RENCANA INDUK PENGEMBANGAN
(RENIP) 2016-2035
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA 2015
Rencana Induk Pengembangan (RIP) periode 2016-2035 Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
KATA PENGANTAR Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya sudah berdiri sejak tahun 1958. Dalam perjalanannya Untag Surabaya telah berhasil melewati masa pasang-surut dari berbagai perubahan situasi internal dan eksternal. Menyongsong usia Untag Surabaya yang ke 60 tahun, tepatnya tahun 2018, diharapkan eksistensi Untag Surabaya di dunia pendidikan semakin bersinar dan semakin kuat, berperan membantu Negara Indonesia mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam usia tersebut diharapkan juga semakin kokoh kemampuannya untuk melangkah menuju Universitas Bertaraf Internasional (International Standardized University-ISU) atau Universitas Berkelas Dunia (World Class University). Untuk mencapai pada posisi tersebut, ada 4 (empat) tahapan perencanaan yang akan dijalankan UNTAG Surabaya yang dituangkan dalam Renstra lima tahunan yaitu: 1. Renstra 2016-2020, mengambil Tema “Peningkatan daya saing internal, untuk menuju universitas berkelas NASIONAL” 2. Renstra 2021-2025mengambil Tema “Peningkatan daya saing nasional untuk menuju universitas berkelas ASEAN” 3. Renstra 2026-2030 mengambil Tema “Peningkatan daya saing Asean, untuk menuju universitas berkelas ASIA” 4. Renstra 2031-2035mengambil Tema “Peningkatan daya saing ASIA, untuk menuju universitas berkelas DUNIA” Proses dan hasil yang dicapai melalui empat tahapan di atas akan dievaluasi pada setiap akhir periode yaitu di tahun 2020, 2025, 2030, dan 2035. Hasil evaluasi pada setiap tahap akan digunakan untuk merencanakan pengembangan pada tahap berikutnya, sehingga proses pengembangan berkelanjutan (continuous improvment) terlaksana. Rencana Induk Pengembangan 20162035 ini berisi analisis internal dan eksternal untuk mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dihadapi oleh UNTAG Surabaya, serta kebijakan dan strategi pengembangan yang dapat diterapkan untuk mewujudkan Untag Surabaya sebagai Universitas berkelas dunia (World Class University) sampai tahun 2035. Akhirnya, Rencana Induk Pengembangan ini tidak akan berarti apa-apa tanpa ada kemauan yang kuat dalam mengimplementasikannya. Sehingga, diharapkan seluruh elemen/unit di Untag Surabaya menjadikan RIP ini sebagai acuan dalam membangun program kerja untuk masa fase pengembangan Renstra lima tahunan.
Surabaya, 6 Agustus 2015 Rektor,
Prof. Dr. drg. Hj. Ida Aju Brahmasari, Dipl. DHE, MPA
i
Rencana Strategis (Renstra) Untag Surabaya - Tahap I periode 2016-2020 Rencana Induk Pengembangan (RIP) periode 2016-2035
DAFTAR ISI
Kata Pengantar Daftar Isi BAB I
BAB II
BAB III
BAB IV
PENDAHULUAN ……………………………………………………….… A. Profil PT……………………………………………………………… B. Visi…………….……………………………………………………… C. Misi…………………………………………………………………… D Tujuan……………………………………………………………....... E Sasaran………………….…………………………………………….. PERKEMBANGAN INTERNAL (Evaluasi Diri)……………………… 2.1 Kondisi Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya Tahun 2015.………. 1. Keadaan Fakultas dan Program Studi…………………………… 2. Keadaan Mahasiswa Tahun 2015……………………………….. 3. Keadaan Tenaga Pendidik….…………………………………… 4. Peningkatan Kompetensi Dosen………………………………… 5. Penelitian, Pengabdian Masyarakat dan Publikasi Ilmiah……… 6. Penulisan buku ajar …………………………............................ 7. Keadaan Karyawan……………………………………………… 8. Keadaan Aset Fisik…………………………………………....... 9. Tantangan ………………………………………………………. 10. Masalah Utama …………………………………………………. 11. Pendekatan ……………………………………………………… 12. Analisa SWOT ………………………………………………..... A. Kondisi Internal Untag Surabaya…………………………….. a.1. Dosen…………………………………………………….. a.2. Tenaga Kependidikan …………………………………… B. Sarana Penunjang Pendidikan ……………………………….. B.1. Perkuliahan……………………………………………… B.2. Laboratorium…………………………………………….. B.3. Ruang Pertemuan/diskusi/rapat…………………………. B.4. Kapasitas Internet………………………………………... B.5. Prasarana………………………………………………… B.6. Mahasiswa dan Kemahasiswaan………………………… B.7. Penelitian, Karya Inovasi dan Pengabdian Masyarakat…. B.8. Kerjasama dalam dan luar negeri………………………... B.9. Perpustakaan…………………………………………….. B.10. Lingkungan…………………………………………….. B.11. Akreditasi Prodi………………………………………... B.12. Proses Pembelajaran…………………………………… PERKEMBANGAN EKSTERNAL……………………………………... A. Harapan Masyarakat Terhadap Pendidikan Tinggi…………………... B. Harapan Stakeholders Terhadap Kualitas Lulusan…………………… C. Tantangan Pendidikan Di Era Globalisasi……………………………. KEBIJAKAN, STRATEGI PENGEMBANGAN………………………..
i ii 1 1 2 8 9 9 10 10 10 11 11 13 15 17 18 18 19 20 21 21 21 22 27 30 30 32 34 35 36 39 45 50 53 56 58 59 62 62 65 67 72 ii
Rencana Strategis (Renstra) Untag Surabaya - Tahap I periode 2016-2020 Rencana Induk Pengembangan (RIP) periode 2016-2035
A.
Arah Kebijakan Pengembangan……………………………………… a.1. Keadaan Internal…………………………………………………. a.2. Keadaan Eksternal……………………………………………….. 1. Perkembangan Global………………………………………… 2. Perkembangan Regional……………………………………… 3. Perkembangan Nasional……………………………………… 4. Perkembangan Lokal…………………………………………. B. Strategi Pengembangan………………………………………………. b.1. Bidang Pendidikan……………………………………………….. b.2. Bidang Penelitian………………………………………………… b.3. Bidang Pengabdian Masyarakat…………………………………. b.4. Bidang Tata Kelola………………………………………………. b.5. Sistem Penjaminan Mutu………………………………………… b.6. Sistem Informasi Manajemen……………………………………. b.7. Bidang SDM……………………………………………………... b.8. Bidang Pelayanan………………………………………………... b.9. Bidang Sarana dan Prasarana……………………………………. b.10. Lingkungan……………………………………………………... b.11. Bidang Usaha…………………………………………………… b.12. Bidang Kerjasama Dalam dan Luar Negeri…………………….. FASE PENGEMBANGAN DAN PROGRAM KERJA………………… BAB V A. Fase Perkembangan…………………………………………………... B Program Kerja………………………………………………………… C Indikator Kinerja……………………………………………………… PENUTUP………………………………………………………………..... BAB VI Lampiran Tim Penyusun……………………………………………………………………. Referensi…………………………………………………………………………………….
72 72 74 74 75 76 76 77 77 77 77 78 78 78 79 79 80 80 81 81 82 82 83 83 86 87 88
iii
Rencana Induk Pengembangan (RENIP) periode 2016-2035 Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya BAB I PENDAHULUAN
A. Profil PT Yayasan penyelenggara Untag Surabaya yakni Yayasan Perguruan 17 Agustus 1945 Surabaya yang disingkat dengan YPTA, berdiri pada tanggal 1 Nopember 1958 yang pada awalnya menyelenggarakan pendidikan/sekolah lanjutan tingkat atas yakni SMA dan SGA. Pendiri YPTA oleh beberapa orang yang berpandangan nasionalis yang menyadari kondisi masyarakat dan bangsa Indonesia pada saat itu yang baru lepas dari cengkraman penjajah. Para pendiri sangat menyadari bahwa pada saat penjajahan Belanda dan Jepang, masyarakat Indonesia yang mendapatkan pendidikan hanya golongan tertentu saja, dan memiliki jumlah yang sangat terbatas. Oleh karenannya, dengan didirikannya YPTA yang bergerak di bidang pendidikan mengusung misi: ”ikut serta mencerdaskan kehidupan bangsa dalam rangka mengentaskan masyarakat dari kebodohan dan kemiskinan untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur”. Pada tanggal 10 Nopember 1958, YPTA membuka akademi Administrasi Negara dan Niaga (AANN) dengan jumlah mahasiswa pada tahun pertama sebanyak 80 orang. Pemilihan jurusan disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat pada saat itu, dan kurikulum dirancang sesuai dengan arahan dari Lembaga Administrasi Negara (LAN) di Jakarta. Pada tahun 1962 AANN Surabaya digabung dengan Universitas 17 Agustus 1945 (UNITA) Jakarta dengan kedudukannya sebagai cabang, yang bernama “Akademi Administrasi Negara dan Niaga Universitas 17 Agustus 1945 cabang Surabaya” yang disingkat AKADIANN. Pada tahun 1964 AKADIANN berkembang menjadi Fakultas Ketatanegaraan dan Ketataniagaan (FKK). Selama periode 1963 s/d 1966 berdiri Fakultas Ekonomi, Fakultas Teknik Sipil, Fakultas Sosial Politik Jurusan Publisistik dan Fakultas Kedokteran Hewan. Semua status tersebut bersifat terdaftar dan merupakan cabang dari UNITA Jakarta. Dengan terbentuknya yayasan Perguruan 17 Agustus 1945 Surabaya dengan Akte Notaris R. Yuliman Reksohadi No. 14 tanggal 30 Mei 1966 dan mendasarkan pada UU No. 22 tahun 1961 tentang Perguruan Tinggi (Lembaga Negara Tahun 1961 No. 302) Untag Surabaya memisahkan diri dengan Untag Jakarta.
1
Rencana Induk Pengembangan (RENIP) periode 2016-2035 Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya Dalam perkembangannya, Untag Surabaya memiliki 7 (tujuh) Fakultas dan 26 Program Studi, baik program Sarjana (S1), Program Magister (S2) dan Program Doktor (S3). Namun demikian,sampai pada tahun 2013, jumlah Fakultas yang masih berdiri ada 6 (enam) dengan keseluruhan Program Studi 25. Hal ini disebabkan Fakultas Teknologi Pertanian ditutup karena tidak ada mahasiswa selama beberapa tahun. B. Visi Visi Untag Surabaya adalah Terwujudnya Universitas Unggul Berbasis Nilai dan Karakter Bangsa Pada Tahun 2035. Visi tersebut menjadi pedoman utama bagi Universitas untuk menjalankan seluruh kegiatannya. Makna yang terkandung dalam Visi ini dapat dipaparkan bahwa: (1). Universitas Unggul sebagaimana dimaksud dalam visi di atas mencakup dua makna, yang dikuatkan dengan tagline Untag Surabaya yaitu An Empowering and Networking University adalah: 1. Bahwa Untag Surabaya dirancang untuk memiliki keunggulan dalam hal melakukan pemberdayaan SDM, terkait dengan kompetensi yang dimiliki dan terus dibangun untuk menunjang eksistensi Untag Surabaya sebagai mitra dalam pembangunan dan pengembangan potensi wilayah, khususnya wilayah disekitar daerah pesisir. Keunggulan yang dibangun kemudian diperkuat dengan dijadikannya sebagai scientific leadership/scientific vision yaitu Pengembangan Ipteks dalam Pemberdayaan Potensi Wilayah Menuju Kemandirian Ekonomi Masyarakat Berdasarkan Kearifan Lokal” Scientific vision ini untuk mengarahkan perkembangan dan penguatan keilmuan dan teknologi (penelitian) yang dimiliki untuk menguatkan pengelolaan potensi wilayah. Untag Surabaya berharap menjadi sebuah Perguruan Tinggi yang memiliki keunggulan tertentu yang dapat diposisikan sebagai partner instansi pemerintah daerah dan swasta dalam program peningkatan kesejahteraan masyarakat. Langkah awal menuju terwujudnya
Scientific
Leadership/Scientific
membangun kemampuan
dan kekuatan
Vision internal,
ini
adalah
berupaya
terutama peningkatan
kompetensi SDM peneliti maupun penyediaan sarana prasarana penelitian yang dapat
diimplementasikan di daerah dalam
rangka memanfaatkan dan
mengembangkan potensi wilayah. Langkah berikutnya mengarahkan aktivitas penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dari sivitas akademika akan
2
Rencana Induk Pengembangan (RENIP) periode 2016-2035 Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya difokuskan pada scientific vision yang telah ditetapkan. Pada akhirnya hal tersebut diharapkan dapat dipergunakan sebanyak mungkin untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat dan sekitarnya. Lebih lanjut, orientasi ke depan Untag Surabaya diharapkan akan dikenal sebagai Perguruan Tinggi dengan scientific vision yang fokus pada pemberdayaan potensi wilayah, sehingga mampu menjadi mitra pemerintah dan/atau organisasi swasta dalam pengembangan dan pemberdayaan potensi sumber daya ekonomi, lingkungan, budaya dan kesenian di kawasannya, yang berkehendak meningkatkan ekonomi masyarakat setempat melalui pemberdayaan potensi yang dimiliki.
(4) Para pemangku kepentingan menjadi partner yang memberikan dukungan dalam memajukan Untag Surabaya
(5) Prestasi dan reputasi lulusan Untag Surabaya diakui secara nasional dan internastional
(6) Prestasi dan reputasi akademik dan non akademik dosen dan mahasiswa diakui secara nasional dan internasional
(1) Banyak dosen atau peneliti kelas dunia melakukan riset bersama dengan dosen Untag Surabaya
Learning based Research Excelence in Education International level work performance of Academic staff International level performance of Research Group and Research Center
(2) Banyak mahasiswa Internasional yang belajar dan melakukan penelitian bersama mahasiswa Untag Surabaya
(3) Banyak kerjasama dengan perguruan tinggi dari berbagai negara dalam penyelenggaraan program pendidikan S1, S2, dan S3
Gambar 1. Ciri-ciri Universitas Unggul yang hendak diwujudkan dalam Visi Untag Surabaya 2. Makna unggul yang lain, yaitu difokuskan dalam perwujudan jejaring. Untag Surabaya membangun keunggulan dengan melakukan jejaring bersama pihak lain, baik Perguruan Tinggi, Instansi Pemerintah dan Swasta baik dalam maupun luar negeri. Jejaring ini akan dijadikan bagian dalam pengembangan Untag Surabaya, sehingga mampu menjadi kelompok Universitas Unggul baik tingkat Nasional, Asean, Asia dan Dunia sebagaimana tertuang pada Renip Untag
3
Rencana Induk Pengembangan (RENIP) periode 2016-2035 Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya Surabaya 2010-2035, yang telah dijabarkan dalam milestone per lima tahunan dalam dokumen Renstra, yaitu sebagai berikut: a. Fase Pertama (2010-2015):
Terwujudnya Untag Surabaya sebagai
Universitas yang bertata kelola baik (Good University Governance) pada tahun 2015; b. Fase kedua (2016-2020): Terwujudnya Untag Surabaya termasuk dalam 50 besar Universitas Bermutu Unggul di tingkat Nasional (National Qualified University) pada tahun 2020; c. Fase Ketiga (2021-2025): Terwujudnya Untag Surabaya masuk dalam 100 besar Universitas Bermutu Unggul di tingkat Asean (Asean Qualified University) pada tahun 2025; d. Fase Keempat (2026-2030): Terwujudnya Untag Surabaya dalam 100 besar Universitas Bermutu Unggul di tingkat Asia (Asia Qualified University) pada tahun 2030; e. Fase Kelima (2031-2035): Terwujudnya Untag Surabaya dalam 500 besar Universitas Bermutu Unggul di tingkat Dunia (World Class Qualified University) pada tahun 2035.
3. Untuk mewujudkan Untag Surabaya pada tahun 2035 masuk dalam jajaran Perguruan Tinggi bermutu yang memiliki keunggulan bersaing di bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat, maka Untag Surabaya harus memenuhi dan/atau melampaui: a. Standar mutu pendidikan tinggi berskala nasional (SN-Dikti dan/atau Standar BAN-PT); b. Standar mutu pendidikan tinggi berskala regional (Asean University Network Quality Assurance/AUN-QA); c. Standar manajemen mutu pendidikan tinggi berskala internasional berbasis IWA-2 seri ISO 9001:2008).
(2). Untag Surabaya Berbasis Nilai dan Karakter Bangsa, menggambarkan tentang kekhasan/penciri Untag Surabaya dalam membangun kepribadian (character building) insan akademik yang cerdas, berbudi pekerti luhur, berakhlak mulia, berjiwa nasionalis, dan berwawasan kebangsaan. Untuk itu dalam menyelenggarakan Tri
4
Rencana Induk Pengembangan (RENIP) periode 2016-2035 Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya Dharma Perguruan Tinggi, Untag Surabaya senantiasa melekatkan dalam setiap dharmanya,
nilai-nilai
kejujuran,
kecerdasan,
kebangsaan,
keberagaman,
dan
kreativitas. (BN 1) Menjunjung tinggi dan mengembangkan NILAI KEJUJURAN
(BN 4) Menjunjung tinggi dan mengembangkan NILAI KEBERAGAMAN
Basis Nilai Untag Surabaya
(BN 5) Menjunjung tinggi dan mengembangkan NILAI KREATIVITAS
(BN 2) Menjunjung tinggi dan mengembangkan NILAI KECERDASAN
(BN 3) Menjunjung tinggi dan mengembangkan NILAI KEBANGSAAN
Gambar 2. Basis Nilai Berkarakter Bangsa yang dikembangkan Untag Surabaya. Untuk menanamkan nilai dan karakter bangsa, Untag Surabaya mengintegrasikan pada proses pendidikan maupun aktivitas tridharma lainnya. Sebagaimana Gambar 2, proses implementasi nilai-nilai tersebut diuraikan sebagai berikut:
1. Menjunjung tinggi dan mengembangkan Nilai Kejujuran. Nilai-nilai kejujuran yang dibangun diterapkan dalam berbagai aspek kegiatan, baik pada proses akademik, maupun pada non akademik. -
Pada proses akademik (perkuliahan) nilai kejujuran diterapkan pada penyelesaian tugas dan proses ujian. Pada saat ujian seluruh alat komunikasi (hp) dikumpulkan di depan kelas. Demikian juga pada proses penilaian, akan dilakukan secara transparan, sehingga antara mahasiswa dan dosen sama-sama memberikan penilaian hasil proses perkuliahan secara jujur dan obyektif. Beberapa proses akademik seperti penilaian sudah dilakukan secara sistem berbasis on-line.
5
Rencana Induk Pengembangan (RENIP) periode 2016-2035 Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya -
Sedangkan pada proses non akademik yaitu kegiatan pelayanan dan kegiatan keadminsitrasian lainnya diatur melalui sebuah sistem berbasis online. Dengan berbasis sistem, apa yang direncanakan, apa yang dilakukan dan apa yang dilaporkan sesuai dan mudah untuk dipantau, sehingga obyektifitas dan keselarasan program dapat dijamin.
2. Menjunjung tinggi dan mengembangkan Nilai Kecerdasan. Nilai kecerdasan yang dimaksud adalah menjadikan mahasiswa dan civitas akademika harus mencerminkan sebagai insan intelektual yang mengutamakan dan didasarkan pada keilmuan. -
Pada proses akademik, nilai-nilai kecerdasan dibangun dengan memberikan peluang lebih besar kepada mahasiswa, untuk melakukan diskusi dalam penyelesaian permasalahan yang diberikan dalam perkuliahan. Diharapkan, solusi permasalahan lebih mengacu pada referensi/keilmuan sehingga mencerminkan sebagai insan intelektual.
-
Demikian juga kepada seluruh dosen maupun staf kependidikan, diharapkan mampu mencerminkan perilaku yang berdasarkan pada kecerdasan. Semua kegiatan dan program yang dicanangkan diharapkan berlandaskan pada alasan yang kuat dan dapat dipertanggungjawabkan, dengan referensi yang jelas.
3. Menjunjung tinggi dan mengembangkan Nilai Kebangsaan. Nilai kebangsaan yang dikembangkan adalah cinta damai, bekerjasama, mandiri, tanggungjawab, disiplin, kerja keras, rasa ingin tahu, demokratis dan religious & toleran, peduli pada lingkungan. -
Dalam perkuliahan nilai-nilai ini dibangun secara terintegrasi, pada cara/metode pembelajaran yang dilakukan. Tidak secara spesifik muncul sebagai sebuah matakuliah, namun dari proses perkuliahan diharapkan setiap dosen mampu membangun nilai-nilai tersebut.
-
Demikian halnya pada aktivitas penunjang lain, dimana nilai-nilai ini dibangun dengan menerapkan SOP atau proses secara baik sehingga nilai nilai tersebut terbangun dengan baik.
6
Rencana Induk Pengembangan (RENIP) periode 2016-2035 Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 4. Menjunjung tinggi dan mengembangkan Nilai Kreativitas. -
Nilai-nilai ini dibangun dengan memberikan peluang penggunaan sarana dan prasarana oleh seluruh mahasiswa, seperti sarana laboratorium dan studio untuk mengembangkan diri dari sisi keilmuan dan sebagai tempat untuk berkarya. Menerapkan atau mempraktekan ilmunya untuk memecahkan permasalahan
atau
mewujudkan
ide-idenya,
yang
dapat
dipertanggungjawabkan secara keilmuan. Ide-ide ini juga mampu sebagai solusi terhadap permasalahan masyarakat. Demikian pula para dosen harus mampu membimbing mahasiswa untuk menggali ide-ide baru sebagai solusi terhadap permasalahan dimasyarakat. -
Dari sisi pelayanan administrasi, kemampuan untuk memberikan kreativitas proses ataupun program pada suatu jenis pelayanan akan mampu membangun nuansa baru, emnghilangkan kemonotonan dalam berproses. Adanya nilai-nilai ini akan memberikan suasana dinamis dalam bekerja.
5. Menjunjung tinggi dan mengembangkan Nilai Keberagaman. Untag Surabaya merupakan Universitas yang di bentuk untuk ikut berperan aktif dalam mencerdaskan bangsa. Sehingga Untag Surabaya diperuntukan untuk seluruh masyarakat Indonesia tanpa membedakan Suku, Agama dan Ras. Sehingga
nilai
keberagaman
merupakan
andalan
yang
dibangun
dan
dipertunjukan kepada masyarakat atau stakeholder. -
Dalam penerimaan mahasiswa baru, Untag Surabaya tidak pernah membeda-bedakan asal usul atau status yang dimiliki oleh calon mahasiswanya. Seluruh masyarakat memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkan pendidikan di Untag Surabaya. Keberagaman adalah salah satu kebanggan yang dimiliki oleh Untag Surabaya.
-
Dibidang pelayanan keadministrasian, kualitas pelayanan tidak pernah membeda-bedakan siapa konsumen yang sedang dilayaninya. Kualitas pelayanan adalah untuk seluruh sivitas akademika yang sedang ada di Untag Surabaya.
7
Rencana Induk Pengembangan (RENIP) periode 2016-2035 Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
(K 10) Peduli Lingkungan, Sosial dan Budaya
(K1) Religius dan Toleran
(K 3) Disiplin dan Tanggungjawab
(K 9) Kerjasama
(K 8) Semangat Kebangsaan dan Cinta Tanah Air
(K7) Demokrasi
(K 2) Jujur
Pembentukan 10 kepribadian berkarakter bangsa
(K 6) Mandiri
(K 4) Kerja keras dan Menghargai Prestasi
(K 5) Rasa Ingin Tahu, Kreatif dan Inovatif
Gambar 3. Pembentukan 10 kepribadian berkarakter bangsa
C. Misi Misi yang diemban oleh Untag Surabaya adalah : 1. Melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang mengacu pada standar pendidikan tinggi berskala nasional, regional, dan internasional; 2. Menguatkan Tata Kelola Universitas yang
baik (Good University
Governance); 3. Memberdayakan (empowering) sumberdaya universitas serta menjalin jejaring (networking) dengan institusi dalam negeri dan luar negeri untuk mengoptimalkan terselenggaranya Tri Dharma Perguruan Tinggi; 4. Menanamkan dan menumbuhkan nilai-nilai moral, akademik, budaya, dan karakter bangsa Indonesia bagi sivitas akademika.
8
Rencana Induk Pengembangan (RENIP) periode 2016-2035 Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya D. Tujuan Beberapa tujuan yang ingin dicapai dalam perjalanan perkembangan dan pengelolaan Untag Surabaya adalah: 1. Menghasilkan lulusan yang kompetensinya diakui secara nasional maupun internasional; 2. Menghasilkan karya-karya ilmiah yang mutunya diakui secara nasional maupun internasional; 3. Menerapkan karya-karya inovatif produktif melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat dalam rangka peningkatan kualitas kehidupan manusia. 4. Menjalankan Tata Kelola yang baik yang mengacu pada pengelolaan berstandar Internasional (Good University Governance); 5. Memiliki keunggulan SDM yang mampu diberdayakan untuk penguatan kompetensi Untag Surabaya; 6. Memiliki jejaring kerjasama yang mampu mengoptimalkan tercapainya Visi, Misi Untag Surabaya; 7. Memiliki civitas akademika yang beridentitas nilai dan karakter bangsa Indonesia. E. Sasaran Sedangkan sasaran yang ingin dituju adalah : 1. Tercapainya peningkatan reputasi dan akreditasi nasional maupun internasional bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat; 2. Tercapainya peningkatan jejaring secara nasional maupun internasional; 3. Tercapainya peningkatan kepuasan pihak-pihak berkepentingan (stakeholders); 4. Tercapainya
peningkatan
Good
University
Governance
dalam
sistem
manajemen; 5. Tercapainya peningkatan peran universitas dalam meningkatkan kualitas kehidupan manusia.
9
Rencana Induk Pengembangan (RENIP) periode 2016-2035 Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya BAB II PERKEMBANGAN INTERNAL (Evaluasi Diri)
3.1. Kondisi Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya Tahun 2015 Saat ini Untag Surabaya telah memiliki 6 Fakultas, yaitu Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Fakultas Hukum, Fakultas Ekonomi, Fakultas Teknik, Fakultas Psikologi dan Fakultas Sastra. Kondisi perkembangan Fakultas diuraikan sebagai berikut.
1. Keadaan Fakultas dan Program Studi Secara operasional, semua Fakultas sudah berjalan dengan baik, walaupun secara sistem masih perlu pembenahan dan perlakuan lebih sehingga semua komponen dalam Fakultas bisa menerima dan menjalankan sistem dengan baik. Sedangkan dari sisi Program Studi, sampai akhir tahun 2015 Untag Surabaya memiliki jumlah prodi sebanyak 25 yang terdiri dari 16 prodi S1, 6 prodi S2, dan 3 prodi S3. Akreditasi yang diperoleh sampai akhir tahun 2015 adalah 22 prodi memperoleh nilai B dan 3 prodi memperoleh nilai C. Sedangkan status akreditasi institusi Untag Surabaya adalah B. Adapun data akreditasi yang diperoleh setiap prodi ditampilakn pada tabel 1 dibawah ini. Tabel 1. Nilai Akreditasi Program Studi No
Program Studi
Jenjang
No SK
Nilai
Peringkat
1
Administrasi Negara
S-1
032/BAN-PT/AK-XIII/S1/XII/2010
339
B
Administrasi Niaga
S-1
028/BAN-PT/Ak-XIII/S1/XI/2010
325
B
Ilmu Komunikasi
S-1
049/BAN-PT/AK-XIV/S1/I/2012
341
B
Magister Administrasi Publik
S-2
013/BAN-PT/Ak-SURV-1/S2/V/2012
310
B
Doktor Ilmu Administrasi
S-3
264/SK/BAN-PT/Akred/D/VII/2014
352
B
Manajemen
S-1
044/BAN-PT/AK-XII/S1/II/2011
317
B
Akuntasi
S-1
044/BAN-PT/AK-XII/S1/II/2011
313
B
Ekonomi Pembangunan
S-1
036/BAN-PT/AK-XIII/S1/I/2011
313
B
Magister Manajemen
S-2
425/SK/BAN-PT/Akred/M/X/2014
343
B
Doktor Ilmu Ekonomi
S-3
121/SK/BAN-PT/Akred/D/V/2014
335
B
2
10
Rencana Induk Pengembangan (RENIP) periode 2016-2035 Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 3
Ilmu Hukum
S-1
023/BAN-PT/Ak-XIV/S1/IX/2011
323
B
Magister Ilmu Hukum
S-2
056/SK/BAN-PT/Akred/M/II/2015
332
B
Doktor Ilmu Hukum
S-3
170/SK/BAN-PT/Akred/D/VI/2014
317
B
Teknik Industri
S-1
020/BAN-PT/AK-XV/S1/VII/2012
302
B
Teknik Mesin
S-1
049/BAN-PT/AK-XIV/S1/I/2012
307
B
Teknik Sipil
S-1
049/BAN-PT/AK-XIV/S1/I/2012
271
C
Teknik Arsitektur
S-1
437/SK/BAN-PT/Akred/S/XI/2014
319
B
Teknik Elektro
S-1
029/BAN-PT/AK-XIII/S1/XII/2010
322
B
Teknik Informatika
S-1
019/BAN-PT/Ak-XIV/S1/IX/2011
308
B
Magister Teknik Sipil
S-2
020/BAN-PT/Ak-VIII/S2/I/2011
269
C
Psikologi
S-1
004/SK/BAN-PT/Akred/S/I/2015
311
B
Magister Psikologi
S-2
002/BAN-PT/Ak-IX/S2/VI/2011
265
C
Magister Profesi Psikologi
S-2
024/SK/BAN-PT/Akred/PSPP/I/2015
302
B
Sastra/Bahasa Inggris
S-1
089/SK/BAN-PT/Akred/S/III/2015
307
B
Sastra/Bahasa Jepang
S-1
483/SK/BAN-PT/Akred/S/XII/2014
351
B
4
5
6
2. Keadaan Mahasiswa Tahun 2015 Perkembangan mahasiswa terus meningkat dari tahun 2010-2015. Dan sampai tahun ajaran genap 2014/2015 jumlah mahasiswa aktif sebanyak 9930 yang terdiri dari S1 8118 orang untuk S1, 1421 orang untuk S2, dan 391 untuk mahasiswa S3. Sedangkan sebaran mahasiswa sangat variatif, ada yang memiliki jumlah cukup besar, namun demikian pada prodi lain memiliki jumlah mahasiwa yang cukup kecil.
Ketidak seragaman jumlah mahasiswa akan
membawa dampak pada rasio mahasiswa dengan dosen, sehingga pada satu sisi akan memberatkan lembaga. Pada kondisi seperti ini untuk menjalankan proses pendidikan akan membutuhkan subsidi silang antar prodi. Diharapkan pada suatu saat, akan terjadi kesetimbangan secara berkelanjutan antara jumlah mahasiswa dengan jumlah dosen sehingga rasio terjaga tetap. Jumlah mahasiswa tetap ini akan memberikan banyak kemudahan dalam pernecahaan permasalahan
pengembangan
lembaga.
kondisi
rasio diperlihatkan pada
tabel 2.
3. Keadaan Tenaga Pendidik Peran utama dalam menjalan lembaga pendidikan tinggi adalah terletak pada kondisi dosen yang dimilikinya. Menyadari akan pentingnya posisi dosen maka lembaga tidak berlebihan kalau pengembangan dan peningkatan kualitas
11
Rencana Induk Pengembangan (RENIP) periode 2016-2035 Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya dosen menjadi tugas utama yag harus direncanakan. Perkembangan lembaga pendidikan bersumber dari kualitas dosen, yang akan memberikan efek seperti bola salju, semakin lama akan semakin besar. Dosen yang berkualitas, akan memberikan kualitas lulusan yang baik, yang siap bersaing di dunia kerja dan diharapkan oleh masyarakat. Dengan kualitas seperti ini, maka kepercayaan masyarakat (stakeholders) akan semakin besar, sehingga perhatian pengguna lulusan terhadap keberadaan lembaga juga semakin besar. Dengan kondisi seperti ini, maka program pengembangan lembaga akan semakin mudah akrena mendapatkan dukungan yang besar dari masyarakat. Program pengembangan dosen harus menjadi program utama lembaga. sehingga sudah sepatutnya memberikan peluang dan mendorong serta memberikan dukungan kepada semua dosen untuk mengembangkan diri. Pengembangan diri dapat dilakukan dengan mengirim studi lanjut, mengikuti kegiatan ilmiah seperti penelitian, diskusi, seminar dan sebagainya. Melihat dari perkembangan yang terjadi bukan lagi terbatas pada lingkup local, maupun nasional, yaitu harus menuju pada standar pergaulan internasional, maka lembaga perlu mendorong yang memberikan program pengembangan dan peningkatan kemampuan dalam berbahasa inggris, atau Bahasa asing lainnya. Untuk menjaga proses pemebelajaran berjalan dengan baik dan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Dikti, Untag Surabaya masih harus menerima sejumlah dosen di beberapa program studi. Kesesuaian rasio ini akan memberikan dampak pada proses pembelajaran yang dilakukan. Rasio jumlah mahasiswa, dan dosen yang dimiliki oleh masing-masing prodi adalah sebagai berikut: Tabel 2. Rasio Dosen untuk Prodi No
Prodi
Rasio
No
Prodi
Rasio 19
1
Industri
37,1
17
Magister Ilmu Administrasi
2
Mesin
46,0
18
Doktor Ilmu Administrasi
17,7
3
Sipil
61,9
19
Magister Manejemen
6,4
4
Arsitektur
27,4
20
Doktor Ekonomi
23,0
12
Rencana Induk Pengembangan (RENIP) periode 2016-2035 Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 5
Elektro
42,1
21
Magister Hukum
9,6
6
Informatika
88,5
22
Doktor Hukum
10,4
7
Adm. Negara
31,6
23
Magister Teknik
51,3
8
Adm. Niaga
16,5
24
Magister Psikologi
13,2
9
Ilmu Komunikasi
52,4
25
Magister Profesi Psikologi
11,5
10
Manajemen
42,3
11
Akuntasi
48,7
12
Pembangunan
41,9
13
Ilmu Hukum
29,9
14
Psikologi
53,2
15
Inggris
23,1
16
Jepang
17,1
Program pengembangan dosen harus ditujukan pada peningkatan kualitas layanan, khususnya kepada mahasiswa, yang semua itu diharapkan mengarah pada (1) memfasilitasi dan memotivasi dosen studi lanjut ke jenjang S3, (2) mendorong dan memberikan peluang untuk mengikuti diskusi ilmiah, pelatihan kompetensi, seminar atau lokakarya, (3) mengikuti pelatihan atau training peningkatan skill (kompetensi) di industri (4) mendorong dan memotivasi untuk melakukan penulisan buku ajar (5) mendorong dan memfasilitasi para dosen untuk meningkatkan kunatitas dan kualitas penelitian dan pengabdian kepada masyarakat (6) Mendorong dan membangun secara bersama-sama antara dosen, mahasiswa dan lembaga dibidang atmosfir akademik.
4. Peningkatan Kompetensi Dosen Sebagaimana dijelaskan diatas bahwa dosen merupakan peran utama dalam pengelolaan perguruan tinggi. Oleh karena itu, peningkatan kompetensi dosen menjadi salah satu program utama Untag Surabaya. 4.1. Studi Lanjut Dosen Untag Surabaya sampai tahun 2015 berjumlah 290 orang. Jumlah dosen yang sudah berpendidikan S2 sebanyak 238, dan yang sudah berpendidikan S3 sebanyak 52 orang. Sedangkan yang sudah memiliki jabatan professor sebanyak 11 orang. Kepangkatan yang dimiliki oleh dosen rata-rata
13
Rencana Induk Pengembangan (RENIP) periode 2016-2035 Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya masih berpangkat Lektor. sedangkan yang berpangkat Lektor Kepala cukup banyak yaitu 62 dosen, namun yang masih berpendidikan S2 sebanyak 32 orang. Sehingga, yang berpeluang menjadi Guru Besar adalah 30 orang. Kondisi ini ditunjukan gambar 4 dibawah ini.
Jenjang… 250
Kepangkatan
238
144
200 150 100
52
50
62
46
27
11
0 Pendd S2
Pendd S3
TP
AA
L
LK
GB
Gambar 4. Jenjang pendidikan dan kepangkatan dosen
Dalam perkembangannya, dosen yang memiliki pendidikan tidak linier (S1 dan S2 tidak sama) sebanyak 33 orang atau sekitar 11,4%. Ditunjukan oleh gambar 5.
300
257
250 200 150 100 33
50 0 Dosen (Ln)
Dosen (NLn)
Linierisasi Pendidikan Dosen
Gambar 5. Jumlah dosen berpendidikan linier (Ln) dan tidak linier (Nln)
14
Rencana Induk Pengembangan (RENIP) periode 2016-2035 Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 4.2. Magang Dalam pengembangan skill dan wawasan dosen, yang melibatkan pihak pengguna belum berjalan dengan baik, program ini dikenal dengan magang. Program ini diperuntukan kepada dosen baik yang masih muda (baru menjadi dosen) maupun yang sudah lama tidak mengembangkan keilmuannya. Program ini penting untuk memberikan penyegaran pemahaman dan juga bisa dipergunakan sebagai acuan dalam pengembangan keilmuan dosen. 4.3. Training / Kursus Terkait dengan pengembangan kemampuan dosen, baik training maupun kursus kursus, sejauh ini masih belum terprogram secara baik, baik ditingkat Universitas,
Fakultas
maupun
Prodi.
Untuk
mendapatkan
peningkatan
kemampuan dosen yang sesuai dengan kebutuhan pengembangan lembaga dan sesuai dengan tuntutan kebutuhan lulusan, maka program training dan atau kursus harus menjadi program kerja yang direncanakan dengan baik. Belum ada data yang pasti tentang jumlah dosen yang sudah mengikuti program training ataupun kursus.
5. Penelitian, Pengabdian Masyarakat dan Publikasi Ilmiah 5.1. Pusat Studi: Bagian lain dalam pengembangan kompetensi dosen adalah dengan aktif melakukan penelitian dan publikasi ilmiah. LPPM yang memegang peranan penting dalam memotivasi dan mendorong aktivitas tesebut telah banyak berperan. Salah satu yang didorong dan dikembangkan oleh LPPM adalah menghidupkan dan membangun Pusat Studi-Pusat Studi dilingkungan Untag Surabaya. Diharapkan dengan Pusat Studi ini, topik penelitian yang dilakukan mulai terkonsentrasi dan dapat diarahkan sebagai roadmap yang mendukung roadmap penelitian Untag Surabaya. Jumlah Pusat Studi yang ada dibawah LPPM sebanyak 13 buah dengan perincian sebagai diperlihatkan pada tabel 3.
15
Rencana Induk Pengembangan (RENIP) periode 2016-2035 Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya Tabel 3.Pusat Studi Untag Surabaya. No
Nama Pusat Studi
1
Pusat Studi Kependudukan dan Lingkungan Hidup
2
Pusat Studi Teknologi Terapan
3
Pusat Studi Teknologi Pangan, Tanaman Obat, dan Halal Food
4
Pusat Studi Kreativitas
5
Pusat Studi Gender dan Perlindungan Anak
6
Pusat Studi Kajin Hukum dan Perundang-Undangan
7
Pusat Studi Penelitian Sosial, Ekonomi, dan Kebijakan Publik
8
Pusat Studi Konstitusi dan Pemerintah Daerah
9
Pusat Studi Hukum dan Administrasi Pertanahan
10
Pusat Studi Sastra dan Strategi Kebudayaan
11
Pusat Studi Pengembangan Sumber Daya Manusia
12
Pusat Studi Klinik Ergonomi
13
Pusat Studi Sentra HKI
5.2. Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Sejauh ini, lembaga melalui Yayasan telah memberikan fasilitas yang cukup
untuk
mendorong
dosen
melakukan
penelitian,
salah
satunya
memberikan bantuan dana sebesar Rp. 5 juta perorang. Sedangkan untuk penelitian dosen yang diperuntukan mendapatkan dana hibah Dikti, diberikan dana untuk pembuatan proposal sebesar Rp. 500.000,- perproposal. Pada tahun 2015 LPPM mendapatkan dana penelitian dari luar Untag Surabaya sebesar Rp. 636, 5 juta dengan jumlah proposal 13 buah dan dosen yang terlibat sebanyak 38 orang. Sedangkan jumlah dana yang diperoleh diluar dikti untuk penelitian dosen sebanyak Rp. 1,7 M, dengan jumah proposal 132 buah dan dosen yang terlibat sebanyak 272 orang. LPPM juga memfasilitasi dosen untuk memperdalam tata cara penulisan proposal, dengan mengadakan pelatihan yang mendatangkan tenaga ahli dari luar.
16
Rencana Induk Pengembangan (RENIP) periode 2016-2035 Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
2000 1500
Penel (dikti)
1000
Pengab (dikti) Non Dikti
500 0 2015
Gambar 6. Jumlah dana yang diperoleh pada tahun 2015 (dalam juta)
Sedangkan pengabdian masyarakat yang dilakukan pada tahun 2015 mencapai Rp. 815 juta, dengan jumlah proposal 18 buah dan dosen yang terlibat 54 orang. 5.3. Publikasi Ilmiah: Sarana untuk mempublikasikan karya ilmiah, baik itu hasil penelitian, di Untag Surabaya terdapat beberapa Jurnal yang diterbitkan oleh LPPM, Fakultas maupun Prodi masing-masing. Namun sejauh ini tingkat rutinitas penerbitan Jurnal masih tidak menentu, hal ini disebabkan karena aktivitas penelitian yang tidak berkelanjutan. Disamping itu, hal ini juga disebabkan karena roadmap penelitian yang dimiliki oleh masing-masing dosen belum ditetapkan secara baik.
6. Penulisan buku ajar Dalam rangka untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas proses belajar mengajar, maka universitas telah mengambil kebijakan mendorong semua dosen untuk menulis buku ajar. Sampai tahun 2015 sudah terdapat 24 judul buku ajar yang diselesaikan oleh dosen Untag Surabaya. Melihat dari jumlah buku dengan jumlah mata kuliah yang ada, yang masih tergolong kecil, maka perlu ada pemicu agar dosen bisa menghasilkan buku ajar lebih banyak lagi. Diharap setiap matakuliah sudah ada buku ajar yang dihasilkan oleh dosen bersangkutan.
17
Rencana Induk Pengembangan (RENIP) periode 2016-2035 Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya Perlu ada kerjasama dengan penerbit, yang dapat memberikan pelatihan penulisan buku ajar dengan baik dan sekaligus membantu dalam pencetakan dan pemasaran. Sampai saat ini, Untag Surabaya baru bekerjasama dengan penerbit Andi. Sedangkan dalam penerbitan buku dosen, banyak diantara dosen melakukan kerjasama dengan penerbit secara mandiri.
7. Keadaan Karyawan Untag Surabaya memiliki karyawan administrasi dan penunjang lainnya berjumlah 271 orang yang tersebar pada 6 Fakultas, dan 7 unit kerja. Sampai saat ini, penempatan karyawan masih belum mengikuti aturan kepegawaian secara baik. demikian pula terhadap mekanisme penerimaannya. Dari kondisi ini masih memungkinkan adanya karyawan yang tidak sesuai dengan kebutuhan unit (pengguna). keadaan ini tentunya akan memberikan beban pada unit dalam menjalankan tugas-tugasnya. Untuk mengantisipasi kondisi tersebut, perlu ada pelatihan secara rutin terkait dengan peningkatan kemampuan kerja (skill) karyawan, sehingga mampu diajak untuk membangun dan menjalankan prinsip pelayanan berkualitas, sesuai dengan penjaminan mutu administrasi. Pelatihan peningkatan kemampuan kerja karyawan sebaiknya diadakan secara rutin, dan terprogram secara berkelanjutan.yang ingin dibangun adalah Untag Surabaya selalu siap dengan kemampuan kerja karyawan, kapan dan dimanapun ditempatkan. Pelatihan ini tentunya akan menjadi penting pada saat ada program pemindahan karyawan (roling), khususnya penempatan tenaga pada posisi yang baru.
8. Keadaan Aset Fisik 8.1. Aset Gedung Dan Bangunan Kampus Untag Surabaya terpusat di jalan Semolowaru no.45 Surabaya diatas tanah seluas 50.000 m2. Jumlah bangunan yang dimiliki saat ini adalah 7 blok bangunan yang terdiri dari 1 gedung berlantai 9, 4 blok gedung berlantai 3, 1 gedung serbaguna berlantai 2, dan 1 blok gedung berlantai 1. Gedung-gedung
18
Rencana Induk Pengembangan (RENIP) periode 2016-2035 Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya hanya dipergunakan untuk menjalankan proses pembelajaran, administrasi Tri Dharma dan administrasi pelayanan penunjang lainnya. Sampai saat ini, Untag Surabaya, ataupun Yayasan Perguruan 17 Agustus 1945 Surabaya belum memiliki unit usaha secara pasti dan berkelanjutan. Yang dipergunakan sebagai unit usaha adalah gedung serbaguna yang sering disewakan untuk kegiatan pernikahan ataupun seremoni lainnya. Gedung atau ruang kelas yang dimiliki saat ini mampu menampung jumlah mahasiswa sebanyak 11.000, dengan jadwal perkuliahan pada waktu siang dan malam hari.
9.
Tantangan Merujuk pada perkembangan yang terja di dunia Internasional, maka beban yang dihadapi oleh perguruan tinggi secara umum, dan Untag Surabaya pada khususnya cukup berat. Banyak hal dari rencana pengembangan yang harus dipastikan dapat berjalan dengan baik. Perencanaan pengembangan tentunya harus mampu mengikuti keinginan konsumen (stakeholders) dari waktu ke waktu. Tantangan yang sangat besar justru karena cepatnya perubahan yang terjadi. Untuk menghadapi kondisi ini, Untag Surabaya harus selalu melakukan inovasi pengelolaan maupun proses pendidikan sehingga menyesuaikan terhadap kebutuhan yang diinginkan oleh konsumen maupun perkembangan kebutuhan dunia internasional. Dan tidak kalah pentingnya, manajemen harus mampu menyediakan sarana dan prasarana yang sesuai dengan tuntutan perkembangan global (kemodernan), baik dari sisi teknologi maupun kualitas. Persaingan
ini
akan
memperebutkan
tempat
terdepan
diantara
perguruan tinggi baik PTN, PTS, maupun PTA. Siapa yang lebih siap menghadapi perkembangan global, maka
perguruan tinggi tersebutlah yang
akan menjadi terdepan.
19
Rencana Induk Pengembangan (RENIP) periode 2016-2035 Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 10. Masalah Utama Terdapat beberapa masalah utama yang akan dihadapi oleh Untag Surabaya dalam rangka memposisikan diri sebagai perguruan tinggi terdepan, yaitu:
1. Sumberdaya Manusia. SDM yang dimiliki oleh Untag Surabaya seyogyanya
memiliki
kemampuan
untuk
menghadapi
dinamika
perkembangan global yang sangat cepat dan variatif. Diperlukan etos kerja yang kuat serta komitmen yang tinggi untuk menjadi pilar penguat kemampuan bersaing Untag Surabaya.
2. Sarana dan Prasaran. Tidak akan berguna bila sarana dan prasaran yang dimiliki tidak mampu mengantarkan kemampuan SDM dalam persaingan global. Artinya, akan menjadi beban dan dapat menjadikan frustasi dalam bekerja bila tidak didukung oleh kemodern sarana maupun prasarana. Kemodernan sarana dan prasarana ini akan memiliki peranan penting dalam meningkatkan kreatifitas dosen maupun mahasiswa ataupun tenaga kependidikan dalam berkarya.
3. Bahan Pembelajaran. Bagian penting lainnya dalam proses pendidikan yang dijalankan tentunya keberadaan bahan pembelajaran. Sejauh ini, Untag Surabaya belum mampu menghasilkan bahan pembelajaran yang sifatnya terintegrasi dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh dosen. Harus mulai didorong terciptanya bahan pembelajaran yang mampu membangun inovasi dan kreatifitas belajar mahasiswa secara mandiri. Keberadaan bahan pembelajaran akan menjadi penguat dalam penciptaan metode pembelajaran yang terfokus pada mahasiswa (Student Center Learning).
4. Lingkungan.
Dalam
peningkatan
kualitas
pendidikan,
lingkungan
memegang peranan yang cukup penting, khususnya dalam menciptakan kenyaman proses belajar mengajar. Pembangunan suasana akademik akan lebih mudah diwujudkan bila didukung oleh lingkungan kampus yang tertata dengan baik, dan cukup memadai.
20
Rencana Induk Pengembangan (RENIP) periode 2016-2035 Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
5. Finansial. Seluruh proses yang dilakukan oleh sebuah perguruan tinggi tidak akan mamu berjalan baik bila tidak didukung oleh finansial yang kuat. Kekurangan fiansial akan dapat menyebabkan proses tersebut berjalan lambat, bahkan bisa berhenti. Kelemahan yang dimiliki oleh Untag Surabaya adalah tidak didukungnya oleh kekuatan finansial yang baik. kekuatan finansial masih sangat tergantung dengan keberadaan mahasiswa yaitu uang kuliah. Sering terjadi gangguan pengelolaan proses pendidikan bila aliran pembayaran uang kuliah bermasalah. Untuk mendukung agar Untag Surabaya mampu berdiri terdepan dengan perguruan tinggi lainnya, maka diharuskan memiliki sumber penghasilan lain diluar uang kuliah mahasiswa. Perlu ada terobosan baru yang mampu manggali potensi dosen dan mahasiswa maupun sarana dan prasarana yang dimiliki untuk diberdayakan menjadi sumber penghasilan lain. 11. Pendekatan Untuk mengatasi permasalahan utama yang dimiliki oleh Untag Surabaya, perlu dilakukan pendekatan yang mampu memberikan jawaban. Kondisi yang diharapkan adalah mampu memberikan solusi yang tuntas sehingga perlu ada kajian dan analisa kondisi secara mendalam dan seksama. Pola pola yang mengaitkan proses PDCA (plan, Do Check, Act) harus selalu dikembangan dalam segala lini proses. Harapan yang ingin diwujudkan adalah mampu membangun pengelolaan dengan mendasarkan pada peningkatan kualitas yang berkelanjutan (continuous improvement).
12. Analisa SWOT A. Kondisi Internal Untag Surabaya Dalam bahasan ini, kondisi internal Untag Surabaya akan menunjukan seberapa besar kekuatan (strenghtness) dan kelemahan (weakness) yang dimiliki
guna
mewujudkan
impiannya
menjadi
universitas
sebagaimana
dituangkan dalam visi dan misi-nya.
21
Rencana Induk Pengembangan (RENIP) periode 2016-2035 Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya a.1. Dosen : Dalam perkembangannya, Untag Surabaya telah melakukan banyak hal untuk menjaga eksistensi institusi di mata masyarakat. Salah satunya adalah memenuhi jumlah dan menyesuaikan standar kompetensi dosen dengan lebih baik. Hal ini dilakukan terkait dengan komitmen institusi dan Yayasan agar bisa memberikan pelayanan dan proses pendidikan dengan lebih baik pula. Jumlah dosen tetap yang sudah dimiliki sampai akhir tahun 2015 sebanyak 290 orang dengan jenjang pendidikan 238 pendidikan S2 dan 52 sudah memiliki pendidikan S3. Melihat kondisi tersebut, Untag Surabaya harus berperan aktif mendorong dan membantu dosen-dosennya untuk melanjutkan studi ke S3. Hal ini harus dilakukan agar tingkat kemampuan persaingan yang dimiliki Untag Surabaya semakin kuat, lihat gambar 7.
Jenjang Pendididkan Dosen
Linierisasi Pendidikan Dosen
238
(Ln = Linier; NLn = Non Linier)
257
52
Pendd S2
33
Pendd S3
Dosen (Ln)
Gambar 7. Jenjang Pendidikan Dosen (sampai 2015)
Dosen (NLn)
Gambar 8. Linierisasi Pendidikan Dosen (sampai 2015)
Kekuatan ini semakin besar ketika dilihat dari tingkat linieritas keilmuan yang dimiliki oleh dosen cukup besar, yaitu 257 dosen dengan latar belakang keilmuan yang linier, dan hanya 33 dosen yang memiliki latar belakang keilmuan yang berbeda, lihat gambar 8. Untuk jabatan fungsional (ja-fung) dosen sebagian besar masih ada pada posisi Lektor. Kondisi ini tentunya sudah cukup bagus, namun tetap harus ditingkatkan menjadi jabatan fungsional yang lebih tinggi. Tentunya universitas tetap
memberikan
perhatian
agar
dosen
bersedia
meningkatkan
kepangkatannya. Diakui ataupun tidak, tingkat kepangkatan dosen akan sangat
22
Rencana Induk Pengembangan (RENIP) periode 2016-2035 Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya berpengaruh terhadap kualitas tridharma perguruan tinggi. Salah satu cerminan akan keaktifan dosen dalam menjalankan tugasnya. Dari gambar 9, perlu ada usaha agar dosen jab-fung Lektor segera menjadi Lektor Kepala, demikian juga untuk jumlah guru besar harus segera dicanangkan agar bertambah. Sampai tahun ini jumlah dosen yang sudah memiliki ja-fung adalah 49,65% sedangkan lektor kepala adalah 21,4% dan Guru Besar hanya 3,8%, sebagaimana diperlihatkan gambar 9. Demikian pula jumlah penerima serdos. Dari jumlah dosen yang sudah mendapatkan serdos sekitar 67,9%, sedangkan yang belum sekitar 33,1% lihat Gambar 10. Dosen yang sudah lolos seleksi penerimaan serdos sudah cukup besar yaitu 67%. Namun demikian seyogyanya penerima serdos harus 100% karena itu merupakan penghargaan pemerintah terhadap peran dan fungsi dosen untuk ikut mencerdaskan kehidupan bangsa. Karenanya perlu ada pengarahan dan pembimbingan dari universitas agar dosen penerima serdos secepatnya mencapai 100%. Perbandingan penerima serdos disampaikan pada gambar 10.
Kepangkatan
Serdos
144 27 TP
62
46 AA
194 96 11
L
LK
GB
Gambar 9. Kepangkatan dosen (sampai 2015)
Sudah
Belum
Gambar 10. Penerima serdos dosen (sampai 2015)
Dalam pengembangan universitas, jumlah dosen pensiun juga menjadi perhatian, karena berkaitan dengan pengaruh proses pembelajaran yang dijalankan. Sampai tahun 2020, universitas harus merekrut dosen baru sebesar 32 orang dari berbagai program studi. Proses penggantian dan penambahan dosen harus ada persiapan yang baik.
23
Rencana Induk Pengembangan (RENIP) periode 2016-2035 Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Jumlah Dosen Pensiun pertahun
5
5
1
8
10
10
3
Th Th Th Th Th Th Th 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Gambar 11. Jumlah dosen pensiun pertahun.
Kondisi yang lebih penting adalah bagaimana pengganti tersebut mampu menjaga keberlanjutan proses dan pengembangan keberlanjutan dari sebuah profesionalime program studi. Kondisi
pensiun dosen diperlihatkan pada
gambar 11. Keberlangsungan aktivitas program studi harus menjadi perhatian utama, sehingga penggantian dosen pensiun harus dipersiapkan secara baik.
Rasio Dosen- Mhs per prodi 88,3 52,4
61,9 48,7 42,3 41,9
31,6 16,5 19,0 17,7
46,0 37,1
29,9 23,0 9,6 6,4 10,4
42,1 27,4
51,3 53,2 23,1 13,2 17,1 11,5
Gambar 12. Rasio dosen-mahasiswa per akhir tahun 2015 setiap prodi.
Melihat dari rasio dosen dengan mahasiswa yang masih cukup besar, tentunya Untag Surabaya harus melakukan beberapa jumlah perekrutan baru, sehingga rasio dosen dan mahasiswa mencukupi sesuai dengan peraturan
24
Rencana Induk Pengembangan (RENIP) periode 2016-2035 Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya Kemenristekdikti.
Sampai
akhir
tahun
2015,
rasio
dosen–mahasiswa
diperlihatkan pada gambar 12. Terdapat 7 dari 25 prodi yang masih memiliki rasio melebihi ketentuan. Untuk memenuhi rasio tersebut baik di prodi eksak maupun di non eksak dibutuhkan sekitar 80 orang dosen baru. a.1.1. Kekuatan Melihat
dari
data
diatas,
sesuai
dengan
tuntutan
ketentuan
kemnristekdikti, Untag Surabaya memiliki jumlah dosen yang belum memenuhi rasio secara keseluruhan. Namun kondisi tersebut hanya terjadi pada beberapa program studi saja. Secara keseluruhan jumlah dosen tetap (Yayasan dan DPK) sudah cukup besar dan menjadi modal baik dalam pengembangan Untag Surabaya. Jumlah tenaga dosen yang sudah menempuh pendidikan S2 sebagai syarat
minimal
tenaga
pendidik
adalah
82%,
dan
selebihnya
sudah
berpendidikan S3, lihat Gambar 7 dan 8. Demikian pula kelinieran pendidikan yang dimiliki sudah cukup bagus, walaupun harus ada usaha lagi untuk menjadikan yang belum linier menjadi linier. Melihat kepangkatan dosen posisi terbanyak ada pada posisi lektor, yang secara umum sudah cukup mumpuni untuk memperkuat kemampuan bersaing Untag Surabaya, khususnya di daerah regional. a.1.2. Kelemahan Mengupas kelemahan, melihat kondisi dosen yang dimiliki, maka ada beberapa dosen yang masih memiliki keilmuan yang belum linier didorong dan diarahkan agar menjadi linier. Butuh komitmen dalam perubahan itu baik dari universitas maupun diri dosen itu sendiri. Secara prosentase jumlahnya cukup kecil yaitu 11,4%. Namun ini tetap menggangu karena dalam transfer keilmuan pada proses pembelajaran berkualitas dibutuhkan kepakaran dosen. Pendidikan yang sudah dimiliki oleh dosen, walaupun secara kebutuhan minimal sudah terpenuhi dengan baik, yaitu berpendidikan S2, tetapi tetap harus ada program yang mampu mendorong keinginan dan semangat dosen untuk meningkatkan keilmuannya ke level S3. Selama ini universitas belum memliki program yang jelas untuk meningkatkan strata pendidikan dosen ke jenjang lebih
tinggi.
Masih
mengandalkan
dari
kesadaran
dosen
itu
sendiri.
25
Rencana Induk Pengembangan (RENIP) periode 2016-2035 Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya Meningkatnya jumlah dosen berpendidikan S3, akan memberikan peluang yang besar untuk menjadi guru besar, dan kondisi tersebut sangat menguntungkan universitas dan sebagai kekuatan untuk berkompetensi di era globalisasi ini. Demikian halnya tentang posisi jabatan fungsional dosen yang sebagian besar ada di level Lektor. Untuk meningkatkannya perlu campur tangan universitas membantu dan memfasilitasinya, dimana selama ini masih dirasakan kurang. Kenaikan ja-fung itu masih diserahkan kepada pribadi dosen yang bersangkutan. Kelemahan lain adalah adanya penggantian dosen yang akan pensiun dengan jumlah yang cukup besar yaitu sekitar 32 orang dalam kurun waktu 5 tahun kedepan. Proses pensiun dosen selama ini tidak menjadi perhatian, baik dari universitas maupun fakultas itu sendiri. Hal ini tentunya akan berakibat kurang baik, khsusunya dalam proses pembelajaran yang dilakukan. a.1.3. Rekomendasi Strategi Pengembangan Universitas harus memiliki komitmen yang kuat untuk mendukung dan membantu para dosen melanjutkan studi ke jenjang S3, dengan selalu mengarahkan kelinieran keilmuannya. Demikian juga dalam kenaikan jabatan fungsional dosen perlu mendapatkan perhatian lebih, khususnya dari bagian ketenagaan, agar tidak banyak dosen yang tertinggal. Semakin tinggi kepangkatan maupun jabatan fungsional dosen, maka semakin besar kekuatan universitas. Hal ini pastinya memberikan kontribusi yang besar dalam berkompetisi antar perguruan tinggi serta sangat bermanfaat pada penilaian akreditasi, baik di program studi maupun di institusi. Mengingat tugas dosen yang semakin berat dalam menopang eksistensi universitas, maka perlu dipertimbangkan adanya unit tersendiri yang bertugas menangani kepangkatan dan jabatan fungsional dosen. Perlu diingat bahwa kepangkatan dan jabatan fungsional tersebut bukan semata-mata merupakan kepentingan dan urusan pribadi yang bersangkutan tetapi sudah menjadi kepentingan lembaga. Kerugian yang cukup besar akan diterima oleh Untag Surabaya kalau dosen-dosennya banyak yang masih memiliki jabatan fungsional rendah.
26
Rencana Induk Pengembangan (RENIP) periode 2016-2035 Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya Untuk mengatasi permasalahan yang terjadi akibat dosen pensiun, maka perlu ada penggatian dosen dengan merekrut dosen baru secara baik dan terencana, dalam rentang waktu tertentu. Diharapkan, kejadian pensiun dosen bukan berarti juga menghilangkan kemampuan akademik lembaga (prodiuniversitas). Pensiunnya dosen tersebut tentunya kepakaran keilmuannya tetap dimiliki oleh prodi atau universitasnya. Kondisi ini penting yang harus tetap dijaga agar prodi (universitas) tetap pada proses perkembangan yang berkelanjutan. Akan menjadi buruk bagi universitas apabila dosen pensiun membawa kepakarannya sehingga berpengaruh pada menurunnya kemampuan prodi atau universitas dibidang ilmu tersebut. Keilmuan/kemampuan yang dimiliki oleh dosen pensiun harus ditularkan atau diteruskan (regenerasi) ke dosen pengganti atau ke dosen lain yang lebih muda sesegera mungkin. Perlu ada dokumen keilmuan yang sudah dikuasai oleh dosen pensiun, dan disimpan sebagai referensi pengembangan ilmu bagi dosen penerusnya. Sehingga kepakaran keilmuan yang dimiliki oleh dosen tersebut tetap hidup dan berkembang di prodi. Hal ini untuk menjaga agar kemampuan universitas (secara kelembagaan) tetap berlanjut. Perlu ada karyakarya tulis dosen yang menjadi dokumen pengembangan ilmu pada program studi ataupun di universitas. a.2. Tenaga Kependidikan Jumlah tenaga kependidikan adalah 271 orang, dengan tingkat pendidikan S2 sebanyak 23 orang, S1 sebanyak 93 orang, SMA dan sederajat sebanyak 98 orang, SMP sebanyak 32 orang, kondisi ini dapat dilihat pada gambar 13. Sedangkan golongan yang dimiliki oleh tenaga kependidikan didominasi oleh golongan 3 yaitu sebesar 41%, kemudian golongan 1 sebesar 32,5% dan golongan 2 sebesar 21,8%. Keadaan ini diperlihatkan pada gambar 14. Banyaknya tenaga kependidikan yang masih berpendidikan rendah (SMP kebawah) diharapkan tidak menggangu kinerja yang sedang dikembangkan. Dari data, terlihat bahwa penggunaan tenaga kerja yang siap pakai yaitu lulusan sekolah vokasi, masih sangat kecil yaitu sekitar 1,85%. Untuk kedepan, penggunaan tenaga kependidikan dari vokasi perlu mendapatkan pertimbangan.
27
Rencana Induk Pengembangan (RENIP) periode 2016-2035 Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Pendidikan 98
Golongan
93 111
88 20
32
59
23 5
SD SMP SMA D2
9 S1
S2
Non
Gambar 13. Tingkat pendidikan tenaga kependidikan
4 I
II
III
IV
Gambar 14. Golongan tenaga kependidikan
Berdasarkan dari kondisi tenaga kependidikan yang dimiliki Untag Surabaya
sudah lebih dari cukup dan memiliki kemampuan untuk ikut
menopang mengantarkan Untag Surabaya menjadi universitas dengan kualitas pelayanan keadministrasian yang baik. Untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam menjalankan tugas-tugas harus ada program kerja atau perlakuan yang harus diberikan, terkait dengan peningkatan kemampuan kerja yang semestinya dimiliki, dan disesuaikan dengan tugas dan fungsinya. a.2.1. Kekuatan Mengamati tingkat pendidikan dan golongan kerja yang dimiliki oleh tenaga kependidikan dapat dikategorikan cukup baik, dan siap untuk dimanfaatkan
sebagai
modal
dalam
memperkuat
pelayanan
bidang
keadmisnitrasian. Dengan tingkat pendidikan yang cukup tinggi, yaitu lulusan S1 cukup banyak serta beberapa sudah berpendidikan S2 tentunya siap untuk diajak membangun sistem yang lebih baik sesuai dengan prinsip-prinsip pelayanan penjaminan mutu yang ada. Dengan pendidikan yang cukup baik ini, tentunya tidak terlalu sulit untuk menjadi penggerak perubahan keadminsitrasian (pelayanan) yang semestinya dijalankan. Pada sisi lain, pendidikan tenaga kependidikan yang SMA/sederajat merupakan yang paling banyak, dan ini sebenarnya juga menjadi modal besar
28
Rencana Induk Pengembangan (RENIP) periode 2016-2035 Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya untuk ditingkatkan dan dikembangkan
kemampuannya, walaupun hanya
berfungsi sebagai pelaksana.
a.2.2. Kelemahan Terkadang dalam penanganan sebuah pekerjaan pimpinan masih kebingungan untuk menunjuk personil yang mampu dalam menyelesaikan tugas-tugasnya. Hal ini terjadi karena masih belum terpetakan secara baik kemampuan-kemampuan tenaga kependidikan tersebut. Hal ini bisa terjadi karena belum dibudayakan atau belum adanya aturan yang mengharuskan tenaga kerja sebelum menjalankan tugasnya dibekali kemampuan yang dibutuhkan. Dengan keanekaragaman pendidikan dan belum dikelola secara baik dan maksimal, maka terkadang tingkat pendidikan tersebut tidak terlalu berarti dalam pembangunan dan pengembangan sistem tata kelola. Pada suatu kondisi terkadang jumlah tenaga kependidikan tersebut menjadi beban lembaga karena secara peran belum maksimal. a.2.3. Rekomendasi Strategi Pengembangan Berdasarkan dari apa yang dimiliki Untag Surabaya, maka perlu melakukan pemetaan ulang terhadap skill dan kemampuan yang dimiliki oleh tenaga kependidikan dan melakukan pelatihan atau workshop yang dapat menghasilkan skill-skill baru yang dibutuhkan oleh universitas. Pemetaan ini tentunya menjadi awal dalam penempatan tenaga kependidikan pada posisi dan lingkup yang sebenarnya. Penempatan orang disesuaikan dengan kemampuan kerjanya. Dengan pemetaan ini juga menjadi dasar dalam pengembangan tenaga kependidikan, sehingga pelatihan dan kemampuan tersebut menjadi terarah. Dalam peningkatan kompetensi kerjanya, seyogyanya lembaga memiliki program secara rutin untuk memberikan pendidikan/pelatihan sehingga sesuai dengan kebutuhan perkembangan jaman.
29
Rencana Induk Pengembangan (RENIP) periode 2016-2035 Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya B. Sarana Penunjang Pendidikan b.1. Perkuliahan - Ruang kelas Sarana pendidikan yang telah dimiliki oleh Untag Surabaya masuk kategori cukup. Ini ditinjau dari proses perkuliahan yang dilakukan tidak mengalami gangguan dan keluhan yang terjadi tergolong kecil, sehingga proses pembelajaran tersebut berjalan dengan baik. Setiap kelas ruang kuliah sudah dilengkapi LCD, AC (rata-rata jumlah 4 PK per kelas), papan tulis whiteboard, dan jaringan internet. Ruang kelas yang dipergunakan memiliki rasio luas dengan jumlah mahasiswa sebesar 1,6. Nilai ini tentunya masuk kategori cukup untuk sebuah ruang kelas perkuliahan. Kelas perkuliahan secara pengelolaan terbagi menjadi dua yaitu ruang perkuliahan yang dipergunakan secara umum (common used) dan yang dipergunakan hanya untuk program studi atau fakultas. Pembagian ini akan memberikan keleluasaan bagi program studi untuk menggunakan ruangan tersebut semaksimal mungkin sebelum mengalihkan ke ruangan kelas umum. Melihat penggunaan ruang kelas yang sudah ada selama ini, ternyata dengan jumlah mahasiswa dan jumlah mata kuliah yang dirancang belum menjadikan ruang kelasnya terpakai secara optimal. Kondisi ini terlihat pada Gambar 15, bahwa penggunaan ruang kuliah pada semester gasal 2015/2016 baru berkisar 70% – 80% untuk pelaksanaan malam hari, sedangkan untuk pagi hari justru lebih kecil dengan penggunaan paling besar dibawah 60%. Kondisi ini masih memungkinkan untuk meningkatkan jumlah kelas ataupun jumlah mahasiswa aktif.
Pemakaian Ruang Kuliah 75,7% 74,4% 71,5% 70,3% 59,6% 55,4% 52,0% 51,0%
SENIN
SELASA
RABU
KAMIS
PAGI
SORE
71,0% 38,9% 36,6% 25,9% JUMAT
SABTU
Gambar 15. Jumlah pemakaian seluruh ruang kelas untuk perkuliahan pagi dan sore
30
Rencana Induk Pengembangan (RENIP) periode 2016-2035 Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya b.1.1. Kekuatan Jumlah kelas yang dimiliki Untag Surabaya sudah melebihi dari cukup, sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik. Proses penyusunan perkuliahan per semester dengan kebutuhan kelas tidak menjadi masalah. Kelengkapan standar yang diperlukan dalam proses pembelajaran, tentunya sudah terpenuhi dengan baik. Namun tidak cukup demikian karena kelengkapan tersebut harus mengikuti perkembangan teknologi dan kualitas peralatan penunjang yang harus dipergunakan dalam berproses. b.1.2. Kelemahan Kelemahan yang dimiliki adalah masih sedikitnya ruang kuliah yang sudah siap dipegunakan sebagai sistem pembelajaran modern. Dimana pada proses ini, ruang kuliah diharapkan sudah mampu dan siap dipergunakan setiap saat sebagai ruang multimedia. Mengingat perkembangan Teknologi informasi yang sangat cepat, maka sangat tidak layak apabila tempat proses pembelajaran belum menggunakan teknologi tersebut secara baik. Untuk mensejajarkan posisi Untag Surabaya dengan Perguruan Tinggi lainnya yang bertaraf internasional, tentunya kualitas dan kemodernan alat pembelajaran tidak bisa diabaikan begitu saja. Untuk menuju world class university (WCU), tentunya kemodernan sarana pembelajaran menjadi bagian penting dalam berproses. Keadaan ini harus mulai direncanakan dan ditata dengan baik sehingga proses pembelajaran berjalan dan mampu mencapai target-target sebagaimana ditetapkan. b.1.3. Rekomendasi Startegi Pengembangan Sebagai alngkah awal dalam pembangunan proses pembelajaran secara baik dan berkualitas, perlu ada manajemen pemeliharaan alat/sarana secara baik dengan mengikuti aturan yang ada. Dibutuhkan sebuah konsep pengembangan ruang kelas yang modern dan berkualitas, dengan harapan mampu menciptakan suasana akademik yang lebih baik. Dalam penggunaan ruang kelas, perlu ada SOP yang mengatur para pengguna, baik dosen maupun mahasiswa sehingga ruang kelas selalu ada pada kondisi baik dan siap dipakai. Disamping sarana penunjang proses
31
Rencana Induk Pengembangan (RENIP) periode 2016-2035 Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya pembelajaran yang harus mulai dilengkapi, perlu juga ada pengkondisian ruang kelas menjadi terbuka dan serasa menyatu dengan lingkungan. Penyegaran ruang kelas dengan menghadirkan tanaman dan ornament pendukung yang mampu memberikan kenyamananperlu dihadirkan. b.2. Laboratorium laboratorium merupakan sarana pendukung proses pembelajaran untuk menghasilkan keseimbangan antara teori dan praktek. Akan sangat bermanfaat dan sangat berperan dalam pembangunan kemampuan kerja (skill) mahasiswa bila Laboratorium yang dimiliki bukan skala penelitian, tetapi sudah berskala industri (produksi). Laboratorium diharapkan mampu mendekatkan kondisi industri atau kondisi nyata didalam dunia kampus. Kahadiran laboratorium yang berskala industri/implementasi lapangan akan sangat berguna sebagai tempat latihan mahasiswa sebelum terjun ke lapangan. Laboratorium mampu memberikan pengalaman kerja kepada mahasiswa walaupun masih ada dalam proses perkuliahan. Keadaan ini akan bisa mewujudkan lulusan yang siap kerja maupun siap membangun lapangan kerja (membuka usaha). Sejauh ini setiap program studi memiliki laboratorium yang cukup banyak.
namun
secara
kualitas
dan
usia
peralatan
masih
cukup
memprihatinkan. Khususnya di program studi eksakta, kualitas alat yang rendah dan usia peralatan yang cukup lama memberikan beban yang cukup besar dalam memacu peningkatan mutu hasil pembelajaran. Kualitas dan kemodern peralatan akan memberikan dampak pada semangat dan motivasi belajar, yang pada akhirnya memberikan dampak baik pada hasil pembelajaran. Standar luas ruang kerja praktek (laboratorium) diharapkan memiliki rasio 2 (dua) m2 per mahasiswa. Melihat dari standar ini, Untag Surabaya telah memiliki rasio yang baik. Rasio ini merupakan modal yang baik dalam menjalankan proses pembelajaran, sehingga mampu menghasilkan kualitas pembelajaran sebagaimana standar. Rasio ini juga sangat berperan Perlu ada dorongan bahwa proses perkuliahan tidak hanya dilakukan di dalam ruang kelas, tapi juga bisa diarahkan ke dalam ruang ruang laboratorium. Pembelajaran yang menyatu antara teori dan praktek akan memberikan percepatan dalam proses pemahaman materi.
32
Rencana Induk Pengembangan (RENIP) periode 2016-2035 Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya b.2.1. Kekuatan Dalam
proses
pembelajaran,
keberadaan
laboratorium
memiliki
perananan yang penting. Jumlah Laboratorium yang dimiliki oleh prodi cukup banyak, dan diharapkan menjadi pendukung utama dalam meningkatkan kompetensi lulusan. Secara fisik keberadaan laboratorium sudah memadai dan siap untuk diberdayakan secara optimal. b.2.2. Kelemahan Secara fungsi, keberadaan Laboratorium belum mampu digunakan dengan maksimal sebagai penunjang utama peningkatan kompetensi lulusan, maupun
sarana
pengembangan
keilmuan
dosen.
Laboratorium
belum
diposisikan sebagai wadah pengembangan dan pengayaan keilmuan baik untuk mahasiswa maupun dosen itu sendiri. Kondisi ini terjadi karena belum dibudayakannya penggunaan laboratorium sebagai wadah pengembangan ilmu dan kreativitas baik oleh dosen maupun mahasiswa itu sendiri. Beberapa jenis laboratorium sudah memiliki kondisi yang tidak layak pakai. Ini ditinjau dari usia peralatan dan jenisnya. Usia peralatan yang sudah terlalu lama sehingga tingkat keakurasian tidak bisa dijamin, dan jenis peralatan yang
sudah
ketinggalan
perkembangan
teknologi.
Untuk
menjadikan
laboratorium sebagai penunjang dalam proses pembelajaran tentunya kemodern dan peremajaan peralatan menjadi hal penting.
b.2.3. Rekomendasi Startegi Pengembangan Laboratorium harus dijadikan bagian penunjang yang terintegrasi dengan proses pembelajaran. Tujuan pembelajaran untuk menghasilkan keseimbangan antara
teori
dan
praktek
harus
diwujudkan
dengan
menyediakan
sarana/peralatan dan sumber daya lainnya pada laboratorium secara baik dan terencana. Keberadaan
laboratorium
harus
mendukung
terciptanya
suasana
akademik dilingkungan kampus. Laboratorium harus diposisikan menjadi bagian penting dalam menghasilkan lulusan yang berkualitas, dengan mengacu pada standar kebutuhan pasar. Gairah akademik harus dimunculkan mulai dari
33
Rencana Induk Pengembangan (RENIP) periode 2016-2035 Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya laboratorium-laboratorium dengan membangun kreativitas dan inovasi yang terkait keilmuan. Pada sisi lain, laboratorium harus diposisikan sebagai partner industri atau unit usaha lain sehingga menjadi wadah berkumpulnya mahasiswa maupun dosen untuk melakukan kajian-kajian dari permasalahan yang dihadapi oleh industri atau unit usaha tersebut. b.3. Ruang Pertemuan/diskusi/rapat Untag Surabaya memiliki ruang rapat atau ruang pertemuan yang cukup banyak, dan sudah dilengkapi dengan sarana yang umumnya diperlukan dalam kegiatan rapat. Ruang rapat ada di tingkat universitas maupun ditingkat fakultas. Ruang pertemuan ditingkat universitas ada 3 (tiga) buah, dimana masing-masing memiliki daya tampung 50 orang, 60 orang dan 700 orang. Selama ini kebutuhan ruang rapat ditingkat universitas tidak menjadi masalah. Demikian juga yang ada ditingkat fakultas, secara penggunaan diperuntukan untuk ruang rapat program studi maupun fakultas itu sendiri. Bahkan beberapa prodi memiliki ruang pertemuan kecil untuk koordinasi ditingkat program studi. Untuk sarana kelengkapan yang harus disediakan dalam ruang rapat sudah cukup baik dan memadai. Hanya saja yang masih kurang adalah dukungan internet yang masih kecil. Keberadaan internet sangat penting karena sering dalam pertemuan-pertemuan tersebut membutuhkan data secara online sebagai data tambahan yang mendukung kualitas rapat. b.3.1. Kekuatan Keberadaan ruang rapat atau ruang pertemuan sudah mencukupi baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Dan penggunaan ruang rapat ini sudah diatur dengan baik sehingga tidak terjadi benturan jadwal. Untuk pemeliharaan, selama ini telah berjalan dengan baik dengan sistem control yang ketat. b.3.2. Kelemahan Kelemahan yang dirasakan dalam penggunaan ruang rapat adalah ketercukupan fasilitas internet. Besaran bandwide yang masih kecil yang
34
Rencana Induk Pengembangan (RENIP) periode 2016-2035 Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya dipasangkan pada ruang rapat memberikan dampak pada kelancaran proses rapat tersebut yang menggunakan data-data online.
b.3.3. Rekomendasi Startegi Pengembangan Ruang rapat merupakan bagian penting dalam proses pengelolaan sebuah institusi (perguruan tinggi). Berawal dari
rapat semua perencanaan
ataupun program dijalankan. Sudah saatnya ruang rapat dijadikan ruang multimedia yang menggunakan teknologi informasi modern. Hal ini diharapkan akan memberikan tambahan penguatan dalam penciptaan suasana akademik (academic atmosphere) dilingkungan kampus. Keberadaan ruang rapat bukan sekedar dipergunakan untuk rapat ataupun pertemuan manajemen semata, tetapi akan dipergunakan sebagai ruang diskusi akademik, seminar ataupun pengkajian keilmuan lainnya. b.4. Kapasitas Internet Dijaman globalisasi dan era internet ini, keberadaan internet sudah memasuki level kebutuhan pokok setiap manusia. Internet sudah memasuki berbagai lini kehidupan manusia. Banyak kemudahan yang diciptakan oleh adanya internet, serta keberadaannya sudah tidak membatasi antara ruang dan waktu. Era ini telah menjadikan kehidupan diberbagai belahan dunia sebagai satu kesatuan yang secara ruang sangat sempit dan waktu sudah sangat singkat/cepat. Informasi dan kebutuhan lain manusia dapat diakses atau diberitahukan serta dikomunikasikan dengan mudah dan cepat. Banyak perubahan yang terjadi akibat berkembangnya internet. Tidak terlepas sistem pembelajaran yang dilakukan
dikampus-kampus.
Metode
lama
atau
sistem
pembelajaran
konvensional sudah tidak menjadi acuan mutlak. Banyak metode pembelajaran yang dikembangkan guna dapat memanfaatkan kecangggihan internet secara optimal dan berdaya guna baik. perubahan metode ppembelajaran ini tetap memberikan hasil dan kualitas yang ditetapkan dalam standar. Untuk menjadikan kampus ini sebagai kampus moderen yang mengacu pada standar internasional, maka keberadaan dan kemampuan akses internet tidak bisa diabakan begitu saja. Banyak proses dan aktivitas manajemen
35
Rencana Induk Pengembangan (RENIP) periode 2016-2035 Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya maupun akademik sudah sangat memanfaatkan keberadaan internet ini. Oleh karena itu, perlu ada perhitungan kapasitas bandwide yang mengacu pada jumlahnya pengguna.
b.4.1. Kekuatan Sarana internet
dilingkungan kampus Untag Surabaya sudah cukup
memadai, dan menjangkau ke seluruh wilayah kampus. Sehingga keberadaan jaringan ini sudah memungkinkan penggunaan internet di seluruh tempat oleh seluruh warga Untag Surabaya. b.4.2. Kelemahan Belum hambatan
optimalnya
dalam
besaran kapasitas
penggunaan.
Masih
internet
lambannya
telah memberikan
proses
akses
telah
memberikan dampak dalam kelancaran proses manajemen maupun akademik sebagaimana diharapkan. Dalam penggunaan pada kondisi-kondisi tertentu masih menggunakan sistem buka-tutup. Dan kondisi ini tentunya sangat memprihatinkan karena mempengaruhi kinerja bagian lainnya. b.4.3. Rekomendasi Startegi Pengembangan Untuk mendorong proses manajemen dan akademik yang berbasis online, maka keberadaan dan kapasitas internet tidak bisa ditawar-tawar lagi. Kemampuan dan kecepatan akses internet telah menjadi prioritas utama. Untuk mendapatkan kondisi terbaik tersebut maka rasio pengguna dan kapasitas internet harus menjadi tolak ukur penyediaan kapasitas bandwide internet. Besarnya bandwide harus dihitung berdasarkan pada jumlah mahasiswa, karyawan dan dosen. B.5. Prasarana - Ruang Perkuliahan Dalam pembahasan prasarana ini lebih ditujukan pada gedung perkuliahan, dan tempat aktivitas administrasi. Ruang perkuliahan yang dimiliki oleh Untag Surabaya untuk seluruh program studi yang dimiliki saat ini, dan seluruh mahasiswa aktif sekitar 11.000 orang masih mampu menjalankan
36
Rencana Induk Pengembangan (RENIP) periode 2016-2035 Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya proses pembelajaran dengan baik. Kondisi ini dapat dipahami dari penggunaan ruang kuliah setiap semester seperti pada gambar 13. Bahwa, penggunaan ruang di pagi hari baru berkisar 60%, sedangkan yang di malam hari mencapai 75%. Kondisi ini menunjukan kalau penggunaan ruang masih belum optimal. Masih mengalami penumpukan jadwal kuliah pada jam-jam tertentu, yaitu antara 08.00-11.00 di pagi hari, dan 17.00 – 20.00 di malam hari. Tidak terdistribusinya jadwal perkuliahan secara merata juga mempengaruhi peluang mahasiswa untuk mengambil mata kuliah. Hal ini disebabkan banyak mata kuliah yang akan diambil ada pada jadwal yang sama.
Pemakaian Ruang Kuliah 71,5% 52,0%
SENIN
70,3% 74,4% 75,7% 55,4% 59,6% 51,0%
SELASA
RABU
PAGI SORE
71,0% 36,6%
38,9% 25,9%
KAMIS JUMAT SABTU
Gambar 16. Prosentase pemakaian ruang kuliah antara kelas pagi dan sore - Ruang Administrasi Ketersediaan ruang administrasi baik ditingkat fakultas, unit-unit dan universitas sudah cukup memadai. Yang perlu menjadi perhatian adalah suasana ruang kerja yang mampu memberikan semangat dan kenyamanan dalam bekerja. Penataan ruang administrasi perlu dilakukan dan sebanyak mungkin mencerminkan kemudahan dalam berproses maupun pemantauan. Memasuki era globalisasi dan kemajuan IT, tentunya ruang kerja pada pimpinan maupun staf sama-sama menggunakan fasilitas tersebut, dan dikembangkan serta dikondisikan untuk memanfaatkan keunggulan fasilitas tersebut menjadi penambah nilai kinerja. b.5.1. Kekuatan Jumlah ruang kuliah yang dimiliki sudah mencukupi pelaksanaan proses perkuliahan yang melayani jumlah mahasiswa sebanyak 11.000 orang. Apalagi
37
Rencana Induk Pengembangan (RENIP) periode 2016-2035 Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya proses perkuliahan dilakukan pada siang dan malam hari, sehingga jumlah ruang kuliah lebih dari cukup. Demikian juga ruang kerja yang disediakan untuk proses manajemen dan administrasi (baik untuk pimpinan maupun staf) sudah disediakan dengan baik. Kelengkapan yang disediakan juga cukup memadai untuk menjalankan proses adminsitrasi/manajemen dengan standar kerja yang diharapkan. b.5.2. Kelemahan Baik
ruang kelas/kuliah maupun ruang kerja manajemen perlu
mendapatkan perhatian khususnya untuk meningkatkan rasa nyaman baik untuk kuliah maupun di ruang kerja.
Khusus ruang kerja administrasi, perlu
mendapatkan sentuhan ke modernan suasana agar membangun pola kerja yang professional. b.5.3.Rekomendasi Startegi Pengembangan Penyediaan ruang merupakan bagian penting dalam pembangunan dan pengembangan sebuah institusi termasuk perguruan tinggi. Untuk ruang perkuliahan, menciptakan suasana ruang yang nyaman dan memberikan nuansa akademik perlu diciptakan. Membangun ruang kuliah yang memberikan suasana monoton akan memberikan pengaruh pada kejenuhan mahasiswa, dan menghambat munculnya inovasi dan kreativitas berfikir dari mahasiswa maupun dosen itu sendiri. Memberikan suasana ruang perkuliahan yang mendukung proses tentunya sangat bermanfaat dalam mencapai target pembelajaran dengan baik. Ruang
manajemen
yang
nyaman
dan
modern,
tentunya
akan
memberikan pengaruh pada kenyamanan dan keseriusan kerja para staf. Suasana yang baik tentunya akan memberikan kualitas kinerja yang baik pula. Pembangunan ruang yang ala kadarnya harus ditinggalkan karena disamping pemborosan juga tidak akan memberikan kebanggan bagi yang menempati.
38
Rencana Induk Pengembangan (RENIP) periode 2016-2035 Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya B.6. Mahasiswa dan Kemahasiswaan b.6.1. Mahasiswa Penerimaan mahasiswa baru dari tahun 2010/2011 menunjukan kecendrungan perkembangan yang semakin meningkat. Ini sebagai tolak ukur akan tingkat kepercayaan masyarakat yang semakin besar. Sebagai modal untuk mengembangkan program studi ataupun sisi lain dalam pendidikan. Sudah dilakukan proses seleksi penerimaan mahasiswa baru walaupun masih sangat kecil yaitu dengan nilai keketatan persaingan 9%. Hal ini dapat dilihat pada gambar 17 diatas.
4000 3500 3000 2500 2000 1500 1000 500 0 Th 10/11
Th 11/12
Th 12/13
Pendaftar
Th 13/14
Th 14/15
Diterima
Gambar 17. Kecendrungan jumlah pendaftar dan yang diterima pertahun (mulai Th 2010/2011 – Th 2014/2015).
Perkembangan Mahasiswa Aktif
8977 8794 7031 3061 2568 3599 3116
4870 4474
10066
6251
GASAL GENAP GASAL GENAP GASAL GENAP GASAL GENAP GASAL GENAP GASAL GENAP 2010/2011
2011/2012
2012/2013
2013/2014
2014/2015
2015/2016
Gambar 18. Jumlah mahasiswa aktif (S1) selama 4 (empat) tahun terakhir
39
Rencana Induk Pengembangan (RENIP) periode 2016-2035 Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya Jumlah mahasiswa aktif yang dimiliki Untag Surabaya semakin tahun semakin meningkat, lihat gambar 18. Sebagai petunjuk bahwa keberadaan Untag Surabaya telah menjadi pilihan masyarakat dalam menempuh pendidikan tinggi, khususnya di kota Surabaya. Keadaan yang sudah terbangun ini tentunya merupakan kekuatan yang harus dijaga dan ditingkatkan sehingga Untag Surabaya menjadi salah satu perguruan tinggi swasta pilihan pertama masyarakat. Dari kelulusan, rata-rata IPK lulusan selama 4 (empat) tahun terakhir memberikan hasil yang cukup menggembirakan yaitu diatas 3. Namun masih dibutuhkan usaha yang lebih besar lagi untuk semua prodi agar IPK lulusan menjadi lebih baik lagi. Yang perlu menjadi perhatian adalah menjadikan IPK untuk benar-benar menjadi cerminan kualitas lulusan kita. Kondisi IPK lulusan per fakultas dapat dilihat pada gambar 19.
Rata-rata IPK Lulusan 3,21
3,17 3,10
3,12
3,08 3,01
Fisip
FE
FH
FT
F Psi
FS
Gambar 19. Rata-rata IPK Lulusan 4 (empat) tahun terakhir untuk S1
Jumlah mahasiswa aktif sampai semester ganjil tahun 2015/2016 seluruhnya mencapai 10.772 mahasiswa, yang terbagi menjadi mahasiswa fakultas teknik dan fakultas sosial. Jumlah mahasiswa seluruh fakultas teknik adalah 4139 dengan rasio mahasiswa-dosen sebesar 51,1. Jumlah mahasiswa yang ada di fakultas sosial berjumlah 6633 dengan rasio jumlah mahasiswadosen rata rata 32,4.
40
Rencana Induk Pengembangan (RENIP) periode 2016-2035 Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
FAKULTAS TEKNIK
DOSEN
TOTAL MHS = 4139 RASIO RATA = 51,1 690
556 15
37,1
Industri
15
46,0
Mesin
557
Sipil
15
RASIO
421
411
61,9
9
MHS 1504
27,4
Arsitektur
10
42,1
Elektro
17
88,5
4
205 51,25
Informatika Magister Teknik Sipil
Gambar 20. Jumlah mahasiswa aktif di Fakultas Teknik per ganjil 2015/2016
Melihat dari rasio tersebut perlu ada penambahan dosen-dosen baru dilingkungan fakultas teknik, sehingga besarnya rasio sesuai dengan aturan yang ditetapkan Dirjen DIKTI. Secara rata-rata, rasio di fakultas sosial dan humaniora sudah sesuai dengan aturan yang ditetapkan. Namun demikian ada beberapa program studi yang masih membutuhkan tambahan dosen yaitu Ilmu Komunikasi, Akuntansi dan Psikologi. Kondisi ini dapat dilihat pada gambar 21 dan 22 dibawah.
TOTAL MHS = 6633 RASIO RATA = 32,4
FAKULTAS SOSIAL
DOSEN
MHS RASIO 1397 1168
681 316
293 161 132 114 106 10 31,6 8 16,5 13 52,4 6 19 6 17,7 33 42,3 24 48,7 7 41,9 9586,4 7 23
Gambar 21. Jumlah mahasiswa aktif di Fakultas Sosial per ganjil 2015/2016 (1)
41
Rencana Induk Pengembangan (RENIP) periode 2016-2035 Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
FAKULTAS SOSIAL DOSEN
TOTAL MHS = 6633 RASIO RATA = 32,4
MHS
RASIO
905
569 346 120 5 5210,4 17 53,2 6 7913,2 6 6911,5 15 23,1 7 17,1
19 29,9 7 679,6
Ilmu Magister Doktor Psikologi Magister Magister Hukum Ilmu Ilmu Psikologi Profesi Hukum Hukum
Inggris
Jepang
Gambar 22. Jumlah mahasiswa aktif di Fakultas Sosial per ganjil 2015/2016 (2)
b.6.1.1. Kekuatan Jumlah mahasiswa yang cukup besar tentunya akan menjadi modal yang cukup kuat untuk menjadikan Untag Surabaya sebagai perguruan tinggi besar. Memang sangat tergantung dengan pengelolaan yang dilakukan. Melihat dari nilai IPK lulusan yang cukup baik, tentunya proses pembelajaran yang dilakukan berjalan cukup baik. lulusan yang besar dengan nilai IPK yang cukup membanggakan
diharapkan
akan
menjadi
corong
perguruan
tinggi
kemasyarakat dan membuktikan kalau apa yang dilakukan dalam proses pembelajaran berjalan dengan baik. b.6.1.2. Kelemahan Sejauh ini belum ada pembuktian yang menunjukan semua lulusan diterima dengan baik oleh para pengguna, sehingga masih ada pertanyaan yang harus dijawab terkait dengan kesesuaian kompetensi lulusan dengan kebutuhan pengguna. Terkait dengan besarnya rentang kemampuan dasar mahasiswa, telah menjadikan kesulitan tersendiri dalam proses pembelajaran. Banyak hambatan yang harus dihadapi setiap dosen untuk bisa menjadikan lulusan berkualitas dan mempunyai derajat kemampuan yang seragam.
42
Rencana Induk Pengembangan (RENIP) periode 2016-2035 Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya b.6.1.3. Rekomendasi Strategi Pengembangan Untag Surabaya sebagai perguruan tinggi swasta sejauh ini tidak memiliki kemampuan untuk memilih mahasiswa yang berkemampuan tinggi. Hal ini juga disebabkan karena masyarakat masih berharap bisa menempuh pendidikan di perguruan tinggi negeri. Mahasiswa yang memilih PTS tentunya sebagian besar memiliki pemahaman terhadap keilmuan dalam rentang ratarata. Oleh karena itu diperlukan metode dan perlakuan yang beragam agar proses pembelajaran dapat berhasil dengan baik. Untuk meningkatkan kualitas keilmuan mahasiswa perlu ada kombinasi proses yang menyeimbangkan antara teori dengan praktek. Pemahaman keilmuan berdampingan dengan penerapan keilmuan tersebut, diharapkan mampu memberikan tingkat pemahaman terhadap teori lebih baik. Pada suatu saat diharapkan proses penerimaan mahasiswa baru sudah mengikuti tahapan-tahapan yang baik agar mampu menyaring mahasiswa yang diterima memiliki pemahaman keilmuan yang lebih seragam. b.6.2. Kemahasiswaan Sebagai bagian pengembangan dan pembentukan eksistensi Untag Surabaya, aktivitas kemahasiswaan memegang peranan penting. Sangat diharapkan, aktivitas mahasiswa di luar kampus akan menjadi corong dan agen pembuktian kualitas universitas di mata masyarakat. Program aktivitas mahasiswa harus dicanangkan dengan baik dan menjadi satu kesatuan dalam program universitas sehingga kegiatan mahasiswa menjadi terarah dan mempunyai target yang jelas. Jumlah kegiatan kemahasiswaan masih belum mempunyai progress pengembangan
yang
baik,
terlihat
dari
gambar
23.
Terlihat
bahwa
perkembangan dari kegiatan masih naik turun dari tahun ke tahun. Jumlah kegiatan mahasiswa non akademik selama 5 (lima) tahun terakhir sebesar 105 kegiatan dengan jumlah mahasiswa yang terlibat 84 orang. Melihat dari jumlah mahasiswa yang terlibat dibandingkan dengan jumlah mahasiswa aktif, tentunya masih sangat sedikit yaitu 0,008%.
43
Rencana Induk Pengembangan (RENIP) periode 2016-2035 Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
105
Kegiatan Kemahasiswaan Non Akademik
84
49
44 31
86
3203
2010
10 33052
13 10 44
2011
2012
JUMLAH KEGIATAN JUARA II
43
22 14 9 74 5 5674 3 21 1 11 2 2013 JUMLAH PESERTA JUARA III
2014
2015
30 1814
TOTAL
JUARA I JUARA LAIN-LAIN
Gambar 23. Jumlah kegiatan kemahasiswaan
Kondisi ini perlu mendapatkan perhatian Untag Surabaya, melalui bagian kemahasiswaan agar keterlibatan mahasiswa dalam kegiatan akademik dan non akademik di luar kampus untuk ditingkatkan. Perlu ada dukungan dari lembaga, baik
berupa pembimbingan dari Dosen Pembina secara intensif, maupun
dukungan dana untuk bisa mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilakukan di tingkat nasional maupun internasional. b.6.2.1 Kekuatan Dengan jumlah mahasiswa yang cukup besar, tentunya kemampuan keterlibatan dalam kegiatan ekstra diluar kampus memiliki peluang yang besar pula. Apalagi banyak ekstrakurikuler yang dibina oleh Untag Surabaya, merupakan modal untuk mengasah kemampuan mahasiswa berperan aktif dalam kegiatan tersebut. b.6.2.2. Kelemahan Besarnya jumlah mahasiswa ternyata masih membutuhkan usaha pembinaan yang besar juga. Kecilnya keterlibatan mahasiswa diluar kampus dalam kegiatan akademik dan non akademik dimungkinkan masih kurangnya pembinaan yang mengarah pada peningkatan kompetensi. Sudah adanya
44
Rencana Induk Pengembangan (RENIP) periode 2016-2035 Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya koodinasi dan perencanaan bersama kegiatan kemahasiswaan, ternyata juga belum mampu mendongkrak prestasi keluar kampus.
b.6.2.3. Rekomendasi Strategi Pengembangan Melihat dari kekuatan dan beberapa kelemahan yang terjadi, perlu ada pembinaan yang serius dan terencana dengan pendampingan dosen Pembina yang lebih efektif. Adanya program kerja yang jelas dan dibarengi dengan dukungan dana dari Untag Surabaya akan memberikan nilai yang lebih baik. Perlu menggandeng sponsor dalam meningkatkan kemampuan dana dalam menjalankan kegiatan ekstrakurikuler. B.7. Penelitian, Karya Inovasi dan Pengabdian Masyarakat b.7.1. Penelitian Aktivitas penelitian merupakan bagian penting sebuah perguruan tinggi. Kualitas penelitian akan menjadi tolak ukur kualitas dosen sebuah perguruan tinggi. Banyaknya penelitian yang dipublikasikan ke masyarakat akademik akan menjadi perhitungan tersendiri dalam mengangkat status perguruan tinggi. Sehingga tidak mengherankan kalau berkompetisi dalam menghasilkan karya penelitian merupakan sebuah impian yang didambakan oleh setiap perguruan tinggi. Sangat diharapkan penelitian tersebut menjadi sebuah karya yang mampu diwujudkan dan atau dipergunakan sebagai jawaban atas permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat maupun dalam pengembangan keilmuan. LPPM Untag Surabaya tetap berjuang untuk mendapatkan status lebih baik dari yang diperoleh saat ini yaitu binaan. Untuk mendapatkan status yang lebih tinggi tersebut perlu ada usaha yang lebih keras baik dari LPPM (lembaga) sendiri maupun dari dosen itu sendiri. Tentunya status tersebut tidak bisa dicapai dengan usaha yang ala kadarnya, sehingga harus ada kebersamaan sikap antara LPPM (lembaga) dengan semangat dosen-dosen. Sejauh ini usaha yang dilakukan LPPM dan semangat yang dibangun oleh para dosen sudah cukup menggembirakan. Hasilnya dapat dilihat pada gambar 24 dibawah, bahwa penelitian hibah dikti dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Demikian pula pengabdian masyarakat yang dibiayai oleh Dikti dari tahun ke tahun semakin naik, walaupun secara prosentase tidak terlalu besar.
45
Rencana Induk Pengembangan (RENIP) periode 2016-2035 Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Jumlah Penelitian dan Pengabdian Masyarakat yang telah dilakukan selama 3 tahun terakhir Penelitian Dosen Pemula
Penelitian Hibah
41 15
IBM
Penelitian Eksternal 49
40 17
10
26 11
0 2013
0 2014
14
5 2015
Gambar 24. Jumlah Penelitian dan Pengab Masyarakat dalam 3 tahun terakhir
Kalau dilihat jumlah penelitian dan pengabdian masyarakat dibandingkan dengan jumlah dosen yang dimiliki tentunya masih sangat minim. Rasio jumlah penelitian yang terjadi pada tahun 2015 adalah 9% dan pengabdian masyarakat 16,9%. Nilai ini tentunya masih sangat rendah bila kita ingin masuk ke level madya. Melihat dari perkembangan penelitian yang dilakukan, dari data terlihat bahwa penelitian dengan pihak eksternal baru terjadi pada tahun 2015 yaitu sejumlah 14 penelitian. Kondisi ini tentunya harus mendapatkan perhatian lebih dari LPPM (lembaga) sehingga kerjasama penelitian menjadi lebih banyak dan beragam dengan berbagai pihak baik dengan pihak swasta maupun dengan pemerintah. b.7.1.1. Kekuatan Melihat dari jumlah dosen, serta pendidikan dan jabatan akademik yang dimiliki tentunya peluang untuk membangun atmosphere penelitian terbuka lebar. Merupakan potensi yang sangat besar untuk menjadikan Untag Surabaya kuat dalam bidang penelitian dan pengabdian masyarakat, baik yang dibiayai oleh pemerintah (Dikti) maupun oleh pihak swasta lainnya. Dengan arus informasi yang cepat, pembangunan kerjasama penelitian dengan pihak luar akan menjadi mudah dan cepat. Demikian pula kemampuan Untag Surabaya
46
Rencana Induk Pengembangan (RENIP) periode 2016-2035 Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya untuk mempromosikan kemampuan lembaga ke pihak luar akan semakin mudah dan cepat juga, sehingga kerjasama bisa dibanguna dengan cepat. Apalagi Untag Surabaya sudah memiliki Sistem Informasi Manajemen yang cukup baik akan sangat membantu proses tersebut. b.7.1.2. Kelemahan Belum banyaknya pengalaman penelitian yang dilakukan oleh dosendosen muda khususnya sehingga menjadi penghambat dalam merancang dan menjalankan
penelitian
secara
mandiri.
Perlunya
peningkatan
usaha
pengayakan ilmu penelitian kepada seluruh dosen yang dikoordinir oleh LPPM, sehingga menjadikan dosen mampu mempersiapkan dan meracang penelitian dengan baik dan mandiri.
b.7.1.3. Rekomendasi Strategi Pengembangan Melihat dari kondisi diatas, apabila tidak terjadi peningkatan yang signifikan dari sisi jumlah penelitian dan pengabdian masyarakat, maka LPPM untuk naik peringkat ke Madya akan sangat sulit. Untuk membantu mencapai level tersebut maka perlu usaha-usaha real yang harus dirancang dan dilakukan oleh LPPM selaku Koordinator dan Motivator dosen untuk melakukan penelitian dan pengabdian masyarakat. Perlu ada kegiatan pendampingan, membantu mencarikan bidang dan rekan penelitian dan pengabdian masyarakat secara cepat dan meyakinkan. b.7.2. Karya Inovasi Disamping nilai penelitian yang perlu ditingkatkan, maka wujud karya inovasi dari hasil penelitian perlu ditingkatkan. Sejauh ini, karya inovasi yang dihasilkan oleh dosen atau para peneliti masih sangat kecil, bahkan sampai tahun 2015, Untag Surabaya belum mampu menghasilkan karya inovasi yang nyata dan diakui oleh masyarakat luas. Karya inovasi tentunya bisa menjadi icon Untag Surabaya, yang dapat dijadikan tolak ukur kualitas penelitian yang dihasilkan oleh pada dosen. Karya inovasi setidaknya harus dilindungi oleh lembaga dengan membantu pengurusan HAKI. Diharapkan dengan banyaknya karya inovasi
47
Rencana Induk Pengembangan (RENIP) periode 2016-2035 Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya yang relevan dan dibutuhkan masyarakat umum maupun industri telah membangun kepercayaan dan ketergantungan stakeholders kepada Untag Surabaya. Ketergantungan yang saling membutuhkan (dan menguntungkan) akan memberikan manfaat dalam pengembangan lembaga. b.7.2.1. Kekuatan Dengan melihat dari jumlah dosen yang cukup besar, tentunya karya inovasi yang bisa dihasilkan juga cukup besar. Namun demikian, setidaknya ada keselarasan perkembangan antara karya inovasi dengan penelitian yang dilakukan. Sejauh ini, karya inovasi perlu didorong dan diberikan penyemangat dari LPPM (lembaga) agar dapat mulai tumbuh.
b.7.2.2. Kelemahan Berbicara tentang kelemahan, tentunya untuk membawa penelitian dosen memiliki muara sebuah karya inovasi, perlu ada motivasi yang cukup besar dan kuat. LPPM perlu menerapkan secara baik Rencana Induk Penelitian Untag Surabaya, dan mengawal dengan baik dengan berbagai cara dan sarana sehingga mampu mendongkrak kualitas hasil penelitian maupun karya inovasi dosen. b.7.2.3. Rekomendasi Strategi Pengembangan Untag Surabaya tentunya perlu mendukung keinginan pemerintah Indonesia dalam meningkatkan hasil akhir berupa produk real dari penelitian yang dilakukan oleh dosen maupun mahasiswa. Oleh karenanya, LPPM (lembaga) perlu dengan tegas membuat garis Rencana Penelitian yang menjadi acuan penelitian dosen, yang memiliki hasil akhir sebuah produk penelitian yang mampu
menyelesaian
permasalahan-permasalahan
ataupun
kebutuhan-
kebutuhan bangsa. Dengan adanya link and match antara penelitian dan kebutuhan masyarakat, baik berupa pengembangan teknologi maupun sain, diharapkan mampu mendorong jumlah hasil akhir penelitian yang dapat diaplikasikan (applicable).
48
Rencana Induk Pengembangan (RENIP) periode 2016-2035 Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya b.7.3. Pengabdian Masyarakat Pengabdian masyarakat merupakan wujud kepedulian insan pendidikan terhadap lingkungan dan masyarakat yang ada disekitarnya. Pengabdiam masyarakat diharapkan mampu membantu masyarakat sekitar kampus untuk bisa lebih mandiri dan meningkatkan kualitas kehidupan mereka. Dengan demikian program pengabdian masyarakat merupakan salah satu pembuktian akan kemanfaatan lembaga pendidikan terhadap masyarakat sekitarnya. Sehubungan dengan kondisi tersebut, keberadaan atau eksistensi sebuah lembaga pendidikan (Untag Surabaya) juga sangat ditentukan oleh besar kecilnya perannya terhadap kepentingan ataupun kebutuhan masyarakat. Dikenal atau tidaknya perguruan tinggi juga tergantung dari sejauh mana masyakarat
mengetahui,
mendapatkan
manfaatnya
dan
merasakan
kedekatannya terhadap masyarakat tersebut. Masyarakat disini dapat dari kalangan masyarakat umum, dan juga dari kalangan industri. Oleh karena itu, besar kecilnya program pengabdian masyarakat yang dicanangkan akan mendongkrak kualitas eksistensi perguruan tinggi tersebut. Namun demikian, pengabdian masyarakat sebisa mungkin merupakan bentuk implementasi dari hasil penelitian yang dilakukan oleh para dosen maupun mahasiswa. Sehingga apa yang diberikan ke masyarakat bukan lagi sebagai usaha coba-coba (trial and error) tetapi sudah merupakan hasil yang siap diterapkan dan membawa manfaat. Dana
yang
selama
ini
diperoleh
untuk
melakukan
pengabdian
masyarakat masih dari negara melalui Dikti dengan program IBM. Sedangkan dana dari Untag Surabaya masih belum ada. Selama 3 (tiga) tahun terakhir program pengabdian masyarakat mengalami peningkatan, dan pada tahun 2015 baru mencapai rasio jumlah pengabdian dengan dosen yaitu 16,9%. (lihat gambar 21). Nilai ini tentunya masih sangat kecil dan harus terus ditingkatkan serta mendorong keterlibatan Untag Surabaya dibidang pendanaan semakin besar.
b.7.3.1. Kekuatan Jumlah dosen yang cukup besar dan kemampuan akademik yang sudah mumpuni diharapkan sebagai kekuatan untuk meningkatkan jumlah program
49
Rencana Induk Pengembangan (RENIP) periode 2016-2035 Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya pengabdian masyarakat. Banyaknya pendanaan yang disediakan baik oleh pemerintah pusat (dalam bentuk hibah) maupun pemerintah daerah dengan melakukan kerjasama, juga menjadi peluang besar untuk membuat program pengabdian masyarakat secara lebih baik dan tepat sasaran. Keaktifan koordinasi dan kerjasama yang dilakukan oleh LPPM juga menjadi poin penting dalam mendorong untuk meningkatkan jumlah pengabdian masyarakat. b.7.3.2. Kelemahan Sejauh ini yang dijadikan keberhasilan program kerja LPPM dibidang pengabdian masyarakat adalah jumlahnya proposal yang berhasil dilaksanakan. Perlu ada usaha yang lebih kuat agar jumlah proposal yang dibuat oleh dosen semakin banyak. Melihat dari kondisi ini, kelemahan yang terlihat adalah masih rendahnya minat dosen untuk melakukan pengabdian masyarakat secara mandiri, dan tidak terlalu mengharapkan hanya sebagai anggota tim. Perlu ada batasan-batasan dan aturan yang dibuat oleh Untag Surabaya untuk bisa mendorong dan memacu semangat dosen dalam melakukan pengabdian masyarakat. b.7.3.3. Rekomendasi Strategi Pengembangan Untuk meningkatkan jumlah aktivitas pengabdian masyarakat, LPPM harus melakukan beberapa hal penting yaitu membangun desa atau wilayah binaan, dimana desa atau wilayah tersebut benar-benar membutuhkan pendampingan dalam rangka mengembangkan dan memajukan wilayah tersebut. Membangun banyak kerjasama dengan pemerintah yang memiliki banyak program pengembangan dan pembangunan wilayah. Dengan kerjasama dan memiliki desa binaan diharapkan topik dan permasalahan yang diselesaikan tersedia dengan mudah. Membantu menyediakan topik permasalahan akan mempermudah dosen untuk membuat proposal dan mendapatkan topik pengabdian masyarakat.
B.8. Kerjasama dalam dan luar negeri Kerjasama dengan instansi lain, baik dalam dan luar negeri dapat membantu mempercepat pengembangan Untag Surabaya. Kerjasama ini juga
50
Rencana Induk Pengembangan (RENIP) periode 2016-2035 Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya mampu memberikan masukan dan pandangan baru dalam menentukan strategi pengembangan. Adanya saling memberi masukan dan tukar informasi merupakan manfaat yang dapat diperoleh dari sebuah kerjasama. Oleh karena itu, kerjasama yang dilakukan harus benar-benar ditindaklanjuti dengan program nyata sehingga kerjasama tersebut berfungsi dan bermanfaat. Jumlah kerjasama yang dilakukan belum stabil dan terkesan kerjasama yang dilakukan terkesan belum terencana dengan baik. hal ini dilihat dari tidak adanya peningkatan perkembangan yang semakin naik.
Jumlah Kerjasama (MoU) dengan Institusi Dalam Negeri
14
15
13
3
Kerjasama (MoU) dengan Univ. Luar Negeri
2
1
1
Th 2010 Th 2012 Th 2013 Th 2014 Th 2015
Gambar 25. Kerjasama instansi dalam negeri
Th 2012
Th 2013
2 Th 2014
Gambar 26. Kerjasama PT luar negeri
Kerjasama dalam negeri, baik dengan instansi pemerintah maupun dengan perguruan tinggi yang dilakukan pada tahun 2015 cukup menggambarkan yaitu sebesar 15 bentuk kerjasama, lihat gambar 25. Namun dengan perguruan tinggi di luar negeri justru mengalami penurunan, gambar 26. Kerjasama juga dilakukan oleh fakultas sendiri-sendiri, yang tentunya hanya mengarah pada kompetensi fakultas masing-masing, gambar 27. Sedangkan untuk LPPM, kerjasama yang dilakukan pada tahun 2015 mengalami peningkatan yang cukup baik yaitu sebesar 7 bentuk kerjasama, lihat gambar 28. Diharapkan kerjasama ini akan mampu membawa LPPM menjadi lembaga penelitian dan pengabdian masyarakat yang lebih diakui oleh masyarakat.
51
Rencana Induk Pengembangan (RENIP) periode 2016-2035 Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya Secara umum, kerjasama yang dilakukan hendaknya mampu membawa Untag Surabaya menjadi sebuah perguruan tinggi yang diakui kemampuannya oleh masyarakat dan pemerintah, sehingga Untag Surabaya benar-benar mampu dan pantas untuk dijadikan sebagai partner dalam pengembangan instansi mereka.
Kerjasama Fakultas dengan instansi lain
Jumlah Kerjasama LPPM terhadap Instansi lain
11
7
Th 2014
Th 2015
5 3
Th 2012
Th 2013
Gambar 27. Fakultas dengan instansi lain
Gambar 28. LPPM dengan instansi lain
b.8.1. Kekuatan Menyadari akan kemampuan yang dimiliki oleh Untag Surabaya, baik dari sisi kemampuan dosen dan sarana, sudah layak untuk menjadi modal dalam pembangunan kerjasama dengan pihak lain. Banyaknya alumni yang sudah tersebar di berbagai posisi juga menjadi kekuatan yang bisa meningkatkan jumlah kerjasama yang ingin dibangun.
b.8.2. Kelemahan Kerjasama yang dibangun selama ini memang belum dimanfaatkan secara baik oleh Untag Surabaya. Masih adanya kerjasama yang belum ditindaklanjuti dengan program yang nyata. Adanya kerjasama ini juga belum dipahami dan diketahui secara luas oleh civitas akademika Untag Surabaya, sehingga persiapan diri dalam rangka mengisi program kerja untuk mencapai tujuan kerjasama belum berjalan dengan baik.
52
Rencana Induk Pengembangan (RENIP) periode 2016-2035 Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya b.8.3. Rekomendasi Strategi Pengembangan Peningkatan kerjasama dengan pihak lain harus terus dilakukan, dengan membuat rencana program secara baik. Diharapkan kerjasama ini mengalami peningkatan dari waktu ke waktu. Kerjasama harus diikuti dengan program kerja yang baik dan mampu untuk dilakukan sesegera mungkin oleh Untag Surabaya. Kerjasama harus menjadi wadah dan sarana dalam proses pengembangan Untag Surabaya kedepan. Kerjasama harus mampu memberikan masukan dan informasi terhadap kemungkinan perkembangan kedepan, dan mendapatkan gambaran strategi yang diambil untuk menjawab tantangan tersebut. B.9. Perpustakaan Perpustakaan sebagai jantungnya sebuah perguruan tinggi (lembaga pendidikan/keilmuan) tentunya harus mampu menyediakan dan melayani ketersediaan referensi secara baik. Perpustakaan harus memberikan suasana yang tenang dan nyaman bagi pengunjung, sehingga benar-benar menjadi tempat untuk pengayaan dan pendalaman ilmu. Jumlah referensi juga menjadi perhatian penting sebuah perpustakaan, karena akan sangat mempengaruhi jumlah pengunjung.
PENERIMAAN KOLEKSI TAHUN 2015 1430
Judul Eks
905 545 545 191 191 99
72 72
46
102 102 12 22 18 22 12 22 112 18
Gambar 29. Jumlah koleksi perpustakaan di tahun 2015
53
Rencana Induk Pengembangan (RENIP) periode 2016-2035 Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya Koleksi yang dimiliki oleh Untag Surabaya diakhir tahun 2015 adalah 1883 judul dengan jumlah exemplar 2421 buah. Adapun jenis referensi yang dimiliki diuraikan dalam gambar 29 diatas. Sedangkan jumlah jurnal yang dimiliki cukup memprihatinkan, dimana dari tahun ke tahun semakin menurun baik jurnal nasional maupun internasional, lihat gambar 30.
Jumlah Jurnal NASIONAL
INTERNASIONAL
229 181 107 15 27 2010
51
2011
36
39
2012
2013
23 21 2014
1 0 2015
Gambar 30. Jumlah koleksi jurnal yang dimiliki sampai tahun 2015
Jurnal sebagai informasi perkembangan keilmuan maupun teknologi yang terjadi sepantasnya dimiliki oleh perpustakaan secara lengkap dan rutin, sebagai bahan pertimbangan dan acuan atas ilmu ataupun teknologi yang ingin dikembangkan oleh dosen Untag Surabaya. Jumlah kunjungan dalam tiga tahun terakhir relative konstan, namun pada tahun 2015 terjadi sedikit kenaikan sebagaimana ditunjukan pada gambar 31. Melihat trend kunjungan tahun 2015, perkembangan per bulan cukup baik, yaitu secara umum mengalami peningkatan dengan jumlah pengunjung 80644 orang. Peningkatan ini disebabkan salah satunya karena adanya perubahan dalam pelayaan dan penataan ruang serta tingkat kenyamanan pengunjung.
54
Rencana Induk Pengembangan (RENIP) periode 2016-2035 Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
PENGUNJUNG PERPUSTAKAAN PENGUNJUNG PERPUSTAKAAN
18364
17277
16301 7414 3097
837
3516 1481
4595
3331
3514 917
Gambar 31. Jumlah pengunjung Perpustakaan
Melihat dari jumlah pengunjung, banyaknya buku yang dipinjam selama tahun 2015 adalah sebesar 3257 buku, dengan distribusi per bulan seperti pada gambar 32. Dari data tersebut diperoleh bahwa dalam kunjungan 25 orang buku yang dipinjam hanya 1 buah atau hanya sekitar 4%. Ini menunjukan kalau pengunjung lebih banyak membaca ditempat.
PEMINJAM KOLEKSI tahun 2015 PEMINJAM KOLEKSI 685 454 311
223
357 200
52
296
240 135
229
75
Gambar 32. Jumlah peminjam koleksi tahun 2015
55
Rencana Induk Pengembangan (RENIP) periode 2016-2035 Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya Sehubungan dengan kondisi ini tentunya dibutuhkan tempat baca yang nyaman dan mampu memberikan inspirasi. Ini menjadi pertimbangan dalam mendisain ruang baca yang lebih baik.
b.9.1. Kekuatan Sejauh ini kekuatan yang cukup besar dimiliki oleh perpustakaan Untag Surabaya adalah memiliki gedung atau ruang perpustakaan yang cukup memadai dengan pengelolaan dan penataan cukup baik. Sudah adanya sistem pengelolaan secara online, yang siap melayani mahasiswa dari berbagai tempat dan kapan saja. Sudah mulai melakukan pergeseran sistem perpustakaan konvensional ke modern dengan menerapkan e-library.
b.9.2. Kelemahan Dengan pengembangan sistem pengelolaan yang berbasis IT, kendala yang ditemui adalah kemampuan sumber daya. Sumber daya manusia yang dimiliki masih membutuhkan banyak pelatihan dan peningkatan kompetensi dibidang IT. Sarana pendukung lainnya juga harus ditingkatkan khususnya terkait dengan kualitas alat yang sesuai dengan beban kerja. b.9.3.Rekomendasi Startegi Pengembangan Untuk menjadikan semua sistem yang dibangun berjalan dengan baik perlu dilakukan beberapa hal yaitu 1. peningkatan kemampuan staf dibidang IT sehingga membantu kelancaran program program pelayanan, 2. Pemutahiran sarana dan alat pendukung lainnya sehingga beban kerja sistem yang dibangun mampu untuk dijalankan dengan baik, 3. Peningkatan jumlah buku dan referensi lainya secara kontinu dan dengan terbitan terkini, 4. Perlu ada penataan terkait dengan proses penelusuran referensi oleh pengguna agar lebih mudah dan cepat. B.10. Lingkungan Lingkungan kampus merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dalam proses pembangunan kampus yang baik, ramah lingkungan dan menyatu dengan alam. Penataan lingkungan akan memberikan pengaruh
56
Rencana Induk Pengembangan (RENIP) periode 2016-2035 Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya yang cukup besar terhadap kondisi kampus, sehingga penataan tersebut harus dilakukan secara komprehensif dan mengarah pada visi dan misi lembaga. Lingkungan kampus akan memberikan gambaran kepada masyarakat sejauh mana kampus itu dibangun dengan perencanaan yang baik. Penataan lingkungan kampus tentunya akan membantu dalam perwujudan akademik atmosper, sehingga tidak hanya mengatur tata letak exterior saja tapi juga memperhatikan kepentingan dalam peningkatan proses pembelajaran yang dilakukan. b.10.1. Kekuatan Kampus Untag Surabaya memiliki lahan yang cukup luas yaitu sekitar 5 hektar, dengan bangunan gedung-gedung yang masih menyediakan lahan terbuka hijau. Lahan ini masih memungkinkan untuk dibangun lingkungan yang mampu menciptakan suasana akademik yang lebih baik. b.10.2. Kelemahan Mengikuti perkembangan yang terjadi, penataan lingkungan kampus perlu mendapatkan evaluasi kembali, sehingga beberapa kondisi yang terkait dengan lingkungan masih bisa dilakukan. Adanya ruang-ruang yang digunakan oleh UKM telah menjadikan kondisi lingkungan yang tidak tertata dan tidak nyaman. Belum adanya aturan lembaga yang mengatur penggunaan ruang telah memberikan dampak ketidaknyamanan lingkungan. b.10.3. Rekomendasi Strategi Pengembangan Untuk menciptakan lingkungan yang nyaman dan menyatu dengan gedung diperlukan perencanaan yang menyeluruh dan terpadu. Perlu ada kajian tentang kondisi lingkungan yang ingin diwujudkan bersama untuk masa sekian tahun
kedepan.
Lingkungan
yang
terjadi
harusnya
bisa
memberikan
kenyamanan dalam belajar. Pembangunan lingkungan bukan menjadi bagian dari kepentingan parsial, tetapi sebagai kebutuhan kampus dalam mewujudkan suasana
akademik
yang
sesuai
standar-standar
pengelolaan
lembaga
pendidikan.
57
Rencana Induk Pengembangan (RENIP) periode 2016-2035 Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya B.11. Akreditasi prodi Sesuai dengan data perkembangan keberhasilan pengelolaan program studi yang selama ini dilakukan oleh masing-masing fakultas, maka dapat dilihat dari nilai akreditasi yang diperoleh. Memang terjadi perkembangan naik turun atas nilai akreditasi yang diperoleh (lihat gambar 33). Hal ini tentunya bisa mencerminkan kematangan pengelolaan dan perencanaan pengembangan masing-masing prodi. Perlu mendapatkan perhatian lebih, khususnya dalam pengelolaan data dan arsip setiap prodi yang masih berpotensi sebagai penghambat dalam perencanaan. Terkait dengan pengelolaan data dan pengarsipan, akan menjadi sangat baik apabila dapat diintegrasikan dengan sistem yang sudah dibangun Untag Surabaya. .
Akreditas Prodi 2015 22 3
0 A
B
C
Gambar 33. Perkembangan posisi nilai akreditasi yang diperoleh program studi sampai tahun 2015. Nilai akreditasi program studi masih dinominasi dengan nilai B (88%). Sampai tahun 2015, masih ada program studi yang mendapatkan nilai akreditasi C. Nilai ini tentunya sangat menyusahkan lulusan, terkait dengan persaingan dunia kerja dilapangan. b.11.1. Kekuatan Dalam pengelolaan program studi, sebenarnya Untag Surabaya sudah membangun sebuah sistem yang bisa membantu dalam bidang pengelolaan dan pengarsipan data. Dengan sistem ini kelemahan selama ini yaitu tentang arsip data dapat dihindari. Sisi lain, adanya kesadaran yang baik dari setiap staf, untuk menjadikan lembaga ini lebih baik, dan menuju pada standar-standar tertentu yang ditetapkan dan menjadi acuan dalam pengembangan lembaga.
58
Rencana Induk Pengembangan (RENIP) periode 2016-2035 Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya b.11.2. Kelemahan Dari sarana dan sumber daya yang dimiliki, tentunya tidak akan berfungsi apabila tidak dianfaatkan dengan baik. Perlu ada motivasi dan dorongan dari pimpinan sehingga sarana yang dimiliki dapat dimanfaatkan dengan baik. Staf dan sumber daya manusia yang dimiliki harus mampu menggunakan dan mengetahui tujuan yang ingin dicapai. Sampai saat ini masih banyaknya SDM yang belum mampu memnggunakan sarana tersebut secara baik, sehingga keinginan untuk membangun ketertiban administrasi masih terhambat. b.11.3. Rekomendasi Strategi Pengembangan Terkait dengan akreditasi, penataan dan pengaturan sistem manajemen program studi sangat diperlukan. Banyaknya data yang dibutuhkan dalam proses akreditasi pasti akan membutuhkan pengelolaan yang baik. Untuk itu perlu penguatan sistem kelola pada program studi dan harus terpadu dengan unit-unit pendukung lainnya. Adanya sistem administrasi yang terpadu antar unit akan memudahkan dalam penyusunan akreditasi, disamping menjadi sumber informasi utama dalam pengembangan dan pembangunan program studi yang berbasis data. B.12. Proses Pembelajaran Proses Pembelajaran Untuk membangun kualitas perkuliahan yang pada akhirnya bermuara pada lahirnya lulusan-lulusan bermutu, tidak bisa dilepaskan dari tingkat kehadiran dosen di kelas (perkuliahan tatap muka). Ini dapat dikatakan sebagai salah satu tolak ukur keberhasilan proses perkuliahan yang dilakukan oleh sebuah lembaga pendidikan. Kondisi ini merupakan keberhasilan Untag Surabaya dalam mengajak dosennya untuk menjalankan tugasnya dibidang pendidikan dengan sebaik-baiknya. Kasadaran ini tentunya merupakan modal yang sangat besar dalam membangun citra pendidikan yang dijalankan oleh Untag Surabaya di mata masyarakat. Melihat dari Gambar 34, terjadi perbaikan kehadiran dosen di kelas dari 94,76% pada semester gasal 2011/2012 menjadi 97,27% pada semester genap 2013/2014. Ada perbaikan sebesar 2,6 % untuk seluruh dosen Untag Surabaya.
59
Rencana Induk Pengembangan (RENIP) periode 2016-2035 Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
RATA-RATA KEHADIRAN DOSEN MENGAJAR PERSEMESTER (GASAL 2011/2012-GENAP 2013/2014) 97,13% 97,27% 96,51% 95,10% 94,76% 94,19%
1
2
3
4
5
6
Gambar 34. Tingkat kehadiran dosen rata-rata persemester seluruh Fakultas
IPK Lulusan Melihat dari IPK lulusan yang dimiliki oleh masing-masing fakultas sudah cukup baik, yaitu diatas 3, yang tentunya sudah melebihi dari standar IPK yang diinginkan oleh pencari tenaga kerja yaitu minimal 3,00.
Rata-rata IPK Lulusan 3,21
3,17 3,10
3,12
3,08 3,01
Fisip
FE
FH
FT
F Psi
FS
Gambar 35. IPK lulusan per fakultas pada semester ganjil 2015/2016
Sangat diharapkan bahwa IPK ini menjadi tolak ukur kemampuan yang sebenarnya dari lulusan, sehingga tingkat kepercayaan masyarakat semakin baik. Diharapkan, IPK lulusan akan semakin baik sejalan dengan proses pembelajaran yang dilakukan semakin baik pula. Kondisi IPK lulusan per fakultas untuk semester ganjil 2015/2016 diperlihatkan pada gambar 35 diatas.
60
Rencana Induk Pengembangan (RENIP) periode 2016-2035 Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya b.12.1. Kekuatan Dosen-dosen Untag Surabaya hampir seluruhnya sudah mendapatkan pelatihan proses belajar mengajar (pekerti/AA), sehingga diharapkan mampu memberikan proses pembelajaran dengan baik. Untag Surabaya memberikan perhatian yang cukup besar agar mampu menghasilkan nilai IPK lulusan yang semakin baik. Harapan ini juga diperkuat dengan adanya kesadaran dosen untuk hadir dalam kelas yang semakin tinggi. Kehadiran ini tentunya akan memberikan dampak positif kepada semangat mahasiswa didalam mengikuti proses pembelajaran. b.12.2. Kelemahan Dalam pelaksanaan Proses Belajar Mengajar dibutuhkan adanya evaluasi metode pembelajaran, namun selama ini tidak pernah dilakukan. Dalam perkembangannya diharapkan ada penelitian yang dapat memberikan metode pembelajaran yang sesuai dengan karakter mahasiswa, sehingga pembelajaran yang dilakukan berhasil dengan baik. Proses pembelajaran yang dilakukan masih sering berupa coba-coba, sehingga sangat sulit untuk memastikan metode tersebut berhasil untuk dilakukan pada proses pembelajarannya. Kelemahan lain adalah masih belum seragamnya standar penilaian yang dilakukan oleh setiap dosen.
b.12.3. Rekomendasi Strategi Pengembangan Dalam pengembangan proses pembelajaran sangat diperlukan ada penelitian tentang metode pembelajaran yang sesuai dengan karakter mahasiswa Untag Surabaya. Diharapkan mampu memberikan nilai proses pembelajaran yang sebaik-baiknya. Perlu ada penerapan evaluasi yang rutin dan terukur sehingga mampu memberikan data-data untuk pengembangan yang lebih baik. Harus ada pembekalan dalam pembelajaran tentang pentingnya menjalankan proses dengan baik dan sesuai dengan SOP yang ditetapkan. Dalam
menyeragamkan
kualitas
lulusan,
diharapkan
Untag
Surabaya
menerapkan standar proses pembelajaran dan penilaian secara baik sehingga meminimalkan ketimpangan yang terjadi antar dosen itu sendiri.
61
Rencana Induk Pengembangan (RENIP) periode 2016-2035 Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya BAB III PERKEMBANGAN EKSTERNAL
A. Harapan Masyarakat Terhadap Pendidikan Tinggi Proses pendidikan dan perencanaan dalam transfer ilmu maupun nilai-nilai kehidupan di masa kini pada dasarnya ditujukan untuk mempersiapkan generasi masa depan bangsa. Sehingga tidak berlebihan bahwa pendidikan harus dikembangkan dengan membaca kebutuhan bangsa pada masa depan. Pendidikan merupakan fondasi kemajuan bangsa untuk meningkatkan produktivitas dan menanamkan nilai-nilai bangsa sendiri. Dan harus disadari, hasil yang dirasakan dalam proses pendidikan tidak seketika bisa kita lihat, tetapi bisa jadi baru terlihat dalam 10 tahun ke depan. Karena itu, kita harus pastikan bahwa proses pendidikan yang kita jalankan harus sesuai dengan prosedur dan kerangka yang kita rencanankan, berjalan dengan baik dan bermutu. Hal diatas sejalan dengan pernyataan Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla dalam pembukaan Rembuk Nasional (Rembuknas) Pendidikan dan Kebudayaan di Bojongsari, Depok, Jawa Barat, Senin (30/3). Untuk membantu mengembangkan hasil dari proses pendidikan yang bermutu diperlukan tiga hal pokok dalam pendidikan, yang diharapkan menjadi poin dalam pengembangan dan pemutahiran yakni sarana dan prasarana pendidikan, staf pendidik (dosen), serta sistem (tata kelola). Sistem yang mengedepankan hasil yang dapat mendukung penanaman nilai-nilai transparansi, tanggungjawab dan akuntabilitas. Semua kondisi tersebut akan dapat diwujudkan dengan baik bila semua komponen mampu bekerja dengan baik, berdisiplin tinggi dan siap bekerja keras. Berperan mencerdaskan kehidupan bangsa, maka lembaga pendidikan otomatis sangat menentukan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dari bangsa itu sendiri. Taraf pendidikan yang lebih tinggi suatu bangsa tidak terjadi begitu saja, melainkan ditentukan oleh berbagai faktor antara lain kualitas pendidikan, program pendidikannya, sistem pelayanan, sarana pendidikan dan pembiayaan. Semua faktor tersebut diharapkan mampu memenuhi kemauan masyarakat. Harapan terhadap pendidikan ini juga didasari oleh adanya pemahaman bahwa anggaran pendidikan yang diberikan oleh bangsa ini semakin besar, sehingga masyarakat secara tidak langsung juga menuntut agar lembaga pendidikan mulai berbenah dan meningkatkan perannya demi memberikan pelayanan pendidikan yang semakin baik, guna meningkatkan
62
Rencana Induk Pengembangan (RENIP) periode 2016-2035 Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya kualitas sumber daya manusia Indonesia. Pendidikan Tinggi juga diharapkan mampu berdiri sebagai satu pintu pengembangan kompetensi SDM, sehingga lulusan yang terjadi sudah sesuai dengan kebutuhan yang dituntut oleh pasar kerja maupun oleh stakeholder. Beberapa tuntutan terkadang sangat sulit untuk dipenuhi oleh perguruan tinggi swasta (PTS), namun itu tidaklah untuk dihindari, karena untuk menjaga eksistensi lembaga dalam kondisi apapun harus masuk dan menyatu menjadi bagian dari tuntutan tersebut. Melihat perkembangan yang terjadi sudah sangat terbuka, yang semakin lama batas antara satu daerah dengan daerah lain mulai hilang, baik secara nasional maupun internasional, maka institusi Pendidikan Tinggi harus mampu menjadi jembatan penghubung antar wilayah kepentingan tersebut. Sehingga lembaga pendidikan tersebut juga harus menjadi pemain dalam gloalisasi tersebut. (7)
Pendidikan Indonesia tidak hanya fokus pada pengembangan secara
akademik saja, tapi lebih ke pengembangan softskill yang berfokus pada attitude. Saat ini banyak generasai muda, khususnya para pelajar yang memiliki kemampuan segudang namun kurang baik dalam bertingkah laku. Materi pendidikan lebih edukatif dan bersifat pemecahan masalah, sehingga hasil penelitian anak bangsa menjadi lebih bermanfaat dan tidak hanya sekedar pajangan di perpusatakaan. Dalam pengembangan lembaga pendidikan tinggi pelayanan terhadap proses yang dijalani mahasiswa harus semakin baik, karenanya
harus ada peningkatan
kualitas sumber daya manusia baik tenaga pendidik dan staff dalam melayani mahasiswa diberbagai bidang kepentingan. Pendidikan tinggi diharapkan mampu memberikan peluang dan kesempatan kepada mahasiswa untuk lebih berperan aktif dalam berkehidupan bermasyarakat untuk menyelesaikan masalah-masalah yang berkembang dimasyarakat. Untuk menyikapi perkembangan global, tentunya institusi Pendidikan Tinggi harus mampu membangun kerjasama dengan institusi lain di dalam dan luar negeri dengan program-program real yang membawa dampak terhadap kemampuan dan kompetensi mahasiswa. Tidak kalah pentingnya, bahwa Perguruan Tinggi harus mulai menyiapkan mahasiswanya untuk menghadapi global challenges, terutama ASEAN Economic Community (AEC). Mahasiswa tidak lagi hanya diharapkan sekedar kuliah tapi juga dikembangkan kemampuan softskills sehingga bisa selangkah lebih maju dari orang lain. Poin penting lainnya yang harus kita wujudkan adalah pendidikan harus mampu mempersiapkan warga negara agar dapat berperan aktif dalam seluruh lapangan
63
Rencana Induk Pengembangan (RENIP) periode 2016-2035 Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya kehidupan, cerdas, aktif, kreatif, terampil, jujur, berdisiplin dan bermoral tinggi, demokratis, dan toleran dengan mengutamakan persatuan bangsa. UNESCO mencanangkan empat pilar pendidikan sekarang dan masa depan yang diharapkan dilakukan oleh lembaga pendidikan formal, yaitu: (1) learning to Know (belajar untuk mengetahui), dimana dosen harus berperan sebagai fasilitator yang siap mengembangkan penguasaan pengetahuan maupun ilmu dari mahasiswa. (2) learning to do (belajar untuk melakukan sesuatu) dalam hal ini kita dituntut untuk terampil dalam melakukan sesuatu, mengaktualisasikan keterampilan yang dimilikinya, serta bakat dan minat mahasiswa. (3) learning to be (belajar untuk menjadi seseorang), erat hubungannya dengan bakat dan minat, perkembangan fisik dan kejiwaan, tipologi pribadi anak serta kondisi lingkungannya (4) learning to live together (belajar untuk menjalani kehidupan bersama). Kebiasaan hidup bersama, saling menghargai, terbuka, memberi dan menerima (take and give), perlu ditumbuhkembangkan. Dalam era globalisasi dan persaingan antar lulusan, pemahaman dan penerapan pilar ini menjadi penting, khususnya bekerjasama antar ras, suku, dan agama yang berbeda-beda. Untuk mampu eksis di kancah internasional Untag Surabaya harus tetap meningkatkan mutu pendidikan dengan mengaitkan terhadap segala permasalahan yang sedang berkembang, yang dapat dituangkan dalam kurikulum, maupun sistem atau metode pembelajaran yang akan diterapkan. a.1. Peluang Memahami apa yang diharapkan oleh masyarakat, maka merupakan satu peluang besar untuk lembaga pendidikan tinggi, khususnya Untag Surabaya untuk melakukan
hal-hal
yang
sesuai
dengan
harapan
mereka.
Bagaimanapun
pengembangan yang dilakukan oleh Untag Surabaya tentunya tidak akan bisa berlanjut apabila masyarakat sebagai konsumen tidak menjadikan Untag Surabaya sebagai pilihan. Dengan semakin luasnya dampak globalisasi, maka calon tenaga kerja ataupun setiap individu yang menginginkan dirinya eksis dalam persaingan pasar global
64
Rencana Induk Pengembangan (RENIP) periode 2016-2035 Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya tentunya tetap mengharapkan mendapatkan pendidikan yang bisa membawa dirinya menang dalam persaingan tersebut. Kemampuan keilmuan dan kerja akan tetap berdampingan dan menjadi tolak ukur dalam memenangkan persaingan global.
a.2. Ancaman Dalam penyediaan kemampuan internal untuk menghasilkan lulusan yang berkemampuan sebagaimana diharapkan masyarakat tentunya akan dimiliki oleh seluruh perguruan tinggi di dunia ini, demikian juga di Indonesia. Dengan semakin nyatanya kebutuhan untuk memenangkan persaingan global, maka seluruh perguruan tinggi akan berlomba lomba sebagai agen penghasil pemenangan persaingan global. Dari sekian perguruan tinggi yang ada di Indonesia, Untag Surabaya harus berjuang lebih keras, karena akan menghadapi cukup banyak perguruan tinggi yang sudah lebih siap menghadapi persaingan global tersebut. a.3. Rekomendasi Strategi Pengembangan Melihat dari kebutuhan masyarakat yang semakin komplek dan semakin tinggi untuk menghadapi persaingan global, maka Untag Surabaya harus banyak berbenah dan menyiapkan diri secara lebih serius dibidang pembelajaran. Diharapkan, pembelajaran
tersebut
mampu
membangun
kemampuan
keilmuan
dan
kerja
(implementasi ilmu) dalam dunia real yang semakin baik dengan porsi yang seimbang. Dimungkinkan lulusan Untag Surabaya telah memiliki kesiapan kerja yang baik, karena pengalaman kerja yang diberikan pada saat praktikum sudah mendekati dan atau sesuai dengan yang dipergunakan dilapangan. B. Harapan Stakeholders Terhadap Kualitas Lulusan Dalam
perkembangan
globalisasi,
dan
menghadapi
era
AEC,
setiap
stakeholders atau pengguna tenaga kerja memiliki pilihan untuk calon tenaga kerja yang akan dipergunakan cukup banyak. dan tidak saja dari dalam negeri, tetapi mereka juga bisa merekrut dengan mudah yang berasal dari luar negeri (negara ASEAN). Satu hal yang diinginkan oleh stakeholders adalah tenaga kerja tersebut memiliki kemampuan baik keilmuan maupun keterampilan kerja sesuai dengan kebutuhan. Pastinya mereka akan menerima tenaga kerja yang siap bekerja dan memberikan
65
Rencana Induk Pengembangan (RENIP) periode 2016-2035 Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya keuntungan langsung pada perusahaan mereka. Perusahaan bisa meminimalkan biaya yang harus dikeluarkan dalam rangka pengembangan SDM. Sebagaimana tuntutan untuk tenaga kerja, lembaga pendidikan formal (termasuk pendidikan tinggi) akan dimasukan sebagai penanggungjawab dan mempersiapkan masyarakat Indonesia untuk menghadapi integrasi regional. karenanya pendidikan tinggi memiliki peran penting dalam mendukung pembentukan kualitas tenaga kerja (manusia) untuk menghadapi persaingan dalam era AEC. Tenaga kerja terlatih jauh lebih utama dibandingkan dengan tenaga kerja terdidik. SDM terdidik tanpa disertai dengan kompetisi yang memadai dapat dikalahkan oleh tenaga kerja yang terampil dan terlatih. Perusahaan lebih memilih untuk merekrut karyawan yang berpengalaman karena sudah terbukti hasil kerjanya di dunia profesional, terlepas dari seberapa tinggi latar belakang pendidikannya. Sisi lain, pola dan etos kerja karyawan yang berpengalaman sudah terbentuk, sehingga meminimalkan biaya yang harus dikeluarkan perusahaan dalam hal pengembangan SDM perusahaan(5). Untuk menjamin kualitas lulusan, pendidikan tinggi harus memiliki Blue Print sistem pendidikan secara menyeluruh dan sertifikasi berbagai profesi. b.1. Peluang Melihat dari perkembangan kebutuhan stakeholders terhadap kualitas tenaga kerja, tentunya secara kelembagaan memiliki peluang besar untuk menjadikan Untag Surabaya sebagai tempat peningkatan kompetensi para calon tenaga kerja. Dengan berbagai kerjasama yang sudah dibangun, baik dengan perusahaan atau lembaga lain, akan memberikan akses yang lebih mudah untuk mengkondisikan agar proses pendidikan yang dilakukan mampu menghasilkan lulusan yang sesuai dengan kebutuhan stakeholders. Banyaknya program studi dan tenaga dosen yang dimiliki oleh Untag Surabaya akan memberikan kekuatan tersendiri untuk mengembangkan dan meningkatkan kemampuannya sebagaimana diperlukan oleh masyarakat.
b.2. Ancaman Tentunya pemikiran dalam pengembangan eksistensi lembaga pendidikan tinggi akan hampir sama dengan lembaga pendidikan tinggi lainnya yaitu ingin menjadikan lembaganya
tersebut
mampu merebut
tempat
sebagaimana
diharapkan
oleh
masyarakat atau stakeholders. Untuk itu, kecepatan langkah dalam pengembangan dan
66
Rencana Induk Pengembangan (RENIP) periode 2016-2035 Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya penguatan kompetensi akan menjadi penentu. Kecepatan untuk menjadikan lembaga tersebut semakin dekat dengan harapan masyarakat atau stakeholders akan menjadi pemenang. Semakin cepat dan semakin banyak sumber daya yang disiapkan untuk menjadi pondasi penguatan eksistensi, maka lembaga itulah yang menjadi pemenang. Kondisi ini tentunya sebagai ancaman besar bagi Untag Surabaya, kalau langkah pengembangan dan penguatan yang disiapkan cukup lambat. b.3. Rekomendasi Strategi Pengembangan Melihat trend perkembangan tututan dan kebutuhan stakeholders yang semakin tinggi, maka Untag Surabaya harus menunjukan dirinya mampu untuk memenuhi tuntutan tersebut. Penguatan kurikulum (sistem proses pembelajaran ) dan peningkatan kemampuan sumber daya (manusia dan peralatan penunjang) harus ditingkatkan dan menyesuaikan dengan standar-standar yang ada. Kemampuan pengelolaan dan membangun sistem administrasi maupun akademik harus menjadi satu kekuatan yang saling mendukung dan menguatkan. Membangun kerjasama yang baik dengan instansi lain (baik perusahaan atau dunia pendidikan dalam maupun luar negeri) yang diikuti dengan program yang jelas akan memberikan percepatan pengembangan Untag Surabaya sesuai dengan harapan masyarakat/stakeholders. C. Tantangan Pendidikan Di Era Globalisasi Pesatnya perkembangan teknologi informasi merupakan salah satu ciri utama perkembangan global di abad 21. Siap atau tidak siap hal itu merupakan satu realitas yang harus dihadapi dengan kualitas sumber daya manusia dengan daya saing unggul. Menghadapi berbagai perubahan di era globalisasi diperlukan sumber daya manusia yang memiliki kualitas keberdayaan yang lebih efektif agar mampu mengatasi berbagai tantangan yang timbul. Pada tatanan global seluruh umat manusia di dunia dihadapkan pada tantangan yang bersumber dari perkembangan global sebagai akibat pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi Dalam era globalisasi setiap orang dituntut untuk mampu mengatasi berbagai masalah yang kompleks sebagai akibat pengaruh perubahan global. Menurut Marquardt (1996) memasuki Abad ke-21 ada empat kecenderungan perubahan yang akan mempengaruhi pola-pola kehidupan yaitu; 1.) perubahan lingkungan ekonomi, sosial dan pengetahuan dan teknologi 2.) perubahan dalam lingkungan kerja, 3.)
67
Rencana Induk Pengembangan (RENIP) periode 2016-2035 Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya perubahan dalam harapan pelanggan 4.) perubahan harapan para pekerja. Demikian halnya menurut Robert B Tucker (2001) mengidentifikasi adanya sepuluh tantangan di abad 21 yaitu 1.) kecepatan (speed), 2.) kenyamanan (convinience), 3.) gelombang generasi (age wave), 4.) pilihan (choice), 5.) ragam gaya hidup (life style) 6.) kompetisi harga (discounting), 7.) pertambahan nilai (value added) 8.) pelayanan pelanggan (customer service), 9.) teknologi sebagai andalan (techno age), 10.) jaminan mutu (quality control). Dari semua identifikasi tersebut, Untag Surabaya harus mampu mewujudkan dan menjadi bagian utama unsur pengembangan. Di era globalisasi, adanya kemajuan teknologi informasi dan industri yang amat cepat dan ketat menjadikan setiap negara harus berbenah diri, dan berlomba lomba meningkatkan sumber daya manusia dalam rangka memenangkan persaingan global. Tidak terkecuali lembaga pendidikan tinggi, harus sigap membangun diri agar tidak tersingkirkan dalam persaingan global tersebut. Era Globalisasi ekonomi menuntut peningkatan kemampuan daya saing yang kuat dalam teknologi, manajemen, sumber daya manusia serta upaya terus menerus dalam mengembangkan inovasi dan menciptakan efisiensi cost sehingga mampu berkompetisi dalam persiapan dunia tanpa batas (bordeless). Pendidikan tinggi sebagai wadah penggemblengan sumber daya manusia tentunya harus berdiri paling depan untuk menawarkan kemampuan untuk memenuhi
syarat-syarat
kompetensi
itu.
Menurut Joseph
Stiglitz
(
Making
Globalization Work ), tak ada satu pun negara yang bisa menghindarkan diri dari globalisasi. Konsekuensinya, tidak ada pilihan bahwa setiap negara harus masuk dalam pusaran dinamika dunia, baik dinamika budaya, politik, keamanan, termasuk dalam pusaran ekonomi global. Lembaga pendidikan tidak bisa lagi berdiri dengan arogansinya. Tetapi harus mampu menjadi rujukan yang dinamis akan kebutuhan masyarakat. Lembaga pendidikan harus memiliki kemampuan untuk melakukan perubahan secara cepat sebagaimana kebutuhan masyarakat dan tepat sasaran. Saat ini, Indonesia dan Untag Surabaya ada dalam pusaran kompetensi regional yaitu AEC yang tidak bisa dihindari dan harus disambut dengan segala persiapan yang tidak bisa ditawar-tawar lagi. Kebutuhan pendidikan tinggi untuk menjadikan penguat dalam persaingan global maupun Asia harus disediakan. Kecepatan respon terhadap perubahan harus menjadi bagian dari budaya berorganisasi. Keterlambatan langkah dalam persiapan diri maka lembaga tersebut akan menjadi penonton dan tertinggal dalam persaingan tersebut. oleh karenanya lembaga pendidikan harus memiliki Blue
68
Rencana Induk Pengembangan (RENIP) periode 2016-2035 Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya Print sistem pendidikan secara menyeluruh dan dijalankan dengan komitmen yang tinggi. Sesuai tuntutan globalisasi, lembaga pendidikan tinggi didorong untuk dapat menghasilkan lulusan berkualitas Internasional yang dilengkapi dengan keterampilan profesional, keterampilan bahasa dan keterampilan antar budaya. Liberalisasi perdagangan
jasa
pendidikan
merupakan
kesempatan
bagi
lembaga-lembaga
pendidikan tinggi untuk menyambut mahasiswa asing terutama dari negara-negara anggota ASEAN. Namun pada dasarnya institusi pendidikan tinggi harus meningkatkan kualitas
program
studi,
kurikulum
dan
fasilitasnya
untuk
memenuhi
standar
internasional. Sisi lain, pendidikan tinggi juga dituntut dapat mengembangkan keterampilan melalui kerja sama dengan institusi atau pihak lain maupun dengan pengembangan unit kegiatan mahasiswa. Menurut Khaerudin Kurniawan (1999), tantangan pendidikan tinggi era global adalah : 1). Tantangan untuk meningkatkan nilai tambah atau produktivitas kerja, 2). Tantangan untuk melakukan riset secara komprehensif terhadap terjadinya era reformasi dan transformasi struktur masyarakat (tradisional-agraris ke modern-industrial dan informasi-komunikasi), 3). Mampu meningkatkan daya saing bangsa dalam menghasilkan karya-karya kreatif yang berkualitas sebagai hasil pemikiran, penemuan dan penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, 4). Tantangan munculnya invasi dan kolonialisme baru dibidang Iptek. Semua tantangn ini tentunya menuntut adanya SDM yang berkualitas dan berdaya saing dibidang-bidang tersebut secara komprehensif dan komparatif yang berwawasan keunggulan, keahlian profesional, berpandangan jauh kedepan (visioner), rasa percaya diri dan harga diri yang tinggi serta memiliki keterampilan yang memadai sesuai kebutuhan dan daya tawar pasar. Dalam langkah pengmebangan, Untag Surabaya harus mencanangkan dirinya menjadi universitas berkelas dunia (World Class University). Walaupun world class university, tentu bukan segalanya dalam kriteria pendidikan tinggi di negara berkembang karena tuntutan peran dalam pengembangan kesejahteraan rakyat menjadi sangat mendesak. Tetapi persaingan global memerlukan kemampuan segenap perguruan tinggi di Indonesia menggerakkan seluruh daya dan upaya untuk mencapai beberapa langkah secara sinergis. Yang harus dipenuhi oleh Untag Surabaya untuk menjadi WCU ada beberapa hal diantaranya adalah 40 % tenaga pendidik bergelar
69
Rencana Induk Pengembangan (RENIP) periode 2016-2035 Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya Ph.D, publikasi internasional 2 papers/staff/tahun, jumlah mahasiswa pasca 40% dari total populasi mahasiswa (student body), anggaran riset minimal US$ 1300/staff/tahun, jumlah
mahasiswa
asing
lebih
dari
20%,
dan Information
Communication
Technology (ICT) 10 KB/mahasiswa. Walaupun sulit, namun kriteria itu tetap dijadikan acuan dalam melangkah menuju eksistensi secara global. c.1. Peluang Pola pikir masyarakat khususnya dalam memenangkan persaingan di era globalisasi ini dipastikan akan bermuara pada kompetensi dirinya sendiri, baik secara keilmuan maupun kemampuan kerja (skill). Kondisi ini tentunya merupakan peluang besar bagi Untag Surabaya sebagai lembaga pendidikan tinggi. Masyarakat angkatan kerja, yang merupakan konsumen Untag Surabaya, berkeinginan mendalami berbagai keilmuan sebagai modal berkompetisi. Sedangkan Untag Surabaya telah memiliki banyak program studi yang dapat dijadikan sebagai tempat untuk mendalami keilmuan tersebut. c.2. Ancaman Banyaknya pendidikan tinggi yang dapat dipilih oleh masyarakat merupakan tantangan tersendiri bagi Untag Surabaya. Dengan pemikiran yang sama, bahwa pendidikan tinggi harus menyiapkan diri dan mampu menyediakan proses pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan stakeholders. Satu hal yang dapat menjadikan sebuah lembaga pendidikan sebagai pemenang adalah kecepatan perwujudan. Semakin cepat membangun kemampuan kebutuhan stakeholders maka peluang untuk menjadi pemenang (leader) dalam pendidikan tinggi semakin besar. c.3. Rekomendasi Strategi Pengembangan Keberadaan dalam era globalisasi tentunya bukan sebuah pilihan tapi suatu kondisi yang memang harus dihadapi. Harus ada persiapan dan penguatan kemampuan untuk dapat ikut bersaing di era global secara baik. Dibutuhkan tata kelola yang baik, diikuti dengan program kerja yang sangat terencana, dan benar-benar sesuai dengan kebutuhan. Sistem Penjaminan Mutu dalam berbagai bidang disiapkan secara baik dan diimplementasikan dengan sungguh-sungguh, sehingga dapat membangun pola pengembangan yang berkelanjutan.
70
Rencana Induk Pengembangan (RENIP) periode 2016-2035 Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya Dengan tantangan era globalisasi ini, semua komponen penguatan lembaga pendidikan harus mendapat perhatian pengembangan secara baik. Tidak diharapkan pengembangan yang terjadi parsial, tapi harus memiliki pergerakan yang sama untuk bisa menuju pada satu yaitu kekuatan eksistensi lembaga.
71
Rencana Induk Pengembangan (RENIP) periode 2016-2035 Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya BAB IV KEBIJAKAN, STARTEGI PENGEMBANGAN
A. Arah Kebijakan Pengembangan Arah kebijakan harus memperhatikan perkembangan-perkembangan yang terjadi pada bidang pendidikan, ilmu dan teknologi, baik ditingkat nasional, regional dan internasional, perkembangan kebutuhan tenaga kerja dan pertumbuhan industri, serta pengembangan wilayah untuk meningkatkan derajat perekonomian masyarakat serta kerjasama antar perguruan tinggi dan pemerintah daerah baik didalam dan luar negeri. Berdasarkan analisis kondisi maka arah kebijakan pengembangan Untag Surabaya difokuskan pada lima pilar utama yaitu: 1) Tata Kelola Organisasi yang Baik (Good University Government); 2) Sistem Penjaminan Mutu yang Berkelanjutan (Sustainability of Quality Insurance System); 3) Penciptaan Iklim Akademik yang Baik (Academic Climate); 4) Sistem Informasi yang Komprehensif (Comprehensive
Information
System); 5) Pengembangan
Kerjasama
yang
Saling
Membutuhkan
(The
Development of Mutually Beneficial Cooperation).
Arah kebijakan akan dibagi 2 (dua) keadaan yaitu keadaan internal dan eksternal sebagai berikut: a.1. Keadaan Internal Untuk kondisi internal, kebijakan yang diterapkan difokuskan pada beberapa hal penting yaitu 1. Penguatan Tata kelola dengan diikuti oleh proses administrasi yang efektif dan efisien dengan selalu mengarah pada tercapainya kepuasan pelanggan. Untuk mencapai kondisi ini perlu ada penataan secara menyeluruh terhadap tugas, fungsi dan tanggungjawabnya yang harus dijalankan oleh masing-masing tingkatan structural sehingga tidak terjadi kesimpangsiuran dan tumpang tindih tugas dan fungsi antar satu unit dengan unit lainnya. Penguatan koordinasi dan komunikasi diantara pejabat, baik pimpinan maupun bawahan (komunikasi
72
Rencana Induk Pengembangan (RENIP) periode 2016-2035 Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya vertikal dan horizontal) merupakan kebutuhan penting untuk melancarkan pelaksanaan program dan pencapaian tujuan program. Diperlukan suatu mekanisme koordinasi yang mampu dijadikan pegangan dalam berkomunikasi dan memecahkan masalah yang dihadapi universitas. 2. Pembangunan dan penguatan kompetensi SDM, baik dosen dan tenaga kependidikan dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Untuk mempersiapkan dalam menghadapi persaingan global, kompetensi yang harus dimiliki oleh seluruh dosen dan tenaga kependidikan harus mengacu pada standar-standar kompetensi yang mampu mendukung penguatan eksistensi universitas secara global/ internasional. 3. Proses pendidikan. Untuk menjadikan Untag Surabaya sebagai lembaga pendidikan yang dicari dan diidolakan masyarakat, maka proses pendidikan yang dijalankan harus mampu menjadikan mahasiswa nyaman dalam belajar, membangkitkan semangat belajar dan menjadikan proses pembelajaran itu sebagai proses yang mudah, dan mahasiswa mudah dalam menyerap ilmu sehingga mampu menghasilkan lulusan yang berkualitas. Diperlukan penelitian dan pengamatan secara terus menerus oleh setiap dosen sehingga metode yang diberlakukan sesuai dengan karakter mahasiswa. 4. Pembangunan dan peremajaan saran dan prasaran pendidikan dan penelitian. Untuk menjadikan Untag Surabaya memiliki kualitas proses dan hasil pendidikan yang bagus (berkualitas) maka sarana dan prasarana yang diperlukan harus mendapatkan perhatian secara baik dan intensif, dan diperlukan peninjauan secara berkelanjutan sehingga sarana dan prasarana tersebut selalu mengikuti perkembangan. Kondisi sarana dan prasarana yang modern akan mampu meningkatkan nilai kepercayaan masyarakat. Dalam bidang pendidikan, sarana dan prasarana yang diwujudkan seyogyanya juga menjadi sarana dan prasarana penelitian, baik yang dilakukan oleh dosen dan maupun bersama dengan mahasiswa. Dalam setiap aktivitas penelitian dan pengembangan keilmuan
dosen
diharapkan
melibatkan
mahasiswa,
sehingga
bisa
meningkatkan dan mempercepat terwujudnya atmosphere akademik yang baik. 5. Pengembangan dan penguatan kualitas dan kuantitas aktivitas kemahasiswaan yang mampu bersaing di tingkat nasional dan internasional. Kondisi ini
73
Rencana Induk Pengembangan (RENIP) periode 2016-2035 Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya diharapkan akan memberikan cerminan yang nyata kepada masyarakat (stakeholders) terhadap kualitas pendidikan yang dijalankan Untag Surabaya. 6. Penguatan penerapan Penjaminan Mutu dan pengendalian mutu sehingga mampu membangun budaya mutu yang semakin baik, dan menjamin pelaksanaan setiap aktivitas menuju pada standar mutu yang ditetapkan. 7. Pembangunan sistem informasi manajemen yang semakin komprehensif dan terintegrasi dan menjadikan SIM sebagai satu satunya sumber informasi data yang valid dan benar. 8. Pembangunan dan peningkatan kualitas lingkungan kampus. Arah kebijakan juga difokuskan pada peningkatan kualitas lingkungan kampus untuk menuju kampus hijau “green campus”. Dengan melakukan penataan yang telah didasari dengan analisis kebutuhan lingkungan maka diharapkan lingkungan kampus Untag Surabaya mampu memberikan dan merefleksikan sebagai kampus yang bersih, indah, nyaman dan aman. a.2. Keadaan Eksternal Untuk menguatkan langkah pengembangan yang dicanangkan oleh Untag Surabaya, maka perlu memperhatikan kondisi-kondisi dan dinamika yang terjadi dilingkungan eksternal. Beberapa hal yang dijadikan fokus pertimbangan untuk menentukan arah kebijakan adalah:
1. Perkembangan Global. Tingkat dan laju perkembangan global harus menjadi perhatian karena Untag Surabaya ingin menjadi Universitas berkelas dunia (World Class University). Segala aktivitas dan standar kinerja baik dosen maupun tenaga kependidikan harus sesuai dengan kriteria universitas berkelas dunia. maka ada beberapa hal yang menjadi perhatian, yaitu: 1.1. Memacu dan mendorong peningkatan kompetensi dosen dan mahasiswa, baik dalam hal keilmuan, penelitian maupun aktivitas ilmiah lain. Aktivitas ini diarahkan untuk menghasilkan karya ilmiah dan kemampuan menghasilkan lulusan yang berkualitas.
74
Rencana Induk Pengembangan (RENIP) periode 2016-2035 Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 1.2. Membangun jaringan kerjasama dengan universitas di luar negeri serta melakukan promosi ketingkat internasional untuk meningkatkan jumlah mahasiswa asing yang belajar di Untag Surabaya. 1.3. Mengadakan dan meningkatkan kualitas sarana dan prasarana pendidikan untuk menciptakan lingkungan belajar yang baik dengan standar kelas dunia. 1.4. Menguatkan dan meningkatkan pengelolaan dan pemberdayaan sumber daya manusia dengan menciptakan tata kelola yang baik, efektif dan effisien, sehingga mempercepat terwujudnya universitas kelas dunia.
Secara spesifik kebutuhan perguruan tinggi untuk menjadi berkelas dunia (WCU) yang harus dipenuhi oleh Untag Surabaya ada beberapa hal diantaranya adalah 40 % tenaga pendidik bergelar Ph.D, publikasi internasional 2 papers/staff/tahun, jumlah mahasiswa pasca 40% dari total populasi mahasiswa (student body), anggaran riset minimal US$ 1300/staff/tahun, jumlah mahasiswa asing lebih dari 20%, dan Information Communication Technology (ICT) 10 KB/mahasiswa. 2. Perkembangan Regional Untuk menguatkan keberadaan Untag Surabaya di tingkat regional, baik ASEAN maupun ASIA maka perlu melakukan beberapa hal strategis, yang menjadi fokus pengembangan yaitu: 2.1. Melakukan kerjasama antar perguruan tinggi dengan program tindak lanjut yang
saling
menguntungkan.
Lingkup
kerjasama
dilakukan
untuk
meningkatkan kapasitas dan kompetensi dosen, sarana pendidikan dan kualitas penelitian. Membangun bersama jurnal ilmiah yang diisi oleh dosen dari masing-masing perguruan tinggi. 2.2. Melakukan kerjasama dengan perguruan tinggi dibidang pengabdian masyarakat, dan peningkatan komunikasi dan interaksi sosial antar masingmasing negara asal perguruan tinggi. 2.3. Kerjasama dengan perguruan tinggi untuk meningkatkan wawasan dan kompetensi mahasiswa dengan melakukan pertukaran mahasiswa dan saling memberikan beasiswa. Meningkatkan kemampuan mahasiswa dibidang keilmuan dan teknologi dan seni dengan saling memberikan wadah
75
Rencana Induk Pengembangan (RENIP) periode 2016-2035 Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya berkegiatan dalam bentuk diskusi, debat dan lomba ilmiah maupun pentas seni dan budaya.
3. Perkembangan Nasional Seiring dengan pengembangan Untag Surabaya menuju jajaran universitas berkelas dunia, maka seyogyanya Untag Surabaya juga mampu merefleksikan kepentingan nasional. Beberapa hal yang menjadikan dasar arah kebijakan Untag Surabaya agar tetap menjadi universitas berjiwa nasional adalah : 3.1. Penggalian, pemahaman dan penerapan nilai-nilai dan karakter bangsa, sebagai identitas bangsa yang harus dilestarikan. 3.2. Memposisikan dan mengambil bagian penting sebagai komponen bangsa yang siap mewujudkan tujuan negara, khususnya sebagai agen pencetak tenaga kerja yang berkualitas, yang siap bersaing dikancah internasional, dengan menyiapkan sistem dan proses pendidikan yang berkualitas untuk membawa kepentingan nasional. 3.3. Memposisikan Untag Surabaya sebagai lembaga pendidikan yang siap menjadi partner bangsa untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan social masyarakat. 4. Perkembangan Lokal Sebagai lembaga pendidikan yang berdomisili di kawasan lokal/daerah/propinsi, tentunya arah pengembangan Untag Surabaya juga harus menjawab dan memenuhi kebutuhan daerah setempat. Untuk menguatkan kepercayaan daerah, Untag Surabaya harus menjadi partner yang baik dan siap menjadi agen perubahan sebagaimana diperlukan oleh daerah, baik pengembangan kualitas SDM maupun pemanfaatan potensi daerah. Beberapa hal yang dijadikan fokus pengembangan adalah : 4.1. Menjadi bagian penting dari pemerintah daerah dalam rangka mewujudkan tujuan daerah, baik dalam pengembangan dan peningkatan kompetensi SDM, maupun pengembangan potensi daerah. 4.2. Ikut memberikan sarana dalam pengembangan dan pelestarian budaya daerah (lokal) dengan menjadi agen promosi daerah ke luar negeri.
76
Rencana Induk Pengembangan (RENIP) periode 2016-2035 Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 4.3. Bekerjasama dengan pemerintah propinsi secara lebih intensif diberbagai bidang berdasarkan batas-batas kemampuan Untag Surabaya. Paparan diatas merupakan arah kebijakan Untag Surabaya yang diambil untuk menjadi dasar dalam pengembangan program pada periode tahun 2016-2020. B. Strategi pengembangan Dalam pencapaian Visi, Misi dan Tujuan Untag Surabaya, diperlukan strategi pengembangan dalam berbagai bidang sebagai berikut: b.1. Bidang Pendidikan Mengembangkan dan meningkatkan kesesuaian proses pendidikan guna menghasilkan kualitas pendidikan dan lulusan yang tinggi (sesuai dengan standar mutu yang ditetapkan). Mengembangkan iklim akademik yang kondusif untuk
pelaksanaan
pendidikan
yang
mampu
menghasilkan
mahasiswa
berprestasi ditingkat nasional dan internasional, baik dibidang akademik maupun non akademik sebagai aktivitas kemahasiswaan. Meningkatkan kemampuan dosen dalam keilmuan dan mengarahkan pendidikan tingkat lanjut yang linier. b.2. Bidang Penelitian Mengembangkan dan menguatkan penelitian dosen yang dapat ditindaklanjuti ke HAKI. Mengarahkan penelitian pada Rencana Induk Penelitian Universitas. Penelitian yang dilakukan sebaiknya mampu memecahkan permasalahan yang dihadapi
masyarakat
umum
dan
industri,
mampu
menjadi
sumber
pengembangan ilmu dan menjadi sumber informasi dalam pembelajaran. Menjadikan industri sebagai partner pengembangan ilmu dan teknologi, serta mengarahkan penelitian agar memiliki hasil berupa produk atau jasa yang benar-benar bermanfaat untuk masyarakat. b.3. Bidang Pengabdian Masyarakat Menjadikan program pengabdian masyarakat sebagai sarana promosi dan penguatan image Untag Surabaya di masyarakat. Menjadikan hasil penelitian ataupun karya dosen dan mahasiswa sebagai bagian dalam pengabdian masyarakat,
yang
mampu
memberikan
solusi
terhadap
permasalahan
77
Rencana Induk Pengembangan (RENIP) periode 2016-2035 Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya masyarakat umum dan industri. Pengabdian masyarakat dapat dijadikan sebagai kepanjangan tangan Universitas untuk membantu pemerintah dalam hal meningkatkan kesejahteraan kehidupan masyarakat, baik di daerah maupun di perkotaan. b.4. Bidang Tata Kelola Menguatkan tata kelola, serta mengarahkan Untag Surabaya untuk menjadikan universitas yang memiliki tata kelola baik (GUG/Good University Governance). Mengatur kembali sistem kelembagaan, pemanfaatan sumber daya dan tugas fungsi yang harus dijalankan sehingga tidak terjadi kesimpangsiuran tugas. Menguatkan kepemimpinan transformasional, kepemimpinan yang baik dengan selalu menjalankan aturan yang telah ditetapkan, serta menganut prinsip-prinsip partisipasi, transparansi, akuntabilitas. Melakukan penataan kembali sistem, kelembagaan, dan sumberdaya (SDM, sarana dan prasarana) yang selalu menyesuaikan dengan tuntutan nasional dan internasional. b.5. Sistem Penjaminan Mutu Menerapkan Sistem Penjaminan Mutu (SPM) yang terintegrasi dalam berbagai bidang, serta melakukan proses pengendalian mutu secara teratur, guna mendorong dan memupuk budaya mutu dalam kehidupan kerja. Menjadikan semua staf (dosen dan tenaga kependidikan) memahami, menyadari dan menjalankan prinsip-prinsip penjaminan mutu. Sistem Penjaminan Mutu menjadi alat penting untuk mengevaluasi dan memonitor proses bisnis yang dijalankan didalam semua unit kerja Untag Surabaya, sehingga apa yang diharapkan dalam penerapan sistem penjaminan mutu tercapai dengan baik. b.6. Sistem Informasi Manajemen. Sistem informasi manajemen (SIM) dirancang sebagai sumber informasi data tunggal yang akan dipergunakan sebagai dasar dalam pengembangan lembaga. Sistem informasi ini dibangun dan terintegrasi ke semua lini kegiatan (proses bisnis) Untag Surabaya. Semua unit, prodi ataupun SDM (dosen dan staf kependidikan) yang melakukan aktivitas dan menghasilkan data yang dapat dipergunakan sebagai penguatan lembaga akan diinformasikan melalui sebuah
78
Rencana Induk Pengembangan (RENIP) periode 2016-2035 Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya sistem informasi. Sistem informasi dibangun dan dikembangkan untuk menampilkan data yang langsung dapat dipergunakan sebagai pijakan pembuatan
program
pengembangan
selanjutnya,
sehingga
program
pengembangan berbasis pada kebutuhan. Sistem informasi manajemen harus terintegrasi dengan baik ke seluruh unit. b.7. Bidang SDM Untuk menguatkan eksistensi Untag Surabaya, pengembangan SDM diarahkan kepada penguatan kemampuan keilmuan dan kerja (skill) yang sesuai dengan kebutuhan, baik di unit maupun di prodi. -
Dosen : Universitas memberikan motivasi dan bantuan biaya pendidikan untuk dosen yang bersedia studi lanjut dengan mengambil ilmu yang linier. Memberikan kesempatan untuk mengikuti pelatihan atau seminar yang semuanya bertujuan
untuk
meningkatkan
kompetensi
dan
kemampuan
dalam
pembelajaran. Menguatkan kemampuan komunikasi global setiap dosen, sehingga mampu berkiprah secara internasional. -
Tenaga Kependidikan : Universitas memberikan kesempatan dan memberikan
bantuan dana
kepada tenaga kependidikan untuk melakukan peningkatan kemampuan kerja (skill) guna menghasilkan kualitas kerja sebagaimana ditetapkan dalam butir-butir mutu. Kemampuan kerja yang dimanis dan menyesuaikan dengan tuntutan perkembangan pelayanan, yang selalu mengacu pada nilai-nilai kepuasan pelanggan (customer satisfaction), baik pelanggan internal maupun eksternal. b.8. Bidang Pelayanan Semua unit yang ada dilingkungan universitas memiliki konsumen, baik konsumen internal maupun eksternal. Karenanya, pelayanan yang dilakukan harus mengacu pada satu tujuan yaitu kepuasan pelanggan (customer satisfaction). Bekerja dengan standar yang jelas dan target yang pasti, yang dapat diukur dan dievaluasi, sehingga dapat dipergunakan sebagai dasar dalam penerapan reward dan punishment. Pelayanan yang selalu berkembang dan
79
Rencana Induk Pengembangan (RENIP) periode 2016-2035 Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya mengacu pada standar kualitas pelayanan yang semakin baik (continuous improvement).
b.9. Bidang sarana dan prasarana Sarana yang dikembangkan dan dibangun mengacu pada pencapaian tujuan semua proses di Untag Surabaya, sehingga memberikan hasil yang maksimal dan berkualitas. -
Sarana pendidikan : Proses pendidikan yang dapat menghasilkan tingkat kualitas baik tentunya membutuhkan sarana yang baik juga. Karenanya, sarana yang diadakan harus mengacu pada standar sarana pendidikan yang jelas, dan memiliki kemodernan dalam teknologinya. Ada peninjauan secara rutin untuk menjadikan
sarana
pendidikan
tetap
modern,
dan
sesuai
dengan
perkembangan ilmu dan teknologi. -
Sarana adminsitrasi : Kualitas dan kuantitas sarana pelayanan administrasi menjadi bagian penting yang harus mendapatkan perhatian guna mewujudkan kualitas pelayanan yang sudah distandarkan.
-
Prasarana : Pembangunan prasarana yang selalu mempertimbangkan kebutuhan yang diperlukan dengan selalu mengedepankan prinsip efektifitas dan efisiensi penggunaan.
b.10. Lingkungan Pembangunan lingkungan menjadi bagian penting dalam mewujudkan kampus yang indah, bersih, nyaman, dan aman. Untag surabaya harus menuju pada perwujudan kampus hijau (green campus). Pembangunan lingkungan juga diarahkan
untuk
memberikan
manfaat
terhadap
peningkatan
kualitas
atmosphere akademik. Dalam pengembangan kampus dan pembangunan prasarana pendukung lainnya, harus menjadi satu kesatuan perencanaan sehingga semuanya menuju pada satu tujuan, dimana salah satu tujuannya adalah mewujudkan kampus hijau.
80
Rencana Induk Pengembangan (RENIP) periode 2016-2035 Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya b.11. Bidang usaha Sumber daya yang dimiliki oleh Untag Surabaya, khususnya kemampuan dosen, harus diarahkan menjadi pendukung utama pembangunan sumber sumber profit baru. Sumber profit Untag Surabaya ini diarahkan untuk mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat kampus untag Surabaya. Pembangunan wadah untuk memanfaatkan dan mengembangkan potensi dosen secara profesional menjadi bagian dalam pembangunan sumber profit baru Untag Surabaya. b.12. Bidang kerjasama dalam dan luar negeri -
Kerjasama Perguruan Tinggi. Penguatan dan pengembangan kerjasama yang harus dilakukan dengan prinsip saling membutuhkan dan memberikan manfaat dalam pengembangan institusi masing-masing. Kerjasama yang harus ditindaklanjuti dengan program nyata antar pihak dan menjadikan kerjasama tersebut berkelanjutan.
-
Kerjasama pemerintah daerah dan pusat. Kerjasama ini untuk menguatkan peran Untag Surabaya dalam membangun wilayah/daerah. Menyalurkan potansi dosen untuk dimanfaatkan dalam program pengembangan daerah sehingga bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan meningkatkan kemampuan/kompetensi masyarakat dalam menghadapi MEA.
Dari uraian diatas akan dipergunakan sebagai acuan dalam penyusunan Renstra serta target-target yang harus dicapai pada setiap fase pengembangan.
81
Rencana Induk Pengembangan (RENIP) periode 2016-2035 Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya BAB V FASE PENGEMBANGAN DAN PROGRAM KERJA
A. Fase Perkembangan Dalam pengembangan dan peningkatan peran Untag Surabaya di dunia pendidikan tingkat internasional, dilakukan tahapan pengembangan untuk menuju universitas berkelas dunia (World Class University) adalah sebagai berikut:
Gambar 36. Fase Rencana Induk Pengembangan Untag Surabaya
82
Rencana Induk Pengembangan (RENIP) periode 2016-2035 Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya B. Program Kerja Program kerja yang dicanangkan dalam setiap fase mengikuti tingkat kepentingan kebutuhan yang harus diwujudkan pada fase tersebut. Program kerja yang direncanakan
selalu didasarkan pada analisa kondisi baik secara internal maupun
eksternal yang dicanangkan dalam 5 tahun tahapan pengembangan yang dituangkan ke dalam dokumen Rencana Strategis (Renstra). Program kerja yang ditetapkan selalu mengacu dan merupakan kelanjutan dari hasil program kerja tahun sebelumnya. Keadaan ini dipastikan berjalan dengan baik guna mewujudkan prinsip pengembangan yang berkelanjutan (continuous improvement). Program kerja–program kerja yang dilaksanakan akan dipaparkan secara rinci dalam setiap tahunnya pada dokumen Renstra.
C. Indikator Kinerja Dalam pelaksanaan fase pengembangan yang dituangkan dalam dokumen renstra, diharuskan hasil akhir yang dicapai sudah mendapatkan analisis terhadap nilai indikator kinerja yang ditetapkan. Sehingga setiap akhir tahun kegiatan diharuskan mencantumkan nilai Indikator kinerja yang realistis. Sebagai hasil akhir pada setiap fase pengembangan Renstra (5 tahunan), secara umum mulai dari tahun 2010 sampai 2035 diperlihatkan sebagai sebuah capaian kondisi, yang merupakan keadaan internal terintegrasi, yang diakui oleh pihak eksternal, baik lembaga akreditasi nasional maupun internasional. Kondisi capaian akhir setiap fase pengembangan 5 (lima) tahunan dalam Renstra tersebut memposisikan Untag Surabaya sebagai berikut: a. Fase Pertama (2010-2015): dengan kondisi Untag Surabaya sudah bertata kelola baik (Good University Governance) b. Fase Kedua (2016-2020): dengan kondisi eksistensi 5 besar kopertis 7, dan 50 besar nasional. c. Fase Ketiga (2021-2025): dengan kondisi eksistensi 20 besar nasional, 100 besar Asean dan 200 besar Asia. d. Fase Keempat (2026-2030): dengan kondisi eksistensi 10 besar nasional, 50 besar Asean, dan 100 besar Asia e. Fase Kelima (2031-2035): dengan kondisi eksistensi 500 besar dunia.
83
Rencana Induk Pengembangan (RENIP) periode 2016-2035 Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya Sasaran dan target tonggak-tonggak capaian (milestones) Untag Surabaya dalam jangka panjang tertuang dalam Tabel berikut ini.
Tabel 4. Sasaran dan Target Tonggak-Tonggak Capaian (Milestones) Untag Surabaya Fase 1 (2010-2015)
Fase 2 (2016-2020) Terwujudnya Untag Surabaya termasuk dalam kluster 50 Universitas Bermutu Unggul di tingkat Nasional (National Qualified University)
Fase 3 (2021-2025) Terwujudnya Untag Surabaya masuk dalam kluster 100 Universitas Bermutu Unggul di tingkat Asean (Asean Qualified University)
Fase 4 (2026-2030) Terwujudnya Untag Surabaya termasuk dalam kluster 100 Universitas Bermutu Unggul di tingkat Asia (Asia Qualified University)
Fase 5 (2031-2035) Terwujudnya Untag Surabaya masuk dalam kluster 500 Universitas Bermutu Unggul di tingkat Dunia (World Class Qualified University)
Dengan Indikator:
Dengan Indikator:
Dengan Indikator:
Dengan Indikator:
Dengan. Indikator:
Tercapainya Tata Pamong Untag Surabaya dengan karakteristik: - kredibel, - transparan, - akuntabel, - bertanggung jawab, dan adil
Tercapainya peringkat Untag Surabaya sbg,: - 5 Perguruan Tinggi (PT) Terbaik di Jawa Timur - 50 PT Terbaik di Indonesia
Tercapainya peringkat Untag Surabaya sbg.: - 20 PT Terbaik di Indonesia - 100 PT Terbaik di Asean - 200 PT Terbaik di Asia
Tercapainya peringkat Untag Surabaya sbg.: - 10 PT Terbaik di Indonesia - 50 PT Terbaik di Asean - 100 PT Terbaik di Asia
Tercapainya peringkat Untag Surabaya sbg.: - 30 PT Ter-baik di Asean - 60 PT Ter-baik di Asia - 500 PT Ter-baik di Dunia
Terwujudnya Untag Surabaya sebagai Universitas yang bertata kelola baik (Good University Governance)
Dalam perwujudan VMTS yang telah ditetapkan dituangkan dalam Rencana Induk Pengembangan (RENIP) yang memuat tahapan kondisi akhiryang ingin diwujudkan dalam setiap akhir fase. Fase-fase pengembangan ini dipaparkan dalam Rencana Strategis (Renstra) yang diakhiri dengan suatu kondisi akhir yang merupakan kondisi internal yang terintegrasi, yang mendapatkan penghargaan/pengakuan dari pihak eksternal. Renstra akan diterjemahan menjadi program kerja tahunan yang dituangkan dalam Rencana Operasional (Renop). Renop akan dirincikan menjadi kegiatan/aktivitas tahunan yang didokumenkan menjadi Rencana Kerja Anggaran Tahunan (RKAT).
84
Rencana Induk Pengembangan (RENIP) periode 2016-2035 Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Gambar 37 Skema Penjabaran Sasaran Tiap Tujuan Strategis Untag Surabaya
85
Rencana Induk Pengembangan (RENIP) periode 2016-2035 Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
BAB VI PENUTUP
Rencana Induk Pengembangan (RENIP) Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya periode tahun 2016 – 2035
disusun
untuk
dijadikan
panduan
dalam
penyusunan Rencana Strategis (Renstra) yang terbagi menjadi 4 fase pengembangan yaitu 2016-2020, 2021-2025, 2026-2030, dan 2031-2035. Setiap fase Renstra diharapkan mampu menjadi dasar untuk penyusunan fase Renstra berikutnya. Hal ini menjadi penting karena pengembangan yang dilakukan harus berkelanjutan, dan menuju indikator kinerja yang telah ditetapkan disetiap akhir fase Renstra. Dalam pelaksanaannya, dibutuhkan upaya yang sungguh-sungguh dari setiap pimpinan untuk mendorong dan mewarnai program kerja yang direncanakan sehingga benar-benar menjadi target keberhasilan kepemimpinannya. Akhir kata, semoga apa yang sudah kita rencanakan sebagai program kerja jangka panjang ini dapat dijalankan dengan komitmen tinggi dari segenap unsur dan unit yang ada di Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya.
86
Rencana Induk Pengembangan (RENIP) periode 2016-2035 Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Lampiran : Tim Penyusun
Penanggung Jawab Pengarah
Ketua
Anggota
Anggota Penunjang
Sekretariat
Prof. Dr. drg. Hj. Ida Aju Brahmasari, Dipl., DH E, MPA (Rektor) Dr. Andik Matulessy, M. Si (Wakil Rektor I) Dr. Ir. Hj. R.A. Retno Hatijanti, M.T. (Wakil Rektor II) I Made Kastiawan, ST., MT (Kepala Badan Perencanaan dan Pengembangan) Dr. Sunu Priyawan, MS, Ak (Kepala Badan Pengembangan Akademik) Dr. Nanis Susanti, SE, MM. (Kepala Badan Penjaminan Mutu) Dr. Muslimin A. Rachim., MSIE (Ketua LPPM) Dr. Siti Mudjanah, SE, MM (Kepala Kantor Urusan Kerjasama) Prof. Dr. H. Agus Sukristyanto, M.S. (Dekan FISIP) Dr. Sigit Sardjono, M.Ec. (Dekan Fakultas Ekonomi) Dr. Otto Yudianto, S.H., M.H (Dekan Fakultas Hukum) Dr. Ir. Muaffaq A. Jani, M. Eng. (Dekan Fakultas Teknik) Dr. Suroso, M.S. (Dekan Fakultas Psikologi) Drs. Danu Wahyono, M.Hum. (Dekan Fakultas Sastra) Agung Krisna, SH., MH (Kepala Bagian Sekretariat Rektorat) Supangat, S.Kom., MM (Kepala Badan Sistem Informasi) Bambang Agustono, SH., M.Hum Kepala Badan Perpustakaan Jemikan, SH., M.Hum (Kepala Bagian Ketenagaan) I Made Sudarsana, SH., M.Hum (Kepala Bagian Kemahasiswaan) Drs. Gatot Susilo (Kepala Bagian Admisi dan Registrasi) Drs. Muhamad Rofiq (Kepala Bagian Sarana Prasarana) RR. Amanda Pascarini, S.Psi., M.Psi (Kepala Counceling Center) Karolin, S.Psi., M.Psi (Kepala Job Placement Center) Rossa Ayu Pamungkas Rena Setiyaningrum, S.Psi Ratih Dian Nurfaizah, S.Psi
Merangkap Nara Sumber Ahli Merangkap Nara Sumber Ahli Merangkap Nara Sumber Ahli Nara Sumber, Penulis Utama, Editor dan Merangkap Anggota Nara Sumber, Penulis Utama, dan Editor Nara Sumber Ahli Nara Sumber Ahli Nara Sumber Ahli Nara Sumber Ahli Nara Sumber Ahli Nara Sumber Ahli Nara Sumber Ahli Nara Sumber Ahli Nara Sumber Ahli Penyedia dan Penggali Data
Pengolah Data
87
Rencana Induk Pengembangan (RENIP) periode 2016-2035 Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Referensi 1. https://ebekunt.files.wordpress.com/2009/.../14-pendidikan-masa-depan.., 2. https://datastudi.wordpress.com/2010/03/30/minat-siswa-untuk-melanjutkanpendidikan-pada-perguruan-tinggi/ 3. http://unihaz.ac.id/id/page/peran-dan-strategi-pendidikan-tinggi-dalammenghadapi-aec-2015 4. http://edukasi.kompas.com/read/2012/02/27/14103228/Tinggi.Harapan.Masyara kat.Pada.Layanan.Pendidikan 5. http://matagaruda.co.id/read/43/ekspektasi-dunia-kerja-indonesia-terhadaplulusan-pendidikan-tinggi-s2-dan-s3 6. https://herfiinaa.wordpress.com/2013/01/28/dampak-perkembangan-duniaterhadap-kebutuhan-sistem-pendidikan-nasional-di-era-globalisasi-dan-tuntutanprofesionalisme-kependidikan/ 7. http://www.edupost.id/berita-pendidikan/read/harapan-mahasiswa-untukpendidikan-tinggi-di-2016/ 8. (https://id-id.facebook.com/ForumKomunikasiPerkembanganDuniaPendidikan fkpdp/posts/ 329259647123335) 9. http://print.kompas.com/baca/2015/03/30/Pendidikan-untuk-Jawab-KebutuhanMasa-Depan
88