RechtsVinding Online
DISHARMONISASIKETENTUAN MENGENAI BADAN USAHA MILIK NEGARA, PERUSAHAAN NEGARA, DAN STATUS ANAK PERUSAHAAN DALAM PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN Oleh: Febry Liany* Naskah diterima: 14 Juni 2016; disetujui: 02 Agustus 2016
Beberapa peraturan perundangundangan termasuk undang-undang dan peraturan
di
bawah
Pengertian
BUMN
dan
Perusahaan
Negara
undang-undang
Pasal 1 angka 1 UU No 19 Tahun
mengatur
berbagai
hal
mengenai
2003 tentang Badan Usaha Milik Negara
keuangan
negara,
perbendaharaan
(UU BUMN) menyatakan bahwa BUMN
negara, dan Badan Usaha Milik Negara
adalah badan usaha yang seluruh atau
(BUMN). Apabila diteliti lebih lanjut
sebagian besar modalnya dimiliki oleh
terdapat disharmonisasi dan inkosistensi
negara
antara peraturan perundang-undangan
langsung yang berasal dari kekayaan
tersebut mengenai beberapa hal, salah
negara
satunya
mengenai
bentuk BUMN terbagi menjadi 2 yaitu
istilah BUMN, Perusahaan Negara dan
Pesero dan Perum. Persero adalah BUMN
status anak perusahaan. Disharmonisasi
yang berbentuk perseroan terbatas yang
dan inkonsistensi ini merupakan akar
modalnya terbagi dalam saham yang
permasalahan
banyaknya
seluruh atau paling sedikit 51% (lima
BUMN, perusahaan negara, dan anak
puluh satu persen) sahamnya dimiliki oleh
perusahaan yang didirikan dan pada
Negara Republik Indonesia yang tujuan
praktiknya
kebingungan
utamanya mengejar keuntungan (Pasal 1
kompleksitas
angka 2 UU BUMN). Perusahaan negara
permasalahan yang berkaitan dengan
didefinisikan dalam ketentuan umum
keuangan negara dan BUMN.
Pasal 1 angka 5 UU No 17 Tahun 2003
serta
adalah
ketentuan
dari
begitu
menimbulkan menambah
melalui
yang
penyertaan
dipisahkan.
secara
Selanjutnya
tentang Keuangan Negara (UU Keuangan Negara), perusahaan negara adalah badan 1
RechtsVinding Online
usaha
yang
seluruh
atau
sebagian
modalnya dimiliki oleh Pemerintah Pusat.
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2005 Tentang Tata Cara Penyertaan
Definisi BUMN dalam UU BUMN
dan Penatausahaan Modal Negara Pada
menyatakan kata “seluruh atau sebagian
Badan Usaha Milik Negara dan Perseroan
besar”
negara
Terbatas (PP Tata Cara dan Penatausahaan
sedangkan definisi perusahaan negara
Modal Negara Pada BUMN dan PT)
dalam UU Keuangan Negara menyatakan
membuat pengertian yang belum pernah
“seluruh atau sebagian” modalnya dimiliki
ada dan diatur dalam UU BUMN yaitu
oleh
BUMN
pengertian Perseroan Terbatas (PT) dalam
menambahkan kata “sebagian besar”
Pasal 1 angka 44 yang menyatakan bahwa
sedangkan UU Keuangan Negara hanya
Perseroan Terbatas adalah perseroan
memberikan kata “sebagian” saja. UU
terbatas yang tidak termasuk Persero.
BUMN menetapkan syarat untuk dapat
Jelas terlihat bahwa PT yang dimaksud
dikatakan sebagai BUMN, maka negara
dalam
harus mempunyai seluruh atau sebagian
perusahaan negara yang bukan Persero.
besar modalnya sedangkan UU Keuangan
PP Tata Cara dan Penatausahaan Modal
Negara yang hanya menentukan sebagian
Negara Pada BUMN dan PT menambah
saja
modalnya
Pemerintah
tanpa
dimiliki
Pusat.
PP
ini
juga
dapat
berarti
lebih
lanjut
pelik masalah dalam pengertian BUMN,
sebagian
besar,
mana yang termasuk BUMN dan mana
sehingga sebagian kecil saja kepemilikan
yang tidak termasuk BUMN tetapi baik
modal negara dalam perusahaan tersebut
BUMN maupunperusahaan yang tidak
dapat
termasuk BUMN memperoleh penyertaan
sebagian
menjelaskan
UU
kecil
atau
dikatakan
tersebut
adalah
Disharmonisasi interpretasi
bahwa
perusahaan
perusahaan ini
bahwa
negara.
modal negara. Penyertaan modal negara
menimbulkan
terhadap BUMN dan PT menimbulkan
BUMN
adalah
pertanyaan,
bagaimana
dengan
perusahaan negara tetapi tidak semua
pertanggungjawaban keuangan negara,
perusahaan negara adalah BUMN karena
keduanya memperoleh modal dari negara
adanya perbedaan besaran kepemilikan
baik untuk pendirian maupun untuk
modal tersebut.
penambahan modal.
Peraturan yang lebih rendah dari undang-undang
yaitu
Peraturan 2
RechtsVinding Online
Penyertaan Modal Negara
Apabila penyertaan modal negara
UU BUMN mengatur bahwa setiap
tidak
ditetapkan
pendirian BUMN atau perseroan terbatas
Perbendaharaan
yang dananya berasal dari Anggaran
Disharmonisasi
Pendapatan
(APBN)
ketentuan penetapan penyertaan modal
ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah
negara melalui PP antara UU BUMN, UU
(Pasal 4 ayat (3) UU BUMN). Hal ini berarti
Keuangan
pendirian BUMN dilakukan berdasarkan
Perbendaharaan
PP, karena adanya penyertaan langsung
Perbendaharaan Negara tidak mengatur
yang dananya berasal dari APBN. Kata
penyertaan modal negara yang seperti
kunci dalam ketentuan ini ada pada
apa, apakah secara langsung atau tidak
kalimat
langsung, berasal dari APBN atau non
“penyertaan
langsung
yang
ayat
maka
melanggar
Negara
41
PP
penyertaan modal negara dalam rangka
Belanja
Pasal
dengan
(3)
Negara
tersebut.
terjadi
mengenai
Negara
dan Negara.
negara dalam UU Keuangan Negara tidak
penyertaan modal negara baik langsung
mensyaratkan “penyertaan langsung dari
maupun tidak langsung yang berasal dari
APBN” sehingga pendirian perusahan
APBN maupun non APBN ditetapkan
negara tidak perlu melalui PP.Seharusnya
dengan PP. 5
PP
bahwa
UU
APBN,
Pasal
berarti
UU
dananya berasal dari APBN”. Perusahaan
setiap penyertaan modal negara baik
yang
UU
Tata
Cara
setiap
dan
secara langsung maupun tidak langsung
Penatausahaan Modal Negara Pada BUMN
dari kekayaan yang dipisahkan yang
dan PT, mengatur bahwa negara dapat
berasal dari APBN atau non APBN seperti
melakukan
kapitalisasi cadangan dan sumber lainnya
pendirian BUMN atau PT; penyertaan
juga harus melalui PP. Hal ini sesuai
modal negara pada PT yang didalamnya
dengan Pasal 41 ayat (3) UU No 1 tahun
belum terdapat saham milik negara; atau
2004 tentang Perbendaharaan Negara (UU
penambahan penyertaan modal negara
Perbendaharaan
yang
pada BUMN atau PT yang didalamnya
menyatakan bahwa penyertaan modal
telah terdapat saham milik negara. PT
pemerintah
perusahaan
yang bukan merupakan Persero melalui PP
negara/daerah/swasta ditetapkan dengan
ini dapat memperoleh penyertaan modal
PP.
negara, sebagaimana telah diuraikan di
pusat
Negara)
pada
penyertaan
modal
untuk
3
RechtsVinding Online
atas
bagaimana
pertanggungjawaban
merupakan perusahaan negara yang wajib
keuangan negara terhadap penyertaan
dilaporkan
modal negara kepada PT yang bukan
negara
Persero. Pasal 55 ayat (2) huruf d UU
Keuangan.
Perbendaharaan
Negara
menyatakan
ikhtisar
kepada
Pasal
3
laporan
BPK
PP
keuangan
oleh
Tata
Menteri
Cara
dan
bahwa Menteri Keuangan selaku wakil
Penatausahaan Modal Negara Pada BUMN
Pemerintah Pusat dalam kepemilikan
dan PT mengatur penyertaan modal
kekayaan
negara
yang
dipisahkan
negara atau penambahan penyertaan
menyusun
ikhtisar
laporan
keuangan
modal negara ke dalam BUMN dan PT
perusahaan negara dan Pasal 55 ayat (3)
yang
UU Perbendaharaan Negara menyatakan
ditetapkan
bahwa laporan keuangan disampaikan
penambahan penyertaan modal negara ke
kepada Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
dalam BUMN dan PT yang berasal dari
paling lambat 3 (tiga) bulan setelah tahun
kapitalisasi cadangan dan sumber lainnya
anggaran berakhir.
ditetapkan dengan keputusan RUPS untuk
Ketentuan Perbendaharaan
Pasal
55
Negara
UU
memberi
dananya
berasal
dengan
dari
PP,
APBN
sedangkan
Persero dan PT, dan keputusan Menteri untuk Perum, bukan dengan PP.
kewenangan kepada Menteri Keuangan
Pasal
22
PP
Tata
Cara
dan
untuk membuat ikhtisar laporan keuangan
Penatausahaan Modal Negara Pada BUMN
perusahaan negara. Perusahaan negara
dan
yang dimaksud dalam UU Keuangan
pengurangan penyertaan modal negara
Negara adalah seluruh perusahaan negara
pada BUMN dan PT ditetapkan dengan PP.
baik yang berbentuk Persero maupun
Pertanyaan dari Pasal 3 dan Pasal 22 PP
bukan Persero yang modalnya diperoleh
Tata Cara dan Penatausahaan Modal
dari kekayaan negara yang dipisahkan.
Negara Pada BUMN dan PT adalah
Seharusnya
dan
mengapa tidak setiap penyertaan modal
Penatausahaan Modal Negara Pada BUMN
negara, baik yang berasal dari APBN
dan PT tunduk pada ketentuan UU
maupun yang berasal dari kapitalisasi
Keuangan
terdapat
cadangan dan sumber lainnya, ditetapkan
kekayaan negara yang dipisahkan dalam
dengan PP, sedangkan setiap pengurangan
PT tersebut, maka seharusnya PT tersebut
penyertaan modal negara pada BUMN dan
PP
Negara.
Tata
Cara
Apabila
PT
mengatur
bahwa
setiap
4
RechtsVinding Online
PT
ditetapkan
terdapat
dengan
PP,
inkonsistensi
sehingga
penggunaan
penetapan PP dalam penyertaan modal negara.
1. lebih dari 50% (lima puluh) persen sahamnya
dimiliki
oleh
induk
perusahaannya; 2. lebih dari 50% (lima puluh) persen suara dalam RUPS dikuasai oleh induk
Status Anak Perusahaan
perusahannya; dan/atau
Pengertian anak perusahaan belum
3. kontrol
atas
diatur dalam UU BUMN. UU BUMN hanya
pengangkatan,
menyebut secara singkat dan disisipkan
Direksi
pada Pasal 14 UU BUMN mengenai
dipengaruhi
Kewenangan RUPS. Pasal 14 ayat (3) huruf
perusahaannya.
g UU BUMN menyatakan bahwa pihak yang
menerima
kuasa
dan
Pengertian
jalannya dan
perseroan,
pemberhentian
Komisaris oleh
anak
sangat induk
perusahaan
sebagaimana
secara jelas diatur dalam peraturan
dimaksud dalam ayat (2), wajib terlebih
perundang-undangan di bawah undang-
dahulu mendapat persetujuan Menteri
undang yaitu Peraturan Menteri Badan
untuk mengambil keputusan dalam RUPS
Usaha Milik Negara Republik Indonesia
mengenai pembentukan anak perusahaan
Nomor:
atau penyertaan.
Pedoman Pendayagunaan Aset Tetap
Per-13/MBU/09/2014
Tentang
Undang-Undang Nomor 40 Tahun
Badan Usaha Milik Negara (Permen BUMN
2007 tentang Perseroan Terbatas (UU PT)
tentang Pedoman Pendayagunaan Aset
tidak memberikan penegasan mengenai
Tetap BUMN).Bab I sub bab IV angka 19
istilah anak perusahaan. Istilah anak
Salinan Lampiran Permen BUMN tentang
perusahaan dijelaskan dalam Penjelasan
Pedoman Pendayagunaan Aset Tetap
Pasal 29 Undang-Undang Nomor 1 Tahun
BUMN mengatur bahwa Anak Perusahaan
1995 tentang Perseroan Terbatas yang
BUMN adalah:
sudah tidak berlaku lagi dan digantikan
a) Anak Perusahaan yang sahamnya
oleh UU PT, menyatakan bahwa yang
minimum 90% dimiliki oleh BUMN
dimaksud dengan “anak perusahaan”
yang bersangkutan;
adalah
perseroan
hubungan
khusus
yang dengan
lainnya yang terjadi karena:
mempunyai perseroan
b) Anak Perusahaan yang sahamnya minimum 90% dimiliki oleh BUMN lain; 5
RechtsVinding Online
c) Perusahaan patungan dengan
dan anak perusahaan yang diatur pada
jumlah gabungan kepemilikan
berbagai peraturan perundang-undangan
saham BUMN minimum 90%.
menimbulkan ketidakpastian dan celah
Bab I sub bab IV angka 20 Permen
hukum
dalam
penyelenggaraannya.
BUMN tentang Pedoman Pendayagunaan
Harmonisasi antar peraturan perundang-
Aset Tetap BUMN mengatur bahwa
undangan terjadi apabila pertama, tidak
Perusahaan
adalah
ada lagi pengertian bahwa BUMN adalah
perusahaan yang sahamnya minimum 90%
perusahaan negara tetapi tidak semua
dimiliki oleh Anak Perusahaan BUMN,
perusahaan
negara
adalah
BUMN,
gabungan Anak Perusahaan BUMN, atau
seharusnya
setiap
BUMN
adalah
gabungan
perusahaan negara dan setiap perusahaan
Terafiliasi
Anak
BUMN
Perusahaan
BUMN
dengan BUMN.
negara adalah BUMN; kedua, setiap
Berdasarkan
anak
penyertaan modal negara baik langsung
perusahaan tersebut di atas, maka dapat
maupun tidak langsung yang berasal dari
dikatakan bahwa anak perusahaan bukan
APBN maupun non APBN ditetapkan
merupakan
Persero
dengan PP.
perusahaan
merupakan
negara
sebagai
pengertian
tetapi
akibat
anak
perusahaan dari
adanya
Adapun
saran
yang
diberikan
penulis adalah sebagai berikut:
penyertaan modal negara di dalam modal
1. Rumusan definisi BUMN dalam norma
anak perusahaan yang diperoleh dari
sebaiknya “BUMN adalah badan usaha
perusahaan induknya.
yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui
Saran
penyertaan Permasalahan
negara
yang
dan
berasal dari kekayaan negara yang
merupakan sumber permasalahan dari
dipisahkan”. Tidak perlu menyebut
berbagai
BUMN,
kata “secara langsung” karena kata
perusahaan negara, dan anak perusahaan
“secara langsung” ini menimbulkan
adalah pengertian atau definisi dari
intrepretasi acontrario bahwa apabila
BUMN, perusahaan negara, dan anak
penyertaan secara tidak langsung
perusahaan. Disharmonisasi pengertian
maka tidak perlu ditetapkan dengan
atau definisi BUMN, perusahaan negara,
PP sehingga perusahaan negara yang
pengaturan
utama
modal
terkait
6
RechtsVinding Online
didirikan melalui penyertaan secara
tersebut, maka anak perusahaan akan
tidak langsung adalah bukan BUMN
menjadi
yang berakibat pada status anak
sesuatu yang berkaitan dengan anak
perusahaan adalah bukan BUMN.
perusahaan seperti asset, laporan
2. Tidak perlu lagi menyebutkan nilai “paling
sedikit
51%”
melainkan
sehingga
segala
keuangan, dan lain lain mendapat perlakuan
sebagaimana
konsisten dengan Pasal 1 angka 5 UU
Persero
Keuangan Negara, “…. badan usaha
perundang-undangan.
yang yang seluruh atau sebagian
layaknya
berdasarkan
peraturan
3. Penyertaan modal negara yang berasal
modalnya dimiliki oleh Pemerintah
dari
Pusat”.
Penggunaan
seharusnya ditetapkan dengan PP,
sedikit
51%”
nilai
menyebabkan
“paling anak
APBN
sehingga
maupun
bunyi
non
normanya
APBN
adalah
perusahaan bukan lagi Persero, tetapi
sebagai berikut “Setiap penyertaan
apabila menggunakan “seluruh atau
modal negara dalam rangka pendirian
sebagian” maka anak perusahaan
BUMN atau perseroan terbatas dan
dapat ditarik ke dalam pengertian
penambahan
Persero sehingga anak perusahaan
negara
adalah Persero. Sehingga rumusan
perseroan terbatas ditetapkan dengan
norma mengenai definisi “Perusahaan
Peraturan Pemerintah”.
ke
penyertaan dalam
BUMN
modal atau
Persero adalah BUMN yang berbetuk
4. Perlu adanya norma ketentuan umum
Perseroan Terbatas yang modalnya
mengenai definisi anak perusahaan
terbagi dalam saham yang seluruh
yang unsur-unsurnya dapat diambil
atau sebagian sahamnya dimiliki oleh
dari
negara
utamanya
dalam Salinan Permen BUMN tentang
Apabila
Pedoman Pendayagunaan Aset Tetap
yang
memperoleh norma
*
Persero,
tujuan keuntungan”.
ditentukan
sebagaimana
pengertian
anak
perusahaan
BUMN.
Penulis adalah Perancang Peraturan Perundang-Undangan pada Badan Keahlian DPR RI.
7