Reaksi Pasar Saham terhadap Pengumuman Peluncuran ISSI di Bursa Efek Indonesia (Studi Kasus pada Saham PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk)
Dita Roosemella Paramadina Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Jl. MT. Haryono 165 Malang
[email protected]
Dosen Pembimbing: Dr. Achmad Helmy Djawahir, SE.
Abstract: This research was based on the announcement of the launch Indonesia Sharia Stock Index (ISSI), which can influence the decisions of investors in the capital market. The purpose of this research to determine how the reaction of investors to the announcement through ISSI stocks in infrastructure, and transportation untilitas listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX). This type of research using event study method to determine how the market reaction to the announcement. This study chosed PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk as sample using purposive sampling method. The indicator used are abnormal return and trading volume activity. Calculation of the data did not find significant abnormal return value during window period. The results of calculation showed negative abnormal return value. Through Paired Sample T-test, there was no significant difference in abnormal return before and after the announcement. In the calculation of the volume of trading activity was also not found significant value during the window period. Through Paired Sample T-test, there was no significant differences in the volume of trading activity before and after the announcement. Based on these results concluded that the announcement of the launch of ISSI does not significantly affect the investment decisions of investors and there is an indication that investors still doubt the halal investing in the stock market. Keywords: Abnormal Returns, Trading Volume Activity, Index Announcement, Sharia.
Abstrak: Penelitian ini didasarkan pada pengumuman peluncuran Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) yang dapat memengaruhi keputusan investor di pasar modal. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui bagaimana reaksi investor melalu saham ISSI pada sektor infrastruktur, untilitas dan transportasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Jenis penelitian menggunakan metode event study untuk mengetahui bagaimana reaksi pasar terhadap pengumuman. Penelitian ini memilih saham PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk sebagai sampel dengan menggunakan metode purposive sampling. Indikator yang digunakan adalah abnormal return dan trading volume activity.Penghitungan data abnormal return tidak menemukan nilai yang signifikan positif. Hasil penghitungan menunjukkan nilai abnormal return negatif tetapi tidak signifikan setelah melalui uji-t. Pengujian dengan uji Paired Sample-T, diketahui bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada abnormal return sebelum dan sesudah pengumuman. Pada penghitungan trading volume activity juga tidak ditemukan nilai yang signifikan selama periode jendela. Pengujian dengan uji Paired Sample-T tidak dapat menemukan perbedaan yang signifikan pada trading volume activity sebelum dan sesudah pengumuman. Berdasarkan hasil tersebut disimpulkan bahwa pengumuman peluncuran ISSI tidak terlalu berpengaruh pada pengambilan keputusan investasi para investor dan terdapat indikasi bahwa investor masih meragukan kehalalan berinvestasi di pasar modal.
Kata kunci: Abnormal Return, Trading Volume Activity, Peluncuran Indeks, Syariah.
PENDAHULUAN Investasi merupakan salah satu bentuk kegitan manusia di bidang ekonomi baik di sektor keuangan atau moneter maupun sektor riil. Investasi di pasar modal merupakan salah satu bentuk kegiatan investasi yang saat ini sedang berkembang di Indonesia. Pasar modal menjadi salah satu tolak ukur maju tidaknya sistem perekonomian suatu negara. Harga di bursa efek seperti di pasar modal merupakan indikator yang menunjukkan pergerakan dan gejolak perekonomian, khususnya di sektor keuangan atau moneter (Muhamad, 2009:32). Untuk dapat membangun suatu pasar modal yang kuat perlu adanya pondasi yang kuat agar dapat bertahan secara jangka panjang. Namun jumlah investor lokal di pasar modal Indonesia masih minim untuk dapat membangun pondasi yang kuat. Jumlah investor pasar modal di Indonesia baik langsung maupun tidak langsung (melalui reksadana) kurang dari satu juta orang (Jones, et al., 2009:5). Pendapat tersebut juga diperkuat oleh Direktur Pengembangan BEI bahwa di Indonesia kurang dari 0,5% penduduknya menjadi investor di pasar modal atau menurut catatan Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) hanya mencapai 344.000 investor pada tahun 2011 (Wishnu, 2011). Jumlah investor lokal yang sangat sedikit mengakibatkan ketergantungan bursa domestik kepada asing sangat tinggi. Dampaknya pun juga tidak baik bagi
perekonomian di Indonesia karena lebih banyak return yang diserap oleh pihak asing. Mengembangkan pasar modal syariah merupakan langkah yang tepat untuk menarik minat investor lokal Indonesia. Pengembangan pasar modal syariah sendiri pada hakikatnya juga mengembangkan pasar modal di Indonesia secara keseluruhan. Potensi pengembangan pasar modal syariah di Indonesia sangat besar ditinjau dari sisi sektor keuangan dan ekonomi maupun dari sisi investor. Ditinjau dari sisi sektor keuangan dan ekonomi, Indonesia memiliki pertumbuhan ekonomi yang kuat dan stabil. Dari segi investor, jumlah masyarakat muslim kelas menengah atas di Indonesia yang semakin semakin meningkat. Namun, ada beberapa kendala yang menyebabkan masyarakat muslim kelas menengah atas belum berminat atau tertarik berinvestasi di pasar modal. Pertama, adanya anggapan bahwa melakukan kegiatan investasi di pasar modal, khususnya jual beli saham, merupakan kegiatan yang haram. Kegiatan jual beli saham di pasar modal dianggap sama seperti kegiatan perjudian yang dilarang jelas dalam ajaran Islam. Kedua, masyarakat juga menganggap bahwa jumlah saham syariah hanya berjumlah 30 saham yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII). Jumlah tersebut dianggap terlalu sedikit dan membatasi piliha pilihan investor sehingga mereka lebih memilih berinvestasi dalam bentuk investasi lain.
Tabel 1.1 Rata-rata Laba Bersih Per Sektor (Dalam Jutaan Rupiah) Jenis Sektor Infrastruktur, Utilitas dan Transportasi Industri Barang Konsumsi Pertambangan Pertanian Perdagangan, Jasa dan Investasi Industri Dasar dan Kimia Aneka Industri Properti, Real Estate dan Konstruksi Bangunan
2008
2009
2010
Rp 1.172.628
Rp 1.272.678
Rp 1.228.946
Rp
234.793
Rp
286.996
Rp
345.117
Rp Rp
757.380 562.937
Rp Rp
479.859 382.018
Rp Rp
740.378 530.598
Rp
101.902
Rp
144.712
Rp
361.244
Rp Rp
70.760 449.598
Rp Rp
329.877 552.657
Rp Rp
312.344 793.894
Rp
42.254
Rp
89.512
Rp
113.192
Sumber: Data sekunder diolah 2013, Lampiran 1
Bursa Efek Indonesia (BEI) menerbitkan mekanisme perdagangan saham sesuai syariah dan meluncurkan Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) yang dilakukan pada tanggal 12 Mei 2011. Berita mengenai pengumuman tersebut sangat menarik bagi kalangan bagi investor maupun masyarakat yang berminat menjadi investor di pasar modal. Peluncuran ISSI menandakan bahwa adanya upaya dari pihak BEI untuk mengembangkan pasar modal syariah ke arah yang lebih baik. Namun, belum dapat diketahui secara pasti apakah upaya yang dilakukan BEI sudah cukup efektif untuk dapat menambah jumlah investor domestik di pasar modal. Selain itu, perlu ada pengkajian lebih lanjut untuk mengetahui bagaimana respon pasar menanggapi pengumuman tersebut. Suatu informasi seperti sebuah pengumuman atau peristiwa dapat memengaruhi keputusan para investor dalam pengambilan keputusan investasi di pasar modal. Keputusan tersebut memengaruhi pula penawaran dan permintaan saham yang menimbulkan perubahan harga saham baik menaikkan harga maupun menurunkan harga saham. Reaksi investor tersebut kemungkinan dapat menyebabkan terjadinya pergeseran harga ekuilibruim atau harga keseimbangan pasar. Untuk mengetahui reaksi pasar terhadap pengumuman peluncuran ISSI, dilakukan event study yaitu studi yang mempelajari reaksi pasar terhadap suatu peristiwa (event) yang informasinya dipublikasikan sebagai suatu pengumuman (Jogiyanto, 2012:555). Event study biasa digunakan untuk menguji efisiensi pasar bentuk semi kuat pada pengumuman-pengumuman yang dipublikasikan. Event study menggunakan abnormal return atau excess return sebagai indikator yaitu kelebihan dari return yang sesungguhnya terjadi terhadap return normal atau return ekspektasi (Jogiyanto, 2012:579). Melalui abnormal return,
dapat diketahui apakah suatu pengumuman atau peristiwa memiliki kandungan informasi yang cukup untuk dapat menimbulkan reaksi investor. Selain abnormal return, indikator trading volume activity juga dapat digunakan untuk mengetahui reaksi investor melalui volume perdagangan. Perubahan volume perdagangan saham di pasar modal menunjukkan aktivitas perdagangan saham di bursa dan mencerminkan keputusan investasi oleh investor (Neni dan Mahendra, 2004:93). Pengumuman peluncuran ISSI merupakan salah satu dari sekian banyak pengumuman penting di BEI. Pengumuman ini menandai adanya pasar modal syariah yang dapat menjadi alternatif tujuan investasi berbasis syariah bagi masyarakat yang belum maupun yang telah berinvestasi di pasar modal. Masyarakat terutama masyarakat muslim diharapkan tidak perlu ragu lagi untuk melakukan jual beli saham di pasar modal karena pengumuman ISSI ini juga disertai dengan aturan mekanisme perdagangan saham sesuai syariah. Penelitian ini meneliti saham yang terdaftar dalam ISSI pada sektor infrastruktur, utilitas, dan transportasi, karena selama tiga tahun berturut-turut dari tahun 2008 hingga tahun 2010 mampu mencatat rata-rata laba bersih paling tinggi jika dibandingkan sektor lainnya sehingga banyak investor yang memilih saham di sektor tersebut (Lihat Tabel 1). Saham yang terpilih akan dihitung abnormal return dan trading volume activity-nya kemudian diuji nilainya sebelum dan sesudah pengumuman untuk mengetahui adanya perbedaan sebelum dan sesudah pengumuman. Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, maka permasalahan yang dibahas pada penelitian ini adalah bagaimana reaksi para pelaku pasar saham di pasar modal dengan adanya pengumuman peluncuran ISSI.
KAJIAN TEORI DAN HUBUNGAN ANTAR VARIABEL Efisiensi pasar merupakan topik yang sering digunakan dalam penelitian. Dalam berbagai literatur, efisiensi pasar memiliki beragam definisi. Efisiensi pasar merupakan pasar dimana harga seluruh sekuritas yang diperdagangkan mencerminkan semua informasi relevan yang tersedia saat ini tersedia secara umum (Suad, 2003; Bodie, et al., 2005; Eduardus, 2010). Efisiensi pasar juga merupakan sebagai suatu penyesuaian harga sekuritas secara cepat
terhadap datangnya informasi baru yang relevan dan harga sekuritas saat ini mencerminkan sepenuhnya informasi yang tersedia tentang sekuritas tersebut (Reilly dan Brown, 2006; Jones, et al., 2009). Sharpe, et al. (1995) mengungkapkan bahwa βpasar disebut efisien dengan memperhatikan seperangkat informasi tertentu, jika melalui pasar tersebut tidak dimungkinkan untuk memperoleh laba tidak normal (kecuali secara kebetulan) dengan cara memanfaatkan informasi tersebut untuk membuat keputusan membeli atau menjualβ.
Efisiensi pasar dapat ditinjau dari dua sisi yaitu dari sisi informasi dan keputusan (Jogiyanto, 2012). Efisiensi pasar yang ditinjau dari sisi informasi disebut dengan efisiensi pasar secara informasi (informationally efficient market), sedangkan jika ditinjau dari sisi kecanggihan pelaku pasar dalam mengambil keputusan berdasarkan informasi yang tersedia disebut efisiensi pasar secara keputusan (decisionally efficient market). Berdasarkan bentuk informasinya, penelitian ini menggunakan efisiensi pasar bentuk semi kuat menurut Fama (1970) dalam Jogiyanto (2012:518-523) yaitu pasar yang harga-harga dari sekuritasnya secara penuh mencerminkan (fully reflect) semua informasi yang dipublikasikan. Untuk mengetahui apakah pasar sudah efisien bentuk semi kuat dapat dilakukan dengan menggunakan pengujian kandungan informasi terlebih dahulu. Pengujian kandungan informasi digunakan untuk mengetahui reaksi pasar terhadap suatu pengumuman yang berarti pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman diterima oleh pasar jika pengumuman tersebut memiliki kandungan informasi (information content). Jika digunakan abnormal return, maka dapat dikatakan bahwa suatu pengumuman yang memiliki kandungan informasi akan memberikan abnormal return kepada pasar. Hasil pengujian kandungan informasi yang telah diperoleh perlu dianalisis kecepatan reaksi pasarnya untuk menyerap informasi yang diumumkan. Hasil analisis ini akan menentukan apakah pasar sudah memenuhi kriteria pasar efisien bentuk semi kuat secara informasi. Jika pasar bereaksi cepat menyerap abnormal return untuk menuju harga keseimbangan baru, maka kriteria bentuk kriteria pasar efisien bentuk semi kuat terpenuhi (Jogiyanto, 2012:557). Jones, et al. (2009:460) menjelaskan tingkat volume perdagangan yang tinggi dimana hal-hal lain dianggap tetap menandakan bahwa pasar akan membaik (bullish) dan akan lebih baik lagi jika diikuti oleh naiknya harga saham. Reaksi pasar tidak hanya ditunjukkan dengan adanya perubahan harga saham, tetapi juga perubahan likuiditas atau volume perdagangan. Dengan menggunakan volume perdagangan saham, maka dapat dikatakan bahwa suatu pengumuman yang mengandung informasi mengakibatkan tingkat permintaan saham akan lebih tinggi daripada tingkat penawaran saham sehingga volume perdagangan saham mengalami peningkatan (Amelia, 2010).
Kajian mengenai suatu informasi berupa pengumuman yang dikaitkan dengan pengujian efisiensi pasar bentuk semi kuat telah banyak dilakukan melalui berbagai penelitian. Penelitian terdahulu telah meneliti beberapa jenis pengumuman di bursa efek yang diduga memiliki kandungan informasi sehingga dapat menimbulkan reaksi pasar. Jenis pengumuman di bursa efek yang pernah diteliti yaitu perubahan komposisi suatu indeks saham (Jooyoung & Tong, 2010; Ahadisti, 2010), stock split (Indah, 2003; Luciana dan Emanuel, 2005), right issue (Sri, et al., 2009), pengumuman dividen (Doddy dan Jogiyanto, 2003), suspend bursa efek (Munawarah, 2009), pembukaan bursa efek (Dimpfl, 2011), dan peluncuran indeks baru (Amelia, 2010). Pengumuman yang memiliki kandungan informasi akan dimanfaatkan oleh pasar sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi. Penelitian pengumuman perubahan komposisi Korea Composite Stock Price Index 200 (KOSPI 200) yang dilakukan oleh Jooyoung dan Tong (2010) menunjukkan bahwa informasi masuknya saham ke dalam suatu indeks direspon positif oleh pasar. Hasil yang serupa juga ditunjukkan oleh penelitian oleh Munawarah (2009) mengenai pengumuman suspend BEI yang juga direspon positif oleh pasar. Penelitian pengumuman stock split oleh Indah (2003) yang juga dikembangkan oleh Luciana dan Emanuel (2005) menunjukkan bahwa pengumuman stock split memiliki kandungan informasi yang direspon negatif oleh pasar. Penelitian mengenai pengumuman pembukaan New York Stock Exchange (NYSE) oleh Dimpfl (2011) menunjukkan adanya abnormal return yang signifikan sebelum pengumuman, tetapi tidak sesudah pengumuman yang berarti pasar hanya bereaksi sebelum pengumuman. Beberapa penelitian yang tidak hanya melakukan penelitian serupa, tetapi juga berfokus pada efisien tidaknya suatu pasar seperti penelitian mengenai pengumuman dividen meningkat oleh Doddy dan Jogiyanto (2003) menunjukkan pasar bereaksi positif pada hari pengumuman dan informasi diserap cepat oleh pasar sehingga dinyatakan efisien secara informasi, tetapi tidak secara keputusan karena investor salah mengambil keputusan investasi. Hasil yang hampir serupa juga ditunjukkan oleh penelitian Ahadisti (2010) mengenai pengumuman perubahan komposisi JII yaitu pasar tidak dalam keadaan efisien karena
investor masih dapat menikmati abnormal return secara acak karena adanya kebocoran informasi berupa isu (noise). Namun, terdapat penelitian yang menunjukkan bahwa pasar tidak bereaksi pada pengumuman seperti penelitian yang ditunjukkan oleh Sri, et al. (2009) pada pengumuman right issue. Selama ini belum banyak penelitian yang menggunakan pengumuman peluncuran indeks baru sebagai objek penelitian event study. Penelitian sebelumnya menggunakan pengumuman peluncuran Indeks Sustainable Responsible Investment-Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (SRIKEHATI). Penelitian tersebut bertujuan untuk membuktikan efisiensi pasar bentuk semi kuat secara informasi dengan menguji peristiwa peluncuran Indeks SRI-KEHATI (Amelia, 2010). Hasil pengujian kandungan informasi dengan uji abnormal return dan uji trading volume activity tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah pengumuman. Kesimpulan penelitian tersebut adalah informasi
berupa pengumuman peluncuran Indeks SRIKEHATI gagal membuktikan bahwa pasar efisien bentuk semi kuat secara informasi. Pengumuman peluncuran ISSI merupakan salah satu pengumuman di BEI yang diduga memiliki pengaruh terhadap pengambilan keputusan para pelaku pasar saham. Untuk mengetahui apakah pengumuman tersebut berpengaruh atau tidak perlu dilakukan penghitungan dan pengujian abnormal return dan trading volume activity pada saham. Dengan demikian, dikemukakan hubungan antar variabel antara pengumuman peluncuran ISSI terhadap abnormal return dan trading volume activity. a. Pengumuman peluncuran ISSI berpengaruh pada pengambilan keputusan investor ditandai dengan adanya abnormal return signifikan positif yang dapat dinikmati oleh para pelaku pasar saham. b. Pengumuman peluncuran ISSI berpengaruh pada pengambilan keputusan investor ditandai dengan adanya peningkatan trading volume activity yang signifikan.
METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang dilakukan termasuk jenis penelitian deskriptif yaitu pengumpulan data untuk diuji hipotesis atau menjawab pertanyaan mengenai status terakhir dari subjek penelitian (Mudrajad, 2003:8) atau penelitian yang dirancang untuk memperoleh informasi tentang suatu gejala saat penelitian dilakukan (Furchan, 2004:447). Metode penelitian yang digunakan
untuk menguji kandungan informasi pada peristiwa pengumuman peluncuran ISSI adalah event study atau studi peristiwa. Event study merupakan studi yang mempelajari reaksi pasar terhadap suatu peristiwa atau event yang informasinya dipublikasikan sebagai suatu pengumuman (Jogiyanto, 2012:555).
Tabel 3.1 Saham ISSI pada Sektor Infrastrukur, Utilitas dan Transportasi dan Laba Bersih Tahunan (Dalam Jutaan Rupiah) Nama Emiten Penerbit Saham PT Humpuss Intermoda Transportasi, Tbk PT Indonesia Air Transport, Tbk PT Indoexchange, Tbk
Kode Emiten
Tahun 2008
Tahun 2009
Tahun 2010
Laba Bersih
Laba Bersih
Laba Bersih
HITS
Rp
(66.680)
Rp
1.311
Rp
(662.275)
IATA
Rp
(59.780)
Rp
(34.774)
Rp
(39.623)
INDX
Rp
(2.013)
Rp
58
Rp
1.048
PT Inovisi Infracom, Tbk
INVS
Rp
2.847
Rp
28.118
Rp
125.416
PT Rukun Raharja, Tbk PT Rig Tenders Indonesia, Tbk PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk PT Trada Maritime, Tbk
RAJA
Rp
94
Rp
167
Rp
925
RIGS
Rp
23.073
Rp
34.791
Rp
1.522
TLKM
Rp 10.619.470
Rp 11.332.140
Rp 11.536.999
TRAM
Rp
43.702
Rp
99.947
Rp
PT Zebra Nusantara, Tbk
ZEBRA
Rp
(7.060)
Rp
(7.659)
Rp
Sumber: Data sekunder diolah 2013
105.925 (9.423)
Jenis data yang digunakan dalam penelitian π
π,π = πΌπ + π½π . π
ππ + ππ,π termasuk dalam jenis data kuantitatif sehingga Keterangan: metode penelitian juga menggunakan metode π
π,π = return aktual sekuritas ke-i pada kuantitatif. Data kuantitatif adalah data yang periode estimasi ke-j. berbentuk angka atau data kualitatif yang πΌπ = intercept untuk sekuritas ke-i dengan diangkakan atau scoring (Sugiyono, 2011), menggunakan SBI (Suku Bunga Bank sedangkan metode kuantitatif merupakan metode Indonesia atau BI Rate). pengolahan dan analisis data-data yang ada π½π = koefisien slope yang merupakan Beta menggunakan pendekatan kuantitatif dengan dari sekuritas ke-i. statistik.Periode penelitian ini menggunakan 111 π
ππ = return indeks pasar pada periode hari bursa dengan rincian periode estimasi (π½πΌπΌπ β π½πΌπΌπβ1 ) estimasi ke-j, π
ππ = . (estimated period) selama 100 hari dan periode π½πΌπΌπβ1 jendela (window event) selama 11 hari. Periode ππ,π = kesalahan residu sekuritas ke-i pada jendela diambil dari lima hari sebelum periode estimasi ke-j. pengumuman (pre-event), satu hari saat peristiwa JII = Jakarta Islamic Index. (event date), dan lima hari sesudah peristiwa c. Menghitung abnormal return harian saham (post-event). selama periode peristiwa (Jogiyanto, 2012). Populasi yang diamati dalam penelitian ini ARi,t = Ri,t β E[Ri,t] adalah saham syariah yang terdaftar dalam ISSI Keterangan: periode Mei β November 2011 pada sektor ARi,t = return abnormal sekuritas ke i pada infrastruktur, utilitas dan transportasi. Jenis periode ke-t. metode pengambilan sampel yang digunakan Ri,t = return sesungguhnya yang terjadi dalam penelitian menggunakan salah satu teknik untuk sekuritas ke i pada periode ke-t. non random sampling yaitu purposive sampling. E[Ri,t] = return ekspektasi sekuritas ke i pada Dari beberapa saham pada sektor infrastruktur, periode ke-t. utilitas dan transportasi, dipilih saham TLKM d. Menghitung cumulative abnormal return dipilih menjadi sampel penelitian karena (CAR) atau akumulasi return tak normal mencatat laba bersih yang paling tinggi (Lihat (ARTN) (Jogiyanto, 2012). Tabel 1). Pertimbangan lain atas pemiliihan π΄π
πππ‘ = βπ‘π=π‘3 π
πππ saham TLKM sebagai sampel penelitian adalah Keterangan: saham tersebut selain terdaftar dalam ISSI juga π΄π
πππ‘ = akumulasi return taknormal terdaftar dalam JII dan LQ-45. Saham TLKM (cumulative abnormal return) pada hari memiliki tingkat likuiditas dan kapitalisasi pasar ke-t. yang tinggi sehingga pasti banyak diminati oleh π
ππ π = return taknormal (abnormal return) investor maupun trader atau spekulator. pada hari ke- a, yaitu mulai t3 (hari awal periode jendela) sampai hari ke-t. Analisis Abnormal Return e. Menghitung standardized abnormal return a. Menghitung return realisasi atau return aktual (SAR) atau return taknormal standarisasi harian saham selama periode pengamatan (RTNS) untuk menentukan signifikansi (Jogiyanto, 2012) return tak normal yang ada di periode (π β π ) π
π = π,π‘π π,π‘β1 peristiwa (Jogiyanto, 2012). π,π‘β1 π
ππππ‘ π
ππππ,π‘ = Keterangan: πΎππΈπ π
π = return aktual sekuritas ke-i untuk Keterangan: periode peristiwa ke-t. π
ππππ,π‘ = return taknormal standarisasi ππ,π‘ = harga sekuritas ke-i untuk periode sekuritas ke-i pada hari ke-t di periode peristiwa ke-t. peristiwa. ππ,π‘β1 = harga sekuritas ke-i untuk periode π
ππππ‘ = return tak normal sekuritas ke-i peristiwa ke-(t-1). pada hari ke-t di periode peristiwa. b. Menghitung return ekspektasi harian saham πΎππΈπ = kesalahan standar estimasi untuk selama periode pengamatan dengan sekuritas ke-i. menggunakan market model (Jogiyanto, 2012)
Penelitian ini menggunakan pendekatan terdistribusi normal apabila nilai probabilitas prediksi return periode estimasi (Jogiyanto, lebih dari nilai signifikasi yaitu 0,05 (p>0,05) 2012). dan data tidak terdistribusi normal apabila nilai 2 π‘2 propbabilitas kurang dari nilai signifikasi kurang βπ=π‘1(π
ππβπΈ(π
ππ)) πΎππΈπ = β dari nilai signifikasi (p<0,05). Jika data π1β2 terdistribusi normal, maka pengujian data Keterangan: menggunakan Uji Paired Sample T-Test. Jika πΎππΈπ‘ = kesalahan standar estimasi untuk data tidak terdstribusi normal maka pengujian hari ke-t di periode peristiwa. π
ππ = return sekuritas ke-i untuk hari ke-j data dilakukan dengan menggunakan Uji Wilcoxon Sign-Test. Pengujian data dilakukan selama periode estimasi. πΈ(π
ππ) = estimasi return sekuritas ke-i untuk dengan menggunakan program SPSS 18.0. Kriteria pengujian yang dijelaskan sebagai hari ke-j selama periode estimasi. berikut. π1 = jumlah hari di periode estimasi. 1) Jika nilai probabilitas lebih dari nilai signifikansi 0,05 (p>0,05) maka tidak terdapat Analisis Trading Volume Activity perbedaan yang sifnifikan antara abnormal Menghitung trading volume activity harian return dan trading volume activity sebelum selama periode jendela (Foster (1986:375) dalam dan sesudah pengumuman peluncuran ISSI. Sri, et al., 2009). 2) Jika nilai probabilitas kurang dari nilai ππβππ π π¦πππ ππππππππππππππ ππππ π€πππ‘π’ π‘ πππ΄ = ππβππ π π¦πππ πππππππ ππππ π€πππ‘π’ π‘ signifikansi 0,05 (p<0,05) maka terdapat perbedaan yang sifnifikan antara abnormal Pengujian Data return dan trading volume activity sebelum Sebelum dilakukan pengujian data perlu dan sesudah pengumuman peluncuran ISSI. dilakukan uji normalitas data yang diperoleh dengan menggunakan Uji Kolmogorov-Smirnov Test dengan nilai signifikasi sebesar 0,05. Data Tabel 3 Statistik Deskriptif Abnormal Return dan Trading Volume Activity Sebelum dan Sesudah Pengumuman Keterangan
n
Mean
5 -0,066260 AR Sebelum 5 -0,065300 AR Sesudah ATVA 5 0,0014000 Sebelum ATVA 5 0,0011640 Sesudah Sumber: Data diolah 2013 HASIL ANALISIS DAN PENGUJIAN DATA Hasil statistik deskriptif pengujian dan penghitungan abnormal return serta trading volume activity disajikan dalam Tabel 3 dan Tabel 4. Tabel 3 menunjukkan nilai rata-rata atau mean pada abnormal return sesudah pengumuman lebih tinggi nilainya daripada sebelum pengumuman. Berbeda dengan nilai rata-rata trading volume activity sesudah lebih rendah daripada sesudah. Tabel 4 pada kolom AR menunjukkan nilai abnormal return yang negatif dan berfluktuatif selama periode jendela. Nilai pada kolom SAR menunjukkan t-hitung abnormal return yang
Standar Deviasi 0,0075414 0,0066397 0,00091720 0,00044032
jika nilainya dibandingkan dengan nilai t-tabel secara dua arah berada di dalam daerah t-tabel. Artinya, selama periode jendela tidak terdapat abnormal return yang signifikan. Nilai pada kolom CAR menunjukkan cumulative abnormal return yang juga bernilai negatif selama periode jendela. Jika lebih dicermati lebih mendalam, dapat diketahui pada nilai cumulative abnormal return cenderung semakin menurun selama periode jendela. Pada kolom TVA menunjukkan nilai trading volume activity yang nilai berfluktuatif dimana pada saat pengumuman atau hari ke-(t-0) terjadi kenaikan, tetapi tidak
terlalu signifikan karena nilainya yang kecil di bawah 1%. Tabel 4 Hasil Penghitungan Abnormal Return dan Trading Volume Activity Selama Periode Jendea Hari ke - (t)
ARt
CARt
SARt
Keterangan
TVA
-5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5
-0,0737 -0,0698 -0,0676 -0,0665 -0,0537 -0,0705 -0,0668 -0,0723 -0,0570 -0,0705 -0,0599
-0,0737 -0,1435 -0,2112 -0,2776 -0,3313 -0,4019 -0,4687 -0,5409 -0,5979 -0,6684 -0,7284
-1,0745 -1,0176 -0,9860 -0,9690 -0,7826 -1,0279 -0,9737 -1,0535 -0,8308 -1,0276 -0,8737
Tidak Signifikan Tidak Signifikan Tidak Signifikan Tidak Signifikan Tidak Signifikan Tidak Signifikan Tidak Signifikan Tidak Signifikan Tidak Signifikan Tidak Signifikan Tidak Signifikan
0,00285 0,00176 0,00083 0,00064 0,00092 0,00150 0,00073 0,00065 0,00151 0,00157 0,00136
T Tabel (0,05;10) 2,2281 Sumber: Data sekunder diolah 2013
Tabel 5 Hasil Uji Normalitas Data Abnormal Return (AR) Keterangan
AR Sebelum
AR Sesudah
5 N -0,066260 Mean 0,0075414 Deviasi Standar 0,313 K-S Z Hitung 0,608 K-S Z Tabel 0,713 Asymp. Sig (2-tailed) Normal Distribusi Sumber: Data sekundr diolah 2013
Tabel 5 menunjukkan hasil uji normalitas pada abnormal return dan trading volume activity sebelum dan sesudah pengumuman. Hasil yang disajikan dalam tabel tersebut menunjukkan bahwa data-data yang ada terdistribusi normal baik abnormal return maupun trading volume activity sebelum dan sesudah penguman peluncuran ISSI. Hasil pengujian data pada Tabel 6 menunjukkan
5 -0,065300 0,0066397 0,192 0,608 0,993 Normal
Trading Volume Activity (TVA) TVA TVA Sebelum Sesudah 5 5 0,0014000 0,0011640 0,00091720 0,00044032 0,300 0,272 0,608 0,608 0,760 0,854 Normal Normal
bahwa tidak terdapat perbedaan nilai yang signifikan pada abnormal return maupun trading volume activity sebelum sesudah pengumuman peluncuran ISSI. Jika ditinjau dari nilai T, THitung berada di dalam daerah nilai TTabel, maka akan menunjukkan tidak adanya perbedaan yang signifikan. Ditinjau dari nilai probabilitasnya, terlihat bahwa Tabel 6 menunjukkan nilai asymp. sig. atau nilai atau p-value > 0,05.
Tabel 6 Hasil Uji Beda Statistik Parametrik Paired Sample T-Test Abnormal Return dan Trading Volume Activity Sebelum dan Sesudah Pengumuman Peluncuran ISSI Keterangan Df THitung TTabel (0,025;4) Asymp. Sig. (2-tailed) Sumber: Data sekuder diolah 2013
AR SebelumAR Sesudah 4 -0,191 2,776 0,858
PEMBAHASAN Hasil penghitungan abnormal return dan pengujian data dengan dihubungkan dengan teori, menunjukkan bahwa pengumuman peluncuran ISSI tidak terlalu direaksi oleh para pelaku pasar, yang berarti pengumuman tersebut tidak mengandung informasi yang berharga dan tidak pula memengaruhi pengambilan keputusan para pelaku pasar. Reaksi pasar tersebut dapat ditunjukkan dengan tidak adanya abnormal return yang signifikan secara positif sebelum pengumuman dan di saat pengumuman, serta hasil pengujian yang menunjukkan bahwa abnormal return sebelum pengumuman tidak berbeda secara signifikan dengan abnormal return sesudah pengumuman. Dengan tidak adanya hasil abnormal return signifikan yang dapat menunjukkan reaksi pasar, sulit untuk menentukan apakah pasar sudah memenuhi bentuk efisien semi kuat atau tidak karena adanya pendapat bahwa jika pasar tidak bereaksi maka sulit untuk menentukan apakah pasar efisien atau tidak (Jogiyanto, 2012). Namun, jika pasar adalah efisien dan peristiwa yang diteliti sudah terkandung pada harga sekuritas, maka return tak normal di sekitar tanggal pengumuman laba seharusnya berfluktuasi secara random di sekitar nol (Eduardus, 2010). Dari segi teori efisiensi pasar secara informasi, hasil penelitian menunjukkan bahwa pasar dapat dikatakan efisien bentuk semi kuat karena informasi mengenai pengumuman peluncuran ISSI diserap cepat oleh pasar dan pasar tidak terpengaruh dengan adanya pengumuman tersebut sehingga tidak terdapat abnormal return positif yang signifikan selama periode jendela. Analisis tersebut didasarkan pada hasil penelitian yang menunjukkan tidak adanya tren abnormal return yang signifikan positif di sekitar
TVA SebelumTVA Sesudah 4 0,671 2,776 0,539
pengumuman atau abnormal return bergerak secara acak. Dari segi teori efisiensi pasar secara keputusan, hasil penelitian menunjukkan bahwa pasar efisien bentuk semi kuat karena sudah sesuai dengan arah perkiraan dimana pasar tidak dapat menikmati abnormal return selama periode jendela dengan menggunakan pengumuman peluncuran ISSI. Ditinjau dari nilai cumulative abnormal return, nilai yang diperoleh selama periode jendela seharusnya sama dengan nol jika pasar adalah efisien. Namun jika nilai cumulative abnormal return bernilai positif atau negatif menunjukkan adanya trend dalam residual yang mengimplikasikan ketidakefisienan pasar karena informasi tidak sepenuhnya terkandung pada harga saham di tanggal pengumuman (Eduardus, 2010:227). Dalam penelitian ini, diperoleh nilai cumulative abnormal return yang tidak sama dengan nol atau bernilai negatif yang ditunjukkan pada hari ke-(+2) hingga hari ke(+5) pada periode jendela. Nilai cumulative abnormal return tersebut bernilai lebih dari 0,5 sehingga jika dibulatkan akan menghasilkan nilai tidak sama dengan nol. Dari hasil cumulative abnormal return tersebut, pasar dapat dikatakan tidak efisien. Namun secara umum, investor tidak dapat menikmati abnormal return yang positif sehingga pasar dapat dikatakan efisien. Hasil abnormal return yang bernilai negatif di sepanjang periode jendela menunjukkan bahwa pasar merespon negatif terhadap pengumuman peluncuran ISSI di BEI. Kemungkinan penyebabnya adalah pengumuman peluncuran ISSI disertai dengan adanya Fatwa DSN-MUI mengenai perdagangan saham adalah halal, masih diragukan. Dalam masyarakat masih terjadi pro dan kontra mengenai kehalalan kegiatan perdagangan saham. Ada masyarakat yang mengaggap kegiatan perdagangan saham
adalah halal, ada yang masih ragu dan ada yang pula tetap menganggap kegiatan tersebut adalah haram. Masing-masing kelompok memiliki pemikiran dan alasannya masing-masing tergantung kedalaman pemahaman dan luasnya pengetahuan yang dimiliki baik dalam ilmu agama maupun ilmu lain yang mendukung. Adanya pengumuman mengenai peluncuran ISSI oleh BEI ternyata tidak serta merta dapat menarik masyarakat lokal, khususnya masyarakat muslim, untuk melakukan kegiatan investasi di pasar modal. Hal ini dibuktikan dengan jumlah investor lokal di pasar modal hingga tahun 2013 masih jauh di bawah target yaitu minimal 1% dari 230 juta jiwa penduduk Indonesia (Jawa Pos, 2013) atau minimal 2,3 juta investor. Upaya BEI untuk mengembangkan pasar modal syariah dengan meluncurkan ISSI dan Mekanisme Syariah Perdagangan Saham ternyata masih belum dapat untuk menarik minat masyarakat muslim berinvestasi di pasar modal. Masyarakat muslim sendiri selain masih banyak yang kurang memahami mengenai investasi di pasar modal juga masih meragukan kehalalannnya meskipun sudah dikeluarkan fatwa oleh Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI). Akibatnya masyarakat muslim yang masih ragu atau khawatir lebih memilih untuk tidak berinvestasi di pasar modal agar lebih aman secara dunia dan akhirat. Penyebab lain yang kemungkinan menimbulkan nilai abnormal return negatif di sepanjang periode jendela adalah saham TLKM pada saat itu sedang menunjukkan pertumbuhan harga saham yang stagnan pada tahun 2011, tidak seperti tahun-tahun sebelumnya yang menunjukkan peningkatan pertumbuhan yang pesat, sehingga pasar tidak berminat untuk memiliki saham TLKM dalam waktu jangka panjang. Selain itu, pada laporan keuangan akhir tahun 2010, PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk menunjukkan penurunan laba bersih dari tahuntahun sebelumnya sehingga pasar menganggap bahwa kinerja perusahaan mengalami penurunan. Akibatnya banyak investor maupun trader lebih memilih beralih ke saham-saham lain yang prospek pertumbuhannya meningkat. Adanya hal ini menimbulkan nilai abnormal return negatif berkepanjangan sehingga nilai cumuative abnormal return tidak sama dengan nol. Hasil pengujian data menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan trading volume activity yang signifikan sebelum dan sesudah pengumuman peluncuran ISSI. Meskipun pada saat pengumuman terjadi kenaikan nilai trading
volume activity, nilai tersebut tidak menggambarkan aktivitas perdagangan yang signinifikan. Artinya, informasi yang diterima investor sama atau terdapat informasi yang simetris di kalangan investor sehingga menyebabkan tingkat ekspektasi memperoleh return sama (Sri Dewi, et al., 2009). Hasil ini mendukung hasil penghitungan trading volume activity yang nilainya berada di bawah 1% sepanjang periode jendela. Dengan adanya hasil pengujian dan penghitungan trading volume activity ini dapat diketahui bahwa pasar tidak terlalu merespon pengumuman peluncuran ISSI karena tidak memiliki kandungan informasi yang dapat memberikan abnormal return yang signifikan positif. IMPLIKASI HASIL PENELITIAN Implikasi dari hasil penelitian yang diperoleh adalah sebagai bahan perbandingan dengan penelitian-penelitian dahulu maupaun penelitian berikutnya yang mengambil topik seputar efisiensi pasar bentuk semi kuat. Jenis pengumuman yang digunakan sebagai obyek penelitian ini adalah pengumuman yang dipublikasikan oleh pihak internal di pasar modal seperti stock split, perubahan komposisi indeks, pembayaran dividen, right issue, suspend di pasar modal, dan sebagainya. Penelitian mengenai pengumuman peluncuran ISSI ini diharapkan dapat menjadi tambahan variasi penelitian sebelumnya mengenai efisiensi pasar bentuk semi kuat terutama dengan obyek pengumuman peluncuran indeks baru di pasar modal. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Amelia (2010) mengenai pengumuman peluncuran Indeks SRI-KEHATI. Amelia (2010) menemukan abnormal return yang signifikan negatif sehari sebelum pengumuman tepatnya pada hari t-1, tetapi tidak terdapat abnormal return yang signifikan positif selama periode jendela. Tidak adanya abnormal return pada hasil penelitian menyebabkan peneliti berpendapat bahwa sulit untuk menentukan apakah pasar sudah efisien atau belum. Pernyataan tersebut mengikuti pendapat yang dikemukakan oleh Jogiyanto (2012) bahwa pengumuman yang tidak menimbulkan abnormal return, kesimpulan pasar efisiennya tidak jelas dan tidak terjawab. Kesimpulan yang didapat adalah bahwa pengumuman peluncuran Indeks SRI-KEHATI gagal untuk membuktikan bahwa pasar efisien bentuk semi kuat secara informasi.
Penelitian yang dilakukan oleh Tangketasik hanya menganalisis efisiensi pasar bentuk semi kuat secara informasi saja dan tidak menganalisis secara keputusan. Dalam penelitian mengenai pengumuman peluncuran ISSI, digunakan analisis efisiensi pasar bentuk semi kuat baik secara informasi maupun secara keputusan. Tujuannya adalah untuk lebih memperdalam analisis efisiensi pasar bentuk semi kuat seperti yang pernah dilakukan oleh Setiawan dan Jogiyanto (2003). Meskipun dalam penelitian Amelia (2010) mengungkapkan bahwa hasil penelitiannya gagal membuktikan bahwa pasar efisien bentuk semi kuat secara informasi, penelitian mengenai pengumuman peluncuran ISSI tetap berpendapat bahwa secara garis besar pasar telah efisien bentuk semi kuat baik secara keputusan dan informasi dibuktikan dengan tidak adanya abnormal return signifikan yang didapat para pelaku pasar. Pengumuman peluncuran ISSI tidak terdapat abnormal return positif yang signifikan selama periode jendela. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa pasar sudah efisien bentuk semi kuat secara informasi karena informasi diserap cepat oleh pasar. Dimpfl (2011) yang meneliti pengumuman pembukaan NYSE juga menemukan bahwa informasi juga diserap cepat oleh pasar meskipun dalam penelitiannya ditemukan abnormal return yang signifikan namun tidak berkepanjangan. Pasar juga memenuhi pasar efisien bentuk semi kuat secara keputusan. Hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian yang dilakukan oleh Doddy dan Jogiyanto (2003) mengenai pengumuman deviden meningkat. Doddy dan Jogiyanto mengungkapkan bahwa investor salah dalam mengambil keputusan investasi karena berinvestasi pada saham-saham yang kurang berkembang sehingga meskipun efisien secara informasi, pasar tidak efisien secara keputusan. Hasil penelitian yang dilakukan terhadap pengumuman peluncuran ISSI juga tidak mendukung hasil penelitian Ahadisti (2010) yang menyimpulkan bahwa pasar tidak efisien bentuk setegah kuat karena pengumuman yang diteliti memiliki kandungan informasi yang menguntungkan investor untuk memperoleh abnormal return. Hasil yang berbeda juga diperoleh dalam penelitian Jooyoung dan Tong (2010) meskipun dalam penelitian mereka tidak dijelaskan secara eksplisit mengenai efisiensi pasar bentuk semi kuat. Namun dari hasil penghitungan rata-rata abnormal return pada penelitian menunjukkan pasar tidak efisien.
Jika dibandingkan dengan hasil penelitian Indah (2003), Luciana dan Emanuel (2005), Sri, et al. (2009) serta Munawarah (2009), hasil yang diperoleh mendukung penelitian tersebut karena pengumuman yang digunakan sebagai objek penelitian oleh peneliti tersebut cenderung tidak direaksi oleh pasar. Hal ini membuktikan bahwa tidak semua pengumuman yang dipublikasikan di pasar modal dapat dimanfaatkan oleh para pelaku pasar saham untuk mendapatkan abnormal return. Berdasarkan hasil penelitian Amelia (2010) dan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa jenis pengumuman peluncuran indeks baru di pasar modal tidak dapat dimanfaatkan oleh para pelaku pasar saham untuk memperoleh keuntungan dan tidak terlalu berpengaruh terhadap pengambilan keputusan investasi oleh para pelaku pasar saham. Hasil penghitungan trading volume activity mendukung hasil penelitian yang didapatkan oleh Indah (2003), Sri, et al. (2009), Jooyoung dan Tong (2010) dan Munawarah (2009) pada jenis pengumuman yang diteliti masing-masing peneliti. Selain itu, penelitian ini juga mendukung pendapat Amelia (2010) yang dalam penelitiannya mengatakan bahwa hasil pengujian trading volume activity searah dengan abnormal return yaitu jika pengujian data abnormal return sebelum dan sesudah pengumuman tidak berbeda secara signifikan, maka hal yang sama juga terjadi pada trading volume activity. Hal ini juga berlaku pada penelitian yang dilakukan oleh Indah (2003), Sri, et al. (2009) dan Munawarah (2009) dimana hasil uji beda sebelum dan sesudah pengumuman baik pada abnormal return maupun trading volume activity tidak menunjukkan hasil perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah pengumuman. Dari hasil penelitian ini, diharapkan dapat memberikan gambaran dan acuan kepada penelitian selanjutnya yang mengambil topik investasi berbasis syariah di pasar modal. Hasil penelitian ini memberikan informasi mengenai bagaimana reaksi para pelaku pasar saham dalam menanggapi adanya ISSI di pasar modal pada awal peluncuran. Dengan demikian, penelitian berikutnya dapat menggunakan hasil penelitian ini untuk meneliti bagaimana perkembangan investasi syariah di pasar modal di masa yang akan datang. Penelitian-penelitian terkait dengan investasi berbasis syariah di pasar modal perlu dilakukan untuk dapat membantu pengembangan pasar modal syariah di Indonesia ke arah yang lebih baik dari sebelumnya. Hal ini perlu dilakukan karena masih banyak permasalahan
yang terjadi di pasar modal syariah terutama pro dan kontra mengenai kehalalan perdagangan saham di kalangan masyarakat musim. Implikasi hasil penelitian bagi para pelaku pasar saham adalah perlunya pengembangan sikap dan peningkatan skill atau kemampuan dalam menghadapai fluktuasi harga saham dan volume perdagangan yang dipengaruhi oleh faktor internal maupun eksternal berupa pengumuman maupun peristiwa. Tujuannya adalah para pelaku pasar saham dapat berhatihati dan tidak gegabah dalam mengambil keputusan berinvestasi agar tidak menanggung kerugian yang tinggi ketika menghadapi situasi yang tidak dapat diduga. Dalam hal ini, para pelaku pasar saham perlu mengasah kemampuan ketajaman analisisnya kapan dan pada saham apa sebaiknya untuk berinvestasi dengan membekali diri dengan ilmu secara teknikal maupun fundamental. Selain itu, para pelaku pasar saham juga diharapkan bersikap tenang dan rasional menyikapi pengumuman maupun peristiwa yang terjadi di dalam dan di luar bursa. Implikasi hasil penelitian ini bagi perusahaan adalah pengumuman peluncuran ISSI merupakan momen permulaan yang baik bagi perusahaan berkembang yang terdaftar dalam ISSI untuk meningkatkan kinerjanya di bursa efek. Selama ini masih banyak perusahaanperusahaan berlikuiditas rendah karena sahamsahamnya jarang diperdagangkan sehingga jarang diminati oleh investor. Dengan adanya ISSI, perusahaan dapat terbantu untuk lebih dikenal oleh investor yang sebelumnya jarang diperhitungkan. Meskipun dalam penelitian ini, para pelaku pasar saham tidak merespon pengumuman, alangkah baiknya perusahaan tetap menunjukkan kinerja perusahaan yang baik secara terbuka tanpa ada manipulasi agar pelaku pasar saham merasa aman menginvestasikan modalnya dan semakin banyak meningkatkan investor lokal di pasar modal. Implikasi hasil penelitian bagi pelaksana dan pengawas pasar modal adalah dapat mengetahui perilaku pasar dalam menanggapi informasi yang berkaitan dengan investasi berbasis syariah di pasar modal. Pengumuman seperti peluncuran ISSI sebenarnya memberikan harapan baru bagi investor maupun calon investor untuk dapat berinvestasi secara syariah di pasar modal. Namun, hasil penelitian yang menunjukkan adanya respon yang negatif, meskipun tidak signifikan dari para pelaku pasar saham terhadap penumuman peluncuran ISSI ini, dapat membuktikan bahwa masih terdapat pro dan
kontra yang terjadi di kalangan masyarakat muslim. Artinya, masih banyak masyarakat muslim belum dapat menerima sepenuhnya atau meragukan fatwa yang ada sehingga perlu adanya pengkajian ulang dan mendalam terkait dengan investasi dalam bentuk perdagangan saham. Selain itu, baik pelaksana maupun pengawas pasar modal perlu memperhatikan permasalahan ini dengan menerima kritik, saran dan masukan dari masyarakat muslim agar dapat mengembangkan pasar modal syariah. Hal ini perlu dilakukan agar masyarakat muslim dapat merasa nyaman dan beminat berinvestasi di pasar modal. Implikasi hasil penelitian bagi masyarakat adalah memberikan gambaran bagaimana kondisi pasar modal di Indonesia yang kini sedang mengembangkan pasar modal berbasis syariah. Pasar modal syariah merupakan suatu hal yang baru bagi masyarakat terutama masyarakat muslim. Masyarakat muslim saat ini lebih banyak mengenal investasi pada perbankan syariah. Pemerintah melalui BEI dan BapepamLK mengupayakan memberikan fasilitas investasi syariah kepada warga negara Indonesia yang mayoritas beragama di pasar modal agar masyarakat lokal dapat berpartisipasi dalam pembangunan perekonomian negara. Dengan adanya penelitian ini diharapkan masyarakat dapat mengetahui adanya bentuk alternatif investasi syariah lain yang juga menarik seperti perbankan syariah. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dipaparkan sebelumnya, dapat diambil beberapa kesimpulan yang dijelaskan sebagai berikut. 1. Hasil pengujian data pada abnormal return, menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara abnormal return sebelum dan sesudah pengumuman peluncuran ISSI, sehingga dapat dikatakan bahwa pengumuman tersebut tidak memberikan pengaruh yang kuat untuk membuat para pelaku pasar memutuskan berinvestasi saham agar memperoleh return yang tinggi. 2. Hasil penghitungan abnormal return, menunjukkan adanya abnormal return negatif tidak signifikan selama periode jendela yang berarti pasar bereaksi negatif terhadap pengumuman peluncuran ISSI meskipun reaksi tersebut tidak terlalu kuat. Hasil ini juga membuktikan bahwa pasar
sudah efisien bentuk semi kuat secara manipulasi harga saham maupun volume informasi, karena informasi mengenai perdagangan oleh pihak tertentu yang sengaja pengumuman peluncuran ISSI diserap cepat menjebak para pelaku pasar saham agar dapat oleh pasar, sehingga penyesuaian harga pun memperoleh keuntungan dan adanya juga cepat. Jika ditinjau dari efisiensi secara kepentingan tertentu. keputusan, pasar juga efisien bentuk semi 3. Perusahaan atau emiten yang sahamnya kuat dimana pasar tidak dapat menikmati terdaftar dalam ISSI perlu menjaga abnormal return positif. konsistensi kehalalannya sesuai dengan 3. Hasil pengujian data pada trading volume peraturan yang ditetapkan agar investor activity, menunjukkan tidak terdapat tertarik berinvestasi. Selain itu, perusahaan perbedaan yang signifikan antara trading yang sahamnya berlikuiditas rendah atau volume activity sebelum dan sesudah sahamnya dalam kondisi saham tidur perlu pengumuman peluncuran ISSI, sehingga meningkatkan tingkat likuiditasnya dengan dapat dikatakan bahwa pengumuman menambah jumlah saham yang beredar. tersebut memberikan pengaruh yang sangat Namun, hal tersebut juga perlu diimbangi kecil terhadap keputusan para pelaku pasar dengan kinerja perusahaan yang baik dan saham untuk memutuskan berinvestasi keterbukaan informasi kondisi perusahaan saham. kepada publik untuk mencegah kecurangan 4. Hasil penghitungan data pada trading yang dapat merugikan para pelaku pasar volume activity, menunjukkan tidak adanya saham. nilai trading volume activity yang signifikan 4. Pelaksana dan pengawas pasar modal yakni pada periode sebelum dan sesudah BEI dan Bapepam-LK perlu terus pengumuman peluncuran ISSI. Hasil ini mengembangkan pasar modal syariah ke arah menunjukkan bahwa pasar cenderung tidak yang lebih baik di masa depan karena merespon pengumuman. Selain itu, terdapat peluangnya lebih besar untuk menambah informasi yang simetris di pasar sehingga jumlah investor domestik di pasar modal menyebabkan tingkat ekspektasi dengan meningkatkan pengawasan terhadap memperoleh return sama. kegiatan emiten maupun investor, menjamin Hasil serta kesimpulan yang diperoleh selama mekanisme investasi beserta instrumennya proses pengujian data dan keterbatasan dalam sesuai dengan prinsip syariah dan terus penelitian ini, maka peneliti memberikan meningkatkan kinerja emiten di pasar modal. beberapa saran yang dijelaskan sebagai berikut. Dengan beberapa rekomendasi tersebut, 1. Penelitian selanjutnya dapat melakukan diharapkan pihak pelaksana dan pengawas penelitian serupa dengan mengambil dapat menciptakan pasar yang kondusif serta pengumuman peluncuran indeks lainnya di mewujudkan pondasi pasar modal yang kuat. pasar modal. Peneliti dapat mengembangkan 5. Masyarakat kelas menengah ke atas yang penelitian ini dengan menambah variabel lain berminat dan mampu untuk berinvestasi di yang relevan dan menambah sampel saham pasar modal bersedia berpartisipasi aktif untuk dapat memberikan hasil penelitian yang dalam pengembangkan pasar modal yang lebih akurat mengenai respon pasar secara menjadi salah satu tolak ukur kondisi menyeluruh terhadap pengumuman perekonomian suatu negara. Dengan peluncuran ISSI. Selain itu, penelitian banyaknya masyarakat yang menanamkan selanjutnya juga dapat menggunakan metode modalnya di pasar modal, return yang ada penghitungan return ekspektasi lainnya akan lebih banyak diserap oleh warga seperti mean adjusted model, market adjusted domestik daripada asing sehingga dapat model atau metode lain yang kemungkinan meningkatkan perekonomian domestik. Selain dapat memberikan hasil yang berbeda pada itu, ketergantungan bursa terhadap pihak abnormal return sebagai bahan perbandingan. asing dapat berkurang. Khusus untuk 2. Para pelaku pasar saham perlu membekali diri masyarakat muslim yang paham mengenai dengan pengetahuan investasi dan mengasah ilmu agama dan ilmu mengenai manajemen kemampuan menangkap peluang kapan saat investasi secara mendalam dapat memberikan yang tepat untuk melakukan investasi tanpa kontribusinya untuk mengembangkan pasar harus terpengaruh oleh isu-isu yang belum modal syariah serta membantu menyelesaikan tentu benar. Hal ini diperlukan agar para permasalahan pro dan kontra masyarakat pelaku pasar mengetahui ada tidaknya
muslim mengenai halal tidaknya berinvestasi Jawa Pos, 23 Februari 2013, Sepuluh Emiten di pasar modal. βGorengβ Saham, hal 6. Jogiyanto Hartono, 2012, Teori Portofolio dan DAFTAR PUSTAKA A. Furchan, 2004, Pengantar Penelitian dalam Analisis Investasi, Edisi Ketujuh, Pendidikan, Pustaka Pelajar, Yogyakarta. Yogyakarta, BPFE. Ahadisti Nastiti, 2010, Analisis Reaksi Pasar Jones, Charles P., Siddharta Utama, Budi Modal Terhadap Pengumuman Perubahan Frensidy, Irwan Adi Ekaputra, Rachman Komposisi Jakarta Islamic Index (JII), Untung Budiman, 2009, Investment: Skripsi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Analysis and Management (An Indonesian Universitas Brawijaya, Malang. Adaptation), Salemba Empat, Jakarta. Amelia Tangketasik, 2010, Pengujian Efisiensi Jooyoung Yun dan Tong S. Kim, 2010, βThe Pasar Bentuk Setengah Kuat Secara Effect of Changes In Index Constitution: Informasi: Peluncuran Indeks SRI-KEHATI Evidence From The Korean Stock Marketβ, (Suatu Studi Empiris pada Perusahaan yang International Review of Financial Analysis Termasuk dalam Indeks SRI-KEHATI yang 19, hal 258-269. Tercatat di Bursa Efek Indonesia), Skripsi, Program Studi Strata Satu Jurusan Luciana Spica Almilia dan Emanuel Kristijadi, Akuntansi, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi 2005, Analisis Kandungan Informasi dan Perbanas, Surabaya. Efek Intra Industri Pengumuman Stock Split yang Dilakukan oleh Perusahaan Bertumbuh Bodie, Zvi, Alex Kane dan Alan J. Marcus, 2005, dan Tidak Bertumbuh, Jurnal Ekonomi dan Investment, Edisi Keenam, Buku Satu, Bisnis Indonesia, Vol. 20, No.1, hal 1-29. Terjemahan oleh Zuliani Dalimunthe dan Budi Wibowo, 2008, Salemba Empat, Mudrajad Kuncoro, 2003, Metode Riset untuk Jakarta. Bisnis dan Ekonomi, Erlangga, Jakarta. Dimpfl, Thomas, 2011, βThe Impact of US News Muhamad Nafik HR, 2009, Bursa Efek dan On The German Stock MarketβAn Event Investasi Syariah, PT Serambi Ilmu Semesta, Study Analysisβ, The Quarterly Review of Jakarta. Economics and Finance 51, hal 389-398. Munawarah, 2009, Analisis Perbandingan Doddy Setiawan dan Jogiyanto Hartono, 2003, Abnormal Return dan Trading Volume Pengujian Efisiensi Pasar Bentuk Setengah Activity Sebelum dan Setelah Suspend BEI Kuat Secara Keputusan: Analisis (Studi Kasus Pada Saham LQ-45 di BEI Pengumuman Dividen Meningkat, Jurnal Periode 6-15 Oktober 2008), Tesis, Program Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 6, No. 2, hal Pasca Sarjana, Universitas Diponegoro, 131-144. Semarang. Eduardus Tandelilin, 2010, Portofolio dan Neni Meidawati dan Mahendra Harimawan, Investasi: Teori dan Aplikasi Edisi Pertama, 2004, Pengaruh Pemilihan Umum Legislatif Kanisius, Yogyakarta. Indonesia Tahun 2004 Terhadap Return Saham dan Volume Perdagangan Saham Etty Retno Wulandari, 2012, βHeadline: Pasar LQ-45 di PT. Bursa Efek Jakarta (BEJ), Modal Syariah untuk Semuaβ, Majalah Sinergi:Kajian Bisnis dan Manajemen, Pialang, Edisi Ketujuh Belas, 2012 Agustus, Vol.7, No.1, hal 89-101. hal 20-25. Reilly, Frank K. dan Keith C. Brown, 2006, Indah Kurniawati, 2003, Analisis Kandungan Investment Analysis and Portofolio Informasi Stock Split dan Likuiditas Saham: Management Eight Edition (International Studi Empiris pada Non-synchronous Student Edition), Canada, Thomson SouthTrading, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Western. Vol.6, No.3, hal 264-275.
Sharpe, William F., Gordon J. Alexander, Jeffery V. Bailey, 1995, Investasi, Edisi Keenam, Buku 1, Terjemahan oleh Pristina Hermastuti, 2005, Indeks, Jakarta. Suad Husnan, 2003, Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas, Edisi Ketiga, UPP AMP YKPN, Yogyakarta. Sugiyono, 2011, Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods), Alfabeta, Bandung. Sri Dewi Yusuf, Atim Djazuli dan H.M Harry Susanto, 2009, Analisis Reaksi Investor Terhadap Pengumuman Right Issue di Bursa Efek Jakarta (Suatu Pengamatan pada Return, Abnormal Return, Aktivitas Volume Perdagangan dan Bid-Ask Spread Saham), Wacana, Vol. 12, No. 4, Hal.792-814.
Wishnu Bagus Prasetyo, 2011, βMelepas Kebergantungan pada Asingβ, Majalah Stabilitas Perbankan, No.62 Th VI, Agustus 2011, hal 76-77.