Antologi Pendidikan Geografi, Volume 3, Nomor 1, April 2015 | 1
RESPON MASYARAKAT PEMILIK LAHAN TERHADAP UPAYA REKLAMASI LAHAN BEKAS PENAMBANGAN PASIR BESI DI DESA MANDALAJAYA KECAMATAN CIKALONG N. Susanti1), D, Sugandi 2), Jupri3) Jurusan Pendidikan Geografi, Fakultas Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Pendidikan Indonesia
[email protected] ,
[email protected] ,
[email protected] ABSTRAK
Pertambangan pasir besi telah menimbulkan kerusakan pada lahan pertanian seluas 89.366 m2. Menurut peraturan pemerintah no 78 tahun 2010, lahan bekas pertambangan harus direklamasi dalam tenggang waktu 30 hari (satu bulan) kalender setelah tidak adanya kegiatan usaha pada lahan terganggu. Tujuan penelitian ini yaitu 1) menganalisis pengaruh pengetahuan terhadap upaya reklamasi lahan, 2) menganalisis pengaruh sikap terhadap upaya reklamasi lahan, 3) menganalisis bentuk reklamasi lahan bekas penambangan pasir besi di Desa Mandalajaya Kecamatan Cikalong. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif. Populasi penelitian ini adalah masyarakat pemilik lahan bekas penambangan pasir besi sebanyak 75 orang. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah sampel jenuh, artinya penelitian ini ditujukan kepada seluruh pemilik lahan bekas penambangan pasir besi di Desa Mandalajaya. Variabel penelitian terdiri dari variable bebas yang meliputi pengetahuan, sikap, perilaku pemilik lahan dan variabel terikatnya yaitu upaya reklamasi lahan.Analisis data penelitian ini menggunakan analisis regresi linier ganda. Hasil penelitian menunjukan bahwa pengetahuan masyarakat mempengaruhi upaya reklamasi lahan sebesar 0,105 atau 10,5% dan sikap hanya mempengaruhi 0,003 atau 0,3%. Bentuk reklamasi yang dilakukan masyarakat Desa Mandalajaya meliputi penutupan lubang galian, revegetasi, dan menggunakan lahan untuk peruntukan lain. Penutupan lubang galian sudah dilakukan 44%, revegetasi 29,33%, dan menggunakan lahan untuk peruntukan lain hanya dilakukan oleh 4% dari masyarakat pemilik lahan. Dengan demikian, respon masyarakat terhadap upaya reklamasi lahan di Desa Mandalajaya termasuk dalam kategori sangat rendah.
Kata kunci : Pertambangan Pasir Besi,Respon, Reklamasi
1)
Penulis , Dosen FPIPS UPI
2) 3)
2 | Neti Susanti, dkk. Respon Masyarakat Terhadap Upaya Reklamasi Lahan Bekas Penambangan Pasir Besi…
LAND OWNERS RESPONSE TO THE EFFORTS OF LAND RECLAMATION OF USED IRON SAND MINING DISTRICT IN VILLAGE MANDALAJAYA CIKALONG
N. Susanti1), D. Sugandi 2), Jupri3) Departement Of Geography Education, Faculty Of Social Sciences Education, Indonesia University Of Education
[email protected] ,
[email protected] ,
[email protected] ABSTRACT Iron sand mining has caused damage to the agricultural area of 89 366 m2. According to the government regulation No. 78 of 2010, mined land must be reclaimed with in a period of 30 days (one month) after the calendar is not any business activities on disturbed land. The purpose of this study is 1) to analyz ethe influence of knowledge on land reclamation efforts, 2) analyze the influence of attitudes toward land reclamation efforts, 3) analyze the form of land reclamation of mined iron in the Village District of Cikalong Mandalajaya. The method used in this research is descriptive method. The population of this research is the land owners of mined iron oreby 75 people. The sample used in this study is the samples at urated, meaning that this study is aimed to all owners of land after mining iron sands in the village Mandalajaya. Variable sconsisted of independent variables which include knowledge, attitude, behavior land owner sand the dependent variable is land reclamation efforts. Analysis of research data using multiple linear regression analysis. The results showed that the knowledge society affect land reclamation efforts by 0,105 or 10,5% and attitude affects only 0,003 or 0.3%. Form of reclamation villagers Mandalajaya include pitclo sure, revegetation, and use the land for other uses. Pitclo sures already done 44%, 29.33% revegetation, and use the land for other uses only doneby 4% of the land owners. Thus, the public response to land reclamation efforts in the Village Mandalajaya included in the low category.
Keywords: Iron Sand Mining, Response, Reclamation
Antologi Pendidikan Geografi, Volume 3, Nomor 1, April 2015 | 3
Pertambangan merupakan sebagian tahapan untuk mengambil dan memanfaatkan kekayaan alam yang terkandung di dalam bumi Indonesia. Hasil tambang Indonesia dari tahun ke tahun sebagian besar diekspor ke berbagai negara di dunia, hanya pasir besi lah yang lebih banyak dimanfaatkan di dalam negeri. Pasir besi dianggap sebagai salah satu sumberdaya yang kurang ekonomis dan penggunaannya kurang optimal, akan tetapi seiring perkembangan teknologi, pasir besi telah berubah menjadi sumber daya yang layak tambang. Hal ini dipengaruhi oleh perkembangan industrialisasi yang meningkatkan permintaan pasir besi seiring dengan peningkatan kebutuhan pasir besi dunia. Pasir besi dimanfaatkan untuk bahan baku di sektor industri dengan cara mengolahnya menjadi bahan dasar bangunan, bahan dasar logam, besi, semen, dan lain-lain. Pasir besi merupakan mineral yang dapat ditemukan disekitar pesisir pantai. Menurut Zen (1984, hlm. 127) pasir besi terdapat di sepanjang pantai Pulau Jawa. Jawa Barat misalnya, memiliki sumber daya pasir besi sebanyak 35.612.966,9 ton yang terdiri dari 28.297.032,29 ton (Fe) dan 7.315.934,61 (titan), sumber daya tersebut tersebar di Kabupaten Ciamis, Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Subang (Rosana, dkk, 2013). Kabupaten Tasikmalaya adalah salah satu Kabupaten yang menjadi sasaran para pengusaha penambangan pasir besi.Jumlah potensi pasir besi di Kabupaten Tasikmalaya cukup banyak yakni sekitar 3.659.390 ton yang tersebar di tiga Kecamatan yakni Kecamatan Cikalong, Kecamatan Cipatujah dan Kecamatan Karangnunggal. Penambangan pasir besi di Kabupaten Tasikmalaya dimulai sejak tahun 2004 diawali dengan tahap eksplorasi yang hingga saat ini umumnya telah dilakukan. Kecamatan Cikalong merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Tasikmalaya yang mengalami kerusakan lahan paska penambangan pasir besi. Kerusakan lahan
dengan kategori sangat rusak terjadi di Desa Mandalajaya dengan luas lahan bekas tambang sekitar 89.366 m2. Masalah utama kegiatan pertambangan ini yaitu perubahan morfologi, perubahan pola hidrologi, dan hilangnya vegetasi penutup lahan. Menurut Alaudin (2013, hlm. 3) kegiatan penambangan apabila tidak dikelola dengan baik dapat menyebabkan kerusakan lingkungan secara keseluruhan dalam bentuk pencemaran tanah, air, dan udara. Lahan-lahan bekas penambangan pasir besi yang telah rusak, sekarang menjadi terbengkalai dan tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Reklamasi lahan adalah tanggung jawab perusahaan. Menurut Peraturan Pemerintah No. 78 tahun 2010 pemberian batas atau tenggang waktu pelaksanaaan reklamasi harus dilakukan dalam waktu 30 hari (satu bulan) kalender setelah tidak adanya kegiatan usaha pada lahan terganggu. Perusahaan dan pemilik lahan telah melakukan perjanjian yang salah satu isinya menyebutkan bahwa perusahaan akan mereklamasi lahan bekas penambangan pasir besi, akan tetapi perusahaanperusahaan pasir besi di Desa Mandalajaya telah mengingkari janjinya untuk mereklamasi lahan. Apabila pemilik lahan tidak mereklamasi lahan tersebut, maka mereka akan kehilangan mata pencahariannya yang secara langsung mengurangi pendapatan masyarakat. Oleh karena itu, masyarakat pemilik lahan memiliki kesadaran atau inisiatif untuk mereklamasi lahan secara bertahap sesuai kemampuannya agar lahan tersebut dapat segera digunakan kembali untuk pertanian. Perubahan tatanan lingkungan akibat penambangan pasir besi, memunculkan respon dari masyarakat pemilik lahan terhadap reklamasi lahan. Respon yang dimaksud adalah tingkah laku yang didahului oleh pengetahuan yang mendalam, dan sikapyang ditunjukkan dengan cara suka atau tidak suka. Menurut Azwar (2013, hlm. 7) respon diklasifikasikan dalam tiga macam, yaitu respon kognitif (respon perseptual dan pernyataan mengenai apa
4 | Neti Susanti, dkk. Respon Masyarakat Terhadap Upaya Reklamasi Lahan Bekas Penambangan Pasir Besi…
yang diyakini), respon afektif (respons syaraf simpatetik dan pernyataan afeksi), serta respons perilaku atau konatif (respons berupa tindakan dan pernyataan mengenai perilaku). Respon masyarakat ini akan menentukan bentuk reklamasi lahan bekas penambangan pasir besi tergantung jenis responnya apakah bersifat positif atau negatif. Tujuan penelitian ini yaitu 1) menganalisis pengaruh pengetahuan terhadap upaya reklamasi lahan, 2) menganalisis pengaruh sikap terhadap upaya reklamasi lahan, 3) menganalisis bentuk reklamasi lahan bekas penambangan pasir besi di Desa Mandalajaya Kecamatan Cikalong. METODE Desa mandalajaya merupakan salah satu desa di Kecamatan Cikalong dengan luas 1.332.096 Ha. Pertambangan pasir besi dilaksanakan di tiga dusun yaitu Dusun Sukahaji, Dusun Mangkabaya, dan Dusun Cijulangadeg pada lahan seluas 89.366 m2. Metode dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif, yakni menggambarkan keadaan dilapangan sesuai dengan fakta mengenai respon masyarakat (kognitif, afektif, dan konatif terhadap upaya reklamasi lahan bekas penambangan pasir besi).Desain penelitian iniadalah desain korelasional kumulatif, tujuannya yaitu untuk menyelidiki dua atau lebih variabel dan menemukan hubungan-hubungan (relation) atau yang ada diantara mereka ke dalam suatu lingkungan tertentu. Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat pemilik lahan bekas penambangan pasir besi di Desa Mandalajaya sebanyak 75 orang yang tersebar di tujuh lokasi yaitu Beslahan, Cibenda, Nyomplong, Rancawiru, Cikuul, Kokocong, dan Cikamurangdengan luas89.366 m2, adapun lokasi penelitian dapat dilihat pada gambar 1. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah sampel jenuh, artinya penelitian ini ditujukan bagi seluruh masyarakat pemilik lahan bekas penambangan pasir besi sebanyak 75 orang.
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebasdan variabel terikat. Variabel bebasnya yaiturespon masyarakat terhadap upaya reklamasi lahan bekas penambangan pasir besi meliputi aspek kognitif (pengetahuan) , afektif (sikap), dan konatif (perilaku), sedangkan variabel terikatnyayaitu upaya reklamasi lahan bekas penambangan pasir besi. Instrumen penelitian ini yaitu berupa angket yang ditujukan kepada seluruh masyarakat pemilik lahan bekas penambangan pasir besi di Desa Mandalajaya sebanyak 75 orang. Tujuan menggunakan angket dan wawancara dalam penelitian ini adalah untuk memudahkan dalam pengkodean.
Antologi Pendidikan Geografi, Volume 3, Nomor 1, April 2015 | 5
Gambar 1. Peta Lokasi Pertambangan Pasir Besi Penelitian dilakukan menggunakan cara ilmiah dan langkah-langkah yang sistematis. Penelitian berawal dari suatu masalah tentang pertambangan pasir besi di Desa Mandalajaya. Pertambangan pasir besi menimbulkan dampak yang berkelanjutan terhadap lingkungan termasuk didalamnya masyarakat..Melihat dampak tersebut, maka masyarakat mulai memberikan respon terhadap upaya reklamasi lahan yang dimilikinya.Respon tersebut ada yang bersifat positif maupun negatif tergantung pengetahuan mereka tentang konsep dan manfaat reklamasi lahan. Prosedur penelitian atau rencana penelitian dijabarkan pada gambar 2.
Teknik pengumpulan data yang digunkan dalam penelitian ini yaitu observasi, angket, studi literatur, dan dokumentasi. Datadata yang telah dikumpulkan selanjutnya dianalisis sehingga tujuan dari penelitian ini akan tercapai. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan Skala Likert dan anlisis regresi linear ganda. Skala likert digunakan untuk menskor setiap jawaban responden, kemudian dianalisis menggunakan regresi linier ganda untuk menganalisis pengaruh pengetahuan dan sikap terhadap upaya reklamasi lahan serta menganalisis bentuk perilaku masyarakat terhadap upaya reklamasi lahan.
6 | Neti Susanti, dkk. Respon Masyarakat Terhadap Upaya Reklamasi Lahan Bekas Penambangan Pasir Besi… Latar Belakang
Upaya Reklamasi lahan Bekas Tambang
Lahan Bekas Pertambangan Pasir Besi
Rumusan Masalah Teori
Metode Penelitian
Instrumen Penelitian
Pengumpulan Data
Variabel Penelitian
Analisis Data
Respon Masyarakat
Kesimpulan dan Saran Gambar 2 Prosedur Penelitian
HASIL DAN PEMBAHASAN Manusia merupakan bagian dari lingkungan. Tingkah laku manusia akan menentukan kelestarian atau kerusakan lingkungan. Menurut Sumatmadja (2000, hlm. 72) manusia dengan alam ada dalam konteks keruangan yang saling mempengaruhi.Kadar saling pengaruh tersebut sangat dipengaruhi oleh tingkat penguasaan IPTEK oleh manusia sendiri.Atas dasar penguasaan IPTEK tersebut, ada masyarakat manusia yang masih bergantung pada alam, ada yang sudah mampu menyesuaikan diri, dan ada pula yang yang
mampu mengelola dan memanfaatkannya bagi kesejahteraan mereka. Perkembangan industrialisasi menyebabkan sektor pertambangan semakin dibutuhkan. Penambangan mineral untuk berbagai keperluan secara berlebihan akan membawa bencana masalah lingkungan bagi masyarakat disekitarnya. Menurut Noor (2006, hlm. 1) permasalahan lingkungan akan muncul ketika eksploitasi sumberdaya lam mengabaikan prinsip-prinsip pengelolaan sumberdaya lam dan lingkungan yang berkelanjutan. Oleh karena itu, pengusaha
Antologi Pendidikan Geografi, Volume 3, Nomor 1, April 2015 | 7
yang mau melakukan pertambangan harus memperhatikan kaidah lingkungan. Pertambanganpasir besi di Desa Mandalajaya dimulai sejak tahun 2010 hingga akhir tahun 2012.. Pertambangan pasir besi sebagian besar dilakukan di lahan pertanian warga seperti sawah dan kebun kelapaseluas 89.366 m2.. Pengambilan sumber daya pasir besi yang berlebihan tanpa memperhatikan lingkungan dapat menyebabkan lahan menjadi rusak. Kerusakan lingkungan yang diakibatkan pertambangan pasir besi diantaranya: hilangnya vegetasi penutup lahan, perubahan topografi, dan perubahan pola hidrologi. Kerusakan lahan akibat pertambangan ini dapat menimbulkan dampak yang berkelanjutan jika tidak diiringi dengan upaya reklamasi. Idealnya, reklamasi lahan dilakukan dalam tenggang waktu 30 hari setelah tidak adanya kegiatan pertambangan.Akan tetapi, perusahaanperusahaan pasir besi di Desa Mandalajaya telah mengingkari perjanjiannya untuk mereklamasi lahan.Mereka tidak bertanggung jawab untuk mengembalikan kondisi lahan sebagaimana mestinya. Dalam kurun waktu beberapa tahun ini masyarakat Desa Mandalajaya khususnya yang memiliki lahan bekas penambangan pasir besi banyak memberikan respon terhadap aktivitas penambangan tersebut, baik respon positif maupun respon negatif. Menurut Iskandar (2012, hlm. 18) respon diartikan sebagai perilaku atau tingkah laku yang terjadi pada manusia setelah ia mendapatkan stimulus atau objek yang terdapat di lingkungan. Untuk mengetahui respon
masyarakat terhadap pertambangan pasir besi dapat dilihat dari tiga komponen yaitu pengetahuan (kognitif), sikap (apektif), dan perilaku (konatif) masyarakat. 1. Pengaruh Pengetahuan Masyarakat Terhadap Upaya Reklamasi Lahan Komponen kognitif terdiri dari kategorikategori yang digunakan untuk berpikir yang akan mempengaruhi perilaku/tindakan. Berbagai informasi yang diterima oleh panca indera, diproses oleh sistem otak sehingga menghasilkan sebuah pemahaman, kemudian ditunjukkan dengan sikap, dan diwujudkan dengan perilaku. Tindakan manusia dalam ruang bersumber dari persepsi manusia tentang suatu objek yang ada dilingkungan sekitarnya. Pengetahuan masyarakat memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap upaya reklamasi lahan. Komponen kognitif ini akan menimbulkan pemahaman, sikap, serta bentuk reklamasi lahan bekas penambangan pasir besi di Desa Mandalajaya. Masyarakat yang mengikuti penyuluhan atau mengetahui konsep serta manfaat reklamasi lahan akan memiliki kesadaran lingkungan yang tinggi sehingga ia akan segera mereklamasi lahan sesuai dengan kemampuannya. Pengetahuan masyarakat terhadap upaya reklamasi lahan dilihat dari pengetahuan mengenai konsep dan manfaat reklamasi lahan, serta penyuluhan/pelatihan tentang reklamasi lahan.Rekapitulasi skor pengetahuan masyarakat pemilik lahan bekas penambangan pasir besi di Desa Mandalajaya Kecamatan Cikalong dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini :
8 | Neti Susanti, dkk. Respon Masyarakat Terhadap Upaya Reklamasi Lahan Bekas Penambangan Pasir Besi…
Tabel 1 Rekapitulasi Pengetahuan Pemilik Lahan Pernyataan
Skor N TS 3 2
S 4
45
116
18
24
19
222
40
104
24
30
18
216
Perusahaan sering melakukan penyuluhan
0
0
0
92
29
121
Penyuluhan meningkatkan pengetahuan
5
84
45
14
3
151
Penyuluhan meningkatkan keterampilan
0
24
6
44
16
90
0
36
6
62
4
108
0
32
12
62
3
109
90
396
111
328
92
1017
Pengetahuan tentang konsep reklamasi lahan Pengetahuan tentang manfaat reklamasi lahan
Penyuluhan mengembalikan produktivitas lahan Penyuluhan dapat mengembalikan lahan pertanian Jumlah
STS 1
Jumlah Skor
SS 5
Sumber : Hasil Penelitian, 2014 Pengetahuan pemilik lahan dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : Nilai Indeks Maksimal= Skor tertinggi x jumlah soal x jumlah sampel = 5 x 7x 75 = 2.625 Nilai Indeks Minimal = Skor terendah x jumlah soal x jumlah sampel = 1 x 7 x 75 = 525 Jarak Interval = (Nilai Maksimal – Nilai Minimal) : 4 = (2.625 – 525) : 4 = 525 Persentase Skor = (Total Skor: Nilai Maksimal) x 100 = (1.017 : 2.625) x 100 = 38,74 (Lemah) 38,74
0
20
40
60
80
100
Hasil perhitungan diatas, menunjukkan bahwa pengetahuan masyarakat terhadap upaya reklamasi lahan bekas penambangan Sangat Lemah
Lemah
Cukup
Kuat
Sangat Kuat
pasir besi memiliki jumlah skor 38,74 yang artinya bahwa pengetahuan masyarakat masih tergolong rendah. Penyuluhan yang dilakukan perusahaan/ pemerintah tidak mampu meningkatkan pengetahuan masyarakat secara signifikan sehingga masyarakat belum memahami konsep, manfaat dan teknik-teknik mereklamasi lahan.Tidak adanya pelatihan mereklamasi lahan membuat masyarakat tidak mampu mengembalikan produktivitas lahan yang biasa digunakan untuk pertanian. Rendahnya pengetahuan masyarakat akan berpengaruh terhadap sikap dan tindakan masyarakat dalam mereklamasi lahan. Berdasarkan hasil perhitungan regresi linear ganda, pengetahuan masyarakat pemilik lahan memiliki pengaruh sebesar 0,105 atau 10,5% terhadap upaya reklamasi lahan bekas penambangan pasir besi yang artinya semakin tinggi pengetahuan masyarakat, maka akan semakin baik pula upaya reklamasi lahan yang dilakukan. Hal ini sesuai dengan pernyataan
Antologi Pendidikan Geografi, Volume 3, Nomor 1, April 2015 | 9
Abdurachman (1988, hlm.29) yang menyatakan bahwa pengetahuan atau persepsi lingkungan berpengaruh terhadap perilaku keruangan individu.
Model persamaan regresi linier berganda yang digunakan adalah sebagai berikut:
Tabel 2 Persamaan Regresi Linier Berganda
Tabel 2 menghasilkan nilai a sebesar 11,795, β1 sebesar 0,193 dan β2 sebesar 0,032. Dengan demikian, persamaan regresi linier berganda yang akan dibentuk adalah sebagai berikut: Y= 11,795 + 0,193X1 + 0,032X2 Hasil persamaan regresi linier berganda tersebut, masing-masing variabel dapat diinterpretasikan sebagai berikut: a. Konstanta sebesar 11,795 menyatakan bahwa ketika pengetahuan dan sikap bernilai 0 (nol) dan tidak ada perubahan, maka upaya reklamasi lahan akan bernilai sebesar 11,795. b. Nilai variabel X1 yaitu pengetahuan memiliki nilai koefisien regresi sebesar 0,193, artinya jika pengetahuan meningkat, sementara sikap masyarakat konstan, maka
upaya reklamasi lahan akan meningkat sebesar 0,193. c. Nilai variabel X2 yaitu sikap masyarakat memiliki nilai koefisien regresi sebesar 0,032, artinya jika sikap masyarakat meningkat, sementara pengetahuan masyarakat konstan, maka upaya reklamasi lahan akan meningkat sebesar 0,032. Pengetahuan dan sikap memberikan kontribusi terhadap upaya reklamasi lahan bekas penambangan pasir besi di Desa Mandalajaya. Pengaruh variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y) yang dinyatakan dalam persentasesecara parsial dengan menggunakan perhitungan SPSS, diperoleh koefisien determinasi sebagai berikut:
10 | Neti Susanti, dkk. Respon Masyarakat Terhadap Upaya Reklamasi Lahan Bekas Penambangan Pasir Besi…
Tabel 3 Koefisien Determinasi Simultan
Perhitungan di atas menunjukkan bahwa bahwa kedua variabel bebas yang terdiri dari pengetahuan dan sikap masyarakat mempengaruhi upaya reklamasi lahan.
Pengaruh X1 terhadap Y = 0,320 x 0,328 = 0,105 atau 10,5% Pengaruh X2 terhadap Y = 0,029 x 0,118 = 0,003 atau 0,3% Pengaruh pengetahuan masyarakat terhadap upaya reklamasi lahan memberikan kontribusi sebesar 0,105 atau 10,5%, sedangkan pengaruh sikap masyarakat terhadap upaya reklamasi lahan hanya memberikan kontribusi sebesar 0,003 atau 0,3%, Sisanya sebesar 89,2% merupakan kontribusi dari variabel lain yang tidak diteliti seperti faktor sosial dan ekonomi. Pengaruh pengetahuan lebih tinggi dibandingkan dengan pengaruh sikap terhadap upaya reklamasi lahan, akan tetapi keduanya sama-sama termasuk ke dalam kategori sangat rendah. 2. Pengaruh Sikap Masyarakat Terhadap Upaya Reklamasi Lahan Komponen afektif berhubungan dengan kecenderungan individu untuk bereaksi secara emosional terhadap suatu objek atau situasisituasi yang dihadapi. Perasaan-perasaan emosional tersebut akan berwujud tingkah laku terhadap stimulus dan objek yang bersangkutan. Menurut Hanurawan (2010, hlm. 65) komponen respon afektif adalah perasaan atau emosi yang dihubungkan dengan suatu objek sikap. Adanya pertambangan pasir besi yang dilakukan perusahaan pada lahan masyarakat di Desa
Mandalajaya telah merangsang respon afektif masyarakat pemilik lahan. Respon yang ditimbulkan pun berbeda-beda, ada yang marah, benci, dan suka tergantung bagaimana cara pandang masyarakat dalam menyikapi kondisi tersebut. Respon afektif atau sikap masyarakat dapat dilihat dari sikap masyarakat terhadap tanggung jawab mereklamasi lahan, sikap terhadap kondisi lahan, dan sikap terhadap dampak pertambangan pasir besi.Sikap tersebut dapat mempengaruhi perilaku masyarakat dalam mereklamasi lahan bekas penambangan pasir besi.Hasil perhitungan regresi linear gandadan koefisien determinasi pada tabel 1 dan tabel 2, pengaruh sikap masyarakat terhadap upaya reklamasi lahan bekas penambangan pasir besi yaitu 0,003 atau 0,3%, artinya jika sikap masyarakat meningkat maka upaya reklamasi lahan akan meningkat sebesar 0,003 atau 0,3%. Pengaruh sikap ini lebih kecil dibandingkan dengan pengaruh pengetahuan yang mencapai 10,5%. Hal ini terjadi karena sikap masyarakat yang terlalu melimpahkan tanggung jawab mereklamasi lahan kepada perusahaan, sedangkan perusahaan yang menggali lahan mereka sudah meninggalkan lokasi penggalian sekitar setahun yang lalu. Perusahaan seolah lepas tangan dari permasalahan tersebut tanpa adanya bantuan baik berupa ide, tenaga, alat, biaya, maupun yang lainnya. Rekapitulasi sikap masyarakat pemilik lahan di Desa Mandalajaya Kecamatan Cikalong dapat dilihat pada Tabel 4
Antologi Pendidikan Geografi, Volume 3, Nomor 1, April 2015 | 11
Tabel 4 Rekapitulasi Sikap Pemilik Lahan Pernyataan Menguntungkan masyarakat Meningkatkan Kesejahteraan Kerusakan lahan Merusak Lahan Pertanian Menurunkan nilai lahan Lahan yang rusak harus direklamasi Reklamasi lahan adalah tanggung jawab perusahaan Perusahaan harus mengembalikan kesuburan lahan Jumlah
SS 5 0 40 115 110 105 190
S 4 76 236 196 200 208 128
Skor N 3 24 3 9 9 3 0
TS 2 68 14 0 0 2 10
STS 1 14 0 0 0 0 0
335
20
0
6
0
361
105
204
0
6
0
315
1005
1264
48
106
14
2436
Jumlah Skor 182 293 320 310 318 328
Sumber : Hasil Penelitian, 2014 Sikap pemilik lahan dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : Nilai Indeks Maksimal= Skor tertinggi x jumlah soal x jumlah sampel = 5 x 8x 75 = 3000 Nilai Indeks Minimal = Skor terendah x jumlah soal x jumlah sampel = 1 x 8 x 75 = 600 Jarak Interval = (Nilai Maksimal – Nilai Minimal) : 4 = (3.000 – 600) : 4 = 600 Persentase Skor = (Total Skor: Nilai Maksimal) x 100 = (2.4.36 : 3.000) x 100 = 81,2 (Sangat Kuat) 81,2
lahan dapat diketahui melalui sikap masyarakat terhadap kondisi lahan, dampak pertambangan, dan tanggung jawab mereklamasi lahan. Masyarakat cukup peduli dengan kondisi lingkungannya, hanya saja pengetahuan masyarakat yang kurang menjadi faktor penghambat dalam upaya reklamasi lahan.Lahan bekas penambangan pasir besi yang luas dan termasuk ke dalam kategori sangat rusak sulit untuk dilakukan reklamasi secara cepat apalagi tanpa bantuan dari pemerintah/perusahaan. Sebagian besar masyarakat mengatakan bahwa reklamasi lahan adalah tanggung jawab perusahaan sehingga mereka merasa tidak mempunyai kewajiban untuk mereklamasi lahan tersebut. Kesadaran lingkungan yang rendah dapat menimbulkan kerusakan lingkungan yang berkelanjutan. 3. Bentuk Perilaku Masyarakat Dalam
0
20
40
60
80
100
Hasil perhitungan diatas, menunjukkan bahwa sikap masyarakat terhadap upaya reklamasi lahan bekas penambangan pasir besi di Desa Mandalajaya memiliki jumlah skor 81,2 yakni termasuk kategori sangat kuat. Sikap masyarakat terhadap upaya reklamasi
Sangat Lemah
Lemah
Cukup
Kuat
Sangat Kuat
Mereklamasi Lahan Manusia merupakan bagian dari lingkungan.Menurut Sarwono (1995, hlm. 3) dalam pembangunan berwawasan lingkungan, peranan tingkah laku manusia menjadi sangat penting. Peranan tingkah laku manusia bisa
12 | Neti Susanti, dkk. Respon Masyarakat Terhadap Upaya Reklamasi Lahan Bekas Penambangan Pasir Besi…
menjadi titik sentral dalam hubungan manusia dengan lingkungannya. Dalam memanfaatkan lingkungan alam, kemampuan manusia semakin bertambah canggih sehingga jumlah sumber daya yang diambil akan semakin banyak. Pengambilan dan pengurasan sumber daya alam khususnya mineral biasanya kurang memperhatikan lingkungan, sebab yang penting ialah mendapatkan sumber daya alam sebanyak-banyaknya dan secepat mungkin. Respon konatif atau perilaku merupakan jawaban terhadap stimulus yang mengenainya.Menurut Azwar (2013, hlm. 27) komponen perilaku atau komponen konatif dalam struktur sikap menunjukkan bagaimana perilaku atau kecenderungan berperilaku yang ada dalam diri seseorang berkaitan dengan objek sikap yang dihadapinya. Perilaku masyarakat dalam mereklamasi lahan cukupberagam baik bentuk reklamasi yang dilakukan maupun intensitas dari rekalamasi tersebut. Perilaku ini dipengaruhi oleh pemahaman dan sikap masyarakat terhadap upaya reklamasi lahan bekas penambangan pasir besi.Kegiatan reklamasi yang sudah dilakukan pemilik lahan di Desa Mandalajaya yakni antara 20-70% yang hampir seluruhnya
menggunakan biaya sendiri tanpa bantuan perusahaan maupun pemerintah.Bentuk reklamasi lahan yang dilakukan terdiri dari menutup lubang galian, revegetasi, dan menggunakan lahan bekas penambangan pasir besi untuk peruntukan lain. Masyarakat menutup lubang galian bekas penambangan pasir besisudah mulai dilakukan oleh 33 orang dari 75 masyarakat pemilik lahandengan menggunakan material seperti tanah, pasir, kerikil, dan kerakal yang mereka dapatkan dari bekas galian, bukit, dan limbah tailing. Revegetasi lahan juga sudah mulai dilakukan oleh oleh 22 orang dari 75 masyarakat pemilik lahan. Jenis tanaman yang paling banyak digunakan yaitu pohon albasiyah dan kelapa dengan alasan bahwa tanaman tersebut mudah tumbuh dimana saja dengan pemeliharaan yang relatif mudah. Masyarakat yang lahannya kurang subur atau tidak mempunyai biaya untuk menutup lubang galian dan revegetasi lahan memilih menggunakan lahan untuk peruntukan lain seperti kolam ikan. Untuk melihat bentuk perilaku masyarakat dalam mereklamasi lahan bekas penambangan pasir besidapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5 Rekapitulasi Perilaku Pemilik Lahan
Pernyataan Ketersediaan mereklamasi lahan Menutup lubang galian Revegetasi Tata guna lahan pasca tambang Perusahaan/pemerintah telah membantu reklamasi Jumlah Sumber : Hasil Penelitian, 2014
SS 5 0 50 10 0
S 4 136 92 80 12
0
13
60
320
Skor N 3 6 0 0 0
Jumlah Skor
TS 2 76 82 100 142
STS 1 1 1 3 1
0
9
53
75
0
404
6
792
219 225 193 155
Antologi Pendidikan Geografi, Volume 3, Nomor 1, April 2015 | 13
Bentuk perilakupemilik lahan dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: Nilai Indeks Maksimal= Skor tertinggi x jumlah soal x jumlah sampel = 5 x 5 x 75 = 1875 Nilai Indeks Minimal = Skor terendah x jumlah soal x jumlah sampel = 1 x 5 x 75 = 375 Jarak Interval = (Nilai Maksimal – Nilai Minimal) : 4 = (1875– 375) : 4 = 375 Persentase Skor = (Total Skor: Nilai Maksimal) x 100 = (792 : 1.875) x 100 = 42,24 (Cukup) 42,24 Sangat Lemah
Lemah
0
Cukup
Kuat
Sangat Kuat
20 40 60 80 100 Hasil perhitungan diatas, dapat disimpulkan bahwa bentuk perilaku masyarakat dalam mereklamasi lahan bekas penambangan pasir besi memiliki jumlah skor 52,67 yakni termasuk kategori cukup. Perilaku masyarakat dalam mereklamasi lahan bekas penambangan pasir besi di Desa Mandalajaya terdiri dari menutup lubang galian, revegetasi, dan menggunakannya untuk peruntukan lain. Pengetahuan dan sikap masyarakat yang masih rendah membuat upaya reklamasi lahan terhambat. Kurangnya biaya dan tidak adanya bantuan perusahaan/pemerintah juga merupakan alasan masyarakat belum mereklamasi lahan sehingga upaya reklamasi yang dilakukan baru sekitar 20% - 70%. KESIMPULAN
Respon masyarakat terhadap upaya reklamasi lahan bekas penambangan pasir besi di Desa Mandalajaya Kecamatan Cikalong yang meliputi pengetahuan (kognitif), sikap (afektif), dan perilaku (konatif) masyarakat pemilik lahan yaitu sebagai berikut: 1. Pengaruh pengetahuan masyarakat pemilik lahan terhadap upaya reklamasi lahan menunjukan pengaruh yang sangat rendah yakni 10,5% karena meskipun sebagian besar masyarakat pemilik lahan di Desa Mandalajaya telah mengikuti penyuluhan yang diadakan oleh pemerintah/perusahaan, akan tetapi masih banyak masyarakat yang tidak mengerti tentang konsep, manfaat, dan pentingnya mereklamasi lahan yang telah ditambang. Intensitas penyuluhan dan tidak adanya pelatihan tentang tata cara mereklamasi lahan membuat masyarakat kurang memahami teknik mereklamasi lahan yang baik dan benar sehingga beberapa masyarakat memilih untuk membiarkan lahannya tanpa upaya reklamasi sampai ada bantuan dari perusahaan/pemerintah. 2. Pengaruh sikap masyarakat pemilik lahan terhadap upaya reklamasi lahan menunjukan pengaruh yang sangat rendah yakni 0,3% karena rendahnya pengetahuan masyarakat mengenai dampak yang ditimbulkan jika lahan tidak direklamasi, dan sikap masyarakat yang melimpahkan tanggung jawab mereklamasi lahan kepada perusahaan membuat upaya reklamasi terhambat. Kondisi lahan masyarakat yang luas dan sangat rusak membutuhkan biaya yang sangat besar sehingga masyarakat tidak bersedia mereklamasi lahan dan menuntut janji perusahaan untuk mereklamasi lahan tersebut. 3. Bentuk reklamasi lahan yang dilakukan masyarakat Desa Mandalajaya terdiri dari menutup lubang galian, revegetasi, dan menggunakan lahan bekas penambangan pasir besi untuk peruntukan lain. Penutupan lubang galian sudah dilakukan 44%,
14 | Neti Susanti, dkk. Respon Masyarakat Terhadap Upaya Reklamasi Lahan Bekas Penambangan Pasir Besi…
revegetasi 29,33%, dan menggunakan lahan untuk peruntukan lain hanya dilakukan oleh 4% dari masyarakat pemilik lahan. Kegiatan reklamasi tersebut sebagian besar dilakukanoleh masyarakat yang memahami dampak pertambangan pasir besi dan memiliki kesadaran lingkungan yang tinggi sehingga iamau mereklamasi lahan sesuai dengan kemampuannya. Masyarakat yang tidak mereklamasi lahan adalah mereka yang tidak mempunyai cukup biaya, waktu atau tenaga untuk melakukan reklamasi. Adapun saran yang diberikan dari kajian ini adalah: 1) Pemerintah memberikan pengetahuan/pelatihan secara intensif mengenai teknik-teknik mereklamasi lahan bekas penambangan pasir besi sampai lahan tersebut produktif kembali dan dapat digunakan untuk pertanian; 2) Pemerintah dan instansi terkait agar lebih memperketat perizinan dan mengawasi perusahaan yang mengekploitasi sumber daya di Desa Mandalajaya agar tercipta keharmonisan antara perusahaan, lingkungan, dan masyarakat setempat; 3) Bagi masyarakat setempat, agar tidak melimpahkan tanggung jawab reklamasi kepada perusahaan/pemerintah dan segera melakukan upaya reklamasi lahan sesuai dengan kemampuan agar tidak menimbulkan dampak yang berkelanjutan, selain itu masyarakat hendaknya selalu mengikuti setiap penyuluhan/pelatihan yang diadakan oleh pemerintah/perusahaan terkait upaya reklamasi lahan. DAFTAR PUSTAKA Abdurachman, Maman. (1988). Geografi Perilaku. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi. Alaudin, Andi. (2013). Kajian Yuridis Tentang Waktu Pelaksanaan Reklamasi Lahan Pasca Pertambangan Ditinjau
Dari Peraturan Pemerintah No 78 Tahun 2010 Tentang Reklamasi dan Pasca Tambang.Jurnal Hukum.2 (4), hlm. 3. Azwar, Saifuddin. (2013). Sikap Manusia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Hanurawan, Fattah. (2010). Psikologi Sosial. PT. Bandung: Remaja Rosdakarya. Iskandar, Zulrizka. (2012). Psikologi Lingkungan. Bandung: PT Refika Aditama. Noor, Djauhari. (2006). Geologi Lingkungan. Jakarta: Graha Ilmu. Rosana, dkk.(2013)Potensi Sumber Daya Mineral Jawa Barat.Jurnal Sumber Daya Mineral.1.(1), hlm. 4. Sarwono, W. S. (1995). Psikologi Lingkungan. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia. Sumaatmadja, Nursid. (2000). Manusia Dalam Konteks Sosial, Budaya, dan Lingkungan Hidup. Bandung: Alfabeta. Zen, M.T. (1984). Sumberdaya dan Industri Mineral. Jakarta: Gadjah Mada University Press.