RANCANG BANGUN MIXER AUDIO 4 CHANNEL BERBASIS PC Dudi Hariyanto1), Achmad Hidayatno2) Yuli Christiyono 2) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Jln. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang, Indonesia email :
[email protected]
ABSTRAK Teknik pencampuran suara sudah ada sejak tahun 1960-an yang digunakan pada studio rekaman, pada awalnya dipakai untuk mengontrol delapan jalur instrumen musik yang dimainkan bersamaan. Pada dasarnya mixer audio terdapat equalizer, komposer dan reverb emulator. Di tahun 1990-an musik mulai dibuat, diproduksi dan direkam menggunakan CPU komputer. Oleh karena itu mixer audio memiliki peranan penting dalam hal pemrosesan sinyal suara. Pada saat ini para operator sound system dan studio rekaman lebih banyak yang menggunakan mixer audio analog, walaupun sudah ada mixer audio digital. Alasan yang muncul mengapa lebih memilih mixer audio analog adalah harganya yang terjangkau dan lebih mudah dalam pengoperasiannya. Sedangkan kelemahan yang ada pada mixer audio analog adalah dalam hal perawatan, putaran potensiometer yang digunakan sering mengalami keausan sehingga berpengaruh pada suara yang dihasilkan. Pembuatan aplikasi mixer audio 4 channel berbasis PC ini dimulai dengan membuka borland delphi 7, kemudian ditambahkan komponen untuk pengolahan sinyal suara, pada penelitian ini memakai pustaka audiolab 5.0 dan wave audio. Atur tata letak komponen dan lakukan pengaturan variabel masing-masing komponen, kemudian kompile dengan menekan tombol F9 pada keyboard. Jika terjadi kesalahan akan dilakukan perbaikan dan jika sudah tidak ada lagi kesalahan, maka aplikasi akan dilakukan pengujian dengan menggunakan perangkat keras berupa kartu suara USB. Dengan adanya pustaka audiolab 5.0 dari www.mitov.com dapat dikembangkan aplikasi mixer audio 4 channel berbasis PC dengan pengaturan melalui perangkat lunak Borland Delphi 7, namun pengolahan sinyal suara menggunakan komputer memiliki waktu tunda, sehingga sinyal yang masuk melalui mikropon akan terdengar beberapa detik kemudian, semakin banyak penggunaan komponen pada pemrograman Borland Delphi akan menambah waktu tunda sinyal suara. Kata Kunci : Mixer Audio,DSP,Personal Computer
ABSTRACT Sound mixing technique has been established since 1960's that used in the recording studio, was originally used to control eight track musical instruments that being played simultaneously]. Basically audio mixer consist of equalizer, composer and reverb emulator. In the 1990's music began to be made, produced and recorded using a computer CPU. Therefore audio mixer has an important role in terms of voice signal processing. At this time the sound system operators and recording studios use more analog audio mixer, although there has been a digital audio mixer. The reason why they prefer use analog audio mixer is an affordable price and easier to operate. While weaknesses in analog audio mixer is in maintenance, potentiometer rotation that used, often run into broken, so that make effect on the sound that be produced. Manufacture of 4-channel audio mixer application based on PC is started by opening Borland Delphi 7, then added components for processing sound signals, in this study using audiolab 5.0 literature and audio wave. Arrange the layout of components and set of each component variables, then compile by pressing the F9 key on the keyboard. If an error occurs will be improved and if there is no more errors, then the application will be tested using a hardware USB sound card. The 4-channel audio mixer application based on PC can be developed with an audiolab 5.0 library from www.mitov.com by settings the PC-based software Borland Delphi 7, but the sound signal processing using a computer has a delay time, so that the incoming signal through the microphone will be audible a few seconds later , more and more use of components in Borland Delphi programming will increase sound signal delay time. Keywords: Mixer Audio, DSP, Personal Computer
1 1.1
masyarakat mengenal dan menggunakan komputer sebagai alat bantu dalam menyelesaikan pekerjaannya. Penggunaan komputer pada umumnya hanya sebatas sebagai pengolah data elektronis, sehingga kemampuan komputer sebagai alat bantu lebih spesifik terabaikan[6]. Semua komputer yang ada memiliki kemampuan
Pendahuluan Latar Belakang
Perkembangan teknologi komputer banyak dimanfaatkan untuk membantu dalam menyelesaikan berbagai permasalahan. Hampir setiap lapisan
1)
Mahasiswa Teknik Elektro UNDIP
2)
Dosen Teknik Elektro UNDIP
1
kemudian dikuatkan oleh penguat akhir atau power amplifier. Mixer audio secara luas digunakan dalam berbagai keperluan, termasuk studio rekaman, sistem panggilan publik (public address), sistem penguatan bunyi, dunia penyiaran baik radio maupun televisi, dan juga pasca produksi pembuatan film. Suatu contoh yang penerapan sederhana, dalam suatu pertunjukan musik misalnya, sangatlah tidak efisien jika menggunakan masing masing amplifier untuk menguatkan setiap bagian baik suara vokal penyanyi dan alat alat musik yang dimainkan oleh band pengiringnya. Salah satu syarat terpenting dalam mixer audio yang baik adalah mempunyai input gain dan pengaturan equalizer yang baik. Maka dengan demikian akan dapat dilakukan pengaturan yang lebih sempurna dan optimal terhadap setiap input mikrofon, atau apapun yang menjadi sumber suaranya.
multimedia, di mana selain dapat digunakan sebagai pengolah data elektronis juga dapat berfungsi sebagai peralatan hiburan. Dengan adanya pustaka audiolab untuk pengolahan sinyal suara dari www.mitov.com dapat dikembangkan untuk pembuatan mixer audio dengan memanfaatkan personal komputer yang harganya lebih murah dibanding harus membeli mixer audio digital. Dalam penelitian ini akan menguji hasil dari mixer audio analog merk Wharfedale Pro Action 28-02 untuk diambil data tingkat penguatan masing-masing kanal, sedangkan data jangkauan frekuensi diperoleh dari datasheet yang bersumber dari produsen mixer audio tersebut.
1.2
Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk membuat perangkat lunak mixer audio sehingga dapat digunakan pada sebuah personal komputer (PC) dengan memanfaatkan library audiolab 5.0 agar pengolahan sinyal menjadi lebih komplek.
1.3
2.2
Audiolab adalah seperangkat komponen untuk pemrosesan sinyal yang mudah dalam penggunaannya . Library / pustaka DSP (Digital Signal Processing) ini memungkinkan manipulasi dan visualisasi sinyal kompleks dengan kode sumber yang sedikit. Penyesuaian pengaturan dapat diatur langsung malalui object inspector ataupun dengan melakukan penulisan parameter melalui kode sumber pada komponen standart yang digunakan.
Batasan Masalah
Agar dalam penelitian dan penulisan pada tugas akhir ini mempunyai maksud dan tujuan yang jelas, maka penulis akan memberi batasan-batasan sebagai berikut: 1. Jumlah sinyal input yang diuji sebanyak 4 kanal. 2. Jumlah sinyal output yang dihasilkan sebanyak 2 kanal (stereo) terdiri dari kanal kiri / left channel dan kanal kanan / right channel. 3. Menggunakan mixer audio 12 channel merk: Wharfedale Pro Action 28-02 sebagai kalibrasi awal untuk jangkauan penapisan frekuensi. 4. Pengujian awal menggunakan sinyal generator dengan frekuensi 1 KHz dan amplitudo 4 mV beserta osiloskop sebagai penampil sinyal keluaran, langkah ini diperlukan untuk menentukan tingkat penguatan yang ada pada mixer audio analog. 5. Pembuatan perangkat lunak menggunakan Borland Delphi 7 dan library Audiolab 5.0 dari www.mitov.com. 6. Hanya menguji gain, low, mid dan high.
2 2.1
Pustaka Audiolab
2.3
Pustaka Wave Audio
Dengan menggunakan pustaka wave audio dapat dengan mudah memainkan file audio. Komponen ini juga dapat melakukan fungsi lainnya, seperti penggabungan, pencampuran, perekaman file audio. Paket pustaka wave audio juga memiliki komponen mixer, sehingga dapat dengan mudah mengontrol mixer yang ada pada sistem operasi Windows. Berikut adalah daftar semua komponen dalam pustaka wave audio:
3 3.1
Metodologi Penelitian Gambaran Umum Penelitian
Dari hasil pengamatan proses pengolahan sinyal suara menggunakan mixer audio analog dapat digambarkan pada gambar 1. Dalam kasus ini peneliti menggunakan 4 buah mikrofon sebagai media masukan dan keluaran menggunakan sistem stereo (left dan right). Kemudian dari gambar 2 dikembangkan untuk membuat aplikasi mixer audio dengan memanfaatkan sebuah komputer. Karena jumlah masukan kartu suara yang ada pada komputer terbatas, maka peneliti menambahkan kartu suara dengan terminal USB untuk menambah jumlah masukan sinyal yang akan diproses.
Landasan Teori Mixer Audio
Dalam dunia audio profesional, sebuah mixer audio, baik jenis analog maupun digital, atau juga disebut soundboard / mixing desk (papan suara) adalah sebuah peralatan elektronik yang berfungsi untuk memadukan (mixing), pengaturan jalur (routing) dan mengubah level, serta harmonisasi dinamis dari sinyal audio. Sinyal-sinyal yang telah diubah dan diatur
2
Gambar 1 Diagram Blok Sistem Mixer Audio Analog USB Soundcard 1 Mikrofon 1
3.3
USB Soundcard 2 Mikrofon 2
USB Hub
Power Amplifier
USB Soundcard 3 Mikrofon 3
USB Soundcard 4 Mikrofon 4
Gambar 2 Diagram Blok Sistem Mixer Audio berbasis PC
3.2
Pembuatan aplikasi mixer audio 4 channel berbasis PC ini dimulai dengan membuka Borland Delphi 7, kemudian ditambahkan komponen untuk pengolahan sinyal suara, pada penelitian ini memakai pustaka audiolab 5.0 dan wave audio. Atur tata letak komponen dan lakukan pengaturan variabel masingmasing komponen, kemudian kompile dengan menekan tombol F9 pada keyboard. Jika terjadi kesalahan (error) akan dilakukan perbaikan dan jika sudah tidak ada lagi kesalahan, maka aplikasi akan dilakukan pengujian dengan menggunakan perangkat keras berupa kartu suara USB. Diagram alir dalam pembuatan aplikasi ini dapat dilihat pada gambar 3 di atas.
Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh parameter tingkat penguatan yang ada pada mixer audio analog. Mixer audio yang akan diambil datanya adalah mixer audio produksi dari IAG (International Audio Group) dengan merk Wharfedale yang diproduksi di Cina pada tahun 2007 dengan tipe Pro Action 28-02. Mixer audio yang akan diambil datannya dapat dilihat pada gambar 4 di bawah ini:
Diagram Alir Pembuatan Aplikasi
Gambar 4 Mixer Audio Wharfedale Pro Action 28-02
3.3.1
Datasheet Mixer Audio Analog
Datasheet mixer audio analog merk Wharfedale Pro Action 28-02 diperoleh dari http://www.wharfedalepro.com/. Data spesifikasi mixer audio analog ditunjukkan pada tabel 1. Tabel 1 Spesifikasi Wharfedale Pro Action 28-02 No 1
Keterangan Impedansi masukan dan keluaran a. Masukan mikropon b. Jalur masukan c. Keluaran
Gambar 3 Diagram Alir Pembuatan Aplikasi
Nilai
2 K Ohm >15 K Ohm <75 Ohm
No 2
3
Keterangan
a. Masukan mikropon
+11 dB
b. Jalur masukan
<+18 dB
c. Keluaran Master
+24 dB
d. Keluaran Headphones
+16 dB
Respon Frekuensi
5
Channel 1
@ ±12dB
b. Mid
100 Hz 0,35 sampai 5 KHz
c. High
10 KHz
30 29
>98 dB
b. Pelemahan pengiriman Aux
>85 dB
c. Pendekatan kanal
>93 dB
21
Efek
20 19
1
Level Akhir
Prosentase Penguatan
Skala
Gain
10
32 40
100 % 111,11 %
10,17,24,32,40 ,47,54
47
144,44 %
-15
54 0
444,44 % 162,5 %
Mid
-15
15 0
475 % 550 %
Low
-15
15 0
3437 % 100 %
15
112,5 %
00
80 % 80 %
10
112,50 %
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14 15 16 17
Secara rinci bagian dan fubgsi masing –masing pengontrol akan dijelaskan di bawah ini: 1. Gain Setiap masukan sinyal mempunyai nilai yang berbeda-beda sehingga perlu ditentukan tingkat penguatan yang sesuai. 2. Low Kontrol ini digunakan untuk melakukan penapisan lolos rendah pada masing-masing kanal. 3. Mid Kontrol ini digunakan untuk melakukan penapisan lolos pita pada masing-masing kanal. 4. High Kontrol ini digunakan untuk melakukan penapisan lolos tinggi pada masing-masing kanal. 5. Pan Panning atau yang lebih dikenal dengan pan pots merupakan pembagi antara penguatan bagian kiri dan bagian kanan. 6. Effect Pada mixer audio analog efek dapat berupa rangkaian yang terpisah, sehingga untuk menghubungkan menggunakan terminal send dan terminal retur, namun ada juga yang langsung tertananm pada boks mixer audio. Fungsinya untuk memperoleh efek ruangan. 7. Device Selector Digunakan untuk memilih perangkat keras, kartu suara yang akan diaktifkan sebagai masukan. 8. Display Input Ini merupakan tampilan sinyal setelah dilakukan pengaturan tingkat penguatan (gain).
<0,006 %
Level Awal
2
Gambar 5 Implementasi Aplikasi Mixer Audio 4 Channel berbasis PC
<0,006 %
Peng ujian
Master
Channel 4
Tabel 2 Hasil pengujian penguatan mixer audio analog
L5
26
22
Channel 3
Distorsi
R5
25
18
a. Pelemahan pengaturan masukan
0
27 24
Pengukuran dilakukan di laboratorium Elektronika Analog, Teknik Elektro Universitas Diponegoro Semarang dengan menggunakan sinyal generator pada frekuensi 1KHz dan hasil keluaran ditampilkan pada layar osiloskop.
Volu me
MP3 Player
23
3.3.2 Pengujian Penguatan Mixer Audio Analog
Pan
28
Channel 2
Cakap silang (pengukuran 1 KHz)
a. Penguatan mikrofon 30 dB b. Keluaran mixer +14 dB, 20 Hz 20 KHz
High
Pengujian Implementasi
Tampilan awal pada saat aplikasi dijalankan dapat dilihat pada gambar 4.Aplikasi mixer audio 4 channel berbasis PC terdiri dari 4 bagian kontrol, yaitu: kontrol pada kanal (nomor 1-10), efek kontrol (nomor 19,20,21), MP3 kontrol (nomor 18, 22-29) dan master kontrol (nomor 11-17 dan 30).
Level masukan dan keluaran
a. Low
4
4 4.1
Nilai
-15,-12,-9,-6,3,0,3,6,9,12,15 -15,-12,-9,-6,3,0,3,6,9,12,15 -15,-12,-9,-6,3,0,3,6,9,12,15 L5,L4,L3,L2, L1,0,R1,R2,R 3,R4,R5 00,40,30,20,10 ,5,0,+5,+10
4
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16. 17.
18. 19. 20. 21.
22.
23.
24.
25.
26. Delete Playlist Menghapus data yang ada pada playlist. 27. Add Playlist Menambahkan file audio ke playlist. 28. Play Memainkan file audio yang ada pada playlist. 29. Stop Menghentikan file audio yang sedang dimainkan. 30. Display Output Menggambarkan bentuk sinyal setelah dilakukan pencampuran.
Volume Volume digunakan untuk mengatur kuat lemah sinyal saat dilakukan pencampuran, sehingga tidak terjadi clipping. Mute Mute digunakan untuk memutus pencampuran sinyal dari masing-masing kanal. Low Penapisan lolos bawah ini merupakan penapisan setelah sinyal dicampur menjadi satu keluaran. Mid Penapisan lolos pita ini merupakan penapisan setelah sinyal dicampur menjadi satu keluaran. High Penapisan lolos atas ini merupakan penapisan setelah sinyal dicampur menjadi satu keluaran. Mute Pada setiap kanal terdapat tombol mute, di bagian master juga diperlukan mute untuk memutus sinyal apabila terjadi umpan balik negatif. Balance Digunakan untuk menyeimbangkan antara penguat sebelah kiri dan penguat sebelah kanan. Device Selector Dipakai untuk memilih perangkat keras yang akan digunakan sebagai media keluaran. Volume Master volume dipakai untuk mengatur kuat lemahnya sinyal yang akan dikirimkan ke power amplifier. List MP3 Player Menampung daftar lagu yang akan dimainkan. Delay Dipakai untuk mengatur waktu tunda dari sinyal sebagai efek ruangan. Speed Untuk mengatur kecepatan pantulan efek ruangan. Repeat Untuk mengatur berapa kali sinyal akan diulang sebagai efek gema. Previous Untuk memainkan file MP3 yang ada pada playlist yang posisinya di atas file yang sedang dimainkan. Next Untuk memainkan file MP3 yang ada pada playlist yang posisinya di bawah file yang sedang dimainkan. Repeat Apabila tombol ini aktif, maka setelah memainkan file yang ada pada playlist bagian bawah akan dilanjutkan untuk memainkan file yang berada pada posisi paling atas dari playlist. Volume MP3 Digunakan untuk mengatur kuat lemah sinyal suara dari file yang sedang dimainkan.
Langkah-langkah dalam pengujian adalah sebagai berikut: 1. Persiapkan dan sambungkan semua kebutuhan perangkat keras (gambar 6). 2. Buka aplikasi mixer audio 4 channel berbasis PC (gambar 5). 3. Pilih device selector untuk masukan dan keluaran. 4. Atur level gain sesuai dengan tingkat penguatan yang di inginkan. 5. Buka volume kontrol yang ada pada kanal. 6. Atur equalizer (low, mid, high) untuk memperoleh penapisan frekuensi yang diinginkan. 7. Panning dan effect digunakan untuk memperoleh efek ruangan. 8. Master kontrol dapat digunakan sebagai pengaturan sebelum sinyal di umpankan ke power amplifier. 9. MP3 Player dapat digunakan untuk memainkan file audio (wav, mp3 dan asf).
Gambar 6 Penyambungan Kartu Suara USB
4.2
Hasil Pengujian
Pengujian mixer audio analog sudah dilakukan pada saat pengambilan data penguatan (tabel 2) menggunakan sinyal generator dan osiloskop. Sedangkan pada aplikasi yang dibuat di uji menggunakan dua komponen dari pustaka audiolab 5.0, yaitu ALSignalGen sebagai masukan (pembangkit generator sinyal) dan SLScope (penampil bentuk gelombang). Pengaturan komponen ALSignalGen dapat dilihat pada tabel 3 dan pengaturan komponen SLScope ditunjukkan pada gambar 4.
5
Tabel 3 Pengaturan komponen ALSignalGen Simbol Properties Nilai
Frekuensi
Prosentase
Amplitudo Masukan
Keluaran
Penguatan
Amplitude
4
3
120 Hz
4 mV
4 mV
0%
Buffer Size
16
4
250 Hz
4 mV
4 mV
0%
Sample Rate
44100
5
500 Hz
4 mV
4 mV
0%
ClockSource
csInternal
6
1 KHz
4 mV
4 mV
0%
Frequency
1000
7
2 KHz
4 mV
4 mV
0%
OutputPin
ALAmplifier
8
4 KHz
4 mV
4 mV
0%
SignalType
atTone
9
8 KHz
4 mV
4 mV
0%
10
16 KHz
4 mV
4 mV
0%
Tabel 4 Pengaturan komponen SLScope Simbol Properties
Nilai
InputPinss
ALAmplifier
NavigateMode
nmZoom
RefreshInterval
100
SizeLimit
0
Gambar 7 Simulasi Pengujian Penguatan menggunakan Komponen ALSignalGen Pengujian dilakukan dengan mengambil sampel yaitu channel 1 untuk mengetahui tingkat penguatan dari aplikasi mixer audio 4 channel berbasis PC yang meliputi : pengujian penguatan gain, low, mid, high. Pengujian dilakukan dengan memberikan variasi frekuensi masukan, yaitu: 30 Hz, 60 Hz, 120 Hz, 250 Hz, 500 Hz, 1 KHz, 2 KHz, 4 KHz, 8 KHz dan 16 KHz, dengan level amplitudo 4 mili Volt. Gambar dari simulasi pengujian dapat dilihat pada gambar 7.
4.2.1
No.
Pengujian Penguatan Gain
Pengujian penguatan gain dilakukan pada saat posisi setengah (tabel 5) dan maksimum (tabel 6). Tabel 5 Pengujian penguatan gain pada posisi setengah Prosentase Amplitudo No. Frekuensi Masukan Keluaran Penguatan 1
30 Hz
4 mV
4 mV
0%
2
60 Hz
4 mV
4 mV
0%
Tabel 6 Pengujian penguatan maksimum No.
Frekuensi
gain
Amplitudo
pada posisi Prosentase
Masukan
Keluaran
Penguatan
1
30 Hz
4 mV
9 mV
125 %
2
60 Hz
4 mV
9 mV
125 %
3
120 Hz
4 mV
9 mV
125 %
4
250 Hz
4 mV
9 mV
125 %
5
500 Hz
4 mV
9 mV
125 %
6
1 KHz
4 mV
9 mV
125 %
7
2 KHz
4 mV
9 mV
125 %
8
4 KHz
4 mV
9 mV
125 %
9
8 KHz
4 mV
9 mV
125 %
10
16 KHz
4 mV
9 mV
125 %
4.2.2
Pengujian Penguatan High
Pengujian penguatan high dilakukan pada saat posisi setengah (tabel 7) dan maksimum (tabel 8). sinyal masukan dari komponen ALHighPass berasal dari keluaran komponen ALAmplifier pada gain. Tabel 7 Pengujian penguatan high pada posisi setengah Prosentase Amplitudo No. Frekuensi Masukan Keluaran Penguatan 1
30 Hz
9 mV
9 mV
0%
2
60 Hz
9 mV
9 mV
0%
3
120 Hz
9 mV
9 mV
0%
4
250 Hz
9 mV
9 mV
0%
5
500 Hz
9 mV
9 mV
0%
6
1 KHz
9 mV
9 mV
0%
7
2 KHz
9 mV
10 mV
11,11 %
8
4 KHz
9 mV
11 mV
22,22 %
9
8 KHz
9 mV
25 mV
177,77 %
No. 10
Frekuensi 16 KHz
Amplitudo
Prosentase
Masukan
Keluaran
Penguatan
9 mV
26 mV
188,88 %
No.
Tabel 8 Pengujian penguatan high pada posisi maksimum Prosentase Amplitudo No. Frekuensi Masukan Keluaran Penguatan
Frekuensi
Amplitudo
Prosentase
Masukan
Keluaran
Penguatan
2
60 Hz
9 mV
54 mV
500 %
3
120 Hz
9 mV
54 mV
500 %
4
250 Hz
9 mV
54 mV
500 %
5
500 Hz
9 mV
56 mV
522,22 %
6
1 KHz
9 mV
62 mV
588,88 %
1
30 Hz
9 mV
9 mV
0%
7
2 KHz
9 mV
72 mV
700 %
2
60 Hz
9 mV
9 mV
0%
8
4 KHz
9 mV
67 mV
644,44 %
8 KHz
9 mV
10 mV
11,11 %
16 KHz
9 mV
10 mV
11,11 %
3
120 Hz
9 mV
9 mV
0%
9
4
250 Hz
9 mV
9 mV
0%
10
5
500 Hz
9 mV
9 mV
0%
6
1 KHz
9 mV
12,5 mV
38,88 %
7
2 KHz
9 mV
14 mV
55,55 %
8
4 KHz
9 mV
18,8 mV
108,88 %
9
8 KHz
9 mV
73 mV
711,11 %
10
16 KHz
9 mV
79 mV
777,77 %
4.2.3
4.2.4 Pengujian Penguatan Low Pengujian penguatan low dilakukan pada saat posisi setengah (tabel 11) dan maksimum (tabel 12). sinyal masukan dari komponen ALLowPass berasal dari keluaran komponen ALAmplifier pada gain. Tabel 11 Pengujian penguatan low pada posisi setengah Prosentase Amplitudo No. Frekuensi Masukan Keluaran Penguatan
Pengujian Penguatan Mid
Pengujian penguatan high dilakukan pada saat posisi setengah (tabel 9) dan maksimum (tabel 10). sinyal masukan dari komponen ALBandPass berasal dari keluaran komponen ALAmplifier pada gain. Tabel 9 Pengujian penguatan mid pada posisi setengah Prosentase Amplitudo No. Frekuensi Masukan Keluaran Penguatan
1
30 Hz
9 mV
14 mV
55,55 %
2
60 Hz
9 mV
14 mV
55,55 %
3
120 Hz
9 mV
14 mV
55,55 %
4
250 Hz
9 mV
14 mV
55,55 %
5
500 Hz
9 mV
13 mV
44,44 %
6
1 KHz
9 mV
10,8 mV
20 %
7
2 KHz
9 mV
8,7 mV
-3,33 %
8
4 KHz
9 mV
7,5 mV
-16,66 %
1
30 Hz
9 mV
20 mV
122,22 %
2
60 Hz
9 mV
20 mV
122,22 %
9
8 KHz
9 mV
7,5 mV
-16,66 %
3
120 Hz
9 mV
20 mV
122,22 %
10
16 KHz
9 mV
7,5 mV
-16,66 %
4
250 Hz
9 mV
20 mV
122,22 %
5
500 Hz
9 mV
20 mV
122,22 %
6
1 KHz
9 mV
21,4 mV
137,77 %
7
2 KHz
9 mV
24,4 mV
171,11 %
8
4 KHz
9 mV
24 mV
166,66 %
1
30 Hz
9 mV
30 mV
233,33 %
9
8 KHz
9 mV
8,9 mV
-1,11 %
2
60 Hz
9 mV
30 mV
233,33 %
10
16 KHz
9 mV
8,8 mV
-2,22 %
3
120 Hz
9 mV
30 mV
233,33 %
4
250 Hz
9 mV
30 mV
233,33 %
5
500 Hz
9 mV
27 mV
200 %
6
1 KHz
9 mV
19 mV
111,11 %
7
2 KHz
9 mV
8 mV
-11,11 %
8
4 KHz
9 mV
7,5 mV
-16,66 %
Tabel 12 Pengujian penguatan low pada posisi maksimum Prosentase Amplitudo No. Frekuensi Masukan Keluaran Penguatan
Tabel 10 Pengujian penguatan mid pada posisi maksimum Prosentase Amplitudo No. Frekuensi Masukan Keluaran Penguatan 1
30 Hz
9 mV
54 mV
500 %
7
No.
Amplitudo
Frekuensi
Masukan
Keluaran
Penguatan
9
8 KHz
9 mV
7,5 mV
-16,66 %
10
16 KHz
9 mV
7,5 mV
-16,66 %
4.4
4.
Prosentase
5.
Grafik Pengujian 6.
200 % 150 % gain
50 %
high
0%
mid
-50 %
low
5.2
adalah : 1. Dalam pengembangan lebih lanjut, pustaka audiolab 5.0 dapat digunakan untuk bahasa pemrograman yang lain dan sistem pengolahan sinyal yang lebih kompleks. 2. Penggunaan komputer dengan kecepatan yang lebih tinggi dimungkinkan dapat mengurangi waktu tunda sinyal
Gambar 8 Grafik Prosentase Penguatan Mixer Audio 4 Channel berbasis PC Posisi Level Setengah 1000 % 800 % 600 % 400 % 200 % 0% -200 %
Referensi gain
[1]. Alec Nisbett, The Sound Studio, Focal Press, 2003. [2]. Glen Ballou, Handbook for Sound Engineers The New Audio Cyclopedia, SAMS, 1991. [3]. Haykin, Simon, Signals and System, Wiley, Singapore, 2004. [4]. Martina I, Pemrograman Visual Borland Delphi 7, Elex Media Komputindo, Jakarta, 2004 [5]. Paul Nygren, Achieving Equal Loudness Between Audio Files, Thesis in Music Acoustics. [6]. Prabowo Arsyad, Pemanfaatan Kartu Suara Sebagai Generator Sinyal, Tugas Akhir, Undip, Semarang [7]. Roey Izhakl, Mixing Audio Concepts, Practices and Tools, Focal Press, 2008. [8]. Roger Nicholls, Mastering Audio, Bob Katz, 2002. [9]. Steven W. Smith, The Scientist and Engineer’s Guide to Digital Signal Processing, California Technical Publishing, 1999. [10]. Tanudjaja, Harlianto , Pengolahan Sinyal Digital & Sistem Pemrosesan Sinyal, Penerbit Andi Yogyakarta 2007. [11]. Vijay K. Madisetti, Douglas B. Williams, Digital Signal Processing Handbook, Chapman & Hall, 1999. [12]. Waluyanti Sri, Teknik Audio Video, Direktorat Pembinaan SMK, 2008. [13]. What Can I Build with AudioLab?, http://www.mitov.com, Desember 2012.
high mid 30 Hz 60 Hz 120 Hz 250 Hz 500 Hz 1 KHz 2 KHz 4 KHz 8 KHz 16 KHz
low
Gambar 9 Grafik Prosentase Penguatan Mixer Audio 4 Channel berbasis PC Posisi Level Maksimum
5. 5.1
Saran Saran-saran yang dapat penulis sampaikan
30 Hz 60 Hz 120 Hz 250 Hz 500 Hz 1 KHz 2 KHz 4 KHz 8 KHz 16 KHz
100 %
Dengan pengolahan sinyal digital, jangkauan frekuensi menjadi lebih lebar dan penanganan efek menjadi lebih luas. Pengolahan sinyal suara menggunakan komputer memiliki waktu tunda, sehingga sinyal yang masuk melalui mikrofon akan terdengar beberapa detik kemudian, semakin banyak penggunaan komponen pada pemrograman Borland Delphi akan menambah waktu tunda sinyal suara. Hasil pengujian penguatan dengan menggunakan komponen ALSignalGen sebagai masukan (pembangkit generator sinyal) dan SLScope (penampil bentuk gelombang) menunjukkan hasil yang berbeda-beda. Penguatan terbaik adalah pada frekuensi 16 KHz
Penutup Kesimpulan
Dari hasil implementasi dan pengujian, maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut : 1. Penanganan sinyal yang overload dapat dilakukan dengan menurunkan level gain dan level penapisan (low, mid, high). 2. Jika dua channel mixer audio diberikan sinyal yang sama dengan level pengaturan yang sama maka akan diperoleh penguatan sinyal dua kali dari sinyal input yang diberikan. 3. Dengan adanya pustaka audiolab 5.0 dari www.mitov.com dapat dikembangkan aplikasi mixer audio 4 channel berbasis PC dengan pengaturan melalui perangkat lunak Borland Delphi 7.
8
BIODATA PENULIS Dudi Hariyanto (L2F308011), Lahir di Kendal, 01 September 1983. Telah menempuh pendidikan di SD Negeri Krajankulon IV Kaliwungu, SMP Negeri 1 Kaliwungu, SMK NU 03 Kaliwungu, Diploma 3 Unisbank Semarang dan saat ini sedang menempuh pendidikan jenjang Strata 1 di jurusan Teknik Elektro Universitas Diponegoro konsentrasi Elektronika dan Telekomunikasi angkatan 2008.
Menyetujui dan Mengesahkan, Pembimbing I,
Achmad Hidayatno, ST, MT NIP. 196912211995121001 Tanggal ...............................
Pembimbing II,
Yuli Christiyono, ST, MT NIP. 196807111997021001 Tanggal ...............................