PENGARUH BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PENINGKATAN KECERDASAN EMOSIONAL SISWA YANG MENGALAMI MASALAH DIRI PRIBADI KELAS XI IPS SMA NEGERI 2 PEKANBARU TAHUN AJARAN 2012/2013 Ramtia Darma Putri1) Rosmawati2)Abu Asyari3) Program Studi Bimbingan Konseling Email :
[email protected] The title of this research is "THE EFFECT OF GROUP COUNSELING ON EMOTIONAL INTELLIGENCE GRADE OF STUDENT WHO HAD SELF PROBLEMS CLASSES XI IPS PEKANBARU SMA 2 ACADEMIC YEAR 2012/2013". This study aims to 1)knowing description emotional intelligence grade of students who are having self problems class XI IPS before group counseling organize. 2)knowing description emotional intelligence grade of students who are having self problems class XI IPS after group counseling organize. 3)knowing the difference before and after group counselling organize to emotional intelligence grade of students who are having self problems 4)knowing the effect before and after group counselling organize to emotional intelligence grade of students who are having self problems. Data collection using the form of questionnaires. The population in this research is the students have self problems XI IPS, amounting to 35 people. Determining sampling of students scoring medium and low emotional intelligence (purposive sampling). A description of emotional intelligence before given group counselling in average category is 86.7%, and low category is 13.3%. A description of emotional intelligence after given group counselling in a average category is 80%, and high category is 20%. Based on the calculation of the correlation coefficient between x1 and x2 is 0.840 and the coefficient of determination r2=70.56%, it can be knowing thitung is greater than ttabel, (11.110>2.048) so that Ho is rejected and Ha accepted. That means there are significant before and after the group counselling organize to emosional grade of students who had self problems. Keywords: group counseling, emotional intelligence, self
1. Mahasiswa Prodi Bimbingan Konseling FKIP Universitas Riau, NIM 0905132875 Alamat : Jl. Handayani No. 2 2. Dosen pembimbing I Dra. Rosmawati S.S.M.Pd, Kons 3. Dosen pembimbing II Drs. Abu Asyari, Kons 1
A. Pendahuluan Masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa.Umum terjadi pergolakan emosi yang terjadi sekitar umur 13-18 tahun yaitu masa anak duduk di sekolah menengah. Namun dunia pendidikan lebih sering mengambil prioritasakan kecerdasan intelektual dengan harapan sekolah dan peserta didiknya memperoleh kesuksesan yang tinggi dari hasil prestasi yang di dapat, dibandingkan dengan keadaan emosional peserta didiknya. Dalam pembelajaran di sekolah sering ditemukan siswa yang tidak dapat meraih prestasi belajar yang setara dengan kemampuan inteligensinya.Terdapat siswa yang mempunyai kemampuan inteligensi tinggi tetapi memperoleh prestasi belajar yang relatif rendah, namun ada siswa yang walaupun kemampuan inteligensinya relatif rendah, dapat meraih prestasi belajar yang relatif tinggi. Dalam hal ini, kecerdasan intelektual tidak menjadi faktor utama yang menentukan keberhasilan seseorang. Hasil penelitian Daniel Goleman (1995 dan 1998) dan beberapa Riset di Amerika (dalam Yoseph, 2005) memperlihatkan bahwa kecerdasan intelektual hanya memberi kontribusi 20 % terhadap kesuksesan hidup seseorang. Sisanya, 80 % bergantung pada kecerdasan emosi yang meliputi kemampuan memotivasi diri sendiri, mengatasi frustasi, mengontrol desakan hati, mengatur suasana hati (mood), berempati serta kemampuan bekerja sama. Namun, dalam beberapa kasus, siswa seringkali mengalami kesulitan dalam mengelola dan mengatur keadaan diri mereka. Masalah diri pribadi menjadi sangat penting karena tidak semua siswa menyadari dirinya berada dalam masalah. Tidak jarang para pendidik juga sulit mengetahui secara pasti masalah diri pribadi siswa tanpa mendengar penjelasan langsung dari siswa tersebut. Termasuk dalam hal kecerdasan emosi ini. Apabila siswa tidak mengetahui apa yang dia rasakan maka mereka akan menemukan kesulitan-kesulitan untuk keluar dari masalah yang mereka alami, khususnya yang terjadi selama mereka dalam ruang lingkup sekolah atau pendidikan. Kecerdasan emosional menjadi sangat penting karena individu yang memiliki kemampuan kecerdasan emosional yang lebih baik, dapat menjadi lebih terampil dalam menenangkan dirinya dengan cepat, lebih terampil dalam memusatkan perhatian, lebih baik dalam berhubungan dengan orang lain, lebih cakap dalam memahami orang lain dan untuk kerja akademis di sekolah lebih baik. Oleh karenanya untuk dapat mengembangkan serta meningkatkan kecerdasan emosional siswa, perlu disusun sebuah program yang tepat dalam upaya meningkatkan kecerdasan emosional siswa tersebut. Salah satu program yang dapat dilakukan yaitu program bimbingan kelompok dengan menggunakan berbagai teknik yang diharapkan dapat meningkatkan kecerdasan emosional siswa. Menurut Dewa Ketut Sukardi dkk (2000 : 48) Bimbingan kelompok adalah bimbingan yang memungkinkan sejumlah peserta didik secara besamasama memperoleh berbagai bahan dari nara sumber tertentu (terutama guru pembimbing / konselor) yang berguna untuk menunjang kehidupannya baik individu maupun sebagai pelajar, anggota keluarga dan masyarakat serta untuk pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Layanan bimbingan kelompok dimaksudkan untuk memungkinkan siswa secara bersama-sama memperoleh fungsi utama bimbingan yang didukung oleh layanan konseling kelompok ialah fungsi pengentasan. 2
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang penulis lakukan dengan menggunakan AUM Umum, maka ditemukan 35 siswa yang mengalami masalah diri pribadi. Selanjutnya penulis mengedarkan Angket Kecerdasan Emosional dan ditemukan sebanyak 15 siswa dengan rentang skor kecerdasan emosional kategori rendah sampai sedang Berangkat dari fenomena diatas, penulis melihat bahwa kecerdasan emosional siswa masih sangat kurang dan penulis merasa sangat perlu melakukan bimbingan kelompok guna meningkatkan kecerdasan emosional siswa. Sehingga penulis tertarik untuk meneliti dan mengambil judul PENGARUH BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PENINGKATAN KECERDASAN EMOSIONAL SISWA YANG MENGALAMI MASALAH DIRI PRIBADI KELAS XI IPS SMA NEGERI 2 PEKANBARU TAHUN AJARAN 2012/2013. Berdasarkan latar belakang dan gejala-gejala dari masalah diatas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimanakah gambaran tingkat kecerdasan emosional siswa yang mengalami masalah diri pribadi kelas XI IPS sebelum diadakan bimbingan kelompok di SMA Negeri 2 Pekanbaru? 2. Bagaimanakah gambaran peningkatan kecerdasan emosional siswa yang mengalami masalah diri pribadi kelas XI IPS sesudah diadakan bimbingan kelompok di SMA Negeri 2 Pekanbaru? 3. Apakah terdapat perbedaan sebelum dan sesudah diadakan bimbingan kelompok di SMA Negeri 2 Pekanbaru terhadap peningkatan kecerdasan emosional siswa yang mengalami masalah diri pribad) kelas XI IPS? 4. Apakah terdapat pengaruh sebelum dan sesudah diadakan bimbingan kelompok di SMA Negeri 2 Pekanbaru terhadap peningkatan kecerdasan emosional siswa yang mengalami masalah diri pribadi kelas XI IPS? Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah : a. Untuk mengetahui gambaran tingkat kecerdasan emosional siswa yang mengalami masalah diri pribadi kelas XI IPS sebelum diadakan bimbingan kelompok di SMA Negeri 2 Pekanbaru. b. Untuk mengetahui gambaran peningkatan kecerdasan emosional siswa yang mengalami masalah diri pribadi kelas XI IPS sesudah diadakan bimbingan kelompok di SMA Negeri 2 Pekanbaru. c. Untuk mengetahui perbedaan sebelum dan sesudah diadakan bimbingan kelompok di SMA Negeri 2 Pekanbaru terhadap peningkatan kecerdasan emosional siswa yang mengalami masalah diri pribadi kelas XI IPS. d. Untuk mengetahui pengaruh sebelum dan sesudah diadakan bimbingan kelompok di SMA Negeri 2 Pekanbaru terhadap peningkatan kecerdasan emosional siswa yang mengalami masalah diri pribadi kelas XI IPS.
Untuk memperjelas batasan konsep yang digunakan dalam penelitian ini dapat dioperasionalkan sebagai berikut : Natawidjaja (2003: 64) bimbingan kelompok adalah layanan yang diberikan pada sekelompok individu guna mengatasi masalah yang relatif sama sehingga mereka tidak mengalami hambatan untuk mengembangkan segenap potensi yang dimiliki. 3
Tahap-tahap pelaksanaan bimbingan kelompok yaitu : tahap pembentukan, tahap peralihan, tahap kegiatan, dan tahap pengakhiran. Kecerdasan emosional adalah kemampuan mengenali perasaan kita dan perasaan orang lain ( Dalam Hamzah, 2000). Yang dimaksud dengan kecerdasan emosional dalam penelitian ini adalah terdiri dari 5 aspek, yaitu : kesadaran diri, mengelola emosi, memanfaatkan emosi secara produktif, empati, dan membina hubungan dengan orang lain. Colley, (dalam Hamzah : 2000) diri pribadi semua ciri, jenis kelamin, pengalaman, sifat-sifat, latar belakang budaya, pendidikan, dan sebagainya yang melekat pada seseorang. Siswa yang mengalami masalah diri pribadi adalah mereka yang terjaring melalui AUM Umum khususnya pada bidang diri pribadi (DPI). B. Variabel Penelitian Kecerdasan emosional siswa yang mengalami masalah DPI sebelum diberikan BKp ( X 1)
Bimbingan Kelompok
Kecerdasan emosional siswa yang mengalami masalah DPI sebelum diberikan BKp ( X 2)
dibandingkan
C. Metode Penelitian Sesuai dengan judul penelitian, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental pola one group. Metode one group eksperimen menggunakan hanya satu kelompok dan dapat diterapkan dalam beberapa bentuk yang antara lain : one group pre-test dan post-test design, dengan pola sebelum dan sesudah dengan struktur sebagai berikut :
O1 X O2 D. Populasi dan Sampel Penelitian TABEL I POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN No 1 2 3
Kelas Populasi XI IPS 1 7 XI IPS 2 16 XI IPS 3 12 Jumlah 35 Sumber : Data Olahan Penelitian, 2013
Sampel 4 6 5 15
E. Alat Pengumpulan Data Adapun untuk memperoleh data tersebut digunakan instrumen kecerdasan emosional yang dikembangkan oleh Syamsu Yusuf. Instrumen ini terdiri dari 40 item positif dan negatif. Secara rinci mengenai jumlah item angket tentang kecerdasan emosional sebagai berikut :
4
TABEL II KISI – KISI KECERDASAN EMOSIONAL No. Aspek Yang Diteliti Nomor Item Positif Nomor Item Negatif 1. Kesadaran diri 1, 2, 4 3, 5 2. Mengelola emosi 6, 8, 10, 13, 14, 15 7, 9, 11, 12 3. Memanfaatkan emosi secara 16, 19, 20, 21 17, 18, 22 produktif 4. Empati 23, 25, 28 24, 26, 27, 29 5. Membina hubungan dengan orang 30, 32, 33, 35, 36, 31, 34 lain 37, 38, 39,40 Jumlah 25 15 Sumber : Syamsu Yusuf (2011 : 240-241)
Jumlah Item 5 10 7 7 11 40
F. Teknik Analisa Data Teknik analisa data dalam penelitian ini antara lain menggunakan teknik analisa sebagai berikut : 1. Untuk menentukan rentang skor kategori tinggi, sedang, dan rendah, digunakan tolok ukur kurva normal ( Phopan dan Sirotnik dalam R.Arlizon, 1995:100) dengan formula sebagaiberikut : ideal – (Z x S ideal) s/d
ideal + (Z x S ideal)
2. Persentase (P) yang digunakan untuk menghitung persentase skor siswa setiap indikator Anas Sudijono (2001: 40 ) P = × 100% Keterangan : P = Persentase F = Frekuensi N = Jumlah Sampel 3. Rumus t-test Teknik yang digunakan adalah uji “t” yang sebelumnya lebih dahulu dicari homogenitas dengan rumus uji “t” dalam Sugiono ( 2010 : 122 ) dengan rumus sebagai berikut :
Keterangan : x1 = rata-rata sampel 1 x2 = rata-rata sampel 2 s1 = simpangan baku sampel 1 s2 = simpangan baku sampel 2 s1 2 = varians sampel 1 2 s2 = varians sampel 2 r = korelasi antara dua sampel 5
4. Untuk menguji pengaruh konseling kelompok dalam penelitian ini, digunakan rumus Product Moment Sugiyono (2010:356) dengan rumusan : r= G. Hasil dan Pembahasan TABEL III TOLOK UKUR PENINGKATAN KECERDASAN EMOSIONAL SISWA YANG MENGALAMI MASALAH DPI (DIRI PRIBADI) No Kategori Rentang Skor Persentase Tinggi 28 – 40 Sedang 13 – 27 Rendah 0 – 12 2. Jumlah Sumber :Data Olahan Penelitian, 2013 1. 2. 3.
70 – 100 % 32,5 – 67,5 % 0 – 30 % 100 %
Berdasarkan data tolok ukur peningkatan kecerdasan emosional siswa yang mengalami masalah diri pribadi diatas maka diperoleh gambaran seperti terlihat pada tabel di bawah ini : TABEL IV GAMBARAN TINGKAT KECERDASAN EMOSIONAL SISWA YANG MENGALAMI MASALAH DIRI PRIBADI SEBELUM DIBERIKAN BIMBINGAN KELOMPOK No kategori Skor F (%) 1
Tinggi
28 - 40
0
0%
2
Sedang
13 – 27
13
86,7 %
3
Rendah
0 – 12
2
13,3 %
15
100 %
Jumlah
Sumber :Data Olahan Penelitian, 2013 Dari data di atas dapat dilihat gambaran tingkat kecerdasan emosional siswa yang mengalami masalah diri pribadi kelas XI IPS sebelum diadakan bimbingan kelompok di SMA Negeri 2 Pekanbaru secara umum tergolong dalam kategori sedang, yakni sebanyak 13 orang atau sebesar 86,7 % , dan pada kategori rendah sebanyak 2 orang sebesar 13,3 % , sedangkan yang tergolong dalam kategori tinggi sebesar 0%. Artinya, gambaran peningkatan kecerdasan emosional siswa yang mengalami masalah diri pribadi kelas XI IPS sebelum diadakan bimbingan kelompok di SMA Negeri 2 Pekanbaru secara umum termasuk dalam kategori sedang.
6
TABEL V GAMBARAN PENINGKATAN KECERDASAN EMOSIONAL SISWA YANG MENGALAMI MASALAH DIRI PRIBADI SESUDAH DIBERIKAN BIMBINGAN KELOMPOK No kategori Skor F (%) 1
Tinggi
28 – 40
3
20 %
2
Sedang
13 – 27
12
80 %
3
Rendah
0 - 12
0
0
15
100
Jumlah Sumber : Data Olahan Penelitian, 2013
Dari data di atas dapat di lihat gambaran peningkatan kecerdasan emosional siswa yang mengalami masalah diri pribadi kelas XI IPS sesudah diadakan bimbingan kelompok di SMA Negeri 2 Pekanbaru secara umum tergolong dalam kategori sedang, yakni sebanyak 12 orang atau sebesar 80%, pada kategori tinggi sebanyak 3 orang sebesar 20 %, sedangkan yang tergolong dalam kategori rendah sebesar 0%. Artinya, gambaran peningkatan kecerdasan emosional siswa yang mengalami masalah diri pribadi kelas XI IPS sesudah diadakan bimbingan kelompok di SMA Negeri 2 Pekanbaru pada umumnya berada pada kategori sedang dan terdapat peningkatan dalam kategori tinggi. Untuk mengetahui perbedaan persentase sebelum dan sesudah diberikan bimbingan kelompok dapat dilihat pada grafik di bawah ini: 86,7%
90
80%
80 70 60 Sebelum
50
Sesudah
40
20%
30 20
13,3 %
0%
0%
10 0 Tinggi
Sedang
Rendah
Gambar 1. Grafik Rekapitulasi Kecerdasan Emosional Siswa Sebelum dan Sesudah Diberikan Bimbingan Kelompok Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan rumus uji “ t “ , maka dapat di ketahui bahwa hasil perhitungan di peroleh dengan membandingkan harga t tabel dengan dk = n1 + n2 - 2 = 30 – 2 = 28 Jadi nilai t tabel dengan dk (derajat kebebasan ) = 28 dan bila taraf kesalahan ditetapkan sebesar 5% (uji 2 fihak), maka t tabel = 2,048, maka dapat dilihat 7
bahwa harga t hitung lebih besar dari t tabel (11,110 > 2,048) sehingga Ho di tolak dan Ha diterima. Berarti terdapat pengaruh bimbingan kelompok terhadap peningkatan kecerdasan emosional siswa yang mengalami masalah diri pribadi kelas XI IPS di SMA Negeri 2 Pekanbaru Dalam analisis korelasi (hubungan) terdapat suatu angka yang di sebut dengan koefisien determinasi, yang besarnya adalah kuadrat dari koefisien korelasi (r2). Dari perolehan koefisien korelasi yakni 0,840 maka koefisien determinanya adalah r2 = 0,8402 = 0,705. Hal ini berarti besar sumbangan yang di berikan layanan bimbingan kelompok terhadap peningkatan kecerdasan emosional siswa yang mengalami masalah diri pribadi kelas XI IPS yakni sebesar 70,5 %. H. Pembahasan Berdasarkan hasil analisa data yang peneliti temukan tentang pengaruh bimbingan kelompok terhadap peningkatan kecerdasan emosional siswa yang mengalami masalah diri pribadi kelas XI IPS SMA Negeri 2 Pekanbaru tahun ajaran 2012/2013 indikatornya adalah Kesadaran emosi, Mengelola emosi, Memanfaatkan emosi secara produktif, Empati, dan Membina hubungan ( Syamsu Yusuf) Melalui penelitian ini, dapat memberikan gambaran kepada kita bahwa dengan pemberian bimbingan kelompok dapat meningkatkan kecerdasan emosional siswa yang mengalami masalah diri pribadi kelas XI IPS SMA Negeri 2 Pekanbaru tahun ajaran 2012/2013 Hal ini diperkuat dengan hasil penelitian yang telah lalu yang berjudul “Bimbingan kelompok Untuk Meningkatkan Kecerdasan Emosional Siswa” oleh Nurnaningsih, yang mengatakan bahwa bimbingan kelompok efektif untuk meningkatkan kecerdasan emosional siswa. I. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan sebagaimana dipaparkan diatas, maka dapat ditarik kesimpulan antara lain : 1) Tingkat kecerdasan emosional siswa yang mengalami masalah diri pribadi kelas XI IPS sebelum diadakan bimbingan kelompok di SMA Negeri 2 Pekanbaru berada dalam kategori sedang. 2) Peningkatan kecerdasan emosional siswa yang mengalami masalah diri pribadi kelas XI IPS sesudah diadakan bimbingan kelompok di SMA Negeri 2 Pekanbaru berada dalam kategori sedang namun terdapat peningkatan pada skor kategori tinggi. 3) Terdapat pengaruh yang signifikan sebelum dan sesudah diadakan bimbingan kelompok di SMA Negeri 2 Pekanbaru terhadap peningkatan kecerdasan emosional siswa yang mengalami masalah diri pribadi kelas XI IPS dimana harga t hitung lebih besar dari t tabel . 4) Terdapat besar sumbangan yang di berikan layanan bimbingan kelompok terhadap peningkatan kecerdasan emosional siswa yang mengalami masalah diri pribadi kelas XI IPS.
8
J. Rekomendasi Berdasarkan penelitian yang dilakukan tentang pengaruh bimbingan kelompok terhadap peningkatan kecerdasan emosional siswa yang mengalami masalah diri pribadi kelas XI IPS SMA Negeri 2 Pekanbaru tahun ajaran 2012/2013 peneliti mengajukan beberapa rekomendasi sebagai berikut : 1. Kepada guru BK SMA Negeri 2 Pekanbaru agar dapat terus melaksanakan program BK disekolah secara kontinue agar dapat membantu mengembangkan potensi diri siswa dengan baik khususnya yang berhubungan dengan kecerdasan emosional siswa 2. Kepada Kepala SMA Negeri 2 Pekanbaru agar dapat ikut menyukseskan dan membina program maupun kegiatan BK yang ada di sekolah melalui berbagai kegiatan BK 3. Bagi peneliti selanjutkan agar dapat melaksanakan penelitian dengan lebih baik lagi khususnya yang berkenaan dengan kecerdasan emosional siswa. Peneliti selanjutnya juga dapat mengaitkan kecerdasan emosional dengan beberapa faktor seperti keadaan keluarga, lingkungan sosial, maupun prestasi sekolah. DAFTAR PUSTAKA eprints.undip.ac.id/26538/1/Filia.Rachmi_(C2C606054)(R).pdf. Herfani, Dewi. 2010. Skripsi. Hubungan Kecerdasan Emosional dengan Nilai Karakter dalam Bersosialisasi Sswa SMPN 1 Sungai Pakning. Universitas Riau jurnal.upi.edu/file/26-Nurnaningsih.pdf. Saam, Zulfan. 2001. Metode Penelitian Pengantar dan Aplikasi di Bidang Pendidikan Pekanbaru : Unri Press Sarwono, Sarlito Wirawan. 2001. Psikologi Sosial Individu dan Teori-teori Psikologi Sosial. Jakarta : Balai Pustaka. Sayuti. 2006. Skripsi. Perbedaan Kecerdasan Emosional Antara Guru Laki-laki dan Guru Perempuan Sekolah Menengah Atas di Kecamatan Rengat Tahun 2006. Universitas Riau Shapiro. E Lawrence. 2003. Mengajarkan Emotional Intelligence pada Anak. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama Sridasweni, 2012. Skripsi. Pengaruh Konseling Individu terhadap Kecerdasan Emosional Siswa Kelas XII SMA Muhammadiyah Satu Pekanbaru TP 20112012 Sudijono, Anas. 1999. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada. Sukardi, Dewa Ketut. 2000. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta : Rineka Cipta. 9
Sugiono. 2010. Statistik untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta. Tohirin. 2011. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah ( Berbasis Integrasi). Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada. Yusuf, Syamsu. 2011. Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya Offset.
10