REN NCANA PE ENGELOLAAN TA AMAN LA ALU LINT TAS A ADE IRMA A SURYA ANI NASU UTION, BA ANDUNG G
TRISTA A PRASIDY YA WEGAN NGSULANG GJANI
DEPART TEMEN A ARSITEK KTUR LAN NSKAP FAKULT TAS PERT TANIAN INS STITUT P PERTANIA AN BOGO OR 2011
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini, saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Rencana Pengelolaan Taman Lalu Lintas Ade Irma Suryani Nasution, Bandung” adalah benar merupakan hasil karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Semua sumber data dan informasi baik yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun yang tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan pada Daftar Pustaka skripsi ini. Bogor, Maret 2011 Trista Prasidya Wegangsulangjani A44060819
RINGKASAN TRISTA PRASIDYA WEGANGSULANGJANI. Rencana Pengelolaan Taman Lalu Lintas Ade Irma Suryani Nasution Bandung. Dibimbing oleh WAHJU QAMARA MUGNISJAH. Pada saat ini, jumlah kecelakaan lalu lintas (laka lantas) yang terjadi di Indonesia semakin meningkat. Contohnya di Kota Bandung, jumlah laka lantas berdasarkan data Powiltabes Bandung Jaya mengalami kenaikan yang signifikan. Pada tahun 2002, dari jumlah laka lantas sebanyak 174 kejadian. Keadaan tersebut dari tahun ke tahun mengalami naik turun. Pada tahun 2006, jumlah laka lantas sebanyak 216 kejadian. Berdasarkan data tersebut, berbagai laka lantas yang terjadi umumnya disebabkan oleh faktor manusia dengan persentase 87%. Manusia sebagai pengguna jalan kebanyakan tidak mengerti dan paham tentang lalu lintas sehingga diperlukan pendidikan tentang kelalulintasan yang baik, khususnya pendidikan kelalulintasan sejak dini. Salah satu wadahnya adalah taman lalu lintas. Taman Lalu Lintas merupakan wadah atau tempat bermain dan belajar berlalu lintas, khususnya untuk anak-anak. Di dalam taman ini, diharapkan anakanak dapat paham dan mengerti tentang tata tertib berlalu lintas serta dapat menerapkannya pada kehidupan sehari-hari. Salah satu contoh taman lalu lintas yang ada di Indonesia adalah Taman Lalu Lintas Ade Irma Suryani Nasution Bandung. Taman yang lebih dikenal dengan Taman Lalu Lintas Bandung ini terletak di Jalan Belitung No. 1, Kelurahan Merdeka, Kecamatan Sumur Bandung, Wilayah Pengembangan Cibeunying, Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat. Taman ini memiliki tujuan pengelolaan, yaitu mempertahankan dan memaksimalkan fungsinya sebagai taman pendidikan kelalulintasan, taman lingkungan hidup dan taman bermain (rekreasi). Namun pada saat ini, tujuan tersebut belum tercapai dengan baik. Oleh karena itu, diperlukan rencana pengelolaan taman lalu lintas yang baik agar tujuan pengelolaannya tersebut dapat tercapai. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode survei yang merupakan modifikasi dari metode Gold. Tahapannya meliputi persiapan, inventarisasi, analisis, dan sintesis. Pada tahap analisis, dilakukan analisis yang mengacu ketiga fungsi dari Taman Lalu Lintas Bandung, yaitu sebagai taman pendidikan kelalulintasan, taman lingkungan hidup, dan taman bermain anak-anak (rekreasi). Masing-masing fungsi tersebut dianalisis sesuai dengan data aspek yang mempengaruhinya. Aspek tersebut meliputi aspek fisik, biofisik, dan program yang dianalisis secara deskriptif, aspek daya dukung yang dihitung menggunakan rumus perhitungan nilai daya dukung untuk kawasan wisata menurut Boulon, aspek sosial yang dianalisis untuk mengetahui karakteristik dan persepsi pengunjung berdasarkan data kuisioner, dan analisis SWOT (strengthsweaknesses-opportunities-threats) untuk menentukan alternatif strategi pengelolaan. Berdasarkan analisis masing-masing fungsi Taman Lalu Lintas Bandung, didapatkan berbagai potensi dan kendala. Sebagai taman pendidikan kelalulintasan, taman ini didesain sebagai miniatur jalan raya yang dilengkapi dengan sarana pendidikan kelalulintasan seperti perangkat jalan dan papan informasi. Namun, beberapa sarana tersebut kurang diletakkan pada tempat yang sesuai, contohnya peletakan papan rambu-rambu lalu lintas. Selain itu, terdapat
juga program yang menunjang fungsi ini, yaitu program Penyuluhan dan Pendidikan Keamanan Lalu Lintas (PPKLL). Taman Lalu Lintas Bandung sebagai taman lingkungan hidup dimaksudkan sebagai ruang terbuka hijau (RTH) kota Bandung yang berwujud taman kota yang terdapat banyak pohon di dalamnya. Untuk saat ini, program yang mendukung fungsinya ini belum ada. Namun, pendidikan lingkungan hidup ini disisipkan pada program PPKLL. Sebagai tempat bermain (rekreasi), taman ini dilengkapi oleh sarana bermain yang cukup bervariasi. Namun, masih ditemukan kerusakan pada beberapa sarana bermain. Selain itu, terjadi penumpukan konsentrasi pengunjung pada area tertentu. Hal ini disebabkan oleh fasilitas permainan yang dilalui jalan tertentu kurang menarik dan secara visual kurang menampilkan keindahan atau keunikan taman. Berbagai potensi dan kendala tersebut kemudian digunakan untuk menentukan alternatif strategi pengelolaan dalam analisis SWOT. Dalam analisis SWOT faktor potensi dan kendala diidentifikasi menjadi faktor internal dan eksternal. Faktor internal merupakan faktor kekuatan dan kelemahan yang ada di Taman Lalu Lintas Bandung. Faktor kekuatannya adalah sebagai taman bermain dan belajar, sarana bermain yang tersedia cukup bervariasi, dan terdapat berbagai jenis pohon yang fungsional dan estetis. Kelemahannya adalah terkonsentrasinya pengunjung pada area/sarana bermain tertentu, beberapa fasilitas, sarana, dan prasarana yang kurang terawat dan rusak, program yang ada kurang menunjang tujuan pengelolaan, dan peletakan sarana pendidikan kelalulintasan yang kurang sesuai. Untuk faktor eksternal merupakan peluang dan ancaman yang ada di Taman Lalu Lintas Bandung. Faktor peluang yang ditemui adalah taman yang banyak dikunjungi dan diminati masyarakat. Faktor ancamannya adalah perilaku pengunjung yang kurang menaati peraturan. Keempat jenis faktor tersebut kemudian dianalisis dan dimasukkan ke dalam matriks SWOT sehingga dihasilkan delapan alternatif strategi yang dapat dilakukan agar tujuan pengelolaan Taman Lalu Lintas Bandung tercapai dengan baik, yaitu (1) menambah program yang menunjang tujuan pengelolaan; (2) meningkatkan kualitas pelayanan; (3) memperbaiki dan meningkatkan kualitas fasilitas; (4) memindahkan rambu lalu lintas ke tempat yang lebih sesuai; (5) melakukan sosialisasi kepada pengunjung untuk menaati peraturan; (6) meningkatkan sarana pendidikan kelalulintasan; (7) meletakkan sarana bermain secara menyebar; dan (8) mempertahankan keberadaan pohon. Kata kunci: analisis SWOT, pendidikan kelalulintasan, rencana pengelolaan, taman lalu lintas.
© Hak cipta milik IPB, tahun 2011 Hak cipta dilindungi undang-undang Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah, dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB.
RENCANA PENGELOLAAN TAMAN LALU LINTAS ADE IRMA SURYANI NASUTION, BANDUNG
TRISTA PRASIDYA WEGANGSULANGJANI
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Departemen Arsitektur Lanskap
DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011
Judul : Rencana Pengelolaan Taman Lalu Lintas Ade Irma Suryani Nasution, Bandung Nama : Trista Prasidya Wegangsulangjani NRP
: A44060819
Mayor : Arsitektur Lanskap
Disetujui Komisi Pembimbing
Prof. Dr. Ir. Wahju Qamara Mugnisjah, M.Agr NIP. 19491105 197403 1 001
Diketahui Ketua Departemen Arsitektur Lanskap
Dr. Ir. Siti Nurisjah, MSLA NIP. 19480912 197412 2 001
Tanggal Lulus :
KATA PENGANTAR Bismillahirahmanirahim Segala puji hanya kepunyaan Allah Swt., salawat serta salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad Saw. Atas rahmat dan hidayah Allah Swt., akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul Rencana Pengelolaan Taman Lalu Lintas Ade Irma Suryani Nasution, Bandung. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. Ir. Wahju Qamara Mugnisjah, M.Agr. selaku dosen pembimbing atas bimbingan, masukan, dan arahannya selama penyusunan skripsi ini. Selain itu, terima kasih juga ditujukan kepada Dr. Ir. Aris Munandar, MS dan Fitriyah Nurul H. Utami, ST, MT selaku dosen penguji atas saran dan nasehat yang membantu penulis serta Karyawan dan staf Taman Lalu Lintas Bandung, khususnya kepada Ibu Prapti, Bapak Dantje, Bapak Asep, Bapak Hadi, dan Bapak Cepi atas bantuan dan informasi yang diberikan selama penelitian. Ucapan yang terima kasih juga diberikan kepada Dicky atas motivasi dan saran yang diberikan kepada penulis; Cici, Hikmah, dan Ardi yang telah membantu kelancaran penelitian selama penulis di Bandung; teman-teman satu bimbingan (Ronal, Yogi, dan Perthy), Om Jun, Rido, dan teman-teman ARL 43 lainnya atas persahabatan dan kebersamaan yang diberikan selama kuliah serta dukungan dalam penyelesaian skripsi; serta teman-teman ARL 42, 44, dan 45, serta PFers dan d’Sabar atas motivasi dan semangat yang diberikan kepada penulis. Ucapan terima kasih yang terakhir yang tidak mungkin dilupakan adalah ucapan terima kasih kepada mama, papa, Mogie, Panca, nenek, tante sekeluarga serta keluarga lainnya yang terus memberikan semangat, dukungan, dan doa kepada penulis. Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun sangat diperlukan oleh penulis. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan. Bogor, Maret 2011
Trista Prasidya Wegangsulangjani
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 22 Mei 1988. Penulis merupakan anak pertama dari tiga bersaudara dari Ayahanda Endratmo Patris Wardomo dan Ibunda Rr. Elly Tjahyani. Pendidikan penulis diawali pada tahun 1992 dan menyelesaikan Taman Kanak-Kanak (TK) di TK Tunas Jakasampurna pada tahun 1994. Pada tahun 1995-1998 penulis menempuh pendidikan di SD Tunas Jakasampurna dan pada tahun 1999 penulis pindah ke SD Nusa Indah I dan menyelesaikan pendidikan SD di SD tersebut. Kemudian pada tahun 2003 penulis menyelesaikan studi di SLTP Negeri 109, Kodam, Jakarta Timur. Selanjutnya, pada tahun 2006 penulis lulus SMAN 42, Halim, Jakarta Timur. Penulis diterima di Institut Pertanian Bogor (IPB) pada tahun 2006 melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) sebagai mahasiswa Tingkat Persiapan Bersama (TPB). Setahun setelah itu, yaitu tahun 2007, penulis diterima sebagai mahasiswa Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian. Selama menjalankan studi di IPB, penulis juga mengikuti kegiatan di luar akademik, seperti menjadi pengurus Himpunan Mahasiswa Arsitektur Lanskap (HIMASKAP) Divisi Kewirausahaan periode 2008/2009 dan anggota Badan Pengawas Himpro (BP Himpro) HIMASKAP periode 2009/2010. Penulis juga pernah mengikuti kegiatan magang di Agroedutourism (AET) IPB pada tahun 2008. Penulis aktif mengikuti beberapa lomba dan kompetisi baik di bidang akademik maupun di luar akademik seperti Lomba Karya Tulis Mahasiswa tahun 2009, Lomba Fotografi Expo Lanskap IPB tahun 2009, Lomba Desain Taman Bunga Nusantara tahun 2009, Sayembara Kebon Pisang Penjaringan tahun 2010, dan Sayembara Taman Topi tahun 2010. Selain itu, penulis juga aktif mengikuti berbagai pelatihan, sarasehan, dan seminar yang mendukung kegiatan akademis.
DAFTAR ISI
Halaman DAFTAR TABEL ............................................................................................... xiii DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiv DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xvi I
PENDAHULUAN .................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1 1.2 Tujuan ................................................................................................. 2 1.3 Manfaat ............................................................................................... 2 1.4 Kerangka Pikir .................................................................................... 2
II
TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 4 2.1 Taman Lalu Lintas .............................................................................. 4 2.1.1 Lalu Lintas ................................................................................. 4 2.1.1 Rambu Lalu Lintas ..................................................................... 5 2.2 Taman Bermain ................................................................................... 7 2.2.1 Bermain ...................................................................................... 7 2.2.2 Perangkat Bermain ..................................................................... 8 2.3 Rekreasi............................................................................................... 9 2.4 Pengelolaan dan Pemeliharaan Taman ............................................... 10
III
METODOLOGI ........................................................................................ 12 3.1 Lokasi dan Waktu ............................................................................... 12 3.2 Bahan dan Alat .................................................................................... 12 3.3 Tahapan Penelitian .............................................................................. 13 3.3.1 Persiapan .................................................................................... 14 3.3.2 Inventarisasi ............................................................................... 14 3.3.3 Analisis ...................................................................................... 15 3.3.4 Sintesis ....................................................................................... 21 3.3.5 Rencana Pengelolaan ................................................................. 22
IV
INVENTARISASI .................................................................................... 23 4.1 Kondisi Umum Kawasan .................................................................... 23 4.2 Aspek Fisik ......................................................................................... 23 4.2.1 Sirkulasi ..................................................................................... 25 4.2.2 Fasilitas, Sarana, dan Prasarana ................................................. 25 4.2 Aspek Biofisik .................................................................................... 31 4.2.1 Hidrologi .................................................................................... 31 4.2.2 Vegetasi...................................................................................... 31 4.2.3 Satwa .......................................................................................... 35 4.3 Aspek Sosial........................................................................................ 35 4.3.1 Sejarah Taman Lalu Lintas Bandung ......................................... 35 4.3.2 Pengunjung ................................................................................ 37 4.4 Aspek Pengelolaan dan Pemeliharaan ............................................... 40 4.4.1 Struktur Organisasi .................................................................... 40 4.4.2 Tenaga Kerja dan Penjadwalan .................................................. 41 4.4.3 Alat dan Bahan ........................................................................... 43 4.4.4 Pengelolaan Karcis..................................................................... 45 4.4.5 Program ...................................................................................... 47
V
ANALISIS DAN SINTESIS ...................................................................... 48 5.1 Taman Lalu Lintas sebagai Taman Pendidikan Kelalulintasan .......... 48 5.1.1 Aspek Fisik ................................................................................ 48 5.1.2 Aspek Sosial............................................................................... 50 5.1.3 Program ...................................................................................... 51 5.2 Taman Lalu Lintas sebagai Taman Lingkungan Hidup ...................... 51 5.2.1 Aspek Biofisik ........................................................................... 51 5.2.2 Aspek Sosial............................................................................... 53 5.2.3 Program Lingkungan Hidup ...................................................... 54 5.3 Taman Lalu Lintas sebagai Taman Bermain (Rekreasi) ..................... 54 5.3.1 Aspek Fisik ................................................................................ 54 5.3.2 Aspek Sosial............................................................................... 58 5.3.3 Daya Dukung ............................................................................. 60 5.5 Analisis SWOT (Strenghts, Weaknesses, Opportunities, Threats) ..... 60
5.5.1 Identifikasi Faktor Strategis Internal.......................................... 61 5.5.2 Identifikasi Faktor Strategis Eksternal ....................................... 62 5.5.3 Penilaian Faktor Internal dan Eksternal ..................................... 63 5.5.3 Penilaian Pembuatan Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) dan Matriks External Factor Evaluation (EFE) ........................ 64 5.6 Sintesis ................................................................................................ 65 5.6.1 Matriks SWOT ........................................................................... 66 5.6.2 Pembuatan Tabel Pemeringkatan Alternatif Strategi ................. 67 VI
RENCANA PENGELOLAAN .................................................................. 68 6.1 Strategi Pengelolaan ............................................................................ 68 6.1 Struktur Organisasi ............................................................................. 71 6.2 Tenaga Kerja dan Penjadwalan ........................................................... 73 6.3 Fasilitas, Sarana, dan Prasarana .......................................................... 74 6.4 Program ............................................................................................... 77
VII
SIMPULAN DAN SARAN ..................................................................... 78 7.1 Simpulan ............................................................................................. 78 7.2 Saran ................................................................................................... 79
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 80 LAMPIRAN .......................................................................................................... 83
DAFTAR TABEL
Halaman 1 Data yang Diperlukan untuk Penelitian ............................................................ 14 2 Formulir Tingkat Kepentingan Faktor Internal ................................................ 18 3 Formulir Tingkat Kepentingan Faktor Eksternal ............................................. 18 4 Formulir Pembobotan Faktor Internal dan Eksternal ....................................... 19 5 Formulir Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) ........................................ 20 6 Formulir Matriks External Factor Evaluation (EFE) ...................................... 20 7 Matriks SWOT ................................................................................................. 21 8 Formulir Pemeringkatan Alternatif Strategi dari Matriks SWOT .................... 22 9 Data Vegetasi di Taman Lalu Lintas Bandung................................................. 33 10 Jadwal Pemeliharaan Taman Lalu Lintas Bandung ......................................... 42 11 Jenis Alat dan Bahan Pekerjaan Pemeliharaan ................................................ 44 12 Sarana Bermain dan Tarif Karcis ..................................................................... 46 13 Tingkat Kepentingan Faktor Internal ............................................................... 63 14 Tingkat Kepentingan Faktor Eksternal ............................................................ 63 15 Penilaian Bobot Faktor Strategis Internal Taman Lalu Lintas Bandung ......... 64 16 Penilaian Bobot Faktor Strategis Eksternal Taman Lalu Lintas Bandung....... 64 17 Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) ....................................................... 64 18 Matriks External Factor Evaluation (EFE) ..................................................... 65 19 Matriks SWOT ................................................................................................ 66 20 Pemeringkatan Alternatif Strategi dari Matriks SWOT................................... 67 21 Penjadwalan Tenaga Kerja Taman Lalu Lintas Bandung ................................ 73
DAFTAR GAMBAR
Halaman 1 Kerangka Pikir penelitian ................................................................................ 3 2 Beberapa Contoh Rambu Peringatan ............................................................... 5 3 Contoh Rambu Petunjuk .................................................................................. 6 4 Beberapa Contoh Rambu Larangan ................................................................. 6 5 Beberapa Contoh Rambu Perintah ................................................................... 7 6 Peta Lokasi Penelitian ...................................................................................... 12 7 Tahapan Penelitian ........................................................................................... 13 8 Matriks IE ........................................................................................................ 20 9 Lokasi Taman Lalu Lintas Bandung ................................................................ 23 10 Pintu Gerbang Taman Lalu Lintas Bandung ................................................... 24 11 Sirkulasi di Dalam Taman Lalu Lintas Bandung ............................................ 25 12 Sarana Belajar Formal yang Ada di Taman Lalu Lintas Bandung ................. 26 13 Pondok Baca Taman Lalu Lintas Bandung ..................................................... 26 14 Sarana Bermain Karcis yang Bertenaga Mesin................................................ 27 15 Sarana Bermain Karcis yang Melatih Ketangkasan dan Kebugaran ............... 27 16 Sarana Bermain Non-Karcis ............................................................................ 27 17 Rambu-Rambu dan Street Furniture................................................................ 28 18 Fasilitas Toilet .................................................................................................. 29 19 Fasilitas Peribadatan ....................................................................................... 29 20 Fasilitas Kafetaria dan Kantin ......................................................................... 30 21 Fasilitas Panggung ........................................................................................... 30 22 Kanal ................................................................................................................ 31 23 Pohon Tua di Taman Lalu Lintas Bandung .................................................... 32 24 Karakteristik Pengunjung Taman Lalu Lintas Bandung Berdasarkan Pekerjaan dan Tujuan ...................................................................................................... 38 25 Karakteristik Pengunjung Taman Lalu Lintas Bandung Berdasarkan Daerah Asal dan Pendamping Saat Berkunjung .......................................................... 38 26 Karakteristik Pengunjung Taman Lalu Lintas Bandung Berdasarkan Frekuensi Berkunjung dan Hari Kunjungan .................................................................... 39
27 Karakteristik Pengunjung Taman Lalu Lintas Bandung Berdasarkan Sumber Informasi ......................................................................................................... 39 28 Jumlah Pengunjung Taman Lalu Lintas Bandung Berdasarkan Hari .............. 40 29 Kegiatan Pemeliharaan .................................................................................... 43 30 Peralatan Pemeliharaan .................................................................................... 45 31 Peletakkan Rambu Lalu Lintas yang Kurang Sesuai ....................................... 49 32 Papan Informasi Tentang Camejasa................................................................. 50 33 Karakteristik Pengunjung Berdasarkan Perolehan Pendidikan Kelalulintasan 50 34 Persepsi Pengunjung (Frekuensi) terhadap Rambu-Rambu Lalu Lintas ........... 51 35 Papan Nama pada Pohon ................................................................................. 52 36 Persepsi Pengunjung terhadap Tanaman di Taman Lalu Lintas Bandung ..... 53 37 Persepsi Pengunjung terhadap Kebersihan, dan Kenyamanan ........................ 54 38 Persepsi Pengunjung terhadap Sistem Pemeliharaan dan Pengelolaan Taman Lalu Lintas Bandung ...................................................................................... 54 39 Kondisi Sarana Bermain .................................................................................. 55 40 Karakteristik Pengunjung Taman Lalu Lintas Bandung Berdasarkan Harapan ......................................................................................................................... 55 41 Papan Himbauan dan Kondisi Waktu Ramai Pengunjung .............................. 56 42 Pemilihan Warna pada Sarana Bermain .......................................................... 56 43 Jalan Buntu dan Area Bermain Utama (Karcis)............................................... 57 44 Area Kepadatan Pengunjung............................................................................ 57 45 Persepsi Pengunjung terhadap Pemandangan dan Kondisi Fasilitas ............... 58 46Persepsi Pengunjung terhadap Keamanan ........................................................ 59 47 Persepsi Pengunjung terhadap Jenis Permainan yang Diminati ...................... 59 48 Matriks IE ........................................................................................................ 65 49 Struktur Organisasi Taman Lalu Lintas Bandung yang Diusulkan ................. 72 50 Kegiatan Pemanduan yang Dapat Dilakukan di Pusat Informasi .................... 74 51 Rekomendasi Desain Leaflet ........................................................................... 75 52 Ilustrasi di Dalam Mini Teater ......................................................................... 75 53 Rencana Peletakan Fasilitas, Sarana, dan Prasarana Taman Lalu Lintas Bandung ........................................................................................................... 76 54 Rekomendasi Papan Nama Pohon ................................................................... 76
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman 1 Formulir Kuisioner Pengunjung ........................................................................ 84 2 Peta Lokasi Fasilitas, Sarana, dan Prasarana di Taman Lalu Lintas Bandung .. 86 3 Struktur Organisasi Yayasan Taman Lalu Lintas Bandung ............................... 87 4 Daily Report ....................................................................................................... 88 5 Data Penerimaan Karcis dari Dispenda ............................................................. 89 6 Formulir Laporan Karcis Harian ........................................................................ 90 7 Formulir Laporan Karsis Bulanan ..................................................................... 91 8 Formulir Laporan Karsis Masuk Bulanan.......................................................... 92
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Pada saat ini, jumlah kecelakaan lalu lintas (laka lantas) yang terjadi di Indonesia semakin meningkat. Pada saat ini, jumlah kecelakaan lalu lintas (laka lantas) yang terjadi di Indonesia semakin meningkat. Contohnya di Kota Bandung, jumlah laka lantas berdasarkan data Powiltabes Bandung Jaya mengalami kenaikan yang signifikan. Pada tahun 2002, dari jumlah laka lantas sebanyak 174 kejadian. Keadaan tersebut dari tahun ke tahun mengalami naik turun. Pada tahun 2006, jumlah laka lantas sebanyak 216 kejadian. Berbagai kecelakaan lalu lintas dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu faktor manusia, kendaraan, dan kondisi jalan. Namun, berdasarkan data powiltabes Bandung, berbagai laka lantas yang terjadi umumnya disebabkan oleh faktor manusia dengan persentase 87%. Manusia sebagai pengguna jalan kebanyakan tidak mengerti dan paham tentang lalu lintas sehingga banyak pelanggaran dan kecelakaan lalu lintas yang terjadi karena kurangnya pengetahuan tentang tata tertib lalu lintas yang baik (Anonim, 2008). Oleh karena itu, perlu penanaman pendidikan kelalulintasan yang baik, khususnya pendidikan kelalulintasan sejak dini. Salah satu wadahnya adalah Taman Lalu Lintas. Taman Lalu Lintas merupakan wadah atau tempat bermain dan belajar berlalu lintas untuk anak-anak. Di dalam taman ini, diharapkan anak-anak dapat paham dan mengerti akan tata tertib berlalulintas yang baik serta dapat menerapkannya pada kehidupan sehari-hari. Salah satu contoh taman lalu lintas yang ada di Indonesia adalah Taman Lalu Lintas Ade Irma Suryani Nasution Bandung. Taman yang lebih dikenal dengan Taman Lalu Lintas Bandung ini memiliki tujuan pengelolaan, yaitu mempertahankan dan memaksimalkan fungsinya sebagai taman pendidikan kelalulintasan, taman lingkungan hidup, dan taman bermain (rekreasi). Namun pada saat ini, tujuan tersebut belum tercapai dengan baik. Selain itu, semakin bermunculan taman atau tempat rekreasi lain yang dapat menjadi ancaman bagi taman lalu lintas ini. Oleh karena itu, diperlukan rencana
2
pengelolaan taman lalu lintas yang baik agar tujuan pengelolaannya tersebut dapat tercapai dan berkelanjutan.
1.2 Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah 1. menginventarisasikan dan menganalisis aspek pemeliharaan dan pengelolaan Taman Lalu Lintas Bandung yang mengacu kepada tujuan pengelolaannya, yaitu mempertahankan dan memaksimalkan fungsinya sebagai taman pendidikan kelalulintasan, taman lingkungan hidup, dan taman bermain anakanak (rekreasi); 2. menyusun rencana pengelolaan yang dapat mewujudkan tujuan pengelolaan Taman Lalu Lintas Bandung.
1.3 Manfaat Manfaat penelitian ini adalah 1. menjadi bahan masukan dan pertimbangan bagi pihak pengelola Taman Lalu Lintas Bandung dan 2. menjadi pertimbangan bagi pemerintah setempat atau daerah lain dalam mengembangkan suatu taman lalu lintas seperti Taman Lalu Lintas Bandung.
1.4 Kerangka Pikir Taman Lalu Lintas Bandung merupakan salah satu taman lalu lintas yang ada di Indonesia. Pada saat ini, tujuan pengelolaannya adalah mempertahankan dan memaksimalkan fungsinya sebagai taman pendidikan kelalulintasan, taman lingkungan hidup, serta taman bermain anak-anak (rekreasi). Pengelolaan ini diharapkan merupakan pengelolaan yang mempertimbangkan aspek fisik, biofisik, dan sosial. Setiap aspek tersebut diinventarisasi dan dianalisis yang mengacu kepada tujuan pengelolaan Taman Lalu Lintas Bandung yang akan menghasilkan berbagai potensi dan kendala. Potensi dan kendala tersebut kemudian akan disusun dalam analisis SWOT (strengths-weaknesses-opportunities-threats). Selanjutnya, analisis SWOT ini akan menghasilkan Matriks SWOT yang sesuai dengan tujuan pengelolaan Taman Lalu Lintas Bandung. Hasil sintesis adalah
3
strategi pengelolaaan yang dijabarkan dalam rencana pengelolaan Taman Lalu Lintas Bandung yang mendukung tujuan pengelolaannya tersebut. Kerangka pikir penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.
Taman Lalu Lintas Ade Irma Suryani Nasution Bandung
Aspek Fisik 1. Sirkulasi 2. Fasilitas, Sarana, dan Prasarana
Aspek Biofisik 1. Hidrologi 2. Vegetasi 3. Satwa
Aspek Sosial 1. Sejarah Lokasi 2. Pengunjung
Tujuan Pengelolaan
Potensi dan Kendala
Analisis SWOT
Matriks SWOT
Strategi Pengelolaan Rencana Pengelolaan
Gambar 1 Kerangka Pikir Penelitian
Aspek Pengelolaan dan Pemeliharaan 1. Struktur Organisasi 2. Tenaga Kerja dan Penjadwalan 3. Alat dan Bahan 4. Pengelolaan Karcis 5 Program
4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Taman Lalu Lintas Taman Lalu Lintas merupakan wadah atau tempat bermain dan belajar berlalu lintas, baik untuk anak-anak maupun siapa saja yang peduli dan ingin mempelajari tentang lalu lintas (Anonim, 2008). Dalam taman lalu lintas, anakanak usia minimum sepuluh tahun (dalam beberapa kasus), dapat menggunakan sepeda atau mobil bertenaga pedal untuk menelusuri jalan-jalan dan beroperasi sesuai dengan hukum/peraturan lalu lintas. Orang tua, sebagai pendamping, dapat ikut berkeliling dalam kereta sambil memberikan panduan tentang taman. Taman lalu lintas merupakan miniatur jalan raya dengan jalur dan jalan yang ukurannya sebanding dengan ukuran kendaraan yang kecil. Seringkali dalam taman lalu lintas terdapat tanda lalu lintas (seperti lampu lalu lintas) dan bahkan terdapat karyawan yang berprofesi sebagai polisi lalu lintas. Salah satu tujuan dari taman lalu lintas adalah untuk meningkatkan kesadaran keselamatan lalu lintas bagi anak-anak usia sekolah. Dalam taman lalu lintas anak-anak diharapkan mendapat pengalaman menyebrangi jalan dan mengendarai sepeda atau mempelajari keselamatan pejalan kaki dalam lingkungan yang sangat terkendali tanpa kendaraan bermotor (Wikipedia, 2010). Taman lalu lintas terdapat di seluruh Asia, Eropa, dan Amerika Utara. Taman lalu lintas di Asia dan Eropa difokuskan kepada keselamatan berlalu lintas melalui kendaraan bertenaga pedal. Di Amerika Serikat dan Kanada menggunakan sepeda bertenaga listrik, yaitu kendaraan bermotor. Di Amerika Utara, taman ini disebut safety village karena penekanan yang lebih luas kepada keselamatan untuk kebakaran, listrik, makanan, dan keperluan pendidikan lainnya (Wikipedia, 2010). 2.1.1 Lalu Lintas Lalu lintas di dalam Undang-Undang No 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan didefinisikan sebagai gerak kendaraan dan orang di ruang lalu lintas jalan, sedangkan yang dimaksud dengan ruang lalu lintas jalan adalah prasarana yang diperuntukkan bagi gerak pindah kendaraan, orang,
5
d dan/atau barrang yang berupa b jalann serta fasiliitas pendukuung. Tata cara berlalu l lintas di jalaan diatur deengan peratuuran perundaangan yang menyangku ut arah lalu l lintas, prioriitas mengguunakan lajur lalu lintas, jalur j lalu linntas, dan peengendalian a di persiimpangan. arus Terd dapat tiga komponen k teerjadinya laalu lintas, yaitu y manussia sebagai p pengguna, k kendaraan dan jalan yang salingg berinterakksi dalam pergerakan p k kendaraan menuhi persyaratan kelayakan daan dikemud dikan oleh yang mem p pengemudi y yang mengiikuti peraturran perundan ngan yang m menyangkut lalu lintas d angkutaan jalan (Wikkipedia, 20100). dan 2 2.1.2 Rambu Lalu Linttas mbu lalu lintaas merupakaan salah satuu alat perlenngkapan dallam bentuk Ram t tertentu yangg memuat lambang, kallimat, dan attau perpaduaan dari kedu uanya, yang d digunakan u untuk membberikan perinngatan, laranngan, perinttah, dan petuunjuk bagi p pemakai jalaan. Berdasarrkan jenis peesan yang dissampaikan, rambu r lalu lintas l dapat d dikelompokk kan sebagai berikut (Wikkipedia, 201 10). 1. Rambu Peringatan P R Rambu peringatan meemperingatk kan adanyaa bahaya agar para pengemuudi berhati-hhati dalam menjalankann kendaraannnya, misalnnya, rambu yang meenunjukkan adanya linntasan keretaa api atau adanya perrsimpangan berbahayya bagi para pengemudi (Gambar 2).
Simpang 4
Simpanng 3
Jalan licin
Longssor
P Penyempitan
Jalan mennyempit
Jalan n bergelombang Ada persim mpangan
Gaambar 2 Beberapa Contoh Rambu Perinngatan (Sumberr: http://id.wikkipedia.com/rrambu_lalu_liintas, 2010)
6
2 Rambu Petunjuk 2. P R Rambu petuunjuk mem mberikan peetunjuk atauu keterangaan kepada pengemuudi atau pem makai jalan laainnya, tentaang arah yanng harus diteempuh atau letak yaang akan diituju lengkaap dengan nama dan arah letak itu berada (Gambarr 3).
Gambar 3 Contoh Ram mbu Petunjuk (Sumbeer: Dok. Pribaadi, 2007)
3 Rambu Larangan 3. L dan Perintah R Rambu ini un ntuk melaranng/memerin ntah semua jeenis lalu linttas tertentu untuk memakai m jalaan, jurusan, atau tempatt-tempat terttentu. Misalnya rambu dilarang berhenti, keendaraan haarus lewat jaalur tertentu, dan semua kendaraan dilarang lewat (Gam mbar 4 dan 5)).
Semua kendaraan dilaranng masuk
Sepeda motor m dilarang m masuk
Dilarang maasuk
Mobil dan d sepeda mootor
Mobil dilarang
dillarang masuk
maasuk
T Truk dilarang m masuk Pesepedda dilarang maasuk
Pejalan kaaki dilarang maasuk
Gam mbar 4 Beberapa Contohh Rambu Larrangan (Sumberr: http://id.wikkipedia.com/rrambu_lalu_liintas, 2010)
7
Rambbu stop
B kesempataan Beri
Wajib mengitari m bundaaran
Wajib membelok m keekiri
Gam mbar 5 Bebeerapa Contoh h Rambu Perintah (Sumber: http://id.wik h ipedia.com/rrambu_lalu__lintas, 20100)
2 Taman Bermain 2.2 B Taman bermain adalah ruanng-ruang deengan bentuuk dan keguunaan yang k khusus, temp pat untuk ikuut serta dalaam permainaan aktif dan kkegiatan-keggiatan yang t teratur atau menonton penampilan-p p penampilan khusus k melaalui pilihan yang y bebas s sesuai dengaan tingkat dan d jenis keeikutsertaannnya (Eckbo, 1964). Men nurut Gold ( (1980), tujuuan keseluruuhan taman bermain adaalah meninggkatkan kuaalitas hidup m manusia
di d
daerah
perkotaan.
Tujuan
lainnya l
adaalah
memaaksimalkan
k kesejahteraa an masyarakat dengan m menciptakan lingkungan yang lebih baik, lebih s sehat, lebih menyenangk m kan, dan lebiih menarik di d perkotaan.. Menuurut Chiara dan Koppeelman (1989 9), taman beermain terdiiri dari (1) p petak bermaain untuk annak prasekolah, (2) daeerah perangkkat berpasir,, (3) ruang t terbuka beruumput untukk permainann aktif, (4) daerah d teduhh untuk keggiatan yang m memerlukan n ketenangann, (5) daerahh serbaguna yang diperkkeras, (6) daaerah untuk p permainan laapangan, dann (7) ruang ssirkulasi dann penyekat. M Menurut Eckkbo (1964), t taman berm main dan area bermain m meliputi seggala macam ukuran: satu u atau dua p petak tanah kosong; neiighborhood park p 2–4 heektar; comm munity dan diistrict park 4 4–20 hektarr; city dan regional r parrk dengan luuas ratusan bahkan ribu uan hektar. C Chiara dan Koppelman K (1989) menyyarankan tam man bermainn seluas minnimum 2–4 h hektar. 2 2.2.1 Berma ain Berm main dan beelajar untukk anak meru upakan suattu kesatuan dan suatu p proses yang terus-menerrus terjadi daalam kehiduppannya. Berrmain meruppakan tahap a awal dari prroses belajaar pada anakk yang dialaami hampir semua oran ng. Melalui
8
kegiatan bermain yang menyenangkan, seorang anak berusaha untuk menyelidiki dan mendapatkan pengalaman yang banyak, baik pengalaman dengan dirinya sendiri, orang lain maupun dengan lingkungan di sekitarnya. Melalui bermain anak dapat mengorganisasikan berbagai pengalaman dan kemampuan kognitifnya dalam upaya menyusun kembali gagasan yang cemerlang. Terdapat lima karakteristik bermain, yaitu 1. merupakan sesuatu yang menyenangkan dan memiliki nilai yang positif bagi anak; 2. berasal dari motivasi yang muncul dari dalam diri si anak, atas kemauannya sendiri, tanpa disuruh atau diberi imbalan oleh orang lain; 3. bersifat spontan dan sukarela, atas pilihan sendiri, bukan merupakan kewajiban; 4. senantiasa melibatkan peran aktif anak, baik secara fisik maupun mental; 5. memiliki hubungan sistematik yang khusus dengan sesuatu yang bukan bermain seperti kemampuan berkreasi, memecahkan masalah, berbahasa, dan bersosialisasi dengan teman sebaya (IDAI, 2009). 2.2.1 Perangkat Bermain Menurut Chiara dan Koppelman (1989), perangkat mainan dasar termasuk di dalamnya ayunan, papan luncur, karosel, berbagai tipe panjatan, perangkat keseimbangan seperti balok keseimbangan, pipa, tiang loncatan, dan kotak-kotak, perangkat gantung seperti batang sejajar, batang horizontal, dan tangga, dinding dan rumah-rumahan, dan beberapa bentuk patung untuk bermain. Tipe perangkat mainan yang berbeda harus disediakan untuk anak-anak prasekolah dan untuk anak-anak sekolah dasar untuk memenuhi kebutuhan perkembangan dan rekreasi dari kedua kelompok umur itu. Menurut Chiara dan Koppelman (1989), lahan bermain yang lebih kecil dapat dibangun untuk melayani lingkungan yang berjumlah kurang lebih 30 anak dengan memanfaatkan keterbatasan pilihan perangkat mainan dengan persyaratan ruang bermain seluas kira-kira 1.200 kaki persegi (1 m2 = 10.7639 kaki persegi).
9
2.3 Rekreasi Rekreasi adalah berbagai aktivitas atau pengalaman yang biasanya dipilih secara sukarela oleh seseorang, baik itu disebabkan oleh keinginan untuk mendapat kesenangan sesaat atau karena orang tersebut menginginkan atau mencapai sesuatu yang lebih bersifat personal atau memiliki nilai sosial tertentu. Biasanya aktivitas ini dilakukan pada waktu luang dan tidak ada hubungannya dengan pekerjaan. Aktivitas tersebut biasanya juga bersifat menyenangkan, dan jika kegitan tersebut merupakan bagian dari komunitas yang tersusun dengan baik atau suatu agen perjalanan, kegiatan tersebut akan bersifat membangun dari segi sosial bagi seseorang yang mengikuti kegiatan tersebut (Kraus, 1977). Menurut Laurie (1986), rekreasi menurut sifat kegiatannya dibedakan menjadi rekreasi pasif dan aktif. Rekreasi pasif merupakan rekreasi yang dilakukan seseorang untuk menghilangkan keletihan fisik setelah bekerja keras, sehingga rekreasi ini hanya sedikit membutuhkan energi. Contoh rekreasi pasif adalah menikmati matahari terbit di tepi pantai, duduk di rumput taman kota atau menikmati pagelaran musik. Rekreasi aktif adalah rekreasi yang dilakukan untuk hiburan, memerlukan tantangan dan perlibatan penuh makna. Untuk melakukan rekreasi ini biasanya dibutuhkan banyak energi, misalnya, berkuda, bersepeda, dan jogging. Kegiatan rekreasi dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa kategori berdasarkan kesamaan pengalaman dan sumber daya. Selain itu, perlu dianalisis hubungan antara aktivitas yang berbeda, dampaknya terhadap lingkungan atau daya dukung, standar kesesuaian lahan, dan elemen-elemen pendukung seperti pengelolaan dari tiap-tiap kategori. Di bawah ini merupakan jenis aktivitas yang dikategorikan berdasarkan pengalaman yang akan didapat, yaitu sebagai berikut: 1. rekreasi fisik, mengutamakan kegiatan fisik sebagai pengalaman utama dari suatu aktivitas; 2. rekreasi sosial, mengutamakan interaksi sosial sebagai pengalaman utama dari suatu aktivitas; 3. rekreasi kognitif, mengutamakan budaya, pendidikan, dan kreativitas sebagai pengalaman utama dari suatu aktivitas; 4. rekreasi yang berhubungan dengan alam, mengutamakan kegunaan sumber
10
daya alam seperti air, pepohonan, pemandangan alam, dan kehidupan liar sebagai fokus utama dari suatu aktivitas (Gold, 1980).
2.4 Pengelolaan dan Pemeliharaan Taman Menurut Stoner dan Freeman (1992), pengelolaan atau manajemen adalah suatu
proses
merencanakan
(planning),
mengorganisasikan
(organizing),
memimpin (leading), dan mengendalikan (controlling) anggota organisasi dan proses penggunaan semua sumber daya organisasi untuk tercapainya tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Pengelolaan suatu lanskap umum perkotaan seyogyanya melibatkan aparat pemerintah kota atau daerah, pembimbing ahli, masyarakat pengguna atau yang tinggal di sekitar taman kota, serta sponsor (Arifin et al., 2007). Dalam suatu taman, diperlukan suatu pengelolaan untuk 1. menjaga dan merawat areal taman dengan segala fasilitasnya tetap sesuai dengan tujuan desain dan fungsi semula; 2. memperjelas kepemilikan (individu atau lembaga); 3. membuat program pengelolaan yang meliputi organisasi, tenaga kerja, jadwal, ketersediaan alat dan bahan, serta pendanaan; 4. membuat taman yang berkelanjutan (Arifin, 2009). Pemeliharaan lanskap dimaksudkan untuk menjaga dan merawat areal lanskap dengan segala fasilitas yang ada di dalamnya agar kondisinya tetap baik atau sedapat mungkin terpertahankan pada keadaan yang sesuai dengan tujuan rancangan atau desain semula. Pemeliharaan merupakan upaya untuk menjaga dan merawat taman beserta elemen taman dan fasilitas di dalamnya. Pemeliharaan lanskap meliputi pemeliharaan ideal dan pemeliharaan fisik. Tingkat pemeliharaan taman dapat dibedakan menjadi pemeliharaan intensif, pemeliharaan semiintensif, dan pemeliharaan ekstensif (Arifin dan Arifin, 2005). Prinsip-prinsip pemeliharaan taman (Arifin dan Arifin, 2005) adalah sebagai berikut. 1. Tujuan dan standar pemeliharaan harus ditetapkan. 2. Pemeliharaan harus dilakukan secara ekonomis, baik waktu, tenaga kerja, peralatan, maupun bahan. 3. Operasional pemeliharaan hendaknya didasarkan pada rencana pemeliharaan
11
tertulis yang logis. 4. Jadwal pekerjaan pemeliharaan taman harus didasarkan pada kebijaksanaan dan prioritas yang benar. 5. Pemeliharaan pencegahan perlu ditekankan. 6. Pengelola pemeliharaan taman harus diorganisasi dengan baik. 7. Dana harus cukup tersedia untuk mendukung program pemeliharaan yang telah ditetapkan. 8. Tenaga kerja hendaknya cukup tersedia untuk melaksanakan fungsi-fungsi pemeliharaan. 9. Program pemeliharaan harus dirancang untuk melindungi lingkungan alami. 10. Pengelola pemeliharaan taman harus bertanggung jawab terhadap keamanan umum dan para operator pemelihara taman. 11. Para operator pemeliharaan harus bertanggung jawab terhadap pengelola pemelihara taman.
12
BAB III METODOLOGI
3.1 Lokasi dan Waktu Kegiatan penelitian mengambil lokasi di Taman Lalu Lintas Ade Irma Suryani Nasution yang terletak di Jalan Belitung No. 1, Kelurahan Merdeka, Kecamatan Sumur Bandung, Wilayah Pengembangan Cibeunying, Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat (Gambar 6).
Gambar 6 Peta Lokasi Penelitian (Sumber: Bappeda, 2004 dan http://maps.google.com, 2010)
3.2 Bahan dan Alat Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah peta kota Bandung, citra satelit (googlemaps), kuesioner, dan literatur. Alat yang digunakan antara
13
lain kamera digital, alat tulis, alat gambar, dan perangkat komputer yang dilengkapi program Microsoft Office Word 2007, Microsoft Office Excel 2007, dan Adobe Photoshop CS2. 3.3 Tahapan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan metode survei, yang merupakan modifikasi dari metode Gold (1980). Tahap yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi tahap inventarisasi, analisis, sintesis, dan penyusunan rencana pengelolaan (Gambar 7). Tahapan
Kegiatan
Hasil
Persiapan Inventarisasi
Analisis
Survei lapang Studi pustaka
Taman Lalu Lintas sebagai: 1. Taman pendidikan kelalulintasan 2. Taman lingkungan hidup 3. Taman Bermain (rekreasi)
1. Aspek fisik 2. Aspek biofisik 3. Aspek sosial 4. Aspek pengelolaan dan pemeliharaan
Potensi dan Kendala
Analisis SWOT
Sintesis
Matriks SWOT
Strategi Pengelolaan
Rencana Pengelolaan
Konsep
Gambar 7 Tahapan Penelitian
14
3.3.1
Persiapan Pada tahap ini dilakukan pencarian informasi umum tentang kondisi lokasi
penelitian saat ini, pembuatan usulan penelitian, permohonan izin untuk dapat melaksanakan penelitian, dan persiapan alat serta bahan yang diperlukan untuk tahap inventarisasi. 3.3.2
Inventarisasi Inventarisasi bertujuan mengumpulkan data. Data yang dikumpulkan
meliputi data dari aspek fisik, biofisik, dan sosial, serta aspek pengelolaan dan pemeliharaan yang mengacu kepada tujuan pengelolaan. Secara rinci jenis data, unit data, dan sumber data disajikan pada Tabel 1. Tabel 1 Data yang Diperlukan untuk Penelitian No. 1.
2.
3.
4.
Jenis Data Aspek Fisik a. Sirkulasi b. Fasilitas, sarana, dan prasarana Aspek Biofisik a. Hidrologi b. Vegetasi c. Satwa Aspek Sosial a. Jumlah pengunjung dan waktu kunjungan b. Karakteristik Pengunjung c. Persepsi Pengunjung Aspek Pengelolaan dan Pemeliharaan a. Struktur organisasi b. Tenaga kerja dan penjadwalan c. Alat dan bahan d. Pengelolaan karcis e. Program
Unit -
Sumber
Analisis
Pustaka/survei Wawancara/ pustaka/survei
Deskriptif Deskriptif
Spesies Spesies
Wawancara/survei Wawancara/survei Pustaka/survei
Deskriptif Deskriptif Deskriptif
Orang
Wawancara
Daya dukung
-
Wawancara/ kuisioner Wawancara/ kuisioner
Statistik dan deskriptif Statistik dan deskriptif
-
Kegunaan Mengetahui potensi dan kendala Mengetahui potensi dan kendala Mengetahui daya dukung rekreasi dan pertimbangan rencana pengelolaan Mengetahui kondisi dan tujuan pengelolaan
-
Wawancara
Deskriptif
Waktu
Wawancara
Deskriptif
Wawancara/survei
Deskriptif
Wawancara
Deskriptif
Wawancara/pustaka
Deskriptif
Rupiah -
15
Cara pengumpulan data meliputi survei langsung, wawancara dengan nara sumber, penyebaran kuesioner, dan pengumpulan data sekunder. Rincian pengumpulan data adalah sebagai berikut: 1. survei langsung yang meliputi pengambilan foto dan pengamatan kondisi fisik, biofisik, sosial, pengelolaa, dan pemeliharaan di lokasi penelitian; 2. wawancara dengan nara sumber yang dilakukan kepada pihak pengelola, dan pengunjung di lokasi penelitian; 3. penyebaran kuisioner yang dilakukan secara acak kepada pengunjung di lokasi penelitian; 4. pengumpulan data melalui studi pustaka yang terdiri dari peta umum lokasi penelitian, data fisik, dan data biofisik. 3.3.3
Analisis Berdasarkan data dan informasi yang telah dikumpulkan, dilakukan
analisis yang mengacu kepada tujuan pengelolaan Taman Lalu Lintas Bandung, yaitu mempertahankan dan memaksimalkan fungsinya sebagai taman pendidikan kelalulintasan, taman lingkungan hidup, dan taman bermain anak-anak (rekreasi). Masing-masing fungsi tersebut dianalisis sesuai dengan data aspek yang mempengaruhinya, yaitu sebagai berikut. 1. Taman Lalu Lintas sebagai taman pendidikan kelalulintasan a. Analisis aspek fisik (deskriptif); b. Analisis aspek sosial (karakter dan persepsi pengunjung); c. Analisis program pendidikan kelalulintasan (deskriptif). 2. Taman Lalu Lintas sebagai taman lingkungan hidup a. Analisis aspek biofisik (deskriptif); b. Analisis aspek sosial (karakter dan persepsi pengunjung); c. Analisis program lingkungan hidup (deskriptif). 3. Taman Lalu Lintas sebagai taman taman bermain (rekreasi) a. Analisis aspek fisik (deskriptif); b. Analisis sosial (karakter dan persepsi pengunjung); c. Analisis daya dukung.
16
Analisis-analisis tersebut kemudian akan menghasilkan bebagai potensi dan kendala yang akan digunakan dalam Analisis SWOT (strengths, weaknesses, opportunities, threats). Penjelasan dari analisis yang digunakan adalah sebagai berikut: 1. Analisis deskriptif Analisis deskriptif merupakan analisis yang dilakukan untuk mengolah data inventarisasi yang didapat melalui studi pustaka, wawancara dengan pengelola dan pengunjung, hasil penyebaran kuisioner, serta pengamatan langsung. Analisis deskriptif digunakan untuk menganalisis potensi dan kendala yang terdapat pada aspek fisik, biofisik, sosial, dan pemeliharaan 2. Analisis daya dukung Analisis ini menggunakan formula kebutuhan area rekreasi yang dapat menghitung jumlah maksimum pengunjung yang secara fisik dapat ditampung di kawasan yang disediakan pada waktu tertentu tanpa menimbulkan gangguan pada alam manusia. Perhitungan ini menggunakan rumus perhitungan nilai daya dukung untuk kawasan wisata menurut Boulon dalam Nurisjah, Pramukanto, dan Wibowo (2003), yaitu DD =
A S
T = DD x K
K=
N R
dengan DD = daya dukung (orang); A = luas area yang digunakan untuk rekreasi (m2); S = standar rata-rata individu (m2/orang); T = total pengujung per hari pada area yang diperkenankan (orang); K = koefisien rotasi; N = jam kunjungan per hari area yang diizinkan (jam); R = rata-rata waktu kunjungan (jam). 3. Analisis karakteristik dan persepsi pengunjung Analisis ini dilakukan dengan cara wawancara dan penyebaran kuisioner kepada 46 orang pengunjung Taman Lalu Lintas Bandung secara acak. Dalam kuisioner, pengunjung akan menjawab pertanyaan seputar karakteristik dirinya
17
dan juga persepsi mengenai Taman Lalu Lintas Bandung. Contoh kuisioner terlampir (Lampiran 1). 4. Analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats) Analisis yang digunakan untuk merumuskan strategi rencana pengelolaan di Taman Lalu Lintas Bandung adalah analisis SWOT, yaitu identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi (Rangkuti, 1997). Analisis SWOT digunakan untuk mengetahui atau melihat kondisi sebuah area rekreasi secara sistematik dengan membandingkan faktor internal yang terdiri dari kekuatan (strengths) dan kelemahan (weaknesses) dengan faktor eksternal yang terdiri dari peluang (opportunities) dan ancaman (threats). Metode analisis data yang digunakan adalah analisis data secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis data secara kualitatif adalah analisis yang dilakukan terhadap faktor-faktor internal dan eksternal, sedangkan analisis secara kuantitatif dilakukan dengan pembobotan dan pemberian rating (peringkat). Langkah kerja dengan menggunakan pendekatan analisis SWOT adalah identifikasi faktor internal dan eksternal, penentuan bobot faktor internal dan eksternal, dan pembuatan matriks faktor internal dan eksternal. Untuk lebih jelasnya penjabaran tahapan analisis SWOT adalah sebagai berikut. a. Identifikasi faktor internal dan faktor eksternal Identifikasi faktor internal (IFE) adalah untuk mengetahui sejauh mana kekuatan dan kelemahan yang dimiliki dengan cara mendaftarkan semua kekuatan dan kelemahan serta memberikan dasar untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi hubungan antara area-area tersebut. Penilaian faktor eksternal (EFE) adalah untuk mengetahui sejauh mana ancaman dan peluang yang dimiliki dengan cara mendaftarkan ancaman dan peluang (David, 2008). Identifikasi berbagai faktor tersebut secara sistematis digunakan untuk merumuskan rencana pengelolaan Taman Lalu Lintas Bandung. b. Penentuan bobot faktor internal dan eksternal Pembobotan dilakukan untuk mengetahui faktor mana yang paling berpengaruh pada taman. Sebelum melakukan pembobotan, ditentukan tingkat kepentingannya. Setiap faktor internal dan eksternal diberi nilai
18
berdasarkan tingkat kepentingannya (Tabel 2 dan 3). Tingkat kepentingan setiap faktor strategis internal dan eksternal ditentukan oleh pengaruh setiap faktor terhadap rencana pengelolaan dan pengembangan kawasan (Kinnear dan Taylor, 1991). Penentuan tingkat kepentingan faktor-faktor yang ada di Taman Lalu Lintas Bandung mengacu pada fungsi dari taman ini. Faktor yang berhubungan dengan fungsi Taman Lalu Lintas Bandung sebagai taman pendidikan kelalulintasan, tingkat kepentingannya lebih penting dari pada fungsi Taman Lalu Lintas Bandung yang kedua (sebagai taman
lingkungan
hidup)
dan
fungsi
ketiga
(sebagai
taman
bermain/rekreasi). Tabel 2 Formulir Tingkat Kepentingan Faktor Internal Simbol Strengths (S) S1 S2 Sn Weaknesses (W) W1 W2 Wn
Faktor Internal
Tingkat Kepentingan
Tabel 3 Formulir Tingkat Kepentingan Faktor Eksternal Simbol Opportunities (O) O1 O2 On Threats (T) T1 T2 Tn
Faktor Eksternal
Tingkat Kepentingan
Setelah memperoleh tingkat kepentingan dari setiap faktor strategis internal dan eksternal, dilakukan pembobotan dengan metode paired comparison, yaitu membandingkan setiap faktor internal dengan faktor eksternal (Tabel 4). Menurut David (2008), penentuan bobot setiap variabel menggunakan skala 1 – 4, yaitu 1) nilai 1 jika indikator faktor horizontal kurang penting daripada indikator faktor vertikal; 2) nilai 2 jika indikator faktor horizontal sama penting dengan indikator faktor vertikal;
19
3) nilai 3 jika indikator faktor horizontal lebih penting daripada indikator faktor vertikal; 4) nilai 4 jika indikator faktor horizontal sangat penting daripada indikator faktor vertikal. Tabel 4 Formulir Pembobotan Faktor Internal dan Eksternal Faktor Strategis Internal/ Eksternal A B C D Total
A
B
C
D
Total
Bobot
x1 x2 x3 x4
α1 α2 α3 α4
Sumber: Kinnear dan Taylor, 1991 Kemudian bobot akhir setiap faktor diperoleh dengan menentukan nilai setiap variabel terhadap jumlah nilai keseluruhan variabel dengan menggunakan rumus (Kinnear & Taylor 1991):
xi
αi= ∑n i=1xi dengan
αi
= bobot variabel ke-I;
xi
= nilai variabel ke-I;
i
= 1,2,3,…,n;
n
= jumlah variabel.
c. Pembuatan Matriks Faktor Internal dan Eksternal Selanjutnya pemberian peringkat pada masing-masing faktor berdasarkan tingkat kepentingannya dengan nilai 1–4. Nilai peringkat faktor positif (kekuatan dan peluang) berbanding terbalik dengan faktor negatif (kelemahan dan ancaman) (Rangkuti, 1997). Jika faktor positif tingkat kepentingannya sangat penting bernilai 4, penting bernilai 3, cukup penting bernilai 2, dan tidak penting bernilai 1, sedangkan jika faktor negatif memiliki tingkat kepentingan sangat penting bernilai 1, penting bernilai 2, cukup penting 3, dan tidak penting 4. Kemudian setiap peringkat dari faktor-faktor tersebut dikalikan dengan bobot untuk memperoleh skor pembobotan (Tabel 5 dan 6).
20
Tabel 5 Formulir Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) Faktor Internal
Simbol
Bobot Peringkat
Skor = Bobot*Peringkat
Strengths (S) S1 S2 S3 Sn Weaknesses (W) W1 W2 W3 Wn Total
Tabel 6 Formulir Matriks External Factor Evaluation (EFE) Faktor Eksternal
Simbol
Bobot
Peringkat
Skor = Bobot*Peringkat
Opportunities (O) O1 O2 O3 On Threats (T) T1 T2 T3 Tn Total
Dari total skor yang didapat dari pembobotan pemeringkatan di atas, akan diketahui posisi Taman Lalu Lintas Bandung pada kuadran tertentu yang dapat menyatakan kekuatan dan kelemahannya melalui matriks internal-eksternal (IE) (Gambar 8). Total Skor IFE Total Skor EFE
tinggi
3.3.4
tinggi
4
3 sedang 2 rendah 1
I IV VII
3
sedang
2
II V VIII
rendah
1
III VI IX
Gambar 8 Matriks IE
Sintesis Berdasarkan hasil analisis, dilakukan sintesis. Sintesis bertujuan
memberikan solusi dari masalah dan pengembangan potensi. Permasalahan dan potensi dari hasil analisis aspek fisik, biofisik, sosial, serta pengelolaan dan
21
pemeliharaan dirumuskan dalam faktor kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities) dan ancaman (threats). Sintesis yang dilakukan merupakan penyusunan alternatif strategi menggunakan Matriks SWOT. Matriks SWOT merupakan suatu alat yang dapat menggambarkan bagaimana peluang-peluang dan ancaman dari faktor eksternal yang dihadapi dan dipadukan dengan kelemahan dan kekuatan dari faktor internal (Tabel 7). Matriks ini dapat menghasilkan empat alternatif strategi yang dapat diterapkan bagi kelangsungan suatu kegiatan, yaitu 1.
strategi SO, strategi yang menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengambil kesempatan yang ada;
2.
strategi WO, strategi yang mendapatkan keuntungan dari kesempatan yang ada untuk mengatasi kelemahankelemahan;
3.
strategi ST, strategi yang menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi ancaman yang dihadapi;
4.
strategi WT, strategi yang meminimumkan kelemahan dan menghindari ancaman yang ada.
Tabel 7 Matriks SWOT Eksternal Opportunities (O)
Threats (T)
Internal Strengths (S)
Weaknesses (W)
Menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengambil kesempatan yang ada Mendapatkan keuntungan dari kesempatan yang ada untuk mengatasi kelemahan-kelemahan
Menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi ancaman yang dihadapi Meminimumkan kelemahan dan menghindari ancaman yang ada
Sumber: Rangkuti (1997)
Beberapa alternatif strategi yang dihasilkan dalam matriks SWOT kemudian ditentukan prioritasnya. Penentuan prioritas alternatif strategi dilakukan dengan cara menjumlah semua skor dari faktor-faktor penyusunnya. Strategi yang memiliki skor paling tinggi menjadi prioritas utama. Bentuk penentuan prioritas alternatif strategi disajikan pada Tabel 8.
22
Tabel 8 Formulir Perangkingan Alternatif Strategi dari Matriks SWOT Strategi Keterkaitan dengan unsur SWOT Skor Peringkat SO1 SO2 SOn ST1 ST2 STn WO1 WO2 WOn WT1 WT2 WTn Sumber: Saraswati, 2010
3.3.5
Rencana pengelolaan Konsep rencana pengelolaan yang disusun adalah konsep pengelolaan
Taman Lalu Lintas Bandung yang diharapkan dapat mencapai tujuannya, yaitu mempertahankan dan memaksimalkan fungsinya sebagai taman pendidikan kelalulintasan, taman lingkungan hidup, serta taman bermain anak-anak (rekreasi) yang berkelanjutan. Rencana pengelolaan ini berupa strategi pengelolaan yang meliputi struktur organisasi, tenaga kerja, penjadwalan, media promosi, fasilitas, sarana, dan prasarana.
23
BAB IV INVENTARISASI
4.1 Kondisi Umum Taman Lalu Lintas Bandung terletak di Kelurahan Merdeka, Kecamatan Sumur Bandung, Wilayah Pengembangan Cibeunying, Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat. Kecamatan Sumur Bandung secara umum berada pada ketinggian 687,5 m diatas permukaan air laut dengan suhu rata-rata 23,6 oC (Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya, 2006). Secara geografis, taman ini terletak di antara 1070 61’ 235” Bujur Timur dan 60 91’ 20,48” Lintang Selatan. Luas taman ini kurang lebih 3,5 hektar dan dilengkapi dengan berbagai jenis pohon dan tanaman berbunga. Taman Lalu Lintas Bandung berada di wilayah pusat Kota Bandung yang merupakan pusat aktivitas manusia. Taman ini dibatasi oleh empat ruas jalan, yaitu
Jalan Aceh (sebelah utara), Jalan Belitung (sebelah selatan), Jalan
Kalimantan (sebelah timur), dan Jalan Sumatera (sebelah barat). Penggunaan lahan di sekitar taman sangat bervariasi seperti yang dapat dilihat pada Gambar 9. Markas Kodam II Siliwangi
Gedung Sabau
Taman Lalu Lintas Ade Irma Suryani B d
U
SMA 3 dan SMA 5 Bandung
Tanpa Skala
Gambar 9 Lokasi Taman Lalu Lintas Bandung (Sumber: http://maps.google.com, 2010)
24
Taman Lalu Linttas Bandungg dibuka unttuk umum paada pukul 088.00–15.00 p pada hari Senin–Kam mis dan Sabtu serta pukul 08.00–16.00 pada hari M Minggu/libu ur. Untuk hari h Jumat libur, kecuuali libur nnasional. Un ntuk dapat m memasuki taaman ini, disediakan pinntu gerbang masuk dan keluar padaa ruas Jalan B Belitung yanng mempuny yai jalur kenndaraan satu arah. Terdaapat pula pinntu gerbang m masuk dan keluar padaa ruas Jalann Kalimantaan. Namun, pintu tersebbut khusus u untuk karyawan dan parra siswa yanng bersekolaah di Tamann Lalu Lintaas Bandung ( (Gambar 10)).
(a) Pintu Geerbang Utama
(bb) Pintu Gerbaang khusus
Gambar 10 1 Pintu Gerbbang Taman Lalu L Lintas B Bandung
Akseesibilitas meenuju Tamaan Lalu Linntas Bandunng dapat diicapai dari b beberapa arrah melalui jaringan jallan yang mengelilingi m taman. Jaringan jalan t tersebut dap pat dicapai baik dengaan kendaraann bermotor yang bersifat pribadi m maupun um mum, serta daapat ditempuuh dengan berjalan b kakki melalui trrotoar yang t tersedia di sepanjang jalan raya. Taman in ni juga dituunjang denggan sarana umum yanng melewatinya, sepertii angkutan kota (angko t transportasi ot). Sarana t transportasi umum tersebut di antaaranya angkkot dengan jjurusan Daggo–Kalapa, K Kalapa–Cica aheum, Anttapani–Ciroyyom, Kalapa-Ledeng, Dipatiukur–P D Panghegar, G Gede Bage––St. Hall, Abdul Muiis–Dago, Abdul A Muis––Ledeng, daan Sadang S Serang–St. H Hall. Pengguuna kendaraaan pribadi dapat d secara langsung meengunjungi t taman dengaan lahan parkkir yang terssedia di depaan pintu gerbbang utama, yaitu pada r ruas Jalan Belitung.
4 Aspek Fisik 4.2 F Aspeek fisik meeliputi sirkuulasi serta fasilitas, saarana, dan prasarana. P Perolehan data d untuk aspek a fisik didapatkan melalui litteratur sertaa observasi
25
lapang secara langsung dan wawancara dengan pengelola Taman Lalu Lintas Bandung.
4.2.1 Sirkulasi Sirkulasi di dalam Taman Lalu Lintas Bandung terdiri dari dua jenis, yaitu jalan beraspal yang merupakan jalan utama di dalam tapak dan jalan setapak yang berupa perkerasan atau paving (Gambar 11). Beberapa bagian jalan utama ada yang dilengkapi dengan trotoar. Sirkulasi di luar maupun di dalam tapak pada hari-hari biasa cukup ramai karena adanya aktivitas yang berlangsung di sekitar taman, baik aktivitas kantor, sekolah, maupun rekreasi. Pada saat ramai oleh pengunjung, tepi jalan di sekeliling (sebelah barat dan timur) terkadang digunakan untuk parkir mobil jika ruang parkir yang tersedia penuh.
(a) Jalan Beraspal
(b) Jalan Setapak (Paving)
Gambar 11 Sirkulasi di Dalam Taman Lalu Lintas Bandung
4.2.2 Fasilitas, Sarana, dan Prasarana Taman Lalu Lintas Bandung merupakan salah satu taman di Kota Bandung yang ramai dikunjungi oleh warga masyarakat terutama untuk kegiatan rekreasi. Fasilitas yang nyaman merupakan suatu hal utama yang diperlukan dalam suatu taman. Fasilitas, sarana, dan prasarana yang ada di taman ini dapat dilihat pada Lampiran 2 dan secara rinci dijelaskan sebagai berikut. 1. TK dan Playgroup (Kelompok Bermain) Taman Lalu Lintas Bandung menyediakan sarana belajar formal, yaitu berupa TK dan playgroup (Gambar 12). Taman ini telah menerima siswasiswi sejak tahun 1992. TK yang berada di dalam Taman Lalu Lintas Bandung ini memiliki keunggulan, yaitu adanya kurkulum tetang pendidikan keamanan lalu lintas. Selain itu, anak-anak juga dapat menikmati berbagai sarana
26
bermain yang terdappat di Tamaan Lalu Lintas Bandung. Jika usia anak a masih m untuk mengikuti m TK K, anak-anakk dapat masuuk ke dalam m playgroup terlalu muda (kelompok bermain)) yang menerrima anak-annak berusia di bawah lim ma tahun.
(a) Tam man Kanak-Kannak
(b) Playggroup
Gam mbar 12 Saranaa Belajar Form mal yang Adaa di Taman L Lalu Lintas Baandung
2 Pondok Baca 2. B Men ngunjungi Taman Lalu L Lintas Bandu ung tidak haanya dapat beermain dan belajar kelalulintasaan saja. Naamun, di taman t ini aanak-anak juga j dapat membacca buku-bukuu yang terddapat di Pon ndok Baca ((Gambar 13). Fasilitas Pondok Baca ini dappat dinikmaati secara graatis oleh settiap pengunjjung taman ini. Ponndok Baca bekerja saama dengan n Rotary Club C Bandu ung dalam penyediaaan buku-buuku bacaan. Pondok baaca ini dibukka pada pukkul 09.00– 14.00 (hari Rabu dann Sabtu) dann pukul 08.00 0–14.00 (harri Mingggu).
Gambaar 13 Pondok Baca Taman Lalu Lintas B Bandung
3 Sarana Bermain 3. B Anaak-Anak Sebagai tamann bermain dan belajarr, Taman Lalu L Lintass Bandung main. Saranna bermain yyang ada dii taman ini dilengkaapi berbagai sarana berm terdiri dari d sarana bermain kaarcis dan noon-karcis. Untuk U saranna bermain dengan karcis, k dikennakan tarif karcis k yang berkisar b antaara Rp 2.000 0,00 sampai
27
dengan Rp 6.000,00. Sedangkan untuk sarana bermain non-karcis dapat digunakan secara gratis. Sarana bermain karcis umumnya menggunakan tenaga mesin/listrik seperti kereta api mini, mobil baterai, kereta motor, kereta listrik, kincir, karosel, gajah terbang, dan permainan koin (Gambar 14). Sarana bermain karcis yang lain adalah sarana bermain yang dapat melatih ketangkasan dan kebugaran anak seperti sepeda mini, kolam renang, kolam pancing, mandi bola, flying fox, dan sport kids (Gambar 15). Sarana bermain non-karcis merupakan perangkat bermain sederhana seperti ayunan, panjatan, komidi putar, luncuran, jungkitan, dan panjatan spiral (Gambar 16).
(a) Kereta Api Mini
(b) Kinciran
Gambar 14 Sarana Bermain Karcis yang Bertenaga Mesin
(a) Sepeda Mini
(b) Kolam Renang
Gambar 15 Sarana Bermain Karcis yang Melatih Ketangkasan dan Kebugaran
(a) Luncuran
(b) Panjatan
Gambar 16 Sarana Bermain Non-Karcis
28
4. Rambu-Rambu Lalu Lintas dan Street Furniture Sebagai sarana pendidikan kelalulintasan untuk anak-anak, Taman Lalu Lintas Bandung dilengkapi oleh fasilitas rambu-rambu (rambu-rambu lalu lintas, lampu merah), street furniture/perangkat jalan (halte dan zebra cross), dan papan informasi yang berisi pendidikan kelalulintasan (Gambar 17). Untuk rambu-rambu lalu lintas berada pada suatu tiang yang diletakkan di tengah kanal, dekat dengan gerbang masuk. Tulisan yang ada pada ramburambu agak kecil sehingga agak sulit terbaca.
(a) Rambu Larangan dan Perintah
(b) Rambu Peringatan
(c) Zebra Cross
(d) Halte
Gambar 17 Rambu-Rambu dan Street Furniture
5. Fasilitas Toilet Fasilitas toilet merupakan fasilitas penting yang dibutuhkan oleh pengunjung (Gambar 18). Toilet dibuka dan dijaga setiap hari. Kebersihan toilet dijaga setiap waktu oleh petugas kebersihan sehingga kebersihannya terus terpantau dan bersifat insidental. Akan tetapi, lokasi toilet ini kurang banyak dan tidak tersebar merata serta sulit diakses oleh pengunjung berkebutuhan khusus. Oleh karena itu, perlu penyediaan fasilitas toilet yang lebih banyak dan jalur akses toilet yang lebih mudah digunakan oleh semua golongan umur dan fisik pengunjung taman.
29
(a) Kondisi Bangunan
(b) Kebersihan
Gambar 18 Fasilitas Toilet
6. Fasilitas Peribadatan Di dalam Taman Lalu Lintas Bandung terdapat fasilitas peribadatan yaitu sebuah musala. Musala ini terletak di dekat kantor pengelola harian (Gambar 19). Kebersihan dalam musala dijaga setiap hari oleh petugas sehingga kebersihannya terus terpantau.
(a) Kondisi Bangunan
(b) Kebersihan
Gambar 19 Fasilitas Peribadatan
7. Kafetaria dan Kantin Taman Lalu Lintas Bandung menyediakan fasilitas kafetaria dan kantin bagi pengunjung yang ingin membeli makanan atau minuman (Gambar 20). Kafetaria terletak di sebelah barat taman, dekat arena bermain sepeda mini, sedangkan kantin terletak di sebelah utara taman dekat kolam renang. Kafetaria dibangun dengan aksen dinding bata yang dicat warna biru. Kantin/kafetaria ini disewakan kepada masyarakat umum dengan biaya sewa Rp 400.000,00 – Rp 500.000,00 per bulan.
30
(a) Kafetaria
(b) Kantin
Gambar 20 Fasilitas Kafetaria dan Kantin
8. Panggung dan Ruang Serba guna Panggung dan gedung serba guna dapat digunakan oleh umum dengan biaya sewa masing-masing Rp 300.000,00 untuk panggung dan Rp 400.000,00 untuk ruang serba guna. Pada hari-hari tertentu terutama hari libur atau hari Minggu, Taman Lalu Lintas Bandung menyelenggarakan acara khusus seperti atraksi seni budaya dan perlombaan-perlombaan. Atraksi seni budaya yang ditampilkan misalnya sulap, reog, pencak silat, orkes/band, dan seni tari, sedangkan perlombaan yang diadakan seperti lomba nyanyi, tari, dan lukis (Gambar 21). Untuk ruang serba guna, biasanya digunakan oleh Yayasan Stroke Indonesia (Yastroki) sebagai tempat untuk terapi pada hari Rabu.
(a) Kondisi Bangunan
(b) Ketika Ada Perlombaan
Gambar 21 Fasilitas Panggung
Fasilitas penunjang rekreasi lain seperti tempat sampah, tempat duduk, lampu taman, dan patung cukup tersebar di dalam Taman Lalu Lintas Bandung. Pada umumnya kondisi fasilitas tersebut cukup baik, tetapi masih ditemukan beberapa fasilitas yang kurang terawat/rusak.
31
4.2 Aspek Biofisik Aspek biofisik diperoleh melalui studi literatur dan survei lapang secara langsung dan wawancara dengan pengelola Taman Lalu Lintas Bandung. Data aspek biofisik meliputi hidrologi, vegetasi, dan satwa. 4.2.1 Hidrologi Sumber air yang dimanfaatkan di Taman Lalu Lintas Bandung adalah air pompa dan sumur (air tanah). Pemanfaatan air dari sumur untuk kebutuhan air bersih, sedangkan air pompa digunakan untuk menyiram tanaman dan kebutuhan air kolam renang. Di dalam Taman Lalu Lintas Bandung terdapat kanal yang lebarnya kurang lebih 1–2 meter dengan kedalaman sekitar satu meter yang mengalir dari arah utara ke arah selatan. Namun, di kanal tersebut jarang dijumpai air karena air yang mengalir ke kanal tersebut biasanya banyak mengandung limbah dari hotel atau perkantoran. Oleh karena itu, dilakukan buka dan tutup pintu air (yang berada di sebelah utara taman) agar air yang mengalir ke dalam taman merupakan air yang bersih (Gambar 22).
(a) Kondisi Fisik
(b) Pintu Air
Gambar 22 Kanal
4.2.2 Vegetasi Pada awalnya Taman Lalu Lintas Bandung merupakan taman kota (insulinde park) yang dibuat dengan gaya “indische tropische” (taman tropis Indonesia). Menurut perkumpulan “Bandoeng Vooruit” (dalam Kunto, 1986), konsep taman tropis Indonesia adalah sebagai berikut. 1. Tipe taman merupakan taman terbuka, warga kota dapat berkunjung, berjalanjalan, dan berekreasi di dalamnya. 2. Jenis flora tropis dominan dalam taman. Flora tropis ini yang menjadi ciri khas dari “Indische Park” (Taman Indonesia) yang menonjolkan aksen tropis.
32
3. Bangunan dan perlengkapan taman dari bahan besi, batu bata, semen, dan kayu dibatasi pemakaiannya dengan maksud agar taman selalu mengungkap wajah alamiah. 4. Koleksi pohon lindung dan tanaman hiasnya dipilih dari jenis tumbuhan yang kuat, unik, khas, dan langka ditemui di tempat lain. 5. Bentuk tanaman organik umumnya alamiah, tidak teratur (asimetris), dan nonformal. 6. Taman dilengkapi dengan saluran air atau kolam air. Gaya kolonial juga mempengaruhi karakter dari Taman Lalu Lintas Bandung, yaitu dengan adanya elemen taman seperti kanal, air mancur serta vegetasi yang tua dan langka. Hal ini dapat memberi kenikmatan psikologis bagi pengunjung yang mengamatinya, yaitu melihat dan merasakan eksistensi mereka dalam arus kesinambungan sejarah antara masa lampau, masa kini, dan masa yang akan datang. Secara umum vegetasi yang ada dalam taman ini terdiri dari vegetasi rumput, penutup tanah (ground cover), semak, perdu, tanaman merambat (climber), tanaman air (aquatic), dan pohon. Keberadaan pohon pelindung yang dominan, membuat konsep taman tropis masih terasa di dalam taman ini. Beberapa di antara pohon tersebut ada yang telah berusia kurang lebih 70 tahun, antara lain dari jenis angsana (Pterocarpus indicus), beringin karet (Ficus elastica), pohon sosis (Parmentiera cereifera), palem raja (Roystenia regia), kecrutan (Spathodea campanulata), ki hujan (Samanea saman), dan sawo kecik (Manilkara kauki) (Gambar 23). Jenis rumput yang umum dijumpai adalah rumput paetan (Axonopus compressus). Secara rinci data vegetasi dalam Taman Lalu Lintas Bandung dapat dilihat pada Tabel 9.
(a) Pohon Ki Hujan
(b) Pohon Sosis
Gambar 23 Pohon Tua di Taman Lalu Lintas Bandung
33
Tabel 9 Data Vegetasi di Taman Lalu Lintas Bandung Nama Tanaman No Nama Latin Nama Lokal/Lain Penutup Tanah/Ground Cover 1 Althernantera sp. Krokot 2 Arachis pintoi Kacang-kacangan 3 Carex morrowii Kucai 4 Chlorophytum sp. Lili paris 5 Iresine herbstii Simbang darah 6 Rhoeo discolor Adam hawa 7 Sansevieria sp. Lidah mertua 8 Spathiphyllum sp. Peace lily Semak 1 Acalypha macrophylla Teh-tehan 2 Acalypha wilkesiana Daun renda 3 Alocasia sp. Talas 4 Arundinaria pumila Bambu jepang 5 Canna sp. Kana 6 Duranta sp. Pangkas kuning 7 Furcraea gigantea Giant false agave 8 Hemma sp. Kemoceng 9 Hibiscus sp. Kembang sepatu 10 Hymenocalis speciosa Spider lily 11 Impatiens sp. Pacar air 12 Ixora sp. Soka 13 Jatropha pandurifolia Batavia 14 Neomarica longifolia Iris 15 Pedilanthus tithymaloides Patah tulang 16 Phyllantus urinaria Cendrawasih 17 Rhapis excelsa Palem wregu 18 Schefflera sp. Walisongo 19 Zinnia elegans Bunga kertas Perdu 1 Chrysalidocarpus lutescens Palem kuning 2 Codiaeum sp. Puring 3 Cordyline fruticosa Hanjuang hijau variegata 4 Cordyline terminalis Hanjuang merah 5 Dracaena sp. Drasena 6 Euphorbia mili Euphorbia 7 Malvaviscus arboreus Turkish cap 8 Mussaenda sp. Nusa indah 9 Pachystachys lutea Lolipop
Jumlah 4 m2 10 m2 72 m2 11 m2 19 m2 43 m2 14 m2 10 pb 246 pb 4 pb 8 pb 9 pb 180 pb 23 pb 10 pb 85 pb 4 pb 3 pb 9 m2 2 pb 1 pb 277 m2 52 m2 52 pb 12 pb 2 pb 10 m2 11 pb 59 pb 22 pb 838 pb 4 pb 3 pb 2 pb 16 pb 8 pb
34
10 Pandanus amaryllifolius 11 Phaleria macrocarpa 12 Rhododendron sp. Pohon 1 Acacia longifolia 2 Areca catechu 3 Artocarpus communis 4 Artocarpus integra 5 Bambusa sp. 6 Bauhinia blakeana 7 Bismarckia nobilis 8 Caesalpinia pulcherrima 9 Carica papaya 10 Casuarina sp. 11 Citrus sp. 12 Delonix regia 13 Ficus benjamina 14 Ficus elastica 15 Filicium decipiens 16 Lagerstromia speciosa 17 Mangifera indica 18 Manilkara kauki 19 Mimusoph elengi 20 Muntingia calabura 21 Paraserianthes falcatarina 22 Parmentiera cereifera 23 Phoenix roebelenii 24 Pinus merkusii 25 Pisonia grandis 26 Plumeria sp. 27 Podocarpus nerifalius 28 Psidium guajava 29 Pterocarpus indicus 30 Roystenia regia 31 Samanea saman 32 Spathodea campanulata 33 Stelechocarpus burahol 34 Swietenia mahogany 35 Tectona grandis 36 Terminalia catappa 37 Wodyetia bifurcata
Pandan Mahkota dewa Azalea
10 pb 2 pb 4 pb
Akasia Pinang Sukun Nangka Bambu Bunga kupu-kupu Palem kipas Kembang merak Pepaya Cemara angin Jeruk Flamboyan Beringin Beringin karet Kerai payung Bungur Mangga Sawo kecik Tanjung Kersen Sengon Pohon sosis/Candle tree Palem phoenix Pinus Kol banda Kamboja Kiputri Jambu Angsana Palem raja Ki hujan Kecrutan Buah kepel Mahoni Jati Ketapang Palem ekor tupai
1 pb 3 pb 21 pb 15 pb 11 pb 6 pb 3 pb 2 pb 7 pb 18 pb 28 pb 14 pb 4 pb 6 pb 1 pb 43 pb 5 pb 6 pb 1 pb 12 pb 87 pb 1 pb 1 pb 2 pb 9 pb 6 pb 8 pb 5 pb 10 pb 7 pb 10 pb 22 pb
35
Tanaman Merambat /Climber 1 Allamanda sp. 2 Bougainvillea sp. 3 Mansoa hymenaea 4 Philodendron sp. Tanaman Air/Aquatic 1 Equisetum hymale
Alamanda Bugenvil Garlic vine Daun pilo
3 pb 2 pb 2 pb 2 pb
Paku ekor kuda
1 pb
Keterangan: Pb = Polybag
4.2.3 Satwa Tidak banyak satwa yang dapat dinikmati sebagai obyek penglihatan dan pendengaran, selain dari beberapa satwa burung seperti jalak, titiran, manyar, engang, blekok, pelatuk, perkutut, gereja, pipit, dan cangkurileung. Satwa lain yang dijumpai di dalam Taman Lalu Lintas Bandung adalah kadal, belalang, kupu-kupu, tawon, semut, dan ulat bulu.
4.3 Aspek Sosial Aspek sosial Taman Lalu Lintas Bandung meliputi sejarah Taman Lalu Lintas Bandung dan pengunjung. Data untuk aspek sosial didapatkan dengan observasi secara langsung, kuisioner, dan wawancara dengan pengelola dan pengunjung. 4.3.1 Sejarah Taman Lalu Lintas Bandung Kota Bandung dikenal dengan sebutan Kota Taman. Hal ini bukan hanya karena memiliki banyak taman dan lahan terbuka, tetapi juga karena tata kotanya mengacu pada konsep kota taman (garden city), seperti yang dianut oleh banyak negara di Eropa. Dari sekian banyak taman dan lahan terbuka tempo dulu itu, hanya tersisa sedikit saja sekarang ini. Kebanyakan taman dan lahan terbuka telah hilang atau berubah fungsi, terutama pada lahan terbuka yang berukuran kecil. Salah satu taman tempo dulu yang masih ada sampai sekarang adalah Taman Lalu Lintas Bandung. Taman Lalu Lintas Bandung atau lebih dikenal dengan Taman Lalu Lintas, merupakan tempat belajar kelalulintasan bagi anak-anak agar mereka dapat berlatih sopan santun berlalu-lintas dan bersikap sebagai seorang pengguna jalan yang taat akan peraturan lalu lintas. Anak-anak akan senang belajar kelalulintasan di taman ini karena metode yang digunakan adalah bermain sambil belajar. Di
36
taman ini tersedia permainan yang dapat membantu anak mempelajari etika dan peraturan lalu lintas. Selain itu, terdapat pula berbagai wahana permainan dan rekreasi yang menyatu dengan alam. Pada awalnya, lahan tempat Taman Lalu Lintas Bandung ini berada merupakan lahan berawa dan di sekelilingnya terdapat rumpun bambu. Untuk mengeringkan lahan itu dibuat saluran drainase yang melintasi bagian tengahnya. Mengingat lahan tersebut letaknya di lingkungan kompleks militer, lahan itu digunakan sebagai tempat upacara dan latihan olahraga bagi anggota militer pada tahun 1915-1919. Secara bertahap dan teratur, mulai tahun 1919, lahan tersebut ditanami berbagai jenis pohon pelindung, tanaman hias, dan tanaman berbunga. Lapangan itu diubah menjadi sebuah taman bergaya indische tropische park (taman tropis) di Kota Bandung pada tahun 1920. Kemudian, oleh Gemeente Bandung, taman tropis tersebut diberi nama Insulinde Park pada tahun 1925 (Kunto, 1986). Pada tahun 1935 Insulinde Park telah memiliki 90 jenis tanaman keras dan bunga-bungaan. Selanjutnya nama Insulinde Park diganti menjadi Taman Nusantara pada tanggal 28 April 1950. Pada tahun 1958, Badan Keamanan Lalu Lintas Bandung merencanakan membangun Taman Lalu Lintas (Traffic Garden) untuk wadah penyelenggaraan pendidikan kelalulintasan (traffic education), terutama kepada anak sekolah, generasi muda, dan umum. Kepala polisi Provinsi Jawa Barat pada saat itu, R. Enoch Danubrata (alm.), menganjurkan agar Taman Lalu Lintas dibangun di Taman Nusantara (Buku 33 Tahun Taman Lalu Lintas Ade Irma Suryani Nasution Bandung, 1991). Akhirnya pada 1 Maret 1958, Taman Nusantara menjadi Taman Lalu Lintas Bandung dan diresmikan penggunaannya untuk umum sebagai tempat pendidikan dan rekreasi. Sebagai pengelola tetap dari taman rekreasi tersebut, dibentuk Yayasan Taman Lalu Lintas (YTLL) Bandung pada tahun 1960 . Berdasarkan SK Menteri Kehakiman No. 58/60 dalam tambahan berdasarkan SK Ketua DPR-GR Kodya Bandung No. 18660/65, Taman lalu Lintas diganti namanya menjadi Taman Lalu Lintas Ade Irma Suryani Nasution (pada akhir tahun 1965). Pergantian nama ini dimaksudkan untuk mengenang putri dari almarhum Jenderal Bintang Lima (Purn.) Abdul Haris Nasution, yang
37
meninggal tertembak dalam peristiwa Gerakan 30 September (G30S). Dengan adanya perubahan nama tersebut, pengelola taman mempunyai nama baru pula yaitu Yayasan Taman Lalu Lintas Ade Irma Suryani Nasution (YTLL-AISN). Selama pergantian tahun dan pergantian kepengurusan pengelolaan, Taman Lalu Lintas Bandung pernah terlantar menjadi hutan ilalang. Rel kereta api mini yang mengelilingi taman hilang tertimbun oleh sampah dedaunan. Baru sekitar tahun 1974, beberapa orang ibu dari perkumpulan Bandung Kota Kembang turun tangan membenahinya hingga menjadi tempat rekreasi, juga sebagai salah satu wadah pendidikan dan latihan, khususnya pendidikan informal tentang kelalulintasan (Azhariyah, 1994). Pada tanggal 1 Maret 2007, dalam rangka memperingati hari jadi Taman Lalu Lintas Bandung yang ke-49, walikota Bandung, Dada Rosada, mengukuhkan Taman Lalu Lintas Bandung sebagai taman pendidikan kelalulintasan dan taman lingkungan hidup. Visi dan misi Taman Lalu Lintas Bandung tetap dipegang teguh sejak pendiriannya sampai sekarang, yaitu memberikan pendidikan keamanan dan ketertiban lalu lintas kepada anak-anak agar dapat menerapkannya dalam kehidupan
sehari-hari
demi
keselamatan
diri
sendiri
dan
orang
lain.
Pelaksanaannya melalui bentuk rekreasi dan hiburan dalam sebuah taman yang juga menjadi salah satu taman kota. 4.3.2 Pengunjung Pengunjung Taman Lalu Lintas Bandung didominasi oleh anak-anak dan para orang tua yang mengantar anaknya. Hal ini dikarenakan sarana bermain yang ada di taman ini diperuntukkan bagi anak-anak berusia di bawah 13 tahun. Oleh karena itu, perlu pendampingan dari orang tua. Kebanyakan anak-anak didampingi oleh ibu mereka. Hal ini sesuai dengan hasil kuisioner, yang dibagikan kepada 46 orang pendamping anak-anak, yang menunjukkan 41% responden bekerja sebagai ibu rumah tangga (Gambar 24a). Selain itu, mayoritas responden mengunjungi
Taman
Lalu
Lintas
Bandung
dengan
tujuan
untuk
bermain/berekreasi dengan persentase 53% (Gambar 24b). Hal ini menunjukkan bahwa fungsi taman lalu lintas sebagai taman bermain/berekreasi lebih menonjol dibandingkan fungsi lainnya, yaitu sebagai taman pendidikan kelalulintasan dan lingkungan hidup.
38 Wiraswasta 7%
Lainnya 2%
PNS/ Swasta 35%
Lainnya 13%
Ibu Rumah Tangga 41%
Bersantai 15% Jalan-Jalan 7% Pelajar/ Mahasiswa 15%
Bermain /Berekreasi 53%
Belajar Kelalulintasan 12%
(a) (b) Gambar 24 Karakteristik Pengunjung Taman Lalu Lintas Bandung berdasarkan Pekerjaan (a) dan Tujuan (b)
Pengunjung yang datang ke Taman Lalu Lintas Bandung mayoritas berasal dari Kota Bandung. Hal ini dapat dilihat pada hasil kuisioner yang menunjukkan 67% responden menjawab Kota Bandung sebagai daerah asal (Gambar 25a). Pada Gambar 25b dapat dilihat bahwa tidak ada pengunjung yang datang sendiri. Kebanyakan responden (37%) datang bersama rombongan. Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa taman ini cukup dikenal di wilayah Kota Bandung. Berdasarkan hasil wawancara kepada pengelola, taman ini sering menjadi tempat diadakannya lomba-lomba yang diikuti TK/SD yang ada di Kota Bandung. Kebanyakan dari TK/SD tersebut datang secara rombongan ke taman ini. Lainnya 13% Kabupaten Bandung 20%
Sendiri 0%
Teman dan Keluarga 13%
Kota Bandung 67%
Keluarga 33%
Teman 17% Rombongan 37%
(a) (b) Gambar 25 Karakteristik Pengunjung Taman Lalu Lintas Bandung Berdasarkan Daerah Asal (a) dan Pendamping Saat Berkunjung (b)
Seratus persen pengunjung menyatakan sudah pernah mengunjungi Taman Lalu Lintas Bandung. Dari seratus persen, 85% menyatakan jarang/tidak tentu mengunjungi Taman Lalu Lintas Bandung, sedangkan 15% responden menyatakan mengunjungi taman sebanyak 1–2 kali seminggu (Gambar 26a).
39
Berdasarkan hari kunjungan, sebanyak 35% responden mengunjungi taman pada hari Minggu (Gambar 26b). Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan pengunjung, yang menyatakan bahwa kedatangannya ke Taman Lalu Lintas Bandung jika ada acara atau perlombaan yang biasanya diadakan pada akhir pekan atau hari libur. Setiap Hari 2%
1-2 Kali Seminggu Setiap Hari 15% 0% Baru Pertama Kali 0%
Jarang/ Tidak Tentu 85%
Hari Libur Hari Sabtu Nasional 28% 22% Hari Kerja 13% Hari Minggu 35%
(a) (b) Gambar 26 Karakteristik Pengunjung Taman Lalu Lintas Bandung Berdasarkan Frekuansi Berkunjung (a) dan Hari Kunjungan (b)
Pada Gambar 27 dapat dilihat bahwa kebanyakan pengunjung (52%) mengetahui informasi tentang Taman Lalu Lintas Bandung dari keluarga dan 31% dari teman. Hal ini menunjukkan bahwa kurangnya media promosi dari pengelola. Menurut hasil wawancara dengan beberapa pengunjung, kedatangan mereka ke taman ini merupakan suatu kegiatan untuk mengenang masa kanak-kanaknya dahulu
sewaktu
bermain
di
Taman
Lalu
Lintas
Bandung
sekaligus
memperkenalkan taman ini kepada anak-anak mereka.
Media Elektronik 2%
Lainnya 11%
Teman 31%
Media Cetak 4% Keluarga 52%
Gambar 27 Karakteristik Pengunjung Taman Lalu Lintas Bandung Berdasarkan Sumber Informasi
40
Taman Lalu Lintas Bandung ramai dikunjungi pada akhir pekan (Sabtu dan Minggu) dan hari libur (Lebaran, Natal, dan tahun baru). Hal ini dapat dilihat pada grafik jumlah pengunjung Taman Lalu Lintas Bandung berdasarkan hari pada
Jumlah Pengunjung (Orang)
Gambar 28. 7000 6000 5000 4000 3000 2000 1000 0
6272 5333
1291
1606
Senin
Selasa
1356
1479
Rabu
Kamis
807
Jumat
sabtu
Minggu
Gambar 28 Jumlah Pengunjung Taman Lalu Lintas Bandung Berdasarkan Hari
4.4 Aspek Pengelolaan dan Pemeliharaan Aspek pengelolaan dan pemeliharaan terdiri dari struktur organisasi, tenaga kerja dan penjadwalan, alat dan bahan, pengelolaan karcis, dan anggaran biaya. 4.4.1 Struktur Organisasi Setelah Taman Lalu Lintas diresmikan pemakaiannya pada tanggal 1 Maret 1958, taman ini kemudian dikelola oleh Badan Keamanan Lalu Lintas (BKLL). Dalam perkembangannya tersebut, tidak ada pasal yang menyinggung mengenai tata cara/peraturan tentang pengurus/pengelola Taman Lalu Lintas dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga BKLL dari pusat. Oleh karena itu, BKLL cabang Bandung meminta persetujuan pada BKLL pusat mengenai rencana pembentukan yayasan sebagai pemilik dan pengelola Taman Lalu Lintas. Pada tanggal 24 Juni 1960, Ketua BKLL Pusat memberikan persetujuan secara tertulis. Selanjutnya, dibentuk Badan Pendiri Taman Lalu Lintas dengan anggota sebanyak 21 orang yang semuanya merupakan anggota BKLL dari cabang Bandung yang kemudian mendirikan Yayasan Taman Lalu Lintas (YTLL) dengan akte No. 58 tertanggal 9 Juli 1960 oleh notaris Bapak Noezar di Bandung. Pada tanggal 19 Mei 1966 merupakan awal dari penggunaan nama Yayasan
41
Taman Lalu Lintas Ade Irma Suryani (YTLL BANDUNG) Bandung. Pergantian nama ini dimaksudkan untuk mengenang putri dari almarhum Jenderal Bintang Lima (Purn.) Abdul Haris Nasution, yang meninggal tertembak dalam peristiwa Gerakan 30 September (G30S) (http://patrolikeamanansekolah01.wordpress.com). Struktur organisasi Taman Lalu Lintas Bandung dapat dilihat pada Lampiran 3. 4.4.2 Tenaga Kerja dan Penjadwalan Tenaga kerja yang terlibat dalam pengelolaan Taman Lalu Lintas Bandung berjumlah 50 orang, 37 laki-laki dan 13 perempuan (BPS, 2009). Kelimapuluh tenaga kerja tadi terdiri dari 10 orang pengurus harian, 6 di bidang pendidikan, 24 orang karyawan lapang, 4 orang keamanan, dan 6 orang tenaga bantuan. Jadwal tenaga kerja tersebut terbagi ke dalam dua shift: pukul 07.00 – 14.00 untuk karyawan lapang dan 08.00 – 15.00 untuk karyawan lainnya. Sebelum taman dibuka pada pukul 08.00, seluruh karyawan lapang melakukan kegiatan membersihkan taman sampai dengan pukul 08.00. Setelah kegiatan pembersihan taman tersebut, para karyawan lapang menjadi portir (penjaga loket) pada area permainan berkarcis. Karyawan lapang yang berjumlah 24 orang tersebut dibagi per area kerja, 15 petugas di depan dan 9 lainnya bertugas di area belakang. Karyawan lapang ini selain merangkap menjadi potir, mereka juga merangkap menjadi teknisi bila ada sarana bermain yang rusak. Terdapat enam orang tenaga pembantu. Tenaga pembantu tersebut tidak datang setiap hari di Taman Lalu Lintas Bandung. Mereka diperlukan pada harihari tertentu, yaitu pada saat ramai pengunjung (biasanya pada hari Sabtu dan Minggu atau hari libur nasional). Tugas mereka adalah sebagai porter dan pendokumentasi. Tenaga pembantu ini biasanya merupakan kerabat dari karyawan Taman Lalu Lintas Bandung. Jadwal pemeliharaan yang telah dibuat di Taman Lalu Lintas Bandung terdiri dari jadwal pemeliharaan harian, mingguan, bulanan, tahunan, dan insidental (Tabel 10).
42
Tabel 10 Jadwal Pemeliharaan Taman Lalu Lintas Bandung Kegiatan Pemangkasan
Jenis Pekerjaan Pemangkasan rumput Pemangkasan daun tanaman Penebangan pohon Perawatan Perawatan pohon/tanaman Perawatan pagar Perawatan rambu-rambu Perawatan sumur resapan Perawatan air mancur Pembersihan Penyapuan area Pembersihan patung-patung Pembersihan kursi taman Pembersihan selokan Pembersihan toilet Pembersihan lantai gedung Pembersihan kaca gedung Pembersihan paving block Pembersihan tempat sampah Pembersihan atap gedung Pembuangan sampah ke TPS Pengecatan Pengecatan kanstien Pengecatan alat mainan Sumber: Pengelola Taman Lalu Lintas Bandung, 2010
Frekuensi Kegiatan Mingguan Bulanan Insidental Bulanan Bulanan Tahunan Bulanan Bulanan Harian Mingguan Mingguan Mingguan Harian Harian Harian Mingguan Harian Bulanan Harian Tahunan Tahunan
Kegiatan pemeliharaan dibagi menjadi 18 area pekerjaan, yaitu area depan dan area belakang. Agar kegiatan pemeliharaan dapat berjalan optimal, dilakukan pengawasan oleh pengawas yang berkeliling mengontrol jalannya kegiatan pemeliharaan. Sejak bulan Februari 2010, diberlakukan daily report, yaitu catatan hasil pekerjaan tiap karyawan yang akan diperiksa oleh pengawas setiap harinya (Lampiran 4). Daily report ini dibagikan ke masing-masing karyawan lapang dan tiap karyawan mendapat tugas yang berbeda (sesuai dengan area kerjanya). Daily report akan diperiksa oleh pengawas dan akan dikembalikan ke petugas lagi agar petugas tersebut dapat mengetahui hasil kinerjanya. Bagi petugas yang memiliki penilaian yang baik, diberikan reward atau penghargaan tiap tahunnya. Jadwal pemeliharaan yang ditentukan umumnya hanya pada kegiatan pemeliharaan soft material yang bersifat rutin, sedangkan yang bersifat tidak rutin dan insidental serta kegiatan pemeliharaan hard material tidak dijadwalkan secara rinci. Kegiatan pemeliharaan hard material contohnya adalah perawatan perangkat bermain. Jenis pekerjaannya adalah pembersihan/pengelapan perangkat
43
bermain, penggantian spare part, pengecatan, dan perbaikan mainan (insidental). Untuk pemeliharaan kolam renang dilakukan tiap dua kali seminggu (setiap hari Senin dan Selasa). Kegiatan pemeliharaannya, antara lain, berupa penyaringan sampah, pengurasan, penyedotan, dan pengobatan (dengan kaporit). Untuk kegiatan pengelolaan sampah, terdapat tempat pembuangan sampah (TPS) di sebelah belakang taman sebagai tempat pengumpulan sampah. Sampah tersebut kemudian diangkut oleh truk sampah dari Dinas Kebersihan, Kotamadya Bandung, setiap dua hari sekali. Untuk sampah organik, setelah dikumpulkan di suatu tempat, sampah tersebut didiamkan sampai membusuk sehingga dapat digunakan sebagai pupuk organik. Beberapa jenis kegiatan pemeliharaan dapat dilihat pada Gambar 29.
.
(a) Penyapuan
(c) Perbaikan Mainan
(b) Pembuangan Sampah
(d) Pengecatan
Gambar 29 Kegiatan Pemeliharaan
4.4.3 Alat dan Bahan Dalam pelaksanaan pemeliharaan diperlukan alat dan bahan untuk mendukung keberhasilan pemeliharaan. Alat dan bahan yang diperlukan dalam kegiatan pemeliharaan disediakan oleh pihak pengelola Taman Lalu Lintas Bandung. Alat yang digunakan secara umum seperti sapu, kape, gunting pangkas, babatan, selang air, keranjang, sapu lidi, sikat kawat, mesin rumput, gerobak sampah, kain lap, dan kain pel (Tabel 11).
44
Tabel 11 Jenis Alat dan Bahan Pekerjaan Pemeliharaan No Jenis Peralatan 1. Mesin rumput 2. Kape/kored 3. Gunting pangkas
Bahan Bensin
4. Babatan 5. 6. 7. 8. 9.
Keranjang Selang air Sapu lidi Sapu Sikat kawat
10. Gerobak sampah 11. Pompa air 12. Mesin penyedot
Air
Selang, solar, air Bensin, selang
Jumlah Fungsi 5 unit Pemangkasan rumput 24 unit Pemangkasan rumput 24 Buah Pemangakasan daun/tanaman 24 unit Pemangakasan daun/tanaman 24 Buah Pengangkutan sampah 5 unit Penyiraman 24 unit Penyapuan 24 unit Penyapuan 24 unit Pembersihan hard material 3 unit Pengangkutan sampah 2 unit Penyiraman 1 unit
Penyedot Air
13. Saringan 14. Kain lap
2 unit -
15. Kain pel
-
Pengangkutan sampah Pembersihan hard material Pembersihan hard material
Sumber: Pengelola Taman Lalu Lintas Bandung, 2010
Alat dan bahan yang tersedia di Taman Lalu Lintas Bandung secara keseluruhan berada dalam kondisi yang cukup baik dan berfungsi secara optimal (Gambar 30). Selain itu, jumlah yang tersedia sudah mencukupi untuk melakukan pekerjaan pemeliharaan Taman Lalu Lintas Bandung. Kondisi dan jumlah alat dan bahan ini sangat berpengaruh terhadap kelancaran proses pekerjaan. Jika terdapat alat dan bahan di lapangan yang kurang dan tidak berfungsi, para karyawan lapang wajib melaporkan kepada pengawas untuk pengadaan penambahan alat dan bahan.
45
(a) Mesin Pemotong Rumput
(b) Sapu
(d) Gerobak Sampah
(c) Saringan
(e) Pompa Air
Gambar 30 Peralatan Pemeliharaan
4.4.4 Pengelolaan Karcis Karcis masuk Taman Lalu Lintas Bandung untuk satu pengunjung dikenakan Rp 4.000,00 pada hari Senin–Sabtu, sedangkan pada hari Minggu/libur para pengunjung dikenakan tarif Rp 5.000,00. Beberapa sarana bermain di Taman Lalu Lintas Bandung juga menggunakan karcis. Rincian jenis sarana bermain dengan karcis dan tarif karcisnya dapat dilihat pada Tabel 12.
46
Tabel 12 Sarana Bermain Berkarcis dan Tarif Karcisnya No. 1. 2. 3. 4 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16.
Sarana Bermain Kereta api mini Karosel Kolam renang Pelampung Kolam pancing Sepeda mini Kereta motor (kermot) Mobil baterai Balon loncat Flying fox Kincir Gajah terbang Sport kids Kereta listrik Mandi bola Koin arena mainan anak (AMA)
Tarif Karcis Rp 4.000,00 Rp 4.000,00 Rp 6.000,00 Rp 2.000,00 Rp 4.000,00 Rp 4.000,00 Rp 4.000,00 Rp 4.000,00 Rp 4.000,00 Rp 4.000,00 Rp 4.000,00 Rp 4.000,00 Rp 4.000,00 Rp 4.000,00 Rp 4.000,00 Rp 2.000,00
Sumber: Pengelola Taman Lalu Lintas Bandung, 2010
Untuk pengelolaan karcis masuk, Taman Lalu Lintas Bandung bekerja sama dengan Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Kota Bandung, Dispenda Kota Bandung yang membuat karcis masuk dan pihak pengelola Taman Lalu Lintas Bandung yang menjualnya. Dispenda Kota Bandung mendapat bagian 10% dari hasil penjualan tiket masuk. Untuk pengelolaan karcis area permainan, pembuatan karcisnya dilakukan oleh pengelola sendiri. Laporan penjualan karcis dilakukan setiap hari. Pertama-tama, staf bagian karcis akan mengecek karcis yang telah diterima dari Dispenda. Kemudian data tersebut dirapikan menjadi data penerimaan karcis masuk dari Dispenda (Lampiran 5). Selanjutnya, karcis tersebut diberikan kepada petugas loket (portir) untuk dijual. Setelah Taman Lalu Lintas Bandung tutup, petugas loket menyetorkan hasil penjualan karcis kepada bagian pemegang kas. Laporan tersebut ditulis dalam formulir laporan harian (Lampiran 6). Kemudian formulir laporan harian tersebut akan dimasukan ke dalam formulir laporan bulanan oleh bagian pemegang kas (Lampiran 7). Data laporan penjualan karcis masuk dilaporkan juga kepada Pemda kota Bandung dengan formulir laporan yang berbeda (Lampiran 8).
47
Hasil pendapatan dari penjualan karcis digunakan untuk kegiatan pendidikan (misalnya program PPKLL), biaya operasional taman, dan biaya pemeliharaan. Anggaran biaya pemeliharaan yang dikeluarkan oleh pengelola Taman Lalu Lintas Bandung setiap bulannya sebesar kurang lebih Rp 150.000.000,00. Biaya yang dianggarkan ini harus mencukupi kegiatan pemeliharaan di lapang walaupun pada kenyataannya terdapat pemeliharaan insidental yang menyebabkan dibutuhkannya biaya lebih banyak daripada yang dianggarkan. 4.4.5 Program Sebagai taman pendidikan kelalulintasan, Taman Lalu Lintas Bandung memiliki program tahunan berupa Penyuluhan dan Pendidikan Keamanan Lalu Lintas (PPKLL). Program ini diadakan dua kali dalam satu tahun, yaitu dengan melakukan penyuluhan kepada para guru TK dan atau sekolah dasar yang ada di kota Bandung dan sekitarnya. Pihak pengelola melakukan kerja sama dengan pihak dinas pendidikan, kepolisian lalu lintas, dan dinas perhubungan untuk memberikan materi dalam PPKLL, misalnya cara menyeberang jalan supaya aman (camejasa). Diharapkan para guru tersebut mengajarkan materi yang telah didapatkannya itu kepada anak muridnya disekolah. Pada akhir program, sekolahsekolah yang mengikuti program ini diundang ke Taman Lalu Lintas Bandung untuk mengikuti perlombaan tentang camejasa. Perlombaan ini bertujuan melihat apakah materi camejasa tersebut dapat dipahami oleh murid-murid sekolah itu atau tidak. Untuk menunjang fungsi Taman Lalu Lintas Bandung sebagai taman lingkungan hidup, Taman Lalu Lintas Bandung belum memiliki program tersendiri. Namun, di dalam PPKLL disisipkan juga materi tentang pendidikan lingkungan hidup.
48
BAB V ANALISIS DAN SINTESIS Visi dan misi Taman Lalu Lintas Bandung tetap dipegang teguh sejak pendiriannya sampai sekarang, yaitu memberikan pendidikan keamanan dan ketertiban lalu lintas kepada anak-anak agar dapat menerapkannya dalam kehidupan
sehari-hari
demi
keselamatan
diri
sendiri
dan
orang
lain.
Pelaksanaannya melalui bentuk rekreasi dan hiburan dalam sebuah taman yang juga menjadi salah satu taman kota. Selanjutnya, visi dan misi tersebut menghasilkan tujuan pengelolaan Taman Lalu Lintas Bandung. Berdasarkan data dan informasi yang telah dikumpulkan, dilakukan analisis dan sintesis yang mengacu kepada tujuan pengelolaan Taman Lalu Lintas Bandung, yaitu mempertahankan dan memaksimalkan fungsinya sebagai taman pendidikan kelalulintasan, taman lingkungan hidup, dan taman bermain anak-anak (rekreasi). Masing-masing fungsi tersebut dianalisis sesuai dengan data aspek yang mempengaruhinya, yaitu sebagai berikut. 5.1 Taman Lalu Lintas sebagai Taman Pendidikan Kelalulintasan 5.1.1 Aspek Fisik Taman Lalu Lintas Bandung pada awalnya dirancang sebagai tempat belajar kelalulintasan bagi anak-anak agar mereka dapat berlatih sopan-santun berlalu lintas dan bersikap sebagai seorang pengguna jalan yang taat akan peraturan lalu lintas. Anak-anak akan senang belajar kelalulintasan di taman ini karena metode yang digunakan adalah bermain sambil belajar. Sebagai taman pendidikan kelalulintasan, konsep Taman Lalu Lintas Bandung didesain sebagai miniatur jalan raya yang dilengkapi dengan berbagai perangkat jalan seperti rambu lalu lintas, lampu lalu lintas, halte, zebra cross, dan papan nama jalan. Keberadaan perangkat jalan tersebut sudah cukup tersedia, tetapi tata letaknya perlu dipertimbangkan lagi berdasarkan fungsi, kebutuhan, lokasi, dan sirkulasi. Hal ini dapat terlihat pada peletakan papan rambu-rambu lalu lintas di Taman Lalu Lintas Bandung. Rambu-rambu lalu lintas di taman ini, yang merupakan salah satu sarana pendidikan kelalulintasan, diletakkan pada suatu tiang yang diletakkan di tengah kanal, yang berada dekat dengan gerbang masuk.
49
Peletakan ini perlu dipertimbangkan kembali karena selain dapat menghalangi pengunjung menikmati pemandangan dalam taman, peletakan ini juga cukup berbahaya bagi anak-anak. Bagi anak-anak yang ingin mempelajari atau membaca tulisan pada rambu-rambu, mereka akan terdorong untuk melihatnya lebih dekat. Hal ini disebabkan oleh tulisan yang ada pada rambu agak sulit terbaca dari jalan. Selain itu, hal tersebut juga dapat menimbulkan kecenderungan untuk anak melewati pembatas yang berupa semak dan groundcover sehingga jika tidak hatihati, anak tersebut dapat terjatuh ke dalam kanal (Gambar 31). Sebaiknya peletakan rambu-rambu dipindahkan ke tempat yang lebih aman dan menggunakan font (ukuran huruf) yang lebih besar. Menurut Azhariyah (1994), ukuran huruf pada rambu-rambu lalu lintas adalah 2,5 cm, 5 cm, 10 cm, dan 15 cm dengan jarak baca masing-masing 7,5 cm, 15 cm, 30 cm, dan 45 cm, sedangkan tinggi huruf untuk papan penunjuk bagi pejalan kaki adalah 64 mm dengan warna yang umum digunakan adalah warna hijau gelap.
(a) Rambu Lalu Lintas
(b) Perilaku Anak-Anak
Gambar 31 Peletakkan Rambu Lalu Lintas yang Kurang Sesuai
Selain melalui rambu lalu lintas, pendidikan tentang kelalulintasan diberikan melalui papan informasi yang berisi tentang aturan-aturan kelalulintasan seperti cara menyeberang jalan supaya aman (camejasa) (Gambar 32). Namun, keberadaan papan informasi ini dirasa kurang untuk menunjang fungsi Taman Lalu Lintas Bandung sebagai taman pendidikan kelalulintasan. Beberapa taman sejenis, contohnya Taman Lalu Lintas Cibubur, sudah menggunakan multimedia dalam memeberikan pendidikan kelalulintasan. Oleh karena itu, pihak pengelola sebaiknya meningkatkan sarana pendidikan kelalulintasan agar Taman Lalu Lintas Bandung dapat bersaing dengan taman sejenis lainnya.
50
Gambar 32 Papan Informasi yang Berisi tentang Camejasa
5.1.2 Aspek Sosial Menurut hasil kuisioner yang dibagikan kepada 46 orang responden, yang merupakan pendamping anak-anak, kebanyakan responden (85%) mengaku setelah mengunjungi Taman Lalu Lintas Bandung, mereka mendapat pengetahuan tentang pendidikan kelalulintasan (Gambar 33). Namun, hal ini tidak sesuai dengan hasil pengamatan di lapang. Contohnya pada sarana bermain sepeda mini. Anak-anak yang mengendarai sepada di area ini tidak sesuai dengan peraturan lalu lintas walaupun sudah terdapat lampu lalu lintas. Tidak Tahu 11% Tidak 4% Ya 85%
Gambar 33 Karakteristik Pengunjung Berdasarkan Perolehan Pendidikan Kelalulintasan di Taman Lalu Lintas Bandung
Untuk keberadaan rambu lalu lintas, kebanyakan responden menilai sesuai dengan persentase 83% sedangkan 11% menilai tidak sesuai dan 6% lainnya menilai sangat sesuai (Gambar 34). Hal ini menunjukkan bahwa keberadaan rambu lalu lintas sudah cukup memadai. Namun, menurut hasil pengamatan lapang, peletakkan papan rambu lalu lintas agak membahayakan anak-anak sehingga perlu dipertimbangkan untuk memindahkan ke tempat yang lebih aman.
51 38
40
Frekuensi
30 20 10
5
3
0
0 Sangat Sesuai
0
Cukup Sesuai
Sesuai
Kurang Sesuai
Tidak Sesuai
Rambu-Rambu Lalu Lintas
Gambar 34 Persepsi Pengunjung (Frekuensi) terhadap Rambu-Rambu Lalu Lintas
5.1.3 Program Pedidikan Kelalulintasan Untuk menunjang fungsinya sebagai taman pendidikan kelalulintasan, Taman Lalu Lintas Bandung saat ini hanya memiliki satu program, yaitu Program Penyuluhan dan Pendidikan Keamanan Lalu Lintas (PPKLL) yang diadakan stiap setahun sekali. Namun, menurut hasil survei lapang, anak-anak yang bermain di Taman Lalu Lintas Bandung belum menunjukkan sikap pengguna jalan yang taat akan peraturan lalu lintas. Contohnya pada sarana bermain sepeda mini. Anakanak mengendarai sepeda tanpa memperhatikan rambu-rambu dan lampu lalu lintas. Hal ini dapat mengakibatkan terjadinya tabrakan antara pengendara sepeda. Oleh karena itu, dapat dikatakan program PPKLL tersebut belum mencapai tujuan. Hal ini juga dapat disebabkan karena tidak adanya pemandu (guide) yang menjelaskan tentang rambu-rambu atau sarana pendidikan kelalulintasan lainnya.
5.2 Taman Lalu Lintas sebagai Taman Lingkungan Hidup 5.2.1 Aspek Biofisik Taman
Lalu
Lintas
Bandung
sebagai
taman
lingkungan
hidup
dimaksudkan sebagai ruang terbuka hijau (RTH) kota Bandung yang berwujud taman kota. Di dalam taman ini terdapat beragam jenis pohon. Pohon yang ada di taman ini merupakan potensi yang perlu dipertahankan. Beberapa pohon bahkan sudah berusia kurang lebih 70 tahun, misalnya pohon palem raja (Roystonea regia) dan ki hujan (Samanea saman). Selain itu, keberadaan pohon ini sangat penting dan diperlukan pemeliharaan yang intensif agar dapat berfungsi secara
52
optimal. Fungsi penanaman pohon ini, antara lain, untuk mereduksi polusi udara dan kebisingan yang berasal dari empat ruas jalan yang mengelilingi Taman Lalu Lintas Bandung. Fungsi lainnya adalah untuk menambah keindahan dan keteduhan di dalam taman. Penggunaan penanaman vegetasi dengan gradasi dari tinggi ke rendah dan kasar ke halus di dalam Taman Lalu Lintas Bandung sudah cukup baik. Menurut Laurie (1986), pengaturan kumpulan vegetasi dan struktur bangunan yang tepat dapat mengalirkan udara maksimum yang dapat mengurangi kelembaban yang berlebih sehingga pengunjung akan merasa nyaman. Selain itu, keberadaan penghijauan yang baik di suatu areal bermain tidak hanya bersifat sebagai material struktur saja, tetapi juga dipakai sebagai media pengetahuan (Marcus dan Francis, 1998). Hal ini senada seperti yang dikemukakan Moore (1993) bahwa anak-anak menggunakan vegetasi sebagai sumber dasar untuk bermain dan belajar. Keanekaragaman vegetasi yang ada di taman ini dapat menjadi media pengetahuan anak. Anak-anak dapat mempelajari berbagai jenis spesies dari vegetasi yang ada di taman ini. Sebelumnya, pihak pengelola pernah memberikan papan nama pada setiap pohon (Gambar 35). Namun, beberapa papan dirusak/dicabut oleh pengunjung. Sebaiknya pengelola lebih memperhatikan peletakan papan nama pada pohon agar tidak mudah dirusak oleh pengunjung.
(a) Peletakan
(b) Kondisi
Gambar 35 Papan Nama Pada Pohon
Keberadaan pohon tua di Taman Lalu Lintas Bandung selain menjadi potensi nilai sejarah, juga dapat membahayakan pengunjung bila tidak dilakukan pemeliharaan yang baik. Pohon-pohon tua biasanya memerlukan pemeliharaan yang intensif, seperti pemangkasan dan penyiraman yang rutin. Batang pohon yang besar dapat berbahaya bagi anak-anak yang sedang bermain jika tiba-tiba
53
patah dan jatuh. Sebaiknya peletakan sarana bermain tidak terlalu dekat dengan pohon-pohon yang sudah tua. Untuk penyiraman, pihak pengelola sudah melakukan dengan baik, yaitu dengan melakukannya setiap hari (selain di musim hujan). 5.2.2 Aspek Sosial Sebagai taman lingkungan hidup, keberadaan tanaman di dalam Taman Lalu Lintas Bandung sangat diperlukan. Persepsi pengunjung terhadap keberadaan tanaman di dalam Taman Lalu Lintas Bandung dapat dilihat pada Gambar 36. Keberadaan tanaman dinilai pengunjung cukup nyaman sebesar 87% dan 13% lainnya menilai sangat nyaman. Hal ini menunjukkan bahwa Taman Lalu Lintas Bandung dinilai sesuai menjadi taman lingkungan hidup oleh responden. 50 40
Frekuensi
40 30 20 10
6
0 Sangat Nyaman
Cukup Nyaman
0
0
0
Nyaman
Kurang Nyaman
Tidak Nyaman
Tanaman
Gambar 36 Persepsi Pengunjung (Frekuensi) terhadap Tanaman
Untuk penilaian kebersihan dan kenyamanan di dalam Taman Lalu Lintas Bandung, sebagian besar pengunjung menilai bahwa taman ini cukup bersih dan cukup nyaman dengan persentase masing-masing 70% dan 76% (Gambar 37), sedangkan untuk penilaian sistem pemeliharaan taman dan pengelolaan Taman Lalu Lintas Bandung secara umum dinilai cukup baik (83%). Namun, masih ada 15% pengunjung menilai kurang baik (Gambar 38). Hal ini dapat menjadi bahan pertimbangan bagi pihak pengelola untuk memperbaiki sistem pemeliharaan dan pengelolaan Taman Lalu Lintas Bandung agar semakin baik.
54
40
Kebersihan
0
0
0 Tidak Nyaman
6
Kurang Nyaman
Tidak Bersih
Kurang Bersih
Bersih
0
Cukup Nyaman
8
Sangat Nyaman
7
1
Nyaman
30
Cukup Bersih
50 40 30 20 10 0
Sangat Bersih
Frekuensi
Kenyamanan
Gambar 37 Persepsi Pengunjung (Frekuensi) terhadap Kebersihan dan Kenyamanan Tidak Kurang Baik Baik 0% 15%
Sangat Baik 2%
Cukup Baik 83%
Gambar 38 Persepsi Pengunjung terhadap Sistem Pemeliharaan dan Pengelolaan Taman Lalu Lintas Bandung
5.2.3 Program Lingkungan Hidup Untuk saat ini, program yang mendukung fungsi Taman Lalu Lintas Bandung sebagai taman lingkungan hidup belum ada. Namun, pendidikan lingkungan hidup ini disisipkan pada program PPKLL. Oleh karena itu, sebaiknya pihak pengelola perlu menambah program yang menunjang fungsi Taman Lalu Lintas Bandung sebagai taman lingkungan hidup.
5.3 Taman Lalu Lintas Sebagai Taman Bermain (Rekreasi) 5.3.1 Aspek Fisik Sebagai tempat bermain (rekreasi), Taman Lalu Lintas Bandung dilengkapi oleh sarana bermain yang cukup bervariasi, mulai dari sarana bermain sederhana seperti ayunan, panjatan, luncuran, jungkitan, dan panjatan spiral
55
sampai dengan sampai dengan sarana bermain yang menggunakan tenaga mesin/listrik seperti kereta api mini, karosel, kolam renang, kolam pancing, sepeda mini, mobil baterai, mandi bola, kereta listrik, flying fox, kereta motor, kincir, sport kids, gajah terbang, dan arena bermain anak (AMA) dengan koin. Namun,
keberadaan
sarana
bermain
tersebut
kurang
ditunjang
oleh
pemeliharaannya. Beberapa sarana bermain terlihat kurang terawat dan bahkan rusak (Gambar 39). Hal ini sesuai dengan hasil kuisioner yang menyatakan bahwa mayoritas responden mengharapkan perbaikan kualitas rekreasi dengan persentase 34% (Gambar 40).
(a) Kurang Terawat
(b) Rusak
Gambar 39 Kondisi Sarana Bermain Kepedulian terhadap lingkungan 13%
Tidak ada 0%
Penambahan sarana rekreasi 26%
Harga lebih terjangkau 3% Perbaikan kualitas rekreasi 34% Peningkatan kualitas pelayanan rekreasi 24%
Gambar 40 Karakteristik Pengunjung Taman Lalu Lintas Bandung Berdasarkan Harapan
Namun, kerusakan sarana bermain tersebut juga disebabkan oleh perilaku pengunjung yang tidak menaati peraturan. Contohnya, pihak pengelola sudah membatasi pemakaian sarana bermain hanya untuk anak-anak yang berusia 13 tahun ke bawah. Namun, menurut hasil survei lapang, masih banyak remaja bahkan orang dewasa yang menggunakan sarana bermain tersebut. Selain untuk sarana bermain, pihak pengelola juga membuat beberapa aturan untuk menjaga kebersihan seperti tentang keharusan membuang sampah pada tempatnya. Namun,
56
pada saat ramai pengunjung, masih dapat ditemukan sampah yang berserakan (Gambar 41). Hal ini perlu mendapat perhatian dari pihak pengelola untuk mempertegas peraturan agar meningkatkan kesadaran para pengunjung.
(a) Papan Himbauan (b) Sampah Pengunjung Gambar 41 Papan Himbauan dan Kondisi Waktu Ramai Pengunjung
Sarana bermain Taman Lalu Lintas Bandung yang cukup bervariasi membuat anak-anak senang bermain di taman ini. Pemilihan warna pada sarana bermain di taman ini secara umum sudah cukup baik. Anak-anak menyukai warna-warna spektrum/pelangi yang cerah dan warna-warna yang teduh (Gibson, 1968). Dari survei, diketahui bahwa warna-warna primer cerah (merah, kuning, biru) adalah warna yang paling sering digunakan pada sarana bermain, tetapi terdapat juga penggunaan warna lain seperti hijau, ungu, dan oranye dalam porsi yang lebih kecil (Gambar 42). Pemilihan warna-warna teduh jarang dijumpai.
(a) Dominasi Warna Primer (b) Penggunaan Warna Lain Gambar 42 Pemilihan Warna Pada Sarana Bermain
Fasilitas penunjang rekreasi lain seperti tempat sampah, dan tempat duduk cukup tersebar di dalam taman, tetapi beberapa fasilitas, seperti toilet, kurang banyak dan tidak tersebar merata serta sulit diakses oleh pengunjung berkebutuhan khusus. Sirkulasi di dalam taman kondisinya cukup baik. Jalan utama cukup lebar untuk sirkulasi dua arah. Namun, ada beberapa masalah yang harus diperhatikan, yaitu adanya jalan-jalan buntu, terkonsentrasinya sirkulasi manusia pada jalan atau area rekreasi utama saja, dan kurang intensifnya sirkulasi
57
manusia pada jalan atau area rekreasi lainnya (Gambar 43). Hal ini disebabkan oleh fasilitas permainan yang dilalui jalan tertentu kurang menarik dan secara visual kurang menampilkan keindahan atau keunikan taman. Hal ini menyebabkan lahan tidak digunakan secara optimal dan membuat area dengan kepadatan pengunjung yang berbeda-beda (Gambar 44). Alternatif pemecahan masalahnya adalah dengan menghilangkan jalan buntu atau melanjutkan jalan (membuat jalan baru) agar sirkulasi tidak terhambat. Selain itu, tata letak sarana bermain juga sebaiknya dibuat menyebar dan tidak terkonsentrasi pada satu area. U
Tanpa Skala
Keterangan:
Jalan Buntu
Area Bermain Utama (Karcis)
Gambar 43 Jalan Buntu dan Area Bermain Utama (Karcis)
U
Tanpa Skala
Area Kepadatan Pengunjung :
Tinggi
Sedang
Gambar 44 Area Kepadatan Pengunjung
Rendah
58
5.3.2 Analisis Aspek Sosial Sebagai tempat bermain (rekreasi), persepsi dari pengunjung turut menjadi pertimbangan dalam pengelolaan Taman Lalu Lintas Bandung. Berdasarkan hasil kuisisoner yang dibagikan kepada 46 orang respoden, penilaian pemandangan dan kondisi fasilitas sarana bermain cukup baik dengan persentase masing-masing 74% dan 78% (Gambar 45). Dari kedua aspek yang dinilai, aspek pemandangan dinilai paling baik dengan presentase yang menilai sangat baik 13% dan yang menilai kurang baik hanya 2% dari pengunjung. Hal ini dapat menjadi masukan bagi pengelola untuk mempertahankan dan meningkatkan keindahan di Taman Lalu Lintas Bandung. 50
41
Frekuensi
40
30
30 20 10
9
6
1
0 Sangat Cukup Baik Baik
0
1
Baik Kurang Tidak Sangat Cukup Baik Baik Baik Baik
Pemandangan
4
4
0
Baik Kurang Tidak Baik Baik
Kondisi Fasilitas/Sarana Bermain
Gambar 45 Persepsi Pengunjung (Frekuensi) terhadap Pemandangan dan Kondisi Fasilitas/Sarana Bermain
Untuk masalah keamanan, kebanyakan pengunjung menilai aman dengan persentase 87% (Gambar 46) sedangkan untuk jenis permainan yang diminati, kebanyakan responden memilih kereta api mini dengan persentase 27% (Gambar 47). Untuk jenis permainan non-karcis (ayunan, luncuran, panjatan, dan lain-lain) juga diminati responden dengan persentase 14%. Jenis permainan kolam pancing dan mobil baterai paling sedikit diminati responden dengan persentase 2%.
59
Frekuensi
45 40 35 30 25 20 15 10 5 0
40
3
3
Sangat Aman
Cukup Aman
Aman
0
0
Kurang Aman
Tidak Aman
Keamanan
33
4
Ayunan, Luncuran, dll
3
Gajah Terbang
6
Kereta Motor
Mobil Baterai
4
Kereta Listrik
2
AMA/Koin
2
Kolam Pancing
8 4
Karosel
7
Mandi Bola
9
Flying Fox
Sepeda Mini
10
Kincir
17 13
Kolam Renang
35 30 25 20 15 10 5 0
KA Mini
Frekuensi
Gambar 46 Persepsi Pengunjung (Frekuensi) terhadap Keamanan
Jenis Permainan
Gambar 47 Persepsi Pengunjung (Frekuensi) terhadap Jenis Permainan yang Diminati
Menurut hasil survei lapang, jenis permainan kolam pancing jarang sekali dibuka. Hal ini disebakan oleh pasokan air yang lebih diutamakan untuk kolam renang sehingga untuk kolam pancing jarang diisi air. Untuk mobil baterai, jumlah mobil yang tersedia terbatas dan tidak digunakan secara optimal. Perbedaan persentase yang cukup jauh antara jenis permainan yang satu dengan yang lain dapat menyebabkan terjadinya penumpukan pengunjung pada salah satu jenis mainan (yang paling diminati saja). Hal ini dapat menjadi pertimbangan pengelola Taman Lalu Lintas Bandung untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas sarana/jenis permainan yang kurang diminati agar dapat berfungsi dan digunakan secara optimal.
60
5.3.3 Analisis Daya Dukung Daya dukung kawasan (DDK) diartikan sebagai jumlah maksimum pengunjung yang secara fisik dapat ditampung suatu kawasan yang disediakan pada waktu tertentu. Untuk mengetahui daya dukung fisik suatu tempat, perlu diketahui luas area yang dibutuhkan untuk seseorang dalam melakukan suatu aktivitas rekreatif spesifik agar tetap merasa nyaman. Beberapa aktivitas rekreasi sudah memiliki standar tertentu (Douglas, 1982), tetapi yang lainnya didapat melalui asumsi secara logis. Aktivitas rekreasi yang banyak dilakukan di Taman Lalu Lintas Bandung adalah aktivitas bermain yang dilakukan oleh anak-anak. Menurut Marcus dan Francis (1998), standar minimum kebutuhan ruang untuk anak-anak di suatu areal bermain adalah 7 m2/anak. Dengan menggunakan rumus perhitungan daya dukung menurut Boulon dalam Nurisjah, Pramukanto, dan Wibowo (2003), dapat dihitung daya dukung pengunjung Taman Lalu Lintas Bandung per hari dengan mengetahui luas area rekreasi 2,8 hektar (80% x 3,5 hektar), jam kunjungan per hari 7 jam (pada hari Senin –Kamis dan Sabtu) dan 8 jam (pada hari Minggu/libur) dengan rata-rata waktu kunjungan 4 jam (sesuai dengan simulasi perjalanan yang telah dilakukan ketika survei). Dengan mengetahui standar minimum kebutuhan ruang untuk rekreasi dan luas area rekreasi, dapat diketahui daya dukung untuk area rekreasi sebanyak 4000 orang, sedangkan dari data jam kunjungan dan rata-rata waktu kunjungan, dapat diketahui koefisien rotasi sebesar 2. Dari hasil perhitungan tersebut, dapat diketahui bahwa daya dukung Taman Lalu Lintas Bandung sebesar 8.000 orang/hari. Dari hasil tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa pengunjung taman ini tidak melebihi daya dukung. Namun, dapat berpotensi melebihi daya dukung pada saat hari libur nasional.
5.5 Analisis SWOT (Strenghts, Weaknesses, Opportunities, Threats) Setelah menganalisis ketiga fungsi Taman Lalu Lintas Bandung, didapatkan beberapa potensi dan kendala yang kemudian dianalisis menggunakan metode SWOT. analisis SWOT ini digunakan untuk menentukan strategi rencana pengelolaan di Taman Lalu Lintas Bandung. Caranya adalah dengan menganalisis
61
potensi dan kendala yang yang dimiliki oleh Taman Lalu Lintas Bandung, yang kemudian disusun ke dalam faktor-faktor internal dan eksternal. Semua faktor internal dan eksternal dianalisa untuk menentukan langkah strategis yang dapat diambil dalam usaha pengelolaan Taman Lalu Lintas Bandung sebagai taman pendidikan kelalulintasan, taman lingkungan hidup, dan taman bermain (rekreasi). 5.5.1 Identifikasi Faktor Strategis Internal Faktor strategis internal yang ada di Taman Lalu Lintas Bandung terdiri dari kekuatan (strengths) dan kelemahan (weaknesses). Hasil identifikasi kekuatan dan kelemahan adalah sebagai berikut. a. Kekuatan 1) Sebagai taman bermain dan belajar Taman Lalu Lintas Bandung merupakan tempat belajar kelalulintasan yang di dalamnya terdapat berbagai sarana bermain bagi anak-anak. Metode pembelajaran yang digunakan dalam taman ini adalah bermain sambil belajar. 2) Sarana bermain yang tersedia cukup bervariasi Sarana bermain yang ada di Taman Lalu Lintas Bandung cukup bervariasi, baik sarana bermain yang sederhana maupun yang menggunakan tenaga mesin. Hal ini membuat para pengunjung, terutama anak-anak, memiliki banyak pilihan dalam bermain. 3) Terdapat berbagai jenis pohon yang fungsional dan estetis Sebagai taman lingkungan hidup, taman ini memiliki berbagai jenis pohon untuk menambah keindahan dan keteduhan di dalam taman. Pohon ini juga berungsi untuk mereduksi polusi udara dan kebisingan yang berasal dari empat ruas jalan yang mengelilingi Taman Lalu Lintas Bandung. b. Kelemahan 1. Terkonsentrasinya pengunjung pada area/sarana bermain tertentu Sarana bermain berkarcis merupakan sarana bermain yang banyak diminati anak-anak. Namun, peletakannya kurang tersebar. Hal ini menyebabkan mayoritas pengunjung terkonsentrasi pada area tersebut. 2. Beberapa sarana bermain yang kurang terawat dan rusak
62
Selain berfungsi sebagai taman kelalulintasan, Taman Lalu Lintas Bandung juga berfungsi sebagai taman bermain (rekreasi) untuk anakanak. Namun, beberapa sarana bermain yang ada di taman ini terlihat kurang terawat dan tidak berfungsi optimal, seperti kolam pancing. 3. Program yang ada kurang menunjang tujuan pengelolaan Tujuan pengelolaan Taman Lalu Lintas Bandung adalah mempertahankan dan memaksimalkan fungsinya sebagai taman pendidikan kelalulintasan, taman lingkungan hidup, dan taman bermain anak-anak (rekreasi). Namun, tujuan tersebut kurang ditunjang dengan program yang ada. Program yang dimiliki Taman Lalu Lintas Bandung hanya satu, yaitu PPKLL. 4. Peletakan rambu lalu lintas yang kurang sesuai Sebagai taman pendidikan kelalulintasan, Taman Lalu Lintas Bandung dilengkapi dengan berbagai perangkat jalan seperti rambu lalu lintas, lampu lalu lintas, halte, zebra cross, dan papan nama jalan. Namun peletakan beberapa perangkat jalan kurang sesuai seperti peletakan papan rambu-rambu lalu lintas yang berada di tengah kanal. 5.5.2 Identifikasi Faktor Strategis Eksternal Faktor strategis eksternal yang ada di Taman Lalu Lintas Bandung terdiri dari peluang (opportunities) dan ancaman (threats). Hasil identifikasi peluang dan ancaman adalah sebagai berikut. a. Peluang 1. Taman yang banyak dikunjungi dan diminati masyarakat Taman yang didirikan pada tahun 1958 ini sudah terkenal di mata masyarakat Bandung sebagai tempat pendidikan kelalulintasan dan rekreasi yang strategis, harga biaya masuk, serta sewa permainannya terjangkau bagi masyarakat umum. b. Ancaman 1) Perilaku pengunjung yang kurang menaati peraturan Meskipun sudah banyak papan himbauan untuk menjaga kebersihan, masih banyak pengunjung yang membuang sampah sembarangan. Selain itu, sarana bermain yang dibatasi pemakaiannya hanya untuk anak-anak
63
yang berusia 13 tahun ke bawah, pada kenyataannya, masih digunakan oleh remaja bahkan orang dewasa. 2) Adanya taman atau objek rekreasi yang lain Semakin berkembangnya pembangunan, semakin banyak taman atau objek rekreasi lain yang menyediakan permainan yang lebih modern serta menarik. Hal ini dapat mengancam keberadaan Taman Lalu Lintas Bandung sebagai taman bermain dan belajar. 5.5.3 Penilaian Faktor Internal dan Eksternal Sebelum melakukan pembobotan faktor internal maupun eksternal, terlebih dahulu ditentukan tingkat kepentingan dari masing-masing faktor tersebut. Setiap faktor diberi tingkat kepentingannya berdasarkan prioritas fungsi dari Taman Lalu Lintas Bandung. Faktor yang berhubungan dengan fungsinya sebagai taman pendidikan kelalulintasan, tingkat kepentingannya lebih penting dari pada fungsi Taman Lalu Lintas Bandung yang kedua (sebagai taman lingkungan hidup) dan fungsi ketiga (sebagai taman bermain/rekreasi) (Tabel 13 dan 14). Setelah memperoleh tingkat kepentingan, dilakukan pembobotan (Tabel 15 dan 16). Tabel 13 Tingkat Kepentingan Faktor Internal Simbol Faktor Internal S1 S2 S3 W1 W2 W3 W4
Tingkat Kepentingan Sebagai taman bermain dan belajar Sangat penting Sarana bermain yang cukup bervariasi Cukup penting Terdapat berbagai jenis pohon Penting Penumpukan konsentrasi pengunjung Sangat penting Beberapa sarana bermain yang kurang terawat Cukup penting dan rusak Program yang ada kurang menunjang tujuan Sangat penting pengelolaan Peletakan rambu lalu lintas yang kurang sesuai Sangat penting
Tabel 14 Tingkat Kepentingan Faktor Eksternal Simbol Faktor Eksternal O1 T1 T2
Taman yang banyak dikunjungi dan diminati masyarakat Perilaku pengunjung yang kurang menaati peraturan Adanya taman atau objek rekreasi yang lain
Tingkat Kepentingan Sangat penting Penting Penting
64
Tabel 15 Penilaian Bobot Faktor Strategis Internal Taman Lalu Lintas Bandung Simbol S1 S2 S3 W1 W2 W3 W4 Total Bobot S1 3 3 2 3 2 1 14 0.16 S2 1 1 1 2 1 1 7 0.08 S3 1 3 1 3 1 1 10 0.12 3 2 2 15 0.18 W1 2 3 3 1 1 7 0.08 W2 1 2 1 1 W3 2 3 3 2 3 2 15 0.18 16 0.19 W4 3 3 3 2 3 2 Total 84 1 Tabel 16 Penilaian Bobot Faktor Strategis Eksternal Taman Lalu Lintas Bandung Simbol O1 T1 T2 Total Bobot O1 3 3 6 0.50 2 0.25 3 T1 1 3 0.25 T2 1 2 Total 12 1 5.5.4 Pembuatan Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) dan Matriks External Factor Evaluation (EFE) Setelah diperoleh bobot dari masing-masing faktor strategis internal dan eksternal, dilakukan penentuan peringkat (rating) dari 1–4. Kemudian peringkat setiap faktor tersebut dikali dengan bobot untuk memperoleh skor pembobotan yang tercantum dalam matriks IFE dan EFE (Tabel 17 dan 18). Matriks IFE dan EFE akan digunakan dalam membuat rating strategi Taman Lalu Lintas Bandung yang akan diprioritaskan. Tabel 17 Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) Simbol Strengths (S) S1 S2 S3 Weaknesses (W) W1 W2 W3 W4 Total
Faktor Internal
Bobot
Peringkat
Skor
Sebagai taman bermain dan belajar Sarana bermain yang cukup bervariasi Terdapat berbagai jenis pohon
0.16 0.08
4 2
0.64 0.16
0.12
3
0.36
Penumpukan konsentrasi pengunjung pada area tertentu Beberapa sarana bermain yang kurang terawat dan tidak berfungsi optimal Program yang ada kurang menunjang tujuan pengelolaan Peletakan rambu lalu lintas yang kurang sesuai
0.18
1
0.18
0.08
3
0.24
0.18
1
0.18
0.19
1
0.19
1.00
1.95
65
Tabel 18 Matriks External Factor Evaluation (EFE) Simbol Faktor Eksternal Opportunities (O) O1 Taman yang banyak dikunjungi dan diminati masyarakat Threats (T) T1 Perilaku pengunjung yang kurang menaati peraturan T2 Adanya taman atau objek
Bobot
Peringkat
Skor
0.50
4
2.00
0.25
2
0.50
0.25
2
0.50
rekreasi yang lain Total
1.00
3.00
Berdasarkan nilai total skor IFE dan EFE pada Tabel 17 dan 18, kondisi internal Taman Lalu Lintas Bandung memiliki total nilai skor 1.95, sedangkan untuk kondisi eksternalnya bernilai 3.00. Dari skor yang didapat dari pembobotan peringkat di atas, diketahui posisi Taman Lalu Lintas Bandung pada kuadran tertentu yang dapat menyatakan kekuatan dan kelemahannya melalui matriks internal-eksternal (IE). Matriks IE didasarkan pada dua dimensi kunci, yaitu skor total matriks IFE pada sumbu x dan total matriks EFE pada sumbu y. Total skor matriks IFE adalah 1.95 dan total skor matriks EFE adalah 3.00. Hasil pemetaan
Total Skor EFE
matriks IFE dan EFE Taman Budaya dapat dilihat pada Gambar 48.
tinggi
4
3 sedang rendah 2 1
tinggi
I IV VII
3
Total Skor IFE sedang
2
II V VIII
rendah
III VI IX
1
Gambar 48 Matriks IE
Berdasarkan nilai total skor IFE dan EFE, Taman Lalu Lintas Bandung berada pada Kuadran III yang menunjukkan bahwa Taman Lalu Lintas Bandung berada pada posisi hold and maintain. Strategi yang sesuai adalah strategi yang tidak mengubah visi yang telah dibuat (defensif) namun perlu peningkatan potensi yang dimiliki.
5.6 Sintesis Permasalahan dan potensi dari hasil analisis aspek fisik, biofisik, sosial, serta pengelolaan dan pemeliharaan dirumuskan dalam faktor kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities) dan ancaman
66
(threats). Sintesis merupakan tahap memberikan solusi dari permasalahan dan mengembangkan potensi dari hasil analisis. Sintesis yang dilakukan merupakan penyusunan alternatif strategi menggunakan Matriks SWOT. 5.6.1 Matriks SWOT Analisis SWOT mengumpulkan permasalahan dan potensi yang ada di Taman Lalu Lintas Bandung. Hasil sintesis dari analisis SWOT adalah matriks SWOT (Tabel 19). Matriks SWOT menunjukkan beberapa strategi yang dapat diambil untuk mengatasi permasalahan dan mengembangkan potensi yang ada di taman ini. Matriks ini dapat menghasilkan empat alternatif strategi yang dapat diterapkan bagi kelangsungan suatu kegiatan, yaitu 5.
strategi SO, strategi yang menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengambil kesempatan yang ada;
6.
strategi WO, strategi yang mendapatkan keuntungan dari kesempatan yang ada untuk mengatasi kelemahan-kelemahan;
7.
strategi ST, strategi yang menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi ancaman yang dihadapi;
8.
strategi WT, strategi yang meminimumkan kelemahan dan menghindari ancaman yang ada.
Tabel 19 Matriks SWOT Eksternal
Internal Kekuatan (Strengths) 1. Sebagai taman bermain dan belajar 2. Sarana bermain yang cukup bervariasi 3. Terdapat berbagai jenis pohon Kelemahan (Weaknesses) 1. Penumpukan konsentrasi pengunjung pada area tertentu 2. Beberapa sarana bermain yang kurang terawat dan rusak 3. Program yang ada kurang menunjang tujuan pengelolaan 4. Peletakan rambu lalu lintas yang kurang sesuai
Peluang (Opportunities) 1. Taman yang banyak dikunjungi dan diminati masyarakat Strategi S – O 1. Meningkatkan sarana pendidikan kelalulintasan 2. Mempertahankan keberadaan pohon Strategi W – O 1. Memperbaiki dan meningkatkan kualitas fasilitas 2. Menambah program 3. Memindahkan rambu lalu lintas ke tempat yang lebih sesuai
Ancaman (Threats) 1. Perilaku pengunjung kurang menaati peraturan 2. Adanya taman atau objek rekreasi yang lain Strategi S – T 1. Melakukan sosialisasi kepada pengunjung untuk menaati peraturan 2. Meningkatkan kualitas pelayanan Strategi W – T 1. Meletakkan sarana bermain secara menyebar
67
5.6.2 Pembuatan Tabel Peringkat Alternatif Strategi Beberapa alternatif strategi yang dihasilkan dalam matriks SWOT kemudian ditentukan prioritasnya. Penentuan prioritas alternatif strategi dilakukan dengan cara menjumlah semua skor dari faktor-faktor penyusunnya. Strategi yang memiliki skor paling tinggi menjadi prioritas utama. Bentuk penentuan prioritas alternatif strategi disajikan pada Tabel 20. Tabel 20 Pemeringkatanan Alternatif Strategi dari Matriks SWOT Strategi 1. Meningkatkan sarana pendidikan kelalulintasan 2. Meningkatkan kualitas pelayanan 3. Mempertahankan keberadaan pohon 4. Melakukan sosialisasi kepada pengunjung untuk menaati peraturan 5. Memperbaiki dan meningkatkan kualitas fasilitas 6. Menambah program yang menunjang tujuan pengelolaan 7. Memindahkan rambu lalu lintas ke tempat yang lebih sesuai 8. Meletakkan sarana bermain secara menyebar
Keterkaitan dengan unsur SWOT S1, O1, W3, W4 S1, S2, S3, T2, O1 S3, O1 S1, T1, O1
Skor
Peringkat
3.01
VI
3.66
II
2.36 3.14
VIII V
W2, O1, T1, T2, S2 W3, O1, S1, T1, T2 W4, O1, S1, T1
3.40
III
3.82
I
3.33
IV
W1, T1, S2, O1
2.84
VII
68
BAB VI RENCANA PENGELOLAAN Konsep dasar rencana pengelolaan Taman Lalu Lintas Bandung adalah mempertahankan dan memaksimalkan fungsinya sebagai taman pendidikan kelalulintasan, taman lingkungan hidup, dan taman bermain anak-anak (rekreasi). 6.1 Strategi Pengelolaan Menurut hasil perangkingan alternatif strategi dari matriks SWOT, terdapat delapan alternatif strategi yang dapat dilakukan untuk mengembangkan Taman Lalu Lintas Bandung sebagai tempat wisata yang berkelanjutan. Urutan alternatif strategi yang dihasilkan yaitu 1. Menambah program yang menunjang tujuan pengelolaan 2. Meningkatkan kualitas pelayanan 3. Memperbaiki dan meningkatkan kualitas fasilitas 4. Memindahkan rambu lalu lintas ke tempat yang lebih sesuai 5. Melakukan sosialisasi kepada pengunjung untuk menaati peraturan 6. Meningkatkan sarana pendidikan kelalulintasan 7. Meletakkan sarana bermain secara menyebar 8. Mempertahankan keberadaan pohon Strategi
kesatu,
menambah
program
yang
menunjang
tujuan
pengelolaan. Strategi ini merupakan strategi W–O, yaitu strategi yang mendapatkan keuntungan dari kesempatan yang ada untuk mengatasi kelemahankelemahan. Saat ini, program yang ada di Taman Lalu Lintas Bandung adalah program tahunan berupa Penyuluhan dan Pendidikan Keamanan Lalu Lintas (PPKLL). Program ini adalah program yang menunjang fungsi Taman Lalu Lintas Bandung sebagai taman pendidikan kelalulintasan, sedangkan sebagai taman lingkungan hidup, taman ini belum memiliki program tersendiri. Sebaiknya pengelola menambah program yang mendukung fungsinya sebagai taman lingkungan hidup. Program yang dapat dilakukan dapat berupa program cinta lingkungan yang sasarannya adalah murid sekolah dasar dan taman kanak-kanak.
69
Strategi kedua, meningkatkan kualitas pelayanan. Strategi ini merupakan strategi S–T, yaitu strategi yang menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi ancaman yang dihadapi. Semakin berkembangnya pembangunan, semakin banyak taman atau tempat rekreasi sejenis yang lebih menarik dan lebih modern. Agar Taman Lalu Lintas Bandung tetap menjadi taman yang banyak diminati pengunjung, diperlukan upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan, yaitu dengan menambahkan pelayanan berupa pengadaan pemandu (guide) yang dapat memberikan panduan tentang sarana pendidikan kelalulintasan dan hal-hal lain yang ada di dalam Taman Lalu Lintas Bandung kepada pengunjung. Selain itu, sumber informasi dan media promosi tentang taman ini belum ada. Oleh karena itu, diperlukan penambahan pelayanan yang berupa pengadaan pusat informasi dan media promosi dalam bentuk leaflet. Strategi ketiga, memperbaiki dan meningkatkan kualitas fasilitas. Strategi ini merupakan strategi W–O, yaitu strategi yang mendapatkan keuntungan dari kesempatan yang ada untuk mengatasi kelemahan-kelemahan. Fasilitas yang ada di Taman Lalu Lintas Bandung yang ada saat ini sudah banyak dan bervariasi. Hal ini ditunjukkan dengan persepsi pengunjung kebanyakan menilai kondisi fasilitas Taman Lalu Lintas Bandung dengan penilaian cukup baik. Namun penilaian tersebut tidak ditunjang dengan kondisi fisik dari fasilitas tersebut. Dari hasil survei dapat dilihat beberapa fasilitas yang ada di taman ini dalam kondisi yang kurang terawat atau bahkan rusak. Sebaiknya pihak pengelola memperbaiki beberapa fasilitas yang rusak tersebut dan melakukan perawatan lebih intensif. Misalnya dengan melakukan perbaikan dan pengecatan fasiltas edukasi yaitu papan informasi yang ada di Taman Lalu Lintas Bandung dan membuatnya lebih menarik serta membuat jadwal pemeliharaan fasilitas secara teratur. Strategi keempat, memindahkan rambu lalu lintas ke tempat yang lebih sesuai. Strategi ini merupakan strategi W–O, yaitu strategi yang mendapatkan keuntungan dari kesempatan yang ada untuk mengatasi kelemahan-kelemahan. Saat ini, peletakan beberapa saranan pendidikan kelalulintasan kurang sesuai, contohnya peletakan papan rambu-rambu lalu lintas. Peletakan ini selain dapat menghalangi pengunjung menikmati pemandangan dalam Taman Lalu Lintas Bandung juga cukup berbahaya bagi anak-anak. Oleh karena itu, sebaiknya pihak
70
pengelola memindahkan papan rambu-rambu lalu lintas tersebut ke tempat yang lebih mudah dan aman untuk dibaca. Strategi kelima, melakukan sosialisasi kepada pengunjung untuk menaati peraturan. Strategi kelima ini merupakan strategi S–T, yaitu strategi yang menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi ancaman yang dihadapi. Pada saat ramai pengunjung, biasanya waktu akhir pekan/libur, banyak ditemukan sampah yang berserakan di Taman Lalu Lintas Bandung. Padahal pihak pengelola telah membuat beberapa aturan untuk menjaga kebersihan seperti menempatkan papan-papan himbauan untuk membuang sampah pada tempatnya, namun hal ini dirasa kurang efektif. Hal ini perlu perhatian dari pihak pengelola untuk mempertegas peraturan dan memberikan sosialisasi kepada pengunjung agar meningkatkan kesadaran para pengunjung seperti mengusahakan gerakan lingkungan bersih. Gerakan ini dapat berupa sosialisasi peraturan untuk tidak membuang sampah di sembarang tempat. Sampah dari aktivitas pengunjung harus dikumpulkan dan dibuang dengan cara yang benar. Bila kondisi Taman Lalu Lintas Bandung terlihat bersih dan indah maka yang akan merasakan kenyamanannya adalah pengunjung itu sendiri. Strategi keenam, meningkatkan sarana pendidikan kelalulintasan. Strategi ini merupakan strategi S–O, yaitu strategi yang menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengambil kesempatan yang ada. Sarana pendidikan kelalulintasan yang ada di Taman Lalu Lintas Bandung saat ini adalah beberapa perangkat jalan seperti lampu lalu lintas, rambu-rambu lalu lintas, dan zebra cross serta papan informasi yang berisi materi mengenai cara menyeberang jalan supaya aman (camejasa). Keberaan sarana tersebut dirasa kurang untuk menunjang fungsi Taman Lalu Lintas Bandung sebagai taman pendidikan kelalulintasan. Sebaiknya pihak pengelola menambah sarana pendidikan kelalulintasan yang lain seperti mini teater. Mini teater ini merupakan ruangan audio visual yang dapat menampilkan beberapa film atau video edukasi yang mengajarkan etika berlalu lintas dan peraturan lalu lintas yang ditujukan untuk anak-anak. Strategi ketujuh, meletakkan sarana bermain secara menyebar. Strategi ini merupakan strategi W–T, yaitu strategi yang meminimumkan kelemahan dan
71
menghindari ancaman yang ada. Sarana bermain yang ada di Taman Lalu Lintas Bandung cukup bervariasi. Namun sarana bermain berkarcis yang lebih banyak diminati anak-anak. Hal ini dikarenakan jenis permainan karcis lebih menarik. Peletakannya sarana bermain karcis di taman ini cenderung terpusat, yaitu terkonsentrasi di bagian barat taman (dekat gerbang utama). Hal ini menyebabkan mayoritas pengunjung terkonsentrasi pada area tersebut dan penggunaan lahan tidak optimal. Alternatif pemecahan masalahnya adalah dengan menata letak sarana bermain yang dibuat menyebar dan merelokasinya ke area yang sepi pengunjung agar penggunaan area lebih optimal. Strategi kedelapan, mempertahankan keberadaan pohon. Strategi ini yang terakhir ini merupakan strategi S–O, yaitu strategi yang menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengambil kesempatan yang ada. Sebagai taman lingkungan hidup, keberadaan pohon yang ada di dalam Taman Lalu Lintas Bandung sangat penting karena selain berfungsi sebagai penambah keindahan dan keteduhan di dalam taman, keberadaan pohon ini juga dapat dipakai sebagai media pengetahuan. Hal ini dapat dilakukan dengan memberi papan nama (label) pada pohon dengan nama lokal serta nama latin agar anak-anak dapat mengenali jenis-jenis pohon yang ada di Taman Lalu Lintas Bandung. Selain itu, beberapa pohon tua dan langka yang ada di taman ini dapat menjadi objek yang menarik, contohnya keberadaa pohon langka, yaitu pohon sosis.
6.2 Struktur Organisasi Dalam melaksanakan pengelolaan, dibutuhkan suatu struktur organisasi yang dapat menunjang fungsi Taman Lalu Lintas Bandung, yaitu sebagai taman pendidikan kelalulintasan, taman lingkungan hidup, dan taman bermain anak-anak (rekreasi) agar dapat tercapai dengan baik. Struktur organisasi Taman Lalu Lintas Bandung yang sekarang dirasakan belum dapat menunjang fungsi-fungsi taman tersebut. Berdasarkan strategi pengelolaan kesatu, kedua, dan kelima, di usulkan struktur organisasi yang dapat menunjang fungsi-fungsinya itu. Struktur organisasi yang diusulkan adalah sebagai berikut (Gambar 49).
72 Dewan Pembina Sekretariat DP
Dewan Pengawas Pengurus YTLL-AISN Sekretariat YTLL Administratur TLL-AISN
Bidang Pendidikan 1. TK dan PG 2. Program PPKLL 3. Program cinta lingkungan 4. Pemandu
Bidang Taman dan Lingkungan 1. Pemeliharaan tanaman 2. Kebersihan taman
Bidang Rekreasi 1. Pemeliharaan fasilitas, sarana, dan prasarana
Pengurus Harian 1. 2. 3. 4.
Keuangan Administrasi Personalia Karcis
Pengawas
1. Kepegawaian 2. Inventaris 3. Dokumentasi
Gambar 49 Struktur Organisasi Taman Lalu Lintas Bandung yang Diusulkan
Perubahan nama terjadi pada bidang sarana dan umum menjadi bidang rekreasi. Kemudian perubahan juga terjadi pada bidang pendidikan yang pada awalnya langsung di bawah pengurus yayasan Taman Lalu Lintas Bandung menjadi di bawah administratur Taman Lalu Lintas Bandung. Selain itu, bidang taman dan lingkungan yang semula berada di dalam bidang sarana dan umum (bidang rekreasi) menjadi terpisah dengan bidang tersebut. Hal ini disebabkan oleh perbedaan material dalam pemeliharaan. Untuk bidang rekreasi lebih fokus kepada pemeliharaan sarana bermain dan sarana lain yang termasuk hard material, sedangkan bidang taman dan lingkungan lebih difokuskan kepada pemeliharaan tanaman (soft material) dan kebersihan di lingkungan Taman Lalu Lintas Bandung. Perubahan ini jga diharapkan dapat mengatasi masalah penumpukan sampah waktu ramai pengunjung karena karyawan lapang telah memiliki bidang kerja yang jelas. Untuk karyawan lapang pada bidang rekreasi, pada waktu ramai pengunjung, karyawan ini menjadi portir yang merangkap
73
teknisi, sedangkan untuk masalah kebersihan adalah tanggung jawab karyawan lapang di bidang taman dan lingkungan. 6.3 Tenaga Kerja dan Penjadwalan Tenaga kerja yang terlibat dalam pengelolaan Taman Lalu Lintas Bandung berjumlah 50 orang, 37 laki-laki dan 13 perempuan (BPS, 2009). Dengan perubahan struktur tersebut, membuat perubahan bidang pekerjaan dan jumlah tenaga kerja. Untuk karyawan lapang yang berjumlah 24 orang, menjadi 28 orang dengan pembagian di bidang taman dan lingkungan 10 orang sedangkan 18 orang lainnya di bidang rekreasi. Untuk bidang rekreasi, selain bertugas memelihara sarana, fasilitas, dan prasarana yang ada di Taman Lalu Lintas Bandung, petugas tersebut juga bertugas untuk menjaga loket (portir) dan teknisi. Penjadwalan tenaga kerja dapat dilihat pada Tabel 21. Pembuatan jadwal ini terkait dengan strategi pengelolaan ketiga dan kelima. Diharapkan penjadwalan ini dapat memperbaiki kondisi Taman Lalu Lintas Bandung dan kinerja setiap tenaga kerja. Tabel 21 Penjadwalan Tenaga Kerja Taman Lalu Lintas Bandung No.
Bagian Pengelola Bidang pendidikan
Pekerjaan
2.
Bidang taman dan lingkungan
Memelihara tanaman dan kebersihan
10
3.
Bidang Rekreasi
18
4.
Pengurus harian
Memelihara fasilitas, sarana, dan prasarana serta menjadi portir Mengelola keuangan, karcis, dan administrasi
5.
Pengawas
Mengawasi kinerja tenaga kerja dan mendokumentasikan kegiatan
4
6.
Sekretariat YTLLAISN
Mengelola hubungan dengan pihak luar (hubungan eksternal)
6
1.
Mengajarkan pendidikan kelalulintasan
Jumlah (orang) 6
10
Hari Kerja Kerja menurut shift Setiap hari (kecuali hari Jumat) Setiap hari (kecuali hari Jumat) Kerja menurut shift Setiap hari (kecuali hari Jumat)
Waktu Kerja
Kerja menurut shift
08.00 – 14.00 WIB
08.00 – 14.00 WIB 07.00 – 14.00 WIB 07.00 – 14.00 WIB 08.00 – 14.00 WIB 08.00 – 14.00 WIB
6.4 Fasilitas, Sarana, dan Prasarana Secara umum, fasilitas, sarana, dan prasarana yang ada di Taman Lalu Lintas Bandung sudah cukup menunjang fungsi dari taman ini, khususnya sebagai
74
taman bermain anak-anak (rekreasi). Oleh karena itu, perlu penambahan sarana yang menunjang fungsinya sebagai taman pendidikan kelalulintasan dan taman lingkungan hidup. Berdasarkan strategi pengelolaan kedua, ketiga dan keenam, beberapa fasilitas, sarana, dan prasarana yang dipertimbangkan untuk diadakan di Taman Lalu Lintas Bandung adalah sebagai berikut. 1. Pusat informasi Pusat informasi merupakan sarana untuk pengunjung yang membutuhkan informasi mengenai Taman Lalu Lintas Bandung. Di dalam pusat informasi, pengunjung dapat melihat beberapa dokumentasi kegiatan yang telah dilakukan oleh taman ini dan panduan dari seorang pemandu (Gambar 50).
Gambar 50 Kegiatan Pemanduan yang Dapat Dilakukan di Pusat Informasi (Sumber: http://www.trafficpolicemumbai.org, 2011)
2. Leaflet Sebagai taman yang banyak dikunjungi dan diminati banyak pengunjung, Taman Lalu Lintas Bandung belum memiliki media informasi dan promosi. Oleh karena itu, perlu dibuat suatu media yang dapat menginformasikan kondisi di dalam taman ini. Media ini dapat berupa leaflet. Di dalam leaflet terdapat peta Taman Lalu Lintas Bandung agar pengunjung dapat mengetahui fasilitas, sarana, dan prasarana apa saja yang ada di dalam taman. Leaflet ini juga diharapkan dapat mengurangi terkonsentrasinya pengunjung pada suatu area tertentu. Rekomendasi desain leaflet untuk Taman Lalu Lintas Bandung dapat dilihat paga Gambar 51.
75
Gambar 51 Rekomendasi Desain Leaflet
3. Mini teater. Berdasarkan strategi pengelolaan keempat, untuk meningkatkan fungsi Taman Lalu Lintas Bandung perlu dipertimbangkan pengadaan mini teater (Gambar 52). Mini teater ini dapat berupa ruangan audio visual yang dapat menampilkan beberapa film atau video edukasi yang mengajarkan etika berlalu lintas dan peraturan lalu lintas yang dikemas menarik agar disukai anak-anak. Untuk pengadaan mini teater ini dapat menggunakan ruang serbaguna yang sudah ada di Taman Lalu Lintas Bandung.
Gambar 52 Ilustrasi di Dalam Mini Teater
Selain itu, beberapa fasilitas, sarana, dan prasarana peletakkannya kurang sesuai seperti papan rambu-rambu lalu lintas. Berdasarkan strategi pengelolaan
76
keeempat, hal ini dapat dilakukan dengan memindahkan papan rambu-rambu lalu lintas tersebut di dekat sarana bermain agar dapat dibaca oleh pengunjung. Untuk mengurangi konsentrasi pengunjung pada suatu area, diusulkan untuk membuat sarana bermain (khususnya sarana bermain karcis) secara menyebar. Rencana peletakan fasilitas, sarana, dan prasarana beserta konsep ruang yang diusulkan dapat dilihat pada Gambar 53.
Gambar 53 Rencana Peletakan Fasilitas, Sarana, dan Prasarana Taman Lalu Lintas Bandung
Pada Gambar 53 dapat dilihat konsep ruang terdiri dari enam ruang. Untuk ruang penerimaan terdiri dari pintu gerbang dan loket (ticketing). Ruang pelayanan terdiri dari pusat informasi, panggung, kantor sekretariat YTLL-AISN, kantor pengurus harian, panggung, ruang serba guna, kafetaria, kantin, musala, dan toilet. Untuk ruang rekreasi pasif meliputi sarana bermain seperti sarana bermain non-karcis, kincir, karosel, gajah terbang, mandi bola, kolam pancing dan permainan koin. Ruang rekreasi aktif terdiri dari sarana bermain seperti kolam renang, flying fox, dan sport kids. Untuk sarana yang dapat menunjang pendidikan kelalulintasan di kelompokkan menjadi ruang edukasi seperti kereta api mini, mobil baterai, kereta motor, kereta listrik, pondok baca, dan mini teater. Selain itu, pada gambar, diusulkan pula peletakkan rambu lalu lintas yang menyebar. Untuk menunjang fungsi Taman Lalu Lintas Bandung sebagai taman lingkungan hidup, diusulkan pemberian papan nama tanaman (Gambar 54). Hal
77
dilakukan agar anak-anak dapat mengenali jenis-jenis pohon yang ada di taman ini. Pemberian papan nama pada tanaman ini terkait dengan strategi pengelolaan kedelapan.
(a) Kondisi
(b) Peletakan
Gambar 54 Rekomendasi Papan Nama Pohon
6.5 Program Berdasarkan strategi pengelolaan kedua, sebaiknya pihak pengelola menambah program yang menunjang fungsinya sebagai taman lingkungan hidup. Program tersebut dapat dilakukan dengan memberikan materi kepada beberarapa guru TK atau SD yang ada di kota Bandung dan sekitarnya. Materi yang diberikan merupakan materi yang mengajak para murid untuk lebih mencintai lingkungan, contohnya materi tentang cara memilah sampah secara benar. Diharapkan para guru tersebut mengajarkan materi yang telah didapatkannya itu kepada anak muridnya disekolah. Pada akhir program, sekolah-sekolah yang mengikuti program ini diundang ke Taman Lalu Lintas untuk mengikuti perlombaan tentang cara memilah sampah. Perlombaan ini bertujuan melihat apakah materi yang diberikan oleh para guru dapat dipahami oleh para murid itu atau tidak dan diharapkan peserta yang mengikuti lomba tersebut dapat menerapkannya di kehidupan sehari-hari. Selain itu, untuk mendukung strategi pengelolaan keenam, yaitu meningkatkan sarana pendidikan kelalulintasan, dapat ditambahkan pula program polisi kecil. Program polisi kecil ini merupakan wadah bagi murid TK/SD untuk berlatih dan belajar untuk menjadi mitra polisi dalam mangatur tata tertib lalu lintas.
78
BAB VII SIMPULAN DAN SARAN
7.1 Simpulan Simpulan yang didapatkan berdasarkan hasil penelitian ini adalah sebagai Berikut. 1. Taman Lalu Lintas Bandung merupakan salah satu taman lalu lintas yang ada di Indonesia. Pada saat ini, tujuan pengelolaannya adalah mempertahankan dan memaksimalkan fungsinya sebagai taman pendidikan kelalulintasan, taman lingkungan hidup, serta taman bermain anak-anak (rekreasi). 2. Sebagai taman pendidikan kelalulintasan, Taman Lalu Lintas Bandung didesain sebagai miniatur jalan raya yang dilengkapi dengan sarana pendidikan kelalulintasan seperti perangkat jalan dan papan informasi. Namun, beberapa sarana tersebut kurang diletakkan pada tempat yang sesuai, contohnya peletakkan papan rambu lalu lintas. Sebaiknya pihak pengelola memindahkan rambu lalu lintas ke tempat yang lebih sesuai. Selain itu, hanya terdapat program yang menunjang fungsi ini, yaitu program Penyuluhan dan Pendidikan Keamanan Lalu Lintas (PPKLL). Oleh karena itu perlu peningkatan sarana pendidikan kelalulintasan agar fungsi Taman Lalu Lintas Bandung sebagai taman pendidikan kelalulintasan dapat mencapai sasaran. 3. Taman Lalu Lintas Bandung sebagai taman lingkungan hidup dimaksudkan sebagai ruang terbuka hijau (RTH) kota Bandung yang berwujud taman kota yang terdapat banyak pohon di dalamnya. Untuk saat ini, program yang mendukung fungsinya ini belum ada sehingga fungsi Taman Lalu Lintas Bandung sebagai taman lingkungan hidup dirasa belum maksimal. Sebaiknya pihak pengelola menambah pogram khusus yang dapat mendukung fungsi ini selain hanya menyisipkan pendidikan lingkungan hidup pada program PPKLL. 4. Sebagai taman bermain (rekreasi), Taman Lalu Lintas Bandung dilengkapi oleh sarana bermain yang cukup bervariasi. Fungsi sudah cukup mencapai sasaran karena menurut hasil kuisioner, mayoritas responden mengunjungi Taman Lalu Lintas Bandung untuk bermain/berekreasi. Namun, perilaku
79
pengunjung yang kurang menaati peraturan cukup menjadi ancaman karena masih banyak pengunjung yang membuang sampah sembarangan. Selain itu, terjadi penumpukan konsentrasi pengunjung pada area tertentu. Hal ini disebabkan oleh fasilitas permainan yang dilalui jalan tertentu kurang menarik dan secara visual kurang menampilkan keindahan atau keunikan taman. Oleh karena itu, perlu dipertimbangkan untuk meletakkan sarana bermain (khususnya sarana bermain karcis) secara menyebar. 5. Menurut hasil perangkingan alternatif strategi dari matriks SWOT, terdapat delapan alternatif strategi pengelolaan yang dapat dilakukan untuk mengembangkan Taman Lalu Lintas Bandung sebagai tempat wisata yang berkelanjutan yaitu: (1) menambah program yang menunjang tujuan pengelolaan; (2) meningkatkan kualitas pelayanan; (3) memperbaiki dan meningkatkan kualitas fasilitas; (4) memindahkan rambu lalu lintas ke tempat yang lebih sesuai; (5) melakukan sosialisasi kepada pengunjung untuk menaati peraturan; (6) meningkatkan sarana pendidikan kelalulintasan; (7) meletakkan sarana bermain secara menyebar; dan (8) mempertahankan keberadaan pohon.
7.2 Saran Alternatif strategi pengelolaan yang dihasilkan penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai rekomendasi bagi pihak pengelola Taman Lalu Lintas Bandung untuk mempertahankan dan memaksimalkan fungsinya sebagai taman pendidikan kelalulintasan, taman lingkungan hidup, dan taman bermain anak-anak (rekreasi).
80
DAFTAR PUSTAKA [Anonim]. 1998. Manajemen Lalu Lintas. [terhubung berkala] http:// www.scribd.com/doc/4683371/-Manajemen-Lantas (25 Februari 2010). [Bappeda] Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah. 2004. Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bandung 2013: Buku Rencana. Bappeda. Bandung. [BPS] Badan Pusat Statistik. 2009. Bandung Dalam Angka. BPS. Bandung. [DTRCKKB] Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Kota Bandung. 2006. Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) Wilayah Pengembangan Cibeunying Bandung. Bappeda. Bandung. Arifin, H. S. 2009. Landscape Maintanance and Management. Penuntun Kuliah Pengelolaan Lanskap. Institut Pertanian. Bogor. , H. S, A. Munandar, N. H. S. Arifin, Q. Pramukanto, V. D. Damayanti. 2007. Sampoerna Hijau Kotaku Hijau Buku Panduan Penataan Taman Umum, Penanaman Tanaman, Penanganan Sampah, dan Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta. , H. S. dan Nurhayati H. S. A. 2005. Pemeliharaan Taman (Edisi Revisi). Penebar Swadaya. Jakarta. Azhariyah, Enna. 1994. Disain Taman Bermain Anak-Anak: Studi Kasus di Taman Lalu Lintas Bandung [skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor. Badan Keamanan Lalu Lintas. 1958. Buku Taman Lalu Lintas. BKLL. Bandung. Chiara, D. J. dan L. Koppelman. 1989. Standar Perencanaan Tapak (Terjemahan). Erlangga. Jakarta. David, FR. 2008. Manajemen Strategi ke-10. (Terjemahan) Oleh Budi S. Strategic Management: Concepts and Cases, 10th ed. Salemba Empat. Jakarta. Douglas, WR. 1982. Forest Recreation. Pergamon Press. New York. Eckbo, G. 1964. Urban Landscape Design. McGraw Hill Book Company, Inc. NewYork. Gibson, C. D. 1968. Preschool Educational Housing: Housing for Early Childhood Education. Buletin 22-A, 17-22. Gold, S. M. 1980. Recreation Planning and Design. McGraw Hill Book Company, Inc. NewYork.
81
http://www.trafficpolicemumbai.org [24 Februari 2010]. http://maps.google.com [27 April 2010]. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). 2009. Peran Bermain dalam Proses Perkembangan Anak. [terhubung berkala]. http://www.idai.or.id/tips [3 Maret 2010] Kinnear, TC. and Taylor JR.1991. Riset Pemasaran. Edisi ke-3. Erlangga. Jakarta. Kraus, RG. 1977. Recreation Today Program Planning and Leadership. Goodyear Publishing Company. Inc. California. Kunto, H. 1986. Semerbak Bunga di Bandung Raya. PT Granesia. Bandung. Laurie, M. 1986. Pengantar Kepada Arsitektur Pertamanan. Intermedia. Bandung. Marcus, C. and C. Francis. 1998. People Places. Van Nostrand Reinhold. New York. Moore, Robin. 1993. Plants for Play: A Plant Selection Guide for Children’s Outdoor Environtment. Berkeley. California. Nurisjah S, Pramukanto Q, dan Wibowo S. 2003. Perencanaan Kawasan untuk Pelestarian Lanskap dan Taman Sejarah. Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor. Rangkuti, F. 1997. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis: reorientasi konsep perencanaan strategi untuk menghadapi abad 21. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Saraswati, Dewa A. 2010. Manajemen Program Rekreasi di Taman Budaya, Sentul City, Bogor. [skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor. Sternloff, R.E. and R. Warren. 1984. Park & Recreation Maintenance Management. John Wiley & Sons, Inc. New York. Stoner, J. A. F. dan E. Freeman. 1992. Manajemen Jilid 1. Edisi 4. Intermedia. Prentice Hall. Bandung. Wikipedia. 2010. Lalu Lintas. [terhubung berkala] http://id.wikipedia.org/ wiki/lalu_lintas (13 November 2010). . 2010. Rambu Lalu Lintas. [terhubung berkala] http://id.wikipedia.org/ wiki/rambu_lalu_lintas (13 November 2010).
82
. 2010. Traffic Park. [terhubung berkala] http://en.wikipedia.org/ wiki/traffic_park (13 November 2010).
83
LAMPIRAN
84
L Lampiran 1 Kuisioner Pengunjung Departemeen Arsitektu ur Lanskap Fakultas Pertanian P Institut Pertanian Boggor KUISIONE K ER PENELIITIAN R RENCANA PENGELOLAAN T TAMAN LA ALU-LINTA AS ADE IRM MA SURYA ANI NASUTION BAND DUNG O Oleh
: Trissta Prasidya Wegangsulaangjani
Responden Yth. R Y Terima kasih atas w waktu yang telah t Anda sediakan s untu uk mengisi k kuisioner inni. Data yanng ada di dalam kuisioner ini akkan digunakkan dalam k kegiatan pennelitian skrippsi dan akan dijamin kerrahasiaannyaa. Nama N : J Jenis kelamiin : Laki-lakki/Perempuaan A Asal : Kota Baandun/Kabuppaten Banduung/Lainnya, sebutkan… …………. U Umur : 7-12/13-19/20-24/25-55/>55 P Pendidikan : a. a Tidak sek kolah b. SD dan ssederajat c. SMP dan sederajat d. d SMA dann sederajat e. Akademii/Perguruan Tinggi T f. Lainnya,…… … P Pekerjaan : a Pelajar/m a. mahasiswa b. Pegawai negeri/swassta c. Wiraswasta f. Lainnya,…… e. Ibu rumaah tangga d Pedagangg d. … 1. Pendam mping saat beerkunjung a. Sen ndiri c. Rombon ngan b. Keluaarga d. Tem man e. Temaan dan keluaarga f. Lainnyaa,…… 2. Hari kuunjungan Annda ke Tamaan Lalu-Linttas Ade Irmaa Suryani Naasution (TLL–A AISN) a. Harri Sabtu b. Hari Minggu c. Hari kerrja d. Harri libur f. Lainnyaa,…… e. Setiapp hari 3. Frekuen nsi kunjungaan ke TLL–A AISN dalam satu mingguu b. Setiap hari c. Jarang/tidak tentu a. Barru pertama kali k h d. Seriing (1-2 kalii seminggu) e. Lainnyya……… 4. Sumberr informasi tentang TLL AISN b. Keluuarga c. Media cetak a. Tem man c d. Meddia elektroniik e. Lainnnya……… 5. Tujuan Anda ke TL LL–AISN (jaawaban boleh h lebih dari satu) main/berekrreasi b.. Belajar tenttang kelalu-llintasan c. Jaalan-jalan a. Berm d. Berrsantai (duduuk-duduk) ee. Lainnya………. 6. Kondisii TLL–AISN Nmenurut Annda saat ini a. San ngat baik b. Cukuup baik c. Baik d. Kurrang baik e. Tidaak baik
85
7. Pemandangan di dalam TLL–AISN a. Sangat baik b. Cukup baik c. Baik d. Kurang baik e. Tidak baik 8. Kondisi fasilitas/sarana bermain di TLL–AISN a. Sangat baik b. Cukup baik c. Baik d. Kurang baik e. Tidak baik 9. Keamanan di dalam TLL–AISN a. Sangat aman b. Cukup aman c. Aman d. Kurang aman e. Tidak aman 10. Kebersihan di TLL–AISN a. Sangat bersih b. Cukup bersih c. Bersih d. Kurang bersih e. Tidak bersih 11. Kenyamanan yang Anda rasakan ketika berada di TLL–AISN a. Sangat nyaman b. Cukup nyaman c. Nyaman d. Kurang nyaman e. Tidak nyaman 12. Keberadaan rambu-rambu lalu-lintas di TLL–AISN a. Sangat sesuai b. Sesuai c. Kurang sesuai d. Tidak sesuai 13. Keberadaan tanaman di TLL–AISN terhadap kenyamanan Anda a. Sangat nyaman b. Cukup nyaman c. Kurang nyaman d. Tidak nyaman 14. Jenis permainan yang disukai di TLL–AISN a. Kereta api mini g. Mandi bola n. Lainnya……………. b. Kerosel h. Kereta listrik c. Kolam renang i. Flying fox d. Kolam pancing j. Kereta motor kincir e. Sepeda mini k. Kincir f. Mobil batere l. Gajah terbang g. AMA/Koin m. Ayunan, perosotan, dll 15. Sistem pemeliharaan taman dan pengelolaan di TLL–AISN a. Sangat baik b. Cukup baik c. Baik d. Kurang baik e. Tidak baik 16. Setelah mengunjungi TLL–AISN Anda mendapatkan pendidikan tentang kelalulintasan a. Ya b. Tidak c. Tidak tahu 17. Harapan Anda untuk TLL–AISN a. Harga lebih terjangkau e. Kepedulian terhadap lingkungan b. Perbaikan kualitas rekreasi f. Tidak ada c. Peningkatan kualitas pelayanan rekreasi d. Penambahan sarana rekreasi
*Terima Kasih*
86
Lampiran 2 Peta Lokasi Fasilitas, Sarana, dan Prasarana di Taman Lalu Lintas Bandung
86
87
Lampiran 3 Struktur Organisasi YTLL–AISN
Dewan Pembina Sekretariat DP
Dewan Pengawas
Pengurus YTLL-AISN Sekretariat YTLL
Bidang Pendidikan
5. TK dan PG 6. Program PPKLL
Administratur TLL-AISN
Pengawas
3. Kepegawaian 4. Inventaris 5. Dokumentasi
Bidang Sarana dan Umum 2. Pemeliharaan sarana bermain 3. Pemeliharaan tanaman 4. Kebersihan taman 5. Humas
Pengurus Harian 5. 6. 7. 8.
Keuangan Administrasi Personalia Karcis
88
Lampiran 4 Daily Report
89
Lampiran 5 Data Penerim maan Karciss dari Dispennda
90
Lampiran 6 Formulir Laporan Karcis Harian
91
Lampiran 7 Formulir Laporan Karsis Bulanan
91
92
Lampiran 8 Formulir Laporan Karsis Masuk Bulanan