JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print)
1
Rancang Bangun Aplikasi Kurikulum Untuk Mendukung Manajemen Mutu Belajar Mengajar Perguruan Tinggi Studi Kasus ITS Umar Hasan dan Umi Laili Yuhana Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia e-mail:
[email protected]
Abstrak—Pendidikan merupakan proses yang terus berkembang, begitu juga dengan komponen yang di dalamnya. Dalam hal ini kurikulum sebagai salah satu komponen dari sistem pendidikan juga mengalami perubahan untuk sistem pendidikan yang lebih baik. Pada pergantian kurikulum ini akan menghasilkan kompetensi yang baru, yang merupakan perbaikan dari kompetensi sebelumnya untuk keperluan penjaminan mutu dari ITS di bidang pembelajaran. Sayangnya bentuk dokumentasi dari penjaminan mutu tersebut belum ada dalam bentuk sistem tertentu yang menampilkan keperluan untuk penjaminan mutu. Pada tugas akhir ini dirancang sebuah sistem informasi yang dapat menangani keperluan di atas. Dengan melakukan pendataan pada kompetensi masing-masing jurusan berdasarkan periode kurikulum, serta melakukan pendataan pada kelengkapan elemen kurikulum. Sistem Informasi Kurikulum (SIMKURI) dapat membantu pihak manajemen mutu untuk melakukan proses monitoring atas kelengkapan pada kurikulum masing-masing jurusan, terutama yang terkait dengan bidang kompetensi pembelajaran dan bagian atribut untuk mata kuliah di jurusan. Dari hasil pengujian pada jurusan di ITS, SIMKURI ini dapat menampilkan kompetensi dari jurusan tersebut, serta mampu untuk melakukan pemetaan kompetensi kurikulum hingga pada mata kuliah. Selain itu SIMKURI juga dapat menampilkan daftar kelengkapan mata kuliah, terutama terkait dengan silabus dan rencana pembelajaran dari mata kuliah itu sendiri. Diharapkan dengan digunakannya SIMKURI ini dapat memudahkan pihak manajemen mutu untuk melakukan evaluasi pada proses pembelajaran, terutama pada bagian kompetensi kurikulum. Kata Kunci—belajar penjaminan mutu.
mengajar,
kompetensi,
kurikulum,
I. PENDAHULUAN
K
EGIATAN belajar mengajar merupakan sebuah elemen penting dalam pendidikan. Baik itu pendidikan pada jenjang yang rendah hingga ke jenjang yang lebih tinggi seperti perguruan tinggi. Pada kegiatan belajar mengajar tentunya diperlukan sebuah sistem untuk memandu mengenai apa saja materi yang diajarkan. Pada studi kasus ITS kegiatan belajar mengajar dilakukan sesuai dengan perencanaan mengenai materi apa yang hendak diajarkan, cara pengajaran dan hasil yang diharapkan dari kegiatan belajar mengajar tersebut. Akan tetapi dalam kenyataan pada pelaksanaan, beberapa bahan ajar yang digunakan tidak ada perencanaan
sama sekali, baik itu dalam berbentuk dokumen ataupun yang lain. Tentunya ini dapat menjadi sebuah pertanyaan mengenai bagaimana kualitas pembelajaran tersebut jika kriteria lulusan itu sendiri belum jelas seperti apa dan bagaimana. Hal ini tentunya menjadi persoalan pada penjaminan mutu pendidikan di perguruan tinggi terkait. Jika sebuah mata kuliah tidak memiliki kejelasan akan kegunaan dan kepentingan serta hasil yang didapatkan dari mata kuliah tersebut, bagaimana cara menentukan kualitas lulusan dari mahasiswa yang mengambil mata kuliah tersebut. Tentunya hal ini menjadikan perlunya adanya sebuah sistem yang dapat melakukan akomodasi dalam hal ini. Untuk meningkatkan kualitas belajar dan mengajar selain itu juga untuk membantu pengendalian mutu dari kegiatan pendidikan pada perguruan tinggi. Untuk itu diperlukan sebuah sistem yang dapat menangani permasalahan di atas, sebuah sistem yang dapat berintegrasi dengan Sistem Informasi Akademik (selanjutnya disebut SIAKAD) ITS guna menunjang kebutuhan kegiatan belajar dan mengajar. Untuk menjawab keperluan di atas maka dibangunlah sistem informasi untuk kurikulum yang mencakup kurikulum dari profil lulusan perguruan tinggi hingga deskripsi mendetail mengenai mata kuliah. Profil lulusan perguruan tinggi adalah standar minimal kompetensi yang harus dimiliki sebagai seorang lulusan perguruan tinggi. Sehingga dapat diandalkan pada bidangnya sesuai dengan kompetensi yang diberikan. Adapun profil lulusan akan ditentukan dengan memperhatikan kebutuhan yang ada, seperti kemampuan di bidang kerja, ataupun pengetahuan yang harus dikuasai, sikap dan lain-lain yang bertujuan untuk menyiapkan calon lulusan mahasiswa dapat bertahan dengan kehidupan setelah perkuliahan. Selain itu untuk menentukan ke bidang yang spesifik maka akan diturunkan ke masing-masing program studi yang ditawarkan kepada pihak universitas. Dan dari program studi itulah nantinya yang akan merumuskan apa saja yang akan diberikan kepada mahasiswa sehingga dapat memenuhi kebutuhan sebagai lulusan dari ITS. Bentuk perumusan tersebut antara lain adalah mata kuliah yang diberikan. Dari mata kuliah tersebut akan dipecah lagi menjadi apa saja yang dipelajari dalam mata kuliah tersebut sehingga mahasiswa yang sudah mengambil mata kuliah bersangkutan dapat memenuhi kebutuhan sebagai mahasiswa yang sudah lulus pada mata kuliah tersebut.
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) Sebagai bentuk penjaminan mutu, yakni berupa pengembangan dari kebutuhan yang diperlukan untuk menghasilkan lulusan sesuai dengan yang ditentukan. Bentuk penjaminan mutu ini antara lain dengan mengubah pola pengajaran, penerapan soal-soal yang baru, peningkatan kompetensi belajar, dan lain-lain. Juga sebagai monitoring mengenai kelancaran dalam proses belajar mengajar serta penanggulangan dari hal-hal yang menghambat proses belajar tersebut. II. TINJAUAN PUSTAKA Pada tinjauan pustaka ini berisi mengenai bahan-bahan yang dipelajari dan digunakan selama proses pengerjaan tugas akhir. Beberapa di antaranya adalah kurikulum dan kerangka kerja yang digunakan. A. Kurikulum Kurikulum merupakan perangkat pendidikan yang bertujuan untuk menjadikan sistem pendidikan memiliki arah dan tujuan tertentu. Dengan adanya kurikulum akan menjadikan sistem pendidikan memiliki dasar dalam menentukan kualitas peserta didik. Kurikulum akan berisi mengenai keluaran dari peserta didik hingga mata kuliah atau mata pelajaran yang diberikan kepada peserta didik. Setiap tingkatan akan memiliki kurikulum yang berbeda yang disesuaikan dengan kebutuhan akan peserta didik. Menurut Harold B, Alberty (1965) kurikulum merupakan kegiatan yang disajikan oleh sekolah bagi para pelajar. Tidak ada pembatasan antara kegiatan di dalam kelas dan di luar kelas[1]. Sedangkan menurut Saylor, Alexander, dan Lewis (1981) kurikulum sebagai rencana yang berisi sekumpulan pengalaman belajar bagi anak didik. Sedangkan dalam Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN), “Seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar,” hanya menekankan pada kemanfaatannya bagi guru dalam merencanakan kegiatan belajar mengajar. Menurut Schiro (1978) kurikulum sebagai proses pengembangan anak didik yang diharapkan terjadi dan digunakan dalam perencanaannya[2]. B. KKNI KKNI atau Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia merupakan kerangka penjenjangan kualifikasi kompetensi yang dapat menyandingkan, menyetarakan, dan mengintegrasikan antara bidang pendidikan, bidang pelatihan kerja, serta bidang pengalaman kerja dalam rangka pemberian pengakuan kompetensi kerja sesuai dengan struktur pekerjaan di berbagai sektor[3]. KKNI merupakan perwujudan mutu dan jati diri Bangsa Indonesia terkait dengan sistem pendidikan dan pelatihan nasional yang dimiliki Indonesia. KKNI terdiri dari 9 (sembilan) jenjang kualifikasi, dimulai dari kualifikasi 1 sebagai kualifikasi terendah dan kualifikasi 9 sebagai kualifikasi tertinggi. Jenjang kualifikasi adalah tingkat capaian pembelajaran yang disepakati secara nasional. Disusun berdasarkan ukuran hasil pendidikan dan pelatihan yang
2
diperoleh melalui pendidikan formal, nonformal, informal, atau pengalaman kerja. Deskripsi kualifikasi pada KKNI merefleksikan capaian pembelajaran (learning outcomes) yang diperoleh seseorang melalui jalur pendidikan, pelatihan, pengalaman kerja, pembelajaran mandiri. Bentuknya berupa capaian pembelajaran, ilmu pengetahuan, pengetahuan praktis, ketrampilan, afeksi, dan kompetensi[4]. C. Model View Controller Model-View-Controller (selanjutnya disebut MVC) adalah pola arsitektur aplikasi yang terdiri dari model, view dan controller. MVC juga merupakan cara untuk mengorganisir web secara dinamis dan terstruktur. Pola perancangan ini telah muncul sejak tahun 1979 dan pertama kali diperkenalkan oleh Trygve Reenskaug[5]. Model merupakan obyek yang merepresentasikan data di bawahnya. Pada model, terdapat beberapa query yang dapat digunakan untuk membuat, menampilkan, mengubah dan menghapus data. Selain itu interaksi dengan basis data juga diletakkan di sini. View menunjukkan bagian yang bertanggung jawab untuk menampilkan data ke pengunjung atau pengguna aplikasi. Oleh karena itu, HTML dan CSS dapat diaplikasikan pada bagian ini. Tidak terdapat logika aplikasi maupun query yang dijalankan pada bagian view. Controller merupakan penghubung antara model dan view. Pada bagian ini, muncul logika pemrograman yang menawarkan pilihan untuk mengubah bagian dari model. Selain bertanggung jawab untuk memeriksa model, controller juga menyediakan data dinamis untuk view. Pada bagian ini terdapat fungsi-fungsi yang dipanggil pada saat program dijalankan. III. ANALISIS DAN PERANCANGAN Pada bab ini terdapat pembahasan tahap analisis permasalahan dan perancangan artikel. Pada bagian awal dibahas mengenai analisis permasalahan yang ingin diselesaikan. Selanjutnya dibahas mengenai perancangan program untuk memberikan gambaran umum mengenai sistem yang dibuat. A. Analisis Tahap analisis terdiri dari beberapa bagian yaitu cakupan permasalahan, deskripsi umum sistem, spesifikasi kebutuhan perangkat lunak, dan kasus penggunaan sistem. Pembuatan aplikasi SIMKURI ini melibatkan proses bisnis dalam kegiatan pendidikan secara langsung maupun tidak langsung. Permasalahan utama yang diangkat dalam pembuatan aplikasi ini adalah untuk mempermudah proses monitoring dalam penjaminan mutu belajar mengajar di perguruan tinggi, di mana dilakukan pada studi kasus ITS. Proses diawali dengan pergantian kurikulum di mana pergantian ini dimaksudkan untuk melakukan perbaikan atas kurikulum yang lama. Selanjutnya sistem akan menerima data masukan untuk kurikulum tersebut masing-masing sesuai dengan tingkatan kurikulum. Untuk pemetaan secara
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print)
3
sederhana, kurikulum pusat akan dipecah menjadi beberapa bagian pada kurikulum di program studi. Sedangkan nantinya kurikulum pada program studi akan mewakili mata kuliah yang dimiliki oleh program studi tersebut. Selanjutnya pada masing-masing mata kuliah akan memiliki kurikulum sendiri yang disebut dengan mata kuliah rinci. Mata kuliah kemudian dibuatkan detailnya berupa capaian pembelajaran, instruksi pembelajaran dan rencana pembelajaran dari mata kuliah tersebut. Selanjutnya hal ini dapat menjadi bahan monitoring untuk penjaminan mutu dari kualitas pembelajaran. Kebutuhan fungsional ditunjukkan pada Tabel 1. B. Perancangan Pada bagian perancangan akan terdapat beberapa bagian, mulai dari perancangan database, antar muka dan perancangan kelas pada pemrograman. Adapun perancangan pada arsitektur sistem dilakukan dengan menerapkan pola MVC. Untuk aplikasi ini akan dibuat berjalan beriringan dengan aplikasi SIAKAD, di mana aplikasi ini mengambil beberapa data dari SIAKAD tersebut. Selanjutnya mengenai antar muka juga akan dibuat mirip dengan SIAKAD, hal ini dimaksudkan agar pengguna sudah familiar dengan model antar muka dari SIAKAD. Pada perancangan database dilakukan dengan merancang database baru dengan memanfaatkan database yang sudah ada, dalam hal ini adalah database pada SIAKAD. Basis data yang baru merupakan bentuk penambahan tabel pada database milik SIAKAD yang ditambahkan dengan tabel-tabel baru sesuai dengan kebutuhan pada SIMKURI. Adapun bentuk korelasi antara SIAKAD dengan SIMKURI dapat dilihat pada Gambar 1. Pada perancangan antar muka digunakan model gaya pada SIAKAD sehingga memiliki tampilan dengan SIAKAD. Hal ini dilakukan sesuai dengan tujuan yang sudah disebutkan di atas. Selain itu dalam penggunaannya untuk melakukan koordinasi dengan Sistem Informasi Terintegrasi (Integra) ITS akan lebih mudah. Pada arsitektur sistem akan menerapkan pola MVC yang bertujuan untuk memudahkan dalam proses evaluasi serta perbaikan dan jika memungkinkan penambahan fitur. Bentuk MVC di sini akan mengikuti pola pada MVC milik Code Igniter (selanjutnya disebut CI) yang digunakan sebagai kerangka kerja. Adapun gambaran mengenai MVC yang digunakan pada sistem ini akan ditampilkan pada Gambar 2. IV. IMPLEMENTASI Bab ini membahas implementasi dari perancangan sistem. Di dalamnya mencakup proses implementasi pada hasil analisis yang dijelaskan pada bab 3. Bahasa pemrograman yang digunakan untuk implementasi adalah PHP dengan framework CI untuk pola MVC. Pada bab ini juga dibahas sedikit implementasi pada proses penggabungan dengan Integra ITS.
Gambar 1. Korelasi basis data SIAKAD dan SIMKURI
Controller
Model
Class Kurikulum Class Jurusan Class Mata Kuliah Class Helper
Model Kurikulum Model Jurusan Model Mata Kuliah
View
Class Template Class Header
Gambar 2. Model MVC pada SIMKURI Tabel 1. Daftar kebutuhan fungsional perangkat lunak
No. 1
Kebutuhan fungsional Pengisian Kurikulum Institut
2
Pengisian Kurikulum Jurusan
3
Alokasi Dosen Mata Kuliah
4
Pengisian Kurikulum Mata Kuliah
Deskripsi Melakukan pembuatan kurikulum, menentukan terminologi dan pengisian pada kurikulum Institut. Melakukan pengisian kurikulum pada masing-masing jurusan, berupa capaian pembelajaran dari program studi yang dituju. Melakukan pendataan pada dosen pengampu untuk sebuah mata kuliah di mana dosen ini akan bertindak sebagai koordinator mata kuliah dan berhak atas perubahan dan pengembangan mata kuliah tersebut. Pada kurikulum mata kuliah merupakan fungsi mengisi detail pada mata kuliah, semisal kurikulum, silabus, rencana pembelajaran, dan instruksi pembelajaran.
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) A. Implementasi MVC Implementasi MVC ditunjukkan dengan penggunaan framework CI untuk kakas kerja. Pada kakas kerja CI berkas untuk masing-masing model, view dan controller akan memiliki bagian yang terpisah. Penggunaannya dengan mengelompokkan masing-masing berkas MVC tersebut ke dalam folder terpisah dan untuk masing-masing modul utama dibuat 1 bentuk MVC masing-masing. Dengan pola seperti ini akan mempermudah untuk melakukan pengerjaan dan perbaikan pada modul tertentu. Modul yang terdapat pada sistem ini terbagi 3 bagian utama, yakni modul kurikulum untuk menangani kurikulum pusat ITS, modul jurusan untuk menangani keperluan jurusan dengan kurikulum, serta modul mata kuliah untuk keperluan kurikulum mata kuliah. Masing-masing dari modul tersebut akan dibuatkan 1 bentuk MVC masing-masing. B. Implementasi Antar Muka Implementasi antar muka dilakukan dengan menggunakan gaya pada sistem yang sudah ada, dalam hal ini adalah sistem SIAKAD. Pada sistem SIAKAD sudah disediakan style untuk web, seperti CSS (Cascading Style Sheet) dan ikon-ikon sesuai dengan keperluan. Untuk itu sistem ini diintegrasikan dengan Integra ITS dengan menggunakan hal-hal yang sudah disediakan oleh sistem Integra ITS, seperti sistem login dan pemberian hak akses. Tujuan dari penggabungan sistem kurikulum pada Integra ITS dan SIAKAD adalah untuk mengurangi redudancy data karena beberapa data pada SIMKURI hanya mengambil pada data yang sudah ada pada SIAKAD, seperti daftar mata kuliah, program studi dan yang lain. V. PENGUJIAN DAN EVALUASI Pada bab ini ini akan dijelaskan skenario pengujian yang digunakan. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa pengujian yang dilakukan adalah pengujian fungsionalitas yang menguji kebutuhan fungsional sistem. A. Skenario Pengujian 1) Skenario Pengujian Fungsionalitas Pengujian fungsionalitas dilakukan dengan metode kotak hitam (black box), yaitu sebuah metode pengujian yang menekankan pada hasil keluaran program. Pengujian fungsionalitas merupakan pengujian yang dilakukan untuk mengecek apakah fungsionalitas sistem sudah berjalan dengan baik. Contoh dalam pelaksanaan pengujian ini dilakukan pada salah satu jurusan di fakultas pada ITS. Dalam hal ini dilakukan pengujian adalah pada bagian kelengkapan pada capaian pembelajaran serta bagian penggunaan pada capaian pembelajaran tersebut ke dalam pemetaan pada mata kuliah. Dengan memasukan data masukan berupa fakultas yang akan diseleksi, berikut ini Gambar 3 adalah hasil tampilan dari pengujian.
4
Gambar 3. Pengujian pada modul monitoring sebaran rincian program studi
Dari Gambar 3 tersebut dapat dilihat bahwa pada fakultas tertentu yang memiliki beberapa jurusan, akan menampilkan keseluruhan jurusan serta program studi yang ada pada jurusan tersebut, serta menampilkannya berdasarkan pada periode kurikulum yang sudah ditentukan sebelumnya. Dengan ini akan dapat mudah diketahui jurusan apa saja yang belum melengkapi pengisian kompetensi kurikulum serta seberapa besar pemetaan pada kurikulum tersebut ke mata kuliah. B. Evaluasi Pengujian Pada subbab ini terdapat evaluasi dari hasil pengujian yang telah dilakukan. Evaluasi yang diberikan adalah evaluasi yang terkait pada pengujian kebutuhan fungsional dan bukan fungsional. Pengujian fungsional berada pada bagian input data untuk pengisian kelengkapan pada kurikulum, sedangkan pada yang bukan fungsional akan berada pada bagian seperti monitoring di mana akan menampilkan data-data yang digunakan untuk membantu mempermudah melakukan monitoring terhadap kelengkapan jurusan. Dari pengujian fungsionalitas yang perlu digarisbawahi adalah data masukan yang sensitif, yakni data input yang harus sesuai dengan standar pola kode yang dimasukkan, seperti pada halnya kode mata kuliah, di mana pada SIMKURI ini juga terdapat kode capaian pembelajaran.
VI. KESIMPULAN Kesimpulan yang didapat dari tugas akhir ini ialah pada aplikasi berbasis web ini telah berhasil menerapkan pola arsitektur MVC untuk menangani sebagian dari proses bisnis kurikulum di ITS. Dimulai dari kurikulum pusat hingga kurikulum level terendah berupa mata kuliah pada periode kurikulum yang dimaksud. Pada kegunaan dari sistem ini adalah bertujuan untuk mengimplementasikan kurikulum ke dalam bentuk metode pembelajaran di mata kuliah masingmasing, selain itu juga salah satu bentuk pengawasan pada masing-masing kurikulum jurusan akan kelengkapan pada elemen kurikulum, seperti capaian pembelajaran. Penggunaan capaian pembelajaran pada mata kuliah satu program studi dan yang lain.
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) UCAPAN TERIMA KASIH Penulis U.H. menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan artikel ini. Penulis mohon maaf apabila terdapat kekurangan, kesalahan maupun kelalaian yang telah penulis lakukan. Kritik dan saran yang membangun dapat disampaikan sebagai bahan perbaikan selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA [1] [2] [3] [4] [5]
S. Nasution, Asas-asas Kurikulum, vol. 1, Bandung: Jemmars Bandung, 1988. H. Ahmad, Pengembangan Kurikulum, Bandung: CV. Pustaka Setia, 1998. “Kemdikbud,” [Online]. Available: http://www.kemdikbud.go.id/kemdikbud/berita/2361. [Diakses 5 Mei 2014]. “Kemdikbud,” [Online]. Available: http://www.sith.itb.ac.id/SK/sk2013/Permendikbud-73-2013Penerapan-KKNI.pdf. [Diakses 05 Mei 2014]. “Artima,” [Online]. Available: http://www.artima.com/articles/dci_vision.html. [Diakses 9 Mei 2014].
5