RESUME KAJIAN TEORI DALAM PENELITIAN
Disusun untuk memenuhi tugas Metodologi Penelitian Pendidikan Matematika yang diampu oleh Ibu Dr. Heri Retnowati, S.Pd., M.Pd.
Disusun Oleh : Yunda Victorina Tobondo 16709251015
PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA YOGYAKARTA 2016
KAJIAN TEORI DALAM PENELITIAN A. Pengertian Teori dalam Penelitian Dalam penelitian, kajian teori merupakan suatu bagian yang wajib ada. Hal ini dikarenakan kajian teori merupakan jawaban teoritis dari apa yang menjadi rumusan masalah kita. Adapun beberapa definisi dari teori yang dikemukakan para ahli, sebagai berikut : a.
Menurut Kerlinger (1978) suatu teori ialah seperangkat konstruk (konsep), batasan, dan proposisi yang menyajikan suatu pandangan sistematis tentang fenomen
dengan
merinci
hubungan-hubungan
antarvariabel,
dengan
tujuan
menjelaskan dan memprediksi gejala itu. b.
Menurut Sitirahayu Haditomo (1999) dalam Sugiyono, menyatakan bahwa suatu teori akan memperoleh arti yang penting, bila ia lebih banyak dapat melukiskan, menerangkan, dan meramalkan gejala yang ada.
c.
Menurut Neuman (2003) dalam Sugiyono, teori adalah seperangkat konsep, definisi dan proposisi yang tersusun secara sistematis sehingga dapat digunakan untuk menjelaskan dan meramalkan fenomena.
B. Macam-macam Teori Penelitian Terdapat tiga macam teori menurut Mark (1963) pada Sitirahayu Haditomo dalam Sugiyono, yakni : a.
Teori yang deduktif: memberi keterangan yang dimulai dari suatu perkiraan atau pikiran spekulatif tertentu ke arah data yang akan diterangkan.
b.
Teori yang induktif: cara menerangkan adalah dari data ke arah teori. Dalam bentuk
ekstrim titik
pandang
yang
positivistik
ini dijumpai pada kaum
behaviorist. c.
Teori yang fungsional: di sini nampak suatu interaksi pengaruh antara data dan perkiraan teoritis, yaitu data mempengaruhi pembentukan teori dan pembentukan teori kembali mempengaruhi data.
Selain itu Goetz dan LeCompte dalam Uhar (2013) membagi teori ke dalam empat jenis, yaitu: a.
Grand Theory (teori besar). Yaitu sistem yang secara ketat mengaitkan proposisiproposisi dan konsep-konsep yang abstrak sehingga dapat digunakan untuk
menguraikan,
menjelaskan
dan
memprediksi secara
komprehensif sejumlah
fenomena besar secara nonprobabilitas. b.
Theoritical model (model teoritis, yaitu keterhubungan yang longgar (tidak ketat antara sejumlah asumsi, konsep, dan proposisi yang membentuk pandangan ilmuwan tentang dunia.
c.
Formal dan middle-range theory (teori formal dan tingkat menengah). Yaitu proposisi yang berhubungan, yang dikembangkan untuk menjelaskan beberapa kelompok tingkah laku manusia yang abstrak.
d.
Substantive theory (teori substantif). Adalah teori yang paling rendah tingkatan abstraksi dan sangat terbatas dalam kerumunan generalisasinya (Hamid Hasan. 1996).
C. Peran dan Fungsi Teori dalam Penelitian Seperti yang dikatan sebelumnya, bahwa teori merupakan jawaban teoritis dari rumusan masalah penelitian kita. Hal ini sejalan dengan fungsi teori yang di kemukakan oleh Wagiran (2015). Adapun fungsi teori menurut Wagiran (2015) adalah sebagai berikut : a.
Sebagai
identifikasi
kesenjangan,
awal
dari
bagian-bagian
yang
masalah lemah,
penelitian dan
dengan
menampilkan
ketidaksesuaiannya
dengan
penelitian-penelitian sebelumnya b.
Untuk mengumpulkan semua konstruk atau konsep yang berkaitan dengan topic penelitian
c.
Untuk menampilkan hubungan antara variabel yang diteliti.
Kajian teori juga memiliki peran dalam penelitian. Peran teori adalah untuk memperjelas dan fokus pada permasalahan penelitian, menyusun dan memperbaiki metodologi, memperluas pengetahuan dan landasan teoritis, dan menghubungkan dengan pengetahuan terkait (Widi, 2010). Selain itu, menurut Heri Retnawati (2016), peran teori adalah
untuk
mengkonstruk
indikator instrumen,
penelitian, dan untuk mengkonstruk hipotesis.
mengkonstruk
paradigma
D. Langkah-langkah dalam Penyusunan Teori Penyusunan teori dalam penelitian, kita perlu memperhatikan sistematikanya. Menurut Meredith, Joyce dan Walter, langkah-langkah dalam menyusun teori adalah sebagai berikut : 1. Search prelimenary sources (Mencari sumber pendahuluan) Pada tahap ini, peneliti dapat mencari sumber-sumber terdahulu seperti buku, artikel, jurnal, maupun laporan-laporan penelitian yang relevan. 2. Use seconday source (Menggunakan sumber tambahan) Maksud dari sumber tambahan yakni sebuah dokumen yang ditulis oleh seseorang yang tidak
secara nyata melakukan penelitian, mengembangkan teori atau
mengutarakan pendapatnya bahwa mereka telah mensistesis menjadi sebuah tinjuan pustaka. 3. Read primary source (Membaca sumber utama) Pada tahap ini jika peneliti yang hendak mengutip hasil dari temuan peneliti lain, maka seharusnya dilakukan dengan cara langsung mengutip dari penelitinya asli, bukan mengambil kutipan dari sebuah kutipan yang sudah dilakukan oleh orang lain. 4. Synthesize the literature (Mensintesis bahan bacaan) Seorang peneliti haruslah pandai memilih dan memilah bahan yang akan dikutipnya dalam kajian teorinya.
Selain pendapat di atas, Sugiyono (2014) mengatakan bahwa secara umum langkah-langkah untuk dapat melakukan kajian teori adalah sebagai berikut : 1.
Tetapkan nama variabel yang diteliti, dan jumlah variabelnya
2.
Cari sumber-sumber bacaan (buku, kamus, ensiklopedia, jurnal ilmiah, laporan penelitian,
(Skripsi,
Thesis,
Disertasi) yang sebanyak-banyaknya dan yang
relevan dengan setiap variabel yang diteliti 3.
Lihat daftar isi setiap buku, dan pilih topik yang relevan dengan setiap variabel yang akan diteliti
4.
Cari definisi setiap variabel yang akan diteliti pada setiap sumber bacaan, bandingkan antara satu sumber dengan sumber yang lain, dan pilih definisi yang sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan
5.
Baca seluruh isi topik buku yang sesuai dengan variabel yang akan diteliti, lakukan analisa, renungkan, dna buatlah rumusan dengan bahasa sendiri tentang isi setiap sumber data yang dibaca.
6.
Deskripsikan teori-teori yang telah dibaca dari berbagai sumber sumber ke dalam bentuk tulisan dengan bahasa sendiri. Sumber- sumber bacaan yang dikutip atau digunakan sebagai landasan untuk mendeskripsikan teori harus dicantumkan.
DAFTAR PUSTAKA Kerlinger, Fred. N. (2006). Asas-Asas Penelitian Behavioral. (Terjemahan Landung R. Simatupang). New York: Holt, Rinehart and Winston Inc.(Buku asli diterbitkan tahun 1986) Meredith D. Gall, J.P. (2003). Educational Research: an Introduction. America:Colophon. Sugiyono.
(2013).
Metode
Penelitian
Kuantitatif,
Kualitatif,
dan
Kombinasi (Mixed
Methods). Bandung: Alfabeta. Uhar Suharsaputra.
(2012).
Metode Penelitian Kuantitatif, Kaualitatif, dan Tindakan.
Bandung: PT Refika Aditama. Wagiran.
(2015).
Metodologi
Penelitian
Pendidikan
(Teori
dan
Implementasi).
Deepublish:Yogyakarta. Widi, R.K. (2010). Asas Metodologi Penelitian (Sebuah Pengenalan dan Penuntun Langkah demi Langkah Pelaksanaan Penelitian). Yogyakarta: Graha Ilmu.