14 International Institute for Educational Planning
RencanaPendidikan dan Pemudatanpa Pekerjaan rArchibald Callaway
ì \
П
I \ f
W
\
\ i í
;•
í I
\ \
U 'П Î |. i Î
it
U Sf
H
W
Jt W
i
M I
Unesco
Dasar-Dasar Perencanaan Pendidikan 14
.\\ ^
Judul dan nomor urut dalam seri ini adalah : 1. Aþakah Perencanaan Р іИр H. Coombs
Pendidikan
itu ?
2. Hubungan Rencana Pendidikan dengan Rencana Ekonomi R. Poignant 3. Ретепсапаап Pendidikan dan Sumber Daya Manusia
dan
Sosial
I . Hai'bison
4. Perencanaan C E . Beeby
dan Administrator
5. Konteks Sosial Perencanaan C A . Anderson
Pendidikan
Pendidikan
6. Binya Rcncana Pendidikan J. Vaisey, J.D. Chesswas 7. Masalali Pendidikan di Daerah Pedesaan V.L. Grifíiths 8. Perencanaan Pendidikan : Peranan Penasiliat Adam Ciu!c 9. Aspek-aspek Demografis Ta NgOC Chau
pada Perencanaan
10. Analisis Biaya dan Pengeluaran J. Hallak 11.
untuk
Pendidikan
Pendidikan
IdenlitasProjesionalPerencanaPendidikan Adam Ciiilc
12. Kondisi nntuk Keberhasilan G.C. Uiiscoe
Perencanaan
Pendidikan
13. Analisis iiiaya dan Manfaat pada Perencanaan Maui'ccn Woodliall 14. Rencana Pendidikan dan Pemuda tanpa Archibald Callaway 15. Politik Perencanaan Pendidikan C D . Rowlcy
di Negara
Pendidikan
Pekerjaan Berkemhang
16. Perencanaan Pendidikan untuk Masyarakat Majemuk Chai Hon-Clian 17. Perencanaan ICnrikulum Sekolah Dasar di Negara Derkembang H.W.R. Hawes 10. Belajar di Luar Negeri dan Perkembangan William D. Carter 19. Perencanaan Pendidikan yang K.R. McKinnon 20. Merencanakan Pendidikan Pedesaan G.M. Coverdale
Pendidikan
Realistik Sehubungan
dengan
Pembangunan
Daerah
21. Pilihan dan Keþutusan dalam Perencanaan John D. Montgomery 22. Merencanakan Kurikulum Sekolah Arieh Lewy
Pendidikan
23. Faktor Biaya dalam Perencanaan Teknologi,Pendidikan Dean T. Jamison 24. Perencana dan Pendidikan Pierre Furter
Seumur
yang Bersistem
Hidup
25. Pendidikan dan Lapangan Kerja : Sebuah Penilaian yang Krilis Martin Carnoy 26. Merencanakan Kebutuhan Petcr William 27. Perencanaan Pemeliharaan Bgrkembang Alastair Hcron
akan Tenaga Pengajar dan dan Pendidikan —
Anak
28. Media Komunikas di Bidang Pendidikan untuk Rendah : Implikasi untuk Perencanaan Emi!e G. McAnany dan John K. Mayo 29. Perencanaan Pendidikan Non-Formal David R. Evans 30. Pendidikan, Latihan dan Sektor Tradisional Jacqúes Hallak dan Françoise Caillods
Ш
Penyediaannya Balita
Negara
di
Negara
Berpenghasilan
Cñi Intemational Institute for Educational Planning
VL· RENCANA PENDIDIKAN DAN PEMUDA TANPA PEKERJAAN
Oleh Archibald CaUaway
Penerjemah Soeheba K.
1985 PENERBIT BHRATARA KARYA AKSARA — JAKLARTA dan UNESGO—PARIS
Otorita Pembangunan Intemasional Swedia telah memberikan b a n t u a n keuangan untuk publikaşi'buku kecU'ini;''"% ' '. ' ·; r : • ,••• r '
Educatíonal planning and unemployed youth Publishedinl971bytheUnitedNations -.^, ·{ Educational, ScientiRc and Cultural Organization Plkce de Fontenoy, 75 Paris-7* ·. -':• ? -, '> © Unesco 1971 Indonesian translation published in 1985 This translation © PT Bhratara Karya Aksara Hak penerbitan edisi bahasa Indonesia 1985 pada PT Bhratara Karya Aksara — Jakart? ... „ ^,
DAFTAR ISI DASAR-DASAR PERENCANAAN PENDIDIKAN
ix
PENGANTAR
xi
I.
PENGANGGURAN DI ANTARA PEMUDA BERPENDIDIKAN Garis Besar Masalah 1 Ruang Lingkuþ dan Ciri-Cirinya 5 Kecepatan Pertumbuhan Penduduk 11 Perkembangan Pendidikan Formal yang Cepat 12 Pcrtumbuhan Ekonomi, Akkan Tetapi, Sedikit Lapangan Kerja 16
1
II. PENDEKATAN UNTUK PEMECAHAN MASALAH 23 Jangan Mengambil Tindakan 23 Perbaikilah Ekonomi 25 Buatlah Pendidikan Formal Lebih Relevan 29 Perkuatlah Pendidikan di Luar Sekolah 33 Program Jasa Pemuda Nasional 37 Peranan yang Lebih Luas Bagi Para Perencana Pendidikan 41 5
LAMPIRAN
;....
KEPUSTAKAAN YANG DISARANKAN VU
43 45
DASAR-DASAR PERENCANAAN PENDIDIKAN Brosur-brosur dalam seri ini dituIis terutama untuk dua kelompok .yaitu: pertama, kelompok yang berkedmpung atau yang mempersiapkan rencana pendidikan dan administrasi, khususnya di negaranegara yang sedang berkembang; dan kedua, kelompok yang lebih awam, misalnya pejabat teras pemerintah dan pimpLnan masyarakat yang mencari pengertian dan cara melaksanakan rencana pendidikan daIam perkembangan nasional. Brosur ini direncanakan untuk digunakan sebagai bahan studi ataupun program latihan formai. Konsepsi modem tentang rencana pendidikan telah menarik perhatian para ahli dari pelbagai disiplin; dengan masing-masing sudut pandang yang berbeda. Tujuan beberapa brosur semacam ini ialah untuk membantu paxa а И pelbagai disiplin saling menjelaskan şudut pandang mereka masing-masing serta mendidUi yang lebih mudah vuituk nantinya akan menggantikan mereka. Akan tetapi, di baUk keanekaragaman sudut pandang itu tumbuh kesatuan pendapat. Para ahli dan pejabat di negara yang sedang berkembang mulai menerima prinsip dasar dan praktek tertentu dari pelbagai disipHn sebagai suatu sumbangan bagi pengetahuan, oleh karena'usaha para perintis menanggulangi masalah pendidikan yang lebih mendesak dan lebih suht dari masalah apa pun. Brosurbrosur lain dalam seri ini menyajikan pengaIaman bersama dan beberapa gagasan serta pengaIaman terbaik sehubungan dengan aspek tertentu dari rencana pendidikan. Oleh karena latar belakang pembaca berlainan maka dari awaI penuKsan brosur ini, penuHs berkewajiban untuk memperkeпаШап masalahnya serta menjelaskan istilah teknik yang mungkin biasa untuk beberapa orang, tetapi tìdak biasa untuk beberapa VX.
orang lain. Para penuĽs tersebut tetap mengikuti standar Umiah dan tidak pemah menulis khusus untuk pembaca yang memiliki кеаЫіап tėrtentu. Keuntungan dari cara pendekatan tersebut îalah brosur-brosur itu dapat dimengerti oleh pembaca awam. Di bawah editor Dr. C E . Beeby dari Dewan Riset Pendidikan Selandia Baru di WeШngton, seri ini direncanakan mengikuti pob, tertentu, tanpa menghindari perbedaan atau pertentangan pendapat di antara para penulis. Menurut pendapat Lembaga, belum waktunya ,untuk menetapkan ajaran baru secara resmi, rapih, dan bcrsih. Jadi, meskipun sudut pandang yang berbeda itu merupakan tanggung jawab penuĽs yang tidak selamanya disepakati oleh •Unesco atau Lembaga, namun pandangan tersebut menarik perhatian arena iñtemasional. Singkatnya, kesempatan mi sangat berharga dan tepat untuk membuat kesatuan pendapat para ahli dcngan masing-masing pengalamannya.
PENGANTAR Perencanaan pendidikan untuk tenaga kerja dan penydidikan ruang-angkasa, keduanya mempunyai persamaan dalam sasarannya. Namun dalam banyak segi, rencana pendidikan тетршіуаі tugas ýang lebih berat serta anggáran belanja yang lebüi sedikit dibandingkan dengan para penyeUdik angkasa. Dalam hal ini, sarana maupun' sasaran yang dihadapi oleh perencana pendidikan sangat samar; selain itu pula perabahan sarana maupun sasaran tersebut akan dipengaruhi oleh situasi poUtik ataú ekonomi. Sepuluh táhun yang lalu, ketika teori tenaga manusia mempunyai dampak langsung pada pendidikan, ada asumsi yang menyebútkan bahwa jika di suatu negara yang sedang berkembang dapat diramalkan akan kebutuhan tenaga kerja, maka perencana pendidikan benosaha untuk mencapai sasaran. Berdasarkan pengalamannya, ArcMbald CaUaway menyebutkan dalam buku кесПпуа bahwa pehgangguran yang terjadi di kalangan pemuda bukan saja disebabkan oleh faktor pendidikan, tetapi juga faktor ekonomi. Oleh sebab itu, harusada-modifikasi atau perubahan tegas .dalam berfungsinya ekonomi. Dengan demikian, sebaiknya perencana ekononu membuat. rencana jangka panjang dalam hal GNP serta pengaruhnya atas kesempatan kerja dan pengangguran. Begitu pula harus ada hubungan timbal balik perencana ekonond dan perencana pendidikan. Dalam proses ini, perencana pendidikan mempunyai peranan penting yang harus di lakukan, oleh karena ia lebih mengetahui daripada siapa pun tentang SĽtem sekolah yang sedang berkembang berprüaku sangat lain dibandingkan dengan industri yang tumbtA. Sering kaU sekolah^ sekolah sangat bertahan diri serta menolak adanya perubahan mutu Ά-
maupun perluasan (jumlah), dan masa ancang-ancang sistem sekolah lebih lama daripada membangun suatu pabrik yang fungsinya saHng berkaitan. Namun setelah sistem sekolah meluas, di negeri yang sedang berkembang akan cepat menghasilkan tenaga kerja berpendidikan dibandingkan dengan tersedianya pekerjaan. Seandainya yang kelebihan adalah pabrik, maka pabriJc tersebut ada yang dapat ditutup atau diubah; jika kelebihan sekolah, jarang bau:Jcan sukar untuk menutup sekolah karena akan menimbulkan tuntutan dari pihak orang tua dan anak didilc atas proses pendidikan, dan bagainmna pun kebjnbanan permintaan;akan lulusannya dan hubungannya antara pendidikan dengan kebutuhan masyarakat. Fenomena pengangguran pemuda berpendidikan bersumber pada sesuátuyang lebih rumit daripada kesaIahanihnu,hitung. f
f
.
•
.
Selain Profesor CaUaway tídak ada seorang pim yang mampu memcahkan masalah ini. BeUau adalah seorang' ahli ekonomi lulusan Universitas Cambridge' Oxford dan Universitas Harvard. MuIaírnüa beUau melakukan riset di Afrika sebagaì anggota Pusat PeñeHüan Intemasionał di Institut Teknologi Massachusetts. Selama sebelas tahun yang lalu beUau berada di Universitas Ibadan, Nige ria; beUau mulai mempelajari pengangguran di antara pemuda yangmeninggaUcan sekolah. PeneUtian tersebut mengarahkan be Uau ke riset sosioekononůs yang luas atas masalah pendidikan pe muda yang beŕbeda latar belakang, yaitu di kota dan di pedesaan. BeUau pemah menjadi konsultan untuk sejumlahkonferensi antar negara dalam haI kesempatan kerja bagi pemuda, yang diorganisasikan oleh PBB, Kantor Perburuhan Intemasional, KomisiEkonomi untuk Afrika, dan oleh Sekretariat Persekutuan Inggris, yang semuanya męmbawa beUau kepada hubųngan erat dengan masalah yang sama di Asia, Amerika Latin,, dan,,bagian-bagian lain di Afrika. BeUau pemah pula melakukan peneUtian dan memberikan kuUahdi HEP. Selama tiga tahtm terakhir di Nigeria, beUau men jadi profesor riset pada Institut Riset SosiaI dan Ekonomi di Nige ria, yang diduktmg oleh yayasan RockefeUer. Sejak"akhir tahun 1970 beUau berada di Institut PeneUtian Persekutuan Inggris, Queen EUzabeth HousCj Universitas Oxford, dibantu oleh Yayasan Bernard van Leer. BeUau adalah penuUs Financing Education in Nigeria (1968) bagi HEP (bersama-sama A. Musone), dan di samping laporan-laporannya mengenai pekerjaan lapangannya, be-
XU
liau telah menyumbangkan pikirannya pada buku-buku, jurnaljumál berupa sejumlah subyek dan artíkel yang cukup banyak berkaitan dengan topik pembicaraan dalam buku kecil ini. Sebagai teman sen^ara, saya tidak bisa menyangkal bahwa Archibald CaUaway itu adalah warga Selandia Baru.
C E BEEBY Editor Umum
ХШ
DPP 14 (3)
I.
PENGANGGURAN DI ANTARA PEMUDA BERPENDIDIKAN
Garìs Besar Masalah Di daJam bangsa yang berpenghasilan rendah di Afrika, Asia, dan Amerika Latin, pusat perhatian tertuju pada pengangguran yang tersebar luas dan tumbuh di antara pemuda. Banyak di antara mereka yang telah bersekolah selama beberapa tahun (bahkan di antara mereka adalah luIusan Universitas) mencari pekerjaaan, tetapi, mereka tídak mendapatkan pekerjaan yang cocok dengan cita-cita atau kemampuan mereka. Selama sepuIuh tahun terakhir im, kebanyakan fenomena jenis pengangguran terbuka cenderung menjadi kumuIatif; setíap tahun jumlah penganggur makin bertambah. Ribuan penganggur meningkat menjadi рШи ап ribu penganggur, bahkan di beberapa negara^ mencapai ratusan ribu. Di antara ahH ekonomi, telah diakui bahwa sekarang tídak cukup pemusatan perhatian pada peningkatan pertumbuhan pendapatan rata-rata per kapita saja; pembangunan rancangan tahun 1970-an harus meUputi strategi terciptanya pekerjaan produkttf bagi sejumlah besar penganggur dan pekerja kurang tugas. Di antara para pendidik, telah timbul pula titik pembahkan dari gagasan yang semacam. Perluasan pendidikan formal yang terus-menerus menurut garis yang ada tidak lagi dianggap memadai. Tim bul pertanyaan-pertanyaan: bagaimana caranya agar sistem-sistem pen¿dikan bisa dikaitkan lebih erat dengan kenyataan-kenyataan ekonond dan sosial? Khususnya, jenis pendidikan apa yang lebih langsung pengaruhnya kepada pembangkitan lapangan kerja dalam skalaluas? . 1
Bangsa-bangsa kaya dalam tahun-tahun belakangan ini harus menerima dengan sabar pemuda pengangguran, hanya saja masalahnya lebih sedikit dan setidak-tidaknya, semua jenis pengangguran di negara tersebut bisa ditangani lebih cepat dalam jangkauan ekononú mereka yang memadai. Suatu kesuUtan khusus yang muncul dari pemuda yang keluar sekolah yaitu yang merasa kehiIangan азаІ-шиЬіуа dan biasanya berasal dari suku bangsa yang kedl dengan motivasi yang rendah, dan kurang persiapan untuk bekerja di dalam ekonomi yang modern. Pelbagai program dikerjakan untuk memberikan latihan khusus kepada pemuda senmcam itu sebagai jаЬл ke luar untuk mempersiapkan pekerjaan yang khas., Pada saat yang sama, ada hal-hal yang menyebabkan hasil pendidikan yang tidak balk dan akan ditangani dengan memberikan kesempatan khusus kepada anak-anak yang malang pada waktu mereka masih muda, dan juga memperbaiki kesempatan kepada mereka untuk riiemperoleh sukses jika usia mereka mencapai cukup sekolah. . ^, Masalahnya diperberat lagiialah peiúngkatan pertumbuhán péñdudxJi ýang meńyolok. Dalam waktu duapulùh tahun bėlakähgan іш, penyebaran lebih luas daripada pendidikan dan peláyânan késehátan modem untuk mengurangi kematian anak-anak dan mémperpanjaňg usia.orang dewasa; d a n h a ń y a d i beberapa riegara tebh dikkukan usaha untuk menekan angka kelahiran agar dapat mengimbangi peningkatan- pertumbuhan penduduk. ЗеЫп itu,yang merupakan tekanan dari'masalah-masalah tersebut terhadap perkembarígaň ekoñonü daþat dihhat ,tidak hanya dari peningkaťan jumlàh penganggxu-an, tetapi juga pada sedikitnya persėdiaantanah, peningkatan kemiskinan.di daerah pedesaan, semakin buruknyakondisi perkampungan di kota, kemacetan sistem, angkutan dalam daerah kota, kekurangan daya ţampLmg rumah sakit dan kĽnik anakranak,,serta ketidakmampuan memenuhi kebutuhan .umum atas penambahan sekolah dan universitas,, ^ - • . Di bányak ' negara, perluasan cepat dari pendidikan formal, merupakan faktor yang berarti dalam pertumbuhan pemuda peng angguran. Perluasan yang hebat iiu berlangsur^ sesuai dengan keyakinan ' umum, bahwa penambahan pendidikan. secara besarbesaran akan membantu membangkitkan pertumbuhan ekonomi., Lambat , temyata banyak sekali pemuda yang telah selesai sekoUüidipelbagaitir^kkat tidak bisamemperoleh pekerjaan, yang pembayarannya sesuai dengan jerih payah mereka bertahun-,
2
tahxui di bangku'sekoħJi. Sebagai contoh, di Afrika tropika, pada permuIaan tahun 1960 lulusan sekoIah dasar tidak berhasil memperoleh pekerjaan sesuai dengan yang mereka harapkan; sekarang . d i beberapa n^ara, lulusan sekoIah menengah pertama mengalam , situasi yang sama.,, Di India, selama beberapa tahun mengalami ; masalah yang mendesak dalam penempatan lulusan universitas; suatu fakta yang cendcrung mcngaburkan masalah penyfôuaian yang dihadapi oleh merelca yang meninggalkan sistem pendidikan • dalam waktn yang lebih dini. Beberapa negara di Amerika I atin , menemui kesulitan dari pptani-petani pengangguran dan yang. tidak memiUki tanah; di kebanyakan negara, sebagian besardàri penganggur itu terdiri atas pemuda berpendidikan atau setengah berpendidikan. Di seluruh dunia yang sedang berkcmbang, pemerintahpemerintahnya bersiap siaga terhadap situasi yang makin tampak dari suatu ketidakseimbangan antara sistem-sistem pendidikan yang meluas dan kegagalan pemakaian dabni ekonomi. . Situasi ini dilukiskan sebagai "pengangguran terbuka di antara mereka yang meninggalkan sekolah, "lulusan universitas tanpa .pekerjaan" atau-"surplus pemuda". Apakah'artí istílah-istilah ini bagi perencana pendidikan? Apakah pengangguran pemuda ber pendidikan bisa. dipecahkan sama sekaJi (ataü uńtuk śebagian) dengan cara dipenggal pendidikan sampai pada taraf-taraf yanġ sesuai,, sehingga tidak menimbulkan "ѕигр1ш-ѕигр1иѕ" ituP'Apakćdi kondisi ini kadang-kadang dijuluId sebagai jënis pendidikan yáñg "salah", misalnya terlalu banyak pelajaran yang lebih condong menghafal fakta-fakta matí dibandingkan dengan pelajaran tentáng keterampilan yang diperlukan di kehldupan pedesaan? atau tenaga kerja itu dalam jangka panjang dapat diselesaikan tanpa adanya tindakan khusus? ' • '. •• • Kadang-kadang orang menganggap bahwa tidak pemah berlebihan tenaga pemuda berpendidikan. Tidak pelak lagi, bahwa suatu masyarakat akan lebih baik jika penduduknya banvak yang bisa membaca dan menuHs, serta yangberpendidikan dalam cara yang lebih maju dalam melakukan sesuatu. Bagi suatu bangsa, kaum perriuda berpendidikan merupakan sumber yang potensiál bagi modeniisasi suatu bangsa. Bagi perorangan, pendidikan itu biasanya berarti ріИ ап lapangan kerjayang lebih luas dan kemungkinan untuk menikmati kehidupan budaya ýang lebih luas.
Akan tetapi, alasan-alasan ini tidak mudah dipertahankan, ЪіІа mempertimbangkan pengelolaan terbaik sumber-sumber yang jarang bagi pembangunan suatu negara. Oleh karena pendidikan mahal, maka makin banyak dana yang dikeluarkan untuk sekolah dan universitas, sehingga akan mengurangi dana untuk membangun bendungan-bendungan, jalan-jalan, mendirikan pabrik-pabrik, serta memperbaiki pertanian. Seba^an alasan mengapa berkurangnya kesempatan kerja, mungkin baik dijadikan sumber-sumber yang dapat menciptakan pekerjaan yang lebih banyak, telah diduduki pehdidikan. · Lagi pula, tídak ada orang yang berkeyakinan, bahwa pcndidikan itu (bahkan jenis pendidikan yang benar) ' dengan sendirinya akan menciptakan pertumbuhan ekonomi. Sekarang orang lebih percaya, bahwa makin banyak penanaman modal untuk pen didikan formal seseorang, maka makin banyak pula diperlukan mo dal pelengkap di dalam faktor-faktor Iain, aġar luIusan sekolah itu (ataupun lulusan universitas) bisa dimulai dengan suatu lapangan kerja produktif dan ini berarti penanaman modal uang dari pihak pemerintah ataupun dari sumber ,swasta. • Kemudian, bagi perencana pendidikan, pertanyaan-pertanyaan mengenai penggimaan sumber-sumber, menjadi lebih vital bila mclihat latar belakang pengangguran pemuda yang makin meningkat. Berapakah besarnya bagian dari sumber-sumber nasional itu dapat dimanfaatkan bagi pendidikan? Apakah prioritas dalam pen didikan itu sesuai dengan- kepentingan nasional? Bagaimanakah caranya menangani program-program yang telah ada dapat diIakukan lebih efisien? Yang penting juga ialah hubungan pendidikan di ruang kelas bagi masyarakat yang nantinya para siswa memba ngun kariemya; mungkin perlu diádakan perubahan di dalam pen didikan formal yan
bersangkutan, tingkat pertumbuhan penduduk dalam hubungannya dengan sumber-sumber aIam, sejarah perkembangan sbtem pendidikan, serta kerangka politik dan kdiidupan sosial yańg khas. Perencana-perencana di tiap negara harus menguji situasi khususnya. Dengan lebih mengenal masalah pengangguran dan mcnganalisis hubungannya.dengan sistem pendidikan danekononu di ncgára masing-masing, mereka dapat menülih untuk menentukan kebiJaksanaannya sendiri. Masalahnya hanya dapát dikurangi oleh mėreka sendiri. į
,
• *
Ruang lingkup dan ciri-cirinya Di kebanyakan negara berkembang, paJing sedikit setengahsampai tíga perempat dari pemuda berpendidikan termasuk_yang menganggur. Bukti pertambahan jumlah pemuda pengangguran itu da pat dikumpidkan sedikit denu sedikit dari pelbagai sumber: per• nyataan yang diberikan oleh yang berhak menentukan kebijaksanaan dengan penuh tanggung jawab, tempat-tempat pendaftarari yang selalu penuh dengan pelamar-pelamar muda, dan majikan yang menuntut persyaratan tinggi untuk bermacam-macam jabatan. BahkanjunJaJh program percobaan yang dilancarkan dalam tahuntahvm belakangan ini, sekalipun untuk menyediakán pekerjaän dan melatíh pemuda lebih menampükan suatu tiridakan daripada memberikan gambaran tentang pemecahan masalah yang dapat menghasiĽcan lebih baik. ! Di satu pihak, masalahnya diakui di kalangan luás, akan tetapi di pihak lain, penaksirari atas dasar statistik besamya pengangguran di kalangan pemuda berpendidikan (dan bahkan juga, kurang pc.manfaatan sumber manusia pada umumnya) sukar dibuat. Sebagai , contoh, niereka yang meninggaUcan sekolah dan tetap tinggal di .kota-kota kecU dan daerah pedesaan, seringkali hanya sebagian terUbat.daIam pekerjaan, dan dalam masa-masa ,sibuk, untuk biaya hidupnya, mereka membantu bekerja pada tanah pertanian keluarga dan di pertokoan. Angka-angka yang dicatat, biasanya hanya menyangkut secara jelas tentang pengangguran di daerah pemukimari, Statistik yang tercatat ini tidak menampakkan kesulitan-kesulitan: a) mereka yang dikerahkan dalam sebagian waktu, biasanya se bagai sarana uhtuk membantu biaya'hidup seseorang, sambil 'mencari pekerjaan untuk masa depan yang lebihbaik,;.
b) -mereka yang dikeraMan sepenuhnyą, tetapį dlbawahkemąm, puan mereka, kemudian adã penibahan sedikit pada bakatnya, ' d a n
.
•
•
•
;
:
"
.·
•- ; : • > < .
,
..
. "
*;ӌ
·
c) riiėrėka yanġ dikerahkansecara tìdak têtap untuk bekerja. · Ч , Para ŕemaja wanita dan wanita muda, yang telah lulus sekolah dan tidak mémpunyai pekerjaan," kadang-kadang tidaktercatat scbagai penganggur, kecuaH,jika mereka'mempunyai кегЛІіап ķhu'sus, misaL·iya, sebagai guno, perawat, sekretaris. , ., ' ^. Untuk menentukan kebijaksanaan, di setiap negara penting sekaH mengenai jumlah dan ciri-ciri pémuda yang mencari peker.jaan itu: tentang umur dan pendidikannya, kedudukannya,di tc'ngah keluarea, gerakan migrási mereka, aspirasi, 'masa-masa mereka menganggúr, maupun tentang pengangguran yang 'terjadi seċara kcbetulan di pelbagai daerahsetiapnegara.'. ., . , . .f. ', ' •• Walaupun'keterangannýa tidak lengkapdan tidak-bisadi bandingkan -secara langsung di antara pelbagai negara, namun contoh-contoh berikut ini merupakan sedikit petunjuk dari 'masálahnya. Di Yamaika, 39% dari mereka yans: terffolong sebagai penganTffur terbuka,berumur antara 15 dan 19 táhun; angká ini mcwakili 43% dári jumlah kelompok umur tersebut dan setengahnya dari jumlah kelompok umur ini belum pemah mempunyai pekerjaan. Ceylon dalam tahun 1966, mempunyal penganggur'haïnpir У2 juta oran
65%.dari " • '
'
;
'
'
l
' •
'
'
"
'
•
;
'
jumlah sēluruh penganġgur di daerah pemukiman; di áhtãra mereka banyak remaja dan wanita muda yang beφendidikan tinggi. Di India, KomisiPendidikannya memperkirakan adanya satu juta orang . penganggur berpendidilcan, termasuk di antaranya yang telah meňdapatkan pendidikan di perguroan tinggi. Mereka yang lulusan perguraan tinggi kesenian, perguraan tinggi hukum, dan perguruan .tinggi perdagangan di SaudiArabia, tidak mendapat pekerjaan yang sesuai dengan кеаЫіашіуа masing-ma¿ng. ,!';\Dikebanyakan.negara berkembang, tíap 1000 orang yang memperoleh kėėakapan membaca dan menuĽs yang mantap di sekolah dasar, hanya 10% sampai 20% orang saja yang meneniskán.sekoIahnya ke tingkat pendidikan sekolah menengah pertama, śeh gga sisa dari mereka itu harus тепсгСгі pekerjaan. Mereka yang berasal dari daerah pedesaan dan lingkungan pertanian sering me-nolak pekerjaan yang dilakukan orang' tuanya. Mereka berpendapat (dan keluarganya yang selalu menuhjang mereka) bahwa pendi dikan mereka cocok dehgan pekerjaan yangmasa depannya lebih baik. Di antara mereka banyaL berpindah sementara ke kota kecil maupun kota besar, dan berharapan bahwa dengan ketekungannya mereka akan mendapat pekerjaan yang memberikan upah. Sekarang mereka.bisa membaca dan-menuHs dalam bahasa nasiónal, .bisa menghitung soal-soal yang cukup rumit, akan tetapi, mereka tidak _ mempunyai keterampilan kerja untuk ditawarkan kepada wajikan. Banyak di antara mereka mengharapkan pekerjaan yang bisa dijadikan^ sebagai pegangan untuk mendapat latihan kerja, dan dengan dëmdkian bisa mengembangka^n kemampuan yang me reka тіШа._Акап tetapi,jumlah pekerjaan yang tersedia sedikit sekali dan persaingannya hebat. Dengan demikian, masih banyak yang tidak mempunyai pekerjaan untuk waktu yang Iama. Apakah kesulitan-kesuhţan pekerjaan yang dialami oleh mereka yang luIusan зекоЫі berbeda dibandingkan dengan yang dialami oleh mereka yang sama sekali tidak pemah bersekoIah? Mereka 'yang tidak pemah bersekolah formal, biasanya mengikutí pekerjaan orang tua ataupün sanak keluarganya, dan mereka belajar bekerja dalam usiayangmasih muda.' Dunia mereka yang terbatas, terbatas pula kemungkinan mereka menuHh pekerjaan lain, dan kebanyakan dari merekaitu tídak mempunyai kepercayaan untuk mencari pe kerjaan l a i n d i dalam perkembangan ekonomi yang modem. Se-
ringkali harapan тєгека tipis untuk melepaskan diri dari kemis kinan. ЗеЬаШтуа, para lulusan sekolah telah memperoleh ambisiambbi sebagai hasil dari pendidikkan formalnya dan dalam hal pengangguran mereka berada di dalam antara harapan-harapan mereka dengan fakta-fakta Ľngkungan ekonomis. Itu pun bukan hanya ambisi mereka sendiri, tetapi juga ada harapan orang tua dan sanak keluarga, yang biasanya tidak mengeluEu:kan biaya untuk mereka sendiri, demi meningkatkan pendidikan anak-anaknya dan mempersiapkan mereka xmtuk mendapatkan kehidupan yańg lebih baik. ^ . . , . T Masalah memperoleh pekerjaan bagi para lulusan sekolah mungkin dapat · diterangkan dalam hubungannya dengan contoh sederhana, yaitu tingkat laju pemūda meninggalkan sktem pendi dikan selalu lebih cepat daripada kemampuan perkembangan eko nomi modem untuk menyediakan pekerjaan yang produktif yarig menghasilkan uang dalam jumlah yang bisa diterima,' baik dalám kenyataannyamaupmi] daIam segi masa depannya. • . Sementara, di kebanyakan negara-nėgara berkembang, para lulusan sekolah dasar dan yang putus sekolah dari awaI-awal tahun di sekolah lanjutan merupakan jumIah terbesar dari para penganggur, dan maMn bertambah lulusan lanjutan yang tidak mempunyai pekerjaan; suatu situasi yang selama beberapa tahun sudah biasa di Asia dan lebih nyata di Afrika dan Amerika Latin. Di beberapa negara, para lulusan universitas sekarang han:^ memperpanjang usahanya — kadang-kadang sampai 2 atau 3 tahun lamanya — untuk mendapat pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya masing-masinç. Pertanda bahwa di tahun yang akan datang para lu lusan sekolah lanjutan harus menerima pekerjaan yang memberikan gaji permulaan yang keciI, dan kesempatan naik pangkatnya Iebih lambat, serta mereka harus mengiorangi harapan-harapannya. Untuk melengkapi gambaran mengenai pendidikan, orangorang yang berpendidikan tinggi yaitu orang-orang yang mempunyai tingkat kemajuan dalam pelbagai profesi, dan dalam tahvm-tahun belakangan ini semakin banyak meréka yangmeninggalkan negara tumpah darahnya, mereka pergi menuju negara-negara yang telah maju ekonominya, dengan mendapatkan gaji yang lebih baik dan keadaan pekerjaan serta kehidupan yang lebLh baik. Sementara, 8
jumlah kelompok dokter dan Doktor lebih sedikit jika dibandingkan dengan jumlah keseluruhan yang mencapal pekerjaan sehmgga kepindahan mereka nienimbulkan komentar yang tajam, karena kesuHtan-kesulitan di negara-negara berkembang dalam usaha memanfaatkan kemai'uan pendidikan untuk lajunya perkembangan ekonomi dan sosial negaranya. Masalah-masalah pengerahan tenaga bagi mereka yang berdídikan, tampaknya secara menyeluruh sistem pendidikan menghasilkan kelompok-kelompok yang tingkat dan jenis pendidikannya berlainan bagi pelbagai negeri. Terjadinya dan hebatnya pensrangguran yang berbeda-beda sesuai dengan fasiKtas-fasilitas pendidikan nya dan dalam batas tertentu, juga terganturig dari bermacammacam latar kebudayaan, dalam kekuatan hidup keluarga dan kesinambungan keluarga di antara daerah pedesaan dan daerah perkotaan. Walaupun bervariasi, namun ada satu unsur yang konstan yaitu sistem-sistem pendidikan yang tidak cukup harmonis den<3fan kemampuan ekonomi untuk menampung pemuda bemendidikan dalam pekerjaan produktif. Dengan demikian, pendidikan itu masih jauh dalam peranannya untuk mengisi pembangunan. . Orang pemah mengatakan bahwa pengangsruran pemuda berpendidikan tidak begitu penting, dan pada waktunya, mereka itu akan menemukan sesuatù yang dapat dilakukannya. Akan tetapi, beberapa alasan berikut ini, keadaan peńtrangguran pemuda yang meluas itu harus dianggap penting dan kritis. 1. Jumlah pemuda berpendidikan yang tidak memiliki pekerjaan sanïat banyak dan terus bertambah. Keadaannya tidak bisa diperbaiki sendiri, dan pada kenyataannya, keadaan itu dalam waktu yang singkat lebih condong menjadi buruk. 2.' Pengangguran macam ini mempunyai biaya yang mahal, baik dalam segi sosial maupun dalam segi ekonomi. Karena, mereka yang tidak bekerja, menurunkan tíngkkat penghidupan anggotaanggota keluarganya dan mengurangi simpanan-simpanan me reka. Dan bagi suatu bangsa, pengeluaran besar dari keuangan ' negara yang sedikit jumlahnya (begitu pun dana-dana swasta) dicurahkan untuk biaya pendidikan pemuda. Jika perkembang an hegara sedang diusahakan dengan sangat mendesak, maka pengangguran itu berarti penghamburan sxmiber-sumber manusia yang tragis.
3. Apabila distribusi penghasikn dan pemiHkan tidak sumbang di kebanyakan negara berkembang, maka pengangguran besar semacam itu, menonjoUsan ketidakséimbangan ini dengan cara menekan upah pekerja· dan penghasiIan mereka yang berwira. swasta. Situasi di dalam negeri itu, cenderung berpolarisasi : "Yang kaya menjadi lebih kaya dan yang miskin menjädi makin miskin". . . .
.
•
·
, ·
.··
k
•
4. PerpindaJian pemuda berpendidikan secara besar-besaran dari daerah-daerah pedesaan dapat mehurunkím produksi pertanian peţemakan, serta menghambat.modemisási.pertanian. Selama daerah pedesaanitutertekan, maka ada rangsangan kuat bagi pemuda .untuk pergi ke kota. Oleh karena' kota-kota itu tidak , ' dapat nienanipung inereka ďalam pekerjaan-pekerjaan yang berarti, maka pendidikan seniata-mata mengubah kekurangan pekerjaan dari daerah pedesaan itu menjadi pengangguran terbuka di kota-kota. 5. Penïasukan orang-orang ke kota yang terlaIu cepat, membebani kemampuan dalam penyediaan air bérsih, sanitasi, sistem•• sistem transpor, pelayanán kesehatan masyàrakat, perumahan, yang semuanya mengeűdbatkan kenielaratan dan berdirinya gubuk-gubuk di dalam kota. Kemudian, pemerintah didesak . .untuk mengeluarkan uang dalam junűáh besar untuk meŕnberikan fasüitas-fasiHtas tersébut di ataş, yang selanjùtnya' memper, lębar perbedaan antara perkembangan kota dan perkembangan • pedesaan. Pada saat ini,. pertumbuhan .penduduk di banyak 'kota, -mencapai angka 6%, 8%, bahkan· sampai 10% setiap tahun.
.
;
.
•·
.
.
6. • Apabila pengangguran berlangsung lama dengan ketidakpastian yang terus menerus, maka mengakibatkan peningkàtan kejahatan • • dan kriminaUtas remajá, kondbi tubuh yang kurang sehat, gangguan rńerital, dan pelárian ke obat-obat bius. Masyarakat makin Ыпа rhakin terbagi dalam kelompok yang dapat menikmatí kenyamananhidup modém dan mereká yarig tidak mengalami kehidupan itu, maka sejumlah besar '• pemuda pengangguran merūpakan suatu ancaman yang nyatá terhadap stabiHtas nasional, dan dengan demikiañ, keberhasilan program akan menghadapi risiko pembanguruui ekonomi nasionàl. 10
Kecepatan pertumbuhan penduduk . - ;. Faktor kuat yang terjadi di belakang pengangguŕan pemuda secara besar-besaran ialah masaMi jumlah pertumbuhan penduduk yang cepat. Sebuah laporan Perserikatan Bangsa-bangsa dalam tahun 1951, memperkirakan ]aju pertumbuhan penduduk Afrika dan Asia dalam kurun waktu 195Ü — 1980, di antara 0,7% dan 1,3%. Tentunya perkiraan , terbuktì terlalu rendah.Sesuatu yang tidak diperhitungkan terlebih dulu ialah masalah pengurangan jumlah kematian yang tajam, sebagai akibat pengendahan yang menyeluruh dari penyakit-penyakit epidemi, seperti malaria, cacar, dan tifus. Pada kenyataannya, laju pertumbuhan penduduk selama tahuh 1950-an di negara^negara berķembang bertambah terus-menerus, dan pada pertengahan tahun 1960-an pertumbuhan itu rnerata dengan angka rata-rata 2,5%. HaI ini merupakan kebaUkandari kelajuan pertumbuhan penduduk di negara-negara industri, yang tidak melebihi 1% rata-rataper tahunnyá. Jadi, masalah pengangguran yang sekarang dihadapi ini menandai permulaan masa, pada saat kebanyakan anak-anak muda yang dilahirkan dalain tahun 1950-an dan bisa terus hidup karena merendahnya kematian bayi, semuanya mencapai pasaran pekerjaari. • Kebijaksanaan kependudukan yang selíarang dianut beberapa ne gara, sangat berpengaruh dalam penelcanan laju kelahiran tinggi seperti yang disebut. di atas ini; akan tetapi, orang-orang yang me rupakan gelombang pencari pekerjaan setiap tahun di antara tahun 1970 dan tahun 1980, telahMur. Jadi, lajimya pertumbuhan perekonomian secara maksimal dan kebijaksanaan negara-negara disesuaikan dan diutamakan untuk menciptakan lapangan kerja, na mun, masalah pengangguran itu masih saja akan berlangsxmg lama. BiIa angka pertumbuhan penduduk itu tetap 2,5 persen, maka tiap 25 tahun jumlah penduÜuk akan bertambah menjadi dua kaH banyaknya, dan jumlah orang-oranġ yang masuk ke dalam pasaran pekerjaan pun dengaň jarak waktu yang sesuai akan'menjadi dua kaU Upat. Dęngan laju pertumbuhan penduduk sebesar tiga persen setahun (seperti hahiya terjadi di beberapa negara Amerika Latin), kurun waktu yang diperlukan untuk pertumbuhan penduduk se-' hingga dua каИ Hpat bęsamya adalah menjadi 23 tahvm. Laju pertumbuhan penduduk yang tinggi itu,, disertai dengan bertambahnya angka-perbandingan jumJah anak-anak dalam ke11
selurahan jumlah penduduk. Sering kaU angka алак-апак itu, yang berumur di bawah 15 tahun mencapai 40% sampai 50%. Haí demikian berarti ketergantungan mereka kepada buruh-buruh dewasa dalam hal makań, sandang, perumahan, kesehatan, pendidikan dan seten^nya. Di negara-ņegara berķembang, orang-orang berumur di bawah 15 tahun, seperü haJnya di negara-negara EropaBarat dan Amerika Utara. ^ Perkembanganpendidikan formal yang cepat _ Perkembangan pendidikan yang begitu besamya selama dua pulvdi tahvui yang lampau, berlangsung sesuai dengan gerakan penekanan peranan pendidikan dalam proses pembangunan ekonomi dan sosial yang berkecamuk di seluruh dunia. ťendidikan yang bebas biaya dan pendidìkari'yang menyeluruh, telah diteriníusebagai hak pokok bagi manusia. ťada akhir tahun 1950-an orang telah terangsang dengan peningkatan pendidikan, dan rangsangan itu dipacu oleh serangkaian konferensi yang diselenggarakan Unesco pada tahun 1960-an oleh,Piagam Punta del Este (yang ditanda tangani pada tahun 1961), dan oleh pelbagai korűerensi ішзіопаІ dan panitia masing-masing. .; , Dalam kurun waktu antara tahun 1950 sampai tahun 1965, anak-anak yang masuk sekolah pada tiga tingkat sistem pendidikan di negara-negara berkembang, hampir.berHpat tiga kaU. Dorongan terbesar dimulai pada sekolah-sekolah dasar; dan selama 15 tahun, јигЫа anak-anak yang mendaítar sekolah dasću· meningkat dari 57 juta orang menjadi 137 juta orang. Kemudian, penúnat untuk sekolah lanjutan bertambah pula,; dalam tahun 1950 pendaítarnya berjun:uah 1,5 juta orang dan jumlahnya menjadi 5,8 juta murid dalam tahun 1965. Dalam kurun waktu yang sama,'jvunlah pelajarpelajar di sekolah menengah lanjutan dan di xmiversitas menjadi bertambah dari 1 juta menjadi 3,5 juta orang. _ ' . Jarak \mtuk mencapai pendidikan dasar yang cukup bagi semua peminat, masih . Dd Afrika, sekarang baru sekitar 40 per sen dari anak-anak usia Sekolah Dasar, bisa tertampung. Di Asia jumlahnya antara 50 dan 60 persen,begitu pula, di Amerika Latin· jumlahñya antara 50 dan 60 persen. HaL ini berarti, bahwa kira kira setengahnya junüah anak-anak di negara berkenıbang dį ka-. 12
'TABEL 1. Laju rata-rata, tlap tahun muríd-murid yang masuk Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama, dalam kurun waktu 1950 — 1955 Sekolah Dasar Negara-negara berkembang Afrika Asia Selatan Asia Timur Timur Tengah Amerika Latin Eropa' Selatan Negara-negara industri
• 6,8
7,8 7 4,8 8,5 5,4 З 1,8
•
. Sekolah Menengah Pertama 9 9,4 7,5 11,7 13,4 9,6 8,1 6
1. Jumlah pendaftar pada pendidikan umum tingkat pertengahan, pendidikan teknis pendidikan kejuruan. Sumber : Unesco.
wasan tersebut tidak mempunyai kesempatan untuk bersekoIah dan rupa-rupanya mereka itu tidak akan memperoleh pendidikan formal sama ѕекаИ. Đalam keadaan demikian, para perencana pendidikan dihadapkan 'dengan masalah penentt^n siapa saja yang kiranya harus masuk sekolah. Prinsip-prinsip keadilan dan efisiensi sering bertentangan. Jadi, di daerah yang mempunyai sejarah pendidikan fonnal akan menjadi kuat permintaan untuk menambah sekolah, sedangkan di daerah lain yang sedikit terdapat anak-anak masuk sekolah, tidaklah timbuI keinginan untuk mengubah tata cara kehidupan tradisionali Di mańakàh sekolah-sekolah baru itu harus didirikan?, Sering pula adaketimpangan ahtara daerah perkotaan dan daerah pedesaan, bukan saja dala:tn segi fasiHtas sekolah yang tersedia, te-, tapi juga dalam hal mutu pendidikan yang diberikan. Sekarang orang sudah biasa untuk mengeritik gerakan yang diIakukan dengan sekuat tenaga pada masa IaJu dan yang menghasilkan perluasan dengan cepat, namun perlu mengetahuitentang prestasi gerakan itu. Berjuta-juta anak di negara-ńegara berkembai^ memasuki sekolah sebagai wakil-wakü-pertama dari keluarganya untuk memulai belajar membaca dan menuHs sesudah beberapa generasi .yang tidak terbiIang jumlahnya tidak cukup berkemam13
puan. Pada saat yang sama, universitas-universitas di Afrika, Asia,' dan Amerika Latin, telah menghasiĽcan dokter-dokter, ihnuwan, insinyur, sarjana hukum, dan sarjana-sarjana ibnu sosial. Bányak negara 'dapat menggantikan seluruh atau sebagian dari pejabatpejabat administrasi tingkat tinggi dan staf tinggi lainnya yang, berasal dari luar negeri dengan pejabat-pejabat nasional mereka sendiri (bahkan, ada kalanya negara itu mengirim orang-orang yang mempunyai keterampiIan tinggi ke luar negeri). Banyak guruguru yang telah terdidik baik. Pada umumnya, kebanyakan junűah orang yang berpendidikan memasuM semua lapisan masyaraJcat, dengan kesiapsiagaan yang tinggi . xmtuk menangani tugas-tugas pcmbangunan. , ,. , Masa perkembangan pendidikan yang tidak dapat diketahui sebelumnya membawa kesuHtan-kesuHtan, ada yang terühat, dan ada yang tidak diketahui sebelumnya. Di banyak negara, kenaikan biaya pęndidikan, jauh melebihi angka-angka yang diperkirakan, dan dalam beberapa kasus, tarif-tarif yang pemah dihapuskan, harus diusuĽcan kembali, dan peng!uangan biaya pada jeius lainnya haxus dilaksanakan. Jumlah rata-rata bagian anggaran belanja. nasional yang diperuntukkan pendidikan, mencapai angka 16%.Lebih dari dua belas negara, 25% dari seluruh penġeluaran pemerintahannya, dig\makan bagi pendidikan.,Antara tahun 1960. dan 1965 laju pertumbuhanpengeluaranbagipendidikanper ta-^ huimya, berjumlahl3 persendi Asia, 16'persen di Afrika,.dan; lebih dari 20 persen di Amenka Latin...Apabila pengeluaran-peņģe-.; luaran bagi pendidikan yang dilakukan oleh badan-badan swasta, ¡' pemerintah daerah,dan,pemerintah.pusat, digabungkan,maka jvmüah pengeluaran bagi pendidikan di negara-negara berkembang sekitar 4 persen díui penghasüan nasionabıya. HaI iiü meņekankan . pada mąsing-masing sumber rtasionaLiya yaňg _terbatas. . _ -' ^... Sebagaimana halnya terjàdi di banyak negara, hasil penúrunan serius dari perkembangan yang pesat itu ialah kuaUtas pendidikan yang drastis.- Banyak kritik dñáncarkan, bahwa ának-anak · lulusan sekolah dasar tidak mencapai suatu tingkat melek huruf yąng þer- ; maheh>Banyak hal-hal yang menambah hasiI yang mengecewakanj ; antara lain yaitu terlalu padat juinlah murid-murid di sekoIah- г sekolah, denģan jumlah 50 murid dalam satu kelas, pengawasani buruk yang dilakukan para^pengajar, kekurangan.buku-bukupe-.i 14
lajaran lainnya; akan tetapi^ sebab utamanya ialah kekurangan tenága pengajar yang terdidik. Kursus-kursus peningkaktan кеаЫіап' keguruan tidak bisa raemenuhi permintaan, dan akibatoya pengajar-pengajar tanpa keahlian ditugaskan mengajar di sekolah.Sekarang di banyak negara sedang berlangsung masa konšoĽdasi'yáng ditekankan kepada penataran kemampuan mengajar para pendidiknya, memperbaiki administrasi sekolah, dan penyediaan bahanbahán' pokok;diusahakan pula meningkatkan norma-normadi pelbaģai bidang. ' . Banyak ' hal yang tídak efisien terbongkar. Salah satu hal yang dirasakan janggal sekali oleh administrator pendidikan ialah tingginya jumlah anak-anak yang putus sekolah. Anak-anak mulai bersekolah, dan setelah beberapa tahun mereka nienghüang dari sekolah.' Secarakeseluruhannya/di negara-negara berkembang, hanya 30 murid-murid dári 100 murid yang >terus mengikuti dan menyelesaíkan pelajaran sekolah dasarńya, HaI ini berarti pem-' borosan sumber keuangan secara besar-besaran, jika pun ada manfaatnya bagi anak-anak hanyalah sepintas mengenal angka-aiigka dan huruf-huruf; Di beberapa tempat,pada tahun-tahun pe'rtama tidak dipungut bayaran sekolah, akan tetapi, dipungut baýaran pada tahap selanjutnya; di tahap-tahap lanjutan inilah, ąnak-anak dari prang túa miskin tidak mampu lagi untufc meneruskaii sekolahnyá. Di ţempat-tempat lain, þara orang.tua tídak bégitumenghargai pendidikan formaJ, atau mereka itu tídak menyadari bahwa unttdc melanjutkan sekolah teriebih dahulu menyelesaikan pendi dikan tahap pertama; anak-anak mereka dimasukkan sekolah, ke^ mudian secepatnyanaereka itu dikeluarkan dari sekolahnya, setelah anak-anak itu dianggap cukup kuat atáu diarıggap cukúp. dewasa untuk membantu pekerjaan orang dewasa. Apapun sebab-sebabnya (dan banyak keanekaragaman lokalnya), banyaknya jumlah yang putus sekolah perlu disehdiki, dan harus dilaksanakan sesuatu uņtuķ mencegah pemborosan uang dan masalah manusiawi yang timbul. ,
^
.
r
^ í
*
·
ІЛ
. 4
J,
/•
*
Di banyak negara sering dipertanyakán: apasaja yangharus didahulukan, dalam hal adanya pcmusatan sumber keuaíigan'dan admintrasi yang. digunakan untuk memperbesar jurrüah sekblahsekolah dasar, serta sering mengabaikan sektor pendidikan tekiůk pada tingkat lanjutan pertamadan-pasca lanjutan.Di'beberapa negara, dilancarkan kiitik-kritik bahwa universitas-universitasnya 15 DPP 14 (4)
ditangani dengan serba mewah sebagai simbol ргеѕЉе nasional. Dengan demikian, mengeluarkan biaya besar untuk pembelian barang-barang sebagai modal, dan pada masa mendatang dana yang dibutuhkan, berulang kaU penting untuk menjalankan perputaran roda universitas itu. '- '
'
.
'
:
· »
'
·
' ;Pada umumnyá, 'negara-negara berkembang- merasa kekurangan' para ahli di tingkat pertengahan, misalnya ahU-ahU teknik kedokteran, perawat, asisten-asisten ahli bidang pertanian; tenagatenaga pembantu dibutuhkan di sekian banyak bidang üntuk melaksanakan petunjuk-petunjvűc yang diberikan para ahli profesional.' Di-beberapa negara, memang kekurangan lembaga-lembaga pendidikan untuk melatih dan mempersiapkan tenaga-tenaga tingkat pertengahan. Di negara-negara lain, kekurangan tenaga ini bukannya disebabkan oleh kurangnya fasilitas latUian,' akan tetapi, disebabkan oleh perbedaan penghasUan; para pelajar bersaing untuk memperoleh latihan yang profesional dalam beberapa tahun sebagai tambahan yang lebih tinggi, dengan demikian, pendapatannya bisa mencapai 10 kali Hpat. Di sini masalahnya bukan terletak da lam rencana pendidikan, akan tetapi, dalam segi kebijaksanaan pendapatan. . -, : Akan tetapi, masálah yang jauh lebih seríus ialah timbuL·iya péngaríggurán yang meluas di antara Musan sekolah, bahkan di beberapa negara pengangguran meluas di antara lulusan. univer sitas. Orang bisa saja mengataJcan bahwa kurangnyá lowongan kerja itu lebih banyai kaitannya dengan ketidakberesan perekonomian daripada hubungarmya dengan perkembangan pendidikari yaAg tidak seimbang. Kemudian bisa ditanyakan, apakah sebabnya tidak banyaktersedia lapangan kerja bagi anak-anak muda yang telah lulus dari'pelbaģai tingkat pendidikan? ' ' r
I·
•
'
L
1
Iļertiimbuhan ekonomi, akan tetapi, sedìkit lapangan kerja Negara-negara berkembang banyak menampakkan perbedaan da lam hal kqndisi-kondisi demografi, sumber alam yang tersédia, dan hasil usaha perekonomian. Jumlah penduduknya pun berbeda, pënduduk India berjumlah 530 juta, Nigeria 67 juta, Jamaica 2 juta. Di beberapa negara, penduduk yang sangat padat di daerahdaerah bisa dipergunakan untuk pertanian; sedangkan di negaranegará lain penduduknya jarang ѕекаП. Negara-negara seperti MaI16
ta, Hongkong, Singapura, dan kebanyakan dari kepuIauan Caribia, terbatas daerah pedalamannya. Pemiagaan luar negeri adalíűi suatu penggerak yang penting bagi kegiatan ekonomi, walalaupun tídak semuanya. Luas dan derap kemajuan industrinya berlainan, dan demikian juga tingkat perbaikan produksi dan tingkat kehidupan· di pedesaan. Beberapa negara mempunyai pengurus admi nistraşi yang berpengaląman luas, sedangkan dl negara lain kekurangan sekaJi atas tenaga kerja terlatih. Kebutahurufan di satu ne gara lebih luas daripada di negara lain. Beberapa negara, beruntung bisa lebih menikmati pendidikan dasar dan pendidikan tinggi yang muncul daÍam tahun-ţahun belakangan ini. Bangsa-bangsa itu juga mempunyai пДги-шІаі tersendirl dan agamanya masing-masing se bagai warisan dari riwayatríya, serta mempuriyai peranan dalam pembinaan gaya perkembangannya. Namun, dalam keanekaragaman itu, ada pula unsur-unsur kesamaannya. Penghasilan rata-rata tiap orang relatif rendah, jika dibandingkan dengan penghasilan rata-rata orang yang berada di negara industri pada zaman sekarang. Pada tingkat kemajuan ini produktivitas tinggi yang relatif jarang adanya, perusahaan-perusahaan dengan upah tinggi, keĽhatan nyata berbeda dibandingkan dengan latar belakang produktivitas rendahyang banyak jumlahhya, usaha pertanian keluarga berpenghasilan rendah, dan lain-lairi perusahaan dengan skala.kecil-kecilan. Unit ekononü yangkhas biasanya merupakan pertanian keluarga yang sederhana, dan di samping itu pula ialah tempat penjualan di pasar, perusahaan pengangkutan yang kecil, bengkel kerajinan, atau usaha .industri kecil-kecilan. ,. Sejak tahun:1950,'laju pertumbuahn· ekonomi di neegaranegara berkembang mencapāi angka rata-rata 4,5%. Akaii tetapi, dengan perţumbuhan penduduknya yang meningkat 2,5%, maïa kenaikan penghasilan tiap. orang menjadi tertekan ke bawah sesuai dengan pertumbuhan penduduk itu. Hasil perekonomian térsebut baik, jika dibandingkan dengan laju pertumbuhan ekonomi yang dicapai oleh negara-negara industri dalam periode yang samá, bagaimanapun, pertumbuhan penduduknya tidak lebih dari satu per sen per tahun, sehingga kenaikan penghasilan per kapita di negaranegara industri,itu lebih tinggi. palam dua dasa warsa terakhir ini, prasarana di negara-negara berkembang telah dapat diperbaiki, misalnya, dalam hal jaringan17
jaringan jalan,'penyediaan l^trik, komunikasi,dan kesehatan rak-' yat. Di beberapa negara, masih jauhjaraknya untuk mencapai industriaUsasi, namun ada pulá yang berhasil memulai dengan indus tri-industri sederhana. Banyak percobaan dilakukan untuk memajukan pertanian, dan di beberapa wilayah usaha-usaha itü telah mendapat hasil·yang menakjubkan. Di negara-negara lain,' paUng sedikitnya*halangan-halangan perkembangannya telah diketahui secara terperinci. Secara singkat, dapat dikatakan bahwa umúmnya telah banyak perbaikan. f · • . Walaupuh denukian, pertambahan penduduk yang - b'esar . di sertai kondişi-kondisi ekonomi dan sosial lokal, mengakibatkan timbulnya mąsalah pengarigġuran di pedesaan dan dikota-kotą semakin rńembahayakan rencana-rencana pembangunan. Banyak di kalangan buruh yang tidak bisa mendapatkan pekerjaan 'produktif séhinggaméreka bisa bekerjapenuh (buruhkekuranganpekerjaan), sedangkan mereka ỳang benar-benar mengariggur — terutama yang rhuda-muda --^ selama kurun-kurunwáktu yang lama tetap mengafiggur. »
-
- =
•
-I
·
••
·
.
-
.
,
·
'
-• ,;
'
'
· ;
ł
'
«,
Pelbagai kondisi.ekonomi yang berkaitąn dengan kesuHtankesuUtan dalam bidang lapangan kerja, bisa dikelo'mpokkan dalam tiga kategori : " .. ' >, 1. Negara-negara yang mempunyai cukup tanah dan pusat· sumber suplai makanan dengan teknologi yang,sudah ada. Kelompok ini banyak terdapat di Afrika, dan jarang didapątkah keterampilan'yang maju; sedangkan mereka yang menganggur tetap ada, di samping penganggur-penganggur di daerah perkotaan . yang bariyak, jumlahnya dan yang telah rnemperoleh pendi.
dikan.
. •.
•-.• . ,
.. . ,
•
·(·
2.' Negara-negara yang kekurangantanah subur,'dEdam kaitannya dengàń' bertambahnya penduduk.' Termasuk dalam' kelompok ini ialah Pakistan, India, dàn daerah-daerah luas di Asia Tengġara; dinegara-negara tersebut, pengangguran di pedesaan dan • di perkotaan menjadi masalah yaiig serius pada tahun-tahun belakangan ini. '· * . 3. Negara-negara yahg cukup tanahnya serta lajupertumbuhaxi ekonominya relatif tinggi, akan tėtapi, perbedaanńya sanġat be sar daļam hal þemerataan penghasilan, karena penguasáan atas tanah dan industrioleh kelompok*kecil.Kondisi ini didapatkan 18
di Amerika I,adn yaitu banyaknya pengangguran di kota, wa. • laupun banyak tanahnya yang ķurang dimanfaatkan. Apakah sebabnya pertumbuhan ekonomi itu tídak membuka kemungkinan^pekerjaan yang menguntungkan dengan skala yang lebih luas ? Jawabannya^bisa ditemukan dalam proses perkembangannya. Penyerapan tenaga buruh oleh lembaga-lembaga modem atau setengah modem, terbatas dalam hal dinas sipil untuk negara, industri-industri besar, perusahaan-perusahaan utama di bidang pemiagaan dan tránsportasi. Biasanya pemerintah menampung 40% dari semua buruh yang mendapat gaji, akan tetapi, laju penerimaan pegawai-pegawai baru — yang ditentvdcan oleh banyaknya dan sifat pekerjaan yang dihadapi, pembatasan-pembatasan anggaran belanja, lajunya pensiunan pegawai, dan penggantian staf orang asing — bisa dikatakan lamban, jika dibandingkan dengan jumlah pemuda yang mencari pekerjaan. Memang ada kemajuan dengan berdirinya industri-industri barú, akan tetapi, jumlah buruh yang dipekerjakan di dalam indus tri-industri baru itu masih saja relatif sedikit. Industri-industri besar biasanya lebih banyak menggunakan modal, dan di negara-negara berkembang industri-industri besar itu biasanya tidak mehyerap lebih darí 5% sampai8% tenaga buruh yang dipekerjakan. Lagi pula, jika luaran itu memperhhatkan peningkataii, maka terjadilah peningkatan yangtidak sebanding dalam'pekerjaan borongan, oleh karena · menerapkan teknologi maiu dalam penghematan tenàga kerja dan perbaikan organisasi. Misalnya saja, 5% dari seluruh tenagà buruh bekerja dalam unit-unit industri modem, dan ,hasiln y a t i a p t a h u n bertambah 10%. Pertambahan kebutuhań atas pegawai industri yang diberikan upah, lebih condong mehinġkàt hanya setengahnya dari kenaikan industri-industri yaitu 5%. HaI ÍBti berarti bahwa^ penambahan pekerjaan hanya seperempat dari 1% seluruh tenaga buruh.' Jumlah 10% kenaikan hasil industri yang kontinu itu merupEŰcan jumlah yang lebih tinggi daripada jumlah kenaikan hasil produksi per tahun yang dicapai di banyak negara berkembang. Dengan demikian, industri-industri yang in tensif bermodal besar tidak bisa dijadikan tumpuan • harapan se bagai penampung tenaga kerja dalamtahun-tahun yang akan datang maupun dalam periode-periode yang akan datang. ; • Efek-efek order kedua atau hubungarmya dari industririndustri besar, misalnya membantu perusahaan-perusahaan jasadan unit19
industri kecil (misahiya, penyediaan bagian-bagian pengganti) sering tidak menonjoÍ, olehJ¿rena,tídak-adanya pengusaha lokal yanġ cukup jéU dan',berpengaIaman. Demikian pula, kenaUian hasil pertanian disebabkan oleh tek nologi penġhematan tenaga manusia. Pada prinsipnya perkembangan kesempatan bekerja yang berlaku bagiindustri tersebut di atas, berlaku pula di bidáng' pertanian macam itu, yaitu pertíunbahan kesempatan bekerja yang tidak seimbang dengán kehaikan hasiI pertanian. Selama'daefah-daerah pedesáan'tetap'menderita kelesuan ekonomi, dan kawasannya tidak memberikan harapan baik untuk masa'depan dalam bidang pertanian atau bidang lain di daer'ah. pedesaán,* maka banyak pemuda-pemudanya,' terutama měreka yang p'emah bersekolah, ingin pergi kė kota-kota untuk méncoba memperbaiki EÍasibnya. ' '. ' '.' -
. / , .
'.-f
.·
(
·
,
•..
;Pisamping.intensitas rnodal yang tinggi di_kebany_akan'penanaman modaI,baru, dan yang menyebabkan pengangguran ialah ketimpangáiiantaraperkembangan di perkotíuin dan di pedesaan, serta perbedaan yarig inakin lebar'antara penghasilan dan kondisi lingkungan hiduprata-rata bági mereka'yangbekerja di kawasan perkotaan,;daii di kawasan pedesaan. Hal;ini, btűiannya.berarti bahwa semua penghasilan keluarga di kota-kota secara ' seragam tinggi, sedangkan penghasilanmereka'di.pedesaan semuanya sangat rendah, akan tetapi, makiianya, ialah méreka di ,kota yang mempunyai pekerjaan tetap pada pokoknya, mémpoleh. upah lebih besar daripada mereka yang mempunyaipekerjaan atau bekerja sendiri di kawasan pedesaan. Kekuatan perserikatan buruh di kota-kota.membantu mendorong meningkatkan.upah, dan dorongan ini jauh lebih besar daripada laju penghasilan pada pertanian dan perusahaan^ perusahaan' keluarga, yang berada di pedesaan. Efek samping gěr rakan naiknya upah bu'ruh iiü, merangsang parà pengusaha modern atau-śetengah modern secara.teknis· dan ekonomis untuk menggantikan tenaga manusia dengan modal tenaga; dengan demikian,.me7 niadakan pekerjaan yang sesungguhnya bisa disediakan. . Dalam hal pémerataan keadaan hidup, kota-kota lebih didahulukan, misaJnya , fásUitás-fasilites pendídikan, rumah SEŰdt-rúmah sakit, dan pelayanan kesehatan lebih banyak dan lebih baik; penye diaan air bersih yarig teratur dan lebih baik, pasar-pasar yang lebih niodern dan 'ІеЬі ГіефеІі ага, jembatan, jalan, dan seterusnya. 20
Tanpa kecuaU, industri-industri barudidirikan di dekať a t a u d i . dalam kota-kota. Kecenderungan úntuk menopang daerah þerko. Іалп dengan merugikan kawasan pedesaan, sering diisukan dengan mencoba mempengaruhi poUtik oleh kelompok-kelompok yang besar kekuasaannya dengan pandai dan tepat terhadap pihák yang bersangkutan di kota-kota. '•Perhatian yang dicurahkan dengan berlebihan terhadap perkembangan di daerah perkotaan seperti tersebut di atas itu, menggerakkan penduduk desa secara dinamis, dan gerakan-gerakan ini lebih kuat daripada kebutuhan atas tenaga kerja di kota-kota sehingga akhimya perpindahan itu tidak dapat ditampung lagi oleh kemampuan daya serap kota, bahkan tidak sanggup memberikan kondisi-kondisi hidup minimal. Sekarang, banyak orang-orang kota di negara-negara berkembang yang hidupnya lebih melarat dan lebih danu"at daripada mereka yang hidup di pedesaan dengan kondisi-kondisi hampir di bawah kehidupan yang layak ; akan tetapi, mereka masih mungkin mengharapkan sedikit bantuan dari hubungan keluarga ataupun hubungan hak atas sebidang tanah. Di beberapa negara, hambatan-hambatan bermigrasi merupakan sebab lain darí pengangguran di antara pemuda berpendidikan. Kes:agaIan untuk menanggulangi hambatan-hambatan politik, kesukuan,dan agaxna, menyebabkan banyaknya pemuda yang mempunyai.keierampilan di suatu daerah, membuat mereka tidak bisa bere^erak bebas pindah ke kawasan lain ,karena mereka kurang memiĽki kţterampilan. Banyak contoh yang teriadi, dan merupakan suatu kenyàtaan bahwa kelebihan lulusan sekolah lanjutan ataupun lulusan universiťas menganggur di suatu daerah, sedangkan di tempat lain keterampilan itu dibutuhkan, misalnya mengajar di sekolah, bekeria di kantor pemerintah, bekerja di bidang industri, ataupun di bidang perniagaan. , Lagi pula imbalan yang relatif diperoleh untuk suatu pekerjaan sering berbeda antara upah terendah dan upah tertinggi, dan juga tidak ada hubungannya dengan tuntutan nasional. Keadaan ini sudah biasa dalam hal gaji pertama yang diterima oleh lulusan sekolah dasar, sekolah lanjutan (termasuk pula institut-institut teknik), dan univereitas, yang saĽng berbanding 10 : 180 : 700. Banyak terjadi bahwa upah yang telah ditentukan bagi pclbagai tingkat dan jenis pendidikan antara sektor swasta dan sektor pe21
¡merintah tídak'konsisten'satusama lairmyà, ataupun pada masirig',masmg bidang tersebut. ApabiIa perbedaan upah di antara;suatu ; tíngkat dan· tihgkat. yang ada di bawahńya dapat diterima, maka • dapat dimehgerti bahwapařa pèmudä meriunggu kesempatanomtuk méndapat upah yahg tínggi dan sementara itu mereka tetap menganggúr. · , , Dalam.strategi-strategi pembangunan.yang'sebelumnya, kemungkinan-kemungkinan untuk meningkatkanmanfaattenága ker.ja tidak pemahdipertimbangkansecàra'^senus.'Penġadaan.lapangan kerjabiaśańya dianggapsebagai' produk sampingan' pembangunan díuipada sebagai sásaran'utama. Ataupun dinilai sebagai suatu investaĴsi sosiaI/(uhtuk',meringank'an hásib buruk orang-orang mis kin "atau unťuk menghilańgkan' pengangġu'r yang .berk'eLàran di jalan-jaIan),padawaktuyangsama másih berlawanan dengan efisiensi dálam ,usaha mencápai luaran nasional paĽng tinggi. · Seolah-olah.'keUhatannyá ,kebaHkan ,dari.yang ,diharapkari :ýaitu memperbaiki keņiajuan ekonominya (setidak-tìdaknya-untuk beberара negara),'sehinggai,makin Ьапуӓк sétengah pėngangguranmaupun pengangguran terbuka. Mkalnyá, produksi besar-besaran di pabrik-pabrikbesar yang relatif męmbutuhkan beberapa karyawan, sering berarti',mengurangi perminţaanproduk-produk'hasil Цг?· jinan danindustri kecü di kota-kota keciL pedesąan'ataupundi kota kota besar, sehi^gga bertambahnya-setengah pengajigguran disertai kurangnya jumlah-ląpangan -kerja sebagai magang bagi'pemuda untuk mernpelajari. şuatu -keterampiIan. Lagi pvda makin banyak terciptanya lapangan > kerja yang memberikan upah tínggi, maka makin besar peφindahan pemuda berpendidikan ke kota-kota untuk bersEung memperoleh kesempatan bekerja, dan makin tinggi junüah pengangguran terbxia.
22
II. PENDEKATAN UNTUK MEMECAHKAN MASALAH .- '
'
»
··
Jangan mengambil tindakan
*
'
. .
Oleh karena berbagai sebab pengangguran itu saUng tĕrjaUn dalam cíura yang rumit dan berbeda dari satu negara ke negara lain, pemecahannyaharus diusahakan sesuai déngan situasi nasional dan tempat masing-masing. Lagi pula, kadang-kadang dikemukakkan pendapat bahwa sebaiknya jangan mengambil tindakan sedikitpun, dan hanya ,jangkapahjang masaJah pengangguran pemuda ada pemecahannya sendiri. Pendapat ini terutama diajukan oleh mereka yang tidak merasakan keresahan yang timbul di tempat-tempat kejadian pengangguran itu. Mereka mengatakan báhwa semua harapan para lulusan sekolah itu menyimpang dari kesempatan bekerja, · dan. dalam waktu tertentu mereka menghadapi kenyataan hidup.xmtuk mengubah sikapnya dan bekerja pada majikan yang tadinya kuráng disukai, atau bekerja di perusahaan^perusahaan keluarga yang sederhana dan mungkin berada di daerahpedesaan. ,
- .
·
*
[ Memang benar, diperlukan suatu kurun wkktu untuk pemuda berpendidikan untuk menyesuàikán diri pada pekerjąan-pekerjaan yang tersedia dan pekerjaan-pekerjaan yang mereka ciptakan sendiri.Dalam.pada itu,terbukti bãhwa jenis þengangguranitu ѕепт diri tidak terkoreksi dan .tiap tahun junīlahnya semakin bertambah. Disertai dengan keadaan frustasi, akídmya banyak pemuda memihh pekerjaan -yang tidak sesuai dengan daya dan dana yang dikeluarkan untuk.pendidikan, bàik dilihat dari kepentingan mereka sendiri maupun dari segi nasional. Suatu variasi lain dari pendapat tersebut di atas, bahwa para lulusaņ. seķolah itu sering umurnya terľalu muda, terlalu malas, atau 23
terlalu kurang berpengalaman. Pendapat macam ini ada manfeutnya dalam hal-hal tertentu, akan tetapi, dapat dibuktikan dari praktek bahwa kebanyakan pemuda berpendidikan dari berbagai latar belakang keluć^ga maupun kebudayaannya; apabila diberi latihan dan kesempatan bekerja, mereka akan bekerja keras untuk mencapai kemajuan sesuai dengan bakat-bakat terpendanmya. Berkaitan dengan pendapat ini ialah pemyataan keluhan, "Anak-anak lulusan sekolah tidak mau bekerja dengan tangannya" dan "Mereka menghendaki pekerjaan di belakang meja". Dengan sendirinya mereka menginginkan imbalan yang terbaik dan selama imbalan sebagai juru tulis beberapa kaU lebih tinggi daripada upah seorang buruh bangunan, mereka akan tetap berusaha menjadi juru tulis. ApabiIa mereka bekerja sebagai petani keluarga ataupun di perusahaan kecil di desa dan memberikan masa depan yang kurang baik, maka mereka akan menghindari pekerjaan tersebut itu. Tidak ada lagi gunanya, para lulusan sekolah untuk kembeűi ке tempatnya, apabila ada kesempatan bekerja yang baik. _ Lagi pula, arah terbaik menuju pertumbuhan ekonomi mak simal menghendaki cara-cara efisien yang tersedia. HaI ird berarti, sementara digunakan teknologi maju dan teknologi yang. padat modaI yang disertai kesempatan kerja yang relatif sedikit. Penda pat ini merupakan pandangan yang sangat sederhana mengenai proses pembane^unan, yang sebenamya menghendaki caxa-cara produksi barang dan jasa yang saling berbeda. Perekonomian dengan skala besar, bukan berarti unit ekonomi yang padat modal, baik dalam bidang industri maupun bidang pertanian. Akhimya, banyak orang berpendapat bahwa makin keras pemerintah berusaha untuk memecahkan soal pengangguran di antara pemuda, maka makin banyak diperlukan usahanya untuk maksud itu: makin banyak tercipta kesempatan kerja, makin banyak lagi jumlah pemuda dengan penuh harapan untuk mengisi lowbngan kerja itu. Keadaan.itu mempunyai inti kebenaran, jikaperkembangan besar terbatas pada kota-kota; akan tetapi, tidak cocok bila diusahakan keseimbangah antará perkembangan di daerah perkotaan dengan perbaikan kesempatan kerja dan kondisi hidup di daerah pedesaan. Jadi alasan "janganlah mengambil tindakan" itu, tidak dapat dipertahankan, dalam hal menghadapi keadaan mendesak di masa 24
kini. Jelaslah, diperlukan tindakan yang segera dan jangkauan.jauh di segala bidang. Perbaikïlah ekonomi Menemukan pekerjaan yang cocok bagi pemuda berpendidikan mcrupakan bagian perhatian yang lebih luas bagi para penganggur dan yang setengah pengangguran: baik yang muda maupun yang dewasa, laki-laki ataupun wanita, berpendidikan maupun yang tidak berpendidikan formal, di daerah perkotaan maupun di daerah pedesaan. .Jadi, masalah pengangguran di antara pemuda berpen didikan menonjoDcan setengah pengangguran dengan ciri khasnya ialah produktivitas ekonomi yang sangat rendah dari banyaknya angkatan kerja di bidang pertanian, perdagangan kecil-kecilan, dan bengkel-bengkel kecil. Pada saat ini, 25% sampai 30% dari ang katan kerja di kebaiiyakan negara berkembang, tidak dimanfaatkan sepenuhnya. Bagi permasalahan bukan ekononü pada tahun 1970an lebih gawat daripada-yang berikut ini: makin banyak keterHbatan produktif dari orang-orang yang lebih memenuhi syarat dalam proses pembangunan. Kebanyakan negara berkembang, secara jelas telah menentukán sasaran-sasaran sosial dan ekonominya sebagai pengurangan kemiskinan, secepat munġkin menyediakan norma-norma yangbisa diterima umum mengenai makanan, kesehatan, perumahán, pendidikan, 'dan kesempatan kerja dengan imbalan yang memadai. Dalam pada itu, sejumlah besar tenaga kerja yang poterisial tidak dapat menyumbangkan kemampuannya, bukan karena tidak ada lowongan kerja, tetapi karena mereka itu miskin. Mereka menderita kekuřangan gizi dan penyakit endemik. Keadaan rumah mereka suram. Oleh sebab itu, pandangan. mengenai dunia sekeluingnýa dan masa depan anak-anaknya yang masih tergantung mereka, keadaari hidupnya naenderita. Pembereantasan kemiskinan harus si multan dan dilakukan dari semua arah. Akhimya,· satu-satunya cara yang efektif untuk membagi rata penghasilan dan mengurangi perbedaan koridisi kehidupan, yang menyolok antara si kaya yang jumlahnya sedikit dan si miskin ialah dengan menyediakan lebih banyak kesempatan kerja. Membangkitnya kesempatan kerja^ yang berarti — dan menciptakan suatu suasana dalam pekerjaan-pekerjaan yang berarti, 25
tergantung dari.tindakan-tindakan menyeluruh dabm perekonomian. Kebijaksanaan tenaga kerja dan praktek-prakteknya, bukan saja berkaitan dengaл pengadaan tingkat keterampiIan yang lebih tinggi, akan tetapi juga dengan pengerahan yang produktif dan karyawan sebanyak mungkm. Strategi dalam intensitas tenaga kerja yang lebih tmggi dengan meningkatnya hasil produksi barang dan jasa, harus merijadi pusat perhatian bagi para pemimpin· pada tingkat nasibnal maúpun tingkat lokal. Para pembuat kebijaksanaan dan adnünistrator, termasuk para poUtikus, pegawai sipil, direktur perusahaan swasta, ketua perserikatan buruh, koperasi-koperasi pro duksi dan pemasaran, dan organisasi svdcarela, — semuanya ini perlu mémperluas dan mengkoordinir usaha-usaha ke krah ini. Keterangan tentang renċana dan kemajuan, sepenuhnya disampaikan kepada semua pelosok masyarakat. ; " , .·^ Oleh karena kebanyakan. negara berkembang • sangat ter- . gæitung dari^ hubungan ekononű intemasional; maka perlu diusahakan terus menerusuntukmenjamin' keseimb'angan pemiagaan intemasional dan pembayaran yang mencerminkan keuntungan ekonomi terbaik melaÍui nUai pertukaran uang yang cocokj ekspor yang benar-benar bersaing, dan impor yang dikendaUkćui oleh kebutuhan penting dari produksi dan konsumsi lokal. Perdagangan luar negeri,bantuan dan'penanamanmodal dalam negeri, harus dijága agar tetap harmonis. Donor dari luár dan pemberi pinjaman intemasional,dengan bunga rendah ,perlu diyakinkan, agar-persiapan mereka harus dirancang untuk mengerahkan kegunaan te naga kerja yang lebih'banyak daripada yang,sekarang. - . . · ; ! Di kebanyakan ņegaraberkembang diperlukan peneUtian yang lebih lanjut, tepatnya margin keuntungan sebenamya untuk · menentuan, di 'ántara intensitas tenaga kerja dan intensitas modal dalaïn mempromosikanpembangunan.'Bagi beberapaperusahaan (nusalnya, pėnisahaan industri, perusahąan besar milik negara), keuntungan ekonomi diukur dengan biaya kuaHtas yang dünginkàn dari produksi akhír dapát dibuktíkan dengan penggunaan urútunit pabrik,.peralatan, dan organisasi khusus secara besar-besaran, yarıg relatif membutuhkan sedikit karyawan dibandingkan dengan modal yang ditanamkan. Akan tetapi, dengan lebih menġuasai ketangkasan dan prestasi sederhana yang dicapai oleh pãra keluarga petani, pengrajin, dan pengusaha industri modal kecil, hampir dapat dipastikan akan membuka kemungkinan lebih luas untuk men26
ciptakan lapaлgan kerja, tanpa tambahan biaya lagi. Dalam banyak kasüs, akan diketemukan peningkatan jumlah pekerjaan yang produktif dan hasil produksi yang lebih besar daripada yang biasanya diperkiraan orang. Setídak-tídaknya,' merupakan hal terakhir, kurang dari Ӌ^ persen dalam hasil pertumbuhan ekonomi nasional — akibat dari penyebaran modal yang tersedia secara luas dan bahkan mengikütsertakan tambahan lowongan kerja di masa yang akan datang — merupakan harga yang murah untuk kestabilan sosial dalam jangka pendek, dan merupakan keuntungan vital bagi masyarakat dan perekonomian dalam jangka panjang.. Setiap ekonomi tidak mempunyai satu lingkungan saja, akan tetapi, mempunyai banyak lingkungan. Rencana untuk menciptakíui lowongan kerja yang cukup banyak junüahnya disertai dengan hasil produksi yang meninggi, dan pelaksanaan rencana itu .—. dalam batas sumber-sumber nasiorial dan lokal yang langka ^ merúpakan suatu kesulitan dan usaha yang terus menerus harus dilakukan, serta membutuhkan pengetahuan mendalam mengenai responsi rakyat terhadap pelbagai dorongan baru dan terhadap mereka yang telah dikenal. Mas.alah yang harus diutamakan ialah transformasi daerahdaerah pėdesaan (seperti ha ya dengan kebanyakan negara berkembang dengan 60% sampai 90% penduduk). PoIa pemiHkan dan penggarapan tanah, tanaman yang dipeHhara, sistem pemasaraň dan transportasi, bagaimanapun banyak perbedaannya di pelbagai kawasan di suatu negara (demikian pula, di pelbagai ne gara) , sehingga keliru, · jika orang mengatakan bahwa kondisi pedesaan ' itu di maria-mana sama saja. ' Usaha untuk memperluas dan memperbanyak jenis produksi pertanian, meliputi usaha penyediaan bibit, pupuk, kredit, perluasan bantuan, dan sedikit asuransi harga hásil prodvücsi. Tujuan kebijaksanaan memungkinkan perta nian dapat memberikan dividen-dividen yang lebih baik kepada keluarga pétani dalam jumlah yang lebih banyak. Tujuan ini dapat tercapai'dengan'meninggikan hasü produksi per ha, sementara menggunakaņ teknik tenaga kerjayang intensif; teknik ini telah membuktikan bahwa secara ekonomis harus diterapkan (kaitan antara luasnya perusahaan pertanian dengan hasihiya dan kesempatan kerja, merupakan masalah hangat yang ЬеІшп diteUti di kebanyakannegara).' 27
Apabila penghasilan keluarga petzmi itu lebih besar, maka peredaran uang yang tinggi di desa-desa akan menciptakan pekerjaan di luar bidang pertanian: bidang perniagaan, pengangkutan, dan pembangunan gedung-gedung, dan sebagainya. Pengrajiņ kecil (yang mengolah hasil pertanian, kerajinan kayu, jahit-menjahit, usaha perkulitan, pengolahan logatn) mempunyaijangkauan yang lebih luas untuk memenuhi permintaan. Haras diusahakan juga pembinaan terhadap pengusaha-pengusaha bam itu, dengan sistem magang setempat yangdiikuti pemuda untuk belajar,dari para peniaga yang sudah mapan, pengrajin, dan pengusaha kecil-kecilan. Sangat penting : harus didirikan industri-industri utama di kota-kota pedesaan atau di kawasan industri-industri baru yang terletak di daerah pedesaan. . .' . · · · ; . - Kebijaksanaan ini harus bisa menjamin agar pendapatan pertaniantidak tertekan dalam proses pembeSaran hasil produksi per-. tanian, dan tenaga kerja yang digunakan sepenuhnyadengan penerapan teknologi progresif dengan biaya rendah! Selain itujuga, agar merangsang swasembada dalam menciptakan fasilitas masyar rakat, dan supaya modal diamankan untuk meningkatkan memperbanyak proyek. Prasangka tentang kota memperoleh biaya yang tidakseimbang bagi prasarana,, harus disingkirkan. Pekerjaan-pekerjaan untuk keperluan umum di pedesaan, harus ditingkatkan dalam skala luar: jalan-jalan nomor dua, penyediaan air bersih, pasar, klinik, sekolah, balai pertemuan. Komponen swasembada, akan berbeda sesuai de ngan situasi. Dalan beberapa haI, orang-orang pedesaan akan mengerjakan sendiri seluruh proyek dengan bantuan dalam perencanaan, dan mungkin tambahan dana dan bahan yang diberikan pem.erintah pusat atau pemerintahdaerah; pengerahan tenaga kerja secara suka rela, dan dengan memanfaatkan waktu senggang antar kegiatan di bidang pertanian. Dalam hal lain, pekerjaan itu dilaksanakan dalam kaitan yang lebih langsung dengan pemerintah, dan mungkin para penganggur yang dibayar oleh pemerintah. Proyekproyek macam ini, akan memerlukan kegiatan administrasi dan biaya yang lebih banyak, tetapi, akan menambah permintaan atas makanan dan produk lokal lainnya. Selama' kegiatan-kegiatan ekonomi dan sosial yang menggairahkan itu, dipusatkan semata-mata di kota-kotá, maka tetap para 28
pemuda lulusan sekolah itu akan bergerak ке kota dan akan tetap menjauhi dàerah аѕаМуа selama mungkin. Dengan melarang mereka pindah meninggalkan desa, mungkin dengan sistem izin, akan sia-sia dan pasti bukan merupakan pengganti efektíf bagi pembangunan pedesaan yang teratur dan diIaksanakan dengan baik. Bilamana kesempatan untuk memperoleh pekerjaan di pedesaan ditingkatkan, para pemuda itu harus diberitahu tentang bimbingan кеаЫіап di sekoląhnya melaJui mass media (misalnya radio-radio transistor, sudah banyak terdapat di desa-desa). Apabila ada hambatan terhadap migrasi, karena perbedaan kesukuan, pandangan politik, atau agama, maka diperlukan insentif untuk mobiUtas tenaga kerja.; perlu diberikan penerangan mengenai kesempatan kerja dan dalam beberapa haI, jaminan praktis mengenai keselamatan pribadi mengenai keselamatan pribadi dan ketentraman kerja. Untuk menghilangkan perbedaan kasta atau kelas di dalam masyarakat, maka pembatasan kesempatan perseorangan harus juga ditiadaian. Harga-harga relatif dąlam perékonomian, baik bagi faktor faktor produksi maupun komoditi, diperlukan untuk mencerminkan sasaran produksi nasional, barang dan jasa yang lebih tepat. Ter penting di dalam harga-harga itu ialah niIai tenaga manusia, nilai sebenamya dari иргЉ industri harus disesuaikan dengan upah yang diberikąn di luar perindustrian, terutama dengan penghasilan dalam masyarakat pedesaan. Perekonomian di Afrika, Asia, dan Amerika Latin berbeda jauh satusama lain, dan juga rung Ľngkup dan sebab-sebab pengangguran para pemuda. Di samping dasar-dasar pembaharuan ekonorni yang telah digariskan di atas ini(dan dasar-dasar tersebut merupakan landasan kegiatan bagi kebanyakan negara berkembang), hanya dengan melalui analisis yang khas kemungkinan membawa sukses, karena berdasarkan anaUsis keadaan nasional yang khusus dapat dirancang untuk menggerakkan pengerahan tenaga kerja. Buatlah pendidikan formal lebih relevan Sering dikemukakan orang bahwa salah satu cara untuk memecahkanmasalah pengangguran[ di antara pemuda berpendidikan ialah menekan lajunya perluasan kesempatan memperoleh pendidikan. JaIan pikiran ini iaJah jika makin banyak para lulv^an sekoIah 29
pindahkė kota-kota dan mereka tetap mengangġur, maka fasUitasfasUitasuntuk pendidikan'dasar (yanġ diutamakan) harus-dikuranġi, tidak dipėrluas untuk disesuaikan dengan tumbuhnya jumlah anak-anak usia sekolah. Biaya yang disisihkan dalam pendidikan dasar,' kemudian bisa.dimarífaatkan untuk perkembangan perekor nomiàn umum, ałau proyek yang menyediakan pekerjaan untuk para lulusan sekolah. yang semakin kecil jumlahnya. ,' , 'Pemikirán denúkian merupakari suatu pandangan logis dan memaksa orang untuk menerimanya. ' Akan tetapi,' tidak bisa dipertahankan dalam masa sekarang. Dengah''mengin-arigi"pendidikan berarti ketimpangan yang sudah ada daļam masyarákat akan makiņ besar. Sedangkan dalam masa satu generasi atau lebih, pendidikan telah .memberikan' saräna kemajuan dengań jasa dibandingkan de ngan kedudukan karena keturunąn. Keinginan untuk memperoleh pendidikan telah menyebar luas, baik di antara keluarga yang beráda di pedesaan maupún di perkotaan. Salah satu kčuňtuňgan dari besarnya jumlah anak-anak yang lulus sekolah dasar ialáh tingginýa mobUitas tenagakerja.Persaingan untúk mėmperolehpekerjaan yang tersedia dapat menjadi suatu pacu bagi perekonomian, tentunya-dengan syarat bahwa prosedur untuk memiliK jasa ada kešėmpatanuntukbekerja. ' » > ': ' ; Mengurangi pendidikan dasar berarti mengurangi jumlah pen-^ didik dan banyak yang tidak mempunyai pekerjaan lagi. Walaupun tidak seorąng pun yang akan mengusulkan bahwa pendidikan itu diberikan semata-mata untuk menciptakan lapangan kerjá bagi pendidik,namun perlu' diperhatikan bahwa tempat kedudukan sis tem pendidikan di kebanyakannegara berkembanġ, sebagiaņ besar majikan adalahpemuda berpendidikan. Pendidikandasar itu tidak dapat diperluas, oleh karena kekurangan dana dari pemerintah pu sat, şehingga perlu dicarikan kemungkinan-kemungkinarí lain sebagąisumberdana (termaśuk kontribusi nìasyarakat setempat).' Sesuai dėngan prinśip-prinsip perencanaan pendidikàri 'y^Jig telah. diterima umum,'maka perlu adanya ketegasan mengenai segi ekonomi di seluruh sistem pendidikan formal. Misahiya, mengurangi biaya yang tinggi, karena banyak anak didik yáng putus sekolah. Pemecahan masalah yang paíirig universal ialah mengímjurkan adanya pėlajaran kejuruan di sekolah dasar. Menurut pendapat tersebut, jika diajarkan. dengan efektíf mata, pelajaran pertaman, 30
maka yang meninggalkan sekoIah akan menjadi petam dan tídak pmdah kekota. Kenyataannya,program ini tídak mencapai sukses. Anakanak didik yang 1 1 sekolab dasar, seharasnya dapat mencoba dan menuHs dengan lancar dalam báhasa Ungkungannya serta ba hasa nasiónabiya, sekedar dapat menghitung', cukup mengerti ümu pengetahùan dan ümu sėjarah 'untuk menafsirkan dunla' sekitarnya, sertá belajar ümu kewarganegaraan, agar, sadar atas hak, dan kewajibannyą sebagai warga negara. HaI ini tidak"membuat anakanak didik menjadi petani, tukang kayu, atau ümuwan nukIir, pendidiķan dasar ini adalah "dasar; untuk karier. Pendidikan itu bukan,saja bertujuan agar_._anak-anak didik itu menyesuąikan diri pada masyarakatnya, tetapi, juga membeķaU rnereka agar dapat mengubah masyarakatnya. Kemungkinan pendidikan dasar yang meluas kemajuannya itu sebagai landasan untuk memodernkan pertaruan — bukan mengajarkan anak didik menjadi petani, akari tetapi, membekaJi mereka dengan bahan bacaan dan keyakinan untuk mencoba-coba -tekrdk baru. Mungkin perlu diadakan pembahan kurikulum yang radikaI di banyak negara, untuk mengkaitkan lebih erat antara sekoIah denganmasyarakat dan kehidupan nasional. Sering tejadi bahvva isi pelayanan dücembangkan di suatu negara asing, yang latar belakang kebudayaan dan ekonominya berbeda. Dalam kejadian semacam ini, jelas diperlukan buku-buku dan bahan-bahan pelajaran baru. Pelajaran-pelajaran bahasa sebaiknya dikembángkan dari kehidupan dan Hteratur nasional; matematika sebaiknya meliputi pclájaran hitungan yang menggunakan contoh khas pertanian dan pasar, pelajaran ihnu pengetahuan sebaiknya dimulai dengan anaĽsis unsúr-unsur Ľngkungan keluarga, ihnu bunu dan sejarah se baiknya mulai dengán acuan setempat dan nasional. Selain itu, partisipasi dalam .kebudayaan asĽ dapat dengan ре1аjагал musik, tari, kesenian, dan cerita rakyat. Dengan perubahan dalam materi pelajaran, maka perlu pula perbaikan metode-metode mengajar. Cara-carakakudengan menonjoUcankekuasaan yang'masih dipakai di sekian banyak sekolah untuk menakut-nakuti anak-anak didik agar belajar hafal di luar kepala, memang ada pelopornya di sekolah-sekolah di Eropa dan Amerika pada ábad ke 19, akan tetapi, hal ini bukan alasan untuk dipakai selanjutnya di manapun di durua. 'Apabüa perubahan tersebut düaksanakan (dan di banyak negaramulai mengambü langkah-Iangkah pertamanya), maka se31 DPP 14 (5)
kolah-sekolah dasar itu akan menjadi lebih relevan dan vital.bagi kehidupan masyarakat setempat dan bangsa keseluruhannya. Selain itu pula, perlu diperbincangkkan mengenai perubahan kurikulum sekolah lanjutan. Masalah pokoknya ialah apakah kemampuan para lulusan sekolah lanjutan yang lebih banyak lebih dapat ditingkatkan, apabila lebih banyak dari mereka yang berpendidikan keterampilan khusus dibandingkan dengan sekedar mémpersiapkannya теЫиі akadenüs memasuki umversitas-universitas? Bagaimanapmi berlakunya pemikiran ini bagi sesuatu ne gara tertentu, = banyak tergantung dari ada atau tidaknya kesempatan kerjá; dan jika upah yang ditawarkan ada kaitannya dengan pendidikan yang mahal. . . . . • · i *
'
.
.
. ^ " .
^ '
-j. · Bertahan dengan masalah tersebut, — keharusan untuk menggabungkan кеаЫіап yang diperoleh dari pengalaman di kelas de ngan reahta perekonomian., Misakiya, apakah kaitan antara pendidik teknik, teknik kejuruan, dan latihan kerja yang diberikan oleh organisasi-organisasi pemerintah dan swasta? Suatu peningkatan dalam pendidikan tekiuk dan kejuruan, sudah tentu diperlukan untuk kebanyakan perekonomian, akan tetapi perlu diperhatikan sangat, latihan jenis apakah yang bisa diberikan di tempát kerja .(yang dibaýaroleh industri), danjenis manakahmemèrlukan lebih banyak hitar belakang teori yang harus diberikan di institut teknik? і—··Beberapa negara telahmerasakanbahwa lulusan-.perguruan tinggi harus menerima .pekerjaan yang cocok derigan latihán kejuruannya. Kesuhtan macam ini dápat disesuaikan, dan ada harapan baÍiwa kesukaran-kesukaran ini akan berkurang, karena teknik pe^ rencanaan tenaga manusia lebih diperhalus sehmggámampu membantu merencanakempéngisian lowongan kerja di pelbagai departemen -— bukan saja di antara departemen kesenian dan ilmu penġetahuan, tetapi juga subbagian dári kedua golonganbesar ini.
•
'•· Namun, perubahan apapun yang diberWiukan, baik mengenai jumlahnya maupun mengenai mutunya di tingkat-tirigkat dasar, sekobh lanjutan, dan universitas,· agar lebih tepat sesuai dengan apá yang dianggap' perlu karena perubahan-perubahan yang selalu berlangsung di masyarakat dan di bidai^ perekononůan, diperlukan waktu untuk terjadinya perubahan-perubahan yang dikehendaki .itu. Tidaklah logis, jika kita bicaxa tentang pendldikan yang menSZ
ciptakan kesempatañ-kesempatan кегjа dan tentang dasar untuk pembaharuan, bila tidak disertai usaha-usaha sejajar untuk memperbarui ekonomi. Perkuatlah pendidikan di luar sekolah Suatu bidang yang relatif diabaikan oleh para perencana pendidikan iaJah pendidikan non-formal.atau pendidikan di luar sekoIah yaitu Belajar pelbagai aktivitas di luar sekoIah dan univesitas (suatu ikhtisar terperinci dari aktivitas macam ini, diberikan di dalam lampiran).Pendidikan ini meUputi program melek huruf untuk pemuda yang tídak pemah belajar di sekolah atau sedikit saja per nah dapat pelajaran di sekolah. Bekerja sebagai magang dan ben nah dapat pelajaran di sekolah, bekerja sebagai magang dan bentuk-bentuk lain pada latihan kerja, pendidikan lanjut bagi шегека yang mempunyai keahJian yang profesional; program-program pen didikan lanjut untuk membantupara pemuda dalam bidang pertanian atau bidang industri skala kecil, dan jasa-jasa pendidikan yang meHputi bidang luas dan direncanakan unti¿ memberi pėrhatian kepada usaha perbaikan masyarakat. Kegiatan-kegiatan macam apakah yang dilakukan di luar sekcJah, yang bisa memberikan keterampilan, dengan кеаЫіап memungkinkan mengerjakan pekerjaan khusus, atau menciptakan pekerjaan bagi mereka sendiri. Apakah saham pendidikan macam ini dalam mengintensifkan usaha perkembangan daerah pedesaan? Bagaimanakah caranya, agar kegiatan kelompok, seperti kelompok remaja dan kelompok pemuda tani, bisa disebarluaskan dan mem berikan arti lebih penting untuk membangkitkan kesempatan kerja yang bermanfaat? Sebagaimana telah dibahas di bagian sebelumnya", dasar utama dalam usaha mengubah perekonomian untuk menciptakan lapangan kerja ialah penggantian tenaga manusia dengan modaldalam per kembangan baru, di mana pun penggantian itu secara teknis ekononús bisa dilakukan. Jadi, perlulah kiranya untuk bekerja dengan. unit-unit kecil ekonomi yang ada di pedesaan dàn di kota-kota untiüc memberi perhatian kepada usaha-usaha pertanićm keluarga dan ша а-usaha industri skala kecü, dengan demikian, menolong me reka memanfaatkan teknologi progresif yangbiayanya murah dan pembaruan pengelolaan. Bantuan macam ini memerlukan banyak 33
urisúŕlatihan di tempat kerja dan jenîs-jenis peņdidikanlain di luarpendidikaki'łšekolah. · · '' .' . , Sudah jelas bahwa para petani, pengrajin, dan pengusaha indvistri kecñ-kecUan, tidak bisa mengajarķanj keterampUan teknis kepada anak-anak yang mereka tidak miHki sendiri. Karena itu, tiap bantuań'úntuk mempertínggi hasil teknis kérja orang dewasa — derigáñ сага pendidiķan pertanian-tämb'ahan, bantuan teknis ýáng' .diberikan oleh kuftjungań-kunjungan аЫі atau kursus-kursus pendek ,¡-^ 'akħimya akan menolonġ 'para - peläjar. Сага ini merupakäri bantuantidaklárígsũng kepada paŕa'remája; meninggikan keterampüän para ayah, para аЫі pertukahgan (datì membuathasU, kerja rnereka lebihmenguntungkan)sariia dengan rńembantuanak-' ariak merekä dan pembantu^pembàntù magangnýa, membäntu tugas para wanita dalarri bidanġ pertarűan atau pemäsaran berarti me-' nolong paŕá anak perempùan mereka dan orang-orang lain yang be-. kerja dengan para wanità tersebut. Dapat ditambah lagi,bantuan b'erapa kursus-kursus pendek yang larigsung diberikankepadapara pemuda dalam segi-segi tertentu di bidang pertaniari ataupun watak wanita-wanita nauda usia daLam hál petemakan atau jahit-menjahÍt.·'.? ,
;: ••<·.•••',
. , ;...-
1
,. . . , ,
,.
,.
- • -....í '
-
,
1 ''
Л
Demikian pula haLiya,' pcrcobaan-percobaan dalam memperkenalkari J'melek htu4if fungsional"- TÚituk órang-orang dewása de-' nġan sàsaran penggabungän pelajarań membaca dan menuHs dėrigań bàhtuànmerungkatkan produktivitás dalam bidang-bidang khusus'— bisa-pula'merñpunyai afü bagi para pemuda yang tidak bersekolah, baikoleh/pàrtisipasi merekasetelah'dewasa aťaup\m memberikanprògramkepadamerekaỳanglebihinuda.· * ^ • ' . .
. ^
•
•
;
. Л _
. Ļatihan kejuruaņ untuk oraııg-orang pedesaan yang lulvis sekolàhjtentvińya haruś bërlainàn denganperńuda yang tidak berse kolah. Öléh karena6 tahun sampai 10 táhun ataù lebih,'mereka' bersekolah dánharapannŷa berkaitan dengan rhelek huruf,naaka mërekayang lulussékolah, dabm beb'erapa haJ. kehi^ngan kesinambuhg"an hidúp'^dipedesaan.^Iereka'muñgkiñ tidák, mempeìàjari këtérampüan tràdisional,.sedarígkan ťeman-ťeman sebayanya'yang tidakbersekòlah bisa memahami keťeŕampilan'itukarena praktek terus-ménerus. Setidak-tidaknya, ргигӓ lulusan sekoíah berkeinginan ágar mereka memperoleh sesuatu (walaupun samar-samár) yang' . lebih modem. Munġkin saja merèka mėngėtahui bahwa pekerjaan ЗУ
• .
.,
-
yang memberikan upah jarang terdapatdi kota-kota, mereka'tidak meHhat· sesuatu. contoh, гліІик membangun kehidupan di • daerah asakiya. Masalah untuk membantu lulusan sekolah di pedesaan, bukan saja menyediakan latihan kejuruan kepada mereka, tetapi .juga mempunyai rencana yang berkaitan untuk membantu mereka mendapatkan pekerjaan pedesaan yang mantap. Akhimya,, akan timbul pola-pola yang diakui oleh lulusan sekolahdi pedesaan itu sebagai titian untuk mencapai karier yang sukses di daerah pedesaan. BiIa latihan kejuraan diketahui ' oraíig telah meluluškaĹn pesertanya untuk memperoleh pekerjaan yang memberikan upah âi penisahaan-perusahaań pedesaan, rńaka hal demikian idiaħġgap sukseš. Pada akhir program · latiĥan, peserta-pesertànya' menjadi pengemudi tŕáktor/tukang mesin, ataupun jurü tekńikdi pcrk'ėbtoan-perkebunan besar atau di perusahaan indi:Ltri modem di pedesaan yang mengolah hasil pertanian, Akan tetapi, jika latihan kerja itu diberikan tanpa ada kaitanńya dengan pekerjaan tertentu dengan tujuan bahwapara peserta itu nantinya'akanmemperoleh kesempatan kerja dalam'pertanian keluárgätradisional dan perusa haan kecil-kecUan di-pedesaan, makalatihan'itũ hanya merupakan keberhasilan yang terbatas,. ; Program latihan kejuruan untuk pekerjaan peniuda Ьегрепт didikan di pedesaanterbagiatas dua macam. ( 1 ) Kursus intníksi dalam pekerjaan pertanian àtau teknik, 'selama .· "satu atau dvfâ. tahun, disertaiatau' tánpa disertai bantuâñ ' > ľangsurig uritiik menetap bekeŕjá di bidangpertánian atau.bii dang pertukangah. di kemudian hari.'SeringkaU kursus itu di•' í muláibeberapätahunsetelahpésertalatihanitu'menyelesaikañ pendidikañ formahiýa dahsetelali cukup dewasa dan menda. · pátkan pengakman praktis. Adá variasi dalam kombinksi ten. tang teori di ruang kelas 'dengan kenyãtaahnyà. Kenyataan itu berupa operasi.di bidang pertaruan atau operasi,di bidang teknik. - , , ,,. -, , .· .-. , . (2) Latihan ditempat kerja, baik di usaha pertaiúanataupim di bengkel-bengkel, ditambah dengari bantuan oleH pegawái" pègaẅai b,tuian kerja yanġteratur berkunjimg ke tempat la tihan atau dengan kursus-kurśus penđek selama beberàpa iruńggu méngenai proses-proses khusus dalam bidang produksiatau pemaŝaran. ' . ., ·. ' ' .'. < : ü r a
35
Ditempat-tenípat lulusan seKolahyangsedang dilatiħaġar menjądi petani progresif — mungkin di tanah pertanian keluargà masing-masing —;- pegawai-pegawai dinąš latihān кегjа merangisanġ mereka, baik seċara perseorangan'ataupun secara kelompok-kelmpoķ, untuk menanggulangi hambatan-hambatan yang dihadapi 'da łam usaha' mereka untuk menerapkan metode-metode yang baik. Kredit dalam jumlah-jumlah sedikit (bahan bibit, pupuk, insektisida) yang disediakan maupunberupa sàran-saran mengenai tek nik. Kelompok khusus, misalnya, perkumpulan pemuda tani, seringkali merupakan landasan untuk bíuituan yang diberikan secara teratur; Dengan menggunakap film-film, maka diberikanpelaļaran metode-metode tanam yang telah diperbaiki atau mengenai pemeliharaańjenis-ienis padi atau jagung baru.Banyak-contoh dąri hasiI yang 'telah, 'dicapai di negara-negara- berkembang, dalam mengatur peñganggarapan tanah yang telah berlaku. Di beberapa bagian dari 'Asia, terutama di Ameríka Latin, perubahan di díűam penggarapantaiiah merupakan.syarat mutlak'untuk muņculnya petani-petanimuda modem dalamjumlah banyak. Program sosial dan budayą yang diselēnggarakan bagi pará pemuda, harus dianggap sebaerai suatu bentuk pendidikan non-förmal atau bentuk pendidikan di luar sekolah, yang berarti lapangan kerja bagi para remaja. Kegiatan-ke,giatan ini ada yang berasal dari UƁ1 raas 5[oduiopT[ твЭвдэз '^ 'увиотзфЇЛї тѕвѕгивЅвЈО yang dîhentuk oleh.wanita-wanita muda dari iisia tertentu nntuk ditampilkan pada festíval-festival lokaI. Ada-pula kelompok-kelompok pengubah sementara dari ikatan-ikatan sosial'tradisional, misihiva, perkumpulan sosial di antara pemuda di kota-kota, yang berlandaskan . kesukuan atau keluarga besar. Kelompok^kelompok lainnya termasuk agak modem dalam hal asal dan tujuannya, mungkin berkáitan dencan sekolah, gereja, atau mesjid. Ada pula yahg mempunyai afiliasi intemasional atau kedaerahan. • Sasarandari perkumpulan itu sangat berbeda; akán.tetapi, mereka itu mempunyai efek yang sama: perkumpulan-perkumpulan itu memelihara rasa setia kawan; memberikan rasa arah dan -tujuan, memberikan pengalaman kepada pemuda dalam'hal organisasi dari ke,giatannya masing-masing, mengembangkan disiplin, dan· meningkatkan perasaan harga diri. ' i Beberapa perkumpulan menèrangkan tentarig perbaikan keterampilan dalam pekerjaan rumah tangga bagi pemuda;. sepertí, 36
pengelolaan rumah tangga,, pengurusan anak, jahit-menjahit,' pengetahuan tentang kesehatan, kebersihan, dan gizi; peningkatan keterampilan kejuruan untuk pria muda sepertí, perkumpuIan pemuda petani dan pemuda nelayan; kepandaian olah raga, seperti, kelompok renang .dan sepak bola. Semua perkumpuIan pemuda itu penting dan perlu diberikan perhatian lebih lanţut; terutama di kota-kota banyak anak-anak muda hidup.terasing dari masyarakat lingkungannya, sedangkan di daerah pedesaan, bentuk-bentuk rekreasi dan asosiasi tradisional telah lenyap dan belum.ada.pengganti yang bara. Perkumpulan-perkumpuIan itu besar artínya bagi anak-anak belasan.tïJixur (13 s a m p a i l 5 tahun), baik laki-Iaki maupun perempuan, maupun untukpemuda di atasumurtersebut. PerkumpuIan-perkumpuIan yang biayanya relatíf murah,mimgkin memerlukan dorongan agar menjadi suatu swasembada dan berkembang lebih besar. Perkumpulan-perkumpulan tersebut di atas memerlukan perhatian administratif ekstra dari pemerintah maupun oragganisasi-organisasi yang sukarela. Program jasa pemuđa nasional . · Program latihan kerja khusus macàm ini — suatu fenomena yanġ timbul di tahun-tahun 1960-an — muncul sebagai usaha percobaán dalam keadaan darurat nasional, dan mencerminkan suátu putus hubungan dengan metode-meode yang lazim digunakan. untuk memenuhi syarat-syarat yang diperlukan bagi pendidikan kewarga^ negaraan dan latihan khusus yang ditujukíum kepada para . pe muda. Program-program tersebut diIcelola secara administraşi .terr pisah dari sistem pendidikan formal, dan tidak banyak.pėrsamaąn dengan perkumpuIan anak laki-Iaki atau perkumpuIan anak perem puan, yang biasa dikenal orang. Sebagian besar dari program jasa pemuda nasional ini, menyediakan fasilitas-fasUitas sehingga para peserţa latihan dapat menyumbang sesuatu yang berdisiplin kepada pembangunan nasional melalui proyek-proyek kerja yang memerlu kan waktu beberapa bulan bahkan satu tahun atau lebih. Beberapa program jasa bagi masyarakat dengan kepentingan, terutama di pedesaan, diberikan sesudah melewati jangka waktu untuk'latihan. Hampir semua program sasarannya adalah daerah pedesaan. :Hanya sedikit dari program itu disediakan bagi wanita. · · : -- . · Apa sebabnya program khusus ini dianggap perlu? Adapun p'enyebab utamanya iaIah adanya pengaňgguran di áńtarà penluda,' 37
terutamayanglulussekolah. Sehubungan itu,penyebab lainnya i3;lah ketidakpuasan terhadap kemampuan pendidikan yang diberikan di dalam ruangan kelas untuk menghasilkan pemuda yang berdisipĽn untuk kepentingan nasional serta bisa menampilkan pendirian baru, baik dalam Ungkungan pekerjaan maupun nmsyarakat. Lagi pula, — hubungannya, deņgaņ maJiasiswa — orang beranggapan bahwa barang siapa memperoleh pendidikan lebihtinggi, yang kebanyákan biayanya dibayar . oleh rakyat, sebaiknya merekalah yang pertEutna-tama belajar melalui beberapa bentuk jasa kepada , masyarakat tentang masalah-masalah nasiónal yćmg menyangkut buta huruf, pengurasan^ kesehatan yang buruk, dan. tidak adanya perkembangan ekononu.'. ' · . . .· . Keterangan berikut ini pemah diberikan sebagai jawaban atas pertanyaan-pėrtanyaan yang diaļukandalam suàtu pertemuan ргсӣ gràm jasa Pemuda Nasiònãl di Denmarkdaläm tahun 1968 yang dìselenggarakan oleh Perserikatan Bangsa-bangsa di Kantor Urusan Perburuhan Internasional. Di Srìlangka : "Besamya pengangguran di antara pemuda membenarkan perlunya mençiptakan p_enambahan lapançan кегjа untuk menanam 'masalahnya sampai tiba :waktu memecahkan masalah dalam jangka panjang melalui rencana perkembangan". . · Di Guyana : "Kira-kira 20 persen dari tenaga kerja masih menganggur,,para lulusansekolah yangjumlahnya lebih banyak daripada penganggur, .telah kalah bersaing daJam pasaran lowongan kerja terhadap orang-orang dewasa yang mempunyai keluarga, akibatnyaialah terciptanya "pemberontak-pemberpntak sosiaI",dan "kejahatananak'muda". Di Zambia : "Di Zambiá perlu ada revolusi agraria; dah pará lulusan program jasą pemuda dapat membantu memelopori revolusi itu. Laju yang dapat diserap oleh pemuda daJam másyaràkatpèr^ tanian tergantunġ dari kemampuan perekonomian pedesáan untuk menghasilkán keseimbangan antara hilai uang dengan upah yang diperoleh di daerah' perkotaan. Kami masih dihadapkan dengan rnasalah,' bagaimanakah caranya untuk'meníuik seorang remaja laki-laki yang ada hubungannya dengan kehidupan di kota, keinginannya telah .membumbung tinggi untuk memperolehbarangbarangyanghariya bba didapat dengan uanġ dan mengint_egrasi.38
kannya dalam masyarakat pertanian yang masih hidup dalam ting.kat ekonomi yang tertekan dan tidak lebih dari sekedar menyambung .hidup.,. · · -- · ·,· ' ' Kesatuan Perkembangan Pertanian di Srilangka, Bharat Yurah Samaj di Indiā, ďan Jàsa Pemuda Zambia, merupakan aktivitas di aħtara šekián banyak organisasi pemberian jasa yang mengalami kegiatan-kegiatan dalam bidang pertanian umum. Kesatüan-kesatuäri yanġ mémpunyai rencana khusus bagi pemukiman pertanian, meliputí contoh antara lain, "Action de renovation rurale" di Congo (Bŕazzaväle), Pionir'Pemuda di Malawi dan Gerakan Pemuda Pertāntan di Uruguay. Latihan untuk kegiatan pertanian dan kegiatan bukan pertanian di daerah pědešaan di antaranya diberikan óiéhJasa'Pemúda-Nasional diKenvä, Огцатѕаѕг Pemuda Nasîonal Liberia, kanipus-kampus kerja di Thailand dan Program Latihan :ProditkńàiTumsia.: ; • ' Hongkongs, dan Singapur tidak mempuńyai banyak kaum tarű desa, dãn aģeņ jasą pemerintah maupun swasta, terutama ditujukan untuk .kaum muda ,di kota. Kesatuan-kesatuan ini 'merupakan pengecûãLan.pentingterhadap peraturan umum bahwa program jasa pemuda itu .condong kepada masalah pedesaan. Pemuda yang berpérididikan tiňggi ikut serta dalam kėgiatan di Kesatuan Jasa VnìversitasEthiopia, Kampüs-kampus Jasa Sosial,;dan РегЬшп ап di India.
. •
"
PaUng sedikit, sepuluh negara di Amerika Latin mengerahkan angkatan daratnya, antara lain anak-anak muda yang ikut wajib miHter, .untuk proyek^proyek konstruksi masyarakat. - Korps Kadet Nasional di India, merupakan bagian dari wajib militer yang meHputi .pekerjaansipil danlatihannya. Iran mempunyaitiga kesa tuan revolusioner(pendidikan, kesehatan, perkembangan) yang anggota-anggotanya c'ukup terlatih dipindahkan ke pedesaan, agar mereka bekerja sama dengan para petani untuk memecahkan masalah-masalah yang rńendesak. Dapat dimengertí bahwa India rňempunyai perbedaan dalam,cara-cara pendekatan, baik yang dilaķukan oleh pemerintah ataupun swasta, untuk memenuhi syarat. pemberianjasakepadamasyarakat dan pekerjaan bagi para pemudanya.
. ...
.'
/ '. Secarakeseluruhan, di negara-negara berkembang jumlah pemudanya dalam'jasa-jasa nasional seperü-tersebut di atas сгJсир 39
banyak. Sambiļ mengeşampingkan organisasi-organisaşi jasa mahasiswa, maka dipertanyakan: "Apakah artinya memberikan bantuan kepada orang-orang yang jumlahnya terbatas dengan biaya tinggi yang diperoleh dari dana iomum, dalarn rangka program 'pemberian jasa latihan atau program pemberian jasa pemukiman?" "Adápun jawabarmya para pemuda yang ikut serta dalam program.program jasa tersebut, di kemudian_hari menjadi contoh, perintis, ataCu pemimpin masyarakat di daerahnya masing-masing, mereka merupákan contoh agar lebih mudah melaksanakan kebijaksanaan yang direncanakan untuk menolong yang lainnya. Banyak pemuda .yahg tidak beruntung mfendapatkan latihan sernacam itu, akan mern:puiiyai banyak contoh yang mereka cita-citakan. • ' ,' Akan tetapi, besar kesuĽtan dalam membérikan keterangán umum tentang keanekaras:aman program pemberian jasa pehmda. Pemisahan yang berarti akan sulit dicapai dan hiungkin tidak ada artinya jika-diselesaikan. Ada perbedaan -xmiurdan pendidikan waktu masuk program itu, perbedaan dalam segi-lamanya-pendidikan atau latihan, dan lamanya memberikan jasa itu; perbedaan dalam gaya.pemberian iasa kepada masyarakat serta perbedaan dalam segi pengaturan (bUa ada) penyelesaian di kemudian hari. Begitu juga, hánya sedikit waktu yang tërèedià untuk bisa memb'uat penilaiań yán^g realistis. Kebanyakan program ini dibangun dengan tergesa-gesa dalam kondisi darurat untuk membantu'inényelesaikan masalah yang timbul karena pengangguran di antara lulusan sekolah dan luar biasa besamya aliran pemuda desa ke kota-kota.' Oleh karena darurat, maka rencananya sering dimuIai dengan skala besar, tanpa ada waktu untuk melakukan percobaanpercobaan.. '. . . Dari segiekonomi, banyak kecaman dari program ini, karena tingginya'dana rakyat yang dipakai dan terpencamya modal Y^ng langka serta bakat administratif yang dibutuhkan untuk tugastugas perkembangan yang lebih mendesak. Dari sudut pandang para pemuda yang berkepentingaĵI, suUt untuk menyediakan spesiahsasi kerja dan upah bàgi penyelesaian suatu pekerjaan yang membantu memacu perbaikan sendiri. Masih ada pertanyaan-pertanyaan tertentu: apakah yang terjadi dengan pemuda setelah kur sus, latihan, dan pekerjaannya usai? Apakah kondisi-kondisi di karnpus atau sekolah kejimian itu dapat rnembuat mereka lebih baik dalam menghadapi persaingandi pasaran pekerjaan? Apákah
40
mereka yáng berasal dari keluarga pedesaan menjadi lebih atau kųrane; .mau bekerja di bidang pertanian atau di' bidang ,Iain di wilayah pedesaan? Setelah beberapa jawaban diketahui, maka bisa diniIai secara realistís keefektifan program-program itu. Selain peniIaian ekonomi, harus рЫа dipcrhatíkan keuntungan-keuntungan sosial dari perbaikan disiplin dan sikap pribadi terhadap masyarakat, serta dari praktisnya penampilan kecintaan terhadap tanah air. Bagaimanapun, banyaknya yang diketahui tentang keuntungan dari program jasa pemuda nasional, ataupun tentang keuntungankeuntunĸannya yang diharapkan, keuntungan prihadi dan sosial itu perlu dihubungkan dengan biayá'cara-cara'lain xmtuk memperoleh hasil yang sama atauhasiI yang lebih baik. •Peranan yang lebih luas bagi para perencana pendidikan Sudah jelas, bahwa perubahan-perubahan dalam pendidikan formal saja tidak bisa memecahkan masalah pemuda pengang,ocuran. Bahkán, bila metode pençajaran dan isi pelajarannya diubah pada pelbagai tingkat pendidikan, anak-anak muda itu tetap menghadapi reaHtas-reaÚtas keras di pasaran lowongan kerja. Kalau lebih banyak lowongan kerja di bidang pertanian, pertukangan, dan pekerjaan yang profesional di kawasan pedesaan,' disertai kemampuan perekonómian lainnya untuk menyerap lebih banyak pemuda terdidik,' jumlah pengangguran tidak akan terus merúngkat. Jadi, yang merupakan,prioritas utama ialah perubahan yang betul-betul ada artinya, baMan yang lebih drastis perubahannya yaitu dalam berfungsinya ekononú. 'BerKembangnýa kebijaksanaan'untuk'tahun-tahun 1970-an di negara nůskiň, memberi tekanan kepada usaha mericiptakan lo wongan kērja'bagi kēbanyakan orang. Peňdidikah, sebagai bagiah integral dalam proses perkembangan sosial dan ekononü akan menempatì kedudukan penting dalam perhatian kepada usaha baru tersebut. Dalam usaha menjalin pendidikan lebih, erat dengan stra tegi perekonomian baru itu, maka para perencana pendidikan akan memperoleh peran yang lebih luas. Penyesuaian-penyesuaian dalam pendidikan formal, akan men jadi šuatu keharusari süpaya sejalan dengansasaran-sasaŕan'riasional. Misahiya, perbaikan dalam pengajaran dapat mėmpertinggi semangat inisiatŁf, semangat petualangan, serta membangkitkan ke41
mampuan pemuda sebagai kepentingan mereka sendiri pada dunia pekerjaan. Usaha pencarian ekonoml dalam pengeluaran uang oleh pemerintali-ataupun swasta demi pendidÍkan, harus dilakukan oleh setíap 'bangsa sambil mempertahankan atau memperbaiki mutu. Kawasan yangbelum dijajagi dan sekarang mėmerlukąn lębih banyakperhatian daripihak perencaná peńdidikąri, terleťak di luar batas-batas sekolah dan universitas. Kawasan itu merùpakan pendidilcan luar sekolahuntuk pemuda yang menggantikanatau melanjutkan pelajaran-pelajaran di sekolah. _..... •-. .,•Perhatian yang dicurahkan pemerintah, orçanisási-organisasi sukarela, dan orgarúsasi-organisasi khusus dari PBB, terhadap jenis khusus proses pengetahuan luar sekolah, akán tetapi, sedikit saja usaha yang telah dilakukan untuk meHhat pendidikan luar sekolah secara keseluruhannya, untuk meHhat dinanüka dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan masyarakat yangselalu.berubahmelengkapi hubungannya dengan pendidikari formal>di semua tingkat, dan membawakannya dalam desain rencana ,pendidikan yangmeUputi banvak hal untuk bangsa. AnaHsis sepanjang garis ini akan meng hasilkan suatu pengertian tentang kaitan diantara pendldikanforПШІ, latihan-latihan khusus, dan pengaläman bekerja. AnaĽsis dCf mikian, juga membantu meluruskan pelajaran-pelajaran-sekolah sesuai dengan kebutuhari pasaraa pekerjaan di maSa yang akan dat a n g .
·
•
.
; ·
•
.
-
•
•-..:.;
'^;,-,''
' . Dalam pėndidikan, harus melaksanãkan tugas-tugaş gańdá yaitu meneruskan' nilal-nilai kebudayaan, meņgembangka'ņ pikiraň kritis, melatih keterampilan khusus. Akan tetapi, ápayang diínungkinkan oleh pendidikan itu tidak dapat m'ënjadi reahtas, jika para lulusan sekolah dan universitas menjadi tidak puas, kecewa, hina, olehkarena mereka'tidak n:iampu'memperoleh pekerjaán. · .Musibah,usaha-usaha perekononuan yang menyolokmàta di négara-negará Afrika, Asia, dan Amerika Latin, selamatahu'n 1960an mérupakan kegagalan untuk menyediakan kesempatan-kesem- · patan kerja yang cukup. Walaupun diusahakan dengan sekuat tenaga dalam tahun 1970-an masalahnya tidak bisa térpëcahkán sama sekkH. . Para. perencana pendidikan bisa menyumbang dengan cara mengurahgi kepincangan-kepincangàn antara pendidikan dan peningkatan perekonomian. . . ' . 42
LÀMPIRÀN
- ^- - г
'
·<^
· , 4
Pendidikan luar sekolah bagi pemuda I. Persiapan кегjа (a) kursus-kursus bagi mereka yang tídak mempunyai atau , ,sedikit saja pendidikan formalnya. (kursus melek huruf, . .. - hitung menghitung, kewárganegaraan, dan pendidikan kejuruan). .'-
(b) kursus-kursus yang memberikan pengetahuan umum atau pendidikankejuruan (kursus-kursussetelahpelajaran dasár dan pelajaran lanjutan di sekolah-sekoIah sekretaris - dan bengkel-bengkel tekhis, latihan teknis mHiter, latihan kerjayang diberikan oleh perusahaan-perusahaan niaga atau organisasi-organisasi ^uka reIa, kursus surat menyu.'
^t)-
II.Latihan kerja ' - • (a) latihan sebagal magang di perusahaan yang hasil produksinya sedikit atau dalam junolah pertengahan (di bidang pertukangan dan perusahaan kecil-kecilan yang terletak di kota-kota, seperti tukang mebel, bengkel, penjahit pakaian, tukang bangunan, percetakan); (b) latihan sebagai magang di perusahaan yang hasil produksinya tinggi (di bidang pertanian, industri, dan perusaha an jasa-jasa, yang dikeloIa oleh pemerintah maupun swasta) ;. (c) kursus untuk pegawai-pegawai yunior, biasanya tidak la ma, dan memberikan pendidikan khusus bagi pekerjaan yang bersangkutan dan atau latihan permagangan). III. Pendidikan untukperbaikan masyarakat (a) kegiatan kelompok luar sekolah (perkumpulan pemuda, kumpulan pemuda tani, perkumpulan permagangan — se lain mempunyai sasaran sosial, memajukan керепшпpinan, dan kesadaran atas tanggui^ jawab sebagal warga • .
43
negara, serta dimaksudkan untuk memperbaiki-кеаЫіап dalam pekerjaan) ; (b) program jasa pemuda nasionaI (memberikan pendidikan umum, kewarganegaraan atau teknis, sambü memberikaň kesempatan untvüc memberikan sumbangan kepada pemu da secara teratur dan berdisipHn demi perkembangan nasional melalui pemberian jasa masyarakat terutama di kawasan pedesaan, misalnya, di Ceylon (Srilangka) : .. Korps Perkembangan Agraria, di Guyana: Korps Pemúda, di India: Korps Taruna Nasional, di Kenya: Jasa Pemuda NasionaI,diMalawi:PerintisMuda);' ^ (c) jasa pendidikan uńtuk memberi pertolonganbagi masya rakat (yang diberikan oleh pemerintah atau organisasiorganisasi suka reIa, dan yang bekerja melalui penguasa pusat dari desa-desa atau kelompok-kelompok keluarga, persatuan-persatuan keagamaán atau persatuaň-persatuan kerja, termasukpula dalam golongan ini, latihan perencanaan dan pelaksanaan proyek-proyek, sepertì ргоуек kios perdagangan, gedung pertemuan, jalan-jalan penghubung, rumah bersaĽn, dan кПпік-Ыіпік).
44
KEPUSTAKAAN YANG DISARANKAN .
:
Beberapa masakh yang diperbincangkan. dalam buku ini, dibahas lebih terperinci dalam buku-buku yang tersebut di bawah ini. . Beeby, C E . The quality of Education in developing countries. Cambridge, Mass. : Harvard University Press, 1966. Blaug, M., P.R.G. Layard, M. WoodhaU. The causes of graduate unemployment in India. London, AUen Lane: The Penguin Press, 1969. Commission For International Development. Partners in Development ('Pearson Report'). Nevir York, Praeger, 1969. Common Wealth Secretariat London. Education in rural areas. (Report of Commonwealth Conterence on the Subject). London, 1970. Commonwealth Secretariat London. Youth and development in Afrika (Report of Commonwealth Africa Regional Youth Seminar). London, 1970. Commonwealth Secretariat London. Youth and development in the Caribbean. London, 1970. Coombs, P.H. The World Educational Crisis: A Systems Analisis. New York, London, Toronto: Oxford University Press, 19G8. Eicher, C.K., T. Zella, J. Kocher, F. Winch. "Employment Gene ration in African Agriculture". Research Report, 9. Michigan State University, Institute of International Agriculture, 1970. Hunter, G. "Manpower, employment and education in the rural economy of Tanania"; in Educational development in Africa. VoI. III, Paris, Unesco: IIEP, 1969. International Labour Office, Toward full employment (a program me for Colombia, prepared by an. inter-agency team organised by thė ILO ). Geneva, 1970. '45
Minbtry of Overseas Development, 'RuraL development -(report of a working group). London, 1969. Poignemt, R. "Memorandunl"concerning research to be\mderţaken on the financing of educational costs in developing countries", . paper contributed to IIĘP Seminar pn ţhe Strategy of Educa tional planning. Paris, IIĘP, November 1970. (mimeographed). Report of the inter-regionaļ seminar o_n 'national, youth, secvice pro.;... grammes (orgamsed jointly by the,UN, the ILO.the govern ment of Denmark, November 1968). New Yprk,..United Na tions, 1969, • .·
-
.
·
J ..
.
-
-
: ''
.
í
. , ^
:. '
.·
_
y
,,
.
..'.
./
Staley, E. Planning occupational education and training fordevelopment. New DeUu, Orient Longmans, 1970.
46
Bhr63-8-85