RANCANG BANGUN CISCO LEARNING ROUTING NETWORK
TESTBED
Wingga Latu Hayu Hidayat NRP 2206100524 Dosen Pembimbing Dr. Ir. Achmad Affandi, DEA Ir. Djoko Suprajitno Rahardjo, MT
Latar Belakang • Pengguna Internet di Indonesia mencapai 45 juta orang • Routing sebagai dasar utama jaringan Internet • Hampir 85% perangkat jaringan, khususnya routing & switching untuk Internet didunia berbasis Cisco device
Permasalahan • Desain testbed yang dapat mengcover teknologi routing & switching • Bagaimana User bisa belajar tentang teknologi routing & switching beserta menjalankan skenario lab pada testbed yang meliputi konfigurasi, operasi dan troubleshooting • Performansi testbed
Batasan Masalah • Device yang digunakan meliputi 2 Cisco Catalyst 2960 Series, 3 Cisco Router 1800 Series, 3 Cisco Router 2800 Series, 1 Tacacs+ Server dan 1 Server monitoring • Hanya dapat diakses pada lingkungan lab Telekomunikasi Multimedia B301 melalui network 10.122.69.0/24 untuk LAN dan 192.168.1.0/24 untuk Wifi
Tujuan • Membuat testbed jaringan yang berbasis Cisco device khususnya untuk pembelajaran pada teknologi routing & switching • Membantu pembelajaran pada User yang akan mengambil sertifikasi Cisco khususnya CCNA, CCNP dan CCIE
Metodologi • • • • •
Studi Literatur Perencanaan dan Implementasi Sistem Pengujian dan Pengolahan Data Analisa dan Pembahasan Data Penulisan Laporan
Studi Literatur • • • • •
Cisco Network Konsep Dasar Routing Routing RIP Routing EIGRP Routing OSPF
Cisco Systems, Inc • Vendor perangkat networking pertama didunia yang menjual router • Berdiri pada tahun 1984 yang didirikan oleh suami istri yaitu Len Bosack dan Sandy Lerner dimana keduanya adalah member dari lab jaringan di Stanford University, USA • Mempunyai kantor pusat di Silicon Valley, San Jose, California, dimana Silicon Valley adalah pusat R&D dunia • Intel, Juniper, Microsoft, Adobe, Yahoo, Google, Facebook, Oracle, IBM, HP dll juga berkantor pusat di Silicon Valley • Hampir 85% perangkat network didunia menggunakan Cisco • More information http://www.cisco.com
Konsep Dasar Routing • Routing adalah sebuah proses untuk meneruskan paket – paket jaringan dari suatu jaringan ke jaringan lainnya melalui sebuah Internetwork • Routing berapa pada layer 3 OSI • Perangkat yang digunakan untuk proses routing ini disebut sebagai router
Syarat Terjadinya Routing • Mengetahui alamat tujuan routing • Mengetahui rute yang bisa dilewati • Memilih rute yang terbaik • Informasi routing
Gambar. Ilustrasi proses routing
Tipe – tipe Routing • Routing Statik ‐ Administrator jaringan yang mengkonfigurasi router ‐ Router melakukan routing berdasarkan informasi dalam tabel routing ‐ Routing statik digunakan untuk melewatkan data
Gambar. Ilustrasi routing Statik
• Routing Dinamik ‐ Routing protocol adalah komunikasi antara router – router ‐ Routing protocol mengijinkan router – router untuk sharing informasi tentang jaringan dan koneksi antar router ‐ Router menggunakan informasi ini untuk membangun dan memperbaiki table routingnya ‐ Routed protocol digunakan untuk trafik user langsung ‐ Routed protocol menyediakan informasi yang cukup dalam layer address jaringannya untuk melewatkan paket yang akan diteruskan dari satu host ke host yang lain berdasarkan alamatnya
Gambar. Ilustrasi routing Dinamik
Klasifikasi Routing Protocol • Distance Vector ‐ Bertujuan untuk menentukan arah atau vector dan jarak ke link – link dalam suatu Internetwork ‐ Algoritma routing distance vector secara periodik menyalin table routing dari router ke router ‐ Setiap router menerima table routing dari router tetangga yang terhubung langsung
Gambar. Konsep Distance Vector
• Link‐state ‐ Bertujuan untuk menciptakan kembali topologi yang benar pada suatu Internetwork ‐ Menggunakan algoritma Dijkstra atau algoritma Shortest Path First (SPF) ‐ Algoritma ini memperbaiki informasi database dari informasi topologi ‐ Algoritma Link‐state memperbaiki pengetahuan dari jarak router dan bagaimana mereka inter‐ koneksi
Gambar. Konsep Link‐state
Routing RIP • Dasar RIP diterangkan dalam RFC 1058 • Routing protocol distance vector • Metric berdasarkan jumlah lompatan ( hop count ) untuk pemilihan jalur • Jika hop count lebih dari 15 paket dibuang • Update routing dilakukan secara broadcast setiap 30 detik
Routing EIGRP • Menggunakan routing protocol enhanced distance vector • Menggunakan algoritma kombinasi antara distance vector dan link‐state • Menggunakan Diffusing Update Algorithm (DUAL) untuk menghitung jalur terpendek • Update routing dilakukan secara multicast menggunakan alamat 224.0.0.10 yang diakibatkan oleh perubahan topologi jaringan
Routing OSPF • Merupakan open standart protocol routing yang dijelaskan di RFC 2328 • Menggunakan routing protocol Link‐state • Menggunakan algoritma SPF untuk menghitung cost terendah • Update routing dilakukan secara floaded saat terjadi perubahan jaringan
Perencanaan dan Implementasi Sistem
LAN+Hotspot Kampus Redhat
Fedora
CentOS
` Monitoring Debian
FreeBSD
Ubuntu
OpenBSD
Tacacs+ Server
NetBSD
Gambar. Desain Testbed
Telnet/SSH
Device Testbed • • • • •
2 Buah Cisco Catalyst 2960 Series 3 Buah Cisco Router 1800 Series 3 Buah Cisco Router 2800 Series 1 Buah Server Tacacs+/Linux CentOS 1 Buah Server Monitoring/Windows XP
Testbed
Gambar. Testbed
Gambar. Tacacs+ Server
Web Resource Testbed http://b301.f1n4lstory.com
Gambar. Web Resource Testbed
Bagaimana cara menggunakan Testbed ?
http://b301.f1n4lstory.com
10.122.69.48/24
10.122.69.0/24 / 192.168.1.0/24
Apa yang bisa dipelajari ? • Belajar tentang implementasi jaringan secara langsung khususnya untuk jaringan yang berbasis Cisco device • Kemampuan untuk mengkonfigurasi, mengoperasikan dan troubleshooting jaringan skala menengah untuk teknologi routing & switching • Persiapan belajar untuk mengambil sertifikasi Cisco CCNA, CCNP dan CCIE
Skenario Pengukuran • Pengukuran dilakukan pada setiap routing protocol (RIP, EIGRP, OSPF) • Pengukuran diambil dengan menggunakan sample pembebanan traffik mulai dari 128 Kbps, 256 Kbps, 512 Kbps, 1024 Kbps dan 2048 Kbps • Parameter yang diukur meliputi Troughtput, Jitter, Delay dan Packet Loss
Software Pengukuran • Untuk memberi pembebanan traffik pada testbed digunakan software TFGen. TFGen merupakan software yang berbasis sistem operasi Windows yang berfungsi untuk mengenerate traffik • Untuk mengambil data digunakan software Wireshark
Analisa Throughput 100 80 RIP
60
EIGRP
40
OSPF
20 0 2
10
20
30
40
50
60
70
80
Gambar. Tabel Throughput
90
Analisa Jitter 2 1.5
RIP
1
EIGRP OSPF
0.5 0 2
4
6
8
10
20
30
40
50
Gambar. Tabel Jitter
60
Analisa Delay 12 10 8 6 4 2 0
RIP EIGRP
Gambar. Tabel Delay
50
40
30
20
10
8
6
4
2
D
ef au l
t
OSPF
Analisa Packet Loss 0% 0%
RIP
0%
EIGRP OSPF
0% 0% 2
4
6
8
10
20
30
40
50
Gambar. Tabel Packet Loss
60
Kesimpulan • Testbed jaringan ini diharapkan dapat menjadi sarana acuan belajar tentang teknologi routing & switching khususnya yang berbasis Cisco device. • Untuk mendesain sebuah testbed jaringan dengan resource yang terbatas, dapat diperhatikan topologi yang akan digunakan, dalam testbed kali ini topologi yang digunakan adalah topologi Mesh • Tidak semua teknologi routing & switching dapat diimplementasikan pada testbed, hal ini disebabkan terbatasnya resource yang ada sehingga hanya teknologi yang tercover pada IOS dan Interface Cisco yang digunakan testbed yang bisa diimplementasikan • Dalam implementasi testbed faktor QoS bukan merupakan faktor utama, tetapi perlu diperhatikan ketika implementasi jaringan untuk keperluann nyata seperti sarana belajar, instansi, bisnis dan terlebih infrastruktur yang menjadi backbone utama untuk keperluan suatu instansi atau negara
Saran • Penambahan resource testbed baik berupa hardware maupun software sehingga tercipta testbed jaringan yang komplek • Alokasi beberapa IP public untuk testbed, sehingga testbed bisa diakses melalui Internet kapanpun dan dimanapun
Terima Kasih wingga@elect‐eng.its.ac.id /
[email protected]