Penelitian IPTEKS
LAPORAN AKHIR
RANCANG BANGUN STANDAR MODEL SISTEM REKAM MEDIS ELEKTRONIK TERINTEGRASI BERBASIS OPENSOURCE
Oleh : Arif Kurniadi, MKom. (0622087601) Retno Astuti Setijaningsih,SS,MM (0626107802)
Dibiayaioleh Universitas Dian Nuswantoro Melalui LP2M dengan No. Kontrak : 010/A.35-02/UDN.09/X/2013
UNIVERSITAS DIAN NUSWANTOROSEMARANG DESEMBER 2013
i
HALAMAN PENGf,SAIIAN Judll
Rancalg Bangrn Standar Model Sistem Rekam Medis
Elehronik terintegrasi betbasis Opew ource Peneliti / Pelaksana Nama Lengkap
Arif Kumiadi,MKom
NIDN
0622087601
NPP
0686.11.t999.173
Jabatan Fungsional
Asisten Ahli
Pro$am Studi
D3 Rekan Medis dan Informasi Kesehatan
Nomor HP
081 57 57
Alamat swel (e-mail)
arif
[email protected]
67207
Anggota Nama Lengkap
Reho Astuti Setianiogsih,S S,MM
N]DN
0626107802
NPP Biaya dari LPPM
0686.11.1998.149 Rp.5.390.000
n1i,i:,i tir,: I I Jji.illr\ Ii.... i,,,ii,t '!i:r!i
9\Al{
.t,
zt lih! Q;
Semarang, 6 Desember 2013
Ketua Pen€liti
"._4, /t/
(it, \-/-
[
Arif Kumiadl,MKom NPP.0686.1t.1999
t7i
RINGKASAN
Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) yang telah diterapkan di Indonesia merupakan salah satu upaya pemerintah dalam menjamin pelayanan kesehatan kepada rakyatnya. Dengan mulai berlakukannya UU No.24 tahun 2011 tentang Badan Penyelenggaraan Jaminas Sosial (BPJS) sebagai penyelenggara jaminan sosial kesehatan, yang direncanakan akan segera mulai pada tanggal 1 januari 2014. Guna mendukung keberhasilan penyelenggaraan BPJS, selain sistem pembiayaan yang baik, komponen lain yang harus diperhatikan adalah penyelenggaraan Sistem Informasi Kesehatan Nasional (SIKNAS) yang terorganisir dengan baik pula. SIKNAS yang evidence base dan terintegrasi secara online pada setiap Fasilitas Pelayanan Kesehatan (FASYANKES) berupa Rumah Sakit, Poliklinik, Dokter Praktik, dan Puskesmas. SIKNAS yang terintegrasi membutuhkan rekam medis elektronik yang standar dalam setiap elemen data yang ada di pelayanan kesehatan. Tantangan terbesar saat ini untuk mewujudkan SIKNAS yang terintegrasi adalah masih beragamnya variasi software, format dan kamus data yang digunakan pada berbagai FASYANKES tersebut dalam melakukan perekaman datanya termasuk data rekam medis. Sebagaimana diketahui rekam medis merupakan sumber data dalam menentukan profil kesehatan maupun besar pembiayaan kesehatan. Oleh karena itu penentuan standar untuk data capturing, defini dan penyajian informasi atau pelaporaan perlu dilakukan sebagai salah satu kunci keberhasilan pelaksanaan SIKNAS ini. Program Studi D3 Rekam Medis dan Informasi Kesehatan UDINUS sebagai salah satu Perguruan Tinggi berkewajiban melakukan penggalian dan pengembangan ilmu pengetahuan khususnya ilmu rekam medis. Penelitian guna pengembangan sebuah standar model sistem integrasi rekam medis elektronik berbasis opensource perlu dilakukan. Alasan dipilihnya opensource adalah selain pertimbangan beragamnya kemampuan Fasyankes atas modal pengadaan sistem, juga pertimbangan atas perlu penyempurnaan sistem secara berkelanjutan atas partisipasi para calon pengguna sistem karena sistem ini bersifat terbuka sumbernya (opensource). Metode penelitian yang digunakan adalah Research and Development dengan Web Engineering Method, meliputi tahapan Communication method, Requirement analysis methods, Design methods, Construction/coding, dan Testing method.
iii
PRAKATA Segala Puji Syukur saya ucapkan kepada Allah SWT, atas limpahan Rahmat dan KuasaNya atas terselesaikannya penelitian dengan judul Rancang Bangun Standar Model
Sistem Rekam Medis Elektronik terintegrasi berbasis Opensource. Keberhasilan peneliti dalam penyusunan penelitian ini tidak terlepas dari bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, baik berupa moril maupun materil. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada : 1. Dr. Ir. Edi Nursasongko, M.Kom selaku Rektor Universitas Dian Nuswantoro Semarang yang selalu membuka peluang dan mendorong kepada dosennya untuk melakukan penelitan dan meningkatkan pengetahuan 2. Dr.dr. Andarini Indreswari, M.Kes. selaku Dekan Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Semarang, yang telah memberikan dorongan dan motivasi. 3. Ibu Juli Ratnawati,SE,Msi, selaku Kepala Pusat Penelitian UDINUS 4. Ka. Dinas Kesehatan Kota Semarang, yang telah mengijinkan penelitian di beberapa Puskesmas di wilayah kerjanya 5. Kepala Puskesmas Mijen dan Karangmalang beserta stafnya yang telah memberikan bantuannya dalam pengambilan data untuk penelitian ini 6. Kepala Rekam Medis Rumah Sakit dr. Kariadi, RS Bhayangkara dan Rumah Sakit Bhakti Wira Tamtama Semarang beserta stafnya yang telah memberikan bantuannya dalam pengambilan data untuk penelitian ini 7. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan penelitian ini, yang tidak dapat dituliskan satu persatu. Penulis menyadari bahwa semua yang tertuang dalam penelitian ini jauh dari kesempurnaan, dan dibutuhkan penelitian lanjutan untuk implementasi model yang telah disusun, namun semoga laporan penelitian ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Semarang, Desember 2013 Peneliti
iv
DAFTAR ISI Halaman Judul........................................................................................................ i Halaman Pengesahan ............................................................................................ ii Ringkasan ............................................................................................................. iii Prakata .................................................................................................................. iv Daftar Isi................................................................................................................ v BAB 1. PENDAHULUAN ................................................................................... 1 BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 4 BAB 3. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN ......................................... 11 BAB 4. METODE PENELITIAN....................................................................... 12 BAB 5. HASIL YANG DICAPAI ...................................................................... 15 BAB 6. RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA ............................................. 45 BAB 7. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 46 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
v
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan pembangunan masyarakat secara menyeluruh termasuk bidang kesehatannya. Berdasar penilaian lembaga kependudukan dunia (UNDP) tahun 2007, Indonesia masih menempati peringkat ke107 dari 177 negara-negara di dunia. Salah satu komponen penting dalam penilaian indeks tersebut adalah komponen tingkat kesehatan masyarakat yang selalu di upayakan peningkatannya. Tiga pilar strategi pembangunan kesehatan yang telah dilakukan Pemerintah adalah pemberdayaan masyarakat, pembiayaan kesehatan, akses layanan kesehatan dan pengawasan terhadap fasilitas pelayanan kesehatan. Sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) dan Undang-Undang Nomor 24 tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), saat ini Pemerintah sedang melakukan persiapan pelaksanaan BPJS yang akan segera dimulai pada tanggal 1 januari 2014. Cakupan pelayanan BPJS ini yang secara bertahap akan ditingkatkan kepesertaannya hingga mencapai jaminan kesehatan semesta pada tahun 2019. Pilar strategi yang lain selain pembiayan kesehatan yaitu akses dan pengawasan ke Fasilitas Pelayanan Kesehatan (fasyankes) tentunya menjadi perhatian khusus guna keberhasilan pembangunan kesehatan nasional. Sumber daya manusia dan sumber daya pendukung berupa data berkualitas khususnya data rekam medis menjadi kunci sebagai pendukung dalam pengambilan keputusan. Sebagai upaya pencapaian pilar ini, maka pemerintah melakukan pembangunan Sistem Informasi Kesehatan Nasional (SIKNAS) online atas dasar Keputusan Menteri Kesehatan No. 837 tahun 2007. SIKNAS online terintegrasi yang menguhubungkan berbagai sumberdaya pada setiap Fasyankes. Untuk mewujudkan hal tersebut sistem ini membutuhkan rekam medis elektronik yang standar dalam setiap elemen data yang ada di pelayanan kesehatan. Namun permasalahannya tantangan terbesar saat ini adalah masih beragamnya variasi software, format dan kamus data yang digunakan pada berbagai FASYANKES dalam melakukan perekaman datan rekam medisnya. 1
Sebagaimana diketahui rekam medis merupakan sumber data dalam menentukan profil kesehatan maupun besar pembiayaan kesehatan. Oleh karena itu penentuan standar untuk data capturing, defini dan penyajian informasi atau pelaporaan perlu dilakukan sebagai salah satu kunci keberhasilan pelaksanaan SIKNAS ini. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 269 tahun 2008 tentang rekam medis menyatakan bahwa rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan, serta pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. Program Studi D3 Rekam Medis dan Informasi Kesehatan UDINUS sebagai salah satu Perguruan Tinggi berkewajiban untuk selalu melakukan penggalian dan pengembangan ilmu pengetahuan khususnya ilmu rekam medis. Sampai saat ini Dosen Program Studi D3 Rekam Medis dan Informasi Kesehatan UDINUS ( Jaka Prasetya dan Arif Kurniadi) telah mengembangkan sistem informasi rekam medis yang dapat membantu proses pembuatan laporan sesuai dengan Sistem Pelaporan Rumah Sakit Revisi V yang telah diujicobakan pada Laboratorium Rekam Medis sebagai alat bantu belajar untu mahasiswanya. Namun berdasarkan hasil penelitian tersebut pada simulasi pencatatan medis di laboratorium Rekam Medis yang dimiliki program studi Rekam Medis dan Informasi Kesehatan Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro masih perlu beberapa penyesuaian. Sebagai pengembangan
dari
sistem
sebelumnya
perlu
dilakukan
penelitian
untuk
pengembangan sebuah standar model sistem rekam medis elektronik berbasis opensource yang dapat mengintergrasikan berbagai Fasyankes yang tidak hanya sekedar salah satu jaringan lokal pada Fasyankes saja. Alasan dipilihnya opensource adalah selain pertimbangan beragamnya kemampuan Fasyankes atas modal pengadaan sistem, juga pertimbangan atas perlu penyempurnaan sistem
secara
berkelanjutan atas partisipasi para calon pengguna sistem karena sistem ini bersifat terbuka sumbernya (opensource).
1.2. Rumusan Masalah Bagaimana Standar Model Sistem Integrasi Rekam Medis Elektronik berbasis opensource yang dapat mengintegrasikan sistem pengelolaan rekam medis pada 2
setiap Fasyankes di Indonesia sebagai sumberdaya data pendukung keberhasilan pelaksanaan BPJS tahun 2014?
3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Rekam Medis Rekam medis oleh Waters dan Murphy didefinisikan sebagai kompendium (ikhtisar) yang berarti yang berisi informasi tentang keadaan pasien selama dalam perawatan penyakitnya atau selama dalam pemeliharaan kesehatannya. Ikhtisar tersebut berupa informasi yang disusun dalam bentuk rangkaian yang runtun secara logis (logical sequence), meliputi : a) Riwayat penyakit sekarang maupun yang lalu. b) Faktor-faktor sosial yang dapat mempengaruhi timbulnya penyakit (jenis pekerjaan, perkawinan,atau konflik). c) Temuan pada pemeriksaan fisik. d) Hasil pemeriksaan laboratorik. e) Temuan atau kesimpulan dari dokter konsultan. f) Diagnosis. g) Terapi, respon terapi dan sebagainya. Ikatan Dokter Indonesia mendefinisikan sebagai rekaman dalam bentuk tulisan atau gambaran aktivitas pelayanan yang diberikan oleh pemberi pelayanan medis/kesehatan kepada seorang pasien.
a. Kegunaan Rekam Medis Dalam perkembangan selanjutnya, ternyata rekam medis sangat berguna dan dibutuhkan oleh banyak pihak untuk berbagai macam kepentingan antara lain: 1). Untuk Penyedia Jasa Kesehatan / Health Care Provider (Primary Users), yaitu: a) Sebagai media komunikasi di antara tenaga kesehatan selama episode penyakitnya yang sekarang. b) Untuk referensi bagi perawatan penyakitnya di masa datang. c) Untuk membantu calon dokter atau calon tenaga kesehatan lainnya mempelajari hubungan teori dan praktek. d) Untuk evaluasi retrospektif dan propestif terhadap kualitas pelayanan kesehatan. 4
e) Untuk analisa bagi kepentingan peningkatan efektifitas dan efisiensi pemanfaatan fasilitas, peralatan, pelayanan, personil, dan finansial. f) Untuk kepentingan akreditasi. g) Untuk kepentingan riset bagi peningkatan metode terapi, penilaian terhadap metode deteksi penyakit serta penilaian terhadap efektifitas obat-obatan dan cara pengobatan lainnya. h) Untuk dokumentasi sesuai peraturan yang berlaku. i) Untuk kepentingan follow up bagi pasien yang memerlukan pengobatan lama serta untuk menilai efektifitas pengobatan yang telah diberikan. 2). Pembayar Servis-Payers for Services (Seceondary Users), yaitu : a) Sebagai bahan bukti bagi pengajuan klaim kepada asuransi. b) Untuk audit bagi perusahaan asuransi terhadap pelayanan medik serta jasa profesional. c) Untuk
memonitor
kualitas
dan
ekuitas
pelayanan
medik
yang
diasuransikan. d) Untuk menilai dan mengkontrol biaya pelayanan medik. 3). Social Users, terdiri dari: a) Agen pelayanan kesehatan umum digunakan untuk survei epidemiologik. b) Peneliti kesehatan dan sosial digunakan untuk menyelidiki pola penyakit, pengaruh penyakit terhadap kehidupan sehari-hari, termasuk kesehatan kerja dan keamanan. c) Program rehabilitasi dan kesejahteraan sosial digunakan untuk menentukan jenis program rehabilitasi yang spesifik melalui kajian data.
2.2. Elektronik Health Record (EHR) Menggabungkan berbagai macam variasi sistem dari berbagai tempat Fasyankes dengan berbagai disiplin dan budaya spesifik dari informasi klinis yang berbeda sebagai pengganti paper base merupakan tantangan yang sangat komplek. Riset tentang persyaratan untuk menyusun informasi rekam kesehatan memberi perhatian pada konteks isi informasi yang harus ditangkap selama entry individu klinis pada saat direkam. Konteks ini mungkin dapat diilustrasikan pada gambar di bawah ini: 5
Gambar 1 Gambaran umum EHR a. Compositional context Terdapat beberapa segi dari konteks ini yaitu 1. Setiap record entry harus dapat menunjukkan nama yang memasukkan setiap data 2. Record entry dapat berupa elemen misalnya berat badan atau komponen misalnya tekanan darah 3. Hirarki struktur formal dari record harus menjamin dimana entry benar-benar dilakukan dan digolongkan oleh pengarang. 4. Arsitektur record harus menegaskan medico-legal, penerimaan kohort data dari EHR harus difikirkan. b. Data value contact Konteks ini mengacu pada detil yang baik berkaitan dengan pemilihan nilai tersebut. EHR membutuhkan dapat menyusun berbagai macam data termasuk 1. teks, kuantitas, waktu, orang, multimedia 2. nama terminologi, versi dan dan registrasi agency 3. bahasa yang biasa dipakai ketika merekam data 4. range normal c. Ethico-legal context Persyaratan etis dan legal dari pelayanan klinis menyesuaikan kepentingan dokumentasi misal pengarang dan tanggal, waktu setiap record entry. EHR harus dapat menyusun data dengan benar. Sebagai contoh pembaca dapat memastikan bahwa data telah direvisi dari aslinya, yang berarti terdapat kesalahan dalam pencatatan dan telah dikoreksi (akses ke 6
versi yang asli harus lebih sulit daripada versi yang terbaru). Macam konteks ini termasuk: 1. Mengidentifikasi pengarang, agen yang berwenang dan tangungjawab legal untuk dokumentasi pelayanan kesehatan. 2. Identifikasi subyek pelayanan, dan subyek informasi dari yang diisikan tiap entry 3. Tanggal dan waktu dari pengisi record, transfer pelayanan dan kejadian yang dicatat. 4. Kontrol versi. 5. Hak akses, hak amandemen. d. Reasoning context Konteks ini mengacu pada informasi yang mungkin berhubungan dengan entry untuk menjelaskan bagaimana atau mengapa diaplikasikan pada pasien di bagian ini. Pada kasus ini pembaca dapat melihat bahwa pengisi telah memastikan diagnosis tetapi juga menyediakan beberapa penjelasan alasan klinis. Di masa depan mungkin menjadi hal yang umum untuk mengeksplorasi sumber eksternal medical knowledge. Pengisi menyadari hanya sedikit yang mengawali link dari yang telah diimplementasikan dengan sistem klinis. Reasoning context mungkin berisi: 1. kehadiran/absen 2. kepastian 3. keadaan klinis secara umum 4. catatan tambahan oleh pengisi 5. observasi abnormal 6. justifikasi atau alasan klinis 7. referensi pengetahuan e. Care process context Konteks ini berkaitan dengan link dan pointer yang membantu untuk menampilkan non kronologis dari rekam kesehatan. Potensial link dan pointer yang harus teradapat dalam EHR adalah : 1. Sebab dan akibat 7
2. Permintaan dan hasil 3. Status proses 4. Definisi masalah 5. Episode perawatan 6. Jalannya protokol 7. Decission support systems (6)
2.3 Persyaratan Sistem Informasi Medis berbasis Internet Tehnologi Internet menawarkan fasilitas yang beraneka ragam untuk sistem informasi medis termasuk video dan audio conference, akses virtual ke data medis, serta user interface yang mudah. Bagaimanapun pengguna data medis dengan tehnologi internet tetap harus memperhatikan aspek-aspek etika pelayanan. Berikut ini adalah beberapa syarat yang harus dipenuhi dalam penerapan sistem informasi medis di internet ; 1. Privacy and security Faktor terpenting dalam lingkungan sistem informasi medis adalah kerahasiaan data dan privacy di internet. 2. Reliability and availability Yaitu faktor yang menjamin pengguna dalam kualitas service dan kenyamanan pemakaian. Keduanya berperan dalam sistem monitoring yang konstan dimana dalam kondisi emergency sangat dibutuhkan. 3. Quality of network service Interaksi antara sistem dengan link internet juga sangat penting. Terutama pada aplikasi sistem telesurgery dan teleconsultation dimana membutuhkan kulitas dari transfer gambar serta koneksi yang real time antar tempat. Dalam kasus ini broadband dan low delay koneksi jaringan sangat penting 4. Data Integrity Bertambah populernya servis medis berbasis internet menuntut integritas data pasien, selain itu juga harus dapat menjadi bagian dari rekam kesehatan.
8
Sistem Informasi Medis berbasis internet membutuhkan beberapa fungsi dimana tergantung aplikasi dari sistem tersebut yaitu : 1. Audio dan video streaming : dalam sistem teleconsultation dan telesurgery dibutuhkan transfer data multimedia yang efektif antara dua atau lebih peserta. Adanya solusi teleconference berbasis VOIP akan lebih mudah untuk melakukan teleconference medis. 2. Pengorganisasian
konsultasi
:
disamping
transfer
multimedia,
pengorganisasian sesi telemedical di lingkungan rumah sakit virtual juga sangat penting. 3. Memenuhi standard Digital Imaging and Communications in Medicine ( DICOM ) : standard ini memfasilitasi interoperability alat medis dengan menjabarkan protocol komunikasi dengan menyediakan format data. Memenuhi salah satu standard dari protocol komunikasi atau format data atau keduanya harus mempertimbangkan range aplikasi telemedical. 4. Digitalisasi data : masih banyak institusi medis belum memenuhi paperless/filmless sehingga sistem harus dapat mengintegrasikan non digital dokumentasi dengan menyediakan interface yang mendukung berbagai macam tipe data. 5. Beragam user interface : sistem seharusnya menawarkan berbagai user interface yang berbeda tergantung dari terminal yang digunakan untuk akses. 2.4 Persyaratan keamanan Sistem Informasi Medis berbasis Internet HIPAA security memberikan syarat “ Memastikan kerahasiaan, integritas dan ketersediaan semua informasi kesehatan elektronik yang terlindungi dalam mengisi, mengirim dan menerima. Sistem keamanan mengasumsikan segala kemungkinan antisipasi ancaman atau bahaya ataupun penyalahgunaan. Tujuannya adalah : a. Memastikan cakupan asuransi kesehatan dari pegawai b. Mengurangi kecurangan dan penyalahgunaan. c. Mengimplementasikan administrasi yang sederhana untuk menjamin efektivitas dan efisiensi dari sistem pelayanan kesehatan. 9
d. Melindungi informasi kesehatan individu dari akses oleh orang yang tidak berkepentingan. Device dan software tidak secara langsung bertanggung jawab dalam kebijakan organisasi dan prosedur kepada konsumen. Bagaimanapun kebijakan dan prosedur, mereka harus melindungi kerahasiaan informasi dan produk mereka dapat dikembangkan agar dapat memenuhi standar HIPAA. Secara khusus HIPPA memastikan kebijakan keamanan dan tehnology termasuk : a. ID yang unik untuk kewenangan pengguna b. Logoff otomatis c. Pelacakan jejak untuk akses pada informasi rahasia d. Encrytion (optional) e. Digital signature (optional) f. Prosedur cek virus g. Rencana back up h. Rencana recovery i. Program testing j. Program training Keamanan dapat bervariasi dari mulai yang paling sederhana sampai yang paling canggih misalnya penggunaan tehnologi biometrik untuk authentikasi. Tantangannya adalah memastikan pada level apa keamanan harus diberikan pada informasi yang sensitif, kehandalan tehnik keamanan, kemudahan akses dari komputer dan terpercayanya staff.
2.3 OpenMRS sebagai solusi sistem berbasis Opensource OpenMRS adalah aplikasi yang berbasis Java, berbasis web rekam medis elektronik. Jantungnya OpenMRS adalah kamus konsep. OpenMRS dibangun untuk mendukung perawatan HIV di beberapa wilayah di dunia (di Kenya dan Rwanda) pada tahun 2004. OpenMRS didasarkan atas landasan bahwa informasi harus disimpan dengan cara yang membuatnya mudah untuk meringkas dan menganalisis dengan menggunakan minimal teks bebas dan penggunaan maksimum kode informasi. Pada intinya sebuah kamus konsep dapat menyimpan semua diagnosa, tes, prosedur, obat-obatan dan pertanyaan umum lainnya dan jawaban potensial. 10
BAB 3 TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
3.1 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah : a. Mengidentifikasi ketersediaan infrastuktur pada Fasyankes saat ini, baik Rumah Sakit, Puskesmas, maupun Dokter Praktik b. Mengidentifikasi jenis dan sumber data klinis rekam medis pada Fasyankes
c. Mendesain Standar Model Sistem Rekam Medis elektronik yang dapat menghasilkan informasi yang evidence base dan dapat dipertukarkan antar Fasyankes.
3.2 Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini dapat memberikan manfaat sebagai berikut : a. Penelitian ini akan memberikan gambaran fakta tentang kondisi ketersediaan Infrastruktur yang dimiliki oleh Fasyankes saat ini b. Mendapatkan standar model sistem rekam medis elektronik terintegrasi yang dapat menghasilkan informasi yang evidence base dan dapat dipertukarkan antar Fasyankes.
Penelitian ini pula diharapkan dapat memberikan masukan dalam pemecahan masalah pembangunan sektor kesehatan khususnya masalah standar pengelolaan data rekam medis pada Fasyankes
11
BAB 4 METODE PENELITIAN
4.1. Metode Rekayasa (Research and Development) Tahapan dalam penelitian rekayasa ini adalah : a. Communication methods : Tahapan ini adalah upaya untuk menjalin komunikasi antara peneliti dengan pengguna sistem yaitu Fasyankes meliputi Rumah Sakit, Puskesmas, Dokter Praktik di Wilayah Semarang untuk memperoleh informasi mengenai kebutuhan sistem informasi untuk memperoleh keterangan sesuai dengan tujuan penelitian. b. Requirement Analysis Methods : Tahapan ini adalah upaya mencari kebutuhan data dan informasi sebagai dasar penentuan konsep pada OpenMRS. Tahapan ini dilakukan dengan metode penguambilan data wawancara atas dasar pedoman wawancara serta observasi. Wawancara dilakukan kepada : 1) Kepala Rumah sakit 2) Kepala Puskesmas 3) Dokter dan perawat 4) Petugas Registrasi (pendaftaran) dan Petugas rekam medis Observasi pengamatan dilakukan secara langsung pada sistem yang berjalan saat ini dengan menggunakan pedoman observasi. Pengamatan yang dilakukan yaitu : a) Mengetahui pelaku – pelaku Sistem Informasi Rekam Medis supaya dapat menjelaskan tugas pokok dan fungsinya b) Mengetahui kegiatan – kegiatan pengelolaan rekam medis di Rumah Sakit, Puskesmas, dan Dokter Praktik c) Mengetahui prosedur – prosedur pengelolaan rekam medis di Rumah Sakit, Puskesmas, dan Dokter Praktik d) Mengetahui formulir – formulir yang digunakan pada pengelolaan rekam medis untuk mengetahui data apa saja yang dicatat dan informasi yang dihasilkan. Pada tahapan ini akan dididentifikasi kebutuhan isi, kebutuhan fungsional dan mendefinisikan skenario dari pengguna yaitu registrasi, rekam medis, dokter, dan 12
perawat
guna penyusunan use-case. Metode perancangan
menggunakan
pendekatan Unified Modelling Language (UML). c. Design methods : Tahapan ini adalah mendesain content/isi, arsitektur aplikasi dan informasi, desain interface dan struktur navigasi. Tahapan desain ini meliputi : 1.
Interface design
2.
Aesthetic design
3.
Content design
4.
Navigation design
5.
Architecture design
6.
Component design
d. Construction/coding, dengan menggunakan OpenMRS tidak membutuhkan pengetahuan koding seperti layaknya seorang programer, karena OpenMRS menyediakan moduler yang secara umum dibutuhkan guna pengelolaan data rekam medis. e. Testing methods : Aplikasi sistem yang diuji meliputi : 1. Content : Isi dari sistem akan dievaluasi penulisannya baik dari istilah medis, ejaan maupun penulisan. 2. Function : menilai fungsi dari aplikasi sistem atas kebenaran, kestabilan dan kesesuaian standar implementasi sesuai dengan standar pengelolaan rekam medis. 3. Structure : dinilai untuk memastikan ketepatan isi dan fungsi sistem dari sisi pengguna . 4. Usability : sistem akan diuji untuk memastikan bahwa masing-masing kategori user baik dokter, perawat, petugas registrasi, dan petugas rekam medis telah didukung oleh tampilan/interface. 5. Navigability : sistem akan diuji untuk memastikan semua navigasi syntax dan semantic lepas dari kesalahan (link mati, link tidak sesuai, link salah) 6. Performance : sistem akan diuji di berbagai macam platform sistem operasi misalnya window, linux, serta konfigurasi dan load untuk memastikan bahwa 13
sistem responsif untuk interaksi user dan menghadapi extreme loading tanpa degradasi operasional. 7. Compatibility : sistem akan diuji dengan melakukan execute di berbagai konfigurasi host baik untuk user dan server. Tujuannya untuk menemukan kesalahan spesifik pada konfigurasi host tertentu. 8. Interoperability : sistem akan diuji untuk memastikan bahwa aplikasi sistem tepat berhubungan dengan aplikasi lain atau database. 9. Security : sistem akan diuji dengan mengakses berbagai kemungkinan potensi penyalahgunaan misalnya adanya akses oleh pihak yang tidak berkepentingan, adanya penambahan ataupun pengurangan data rekam medis setelah diterima oleh sistem.
14
4.2 Kerangka Penelitian
Kelompok Fasyankes: Rumah Sakit
Dokter
Puskesmas
Perawat
Dokter Praktik
Petugas Registrasi
Petugas Rekam Medis
Analisis Kebutuhan
Deskripsi Kebutuhan Rekam Medis Elektronik
Rancang Bangun Standar model sistem rekam medis elektronik terintegrasi yang dapat menghasilkan informasi yang evidence base dan dapat dipertukarkan antar Fasyankes
Gambar 2 Kerangka Penelitian
15
BAB 5 HASIL YANG DICAPAI
5.1 Communication methods Dari hasil komunikasi dengan Dokter, Perawat, Petugas Registrasi dan Petugas Rekam Medis di lingkungan Rumah Sakit dan Puskesmas di Wilayah Semarang untuk memperoleh informasi mengenai kebutuhan sistem informasi untuk memperoleh keterangan sesuai dengan tujuan penelitian. Pada tahapan ini diperoleh gambaran ketersediaan infrastruktur yang dimiliki oleh Fasyankes baik Puskesmas maupun Rumah Sakit. Pada Puskesmas Mijen sudah tersedia Sistem Informasi Puskesmas (SIMPUS) yang merupakan sistem yang diberikan oleh Dinas Kesehatan kepada Puskesmaspuskesmas di wilayah Kota Semarang. Sampai saat ini sistem masih bisa digunakan sebagaimana mestinya dan didukung oleh tenaga operasional yang memadai. Demikian pula pada Puskesmas Karangmalang, disini juga memiliki SIMPUS yang sama namun belum jalan secara maksimal dikarenakan terkendala koneksi sistem dan tenaga petugas yang kurang mendukung. Berdasarkan informasi dari Dinas Kesehatan Kota Semarang, belum semua puskesmas memanfaatkan sistem secara maksimal. Terkait dengan integrasi data rekam medis khususnya data klinis terutama pada puskesmas-puskesmas yang sudah menggunakan SIMPUS, integrasi data klinis belum maksimal atau belum bisa dimanfaatkan sebagai data yang dipertukarkan antar Fasyankes (Puskesmas, Rumah Sakit, Dokter Praktik). Hal ini dikarenakan belum adanya kesepakatan integrasi/standar data yang akan digunakan. SIMPUS ini hanya baru bisa digunakan sebatas pada kebutuhan pelaporan kegiatan dan profil kesehatan di Puskesmas saja.untuk kelayakan peralatan masing-masing Puskesmas secara umum sudah mempunyai komputer yang memadai meskipun kondisi koneksi yang bervariasi kualitasnya. Sementara itu dari Survei pada beberapa Rumah Sakit yaitu Rumah Sakit Bhakti Wira Tamtama Semarang, RSUP dr. Kariadi dan Bhayangkara, sebagian besar Rumah Sakit sudah menggunakan Sistem Informasi Rumah Sakit dengan didukung oleh infrastruktur komunikasi data dan jaringan komputer yang memadai. Namun dari kesekian Rumah Sakit yang menjadi objek penelitian, sebagaian besar 16
sistem tersebut hanya digunakan untuk kebutuhan internal pelayanan di Rumah Sakit tersebut saja dan belum pernah dilakukan integrasi dan pertukaran data antar Rumah Sakit. Berdasarkan hasil komunikasi dengan dokter Praktik khusus untuk dokter keluarga yang melayani pasien PNS sudah disediakan software bawaan dari ASKES. Namun pertukaran data antar Fasyankes juga belum pernah dilakukan. Dari kondisi ini menurut pengguna data klinis terutama dokter, sangat berharap implementasi integrasi data klinis bisa segera dilakukan guna kepentingan pelayanan kesehatan pasien supaya menjadi paripurna dimana pelayanan medis terhadap seorang pasien bisa berkesinambungan walaupun dilakukan oleh dokter yang berbeda atau bahkan dokter yang berbeda pada Fasyankes yang berbeda yaitu dokter keluarga/Dokter praktik, Puskesmas, maupun Rumah Sakit.
5.1.1 Alur Pencatatan data Klinis di Puskesmas Pelayanan klinis di Puskesmas dilakukan pada pelayanan pasien atas : 1. Pasien Umum atau pelayanan pengobatan umum 2. KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) khusus untuk pelayanan kesehatan Ibu Hamil dan Balita berupa imunisasi Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP) yang dilakukan pada Puskesmas terdiri dari catatan dari kartu individu pasien, rekam kesehatan keluarga, buku register, serta membuat pelaporan periodik yaitu laporan bulanan, laporan tahunan dan Kejadian Luar Biasa (KLB).
5.1.2 Alur Pencatatan data Klinis di Rumah Sakit Alur pelayanan klinis di Rumah Sakit yang dilakukan terhadap pasien adalah sebagai berikut : 1. Pelayanan pasien rawat jalan meliputi anamnesa, diagnosa, tindakan/penunjang, serta pemberian resep. Pelayanan ini meliputi prosedur: a.
Dimulai dari dokter mengkaji keluhan/anamnesa
b.
Mendianosa penyakit
c.
Memberikan terapi dan atau tindakan
17
d.
Dalam penegakan diagnosa, apabila diperlukan pemeriksaan penunjang dengan mengirim permintaan ke Instalasi Peneriksaan Penunjang (IPP).
e.
IPP akan mengirimkan kembali hasil pemeriksaan ke dokter pengirim
f.
Pada akhir pelayanan dokter memberikan resep
g.
Dari data rekaman tersebut akan digunakan sebagai dasar tagihan.
2. Pelayanan pasien rawat inap meliputi penentuan asesmes medis, penentuan diagnosa, asuhan medis dan asuhan keperawatan, pemberian tindakan/pengobatan, serta evaluasi. Yang secara jelas digambarkan dalam bagan berikut ini:
Assesmen medis
Diagnosis
Konsultasi Gizi
Asuhan medis/dan asuhan perawatan
Kamar Bedah
Fisioterapi
Tindakan /
evaluasi
pegobatan
Hemodialisa
Gambar 3 Bagan alur pelayanan klinis pasien rawat inap di Rumah Sakit Dari gambar tersebut diperoleh keterangan alur pelayanan klinis pasien di unit rawat inap/bangsal yang dimulai dari dokter memutuskan pasien untuk dirawat nginap berdasarkan kondisi atau hasil pemeriksaan penunjang. Pernyataan dokter ini tertulis dalam surat perintah rawat inap berupa Admission note. Berdasarkan surat tersebut, bagian pendaftaran melakukan registrasi pasien untuk masuk di ruang perawatan/bangsal sesuai kesepakatan dengan pasien atau keluarga pasien. Dari sinilah dimulainya pelayanan klinis terhadap pasien rawat inap, dengan beberapa persedur yang meliputi :
18
a. Asuhan medis oleh seorang dokter yang sebelumnya telah dilakukan pengkajian awal dengan melihat hasil kajian seorang perawat serta melakukan pemeriksaan fisik. b. Hasil pengkajian awal akan digunakan sebagai dasar penentuan diagnosa yang selanjutnya dilakukan pengobatan dan atau tindakan. c. Secara berkala perawat/dokter akan melakukan evaluasi terhadap pasien dengan menuliskan pada asuhan keperawatan oleh perawat dan asuhan medis oleh dokter. d. Evaluasi
itu
dilakukan
secara
berulang-ulang
untuk
mengetahui
pengobatan/tindakan yang telah diberikan kepada seorang pasien tersebut sudah sesuai dengan maslah kesehatan pasien atau belum, sehingga hal ini akan membentuk siklus pelayanan klinis pasien rawat inap.
5.2 Model Integrasi Data Rekam Medis
NIK / OpenIDRM
Gambar 4. Model Integrasi akses data Rekam Medis 19
Dari gambar tersebut diatas model integrasi untuk akses data klinis pasien di tersimpan secara tersebar di beberapa tempat yaitu : a. Database server Rumah Sakit, dimana setiap Rumah Sakit menyimpan data klinis pasien yang telah berobat di rumah sakit tersebut baik pasien rawat jalan, rawat inap, dan gawat darurat pada database lokal mereka sendiri. Namun demikian supaya data tersebut bisa diakses oleh dokter/perawat di Fasyankes yang lain, setiap Rumah Sakit wajib menyertakan OpenIDRM (Open Identity Rekam Medis) sebagai kunci unik setiap pasien. Nomor OpenIDRM ini terdaftar di Server Dinas Kesehatan sekaligus juga terintegrasi dengan NIK (Nomor Induk Kependudukan) Dinas Kependudukan Kementerian dalam Negeri. b. Database Server Dinas Kesehatan, Database ini digunakan untuk menyimpan data pelayanan klinis pasien pada setiap Puskesmas, Poliklinik atau Dokter Praktek swasta. Pada pelayanan ini, data terekam sesuai pelayanan dan harus menyertakan OpenIDRM (Open Identity Rekam Medis) sebagai kunci unik setiap pasien. Nomor OpenIDRM ini terdaftar di Server Dinas Kesehatan sekaligus juga terintegrasi dengan NIK (Nomor Induk Kependudukan) Dinas Kependudukan Kementerian Dalam Negeri
Sistem integrasi data rekam medis ini dikelola dalam sebuah portal layanan yang berbasis web, dimana portal web ini bisa diakses oleh semua Tenaga Kesehatan (NAKES) yang telah terdaftar/teregister di lingkungan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. OpenIDRM pasien
Dengan demikian database user (NAKES) dan database tersimpan di Server Dinas Kesehatan. Database OpenIDRM
tersebut memuat tentang semua NoRM yang dimiliki oleh seorang Pasien, karena satu orang pasien bisa memiliki beberapa NoRM yang berbeda pada beberapa Rumah Sakit. Sehingga tidak ada keharusan NoRM yang dimiliki oleh pasien yang dirawat pada RS “X” sama dengan NoRM pada pasien yang sama di RS “Y” atau RS “Z”. Meskipun demikian sebagai kunci unik untuk integrasi pasien tersebut hanya mempunyai 1 (satu) no khusus yaitu OpenIDRM.
20
5.3 Requirement Analisys Method Model integrasi dari portal sistem tersebut bisa dibangun dengan OpenMRS. OpenMRS adalah aplikasi yang berbasis Java, berbasis web rekam medis elektronik. Software ini bersifat opensource serta dalam membuatkan seorang tidak harus mempunyai basis pengetahuan tentang koding program yang ahli, cukup memahami konsep rekam medis dan pengetahun komputer. Pada intinya sebuah kamus konsep dapat menyimpan semua diagnosa, tes, prosedur, obat-obatan dan pertanyaan umum lainnya dan jawaban yang potensial. Integrasi sistem yang melibatkan user digambarkan dalam diagram use case sebagai berikut:
21
System Persalinan Verifikasi NAKES <
> <>
<>
Sistem KIA
Kunjungan Ibu
<>
Login User
Kunjungan Bayi
<> Imunisasi
<> Dokter
diagnosa Asuhan medis <> <> <> tindakan/pengobatan Diagnosa akhir Evaluasi asuhan medis
<> Perawat/bidan
Diagnosa Keperawatan
Asuhan Keperawatan <> <> Tindakan Keparawatan Evaluasi Tindakan
NAKES lain Order Penunjang
Gambar 5. Use Case Diagram Model integrasi Rekam Medis
22
5.3.1 Role and task identification
Aturan dalam peran atau tugas pada sistem oleh user adalah berikut ini: Tabel 1. Role and task Dokter Dokter 1. Dokter hanya boleh mengakses data pasien yang sedang dirawatnya, bisa
melakukan insert, update, dan delete data selama 1x24 jam setelah pelayanan, tetapi tidak dapat melakukan cetak rekam medis karena pertimbangan aspek keamanan dan konfidensialitas
Tabel 2. Role and task Perawat/Bidan Perawat/Bidan 1. Perawat/Bidan hanya dapat mengakses data pasien yang dirawat diruang
perawatannya, atau bidan bisa mengakses pasien yang ditangani saja. dan bisa melakukan insert, update, dan delete data selama 1x24 jam setelah pelayanan tetapi tidak dapat melakukan cetak rekam medis karena pertimbangan aspek keamanan dan konfidensialitas
Tabel 3. Role and task Petugas kesehatan lain Petugas Kesehatan Lain (Ahli Gizi, Fisioterapist, Petugas Hemodialisa, Petugas kamar bedah, Petugas ruang intensive care/ICU) 1. hanya dapat mengakses pasien yang dikonsulkan ke unitnya saja. Dan bisa melakukan insert, update, dan delete data 1x24 jam setelah pelayanan tetapi tidak dapat melakukan cetak rekam medis karena pertimbangan aspek keamanan dan konfidensialitas.
23
Tabel 4. Role and task Petugas kesehatan lain Petugas Rekam Medis 1. dapat
mengakses semua data rekam medis pasien serta dapat mencetaknya kapan saja bila diperlukan, tetapi tidak dapat melakukan insert, update, dan delete data, kecuali data sosial bila ada permohonan perubahan data sosial
5.3.2 Use Case Spesification Secara spesifik diagram use case diatas diuraikan dalam skenario spessification berikut ini :
Tabel 5. Skenario Proses User Login Nama Proses
User Login
Source
Tenaga Kesehatan (Dokter, Perawat/Bidan, Ahli Gizi, Fisioterapist, Petugas Hemodialisa, Petugas kamar bedah, Petugas ruang intensive care/ICU)
Input
Kode Register Tenaga Kesehatan
Output
Kewenangan sesuai hak akses
Skenario
Nakes memasukkan kode register kesehatan dan sandi, data tersebut diverisikasi ke database server Nakes di Dinas Kesehatan. Dengan logika proses Begin {Nakes memasukkan kode register} If User valid then lanjutkan sesuai hak akses else gagal login endif
24
Tabel 6. Skenario Proses Sistem KIA Nama Proses
Sistem KIA
Source
Dokter, Perawat/Bidan
Input
Pilihan Persalinan, Kunjungan Ibu, Kunjungan Bayi, Imunisasi
Output
Proses Sistem Persalinan, Kunjungan Ibu, Kunjungan Bayi, Imunisasi
Skenario
Dokter, Perawat/bidan memilih pilihan sementara sistem mencatat log (kode register nakes, dan tempat akses) selanjutnya dilanjutkan dengan logika proses berikut ini Begin {Nakes memasukkan pilihan proses} If pilihan persalinan then lanjutkan proses persalinan If pilihan Kunjungan Ibu then lanjutkan proses kunjungan ibu If pilihan kunjungan bayi then lanjutkan proses kunjungan bayi else lanjutkan proses imunisasi endif Tabel 7. Skenario Proses Sistem Persalinan
Nama Proses
Persalinan
Source
Dokter,Perawat/Bidan
Input
Nopersalinan, NoRM, OpenIDRM
Output
Informasi Proses Persalinan Begin { Dokter,Perawat/Bidan memasukkan data persalinan ke database} if data persalinan ada then data persalinan disimpan ke database else data persalinan gagal disimpan
Skenario
end 25
Tabel 8. Skenario Proses Kunjungan Ibu Nama Proses
Kunjungan ibu
Source
Dokter,Perawat/Bidan
Input
NoKunjunganibu, NoRM, OpenIDRM
Output
Informasi kunjungan ibu Begin { Dokter,Perawat/Bidan memasukkan data kunjungan ibu ke database} if data kunjungan ibu ada then data kunjungan ibu disimpan ke database else data kunjungan ibu gagal disimpan
Skenario
end Tabel 9. Skenario Proses Kunjungan Bayi Nama Proses
Kunjungan Bayi
Source
Dokter,Perawat/Bidan
Input
NoKunjunganbayi, NoRM, OpenIDRM
Output
Informasi kunjungan bayi Begin { Dokter,Perawat/Bidan memasukkan data kunjungan bayi ke database} if data kunjungan bayi ada then data kunjungan bayi disimpan ke database else data kunjungan bayi gagal disimpan
Skenario
end Tabel 10. Skenario Proses Imunisasi Nama Proses
Imunisasi
Source
Dokter, Perawat/Bidan
Input
Noimunisasi, NoRM, OpenIDRM
Output
Informasi imunisasi Begin { Dokter,Perawat/Bidan memasukkan data imunisasi ke
Skenario
26
database} if data imunisasi ada then data imunisasi disimpan ke database else data imunisasi gagal disimpan end
Tabel 11. Skenario Proses Asuhan Medis Nama Proses
Asuhan Medis
Source
Dokter
Input
Pilihan Diagnosa, Tindakan/pengobatan, asuhan medis, Diagnosa akhir
Output
Proses Diagnosa, Tindakan/pengobatan, Evaluasi asuhan medis, Diagnosa akhir
Skenario
Dokter memilih pilihan sementara sistem mencatat log (kode register nakes, dan tempat akses) selanjutnya dilanjutkan dengan logika proses berikut ini Begin {Dokter memasukkan pilihan proses} If pilihan Diagnosa then lanjutkan diagnosa If pilihan tindakan/pengobatan then lanjutkan tindakan/pengobatan If pilihan Evaluasi asuhan medis then lanjutkan Evaluasi asuhan medis else lanjutkan Diagnosa akhir endif
27
Evaluasi
Tabel 12. Skenario Proses Diagnosa Nama Proses
Diagnosa
Source
Dokter
Input
Notransaksi, NoRM, OpenIDRM
Output
Informasi diagnosa pasien Begin { Dokter memasukan diagnosa atas dasar anamnesa perawat ke database} if data diagnosa ada then data diagnosa disimpan ke database else data diagnosa gagal disimpan
Skenario
end
Tabel 13. Skenario Proses Tindakan/Pengobatan Nama Proses
Tindakan/Pengobatan
Source
Dokter
Input
Notransaksi,NoRM, OpenIDRM
Output
Informasi Tindakan/Pengobatan pasien Begin { Dokter memasukan Tindakan/Pengobatan ke database} if data Tindakan/Pengobatan ada then data Tindakan/Pengobatan disimpan ke database else data Tindakan/Pengobatan gagal disimpan
Skenario
end
28
Tabel 14. Skenario Proses Evaluasi Asuhan Medis Nama Proses Evaluasi Asuhan Medis Source
Dokter
Input
Notransaksi,NoRM, OpenIDRM
Output
Informasi Evaluasi Asuhan Medis Begin { Dokter memasukan Evaluasi Asuhan Medis ke database} if data Evaluasi Asuhan Medis ada then data Evaluasi Asuhan Medis disimpan ke database else data Evaluasi Asuhan Medis gagal disimpan
Skenario
end
Tabel 15. Skenario Proses Diagnosa Akhir Nama Proses
Diagnosa Akhir
Source
Dokter
Input
Notransaksi,NoRM, OpenIDRM
Output
Informasi Diagnosa Akhir Begin { Dokter memasukan Diagnosa Akhir ke database} if data Diagnosa Akhir ada then data Diagnosa Akhir disimpan ke database else data Diagnosa Akhir gagal disimpan
Skenario
end Tabel 16. Skenario Proses Asuhan Keperawatan Nama Proses
Asuhan Keperawatan
Source
Perawat
Input
Pilihan Diagnosa Keperawatan, Tindakan Keperawatan, Evaluasi Tindakan
Output
Proses Keperawatan, Tindakan Keperawatan, Evaluasi Tindakan 29
Skenario
Perawat memilih pilihan sementara sistem mencatat log (kode register nakes, dan tempat akses) selanjutnya dilanjutkan dengan logika proses berikut ini Begin {Perawat memasukkan pilihan proses} If pilihan Diagnosa Keperawatan then lanjutkan Diagnosa Keperawatan If pilihan tindakan Keperawatan then lanjutkan tindakan Keperawatan else lanjutkan Evaluasi tindakan endif
Tabel 17. Skenario Proses Diagnosa Keperawatan Nama Proses
Diagnosa Keperawatan
Source
Perawat
Input
Notransaksi,NoRM, OpenIDRM
Output
Informasi Diagnosa Keperawatan Begin { Perawat memasukan Diagnosa Keperawatan ke database} if data Diagnosa Keperawatan ada then data Diagnosa Keperawatan disimpan ke database else data Diagnosa Keperawatan gagal disimpan
Skenario
end
Tabel 18. Skenario Proses Tindakan Keperawatan Nama Proses
Tindakan Keperawatan
Source
Perawat
Input
Notransaksi,NoRM, OpenIDRM
Output
Informasi Tindakan Keperawatan 30
Begin { Perawat memasukan Tindakan Keperawatan ke database} if data Tindakan Keperawatan ada then data Tindakan Keperawatan disimpan ke database else data Tindakan Keperawatan gagal disimpan
Skenario
end
Tabel 19. Skenario Proses Evaluasi Tindakan Nama Proses
Evaluasi Tindakan
Source
Perawat
Input
Notransaksi,NoRM, OpenIDRM
Output
Informasi Evaluasi Tindakan Keperawatan Begin { Perawat memasukan Evaluasi Tindakan keperawatan ke database} if data Evaluasi Tindakan keperawatan ada then data Evaluasi Tindakan keperawatan disimpan ke database else data Evaluasi Tindakan keperawatan gagal disimpan
Skenario
end Tabel 20. Skenario Proses Order Penunjang Nama Proses
Order Penunjang
Source
Dokter/Perawat
Input
Notransaksi,NoRM, OpenIDRM
Output
Informasi Order Penunjang Begin { Dokter/Perawat memasukan Order Penunjang ke database} if data Order Penunjang ada then data Order Penunjang disimpan ke database else data Order Penunjang gagal disimpan
Skenario
end 31
5.3.3 User interaction Diagram Spesification (UID) UID digunakan untuk menggambarkan interakasi antara user dan sistem. Yang akan digunakan sebagai pedoman dalam membuat model prototipe sistem. user login Input Noreg Nakes & Password
Identitas user : Noregnakes,passw ord, tanggal login, waktu login, ipkomputer, kode fasyankes
Hak akses sesuai Kewenagan
Verifikasi User
Gambar 6. User Interaction Diagram User Login
Persalinan Input OpenIDRM, NoRM
Identitas Pasien
Hak akses sesuai Kewenagan
Menambah Persalinan : nopersalinan, OpenIDRM ibu hamil, Noregnakes pemberi pertolongan persalinan, waktupersalinan, keadaanibu, kasusmaternal, notempatpelayanan, tindakanpersalinan, jenispersalinan
Menampilkan
Mengubah
Tenaga Kesehatan: Noreg nakes, Jenis nakes
Gambar 7. User Interaction Diagram Persalinan
32
Kunjungan Ibu Input OpenIDRM, NoRM
Identitas Pasien
Menambah Kunjungan ibu : nokunjunganibu, OpenIDRM, Noregnakes, tanggal kunjunganibu, waktukunjunganibu, kunjunganibuke, nojenisvitamin, nojenisimunisasi
Hak akses sesuai Kewenagan
Menampilkan
Mengubah
Tenaga Kesehatan: Noreg nakes, Jenis nakes
Gambar 8. User Interaction Diagram Kunjungan Ibu
Kunjungan Bayi Input OpenIDRM, NoRM
Identitas Pasien
Menambah Kunjungan Bayi : nokunjunganbayi, OpenIDRM, Noregnakes, tanggal kunjunganbayi, waktukunjunganbayi, kunjunganbayike, nojenisvitamin, nojenisimunisasi
Hak akses sesuai Kewenagan
Menampilkan
Mengubah
Tenaga Kesehatan: Noreg nakes, Jenis nakes
Gambar 9. User Interaction Diagram Kunjungan Bayi
33
Diagnosa Pasien Input OpenIDRM, NoRM
Identitas Pasien
Hak akses sesuai Kewenagan
Menambah Diagnosa pasien : notransaksi, OpenIDRM, Noregnakes,ruang perawatan, tanggal diagnosa, waktudiagnosa, KodeICD,kajian obyektif,kajian subyektif, analisa, rencana tindakan,anamnesa
Menampilkan
Mengubah
Tenaga Kesehatan: Noreg nakes, Jenis nakes
Gambar 10. User Interaction Diagram Diagnosa Pasien
Tindakan/Pengobatan Input OpenIDRM, NoRM
Identitas Pasien
Hak akses sesuai Kewenagan
Menambah Tindakan/pengobatan pasien : notransaksi, OpenIDRM,ruang perawatan, Noregnakes, tanggal tindakan, waktu tindakan, Kode tindakan,nama tindakan,kode obat, nama obat, harga obat, harga tindakan
Menampilkan
Mengubah
Tenaga Kesehatan: Noreg nakes, Jenis nakes
Gambar 11. User Interaction Diagram Tindakan/Pengobatan
34
Evaluasi Asuhan Medis Input OpenIDRM, NoRM
Identitas Pasien
Menambah Evaluasi Asuhan Medis: notransaksi, OpenIDRM,ruang perawatan Noregnakes, tanggal , waktu, Kajian subyek, kajian obyek,analisa, rencana
Hak akses sesuai Kewenagan
Menampilkan
Mengubah
Tenaga Kesehatan: Noreg nakes, Jenis nakes
Gambar 12. User Interaction Diagram Evaluasi Asuhan Medis
Diagnosa Keperawatan Input OpenIDRM, NoRM
Identitas Pasien
Menambah Diagnosa Keperawatan: notransaksi, OpenIDRM,ruang perawatan,Noregnakes, tanggal , waktu,kode diagnosa keperawatan,nama diagnosa keperawatan,tanda,renc ana
Hak akses sesuai Kewenagan
Menampilkan
Mengubah
Tenaga Kesehatan: Noreg nakes, Jenis nakes
Gambar 13. User Interaction Diagram Diagnosa Keperawatan
35
Tindakan Keperawatan Input OpenIDRM, NoRM
Identitas Pasien
Menambah Tindakan Keperawatan: notransaksi, OpenIDRM,ruang perawatan,Noregnakes, tanggal , waktu, rencana, implementasi
Menampilkan
Mengubah
Hak akses sesuai Kewenagan
Tenaga Kesehatan: Noreg nakes, Jenis nakes
Gambar 14. User Interaction Diagram Tindakan Keperawatan Evaluasi Tindakan Keperawatan Input OpenIDRM, NoRM
Identitas Pasien
Menambah Diagnosa Keperawatan: notransaksi, OpenIDRM,ruang perawatan,Noregnake s, tanggal , waktu, Kajian subyek, kajian obyek,analisa, rencana
Menampilkan
Mengubah
Hak akses sesuai Kewenagan
Tenaga Kesehatan: Noreg nakes, Jenis nakes
Gambar 15. User Interaction Diagram Evaluasi Tindakan Keperawatan
36
Order Penunjang Input OpenIDRM, NoRM
Identitas Pasien
Menambah Order Penunjang: notransaksi, OpenIDRM,ruang perawatan,Noregnake s, tanggal , waktu, jenis penunjang, permintaan penunjang
Menampilkan
Mengubah
Hak akses sesuai Kewenagan
Tenaga Kesehatan: Noreg nakes, Jenis nakes
Gambar 16. User Interaction Diagram Order Penunjang
5.3.4
Desain Basis data
a. Data pasien No
Field
Type
Lebar
1
OpenIDRM
Character
6
Nomor unik Open Rekam Medis
2
NoRM
Character
6
No Rekam Medis
3
Nama
Vachar
50
Nama Pasien
4
Alamat
Vachar
50
Alamat
5
Kelurahan
Vachar
50
Kelurahan
6
Kecamatan
Vachar
50
Kecamatan
7
Kab
Vachar
50
Kabupaten/kota
8
TglLahir
Date
8
Tanggal Lahir
9
JKel
Numerik
1
Jenis Kelamin
10
Warga
Numerik
1
Warga Negara
37
Uraian
No
Field
Type
Lebar
11
Uraian
GolDarah
Character
2
Golongan Darah
12
Telp
Character
30
No Telepon
13
Perkawinan
Character
2
Status Pernikahan
14
Pendidikan
Character
3
Pendidikan Terakhir
15
Agama
Numerik
1
Agama
16
Pekerjaan
Character
60
Pekerjaan Pasien
Data pasien digunakan untuk merekam identitas pasien meliputi identitas sosial, nomor unik openIDRM b. Data nakes No 1 2 3
Field Noregnakes Namanakes Jenis nakes
Type
Lebar
Character Character Character
5 30 2
Uraian Register tenaga kesehatan No Rekam Medis Jenis profesi nakes [Dokter|Perawat|Bidan|Gizi| Fisioterapist|Rekam Medis]
Data nakes digunakan untuk merekam para tenaga kesehatan meliputi dokter, perawat, bidan, gizi, fisioterapi, rekam medis, dan lain-lain. c. Data Registrasi No
Field
Type
Lebar
1 2
Noreg OpenIDRM
Character Character
6 6
3 3
Norm Tgl_Inap
Numeric Date
6 8
Uraian Register Rawat Inap Nomor unik Open Rekam Medis
No Rekam Medis Tanggal Mulai Rawat Inap 4 ruang Character 8 Ruang Perawatan Data registrasi digunakan untuk merekam transaksi registrasi pasien raat inap
38
d. Data ICD No 1
Field KodeICD
Type Vachar
2
Diagnosa
Vachar
Uraian Kode Klasifikasi Penyakit Berdasarkan ICDX Diagnosa Penyakit
Lebar 6
120
Data ICD digunakan untuk merekam daftar kode penyakit e. Data user No
Field
Type
1
noregnakes
Character
Uraian
Lebar
11
2 Password Character 8 3 Kewenangan Character 30 Data user untuk merekam user dan kewenangannya
Nomor register tenaga kesehatan Password user kewenangan
f. Data kajian No 1 2 3 4 5
6
Field Noreg Tanggal Jam KodeKajian
Type Numeric Date Character Character
NilaiKajian
text
noregnakes
Character
Uraian Register Rawat Inap Tanggal Pengkajian Jam Pengkajian Kode Jenis Kajian Nilai Kajian/Assesmen Awal Nomor register tenaga kesehatan
Lebar 12 8 5 12
11
Data kajian untuk merekam kajian awal perawat yang selanjunya digunakan sebagai dasar penentuan diagnosa dokter
g. Data persalinan No 1 2 3
4
Field nopersalinan OpenIDRM
Type Numeric Date
Lebar 12 8
Noregnakes
Character
5
Tanggal
Date
12 39
Uraian Nomor persalinan OpenIDRM ibu hamil
Nomor register tenaga kesehatan pemberi pertolongan persalinan Tanggal persalinan
5 6
Jam
Character
Jam persalinan Nomor register keadaanibu Character 11 tenaga kesehatan 7 Character kasusmaternal 30 Kasus maternal 8 Character Kode fasyankes kodefasyankes 30 pemberi pertolongan 9 Character Tindakan yang tindakanpersalinan 30 diberikan 10 Character jenispersalinan 20 Jenis persalinan Data persalinan digunakan untuk merekam data kejadian persalinan
h. Data asuhan keperawatan No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Uraian Register Rawat Inap Tanggal Askep Jam Askep Kode Diagnosa Keperawatan
Field NoReg Tanggal Jam
Type Character Date Character
Lebar 12 8 5
KodeDiagkep
Character
12
KodeTanda
Character
12
Tanda dari Diagnosa
KodeTujuan
Character
12
Tujuan Yang akan dicapai
KodeRencana StatusAskep
Character Character
12 15
noregnakes
Character
11
Rencana Keperawatan Status ASKEP Nomor register tenaga kesehatan
Data asuhan keperawatan untuk merekam kegiatan asuhan keperawatan terhadap pasien yang dirawat
i. Data asuhan medis No 1 2 3 4 5 6 7
Field NoReg Tanggal Jam Kajiansubyek
Type Character Date Character Character
Lebar 12 8 5 12
Uraian Register Rawat Inap Tanggal Askep Jam Askep Kajian subyek dokter
kajianobyek
Character
12
Kajian obyek dokter
analisa
text
rencana
Character
Analisa dokter
40
12
Rencana tindakan
8
noregnakes
Character
11
Nomor register tenaga kesehatan
Data asuhan medis untuk merekam kegiatan kajian medis dokter terhadap pasien yang dirawat
j. Data resep No 1 2 3 4 5 7
Uraian Register Rawat Inap Tanggal Resep Jam Resep Kode Obat Jumlah Obat Resep Nomor register tenaga noregnakes Character 11 kesehatan Data resep untuk merekam pemberian resep oleh dokter terhadap pasien yang Field NoReg Tanggal Jam KodeObat Jumlah
Type Character Date Character Character Numerik
Lebar 12 8 5 12 9
Field Noreg
Type Character
Lebar Uraian 12 Register Rawat Inap
Tanggal
Date
Jam Jenispipp
Character Character
dirawat
k. Order Penunjang No 1 2 3 4
8
Tanggal Order
5
Jam order Jenis Pemeriksaan penunjang: [Lab|Radiologi|Fisioterapi| Hemodialisa|Gizi] 5 noregnakes Character 11 Nomor register tenaga kesehatan Data order penunjang untuk merekam data permintaan penunjang dari dokter 2
terhadap pasien yang dirawat
5.3.5 Desain Interface Desain interface bertujuan untuk memudahkan pengembang sistem dalam membuat implementasi sistem.rancangan ini dibuat dengan software opensource yaitu openMRS. Desain interface mendefinisikan bagaimana jalannya berbagai navigasi,
41
interface object yang akan mengaktifkan navigasi dan aplikasi yang akan diakses oleh aktor.
Gambar 17. Tampilan depan user admin untuk memulai membuat openmrs
Gambar 18. Tampilan layar pencarian pasien
Gambar 18. AID dokter/perawat/bidan untuk proses persalinan
42
Gambar 19. AID petugas rekam medis untuk registrasi pasien
Gambar 20. AID Perawat untuk asuhan keperawatan
Perawat mencatat asuhan keperawatan berdasar tanda-tanda vital pada pasien untuk sebagai dasar penentuan rencana asuhan keperawatan.
Gambar 21. AID Dokter untuk asuhan medis Dokter
43
Dokter mencatat asuhan medis dengan menuliskan kajian atas tanda-tanda yang terlihat pada pasien.
Gambar 22. AID Dokter untuk menulis resep
Gambar 23. AID Dokter/Perawat untuk order penunjang
Pada proses ini dokter atau perawat atas permintaan dokter merekam order penunjang sesuai dengan petunjuk dan arahan dokter. Penunjang ini bisa berupa order untuk laboratorium, radiologi, atau permintaan operasi.
44
BAB 6 RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA
Kegiatan selanjutnya yang akan dilakukan adalah membuat rancangan model integrasi data rekam medis dan prototype Sistem Rekam Medis elektronik yang terintegrasi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Puskesmas, Rumah Sakit, dan Dokter Praktik) dengan OpenMRS sebagai salah satu solusi sistemm Opensource.
Model integrasi rekam medis ini perlu kerjasama berbagai pihak untuk implementasinya. Puskesmas dan Praktik Dokter merupakan pelayanan awal pasien apabila sakit, sehingga memerlukan pengelolaan yang tertib administrasi khususnya dalam memasukkan data. Sebagai sarana pendukung dalam bentuk infrastruktur tidak membutuhkan spesifikasi yang terlalu tinggi karena sistem ini berbasis web, namun yang sangat perlu dipertimbangkan dan diperhatikan adalah koneksi internet baik menggunakan jaringan fix Telkom maupun jaringan berbasis mobile. Selain itu perlu integrasi dengan data kependudukan pada Dinas Kependudukan Kementerian Dalam Negri. Sebagai kunci unik sebagai kunci pencarian untuk data kesehatan menggunakan OpenIDRM yang bisa dipakai selamanya mulai dari pasien lahir sampai meninggal.
45