Candra, Rancang Bangun Server Electronic… 63
RANCANG BANGUN SERVER ELECTRONIC GOVERNMENT BERBASIS METODE PARALLEL PROCESSING Candra Ahmadi STMIK STIKOM BALI, Jalan Raya Puputan No 40 Denpasar bali E-mail:
[email protected]
ABSTRACT E-Government is the use of information technology that can improve the relationship between the Government and other parties involved in government. The use of information technology is then produced new forms of relationships such as: G2C (Government to Citizen), G2B (Government to Business Enterprises) and G2G (interagency relationship). Parallel processing is a method that can be used to solve a problem by dividing it down into fragments where each fragment will be executed by separate processors on a node pemroses.Metode parallel processing can be applied to the design of Electronic government server so that it can improve performance E-Government server systems. The problems encountered in this thesis is how to create a system serverbased E-Government methods of parallel processing and performance of the system that has been built. Keywords: E-Government, Parallel Processing, Modeling, Sistem ABSTRAK E-Government adalah penggunaan teknologi informasi yang dapat meningkatkan hubungan antara Pemerintah dan pihak-pihak lain yang terkait dalam pemerintahan. Penggunaan teknologi informasi ini kemudian menghasilkan hubungan bentuk baru seperti: G2C (Government to Citizen), G2B (Government to Business Enterprises), dan G2G (inter-agency relationship). Parallel processing adalah metode yang dapat digunakan untuk memecahkan suatu masalah dengan membagi-baginya ke dalam fragmen-fragmen dimana setiap fragmen-fragmen akan dieksekusi oleh prosesor-prosesor secara terpisah pada node pemroses.Metode parallel processing dapat diterapkan pada perancangan server Electronic government sehingga dapat meningkatkan performansi sistem server E-Government. Permasalahan yang dihadapi dalam penelitian ini adalah bagaimana cara membuat sebuah sistem server E-Government yang berbasis metode parallel processing dan performansi dari sistem yang telah dibangun. Kata kunci: E-Government, Parallel Processing, Modeling, Sistem
PENDAHULUAN Sesungguhnya yang dimaksud dengan sistem informasi tidak harus melibatkan komputer. Sistem Informasi yang menggunakan komputer biasa disebut sistem informasi berbasis komputer (Computer-Based Information Systems atau CBIS). Dalam prakteknya, istilah sistem informasi lebih sering dipakai tanpa embel-embel berbasis komputer walaupun dalam kenyataannya komputer merupakan bagian yang penting. Yang dimaksudkan dengan sistem informasi disini adalah sistem informasi yang berbasis komputer. Sistem Informasi (SI) atau Information System (IS) yang menunjukkan sistem yang dapat menghasilkan informasi yang berguna. Pelayanan servis yang lebih baik kepada masyarakat. Informasi dapat disediakan 24 jam sehari, 7 hari dalam seminggu, tanpa harus menunggu dibukanya kantor. Informasi dapat dicari dari kantor, rumah, tanpa harus secara fisik datang ke kantor pemerintahan. Informasi tersebut bisa kita dapatkan melalui Portal, Email, dan lain-lain. Peningkatan hubungan antara pemerintah, pelaku bisnis, dan
64. CSRID Journal, Vol. 4 No.1 Februari 2012, Hal. 63 - 72
masyarakat umum. Adanya keterbukaan (transparansi) maka diharapkan hubungan antara berbagai pihak menjadi lebih baik. Keterbukaan ini menghilangkan saling curiga dan kekesalan dari kesemua pihak. Pemberdayaan masyarakat melalui informasi yang mudah diperoleh. Dengan adanya informasi yang mencukupi, masyarakat akan belajar untuk dapat menentukan pilihannya. Sebagai contoh, data-data tentang sekolahan (jumlah kelas, daya tampung murid, passing grade, dan sebagainya) dapat ditampilkan secara online dan digunakan oleh orang tua untuk memilihkan sekolah yang pas untuk anaknya. Pelaksanaan pemerintahan yang lebih efisien. Sebagai contoh, koordinasi pemerintahan dapat dilakukan melalui email atau bahkan video conferencing. Bagi Indonesia yang luas areanya sangat besar, hal ini sangat membantu. Tanya jawab, koordinasi, diskusi antara pimpinan daerah dapat dilakukan tanpa kesemuanya harus berada pada lokasi fisik yang sama. Tidak lagi semua harus terbang ke Jakarta untuk pertemuan yang hanya berlangsung satu atau dua jam. Instruksi Presiden No 3 tahun 2003 tentang kebijakan dan strategi nasional pengembangan E-government tidak bisa dipungkiri adalah angin bagus bagi penerapan teknologi komunikasi dan informasi di pemerintahan. Dalam lampiran Inpres E-goverment, dipaparkan lima strategi yang disusun pemerintah dalam mencapai tujuan strategis e-government. Antara lain: (a) Strategi pertama adalah mengembangkan sistem pelayanan yang andal, terpercaya serta terjangkau masyarakat luas. Sasarannya antara lain, perluasan dan peningkatan kualitas jaringan komunikasi ke seluruh wilayah negara dengan tarif terjangkau. Sasaran lain adalah pembentukan portal informasi dan pelayanan publik yang dapat mengintegrasikan sistem manajemen dan proses kerja instansi pemerintah, (b) Strategi kedua adalah menata sistem dan proses kerja pemerintah dan pemerintah daerah otonom secara holistik. Dengan strategi ini, pemerintah ingin menata sistem manajemen dan prosedur kerja pemerintah agar dapat mengadopsi kemajuan teknologi informasi secara cepat, (c) Strategi ketiga adalah memanfaatkan teknologi informasi secara optimal. Sasaran yang ingin dicapai adalah standardisasi yang berkaitan dengan interoperabilitas pertukaran dan transaksi informasi antarportal pemerintah. Standardisasi dan prosedur yang berkaitan dengan manajemen dokumen dan informasi elektronik. Pengembangan aplikasi dasar seperti e-billing, eprocurement, e-reporting yang dapat dimanfaatkan setiap situs pemerintah untuk menjamin keamanan transaksi informasi dan pelayanan publik. Sasaran lain adalah pengembangan jaringan intra pemerintah, (d) Strategi keempat adalah meningkatkan peran serta dunia usaha dan mengembangkan industri telekomunikasi dan teknologi informasi. Sasaran yang ingin dicapai adalah adanya partisipasi dunia usaha dalam mempercepat pencapaian tujuan strategis egovernment. Itu berarti, pengembangan pelayanan publik tidak perlu sepenuhnya dilayani oleh pemerintah. (e) Strategi kelima adalah mengembangkan kapasitas sumber daya manusia, baik pada pemerintah maupun pemerintah daerah otonom disertai dengan meningkatkan e-literacy masyarakat. Strategi keenam adalah melaksanakan pengembangan secara sistematik melalui tahapan yang realistik dan terukur Dalam pengembangan e-government, dapat dilaksanakan dengan tepat tingkatan yaitu, persiapan, pematangan, pemantapan dan pemanfaatan Salah satu aplikasi yang paling umum dari load balancing adalah untuk menyediakan layanan Internet tunggal dari beberapa server, kadang-kadang dikenal sebagai pertanian server. Umumnya, beban yang seimbang sistem termasuk situs web populer, jaringan Internet Relay Chat besar, bandwidth tinggi situs File Transfer Protocol, Jaringan Berita Transfer Protocol (NNTP) server dan Domain Name System (DNS) server. Akhir-akhir ini, beberapa balancers beban berevolusi untuk mendukung database, ini disebut Database balancers beban. Untuk layanan internet, penyeimbang beban biasanya merupakan program software yang mendengarkan pada port dimana klien eksternal menghubungkan untuk mengakses layanan. Penyeimbang beban ke depan permintaan ke salah satu "backend" server, yang biasanya menjawab dengan penyeimbang beban. Hal ini memungkinkan penyeimbang beban untuk membalas klien tanpa klien pernah mengetahui tentang pemisahan fungsi internal. Hal ini juga mencegah klien dari server backend menghubungi langsung, yang mungkin memiliki manfaat keamanan dengan menyembunyikan struktur jaringan internal dan mencegah serangan pada stack jaringan kernel atau jasa yang tidak berhubungan berjalan pada port lain. Beberapa balancers beban menyediakan mekanisme untuk melakukan sesuatu yang istimewa dalam hal bahwa semua server backend tidak tersedia. Ini mungkin termasuk forwarding untuk penyeimbang beban cadangan, atau menampilkan pesan mengenai outage.
Candra, Rancang Bangun Server Electronic…65
Sebuah metode alternatif untuk load balancing, yang tidak selalu membutuhkan software yang khusus atau node perangkat keras, disebut round robin DNS. Dalam teknik ini, beberapa alamat IP yang terkait dengan nama domain tunggal, klien diharapkan untuk memilih server untuk menyambung ke. Tidak seperti penggunaan penyeimbang beban khusus, teknik ini menghadapkan kepada klien keberadaan server beberapa backend. Teknik ini memiliki kelebihan lain dan kekurangan, tergantung pada tingkat kontrol atas server DNS dan granularity load balancing yang diinginkan. Berbagai algoritma penjadwalan yang digunakan oleh balancers beban untuk menentukan backend server untuk mengirim permintaan ke. Algoritma sederhana termasuk pilihan acak atau round robin. Balancers beban yang lebih canggih dapat mempertimbangkan faktor-faktor tambahan, seperti beban server melaporkan, waktu tanggapan terakhir, atas / bawah status (ditentukan oleh jajak pendapat pemantauan dari beberapa jenis), jumlah koneksi aktif, lokasi geografis, kemampuan, atau berapa banyak lalu lintas yang baru-baru ini ditetapkan. Kinerja tinggi sistem dapat menggunakan beberapa lapisan load balancing. Selain menggunakan perangkat keras balancers beban khusus, perangkat lunak-satunya solusi yang tersedia, termasuk pilihan open source. Contoh terakhir ini termasuk ekstensi mod_proxy_balancer Apache web server, Varnish, atau sebaliknya Proxy Pound dan penyeimbang beban. Gearman dapat digunakan untuk mendistribusikan tugas-tugas komputer yang sesuai untuk beberapa komputer, tugas begitu besar dapat dilakukan lebih cepat. Dalam arsitektur multitier, terminologi untuk desain belakang penyeimbang beban atau operator jaringan mungkin termasuk dasi kupu-kupu dan Stovepipes. Sebuah cerobong asap menyajikan situasi seperti bahwa transaksi yang dikirim pada tingkat atas mengikuti jalur statis melalui tumpukan perangkat dan perangkat lunak di balik penyeimbang beban ke tujuan akhir. Atau, jika dasi kupu-kupu yang digunakan, pada setiap tingkat transaksi bisa mengambil salah satu dari banyak jalan setelah dilayani oleh aplikasi pada tingkat tertentu. Diagram jaringan dengan arus transaksi menyerupai Stovepipes atau dasi kupu-kupu, atau arsitektur hibrida berdasarkan kebutuhan pada setiap tier. MODEL PENELITIAN Parallel Processing adalah upaya mempercepat proses eksekusi dari suatu program dengan cara membagi program menjadi fragmen-fragmen yang dijalankan di dalam beberapa prosesor yang terpisah. Suatu program yang dieksekusi oleh n prosesor, secara teoritis akan dieksekusi n kali lebih cepat. Namun dalam prakteknya, implementasi parallel processing dalam software seringkali tidak mudah dalam pembagian pekerjaan antar prosesor atau node pemroses tanpa mengalami gangguan. Sistem operasi dapat menampilkan hingga 3 jenis yang berbeda dari scheduler, jangka panjang scheduler (juga dikenal sebagai masuk sebuah scheduler atau tingkat tinggi scheduler), scheduler jangka menengah atau jangka menengah dan jangka pendek penjadwal. Nama-nama menunjukkan frekuensi relatif dengan fungsi-fungsi ini dilakukan. Scheduler adalah sistem operasi modul yang memilih pekerjaan berikutnya untuk diterima ke dalam sistem dan proses selanjutnya untuk menjalankan.
Gambar 1. Contoh pembagian kerja dalam parallel processing
66. CSRID Journal, Vol. 4 No.1 Februari 2012, Hal. 63 - 72
Pada komunikasi Data, pengguna tidak hanya mampu berkomunikasi melalui data, dan voice saja melainkan juga video melalui video call dan juga teks atau instant messaging yang akhir-akhir ini sedang booming. Ini adalah salah satu kelebihan komunikasi Data dibandingkan dengan komunikasi analog melalui PSTN. Pada perkembangannya, teknologi Data tidak hanya bisa dimanfaatkan oleh pengguna internet saja melainkan pengguna peralatan komunikasi yang lain. Teknologi Data saat ini sudah mampu diintegrasikan dengan jaringan PSTN melalui ITG (Internet Telephony Gateway) dan juga bisa diintegrasikan dengan teknologi komunikasi seluler. Pengintegrasian teknologi Data dengan teknologi komunikasi seluler baik itu GSM maupun CDMA dilakukan untuk penghematan biaya operasional sehingga mampu menekan biaya percakapan tiap pelanggan sehingga pelanggan dapat menikmati biaya murah untuk percakapan. Hal ini juga sebagai strategi bisnis operator untuk persaingan harga yang semakin kompetitif. Dengan semakin banyaknya pengguna teknologi komunikasi yang berbasis IP maka kebutuhan akan server Data yang mampu menangani jumlah client yang lebih banyak akan sangat diperlukan. Parallel processing adalah teknik komputasi yang digunakan untuk memecahkan suatu permasalahan menjadi fragmen-fragmen di mana setiap fragmen akan diselesaikan oleh prosesorprosesor secara terpisah. Teknologi ini sudah banyak diterapkan dalam menyelesaikan masalah-masalah di bidang multimedia seperti penyelesaian komputasi numerik, image processing, rendering video, dan lainlain[1]. Teknologi ini juga sudah banyak diterapkan di luar negeri namun belum ada yang mencoba menerapkan sistem ini pada perancangan sistem server Data. Dalam implementasinya, ada beberapa konfigurasi hardware yang bisa disebut sebagai parallel processing. Konfigurasi jenis pertama yaitu, dalam satu CPU (Central Processing Unit) terdapat lebih dari satu prosesor dengan shared memory; kedua, dalam satu CPU terdapat beberapa/banyak prosesor dengan masing-masing memiliki memori sendiri; dan ketiga adalah beberapa atau banyak CPU terhubung ke jaringan komputer untuk mengeksekusi suatu program secara bersama-sama. Pada penelitian di penelitian ini akan digunakan konfigurasi yang ketiga.
HASIL DAN ANALISIS Suatu hal yang penting saat mengoperasikan layanan load balancing adalah bagaimana menangani informasi yang harus disimpan di beberapa permintaan dalam sesi pengguna. Jika informasi ini disimpan secara lokal pada satu server backend, maka permintaan berikutnya akan server backend yang berbeda tidak akan bisa menemukannya. Ini mungkin cache informasi yang dapat menghitung ulang, dalam hal load-balancing permintaan ke server backend yang berbeda hanya memperkenalkan masalah kinerja. Salah satu solusi untuk masalah data sesi adalah dengan mengirim semua permintaan dalam sesi pengguna konsisten ke server backend yang sama. Hal ini dikenal sebagai ketekunan atau lengket. Sebuah Kelemahan yang signifikan untuk teknik ini adalah kurangnya failover otomatis: jika server backend turun, per-session informasinya menjadi tidak dapat diakses, dan setiap sesi tergantung pada itu hilang. Masalah yang sama biasanya relevan dengan server database pusat, bahkan jika server web adalah "tanpa negara" dan bukan "lengket", database pusat adalah (lihat di bawah). Penugasan ke server tertentu mungkin didasarkan pada alamat, username IP client, atau dengan tugas acak. Karena perubahan alamat klien dirasakan dihasilkan dari DHCP, translasi alamat jaringan, dan web proxy metode ini mungkin tidak dapat diandalkan. Tugas acak harus diingat oleh penyeimbang beban, yang menciptakan beban penyimpanan. Jika penyeimbang beban diganti atau gagal, informasi ini mungkin hilang, dan tugas mungkin perlu dihapus setelah waktu timeout atau selama periode beban tinggi untuk menghindari melebihi ruang yang tersedia untuk tabel tugas. Metode tugas acak juga mensyaratkan bahwa klien mempertahankan beberapa negara, yang bisa menjadi masalah, misalnya ketika web browser telah menonaktifkan penyimpanan cookie. Balancers beban canggih menggunakan teknik ketekunan ganda untuk menghindari beberapa kelemahan dari setiap metode satu. Solusi lain adalah untuk menjaga per-session data dalam database. Umumnya ini adalah buruk bagi kinerja karena meningkatkan beban pada database: database paling baik digunakan
Candra, Rancang Bangun Server Electronic…67
untuk menyimpan informasi sementara kurang dari data per-sesi. Untuk mencegah database dari menjadi satu titik kegagalan, dan untuk meningkatkan skalabilitas, database sering direplikasi di beberapa mesin, dan load balancing yang digunakan untuk menyebarkan beban permintaan di seluruh replika mereka. Microsoft ASP.net teknologi Server Negara adalah contoh dari database sesi. Semua server di sebuah toko pertanian web sesi data mereka pada Server Negara dan server apapun di ladang dapat mengambil data. Untungnya ada pendekatan yang lebih efisien. Dalam kasus yang sangat umum di mana klien adalah web browser, per-session data dapat disimpan dalam browser itu sendiri. Salah satu teknik adalah dengan menggunakan cookie browser, sesuai waktu-cap dan dienkripsi. Lain adalah menulis ulang URL. Menyimpan data sesi pada klien umumnya solusi yang lebih disukai: maka penyeimbang beban bebas untuk memilih server backend untuk menangani permintaan. Namun, metode negara-penanganan data tidak benar-benar cocok untuk beberapa skenario logika bisnis yang kompleks, di mana sesi payload negara sangat besar atau menghitung ulang dengan setiap permintaan pada server tidak layak, dan URL menulis ulang menyebabkan masalah keamanan utama, karena pengguna akhir dapat dengan mudah mengubah URL diajukan dan dengan demikian mengubah aliran sesi. Cookie klien dienkripsi samping yang bisa dibilang hanya sebagai tidak aman karena kecuali transmisi semua melalui HTTPS, mereka sangat mudah untuk salinan atau mendekripsi untuk man-in-the-middle serangan. Salah satu teknik dalam parallel processing yang sering digunakan adalah MPI (Message Passing Interface). Sistem MPI ini bersifat portabel dan merupakan standar dari sistem message passing. MPI adalah pustaka bahasa protokol komunikasi independen yang digunakan untuk komputer-komputer paralel. MPI digunakan agar node-node pemroses dan cluster server dapat saling berkomunikasi dalam melakukan pembagian kerja dengan saling mengirimkan dan menerima pesan. MPI selain dapat bekerja pada sistem parallel processing, juga dapat bekerja pada workstation tunggal (standalone) karena fleksibilitasnya untuk pembuatan kode dan terhadap berbagai macam platform. Distributed Resource Management (DRM) Distributed Resource Management (DRM) adalah suatu sistem yang dapat mengatur pemanfaatan sumber daya terdistribusi untuk menjalankan suatu pekerjaan. Penggunaan sekumpulan mesin yang terhubung dalam sebuah jaringan demi penyediaan sumber daya komputasi memerlukan pengaturan agar sumber daya dapat digunakan secara optimal. DRM disebut juga job scheduler karena fungsinya adalah melakukan penjadwalan eksekusi job (pekerjaan) dalam sumber daya yang tersedia. Saat suatu job dikirimkan, job akan masuk ke dalam antrian job (jobs queue). Saat ada sumber daya yang dapat digunakan, job dalam antrian tadi akan masuk ke dalam sumber daya untuk dieksekusi. Desain Server Electronic government Berbasis Metode Parallel Processing Dalam penelitian ini, rancangan dari sistem server Electronic government yang digunakan dapat ditunjukkan pada gambar 2.
Cluster Server
Switch Processing node 1
Client laptop Processing node 3
Processing node 2
Gambar 2. Desain server Electronic government berbasis metode parallel processing
Client PDA Client PC
68. CSRID Journal, Vol. 4 No.1 Februari 2012, Hal. 63 - 72
Pada komputer cluster server akan di-install aplikasi Electronic government, web server Apache dan MPI. Aplikasi MPI akan digunakan untuk membagi-bagi kerja kepada komputer pemroses (processing node) di bawahnya. Web server Apache dikonfigurasi agar dapat melakukan parallel processing. Ketika user mengakses server Electronic government dan melakukan request konten video dan di saat bersamaan ada user lain yang melakukan request konten audio, kedua request tersebut masuk ke dalam cluster sever. Cluster server memproses request tersebut melalui DRM untuk kemudian dibagi ke beberapa node pemroses untuk meng-handle request user tersebut melalui pesan yang dikirimkan melalui MPI. MPI meneruskan pesan tersebut ke node pemroses yang dituju. Node Pemroses kemudian „mengambilkan‟ konten yang diminta kemudian dikembalikan lagi menuju cluster server menggunakan MPI. User kemudian mendapatkan (download) konten yang ia minta. Metode yang digunakan pada penelitian Penelitian ini terdiri dari penentuan desain, desain sistem server E-Government berbasis metode parallel processing, rancang bangun server EGovernment berbasis metode parallel processing, pengukuran parameter QoS (Quality of Service) dan MOS (Mean Opinion Score), dan penarikan kesimpulan. 1. Pengumpulan literatur Pengumpulan literatur berupa buku-buku, tutorial, jurnal, tugas-Penelitian (TA) terdahulu dan makalah baik dari internet maupun rujukan dari pembimbing. 2. Studi literatur Pada tahap ini akan dipelajari: - Instalasi software-software yang diperlukan untuk membangun sistem. - Konfigurasi dan modifikasi E-Government, web server, DRM dan MPI. 3. Desain sistem Desain sistem server E-Government berbasis metode parallel processing. 4. Rancang bangun server E-Government berbasis metode parallel processing Pembuatan testbed server E-Government berbasis metode parallel processing dilakukan dengan melakukan konfigurasi di cluster server terlebih dahulu kemudian di node pemroses. 5. Pengukuran parameter QoS dan MOS Pengukuran parameter-parameter QoS meliputi delay, jitter, packet loss dan throughput menggunakan software QoS analyzer seperti Wireshark dan Capsa. 6. Penarikan kesimpulan Kesimpulan diperoleh dari hasil analisis menggunakan software QoS analyzer dan membandingkannya dengan hasil yang didapatkan dari pengujian server E-Government tunggal (standalone). server (cluster node), dan database server. Seluruh bagian tersebut beroperasi di atas sistem operasi Linux CentOS 5.5 yang merupakan turunan dari Red Hat Enterprise Linux. CentOS sendiri adalah kependekan dari Community Enterprise Operating System. Bagian director merupakan load balancer yang mendistribusikan client request yang akan diproses oleh web server. Komponen-komponen yang berada pada director antara lain pulse, lvs, ipvsadm, dan nanny. Secara default komponen-komponen tersebut terdapat di dalam paket instalasi CentOS 5.5. Real server beroperasi sebagai web server yang menjalankan service HTTP bagi cluster SISTEM ini. Setiap HTTP request dari client diproses oleh satu web server dalam metode load balancing dengan mekanisme penjadwalan round robin seperti yang dirancang di sini. Untuk keperluan tersebut, di real server dipasang software web server seperti Apache, httpd atau nginx. Pada masing-masing web server juga dipasang software Course Management System (CMS) EGovernment. Spesifikasi masing-masing komputer yang menjadi real server dalam mekanisme penjadwalan round robin sebaiknya sama. Database server atau shared storage dapat berupa database system, network file system (NFS), atau distributed file system. Untuk keperluan ini, pada database server perlu dipasang MySQL server. Pada implementasi LVS yang digunakan untuk menjalankan web server E-Government, data yang harus diperbarui oleh setiap web server harus disimpan di dalam database server. Ketika web
Candra, Rancang Bangun Server Electronic…69
server memproses client request, web server melakukan proses baca atau tulis data dalam database server. Jadi, E-Government pada masing-masing web server harus mengarahkan direktori tempat penyimpanan data E-Government-nya di database server.
Gambar 3. Flowchart system e-government
Server Cluster sistem yang dirancang memiliki tiga bagian utama yaitu director (load balancer), real
70. CSRID Journal, Vol. 4 No.1 Februari 2012, Hal. 63 - 72
Internet / Intranet
Client 1
Client 2
Client 3
Client Request
Client 4
Virtual IP address (eth0:0)
Load Balancer / Director Client Request 2 Client Request 3
Client Request 1
Database Server
Client Request 4 dan seterusnya Gambar 4. Alur sistem pada cluster SISTEM yang menggunakan topologi LVS-DR
Client request berasal dari client yang membuka web browser ke alamat http://192.168.1.110 untuk memasuki halaman E-Government. Alamat halaman E-Government yang dibuka dari web browser tersebut adalah virtual IP address (VIP). Setiap kali halaman tersebut di-refresh berarti client mengirimkan satu request ke director. Director menerima client request dan meneruskannya ke web server. Satu client request diproses oleh satu web server hingga selesai, kemudian client request 1,2,3, dan lainnya akan diproses oleh web server berikutnya. Jika telah sampai pada web server terakhir yang menerima client request, maka client request tersebut dikerjakan web server yang pertama lagi. Begitulah siklus (Gambar 4) yang terjadi dalam pemrosesan client request dengan mekanisme penjadwalan round robin. Contoh client request yang lain adalah ketika client memperbarui konten dalam EGovernment misalnya mem-posting materi pelajaran yang baru. Client request akan diproses pada web server dan proses pembaruan konten melibatkan database server karena meskipun masingmasing web server memiliki E-Government sendiri, direktori E-Governmentdata tempat konten situs E-Government disimpan berada pada database server. Dengan begitu posting baru yang direquest dari salah satu web server dapat ditampilkan juga pada web server lainnya atau situs EGovernment secara keseluruhan. Sinkronisasi seperti ini hanya berlaku untuk konten-konten yang lokasi penyimpanannya berada pada direktori E-Governmentdata. KESIMPULAN Linux Virtual Server (LVS) memberikan kemudahan dalam merancang dan mengadministrasi server cluster electronic government. Tersedia banyak pilihan topologi routing yang sesuai dengan kondisi jaringan di lingkungan sekitar kita.
Candra, Rancang Bangun Server Electronic…71
DAFTAR RUJUKAN Anonim. 2009. Red Hat Enterprise Linux 4 Virtual Server Administration Linux Virtual Server (LVS) for Red Hat Enterprise Linux Edition 1.0. Raleigh: Red Hat, Inc. Anonim. 2001. Turbo Linux Cluster Server 6, Linux User Guide. Englander Irv. “A Novel and Efficient Introduction to Clustering using a Classroom Laptop-based Computer Cluster”. Infomation Systems Educator Conference (ISECON) 2010. Februari 2010. Nashville, USA. LVS Documentation, dokumen online, dari URL: http://www.linuxvirtualserver.org/Documents.html, diakses: Maret 2010. Taryana Agus, Siswantoro Hari. “Penerapan E-Learning OLAT Dengan Webserver Ter-cluster Untuk Peningkatan Kapasitas Akses E-Learning”. Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi (SNATI) 2010. Juni, 2010. Yogyakarta, Indonesia. Zhang Wensong. 1999. Linux Virtual Server for Scalable Network Services. Hunan: National Laboratory for Parallel & Distributing Processing.
72. CSRID Journal, Vol. 4 No.1 Februari 2012, Hal. 63 - 72