SKRIPSI
PUSAT PERDAGANGAN BAHAN BANGUNAN DI JAKARTA
TEMA “Ekspresi Struktur”
Diajukan Untuk Memenuhi Laporan Tugas Akhir Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Arsitektur (S1)
Disusun Oleh : Andi Achmad Jaya
Nim 01202-026
Angkatan Periode juli 2007 – pebuari 2007
JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA
LEMBAR PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama
: Andi Achmad Jaya
Nim
: 01202-006
Jurusan
: Arsitektur
Fakultas
: Teknik Sipil dan Perencanaan
Universitas
: Mercu Buana
Dengan ini menyatakan bahwa sesungguhnya skripsi ini bukan merupakan kutipan dari hasil karya orang lain, kecuali telah dicantumkan / disesuaikan dengan referensinya.
Jakarta, november 2007
(Andi Achmad Jaya)
I
LEMBAR PENGESAHAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama
: Andi Achmad Jaya
Nim
: 01202-026
Jurusan
: Teknik Arsitektur
Fakultas
: Teknik Sipil dan Perencanaan
Universitas
: Mercu Buana Jakarta
Judul
: Pusat Perdagangan Bahan Bangunan di Jakarta
Tema
: Exspresi Struktur
Disahkan dan disetujui untuk diajukan pada sidang sarjana teknik sipil dan prencanaan.
Mengetahui
Ketua Jurusan Arsitektur
Kordinator Tugas Akhir
DR. Ir. M Syarif Hidayat. M.Arch
Ir. Tin Budi Utami. MT
Dosen Pembimbing
Ir. Joni Hadi. MT
II
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan Puji syukur kepada yang maha kuasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karuniaNYA, sehingga penyusunan Skripsi ini dapat berjalan dengan lancar dan diselesaikan tepat pada waktunya. Selesainya Skripsi ini tidak luput dari dorongan serta bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ucapkan terima kasih dan penghargaan setinggitingginya kepada : 1. Ir. Muji Indarwanto, MM, MT. Selaku Dekan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Mercu Buana. 2. DR. Ir. M. Syarif Hidayat. M. Arch. Selaku Ketua Jurusan Arsitektur, Universitas Mercu Buana. juga sebagai Pembimbing Akademik penulis. 3. Ir. Budi Susetyo, MT. Selaku Koordinator Skripsi dan Tugas Akhir Angkatan 50. 4. Ir. Joni Hardi, MT. Selaku Dosen Pembimbing. 5. Kedua Orang Tua penulis yang telah memberikan seluruh dukungannya dan semangat sehingga laporan ini dapat segera selesai, untuk biksu
yang
membantu sekolah penulis hingga lulus S1 ini saya ucapkan terimakasih yang takbisa di balas dengan apa pun. 6. Teman seperjuangan penulis, hahong, joko, jawe, bas, daming terima kasih udah mau memberi semangat kepada penulis. 7. Teman-teman penulis angkatan 2002, Alex, Ray, Tukul, Djoko, Teguh, Ahonk, Jawa , Bos Andres, Ahmad Jamil, Caca, Angga, Andri, Kahfi, Sigit,
III
Andika S, Stress, Cule, Gofur, Yong, Bambang, Mahmudin, Fahkrudin, Santo Bapa, Andika, Rico, Listia, Fifin, Rita. 8. Terakhir, kepada semua rekan-rekan Jurusan Arsitektur angkatan 2000, 2004 dan 2005 kususnya buat ucup, iit, oky, jakir, irfan,(2004) Gerry, kendro, kancil, nandang (2005) yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Harapan penulis semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi penulis dan bagi yang membaca Skripsi ini. Penulis menyadari Skripsi ini jauh dari sempurna, karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan Skripsi ini. Akhir kata tidak ada yang diharapkan penulis selain keridhoan Allah SWT, semoga diberi petunjuk dan jalan yang lurus dalam melaksanakan tugas seharihari.
Jakarta, November 2007
Penulis
IV
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN ................................................................
1
1.1
Latar Belakang .............................................................
1
1.1.1 Latar Belakang Topik dan Tema .................................
2
1.2
Maksud dan tujuan .......................................................
3
1.3
Rumusan Permasalahan ...............................................
4
1.4
Skema Pemikiran .........................................................
5
1.5
Metodologi Pembahasan ...............................................
6
1.6
Sistem Pembahasan ......................................................
6
BAB II TINJAUAN UMUM .............................................................
9
2.1
Deskripsi proyek ..........................................................
9
2.2
Tinjauan Teroritis ........................................................
10
2.2.1 Judul Proyek .......................................................
10
2.2.2 Pengertian Judul ..................................................
10
2.2.3 Perkembangan pusat perdagangan bahan bangunan di Jakarta. ............................................
11
2.2.4 Fungsi kegiatan perdagangan .............................
12
2.2.5 Unsur Kegiatan Perdagangan ......................................
13
2.2.6 Proses perdagangan .....................................................
16
2.2.7 Kegiatan Perdagangan .................................................
17
2.2.8 Jenis Perdagangan .......................................................
19
2.2.9 Aktivitas Pusat Kegiatan Perdagangan Bahan Bangunan .....................................................................
20
2.3
Kondisi dan Karakter pusat perdagangan bahan bangunan di Jakarta ...............................................................
21
Studi Banding .......................................................................
22
BAB III TINJAUAN KHUSUS ..................................................................
30
2.3
3.1
Pengertian Tema ....................................................................
30
3.2
Sejarah Ekspresi Struktur ......................................................
31
3.3
Hubungan Struktur dengan Arsitektur ..................................
31
3.4
Kriteria Pemilihan Sistem Strurktur ......................................
33
3.4.1 Manfaat Pemilihan Struktur ........................................
34
3.5 Ekspresi Sistem Struktur ........................................................
34
3.6
Pengaruh Struktur dan Teknologi Terhadap Bentuk ..............
35
3.7
Dasar-dasar Untuk perancangan Arsitektur ...........................
36
3.8
Sistem Struktur ......................................................................
37
3.8.1 Pengertian Sistem Struktur ..........................................
37
3.8.2 Sistem Struktur Bangunan ..........................................
37
3.8.3 Macam-macam Sistem Struktur Bangunan .................
39
3.8.4 Studi Banding Ekspresi Struktur .................................
48
BAB IV ANALISA PERENCANAAN .......................................................
49
4.1 ASPEK MANUSIA ................................................................
49
4.1.1 Analisa pelaku dan kegiatan Pusat Kegiatan Perdagangan Bangunan di Jakarta ................................
49
4.2 Kebutuhan Ruang ....................................................................
55
4.2.4
Persyaratan Ruang .......................................................
57
4.3.1
Perhitungan Kebutuhan Luas Parkir Kendaraan ...................................................................
67
4.3.1
Pola Hubungan Ruang ................................................
69
4.3.2
Bentuk Massa Bangunan .............................................
70
4.3.3
Tata Massa Bangunan .................................................
71
4.3.4
Pembagian Zona Perlantai ..........................................
72
4.4 Analisa Struktur dan kelengkapan Bangunan .........................
74
4.4.1 Analisa struktur Bangunan ..........................................
74
4.4.2
Sistem Struktur Bangunan ..........................................
74
4.4.3
Perlengkapan Bangunan ..............................................
75
4.4.4
Sistem Utilitas dan Sanitasi .........................................
77
4.5 Analisa Tapak ..........................................................................
80
4.5.1
Kondisi Tapak .............................................................
80
4.5.2
Analisa Pencapaian Tapak ..........................................
82
4.5.3
Analisa Sirkulasi Dalam Tapak ...................................
83
4.5.4
Analisa Kebisingan .....................................................
86
4.5.5
Analisa View ...............................................................
87
4.5.6
Analisa Iklim ...............................................................
88
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................... 4.1 Kesimpulan ............................................................................. 4.2 Saran.........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Perkembangan kota sangat pesat dewasa ini, seperti pada Jakarta sebagai ibu kota Negara. Peranan Jakarta sebagai ibu kota Negara menjadikan Jakarta sebagai pusat dari perdagangan yang sangat pesat. Ciri dari sebuah kota yang sedang berkembang pesat adalah jumlah penduduk yang terus meningkat dan berkembang secara berkelebihan, terutama sejak dasawarsa 60-an. Pertumbuhan penduduk ini terjadi secara alami dan urbanisasi. Berdasarkan keterangan dari buku ‘jakarta 2005’ diketahui bahwa tingkat pertambahan penduduk mencapai 4% setiap tahunnya selama kurun waktu 20 tahun terakhir. Dengan pertambahan penduduk ini maka kebutuhan tanah / lahan untuk pembangunan baik perumahan, fasilitas umum, prasarana maupun kebutuhan lainnya semakin meningkat pula. Karena sulitnya pengadaan lahan untuk kebutuhan tersebut diatas maka dalam rencana umum tata ruang daerah DKI Jakarta tahun 1985-2005, pemerintah mengambil kebijaksanaan ini maka wilayah yang strategis untuk pengembangan kota jangka menengah dan panjang. Dengan adanya kebijaksanaan ini maka pembangunan di wilayah pengembangan baru akan berlangsung sangat pesat. Seiring dengan adanya pembangunan yang pesat tadi maka diperlukan penyediaan bahan bangunan serta pengetahuan akan perkembangan teknologi bahan
1
bangunan. Untuk itu dibutuhkan suatu sarana fisik untuk mewadahi dan melayani kebutuhan wilayah pengembangan tadi.1) Berdasarkan
uraian-uraian
diatas
maka
pusat
kegiatan
perdagangan bahan bangunan akan sangat dibutuhkan untuk menunjang lajunya pembangunan.
1.1.1
Latar Belakang Topik dan Tema Dalam bangunan umum, desain Ekspresi Struktur merupakan
pertimbangan utama, karena akan kebutuhan sebuah bangunan yang mempunyai bentangan yang lebar sehingga membutuhkan sebuah sistem yang dapat mendukung berdirinya sebuah pusat Perdagangan Bahan Bangunan. Terlebih lebih untuk Pusat kegiatan Perdagangan Bahan Bangunan ini yang terdiri dari beberapa kelompok kegiatan. Kegiatan-kegiatan yang ada dalam Pusat Kegiatan Perdagangan Bahan Bangunan ini yang digolongkan ke dalam kelompok-kelompok kegiatan tadi terdiri dari : 1. Kegiatan Utama : kegiatan ini terdiri dari perdagangan dan promosi. 2. Kegiatan Penunjang : Kegiatan ini akan mendukung kegiatan utama agar pelaksanaan kegiatan utama dapat berjalan lancar. 3. Kegiatan pelengkap : Kegiatan ini akan melengkapi kegiatan yang ada dalam bangunan.
1.
Biro Statistik DKI, Perkembangan jumlah penduduk di Jakarta, tahun 2005
2
Ekspresi Struktur memiliki pengertian yaitu ungkapan secara jelas tentang salah satu alat yang berfungsi sebagai pemikul beban juga berfungsi untuk memperkuat konsep arsitektural pada bangunan. Melihat dari segi arsitek dan struktur harus mempertimbangkan dalam memasukan dan menempatkan Struktur kedalam bangunan serta memilih metode-metode struktur dan bahan bangunan yang tepat sehubungan dengan perancangan bangunan.
1.2 Maksud dan tujuan 1.2.1 Maksud dari pembahasan ini adalah menemukan masalah pada perencanaan pusat perdagangan bahan-bahan bangunan di jakarta dangan
pengolahan
exspresi
struktur
dan
berusaha
untuk
mendapatkan strategi pemecahan masalah yang akan diterapkan pada disain bangunan.
1.2.2 Tujuan Proyek ini adalah: §
Merencanakan suatu bangunan yang secara khusus menampung dan memenuhi kebutuhan konsumen, pedagang dan produsen bahan bangunan.
§
Menyediakan suatu sarana atau wadah penampungan sebagai pusat kegiatan perdagangan bahan bangunan dan elemen interior yang lengkap dengan dapat berperan sebagai pasar dan etalase bagi produk baru.
3
1.3 Rumusan Permasalahan §
Sistem sirkulasi dalam bangunan yang masih kurang, membuat pegunjung kurang paham terhadap tempat penjualan bahan bangunan tersebut.
§
Membuat desain bangunan yang berbeda agar dapat menjadi daya tarik tersendiri namun tetap megacu pada factor kenyamanan dan kemungkinan untuk dapat di bangun.
§
Bagaimana menyediakan fasilitas yang lengkap sehingga dapat memper mudah konsumen untuk mencari barang dalam satu tempat.
§
Menyediakan
fasilitas
tempat
pameran
agar
memper
mudah
mempermosikan peroduk baru. §
Membuat tempat parkir yang dapat mempermudah pegunjung dan barang.
4
1.4 Skema Pemikiran
5
1.5 Metodologi Pembahasan Metode yang di gunakan adalah pengumpulan data-data dan imformasi
yang
diperlukan
untuk
melakukan
analisa
terhadap
permasalahan yang penting. Metode yang dilakukan adalah sebagai berikut : §
Studi Literatur Literature yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini melalui artikel, teori yang berasal dari media cetak, buku-buku serta media internet sebagai bahan acuan studi perbandingan.
§
Studi lapangan Melakukan survey dengan mengunjugi beberapa Depo bangunan dengan tujuan mengamati langsung dalam mengumpulkan data-data yang perlu melalui wawancara dengan pihak pengelola mall kenari mas, salemba serta mitra 10 dan mogot Jakarta barat 385
1.6 Sistem Pembahasan Sistem atika pembahasan mengikuti pola penelitian ilmiah dengan metode deduktif sebagai berikut:
BAB I
: PENDAHULUAN Membahas tentang pendahuluan yang meliputi deskripsi proyek, latar belakang, maksud dan tujuan perencanaan, permasalahan, asumsi pembatasan lingkup persoalan, metode pembahasan dan sistematika pembahasan.
6
BAB II
: TINJAUAN UMUM Pada bab ini diuraikan hal-hal yang menyangkut gambaran proyek secara umum, yang menyangkut judul proyek, tema lokasi, sifat proyek, luas lahan, luas bangunan fasilitasfasilitas yang akan diberikan, juga berisi difinisi judul proyek, tinjauan teoritis dari proyek tersebut, penjelasan perkembangan penjualan bahan bagunan di Jakarta.
BAB III : TINJAUAN KUSUS Pada bab ini akan diuraikan secara umum mengenai tema yang diambil dan hubungannya dengan lokasi tapak, serta tinjauan teoritis yang menyagkut tema, berupa keterkaitan bangunan dengan tema yang diambil.
BAB IV : ANALISA PERENCANAAN Pada bab ini akan dikemukakan berbagai analisa yang menyangkut
pemilihan
lokasi
tapak,
analisa
program
perencanaan dan perencanaan non fisik, yang menyangkut analisa pendekatan pelaku, aktivitas dan program ruang, analisa
arsitektur
bangunan,
analisa
struktur
dan
perlengkapan bangunan.
7
BAB V : KOSEP PERENCANAAN Dalam bab ini bersipat konsep dasar perencanaan sesuai dengan
tema,
konsep
tapak
dan
lingkungan,
konsep
perancangan dan perencanaan serta perlengkapan bangunan.
8
BAB II TINJAUAN UMUM
2.1 Deskripsi proyek §
Judul proyek
: Pusat Perdagangan Bahan Bangunan di Jakarta
§
Tema
: Ekspresi Struktur
§
Sifat Proyek
: Fiktif
§
Pemilik
: Swasta
§
Lokasi
: Jakarta
§
Luas Lahan
: 15.000M² (1.5Ha)
§
Fasilitas yang di rencanakan : a) Fasilitas Utama §
Perdagangan
§
Ruang promosi (Tempat Pameran)
b) Fasilitas Penunjang §
Kantor pengelola
§
Kantor dan Bank
§
Swalayan bahan bangunan
c) Fasilitas Pelengkap §
Restoran
§
Food Center
§
Mekanikal elektrikal dan kesejahteraan
9
2.2 Tinjauan Teroritis 2.2.1 Judul Proyek “ Pusat Perdagangan Bahan-Bahan Bangunan di Jakarta” 2.2.2 Pengertian Judul Pusat
: Tempat yang menjadikan kedudukan / tempat berkumpul, tempat pokok pangkal berbagi urusan .1)
Perdagangan
: Dari kata dagang, berarti segala usaha yang menyangkut
arus
barang dan
jasa
dari
produsen ke konsumen .2) Bahan Bangunan : Bahan bangunan adalah bahan yang dibuat untuk
membangun
suatu bangunan
atau
bahan-bahan yang memberi sifat tertentu di dalam bentuk bangunan dalam arti luas.3) Sedangkan perdagangan sendiri mempunyai arti mencakup pergerakan sebagai akibat tindakan jual beli. Adapula yang mengartikan sebagai kegiatan pembelian dan penjualan atau pertukaran dari suatu komoditi baik secara grosir maupun secara eceran dalam suatu Negara atau antar Negara. Sedangkan pusat perdagangan mempunyai pengertian suatu wadah yang menampung segala usaha atau kegiatan dalam masyarakat dimana terjadi arus perpindahan barang atau pembeli, sebagai akibat tindak jual dan beli.4) 1.WJS Purwadarmita : Kamus umum bahasa Indonesia; p.78 2.WJS Purwadarmita : Kamus umum bahasa Indonesia; p.322 3.Suwandi, Basuri. “Bahan Galian di Indonesia sebagai bahan bangunan” Bandunag, DPBMI hal.2 4. Frederick, gibberd,”Town Design”, London, Architecture Press, 1979, p128
10
2.2.3 Perkembangan
pusat
perdagangan
bahan
bangunan
di
Jakarta. Perkembangan
pusat
kegiatan
perdagangan
bahan
bangunan, tidak lepas dari masalah yang melatar belakangi timbulnya
perencanaan
pusat
kegiatan
perdagangan
bahan
bangunan yaitu adanya kemajuan dalam bidang sosial, budaya, ekonomi, dan teknologi maupun budaya masyarakat yang diimbangi dengan kenaikan jumlah penduduk Jakarta yang hampir mencapai 4% per tahun baik secara alami maupun urbanisasi. Sejalan dengan kemajuan tadi maka dibutuhkan pula fasilitas sebagai wadah untuk menampung kegiatan-kegiatan di berbagai bidang tadi. Selain itu juga dibutuhkan rumah-rumah berserta fasilitasnya bagi penduduk yang jumlahnya terus meningkat setiap tahunnya. Maka untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut diatas dilakukan pembangunan wadah-wadah, fasilitas-fasilitas dan rumah-rumah. Disamping pembangunan bangunan-bangunan yang baru juga dilakukan perbaikan terhadap bangunan-bangunan yang telah ada sehingga kebutuhan akan bahan bangunan terus meningkat.5) Pada saat ini pusat perdagangan bahan bangunan yang telah ada adalah di jalan pinangsia, panglima polim, daan mogot, salemba dan jati Negara.berkembangnya lingkungan perdagangan ini teryata tidak hanya membawa dampak positif seperti 5.Makalah Seminar Arsitektur, Tjong Howw, Tentang perdagangan; Universitas Tarumanegara; p2
11
penyerapan tenaga kerja tetapi juga membawa dampak negative pada lingkungan perkotaan, baik secara fisik maupun visual seperti: §
Kurangnya wadah untuk menampung kegiatan perdagangan bahan bangunan yang terus berkembang.
§
Tidak adanya rencana khusus untuk jenis perdagangan ini. Perkembangan perdagangan bahan bangunan di pinangsia, panglima polim, daan mogot, salemba dan jati Negara sangat berpengaruh pada pusat perbelanjaan mempuyai nilai hitoris yang tinggi.
2.2.4 Fungsi kegiatan perdagangan a. Sebagai fasilitas umum §
Sebagai tempat peragaan untuk memasarkan sesuatu jenis barang kepada konsumen akhir, untuk dapat menukur kemampuan produk dari sektor produsen.
§
Sebagai tempat terjadinya pertukaran barang dan jasa.
§
Sebagai sarana untuk berinteraksi sosial.
b. Peran terhadap perekonomian kota §
Mempengaruhi stabilitas perekonomian suatu kota.
§
Merupakan salah satu mata rantai distribusi barang.
c. Peranan terhadap fungsi kota §
Dapat menjadi identitas suatu wilayah
§
Menghidupkan suasana terhadap lingkungan sekitar.
12
2.2.5
Unsur Kegiatan Perdagangan Terdapat beberapa unsur yang membentuk hubungan dalam pola kegiatan perdagangan yaitu:
Kegiatan perdagangan
1.Produsen
· Ekstratif · Manufactur · Industri
2.Konsumen
· Kons. Akhir · Kons. Industri · Perantara
3.Lembaga
Pengayom
Penunjang
perdagangan
· Konsuler · Trade association · Chaber of commerce · Bank · Gudang · Iklan · Perasuransian · Standarisasi · Pengangkutan
· Besar · Kecil
Gambar
13
1. Produsen Adalah pribadi atau badan uasaha yang menciptakan kegunaan, mengolah, mengubah barang sehingga siap dipakai oleh yang membutuhkan. §
Pengumpulan Usaha untuk mengumpulkan barang-barang mentah untuk diolah.
§
Pengolahan Usaha untuk meningkatkan nilai kegunaan suatu barang.
§
Pemasaran Usaha untuk melempar barang-barang hasil produk (dalam hal ini tidak semua produsen melakukannya)
2. Kosumen Adalah pribadi atau badan usaha yang menikmati penggunaan fisik suatu barang atau jasa ekonomi atau seseorang yang membeli atau mengolah untuk dijual kembali. Jenis konsumen menurut cara pemakaian komoditi: §
Kosumen akhir (Ultimate Consumer) Adalah konsumen yang memakai sendiri untuk kepentingan sendiri.
§
Konsumen industri (Industrial Consumer) Adalah konsumen yang membeli untuk di olah, kemudian di jual kembali.
14
§
Konsumen perantara Adalah konsumen yang membeli barang untuk dijual kembali.
Fungsi konsumen: Ø Memberi gairah kepada produsen dan lembaga perdagangan untuk melakukan aktifitasnya masing-masing. Ø Menurut kwalitas, menentukan jenis kwalitas barang yang diproduksi. 3. Lembaga Adalah pribadi atau badan uasaha yang secara langsung atau tidak langsung terlibat dalam kegiatan perdagangan. Status lembaga perdagangan berdasarkan pemilikan terhadap barang yang di jual: §
Pedagang Yaitu perantara yang membeli dan menjual barang-barang, mereka memiliki barang dan berusaha untuk mendapatkan laba dengan bertindak atas diri sendiri.
§
Agen Yaitu perantara yang melakukan jual beli untuk prinsipalnya dan mereka tidak mempunyai hak atas barang-barang prinsipalnya dan mereka tidak menanggung resiko yang menyangkut pemilikan barang tersebut, agen mendapatkan upah atau komisi dari dari barang dijual.
15
2.2.6
Proses perdagangan Berdasarkan bentuknya, yaitu: 1. Pengumpulan Barang yang dihasilkan dalam jumlah sedikit dikumpulkan menjadi jumlah yang besar dalam suatu titik sentral agar dapat disalurkan secara efisiensi. 2. Pengimbang Proses dimana penawaran barang-barang yang siap untuk dijual disesuaikan dengan permintaan. 3. Penyebaran Proses dimana hasil produksi dalam jumlah yang besar yang telah dikumpulkan pada titik sentral disebarkan ke konsumen.
Berdasarkan saluran distribusinya: §
Distribusi langsung ke konsumen
Produsen
§
Konsumen
Distribusi dengan jasa perantara (makelar)
Produsen
Konsumen perantara
16
§
Distribusi melalui pedagang pengecer
produsen §
Konsumen
Distribusi melalui pedagang besar dan eceran
Produsen
§
Pedagang Pengecer
Besar
Eceran
Konsumen
Distribusi melalui pedagang besar tapi memakai jasa perantara.
Produsen
Besar
Eceran
Konsumen
Perantara
2.2.7
Kegiatan Perdagangan 1. Kegiatan utama Yaitu kegiatan-kegiatan yang terjadi dalam proses perdagangan, terdiri dari: a. Kegiatan pengumpulan Merupakan kegiatan yang mengumpulkan atau membeli barang dari produsen atau pabrik yang tentunya dalam jumlah yang besar Kegiatan ini meliputi proses:
17
§
Pembongkaran muatan
§
Pemisahan / sortasi
§
Peragaan / display
§
Penyimpanan
b. Kegiatan transaksi Merupakan kegiatan pertemuan antara perdagangan dan pembelian, yaitu: Meliputi pemilihan barang baik melalui sample / contoh barang dan melalui barang secara langsung yang ada di toko sampai pada kegiatan administrasi transaksi jual beli. Kegiatan tersebut dilakukan secara: §
Langsung Pandagang dan pembelian melakukan transaksi jual beli kemudian barang yang dibeli diserahkan langsung ke pembeli.
§
Tiadak langsung Pedagang dan pembeli melalui transaksi soal administrasi keuangan, barang diserahkan dari tempat penyimpanan / gudang untuk di kirim.
c. Merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pedagang dalam memberikan pelayanan terhadap kepentingan pembeli, biasanya untuk barang dalam jumlah besar atau dikirim keluar kota.
18
Gambar skema kegiatan perdagangan
Produsen
Pengiriman
pembongkaran
Pengangkutan
Pemisahan
Display
Peyimpanan
Transaksi
Pengangkutan
2. Kegiatan penunjang Yaitu kegiatan jasa dan fasilitas yang di berikan suat÷lembaga penunjang perdagangan sehingga memudahkan dan melancarkan pelaksanaan bermacam-macam aktifitas perdagangan, yaitu: §
Perbankan,pengangkutan, periklanan,pergudangan.
§
Kantor agen, kantor eksport dan import, kantor pemasaran, kantor produsen.
2.2.8
Jenis Perdagangan Terbagi dalam beberapa sub pokok bahasan, Yaitu: Berdasarkan ruang lingkup pelayanannya 1. Pedagang luar negri Meliputi eksport, impor, dan transito. 2. Perdagangan Meliputi perdagangan local dan regional. Berdasarkan cara peyampaiannya
19
1. Perdagangan langsung Bilamana barang secara fisik di miliki lembaga tersebut. 2. Perdagangan tidak langsung Bilaman barang-barang tidak dimiliki secara fisik oleh lembaga tersebut.. 2.2.9
Aktivitas Pusat Kegiatan Perdagangan Bahan Bangunan. Kegiatan pelayan dari pusat perdagangan bahan bangunan pada dasarnya dapat dikelompokkan dalam dua jenis yaitu : 1. Benda, Yaitu kegiatan jual beli benda, baik yang berupa elemen intrior maupun bahan bangunan lainnya. 2. Jasa, Yaitu, jasa yang bersifat informasi kegiatan ini lebih bersifat memamerkan dan memberikan iformasi mengenai bahan bangunan. Berdasarkan sifat kegiatannya pusat perdagangan bahan bangunan dapat dibagi dalam 3 bagian utama, yaitu : §
Kegiata Utama Yaitu kegiatan iformasi dan jual beli bahan bangunan atau perlengkapannya secara grosir atau eceran.
§
Kegiatan Penunjang Kegiatan ini menunjang perdagangan bahan bangunan seperti kegiatan penunjang ( kantor sewa, bank, kantor pengelola )
§
Kegiatan Pelengkap Yaitu kegiatan yang bersifat rekreasi dan penginteraksi bangunan.
20
2.3 Kondisi dan Karakter pusat perdagangan bahan bangunan di Jakarta 1. Di daerah Glodok, di jalan pinangsia raya kegiatan perdagangan di daerah ini merupakan pertokoan berjejer (shopping street). kegiatan pelayanannya dilakukan di dalam bangunan pertokoan 3-4. bangunan ini berfungsi juga sebagai gudang dan tempat peragaan, sehingga kegiatan tersebut mengganggu kelancaran lalu lintasyang selalu menimbulkan macet dan tidak terpokusnya tempat penjualan bahan bangunan yang mejadi satu.
2
Di daerah salemba, di jalan keramat jaya kegiatan perbelanjaan alat-alat elektronik dan teknik
berbeda dengan yang ada di pinangsia, puasat
perdagangan ini terpusat dan tidak mengganggu lalulintas yang ada sehigga dapat mempermudah pengunjung untuk berbelanja.
21
3. Di daerah daan mogot, Jakarta barat terdapat tempat penjualan bahan bangunan (Mitra 10) dari tempat tersebut yang kurang adalah produk yang di perdagangkan kurang lengkap dan imet pengunjung ke Mitara 10 kurang karena diliat dari bentuk bangunan yang seperti gudang sehingga pengunjung beranggapat tempat tersebut manjual bahan bangunan yang bersekala besar.
Masalah perencannan pusat kegiatan perdagangan bahan bangunan dituju dari tempat dan tampilan bangunan. Dalam perencanaan pusat perdagangan bahan bangunan ini adalah ekspresi struktu dikarnakan bentuk bangunan dan berfungsi sebagai pemikul beban juga berfungsi untuk memperkuat konsep arsitektural pada bangunan.dikarnakan
perubahan
dari
bentuk
toko
menjadi
puasat
perdagangan bahan bangunan yang berskala besar.
2.3.1 Studi Banding Sebagai studi perbandingan yang pertama diambil MITRA 10 di Jakarta. Lokasi
: Jl daan mogot
Pemilik
: PT Catur Mitra Sentosa
Distributor : PT Catur Adiprana
22
1.
Tujuan Pemilihan serta penyediaan produk yang tepat untuk memenuhi kebutuhan maupun keinginan pelanggan merupakan salah satu faktor penting dalam bisnis ritel ini. Oleh sebab itu Mitra10 terus berupaya meningkatkan kualitas maupun kuantitas produknya. Pada tahun 1997, Mitra10 memulai bisnisnya dengan 10.000 jenis produk kemudian pada tahun 2001 meningkat sebesar 50.9%. Hingga kini memasuki tahun 2005 Mitra10 telah menyediakan 70.000 jenis produk. Mitra10 terbukti mendapatkan respon yang baik dari mitra kerjanya dengan meningkatnya jumlah 100 supplier di tahun 2002 menjadi 600 supplier tahun 2005. Di samping itu Mitra10 juga berencana untuk dapat melayani dan memenuhi kebutuhan pelanggan terhadap produk-produk dalam jumlah besar (bulky). Keseluruhan produk tersebut telah mendapat tempat di hati para pelanggan dan berhasil menempati segmen pasar yang besar. Dengan demikian Mitra10 telah berupaya memberikan variasi produk kepada para pelanggannya dengan perbandingan 10% produk impor dan 90% produk lokal. Tempat dan suasana berbelanja yang bersih dan nyaman merupakan idaman pelanggan, oleh sebab itu Mitra10 akan terus berusaha menciptakan lingkungan yang diidamkan tersebut dengan
23
pengaturan display produk yang menarik dan didukung dengan katalog produk yang informatif. 2. Bangunan Banguna mitra 10 ini berdiri diatas tanah seluas ±1300m2 a. Konsep masa Banguna Mitra 10 ini memilih bentuk masa bangunan yang sederhana tidah menonjolkan bentuk bangunan, sehingga terlihat seperti gudang pada umumnya. b.Sirkulasi Untuk sirkulasi mitra 10 memiliki dua sirkulasi pada bangunan yaitu sirkulasi pengunjung dan karyawan, untuk sirkulasi barang jadi satu dengan sirkulasi karyawan. c. Fungsi dalam bangunan Mitra 10 miliki 2 lantai bangunan yang terbagi menjadi dua bagian, yaitu: § Tempat penjualan barang. Tempat ini disediakan khusus untuk ruang pameran dan produk yang akan di jual. § Gudang barang. Gudang terbagi menjadi dua lantai, latai satu digunakan untuk tempat penyimpanan barang, sedangkan lantai dua di gunakan untuk kantor dan ruang karyawan.
24
d. Struktur dan bahan bangunan Sistem struktur digunakan sistem tiang dan balok,untuk tembok bangunan mengunakan dinding bata, sedangkan pada elemen dinding eksterior, plafond akustik dan lengkungan pada entrence bahan lexan glass. e. Utilitas a. Penghawaan Digunakan Ac dengan sistem central type air cooled chiller. b.Listrik Sumber utama dari PLN. Untuk cadangan digunakan genset dengan kapasitas 1500 waat. c. `Air bersih Diperoleh dari saluran PDAM. 3.Fasilita
Para konsumen dapat menikmati kenyamanan berbelanja di Mitra 10 yang meiliki fasilitas area belanja yang luas dan ber-AC serta area parkir yang aman dan memadai.
Mitra 10 juga memberikan jasa antaran gratis (free delivery) atas barang belanjaan para pelanggan di daerah sekitar toko.
25
2.3.2 Mall Kenari Mas
Studi perbandingan ini dibuat untuk mengetahui perbedaan fungsi bangunan secara umum dari Mitra 10 dengan Mall kenari mas yang akan di rancanakan. selain itu untuk mengetahu luas beberapa jenis ruang yang fungsinya sama dengan proyek yang akan dirancang. Untuk studi banding yang kedua Mall Kenari Mas yang berada: Lokasi
: Jl kramat jaya salemba, jakarta pusa.
Luas lahan
: 7.159,375m2
Luas tapak
: 11.916,8m2
Mall kenari mas berfungsi sebagai perbelanjaan alat-alat elektronik dan tekhnik. §
Bangunan a. Konsep masa Kenari mas terdiri dari dua unsur bentuk bangunan yaitu berbentuk kubus dan bangunan yang berbentuk cylinder, kedua unsur tersebut digabungkan dengan sparasi sistem persenyawaan sehingga menjadi satu kesatuan dengan bangunan yang berbentuk kubus sebagai bentuk dasarnya.
26
b. Sirkulasi Pada bangunan Kenari mas ini memiliki tiga sirkulasi pengunjung : 1. Sirkulasi pengunjung Sirkulasi pengunjung terbagi menjadi tiga bagian pintu masuk di depan bangunan terdapat dua bagian dan terdapat pintu masuk dari parkir.
Pintu masuk dari parkir
2. Sirkulasi barang Terdapat satu pintu masuk barang yang terbagi menjadi dua bagian: ·
Pintu masuk barang
Ramp
tangga tangga
Pintu masu barang dibagi menjadi dua bagian ram dan tangga. ·
Pintu keluar barang
Terdapat satu Pintu keluar barang mengunakan ramp
27
3. Pintu masuk dan keluar karyawan
Pintu keluar dan masuk karyawan terbagi menjadi dua bagian, yang terdapat di sisi samping bangunan. c. Fungsi dalam bangunan Lantai satu disedikan tempat pameran yang bersipat tempoler, lantai dua sampai lima terdapat outlet-outlet penjualan barang, fasilitas penjualan dan kantor pengelola yang terbagi dalam barang elektronik dan tehnik, kenari mas ini juga memiliki satu lantai basement.
Ruang pameran intrior
Perdagangan
outlet-outlet
perbankan
d. Utilitas 1. Penghawaan Digunakan AC dengan sistem central type air cooled chiller. 2. Listrik Sumber utama dari PLN. Untuk cadangan digunakan genset dengan kapasitas 800 KVA. Sumber listrik dari PLN
28
menggunakan teravo. 1travo dilantai atas khusus melayani chiller dan 2 travo di lantai bawah. 3. Air bersih Diperoleh dari saluran PDAM dan deep weii. Terdapat 1 tangki di lantai basement dan 1 tangki di lantai atap. 4. Air kotor Buangan air kotor langsung dialirkan ke riol kota. Air kotor yang melalui treatment adalah buangan dari restoran dan toilet.
2.3.3 Pinangsia Untuk studi banding yang ke tiga adalah pusat perdagangan bahan bangunan di jalan pinangsia. Puast perdagangan bangunan di dijalan pinangsia ini terdapat di sepanjang jalan. Skala pelayanan regional, menjual barang secar grosir dan eceran. Berbentuk rumah toko bertingkat antara 1,3 dan 4. dimana lantai 1digunakan sebagai toko atau showroom dan lantai 2 digunakan sebagai gudang, sehingga dapat disimpulkan perbandingan luas antara toko / showroom dengan gudang adalah 1:1.
29
Berikut adalah tabel hasil survey ke lapangan.
Jenis mata
jumlah
persentase
Dagangan
ruang
jumlah ruang
(M2)
luasan
Keramik dan sanitair
38
37%
1500
27%
Keramik dan sanitair
4
3%
300
5%
Showrom
4
5%
400
7%
Showrom
18
12%
500
9%
Toko
Marmer Kayu (lapis, propil, parket)
luasan
persentase
keterangan
Toko
Kunci dan pintu sorong
4
5%
200
3%
Toko
Kaca nako
2
2%
200
3%
Toko
Gypsum
4
5%
400
7%
Showrom
Perlengkapan kantor
4
5%
200
3%
Showrom
Lampu
4
5%
400
7%
Showrom
Karpet dan wallpaper
5
6%
500
9%
Toko
Kitcen set
1
1%
100
2%
Showrom
Besi dan plastik
2
2%
100
2%
Toko
Metal Deck
1
1%
100
2%
Showrom
Tacon
2
2%
200
3%
Toko
Alumunium
2
2%
200
3%
Toko
Pagar besi
2
2%
200
3%
Showrom
36%
Showrom
64%
Toko
83
100%
5000
30
BAB III TINJAUAN KHUSUS 3.1
Pengertian Tema Pamilihan Tema Ekspresi Struktur dalam penulisan Skripsi ini berdasarkan kebutuhan akan sebuah bangunan yang mempunyai bentangan yang lebar sehingga membutuhkan sebuah sistem yang dapat mendukung sebuah proyek pusat perdagangan bahan-bahan bangunan. Ekspresi : §
Pengungkapan atau proses menyatakan, yaitu memperlihatkan atau menyatakan maksud, gagasan, perasaan dan sebagainya.1)
Struktur : §
Sebagai alat untuk mewujudkan gaya-gaya ekstern menjadi mekanisme pemikul beban intern untuk menopang dan memperkuat suatu konsep arsitektural.2) Jadi Ekspresi Struktur memiliki pengertian yaitu ungkapan secara
jelas tentang salah satu alat yang berfungsi sebagai pemikul beban juga berfungsi untuk memperkuat konsep arsitektural pada bangunan. Beberapa pengertian dari para ahli struktur dan arsitek mengenai Ekspresi Struktur : §
Adalah segala macam struktur yang digunakan tidak ditutup-tutupi (Matthys Levy, ahli struktur)
§
Adalah salah satu cara arsitek untuk mewujudkan kontryksi suatu bangunan (Richard Roger, Arsitek)
1. Kamus besar Bahasa Indanesia 2. Snyder, C. james, Introduction to arsitektur, pg.268
31
3.2
Sejarah Ekspresi Struktur Tedisi dalam mengekspresikan struktur pada bangunan telah berlangsung sangat lama dimulai pada pembangunan katthedral Gothic pada abad pertengahan dan dilanjutkan dengan teori Viollet le Duc (1814-1879). Namun demikian, perlu diingat bahwa meskipun sekarang ini banyak kita liat bangunan-bangunan yang mengekspresikan struktur bangunannya, tetapi tidak semua bercirikan seni struktur. Karena seni struktur tidak hanya mengekspresikan struktur yang ada akan tetapi, memperliatkan bagaimana sifat dari struktur tersebut. Dalam seni struktur, terdapat tiga pemikiran dasar yang penting, yaitu efisiensi, ekonomis, dan elegan. Efisiensi disini memiliki banyak aspek pengertian akan tetapi yang pertama perlu diperhatikan adalah bagaimana menggunakan
semaksimal
mungkin
kegunaannya
dan
harus
dapat
menyalurkan gaya-gaya yang terjadi seefisien mungkin. Kemudian ekonomis, memiliki pengertian bahwa para ahli dan arsitek dalam mendesain suatu bangunan perlu memperhatikan nilai ekonomisnya dari keseimbangan antara sumber daya alam yang tersedia, sumber daya masyarakat dengan bangunan yang direncanakan. 3.3 Hubungan Struktur dengan Arsitektur Sejak Revolusi Industri, para ahli struktur telah menjadi disiplin ilmu yang terpisah dari arsitektur. Karena disiplin struktur lebih pokus pada bentuk-bentuk struktur dan komponen pada bangunan, sedangkan para arsitek lebih fokus terhadap ruang-ruang dan keharmonisan antara fungsi, bentuk serta sistem dalam berkerja. Maka, pada bangunan dengan skala besar
32
terdapat kolaborasi antara ahli struktur dengan arsitek, sehingga bangunan dapat dibangun sesuai dengan konsep arsitektural dan citra bangunan seperti apa yang diinginkan tercapai. Beberapa pengertian struktur : §
Dalam konteks teknologi, struktur adalah alat pemikul beban intern terhadap gaya ekstern untuk menompang dan memperkuat konsep arsitektur.
§
Dalam konteks perancangan bangunan, struktur adalah alat penompang dan metode-metode konstruksi sebagai faktor intrinsik dan penentu bentu bangunan. Melihat dari struktur diatas, seorang arsitek harus mampu mempertimbangkan dalam memasukan dan menempatkan struktur kedalam bangunan serta memilih metode-metode struktural dan bahan bangunan yang tepat sehubungan dengan perancangan bangunan. a.
Struktur sebagai foktor penentuan bangunan Rancangan dan pengembangan sistem struktur sehubungan dengan konsep suatu bangunan merupakan salah satu keputusan penting yang harus dipertimbangkan oleh seoarang Arsitek. Stryktur dianggap sebagai faktor penentu dalam proses perancangan selai itu struktur juga dapat memberikan estetika dari bangunan.
b.
Struktur sebagai prinsip yang mengatur Struktur merupakan suatu perinsip perancangan yang mengatur dan mekanisme dari pemikulan beban. Selama proses perancangan, salah satu
keputusan
awal
harus
dipertimbangkan
ialah
bagaiman
33
menetapkan batasan luasan ruang bangunan. Ruang tersebut nantinya akan menentukan menempatkan elemen struktur sebagai mekanisme bagi penyalur gaya secara logis.
3.4
Kriteria Pemilihan Sistem Strurktur Pemilihan sistem struktur yang digunakan memiliki beberapa kritria yang penting dan perlu diperlukan, meskipun beberapa bangunan tidak memperhatikannya. Kriteria-kriteria tersebut antara lain : 1. Aman terhadap api Artinya bagaimana reaksi sistem struktur terhadap api dan apakah dapat menahan meskipun sedang terjadi kebakaran. 2. Daya tahan struktur Artinya bagaimana sistem struktur yang digunakan dapat tahan terhadap kerusakan akibat waktu dan cuaca. 3. Kekokohan Artinya bagaimana sistem struktur yang digunakan dapat bertahan terhadap gaya-gaya horizontal yang timbul, seprti gempa ataupun cuaca. 4. Ekonomis Artinya bagaimana pembiayaan sistem struktur dapat seimbang dengan pembiayaan bangunan secara keseluruhan 5. Visual Artinya bagaimana sistem struktur yang digunakan dan komponen lainnya dapat berfungsi bersamaan meningkatkan konsep arsitektural bangunan.
34
3.4.1
Manfaat Pemilihan Struktur Bila suatu struktur bangunan yang telah dipilih dipahami sebagai suatu kesatuan tidak sebagai serangkaian peristiwa tersendiri, maka diperoleh beberapa keuntungan rancangan yang penting, yaitu : 1. Pengulangan. Ketergantungan pada teknologi industri dan ekonomi
manufaktur
memungkinkan
para
pembangun
memperoleh komponen bangunan yang bermutu tinggi dengan biaya yang layak dan penghematan waktu dalam perkerjaan. 2. Kekhasan. Berulangkalinya terjadi keadaan yang sama dalam suatu sistem struktural menghasilkan rincian dan hubungan tang cendrung menjadi seragam diseluruh bangunan. Sehingga hal ini akan menjadi salah satu pokok yang penting dalam rangcangan bangunan dan berlaju dari ketetapan visual dalam suatu proyek arsitektur. 3. Penyesuaian. Dari karakteristik dan kendala setiap sistem terhadap pilihan dan kemungkinan yang dapat digunakan untuk menampung tugas arsitektur yang spesifik. Mengandalkan suatu sistem struktur sering menentukan dan menyederhanakan kendala yang ditemui.
3.5 Ekspresi Sistem Struktur Menurut Schoppenhaver suatu bangunan akan mempunyai ekspresi sistem yang hampir sempurna bila sistem struktur dapat memperlihatkan
35
perjuangan antara kekuatan bahan-bahan struktur melawan gaya gravitasi. Dari kesimpulan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa : §
Ungkapan / ekspresi sistem struktur dengan menonjolkan sistem struktur bangunan tersebut.
§
Sistem struktur yang akan memberikan bentuk pada bangunan harus diungkapkan sejujur-jujurnya, tanpa harus ditutup-tutupi.
§
Sistem struktur harus mampu memperlihatkan suatu kekakuan dan kekuatan.
3.6
Pengaruh Struktur dan Teknologi Terhadap Bentuk Untuk mendapatkan suatu bentuk bangunan yang mempunyai fungsi tertentu diperlukan bahan-bahan bangunan sebagai sarana dasar bangunan. Bahan-bahan yang merupakan elemen bangunan ini, disusun menjadi suatu kesatuan dan disebut kontruksi.
36
Suatu sistem yang tepat perlu dipilih, sehingga dapat menghasilkan fungsi yang diinginkan secara maksimal. Selain itu bahan bangunan memiliki sifat tertentu yang akan memancarkan kesan yang berbeda –beda. Pemilihan jenis barang erat hubungannya dengan fungsi dan sifat yang dibutuhkan
bangunan
yang
berkaitan
dengan
sistem
struktur
bangunan.sistem struktur berkembang dengan adanya kemajuan teknologi, tapi yang terpenting adalah bagaimana memilih suatu sistem struktur dan bahan yang digunakan sesuai dengan fungsi serta kesan yang diinginkan dari bangunan tersebut. 3.7
Dasar-dasar Untuk perancangan Arsitektur 3) Bangunan-bangunan yang diakui sebagai arsitektur yang indah biasanya
memuat
suatu
komunikasi
kedalam
suatu
totalitas
dan
mengekspresikan dengan ringkas, tepat dan indah. Yang menyebabkan mutu dari komunikasi menjadi dasar bagi kritik masyarakat dan penilaian kolektif/ umum tentang suatu bangunan. Timbulah permasalahan penting yang dihadapi seorang arsitek mengenai penyampaian akan “citra” bangunan, karena citra tersebut akan mempengaruhi sikap dan prilaku pemakai bangunan. Dapat ditarik kesimpulan bahwa permasalahan komunikasi citra merupakan hal yang penting bagi perancang arsitektur. Ada 6 pendekatan untuk memecahkan permasalahan tersebut, diantaranya : 1. Program bangunan 2. Tipologi bangunan
3.Snyder. james c pengantar arsitektur, Erlangga.
37
3. Tapak/ site bangunan 4. Prilaku lingkungan 5. Teknologi bangunan 6. Gaya masing-masing arsitek Dalam laporan ini penulis lebih menekankan bahwa komunikasi dan citra dapat terpecahkan melalui pendekatanteknologi bangunan dan prilaku lingkungan, sehingga diharapkan ekspresi struktur dapat mewujudkan perancangan pusat perdagangan bahan bangunan di jakarta.
3.8
Sistem Struktur 3.8.1 Pengertian Sistem Struktur Sistem struktur adalah rangkaian elemen-elemen yang saling terkait satu dengan yang lain untuk menciptakan kestabilan, kekakuan dan kekuatan bangunan kemudian disalurkan ketanah berupa gayagaya, sehingga bangunan dapat berdiri dengan kokoh. Dalam merencanakan suatu bangunan sistem struktur yang digunakan harus memenuhi beberapa persyaratan dan pertimbangan diantaranya : §
Sistem struktur yang direncanakan diharapkan dapat dirancang sedemikian rupa.
§
Efisiensi dari pembiayaan yang dapat dicapai dengan suatu sistem struktur yang tepat.
§
Kuat dalam menahan gaya lateral yang ditimbulkan oleh angin dan gempa.
38
§
Kemudahan dalam waktu pelaksanaan pembangunan.
§
Tidak mengganggu aktifitas yang terjadi didalam bangunan.
3.8.2 Sistem Struktur Bangunan Pada dasarnya struktur bangunan dibagi menjadi dua bagian yaitu : a. sub structure ( struktur bagian bawah ) merupakan bagian dari struktur yang berhubungan langsung dengan tanah serta menyalurkan beban diatasnya, bagian ini dapat disebut juga pondasi. Untuk menetukan jenis pondasi yang dipakai berdasarkan : §
Daya dukung tanah
§
Besar beban bangunan
§
Pertimbangan lingkungan
§
Pertimbangan waktu dan biaya
Adapun beberapa jenis pondasi yang biasa digunakan yaitu : §
Pondasi lajur Daya Pikul Kedalaman Tanah Pekerjaan Kebisingan Ketinggian
: Kurang Kuat : Dangkal : Cepat : Rendah : 1-3 Lantai
Tidak cocok untuk bangunan bertingkat 4 dan massanya berat. §
Pondasi setempat Daya Pikul Kedalaman Tanah Pekerjaan Kebisingan Ketinggian
: Sedang : Relatif dangkal : Cepat : Rendah : 1-4 Lantai
Kurang cocok untuk menahan beban bangunan yang cukup besar.
39
§
Pondasi tiang pancang Daya Pikul Kedalaman Tanah Pekerjaan Kebisingan Ketinggian
: Tinggi : Relatif dalam : Lambat : tinggi : ≥4 Lantai
C Cocok karena daya dukung tanah yang besar dfan boot struktur yang besar. §
Pondasi sumuran ( bore pile ) Daya Pikul Kedalaman Tanah Pekerjaan Kebisingan Ketinggian
: Tinggi : Relatif dalam : Lambat : tinggi : ≥4 Lantai
Kurang cocok karena tidak sesuwai dengan kondisi bangunan.
Bangunan Pusat Perdagangan Bahan Bangunan ini termasuk golongan bangunan tingkat tinggi dengan maksimal ketinggian 6 lantai sehingga
beban yang dipikul pondasi cukup besar. Berdasarkan
kondisi tapak yang ada dan dari hasil analisa yang didapat, maka jenis sub struktur yang cukup relavan adalah pondasi tiang pancang, dengan alasan : §
Dapat digunakan pada bangunan Pusat Perdagangan Bahan Bagunan dan gedung lainnya.
§
Daya dukung tanah yang baik
§
Pengerjaannya mudah dan cepat
b. Upper Strcture (struktur bagian atas) Yaitu sistem struktur yang berada diatas yang berfungsi menyalurkan gaya dan beban bangunan kepada struktur bagian bawah (
40
sub struktur ) dan kemudian distribusikan ketanah melalui elemenelemen strukturnya. Struktur yang terletak di atas pondasi ( upper structure ) yang terdiri dari dua bagian yaitu : 1. Struktur atas terdiri dari : §
Komponen Vertikal Berbentuk dinding struktur dan kolom yang berfungsi menyalurkan beban langsung ke pondasi.
§
Komponen Horizontal Terdiri dari balok dan lantai, balok berfungsi
menyalurkan
beban
kekolom, sedangkan lantai ada yang menyalurkan beban kekolom, sedangkan
lantai
ada
yang
menyalurkan beban ke pondasi dan ada yang tidak menyalukan beban. 2. Struktur atap terdiri dari : §
Struktur rangka kayu
41
§
Struktur rangka baja
§
Struktur rangka datar
Sistem struktur rangka baja sangat memungkinkan untuk dipakai pada ruang dengan bentang yang lebar seprti : Pada tempat pameran pusat perdagangan bahan bangunan 3.8.3 Macam-macam Sistem Struktur Bangunan 4) Untuk pemilihan kriteria sistem struktur yang sesuai dengan fungsi bangunan Pusat Perdagangan Bahan Bangunan, maka sistem struktur yang dibahas adalah sebagai berikut : A.
Struktur rangka Pada dasarnya struktur rangka terdiri dari dua unsur, yaitu balok sebagai unsur horizontal yang berfungsi sebagai pemegang media pembagian beban dan gaya kepada kolom sebagai unsur vertikal yang berfungsi sebagai penyalur beban dan gaya ke tanah. Klasifikasi Srtruktur Rangka :
4.Engel, Heinrich, “Structure Systems“.
42
3. Struktur rangka batang Merupakan komposisi batang-batang yang lurus dan padat yang berada dalam suatu rangkaian. Jenis struktur rangka batang diantaranya : §
Pratt Truss, yaitu rangka dengan batang vertikal mengalami tekanan dan batang diagonal manglami tarik, kedua rangka tersebut mengalami tekanan.
§
Warent Trrus, yaitu rangka batang yang terdiri dari batang diagonal sebagai mengalami tekan dan sebagai mengalami tarik.
43
4. Struktur rangka lipat dan lengkung Merupakan kombinasi dari struktur rangka batang rata yang membentuk lipatan / lengkungan. Pada sistem ini dapat terjadi perubahan bentuk akibat pembebanan, perubahan bentuk dapat dihidari dengan : §
Penambahan beban
§
Dimensi batang diperkecil
§
Detail hubungan yang tepat
Gambar : Struktur rangka lipat dan lengkung 5. Struktur rangka ruang Merupakan komposisi dari batang-batang yang masingmasing berdiri sendiri memikul gaya tekan / tarik yang sentris yang di kaitkan satu sama lain dengan sistem menggunakan tiga dimensi. Sistem rangka ruang terbagi atas beberapa jenis :
44
Gambar : Struktur rangka ruang sistem mero dan kisi-kisinya struktur rangka terdapat struktur yang rangkanya mengunakan beton. Struktur rangka ini terbagi atas : §
Sistem balok
: elemen terpenting adalah balok, post
dan lintel §
Sistem
rangka
:
mengunakan
portal,
terkadang
membutuhkan pengakuan untuk menahan momen. §
Sistem grid dan slab
§
Pendukung V
: prinsipnya sama dengan rangka
batang, yaitu bentuk segitiga kaku B. struktur Permukaan Bidang Pada struktur permukaan bidang, bidang menerima beban membentuk bidang dan memikul beban. Kekuatan umumnya
45
terletak pada bebasnya arah-arah gaya yang berkerja sesuai dengan bentuk struktur. Struktur permukaan bidang terbagi atas : 1. Struktur Lipatan §
Persyaratannya : kekakuan, sudut lipatan harus kaku
§
Bentang maksimum : kayu 30m sedangkan beton 45m
§
Sifat struktur lipatan : kaku, bidang menerima panas yang luas, mengurangi gaya yang terjadi dalam ruangan
§
Bahan yang digunakan : alumunium, beton, plastik dan fiber
Gambar : Rangka lipat dan beberapa jenis lipatannya 2. Struktur Rigid Shell, adalah plat yang melengkung ke suatu arah atau lebih yang ketebalannya jauh lebih kecil dari bentangannya. Ada beberapa persyaratan dan sifat struktur rigid shell : a. Persyaratan §
Cangkang
harus
didukung
landasan
sehingga
tidak
menimbulkan lengkungan.
46
§
Plat sebagai penutup menggunakan plat tipis agar tidak menimbulkan lentur.
§
Lengkung cangkang harus tepat pada titiknya sehingga kuat dan kaku.
b. Sifat struktur §
Menerima beban yang merata dan dapat menutup ruangan dengan bentang yang besar.
§
Mempunyai permukaan yang netral
§
Mempunyai ketebalan yang sama di setiap titik
§
Gaya yang berkerja adalah gaya tengensial dan radial
Keuntungan § Dapat
Kerugian bentang
§ Kesulitan dalam penetapan
lebar plat cangkang reatif
dinding alat sirkulasi vertikal
menutupi
§ Ruang
tipis § Kebebasan
pengolahan
ruang dalam bangunan
dalam
banyak
terbuang § Struktur sulit di kembangkan
c. Jenis struktur §
Shell melengkung satu arah :
47
§
Shell melengkung dua arah :
§
Shell dengan bentuk bebas :
2. Struktur Soft Shell §
Struktur pneumatik : membran yang berkerja dengan tekanan udara yang mengimbangi berat yang berkerja, sehingga dapat menutupi volume.
48
C. Struktur Kabel dan Jaring Suatu sistem yang menggunakan kabel sebagai elemen utama yang menahan gaya tarik, namun kabel tidak dapat menahan berat sendiri, sehingga perlu sebuah elemen struktur yang lain untuk menggantungkan kabel tersebut. Struktur kabel memiliki sifat menahan gaya tarik dan tanah terdapat tekan. Struktur kabel memiliki jenis diantaranya : v §
Struktur kabel gantung Single layer sistem : atap dibentuk oleh kabel satu sam lain dan balok sebagai penghubung
§
Doble layer sistem : Kabel dengan batang vertical sebagai penghubung.
Kedua
kabel
merupakan
kurva
yang
berlawanan arah
49
§
Struktur kabel jaringan : Terdiri dari kabel yang menggatung pada balok atau lengkungan yang kaku
3.8.4 Studi Banding Ekspresi Struktur Tujuan dari studi banding ini adalah untuk mendapatkan acuan perencanaan, dengan sistem Ekspresi Struktur yang di terapkan dalam rancangan Pusat Perdagangan Bahan Bangunan di Jakarta. a. Kadoorie Biologocal Building, Hong Kong Kodoorie
Biologocal
Sciences
Building
merupakan
sebuah
Universitas di Hong Kong. Bangunan ini diresmikan pada tahun 2000 dan mendapat penghargaan tentang penerapan elemen struktur yang kuat pada bangunan. § Kesan yang ada pada bangunan ini yaitu kuat, tegas dan berat dengan mengekpresikan elemen kolom penopang bangunan yang membentuk segitiga.
50
BAB IV ANALISA PERENCANAAN
4.1 ASPEK MANUSIA 4.1.1 Analisa pelaku dan kegiatan Pusat Kegiatan Perdagangan Bahan Bangunan di Jakarta a) Analisa Pelaku dan Kegiatan Agar bangunan yang direncanakan dapat menampung dari Pusat Kegiatan Perdagangan Bahan Bangunan di Jakarta maka perlu dilakukan analisa pelaku dan kegiatan dikaitkan dengan beberapa hal yaitu jenis pengunjung, klasifikasi tujuan. Pelaku
Jenis
Klasifikasi
kegiatan
Pengunjung
tujuan
Pengunjung
Pedagang-eceran
· Toko
· Belanja
Orang teknik
· Showroom/
· Parkir
Sipil,arsitektur,-
Pedagang
Kegiatan
pameran
· Melihat-
interior
· kantor
Pedagang grosir
· Sewa toko
· Parkir
Pedagang jasa
· Sewa kantor
· Jual brg
Distributor
· Sewa
· Promosi
Pelaksanapameran
showroom
liat
· Bongkar muat
51
Pengelola
· Kantor
Administrasi
· Mengatur
Maintenance
Kegiatan · Menjaga
Keamanan
b. Analisa Kegiatan Makro fasilitas yang akan dikembangkan pada Pusat Kegiatan Perdagangan Bahan Bangunan ini, selain mengutamakan kegiatan utama yaitu: kegiatan
Perdagangan Bahan
Bangunan dan
perlengkap bangunan juga dikembangkan kegiatan lain yang memberikan kemudahan dan kelengkapan terhadap kegiatan utama. Pada dasarnya kegiatan-kegiatan yang akan dikelompokanmenjadi 3 bagian yaitu: 1. KEGIATAN UTAMA Terdiri dari kegiatan Bangunan
Pusat Perdagangan Bahan
dan perlengkapan bangunan serta pameran tetap
maupun berkala. Perdagangan ini dapat dibedakan antara perdagangan
yang spesifik
dalam
bentuk
kantor-kantor
perwakilan bahan bangunan dan perlengkapan banguna, sedangkan yang tidak spesifik berupa toko-toko. Kegiatan galeri ini dibedakan antara galeri dan pameran tetap yang merupakan informasi produk dari produsen dan ruang simulasi perlengkapan bangunan, sedangkan pameran
52
berkala adalah informasi produk baru yang sifatnya menarik pengunjung. 2. KEGIATAN PENUNJANG Merupakan kegiatan yang menunjang secara langsung kegiatan utama dan memberikan berbagai kemudahan dan kelengkapan wadah ini sebagai Puasat Kegaitan Perdagangan Bangunan di Jakarta. Kegiatan ini terdiri dari kegiatan pergudangan, parkir, perbankan, jasa konsultan, jasa ekspedisi, swalayan bahan bangunan, kegiatan pengelola, semua kegiatan ini dimaksud untuk dapat meningkatkan kwalitas pelayanan dari pusat perdagangan ini. 3. KEGIATAN PELENGKAP Kegiatan ini dilakukan baik sebagai pelengkap yang menguntungkan dan dimaksudkan untuk memberikan pola kegiatan yang lebih bervariatif pada pusat perdagangan ini. Dengan adanya kegiatan ini diharapkan terjadi peningkatan arus pengunjung, dengan membangkitkan unsure-unsur rekreatif dan atraktif. Meliputi swalayan bahan bangunan, food centre dan restaurant. Kegiatan
Fasilitas
Kegiatan Utama
Perdagangan bahan bangunan spesifikasi Perdagangan bahan bangunan nonspesifikasi
53
Pameran tetap (showroom merk barang)
Kaegiatan Penunjang
Pergudangan Parkir Perbankan Kantor konsultan Kantor Ekspedisi Kantor pengelola Swalayan bahan bangunan
Kegiatan Pelengkap
Fasilitas makan dan minum Fasilitas kesejahteran dan service Fasilitas mekanikal dan elektrikal
c. Analisa Kegiatan Mikro untuk dapat memenuhi tuntutan kebutuhan wadah untuk kegiatan-kegiatan yang menunjang perdagangan bahan bangunan ini. Analisa kegiatan Pusat Perdagangan Bahan Bangunan ini adalah sebagai berikut: 1. Pertokoan Kegiatan : Perdagangan bahan bangunan dari berbagai jenis bahan bangunan. Sampai saat ini sistem pertokoan dengan cara personal service masih banyak diminati, mengingat sifat pelayanannya yang
54
langsung dan komunikasi dua arah untuk mendapatkan informasi lebih mudah. 2. Galeri intrior Kegiatan : Mempromosikan produk bahan intrior tertentu. Dengan adanya galeri maka akan lebih mudah untuk mendapatkan informasi dan diharapkan akan memberikan suasana yang lebih atraktif bagi Pusat Perdagangan Bahan Bangunan di Jakarta. 3. Fameran Berkala Kegiatan : Mempromosikan hasil produk kepada masyarakat baik yang bersifat komersial maupun yang kurang komersial dengan suasana yang rekretif, santai, menarik dan intormatif. Pameran komersial seperti pameran produksi bahan bangunan dan pameran kemajuan
teknologi konstruksi atau bahan
bangunan, pameran yang bersifat kurang komersial adalah pameran yang bersifat nilai tambah pada bangunan. 4. Perkantoran Kegiatan : Mendistribusikan perdagangan bahan bangunan kepada pedagang besar atau eceran. Saat ini toko penjualan alat berat sudah tidak efesien lagi, penggantinya adalah organisasi yang memakai pelayanan dengan buku petunjuk / catalog. Disamping itu kantor juga menawarkan produk baru dan barang sesuai permintaan konsumen.
55
Perkantoran juga disewa oleh lembaga perdagangan lain yang berfungsi untuk memudahkan kebutuhan konsumen dalam memperoleh pelayanan yang berhubungan dengan perdagangan seperti bank, jasa , asuransi, angkutan, biro jasa, informative dan aman. 5. Pergudangan Kegiatan : Penyimpanan dan bonkar muat bahan bangunan sebelum dijual. Fungsi pergudangan menjadi makin penting karena sifat penjualan yang grosir dan eceran pada pertokoan dan perkantoran. Letaknya diusahakan dekat dengan tempat yang dilayani namun tidak mengganggu. 6. Pasar Swalayan Bahan Bangunan Kegiatan bahan bangunan yang mempunyai volume relative kecil misalnya perkakas dan perlengkapan bangunan dengan volume barang yang relative kecil dan dijual secara eceran. Pasar swalayan ini dimaksudkan untuk menunjang pertokoan / perkantoran. Dibutuhkan suasana informal dan santai. 7. Food Center Merupakan
pusat
pelayanan
makan
dan
minum
yang
meyediakan berbagai pilihan dari fast food sampai kaki lima. Biasanya pusat jajan serba ada ini juga berfungsi sebagai penampung kegiatan kaki lima yang sering jadi masalah.
56
8. Restorant Merupakan pelayanan makan minum yang sifatnya lebih tradisional dan biasanya digunakan untuk mengundang tamu. Kegiatan restoran lebih menunjang kegiatan bisnis bagi kalangan menengah ke atas. 9. Ruang Luar Digunakan sebagai wadah kaki lima dan parkir. 4.2 Kebutuhan Ruang Dari analisa kegiatan secara makro dan mikro yang akan direncanakan dalam Pusat Kegiatan Perdagangan Bahan Bangunan maka dapat diketahui kebutuhan yang.
Fasilitas
Kebutuhan Ruang
Pertokoan
Toko Ruang Pelayanan
Ruang display Ruang Penyimpanan Perkantoran
Ruang Administrasi
Ruang Display / Showroom Galeri Intrior
Ruang Pameran Ruang panel promosi / Ruang pelayanan
Ruang penyimpanan Pameran Berkala
Ruang Pamer Ruang Pelayanan
Ruang informasi Ruang penyimpanan
57
Fasilitas Pergudangan
Kebutuhan Ruang Unit –unit gudang
Arena bongkar muat Ruang Pengawas Perbankan
Hall
Ruang Informasi Teller counter
Ruang Adminitrasi Ruang Kepala Cabang Kantor Konsultan
Ruang Pimpinan
Ruang Staff Ruang Konsultan Kantor Ekspedisi
Ruang Pimpinan
Ruang Sekertaris Ruang Staff
Ruang Pelayanan Kantor Pengelola
Ruang Pimpinan Ruang Adminitrasi
Ruang iformasi / tunggu Ruang Rapat
Toilet Pantry, gudang Pasar Swalayan Bangunan
Ruang Pengawas / penerima
Ruang Penjualan, promosi Ruang Penyimpanan
Ruang Admitrasi / Karyawan Food Center
Ruang Penerima Ruang Area Makan Minum
Ruang Kasir Umum Ruang Staff
Dapur, gudang Toilet
58
Fasilitas Restorant
Kebutuhan Ruang Hall
Arena makan minum Kasir
Ruang Staff Dapur, Gudang Kesejahteraan+servis
Musholla
Ruang P3K Ruang keamanan
Ruang karyawan
4.2.4 Persyaratan Ruang Persyaratan ruang untuk bangunan Pusat Kegiatan Bahan Bangunan dapat dibagi dalam beberapa bagian yaitu : a. Persyaratan ruang fungsional Bertolak dari sifat komersial bangunan Pusat Kegiatan Bahan Bangunan ini maka persyaratan utama fungsionalnya adalah penerapan sistem sirkulasi yang dapat menjamin kehidupan bangunan komersial dengan pola aliran
sirkulasi pengunjung
keseluruhan bagian kegiatan. b. Persyarantan sifat ruang Sifat ruang bangunan komersial tidak dapat dipisahkan dari syarat fungsionalnya. Oleh karena itu ruang-ruang perlu dipertimbangkan secara khusus agar seluruh kegiatan dapat dialirkan oleh pengunjung. Beberapa sarat ruang : ·
Atratif, menarik dengan windiw shops-nya
·
Nyaman, tenang, bebas untuk memilih
·
Terbuka, mengundang
59
SYARAT RUANG Data ruang
fungsional
Penerangan
alami
buatan
Jalur sirkulasi
·
Pertokoan
·
Perkantoran
·
·
·
Pameran tetap
·
·
·
Pameran berkala
·
·
Pergudangan
·
·
Pengha
Listrik
Menarik
waan
PLN
atraktif
alami
buatn
·
·
·
·
·
·
·
·
·
·
·
·
·
·
·
·
·
·
·
·
·
·
Pasar swalayan
·
·
·
·
·
Parkir
·
·
Food center
·
·
·
·
·
restoran
·
·
·
·
·
· ·
·
·
c. Perhitungan Luas Ruang Berdasarkan
kegiatan
yang
berlangsung
dalam
bangunan
perdagangan ini, dapat diketahui kebutuhan luas ruang yang dihubungkan dengan sifat kegiatan tersebut. Menggingat perhitungan jumlah pengunjung tidak dapat dipikirkan secara tepat, maka perhitungan kebutuhan ruang dilakukan berdasarkan kapasitas yang ditampung dari
60
masing-masing fasilitas berdasarkan asumsi yang didasari oleh perbandingan beberapa standar yang ada. Analisa kebutuhan ruang untuk kegiatan ini dilakukan dengan pendekatan terhadap aspek kegiatan itu sendiri, karakterstik, serta kebutuhannya yang khas.
Standart
Kapasitas
Luasan Ruang
Pusat Kegiatan Perdagangan
Bahan bangunan Kegiatan utama Kegiatan penunjang Kegiatan pelengkap
61
Standart besaran ruang tersebut merupakan kebutuhan ruang efektif dari masing-masing kegiatan yang ada. Sebagai pertimbangan terhadap sifat komersial bangunan dan kebutuhan untuk sirkulasi baik horizontal maupun vertical, maka perhitungan luasan ruang ditambah20%.
62
Mekanikal & Elek A. Architect`Data B. Planning The Architect Hand Book C. AJ Metric D. Asumsi E¹. Studi Banding dengan Kenari Mas E². Studi Banding dengan Pinangsia
68
4.3.1 Perhitungan Kebutuhan Luas Parkir Kendaraan Kebutuhan area parkir ini untuk : · Parkir pengunjung · Parkir pedagang dan pengelola · Parkir kendaraan barang dan srvis Berdasarkan “standar perancanaan Kota DKI Jakarta” 1.Parkir pengujung Mobil : Standar 1 mobil/ 6 orang (DKI) Kebutuhan (Plus Sirkulasi) 18 m² / mobil Jumlah pengunjung 1500 orang x (60%) =900 orang Total luasan parkir =18 900
= 5400 m²
3 Jumlah kebutuhan parkir = 5400 m² : 18 m² x 1 =300 mobil Motor : Standar 1/3 jumlah mobil (DKI) Kebutuhan (Plus Sirkulasi) 4 m² /motor Jumlah pengunjung 1/3 (500) = 163 motor Total kebutuhan parkir = 4 m² x 166 = 664 m² 2. Parkir pegelola dan karyawan Mobil : Standar 1 mobil/ 6 orang (DKI) Kebutuhan (Plus Sirkulasi) 18 m² / mobil Jumlah pengunjung 500 orang x (60%) =300 orang Total luasan parkir =18 300
= 1800 m²
3 Jumlah kebutuhan parkir = 1800 m² : 18 m² x 1 =100 mobil
71
Motor : Standar 1/3 jumlah mobil (DKI) Kebutuhan (Plus Sirkulasi) 4 m² /motor Jumlah pengunjung 1/3 (163) = 55 motor Total kebutuhan parkir = 4 m² x 55 = 220 m² 3. Parkir kendaraan barang dan servis Parkir digudang di asumsikan setiap 400 m² gudang memerlukan 1mobil angkutan dengan luasan permobil 40 m². Luas gudang = 6060 m² Maka didapat = 6060 m² : 400 m²=15 angkutan Luas yang di butuhkan = 15 x 40 m² =600 m² Maka luasan untuk area parkir pada Pusat Perdagangan Bahan Bangunan ini adalah sebagai berikut : Mobil
= 7.200 m²
Angkutan
= 600 m²
Motor
= 884 m²
Total
= 8684 m²
4.3.2 Jenis penjualan Pusat Perdagangan Banhan Bangunan memiliki 3 zona penjualan yaitu : Agen distri butor : sebagai perantara produsen untuk menyalurkan barang kepada grosir. Gerosir
: Sebagai pengumpul barang-barang dalam jumlah besar yang akan disebarkan atau dijual kepada pembeli dan pedagang eceran.
Eceran
: menjual kembali kepada konsumen.
72
4.3.3 Pola Hubungan Ruang Dasar-dasar pendekatan hubungan ruang pada suatu bangunan sehingga membentuk pola-pola ruang yang saling berkaitan / koheren. 1. Ruang dalam ruang Sebuah ruang yang luas dan dapat melingkup ruang-ruang lain yang lebih kecil didalamnya. Bentuk hubungan ruang dalam ruang akan membedakan fungsional antar kedua ruang, sehingga melambanagkan keistimewaan
ruang
yang
berbeda
didalamnya. 2. Ruang Saling BerkaitanDua buah ruang yang saling berkaitan dan membentuk suatu daerah ruang kebersamaan. 3. Ruang Bersebelahan Bentuk ruang yang bersebelahan adalah bentuk ruang yang paling umum. Bentuk ruang seprti ini memungkinkan menjadi lebih jelas terhadap fungsinya. 4.
Ruang yang dihubungkan oleh ruang bersama Merupakan dua buah ruang yang dibatasi oleh jarak dan dihubungankan oleh ruang ketiga yaitu ruang perantara.
73
4.3.4 Bentuk Massa Bangunan Ada beberapa bentuk dasar massa yang masing-masing mempunyai ciri dan sifat tersendiri antara lain : 1. Bentuk dasar kubus Kelebihan bentuk dasar kubus: §
Mudah dalam menempatkan ruang-ruang apabila digunakan sebagai banguan.
§
Bentuk kubus banyak dipakai pada banguan modern.
§
Dapat memanfaatkan setiap sudut yang ada menjadi ruang-ruang.
§
Memiliki empat sisi yang memungkinkan terjadinya aliran udara silang.
§
Memiliki orientasi pandangan empat arah.
Kekurangan bentuk dasar kubus: §
Memiliki bentuk yang monoton.
2. Bentuk dasar piramida Kelebihan bentuk dasar piramida: §
Pada bentuk ini banyak digunakan sebagai bentuk atap pada area yang jurah hujannya tinggi.
Kekurangan bentuk dasar piramida: §
Susah memaksimalkan ruang yang ada.
§
Hanya memiliki tiga arah pandangan.
§
Sulit untuk memanfaatkan ruang di setiap sudutnya
3. Bentuk dasar lingkaran Kelebihan bentuk dasar lingkaran: §
Pencahayaan dan orientasi ke segala arah.
§
Dapat menangkap udara dari berbagai arah.
Kekurangan bentuk dasar lingkaran: ·
Jarang dipakai pada bangunan
karena sulit
memanfaatkan ruang yang ada.
74
4.3.5 Tata Massa Bangunan Perletakan massa bangunan dilakukan dengan terpusat dengan satu bentuk massa bangunan, berdasarkan pola-pola yang mengacu pada intergrasi. Pertimbangan pola perletakan massa yang mengacu pada integritas dalam bangunan Pusat Perdagangan Bahan Bahan Bangunan di Jakarta. §
Orientasi dan sistem bangunan yang jelas
§
Sesuai dengan kegiatan
§
Suasana yang mencerminkan kedinamisan
Bentuk hubungan antara massa banguna terdiri dari 5 pola dasar yaitu : 1. pola Memusat Pengembangan pola bentuk dengan sebuah titik pusat yang terkuat atau dominan, bentuk-bentuk pola skunder yang di kelompokan mengelilingi massa bangunan yang dominan. 2. Pola Linier Pada dasarnya bentuk seperti ini terdiri dari berupa daerah pola yang berulang-ulang memiliki karakter deangan menunjukan arah gerak yang memanjang. 3. Pola Radial Bentuk yang memadukan antara unsur terpuasat dengan unsur linier. Bentuk seperti ini akan menghasilkan pola yang dinamis secara visual yang mengarah gerak berputar mengelilingi pusat.
75
4. Pola Cluster Bentuk
yang dikelompokan berdasarkan adanya
hubungan dengan memanfaatkan ciri atau hubungan visual. 5. Pola Grid Merupakan pola yang diorganisir dalam bentuk grid dengan membentuk pola-pola yang lebih teratur.
4.3.6 Bentuk dasar bangunan Tanpilan diding struktur dapat dipegunakan sebagai dinding papan iklan.
Dari foto ini terlihat bentuk struktur yang berkerja menahan bangunan sehingga dapat dipergunakan pada bangunan yang akan saya
Dari gambar di atas terlihat atap yang menampilkan ornament bentuk dinding yang menonjol sehingga bangunan tersebut terlihat kokoh dan kuat.
Dari tampilan bangunan ini terlihat kokoh dan megah
76
Dari sisi bangunan yang akan saya rancang mengunakan tembok tertutup yanh dipergunakan sebagai papan iklan bahan bangunan.
Ornament bangunan dapat di pergunakan sebagai bentuk dari depo bangunanyang saya buat.
Tampilan bentuk bangunan yang tertutup,tetapi memiliki bukaan-bukaan dinding kecil sehingga membuatornamen di dalam bangunan dari cahaya. 4.4 Analisa Struktur dan kelengkapan Bangunan 4.4.1 Analisa struktur Bangunan Pertimbangan dalam pemilihan sistem struktur untuk bangunan Pusat Kegiatan Perdagangan Bahan Bangunan di Jakarta ini adalah : 1.
Faktor iklim
: Iklim di Indonesia merupakan tropis maka struktur
yang digunakan dapat
menunjang penampilan bangunan.
2. Faktor ekonomis : Dalam pelaksanaan dan pemeliharaan bangunan efisiensi dari pembiayaan yang dapat dicapai dengan suatu sistem struktur yang tepat.
77
3. Faktor fisik
: daya dukung tanah dan kedalaman tanah keras.
4. Kuat dalam menahan gaya lateral yang ditimbulkan oleh angin dan gempa. 5. Kemudahan dalam waktu pelaksanaan pembangunan.
4.4.2 Sistem Struktur Bangunan Berdasarkan hasil analisa maka sistem struktur yang dipilih adalah sebagai berikut : · Struktur bawah (Sub Struktur)
Alternatifyang
dipilih
untuk
menggunakan
struktur bagian bawah dengan pandasi tiang pancang.
· Struktur bagian atas (super struktur)
Alternative yang terpilih adalah struktur rangka beton
bertulang,
khusus
untuk
pusat
perdagangan bahan bangunan .
78
· Struktur Atap Kelebihan pada sistem struktur lengkung: - Sistem struktur ini tidak monoton dari segi bentuk sehingga akan menciptakan bentuk yang menarik. - Sistem ini dapat menahan bentangan yang lebar. - Sistem struktur ini banyak digunakan pada
pembuat
jembatan yang memerlukan bentang yang cukup lebar dan juga panjang. Kekurangan pada sistem struktur lengkung: Dalam pembuatan sistem struktur ini cukup mahal.
4.4.3 Perlengkapan Bangunan a. Penerangan/Pencahayaan Dalam merencanakan suatu bangunan hal yang diperhatikan salah satunya adalah hal penerangan/ pencahayaan. Sumber penerangan dapat berasal dari pemanfaatan sinar matahari dan penerangan buatan (lampu). Penerangan pada Pusat Perdagangaan Bahan Bangunan ada 2 macam, yaitu penerangan alami oleh sinar matahari dan penerangan buatan oleh lampu. 1. Penerangan Alami Kelebihan penerangan buatan: § Tidak memerlukan daya listrik / biaya murah § Memberikan suasana alamiah.
79
§ Memberi kesan bayangan alamiah pada bangunan. § Tidak membutuhkan perawatan. § Menciptakan ruang yang sehat mengingat sinar matahari mengandung ultraviolet yang memberikan efek psikologis bagi manusia dan memperjelas kesan ruang.
Gambar : pencahayaan buatan
2. Penerangan Buatan § Intensitas cahaya dapat diatur sesuai kebutuhan dan sifatnya konstan. § Dapat digunakan pada ruang yang besar. § Tidak bergantung pada keadaan cuaca a. Sistem Penghawaan Ada empat tipe fungsi dari ventilasi udara masing-masing digunakan sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan, yaitu.: §
Exhaust Air berfungsi membuang udara dari dalam ruangan ke luar ruang.
§
Kitchen Exhaust Air berfungsi membuang asap dapur dari hood kitchen keluar ruangan
§
Fresh Air berfungsi mendistribusikan udara segar dari luar ruangan ke dalam ruangan.
80
§
Pressurizion Air berfungsi menekan udara/asap pada jalur tangga darurat saat terjadi kebakaran.
memberikan bukaan pada daerah-daerah yang diinginkan, dan memberikan ventilasi yang sifatnya menyilang.
Sistem pengudaraan pada bangunan ini dipertimbangkan terhadap jenis aktivitas dan fungsi ruangan serta tingkat kenyamanan (kenyamanan thermal) pada tiap-tiap bangunan, terdapat dua sistem pengudaraan yaitu pengudaraan alami dan pengudaraan buatan 1. Pengudaraan Alami Kelebihan pengudaraan alami: §
Tidak ada biaya yang dikeluarkan untuk pengadaan.
§
Penghematan energi listrik dapat tercapai
§
Menjadi
sebuah
tantangan
bagi
arsitek
untuk
memanfaatkannya. §
Tidak membutuhkan perawatan.
Kekurangan pengudaraan alami: §
Untuk daerah jakarta dapat membawa partikel debu kedalam unit hunian apartemen.
81
§
Kenyamanan suhu tidak stabil bergantung kecepatan angin
2. Pengudaraan Buatan Kelebihan pengudaraan buatan: §
Temperatur suhu yang diinginkan dapat tercapai.
§
Suhu yang ada lebih stabil.
§
Tidak membawa partikel debu dari luar bangunan.
Kekurangan pengudaraan buatan: §
Membutuhkan biaya ekstra untuk pengadaanya.
§
Membutuhkan parawatan.
§
Pemakaian energi listrik yang besar
§
Memiliki usia pemakaian yang terbatas.
4.4.4 Sistem Utilitas dan Sanitasi 1. sistem penyedian air bersih Sumber air bersih dapat menggunakan PDAM atau menggunakan air pompa lebih memungkinkan karena lebih efisien. Untuk pendistribusian air perlu menggunakan sistempendistribusian yang tepat yaitu dengan cara : · Mengunakan tangki atas dan tangki bawah · Pengunanan mesin pompa air yang berkualitas · Menggunakan tangki tekan
82
a. Sistem Air Bersih Reservoir Atas PDAM
Meteran
Reservoir bawah
Pompa Pompa
Deep Weel
PAM
b. Sistem Pembuangan Air Kotor
Kloset
Septictank
Shaft Plumbing
STP
Drainase Roil kota
c. Sistem Pembuangan Sampah Basah
Tempat Sampah
TPS
TPA
Kering
83
a. Sistem Pencegahan kebakaran Pemadam kebakaran berfungsi memadamkan api apabila terjadi kebakaran dengan media air dan karbon dioksida (Co2). Sistem pemadam kebakaran: Sistem Hydrant Pilar Kelebihan sisiem hydrant pilar: ·
Dapat memadamkan kobaran api yang besar.
·
Memiliki pasokan air yang besar, karena langsung terhubung
dengan saluran PAM.
Kekurangn sisitem hydrant pilar: ·
Membutuhkan bantuan alat dari dinas pemadam
kebakaran. ·
Tidak efektif bila berada didalam bagunan.
Alarem Deteksi asap Lampu Deteksi panas
Deteksi api
Panel Control
Telpon Vetilasi asap Splinkeler Otomatis
84
4.5 Analisa Tapak 4.5.1
Kondisi Tapak Lokasi tapak yang dipilih adalah didaerah Jakarta barat tepatnya di jalan Gajah mada, dari tapak yang ada adalah pertokoan bahan bangunan dan rumah penduduk. Kulifikasi Tapak : §
Luasn tapak
: 1,5 Ha
§
KDB
: 75 %
§
KLB
:3
§
Batas tinggi
: 6 Lantai
Jakarta
Gajah Mada
Dalam pemilihan lokasi tapak harus memperhatikan fungsi lokasi itu sendiri. Selain itu dalam pemilihan tapak ada beberapa kriteriakriteria sebagai dasar pertimbangan dalam menentukan lokasi diantaranya : 1. Lokasi tapak strategis sehingga mudah dalam pencapaian baik dalam maupun luar kota. 2. Memiliki lahan yang memang imet masyarakat ke pusat perdagangan bahan bangunan. 3. Lokasi pada daerah peruntukannya dan menguntungkan untuk sebuah bangunan dengan rencana kota.
85
4. Letak daerah tersebut dekat dengan perkantoran dan kegiatan lainya. 5. Lokasi tersebut di lewati oleh Bus w. Kondisi sekitar tapak : ·
Kondisi tanah secara umum adalah dataran dengan jenis tanah adalah tanah keras.
·
Kondisi tapak saat ini telah dipergunakan sebagai pertokoan dan rumah penduduk.
·
Disekitar lokasi terdapat kali ciliwung yang berada pada depan tapak yang dipisahkan oleh jalan utama.
86
A . Posisi Geograpis Posisi geografis Jakarta berada di pulau Jawa sebelah utara provinsi Jawa Barat,
letaknya cukup
strategis
karena
aksesnya dapat dicapai melalui daratan yang ditandai
oleh
banyaknya
jalur
yang
menghubungkan Jakarta dengan kota-kota penting
di
Indonesia;
melalui
lautan
ditandai dengan adanya pelabuhan Tanjung Priok yang memudahkan transportasi dari dan ke pulau-pulau lain di Indonesia, dan melalui udara yang ditandai dengan adanya bandara
Soekarno
memudahkan
aksesnya
Hatta ke
sehingga luar
negri
maupun sebaliknya. Jakarta adalah Ibu kota negara republik Indonesia yang dijadikan sebagai pusat pemerintahan, pusat perekonomian, dan juga merupakan pusat dari segala kegiatan masyarakat Indonesia, oleh karena itu Jakarta merupakan pilihan lokasi yang tepat untuk membangun suatu Pusat Perdagangan Bahan Bangunan di Jakarta.
87
B. Kondisi Existing Tapak
88
C. Batas Tapak Sebelah Utara
: jl. kejayaan
Sebelah Selatan
: jl. Ketapang utara
Sebelah Timur
: jl. Gajah mada
Sebelah Barat
: jl. talip
U
B
Lokasi tapak
T
S Sehingga minat pada pengguna bangunan mudah tercapai tampa harus tergantung pada kondisi tapak yang sulit ditempuh, terlebih perencana pencapaian tapak dengan memperhatikan kenyamanan dan keamanan yang dapat digunakan oleh penguna jalan.
89
4.5.2
Analisa Pencapaian Tapak Analisa pencapaian tapak bertujuan untuk merencanakan kemudahan pencapaian ke dalam tapak bagi para konsumen Pusat Perdaganga Bahan bangunan ini dengan menggunakan alat transportasi pribadi maupun umum.
Pencapainan secara langsung Pencapaian ini hanya ingin memberikan kejelasan tampak bangunannya saja. 4.5.3
Analisa Sirkulasi Dalam Tapak Analisa sirkulasi dalam tapak bertujuan untuk memberikan kemudahan, kenyamanan, dan keamanan bagi
yang berada di dalam
tapak selain itu juga Berfungsi untuk menghubungkan antara ruang yang satu dengan yang lain pada lantai yang sama.
Gambar sirkulasi kendaraan yang berputar di sekeliling bangunan
90
A. Sirkulasi Manusia Yang harus diperhatikan adalah : · Pencapaian yang mudah dan jelas, dilakukan dengan pengolahan pedestrian yaitu dengan pengerasan dan ruang terbuka sebagai pengarah. · Pemisahan jalur sirkulasi antara pengunjung dengan karyawan dan pengelola. · Terdapat pemisah yang jelas antara sirkulasi manusia dengan kendaraan agar tercipta rasa aman dan nyaman bagi pejalan kaki.
91
B. Sirkulasi barang Sirkulasi barang erat kaitannya dengan pertokoan gudang dan pameran. Yang harus diperhatikan adalah : · Sirkulasi barang harus terpisah dari sirkulasi kendaraan pribadi dan sirkulasi manusia. · Sirkulasi barang tidak boleh mengganggu sirkulasi diluar tapak dan dalam tapak. · Mudah dicapai dan dekat dengan gudang. · Penyediaan parker dan area bongkar muat yang memadai.
92
4.5.4 Analisa Kebisingan Dari analisa diatas dapat diambil kesimpulan bahwa daerah yang memiliki tingkat kebisingan yang paling tinggi yaitu daerah yang berada pada jalan utama, untuk menaggulagi masalah kebisingan yang di timbulkan baik dari dalam maupun dari dalam bangunan dengan dua cara yaitu : ·
Pemberian vegetasi pada tapak yang berhadapan dengan jalan utama.
·
Meletakan massa bangunan yang tingkat kebisingan tinggi jauh dari pemukiman penduduk.
· keterangan Daerah dengan tingkat Kebisingan tinggi. Daerah kebisingan rendah
Massa bangunan
93
4.5.5
Analisa penzoningan Pertimbangan yang perlu diperhatikan dalam mengatur penzoningan di dalam tapak adalah : ·
Hubungan antara kegiatan di dalam tapak.
·
Situasi dan kandisi tapak.
·
Pencapaian dan sirkulasi pejalan kaki atau kendaraan didalam tapak.
·
Penataan ruang luar yang ingin dicapai.
PUBLIK
PRIVAT
Keterangan :
SERVIS
PUBLIK
PRIVAT
SEMI PUBLIK
S E R V I S
SEMI PUBLIK PUBLIK PUBLIK
S E R V I S
PUBLIK SERVIS
Berdasarkan dari analisa-analisa yang telah diuraikan maka bangunan dibagi kedalm beberapa zoning horizontal dan vertical. Berikut definisi dari tiap-tiap zona : Zona Publik : Merupakan Fasilitas komersial umum berupa Pusat Perdagangan Bahan Bangunan. Zona Privat : marupakan bagian dari kantor pegelola dan kantor perwakilan. Zona Semi Publik : Merupakan fasilitas yang dapat digunakan bersamasama seperti musolah dan kantin pegawai.
94
Zona Servis : merupakan bagian dari gedung seperti ruang teknik, ruang keamanan, ruang pelengkap, ruang utilitas dan pasilitas parkir. 4.5.6
Analisa View 1. Orentasi Bangunan Dalam
pendekatan
perencanaan
orientasi
bangunan
ini
dipertimbangkan terhadap : ·
Pola kegiatan lingkungan
Yaitu orientasi terhadap keadaan lingkungan yang dominan dan berpontensi sehingga dapat memberikan penampilan bangunan dari segi visual. Pada tapak perencanaan ini orientasi terhadap lingkungan adalah : v Terhadap sumber jalan yang dominan, terutama pada jalan yang berdepanan dengan tapak. v Terhadap ruang luar lingkungan dan arus pengunjung terbayak. Yaitu terhadap ruang terbuka di depan jalan.
95
4.5.7 Analisa Iklim
Sinar matahari banyak memberikan pengaruh pada perletakan bangunan dan pencahayaan, terutama pada waktu pagi dan siang hari. Namun pada bangunan Pusat Perdagangan Bahan bangunan tidak mempengaruhi karena bangunan ini bersipat tertutup. Yang perlu diperhatikan arah lintasan matahari, antara lain : ·
Massa bangunan diletakan menghadap utara atau selatan
·
Mengurangi bukaan yang letaknya di timur atau barat
·
Penanaman pohon sebagai penyaring udara dan sinar matahari.
·
Mengurangi pemakaian kaca yang berlebihan.
96
DAFTAR PUSTAKA
105
Biro Statistik DKI, perkembangan jumalah penduduk di jakarta. Tahun 2005 Engel, Heinrich, ”Struktur Sistem” Farcis Dekacing, Arsitektur bentuk dan suasana. Frederiek, gibberd, ”Town Design” london, Architekcture bress, 1979 Goerge mario, salvodori, struktur design in arsitektur HING RISE BULDING, Teknologi Bangunan ; indarwanto Muji. Kamus besar bahasa indonesia Makalah seminar arsitektur, ”Tjong Howw” tentang perdagangan, universitas Tarumanegara. Neufert,ernest, Architects data Habster, new Architecture. Snyder, C. James, introduction to arsitektur WJS Purwada mita : Kamus umum bahasa indonesia. WWW.alps-uk .com/bas htm
106