Rancangan Penelitian Penelitian ini akan menguji
model teoritis dengan
tidak melakukan intervensi, dan kontrol terhadap peubahpeubah seperti yang dilakukan di dalam kuasi eksperimen, Langkah ini dilakukan dengan pertimbangan adanya faktorfaktor pembatas yang berupa waktu, dana dan sarana. Pertimbangan lain sebagai upaya untuk
mengembangkan metoda
pendekatan yang tidak hanya terpaku pada metoda eksperimental, Pengujian model teoritis dilakukan dengan cara menganalisis keterhandalan model dan parameternya.
Pengu-
jian terhadap keterhandalan model dimaksudkan untuk mengetahui
apakah peubah penjelas
(independent variable)
mampu menjelaskan atau menerangkan keragaman total terhadap peubah terikat (dependent variable).
Pengujian ter-
hadap parameter model dimaksudkan untuk mengetahui
apa-
kah terdapat pengaruh nyata peubah penjelas terhadap peubah terikat. Keterhandalan model ditunjukkan oleh besaran koefisien determinasi R ~ ,maupun oleh koefisien determinasi terkoreksi
R2
yang tinggi , dan juga
"uji-statistik Ftl
terhadap model adalah nyata secara statistik.
Pengaruh
nyata parameter model dapat diketahui melalui
pengujian
89
statistik "t-Studentf1. Untuk mengetahui pengaruh
lang-
sung dan tidak langsung antar peubah pembentuk model, digunakan metoda analisis lintasan (path analysis). Rancangan penelitian ini lebih mendekati bentuk explanatory research, yakni penelitian survai yang bertujuan menjelaskan pengaruh dan hubungan antar peubah melalui pengujian hipotesis (Singarimbun dan Effendy, 1989). Populasi dan Sample Populasi Populasi penelitian adalah Kelompok Tani di Propinsi Jawa Tengah.
Pertimbangan pemilihan daerah ini kare-
na jumlah Kelompok Tani cukup besar yakni gam
34.591, bera-
dalam tingkat kemampuan, dan macam komoditas yang
diusahakan dengan rincian disajikan pada Tabel 1. Sebagai pertimbangan lain peneliti berasal dari daerah setempat
sehingga lebih mengenal keadaan daerah, adat-isti-
adat dan penguasaan bahasa daerah yang akan lebih membantu kelancaran proses pengumpulan data. -pel
Sampel penelitian ditentukan melalui teknik pengambilan sampel strata gugus bertahap (multistage stratified cluster sampling) mulai dari penentuan daerah Kabupaten, Kecamatan, Desa dan Kelompok Tani.
Tabel 1.
Kelompok Tani Berdasarkan Tingkat Kemampuan Kelompok Tani, di Propinsi Dati I Jawa Tengah, Tahun 1995
r
Klasifikasi Tingkat Kemampuan Kelompok
Proporsi
Jumlah Kelompok
(%
(1) Pemula
5 065
14
(2) Lanjut
12 721
37
(3) Madya
11 418
33
(4) Utama
5 387
16
34 591
100
Total :
Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan Propinsi Jawa Tengah, 1995 Sebagai unit analisis adalah individu yakni petani anggota dan pengurus, pada masing-masing terpilih sebagai sampel penelitian.
kelompok yang
Langkah-langkah ter-
sebut adalah sebagai berikut : (1)
Memilih Kabupaten yang merupakan sentra produksi komoditas tanaman pangan yang meliputi padi, palawija dan sayuran. Kemudian dipilih satu Kabupaten yang merupakan sentra produksi yang paling dominan untuk masing-masing komoditas.
Untuk membatasi keragaman
komoditas di luar padi, maka komoditas palawija dipilih ubi-kayu dan untuk komoditas sayuran dipilih kentang. Pemilihan kedua jenis komoditas tersebut
91
dengan pertimbangan bahwa keduanya merupakan komoditas unggulan di daerah bersangkutan.
Sebagai sen-
tra produksi padi terpilih Kabupaten Klaten, sebagai sentra produksi palawija terpilih Kabupaten Wonogiri, dan sentra produksi sayur terpilih Kabupaten Wonosobo. (2)
Dari masing-masing Kabupaten terpilih, diambil satu Kecamatan yang termasuk sebagai sentra produksi dari komoditas yang dominan secara acak.
Sentra pro-
duksi padi, sebagai daerah sampel terpilih Kecamatan Polanhardjo, Kabupaten Klaten; sentra produksi palawija
terpilih Kecamatan Ngadirodjo, Kabupaten
Wonogiri; dan sebagai sentra produksi sayuran terpilih Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo. (3)
Penentuan Kelompok Tani sampel untuk masing-masing sentra produksi dari Kecamatan terpilih, dilakukan secara acak.
Pada setiap sentra produksi
diambil
enam kelompok tani berdasar tingkat kemampuannya, dengan proporsi
satu kelompok tingkat pemula, dua
tingkat lanjut, dua tingkat madya, dan satu tingkat utama.
Penentuannya berdasar proporsi tingkat ke-
mampuan kelompok pada Tabel 1. (4) Sebagai unit analisis adalah petani anggota
kelom-
pok yang dipilih secara acak terdiri dari dua puluh
92 lima orang anggota dan lima orang pengurus inti dari kelompok tani yang terpilih sebagai sampel. Kerangka sampel (sampling frame) dan unsur-unsurnya disajikan pada Tabel 2.
Berdasar langkah-langkah terse-
but diperoleh 18 Kelompok Tani sampel, yang mencakup 540 orang petani sebagai unit analisis. Peubah dan Pengukurannya Peubah Penelitian Model teoritis yang akan diuji dalam penelitian ini meliputi beberapa bentuk
hubungan antar peubah.
Berba-
gai hubungan peubah tersebut terdiri dari delapan peubah penjelas dan satu peubah terikat, sebagai berikut : (1) Dinamika Kelompok Tani [XI], (2) Pemberdayaan Petani [X2], (3)
Kedinamisan Belajar [X3],
(4) Kedinamisan Berusahatani [X4], (5) Kedinamisan Kerjasama [X5], (6) Karakteristik Pribadi [X6],
(7) Karakteristik Ekonomi [X7], (8) Kemandirian Petani [X8],
(9) Ketangguhan Berusahatani EX9] Hubungan antar peubah dalam model teoritis ditunjukkan pada Gambar 3.
Tabel 2.
Kerangka Sampel dan Unsur-Unsurnya
Kategori Besarnya Sampel pada Sentra Produksi Kemampuan Kelompok Komoditas Komoditas Komoditas Jumlah Sampel Palawi ja Tani Sa jur Padi (Kentang) (Ubi-kayu) (Padi) UA
KLP
UA
1
30
3
90
60
2
60
6
180
2
60
2
60
6
180
30
1
30
1
30
3
90
180
6
180
6
180
18
540
KLP
UA
KLP
UA
KLP
1. Pemula
1
30
1
30
2. Lan jut
2
60
2
3. Madya
2
60
4. Utama
1 6
Total
:
-
P
Kecamatan Kabupaten
Polanharjo. Klaten.
Keterangan : KLP
=
Kejajar. Wonosobo
Kelompok Tani,
Ngadirojo. Wonogiri UA
=
Propinsi Jawa Tengah.
Unit Analisis
Pengukuran Peubah Menurut Cohen dan Nagel (1984), pengukuran
adalah
pemberian nilai dalam bentuk angka pada sesuatu obyek. Pendapat yang sama dikemukakan Stevens (1951) bahwa pengukuran adalah penetapan atau pemberian angka obyek atau gejala yang diamati menurut aturan
terhadap tertentu.
Pendapat tersebut diperkuat oleh Singarimbun dan Effendy (1989), yang menyatakan pengukuran merupakan penunjukkan angka pada peubah menurut aturan yang ditentukan.
94
Mengacu pada pengertian tersebut, pengukuran terhadap sembilan peubah dilakukan sebagai berikut : (1)
Dinamika Kelompok Tani
Peubah dinamika ke-
[X1] :
lompok diukur berdasarkan unsur-unsur yang mempengaruhi kedinamisannya. Masing-masing unsur tersebut dioperasionalkan dalam bentuk indikator dan parameter peubah, sebagai terlihat pada Tabel 3.
Ber-
dasar tabel tersebut untuk mengukur peubah dinamika kelompok digunakan delapan indikator, mencakup parameter.
Skor untuk masing-masing
parameter ditetapkan minimum
= 0
27
indikator dan
dan maksimum
= 3.
Mengingat setiap indikator memiliki jumlah parameyang berbeda-beda, maka skor untuk masing-masing indikator sebelum dijumlahkan menjadi skor peubah, perlu ditranformasikan terlebih dahulu sebagai berikut : (a) Indikator Tujuan Kelompok, dan Tekanan Kelompok masing-masing memiliki skor tertinggi Untuk menggabungkan skor
indikator dari suatu
peubah, maka untuk setiap indikator diberikan skor transformasi tertinggi
= 3.
Transforma-
si skor untuk masing-masing indikator dilakukan sebagai berikut :
/
= 9.
-
Tabel 3.
Indikator dan Parameter Dinamika Kelompok Tani
Peubah
Indikator
Parameter
1
2
3
Dinamika Ke 1 ompok
(1) Tujuan Kelompok :
(2) Struktur Kelompok : (a) Struktur kekuasaan. (b) Struktur tugas
(c) Struktur komunikasi. (3) Fungsi Kelompok :
(a) Memuasakan anggota. (b) Memberi Informasi . (c) Melakukan Koordinasi.
(4) Pembinaan Kelompok : (a) MenumbuhkanPartisipasiAnggota.
(b) Fasilitas (c) Norma
(1) Kejelasan tujuan. (2) Pemahaman tujuan (3) Kesesuaian dengan tujuan anggota. (1) Cara pengambilan
keputusan kelompok. (2) Ke jelasan pembagian tugas dan tanggung jawab anggota. (3) Kejelasan prosedur. (4) Kelancaran arus informasi dalam kelompok. (1) Kepuasan anggota da1 am mencapa i tu juan (2) Sampai tidaknya informasi pada anggota. (3) Ada pengertian yang sama mengenai kegiatan yang dikerjakan. (4) Mengerti hubungan antara kegiatan satu dengan yang lain.
.
(1) Tingkat partisipasi anggota. (2) Tiap anggota merasa bertanggung jawab terhadap pencapaian tujuan kelompok. (3) Fasilitas yang tersedia untuk melaksanakan kegiatan. (4) Kejelasan aturan dan diberlakukan sangsi.
96
Tabel 3 (lanjutan) Peubah
Indikator
Parameter
1
2
3
(5) Kekompakan Kelompok : ( a ) Kepemimpinan
(b) Keanggotaan
(c) Nilai tujuan
(d) Homogenitas
(1) Mendorong pencapaian tujuan bersama. (2) Rasa bangga sebagai bagian dari kelompok. (3) Taat dan loyal dalam melaksanakan kewajiban untuk tercapainya tu juan kelompok . (4) Solidaritas terhadap sesama anggota.
(6) Suasana Kelompok :
(a) Tegangan (b) Persahabatan
(c) Pengawasan (d) Lingkungan phisik. (7) Tekanan Kelompok : (a) Berasal dari dalam.
(b) Berasal dari luar. (8) Efektivitas Kelompok
(a) Hasil yang dicapai . (b) Moral anggota
(1) Semangat mencapai efisiensi dan efektivitas kerja. (2) Menghindari pertentangan. (3) Tingkat keketatan pengawasan. (4) Kondis i sarana dan fasilitas yang ada. (1) Penghargaan bagi yang berprestasi. (2) Sangsi bagi mereka yang melakukan pelanggaran peraturan atau norma. (3) Tantangan dan kritik. (1) Tingkat pencapaian tujuan kelompok. (2) Tingkat kepuasan anggota.
Skor parameter
0
=
0
1 - 3
=
1
4 - 6
=
2
7 - 9
=
3
(b) Indikator Struktur Kelompok, Fungsi Kelompok, Pembinaan Kelompok, Suasana Kelompok, dan Kekompakan Kelompok, skor tertinggi untuk sing-masing indikator
ma-
Untuk menggabung-
= 12.
kan masing-masing indikator menjadi
skor pe-
ubah, maka jumlah skor indikator terlebih dahulu ditransformasi dengan skor tertinggi
=
3,
sebagai berikut : Skor parameter
0
=
0
1 - 2
=
1
3 - 4
=
2
5 - 6
=
3
Indikator Efektivitas Kelompok, memiliki skor terendah
= 0
dan tertinggi
= 6, untuk
keperlu-
an menggabungkan dengan indikator yang lain, keragaan indikator ini diberi skor transformasi terendah
=
0, dan tertinggi
= 3.
Transformasi skor untuk masing-masing tor dilakukan sebagai berikut :
indika-
Skor parameter
Berdasar penjumlahan
0
=
0
1 -
4
=
1
5 -
8
=
2
9-12
=
3
skor hasil transformasi dari
masing-masing indikator, maka peubah dinamika kelompok memiliki skor dalam kontinum terendah tertinggi
=
=
0, dan
24,
(2) Pemberdayaan Petani (XZ) :
Berdasarkan telaah teo-
ri, pemberdayaan petani melalui kelompok menjadi lebih efektif apabila terjadi keterpaduan antara kedinamisan proses belajar, kedinamisan berusahatani, dan kedinamisan kerjasama.
Mengacu pada
pemikiran
tersebut, maka skor peubah pemberdayaan petani merupakan totalitas skor hasil
transformasi subpe-
ubah kedinamisan belajar, kedinamisan berusahatani dan kedinamisan kerjasama, sehingga total skornya merupakan kontinum terendah = (3)
Kedinamisan Belajar
(Xg) :
0
dan tertinggi
= 30.
Subpeubah kedinamisan
belajar terdiri dari tujuh indikator : (a) keaktifan petani untuk mengubah perilakunya melalui proses belajar, (b) ragam dan sumber informasi yang digunakan, (c) ragam materi informasi yang diperoleh, (d) tersedianya sarana yang menunjang
proses belajar,
99
(e) perubahan perilaku petani sebagai hasil belajar yang ditunjukkan oleh dasar pertimbangan dalam penerapan teknologi yang dianjurkan,
(f) alasan yang
mendorong pembudidayaan komoditas unggulan, dan (g) prioritas penggunaan hasil.
Parameter untuk masing-
masing indikator disajikan pada Tabel
4.
Pengukuran indikator keaktifan petani dalam belajar didasarkan pada jumlah kegiatan belajar
yang
pernah diikuti secara aktif selama tiga bulan terakhir dengan memberikan skor = 1, untuk setiap kegiatan yang diikuti.
Skor untuk transformasi indika-
tor merupakan kontinum dari skor terendah tertinggi
=
0, dan
= 3.
Indikator sumber dan materi informasi, diukur berdasar keragaman sumber dan keragaman materi informasi yang diperoleh.
Skor
= 1
diberikan untuk
setiap keragaman sumber dan materi informasi yang didapat, dan skor
= 0
bila tidak ada.
Untuk keper-
luan transformasi ditetapkan skor terendah tertinggi
=
0, dan
= 3.
Indikator sarana belajar, diukur dari keragaman sarana belajar yang tersedia, setiap ragam diberi skor
= 1,
dan skor
mum hasil transformasi
= 0 =
3.
bila tidak.
Skor maksi-
Tabel 4. Indikator dan Parameter Dinamika Belajar Subpeubah 1 Dinamika Proses Bela jar
Indikator
Parameter
2
3
(1) Keaktifan petani dalam merubah perilaku melalui proses belajar. (Ragam k e g i a t a n )
(1) Menghadiri pertemuan rutin kelompok. (2) Menghadiri diskusi rutin kelompok. (3) Menghadiri penyuluhan pertanian. (4) Mengi kut i demplot/ kegiatan sejenis. (5) Mengikuti kursus, pelatihan usahatani. (6) Usaha untuk mendapatkan informasi guna perba i kan/pen i ngkatan dalam berusahatani.
(2) Sumber Informsi : (Ragam I n f o r m a s i )
(1) Sesama anggota. (2) Kontak Tani/Tani maju (3) Penyuluh (PPL). (4) Media masa/TV/Radio . (5) Kepala Desa/Pamong . (6) Petugas BRI (7) Pedagang/Pengecer (8) Alim ulama setempat. (9) LSM
(3) Materi Informasi : (Ragam #at e r i )
(1) Teknologi Budidaya. (2) Pengenda 1 i an Hama. (3) Pengaturan Pengairan. (4) Teknologi Pengawetan. (5) Pengelolaan Usahatani (6) Pemasaran. (7) Perencanaan & Evaluasi (8) Kewirausahaan (9) Kredit dan Permodalan
.
(4) Fas i 1 i tas/Sarana-
belajar : (ada atau t i d a k )
(1 ) Tempat/Ruangan untuk keg i atan be 1 a jar (2) Papan tulis
101
Tabel 4 (lanjutan) Peubah
Indi kator
Parameter
1
2
3 (3) Alat peraga (4) Alat tulis menulis (5) Barang cetakan ( 6 ) Perlengkapan ruangan
(5) Perubahan perilaku petani yang ditunjukkan oleh dasar pertimbangannya menggunakan teknologi yang dianjurkan .
(1) Relatif menguntungkan (2) Meningkatkan produktivitas. (3) Cepat dirasakan hasilnya. (4) Mudah mengoperasikan. (5) Sesuai dengan kondisi 1 i ngkungan setempat.
(6) Perubahan perilaku
(1) Resikonya kecil ( 2 ) Pasarannya bagus (3) An juran penyuluh (4) Sarana produksi mudah didapat. (5) Meningkatkan produktivitas.
petani yang ditunjukkan oleh alasan yang mendorong pembudidayaan komoditas unggulan. (7) Prioritas penggunaan hasil :
(1) Pemenuhan kebutuhan pangan. (2) Pemenuhan kebutuhan papan. (3) Pemenuhan kebutuhan kesehatan. (4) Pemenuhan kebutuhan pend i d i kan . (5) Pemupukan modal.
Pengukuran indikator perubahan perilaku, yang mendasari keputusan penggunaan metoda atau ide baru
102 yang berorientasi pada bisa tidaknya dilakukan diberi skor skornya
=
=
di-
1, usaha untuk meningkatkan produksi
2, dan yang
mengarah untuk
keuntungan diberikan skor = 3.
mendapatkan
Pertimbangan yang
mendorong pembudidayaan komoditas unggulan dengan prioritas pada pemenuhan permintaan pasar diberikan skor
=
3, peningkatan produksi skornya
oritas yang lain, skornya
= 1.
=
2 dan pri-
Mengutamakan peng-
gunaan hasil untuk meningkatkan investasi diberikan skor
=
3, untuk meningkatkan pendidikan, atau kese-
hatan skornya
=
skornya
Penggabungan skor dari masing-masing
= 1.
2, dan
untuk penggunaan yang lain
indikator didasarkan pada skor hasil transformasi. Total
skor tranformasi peubah Kedinamisan Belajar
merupakan kontinum terendah
= 0
( 4 ) Kedinamisan Berusahatani (Xq) :
dan tertinggi
= 21.
Pengukuran subpe-
ubah kedinamisan berusahatani, didasarkan pada lima indikator
(1) penggunaan ide baru untuk
usahatani prapanen,
perbaikan
(2) penggunaan ide baru
untuk
perbaikan usahatani pascapanen, (3) pemanfaatan setiap peluang mencapai skala ekonomi yang menguntungkan, (4) produktivitas usaha, (5) keragaan perilaku dalam berusahatani.
Pengukuran indikator pengguna-
an ide baru prapanen, dan pascapanen dengan memberi
103
skor 0
= 1
untuk masing-masing penggunaan, dan skor
untuk yang tidak.
simum
=
=
Skor hasil tranformasi mak-
5 untuk masing-masing indikator.
Pengukur-
an indikator pemanfaatan peluang mencapai skala ekonomi, bila dilakukan diberi skor bila tidak melakukan. tinggi
=
5.
= 1,
dan skor
= 0
Skor hasil transformasi ter-
Pengukuran indikator produktivitas usa-
ha dilakukan dengan cara memperbandingkan skor hasil produksi sekarang dengan hasil produksi
sebe-
lumnya, dan dihitung persentase kenaikannya. Skornya ditetapkan berdasar urutan jenjang kenaikannya. Keragaan perilaku berusahatani diukur berdasarkan kegiatan berusahatani yang telah dilakukan pada kawasan kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Peni-
laian berdasarkan jenjang pada masing-masing kawasan dengan skor maksimum
=
5.
Dengan demikian total
skor transformasi untuk peubah kedinamisan berusahatani merupakan
kontinum skor terendah = 0, dan
tertinggi = 30.
Indikator dan parameter peubah ter-
sebut disajikan pada Tabel 5. (5)
Kedinamisan Kerjasama (X5) : Indikator subpeubah ke-
dinamisan kerjasama meliputi (1) semangat kerjasama, (2) ruang lingkup bidang kegiatan kerjasama sosial,
+
Tabel 5.
Indikator dan Parmeter Kedinami san Berusahatan i
Subpeubah
Indi kator
Parameter
1
2
3
Kedinami san Berusahatani .
(1) Penggunaan ide
baru untuk perbaikan usahatani prapanen.
(1) Benih unggul. (2) Pemupukan. (3) Pengairan. (4) Persemaian. (5) Pengolahan lahan. (6) Penananan. (7) Penyiangan. (8) Pengendalian hama dan penyakit. (9) Perawatan tanaman (10) Pemanenan.
(2) Penggunaan ide baru untuk perbaikan usahatani pascapanen.
(1) (2) (3) (4) (5)
(3) Pemanfaatan peluang untuk mencapai skala ekonomi .
(1) Penganekaragaman komoditas dan usaha. (2) Mengatur/merencanakan waktu panen. (3) Usahatani terpadu. (4) Perluasan usaha. (5) Peningkatan efisiensi penggunaan alat.
(4) Peningkatan produktivitas usaha.
Pemilihan hasil. Pembersihan hasil. Pengawetan. Pengepakan. Pengolahan hasil (6) Penyimpanan. (7) Pengangkutan. (8) Pemasaran. (9) Pengawasan kualitas
(1) Naik < 5 % (2) 5 - < 10 % (3) 10 - < 15 % (4) 15 - < 20 % (5) 20 % keatas.
105
Tabel 5 (lanjutan) Peubah
Indikator
Parameter
1
2
3
(5) Keragaan perilaku petani dalam berusahatani : (a) Kawasan kognitif peningkatan produksi, dengan hierarki : 1. mengetahui 2. mengerti 3. menggunakan 4. menganalisis 5. mensitesis 6. menilai
(1 ) Menvebutkan macam komoditas unggulan yang diusahakan pada saat ini. (2 ) Membedakan keunggu lan komoditas tersebut bila dibanding dengan yang lain dalam ha1 pemasarannya. (3) Perkiraan hasil produksi per hektar. (4) Menun.iukkan kemanfaatan mengusahakan komodi tas tersebut. (5) Merancang perluasan usaha. (6) Meni7ai/merevisi kalau terjadi perubahan lingkungan usaha.
(b) Kawasan afektif dalam peningkatan produksi, dengan hierarki : 1. menyadari 2. menanggapi 3. melibatkandiri 4. mengatur 5. menghayati
(1) - - (2) - - (3) Menus-iak petani lain untuk mencoba. (4) Proses perubahan apa semua petani potensia1 sudah melakukan ? (5) Penahavatan terhadap ide (mengupayakan memasyarakatkan)
(c) Kawasan Psikomotorik dalam meningkatkan produksi , dengan hierarki :
(1) --(2) Menun.iukkan perbaikan yang harus dilakukan untuk meningkatkan produktivitas.
.
Tabel 5 (lanjutan) Peubah
Indikator
Parameter
1
2
3
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
tertarik menerima mencoba mempermahir mahir adaptasi memodifikasi
(a) Kawasan Kognitif dalam pengolahan hasil, dengan hierarki : 1. mengetahui 2. mengerti 3. menggunakan 4. menganalisis 5. mensintesis 6. menilai
(b) Kawasan Afektif dalam pengolahan hasil, dengan hierarki : 1. menyadari 2. menanggapi 3. melibatkan 4. mengatur 5. menghayati
(3) - - (4) - - (5) Berapa kali usaha perbaikan telah dilakukan (menau7angi). (6) Perbaikan yang memberikan hasil paling optimal (mengamati semua keaitan vang seharusnva di7akukan) (7) Perbedaan antara perbaikan yang sekarang di banding dengan sebelumnya (kreatif) (1) Merencanakan saat memanen. (2) Pemilihan hasil panen. (3) Pembersihan hasil panen. (4) Manfaat perbaikan. (5) Langkah tindak yang perlu dilakukan agar petani bersedia melaksanakan (Herencanakan) . (6) Hal yang harus dilakukan bila ada perubahan pasar (Penvesuaian) . (1) --(2) --(3) Menga.iak petani lain melakukan. (4) Proses perubahan (apa semua melakukan) (5) Penghavatan terhadap ide (mengupayakan memasyarakatkan).
107
Tabel 5 (lanjutan) Peubah
Indikator
I
Parameter
1
(c) Kawasan Psikomotorik dalam pengolahan hasil, dengan hierarki: 1. tertarik 2. menerima 3. mencoba 4. mempermahir 5. mahir 6. adaptasi 7. memodifikasi
(1) --(2) Menun-jukkan perbai k-
an yang harus dilakukan untuk menghasi 1 kan mutu yang tinggi.
(3) - - (4) - - (5) Berapa kali usaha perbaikan telah dikukan (mengu7anui). (6) Perbaikan yang memberikan hasil paling optimal (menaamati keseluruhan keaiatan yana seharusnva di7 akukan) (7) Perbedaan antara perbaikan yang di lakukan sekarang dibanding sebelumnya (kreativitas). (1) - - (2) Pengawetan hasil (3) Pengepakan hasil (4) Manfaat yang didapat dengan usaha tersebut. (5) Hal yang harus dilakukan agar petani melaksanakan (merencanakan). (6) Hal yang harus dilakukan bila ada perubahan teknologi (pen vesua i an) (1) - - (2) - - (3) Menua.iak petan i lain untuk me1
.
(a) Kawasan Kognitif penyimpanan hasil panen, dengan hierarki : 1. mengetahui 2. mengerti 3. menggunakan 4. menganalisis 5. mensitesis 6. menilai
(b) Kawasan Afektif dalam penyimpanan hasil, dengan
I
108
Tabel 5 (lanjutan) Peubah
Indikator
Parameter
1
2
3
hierarki : 1. menyadari 2. menanggapi 3. melibatkan 4. mengatur 5. menghayati (c) Kawasan Psikomotorik dalam penyimpanan hasil, dengan hierarki : 1. tertarik 2. menerima 3. mencoba 4. memperma h i r 5. mahir 6. adaptasi 7. memodifikasi
(a) Kawasan Kognitip dalam pemasaran hasil, dengan hierarki: 1. mengetahui 2. mengerti 3. menggunakan 4. menganalisis 5. mensitesis 6. menilai
(4) Proses perubahan (apa sudah melaksanakan ?) (5) Penuha vat an terhadap ide (mengupayakan memasyarakatkan).
(1) - - (2) Menun.iukkan perbai kan yang harus di lakukan untuk menghas i 1 kan produk yang tidak lekas rusak atau busuk. (3) - - (4) - - (5) Berapa kali usaha perbaikan telah dilakukan (menau7anui). (6) Perbaikan yang memberikan hasil paling optimal (menaamati seluruh kegiatan yang seharusnya di lakukan) (7) Perbedaan perbaikan yang sekarang dibanding dengan sebe 1 umnya (kreativitas). (1) Perencanaan pemasaran. (2) Sistem pemasaran. (3) Cara penentuan harga. (4) Kebaikan cara tsb. (5) Hal yang harus dilakukan agar semua melakukan cara tersebut (merencanakan) (6) Hal yang harus dilakukan bila ada perubahan pasar (penvesuaian)
109
Tabel 5 (lanjutan) Peubah
Indikator
Parameter
1
2
3
(b) Kawasan Afektif dalam pemasaran hasil : 1. menyadari 2. menanggapi 3. melibatkandiri 4. mengatur 5. menghayati
(1) - - (2) - - (3) Menua.iak petani lain untuk melakukan. (4) Proses perubahan (apa semua petani potensia1 melaksanakan ?) (5) Penuhavatan terhadap ide (mengupayakan memasyarakatkan).
(c) Kawasan Psikomotor i k da 1 am pemasaran hasil, dengan h i erark i : 1. tertarik 2. menerima 3. mencoba 4. mempermahir 5. mahir 6. adaptasi 7. memodifikasi
(1) - - (2) Menun.iukkan perbai kan yang harus di lakukan untuk dapat memasarkan dengan harga yang lebi h menguntungkan. (3) - - (4) - - (5) Berapa kali usaha perbaikan cara memasarkan telah di lakukan (menuulanai ) (6) Cara pemasaran yang akan memberikan keuntungan yang optimal (menuamati proses keseluruhan kegiatan yang seharusnya dilakukan) (7) Perbedaan antara cara pemasaran yang di lakukan sekarang dibanding dengan sebe 1 umnya (kreativitas) .
.
(3)
ruang lingkup bidang kegiatan kerjasama ekono-
mi, dan
(4)
kerjasama. rikan skor
luasnya cakupan pihak-pihak yang diajak Pengukuran dilakukan dengan cara membe= 1
untuk setiap parameter yang mengin-
dikasikan : ragam bentuk kegiatan kerjasama, ragam ruang lingkup bidang kegiatan kerjasama, dan luasnya cakupan kerjasama. Untuk setiap aspek kegiatan diberikan skor dak ada.
= 1
bila ada, dan skor
= 0
bila ti-
Skor subpeubah kedinamisan kerjasama me-
rupakan totalitas skor seluruh indikator dari hasil transformasi dengan skor terendah gi
=
=
0, dan terting-
20. Indikator dan parameter dari subpeubah ke-
dinamisan kerjasama disajikan pada Tabel 6. (6) Karakteristik Pribadi ( X 6 ) :
Peubah diukur berda-
sarkan indikator (a) pendidikan formal,
(b) penga-
laman berusahatani, (c) nilai-nilai yang mendorong berkelompok, dan ruan.
(d) keterbukaan terhadap pembaha-
Pengukuran indikator pendidikan didasarkan
jenjang pendidikan formal terakhir yang pernah
di-
tempuh, misalnya tamat Sekolah Dasar atau sederajad diberikan skor
= 1,
SLTP skor
= 2,
dan seterusnya sampai skor tertinggi kat Universitas.
SLTA skor = 5
= 3,
untuk ting-
Pengalaman berusahatani diukur
Tabel 6. Indikator dan Parmeter Kedinamisan Kerjasama Subpeubah
Indikator
Parameter
1
2
3
Dinamika Ker jasama Kelompok.
(1) Semangat bekerjasama :
(1) Arisan bersama (2) Ada pembagian tugas yang je 1 as kepada para anggota. (3) Keputusan ditentukan berdasar musyawarah . (4) Keterbukaan dalam menyatakan pendapat. (5) Menaati dan melaksanakan keputusan yang telah disepakati. (6) Sal ing memberikan informas i dalam mengembangkan usahatani. (7) Saling membantu dalam kegiatan sosial/agama. (8) Saling menghargai.
(2) Ruang lingkup kerjasama bidang ekonomi :
Pengadaan ben i h . Pengadaan pupuk. Pengadaan obat hama. Tanam serempak. Pengendal ian hama. (6) Pengaturan pengairan. (7) Pengadaan alat pert. (8) Pemupukan modal. (9) Pengolahan hasil. (10) Pemasaran hasil. (11) Kooperasi Serbausaha.
(3) Ruang lingkup kerjasama bidang sosial :
(1) Mendirikan rumah. ( 2 ) Saat ada kelahiran. (3) Saat ada perkawinan. (4) Saat ada kematian. (5) Bersih desa. (6) Siskaml ing. (7) Pembinaan keagamaan.
(1 ) (2) (3) (4) (5)
112
Tabel 6 (lanjutan) Peubah
Indi kator
Parameter
1
2
3
(1) Sesama anggota. (2) Antar kelompok. (3) BUUD/KUD (4) BRI Unit Desa (5) Perusahaan Industri. (6) LSM. (7) Universitas
(3) Luasnya ca-
kupan kerjasama yang melembaga :
berdasar jumlah tahun lamanya bekerja sebagai petanit dan pemberian skor untuk mereka yang telah bekerja < 5 tahun = 1, 5-< 10 tahun = 2, dan seterusnya sampai skor tertinggi > 25 = 5.
Pengukuran in-
dikator yang mendasari pertimbangan/motivasi kelompok,
masuk
apabila dilakukan berdasarkan pada alas-
an diwajibkan oleh pamong desa skor = 1, diajak teman diberi
skor = 2,
atas prakarsa sendiri untuk
mendapatkan saprodi skornya = 3, wa dengan
dan meyakini bah-
berkelompok meningkatkan
diberikan skor = 4.
kesejahteraan,
Indikator keterbukaan terhadap
pembaharuan diukur dari responnya terhadap inovasi. Penilaian untuk mereka yang apatis ( l a g g a r d ) diberikan skor = 1, penerap inovasi akhir ( l a t e mayority) skornya
=
2,
dan seterusnya sampai yang
tertinggi
113
yakni inovator skornya
=
5.
Total skor peubah
se-
telah transformasi merupakan kontinum skor terendah =
0, dan skor tertinggi
=
Indikator dan para-
20.
meter peubah tersebut disajikan pada Tabel 7. (7) Karakteristik Ekonomi Petani (X7) :
teristik sosial ekonomi diukur
Peubah karak-
berdasar (1) luas
penguasaan lahan pertanian, dan (2) pemilikan sarana produksi. skornya
=
Penilaian untuk lahan luas < 0.25 Ha
1, antara 0.254 0.50 Ha skornya
as 0.50-< 0.75 Ha skor skor
= 4,
=
=
2, lu-
3, dan luas 0.75-< 1.00 Ha
dan di atas 1.00 Ha skornya
= 5.
Skor un-
tuk lahan sawah adalah dua kali tanah tegal.
Pengu-
kuran pemilikan alat pertanian berdasarkan
ragam
alat yang dimiliki, skor untuk setiap ragam la memiliki, dan skor terendah
=
=
0
bila tidak.
0, dan tertinggi
= 5.
= 1
bi-
Total skor
Skor total peubah
setelah ditransformasi merupakan kontinum skor terendah
=
0, dan tertinggi
= 20.
Parameter masing-
masing indikator disajikan pada Tabel 8. (8) Kemandirian Petani (X8) : Peubah kemandirian petani
memiliki sepuluh indikator, dan seluruhnya mencakup lima puluh parameter, seperti terlihat pada Tabel 9. Cara penilaian parameter untuk kator kalau ada diberi skor
= 1
masing-masing indidan bila tidak ada
Tabel 7.
Indikator dan Parmeter Karakteristik Pribadi
Peubah
Indi kator
Parameter
1
2
3
Karakteristik Pribadi
(1) Pendidikan Forma 1 :
(2) Pengalaman dalam berusahatani :
(3) Nilai-nilai yang mendasari masuk ke 1 ompok :
(4) Keterbukaan terhadap i novas i : (a) Laggard (b) Penerap akhir (c) Penerap awal (d) Penerap dini (e) Pelopor/Inovator
(1) Butahuruf (2) Sekolah Dasar (3) SLTP. (4) SLTA. (5) Akademi (6) Universitas. (1) < 5 tahun. (2) 5 - < 10 tahun. (3) 10 - < 15 tahun. (4) 15 - < 20 tahun. (5) 20 - < 25 tahun (6) 25 tahun keatas. (1) Keharusan men jadi anggota kelompok. (2) Diajak teman. (3) Prakarsa sendir i untuk mendapatkan kemudahan memperoleh sarana produksi. (4) Meyakini bahwa dengan berkelompok meningkatkan usahatani dan pendapatan. (1) Apatis (2) Menerima pembaharuan setelah semua menerapkan dan berhasil. (3) Penuh pert imbangan. (4) Berperan aktif dalam penerapan inovasi. (5) Selalu ingin mendapatkan ide baru sebelum lainnya memulai (berani beresiko) .
Tabel 8. Indikator dan Parmeter Karakteristik Ekonomi Peubah
Indikator
Parameter
1
2
3
Karakteristik Sosial Ekonomi
(1) Luas penguasaan : (a) Tanah Sawah Penga i ran
(b) Tanah Tegal/ Ladang .
(2) Pemilikan alat pertanian.
skornya adalah = 0 .
< 0.25 Ha
(1)
(2) (3) (4) (5)
0.25 0.50 0.75 1 .OO
(1) (2) 0.50 (3) 1.00 (4) 1.50 (5) 2.00
- < 0.50 Ha - < 0.75 Ha. - < 1.00 Ha.
Ha keatas.
< 0.50 Ha.
- < 1.00 Ha.
- < 1.50 Ha.
- < 2.00 Ha. Ha keatas.
(1) Bajak dan hewan penar i k. (2) Hand tractor. (3) Pompa pengairan. (4) Alat penyemprot hama. (5) Perontok padi. (6) Huller. (7) Pemipi 1 jagung (8) Sebutkan yang lain kalau ada, ...
Skor hasil transformasi untuk
masing-masing indikator terendah = 0, dan skor tertinggi = 3.
Dengan demikian skor peubah kemandiri-
an petani adalah
merupakan totalitas skor
indikator dengan
skor terendah = 0,
tinggi = 30.
seluruh
dan skor ter-
Tabel 9. Indikator dan Parameter Kemandirian Petani Peubah
Indikator
Parameter
1
2
3
Kemandiri an Petani (collective self re7 iance)
(1) Kesadaran adanya masalah :
(1) Tidak puas terhadap hasil yang dicapai. (2) Pendapatan usaha masih dapat ditingkatkan . (3) .Pemasaran hasi 1 menghadapi saingan. (4) Efisiensi usaha masih belum optimal. (5) Posisi tawar perlu di t ingkatkan.
(2) Aspirasi :
(1) Mendapatkan penghasilan lebih baik. (2) Melaksanakan ibadah Haji. (3) Meningkatkan kualitas hidup. (4) Meningkatkan produktivitas usaha. (5) Menyekolahkan anak ke Perguruan Tinggi.
(3) Rasional :
(1) Memanfaatkan kemudahan dalam berusahatani dengan menggunakan ide baru secara berencana untuk mengopt imalkan produksi . (2) Berusahatani dengan orientasi pada permintaan pasar. (3) Menentukan sendiri alternatif pilihan untuk mengoptimalkan keuntungan.
117
Tabel 9 (lanjutan)
Peubah
Indikator
Parameter
1
2
3 (4) Kerjasama untuk mencapai skala ekonomi/ efisiensi penggunaan sumberdaya. (5) Kerjasama untuk memperbesar usaha melalui pemupukan modal.
(4) Inovatif :
(1) Selalu berusaha meningkatkan usaha. (2) Selalu tanggap terhadap ide baru. (3) Aktif berhubungan dengan berbagai pi hak di luar sistem sosialnya sendiri untuk mendapatkan informasi guna mengembangkan usahanya. (4) Memanfaatkan informasi untuk mengembangkan usaha. (5) Mencoba tentang segala sesuatu yang dinilai akan memberikan peluang baru.
(5) Kreatif
(1 ) Memanf aatkan peluangpeluang yang ada untuk meningkatkan usaha dan pendapatan. (2) Berani mencoba ide baru sebelum yang lain melakukan. (3) Dengan potensi yang dimiliki, bersamasama meningkatkan posisi tawar, melalu i pemupukan modal.
:
118
Tabel 9 (lanjutan) Peubah
Indikator
Parameter
1
2
3 (4) Mencetuskan caracara baru yang lebi h murah dari pada yang sudah ada. (5) Memodifikasi ide-ide baru sehingga lebih sesuai dengan kondisi lokal spesifik
(6) Memiliki wawas-
an kedepan.
(7) Partisipatif/ Semangat kerjasama.
(8) Jiwa Wirausaha :
(1) Tindakannya selalu
direncanakan. (2) Mengantisipasi kemungkinan terjadinya perubahan musim, perubahan permintaan pasar, dan perubahan teknologi. (3) Memjaga kelestarian/ berkelanjutan (4) Mampu menciptakan pasar . (1) Keterbukaan menerima saran. (2) Mengutamakan permufakatan. (3) Melaksanakan dan mentaati keputusan yang telah disepakati. (4) Menjalin hubungan dengan dengan sesama anggota, dan pihak lain untuk meningkatkan kelancaran usaha. (1) Memuaskan pelanggan. (2) Menjaga mutu. (3) Menepati janji. (4) Percaya diri.
119
Tabel 9 (lanjutan) Peubah
Indi kator
Parameter
1
2
3 (5) Mengupayakan sendiri sumberdaya yang dibutuhkan demi tercapainya peningkatan pendapatan. (6) Menghargai waktu/pemanfaatan waktu luang untuk mendapatkan tambahan pendapatan.
(9) Ulet dalam
kerja :
(10) Harga diri :
(1) Memiliki disiplin kerja yang tinggi. (2) Menghargai usaha meningkatkan hasil, meski belum berhasil. (3) Kegiatannya mempunyai tu juan yang jelas. (4) Bangga pada pekerjaannya . (5) Kegagalan merupakan awal dari keberhasilan sehingga akan selalu dicoba lagi dedengan berbagai perba i kan . (1) Percaya diri/yakin terhadap apa yang di lakukan. (2) Mengetahui potensi dan kekurangannya. (3) Memiliki empati. (4) Tidak mau tergantung pada pihak lain. (5) Memiliki jiwa kerjasama .
Tabel 10. Indikator dan Parameter Ketangguhan Berusahatani Peubah 1
Ketangguhan Berusaha tani
Parameter
Indikator
3
2 (1) Usahatani komersial :
(2) Mampu mengantisipasi pengaruh perubahan pasar, perkembangan teknologi , dan perubahan kondisi alam.
(3) Produktivitas usaha :
(1) Produksi untuk meme-
nuhi kebutuhan pasar. (2) Menerapkan dan tanggap terhadap ide-ide baru . (3) Usahatani secara berencana. (4) Usahatan i koperat ip/ kesatuan usahatani. (5) Memanfaatkan dan mengendal ikan alam. (6) Usahatani yang lestar i/berkelan jutan. (1) Kebebasan memilih macam tanaman yang memberi pendapatan yang paling menguntungkan. (2) Penganekaragaman komoditas dengan pola tanaman bervariasi. (3) Penganekaragaman usahatan i . (4) Spesialisasi komoditas regional (komoditas unggulan). (5) Peningkatan mutu pra dan pasca panen. (6) Ker jasama/keterkaitan dengan industri. (1) Naik (2) 5 (3) 10 (4) 15 ( 5 ) 20 %
< 5% < 10 % < 15 % < 20 % keatas.
121
Tabel 10 (lanjutan) Peubah
Indikator
Parmeter
1
2
3
(4) Memiliki kekuatan tawar :
(1) Menjadi anggota kelompok pemasaran komoditas sejenis (2) Komoditas yang dihasilkan memiliki harga pasar yang baik. (3) Kerjasama dalam pemupukan modal untuk me layan i kebutuhan anggota (simpan-pinjam untuk mengatasi fluktuasi harga dan pengembangan usaha. (4) Penguasaan pasar. (5) Menciptakan pasar.
(5) Pendapatan usahatani :
Naik antara : (1) 1 - < 5 % (2) 5 - < 10 % (3) 10 - < 15 % (4) 15 - < 20 % (5) 20 % - keatas.
( 9 ) Ketangguhan Berusahatani ( X g ) :
Peubah ketangguhan
dalam berusahatani diindikasikan oleh (1) usahatani komersial,
(2) mampu mengantisipasi pengaruh peru-
bahan permintaan pasar, perkembangan teknologi, dan perubahan kondisi alam, (3) produktivitas meningkat, (4)
memiliki kekuatan tawar,
(5) petani memperoleh
122 pendapatan layak dari usahataninya.
Parameter un-
tuk masing-masing indikator disajikan pada Tabel 10. Penilaian indikator untuk
(1) usahatani komersial,
(2) mampu mengatasi pengaruh perubahan, dan (3) memiliki kekuatan tawar setiap parameter bila tidak memiliki skornya
= 0.
skornya
= 1
Indikator (4) pro-
duktivitas usaha, dan (5) pendapatan usaha skor
= 0
bila tidak ada, dan bila ada disesuaikan dengan jenjang nilai yang telah ditetapkan, dengan skor tertinggi
=
5.
Skor peubah
ketangguhan berusahatani
merupakan total nilai indikator yang telah ditransformasi dengan skor terendah 25.
= 0,
Hubungan keseluruhan peubah
dan tertinggi
=
dan indikatornya,
diperlihatkan pada Gambar 4. Pengumpulan Data Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara pengisian kuekioner oleh petani responden, didampingi oleh fasilitator pembantu peneliti.
Seorang fasilitator men-
dampingi sepuluh orang responden dan bertugas untuk memberi penjelasan bila ada pertanyaan yang kurang dimengerti.
Untuk responden yang kesulitan membaca atau menulis
dilakukan melalui wawancara dengan berpedoman pada kuesioner yang sama, yang telah dipersiapkan sebelumnya.
M D l W S A N -mum. BALAMPROSES~.I r s r r c s u s w w c m m ~
6EUUAR
llFOllRSI1#6~.
MENGAL44 3.lEEDlII#YI %Wl BBA#YI 4.
ITiUWl E l m i YiV6M-w: 4.1 #LS#) fWHW#WA 888)## II(N#FI 4.2 #A6#I BBIPrmmY#( m I T & u68wr 4.3 PRIOUT& PWBt;lll#Y(
millW T M fmnPWWIBIB#l
DIIUKUI(IRWlull : 4. 1 m w . 5. rnTIf.
-
1. W M I mB)SI# 2. )#IQU 1816#riSiPfsI l'Bwiw IUM, PWM IA W I W m #Y1 PWW3QJffI.
MENGATA~
-
m-TNI.
W&' 8 1.~1lanXlWUrWWL 2. m w RU#6 LlWQP BIW16 IBU#TYIL YU6 DIW]JI#I.
Gambar 4.
Model Teoritis Peranan Kelompok dalam Mengembangkan Kemandirian Petani dan Ketangguhan Berusahatani beserta Parameternya
8. BBUII# V I M . 9. UEI 10. W W i DIRI.
4. miff m T m TM 5. ~OPO~LM F ~ ~ T
Y M LIW# M I WWWA.
M
124
Apabila terjadi keragu-raguan terhadap jawaban yang diperoleh,
maka dilakukan pengecekan lebih
lanjut pada
pihak-pihak terkait yang dipandang mengetahui,
atau de-
ngan mencari informasi tambahan dari data sekunder. Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti dengan dibantu oleh tor,
beberapa tenaga
mahasiswa sebagai fasilita-
yang sebelumnya telah mendapatkan pelatihan secara
khusus.
Sebelum pengumpulan data dilakukan,
lumnya telah diawali dengan kegiatan kesahihan (validitas),
jauh sebe-
pengujian terhadap
dan keterhandalan (reliabilitas)
instrumen yang akan digunakan untuk mengumpulkan data. Kegiatan pengumpulan data untuk ketiga daerah
sam-
pel tidak dilakukan secara serentak pada waktu yang bersamaan, melainkan dilakukan secara bertahap antara bulan Agustus-November 1996.
Kesahihan dan Keterhandalan Kesahihan Menurut Ancok (Singarimbun dan Effendy, 1989) suatu alat ukur dikatakan sahih apabila alat ukur tersebut dapat mengukur konsep yang sebenarnya
ingin diukur.
Apa-
bila peneliti menggunakan kuesioner sebagai instrumen untuk pengumpul data,
maka kuesioner tersebut harus dapat
mengukur konsep yang hendak diukur.
125 Tingkat kesahihan dalam penelitian ini dilakukan dalam tiga bentuk, yakni (1) kesahihan isi (content validity), (2) kesahihan konstruk (construct validity) dan (3) kesahihan budaya (cross-cultural validity). (1) Hubungan
isi dengan makna
(construct validity) :
(a) Makna penelitian ini adalah menunjukkan
kedi-
namisan kelompok dalam memberdayakan petani ke arah kemandirian petani dan ketangguhannya berusahatani. (b) Isi penelitian ini adalah menunjukkan hubungan dan pengaruh antara pemberdayaan petani melalui kedinamisan belajar, kedinamisan berusahatani, dan kedinamisan kerjasama dalam kehidupan kelompok, terhadap tingkat kemandirian petani dan ketangguhan berusahatani, (2)
Kesahihan isi (content validity) Kesahihan isi didasarkan pada hipotesis yang dikemukakan bertolak dari kenyataan empiris yang didasarkan pada : (a) Uji kesahihan logika (logical validation) yakni dengan cara membandingkan teori dinamika kelompok, dengan keragaan kedinamisan kelompok tani dalam kaitannya dengan pemberdayaan petani melalui kelompok.
126
(b) Pendapat ahli
(yury opinion),
yakni petunjuk
dari komisi pembimbing dalam mencapai
tujuan
penelitian. Kesahihan budaya (cross-cultural validity). Kesahihan budaya dilakukan dengan mempelajari konsep-konsep tentang dinamika kelompok, pemberdayaan, kemandirian, dan ketangguhan. Langkah selanjutnya adalah mencari
spesifikasinya pada
budaya
yang berbeda, seperti dinamika kelompok pada keragaman
tingkat kemampuan kelompok, serta usahatani
dengan komoditas yang berbeda.
Keragaman daerah pe-
nelitian yang mencakup daerah dataran rendah dan dataran tinggi, memiliki nilai dan budaya beragam. Keterhandalan Keterhandalan adalah tingkat ketelitian, ketepatan, dan konsistensi suatu alat ukur, dalam mengukur gejala yang sama.
Kerlinger (1990) mengemukakan salah satu ca-
ra untuk menguji keterhandalan adalah metoda
uji ulang
(test-retest). Untuk mengetahui keterhandalan suatu alat pengukur dengan metoda uji ulang, dilakukan dengan meminta
res-
ponden untuk menjawab pertanyaan yang sama pada alat pengukur sebanyak dua kali, pada selang waktu yang berbeda.
127
Selang waktu pengukuran pertama dan kedua, tian
ini adalah
tujuh hari.
pada peneli-
Kemudian hasil pengukuran
an pertama dibandingkan dengan hasil
pengukuran
kedua,
dengan menggunakan teknik korelasi product moment.
Bila
angka korelasi lebih besar dari angka kritik dalam
"Ta-
be1 korelasi r-Product momentw
(Fisher dan Yates, 1973)
maka hubungan tersebut bersifat nyata. hasil pengukuran pertama konsisten.
Hal ini
berarti
dan pengukuran kedua,
relatif
Kesimpulannya instrumen
pengukur yang digu-
nakan memiliki kehandalan (reliable).
Apabila angka ko-
relasi yang diperoleh lebih kecil dari angka kritik
ma-
ka hasil pengukuran pertama dan kedua tidak konsisten. Hal ini berarti instrumen pengukur tersebut tidak handal. Dalam penelitian ini untuk menguji kehandalan kuesioner, dicobakan pada 30 orang responden anggota suatu kelompok tani di Kecamatan Garung, Kabupaten Wonosobo yang mewakili kelompok tani dengan usahatani berbasis tanaman sayuran.
Untuk kelompok tani dengan
padi dan palawija,
usahatani tanaman
dengan cara yang sama
diuji-cobakan
pada suatu kelompok tani di Kecamatan Secang, Magelang.
Kabupaten
Pemilihan kedua daerah tersebut untuk uji co-
ba, didasarkan pada pertimbangan kesesuaian, dan kepraktisan dalam pelaksanaan. jikan pada Tabel 11.
Hasil uji keterhandalan
disa-
128
Tabel 11.
Hasil Uji Keterhandalan Peubah
Pernyata- Nilai hitung r-Product moment an untuk . Kab. Magelang Kab. Wonosobo peubah
Nilai Kritik r-Tabel a=.05 P .
X1
.7792
.8083
X2
.8287
.7832
X3
.7831
.7768
X4
.7851
.7866
X5
.8204
.7893
X6
.9648
.9177
X7
.8039
.7898
X8
.7749
.8245
X9
.8298
.7921
.3610
Hasil analisis pada Tabel 11 menunjukkan bahwa angka korelasi yang diperoleh untuk jawaban pertanyaan yang berkaitan dengan peubah dan subpeubah X1
sampai dengan
X9, di kedua daerah tersebut adalah di atas angka kritik
dengan taraf nyata 5 persen.
Hal ini berarti bahwa ins-
trumen memiliki konsistensi internal yang tinggi, sehingga handal untuk mengukur aspek yang sama. Analisis Data Dalam penelitian ini analisis data dilakukan secara deskriptip dan pengujian hipotesis.
Dengan asumsi data
129
yang diperoleh mendekati normal (uji Lilliefors dihasilkan taraf signifikansi
.0473),
maka pengujian terhadap
model teoritis digunakan metoda statistik parametrik. Analisis kualitatif dilakukan untuk memberikan gambaran atau penjelasan yang berkaitan dengan peubah, indikator, atau parameternya.
Untuk analisis kualitatif lebih di-
dasarkan pada pengertian, pemahaman, dan keyakinan peneliti terhadap peristiwa atau fenomena di lapangan. Pengujian model teoritis dilakukan terhadap keterandalan model dan parameternya, Pengujian keterhandalan model dimaksudkan untuk mengetahui apakah peubah las (independent variable)
telah mampu menjelaskan atau
menerangkan keragaman total peubah terikat variable).
penje-
(dependent
Sedangkan pengujian terhadap parameter model
dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh nyata peubah jelas, terhadap peubah terikat, Untuk
pen-
maksud tersebut
digunakan Analisis Statistik Regresi Ganda. Keterhandalan model ditunjukkan oleh besaran koefisien determinasi R ~ ,maupun oleh koefisien determinasi terkoreksi
R2 yang tinggi, dan melalui uji statistik F
untuk mengetahui apakah simpangan dari model nyata atau tidak.
bersifat
Pengaruh nyata parameter model
diketahui dengan.uji statistik t-Student. an penarikan kesimpulan berdasarkan
dapat
Namun demiki-
model regresi ganda
130
yang melibatkan beberapa peubah perlu ekstra hati-hati. Bila terjadi korelasi yang kuat di antara peubah
penje-
las (kolineritas), maka model regresi ganda tidak mampu lagi untuk menjelaskan pengaruh yang sesungguhnya dari masing-masing peubah penjelas terhadap peubah terikat. Untuk menghindari
penarikan kesimpulan yang menye-
satkan, maka analisis regresi ganda perlu dikombinasikan dengan regresi bertahap (stepwise regression) analisis lintasan (path analysis model).
dan model
Analisis lin-
tasan adalah suatu metoda grafik untuk mengkaji pengaruh langsung dan tidak langsung antar peubah penjelas dan peubah terikat yang diduga atau diandaikan.
Dengan perka-
taan lain analisis lintasan merupakan metoda untuk memotret atau menguji teori
(Kerlinger dan Pedhazur, 1973).
Selanjutnya untuk penarikan kesimpulan data kualitatif lebih didasarkan pada pemahaman dan keyakinan peneliti dari hasil pengamatan lapangan selama penelitian.