RADIOISOTOP
Untuk bidang : Kesehatan, Pertanian, Hidrologi, Industri Produksi Radioisotop
Radioisotop yang sering digunakan dalam berbagai bidang kebutuhan manusia seperti bidang kesehatan, pertanian, hidrologi dan industri, pada umumnya tidak terdapat di alam, karena kebanyakan umur paronya relatif pendek. Radioisotop dibuat di dalam suatu reaktor nuklir yang mempunyai kerapatan (fluks) neutron tinggi dengan mereaksikan antara inti
atom tertentu dengan neutron. Selain itu, radioisotop dapat juga diproduksi menggunakan akselerator melalui proses reaksi antara inti atom tertentu dengan suatu partikel, misalnya alpha, neutron, proton atau partikel lainnya. Penggunaan Radioisotop
Bidang Kesehatan Radioisotop dapat digunakan untuk radioterapi, seperti larutan iodium-131 (Na131l) untuk terapi kelainan tiroid dan fosfor-32 (Na2H32PO4) yang merupakan radioisotop andalan dalam terapi polisitemia vera dan leukemia. Selain, itu radioisotop juga dapat digunakan untuk radiodiagnosis seperti teknesium-99m (Na99mTcO4) untuk diagnosis fungsi dan anatomis organ tubuh, sedangkan studi sirkulasi dan kehilangan darah dapat dilakukan dengan radioisotop krom-51 (Na2 51CrO4).
Bidang Pertanian Radioisotop yang digunakan sebagai perunut dalam penelitian efisiensi pemupukan tanaman adalah fosfor-32 (32P). Teknik perunut dengan radioisotop akan memberikan cara pemupukan yang tepat dan hemat.
Bidang hidrologi Natrium-24 (24P) merupakan radioisotop yang sering digunakan untuk mengukur kecepatan laju dan debit air sungai, air dalam tanah dan rembesan. Kebocoran dam serta pipa penyalur yang terbenam dalam tanah dapat dideteksi menggunakan radioisotop iodium131 dalam bentuk senyawa CH3131l, sedangkan lokasi dumping, asal/pola aliran sedimen dan laju pengendapan dapat diukur menggunakan krom-51 dan brom-82 masing-masing dalam bentuk senyawa K251Cr2P7 dan K82Br.
Bidang Industri Teknik radiografi merupakan teknik yang sering dipakai terutama pada tahap-tahap konstruksi. Pada sektor industri minyak bumi, teknik ini digunakan dalam pengujian kualitas las pada waktu pemasangan pipa minyak/gas serta instalasi kilang minyak. Selain bagianbagian konstruksi besi yang dianggap kritis, teknik ini digunakan juga pada uji kualitas las dari ketel uap tekanan tinggi serta uji terhadap kekerasan dan keretakan pada konstruksi beton. Radioisotop yang sering digunakan adalah kobal-60 (60Co). Dalam bidang industri, radioisotop digunakan juga sebagai perunut misalnya untuk menguji kebocoran cairan/gas dalam pipa serta membersihkan pipa, yang dapat dilakukan dengan menggunakan radioisotop iodoum-131 dalam bentuk senyawa CH3131l. Radioisotop seng-65 (65Zn) dan fosfor-32 merupakan perunut yang sering digunakan dalam penentuan efisiensi proses industri, yang meliputi pengujian homogenitas pencampuran serta residence time distribution (RTD). Sedangkan untuk
kalibrasi alat misalnya flow meter, menentukan volume bejana tak beraturan serta pengukuran tebal material, rapat jenis dan penangkal petir dapat digunakan radioisotop kobal-60, amerisium-241 (241Am) dan cesium-137(137Cs).
Kanker dengan Radioisotop
Penyakit kanker, penyakit yang digolongkan ke dalam penyakit degeneratif ini telah menempati papan atas penyebab kematian di berbagai negara, utamanya di negara negara maju yang telah berhasil mengatasi penyakit yang disebabkan oleh infeksi kuman. Berbagai upaya telah dilakukan untuk mengatasi penyakit karena pertumbuhan sel tidak terkendali ini. Di negara negara maju, dana dalam jumlah besar telah digelontorkan untuk membiayai riset yang berkaitan dengan pendeteksian, pengobatan, serta mekanis. Kemunculan dan pertumbuhan kanker. Di Jepang, misalnya, beberapa pusat penanganan kanker (gan senta) telah didirikan. Institusi ini mendedikasikan dirinya dalam riset dan pengembangan yang berkaitan dengan momok umat manusia ini. Di dunia penanganan kanker, radioisotop telah memainkan peran yang radioisotop tersebut terlihat semakin besar dari hari ke hari karena disimpannya. Radioisotop memendam kemampuan untuk memburu membunuh kanker secara efektif pada tahap yang paling dini ketika berupa benih, yaitu saat metabolisme sel kanker mulai terjadi.
besar. Kiprah potensi yang dan bahkan kanker masih
Beberapa hasil pengembangan teknologi di bidang ini mulai dipasarkan dan memberikan kontribusi secara nyata. Beberapa saat yang lalu sebuah rumah sakit di Singapura menawarkan berbagai jasa kesehatan, di antaranya jasa deteksi dini kanker menggunakan PET (positron emission tomography) yang dikombinasikan dengan CT (computed tomography). PET merupakan salah satu hasil di garis depan pengembangan radioisotop untuk dunia kedokteran. PET adalah metode visualisasi fungsi tubuh menggunakan radioisotop pemancar positron.Oleh karena itu, citra (image) yang diperoleh adalah citra yang
menggambarkan fungsi organ tubuh. Kelainan dan ketidaknormalan fungsi atau metabolisme di dalam tubuh dapat diketahui dengan metode pencitraan (imaging) ini. Hal ini berbeda dengan metode visualisasi tubuh yang lain, seperti MRI (magnetic resonance imaging) dan CT (computed tomography). MRI dan CT scans adalah visualisasi anatomi tubuh yang menggambarkan bentuk organ tubuh. Dengan kedua metode ini, yang terdeteksi adalah kelainan dan ketidaknormalan bentuk organ
Berbagai kelainan metabolisme di dalam tubuh, termasuk di dalamnya adalah adanya metabolisme sel kanker, dapat diketahui dengan cepat melalui PET. Salah satu bentuk perbedaan sel kanker dengan sel normal di sekelingnya adalah pada bentuk metabolisme glukosa. Sel kanker mengonsumsi glukosa dalam jumlah yang lebih besar dari sel di sekelilingnya.Secara umum, kecepatan pertumbuhan sel kanker yang mencerminkan tingkat keganasannya sebanding dengan tingkat konsumsi glukosa. Bentuk metabolisme glukosa di dalam tubuh ini dapat dideteksi menggunakan bahan radiofarmaka 18FDG (18 F-2-fluoro-2-deoxy-D-glucose). Keberadaan radioisotop fluor18 yang ada di dalam senyawa tersebut dapat dideteksi dengan mudah dari luar tubuh melalui radiasi yang dipancarkannya.
Dengan meletakkan detektor radiasi di luar tubuh, image reconstruction terhadap sebaran fluor-18 di dalam tubuh dapat dilakukan dengan mengolah sinyal-sinyal yang ditangkap oleh detektor detektor tersebut. Sebaran fluor-18 di dalam tubuh ini menunjukkan pola metabolisme glukosa di berbagai bagian tubuh. Konsumsi glukosa yang berlebihan di suatu tempat mengindikasikan adanya metabolisme sel kanker di tempat tersebut. Inilah yang dinamakan menemukan kanker dalam bentuk benih. Meskipun secara bentuk fisik belum ditemukan atau belum terdeteksi, keberadaan kanker telah diketahui ketika metabolisme sel kanker telah terjadi. Kemampuan radioisotop memburu kanker pada stadium ini belum dapat ditandingi oleh metode lain. Penemuan adanya sel kanker pada stadium sangat dini ini akan memudahkan penanganan selanjutnya. PET dapat pula digunakan pula untuk menganalisis hasil penanganan kanker yang telah dilakukan. Setelah operasi pengangkatan kanker melalui operasi, misalnya, perlu dilakukan pemeriksaan apakah masih ada benih benih kanker yang tersisa. Untuk keperluan ini, PET merupakan metode yang paling tepat karena pada kondisi ini keberadaan kanker sulit dilihat secara fisik. Yang diperlukan adalah melihat keberadaan metabolisme sel kanker. Selain itu, PET dapat pula digunakan untuk melihat kemajuan pengobatan kanker baik dengan chemotherapy maupun radiotherapy. Kemajuan hasil pengobatan kanker dapat diketahui dari perubahan metabolisme di samping perubahan secara fisik. Untuk keperluan ini, kombinasi PET dan CT memberikan informasi yang sangat berharga untuk menentukan tingkat efektivitas pengobatan yang telah dilakukan. Perangkat PET secara garis besar dibagi menjadi tiga bagian, yaitu bagian produksi fluor-18, bagian sintesa 18FDG, dan bagian kamera PET. Penggunaan PET diawali dengan proses produksi radioisotop fluor-18. Radioisotop fluor-18 diproduksi dari isotop oksigen-18 menggunakan siklotron.
Partikel bermuatan berupa proton ditembakkan dari siklotron ke dalam inti oksigen-18 dan terbentuklah fluor-18 sambil melepaskan sebuah neutron. Oksigen di alam memiliki kandungan isotop oksigen-18 sebanyak 0,20 persen. Sisanya berupa isotop oksigen-16 dan oksigen-17 dengan kandungan masing-masing sebesar 99,76 persen dan 0,04 persen. Karena kandungan oksigen-18 di alam sangat kecil, maka untuk keperluan ini diperlukan oksigen yang telah ditingkatkan kandungan isotop oksigen-18 di dalamnya. Peningkatan kandungan isotop oksigen-18 ini dapat dilakukan sampai lebih dari 90 persen. Pada proses produksi fluor-18 ini, oksigen-18 digunakan dalam bentuk air(H2O). Radioisotop fluor-18 yang telah didapatkan digunakan untuk mensintesa 18FDG. Reaksi "menempelkan" fluor-18 ini dikenal dengan reaksi penandaan (labelling). Di beberapa negara yang telah menggunakan PET secara rutin seperti Jepang, Amerika Serikat, dan Korea, reaksi penandaan ini dilakukan menggunakan alat otomatis. Pertimbangan utama penggunaan alat otomatis ini adalah mempercepat waktu proses. Hal ini dikarenakan fluor-18 memiliki waktu paruh, waktu yang diperlukan untuk meluruh sehingga radioaktivitas tinggal separuhnya, yang pendek kurang dari 2 jam (110 menit). Jadi, reaksi penandaan ini berpacu dengan waktu. Jika proses ini terlalu lama, sebagian besar fluor-18 telah meluruh sehingga radioaktivitasnya akan berkurang jauh dari radioaktivitas awal. Setelah 18FDG selesai disiapkan, radiofarmaka tersebut segera disuntikkan ke pasien. Jumlah yang disuntikkan antara 10 dan 20 milicurie, tergantung keperluan, kondisi kamera, dan sebagainya. Di University of Iowa, misalnya, secara rutin digunakan 18FDG sebanyak 10 milicurie untuk tiap pasien guna mendeteksi metabolisme sel kanker. Sebaran fluor-18 di dalam tubuh dideteksi dengan memasukkan tubuh ke dalam rangkaian detektor elektronik berbentuk melingkar. Dari hasil pendeteksian ini dilakukan image reconstruction untuk mendapatkan gambaran sebaran fluor-18 di dalam tubuh. Perangkat kamera PET biasanya telah dilengkapi dengan program untuk keperluan ini sehingga hasil image reconstruction dapat diperoleh dengan mudah.
Kamera PET memiliki kejernihan citra yang lebih baik dibandingkan dengan kamera gamma yang secara umum digunakan pada kedokteran nuklir. Hal ini dikarenakan pendeteksiannya didasarkan pada coincidence detection. Ketika positron dilepaskan dari fluor-18, partikel ini akan segera bergabung dengan elektron dan terjadilah anihilasi. Dari anihilasi ini dihasilkan radiasi gelombang elektromagnetik dengan energi sebesar 511 ke V dengan arah berlawanan (180 derajat). Adanya dua buah photon yang dilepaskan secara bersamaan ini memungkinkannya dilakukan coincidence detection. Pada coincidence detection ini, sinyal yang ditangkap oleh detektor akan diolah jika dua buah sinyal diperoleh secara bersamaan. Jika hanya satu buah sinyal yang ditangkap, sinyal tersebut dianggap sebagai pengotor. Oleh karena itu, hampir seluruh sinyal pengotor dapat dieliminasi dengan cara ini. PET hanyalah salah satu dari beberapa hasil terdepan pemanfaatan radioisotop pada penanganan kanker. Berbagai aplikasi lain sedang dikembangkan di laboratoriumlaboratorium terkemuka di bidang ini. Salah satu contohnya adalah pengembangan cancer seeking agent dengan memanfaatkan metabolisme spesifik yang terjadi pada sel kanker.
Radioisotop-radioisotop pemancar partikel seperti partikel alpha dan beta memiliki kemampuan membunuh sel secara efektif dalam jarak dekat. Oleh karena itu, pembunuhan sel-sel kanker secara efektif dapat
dilakukan dengan "memuatkan" radioisotop-radioisotop itu ke dalam cancer seeking agent. Jadi, cancer seeking agent seperti layaknya peluru kendali yang secara otomatis mencari sasaran yang telah ditetapkan dan radioisotop adalah hulu ledak yang akan menghancurkan sasaran yang dituju. Perkembangan terkini menunjukkan bahwa pengembangan teknologi PET dan beberapa aplikasi radioisotop yang lain pada penanganan kanker tidak lagi terbatas pada lorong-lorong lembaga penelitian. Hasil pengembangan teknologi ini telah merambah ke wilayah bisnis karena jasa kesehatan yang ditawarkan memiliki nilai ekonomi yang tidak kecil.
arikan dari beberapa buku referensi fisika. Manfaat Berdasarkan Sinar Radiasi α, β dan γ Sinar alpha -ditembakkan pada inti suatu atom untuk menghasilkan radioisotop (yang lebih sering digunakan untuk menembak adalah neutron) Sinar beta -menentukan letak kebocoran pipa saluran minyak / cairan atau gas yang tertimbun dalam tanah -mengukur ketebalan kertas -pancaran sinar beta Karbon C-14 dari fosil dapat digunakan untuk memperkirakan umur fosil Sinar gamma - radiotherapy (membunuh sel kanker)/radiasi sinar gamma terkontrol -sterilisasi alat-alat kedokteran -sterilisasi pada makanan -mengukur ketebalan baja -mendeteksi datangnya pasokan minyak/cairan dari jauh yang disalurkan melalui pipa-pipa -membuat varietas tanaman baru yang tahan penyakit -dimanfaatkan pada pembuatan radiovaksin
Manfaat Berdasarkan Nama Unsur Iodium (I-131) -mencari ketidaknormalan pada tiroid / kelenjar tiroid Iodium (I-123) -disuntikkan pada pasien untuk mengetahui ada tidaknya gangguan ginjal Karbon (C-14) -mencari ketidaknormalan yang berhubungan dengan diabetes dan anemia Kromium (Cr-51) -keperluan scanning limpa Selenium (Se-75) -keperluan scanning pankreas Teknetium (Te-99) -keperluan scanning tulang dan paru-paru Galium (Ga-67) - keperluan scanning getah bening Natrium (Na-24) -untuk deteksi penyempitan pembuluh darah/trombosis Radioisotop Silikon -perunut radioisotop pada proses pengerukan lumpur pelabuhan atau terowongan Fosfor (P-32) -memperkirakan jumlah pupuk yang diperlukan tanaman Karbon (C-14) -mengukur umur fosil hewan, tumbuhan dan manusia (dengan pengukuran pancaran sinar beta)
Uranium (U-238) -menaksir umur batuan Uranium (U-235) Reaksi berantai terkendali dalam PLTN Kobalt (Co-60) mengontrol pertumbuhan beberapa jenis kanker Isotop 8O15 -menganalisis proses fotosintesis pada tanaman Manfaat Fungsi-fungsi lain -membuat varietas tanaman baru yang tahan penyakit dan produktivitas yang tinggi -pemandulan /sterilisasi serangga pengganggu tanaman -mendeteksi pemalsuan lukisan atau keramik Manfaat Secara Umum -Tracer (perunut, pencari jejak) untuk berbagai keperluan -Sumber Tenaga Listrik/PLTN -Memanfaatkan sinar-sinar radiasinya untuk berbagai keperluan Bahaya Roadioaktivitas: -dapat merusak sel-sel penting seperti sel tulang sumsum /penghasil sel darah, akibat radiasi tinggi yang tidak terkendali (termasuk juga radiasi sinar gamma) -dapat merusak/mematikan jaringan atau sel-sel pada makhluk hidup -dapat merusak/mengubah struktur DNA makhluk hidup -dapat mengakibatkan tumor atau kanker -Radon yang terhirup paru-paru memancarkan alpha dapat menimbulkan kerusakan dan pertumbuhan kanker -dapat menimbulkan luka bakar (akibat radiasi dosis tinggi)
Read more: http://fisikastudycenter.com/skl-un-fisika/79-manfaat-dan-bahayaradioisotop#ixzz2mOx701pk
P 8 penggunaan radioisotop Presentation Transcript
1. P-8 PENGGUNAAN RADIOISOTOPOLEHYUSBARINA, M.SiJURUSAN P. KIMIA FTK UIN SUSKA RIAU 2. Kegunaan radioisotop dalam KimiaTeknik PerunutPenggunaan Isotop dalam BidangKimia AnalisisTeknik perunut dapat dipakai untukmempelajari mekanisme berbagai reaksikimia seperti esterifikasi, Fotosintesisdan kesetimbangan dinamisanalisis./Titrasi Radiometri, analisispengenceran isotop, analisis aktivasineutron (AAN), Uranium Dating danCarbon Dating 3. Kegunaan radioisotop dalam KimiaMempelajari Reaksi Esterifikasi.Analisis/Titrasi RadiometriUranium datingAnalisis Aktivasi Netron (AAN)Mempelajari Kesetimbangan Dinamis.15263Analisis Dating Isotop KarbonRadioaktif78Analisis pengenceran isotop4 4. Reaksi esterifikasi 5. Analisis/Titrasi Radiometri• Analisis radiometri adalah cara analisis kimia untukunsur atau zat tak radioaktif dengan jalanpenambahan zat radioaktif dan Analisis radiometri inidigunakan untuk menentukan kadar zat yang sangatrendah dalam suatu campuran.• Penentuan kadar Ag+ ataupun Cl- dapatmenggunakan radioisotop. Jika yang ingin ditentukankadar Cl- maka yang digunakan adalah Ag dalambentuk radioisotop (110Ag+) dan jika yang inginditentukan kadar Ag maka yang digunakan ionradioklor. 6. Peranan radioisotop dalam bidang kedokteranPensterilan alat-alat kedokteranRadiodiagnostikRadioterapi123 7. • Teknetum-99 (Tc-99)yang disuntikkan kedalam pembuluh darah akan akan diserap terutama oleh jaringan yangrusak pada organ tertentu, seperti jantung, hati dan paru-paru. Sebaliknya, TI-201 terutamaakan diserap oleh jaringan sehat pada organ jantung. Oleh karena itu, kedua radioisotop itudigunakan bersama-sama untuk mendeteksi kerusakan jantung.• Iodin-131 (I-131) diserap terutama oleh kelenjar gondok, hati dan bagianbagian tertentu dariotak. Oleh karena itu, I-131 dapat digunakan untuk mendeteksi kerusakan pada kelenjargondok, hati, dan untuk mendeteksi tumor otak.• Iodin-123 (I123) adalah radioisotop lain dari Iodin. I-123 yang memancarkan sinar gammayang digunakan untuk mendeteksi penyakit otak.• Natrium-24 (Na-24) digunakan untuk mendeteksi adanya gangguan peredaran darah. LarutanNaCl yang tersusun atas Na-24 dan Cl yang stabil disuntikkan ke dalam darah dan alirandarah dapat diikuti dengan mendeteksi sinar yang dipancarkan, sehingga dapat diketahui jikaterjadi penyumbatan aliran darah. 8. • .Kobalt-60 (Co-60) sumber radiasi gamma untuk terapi tumor dan kanker.Karena sel kanker lebih sensitif (lebih mudah rusak) terhadap radiasiradioisotop daripada sel normal, maka penggunakan radioisotop untukmembunuh sel kanker dengan mengatur arah dan dosis radiasi.• Kobalt-60 (Co-60) dan Skandium-137 (Cs-137), radiasinya digunakanuntuk sterilisasi alat-alat medis..• Ferum-59 (Fe-59) dapat digunakan untuk mempelajari dan mengukur lajupembentukan sel darah merah dalam tubuh dan untuk menentukan apakahzat besi dalam makanan dapat digunakan dengan baik oleh tubuh.• Sejak lama diketahui bahwa radiasi dari radium dapat dipakai untukpengobatan kanker. Oleh karena radium-60 dapat mematikan sel kankerdan sel yang sehat maka diperlukan teknik tertentu sehingga tempat disekeliling kanker mendapat radiasi seminimal
mungkin.• Radiasi gamma dapat membunuh organisme hidup termasuk bakteri. Olehkarena itu, radiasi gamma digunakan untuk sterilisasi alat-alat kedokteran. 9. • Phospor-32 (P-32) digunakan untuk mendeteksi penyakitmata, tumor, dan lain-lain. Serta dapat pula mengobatipenyakit polycythemia rubavera, yaitu pembentukan seldarah merah yang berlebihan. Dalam penggunaanya isotopP-32 disuntikkan ke dalam tubuh sehingga radiasinya yangmemancarkan sinar beta dapat menghambat pembentujansel darah merah pada sum-sum tulang belakang• Xenon-133 (Xe-133) digunakan untuk mendeteksi penyakitparu-paru.• Sr-85 untuk mendeteksi penyakit pada tulang.• Se-75 untuk mendeteksi penyakit pankreas. 10. PENGGUNAANRADIOISOTOP DALAMBIDANG INDUSTRI 11. Mendeteksikebocoran pipaMenentukankehausan ataukeroposanpada logamPengawetanBahanMengetahuiadanya cacatpada materialPengujianKualitas las 12. Pengawatan Bahan2 CaraPengawatanMakananMembasmimikroorganismeMenghambatpertunasanpengawetan tanaman yangberkembang biak denganpembentukkan tunas sepertikentang, bawangmerah, jahe, dan kunyitpada pengawetan rempah-rempah sepertimerica, ketumbar, dankemiri 13. Mendeteksi Kebocoran PipaKebocoran suatu pipa penyalur minyak ataugas dapat dirunut dengan menyuntikkansejumlah radioisotop ke dalam saluran pipa.Caranya :
BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Radiasi dan radioisotop telah lama dikenal manusia, yaitu sejak ditemukanya teknik perunut oleh Hevesy pada tahun 1923, sehingga menambah kemajuan teknik nuklir untuk di gunakan dibidang kedokteran dan industri. Ada beberapa sumber radiasi dilingkungan kita, antara lain televisi, lampu penerangan, komputer. Selain itu ada sumber radiasi yang bersifat unsur alamiah yaitu berada di air, udara dan lapisan bumi. Sumber radiasi dari unsur alamiah adalah thorium dan uranium berada di lapisan bumi, sedangkan karbon dan radon berada di udara. Selain sumber radiasi alami terdapat juga sumber radiasi buatan manusia. Ada dua sumber radiasi buatan manusia yaitu sumber radiasi pengion dan non pengion. Radiasi pengion adalah jenis radiasi yang dapat menyebabkan efek ionesasi apabila berinteraksi dengan sel-sel hidup. Jenis radiasi pengion adalah alpha, beta, gamma, neutron dan sinar-X. Radiasi nonpengion adalah jenis radiasi yang tidak menyebabkan ionesasi apabila berinteraksi dengan ion-ion hidup. Jenis radiasinya meliputi gelombang radio, televisi, gelombang radar dan lainlainya (Suyatno, 2010). Bidang kedokteran yang menggunakan isotop untuk keperluan diagnosis maupun terapi dikenal dengan bidang kedokteran nuklir. Bidang kedokteran lain yang memanfaatkan radiasi untuk keperluan diagnosis dan terapi adalah bidang radiologi. Perbedaan antara kedua bidang tersebut terletak pada jenis sumber radiasi yang digunakan. Bidang radiologi menggunakan sumber radiasi terturup, sedangkan bidang kedokteran nuklir menggunakan sumber radiasi terbuka. Ditinjau dari sisi keselamatan penggunaan sumber radiasi tertutup lebih mudah penanganannya, karena tidak mengakibatkan terjadinya kontaminasi internal.
1.2
Rumusan Masalah a.
Bagaimana suatu unsur dapat dikatakan radioisotop?
b. Apa saja aplikasi radioisotop dalam bidang kedokteran serta resiko yang dapat ditimbulkan?
1.3
Tujuan Penulisan a.
Mengetahui apa yang dimaksud dengan radioisotop.
b. Mengetahui sifat positif dari radiasi. c.
Mengetahui aplikasi radioisotop di bidang kedokteran.
d. Mengetahui resiko dari penggunaan radiasi.
1.4
Manfaat Penulisan Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah memberikan informasi mengenai manfaat dan aplikasi dari radioisotop dalam bidang kedokteran serta resiko yang dapat ditimbulkan oleh radiasi.
BAB II PEMBAHASAN 2.1 Radioisotop Reaksi nuklir merupakan reaksi yang melibatkan inti dari suatu atom. Reaksi nuklir ada yang terjadi secara spontan ataupun buatan. Reaksi nuklir spontan terjadi pada inti-inti atom yang tidak stabil. Zat yang mengandung inti tidak stabil ini disebut zat radioaktif. Adapun reaksi nuklir tidak spontan dapat terjadi pada inti yang stabil maupun inti yang tidak stabil. Reaksi nuklir disertai perubahan energi berupa radiasi dan kalor. Berbagai jenis reaksi nuklir disertai pembebasan kalor yang sangat dasyat, lebih besar dari suatu reaksi kimia biasa (Arma, 2004). Unsur yang secara alami bersifat radioaktif banyak terdapat di alam. Semua isotop yang bernomor atom diatas 83 bersifat radioaktif. Unsur yang bernomor atom 83 atau kurang mempunyai isotop yang stabil kecuali teknesium dan promesium. Isotop yang bersifat radioaktif disebut isotop radioaktif atau radio isotop, yaitu isotop yang memancarkan radiasi (Siregar,2004). Suatu unsur dikatakan radioisotop atau isotop radioaktip ialah apabila unsur tersebut dapat memancarkan radiasi. Pada umumnya radioisotop digunakan untuk berbagai keperluan seperti dalam bidang kedokteran dan industri. Radioisotop yang digunakan tersebut tidak terdapat di alam, disebabkan waktu paruh dan beberapa factor lainnya yang kurang memenuhi persyaratan. Untuk beberapa tujuan radioisotop harus dikombinasikan dengan senyawa tertentu melalui bebarapa cara reaksi kimia. Dengan demikan tujuan utama produksi radioisotop ialah menyediakan unsur atau senyawa radioaktif tertentu yang memenuhi persyaratan sesuai penggunaanya (Suyatno, 2010). Sedangkan isotop yang tidak radioaktif disebut isotop stabil. Dewasa ini, radioisotop dapat juga dibuat dari isotop stabil. Jadi disamping radioisotop alami juga terdapat radioisotop buatan. Dua kegiatan utama dari pemanfaatan tekhnologi nuklir khususnya mengenai radioisotop adalah pemanfaatan dalam bidang energi dan pemanfaatan di luar energi. Pemanfaatan di luar energi misalnya pada reaktor penelitian. Di dalam teras reaktor penelitian dapat digunakan untuk memproduksi radioisotop dan melakukan berbagai penelitian dengan radiasi. Produksi radioisotop dengan proses aktivasi dilakukan dengan cara menembaki isotop stabil dengan neutron di dalam teras reaktor. Proses ini lazim disebut irradiasi neutron, sedang
bahan yang disinari disebut target atau sasaran. Neutron yang ditembakkan akan masuk ke dalam inti atom target sehingga jumlah neutron dalam inti target tersebut bertambah. Peristiwa ini dapat mengakibatkan ketidakstabilan inti atom sehingga berubah sifat menjadi radioaktif. Reaktor penelitian juga dilengkapi dengan fasilitas Xenon Loop yang terletak di dalam tabung berkas dan merupakan tempat untuk melakukan irradiasi gas xenon-124 (124 Xe) sehingga menjadi radioisotop 125 I yang banyak dimanfaatkan untuk kegiatan medis (Akhadi, 2004).
2.2 Penggunaan Radioisotop Pemanfaatan radioisotop semakin luas dalam berbagai bidang. Secara garis besar, penggunaan radioisotop buatan dibagi menjadi 2 golongan utama. Yaitu, sebagai perunut ( tracer ) dan sumber radiasi. Pengunaan radioisotop sebagai perunut didasarkan pada pengertian bahwa isotop radioaktif mempunyai sifat kimia yang sama dengan isotop stabil. Jadi suatu isotop radioaktif melangsungkan reaksi kimia, yang sama seperti isotop stabilnya. Sedangkan penggunaan radioisotop sebagai sumber radiasi didasarkan pada kenyataan bahwa radiasi yang dihasilkan zat radioaktif dapat mempengaruhi materi maupun mahluk hidup. Radiasi dapat digunakan untuk memberi efek fisis, efek kimia maupun efek biologi (Nurlaila, 2002). Prinsip radioisotop sebagai perunut yaitu menambahkan bahan radioisotop tersebut ke dalam suatu sistem (baik sistem fisika, kimia, maupun biologi). Karena radioisotop tersebut mempunya sifat kimia yang sama dengan sisten tersebut maka radioisotop yang telah ditambahkan dapat digunakan untuk menandai suatu senyawa sehingga perubahan senyawa pada sistem dapat dipantau. Penggunaannya dalam berbagai bidang antara lain bidang pertanian, bidang hidrologi, bidang biologis, bidang industry dan bidang kedokteran.
2.3 Kedokteran Nuklir Radiasi mempunyai salah satu sifat merusak. Ini terjadi akibat interaksi radiasi dengan materi yang secara langsung atau langsung menimbulkan pengionan. Dari hasil penelitian para pakar nuklir menunjukkan bahwa radiasi disamping mempunyai sifat negatif tetapi tidak sedikit pula segi positifnya.Sumber radiasi yang digunakan untuk diagnose maupun terapi dalam kedokteran nuklir disebut radiofarmaka. Radiofarmaka harus memiliki karakteristik dalam penggunaan, baik diagnostik,terapi dan penelitian. Karakteristik tersebut mencangkup tranlokasinya, depositnya dan metabolisme dalam tubuh.
Radiofarmaka yang digunakan berupa senyawa garam sederhana atau berupa senyawa organic bertanda. Contoh Na – I – 131 berupa garam sederhana, yang digunakan untuk uji kelenjar gondok (thyroid), Hippuran – I – 131 senyawa organik bertanda, untuk pemeriksaan fungsi ginjal. Rancangan radiofarmaka pada umumnya harus memenuhi syarat-syarat tertentu antara lain (Suyatno, 2010): 1) Untuk diagnostik - Waktu paruh pendek - Aktivitas serendah mungkin - Pemancar gamma - Suntikan harus steril - Energi yang dipancarkan 30- 600 KeV. 2) Untuk Terapi - Waktu paruh panjang - Aktivitas disesuaikan dengan perhitungan yang diperlukan - Pemancaran beta murni - Terlokalisir ditempat yang diobati - Energi yang dipancarkan antara 500 –1000 KeV. Berbagai jenis radioisotop digunakan sebagai perunut untuk mendeteksi (diagnosa) berbagai jenis penyakit misalnya : teknesium (Tc-99), talium-201 (Ti-201), iodin 131(I-131), natrium-24 (Na-24), ksenon-133 (xe-133) dan besi (Fe-59). Tc-99 yang disuntikkan ke dalam pembuluh darah akan diserap terutama oleh jaringan yang rusak pada organ tertentu, seperti jantung, hati dan paru-paru Sebaliknya Ti-201 terutama akan diserap oleh jaringan yang sehat pada organ jantung. Oleh karena itu, kedua isotop itu digunakan secara bersama-sama untuk mendeteksi kerusakan jantung. I-131 akan diserap oleh kelenjar gondok, hati dan bagian-bagian tertentu dari otak. Oleh karena itu, I -131 dapat digunakan untuk mendeteksi kerusakan pada kelenjar gondok, hati dan untuk mendeteksi tumor otak. Larutan garam yang mengandung Na-24 disuntikkan ke dalam pembuluh darah untuk mendeteksi adanya gangguan peredaran darah misalnya apakah ada penyumbatan dengan mendeteksi sinar gamma yang dipancarkan isotop Natrium tsb. Xe-133 digunakan untuk mendeteksi penyakit paru-paru. P-32 untuk penyakit mata, tumor dan hati. Fe-59 untuk mempelajari pembentukan sel darah merah. Kadang-kadang,
radioisotope yang digunakan untuk diagnosa, juga digunakan untuk terapi yaitu dengan dosis yang lebih kuat misalnya, I-131 juga digunakan untuk terapi kanker kelenjar tiroid. Radioisotop perunut biasanya juga digunakan untuk mendiagnosis penyakit yang terdapat di dalam organ tubuh. Untuk tujuan diagnosis, pemeriksaan secara kedokteran nuklir dapat dilakukan dengan mudah, murah, serta dihasilkan informasi diagnosis yang akurat. Dari diagnosis ini dapat diperoleh informasi tentang fungsi organ tubuh yang diperiksa serta gambaran anatominya. Tes diagnostik dengan radioisotop dapat digunakan untuk mengetahui: 1. Baik tidaknya fungsi organ tubuh. 2. Proses penyerapan berbagai senyawa tertentu oleh tubuh. 3. Menentukan lokasi dan ukuran tumor dalam organ tubuh. Technicium-99m (99m Tc) merupakan salah satu jenis radioisotop yang paling banyak digunakan untuk diagnosis. Radioisotop yang ditemukan oleh Perrier dan Serge pada 1961 ini dipilih karena mempunyai waktu paro sangat pendek, yaitu enam jam, sehingga dosis radiasi yang diterima pasien sangat rendah. Penggunaan radioisotop sebagai sumber radiasi pada prinsipnya menggunakan unsur radioisotop untuk mempengaruhi materi atau unsur lain. Dengan pengertian bahwa radiasi yang dipancarkan oleh unsur radioisotop tersebut dapat meubah susunan, struktur maupun komposisi dari suatu materi sehngga dapat merubah sifat dari materi yang dipengaruhi.
2.4 Aplikasi dalam Bidang Kedokteran Pemanfaatan unsur radioisotop dalam bidang kedokteran, antara lain (Suyatno, 2010): 2.4.1 Pemeriksaan IN VIVO Pemeriksaan diagnostik dapat dilakukan secara in vivo (dalam tubuh) atau in vitro (diluar tubuh). Secara in vivo pasien diberi radioisotop baik secara oral (melalui mulut), suntikan atau inhalasi (pernafasan), kemudian dideteksi aktivitasnya dari luar tubuh. Pada pemeriksaan in vivo senyawa yang dipilih adalah senyawa yang mempunyai mekanisme pengangkutan maupun metabolism dalam tubuh yang sesuai dengan organ yang diperiksa. Misalnya : pemeriksaan tulang, dipakai phosphate-Tc-99m, pemeriksaan kelenjar gondok di gunakan Na-I-131. Radioisotop yang digunakan untuk keperluan in vivo, pada umumnya pemancar gamma, karena radiasi gamma mempunyai daya tembus yang besar dan dapat menembua keluar dari tubuh serta dapat dideteksi. Cara Pemeriksaan IN VIVO:
1. Pemeriksaan Fungsi Kelenjar Gondok Untuk pemeriksaan kelenjar gondok digunakan Na-I-131 atau Pertechnetate-Tc-99m. Pemeriksaan ini sangat berguna untuk diagnosa penyakit gondok endemik. Hal ini disebabkan kerana kurangnya kandungan Iodium pada makanan atau minuman penderita. Jika kandungan iodium dalam makanan atau minuman sangat rendah, kebutuhan iodium dalam tubuh tidak terpenuhi. Akibatnya bila diberi Na-I-131 atau pertechnetate Tc-99m, sebagian besar akan diserap oleh kelenjar gondok. Hasil pemeriksaan selanjutnya dibandingkan dengan harga normal, dan akan nampak adanya daerah yang menunjukkan aktifitas tinggi.(hot nodule), aktivitas rendah (cold nodule) atau adanya kelainan anatomis disekitar kelenjar gondok. 2. Pemeriksaan Fungsi Ginjal Senyawa Hippuran – I – 131 yang dimasukkan ke dalam tubuh melalui pembuluh balik lengan dengan cara di suntikan dan dideteksi pada daerah ginjal kiri dan kanan, dapat memberikan informasi mengenai fungsi ginjal. Hasil pemeriksaan ditampilkan dalam bentuk kurve dan penilaian terhadap fungsi ginjal di dasarkan pada kecepatan setiap fase dan bentuk kurve. 3. Pemeriksaan Funsi Hati Radioisotop yang digunakan pada pemeriksaan adalah Tc-99m, Au-98, I-131, NaI-131 yang dimasukkan dalam tubuh dan dengan bantuan scanner dapat diperoleh hasil berupa gambaran yang dapat memberikan informasi antara lain : a. Ukuran hati b. Adanya kelainan disekitar jaringan hati. c. Respon jaringan hati terhadap hasil pengobatan penyakit hati d. Adanya kelainan bawaan hati. 4. Terapi Tumor atau Kanker. Berbagai jenis tumor atau kanker dapat diterapi dengan radiasi. Sebenarnya, baik sel normal maupun sel kanker dapat dirusak oleh radiasi tetapi sel kanker atau tumor ternyata lebih sensitif (lebih mudah rusak). Oleh karena itu, sel kanker atau tumor dapat dimatikan dengan mengarahkan radiasi secara tepat pada sel-sel kanker tersebut (Amri, 2004).
2.4.2 Pemeriksaan IN VITRO
Cara in vitro dilakukan dengan mengambil sampel dari pasien (misal darah). Selanjutnya dianalisis dengan metoda yang menggunakan radioisotope (dengan RIA = Radio Immuno Assay). Teknik RIA berfungsi untuk mengukur kandungan hormon tertentu dalam darah. Dasar teknik RIA adalah reaksi spesifik antigen-antibodi. Contoh: pemeriksaan hormon insulin dalam darah. Untuk itu digunakan antibodi terhadap insulin (AB) dan antigen insulin yang diberi tanda radioisotop (Ag)+, sehingga insulin dalam darah bertindak sebagai antigen yang tidak bertanda (Ag). Apabila Ag, Ag+ dan Ab dicampur akan terjadi komposisi anatara Ag dan Ag+ untuk berikatan dengan Ab. Akhirnya akan diperoleh ikatan sebagai berikut : Ab
Ag +
Ab
Ag
Ag bebas dan Ag+ bebas Jika Ab – Ag dan Ab – Ag+ dipisahkan dari campuran dan di cacah maka diperoleh informasi cacah Ag + yang membentuk ikatan Ab – Ag+ . Kebolehjadian didapatkannya Ag dibanding Ag+ didalam ikatan sesuai dengan perbandingan antara Ag total dan Ag+ total. Dalam kit RIA biasanya disediakan beberapa Ag standart yang telah diketahui standartnya, sehingga akan diperoleh informasi tentang kadar Ag yang dikehendaki. Peralatan kedokteran nuklir yang digunakan adalah: a. Scanner b. Renograf c. Thyroid Uptake d. RIA
2.4.3 Sterilisasi Alat-Alat Kedokteran Prinsip sterilisasi adalah membebaskan alat tersebut dari semua jasad hidup terutama jasad renik (mikroba). Secara umum teknik sterilisasi dapat dibagi menjadi 2 bagian (Nurlaila, 2002): 1. Sterilisasi panas menggunakan uap dan tekanan atau suhu 170oC 2. Sterilisasi dingin dengan menggunakan cara kimia atau cara radiasi Alat kedokteran kebanyakan berbahan plastik sehingga tidak tahan terhadap sterilisasi panas, untuk itu dilakukan sterilisasi cara radiasi menggunakan radioisotop. Alat-alat kedokteran yang disterilkan dengan cara radiasi harus tahan terhadap dosis radiasi yang digunakan. Bila bahan tersebut terurai karena radiasi maka hasil urainya tidak berpengaruh negatif.
Adapun keuntungan dari teknik sterilisasi radiasi dibanding teknik lain antara lain: a.
Bahan atau alat dapat disterilkan dalam keadaan sudah terbungkus rapi, siap untuk dipasarkan.
b.
Bahan pembungkus dan bahan kemasan mudah dipilih karena daya penetrasi yang kuat dari sinar γ .
c.
Tidak perlu pengontrolan sistem sterilisasi.
d.
Kontaminasi silang dapat dihindari.
2.4.4 Penggunaan Sinar-X Penggunaan sinar-X memiliki cirri-ciri sebagai berikut: 1) Menggunakan generator sinar-X 2) Menggunakan sumber tertutup (sealed source) 3) Lebih bersifat untuk mengetahui kelainan secara anatomis. Sinar-X dihasilkan dari tabung sinar-X yang hampa udara, dimana didalamnya terdapat dua elemen yaitu anoda dan katoda. Sinar-X merupakan gelombang elektromagnetik yang mempunyai energi tinggi, sehingga dapat menembus zat padat yang dilaluinya. Sinar-X dibangkitkan dengan jalan menembaki target logam dengan elektron cepat dalam suatu tabung vacum. Elektron di hasilkan dari pemanasan filamen yang juga berfungsi sebagai katoda. Pada saat arus listrik dari sumber dihidupkan, filamen akan mengalami pemanasan sehingga kelihatan menyala. Dalam kondisi tersebut filamen akan mengeluarkan elektron. Selanjutnya antara katoda dan anoda diberi beda potensial yang tinggi dengan orde kilo Volt, sehingga mempunyai kecepatan dan energy kinetik yang tinggi bergerak dengan capat menuju ke anoda. Terjadilah tumbukan tak kenyal sempurna antara elektron dan anoda. Pada peristiwa tumbukan tersebut terjadilah pancaran sinar-X dari permukaan anoda. Pemeriksaan dengan Pesawat Sinar-X Pesawat sinar-X (pesawat Rontgen) dapat digunakan sebagai alat diagnose. Sebagai alat untuk pemeriksa pasien pesawat sinar-X perlu dapat diatur dalam menghasilkan sinar-X. Untuk itu ada tiga parameter yang harus diatur yaitu tegangan tinggi (kV), Arus (mA) dan waktu expose (S). Pada saat melakukan pencitraan pada pasien tiga parameter tersebut harus diatur, karena dalam pencitraan tiap-tiap orang berbeda. Pencitraan anak-anak beda dengan orang dewasa. Pencitraan orang kurus beda dengan orang gemuk.
Pengaturan pencitraan ini bertujuan supaya hasil gambar yang dihasilkan pada film baik dan memenuhi criteria kedokteran. Untuk meningkatkan kualitas gambar dalam radiodiagnostik digunakan media kontras dengan cara memasukkan subtansi yang bisa menyerap sinar-X lebih banyak kedalam tubuh yang sedang di diagnosis. Bahan yang biasa digunakan media kontras adalah Barium (Ba) dan Iodium (I). Faktor-faktor yang mempengaruhi gambar pada pencitraan antara lain : 1) Pengaruh Arus (mA). Peningkatan mA akan menambah intensitas sinar-X. 2) Pengaruh jarak. Jarak tabung sinar-X dengan obyek juga akan berpengaruh pada intensitas sinar-X. 3) Pengaruh waktu (S). Waktu juga akan berpengaruh pada kualitas gambar, karena jika waktunya panjang maka radiasi yang diterima obyek semakin banyak dan sebaliknya. 4) Pengaruh kiloVolt (kV). Perubahan kV menyebabkan perubahan pada daya tembus sinar-X dan juga total intensitas berkas sinar-X akan berubah. Sejalan dengan perkembangan teknologi terutama setelah ditemukanya image prosesing (proses bayangan pencitraan) dengan komputer, maka memungkinkan proses pembentukan gambar pada film diubah dengan cara merekontruksi gambar dengan computer, sehingga gambar dapat diperoleh dengan segera. Teknik image prossing mampu membedakan antara jaringan yang satu dengan lainnya, misal jaringan yang sangat mirip dalam otak manusia, yaitu antara substansia grisea dengan substansia alba. Perangkat yang mampu mengolah gambar ini disebut Computed tomography scanner (CT-Scan). Perangkat radiologi yang melengkapi dalam kedokteran nuklir adalah : a. Pesawat sinar-X (Rontgen) b. Pesawat Cobalt c. Akselerator linier (Linac) d. CT- Scan
2.5 Resiko Radiasi Telah diketahui bahwa interaksi antara sinar-sinar pengion yang dipancarkan zat radioaktif dengan sel-sel hidup dapat menimbulkan berbagai perubahan pada sel yang dikenainya. Resiko radiasi yang berhubungan dengan tingkat radiasi pengionan telah banyak
diteliti dan dievaluasi. Hasil penelitian dan evaluasi tersebut dapat menjadi dasar upaya keselamatan radiasi. Table 2.1 Batas Dosis Pekerja Radiasi (Nurlaila, 2002) Bagian Tubuh
Nilai Batas Dosis per Tahun mSv
mrem
Seluruh tubuh
50
5000
Lensa mata
150
15000
Kulit
500
50000
Tangan
500
50000
Lengan
500
50000
Kaki
500
50000
Tungkai
500
50000
Untuk mengetahui resiko kematian akibat radiasi dapat dilakukan perbandingan dengan kehidupan sehari-hari. Beberapa peneliti menyatakan bahwa resiko kematian 1 dalam 1000 yang diakibatkan oleh radiasi sebesar 10 rem, ekivalen dengan (Nurlaila, 2002): a.
37000 mil perjalanan dengan mobil
b. 1800 rokok yang dihisap c.
3,9 bulan hidup pada usia 40 tahun
d. 15 hari hidup pada usia 60 tahun
BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Dari hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa: 1.
Suatu unsur dikatakan radioisotop atau isotop radioaktip ialah apabila unsur tersebut dapat memancarkan radiasi
2.
Radiasi mempunyai dua sifat yaitu sifat merusak dan sifat yang dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat dalam berbagai bidang, salah satunya adalah dalam bidang kedokteran.
3. Aplikasi radioisotop dalam bidang kedokteran antara lain: pemeriksaan fungsi kelenjar gondok, ginjal, hati, terapi tumor dan kanker, mengukur kandungan hormon tertentu dalam darah, steriliasasi alat kedokteran serta rontgen dan CT-Scan. 4. Resiko yang dapat ditimbulkan oleh radiasi ekivalen dengan 1800 rokok yang dihisap.
3.2 Saran Adapun saran yang dapat disampaikan adalah perlu dikaji lebih lanjut mengenai pemanfaatan radiasi dan radioisotop dalam berbagai bidang.
DAFTAR PUSTAKA Akhadi, M. 2004. Pemanfaatan Radioisotop Dalam Teknik Nuklir Kedokteran. Badan Tenaga Nuklir Nasional: Jakarta. Arma, A. J. A. 2004 . Zat Radio Aktif Dan Penggunaan Radio Isotop Bagi Kesehatan. Fakultas Kesehatan Masyarakat - Universitas Sumatera Utara: Medan. Nurlaila, Z. 2002. Penggunaan Teknik Nuklir dalam Bidang Kedokteran Nuklir dan Sterilisasi Serta Resikonya bagi Kesehatan. Buletin BATAN Th. XXII No. 1: Jakarta. Siregar, R. E. 2004. Aplikasi Damai Teknik Nuklir. FMIPA Unpad: Bandung Suyatno,F. 2010. Aplikasi Radiasi dan Radioisotop dalam Bidang Kedokteran. STTN-BATAN & Fak. Saintek UIN SUKA: Yogyakarta.
RADIOISOTOP Untuk bidang : Kesehatan, Pertanian, Hidrologi, Industri Badang Tenaga Nuklir Nasional Pusat Teknologi Nuklir bahan dan Radiometri (PTNBR) Produksi Radioisotop Radioisotop yang sering digunakan dalam berbagai bidang kebutuhan manusia seperti bidang kesehatan, pertanian, hidrologi dan industri, pada umumnya tidak terdapat di alam, karena kebanyakan umur paronya relatif pendek. Radioisotop dibuat di dalam suatu reaktor nuklir yang mempunyai kerapatan (fluks) neutron tinggi dengan mereaksikan antara inti atom tertentu dengan neutron. Selain itu, radioisotop dapat juga diproduksi menggunakan akselerator melalui proses reaksi antara inti atom tertentu dengan suatu partikel, misalnya alpha, neutron, proton atau partikel lainnya. Secara sistematis proses produksi radioisotop di PTNBR dapat digambarkan pada skema berikut : Fasilitas Produksi Di PTNBR untuk memproduksi radioisotop digunakan reaktor TRIGA Mark II dengan daya maksimum sebesar 2000 kW yang mempunyai kerapatan (fluks) neutron mencapai orde 1012n.cm-2.s-1 di daerah tempat iradiasi isotop. Penempatan target ke dalam reaktor serta pengambilannya dilakukan dengan cara mekanis menggunakan alat pancing. Fasilitas lain untuk menunjang produksi radioisotop adalah processing box yang terbuat dari timbal, beton atau bahan lain yang dapat menahan/mengurangi paparan radiasi dari radioisotop yang dibuat. Selain itu remote handling tong, digunakan untuk menggantikan fungsi tangan. Penggunaan Radioisotop Bidang Kesehatan Radioisotop dapat digunakan untuk radioterapi, seperti larutan iodium-131 (Na131l) untuk terapi
kelainan tiroid dan fosfor-32 (Na2H32PO4) yang merupakan radioisotop andalan dalam terapi polisitemia vera dan leukemia. Selain, itu radioisotop juga dapat digunakan untuk radiodiagnosis seperti teknesium-99m (Na99mTcO4) untuk diagnosis fungsi dan anatomis organ tubuh, sedangkan studi sirkulasi dan kehilangan darah dapat dilakukan dengan radioisotop krom-51 (Na2 51CrO4). Bidang Pertanian Radioisotop yang digunakan sebagai perunut dalam penelitian efisiensi pemupukan tanaman adalah fosfor-32 (32P). Teknik perunut dengan radioisotop akan memberikan cara pemupukan yang tepat dan hemat. Bidang hidrologi Natrium-24 (24P) merupakan radioisotop yang sering digunakan untuk mengukur kecepatan laju dan debit air sungai, air dalam tanah dan rembesan. Kebocoran dam serta pipa penyalur yang terbenam dalam tanah dapat dideteksi menggunakan radioisotop iodium-131 dalam bentuk senyawa CH3 131l, sedangkan lokasi dumping, asal/pola aliran sedimen dan laju pengendapan dapat diukur menggunakan krom-51 dan brom-82 masing-masing dalam bentuk senyawa K2 51Cr2P7 dan K82Br. Bidang Industri Teknik radiografi merupakan teknik yang sering dipakai terutama pada tahap-tahap konstruksi. Pada sektor industri minyak bumi, teknik ini digunakan dalam pengujian kualitas las pada waktu pemasangan pipa minyak/gas serta instalasi kilang minyak. Selain bagianbagian konstruksi besi yang dianggap kritis, teknik ini digunakan juga pada uji kualitas las dari ketel uap tekanan tinggi serta uji terhadap kekerasan dan keretakan pada konstruksi beton. Radioisotop yang sering digunakan adalah kobal-60 (60Co). Dalam bidang industri, radioisotop digunakan juga sebagai perunut misalnya untuk menguji kebocoran cairan/gas dalam pipa serta membersihkan pipa, yang dapat dilakukan dengan menggunakan radioisotop iodoum131 dalam bentuk senyawa CH3 131l. Radioisotop seng-65 (65Zn) dan fosfor-32 merupakan perunut yang sering digunakan dalam penentuan efisiensi proses industri, yang meliputi pengujian homogenitas pencampuran serta residence time distribution (RTD). Sedangkan untuk kalibrasi alat misalnya flow meter, menentukan volume bejana tak beraturan serta pengukuran tebal material, rapat jenis dan penangkal petir dapat digunakan radioisotop kobal-60, amerisium-241 (241Am) dan cesium-137 (137Cs).
Manfaat Radioisotop Bagi Kehidupan Sehari-hari
Radioisotop Sebagai Perunut Bidang Kedokteran Ca-47, digunakan untuk mengetahui penyakit tulang dan darah. I-131, digunakan untuk menentukan kelenjar gondok. K-12, digunakan untuk menentukan penyakit pada otot. Na-24, digunakan untuk mengetahui penyumbatan darah pada urat. Tc-99 dan Tl-201, untuk mendeteksi kerusakan jantung. Xe-133, untuk mendeteksi penyakit paru-paru. · Untuk mengetahui keefektifan kerja jantung atau ginjal dengan Sodium-24.
· Menentukan lokasi tumor otak, mendeteksi tumor kelenjar gondok dengan Iodium-131 · Membunuh sel-sel kanker dalam tubuh manusia dengan Kobalt-60. · Mengobati thrombosis (penyempitan pembuluh darah) dengan Natrium-24. · Mensteril alat bedah, alat suntik dan alat kedokteran lain dengan sinar gamma. Bidan Hidrologi - Untuk mengukur kecepatan aliran air sungai, air tanah, dan minyak pada pipa. - Untuk mendeteksi kebocoran pipa saluran dalam tanah. - Untuk menentukan pengendapan lumpur · Mengukur kecepatan aliran atau debit fluida dalam pipa. · Menentukan jumlah kandungan air dalam tanah. · Mendeteksi kebocoran pipa yang terbenam dalam tanah. · Memeriksa endapan lumpur pelabuhan dan terowongan dan mengukur cara lumpur bergerak dan terbentuk. · Mengukur tinggi permukaan cairan dalam suatu wadah tertutup. Bidang Industri - Untuk mengetahui pengaruh oli dan aditif selama mesin bekerja Bidang Kimia dan Biologi - Untuk menentukan gugus O yang membentuk air pada reaksi esterifikasi dan mempelajari mekanisme reaksi fotosintesis, serta untuk mempelajari kesetimbangan dinamis pada reaksi kesetimbangan. Radioisotop Sebagai Sumber Radiasi
Bidang Kedokteran Co-60, untuk penyembuhan penyakit kanker dan bahan sterilisasi alat-alat kedokteran. R-32, untuk penyembuhan penyakit leukemia. I-131, untuk terapi kenker kelenjar tiroid. Bidang Industri - Untuk bidang radiografi pada pemotretan bagian dalam sebuah benda seperti sinar X, sinar Gamma atau neutron. - Untuk mengontrol ketebalan pada industry kertas, plastic dan logam. Mengetahui bocor atau tidaknya pipa logam atau mengukur ketebalan baja dengan sinar gamma yang dipancarkan Kobalt-60 atau Iridium-192. · Meneliti kekuatan material dan meneliti gejala difusi dalam logam. · Mengukur ketebalan bahan (lembar kertas) dengan Strontium-90 atau sinar beta. · Mengefisiensikan pekerjaan mengeruk lumpur pelabuhan dan terowongan dengan memasukkan isotop Silikon ke dalam lumpur. · Pemeriksaan tanpa merusak dengan teknik radiografi. · Lampu petromaks menggunakan Thorium agar nyala lampu lebih terang Bidang Pertanian - Sebagai pemberantasan hama, pembentukan bibit unggul dan penyimpanan. · Mempelajari unsur-unsur tertentu oleh tumbuhan. · Memproduksi tanaman dengan karakteristik baru. · Mengkaji proses fotosintesis dalam tanaman hijau dengan Karbon-14.
· Memandulkan serangga-serangga. · Mendapatkan bibit unggul dengan radiasi sinar gamma dari Kobalt-60.
Manfaat Radioisotop Bagi Kehidupan Sehari-hari
Radioisotop Sebagai Perunut Bidang Kedokteran Ca-47, digunakan untuk mengetahui penyakit tulang dan darah. I-131, digunakan untuk menentukan kelenjar gondok. K-12, digunakan untuk menentukan penyakit pada otot. Na-24, digunakan untuk mengetahui penyumbatan darah pada urat. Tc-99 dan Tl-201, untuk mendeteksi kerusakan jantung. Xe-133, untuk mendeteksi penyakit paru-paru. · Untuk mengetahui keefektifan kerja jantung atau ginjal dengan Sodium-24. · Menentukan lokasi tumor otak, mendeteksi tumor kelenjar gondok dengan Iodium-131 · Membunuh sel-sel kanker dalam tubuh manusia dengan Kobalt-60. · Mengobati thrombosis (penyempitan pembuluh darah) dengan Natrium-24. · Mensteril alat bedah, alat suntik dan alat kedokteran lain dengan sinar gamma. Bidan Hidrologi - Untuk mengukur kecepatan aliran air sungai, air tanah, dan minyak pada pipa. - Untuk mendeteksi kebocoran pipa saluran dalam tanah. - Untuk menentukan pengendapan lumpur · Mengukur kecepatan aliran atau debit fluida dalam pipa. · Menentukan jumlah kandungan air dalam tanah. · Mendeteksi kebocoran pipa yang terbenam dalam tanah. · Memeriksa endapan lumpur pelabuhan dan terowongan dan mengukur cara lumpur bergerak dan terbentuk.
· Mengukur tinggi permukaan cairan dalam suatu wadah tertutup. Bidang Industri - Untuk mengetahui pengaruh oli dan aditif selama mesin bekerja Bidang Kimia dan Biologi - Untuk menentukan gugus O yang membentuk air pada reaksi esterifikasi dan mempelajari mekanisme reaksi fotosintesis, serta untuk mempelajari kesetimbangan dinamis pada reaksi kesetimbangan. Radioisotop Sebagai Sumber Radiasi Bidang Kedokteran Co-60, untuk penyembuhan penyakit kanker dan bahan sterilisasi alat-alat kedokteran. R-32, untuk penyembuhan penyakit leukemia. I-131, untuk terapi kenker kelenjar tiroid. Bidang Industri - Untuk bidang radiografi pada pemotretan bagian dalam sebuah benda seperti sinar X, sinar Gamma atau neutron. - Untuk mengontrol ketebalan pada industry kertas, plastic dan logam. Mengetahui bocor atau tidaknya pipa logam atau mengukur ketebalan baja dengan sinar gamma yang dipancarkan Kobalt-60 atau Iridium-192. · Meneliti kekuatan material dan meneliti gejala difusi dalam logam. · Mengukur ketebalan bahan (lembar kertas) dengan Strontium-90 atau sinar beta. · Mengefisiensikan pekerjaan mengeruk lumpur pelabuhan dan terowongan dengan memasukkan isotop Silikon ke dalam lumpur.
· Pemeriksaan tanpa merusak dengan teknik radiografi. · Lampu petromaks menggunakan Thorium agar nyala lampu lebih terang Bidang Pertanian - Sebagai pemberantasan hama, pembentukan bibit unggul dan penyimpanan. · Mempelajari unsur-unsur tertentu oleh tumbuhan. · Memproduksi tanaman dengan karakteristik baru. · Mengkaji proses fotosintesis dalam tanaman hijau dengan Karbon-14. · Memandulkan serangga-serangga. · Mendapatkan bibit unggul dengan radiasi sinar gamma dari Kobalt-60.
3. Pemanfaatan radioisotop sebagai sumber radiasi dan perunut dibidang kedokteran 3.1. Radioisotop sebagai sumber radiasi dibidang kedokteran Awal mula penggunaan radiasi dibidang kedokteran sebenarya telah berlangsung cukup lama. Pada saat itu para dokter di eropa dan amerika tertarik dengan penemuan W.C. Roentgen yang menyatakan bahwa dengan menggunakan sinar X dapat dibuat gambar film tulang atau tulang tengkorak kepala seseorang. Hal itu menjadi menarik karena keadaan tulang atau tengkorak kepala seorang pasien dapat diamati dan dipelajari dengan seksama untuk tujuan diagnosa. Sementara itu penggunaan efek radiasi untuk tujuan penyembuhan telah diawali oleh beberapa keberhasilan seperti : a. Pada tahun 1897, L Freund telah berhasil menghilangkan semacam kelainan (terdapat penumbuhan bulu) pada kulit seseorang dengan cara meradiasi. b. pada tahun 1899, J.T steinbek dan T.A.V. Sjogrein telah berhasil menyembhkan tumor kulit pada hidung seseoran pasien dengan cara meradiasi. Dari sekian banyak laporan keberhasilan, ada juga laporan adanya efek samping setelah diradiasi. Diantara efek sampiing yang ditimbulkan adalah: a. telah terjadi eritema kulit ( skin reyhema ), yaitu semacam gejala kemerahmerahan pada kulit pasien setelah menjalani terapi dengan siar X. b. telah terjadi gejala kerontokan rambut pada kepala seseorang yang telah diiradiasi seperti yang dilaporkan oleh J. Danielz (th 1896) 1. Sterilisasi radiasi. Radiasi dalam dosis tertentu dapat mematikan mikroorganisme sehingga dapat digunakan untuk sterilisasi alat-alat kedokteran. Steritisasi dengan cara radiasi mempunyai beberapa keunggulan jika dibandingkan dengan sterilisasi konvensional (menggunakan bahan kimia), yaitu: a. Sterilisasi radiasi lebih sempurna dalam mematikan mikroorganisme. b. Sterilisasi radiasi tidak meninggalkan residu bahan kimia. c. Karena dikemas dulu baru disetrilkan maka alat tersebut tidak mungkin tercemar bakteri lagi sampai kemasan terbuka. Berbeda dengan cara konvensional, yaitu disterilkan dulu baru dikemas, maka dalam proses pengemasan masih ada kemungkinan terkena bibit penyakit. 2. Terapi tumor atau kanker. Berbagai jenis tumor atau kanker dapat diterapi dengan radiasi. Sebenarnya, baik sel normal maupun sel kanker dapat dirusak oleh radiasi tetapi sel kanker atau tumor ternyata lebih sensitif (lebih mudah rusak). Oleh karena itu, sel kanker atau tumor dapat dimatikan dengan mengarahkan radiasi secara tepat pada sel-sel kanker tersebut. Radiasi dapat menghambat proses pembelahan sel yang dapat menimbulkan kematian pada sel dan jaringan itu bila penghambatan berlangsung secara terus-menerus. Seperti diketahui jaringan atau sel-sel kanker memiliki daya pembelahan diri yang jauh lebih tinggi dari pada sel-sel normal dan sehat. Maka menurut hukum bergonnie _tribondau, golongan sel-sel kanker ini bersifat lebih radiosensitif dari pada sel-sel normal. Jadi dengan jalan merasiasi maka penyakit
kanker (tumor) pada jaringan atau organ tertentu dapat disembuhkan 3. Radiasi dan Pembuataan Radiovaksin Radiasi dapat melemahkan mikroorganisme ataupun penyakit yang selanjutnya dapat digunakan untuk pembuatan vaksin dari penyakit tertentu. Vaksin yang diperoleh secara demikian dikenal sebagai ”radiovaksin” . contoh : radiovaksin untuk penyakit tidur di afrika dan radiovaksin untukpenyakit cacing pada ternak dan lain-lain. 4. Radiasi dan Usaha setrilisasi Hama Radiasi dapat digunakan untuk mensterilkan beberapa alat atau bahan keperluan dokter, karena mikroba atau bibit penyakit akan mati akibat rasiasi pada dosis lethal. Contoh: alat-alat kedokteran (pisau , gunting, jarum, pinset) atau bahanbahan kedokteran lainya (kapas, pembalut dan lainya) telah berhasil disterilkan dengan radiasi. 3.2 Radioisotop sebagai perunut dibidang kedokteran Berdasarkan pada tingkat keradioaktifan suatu radioisotop ataupun senyawa kimia bertanda (radioaktif) yang dapat dideteksi pada jaringan atau organ tubuh tertentu, berbagai macam informasi untuk keperluan diagnosa kedokteran dapat diperoleh. Hasil pencacahan keradioaktifan jaringan atau organ sesaat setelah diradiasi dapat dilihat dengan baik pada skala atau angka digital pada alat pencacah. Semetara dari sisi lain unsur atau senyawa juga dapat memberikan suatu gambaran dari jaringan atau organ yang diamati. Pada pengamatan terdapat perbedaan antara jaringan atau organ yang sehat atau tidak sehat. Hal ini disebabkan oleh perbedaan tingkat metabolisme dan akumulasi senyawa radioaktif itu oleh jaringan atau organ tersebut. Berbagai jenis radio isotop digunakan sebagai perunut untuk mendeteksi (diagnosa) berbagai jenis penyakit al:teknesium (Tc-99), talium-201 (Ti-201), iodin 131(1-131), natrium-24 (Na-24), ksenon-133 (xe-133) dan besi (Fe-59). Tc-99 yang disuntikkan ke dalam pembuluh darah akan diserap terutama oleh jaringan yang rusak pada organ tertentu, seperti jantung, hati dan paru-paru Sebaliknya Ti-201 terutama akan diserap oleh jaringan yang sehat pada organ jantung. Oleh karena itu, kedua isotop itu digunakan secara bersama-sama untuk mendeteksi kerusakan jantung 1-131 akan diserap oleh kelenjar gondok, hati dan bagian-bagian tertentu dari otak. Oleh karena itu, 1-131 dapat digunakan untuk mendeteksi kerusakan pada kelenjar gondok, hati dan untuk mendeteksi tumor otak. Larutan garam yang mengandung Na-24 disuntikkan ke dalam pembuluh darah untuk mendeteksi adanya gangguan peredaran darah misalnya apakah ada penyumbatan dengan mendeteksi sinar gamma yang dipancarkan isotop Natrium tsb. Xe-133 digunakan untuk mendeteksi penyakit paru-paru. P-32 untuk penyakit mata, tumor dan hati. Fe-59 untuk mempelajari pembentukan sel darah merah. Kadang-kadang, radioisotop yang digunakan untuk diagnosa, juga digunakan untuk terapi yaitu dengan dosis yang lebih kuat misalnya, 1-131 juga digunakan untuk terapi kanker kelenjar tiroid. 1. Mempelajari Perilaku Biologi dan Kimia Suatu Unsur Dalam Tubuh Baik perilaku biologi (penyerapan, penyebaran , penimbunan, metabolisme) maupun sifat kimia ( perubahan bentuk senyawa biokimia ) suatu unsur atan senyawa penting dalam tubuh dapat diungkapkan berkat teknik perunut radioaktif. Jadi dengan mengetahui informasi tentang penyerapan, penyebaran, penimbunan,
metabolisme unsur Yodium radioaktif 131 I dalam tubuh sekaligus telah memperoleh data informasi yang sama tentang unsur yodium yang tidak radioatif. Hal ini disebabkan oleh sifat biologi dan kimia radioisotop 131 I dan unsur I yang amat serupa. Beberapa unsur radioaktif memiliki sifat biologi dan kimia yang menyurapai unsur lain. Contoh: Radiostronsium 90sr menyerupai Ca, Teksium 99mTc menyerupai I 2. Mempelajari Fungsi Organ dan Kelenjar Tubuh a. Fungsi Kelenjar Tiroid (Gondok) Seperti Halnya unsur Yodium I, sesaat setelah radioyodium 131I memasuki tubuh secara oral akan diperoleh informasi : 1. bahwa sebagian besar 131I diakumulasikan pada kelenjar tiroid 2. fungsi fisiologi kelenjar tiroid dapat diketahui dengan segera, apkah bekerja secara normal atau kurang normal.
“Penggunaan Radioisotop di Bidang Industri” Bagi sebagian golongan masyarakat radioisotop sebagai produk dan reaktor nuklir dianggap sebagai benda yang berbahaya yang kehadirannya harus dihindari. Radioisotop sebagai unsur yang mempunyai sifat memancarkan radiasi memang berpotensi berbahaya bagi manusia apabila penanganannya tidak mengikuti aturan dan ketentuan tentang proteksi radiasi. Namun apabila radioisotop ini didayagunakan dengan memperhatikan aturan dan ketentuan tentang proteksi radiasi maka manfaatnya bagi manusia, bagi masyarakat dan bagi pembangunan negara adalah sangat besar. Teknik dengan mendayagunakan radioisotop merupakan teknik komplementair atau teknik terhadap teknik konvensional yang sudah digunakan dalam bidang lain. A. Pengertian Radioisotop Radioisotop adalah isiotop dari zat radioaktif, dibuat dengan menggunakan reaksi inti dengan netron. Isotop suatu unsur baik yang stabil maupun radioaktif memiliki sifat kimia yang sama. Radioisotop dapat digunakan sebagai perunut (untuk mengikuti unsur dalam suatu proses yang menyangkut senyawa atau sekelompok senyawa) dan sebagai sumber radiasi /sumber sinar. Pengunaan radioisotop sebagai perunut didasarkan pada ikatan bahwa isotop radioaktif mempunyai sifat kimia yang sama dengan isotop stabil. Radoisotop ditambahkan ke dalam suatu sistem untuk mempelajari sistem itu, baik sistem fisika, kimia maupun sistem biologi. Oleh karena radioisotop mempunyai sifat kimia yang sama seperti isotop stabilnya, maka radioisotop dapat digunakan untuk menandai suatu senyawa sehingga perpindahan perubahan senyawa itu dapat dipantau. Sedangkan penggunaan radioisotop sebagai sumber radiasi didasarkan pada kenyataan bahwa radiasi yang dihasilkan zat radioaktif dapat mempengaruhi materi maupun mahluk. Radiasi dapat digunakan untuk memberi efek fisis: efek kimia, maupun efek biologi. B. Penggunaan Radioisotop dalam Bidang Industri Di negara-negara maju penggunaan dan penerapan keradioaktifan telah dilakukan dalam berbagai bidang. Radioisotop adalah isotop suatu unsur yang radioaktif yang memancarkan sinar radioaktif.
Isotop suatu unsur baik yang stabil maupun yang radioaktif memiliki sifat kimia yang sama. Penggunaan radiosotop dapat dibagi kedalam penggunaan sebagai perunut dan penggunaan sebagai sumber radiasi. Sebagai perunut radioisotop digunakan untuk mengikuti unsur dalam suatu proses yang menyangkut senyawa atau sekelompok senyawa. Radioisotop dapat digunakan sebagai sumber sinar sebagai pengganti sumber lain seperti sumber sinar X. Oleh karena isotop memiliki sifat kimia yang sama, kita tidak dapat membedakan antara garam 23 NaCl dan 24 NaCl secara kimia dalam suatu proses, misalnya dalam proses pengendapan AgCl jika ditambah garam AgNO3. Akan tetapi karena isotop 24 Na bersifat radiokatif, proses pengendapan ini dapat diikuti dengan mendeteksi sinar radioaktif yang dipancarkan. Teknik ini disebut teknik perunut. Radioisotop dapat digunakan sebagai perunut sebab sinar yang dipancarkan dan energi sinar serta waktu paruhnya merupakan sifat khas radioisotop tersebut. Pada contoh dibawah ini akan diberikan beberapa contoh penggunaan radioisotop baik sebagai perunut maupun sebagai sumber radiasi. Contoh penggunaan radioisotop antara lain digunakan dalam bidang : 1. Kimia 2. Kedokteran 3. Pertanian 4. Industri Pada makalah ini pemakalah hanya akan membatasi pembahasan mengenai penggunaan radioisotop dalam bidang industri. Penggunaan radioisotop dalam bidang industri antara lain : 1. Untuk mendeteksi kebocoran pipa. Radioisotop digunakan untuk mendeteksi kebocoran pipa yang ditanam di dalam tanah atau dalam beton dengan memasukannya ke dalam aliran pipa kebocoran pipa sehingga dapat dideteksi tanpa penggalian tanah atau pembongkaran beton. 2. Untuk menentukan kehausan atau keroposan yang terjadi pada bagian pengelasan atau logam. Jika bagian pengelasan atau logam ini disinari dengan sinar gamma dan dibalik bahan itu diletakkan film foto maka pada bagian yang terdapat kehausan atau kekeroposan akan memberikan gambar yang tidak merata. 3. Untuk mengetahui adanya cacad pada material Pada bidang industri aplikasi baja perlu dianggap bahwa semua bahan selalu mengandung cacad. Cacad dapat berupa cacad bawaan dan cacad yang terjadi akibat penanganan yang tidak benar. Cacad pada material merupakan sumber kegagalan dalam industri baja. Penyebab timbulnya cacad pada material, meliputi desain yang tidak tepat, proses fabrikasi dan pengaruh lingkungan. Desain yang tidak tepat meliputi pemilihan bahan, metode pengerjaan panas yang tidak tepat dan tidak dilakukannya uji mekanik. Proses fabrikasi meliputi keretakan karena penggrindaan, cacad proses fabrikasi dan cacad pengelasan. Kondisi operasi lingkungan meliputi korosi. Untuk mengetahui adanya cacad pada material maka digunakan suatu pengujian material tak merusak yang salah satunya adalah dengan metode radiografi sinar gamma. Teknik radiografi merupakan salah satu metode pengujian material tak-merusak yang selama ini sering digunakan oleh industri baja untuk menentukan jaminan kualitas dari produk yang dihasilkan. Teknik ini
adalah pemeriksaan dengan menggunakan sumber radiasi (sinar-x atau sinar gamma) sebagai media pemeriksa dan film sebagai perekam gambar yang dihasilkan. Radiasi melewati benda uji dan terjadi atenuasi dalam benda uji. Sinar yang akan diatenuasi tersebut akan direkam oleh film yang diletakkan pada bagian belakang dari benda uji. Setelah film tersebut diproses dalam kamar gelap maka film tersebut dapat dievaluasi. Bila terdapat cacad pada benda uji maka akan diamati pada film radiografi dengan melihat perbedaan kehitaman atau densitas. Pemilihan sumber radiasi berdasarkan pada ketebalan benda yang diperlukan karena daya tembus sinar gamma terhadap material berbeda. Pada sumber pemancar sinar gamma tergantung besar aktivitas sumber. Sedangkan pemilihan tipe film sangat mempengaruhi pemeriksaan kualitas material. Film digunakan untuk merekam gambar material yang diperiksa. Pemilihan tipe film yang benar akan menghasilkan kualitas hasil radiografi yang sangat baik. Pada umumnya kita mengenal dua macam jenis film, yaitu film cepat dan film lambat. Pada film cepat butir-butirannya besar, kekontrasan dan definisinya kurang baik. Sedangkan pada film lambat butir-butirannya kecil, kekontrasan dan definisinya lebih baik. Penentuan jarak sumber ke film (SFD) juga mempengaruhi hasil kualitas film radiografi. Penghitungan SFD yang tidak benar mempengaruhi tingkat kehitaman atau density hasil film radiografi sehingga akan mempengaruhi tingkat sensitivitas atau tingkat ketelitian.
4. Digunakan dalam pengujian kualitas las pada waktu pemasangan pipa minyak/gas serta instalasi kilang minyak. Teknik radiografi merupakan teknik yang sering dipakai terutama pada tahap-tahap konstruksi. Pada sektor industri minyak bumi, teknik ini digunakan dalam pengujian kualitas las pada waktu pemasangan pipa minyak/gas serta instalasi kilang minyak. Selain bagianbagian konstruksi besi yang dianggap kritis, teknik ini digunakan juga pada uji kualitas las dari ketel uap tekanan tinggi serta uji terhadap kekerasan dan keretakan pada konstruksi beton. Radioisotop yang sering digunakan adalah kobal-60 (60Co). Dalam bidang industri, radioisotop digunakan juga sebagai perunut misalnya untuk menguji kebocoran cairan/gas dalam pipa serta membersihkan pipa, yang dapat dilakukan dengan menggunakan radioisotop iodoum-131 dalam bentuk senyawa CH3131l. Radioisotop seng-65 (65Zn) dan fosfor-32 merupakan perunut yang sering digunakan dalam penentuan efisiensi proses industri, yang meliputi pengujian homogenitas pencampuran serta residence time distribution (RTD). Sedangkan untuk kalibrasi alat misalnya flow meter, menentukan volume bejana tak beraturan serta pengukuran tebal material, rapat jenis dan penangkal petir dapat digunakan radioisotop kobal-60, amerisium-241 (241Am) dancesium-137(137Cs). 5. Pemeriksaan tanpa merusak. Radiasi sinar gamma dapat digunakan untuk memeriksa cacat pada logam atau sambungan las, yaitu dengan meronsen bahan tersebut. Tehnik ini berdasarkan sifat bahwa semakin tebal bahan yang dilalui radiasi, maka intensitas radiasi yang diteruskan makin berkurang, jadi dari gambar yang dibuat dapat terlihat apakah logam merata atau ada bagian-bagian yang berongga didalamnya. Pada bagian yang berongga itu film akan lebih hitam. 6. Mengontrol ketebalan bahan
Ketebalan produk yang berupa lembaran, seperti kertas film atau lempeng logam dapat dikontrol dengan radiasi. Prinsipnya sama seperti diatas, bahwa intensitas radiasi yang diteruskan bergantung pada ketebalan bahan yang dilalui. Detektor radiasi dihubungkan dengan alat penekan. Jika lembaran menjadi lebih tebal, maka intensitas radiasi yang diterima detektor akan berkurang dan mekanisme alat akan mengatur penekanan lebih kuat sehingga ketebalan dapat dipertahankan. 7. Pengawetan bahan. Radiasi juga telah banyak digunakan untuk mengawetkan bahan seperti kayu, barang-barang seni dan lainlain. Radiasi juga dapat menningkatkan mutu tekstil karena inengubah struktur serat sehingga lebih kuat atau lebih baik mutu penyerapan warnanya. Berbagai jenis makanan juga dapat diawetkan dengan dosis yang aman sehingga dapat disimpan lebih lama.