Rancangan Modul Basis Data Sistem Informasi Kesehatan Gigi dan Mulut Pada Aplikasi SIKDA Generik di Puskesmas Kota Bogor Tahun 2014 Wijayanti, Besral Departement Demography and Biostatistics, Faculty of Public Health, Kampus Baru Depok,16424, Indonesia E-mail :
[email protected]
Abstrak Pada tahun 2012 penyakit gigi dan mulut menempati urutan empat besar penyakit utama di Kota Bogor , dalam proses pencatatan dan pelaporan program kesehatan gigi dan mulut Puskesmas Kota Bogor terdapat beberapa permasalahan yaitu keterlambatan saat melaporkan ke Dinas Kesehatan dikarenakan banyaknya penyalinan data, isi laporan masih ada tidak sesuai format laporan dan tidak memiliki basis data. Aplikasi SIKDA Generik menyediakan basis data dan pencatatan terintegrasi antar unit sehingga memudahkan pencatatan dan pelaporan di Puskesmas, namun masih belum tersedia indikator pelaporan program kesehatan gigi dan mulut, sehingga diperlukan pengembangan modul sistem informasi kesehatan gigi dan mulut pada aplikasi SIKDA Generik . Telah dihasilkan modul sistem informasi kesehatan gigi dan mulut pada aplikasi SIKDA Generik berbasis komputer yang dapat mempermudah dalam pencatatan dan pelaporan program kesehatan gigi dan terintegrasi antar pelayanan tanpa terjadi data yang duplikasi, tidak valid, dan keterlambatan pelaporan . Sistem informasi kesehatan gigi dan mulut pada Aplikasi SIKDA Generik masih diperlukan perbaikan dalam penerapannya sehingga membutuhkan kerjasama antar pihak yaitu Kementerian Kesehatan RI, Dinas Kesehatan dan Puskemas dalam penerapan aplikasi tersebut. Kata Kunci : Penyakit Gigi dan Mulut, Pencatatan dan Pelaporan, Intergrasi Data, Basis Data, Aplikasi SIKDA Generik
Designing Information Systems Database Module Dental and Oral Health on Application SIKDA Generic at Bogor City Health Center 2014. Abstract In the year 2012 oral disease ranks four major diseases in Bogor City, the process of recording and reporting oral health programs Bogor City health centers, there are several problems that may delay the time to report to the Health Department because many of duplicate the data, the contents of the report there is still no appropriate report format and do not have a database. application SIKDA Generic provides an integrated database and recording between the units so as to facilitate the recording and reporting at health centers, but is still not available indicator reporting program of oral health, so it requires the development of information systems module of oral health on the application SIKDA Generic. Has produced a module system of oral health information on the the application of computer-based SIKDA Generic to facilitate the recording and reporting of dental health programs and integrated inter-service without any data duplication, invalid, and reporting delays. System of oral health information on the application SIKDA Generic still needed improvement in its application that requires cooperation between the parties, namely the Ministry of Health, Department of Health and health centers in this application. Keyword : Dental and oral diseases, recording and reporting, integration of data, databases, applications SIKDA Generic
1 Rancangan modul..., Wijayanti, FKM UI, 2014
Pendahuluan Arah pembangunan kesehatan ditujukan untuk meningkatkan kesedaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat berwujud. (Departemen Kesehatan, 2009). Undang-Undang No 36 2009 tentang Kesehatan, dijelaskan mengenai tanggung jawab pemerintah dalam ketersediaan akses terhadap informasi, edukasi dan fasilitas pelayanan kesehatan untuk meningkatkan dan memelihara derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. ( Kementerian Kesehatan RI, 2012). Pencegahan penyakit gigi dan mulut belum efektif, disebabkan oleh prilaku masyarakat yang belum tahu pentingnya kesehatan gigi dan mulut. Dalam hal ini bisa dibuktikan dari hasil Riskesdas (2007) Prevalensi Nasional Masalah Gigi-mulut adalah 23,5%, Prevalensi pengalaman karies adalah 72,1% Prevalensi nasional Karies Aktif adalah 43,4%. Indeks DMF-T secara nasional sebesar 4,85. Ini berarti rata-rata kerusakan gigi pada penduduk Indonesia 5 buah gigi per orang. Riskesdas (2007) juga melaporkan penduduk Indonesia yang menyadari atau mempunyai persepsi dirinya bermasalah gigi dan mulut hanya 23%, dan diantara mereka yang sadar akan hal itu, hanya 30% yang menerima perawatan atau pengobatan dari tenaga profesional gigi. Menurut data Dinas Kesehatan Kota Bogor penyakit gigi dan mulut, data yang diterima dari 24 Puskesmas di Kota Bogor penyakit gigi dan mulut. Gigi dan mulut merupakan 4 besar penyakit utama dari 10 penyakit utama setiap tahunnya. Seperti yang terlihat pada grafik di bawah ini (Dinas Kesehatan Kota Bogor, 2012). Grafik 1 Sepuluh Penyakit Utama Rawat Jalan di Puskesmas Untuk Semua Gol. Umur Kota Bogor 2012 18 16 14 12 10 8 6 4 2 0
16,89 9,31 6,54
4,33 3,93 3,81 3,78 3,78 3,49 3,49 %
Sumber:Laporan LB1 Puskesmas, tahun 2012
2 Rancangan modul..., Wijayanti, FKM UI, 2014
Keberhasilan dan kinerja program pelayanan dasar kesehatan gigi dan mulut di Dinas Kesehatan Kota Bogor harus di dukung dengan manajemen yang baik. Pelaporan dan pencatatan program pelayanan kesehatan gigi dan mulut merupakan alat manajemen untuk memperbaiki kinerja program, oleh karena itu ketepatan kecepatan dan kelengkapan pelaporan sangat dibutuhkan untuk memberikan informasi yang dibutuhkan untuk mengambil kebijakan, perencanaan, monitoring dan evaluasi agar program tersebut bisa berjalan dengan baik. Puskesmas merupakan unit pelaksana tingkat pertama pencatatan dan pelaporan dalam penyelenggaraan program pelayanan dasar kesehatan gigi dan mulut . Upaya kesehatan gigi dan mulut di Puskesmas terdiri dari pelayanan kesehatan gigi dan mulut di BPG (Balai Pengobatan Gigi), UKGM (Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat) dan UKGS (Usaha Kesehatan Gigi Sekolah). Pada penelitian ini Puskesmas yang dipilih oleh penulis yaitu Puskesmas Bogor Timur dikarenakan kunjungan penyakit gigi dan mulut tertinggi dari Puskesmas di kota bogor lainnya, pencatatan dan pelaporan di Puskesmas Bogor Timur masih dilakukan secara manual, dari pencatatan data BPG,UKGS dan UKGM serta perhitungan rekapitulasi masih menggunakan metode manual. Bedasarkan masalah yang dihadapi pada pelaporan di Puskesmas Bogor Timur mengakibatkan laporan yang diberikan belum di analisis dan mengalami keterlambatan. Karena keterlambatan laporan pihak Dinas Kesehatan Kota Bogor sering melaporkan data tidak lengkap sehingga kumulatif data setiap bulannya sering mengalami perbedaan akibat masih ada Puskesmas yang belum melaporkan. Untuk mempermudah dan mempercepat proses pelaporan kesehatan gigi dan mulut di Puskesmas Wilayah Dinas Kesehatan Kota Bogor, maka perlu dikembangkan sebuah sistem informasi kesehatan berbasis komputer yang terintergrasi antar pelayanan. Salah satu sistem informasi yang telah dibuat oleh Kementerian Kesehatan sebagai pendukung pencatatan dan pelaporan yang terintegrasi dan dapat menghubungkan secara online adalah Aplikasi Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA) Generik. Namun terdapat beberapa kekurangan pada aplikasi SIKDA Generik yaitu tidak terdapat indikator mengenai Program kesehatan dasar gigi dan mulut seperti kegiatan luar gedung yaitu UKGS dan UKGM, serta tidak terdapat laporan khusus mengenai Program kesehatan dasar gigi dan mulut. Oleh karena itu penulis akan mengembangkan atau menambahkan indikator mengenai kesehatan gigi dan mulut pada aplikasi tersebut. Tujuan penelitian ini untuk mengembangkan modul sistem informasi Program kesehatan dasar gigi dan mulut Puskesmas pada SIKDA Generik dalam upaya percepatan analisis data, distribusi data dan kelancaran informasi agar data yang disampaikan tepat waktu, akurat dan berkualitas. 3 Rancangan modul..., Wijayanti, FKM UI, 2014
Tinjauan Teoritis 1. Masalah Kesehatan Gigi yang sering Muncul Ada dua penyakit mulut yang sering dialami masyarakat yaitu karies gigi dan periodental, Jika tidak ditangani, penyakit gigi dapat menyebabkan nyeri, penanggalan gigi, infeksi, berbagai kasus berbahaya, dan bahkan mematikan. a.
Caries Gigi Karies gigi berasa dari bahasa latin yang artinya lubang gigi yang ditandai oleh
rusaknya email dan dentin secara progresif yang disebabkan oleh aktivitas metabolisme plak bakteri. Karies gigi timbul karena empat faktor yaitu host yang meliputi gigi dan saliva, mikroorganisme,substrat serta waktu atau lamanya proses interaksi antar faktor tersebut (Junaidi, 2004) b. Periodontal Periodontitis adalah suatu penyakit peradangan jaringan pendukung gigi yang disebabkan oleh kelompok mikroorganisme tertentu yang biasanya berasal dari plak gigi, yang dapat mengakibatkan penghancuran progresif jaringan ikat periodontal dan tulang alveolar, dengan pembentukan saku, resesi, atau keduanya. Infeksi periodontal dimulai oleh invasi oral patogen yang berkolonisasi pada biofilm plak gigi pada permukaan akar gigi (Nugroho, 2011) 2. Program Upaya Kesehatan Gigi di Puskesmas Upaya kesehatan pengembangan Puskesmas adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta yang disesuaikan dengan kemampuan Puskesmas. Salah satu program upaya kesehatan pengembangan di Puskesmas adalah Program kesehatan dasar gigi dan mulut. Program upaya kesehatan gigi dan mulut di Puskesmas terdiri atas pelayanan kesehatan gigi di balai pengobatan gigi, usaha kesehatan gigi sekolah (UKGS), dan usaha kesehatan gigi masyarakat (UKGM). (Departemen Kesehatan RI, 2007) Pelayanan kesehatan gigi dan mulut terutama ditujukan kepada golongan rawan terhadap gangguan kesehatan gigi dan mulut yaitu : ibu hamil atau menyusui, anak pra sekolah, dan anak sekolah dasar serta ditujukan pada keluargan dan masyarakat berpenghasilan rendah di pedesaan dan perkotaan. (Departemen Kesehatan RI, 2007). a. Pelayanan Kesehatan Gigi di BPG
4 Rancangan modul..., Wijayanti, FKM UI, 2014
Pelayanan kesehatan gigi di Puskesmas ditujukan kepada masyarakat atau penderita yang berkunjung ke Puskesmas. Tujuan umum upaya kesehatan gigi dan mulut di Puskesmas yaitu tercapainya derajat kesehatan gigi yang layak. Pelayanan medik gigi dasar yang diberikan di Puskesmas adalah tumpatan gigi tetap dan gigi sulung, perawatan saluran akar, pencabutan gigi tetap dan gigi sulung, pengobatan, pembersihan karang gigi, tindakan bedah ringan seperti insisi abses, dan operkulektomi. (Departemen Kesehatan RI, 2007) b. Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat (UKGM) UKGM adalah suatu pendekatan edukatif yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan peran serta masyarakat dalam pemeliharaan kesehatan gigi, dengan mengintegrasikan upaya promotif, preventif kesehatan gigi pada berbagai upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat yang berlandaskan pendekatan primary health care (posyandu, bina keluarga balita, polindes, ponstren, dan taman kanak-kanak). Sasaran UKGM yaitu semua masyarakat yang berpenghasilan rendah dan diutamakan bagi kelompok rentan penyakit gigi mulut yaitu golongan balita, ibu hamil, dan ibu menyusui.(Departemen Kesehatan RI, 2004). c. Usaha Kesehatan Gigi Sekolah Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) adalah upaya kesehatan masyarakat yang ditujukan untuk memelihara, meningkatkan kesehatan gigi dan mulut seluruh peserta didik di sekolah binaan yang ditunjang dengan upaya kesehatan perorangan berupaya upaya kuratif bagi individu (peserta didik) yang memerlukan perawatan kesehatan gigi dan mulut. (Departemen Kesehatan RI, 2012) 3. Sistem Informasi Kesehatan Menurut (Hartono, 2002)) sistem informasi kesehatan terdiri dari komponen yang saling berhubungan yang dapat dikelompokkan dalam dua bagian yaitu proses informasi dan struktur manajemen sistem informasi. Proses informasi, yang terdiri dari: pengumpulan data, pengiriman data, pengolahan data, analisis data, presentasi informasi sedangkan struktur manajemen sistem informasi, terdiri dari sumber daya sistem informasi kesehatan yang meliputi orang-orang (perencana, manajer, ahli statistik, ahli epidemiologi, pengumpul data), perangkat keras (register, telepon, komputer), perangkat lunak (kertas karbon, format laporan, program pengolah data) dan sumber dana serta aturan-aturan organisasi, misalnya penggunaan standar diagnosa dan penanganan, uraian tugas staf, prosedur manajemen distribusi, prosedur 5 Rancangan modul..., Wijayanti, FKM UI, 2014
pemeliharaan komputer yang akan memungkinkan efisiensi penggunaan sumber daya sistem informasi kesehatan. 4.
SIKDA Generik Aplikasi SIKDA Generik adalah aplikasi sistem informasi kesehatan daerah yang
berlaku secara nasional yang menghubungkan secara online dan terintegrasi seluruh puskesmas, rumah sakit, dan sarana kesehatan lainnya, baik itu milik pemerintah maupun swasta, dinas kesehatan kabupaten/kota, dinas kesehatan provinsi, dan Kementerian Kesehatan. Aplikasi SIKDA Generik dikembangkan dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan serta meningkatkan ketersediaan dan kualitas data dan informasi manajemen kesehatan melalui pemanfaatan teknologi informasi komunikasi (Kementerian Kesehatan , 2014).
5.
Siklus Pengembangan Sistem (SDLC) Tahapan-tahapan
SDLC
menurut
(Jogiyanto,
2005)
yang
menuliskan
tahapan
pengembangan sistem sebagai berikut:
Gambar 1 Tahapan-Tahapan SDLC
Berdasarkan tahapan-tahapan SDLC mengacu pada proses standar yakni dimulai oleh analisis sistem, desain atau perancangan sistem dan implementasi sistem (Jogiyanto, 2005). Lima macam kelayakan pada proses perencanaan menurut (Jogiyanto, 2005) yaitu sebagai berikut : 1). Kelayakan teknik (Technical Feasibility), hal hal yang harus diertimbangkan dalam kelayakan ini adalah :
Ketersediaan teknologi di pasaran, yaitu tersedianya perangkat keras(hardware)
6 Rancangan modul..., Wijayanti, FKM UI, 2014
dan perangkat lunak (software) di pasaran. Misalnya dibutuhkan alat cetak laporan program kesehatan gigi dan mulut, teknologi yang dibutuhkan disini seperti Printer. Apakah printer tersebut mudah atau tidak didapatkan dipasaran.
Ketersediaan ahli yang mengoperasikannya, yaitu tersedianya personel atau orang yang bisa mengoperasikan teknologi yang tersedia.
2). Kelayakan Operasi
Kemampuan dari personil-personil yaitu kemampuan personil yang ada untuk mengoperasikan fungsi-fungsi sistem yang akan dikembangkan, dalam hal ini apakah diperlukan training atau penambahan personil
Kemampuan dari operasi sistem untuk menghasilkan informasi yaitu apakah sistem yang dikembangkan akan dapat beroperasi dengan semestinya untuk menyediakan informasi berkualitas kepada para pemakainya.
Kemampuan pengendalian dari operasi sistem, yaitu apakah sistem yang akan dikembangkan memilikai pengendalian yang cukup dalam hal ini seperti keamanan sistem
3). Kelayakan Jadual digunakan untuk menentukan bahwa pengembangan yang akan dilakukan akan selesai sesuai dengan waktu yang disepakati. 4). Kelayakan Ekonomi
Besarnya dana yang diperlukan untuk mengembangkan sistem ini
Manfaat
yang
diperoleh
oleh
sistem
dibandingkan
dengan
biaya
pengembangannya. 5). Kelayakan Hukum yaitu penerapan sistem yang akan dikembangkan tidak boleh menimbulkan masalah dikemudian hari karena menyimpang dari hukun yang berlaku.
Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan metode observasi, wawancara mendalam dan telaah dokumen untuk mengetahui gambaran program kesehatan dasar gigi dan mulut dan untuk mengetahui sistem informasi yang ada pada sebelumnya. Lokasi penelitian dilakukan di Puskesmas Bogor Timur, Dinas Kesehatan Kota Bogor dan Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan, informan yang dipilih oleh penulis terdiri dari beberapa orang yang pemilihannya sesuai dengan kaidah penelitian kualitatif yaitu kaidah kecukupan (adequacy) dan kaidah kesesuaian (appropriatness), informan terdiri dari Kepala seksi pelayanan kesehatan dan rujukan Dinas Kesehatan Kota Bogor, Pengelola progam 7 Rancangan modul..., Wijayanti, FKM UI, 2014
kesehatan dasar gigi dan mulut di Dinas Kesehatan Kota Bogor dan Pelaksana program kesehatan dasar gigi dan mulut di Puskesmas Tim Pengelola SIKDA Generik PUSDATIN Kementerian Kesehatan. Tahap pengembangan sistem yang dilakukan oleh penulis yaitu tahap analisis sistem, pada tahap ini yang dilakukan yaitu melakukan survei terhadap sistem yang lama, identifikasi kebutuhan informasi dan melakukan analisis kelayakan. Tahap selanjutnya yaitu tahap rancangan atau desain sistem yaitu melakukan perancangan model sistem yaitu perancangan data flow diagram (DFD),perancangan desain antarmuka, basis data dan melakukan identifikasi kebutuhan perangkat lunak atau perangkat keras apa yang digunakan dalam pengembangan sistem. Tahap terakhir adalah tahap implementasi yaitu penulis melakukan kegiatan pemograman, dan melakukan pengetesan program. Dalam penelitian ini dibutuhkan entitas sistem berikut rancangan entitas secara umum yang penulis buat dalam perancangan sistem informasi program kesehatan dasar gigi dan mulut Puskesmas Kota Bogor. Data Kegiatan Kesehatan Gigi dan Mulut
SIKDA GENERIK
Data Dasar
Sistem Informasi Kesehatan Gigi dan Mulut Aplikasi Sikda Generik Puskesmas Kota Bogor
Laporan Program Kesehatan Gigi Mulut
PUSKESMAS
DINAS KESEHATAN KOTA BOGOR Laporan Program Kesehatan Gigi Mulut
Gambar 2 Entitas Sistem Informasi Kesehatan Gigi dan Mulut Aplikasi Sikda Generik Puskesmas Kota Bogor
Hasil Penelitian 1.
Permasalahan Sistem Berdasarkan hasil wawancara mendalam dengan semua responden, dikumpulan informasi
bahwa dalam pelaksanaan program kesehatan gigi dan mulut di Puskesmas Kota Bogor masih terdapat hambatan atau masalah begitu juga terdapat permasalahan pada Aplikasi SIKDA generik. Hambatan atau masalah yaitu pada sisi input Keterbatasan SDM dalam pencatatan dan pelaporan khususnya program kesehatan gigi dan mulut,keterbatasan dana dalam memenuhi sarana prasarana seperti komputer disetiap unit yang akan dibutuhkan dalam penerapan sistem nantinya, sering terjadi keterlambatan pelaporan dari Puskesmas ke Dinas Kesehatan Kota Bogor dimana data yang dikirim harus sebelum tanggal 5 setiap bulannya, hal 8 Rancangan modul..., Wijayanti, FKM UI, 2014
ini mengakibatkan data yang dilaporkan ke Dinas Kesehatan Provinsi sering tidak lengkap dan berbeda.Tidak tersedia indikator kesehatan gigi dan mulut seperti kegiatan luar gedung yaitu kegiatan UKGS dan UKGM dalam aplikasi SIKDA Generik. Masalah pada proses Pencatatan yang dilakukan di Puskesmas masih dilakukan secara manual yaitu dicatat masih menggunakan kertas setelah itu laporan di rekap menggunakan Ms.Excel dan dipisah setiap bulannya sehingga tidak tersedia database yang terintergrasi. Banyaknya penyalinan data pada proses pencatatan dan pelaporan di Puskesmas. proses perhitungan masih dilakukan manual sehingga bisa menimbulkan kesalahan perhitungan. Masalah pada output masih adanya kesalahan pengisian data pada pelaporan yaitu data jumlah murid berdasarkan tahap UKGS yang sudah dicapai. Tidak tersedianya laporan kesehatan gigi dan mulut pada aplikasi SIKDA Generik.Tidak Tersedianya form input kegiatan kesehatan gigi dan mulut luar gedung seperti kegiatan UKGS dan UKGM pada aplikasi SIKDA Generik.Tidak tersedianya form input usaha kesehatan sekolah pada aplikasi SIKDA Generik. 2. Analisis Kebutuhan Informasi Berdasarkan hasil wawancara, observasi dan telaah dokumen, kebutuhan informasi mengenai program kesehatan gigi dan mulut belum tersedia di dalam aplikasi SIKDA Generik sedangkan kebutuhan informasi kesehatan gigi dan mulut dalam laporan sudah sesuai dengan kebutuhan. Kebutuhan informasi pada aplikasi SIKDA Generik yang dibutuhkan yaitu laporan kesehatan gigi dan mulut, kegiatan luar gedung UKGS Preventif, Kegiatan luar gedung UKGS Kuratif, Kegiatan luar gedung UKGM, Usaha kesehatan sekolah, Jumlah Penduduk wilayah kerja Puskesmas, Jumlah Bumil wilayah kerja Puskesmas, Jumlah Anak Prasekolah wilayah keja Puskesmas, Status Hamil,status belajar, status penerimaan. kebutuhan informasi disini dapat berupa laporan, form Input dan query. 3. Peluang Pengembangan Sistem Peluang pengembangan sistem dalam penelitian ini adalah menyediakan sistem informasi kesehatan gigi dan mulut pada aplikasi SIKDA Generik yang terintegrasi antar pelayanan dan mempunyai basis data. Peluang pengembangan dinilai pada sisi man yaitu Penambahan 1 orang petugas untuk melakukan manajemen data dasar puskesmas, sisi material yaitu penyediaan 1 unit komputer di poli gigi, sisi dana yaitu dana khusus pemeliharaan sistem, sisi manajemen Peluang pengembangan sistem informasi kesehatan gigi dan mulut yang terintegrasi antar pelayanan pada aplikasi SIKDA Generik. Pada sisi teknologi yaitu Pengembangan sistem informasi kesehatan gigi dan mulut pada aplikasi SIKDA Generik.
9 Rancangan modul..., Wijayanti, FKM UI, 2014
4. Analisis Kelayakan Penulis menguji 3 aspek pada studi kelayakan yaitu kelayakan teknik, operasi dan ekonomi. Analisis kelayakan ini dihasilkan berdasarkan observasi, wawancara dan telaah dokumen, ketiga aspek yang penulis jabarkan sebagai berikut : › Kelayakan teknik Berdasarkan hasil observasi dan telaah dokumen yang penulis dapatkan, Perangkat lunak (Software) yang digunakan sebagai penunjang sistem merupakan software freeware atau tidak berbayar. Untuk semua software penunjang tersebut sudah diberikan saat aplikasi SIKDA Generik diberikan kepada pengguna. Aplikasi SIKDA Generik khususnya pada modul sistem informasi kesehatan gigi dan mulut mudah dioperasikan. Untuk kebutuhan perangkat keras pada aplikasi SIKDA Generik, minimum perangkat keras atau komputer yang dibutuhkan berjumlah 6 buah komputer untuk bagian pendaftaran, apotik, pelayanan umum, laporan, pelayanan pengobatan gigi, dan kasir. Ketersedian unit komputer sesuai kebutuhan aplikasi SIKDA Generik saat ini di Puskesmas Bogor Timur tersedia 3 unit komputer yaitu berada di apotik, balai pengobatan umum dan pendaftaran sehingga masih dibutuhkan 3 unit komputer untuk balai pengobatan gigi, laporan dan kasir. Berdasarkan perbandingan ketersediaan minimum dengan ketersediaan unit di Puskesmas Bogor Timur, aplikasi SIKDA Generik belum cukup layak untuk diterapkan di Puskesmas Bogor Timur. › Kelayakan operasi Penilaian kelayakan operasi dikatakan layak jika terpenuhi 4 item penilaian yang penulis pilih. Berikut penilaian kelayakan proyek sistem.
10 Rancangan modul..., Wijayanti, FKM UI, 2014
Tabel 1 Kelayakan Operasi No 1
Item Penilaian Kemampuan Personil
2
Kemampuan Sistem meghasilkan informasi
3
Kemampuan operasi sistem
4
Efisiensi dari sistem
pengendalian
Status Belum Mampu Kurang
Baik
Baik
Keterangan Dibutuhkan pelatihan untuk mengunakan aplikasi Masih terdapat kekurangan dan diperlukan perbaikan pada aplikasi SIKDA Generik yang belum dikembangkan dan sesudah dikembangkan penulis Terdapat pembatasan akses pengguna yaitu tersedianya login untuk masuk ke sistem Tidak melalukan penyalinan yang berulang-ulang karena data sudah terintegrasi antar unit
Berdasarkan hasil penilaian yang penulis lakukan, aplikasi SIKDA Generik belum cukup layak untuk diterapkan di Puskesmas Kota Bogor. Sehingga masih diperlukan perbaikan pengoperasian dari segi kemampuan personil dan kemampuan sistem mengahsilkan informasi. ›
Kelayakan Ekonomi Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, sistem yang dihasilkan tidak memerlukan
biaya besar namun dalam penerapannya membutuhkan dukungan dana yang cukup besar dikarenakan perlunya penyediaan unit komputer disetiap bagian di Puskesmas, dimana sistem ini merupakan sistem yang terhubung antar unit lain. Ketersediaan dana khusus sistem informasi di Dinas Kesehatan Kota Bogor sangat terbatas dan memerlukan waktu untuk menganggarkan dana untuk keperluan pengembangan sistem informasi yang akan diterapkan, pada tempat penelitian yang penulis lakukan yaitu Puskesmas Bogor Timur ketersediaan dana untuk sistem infomasi tidak ada, dana yang diberikan sudah ditetapkan untuk anggaran tertentu dan tidak ada untuk anggaran sistem informasi, sehingga untuk penerapan aplikasi SIKDA Generik berdasarkan kelayakan ekonomi, aplikasi ini belum cukup layak untuk dikembangkan di Puskesmas Kota Bogor atau Puskesmas Bogor Timur.
Pembahasan A. Data Flow Diagram(DFD) › DFD 0
11 Rancangan modul..., Wijayanti, FKM UI, 2014
Data Kegiatan Kesehatan Gigi dan Mulut
SIKDA GENERIK
Sistem Informasi Kesehatan Gigi dan Mulut Aplikasi Sikda Generik Puskesmas Kota Bogor
Data Dasar
Laporan Program Kesehatan Gigi Mulut
PUSKESMAS
DINAS KESEHATAN KOTA BOGOR Laporan Program Kesehatan Gigi Mulut
Gambar 3 DFD 0 Sistem informasi kesehatan gigi dan mulut aplikasi SIKDA Generik Puskemas Kota Bogor
B. Table Relationship Diagram (TRD) kunjungan
ukgs_kuratif_detail PK
id_ukgs_kuratif_deta
FK1
tindakan tindakan_ket rujukan id_ukgs_kuratif
mst_unit_pelayanan
PK
kd_kunjungan
FK4 FK2 FK1
kd_pasien kd_unit_layanan kd_unit tgl_masuk status is_new is_bumil is_prasekolah is_sekolah rujukan_masuk kd_pelayanan
FK3
PK
kd_unit_layanan nama_unit
mst_unit PK
kd_unit
mst_petugas
unit PK
kd_petugas
FK2
kd_puskesmas nama_petugas unit kd_unit
FK1
ukgs_kuratif PK
id_ukgs_kuratif
FK1
nama jenis_kelamin Alamat is_new tanggal id_uks
pasien pelayanan pel_diagnosa
FK2
kd_puskesmas jenis_kasus kd_pelayanan kd_penyakit
FK1 FK3
PK
kd_pelayanan
FK1
kd_puskesmas tgl_pelayanan unit_pelayanan kd_pasien kd_unit keadaan_keluar
FK3 FK2
PK
kd_pasien
FK1
kd_puskesmas tanggal_pendaftaran nama_lengkap Jenis_kelamin Alamat ukgmd
pel_rujuk_pasien mst_icd
ukgs_preventif PK
id_ukgs_preventif
FK1
jml_karies_gigi jml_pulpa jml_penyakit_gusi jml_kelainan_gusi_lainnya jml_murid_diperiksa jml_murid_perawatan tanggal id_uks
PK
kd_penyakit
PK
kd_rujukan
FK1
kd_pasien poli_rujukan rs_rujukan kd_pelayanan
pel_tindakan
penyakit
mst_puskesmas
ukgs_promotif
PK
kd_puskesmas
FK1
puskesmas alamat jml_penduduk jml_bumil jml_prasekolah kd_kecamatan
PK
kd_tindakan
FK1 FK2
kd_pelayanan kd_puskesmas harga_tindakan Keterangan
FK2
PK
id_ukgmd
FK1
ID jml_gigi_bumil jml_gigi_balita jml_sikat_gigi_masal jml_rujukan_puskesma_dewasa jml_rujukan_puskesma_anak jml_kunjungan_petugas jml_penyuluhan_kesgilut tanggal
t_posyandu
PK
kd_ukgs_promotif
FK1
jml_gigi_bumil jml_gigi_balita jml_sikat_gigi_masal jml_rujukan_puskesma_dewasa jml_rujukan_puskesma_anak jml_kunjungan_petugas jml_penyuluhan_kesgilut tanggal id_uks
mst_provinsi mst_kabupaten
PK PK
PK
kd_kabupaten
FK1
kd_provinsi kabupaten
provinsi uks PK
id_uks
FK1
kd_puskesmas nama_sekolah jenjang status jml_murid jml_murid i jml_murid iii jml_murid v tahap is_binaan
FK2 FK1
mst_kelurahan kd_kelurahan mst_kecamatan PK
kd_kecamatan
FK1
kd_kabupaten kecamatan
ID
kd_provinsi
FK1
FK3
kd_kecamatan kd_puskesmas kelurahan
nama_posyandu kd_provinsi kd_kelurahan RT RW alamat jumlah kader jenis_posyandu is_binaan_ukgmd kd_kecamatan
Gambar 4 Tabel Relationship Database Sistem Informasi Kesehatan Gigi dan Mulut
C. Skema Rancangan Antarmuka Sistem Sistem Informasi Kesehatan Gigi Mulut SIKDA Generik
Login
Transaksi
Kegiatan Luar Gedung
Pendaftaran
Pelayanan
Sarana
Kelola Data Pendaftaran
Kelola Data Pelayanan
Kelola Data Sarana
UKGS
UKGS Preventif
Laporan
UKS
UKGM
Posyandu
Kelola Data UKS
Kelola Data UKGM
Kelola Data Posyandu
Laporan Gigi & Mulut
Cetak Laporan Gigi & Mulut
UKGS Promotif
UKGS Kuratif
Gambar 5 Skema rancangan antarmuka sistem
12 Rancangan modul..., Wijayanti, FKM UI, 2014
Pengaturan
Puskesmas
Petugas
Kelola Data Puskesmas
Kelola Data Petugas
D. Kelebihan & Kekurangan Sistem Aplikasi yang dikembangkan mempunyai sisi kelebihan dan kekurangan sistem, sisi kelebihan yaitu Mempermudah proses pencatatan, pengolahan dan analisis data kegiatan gigi dan mulut di puskesmas, Data tersimpan dan terintegrasi dengan baik sehingga mempermudah pencarian data jika sewaktu-waktu diperlukan, Menyediakan database yang mampu menyimpan data dalam waktu lama, Meminimalisir duplikasi data dalam pencatatan dan Menghasilkan informasi yang valid dan akurat. Sedangkan sisi kekurangannya yaitu Membutuhkan koneksi antar unit lain sehingga dalam penerapannya membutuhkan kesiapan Puskesmas untuk menyediakan penunjang kebutuhan sistem seperti ketersediaan komputer di setiap unit, Dibutuhkan pelatihan bagi petugas yang berhubungan langsung dengan sistem, Keluaran masih berupa laporan saja belum tersedia grafik khusus kegiatan gigi dan mulut dan Pengaturan grup pengguna pada Aplikasi Sikda masih perlu perbaikan dalam pemilihan modul yang ditampilkan.
Kesimpulan 1. Formulir yang diteliti dalam pengembangan sistem ini yaitu formulir kegiatan UKGS, laporan kegiatan UKGM, dan laporan program kesehatan gigi dan mulut 2. Terdapat beberapa kendala atau permasalahan dalam pencatatan dan pelaporan a) Masukan Keterbatasan SDM dalam pencatatan dan pelaporan khususnya program kesehatan gigi dan mulut Keterbatasan sarana prasarana yaitu tersedianya komputer untuk pencatatan dan pelaporan program kesehatan gigi dan mulut Masih ada Puskesmas yang terlambat melaporkan kegiatan program kesehatan gigi dan mulut dimana batas pelaporan terkumpul tanggal 5 setiap bulannya sehingga data yang dilaporkan oleh Dinas Kesehatan ke Provinsi tidak lengkap. b) Proses Pencatatan yang dilakukan di Puskesmas masih dilakukan secara manual yaitu dicatat masih menggunakan kertas setelah itu laporan di rekap menggunakan Ms.Excel dan dipisah setiap bulannya sehingga tidak tersedia database yang terintergrasi.
13 Rancangan modul..., Wijayanti, FKM UI, 2014
Banyaknya penyalinan data pada proses pencatatan dan pelaporan di Puskesmas dan proses perhitungan masih dilakukan manual sehingga bisa menimbulkan kesalahan perhitungan. c) Keluaran, Masih adanya kesalahan pengisian data pada pelaporan yaitu data jumlah murid berdasarkan tahap UKGS yang sudah dicapai. 3. Terdapat penambahan modul pada aplikasi SIKDA Generik Puskesmas yang dibutuhkan khusus program kesehatan gigi dan mulut yaitu modul pelaporan program kesehatan gigi dan mulut, modul kegiatan luar gedung yaitu UKGS, UKS dan UKGM berdasarkan indikator laporan kesehatan program kesehatan gigi dan mulut. 4. Aplikasi SIKDA Generik menurut studi kelayakan yang telah dilakukan, aplikasi ini masih belum cukup layak untuk diterapkan di Puskesmas Kota Bogor.
Saran Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat ditarik beberapa saran agar sistem informasi kesehatan gigi dan mulut pada aplikasi SIKDA Generik Puskesmas dapat berjalan dengan baik. Saran tersebut sebagai berikut : 1.
Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan Melakukan Perbaikan salah satu fungsi aplikasi SIKDA Generik yaitu fungsi grup pengguna Puskesmas untuk mengakses modul yang diperlukan. Melakukan perbaikan salah satu fungsi submenu sarana posyandu agar mengubah nama menjadi master posyandu pada menu pelayanan yang berfungsi untuk memilih jenis sarana pada menu sarana, karena pengguna dapat salah persepsi atau tidak mengetahui dalam pengisian daftar sarana. Menyediakan kamus data pada basis data SIKDA Generik agar memudahkan pengembang sistem untuk melakukan pengambangan sistem selanjutnya.
2.
Dinas Kesehatan Kota Bogor Penyediaan sarana komputer di Puskemas minimal 6 buah unit komputer pada unit pendaftaran, pelayanan umum, pelayanan balai pengobatan gigi, apotik, kasir, dan laporan dan menyediakan kebutuhan jaringan yang diperlukan dalam penerapan sistem nantinya. Pelatihan petugas sebanyak 6 orang sesuai unit yang ditetapkan sebelum aplikasi SIKDA Generik di implementasikan.
14 Rancangan modul..., Wijayanti, FKM UI, 2014
Penambahan petugas kesehatan gigi dan mulut di Puskesmas yang masih mengalami kekurangan petugas. 3.
Puskesmas Melakukan perawatan terhadap sistem informasi. Menggunakan sistem sesuai dengan petunjuk penggunaan aplikasi SIKDA Generik.
Daftar Pustaka Kementerian Kesehatan RI. (2012). Rencana Program Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut. Jakarta: Jenderal Bina Upaya Kesehatan. Budiharto, M. (2006). Upaya Penyempurnaan Sistem Informasi Tingkat Kabupaten/Kota. Departemen Kesehatan RI. (2004). Pedoman usaha kesehatan gigi masyarakat. Jakarta: Direktorat Jendral Pelayanan Medik. Departemen Kesehatan RI. (2012). Pedoman usaha kesehatan gigi sekolah. Jakarta: Direktorat Jenderal Pelayanan Medik. Departemen Kesehatan RI. (2007). Risest Kesehatan Dasar. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Departemen Kesehatan RI. (2007). Standar Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut di Puskesmas. Jakarta: Direktorat Jendral Pelayanan Medik Dasar. Departemen Kesehatan RI. (2009). UU_No._36_Th_2009_ttg_Kesehatan.pdf. Dipetik 2014, dari http://www.depkes.go.id/downloads/UU_No._36_Th_2009_ttg_Kesehatan.pdf Departemen Kesehatan. (2009). Sistem Kesehatan Nasional. Jakarta. Dinas Kesehatan Kota Bogor. (2012). Profil Kesehatan Kota Bogor. Kota Bogor: Dinas Kesehatan Kota Bogor. Hartono, B. (2002). Pengembangan SIK Daerah Dalam Pusdatin. Jakarta: Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. Jogiyanto, H. (2005). Analisis dan Desain. Yogyakarta: Andi Yogyakarta. Kementerian Kesehatan . (2014). Tentang Kami. Dipetik Juni 2014, dari SIKDA Generik. Nugroho, P. (2011). Penyakit Periodontal Sebagai Penyebab Jantung Koroner di RSUP DR.Kariadi Semarang. Skripsi .
15 Rancangan modul..., Wijayanti, FKM UI, 2014