REKAYASA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN TERHADAP PERMASALAHAN BIAYA PENDIDIKAN MAHASISWA (Studi Kasus di Akademi Kebidanan Wira Husada Nusantara Malang) Chandrawati Putri Wulandari, Purnomo Budi Santoso, Arif Rahman
Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Jalan MT. Haryono 167, Malang 65145, Indonesia E-mail:
[email protected] ABSTRAK Kebutuhan manusia akan pendidikan membuat masyarakat tidak sedikit yang memilih Akademi Kebidanan sebagai pendidikan tingginya yang dalam hal ini merupakan pendidikan kesehatan. Tingginya biaya pendidikan membuat Akademi Kebidanan Wira Husada Nusantara fleksibel dalam proses pembayaran biaya pendidikan. Tidak dapat dipungkiri bahwa fleksibilitas ini menimbulkan banyaknya mahasiswa yang menunggak biaya pendidikannya. Proses-proses dalam perhitungan tunggakan biaya serta perhitungan nilai akademik dan IPK memerlukan tingkat ketelitian yang cukup tinggi dan waktu yang dibutuhkan untuk mengolah informasi tersebut dapat memakan waktu yang lama. Terlebih lagi adanya kemungkinan terjadi kesalahan yang disebabkan oleh faktor manusia (human error) dalam mengolah datanya. Hal ini dapat berakibat fatal bagi pengambilan keputusan oleh pihak manajemen dalam proses mengambil keputusan sehingga diperlukan sistem pendukung keputusan (SPK) yang memudahkan dan mempercepat proses pengambilan keputusan. Dengan latar belakang tersebut, penelitian ini dimaksudkan untuk dapat menghasilkan suatu aplikasi sistem pendukung keputusan yang dapat memberikan informasi pendukung keputusan serta alternatif keputusan yang mungkin diambil oleh pembuat keputusan. Penelitian ini menggunakan metodologi pengembangan sistem informasi yang dikenal dengan Systems Development Life Cycle (SDLC) yaitu: planning, analysis, design, implementation dan testing serta metode penentuan alternatif keputusan berupa tabel keputusan. Hasil dari perancangan sistem pendukung keputusan untuk Akbid WHN menunjukkan bahwa SPK yang dirancang telah mampu melakukan kalkulasi jumlah tunggakan mahasiswa, lama mahasiswa menunggak, serta menyajikan alternatif keputusan berdasarkan hasil penentuan kategori kritis untuk segi biaya maupun akademik dari perancangan decision table sebelumnya. SPK yang dirancang juga terbukti mampu membuat proses pengambilan keputusan menjadi lebih cepat, tepat dan akurat karena sumber informasinya sudah terintegrasi sehingga prosesnya tidak lagi semi terotomatisasi. Proses yang terotomatisasi ini sangat berguna terutama untuk mencegah kesalahan perhitungan yang menjadi salah satu penentu keputusan dibuat. Kata Kunci: Sistem Pendukung Keputusan, SDLC, pengambilan keputusan, Tabel Keputusan, biaya pendidikan.
ABSTRACT The human need of public education makes people to choose midwifery academy as their higher education degree especially as the choice of their health education. The high cost of education makes Wira Husada Nusantara Midwifery Academy (Akbid WHN) being flexible in tuition payment process. It is inevitable that this flexibility raises the number of students who owe tuition fee. The calculation processes of the arrears of the fee, the academic grades, and GPA calculation requires a fairly high level of accuracy and its processing time required depends on such information that may take a long time. Moreover, an error may occur that is caused by human factors (human error) in data processing. It can be fatal for the management to make decision. To be able to make decision faster, precise, and accurate, decision support systems are necessary to facilitate and accelerate the decision making processes. With this background, this research is intended to produce an decision support system application that can provide decision support information and give some decision alternatives for decision maker. In order to be able to deliver an appropriate decision support system application with institution requirements, this research will follow phased information system development methodology known as Systems Development Life Cycle (SDLC) i.e. planning, analysis, design, implementation and testing also using decision table to support the making of decision alternatives. The result of the development of decision support system (DSS) for Akbid WHN shows that DSS have been able to calculate the arrears, the arears overdue, and also presenting the alternative decision based on the determination of the critical category from the tuition side and academic side from the previous decision table. The development of DSS also prove the capability of decision making process becomes faster, precise, and accurate as long as the information sources are integrated in the system. So the decision making process become no longer semi-automated. The automation process is very useful, especially to prevent the error in calculation that become one of determining things to support decision making process. Keywords: Decision Support System, SDLC, decision making, Decision Table, tuition fee.
©2012
PENDAHULUAN Pendidikan merupakan suatu kebutuhan penting bagi setiap manusia, tujuannya agar manusia dapat mengembangkan dirinya menjadi pribadi yang cerdas dan berguna bagi nusa dan bangsa. Namun, dewasa ini biaya yang harus dikeluarkan untuk kebutuhan pendidikan tidaklah sedikit, terutama pendidikan di perguruan tinggi. Sehingga banyak yang memutuskan untuk menempuh pendidikan D1, D2 ataupun D3 dengan alasan biaya pendidikan yang lebih murah dan lama studi yang lebih singkat agar dapat langsung bekerja daripada S1 atau bahkan ada pula yang lebih memilih untuk tidak meneruskan pendidikannya. Akademi kebidanan pun menjadi salah satu pilihan untuk pendidikan tinggi di bidang kesehatan, contohnya adalah Akademi Kebidanan Wira Husada Nusantara (Akbid WHN) Malang. Banyaknya jumlah mahasiswa ini tentu tidak sedikit pula mahasiswa yang memiliki latar belakang ekonomi yang kurang mapan. Hal ini membuat pihak manajemen Akbid WHN harus lebih fleksibel dalam menangani permasalahan biaya pendidikan mahasiswa. Kebijakan pihak manajemen dalam memberi kemudahan kepada para mahasiswa untuk mengangsur biaya pendidikan menyebabkan timbulnya permasalahan lain, yaitu banyaknya mahasiswa yang menunggak biaya pendidikan. Proses pengambilan keputusan terhadap permasalah biaya pendidikan mahasiswa di Akbid WHN saat ini masih belum efektif dan efisien. Proses pengambilan keputusannya masih bersifat semi terotomatisasi yaitu sebagian proses masih dilakukan secara manual sehingga membutuhkan waktu yang lebih lama, dengan ketepatan dan keakuratan perhitungan yang belum tentu terjamin. Maka, dengan memanfaatkan teknologi yang tengah berkembang saat ini, suatu sistem pendukung keputusan sangatlah diperlukan untuk membantu proses pengambilan keputusan sebagai suatu bentuk kebijakan dari pihak manajemen Akbid WHN kepada mahasiswanya. Dari latar belakang yang disampaikan, maka permasalahan yang dapat diidentifikasi dari Akbid WHN antara lain: 1. Mahasiswa Akbid WHN khususnya tingkat akhir banyak yang menunggak biaya pendidikan. 2. Pihak manajemen Akbid sering merasa kesulitan untuk mengidentifikasi berkas-berkas transaksi mahasiswa yang menunggak sebagai sumber
informasi untuk mendukung pengambilan keputusan bagi pihak manajemen. 3. Sistem informasi yang ada di Akbid WHN belum terintegrasi menjadi suatu sumber informasi baru yang mampu mendukung pengambilan keputusan bagi pihak manajemen. 4. Sistem informasi akuntansi yang ada hanya mampu melakukan kalkulasi terhadap biaya pendidikan mahasiswa yang telah dibayarkan, dan mencatatnya ke dalam jurnal buku besar. 5. Belum adanya sistem pendukung keputusan yang dapat memberikan informasi sekaligus alternatif-alternatif keputusan bagi pihak manajemen Akbid WHN terhadap permasalahan biaya pendidikan mahasiswa. Berdasarkan identifikasi masalah yang didapatkan, maka rumusan masalah yang diambil adalah “Bagaimana sistem pendukung keputusan yang harus dibuat agar mampu memberikan informasi serta alternatif keputusan terhadap permasalahan biaya pendidikan mahasiswa Akbid WHN Malang?” Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan sebelumnya, maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut: 1. Merancang database yang diperlukan untuk mengakses sumber informasi dalam sistem pendukung keputusan di Akbid WHN. 2. Merancang beberapa system existing agar dapat terintegrasi menjadi sumber informasi pendukung keputusan. 3. Merancang model keputusan yang mampu mendukung penentuan alternatif keputusan yang diidentifikasi dari kategori kritis mahasiswa. 4. Menghasilkan sistem pendukung keputusan yang mampu memberikan informasi jumlah tunggakan, lama mahasiswa menunggak, serta kategori kritis yang mengikutinya sebagai informasi pendukung pengambilan keputusan dengan lebih cepat, tepat, dan akurat. TINJAUAN PUSTAKA Decision Support System (DSS) “A decision support system departs from the traditional management information system because it emphasizes the support of decision making in all its phases, although the actual decision is still the exclusive province of the decision maker” (Kendall, 2006). ©2012
Pernyataan tersebut dapat diartikan bahwa sistem pendukung keputusan berangkat dari sistem informasi manajemen tradisional karena menekankan dukungan untuk pengambilan keputusan dalam berbagai tahap, meskipun keputusan akhir tetap dipegang oleh pembuat keputusan. Suatu sistem pendukung keputusan terdiri dari tiga komponen utama atau subsistem dan satu subsistem opsional, yaitu (Kusrini, 2007): 1. Subsistem manajemen data (database) Subsistem database merupakan komponen dalam SPK yang berfungsi sebagai penyedia data yang relevan untuk suatu situasi dan dikelola serta disimpan dalam Database Management System (DBMS) agar dapat diambil dan diekstraksi dengan cepat. 2. Subsistem manajemen model (model base) Subsistem model base adalah kemampuan sistem dalam mengintegrasikan data dengan model-model keputusan. Subsistem model base merupakan suatu model yang mampu membantu proses analisis data dan kondisi untuk dapat memberikan informasi pendukung keputusan yang bersifat multikriteria 3. Subsistem antarmuka pengguna (user interface) Subsistem user interface adalah sistem dialog yang dapat diartikan dan diimplementasikan, sehingga pengguna atau pemakai dapat berkomunikasi dengan sistem yang dirancang. 4. Subsistem manajemen berbasis-pengetahuan (knowledge based) Subsistem berbasis-pengetahuan ini mendukung semua subsistem lain atau bertindak langsung sebagai suatu komponen independen dan bersifat opsional. Decision Table “A decision table shows a logical structure, with all possible combinations of conditions and resulting actions” (Shelly, 1998). Dari pernyataan di atas, dapat diketahui bahwa decision table digunakan untuk menunjukan struktur logika dengan semua kemungkinan kombinasi kondisi yang bisa terjadi disertai dengan aksi yang mengikutinya. Decision table (tabel keputusan) merupakan suatu tabel yang menggambarkan suatu kondisi yang kompleks yang dapat digunakan sebagai alat bantu dalam pengambilan keputusan. Tabel keputusan ini
memiliki struktur yang terdiri dari kolom dan baris yang memiliki 4 kuadran seperti yang terlihat pada Gambar 1. Condition and Action Rules Condition Condition Alternatives Action Action Entries Gambar 1. Stuktur tabel keputusan. Sumber: Kendall (2006)
Dalam membuat tabel keputusan, seorang analis perlu menentukan ukuran maksimum dari tabel, mengeliminasi beberapa kondisi yang tidak mungkin, tidak konsisten, ataupun berulang serta membuat tabel keputusan sesederhana mungkin. METODOLOGI PENELITIAN Pada bagian ini Gambar 2 menunjukkan sistematika langkah dari penelitian yang akan dilakukan. Tahap analisis dan desain SPK dari diagram alir yang ditunjukkan pada Gambar 2 memiliki proses tersendiri yang lebih terperinci yaitu tahap SDLC (System Development Life Cycle), dan dijelaskan melalui diagram alir yang ditunjukkan oleh Gambar 3. MULAI
STUDI LAPANGAN DAN STUDI PUSTAKA
IDENTIFIKASI MASALAH
PERUMUSAN MASALAH
PENETAPAN TUJUAN PENELITIAN
PENGUMPULAN DATA
ANALISIS DAN DESAIN SPK
TIDAK
APLIKASI APLIKASI SPK SPK DAPAT DAPAT DIGUNAKAN? DIGUNAKAN? YA PENARIKAN KESIMPULAN DAN SARAN
SELESAI
Gambar 2. Diagram alir penelitian. ©2012
Mulai PLANNING Preliminary Investigation ANALYSIS Analisis Kebutuhan Non Fungsional
Analisis Kebutuhan Fungsional DESIGN Desain Subsistem Database
Desain Subsistem Model Base
Desain Subsistem User Interface
Desain Proses (Pseudocode) IMPLEMENTATION Pembuatan Database dan Program
Pembuatan Model Base
Pembuatan GUI (Rancangan Menu)
TESTING Uji Verifikasi
Lolos Verifikasi?
TIDAK
YA
Uji Validasi
Lolos Validasi?
TIDAK
YA
Uji Prototipe
Selesai
Gambar Erreur ! Il n'y a pas de texte répondant à ce style dans ce document.Error! No text of specified style in document.. Diagram alir rekayasa sistem pendukung keputusan
PERANCANGAN SISTEM Planning (Perencanaan) Berdasarkan hasil pengamatan berupa wawancara dan brainstorming yang dilakukan secara langsung, dapat diketahui bahwa proses identifikasi permasalahan biaya pendidikan mahasiswa Akbid WHN masih dilakukan secara manual. Belum ada suatu sistem otomatisasi yang mampu mempermudah pencarian mahasiswa yang bermasalah dengan biaya pendidikannya juga proses pengambilan keputusannya. Untuk mengatasi permasalahan biaya pendidikan mahasiswa, pihak Akbid WHN masih belum memiliki sistem informasi terotomatisasi untuk mendukung pengambilan keputusan terhadap permasalahan tersebut, sehingga proses identifikasi dan pengambilan keputusannya masih
membutuhkan waktu yang lama karena dalam pengambilan keputusan untuk permasalahan biaya pendidikan dibutuhkan data keuangan, akademik, dan administrasi yang sampai saat ini belum terintegrasi menjadi sistem pendukung keputusan sendiri. Sistem pendukung keputusan (SPK-Akbid WHN) yang akan dibuat berdasarkan kriteriakriteria mahasiswa yang bermasalah dengan biaya pendidikannya yang ditetapkan oleh pihak Akbid WHN beserta alternatif-alternatif yang mungkin dipilih untuk mengatasi permasalahan biaya pendidikan mahasiswa Akbid sehingga proses yang pengambilan keputusan lebih efektif dan efisien. Analysis (Analisis) Analisis Kebutuhan Fungsional Kebutuhan fungsional adalah kebutuhan yang berhubungan langsung dengan sebuah proses yang harus dilakukan oleh sistem atau informasi yang harus ada di dalam sistem tersebut. Kebutuhan fungsional biasanya menunjukkan fasilitas apa yang dibutuhkan serta aktivitas apa saja yang terjadi dalam sistem baru. Melihat pernyataan tersebut, maka kebutuhan fungsional dari sistem pendukung keputusan terhadap permasalahan biaya pendidikan mahasiswa dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Sistem memungkinkan direktur untuk mendapatkan informasi pendukung keputusan berupa data keuangan, data administrasi, dan data akademik yang menjadi parameter penentuan keputusan serta penentuan kategori tingkat kekritisan mahasiswa. 2. Sistem memungkinkan direktur untuk mendapatkan informasi mengenai kategori kritis mahasiswa (merah, kuning, atau hijau) segi biaya pendidikan mahasiswa dan akademik 3. Sistem memungkinkan direktur untuk mendapatkan alternatif-alternaif keputusan sebagai bentuk pendukung pengambilan keputusan terhadap permasalahan biaya pendidikan mahasiswa Akbid WHN dengan lebih mudah, cepat, dan tepat. Analisis Kebutuhan Non-Fungsional Kebutuhan non-fungsional mengacu pada atribut perilaku yang harus dimiliki oleh sebuah sistem, seperti performa dan useability. Kebutuhan non-fungsional ini ditinjau dari segi operasional, keamanan, informasi, dan performance (kinerja). 1. Operasional Kebutuhan non-fungsional yang ditinjau dari segi operasional menjelaskan secara teknis ©2012
2.
3.
4.
bagaimana sistem beroperasi, dan perangkat lunak apa yang digunakan. a. System existing: Sistem Informasi Akuntansi, Sistem Informasi Akademik, dan Sistem Informasi Administrasi. b. Sistem pendukung keputusan dibuat menggunakan software Microsoft Visual Studio 2008. c. Database server yang digunakan adalah MySql Server 5.5.17. Keamanan Tidak ada sistem password untuk menjaga kenyamanan dan keamanan bagi pengguna untuk dapat masuk ke dalam aplikasi sistem pendukung keputusan dan menggunakannya. Hal ini dikarenakan hanya direktur yang memiliki aplikasi ini dan berhak menggunakannya. Informasi Informasi disimpan dalam beberapa tabel view tersendiri untuk mengakses data yang diperlukan dan didapatkan dari sistem informasi akuntansi, akademik, dan administrasi yang sudah ada di Akbid WHN. Kinerja Kinerja dapat dilihat dari kemampuan sebuah data untuk tetap aman dan dapat diakses dengan mengintegrasikan beberapa komponen database yang sudah ada. Sehingga, diharapkan mampu memberikan kemudahan bagi pengguna untuk mengakses data dalam waktu yang lebih cepat dan tepat.
Design (Perancangan) Desain Subsistem Database Data modelling merupakan cara untuk menggambarkan data yang digunakan dan dikembangkan dalam suatu sistem bisnis. Langkah yang biasanya dilakukan sebagai bentuk data modelling adalah membuat ERD (Entity Relationship Diagram). ERD dari sistem pendukung keputusan Akbid WHN dapat dilihat pada Gambar 4. KRS
mengambil
MAHASISWA
membayar
TRANSAKSI
merekap
merekap
vtranskrip
vpembayaran
Gambar 4. Diagram E-R Sistem Pendukung Keputusan.
Tahap desain database fisik dilakukan setelah pembuatan ERD. Desain database fisik yang dibuat adalah berupa tabel view sebagai sumber informasi pendukung keputusan dalam SPK-Akbid WHN. Tabel 1. View Pembayaran Field NRM NAMAM SPP REG MHS PRK UJS TotalBayarSPP SWP
Type Varchar(12) Varchar(60) Decimal (32,0) Decimal (32,0) Decimal (32,0) Decimal (32,0) Decimal (32,0) Decimal (32,0) Decimal (32,0)
Tabel 2. View Transkrip Akademik Field NRM NamaMahasiswa KodeMK NamaMatakuliah SKS NILAI BOBOTNILAI NILAIxBOBOT
Type Varchar(12) Varchar(60) Varchar(7) Varchar(70) Int(11) Varchar(2) Float Double
Process modelling dilakukan dengan pembuatan DFD yang bertujuan untuk menggambarkan bagaimana proses bisnis beroperasi, mengilustrasikan aktivitas-aktivitas yang dilakukan dan bagaimana data berpindah di antara aktivitas tersebut. System Existing Nama Mahasiswa Angkatan Kategori
Direktur (Decision Maker) Alternatif Keputusan Laporan Pendukung Keputusan
Data Transaksi
0 Sistem Pendukung Keputusan
Data Transkrip
Data Mahasiswa
Sistem Informasi Akuntansi
Sistem Informasi Akademik
Sistem Informasi Administrasi
Gambar 5. Context Diagram SPK-Akbid WHN.
Context diagram seperti yang ditunjukkan pada Gambar 5 dipecah lagi ke dalam DFD Level 1 dengan terperinci dan ditunjukkan pada Gambar 6. Desain Subsistem Model Base Dalam sistem pendukung keputusan yang akan dibuat, terdapat dua parameter penentuan alternatif keputusan yaitu persentase kelunasan biaya pendidikan (SPP dan SWP) dan akademik (IPK dan distribusi nilai). Salah satu contohnya adalah perhitungan kelunasan SPP sebagai berikut: ©2012
Rincian biaya SPP = biaya SPP + biaya Registrasi + biaya Kemahasiswaan + biaya Praktikum + biaya Ujian Kewajiban SPP per semester = (1/6) x biaya total SPP sampai lulus Total transaksi SPP = jumlah nominal seluruh transaksi yang berjenis biaya SPP, kemahasiswaan, praktikum, UTS/UAS, dan registrasi. Total seharusnya bayar SPP = (semester keyang ditempuh : total semester yang harus ditempuh) x biaya beban SPP sampai lulus
System Existing
Data Transaksi Data Akademik Data Mahasiswa
Sistem Informasi Administrasi
Sistem Informasi Akademik
1.0 Pengolahan SPK
t.Mahasiswa
t.KRS
Tabel 3. Tabel Keputusan dari Segi Biaya Pendidikan.
Tabel 4. Tabel Keputusan dari Segi Akademik Mahasiswa.
Nama Mahasiswa Kategori Angkatan Alternatif Keputusan Info Pendukung Keputusan
Data Mahasiswa
Data Transkrip
3.0 Pengolahan Laporan Akademik
Nama Mahasiswa Angkatan Laporan Akademik
Direktur (Decision Maker)
Data Mahasiswa
Sistem Informasi Akuntansi
t.Transaksi Data Transaksi
2.0 Pengolahan Laporan Pembayaran
Laporan Pembayaran Nama Mahasiswa Angkatan
Gambar 6. DFD Level 1 dari Proses 0 Sistem Pendukung Keputusan.
Berdasarkan perhitungan-perhitungan di atas, maka penentuan kelunasan biaya SPP bisa dinyatakan sebagai berikut: Jika Total seharusnya bayar SPP – total transaksi SPP = 0, maka mahasiswa dinyatakan lunas atau sudah memenuhi kewajiban pembayaran SPP. Jika Total seharusnya bayar SPP – total transaksi SPP antara 0 sampai dengan jumlah kewajiban SPP per semester (0 < tunggakan ≤ kewajiban per semester), maka mahasiswa dinyatakan menunggak pembayaran SPP selama 1 semester. Jika Total seharusnya bayar SPP – total transaksi SPP > kewajiban SPP per semester, maka mahasiswa dinyatakan menunggak pembayaran SPP selama 2 semester atau lebih. Pada tahap desain model base dibuatlah decision table yang nantinya membantu penentuan alternatif-alternatif keputusan yang bisa diambil oleh manajemen sebelum diaplikasikan ke dalam program aplikasi nyata. Ada 2 buah decision table (DT) yang dibuat berdasarkan model perhitungan yang telah dibuat sebelumnya yaitu DT dari segi biaya dan DT dari segi akademik.
Desain Subsistem User Interface Desain ini merupakan desain sistem dialog yang dapat diartikan dan diimplementasikan, sehingga pengguna atau pemakai dapat berkomunikasi dengan sistem yang dirancang. Desain ini digambarkan dalam bentuk hirarki untuk memudahkan desain user interface dari sistem nantinya. Desain menu sistem pendukung keputusan memiliki dua buah menu utama yaitu menu SPK dan menu laporan. Tampilan menu utama dari sistem pendukung keputusan dapat digambarkan melalui hirarki sebagai berikut: Menu Utama
Sistem Pendukung Keputusan
Laporan
Laporan Pembayaran
Laporan Akademik
Gambar 7. Hirarki menu Sistem Pendukung Keputusan.
Berdasarkan pada hirarki tersebut, dapat dijelaskan bahwa user yang dalam hal ini adalah direktur sebagai seorang decision maker nantinya akan memiliki akses untuk memilih menu mana yang ingin dijalankan. Gambar 8 menunjukkan desain tampilan form SPK Akbid yang akan dibuat. ©2012
AKADEMI KEBIDANAN WIRA HUSADA NUSANTARA
LOGO AKBID
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN
JL. KECUBUNG NO. 2 MALANG
IDENTITAS MAHASISWA
MAHASISWA Enter Text
1
ANGKATAN Choose
NAMA MAHASISWA NRM SEMESTER KE
4
2
5
6
3 7
8 11
9
12 KEMBALI
10
Implementation (Implementasi) Pengembangan subsistem database Pengembangan subsistem database untuk prototipe sistem pendukung keputusan ini dibuat untuk menunjukkan relasi antar tabel yang digunakan dalam sistem pendukung keputusan yang dibuat.
15
14
13
Gambar 8. Form Sistem Pendukung Keputusan
Desain Proses Proses desain akan menerjemahkan syarat kebutuhan ke sebuah perancangan perangkat lunak yang dapat diperkirakan sebelum dibuat coding. Desain proses dapat dijabarkan dalam bentuk pseudocode ataupun flowchart. Pseudocode akan memudahkan programmer untuk memahami dan menggunakannya karena mirip dengan kode-kode program yang sebenarnya.
Gambar 11. Relasi antar tabel dalam SPKAkbid WHN
Tabel view yang dibuat untuk memudahkan penyediaan informasi yang dibutuhkan oleh decision maker dalam pengambilan keputusan atas permasalahan biaya pendidikan mahasiswa Akbid WHN. Syntax SQL untuk tabel view vtranskrip beserta tampilan hasilnya sebagai berikut: CREATE VIEW vtranskrip AS SELECT k.NRM, s.namam AS NamaMahasiswa, m.kdmk AS KodeMK, m.namamk AS NamaMatakuliah, m.sks AS SKS, k.nilai AS NILAI, k.bobotnilai AS BOBOT, (SELECT m.sks * k.bobotnilai) AS NilaixBobot FROM krs k, matakuliah m, mahasiswa s WHERE m.kdmk = k.kdmk AND k.nrm = s.nrm
Gambar 9. Pseudocode perhitungan kelunasan dan kategori kelunasan SWP.
Gambar 10. Pseudocode penentuan alternatif keputusan segi biaya.
Pengembangan subsistem model base Pengembangan subsistem model base dijelaskan melalui bahasa pemrograman yang merealisasikan model-model pada tahap desain sebelumnya. Software yang digunakan untuk subsistem model base ini adalah Microsoft Visual Studio 2008. Tahap ini merupakan tahap pengembangan dari perancangan model matematis pada tahap sebelumnya yang direpresentasikan ke dalam bentuk kode program. Dari model perhitungan matematis untuk biaya SPP dan SWP contoh syntax-nya dapat dilihat pada Gambar 12. Sedangkan untuk model base ©2012
berupa decision table, syntax-nya dapat dilihat pada Gambar 13.
Gambar 12. Syntax perhitungan SPP dan SWP.
Gambar 15. Tampilan form Laporan Pembayaran Mahasiswa.
Gambar 16. Tampilan form Laporan Akademik Mahasiswa. Gambar 13. Syntax menampilkan alternatif keputusan segi biaya.
Pengembangan Subsistem User Interface Gambar 14 sampai dengan Gambar 16 adalah tampilan dari form-form yang ada pada SPK-Akbid WHN.
Gambar 14. Tampilan form SPK.
Testing (Pengujian) 1. Uji Verifikasi Proses perbandingan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kesinambungan antara desain model base, pseudocode, dan coding (listing program) saat program dijalankan. Dari hasil verifikasi dapat disimpulkan bahwa prototipe hasil rekayasa sistem pendukung keputusan yang dibuat telah terealisasi dan sesuai dengan perancangan konseptual yang telah dilakukan sebelumnya. 2. Uji Validasi Uji validasi merupakan tahap pengujian yang bertujuan untuk melihat atau memeriksa apakah program yang dibuat mampu menghasilkan alternatif keputusan yang merepresentasi tujuan perancangan sistem pendukung keputusan ini. Hasil perhitungan secara manual maupun menggunakan program menghasilkan nilai dan keputusan yang sama, sehingga dapat dikatakan pula bahwa rekayasa sistem pendukung ©2012
keputusan yang dibuat telah mampu merepresentasikan tujuan perancangan yaitu memberikan alternatif keputusan yang mungkin diambil oleh decision maker dengan lebih cepat dan akurat. 3. Uji Prototipe Pada pengujian ini juga dideskripsikan mengenai kelebihan dari sistem baru jika dibandingkan dengan sistem yang lama. Hasil menunjukkan bukti bahwa rekayasa sistem pendukung keputusan yang dibuat mampu mempercepat proses perhitungan dan penentuan alternatif keputusan yang memungkinkan untuk diambil oleh decision maker dengan hasil yang lebih akurat dibandingkan dengan proses yang mengandalkan sistem lama. Hal lain juga didukung dengan adanya user interface yang bersifat user friendly karena mudah digunakan dan dipahami oleh pengguna yang disertai dengan pilihan bantuan. PENUTUP Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan antara lain: 1. Prototipe sistem pendukung keputusan yang dirancang dan dikembangkan terbukti mampu memberikan informasi pendukung keputusan serta alternatif keputusan dengan lebih cepat, tepat dan akurat dibandingkan dengan sistem lama. 2. Prototipe sistem pendukung keputusan sudah mampu melakukan kalkulasi nominal tunggakan mahasiswa dan lama mahasiswa tersebut menunggak biaya pendidikan. 3. Prototipe sistem pendukung keputusan mampu membedakan tingkat kekritisan penunggakan biaya pendidikan mahasiswa mulai dari aman, kritis, dan sangat kritis dengan keterangan merah untuk sangat kritis, kuning untuk kritis, dan hijau untuk aman. 4. Sistem pendukung keputusan ini terdiri dari tiga buah subsistem antara lain: a. Subsistem database yang berisi tabel-tabel, relasi, dan tabel view yang dibutuhkan dalam SPK. Subsistem ini dikembangkan dengan menggunakan software phpMyAdmin dari XAMPP atau menggunakan MySQL Server. b. Subsistem model base yang berisi proses perhitungan dari segi biaya maupun akademik kemudian menjadi acuan logika perhitungan pada proses pengembangan
c.
d.
sistem. Dalam sistem ini, metode decision table mampu membantu dalam penentuan alternatif keputusan yang bersifat multikriteria. Subsistem user interface merupakan bagian dari sistem untuk memudahkan komunikasi antara pengguna dengan sistem. Software yang digunakan untuk pengembangan subsistem ini adalah Microsoft Visual Studio 2008. Prototipe yang dibuat mampu mengintegrasikan dua sistem informasi lama menjadi satu dalam sistem pendukung keputusan. Sehingga, proses pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan lebih cepat dan akurat.
DAFTAR PUSTAKA Akbid WHN. (2011). Profil Akademi. Diambil kembali dari Akademi Kebidanan Wira Husada Nusantara: http://akbidwhn.com/profil/akademi (diakses tanggal 4 Oktober 2011) . (2011). Visi, Misi, dan Tujuan. Diambil kembali dari Akademi Kebidanan Wira Husada Nusantara: http://akbidwhn.com/profil/visimisi (diakses tanggal 4 Oktober 2011) . (2011). Sejarah Akademi. Diambil kembali dari Akademi Kebidanan Wira Husada Nusantara: http://akbidwhn.com/profil/sejarah (diakses tanggal 4 Oktober 2011) Dennis, Alan dan Barbara Haley Wixom. (2010). System Analysis and Design with UML An Object-Oriented Approach Third Edition. New Jersey: John Wiley & Sons (Asia) Pte Ltd. Forta, Ben. (2000). Belajar Sendiri: SQL dalam 10 Menit. Yogyakarta: Andi Offset. Hartanto, Budi. (2008). Memahami Visual C#.Net Secara Mudah. Yogyakarta: Andi Offset. Jogiyanto. (2005). Analisis dan Desain Sistem Informasi: Pendekatan Terstruktur Teori dan Praktik Aplikasi Bisnis. Yogyakarta: Andi Offset. ©2012
Kendall, Kenneth E. dan Julie E. Kendall. (2007). Systems Analysis and Design, Seventh Edition. New Jersey: Pearson Prentice Hall. Kusrini. (2007). Konsep dan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan. Yogyakarta: Andi Offset. McFadden, Fred R. dan Jeffrey A. Hoffer.(1994). Modern Database Management Fourth Edition. Redwood City: The Benjamin/ Cummings Publishing Company, Inc. McLeod, Raymond. (2004). Management Information System. New Jersey: Pearson Prentice Hall, Inc. Pinandito, Aryo. (2011). Otomatisasi Proses Akuntansi di Akademi Kebidanan Wira Husada Nusantara Malang. Tesis tidak dipublikasikan. Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh November Rodiyah. (2011). Pengembangan Sistem Informasi Inventory Raw Material dengan Metode Decision Table. Skripsi tidak dipublikasikan. Malang: Universitas Brawijaya. Susilastuti, Tyasinta. (2011). Perancangan Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Supplier Sparepart Kendaraan dengan Pendekatan Analytical Hierachycal Process (AHP). Skripsi tidak dipublikasikan. Malang: Universitas Brawijaya. Shelly, Gary B. dkk. (1998). Systems Analysis and Design. Cambridge: Course Technology. Turban, Efraim. dkk. (2005). Decision Support Systems and Intellegent Systems. New Jersey : Pearson Education Hall, Inc. Whitten, Jeffrey L. dan Lonnie D. Bentley. (2007). Systems Analysis and Design Method, Seventh Edition. New York: McGraw-Hill Companies, Inc.
©2012