Rancang Bangun Sistem Informasi Akuntansi dengan Paradigma Pengembangan Terintegrasi Menggunakan Enterprise Service Bus (ESB) M. Eka Wijaya*, Bambang Setiawan, Radityo Prasetianto Wibowo Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Teknologi Informasi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya, Indonesia *E-mail :
[email protected] Abstrak Sistem informasi akuntansi pada sebuah rumah sakit, berperan sebagai muara dari segala transaksi yang dilakukan pada rumah sakit. Semua pencatatan transaksi yang dilakukan pada rumah sakit dilakukan oleh sistem informasi akuntansi. Pengembangan sistem informasi rumah sakit secara keseluruhan, umumnya dilakukan secara bertahap dengan paradigma pengembangan yang tidak terintegrasi antara sistem informasi satu dengan lainnya. Transaksi yang ditangani oleh sistem informasi untuk proses bisnis yang lain, akan dicatat kembali pada sistem informasi akuntansi. Pencatatan yang dilakukan berulang akan meningkatkan kemungkinan kesalahan pada saat pencatatan kembali pada suatu transaksi. Sehingga dibutuhkan suatu sistem informasi rumah sakit yang dibangun dengan paradigma pengembangan terintegrasi. Pendekatan untuk mengembangkan system informasi akuntansi dengan paradigm terintegrasi dapat dicapai dengan menggunakan Service Oriented Architecture ( SOA ). Untuk dapat menggunakan Service Oriented Architecture, terdapat suatu teknologi yang telah dikembangkan untuk menunjang implementasi Service Oriented Architecture ( SOA ). Teknologi tersebut yaitu teknologi Enterprise Service Bus ( ESB ). Teknologi ESB berperan sebagai jembatan untuk mentransformasi service yang dikirimkan maupun diterima oleh sistem informasi akuntansi. Sehingga sistem informasi akuntansi mampu untuk diintegrasikan dengan aplikasi pendukung proses bisnis lainnya. Hasil dari tugas akhir ini adalah sistem informasi akuntansi yang dapat terintegrasi dengan sistem informasi untuk proses bisnis yang lain pada rumah sakit menggunakan enterprise services bus ( ESB ). Enterprise service bus yang digunakan dalam pengembangan tugas akhir ini adalah WSO2. Komponen dari enterprise service bus yang digunakan dalam tugas akhir ini adalah end point dan proxy server. Komponen tersebut berfungsi untuk mengarahkan service yang dikirim maupun diterima oleh system informasi akuntansi sehingga dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Kata Kunci : Sistem Informasi Akuntansi, Sistem Informasi Rumah Sakit, Enterprise Service Bus.
1. Pendahuluan Sistem informasi akuntansi pada suatu badan usaha berperan sebagai muara dari semua transaksi yang dilakukan pada proses bisnis.Umumnya sistem informasi akuntansi pada sebuah badan usaha dibuat secara terpisah. Penggunaan dari sistem informasi akuntansi yang ada, juga dilakukan terpisah dari sistem informasi pendukung proses bisnis lain yang dilakukan oleh badan usaha tersebut. Hal ini juga terjadi pada rumah sakit yang mengimplementasikan sistem informasi akuntansi pada proses akuntansinya. Sistem informasi akuntansi pada rumah sakit umumnya dibangun secara bertahap dengan paradigma pengembangan tidak terintegrasi dengan sistem informasi untuk proses bisnis lainnya. Proses pencatatan transaksi pembayaran penanganan pada instalasi rawat inap, pencatatan transaksi pembayaran pada penanganan instalasi rawat jalan, dan pencatatan transaksi pembayaran
pada apotek ditangani oleh aplikasi lain yang tidak terintegrasi dengan sistem informasi akuntansi. Implementasi dari sistem informasi akuntansi yang dibangun dengan paradigma tidak terintegrasi dengan sistem informasi untuk proses bisnis lainnya, akan berpengaruh pada waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proses pencatatan transaksi. Akan terjadi proses pencatatan kembali transaksi yang terjadi pada proses bisnis secara manual, pada sistem informasi akuntansi. Pencatatan kembali data transaksi pada proses bisnis pada sistem informasi akuntansi tentunya merupakan sebuah proses yang seharusnya dihindari. Proses tersebut harus dihindari karena proses pencatatan transaksi yang dikerjakan dua kali meningkatkan kemungkinan akan kesalahan pada kegiatan tersebut dilakukan secara berulang. Sehingga tingkat konsistensi data dapat berkurang. Selain itu pencatatan data transaksi yang sama dan dilakukan dua kali menurunkan tingkat
efisiensi waktu dari pengerjaan proses akuntansi. Seharusnya pencatatan data transaksi yang sama dapat dilakukan sekali. Proses pencatatan transaksi agar tidak dilakukan berulang kali, bisa didapatkan dari integrasi sistem informasi untuk proses bisnis yang lain dengan sistem informasi akuntansi. Untuk mendapatkan suatu sistem informasi yang dibangun dengan paradigma terintegrasi, dapat dicapai dengan menggunakan framework OHIS dalam pengembangannya. Framework OHIS adalah sebuah framework dari sistem informasi pada rumah sakit yang mudah untuk dikembangkan dengan menggunakan paradigma pengembangan terintegrasi berbasis servis. Namun sayangnya pada framework ini seluruh aplikasi yang dikembangkan harus menggunakan standar yang telah disiapkan, dan kecil kemungkinkan dikembangkan oleh banyak developer karena adanya standar yang harus diikuti oleh pengembang. Masalah muncul ketika seluruh aplikasi tersebut memang sudah dirancang untuk bisa saling terintegrasi dengan menyiapkan webservice maupun teknologi integrasi lain pada aplikasinya. Namun karena dikembangkan oleh vendor yang berbeda, maka bisa terjadi kemungkinan standar pengiriman ataupun penerimaan data antar aplikasi menjadi berbeda. Apabila hal ini terjadi, maka akan sia-sia saja teknologi integrasi yang sudah dikembangkan oleh vendor tersebut karena tidak akan bisa diterjemahkan oleh aplikasi yang lain. Untuk mengatasi masalah tersebut, terdapat suatu teknologi yang bernama Enterprise Service Bus (ESB) yang mampu menerjemahkan setiap teknologi integrasi dari aplikasi yang akan diintegrasikan agar bisa dibaca pada masing-masing oleh aplikasi tersebut. Dengan adanya ESB, maka aplikasi-aplikasi pada setiap unit bisnis rumah sakit bisa terintegrasi walaupun dikembangkan dengan menggunakan standar webservice yang berbedabeda.
ini akan menghasilkan suatu informasi keuangan yang tidak akurat. Karena kebutuhan akan akurasi dari informasi keuangan, metode pencatatan transaksi yang dilakukan pada rumah sakit menggunakan metode accrual.[4] Pada metode accrual, pencatatan transaksi dilakukan sebelum transaksi fisik terjadi. Misalnya pada penanganan pasien yang ditanggung oleh pihak asuransi. Jika menggunakan metode cash basis, transaksi akan dicatat saat pihak asuransi telah membayar. Padahal layanan telah diberikan pada pasien terlebih dahulu. Permasalahan yang dihadapi ketika pembayaran yang dilakukan oleh pihak asuransi terjadi pada periode akuntansi yang berbeda. Permasalahan ini dapat diatasi jika metode pencatatan transaksi yang dilakukan menggunakan metode accrual. Jika menggunakan metode accrual, transaksi akan dicatat saat layanan diberikan. Sehingga pencatatan dari transaksi yang dilakukan pada periode berbeda dapat diakomodasi. B. Framework OHIS OHIS adalah suatu framework yang memberikan solusi alternatif bagi pengembangan sistem informasi rumah sakit dengan hanya membuat desain perangkat lunak sebagai modul service dan membuat database untuk tiap modul untuk bisa mengimplementasikannya[3]. Dengan diterapkannya OHIS, pengembang bisa melakukan pembangunan aplikasi dimulai dari yang kecil ataupun menerapkan yang sudah kompleks sekalipun dikarenakan sudah adanya standar framework dalam penulisan kode pada setiap aplikasi baru yang akan dibuat. Selain itu, juga terdapat dukungan framework SOA didalam OHIS yang menggunakan teknologi webservice yang mampu mengintegrasikan antar modul pada framework OHIS. Hal yang juga penting pada framework ini adalah adanya service locator,service loader, dan service requester yang memungkinkan untuk terjadinya integrasi antar modul, seperti yang terdapat pada gambar 1 dibawah ini :
2. Tinjauan Pustaka A. Akuntansi Rumah Sakit Secara umum pencatatan transaksi yang dilakukan adalah menggunakan metode cash basis. Pada metode cash basis, pencatatan transaksi dilakukan saat transaksi terjadi secara fisik. Misalnya pada transaksi penerimaan dicatat saat uang telah diterima. Jika rumah sakit menggunakan metode cash basis tentunya akan terjadi masalah. Salah satu contoh masalah yang mungkin muncul adalah ketika transaksi yang terjadi pada rumah sakit tinggi sedangkan pembayaran transaksi tersebut dilakukan oleh pihak ke tiga, maka transaksi yang terjadi tidak akan tercatat. Jika transaksi yang terjadi tidak tercatat, pada saat pihak manajemen membutuhkan informasi keuangan, maka informasi keuangan tersebut tidak mencantumkan transaksi yang telah dilakukan tetapi belum dibayar. Hal
Gambar 1 Arsitektur Framework OHIS C. Web Service Teknologi web service memberikan kemudahan untuk mengakses informasi dari berbagai sumber
tanpa mempedulikan database apa yang digunakan oleh server yang memberikan informasi kepada aplikasi yang menjadi klien web service tersebut. Web service sebenarnya adalah kumpulan dari fungsi dan method yang terletak pada suatu server web service yang dapat di request oleh klien dengan memanggil method yang disediakan oleh server web service, klien sendiri bisa bebas dikembangkan menggunakan bahasa pemrograman maupun berjalan di platform apa saja Berikut adalah komponen yang terdapat dalam web service : i. Extensible Markup Language (XML) XML merupakan dasar dari terbentuknya suatu web service karena dengan XML ini lah web service bisa saling berkomunikasi dengan aplikasi-aplikasi yang terhubung di dalamnya, sepanjang aplikasi yang terhubung tersebut bisa menerjemahkan tag XML yang diterima atau dikirim untuk diolah menjadi data yang sesungguhnya. [5] ii. Simple Object Access Protocol (SOAP) SOAP merupakan suatu format standar dari XML yang dapat diterjemahkan oleh web service untuk melakukan proses request dan response antara klien dan server web service yang menggunakan protokol Hypertext Transfer Protocol (HTTP) sebagai protokol pengiriman datanya. SOAP memiliki 3 struktur utama yaitu : SOAP envelope, SOAP header dan SOAP body.[6] iii. Web Service Definition Language (WSDL) WSDL merupakan suatu dokumen dalam format XML yang berisikan penjelasan suatu informasi detail dari web service. Jadi untuk bisa mengakses suatu web service dibutuhkan terlebih dahulu alamat wsdl dari web service tersebut agar bisa digunakan. Di dalam WSDL sendiri dijelaskan method-mehod apa yang bisa dipanggil, apa saja parameternya yang dibutuhkan dalam melakukan request, apa saja hasil respon setelah melakukan request dan juga termasuk tipe data yang dibutuhkan saat melakukan request dan tipe data yang dikembalikan saat respon dilakukan.[1] D. Enterprise Service Bus ESB adalah infrastruktur perangkat lunak yang berlaku sebagai lapisan perantara dari middleware yang menjembatani persyaratan yang tidak bisa dipenuhi oleh webservice, seperti : • Integrasi antar webservice dan teknologi middleware yang berbeda, • Tingkat keamanan, ketergantungan dan robustness yang tinggi
•
-
Kontrol dan pengelolaan dari komunikasi dan servis dari webservice ESB mampu mengontrol, menjembatani antar web service agar dapat saling berhubungan dengan jangkauan yang lebih luas, kompleks, dan mudah. ESB menyediakan suatu service platform dalam sebuah bus yang mengkoneksikan seluruh service yang ada pada enterprise. Beberapa konsep dari ESB adalah : ESB menyediakan lingkungan ekseskusi service tingkat enterprise (enterprise-grade) ESB menyediakan sebuah ”service bus” yang membuat service dapat diakses dalam skala enterprise [2] Dengan penggunaan ESB, maka akan semakin meningkatkan kemampuan modularitas pada OHIS, karena semakin dimungkinkan mengembangkan modul-modul lain yang menggunakan webservice ataupun teknologi yang berbeda dengan yang sudah dipakai oleh modul-modul yang sudah terpasang.
3. Perancangan Perangkat Lunak A. Katalog Servis Katalog servis memberikan keterangan servisservis yang terjadi di antar modul di sistem informasi rumah sakit
Gambar 2. katalog servis Pada Katalog Servis di gambar 3 terlihat bahwa service yang berhubungan dengan modul point of sales antara lain: - Modul rekam medis o Mendapatkan informasi detail pasien dengan parameter nomor Rekam Medis Pasien dari modul rekam medis o Mendapatkan list daftar layanan dari modul rekam medis - Modul instalasi rawat jalan o Menerima data pasien dan layanan yang diberikan pada instalasi rawat jalan. - Modul instalasi rawat inap
o Menerima data pasien dan layanan diberikan pada instalasi rawat inap.
yang
Sedangkan servis yang berhubungan dengan sistem informasi akuntansi antara lain : - Modul point of sales o Menerima data pembayaran dan tagihan yang dicatat. - Modul human resources o Mengirimkan username dan password ke modul human resources untuk kemudian mendapatkan return value entity user, jika tidak cocok maka nilai kembaliannya adalah null. o Menerima data penetapan tagihan gaji dan pembayaran gaji dari pegawai. B. Arsitektur Teknis Pada bagian ini akan diberikan gambaran arsitektur teknis yang digunakan dalam pengembangan system informasi akuntansi, arsitektur yang digunakan untuk membentuk tampilan pada aplikasi adalah menggunakan framework Vaadin yang merupakan salah satu framework pada JAVA untuk membangun aplikasi web. Berikut adalah technical architecture yang digunakan pada Vaadin seperti yang tampak pada gambar 3
Gambar 3. Arsitektur Vaadin Pada gambar 3 ditunjukkan bahwa Vaadin mampu melakukan encapsulation data yang ada pada database secara langsung. Tetapi, pada pengembangan sistem informasi akuntansi, data yang dienkapsulasi tidak secara langsung mengambil dari database. Data yang dienkapsulasi diambil dari JPA. Proses pengambilan data dari JPA dibagi menjadi 2 bagian. Bagian pertama adalah ketika aplikasi tidak terintegrasi dan ketika aplikasi terintegrasi. Detail dari arsitektur teknis interaksi pada aplikasi dapat dilihat pada gambar 4.
Gambar 4 arsitektur teknis sistem
Pada gambar 4 ketika user mengakses aplikasi melalui browser, maka browser akan mengirimkan data menuju vaadin. Kemudian vaadin akan meneruskan request menuju controller dari aplikasi. Ketika aplikasi membutuhkan data dari database, controller akan mengakses JPA. JPA kemudian melakukan pengecekan apakah aplikasi dalam kondisi terintegrasi. Ketika aplikasi dalam kondisi terintegrasi, maka JPA akan melanjutkan request menuju klien dari web service. Klien dari webservice akan melakukan request pada ESB dan ESB pun akan melakukan request menuju server yang dituju. Data yang didapatkan dari ESB kemudian akan dikembalikan ke controller oleh JPA dan akan ditampilkan kembali pada browser pengguna melalui vaadin. Sedangkan ketika aplikasi dalam kondisi tidak terintegrasi, maka JPA akan mengambil data dari database lokal aplikasi. Selain request dari pengguna, terdapat pula request yang dilakukan oleh aplikasi lain. Request yang dilakukan oleh aplikasi lain akan diterima oleh ESB dan kemudian akan diteruskan menuju web service dari aplikasi. Web service dari aplikasi akan melanjutkan request menuju JPA. JPA kemudian melakukan pemrosesan data pada database aplikasi. Jika ada nilai kembalian, maka web service akan mengirimkan nilai kembalian menuju aplikasi lain melalui ESB. C. Flow Aplikasi Beberapa flow penting pada aplikasi adalah bisa berubah ketika aplikasi dilakukan integrasi pada modulmodul yang lain. Aplikasi akan terintegrasi maupun tidak akan diatur pada form service yang akan terdapat pada menu administrator aplikasi. Pada menu administrator sendiri servis yang disediakan sudah ditentukan kemudian dihubungkan dengan IP server yang sudah ditentukan yaitu mengarah ke server dari aplikasi, jadi administrator hanya perlu melakukan centang apakah servis sedang dijalankan atau tidak. Dari server ESB itulah baru servis dari tiap modul tersebut diarahkan ke IP server web service yang sesungguhnya, sehingga servis bisa
dijalankan ke server web service yang sesuai. Berikut adalah fungsi-fungsi utama yang terdapat pada aplikasi point of sales : a. Membuat tagihan Pada tabel 1 menunjukkan perbandingan data pada saat aplikasi point of sales membuat tagihan baru ataupun menambahkan layanan dari tagihan yang ada.
Tabel 4 perbandingan fungsi membuat jurnal pembayaran tagihan sebelum dan sesudah integrasi Sebelum integrasi Sesudah integrasi Data jurnal pembayaran Data jurnal pembayaran tagihan diisikan secara tagihan diisikan secara manual dari sistem otomatis oleh aplikasi point informasi akuntansi of sales c.
Tabel 1 perbandingan fungsi membuat tagihan sebelum dan sesudah integrasi Sebelum integrasi Sesudah integrasi Data pasien diambil dari Data pasien diambil dari database lokal dari aplikasi aplikasi rekam medis point of sales Data tagihan dan detail Data tagihan dan detail tagihan diisikan secara tagihan diisikan secara manual dari aplikasi point otomatis oleh aplikasi of sales IRNA dan IRJA b. Membayar tagihan Pada tabel 2 menunjukkan perbandingan data pada saat aplikasi point of sales membuat pembayaran baru.
Membuat jurnal penagihan gaji pegawai Pada tabel 5 menunjukkan perbandingan data pada saat sistem informasi akuntansi membuat jurnal tagihan pasien.
Tabel 5 perbandingan fungsi membuat jurnal penagihan gaji pegawai sebelum dan sesudah integrasi Sebelum integrasi Sesudah integrasi Data jurnal penagihan gaji Data jurnal penagihan gaji diisikan secara manual dari diisikan secara otomatis sistem informasi akuntansi oleh aplikasi HR d.
Membuat jurnal pembayaran gaji pegawai Pada tabel 6 menunjukkan perbandingan data pada saat sistem informasi akuntansi membuat jurnal tagihan pasien.
Tabel 2 perbandingan fungsi membayar tagihan sebelum dan sesudah integrasi Sebelum integrasi Sesudah integrasi Data pembayaran hanya Data pembayaran disimpan disimpan pada database pada database aplikasi aplikasi point of sales point of sales kemudian data tersebut dikirimkan ke sistem informasi akuntansi
Tabel 6 perbandingan fungsi membuat jurnal pembayaran gaji pegawai sebelum dan sesudah integrasi Sebelum integrasi Sesudah integrasi Data jurnal pembayaran Data jurnal pembayaran gaji pegawai diisikan gaji diisikan secara secara manual dari sistem otomatis oleh aplikasi HR informasi akuntansi
Sedangkan pada sistem informasi akuntansi fungsi utama yang dapat terintegrasi antara lain : a. Membuat jurnal tagihan pasien Pada tabel 3 menunjukkan perbandingan data pada saat sistem informasi akuntansi membuat jurnal tagihan pasien.
e.
Tabel 3 perbandingan fungsi membuat jurnal tagihan sebelum dan sesudah integrasi Sebelum integrasi Sesudah integrasi Data jurnal tagihan diisikan Data jurnal tagihan diisikan secara manual dari sistem secara otomatis oleh informasi akuntansi aplikasi IRNA dan IRJA b.
Membuat jurnal pembayaran pasien Pada tabel 4 menunjukkan perbandingan data pada saat sistem informasi akuntansi membuat jurnal tagihan pasien.
Membuat jurnal pengadaan Pada tabel 7 menunjukkan perbandingan data pada saat sistem informasi akuntansi membuat jurnal tagihan pasien.
Tabel 7 perbandingan fungsi membuat jurnal pengadaan sebelum dan sesudah integrasi Sebelum integrasi Sesudah integrasi Data jurnal pengadaan Data jurnal pengadaan diisikan secara manual dari diisikan secara otomatis sistem informasi akuntansi oleh aplikasi gudang f.
Membuat jurnal pembayaran pengadaan Pada tabel 8 menunjukkan perbandingan data pada saat sistem informasi akuntansi membuat jurnal tagihan pasien.
Tabel 8 perbandingan pembayaran pengadaan integrasi Sebelum integrasi Data jurnal pembayaran pengadaan diisikan secara manual dari sistem informasi akuntansi g.
fungsi membuat jurnal sebelum dan sesudah Sesudah integrasi Data jurnal pembayaran pengadaan diisikan secara otomatis oleh aplikasi gudang
Membuat jurnal permintaan pengadaan tiap bagian Pada tabel 9 menunjukkan perbandingan data pada saat sistem informasi akuntansi membuat jurnal tagihan pasien.
Tabel 9 perbandingan fungsi membuat jurnal permintaan pengadaan sebelum dan sesudah integrasi Sebelum integrasi Sesudah integrasi Data jurnal permintaan Data jurnal permintaan pengadaan diisikan secara pengadaan diisikan secara manual dari sistem otomatis oleh aplikasi informasi akuntansi gudang Selain dari beberapa flow yang mampu ditangani secara otomatis oleh sistem informasi akuntansi, terdapat beberapa proses yang harus dikerjakan secara manual pada sistem informasi. Flow yang harus dikerjakan secara manual pada sistem informasi antara lain : a. Mengatur akun dan periode b. Membuat jurnal untuk kas selain yang berhubungan dengan pembayaran tagihan pasien secara tunai, pembayaran pengadaan barang oleh gudang, dan pembayaran gaji pegawai. c. Membuat jurnal penyesuaian saat tutup periode akuntansi d. Membuat jurnal untuk penanganan asset e. Membuat jurnal umum f. Membuat laporan akuntansi
4. Implementasi dan Uji Coba Sistem A. Implementasi Akun Contoh sebagian dari daftar akun yang telah diimplementasikan sebagai akun standar pada sistem informasi akuntansi dapat dilihat pada tabel 10. Tabel 10 contoh daftar akun standar Kode Nama akun Jenis akun Sub akun akun dari 4101 Penghasilan Pendapatan Operasional 4102 Operasional Rawat Pendapatan 4102 Inap 1107 Persediaan Aset 1111 Persediaan Medis Aset 1107
Pada tabel 10 dapat terlihat bahwa akun yang digunakan pada rumah sakit hampir sama dengan akun standar yang digunakan pada organisasi lain. Hanya saja ada beberapa akun yang spesifik menyesuaikan proses bisnis dari rumah sakit, misalnya akun untuk operasional dari rawat inap. Penentuan kode akun pada tabel 10 dilakukan dengan aturan sebagai berikut. a. Digit pertama pada kode akun melambangkan jenis dari akun tersebut. Untuk akun dengan jenis asset, nilai dari digit pertama kode akun adalah 1. Untuk akun jenis kewajiban, nilai dari digit pertama kode akun adalah 2. b. Digit ke dua pada kode akun melambangkan kode sub akun. Misalnya pada tabel 10., akun penghasilan operasional adalah sub akun pertama dari jenis akun pendapatan. Maka nilai dari digit ke dua dari kode akun adalah 1. Dua digit terakhir pada kode akun melambangkan urutan akun pada tipe akun dan sub akun tersebut. Misalnya pada tabel 10., akun operasional rawat jalan adalah akun dengan jenis pendapatan, termasuk pada sub akun penghasilan operasional, dan berada pada urutan kedua dari sub akun penghasilan operasional, maka nilai dua digit terakhir dari akun adalah 02. B. Implementasi Jurnal Proses bisnis pada rumah sakit dapat dibagi menjadi beberapa bagian. Tiap bagian pada proses bisnis tersebut pencatatan transaksinya dapat berbeda antara satu dengan lainnya. Selain pencatatan transaksinya yang berbeda, akun yang terlibat pada proses pencatatan pada tiap transaksi juga dapat berbeda. Detail dari jurnal yang dikerjakan dan akun yang terlibat pada jurnal tersebut dapat dilihat pada tabel 11. Tabel 11 Contoh Implementasi Jurnal Proses Nama Akun Akun Jurnal didebet terkredit Rumah sakit Jurnal Piutang irna/ Pendapatan telah tagihan irja irna/irja memberikan pasien pelayanan kepada pasien Rumah sakit Jurnal Cash Piutang menerima pembaya irna/irja pembayaran ran dari pasien pasien Rumah sakit Jurnal Pengeluaran Hutang gaji telah tagihan gaji pegawai pegawai menentukan gaji gaji pegawai pegawai untuk bulan tertentu
Rumah sakit membayar gaji pegawai untuk bulan tertentu
Jurnal pembaya ran tagihan gaji pegawai Jurnal pengadaa n
Hutang gaji pegawai
Cash
Rumah sakit Pengeluaran Hutang memiliki pengadaan pengadaan rencana untuk melakukan pengadaan barang Rumah sakit Jurnal Hutang Cash membayar pembaya pengadaan pengadaan ran tersebut C. Konfigurasi ESB Enterprise Service Bus yang digunakan dalam implementasi tugas akhir ini adalah WSO2 Enterprise Service Bus. Berikut adalah beberapa alas an mengapa dipilih WSO2 dibanding dengan vendor penyedia Enterprise Service Bus lainnya - Konfigurasi yang mudah karena adanya GUI yang cukup membantu dalam penggunan modul ESB - Open source, sehingga tidak memerlukan biaya tambahan untuk implementasi ESB menggunakan WSO2 Berikut adalah konfigurasi-konfigurasi yang harus dilakukan pada wso2 untuk bisa dipakai menjadi server ESB : i. Setting file axis2.xml pada wso2 Mengatur nilai parameter port, non-blocking, bind-addres, WSDLEPRPrefix pada transportReceiver http dan https agar server esb mengetahui ip server dimana user mengekstrak wso2. ii. Membuat EndPoint Fungsi endpoint adalah untuk mengetahui dimana target atau server servis berada. iii. Membuat Proxy Service Fungsi dari proxy service adalah sebagai alamat url service yang nantinya akan diakses oleh aplikasi yang berfungsi menjadi sebagai client. iv. Setting proxy service parameter Fungsi dari setting proxy service parameter adalah agar file wsdl yang di daftarkan pada esb server tidak di transformasikan ke format standard yang ditetapkan oleh esb server. D. Konfigurasi Client Web Service Untuk membuat client webservice pada system informasi akuntansi, digunakan client web service bawaan dari netbeans yang kemudian hanya perlu memasukkan WSDL URL dari server web service,
Karena sudah ada ESB yang menjembatani, maka path wsdl ke server modul yang terhubung menggunakan wsdl yang ada pada proxy service di WSO2. Berikut adalah contoh url yang digunakan untuk masing-masing modul yang terintegrasi : - Rekam Medis : http://ip_server_esb/services/proxy_service_reka mMedis?wsdl - IRNA : http://ip_server_esb/services/proxy_service_IRN A?wsdl - Point of Sales: http://ip_server_esb/services/proxy_service_Poin t_of_Sales?wsdl Dengan memasukkan alamat wsdl itu, secara otomatis netbeans akan melakukan generate methodmethod yang tersedia di server web service sekaligus membuat objek-objek yang digunakan sebagai parameter ataupun return value dalam setiap servis tersebut. E. Uji Coba Sistem Pada bagian ini akan ditunjukkan hasil uji coba sistem informasi akuntansi menggunakan 2 tools yang berbeda. Tools pertama adalah apache benchmark. Apache benchmark adalah tools yang digunakan untuk mengetahui waktu yang dibutuhkan sistem untuk dapat memenuhi permintaan dari user. Hasil uji coba menggunakan apache benchmark dapat dilihat pada gambar 5. 300000 200000 100000 0
Tagihan akun jurnal
Gambar 5 hasil uji coba menggunakan apache benchmark Hasil dari grafik hasil uji coba pada gambar 5 dapat diambil kesimpulan secara umum bahwa ketika jumlah pengguna yang melakukan request secara bersamaan maka waktu untuk sistem memenuhi request akan naik. Selain itu pada halaman jurnal merupakan halaman yang membutuhkan waktu respon paling lama. Pengujian yang selanjutnya adalah menggunakan netbeans profiler. Netbeans profiler adalah tools untuk mengetahui lebih detail mengenai proses yang dilakukan oleh system untuk memenuhi sebuah permintaan. Hasil uji coba menggunakan netbeans profiler pada halaman jurnal dapat dilihat pada gambar 6.
Gambar 6 hasil uji coba menggunakan netbeans profiler Setelah melihat hasil profiling pada halaman jurnal, dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat kesalahan ketika melakukan pengaturan layout pada halaman jurnal. Hal ini dapat dibuktikan dengan dipanggilnya method getInvalidSizedChildren pada vaadin. Sehingga untuk dapat mengurangi waktu respon dari sistem, dibutuhkan pengubahan pada pengaturan layout dari aplikasi.
5. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian tugas akhir ini, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut: 1. Fitur dari sistem informasi akuntansi yang telah dibangun antara lain mengatur akun, mengatur periode, melakukan penjurnalan, dan membuat laporan. Sedangkan fitur dari aplikasi point of sales adalah penanganan tagihan dan penanganan pembayaran. Fitur – fitur tersebut yang dapat diintegrasikan dengan aplikasi lainnya adalah fitur untuk melakukan penjurnalan, dapat diintegrasikan dengan aplikasi point of sales, instalasi rawat inap, instalasi rawat jalan, gudang, dan human resource. Sedangkan fitur penanganan tagihan dapat diintegrasikan dengan aplikasi rekam medis, rawat inap, dan rawat jalan. 2. Sistem informasi akuntansi yang dibangun telah mampu terintegrasi dengan aplikasi rekam medis, Point of Sales, instalasi rawat jalan, instalasi rawat inap, gudang, dan human resource dengan menggunakan teknologi web service SOAP, teknologi web service SOAP juga digunakan pada client di aplikasi akuntansi. 3. Implementasi dari ESB yang digunakan adalah endpoint dan proxy service yang digunakan untuk mengarahkan request dan respond dari web service yang ada pada aplikasi rekam medis, Point of Sales, instalasi rawat jalan, instalasi rawat inap, gudang, dan human resource untuk dapat terintegrasi dengan sistem informasi akuntansi.
6. Daftar Pustaka [1]Christensen, E. d. (2001, March 2001). Web Services Description Language (WSDL) 1.1. Retrieved July 18, 2011, from w3c: http://www.w3.org/TR/wsd [2]Juric, M. B., Loganathan, R., Sarang, P., & Jennings, F. (2007). SOA Approach to Integration. i M. B. Juric, R. Loganathan, P. Sarang, & F. Jennings, SOA Approach to
Integration (ss. 43-45). Birmingham-Mumbai: PACKT Publishing. [3]Mahananto, F., P.W., Radityo., N.A., Ahmad Holil., & E.R., Mahendrawathi. (2010). OHIS: SOA Based Growable Healthcare Information System. JICA PREDICT-ITS , 1-8. [4]Nowicki, M. (2006). HFMA's Introduction to Hospital Accounting. Chicago: Health Administration Press. [5]Quin, L. (2011, April 23). Extensible Markup Language (XML). Retrieved July 18, 2011, from w3c: http://www.w3.org/XML/ [6]w3schools. (n.d.). SOAP Tutorial. Retrieved July 18, 2011, from w3schools.com: http://www.w3schools.com/soap/default.asp