1
PENERAPAN MODEL EFI (ENAM FITUR INTI) DALAM MENUMBUHKAN SIKAP KEWIRAUSAHAAN PESERTA DIDIK PADA PROGRAM PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN MASYARAKAT (PKM) DI UPT SKB KOTA MALANG
Rezka Arina Rahma Jurusan Pendidikan Luar Sekolah, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya
[email protected]
Dra. Hj. Gunarti Dwi Lestari, M.Si, M.Pd Jurusan Pendidikan Luar Sekolah, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya
[email protected]
Abstrak Pendidikan Kewirausahaan Masyarakat diluncurkan oleh pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal sebagai upaya solutif mengatasi jumlah pengangguran di Indonesia dan menekan angka kemiskinan. Sebagai upaya untuk menumbuhkan sikap kewirausahaan kepada peserta didik sehingga dapat mempertanggungjawabkan bantuan modal usaha yang diberikan, maka penyelenggaraan PKM pada lembaga menggunakan Model EFI dimana ada enam komponen utama dalam penyelenggaraan pendidikan kewirausahaan masyarakat yang meliputi rekrutmen, analisis kebutuhan pelatihan, pelatihan, penilaian, dukungan modal usaha, dan yang terakhir dukungan keberlanjutan usaha. Pendekatan penelitian yang digunakan peneliti adalah kualitatif deskriptif. Penelitian ini dilaksanakan di UPT SKB Kota Malang, dengan teknik pengumpulan data observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah koleksi data, reduksi data, display data dan verifikasi. Sedangkan dalam uji keabsahan data peneliti menggunakan kredibilitas, dependabilitas, konfirmabilitas, dan transferabilitas. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa penyelenggaraan program PKM dengan menggunakan model EFI telah berjalan dengan efektif dan efisien, dimana dapat dilihat dari terselesaikannya tahapan demi tahahan dalam setiap komponen yang terkandung dalam model EFI serta terbentuknya rintisan usaha oleh 16 peserta didik. Kelebihan model EFI adalah memiliki komponen yang runtut dan sistematis sehingga menghasilkan peserta didik yang terampil dan memiliki motivasi untuk merintis usaha. Sedangkan kelemahan model EFI adalah kurangnya kesesuaian antara metode in house training (IHT) dan metode on the job training (OJT). Sikap kewirausahaan peserta didik di UPT SKB Kota Malang dibuktikan dengan tumbuhnya motivasi yang tinggi, disiplin, percaya diri, memiliki kreatifitas dan inovasi serta siap untuk menghadapi risiko. Saran yang diberikan adalah untuk menjalin kerjasama yang baik dengan berbagai pihak sehingga memudahkan peserta didik dalam mendapatkan modal lanjutan maupun memasarkan hasil produksinya. Kata Kunci : Pendidikan Kewirausahaan Masyarakat, Model Enam Fitur Inti, Sikap Kewirausahaan
Abstract
The Society Entrepreneurship Education launched by government through Directorate-General of Early Childhood Education, Nonformal and Informal as a solutif effort to overcome a number of unemployee population in Indonesia and to reduce the poverty. As an effort to grow the students entrepreneurship attitude, so they can responsible about business capital given. The implementation of SEE in institution using SMF which use six main components in implementation of society entrepreneurship education including recruitment, training need analysis, training, appraisal, venture capital, and the last is sustain ability efforts of business.
2
The research approach used by researcher is descriptive qualitative. This research implemented in UPT SKB Kota Malang, with submitted technique : observation, interview and documentation. Data analysis technique used are data collection, data reduction, display of data and verification. The test validity of data used by researcher are credibility, dependability, confirmability, and transferability. The obtainable result from this research is implementation of society entrepreneurship education program description using SEE model has been done effectively and eficiently, which can be seen from finished step by step in each component of SEE and there are pioneer work by 16 partisipants of the program. The strength of SEE model is it has coherent and sistematic component so that creat a competent students and has motivation to pioneering business. Whereas the weakness of SEE model is the lack of the appropriate between in house training (IHT) method and on the job training(OJT) method. The students entrepreneurship attitude at UPT SKB Kota Malang evidenced by high motivation grow, dicipline, confidence, creativity, and innovation and readiness to face the risks. Advice for this program is to compose a good cooperation with so many institution so that make easier the students to get venture capital or the production
Keyword : Society Entrepreneurship Education, The Sixth Main Fitures, Entrepreneurship Attitude
PENDAHULUAN Indonesia adalah negara yang besar dengan
yang belum bisa terpecahkan. Menurut data BPS
jumlah penduduk diperkirakan sebesar 231 juta jiwa
2012) jumlah penganggur terbuka tercatat sebanyak
pada tahun 2009 (Badan Pusat Statistik, 2009).
7,7 juta orang (6,56%) dari total angkatan kerja
Jumlah penduduk yang besar merupakan salah satu
sekitar 117,37 juta orang. Dari jumlah tersebut
keuntungan jika ditinjau dari segi pasar yang besar
sebagian besar berada di pedesaan. Jika di lihat dari
untuk menopang perkembangan industri di dalam
latar belakang pendidikan para penganggur tersebut,
negeri dan merupakan kekuatan yang besar jika
3,56%
sumber daya manusia yang ada dikembangkan
berpendidikan SLTP, 10,66% berpendidikan SMA,
secara tepat. Namun disisi lain dengan jumlah
10,43% berpendidikan SMK, 7,16% berpendidikan
penduduk yang besar menyebabkan pemerintah
Diploma, dan 8,02% berpendidikan Sarjana.
bulan Agustus 2012 (dalam Statistik Indonesia,
Indonesia menghadapi berbagai permasalahan sosial
berpendidikan
Ada
banyak
SD
hal
ke
bawah,
yang
8,37%
menyebabkan
yang banyak yakni menyediakan sarana pendidikan,
tingginya tingkat pengangguran tersebut. Salah
sandang dan pangan, serta lapangan pekerjaan yang
satunya adalah sedikitnya jumlah wirausaha di
besar dan masalah lainnya.
Indonesia. Masyarakat Indonesia masih memandang
Pertumbuhan
penduduk
yang
terus
bahwa bekerja sebagai pegawai atau karyawan
bertambah setiap tahunnya akan menambah jumlah
dianggap
tenaga kerja, sehingga jumlah lapangan pekerjaan
kesejahteraan
yang disediakan juga harus ditingkatkan. Masalah
Untuk menjawab tantangan tersebut, penguatan
utama dalam dunia ketenagakerjaan yang dihadapi
sumber daya manusia khususnya dalam peningkatan
adalah tingginya tingkat pengangguran karena
mutu
pertambahan jumlah tenaga kerja yang lebih besar
kemampuannya. Menurut pendapat Sosiolog David
dibandingkan jumlah lapangan kerja yang tersedia.
Mc Clelland (dalam Suryono yoyon, dkk: 2012)
Kondisi di lapangan menunjukkan bahwa
lebih
produk
bergengsi
dibanding
perlu
dan
dengan
didorong
menjamin
berwirausaha.
dan
disiapkan
suatu negara bisa menjadi makmur bila ada
jumlah pengangguran dan kemiskinan di Indonesia
entrepreneur
hingga saat ini masih merupakan masalah besar
penduduknya. Singapura sudah 7,2%, sedangkan
sedikitnya
2%
dari
jumlah
3
pada
2001
di
Indonesia
baru
0,18%
dari
proses pemberdayaan mengandung arti luas, yakni
penduduknya yang menggeluti dunia wirausaha
mencakup
(Radjasa hatta, Kompas: 2011). Hal ini juga
keterampilan
menunjukkan
lainnya ke arah kemandirian hidup.
bagaimana
paradigma
tentang
meningkatkan dan
pengetahuan,
pengembangan
sikap,
kemampuan
penjajah,
Implementasi pemberdayaan masyarakat
tenaga-tenaga
yang saat ini digalakkan pemerintah yaitu dengan
terampil untuk keperluan birokrasi dan industri.
berbagai macam program yang pada dasarnya
Disinilah,
seharusnya
dan
mempunyai
tujuan
pemerintah
bekerja
untuk
mendorong
masyarakat
Indonesia
yang
berorientasi
tambah berupa keterampilan tertentu agar mampu
pendidikan
yang
pendidikan
hanya
terwujudnya
ditanamkan
oleh
menyiapkan
dunia sama
pendidikan
pendidikan
sama
yakni
yang
mewujudkan
mempunyai
nilai
bertahan hidup. Program tersebut antara lain adalah
wirausaha. Dalam rangka turut serta meningkatkan
Pendidikan Kecakapan Hidup (PKH), Kursus
jumlah wirausaha di Indonesia, Direktorat Jenderal
Wirausaha Kota (KWK), Kursus Wirausaha Desa
Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan
(KWD), Kursus Para Profesi (KPP), hingga yang
Informal
terbaru Pendidikan Kewirausahaan Masyarakat
merintis
program
Pendidikan
Kewirausahaan Masyarakat (PKM) yakni program
(PKM).
pendidikan nonformal yang didalamnya terdapat
Pada berbagai program pemberdayaan
pendidikan kewirausahaan (pendidikan karakter
seperti yang telah disebutkan di atas biasanya selalu
berwirausaha bagi peserta didik) dan pendidikan
ada anggaran untuk perintisan usaha bagi peserta
keterampilan
yang
didik
ditindaklanjuti
dengan
selanjutnya berbagai
lulusannya kementerian,
secara
kelompok
perorangan usaha
ataupun
setelah
membentuk
menyelesaikan
instansi, lembaga dan organisasi terkait untuk dapat
keterampilan. Dalam kondisi ideal diharapkan dana
merintis sebuah usaha. Misi dan tujuan dari
ini dapat bergulir dari satu peserta/kelompok ke
pendidikan ini adalah memberikan bekal pendidikan
peserta/kelompok lain apabila usaha mereka telah
yang bermutu dan relevan dengan kebutuhan
berhasil untuk mandiri. Pada kenyataannya dana
masyarakat sehingga setiap lulusan pendidikan
hanya berputar di peserta/kelompok usaha yang
nonformal dapat memasuki dunia kerja atau
pertama
menciptakan lapangan kerja baru, menghasilkan
peserta/kelompok usaha lain.
tanpa
ada
perguliran
kepada
produk berupa barang dan/atau jasa yang kreatif dan
Kondisi macetnya pengguliran dana usaha
inovatif sehingga mampu memberdayakan potensi
tersebut di atas biasanya muncul karena beberapa
lokal
sebab, namun yang paling menonjol adalah dari
untuk
meningkatkan
kualitas
hidup
aspek peserta didik itu sendiri. Banyak peserta didik
masyarakat. Kindervatter (dalam Kamil, 2009:54)
yang kurang memiliki naluri, sikap dan karakter
memberi peran secara jelas tentang pendidikan
sebagai wirausaha yang baik. Karena berwirausaha
nonformal dalam rangka proses pemberdayaan
adalah sifat, ciri dan watak seseorang yang memiliki
(empowering process), peran pendidikan nonformal
kemauan dalam mewujudkan ide inovatif yang
tidak saja mengubah individu, tetapi juga kelompok,
mereka miliki ke dalam dunia nyata secara kreatif
organisasi,
meliputi
dengan melihat peluang yang ada pada kehidupan
peningkatan dan perubahan sumber daya manusia
saat ini (Alma, 2011: 19). Agar masyarakat
sehingga mampu membangun masyarakat dan
berkiprah untuk lebih mengasah skill mereka
dan
lingkungannya.
masyarakat
Pendidikan
yang
nonformal
sebagai
4
dengan menuangkannya pada usaha mandiri yang
penelitian sebagai berikut (1) Bagaimana penerapan
mereka buat.
model EFI pada program pendidikan kewirausahaan
Salah satu kunci untuk memecahkan permasalahan
di
atas
adalah
apabila
masyarakat di UPT SKB Kota Malang (2) Apakah kelebihan dan kelemahan
model EFI
peserta/kelompok usaha yang mendapatkan bantuan
penyelenggaraan
rintisan wirausaha dilatih agar memiliki tanggung
kewirausahaan masyarakat di UPT SKB Kota
jawab untuk mengembangkan usahanya secara
Malang? (3) Bagaimanakah hasil penerapan model
profesional
EFI dalam menumbuhkan sikap kewirausahaan
dan
mandiri.
Dalam
menjawab
program
dalam
tantangan tersebut dan sesuai dengan tugas pokok
peserta
dan fungsi Balai Pengembangan Pendidikan Anak
kewirausahaan masyarakat di UPT SKB Kota
Usia Dini, Nonformal dan Informal (BPPAUDNI)
Malang?
Regional II Surabaya yakni pengembangan dan
didik
pada
pendidikan
program
pendidikan
Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka
ujicoba model pendidikan nonformal dan informal
tujuan
yang memenuhi kriteria tertentu, diantaranya: (1)
Menggambarkan
harus mampu memecahkan masalah pendidikan
program pendidikan kewirausahaan masyarakat di
nonformal dan informal di masyarakat, sehingga
UPT SKB Kota Malang. (2) Menganalisis kelebihan
sesuai dengan kebutuhan masyarakat, (2) mampu
dan kelemahan model EFI dalam penyelenggaraan
mendorong atau menarik masyarakat untuk belajar
program pendidikan kewirausahaan masyarakat di
dan berlatih sehingga dapat meningkatkan kualitas
UPT SKB Kota Malang. (3) Mengkaji hasil
hidupnya, (3) mudah dan murah untuk dilaksanakan
penerapan model EFI dalam menumbuhkan sikap
oleh masyarakat tetapi tetap bermutu hasilnya. (4)
kewirausahaan
sesuai dengan situasi dan kondisi kelompok sasaran
pendidikan kewirausahaan masyarakat di UPT SKB
dan
Kota Malang.
tidak
bertentangan
dengan
kebijakan
dari
penelitian
ini
penerapan
peserta
adalah
(1)
EFI
pada
model
didik
pada
program
pemerintah, dan (5) ada kekhasan dan inovasi
Enam Fitur Inti adalah komponen utama di
tersendiri. Dari kriteria tersebut, maka pada tahun
dalam penyelenggaraan Pendidikan Kewirausahaan
2011 BPPAUDNI melahirkan sebuah model untuk
Masyarakat yang meliputi:
pendidikan kewirausahaan masyarakat yakni model
1) Rekrutmen dan seleksi
Enam Fitur Inti (EFI), dimana ada enam komponen
Menurut Randall S. Schuler dan Susan E.
pendidikan
Jackson (1997: 227) rekrutmen adalah suatu
meliputi
upaya pencarian sejumlah calon yang memenuhi
rekrutmen, analisis kebutuhan pelatihan, pelatihan,
syarat dalam jumlah tertentu sehingga dari
penilaian, dukungan modal usaha, dan yang terakhir
mereka dapat dipilih orang-orang yang paling
dukungan keberlanjutan usaha.
tepat sesuai kebutuhan
utama
dalam
kewirausahaan
penyelenggaraan masyarakat
yang
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti
Menurut Umi Sukamti (dalam Widhiarta
merasa tertarik untuk melakukan penelitian dengan
Putu A. 2011: 9) mendefinisikan seleksi sebagai
judul “Penerapan Model EFI (Enam Fitur Inti)
suatu proses penetapan calon peserta yang mana
Dalam Menumbuhkan Sikap Kewirausahaan Peserta
diantara
Didik Pada Program Pendidikan Kewirausahaan
pertimbangan
Masyarakat (PKM) di UPT SKB Kota Malang”
dapat
Berdasarkan
latar
belakang
yang
telah
diuraikan di atas, maka dirumuskan masalah
mereka
dengan
persyaratan-persyaratan
diterima
dibutuhkan.
direkrut
sesuai
karakteristik
melalui untuk yang
5
Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa rekrutmen dan seleksi adalah proses memilih peserta didik yang di anggap memiliki komitmen
dan
motivasi
serta
memenuhi
untuk pengambilan keputusan. 5) Dukungan modal usaha Modal (capital) adalah segala bentuk kekayaan yang digunakan untuk menghasilkan
persyaratan bagi program PKM.
kekayaan yang lebih besar (Kusuma santi, yetty.
2) Analisis kebutuhan pelatihan Analisis kebutuhan pelatihan yaitu kegiatan sistematis
atau informasi yang diperlukan sebagai masukan
mengumpulkan
dan
melakukan
2011: 7). Dalam menjalankan usaha, kita membutuhkan
modal
awal
yang
nilainya
analisis data dalam rangka mengidentifikasi
bervariasi disesuaikan dengan jenis usaha yang
akan
suatu
akan dijalankan serta besar kecilnya usaha
kebutuhan
tersebut saat akan dimulai. Dukungan modal
pelatihan juga merupakan upaya pengumpulan,
usaha adalah sebuah upaya sistematis yang
pengolahan, dan penyajian data/informasi yang
bertujuan
relevan untuk mengetahui tingkat pengetahuan
mendapatkan
calon peserta pelatihan, memastikan bahwa
usahanya.
kebutuhan
komunitas
pelatihan
masyarakat.
dalam
Analisis
calon peserta pelatihan merupakan orang yang
membantu
peserta
pembiayaan
didik bagi
dalam rintisan
6) Dukungan keberlanjutan usaha
tepat/sesuai, menentukan jenis pelatihan yang
Dukungan keberlanjutan usaha merupakan
sesuai dengan calon peserta pelatihan, dan
kegiatan yang dilakukan oleh penyelenggara
menentukan strategi pelatihan yang tepat bagi
program pendidikan kewirausahaan masyarakat
calon peserta (Wulandari kartika, 2011: 6).
untuk menjaga keberlangsungan usaha bahkan mengembangkan unit usahanya. Kegiatan ini
3) Pelatihan Menurut Simamora (dalam Kamil, 2010: 4), mendefinisikan
bahwa
pelatihan
adalah
bertujuan untuk menciptakan wirausaha yang dapat
menjalankan hingga
usahanya mandiri
secara
serta
terus
serangkaian aktifitas yang dirancang untuk
menerus
membuat
meningkatkan keahlian-keahlian, pengetahuan,
usahanya makin berkembang (Pudjianto udik.
pengalaman ataupun perubahan sikap seorang
2011: 17).
individu. Dilihat dari cara atau pendekatan yang digunakan, pelatihan dilakukan dalam dua kegiatan, yakni in house training (IHT) dan on
bahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
4) Penilaian Penilaian adalah proses penetapan secara sistematis tentang nilai, tujuan, efektivitas, atau kecocokan sesuatu sesuai dengan kriteria dan yang
telah
ditetapkan
sebelumnya.
Adapun Sudjana (2000: 267) mengemukakan bahwa,
wirausaha yang dikemukakan oleh para ahli, dapat peneliti identifikasi sikap seorang wirausaha yang di
the job training (OJT).
tujuan
Berdasarkan beberapa sikap dan karakter
penilaian
dapat
diartikan
sebagai
kegiatan yang dilakukan secara sistematis untuk mengumpulkan, mengolah dan menyajikan data
1) Motivasi tinggi Kebutuhan berprestasi dan kebutuhan untuk berkembang
merupakan
faktor
pembentuk
motivasi usaha yang kuat pada wirausahawan yang berhasil (Collins et. al., 2000; Lee dan Tsang, 2001). Munculnya motivasi usaha ini dapat berasal dari faktor internal, seperti sifat wirausaha maupun faktor eksternal, seperti faktor lingkungan usaha yang memberikan
6
kesempatan atau peluang untuk belajar dan
buchari,
berusaha
Gasse
menetapkan sebuah keputusan, telah memahami
(1999) mengatakan bahwa visi yang jelas dan
secara sadar risiko yang bakal dihadapi, dalam
kebutuhan berprestasi menjadi faktor kunci
arti risiko itu sudah dibatasi dan terukur.
dengan
sungguh-sungguh.
2011:
57),
mereka
yang
ketika
untuk belajar dan berusaha dengan sungguhsungguh.
METODE Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini
2) Disiplin Menurut Fakhruddin (2011: 16) Disiplin adalah
adalah pendekatan kualitatif. Bogdan dan Taylor (dalam
tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan
Moleong,
patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.
kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan
Disiplin
komitmen
data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
wirausahawan terhadap tugas dan pekerjaannya.
orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Dalam
Ketepatan tersebut antara lain ketepatan waktu,
upaya menemukan fakta dan data secara ilmiah yang
kualitas pekerjaan, sistem kerja dan lain
melandasi
sebagainya. Ketepatan terhadap waktu, dapat
menggunakan
dibina dalam diri seseorang dengan berusaha
penelitian deskriptif adalah penelitian yang diarahkan
menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu
untuk
yang telah direncanakan sebelumnya. Sifat
kejadian-kejadian secara sistematis dan akurat, mengenai
sering menunda pekerjaan dengan berbagai
sifat-sifat populasi atau daerah tertentu.
adalah
ketepatan
macam alasan adalah kendala yang dapat menghambat
seorang
wirausahawan
untuk
meraih keberhasilan.
penelitian, metode
memberikan
mendefinisikan
peneliti kualitatif
pendekatan
menetapkan
untuk
deskriptif,
karena
gejala-gejala,
fakta-fakta
atau
Penelitian ini akan dilakukan di UPT Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Kota Malang. Dengan alasan bahwa, Sanggar Kegiatan Belajar Kota Malang telah
3) Percaya diri Seorang
2005:135)
banyak menyelenggarakan program-program Pendidikan
wirausahawan
hendaknya
mampu
Luar Sekolah yang berbasis kewirausahaan dan telah
menatap masa depan dengan lebih percaya diri.
banyak mendapatkan dana blockgrand baik dari pusat
Berusaha untuk memanfaatkan peluang dengan
maupun daerah. Sumber data penelitian ini yaitu
penuh perhitungan. Orang yang percaya dirinya
Instruktur PKM yang berjumlah 5 orang dan peserta
tinggi adalah orang yang sudah matang jasmani
didik yang mendapatkan pelatihan dari UPT SKB Kota
dan rohaninya (Alma Buchari, 2011: 53).
Malang dengan jumlah 16 orang. Dalam penelitian ini
4) Kreatif dan inovatif
untuk mengumpulkan data-data yang dibutuhkan, peneliti
Menurut Zimmerer (dalam Alma Buchari, 2011:
menggunakan beberapa metode pengumpulan data antara
71) “Creativity is the ability to develop new
lain metode obsevasi partisipatif dimana peneliti terlibat
ideas and to discover new ways of looking at
dalam kegiatan pelatihan pada subjek yang diamati atau
problems and opportunities”. Kreatifitas adalah
yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Sambil
kemampuan untuk mengembangkan ide baru
melakukan pengamatan, peneliti ikut melakukan apa
dan menemukan cara baru dalam melihat
yang dikerjakan oleh sumber data. Metode wawancara
peluang ataupun problem yang dihadapi.
yang digunakan untuk memperoleh data-data atau
5) Siap menghadapi risiko
informasi dari Kepala UPT SKB, Instruktur, Pamong,
Seorang wirausahawan adalah penentu risiko
maupun anggota masyarakat sekitar UPT SKB yang
dan
mengetahui adanya perubahan sikap kewirausahaan
bukan
sebagai
penanggung
risiko.
Sebagaimana dinyatakan Drucker (dalam Alma
7
dalam pelaksanaan program PKM melalui model EFI.
1.
Penerapan Model EFI dalam Penyelenggaraan
Dan yang terakhir adalah metode dokumentasi yaitu
Program Pendidikan Kewirausahaan Masyarakat
metode pengambilan data dengan cara mengambil bahan
di UPT SKB Kota Malang
dari benda-benda tertulis seperti buku-buku, dokumen
a.
Rekrutmen dan seleksi Diantara
atau arsip yang ada kaitannya dengan masalah yang dibahas.
beberapa
mempengaruhi
unsur
suksesnya
yang
sebuah
program
Analisis data dalam penelitian ini, menggunakan pemberdayaan masyarakat adalah pada aspek
analisis uji teori karena data bersifat naratif. Teknik
rekrutmen peserta didik. Pada program tersebut
analisis data tersebut dapat di uraikan sebagai berikut: (1) koleksi data, (2) reduksi data, (3) dsplay data, (4)
perlu dilakukan proses rekrutmen dan seleksi
verifikasi data. Teknik
pemeriksaan
keabsahan
data
peserta didik yang memenuhi standar kualifikasi
sangat
dan karakter yang diharapkan. Hal ini sesuai
diperlukan untuk mengetahui sejauh mana data itu valid atau
tidak.
Untuk
menetapkan
keabsahan
dengan pendapat Randall S. Schuler dan Susan
(trustworthiness) data diperlukan teknik pemeriksaan. Pelaksanaan sejumlah
teknik
kriteria
pemeriksaan tertentu.
(1)
didasarkan
atas
kredibilitas,
(2)
E. Jackson (1997: 227) yang menyatakan bahwa rekrutmen
transferabilitas, (3) dependabilitas, (4) konfirmabilitas. Pengumpulan
data
diperoleh
peneliti
adalah
suatu
upaya
pencarian
sejumlah calon yang memenuhi syarat dalam
dengan jumlah tertentu sehingga dari mereka dapat
menggunakan beberapa instrumen penelitian. Adapun instrumen penelitian yang disiapkan oleh peneliti yaitu
dipilih orang-orang yang paling tepat sesuai
berupa: (1) lembar observasi dalam penerapan model
dengan kebutuhan.
EFI, (2) daftar pertanyaan wawancara yang ditujukan untuk penyelenggara program, instruktur dan peserta didik, (3) dokumentasi kegiatan dalam penerapan model
b.
Analisis Kebutuhan Pelatihan Pendidikan
masyarakat
merupakan salah satu program pemberdayaan
EFI.
masyarakat. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis data dilakukan dari hasil pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Pengolahan data dalam penelitian ini mendeskripsikan dalam pembahasan mengenai penerapan model EFI, kelemahan dan kelebihan model EFI, serta bagaimana hasil penerapan model EFI dalam menumbuhkan sikap kewirausahaan
kewirausahaan
peserta
didik
program
pendidikan
Maka
sangat
perlu
untuk
mengetahui potensi masyarakat dan lingkungan sekitarnya. Menurut Notoatmodjo, soekidjo (2009: 19) tujuan analisis kebutuhan pelatihan adalah untuk mencari atau mengidentifikasi kemampuan-kemampuan apa yang diperlukan oleh peserta didik dalam rangka menunjang kebutuhan hidupnya. Dalam penyelenggaraan program PKM di
kewirausahaan masyarakat di UPT SKB Kota Malang.
SKB Kota Malang, analisis kebutuhan pelatihan
Adapun analisis lebih lanjut mengenai penyelenggaraan
dilaksanakan dengan dua cara yakni dengan
PKM dengan menggunakan model EFI adalah sebagai
analisis rantai nilai (value chain analysis) dan
berikut:
kajian terhadap (community
peluang
employment
kerja
masyarakat
assessment).
CEA
merupakan salah satu cara yang digunakan oleh
8
International Labour Organization (ILO) PBB
c.
Pelatihan
identifikasi
Pelaksanaan pelatihan merupakan suatu
sebelum melakukan program pelatihan bagi
proses pembelajaran yang melibatkan berbagai
masyarakat. Informasi yang dihimpun untuk
unsur seperti peserta didik, pendidik, pengelola,
CEA meliputi beberapa hal, yaitu: trend industry
sarana dan prasarana, kurikulum, dan unsur-
dan lapangan kerja, sektor-sektor yang memiliki
unsur lain yang diperlukan (Sujarno, 2011: 28).
kesenjangan besar dalam pertumbuhan dan
Semua unsur tersebut terlibat membentuk suatu
pekerja,
perdagangan,
sistem di dalam pembelajaran pendidikan
informasi pasar kerja, rangkaian kecakapan yang
kewirausahaan masyarakat untuk membentuk
dicari oleh perusahaan, peluang pelatihan vokasi
jiwa kewirausahaan para peserta didik.
untuk
melakukan
survey
kesenjangan
atau
dalam
yang relevan, informasi tentang peluang dan
Kegiatan pelatihan di SKB Kota Malang
tantangan terkait pekerja perempuan, dan yang
menggunakan dua metode, yakni in house
terakhir
training (IHT) dan on the job training (OJT).
adalah
peluang
bidang-bidang
IHT
wirausaha. Dari kedua cara tersebut, diperoleh hasil keputusan
untuk
kerajinan
menjahit
memberikan
pelatihan
Adalah
dilaksanakan
kegiatan di
pelatihan
tempat
kerja,
yang dengan
mendatangkan narasumber ke lokasi kerja. Hal
Dari
ini sesuai dengan pendapat dari Soekidjo
pemberian pelatihan menjahit, dihasilkan produk
Notoatmodjo (2009: 24-25) yang menyatakan
berupa pembuatan tempat jilbab dan produksi
bahwa pelatihan dengan menggunakan metode
sandal hotel. Analisa produksi sandal hotel
ini berarti peserta pelatihan mengikuti kegiatan
didasarkan pada sebuah kebutuhan bahwa di
pelatihan dengan menggunakan teknik-teknik
kota Malang terdapat banyak sekali tempat
belajar mengajar seperti lazimnya yakni teknik
wisata yang semestinya juga terdapat banyak
ceramah, diskusi, tanya jawab, demonstrasi, dan
hotel atau tempat penginapan yang disediakan
lain sebagainya. Dalam hal ini, materi dalam in
untuk tamu dari luar kota agar bisa menikmati
house training yang disampaikan di SKB Kota
wisata di kota Malang. Dari banyaknya hotel
Malang
yang berdiri di kota Malang maka perlu pasokan
kewirausahaan meliputi sikap, perilaku, dan
sandal yang menjadi fasilitas tamu hotel.
motivasi kewirausahaan; menemukan peluang
Kemudian pelatihan pembuatan tempat jilbab,
usaha; strategi dan tata cara mendapatkan modal
analisis
pada
usaha; pengelolaan usaha mikro. Kemudian
pemenuhan kebutuhan masyarakat terutama
dalam metode OJT, pelatihan ini berbentuk
kaum hawa dalam menyimpan kerudung agar
penugasan kepada peserta pelatihan untuk
tetap bersih dan rapi dengan harga yang
mempraktekkan hasil pelatihan di tempat kerja
terjangkau,
yang
dan
kebutuhannya
maka
otomotif.
didasarkan
dilaksanakan
pelatihan
pada
pembelajaran
sesungguhnya
bawah
pembuatan tempat kerudung dari bahan karpet
supervisor
dan
(Notoatmodjo Soekidjo, 2009: 24).
plastik.
telah
bimbingan
berpengalaman
yaitu
pelatihan
otomotif,
analisis
Di SKB Kota Malang, peserta didik
pemenuhan
melakukan on the job training di pusat oleh-oleh
kebutuhan masyarakat dalam merawat mobil
khas Malang. Para peserta didik mempraktekkan
maupun sepeda motor, sehingga dibutuhkan
apa yang telah diajarkan dalam in house training
montir.
seperti kiat-kiat untuk sukses berwirausaha,
perbengkelan kebutuhannya
Selanjutnya
yang
di
kecakapan
atau
didasarkan
atas
9
bagaimana
segala risiko dalam memulai wirausaha dan bagi
menarik minat konsumen, bagaimana mengelola
mereka yang benar-benar berprestasi untuk bisa
usaha dan lain sebagainya. Dengan demikian
mendapatkan modal sesuai dengan pengajuan
ada banyak keuntungan yang diperoleh peserta
atau usulan dalam proposal.
bagaimana
mengelola
modal,
f.
didik dari kegiatan on the job training training
d.
seperti peserta didik dapat merasakan situasi
Dukungan keberlanjutan usaha dilakukan
kerja yang aktual dan konkret, peserta didik
SKB Kota Malang dengan menggunakan dua
dapat belajar sambil berbuat (learning by doing)
pola, yakni pola pendampingan dan pola
sehingga dengan segera dapat mengetahui
pembentukan lembaga Jaminan Keberlanjutan
apakah yang dikerjakan itu benar atau salah.
Usaha (JKU). Menurut Kamil (2007: 169)
Kemudian yang paling diharapkan oleh SKB
pendampingan adalah suatu kegiatan yang
Kota Malang setelah kegiatan on the job
dilakukan seseorang yang bersifat konsultatif
training terlaksana adalah munculnya motivasi
yaitu menciptakan suatu kondisi sehingga
dari peserta didik untuk merintis sebuah usaha.
pendamping maupun yang didampingi bisa
Penilaian
berkonsultasi memecahkan masalah bersamasama, interaktif, komunikatif, dan motifatif.
Sudjana (2000: 267) mengemukakan bahwa,
penilaian
dapat
diartikan
Dalam penyelenggaraan program PKM di SKB
sebagai
kegiatan yang dilakukan secara sistematis untuk
Kota
mengumpulkan, mengolah dan menyajikan data
dilaksanakan minimal dalam waktu tiga bulan
atau informasi yang diperlukan sebagai masukan
selama 12 bulan.
untuk pengambilan keputusan. Seperti halnya
2.
Malang,
kegiatan
pendampingan
Kelebihan dan kelemahan model EFI
yang dilakukan oleh SKB Kota Malang,
e.
Dukungan Keberlanjutan Usaha
Kekuatan
yang
pertama
adalah
kegiatan
penilaian lebih di fokuskan terhadap rencana
pembelajaran yang sistematis dengan mengacu pada
usaha untuk mengetahui kelayakan rencana
tahapan demi tahapan sehingga dapat meminimalisir
usaha yang disusun oleh peserta didik. Penilaian
kegagalan
ini digunakan sebagai acuan untuk memberikan
menyangkut kurikulum yang dikembangkan, maka
persetujuan pemberian bantuan modal usaha.
Peraturan Pemerintah Nomor 73 tahun 1991 pasal 12
Dukungan Modal Usaha
menjelaskan bahwa kurikulum merupakan suatu
Modal (capital) adalah segala bentuk
dalam
penerapan
model.
Karena
pedoman kegiatan bimbingan pengajaran dan/atau
kekayaan yang digunakan untuk menghasilkan
pelatihan
kekayaan yang lebih besar (Kusuma santi, yetty.
kemampuan tertentu. Selanjutnya dari kurikulum
2011: 7). Pemberian modal usaha diberikan
tersebut dapat dijabarkan menjadi seperangkat bahan
secara berkelompok. Hal ini mengingat bahwa
ajar
keterbatasan dana yang diberikan dari pusat
kompetensi-kompetensi kewirausahaan yang harus
memang tidak cukup jika diberikan secara
dicapai.
individu.
cara
juga
dibutuhkan
untuk
untuk
dapat
mencapai
mencapai
Kelemahan yang ada pada penerapan model EFI
kehidupan
di UPT SKB Kota Malang adalah ketidaksesuaian
berkelompok pasti ada dinamika kelompok, ada
antara metode IHT dan OJT. Dalam hal ini peserta
heterogenitas, dan lain sebagainya. Maka perlu
didik melakukan OJT di tempat wirausaha kebab
untuk menyaring atau memfilter peserta didik
baba rafi dan agribisnis pusat oleh-oleh khas Malang,
yang sudah memperhitungkan secara matang
sementara kegiatan IHT yang diberikan kepada
dimana
ini
dilaksanakan
memiliki
kelemahan,
Namun
yang
yang
dalam
10
3.
peserta didik adalah pelatihan menjahit dan pelatihan
memasarkan produk jampel dimana awalnya
otomotif. Hal ini menunjukkan ketidaksesuaian
sebagian
antara teori dan praktek yang diberikan.
merasakan manfaat dari produk sisa hasil
Sikap Kewirausahaan
konveksi ini. Akan tetapi dengan kegigihan
konsumen
belum
banyak
yang
Penerapan model EFI dalam penyelenggaraan
peserta didik untuk meyakinkan konsumen
program PKM diharapkan mampu menumbuhkan
sehingga produk ini laku di pasaran. Ini
naluri dan sikap kewirausahaan peserta didik.
merupakan strategi yang diterapkan oleh SKB
Berikut adalah sikap kewirausahaan yang tumbuh
Kota Malang agar peserta didik memiliki
pada diri peserta didik:
percaya diri dan bisa merasakan secara langsung
a.
bagaimana
Motivasi tinggi
d.
Kreatif dan inovatif
usaha bengkel, usaha produksi tempat jilbab,
Menurut Zimmerer (dalam Alma Buchari,
usaha produksi hiasan pensil dari kain flannel,
2011: 71) Kreatifitas adalah kemampuan untuk
usaha produksi jampel/ pelindung tangan untuk
mengembangkan ide baru dan menemukan cara
mengangkat panci yang panas, usaha produksi
baru dalam melihat peluang ataupun problem
sandal hotel, dan usaha warung kopi.
yang
Disiplin
ditunjukkan
dihadapi.
Kreatifitas
dalam
peserta
kemampuan
didik untuk
Menurut Fakhruddin (2011: 16) Disiplin
memanfaatkan bahan yang biasanya dibuat
adalah tindakan yang menunjukkan perilaku
untuk karpet, bisa dimanfaatkan menjadi tempat
tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan
kerudung.
peraturan.
dengan
dikreasikan menjadi hiasan pensil, kain perca
kenyataan dalam penerapan Model EFI di SKB
sisa konveksi yang dimanfaatkan untuk bahan
Kota Malang. Sikap disiplin yang ditunjukkan
pembuatan jampel. Dari berbagai kreasi yang
oleh peserta didik meliputi disiplin waktu dan
dihasilkan
kualitas pekerjaan yang dihasilkan. Dalam hal
merangsang peserta didik untuk meningkatkan
ini
kreatifitasnya.
Teori
peserta
didik
tersebut
di
sesuai
tuntut
untuk
bisa
menyelesaikan pekerjaan membuat sandal hotel dalam waktu satu bulan dengan target yang
c.
konsumen,
untuk menarik pelanggan dan lain sebagainya.
Model EFI ditunjukkan dengan perintisan usaha
b.
meyakinkan
bagaimana teknik promosi, bagaimana cara
Motivasi yang muncul setelah penerapan
yang dijalankan oleh peserta didik yang merintis
teknik
e.
Selain
itu
tersebut
kain
flannel
diharapkan
yang
dapat
Siap menghadapi risiko Sikap untuk siap menghadapi risiko
dihasilkan sejumlah 40 sandal perhari. Dengan
ditunjukkan
tuntutan untuk bisa mencapai target tersebut,
keberaniannya melawan kompetitor yang lebih
lambat laun peserta didik akan memiliki etos
dulu merintis usaha pembuatan sandal hotel.
kerja yang tinggi, memiliki disiplin terhadap
Peserta didik menghasilkan produk sandal hotel
waktu dan kualitas pekerjaan yang diharapkan.
yang baik dan rapi sehingga hampir setiap bulan
Percaya diri
ada pesanan untuk memproduksi sandal hotel.
Sikap percaya diri ini dibuktikan oleh peserta praktek
didik dengan berjualan
kegigihannya
langsung
di
dalam
lapangan.
Kemudian sikap percaya diri juga ditunjukkan dalam
keberanian
peserta
didik
dalam
oleh
peserta
didik
dengan
Hal ini merupakan sikap kewirausahaan yang harus dimiliki oleh
peserta
didik
karena
menyenangi tantangan dalam hal persaingan dengan pebisnis lain.
11
PENUTUP
sesuaikan pula dengan kebutuhan atau potensi
Simpulan
sumber daya yang ada di lingkungan. Sehingga meminimalisir adanya persaingan dengan pihak
Berdasarkan rumusan masalah dan hasil penelitian
kompetitor di luar.
yang telah dibahas pada bab sebelumnya, maka dapat 2.
diambil kesimpulan sebagai berikut: 1.
Penerapan model EFI dalam penyelenggaraan
antara pelatihan yang diberikan dengan praktek
program PKM di SKB Kota Malang dapat berjalan
kerja yang sesungguhnya.
dengan efektif dan lancar. Hasil dari penerapan
2.
Menjalin kerjasama yang baik dengan berbagai pihak sehingga memudahkan peserta didik dalam
didik yang mengikuti program, seluruhnya telah
mendapatkan modal lanjutan maupun memasarkan
merintis sebuah usaha.
hasil produksinya.
Model EFI memiliki komponen yang runtut dan
kepada pihak penyelenggara juga meminimalisir terjadinya
kegagalan
dalam
penyelenggaraan
program PKM. Sarana dan prasarana yang dimiliki oleh UPT SKB Kota Malang sangat mendukung penerapan model EFI. Sikap
yang
tumbuh
setelah
motivasi yang tinggi, dibuktikan dengan usaha yang sudah dirintis oleh seluruh peserta didik. Sikap disiplin peserta didik ditunjukkan dengan ketepatan waktu dan kualitas pekerjaan yang dihasilkan oleh peserta didik sudah sesuai dengan target yang telah ditentukan. Sikap percaya diri pada peserta didik dibuktikan
dengan
kegigihannya
dalam
memasarkan produk. Sikap kreatif dan inovatif pada
peserta
didik
dibuktikan
dengan
keterampilannya dalam memanfaatkan bahan yang sederhana
menjadi
DAFTAR PUSTAKA Alma, buchari. 2011. Kewirausahaan Untuk Mahasiswa dan Umum. Bandung: Alfabeta Badan Pusat Statistik. 2012. Statistic Indonesia 2012. Jakarta: Badan Pusat Statistik Fakhruddin,
kewirausahaan
penerapan model EFI adalah peserta didik memiliki
produk
yang
layak
jual.
Kemudian yang terakhir adalah sikap untuk siap menghadapi risiko dibuktikan peserta didik dengan kegigihannya dalam melawan kompetitor.
dkk.
2011.
Strategi
Pengembangan
Kewirausahaan Masyarakat. Semarang: Widya Karya Kamil, Mustofa. 2007. Model Pendidikan dan Pelatihan (Konsep dan Aplikasi). Bandung: Alfabeta Kusuma santi, yetty. 2011. Strategi dan Tata Cara Mendapatkan Modal Usaha. Surabaya: BPPNFI Reg IV Kusuma Santi Yetty W. 2011. Temukan dan Rencanakan Usahamu. Surabaya: BPPNFI Reg.IV Moleong, Lexy J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Notoatmodjo,
Soekidjo.
2009.
Pengembangan
Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta Pudjianto, Udik. 2011. Panduan Pendampingan Usaha Berkelanjutan. Surabaya: BPPNFI
Saran Berdasarkan kenyataan yang berkaitan dengan adanya penelitian diatas, maka ada beberapa saran yang diajukan peneliti. 1.
3.
model EFI ini dapat dilihat dari 16 orang peserta
sistematis sehingga selain memberikan kemudahan
3.
Dalam proses pelatihan, sebaiknya menyelaraskan
Dalam penerapan Model EFI selain berdasarkan atas kebutuhan peserta didik, sebaiknya di
Reg.IV Randall S. Schuler dan Susan E. Jackson. 1997. Manajemen
Sumber
Daya
Manusia
Menghadapi Abad 21. Jakarta: Erlangga
12
Sudjana, Djuju. 2006. Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Sukamti, Umi. 1989. Manajemen Personalia/ Sumber Daya Manusia. Jakarta: P2LPTK Dikti Suryono, yoyon. 2012. Pembelajaran Kewirausahaan Masyarakat. Yogyakarta: Aditya Medis Wulandari, Kartika. 2011. Pendidikan Kewirausahaan Masyarakat
sebagai
Masyarakat.
Jurnal
upaya
Pemberdayaan
Pendidikan
Nonformal.
Surabaya: BPPNFI Regional IV Wulandari Kartika. 2011. Analisis Kebutuhan Pelatihan
Pendidikan
Kewirausahaan
Masyarakat. Surabaya: BPPNFI Reg.IV m.kompasiana.com/post/edukasi/2011/4/17 (diakses pada tanggal 15 April 2013)