REVIEW PROGRAM Student Workshop and Short Course Culture (SWSC JAPAN 2015)
17-20 September 2015
Student Workshop and Short Course Culture Program kursus budaya yang diselenggarakan oleh Gotravindo bekerja sama dengan Kaila Foundation dan Intercultural of Japan. Peserta Program SWSC 2015 yang terdiri dari beberapa mahasiswa berbagai daerah di Indonesia ini diajak untuk melakukan pembelajaran secara langsung mengenai Bahasa dan Kebudayaan dari Negara yang terkenal dengan sebutan Negeri Sakura. Berlokasi di ibu kota Jepang yakni Tokyo, yang terkenal akan harmoni perpaduan kebudayaan modern dan tradisionalnya menjadi paket pembelajaran yang komplit dan sangat bermanfaat untuk pertukaran nilai-nilai kebudayaan.
“When you look at Japanese traditional architecture, you have to look at Japanese culture and its relationship with nature. You can actually live in a harmonious, close contact with nature—this very unique to Japan.” -Tadao Ando-
Peserta Program SWSC 2015 mempelajari hal-hal menarik selama di Tokyo, seperti seminar, workshop kebudayaan, serta International Journey, tentunya ini menjadi pengalaman yang mengesankan.
Kegiatan: Belajar Bahasa Jepang,
mulai dari Hiragana, Katakana, dan Kanji. Belajar Shodo atau Kali-
grafi Presentasi Budaya Indo-
nesia
Peserta Mendapatkan Sertifikat International Program di Intercultural Institute of Japan
Delegasi SWSC 2015 di Intercultural Institute of Japan
Perwakilan dari Intercultural Institute of Japan, Sakamoto Sensei mengajarkan Bahasa Jepang mulai dari Hiragana, Katakana, dan Kanji. Selain belajar dasar-dasar Bahasa Jepang, peserta juga merasakan praktek langsung percakapan dengan menggunakan Bahasa Jepang. Serta juga belajar menulis Bahasa Jepang dengan menggunakan
Shodo atau Kaligrafi Jepang
huruf Kanji. Terlepas dari pembelajaran mengenai Bahasa, juga adanya Internasional Budaya yakni pertukaran antara budaya Indonesia dan Jepang. Peserta program SWSC 2015 juga diajarkan mengenai makna dari memahami kebudayaan kaligrafi Jepang atau shodo, mulai dari sejarah awal hingga hasil yang didapatkan.
“Memayu Hayuning Sariro. Memayu Hayuning Bangsa, Memayu Hayuning Bawana.“ (Apapun yang dikerjakan oleh seseorang itu, harusnya bisa bermanfaat bagi dirinya sendiri, bermanfaat bagi bangsanya, juga bermanfaat bagi manusia di dunia ini pada umumnya.)
-Ki Hajar DewantaraAtmosfer Program Pembelajaran Peserta SWSC 2015 di Jepang
Tea Ceremony at Nadeshiko Nadeshiko Ceremony dilaksanakan di Asakusa. Peserta SWSC 2015 melakukan workshop upacara minum teh (cha no yu) dan juga menggunakan Yukata yang merupakan pakaian tradisional khas Jepang. Nadeshiko ceremony ini berlangsung selama kurang lebih 1-2 jam. Peserta SWSC 2015, merasakan sensasi mengikuti upacara minum teh sembari mengenakan pakaian tradisonal khas jepang yakni Yukata. Pada Saat Tea Master Membuat Teh
Prosesi Upacara Minum Teh Masyarakat Jepang yang sangat menghargai budaya menganggap upacara minum teh juga sebagai sarana meditasi, karena itu khidmatnya prosesi dan etika yang harus dipatuhi ketika pelaksanaan upacara minum teh tersebut. Maka dari itu sebelum prosesi upacara minum teh ini dilaksanakan Peserta program SWSC 2015 dikenalkan serta diberikan penjelasan mengenai tata cara serta aturan pada saat Upacara Minum Teh. Dalam prosesi upacara minum teh banyak makna kehidupan yang terkandung di dalamnya, seperti prosesi salah memberi hormat antara tamu dan penerima tamu yang bermakna saling menghormati dan setiap orang
harus menghormati tamu. Prosesi pembelian kue manis atau okashi yang mana harus dihabiskan oleh tamu merupakan bentuk penghargaan dari tuan rumah untuk menyambut tamu dan tamu yang mendapat kue okashi harus menghabiskannya sebagai rasa syukur akan pemberian tamu juga sebagai bentuk penghormatan. Upacara minum teh ini sendiri merupakan salah satu cara untuk berkomunikasi dengan manusia dan alam sekitar. Upacara minum teh bertujuan untuk menciptakan komunikasi yang rileks antara tuan rumah dan tamu.
Pakaian Tradisional Khas Jepang Peserta program SWSC 2015 ikut merasakan sensasi mengenakan pakaian tradisional khas Jepang yakni Yukata. Yukata sendiri merupakan jenis kimono nonformal Jepang yang dibuat dari bahan kain katun tipis tanpa pelapis. Yukata untuk laki-laki biasanya terbuat dari bahan dengan warna dasar gelap (seperti hitam, biru tua, ungu tua) dengan corak garisgaris warna gelap. Sedangkan Yukata untuk wanita biasanya terbuat dari bahan dengan warna dasar cerah atau warna pastel dengan corak beraneka warna yang cerah. Peserta Memakai Pakaian Tradisional Khas Jepang
International Journey Peserta program SWSC 2015 merasakan pengalaman berkeliling di seputar kawasan Tokyo, yakni ke Kota Populer di Shibuya, berkeliling dikawasan Akhibara, serta mengunjungi Asakusa Temple.
Shibuya Cross Road Peserta program SWSC 2015 melihat secara langsung demografi mobilitas penduduk Jepang. Shibuya juga terkenal akan Patung Anjing Hachiko dan Crossroadnya yang ketika lampu berhenti maka ribuan pejalan kaki akan menyebranginya. Sosial masyarakat di Kota Shibuya juga patut dijadikan contoh, bagaimana tertib, rapih, dan teraturnya masyarakat yang ada disana. Shibuya Cross Road
Akhibara Peserta program SWSC 2015 dapat belajar mengenai budaya pop jepang dan industry kreatif diantaranya yang terkenal anime, manga, yang tak bisa dipisahkan dari kehidupan budaya masyarakat jepang. bisa dikatakan bahwa Akhibara merupakan pusat perindustrian kreatif yang ada di Jepang.
Akhibara
Kuil Sensoji di Asakusa
Sansoji Temple
Kuil Sensoji merupakan kuil yang dibangun abad ke-6 dan menjadi kuil tertuta serta kuil yang paling ramai dikunjungi oleh wisatawan. Kuil sensoji yang berada di Asakusa ini juga sering disebul Kuil Kannon Asakusa. Di kawasan Asakusa, peserta program SWSC 2015 menyaksikan peninggalan masa lalu di kawasan Kuil Sensoji yang legendaris berdampingan dengan bangunan-bangunan modern di sekitarnya. Peserta program SWSC 2015 diajak merasakan budaya harmoni budaya tradision-
Amazing Excursion Peserta merasakan pengalaman city tour di Tokyo, yakni di Kawasan Odaiba dan Tokyo Sky Tree.
Odaiba
Odaiba
Peserta program SWSC 2015 diajak untuk menikmati keindahan kota Tokyo pada malam hari, sembari melihat budaya masyarakat Tokyo selepas beraktivitas di siang hari. Odaiba sendiri merupakan sebuah pulau buatan yang dihubungkan dengan pusat kota Tokyo dengan Jembatan Rainbow. Odaiba menjadi pusat perhatian wisatawan karena hiburannya yang unik. Selain itu di Odaiba peserta dapat menikmati keindahan teluk Tokyo dan gemerlapnya bangunan pencakar langit kota Tokyo di malam hari.
Tokyo Sky Tree Peserta program SWSC 2015 diajak ke salah satu landmark yang terkenal di Tokyo yaitu Tokyo Sky Tree. Peserta program SWSC 2015 melihat langsung bagaimana masyarakat Jepang menghabiskan waktunya ketika sedang Libur. Tokyo Sky Tree menjadi symbol baru bagi kota Tokyo. Tower ini dibangun ada tahun 2008, dan difungsikan sebagai Menara pemancar sinyal
Tokyo Sky Tree