orang
yang
menegaskan
hukuman bagi pengemudi dibawah
terjadi
setelah
kejadian
Berdasarkan
Sistem peradilan anak atau (juvenile
court)
di
Kota
Febrian
korban.
umur.
remaja
yang
yang
sangat
diuraikan
termotivasi
berbeda dengan sistem peradilan
meneliti
3
untuk
secara
latar diatas
belakang penulis
mengkaji lebih
dan
mendalam
masalah ini dalam penelitian yang “Penerapan
berjudul:
a) Undang-undang Nomor 22
Pidana
Tahun 2009 tentang Lalu
Terhadap Anak Sebagai Pelaku
Lintas dan Angkutan Jalan
Kecelakaan
b)
Lalu
Lintas
Kasus
2) Bahan
Perkara Nomor:
Hukum
100/Pid.B/2011/PN.BT)”.
yaitu
Metode penelitian
memberikan
Dalam metode penelitian ini menyangkut
beberapa
Nomor:
100/Pid.B/2011/PN.BT
Mengakibatkan Matinya Orang (Studi
Putusan
bahan
mengenai
hal
Sekunder, yang penjelasan
hukum
primer,
seperti hasil-hasil penelitian,
diantaranya:
buku-buku, dan karya ilmiah
1. Pendekatan Penelitian
yang ada kaitannya dengan
Pendekatan penelitian yang
permasalahan.
digunakan dalam penelitian ini
3) Bahan Hukum Tersier, yakni
adalah penelitian hukum normatif
bahan
atau
yaitu
petunjuk maupun penjelasan
metode penelitian hukum yang
terhadap bahan hukum primer
dilakukan dengan cara meneliti
dan
bahan pustaka atau data sekunder.
adalah kamus, ensiklopedia,
metode
normatif
2. Sumber Data
yang
sekunder,
indeks
Dalam penelitian ini sumber
memberikan
contohnya
kumulatif,
dan
seterusnya.
data yang digunakan adalah data
3. Teknik Pengumpulan Data
sekunder. Data didapatkan dengan
Teknik pengumpulan data
menggunakan bahan hukum yang
yang
digunakan
adalah
berkaitan dengan putusan hakim.
dokumen
Data yang diperoleh dari bahan
pengumpulan data dengan cara
hukum ini diperoleh dari:
mempelajari bahan kepustakaan
1) Bahan Hukum Primer, yaitu
atau literature-literatur yang ada,
bahan hukum yang mengikat
terdiri dari peraturan perundang-
yang terdiri dari:
undangan,
yaitu
studi teknik
dokumen-dokumen,
buku-buku yang berkaitan dengan permasalahan yang akan diteliti
4
dan
hasil
penelitian
yang
kepada terdakwa apabila terdakwa
berkaitan dengan masalah yang
terbukti melakukan kesalahan.
akan diteliti.
Sebelum menjatuhkan putusan
4. Teknik Analisis Data
hakim
Berdasarkan diperoleh,
baik
data data
yang
terlebih
dahulu
melihat
pertimbangan-pertimbangan
primer
hakim
yang dikelompokkan menjadi 2 (dua)
maupun data sekunder, maka
bentuk yaitu:
dilakukan analisis terhadap data
1. Pertimbangan hakim yang bersifat
tersebut
dengan
menggunakan
yuridis diantaranya:
metode kualitatif adalah suatu
a. Dakwaan jaksa penuntut umum
cara penelitian yang menghasilkan
Dakwaan
yang
dijadikan
data deskriptif analitis, yaitu apa
pertimbangan
yang dinyatakan oleh responden
dakwaan yang telah dibacakan
secara tertulis atau lisan, dan juga
di depan siding pengadilan.
perilakunya yang nyata diteliti
Khususnya
dan dipelajari sebagai sesuatu
Nomor:
yang utuh.
100/Pid.B/2011/PN.BT
adalah
dalam
Hasil Penelitian Dan Pembahasan
Jaksa
A. Dasar
Hakim
menggunakan
Pertimbangan
hakim
Perkara
Penuntut
ini Umum
dakwaan
Dalam
Menjatuhkan
Pidana
kumulatif terhadap terdakwa
Terhadap
Anak
Pelaku
yaitu melanggar Pasal 310
Sebagai
Kecelakaan
Lalu
Lintas
Ayat (4), Pasal 310 Ayat (3),
Mengakibatkan
Matinya
Orang
dan Pasal 312 UU LLAJ. Jaksa
(Studi
Perkara
Nomor:
Penuntut Umum menggunakan
Kasus
100/Pid.B/2011/PN.BT)
dakwaan
kumulatif
karena
Salah satu unsur terpenting
merasa unsur-unsur dari pasal-
dalam suatu putusan adalah unsur
pasal tersebut telah terpenuhi.
keyakinan
Adapun
hakim.
Dari
unsur
unsur-unsur
dan
keyakinan hakim inilah yang akan
penjelasannya sebagai berikut:
menentukan
Dakwaan kesatu:
kesalahan
dari
perbuatan terdakwa, dan jenis serta
Berdasarkan
lamanya pidana yang akan dikenakan
fakta-fakta
yang terungkap di persidangan
5
hakim
mempertimbangankan
manusia atau kerugian harta
dakwaan yang melanggar Pasal
benda.
310 Ayat (4) UU LLAJ, yang
3. Unsur
unsur-unsurnya
sebagai
Matinya Orang Lain
berikut:
Dalam unsur ini yang
1. Unsur Barang Siapa
dimaksud
Dalam unsur ini yang
adalah
orang
atau
hukum
yang
perbuatannya
orang lain adalah hilangnya
subjek
nyawa
dan
Dakwaan kedua:
atas
Berdasarkan
perbuatan yang dilakukannya.
hakim
Dalam unsur ini yang dengan
kelalaian
adalah
kurang
adanya
kewaspadaan,
amat
suatu
menimbulkan
310 Ayat (3) UU LLAJ, yang unsur-unsurnya
kurang
perkiraan
1. Unsur Barang Siapa Dalam unsur ini yang
atau
dimaksud barang siapa adalah
terhadap
setiap orang atau siapa saja
kemungkinan timbulnya suatu akibat,
sedangkan
dimaksud
yang bertindak sebagai subjek
yang
kecelakaan
hukum yang mempunyai hak
lalu
dan
lintas adalah suatu peristiwa di jalan yang tidak diduga dan tidak
disengaja
melibatkan
lain
sehingga
mengakibatkan
korban
kewajiban, perbuatan
terbukti
memenuhi dari
didakwakan, tersebut
6
kemudian
apabila
unsur
kendaraan dengan pengguna jalan
sebagai
berikut:
perbuatan
akibat
mempertimbangankan
dakwaan yang melanggar Pasal
perhtian atau kurang hati-hati sehingga
fakta-fakta
yang terungkap di persidangan
2. Unsur Karena Kelalaiannya
dimaksud
sebagai
lain.
mampu
bertanggungjawab
seseorang
akibat dari perbuatan orang
memenuhi semua unsur dari pidana
dengan
menyebabkan matinya orang
dimaksud dengan barang siapa
tindak
Menyebabkan
tersebut semua
Pasal
yang
maka
orang
dapat
dipandang
sebagai pelaku dari perbuatan
sekali,
pidana.
menimbulkan bahaya maut
2. Unsur Karena Kelalaiannya
atau
b. Tidak mampu terus menerus
Dalam unsur ini yang
untuk
menjalankan
dimaksud
dengan
kelalaian
adalah
kurang
adanya
pencarian
kurang
c. Kehilangan
perhatian atau kurang hati-hati
pancaindera
kewaspadaan,
sehingga
amat
suatu
menimbuylkan
jabatan
perbuatan akibat
perkiraan
atau
dimaksud
g. Gugur
atau
kandungan
lintas adalah suatu peristiwa di
perempuan
jalan yang tidak diduga dan
Dakwaan ketiga:
disengaja
satu
selama empat minggu lebih
lalu
tidak
salah
f. Terganggunya daya pikir
yang
kecelakaan
pekerjaan
e. Menderita sakit lumpuh
terhadap
sedangkan
atau
tugas
d. Mendapat cacat berat
kemungkinan timbulnya suatu akibat,
yang
melibatkan
Berdasarkan
matinya seorang
fakta-fakta
kendaraan dengan pengguna
yang terungkap di persidangan
jalan
hakim
lain
sehingga
mengakibatkan
korban
dakwaan yang melanggar Pasal
manusia atau kerugian harta
312 UU LLAJ, yang unsur-
benda.
unsurnya sebagai berikut:
3. Unsur Kecelakaan
mengakibatkan Lalu
mempertimbangankan
1. Unsur dengan sengaja
Lintas
Dalam unsur ini yang
dengan korban luka berat
dimaksud
Dalam unsur ini yang
dengan
sengaja
adalah perbuatan yang mana
dimaksud dengan luka berat
dilakukan
terdakwa
dalam
yaitu:
keadaan sadar tanpa ada suatu
a. Jatuh sakit atau mendapat
paksaan dari pihak manapun
luka yang tidak memberi
atau terdakwa menyadari akan
harapan akan sembuh sama
perbuatan yang dilakukannya dan akibat yang timbul dari
7
perbuatannya serta perbuatan
karena
terdakwa tersebut bertentangan
Majelis
Hakim
dengan hukum yang berlaku.
memeriksa
dan
2. Unsur tidak menghentikan
perkara
kendaraannya,
tidak
itu
memohon
agar yang
mengadili
ini
berkenan
menjatuhkan putusan terhadap
memberikan
pertolongan,
terdakwa
atau
melaporkan
penjara selama 1 (satu) tahun 6
tidak
kecelakaan
lalu
lintas
dengan
pidana
(enam) bulan.
kepada Kepolisian Republik
c. Keterangan Saksi
Indonesia tanpa alasan yang
Salah
patut
satu
komponen
yang harus diperhatikan hakim
Unsur
ini
alternatif
bersifat
artinya
dalam menjatuhkan putusan
tidak
adalah
keterangan
saksi.
keseluruhan unsur-unsur harus
Keterangan
terpenuhi, namun cukup salah
dikategorikan
satu
bukti selama keterangan itu
sub.unsur
menghentikan
(tidak
kendaraanya,
mengenai
saksi
dapat
sebagai
suatu
alat
peristiwa
tidak memberikan pertolongan,
pidana yang didengar sendiri,
atau
alami sendiri, dilihat sendiri
tidak
melaporkan
kecelakaan lalu lintas kepada
dan
Kepolisian Negara Republik
dalam
Indonesia tanpa alasan yang
dengan mengangkat sumpah.
patut)
Keterangan
saja
telah
terpenuhi
harus
disampaikan
sidang
di
pengadilan
saksi
menjadi
maka unsur ini tela terpenuhi.
pertimbangan utama dan selalu
b. Tuntutan Pidana
dipertimbangkan oleh hakim
Surat Tuntutan Pidana
dalam putusannya.
Jaksa Penuntut Umum Nomor Register
Perkara:
d. Keterangan Terdakwa
PDM-
Dalam Perkara Nomor:
98/BKT/08/2011 Rabu, tanggal
100/Pid.B/2011/PN.BT
14
menurut keterangan terdakwa,
September
2011,
yang
berpendapat bahwa terdakwa
bahwa
telah terbukti bersalah dan oleh
melarikan diri karena takut
8
benar
terdakwa
diamuk
masa
dan
takut
sebagai
ketentuan
hukum
ditangkap polisi, dan terdakwa
pidana yang dilanggar oleh
juga membenarkan keterangan-
terdakwa. Pasal-pasal tersebut
keterangan dari para masing-
kemudian
masing saksi baik dari saksi
dasar
yang
tindakan oleh hakim.
memberatkan
maupun
saksi yang meringankan.
dijadikan
dasar-
pemidanaan
atau
g. Hal-hal yang Memberatkan dan
e. Barang Bukti
Hal-hal yang Meringakan
Dalam Perkara Nomor: Sebelum
100/Pid.B/2011/PN.BT adanya
hakim
barang bukti dalam tindak
menjatuhkan
hukumannya
pidana kecelakaan ini berupa:
terlebih
dahulu
perlu
1) 1 (satu) unit sepeda motot
mempertimbangkan
hal-hal
BA 4750 TP;
yang
memberatkan
dan
2) 1 (satu) lembar SIM C
meringankan atas diri terdakwa sebagai berikut:
dan STNK an Nasrul; 3) 1 (satu) unit mobil Suzuki
Hal-hal yang memberatkan:
APV BA 2381; 4) 1
(satu)
lembar
1. Perbuatan terdakwa telah
STNK
mengakibatkan hilangnya 2
Suzuki ba 2381;
(dua) nyawa orang lain.
5) 1 (satu) lembar SIM A an
2. Perbuatan terdakwa telah
Febrian Saputra.
mengakibatkan f. Pasal-pasal Peraturan Pidana Salah
satu
sering terungkap proses
(dua)
orang mengalami luka berat. 3. Tidak adanya perdamaian
hal
yang
di
dalam
antara
adalah
keluarga korban.
persidangan
2
terdakwa
dengan
pasal-pasal peraturan hukum
Hal-hal yang meringankan:
pidana. Pasal-pasal ini bermula
1. Terdakwa masih tergolong
terlihat dari terungkap dalam
anak-anak
surat dakwaan jaksa penuntut
2. Terdakwa
menyesali
perbuatannya dan berjanji
umum, yang diformulasikan
9
untuk tidak mengulangi lagi
c. Kondisi Diri Terdakwa
perbuatannya 3. Terdakwa
Kondisi diri terdakwa
belum
pernah
dimaksudkan ialah keadaan
dihukum
fisik amupun psikis terdakwa
4. Terdakwa bersikap sopan
sebelum melakukan kejahatan,
dalam persidangan dan tidak
termasuk pula status sosial
mempersulit
yang melekat pada dirinya.
jalannya
persidangan
Keadaan
5. Terdakwa pernah berusaha melakukan
fisik
yang
dimaksudkan adalah usia dan
upaya
tingkat kedewasaan, sementara
perdamaian dan meminta
keadaan
psikis
adalah
maaf di depan persidangan.
berkaitan
dengan
perasaan
misalnya
dalam
keadaan
2) Pertimbangan
Hakim
yang
marah, mempunyai perasaan
bersifat non yuridis Dalam putusan
dendam, sedang kacau dan menerapkan
hakim
juga
mempertimbangkan
hal-hal
lain-lain. B. Penerapan
Lalu
a. Akibat Perbuatan Terdakwa
Matinya
Perbuatan pidana yang
Perkara
dilakukan oleh terdakwa sudah membawa
Terhadap
Anak Sebagai Pelaku Kecelakaan
yang bersifat non yuridis yaitu:
pasti
Pidana
Lintas
Mengakibatkan
Orang
(Studi
Kasus Nomor:
100/Pid.B/2011/PN.BT) Berdasarkan pokok perkara di
korban
ataupun kerugian pihak lain.
atas,
Berdasarkan Perkara Nomor:
100/Pid.B/2011/PN.BT
100/Pid.B/2011/PN.BT akibat
tindak pidana kecelakaan lalu lintas
orang
dalam
Putusan
No.
terhadap
yang dilakukan oleh anak, hakim tidak
dari perbuatan terdakwa telah menghilangkan
maka
menjatuhkan
lain
pidana
dengan
batas
maksimum tetapi hakim menjatuhkan
meninggal dunia dan 2 orang
pidana dengan minimum khusus sesuai
lainnya mengalami luka parah
yang ditentukan dalam UU PA Pasal
b. Terdakwa belum pernah di
22, terhadap anak nakal hanya dapat
hukum
dijatuhkan
10
pidana
atau
tindakan.
Tetapi ada pembedaan ancaman pidana
UU PA yang menjelaskan bahwa: “
bagi anak yang ditentukan oleh KUHP,
terhadap anak nakal hanya dapat
dimana dalam penjatuhannya pidana
dijatuhkan pidana atau tindakan.
ditentukan
Tetapi ada pembedaan ancaman
paling
lama
1/2
dari
ancaman maksimum terhadap orang
pidana bagi anak yang ditentukan
dewasa, sedangkan penjatuhanpidana
oleh
mati dan pidana penjara seumur hidup
dalam
paling lama ½ dari ancaman
Sanksi yang dijatuhkan terhadap anak Undang-Undang
dimana
penjatuhannya pidana ditentukan
tidak diberlakukan terhadap anak-anak.
dalam
KUHP,
maksmimum
juga
terhadap
ditentukan berdasarkan umur, yaitu
dewasa,
bagi anak yang berumur 8 sampai 12
pidana mati dan pidana penjara
Tahun
tindakan,
seumur hidup tidak diberlakukan
sedangkan anak yang telah berusia 12
terhadap anak-anak. Sansksi yang
sampai 18 Tahun baru dapat dijatuhi
dijatuhkan terhadap anak dalam
hanya
dikenakan
pidana. Hal ini terlihat dalam Putusan
Putusan
B/2011/PN.BT
No.
berdasarkan umur, yaitu bagi anak
100/Pid.
dinyatakan
penjatuhan
Undang-Undang juga ditentukan
No. 100/Pid.B/2011/PN.BT sebagai berikut:
sedangkan
orang
yang berumur 8 sampai 12 tahun
bahwa
hanya
terdakwa telah terbukti bersalah dan
dikenakan
tindakan,
sedangkan anak yang telah berusia
melanggar ketentuan Pasal 310 Ayat (4), Pasal 310 Ayat (3), dan Pasal 312
12 sampai 18 tahun baru dapat
UU LLAJ. Hakim Pengadilan Negeri
dijatuhi pidana.
Bukittinggi
menjatuhkan
pidana
Simpulan
penjara 1 (satu) tahun 4 (empat) bulan terhadap terdakwa.
Berdasarkan hasil penelitian
Berdasarkan dari Pasal 310
dan pembahasan yang diuraikan pada
Ayat (4). Pasal 310 Ayat (3), dan
bab
Pasal
memberikan
312
UU
menjatuhkan
LLAJ
pidana
hakim
minimum
sebelumnya,
maka
penulis
kesimpulan
sebagai
berikut:
selama 1 tahun 4 bulan, dimana hakim
menjatuhkan
hukuman
pidana
minimum
khusus
1. Dasar pertimbangan hakim dalam putusan
dikarenakan berdasarkan Pasal 22
11
perkara
nomor
100/Pid.B/2011/PN.BT
yaitu
berdasarkan,
Jaksa
dakwaan
Penutut Umum, keterangan saksi,
kecelakaan lalu lintas sehingga baik
keterangan terdakwa, barang bukti
Majelis hakim maupun masyarakat
dan serta di dalam pertimbangan
dapat dengan mudah menentukan
hakim, hakim mempertimbangkan
unsur-unsur kelalaian dalam berlalu
hal-hal yang memberatkan dan
lintas.
meringankan terdakwa.
Daftar Pustaka
2. Penerapan pidana terhadap anak sebagai
pelaku
dalam
kecelakaan
lalu
lintas
mengakibatkan
matinya
orang
pada
Putusan
Umum
Jakasa
memberikan
Andi Hamzah, 1994, Asas-Asas Hukum Pidana, Rieneka Cipta, Jakarta.
tuntutan hukuman selama 1 (satu) tahun 6 (enam) bulan dikarenakan
Hulsman, 1984, sistem peradilan pidana, CV. Rajawali, Jakarta.
pelaku melanggar Pasal 310 Ayat (4), Pasal 310 Ayat (3), dan Pasal 312 UU LLAJ, akan tetapi hakim menjatuhkan
pidana
P.A.F
minimum
khusus selama 1 (satu) tahun 4 (empat)
bulan
Buku-Buku Adami Chazawi, 2007, Stelsel Pidana, Tindak Pidana, Teori-Teori Pemidanaan, dan Batas Berlakunya Hukum Pidana, PT.Raja GrafindoPersada, Jakarta.
Nomor:
100/Pid.B/2011/PN.BT Penuntut
A.
kasus
penjara
dikarenakan berdasarkan Pasal 22
Lamintang, 1997, Dasar-Dasar Hukum Pidana Indonesia, cetakan ke-3,Citra Aditya Bakti, Jakarta.
yang
Moeljatno, 1987, Asas-Asas Hukum Pidana, PT. Bina Aksara, Jakarta.
Hendaknya harus dijelaskan
SoerjonoSoekanto, 2011, Pengantar Penelitian Hukum, Universitas Indonesia, Jakarta.
UU
PA
dan
hal-hal
meringankan terdakwa. Saran
lebih jelas dalam UU LLAJ apabila
Suharto RM, 1996, Hukum Pidana Materil, Sinar Grafika, Jakarta.
terjadi kasus kecelakaan lalu lintas yang disebabkan oleh seorang anak, berapa lama pidana dan denda yang harus sebagai
dikenakan pelaku
terhadap tindak
Solahuddin, 2008, Kitab Undang-undang Hukum Pidana, Acara Pidana, dan Perdata (KUHP,
anak pidana
12
KUHAP, KUHPerdata), Visimedia, Jakarta. Amirudin dan Zainal 2006, Pengantar Penelitian PT.Rajagrafindo Jakarta.
Perlindungan Grasindo, Jakarta.
dan B.
Asikin, Metode Hukum, Persada,
Undang-undang Nomor 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
Bambang Waluyo, 1999, Penelitian Hukum Dalam Praktek, Sinar Grafika, Jakarta.
Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1997, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Balai Pustaka.
Undang-undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak
Nawawi Arief, 2002, Bunga Rampai Kebijakan Hukum Pidana, Citra Aditya Bakti, Bandung.
C.
Ahmad Rifai, 2011, Penemuan Hukum oleh Hakim dalam Perspektif Hukum Progresif, Sinar Grafika, Jakarta.
Sumber Lain. Fiat Justitia, Penerapan Sanksi Pidana Bagi Anak, http://id.fiatjustitia.org/pe nerapan sanksi pidana bagi anak, diakses pada hari sabtu tanggal 2 Mei 2015 pukul 14.00 WIB
Rusli Muhammad, 2006, Potret Lembaga Pengadilan Indonesia, RajaGrafindo Persada, Jakarta.
S.R.
Lilik Mulyadi, 2007, Putusan Hakim dalam Hukum Acara Pidana, Citra Aditya Bakti, Bandung. Arif
Peraturan Perundang-undangan Undang-undang Nomor 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak
Elwi Danil dan Nelwitis, 2002, Diktat Hukum Universitas Andalas Pers, Padang.
Barda
Anak,
Gosita, 1985, Masalah Perlindungan Anak, Akademika Pressindo, Jakarta.
Maulana Hassan Wadong, 2000, Advokasi dan Hukum
Sianturi, Asas-asas Hukum Pidana di Indonesia dan Penerapannya, Jakarta, http://www.library.upnvj. ac.id/pdf/2s1hukum/2067 12008/bab2.pdf. diakses pada Hari Jumat 13 Maret 2015 Pukul 13.00 Wib.
Wikipedia, kecelakaan lalu lintas,
Http://Id.Wikipedia.Org/ 13
Wiki/Kecelakaan_LaluLintas, diakses Pada Hari Jumat Tanggal 13 Maret 2015 Pukul 13.00 Wib. Wikipedia, Faktor Yang Mempengaruhi Kecelakaan, Http://Id.Wikipedia.Org/ Wiki/Kecelakaan_LaluLi ntas#Faktor_Yang_Meme ngaruhi_Kecelakaan, diakses Pada Hari Selasa Tanggal 24 Maret 2015 Pukul 22.06 Wib. Rudi Pradisetia Sudirdja, 2014, Tanya Jawab, http://www.rudipradisetia.c om/p/tanya-jawab_19.html, Diakses pada tanggal 7 Juni 2015, Pukul 11.11 WIB.
14