RANCANG BANGUN MESIN PEMBUAT TALI TAMPAR DARI LIMBAH PLASTIK SLITING Mohammad Mirza Aminudin1) ,Bagus Hari Saputra 2), Arino Anzip3) Program Studi D3 Teknik Mesin FTI-ITS Surabaya Kampus ITS Keputih Sukolilo Surabaya 60111 Email:
[email protected] 1) Abstrak Plastik sliting merupakan limbah yang sering kita jumpai dilingkungan dan banyak masyarakat yang belum memanfaatkan limbah tersebut, plastik sliting dapat digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan tali tampar. Industri rumah tangga dipuri mojokerto mempunyai limbah plastik yang tak termanfaatkan. Salah satu alternatif untuk mengatasi limbah tersebut adalah membuat mesin pembuat tali tampar.Perencanaan mesin pembuat tali tampar harus mampu menghasilkan tali tampar sepanjang lebih dari 20 m. Perhitungan dimulai pencarian gaya yang terjadi pada mesin dan kemudian mencari gaya yang terjadi pada poros, bearing, belt, pulley, sprocket, daya motor, dan transmisi gigi.Dari hasil perhitungan yang dihasilkan dalam pembuatan 1 tali tampar dengan diameter 6,2 mm dan panjang 26 m membutukan daya sebesar 0,048 kW dan hasil pengujian adalah 77,31 m/min Kata kunci: limbah plastik, mesin pembuat tali tampar, transmisi PENDAHULUAN Plastik sliting adalah plastik sisa dari hasil pemotongan kemasan pada makanan seperti bungkus kopi,bungkus snack,dll. Plastik sliting biasanya hanya di owoli saja oleh masyarakat dan dijual kembali ke pabrik untuk didaur ulang harga jualnya pun relatif murah. Kondisi masyarakat yang demikian itu penulis ingin mengangkat tema untuk tugas akhir ini dengan mengambil Judul Rancang Bangun Mesin Pembuat Tali Tampar Dari Bahan Limbah Plastik Sliting. Dalam tugas akhir ini penulis mengambil referensi dari Tugas Akhir sebelumnya yaitu Mesin Pemuntir Tali tampar. Mesin pemuntir tali tampar menggunakan roda gigi lurus sebagai sistem mekaniknya,karena jarak antar jarum sangat dekat efisiensi mesin kurang baik. Dengan mengganti sistem mekanik dengan menggunakan sprocket dan rantai menyebabkan jarak jarum pengait agak berjauhan menyebabkan mesin bekerja dengan baik saat memuntir tali tampar .Dalam tugas akhir ini batasan masalah yang dilakukan tidak dihitungnya kekuatan kerangka yang digunakan untuk memasang atau merakit motor listrik. Dalam hal ini kekuatan sambungan las, proses perautan, dan proses manufaktur lainnya yang digunakan untuk membuat kerangka mesin tidak dibahas secara detail untuk rancangan, sehingga hal β hal tersebut dianggap aman. TINJAUAN PUSTAKA 1 Daya Dalam perencanaan daya motor, yang direncanakan adalah besarnya daya motor yang digunakan sebagai sumber tenaga untuk menggerakan, dengan menggunakan rumus : T = 9,74 . 105 (2.1)
P n
Keterangan : T = Torsi ( kg.mm ) P = Daya ( kW ) n = putaran poros ( rpm ) (Sularso,2000:7) 2.2 Perencanaan Belt dan Pule Adapun perencanaan transmisi daya yang digunakan pada mesin pembuat tali tampar ini adalah belt yang terpasang pada dua buah pule, yaitu pule penggerak dan pule yang digerakkan. Sedangkan belt yang digunakan adalah jenis V-Belt dengan penampang melintang bentuk trapesium karena transmisi ini tergolong sederhana serta lebih murah dibandingkan dengan penggunaan transmisi yang lain : 2.2.1 Daya dan Momen Perencanaan Supaya hasil perencanaan aman, maka besarnya daya dan momen untuk perencanaan dinaikkan sedikit dari daya yang ditransmisikan (P) , yang disebut dengan daya perencanaan atau daya desain (Pd) yang dapat dinyatakan dengan persamaan : Pd = fc.P Keterangan : fc = Faktor koreksi Pd= Daya Perencanaan P = Daya yang ditransmisikan 2.2.2 Pemilihan atau Perhitungan Diameter Untuk memilih atau menghitung besarnya diameter pule, dapat mengunakan rumus perbandingan putaran (i). Bila rangkakan diabaikan, maka rumus yang dipakai dibawah ini : i=
ππ 1 ππ 2
=
π·π·2 π·π·1
Keterangan : D = Diameter pule n = Putaran Poros
2.2.3 Kecepatan Keliling Pule Kecepatan keliling pule dapat dihitung dengan menggunakan rumus : v =
Ο .D.n 60.1000
Keterangan : v = kecepatan keliling pule (m/s) D = diameter pule (mm) n = putaran motor (rpm) 2.2.4 Tarikan pada Belt Ketika belt sedang bekerja, belt mengalami tarikan , yang paling besar terjadi pada posisi belt yang sedang melingkar pada pule penggerak, dengan menggunakan rumus : πΉπΉ1 πΉπΉ2
= ππ ππ .ππ = ππ
Fe = F1 β F2 Keterangan : Fe = gaya efektif F1 = gaya tarikan pada belt yang kencang (besar) F2 = gaya tarikan pada belt yang kendor(kecil) Ξ± = sudut kontak f = koefisien gesekan m= hanya sebagai lambang untuk mempermudah Untuk mengetahui jumlah berapa derajat sudut kontak dan panjang belt yang akan digunakan, dapat dihitung dengan menggunakan rumus : Ξ± = 180 -
D2 β D1 0 60 ....2.9 C
Keterangan : Ξ± = Sudut kontak ( o ) D2 = Diameter pule yang digerakan (mm) D1 = Diameter pule penggerak (mm) C = Jarak antar poros (mm) (sumber Dobrovolsky. V. Machine Elements hal 253) 2.2.5 Mencari panjang Belt Untuk menghitung panjang belt yang akan dipakai digunakan rumus : L=2.C+
Ο 2
(D2+D1)+
( D2 β D1 ) 2 4.C
Keterangan : L = Panjang belt (mm) C = Jarak antar poros (mm) D2 = Diameter pule yang digerakan (mm) D1 = Diameter pule penggerak (mm) Bila panjang belt sudah diketahui, maka jarak kedua sumbu poros dapat dinyatakan dengan persamaan di bawah ini : C=
ππ+ οΏ½ππ 2 + 8 (π·π·2 βπ·π·1 )2 8
Dimana : b = 2L β Ο ( D2-D1) (2.12)
(2.11)
(Sumber Dobrovolsky. V. Machine Elements hal 241) 2.2.6 Tegangan Maksimum pada Belt Dalam kondisi operasinya, tarikan maximum pada belt akan terjadi pada bagian yang tegang dan itu terjadi pada titik awal belt memasuki pule penggerak sehingga tegangan maksimum yang terjadi, dengan menggunakan rumus : Οmax=Ο0 +
F Ξ³ .v 2 + Eb h + Dmin 2 A 10.g
Keterangan : Οmax= Tegangan yang timbul pada belt (kg/cm2) Ο0 = Tegangan awal pada belt (kg/cm2) Ξ³ = Berat jenis (kg/dm3) g = Percepatan gravitasi ( 9,8 m/det2 ) Eb = Modulus elastistas bahan belt (kg/cm2) H = Tebal belt (mm) Dmi = Diameter pule yang terkecil (mm) (sumber Dobrovolsky. V. Machine Elements hal 253) 2.2.7 Menghitung Umur Belt Umur belt disini merupakan salah satu hal yang penting dalam perencanaan transmisi yang menggunakan belt. Untuk mengetahui beberapa lama umur belt yang diakibatkan dari proses permesinan ini yaitu dengan menggunakan rumus : H=
ππππππππππ
οΏ½
Οππππππ
3600.π’π’.ππ Οππππππ
οΏ½
ππ
Keterangan : H= Umur belt (jam) Nbase= Basis dari tegangan kelelahan yaitu 107 cycle u = Jumlah putaran belt persatuan panjang Z = Jumlah belt Οfat = Fatique limit 90 kg/cm2 untuk V-Belt Οmax = Tegangan yang timbul karena V-Belt (kg/cm2) m = Konstanta V-Belt = 8 (Sumber Dobrovolsky. V. Machine Elements hal 248) 2.3 Perencanaan Rantai Rantai roll terdiri atas pena, bus, rol dan plat mata rantai. Rantai rol dipakai bila diperlukan transmisi positif ,tanpa pembatasan bunyi, dan murah harganya. Rantai transmisi daya biasanya dipergunakan di mana jarak poros lebih besar dari pada transmisi roda gigi tetapi lebih pendek dari pada dalam transmisi sabuk. Rantai mengait pada gigi sprocket dan meneruskan daya tanpa slip, jadi menjamin perbandingan yang tetap. Untuk sprocket rantai dibuat dari baja karbon untuk ukuran kecil, dan besi cor atau baja cor untuk ukuran besar. Untuk perhitungan kekuatannya belum ada cara yang tetap seperti roda gigi. Adapun bentuknya telah distandartkan terdiri atas dua macam bentuk gigi, di mana bentuk-S adalah yang biasa dipakai. 2.3.1 Diameter dan Jumlah Gigi Sprocket
Besar diameter dan jumlah gigi sprocket sangat ditentukan oleh perubahan putaran yang diinginkan, Maka berdasarkan segitiga antara sprocket dan rantainya dapat dinyatakan : πΎπΎ
Sin = 2
0,5 .ππ
0,5 .π·π·
atau D =
ππ
ππππππ
πΎπΎ 2
M = (M H ) 2 + (M V ) 2
Keterangan: Ξ³ = Sudut sambungan ( sudut sendi ) D=
ππ
ππππππ
180 Nt
atau Ξ³ =
360 Nt
.
2.3.2 Menghitung Kecepatan Rantai Kecepatan rantai biasanya diartikan sebagai jumlah panjang ( feet ) yang masuk kedalam sprocket tiap satuan waktu ( min ), sehingga dapat dinyatakan : v=
ππ. π·π·. ππ
60 π₯π₯ 1000
(2.25) Keterangan: v = Kecepatan (mm/s ) D = Diameter sprocket ( mm ) n = Putaran ( rpm ) 2.3.3 Gaya Pada Rantai Beban yang bekerja pada satu rantai F (kg) dapat dihitung dengan rumus: 102.ππππ
F=
π£π£
Keterangan: F = Gaya yang bekerja pada satu rantai ( kgf ) = Daya rencana (kW) Pd v
= Kecepatan (
ππππ π π
)
(sumber Mott, Robert L.2004. hal 198) 2.3.4 Panjang Rantai Jarak sumbu poros yang ideal adalah antara C = (30 s/d 50) p, untuk beban yang berfluktasi jarak tersebut harus dikurangi sampai menjadi 20 p. Panjang rantai yang diperlukan dapat dihitung berdasarkan jumlah pitch (L/p), secara pendekatan dapat dicari dengan persamaan : L= p (
2.πΆπΆ ππ
+
πππ‘π‘1+ πππ‘π‘2 2
+
πππ‘π‘2β πππ‘π‘1 4ππ 2
πΆπΆ ππ
Untuk melakukan perhitungan momen terbesar yang terjadi pada poros maka terlebih dahulu dibuat diagram bidang momen, dari diagram bidang tersebut akan diketahui letak momen terbesar pada bidang horizontal dan vertikal yang dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut :
)
Keterangan: L = Panjang rantai πππ‘π‘1 = Jumlah gigi sprocket kecil πππ‘π‘2 = Jumlah gigi sprocket besar C = Jarak sumbu poros (Sumber Suhariyanto. Diktat Elemen Mesin II hal 111) 2.5 Poros Poros merupakan bagian terpenting dalam setiap mesin. Poros dalam perencanaan mesin berfungsi sebagai penerus daya (tenaga), poros penggerak klep (cam shaft), poros penghubung dan sebagainya 2.5.1 Momen Terbesar
Keterangan : MH = Momen yang terjadi pada bidang horizontal Mv = Momen yang terjadi pada bidang vertikal (sumber Mott, Robert L.2004. hal 419) 2.5.2 Diameter Poros Dari data bahan poros telah ditentukan sehingga diperoleh strength yield point (Syp). Dengan data tersebut kemudian dilakukan perhitungan diameter poros dengan persamaan : π π π π π π π π
2.ππππ
=
16
πππ·π· 3
βππ2 + ππ 2
Keterangan : M = Momen bending pada poros. T = Torsi yang terjadi pada poros. D = Diameter poros. Ssyp = Strength yield point. SF = Faktor keamanan. (sumber Sularso, Kiyoto Suga hal 12) Dengan memasukkan dataβdata yang ada kedalam rumus diatas maka akan diperoleh diameter poros. METODOLOGI 3.1
Diagram Alir Tugas Akhir Pada bab ini akan dibahas secara detail mengenai perencanaan dan pembuatan alat, secara keseluruhan proses pembuatan dan penyelesaian Tugas Akhir ini digambarkan dalam diagram alir atau flow chart di bawah ini.
Start Studi Literatur
Observasi Konsep
Merencanakan Desain Alat Perencanaan dan Perhitungan
Tidak
Hasil Perhitungan sudah sesuai
ya
Pembuatan Mesin Pengujian Alat Penyusunan Laporan
Selesai
Gambar 3.1. Bagan Metode Pelaksanaan 4 ANALISA DAN PERHITUNGAN Pada bab ini akan membahas perhitungan mesin pembuat tali tampar,dengan menganalisa daya dan gaya yang nantinya dibutuhkan dalam mesin agar dapat berjalan dan berfungsi dengan baik, yaitu menghitung transmisi daya motor pada saat bekerja memutar pule dan V-belt lalu dilanjutkan diporos pinion dan diteruskan dengan memutar pengait, dengan perhitungan perencanaan elemen mesin yang mendukung dalam perencanaan mesin tali tampar ini sehingga aman dalam pengoperasiannya. 4.1 Perencanaan Daya Pada mesin pembuat tali tampar ini memiliki 4 pengait yang berfungsi untuk memuntir tali yang mempunyai diameter sama yaitu 30 mm, dengan perencanaan kecepatan 5m/detik maka daya yang digunakan dalam pembuatan tali tampar dapat dicari menggunakan persamaan sebagai berikut: Data-data yang telah diketahui antara lain: β’ Gaya untuk memutar pengait (F) = 2,3 kgf β’ Diameter pengait = 30 mm β’ Diameter tali (dtampar) = 6,2 mm β’ Perencanaan kecepatan (v) = 5 m/s 4.1.1 Perhitungan Daya : Dalam perhitungan daya dapat dimasukkan variabel-variabel yang sudah diketahui kedalam persamaan sebagai berikut: 1) Pertama-tama mencari nilai dari putaran saat tali tampar dipuntir oleh pengait, dengan menggunakan persamaan sebagai berikut: v = Ο . dtampar . n
v = 5 m/s = 5000 mm/s dtampar = 6,2 mm n = 256,83 rpm 2) Mencari Torsi total yang terjadi pada pengait saat mesin mulai bekerja, dengan menggunakan persamaan sebagai berikut: T=F.r T = 2,3kgf x 15mm = 34,5 kgf.mm Ttotal = T . 4 Ttotal = 138 kgf.mm 3) Setelah diperoleh torsi total maka kita akan menentukan daya yang digunakan dalam pembuatan tali tampar dengan menggunakan persamaan sebagai berikut: N
=
πππ‘π‘π‘π‘π‘π‘π‘π‘π‘π‘ . ππ 9,74 .10 5
Ttotal = 138 kgf.mm n = 256,83 rpm N = 0,048 kW 4.2 Perhitungan Belt dan Pule Data-data yang telah diketahui antara lain: Daya pada motor Pmotor = 0,186 kw Diameter minimum d1 = 80 mm Putaran motor n1 = 1400 rpm Putaran 2 direncanakan n2 = 1200 rpm 1) Perhitungan Daya dan Torsi yang terjadi pada belt sebagai berikut: Pd = fc.P = 1,3 x 0,186kW = 0,2418 kw T1 = 168 kgf . mm T2 = 196,26 kgf.mm 2) Setelah diketahui daya dan torsi yang terjadi pada belt kita dapat menentukan jenis belt apa yang akan kita pakai dari (lampiran 3) didapat sebagai berikut : belt A ( b = 13mm ; h = 8mm ; A = 0,8mm2) 3) Setelah menentukan jenis belt maka langkah selanjutnya mencari diameter pule dapat dihitung dari persamaan sebagai berikut: ππ
π·π·
i= ππ 1 = π·π·2 2
D2 =
1
D 1 .n 1 ππ 2
=
80ππππ π₯π₯ 1400 ππππππ 1200 ππππππ
= 93mm
4) Kecepatan dapat dicari dari persamaan sebagai berikut: v =
Ο .D.n 60.1000
v =
3,14 x 80 mm x 1400 rpm 1000 x 60
= 5,86 m/s
5) Perhitungan Jarak sumbu poros (C) dan panjang belt (L) dengan variabel yang direncanakan C = 250mm
L = (2 . C +
Ο ( D2 β D1 ) 2 (D2+D1)+ 2 4.C
L = (2 . 250 +
) mm
3,14 (93 β 80) 2 ( 80 + 93 )+ ) mm 2 4.250
L = (500 + 271,1 + 0,169) mm
Pengecekan jarak sumbu poros sebenarnya, pertama menentukan nilai b setelah itu dilanjutkan mencari dari nilai C sebenarnya dapat dilakukan dengan persamaan sebagai berikut: b = 2L β Ο ( D2-D1) = (2 x 771,78 β 3,14 (93-80)2) mm = 1012,9 mm. ππ+ οΏ½ππ 2 + 8 (π·π·2 βπ·π·1 )2
8 1012 ,9 ππππ + οΏ½(1012,92 + 8 (93β80)2 ))ππππ 2
3600 x 7,6 x 2
οΏ½
90 8
63,8
οΏ½ ) jam
H = 2865,36 jam 4.3 Perhitungan rantai Data-data yang dibutuhkan dalam perhitungan rantai antara lain: Jumlah gigi pada pinion Nt1 = 12 Jumlah gigi pada roda gigi Nt2 = 28 Putaran yang terjadi n = 1200 rpm Pitch p = 12,7 mm Perhitungan diameter pada rantai dapat dilakukan dari persamaan berikut: D=
C= 8 C = 253,14 mm. 6) Gaya-gaya yang terjadi pada belt adalah:
D=
p
sin οΏ½
180 Β° οΏ½ Nt
12,7ππππ
sin οΏ½
180 Β° οΏ½ 12
= 49,06 mm
Setelah menentukan diameter rantai,selanjutnya menghitung kecepatan rantai:
Fe = F1 β F2 πΉπΉ1 = e f.Ξ±
p.N .n
t 1 v = 60 x 1000 p = 12,7 mm Nt1 = 12 n1 = 1200 rpm v = 3,048 m/dtk
F2
Setelah itu dilanjutkan menghitung gaya pada belt menggunakan persamaan sebagai berikut: Data-data yang sudah ada: f = 0,25 {faktor gesekan} Ξ± = 0,98rad F1 = ef x Ξ±. F2 F1 = 1,34 x F2 Langkah pertama menentukan nilai dari gaya efektif (Fe) didapatkan dari persamaan sebagai berikut: T 168,22 ππππππ .ππππ Fe = 1 = = 4,2 kgf r1
0,771ππ 10 7
πΏπΏ
H=(
L = 771, 78 mm.
C=
8) Menghitung Umur belt: Data-data yang telah diketahui sebagai berikut Tegangan maksimum = 63,8 kgf/cm2 = 107 cycle Nbase = 90 kg/cm2 Fatique limit (Οfat) π£π£ 5,86ππ /π π U= = = 7,6 / s
40 ππππ
T1 = 168,22 kgf.mm r1 = 40 mm Fe = 4,2 kgf Setelah mendapatkan nilai dari F2 selanjutnya menghitung gaya F2 dengan menggunakan persamaan sebagai berikut: Fe = 1,34F2 β F2 4,2 kgf = 0,34F2 F2 = 12,35 kgf Maka untuk nilai dari gaya F1 adalah: F1 = 1,34 x F2 F1 = 1,34 x 12,35 kgf = 16,54 kgf 7) Tegangan maksimum yang terjadi pada belt saat mesin bekerja adalah: Data-data yang sudah di ketahui: 12 ππππ Ο0 = (tegangan awal dari V-belt) ππππ 2 Fe = 4,2 kgf (gaya efektif yang bekerja) πΉπΉππ
Οmax = Ο0 + 2π΄π΄ +
4,2
Ξ³ .v 2
10.g
Οmax = (12+ 2 x o,8 +
+ Eb
1,25(5,86)2 10 x 9,8 2
Οmax = 63,8 kgf/cm
h Dmin
Mencari panjang rantai (L) dengan jarak sumbu poros (C) = 30 mm L=p(
13
ππ
L = 12,7 (
+
πππ‘π‘1+ πππ‘π‘2
2 x 30 12,7
2
+
+
πππ‘π‘2β πππ‘π‘1
4ππ 2 12+28 2
+
πΆπΆ ππ
) 28β12
4 x 3,14 2
30 12,7
)mm = 315, 976 mm
Perhitungan gaya yang bekerja pada rantai dengan menggunakan persamaan sebagai berikut; 102.ππ
F= π£π£ ππ Pd = 0,2418 kgf v = 3,048 m/dtk F = 8,09 kgf.
4.4 Perencanaan Poros Dalam pembuatan mesin tali tampar kita merencanakan berapa diameter poros yang akan digunakan dengan diketahui: n= 2800 rpm ; dRG = 25mm ; P= 0,048kW ; W = 0,784 kgf 4.4.1 Perhitungan momen torsi ππ
T= 9,74 105 ππ P = 0,048 kW. n = 2800 rpm T = 16,69 kgf. mm 4.4.2 Gaya gaya pada poros. Perhitungan Gaya Tangensial di titik C.Gaya tangensial dapat dihitung melalui persamaan sebagai berikut: FCT = FCT =
+ 300 80 ) kgf/cm2
2.πΆπΆ
ππ
ππ 16,69ππππππ .ππππ 12,5 ππππ
= 1,3352 kgf
Setelah mendapatkan gaya tangensial selanjutnya mencari Gaya Normal pada titik C:
F
FCN = FCT . tan 200 FCN = 1,3352 kgf . 0.36 = 0,485 kgf Diagram benda bebas dari poros
i. Coππ =
Gaya Horisontal dari titik A
Momen Bending Terbesar Terbesar: Mbmax = οΏ½(πππππ»π» + (ππππππ Mbmax = ( οΏ½(0,743)2 + (0,707)2 ) kgf.mm Mbmac = (οΏ½1,051) kgf.mm Mbmax = 1,02 kgf. mm
)2
Perhitungan Diameter minimum pada poros dapat dicari dari persamaan sebagai berikut: material ST 53 : syp = 37,1 kgf /mm2 ; safety factor = 2 : ks = 0,58 Ds β₯ οΏ½ Ds β₯ οΏ½
(16)2 (ππππ )2 + (16)2 (ππππ )2 (ππ)2 οΏ½
(ππππ )(π π π π π π ) 2 οΏ½ ππππ
256 ( (1,02 ππππππ .ππππ )2 + (16,69 ππππππ .ππππ )2 ) 2 (0,58)οΏ½37,1 ππππππ /ππππ 2 οΏ½ οΏ½ 2
(3,14)2 οΏ½
Ds β₯ οΏ½62,722ππππ2 Ds β₯ 7,9 mm
= 0,0122
Karena nilai i tidak ada di (lampiran 9) maka kita mencari dengan cara extrapolasi untuk mencari nilai e :
β MA = 0 19,5 mm . FCT = 35mm . BH 19,5 mm . 1,3352 kgf = 35mm BH BH = 0,743 kgf Gaya Horisontal dari titik B AH = FCT β BH AH = (1,3352 β 0,743) kgf AH = 0,5922 kgf Gaya Vertikal dari titik A: 19,5 mm . FCN + 19,5 W = 35 mm . BV 19,5 mm (0,485 + 0,784) kgf = 35mm . BV BV = 0,707 kgf Gaya Vertikal dari titik B AV = (FCN + W) β BV AV = ((0,485 + 0,784) β 0,707) kgf AV = 0,562 kgf )2
15
1220
4.6 Perhitungan Bantalan (Bearing) Setelah perhitungan poros maka kita akan menghitung beban ekivalen dan umur bantalan. Datadata yang sudah diketahui sebagai berikut: Diameter bore bearing = 15 mm Beban aksial (Fa) = 5,09 kgf Beban Radial (Fr) = 1,85 kgf 4.6.1 Beban ekivalen Beban ekivalen dapat didapatkan dari persamaan sebagai berikut: P= v . x . Fr + y . Fa Mencari niai x dan y dilakukan dengan cara sebagai beriku 1) Mencari nilai e dilakukan dengan cara mencari i dan Co didapat dari (lampiran 9 dan lampiran 10) dengan melihat diameter bore bearing:
Tabel 4.1 Extrapolasi mencari nilai e i.Fa / Co
e
0,0122 0,014 0,028
X 0,19 0,22
0,014 β 0,028 X β 0,22 = 0,0122 β 0,028 0,19 β 0,22 X β 0,22 β 0,014 = β 0,03 β 0,0158 X = 0,19
2) Setelah diketahui e maka kita mencari nilai x dengan melihat (lampiran 9) maka x nilainya 0,56 dan nilai y = 2,3
Maka beban ekivalen adalah P = 1 . 0,56 . 1,85 kgf + 2,3 . 5,09 kgf = 12,74 kgf 4.6.2 Perhitungan Umur Bantalan Perhitungan umur bantalan dapat kita hasilkan dari persamaan sebagai berikut: πΆπΆ ππ
L10h = οΏ½ππ οΏ½ π₯π₯
10 6
60 .ππ 1960 3 10 6
L10h = οΏ½12,74 οΏ½ π₯π₯
60 .2800
L10h = 3,6 x 105 jam
4.7 Pengujian Hasil pengujian kapasitas mesin pembuat tali tampar dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 4.2 pengujian mesin tali tampar Pengujian no Waktu (s) Panjang (m) 1 20 25,45 2 20 25,75 3 20 26,12 Rata-rata 20 25,77 Hasil percobaan tersebut menunjukkan bahwa pada waktu 20 s mesin rata-rata menghasilkan tali tampar sepanjang 25,77 m atau 77,31 m/min DAFTAR PUSTAKA 1. Norton, Robert L. Machine Design : An Integrated Approach, Prentice Hall International Edition.1996 2. Mott, Robert L. Machine Elements in Mechanical Design, Fourth Edition.2004. 3. Deutchman, Aaron D. 1975. Machine Design : Theory and Practice. New York: Macmilan Publishing Co, Inc. 4. Sularso, Kiyoto Suga. Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin, Cetakan ke tiga. 5. Dobrovolsky. V. Machine Elements. Russian Second Edition. 6. Apoeh. 1997. Tugas Akhir Rancang Bangun Mesin Pemuntir Tali Tampar. Surabaya: Jurusan D3 Teknik Mesin FTI-ITS.