DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya
MODUL KHUSUS FASILITATOR Pelatihan Dasar 1
Rembuk Kesiapan Masyarakat
PNPM Mandiri Perkotaan
F08
Modul 1
Mengelola Musyawarah dan RKM
1
Kegiatan 1:
Diskusi Kelas Konsep Musyawarah dan SOP RKM
2
Kegiatan 2:
Diskusi Kelompok Sosialisasi Kegiatan dan Hasil RKM
3
Kegiatan 3:
Berlatih Menggunakan Media Sosialisasi RKM
4
Modul 1 Topik: Mengelola Musyawarah dan RKM
Peserta memahami dan menyadari: 1. Musyawarah dan tujuan RKM 2. Mampu memfasilitasi penyelenggaraan RKM 3. Mampu menyusun rencana kerja sosialisasi RKM
Kegiatan 1: Diskusi Kelas Konsep Musyawarah dan SOP RKM Kegiatan 2: Diskusi Kelompok Sosialisasi Kegiatan dan Hasil RKM Kegiatan 3: Berlatih Menggunakan Media Sosialisasi RKM
4 Jpl ( 180’ )
Bahan Bacaan: 1. Panduan Fasilitasi RKM 2. Lembar Balik Konsep dan Siklus PNPM Mandiri Perkotaan 3. Pedoman Umum PNPM Mandiri Perkotaan 4. Panduan Teknis RKM
• Kertas Plano, Kuda-kuda untuk Flip-chart • LCD • Metaplan, Spidol, selotip kertas dan jepitan besar • Papan Tulis dengan perlengkapannya
1
Diskusi Kelas Konsep Musyawarah dan SOP RKM 1) Jelaskan bahwa kita akan mulai membahas modul Rembuk Kesipana Masyarakat dengan tujuan agar peserta memahami dan menyadari : Musyawarah dan tujuan RKM Mampu memfasilitasi penyelenggaraan RKM Mampu menyusun rencana kerja sosialisasi RKM 2) Jelaskan bahwa kita akan memulai dengan kegiatan 1 dalam modul ini yaitu membahas Konsep dan tata cara RKM 3) Ajaklah peserta untuk mengingat kembali pada tahapan RKM yang sudah dibahas dalam modul tahapan pendampingan siklus PNPM Mandiri Perkotaan. Kemudian diskusikan bersama peserta dengan pertanyaan kunci sebagai berikut : • Apa yang dimaksud dengan musyawarah? • Apa tujuan hakiki dari musyawarah ? • Apa yang dimaksud dengan RKM? • Mengapa RKM perlu dilakukan? • Apa hasil yang dihapakan dari kegiatan RKM? • Pembelajaran nilai – nilai apa yang ada dalam RKM ?
Musyawarah adalah alat atau cara untuk membahas dan menyelesaikan persoalan yang dihadapi oleh sekelompok orang atau warga masyarakat dan melibatkan semua pihak yang berkepantingan dalam penyelesaian masalah. Hakekat utama dalam musyawarah adalah untuk mencari kesepakatan akan kebenaran, jadi bukan berdasarkan suara mayoritas. Artinya dalam membuat keputusan setiap pihak harus memahami terlebih dahulu apa yang mau diputuskan , apa konsekuensi dari keputusan yang mau diambil, hakekat isi dari keputusan yang mau dimusyawarahkan agar tidak terjadi salah memilih.
Rembuk Kesiapan Masyarakat (RKM), merupakan proses musyawarah warga untuk menentukan apakah warga masyarakat akan mencoba untuk menanggulangi kemiskinan di wilayah kelurahannya dengan difasilitasi oleh PNPM Mandiri Perkotaan .
Agar warga masyarakat mampu menentukan keputusan apa yang harus diambil , tentu pada tahap awal masyarakat harus mengetahui apa itu PNPM Mandiri Perkotaan, tahapan yang harus dilakukan dan konsekuensi yang harus diberikan apabila program dijalankan.
Hasil yang diharapakan dari RKM adalah adanya kesepakatan masyarakat untuk menerima/menolak PNPM Mandiri Perkotaan. Apabila menerima maka perlu adanya komitmen dari warga masyarakat mengenai : 1) harus ada motor penggerak dari masyarakat yang akan ikut memfasilitasi semua tahapabn kegiatan (relawan); 2) masyarakat harus ikut dalam setiap diskusi dan musaywarah dalam kegiatan siklus yang akan dilakukan 3) ada swadaya masyarakat untuk setiap tahapan kegiatan.
2
4) Setelah selesai diskusi, kemudian bagikanlah kepada peserta SOP dan panduan fasilitasi RKM yang sudah disediakan sebelumnya. Mintalah kepada peserta untuk membahas SOP dan panduan fasilitasi tersebut. Beri mereka waktu yang cukup untuk mempelajari . 5) Berdasarkan pada SOP dan panduan fasilitasi , diskusikan bersama peserta : Siapa yang memandu kegiatan? Dimana RKM dilaksanakan? Materi apa yang harus disampaikan dalam kegiatan RKM? Di level mana saja RKM diselenggarakan ? Apa hasil yang diharapkan? 6) Berikan penegasan – penegasan dengan menggunakkan media bantu yang sudah disediakan Jelaskan kepada peserta bahwa pada akhir pelatihan akan dilakukan praktek lapangan untuk berlatih memfasilitasi RKM.
Diskusi Kelompok Sosialisasi Kegiatan dan Hasil RKM 1) Jelaskan kepada peserta, bahwa kita akan membahas sosialisasi kegiatan dan hasil RKM . 2) Bagilah peserta ke dalam 4 kelompok , dan beri tugas kelompok untuk mendiskusikan :
Kelompok 1 dan 2 mendiskusikan mengenai sosialisasi Kegiatan RKM • • • • • • •
Apa tujuan komunikasi (sosialisasi) kegiatan RKM? Apa yang harus disosilisasikan? (pesan apa yang harus disampaikan) Media apa yang akan digunakan? Dimana akan disosilisasikan? Kapan waktunya ? Bagaimana agar masyarakat tertarik kepada sosialisasi yang disampaikan? Siapa yang akan menyampaikan pesan (agen sosialisasi)
Kelompok 3 dan 4 mendikusikan mengenai sosialisasi hasil RKM : • • • • • • •
Apa tujuan komunikasi sosialisasi hasil RKM ? Pesan – pesan apa yang harus disampaikan ? Media apa yang bisa digunakan? Dimana pesan tersebut akan disampaikan? Kapan waktunya ? Bagaimana agar masyarakat tertarik kepada sosialisasi disampaikan? Siapa yang akan menyampaikan pesan (agen sosialisasi)?
yang
akan
3) Mintalah wakil kelompok 1 dan kelompok 2 untuk mempresentasikan hasilnya, kemudian diskusikan bersama. 4) Kemudian mintalah kelompok 3 dan kelompok 4 untuk mempresentasikan hasilnya, dan bahas dalam diskusi kelas.
3
5) Refleksikan hasil diskusi bersama dan beri penegasan – penegasan oleh pemnadu dengan menggunakkan media bantu yang sudah disediakan sebagai acuan. 6) Jelaskan mengenai media sosialisasi yang disediakan oleh program untuk kegiatan RKM sebagai alat bantu fasilitator dalam memberikan infromasi kepada masyarakat. Penting ditegaskan bahwa media bantu ini adalah yang minimal bisa dipakai, mungkin fasilitator haurs mengembangkan media – medai lain yang sederhana sesuai kebutuhan dan karakteristik kelompok sasaran.
Catatan : Penting ditekankan bahwa dalam melakukan sosialisasi fasilitator harus melihat lagi hasil sosial mapping yang sudah didapatkan pada tahap awal dan pengamatan selama pendampingan, terutama mengenai : o
Waktu luang masyarakat, baik laki – laki maupun perempuan
o
Tempat – tempat berkumpul masyarakat , untuk menentukan sosialisasi informal dan tempat menempel poster atau pengumuman. Informasi harus sampai juga kepada warga miskin dan perempuan, sehingga harus diperhatikan tempat menempel poster atau pengumuman yang bisa diakses oleh kedua kelompok masyarakat tersebut.
o
Orang – orang yang bisa digunakan sebagai simpul informasi, sehingga mereka bisa dijadikan agen sosialisasi dan media – medai cetakan (misal leaflet, booklet) yang terbatas diberikan kepada mereka agar pesannya bisa sampai kepada warga yang lain.
o
Media – media pertemuan warga yang bisa digunakan untuk ‘menitipkan’ pesan yang akan disampaikan. Pesan – pesan juga harus disampaikan lewat media pertemuan kaum perempuan dan warga miskin, agar mereka mendapatkan akses informasi.
Di setiap kelurahan diwajibkan untuk menyediakan papan informasi minimal di lima titik sebagai media untuk menyampaikan informasi kepada warga masyarakat dari kegiatan – kegiatan yang dilakukan. (lihat bahan bacaan : Kerangka Acuan Papan Informasi).
Berlatih Menggunakan Media Sosialisasi RKM 1) Jelaskan kepada peserta bahwa kita akan memulai kegiatan 3 dalam modul ini yaitu berlatih menggunakan media sosialisasi RKM yang sudah disediakan. 2) Mintalah kepada peserta untuk memilih salah satu media yang akan disimulasikan penggunaannya. Pilihlah 2 orang sukarelawan yang akan bertindak sebagai failitator dalam simulasi penggunaan media.
4
3) Beri kesempatan kepada yang akan memfasilitasi untuk mempelajari panduan penggunaan media yang sudah disediakan. Sementara itu bagilah peserta lain menjadi : Lima orang sebagai pengamat proses (berikan LK – Pengamatan Simulasi Sosialisasi RKM sebagai acuan) Satu orang menjadi lurah Tiga orang menjadi tokoh masyarakat yang tertarik dengan program Satu orang sebagai provokator yang mencoba mempengaruhi yang lain untuk tidak mendukung program Dua orang sebagai anggota PKK Dua orang oerempuan warga miskin yang diam saja Sisanya sebagai warga yang lain 4) Bila sudah siap mintalah peserta untuk mulasi melakukan simulasi. Ingatkan bahwa simulasi ini bukan untuk bermain – main, akan tetapi harus dilakukan suasana santai tapi serius. 5) Setelah selesai simulasi bahas hasilnya, mintalah kepada pengamat proses untuk menyampaikan hasil pengamatan mereka; tanyakan kepada yang menjadi fasilitator apa kesulitan – kesuliatan yang dihadapi dalam memfasilitasi; tanyakan kepada yang menjadi peserta sikap apa dari fasilitator yang kurang berkenan dari fasilitator.
.
5
LK – Lembar Pengamatan Simulasi Sosialisasi RKM Lembar Pertanyaan untuk Pengamat : Pertanyaan Pemandu 1) Secara umum apakah ada yang kurang dlm simulasi tersebut ? 2) Apakah fasilitator mengenalkan diri, mengemukakan tujuan diskusi ? 3) Sebagai apa dan dimana fasilitator memposisikan dirinya 4) Apakah bahasa yang digunakan oleh fasilitator sesuai dengan karakteristik peserta ? 5) Apakah media bantu yang digunakan sesuai dengan karakteristik peserta? 6) Bagaimana keterampilan fasilitator dalam menggunakan media bantu? 7) Apakah semua peserta terlibat ? Siapa yang tidak cukup terlibat ? Mengapa ? 8) Apakah ada peseta yang mendominasi ? Bagaimana fasilitator mengatasi orang yang mendominasi ? 9) Apakah peserta bisa menghargai dan menerima perbedaan pendapat ? Bagaimana fasilitator mengatasi hal tersebut ? 10) Apakah fasilitator masih dominan dibandingkan dengan peserta ? 11) Apakah fasilitator cukup ramah, bisa mengembangkan suasana yang akrab dan akomodatif ? Apakah ada hal-hal yg tdk boleh dilakukan tapi tetap dilakukan oleh fasiitator 12) Apa saja yg dicatat oleh perekam proses ?
6
Komentar Pengamat
Tata Cara Musyawarah Dasar Pemikiran Pendampingan fasilitator pada proses pertemuan atau musyawarah akan menjadi bagian penting dalam pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan. Dapat dikatakan bahwa sebagian besar proses pendampingan Fasilitator pada masyarakat di lokasi sasaran PNPM Mandiri Perkotaan adalah pendampingan yang dilakukan dalam musyawarah – musyawarah warga, baik pada komunitas tingkat RT, RW, Dusun, Kelurahan, Kecamatan bahkan hingga tingkat Kota/Kabupaten. Oleh karena itu, sangat perlu bagi fasilitator untuk memahami hakekat dan substansi musyawarah, agar mampu melakukan proses pendampingan secara efektif, efisien dan memenuhi prinsip, nilai serta ketentuan PNPM Mandiri Perkotaan.
Apa musyawarah ? Musyawarah dalam pertemuan atau rembug warga ( selanjutnya disebut musyawarah warga ) adalah suatu alat atau cara yang ampuh untuk membahas dan menyelesaikan suatu pokok bahasan ataupun permasalahan yang dihadapi masyarakat, baik yang bersumber dari individu maupun lembaga atau organisasi, yang melibatkan semua pihak yang berkepentingan dalam suatu rembug bersama – sama sebagai pribadi – pribadi yang peduli terhadap selesainya permasalahan atau disepakatinya suatu topik bahasan. Musyawarah warga juga merupakan cara menyelesaikan suatu permasalahan yang sekaligus mencerminkan tingkat kedewasaan individu maupun masyarakat dimana musyawarah warga tersebut dilakukan. Dengan kata lain, kemampuan bermusaywarah adalah salah satu indikator utama yang menunjukkan tingkat kedewasaan masyarakat. Sebaliknya meremehkan penyelesaian dengan musyawarah dan lebih mementingkan adu kekuatan, menunjukkan sikap kekanak – kanakan.
Mengapa musyawarah warga ? Musaywarah warga perlu dilakukan, karena melalui musyawarah kebenaran berkenaan dengan permasalahan yang dihadapi dapat diungkapkan dan menjadi jelas sehingga peserta musyawarah mendapat bimbingan untuk mengambil keputusan dan lengkah – lengkah yang tepat. Hal tersebut terjadi oleh sebab pemahaman atau akal budi seseorang bagaikan lampu yang menyinari permasalahan yang dibahasnya. Dengan diadakan musyawarah yang melibatkan beberapa pihak, maka permasalahan tersebut seakan – akan disinari dari berbagai sudut sehingga menjadi jelas atau gamblang, sehingga keputusan atau langkah yang diambil dapat lebih objektif dan tepat.Selain itu, musyawarah warga adalah cermin yang utuh dari konsistensi penerapan prinsip-prinsip PNPM Mandir Perkotaan, yakni partisipasi, demokrasi, transparansi, akuntabilitas dan desentralisasi.
7
Bagaimana Mendorong Sikap Peserta Musyawarah Warga ? Pada dasarnya musyawarah adalah latihan yang bagus bagi setiap warga untuk menahan diri/menguasai diri/penguasaan batin yang juga berarti pengorbanan diri. Oleh sebab itu musyawarah warga akan lancar dan berhasil, jika mampu mendorong semua peserta musyawarah berpartisipasi aktif dengan sikap yang baik. Selain itu, Fasilitator diharapkan juga mampu mendorong tiap peserta untuk menganggap bahwa melakukan musyawarah adalah sebagai tugas mulia dalam menyelesaikan suatu permasalahan atau menyepakati suatu pokok bahasan. Untuk itu, dalam musyawarah warga, Fasilitator diharapkan dapat menjaga dan mengarahkan peserta musyawarah agar bersikap : Sopan Ikhlas tanpa pamrih Rendah hati Sabar Menghargi perbedaan Menghargai pendapat orang lain Jujur terhadap diri sendiri dan orang lain Adil terhadap diri sendiri dan orang lain Berupaya memahami terkebih dahulu Kesetaraan Tidak boleh menganggap diri sebagai wakil dari suatu kelompok atau golongan, sehingga hanya berjuang untuk kepentingan kelompoknya saja. Masing-masing pihak adalah sesama manusia (pribadi yang bebas ) yang berkepentingan dengan selesainya permasalahan secara objektif dan adil.
Hal lain yang juga sangat penting adalah mendorong agar semua peserta musyawarah warga harus berupaya mewujudkan persatuan dan keselarasan berpikir dan harus selalu fokus pada tujuan musyawarah, yakni mencari kebenaran dan menemukan penyelesaian yang terbaik.
Bagaimana Mendorong Bermusyawarah yang Baik ? Pelaksanaan musyawarah warga dapat saja dilakukan berdasarkan aturan-aturan resmi yang tertulis dan formal atau dapat pula dilakukan secara sangat informal, sesuai dengan situasi dan kondisi dimana musyawarah tersebut dilakukan. Meskipun demikian apapun bentuk pelaksanaan musyawarah, Fasilitator PNPM Mandiri Perkotaan senantiasa mendorong peserta atau warga masyarakat untuk memperhatikan beberapa hal atau prinsip yang sangat penting diterapkan ketika bermusyawarah, yaitu :
Menyatakan dengan jelas permasalahan yang akan dibahas
Mencoba mengenali nilai – nilai kemanusiaan yang berkaitan dengan permasalahan tersebut, supaya semua diskusi lebih tertuju ke arah pemecahan yang praktis, manusiawi dan dapat dilaksanakan.
Prinsip pertama ini diperlukan untuk menghindari adanya kesalah-pahaman di antara peserta mengenai tujuan musyawarah serta untuk memfokuskan semua diskusi hanya pada hal-hal yang gayut ( relevan) dengan pokok permasalahan tersebut.
Tidak sulit mencari solusi yang dapat secara jitu memecahkan suatu permasalahan, namun jika solusi itu tidak sesuai dengan cita – cita atau konsep diri dari orang – orang yang harus melaksanakannya, maka kemungkinan besar pelaksanaannya akan gagal. Oleh sebab
8
itu penting juga berupaya agar pemecahan yang diputuskan dalam suatu musyawarah sesuai dengan asas – asas atau nilai – nilai manusiawi yang merupakan kerangka konsep diri dari para pelaksana. Artinya semua pemecahan selainmenjawab “kita mau apa ?’ harus juga tidak bertentangan dengan kenyataan “kita ini siapa?” (dalam konteks eksistensi manusia sebagai makhluk ciptaan yang khas dan sosial).
Mendiskusikan permasalahan secara tuntas : yakni para peserta harus dengan bebas dan berterus terang menyampaikan pendapat masing – masing.
Setiap peserta harus bebas untuk mengungkapkan gagasan dan alasan – alasannya atau agumentasinya tetapi dengan sikap sopan, hormat, tidak berprasangka dan tidak berlebih – lebihan. Gagasan apa saja yang muncul tidak boleh diremehkan, karena setiap gagasan, meskipun kurang sempurna mungkin dapat memnacing timbulnya gagasan lain yang lebih tepat. Pesertu tidak boleh merasa tersinggung jika gagasan yang disampaikan peserta lain bertentangan dengan gagasannya sendiri., karena melalui perdebatan dari berbagai pendapat itulah akan muncul percikan kebenaran. Meskipun demikian perkelahian dan pertentangan di antara peserta musaywarah tidak diperbolehkan. Jika suasana mulai memanas yang memungkinkan akan terjadinya bentrokan maka sebaiknya semua diskusi dihentikan sampai suasana tenang dapat diperoleh kembali untuk bermusyawarah. Setiap peserta harus mempertimbangkan dan menghormati pendapat peserta yang lain. Sering terjadi bahwa seorang peserta walaupun kurang berpendidikan atau belum berpengalaman banyak, namun dapat memebrikan sumbangan gagasan yang penting dalam musyawarah.
Tiap peserta bernggung jawab dalam membina suasana musyawarah
Semua peserta wajib secara aktif mengambil keputusan atas penyelesaian permasalahan setelah diskusi dianggap cukup atau selesai dan permaslaahan menjadi jelas.
Semua unsur ekslufisme, kerahasiaan, dominasi, prasangka dan emosi harus dihindarkan dalam membina suasana bermusaywarah. Tiap peserta harus berupaya untuk menghindari terbentuknya kubu-kubu dan pengkotak-kotakan. Setiap pendapat yang disampaikan harus dianggap sebagai sumbangan yang menjadi milik semua peserta bukan milik pribadi atau kelompok.
Akan lebih baik jika terdapat suara bulat dan semua peserta mufakat, tetapi hal ini tidak boleh dipaksakan. Keputusan musyawarah dapat pula ditentukan menurut suara terbanyak (voting) melalui pernyataan setuju secara lisan atau tertulis dengan menghitung suara masing –masing peserta. Namun upaya keras harus dilakukan untuk mencapai konsensus dengan penuh kesadaran karena ini lebih menunjukkan semua pilihan sudah terpikirkan.
Bagaimana Sikap Peserta Setelah Keputusan Musyawarah Dihasilkan ? Setelah keputusan musyawarah dihasilkan, keputusan itu harus didukung penuh oleh semua orang terutama oleh mereka yang justeru tidak sependapat dengan keputusan tesebut sewaktu musyawarah. Memang selalu ada kemungkinan suatu keputusan tersebut ternyata salah, tetapi jika keputusan itu didukung penuh, maka kesalahannya akan menjadi jelas dalam waktu singkat sehingga dapat segera diperbaiki. Sebaliknya jika keputusan yang telah dihasilkan dalam pelaksanaannya ternyata ditentang dan tidak didukung, atau bahkan disabot oleh sebagian orang yang memang tidak setuju dengan keputusan tersebut sejak dalam musyawarah, maka akan menjadi sulit untuk diketahui apakah kegagalan untuk menyelesaikan permasalahan tesebut, disebabkan oleh keputusan yang salah ataukah oleh adanya sabotase atau penentangan. Oleh karena itu akan lebih baik jika ada kesatan sikap dalam bertindak melaksanakan hasil musyawarah.
9
Pengambilan keputusan melalui voting atau pemungutan suara dalam musyawarah hanya baik dilakukan bila telah tercapai kesamaan pemahaman mengenai persoalan yang dihadapi. Meskipun demikian keputusan melalui mufakat ( yang dilandasi kesadaran kritis ) dalam musyawarah warga harus tetap diutamakan karena tidak saja menunjukkan tingkat demokrasi yang tertinggi tetapi juga peradapan manusia yang terluhur.
10
Panduan Fasilitasi Rembuk Kesiapan Masyarakat (RKM) Pengantar RKM merupakan tahapan awal dari keseluruhan rangkaian pembelajaran pengorganisasian masyarakat yang difasilitasi oleh PNPM Mandiri Perkotaan pada tingkat kelurahan sasaran. Kegiatan ini merupakan proses musyawarah warga untuk menentukan apakah warga masyarakat akan mencoba untuk menanggulangi kemiskinan di wilayah kelurahan dengan difasilitasi oleh PNPM Mandiri Perkotaan ? Keputusan untuk menolak atau menerima program harus merupakan kesepakatan seluruh warga masyarakat, bukan hanya ditentukan oleh beberapa orang tertentu saja. Agar warga masyarakat mampu menentukan keputusan apa yang harus diambil, tentu pada tahap awal masyarakat harus mengetahui apa itu PNPM PNPM Mandiri Perkotaan, tahapan yang harus dilakukan, konsekuensi yang harus dihadapi dan komitmen yang harus diberikan apabila program ini dijalankan. Informasi mengenai PNPM Mandiri Perkotaantersebut akan diberikan oleh Fasilitator melalui proses sosialisasi awal. Diharapkan seluruh masyarakat mendapatkan informasi yang cukup, oleh karena itu proses penyebaran informasi ini harus diberikan kepada sebanyak – banyaknya warga masyarakat , di tingkat RT, RW, kelurahan kepada kelompok pemuda, laki – laki, perempuan dan sebagainya. Setelah masyarakat memahami, akan dilakukan musyawarah (rembuk) warga untuk menentukan apakan warga masyarakat akan menerima atau menolak program yang ditawarkan oleh Pemerintah melalui Fasilitator. Peserta RKM terdiri dari sebanyak – banyaknya warga masyarakat dari berbagai wilayah dan berbagai kelompok. Penting diperhatikan bahwa harus ada perwakilan yang cukup dari kelompok perempuan, jangan sampai kesepakatan yang diambil hanya ditentukan oleh kaum laki – laki saja, karena permasalahan kemsikinan merupakan permasalahan dan tanggung jawab semua pihak. Apabila masyarakat menerima program ini, maka perlu adanya komitmen dari masyarakat mengenai : 1) harus ada motor penggerak dari masyarakat yang akan ikut memfasilitasi semua tahapan kegiatan ( relawan ). 2) masyarakat harus ikut dalam setiap diskusi dan musyawarah dalam kegiatan siklus yang akan dilakukan 3) ada swadaya masyarakat untuk setiap tahapan kegiatan. Tujuan
• • • •
Masyarakat paham konsep PNPM Mandiri Perkotaan dan tahapan kegiatan pembelajaran yang harus dilaksanakan. Masyarakat mampu mengambil keputusan untuk menerima atau menolak PNPM – PNPM Mandiri Perkotaan. Masyarakat memahami komitmen yang harus dijalani apabila menerima PNPM Mandiri Perkotaan. Tumbuhnya kesadaran masyarakat untuk menanggulangi kemiskinan bersama.
11
Keluaran yang diharapkan : • •
Adanya kesepakatan warga masyarakat untuk mnenerima/menolak PNPM Mandriri Perkotaan Adanya relawan – relawan warga, sebagai motor penggerak penanggulangan kemiskinan.
Alat dan Bahan : • • • • • •
VCD ”Mencari Orang Baik’ TV dan alat pemutar VCD Lembar Balik Poster Konsep dan Siklus PNPM Mandiri Perkotaan Kertas plano Selotif kertas Spidol besar
Penyelenggara Penyelenggara RKM adalah : • RKM tingkat RT : Ketua RT dan Fasilitator • RKM tingkat RW/Lingkungan : RW/Ketua Lingkungan dan Fasilitator • RKM tingkat kelurahan/desa : Lurah/Kepala Desa dan Fasilitator Persiapan Sebelum memulai diskusi beberapa hal yang harus dilakukan adalah :
a. Persiapan teknis
Sebelum penyelenggaraan diskusi Tim Panitia terlebih dahulu harus mempersiapkan : • Menentukan siapa yang akan diundang (peserta diskusi) • Bagaimana caranya mengundang ( pengumuman terbuka dengan selebaran, diumumkan di mesjid, dalam pertemuan kelompok arisan dan sebagainya dan atau undangan tertutup ) • Waktu dan tempat pelaksanaan, harus disepakati bersama masyarakat dan perangkat kelurahan/desa • Biaya pertemuan, untuk alat tulis seperti plano dan spidol besar dan konsumsi sederhana. Masyarakat bisa didorong untuk swadaya agar terbiasa berkontribusi untuk kegiatan – kegiatan bagi kepentingan mereka.
Menentukan peserta diskusi
Peserta diskusi adalah warga masyarakat, harus diapstikan dihadiri oleh warga miskin dan perempuan. Peserta perempuan minimal 30 %.
Penting diperhatikan dalam undangan harus disebutkan nama yang diundang, apabila undangan hanya menyebutkan Kepala Keluarga, biasanya kaum perempuan tidak hadir dalam pertemuan.
b . Pembagian tugas Tim Pemandu 12
Diskusi akan lebih baik kalau dipandu oleh Tim Pemandu. Sebelum melakukan diskusi buatlah pembagian tugas antara anggota Tim Pemandu.
Tim Pemandu sekurang – kurangnya 2 orang dengan pembagian tugas 1 orang pemandu dan 1 orang pencatat proses.
c. Persiapan Materi
Pahami dahulu materi dari topik yang akan dibahas
Pelajari panduan RKM dan catatlah kata – kata kunci yang harus diperhatikan
Kalau perlu, pelajari juga beberapa referensi yang disarankan dalam panduan ini atau sumber lain.
e. Latihan (simulasi)
Sebelum memfasilitasi diskusi di masyarakat, pemandu sebaiknya berlatih terlebih dahulu dengan melakukan simulasi bersama teman – teman satu Tim , agar pada pelaksanaan diskusi lebih siap.
1. RKM tingkat RT (komunitas basis) Peserta : Seluruh unsur warga masyarakat baik itu perempuan, laki – laki, warga miskin dan non miskin, kelompok elite (tokoh), kelompok pemuda/pemudi, kelompok peduli, anggota – anggota lembaga masyarakat. Dipastikan minimal 30% peserta adalah kaum perempuan. Waktu : 120 menit Langkah – langkah Satu - Pembukaan oleh Ketua RT Dua - Pembacaan Do’a Tiga - Pembacaan agenda acara, yaitu : • Penjelasan RKM dan PNPM PNPM Mandiri Perkotaan – oleh Fasilitator • Pemilihan Pemimpin Rembuk • Kesepakatan menolak/menerima PNPM Mandiri Perkotaan dan Penggalian Harapan Masyarakat • Pemilihan perwakilan warga untuk RKM tingkat RW/lingkungan • Diskusi Kerelawanan – oleh Fasilitator • Pendaftaran Relawan warga • Pembacaan hasil rembuk dan penandatanganan berita acara • Rencana kerja sosialisasi hasil RKM Empat - Penutupan dan Do’a Acara 1 : Penjelasan RKM dan PNPM Mandiri Perkotaan 1) Faskel menjelaskan hakekat, tujuan dan hasil yang diharapkan dari RKM
13
2) Tanyakan kepada peserta, apakah mereka sudah paham betul dengan maksud, tujuan dan tahapan kegiatan PNPM Mandiri Perkotaan? Beri kesempatan kepada peserta untuk bertanya. 3) Apabila banyak yang belum paham PNPM Mandiri Perkotaan, jelaskan kembali mengenai konsep PNPM Mandiri Perkotaan serta tahapan siklusnya dengan menggunakan media bantu lembar balik poster konsep dan siklus PNPM Mandiri Perkotaan 4) Lakukan dialog dengan peserta pada saat menjelaskan. 5) Jelaskan juga kepada peserta, bahwa apabila masyarakat akan memutuskan menanggulangi kemiskinan dengan difasilitasi oleh PNPM Mandiri Perkotaan, maka ada syarat – syarat yang harus dipenuhi oleh warga masyarakat , yaitu : • Harus ada motor penggerak dari warga masyarakat yang akan memfasilitasi
• •
keseluruhan tahapan kegiatan. Motor penggerak ini adalah relawan – relawan warga yang akan melakukan kegiatan untuk masyarakat tanpa pamrih (tidak dibayar), tetapi semata – mata karena kepeduliannya pada penanggulangan kemiskinan di wilayah kelurahan mereka. Warga masyarakat harus terlibat dalam seluruh tahapan kegiatan, hal ini merupakan penghargaan atas hak masyarakat untuk menentukan jalan pemecahan bagi masalah yang dihadapi dan sebagai wujud tanggung jawab sosial. Warga yang terlibat bukan hanya kelompok tertentu, akan tetapi harus melibatkan semua unsur masyarakat baik itu perempuan, laki – laki, warga miskin, kelompok elite/tokoh – tokoh, kelompok pemuda /pemudi dan lainnya, karena penanggulangan kemiskinan merupakan tanggung jawab bersama.
6) Berikan kesempatan kepada peserta untuk bertanya. 7) Jesakan kepada peserta bahwa hasil RKM di tingkat RT ini akan dimusyawarahkan kembali pada tingkat RW/lingkungan untuk mencapai kesepatan – kesepakatan dari seluruh warga . Peserta rembuk pada tingkat RW/lingkungan merupakan perwakilan dari tingkat RT yang terdiri dari laki – laki, perempuan, warga miskin, tokoh masyarakat, pemuda dan warga lainnya yang disepakati. Penting dijelaskan bahwa keterwakilan dari setiap unsur masyarakat harus berimbang, tidak boleh didominasi oleh kelompok tertentu. Acara 2 : Pemilihan Pemimpin Rembuk Pemilihan pimpinan rembuk (musyawarah) atas dasar kesepakatan peserta pertemuan.
Catatan : setelah terpilih pemimpin rembuk diajak diskusi oleh fasilitator mengenai acara yang harus difasilitasi. Acara 3 : Kesepakatan Menolak/Menerima PNPM – P2KP dan Penggalian Harapan Pimpinan rembuk memfasilitasi diskusi untuk merumuskan menerima atau menolak PNPM – P2KP. Mulailah dengan membagi peserta ke dalam 2 kelompok yaitu kelompok laki – laki dan kelompok perempuan kemudian mintalah kepada setiap kelompok untuk mendiskukan : • Apa manfaat yang akan diterima oleh warga masyarakat dalam menanggulangi kemiskinan yang difasilitasi oleh PNPM – P2KP? • Apa sumbangan (tenaga, waktu, dana, pemikiran) yang dapat diberikan dalam menjalankan program penanggulngan kemiskinan (PNPM P2KP)? • Apakah mereka memutuskan menolak atau menerima PNPM P2KP? • Apabila menerima apa harapan – harapan mereka terhadap pelaksanaan PNPM – P2KP?
14
Pimpinan rembuk meminta perwakilan masing – masing kelompok untuk menjelaskan hasil diskusinya, lakukan tanya jawab. Kemudian sepakati bersama apakah semua peserta pertemuan menolak atau menerima PNPM – P2KP Acara 4 : Pemilihan Utusan untuk RKM tingkat RW/Lingkungan Pimpinan rembuk memfasilitasi pemilihan perwakilan warga yang akan mengikuti RKM pada tingkat kelurahan/desa. Pada saat pemilihan, harus dipastikan keterwakilan dari setiap unsur masyarakat baik itu laki – laki, perempuan, warga miskin, tokoh masyarakat, kelompok peduli dan lainnya. Keterwakilan dari setiap unsur masyarakat harus berimbang (tidak boleh didominasi oleh kelompok tertentu). Perwakilan dari kelompok perempuan minimal 30%. Acara 5 : Diskusi Kerelawanan 1) Fasilitator mengajak peserta untuk menonton film ”Mencari Orang Baik” , putarlah VCD yang sudah disediakan. 2) Setelah selesai menonton VCD tersebut, ajaklah peserta untuk merefleksikan isinya dengan pertanyaan kritis sebagai berikut :
a. Apakah pendapat bu Sri mengenai pengelolaan proyek-proyek sebelumnya ? Mengapa dapat terjadi bahwa proyek-proyek yang lalu hanya dikelola oleh orang-orang tertentu saja ? Apakah salah bila orang itu-itu juga yang mengerjakan proyek ? b. Ada anggapan yg mengatakan bahwa kalau kita sudah “cukup” baru kita pikirkan orang lain. Bu Sri adalah buruh tani dan suaminya adalah pekerja bangunan tetapi aktif memberikan waktu, perhatian, pikirannya, dsb untuk orang miskin lainnya. Coba diskusikan apakah seorang harus mampu dulu baru dapat memberi ataukah orang miskin pun harus juga dapat berkontribusi ? Mengapa bu Sri melakukannya ? Apakah motivasinya ? Mengapa bu Sri berdaya sedangkan banyak yang lain tidak ? c. Bu Yuli mengatakan bahwa melihat orang lain menjadi senang itulah satu-satunya motivasinya. Mengapa hal semacam ini menjadi motivasi ? d. Pak Imam mengatakan bahwa dalam sosialisasi mendengar bahwa anggota BKM tidak mendapat apa-apa, bahkan harus berkorban untuk sesamanya. Lalu mengapa pak Imam masih mau bekerja untuk membantu masyarakat ? Apa yang mendorong atau menyemangatinya ? e. Apakah banyak orang seperti bu Sri, bu Yuli dan pak Imam di kelurahan Anda ? f. Bu Yuli mengatakan yang penting jujur dulu. Yang lain adalah buah dari kejujuran. Seakan-akan tanpa ada kejujuran segala sukses pembangunan tidaklah mungkin terjadi. Bagaimana pendapat Anda ? Diskusikan jawaban Anda ? g. Apakah orang baik dan murni ini banyak di tiap kelurahan? Berikan pencerahan : bahwa membantu orang lain adalah kebahagiaan manusia yang paling utama, coba tanyakan kepada setiap orang : apa yang membuat seorang guru bahagia? (apabila muridnya berhasil); apa yang membuat dokter bahagia? (apabila pasennya sembuh); apabila kita memberikan bantuan kepada korban banjir , kita akan bahagia apabila bantuan itu berarti bagi mereka. Artinya memberikan kebahagiaan kepada orang lain sebetulnya merupakan kebutuhan batin kita. PNPM P2KP, memberikan ruang bagi masyarakat untuk membahagiakan orang lain dengan memberikan apa yang kita punya kepada yang membutuhkan. Wujud dari memberi tidak harus berupa uang, akan tetapi dapat berupa tenaga, pemikiran, waktu dan lainnya, tentu dengan kemampuan yang kita punya. Peluang untuk memberi tersebut dalam PNPM _ P2KP adalah dengan terlibat menjadi relawan dalam kegiatan – kegiatan tahapan siklus penanggulangan kemiskinan,
15
memberi bantuan dana/materi lainnya untuk pertemuan – pertemuan warga dan pelaksanaan program, memberikan kontribusi pemikiran dalam penyusunan program, dan lain sebagainya. Penting diperhatikan bahwa relawan bukan pembantu fasilitator, akan tetapi mereka adalah orang – orang yang peduli untuk membantu sesama dan memajukkan masyarakat. Jadi relawan bukanlah profesi, akan tetapi orang yang mempunyai semangat kerelawan. Orang yang menjadi relawan, adalah orang – orang yang mampu menggunakkan sifat – sifat baik manusia yang ada dalam dirinya. Kebaikan tidak bisa dinilai dengan uang, oleh karena itu tidak selayaknya kerelawanan ditukar oleh uang (dibayar).
Acara 6 : Pendaftaran Relawan Pemimpin rembuk mengumumkan pembukaan pendaftaran relawan, mintalah kepada para calon relawan untuk mengisi formulir pendaftaran yang sudah disediakan. Jelaskan juga bahwa pendaftaran relawan terbuka setiap saat, bukan hanya pada saat RKM saja. Apabila ada warga masyarakat yang berminat menjadi relawan, sepakati bersama kepada siapa mereka harus mendaftar. Pimpinan rembuk membacakan kesimpulan hasil rembuk, kemudian dilanjutkan dengan penandatanganan berita acara oleh semua peserta. (daftar hadir dilampirkan dalam berita acara). Acara 7 : Rencana Sosialisasi hasil RKM kepada warga masyarakat Fasilitator memberi penjelasan bahwa hasil RKM ini harus diinformasikan kepada seluruh warga masyarakat menyangkut : • Kesepakatan warga untuk menerima/menolak PNPM – P2KP • Harapan – harapan masyarakat dalam pelaksanaan PNPM – P2KP • Nama – nama warga yang terpilih untuk RKM tingkat RW/Lingkungan • Nama – nama relawan yang telah mendaftar • Pembukaan kesempatan pendaftaran relawan dan ketentuannya. Diskusikan bersama rencana kerja sosialisasi meliputi : dimana akan diumumkan, dengan cara apa, siapa yang akan mengumumkan, kapan waktunya. Penutupan dan Do’a
16
2. RKM tingkat RW/Lingkungan Peserta :
• •
Seluruh unsur warga masyarakat perwakilan dari tingkat RT Warga masyarakat lainnya
Waktu : 120 menit Langkah – langkah Satu - Pembukaan oleh Ketua RW/lingkungan Dua - Pembacaan Do’a Tiga - Pembacaan agenda acara, yaitu : • Penjelasan dari Fasilitator PNPM Mandiri Perkotaan • Pemilihan Pemimpin Rembuk • Kesepakatan untuk menentukan menolak/ menerima PNPM Mandiri Perkotaan • Pemilihan perwakilan warga untuk RKM tingkat Kelurahan/Desa • Pengumuman daftar relawan dari setiap RT dan pendaftaran relawan baru. • Pembacaan hasil rembuk dan penandatanganan berita acara • Rencana kerja sosialisasi hasil RKM Empat - Penutupan dan Do’a Acara 1 : Penjelasan RKM dan PNPM Mandiri Perkotaan 1) Faskel menjelaskan hakekat, tujuan dan hasil yang diharapkan dari RKM 2) Tanyakan kepada peserta, apakah mereka sudah paham betul dengan maksud, tujuan dan tahapan kegiatan PNPM Mandiri Perkotaan? Beri kesempatan kepada peserta untuk bertanya. 3) Apabila banyak yang belum paham PNPM Mandiri Perkotaan, jelaskan kembali mengenai konsep PNPM Mandiri Perkotaan serta tahapan siklusnya dengan memutar VCD ‘Mencari Orang Baik’ 4) Beri kesempatan tanya jawab kepada peserta. 5) Jelaskan juga kepada peserta, bahwa apabila masyarakat akan memutuskan menanggulangi kemiskinan dengan difasilitasi oleh PNPM Mandiri Perkotaan, maka ada syarat – syarat yang harus dipenuhi oleh warga masyarakat , yaitu : • Harus ada motor penggerak dari warga masyarakat yang akan memfasilitasi keseluruhan tahapan kegiatan. Motor penggerak ini adalah relawan – relawan warga yang akan melakukan kegiatan untuk masyarakat tanpa pamrih (tidak dibayar), tetapi semata – mata karena kepeduliannya pada penanggulangan kemiskinan di wilayah kelurahan mereka. • Warga masyarakat harus terlibat dalam seluruh tahapan kegiatan, hal ini merupakan penghargaan atas hak masyarakat untuk menentukan jalan pemecahan bagi masalah yang dihadapi dan sebagai wujud tanggung jawab sosial. • Warga yang terlibat bukan hanya kelompok tertentu, akan tetapi harus melibatkan semua unsur masyarakat baik itu perempuan, laki – laki, warga miskin, kelompok elite/tokoh – tokoh, kelompok pemuda /pemudi dan lainnya, karena penanggulangan kemiskinan merupakan tanggung jawab bersama.
17
6) Berikan kesempatan kepada peserta untuk bertanya. 7) Jesakan kepada peserta bahwa hasil RKM di tingkat RW/Lingkungan ini akan dimusyawarahkan kembali pada tingkat kelurahan/desa untuk mencapai kesepatan – kesepakatan dari seluruh warga kelurahan/desa. Peserta rembuk pada tingkat kelurahan/desa merupakan perwakilan dari tingkat RW/Lingkungan yang terdiri dari laki – laki, perempuan, warga miskin, tokoh masyarakat, pemuda dan warga lainnya yang disepakati. Penting dijelaskan bahwa keterwakilan dari setiap unsur masyarakat harus berimbang, tidak boleh didominasi oleh kelompok tertentu. Acara 2 : Pemilihan Pemimpin Rembuk Pemilihan pimpinan rembuk (musyawarah) atas dasar kesepakatan peserta pertemuan.
Catatan : setelah terpilih pemimpin rembuk diajak diskusi oleh fasilitator mengenai acara yang harus difasilitasi. Acara 3 : Kesepakatan untuk menolak/menerima PNPM Mandiri Perkotaan dan Perumusan Harapan Masyarakat Pimpinan rembuk memfasilitasi diskusi untuk merumuskan menerima atau menolak PNPM Mandiri Perkotaan. Acara dimulai dengan presentasi hasil rembuk yang sudah dilakukan oleh masing – masing di wilayah RT, tanya jawab dan pembulatan kesepakatan. Acara 4 : Pemilihan Perwakilan RKM tingkat Kelurahan/Desa Pimpinan rembuk memfasilitasi pemilihan perwakilan warga yang akan mengikuti RKM pada tingkat kelurahan/desa. Pada saat pemilihan, harus dipastikan keterwakilan dari setiap unsur masyarakat baik itu laki – laki, perempuan, warga miskin, tokoh masyarakat, kelompok peduli dan lainnya. Keterwakilan dari setiap unsur masyarakat harus berimbang (tidak boleh didominasi oleh kelompok tertentu). Perwakilan dari kelompok perempuan minimal 30%. Acara 5 : Pengumuman Daftar Relawan RT dan Pembukaan Pendaftaran Relawan Baru Pemimpin rembuk mengumumkan daftar relawan dari setiap RT, dan memberi kesempatan kepada yang lain untuk mendaftar. Mintalah kepada para calon relawan baru untuk mengisi formulir pendaftaran yang sudah disediakan. Jelaskan juga bahwa pendaftaran relawan terbuka setiap saat, bukan hanya pada saat RKM saja. Apabila ada warga masyarakat yang berminat menjadi relawan, sepakati bersama kepada siapa mereka harus mendaftar. Acara 6 : Penandatanganan Berita Acara Pimpinan rembuk membacakan kesimpulan hasil rembuk, kemudian dilanjutkan dengan penandatanganan berita acara oleh semua peserta. (daftar hadir dilampirkan dalam berita acara). Acara 7 : Rencana Sosialisasi hasil RKM Fasilitator memberi penjelasan bahwa hasil RKM ini harus diinformasikan kepada seluruh warga masyarakat menyangkut : • Kesepakatan warga untuk menerima/menolak PNPM Mandiri Perkotaan • Harapan – harapan masyarakat dalam pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan • Nama – nama warga yang terpilih untuk RKM tingkat RW/Lingkungan
18
• •
Nama – nama relawan yang telah mendaftar Pembukaan kesempatan pendaftaran relawan dan ketentuannya.
Diskusikan bersama rencana kerja sosialisasi meliputi : dimana akan diumumkan, dengan cara apa, siapa yang akan mengumumkan, kapan waktunya Penutupan dan Do’a
3. RKM tingkat Kelurahan/Desa Peserta :
• •
Seluruh unsur warga masyarakat perwakilan dari tingkat RW/Lingkungan Warga masyarakat lainnya
Waktu : 120 menit Langkah – langkah Satu - Pembukaan oleh Lurah/Kepala Desa Dua - Pembacaan Do’a Tiga - Pembacaan agenda acara, yaitu : • Penjelasan dari Fasilitator PNPM Mandiri Perkotaan • Pemilihan Pemimpin Rembuk • Kesepakatan untuk menentukan menolak/ menerima PNPM Mandiri Perkotaan • Pengumuman daftar relawan dari setiap RW/Lingkungan dan pendaftaran relawan baru. • Pembacaan hasil rembuk dan penandatanganan berita acara • Rencana kerja sosialisasi dan pelaksanaan Refleksi Kemiskinan Empat - Penutupan dan Do’a Acara 1 : Penjelasan RKM dan PNPM Mandiri Perkotaan 1) Faskel menjelaskan hakekat, tujuan dan hasil yang diharapkan dari RKM 2) Tanyakan kepada peserta, apakah mereka sudah paham betul dengan maksud, tujuan dan tahapan kegiatan PNPM Mandiri Perkotaan? Beri kesempatan kepada peserta untuk bertanya. 3) Apabila banyak yang belum paham PNPM Mandiri Perkotaan, jelaskan kembali mengenai konsep PNPM Mandiri Perkotaanserta tahapan siklusnya 4) Putarlah VCD ‘Mencari Orang Baik’ , apabila diperlukan. 5) Beri kesempatan tanya jawab kepada peserta. 6) Jelaskan juga kepada peserta, bahwa apabila masyarakat akan memutuskan menanggulangi kemiskinan dengan difasilitasi oleh PNPM Mandiri Perkotaan, maka ada syarat – syarat yang harus dipenuhi oleh warga masyarakat , yaitu : • Harus ada motor penggerak dari warga masyarakat yang akan memfasilitasi keseluruhan tahapan kegiatan. Motor penggerak ini adalah relawan – relawan warga yang akan melakukan kegiatan untuk masyarakat tanpa pamrih (tidak
19
• •
dibayar), tetapi semata – mata karena kepeduliannya pada penanggulangan kemiskinan di wilayah kelurahan mereka. Warga masyarakat harus terlibat dalam seluruh tahapan kegiatan, hal ini merupakan penghargaan atas hak masyarakat untuk menentukan jalan pemecahan bagi masalah yang dihadapi dan sebagai wujud tanggung jawab sosial. Warga yang terlibat bukan hanya kelompok tertentu, akan tetapi harus melibatkan semua unsur masyarakat baik itu perempuan, laki – laki, warga miskin, kelompok elite/tokoh – tokoh, kelompok pemuda /pemudi dan lainnya, karena penanggulangan kemiskinan merupakan tanggung jawab bersama.
7) Berikan kesempatan kepada peserta untuk bertanya. 8) Jesakan kepada peserta bahwa apabila masyarakat menerima PNPM Mandiri Perkotaan, maka di akhir acara harus ada kesepakatan tindak lanjut untuk melaksanakan siklus (tahapan) kegiatan selanjutnya yaitu sosialisasi hasil RKM dan rencana kerja pelaksanaan refleksi kemiskinan Acara 2 : Pemilihan Pemimpin Rembuk Pemilihan pimpinan rembuk (musyawarah) atas dasar kesepakatan peserta pertemuan.
Catatan : setelah terpilih pemimpin rembuk diajak diskusi oleh fasilitator mengenai acara yang harus difasilitasi. Acara 3 : Kesepakatan Menolak/Menerima PNPM Mandiri Perkotaan dan Harapan Masyarakat Pimpinan rembuk memfasilitasi diskusi untuk merumuskan menerima atau menolak PNPM Mandiri Perkotaan. Acara dimulai dengan presentasi hasil rembuk yang sudah dilakukan oleh masing – masing di wilayah RW/Lingkungan, tanya jawab dan pembulatan kesepakatan. Acara 4 : Baru
Pengumuman Daftar Relawan RW/Lingkungan dan Pendaftaran Relawan
Pemimpin rembuk mengumumkan daftar relawan dari setiap RW/Lingkungan, dan memberi kesempatan kepada yang lain untuk mendaftar. Mintalah kepada para calon relawan baru untuk mengisi formulir pendaftaran yang sudah disediakan. Jelaskan juga bahwa pendaftaran relawan terbuka setiap saat, bukan hanya pada saat RKM saja. Apabila ada warga masyarakat yang berminat menjadi relawan, sepakati bersama kepada siapa mereka harus mendaftar. Acara 5 : Penandatanganan Berita Acara Pimpinan rembuk membacakan kesimpulan hasil rembuk, kemudian dilanjutkan dengan penandatanganan berita acara oleh semua peserta. (daftar hadir dilampirkan dalam berita acara). Acara 6 : Penyusunan Rencana Kerja Sosialisasi dan Refleksi Kemiskinan Fasilitator memfasilitasi penyusunan rencana kerja, dengan tahapan : 1) Jelaskan kepada peserta bahwa siklus (tahapan) pembelajaran selanjutnya adalah mencoba merumuskan permasalahan kemiskinan yang ada di wilayah kita. Tahapan ini dalam PNPM Mandiri Perkotaan disebut dengan refleksi kemiskinan. 2) Jelaskan siklus refleksi kemiskinan dengan menggunakan media lembar balik siklus
20
3) Jelaskan apa tujuan dari refleksi kemiskinan, apa saja kegiatan yang akan dilaksanakan, siapa yang harus terlibat, siapa yang harus memfasilitasi kegiatan , dimana kegiatan akan dilaksanakan. Beri penjelasan kepada peserta bahwa sebelum pelaksanaan refleksi kemiskinan, para relawan yang sudah mendaftar akan dilatih terlebih dahulu. 4) Lakukan tanya jawab dengan peserta. 5) Buatlah rencana kerja bersama untuk sosialisasi hasil RKM tingkat kelurahan/desa pelaksanaan refleksi kemiskinan menyangkut : Sosialisasi : • Kesepakatan warga untuk menerima/menolak PNPM Mandiri Perkotaan • Harapan – harapan masyarakat dalam pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan • Nama – nama warga yang terpilih untuk RKM tingkat RW/Lingkungan • Nama – nama relawan yang telah mendaftar • Pembukaan kesempatan pendaftaran relawan dan ketentuannya. • Tahapan kegiatan refleksi kemiskinan Pelaksanaan Refleksi Kemiskinan • Pelaksanaan Refleksi Kemiskinan pada tingkat RT/komunitas basis terkecil • Pelaksanaan Refleksi kemiskinan pada tingkat RW/Lingkungan • Pelaksanaan Musyawarah hasil RK tingkat RW/Lingkungan di tingkat Kelurahan/Desa Penutupan dan Do’a
\
21
Papan Informasi PNPM Mandiri Perkotaan Papan informasi PNPM Mandiri Perkotaan merupakan media stimulan yang disediakan oleh PNPM Mandiri Perkotaan untuk menyebarluaskan informasi mengenai PNPM Mandiri Perkotaan. Papan Informasi adalah salah satu Media Warga yang harus disediakan oleh PNPM Mandiri Perkotaan minimal 5 papan di setiap Kelurahan/Desa yang difungsikan sebagai: • • • •
Sarana warga masyarakat untuk mendapatkan informasi perkembangan pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan secara terus-menerus Sarana untuk melakukan kontrol sosial terhadap pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan Media untuk membangun proses konsultasi publik sehingga transparansi, partisipasi, dan desentralisasi dapat dilaksanakan Media bagi masyarakat untuk memberikan informasi/data/keluhan/sanggahan mengenai kebutuhan penanggulangan kemiskinan saat pelaksanaan dan setelah pelaksanaan berakhir
A. LOKASI Papan informasi dapat dipasang di luar maupun di dalam ruangan yang merupakan tempat-tempat umum. Lokasi yang perlu dipasang papan pengumuman adalah: 1. Kantor kelurahan/desa atau balai kelurahan/desa, dengan izin dari Lurah/kades. 2. Sekretariat BKM/LKM 3. Tiga lokasi strategis lain (lokasi yang dilalui oleh banyak orang (tua-muda, laki-perempuan, kaya-miskin) misalkan warung, persimpangan jalan, posyandu, pos ronda, pos RW, pos ojek, tempat ibadah, dll). Selain papan informasi yang minimum 5 buah tersebut, informasi mengenai PNPM Mandiir Perkotaan dapat dipasang di papan informasi lain yang sudah tersedia (di tempat ibadah, posyandu, balai RW, dll) atau dibuat papan informasi tambahan secara swadaya. Pemasangan papan informasi perlu memperhatikan unsur estetika, sehingga tidak mengotori atau merusak lingkungan secara visual. Papan informasi yang dipasang di luar ruangan harus terlindung dari air hujan. B. UKURAN Ukuran minimum papan informasi adalah L: 0,8 m x P: 1,2 m. Sedangkan ketinggian pemasangan Papan Informasi dari dasar (tanah) kurang lebih 1,25 m. C. MATERIAL Papan Informasi terbuat dari tripleks/multipleks melamin. Bila warga masyarakat dapat mengupayakan dana swadaya, papan informasi sebaiknya diberi kaca atau pelindung agar tidak rusak bila terkena hujan. D. DANA Pengadaan papan informasi berasal dari dana sosialisasi KMW. Untuk tambahan papan informasi lain dapat berasal dari swadaya masyarakat atau menggunakan papan informasi lain yang sudah ada (jika ada pemilik papan informasi harus dimintakan ijin terlebih dahulu).
22
E. INFORMASI YANG PERLU DISAMPAIKAN DI PAPAN INFORMASI: No.
Waktu
1.
Sepanjang waktu
2.
Sepanjang waktu
3.
Tahapan RKM
4.
Tahapan RK
Jenis Informasi • Poster/leaflet/brosur dengan tema-tema umum PNPM Mandiri Perkotaan(konsep dasar seperti apa itu PNPM Mandiri Perkotaan, tujuan, metode intervensi, dll) • Poster/leaflet/brosur rangkaian siklus PNPM Mandiri Perkotaan • Poster/leaflet/brosur tema-tema yang berkaitan dengan pembangunan masyarakat, seperti demokrasi, kepedulian, partisipasi perempuan, dll. • Ruang untuk menyampaikan pengaduan masyarakat. • Nama, alamat dan nomor telepon faskel, SF, KMW, KMP, Pemda yang dapat dihubungi untuk pelayanan pengaduan masalah oleh masyarakat. • Rencana pelaksanaan kegiatan tahapan RKM • Undangan bagi warga kelurahan/desa untuk menghadiri RKM • Salinan berita acara RKM • Daftar nama relawan • Brosur/leaflet/selebaran, atau tulisan lepas dengan tema-tema peran masyarakat dalam P2KP, hak dan kewajiban warga, kesamaan hak dan kewajiban, non diskriminasi, hal-hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan dalam P2KP, dll • Poster, leaflet, dan/atau media-media sosialisasi lain yang dicetak oleh KMW untuk dipergunakan pada tahapan RKM. • Media cetakan lain (media warga) yang dikembangkan oleh warga masyarakat • Rencana pelaksanaan kegiatan RK • Poster/leaflet, dan atau media-media sosialisasi lain yang dicetak oleh KMW untuk dipergunakan pada tahapan RK • Undangan bagi warga untuk menghadiri kegiatan FGD RK • Salinan hasil FGD RK • Brosur,/selebaran/leaflet, atau tulisan lepas yang berkaitan dengan tematema kemiskinan dan upaya penanggulangan, seperti: membangun kepedulian bersama dalam menanggulangi kemiskinan, pengajuan aspirasi, dll.
Penanggung Jawab • •
KMW – Faskel Relawan
• •
Faskel Relawan
• •
Faskel Relawan Pengelola Info)
(Tim Papan
• •
Faskel Relawan Pengelola Info)
(Tim Papan
23
No.
5.
6.
24
Waktu
Tahapan PS
Tahapan Pembangunan BKM
Jenis Informasi • Media cetakan lain (media warga) yang dikembangkan oleh warga masyarakat • Rencana pelaksanaan kegiatan tahapan PS • Poster, leaflet, dan/atau media-media sosialisasi lain yang dicetak oleh KMW untuk dipergunakan pada tahapan PS • Undangan bagi warga untuk mengikuti kegiatan PS • Daftar nama tim PS • Rencana kerja tim PS • Brosur/selebaran/leaflet, atau tulisan lepas dengan tema-tema yang berkaitan dengan pembangunan inisiatif kelompok, mem-bangun kerjasama dalam menentukan dan memeta-kan masalah kemiskinan, kelompok miskin, cara PPNPM Mandiri Perkotaan menanggulangi ke-miskinan dan masalah prasarana lingkungan, serta pengembangan SDM • Media cetakan lain (media warga) yang dikembangkan oleh warga masyarakat • Salinan hasil PS - Hasil kajian-kajian - Daftar KK yang berhak menerima bantuan. - Daftar masalah. - Daftar potensi. - Dll. • Poster, leaflet, dan/atau media-media sosialisasi lain yang dicetak oleh KMW untuk dipergunakan pada tahapan Pembangunan BKM/LKM • Daftar nama panitia pembentukan BKM, pokja pemilihan, pokja pemantau dan pokja perumus AD • Draft AD BKM?LKM • Undangan bagi warga untuk mengikuti pemilihan utusan warga tingkat basis • Pengumuman bagi warga waktu pelaksanaan pemilihan anggota BKM/LKM tingkat kelurahan • Salinan berita acara hasil pemilihan BKM/LKM di tingkat basis dan kelurahandan pengesahan AD • Brosur/selebaran/leaflet, atau tulisan lepas dengan tema-tema yang berkaitan dengan pengorganisasian masyarakat secara mandiri, siapakah utusan warga di BKM/LKM (fungsi dan
Penanggung Jawab
• •
Faskel Relawan Pengelola Info)
(Tim Papan
• •
Faskel Relawan Pengelola Info)
(Tim Papan
No.
Waktu
Jenis Informasi
Penanggung Jawab
tugas), masyarakat sebagai pemilik BKM/LKM, syarat dan criteria warga di BKM/LKM, pertanggung jawaban BKM/LKM, dll. • Media cetakan lain (media warga) yang dikembangkan oleh warga masyarakat 7.
Tahapan PJM Pronangkis
• Rencana pelaksanaan kegiatan tahapan PJM Pronangkis • Poster, leaflet, dan/atau media-media sosialisasi lain yang dicetak oleh KMW untuk dipergunakan pada tahapan PJM • Undangan bagi warga untuk berpartisipasi dalam kegiatan bazaar PJM Pronangkis • Draft PJM Pronangkis • Brosur/selebaran/leaflet, atau tulisan lepas yang berkaitan dengan tema perencanaan partisipatif, pentingnya kemandirian dalam mewujudkan perencanaan masyarakat, pentingnya jaringan dalam mewujudkan perencanaan, dsb. • Media cetakan lain (media warga) yang dikembangkan oleh warga masyarakat
• •
Faskel Relawan Pengelola Info)
(Tim Papan
25
Perkotaan
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya