1 BAB V ANALISA DATA 5.1 Stimulasi Vibrasi Mode Aksial R 7.2 Oil RF VS Time F = 0 Hz (k=42.6 F = 15 Hz (Gel. P; k=34.8 R 7.2 Oil RF VS F = 0 Hz (k=42...
F = 0 Hz (k=142.6 md) F = 15 Hz (P; k=115.4 md) 0.00
2.00
4.00
6.00
8.00
PV Injected
Gambar 5.4. Profil RF minyak terhadap waktu (atas) dan PV injeksi (bawah) sampel R-4.1 sebelum vibrasi (biru) dan setelah vibrasi (merah) mode aksial Dari profil laju alir tampak bahwa efek vibrasi mulai terasa setelah waktu tertentu. Lamanya waktu (table 5.1) yang dibutuhkan agar efek vibrasi bekerja bergantung pada permeabilitas sampel. Sampel R-7.2 membutuhkan waktu yang lebih lama bila dibandingkan dengan sampel R-4.3, R-5.3, dan R-4.1 untuk memberikan pengaruhnya. Hal ini dapat dijelaskan karena permeabilitas yang rendah mempunyai pori-pori yang kecil atau terbentuknya pore throat didalam batuan sehingga diperlukan akumulasi gaya eksternal yang lebih besar dari gaya osilasi untuk dapat melebihi threshold.
34
Tabel 5.1. Waktu yang dibutuhkan agar efek vibrasi mulai bekerja k (md) No 1 2 3 4
Core R‐7.2 R‐4.3 R‐5.3 R‐4.1
No VS VS 42.6 34.8 104.3 82.2 119.7 99.5 142.6 115.4
φ (%) No VS VS 20.2 19.7 24.9 22.4 23.1 24.1 23.5 24.0
Durasi Vibrasi (mnt) 148 74 110 100
Efek Vibrasi (mnt) 56 52 32 12
Hal ini dapat dijelaskan dengan konsep efek tekanan kapiler bahwa tekanan kapiler berbanding terbalik terhadap jejari. Semakin kecil jejari semakin besar tekanan kapiler pada pori-pori tersebut. Untuk amplitudo yang sama pada jejari pori yang lebih kecil, maka energi yang diakumulasi dari gelombang untuk melebihi tekanan kapiler tersebut akan semakin lama terkumpul. Tabel 5.2. PV injeksi agar RF minyak vibrasi lebih besar dari RF minyak tanpa vibrasi No
Core
k (md) RF (%) No VS VS No VS VS
1 2 3 4
R‐7.2 R‐4.3 R‐5.3 R‐4.1
42.626 34.8 104.26 82.2 119.75 99.5 142.63 115.4
43.012 41.002 49.763 43.497
ΔRF PV inj > (%) Base
51.31 8.3 51.26 10.26 51.86 2.101 53.79 10.29
5.34 3.32 6.35 2.52
Dari pengamatan terhadap produksi minyak, dapat dilihat bahwa peningkatan RF minyak dibandingkan tanpa vibrasi akan dilewati apabila PV (pore volume) yang diinjeksikan antara 2.5-6.5 PV. Table 5.2 memperlihatkan kecenderungan semakin rendah permeabilitas semakin banyak air yang diinjeksikan agar RF vibrasi melebihi RF tanpa vibrasi.
35
RF Minyak
PV Injeksi 2.5
6.5
Gambar 5.5. PV injeksi agar RF minyak vibrasi melebihi tanpa vibrasi
Gambar 5.6. Efek vibrasi terhadap permeabilitas pada amplitudo yang sama (0.1 µm) Peningkatan RF minyak pada beberapa sampel core memperlihatkan peningkatan pada permeabilitas yang semakin besar (gambar 5.6). Pada permeabilitas yang semakin rendah terlihat tidak terjadi peningkatan pada amplitudo penggetaran yang sama. Perlu peningkatan amplitudo pada permeabiltas yang lebih rendah agar peningkatan RF minyak lebih tinggi.
36
5.2 Stimulasi Vibrasi Mode Sirkular
R‐1.2 Oil RF vs Time 70.00
Oil RF (%)
60.00 50.00 40.00
F = 0 Hz (k=292.3 md
30.00 20.00
F = 15 Hz (Sirkular; k=258.7 md)
10.00 0.00 0
20
40
60
80
100
Time (minutes)
R‐1.2 Oil RF vs PV Injected 70.00
Oil RF (%)
60.00 50.00 40.00
F = 0 Hz (k=292.3 md)
30.00 20.00
F = 15 Hz (Sirkular; k=258.7 md)
10.00 0.00 0.00
1.00
2.00
3.00
4.00
5.00
PV Injected
Gambar 5.7. Profil RF minyak terhadap waktu (atas) dan PV injeksi (bawah) sampel R-1.2 sebelum vibrasi (biru) dan setelah vibrasi (merah) mode sirkular
37
R‐5.1 Oil RF vs Time 50.00 Oil RF (%)
40.00 30.00
F = 0 Hz (k=144.8 md)
20.00 10.00
F = 15 Hz (sirkular; k=140.6 md)
0.00 0
20
40
60
80
Time (minutes)
R‐5.1 Oil RF vs PV Injected 50.00 Oil RF (%)
40.00 30.00
F = 0 Hz (k=144.8 md)
20.00 10.00
F = 15 Hz (sirkular; k=140.6 md)
0.00 0.00
1.00
2.00
3.00
4.00
5.00
PV Injected
Gambar 5.8. Profil RF minyak terhadap waktu (atas) dan PV injeksi (bawah) sampel R-5.1 sebelum vibrasi (biru) dan setelah vibrasi (merah) mode sirkular Penggetaran mode sirkular dilakukan pada frekuensi 15 Hz dan amplitudo tetap 0.2 µm. Gambar 5.7 dan 5.8 memperlihatkan adanya perbedaan pada RF minyak. Efek vibrasi pada sampel core R-1.2 (k=258.7 md) memberikan peningkatan RF minyak sedangkan pada sampel core R-5.1 stimulasi vibrasi memberikan efek negatif yang ditunjukkan dengan penurunan RF minyak sebelum vibrasi. Hal ini menunjukkan bahwa pemilihan amplitudo 0.2 µm hanya dapat meningkatkan RF minyak pada permeabilitas yang lebih tinggi dari 258.7 md.
38
Untuk dapat memberikan efek positif RF minyak terhadap permeabilitas yang lebih kecil maka perlu ditingkatkan amplitudo sumber. 5.3 Perbandingan Model Matematik
0.00E+00 5.00E+01 1.00E+02 1.50E+02 2.00E+02 Time (menit)
Gambar 5.9. Perbandingan model matematik Tsiklauri-Beresnev dengan hasil pengujian Laboratorium Perbandingan model matematik Tsiklauri dan Beresnev menunjukkan kesesuaian dalam hasil produksi. Masih terdapat ketidaksesuaian delay waktu pada saat awal produksi.