RELASI MODAL SOSIAL DAN DAYA TAHANUSAHA INDUSTRI KECIL DI KABUPATENPROBOLINGGO 1
Ahmad Sauqi dan 1Amin Pudjanarso 1 Dosen STIE Mandala Jember
[email protected] ABSTRACT
Small industries developed in the hope of reducing the amount of productive forces which will flow into the city, so that the rural economy will move and create jobs and increase income for the community. Small industries experiencing positive growth due to: First, the small business sector is able to survive in the face of the global economic crisis that is relatively unaffected, even still able to grow. Secondly, there is the possibility of large and medium-sized business sector who drowned in floods global economic crisis which eventually shifting economic activity to small businesses. Given the tremendous contribution in the development of small industries that spur economic growth, the government and the community should work to support and maintain it. The ability of small industries to survive and contribute actively to the economic growth due to the effort required by the public for their survival. To determine the forms of social capital in economic activity of small industries that affect the resilience of the business, the process of transformation of social capital into economic capital and social capital design that is ideal for industrial development. This study, using a qualitative approach with domain approach and taxonomy. Keywords: Social Capital, Small Industries, Endurance BAB I. PENDAHULUAN
banyak yang melakukan urbanisasi ke
1.1. Latar Belakang
kota atau memilih bekerja sebagi TKI di
Sektor pertanian yang digunakan sebagai
sumber
nafkah
tradisional
luar negeri.
Solusi yang diharapkan
dapat membantu masalah ini adalah
sepertinya mulai semakin ditinggalkan
mengembangkan
oleh masyarakat pedesaan, hal ini
pedesaan agar tetap bertahan dan terus
terbukti dengan banyaknya lahan yang
tumbuh. Hal ini disebabkan industri
tidak produktif karena pada dasarnya
kecil berperannyata dalam menciptakan
sektor
lapangan kerja baru, sumber daya, dan
pertanian
dianggap
kurang
turut
industri
kecil
di
memberikan pengembangan ekonomi
jasa-jasa
sertamempercepat
yang baik sehingga para petani lebih
pertumbuhan ekonomi nasional (Putra,
53
2003:253). Melihat potensi besar yang dimiliki,
industri
kecilmengalami
1. Bagaimana kecil
keragaan
dilihat
dari
industri
karakteristik
pertumbuhan yang positif menurut
usaha dan kemampuan mengelola
Yustika(2007:18)dikarenakan:
pasar
Pertama,
Kabupaten Probolinggo?
sektor usaha kecil lebih
mampu bertahan dalam menghadapi
di
Kecamatan
2. Bagaimana
Pajarakan
bentuk
dan
badai krisis ekonomi sehingga relatif
karakteristik modal sosial dalam
tidak terpengaruh, bahkantetap bisa
kegiatan ekonomi industri kecil di
tumbuh. Kedua, terdapat kemungkinan
Kecamatan Pajarakan
sektor usaha besar dan menengah
Probolinggo?
banyak
mengalami
Kabupaten
penurunan
3. Bagaimana
kerugian)
bangan
akibat krisis ekonomi global pada
industri
dekade terakhir ini.Modal sosial yang
Pajarakan Kabupaten Probolinggo?
keuntungan
(mengalami
desain
modal
pengem-
sosial
untuk
kecil di Kecamatan
tinggi berkaitan erat dengan kualitas modal manusia yang handal dan modal
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
sosial barulah bernilai ekonomis kalau
2.1. Landasan Teori
dapat
membantu
atau
Teori modal sosial awalnya dipicu
kelompok.Produk relasi mata rantai
oleh tulisan Pierre Bourdie “Le capital
modal sosial sesama pelaku usaha
Social: Notes Povisoires” pada tahun
bisnis industri kecil dapat dilihat pada
1970 namun tidak banyak ilmuwan
Gambar
yang
1.1
individu
berikut
ini.
PEMASARAN INDURSTRI KECIL OLEH PELAKU USAHA
PEMASOK BAHAN BAKU ( PETANI ) RELASI MODAL SOSIAL PENGUSAHA INDUSTRI KECIL PEMASOK BAHAN BAKU
publikasinya Perancis.
perhatian
karena
menggunakan
bahasa
Mereka
baru
Gambar 1.1 Mata rantai modal sosial pada usaha industri kecil 1.2. Rumusan Masalah
melalui tulisan Coleman pada tahun 1988
yang
ditulis
pada
jurnal
American Journal of Sociology yang berjudul “social creation
of
capital
human
akhirnya meyakinkan
54
menaruh
perhatian tentang konsep modal sosial KONSUMEN ( MASYARAKAT )
( PENGEPUL )
menaruh
in
the
capitai”
yang
semua
pihak
bahwa
Colemanlah
pertama konsep
ilmuwan
yang mem-perkenalkan modal
sosial
2008:178).Untuk gambaran
(Yustika,
men-dapatkan
mengenai
kerangka
pemikiran dalam penelitian ini maka Gambar 2.1. Skema kerangka pemikiran dalam penelitian
Kabupaten
Probolinggo(studi
kasus UKM di Kecamatan Pajarakan). 2. Untuk
menganalisis
bentuk
dan karakteristik modal sosial dalam
kegiatan
industri
di
ekonomi Kabupaten
Probolinggo(studi kasus UKM di Kecamatan Pajarakan ). 3. Untuk
Usaha Industri Kecil
mendeskripsikan
desain pengembangan modal Modal Ekonomi
Modal Sosial
Modal Manusia
sosial untuk industri kecil di Kabupaten
Resiproritas
Kepercayaan
Jaringan
Norma
Probolinggo(studi
kasus UKM di Kecamatan Pajarakan).
Net work view ( Hubungan vertikal dan horizontal antar masyarakat dalam komunitas )
3.2 Manfaat Penelitian 1. Memberikan
Bentuk modal sosial Transformasi modal sosial ke modal ekonomi Desain modal sosial yang ideal
kontribusi
kepada
pengusaha
kecil
dalam
industri mengelola
usahanya agar tetap menjaga Daya tahan usaha industri kecil
diperlihatkan
dalam
bentuk
hubungan yang berlandaskan bagan
sebagai berikut:
pada modal sosial yang terjalin selama
ini.
Sehingga
terus
mempertahankan usaha mereka BAB III. TUJUAN DAN MANFAAT 3.1Tujuan Penelitian 1. Untuk
produksi
karakteristik
usaha,
kemampuan mengelola pasar di
meningkatkan
dengan
inovasi-inovasi mendeskripsikan
keragaan industri kecil dilihat dari
serta semakin
melakukan baru tanpa
merubah ciri khas dan keunikan olahan industri kecil yang ada. 2. Sebagai sumbangan pemikiran dan juga bahan informasi kepada
55
pihak-pihak
yang
kepentingan
dalam
berusaha
interaksi sosial masyarakat pada kasus UKM
di
Kecamatan
Pajarakan
industri kecil agar ikut serta
Kabupaten Probolinggo yang menjadi
menjalankan usahanya dengan
tempat aktifitas kegiatan usaha industri
memfungsikan
kecil.
sebagai
modal
modal
sosial yang
4.2 Fokus Penelitian
dapatmenunjang kegiatan usaha
Penentuan fokus suatu penelitian
mereka, sehingga dapat berhasil
memiliki dua tujuan. Pertama, penetapan
dan memiliki daya tahan yang
fokus membatasi studi yang berarti
kuat.
bahwa
3. Sebagai
bahan
dengan
adanya
fokus,
masukan
penentuan tempat penelitian menjadi
kepada pemerintah Kabupaten
lebih layak. Kedua, penentuan fokus
Probolinggo
membuat
secara efektifmenetapkan kriteria untuk
dan
keputusan
menjaring informasi yang mengalir
hubungan
peningkatan
kebijakan dalam
agar
usaha industri kecil, agar tetap diperhatikan
setiap
gerak
masuk. 4.2.1Lokasi Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di
kegiatannya, agar tetap ada
Kecamatan
Pajarakan
koordinasi
Probolinggo.
Pemilihan
positif
antara
Kabupaten lokasi
ini
pengusaha industri kecil dan
didasarkan pada kepadatan penduduk
pemerintah, maka akan tercipta
dan jumlah industri kecil yang ada.
suatu hubungan yang saling
4.2.2Sumber Data
menguntungkan.
Sumber data dalam penelitian
BAB IV. METODE PENELITIAN
kualitatif
adalah
4.1 Rancangan Penelitian
tindakan,
selebihnya
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
metode
penelitian
kualitatif. Dalam konteks penelitian
kata-kata
dan
adalah
data
tambahan seperti dokumen foto dan data statistik. 4.2.3Informan
ini fenomena khusus yang hendak
Informan pertama dipilih secara
diteliti adalah fenomena sosial yang
sengaja (purposive). Dalam purposive
berhubungan dengan perilaku dan 56
sampling pemilihan sekelompok subyek
kategori
lebih
kecil
didasarkan pada ciri-ciri atau sifat-sifat
lainnya.Selanjutnya
untuk
analisis
tertentu yang dipandang mempunyai
taksonomi
dimaksudkan
untuk
sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri
memperjelas
istilah
atau sifat-sifat populasi yang diketahul
perilaku dalam domain khusus, serta
sebelumnya (Sutrisno, 1983:82).
untuk
4.2.4Peristiwa
bagaimanakah istilah/bagian perilaku
Peristiwa dalam penelitian ini adalah
kejadian-kejadian
berkaitan
dengan
yang
yang
menemukan
bagian
bila
dan
itu secara sistimatis diorganisasikan atau dihubungkan.
masalah-masalah 4.5Analisis SWOT
yang diteliti di lapangan.
Analisis
4.2.5 Dokumen Pengertian
atau
dokumen
SWOT
(Strength,
dalam
Weakness, Opportunities dan Threats )
penelitian ini adalah dokumen yang
merupakan salah satu teknik analisa yang
berkaitan dengan masalah, tujuan, dan
digunakan dalam mengintepretasikan
fokus penelitian.
wilayah perencanaan, khususnya pada
4.3 Teknik Pengumpulan Data
kondisi yang sangat kompleks dimana
Pengumpulan penelitian sampai
data
kualitatif pada
dalam
faktor
eksternal
dilaksanakan
memegang
kejenuhan
pentingnya.
tingkat
(saturated) informasi awal, mereka
dan
peran
Analisis
yang
SWOT
ini
internal sama
berguna
yang menguasai data-data yang akan dipilih, calon ini akan berkembang kecalon-calon informan berikutnya. 4.4 Teknik Analisis Data Analisa data yang digunakan dalam
penelitian
ini
adalah
menggunakan analisis Domain dan analisis Taksonomi. Analisis Domain adalah
suatu
kategori
pengertian
Tabel 5.1: Keragaan Industri Kecil Sampel dilihat dari Kemudahan Memperoleh Bahan Baku Tahun 2013 Frequency Percent Valid Cumulative Percent Percent Cukup sulit 1 2,5 2,5 2,5 Mudah 14 35,0 35,0 37,5 Valid Sangat mudah 25 62,5 62,5 100,0 Total 40 100,0 100,0
Sumber: Data primer diolah tahun 2013
apabila
suatu
kawasan
akan
dikembangkan dengan mengkaji semua
budaya yang memasukkan kategori57
aspek yang memengaruhi berupa potensi
mudah. Dari data ini menunjukkan
dan permasalahandari lingkup internal
bahwa dalam melakukan penetrasi
dan eksternal. Kajian ini menggunakan
pasar para pelaku usaha industri kecil
analisisSWOTyang
di
hasilnya
akanmenjadibahandalam konsep,
strategi,
Pajarakan
Probolinggo
tidak
penyusunan
mengalami masalah yang terlalu berat
rencana
dan hal ini merupakan suatu kebaikan
dan
pengembangan.
yang harus selalu dipertahankan oleh
BAB V. ANALISIS DATA DAN Tabel 5.2: Keragaan Industri Kecil Sampel dilihat dari Tingkat Komersialisasi yakni Potensi Pasar Tahun 2013
PEMBAHASAN 5.1
Analisis Data
Frequency Percent
5.1.1 Keragaan Industri Kecil 5.1.1.1 Karakteristik Usaha Berdasarkan pengamatan di lapang 97,5% responden merasa tidak
mengalami
memperoleh bahan baku, hanya sekitar cukup
2,5% responden merasa kesulitan
Kurang Potensial
1
2,5
2,5
2,5
Cukup Potensial
2
5,0
5,0
7,5
30
75,0
75,0
82,5
7
17,5
17,5
100,0
Valid Potensial Sangat Potensial
kesulitan
Total
40
Tabel 5.3:
Keragaan Industri Kecil Sampel dilihat dari Tingkat Komersialisasi yakni Kemampuan Penetrasi Pasar Tahun 2013
dalam
Frequency Percent
Keragaan industri di Kecamatan Pajarakan Probolinggo ditinjau dari potensi pasarnya memiliki pasar
Valid
atau
75%
responden menyatakan bahwa potensi
pasarnya
Cukup Mudah Mudah Sangat Mudah Total
yang potensial karena 30 orang dari responden
6 28 6 40
Valid Cumulative Percent Percent 15,0 15,0 15,0 70,0 70,0 85,0 15,0 15,0 100,0
100,0
100,0
Sumber: Data primer diolah tahun 2013
Tabel 5.4: Keragaan Industri Kecil Sampel dilihat Teknologi Proses Produksi Tahun 2013
adalah Frequency Percent
potensial. Berdarkan data dari lapang yang telah diolah terdapat 15 persen penetrasi pasar cukup mudah, 70% mudah, dan 15% sangat
58
100,0 100,0
Sumber: Data primer diolah tahun 2013
memperoleh bahan baku.
40
Valid Cumulative Percent Percent
Valid
Valid Cumulative Percent Percent
Sederhana
22
55,0
55,0
55,0
Semi Sederhana
17
42,5
42,5
97,5
1
2,5
2,5
100,0
40
100,0
100,0
Modern Total
Sumber: Data primer diolah tahun 2013
para pelaku industri kecil di daerah ini.
informasi pasar. Usaha industri kecil di
Umumnya usaha industri kecil di
Pajarakan
Pajarakan Probolinggo
menggunakan
berpengaruh pada waktu ada 32,5% dari
teknologi produksi yang sederhana. Hal
keseluruhan responden, untuk 67,5%
ini tampak dari pengamatan bahwa
dari responden menyatakan bahwa usaha
sekitar 55%
kecil mereka berpengaruh pada waktu.
mereka
teknologi yang produksi
mudah
sederhana.
yang
mempunyai
Proses
sederhana
kelemahan
ditiru
mempunyai
menggunakan
dalam
Sejumlah
37,5%
yang
lokasi
tidak
produksi
cukup mendukung, 50% mendukung
yakni
dan 5% sangat mendukung.
tidak
Berdasarkan pengamatan di lapang dilihat
monopoli
kualitas produksi hasil industri kecil di
arti
karakter
bisa
Probolinggo
alamiah.
Pajarakan Probolinggo termasuk baik.
Tabel 5.5: Keragaan Pasar Produk Industri Kecil Sampel dilihat dari Karakteristik Waktu Tahun 2013 Frequency Percent
Valid
Valid Percent
Cumulative Percent
Tidak Berpengaruh
13
32,5
32,5
32,5
Cukup Berpengaruh
16
40,0
40,0
72,5
Berpengaruh
9
22,5
22,5
95,0
Sangat Berpengaruh
2
5,0
5,0
100,0
40
100,0
100,0
Total
Sumber: Data primer diolah tahun 2013 5.1.1.2 Karakateristik Pasar Produk Industri Kecil Kajian
ini
karakteristik
pasar
produk industri kecil mempunyai indikator antara lain dalam konteks
Tabel 5.6: Keragaan Industri Kecil Sampel dilihat dari Lokasi Produksi dan Terhadap Pasar Tahun 2013
pengaruh waktu, pengaruh tempat, Frequency Percent
harga produksi, layanan pasar,dan
Valid Cumulative Percent Percent
Cukup Mendukung
15
37,5
37,5
37,5
Mendukung
20
50,0
50,0
87,5
Valid Sangat Mendukung
5
12,5
12,5 59
100,0
40
100,0
Total
Sumber: Data primer diolah tahun 2013
100, 0
Tabel 5.7: Keragaan Industri Kecil Sampel dilihat dari Kualitas Produksi Tahun 2013 Frequency Percent
Valid Cumulative Percent Percent
Cukup Standart
20
50,0
50,0
50,0
Valid Sesuai Standart
20
50,0
50,0
100,0
40
100,0
100,0
Total
tentang yang
harga sangat
informasi
sedangkan memahami
tentang
harga
hanya 12,5%.
Sumber: Data primer diolah tahun 2013
Tabel 5.8: Keragaan Industri Kecil dilihat dari Kemampuan Melayani Konsumen Tahun 2013 Frequency Percent cukup melayani keinginan konsumen Valid sesuai keingan konsumen melebihi harapan konsumen Total
Valid Cumulative Percent Percent
16
40,0
40,0
40,0
23
57,5
57,5
97,5
1
2,5
2,5
100,0
40
100,0
100,0
Sumber: Data primer diolah tahun 2013 Kemampuan
melayani
konsumen memiliki persentase
Tabel 5.9: Keragaan Industri Kecil dilihat Kemampuan menggali Informasi Tentang Rasa/Rupa yang dimaui Konsumen Tahun 2013 18
Valid Cumulative Percent Percent 45,0 45,0 45,0
17
42,5
42,5
87,5
5
12,5
12,5
100,0
40
100,0
100,0
Frequency Percent
40%
(cukup
keinginan 57,5%
melayani
konsumen (sesuai
dan
keinginan
konsumen).
cukup memahami selera pasar mampu memahami selera pasar Valid sangat mampu memahami selera pasar Total
Sumber: Data primer diolah tahun 2013 5.1.1.3 Kemampuan
Mendapatkan
Informasi Selera Konsumen Berdasarkan
pengolahan
hasil
penelitian terdapat 45% para pelaku usaha industri kecil di Pajarakan Probolinggo sudah cukup mampu memahami selera pasar, 42,5% sudah mampu memahami selera pasar,40% cukup mampu mengelola informasi 60
Tabel 5.10: Keragaan Industri Kecil dilihat Kemampuanmenggali yang Diingini Konsumen Tahun 2013 Frequency
Percent
Informasi Tentang Harga
Valid Percent
Cumulative Percent
cukup mampu memahami informasi tentang harga mampu memahami informasi harga
Valid
sangat memahami informasi tentang harga Total
16
40,0
40,0
40,0
18
45,0
45,0
85,0
6
15,0
15,0
100,0
40
100,0
100,0
Sumber : Data primer diolah tahun 2013 5.1.2 Bentuk-Bentuk Modal Sosial Industri Kecil 5.1.2.1 Resiprositas
5.1.2.2 Kepercayaan (Trust) Kepercayaan atau trust pada pelaku
(Hubungan
usaha industri kecil di Kecamatan
Timbal Balik)
Pajarakan Probolinggo menunjukkan
Resiprositas adalah modal sosial yang
bahwa
diwarnai oleh kecenderungan saling
percaya,hanya 17,5% responden yang
tukar kebaikan antar individu dalam
kurang
suatu kelompok atau antar kelompok
peningkatan
itu. Terdapat 45% responden sangat
adanya trust.
percaya
dengan
adanya
45%
responden
percaya usaha
terhadap sebagai
sangat
adanya akibat
hubungan
timbal balik. Tabel 5.11: Keragaan Industri Kecil Sampel dilihat dari Kemampuan dan kepercayaan terhadap interaksi timbal balik Tahun 2013 Frequency Percent kurang percaya cukup percaya Valid percaya sangat percaya Total
7 11 4 18 40
17,5 27,5 10,0 45,0 100,0
Valid Cumulative Percent Percent 17,5 17,5 27,5 45,0 10,0 55,0 45,0 100,0 100,0
Sumber: Data primer diolah tahun 2013
61
Tabel 5.12: Keragaan Industri Kecil Sampel dilihat dari Kemampuan dan Kepercayaan terhadap interaksi timbal balik Tahun 2013 Frequency Percent kurang percaya cukup percaya Valid percaya sangat percaya
7 11 4 18
17,5 27,5 10,0 45,0
Valid Cumulative Percent Percent 17,5 17,5 27,5 45,0 10,0 55,0 45,0 100,0
Sumber: Data primer diolah tahun 2013 5.1.3 Analisa SWOT Hasil
dari
analisis
SWOT
disajikan pada Tabel IFAS dan EFAS berikut ini.
Tabel 5.13: IFAS Daya Tahan Usaha Industri Kecil Faktor-Faktor Strategi Internal BobotRating Kekuatan Keadaan industri 0.3 4 dalam mendapatkan bahan baku Keberadaan lokasi 0.3 3 industri terhadap pasar Kualitas hasil industri 0.2 3 Pelayanan terhadap 0.2 3 konsumen FSub Total 1 Kelemahan Teknologi yang 0.5 1 digunakan dalam proses produksi Pengaruh waktu 0.5 2 terhadap industri Sub Total 1 Total Sumber: Analisis Data
62
Bxr 1.2 0.9 0.6 0.6 3.3 0.5 1 1.5 1.8
Tabel 5.14: EFAS Daya Tahan Usaha Industri Kecil Faktor-Faktor Strategi Bobot Rating Bxr Internal Peluang Trus dalam 0.3 4 1.2 pengembangan industri Resiprositas 0.3 4 1.2 dalam pengembangan industri Potensi pasar 0.2 3 0.6 terkait hasil industri Penetrasi pasar 0.2 3 0.6 Sub Total 1 3.6 Ancaman Memahami 0.5 3 1.5 harga yang diinginkan konsumen Memahami 0.5 3 1.5 selera konsumen Sub Total 3 Total 0.6 Sumber: Analisis Data
Berdasarkan hasil perhitungan
Berdasarkan hasil analisis data
yang diperoleh dari tabel IFAS dan
menunjukkan bahwa usaha industri
EFAS maka nilai-nilai yang diperoleh
kecil
yaitu sebagai berikut:
Probolingo 97,5% responden merasa
= Kekuatan + Kelemahan = 3.3+ (-1.5)
mengalami
Pajarakan
kesulitan
Pajarakan
Sumbu Y = Peluang + Ancaman = 3.6 + (-3)
memperoleh
bahan baku, ditinjau dari potensi pasarnya,usaha
= 1,8
Y
Kecamatan
tidak
Sumbu X X
di
industri
memiliki
kecil
pasar
di yang
potensial karena 30 orang dari 40 responden
atau
75%
responden
menyatakan bahwa potensi pasarnya
= 0.6
adalah potensial, mengenai penetrasi pasar terdapat terdapat 15% penetrasi pasar cukup mudah,70% mudah, dan 15% sangat mudah, teknologi dalam mengolah industri masih sederhana hal ini ditunjukkan dengan angka 55% pelaku
usaha
Pajarakan
industri
Probolinggo
menggunakan Gambar 5.1 Strategi Pengembangan Strategi pengembangan agresif dapat
diterapkan,
titik
koordinat
menunjukkan nilai (1.8, 0.6) yaitu pada kuadran 1 dimana ini merupakan situasi yang sangat baik karena ada kekuatan yang dimanfaatkan untuk meraih peluang yang menguntungkan.
kecil
teknologi
di
masih yang
sederhana. Karakteristik
pasar
produk
industri kecil mempunyai indikator antara lain dalam konteks pengaruh waktu, produksi,
pengaruh
tempat,
layanan
pasar
harga dan
informasi pasar. Usaha industri kecil di Pajarakan
Probolinggo
yang
tidak
berpengaruh pada waktu ada 32,5% dari 5.2 Pembahasan
keseluruhan responden, untuk 67,5%dari
63
responden menyatakan bahwa usaha
konsumen
kecil
pada
menunjukkan bahwa para pelaku usaha
waktu,angka ini memang pantas karena
industri kecil di Pajarakan Probolinggo
mayoritas masyarakat pelaku usaha
memang benar-benar berupaya dalam
industri kecil di Pajarakan Probolinggo
rangka
bergerak
keinginan dari konsumen atas produk
mereka
berpengaruh
dalam
bidang
usaha
pengolahan hasil laut seperti ikan teri,udang, dan pembuatan terasi. Dari
),berdasarkan
memenuhi
baik
kemungkinan
industri
kecil
lain
di
usaha
atau
Pelaku bisnis yang memahami selera
dengankata
harapan
ini
yang diciptakan.
sisi lokasi usaha secara umum termasuk atau
data
konsumen lebih
memiliki besar
dalam
Pajarakan
meraih kesuksesan berbisnis, karena
Probolinggo sudah memiliki lokasi
bagaimanapun kepuasan konsumen
usaha yang mendukung. Sejumlah
adalah
37,5%
cukup
berdampak pada setiap perkembangan
mendukung,50% mendukung dan 5%
suatu usaha. Berdasarkan pengolahan
sangat mendukung,hal ini menandakan
hasil penelitian terdapat 45% para
bahwa para pelaku usaha industri kecil
pelaku
di Pajarakan Probolinggo sudah cukup
Pajarakan Probolinggo sudah cukup
mengerti pentingnya lokasi usaha yang
mampu
berdekatan
untuk
42,5%
sudah
mampu
memahami
mereka.
selera
pasar,
untuk
pengelolaan
lokasi
memasarkan
produksi
dengan
pasar
produksi
hal
usaha
informasi
pajarakan termasuk
pelaku
hal ini
mengenai
usaha
yang
industri
memahami
Kualitas produksi hasil industri kecil di baik,
utama
akan
kecil
selera
pasar,
harga
industri
di
kecil
40% di
terbukti bahwa 50% produksi industri
Pajarkan Probolinggo cukup mampu
kecil tersebut berkualitas cukup standar
mengelola informasi sedangkan yang
dan 50% bahkan sesuai standar. Dilihat
sangat memahami informasi tentang
dari kemampuan melayani konsumen
harga hanya 6%.
usaha
kecil
di
daerah
Pajarakan
Resiprositas adalah modal sosial
Probolinggo memiliki persentase 40%
yang diwarnai oleh kecenderungan
(cukup
saling
melayani
keinginan
konsumen)dan 57,5%(sesuai keinginan
64
tukar kebaikan antar individu dalam
suatu kelompok atau antar kelompok.
produksi masih sederhana, usaha kecil
Berdasarkan
kuesioner
mereka berpengaruh pada waktu,lokasi
membuktikan bahwa para pelaku usaha
usaha mereka cukup mendukung untuk
industri kecil di Pajarakan Probolinggo
pengembangan
45%
kedepannya,kualitas
penyebaran
respondennya sangat percaya
dengan
adanya
hasil
produksi
timbal
cukup baik dan dari segi pelayanan
bahwa
kepada konsumen juga sudah baik.
masyarakat pelaku usaha industri kecil
Pelaku usaha industri kecil di Pajarakan
saling
Probolinggo
balik,ini
hubungan
usaha
menunjukkan
mengadakan
hubungan
erat
juga
sudah
mampu
terkait dengan para pemasok bahan
memahami selera pasar dan juga mampu
baku maupun para pedagang yang
memahami informasi mengenai harga
membeli
produk
yang
kemudian
dijual
mereka lagi.
untuk
diinginkan
pasar.
Mengenai
Mengenai
resiprositas dan trust masyarakat pelaku
kepercayaan (trust) usaha industri kecil
industri kecil di Pajarakan Probolinggo
di Pajarakan Probolinggo terdapat 45%
percaya bahwa hubungan timbal balik
responden sangat percaya,hanya 17,5%
dan kepercayaan dapat meningkatkan
responden yang kurang percaya.
usaha mereka. Pembangunan
BAB
VI.
KESIMPULAN
DAN
modal
sosial
dalam bentuk pemeliharaan hubungan
SARAN
baik antar teman, saudara, dan tetangga
6.1 Kesimpulan
dapat
Berdasarkan
perkembangan
dari
usaha industri kecil semakin pesat
pembahasan maka dapat disimpulkan
disebabkan akan banyak kemudahan
bahwa:
yang
Usaha Kecamatan tidak
hasil
menciptakan
industri Pajarakan
mengalami
kecil
di
Probolinggo
baik
dari
segi
memperoleh bahan baku, saat proses produksinya
serta
pemasarannya.
dalam
Modal sosial berupa resiprositas dan
potensi
trust dapat memberikan ketahanan pada
pasarnya potensial,penetrasi pasarnya
usaha industri kecil dan hal ini terbukti
juga tergolong mudah,namun dari segi
dengan banyaknya usaha industri kecil
mendapatkan
kesulitan
didapat
bahan
baku,
penggunaan teknologi dalam proses
65
yang tidak gulung tikar saat negara
serta para pemasar dari produk hasil
mengalami krisis ekonomi.
olahannya. DAFTAR PUSTAKA
6.2 Saran Berdasarkan kesimpulan di atas, dikemukakan saran-saran khususnya
Yustika. A. E. 2007. Perekonomian
untuk pelaku usaha industri kecil serta
Indonesia Satu Dekade Pasca
beberapa lembaga yang terkait dalam
krisis Ekonomi.
usaha industri kecil sebagai berikut:
Universitas Brawijaya. Malang.
Pelaku usaha industri kecil di Pajarakan
Probolinggo
perlu
Yustika.
A,
E.
2008.
dan
teknologi produksi, mengingat masih
Publishing. Malang.
masih
menggunakan
teknologi
sederhana dalam proses produksinya maka perlu
adanya
pendampingan
dengan upaya membangun kemitraan dalam menyediakan alat-alat produksi yang akan lebih mendukung kelancaran produksinya,
pelatihan
dalam
hal
finishing (packing) produk juga perlu diberikan pelatihan agar produk lebih tinggi
nilai
jualnya.
Terakhir,
diharapkan pelaku usaha industri kecil di Pajarakan Probolinggo agar selalu berinovasi dalam menciptakan produk hasil olahannya serta berusaha tetap membina
hubungan
baik
dengan
penyedia bahan baku, para pekerja
66
Ekonomi
Kelembagaan Definisi, Teori,
pengembangan dalam hal penggunaan
banyaknya pelaku industri kecil yang
BPFE
Strategi.
Bayumedia