RELEVANSI SISTEM EKONOMI ISLAM TERHADAP PROSES TRANSFORMASI MASYARAKAT ISLAM INDONESIA DALAM PEMIKIRAN KUNTOWIJOYO
SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Adab UIN Sunan Kalijaga untuk Memenuhi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Humaniora (S. Hum)
Oleh: Santoso Wiryo Kusumo 02121059
JURUSAN SEJARAH DAN KEBUDAYAAN ISLAM FAKULTAS ADAB UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2009
ii
NOTA DINAS
Kepada Yth., Dekan Fakultas Adab UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Assalamu’alaikum wr. wb. Setelah melakukan bimbingan, arahan, dan koreksi terhadap naskah skripsi berjudul: RELEVANSI SISTEM EKONOMI ISLAM TERHADAP PROSES TRANSFORMASI MASYARAKAT ISLAM INDONESIA DALAM PEMIKIRAN KUNTOWIJOYO yang ditulis oleh: Nama NIM Jurusan
: Santoso Wiryo Kusumo : 02121059 : Sejarah dan Kebudayaan Islam
saya berpendapat bahwa skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada Fakultas Adab UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta untuk diujikan dalam sidang munaqasyah. Wassalamu’alaikum wr. wb.
Yogyakarta, 26 Mei 2009 M Dosen Pembimbing,
Syamsul Arifin M. Ag. NIP. 19680212 200003 1 001
iii
iv
MOTTO
Al-Qur’an merupakan sebuah paradigma yang mengkonstruksi pengetahuan guna memahami realitas.∗
∗
Kuntowijoyo, Islam sebagai Ilmu: Epistemologi, Metodologi, dan Etika (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2007), hlm. 11
v
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis dedikasikan sepenuhnya kepada: Bapak (alm.) dan Ibu yang selalu memberikan kasih sayang dan do’a restunya, Kakak-kakak dan adik tercinta, semua sahabat yang selalu memberikan semangat kepada penulis, Almamater, Fakultas Adab UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
vi
ABSTRAK RELEVANSI SISTEM EKONOMI ISLAM TERHADAP PROSES TRANSFORMASI MASYARAKAT ISLAM INDONESIA DALAM PEMIKIRAN KUNTOWIJOYO Perubahan Sosial merupakan sebuah fenomena sosial yang selalu terjadi dalam masyarakat, begitu pun yang terjadi dalam masyarakat Islam Indonesia. Bagi Kuntowijoyo, perubahan sosial Indonesia sudah dimulai sejak lahirnya industrialisasi pada masa Kolonial. Akan tetapi, setelah masuknya ekonomi dunia di tengah ekonomi nasional pada 1970 dan 1980, perubahan sosial berlangsung lebih cepat dan intensif serta mempunyai pengaruh yang lebih luas bagi kehidupan sosial, ekonomi, dan politik. Seperti lahirnya masyarakat pasar, masyarakat yang perilaku sosialnya, baik individu, didasarkan pada kepentingan ekonomi semata. Salah satu unsur yang berpengaruh dalam proses perubahan sosial adalah keterlibatan penentu kebijakan dengan ideologi perubahan. Hal inilah yang menjadi fokus perhatian dari Kuntowijoyo, di mana proses transformasi sosial yang terjadi saat ini merupakan rekayasa sosial dari sebuah sistem sebagai nilai yang dipedomani. Seperti sistem kapitalisme yang melakukan perubahan sosial berdasarkan pada nilai materialnya dan membentuk masyarakat menuju masyarakat kapitalis, begitupun dengan lainnya. Perhatiannya pada sejarah sosial umat Islam Indonesia telah mempengaruhinya untuk memberikan gagasan alternatif tentang transformasi profetik yang pilar utamanya humanisasi, liberasi, dan transendensi. Hal ini dimaksudkan, supaya manusia memiliki kesadaran akan etika dalam kehidupan, baik itu sosial, ekonomi, politik dan sebagainya, termasuk prilaku manusia dalam mengambil kebijakan-kebijakan. Menurutnya kesadaran manusia akan etika dalam kehidupan menjadi solusi dalam memecahkan problematika sosial yang terjadi saat ini, seperti dehumanisasi, agresivitas, keterasingan, kemiskinan, kesenjangan, dominasi struktural, dan hilangnya nilai-nilai ketuhanan dalam kehidupan. Salah satu upaya pemecahan permasalahan sosial, bagi Kuntowijoyo adalah perubahan dalam sistem, termasuk sistem ekonomi yang selama ini telah merubah masyarakat menuju pada kepentingan pencarian laba pribadi ke arah akumulasi modal melalui prinsip-prinsip persaingan bebas. Perubahan pada sistem adalah perubahan secara fundamental termasuk nilai yang akan menjadi pedoman dalam menerapkan kebijakan-kebijakan. Menurut Kuntowijoyo, dalam proses transformasi sosial umat Islam perlu adanya sistem-sistem (sistem ekonomi) yang berpedoman pada nilai Islam, karena hal ini akan berpengaruh pada kemajuan umat Islam dalam konteks ketuhanan dan kemanusiaan. Pada sistem ekonomi, Kuntowijoyo menyebutkan empat nilai yang yang menjadi landasan ekonomi Islam, baik itu dalam sistem dan struktur, yaitu nilai tauhid, nilai keseimbangan, nilai kehendak bebas, dan nilai pertanggungjawaban.
vii
Keempat nilai ekonomi di atas dalam proses transformasi masyarakat Islam Indonesia akan memberikan arahan guna terciptanya cita-cita profetik, humanisasi, liberasi, dan transendensi, dalam kehidupan masyarakat. Penelitian ini menggunakan pendekatan historis, yaitu penelitian sejarah mengenai pemikiran seorang tokoh. Adapun metode yang digunakan adalah library research yang menggunakan empat tahap dalam penelitian di antaranya, heuristik (pengumpulan data), Verifikasi (kritik sumber), interpretasi, dan historiografi (penulisan)
viii
PEDOMAN TRASLITERASI ARAB-LATIN 1.
Konsonan Huruf Arab
Nama
Huruf Latin
ا
alif
ب
ba
b
be
ت
ta
t
te
ث
tsa
ts
Te dan es
ج
jim
j
je
ح
ha
h
ha (dengan garis di bawah)
خ
kha
kh
ka dan ha
د
dal
d
de
ذ
zal
dz
de dan zet
ر
ra
r
er
ز
zai
z
zet
س
sin
s
es
ش
syin
sy
se dan ye
ص
shad
sh
es dan ha
ض
dlad
dl
de dan el
ط
tha
th
te dan ha
ظ
dha
dh
de dan ha
ع
'ain
..‘..
koma terbalik di atas
غ
ghain
gh
ge dan ha
ف
fa
f
ef
ق
qaf
q
qi
ك
kaf
k
ka
ل
lam
l
el
م
mim
m
em
tidak dilambangkan
ix
Nama tidak dilambangkan
2.
Huruf Arab
Nama
Huruf Latin
Nama
ن
nun
n
en
و
wau
w
we
ﻩ
ha
h
ha
ء
hamzah
…’…
apostrof
ى
ya
y
ye
Vokal a. Vokal Tunggal Tanda
Nama
Huruf Latin Nama
ـــَــ
fathah
a
a
ـــِــ
kasrah
i
i
ـــُــ
dlammah
u
u
b. Vokal Rangkap
fathah dan ya
Gabungan Huruf ai
a dan i
fathah dan wau
au
a dan u
Tanda dan Huruf
Nama
ﻲ ْ ـــَـ ـــَــﻮ
Nama
Contoh: ﺣﺴﻴﻦ ﺣﻮل 3.
: husain : haul
Maddah (panjang)
Harkat dan Huruf ـــَـﺎ ــِـﻲ ــُـﻮ
Nama fathah dan alif atau fathah dan ya kasrah dan ya dlammah dan wau
x
Huruf dan tanda
Nama
â
a dengan caping di atas
î û
i dengan caping di atas u dengan caping di atas
4.
Ta Marbuthah a. Ta marbuthah yang dipakai di sini dimatikan atau diberi harakat sukun, dan transliterasinya adalah /h/. b. Kalau kata terakhir dengan ta marbuthah diikuti dengan kata yang bersandang /al/, maka kedua kata itu dipisah dan ta marbuthah ditransliterasikan dengan /h/. Contoh:
5.
ﻓﺎﻃﻤﺔ
:Fâthimah
ﻡﻜﺔ اﻟﻤﻜﺮﻡﺔ
: Makkah al-Mukarramah
Syaddah Syaddah/tasydid dialambangkan dengan huruf, yaitu huruf yang sama dengan huruf yang bersaddah itu. yang diberi tanda syaddah itu. Contoh:
6.
َر ﱠﺑﻨَﺎ
: rabbanâ
ﻥﺰل
: nazzala
Kata Sandang Kata sandang “ ”الdilambangkan dengan “al”, baik yang diikuti dengan huruf syamsiyah maupun yang diikuti dengan huruf qamariyah. Contoh: اﻟﺸﻤﺶ
: al-Syamsy
اﻟﺤﻜﻤﺔ
: al-Hikmah
xi
KATA PENGANTAR
ﺒﺴﻢ اﷲ اﻟرﺣﻣﻦ اﻠرﺣﻳم اﻟﺤﻤﺪ ﷲ رب اﻟﻌﺎﻟﻤﻴﻦ وﺏﻪ ﻧﺴﺘﻌﻴﻦ ﻋﻠﻰ أﻣﻮر اﻟﺪﻧﻴﺎ واﻟﺪﻳﻦ وأﺷﻬﺪ أن ﻻإﻟﻪ إﻻاﷲ وأﺷﻬﺪ أن ﻣﺤﻤﺪا رﺱﻮل اﷲ اﻟﻠﻬﻢ ﺻﻞ ﻋﻠﻰ ﺱﻴﺪﻧﺎ ﻣﺤﻤﺪ وﻋﻠﻰ أﻟﻪ .وأﺻﺤﺎﺏﻪ أﺟﻤﻌﻴﻦ Puja dan puji syukur ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya, sehingga penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan. Shalawat dan Salam semoga selalu tercurahkan kepada Rasulullah SAW, yang harus dijadikan tauladan dalam menjalankan segala aktivitas oleh semua orang. Skripsi yang berjudul “Relevansi Sistem Ekonomi Islam Terhadap Proses Transformasi Masyarkat Islam Indonesia Dalam Pemikiran Kuntowijoyo” merupakan upaya penulis guna memahami pemikiran Kuntowijoyo yang bertujuan untuk menemukan proses transformasi sosial umat Islam di Indonesia dalam sistem ekonomi Islam. Skripsi ini juga merupakan tugas akhir masa menuntut ilmu di perguruan tinggi dan untuk memenuhi syarat guna mendapatkan gelar sarjana strata satu ilmu humaniora, tetapi bukan sebagai akhir proses menuntut ilmu. Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini tidak mungkin dapat terselesaikan tanpa adanya bantuan dari berbagai berbagai pihak, maka dari itu penulis perlu sampaikan ucapan banyak terima kasih kepada:
xii
1. Dekan Fakultas Adab, Dr. H. Syihabuddin Qalyubi, Lc., M. Ag., beserta staf-stafnya. 2. Bapak Dr. Maharsi, M. Hum., selaku ketua jurusan (Kajur) dan Bapak Dr. Imam Muhsin, M. Ag., selaku sekretaris jurusan (Sekjur) Sejarah dan Kebudayaan Islam. 3. Bapak Syamsul Arifin, M. Ag., selaku pembimbing skripsi dan pembimbing akademik yang senantiasa meluangkan waktunya dan mentransformasikan keilmuannya dengan ikhlas untuk penulis hingga terwujudnya skripsi ini. 4. Segenap jajaran Bapak-Ibu dosen dan karyawan Fakultas Adab yang telah memberikan keilmuannya selama menuntut ilmu di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. 5. Bapak (alm.), Ibu, Kakak-kakak, dan Adik tercinta yang selalu mencurahkan doa dan kasih sayang yang tiada henti serta memberikan dukungan dan bantuan kepada penulis untuk selalu bersikap tabah, tegar, dan selalu beristiqomah dalam menjalankan hidup ini. 6. Ibu Susilaningsih yang selalu menyempatkan waktunya untuk penulis dalam memahami pemikiran Kuntowijoyo. 7. Komunitas Mahasiswa Sejarah (KMS) UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 2000-2009 atas kekeluargaan dan kebersamaannya dalam memahami arti pentingnya keilmuan sejarah. Sejarah adalah produk manusia, baikburuknya dan tinggi-rendahnya nilai sejarah berada di dalam diri manusia. Oleh karena itu, buatlah sejarah dan jangan dibuat oleh sejarah.
xiii
8. Sanggar NUUN Fakultas Adab, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang telah memberikan makna dalam perjalanan hidup penulis. 9. Sahabat-sahabat penulis (Miftahus Surur, Zunairoh, Arif Pamungkas, Feri Ariyanto,
Ghozali,
Sopanuddin,
Muhammad
Said)
yang
selalu
memberikan semangat, masukan, dan selalu tabah menemani dalam proses penulisan skripsi ini. 10. Bapak Mulyono beserta keluarga, mas Slamet beserta keluarga, dan kawan-kawan Kos (Muh. Syaifullah, Achmat Sudarno, Jimmi Pasra, pak Acheng, Ari Koswara, dan Wahyu) yang selalu memberikan semangat bagi penulis untuk selalu menyusun skripsi dan mengajarkan kepada penulis untuk selalu bermasyarkat. Penulis sadar dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kesalahan dan jauh dari kesempurnaan, dengan itu penulis harapkan kritik dan saran dari para pembaca.
Yogyakarta, 26 Mei 2009 M Penulis,
Santoso Wiryo Kusumo NIM: 02121059
xiv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .....................................................................................
i
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN..................................................
ii
HALAMAN NOTA DINAS ..........................................................................
iii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................
iv
HALAMAN MOTTO ....................................................................................
v
HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................
vi
ABSTRAK ......................................................................................................
vii
PEDOMAN TRANSLITERASI ...................................................................
ix
KATA PENGANTAR ...................................................................................
xii
DAFTAR ISI ..................................................................................................
xv
BAB I
BAB II
:
:
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...................................................
1
B. Batasan dan Rumusan Masalah ........................................
9
C. Tujuan dan Kegunaan .......................................................
10
D. Tinjauan Pustaka ..............................................................
10
E. Landasan Teori .................................................................
12
F. Metode Penelitian .............................................................
15
G. Sistematika Pembahasan ..................................................
16
KUNTOWIJOYO DAN KARYA-KARYANYA A. Riwayat Singkat Kuntowijoyo (1943-2005) ....................
xv
19
BAB III
:
B. Latar Belakang Gagasan Ilmu Sosial Profetik ..................
22
C. Karya-karyanya ................................................................
40
KONSEP TRANSFORMASI MASYARAKAT ISLAM KUNTOWIJOYO
BAB IV
A. Paradigma Transformasi Barat .........................................
44
B. Paradigma Transformasi Sosial Islam .............................
48
1. Obyektifikasi ...............................................................
50
2. Islam Sebagai Ilmu ......................................................
52
3. Cita-Cita Profetik..........................................................
58
: PROSES TRANSFORMASI MASYARAKAT ISLAM DALAM SISTEM EKONOMI ISLAM A. Sistem Ekonomi Islam.......................................................
60
1. Etika..............................................................................
64
2. Sistem ..........................................................................
69
3. Struktur .........................................................................
71
B. Implikasinya Terhadap Proses Transformasi Masyarakat Islam Indonesia ........................................................................... BAB V
:
73
PENUTUP A. Kesimpulan .......................................................................
81
B. Saran .................................................................................
82
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................
84
CURRICULUM VITAE
xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Di antara sekian banyak fenomena sosial, seperti kemiskinan, kesenjangan, dan lain sebagainya, yang menjadi fokus perhatian atau orientasi analisis para tokoh adalah fenomena perubahan sosial. Hal ini dikarenakan, kemiskinan dan kesenjangan merupakan dampak dari proses perubahan sosial yang terjadi pada lembaga-lembaga
kemasyarakatan
di
dalam
suatu
masyarakat
yang
memperngaruhi sistem sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap-sikap dan pola prilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat.1 Perubahan sosial, tentu tidak terjadi begitu saja dengan sendirinya tanpa adanya penyebab-penyebab perubahan itu, baik yang sifatnya evolusi, revolusi, direncanakan atau tidak direncanakan. Pengaruh yang tidak kalah pentingnya dalam proses perubahan sosial adalah keterlibatan unsur-unsur penentu kebijakan dengan ideologi perubahan. Hal ini menunjukkan, bahwa proses perubahan dan perkembangan yang terjadi pada masyarakat tidak lepas dari intervensi pemerintah yang bertujuan untuk mempercepat akselerasi pembangunan bangsa agar tidak tertinggal dari berbagai dimensi perkembangan kehidupan.
1
Sidi Gazalba, Islam dan Perubahan Sosio Budaya (Jakarta: Pustaka ALHUSNA, 1983),
hlm. 26.
1
2
Di Indonesia, menurut Kuntowijoyo, perubahan sosial sudah dimulai sejak abad ke 19, yaitu sejak lahirnya industrialisasi pada masa kolonial. Tetapi pada 1970 dan 1980, masuknya ekonomi dunia ke tengah ekonomi nasional, perubahan sosial berlangsung lebih cepat dan lebih intensif dan mempunyai pengaruh yang lebih luas bagi kehidupan sosial, ekonomi, dan politik. Salah satunya adalah lahirnya masyarakat ekonomi atau yang disebut sebagai masyarakat pasar yaitu perilaku sosial, baik individu maupun masyarakat didasarkan pada kepentingan ekonomi semata.2 Lahirnya masyarakat pasar ini bukanlah lahir dengan sendirinya tetapi karena keikutsertaan pemerintah dalam proses pembangunan yang diidentikkan dengan higher modernity dalam bentuk perkembangan dan kemajuan teknologi dan ekonomi.3 Hal inilah yang menjadi analisis Kuntowijoyo dalam memahami perjalanan sejarah bangsa Indonesia termasuk masyarakat Islam Indonesia yang menjadi fokus perhatiannya. Karena Proses perubahan ekonomi dan mobilitas sosial tersebut juga terjadi pada umat Islam Indonesia. Sebagaimana yang diungkapkan oleh A. E. Priyono, dalam menjelaskan fenomena perubahan sosial sejak Orde Baru, Kuntowijoyo telah memilih kerangka analisis ekonomi politik tapi dengan kerangka tersebut ia menemukan posisi empiris Islam di Indonesia yaitu intergrasi
2
Kuntowijoyo, Budaya dan masyarakat (Yogyakarta: Tiara Wacana, 1987), hlm. 122. Mansour Fakih, Runtuhnya Teori Pembangunan dan Globalisasi (Insist Press dan Pustaka Pelajar, 2002), hlm. 202. 3
3
dan oposisi dalam konteks sistem kapitalisme dan perkembangan industrialisasi di Indonesia.4 Dengan kerangka analisis tersebut ia juga mengatakan, “bahwa suatu kenyataan yang tidak dapat dibantah adalah proses menuju masyarakat kapitalis semakin jelas”5. Perubahan ekonomi yang terjadi berdampak pada kehidupan sosial budaya, seperti adanya kesenjangan sosial dalam masyarakat yang digolongkan berdasar kedudukan ekonominya.6 Orientasi seseorang lebih cenderung pada akumulasi modal untuk membuat lahan bisnis yang besar sehingga pada perkembangannya terjadi fragmentasi sosial dan pembentukkan kelas-kelas sosial dalam masyarakat. Pemahamannya terhadap Islam yang dihayatinya semenjak kecil dan keterlibatannya dalam gerakan Islam, Kuntowijoyo berusaha mempelajari situasisituasi historis umat Islam secara obyektif.7 Pada permasalahan perubahan sosial, Ia mengklasifikasikan perubahan sosial (situasi-situasi historis) umat Islam 4
A. E. Priyono, “Periferalisasi, Oposisi, dan Integrasi Islam di Indonesia (Menyimak Pemikiran Kuntowijoyo)” dalam Kuntowijoyo, Paradigma Islam: Interpretasi dan Aksi (Bandung: Mizan, 1991), hlm. 32. 5 Kuntowijoyo, Dinamika Sejarah Umat Islam Indonesia (Yogyakarta: shalahuddin Press dan Pustaka Pelajar, 1994), hlm. 93. Masyarakat Kapitalis adalah Masyarakat yang hidup dengan sistem ekonomi yang didasarkan pada kepemilikan pribadi atas sarana produksi dan distribusi untuk kepentingan pencarian laba pribadi ke arah akumulasi modal melalui prinsip-prinsip persaingan bebas yang berdasarkan hubungan yang tidak langsung atau impersonal. Dwi Narwoko dan Bagong Suyanto (ed.), Sosiologi: Teks Pengantar dan Terapan (Jakarta: Kencana, 2007), hlm. 294. Konsep ekonomi kapitalis lebih memprioritaskan pola pertumbuhan, yang diistilahkan “siapa yang kuat dan mempunyai modal dialah yang menang”. Setiap orang mempunyai kesamaan dan peluang dari pada melakukan konsep pemerataan ekonomi berdasarkan pada keadilan sosial. Maulana Janah, “Indonesia dan Hegemoni Global” (Dept. Keijkaan Publik KAMMI Pusat, 2004-2006) dipublikasikan di internet pada 23/04/06 pukul 15.23 WIB. Pada situs http://kammi.or.id/ diakses pada tanggal 3 April 2008. 6 Kuntowijoyo, Islam sebagai Ilmu: Epistemologi, Metodologi, dan Etika (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2007), hlm. 100. 7 M. Dawam Rahardjo, “Ilmu Sejarah Profetik dan Analisis Transformasi Masyarakat” pada sebuah pengantar dalam Kuntowijoyo, Paradigma, hlm. 17.
4
menjadi tiga periode yang didasarkan atas kategori-kategori sistem pengetahuan dan formasi sosial, di antaranya periode mitos, periode ideologi, dan periode ilmu. Pengklasifikasian ini merupakan suatu hubungan kausalitas dari perubahan sosial yang diasumsikan dari struktur budaya akan membentuk struktur sosial dan kemudian menciptakan struktur teknik. Pada periode mitos, sistem pengetahuan masyarakat berdasarkan pada mitos (tidak logis) tetapi dalam hubungan sosial iman menjadi perekat erat kehidupan masyarakat. Hubungan sosial yang terjadi dalam masyarakat akan membentuk suatu komunitas (lembaga dan organisasi) yang bergerak berdasarkan pada nilai normatifnya. Kemudian, pada mobilitas sosial yang berdasarkan nilai notmatifnya menjadi entitas yang ideal yang berdasarkan pada kesadaran nilai.8 Menurutnya perubahan sosial umat Islam saat ini merupakan periode ilmu, di mana nilai-nilai Islam yang bersifat normatif menjadi sebuah teori ilmu yang dapat diaktualisasikan umat Islam dalam kerangka transformasi menuju cita-cita idealnya. Pada periode ini tujuan utamanya adalah memobilisasi kesadaran masyarakat untuk dapat berpikir logis, berdasarkan fakta yang kongkrit dan empirik. Kemajuan dalam Islam merupakan sebuah proses kesadaran untuk meletakkan agama dalam setiap tingkah laku sosial, baik individu maupun
8
Ibid., hlm. 341.
5
masyarakat.9 Hal ini tidak seperti kapitalisme dan sosialisme yang telah memisahkan agama dalam ilmu pengetahuan yang berindikasi pada tergantinya nilai-nilai kemanusiaan dan ketuhanan dengan kepentingan pribadi. Pada periode ilmu, Kuntowijoyo menekankan pentingnya merumuskan alQur’an sebagai paradigma dalam transformasi masyarakat yang dituliskan sebagai berikut: Reorientasi kesadaran dari tingkat normatif ke tingkat ilmiah adalah salah satu syarat intelektual untuk memulai usaha perumusan teori sosial dari paradigma Islam. Kita menyadari bahwa dewasa ini kebutuhan akan adanya suatu prespektif teoritis mengenai transformasi sosial Islam merupakan suatu kebutuhan yang mendesak. Hal ini karena tanpa adanya teori semacam itu kita bukan saja tidak akan dapat memahami kenyataankenyataan sosial yang ada dari pandangan Islam, tetapi juga akan membuat kita terombang-ambing dalam arus perubahan sosial yang besar tanpa dapat melakukan upaya apa pun untuk mengarahkannya.10 Ia percaya, Islam sebagai agama yang memiliki misi humanisasi, liberasi, dan transendensi mempunyai potensi untuk dikembangkan sebagai gerakan transformasi yang relevan untuk pembebasan kemanusiaan, bukan hanya pada skala nasional tetapi internasional.11 Hal ini dikarenakan, Islam memiliki konsep yang jelas di dalam setiap ajaran-ajarannya, di antara konsep tersebut adalah
9
Dalam arti lain, bahwa perubahan kesadaran lebih permanen ketimbang perubahan dalam bentuk material. Kuntowijoyo, Identitas Politik Umat Islam (Bandung: Mizan, 1997), hlm. 13. 10 Ibid., hlm. 345. Menurut M. Fahmi Konsep tentang umat terbaik merupakan sebuah citacita yang ingin dicapai oleh seluruh masyarakat Islam. Konsep umat terbaik hanya dapat tercapai apabila masyarakat Islam menerapkan etika profetik yang mengandung nilai humanisasi, liberasi, dan transendensi di dalam kehidupannya sehari-hari sebagai aktivisme sejarah yang bertumpu pada kesadaran nilai-nilai Ilahiah (amar ma’ruf dan nahi munkar). M. Fahmi, Islam Transendental; Menelusuri Jejak-jejak Pemikiran Kuntowijoyo (Yogyakarta: Pilar Media, 2005), hlm. 225-226. 11 Ibid., hlm. 43.
6
konsep tentang umat terbaik (the choosen people), aktivisme sejarah, pentingnya kesadaran, dan etika profetik.12 Dengan kepercayaannya tersebut, ia telah mendudukan Etika Islam sebagai counter revolution terhadap dunia modern, khususnya dalam perkembangan ilmu pengetahuan. Begitu pun dalam perkembangan ekonomi saat ini, di mana ia telah mengembalikan keterkaitan sosial dalam ilmu ekonomi yang artinya pemahaman manusia beserta hakikatnya merupakan hal yang sangat fundamental dalam ilmu ekonomi, sebab dari pemahaman itulah teori dan sistem ekonomi akan dikembangkan.13 Secara definitif, ilmu ekonomi pada umumnya sebagai kajian tentang prilaku manusia dalam hubungannya dengan pemanfaatan sumber-sumber produktif yang langka untuk memproduksi barang-barang dan jasa-jasa serta mendistribusikannya untuk dikonsumsi. Oleh karena salah satu pembahasan penting dalam ekonomi adalah perilaku manusia yang berhubungan dengan produksi, distribusi, dan konsumsi.14 Sistem ekonomi Islam, menurut Kuntowijoyo merupakan “sistem ekonomi Islam berangkat dari kesadaran tentang etika, sebuah ethical economy15 yang mempunyai ciri ketuhanan dan moral, selain itu juga berkarakter kemanusiaan yang bertujuan menciptakan kehidupan manusia yang aman dan sejahtera, baik sebagai individu atau sebagai anggota masyarakat. Dalam sistem ekonomi Islam, 12
Kuntowijoyo, Islam, hlm. 91. Said Tuhuleley, dkk, Masa Depan Kemanusiaan (Yogyakarta: Jendela, 2003), hlm. 154. 14 Monzer Kahf, Ekonomi Islam: Telaah Analitik terhadap fungsi sistem Ekonomi Islam (Yogyakarta: Aditya media, 2000), hlm. 2. 15 Kuntowijoyo, Identitas, hlm. 135. 13
7
manusia dan faktor kemanusiaan merupakan unsur utama. Faktor kemanusiaan dalam ekonomi Islam terdapat dalam kumpulan etika yang terdapat di dalam alQur’an dan Hadits. Islam juga menganjurkan kasih sayang sesama manusia dan keberpihakan kepada kaum lemah.16 Etika Islam dalam ekonomi, Kuntowijoyo merujuk pada Syed Nawab Haider Naqwi, yang menunjukan empat aksioma etika, yaitu nilai tauhid, keseimbangan, kehendak bebas, dan pertanggungjawaban. Nilai Tauhid memiliki pengertian bahwa manusia itu adalah makhluk Ilahiah yang bertugas menjalankan amanah untuk memberdayakan seisi alam raya demi kesejahteraan semua makhluk. Nilai keseimbangan dalam ekonomi menunjukkan pada rasa keadilan sosial yang harus tercipta dalam kehidupan sosial ekonomi. Nilai kehendak bebas mengandung arti manusia sebagai individu maupun kolektivitas mempunyai kebebasan dalam menentukan nasibnya sendiri. Nilai terakhir dari etika ekonomi adalah nilai pertanggungjawaban yang menegaskan dalam setiap kehidupan, khususnya ekonomi, manusia harus bertanggung jawab atas perilaku. 17 Berdasarkan etika di atas ekonomi Islam tidak mungkin dapat berjalan dalam realitas obyektif tanpa adanya politik yang mengaplikasikan nilai-nilai tersebut dalam setiap kebijakan-kebijakan dan peraturan yang dibuatnya. Oleh karena itu, Kuntowijoyo menjelaskan Islam sebagai sistem memerlukan politik
16
Artikel Rahmani Timorita Yulianti “Dimensi Humanitarian dalam Sistem Ekonomi Islam” dalam situs http://www.msi-uii.net, diakses pada tanggal 28 Oktober 2008. 17 Kuntowijoyo, Identitas, hlm. 136.
8
ekonomi, yaitu peraturan-peraturan dan hukum-hukum yang positif berdasarkan pada al-Qur’an, Hadits, dan etika Islam. 18 Secara struktur, Islam itu mendayung di antara dua karang. Islam memang tidak berdasarkan kemerdekaan mutlak individu atau kekuasaan mutlak negara, ada hak-hak asasi dan kemerdekaan individual tetapi juga ada hak-hak kolektivitas yang semuanya telah diatur di dalam syari’ah.19 Ada empat kaidah struktural sistem ekonomi Islam, di antaranya trusteeship of man (perwalian manusia), co-operation (kerja sama), limited private property (kepemilikan pribadi yang terbatas), dan state enterprise (perusahaan negara). Perwalian manusia, Tuhan mempercayakan alam ini kepada manusia untuk digunakan bersama dan sebaik-baiknya demi memakmurkan bumi dan tercapainya kesejahteraan seluruh makhluk hidup. Kerja sama, dengan sifat cooperatif, Islam membagikan sumber-sumber ekonomi kepada semua produsen untuk dapat diproduksi dan distribusikan secara merata dan dapat dikonsumsi oleh masyarakat banyak. Pemilikan pribadi yang tebatas, Pembatasan kekayaan pribadi juga dimaksudkan untuk mencegah konsentrasi kekayaan. Terakhir, perusahaan negara, Islam membatasi usaha-usaha negara hanya pada hal-hal esensial, seperti kekayaan alam.20 Berdasarkan penjelasan ini, sistem ekonomi Islam mempunyai ciri ketuhanan dan moral yang berorientasi pada manusia dan kemanusiaan. Pada 18
Ibid., 136. Ibid., hlm. 4. 20 Ibid., hlm. 139-141. 19
9
permasalahannya di dalam masyarakat, seperti dehumanisasi, agresivitas, dan keterasingan, kemiskinan (natural, struktural, dan budaya), sekuler-kapitalistik, dan lain sebagainya, eksistensi sistem ekonomi Islam harus menjadi gerakan liberatif-transformatif dari berbagai permasalahan yang terjadi di dalam masyarakat. Dalam proses transformasi masyarakat Islam, Implikasi dari sistem ekonomi Islam membutuhkan peran masyarakat dan pemerintah/negara. Peran masyarakat adalah melalui zakat dan jaminan sosial bagi para pekerjanya (penyadaran dan pemberdayaan), sedangkan pemerintah mengatasi terjadinya kesenjangan, baik kesenjangan distributif (pendapatan yang tidak layak bagi setiap orang) maupun kesenjangan lainnya.
B. Batasan dan Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah, fokus penelitian ini pada pemikiran Kuntowijoyo yang bertujuan guna menemukan proses transformasi masyarakat Islam Indonesia dalam sistem ekonomi Islam. Adapun rumusan masalahnya, sebagai berikut: 1. bagaimana konsep Kuntowijoyo mengenai transformasi masyarakat Islam Indonesia? 2. bagaimana proses transformasi masyarakat Islam dalam sistem ekonomi Islam dalam pandangan Kuntowijoyo?
10
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian Sebagaimana
telah
dirumuskannya
permasalahan-permasalahan,
maka
penelitian ini bertujuan untuk: 1. menjelaskan bagaimana konsep transformasi masyarkat Islam dalam pemikiran Kuntowijoyo. 2. menggambarkan proses transformasi masyarakat Islam Indonesia dalam sistem ekonomi Islam. Adapun kegunaan penelitian ini adalah: 1. bagi perkembangan ilmu pengetahuan, yaitu memberikan kontribusi pemikiran, khususnya mengenai proses transformasi sosial umat Islam. 2. menambah wawasan mengenai proses transformasi masyarakat Islam Indonesia dalam sistem ekonomi Islam. 3. sebagai bahan pertimbangan, masukan dan bahan acuan dalam membantu pengembangan penulisan sejarah.
D. Tinjauan Pustaka Pemikiran Kuntowijoyo yang membahas tentang problematika sosial bukanlah hal yang baru, karena telah banyak karya-karya yang diterbitkan dan diteliti oleh para intelektual, di antaranya: Skripsi yang ditulis oleh Alfi Barokah (2007) dengan judul “Kuntowijoyo dan Pemikirannya tentang Islam Profetik”, Jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam, Fakultas Adab UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Karya ini secara jelas memberikan sebuah konsep interpretasi
11
mengenai kebutuhan sebuah paradigma Islam sehingga nilai-nilai Islam profetik dalam proses transformasi sosial menuju sebuah masyarakat yang “khairu ummah”. Skripsi Khaeron (2007) yang berjudul “Perubahan Sosial dan Intelektual Masyarakat Islam Indonesia (1900-2005) dalam Pandangan Kuntowijoyo”, Jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam, Fakultas Adab UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Pada Karya ini, terdapat dua objek pembahasan, yaitu pembahasan mengenai proses perubahan sosial dari tahun 1900 sampai tahun 2005 dan pembahasan mengenai perubahan intelektual dengan tahun yang sama. Proses perubahan sosial dimulai pada 1900 yang merupakan masyarakat industri hingga kepada masyarakat yang abstrak (hilangnya nilai-nilai ketuhanan) dan perubahan intelektual yang dijelaskan melalui periodesasinya, dari periode mitos hingga periode ilmu. Dari dua objek pembahasan tersebut belum secara spesifik dan komprehensif dalam menganalisa permasalahan tersebut, sehingga formulasi dan bentuk perubahan sosial dan intelektual belum terjelaskan. Selain dua karya di atas, ada satu karya yang menganalisis pemikiran Kuntowijoyo yang dimaksud untuk menemukan gagasan-gagasan Kuntowijoyo dalam perkembangan ilmu pengetahuan, yaitu karya M. Fahmi dengan judul “Islam Transendental: Menelusuri Jejak-jejak Pemikiran Islam Kuntowijoyo”, Yogyakarta: Pilar Media, 2005. Karya ini membahas sebuah gagasan ilmu sosial profetik Kuntowijoyo secara epistemologis dengan metode strukturalisme transendental sehingga dalam karya ini dapat ditemukannya pemahaman-
12
pemahaman mengenai ajaran-ajaran Islam yang harus dikembangkan dalam proses transformasi sosial. Ketiga karya mengenai pemikiran Kuntowijoyo, mempunyai sebuah implementasi yang sesuai untuk menemukan sebuah kepahaman dalam menganalisis pemikiran pada konsep profetiknya, akan tetapi dalam bentuk kepahaman tersebut belum terdapat karya-karya yang memberikan analisis mengenai suatu bentuk kesinambungan atau keserasian dengan permasalahanpermasalahan yang ada, khususnya dalam sosio-ekonomi yang merupakan suatu bentuk permasalahan yang sangat rumit dalam masyarakat dan selalu menjadi penjelasan dari pemikiran Kuntowijoyo itu sendiri. Oleh karena itu, penulis memberikan sebuah analisis mengenai proses transformasi masyarakat Islam Indonesia dalam sistem ekonomi Islam melalui pemikiran Kuntowijoyo dengan mengedapankan gagasan transformasi sosial yang dirumuskan dalam ilmu sosial profetik. Berdasarkan permasalahan tersebut, penulis memberi judul penelitan ini dengan “Relevansi Sistem Ekonomi Islam terhadap Proses Transformasi Masyarakat Islam Indonesia dalam Pemikiran Kuntowijoyo”. Hal ini diwujudkan, karena belum banyaknya karya-karya yang membahas permasalahan sosio-ekonomi secara kompleks.
E. Landasan Teori Sebuah teori mengatakan bahwa setiap kegiatan intelektual yang memancar dari suatu kegelisahan tidak dapat dipisahkan dari problematika sosial yang
13
melingkupinya.21 Dengan kata lain, sebuah konstruk pemikiran yang muncul memiliki relasi signifikan dengan realitas sosial sebagai respon dan dialektika pemikiran dengan berbagai fenomena yang berkembang di masyarakat.22 Begitu pun dengan pemikiran Kuntowijoyo dalam memahami fenomena transformasi sosial umat Islam Indonesia sekarang ini, dari periode mitos hingga periode ilmu, ia mengatakan, perlunya aktualisasi ajaran Islam dalam berbagai kehidupan sosial yang akan membawa masyarakat pada cita-cita idealnya (khairu ummah). Sebagai teks inti Islam, al-Qur’an merupakan “bom” di tengah masyarakat Arab Jahiliyah yang bukan saja mengagetkan, namun juga mendorong dan menginspirasikan mereka akan proses transformasi budaya yang dahsyat. Transformasi ini menurut Kuntowijoyo, mula-mula berawal dari sentimen kolektif berdasarkan iman dan nilai tauhid, yang memunculkan suatu komunitas yang disebut jama’ah atau lebih besar lagi ummah, yang secara intern maupun ekstern kemudian menciptakan sistem kelembagaan yang berotoritas dalam bentuk kepemimpinan.23 Dengan demikian, proses transformasi itu mengikuti alur kausalitas yang berawal dari struktur budaya, berlanjut ke struktur sosial, dan akhirnya berujung pada struktur teknik.24
21
523.
22
Ahmadi Thoha, Muqaddimah Ibnu Khaldun (Jakarta: Pustaka Firdaus, 2001), hlm. 522-
Soerjono Soekanto, Pokok-pokok Sosiologi Hukum (Jakarta: Raja Grafindo Perkasa, 1999), hlm. 87. 23 Kuntowijoyo, Paradigma, hlm 337-338. 24 Ibid., hlm. 340.
14
Meskipun dalam pemahamannya tentang transformasi sosial memiliki kemiripan dengan paradigma Emile Dukrkheim, yaitu dari struktur budaya – struktur sosial – struktur teknik. Akan tetapi, dalam perkembangannya mengenai sistem-sistem yang akan menjalankan proses transformasinya, ia cenderung mengenakan paradigma fungsionalisme. Paradigma ini lebih berorientasi pragmatis, artinya berusaha melahirkan pengetahuan yang dapat diterapkan, berorientasi pada pemecahan masalah yang berupa langkah-langkah praktis. Paradigma ini lebih mendasarkan pada filsafat rekayasa sosial sebagai dasar bagi usaha perubahan sosial, serta menekankan pentingnya cara-cara memelihara mengendalikan atau mengontrol keteraturan, harmoni serta stabilitas sosial.25 Sebagai suatu analisis filosofis terhadap pemikiran seseorang tokoh dalam waktu tertentu di masa lampau, maka secara metodologis penelitian ini menggunakan pendekatan historis. Pendekatan tersebut digunakan mengingat salah satu jenis penelitian sejarah adalah penelitian biografis, yaitu penelitian terhadap kehidupan seorang tokoh dalam hubungannya dengan masyarakat, sifatsifat, watak, pengaruh pemikiran, ide-ide serta pembentukan watak tokoh tersebut selama hidupnya.26 Konsepsi di atas, penulis jadikan sebagai kerangka teoritik penelitian ini dalam menelusuri relevansi antara sistem ekonomi Islam terhadap proses transformasi masyarakat Islam dalam pandangan Kuntowijoyo.
25 26
Fakih, Runtuhnya, hlm. 36. Kuntowijoyo, Metodologi Sejarah (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2003), hlm. 207.
15
F. Metode Penelitian Pemikiran tokoh merupakan pembahasan yang termasuk dalam kategori sejarah,27 maka metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian sejarah yang secara logika akademis mempunyai beberapa tahapan yang harus dilakukan dalam penelitian, diantara: 1. Pengumpulan data (heuristik) Tahapan ini bertujuan guna mencari data yang berhubungan dengan objek pembahasan. Mengingat objek pembahasan ini merupakan kajian sejarah, maka dalam memperoleh data tersebut menggunakan sumber-sumber tertulis yang memberikan informasi mengenai objek penelitian ini, khususnya mengenai pemikiran Kuntowijoyo. Pada tahapan ini, penulis mengumpulkan sumber-sumber, baik data primer maupun data sekunder, yang diperoleh dari internet, jurnal, dan karya pustaka. Data primer dimaksudkan karya-karya Kuntowijoyo sedangkan data sekunder merupakan data berupa artikel-artikel, baik yang menjelaskan pemikiran Kuntowijoyo tentang gagasan, konsep, dan transformasi sosial maupun artikel yang membahas mengenai ekonomi. 2. Verifikasi (kritik sumber) Setelah proses pengumpulan data, penulis melakukan verifikasi yang bertujuan untuk memperoleh data yang kredibel dan otentik dengan menguji kebenaran sebuah data secara selektif dan komprehensif melalui kritik ekstern dan intern dari berbagai data yang telah terkumpul. Sumber data juga melalui 27
Ibid., hlm. 189.
16
perbandingan dengan data lain. Misalnya, sumber sekunder yang didapatkan berupa buku-buku dan artikel-artikel diperbandingkan dengan data sumber primer sehingga data yang diperoleh benar-benar valid sehingga dapat menghindari manipulasi data. Pada proses ini, penulis lebih cenderung menggunakan kritik intern, yang menguji isi dari sebuah data. 3. Interpretasi Untuk mendapatkan penjelasan yang eksplisit dan komprehensif dari data yang telah diverifikasi, maka dibutuhkan interpretasi yang berfungsi untuk melakukan penguraian dan penggabungan data agar memperoleh kesatuan nilai dan makna untuk mendapatkan kesimpulan yang tepat. Dengan kata lain, data yang membahas tentang Kuntowijoyo, gagasan Ilmu Sosial Profetik, transformasi sosial, dan sistem (sistem ekonomi) diuraikan untuk diambil kesimpulan yang tepat kemudian data tersebut digabungkan sehingga menghasilkan data yang otentik. 4. Penulisan Pada tahapan penulisan, hal ini merupakan tahapan penyajian hasil penelitian dari data yang telah melawati beberapa tahapan diatas ke dalam bentuk tulisan untuk dapat dipertanggungjawabkan.
G. Sistematika Pembahasan Sistematika penulisan skripsi ini dibagi menjadi lima bab. Pada bab I yaitu pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah, batasan dan rumusan
17
masalah, tujuan dan kegunaan, tinjauan pustaka, landasan teori, metode penelitian, dan sistematika pembahasan yang berfungsi sebagai pedoman dalam menentukan arah penulisan dan pembahasaan pada bab-bab berikutnya. Bab II yaitu membahas mengenai Kuntowijoyo dan karya-karyanya. Spesifikasi dari bab ini adalah menguraikan biografi singkat Kuntowijoyo, latar belakang gagasan Ilmu Sosial Profetik, dan karya-karyanya yang disusun guna memberikan pemahaman mengenai latar belakang kehidupan Kuntowijoyo dan konsep Transformasi sosial umat Islam. Maksud pembahasan tersebut diletakkan pada bab ini untuk memperjelas penelitian yang dilakukan dan guna memberikan pemahaman pada bab berikutnya. Bab III yaitu konsep transformasi masyarakat Islam Kuntowijoyo. Bab ini terdiri dari dua sub bab, yaitu paradigma transformasi sosial Barat dan paradigma transformasi sosial Islam Kuntowijoyo. Pada pembahasan mengenai paradigma transformasi sosial Islam kuntowojoyo dibagi menjadi 4 bagian, di antaranya obyektifikasi, Islam sebagai Ilmu, Cita-cita Profetik. Ketiga bagian ini adalah gagasan dari proses transformasinya yang bertujuan untuk menemukan keterkaitan sistem dan struktur terhadap proses transformasi sosial. Bab IV membahas proses transformasi masyarakat Islam Indonesia dalam sistem ekonomi Islam, meliputi pembahasan tentang sistem ekonomi Islam yang terdiri dari etika, sistem, dan struktur. Pada bab ini juga membahas mengenai implikasinya terhadap proses transformasi masyarakat Islam Indonesia.
18
Bab V yaitu penutup, meliputi kesimpulan dan saran. Kesimpulan merupakan intisari dari hasil analisa data yang telah tersusun serta jawaban dari sebuah rumusan masalah. Saran merupakan masukan-masukan yang konstruktif bagi para peneliti yang memfokuskan pada kajian sosial-ekonomi.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Dari analisis mengenai relevansi sistem ekonomi Islam terhadap proses transformasi masyarakat Islam Indonesia dalam pemikiran Kuntowijoyo, dapat disimpulakan sebagai berikut: 1. Perhatiannya yang besar pada fenomena perubahan sosial umat Islam yang terjadi di Indonesia telah mempengaruhi Kuntowijoyo untuk memberikan sebuah gagasan alternatif guna terwujudnya transformasi sosial umat Islam di Indonesia. Menurutnya, terdapat dua tahapan dalam proses Transformasi, yaitu: obyektifikasi dan membawa masyarakat dalam kesadaran ilmu bukan mitos ataupun ideologi (Islam sebagai ilmu). Dalam hal ini, Ajaran-ajaran Islam tidak lagi harus dijadikan sebuah ideologi dalam proses transformasi sosial tetapi harus dijadikan sebuah teori-teori ilmiah yang dapat diaktualisasikan dalam kehidupan nyata. Ada tiga ajaran sosial Islam yang membawa pada proses transformasi masyarkat Islam Indonesia menuju kepada cita-cita profetiknya, yaitu menjadi khairu ummah, di antaranya Humanisasi, liberasi, dan transendensi, yang disebut sebagai etika sosial profetik. 2. Periode sekarang ini merupakan periode ilmu atau disebut juga sebagai periode liberasi yaitu membebaskan masyarakat dari berbagai situasi yang membelenggu dan juga mentransformasikan kesadaran etika
81
82
masyarakat Islam Indonesia guna menuju kepada tatanan khairu ummah Salah satu sasaran pada periode ini dominasi sistem ekonomi yang melahirkan fragmentasi sosial atau kesenjangan sosial-ekonomi masyarakat dan ketidakadilan antara kaya dan miskin. Menurut Kuntowijoyo, ekonomi merupakan bagian integral dari sosial. Oleh karena itu, etika sosial profetik dapat diderivasikan dalam etika ekonomi. Nilai transendental menjadi etika tauhid dan etika keseimbangan, nilai humanisasi menjadi etika keseimbangan dan etika kehendak bebas, nilai liberasi menjadi etika kehendak bebas dan etika pertanggungjawaban. Seluruh etika derivatif ekonomi dari etika sosial profetik ini tidak mungkin dapat berjalan tanpa adanya politik yang bertujuan tercapainya tatanan khairu ummah. Karena tanpa adanya politik (aturan-aturan positif), sistem ekonomi Islam hanya menjadi teori dan tidak dalam tahapan praksis sebagaimana sistem yang telah berjalan (kapitalisme dan sosialisme). Hal yang terpenting dalam proses transformasi social umat Islam Indonesia dalam sistem ekonomi Islam adalah pemihakkan yang ditujukan kepada para kaum dlu’afa (lemah) dan mustadl’afin (teraniaya) guna terwujudnya tatanan kesejahteraan dan keadilan sosial. B. Saran 1. Penelitian ini hanyalah sebagian kecil dari sekian banyak hasil penelitian mengenai pemikiran Kuntowijoyo dalam memahami perubahan sosial umat Islam Indonesia pada masa sekarang ini, penelitian ini memfokuskan
83
hanya pada salah satu aspek yang merupakan bagian dalam proses transformasi masyarakat yaitu sistem ekonomi Islam. 2. Hasil penelitian ini diharapkan menambah perbendaharaan ilmiah dan inspirasi bagi munculnya penelitian-penelitian baru yang lebih mendalam, khususnya mahasiswa sejarah serta diharapkan menjadi rekomendasi bagi mahasiswa, masyarakat, dan lain sebagainya untuk memahami pemikiran Kuntowijoyo terutama dalam persoalan perubahan sosial umat Islam.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Chaidar dan Team Peduli Tapol Amnesti Internasional, Bencana Kaum Muslimin di Indonesia 1980-2000, Yogyakarta: Wihdah Press, 1998. Chapra, M. Umer, Islam dan Tantangan Ekonomi, terj. Ikhwan Abidi Basri, Jakarta: Gema Insani Press, 2000. Departeman Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahannya, Jakarta: C.V. Jumanatul Ali, 2004. Fahmi, M., Islam Transendental; Menelusuri Jejak-jejak Pemikiran Kuntowijoyo, Yogyakarta: Pilar Media, 2005. -------, Runtuhnya Teori Pembangunan dan Globalisasi, Insist Press dan Pustaka Pelajar, 2002 Gazalba, Sidi, Islam dan Perubahan Sosio Budaya, Jakarta: Pustaka ALHUSNA, 1983. Irwandar, Demitologisasi Adam dan Hawa, Jakarta: Ar-Ruzz, 2003. Karim, Adiwarman A, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2006. -------, Ekonomi Makro Islami, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007. Kahf, Monzer, Ekonomi Islam: Telaah Analitik terhadap fungsi sistem Ekonomi Islam, Yogyakarta: Aditya media, 2000. Kuntowijoyo, Budaya dan masyarakat , Yogyakarta: Tiara Wacana, 1987. -------, Dinamika Sejarah Umat Islam Indonesia, Yogyakarta: shalahuddin Press dan Pustaka Pelajar, 1994. -------, Identitas Politik Umat Islam, Bandung: Mizan, 1997. -------, Islam sebagai Ilmu: Epistemologi, Metodologi, dan Etika, Yogyakarta: Tiara wacana, 2007. -------, Raja, Priyayi dan Kawula, Yogyakarta: Ombak, 2004.
84
85
-------, Metodologi Sejarah, Yogyakarta: Tiara Wacana, 2003. -------, Paradigma Islam: Interpretasi dan Aksi, Bandung: Mizan, 1991 Narwoko, J. Dwi dan Bagong Suyanto (ed.), Sosiologi: Teks Pengantar dan Terapan, Jakarta: Kencana, 2007. Tuhuleley, Said, dkk, Masa Depan Kemanusiaan, Yogyakarta: Jendela, 2003. Thoha, Ahmadi, Muqaddimah Ibnu Khaldun, Jakarta: Pustaka Firdaus, 2001. Rahardjo, M. Dawam, Islam dan Transformasi Budaya, Yogyakarta: Dhana Bakti Prima Yasa, 2002. -------, Prespektif Deklarasi Makkah: Menuju Ekonomi Islam , Yogyakarta: Dhana Bakti Prima Yasa, 2002. Ricklefs, M. C. Sejarah Indonesia Modern 1200-2004, terj. Satrio Wahono, dkk, Jakarat: Serambi, 2005. Soekanto, Soerjono, Pokok-pokok Sosiologi Hukum, Jakarta: Raja Grafindo Perkasa, 1999. Swarno, Sri Edi dan Fauzie Ridzal, Satu Abad Bung Hatta: Demokrasi Kita, Bebas Aktif, Ekonomi Masa Depan, Jakarta: UI Press, 2002.
INTERNET
Abidin Bagir, Zainal, “Pengilmuan Islam dan Integrasi Ilmu dengan Etika: Gagasan kuntowijoyo”, situs http://www.crcs.ugm.ac.id yang diakses pada 5 Juni 2009 Azra, Azyumardi, “Konsep Kesejarahan Kuntowijoyo (Pentingnya Imajinasi, Emosi, Institusi, dan Estetika Bahasa yang Khas dalam Penulisan Sejarah)”, http://Ibda.files.wordpress.com/20/08/04/, diakses pada tanggal 28 Oktober 2008. Janah, Maulana, “Indonesia dan Hegemoni Global” (Dept. Keijkaan Publik KAMMI Pusat, 2004-2006) dipublikasikan di internet pada 23/04/06, http://kammi.or.id/ diakses pada tanggal 3 April 2008. Marzuki, Arief Fauzi, “Membangun Semesta Budaya Profetik”, http://www.kompas.com/kompas-cetak/03/09/21, diakses pada tanggal 28 Oktober 2008.
86
Musa,
Adie Usman, “Menuju Tatanan Dunia yang Lebih http://saniroy.wordpress.com diakses pada 28 Oktober 2008.
Baik”
Sani, Halim, “Transformasi Profetik; Upaya Mewujudkan Khairu Ummah, http://halimsani.wordpress.com/2007/09/06/t Susanto, Happy, “Menggagas “Sosiologi Profetik”: Sebuah Tinjauan Awal (Jurnal Pemikiran Islam Vol. 1, No. 2., Juni 2003) http://www.geocities.com/htm, diakses pada tanggal 7 November 2008. Yulianti, Rahmani Timorita “Dimensi Humanitarian dalam Sistem Ekonomi Islam”, http://www.msi-uii.net, diakses pada tanggal 28 Oktober 2008. http://www.goodreads.com/user/created, diakses pada tanggal 7 November 2008. http://www.mediaindo.co.id/, diakses pada tanggal 28 Oktober 2008. http://www.tokohindonesia.com/ensiklopedi/k/kuntowijoyo/indeks.shtml. diakses pada tanggal 28 Oktober 2008. Lihat http://www.pusatbahasa.diknas.go.id/laman/indek.php, diakses pada tanggal 7 November 2008 pada jam 08.00 WIB. http://wapedia.mobi/id/Ilmu_Sosial_profetik yang diakses pada 7 November 2008. http://id.wikipedia.org/w/index.php yang diakses pada 7 November 2008 http://www.eei.fe.umy.ac.id/ yang diakses pada 7 November 2008
CURRICULUM VITAE
Nama
: Santoso Wiryo Kusumo
Tempat/tanggal Lahir
: Depok, 16 Agustus 1983
Agama
: Islam
Alamat
: Jl. Semangka II No. 341 Rt. 4 Rw. 02 Pancoran Mas, Depok 1, Jawa Barat 16432
Nama Ayah
: Usman Arifin (Alm.)
Nama Ibu
: Usmaini Biharningsih
Riwayat Pendidikan
: SD Negeri 03 Depok, Lulus 1995 MTs Daarul ‘Uluum Bogor. Lulus 1998 MA Daarul ‘Uluum Lido, Lulus 2001 UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Masuk 2002sekarang.
Demikian daftar riwayat hidup ini penyusun buat dengan sebenarnya dan dapat dipertanggungjawabkan. Yogyakarta, 26 Mei 2009 M Penulis
Santoso Wiryo Kusumo NIM: 02121056