Yuni Arkhiansyah, Dodi Yudo S.
Jurnal Informatika, Vol. 15, No. 2, Bulan Desember 2105
REALISASI CCTV CERDAS BERBASIS MIKROKONTROLER DAN REAL TIME 3D FACE RECOGNITION 1
Yuni Arkiansyah, 2Dodi Yudo Setiawan
1
Fakultas Ilmu Komputer, Informatics & Business Institute Darmajaya Jl. 2.A. Pagar Alam No. 93, Bandar Lampung - Indonesia 35142 Telp. (0721) 787214 Fax. (0721) 700261 e-mail :
[email protected]
ABSTRACT CCTV which available now is not provided with the ability to recognize but only to record and must be observed directly by users. This way will heighten the level of human error, therefore this paper will build 3D face recognition to be implemented on CCTV provided with camera control using microcontroller. Microcontroller will assist in the process of face recognition. The 3D face recognition is selected in the process of face recognition because it has some benefits that namely not dependent to the lighting. Key words: CCTV, 3D face recognition, microcontroller ABSTRAK CCTV yang ada sekarang ini belum dilengkapi dengan kemampuan untuk mengenali dan hanya mampu merekam dan harus diamati secara langsung oleh pengguna. Hal ini akan dapat menimbulkan tingkat human error yang tinggi oleh karena itu pada penelitian ini akan membangun sistem 3D face recognition yang akan diimplementasikan pada CCTV dilengkapi dengan kendali komera menggunakan mikrkontroler. Mikrokontroler akan membantu proses face recognition. 3D face recognition sendiri dipilih dalam proses pengenalawan wajah karena memiliki beberapa kelebihan diantaranya tidak tergantung pada pencahayaan. Kata kunci: CCTV, 3D face recognition, mikrokontroler
1.
membantu manusia dalam membangun
PENDAHULUAN
Sistem biometrik banyak diaplikasikan dalam
kehidupan
menggunakan
manusia
kemampuan
dengan komputer.
Semakin tingginya kemampuan komputer untuk memproses data dalam jumlah besar dengan kecepatan yang tinggi akan lebih 188
sistem biometrik. Sistem biometrik adalah sistem
untuk
melakukan
identifikasi
dengan cara menggunakan ciri-ciri fisik atau anggota badan manusia, seperti : sidik jari, retina mata, suara, rantai DNA dan wajah. Ciri fisik manusia seluruh Informatics and Business Institute Darmajaya
Jurnal Informatika, Vol. 15, No. 2, Bulan Desember 2105
Yuni Arkhiansyah, Dodi Yudo S.
dunia ini bersifat unik atau tidak ada yang
menggunakan sepasang gambar stereo
sama persis. Teknologi biometrik ini
untuk menemukan korespondensi pixel
memiliki kelebihan adalah tidak mudah
untuk
hilang, tidak dapat lupa, tidak mudah
menggunakan
dipalsukan, dan memiliki keunikan antara
mengkalibrasi kamera dan mendapatkan
manusia satu dengan yang lain.
ordinat 3D dalam setiap pixel gambarnya,
Salah satu cara yang digunakan dalam
serta dengan hanya menggunakan satu
sistem biometrik adalah pengenalan wajah
kamera (orthogonal view) dimana diambil
atau face recognition. Ada beberapa
2
metode yang dapat digunakan dalam
menghasilkan
proses face recognition, yaitu : 2D (two
Kemudian satu lagi dari samping yang
Dimention) dan 3D.
nantinya akan menghasilkan koordinat
Dalam
hal
pengolahan
gambar,
peta
disparitas,
triangulasi
satu
dari
koordinat
untuk
depan X
yang
dan
Y.
(image
Y[2]. Dari data-data yang di dapat dari
processing) sudah tidak asing lagi dengan
model 2D dan 3D maka akan dilakukan
istilah sistem pengenalan wajah atau face
proses pencocokan dengan data yang
recognition system. 2D Face recognition
sudah ada dengan menggunakan neural
system merupakan sistem pengenalan
network[1][5]. Neural nework sendiri
wajah melalui citra tanpa kerjasama
dianggap memberikan solusi yang baik
apapun[1].
dalam masalah pengenalan wajah ini.
Namun
citra
menghasilkan
dalam
sistem
pengenalan wajah 2D masih banyak
Face recognition atau metode pengenalan
kekurangan yang menyebabkan kesulitan
wajah 2 (dua) dimensi dan 3D (Three
dalam perancangan model wajah 2D
Dimention) face recognition atau metode
karena peka terhadap pencahayaan, arah
pengenalan wajah 3 (tiga) dimensi. 3D
dan jenis dari sumber cahaya[1][4]. Untuk
face recognition memiliki tingkat akurasi
memecahkan
maka
yang lebih tinggi dalam proses face
digunakanlah 3D face recognition karena
recognition dibanding dengan 2D face
permukaan
recognition [8].
masalah
wajah
tersebut
3D
akan
sama
walaupun dalam kondisi pencahayaan
Penggunaan sistem biometrik ini dapat
yang
Untuk
dilakukan diberbagai bidang antara lain
mendapatkan akurasi yang tinggi dalam
bidang pendidikan, bidang keamanan dan
pengenalan wajah maka digunakanlah
dibidang
citra 2D dan 3D dalam prosesnya[1][3][4].
software dibangun dengan memanfaatkan
Ada beberapa teknik dalam membuat
sistem biometrik ini.
model wajah 3 dimensi, yaitu dengan
Bakat seseorang dapat diketahui dengan
berbeda-beda[1].
Informatics and Business Institute Darmajaya
kesehatan.
Banyak
aplikasi
189
Jurnal Informatika, Vol. 15, No. 2, Bulan Desember 2105
Yuni Arkhiansyah, Dodi Yudo S.
cara membandingkan pola atau struktur
diinginkan seperti pencurian, perampokan
sidik jari seseorang dengan pola sidik jari
dan tindakan kejahatan lainya.
beberapa orang yang sudah diketahui
CCTV yang digunakan dalam proses face
bakatnya.
recognition
Pelaku tindak kriminal dapat diketahui
sebagai basis pengendalian gerak CCTV.
dengan sidik jarinya. Keturunan seseorang
AVR
dan identitas mayat
dapat diketahui
mikrokontroler yang di dalamnya terdapat
dengan menganalisa data rantai DNA nya.
berbagai macam fungsi. Kelebihan dari
Berdasarkan berbagai sistem biometrik
AVR adalah memiliki Power-On Reset,
tersebut sistem biometrik wajah memiliki
yaitu tidak perlu ada tombol reset dari luar
keunggulan yaitu dari sigi etika, seseorang
karena cukup hanya dengan mematikan
yang akan diambil identitas wajahnya
supply, maka secara otomatis AVR akan
tidak perlu bersentuhan langsung dengan
melakukan reset. Untuk beberapa jenis
alat pemindainya (sensor, kamera). Dan
AVR terdapat beberapa fungsi khusus
secara khusus dalam penelitian ini akan
seperti ADC, EEPROM sekitar 128 byte
dibangun suatu aplikasi teknik pengenalan
sampai dengan 512 byte. AVR ATmega8
wajah tiga dimensi secara real time
adalah
dengan
CCTV menggunakan
berarsitektur AVR RISC yang memiliki
untuk
8K byte in-System Programmable Flash.
kendali
mikrokontroler
meningkatkan
diperlukan
merupakan
salah
mikrokontroler
mikrokontroler
satu
CMOS
jenis
8-bit
keamanan pada para pengguna CCTV.
Mikrokontroler dengan konsumsi daya
CCTV yang ada sekarang ini hanya
rendah ini mampu mengeksekusi instruksi
berfungsi untuk merekam semua kejadian
dengan kecepatan maksimum 16MIPS
tanpa dilengkapi dengan kemampuan
pada frekuensi 16MHz [6].
mengenali, mengelompokan siapa yang
Adapaun konfigurasi Pin Atmega8 dapat
dikenali
dilihat pada Gambar 1.
dan
yang
tidak
dikenali
memberikan peringatan tertentu dan lain sebagainya
dan
CCTV
tidak
dapat
bergerak untuk memperoleh citara wajah yang tepat dapat membentuk citra wajah 3 dimensi sampai mengenali pelaku tindak teroris, pencurian dan perampokan. Rekaman CCTV kemudian diputar ulang ketika sudah terjadi hal yang tidak 190
Gambar 1. Konfigurasi Pin ATMEGA8 Informatics and Business Institute Darmajaya
Jurnal Informatika, Vol. 15, No. 2, Bulan Desember 2105
Yuni Arkhiansyah, Dodi Yudo S.
ATmega8 memiliki 28 Pin, yang masing-
clock yang dipilih dari oscillator
masing pin nya memiliki fungsi yang
internal,
berbeda-beda baik sebagai port maupun
digunakan sebagai
fungsi
menggunakan
yang
lainnya.
Berikut
akan
PB7
dan
PB6
dapat
I/O atau jika Asyncronous
dijelaskan fungsi dari masing-masing kaki
Timer/Counter2 maka PB6 dan PB7
Atmega8.
(TOSC2 dan TOSC1) digunakan untuk
1. VCC : Merupakan supply tegangan
saluran input timer. 4. Port
digital. 2. GND : Merupakan ground untuk semua
komponen
yang
membutuhkangrounding.
C
(PC5…PC0)
:
Port
C
merupakan sebuah 7-bit bi-directional I/O port yang di dalam masing-masing pin terdapat pull-up resistor. Jumlah
3. Port B (PB7...PB0) : Didalam Port B
pin nya hanya 7 buah mulai dari pin
terdapat XTAL1, XTAL2, TOSC1,
C.0 sampai dengan pin C.6. Sebagai
TOSC2. Jumlah Port B adalah 8 buah
keluaran/output
pin, mulai dari pin B.0 sampai dengan
karakteristik yang sama dalam hal
B.7. Tiap pin dapat digunakan sebagai
menyerap
input
mengeluarkan arus (source).
maupun
output.
Port
B
port
arus
C
(sink)
memiliki
ataupun
merupakan sebuah 8-bit bi-directional
5. RESET/PC6 : Jika RSTDISBL Fuse
I/O dengan internal pull-up resistor.
diprogram, maka PC6 akan berfungsi
Sebagai input, pin-pin 7 yang terdapat
sebagai pin I/O. Pin ini memiliki
pada port B yang secara eksternal
karakteristik yang berbeda dengan pin-
diturunkan, maka akan mengeluarkan
pin yang terdapat pada port C lainnya.
arus jika pull-up resistor diaktifkan.
Namun jika RSTDISBL Fuse tidak
Khusus PB6 dapat digunakan sebagai
diprogram,
input
oscillator
berfungsi sebagai input reset. Dan jika
amplifier) dan input kerangkaian clock
level tegangan yang masuk ke pin ini
internal, bergantung pada pengaturan
rendah dan pulsa yang ada lebih
Fuse
untuk
pendek dari pulsa 8 minimum, maka
memilih sumber clock. Sedangkan
akan menghasilkan suatu kondisi reset
untuk PB7 dapat digunakan sebagai
meskipun clock-nya tidak bekerja.Port
output
oscillator
D (PD7…PD0) : Port D merupakan 8-
amplifier) bergantung pada pengaturan
bit bi-directional I/O dengan internal
Fuse
untuk
pull-up resistor. Fungsi dari port ini
memilih sumber clock. Jika sumber
sama dengan port-port yang lain.
Kristal
bit
(inverting
yang
Kristal
bit
yang
digunakan
(output
digunakan
Informatics and Business Institute Darmajaya
maka
pin
ini
akan
191
Jurnal Informatika, Vol. 15, No. 2, Bulan Desember 2105
Yuni Arkhiansyah, Dodi Yudo S.
Hanya saja pada port ini tidak terdapat
didedikasikan
kegunaan-kegunaan yang lain. Pada
menghasilkanpeningkatan dalam hal
port
kecepatan
ini
hanya
berfungsisebagai
serta
dan
kode
dapat
yang
lebih
masukan dan keluaran saja atau biasa
sederhana dan singkat. Register ini
disebut dengan I/O.
tidak secara otomatis tersimpan ketika
6. AVCC : Pin ini berfungsi sebagai
memasuki sebuah rutin interupsi dan
supply tegangan untuk ADC. Untuk
juga
pin ini harus dihubungkan secara
perintah setelah kembali dari interupsi.
terpisah dengan VCC karena pin ini
Namun hal tersebut harus dilakukan
digunakan untuk analog saja. Bahkan
melalui
jika ADC pada AVR tidak digunakan
gambar status register.
tetap
saja
disarankan
ketika
menjalankan
software.
Berikut
sebuah
adalah
untuk
8. Bit 7(I) : Merupakan bit Global
menghubungkannya secara terpisah
Interrupt Enable. Bit ini harus di-set
dengan VCC. Jika ADC digunakan,
agar semua perintah interupsi dapat
maka AVcc harus dihubungkan ke
dijalankan. Untuk perintah interupsi
VCC melalui low pass filter.
individual akan di jelaskan pada
7. AREF : Merupakan pin referensi jika
bagian yang lain. Jika bit ini di-reset,
menggunakan ADC. Pada AVRstatus
maka semua perintah interupsi baik
register
yang individual maupun yang secara
informasi
mengandung mengenai
beberapa hasil
dari
umum akan di abaikan. Bit ini akan
kebanyakan hasil eksekusi instruksi
dibersihkan
aritmatik. Informasi ini digunakan
hardware setelah sebuah interupsi di
untuk altering arus program sebagai
jalankan dan akan di-set kembali oleh
kegunaan
meningkatkan
perintah RETI. Bit ini juga dapat di-
performa pengoperasian. Register ini
set dan di-reset melalui aplikasi dan
di-update
intruksi SEI dan CLL.
untuk
setelah
ALU(Arithmetic
operasi
Logic
Unit)
hal
atau
cleared
oleh
9. Bit 6(T) : Merupakan bit Copy
tersebut seperti yang tertulis dalam
Storage.
datasheet
bagian
Instructions BLD (Bit Load) and BST
Instruction Set Reference. Dalam hal
(Bit Store) menggunakan bit ini
ini
dapat
sebagai asal atau tujuan untuk bit yang
membuang 10 penggunaan kebutuhan
telah dioperasikan. Sebuah bit dari
instrukasi perbandingan yang telah
sebuah register dalam Register File
192
untuk
khususnya
beberapa
pada
kasus
Instruksi
bit
Copy
Informatics and Business Institute Darmajaya
Jurnal Informatika, Vol. 15, No. 2, Bulan Desember 2105
Yuni Arkhiansyah, Dodi Yudo S.
dapat disalin ke dalam bit ini dengan
Complement Overflow Flag. Bit ini
menggunakan
menyediakan fungsi aritmatika dua
instruksi
BST,
dan
sebuah bit di dalam bit ini dapat disalin ke dalam bit di dalam register pada
Register
File
dengan
menggunakan perintah BLD.
Flag. Bit ini menandakan sebuah Half dalam
aritmatika.
Bit
beberapa ini
13. Bit 2(N) : Merupakan bit Negative Flag. Bit ini mengindikasikan sebuah hasil negative di dalam sebuah fungsi
10. Bit 5(H) : Merupakan bit Half Carry
Carry
komplemen.
logika atai aritmatika. 14. Bit 1(Z) : Merupakan bit Zero Flag.
operasi
Bit ini mengindikasikan sebuah jasil
berfungsi
nol “0” dalan sebuah fungsi aritmatika
dalamaritmatika BCD.
atau logika.
11. Bit 4(S) : Merupakan Sign bit. Bit ini
15. Bit 0 (C) : Merupakan bit Carry Flag.
selalu merupakan sebuah ekslusif di
Bit ini mengindikasikan sebuah Carry
antara Negative Flag (N) dan two’s
atau sisa dalam sebuah aritmatika atau
Complement Overflow Flag (V).
logika [7].
12. Bit 3(V) : Merupakan bit Two’s
2.
METODE PENELITIAN
2.1. 3D Face Recognition Secara garis besar proses face recognition dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Metode face recognition Informatics and Business Institute Darmajaya
193
Yuni Arkhiansyah, Dodi Yudo S.
Jurnal Informatika, Vol. 15, No. 2, Bulan Desember 2105
Citra yang terambil adalah citra yang
itu adalah berhasil dikenali atau tidak
terdiri dari wajah dan bukan wajah. Oleh
dikenali seseorang tersebut.
karena itu, diperlukan proses pemisahan bagian-bagian tersebut proses itu disebut
2.2. Mikrokontroler sebagai Kontrol
dengan facial Detect Action.
Kamera
Proses face 3D template yang diperlukan
Untuk membantu proses face recognition
hanya bagian wajah saja. Setelah proses
agar
facial detect action diperoleh citra wajah
recognize
yang digunakan untuk proses selanjutnya
sebagai
yakni feuture Extraction sampai dengan
Mikrokontroler
diperoleh 3D template. 3D template
kamera agar diperoleh posisi wajah yang
adalah template wajah 3 dimensi yang
baik dan besar kecil.
digunakan untuk proses model match
ukuran citra wajah. Algoritma kontrol
dengan citra wajah yang sudah ada di
kamera pada proses face recognition
dalam database. Hasil dari semua proses
dapat dilihat pada Gambar 2.
diperoleh
hasil
digunakan
succsess
mikrokontroler
pengontrol akan
face
kamera. menggerakkan
Gambar 2. Algoritma kontrol kamera pada mikrokontroler 194
Informatics and Business Institute Darmajaya
Yuni Arkhiansyah, Dodi Yudo S.
3.
Jurnal Informatika, Vol. 15, No. 2, Bulan Desember 2105
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tampilan hasil face detection untuk wajah tampak depan dapat dilihat pada Gambar
3.1 Hasil Face Detection
3. dan wajah tampak samping dapat Face detection yang dilakukaan terdiri
dilihat pada Gambar 4.
dari face detection untuk wajah tampak depan
dan
wajah
tampak
samping.
Gambar 3. Face detection untuk tampak depan
Gambar 4. Face detection untuk tampak samping Kedua hasil face detektion tersebut
penelitian
ini
belum
sampai
tahap
nantinya dijadikan satu menjadi sebuah
tersebut. Masih perlu dilakukan kegiatan
tempelate wajah 3D, dalam hal ini,
encoding untuk 3D face tempelate. 3D
Informatics and Business Institute Darmajaya
195
Jurnal Informatika, Vol. 15, No. 2, Bulan Desember 2105
Yuni Arkhiansyah, Dodi Yudo S.
face
tempelate
tersebut
nantinya
Untuk
hasil
penelitan
belum
dapat
digunakan untuk melakukan proses 3D
diperoleh masih perlu dilakukan kegiatan
face recognition.
encoding untuk 3D face recognition. 4. SIMPULAN
3.2 Hasil Perancangan Motor Stepper Hasil perancangan motor stepper dapat dilihat pada Gambar 5.
Berdasarkan
hasil
penelitian
yang
dilakukan dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian sudah dilakukan face detection tampak depan dan samping, serta sudah dibuat motor stepper dan driver nya
Penelitian Lanjutan (Future Works) Agar sistem dapat berjalan dengan baik maka
perlu
dikembangkan
dengan
menggunakan mentode CBVR ( Conten base video retrivel ) agar lebih akuarat Gambar 5. Hasil perangangan webcam Kamera yang digunakan terdiri dari dua buah, kamera satu digunakan untuk mengambil gambar wajah bagian depan dan kamera yang kedua digunakan untuk mengambil gambar wajah samping. Motor
stepper
membantu
ini
digunakan
untuk
proses face detection dan
face recognition. Motor ini akan bergerak searan atau berlawan dengan arah gerak jarum jam beberapa langkah sampai dengan memperoleh hasil face detection dan face recognition dengan baik.
hasil nya
DAFTAR PUSTAKA [1]. Djiwo Harsono (2009) pemantauan suhu
dengan
atmega8
pada
mikrokontroler jaringan
lokal,
Yogyakarta. [2]. Jamie Cook, Chris McCool, Vinod Chandran and Sridha Sridharan. Combined
2D
Recognition
/
using
3D
Face
Log-Gabor
Templates. In Proceedings of the IEEE International Conference on Video
and
Signal
Based
Surveillance (AVSS’06), 2006. 3.3 Hasil Face Recognition
196
[3]. Kakadiaris etc, 3D face recognition CBL, Dept. of Computer Science, Informatics and Business Institute Darmajaya
Jurnal Informatika, Vol. 15, No. 2, Bulan Desember 2105
Yuni Arkhiansyah, Dodi Yudo S.
University of Houston, TX, USA CGL,
Dept.
of
Informatics,
University of Athens, Greece
[8]. Saputra,
(2002)
Analisis
sensitivitas IC LM 35 dioda 1N4148 dan
[4]. Mark Chan, Chia-Yen Chen, Gareth
Agus
NTC
untuk
diaplikasikan
sebagai pengatur suhu waterbath.
Barton, Patrice Delmas, Georgy
Undergraduate
Gimel’farb, Philippe Leclercq, and
UNDIP.
thesis,
FMIPA
Thomas Fischer. A Strategy for 3D Face
Analysis
and
Synthesis.
Department of Computer Science, University of Auckland [5]. Svetlana V. Korobkova and Archil Tsiskaridze. Face recognition system using 2D and 3D information fusion. Vocord Company, Moscow, Russia [6]. SoonKee
Chung,
Jean-Charles
Bazin, and Inso Kweon. 2D/3D VIRTUAL FACE MODELING. In 18th IEEE International Conference on Image Processing, 2011. [7]. S. Qatawneh, S. Ipson, R. Qahwaji, and
H.
Ugai.
RECOGNITION MACHINE
3D BASED
FACE ON
LEARNING.
Department of Electronic Imaging and
Media
Communications
University of Bradford, Richmond Road, Bradford BD7 1DP, England, U.K.
Informatics and Business Institute Darmajaya
197