TEKNODIKA, Volume 13, Nomor 1, Maret 2015
58
REVITALISASI BUDAYA LOKAL KOTA KUDUS DALAM PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DI SEKOLAH DASAR
Sri Utaminingsih1), Imaniar Purbasari2), Nur Fajrie3) 1 PGSD FKIP Universitas Muria Kudus
[email protected] 2 PGSD FKIP Universitas Muria Kudus
[email protected] 3 PGSD FKIP Universitas Muria Kudus
[email protected] Abstrak Perwujudan budaya lokal terdapat pada tradisi, religi, sosial, teknologi dan seni. Penelitian ini bertujuan memberikan model pelestarian budaya melalui dunia pendidikan untuk mengembangkan visualisasi yang baru terhadap karakter-karakter budaya lokal di Kudus dengan cara melakukan kajian ilmu pengetahuan dan seni, melalui rekonstruksi serta melakukan visualisasi ulang terhadap karakter budaya lokal dengan gaya visual dan cerita yang baru agar bisa diterima khususnya oleh siswa-siswa di Sekolah Dasar. Jenis metode penelitian ini yang digunakan adalah metode Penelitian dan Pengembangan ( ). Hasil yang dikembangkan dalam pengembangan bahan ajar terdiri dari: (1) Kajian tentang kondisi, persepsi dan kebutuhan bahan ajar berupa cerita bergambar budaya lokal Kudus; (2) Kajian hasil pengembangan bahan ajar berupa cerita bergambar budaya lokal kota Kudus, dan (3) Kajian hasil uji coba produk. Selama proses pembelajaran budaya lokal Kudus, hasil penilaian sikap diambil dari kemampuan kognitif dan psikomotorik melalui keaktifan siswa dan hasil pengamatan siswa. Aspek kognitif yang dimiliki yaitu pengetahuan tentang cerita budaya lokal Kudus, mennganalisis cerita budaya lokal Kudus dari segi makna yang terkandung Kata Kunci : Abstract
Revitalisasi Budaya Lokal ota udus dalam Pengembangan Bahan Ajar di Sekolah Dasar Sri Utaminingsih, Imaniar Purbasari, N
59
Keywords: PENDAHULUAN
oleh generasi penerus. Salah satu usaha
Seiring dengan kemajuan jaman, tradisi
untuk melestarikan budaya lokal melalui
dan budaya lokal yang pada awalnya dipegang
sumber belajar dalam bidang pendidikan yang
teguh, dipelihara dan dijaga keberadaannya,
harapannya dapat memberikan pemahaman
kini hampir tinggal cerita. Kebanyakan
tentang hasil-hasil budaya setempat kepada
masyarakat memilih untuk mengedepankan
peserta didik. Keberlangsungan itu ditandai
dan daerahnya sendiri yang sesungguhnya
oleh pewarisan budaya dan karakter yang
justru budaya daerah atau budaya lokal yang
telah dimiliki masyarakat dan bangsa. Oleh
sangat sesuai dengan kepribadian bangsanya.
karena itu, pendidikan adalah proses pewarisan
Membahas budaya lokal, secara pengertian
budaya dan karakter bangsa bagi generasi
luas dikatakan oleh Judistira (2008:113)
muda dan juga proses pengembangan budaya
bahwa budaya lokal bukan hanya terungkap
dan karakter bangsa untuk peningkatan kualitas
dari bentuk dan pernyataan rasa keindahan
kehidupan masyarakat dan bangsa di masa
melalui kesenian belaka; tetapi termasuk segala
mendatang.
bentuk, dan cara-cara berperilaku, bertindak,
Budaya lokal di Kota Kudus terbentuk
serta pola pikiran yang berada jauh dibelakang
oleh sejarah asal usul dan perkembangannya
apa yang tampak tersebut. Merebaknya
yang di dasari perjuangan penyebaran agama
budaya mancanegara yang dikemas dengan
islam di pulau Jawa. Perwujudan budaya lokal
media komunikasi membuat keberadaan
terdapat pada tradisi, religi, sosial, teknologi
budaya lokal mudah dilupakan oleh generasi
dan seni. Dalam perkembangan budaya di Kota
muda di Indonesia. Budaya dari luar negeri
Kudus menjelma menjadi Kabupaten dagang
menjadi konsumsi publik yang dianut oleh
dan industri. Peninggalan-peninggalan sejarah
para generasi muda umumnya pada tingkat
dan benda cagar budaya yang berhubungan
pelajar. Setidaknya langkah awal untuk usaha
dengan ajaran hindu-islam yang ada di pulau
mengenalkan budaya-budaya daerahnya sendiri
Jawa terdapat di Kota Kudus Salam (1977:5).
harus diupayakan dengan konsep penyampaian
Sumber materi belajar itulah dijadikan ciri
di bidang pendidikan yang mudah diterima
khas yang berbeda dengan daerah lain dan
TEKNODIKA, Volume 13, Nomor 1, Maret 2015
60
perlu diangkat menjadi bahan pembelajaran
peran kurikulum, tidak lepas juga dari peran guru
mengenai pengenalan budaya lokal Kudus
sebagai pelaku konsep dalam kurikulum untuk
terhadap generasi muda khususnya siswa-
peserta didiknya. Dalam proses pendidikan,
siswa Sekolah Dasar. Mengenalkan hasil-hasil
guru tidak hanya menjalankan fungsi alih
budaya kepada peserta didik di ruang lingkup
ilmu pngetahuan (
bidang pendidikan juga memerlukan strategi
tapi juga berfungsi untuk menanamkan nilai
pembelajaran yang sesuai berupa media dan
(value) serta membangun karakter (Character
metode dengan tingkat perkembangan siswa
Building) peserta didik secara berkelanjutan
Sekolah Dasar.
dan berkesinambungan. Untuk itu perlu
)
Hubungan antara keberadaan budaya lokal
pengembangan bahan ajar yang bertujuan
dengan peran pendidikan harus diaplikasikan
mengaplikasikan budaya lokal Kudus dalam
dalam kurikulum. Kurikulum tahun 2013 yang
komponen pembelajaran melalui bahan
selama ini mengacu pada pendekatan
,
ajar di Sekolah Dasar. Zulkarnaini (2009)
artinya mendekatkan sumber lingkungan dalam
menjelaskan bahan ajar merupakan segala
aktivitas belajar kepada siswa. Sebagai
bentuk bahan yang digunakan membantu guru
, kurikulum harus direncanakan untuk dipelajari siswa serta harus diletakkan dalam segala pengalaman dan pengaruh yang ada dalam lingkungan sekitar siswa.
atau instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Apabila kita lihat kondisi saat ini, media cerita dan gambar sudah menjadi bahan
Pendidikan seperti sifat sasarannya yaitu
umum yang menjangkau seluruh tingkatan
manusia. mengandung banyak aspek dan
usia, tidak hanya anak-anak tetapi juga orang
sifatnya sangat kompleks. Sebagai transformasi
dewasa. Metode bercerita membantu kita untuk
budaya, pendidikan diartikan sebagai kegiatan
“melihat” di mana, bagaimana dan apa yang
pewarisan budaya dari generasi satu ke generasi
di alami oleh pelaku cerita dari awal sampai
yang lain. Sebagai proses pembentukan pribadi,
akhir kejadian atau kegiatan yang dia alami.
pendidikan diartikan sebagai kegiatan suatu
Zaman dahulu cerita dapat dituturkan secara
kegiatan yang sistematis dan sistemik terarah
lisan. Seiring dengan perjalanannya, cerita-
kepada terbentuknya kepribadian peserta didik
cerita dituangkan ke dalam tulisan yang kita
(Tirtarahardja, 2005).
kenal dengan karangan. Sedangkan gambar
Terkait dengan usaha pelestarian budaya
(visual) dikenal sebagai buatan manusia berupa
lokal dalam bidang pendidikan, disamping
karya dua dimensi, yang mempunyai kemiripan
Revitalisasi Budaya Lokal ota udus dalam Pengembangan Bahan Ajar di Sekolah Dasar Sri Utaminingsih, Imaniar Purbasari, N
61
METODE atau manusia. Media cerita bergambar dapat
Jenis metode penelitian ini yang digunakan adalah metode Penelitian dan Pengembangan
meni rukan suat u objek dimana objek
(
tersebut menjadi perilaku cerita dalam suatu
Penelitian Pengembangan (Research and
kegiatan atau kejadian. Menurut Sadiman
) digunakan peneliti
(2008:28) klasifikasi media pembelajaran
bermaksud menghasilkan produk tertentu,
mempunyai karakteristik yang dilihat dari
sekaligus menguji keefektifan produk
kemampuan membangkitkan rangsangan
tersebut. Dalam penelitian pengembangan
indera penglihatan, pendengaran, perabaan,
ini menggunakan model prosedural yang
pengecapan maupun penciuman atau sesuai
mendeskripsikan tahapan yang harus diikuti
dengan tingkat hirarki belajar. Media
untuk menghasilkan produk bahan ajar berupa
pembelajaran cerita bergambar berupa
media cerita bergambar.
).
teks dan gambar membantu menyampaikan
Untuk tahap awal penelitian, peneliti
pembelajaran untuk siswa di Sekolah
menggunakan pendekatan kualitatif dengan
Dasar.
tujuan memperoleh data faktual di lapangan
Dengan dasar penjelasan t ersebut
penelitian. Alasannya adalah permasalahan
melatarbelakangi peneliti untuk merevitalisasi
penelitian ini bersifat holistik (menyeluruh),
budaya lokal Kudus untuk mengembangkan
kompleks, bermakna dan dinamis.Penelitian
bahan ajar di Sekolah Dasar. Penelitian ini
ini diterapkan pada guru kelas Sekolah Dasar
bertujuan memberikan model pelestarian
di Kabupaten Kudus yang diharapkan dapat
budaya melalui dunia pendidikan untuk
mengaplikasikan perencanaan pembelajaran
mengembangkan visualisasi yang baru
IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) kepada siswa
terhadap karakter-karakter budaya lokal di
Sekolah Dasar. Model penelitian pengembangan
Kudus dengan cara melakukan kajian ilmu
yang telah dikembangkan oleh peneliti, dengan
pengetahuan dan seni, melalui rekonstruksi
tiga tahap yaitu : Tahap studi pendahuluan,
serta melakukan visualisasi ulang terhadap
tahap pengembangan dan tahap validasi.
karakter budaya lokal dengan gaya visual dan cerita yang baru agar bisa diterima khususnya oleh siswa-siswa di Sekolah Dasar.
HASIL DAN PEMBAHASAN Tahap pembahasan akan disajikan hasil studi pendahuluan dan hasil pengembangan.
62
TEKNODIKA, Volume 13, Nomor 1, Maret 2015
Secara berurutan disajikan: (1) Kajian tentang
materi bahan ajar, (c) menginterprestasi sumber
kondisi, persepsi dan kebutuhan bahan ajar
bahan ajar, (d) membuat sinopsis bahan ajar,
berupa cerita bergambar budaya lokal Kudus;
dan (e) membuat rancangan cerita bergambar.
(2) Kajian hasil pengembangan bahan ajar
Perencanaan bentuk bahan ajar disusun
berupa cerita bergambar budaya lokal kota
berupa (1) pengenalan materi dan pemahaman
Kudus, dan (3) Kajian hasil uji coba produk.
materi, (b) rancangan dasar gambar meliputi
Secara umum kondisi pelaksanaan
unsur-unsur desain, efek cerita bergambar,
pembelajaran di Sekolah Dasar mempunyai
latar belakang dan tokoh, (c) penyusunan dan
hambatan antara lain; (a) tidak adanya acuan
penyesuaian kompetensi inti serta kompetensi
atau arahan pembelajaran di Sekolah Dasar
dasar, bahan kepustakaan maupun pedoman
mengenai budaya lokal di Kota Kudus
penggunaan dalam pembelajaran di Sekolah
sebelumnya; (b) guru kelas Sekolah Dasar yang
Dasar. Untuk tahap pelaksanaan terdiri dari
tidak mempunyai latar belakang kemampuan
analisis kompetensi inti dan kompetensi dasar,
dalam pembelajaran mengenai budaya lokal
penyusunan jaringan materi dan penyusunan
kota Kudus; (c) kurang tersedianya media
bahan ajar. Pada tahap ujicoba draft bahan
pembelajaran berupa cerita bergambar budaya
ajar menghasilkan berbagai konsep dalam
lokal Kota Kudus dan (d) Guru belum mampu
pembelajaran yang dilakukan di SD Demaan
mengembangkan media, materi dan evaluasi pembelajaran untuk budaya lokal Kota Kudus.
unsur budaya lokal Kudus rupa melalui
Pada tahap hasil pengembangan bahan
gambar dan teks cerita menggunakan metode
ajar cerita bergambar budaya lokal Kudus
mendongeng serta diskusi; (b) penguasaan
melalui tahap perencanaan meliputi studi
bahan ajare dalam gambar dan teks cerita
lapangan di lokasi budaya Kabupaten Kudus.
dalam mengekspresikan diri pembelajaran
Selanjutnya dikumpulkan sumber rujukan
budaya lokal Kudus; (c) menentukan metode
untuk pengembangan bahan ajar budaya
dan media yang sesuai dengan karakteristik
lokal Kudus. Setelah mengumpulkan data
siswa Sekolah Dasar; (d) kemampuan siswa
dilapangan dan sumber rujukan dibuatlah
melalui kepekaan lingkungan.
perencanaan peta kedudukan bahan ajar
Sedangkan penguasaan guru dalam
meliputi (a) pengelompokan jenis-jenis budaya
pembelajaran budaya lokal Kudus terletak
lokal Kudus, (b) mengaitkan sumber lapangan
pada: (a) memotivasi siswa untuk merangsang
dan sumber rujukan berupa literature dalam
pembelajaran budaya lokal Kudus dalam
Revitalisasi Budaya Lokal ota udus dalam Pengembangan Bahan Ajar di Sekolah Dasar Sri Utaminingsih, Imaniar Purbasari, N
63
lingkungan sekitarnya; (b) menghubungkan
diimbangi dengan pemahaman tentang konsep
pembelajaran budaya lokal Kudus dengan
dari unsur-unsur budaya dalam suatu cerita di
kehidupan sehari-hari (kontekstual);(c)
alam sekitarnya.
membantu mengatasi kesulitan siswa dalam proses pembelajaran lingkungan dan (e) memaknai hasil dari pembelajaran budaya
PENUTUP Revitalisasi budaya lokal Kudus dalam pengembangan bahan ajar di tingkat Sekolah
lokal Kudus. Selama proses pembelajaran budaya lokal
Dasar terdiri dari (1) tahap perencanaan yang
Kudus, hasil penilaian sikap diambil dari aspek
meliputi studi lapangan, pengumpulan sumber
yang dilakukan oleh siswa SD Demaan 3 Kudus
rujukan, perencanaan peta kedudukan bahan
yang meliputi aspek kemampuan kognitif
ajar dan perencanaan bentuk bahan ajar.
dan psikomotorik melalui keaktifan siswa
Sedangkan tahap pelaksanaan terdiri dari (1)
dan hasil pengamatan siswa. Aspek kognitif
penganalisis kompetensi inti dan kompetensi
yang dimiliki yaitu pengetahuan tentang
dasar, penyususna jaringan materi, penyusunan
cerita budaya lokal Kudus, mennganalisis
bahan ajar budaya lokal Kudus. Pada tahap
cerita budaya lokal Kudus dari segi makna
ujicoba meliputi aspek kemampuan kognitif
yang terkandung. Kemampuan tersebut perlu
dan psikomotorik melalui keaktifan siswa dan hasil pengamatan siswa
DAFTAR PUSTAKA Sejarah Lokal di Indonesia. Yogyakarta: Gajahmada Press Judistira, K. Garna. 2008
Bandung
: Lemlit Unpad. Salam, Solichin. 1977.
. Kudus: Penertbit Menara
Kudus. Tirtarahardja, Umar, S.L.LA Sulo.2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta:Rineka Cipta. Zulkarnaini. (2009). Teknik Penyusunan Bahan Ajar. (online). Tersedia : http://zulkarnainidiran. wordpress.com/2009/06/28/131/(09 September 2014).