REVITALISASI PENGELOLAAN WADUK GONDANG SEBAGAI OBJEK WISATA TIRTA DI KABUPATEN LAMONGAN Henny Wijaya Dosen Manajemen Kepariwisataan Sekolah Tinggi Pariwisata Satya Widya Surabaya Jl. Bendul Merisi Utara VIII/23 Surabaya Email :
[email protected] Abstract : Lamongan regency is one of the regencies located on the north coast of East Java which is designated as one of the Tourist Destination in East Java by the Government of East Java. In addition Lamongan also has the potential of natural and cultural attractions, where this situation is supported by several factors, among others: geographic, topographical, socio-cultural, and the existing climate and natural wealth. Lamongan District has a number of interesting attractions, one of which is the Gondang Reservoir. Gondang Reservoir which was once a tourist attraction is located in the Village Gondang Lor, District Sugio, Lamongan district. Potency owned by Gondang Reservoir is very diverse water tours with a cool view. But now many people are turning to visit other attractions because of lack of maintenance from the local government and surrounding communities. For that need to revitalize Gondang Reservoir as a tourist attraction from the aspect of management so that the object of tourism Gondang Reservoir is much visited again by tourists. This study aims to analyze the potential of tourist attraction owned by Gondang Reservoir as one of the tourist destination of tirta in Lamongan, and to know what are the potential benchmarks possessed by Gondang Reservoir. This research uses descriptive qualitative research method and using SWOT analysis technique, then process the data that has been obtained through observation, interview, questionnaire and other data sources into new data and can be taken a conclusion. Based on the results of the research, it can be concluded that the revitalization of Gondang Reservoir as a tourist attraction of this management aspect can be realized if it is done through the principle of good tourism governance that is the participation of the people around the Gondang Reservoir and the government must participate in supervising and involved in the development of tourism object. Key Word : Revitalization of Management, Tourism Tirta, Good Tourism Governance Abstrak Kabupaten Lamongan merupakan salah satu Kabupaten yang terletak di pantai utara Jawa Timur yang ditetapkan sebagai salah satu Daerah Tujuan Wisata di Jawa Timur oleh Pemerintah Jawa Timur. Disamping itu Lamongan juga memiliki potensi obyek wisata alam dan budaya, dimana keadaan ini ditunjang oleh beberapa factor, antara lain: geografis, topografis, sosial budaya, serta iklim dan kekayaan alam yang ada. Kabupaten Lamongan memiliki sejumlah obyek wisata yang menarik, salah satu diantaranya adalah Waduk Gondang. Waduk Gondang yang dulunya pernah menjadi obyek wisata ini berlokasi di Desa Gondang Lor, Kecamatan sugio, kabupaten Lamongan. Potensi yang dimiliki oleh Waduk Gondang ini sangat beragam diantaranya wisata air dengan pemandangan yang sejuk. Tetapi sekarang banyak masyarakat yang beralih berkunjung ke obyek wisata lain karena kurangya pemeliharan dari pemerintah setempat maupun
47
Revitalisasi Pengelolaan Waduk Gondang Sebagai Objek Wisata Tirta Di Kabupaten Lamongan | Henny Wijaya
masyarakat sekitar. Untuk itu perlu adanya revitalisasi Waduk Gondang sebagai obyek wisata tirta dari aspek pengelolaan sehingga obyek wisata Waduk Gondang ini banyak dikunjungi lagi oleh wisatawan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis potensi daya tarik wisata yang dimiliki oleh Waduk Gondang sebagai salah satu destinasi wisata tirta di Lamongan, serta mengetahui apa saja yang menjadi tolak ukur potensi yang dimiliki oleh Waduk Gondang. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif dan menggunakan teknik analisis SWOT, kemudian mengolah data yang telah diperoleh melalu observasi, wawancara, kuesioner dan sumber–sumber data yang lainnya menjadi data yang baru dan dapat diambil sebuah kesimpulan. Berdasarakan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa revitalisasi Waduk Gondang sebagai obyek wisata tirta dari aspek pengelolaan ini bisa terwujud apabila dilakukan melalui prinsip good tourism governance yaitu partisipasi masyarakat sekitar obyek wisata Waduk Gondang dan pemerintah harus ikut serta mengawasi dan terlibat dalam pengembangan obyek wisata. Kata kunci: Revitalisasi Pengelolaan, Wisata Tirta, Good Tourism Governance. PENDAHULUAN Kabupaten Lamongan merupakan salah satu kabupaten yang terletak di pantai utara Jawa Timur. Sebagian wilayahnya merupakan kawasan pesisir berupa perbukitan merupakan kelanjutan dari rangkaian Pegunungan Kapur Utara Jawa. Di bagian tengah terdapat dataran rendah dan bergelombang, serta sebagian lagi merupakan tanah berawa. Di bagian selatan terdapat pegunungan yang merupakan ujung timur dari Pegunungan Kendeng. Sungai Bengawan Solo mengalir di bagian utara. Dengan kondisi alam yang beraneka ragam, Kabupaten Lamongan memiliki sejumlah obyek wisata menarik, seperti obyek wisata Monumen Van der Wijck, Wisata Bahari Lamongan, Gua Maharani (Mazoola), Makam Sendang Duwur, Makam Sunan Drajat, Museum Drajat, Brumbun, dan Waduk Gondang. Waduk Gondang berlokasi di Desa Gondang Lor, Kecamatan Sugio, Kabupaten Lamongan. Potensi yang dimiliki oleh Waduk ini sangat beragam, diantaranya adalah wisata air dengan pemandangan pepohonan yang sangat sejuk, kebun binatang mini, sarana bermain anak–anak, serta bumi perkemahan. Saat ini, wisatawan yang datang ke Waduk Gondang menjadi berkurang. Banyak masyarakat yang beralih berkunjung ke objek wisata lain. Hal ini dikarenakan kurangya pemeliharaan dari pemerintah maupun masyarakat setempat, sehingga banyak sekali sarana dan prasarana yang tidak terawat dan rusak. Berdasar kondisi ini, maka permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut: “Bagaimana kondisi sekarang Waduk Gondang sebagai destinasi obyek wisata dan apakah dengan revitalisasi pengelolaan akan dapat mengembalikan Waduk Gondang sebagai wisata tirta”. Tujuan dari penelitian adalah (1) Untuk menganalisis potensi daya tarik yang di miliki oleh Waduk Gondang sebagai salah satu destinasi wisata tirta di Lamongan; (2) Untuk mengetahui dukungan masyarakat sekitar terhadap rencana dibukanya Waduk Gondang sebagai salah satu destinasi wisata tirta; (3) Untuk menge-tahui tolak ukur potensi yang di miliki oleh Waduk Gondang sebagai salah satu destinasi wisata tirta. Manfaat yang akan dicapai adalah dapat mengetahui cara merevitalisasi sesuai dengan potensi yang dimiliki oleh Waduk Gondang, serta dapat memberikan masukan kepada pengelola untuk mengembangkan potensi wisata tirta di Waduk Gondang dengan cara untuk menjaga sarana dan prasarana yang ada.
Tourism, Hospitality and Culinary Journal | Vol. 1 No. 1 | 48
Revitalisasi Pengelolaan Waduk Gondang Sebagai Objek Wisata Tirta Di Kabupaten Lamongan | Henny Wijaya
KAJIAN PUSTAKA Daya Tarik Wisata Daya tarik wisata merupakan kata lain dari objek wisata. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) pada tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Kepariwisataan, kata Objek Wisata selanjutnya tidak lagi digunakan untuk menyebut suatu daerah tujuan para wisatawan, tetapi digantikan dengan kata Daya Tarik Wisata. Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009, daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang mempunyai keunikan, kemudahan, dan nilai yang berwujud keanekaragaman, kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau kunjungan para wisatawan. Menurut Yoeti (2008), Daya tarik wisata atau lebih dikenal dengan istilah tourist attraction, adalah segala sesuatu yang menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk mengunjungi suatu daerah tertentu. Sedangkan Pendit (2002) menyatakan bahwa daya tarik wisata dapat perperan sebagai segala sesuatu yang menarik dan mempunyai nilai untuk dikunjungi dan dilihat. Dengan demikian, maka pengertian tentang Daya Tarik Wisata adalah segala sesuatu disuatu tempat yang memiliki keunikan, keindahan, kemudahan dan nilai yang berwujud keanekaragaman kekayaan alam maupun buatan manusia yang menarik dan mempunyai nilai untuk dikunjungi dan dilihat oleh wisatawan. Daya tarik wisata di bagi menjadi tiga macam, yaitu: (1) Daya Tarik Wisata Alam, terdiri dari: Flora fauna, Keunikan dan kekhasan ekosistem, Gejala alam, dan Budidaya sumber daya alam. Wisata Tirta atau wisata air merupakan salah satu kegiatan wisata alam yang artinya kegiatan wisata yang berhubungan langsung dengan air atau dilakukan di perairan pantai, danau, dan lain sebagainnya; (2) Daya Tarik Wisata Sosial Budaya; dan (3) Daya Tarik Wisata Minat Khusus. Perencanaan dan pengelolaan ketiga macam daya tarik wisata tersebut, harus berdasar pada kebijakan rencana pembangunan nasional maupun regional. Jika kedua kebijakan rencana tersebut belum tersusun, maka Tim Perencana Pengembangan daya tarik wisata harus mampu mengasumsikan rencana kebijakan yang sesuai dengan area yang bersangkutan. Organisasi Pengelola Destinasi Destination Management Organization (DMO) (2012) merupakan bentuk otoritas pengelolaan destinasi yang dikoordinasikan dalam satu otoritas manajemen dan mencakup keseluruhan fungsi pengelolaan terhadap elemen– elemen pembentuk suatu destinasi wisata, terutama pada aspek–aspek: (1) Pengembangan Produk, yang meliputi: (a) Koordinasi dan pengelolaan destinasi untuk memberikan kualitas, pengalaman, dan kepuasan bagi wisatawan, serta peningkatan kesejahteraan bagi masyarakat sekitar; (b) Memberikan layanan jasa atau servis kepariwisataan bagi wisatawan; (c) Melakukan inisiatif pengembangan produk (Product “start-ups”); (d) Pengembangan berbagai even wisata ( tourism event ) beserta pengelolaannya ( event organizer ); (e) Pengembangan atraksi wisata (tourism attraction) beserta pengelolaannya; (f) Pengembangan edukasi dan training di bidang kepariwisataan; (g) Pengembangan saran dan bimbingan sehubungan dengan bisnis kepariwisataan; (h) Pengembangan penelitian dan rekomendasi tentang kebijakan, program, dan strategi pembangunan kepariwisataan; (2) Pengembangan Pemasaran yang meliputi: (a) Promosi destinasi, termasuk di dalamnya pengembangan branding dan image destination; (b) Kampanye untuk menggerakkan bisnis kepariwisataan; (c) Penyediaan informasi kepariwisataan yang jelas dan efektif; (d) Penyediaan layanan atau fasilitas reservasi hotel yang baik; (e) Pengembangan komunikasi yang baik dengan clien (Customer Relationship Management/ CRM); dan (3) Pengembangan Lingkungan (fisik,
Tourism, Hospitality and Culinary Journal | Vol. 1 No. 1 | 49
Revitalisasi Pengelolaan Waduk Gondang Sebagai Objek Wisata Tirta Di Kabupaten Lamongan | Henny Wijaya
sosial, budaya dan ekonomi) yang meliputi antara lain: (a) Perencanaan dan Penyediaan Infrastruktur; (b) Pengembangan Sumber Daya Manusia; (c) Pengembangan Produk Wisata; (d) Pengembangan Sistem Pembangunan dan Pemakaian standar Teknologi; (e) Pengembangan jejaring business kepariwisataan. Pengelolaan Destinasi Pariwisata Destinasi pariwisata merupakan kawasan geografis yang berada dalam satu atau lebih wilayah administratif yang di dalamnya terdapat daya tarik wisata, fasilitas umum, fasilitas pariwisata, aksesbilitas, serta masyarakat yang saling terkait dan melengkapi terwujudnya kepariwisataan. Indonesia sebagai negara yang kaya akan potensi dan sumber daya pariwisata, dalam rangka mengarahkan pencapaian tujuan pariwisata nasional, maka diperlukan pemanfaatan positioning destinasi pariwisata untuk meningkatkan daya saing produk yang dapat dipergunakan oleh pemangku kepentingan untuk mengelola sekaligus menjamin pengelolaan destinasi pariwisata berkelanjutan (sustainability destination). Undang–Undang (UU) Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan dan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten atau Kota dapat dijadikan sebagai landasan dalam rangka pengembangan pariwisata dan pengelolaan destinasi pariwisata. Agar dapat berkembang secara berkelanjutan, maka yang menjadi isu strategis dalam destinasi pariwisata adalah pengelolaan destinasi. Sehubungan dengan pariwisata berbasis masyarakat, maka implementasi model pengelolaan destinasi harus mengedepankan keuntungan dan manfaat bagi masyarakat di destinasi pariwisata. Keuntungan dan manfaat bagi masyarakat tidak hanya berdasarkan ekonomi, tetapi juga memperhatikan keberlanjutan dari sisi budaya dan lingkungan. Selain isu pengelola destinasi pariwisata, untuk menjamin keberlanjutan destinasi pariwisata, isu–isu komodifikasi terkait kualitas produk, sarana dan prasarana dari dan ke destinasi, serta ketersediaan SDM pariwisata menjadi hal yang juga penting. Secara empiris, berbagai isu yang terkait dengan komodifikasi di destinasi pariwisata perlu memperoleh penanganan yang komprehensif . Untuk menghasilkan produk pariwisata yang berdaya saing, sangat ditentukan oleh kolaborasi, koordinasi, dan saling memperkuat peran dan fungsi dari para pemangku kepentingan yang ada di setiap destinasi pariwisata. Berdasar Pedoman Manajemen Pengembangan Destinasi Pariwisata, indicator terwujudnya destinasi pariwisata yang memiliki daya saing tinggi diukur dengan melihat: Bertambahnya jumlah wisatawan; Meningkatnya lama tinggal wisatawan; Meningkatnya kepuasan wisatawan; Meluasnya kesempatan kerja dan kesempatan berusaha; Meningkatnya kualitas lingkungan di sekitar destinasi; dan Meningkatnya kemitraan antar–stakeholder dalam pengembangan destinasi. Secara teoritis, pola manajemen dari penyelenggaraan pembangunan kepariwisataan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan dapat dikenali melalui ciri-ciri penyelenggaraanya yang berbasis pada prinsip–prinsip: Partisipasi Masyarakat Terkait, Keterlibatan Segenap Pemangku Kepentingan, dan Pemanfaatan Sumber Daya Secara Berlanjut. Sektor Kepariwisataan merupakan kegiatan yang memiliki keterkaitan dan melibatkan banyak sektor, antara lain meliputi sektor kehutanan, sektor kelautan, pertanian dan perkebunan, industri dan perdagangan, telekomunikasi, perhubungan, kimpraswil, lingkungan, kebudayaan, pendidikan, imigrasi dan hubungan luar negeri. Dengan demikian, maka pengembangan kepariwisataan memerlukan dukungan dan sinergi program pengembangan kepariwisataan secara lintas
Tourism, Hospitality and Culinary Journal | Vol. 1 No. 1 | 50
Revitalisasi Pengelolaan Waduk Gondang Sebagai Objek Wisata Tirta Di Kabupaten Lamongan | Henny Wijaya
sektor dan lintas daerah. Sehingga, keterpaduan pengembangan antar pihak terkait harus dibangun secara efektif, holistik dan komplementer. Manfaat yang akan diraih dalam proses pembangunan kepariwisataan dengan mengedepankan transparency and competition, adalah: (1) Dijamin adanya harga pasar produk wisata yang terendah (lowest market prices); (2) Meningkatkan penerimaan publik terhadap proyek kepariwisataan; (3) Mencegah aparat pemerintah dari praktek korupsi, kolusi dan nepotisme; (4) Meningkatkan kuantitas, kualitas, dan efisiensi pelayanan melalui persaingan dalam tata kelola kepariwisataan; serta (5) Meningkatkan kualitas pengelolaan dan pemeliharaan dalam penyediaan infrastruktur. METODOLOGI PENELITIAN Yang menjadi subjek penelitian adalah: Pihak pengelola obyek wisata waduk gondang, Wisatawan, Masyarakat Setempat, serta Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Lamongan. Jenis penelitian yang digunakan disesuaikan dengan jenis data yang digunakan, yaitu penelitian yang bersifat deskriptif kualitatif, dimana data yang dikumpulkan adalah data dalam bentuk gambar dan kata– kata, sebagian lagi dalam bentuk data angka. Tempat/lokasi penelitian adalah di Waduk Gondang yang terletak di Desa Gondang Lor, Kecamatan Sugio, Lamongan. Berdasar sumber datanya, penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Beberapa teknik pengumpulan data yang dilakukan: Observasi, Kuisioner, Wawancara, Dokumentasi, dan Studi Pustaka. Populasi dalam penelitian ini adalah wisatawan yang berkunjung ke Waduk Gondang. Populasi penelitian diambil dari total kunjungan wisatawan selama seminggu dan di peroleh jumlah sebanyak 172 wisatawan yang berkunjung ke Waduk Gondang setiap harinya. Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian wisatawan yang berkunjung ke Waduk Gondang. Metode penghitungan jumlah sampel dengan menggunakan metode Slovin dan diperoleh jumlah sampel minimal adalah 36, dimana jumlah ini sudah bisa dianggap mewakili populasi. Teknik sampling yang digunakan simple random sampling yaitu sebuah sampel yang diambil sedemikian rupa dari semua unsur dari populasi yang mempunyai kesempatan yang sama dipilih sebagai sampel tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi (Sugiyono, 2006). Setelah mengambil data primer dan data sekunder, maka selanjutnya diolah dn dianalisis dengan menggunakan Analisis SWOT, yaitu analisis yang umumnya digunakan untuk merumuskan strategi atas identifikasi berbagai faktor secara strategis berdasarkan intuisi (pemahaman dan pengetahuan) expert atau kompeten terhadap suatu obyek. Analisis ini didasarkan pada logika memaksimalkan kekuatan (Strength) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesess) dan ancaman (Threaths). Analisis SWOT mempertimbangkan faktor lingkungan internal berupa kekuatan dan kelemahan, serta lingkungan eksternal berupa peluang dan ancaman yang dihadapi oleh suatu perusahaan. Proses pembuatan analisis SWOT dapat dilakukan melalui delapan tahap penentuan strategi yang dibangun untuk suatu perusahaan melalui matrik SWOT. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Tujuan awal pembangunan Waduk Gondang adalah untuk mencukupi kebutuhan pengairan dalam rangka pelaksanaan program swasembada beras nasional. Secara lokal, Waduk Gondang juga berfungsi sebagai pengendali banjir. Dalam perkembangannya, Waduk Gondang juga dimanfaatkan sebagai obyek wisata. Sumber air Waduk Gondang adalah dari kali Gondang. Melihat
Tourism, Hospitality and Culinary Journal | Vol. 1 No. 1 | 51
Revitalisasi Pengelolaan Waduk Gondang Sebagai Objek Wisata Tirta Di Kabupaten Lamongan | Henny Wijaya
potensi pemandangan alam Waduk Gondang dengan latar belakang pegunungan yang sangat indah maka Pemerintah Kabupaten Lamongan juga memfungsikan Waduk Gondang sebagai obyek wisata, dengan dilengkapi perahu–perahu untuk pesiar keliling waduk sambil memancing. Selain itu, juga dibangun sarana tempat bermain anak dan Pendopo Waduk Gondang yang dimanfaatkan sebagai tempat pertunjukan kesenian dan musik. Di tempat wisata Waduk Gondang, juga terdapat kebun binatang mini, serta bumi perkemahan. Kondisi jalan menuju lokasi obyek wisata Waduk Gondang dapat dicapai dari beberapa arah jalan, yaitu dari arah Kecamatan Sugio, dari arah Kecamatan Mantup, dari arah Kecamatan Kedung Pring dan dari Kecamatan Modo. Kondisi jalan untuk menuju lokasi Waduk Gondang masih diperlukan perbaikan karena kondisi jalan aspal yang masih rusak. Sarana jalan juga masih perlu ditambahkan, seperti penerangan jalan maupun tanda–tanda petunjuk arah untuk menuju obyek wisata Waduk Gondang. Data jumlah kunjungan wisatawan tercatat rata–rata jumlah pengunjung adalah 100 – 175 wisatawan per hari dan ada peningkatan jumlah pengunjung pada hari minggu atau hari-hari libur. Proses revitalisasi sebuah kawasan wisata mencakup perbaikan beberapa aspek, yaitu: aspek fisik, ekonomi, dan sosial dengan menggunakan pendekatan yang mampu memanfaatkan potensi lingkungan (sejarah, keunikan lokasi, dan citra tempat). Dalam kawasan wisata Waduk Gondang sendiri pengelola dapat mengembalikan Waduk Gondang sebagai obyek wisata tirta , jika pihak pengelola mempunyai arahan pengembangan pariwisata, antara lain: (1) Arahan strategi pengembangan obyek daya tarik wisata, khususnya untuk peningkatan kualitas, daya dukung, dan pelayanan; (2) Arahan strategis pengembangan sarana dan prasarana, seperti keasrihan wahana waduk gondang, kelayakan wahana wisata tirta, dan yang lainnya; (3) Arahan strategis pengembangan infrastruktur yang meliputi peningkatan kualitas dan kapasitas tempat makan dan minum, penataan kamar mandi, persampahan dan system drainase, listrik, distribusi air bersih, serta penambahan atraksi wisata seperti out bound dan kolam renang untuk anak–anak; (4) Arahan strategis pengembangan aksesbilitas, terutama perbaikan poros jalan menuju pusat area kawasan Waduk Gondang, termasuk didalamnya perbaikan fasilitas dan sarana lain yang diperlukan; (5) Arahan strategi pengembangan pemasaran yang meliputi pengembangan dan peningkatan kualitas dan kuatintas kegiatan promosi. Selain itu, juga diperlukan peningkatan dan peran jasa biro perjalanan wisata dalam mempromosikan wisata Waduk Gondang. Hasil Analisis Matriks IFAS dan EFAS Tabel 1 menjelaskan tentang hasil analisis Matriks IFAS (Internal Factors Analysis Strategy), dimana Pembobotan menggunakan metode perbandingan berpasangan. Tabel 1 Matriks IFAS (Internal Factors Analysis Strategy) No.
Rating
Nilai (bobot x rating)
0,07
3
0,21
0,07
3
0,21
Faktor Strategi Internal
Bobot
Wisata Waduk Gondang Lamongan ini mempunyai potensi sebagai wisata tirta, karena kondisi lingkungan yang asri dan mempunyai panorama yang indah. Memiliki sejarah yang menarik serta kegiatan masyarakat sekitar waduk yang unik.
Kekuatan : 1. 2. 3.
Kondisi lingkungan kawasan wisata Waduk Gondang yang masih alami serta mempunyai koleksi beberapa pohon yang
Tourism, Hospitality and Culinary Journal | Vol. 1 No. 1 | 52
Revitalisasi Pengelolaan Waduk Gondang Sebagai Objek Wisata Tirta Di Kabupaten Lamongan | Henny Wijaya
No.
Faktor Strategi Internal usiannya sudah sangat tua sehinnga bisa menjadi edukasi untuk para wisatawan yang datang.
4. 5.
Aksesbilitas menuju kawasan wisata Waduk Gondang cukup memadai. Keramah tamaan masyarakat sekitar serta para penjual disekitar wisata tersebut cukup baik dalam melayani wisatawan yangberkunjung.
Rating
Nilai (bobot x rating)
0.05
2
0,1
0.07
3
0,21
0,09
4
0,36
Bobot
4
6.
Harga wisata yang cukup murah
0,09
0,36
7.
Besarnya minat dari masyarakat untuk pengembangan kawasan wisata berdasarkan potensi yang ada.
0,07
3
0,21
Kelemahan : 1.
Kurangnya sarana dan prasarana dan yang ada di wisata Waduk Gondang.
0,05
2
0,1
2.
Kurangnya kegiatan atraksi wisata tirta maupun fasilitas bermain anak – anak yang ada di wisata Waduk Gondang.
0,07
3
0,21
3.
Keterbatasan dan kurangya perawatan fasilitas yang ada.
0,05
2
0,1
4.
Kurangnya kuantitas dan kwalitas SDM pariwisata yang mengelola Obyek wisata Waduk Gondang.
0,07
3
0,21
0,05
2
0,1
0,07
3
0,21
0.01
1
0,01
5. 6. 7.
Masih kurangnya kegiatan promosi dalam memperkenalkan wisata Waduk Gondang ke luar daerah. Masih kurangnya kegiatan pelatihan atau training kepada masyarakat sekitar ataupun pengelola yang berkaitan dengan pariwisata. Penataan tempat makan dan minum yang masih kurang teratur.
8.
Kurangya kerja sama antara pengelola dengan masyarakat sekitar.
0,05
2
0,1
9.
Tidak adanya sarana transportasi yang menuju ke obyek wisata Waduk Gondang.
0,02
1
0,02
10.
Prasarana jalan terutama pada kawasan obyek wisata Waduk Gondang perlu perhatian.
0,05
2
0,1
Total
1,00
2,82
Terlihat bahwa dari analisis matriks IFAS, nilai Total adalah 2,82. Hal ini menunjukkan bahwa obyek wisata Waduk Gondang adalah mempunyai factor kekuatan internal untuk dilakukan revitalisasi pengelolaan. Tabel 2 menjelaskan tentang hasil analisis Matriks EFAS (Eksternal Factors Analysis Strategy), dimana nilai pembobotan menggunakan metode perbandingan berpasangan. Tabel 2 Matriks EFAS ( Eksternal Factors Analysis Strategy ) No.
Faktor Strategi Eksternal
Peluang : 1. Wisatawan mudah dalam mencapai lokasi. Dengan adanya obyek wisata Waduk Gondang diharapkan 2. dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi masyarakat sekitar dan memperbaiki kesejahteraan masyarakat.
Rating
Nilai (bobot x rating)
0,12
4
0,48
0,09
3
0,27
Bobot
Tourism, Hospitality and Culinary Journal | Vol. 1 No. 1 | 53
Revitalisasi Pengelolaan Waduk Gondang Sebagai Objek Wisata Tirta Di Kabupaten Lamongan | Henny Wijaya
No.
Faktor Strategi Eksternal
Masih tersediannya lahan untuk menambah atraksi wisata dan membangun fasilitas yang belum tersedia di Waduk Gondang. Adanya kerja sama dengan pihak swasta maupun 4. kelompok pariwisata lainnya. 5. Menyerap tenaga kerja di daerah sekitar obyek wisata yang dapat mengurangi pengangguran. Ancaman : Letak atau lokasi wiasata Waduk Gondang yang cukup jauh 1. dari kota dan obyek wisata lainnya. Terjadinnya kerusakan alam karena adanya dampak 2. lingkungan dari kegiatan pariwisata. Kurangnya prioritas pembangunan pemerintah kabupaten 3. terhadap sektor pariwisata. 3.
4. 5.
Kesadaran sebagian besar wisatawan akan lingkungan yang masih rendah. Tidak tersediannya transportasi umum yang menuju lokasi wisata Waduk Gondang. Total
Rating
Nilai (bobot x rating)
0,12
4
0,48
0,08
2
0,16
0,09
2
0,18
0,12
4
0,48
0,09
3
0,27
0,09
3
0,27
0,08
1
0,08
0,12 1,00
4
0,48 3,15
Bobot
Terlihat bahwa dari analisis matriks EFAS, nilai Total adalah 3,15. Hal ini menunjukkan bahwa obyek wisata Waduk Gondang adalah berpeluang besar untuk dikembangkan. Tabel 3 menunjukkan, hasil analisis Matriks SWOT. Tabel 3 Analisis Matriks SWOT
IFAS
EFAS
Strenghts Wisata Waduk Gondang Lamongan ini mempunyai potensi sebagai wisata tirta , karena kondisi lingkungan yang asri dan mempunyai panorama yang indah. Memiliki sejarah yang menarik serta kegiatan masyarakat sekitar waduk yang unik. Kondisi lingkungan kawasan wisata Waduk Gondang yang masih alami serta mempunyai koleksi beberapa pohon yang usiannya sudah sangat tua sehinnga bisa menjadi edukasi untuk para wisatawan yang datang. Aksesbilitas menuju kawasan wisata Waduk Gondang cukup memadai. Keramah tamaan masyarakat sekitar serta para penjual disekitar wisata tersebut cukup baik dalam melayani wisatawan yangberkunjung. Harga wisata yang cukup murah. Besarnya minat dari masyarakat untuk pengembangan kawasan wisata berdasarkan potensi
Weakness Kurangnya sarana dan prasarana yang ada di wisata Waduk Gondang. Kurangnya kegiatan atraksi wisata tirta maupun fasilitas bermain anak – anak yang ada di wisata Waduk Gondang. Keterbatasan dan kurangya perawatan fasilitas yang ada. Kurangnya kuantitas dan kwalitas SDM pariwisata yang mengelola Obyek wisata Waduk Gondang. Masih kurangnya kegiatan promosi dalam memperkenalkan wisata Waduk Gondang ke luar daerah. Masih kurangnya kegiatan pelatihan atau training kepada masyarakat sekitar ataupun pengelola yang berkaitan dengan pariwisata. Penataan tempat makan dan minum yang masih kurang teratur. Kurangya kerja sama antara pengelola dengan masyarakat sekitar. Tidak adanya sarana transportasi yang menuju ke obyek wisata Waduk
Tourism, Hospitality and Culinary Journal | Vol. 1 No. 1 | 54
Revitalisasi Pengelolaan Waduk Gondang Sebagai Objek Wisata Tirta Di Kabupaten Lamongan | Henny Wijaya
yang ada.
Opportunities Wisatawan mudah dalam mencapai lokasi. Dengan adanya obyek wisata Waduk Gondang diharapkan dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi masyarakat sekitar dan memperbaiki kesejahteraan masyarakat. Masih tersediannya lahan untuk menambah atraksi wisata dan membangun fasilitas yang belum tersedia di Waduk Gondang. Adanya kerja sama dengan pihak swasta maupun kelompok pariwisata lainnya. Menyerap tenaga kerja di daerah sekitar obyek wisata yang dapat mengurangi pengangguran.
S – O Strategies Memberdayakan masyarakat sekitar dengan memberikan pelatihan , khususnya dibidang pariwisata. Menjalin kerja sama dengan pihak swasta untuk mengelola obyek wisata Waduk Gondang sebagai wisata tirta. Melakukan penambahan kegiatan atraksi wisata yang ada sesuai dengan keadaan kawasan wisata Waduk gondang.
Threaths Letak atau lokasi wiasata Waduk Gondang yang cukup jauh dari kota dan obyek wisata lainnya. Terjadinnya kerusakan alam karena adanya dampak lingkungan dari kegiatan pariwisata. Kurangnya prioritas pembangunan pemerintah kabupaten terhadap sektor pariwisata. Kesadaran sebagian besar wisatawan akan lingkungan yang masih rendah. Tidak tersediannya transportasi umum yang menuju lokasi wisata Waduk Gondang.
S – T Strategies Menjaga kelestarian lingkungan dengan cara menjaga dan merawat kawasan sekitar obyek wisata. Mempertahankan budaya lokal masyarakat sekitar sehingga bisa menarik wisatawan yang datang. Meningkatkan kerjasama dengan berbagai sektor usaha dalam mengatasi minimnya anggaran dan kekurangan dana.
Gondang. Prasarana jalan terutama pada kawasan obyek wisata Waduk Gondang perlu perhatian. W – O Strategies Meningkatkan kerja sama antara pihak pengelola ( pemerintah ) , masyarakt sekitar dan pihak swasta. Melakukan kegiatan promosi melalui media cetak , internet dan bekerja sama dengan biro perjalanan wisata yang ada di kota Lamongan . Memeberikan pelatihan – pelatihan khusus terhadap para pengelola tentang pengetahuan pariwista. Memperbaiki sarana dan prasarana serta melengkapi infrastruktur guna menunjang aktivitas wisatawan.
W – T Strategies Peningkatkan pemberdayaan dalam keterelibatan masyarakat sekitar. Bekerja sama dengan dinas perhubungan dalam pengadaan transportasi umum menuju lokasi wisata. Memberikan arahan kepada masyarakat sekitar maupun wisatawan untuk menjaga lingkungan sekitar dengan cara membuang sampah pada tempatnya. Menata atau membangun kembali kawasan wisata Waduk Gondang sesuai dengan master plan yang di buat oleh badan perencanaan dan pembangunan daerah Kabupaten Lamongan.
Secara keseluruhan dari analisis IFAS dan EFAS pada Tabel 1 dan Tabel 2, dapat disimpulkan bahwa Wisata Waduk Gondang memiliki peluang besar untuk menjadi wisata tirta, walaupun masih adanya kelemahan–kelemahan yang perlu untuk diperbaiki dan ditingkatkan, terutama adalah sarana prasarana, atraksi wisata, dan SDM pariwisata. Selain itu, hasil analisis juga menunjukkan bahwa obyek wisata Waduk Gondang memiliki kekuatan (potensi alam, sejarah, serta kegiatan masyarakat sekitar waduk yang unik), meskipun masih mempunyai kelemahan yang harus segera di perbaiki. Hambatan yang muncul terhadap wisata Waduk Gondang adalah minimnya dana anggaran dari
Tourism, Hospitality and Culinary Journal | Vol. 1 No. 1 | 55
Revitalisasi Pengelolaan Waduk Gondang Sebagai Objek Wisata Tirta Di Kabupaten Lamongan | Henny Wijaya
pemerintah untuk memperbaiki sarana dan prasarana, serta fasilitas penunjang lainnya. Dimana hal ini disebabkan karena kurangya prioritas pembangunan Pemerintah Kabupaten terhadap sektor Pariwisata. Berdasar hasil analisis Matriks SWOT pada Tabel 3, terlihat bahwa: (1) Hasil strategi Strenghts + Opportunities adalah perlu adanya kerjasama dengan pihak swasta untuk mengelola obyek wisata Waduk Gondang sebagai wisata tirta, melakukan penambahan kegiatan atraksi wisata yang ada sesuai dengan keadaan kawasan wisata, serta memberdayakan masyarakat sekitar dengan memberikan pelatihan, , khususnya di bidang Pariwisata; (2) Hasil strategi Strenghts + Threaths adalah perlu adanya peningkatan kerja sama dengan berbagai sektor usaha, sebagai akibat dari minimnya anggaran dan terbatasnya dana, serta perlunya menjaga kelestarian lingkungan di sekitar obyek wisata. Selain itu, perlu untuk mempertahankan budaya lokal masyarakat sekitar untuk menarik wisatawan yang berkunjung ke obyek wisata Waduk Gondang; (3) Hasil strategi Weakness + Opportunities adalah perlu untuk memperbaiki sarana prasarana dan melengkapi infrastruktur guna menunjang aktivitas wisatawan. Dari segi pemasaran, perlu adanya peningkatan promosi melalui berbagai media dan bekerjasama dengan biro perjalanan wisata khususnnya yang ada di kota Lamongan, serta perlu adanya kerjasama antara pihak pengelola dan masyarakat sekitar; (4) Hasil strategi Weakness + Threaths adalah perlu adanya peningkatan pemberdayaan dalam keterlibatan masyarakat sekitar, Kerja sama dengan dinas perhubungan dalam pengadaan transportasi umum, serta menata atau membangun kembali kawasan wisata Waduk Gondang sesuai dengan master plan yang di buat oleh badan perencanaan dan pembangunan daerah Kabupaten Lamongan. Berdasarkan analisis SWOT tersebut, maka perlu adanya skala prioritas dalam membangun kawasan Waduk Gondang sebagai obyek wisata tirta dari aspek pengelolaan, dimana dalam proses pencapaianya dapat dilakukan melalui prisnsip tata kelola kepariwisataan yang baik (good tourism governance) yang berbasis pada prinsip–prinsip sebagai berikut: (1) Masyarakat sekitar obyek wisata Waduk Gondang harus ikut serta mengawasi dan ikut terlibat dalam pengembangan obyek wisata; (2) Para pelaku, khususnya pemerintah daerah dan masyarakat sekitar, harus terlibat secara aktif dan produktif dalam pembangunan obyek wisata Waduk Gondang; (3) Meningkatkan kualitas dan kuantitas SDM pariwisata dalam mengelola obyek wisata dengan melalui kegiatan pelatihan; (4) Meningkatkan sarana dan prasarana, serta infrastruktur pendukung kegiatan wisatawan; (5) Menata atau membangun kembali kawasan wisata Waduk Gondang sesuai dengan master plan Kabupaten Lamongan; (6) Menjaga dan memelihara lingkungan sekitar kawasan wisata Waduk Gondang. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat dikemukakan kesimpulan sebagai berikut: (1) Produk dan atraksi wisata yang ada di obyek wisata Waduk Gondang masih sangat kurang, karena banyaknya fasilitas wisata yang rusak dan kurang terawat; (2) Sarana prasarana dan infrastruktur penunjang lainnya dari segi amenities, accessibillity kurang memadai, sifat terhadap lingkungan sangat rendah dan kurangya SDM pariwisata; (3) Tidak adannya kerja sama antara pihak pemerintah dengan masyarakat sekitar dalam mengembangkan obyek wisata Waduk Gondang. Dengan demikian, diperlukan revitalisasi pengelolaan Waduk Wisata Gondang untuk menjadi obyek wisata tirta yang menjadi tujuan favorit bagi wisatawan yang datang ke Kabupaten Lamongan, dengan melalui prinsip good tourism governance.
Tourism, Hospitality and Culinary Journal | Vol. 1 No. 1 | 56
Revitalisasi Pengelolaan Waduk Gondang Sebagai Objek Wisata Tirta Di Kabupaten Lamongan | Henny Wijaya
DAFTAR RUJUKAN DMO.2012. Environmentally and Socially ResponsibleTourism Capacity Development Programme. European Union Pendit, Nyoman S. 2002. Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana. Jakarta: PT. Pradnya Paramita. Peraturan Pemerintah Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Kepariwisataan. Sugiyono. 2006. Statistika Untuk Penelitian, Cetakan Ketujuh. Bandung: CV. Alfabeta. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan. Yoeti, Oka A. 2008. Perencanaan&Pengembangan Pariwisata. Jakarta : PT Pradaya Paramita.
Tourism, Hospitality and Culinary Journal | Vol. 1 No. 1 | 57