RESOLUSI AGAMA LELUHUR Tobelo, 20 Aprill 2012
RESOLUSI AGAMA LELUHUR
K
ami Masyarakat Adat dari berbagai wilayah di Indonesia berkumpul dalam Dialog Budaya Komunitas Adat yang diselenggarakan pada tanggal 20 April 2012, di Tobelo, Halmahera Utara. Kami adalah para pelaku ajaran yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan kebangsaan sebagai bukti keimanan kepada yang Maha Pencipta dalam mengimani hukum-hukum adikodrati. Kami adalah para pelaku dan pelestari budaya spiritual, yang memiliki cara ritual tersendiri, yang telah ada jauh sebelum Negara Indonesia lahir. Kami mempraktikkan agama leluhur dengan berbagai penamaan seperti Alukta, Marga Bayat, Kape, Marga Lalan, Lapalolo, Kaharingan, Merapu, Sunda Wiwitan, Tolotang, Sendana, Bantik, Naului, Jingitiu, Parmalim, Boti, Motamba, Taliabu, Alut Todolo, Balian, Safu, Alifuru, Lawapaku, Naulu, Hualu, Pekasowia, Motamba, Nobalia, Powunja, Sanana, Mangole, dan Taliabu. Sampai sekarang, kami mengalami diskriminasi, peminggiran dan stigmatisasi karena kami mempraktikkan agama leluhur yang kami percaya. Sebagai anggota
2
| Resolusi Agama Leluhur
komunitas, kami tidak mendapatkan kesempatan yang setara dalam pekerjaan, pelayanan kesehatan, pendidikan, dan administrasi negara. Kami sulit mendapatkan Kartu Tanda Penduduk, dan Kartu Keluarga, serta kami tidak dapat menjalankan ritual perkawinan seperti ajaran leluhur kami. Sebagai kesatuan komunitas aset kami atas harta kekayaan turun-temurun tidak diakui, lahan kami dirampas tanpa kompensasi, cara-cara kami berladang, dan bertani bahkan dituduh sebagai perusak lingkungan. Padahal eksistensi kami diakui oleh Konstitusi, Pasal 28E, 28I (3) dan 29 Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun1945. Namun, peraturan perundangan dibawahnya serta berbagai peraturan daerah dan praktik-praktik dalam masyarakat terus menegasikan keberadaan kami. Kami percaya bahwa berketuhanan terhadap Tuhan Yang Maha Esa merupakan bagian dari proses pembangunan peradaban bangsa. Mendorong kehidupan Berketuhanan Yang Maha Esa di Indonesia yang bhinneka adalah, tanggap perubahan dan sadar terhadap konteks ke-Indonesia-an serta mengakui hak dasar kemanusiaan, tanpa diskriminasi serta bias kepentingan politik identitas.
Resolusi Agama Leluhur
| 3
Karena itu Kami: 1. Mendorong agar terus-menerus dilakukan ruang dialog antar agama dalam masyarakat baik yang difasilitasi negara maupun kelompok-kelompok dalam masyarakat agar mencari masukan dan formula melindungi, mengembangkan dan memanfaatkan nilai-nilai budaya Komunitas Adat, dalam hal ini mengenai kepercayaan komunitas adat, sebagai bagian dari perwujudan kehidupan bangsa Indonesia yang berketuhanan yang maha esa. Komunikasi vertikal dan horisontal dilakukan secara damai dan saling menghormati, untuk menemukan hakikat dan prinsip yang sama, dalam rangka menempatkan agama dan kepercayaan masyarakat adat bukan dalam posisi yang berhadapan, bertentangan atau berlawanan. 2. Mendorong terciptanya pemahaman umum untuk menempatkan agama dan kepercayaan dalam posisi yang sejajar dan setara. Kami mendesak agar negara memperlakukan agama leluhur setara dengan enam agama lainnya, sehingga kami dapat menjalankan agama leluhur kami dengan kepastian bahwa masing-masing memiliki hak ruang dan
4
| Resolusi Agama Leluhur
kesempatan yang sama untuk memberi peran bagi pembangunan kebudayaan Indonesia yang berketuhanan yang maha esa. Dialog-dialog budaya yang konstruktif antar berbagai unsur terkait terusmenerus dilakukan, dalam rangka membangun kesepahaman mengenai hak-hak masyarakat adat untuk berdaulat secara politik, mandiri secara ekonomi dan bermartabat secara budaya. 3. Mendorong kehidupan warga negara yang aman dan sejahtera dalam identitas Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berbhineka dan berketuhanan yang maha esa. Melalui Dialog ini, kami menegaskan tentang pentingnya menghormati dan melestarikan keragaman budaya, sehingga setiap bentuk pembangunan harus dilakukan dengan tetap menghargai dan berorientasi pada budaya lokal, salah satunya dengan mengakui keberadaan kepercayaan komunitas adat. 4. Mendesak pemerintah agar membangun sarana dan prasarana pendidikan yang mengakui eksistensi kami sebagai penganut agama leluhur sehingga tradisi kami dapat terpelihara dan tersosialisasikan dengan baik.
Resolusi Agama Leluhur
| 5
5. Mendorong agar Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) melakukan Judicial Review atas UndangUndang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan dan segala peraturan di bawahnya agar mengakui, menghormati dan memelihara Agama Leluhur yang kami jalankan. 6. Mendorong AMAN untuk memasukkan jaminan praktik Agama Leluhur dalam RUU Masyarakat Adat, termasuk menambahkan pasal-pasal yang berpihak kepada perempuan.
Tobelo, 20 April 2012
6
| Resolusi Agama Leluhur
Resolusi agama leluhur ini lahir dari kesepakatan para penganut agama leluhur dan masyarakat adat yang hadir dalam sarasehan dengan tema Agama Asli dan Posisinya dalam NKRI, pada tanggal 20 April 2012 di Tobelo. Sarasehan dilaksanakan dalam rangkaian Kongres Masyarakat Adat di Tobelo, Provinsi Maluku Utara, pada 19-25 April 2012, dan difasilitasi oleh Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan). Narasumber yang hadir dalam sarasehan itu antara lain: Julianus Mojau (Universitas Halmahera) Arimbi Heroepoetri (Komnas Perempuan), I Gede Ardika (Mantan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata, Dewi Kanti (Komunitas Kepercayaan Sunda Wiwitan, Jawa Barat), Endek (Agama Kaharingan, Kalimantan Tengah), Tenri Bibi (Agama Tolotang, Sulawesi Selatan), Christoper (Universitas Arizona, Amerika), Neng Dara Affiah (Komnas Perempuan), dan Giring (Institute Dayakologi, Kalimantan Barat). Keterangan Foto Cover: Perempuan adat, penganut agama leluhur/penghayat kepercayaan, yang berasal dari berbagai wilayah di Indonesia, sedang melantunkan doa dan kidung sesuai adat istiadat dan kepercayaannya masing-masing dalam acara Seren Taun pada November 2011. Seren Taun merupakan ritual budaya tahunan yang digelar oleh Komunitas Kepercayaan Sunda Wiwitan, Kuningan, Jawa Barat. Dokumen Komnas Perempuan, 2011. Resolusi Agama Leluhur
| 7
www.aman.or.id
www.komnasperempuan.or.id