perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM DI SURAKARTA
TUGAS AKHIR
Diajukan sebagai Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur Universitas Sebelas Maret Surakarta
DISUSUN OLEH : CHURRIYATURRAHMAH ALFUTCHAH NIM. I 0206044
DOSEN PEMBIMBING : IR. MUSYAWAROH, MT IR. ANNA HARDIANA, MT
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit to user 2011
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
1.1. JUDUL Pusat Perdagangan Perlengkapan Muslim di Surakarta
1.2. PENGERTIAN JUDUL Pusat
: Pangkal pokok yang menjadi tumpuan berbagai macam urusan. (tim
penyusun
Kamus
Pusat
Pembangunan
dan
Pengembangan Bahasa, 1998 : 177) Perdagangan
: Berasal dari kata dagang, yang berarti pekerjaan yang berhubungan dengan menjual dan membeli barang untuk memperoleh keuntungan ; jual beli ; niaga. (Raharjo Bayu, TA, 2001)
Perlengkapan
: Berasal dari kata lengkap, yang berarti tidak ada kurangnya, genap. (pusatbahasa.diknas.go.id).
Muslim
: Penganut Agama Islam. (KBBI, Depdikbud, RI, Jakarta. 1998)
Surakarta
: Suatu kota di Pemerintah Propinsi Jawa Tengah dan berada pada Wilayah aliran Sungai Bengawan Solo. (BAPPEDA, Surakarta, 2003).
Pusat Perdagangan Perlengkapan Muslim di Surakarta merupakan sarana untuk menampung kegiatan produksi, konsultasi, promosi, penjualan perlengkapan muslim, dan aktifitas penunjang lainnya, sebagai pendukung aktivitas penganut agama Islam.
1.3. LATAR BELAKANG 1.3.1.
Diberlakukannya AFTA Asean Free Trade Area (AFTA) merupakan bentuk kerjasama
perdagangan di wilayah negara-negara ASEAN yang mempunyai tujuan untuk meningkatkan volumecommit perdagangan to user di antara negara anggota melalui
BAB I - 1
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
penurunan tarif beberapa komoditas tertentu. AFTA mulai efektif pada tahun 2008, namun dalam perkembangannya dipercepat menjadi tahun 2003. Bagi Indonesia, kerjasama AFTA merupakan peluang yang cukup terbuka bagi kegiatan ekspor komoditas yang selama ini dihasilkan dan sekaligus menjadi tantangan untuk menghasilkan komoditas yang kompetitif di pasar regional AFTA. Diharapkan dengan diberlakukannya otonomi daerah perhatian pada sektor perdagangan dapat menjadi salah satu dorongan bagi peningkatan kualitas produk sehingga lebih kompetitif di pasar lokal, regional maupun pasar global, dan sekaligus memberikan dampak positif bagi perekonomian nasional. Sehingga pemenuhan sektor perdagangan di Indonesia akan sangat mendukung kerjasama AFTA tersebut.
1.3.2.
Mata Pencaharian Penduduk Surakarta Mata pencaharian penduduk di Surakarta antara lain kerajinan batik,
kerajinan ukir, dan sebagainya. Dalam lingkungan keluarga keraton mempunyai warisan leluhur berupa resep obat-obatan maupun kosmetika yang sekarang berkembang menjadi industri jamu dan kosmetika. Home industri sudah menjamur di kota Surakarta. Apalagi industri konveksi yang telah menyebar sampai ke kampung – kampung. Hal ini dapat dikatakan perdagangan menjadi salah satu mata pencaharian tradisional, sehingga Surakarta mempunyai potensi sebagai kota perdagangan. Berikut tersaji tabel data penduduk menurut mata pencaharian di Surakarta dalam angka 2008.
commit to user
BAB I - 2
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel. 1.1. Data Penduduk menurut mata pencaharian di Surakarta 2008
Kecamatan District
(1) Laweyan
Petani
Buruh
Pengusaha
Buruh
Buruh
Tani Entepreneur Industri Bangunan Farm Industry Workers of Farmers workers workers constructor (2) (3) (4) (5) (6) 38 32 964 16.421 12.648 Sendiri
Serengan
-
-
1.124
5.264
4.372
Pasar Kliwon
-
-
2.237
8.894
7.589
Jebres
81
-
1.119
17.653
16.534
Banjarsari
337
397
2.810
21.802
21.616
2007
450
438
8.752
74.655
63.114
2006
486
569
8.218
75.667
68.535
2005
486
569
8.042
70.254
64.406
2004
768
1.061
9.035
76.059
71.329
Kota
( sumber : Surakarta dalam angka 2008 ) Salah satu cara untuk melihat kondisi ekonomi suatu kota adalah dengan melihat mata pencaharian penduduk. Di Kota Solo yang terkenal sebagai kota jasa dan perdagangan, prosentase terbesar dari mata pencaharian penduduk, adalah dagang dan wiraswasta sebesar 38,28 persen, buruh industri sebesar 18,25 persen dan buruh bangunan sebesar 16,15 persen. Hal ini menunjukkan bahwa sektor perdagangan memegang peranan penting dalam mendukung pertumbuhan perekonomian daerah.
1.3.3.
Potensi Pariwisata Belanja
Destinasi pariwisata adalah area atau kawasan geografis yang berada commit to user dalam satu atau lebih wilayah administratif yang di dalamnya terdapat
BAB I - 3
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
unsur: daya tarik, fasilitas, aksesibilitas, masyarakat, yang saling terkait dan melengkapi untuk terwujudnya kegiatan. Daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang menarik pada sebuah atau berbagai destinasi pariwisata yang memiliki unsur alam, budaya, dan atau minat khusus yang bersifat unik, khas, dan / atau langka. Kota Surakarta dapat dikatakan kota yang memiliki daya tarik wisata. (sumber : Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia).
Tabel.1.2.Perkembangan laju inflasi menurut kelompok barang dan jasa di Surakarta Kelompok Transport, Tahun Sandang
(1)
(2)
Kesehatan
(3)
Komunikasi Pendidikan,
&
Rekreasi & OR
Keuangan
(4)
(5)
2001
15,58
18,28
21,25
14,82
2002
8,64
6,42
8,41
12,95
2003
1,73
-4,13
3,01
5,55
2004
3,03
2,75
7,76
6,5
2005
2,69
1,92
8,24
44,33
2006
1,44
2,88
2,72
0,56
2007
3,82
2,58
2,23
2,09
2008
2,98
6,65
1,82
4,14
( Sumber : BPS kota Surakarta )
Dari tabel di atas tersaji perkembangan laju inflasi kelompok barang dan jasa yang berada di kota Surakarta. Ada beberapa jenis wisata belanja di Surakarta yang menarik wisatawan. Pasar Klewer adalah urutan pertama bagi yang perlu berbelanja oleh – oleh khas Solo, yaitu batik. Pasar Klewer commit to user terletak di alun-alun utara tepat berseberangan dengan masjid Agung
BAB I - 4
perpustakaan.uns.ac.id
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM digilib.uns.ac.id
Surakarta dan hanya berjarak beberapa meter dengan keraton, pasar Klewer menyediakan batik dalam beragam corak dan aplikasi. Bersebrangan dengan alun-alun ada pusat perbelanjaan Pusat Grosir Solo (PGS), Beteng Square. Juga ada pasar Gede yang lebih beragam, mirip pasar tradisional di daerahdaerah lain. Barang yang dijual pun lebih banyak kebutuhan rumah tangga. Di Kampung Batik Laweyan merupakan sentra pembuatan batik yang bisa jadi sama besarnya dengan Kota Gede di Yogyakarta. Kampung Batik Kauman juga menyediakan beragam batik yang tak kalah dalam menarik perhatian wisatawan. Satu tempat lagi sebagai wisata belanja yang mendukung wisata budaya keraton mangkunegaran, yaitu night market yang berada di depan gerbang mangkunegaran, lebih dikenal dengan sebutan “ngarsopuro”. Pasar ini dibuka tiap sabtu malam. Sepanjang jalan diponegoro akan ditutup pada sabtu sore. Dan berfungsi kembali pada minggu pagi dini hari.
1.3.4.
Penduduk Muslim Indonesia Pada kenyataannya, negara Indonesia menempati peringkat pertama
dengan jumlah muslim terbesar di seluruh dunia (sumber: Pew Forum on Religionand Public Life). Setidaknya 1,57 miliar populasi muslim dari seluruh dunia diperkirakan 60 persennya dari benua Asia. Penduduk muslim Indonesia dengan total kurang lebih 202.867.000 jiwa. Kota Surakarta termasuk kota dengan prosentasi penduduk muslim tinggi. Hal ini belum didukung kualitas yang sesungguhnya oleh penganut agama Islam tersebut, termasuk dalam tata cara berbusana muslim yang sesuai syari’at. Secara khusus fasilitas ini ditujukan bagi masyarakat muslim, maka perlu pula diketahui demografi penduduk berdasar kepercayaannya.
Berikut tabel
demografi penduduk tahun 2008,
commit to user
BAB I - 5
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel. 1.3. Demografi penduduk berdasar kepercayaan/agama di Surakarta tahun 2008
Kecamatan District
Islam Moslem
Kristen Katholik Catholic
Kristen Protestan Protestan
(1) Laweyan
(2) 88.520
(3) 10.464
(4) 10.564
Serengan
38.545
5.532
Pasar Kliwon
67.686
Jebres
Budha
Hindu
(5)
(6)
Jumlah
426
530
(7) 110.504
6.532
100
91
50.800
10.238
9.139
750
167
87.980
95.296
20.802
22.518
1.804
872
142.292
Banjarsari Kota
116.292 406.339
23.256 70.292
20.700 69.453
1.382 4.462
463 2.123
162.093 553.669
2007
412.283
74.355
69.971
4.605
2.141
563.355
2006
408.992
74.253
71.538
4.624
2.169
561.576
2005 2004
403.412 401.358
73.251 74.665
75.171 74.504
4.211 .4.687
1.993 2.517
558.038 557.731
( Sumber : surakarta dalam angka 2008 )
1.3.5.
Kurangnya Fasilitas Perlengkapan Muslim di Surakarta Banyaknya Pusat Perdagangan perlengkapan muslim yang tidak
mewadahi kegiatan penjualan, produksi, konsultasi, promosi, dan aktifitas penunjang kegiatan Islam lainnya secara lengkap sebagai pendukung aktivitas penganut agama Islam. Beberapa contoh butik / rumah mode muslim di Surakarta yang kurang lengkap dalam menyediakan perlengkapan muslim untuk keperluan masyarakat muslim pada khususnya. (sumbe: analisa pribadi) 1.
Kilat Hanya menyediakan busana muslimah dan perangkat Sholat dalam variasi yang sangat terbatas dan sederhana telah melalui berbagai tahapan perkembangan dan kini telah tersedia aneka produk commit to user
BAB I - 6
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
perlengkapan muslim, namun dalam skala kecil, dalam hal ini tidak semua perlengkapan dapat dijangkau di toko ini. 2.
Boutiq Savanah Butik savanah ini merupakan show room dan work shop busana muslim yang terdapat di jalan wora – wari no 16 Mangkubumen wetan, Surakarta. Semua busana yang dipasarkan merupakan hasil desain dan produksi sendiri oleh pemilik. Selain busana, juga menyediakan aksesoris berupa tas dan beranekaragam kerudung. Di butik ini hanya melayani fasilitas busana dan aksesoriesnya. Untuk perlngkapan lain, seperti perlengkapan haji, perlengkapan walimahan, belum tersedia di tempat ini.
1.3.6.
Potensi pasar di Surakarta Pasar Klewer merupakan pasar tradisional yang barang dagangannya
sudah merambah ke negara – negara ASEAN. Tak jarang warga Asing yang berkunjung ke Indonesia menyempatkan berkunjung di Pasar Klewer. Banyak pula warga asing yang sengaja datang ke Indonesia khusus untuk mengunjungi pasar klewer. Kota Surakarta memiliki potensi yang besar untuk mengembangkan produk busana, terutama busana muslim. Dewasa ini busana muslim banyak diminati oleh masyarakat. Industri tekstil dan sandang yang ada di Surakarta sudah cukup banyak dan ditunjang dengan adanya industri batik yang terkenal baik di dalam maupun di luar negeri.
Tabel. 1.4. Perusahaan Yang Bergerak Di Bidang Garmen Dan Tekstil No
Industri
Jumlah
1
Tekstil
28
2
Benang dan jarum
3
3
Pakaian jadi
27
4
Batik
5
commit user (Sumber: Departemen Perindustrian dantoPerdagangan di Surakarta tahun 2000)
BAB I - 7
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dengan adanya industri-industri di atas maka akan sangat membantu dalam pemenuhan bahan di dunia fashion.
1.4. PERMASALAHAN DAN PERSOALAN 1.4.1. Permasalahan Bagaimana
merencanakan
suatu
wadah
fisik
yang
mampu
menampung kegiatan produksi, promosi, konsultasi, penjualan dan workshop tentang perlengkapan muslim sehingga mampu melaksanakan fungsinya secara optimal dalam melayani customernya dengan penampilan fisik yang dapat mencerminkan pusat perdagangan perlengkapan muslim.
1.4.2. Persoalan Makro 1. Bagaimana
merencanakan
konsep
lokasi
dan
site
Pusat
Perdagangan Perlengkapan Muslim pada tapak yang sesuai dengan fungsi kegiatan yang dapat menjadi pusat untuk mewadahi kegiatan produksi, promosi, konsultasi, penjualan dan workshop. 2. Menentukan kriteria dan persyaratan yang meliputi kapasitas pemakai, struktur organisasi pengelola, serta program ruang yang sesuai dengan fungsi kegiatan produksi, promosi, konsultasi, penjualan dan workshop yang berkarakter Islami.
Mikro 1. Memanfaatkan site yang dipilih untuk dapat menentukan pola tata massa bagi fungsi sebuah Pusat Perdagangan Perlengkapan Muslim yang direncanakan. 2. Menentukan tata ruang bangunan Pusat Perdagangan Perlengkapan Muslim yang disesuaikan jenis kegiatan islami yang dapat memperhatikan aspek kelancaran, kenyamanan serta aktivitas pemakainya. commit to user
BAB I - 8
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3. Menentukan
bentuk
dan
penampilan
Pusat
Perdagangan
Perlengkapan Muslim yang mampu menampung jenis kegiatan produksi, promosi, konsultasi, penjualan dan workshop di dalamnya berkarakter Islami.
1.5. TUJUAN DAN SASARAN 1.5.1. Tujuan Merancang bangunan sebagai wadah kegiatan promosi, produksi, konsultasi dan penjualan perlengkapan muslim serta kegiatan pendukung lainnya sehingga mampu melaksanakan fungsinya secara optimal sebagai pusat perdagangan yang efektif dan efisien bagi warga muslim.
1.5.2. Sasaran Merumuskan konsep perencanaan dan perancangan sebagai landasan perwujudan fisik bangunan Pusat Perdagangan Perlengkapan Muslim yang mewadahi kegiatan penjualan, promosi, produksi, konsultasi dan informasi tentang perlengkapan muslim serta kegiatan pendukung lainnya yang meliputi: 1.
2.
Konsep Perencanaan a.
Konsep penentuan tapak
b.
Konsep pengolahan tapak, lokasi, site, dan zonifikasi
Konsep perancangan a.
Konsep bentuk kegiatan perdagangan yang Islami
b.
Konsep kelompok kegiatan dan kebutuhan ruang yang Islami
c.
Konsep besaran ruang
d.
Konsep pola hubungan ruang dan organisasi ruang
e.
Konsep tuntutan dan persyaratan ruang
f.
Konsep penampilan eksterior dan interior bangunan
g.
Konsep sirkulasi
commit to user
BAB I - 9
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
1.6. LINGKUP DAN BATASAN PEMBAHASAN 1.6.1. Lingkup Pembahasan didasarkan pada disiplin ilmu arsitektur, sedangkan pembahasan teoritik di luar disiplin ilmu arsitektur digunakan sebagai bahan pendukung untuk memperkuat keputusan konsep dalam perancangan dan memberi pengarahan dalam pembahasan.
1.6.2. Batasan 1. Lingkup wilayah yang digunakan adalah wilayah kota Surakarta. 2. Pembahasan mengacu pada tinjauan serta analisa konsep arsitektur islami akan diterapkan dalam bangunan.
1.7. METODE PEMBAHASAN 1.7.1. Tahap pengumpulan data Konteks kebutuhan data dan informasi menentukan program perancangan
bangunan,
dimana
berpengaruh
pada
pemecahan
permasalahan. 1.
Observasi lapangan a.
Wilayah, dimana dalam langkah ini dilakukan dengan melakukan pengamatan dan identifikasi kondisi tapak terpilih yang berada di sentra perdagangan. Kawasan PGS, BTC, Pasar Klewer.
b.
Komparasi, pengamatan terhadap objek sejenis yang sudah ada. Pengamatan mengenai bangunan PGS dan BTC.
2.
Studi literatur dengan berorientasi pada objek observasi untuk mendapatkan data sekunder yang tidak dapat diperoleh dari observasi. Dengan Tugas Akhir Jurusan Arsitektur yang berada di perpustakaan jurusan Arsitektur.
3.
Wawancara Sumber informasi utama adalah pelaku / pengguna yang akan menempati site, seperti pemilik usaha mikro konveksi di wilayah Surakarta, serta pemilik usaha perlengkapan haji di wilayah Surakarta dan Sukoharjo.
commit to user
BAB I - 10
perpustakaan.uns.ac.id
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM digilib.uns.ac.id
1.7.2. Analisis Data–data yang didapat dari hasil studi observasi yang terdiri dari observasi wilayah dan komparasi dan wawancara dengan pihak–pihak yang terkait. Akan didapatkan data–data mengenai penyewa retail pada pusat perdagangan, pembeli, maupun pihak pengelola tersebut. Diperhitungkan keterkaitan dengan standart yang ada didapat dari studi literatur yang ada untuk pendekatan menuju konsep perencanaan dan perancangan bangunan pusat perdagangan perlengkapan muslim.
1.7.3. Sintesis Sintesis ini merupakan jawaban dari permasalahan yang telah diungkapkan diatas. Hasil dari sintesis ini selanjutnya dijadikan dasar dalam pembuatan konsep perancangan yang nantinya akan berpengaruh pada bentuk serta peruangan pada bangunan pusat perdagangan perlengkapan muslim.
1.8. SISTEMATIKA PEMBAHASAN Sistematika yang digunakan dalam pembahasan konsep perencanaan dan perancangan Pusat Perdagangan Perlengkapan Muslim di Surakarta sebagai wadah yang merupakan sarana untuk menampung kegiatan produksi, konsultasi, promosi, penjualan, dan aktifitas penunjang lainnya bagi penganut agama Islam, sebagai berikut: Tahap I Mengemukakan pengertian judul, latar belakang, permasalahan dan persoalan, tujuan dan sasaran, batasan dan lingkup pembahasan, metoda penulisan serta sistematika pembahasan. Tahap II Mengemukakan tinjauan umum Pusat Perdagangan Perlengkapan Muslim, dan tinjauan Arsitektur Islami yang akan diterapakan dalam proses perancangan.
commit to user
BAB I - 11
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tahap III Mengemukakan tinjauan khusus kota Surakarta yang akan menjadi tempat didirikannya bangunan yang akan dirancang. Tahap IV Melakukan
analisis
pendekatan
perencanaan
Pusat
Perdagangan
Perlengkapan Muslim di Surakarta yang direncanakan untuk menentukan perencanaan luar dan dalam bangunan yang direncanakan. Tahap V Kesimpulan dari analisis berupa konsep perencanaan dan perancangan Pusat Perdagangan Perlengkapan Muslim di Surakarta.
commit to user
BAB I - 12
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB II TINJAUAN TEORI
2.1.
TINJAUAN UMUM PUSAT PERDAGANGAN Perdagangan
dalam
jumlah
dengan
diartikan
yang
kegiatan
besar
menjual
sebagai maupun dan
pedagang kecil.
membeli
yang
menjual
Perdagangan barang
untuk
barang
berhubungan memperoleh
keuntungan (jual beli; niaga). Untuk kegiatan ini dibutuhkan suatu tempat (bursa / pasar) sebagai tempat untuk memperjualbelikan sesuatu. (sumber: http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/index.php) Secara umum pusat
perdagangan diartikan sebagai suatu tempat
berkumpulnya kegiatan yang dilakukan di suatu tempat ( bursa / pasar ) dengan sistem penjualan yang dapat dinikmati oleh khalayak. Skala pelayanan dalam pusat perdagangan disesuaikan dengan tingkat kebutuhan akan kegiatan perdagangan dalam lingkungan sekitar. Dapat berkisar dari tingkat lokal (setempat) maupun tingkat regional (propinsi), bahkan dapat dikembangkan sampai ke tingkat Nasional. Skala pelayanan ini sangat berpengaruh terhadap besar – kecilnya luasan bangunan pusat perdagangan. Untuk skala pelayanan yang semakin luas maka diperlukan juga luasan bangunan, dan keberagaman barang dagangan yang diperjualbelikan di pusat perdagangan tersebut.
2.1.1. Karakteristik Dalam sebuah pusat perdagangan disamping skala pelayanan yang nantinya akan berpengaruh dalam luasan bangunan, hal yang harus diperhatikan yaitu sistem sirkulasi baik di luar maupun di dalam bangunan. Dalam hal ini tingkat efisiensi dan nilai ekonomis sangat diperhatikan, sehingga selain bangunan dapat diukur maksimal dalam nilai ekonomis (bisnis) harus juga dipertimbangkan sistem sirkulasi yang baik, sehingga kegiatan yang ada dalam pusat perdagangan dapat berjalan dengan lancar. to userada beberapa hal yang perlu Dalam pengaturan sistemcommit sirkulasi
BAB II - 13
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dipertimbangkan (Nadine Beddington, Design for Shopping Centre, London : Butterworth Scientific, 1982): a.
Aliran pengunjung harus melewati bagian depan toko – toko pengecer
b.
Pintu masuk dan keluar sebaiknya terpisah agar tidak monoton dan pengunjung dapat menikmati semua yang ada dalam pusat grosir tersebut.
c.
System sirkulasi tunggal dimana semua toko retail mempunyai nilai komersil yang sama.
2.1.2. AKTIVITAS DALAM PUSAT PERDAGANGAN Aktivitas yang ada dalam pusat perdagangan dipengaruhi oleh personel / individu. Individu yang terlibat langsung dalam kegiatan pusat perdagangan antara lain (sumber : Analisa Pribadi): 1.
Pengunjung a. Jenis pengunjung Terdiri atas masyarakat kawasan karesidenan Surakarta (Surakarta, Klaten,
Boyolali,
Wonogiri,
Sukoharjo,
Karanganyar),
serta
masyarakat dari luar kota yang berminat untuk berdagang (kulakan) di pusat perdagangan ini. b. Karakteristik Pengunjung Mengingat gedung yang direncanakan adalah pusat kegiatan perdagangan maka pengunjung tidak dibatasi untuk golongan tertentu, tapi untuk masyarakat umum, untuk semua golongan, yang mencari kebutuhan mereka masing–masing sebagai penunjang bagi umat muslim. 2.
Penyewa (pemilik, karyawan) Meliputi pengusaha atau pemilik usaha, beserta karyawannya baik kantor dan toko, maupun usaha lainnya yang ada di gedung yang akan direncanakan. commit to user
BAB II - 14
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3.
Pengelola Meliputi
pimpina,
karyawan
yang
bekerja
mengelola
Pusat
Perdagangan Perlengkapan Muslim ini, dan termasuk petugas servis yang menjaga perawatan gedung sehari–hari.
2.1.3. FASILITAS Seiring dengan pandangan konsumen saat ini, bahwa berbelanja selain untuk memenuhi kebutuhan sehari – hari, juga merupakan kegiatan rekreasi untuk melupakan ketegangan dan bersantai. Maka kehadiran fasilitas penunjang dalam pusat perdagangan dapat memberikan dampak positif yang cukup menguntungkan. Rencana fasilitas yang akan disediakan antara lain ; 1. Kios / Gerai 2. Food court 3. Fasilitas pelayanan (servis) 4. Tempat produksi 5. Tempat pameran 6. Atrium serbaguna 7. Anchor
2.1.4. Tinjauan Pusat Perdagangan di Surakarta Dikota Surakarta hingga saat ini baru terdapat 4 bangunan perdagangan
yang
dapat
diklasifikasikan
sebagai
bangunan
pusat
perdagangan sebagai pembanding Pusat Perdagangan Perlengkapan Muslim: 1.
Pasar Klewer Pasar klewer saat ini berpotensi sebagai pusat pemasaran tekstil terbesar di kota Surakarta khususnya, bahkan Indonesia pasca kebakaran di pasar Tanah Abang, Jakarta. Fasilitas pemasaran pasar Klewer berupa kios-kios yang memiliki ukuran 2,5 x 2,5 m setiap kaplingnya. Buka setiap hari pukul 09.00-16.00 WIB, dengan commit to user pengunjung ± 500 orang per hari.
BAB II - 15
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Produk yang mendominasi adalah berbagai macam produk batik. Kondisi yang dirasakan pada pasar Klewer ini kurang nyaman karena jalur sirkulasi yang sempit, suasana gerah karena kurangnya sirkulasi udara, serta tidak tersedianya mushola (karena dekat dengan masjid Agung Surakarta), walaupun pada kenyataannya justru warga pasar yang muslim melakukan ritual ibadahnya di dalam kios mereka, diatas dagangan yang dijual, dan kurangnya sarana promosi dan informasi mengenai batik dan produk yang dijual didalamnya. Display produk dengan menggunakan rak gantung dan rak pajangan. Karena luasan kios pada tiap-tiap kaplingnya yang relatif sempit, maka lay out produk yang ada menjadi bergeser dan memenuhi gang-gang yang ada sehingga para pengunjung di paasar Klewer harus berdesak-desakan apabila berbelanja di sana. (sumber: DPPKS-Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta)
2.
Plaza Singosaren Plaza singosaren tadinya adalah sebuah pasar yang mengalami modernisasi yang kemudian secara perlahan berubah dari sebuah pasar tradisonal menjadi sebuah plaza. Pada lantai satu dari plaza singosaren banyak konter selular yang menjual handphone baik baru maupun bekas, toko mas, makanan-makanan cepat saji (KFC dan Mc Donald), accesories dan konter pakaian-pakaian, dan beberapa toko yang menjual peralatan elektronik, serta masih juga tersisa beberapa bagian dari plaza singosaren ini berupa pasar tradisional yang menjual jajanan tradisional seperti intip, brem dan manisan buah-buahan. selain itu juga terdapat Supermarket Matahari. bagian depan dari plaza singosaren lantai satu ini juga sering ada pameran kendaraan bermotor. Di lantai dua menjual pakaian anak dan dewasa, sandal, sepatu, tas, alat-alat kecantikan dan berbagai accesories. Sedangkan di lantai tiga juga banyak kita jumpai selluler, alat-alat rumah tangga, gerai commit to user makanan, timezone dan menjual mainan anak-anak, serta juga terdapat
BAB II - 16
perpustakaan.uns.ac.id
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM digilib.uns.ac.id
bioskop. Lantai empat dipakai untuk parkir kendaraan roda empat dan roda dua. Jalanan di sekitar Plaza Singosaren ini biasanya selalu macet terlebih lagi di hari sabtu, baik siang maupun malam selalu macet. Disepajang jalan Singosaren terdapat banyak toko-toko seperti toko sepatu dan tas, Mc Donald,Monsa,Ginza dan lain lain Sebagai sebuah sental bisnis dikota solo plaza singosaren miliki nilai yang sangat berarti. (Sumber: www.perdagangansurakarta.com)
3.
Beteng Tread Center ( BTC ) Potensi fasilitas pemasaran bursa Perdagangan BTC terletak di basement bangunan, berupa kios - kios dengan mayoritas luasan 2 m x 3 m. Buka setiap hari mulai pukul 09.00-16.00 WIB dengan pengunjung rata-rata 200-300 orang per hari. Sirkualasi di tempat perbelanjaan ini cukup lancar sehingga pembeli mempunyai kesempatan memilih-milih jenis produk yang mereka inginkan dengan leluasa. Sistem pelayanan sepenuhnya dilayani oleh penjual. Jenis produk yang dijual bervariasai mulai dari tas, sandal, kain dan pakaian. Terutama yang mendominasi adalah produk-produk tekstil. Untuk produk-produk tekstil yang dijual berupa kain dan pakaian. Display produk dengan menggunakan rak gantung dan rak pajangan. Bangunan BTC ini mempunyai luas bangunan yang cukup besar dan menyajikan berbagai jenis tekstil di Surakarta. Namun kendalanya yaitu tempatnya di basement, terlihat suram, pengunjung kesulitan mencari toilet, mushola dan sampai saat ini belum ada tindak lanjut Pemerintah Daerah untuk masalah pembangunan kembali bursa benteng ini. (Sumber: www.perdagangansurakarta.com )
4.
Pusat Grosir Solo (PGS) Pusat Grosir Solo melayani pembelian dalam jumlah besar / commit kecil to user grosir untuk para pedagang yang ingin menjual barang itu ke
BAB II - 17
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
konsumen langsung. Bangunan ini terdiri dari empat lantai dan lantai basement. Sedang parkiran berada di lantai 4, bersama dengan mushola. Barang
yang
dijual
beragam,
busana
muslim
termasuk
dijual di beberapa kios di PGS ini. Fasilitas pemasaran PGS berupa kios – kios sebesar 2m x 3m setiap kaplingnya. Tanpa kamar
pas
yang
(membeli untuk
tersedia,
pribadi)
membuat
yang datang
konsumen tidak
dapat
langsung mencoba
busana pilihannya. (Sumber: www.perdagangansurakarta.com)
2.1.5. Prospek Fasilitas Pusat Perdagangan Muslim di Surakarta Keberadaan berbagai fungsi yang tersedia di wilayah Surakarta terutama fasilitas pusat kegiatan perdagangan memang merupakan suatu tindak lanjut dari kebijakan pelaksanaan pembangunan perekonomian yang salah satunya mengutamakan perkembangan pada sektor perdagangan. Dengan kecenderungan peningkatan kualitas masyarakat penghuni kota Surakarta sekarang ini menuntut suatu fasilitas yang dapat menyediakan barang kebutuhan secara lengkap yang juga memberikan suatu efisiensi. Jika dilihat dari berbagai fasilitas yang telah tersedia, ternyata belum terdapat fasilitas yang mampu mewadahi kegiatan perdagangan grosir busana muslim. Dalam kaitan sebagai aternatif pengembangan sektor perdagangan, disamping pasar klewer yang disebutkan diatas sudah hampir tidak mungkin lagi untuk dikembangkan. Maka kawasan Pusat Perdagangan Perlengkapan Muslim ini memiliki prospek yang cukup bagus dalam mengakomodasikan kegiatan perekonomian khususnya perdagangan.
2.1.6. Status dan Kedudukan Status kepemilikan dari Pusat Perdagangan Perlengkapan Muslim ini, direncanakan menjadi milik suatu badan swasta yang berdiri dengan otoritas commit to user dengan pemerintah daerah dan sendiri, tetapi masih dalam koordinasi
BAB II - 18
perpustakaan.uns.ac.id
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM digilib.uns.ac.id
instansi terkait. Namun demikian koordinasi manajemen dan pengembangan menjadi hak sepenuhnya dari badan pengelola bangunan pusat perdagangan grosir perlengkapan busana muslim ini.
2.1.7. Skala Pelayanan Pusat Perdagangan Perlengkapan Muslim ini direncanakan sebagai jenis pusat kegiatan perdagangan yang mempunyai lingkup pelayanan kota di seluruh Indonesia. Skala pelayanan mewadahi kebutuhan penduduk untuk semua golongan masyarakat, terkhusus untuk masyarakat muslim di Indonesia.
2.2. TINJAUAN UMUM ARSITEKTUR ISLAMI Arsitektur merupakan seni rancang bangun. Namun pemaknaannya sebenarnya lebih mendalam yang tidak hanya terfokus pada bangunan saja, namun tergantung dari segi mana memandangnya. Arsitektur adalah bidang dimana konsep seni dan estetika yang ditanamkan Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam diri manusia dapat terlihat sehingga menjadi bagian dari kebudayaan manusia yang berkaitan dengan berbagai segi kehidupan antara lain: seni, teknik, ruang dan tata ruang, geografi, dan sejarah. Islam merupakan tata cara kehidupan yang didasarkan oleh aturan Allah Subhanahu wa Ta’ala yang diwahyukan kepada nabi Muhammad SAW untuk diajarkan kepada seluruh umat manusia dengan berpedoman kepada Al-Qur’an dan as-Sunnah (Hadits). Islam adalah suatu bentuk aturan atau metode kehidupan dunia yang akan membawa ke bentuk tatanan kehidupan yang baik di dunia dan kehidupan yang kekal di akhirat. Arsitektur Islami sendiri mengandung penerapan konsep-konsep Islam dalam arsitektur dalam melahirkan suatu produk budaya fisik dan moral yang merupakan ekspresi dan aktualisasi nilai-nilai Islam yang telah terinternalisasi dalam diri seorang Muslim. Konsep-konsep yang dimaksud adalah suatu pesan yang tersirat dalam Al-Qur’an dan Hadits karena sesungguhnya di dalamnya tidak to user ada yang secara mengatur tentangcommit bangunan atau arsitektur. Namun lebih kepada
BAB II - 19
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
aturan dan pola hidup yang diantaranya memiliki keterkaitan dengan suatu wadah yang dapat dihubungkan dengan arsitektur.
2.2.1. Arsitektur dalam Islam Islam merupakan jalan kebenaran
milik Allah yang menuntun
manusia menuju kebaikan dan keselamatan dunia dan akhirat. Dengan bersumber pada Al-Qur’an dan Hadits yang menjadi sumber dan pokokpokok hukum yang menjadi petunjuk dan aturannya meliputi segala aspek kehidupan manusia di dunia hingga hari kiamat. Adakah arsitektur dalam Islam? Dalam Al-Qur’an maupun Hadits memang tidak ada yang menunjukkan penekanan khusus terhadap arsitektur. Namun makna-makna dan isyarat-isyarat di dalam keduanya bisa menjadi sebuah pedoman yang tegas untuk diterapkan dalam arsitektur. Dengan demikian diperlukan adanya ijtihad yang arif dan bijaksana dalam melakukan pendekatan terhadap nash-nash yang ada untuk menemukan keterkaitannya dengan arsitektur. Arsitektur sesungguhnya merupakan hasil manifestasi dari kreatifitas manusia sebagai kecerdasan yang Allah karuniakan kepada manusia. Oleh karena
itu
arsitektur
sebenarnya
merupakan
sebuah
budaya.
Kesalahpahaman bisa timbul dengan penyebutan “kebudayaan Islam”, karena kebudayaan merupakan produk manusia baik berupa perilaku, kebiasaan, adat istiadat, arsitektur, dan lain-lain. Islam merupakan wahyu yang Allah berikan kepada Nabi-Nya untuk menjadi petunjuk bagi manusia. Kebudayaan yang lahir dan tumbuh tidak seiring atau tidak menjadikan Islam sebagai tuntunan, seringkali menggiring masyarakatnya kepada kesesatan. Mereka lebih memilih ajaran dan kebiasaan nenek moyang mereka yang masih jahil dan jauh dari nilai-nilai Islam daripada mengikuti petunjuk Allah.
commit to user
BAB II - 20
perpustakaan.uns.ac.id
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM digilib.uns.ac.id
2.2.2. Bangunan Publik Aktivitas Islami Arsitektur merupakan ungkapan fisik dari budaya masyarakat pada tempat dan waktu tertentu. Keberadaan arsitektur bisa dibilang seumur dengan adanya manusia di muka bumi ini. Apabila arsitektur dikaitkan dengan bangunan, maka pertanyaannya adalah: Apakah bangunan yang pertama kali didirikan di muka bumi ini? Apabila kita mencoba dan benar-benar memahami Al-Qur’an akan dengan mudah mencari jawabannya. Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadat) manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia[214]. . ( QS. Ali Imran [3] : 96 ) [214]. Ahli kitab mengatakan bahwa rumah ibadah yang pertama dibangun berada di Baitul Maqdis, oleh karena itu Allah membantahnya. Baitullah di Makkah yang menjadi orientasi dan qiblat shalat umat Islam dunia merupakan bangunan atau arsitektur pertama di dunia. Ibnu Jarir meriwayatkannya dari Ibnu Abbas RA bahwa Nabi Adam AS adalah manusia pertama (atau arsitek pertama?) yang membangun ka’bah atas perintah Allah Ta’ala di atas tanah suci sebagai tempat ibadah dan melalui perantaraan malaikat Allah mengajarkan cara bermanasik. Ka’bah yang ada di bumi merupakan simbol dari ‘Arsy Allah yang malaikat selalu mengelilinginya. (Rekonstruksi Pemikiran, Filosofi dan Perancangan Arsitektur Islam Berbasiskan Al-Quran dan Sunnah, oleh: Nangkula Utaberta)
Dalam rentang waktu yang lama Ka’bah mengalami kerusakan yang kian lama kian parah sehingga hancur. Sehingga Allah memerintahkan Nabi Ibrahim AS untuk membangun kembali Baitullah bersama anaknya Nabi Ismail AS. Nabi Ibrahim AS meninggikan posisi Ka’bah dan dibantu anaknya memasang batu. Setelah membangun makin meninggi, Nabi Ismail AS membawakan batu sebagai pijakan Nabi Ibrahim AS. Batu pijakan itulah yang disebut Maqam Ibrahim. commit to user
BAB II - 21
perpustakaan.uns.ac.id
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM digilib.uns.ac.id
Pada zaman Rasulullah yang rentang waktunya cukup panjang dan jauh dari zaman Nabi Ibrahim, waktu dan alam membuat kerusakan yang berarti pada bangunan Ka’bah. Bersama suku Quraisy, Rasulullah membantu melaksanakan pemugaran Ka’bah untuk memperbaiki banyaknya batu-batu dinding yang lepas. Setelah Fat’khu Makkah (penguasaan Makkah), Muslim menguasai Ka’bah, merawat dan memuliakannya sebagai tempat ibadah yang paling utama dan menjadi qiblat yang menyatukan seluruh Muslim dunia. Dari Abu Dzar RA berkata: “Ya Rasulullah! Masjid apa yang pertama kali dibangun di muka bumi?” Rasulullah menjawab: “Masjidil Haram.” (HR. bukhari – Muslim)3
2.2.3. Konsep – konsep Islam dalam Arsitektur Arsitektur merupakan bentuk komunikasi yang dimanifestasikan melalui suatu perancangan bangunan yang memiliki makna atau nilai tertentu dalam dimensi budaya, spiritual dan harkat serta martabat penggunaannya. Arsitektur juga bisa berperan sebagai pengungkapan fungsi suatu bangunan sehingga bisa dijadikan ciri atau karakter sebuah bangunan. Demikian pula dengan arsitektur berdasarklan nilai-nilai Islam yang merupakan ungkapan atau ekspresi bangunan yang didasarkan pada konsep ajaran Islam. Namun arsitektur dalam Islam bukanlah arsitektur yang bergaya arabesque, tetapi lebih bersifat universal yang keberadaan dan perkembanganannya selalu mengikuti perkembangan kebudayaan manusia dimana Islam itu berada. Oleh karena itu tidak ada kebudayaan Islam, tetapi yang ada adalah kebudayaan umat Islam, karena arsitektur
Islami
antara
suatu
daerah satu dengan yang lainnya commit to user terlihat berbeda. Arsitektur
BAB II - 22
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
mendapat pengaruh pada tempat dan zaman yang berbeda. Dengan demikian boleh dikatakan tidak ada ciri khas dalam arsitektur Islami. Gaya Arabesque sering dikaitkan dengan arsitektur Islami sematamata hanya mencoba untuk menciptakan suasana dimana Islam itu pertama kali bercahaya yakni di semenanjung Arab dengan arsitektur Timur Tengahnya yang khas. Menurut Nangkula Utaberta, dalam prinsip dasar pemikiran Arsitektur Islam, maka sumber dan dasar pemikiran Islam adalah sumber dan dasar pemikiran yang juga di aplikasikan dalam Arsitektur Islam yaitu, Al- Qur’an dan Hadits. Beliau menjabarkan prinsip prinsip tersebut sebagai berikut:
a. Prinsip Pengingatan kepada Tuhan Melalui berbagai firmannya Allah banyak mengingatkan kita untuk lebih banyak berkontemplasi merenungi ciptaan-Nya di alam ini. Melalui berbagai ayat Al-Qur’an, Ia banyak mengajak kita untuk merenungi penciptaan alam dan mengambil pelajaran dari makhluk ciptaan-Nya tersebut. Karenanya sangat penting bagi kita untuk memperlihatkan kebesaran alam sebagai ciptaan langsung dari Allah jika dibandingkan dengan bangunan atau produk ciptaan manusia. Perancangan bangunan dan perkotaan haruslah berusaha mendekatkan penghuninya dengan suasana yang lebih alami dan dekat dengan alam. Makhluk ciptaan Allah seperti pepohonan, rumput dan bunga-bungaan haruslah mendominasi sebuah perancangan bangunan, perumahan atau perkotaan yang Islami. Pada perancangan bangunan dan perancangan perkotaan dewasa ini, prinsip yang lebih mengutamakan penjagaan terhadap alam seringkali ditinggalkan. Para pengembang dan arsitek lebih memilih untuk meratakan lahan, menghancurkan alamnya, baru kemudian mendirikan bangunan sesuai keinginannya. Bagian yang alami commitdalam to userbentuk taman buatan di sekitar kemudian dibuat terpisah
BAB II - 23
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
bangunan.Kita akan melihat bagaimana manusia menjajah alam melalui usaha pengasingan elemen-elemen alam tersebut dari produk ciptaan manusia. Selain perancangan dan pembentukan masa bangunan, elemen alam seperti cahaya matahari, aliran udara, suara-suara alam dan gemericik air perlu diintegrasikan ke dalam bangunan. Bangunan sedapat mungkin harus menggunakan sumber energi yang ramah dengan lingkungannya. Penggunaan pencahayaan dan pengudaraan buatan yang dapat merusak lingkungan perlu dihindari dan efek negatifnya perlu diminimalisir sehingga tercipta hubungan yang serasi antara manusia dengan alam sekitarnya sebagai sarana pembentukan kecintaan kita kepada Tuhan.
b. Prinsip Pengingatan pada Ibadah dan Perjuangan Islam merupakan agama yang sangat berbeda dengan agama lain karena tidak hanya mengatur hubungan antara manusia dengan Tuhannya, namun juga mengatur bagaimana hubungan sesama manusia dalam konteks hubungan dengan Tuhannya. Secara teoritis dan praktis prinsip ini cukup kompleks karena ia tidak hanya berbicara tentang aspek ibadah saja namun juga berbicara mengenai muamalat dan perjuangan perbaikan kehidupan manusia. Hal ini terjadi karena konsep ibadah dalam Islam menyatu dengan keseharian kehidupan Muslim itu sendiri. Rasulullah sendiri melalui berbagai hadith beliau secara tegas menjelaskan bahwa seorang Muslim bukanlah seorang individu yang berdiri sendiri dan mencari keimanan dan ketakwaan untuk dirinya sendiri. Seorang Muslim adalah bagian dari masyarakatnya karenanya ia perlu berjuang demi kebaikan dan kesejahteraan masyarakatnya. Dalam dunia arsitektur, hal ini merupakan suatu prinsip yang membawa implikasi sangat besar. Dalam perancangan masjid to user misalnya, ide tentangcommit prinsip ibadah dan perjuangan menjadikan
BAB II - 24
perpustakaan.uns.ac.id
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM digilib.uns.ac.id
masjid bukan hanya sekedar tempat sholat dan ibadah ritual saja. Namun juga berperan sebagai pusat kegiatan sehari-hari dan pusat interaksi serta aktivitas dari komunitas Muslim di kawasan tersebut. Hal ini berarti perancangan ruang-ruang suatu masjid haruslah dibuat sedemikian rupa sehingga memungkinkan aktivitas di luar aktivitas ritual seperti sholat atau i’tikaf memungkinkan untuk dijalankan. Aktivitas seperti olah-raga, seminar, diskusi keagamaan, sekolah dan pusat pendidikan, perpustakaan, aktivitas perniagaan dan kegiatan yang dapat memperkuat ukhuwah dan silaturahmi seharusnya mendapat porsi perhatian yang cukup sebagaimana aktivitas ritual tadi. Karenanya masjid seharusnya dirancang agar mampu menarik perhatian dan mengundang jama’ah untuk bergabung dan beraktivitas di dalamnya. Masjid bukanlah monument atau bangunan suci yang justru diletakkan terpisah dan terasing dari masyarakatnya. Ia haruslah menjadi pusat aktivitas yang menyatukan dan menjadi sarana dari berbagai kegiatan masyarakat karenanya elemen-elemen seperti pagar dan dinding bangunan seharusnya lebih terbuka dan memberi kesan mengundang daripada melarang orang untuk masuk ke dalamnya.
c. Prinsip Pengingatan pada Kehidupan Setelah Kematian Prinsip ini adalah prinsip yang sangat penting namun sering dilupakan oleh banyak orang. Kematian dan kehidupan setelah mati menjadi salah satu pilar penting dari prinsip hidup, filosofi, dan keimanan dalam Islam. Seringkali sebagai seorang manusia kita dilenakan dengan kesibukan di dunia ini, lalu melupakan bahwa kita akan mati. Dalam prinsip keimanan Islam dinyatakan bahwa setelah kematian setiap orang akan mendapatkan balasan dari perbuatannya di dunia. Dalam berbagai ayatNya Allah SWT banyak mengingatkan manusia untuk mempersiapkan bekal bagi menghadapi kehidupan setelah mati dengan memperbanyakkan amalan di dunia ini. commit to user
BAB II - 25
perpustakaan.uns.ac.id
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM digilib.uns.ac.id
Rasulullah sendiri juga banyak mengingatkan kita akan pentingnya bagi kita untuk berhati - hati dalam kehidupan kita bagi mempersiapkan kehidupan yang akan kita lalui setelah mati. Pemakaman merupakan salah satu bentuk arsitektur dari prinsip ini. Agak sulit menemukan literatur berkenaan dengan teori dan konsep pemakaman dalam konteks Arsitektur Islam karena biasanya dianggap tabu atau tidak penting. Namun kalau kita lihat berbagai hadith Rasulullah berikut ini, kita akan mendapati bahwa pemakaman merupakan elemen yang sangat penting dan perlu mendapatkan perhatian yang cukup serius. Pemakaman merupakan suatu bangunan yang penting, karena ia dibangun bukan untuk orang yang sudah mati namun sebagai pengingatan bagi orang yang masih hidup. Karenanya perletakkan pemakaman haruslah diletakkan di tempat yang mudah terlihat dari kehidupan sehari-hari. Manusia perlu untuk senantiasa diingatkan bahwa mereka akan mati sehingga lebih berhati-hati dan lebih tenggang rasa dengan masyarakat sekitarnya.
d. Prinsip Pengingatan akan Kerendahan Hati Islam mengajarkan seorang Muslim untuk merendahkan diri di hadapan Tuhannya. Seorang pemimpin haruslah merendahkan dirinya di hadapan orang yang dia pimpin. Seorang panglima harus merendahkan diri dari tentara yang dipimpinnya. Dari hadith ini terlihat bahwa orang yang ingin bertemu dengan Rasulullah tersebut tidak dapat mengenali Rasulullah diantara para sahabatnya. Dari sini dapat kita asumsikan bahwa Rasulullah pasti tidak berbeda dengan sahabat yang lain. Ia tidak mengenakan mahkota, tidak mengenakan baju kebesaran, tidak duduk di tempat yang khusus melainkan bercampur dan berpenampilan sebagaimana sahabat yang lain. Dari sini terlihat akhlak kerendahan hati Rasulullah dan commitpara to user bagaimana ia menghormati sahabatnya sebagai saudara se-iman.
BAB II - 26
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Pada beberapa kisah dibawah ini diceritakan beberapa kisah tentang kerendahan hati Rasulullah yang walaupun menjadi seorang pemimpin tetap memperhatikan dan mengasihi orang - orang yang dipimpinnya. Dalam dunia arsitektur prinsip ini membawa implikasi yang sangat besar. Ia berbicara tentang bagaimana seharusnya kita meletakkan
dan
menyusun
massa
bangunan
dalam
konteks
lingkungannya. Ukuran bangunan sebagaimana kita belajar dari penampilan Rasulullah tadi tidak seharusnya berdiri terlalu besar secara kontras dibandingkan bangunan sekitarnya. Pemilihan bahan dan material bangunan pun harus dibuat sedemikian rupa sehingga tidak
terkesan
terlalu
mewah
yang
akhirnya
akan
banyak
menghabiskan uang untuk perawatannya. Kesan monumental pada bangunan (biasanya terjadi pada Masjid
atau
bangunan
pemerintahan)
yang
seringkali
justru
menyebabkan pemborosan lahan dan menghabiskan banyak biaya harus dihindari karena ia akan memberikan imej yang negatif terhadap Islam ( sebagai agama yang feudal, penuh dengan pemborosan, haus kekuasaan dan terbelakang ), namun kita harus berusaha memberikan imej Islam sebagai agama yang demokratis, progresif dan siap menerima berbagai perubahan. Bangunan pun tidak seharusnya mengacaukan komposisi alami dari lingkungan alaminya dengan memaksakan komposisi simetri yang seringkali justru dipaksakan demi alasan simbolik atau formalitas saja.
e. Prinsip Pengingatan akan Wakaf dan Kesejahteraan Publik Sebagaimana semangat dan prinsip yang telah disebutkan sebelumnya, Islam mengajarkan agar umatnya berinteraksi dan saling menolong dalam masyarakat. Islam tidak pernah memerintahkan umatnya untuk menyendiri dan mencari keshalehan untuk dirinya user sendiri. Dalam Islam commit terdapattobeberapa amalan pribadi seperti I’tikaf
BAB II - 27
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dan sholat sunnah namun kesemuanya dibingkai oleh kerangka kehidupan bermasyarakat. Karenanya aktivitas dan fasilitas sosial merupakan suatu elemen penting dalam kehidupan masyarakat Muslim. Dalam dunia arsitektur prinsip ini membawa implikasi yang sangat besar. Yang pertama, bahwa fasilitas umum dan fasilitas sosial perlu
mendapatkan
prioritas
yang
utama.
Berbeda
dengan
perancangan bangunan dewasa ini yang seringkali mengutamakan aspek komersial dari suatu bangunan dengan mengetepikan fasilitas dan kebutuhan umum untuk masyarakat. Dalam sebuah mall seringkali fasilitas umum seperti tempat bermain anak, tempat duduk, taman atau masjid menjadi bagian dari bangunan yang terpinggirkan karena dianggap tidak memiliki nilai komersial. Hal ini tentu bertentangan dengan prinsip dan hadith diatas, sehingga kita perlu merekonstruksi pola pikir dan pemahaman kita dari sebuah pola perancangan yang berorientasi kepada materialistik ke pemikiran yang lebih sosial dan mengutamakan kepentingan publik. Bangunan-bangunan yang merupakan institusi sosial seperti rumah jompo, rumah orang cacat dan orang-orang yang miskin perlu ditingkatkan fasilitasnya. Masyarakat
digalakkan untuk saling
membantu tanpa kecuali termasuk terhadap orang-orang di luar Islam. Islam menggalakkan tanggung jawab komunitas bukan hanya perseorangan.
f. Prinsip Pengingatan terhadap Toleransi Kultural Sejarah telah mencatat Islam sebagai satu-satunya agama yang memiliki toleransi yang luar biasa. Di negara - negara dimana Islam menjadi umat mayoritas, toleransi dan kerjasama antara satu agama dengan agama yang lain berjalan dengan baik dan berkembang. Hal ini membuktikan bagaimana Islam sebagai sebuah sistem hidup commitalam. to user menjadi rahmat bagi seluruh
BAB II - 28
perpustakaan.uns.ac.id
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM digilib.uns.ac.id
Dalam Arsitektur, hal ini menegaskan akan kewajiban kita untuk menghormati budaya dan kehidupan sosial masyarakat dimana bangunan tersebut berdiri. Selama tidak bertentangan dengan Islam kita diperbolehkan mempergunakan bahasa arsitektur masyarakat setempat dengan memanfaatkan potensi dan material yang ada di tempat tersebut. Hal ini tentu menjadi prinsip yang menjamin fleksibilitas perancangan bangunan dalam Islam.
g. Prinsip Pengingatan akan Kehidupan yang Berkelanjutan Allah menciptakan manusia sebagai Khalifah di muka bumi ini. Khalifah berarti pemimpin sekaligus pemelihara dan penjaga. Karenanya manusia memiliki kewajiban untuk menjaga, memelihara dan melestarikan alam ini bagi kepentingan generasi yang akan datang. Dewasa ini kita melihat banyak sekali kerusakan yang terjadi di muka bumi ini yang disebabkan oleh tingkah laku manusia. Dalam dunia Arsitektur kedua prinsip ini memiliki implikasi yang sangat besar. Kelestarian secara alami mengajarkan kepada kita untuk memperhatikan betul-betul kondisi lahan dan lingkungan sekitar kita sebelum merancang sebuah bangunan. Pemilihan bahan dan penggunaan teknologi perlu betul-betul diperhatikan sebelum kita melakukan suatu perubahan terhadap tapak dan mengolahnya. Sementara Kelestarian secara sosial memberikan pengajaran kepada kita agar lebih memperhatikan bahasa arsitektur yang kita gunakan dalam merancang sebuah bangunan. Bahasa arsitektur feodal dalam perancangan bangunan pemerintahan atau bangunan umum seperti simetri dan skala raksasa dengan set back yang berlebihan perlu dihindari demi menciptakan sebuah bangunan pemerintahan atau bangunan umum yang lebih demokratis dan akrab dengan masyarakat.
commit to user
BAB II - 29
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
h. Prinsip Pengingatan tentang Keterbukaan Prinsip akuntabilitas publik berbicara tentang proses tranparansi atau keterbukaan dari suatu pemerintahan kepada rakyat yang dipimpinnya. Prinsip ini juga berbicara tentang kewajiban pemerintah untuk
menghilangkan
dan
menghindari
apa-apa
yang
dapat
mengganggu serta mengancam keselamatan umum demi kesejahteraan bersama. Dalam upaya memenuhi ide akuntabilitas yang pertama diperlukan kritik terhadap penguasa dalam upaya meluruskan jalannya pemerintahan oleh rakyat. Sejarah telah mencatat bahwa Islam telah membuktikan suatu sistem demokrasi yang begitu baik dimana seorang rakyat dapat dengan mudah mengkritik pemimpinnya.
Prinsip-prinsip tersebut di atas dapat dijabarkan secara spesifik kedalam prinsip prinsip desain Arsitektur. Adapun yang menjadi konsepsi bangunan Islami adalah:
a. Penekanan Nilai-nilai Estetika, Seni dan Kreatifitas (Dr. Yusuf Qardhawi, Tuntunan Membangun Masjid, Gema Insani, Jakarta. 2000. Hlm. 44.) “Semua ciptaan Allah itu indah, dan Allah mencintai keindahan.” (HR. Muslim) Fitrah dari jiwa manusia adalah cenderung untuk mendapatkan kesenangan dari segala sesuatu yang memiliki keindahan dan kecantikan, dan keindahan.
Allah ‘Azza wa Jalla adalah pencipta segala
Manusia
beriman
akan
merasa
sangat
bahagia
mendapatkan kecantikan ini dan berupaya sebaik mungkin untuk mensyukuri ke-Maha Kuasaan dan keelokan ciptaan-Nya.
commit to user
BAB II - 30
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Beberapa unsur dekorasi yang tertera dalam Al-Qur`an adalah sebagai berikut: 1.
Langit-langit yang tinggi
“Dan demi Baitul Makmur, dan atap yang ditinggikan.” (QS. Ath Thūr [52]: 4-5) Langit-langit atau plafond yang tinggi dapat memberikan suasana lapang dan luas yang akan memberikan rasa nyaman dalam qalbu manusia. Dalam arsitektur Islami, unsur ini lebih banyak diwujudkan pada bangunan masjid dengan meninggikan atap dan plafond sehingga menciptakan ruang yang sangat minim antara atap dan plafond dan menciptakan ruang yang luas dalam ruang shalat. 2.
Loteng dan Tangga-tangga Perak
“Dan sekiranya bukan karena hendak menghindari manusia menjadi umat yang satu (dalam kekafiran), Tentulah Kami buatkan bagi orang-orang yang kafir kepada Tuhan Yang Maha Pemurah loteng-loteng perak bagi rumah mereka dan tangga-tangga (perak) yang mereka menaikinya.” (QS. Az Zukhruf [43]: 33) Ayat di atas menjelaskan tentang balasan yang diberikan kepada mereka apabila mereka beriman dan tidak hendak memecah belah umat yang satu (Islam). Gambaran loteng-loteng dan tangga-tangga perak menjadi salah satu bagian unsur dekorasi yang digambarkan dalam Al-Qur`an. 3.
Pintu-pintu
“Dan pintu-pintu (perak) bagi rumah mereka dan dipan-dipan yang mereka bertelekan di atasnya.” (QS. Az Zukhruf [43]: 34) Gambaran lain tentang unsur dekorasi dalam Al-Qur`an adalah pintu. Di samping fungsinya sebagai transisi antar ruang, pintu-pintu juga dapat bernilai estetis. Desain yang unik, ukiran yang menyertainya, pemilihan material dan warna memberi nilai lebih pintu sebagai dekorasi. commit to user
BAB II - 31
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
4.
Tiang-tiang Tinggi
“(Yaitu) penduduk Iram yang mempunyai bangunan-bangunan yang tinggi. Yang belum pernah dibangun (suatu kota) seperti itu di negeri-negeri lain. Dan kaum Tsamūd yang memotong batu-batu besar di lembah.” (QS. Al Fajr [89]: 7-9) Penduduk Iram adalah kaum ‘Ād, kaumnya Nabi Hud ‘alihissalām, memiliki kemegahan arsitektur yang luar biasa dengan tatanan tiang-tiang besar yang menjulang tinggi. Demikian juga kaum Tsamūd, kaumnya Nabi Shalih ‘alihis-salām., mereka memotong-motong batu gunung untuk membangun gedung-gedung dan ada pula yang melubangi gunung sehingga menyerupai sebuah istana dalam gunung.
b. Memelihara Kebersihan “Kecuali hama-hamba Allah yang dibersihkan.” (QS. Ash Shāffāt [37]: 40) “Dan sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bersih.” (QS. At Taubah [9]: 108)
Dari ‘A`isyah radhiyallāhu ‘anha, “Rasulullah Shallallāhu alaihi wa sallam memerintahkan supaya dibangun masjid-masjid di tiap-tiap kampung, sebagaimana Rasul memerintahkan
kita
menjaga
kebersihan
masjid
dan
mewangikannya.” (HR. Ahmad, at-Tirmidzi, Abu Dawud & ibn Majah)
“Menjadi bersihlah kamu sesungguhnya Islam itu bersih.” (HR. ibn Hibban)1 “Sesungguhnya Allah itu Mahabaik lagi menyukai hamba yang baik; Mahabersih lagi menyukai hamba yang bersih; Mahamulia lagi menukai hamba yang mulia; Maha Pemurah lagi menyukai hamba yang suka memberi; karena itu bersihkanlah halaman-halaman commit to user
BAB II - 32
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
rumah kalian dan janganlah kalian menyerupai orang-orang Yahudi.” (HR. Turmudzi) “Kebersihan itu dapat mengajak orang pada iman, sedangkan iman akan bersama pemiliknya ke surga.” (HR. Thabrani) Kebersihan merupaka aspek yang paling ditekankan dalam Islam. Bersih dan suci merupakan persyaratan yang selalu ditanamkan kepada seorang Muslim baik suci lahir maupun batin. Kegiatan ibadah seperti shalat, membaca mushhaf Al-Qur`an dan ibadah-ibadah sunnah lain diawali dengan bersuci. Allah Subhānahu wa Ta’ālā menyeru
orang-orang
yang
beriman
supaya
membersihkan
(menyucikan) diri mereka. Kebersihan selalu menyejukkan siapa pun yang memandang dan menikmatinya. Kebersihan meliputi kesucian jiwa, kesucian ragawi, pakaian yang bersih, memelihara kebersihan lingkungan, dan memakan makanan yang bersih. Dengan demikian sebuah bangunan berarsitektur Islami tidak akan meninggalkan pertimbangan yang sangat utama ini. Karena fisik yang bersih di dalam naungan iman, akan melahirkan hati dan perasaan yang bersih.
c. Pencahayaan yang Memadai “Allah
(Pemberi)
cahaya
(kepada)
langit
dan
bumi.
Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah misykat, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat(nya), yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan commit to sesuatu.” user Allah Maha Mengetahui segala (QS. An-Nūr [24]: 35)
BAB II - 33
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Seseorang yang berjalan dalam keadaan terang yang disinari oleh cahaya akan merasakan kemudahan dan ketenangan. Namun apabila cahaya itu menghilang, ia akan berjalan dengan penuh kebingungan sambil meraba-raba. Ia bisa tersesat atau terperosok ke dalam lubang. Demikian pula halnya cahaya Allah tidak hanya menerangi secara lahir melalui ciptaan-Nya, tetapi jauh menembus ke dalam qalbu yang menerangi manusia menuju jalan keselamatan. Sebaliknya apabila cahaya itu diambil, maka sudah pasti manusia akan tersesat dan akan terperosok ke dalam jurang kekafiran. Inilah cahaya Islam yang menerangi jiwa-jiwa manusia dari segala kesesatan. Pada bangunan Pondok Pesantren
fungsi pencahayaan
tidak hanya bersifat fisik pada pencahayaan ruangan. Fungsinya yang mendidik individu Muslim agar menjadi sosok Muslim yang shalih dan berjuang menegakkan Dinullah menjadi bagian dari cahaya-Nya yang menerangi arah hidup kaum Muslimin kepada jalan yang lurus.
d. Struktur yang Kokoh “Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.” (QS. Ash-Shaff [61]: 4) “Sesungguhnya orang mukmin yang satu dengan yang lain bagaikan sebuah bangunan yang bagian-bagiannya saling mengokohkan.” (HR. Bukhari – Muslim) Kesatuan yang kokoh akan memberi nilai yang lebih akan kelebihan dan kekuatannya. Pendekatan sistem struktur menyangkut aspek keamanan pengguna yang memberi perhatian besar terhadap perencanaan dalam mempertimbangkan kekuatan dan ketahanan bangunan dalam menanggung bebannya sendiri, ataupun beban dikarenakan aktifitas yang berlangsung di dalamnya maupun beban atau pengaruh eksternal. commit to user
BAB II - 34
perpustakaan.uns.ac.id
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM digilib.uns.ac.id
e. Tidak Bermewah-mewahan “Hingga apabila Kami timpakan adzab, kepada orang-orang yang hidup mewah di antara mereka, dengan serta-merta mereka memekik minta tolong.” (QS. Al Mu`minūn [23]: 64) “Apakah kamu mendirikan pada tiap-tiap tanah tinggi bangunan untuk bermain-main.” (QS. Asy-Syu’arā` [26]: 128) “Bermegah-megahan telah melalaikan kamu.” (QS. At Takātsur [102]: 1) Dari Anas ibn Malik radhiyallāhu ‘anhu, Rasulullah Shallallāhu alaihi wa sallam bersabda, “Tiada terjadi kiamat, sehingga manusia bermegah-megahan dan berlebih-lebihan dalam urusan membangun masjid.” (HR. Ahmad, an-Nasa’i, Abu Dawud & ibn Majah)
f. Efektifitas Biaya dan Ruang “Dan berikan kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan, dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara setan dan setan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.” (QS. Al Isrā` [17]: 26-27) Dari Abu Hurayrah radhiyallāhu ‘anhu, Rasulullah Shallallāhu alaihi wa sallam bersabda, “Dan Allah membenci atas kalian; katanya dan katanya (banyak bicara), dan banyak pertanyaan, serta menghambur-hamburkan uang.” (HR. Bukhari) Dari Usamah radhiyallāhu ‘anhu, “Suatu ketika Nabi Shallallāhu alaihi wa sallam memandang bentengbenteng/bangunan-bangunan yang tinggi di Madinah dari arah atas kemudian beliau bertanya, ‘Apakah kalian melihat yang aku lihat?’ commit to‘Aku user melihat tempat-tempat terjadinya Beliau melanjutkan sabdanya,
BAB II - 35
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
fitnah di sela-sela rumah kalian bagaikan tempat-tempat jatuhnya air hujan.” (HR. Bukhari) Dalam perencanaan ruang dan tata ruang pada umumnya menghendaki agar ruang-ruang yang terbentuk lebih efektif dan fungsional sehingga dengan demikian dapat menekan biaya. Namun harus dapat optimal dari segi penampilan, kenyamanan dan keamanan.
g. Tidak Meninggikan Bangunan Dari Abu Hurayrah radhiyallāhu ‘anhu, Rasulullah Shallallāhu alaihi wa sallam bersabda, “Hari kiamat tidak akan bangkit sehingga orang-orang berlombalomba dalam meninggikan bangunan.” (HR. Bukhari) Dari ibn ‘Abbas radhiyallāhu ‘anhu, Rasulullah Shallallāhu alaihi wa sallam bersabda, “Aku tiada diperintah mendirikan masjid tinggi-tinggi.” (HR. Abu Dawud) Nyata sudah bahwasanya kita sudah berada di zaman akhir dengan sebuah fenomena yang tidak disukai oleh Rasulullah Shallallāhu alaihi wa sallam di mana banyak orang ramai-ramai membangun bangunan pencakar langit dan berusaha untuk menjadi yang tertinggi. Bangunan tinggi sesungguhnya tidaklah mengapa apabila benar-benar merupakan tuntutan fungsi dan kebutuhan ruang, dan dikarenakan keterbatasan lahan.
h. Pemisahan Entrance Putera dan Puteri “Katakanlah kepada laki-laki yang beriman, ‘Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya,
yang
demikian itu lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang mereka perbuat.’ Katakanlah kepada wanitawanita yang beriman, ‘Hendaklah mereka menahan pandangannya commit to dan user janganlah mereka menampakkan dan memelihara kemaluannya,
BAB II - 36
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
perhiasannya, kecuali yang (biasa) tampak darinya.’” (QS. An Nūr [24]: 30-31) Dari Jarir ibn ‘Abdullah radhiyallāhu ‘anhu, “Saya bertanya Rasulullah Shallallāhu alaihi wa sallam tentang pandangan
kebetulan.
Maka
beliau
bersabda:
‘Palingkanlah
pandanganmu.’” (HR. Ahmad, Muslim, Abu Daud, dan Turmudzi) Pemisahan
entrance
adalah
untuk
menghindari
adanya
percampuran, berdesak-desakannya putera dan puteri, dan juga untuk menghindari kontak fisik dan pandangan antara putera dan puteri. Rasulullah Shallallāhu alaihi wa sallam memerintahkan untuk menundukkan pandangan adalah agar kehormatan dan kesucian seorang tetap terpelihara.
i. Pemisahan Ruang Dari Amir ibn Rabi’ah radhiyallāhu ‘anhu, Rasulullah Shallallāhu alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, janganlah sekali-kali berduaan dengan perempuan yang tidak disertai mahram darinya, karena sesungguhnya pihak ketiganya adalah setan.” (HR. Ahmad) Islam melarang seorang laki-laki berduaan dengan wanita yang bukan mahram baik untuk sebuah urusan tertentu yang penting karena dikhawatirkan akan timbul fitnah. Maka itu, pembagian ruang antara putera dan puteri ada tiga macam tergantung tingkat kebutuhannya, yakni: Membuat dua jenis ruangan yang terpisah. Hal ini dilihat dari jumlah pengguna dari masing-masing putera dan masing-masing puteri yang
mungkin cukup
banyak sehingga membutuhkan
kesendirian ruang khusus bagi masing-masing gender. Membuat sebuah ruangan yang dipisahkan oleh sebuah tabir atau commit kebutuhan to user partisi. Dikarenakan tingkat terhadap ruang tersebut tidak
BAB II - 37
perpustakaan.uns.ac.id
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM digilib.uns.ac.id
memungkinkan membangun ruang lebih dari satu. Namun tetap bisa berkomunikasi tanpa harus kontak pandangan. Penggiliran penggunaan sebuah ruang dengan menyepakati kesepakatan jadwal penggunaan di antara kedua belah pihak.
j. Menghindari Ornamen Syirik, Gambar dan Patung Makhluk Bernyawa Dari Ibn ‘Umar radhiyallāhu ‘anhu, Rasulullah Shallallāhu alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya orang-orang yang membuat gambar ini (makhluk bernyawa) akan disiksa nanti di hari kiamat, dikatakan kepada mereka: ‘Hidupkan apa yang kalian ciptakan.’” (HR. Bukhari – Muslim) Dari Ibn ‘Abbas radhiyallāhu ‘anhu, Rasulullah Shallallāhu alaihi wa sallam bersabda, “Jika memang kamu harus menggambar, maka gambarlah pepohonan, dan apa yang tidak mempunyai ruh (nyawa).” (HR. Bukhari – Muslim) Dari Abu Hurayrah radhiyallāhu ‘anhu, Rasulullah Shallallāhu alaihi wa sallam bersabda, “Allah ‘Azza wa Jalla berfirman, ‘Tidak ada orang yang lebih zhalim daripada orang yang membuat gambar/patung yang menyerupai ciptaan-Ku. Buatlah gambar jagung, biji-bijian, atau gandum (yang tidak bernyawa).” (HR. Bukhari – Muslim) Dari Abu Hurayrah radhiyallāhu ‘anhu, Rasulullah Shallallāhu alaihi wa sallam bersabda, “Malaikat tidak mau masuk rumah yang di dalamnya ada patung makhluk hidup atau gambar makhluk hidup.” (HR. Muslim) Dari ‘A`isyah radhiyallāhu ‘anha, “Sesungguhnya Nabi Shallallāhu alaihi wa sallam belum pernah membiarkan di dalam rumahnya sesuatu yang padanya terdapat commit to user
BAB II - 38
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
gambar-gambar salib kecuali beliau merobek-robeknya.” (HR. Bukhari & Abu Daud) Hadits-hadits di atas demikian tegasnya melarang menggambar atau membuat patung makhluk yang bernyawa, manusia atau hewan, atau simbol-simbol syirik karena itu adalah budaya kaum musyrik dan penyembah berhala. Islam secara tegas mengharamkannya dalam memberantas segala bentuk kemusyrikan Rasulullah Shallallāhu alaihi wa sallam menganjurkan menggambar tetumbuhan atau sesuatu yang tak bernyawa. Seperti yang banyak kita lihat dalam kemegahan bangunan-bangunan Islam, biasanya berornamen dan berhiaskan garis-garis dan bentuk-bentuk geometri, tetumbuhan atau bungabunga yang meliuk-liuk, serta untaian Al-Qur`an yang mulia dalam keindahan kaligrafi Islam.
k. Menghindari Bahan Sutra dan Kulit Binatang Dari Mu’awiyah radhiyallāhu ‘anhu, Rasulullah Shallallāhu alaihi wa sallam bersabda, “Janganlah kalian menaiki kain sutra dan jangan pula kulit harimau.” (HR. Abu Dawud dan Turmudzi) Sutra merupakan bahan mahal yang biasanya menunjukan status penggunanya yang kaya dan memiliki kehormatan, sehingga ia merasa sangat bangga akan kemewahan tersebut. Ini jelas-jelas perbuatan yang dibenci Allah. Disamping itu laki-laki diharamkan untuk memakai sesuatu yang terbuat dari sutra. Demikian pula halnya dengan kulit harimau. Hal itu merupakan perlakuan yang dinilai kejam karena melakukan penyiksaan terhadap hewan tersebut karena daging harimau adalah daging yang haram dikonsumsi.
commit to user
BAB II - 39
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
l. Sarana Aksesibilitas “Dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orangorang yang berbuat baik.” (QS. Al-Baqarah [2]: 195) “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenarbenarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan.” (AlAnbiyā` [21]: 35) Allah menciptakan manusia dalam berbagai keadaan dan kondisi. Ada yang baik dan ada yang buruk. Ada yang diciptakan dalam rupa yang tampan, ada pula yang buruk rupa. Ada yang diberikan kelapangan, ada pula yang diberikan kesempitan. Ada yang diberikan kekayaan, ada pula yang hidup miskin. Namun kesemuanya itu hanyalah sebagai ujian siapa di antara mereka yang paling baik amalnya. Apakah ia yang diberikan kebaikan bersyukur atau malah menyombongkan diri, seolah-olah ia sendiri yang dapat mendatangkan kebaikan itu. Dan apakah ia yang diberikan keburukan bersabar atau malah berputus asa. Sesungguhnya Allah tidak akan membebani hamba di luar kesanggupannya. Di antara saudara kita ada yang tidak dikaruniai kesempurnaan fisik sehingga dalam menjalani kehidupannya menghadapi banyak kesulitan dan hambatan. Sebagai seorang Muslim merupakan kewajiban menolong dan memberi kemudahan terhadap mereka. Dan dalam arsitektur hal tersebut diwujudkan dalam sarana aksesibilitas dengan menciptakan bangunan dan lingkungan yang aksesibel bagi semua orang termasuk penyandang cacat.
m. Tidak Ada Thiyarah Dari Jabir radhiyallāhu ‘anhu, Rasulullah Shallallāhu alaihi wa sallam bersabda, “Tidak ada penyakit yang menular (tanpa idzin Allah), tidak ada commit to (HR. user Muslim) thiyarah, dan tidak ada hantu.”
BAB II - 40
perpustakaan.uns.ac.id
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM digilib.uns.ac.id
Thiyarah adalah mempercayai sesuatu hal atau benda atau makhluk dapat membawa bencana, kemudharatan atau kesialan. Contohnya ada orang yang beranggapan bahwa apabila ada burung gagak melintas berarti akan datang bencana. Ini benar-benar sebuah kesyirikan luar biasa dan dosanya sangat besar dan tak terampuni apabila ia tidak segera bertaubat. “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.” (QS. An-Nisā` [4]: 48) Sesungguhnya segala anugerah dan bencana adalah kehendak Allah Subhānahu wa Ta’ālā. Allah-lah yang mendatangkan musibah, bencana, penyakit, ketakutan, kelaparan dan lain-lain bertujuan bisa untuk menguji umat-Nya atau sebagai peringatan. Apabila ia bersabar maka kebaikan dan balasan baiklah yang akan ia terima dan ia mendapat kedudukan yang mulia di sisi Allah Subhānahu wa Ta’ālā. “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: ‘Innā lillāhi wa innā ilaihi rāji'ūn’” (QS. Al-Baqarah [2]: 155-156)
Kaitannya dengan arsitektur adalah banyak bangunan atau peruangan yang arsitekturnya masih menerapkan kaidah-kaidah yang bertentangan dengan Islam. Pemikiran yang penuh dengan syirik, takhayul dan pemikiran tidak logis yang masih ada pada masyarakat tradisional bahkan pada masyarakat ibukota yang modern sekali pun masih banyak ditemukan. Pelaksanaan pembangunan yang masih menghitung pasaran, peletakan tangkai beras atau segala macam benda untuk keberkahan, posisi atau lay out perabot atau ruang yang user lain-lain adalah bentuk-bentuk dapat mendatangkancommit rizki, todan
BAB II - 41
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
kesyirikan yang banyak ditemui di sekitar kita. Feng Shui adalah salah satu contoh metode yang diterapkan dalam arsitektur yang penuh sekali dengan kesyirikan. Dari Amran ibn Husein radhiyallāhu ‘anhu, Rasulullah Shallallāhu alaihi wa sallam bersabda, “Bukan dari golongan kami orang yang menentukan nasib sial dan untung berdasarkan tanda-tanda benda, burung dan lain-lain.” (HR. Al-Bazār) Segalanya harus kita serahkan kepada Allah Subhānahu wa Ta’ālā.
Namun
penting
bagi
seorang
arsitek
untuk
mempertimbangkan dengan matang perencanaan sebuah bangunan dengan memakai kaidah-kaidah yang dibenarkan dan logis.
n. Tidak Membangun di Atas Kuburan Dari “Aisyah radhiyallāhu ‘anha, Rasulullah Shallallāhu alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya pada mereka (orang-orang Nashara) jika ada orangorang shaleh yang mati, mereka membangunkan di atas kuburannya berupa tempat ibadah dan mereka gambar di dalamnya berupa gambar-gambar, maka mereka seburuk-buruknya makhluk Allah pada hari kiamat.” (HR. Bukhari – Muslim)
Dari Jabir radhiyallāhu ‘anhu, “Rasulullah Shallallāhu alaihi wa sallam melarang menyemen kuburan, dan duduk di atasnya, serta mendirikan bangunan di atasnya.” (HR. Muslim) Hadits-hadits di atas melarang membangun sesuatu baik bangunan, rumah, atau sesuatu di atas kuburan baik dengan alasan kuburan itu sendiri maupun kepentingan lain. commit to user
BAB II - 42
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
o. Etika Buang Air Tidak menghadap qiblat Dari Abu Ayyub al-Anshari radhiyallāhu
‘anhu, Rasulullah
Shallallāhu alaihi wa sallam bersabda, “Jika kamu mendatangi kakus maka janganlah menghadap qiblat dan juga tidak membelakanginya, tetapi menghadaplah ke timur atau barat.” (HR. Bukhari) Pembangunan kakus harus diposisikan sehingga apabila seseorang buang air di situ, posisi badannya tidak menghadap atau membelakanginya. Menjauh atau menutup diri dari pandangan orang lain Dari Hudzaifah radhiyallāhu ‘anhu, “Nabi Shallallāhu alaihi wa sallam (kencing) sambil berdiri di balik sebuah dinding. Saya menjauh, namun beliau memanggil saya, lalu saya mendekat. Saya menunggu di sebelah beliau sampai beliau selesai kencing.” (HR. Bukhari)
Hadist di atas mengisyaratkan pentingnya ketika sedang buang air jangan sampai ada orang lain yang melihat kita. Posisi urinoir yang berjejer yang umum ada pada bangunan-bangunan sehingga orang bisa melihat satu sama lain dalam keadaan buang air, sungguh telah menyalahi sunnah Rasul. Tidak buang air sambil berdiri Hadits ini tidak menganjurkan adanya urinoir yang merupakan produk barat yang menyalahi sunnah Rasulullah Shallallāhu alaihi wa sallam. Kencing harus dilakukan dengan jongkok di sebuah kakus yang tertutup sehingga tidak terlihat dengan orang lain. Dari Abdullah ibn ‘Umar radhiyallāhu ‘anhu, “Sesungguhnya pada suatu hari saya naik ke atas rumah saya, ketika itu saya melihat Rasulullah Shallallāhu alaihi wa sallam duduk commit to user
BAB II - 43
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
berjongkok di atas dua batu untuk buang air dengan menghadap Bait al-Maqdis.” (HR. Bukhari – Muslim) Hadits ini juga tidak menganjurkan adanya kloset duduk yang merupakan produk barat yang juga menyalahi sunnah Rasulullah Shallallāhu alaihi wa sallam. Buang air baik besar maupun kecil harus dilakukan dengan jongkok. Pemisahan antara tempat wudhu` dan WC Dari Abdullah ibn Mughaffal radhiyallāhu ‘anhu, Rasulullah Shallallāhu alaihi wa sallam bersabda, “Janganlah kamu buang air kecil dalam tempat mandi (kamar mandi), kemudian kamu berwudhu` pula di situ, karena kebanyakan was-was datang dari yang demikian.” (HR. Ahmad, at-Tirmidzi, an-Nasa’i, Abu Dawud & ibn Majah) Ini mementingkan adanya pemisahan dan jarak antara ruang wudhu dengan toilet karena kekhawatiran najis yang terbawa atau yang tertinggal serta mengahindari was-was. Selain prinsip – prinsip dalam teori Nangkula Utaberta diatas, ada juga prinsip Islami yang dapat diterapkan pada bangunan Pusat Perdagangan Perlengkapan Muslim di Surakarta, yaitu:
Tidak menampilkan manusia sebagai peraga pakaian. Rosulullah shalallahu’alaihi wassalam bersabdah, “dua golongan
penghuni neraka yang belum pernah aku
melihat
keduanya,
a. Sekelompok orang yang memegang cemeti seperti ekor sapi dengannya
mereka
memukuli
manusia.
b. Kaum wanita yang berpakaian tapi telanjang berjalan berlenggaklenggok,kepala mereka laksana punuk unta.
2.2.4. Ornamen Islam Sebagaimana telah dijelaskan di atas, aspek keindahan merupakan salah satu konsep dalam arsitektur Islami. Di antara banyak kaidah-kaidah user Islam pada penerapannya commit dalam to arsitektur, rupanya aspek inilah yang
BAB II - 44
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
banyak mengambil bagian pada perencanaan dan perancangan arsitektur Islami. Sudah menjadi fitrah manusia menyenangi keindahan. Setiap manusia sesunggguhnya menginginkan sesuatu yang dapat menyenangkan dan menenagnkan hati. Dalam hampir semua karya arsitektur, aspek estetika selalu mendapat perhatian utama. Dekorasi pada arsitektur sangat terkait pada zaman dan budaya suatu masyarakat. Sejalan dengan waktu perkembangan seni hiasan atau ornamental dalam arsitektur kian menunjukan kreatifitasnya. Banyak gaya baru diciptakan tapi tak sedikit yang masih bertahan pada corak hias masa lampau yang sangat bernilai dan beberapa mencoba memadukan di antara keduanya. Motif hias yang sering digunakan pada karya-karya arsitektur Islami terdahulu dan masih digunakan sekarang adalah motif floral, geometris dan kaligrafi.
Berikut beberapa yang termasuk dalam ornamen Islam : 1. Ornamen Floral ( Arabesque ) Berdasakan hadits dari ibn ‘Abbas Ra yang diriwayatkan oleh dua imam
hadits,
“Jika memang kamu harus menggambar, maka gambarlah pepohonan, dan apa yang tidak mempunyai ruh (nyawa)”, menjadikan ornamen Floral sebagai bagian dari seni dekoratif Islami yang cukup digemari. Motif tersebut berupa bentuk tumbuhan yang memiliki sulur-sulur dan cabang yang banyak dengan pola yang melengkung-lengkung yang menghiasi dinding, kolom, interior, kubah, dan lain-lain.
2. Geometris Kerap kali kita jumpai, bangunan yang Islami, menggunakan unsur-unsur desain geometris baik dari bentuk bangunan, fasad, denah, commit to user maupun pola peruangan yang ada di dalamnya. Bentuk geometris
BAB II - 45
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
sendiri
mempunyai
pemaknaan
kesederhanaan
dalam
desain.
Walaupun tampil dengan kesederhaan, tetapi mempunyai nilai estetis tersendiri jika diterapkan dengan desain yang indah.
3. Kaligrafi Dari
sekian
banyak
elemen
dekoratif yang mendukung sestetika pada sebuah bangunan ataupun karya arsitektur Islami lainnya, kaligrafi menjadi elemen yang
oleh
banyak
orang
dianggap
menyatu pada sebuah desain arsitektur Islami. Jadi keberadaannya seperti menjadi sebuah keharusan. Kaligrafi adalah seni menulis huruf indah. Dan dalam konteks ini adalh seni menulis huruf Arab yang umunya berupa ayat Al-Qur’an, lafadz Allah, asmaul khusna, dan nama Muhammad Saw. Jadi keindahannya tidak hanya terletak pada bentuk tulisannya, namun lebih kepada makna dan kemuliannya. Sejalan dengan perkembangan zaman, kaligrafi pun selama berabad-abad lamanya mengalami perkembangan dengan berbagai aliran atau gaya penulisan baru pada setiap zamannya. Pada masa Islam awal, dikenal gaya Mashq. Huruf Arab kuno ini bentuknya jauh berbeda dengan huruf Arab yang kita kenal sekarang ini. Berkembang pada abad pertama Islam di Makkah dan Madinah. Kemudian dikenal pula model Kafic yang berkembang di Kufa, Irak. Model ini banyak ditemukan pada manuskrip Al-Qur’an yang dibuat pada abad ketiga Hijriyah. Model Eastern Kufic memiliki gaya penulisan yang lebih rumit dengan garis-garis yang tegas, berkembang sejak akhir abad X. Naskhi adalah diri dari kaligrafi yang paling popular karena relative paling mudah ditulis dan dibaca sehingga sering dipakai untuk menulis Al-Qur’an. Tidak jauh beebeda dengan Naskhi yaitu model Muhaqqaq. commit to user
BAB II - 46
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB III TINJAUAN KOTA SURAKARTA
3.1. Data Fisik Surakarta
Gambar.3.1.Peta Surakarta 3.1.1. Kedudukan Geografis Letak geografis kota Surakarta berada di antara 11045’15’ -110 45’35’ Bujur Timur ; 7036’-7056’ Lintang Selatan. Kota Surakarta merupakan salah satu kota besar di Jawa Tengah yang menunjang kota-kota lainnya seperti Semarang maupun Yogyakarta. Daerah-daerah yang berbatasan dengan wilayah kota Surakarta :
Sebelah Utara
: Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Boyolali
Sebelah Timur
: Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Sukoharjo
Sebelah Selatan
Sebelah Barat
: Kabupaten Sukoharjo to user :commit Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Sukoharjo
BAB III - 47
perpustakaan.uns.ac.id
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM digilib.uns.ac.id
Kota Surakarta berada di dataran rendah, antara kaki Gunung Lawu dan Gunung Merapi, dua buah sungai; kali Pepe dan kali Jenes membelah tengah kota, Sungai Bengawan Solo mengalir disebelah Timur kota. Luas wilayah kota Surakarta adalah 44.040 km2 .
3.1.2. Keadaan Topografi Kota Surakarta merupakan daerah rendah dengan ketinggian rata–rata 92 m di atas laut. Kondisi topografinya relatif datar dengan kemiringan ratarata 0 – 3 %.
3.1.3. Kondisi Geologi Kondisi geologis menyangkut keadaan tanah pada umumnya, meliputi kontur dan komposisi tanahnya. Kontur tanah Kota Surakarta cukup bervariasi, dengan kemiringan antara 5%-45% (3°-25°). Komposisi tanahnya sebagian besar terdiri dari tanah liat denga pasir (regosol kelabu) dan di beberapa tempat terdapat tanah pedas serta endapan lumpur karena dahulu merupakan daerah rawa.
3.1.4. Kondisi Klimatologi Kondisi klimatologis berkaitan erat dengan letak geografis suatu daerah. Faktor klimatologis ini juga berpengaruh langsung terhadap perwujudan fisik suatu bangunan. Kondisi klimatologis meliputi: 1. Sinar Matahari Karena terletak di daerah tropis, maka Surakarta beriklim panas dan mendapat matahari penuh sepanjang siang hari dengan tingkat radiasi relatif tinggi. Suhu udara rata-rata relatif tinggi yaitu pada siang hari berkisar antara 21°-23°C. Untuk suhu udara maksimum yaitu 34oC dan suhu udara minimum 19oC. Sedangkan kelembaban udara rata-rata yaitu 74,83% dan tekanan udara rata-ratanya yaitu 1008,74 mbs. 2. Curah Hujan Karena terletak di daerah tropis, maka pola siklus iklim berimbang antara musim penghujancommit dan to musim user kemarau. Musim penghujan
BAB III - 48
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
berlangsung antara bulan Oktober-April, dan musim kemarau berlangsung antara bulan April-Oktober. Curah hujan rata-rata pertahun mencapai 2800 mm. 3. Angin Sesuai dengan letak geografisnya, maka arah dan kecepatan angin di Surakarta berubah-ubah secara periodik, arahnya bervariasi dari Tenggara sampai Barat Laut. Kecepatan angin mencapai 10,5 knot.
3.2. Data Non Fisik 3.2.1. Kependudukan Kota Surakarta Proyeksi tambahan jumlah penduduk dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: Tabel.3.1.Proyeksi pertumbuhan penduduk kota Surakarta Tahun
Wilayah
Luas
Jumlah
Tk.
(Km2)
penduduk
Kepadatan
(jiwa)
(jiwa/Km2)
1998
Kotamadya Surakarta 44,040
568.280
12.904
2003
Kotamadya Surakarta 44,040
602.910
13.690
2008
Kotamadya Surakarta 44,040
639.650
14.524
2013
Kotamadya Surakarta 44,040
678.620
15.409
( Sumber: Biro pusat statistik )
Jumlah penduduk Kota Surakarta pada tahun 2008 adalah 522.935 jiwa terdiri dari 247.245 laki-laki dan 275.690 wanita, tersebar di lima kecamatan yang meliputi 51 kelurahan. Sex ratio nya 89,68% yang berarti setiap 100 orang wanita terdapat 89 orang laki-laki. Meningkatnya jumlah penduduk ini disebabkan oleh urbanisasi dan pertumbuhan ekonomi. ( Sumber : http://students.ukdw.ac.id ) Persoalan kependudukan yang dialami Kota Surakarta saat ini ialah bahwa pada Kota Surakarta terjadi konsentrasi penduduk pada daerah pusat kota dengan kepadatan mencapai ± 100 jiwa/Km2. Kondisi dan kepadatan to userkecenderungan masyarakat sekitar yang tinggi ini disebabkan commit oleh adanya
BAB III - 49
perpustakaan.uns.ac.id
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM digilib.uns.ac.id
yang berkeinginan untuk mendekati lokasi kerja dan mendapat fasilitas pelayanan kota.
3.2.2. Potensi Perekonomian Untuk melihat bagaimana keadaan struktur perekonomian si daerah Kota Surakarta dapat dilihat melalui sumbangan masing-masing kelompok kegiatan usaha tersebut terhadap pertumbuhan PDRB ( Produk Domestik Regional Bruto ). Dimana setiap sektor ekonomi dapat diketahui dari peningkatan prosentase distribusinya. Makin bertambah prosentasenya berarti semakin besar pula pertumbuhannya. Sektor perekonomian Kota Surakarta yang paling dominan dan relatif stabil / mengalami kenaikan dari tahun ke tahun adalah sektor industri dan perdagangan. Kenaikan tersebut berakibat pula kenaikan prosentase pada sektor perbankan. Maka dapat disimpulkan bahwa Kota Surakarta merupakan daerah sentral kegiatan industri dan perdagangan, sehingga tingkat perkembangan ekonominya akan sangat ditentukan dari kedua sektor tersebut. Sejalan dengan pertumbuhan penduduk, bidang perekonomian yang tumbuh di Surakarta turut berkembang pesat, yang ditandai dengan meningkatnya nilai perdagangan dan didukung adanya pertumbuhan jumlah bank dan fasilitas perdagangan. Sebagai pusat pengembangan wilayah VII Jawa Tengah dengan investasi mencapai angka Rp. 815 milyar akan sangat mendukung perkembangan Surakarta.
Kondisi Perekonomian Surakarta Kota Surakarta merupakan bagian dari 35 Dati II di Propinsi Jawa Tengah. Persisnya, terletak di bagian Selatan. Areal wilayah merupakan daerah penghubung antara Propinsi Jawa Timur, DI Yogyakarta, Jawa Barat maupun DKI Jakarta. Persisnya, terletak disebelah Selatan. Daerah ini, menempati posisi letak yang sangat strategis. Jalur transportasi darat, sebagai penghubung ibukota Dati II maupun propinsi yang lain. Jalur Kereta Api (KA), sebagai penghubung kotatobesar commit user di Pulau Jawa. Belum lagi, posisi
BAB III - 50
perpustakaan.uns.ac.id
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM digilib.uns.ac.id
ini ditunjang dengan pengembangan Bandara Adi Sumarmo ditingkatkan dari penerbangan domistik menjadi ke Internasional.
3.2.3. Potensi Budaya Surakarta merupakan bekas pusat kerajaan ibukota Kasunanan Surakarta Hadiningrat sebagai salah satu kerajaan Jawa yang mempunyai pengaruh kuat terutama di pulau Jawa. Walaupun di dalam tata pemerintahan ( daerah ) saat ini sudah tidak ada lagi pengaruh kekuasaannya, namun keberadaan Keraton Kasunanan Surakarta masih tetap merupakan simbol eksistensi masyarakat Jawa tidak hanya lokal Surakarta tetapi bahkan nasional. Sebagai pusat budaya Jawa, Surakarta tetap merupakan pusat orientasi kehidupan masyarakat Jawa sehingga sering menjadi patokan terutama pada hal-hal yang erat kaitannya dengan budaya dan falsafah hidup Jawa. Dengan adanya dua keraton, yaitu Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat dan Keraton Kadipaten Mangkunegaran, maka Surakarta mempunyai budaya Jawa dalam dua kelompok adat Kasunanan dan Mangkunegaran. Dalam kehidupan sehari-hari perbedaan adat istiadat keduanya tidaklah nampak dengan jelas, namun dalam melakukan upacara adat terkihat perbedaan antara keduanya baik pada tata cara pelaksanaan maupun pakaian adat yang dikenakan.
3.2.4. Rencana Pemanfaatan Ruang Kota Surakarta Menurut Permendagri No.2 tahun 1987 yang dimaksud dengan rencana pemanfaatan ruang kota mencakup arahan pemanfaatan ruang yang menggambarkan lokasi intensitas tiap penggunaan, baik kegiatan fungsi primer dan fungsi sekunder yang ada di dalam kota sampai akhir tahun perencanaan. Jadi dalam hal ini mencakup materi yang berupa pengaturan lokasi dan luas lahan yang dirinci dalam Sub Wilayah Pembangunann (SWP), untuk kegiatan primer maupun sekunder. Dasar dan arah pemanfaatan ruang di wilayah kota Surakarta dipertimbangkan atas kenyataan commit tofisik, user sosial, ekonomi dan budaya
BAB III - 51
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
masyarakat dan kotanya, agar dicapai suatu perimbangan penggunaan ruang yang efisien, harmonis dan wajar. Secara lebih konkret, konsep rencana pemanfaatan ruang kota akan disusun dengan mempertimbangkan potensi setiap lokasi terhadap kegiatan yang ada sekarang dengan mengingat :
Ketersediaan lahan kota.
Keterkaitan antar kegiatan
Sifat fleksibilitas suatu kegiatan.
Peranan dan fungsi kawasan tersebut terhadap kota.
Karakteristik budaya masyarakat.
Peninggalan budaya dan sejarah kota.
Adapun kegiatan-kegiatan yang disediakan ruangnya didalam wilayah kota Surakarta mengacu pada pengembangan fungsi-fungsi kota Surakarta di masa mendatang (2013), yakni :
Penyediaan areal pusat pariwisata.
Penyediaan areal pusat pengembangan kebudayaan.
Penyediaan areal olahraga.
Penyediaan areal relokasi industri.
Penyediaan areal perluasan dan pembangunan pendidikan.
Penyediaan areal pusat perdagangan, pertokoan dan perbelanjaan.
Penyediaan areal pusat perkantoran/pusat administrasi.
Penyediaan areal lingkungan perumahan. Kedelapan fungsi kota yang akan dikembangkan sampai dengan tahun
2013 ini merupakan aktivitas-aktivitas primer bagi kota Surakarta. Berdasar faktor
lokasi,
kecenderungan
perkembangan,
dampak
lingkungan,
kemungkinan hambatan pengembangan maka potensi lokasi untuk penyediaan ruang dari kedelapan fungsi tersebut nampak dalam tabel berikut ini :
commit to user
BAB III - 52
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel.3.2. Potensi Lokasi Untuk Penyediaan Ruang SWP
FUNGSI KOTA wisat a
OR buda
Indust
Pend
ri
LOKASI Dagan
Kant
Rm
g
or
h
ya I II
x x
Pucang Sawit
x
x
Mangkunegara Balaikota kaw. Komersial
III
x
x
x
Kraton, kaw. Komersial
IV
x
x
Sriwedari Balaikambang Manahan
V
x
Sondakan Laweyan
VI
x
VII
x
Jajar
x
Sumber Banyuanyar
VII
x
x
x
Jurug,UNS
I IX
Kaw.komersial x
Kadipiro
X
x
Mojosongo
( Sumber : Rencana Umum Tata Ruang Kota Surakarta, 1993 – 2013 )
commit to user
BAB III - 53
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dalam Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK) tahun 1993-2013, Kota Surakarta dibagi dalam 10 SWP yaitu: 1. Pucang Sawit, meliputi Pucang Sawit, Jagalan, Gandekan, Sangkrah, Sewu, dan Semanggi 2. Kampung Baru, meliputi Kampung Baru, Kepatihan Kulon, Kepatihan Wetan, Purwodiningratan, Gilingan, Kestalan, Keprabon, Ketelan, Timuran, Punggawan, Stabelan, dan Dinoprajan. 3. Gajahan, meliputi Joyotakan, Danukusuman, Serengan, Kratonan, Jayengan, Kemlayan, Pasar Kliwon, Gajahan, Kauman, Baluwarti, Kedung Lumbu dan Joyosuran. 4. Sriwedari, meliputi Tipes, Bumi, Panularan, Penumping, Sriwedari, Purwosari, Manahan, dan Mangkubumen. 5. Sondakan, meliputi Pajang, Laweyan, dan Sondakan. 6. Jajar, meliputi Jajar, Karang Asem, dan Kerten. 7. Sumber, meliputi Sumber dan Banyuanyar. 8. Jebres, meliputi Jebres dan Tegalharjo. 9. Kadipiro, meliputi Kadipiro dan Nusukan. 10. Mojosongo
9
7
10
6 8
2
5
4
1 3
Gambar 3.2.SWP Sumber : RUTRK Surakarta commit to user
BAB III - 54
perpustakaan.uns.ac.id
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM digilib.uns.ac.id
3.2.5. Penataan Lingkungan dan Bangunan Penataan kepadatan bangunan pada penggal jalan utama untuk tiap SWP di kota Surakarta : Kawasan peruntukan Angka Lantai Dasar (ALD) tinggi (>75%), untuk bangunan dengan Ketinggian Bangunan (KB) maks. 4 Lantai, yang berfungsi komersial di daerah perdagangan. Kawasan peruntukan Angka Lantai Dasar (ALD) sedang (50 75%), untuk bangunan dengan Ketinggian Bangunan (KB) maks. 8 Lantai, yang berfungsi komersial di daerah perdagangan, serta KB maks. 2 Lantai untuk perumahan. Kawasan peruntukan Angka Lantai Dasar (ALD) rendah (20 50%), untuk bangunan dengan Ketinggian Bangunan (KB) min. 9 Lantai, yang berfungsi komersial di daerah perdagangan, serta KB maks. 2 Lantai untuk industri.
3.2.6. Perdagangan Perlengkapan Muslim di Surakarta Perkembangan Kota Surakarta dibidang ekonomi semakin pesat dan terus mengalami peningkatan membuat kota Surakarta sebagai pusat perdagangan. ( www.surakarta.go.id, industri ). Adanya faktor pendukung perekonomian seperti keberadaan bandara Adisumarmo yang bertaraf internasional menjadi salah satu gerbang bisnis bagi wilayah kota Surakarta dengan dunia luar, ditambah dengan posisi kota Surakarta yang berada ditengah – tengah antara Semarang dan Yogyakarta yang merupakan pusat kegiatan perekonomian di Jawa Tengah turut mempercepat pertumbuhan perekonomian di Surakarta. Berikut gambar pusat perdagangan di Surakarta yang semakin ramai dikunjungi. Yang mayoritas memperdagangan pakaian dan perlengkapannya. Yang bergerak di dunia Fashion. Sehingga perlu adanya wadah yang menampung perlengkapan muslim tak hanya pada aspek fashion. commit to user
BAB III - 55
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB IV ANALISA DAN PENDEKATAN 4.1. ANALISA PENDEKATAN PERUANGAN 4.1.1. Analisa Pelaku Kegiatan dan Kebutuhan Ruang Jenis Kegiatan
1. Perdagangan
Kelompok
Pelaku
kegiatan
Kegiatan
1. Kegiatan
Pengunjung /
perdagangan (retail)
pembeli Penyewa /
2. Kegiatan perdagangan (anchor)
Aktivitas
Ruang Membeli – Menjual ( kegiatan jual – beli ) Melayani pembeli
karyawan
dalam bertransaksi
Pengunjung /
Membeli – Menjual (
pembeli Penyewa / karyawan
Kebutuhan
kegiatan jual – beli ) Melayani pembeli dalam bertransaksi
Ruang pamer barang Ruang Kasir
Ruang pamer barang Ruang produksi Ruang Kasir Kamar Pas
3. Kegiatan
Pengunjung /
perdagangan (gerai )
pembeli Penyewa / karyawan
Membeli – Menjual ( kegiatan jual – beli ) Melayani pembeli dalam bertransaksi
Ruang pamer barang sekaligus pembayaran (kasir)
4. Kegiatan konsultasi
Pengunjung
Berkonsultasi
Konsultan
Melayani klien
fashion
Ruang konsultasi / desain fashion
5. Kegiatan Produksi
Karyawan
Meminta desain
Pengunjung
Memproduksi
fashion
Space produksi, finishing, packing
6. Kegiatan Promosi
Pengelola
commit to user
Mengatur proses
R.
BAB IV - 64
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
bagian
pemasaran dalam
promosi
gedung
Pengunjung Media
Membaca / menyaksikan
Pertemuan Hall sebagai tempat promosi
promosi
2. Pendukung
7. Kegiatan Pendukung
8. Kegiatan
Pengunjung
Makan
Food court
Pengelola
Minum
Km/wc
Karyawan
Metabolisme
Penyewa
Istirahat
talk Pengunjung /
show
Penonton Model
Melihat pemameran
Panggung
model perlengkapan
Talk Show
muslim
Space penonton
9. Ibadah
Pengunjung
Sholat
Ruang sholat
Pengelola
Metabolisme
Km / Wc
Karyawan
Berzakat
Tempat wudhu R. BMT
3. Kepengelolaan
10. Kegiatan pengelolaan
Pemilik
R. Kantor
Direktur
jalannya
pengelola
Sekretaris
pengelolaan
yang meliputi
Bendahara Manager pemasaran produk Manager pemasaran gedung Manager produksi
11. Kegiatan
Memberi instruksi
Karyawan
user Service commit to MEE
Memimpin jalannya rapat
para pelaku kegiatan
Mengatur dalam pembukuan Mengatur arus uang Mengatur bagian retail yang disewa Mengatur bagian produksi
Bekerja ( pengelolaan
r. genset r.
BAB IV - 65
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
gedung ) Droop barang
transformato r r. panel primer & sekunder R. AHU r. Chiller R. PABX r. STP r. pompa r. mesin lift r. shaft Dropping area
4. Service
12. Service
Pengunjung
Metabolisme
Km / wc
Pengelola
Parkir
R. parkir
Karyawan
4.1.2. Pendekatan Pola Hubungan Ruang 4.1.2.1.
4.1.3. Pendekatan Pola Kegiatan 4.1.2.1.
Proses Kegiatan dalam perdagangan a. Pengelola Datang
Keg. Administrasi Informasi
Kegiatan bekerja / rapat
Pulang
Keg. Istirahat, sholat, santai, lavatory
Simpan ambil mobil
commit to user
BAB IV - 66
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b. Karyawan Pengelola Keg. Istirahat, sholat, santai, lavatory, makan dan minum Datang
Simpan ambil kendaraan
Kegiatan bekerja / rapat
Kegiatan keamanan dan service
Keg. Administrasi Pengelolaan
Pulang
c. Proses kegiatan pengunjung retail Pengunjung datang
mengunjungi
konsultasi
produksi
workshop Pameran ibadah
Pulang
Makan Kantor Pengelola
4.1.4. Analisa Besaran Ruang Dasar perhitungan yang digunakan: a. Perhitungan standart Data arsitektur, Ernst Neufert (EN) Time saver standard for the building types b. Perhitungan khusus studi ruang Besaran kapasitas Peralatan pendukung Kenyamanan pemakai commit to user Flow BAB IV - 67
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
c. Perhitungan asumsi Studi kasus Survey d. Alqur’an dan Hadist Disamping itu, sebagai dasar pertimbangan penentuan besar sirkulasi / flow gerak yang dibutuhkan untuk masing-masing ruang adalah sebagai berikut: 5-10 %
= standart minimum
20%
= kebutuhan keleluasaan sirkulasi
30%
= tuntutan kenyamanan fisik
40%
= tuntutan kenyamanan psikologis
50%
= tuntutan spesifik kegiatan
70 – 100%
= keterkaitan dengan banyak kegiatan
Untuk pusat perdagangan perlengkapan muslim di Surakarta menggunakan flow untuk tuntutan kenyamanan psikologis agar antara pembeli dan pedagang serta yang berada di dalam bangunan tersebut merasa aman serta nyaman berada didalamnya.
4.1.5. Perhitungan Luas Kebutuhan Ruang 4.1.5.1. Kelompok perdagangan
Hall Kios
Jenis ruang
Standart satuan 0,36 m2/org 25 m2/kios
kapasitas 500 org 400 bh
Besaran ruang 180 m2 10000 m2
Anchor Kamar pas( putra & putri )
1125 m2/kios 1 m2/org
4 bh 300 org
4500 m2 300 m²
R. Produksi
1,5 m²/mesin 2 m2/org 12 m2/2org Tunggu = 1m²/org
50 mesin 50 org 4 org 10 org
75 m² 100 m² 48 m² 10 m²
R. Desain Fashion
2 m²/komputer 2 m²/perangkat
5 bh 2 bh
10 m² 4 m²
R. Pameran
Mesin conveyor
-
200 m²
R. Drop barang
1 m2/org 4 org 9 m2/drop 2 drop commit to user 1 m²/meja/4org 800 org
R. Konsultasi
Food court
4 m² 18 m² 200 m2
BAB IV - 68
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Jumlah
4.1.5.2.
16525 m2
Ruangan Pengelola
Jenis ruang r. manager r. wakil manager r. sekretaris r. bidang produksi r. bidang konsultasi r. bidang promosi r. bidang perdagangan r. karyawan r. rapat r. tamu lavatory
Standart satuan 25 m2/org 12 m2/org 12 m2/org 12 m2/org 12 m2/org 12 m2/org 12 m2/org 4 m2/org 2 m2/org 1,5 m2/org 2 m2/wc/250 org 0,8 m2/wastafel/wc 2 m2/wc/100 org 0,8 m2/wastafel/wc
Kapasitas 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 20 orang 120 orang 10 orang 15 org = 1wc =2 m2 1 wastafel = 0,8 m2 15 org = 1 wc = 2 m2 1 wastafel = 0,8 m2
Jumlah keseluruhan
Besaran ruang 25 m2 12 m2 12 m2 12 m2 12 m2 12 m2 12 m2 80 m2 240 m2 150 m2 6 m2 2,4 m2 6 m2 2,4 m2 583,8 m2
4.1.5.3. Kelompok Service Jenis ruang
Standart satuan
kapasitas
Besaran ruang
r. istirahat
asumsi
15 m2
Gudang
asumsi commit to user
12 m2
BAB IV - 69
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
R satpam
asumsi
R. MEE lavatory
asumsi 2 m2/wc/250 org 0,8 m2/wastafel/wc 2 m2/wc/100 org 0,8 m2/wastafel/wc asumsi Asumsi Asumsi asumsi Asumsi asumsi
r. sampah r. reservoir&pompa air r. genset r. AHU r. panel r.shaft Jumlah
8 m2 m2
15 org = 1wc =2 1 wastafel = 0,8 m2 15 org = 1 wc = 2 m2 1 wastafel = 0,8 m2
12 m2 6 m2 2,4 m2 6 m2 2,4 m2 20 m2 40 m2 60 m2 30 m2 40 m2 24 m2 277,8 m2
commit to user
BAB IV - 70
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
4.1.5.4. Kelompok Ibadah
Jenis Ruang
Standart satuan
Kapasitas
Besaran ruang
Ruang ibadah / sholat Tempat wudhu Lavatory
0,8 m² /1org 0,6 m² /1org 2 m2/wc/250 org 0,8 m2/wastafel/wc 2 m2/wc/100 org 0,8 m2/wastafel/wc 0,1 m2/bh
800 org 40 org 15 org = 1wc =2 m2 1 wastafel = 0,8 m2 15 org = 1 wc = 2 m2 1 wastafel = 0,8 m2 50 bh 1 org
640 m2 24 m2 6 m2 2,4 m2 6 m2 2,4 m2 5 m2 8 m2 49 m2
Tempat kitab / mukena Ruang takmir Pelayanan zakat, infaq, sadaqah Jumlah keseluruhan
742,8 m²
Nama ruang Area Perdagangan R. pengelola R. service Zona Ibadah Jumlah
Luasan ( m² ) 16525 583,8 277,8 742,8 29424,8
Flow 40%
: 11769,92 m2
Jumlah total kebutuhan ruang
: 41194,72 m2
4.1.6. Pola Hubungan Ruang dan Organisasi Ruang Analisis Pola Hubungan Ruang Dasar pertimbangan ; Fungsi pelayanan Proses aliran kegiatan dalam perbelanjaan serta fasilitas penunjangnya
commit to user
BAB IV - 71
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Pusat Perdagangan Area parkir
ME
Area parkir Produksi
Pamer / Promosi
Hall
Konsultasi Penunjang
Penjualan
Kantor Pengelola Ibadah
commit to user
BAB IV - 72
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
4.1.7. Analisa Persyaratan Ruang 4.1.7.1. Pencahayaan Tujuan utama dari system pencahayaan pada bangunan pusat perdagangan perlengkapan muslim, yang terdiri dari aktivitas perdagangan, konsultasi, produksi, pemasaran yaitu:
( Q.S.14 :1 )
Alif, laam raa. (Ini adalah) Kitab yang Kami turunkan kepadamu supaya kamu mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang dengan izin Tuhan mereka, (yaitu) menuju jalan Tuhan Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji. Memberi kenyaman bagi pengunjung dan pedagang; Membantu kegiatan dalam pusat perdagangan yang berlangsung Membantu pengunjung untuk memilih barang yang di pasarkan dan membantu kontrol bagi pemakai ruang terhadap peralatan dan karyawan.
Dasar pertimbangan : Besarnya luas lantai ruang, sehingga tidak memungkinkan memanfaatkan cahaya alami secara keseluruhan. Adanya dua system penerangan, yaitu penerangan khusus untuk obyek utama dan pencahayaan umum untuk pencahayaan ruang keseluruhan. Tabel. 4.1. Karakterisitik pencahayaan dalam ruangan
MACAM
SUMBER
+
-
Pencahayaan
Sinar matahari
menghemat biaya
Menimbulkan
alami
(daylight)
diperlukan oleh
masalah panas dan
PENCAHAYAAN
melalui
vegetasi yang commit to user
silau terhadap
BAB IV - 73
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
jendela,
berada di dalam
ventilasi, dan
bangunan
bangunan
atrium Pencahayaan
Berbagi jenis
buatan
lampu (wall, ceiling, spot light,dll)
penunjang aktifitas malam hari memberi karakter dan suasana
Biaya maintenance tinggi
terhadap bangunan menunjang estetika bangunan Sumber: Materi Kuliah Fisika Bangunan II, Ir. Bonny Heru Santoso, M.App.Sc
a.
Pencahayaan alami sunnatulloh Digunakan untuk ruang-ruang yang sifatnya publik. Pencahayaan ini digunakan dengan prinsip pembukaan samping untuk pencahayaan ruang dengan konsekuensi makin jauh dari lubang jendela sinar makin berkurang, untuk mengatasi hal tersebut perlu adanya pembentukan ventilasi silang.
b.
Pencahayaan buatan Penggunaan penerangan buatan karena tuntutan fungsi dan kondisi sebagai berikut :
Untuk semua orang sesuai dengan kebutuhan, pada waktu malam hari.
Cuaca yang kurang kondusif untuk perdagangan / jual – beli sehingga terang cahaya alami berkurang
Untuk ruang - ruang tertutup pada siang hari atau pada kondisi cuaca redup.
Sebagai penerangan khusus untuk mengekspose suatu obyek.
Dasar pertimbangan pengaturan system dan kekuatan pencahayaan buatan adalah : commit to user
BAB IV - 74
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Jumlah/kekuatan cahaya yang dibutuhkan untuk suatu keperluan tertentu.
Tata letak penempatan lampu terhadap obyek yang membutuhkan penyinaran.
Jenis dan warna lampu yang sesuai dengan kebutuhan.
Jenis-jenis pencahayaan buatan yang digunakan :
Lampu pijar dan lampu TL Untuk ruang-ruang yang membutuhkan kuat penerangan sedang/kecil : Ruang-ruang pengelolaan, lavatory, dan ruang servis. -
Jenis TL dengan spesifikasi : suhu warna 4100 K, indeks pencahayaan 96, arus cahaya khusus 43.
Lampu pijar / down light dipakai daya 60 watt.
Special lighting Untuk ruang-ruang yang membutuhkan kuat penerangan khusus, serta menciptakan suasana ruang yang berbeda, digunakan lampu-lampu spotlight. Tabel. 4.2. Standart pencahayaan dalam ruang Tipe ruang
Kuat penerangan (Lux)
Kantor/r. Administrasi /pengelolaan
150
r. pendidikan
120
r. perdagangan
120
( sumber : YB Mangunwijaya, pengantar fisika bangunan )
4.1.7.2. Penghawaan ( angin )
( Q.S. 25 : 48 )
commit to user
BAB IV - 75
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dialah yang meniupkan angin (sebagai) pembawa kabar gembira dekat sebelum Luas Lantai
Luas ventilasi
kedatangan rahmat-nya (hujan); dan
Kami
turunkan dari
langit air yang amat bersih.
Tujuan utama pengaturan system penghawaan pada bangunan, adalah: - Menjaga temperatur udara dalam ruangan agar tidak terlalu panas/dingin sehingga dapat memberikan kenyamanan. - Mengontrol kelembaban dalam ruang. - Membuat aliran udara dalam ruang. Berdasarkan pertimbangan besarnya luas lantai pada ruang penjualan, yang mengakibatkan meratanya sirkulasi udara menjadi sulit dicapai jika hanya menggunakan ventilasi penghawaan alami. Penghawaan alami sunnatulloh Factor-faktor yang mempengaruhi system penghawaan alami antara lain : - Kebutuhan udara bersih 20-30 cuft/orang, yang didasarkan pada tuntutan kenyamanan dan kesehatan. - Kecepatan angin 0,1 –0,2m/det. - Orientasi bangunan. - Arah angin. Dasar pertimbangan perencanaan system penghawaan secara alami adalah: - Lebar bukaan. - Arah hadap bukaan. Dalam kaitannya dengan system penghawaan dalam bangunan, standart luasan bukaan minimal dalam bangunan adalah 1/3 luas lantai atau sesuai dengan perhitungan menggunakan rumus: Tabel. 4.3. Perhitungan Besaran Bukaan Ventilasi Udara
commit to user
BAB IV - 76
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
0 -50
0,4 % x luas lantai
51 -100
0,5 % x luas lantai
101 -200
0,6 % x luas lantai
201 - 300
0,7 % x luas lantai
301 - 500
0,8 % x luas lantai
501 - 750
0,9 % x luas lantai
> 750
1,0 % x luas lantai
Sumber: Materi Kuliah Fisika Bangunan II, UNS Ir. Bonny Heru Santoso, M.App.Sc
A
V Vi
Dimana: A = Luas lubang penghawaan (m2) V = Kebutuhan udara rata-rata (0,085 m2/det = 30 m3/jam) Vi= Kecepatan angin dalam ruang (1,6 – 4,8 km/jam)
Teknik penghawaan yang digunakan adalah menggunakan teknik penghawaan : - Ventilasi Horizontal Udara akan mengalir dari bukaan yang terletak diantara dua dinding yang berhadapan pada ketinggian yang tidak sama (cross ventilation) - Ventilasi Vertikal Udara akan dialirkan melalui bukaan yang terletak di langit-langit dengan jarak jauh yang dialiri melalu cerobong udara (efek cerobong) dengan memanfaatkan arus angin dan ketinggian bangunan. Cerobong uada ini terletak puncak atrium ( bagian tengah ). Bukaan yang digunakan dengan memasang pengatur udara / kipas penyedot (blower) hingga udara yang mengalir dapat diatur. Penghawaan Buatan commit to user Dasar pertimbangan : BAB IV - 77
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
- Kondisi klimatologis kota Surakarta suhu rata-rata maksimum 33,6 C – minimum 21,1 C dan kelembaban rata-rata 77%. - Syarat kenyamanan ruang maksimal sebesar 8 C. Maka dipilih penghawaan buatan : - Sistem Air Conditioning Digunakan pada ruang : ruang - ruang penjualan, ruang-ruang umum seperti lobby, hall, convention room, untuk ruang-ruang pengelola. - Sistem Exhaust Fan Dimaksudkan untuk ruang-ruang tertentu dalam bangunan yang tidak memerlukan AC dan system ventilasi khusus seperti : toilet, dapur, gudang, locker, showers, laundry center, parkir, house keeping room. - Blower Digunakan untuk ruang-ruang seperti maintenance sp, mekanikalelektrikal dan gudang umum.
4.2. ANALISA PENDEKATAN LOKASI DAN TAPAK 4.2.1. Analisa Pemilihan Lokasi dan Site 4.2.1.1.
Analisis pemilihan lokasi
a. Tujuan : untuk mendapatkan lokasi yang sesuai untuk bangunan yang direncanakan yaitu Pusat Perdagangan Perlengkapan Muslim di Surakarta. b. Dasar pertimbangan :
Sesuai dengan rencana umum tata ruang kota Surakarta Lokasi harus terletak di daerah pengembangan (rencana kota) untuk aktivitas perdagangan dan jasa.
Aksesibilitas Pencapaian ke lokasi yang mudah dan didukung pula kemudahan sarana dan prasarana dalam kota, serta sirkulasi yang lancar dalam mencapai lokasi.
Jaringan utilitas
commit to user
BAB IV - 78
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tersedianya
jaringan utilitas kota pada
lingkungan kawasan yang
meliputi jaringan listrik, telepon, air bersih dan air kotor.
Ketersediaan lahan Lokasi harus memiliki ketersediaan lahan yang mencukupi untuk bangunan Pusat Prdagangan Perlengkapan Muslim di Surakarta yang direncanakan.
c. Alternatif lokasi : 1. Site Belakang Hotel Agas, Jalan Yosodipuro 2. Site Utara Luwes Lojiwetan, Jalan Kapt. Mulyadi d. Penilaian alternatif lokasi Berikut disajikan penilaian terhadap pemilihan dari dua alternatif site yang ada: Tabel. 4.4. Pembobotan penentuan lokasi
No Kriteria 1. Terletak di lingkungan perdagangan 2. Aksesibilitas mudah 3. Jaringan utilitas 4.
pusat
Ketersediaan lahan TOTAL
Lokasi 1
Lokasi 2
A/2
A/3
A/3 A/2 B/1 3A/8
A/3 A/2 A/2 4A/10
Sumber : Analisa Pribadi, 2010 Keterangan nilai:
keterangan bobot:
3
: sangat baik
A
: MEMENUHI
2
: baik
B
: kurang MEMENUHI
1
: kurang baik
commit to user
BAB IV - 79
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2
11
Berdasarkan penilaian di atas maka lokasi terpilih terletak di Jalan Kapt. Mulyadi ( Utara Luwes Lojiwetan ), yang termasuk kedalam SWP III Kota Surakarta.
4.2.1.2. Analisis Pemilihan Site a. Tujuan : mendapatkan site/tapak yang sesuai dengan karakter bangunan Pusat Perdagangan Perlengkapan Muslim di Surakarta. b. Dasar pertimbangan : Pencapaian ke lokasi mudah. Luasan
tapak
mencukupi untuk
dibangun
Pusat Perdagangan
Perlengkapan Muslim di Surakarta. Utilitas dan jaringan Infrastruktur yang lengkap TAPAK bukan merupakan bangunan konservasi dan fasilitas umum. Berdasarkan pertimbangan di atas diperoleh site/tapak untuk perancangan Pusat Perdagangan Perlengkapan Muslim di Surakarta berada di utara dari bangunan luwes lojiwetan yang merupakan supermarket terkemuka di kota Surakarta. Juga berdekatan dengan BTC ( Beteng Trade Center ) serta PGS ( Pusat Grosir Solo ). Hal ini sangat mendukung dengan bangunan rencana Pusat Perdagangan Perlengkapan Muslim. c. Tinjauan site commit to user
BAB IV - 80
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tapak terletak di sebelah utara Luwes Lojiwetan ( Timur Benteng Vasternburg )
Kepadatan lalu lintas di sekitar site tergolong tinggi. Karena termasuk akses jalan menuju Masjid Riyadh dan Masjid Assegaf Pasarkliwon.
Lingkungan merupakan daerah pusat perdagangan dan jasa.
Gambar. 4.1.Site Terpilih
Batas-batas tapak terpilih:
Disebelah utara
: Ruko perdagangan
Disebelah timur
: Permukiman penduduk
Disebelah selatan
: Luwes Lojiwetan
Disebelah barat
: Benteng Vasternberg
4.2.2. Analisa Penataan Site 4.2.2.1. Analisis Pencapaian Analisa sistem pencapaian dilakukan untuk menentukan rancangan pencapaian yang paling tepat dalam desain perancangan pada site. Analisa ini mencakup penentuan letak main entrance dan site entrance pada site. Dasar pertimbangan yang digunakan untuk menentukan hal tersebut dijelaskan sebagai berikut, commit to user
BAB IV - 81
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel.4.5. Dasar pertimbangan penentuan pencapaian
ME(Main Entrance) Dilalui alat transportasi umum Mampu mengarahkan pengunjung Menghadap jalan utama, agar sirkulasi mudah Kesesuaian dengan arus lalulintas yang ada agar tidak membuat kemacetan
SE(Side Entrance) Pencapaian zone service (bagian samping) lebih mudah Menghadap jalan kecil, agar tidak mengganggu aktivitas Kondisi arus lalulintas rendah
( Sumber: analisa pribadi )
Analisa : Main Entrance sebaiknya diletakkan pada jalan Kapt. Mulyadi, dimana jalan ini merupakan jalan utama dari site terpilih. Dengan kepadatan lalulintas yang tinggi. Sedangkan untuk Side Entrance diletakkan pada jalan kecil samping. Peletakan side entrance pada bagian utara site , sehingga sesuai dengan fungsinya sebagai service entrance.
Gambar. 4.2.Analisis Pencapaian
4.2.2.2. Analisa Orientasi Bangunan Analisa orientasi bangunan dilakukan untuk mendapatkan perancangan arah orientasi bangunan yang tepat. Dasar pertimbangan yang digunakan dalam penentuan ini antara lain, commit to user
BAB IV - 82
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Mengingat bahwa masjid digunakan untuk penghuni bangunan perdagangan serta tidak menutup kemungkinan untuk menampung jama’ah dari lingkungan sekitar. Keberadaan jalan disekitar site Arah pergerakan lalu lintas disekitar site Sudut pandang ke dalam site dari jalan Letak ME dan SE, sebagai sirkulasi manusia ke dalam site Analisa : Karena jalan Kapt.Mulyadi merupakan satu-satunya jalan arteri yang mengelilingi site maka jalan tersebutlah yang menjadi acuan arah orientasi bangunan. Karena dengan demikian akan sesuai dengan arah pergerakan lalu lintas disekitar site dan sesuai dengan sudut pandang pengendara/pejalan.
Gambar. 4.3.Analisis Orientasi Bangunan
4.2.2.3. Analisis Sirkulasi Faktor yang menentukan penentuan pola sirkulasi adalah: Pola lalulintas di sekitar site. Kemudahan dan kelancaran akses kendaraan dan pejalan kaki keluar-masuk site, serta adanya pertimbangan parkir kendaraan. Kenyamanan dan keamanan akses kendaraan dan pejalan kaki di dalam site. Sirkulasi dalam site dibedakan menjadi : Sirkulasi pengunjung berkendaraan commit to user Sirkulasi pejalan kaki, tidak terjadi crossing antar pengguna.
BAB IV - 83
perpustakaan.uns.ac.id
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM digilib.uns.ac.id
Sirkulasi servis, tersembunyi dari arah datangnya pengunjung. Sirkulasi kendaraan umum -kemudahan akses pencapaian
4.2.2.4. Analisa Zonifikasi Kelompok Kegiatan Analisa zonifikasi kelompok kegiatan dilakukan untuk mendapatkan zonifikasi yang tepat untuk masing-masing kelompok kegiatan dalam perancangan Pusat Perdagangan Perlengkapan Muslim di Surakarta. Dasar pertimbangan yang digunakan dalam analisa ini antara lain, a. kedekatan hubungan antar kelompok kegiatan b. tingkat kedekatan dengan entrance / lingkungan luar c. tingkat kenyamanan noise yang dibutuhkan d. tingkat kebutuhan terhadap pencahayaan
Analisa : Tiap kelompok kegiatan memiliki karakter dan fungsi yang tersendiri, sehingga penentuan zona tiap kelompok kegiatan harus memperhatikan pertimbangan yang telah disebutkan sebelumnya. Pertimbangan zonifikasi terkait kedekatan hubungan
ruang didasarkan pada analisa keruangan yang sudah
dilakukan sebelumnya. Dimana kelompok kegiatan yang pelaksanaannya saling beriringan otomatis memiliki hubungan ruang yang dekat sehingga letaknya didekatkan. Dalam hal sifat kelompok kegiatan terbagi menjadi 2 yakni yang bersifat publik dan servis. Untuk kelompok kegiatan publik akan diletakkan dekat dengan lingkungan luar karena merupakan fungsi yang dapat digunakan masyarakat umum.
4.3. ANALISA PENDEKATAN ARSITEKTUR ISLAMI 4.3.1. Analisa terhadap nilai – nilai estetika, seni, dan kreatifitas Analisa terhadap nilai-nilai estetika, seni dan keatifitas dilakukan untuk memberikan sebuah persepsi tentang keindahan Islam yang diterapkan ke dalam bangunan agar dapat memberikan stimulus kepada pengguna sehingga mengingat Keagungan dan kekuasaan Allah SWT. Stimulus ini diwujudkan dengan simbolcommit to user simbol yang biasa diterapkan dalam bangunan-bangunan Islami, antara lain :
BAB IV - 84
perpustakaan.uns.ac.id
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM digilib.uns.ac.id
a. Analisa Pemilihan Warna Pemilihan warna merupakan salah satu komponen pembentuk zona ruang yang paling dominan.Pertimbangan terkait pemilihan warna dalam Arsitektur Islami : Mewakili warna ciptaan Tuhan di alam semesta Warna yang telah memiliki makna yang dipahami umum Identik dengan agama (Islam) Tingkat dominasi penerapan dalam preseden
( Q.S.55 : 64 )
kedua surga itu (kelihatan) hijau tua warnanya.
( Q.S.18 : 31)
Mereka Itulah (orang-orang yang) bagi mereka surga 'Adn, mengalir sungai-sungai di bawahnya; dalam surga itu mereka dihiasi dengan gelang emas dan mereka memakai Pakaian hijau dari sutera halus dan sutera tebal, sedang mereka duduk sambil bersandar di atas dipan-dipan yang indah. Itulah pahala yang sebaikbaiknya, dan tempat istirahat yang indah;
( Q.S.15 :28 ) Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari commit to user lumpur hitam yang diberi bentuk,
BAB IV - 85
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
(Q.S.3:107)
Adapun orang-orang yang putih berseri mukanya, Maka mereka berada dalam rahmat Allah (surga); mereka kekal di dalamnya. Beberapa alternative warna yang sering diterapkan dalam arsitektur Islami antara lain warna kuning/emas, hijau, biru, putih, hitam, dan coklat. Untuk memberikan penilaian pada alternatif yang ada digunakan standar pembobotan sebagai berikut, Penerapan standar pembobotan yang telah ditentukan pada pemilihan warna untuk Pusat Perdagangan Perlengkapan Muslim, yaitu Tabel. 4.6. Penerapan penilaian pemilihan dominan warna NO 1 2 3
ASPEK YANG DINILAI
PEMBOBOTAN emas hijau biru putih hitam Mewakili warna ciptaan Tuhan 1 3 3 3 1 di alam semesta Identik dengan agama(Islam) 3 3 1 2 1 Tingkat dominasi penerapan 3 3 1 2 1 dalam preseden TOTAL 7 9 5 7 3
coklat 3 2 3 8
( Sumber : analisa pribadi, 2010 )
Berdasarkan penilaian yang dilakukan maka warna yang dinilai paling efektif menciptakan seting berkonsep arsitektur Islami adalah warna hijau. Dan untuk mengatasi repetisi berlebihan yang berujung pada kebosanan maka diaplikasikan pula warna lain sesuai tingkat efektifitas atau dapat pula di gradasi. b. Analisa Proporsi Setting Dengan menggunakan dasar penggunaan simbol berkonsep religi yang didapat dari telaah preseden serta telah diungkapkan pada bab II maka skala proporsi yang dinilai dapat memberikan pengingatan pada kekuasaan Tuhan adalah skala proporsi heroik. commit to user
BAB IV - 86
perpustakaan.uns.ac.id
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM digilib.uns.ac.id
Bentukan berskala heroik dapat diciptakan dengan melebih-lebihkan skala proporsi pada ruang atau bangunan, sehingga perbandingan antara skala seting jauh lebih besar dari skala pengamatnya (sama sekali tidak antroposentris). Semakin besar perbandingan maka semakin besar pula stimulus yang diberikan sehingga semakin kuat perasaan pengamat bahwa dia merasa kecil. Beberapa perbandingan skala proporsi yang mungkin dapat diterapkan pada seting antara lain sebagai berikut, a)
Ruang dengan ceiling standard setinggi 3 meter
Gambar. 4.4. Ruang antroposentrik ( sumber: Hidayatul Muslihah, TA. 2009 )
Dari ilustrasi tersebut kita dapat memembayangkan atau mengingat pengalaman kita pada ruang serupa, bahwa ruang tersebut memberikan kenyamanan bagi pengguna untuk beraktifitas. Namun sayangnya tanpa ada persepsi lain yang muncul selain atribt kenyamanan tersebut. b) Ruang dengan perbandingan proporsi tiga kali lebih besar yakni dengan ceiling
setinggi 6 meter
Gambar. 4.5. Ruang berceiling setinggi 6 meter ( sumber: Hidayatul Muslihah, TA. 2009 )
Dari ilustrasi terlihat bahwa ruangan tersebut selain memberikan kenyamanan sekaligus memberikan rasa keleluasaan bagi penggunanya.
commit to user
BAB IV - 87
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
c) Ruang dengan perbandingan proporsi lima kali lebih besar yakni dengan ceiling
setinggi 8 meter
Gambar. 4.6. Ruang berskala heroik ( sumber: Hidayatul Muslihah, TA. 2009 )
Dari ilustrasi terlihat bahwa ruang dengan ceiling yang tinggi membuat pengguna semakin merasa kecil. Ketinggian ceiling dalam batas tertentu memberikan kesan agung namun bila terlalu besar juga dapat menimbulkan stress/ketakutan. Selain pada ruang, skala heroik juga dapat diaplikasikan pada seting lain yakni pada bagian bangunan. Seting lain yang memungkinkan menggunakan konsep skala heroik antara lain,
kolom-kolom
bukaan dinding(pintu adn jendela) Untuk memperkuat stimulus tersebut dapat pula digunakan teori keunikan
/novelty dan keterkejutan. Sehingga pengamat dihadapkan pada ruang berskala antoposentris terlebih dahulu sebelum melalui seting yang berskala heroik.
Gambar. 4.7. Peningkatan kualitas stimulus melalui keunikan dan keterkejutan ( sumber: Hidayatul Muslihah, TA. 2009 )
commit to user
BAB IV - 88
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Setelah mengetahui bagaimana mencipkaan seting berskala heroik maka analisa bentuk seting ini menjadi feed back untuk analisa peruangan terkait penentuan seting berkonsep religi. Dalam tabel berikut dapat dijelaskan pada seting mana saja skala heroik akan diterapkan dalam perancangan, Tabel.4.7. Setting dengan penerapan konsep skala heroik
No. 1 2 3 4
Alternatif Seting Menara Hall penerimaan Area sirkulasi Masjid
Penerapan
( Sumber : Analisa Pribadi, 2010 )
Pada ruang-ruang yang digunakan untuk beraktifitas penerapan alternatif kedua yakni proporsi tiga kali dirasa sudah cukup menimbulkan kesan heroik. Hal ini perlu dilakukan untuk menghindari sikap mubadzir / pemborosan. Namun pada seting khusus untuk menciptakan keterkejutan dapat dilakukan dengan penerapan void sehingga skala proporsi antara ketinggian orang dengan ketinggian bangunan yang semula hanya tiga kali dapat berlipat sesuai jumlah lantai void pada bangunan tersebut. c. Analisa Bentuk Setting ( Ruang dan Bangunan ) Pemilihan bentuk merupakan komponen pembentuk rona ruang berikutnya yang tergolong dominan. Pertimbangan terkait pemilihan bentuk sebagai simbolisasi pengingatan terhadap Tuhan antara lain, Memberi kesan keleluasaan Merupakan bentuk yang memiliki arti simbolis / filosofis Identik dengan bangunan religius Islam Bentukan yang unik ( mampu mencuri perhatian pengamat ) Kesesuaian dengan fungsi
Sedemikian halnya dengan pemilihan warna, alternatif pertimbangan bentuk juga mengacu pada bentukan arsitektur yang berkembang dalam arsitektur Islam . Bentuk tersebut antara lain segitiga, segi empat, segi enam, segi delapan, dan commit to user lingkaran. Penerapan standar pembobotan yang telah ditentukan pada pemilihan
BAB IV - 89
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
bentuk untuk Pusat Perdagangan Perlengkapan Muslim di Surakarta dijabarkan pada tabel berikut, Tabel. 4.8. Penerapan penilaian bentuk religi No. 1 2 3 4 5
Pertimbangan
Pembobotan
Kesan keleluasaan Memiliki arti simbolis / filosofis Identik dengan bangunan religius Islam Memiliki keunikan Kesesuaian dengan fungsi TOTAL
1 3 2
2 3 1
2 3 3
3 3 3
3 3 3
3 Religi
1 Umum
3 Religi
3 Religi
2 Umum, Religi
9R 7U 11 R Sumber : Analisa Pribadi, 2010
12 R
11 RU
Jadi berdasar pembobotan yang telah dilakukan maka bentuk yang mampu memberikan pengingatan akan kekeuasaaan Tuhan dalam seting kegiatan religi adalah segi enam, segi delapan, dan lingkaran. Sedangkan pada setting kegiatan yang sifatnya umum, bentuk yang sesuai adalah persegi-empat dan lingkaran. Kesemua bentuk yang dipilih dapat diaplikasikan secara tunggal ataupun dikombinasikan sesuai kebutuhan selama mempertimbangkan pada nilai fungsi sebagai pusat perdagangan dan estetika bangunan. d. Analisa Pendekatan Konsep Dekorasi Analisa penggunaan ornamen dekorasi keislaman dilakukan untuk mendapatkan
nuansa
keislaman
dalam
bangunan
Pusat
Perdagangan
Perlengkapan Muslim di Surakarta yang sekaligus dapat menunjang konsep seting religi yang diterapkan. Hal yang dipertimbangkan dalam pemilihan ornamentasi bangunan antara lain, a.Kesesuaian dengan fungsi bangunan sebagai fasilitas perdagangan b.Karakter dan citra bangunan Islami yang ingin ditampilkan c. Unsur-unsur arsitektural ( skala, proporsi, ritme, kesatuan dan keseimbangan ) d.Kesesuaian dengan ajaran Islam yang ada ( indah, sederhana, tanpa reduplikasi
makhluk hidup ) e.Mempunyai fleksibilitas dalam peletakannnya
commit to user
BAB IV - 90
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dari pertimbangan tersebut diatas dapat dilakukan analisa
awal terkait
dekorasi apa saja yang sesuai untuk diterapkan. Penilaian terkait dekorasi keislaman dibandingkan dengan pertimbangan yang ada dapat dilihat dari tabel berikut, Tabel.4.9. Penilaian terhadap dekorasi yang sesuai diterapkan dalam PPPM No.
Pertimbangan
Dekorasi Ornamen geometri
Ornamen floral
Kesesuaian sebagai fasilitas publik 2 Karakter dan citra bangunan Islami 3 Unsur Arsitektur 4 Kesesuaian dengan ajaran Islam 5 Fleksibilitas dalam penerapannya Dekorasi yang memenuhi seluruh x persyaratan ( Sumber: analisa pribadi, 2010 ) 1
Bentuk lengkung
Muqarnas
Kaligrafi
x
Berdasarkan hasil pertimbangan tersebut maka diketahui bahwa tidak semua dekorasi dalam Arsitektur Islam sesuai dan dapat diterapkan pada Pusat Perdagangan Perlengkapan Muslim di Surakarta. Analisa lebih lanjut terkait wujud dekorasi yang nantinya akan diterapkan pada desain dijabarkan sebagai berikut, a) Ornamen geometris Yang termasuk dalam bentuk geometris adalah garis, bidang, lengkung, segi banyak, dan lain-lain yang semuanya masuk dalm ilmu ukur, termasuk di dalamnya sudut dan luas bidang geometri. Prinsip penggunaannya beragam sesuai tempat yang dihias. Analisa: Ornamen geometris yang diterapkan dalam pembentukan seting dapat diperoleh dengan memadukan bentuk-bentuk dasar yang berkembang dalam dekorasi keislaman sekaligus yang memiliki makna yang telah diketahui sebelumnya. Bentuk-bentuk tersebut antara lain segi tiga, segi empat, dan commit to user segi delapan.
BAB IV - 91
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Hal yang perlu diingat dalam mengkombinasikan bentuk tersebut adalah menghindari terciptanya bentuk crossing / salib (+) karena bentukan ini identik dengan dekorasi Nasrani. Kombinasi bentuk tersebut kemudian diulang-ulang ( repetisi ) hingga memenuhi suatu bidang. Sehingga bentuk yang ada terlihat semakin kompleks dan dapat dikategorikan sebagai dekorasi Islam
Gambar.4.8. Analisa bentuk model dekorasi ( Sumber: analisa pribadi, 2010 )
Model dekorasi ini pada desain nantinya diterapkan pada permukaan dinding pada bangunan. Secara teknis pada dinding dalam ornamen ini menggunakan wallpaper sedangkan pada dinding luar diaplikasikan dengan pengecatan menggunakan roller bermotif. b) Bentuk lengkung Penggunaan bentuk lengkung dalam arsitektur Islam pada umumnya banyak diaplikasikan pada bentuk-bentuk bukaan, sekat antar ruang, lorong sirkulasi, dan penutup atap. Analisa: Pada perkembangan arsitektur Islam bentuk lengkung yang berkembang sangatlah beragam sebagaimana alternatif berikut,
Gambar.4.9. Alternatif model lengkung/arch ( Sumber: analisa pribadi ) commit to user
BAB IV - 92
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dari ketiga bentuk lengkung tersebut, bentuk yang dinilai paling dinamis dan merepresentasikan kegiatan perdagangan citra keislaman adalah bentuk (C). Penerapan bentuk lengkung tersebut dijadikan point of interest
dari
suatu
bidang
yang
menandakan
keutamaan
dari
sesuatu(entrance dari suatu kelompok ruang). c) Kaligrafi Kaligrafi merupakan seni tulis indah huruf arab, kalimat yang dikaligrafi biasanya merupakan firman Allah SWT dalam Al Qur’an, hadist, maupun semboyan Islami. Analisa: Mengingat tidak seluruh pengguna mengetahui makna / arti dari bahasa Arab maka kaligrafi yang diterapkan dalam dekorasi sifatnya berupa pengingatan dan pembentukan nuansa Islami. Pengembangan bentuk huruf Arab yang digunakan sebagai berikut,
ﻣﺣﻣد أﻟﺣﻣد ﷲ Gambar.4.10. Pengembangan huruf Arab sebagai dekorasi kaligrafi ( Sumber: Farhan Mubarok, TA.2010 )
Aplikasi model kaligrafi tersebut dirangkai dengan cara mengulang bentuk yang ada pada suatu bidang hingga penuh dalam satu baris. Bentuk commit to user
BAB IV - 93
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
kaligrafi ini dapat juga dikombinasikan dengan dekorasi geometris yang telah diperoleh pada analisa sebelumnya. Dari seluruh anlisa yang telah dilakukan pada elemen dekorasi yang ada, penerapan dekorasi pada Pusat perdagangan perlengkapan muslim di Surakarta secara umum tidak lepas dari pakem yang ada hanya saja dipilih ornamen yang lebih rumit, modern, dan ekspresif sebagaimana ornamen yang berkembang di Mekah.
e. Analisa Terhadap pemeliharaan Kebersihan / kesucian Kebersihan menjadi salah satu hal yang mutlak dalam Arsitektur Islami Karena kebersihan merupakan salah satu hal yang ditekankan dalam Islam, baik meliputi kebersihan dalam jasad (fisik), hati, pikiran. Begitupun dengan bangunan, kebersihan dalam bangunan dapat membantu mengkondisikan kita untuk selalu dalam keadaan bersih, teutama ketika kita akan beribadah. Pemeliharaan kebersihan dalam bangunan dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain : a.
Membuat zona-zona di dalam bangunan yang memisahakan
antara zona suci dengan zona tidak suci sesuai dengan kebutuhan, seperti yang kita lihat di masjid, sering kita jumpai adanya batas suci yang bertujuan untuk menjaga kebersihan dan kesucian di dalam masjid dari segala najis. Sebelum kita masuk ke dalam masjid terdapat sebuah kolam dangkal untuk membersihkan kaki kita, setelah melewati kolam tersebut maka kita tidak didijinkan untuk memakai alas kaki. b.
Menyediakan fasilitas-fasilitas untuk menampung sampah di
dalam bangunan. Bentuk fasilitas ini dapat didesain secara khusus sehingga mampu menjadi unsur dekorasi sekaligus. c.
Penyediaan utilitas bangunan yang baik sesuai dengan standar-
standar arsitektural yang telah ada. Perencanaan bangunan ini. Kebersihan selalu menyejukkan siapa pun yang memandang dan menikmatinya. Kebersihan meliputi kesucian jiwa, commit to user
BAB IV - 94
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
kesucian ragawi, pakaian yang bersih, memelihara kebersihan lingkungan, dan memakan makanan yang bersih.
f. Analisa terhadap penerapan tidak bermewah-mewahan Sebuah rumah atau suatu bangunan yang sangat megah dan mewah akan membawa kebanggaan bagi pemiliknya dan kekaguman bagi orang yang memandangnya. Namun keadaan itu justru sering membuat pemiliknya menjadi sombong, bakhil, serta lalai dari mengingat Allah. Padahal kesenangan itu hanya bersifat sementara. Terlebih untuk sebuah masjid, karena dapat melalaikan orang yang shalat. Suatu kaum atau negara yang memiliki masjid tersebut akan lebih membanggakan bangunannya daripada memakmurkan masjid dengan ibadah atau ta’lim. Arsitektur Islami tidak terlepas dari seni dan keindahan namun harus pada batas yang wajar, tidak terlalu megah dan mewah. Penerapan : Rata-rata ketinggian bangunan maksimal 4 lantai.
g. Analisa terhadap efektifitas biaya dan ruang Dalam perencanaan ruang dan tata ruang pada umumnya menghendaki agar ruang-ruang yang terbentuk lebih efektif dan fungsional sehingga dengan demikian dapat menekan biaya. Namun harus dapat optimal dari segi penampilan, kenyamanan dan keamanan Penerapan : Rata-rata ketinggian bangunan maksimal 4 lantai. h. Analisa terhadap pemisahan ruang antara putra dan putri (Hijab) Pemisahan pada ruang ganti antara putra dan putri yang di tampilkan dengan kesan agar tetap terjadi sosialisasi di dalam bangunan. Sehingga proses perdagangan tidak terganggu dengan adanya penerapan pemisahan ruang ganti untuk putra dan putri.
commit to user
BAB IV - 95
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
4.4. ANALISA PENDEKATAN MASSA BANGUNAN 4.4.1. Pendekatan Pola Tata Massa Pola tata massa merupakan organisasi dan hubungan antar massa bangunan yang memperhatikan kondisi site dan lingkungan sekitar site. Adapun yang menjadi kriteria dalam penentuan pola tata masa bangunan adalah: - Antar massa bangunan memiliki keterikatan yang sesuai dengan aktifitas kegiatan dan fungsinya. - Pencapaian antar massa bangunan mudah dengan pola sirkulasi yang mampu mengakomodasi seluruh kegiatan. - Dalam Islam dikenal adanya konsep tawazun (seimbang) yang menginspirasi bentuk masa yang simetri dalam gubahannya. Berikut beberapa alternatif organisasi massa dan hubungan antar massa menurut Francis D.K. Ching1: Tabel.4.10. Organisasi massa dan hubungan antar massa
Terpusat
Linier
Alternatif Pola Tata Masa Radial
Grid
Cluster
( Sumber : Francis D.K. Ching
Pola tata masa yang diambil dalam Arsitektur Islami mengacu pada orientasi utama umat Muslim Dunia yakni menghadap qiblat. Dengan demikian pola yang terbentuk dari orientasi seluruh umat Muslim di berbagai belahan dunia adalah pola terpusat. Ka’bah di Makkah menjadi pedoman arah shalat Muslim berdasarkan commit to user 1
Francis D.K. Ching, Arsitektur: Bentuk, Ruang & Susunannya, Erlangga, Jakarta. 1985. Hlm. 205.
BAB IV - 96
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
petunjuk Allah Subhānahu wa Ta’ālā dan menjadi tempat berkumpulnya umat Muslim sedunia pada saat melakukan ibadah haji. ( Sumber:Mubarok farhan, TA.2010 )
4.4.2. Analisa Pendekatan Sirkulasi Sirkulasi adalah suatu proses pergerakan dari satu titik (ruang) ke titik (ruang) yang lain, sesuai dengan arah dan kebutuhan yang ingin dicapai. Francis D.K. Ching2 menyebutkan beberapa pola sirkulasi sebagai berikut. Tabel.4.11.Macam Pola Sirkulasi Alternatif Pola Sirkulasi Spiral
Linier
Radial
Jaringan
Grid
( Sumber : Francis D.K. Ching )
Agar segala bentuk kegiatan dapat terakomodasi dengan baik maka diperlukan suatu bentuk pola/sistem sirkulasi yang aman dan lancar. Sirkulasi yang aman yaitu sirkulasi yang memungkinkan suatu proses pergerakan dari suatu rangkaian kegiatan berlangsung tanpa mendapatkan halangan serta menjauhi syubhat. Untuk mewujudkan sirkulasi yang aman diperlukan perencanaan sirkulasi dengan memerhatikan hal sebagai berikut: commit to user 2
Francis D.K. Ching, Arsitektur: Bentuk, Ruang & Susunannya, Erlangga, Jakarta. 1985.
BAB IV - 97
perpustakaan.uns.ac.id
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM digilib.uns.ac.id
- Pembedaan jalur sirkulasi manusia dan barang, yang juga dalam hal ini adalah jalur sirkulasi utama yakni pengunjung dan jalur sirkulasi servis. Sirkulasi yang lancar adalah kondisi dimana suatu proses pergerakan dari suatu rangkaian kegiatan dapat berlangsung tanpa henti (mengalir), tak terhambat. Hal ini diwujudkan dengan cara: - Membagi jalur sirkulasi untuk masing-masing kegiatan yang ada, ditambah flow gerak yang cukup untuk kenyamanan. - Mewujudkan pola ruang yang memperhatikan hubungan antar ruang yang terbentuk sehingga dapat diketahui jalur dan arahan gerak sirkulasinya.
4.5. ANALISA PENDEKATAN SISTEM STRUKTUR Demikian menjadi perumpaan bahwa gabungan komponen-komponen hingga membentuk suatu kesatuan yang kokoh akan memberi nilai yang lebih akan kelebihan dan kekuatannya. Pendekatan sistem struktur menyangkut aspek keamanan pengguna yang memberi perhatian besar terhadap perencanaan dalam mempertimbangkan kekuatan dan ketahanan bangunan dalam menanggung bebannya sendiri, ataupun beban dikarenakan aktifitas yang berlangsung di dalamnya maupun beban atau pengaruh eksternal. Dalam merencanakan sistem struktur ada dua hal yang menjadi kriteria penentuan, yakni: Modul Horisontal Menggunakan modul dasar manusia berdasarkan skala tubuh dan area geraknya yakni 60 cm. Modul Vertikal Dihitung berdasarkan modul gerak manusia secara vertikal yakni 230 cm ditambah dengan dimensi balok, pipa AC dan pipa utilitas. 4.5.1. Sistem Sub Struktur Merupakan komponen struktur yang berada di bawah permukaan tanah yang berfungsi menyalurkan beban bangunan ke tanah. Struktur ini juga disebut pondasi. Sistem sub struktur memiliki berbagai alternatif sesuai dengan jenis, ketinggian dan keamanan bangunan serta kegiatan yang diwadahinya. Yang menjadi pertimbangan commit to user dalam penentuan sistem ini adalah:
BAB IV - 98
perpustakaan.uns.ac.id
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM digilib.uns.ac.id
1. Kondisi site dan daya dukung tanah. 2. Ketinggian bangunan. 3. Cukup mudah dalam pelaksanaan, perawatan dan daya tahan yang tinggi. 4. Fleksibilitas bentuk tinggi dan sesuai dengan tuntutan kegunaan dan kondisi bangunan. Beberapa alternatif sub struktur: 1. Foot plate. Mampu mendukung bangunan berlantai banyak, cocok untuk jenis tanah yang tidak terlalu keras, tidak perlu menggali tanah terlalu dalam. 2. Tiang pancang. Mendukung bangunan berlantai banyak, cocok untuk tanah yang cukup keras, penggalian tanah untuk pondasi cukup dalam. 3. Sumuran. Mendukung bangunan berlantai banyak, dapat digunakan pada berbagai jenis tanah, dimensi yang besar dan banyak membuang tanah galian. Hasil analisa : Sub struktur yang akan digunakan untuk bangunan pusat perdagangan perlengkapan muslim dengan foot plate dan sumuran.
4.5.2. Sistem Super Struktur Merupakan komponen struktur yang berada di atas permukaan tanah, yang berfungsi menyalurkan dari atas (atap) ke dalam tanah (pondasi). Yang menjadi pertimbangan penentuan sistem super struktur adalah: - Mampu mendukung ekspresi bangunan. - Efisiensi dan kemudahan dalam pengerjaan dan perawatan. - Mampu menahan beban horizontal dan vertikal yang diakibatkan oleh gaya angin dan gempa. 4.5.3. Struktur Atap Merupakan komponen struktur yang berfungsi melindungi bangunan beserta isinya dari pengaruh cuaca. Struktur ini terkadang sering menjadi perhatian utama commit to user
BAB IV - 99
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dan menjadi dasar pembeda berbagai gaya arsitektur, terutama pada arsitektur tradisional. Adapun yang menjadi pertimbangan penentuan struktur atap adalah : - Mampu menahan beban dan perlindungan terhadap gaya dan iklim yang bekerja seperti angin, hujan, panas dan dingin. - Kemudahan dalam pengerjaan. - Mampu mendukung ekspresi dan tampilan bangunan. Beberapa alternatif struktur atap: 1. Struktur rangka baja 2. Struktur kabel Dapat menahan atap dengan bentangan besar. 3. Struktur Space Frame
4.6. ANALISA PENDEKATAN SISTEM UTILITAS 4.6.1. Sistem Air Bersih
( Q.S.23 :50 ) Dan telah Kami jadikan (Isa) putra Maryam beserta ibunya suatu bukti yang nyata bagi (kekuasaan Kami), dan Kami melindungi mereka di suatu tanah tinggi yang datar yang banyak terdapat padang-padang rumput dan sumber-sumber air bersih yang mengalir. Sebuah naungan yang baik adalah kedekatannya dengan sumber air karena selain menjadi kebutuhan yang vital untuk minum, keberadaan air dalam Islam menjadi sarana bersuci yang merupakan pembuka ibadah seperti shalat, membaca Al-Qur`an dan thawaf. 1. Sumber Air Bersih Sumber air bersih berasal dari PDAM dan sumur tanah. Untuk air yang berasal dari sumur tanah, pendistribusiannya terlebih dahulu melalui water treatment untuk memperbaiki mutu air. commit to user
BAB IV - 100
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Sistem Distribusi Up Feed Distribution Yaitu air dipompakan langsung dari ground reservoir menuju outlet antara lain: fire hydrant dan keran-keran umum. Down Feed Distribution Yaitu air dari ground reservoir dipompakan menuju tangki atas dan didistribusikan menuju outlet dengan bantuan gravitasi. Digunakan untuk outlet-outlet antara lain: sprinkler head, shower, toilet, dapur dan lain sebagainya. Tandon Air
Distribusi P
PDAM P
Water Treatment
Ground Reservoir
Distribusi Distribusi
Sumur
Bagan.4.1. Sistem distribusi Air
4.6.2. Sistem Pengamanan Bahaya Kebakaran Api menjadi sumber kehancuran karena akan melalap habis hampir segala sesuatu yang ditemuinya. Sebagaimana Iblis yang diciptakan dari api menjadi sumber kehancuran akhlaq manusia. Seorang Muslim yang taat akan selalu merasa takut akan panasnya api yang membakar di neraka jahanam. Sebagaimana sebuah perencanaan bangunan yang baik akan mempertimbangkan dengan baik dalam menghadapai bahaya kebakaran yang bisa menimpanya.
4.6.2.1. Sumber Deteksi
Heat detector Digunakan sebagai alat deteksi apabila panas pada ruangan terjadi kenaikan yang drastis dan cenderung membahayakan. Standar kebutuhan alat 1 unit/75 m2. commit to user
BAB IV - 101
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Smoke Detector Digunakan sebagai alat deteksi apabila pada ruangan terdapat asap yang melebihi kadar yang ditentukan. Pemakaian berdampingan dengan heat detector. Standar kebutuhan alat 1 unit/75 m2.
Fire Alarm Alarm peringatan yang akan berbunyi bila terjadi kebakaran ataupun asap yang melebihi standar yang dideteksi oleh heat dan smoke detector. Standar kebutuhan 1 unit/225 m2.
4.6.2.2. Sistem Represif Sebagai sistem untuk menanggulangi meluasnya bahaya kebakaran yang meliputi alat pemadam kebakaran dan penunjangnya. Fire Hydrant Merupakan pilar-pilar yang dipasang pada tempat-tempat yang strategis di luar bangunan yang memiliki saluran yang berhubungan dengan sumber air dengan jangkauan standar sekitar 800 m2. Automatic sprinkler system Pemadam api otomatis yang terpasang pada plafond yang menyemprot air sesuai dengan suhu ruangan yang memanas. Standar sprinkler system 1 unit/25 m2. Fire Extinguisher Alat pemadam api praktis yang berupa tabung gas dan selang air yang berhubungan dengan saluran air. Dipakai berdampingan pada tempattempat rawan api, mudah dilihat dan dijangkau. Standar kebutuhan masing-masing 1 unit/200m2.
Ground Reservoir
Pompa
Fire Hydrant
Panel Kontrol
Automatic Sprinkler System Fire Extinguisher
to user Kebakaran Bagan.4.2.commit Sistem Pemadam
BAB IV - 102
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
4.6.3. Sistem sanitasi Sistem ini merupakan sistem pembuangan air yang peletakannya dijauhkan dari sumber atau jaringan air bersih. Air pembuangan ini dibedakan dalam 3 jenis: - Air kotor dari WC dan kamar mandi. - Air bekas wudhu` - Air kotor dari daerah servis (dapur/pantry). - Air hujan. Air kotor yang bersifat padat yang berasal dari WC dan toilet dibuang langsung ke septic tank dan menuju sumur peresapan. Air kotor yang bersifat cair yang berasal dari kamar mandi dan daerah servis dibuang langsung menuju riol kota. Khusus untuk yang berasal dari dapur/pantry terlebih dahulu ditampung pada bak penampung lemak. Air hujan yang melalui atap disalurkan lewat talang maupun langsung tempias ke tanah. Air hujan yang melalui talang dibuang melalui saluran-saluran pembagi dan bak kontrol sebelum kemudian dibuang ke riol kota. Sedangkan yang dari atap langsung ke tanah harus dipertimbangkan dengan pengolahan daerah (tanah) yang terkena jatuhan air hujan agar terhindar dari aus/terkikis. Air Hujan Dapur
Bak Penangkap Lemak
T. Wudhu`
Bak Kontrol
Riool Kota
Septic Tank
Sumur Peresapan
Kotoran Cair Lavatory
Kotoran Padat
Bagan.4.3. Sistem Sanitasi
Pendekatan Khusus Sistem Sanitasi dan Bersuci (Wudhu`) Islam memberikan perhatian yang sangat besar pada sarana bersuci seperti kakus, tempat wudhu, dan lain sebagainya. Karena bersuci merupakan cabang dari keimanan dan merupakan pembuka ibadah shalat, membaca Al-Qur`an dan sunnah dalam melakukan berbagai macam kegiatan yang diniatkan sebagai ibadah. Bersuci commit to user
BAB IV - 103
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
terdiri dari bersuci jasmani dan bersuci rohani. Dengan demikian Islam memandang sangat penting kesucian seorang baik dari jasmani maupun rohani. Bersuci meliputi segala aktifitas membersihkan diri dari hadats kecil maupun hadats besar yang dapat dilakukan dengan mandi, berwudhu, intinja, dan lain-lain. Kebersihan sarana bersuci dan adab bersuci juga merupakan sesuatu yang penting yang harus dimiliki oleh setiap Muslim. Apabila kita kembali melihat ke Konsep-konsep Islam dalam Arsitektur, bab Tinjauan Arsitektur Islami pada poin yang membahas etika buang air didapati: Hadits
yang
menegaskan
Utara
untuk tidak menghadap atau membelakangi
kiblat
ketika
mendatangi
Kiblat (Barat) Keterangan: Posisi gambar ada di Surakarta (Indonesia)
kakus.
Selatan
Hadits yang melarang kecing berdiri dan harus di ruangan tertutup atau tidak terlihat oleh orang lain. Dengan demikian tidak menganjurkan adanya urinoir. Hadits
yang
menekankan adanya jarak atau pemisahan antara tempat wudhu dan toilet atau KM/WC untuk menghindari was-was atau dapat diatasi dengan memberikan kolam
Tempat Wudhu`
Kolam Air
KM/WC
air kecil sedalam mata kaki sebagai
pemisah
sehingga
diharapkan dapat menghilangkan najis yang terbawa dari toilet. commit to user
BAB IV - 104
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
4.6.4. Sistem Instalasi Listrik 4.6.4.1. Sumber Tenaga Sumber tenaga berasal dari Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan diesel generator set sebagai sumber tenaga listrik cadangan untuk beban darurat. PLN
Transformer SDP
ATS
Genset
Distribusi
MDP
SDP
Transformer
Distribusi
Bagan.4.4. Instalasi Listrik
Keterangan: a. Transformer berisi: saklar utama, trafo dan sekring. b. ATS (Automatic Transfer Switch) adalah alat transfer aliran listrik otomatis. c. MDP (Main Distribution Panel) adalah panel distribusi utama. d. SDP (Sub Distrubution Panel) adalah panel distribusi sekunder.
4.6.4.2. Pengoperasian Sistem Pada kondisi beban normal, seluruh beban listrik mendapat suplai tenaga listrik dari PLN. Bilamana sumber tenaga listrik PLN mengalami gangguan, maka secara otomatis sumber tenaga listrik diambil alih oleh sumber cadangan diesel genset oleh Automatic Transfer Switch (ATS).
4.6.4.3. Sistem Penangkal Petir Petir selalu menjadi ancaman bagi segala sesuatu. Energi dan panas yang dihasilkan sungguh luar biasa. Suhu pada jalur di mana petir terbentuk dapat mencapai 10.000° C. Cahaya yang dikeluarkan lebih terang daripada cahaya 10 juta lampu pijar berdaya 100 watt. Oleh karena itu segala sesuatu, terlebih sesuatu yang tinggi memiliki resiko besar tersambar petir. commit to user
BAB IV - 105
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Sistem penangkal petir merupakan sistem pengamanan dan perlindungan terhadap sambaran petir. Sistem penangkal petir yang umum digunakan karena pertimbangan kemudahan pemasangan dan nilai ekonomisnya adalah sistem Faraday Cage, yang menggunakan tiang yang disebut bliksem spit yang mempunyai panjang sekitar 30 cm yang dipasang pada atap bangunan, kemudian dihubungkan dengan kabel tembaga yang selanjutnya ditanam ke tanah sebagai elektroda bumi.
4.6.5. Sistem Telekomunikasi Sistem telekomunikasi merupakan sarana penghubung baik intern antar bagian maupun ekstern dengan dunia luar. Adapun media telekomunikasi yang digunakan adalah: ▪ Telepon ▪ Telex ▪ Faximile ▪ Internet Kesemua media tersebut menggunakan jaringan telepon sebagai media penghantarnya. Oleh karena itu, maka yang akan dibahas adalah sistem jaringan telepon. Sistem jaringan yang dipakai adalah jaringan sentral PABX, dengan hubungan menuju ke luar dan dalam bangunan melalui sentral telepon dan oleh operator disalurkan menuju ekstension-ekstension. Sistem pesawat telepon yang digunakan dalam sistem ini berfungsi pula sebagai pesawat interkom. Telepon Telkom
Operator
RSC
PABX
Faximile Internet
Bagan.4.5. Sistem telekomunikasi
Keterangan: RSC PABX
: Riser Shaft Cabinet commit toExcange user : Private Adress Brand
BAB IV - 106
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Skema Sistem Telekomunikasi Jaringan kabel telepon dari didistribusikan menuju outlet telepon pada ruangan-ruangan, untuk penggunaan telepon, faximile, telex, dan modem internet yang terhubung ke komputer melewati Riser Shaft Cabinet yang terdapat pada dinding atau ceiling.
4.6.6. Sound System Sistem tata suara direncanakan sebagai sistem tata suara umum (public address) yang berfungsi sebagai pemberitahuan pengumuman. Perencanaan sistem menggunakan jaringan penguat suara dari bermacam sumber. Penempatan kabel-kabel jaringan di dalam ruangan, ditempatkan pada atas ceiling dengan penempatan speaker di tanam pada plafond. Microphone
Mixer Pre Amplifier
Power Amplifier
Speaker Speaker Selector
Speaker Speaker
Cassette or CD player
Monitor Panel
Bagan.4.6. Sistem Sound System
4.7. KONSEP AKSESIBILITAS Menolong dan memberikan kemudahan terhadap orang lain merupakan sesuatu yang mutlak dilakukan oleh seorang Muslim baik terhadap sesama Muslim maupun non Muslim. Keterhalangan akses akibat cacat atau sakit tidak akan menjadi persoalan lagi dengan menyediakan sarana aksesibilitas berikut ini.3 a. Ramp Ramp merupakan jalur sirkulasi yang memiliki bidang dengan kemiringan tertentu yang menghubungkan antara dua ruangan yang memiliki ketinggian lantai berbeda.
3
commit user Pada Bangunan Umum dan Departemen Pekerjaan Umum, Persyaratan Teknisto Aksesibilitas Lingkungan. BAB IV - 107
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b. Pintu Pintu ini harus memiliki lebar bukaan minimal 90 cm dan memiliki handle atau knop pintu yang mudah dicapai dan dioperasikan. c. Kamar Kecil Kamar kecil bagi penyandang cacat harus memiliki ruang gerak yang cukup untuk masuk dan keluar pengguna kursi roda. Ketinggian kloset, wastafel, tempat sabun, tisu, dan lain sebagainya harus menyesuaikan ketinggian pengguna kursi roda. Bahan lantai tidak licin dan pada dinding dilengkapi dengan handrail atau pegangan rambat. d. Tempat Wudhu` Ketinggian kran untuk wudhu` harus menyesuaikan ketinggian pengguna kursi roda dan bahan lantai tidak licin. e. Ruang Shalat Wanita Menyediakan ruangan shalat khusus wanita difable pada lantai satu yang juga dapat digunakan jama’ah wanita yang normal. Sedangkan untuk jama’ah pria difable menyatu dengan jama’ah lainnya yang normal.
commit to user
BAB IV - 108
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB V KONSEP PERANCANGAN
5.1. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1.1. Kelompok Kegiatan dan Kebutuhan Ruang
Jenis Kegiatan 1. Perdagangan
Kelompok kegiatan 1.
Kegiatan
perdagangan (retail)
Kebutuhan Ruang Ruang pamer barang Ruang Kasir Kamar Pas
2.
Kegiatan
Ruang pamer barang
perdagangan
Ruang produksi
(anchor)
Ruang Kasir Kamar Pas
3.
Kegiatan
Ruang konsultasi
konsultasi fashion 4.
Kegiatan
Produksi fashion 5.
Kegiatan
Promosi
Space produksi, finishing, packing R. Pertemuan Hall sebagai tempat promosi
2. Pendukung
6.
Kegiatan
Pendukung 7.
Food court Km/wc
Kegiatan talk Panggung Talk Show commit to user
BAB V - 107
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
show 8.
Space penonton Ibadah
Ruang sholat Km / Wc Tempat wudhu R. BMT
3. Kepengelolaan 9. Kegiatan pengelolaan
R. Manager R. Wakil Manager R. Sekretaris R. Bidang produksi R. Bidang konsultasi R. Bidang prom osi R. Bidang perdagangan R. Karyawan R. Rapat R. Tamu
10.
Kegiatan
Service
r. genset r. transformator r. panel primer & sekunder R. AHU r. Chiller r. STP r. pompa r. mesin lift
commit to user
BAB V - 108
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
r. shaft Dropping area 4. Service
11. Service
Km / wc R. parkir
5.1.2. Pola Kegiatan Proses Kegiatan dalam perdagangan Pengelola Datang
Keg. Administrasi Informasi
Kegiatan bekerja / rapat
Pulang
Keg. Istirahat, sholat, santai, lavatory
Simpan ambil mobil
commit to user
BAB V - 109
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Karyawan Pengelola Keg. Istirahat, sholat, santai, lavatory, makan dan minum Datang
Kegiatan bekerja / rapat
Kegiatan keamanan dan service
Keg. Administrasi
Pulang
Simpan ambil kendaraan
Pengelolaan
Proses kegiatan pengunjung
retail Pengunjung datang
mengunjungi
konsultasi
produksi
workshop Pameran ibadah
Pulang
Makan Kantor Pengelola
5.1.3. Jumlah Kebutuhan Ruang Spesifikasi Kebutuhan Ruang a. Ruang Perdagangan Kebutuhan ruang untuk menampung kegiatan jual – beli, Retail ( dilengkapi kamar ganti, tanpa space untuk ruang produksi fashion ) Anchor ( dilengkapi kamar ganti serta ruang produksi fashion ) Gerai Kamar ganti umum commit to user
BAB V - 110
perpustakaan.uns.ac.id
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM digilib.uns.ac.id
Kebutuhan ruang untuk pendukung Ruang pameran Ruang serbaguna Ruang konsultasi Food court Ruang produksi fashion Ruang pelayanan : Tangga (tangga darurat). Escalator dan elevator. Lavatory. Ruang mesin AC Ruang operator telepon. Ruang panel listrik. Sanitasi, mekanikal elektrikal, fire hydrant. Ruang penjaga keamanan. Ruang pompa dan reservoir. Ruang genset. Ruang penerima barang/loading dock Dan lain-lain.
b. Bangunan pengelola Ruang kegiatan umum. Hall. Ruang resepsionis. commit to user
BAB V - 111
perpustakaan.uns.ac.id
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM digilib.uns.ac.id
Ruang kegiatan kantor : Ruang pemilik Ruang manager Ruang seretaris Ruang bendahara Ruang kantor pemasaran produk Ruang kantor pemasaran gedung Ruang kantor produksi Ruang penerimaan / pengiriman barang Food court Ruang rapat Ruang pelayanan : Tangga/tangga darurat. Elevator/lift orang dan barang. Eskalator Koridor. Lavatory. Mushola. Janitor. Ruang mesin AC. Ruang opeator telepon. Ruang panel listrik. Sanitasi, mekanikal/elektrikal, fire hydrant. Ruang penjaga keamanan. commit to user
BAB V - 112
perpustakaan.uns.ac.id
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM digilib.uns.ac.id
Ruang PABX. c. Bangunan Ibadah / Masjid Ruang Ibadah Sholat Ruang BMT Tempat wudhu Lavatory
5.1.4. Perhitungan Luas Kebutuhan Ruang 5.1.4.1. Kelompok Perdagangan Jenis ruang Hall
kapasitas 500 org
Besaran ruang 180 m2
Retail
2475 m2
Anchor
4500 m2
Gerai
891 m2
kamar pas ( putra & 300 org
300 m²
putri ) R. Produksi
50 mesin
75 m²
R. Konsultasi
4 org
48 m²
10 org
10 m²
200 org
200 m²
1 panggung
90 m²
4 org
4 m²
R. Pameran
R. Drop barang
2 drop commit to user
18 m²
BAB V - 113
perpustakaan.uns.ac.id
Food court
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM digilib.uns.ac.id
250 org
900 m2 9691 m2
Jumlah
5.1.4.2. Kelompok Pengelola Jenis ruang
Kapasitas
Besaran ruang
r. manager
1 orang
25 m2
r. wakil manager
1 orang
12 m2
r. sekretaris
1 orang
12 m2
r. bidang produksi
1 orang
12 m2
r. bidang konsultasi
1 orang
12 m2
r. bidang promosi
1 orang
12 m2
r. bidang perdagangan
1 orang
12 m2
r. karyawan
20 orang
80 m2
r. rapat
120 orang
240 m2
r. tamu
10 orang
150 m2
lavatory
15 org = 1wc 6 m2 =2 m2
2,4 m2
1 wastafel =
6 m2
0,8 m2
2,4 m2
commit to user
BAB V - 114
perpustakaan.uns.ac.id
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM digilib.uns.ac.id
15 org = 1 wc = 2 m2 1 wastafel = 0,8 m2 583,8 m2
Jumlah keseluruhan
commit to user
BAB V - 115
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
5.1.4.3. Kelompok service
Jenis ruang
kapasitas
Besaran ruang
r. istirahat
15 m2
Gudang
12 m2
R satpam
8 m2
R. MEE
12 m2
lavatory
15 org = 1wc 6 m2 =2 m2
2,4 m2
1 wastafel = 0,8
6 m2
m2
2,4 m2
15 org = 1 wc = 2 m2 1 wastafel = 0,8 m2 Jenis Ruang r. sampah
Kapasitas
Besaran ruang 20 m2
r. reservoir&pompa air
40 m2
r. genset
60 m2
r. AHU
30 m2
r. panel
40 m2
r.shaft
24 m2
Jumlah
277,8 m2
5.1.4.4. Kelompok Ibadah
commit to user
BAB V - 116
perpustakaan.uns.ac.id
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM digilib.uns.ac.id
Ruang ibadah / 800 org
640 m2
sholat Tempat wudhu
40 org
24 m2
Lavatory
15 org = 1wc =2 m2
6 m2
1 wastafel = 0,8 m2
2,4 m2
15 org = 1 wc = 2 m2
6 m2
1 wastafel = 0,8 m2
2,4 m2
Tempat kitab / 50 bh
5 m2
mukena Ruang takmir
1 org
8 m2 49 m2
Pelayanan zakat, infaq, sadaqah Jumlah keseluruhan
742,8 m²
commit to user
BAB V - 117
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Nama ruang
Luasan ( m² )
Area Perdagangan
9691
R. pengelola
583,8
R. service
277,8
Zona Ibadah
742,8
Jumlah
11295,4
Flow 40%
: 4518,16 m2 Jumlah total kebutuhan ruang : 15813,56 m2 Pada site terpilih yang terletak di SWP 3 dengan syarat ketinggian bangunan minimal 4 lantai dan maksimal 9 lantai. Sehingga jika diambil hitungan perminimalnya luas kebutuhan lantai 15813,56 m2 untuk 4 lantai, perluasan perlantai dihitung 3953,39 m2
5.1.5. Konsep Persyaratan Ruang 5.1.5.1. Pencahayaan dan Penghawaan Tujuan utama dari system pencahayaan pada bangunan pusat perdagangan perlengkapan muslim, yang terdiri dari aktivitas perdagangan, konsultasi, produksi, pemasaran yaitu: Memberi kenyaman bagi pengunjung dan pedagang; Membantu kegiatan dalam pusat perdagangan yang berlangsung
commit to user
BAB V - 118
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Membantu pengunjung untuk memilih barang yang di pasarkan dan membantu kontrol bagi pemakai ruang terhadap peralatan dan karyawan. a.
Pencahayaan alami sunnatulloh Digunakan
untuk
ruang-ruang
yang
sifatnya
publik.
Pencahayaan ini digunakan dengan prinsip pembukaan samping untuk pencahayaan ruang dengan konsekuensi makin jauh dari lubang jendela sinar makin berkurang, untuk mengatasi hal tersebut perlu adanya pembentukan ventilasi silang. Bagian bangunan Pusat Perdagangan Perlengkapan Muslim di Surakarta yang menggunakan cahaya alami pada sebagian besar ruang – ruang space, seperti koridor utama, selasar yang menghubungkan dengan retail, anchor, maupun gerai. b.
Pencahayaan buatan Penggunaan penerangan buatan karena tuntutan fungsi dan kondisi sebagai berikut :
Untuk semua orang
sesuai dengan kebutuhan, pada
waktu malam hari.
Cuaca yang kurang kondusif untuk perdagangan / jual – beli sehingga terang cahaya alami berkurang
Untuk ruang - ruang tertutup pada siang hari atau pada kondisi cuaca redup.
Sebagai penerangan khusus untuk mengekspose suatu obyek.
commit to user
BAB V - 119
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Bagian bangunan Pusat Perdagangan Perlengkapan Muslim di Surakarta yang menggunakan cahaya buatan yaitu pada ruang – ruang khusus perdagangan, seperti retail, anchor, gerai, ruang konsultasi, aula. Jenis-jenis pencahayaan buatan yang digunakan :
Penghawaan alami sunnatulloh
Bagian bangunan Pusat Perdagangan Perlengkapan Muslim di Surakarta yang menggunakan cahaya alami pada sebagian besar ruang – ruang space, seperti koridor utama, selasar yang menghubungkan dengan retail, anchor, maupun gerai.
Penghawaan Buatan Penghawaan ruang tersebut untuk memberikan rasa nyaman pada pengguna bangunan, sehingga diletakkan pada tempat yang begitu membutuhkannya untuk menghindari pemborosan. Dipilih penghawaan buatan : - Sistem Air Conditioning Digunakan pada ruang : ruang - ruang penjualan, ruang-ruang umum seperti lobby, hall, convention room, untuk ruang-ruang pengelola. - Sistem Exhaust Fan Dimaksudkan untuk ruang-ruang tertentu dalam bangunan yang tidak memerlukan AC dan system ventilasi khusus seperti : toilet, commit to user
BAB V - 120
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dapur ( pada food court ), gudang, locker, showers, laundry center, parkir, house keeping room. - Blower Digunakan untuk ruang-ruang seperti maintenance sp, mekanikalelektrikal dan gudang umum.
5.1.6. Konsep Pola Hubungan Ruang dan Organisasi Ruang 5.1.6.1. Konsep Pola Hubungan Ruang Pusat Perdagangan
Area parkir
ME
Area parkir Produksi
Pamer / Promosi Penjualan
Konsultasi Hall
Penunjang
Ibadah
5.1.6.2. Organisasi Ruang
No Kelompok Kegiatan 1
Kegiatan Perdagangan
2
Kegiatan Talk Show
3
Kegiatan Konsultasi Fashion
4
Kegiatan Produksi Fashion
5
Kegiatan Promosi
6
Kegiatan Pendukung commit to user
BAB V - 121
perpustakaan.uns.ac.id
7
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM digilib.uns.ac.id
Kegiatan Pengelolaan
8 No 1 2
Kegiataan Ibadah Kegiatan Perdagangan 3
2
4
1
5
7
6
8
Gerai Retail
3
Anchor
4
Kamar pas
2
No
Kegiatan Talk Show
1
Kamar pas
2
Ruang Transit
3
Stage
4
Ruang audiens
No
Kegiatan Konsultasi Fashion
1
Ruang konsultasi
2
Ruang komputerisasi / desain
3
Ruang tunggu
No
Kegiatan Produksi Fashion
1
Ruang Produksi
2
Ruang Tunggu
3
Kamar Pas
4
Ruang Ukur
1
3
1
2 3
4
4
2 1
3
2
3
1
4
1 2
3
2
1
3
4
commit to user
BAB V - 122
perpustakaan.uns.ac.id
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM digilib.uns.ac.id
No
Kegiatan Promosi
1
Ruang Komputerisasi
2
Ruang Pamer
3
Penerimaan
No Kegiatan Pendukung 1
Food Cort
2
ATM center
3
Lavatory
4
Taman Istirahat
No Kegiatan Pengelolaan 1
Ruang Manager
2
R. Wakil Manager
3
R. Sekretaris
4
R. Bidang Produksi
5
R. Bidang Konsultasi
6
R. Bidang Promosi
7
R. Bidang Perdagangan
8
R. Karyawan
9
R. Rapat
10
R. Tamu
commit to user
BAB V - 123
perpustakaan.uns.ac.id
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM digilib.uns.ac.id
5.2. KONSEP PENDEKATAN LOKASI DAN TAPAK
Gambar.5.1 Peta Kota Surakarta
5.2.1.
Kriteria Pemilihan Lokasi Sesuai dengan rencana umum tata ruang kota Surakarta Untuk daerah surakarta, wilayah yang termasuk dalam area pusat perdagangan adalah sekitar Gladag, pasar klewer, pasar kliwon.
Aksesibilitas Kemudahan dalam pencapaian yang dapat dijangkau dari kendaraan pribadi maupun kendaraan umum.
Jaringan utilitas Tersedianya jaringan utilitas kota pada lingkungan kawasan yang meliputi jaringan listrik, telepon, air bersih dan air kotor.
Ketersediaan lahancommit to user
BAB V - 124
perpustakaan.uns.ac.id
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM digilib.uns.ac.id
Lahan pada site terpilih merupakan lahan bukan yang dikelola oleh pemerintah.
commit to user
BAB V - 125
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
5.2.2. Penentuan Lokasi Pendekatan terhadap konsep lokasi dilakukan untuk merencanakan lokasi yang tepat untuk Pusat Perdagangan Perlengkapan Muslim di Surakarta yakni lokasi yang dinilai strategis untuk kegiatan perdagangan. Dalam
menentukan
lokasi
yang
tepat
untuk
Pusat
Perdagangan
Perlengkapan Muslim diperlukan kriteria-kriteria sebagai berikut: 1. Kesesuaian RUTRK Tata guna lahan sebagai fasilitas perdagangan P e
Lokasi
Tata Guna Lahan
m a n f a a t a n
r uang dengan dominasi kegiatan perdagangan Tabel. 5.1. RUTRK berdasar pembagian Sub Wilayah Pengembangan ( SWP ) commit to user
BAB V - 126
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
SWP I
Daerah Perdagangan dan Jalur Hijau
SWP II
Daerah Komersial dan Pusat Pemerintahan
SWP III
Daerah Perdagangan
SWP IV
Fasilitas Sosial dan Pendidikan
SWP V
Fasilitas Sosial dan Pendidikan
SWP VI
Fasilitas Sosial dan Umum
SWP VII
Fasilitas Sosial dan Perumahan
SWP VIII
Fasilitas Sosial Penyangga
SWP IX
Fasilitas Sosial dan Fasilitas Industri
( sumber : RUTRK Kotamadya Dati II Surakart, 1993 – 2013 ) 2. Pencapaian ke lokasi mudah. 3. Luasan tapak ± 16.000 sehingga mencukupi untuk dibangun Pusat Perdagangan Perlengkapan Muslim di Surakarta. 4. Utilitas dan jaringan Infrastruktur yang lengkap 5. Tapak bukan merupakan bangunan konservasi dan fasilitas umum.
commit to user
BAB V - 127
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Site Terpilih untuk bangunan Pusat Perdagangan Perlengkapan Muslim di Surakarta, adalah di jalan Kapt. Mulyadi. Data site:
Luas Site
: ±16.000 m²
Kondisi
: Arus Lalu lintas tinggi pada jalan utama, jalan
Kapt.Mulyadi
Benteng Vasternberg
Permukiman
penduduk
Gereja
Luwes Lojiwetan
commit to user
BAB V - 128
perpustakaan.uns.ac.id
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM digilib.uns.ac.id
Pencapaian Main Entrance akan diletakkan pada jalan Kapt. Mulyadi, dimana ini jalan ini merupakan jalan utama dari site terpilih. Dengan kepadatan lalulintas yang tinggi. Sedangkan untuk Side Entrance diletakkan pada jalan kecil samping. Peletakan side entrance pada bagian utara site , sehingga sesuai dengan fungsinya sebagai service entrance.
5.2.3. Orientasi Bangunan Karena jalan Kapt.Mulyadi merupakan satu-satunya jalan arteri yang mengelilingi site maka jalan tersebutlah yang menjadi acuan arah orientasi bangunan. Karena dengan demikian akan sesuai dengan arah pergerakan lalu lintas disekitar site dan sesuai dengan sudut pandang pengendara / pejalan.
5.2.4. Sirkulasi Sirkulasi dalam site dibedakan menjadi : Sirkulasi pengunjung berkendaraan Sirkulasi pejalan kaki, tidak terjadi crossing antar pengguna. Sirkulasi servis, tersembunyi dari arah datangnya pengunjung. Sirkulasi kendaraan umum -kemudahan akses pencapaian
5.2.5. Zonifikasi Kelompok Kegiatan Tiap kelompok kegiatan memiliki karakter dan fungsi yang tersendiri, to user kegiatan harus memperhatikan sehingga penentuan zona commit tiap kelompok
BAB V - 129
perpustakaan.uns.ac.id
PUSAT PERDAGANGAN PERLENGKAPAN MUSLIM digilib.uns.ac.id
pertimbangan yang telah disebutkan sebelumnya. Pertimbangan zonifikasi terkait kedekatan hungungan ruang didasarkan pada analisa keruangan yang sudah
dilakukan
sebelumnya.
Dimana
kelompok
kegiatan
yang
pelaksanaannya saling beriringan otomatis memiliki hubungan ruang yang dekat sehingga letaknya didekatkan. Dalam hal sifat kelompok kegiatan terbagi menjadi tiga yakni yang bersifat publik, semi publik, dan servis. Untuk kelompok kegiatan publik akan diletakkan dekat dengan lingkungan luar karena merupakan fungsi yang dapat digunakan masyarakat umum.
commit to user
BAB V - 130