RESPON TANAMAN JAGUNG (ZEA MAYS L.) TERHADAP APLIKASI GREENVIT SEBAGAI PUPUK PELENGKAP CAIR
Kerjasama antara: CV YAN UTAMA Co. dengan
LABORATORIUM KIMIA TANAH JURUSAN TANAH - FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG 2009
RESPON TANAMAN JAGUNG (ZEA MAYS L.) TERHADAP APLIKASI GREENVIT SEBAGAI PUPUK PELENGKAP CAIR
ORGANISASI PELAKSANA
Penganggung Jawab
: Ketua Laboratorium Kimia Tanah Prof. Dr. Ir. Syekhfani, MS
Koordinator Pelaksana Peneliti Pembantu Pelaksana Laboran
: : : :
Lenny Sri Nopriani, SP, MP Lenny Sri Nopriani, SP, MP Afidudin Sri Padmi Wulandari Wahyu Afiduddin
Malang, Februari 2009
UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS PERTANIAN - JURUSAN TANAH LABORATORIUM KIMIA TANAH
Ketua,
Prof. Dr. Ir. Syekhfani, MS NIP 130 676 019
KATA PENGANTAR
Penelitian berjudul “Respon Tanaman Jagung (Zea Mays L.) Terhadap Aplikasi Greenvit Sebagai Pupuk Pelengkap Cair”
dilakukan atas kerjasama antara
Laboratorium Kimia Tanah, Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya, Malang dengan CV Yan Utama Co. Pasuruan. Dilaksanakan dari bulan Desember 2008 hingga Februari 2009. Penelitian bersifat pengujian terhadap respon tanaman jagung sebagai indikator terrhadap aplikasi pupuk pelengkap cair Greenvit pada percobaan pot di halaman rumah. Tujuannya untuk melakukan penelitian-penelitian lanjutan dalam rangka pembuatan pupuk pelengkap cair sebagai salah alternatif dalam upaya menanggulangi kelangkaan pupuk bagi petani. Pada akhir penelitian diharapkan bahwa Greenvit termasuk kategori pupuk daun yang mampu meningkatkan produksi berbagai jenis tanaman pertanian dan disenangi petani seperti halnya pupuk-pupuk lain yang lazim digunakan; serta memperoleh sertifikat ijin beredar dari Departemen Pertanian Republik Indonesia. Saran-saran terhadap laporan ini sangat diharapkan untuk kesempurnaannya. Semoga laporan ini bermanfaat terutama bagi CV Yan Utama Co. dan petani umumnya.
Malang, Februari 2009
i
DAFTAR ISI Kata Pengantar ...................................................................................................................
i
Daftar Isi .............................................................................................................................
ii
I. PENDAHULUAN ............................................................................................................... 1.1. Latar Belakang Penelitian ....................................................................................... 1.2. Tujuan Penelitian ....................................................................................................
1 1 2
II. TEMPAT DAN WAKTU PELAKSANAAN ...................................................................
3
2.1.Metode Penelitian ............................................................................................................
3
2.2.Pelaksanaan Percobaan ....................................................................................................
4
a. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian ..............................................................................
4
b. Pupuk Pelengkap Cair Greenvit .....................................................................................
5
c. Parameter Pengamatan ....................................................................................................
5
d. Analisis Tanah dan Tanaman ...........................................................................................
6
e. Analisis Statistik .............................................................................................................
6
III. HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................................................
7
3.1. Hasil Percobaan ..............................................................................................................
7
3.2. Pertumbuhan Tanaman .................................................................................................
8
3.3. Hasil Produksi Biomas Tanaman ................................................................................... .
11
3.4. Kadar Unsur Jaringan Daun ..........................................................................................
12
3.5. Pembahasan ...................................................................................................................
12
IV. KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................................................
14
4.1. Kesimpulan ....................................................................................................................
14
Saran ......................................................................................................................................
14
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................
15
LAMPIRAN ii
I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Dewasa ini upaya peningkatan produtivitas tanaman tertuju pada penggunaan pupuk anorganik, baik padat maupun cair.
Penggunaan pupuk dalam intensifikasi tanaman
sayuran, merupakan salah satu faktor yang disadari petani sangat menunjang peningkatan produksi (Syarifudin Tanu, 1991). Petani mengenal penggunaan pupuk padat terutama diaplikasikan ke tanah, sedang pupuk cair selain melalui tanah juga melalui penyemprotan ke daun. Agar dapat menjamin peroduksi tanaman sayuran, pupuk harus mengandung unsur makro dalam jumlah relatif banyak, di samping unsur mikro jumlah yang relatif lebih sedikit (Gardner et al., 1991). Pupuk pelengkap cair (PPC), didefinisikan sebagai senyawa kimia organik maupun anorganik yang mengandung unsur hara makro dan mikro dilengkapi bahan lain mudah diserap tanaman dan tidak beracun (Anonimous, 1998).
Menurut Tisdale dan Nelson
(1975), pemberian pupuk melalui daun mampu memulihkan gejala defisiensi hara lebih cepat daripada melalui tanah. Indoflor merupakan salah satu bentuk pupuk pelengkap cair diproduksi CV Yan Utama, Pasuruan, dikemas sebagai pupuk daun. Komposisi Indoflor mengandung unsur hara esensial makro N, P, K, S, Ca, Mg dan unsur mikro Fe, Mn, Cu, dan Zn, serta bahan lain yang diharapkan mampu meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman. Sebagai PPC, Greenvit perlu diuji peranannya bersama-sama pupuk lain yang lazim diberikan oleh petani. Petani menggunakan pupuk kompon untuk tanaman tomat; sedang Indoflor merupakan PPC yang diaplikasikan melalui daun.
Keuntungan penggunaan
Indoflor, selain dapat melengkapi unsur hara yang kurang dari dalam tanah, ia juga dapat mempercepat dan meningkatkan pertumbuan tanaman serta kualitas buah. Dalam penelitian, dipelajari pengaruh Indoflor dan beberapa pupuk kompon terhadap tanaman jagung
(Zea mays L.)
di mana tanaman ini memerlukan unsur hara yang
cukup dan seimbang agar dapat manghasilkan produksi buah yang tinggi serta kualitas prima. 1
1.4. Tujuan Penelitian 1. Mengetahui respon pertumbuhan dan produksi biomas tanaman yang diberi
pupuk
pelengkap cair Supervit sebagai alternatif sumber unsur hara. 2. Mengetahui kontribusi pupuk pelengkap cair Supervit dalam mengatasi masalah kelangkaan pupuk serta upaya peningkatan pendapatan pertani. 3. Menjadi dasar dalam permbuatan formula pupuk cair sebagai salah satu alternatif sumber hara tanaman.
2
II.
LOKASI DAN WAKTU PELAKSANAAN
Penelitian merupakan penelitian pot, Sistim pola tanam di area teersebut adalah: Padi - Jagung - Padi. Analisis kimia tanah dan tanaman dilaksanakan di Laboratorium Kimia Tanah Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya. Pengamatan: tinggi tanaman, jumlah daun setiap 5 hari, mulai 9 HST; diamater batang saat panen (35 HST).
2.1. Metode Penelitian Penelitian polibag di halaman rumah dirancang dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok Sederhana (Simple Randomized Block), dengan perlakuan sebagai berikut: 1. Kontrol
:
tanah asli petani (tanpa perlakuan)
2. Perlakuan 1 (NPK Petani)
:
3. Perlakuan 2 (P2)
:
Ko diberi Bokashi (Bo)
4. Perlakuan 3 (P3)
:
Ko diberi PL + Bo
Diulang 3 kali = 4 x 3 pot = 12 pot
2.2. Pelaksanaan Penelitian a. Persiapan: 1) Persiapan medium tanah: contoh tanah diambil di lahan petani, dukuh Krani, desa Tegalgondo, Kecamatan Karangploso, dihaluskan dan diayak dengan ukuran 2 mm. Jumlah dibutuhkan adalah 2.5 (dua setengah) kilogram per pot.
3
2) Polibag warna hitam dengan kapasitas 4 kilogram tanah kering udara. 3) Air bebas ion sebagai sumber air yang digunakan dalam penelitian. 4) Jagung jenis Bisi-Sweet diperoleh dari BPP toko Pertanian, Karangploso, sebagai tanaman indikator. 5) Tanah diinkubasi selama 3 hari setelah mendapatkan pupuk dasar menggunakan air bebas ion pada kondisi kapasitas lapang. 6) Setelah inkubasi dilakukan penanaman jagung sebanyak 4 biji/pot, nanti dipertahan satu tanaman dengan pertumbuhan awal yang seragam. 7) Air medium dipertahankan pada kondisi kapasitas lapangan selama pertumbuhan tanaman.
b. Parameter pengamatan: 1) Pertumbuhan tanaman: tinggi tanaman dan jumlah daun (tiap 5 hari); panjang dan lebar daun terpanjang, tinggi batang, diamater batang (saat panen, umur 28 HST). 2) Produksi tanaman: bobot segar dan kering tanaman (saat panen, umur 28 HST). 3) Kadar unsur hara: tanah dan tanaman. c. Analisis Unsur di Laboratorium: 1) Analisis tanah dasar berupa analisis lengkap (pH, C-Organik, N-Total, P-total dan P-tersedia, K, Na, Ca, dan Mg-dapat dipertukarkan, KTK, KB, dan tekstur. Hasil analisis disajikan dalam Tabel 1.
4
2) Analisis tanaman pada saat vegetatif (saat panen, umur 28 HST) meliputi kadar N, P, K, Ca, dan Mg tanaman. Percobaan Pot: Kapasitas 5 kg tanah, diisi 2.5 kg tanah kering udara
2 mm.
d. Pelaksanaan Percobaan: 1) Pemberian pupuk dasar dan bokashi: 2 hari sebelum tanam (2HST). Ppk Dasar: Urea, SP-36, KCl, dosis 200, 100, 75 kg/ha; Urea/KCl --> 1/3 saat tanam, 1/3 20 HST, 1/3 30 HST (Urea 0.2 g/pot; KCl 0.1 g/pot). SP-36 --> 0.15 g/pot seluruh dosis saat tanam. Pupuk Kandang (Bokashi): 10 HST, 100 g/pot 2) Tanggal Tanam: 25 Desember 2008. 3) Pengamatan pertama: 4 Januari 2009, parameter: - Tinggi Tanaman: dari pangkal batang hingga daun tertinggi setelah ditarik ke atas - Tinggi Batang: dari pangkal batang hingga cicin kelopak daun teratas yang tampak - Diameter Batang: diameter batang pada posisi tengah-tengah antara pangkal dan ujung. - Jumlah Daun:
semua daun termasuk daun yang baru muncul dan masih
menggulung. 4) Aplikasi Greenvit 3 ml/L, mulai umur 10 HST, kemudian setiap 5 hari, disemprotkan ke tanaman. 5) Pengamatan gejala defisiensi P: 12 HST
5
e. Analisis statistika: 1) Analisis sumber keragaman (anova) 2) Analisis korelasi 3) Analisis regresi
6
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Pengamatan Pertumbuhan Tanaman Tinggi Tanaman: Sidik ragam tinggi tanaman jagung (Tabel Lampiran 4 s/d 8) menunjukkan adanya perbedaan nyata (p=0,05) di antara perlakuan-perlakuan mulai umur 7 HST (Tabel 2). Tinggi tanaman terrendah diperoleh dari perlakuan K- (kontrol, tanah berplintit) dan tertinggi pada perlakuan P3 (pupuk Lengkap dan Bokashi). Tabel 2. Hasil Pengamatan Tinggi Tanaman Jagung (cm), umur 7 s/d 35 HST No 1 2 3 4 5 6
Perlakuan KKo K+ P1 P2 P3
7 HST 17.9 a 20.5 ab 21.5 b 22.0 b 22.1 b 22.4 b
Tinggi Tanaman (cm) 14 HST 21 HST 28 HST 36.9 a 38.2 a 45.4 a 42.7 ab 48.1 ab 53.2 ab 42.3 ab 42.6 a 57.0 ab 37.0 a 43.0 a 64.8 b 44.2 b 55.7 b 67.1 b 42.0 ab 54.0 b 78.2 b
35 HST 54.9 a 70.1 ab 58.5 ab 86.0 b 83.9 b 110.6 c
Angka dalam kolom diikuti huruf sama berarti tidak berbeda nyata pada p=0.05
Tinggi Batang: Sidik ragam tinggi batang jagung (Tabel Lampiran 9 s/d 13) menunjukkan adanya perbedaan nyata (p=0,05) di antara perlakuan-perlakuan. Tinggi batang terendah pada perlakuan perlakuan K- (kontrol, tanah berplintit) dan tertinggi pada perlakuan P3 (pupuk Lengkap dan Bokashi). Hasil tersebut disajikan pada Tabel 3.
7
Tabel 3. Hasil Pengamatan Tinggi Batang Jagung (cm), umur 7 s/d 35 HST No 1 2 3 4 5 6
Perlakuan KKo K+ P1 P2 P3
7 HST 3.3 a 5.6 b 5.7 b 6.5 b 5.7 b 5.2 b
Tinggi Batang (cm) 14 HST 21 HST 28 HST 9.2 a 10.8 a 11.5 a 9.6 a 11.2 a 13.0 a 11.0 a 12.1 a 14.1 a 9.8 a 11.5 a 14.4 a 10.7 a 12.2 a 18.4 b 9.8 a 11.9 a 19.3 b
35 HST 14.4 a 21.1 ab 19.3 ab 24.4 b 22.0 ab 30.3 b
Angka dalam kolom diikuti huruf sama berarti tidak berbeda nyata pada p=0.05
Jumlah Daun: Sidik ragam jumlah daun jagung total (hidup + mati) dan mati (Tabel Lampiran 14 s/d 21) menunjukkan adanya perbedaan nyata (p=0,05) di antara perlakuan-perlakuan. Jumlah daun terendah pada perlakuan kontrol (K-, Ko, K+) dan tertinggi pada perlakuan pupuk (Lengkap, Bokashi, Lengkap+Bokashi). Hasil tersebut disajikan padaTabel 4 dan 5. Tabel 4. Hasil Pengamatan Jumlah Daun Jagung Total, umur 7 s/d 35 HST No 1 2 3 4 5 6
Perlakuan KKo K+ P1 P2 P3
7 HST 3.0 a 3.3 ab 3.3 ab 4.0 b 4 .0 b 3.7 ab
Jumlah Daun (total)* 14 HST 21 HST 28 HST 5a 6.0 a 7.0 a 5a 6.0 a 7.7 ab 5a 7.0 b 8.0 ab 5a 6.3 ab 8.3 b 5.3 a 7.0 b 8.3 b 5a 7.7 b 9.7 c
35 HST 9.0 a 9.0 a 9.3 a 11.0 b 10.0 ab 11.0 b
Angka dalam kolom diikuti huruf sama berarti tidak berbeda nyata pada p=0.05 *) Total: hidup + mati
8
Tabel 5. Hasil Pengamatan Jumlah Daun Jagung Mati, umur 7 s/d 35 HST No
Perlakuan
1 2 3 4 5 6
7 HST -
KKo K+ P1 P2 P3
Jumlah Daun (mati) 14 HST 21 HST 28 HST 1.3 a 2.3 ab 2.3 a 2.7 a 3.0 a 3.0 a 2.3 a 2.7 a 1.7 a 2.0 ab 1.0 a 1.3 b
35 HST 3.0 a 3.0 a 3.0 a 3.3 a 3.0 a 2.3 a
Angka dalam kolom diikuti huruf sama berarti tidak berbeda nyata pada p=0.05
Lilit Batang: Sidik ragam lilit batang jagung (Tabel Lampiran 22)
menunjukkan adanya
perbedaan nyata (p=0,05) di antara perlakuan-perlakuan. Lilit batang terbesar terdapat pada perlakuan K- (kontrol, tanah berplintit) dan tertinggi pada perlakuan P3 (pupuk Lengkap dan Bokashi). Hasil tersebut disajikan padaTabel 6. Tabel 6. Hasil Pengamatan Lilit Batang Jagung (cm) saat 35 HST No 1 2 3 4 5 6
Perlakuan KKo K+ P1 P2 P3
I 1.8 2.6 2.8 2.8 3.0 4.0
Ulangan II 2.3 2.3 2.7 2.9 3.1 4.2
9
Rata-rata III 2.3 2.4 2.8 2.8 3.5 4.4
2.1 a 2.4 ab 2.8 b 2.8 b 3.2 ab 4.2 c
Pembahasan Saat laporan ini dibuat, percobaan masih sedang berjalan. Oleh karena itu hasil pengamatan masih terbatas pada pertumbuhan tanaman jagung; sedang produksi biomas dan data analisis tanah dan tanaman belum dapat disajikan dan dibahas. Dari hasil pengamatan terhadap pertumbuhan di atas (tinggi tanaman, tinggi batang, jumlah daun (hidup dan mati), serta lilit batang) yang diperkuat dengan gejala defisiensi unsur pada tanaman (P, N, dan K), tampak jelas perbedaan di antara perlakuan pemberian pupuk (pupuk Lengkap tanpa P, P1; Bokashi, P2; dan pupuk Lengkap tanpa P+Bokashi, P3) dibandingkan dengan kontrol (tanah berplintit, K-; campuran tanah berplintit+tidak berplintit dengan perbandingan 1 : 1, Ko; dan tanah tidak berplintit, K+). Pada awalnya (umur 12 HST) semua tanaman menunjukkan gejala defisiensi P daun. Hal ini diduga karena tanaman muda belum mampu menyerap unsur-unsur yang ada di dalam media tanah, meskipun diperlakukan dengan pupuk.
Saat itu masa inkubasi (10 hari) belum
menunjukkan proses perubahan status hara dengan sempurna. Setelah tanaman berumur 21 HST barulah menunjukkan perbedaan pertumbuhan yang nyata, di mana perlakuan pupuk (terutama P2 dan P3) berkembang lebih baik dibandingkan dengan kontrol. Hal yang mengejutkan adalah perlakuan P1 justeru menunjukkan kondisi pertumbuhan di bawah kontrol (terjadi defisiensi P yang lebih berat diikuti defisiensi N yang jelas). Pemberian Bokashi (bahan organik) menyebabkan terjadi defisiensi N yang sangat jelas dan P; diduga terjadi imobilisasi unsur yang digunakan oleh mikrobia dalam proses perombakan lanjut Bokashi, yang terjadi mulai tanaman jagung berumur 26 HST. Sedang perlakuan P3 (pupuk Lengkap tanpa P+Bokashi) menunjukkan pertumbuhan yang sangat cepat dan normal. 10
Hal ini menunjukkan bahwa perlakuan pupuk Lengkap tanpa P maupun bahan organik (Bokashi) serta kombinasinya tidak mampu mengatasi kekurangan P. Atau dengan kata lain, tidak mampu melepas unsur P terperangkap dalam bentuk occluded-P dalam tanah. Dengan demikian jelaslah bahwa bentuk occluded-P yang dijumpai pada tanah sawah kaya besi dan aluminium yang mengalami mekanisme pembasahan dan pengeringan silih berganti, tidak dapat di lepas (release) melalui perlakuan kimia, biologi dan mekanik (penghalusan butir plintit).
Hasil penelitian ini memperkuat penelitian-penelitian
sebelumnya.
11
IV. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: 1. Perlakuan penghalusan tanah berplintit secara fisik (100% lolos ayakan 2 mm dan 60% lolos ayakan 0.02 mm) tidak mampu membebaskan P terperangkap dalam bentuk occluded-P, ditandai dengan gejala defisiensi P pada tanaman jagung pada perlakuan Kontrol (K-, Ko, dan P1).
Perlakuan pemberian pupuk Lengkap (P1) mudah tersedia
(N, K, S, Ca, Mg, Zn, Cu, B, dan Mo) justeru memacu terjadi gejala defisiensi lebih berat menjelang 14 HST. 2. Perlakuan pemberian bahan organik (P2) dari hasil dekomposisi mikrobia (Bokashi) menyebabkan tanaman jagung mengalami defisiensi N, P, dan K (terutama N) akibat terjadi imobilasi unsur-unsur tersebut. 3. Perlakuan pemberian bersama-sama pupuk Lengkap dan Bokashi (P3) menunjukkan pengaruh paling baik, tanaman jagung tumbuh sehat meskipun di awal pertumbuhan juga menunjukkan gejala defisiensi P. Perlakuan P3 menunjukkan hasil pertumbuhan dan biomas terbaik. 4. Pelepasan kembali unsur P tanah berplintit (kaya besi dan aluminium) akibat akumulasi P dalam bentuk occluded-P residu pemupukan P terus menerus pada sistem budidaya tanah sawah yang mengalami proses pembasahan – pengeringan silih berganti, tidak dapat dilakukan melalui upaya kimiawi (senyawa pelarut P), biologi (mikoriza), fisik (penghalusan plintit), maupun gabungan biologi (Bokashi) dan fisik (penghalusan). 12
5. Dengan demikian, sistem pemupukan P lambat tersedia (slow release) di awal pertumbuhan tanaman yang selama ini dilakukan merupakan hal yang salah dan perlu diperbaiki sehingga pemupukan P menjadi lebih efisien dan efektif.
5.2. Saran 1. Penggunaan pupuk P lambat tersedia (slow release) sebagai pupuk dasar pada tanah sawah yang mengalami proses pembasahan – pengeringan silih berganti yang selama dilakukan, perlu diganti dengan pupuk mudah tersedia (rapid release), sehingga tidak terjadi ketidak-efisienan pemberian P akibat terbentuknya occluded-P. 2. Hal tersebut pada butir 1 perlu dilakukan oleh pihak industri pupuk dalam hal pembuatan jenis pupuk P mudah larut (rapid release) di pabrik, diikuti oleh pihak instansi yang memprogram sistem budidaya tanah sawah dalam rangka penghematan penggunaan saprodi dalam rangka peningkatan produktivitas dan produksi padi sawah.
13
DAFTAR PUSTAKA De Datta, S.K., T.K. Biswas, dan Charoenchamracheep. 1990. Phosphorous requirement and management for lowland rice. In Phosphorous requirement for sustainable agriculture in Asia Oceania. Proceeding of a symposium. IRRI , Los Banos, The Philiphine. Earl, K.D., J.K. Syers, dan J.R. Mc Laughlin. 1979. Origin of the effect of citrate, tartarate, and acetate on phosphate sorption by soils and sythetic gels. SSAJ. 43:474-678. Fox, T.R., N.B. Comerford, dan W.W. Mc Fee. 1990. Phosphorous and aluminium release from a spodic horizone mediated by organic acids. SSAJ. 54:1763-1767. Hesse, P.R. 1972. A Texbook of Soil Chemical Analysis. Chem, Publ. Co. Inc., New York. Kwong, K.F.Ng.K. dan P.M. Huang. 1979. Surface activity of aluminium hydroxide precipateted in the presence of lows molecular weight organic acids. SSAJ. 43:1107-1113. Lopez-Hernandez, D., D. Plores, G. Siegert, dan J.V. Rodriquez. 1979. The effect of some organic anions on phosphate removal from acid and calcareous soils. Soil Sci. 128:321-326. Nagarajah, S., A.M. Posneer, dan J.P. Quirk. 1970. Desorption of phosphate from kaolinite by citrate and bicarbonate. SSAJ. 32:507-510. Paul, E.A. dan F.E. Clark. 1989. Soil Microbiology and Biochemistry. Acad, Press Inc. Lodon. p. 273. Sanchez, P.A. 1976. Properties and management of soils in the tropics. John Wiley and Sons, New York. Santoso, D. 1996. Development of phosphorous fertilizer use on acid soils in Indonesia. In Int. Conf. in Asia. Bali, Indonesia. pp 1-12.
14
Syekhfani. 1997. Strategi penanggulangan kemunduran kesuburan tanah dalam rangka pengamanan produksi tanaman pertanian. Naskah pidato pengukuhan sebagai guru besar dalam Ilmu Kimia Tanah pda Fak. Pertanian, Univ. Brawijaya, Malang, 20 Desember 1979. 43p. Tisdale, S.L., W.L. Nelson, dan J.D. Beatin. MacMillan Publ. Co., New York.
15
1990.
Soil Fertility and Fertilizers.
LAMPIRAN HASIL ANALISIS DASAR Tabel Lampiran 1. Hasil Analisis Unsur Kimia Dasar Sampel Tanah Kode
KKo K+
PH 1:1 H2 O KCl
C Org. (%)
N Total (%)
C/ N
P Bray-1 (mg/kg)
5.9 5.8 6.1
0.68 0.65 0.70
0.09 0.10 0.12
7 6 6
2.32 3.06 3.27
Kode
KB (%)
5.1 5.2 5.2
KKo K+
34 43 47
P Total HCl 25% (mg/kg) 230.70 183.70 396.79
K
0.14 0.32 0.78
Tekstur Debu Liat (%) (%) 37 48 36 50 31 55
Pasir (%) 15 14 14
Na Ca Mg NH4OAc IN pH 7.0 (C.Mol.Kg-1)
KTK
0.05 0.14 0.34
17.82 17.09 25.10
4.92 6.19 8.17
1.02 0.65 1.56
Klas Liat Liat Liat
Tabel Lampiran 2. Hasil Analisis Unsur Kimia Dasar Sampel Bokashi Kode
Bo
PH 1:1 H2O KCl
C Org. (%)
N Total (%)
Bahan Organi k (%)
P
C/N
8.0
13.86
1.39
10
23.98
0.24
7.7
16
K Na Ca HNO3 + HClO4 (%) 1.34
0.83
2.67
Mg
0.24
KTK NH4Oac 1N pH= 7 (C.Mol.Kg-1) 50.94
Tabel Lampiran 3. Hasil Analisis Unsur Kimia Sampel Tanah 10 HST Setelah Perlakuan (inkubasi pada kondisi kapasitas lapang) No
Perlakuan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
I KII KIII KI Ko II Ko III Ko I K+ II K+ III K+ I P1 II P1 III P1 I P2 II P2 III P2 I P3 II P3 III P3 KKo K+
P P Tersedia Tersedia (Olsen) (Bray1) (mg/kg) 3.25 4.15 4.12 6.76 6.02 8.74 6.03 10.59 7.05 6.95 5.98 6.01 7.63 14.82 20.18 8.80 20.13 7.77 6.67 2.32 6.40 3.06 8.62 3.27
17
P Total (HCl 25 %)
407 334 405 634 712 564 340 640 649 540 559 636 597 652 604 773 554 633 -
ANALISIS RAGAM PARAMETER PENELITIAN Tabel Lampiran 4. Tinggi Tanaman Jagung (cm) saat 7 HST Source Factor Error Total Level KKo K+ P1 P2 P3
DF 5 12 17 N 3 3 3 3 3 3
Pooled StDev =
SS 42.69 24.77 67.46 Mean 17.900 20.500 21.500 22.033 22.100 22.367
MS 8.54 2.06
StDev 1.513 1.682 1.153 1.274 1.967 0.666
1.437
F 4.14
P 0.020
Individual 95% CIs For Mean Based on Pooled StDev ------+---------+---------+---------+ (-------*------) a (------*------) ab (------*------) b (------*------) b (------*-------) b (------*-------) b ------+---------+---------+---------+ 17.5 20.0 22.5 25.0
Tabel Lampiran 5. Tinggi Tanaman Jagung (cm) saat 14 HST Source Factor Error Total Level KKo K+ P1 P2 P3
DF 5 12 17 N 3 3 3 3 3 3
Pooled StDev =
SS 146.07 82.11 228.18 Mean 36.933 42.667 42.333 36.967 44.233 42.000
MS 29.21 6.84
StDev 2.902 2.570 3.272 1.845 3.233 1.212
2.616
F 4.27
P 0.018
Individual 95% CIs For Mean Based on Pooled StDev ------+---------+---------+---------+ (-------*--------) a (--------*-------) ab (-------*-------) ab (-------*--------) a (--------*-------) b (-------*-------) ab ------+---------+---------+---------+ 36.0 40.0 44.0 48.0
Tabel Lampiran 6. Tinggi Tanaman Jagung (cm) saat 21 HST Source Factor Error Total Level KKo K+ P1 P2 P3
DF 5 12 17 N 3 3 3 3 3 3
Pooled StDev =
SS 716.4 262.5 978.8 Mean 38.200 48.100 42.600 43.000 55.733 53.967 4.677
MS 143.3 21.9
StDev 0.700 1.852 6.700 5.804 6.679 2.031
F 6.55
P 0.004
Individual 95% CIs For Mean Based on Pooled StDev ----------+---------+---------+-----(-------*------) a (------*------) ab (------*-------) a (-------*------) a (-------*------b (------*-------)b ----------+---------+---------+-----40.0 48.0 56.0
Tabel Lampiran 7. Tinggi Tanaman Jagung (cm) saat 28 HST Source Factor Error Total Level KKo K+ P1 P2 P3
DF 5 12 17 N 3 3 3 3 3 3
Pooled StDev =
SS 2000.4 353.7 2354.1 Mean 45.367 53.233 57.000 64.767 67.100 78.167
MS 400.1 29.5
StDev 3.700 0.503 1.562 10.499 4.276 5.654
5.429
F 13.57
P 0.000
Individual 95% CIs For Mean Based on Pooled StDev -----+---------+---------+---------+(---*----)a (---*----) ab (----*----) ab (---*----) b (----*---) b (---*----) b -----+---------+---------+---------+45 60 75 90
Tabel Lampiran 8. Tinggi Tanaman Jagung (cm) saat 35 HST Source Factor Error Total Level KKo K+ P1 P2 P3
DF 5 12 17 N 3 3 3 3 3 3
Pooled StDev =
SS 5573.2 788.8 6362.0 Mean 54.93 70.13 68.53 86.97 83.93 110.67
MS 1114.6 65.7
StDev 7.64 6.25 3.56 4.11 6.64 14.94
8.11
F 16.96
P 0.000
Individual 95% CIs For Mean Based on Pooled StDev ---+---------+---------+---------+--(---*---) a (---*---) ab (---*---) ab (---*---) b (----*---) b (---*---) c ---+---------+---------+---------+--50 75 100 125
Tabel Lampiran 9. Tinggi Batang Jagung (cm) saat 7 HST Source Factor Error Total
Level KKo K+ P1 P2 P3
DF 5 12 17
N 3 3 3 3 3 3
Pooled StDev =
SS 17.652 5.233 22.885
Mean 3.2667 5.6333 5.6667 6.4667 5.6667 5.2000 0.6604
MS 3.530 0.436
StDev 0.8021 0.2517 0.7234 0.1528 0.4933 1.0583
F 8.10
P 0.002
Individual 95% CIs For Mean Based on Pooled StDev ----+---------+---------+---------+-(-----*----) a (-----*----)b (-----*----)b (----*-----) b (-----*----) b (-----*----) b ----+---------+---------+---------+-3.0 4.5 6.0 7.5
Tabel Lampiran 10. Tinggi Batang Jagung (cm) saat 14 HST Source Factor Error Total Level KKo K+ P1 P2 P3
DF 5 12 17 N 3 3 3 3 3 3
Pooled StDev =
SS 7.57 28.19 35.76 Mean 9.167 9.600 11.033 9.833 10.733 9.800
MS 1.51 2.35
StDev 1.102 2.506 0.451 1.650 1.484 1.212
1.533
F 0.64
P 0.671
Individual 95% CIs For Mean Based on Pooled StDev -----+---------+---------+---------+(-----------*-----------) a (-----------*-----------) a (-----------*-----------)a (-----------*------------) a (-----------*-----------)a (-----------*-----------) a -----+---------+---------+---------+8.0 9.6 11.2 12.8
Tabel Lampiran 11. Tinggi Batang Jagung (cm) saat 21 HST Source Factor Error Total Level KKo K+ P1 P2 P3
DF 5 12 17 N 3 3 3 3 3 3
Pooled StDev =
SS 4.50 16.57 21.06 Mean 10.833 11.233 12.100 11.533 12.267 11.900
MS 0.90 1.38
StDev 1.290 1.250 1.153 0.569 1.419 1.179
1.175
F 0.65
P 0.666
Individual 95% CIs For Mean Based on Pooled StDev ---+---------+---------+---------+--(-----------*------------) a (------------*-----------) a (-----------*-----------)a (-----------*-----------)a (-----------*-----------a (-----------*-----------) a ---+---------+---------+---------+--9.6 10.8 12.0 13.2
Tabel Lampiran 12. Tinggi Batang Jagung (cm) saat 28 HST Source Factor Error Total Level KKo K+ P1 P2 P3
DF 5 12 17 N 3 3 3 3 3 3
Pooled StDev =
SS 142.79 23.18 165.97 Mean 11.500 13.033 14.067 14.400 18.400 19.333 1.390
MS 28.56 1.93
StDev 1.778 1.464 0.723 1.819 0.400 1.514
F 14.78
P 0.000
Individual 95% CIs For Mean Based on Pooled StDev ---+---------+---------+---------+--(----*----) a (----*----) a (----*----) a (----*----) a (----*----) b (----*----) b ---+---------+---------+---------+--10.5 14.0 17.5 21.0
Tabel Lampiran 13. Tinggi Batang Jagung (cm) saat 35 HST Source Factor Error Total Level KKo K+ P1 P2 P3
DF 5 12 17 N 3 3 3 3 3 3
Pooled StDev =
SS 422.8 147.1 569.9 Mean 14.400 21.067 19.300 24.367 22.000 30.333
MS 84.6 12.3
StDev 4.253 2.178 1.868 1.677 4.095 5.258
3.501
F 6.90
P 0.003
Individual 95% CIs For Mean Based on Pooled StDev ------+---------+---------+---------+ (------*-----) a (-----*-----) ab (------*-----) ab (-----*-----) b (-----*------) ab (-----*------)b ------+---------+---------+---------+ 14.0 21.0 28.0 35.0
Tabel Lampiran 14. Jumlah Daun Jagung saat 7 HST Source Factor Error Total Level KKo K+ P1 P2 P3
DF 5 12 17 N 3 3 3 3 3 3
SS 2.444 2.000 4.444 Mean 3.0000 3.3333 3.3333 4.0000 4.0000 3.6667
Pooled StDev = 0.4082 * NOTE * All values in
MS 0.489 0.167
F 2.93
P 0.059
Individual 95% CIs For Mean Based on Pooled StDev StDev ---------+---------+---------+------0.0000 (--------*--------) a 0.5774 (--------*-------) ab 0.5774 (--------*-------) ab 0.0000 (--------*-------) b 0.0000 (--------*-------) b 0.5774 (-------*--------) ab ---------+---------+---------+------3.00 3.60 4.20 column are identical.
Tabel Lampiran 15. Jumlah Daun Jagung saat 14 HST Source Factor Error Total Level KKo K+ P1 P2 P3
DF 5 12 17 N 3 3 3 3 3 3
SS 0.2778 0.6667 0.9444 Mean 5.0000 5.0000 5.0000 5.0000 5.3333 5.0000
Pooled StDev = 0.2357 * NOTE * All values in
MS 0.0556 0.0556
F 1.00
P 0.458
Individual 95% CIs For Mean Based on Pooled StDev StDev ----+---------+---------+---------+-0.0000 (---------*---------) a 0.0000 (---------*---------) a 0.0000 (---------*---------) a 0.0000 (---------*---------) a 0.5774 (---------*---------) a 0.0000 (---------*---------) a ----+---------+---------+---------+-4.80 5.10 5.40 5.70 column are identical.
Tabel Lampiran 16. Jumlah Daun Jagung saat 21 HST (Total) Source Factor Error Total Level KKo K+ P1 P2 P3
DF 5 12 17 N 3 3 3 3 3 3
SS 6.667 1.333 8.000 Mean 6.0000 6.0000 7.0000 6.3333 7.0000 7.6667
Pooled StDev = 0.3333 * NOTE * All values in
MS 1.333 0.111
F 12.00
P 0.000
Individual 95% CIs For Mean Based on Pooled StDev StDev -+---------+---------+---------+----0.0000 (-----*-----) a 0.0000 (-----*-----) a 0.0000 (-----*-----) b 0.5774 (-----*-----) ab 0.0000 (-----*-----)b 0.5774 (-----*-----b -+---------+---------+---------+----5.60 6.30 7.00 7.70 column are identical.
Tabel Lampiran 17. Jumlah Daun Jagung saat 21 HST (Mati) Source Factor Error Total Level KKo K+ P1 P2 P3
DF 5 12 17 N 3 3 3 3 3 3
SS 8.278 8.667 16.944 Mean 1.3333 2.3333 3.0000 2.3333 1.6667 1.0000
Pooled StDev = 0.8498 * NOTE * All values in
MS 1.656 0.722
F 2.29
P 0.111
Individual 95% CIs For Mean Based on Pooled StDev StDev -+---------+---------+---------+----0.5774 (--------*--------) a 0.5774 (-------*--------) a 1.7321 (--------*--------)a 0.5774 (-------*--------) a 0.5774 (--------*--------) a 0.0000 (--------*--------) a -+---------+---------+---------+----0.0 1.2 2.4 3.6 column are identical.
Tabel Lampiran 18. Jumlah Daun Jagung saat 28 HST (Total) Source Factor Error Total Level KKo K+ P1 P2 P3
DF 5 12 17 N 3 3 3 3 3 3
SS 11.833 2.667 14.500 Mean 7.000 7.667 8.000 8.333 8.333 9.667
Pooled StDev = 0.471 * NOTE * All values in
MS 2.367 0.222
F 10.65
P 0.000
Individual 95% CIs For Mean Based on Pooled StDev StDev -------+---------+---------+--------0.000 (----*----) a 0.577 (----*----) ab 0.000 (----*----) ab 0.577 (---*----)b 0.577 (---*----)b 0.577 (----*---) c -------+---------+---------+--------7.2 8.4 9.6 column are identical.
Tabel Lampiran 19. Jumlah Daun Jagung saat 28 HST (Mati) Source Factor Error Total Level KKo K+ P1 P2 P3
DF 5 12 17 N 3 3 3 3 3 3
SS 5.333 2.667 8.000 Mean 2.3333 2.6667 3.0000 2.6667 2.0000 1.3333
Pooled StDev = 0.4714 * NOTE * All values in
MS 1.067 0.222
F 4.80
P 0.012
Individual 95% CIs For Mean Based on Pooled StDev StDev -+---------+---------+---------+----0.5774 (------*-------) ab 0.5774 (------*-------)a 0.0000 (------*-------)a 0.5774 (------*-------) a 0.0000 (------*------) ab 0.5774 (-------*------) b -+---------+---------+---------+----0.80 1.60 2.40 3.20 column are identical.
Tabel Lampiran 20. Jumlah Daun Jagung saat 35 HST (Total) Source Factor Error Total Level KKo K+ P1 P2 P3
DF 5 12 17 N 3 3 3 3 3 3
SS 13.111 2.667 15.778 Mean 9.000 9.000 9.333 11.000 10.000 11.000
Pooled StDev = 0.471 * NOTE * All values in
MS 2.622 0.222
F 11.80
P 0.000
Individual 95% CIs For Mean Based on Pooled StDev StDev ------+---------+---------+---------+ 0.000 (-----*-----) a 0.000 (-----*-----) a 0.577 (-----*-----) a 0.000 (-----*-----) b 1.000 (-----*-----) ab 0.000 (-----*-----)b ------+---------+---------+---------+ 9.0 10.0 11.0 12.0 column are identical.
Tabel Lampiran 21. Jumlah Daun Jagung saat 35 HST (Mati) Analysis of Variance Source DF SS Factor 5 1.611 Error 12 1.333 Total 17 2.944 Level KKo K+ P1 P2 P3
N 3 3 3 3 3 3
Pooled StDev =
Mean 3.0000 3.0000 3.0000 3.3333 3.0000 2.3333 0.3333
MS 0.322 0.111
StDev 0.0000 0.0000 0.0000 0.5774 0.0000 0.5774
F 2.90
P 0.061
Individual 95% CIs For Mean Based on Pooled StDev --+---------+---------+---------+---(-------*-------) a (-------*-------) a (-------*-------) a (--------*-------a (-------*-------) a (--------*-------) a --+---------+---------+---------+---2.00 2.50 3.00 3.50
Tabel Lampiran 22. Lilit Batang saat 28 HST Source Factor Error Total Level KKo K+ P1 P2 P3
DF 5 12 17 N 3 3 3 3 3 3
Pooled StDev =
SS 7.8094 0.4467 8.2561 Mean 2.1333 2.4333 2.7667 2.8333 3.2000 4.2000 0.1929
MS 1.5619 0.0372
StDev 0.2887 0.1528 0.0577 0.0577 0.2646 0.2000
F 41.96
P 0.000
Individual 95% CIs For Mean Based on Pooled StDev ---+---------+---------+---------+--(--*---) a (---*--) ab (---*--) b (--*---) ab (---*--) b (--*--)c ---+---------+---------+---------+--2.10 2.80 3.50 4.20
HASIL PENGAMATAN GEJALA DEFISIENSI Tabel Lampiran 23. Hasil Pengamatan Gejala Defisiensi P Jagung saat 12 HST No
Perlakuan I -P -P n ---P n --P
1 K2 Ko 3 K+ 4 P1 5 P2 6 P3 -P: defisiensi P ringan --P: defisiensi P jelas ---P: defisiensi P sangat jelas n : normal
Ulangan II -P -P n ---P n --P
Rata-rata III -P -P n ---P n --P
-P -P N ---P N --P
Tabel Lampiran 24. Hasil Pengamatan Gejala Defisiensi P Jagung saat 14 HST No
Perlakuan I -P n n ---P --P --P
1 K2 Ko 3 K+ 4 P1 5 P2 6 P3 -P: defisiensi P ringan --P: defisiensi P jelas ---P: defisiensi P sangat jelas n : normal
Ulangan II -P ---P n ---P --P --P
Rata-rata III -P -P n ---P n --P
-P -P n ---P --P --P
Tabel Lampiran 25. Hasil Pengamatan Gejala Defisiensi P Jagung saat 16 HST No 1 2 3 4 5 6 -P: --P: ---P: n :
Perlakuan I -P --P -P ---P -P -P
KKo K+ P1 P2 P3 defisiensi P ringan defisiensi P jelas defisiensi P sangat jelas normal
Ulangan II --P ---P --P ---P -P -P
Rata-rata III --P --P ---P* ---P -P -P
--P --P --P ---P -P -P
Tabel Lampiran 26. Gejala Defisiensi N, P dan K Jagung saat 21 HST No 1 2 3 4 5 6 -: --: ---: n
Perlakuan KKo
I -K,-P -K, -P, -N -K, -N ---P --K, -N n
K+ P1 P2 P3 defisiensi ringan defisiensi jelas defisiensi sangat jelas : normal
Ulangan II -K, -P -K, -P, -N -K, -N ---P -K, -N n
Rata-rata III -K, -P -P, -N
-N, -P -K, -P, -N
-K, -N ---P -K, -N n
-K, -N ---P -K, -N n
Tabel Lampiran 27. Gejala Defisiensi N, P, dan K pada Jagung saat 26 HST No 1 2 3 4 5 6 -: --: ---:
Perlakuan
Ulangan I II III K-K,-P -K, -P -K, -P Ko -K, -P, -K, -P, -P, -N -N -N K+ -K, -N -K, -N abn P1 ---P ---P ---P P2 --K, -N -K, -N -K, -N P3 n n n defisiensi ringan n : normal defisiensi jelas abn: abnormal defisiensi sangat jelas
Rata-rata -N, -P -K, -P, -N abn ---P -K, -N n
Tabel Lampiran 28. Gejala Defisiensi N, P dan K pada Jagung saat 35 HST No 1 2 3 4 5 6 -: --: ---:
Perlakuan
Ulangan II III K-N, -P, -N, -P, -K -K Ko -N, -P, -N, -P, -K -K K+ --N, abn -P, -K P1 --P, --P, -K -K P2 ---N, ---N, --N, -P, -K -P, -K -P, -K P3 n n n defisiensi ringan n : normal defisiensi jelas abn: abnormal defisiensi sangat jelas
Rata-rata
I -N, -P, -K -N, -P, -K --N, -P, -K --P, -K
n
LAMPIRAN GAMBAR
Benih Jagung
Benih Jagung
Gambar Lampiran 1. Benih Jagung yang Digunakan dalam Penelitian
Tanah Berkonkresi
Tanah Normal
Bokashi
Konkresi Besi
Media Tanam
Gambar Lampiran 2. Bahan dan Media Tanam yang Digunakan dalam Penelitian
Jagung Umur 7 HST Dari kiri – kanan: K-, Ko, K+, P1, P2, P3
Gambar Lampiran 3. Tanaman Jagung Umur 7 HST