50
REKOMENDASI PENINGKATAN PEMANFAATAN POSYANDU OLEH IBU BALITA BERDASARKAN ANALISIS TOTAL CUSTOMER SACRIFICES RECOMMENDATIONS FOR POSYANDU UTILIZATION IMPROVEMENT AMONG MOTHERS OF UNDERFIVE CHILDREN BASED ON TOTAL CUSTOMER SACRIFICES ANALYSIS Nurul Hidayatul Mukaromah, Ratna Dwi Wulandari Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga, Surabaya Email:
[email protected]
ABSTRACT The coverage of under-five children weighed is an indicator of community participation in Posyandu. During 2012 until 2014, Puskesmas Kenjeran had not reached the target of this indicator. The objective of this study is to arrange recommendations for Posyandu utilization improvement based on total customer sacrifice analysis. This was a quantitative analytical study with observational approach and cross sectional design. The sampling was calculated by using multistage random sampling method. The interviews through instrument were conducted to 112 respondents to obtain information on Posyandu utilization and respondents sacrifice required to utilize Posyandu. The results showed that respondents thought time was the greatest sacrifice among monetary, energy, and psychological sacrifices. Spearman correlation test on any sacrifice required showed significant correlation (p<0.05), except for monetary sacrifice.This study concluded that even total customer sacrifices was very small, but the huge expense of time spent still made respondents to be less likely to utilize Posyandu. Therefore, efforts are needed to reduce the magnitude of the sacrifice required by community utilizing Posyandu in Puskesmas Kenjeran area. Keywords: Posyandu utilization, total customer sacrifices, under-five children weighed
PENDAHULUAN
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota
Keberhasilan
pembangunan
kesehatan
Surabaya pada tahun 2012 sampai dengan tahun
aktif
2014, salah satu kecamatan yang memiliki angka
pelayanan
cakupan balita ditimbang di bawah target yaitu
kesehatan. Peranan aktif masyarakat dan swasta
berada pada wilayah kerja Puskesmas Kenjeran
dalam
kesehatan
Kota Surabaya, yaitu sebesar 74,33 % (target 75%
masyarakat strata pertama dapat diwujudkan melalui
pada tahun 2012), 68,30 % (target 80% pada tahun
berbagai upaya, yaitu dimulai dari diri sendiri,
2013), dan 79,9 % (target 85% pada tahun 2014).
keluarga sampai dengan upaya kesehatan yang
Belum tercapainya target cakupan balita ditimbang
bersumberdaya
tersebut mengindikasikan bahwa partisipasi ibu
Indonesia
tidak
masyarakat
melalui
terlepas
dalam
dari
memanfaatkan
penyelenggaran
Pos
partisipasi
upaya
masyarakat Pelayanan
(UKBM), Terpadu
termasuk (Posyandu)
(Kemenkes RI, 2011). Salah satu dari 5 program prioritas Posyandu adalah perbaikan gizi melalui kegiatan pembinaan gizi masyarakat, di mana cakupan balita ditimbang yang dapat mencerminkan partisipasi ibu balita dalam memanfaatkan Posyandu merupakan
salah
satu
indikator
yang
dapat
digunakan untuk menilai keberhasilan program tersebut (Kemenkes RI, 2014).
balita
dalam
memanfaatkan
Posyandu
untuk
menimbang anak umur 0-59 bulan (balita) dalam upaya pemantauan pertumbuhan masih belum optimal.
Hal
tersebut
merupakan
suatu
permasalahan yang perlu untuk segera ditangani. Penelitian
ini
bertujuan
rekomendasi
sebagai
pemanfaatan
Posyandu
untuk upaya
oleh
ibu
menyusun peningkatan balita
yang
merupakan customer dari Posyandu bedasarkan
Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia Volume 3 Nomor 1 Januari-Juni 2015
51
analisis total customer sacrifices. Hasil penelitian
tersebut
diharapkan
masyarakat.
dapat
menjadi
masukan
untuk
dapat
dilihat
dari
Partisipasi
tingkat
partisipasi
masyarakat
dalam
meningkatkan pelayanan Posyandu di wilayah kerja
pemanfaatan Posyandu adalah keikutsertaan ibu
Puskesmas Kenjeran Kota Surabaya sehingga dapat
balita pada pelayanan kesehatan balita di Posyandu.
mengurangi pengorbanan yang dikeluarkan oleh
Tingkat
customer.
pemanfaatan Posyandu dapat dilihat dari indikator
partisipasi
masyarakat
terhadap
cakupan balita ditimbang yang merupakan salah PUSTAKA
satu indikator keberhasilan Posyandu dalam usaha
Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu)
perbaikan gizi (Kemenkes RI, 2014).
Pos
Pelayanan
Terpadu
(Posyandu)
Total Customer Sacrifices Total
merupakan perpanjangan tangan puskesmas yang
Customer
Sacrifices
merupakan
memberikan pelayanan dan pemantauan kesehatan
bagian dari salah satu atribut customer value, yaitu
yang adalah
dilaksanakan salah
satu
secara bentuk
terpadu.
Posyandu
keseluruhan pengorbanan yang dikeluarkan oleh
upaya
kesehatan
customer
dalam
kaitannya
dengan
penawaran
bersumber daya masyarakat yang dikelola dan
pasar, baik berupa pengorbanan dalam bentuk
diselenggarakan dari, oleh, untuk, dan bersama
moneter, waktu, tenaga, maupun psikis (Kotler &
masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan
Armstrong, 2001). Nilai pelanggan (customer value)
kesehatan (Iswarawanti, 2010). Posyandu berfungsi
adalah nilai yang dipersepsikan berdasarkan selisih
sebagai wadah pemberdayaan masyarakat dalam
antara total manfaat dan total pengorbanan yang
alih informasi dan keterampilan dari petugas kepada
dikeluarkan oleh customer (Kotler & Keller, 2009).
masyarakat dan antar sesama masyarakat dalam
Pengorbanan yang telah dikeluarkan oleh customer
rangka mempercepat penurunan Angka Kematian
untuk mendapatkan barang atau jasa terdiri dari
Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB), dan Angka
aspek moneter seperti harga (Kotler & Keller, 2009)
Kematian Balita (AKABA), serta sebagai wadah
dan aspek non moneter seperti waktu, biaya
untuk mendekatkan pelayanan kesehatan dasar
pencarian, dan usaha secara fisik (Pura, 2005)
(Kemenkes RI, 2011).
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
Pada
pelayanan
kesehatan
berbentuk
kepuasan customer (Krisno & Samuel, 2013).
Upaya Kesehatan Bersumber daya Masyarakat
Menurut Kotler & Keller (2003), upaya
(UKBM) seperti Posyandu yang menawarkan produk
mengurangi pengorbanan yang dikeluarkan, baik
pelayanan berupa jasa, di mana produk berupa jasa
pengorbanan
mempunyai atribut pengalaman dan kepercayaan
pengorbanan tenaga, dan pengorbanan psikis,
yang tinggi (Kotler & Keller, 2009), dan dapat
merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan
berpengaruh terhadap nilai yang dirasakan serta
untuk meningkatkan nilai pelanggan (customer
kepuasan customer (Chen & Lin, 2014), tingkat
value).
pemanfaatan
terdapat pengaruh signifikan antara customer value
terhadap
pelayanan
kesehatan
moneter,
Arisandi
pengorbanan
(2014) menyebutkan
Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia Volume 3 Nomor 1 Januari-Juni 2015
waktu,
bahwa
52
terhadap pemanfaatan Posyandu, khususnya pada
kedatangan responden ke posyandu dibandingkan
penimbangan
upaya
dengan jumlah kedatangan yang seharusnya. Data
pengurangan pengorbanan tersebut dapat menjadi
tersebut dikategorikan menjadi sangat jarang hingga
pilihan untuk meningkatkan nilai dari pemanfaatan
selalu datang ke Posyandu, yaitu sangat jarang
Posyandu
(<60%), jarang (60%-<85%), sering (85%-<100%),
balita.
oleh
Oleh
ibu
balita
karena
itu,
sehingga
frekuensi
dan selalu (100%). Sedangkan data penilaian
kedatangan ke Posyandu dapat meningkat.
terhadap
pengorbanan
yang
dikeluarkan
dikategorikan menjadi sangat kecil hingga sangat
METODE Penelitian
ini
merupakan
penelitian
besar berdasarkan perhitungan indeks, yaitu sangat kecil
(1,00<x≤1,75),
(1,75<x≤2,5),
besar
kuantitatif dengan jenis penelitian analitik dan
kecil
menggunakan pendekatan observasional dengan
(2,5<x≤3,25), dan sangat besar (3,25<x≤4). Hasil
rancang bangun cross sectional. Populasi pada
tersebut kemudian dianalisis
penelitian adalah semua ibu balita (ibu maupun
Korelasi Spearman untuk mengetahui ada tidaknya
pengasuh bayi usia 0-59 bulan) di wilayah kerja
hubungan antara pengorbanan yang dikeluarkan
Puskesmas Kenjeran Kota Surabaya. Besar sampel
dengan
pemanfaatan
penelitian adalah 112 responden. Responden ini
dengan
menggunakan
berasal dari salah satu kelurahan dengan cakupan
dijadikan
balita ditimbang terendah yang dipilih secara acak
menyusun
menggunakan metode multistage random sampling.
pemanfaatan
Wawancara langsung dengan instrumen penelitian
Puskesmas Kenjeran Kota Surabaya.
sebagai
menggunakan Uji
Posyandu. studi
dasar
rekomendasi
Analisis
literatur kemudian
pertimbangan untuk
Posyandu
hasil
oleh
untuk
meningkatkan ibu
balita
di
kepada responden yang sebagian besar masih berpendidikan rendah dilakukan dari rumah ke
HASIL & PEMBAHASAN
rumah sesuai dengan kesepakatan. Penelitian ini
Pemanfaatan Posyandu oleh Ibu Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Kenjeran Kota Surabaya
dilakukan selama Maret hingga Mei 2015. Data primer yang dikumpulkan melalui wawancara
ditujukan
mengetahui
salah satu bentuk upaya kesehatan bersumber daya
pemanfaatan Posyandu dan penilaian ibu balita
masyarakat yang dikelola dan diselenggarakan dari,
terhadap pengorbanan yang dikeluarkan dalam
oleh, untuk, dan bersama masyarakat (Iswarawanti,
pelayanan penimbangan balita di Posyandu. Data
2010) di wilayah kerja Puskesmas Kenjeran Kota
yang telah diperoleh kemudian dilakukan proses
Surabaya ditunjukkan dari frekuensi kedatangan
cleaning
dikategorikan
responden
dibuat.
Data
pelayanan penimbangan balita. Hasil penelitian
diperoleh
dari
menunjukkan bahwa mayoritas responden sebesar
dan
berdasarkan pemanfaatan frekuensi
coding,
kriteria
yang
Posyandu
kedatangan
dikategorikan
untuk
Pemanfaatan Posyandu yang merupakan
serta telah yang
responden ke Posyandu
berdasarkan
persentase
jumlah
32,1%
ke
jarang
Posyandu
datang
ke
untuk
memanfaatkan
Posyandu,
artinya
kedatangan responden ke Posyandu masih kurang
Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia Volume 3 Nomor 1 Januari-Juni 2015
53
dari 60% kedatangan yang seharusnya. Hal ini
Analisis Total Customer Sacrifices
menunjukkan bahwa pemanfaatan Posyandu di
Pengorbanan
yang
dikeluarkan
oleh
wilayah kerja Puskesmas Kenjeran Kota Surabaya
customer dikelompokkan menjadi empat jenis yaitu
masih tergolong rendah. Karakteristik responden
pengorbanan
yang mayoritas bekerja sebagai ibu rumah tangga
pengorbanan tenaga, dan pengorbanan psikis. Hasil
yang
hasil
penelitian mengenai penilaian customer terhadap
tangkapan ikan maupun kerang menjadi alasan
keseluruhan pengorbanan yang dikeluarkan dapat
responden untuk jarang datang ke Posyandu guna
ditampilkan pada Tabel 1.
membantu
suaminya
mengolah
moneter,
pengorbanan
waktu,
memanfaatkan jasa pelayanan penimbangan balita. Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui bahwa total Karakteristik
pembeli
atau
pengguna customer
sacrifices
yang
dikeluarkan
oleh
produk baik barang maupun jasa menjadi salah satu aspek yang turut memberikan pengaruh terhadap persepsi
dan
reaksinya
atas
produk
yang
dikonsumsi (Kotler & Armstrong, 2001). Produk berupa jasa penimbangan balita di Posyandu yang mempunyai atribut pengalaman dan kepercayaan yang tinggi juga dapat berpengaruh terhadap nilai
responden dalam pelayanan penimbangan balita di Posyandu wilayah kerja Puskesmas Kenjeran Kota Surabaya termasuk dalam kategori sangat kecil (1,48).
Dari
keempat
jenis
pengorbanan,
pengorbanan moneter dan pengorbanan psikis sudah dirasakan sangat kecil oleh responden.
yang dirasakan dan kepuasan customer ketika
Pengorbanan waktu dan pengorbanan tenaga juga
memanfaatkannya (Chen & Lin, 2014). Adanya
sudah dirasakan kecil, namun pada beberapa
pengalaman
indikator
kurang
menyenangkan
yang
masih
ada
yang
dinilai
besar
oleh
didapatkan responden ketika mengonsumsi jasa
customer, yaitu pada indikator kedua dan ketiga
pelayanan
penimbangan
terkait waktu dan tenaga yang dikeluarkan untuk
cenderung
dapat
balita
mempengaruhi
di
Posyandu penilaiannya
menunggu
antrian
penimbangan
balita
dan
terhadap besar pengorbanan yang dikeluarkan.
serangkaian proses pelayanan. Pengorbanan yang
Pengalaman tersebut dapat berupa adanya rasa
telah dikeluarkan oleh customer untuk mendapatkan
ketidakyamanan yang didapatkan responden, salah
barang
satunya karena ruangan Posyandu di wilayah kerja
signifikan
Puskesmas Kenjeran Kota Surabaya yang sempit
memanfaatkan barang atau jasa tersebut (Krisno &
dan panas sehingga cenderung membuat balita
Samuel, 2013).
atau
jasa
terhadap
mempunyai kepuasan
pengaruh customer
yang dalam
rewel dan menangis, serta susah dibujuk untuk
Pengorbanan moneter berkaitan dengan
ditimbang. Kotler & Keller (2009) menyatakan bahwa
biaya finansial yang dikeluarkan oleh customer
melalui pengalaman dan pembelajaran masyarakat
dalam
akan mendapatkan keyakinan dan sikap yang selanjutnya dapat mempengaruhi perilaku pembelian atau konsumsi atas suatu produk.
balita
memanfaatkan di
dikeluarkan
Posyandu. untuk
pelayanan Pengorbanan mendapatkan
penimbangan biaya
yang
pelayanan
penimbangan balita di Posyandu termasuk biaya
Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia Volume 3 Nomor 1 Januari-Juni 2015
50
Tabel 1 Penilaian terhadap Customer Sacrifices dalam Pelayanan Penimbangan Balita di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Kenjeran Kota Surabaya Penilaian terhadap Customer Sacrifices Jenis Pengorbanan
Sangat Kecil
n % Pengorbanan Moneter Biaya transportasi 89, 100 3 Biaya sukarela 91, 102 1 Biaya lain 92, 103 0
Kecil
Besar
n
n
%
%
Nilai Total
Sanga t Besar n %
9
8,0
3 2,7
0
0
8
7,1
2 1,8
0
0
8
7,1
1 0,9
0
0
Jumla h
N
%
11 2 11 2 11 2
10 0 10 0 10 0
Nilai rata rata
(F x Bobo t 127
1,13
121
1,08
122
1,09
Rata-rata Pengorbanan Waktu Lama waktu 92 perjalanan Lama waktu antrian 4 Lama pelayanan
waktu
1
Pengorbanan Tenaga Tenaga menuju 90 Posyandu Tenaga menunggu 5 waktu pelayanan Tenaga mengikuti 3 pelayanan Pengorbanan Psikis Rasa malu
92
Rasa khawatir atas 84 pelayanan kader Rasa khawatir meninggalkan 73 pekerjaan
80, 16, 18 0 4 1 43, 5 4,5 49 8 2 27, 2,7 31 65 7 Rata-rata
65, 23, 26 2 2
0
0
0
45, 13, 15 5 4 67, 18, 21 9 8
-0,150
0,115
11 2 11 2 11 2
10 0 10 0 10 0
132
1,18
301
2,69
-0,216
0,022*
341
3,04
-0,337
0,000*
-0,423
0,000*
-0,364
0,000*
2,30 0
4
3,6
46, 6 5,4 4 58, 11, 13 0 6
11 2 11 2 11 2
10 0 10 0 10 0
142
1,27
283
2,53
311
2,78 2,19
11 2 11 2
10 0 10 0
0
11 2
10 0
0
11 2
10 0
6
5,4
2
1,8
9
8,0
0
0
13
11, 6
0
Rata-rata Total Customer 54, 42, 61 48 3 sacrifices 5 9 Keterangan : * berhubungan signifikan
sangat
Sig. (2-tailed) α 0,05
1,10
82, 17, 20 0 1 9 37, 5 3,6 42 5 1 12, 0,9 14 76 5 Rata-rata
82, 10, 12 1 7 75, 17, 19 0 0
Koef. Korela si
142
1,27
149
1,33
164
1,46 1,35
2,7
0
166
1,48
perjalanan menuju Posyandu sudah dinilai
APBD Kota Surabaya, iuran masyarakat secara
kecil.
sukarela, dan sumber dana lainnya.
Posyandu
Hal
yang
tersebut mudah
dikarenakan
dijangkau
dan
lokasi sifat
Hasil penelitian menunjukkan tidak ada
Posyandu yang tidak boleh melakukan penarikan
hubungan
yang
uang
responden
terhadap
yang
dapat
membebankan
pengunjung
signifikan
antara
keseluruhan
penilaian
pengorbanan
Posyandu. Sumber dana untuk pembiayaan dalam
moneter dengan frekuensi kedatangan responden
penyelenggaraan
kerja
untuk memanfaatkan pelayanan penimbangan balita
Puskesmas Kenjeran Kota Surabaya berasal dari
di Posyandu. Meskipun responden telah merasakan
Posyandu
di
wilayah
keseluruhan
pengorbanan moneter
Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia Volume 3 Nomor 1 Januari-Juni 2015
yang
kecil,
55
namun hal tersebut tidak menjadi alasan responden
yang cukup lama, yaitu maksimal 60 menit. Menurut
untuk lebih cenderung memanfaatkan pelayanan
Panduan Tenaga Pelaksana Gizi Puskesmas dalam
penimbangan balita di Posyandu. Hal tersebut
Pembinaan Kader Posyandu (Kemenkes RI, 2012),
menunjukkan bahwa faktor pengorbanan moneter
jumlah balita dalam satu Posyandu yang ideal
tidak begitu dianggap penting dan ada faktor selain
adalah 50-80 balita (kurang dari 100 balita).
besar
yang
Sedangkan jumlah balita di Posyandu wilayah kerja
menjadikan
Puskesmas Kenjeran Kota Surabaya mencapai 100-
pemanfaatan pelayanan tersebut masih rendah,
150 balita dalam satu Posyandu. Adanya hubungan
misalnya terlalu besarnya biaya atas waktu yang
yang signifikan diantara keduanya menunjukkan
dikeluarkan,
bahwa semakin besar pengorbanan waktu yang
atau
kecil
dikeluarkan
oleh
pengorbanan responden
biaya
moneter
yang
fisik
(kelelahan
ketidaknyamanan),
maupun
biaya
(kekhawatiran
ketakutan)
dan
seperti
dan psikis yang
diungkapkan Lovelock & Wright (2007). Pengorbanan
waktu
dirasakan
responden
kecenderungan
maka
responden
akan
memberikan
untuk
kurang
memanfaatkan Posyandu. Responden yang masih
melekat
pada
merasakan pengorbanan waktu yang besar untuk
penyerahan produk jasa yang menyangkut waktu
menunggu waktu antrian penimbangan balita dan
yang dihabiskan oleh customer dalam seluruh aspek
proses pelayanan cenderung lebih rendah frekuensi
proses penyerahan produk jasa tersebut (Lovelock &
kedatangannya ke Posyandu.
Wright, 2007). Menurut Ayuningtyas & Aeni (2011),
Tenaga yang paling besar dikeluarkan oleh
lama waktu yang dikorbankan sampai mendapatkan
mayoritas sebanyak 65 responden (58,0%) adalah
pelayanan
tenaga untuk mengikuti serangkaian pelayanan yang
seberapa
dapat
digunakan
besar
mendapatkan
untuk
pengorbanan pelayanan
mengetahui
customer kesehatan
dalam
ada
di
Posyandu,
diikuti
oleh
tenaga
yang
yang
dikeluarkan untuk menunggu waktu pelayanan yang
dibutuhkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
juga dinilai besar oleh 52 responden (46,4%). Balita
mayoritas sebanyak 51 responden (45,5%) menilai
yang rewel dan susah dibujuk untuk ditimbang serta
bahwa waktu yang dikeluarkan untuk menunggu
proses pelayanan yang lama karena antri dan
antrian penimbangan balita termasuk besar, karena
adanya rasa kurang nyaman akibat ruangan yang
kadangkala responden harus menunggu hingga
panas membuat pengorbanan yang dirasakan besar.
sekitar 30 menit. Waktu selama proses pelayanan
Hasil penelitian juga menunjukkan adanya hubungan
yang lama, yaitu maksimal sekitar 30-60 menit juga membuat
76
responden
(67,9%)
merasakan
pengorbanan yang besar untuk menunggu. Jumlah kapasitas
balita
tempat
yang
yang
banyak
terbatas
dan
dengan waktu
pelayanan yang sama memicu terjadinya antrian
yang
signifikan
antara
keseluruhan
pengorbanan
pemanfaatan
Posyandu,
responden
menilai
penilaian
terhadap
tenaga
dengan
sehingga
apabila
pengorbanan
tenaga
yang
dikeluarkan besar maka responden akan cenderung kurang
memanfaatkan
dan
Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia Volume 3 Nomor 1 Januari-Juni 2015
jarang
datang
ke
56
Posyandu. Menurut Kotler & Keller (2009), tenaga
penimbangan balita di Posyandu yang dilakukan
yang
untuk
oleh kader Posyandu membuat sebagian responden
mendapatkan suatu produk sangat mempengaruhi
merasa khawatir oleh karena anggapan bahwa
persepsi dalam keputusan pembelian.
Dengan
kader Posyandu adalah orang biasa yang kurang
demikian
adanya
mempunyai keahlian maupun pengetahuan yang
pengorbanan yang dirasakan sangat besar tersebut
cukup mengenai kesehatan. Kekhawatiran tersebut
dapat membuat frekuensi kedatangan ke Posyandu
lebih dirasakan oleh responden yang sangat jarang
menjadi cenderung berkurang. Bagi sebagian orang
dan
tenaga tersebut dianggap tidak terlalu penting,
balitanya. Oleh karena itu, kekhawatiran menjadi
namun bagi sebagian orang lainnya tenaga yang
salah satu dari pengorbanan psikis yang melekat
dikorbankan untuk mendapatkan suatu produk jasa
pada produk jasa karena berkaitan dengan atribut
dikeluarkan
dapat
oleh
seseorang
diketahui
bahwa
merupakan suatu aspek perlu diperhatikan (Kotler &
Menurut Kotler & Keller (2009), faktor psikis turut berpengaruh terhadap pengambilan keputusan
produk.
untuk
melakukan
Kecenderungan
memanfaatkan
ke
Posyandu
untuk
menimbang
kepercayaan dan pengalaman. Pengorbanan psikis tersebut merupakan keadaan emosi tidak diinginkan
Andreasen, 1995).
seseorang
jarang
Posyandu
pembelian
suatu
responden
untuk
berhubungan
secara
signifikan dengan penilaian responden terhadap
yang dialami customer sebagai akibat dari proses penyerahan jasa. Selain itu, pada produk jasa yang mempunyai atribut kepercayaan dan pengalaman tinggi juga dapat menciptakan pengorbanan psikis yang lebih tinggi, salah satunya adalah rasa khawatir (Lovelock & Wright, 2007). Secara keseluruhan, penilaian terhadap
keseluruhan pengorbanan psikis yang dikeluarkan.
total customer sacrifices menunjukkan hasil bahwa Pengorbanan
psikis
yang
dikeluarkan
oleh pengorbanan
yang
dikeluarkan
oleh
customer
responden rata-rata termasuk dalam kategori sangat termasuk sangat kecil. Sebagian besar responden kecil. Pengorbanan paling besar yang dikeluarkan sudah merasakan keseluruhan pengorbanan yang oleh
responden
adalah
terkait
kekhawatiran sangat
kecil,
dan
semakin
kecil
keseluruhan
meninggalkan aktivitas pekerjaannya untuk datang pengorbanan yang dikeluarkan oleh responden menimbang balita ke Posyandu. Meskipun sebagian cenderung
membuat
pemanfaatan
Posyandu
besar responden adalah ibu rumah tangga, namun semakin tinggi, dikarenakan keduanya mempunyai karena sebagian besar pekerjaan suami adalah hubungan signifikan yang berlawanan arah. Arisandi sebagai nelayan ikan maupun kerang sehingga responden juga turut membantu pekerjaan suaminya tersebut.
dan pengaruh yang signifikan antara total customer sacrifices dengan pemanfaatan Posyandu. Akan
Responden yang merasakan pengorbanan psikis atas adanya rasa malu cenderung sangat jarang
(2014) juga menyatakan bahwa terdapat hubungan
ke
Posyandu.
Selain
itu
tetapi,
adanya
waktu
yang
dikeluarkan
oleh
customer untuk menunggu lamanya antrian dan
pelayanan
Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia Volume 3 Nomor 1 Januari-Juni 2015
57
serangkaian proses pelayanan masih dirasakan
perlu
besar sehingga cenderung membuat customer
imunisasi yang justru dianggap menyebabkan balita
berfikir
panas
kembali
untuk
memutuskan
akan
diluruskan,
dan
seperti
sakit.
dampak
Adanya
pemberian
anggapan
tersebut
memanfaatkan kembali pelayanan penimbangan
cenderung membuat ibu balita enggan untuk ke
balita di Posyandu atau tidak, dan hasil penelitian
Posyandu. Mulai tahun 2015, Pemerintah Kota
menunjukkan bahwa mayoritas customer memilih
Surabaya
jarang memanfaatkan pelayanan tersebut.
mempunyai
telah
menetapkan
dua
penimbangan
hari
balita
bahwa
buka
dan
Posyandu
dengan
kegiatan
Pemberian
Makanan
Rekomendasi Peningkatan Pemanfaatan Posyandu Berdasarkan Analisis Total Customer Sacrifices
Tambahan (PMT) penyuluhan pada hari pertama,
Upaya peningkatan pemanfaatan Posyandu
kegiatan Pemberian Makanan Tambahan (PMT)
di wilayah kerja Puskesmas Kenjeran Kota Surabaya
penyuluhan saja sebagai upaya untuk menjaring
sebaiknya
yang
sasaran Posyandu dan meningkatkan pengetahuan
dikeluarkan customer berdasarkan salah satu upaya
ibu balita. Oleh karena itu, kader Posyandu turut
yang dikemukakan oleh Kotler & Keller (2003)
memegang peranan penting dalam memberikan
sebagai bagian dari upaya peningkatan customer
penyuluhan kesehatan, baik penyuluhan mengenai
value.
pentingnya imunisasi dan pemantauan pertumbuhan
mengurangi
Pada
pengorbanan
aspek tenaga,
pengorbanan
pengorbanan dan
waktu,
pengorbanan
psikis
menunjukkan adanya hubungan signifikan dengan
sedangkan pada hari kedua dikhususkan untuk
anak
setiap
lebih
dipertimbangkan.
Aspek
tersebut
di
Posyandu,
maupun
penyuluhan lainnya yang diperlukan oleh ibu balita. Kecepatan serangkaian proses pelayanan
pemanfaatan Posyandu dapat diberikan prioritas untuk
bulannya
yang
dilakukan
oleh
kader
Posyandu
perlu
dianggap penting dan menjadi alasan customer
ditingkatkan, termasuk proses pencatatan hasil
memanfaatkan pelayanan penimbangan balita di
penimbangan ke dalam Kartu Menuju Sehat (KMS),
Posyandu.
karena ibu balita merasakan proses tersebut yang meningkatkan
dinilai lama sehingga membuat antrian panjang.
pemanfaatan Posyandu di wilayah kerja Puskesmas
Banyak dan tercukupinya jumlah kader di masing-
Kenjeran Kota Surabaya antara lain yaitu dengan
masing meja pelayanan dapat optimal apabila
menjadikan kecilnya pengorbanan moneter sebagai
terdapat pembagian tugas yang baik sesuai dengan
seruan yang perlu ditonjolkan ketika mengadakan
kemampuan
sosialisasi
dan
mengenai
merupakan anggota masyarakat yang bersedia,
pentingnya
melakukan
balita
mampu,
Rekomendasi
Posyandu. pentingnya
untuk
upaya
penyadaran penimbangan
Penyuluhan imunisasi
intensif juga
perlu
di
yang
dan
mengenai
menyelenggarakan
diberikan,
sukarela
mengingat masih ada anggapan masyarakat yang
dimiliki.
memiliki kegiatan
(Kemenkes
RI,
Kader
Posyandu
waktu Posyandu 2011),
untuk secara sehingga
keberadaanya perlu selalu diberikan apresiasi dan
Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia Volume 3 Nomor 1 Januari-Juni 2015
58
pelatihan untuk menambah pengetahuan serta
oleh
memampukan
meninggalkan
dalam
menjalankan
tugas
dan
tanggung jawabnya.
kader
dan
kekhawatiran
pekerjaannya
karena
dapat
harus
diminimalisir
dengan adanya penjelasan dari petugas puskesmas
Proses kedatangan ibu balita perlu diatur
dan tokoh masyarakat setempat bahwa kader yang
sedemikian rupa untuk meminimalisir terjadinya
melayani balitanya adalah kader terlatih yang telah
waktu proses pelayanan yang lama sehingga
mendapatkan
menjadikan antrian panjang. Jumlah balita yang
puskesmas. Pengetahuan kepada ibu mengenai
banyak di satu RW yang dilayani pada satu
manfaat
Posyandu
penimbangan
dapat
diatasi
dengan
membaginya
pelatihan
yang
berkala
diterima
balita
di
dari
ketika
Posyandu
pihak
melakukan juga
perlu
menjadi kelompok-kelompok berdasarkan kelompok
diberikan agar ibu tidak risau meskipun harus
RT apabila mendukung. Pemekaran Posyandu
meninggalkan pekerjaan atau aktivitasnya sejenak
dapat dilakukan apabila terdapat sarana prasarana
karena semua ditujukan untuk kesehatan balita dan
dan sumber daya manusia yang memadai, sehingga
demi pertumbuhan balitanya kelak.
dukungan
dari
berbagai
pelaksana
Posyandu,
termasuk pihak kecamatan serta tokoh masyarakat
SIMPULAN
lainnya tentu sangat diperlukan.
Berdasarkan
Keramahan serta keterampilan kader dalam memberikan
pelayanan
ditingkatkan,
sehingga
perlu
meskipun
total
dapat
customer
sacrifice sudah dinilai sangat kecil oleh responden, namun masih besarnya waktu yang dikorbankan
meminimalisir balita yang rewel dan menangis.
untuk menunggu antrian penimbangan balita dan
Kader
serangkaian proses pelayanan membuat responden
bersama
mengatasi
bahwa
penelitian,
dan
Posyandu
dapat
senantiasa
disimpulkan
hasil
dengan
pelaksana
Posyandu lainnya juga perlu mendesain tempat
jarang
maupun proses pelayanan yang dapat membuat
melakukan penimbangan balita. Oleh karena itu,
balita merasa nyaman serta dapat ditunjang dengan
upaya peningkatan pemanfaatan Posyandu yang
adanya koordinasi dan kerjasama dengan pihak
dapat direkomendasikan adalah dengan dengan
penyedia alat permainan edukatif. Adanya sarana
meningkatkan kecepatan proses pelayanan dan
prasarana
serta
keterampilan kader Posyandu, mengatur proses
mempunyai standar yang sama antar Posyandu
kedatangan ibu balita untuk meminimalisir lama
tentunya
waktu antrian, dan melakukan pemekaran Posyandu
yang
dapat
lengkap
dan
menunjang
memadai
proses
pemberian
layanan yang ada di Posyandu dan dapat menarik ibu
balita
untuk
menimbangkan
balitanya
ke
datang
memanfaatkan
Posyandu
untuk
apabila sumber daya mendukung. Penelitian
ini
hanya
terbatas
pada
pengkajian masalah berdasarkan persepsi customer
Posyandu. Kekhawatiran ibu balita untuk melakukan
terhadap pengorbanan yang dirasakan, dan terbukti
penimbangan balita di Posyandu karena dilakukan
bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara
Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia Volume 3 Nomor 1 Januari-Juni 2015
59
total
customer
Posyandu.
sacrifice
Untuk
dengan
penelitian
pemanfaatan
selanjutnya
dapat
dilakukan uji pengaruh untuk mengetahui seberapa besar pengaruh diantara keduanya dan pengkajian masalah dapat dilakukan berdasarkan faktor lain seperti faktor Posyandu, sehingga dapat diketahui penyebab
utama
yang
berpengaruh
terhadap
rendahnya pemanfaatan Posyandu.
DAFTAR PUSTAKA Arisandi, N. D. (2014). Pengaruh Customer Value Terhadap Penimbangan Balita di Posyandu Wilayah Puskesmas Gedangan Kabupaten Sidoarjo. Skripsi. Surabaya: Universitas Airlangga. Ayuningtyas, D. & Aeni, N. (2011). Analisis Nilai Pelanggan pada Pasien Polionkologi RS Kanker X dan Pelayanan Penyakit Kanker Terpadu SRUP Y Tahun 2010. Jurnal manajemen pelayanan Kesehatan, 14, 108113. Chen, S.-C & Lin, C.-P. (2014). The Impact of Customer Experience and Perceived Value on Sustainable Social Relationship in Blogs: An empirical study Technological Forecasting & Social Change, 1-11. Dinkes Kota Surabaya. (2013). Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Surabaya Tahun 2012. Surabaya.
Dinkes Kota Surabaya. (2014). Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Surabaya Tahun 2013. Surabaya. Dinkes Kota Surabaya. (2015). Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Surabaya Tahun 2014. Surabaya. Iswarawanti. (2010). Kader Posyandu: Peranan dan Tantangan Pemberdayaanya dalam Usaha Peningkatan Gizi Anak di Indonesia. Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, 13, 169173. Kemenkes RI. (2011). Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu. Jakarta. Kemenkes RI. (2012). Panduan tenaga Pelaksana Gizi Puskesmas Dalam Pembinaan Kader Posyandu. Jakarta Kemenkes RI. (2014). Laporan Akuntabilitas Kinerja Ditjen Bina Gizi & KIA tahun 2013. Jakarta. Krisno & Samuel. (2013). Pengaruh Perceived Quality, Perceived Sacrifice dan Perceived Value terhadap Customer Satisfaction di Informa Innovative Furnishing Pakuwon City Surabaya. Jurnal Manajemen Pemasaran Petra , 1, 1-12. Kotler,P. & Andreasen,A.R. (1995). Strategi Pemasaran untuk Organisasi Nirlaba. Jakarta: CV. Intermedia Kotler,P. & Armstrong,G. (2001). Prinsip-prinsip Pemasaran, Edisi Kedelapan, Jilid 2. Yogyakarya: Gadjah mada University Press. Kotler,P. & Keller,K.L. (2003). Marketing Management. 12th Edition. New Jersey: Pearson Prentice Hall. Kotler,P. & Keller,K. (2009). Manajemen Pemasaran, Edisi Ketigabelas, Jilid I. Jakarta: Erlangga. Lovelock,C.H & Wright,L.K. (2007). Manajemen Pemasaran jasa. Jakarta: PT. Indeks. Pura, M. (2005). Linking Perceived Value and Loyalty in Location based Mobile Services. Managing Service Quality ,15, 509-538.
Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia Volume 3 Nomor 1 Januari-Juni 2015