REVIEW TANAMAN OBAT LEGUNDI (Vitex trifolia L.) MEDICINAL PLANT LEGUNDI (Vitex trifolia L.) : A REVIEW Agung Endro Nugroho1 dan Gemini Alam2 Bagian Farmakologi dan Farmasi Klinik, Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada; 2 Jurusan Farmasi, Fakultas MIPA Universitas Hasanudin Makassar ABSTRAK Indonesia memiliki berbagai jenis tanaman yang dapat digunakan sebagai obat. Tanaman obat agar bisa digunakan dalam sistem pelayanan kesehatan formal harus dibuktikan dahulu keamanan dan khasiatnya sehingga harus melalui serangkaiam penelitian antara lain uji farmakologi. Salah satu tanaman yang mempunyai beberapa data-data ilmiah adalah tanaman legundi (Vitex trifolia L.). Bukti-bukti ilmiah tersebut sangatlah diperlukan untuk pengembangan lebih lanjut pemanfataan Vitex trifolia L. dalam dunia kesehatan. V. trifolia mempunyai efek farmakologi antara lain sebagai antibakteri, antifungi, insektisida, antikanker, analgesik, trakeospasmolitik, antialergi maupun antipiretik. Dengan metode bioassay-guided separation, senyawa-senyawa aktifnya dapat diisolasi dan diidentifikasi. Akan tetapi, data-data toksisitas tanaman tersebut masih belum banyak dilaporkan. Oleh karena itu, perlu pengembangan lebih lanjut dari V. trifolia L. antara lain uji toksisitas, uji klinik dan formulasi bentuk sediaan. Kata kunci : legundi, V. trifolia, farmakologi, senyawa aktif
ABSTRACT Indonesia has various types of plants which can be used as medicinal plants. In order to be used in formal health care systems, they have to be safe and display promising pharmacological effects. Legundi (V. trifolia) for instance is one of having interesting pharmalogical data. Scientific pharmacological data is very important as a basic thought to develop further to the health care systems. V. trifolia was reported to have antibacterial, antifungal, insecticide, anticancer, analgesics, tracheospasmolitic, antiallergy and antipyretic activities. These active compounds have been isolated and identified. However, toxicity data is still not studied further yet. According to these facts, further study on V. trifolia is still needed especially on toxicity test, clinical test and also pharmaceutical dosage formulation. Key word: Legundi, V. trifolia , pharmacology, active compound
PENDAHULUAN Di Indonesia, pemanfaatan tanaman sebagai obat alam sudah sangat meluas. Dasar penggunaan obat tradisional tersebut di masyarakat berdasarkan informasi empirik. Tanaman obat, agar bisa digunakan dalam sistem pelayanan kesehatan masyarakat formal misalnya praktek dokter, puskesmas dan rumah sakit harus dibuktikan dahulu keamanan dan khasiatnya. Oleh karena itu, tanaman obat tersebut harus diuji melalui serangkaian penelitian ilmiah (standarisasi tanaman, uji praklinik maupun klinik farmakologi, dan formulasi bentuk sediaan) agar dapat didaftarkan sebagai jamu, obat tradisional terstandarisasi maupun fitofarmaka. Dari sekian banyak tanaman obat tradisional Indonesia, hanya beberapa saja yang sudah mempunyai data-data ilmiah. Salah satu tanaman yang mempunyai beberapa data-data ilmiah adalah tanaman legundi (V. trifolia ). Tanaman ini dilaporkan mempunyai beberapa aktivitas farmakologi antara lain antibakteri, antifungi, insektisida, antikanker, analgesik, antialergi maupun antipiretik. Bahkan, senyawa-senyawa aktif dari tanaman tersebut sudah dapat diisolasi dan diidentifikasi. Bukti-bukti ilmiah seperti ini sangatlah diperlukan untuk pengembangan lebih lanjut pemanfataan legundi (V. trifolia) dalam dunia kesehatan. Genus Vitex (Verbenaceae) mempunyai banyak spesies yang berupa tanaman maupun semak belukar, dan beberapa referensi melaporkan Vitex mempunyai 70 spesies diantaranya adalah V. agnus-castus,, V. incisa, V. divaricata., V. glabrata., V. negundo., V. parviflora , V. trifolia. V. negundo dan V. incisa berasal dari Asia, V. Agnus-castus, L. berasal dari Mediterania, sedangkan V. trifolia berasal dari India dan Mexico. V. trifolia atau disebut sebagai tanaman legundi, mempunyai beberapa varietas yaitu V. trifolia var. bicolor (Willd.) Moldenke, var. subtrisecta (Kuntze) Moldenke, var. trifolia, dan var. variegata Moldenke. Ada satu lagi yaitu V. trifolia L. var. simplicifolia Cham. dengan nama lain V. rotundifolia L. f. atau V. ovata Thunb (Gilman, 1999; NRCS, 2005).
Di Indonesia, legundi (V. trifolia ) tumbuh sebagai tanaman maupun semak belukar, dan oleh beberapa orang digunakan sebagai pagar halaman. Tanaman tersebut juga dilaporkan memiliki beberapa efek farmakologi, dan mempunyai peluang digunakan sebagai obat. Bahkan beberapa penelitian melaporkan kandungan kimia dari buah maupun daun legundi yaitu senyawa golongan flavonoid (kastisin; 3,6,7-trimetil kuersetagetin; vitexin; artemetin; 5-metil artemetin; 7-desmetil artemetin; luteolin; luteolin-7-O-β-D-glukuronida; luteolin-3-O-βD-glukuronida dan isoorientin), terpenoid, maupun sterol (β-sitosterol and β-sitosterol-βD-glukosida (Nair et al., 1975; Vedantham dan Subramanian, 1976; Ramesh et al., 1986; Zeng et al., 1996). Pada tulisan ini dipaparkan beberapa penelitian tanaman legundi (V. trifolia L.) di bidang farmakologi secara ilmiah, dan ini akan sangat bermanfaat untuk merangsang pemanfaatan legundi, yang selama ini hanya tumbuh liar, dapat digunakan sebagai obat di masa mendatang. ANTIPIRETIK Sebagai tanaman obat, legundi (V. trifolia ) dapat digunakan dalam pengobatan batuk maupun demam. Dalam penggunaannya, seringkali legundi dicampur dengan rimpang kencur dan rimpang kunyit. Ikram et al. (1987) membuktikan secara ilmiah efek antipiretik dari tanaman tersebut. Pada penelitian tersebut, pemberian ekstrak heksan dan kloroform biji legundi secara oral menunjukkan efek antipiretik yang ringan pada hewan kelinci yang diinduksi ragi (yeast). ANALGESIK Telah disebutkan bahwa salah satu varietas dari V.trifolia adalah V. simplicifolia Cham. dengan nama lain V. rotundifolia f. atau V. ovata (NRCS, 2005). Ekstrak tanaman tersebut menunjukkan efek analgesik pada tikus dengan metode geliat (acetic acidinduced writhing) yang diberikan secara oral. Dengan menggunakan metode activity-guided separation dapat diketahui fraksi aktif yang mengandung senyawa-senyawa yaitu
vitexfolin A, B and C; 10-O-vanilloilaukubin; dihidrodehidrodikoniferilalkohol-β-D-(2'-O-phidroksibenzoil) glu- kosida; dan vanilloil-βD-(2'O-p-hidroksibenzoil)glukosida, bersamasama dengan agnusida dan eritro- maupun treoguaiasilgliserol. Senyawa-senyawa tersebut menunjukkan efek analgesik yang signifikan pada kisaran dosis 15 – 50 mg/kg BB (Okuyama et al., 1998). INSEKTISIDA Hernández et al. (1999) telah meneliti aktivitas ekstrak diklorometan daun Vitex trifolia L. terhadap Spodoptera frugiperda (Nocturidae), yang merupakan hama pada tanaman jagung, gandum, kedelai maupun tanaman hias. Dari penelitia tersebut, ekstrak diklorometan menunjukkan efek insektisida optimum (penghambatan 100 %) pada konsentrasi tertinggi yaitu 1 mg/cm2.
ANTIALERGI V. trifolia menunjukkan efek antialergi baik secara in vitro maupun in vivo. Ikawati et al. (2001) melaporkan bahwa ekstrak n-heksana maupun etanol daun tanaman tersebut menunjukkan penghambatan pelepasan histamin yang diinduksi IgE pada sel RBL-2H3 (rat basophilic leukemia cell line), analog tumor dari sel mast masingmasing sebesar 80 dan 70 %. Kedua ekstrak daun V. trifolia tidak menunjukkan stimulasi histamin pada sel RBL-2H3 tanpa diinduksi IgE (Spontaneous histamine release). Hal ini mengindikasi bahwa ekstrak daun V. trifolia tidak menginduksi histamin secara spontan, dan dapat menghambat pelepasan histamin in vitro. Di lain pihak, Shin et al. (2000) meneliti ekstrak air dari buah V. trifolia var. simplicifolia Cham. (Vitex rotundifolia L. f.) terhadap reaksi allergi tipe segera (immediatetype allergic reaction) baik in vitro maupun in vivo. Ekstrak tanaman (10-3 –1,0 mg/ml) tersebut dapat menghambat pelepasan histamin dari sel mast peritoneal tikus yang diinduksi baik dengan compound 48/80 ataupun IgE anti-DNP.. Ekstrak tanaman V. trifolia var. simplicifolia Cham. diduga mengandung banyak polisakarida anionik dan
tanin yang dapat mempengaruhi aktivasi protein-G sehingga dapat menghambat pelepasan histamin. Lebih lanjut, esktrak tersebut juga menghambat produksi tumor necrosis factor alpha (TNF-α) pada sel mast peritoneal tikus yang diinduksi IgE. TNF-α sel mast merupakan mediator penting dalam proses inflammasi. Penelitian in vivo, ekstrak tanaman V. trifolia var. simplicifolia Cham. menhambat reaksi allergi sistemik yang diinduksi compound 48/80 maupun reaksi anafilaksis kutaneus pasif yang diinduksi Ig-E antidinitrofenil (DNP). Berdasarkan penelitian-penelitian di atas, tanaman V. trifolia dapat dimanfaatkan sebagai tanaman obat anti alergi. Namun demikian masih diperlukan uji farmakologi lebih lanjut maupun fraksinasi maupun isolasi kandungan senyawa aktifnya. ANTIFUNGI Ekstrak n-heksan dan diklorometan daun V. trifolia juga menunjukkan aktivitas antifungi. Ekstrak n-heksan menunjukkan aktivitas optimum pada spesies Fusarium sp. dengan menghambat 100 % selama 2 hari masa pertumbuhan, sedangkan ekstrak diklorometan hanya menghambat 54 % pertumbuhan. Namun, ekstrak n-heksan tidak menunjukkan aktivitas antifungi terhadap Aspergillus parasiticus, sedangkan ekstrak diklorometan mampu menghambat 30 % pertumbuhan. Kedua ekstrak menunjukkan penghambatan 20 – 30 % pertumbuhan terhadap Penicillium sp., Aspegillus flavus, dan Tricoderma sp. (Hernández et al., 1999)
ANTIBAKTERI Ekstrak petroleum eter maupun etanol daun V. trifolia menunjukkan aktivitas penghambatan terhadap bakteri gram positif (Bacillus cereus, B. megaterium, B. subtilis, Sarcina lutea, dan Staphylococcus aureus) maupun negatif (Aerohydrophylla sp., Escherichia coli, Salmonella typhi, Sa. Paratyphi A, Sa. Paratyphi B, Shigella boydii, Sh. Dysenteriae, Sh. Flexneri, Sh. Sonnei, Klebsiella sp., Pseudomonas aeruginosa, Vibrio cholerae, V. parahaemolyticus, dan V. mimicus). Secara umum, ekstrak petroleum
eter (steroid dan terpenoid) lebih aktif dibandingkan ekstrak etanol (flavonoid) daun V. trifolia (Hossain et al., 2001). Penelitian lain menyebutkan bahwa ekstrak (n-heksan, diklorometan dan metanol) daun V. trifolia dapat menghambat pertumbuhan bakteri baik gram positif (Staphylococcus aureus dan Streptococcus faecalis) maupun gram negatif (Escherichia coli, Proteus mirabilis, dan Shigella sonei). Sedangkan terhadap Salmonella tiphy, hanya ekstrak diklorometan yang menunjukkan efek antibakteri sedangkan ekstrak n-heksan dan metanol tidak menunjukkan efek antibakteri. Semua ekstrak daun V. trifolia menunjukkan aktivitas lebih kuat terhadap bakteri gram positif dibandingkan terhadap gram negatif (Hernández et al., 1999). TRAKEOSPASMOLITIK Efek trakeospasmolitik merupakan aktivitas suatu senyawa dalam menghambat kontraksi organ trakea. Alam et al. (2002) melaporkan bahwa ekstrak heksan V. trifolia menunjukkan aktivitas trakeospasmolitik. Dengan metode bioassay-guided fractination dapat diidentifikasi senyawa-senyawa aktifnya yaitu viteosin-A dan viteksikarpin. Kedua senyawa tersebut dapat mengeblok kontraksi trakea marmut terisolasi yang diinduksi histamin. Akan tetapi, hanya viteksikarpin yang aktif terhadap kontraksi trakea yang disensitisasi ovalbumin. Dari penelitian tersebut, viteksikarpin diduga menghambat pelepasan histamin dari sel mast pada organ trakea marmut maupun mengeblok aksi histamin dalam mengkontraksi trakea marmut. ANTIKANKER Beberapa penelitian membuktikan aktivitas antikanker tanaman legundi (V. trifolia). Hernández et al. (1999) telah meneliti aktivitas sitotoksik ekstrak heksan, diklorometan dan metanol terhadap empat sel tumor manusia yaitu sel karsinoma leher, sel kanker ovarium, sel karsinoma kolom dan sel nasofaringeal manusia. Secara umum, ekstrak heksan dan diklorometan mempunyai aktivitas sitotoksik yang memadai, sedangkan efek dari ekstrak metanol adalah rendah. Ekstrak diklorometan daun V. trifolia mempunyai
aktivitas paling tinggi, terutama terhadap sel karsinoma kolom dengan harga ED50 kurang dari 1 µg/mL . Di lain pihak, Li et al. (2005a) berhasil menemukan lima senyawa aktif antikanker diterpen tipe labdan in vitro dengan metode bioassay-guided separation yaitu (1) viteksilakton, (2) (rel 5S,6R,8R,9R,10S)-6asetoksi-9-hidroksi-13(14)-labden-16,15olida, (3) rotundifuran, (4) vitetrifolin D, dan (5) vitetrifolin E. Kelima senyawa tersebut dapat menginduksi apoptosis dan menghambat siklus sel baru pada sel line tsFT210 dan K562. Lebih lanjut, Li et al. (2005b) mengisolasi enam flavonoid yang diisolasi dari V. trifolia yaitu persikogenin, artemetin, luteolin, penduletin, viteksikarpin dan krisosplenol-D, yang selanjutnya di uji terhadap proliferasi sel kanker tsFT210 tikus. Keenam flavonoid tersebut mampu menghambat proliferasi sel kanker, dengan mekanisme penghambatan siklus sel dan menginduksi apoptosis. Sementara itu, Wang et al. (2005) menguji salah satu senyawa aktif V. trifolia yaitu viteksikarpin terhadap berbagai sel kanker manusia yaitu A2780, HCT-15, HT1080 dan K562. Viteksikarpin paling efektig menghambat proliferasi sel kanker K562, dan diduga mempunyai mekanisme aksi menginduksi apoptosis pada sel kanker tersebut melalui jalur apoptosis yang diatur oleh mitokondria. Penemuan tersebut diperkuat oleh Li et al. (2005b), enam flavonoid yang diisolasi dari V. trifolia yaitu persikogenin, artemetin, luteolin, penduletin, viteksikarpin dan krisosplenol-D. TOKSISITAS Penelitian mengenai aktivitas farmakologi dari legundi sudah banyak dilakukan bahkan dengan metode bioassayguided separation dapat diidentifikasi senyawa-senyawa aktifnya. Namun, tidak banyak penelitian-penelitian yang melaporkan tentang toksisitas tanaman tersebut. Hanya Ikram et al. (1987) yang yang melaporkan bahwa ekstrak larut kloroform dan n-heksan tidak menunjukkan efek toksik dan efek samping nyata pada kelinci. Meskipun demikian, masih diperlukan penelitian
toksikologi lainnya untuk menambah data-data ilmiah toksisitas tanaman legundi .
inhibitors and apoptosis inducers from V. trifolia, J Asian Nat Prod Res., 7(2):95-105.
KESIMPULAN Tanaman legundi (V. trifolia) mempunyai efek farmakologi antara lain antibakteri, antifungi, insektisida, antikanker, analgesik, trakeospasmolitik, antialergi maupun antipiretik. Bahkan dengan metode bioassay-guided separation dapat diisolasi dan diidentifikasi senyawa-senyawa aktifnya. Namun, data-data toksisitasnya masih belum banyak dilaporkan. Oleh karena itu, tanaman tersebut perlu dikembangkan lebih lanjut agar dapat dimanfaatkan dalam sistem pelayanan kesehatan formal.
Li, W.X., Cui, C.B., Cai, B., Wang, H.Y., Yao, X.S., 2005b, Flavonoids from V. trifolia inhibit cell cycle progression at G2/M phase and induce apoptosis in mammalian cancer cells, J Asian Nat Prod Res., 7(4): 615-625.
DAFTAR PUSTAKA Alam, G., Wahyuono, S., Ganjar, I.G., Hakim, L., Timmerman, H., Verpoorte, R., 2002, Tracheospasmolytic activity of viteosin-A and vitexicarpin isolated from V. trifolia, Planta Med., 68(11):1047-9. Gilman, E.F., 1999, V. trifolia ‘Variegata’, Cooperative Extension Service Institute of Food and Agriculture Science, University of Florida, USA.
Nair, A.G.R., Ramesh, P. and Subramanian, S., 1975., Two unusual flavones (artemetin and 7desmethyl artemetin) from the leaves of V. trifolia., Curr. Sci., 44 (7) : 214–216. NRCS, 2005, Plants Database , Natural Resources Conservation Service United States Depart of Agriculture, http://plants.usda.gov. Okuyama, E., Fujimori, S., Yamazaki, M., Deyama, T., 1998, Pharmacologically active components of viticis fructus (V. rotundifolia). II. The components having analgesic effects, Chem Pharm Bull, 46(4):655-662. Ramesh, P., Nair, A.G.R. and Subramanian, S.S., 1986. Flavone glycosides of V. trifolia., Fitoterapia, LVII 4, pp. 282–283. Shin, T.Y., Kim, S.H., Lim, J.P., Suh, E.S., Jeong, H.J., Kim, B.D., Park, E.J., Hwang, W.J., Rye, D.F., Baek, S.H., An, N.H., Kim, H.M., 2000, Effect of V. rotundifolia on immediate-type allergic reaction, J. of Ethnopharmacol., 72 : 443–450.
Herna´ndez, M.M., Heraso, C., Villarreal, M.L., Vargas-Arispuro, Aranda, E., 1999, Biological activities of crude plant extracts from Vitex trifolia L. (Verbenaceae), J. of Ethnopharmacol., 67 : 37– 44.
Vedantham, T.N.C. and Subramanian, S.S., 1976. Non-flavonoid components of V. trifolia., Indian J. Pharmacol., 38 (1) : 13.
Hossain, M.M., Paul, N., Sohrab, M.H., Rahman, E., Rashid, M.A., 2001, Antibacterial activity of V. trifolia, Fitoterapia, 72: 695-697.
Wang, H.Y., Cai, B., Cui, C.B., Zhang, D.Y., Yang, B.F., 2005, Vitexicarpin, a flavonoid from V. trifolia, induces apoptosis in K562 cells via mitochondria-controlled apoptotic pathway, Yao Xue Xue Bao., 40(1):27-31.
Ikawati, Z., Wahyuono, S., Maeyama, K., 2001, Screening of several Indonesian medicinal plants for their inhibitory effect on histamine release from RBL-2H3 cells, J. of Ethnopharmacol., 75 : 249– 256.
Zeng, X., Fang, Z., Wu, Y., Zhang, H., 1996, Chemical constituents of the fruits of V. trifolia, Zhongguo Zhong Yao Za Zhi., 21(3):167-168, 191.
Ikram, M., Khattak, S.G., Gilani, S.N., 1987, Antipyretic studies on some indigenous Pakistani medicinal plants: II, J Ethnopharmacol., 19(2):185-192. Li, W.X., Cui, C.B., Cai, B., Yao, X.S., 2005a, Labdane-type diterpenes as new cell cycle