OPTIMALISASI PERSEDIAAN BAHAN MENTAH DAN PERENCANAAN PRODUKSI UNTUK MEMINIMALISASI BIAYA DAN MEMENUHI PERMINTAAN PADA CV. ARMINDO INTI PERKASA
Reynaldi Hendarman
[email protected] Bachtiar H. Simamora, Ph.D. ABSTRACT
Meeting the consumer demand is one of the factors determining the success of a company. By manufacturing a product based on the existing demand and with optimal price, the company will get the maximum profit. High production cost in the company can seldom be caused by demand prediction system, raw material-ordering system, and production plan that are less complete. With Forecasting, Economic Order Quantity (EOQ), and Aggregate Production Planning, the company can manufacture the products at the lowest possible cost in order to get the maximum profit. The forecasting will be conducted with seasonal factor method in which its result will be used in the aggregate planning. The company can determine the order quantity in a year in order to save the cost of delivery with EOQ method. It can also save the production cost and increase the profit with aggregate planning. Two methods of aggregate planning (level, chase, and mixed strategies) will be conducted to determine the most cost efficient method. After knowing the demand prediction in 2015, EOQ method is used and it can save the cost of delivery in the company by IDR 11,250,000. With aggregate planning method, there are two types of shoes, PDL-A and PDL-B, using the mixed strategy. Meanwhile, with PDH in the level strategy, the company can save IDR 250,255,900. It can be concluded that when the company is willing to apply this methods, it can save the budget by IDR 261,505,900.
Key Words : Forecasting, Economic Order Quantity, Aggregate Production Planning, Chase Strategy, Mixed Strategy, Level Strategy, Seasonal Factor, raw material ordering, production planning, demand
ABSTRAK Memenuhi permintaan konsumen merupakan salah satu unsur keberhasilan perusahaan, dengan dapat memproduksi suatu produk sesuai dengan permintaan yang ada dan dengan biaya yang optimal, perusahaan akan mendapatkan keuntungan yang maksimal.Terkadang tingginya biaya produksi suatu perusahaan dapat disebabkan oleh sistem peramalan permintaan, sistem pemesanan bahan baku, dan perencanaan produksi yang kurang matang, dengan menggunakan Forecasting, Economic Order Quantitiy (EOQ) dan Aggregate Production Planning, perusahaan dapat memproduksi barang dengan biaya seminimal mungkin untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Untuk forecasting akan dilakukan dengan metode seasonal factor yang datanya akan digunakan pada aggregate planning. Selanjutnya dengan metode EOQ perusahaan dapat menentukan berapa banyak quantitas pemesanan dalam setahun untuk menghemat biaya pengiriman, dan dengan aggregate planning perusahaan dapat menghemat biaya produksi dan meningkatkan profit perusahaan, akan dilakukan 2 metode aggregate planning yaitu level, chase, dan mixed strategy untuk menentukan mana yang paling hemat. Setelah mengetahui peramalan permintaan pada tahun 2015 maka digunakan metode EOQ yang hasilnya berhasil menghemat biaya pengiriman perusahaan sebesar Rp.11.250.000,00, dan dengan metode aggregate planning didapatkan jenis sepatu PDL-A dan PDL-B menggunakan mixed strategy sedangkan PDH menggunakan level strategy , perusahan dapat menghemat Rp.250.255.900,00. Dapat disimpulkan bahwa bila perusahaan bersedia menerapkan metode tersebut perusahaan dapat menghemat biaya sebesar Rp.261.505.900,00.
Kata Kunci : Forecasting, Economic Order Quantity, Aggregate Production Planning, Chase Strategy, Mixed Strategy, Level Strategy, Seasonal Factor, pemesanan bahan baku, perencanaan produksi, permintaan
Pendahuluan Sepatu merupakan salah satu fashion penting yang digunakan di berbagai bidang pekerjaan, dan merupakan salah satu cerminan dari strata atau kelas seseorang, sepatu biasanya dibuat dengan bahan baku kulit, maupun bahan dasar kain , dalam perkembanganya sepatu memiliki berbagai bentuk dan model, dan merupakan barang fashion yang terus berkembang dan mengikuti perkembangan jaman. Siapa tak butuh alas kaki alias sepatu atau sandal? Hampir setiap orang memiliki lebih dari sepasang alas kaki. Hal inilah yang membuat bisnis alas kaki atau sepatu
masih menjanjikan apalagi jumlah penduduk Indonesia yang berjumlah 252.370.792
jiwa (Sumber:
www.bps.go.id)
menjadi
pasar
yang
menggiurkan. Dalam dunia industri sepatu merupakan salah satu industri yang menguntungkan. Menurut data sepatumiliterindoensia.com pada tahun 2013, militer di Indonesia membutuhkan lebih dari 20 juta pasang sepatu militer setiap tahunya, kebutuhan akan sepatu militer ini berusaha dipenuhi oleh kurang lebih 2500 pabrik sepatu militer di seluruh Indonesia. CV Armindo Inti Perkasa merupakan salah satu produsen sepatu militer yang memproduksi sepatu PDL (Pakaian Dinas Lapangan) dan PDH (Pakaian Dinas Harian) yang digunakan oleh polri, TNI, dan petugas seperti pemadam kebakaran dan satpam. CV Armindo Inti Perkasa memenuhi kebutuhan sepatu militer di daerah Jakarta, Semarang, Makasar, Surabaya, Bandung, dan Bekasi. Menurut data tersebut, dengan permintaan akan sepatu militer yang tinggi, CV Armindo Inti Perkasa masih dapat mengembangkan produksinya dan memperluas pasarnya di Indonesia. Berbagai jenis sepatu digunakan dalam berbagi profesi dan keadaan yang berbeda – beda, seperti sepatu olah raga, sepatu pantofel, sepatu boots, sepatu militer, dan lain-lain. Setiap jenis sepatu diproduksi dengan spesifikasi dan kegunaan yang berbeda – beda, mulai dari bentuk, harga, jenis, merk, dan tentu fungsi yang sangat berbeda, perbedaan dari setiap jenis sepatu biasanya tertelak pada sol sepatu atau alas sepatu, dimana bentuk atau alur sol disesuaikan dengan fungsi sepatu tersebut. Seperti sepatu TNI atau biasa disebut sepatu PDL (Pakaian Dinas Lapangan) disesuaikan dengan kondisi lapangan dimana TNI tersebut bekerja, bentuknya menyerupai sepatu boots, bertali dan ringnya terbuat dari kuningan,berbahan kulit asli, tinggi dan memiliki sol radial (tapak radial), cocok dan pas digunakan untuk kegiatan outdoor. Karena bentuk dan bahan baku pembuataanya maka sepatu PDL awet, tahan lama dan nyaman digunakan meskipun digunakan dengan aktifitas yang diharuskan menempuh medan yang kasar dan berat. Bukan hanya TNI, POLRI, POL PP saja yang menggunakan sepatu PDL dalam kegiatannya adapun seperti security/satpam, resimen mahasiswa, linmas, dishub, dan pemadam
kebakaran
juga
menggunakan
sepatu
PDL.
(Dikutip
dari
militerinfo.blogspot.com/2010/11/kamus-kecil-tni.html) Ada banyak produsen sepatu PDL di Indonesia, salah satunya merupakan CV Armindo Inti Perkasa. CV Armindo Inti Perkasa sendiri pada awalnya berupa PD dan berubah menjadi CV pada tahun 2007 , CV Armindo Inti Perkasa memproduksi 3 jenis sepatu PDL, yaitu PDL-A, PDL-B, PDH . CV Armindo Inti Perkasa memiliki masalah yaitu tidak dapat memenuhi permintaan konsumen dalam 3 tahun terahkir. Grafik dibawah ini menunjukan perbandingan produksi dan permintaan pada CV Armindo Inti Perkasa. Identifikasi Masalah Berikut adalah rumusan masalah yang akan diteliti oleh penulis: 1. Berapa peramalan permintaan untuk
setiap jenis sepatu dengan
menggunakan metode forecasting yang terbaik? 2. Bagaimana aggregate planning yang dapat memenuhi permintaan konsumen atas sepatu CV Armindo Inti Perkasa dengan cost seminimal mungkin? 3. Berapa penghematan yang didapat dibandingan dengan sebelumnya? Ruang Lingkup Karena CV Armindo Inti Perkasa bergerak dalam bidang produksi sepatu PDL atau sepatu TNI maka peneliti akan berfokus pada kegiatan produksi di CV Armindo Inti Perkasa yang pasti melakukan produksi setiap hari sehingga penelitian demand forecasting dan production planning akan berfokus di gudang dan pabrik dari CV Armindo Inti Perkasa. Metode Penelitian Metode penelitian yang penulis gunakan dalam melakukan penelitian ini adalah metode analisis kuantitatif. Penelitian ini dilakukan dengan metode peramalan kuantitatif. Setelah itu akan dilakukan perhitungan seasonal factor, lalu akan dilakukan perhhitungan EOQ (Economic Order Quantity) dan pada ahkirnya akan dibuatkan aggregate planning agak hasilnya dapat dibandingkan dengan saat ini.
Hasil dan Bahasan Dari pembahasan di atas, dapat diperoleh informasi sebagai berikut: a. Dari hasil penelitian didapat bahwa MSE (Mean Square Error) yang paling kecil untuk sepatu PDL-A adalah dengan menggunakan metode Exponential Smoothing with Trend , untuk sepatu PDH dan PDL-B adalah Naïve Method maka metode yang dipilih adalah Exponential Smoothing with Trend dan Naïve Method dengan asumsi permintaan tahun 2015 adalah 37.779 pasang sepatu PDL-A, 25.720 pasang sepatu PDH dan 18.360 pasang sepatu PDL-B. b. Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa untuk kulit sapi jeruk, kulit sapi kilap dan lidah sapi terbukti lebih hemat dan mengurangi biaya setelah menggunakan metode EOQ (Economic Order Quantity) terjadi pengurangan sebesar Rp.3.000.000,00 untuk biaya pemesanan kulit sapi jeruk, Rp.4.500.000,00 untuk biaya pemesanan kulit sapi kilap dan Rp. 3.750.000,00 untuk pemesanan lidah sapi, tetapi tidak terjadi perubahan pada pemesanan karet, bila CV Armindo Inti Perkasa menetapkan metode EOQ pada tahun 2015 dapat menghemat Rp. 11.250.000,00 dari biaya pemesanan. c. Dari hasil perhitungan aggregate planning didapatkan hasil seperti ini: Metode Aggregate Planning PDL-A Mixed Strategy PDL-B Mixed Strategy PDH Level Strategy Total Dan bila dibandingkan dengan prkatek saat ini
Jenis Sepatu
berikut: Biaya PDL-A PDL-B PDH Biaya Pengiriman
Metode Tradisional IDR 3,538,003,350.00 IDR 1,576,206,000.00 IDR 2,943,539,550.00 IDR 46,895,000.00
Metode Aggregate IDR 3,499,485,000.00 IDR 1,559,016,000.00 IDR 2,748,992,000.00 IDR 35,495,000.00
Biaya RP.3.499.485.000,00 RP.1.559.016.000,00 RP.2.748.992.000,00 Rp. 7.807.493.000,00 didapatkan hasil seperti
Total Selisih Biaya
IDR IDR 8,104,643,900.00 7,842,988,000.00 IDR 261,655,900
Simpulan dan Saran Simpulan 1. Dengan menggunakan metode Forecasting, Seasonal Factor , dapat diramalkan bahwa CV Armindo Inti Perkasa mendapatkan permintaan 37.779 pasang sepatu PDL-A, 18.360 pasang sepatu PDL-B dan 25.719 pasang sepatu PDH pada tahun 2015. Setelah mengetahui peramalan untuk permintaan di tahun 2015 diharapkan CV Armindo Inti Perkasa dapat memenuhi permintaan pada tahun 2015 2. Alternatif strategi yang dapat diterapkan oleh CV Armindo Inti Perkasa adalah Mixed Strategy pada jenis sepatu PDL-A dan PDL-B sedangkan Level Strategy pada jenis sepatu PDH. Perencanaan Agregat yang dihasilkan untuk CV Armindo Inti Perkasa menggunakan 2 alternatif strategi yang diterapkan yaitu
dengan
Mixed
RP.3.499.485.000,00,
Strategy
Mixed
untuk
Strategy
untuk
sepatu sepatu
PDL-A PDL-B
sebesar sebesar
RP.1.559.016.000,00, Level Strategy untuk jenis sepatu PDH sebesar RP.2.748.992.000,00. 3. Dengan menggunakan metode aggregate planning CV Armindo Inti Perkasa dapat melakukan penghematan sebesar Rp. 261,655,900,00 dibandingkan dengan metode tradisional, dan tentu saja akan meningkatkan profit dari CV Armindo Inti Perkasa Saran 1. Perusahaan disarankan untuk menerapkan strategi Mixed Strategy pada jenis sepatu PDL-A dan PDL-B sedangkan Level Strategy pada jenis sepatu PDH, karena strategi dengan pendekatan ini memiliki biaya paling minimal dibanding strategi lainnya. Apabila kedua strategi alternatif tersebut masih belum bisa memenuhi permintaan yang berlebih, maka perusahaan diharapkan melakukan evaluasi gaji untuk Lembur (Overtime) supaya biaya lebih murah.
2. Untuk penelitian selanjutnya, dapat digunakan metode average gross demand apabila terdapat konsep penelitian yang sama dengan permasalahan yang berbeda menyangkut penghitungan biaya persediaan. Referensi Agus Ristono.(2009). Manajemen persediaan edisi 1. Yogyakarta : Graha Ilmu Bambang Riyanto.(2001). Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi 4. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta. Baroto, Teguh, 2002, Perencanaan dan Pengendalian Produksi, Jakarta : Ghalia Indonesia. Buffa, S. Elwood, Rakesh, K. Sarin. (1996). Modern Production and Operation Management, Eigth Edition, John Willey and Sons Inc., London. Gasperz, V. (2001). Production Planning and Inventory Control. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Gaspersz, Vincent. 2005. Total Quality Management. Gramedia Pustaka Utama : Jakarta. Heizer, J., & Render, B. (2011). Operations Management. New Jersey: Pearson Education Inc Heizer, J., & Render, B. (2014). Operations Managmeent Sustainability and Supply . England: Pearson Education Limited. Jay Heizer dan Barry Render. (2005) Operation Management , 7th edition .( Manajemen Operasi edisi 7, Buku 1 ) Penerbit Salemba Empat. Jakarta. Kot.S, Grondys K, Szopa R (2013). Theory of Inventory Management Based on Demand Forecasting. Kusuma, H.(2004). Manajemen Produksi, Perencanaan dan Pengendalian Produksi. Edisi Ketiga. Penerbit Andi. Yogyakarta. Maria Elena Neni; Luca Giustiniano; Luca Pirolo (2013). Demand Forecasting in the Fashion Industry : A Review M. Subana dan Sudrajat.(2001).Dasar - Dasar Penelitian Ilmiah. Bandung:Cv.Pustaka Setia Makridakis, Spyros. (1993). Metode dan Aplikasi Peramalan. Jakarta: Airlangga
Maryam Mohammadipour, John Boylan, Aris Syntetos.(2012). The Application of Product-Group Seasonal Indexes to Individual Product Muller, Max.(2003). Essentials of Inventory Management. United State of America: AMACOM Nasution, Arman Hakim.(2006).Manajemen Offset.YogyakartaBonini, C.,
Industri.
CV.
Andi
Nasution,A.H dan Prasetyawan,Y.(2008).Perencanaan dan PengendalianProduksi, Edisi Pertama. Graha Ilmu,Yogyakarta. Pawel Hanczar, Michal Jakubiak.(2011). Aggregate Planning in Manufaccturing Company © Prentice-Hall, Inc.(2008) Aggregate (Production) Planning. A Simon & Schuster Company Upper Saddle River, New Jersey Render, B., & Heizer , J. (2001). PRINSIP-PRINSIP MANAJEMEN OPERASI. Jakarta: Salemba Empat. Sanders, R. (2011). Operation Management. USA: John Willey And Son. Santoso, Singgih. (2009). Panduan Lengkap Menguasai Statistik dengan SPSS 17. Elex Media Komputindo: Jakarta. Sekaran, U., & Bougie, R. (2010). Research Methods for Business. UK: John Wiley and Sons, Ltd. Slack, N., Chambers, S., Johnston, R.,(2003), Operations Management, 4th Edition. Pearson Education, Canada. Taylor, JW.(2010). Triple seasonal methods for short-term electricity demand forecasting, European Journal of Operational Research 204 (1), 139-152
Riwayat Peneliti Peneliti bernama Reynaldi Hendarman, lahir di Sukabumi, 15 Oktober 1993. Penulis menyelesaikan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Ilmu Manajemen pada tahun 2015.