Disain Dan Analisis Dampak Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Di Kalimantan Barat Berbasis Sistem Informasi Geografis (Pengembangan Bahan Ajar Kimia Lingkungan untuk Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia)
Rachmat Sahputra
ABSTRAK Mata kuliah kimia lingkungan memerlukan studi pemahaman konsep yang berkaitan dengan dampak suatu kegiatan sebagai studi kasus. Bahan ajar yang berkaitan dengan dampak kegiatan di Kalimantan Barat sangat diperlukan oleh peserta didik untuk lebih mengenal lingkungannnya. Bahan ajar berisi mengenai Kalimantan Barat yang dapat dipertimbangkan menjadi lokasi pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) dengan mengingat bahwa PLTN memiliki kelebihan dalam hal keefisienan menghasilkan energi listrik yang stabil. Buku ajar berisi pembuatan model pembangunan PLTN di Kalbar dengan tujuan jangka panjang: (1) Analisis faktor kondisi lokasi strategis dari aspek fisika, kimia tanah, air dan udara, faktor sosial ekonomi masyarakat, ketahanan dan keamanan lingkungan lokasi rencana PLTN Kalbar; (2) Mendisain fasilitas pabrikan pembangunan PLTN yang cocok terhadap semua kondisi optimal di lingkungan spasial pembangunan PLTN Kalbar; (3) Memperkirakan dampak oprasional dari disain fasilitas PLTN Kalbar yang dipilih terhadap lingkungan sekitar: terhadap makhluk hidup, sosial ekonomi ketahanan dan keamanan masyarakat, dan terhadap karakteristik fisika kimia wilayah sekitar PLTN Kalbar. Metoda yang digunakan untuk menghasilkan tujuan pembuatan bahan ajar dengan cara analisis faktor kondisi strategis dari asfek fisika, kimia tanah, air dan udara analisis spacial dengan pemetaaan menggunakan software GIS (Geografic Information System) dan analisis serta identifikasi karakteristik fisika kimia tanah wilayah study dan analisis terhadap data sosial ekonomi, ketahanan dan keamanan masyarakat Kalbar yang didukung metode Survey dan verifikasi terhadap kondisi real. Dalam analisis dan mendisain tata guna lahan wilayah PLTN Kalbar tersebut dengan mempertimbangan keselamatan dan keamanan masyarakat serta analisis faktor penyebab kecelakaan yang mungkin terhadap kelemahan dan kekuatan disain yang direkomendasikan dan analisis semua risiko dari faktor kondisi lokasi dilihat dari aspek fisika, kimia tanah, air dan udara, faktor sosial ekonomi digunakan metoda statistika peluang Buku ajar dapat diperoleh dari hasil analisis terhadap wilayah studi Kalimantan Barat yang di dalamnya terdapat perolehan lokasi-lokasi yang berpeluang untuk dipertimbangkan menjadi wilayah studi kajian untuk mendesain pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir. Kata kunci: Pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN), spasial, GIS (Geografic Information System)
Design And Analysis of Development Nuclear Power Plant (NPP) Impact In West Kalimantan With Geographic Information System Based (Development Of Environmental Chemistry Teaching Material For Students of Education Chemistry Program) Rahmat Sahputra
ABSTRACT Chemistry environment subjects requires understanding the concept of studies relating to the impact of an activity as a case study. Instructional materials relating to the impact of activities in West Kalimantan is needed by learners to learn more about their environment. Contains teaching materials on West Kalimantan which can be considered to be the location of the construction of Nuclear Power Plant (NPP) by considering that the NPP has advantages in terms of energy efficiency electricity with generating stable. Textbook contains modeling nuclear power plant in West Kalimantan with long-term goals: (1) Analysis of factors shape the strategic location in aspects of physics, chemistry soil, water and air, socioeconomic factors, durability and environmental safety of nuclear power plants planned location of Kalimantan; (2) Designing a nuclear power plant manufacturing facilities suitable for all optimal conditions at the nuclear power plant in West Kalimantan spatial environment; (3) Estimate the operational impact of the design of nuclear power plant facilities selected West Kalimantan on the surrounding environment: in all living things, socioeconomic resilience and security of the community, and to the physical and chemical characteristics of the area around the nuclear power plant in West Kalimantan. The method used to produce the goal of making teaching materials by means of factor analysis of the strategic conditions asfek physics, soil chemistry, water and air spacial analysis by mapping using GIS software (Geografic Information System) and the analysis and identification of soil physical and chemical characteristics of the region study and analysis of the socio-economic data, robustness and security of the people of West Kalimantan supported method of survey and verification of real conditions. In the analysis and design of land use NPP West Kalimantan region by considering the safety and security of the community as well as the analysis of the possible causes of the accident to the weakness and the strength of the recommended design and analysis of all of the risk factors site conditions from the aspects of physics, chemistry soil, water and air, socioeconomic factors used statistical method opportunities Textbooks can be obtained from the analysis of the study area of West Kalimantan in which there is the acquisition of sites likely to be considered the study area study to design the construction of nuclear power plants Keywords: Nuclear Power Plant (NPP), spatial, GIS (Geografic Information System)
PENDAHULUAN Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 20 menyatakan bahwa rencana pembelajaran mencakup silabus dan RPP yang selanjutnya diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses. Implementasinya adalah bahwa pengajar harus mampu memilih dan menyiapkan materi ajar sesuai prinsip pengembangannya agar peserta didik dapat mencapai kompetensi yang diharapkan. Pengajar perlu mengorganisasikan materi ajar yang tel ah dikembangkan ke dalam bahan ajar. Pengajar sebagai pendidik profesional perlu memiliki kemampuan mengembangkan bahan ajar sesuai mekanisme yang ada dengan memperhatikan karakteristik dan lingkungan peserta didik. Perkembangan di berbagai aspek kehidupan telah memberi perubahan paradigma dalam dunia pendidikan. Tantangan yang pertama adalah adanya perubahan pandangan terhadap belajar itu sendi dan telah terjadi pembelajaran dinamis yang dipengaruhi faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi cara berpikir dan cara belajar. Kondisi ini memerlukan penciptaan bahan pembelajaran yang efektif dan dapat menarik minat belajar peserta didik dan seharusnya bermakna, salah satunya yakni dengan penciptaan bahan ajar dengan menggunakan sumber informasi yang berasal dari lingkungan sekitar peserta didik. Bahan ajar memiliki fungsi strategis bagi proses belajar mengajar. Bahan ajar dapat menggantikan sebagian peran pengajar dan mendukung pembelajaran individual. Hal ini akan memberi dampak positif bagi siswa, dapat membiasakan belajar mandiri. Hal ini juga mendukung prinsip belajar sepanjang hayat (life long education).
Dalam kegiatan penelitian ini dilakukan pengembangan bahan ajar untuk mata kuliah kimia lingkungan bagi mahasiswa untuk lebih menambah pemahaman konsep-konsep kimia lingkungan dengan lebih bermakna dengan menggunakan kajian meteri kondisi lingkungan di Kalimantan Barat yang berkaitan dengan analisis peluang dan ancaman lingkungan tentang pembangunan PLTN di Kalimantan Barat. Materi ajar kimia lingkungan itu amat luas, mencakap segala sesuatu materi dan energi yang ada di udara, di daratan tentang sumber, reaksi, pengaruh, dan zat kimia dalam tanah, air, di sekitar kita. Secara singkat kimia lingkungan ialah studi tentang gejala kimia di lingkungan kita (Sastrawijaya, 2000). Pencemaran berlangsung di mana-mana dengan laju begitu cepat, yang tidak pernah terjadi sebelumnya. Kecenderungan pencemaran mengarah kepada dua hal yaitu, pembuangan senyawa kimia tertentu yang makin meningkat terutama akibat kegiatan industry dan transportasi. Yang lainnya akibat penggunaan berbagai produk bioksida dan bahan-bahan berbahaya aktivitas manusia (Achmad, 2004). Sebagai tujuan kegiatan penelitian ini adalah menggali studi kasus yang berkaitan dengan lingkungan di Kalimantan Barat yang selanjutnya disajikan dalam pengembangan bahan ajar untuk penguatan konsep kimia lingkungan bagi mahasiswa program studi pendidikan kimia
METODE PENELITIAN A. Tahapan pencarian sumber materi ajar dari wilayah Studi Kalimantan Barat
Lokasi penelitian adalah wilayah Kalimantan Barat yaitu provinsi dengan luas 146.807 km² (7,53% luas Indonesia). Daerah Kalimantan Barat memiliki kondisi geografis yang mempunyai ratusan sungai besar dan kecil yang di antaranya dapat dan sering dilayari. Beberapa sungai besar sampai saat ini masih merupakan urat nadi dan jalur utama untuk angkutan daerah pedalaman, walaupun prasarana jalan darat telah dapat menjangkau sebagian besar kecamatan. Kalimantan Barat berbatasan darat dengan negara bagian Sarawak, Malaysia. Bahan dan Alat Penelitian sebagai pencarian sumber materi berupa: Peta rupa bumi Kalimantan Barat, Perangkat Lunak Arcview, ArcGis, SPSS, Minitab, MS-Excel, dan Peralatan Laboratorium untuk analisis lingkungan di Kalimantan Barat beserta Data BMG, BPS, BATAN dan sumber-sumber lainnya.
Pengumpulan data dilakukan dengan studi literatur dan observasi baik data primer maupun data sekunder. Jenis data yang dikumpulkan berupa data kuantitatif dan kualitatif dan materi kajian pendukung dari berbagai data kajian terdahulu yang berkaitan dengan Kalimantan Barat. Data primer yang diolah meliputi data analisis tanah, air dari wilayah studi untuk mengetahui kandungan unsur utamanya serta data observasi geografis lainnya yang berkaitan dengan kondisi real terkini di wilayah penelitian. Data sekunder meliputi data curah hujan, arah angin, tata guna lahan yang diperoleh dari lembaga-lembaga terpercaya seperti BMG, BATAN dan BPS yang diproses dan diolah kembali sesuai dengan tujuan penelitian. Analisis penelitian menggunakan rujukan yang berasal dari International Atomic Energy Agency (IAEA) dalam Regulatory Control of Radioactive Discharges to the Environment, Safety Standards No. WS-G-2.3, (2000), bahwa di dalam pengembangan model pembangunan fasilitas nuklir mengikuti langkah-langkah berikut: a) penentuan asumsi-asumsi, b) perhitungan cemaran akan sampai pada jarak tertentu menggunakan asumsi-asumsi yang berhubungan dengan lingkungan studi dan beberapa asumsi standar berkaitan dengan kondisikondisi lingkungan yang ada, c) dosis hasil perhitungan dikonfirmasi dengan data lain pada literatur untuk melihat penyimpangan yang ada, d) diperlukan perbandingan dengan referensi yang ada untuk memutuskan bahwa model tersebut dapat direkomendasikan. B. Tahapan Pembuatan Pengembahan Bahan Ajar Kimia Lingkungan Tahapan pembuatan bahan ajar kimia lingkungan menggunakan dua tahap yaitu: 1) Tahapan pra produksi dan 2) tahapan produksi. Pada tahapan Pra Produksi; Sebelum membuat bahan ajar perlu dilakukan pengembangan ide dan rancangan konten. Beberapa langkah yang dilakukan dalam tahapan Pra Produksi yaitu: (a) Menentukan Isi Halaman Depan yang memuat beberapa Judul Bahan Ajar, Nama Pemateri dan Identitas Institusi; (b) Membuat Outline dengan membuat daftar/list konten materi yang akan disampaikan atau dimasukkan ke dalam bahan ajar kimia lingkungan; (c) Mengumpulkan semua bahan materi ajar yang diperoleh dari tahapan A di atas. Pada tahapan Produksi; tahapan ini adalah membuat bahan ajar sesuai standar serta tujuan pembelajaran dalam mata kuliah kimia lingkungan.
HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Sumber Materi Ajar Kimia Lingkungan A.1. Urgensi PLTN di Kalbar Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) bagi Kalimantan Barat khususnya adalah penyedia pasokan tenaga listrik alternatif. PLTN merupakan bagian dari strategi tenaga listrik nasional jangka panjang yang dimaksudkan untuk kepentingan energi rakyat yang termaktub dalam Undang-undang Nomor 10 Tahun 1997 tentang ketenaganukliran. Penyediaan tenaga listrik di Kalimantan Barat adalah hal penting dengan pemahaman bahwa listrik adalah kebutuhan dasar utama sebagai mesin penggerak pembangunan yang akan berperan dalam memajukan berbagai aspek pembangunan, baik aspek pendidikan maupun kesejahteraan yang berkontribusi meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kemajuan di segala bidang kehidupan bangsa. Urgensi bagi Kalimantan Barat dalam membangun pembangkit tenaga nuklir, dapat dilihat dari sudut pandang letak geografis pengaruh struktur lapisan kulit bumi penyebab gempa besar dengan risiko kecelakaan yang relatif kecil. Begitu juga dapat dilihat dari jumlah populasi penduduk rendah dengan luas wilayah besar, oleh karena itu Kalimanta Barat memiliki dampak radiasi terhadap jumlah penduduk per luas wilayah adalah relatif kecil. Potensi penting lainnya adalah Kalimantan Barat memiliki cadangan bahan bakar uranium (bahan bakar PLTN) dengan jumlah yang paling besar di Indonesia yang dapat dijadikan jaminan keberlanjutan oprasional PLTN. Cadangan bahan bakar uranium di
Kalimantan Barat di antaranya berada di Bukit Ekoremaja Ela hilir Kabupaten Melawi dengan mineral uranium ((Uraninit, Branerit. Davindit dan Gummit) dengan jumlah cadangan sekitar lebih dari 12.409 ton U3O8 (Affandi, 2000). Indonesia melalui BATAN telah melakukan riset dan pengembangan program tenaga nuklir dan merencanakan pembangunan reaktor nuklir sebagai bagian dari suatu sistem tenaga nasional jangka panjang. Saat ini Indonesia telah memiliki tiga reaktor nuklir untuk kepentingan penelitian antara lain: Reaktor Triga Mark II (2000 kW) yang dioprasikan sejak tahun 1965 di Bandung; Reaktor Kartini (100 kW) yang beroprasi sejak 1979 di Yogyakarta dan Reaktor Serbaguna (30 MW) di Serpong. Reaktor yang telah dibangun di Indonesia dimaksudkan untuk kepentingan penelitian, dan untuk kepentingan penyedia tenaga listrik direncanakan reaktor nuklir akan dibangun di Ujung Lemah Abang (ULA) Muria, Kabupaten Jepara di Jawa Tengah. Sembilan ratus (900) reaktor nuklir telah beroprasi di dunia saat ini, di dalamnya termasuk sekitar 280 reaktor-reaktor kecil yang digunakan untuk riset produksi isotop untuk obat dan industri di 56 negara. Lebih dari 200 reaktor kecil pemberi tenaga sekitar dalam 150 kapal, umumnya kapal laut dan dari data statistik PLTN dunia tahun 2002 dan 2009 tercatat 439 reaktor PLTN yang beroperasi di 31 negara seluruh dunia dengan kapasitas total sekitar 360.064 GWe, 35 reaktor PLTN dengan kapasitas 28.087 MWe sedang dalam tahap pembangunan serta 25 reaktor PLTN dengan kapasitas 29.385 MWe, dan 4 reaktor PLTN baru akan dibangun berada di beberapa negara Asia dan Eropa Timur. Dari 439 reaktor PLTN yang beroprasi di dunia, telah memenuhi 17 % listrik dunia. Negara-negara industri di dunia, 25% listriknya berasal dari reaktor nuklir, di Amerika serikat terdapat 104 reaktor PLTN yang sudah memenuhi 20 % keperluan listrik negara tersebut. Jepang dan Perancis terus membangun PLTN setiap beberapa tahun sekali untuk memenuhi kebutuhan listriknya. Penelitian berkaitan dengan bahan baku PLTN di Kalbar telah banyak dilakukan. Kalbar memiliki sumber uranium di beberapa daerah, salah satunya berada di Kalan-Kalimantan Barat yang memiliki cadangan sekitar lebih dari 12.409 ton U3O8, dengan cadangan terbesar terdapat di sektor Eko-Remaja. Bijih uranium Eko Remaja Kalan selain mengandung mineral uranium (uraninit, branerit. davindit dan gummit) masih mengandung mineral asosiasi lain seperti pirit, pirhotit, kalkoporit, kobaltit, lollingit, Pentlandit, gerdorsfit, saflorit, sfalerit, molibdenit, ilmenit, magnetit dan klorit (Andayani 1986) sebagian besar mineral tesebut adalah mineral sulfida. Eko remaja Kalbar adalah salah satu sektor pemineralan uranium yang paling potensial di Kalan-Kalimantan Barat yang merupakan daerah pebukitan dengan ketinggian sekitar 600 meter dari permukaan laut. Litologi daerah ini berupa batuan metasedimen berumur PermoKarbon, terutama terdiri dari metapelit, metapelit berskistos dan metalanau. Secara umum lapisan batuan-batuan tersebut berjurus timur-barat, miring ke arah selatan, dengan ketebalan total 80-100 m. Mineralisasi uranium ditemukan di dalam batuan metapelit berskistos, pada atau sejajar bidang skistositas, berarah timur-barat miring tajam ke utara. Mineralisasi di Eko remaja berupa breksi tektonik dan isisan skistositas dalam 19 bidang yang diperkirakan memiliki cadangan sekitar 6150 ton U3O8 yang terdiri dari 553 ton terukur dan 5597 ton terindikasi. Mineral uranium yang terdapat di kawasan Eko remaja merupakan mineral uraninit, autonit, branierit, gummit serta mineral-mineral sulfida dan oksida yang terdapat sebagai pengisi urat-urat dan rekahan dengan kisaran tebal dari sentimetrik sampai dengan 1 meter dengan bentuk “bondinage” (Baratha, 1988). A.2 Kondisi Lingkungan wilayah Kalimantan barat Ilmu Kimia Lingkungan memperlajari sifat-sifat, fungsi, terbentunya serta proses kimia yang terjadi dalam lingkungan hidup yang sangat diperlukan dalam mempelajari Lingkungan Hidup karena dalam Lingkungan Hidup tercakup komponen-komponen yang terdiri dari bahan kimia dan terjadi pula perputaran bahan kimia. Kimia lingkungan mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan kelompok biotik (manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, dan fungsinya) dan
kelompok abiotik terdiri dari tiga faktor yaitu faktor energi matahari, faktor fisis, faktor bahan kimia dan lain-lain. Wilayah Kalimantan Barat telah dijadikan fokus studi lingkungan yang meliputi 14 kabupaten/ kota yang berada di Kalimantan Barat. Nama Kabupaten kota tersebut ditampilkan pada Tabel 1. Tabel 1. Daftar Kota Kabupaten Wilayah Studi No.
Kabupaten/Kota
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14.
Kab. Bengkayang Kab. Kapuas Hulu Kab. Kayong Utara Kab. Ketapang Kab. Kubu Raya Kab. Landak Kab. Melawi Kab. Pontianak Kab. Sambas Kab. Sanggau Kab. Sekadau Kab. Sintang Kota Pontianak Kota Singkawang
Pusat Pemerintahan Bengkayang Putussibau Sukadana Ketapang Sungai Raya Ngabang Nanga Pinoh Mempawah Sambas Sanggau Sekadau Sintang Pontianak Singkawang Jumlah
Kecamatan 17 23 5 21 9 10 11 9 19 15 7 14 6 5 171
Digetasi peta untuk memperoleh wilayah Kalbar sebagai wilayah studi, dengan pengumpulan peta jalan, peta wilayah kecamatan, peta wilayah kabupaten, peta jalan dan peta aliran sungai dan peta wilayah kecamatan. Terdapat wilayah yang berdekatan dengan sumber-sumber air laut meliputi kabupaten Sambas, Singkawang, Pontianak dan Ketapang. Wilayah lainnya berbatasan dengan provinsi lain serta ada kabupaten yang berbatasan langsung dengan negara lain. Kecamatan yang berada dalam wilayah kabupaten yang ada di wilayah studi meliputi 108 kecamatan (saat ini dengan pemekaran menjadi 117 kecamatan) yang disajikan dalam gambar peta hasil digitasi dengan ArcGis 9.3 dapat ditampilkan seperti Gambar 1 berikut. Data 108 kecamatan dalam peta perlu dianalisis lebih lanjut untuk penemuan wilayah akan menjadi pokok perhatian yang akan dijadikan fokus selanjutnya dengan beberapa persyaratan untuk dijadikan wilayah yang akan dijadikan disain perencanaan wilayah pembangunan PLTN.
(a)
(b)
Gambar 2. (a) Peta kecamatan yang terdapat di wilayah studi; (b) Pusat-pusat kota di setiap kecamatan Gambar 2(b) akan menjadi pertimbangan sebagai akses penduduk dan pertimbangan selanjutnya dalam mendesain wilayah studi untuk keperluan pembangunan PLTN. Terdapat hal lain yang perlu dipertimbangkan untuk mempermudah akses pembangunan PLTN antara lain kebutuhan jalan dan analisis keberadaan jalan yang ada agar dalam tahapan selanjutnya akan mempermudah aktivitas dan mempermudah akses pembangunan. Oleh karena itu, akses jalan termasuk bagian yang menjadi fokus perhatian untuk keterlaksanaan dan kemudahan pembangunan PLTN. Berikut ini disajikan Gambar 4 adalah peta jalan yang ada di wilayah studi untuk bahan kajian selanjutnya. Peta Aliran Sungai di Kalimantan Barat
(a)
(b)
Gambar 3. (a) Peta Jalan di wilayah studi; (b) Peta aliran sungai di wilayah studi
Hal lainnya yang menjadi perhatian adalah keberadaan aliran sungai di dalam pertimbangan pembangunan PLTN, mengingat dalam desain dan pembangunan PLTN perlu memperhatikan komponen limbah yang ada kaitannya dengan aliran air sungai. Diperlukan a pertimbangan lainnya yang meliputi wilayah-wilayah daerah kecamatan yang berdekatan dengan wilayah laut. Oleh karena itu, diperlukan buffering wilayah yang akan dijadikan kajian dalam disain pembangunan PLTN, yaitu peta wilayah studi dengan buffering 10 km dari garis pantai. Analisis Kimia Fisika Wilayah Kalimantan barat Jenis tanah yang umumnya terdapat di wilayah studi terdiri dari tanah vulkanik yang terdiri dari : (a) Tanah Andosol yang secara umum memiliki warna kelabu hingga kuning, peka terhadap erosi, dan sangat subur yang digunakan sebagai lahan pertanian, perkebunan, hutan pinus atau cemara (b) Tanah Regosol, secara umum memiliki ciri-ciri berbutir kasar, berwarna kelabu hingga kuning dan kadar bahan organik rendah yang digunakan untuk pertanian padi, palawija, tebu dan kelapa dan lain-lain; (c) Tanah Aluvial (Tanah Endapan), secara umum memiliki ciri-ciri warna kelabu dan peka terhadap erosi yang digunakan sebagai lahan pertanian sawah dan palawija. Jenis alah lainnya adalah Tanah Organosol yang terdiri dari Tanah Humus dengan ciri-ciri antara lain warna kehitaman, mudah basah, mengandung bahan organik, sangat subur yang Pemanfaatannya sebagai lahan pertanian; Tanah Gambut dengan ciri-ciri bersifat sangat asam, unsur hara rendah sehingga tidak subur untuk keperluan pertanian pasang surut Terdapat pula jenis tanah Tanah Latosol (tanah berbatu-batu) yang secara umum memiliki ciri-ciri dengan tekstur tanahnya beranekaragam dan pada umumnya berpasir, tak bertekstur, warna kandungan batu, kerikil dan kesuburan bervariasi pemanfaatannya digunakan untuk alang-alang dan hutan. Jenis lainnya adalah Tanah Podzol yang secara umum memiliki ciri-ciri dengan warna pucat, kandungan pasir kuarsa tinggi, sangat masam, peka terhadap erosi, kurang subur. Perolehan data curahan hujan dalam wilayah studi disajikan seperti Tabel 2 berikut. Tabel 2. Data curah hujan di wilayah studi Kota/ Kabupaten Sintang Kubu Raya Kab. Pontianak Kapuas Hulu Kayong utara Kota Pontianak Singkawang Landak Melawi Sanggau Sekadau Sambas Ketapang
Curah Hujan (mm) 249,42 260,8 173,7 374,6 223,17 289,66
Rata-rata bulanan jumlah hujan (mm) 23 18 17 22 11,92 18,25
Kecepatan angin/knot
174 331,25
17 18,58
4,1 1,92
284,08 220,4
20 14,8
5
2 4,1
2,8
B. Hasil Pengembahan Bahan Ajar Kimia Lingkungan Bahan ajar disusun secara sistematis yang menjelaskan tujuan instruksional yang akan dicapai, memotivasi siswa untuk belajar, mengantisipasi kesukaran siswa dengan meyediakan bimbingan belajar, memberi latihan yang cukup, menyediakan rangkuman, berorientasi kepada
siswa secara individual. Bahan ajar bersifat mandiri, artinya dapat dipelajari sendiri oleh siswa karena sistematis dan lengkap. Bahan ajar disusun untuk siswa yang menjelaskan tujuan dan strukturnya berdasarkan kebutuhan siswa yang berfokus dengan memberi kesempatan siswa berlatih, dan disusun berdasarkan pola belajar yang fleksibel. Diupayakan dapat mengakomodasi kesulitan belajar dengan penulisan komunikatif yang dikemas agar dapat diguakan dalam proses instruksional. Bahan ajar dirancang sesuai dengan prinsip-prinsip instruksional. Komponen utama pengembangan bahan ajar adalah: a) tinjauan materi, b) pendahuluan setiap bab, c) penutup setiap bab, d) daftar pustaka, e) seranai. Setiap komponen mempunyai sub-sub komponen yang saling berintegrasi satu sama lain. Susunan komponenkomponen dan sub-sub komponen bahan ajar sama dengan strategi pembelajaran yang lazim digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Selain itu, bahan ajar dilengkapi dengan berbagai macam ilustrasi yang memegang peranan penting dalam bahan ajar yang dapat memperjelas konsep, pesan, gagasan, atau ide yang disampaikan dalam bahan ajar dengan tata letak yang tepat yang diusahan dapat mengkomunikasikan pesan, gagasan, ide, atau konsep yang berkaitan dengan kimia lingkungan. Bahan ajar kimia lingkungan yang dikembangkan memiliki susunan komponen sebagai berikut: (1) Bagian sampul: Judul, Penulis, dan nama institusi; (2) Kata Pengantar; (3) Daftar Isi; (4) Tinjauan Mata Pelajaran yang berisi deskripsi Mata pelajaran, Manfaat Mata Pelajaran, Tujuan/Standar Kompetensi; (5) Susunan Bahan Ajar: berisi bab atau sub bab yang akan dipelajari; (6) Petunjuk Belajar: berisi cara mempelajari bahan ajar; (7)Bab I, Bab II, Bab III, dan seterusnya. Setiap Sub Bab (Kegiatan) diakhiri dengan Latihan dan Rangkuman. Setiap Bab (Modul) diakhiri dengan Penutup, berisi: Tes Formatif, Umpan Balik, Tindak Lanjut, Kunci Jawaban, Daftar Pustaka, dan Senarai (istilah atau kata-kata sukar) dan (7) Daftar Pustaka/Rujukan: berisi buku atau sumber rujukan; serta (8) Senarai: berisi penjelasan istilah atau kata-kata, sukar jika diperlukan.
KESIMPULAN DAN SARAN Sumber materi ajar kimia lingkungan telah dikumpulkan dari 108 kecamatan yang ada di Kalimantan Barat yang dilengkapi dengan data jenis tanah, curah hujan, kecepatan angin, akses jalan, daerah aliran sungai dapat dijadikan sumber-sumber data peta spasial untuk pembangunan PLTN dengan mempertimbangkan karakteristik masing-masing dengan melakukan overlay menggunakan ArcGIS yang telah menghasilkan data peta spasial lokasi Kalbar dengan data lingkungan tanah, air dan udara untuk keperluan pertimbangan pembangunan PLTN. Selain itu, telah dihasilkan sebagian basis data dari analisis karakteristik tanah, udara dan sosial ekonomi masyarakat Kalbar. Data lingkungan yang sudah diperoleh sebagai rekomendasi dalam desain pembangunan PLTN di wilayah Kalimantan Barat selanjutnya dikembangkan menjadi bahan ajar kimia lingkungan yang dirancang sesuai dengan prinsip-prinsip instruksional yang memiliki komponen utama: a) tinjauan materi, b) pendahuluan setiap bab, c) penutup setiap bab, d) daftar pustaka, dan e) seranai. Saran Diperlukan penelitian lebih lanjut yang berkaitan dengan sumber materi kimia lingkungan yang menekankan kajian yang mendalam semua aspek lingkungan yang ada di seluruh wilayah Kalimantan Barat, dan dilakukan penyempurnaan lanjutan terhadap bahan ajar kimia lingkungan baik isi maupun tata letak tampilan yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA Affandi K, Susilaningtyas, Tjokrokardono, dan Sastratenaya. 2000. Status Pengolahan Bijih Uranium Eko remaja Kalan. Laporan Internal Bidang Pengembangan Teknologi PPBGN: BATAN. Baratha, J., 1988. Sifat Penyebaran Mineralisasi Uranium Di Eko-Remaja Kalan Kalimantan Barat, PPBGN-BATAN, Jakarta. Baratha, Muljono, Sumaryanto, Supalal. 1995. The Need of Verification of Resources Computation and Geometrical Form of Mineralization Zone By Mining Test. Proceeding: The Actual Status of Uranium Ore Resources at Eko Remaja Secto. BATAN. [IAEA] International Atomic Energy Agency. 2001. Generic Models for Use in Assesing the Infact of Discharges of Radioactive Substances to Environment . Safety Reports Series No. 19. Vienna [IAEA] International Atomic Energy Agency. 2002. Dispertion of Radioactive Material in Air and Water and Concideration of Population Distribution in Site Evaluation for Nuclear Power Plants Safety Gude. Safety Standards Series NS-G-3.2. Vienna. Austria [IAEA] International Atomic Energy Agency. 2002. Dispertion of Radioactive Material in Air and Water and Concideration of Population Distribution in Site Evaluation for Nuclear Power Plants Safety Gude. Safety Standards Series NS-G-3.2. Vienna. Austria [PLN] Perusahaan Listrik Nasional. 2010 . PLN's Annual Report 2008. Jakarta. http://www.pln.co.id Martin AHB, Ari PR, Indra R. 1996. Profil Serapan Cesium Pada Tanah Calon Lokasi PLTN. PPTN. Bandung: BATAN. Tjokrokardono. 1998. Prospek Pengembangan Cebakan Uranium di Kalan, Kalimantan. Jurnal Nuklir Indonesia. Himpunan Masyarakat Nuklir Indonesia, 1(1), 1-12. Achmad, Rukaesih, 2004. Kimia Lingkungan. Yogyakarta: Andi Yogyakarta Saeni, MS, 1989. Kimia Lingkungan . Bogor: IPB Sastrawijaya, A Tresna MSc.2000.Pencemaran Lingkungan. Jakarta: PT Rineka Cipta Perat uran Pemerint ah Republ ik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 t ent ang St andar Nasional Pendidikan. Perat uran Ment eri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007 t ent ang St andar Proses.