RANCANGAN MODUL PELATIHAN UNTUK IBU YANG MEMILIKI ANAK AUTISME Magdalena Hanoum
[email protected] ABSTRACT This study aim to examine the knowledge of the mother who has autism kid about the characteristic and problem of autism child, and about the skill of these autism’s mother in handling the problem of their autism kids. After having the data about this things, the researcher arrrange a pre-modul of improving knowledge and skill for mother of autism training program. This study consist of two steps. First, to get a description and the profile of the knowledge and skill of the mother of autism. We get them for willing to involve in developing their kid’s potency. This knowledge and skill strongly related to the comprehension of the mother about the problems and handling autism child. Second, based on those description and profile, we make a pre-modul of improving knowledge and skill for mother of autism training program, in order to be used in a autism’s potency developmental activity, especially improving the IJA skill in autism children. From the questionnaire that given to the mother of autism kid, the data of characteristic of knowledge and skill of mother in a problem and handling autism children has been gotten. The mothers have adequate knowledge, also an ability to understand and accept the condition of their autism kid. They care about, pay attention, and take care of the autism children with a very restrictive knowledge and skill, which should be increased so that the development of their autism kid could be optimal. Hence, researcher arrange a pre-modul of improving knowledge and skill for mother of autism training programme, especially in improving the IJA skill in autism children. This pre-modul training program expected to be the manual to support the program for the mothers with autism kid. Then, this pre-modul training program could improve the knowledge and skill of mothers, so that mothers would be able to apply the knowledge and skill from this training programme in many settings of daily life with autism children. Keywords: knowledge, skill, mother with autism children, pre-modul training programme PENDAHULUAN Autisme perkembangan etiologinya Karakteristik
adalah dan
gangguan
neurological
yang
tidak diketahui secara pasti. autisme
ditandai
dengan
adanya perkembangan yang tidak normal (abnormal development) dan penurunan kualitas pada area-area; interaksi sosial, komunikasi dan aktivitas perilaku serta
minat
yang
mengidentifikasikan
stereotype. area
deficit
Dalam anak
autisme, interaksi sosial dan komunikasi biasa dikenal dengan kemampuan sosialkomunikasi, dirasakan sebagai gangguan perkembangan yang mendasar yang dapat mempengaruhi fungsi-fungsi area lainnya seperti perkembangan bahasa ekspresif dan
Rancangan Modul Pelatihan untuk Ibu yang Memiliki Anak Autisme
perkembangan di bidang akademik. Dalam
dalam merespon (responding) permintaan
domain sosial-komunikasi, keterampilan
perhatian dari orang lain dan memulai
joint attention merupakan fokus penelitian
(initiating) perilaku joint attention seperti;
yang
mengikuti arah tatapan mata, menunjukkan
sangat
dipertimbangkan
dalam
pengembangan penelitian yang dilakukan
(dengan
akhir-akhir ini.
menunjuk dengan jari dan kontak mata
Keterampilan
joint attention pada
gerakan-gerakan
tubuh)
,
dalam situasi ambigu.
anak autisme adalah pivotal skill. Yang
Hasil penelitian Taylor & Hoch,
dimaksud dengan pivotal skill adalah
2008, yang melatih anak autism dengan
ketrampilan yang sangat berpengaruh pada
tujuan
perkembangan
lain.
responding joint attention dan initiating
Perkembangan pada kemampuan pivotal
joint attention dengan teknik modifikasi
skill
kemajuan
perilaku dan penggunaan sistem prompting
perkembangan pada aspek-aspek lain. Hasil
dan social reinforcement mendapatkan hasil
penelitian
(2006),
bahwa, perilaku responding joint attention
menyatakan bahwa joint attention adalah
(RJA) dapat dilatih dan ditingkatkan namun
pivotal
diperlukan
aspek-aspek
akan
mempengaruhi
Charman
skill
&
Stone
untuk
perkembangan
meningkatkan
pelatihan
kemampuan area-area lainnya pada anak
peningkatan
autism,
attention
seperti
kemampuan
komunikasi,
kemampuan
kemampuan
berbahasa
sosial
imitasi
serta
dan
berkaitan
peneliti
tambahan
perilaku
(IJA).
kemampuan
Pada
menyarankan
untuk
initiating
joint
umumnya
para
agar
penelitian
selanjutnya pada anak autism dilakukan
dengan severitylevel (tingkat keparahan)
dengan
anak autism.
kemampuan initiating joint attention.
Anak autisme lebih mudah lekat
tujuan/target
Penelitian
pencapaian
yang
dilakukan
dengan objek (benda mati) dibandingkan
Hanoum(2014), terkait kemampuan IJA
kelekatan
anak
dengan
pengasuhnya.
Hasil
autisme
high
functioning
penelitian yang dilakukan beberapa peneliti
mendapatkan hasil bahwa intervensi yang
terhadap sosial defisit pada anak autism,
dilaksanakan sebanyak 12 sesi dengan
seperti Roeyers et al. (1998) mendapatkan
menggunakan
hasil bahwa anak autisme gagal untuk
Behavior Analysis) teknik DTT (Discrete
berinteraksi secara sesuai dan tepat dengan
Trial Teaching) memberikan hasil yang
teman
signifikan pada peningkatan kemampuan
sebayanya.
Kegagalan
ini
berhubungan dengan gangguan spesifik Jurnal Soul, Vol .8, No 1, Maret 2015
metode
IJA anak autisme.
ABA
(Applied
Intervensi dilakukan
15
Magdalena Hanoum
oleh
terapis
ABA
berdasarkan
modul
bagaimana
cara
mengoptimalkan
intervensi yang disusun peneliti, mengacu
perkembangan anak autisme agar optimal
pada hasil assessmen awal kebutuhan anak
dengan peran serta dan keterlibatan ibu
autisme kategori high functioning usia 8-9
dalam proses optimalisasi perkembangan
tahun. Pada penelitian ini diharapkan peran
anak autisme tersebut.
serta ibu
secara
aktif dalam bentuk
Berdasarkan uraian di atas maka
mengamati jalannya intervensi, berdiskusi
peneliti melihat bahwa pengetahuan dan
dengan peneliti membahas hasil intervensi
ketrampilan ibu dalam memahami kondisi
dan menerapkan apa yang dilakukan terapis
anak
bersama anak autisme di rumah setiap hari
dibutuhkan ibu agar dapat terlibat langsung
selama
dalam
intervensi Berdasarkan
tersebut juga
berlangsung. hasil
autisme
dan
penanganan
ketrampilan
permasalahan
yang
anak
penelitian
autisme masih sangat terbatas. Meskipun
didapat bahwa ibu yang
ibu memiliki semangat yang tinggi untuk
memiliki anak autisme belum memiliki
memperjuangkan
pengetahuan
optimal bagi anak autisme namun mereka
dan
pemahaman
yang
perkembangan
komprehensif mengenai permasalahan anak
memiliki
autisme mereka. Ibu cukup memahami
pemahaman mengenai anak autisme secara
beberapa
dan
komprehensif maupun keterbatasan dalam
intervensi atau terapi yang diperlukan untuk
ketrampilan untuk dapat terlibat langsung
optimalisasi pengembangan anak autisme.
pada kegiatan penanganan permasalahan
Namun
tidak
anak autisme. Oleh karena itu peneliti
mengetahui ataupun memahami bahwa
tertarik untuk melakukan penelitian terkait
peran ibu dalam mengasuh anak autisme
dengan peningkatan pengetahuan ibu yang
selama berada di rumah sangat berpengaruh
memiliki anak autisme dan peningkatan
dalam optimalisasi perkembangan anak
ketrampilan ibu agar dapat terlibat langsung
autisme tersebut.
dalam
kondisi
ibu
anak
kurang
autisme
bahkan
Dari hasil penelitian
tersebut, juga didapat bahwa cukup banyak
keterbatasan
kegiatan
baik
yang
penanganan
dalam
terhadap
permasalahan anak autisme.
ibu yang memiliki anak autisme dapat
Berdasarkan uraian permasalahan di
menerima kondisi anaknya dan bersedia
atas, initiating joint attention merupakan
berperan aktif mengembangkan potensi
ketrampilan yang pivotal (pivotal skill)
anak. Hanya saja mereka kurang memiliki
untuk
pengetahuan
tentang
anak autisme, karena itu peneliti merasa
kondisi anak autisme secara komprehensif,
perlu untuk mengembangkan kemampuan
16
dan
pemahaman
perkembangan
komunikasi-sosial
Jurnal Soul, Vol. 8, No.1, Maret 2015
Rancangan Modul Pelatihan untuk Ibu yang Memiliki Anak Autisme
anak autisme dalam perilaku initiating joint
pengganti terapis yang akan melakukan
attention mereka secara lebih mendalam.
intervensi/penanganan
Untuk
anak
kepada anak autismenya. Hal ini terkait
autisme agar berkembang optimal maka
dengan permasalahan peran aktif ibu dalam
diperlukan peran aktif ibu dalam mengasuh
proses optimalisasi perkembangan anak
dan
autisme.
mengembangkan
mengembangkan
potensi
potensi
tersebut.
secara
langsung
Pengetahuan, pemahaman dan ketrampilan
Intervensi/pelatihan dilakukan oleh
ibu yang terbatas dalam pengasuhan anak
ibu di rumah dengan mengacu pada modul
autisme , membutuhkan panduan tertulis
pelatihan/intervensi yang akan disusun oleh
yang
peneliti sebagai arahan dalam pelaksanaan
sistematis,
teratur
dan
mudah
dipahami untuk diimplementasikan pada
intervensi
tersebut.
kegiatan sehari-hari di rumah bersama anak
intervensi
akan
autisme. Untuk itu ibu membutuhkan
karakteristik
panduan berupa modul pelatihan yang
karakteristik/kemampuan ibu. Oleh karena
sesuai dengan aspek perkembangan apa
itu, sebelum ibu memulai pelaksanaan
yang akan dijadikan target pelatihan untuk
intervensi/pelatihan pada anak autismenya,
dikembangkan atau ditingkatkan.
akan diadakan pelatihan terlebih dahulu
Sesuai sebelumnya
dengan yang
penelitian
dilakukan
Hanoum
tersebut.
Pelatihan
dengan
program
sama
untuk
dengan
autisme
dan
pada ibu yang memiliki anak autisme
dilaksanakan
yang
pelatihan/
disesuaikan
anak
(2014), penelitian ini dilakukan masih tujuan
Modul
pada
berdasarkan pelatihan
ibu
akan
rancangan peningkatan
meningkatkan kemampuan initiating joint
pengetahuan dan ketrampilan ibu yang
attention(IJA) pada anak autisme usia
memiliki anak autisme yang akan disusun
sekolah
oleh peneliti berdasarkan hasil assessment
middle
chilhood
(7-9
tahun)
dikarenakan kemampuan ini yang belum
awal
tampak konsisten pada anak usia tersebut.
pengetahuan dan ketrampilan ibu terkait
Demikian pula
pemahaman dan penanganan permasalahan
metode yang digunakan
masih tetap sama yaitu yang sesuai dengan
/
penemuan
fakta
terhadap
pada anak autisme.
karakteristik anak autisme kategori high functioning yaitu metode ABA dengan
TINJAUAN PUSTAKA
teknik discrete trial teaching (DTT). Hanya
Joint Attention(JA) dan Initiating Joint
saja,
Attention(IJA) pada Anak Autisme
pada
penelitian
memberdayakan
peran
Jurnal Soul, Vol .8, No 1, Maret 2015
ini,
peneliti
ibu
sebagai
Penelitian
Charman
&
Stone
17
Magdalena Hanoum
(2006)
menunjukkan
bahwa
(Bruinsma et al, 2004). Istilah ini
ketidakmampuan anak autisme untuk
digunakan
berinteraksi
recruiting/initiatingattention
secara
ataupun
sosial
berkomunikasi
terkait
dengan
3
responding
terkait
terhadap
dengan dan
ajakan
joint
ketidakmampuan mendasar yang menjadi
attention dari orang lain. Anak yang
permasalahan utama anak autisme dalam
melakukan recruiting JA akan menunjuk
aspek komunikasi sosial , yaitu:
pada suatu mainan dan berkata “lihat”
-
Theory of minds (TOM)
atau meraih suatu mainan sambil melihat
-
Reciprocal affection
pada orang dewasa untuk minta bantuan
-
Joint Attention.
agar
Ketiga permasalahan ini saling berhubungan.
Kurangnya
diambilkan
mainan
yang
diinginkannya. Anak merespon ajakan JA
ketrampilan
dari orang lain dengan cara; memutar
melakukan joint attention adalah tanda
kepala untuk melihat kepada orang yang
awal dari theory of mind yang dialami
memanggil namanya atau melihat terus-
oleh anak autisme, demikian Baron-
terusan melihat ke belakang kepada
Cohen,
mind
mainan yang dipegang orang lain selama
merefleksikan ketidak mampuan anak
orang lain belum melepaskan mainan
autisme untuk memahami pemikiran dan
tersebut.
1991.
tindakan
orang
Theory
of
lain,
sehingga
Penghargaan yang didapat anak
mengakibatkan tidak adanya perasaan
dari memulai
terhubung dengan orang lain (reciprocal
(IJA)yang sukses dilakukannya adalah
affection), Schertz & Odom (2004).
interaksi sosial. Oleh karena itu, fungsi
Defisit joint attention pada anak autism
joint
adalah akibat dari defisiensi kognitif,
merefleksikan
yaitu
untuk
pemahamanan tentang lingkungan dan
memahami apa yang menjadi minat,
minat untuk terlibat dengan orang lain
pikiran, perasaan
(Bruner & Sherwood, 1983; Mundy,
kurangnya
kemampuan
dan perhatian orang
lain (Kasari, et al, 2010). Joint
attention
adalah
sosialisasi,
perkembangan
1995; Tomasello, 1995). sering
Initiating joint attention (IJA)pada
digambarkan sebagai mengkoordinasikan
anak autisme adalah kemampuan anak
atttention dalam mengikuti pergerakan
autisme mengajak orang lain untuk
suatu objek atau kejadian dengan orang
memperhatikan suatu kejadian/peristiwa
lain, yang terjadi dalam konteks sosial
ataupun objek yang sama secara bersama-
18
Attention
iniating joint attention
(JA)
Jurnal Soul, Vol. 8, No.1, Maret 2015
Rancangan Modul Pelatihan untuk Ibu yang Memiliki Anak Autisme
sama.
Kemampuan
ini
merupakan
dalam
proses
pengajaran
karena
keterampilan yang pivotal /penting untuk
terstruktur, terarah (memiliki kurikulum),
menstimulasi
aspek
terukur (proses belajar dan hasil akhir
lainnya pada anak autisme. Oleh karena
berlangsung secara kasat mata, dapat
itu perlu keterampilan IJA ini perlu
dinilai/diukur dan dicatat).
perkembangan
dikembangkan dan dilatih pada anak autisme,
karena
menunjukkan
Menurut Smith (2001), ada 3
anak
autisme
aspek DTT yang dapat meningkatkan
deficit
pada
pembelajaran dan motivasi anak untuk
kemampuan/keterampilan ini.
belajar, yaitu: 1. Setiap discrete trial memiliki stimulus
Metode ABA (Applied Behavior
singkat,
sehingga
anak
memiliki
Analysis ) /Teknik DTT (Discrete Trial
kesempatan belajar hingga 12 kali
Teaching) dan Anak Autisme
dalam 1 menit.
Salah satu tujuan penggunaan
2. Instruktur/terapis dapat merancang
metode DTT dalam pelatihan pada anak
stimulus untuk memenuhi kebutuhan
autisme
individual (subjek), karena ia bekerja
adalah
untuk
perilaku/ketrampilan
membentuk
baru.
pelatihan/pembelajaran
Dengan
secara individual dengan subjek.
menggunakan
3. DTT memiliki format yang jelas, hal
metode DTT (Discrete Trial Teaching)
ini memperjelas situasi belajar untuk
secara terstruktur dan sistematis pada
anak. Secara spesifik setiap discrete
rentang waktu tertentu, anak autis dapat
trial
mempelajari
berhenti,
kemampuan/ketrampilan
baru.
memiliki dan
titik
mulai
komponen
dan yaang
sederhana. Anak autism dapat mempelajari
Oleh karena DTT memecah suatu
banyak hal namun mereka harus belajar
interaksi menjadi potongan kejadian yang
dalam
berbeda sehingga dapat dibedakan secara
Dengan
lingkungan
yang
menggunakan
terstruktur. ABA
jelas oleh anak (Newsome, 11998 dalam
diharapkan anak autism dapat belajar
Payne, Polloway, Smith, 1981; Smith,
lebih banyak, karena ABA berisikan
2001).
cara-cara untuk mengatur lingkungan
memaksimalkan keberhasilan anak dan
agar dapat menjadi sarana bagi anak
meminimalkan
untuk
2001).
belajar
metode
secepat
mungkin.
Disamping itu, teknik ini memudahkan Jurnal Soul, Vol .8, No 1, Maret 2015
Dengan
cara
ini
kegagalannya
DTT
(Smith,
Jadi dapat disimpulkan bahwa
19
Magdalena Hanoum
metode ABA/teknik DTT adalah sebuah metode penanganan berbasis perubahan perilaku yang paling banyak digunakan untuk menangani permasalahan perilaku pada anak autisme, dikarenakan metode ini memiliki karakteristik yang sesuai dengan karakteristik anak autisme.Salah satu contoh adalah tujuan penggunaan metode DTT dalam pelatihan pada anak autisme
adalah
untuk
perilaku/ketrampilan
membentuk
baru.
pelatihan/pembelajaran
menggunakan
secara terstruktur dan sistematis pada rentang waktu tertentu, anak autisme mempelajari
kemampuan/
ketrampilan baru.
SIMPULAN Materi – materi pelatihan yang dirancang
peneliti
disusun
secara
sistematis, berdasarkan survey awal dan disesuaikan dengan tingkat pendidikan dan keluasan pengetahuan ibu tentang anak autisme.
Disamping
itu
tidak terlalu formal,
bertahap, dalam bentuk sharing, diskusi, nyaman Sehingga
dan
sederhana
diharapkan
Charman, T. & Wendy S. 2006. Social and Communication Development in Autism Spectrum Disorders : Early Identification, Diagnosis and Intervention. The Guilford Press. New York. Charman, T. 2006. Why is Joint Attention A Pivotal Skill in Autism. Phil. Trans. The Royal Society. Published online . London, UK. Grasiano, M.A. & Raulin, L.M. 2000. Research Methode; A Process of Inquiry. Fourth edition. Allyn and Bacon. New York. Greenspan, S.I.& Serena W. 1998. The Child with Special Needs : Encouraging Intellectual and Emotional Growth. Da Capo Press. Massachussetts. USA. Greenspan, S.I.& Serena, W. 2006. Engaging Autism. Walking withAutism. Da Capo Press. Massachussetts. USA.
pelaksanaan
pelatihan pun direncanakan akan dibuat dengan cara yang
American Psychiatric Association. 2000. Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders. Fourth Edition. Text Revision. APA Washington. DC.
Dengan
metode DTT (Discrete Trial Teaching)
dapat
DAFTAR PUSTAKA
bagi ibu-ibu
ibu-ibu. akan
termotivasi dalam pelaksanaan pelatihan ini dan akan tercapai hasil yang optimal, yang
Jones, E.A.& Carr, E.G. 2004. Joint Attention in Children with Autism Theory and Intervention. Focus on Autim and Other Developmental Disabilities, Vol 19 (1), Spring, 13-16. Maurice, C. 1996. Behavioral Intervention for Young children with Autism. A manual for Parents and Professionals. Texas: Pro-aud.
sesuai dengan tujuan penelitian.
20
Jurnal Soul, Vol. 8, No.1, Maret 2015
Rancangan Modul Pelatihan untuk Ibu yang Memiliki Anak Autisme
Mash, E.J. &Wolfe, D.A. 2010. Abnormal Child Psychology. Fourth Edition. Belmond: Wadsworth. Mundy, P. & Hogan, A. 1996. A Preliminary Manual for A Bridged Early Social Communication Scales (ESCS). University of Miami. Mundy, P., Sullivan, L. &Mastergeorge, A.M.. 2009. AParallel and distributed Processing Processing Model of Joint Attention, Social ognition and Autism. Autism Res., 2(1):2-21. Mundy, P. &Jarrold, W. 2010. Infant Joint Attention, Neural Networks and Social Cognition. Neural Netw. Oct-Nov; 23(8-9): 985-997. Nichols, K.E, Martin, J.N.&Fox, N.A.2005. IndividualDifferences inThe Development of Social Communication: Joint Attention and Temperament. Cognitie. Creier. Comportament/ ognition, Brain, Behavior. Vol.IX (3).317-328. Naber, F., et al. 2008. Joint Attention Development in Toddlers with Autism. Eur Child Adolescense Psychiatry. Published online 11 Setember 2007. Prawitasari, J.E. 2011. Psikologi Klinis. Pengantar Terapan Mikro & Makro. Jakarta: Erlangga. Reitmann, M.R. 2005. Effectiveness of Music Therapy Interventions on JointAttention in Children Diagnosed with Autism. A Pilot Study. A Dissertation Submitted in Partial Satisfaction of The Requirements for The Degree Doctor of Psychology. Carlos Albizu University. Miamy, Florida.
Jurnal Soul, Vol .8, No 1, Maret 2015
Sattler, J.M. 2002. Assessment of Children Behavioral and Clinical Application. Fourth Edition. San Diego. Sari, Yunita, dan kawan-kawan. Program Peningkatan Resilience pada ibu yangmemiliki anak autis di Bandung. Prociding SnaPP2010. Edisi Sosial. ISSN: 2089-3590. Fakultas Psikologi Unisba Bandung. Schertz, H.H &Odom, S.L. 2007.Promoting Joint Attention in Toddlerwith Autism: A ParentMediated Developmental Model. Journal Autism Developmental Disorders, 37: 1562-1575. Springer Science + Business Media, LL. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Research & Development, Penerbit Alfabeta. Bandung. Taylor, B.A. & Hoch, H. 2008. Teaching Children with Autism to Respond to and Initiate Bids for Joint Attention.Journal Application Behavioral Analysis, Fall (3): 377391. Whalen, C. & Schreibman, L. 2003.Joint Attention Training for Childrenwith AutismUsing Behavior Modifcation Procedures. Jurnal of Child Psychology and Psychiatry. 44(3)456-468. March 2003. Whittman, T.L &de Witt, N. 2011. Key Learning Skills for Children with Auism Spectrum Disorders. A Blueprint for Life. London: Jessica Kings
21