perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
TUGAS AKHIR
Pujasera dan Homestay Kauman Surakarta
Diajukan Sebagai Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Teknik Program Studi Arsitektur Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta
Disusun oleh :
STEPHANIE NANDA NIRMALA LARASATI I 0207089 Pembimbing : Ir. MUSYAWAROH, MT. AMIN SUMADYO, ST. MT
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user SURAKARTA 2011
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGESAHAN TUGAS AKHIR Pujasera dan Homestay Kauman Surakarta
Oleh :
STEPHANIE NANDA N L NIM. I 0207089 Surakarta,
Juli 2011
Telah diperiksa dan disetujui oleh : Pembimbing Tugas Akhir Pembimbing I
Pembimbing II
Ir. Musyawaroh, MT
Amin Sumadyo, ST, MT
NIP. 19591007 199003 2 001
NIP. 1972081 120001 2 001
Mengetahui, Ketua Jurusan Arsitektur (FT)-UNS
Ketua Prodi Arsitektur (FT)-UNS
Dr. Ir. Muhammad Muqoffa, MT
Kahar Sunoko,ST, M.T.
NIP. 19620610 199103 1 001
NIP. 19690320 199503 1 002
Pembantu Dekan I (FT)-UNS
Kusno Adi Sambowo, ST, MSc, Ph.D NIP. 19691026 199503 commit to user 1 002
ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR Puji syukur Penyusun panjatkan kehadirat Tuhan, atas berkah dan rahmatNya sehingga dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan baik sebagai salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Teknik di Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret. Dalam penulisan ini, penyusun menghaturkan banyak terimakasih kepada: 1. DR.Ir. Muhammad Muqoffa, MT selaku ketua Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret. 2. Kahar Sunoko,ST,MT selaku ketua Prodi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret. 3. Fauzan Ali Ihsan,ST, MT, Sekretaris Jurusan Arsitektur FT-UNS 4. Purwanto Setyo Nugroho, ST,MT Sekretaris Prodi Arsitektur FT-UNS 5. Ir. Musyawaroh, MT, selaku Dosen Pembimbing I Tugas Akhir sekaligus Dosen Pembimbing Akademis. 6. Amin Sumadyo, ST, MT , selaku Dosen Pembimbing II Tugas Akhir. 7. Sri Yuliani, ST, M.App.Sc, selaku Ketua Panitia Tugas Akhir Jurusan Arsitektur FT-UNS 8. Yosafat Winarto, ST. MT, selaku Sekretaris Panitia Tugas Akhir Jurusan Arsitektur FT-UNS 9. Keluarga Besar angkatan 2007 dan Studio TA Periode 122 Prodi Arsitektur Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penyusun menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Penyusun berharap semoga laporan ini dapat memberikan kemanfaatan bagi kita semua. Amien.
Surakarta,
Juli 2011
Penyusun commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Ucapan Terima Kasih Kepada....
Tuhan Yesus Kristus atas segala berkat, tuntunan dan banyak mukjizat pada anaknya yang kerap lupa di mana jalan untuk pulang. Terima kasih Kau memberikan moment TA yang menjadi titik balik dari semuanya.. Mama dan
Papa untuk doa, semangat, kesabaran dan nasehat yang tak terputuskan. Semoga aku bisa jadi kebanggaan kalian. Kakakku Riyan yang sering mengganggu saat mengerjakan tapi mengusir kebosanan J Ibuku Ir. Musyawaroh, MT untuk semua bimbingan, semangat, bantuan, dan waktunya...maaf saya belum bisa maksimal Ibu... support dan doa Ibu sangat berarti bagi saya.. Pak Amin Sumadyo,ST,MT terima kasih untuk bimbingan dan banyak toleransi untuk saya. Ntah jadi apa saya kalau bukan Ibu dan Bapak yang mendampingi Tugas Akhir saya.....
Mas Mamad ’04 untuk data-data dan masukannya, teman ngobrol jarak jauh dan tempat plampiasan bingung J Teman-teman studio 122 yang menghidupkan suasana studio yang kadang monoton,, terutama kawan sebilik yang membantu mengangkat semangat dan keceriaanku, Aulia teman bernyanyi dan bakulan :D
Elva yang hanya bisa pasrah jika digoda,, Untuk My Niken dan Libriya, menghabiskan waktu bersama, menyingkirkan stres, tempat pelampiasan segala emosi... i’ll miss this moment a lot.. Eva Vindy, banyak mengajarkan sabar, membangkitkan optimisme dan selalu membuatku untuk ingat padaNya,.. temanteman yang memancing banyak kegilaan membuat 2 bulan masa studio menjadi penjara yang menyenangkan ^___^ Teman se-bimbingan, Ita,membuat terpukau progresnya yang sangat signifikan.
Mas Buyung, sama-sama galau menanti ijin masuk studio April hingga lewat detik-detik terakhir (juga Mas Mamad ’06). commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Cintaku Endah,,, memberikan waktu, tenaga, kesabaran extra dan lebih dari persahabatan selama 4 tahun ini... Cuma kamu yang paling bertahan pada posisi yang sama... i loveeee uuuu soooooo J
Anton, penyemangat hingga akhir, sampai berakhir.. a lot of thing that i’ve learnt from u... we’ll get the best for us with our own way Om-om Beegees, Beatles, Air Supply dan semua sesepuh lainnya yang menemani dimanapun berada. Untuk tim maket Eto, Haris, Arif
09 maaf memusingkan kalian dengan
gambar kerja ku J Spesial untuk Pimen yang mau dikejar-kejar untuk rombak habis-habisan gambar 3D ku...
Mbak Dayana dan Mbak Yulie yang membantu memperlancar kebutuhan finansialku :D Terima kasih sudah menjadi tangan panjangNya untuk menolongku. Kura di rumah, menemani dan menghibur saat-saat lembur di rumah. Untuk HP dan Epson-ku yang berjuta kali menyusahkan dan membuat panik tapi sungguh kalian sangat sangat sangat membantuku J Untuk semuanya yang sudah meminjamkan monitornya untukku....... bakal ajebajeb hingga akhir tanpa monitor kalian thx a lot.....
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI Halaman Judul............................................................................................................. i Lembar Pengesahan ................................................................................................... ii Kata Pengantar ......................................................................................................... iii Ucapan Terima Kasih ............................................................................................... iv Daftar Isi ................................................................................................................... vi Daftar Gambar........................................................................................................... xi Daftar Tabel ........................................................................................................... xvii Daftar Skema......................................................................................................... xviii BAB I PENDAHULUAN 1.1.Judul……………………………………………………………………..
I-1
1.2.Pengertian Judul…………………………………………………….……
I-1
1.3.Latar Belakang……………………………………………………...……
I-1
1.4.Permasalahan dan Persoalan………………………………………..……
I-5
1.5.Tujuan dan Sasaran………………………………………………………
I-6
1.6.Batasan Pembahasan………………………………………………..……
I-7
1.7.Metode Pembahasan………………………………………………..……
I-8
1.8.Sistematika Pembahasan…………………………………………………
I-10
BAB II TINJAUAN UMUM OBJEK 2.1.Tinjauan Pelestarian……………………………………………………..
II-1
2.1.1 Pemahaman Pelestarian…………………………………………….
II-1
2.1.2 Tindakan Pelestarian……………………………………………….
II-2
2.1.3 Lingkup pelestarian…………………………………………………
II-2
2.1.4 Undang-Undang berkaitan dengan Pelestarian Kawasan/Bangunan Kuno……………………………………………………………….
II-4
2.1.5 Dasar Kebijakan Pelestarian……………………………………….
II-4
2.1.5.1.Sasaran Pelestarian ……………………………………………..
II-4
2.1.5.2.Kriteria Pelestarian………………………………………………
II-5
2.1.5.3.Motivasi Pelestarian…………………………………………......
II-6
2.1.6. Tata Cara Revitalisasi Bangunan……………………………........... commit to user
II-6
vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2.1.7. Prinsip Revitalisasi………………………………………………….
II-7
2.1.8. Tahapan Revitalisasi………………………………………………..
II-7
2.1.9. Contoh Kasus yang Ada……………………………………………
II-8
2.2.Kepariwisataan ………………………………………………………….. II-11 2.2.1. Pemahaman Pariwisata……………………………………………... II-11 2.2.2. Motivasi Perjalanan…………………………………………………
II-12
2.2.3. Sarana dan Prasarana Pariwisata……………………………………
II-13
2.2.4. Pujasera sebagai Daya Tarik Pariwisata …………………………… II-14 2.2.4.1.Pemahaman Pujasera…………………………………………….
II-14
2.2.4.2.Macam Konsep Pelayanan……………………………………….
II-15
2.2.4.3.Bentuk-Bentuk Penataan Pujasera……………………………….
II-16
2.2.4.4.Contoh Kasus yang Ada…………………………………………
II-19
2.2.5 Homestay sebagai Sarana Akomodasi Pariwisata .………………...
II-24
2.2.5.1.Pemahaman Homestay …………………………………………
II-24
2.2.5.2.Perkembangan Homestay ………………………………………
II-25
2.2.5.3.Homestay Saat Ini……………………………………………..
II-26
2.2.5.4.Persyaratan Hotel Melati 2 Surakarta…………………………..
II-27
2.2.5.5.Preseden Homestay …………………………………………....
II-28
BAB III Tinjauan Kawasan Kauman Surakarta 3.1.Tinjauan Kota Surakarta ………………………………………………....
III-1
3.1.1. Pariwisata di Surakarta ……………………………………………
III-1
3.1.2. Wisata Kuliner dan penginapan di Surakarta ……………………..
III-2
3.1.3. Kondisi NonFisik Surakarta ……………………………………….
III-3
3.2.Gambaran Khusus Kawasan Penataan ………………………………….
III-5
3.2.1. Lokasi ……………………………………………………………...
III-5
3.2.2. Sejarah Perkembangan Kampung Abdi Dalem dan Batik Kauman
III-6
3.2.3. Kajian Arsitektural Kampung Kauman ……………………………
III-8
3.2.3.1.Potensi Bangunan Kuno di Kauman Surakarta ………………...
III-8
3.2.3.2.Pola penataan Kampung ………………………………………... III-10 3.2.3.3.Aksesibilitas dan Alat Transportasi …………………………….. III-10 3.2.3.4.Fasilitas Lingkungan ……………………………………………. III-11 commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3.2.3.5.Karakter Fisik Kawasan ………………………………………… III-12 3.2.4. Potensi Kampung Kauman ………………………………………... III-16 3.2.5. Permasalahan dalam Pelestarian Kampung Kauman ……………...
III-16
3.2.6. Pelestarian Kawasan Kauman yang Sudah Terlaksana ………….... III-17 BAB IV GAMBARAN OBJEK YANG DIRENCANAKAN 4.1.Ide Penataan dalam Revitalisasi …………………………………………
IV-1
4.1.1. Potensi ……………………………………………………………..
IV-1
4.1.2. Ide Penataan ……………………………………………………….
IV-2
4.1.3. Batasan Perlakuan …………………………………………………
IV-3
4.1.4. Upaya Penataan ……………………………………………………
IV-4
4.2.Gambaran
Pujasera
dan
Homestay
Kauman
Surakarta
yang
Direncanakan
IV-5
4.2.1. Gambaran Pujasera Kauman Surakarta yang Direncanakan ………
IV-5
4.2.1.1.Pengertian ………………………………………………………..
IV-5
4.2.1.2.Fungsi ……………………………………………………………
IV-5
4.2.1.3.Dasar Pertimbangan Fungsi Baru ……………………………….
IV-5
4.2.1.4.Program Kegiatan ……………………………………………….
IV-5
4.2.1.5.Lingkup Penataan ……………………………………………….
IV-6
4.2.2. Gambaran Homestay Kauman Surakarta yang Direncanakan …….
IV-7
4.2.2.1.Pengertian ……………………………………………………….
IV-7
4.2.2.2.Fungsi …………………………………………………………...
IV-7
4.2.2.3.Dasar Pertimbangan Fungsi Baru ……………………………….
IV-7
4.2.2.4.Program Kegiatan ……………………………………………….
IV-9
4.2.2.5.Lingkup Penataan ……………………………………………….
IV-10
BAB V PENDEKATAN KONSEP PERANCANGAN 5.1.Pendekatan Konsep Perancangan Homestay ……………………………..
V-1
5.1.1. Analisa Penentuan Site dan Rumah Kuno…………………………..
V-1
5.1.1.1.Penentuan Lokasi Site…………………………………………….
V-1
5.1.1.2.Penentuan Rumah Kuno………………………………………….
V-8
5.1.1.3.Penentuan Lahan Pengembangan…………………………..…….
V-17
commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5.1.2. Analisa Pendekatan Peruangan……………………………………..
V-25
5.1.2.1.Analisa Kegiatan…………………………………………...…….
V-25
5.1.2.2.Analisa Kebutuhan Ruang………………………………………..
V-28
5.1.2.3.Organisasi Ruang…………………………………………..……..
V-30
5.1.3. Persyaratan ruang………………………………………………….
V-30
5.1.3.1.Penghawaan ………………………………………………...……
V-31
5.1.4. Analisa Pendekatan Pengolahan Kawasan…………………………
V-31
5.1.4.1.Pencapaian………………………………………………….……
V-31
5.1.4.2.Sirkulasi…………………………………………………….……
V-33
5.1.4.3.Orientasi…………………………………………………….……
V-40
5.1.4.4.Penzoningan………………………………………………………
V-43
5.1.4.5.Pola Tata Hijau…………………………………………………… V-45 5.1.4.6.Serial Vision ……………………………………………………...
V-46
5.1.5. Analisa Tindakan Pelestarian……………………………………….
V-48
5.1.5.1.Tindakan Pelestarian Menurut Lingkupnya………………………
V-48
5.1.5.2.Penataan Rumah Kuno Kampung Kauman………………….…… V-50 5.1.5.3.Tampilan Kawasan ………………….……………………….…..
V-59
5.1.6. Analisa Pendekatan Utilitas………………………………………..
V-61
5.1.6.1.Air bersih, air kotor, limbah dan jaringan drainas
V-61
5.1.6.2.Kelistrikan
V-62
5.1.6.3.Telekomunikasi
V-63
5.1.6.4.Pemadam kebakaran……………………………………………… V-64 5.1.6.5.Penangkal Petir…………………………………………………… V-64 5.1.6.6.Penanggulangan banjir……………………………………………
V-64
5.2.Pendekatan Konsep Perancangan Pujasera……………………………….
V-65
5.2.1. Analisa Penentuan Site……………………………………………..
V-65
5.2.2. Analisa Pendekatan Peruangan…………………………………….
V-67
5.2.2.1.Analisa Kegiatan…………………………………………….……
V-67
5.2.2.2.Kebutuhan Ruang…………………………………………
V-68
5.2.2.3.Analisa Besaran Ruang……………………………………...
V-69
5.2.2.4.Pola Hubungan Ruang………………………………………
V-70
5.2.3. Analisa Penataan Site………………………………………………. commit to user
V-71
ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5.2.3.1.Pencapaian………………………………………………….
V-71
5.2.3.2.Sirkulasi……………………………………………………
V-73
5.2.3.3.Orientasi……………………………………………………
V-75
5.2.3.4.Penzoningan………………………………………………..
V-77
5.2.4. Permasaan…………………………………………………………
V-77
5.2.5. Analisa Struktur……………………………………………………
V-80
5.2.6. Analisa Utilitas……………………………………………………
V-83
5.2.6.1.Air bersih, air kotor, limbah dan jaringan drainase………….
V-83
5.2.6.2.Kelistrikan …………………………………………………..
V-84
5.2.6.3.Penangkal Petir………………………………………………
V-85
5.2.6.4.Pemadam kebakaran…………………………………………
V-85
BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1.Konsep Peruangan ………………………………………………………..
VI-1
6.1.1. Pengelompokan Kegiatan ………………………………………….
VI-1
6.1.2. Kebutuhan Ruang ………………………………………………….
VI-1
6.1.3. Organisasi Ruang …………………………………………………..
VI-3
6.2.Konsep Pengolahan Kawasan ……………………………………………
VI-4
6.2.1. Lokasi dan Site ……………………………………………………..
VI-4
6.2.2. Pencapaian dan Sirkulasi ………………………………………….. VI-10 6.2.3. Zoning ……………………………………………………………... VI-18 6.2.4. Penghawaan ………………………………………………………... VI-21 6.2.5. Pola Tata Hijau …………………………………………………….. VI-22 6.2.6. Serial Vision dan Tampilan Kawasan……………………………… VI-24 6.3. Konsep Pengolahan Rumah Kuno Kampung Kauman …………………
VI-30
6.4.Konsep Pengolahan Pujasera …………………………………………… VI-36 6.4.1. Pencapaian dan Sirkulasi …………………………………………
VI-36
6.4.2. Penataan Masa Pujasera …………………………………………
VI-37
6.5.Struktur ………………………………………………………………….
VI-39
6.6.Konsep Utilitas …………………………………………………………
VI-41
6.6.1. Air bersih, air kotor, limbah dan jaringan drainase ………………
VI-41
6.6.2. Kelistrikan ……………………………………………………….. commit to user
VI-42
x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6.6.3. Penangkal Petir ……………………………………………………
VI-43
6.6.4. Penanggulangan banjir ……………………………………………
VI-43
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. xix LAMPIRAN ............................................................................................................ xxi
commit to user
xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Gambar I.1.
Hotel Best Wester Premier dan Novotel Surakarta …………………..
I-3
Gambar II.1.
Jalan Utama Desa ……………………………………….……………
II-9
Gambar II.2.
Pembaharuan Material Angkul-Angkul ………………….……………
II-9
Gambar II.3.
Balai Pertemuan Desa ………………………………………………..
II-10
Gambar II.4.
Counter Food Court …………………………………….…………….
II-14
Gambar II.5.
Konsep fast food ……………………………………………………...
II-15
Gambar II.6.
Pelayan food court ……………………………………………………
II-16
Gambar II.7.
Kursi food court untuk 2-6 orang ……………………….……………
II-16
Gambar.II.8.
Meja dan Kursi food court yang menyambung ………………………
II-16
Gambar.II.9.
Area Makan Outdoor Food Court ……………………………………
II-17
Gambar.II.10.
Meja Kursi Berpayung ……………………………………………….
II-17
Gambar.II.11.
Sirkulasi Melingkar pada Food court ………………………………..
II-18
Gambar.II.12.
Sirkulasi Bersegi pada Food court ……………………………………
II-18
Gambar.II.13.
Sirkulasi Linear pada Food court ……………………….……………
II-18
Gambar.II.14.
Island Counter pada food court ………………………………………
II-19
Gambar.II.15.
Area Makan KFF …………………………………………………….
II-20
Gambar.II.16.
Area Makan KFF …………………………………………………….
II-20
Gambar.II.17.
Area Makan KFF ……………………………………………………
II-20
Gambar.II.18.
Live Music KFF ………………………………………………………
II-20
Gambar.II.19.
Area Makan Outdoor Food Court …………………………………..
II-21
Gambar.II.20.
Area Duduk dan Wastafel………………………………..……………
II-22
Gambar.II.21.
Area Makan Bagian Depan C’TU ……………………………………
II-22
Gambar.II.22.
Bagian Samping C’TU ……………………………………………….
II-23
Gambar.II.23.
Area Makan Indoor 2 Seats …………………………………………..
II-23
Gambar.II.24.
Area Makan Indoor dan Counter Penjualan …………………………
II-24
Gambar.II.25.
Hutton Lodge Penang Malaysia ………………………………………
II-25
Gambar.II.26.
Indraloka Homestay ……………………………………..……………
II-28
Gambar.II.27.
Taman dan Meja Kopi ………………………………………………..
II-29
Gambar.II.28.
Kamar tidur …………………………………………………………...
II-30
Gambar.II.29.
Ruang Duduk dan Ruang Makan Utama …………………………….
II-29
Gambar.II.30.
Pintu Masuk Gerbang Depan …………………………………………
II-30
Gambar.II.31.
Resepsionis …………………………………………………………..
II-30
Gambar.II.32.
Pendhopo …………………………………………………………….
II-33
Gambar.II.33.
Pringgitian ……………………………………………………………
II-33
Gambar.II.34.
Gandhok sebagai Guestroom …………….…………….…………….
II-33
commit to user
xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar.II.35.
Emper sebagai Kamar Tidur Keluarga ……………………………….
II-33
Gambar.II.36.
Kamar Tidur Tamu …………………………………………………..
II-34
Gambar.II.37.
Fasilitias Kolam Renang ……………………………………………..
II-34
Gambar.II.38.
Fasilitias Studio Gamelan dan Tari …………………………………..
II-35
Gambar III.1.
Galabo ………………………………………………………………..
III-3
Gambar III.2.
Lokasi Kauman ……………………………………………………….
III-5
Gambar III.3.
Peta Potensi Bangunan Kuno Kelurahan Kauman……………………
III-9
Gambar III.4
Peta Sirkulasi Kauman ……………………………………………….
III-11
Gambar III.5
Papan Nama & Tamanisasi …………………………………………..
III-17
Gambar III.6
Papan Potensi Kauman ……………………………………………….
III-18
Gambar V.1.
Persil Rumah Kampung Kauman …………………………………….
V-2
Gambar V.2.
Jalan Wijaya Kusuma ………………………………………………..
V-4
Gambar V.3.
Jalan Cakra ……………………………………………………………
V-5
Gambar V.4.
Potongan Jalan Wijayakusuma ……………………………………….
V-6
Gambar V.5.
Kondisi Jalan Wijayakusuma …………………………………………
V-8
Gambar V.6.
Rumah Kuno Terpilih ………………………………………………..
V-10
Gambar V.7.
Foto & Denah Rumah Bapak Tantyo/A.Majid ……………………….
V-10
Gambar V.8.
Foto & Denah Rumah Bapak Daroini Riswan ……………………….
V-11
Gambar V.9.
Foto Rumah Ibu Fadhilla …………………………………………….
V-11
Gambar V.10.
Denah Rumah Ibu Fadhilla …………………………………………..
V-12
Gambar V.11.
Foto RUmah Pak Faizun ……………………………………………..
V-12
Gambar V.12.
Denah Rumah Pak Faizun …………………………………………….
V-13
Gambar V.13.
Foto Rumah Ibu Qisti ………………………………………………...
V-13
Gambar V.14.
Denah Rumah Ibu Qisti ………………………………………………
V-14
Gambar V.15.
Foto Rumah Ibu Sobriyah …………………………………………….
V-14
Gambar V.16.
Denah Rumah Ibu Sobriyah ………………………………………….
V-15
Gambar V.17.
Foto Rumah Pak A. Fatkin …………………………………………..
V-15
Gambar V.18.
Denah Rumah Pak A. Fatkin …………………………………………
V-15
Gambar V.19.
Foto Rumah Pak Tobroni …………………………………………….
V-16
Gambar V.20.
Denah Rumah Pak Tobroni …………………………………………..
V-16
Gambar V.21.
Blok PertokoanTimur ………………………………………………...
V-17
Gambar V.22.
Site Pengembangan 1 …………………………………………………
V-18
Gambar V.23.
Rumah Bp. Mokhtar ……………………………………..…………..
V-18
Gambar V.24.
Site Pengembangan 2 …………………………………………………
V-18
Gambar V.25.
Blok Barat ……………………………………………….……………
V-19
Gambar V.26.
Site Pengembangan 3 …………………………………………………
V-19
Gambar V.27.
Toko Batik Bathok ………………………….…………….…………
V-20
Gambar V.28.
Praktek Dokter & Desain Grafis…………….…………….………….
V-20
commit to user
xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar V.29.
Warung …………….…………….…………….…………….……….
V-20
Gambar V.30.
Site Pengembangan 4 …………………………………………………
V-20
Gambar V.31.
Rumah Bapak Gunawan Setiawan …………….…………….……….
V-21
Gambar V.32.
Site Pengembangan 5…………….…………….…………….……….
V-21
Gambar V.33.
Lahan Bp. Hasan Wijaya …………………………………………….
V-22
Gambar V.34.
Site Pengembangan 6…………….…………….…………….……….
V-22
Gambar V.35.
Rumah Pedagang Sate …………….…………….…………….……...
V-23
Gambar V.36.
Site Pengembangan 7…………….…………….…………….……….
V-23
Gambar V.37.
Toko Souvenir Kartowikaran …………….…………….…………….
V-23
Gambar V.38.
Site Pengembangan 8…………….…………….…………….……….
V-24
Gambar V.39.
Pintu Masuk Selatan Kawasan …………….…………….……………
V-24
Gambar V.40.
Site Pengembangan 9…………….…………….…………….……….
V-24
Gambar V.41.
Hasil Pencapaian Kawasan …………………………………………..
V-33
Gambar V.42.
Kondisi Eksisting Sirkulasi Kauman …………………………………
V-36
Gambar V.43.
Pembagian Buka Tutup Jalur Sirkulasi ……………………………….
V-37
Gambar V.44.
Papan Pengarah Jalan …………………………………………………
V-38
Gambar V.45.
Papan Nama ………………………………………………………….
V-38
Gambar V.46.
Gapura ………………………………………………………………..
V-38
Gambar V.47.
Papan Peta Lokasi …………………………………………………….
V-39
Gambar V.48.
Pergola Tanaman ……………………………………………………..
V-39
Gambar V.49.
Pola Koral Sikat ………………………………………………………
V-39
Gambar V.50.
Lampu Jalan ………………………………………………………….
V-40
Gambar V.51.
Shelter ………………………………………………………………..
V-40
Gambar V.52.
Paving Grass Block …………………………………………………..
V-40
Gambar V.53.
Pembagian Zoning Kawasan …………………………………………
V-45
Gambar V.54.
Aquaponik …………………………………………………………….
V-46
Gambar V.55.
Pergola Tanaman Rambat …………………………………………….
V-46
Gambar V.56.
Penanaman pada Dinding …………………………………………….
V-46
Gambar V.57.
Pembagian Buka Tutup Jalur Sirkulasi …………….…………….…..
V-47
Gambar V.58.
Taman Resto …………….…………….…………….…………….….
V-47
Gambar V.59.
Taman …………….…………….…………….…………….………...
V-47
Gambar V.60.
Potensi Kawasan yang Akan Diangkat …………….…………….…..
V-48
Gambar V.61.
Analisa Penataan Rumah Pak Tantyo/A.Majid ………………………
V-53
Gambar V.62.
Analisa Penataan Rumah Bu Fadhilla ……………………………….
V-54
Gambar V.63.
Analisa Penataan Rumah Pak Faizun ………………………………..
V-55
Gambar V.64.
Analisa Penataan Rumah Bu Qisti ……………………….………….
V-56
Gambar V.65.
Analisa Penataan Rumah Bu Sobriyah …………………..…………..
V-57
Gambar V.66.
Analisa Pengolahan Rumah Pak Tobroni & A. Fatkin …..…………..
V-58
commit to user
xiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar V.67.
Ciri-Ciri Rumah Indis Kauman Surakarta …………….……………...
V-60
Gambar V.68.
Toko Batik Bathok …………….…………….…………….…………
V-60
Gambar V.69.
Praktek Dokter & Desain Grafis …………….…………….…………
V-60
Gambar V.70.
Data Site ………………………………………………………………
V-62
Gambar V.71.
Analisa Pencapaian Pujasera …………………………………………
V-72
Gambar V.72.
Hasil Pencapaian Pujasera ……………………………………………
V-73
Gambar V.73.
Pola Sirkulasi Eksisting Kampung Kauman ………………………….
V-74
Gambar V.74.
Grid Pola Dasar Sirkulasi Kampung Kauman ……………………….
V-74
Gambar V.75.
Hasil Analisa Sirkulasi Pujasera ……………………………………..
V-75
Gambar V.76.
Proses Orientasi Pujasera …………………………………………….
V-76
Gambar V.77.
Proses Zoning Pujasera ………………………………………………
V-77
Gambar V.78.
Hasil Zoning Pujasera………………………………………………...
V-77
Gambar V.79.
Leveling Bangunan pada Pujasera ……………………………………
V-78
Gambar V.80.
Bangunan Simetri pada Pujasera ………………………..……………
V-79
Gambar V.81.
Gambaran Tampak Pujasera ………………………………………….
V-79
Gambar V.82.
Proyeksi Penataan Massa Bangunan Kauman pada Pujasera…………
V-80
Gambar V.83.
Gambaran Tampilan Depan Kawasan ………………………………..
V-80
Gambar V.84.
Pondasi Menerus Batu Kali ……………………………..……………
V-81
Gambar V.85.
Kolom dan Balok Beton Bertulang ……………………..…………….
V-82
Gambar V.86.
Atap Limasan, Pelana & Joglo ………………………….……………
V-83
Gambar VI.1.
Lokasi …………………………………………………… …………..
VI-4
Gambar VI.2
Site Pujasera ………………………………………………………….
VI-5
Gambar VI.3
Site Area Parkir & Retail …………………………………………….
VI-5
Gambar VI.4
Site Taman Penerima Utama …………………………………………
VI-5
Gambar VI.5
Site Taman Wijaya Kusuma ………………………………………….
VI-5
Gambar VI.6
Site Rumah Pak Tantyo/A.Majid …………………………………….
VI-6
Gambar VI.7
Site Rumah Pak Daironi R ……………………………………………
VI-6
Gambar VI. 8
Site Rumah Ibu Fadhilla ……………………………………………...
VI-6
Gambar VI. 9
Site Rumah Pak Faizun ……………………………………………….
VI-7
Gambar VI. 10
Site Rumah Ibu Qisti ………………………………………………….
VI-7
Gambar VI.11
Site Rumah Ibu Sobriyah ……………………………….…………….
VI- 8
Gambar VI. 12
Site Rumah Pak Tobroni ……………………………………………..
VI- 8
Gambar VI. 13
Site Rumah Pak A.Fatkin ……………………………….…………….
VI- 9
Gambar VI. 14
Site Toko Batik, Souvenir & Kantor Desain Grafis …………….……
VI-9
Gambar VI. 15
Site Kaoeman Resto …………….…………….…………….………..
VI-9
Gambar VI. 16
Site Rumah Warung Sate …………….…………….…………….…..
VI- 9
Gambar VI. 17
Site Toko Souvenir …………….…………….…………….…………
VI- 9
Gambar VI. 18
Site Taman Penerima Selatan …………….…………….…………….
VI-10
commit to user
xv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar VI. 19
Hasil Analisa Pencapaian Kawasan ……………………..……………
VI- 10
Gambar VI. 20
Pintu Masuk Utara dan Selatan ………………………….……………
VI-11
Gambar VI. 21
Pembagian Waktu Sirkulasi Wisata Kauman ………………………..
VI-11
Gambar VI. 22
Hasil Analisa Sirkulasi Kawasan ………………………..……………
VI- 13
Gambar VI. 23
Grass Block Pedestrian Motif Kawung & Paving Lubang Drain…….
VI-14
Gambar VI. 24
Pola lantai pedestrian …………….…………….…………….………
VI-15
Gambar VI. 25
Rencana Street Furniture …………………………………………….
VI- 17
Gambar VI. 26
Aplikasi Pergola ………………………………………………………
VI-17
Gambar VI. 27
Pembagian Zoning Kawasan …………………………………………
VI-19
Gambar VI. 28
Koral Peresap Air Hujan ……………………………………………..
VI-22
Gambar VI. 29
Aquaponik …………………………………………………………….
VI-23
Gambar VI. 30
Aplikasi Aquaponik pada kolam Area Makan Outdoor ….…………..
VI-23
Gambar VI. 31
Aplikasi pergola pedestrian …………………………………………..
VI- 24
Gambar VI. 32
Penanaman Vertikal ……………………………………..……………
VI- 24
Gambar VI. 33
Pemanfaatan Potensi jl.Wijayakusuma Kauman …………….………
VI- 25
Gambar VI. 34
Trasformasi Fasade Batik Bathok …………….…………….………..
VI- 26
Gambar VI. 35
Trasformasi Fasade Kantor Desain Grafis …………….……………..
VI- 26
Gambar VI. 36
Trasformasi Fasade Kantor Toko Souvenir …………….…………….
VI- 26
Gambar VI. 37
Batik Kaoeman ……………………………………………………….
VI-27
Gambar VI. 38
Batik Gunawan Setiawan …………………………………………….
VI-27
Gambar VI. 39
Rumah Gunawan Setiawan …………….…………….…………….…
VI-27
Gambar VI. 40
Elemen Arsitektural yang Dimasukkan …………….…………….….
VI-28
Gambar VI. 41
Area Menara ………………………………………………………….
VI-28
Gambar VI. 42
HIK Menara ………………………………………………………….
VI- 28
Gambar VI. 43
Trasformasi Fasade Warung Sate Madura …………….……………..
VI-29
Gambar VI. 44
Trasformasi Fasade Toko Souvenir Kartowikaran …………….…….
VI-29
Gambar VI. 45
Batik Rym ……………………………………………….……………
VI-30
Gambar VI. 46
Batik Kaoskoe ………………………………………………………..
VI-30
Gambar VI. 47
Denah Eksisting Rumah Bp. A.Majid & Bp. Daroini R ……………..
VI-30
Gambar VI. 48
Denah Olahan Penerima Utama & R. Serbaguna …………………….
VI-31
Gambar VI. 49
Denah Eksisting RUmah Ibu Fadhilla …………….…………….……
VI- 31
Gambar VI. 50
Denah Olahan Homestay Ibu Fadhilla ………………….…………….
VI- 32
Gambar VI. 51
Denah Eksisting Rumah Bp. Faizun …………….…………….……..
VI- 32
Gambar VI. 52
Denah Olahan Homestay Bp. Faizun …………………………………
VI-33
Gambar VI. 53
Denah Eksisting Rumah Ibu Qisti…………….…………….………..
VI- 33
Gambar VI. 54
Denah Olahan Homestay Ibu Qisti …………………………………..
VI-34
Gambar VI. 55
Denah Eksisting Rumah Ibu Sobriyah …………….…………….…..
VI-34
Gambar VI. 56
Denah Olahan Homestay Ibu Sobriyah ………………………………
VI-35
commit to user
xvi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar VI. 57
Denah Eksisting Rumah Bp. Tobroni …………….…………….……
VI-35
Gambar VI. 58
Denah Olahan Homestay Bp. Tobroni ……………………………….
VI-36
Gambar VI. 59
Denah Eksisting Rumah Bp. A. Fatkin …………….…………….…...
VI- 36
Gambar VI. 60
Denah Olahan Penerima Selatan ………………………..…………….
VI-36
Gambar VI. 61
Fasade Bangunan Indis Kauman ……………………………………..
VI-38
Gambar VI. 62
Tingkat Keterbukaan Dinding & Leveling Bangunan Pujasera………
VI-38
Gambar VI. 63
Perbedaan Level Lantai Area Makan Indoor & Lesehan…………….
VI-39
Gambar VI.64
Bangunan Konter …………………………………………………….
VI-39
Gambar VI.65
Atap Limasan, Pelana & Joglo ………………………….……………
VI-40
Gambar VI.66
Gambar Biopori & GrassBlock ……………………………………….
VI- 43
commit to user
xvii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Tabel I.1.
Tabel Jumlah Kunjungan Wisatawan ke Obyek dan Daya Tarik Wisata di Kota Surakarta ………………………………………….……………
I-3
Tabel II.1.
Kriteria Pelestarian …………………………………………………….
II-6
Tabel II.2.
Persyaratan Penggolongan Hotel-Hotel Melati ………………………..
II-31
Tabel IV.1
Batas Perlakuan Revitalisasi ……………………………………………
IV-3
Tabel V.1
Kriteria Evaluasi Konservasi …………………………………………..
V-3
Tabel V.2
Penilaian Alternatif Site ……………………………………………….
V-6
Tabel V.3
Penilaian Bangunan Kuno Jalan Wijaya Kusuma ……………………..
V-9
Tabel V.4
Kebutuhan Ruang ………………………………………………………
V-28
Tabel V.5
Kondisi & Potensi Pencapaian Kawasan ………………….……………
V-32
Tabel V.6
Dasar Pertimbangan Fungsi Ruang Rumah Kuno ……………………..
V-51
Tabel V.7
Kebutuhan Ruang Pujasera …………………………………………….
V-68
Tabel V.8
Besaran Ruang Pujasera ………………………………………………..
V-69
Tabel V.9
Analisa Pencapaian Pujasera …………………………………………..
V-72
Tabel VI.1.
Kebutuhan Ruang Homestay …………………………………………..
VI-1
Tabel VI.2
Kebutuhan Ruang Pujasera …………………………………………….
VI-2
commit to user
xviii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR SKEMA
Skema V.1.
Pola Kegiatan Pelaku …………………………………………………..
V-27
Skema V.2.
Kelompok Kegiatan Penerima …………………………..……………..
V-27
Skema V.3.
Kelompok Kegiatan Homestay …………………………………………
V-28
Skema V.4.
Kelompok Kegiatan Servis …………………………………………….
V-28
Skema V.5.
Organisasi Ruang ……………………………………………………….
V-30
Skema V.6.
Skema Distribusi Air …………….…………….…………….…………
V-61
Skema V.7.
Distribusi Pengolahan Air Kotor & Air Hujan …………….…………..
V-62
Skema V.8.
Sistem Limbah Batik Mobile …………………………………………..
V-62
Skema V.9.
Skema Listrik …………….…………….…………….…………….…..
V-63
Skema V.10.
Kegiatan Pengunjung ……………………………………..…………….
V-67
Skema V.11.
Kegiatan Karyawan ……………………………………..……………..
V-67
Skema V.12.
Kegiatan Waitres ……………………………………………………….
V-67
Skema V.13.
Kegiatan Tenant ………………………………………………………..
V-68
Skema V.14.
Pola Hubungan Ruang ………………………………………………….
V-71
Skema V.15.
Hasil Analisa Sirkulasi Pujasera ……………………………………….
V-75
Skema V.16.
Air Distribusi Bersih Pujasera ………………………………………….
V-83
Skema V.17.
Skema Distribusi Pengolahan Air Kotor & Air Hujan…………….……
V-84
Skema V.18.
Skema Listrik …………………………………………………………..
V-84
Skema VI.1.
Organisasi Ruang ………………………………………………………
VI-4
Skema VI.2
Skema Distribusi Air Kawasan ………………………………………..
VI- 41
Skema VI. 3
Skema Distribusi Air Pujasera …………………………………………
VI-42
Skema VI.4
Skema Distribusi Pengolahan Air Kotor & Air Hujan…………….…..
VI-42
Skema VI.5
Skema Listrik ………………………………………………………….
VI-42
Skema VI.6
Skema Penangkal Petir ………………………………………………..
VI-43
commit to user
xix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
xx
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Judul Pujasera dan Homestay Kauman Surakarta
1.2.Pengertian Judul Merupakan sarana pariwisata yang menghadirkan area wisata kuliner dan juga penginapan dalam rumah tradisional khas setempat yang berada di dalam kampung Kauman yang dapat menunjukan karakter masyarakat Surakarta yang ramah dan terbuka.
1.3.Latar Belakang Surakarta memiliki beragam makanan tradisional khas lokal yang menjadi potensi objek wisata kuliner. Wisata jenis ini memiliki potensi dan cukup menjanjikan sebagai daya tarik wisata. Jenis wisata ini tentunya sangat berbeda dengan jenis wisata pada umumnya, wisata jenis ini menggunakan potensi makanan khas lokal sebagai daya tarik yang tak pernah membosankan dan habis dimakan trend. Wisata kuliner mempunyai peran yang penting dalam memberi ciri khas setiap daerah tujuan wisata. Hal ini karena jenis makanan yang ada di sebuah daerah tujuan wisata dapat menambah daya tarik daerah tujuan wisata tersebut dengan ciri khasnya. Wisata kuliner menjadi jawaban atas kebutuhan dan animo masyarakat yang sangat tinggi tentang informasi makanan khas daerah masing-masing yang sesuai dengan cita rasa yang ingin didapatkan serta keberadaan tentang restoran dan tempat makan yang ada di sekitar daerah masing-masing (dikutip dari http://www.freemagz.com/wisata kuliner yang diakses pada 22 September 2010 pukul 22.30) commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pujasera dan Homestay Kauman Surakarta
Saat ini kuliner berada pada posisi sebagai sarana penunjang pariwisata (supporting tourism superstructure). Kuliner tradisional tidak termasuk sarana pokok pariwisata (main tourism superstructure), sehingga proses perencanaan dan pembangunan pariwisata kalah tertinggal dibanding hotel, restoran, bandara, atau objek wisata lain. Padahal, suatu daerah atau wilayah tujuan wisata akan sulit berkembang tanpa didukung oleh sarana penunjang pariwisata yang khas. Namun Surakarta dengan beragam jenis kuliner khas lokalnya akan mampu menghidupkan wisata kulinernya. Terlihat dari banyaknya penjual makanan khas Surakarta yang berjualan di tempat yang permanen maupun tenda-tenda di sepanjang jalan.
Tingkat kunjungan wisatawan di Surakarta mengalami peningkatan dalam 5 tahun terakhir ini. Pada tahun 2005 wisatawan asing yang berkunjung jumlahnya 9.649 dan wisatawan domestik 760.095 sedangkan kunjungan wisatawan asing pada 2010 jumlahnya 29.218 dan wisatawan domestik jumlahnya 988.615. No Tahun
1 2 3 4 5 6 7 8
2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010
Wisatawan Wisatawan Jumlah total Mancanegara Domestik Jumlah Kenaikan Jumlah Kenaikan Jumlah Kenaikan 7.929 737.025 737.025 7.985 356 742.890 5.865 750.875 0,01% 9.649 1.664 760.095 17.205 769.744 5,92% 10.625 977 904.984 144.889 915.610 19% 11.922 1.296 960.625 55.641 972.547 5% 13.859 1.937 1.029.003 68.378 1.042.862 9,3% 26.047 1.054.283 1.080.330 29.218 988.615 1.017.833 -
Tabel 1.1: Tabel jumlah kunjungan wisatawan (mancanegara dan domestik) ke Obyek dan Daya Tarik Wisata (ODTW) di kota Surakarta Sumber: Bidang Sarana Wisata, Dinas Pariwisata Seni dan Kebudayaan Kota Surakarta
Dengan bertambahnya jumlah pengunjung wisata di Surakarta maka sarana penunjang berupa hotel sebagai tempat menginap akan mengalami peningkatan. Peningkatan tersebut terutama terjadi pada masa liburan panjang commit to user dan juga saat terselenggara even khusus di Surakarta. Menurut data Hunian
I-2
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pujasera dan Homestay Kauman Surakarta
Hotel dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Surakarta menyebutkan jumlah penginapan yang meningkat dari tahun 2009-2010, untuk hotel berbintang bertambah 2 hotel dan hotel melati bertambah 3 hotel. Bentuk hotel di Surakarta pada umumnya berupa bangunan vertikal dengan kamar berjumlah banyak yang berjejeran berkesan individualis. Seperti Hotel Best Western Premiere yang berlokasi di jalan Slamet Riyadi , menggunakan bangunan yang dahulunya merupakan bangunan untuk fungsi bank kemudian dialih fungsikan menjadi fungsi hotel. Lokasi hotel Best Western Premiere ini sangat strategis karena berada di pusat kota dan segitiga budaya Surakarta (Keraton Kasunanan, Mangkunegaran, dan Pasar Gede).
Gambar 1.1Hotel Best Wester Premier dan Novotel Surakarta Sumber: skyscrapercity.com
Laporan kunjungan wisatawan tahun 2008 menyebutkan bahwa objek kunjungan yang paling ramai adalah Pura Mangkunegaran, Keraton Surakarta, dan Museum Batik Kuno. Hal ini menunjukkan bahwa Surakarta identik dengan pengembangan pariwisata etnis, yakni budaya Jawa. Pengembangan ini sudah menjadi konsekuensi karena Surakarta kurang memiliki sumber daya alam
sebagai
potensi
pariwisata. Walikota
Surakarta
Joko
Widodo
menyampaikan bahwa Surakarta tidak memiliki sumber daya alam sebagai basis pertumbuhan kota, namun memiliki potensi besar dalam budaya. Potensi dan kawasan budaya merupakan tantangan untuk Surakarta agar bisa commit todengan user kota-kota lain. melakukan persaingan yang kompetitif
I-3
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pujasera dan Homestay Kauman Surakarta
Keyes dan van Berghe (1984) mengartikan pariwisata etnis sebagai pariwisata dengan atraksi primer yakni keeksotisan budaya penduduk kota dengan pelbagai artefak (pakaian, arsitektur, teater, musik, tari). Soedarsono (1989) mengungkapkan bahwa relasi atau simbiosis seni tradisional Jawa dengan industri pariwisata terbagi dalam tiga kategori. Kategori-kategori ini fleksibel dalam konteks seni dan industri pariwisata. (dikutip dari Suara Merdeka 19 Maret 2009): 1) Pertunjukan kemasan murni yang harus dinikmati secara sungguhsungguh; 2) Pertunjukan sebagai pelengkap acara santap malam; 3) Pertunjukan yang hanya dimaksudkan sebagai pemberi suasana kejawaan bagi para tamu atau turis.
Surakarta memiliki sejumlah kawasan kuno bersejarah dengan karakter yang spesifik. Salah satunya adalah Kampung Kauman yang mempunyai kaitan erat dengan Keraton Surakarta, yaitu sebagai kampung tempat tinggal abdi dalem bidang keagamaan. Saat ini kondisi bangunan kuno di Kauman kurang terawat (Musyawaroh, 2001). Kampung Kauman merupakan sebuah kampung yang berada di dekat Keraton Kasunanan Surakarta yang dahulunya merupakan tempat tinggal bagi abdi dalem pamethakan (ulama) keraton. Pada mulanya penduduk Kauman hanya bermata pencaharian sebagai abdi dalem pamethakan saja. Akan tetapi kemudian berkembang juga menjadi pengusaha batik. Keahlian membatik diajarkan oleh pihak keraton untuk merangsang tumbuhnya iklim wirausaha di Kauman (Pusponegoro, 2007: 69-70). Usaha batik di Kauman pada masa lalunya begitu maju sehingga dapat menaikkan taraf hidup penduduk Kauman. Ornamen atau hiasan bergaya Indies, tegel berwarna warni yang berkesan mewah dan mahal biasanya dimiliki oleh saudagar batik yang kaya. Hal tersebut menunjukan status sosial mereka yang tinggi karena pergaulan mereka luas (berhubungan usaha dengan commit batik to user orang asing). Tata ruang pengusaha di Kauman berkiblat pada nDalem
I-4
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pujasera dan Homestay Kauman Surakarta
Pangeran Kerabat Keraton Surakarta, hal ini disebabkan karena mereka adalah keturunan dari para abdi dalem ulama keraton. Perpaduan antara arsitektur tradisional Jawa dengan memasukkan unsur dari luar merupakan hal yang menarik dan menyimpan banyak cerita. Menunjukan kejayaan masa lampau namun terlihat rendah hati di masa kini. Sesuai dengan visi pariwisata Kota Surakarta yang dicanangkan oleh Walikota Surakarta Joko Widodo pada tanggal 18 Februari 2009 yaitu “Solo Masa Depan adalah Solo Masa Lampau”, Kampung Kauman layak untuk dijadikan objek revitalisasi pariwisata yang dapat menunjukan karakter budaya Surakarta. Dalam Rancangan Permen Menteri Perumahan Rakyat tentang Rancangan
Peraturan
Menteri
Perumahan
Rakyat
tentang
Pedoman
Pengembangan Perumahan dan Permukiman Warisan Budaya di Kawasan Perkotaan, menyebutkan bahwa perumahan dan pemukiman warisan budaya adalah suatu proses pengelolaan untuk menjadikan perumahan dan permukiman warisan budaya lebih aman, lebih sehat dan lebih layak huni. Dengan begitu, kebudayaan dapat dijadikan bekal bagi Surakarta untuk menunjukan karakteristik Surakarta dalam pariwisata Kampung Kauman. Pujasera dapat menjadi magnet untuk menarik masyarakat umum untuk datang dan Homestay yang merupakan sarana akomodasi pariwisata dapat menjadi wadah pengenalan kebudayaan Surakarta yang menghadirkan suasana keramahan dan keterbukaan dalam lingkungan masyarakat.
1.4.Permasalahan dan Persoalan 1.4.1 Permasalahan Merancang konsep desain Pujasera dan Homestay Kauman di Surakarta sebagai objek tujuan pariwisata yang selaras dengan lingkungan setempat yang mendukung revitalisasi Kampung Kauman. 1.4.2. Persoalan commit to user
I-5
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pujasera dan Homestay Kauman Surakarta
Dari rumusan masalah tersebut, maka muncul beberapa persoalan yang harus dipecahkan pada konsep desain, yaitu: ·
Bagaimana rumusan konsep jenis kegiatan, pola kegiatan, kebutuhan ruang, besaran ruang, organisasi ruang, pola peruangan, dan persyaratan lingkungan yang harus dipenuhi.
·
Bagaimana memilih lokasi site dan rumah yang tepat untuk mewadahi aktivitas serta peruangan Pujasera dan Homestay Kauman Surakarta yang membutuhkan lingkungan yang rekreasi serta nyaman dan aman.
·
Bagaimana membuat rumusan konsep revitalisasi pada kawasan konservasi.
·
Bagaimana mewujudkan bentuk pola dan tata massa bangunan yang mendukung fungsi dan peran sebagai Pujasera dan Homestay Kauman Surakarta.
·
Bagaimana menyelaraskan keberadaan Pujasera sebagai bangunan baru dengan bangunan kuno yang sudah ada.
·
Bagaimana menyesuaikan peruangan untuk fungsi Homestay denga peruangan yang ada dalam bangunan kuno tanpa melakukan banyak perubahan.
·
Bagaimana mengolah dan memasukan unsur budaya pada Pujasera dan Homestay Kauman Surakarta.
·
Bagaimana menyesuaikan keadaan sirkulasi lingkungan sekitar site dengan objek
·
Bagaimana mewujudkan sistem utilitas dan fasilitas yang menunjang aktifitas pengunjung Pujasera dan penghuni Homestay serta sistem bangunan secara keseluruhan
1.5.Tujuan dan Sasaran Pembahasan 1.5.1. Tujuan Merumuskan konsep desain yang mendasari Pujasera dan Homestay commit to user Kauman Surakarta sebagai objek tujuan pariwisata yang selaras I-6
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pujasera dan Homestay Kauman Surakarta
dengan lingkungan setempat yang mendukung revitalisasi Kampung Kauman. 1.5.2. Sasaran Menyusun konsep perencanaan dan perancangan Pujasera dan Homestay Kauman Surakarta yang yang selaras dengan lingkungan setempat yang mendukung revitalisasi Kampung Kauman, meliputi: Konsep penetuan lokasi site dan rumah kuno Konsep Peruangan ·
Penentuan pengelompokan kegiatan
·
Kebutuhan ruang
·
Organisasi ruang
·
Persyaratan ruang
Konsep Pengolahan Kawasan ·
Konsep pencapaian
·
Konsep sirkulasi
·
Konsep orientasi
·
Konsep penzoningan
·
Konsep pola tata hijau
·
Konsep Tampilan Bangunan
Konsep Utilitas Bangunan ·
Sistem air bersih, air kotor dan sistem pengolahan limbah
·
Kelistrikan
·
Sistem pengamanan kebakaran
·
Penangkal banjir
·
Penanganan banjir
1.6.Batasan Pembahasan
commit to user
I-7
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pujasera dan Homestay Kauman Surakarta ·
Adaptasi/ revitalisasi Merupakan upaya untuk mengubah suatu lingkungan binaan agar dapat digunakan untuk fungsi baru yang sesuai dengan memberikan dampak yang
minimal.
Petunjuk
pelaksanaan
pelestarian
dari
pihak
penyelenggara/pemerintahan dapat dikompromikan dengan kebutuhan fungsi baru secara proporsional. ·
Pembebasan lahan dianggap tidak ada hambatan, penghuni bangunan kuno dianggap bisa memanfaatkan lahan konservasi selaras dengan konsep yang dibuat.
·
Pemanfaatan bangunan kuno menyesuaikan kondisi bangunannya
·
Menambah fungsi baru pada bangunan kuno tanpa merusaknya.
·
Proses penerapan elemen luar bangunan lama pada bangunan baru dapat meliputi gaya dan bahan material baru. Adaptasi memberikan image/kesan secara global, tidak secara detail.
·
Berkaitan dengan penyususunan elemen luar bangunan lama untuk dapat digunakan pada fungsi bangunan baru dengan tidak menghilangkan karakteristik secara visual elemen asli.
1.7.Metode Pembahasan TAHAP I PENGUNGKAPAN MAIN IDEA Main idea merupakan gagasan awal yang berkembang dari ide awal suatu topik yang ingin disampaikan. Untuk dapat mengungkapkan perkembangan main idea, perlu dilakukan studi pustaka dan eksplorasi main idea. Studi Pustaka Studi pustaka merupakan penjabaran dari main idea yang diperoleh pada tahap awal. Studi awal atau topik yang ingin disampaikan tersebut kemudian disusun menjadi beberapa pustaka atau topik yang kemudian dijadikan sebagai pedoman eksplorasi.
Eksplorasi Main Idea commit to user
I-8
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pujasera dan Homestay Kauman Surakarta
Pada tahap ini melakukan eksplorasi topik-topik yang telah diturunkan dari main idea. Masing-masing topik dijabarkan dan diinteraksikan antara satu sama lain untuk mencari hubungan antar topik, meliputi permasalahan yang menjadi esensi pemicu dan muncul dari main idea. Esensi-esensi pemicu menjadi penyelaras antara persepsi yang ada dengan kondisi riil yang terjadi. Proses eksplorasi ini juga menjadi dasar pemahaman-pemahaman yang diperlukan dalam proses selanjutnya, seperti pada penentuan judul dan proses pendekatan konsep rancang bangun, dsb.
TAHAP II PERUMUSAN JUDUL DAN PENGONSEPAN Studi Pustaka dan Eksplorasi Lanjut Studi pustaka dan eksplorasi dilakukan sampai proses akhir untuk mengatasi permasalahan-permasalahan yang mengalami perkembangan yang mungkin muncul selama proses berlangsung sehingga pengembangan eksplorasi tetap berada pada jalurnya.
Pengumpulan Data Tambahan Perkembangan permasalahan diikuti dengan diperlukannya data-data tambahan untuk mengeliminasi asumsi dengan data-data yang relevan.
Reduksi dan Analisa Data Selama proses pematangan dan pengonsepan berlangsung pemenggalan dan penyederhanaan sebagian data atau informasi akan sangat membantu terutama agar proses analisa lebih efisien.
TAHAP III SINTESA DATA Menguraikan permasalahan-permasalahan dengan reduksi analisa data, dengan reduksi analisa data ini untuk menentukan kesimpulan dan mempermudah proses pembahasan. Adapun sistesis yang dimunculkan dalam permasalahan desain adalah :commit to user
I-9
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pujasera dan Homestay Kauman Surakarta ·
Penentuan site
·
Penentuan peruangan
·
Penentuan tampilan bangunan
·
Penataan kenyamanan sirkulasi, utilitas
TAHAP IV ANALISA DATA DAN STRATEGI DESAIN Pendekatan desain merupakan tahapan manifestasi konsep ke dalam desain. Konsep makro dan mikro yang dikumpulkan dari konsep, diberikan alternatif desain dengan pembobotan sesuai dengan kriteria sebagai acuan. Alternatif desain dengan nilai pembobotan yang paling mendekati kriteria merupakan produk awal desain (preliminary product).
TAHAP V TAHAP AKHIR (TRANDES DAN DESAIN AKHIR) Tahap ini merupakan tahap akhir perencanaan dan perancangan Pujasera dan Hotel Kauman yang meliputi pendekatan desain yang dikumpulkan menjadi satu yaitu desain akhir.
1.8.Sistematika Pembahasan Bab 1 Pendahuluan yang berisikan tentang pengertian judul, latar belakang, permasalahan,
persoalan,
tujuan
dan
sasaran,
batasan
dan
lingkup
pembahasan, metodologi, sistematika penulisan.
Bab 2 Menguraikan tentang tinjauan kajian pelestarian bangunan kuno, pariwisata, tinjauan tentang restoran dan hotel sebagai sarana pariwisata.
Bab 3 Tinjauan Kota Surakarta yang berkaitan dengan kepariwisataan, kawasan site dan objek terpilih terhadap kota Surakarta, dan tinjauan objek kawasan commit to user
I-10
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pujasera dan Homestay Kauman Surakarta
kampung kauman. Permasalahan dan potensi bagi pelestarian bangunan, pengembangan pariwisata budaya di Surakarta.
Bab 4 Kesimpulan tentang Pujasera dan Homestay Kauman Surakarta yang akan direncanakan, kondisi potensi Kauman, pelestarian bangunan tua, pujasera dan perhotelan yang meliputi tata site, tata ruang, tampilan dan utilitas.
Bab 5 Pembahasan atau analisa untuk mencari alternatif solusi dari problem desain pada bab 4. Tahapan analisis yang mengarah ke konsep perancangan yang meliputi analisis makro (wilayah, kawasan dan site), analisis mikro (peruangan) dan analisis faktor-faktor pendukung lainnya (struktur konstruksi, utilitas,dsb).
Bab 6 Mengungkapkan konsep perencanaan dan perancangan yang merupakan hasil akhir dari proses analisa untuk kemudian ditransformasikan dalam wujud desain fisik bangunan.
commit to user
I-11
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II TINJAUAN PELESTARIAN, PUJASERA DAN HOMESTAY
Tinjauan pustaka ini merupakan kajian tentang dasar-dasar yang berpengaruh dan akan dijadikan pedoman/acuan dalam proses perencanaan dan perancangan. Pustaka yang akan dikaji dalam tinjauan ini adalah pustaka yang relevan dengan sasaran perencanaan dan perancangan, adapun pustaka tersebut akan diuraikan dalam bahasan berikut.
2.1.Tinjauan Pelestarian Konsep konservasi sudah dicetuskan sejak William Morris mendirikan Lembaga Pelestarian Bangunan Kuno (Society For the Protection of Ancient Building,1877). Peraturan atau undang-undang yang pertama kali melandasi kebijakan dan pengawasan dalam bidang konservasi untuk melindungi lingkungan dan bangunan bersejarah dibuat tahun 1882, dalam bentuk Ancient Monument Act. Di Indonesia sendiri, peraturan yang berkaitan dengan perlindungan bangunan kuno adalah “Monumenten Ordonantie Stbl.238/1931” Mula-mula, konsep konservasi terbatas pada pelestarian atau pengawetan monumen
bersejarah
(lazim
disebut
preservasi),
yaitu
dengan
mengembalikan,mengawetkan atau ‘membekukan’ monumen tersebut persis seperti keadaan semula di masa lampau. (Sidharta, 1989: 21)
2.1.1. Pemahaman Pelestarian Upaya untuk melindungi bangunan atau lingkungan kuno sesuai dengan keadaannya, mengoptimalkan dan memanfaatkan sesuai dengan fungsi lama atau menentukan fungsi baru yang dapat meningkatkan kualitas bangunan maupun lingkungan sekitarnya yang bertujuan untuk memahami masa lalu dan memperkaya masa kini melalui commit penerapan to userberbagai bentuk pelestarian.
II-1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pujasera dan Homestay Kauman Surakarta
2.1.2. Tindakan Pelestarian ·
Restorasi: mengembalikan bangunan kepada bentuk aslinya, mengganti unsur-unsur yang telah hancur dan membuang elemen yang telah ditambah
·
Konservasi: mempertahankan bangunan agar tidak dihancurkan atau dirubah kurang sesuai
·
Replikasi: pembangunan baru dengan meniru bangunan yang sudah ada sebelumnya untuk mempertahankan suasana.
·
Relokasi: memindahkan lokasi bangunan dari suatu kawasan dengan alasan ekonomis atau pengelompokan bangunan sejenis dalam suatu kawasan.
·
Preservasi: pelestarian suatu tempat persis seperti keadaan aslinya tanpa ada perubahan, termasuk upaya pencegahan penghancuran.
·
Rekonstruksi: mengembalikan suatu tempat semirip mungkin dengan keadaan semula, dengan menggunakan bahan lama maupun bahan baru.
·
Revitalisasi/Adaptasi: merubah tempat agar dapat digunakan untuk fungsi yang lebih sesuai dalam arti kegunaannya tidak menuntut perubahan drastis atau yang hanya memerlukan sedikit dampak minimal (merupakan satu-satunya jalan penyelamatan secara ekonomi). Menyesuaikan dengan kebutuhan-kebutuhan bangunan baru.
·
Demolisi: penghancuran atau perombakan suatu bangunan yang rusak atau membahayakan.
2.1.3. Lingkup Pelestarian a) Menurut Wayne O. Attoe Secara umum, lingkup pelestarian dibedakan atas: ·
Kawasan alamiah, merupakan suatu bagian integral daripada pelestarian sejarah, karena tujuannya adalah mempertahankan keseimbangan ekologi sejarah yang telah memungkinkan terjadinya commit to user urbanisasi. II-2
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pujasera dan Homestay Kauman Surakarta ·
Kota-kota dan desa-desa, pelestarian pada skala ini memberikan suatu kesan integrasi dari semua aspek kehidupan kota: rumah, tempat kerja, sekolah, gereja, toko, tanah pertanian, bangunan pemerintah dan transport.
·
Garis cakrawala, meliputi pembatasan ketinggian di sekitar untuk melestarikan dampak visual dari suatu bangunan. Pembatasan ketinggian agar tidak merubah secara serius bayangan kota dengan landmark tertentu.
·
Distrik, pelestarian lingkungan yang mempunyai suatu keserasian fisik atau batas batas yang kuat yang membentuk suatu identitas.
·
Lingkungan perumahan, sama dengan distrik. Perbedaanya distrik berkaitan dengan bangunan fisik kota, penggunaan-penggunaan campuran (komersial, perumahan, dan sebagainya). Lingkungan perumahan juga menyangkut cara/gaya hidup pengguna perumahan.
·
Wajah jalan, menyangkut perlindungan muka bangunan (dengan lampu jalan dan perlengkapan jalan lainnya dari suatu masa) namun masih memungkinkan modifikasi bagian sesuai kabutuhan.
·
Bangunan, pelestarian meliputi suatu bangunan.
·
Potongan potongan dan obyek obyek, pelestarian meliputi bagianbagian tertentu dari bangunan yang penting seperti pintu gerbang kota, muka bangunan, trem listik,
b) Menurut Prof.Ir.Shidarta dan Ir. Eko Budihardjo,Msc Dalam suatu lingkungan kota, obyek dan lingkup pelestarian digolongkan ke beberapa luasan sebagai berikut (Kevin, Lynch. 1960:46-90): ·
Satuan Areal: adalah satuan areal dalam kota yang dapat berwujud sub wilayah kota, (bahkan keseluruhan kota itu sendiri sebagai suatu sistem kehidupan). Ini dapat terjadi pada bagian tertentu kota yang dipandang mempunyai ciri-ciri atau nilai khas kota bersangkutan.
·
Satuan
Pandang/Visual/Lanskap adalah satuan yang dapat commit to user mempunyai arti dan peran yang penting bagi suatu kota. Satuan ini II-3
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pujasera dan Homestay Kauman Surakarta
berupa aspek visual, yang dapat memberi bayangan mental atau image yang khas tentang suatu lingkungan kota. ·
Satuan fisik adalah satuan yang berwujud bangunan, kelompok atau deretan bangunan-bangunan, rangkaian bangunan yang membentuk ruang umum atau dinding jalan.
2.1.4. Undang-Undang yang Pelestarian Bangunan Kuno ·
Surat Keputusan Walikota Surakarta No. 646/116/I/1997 tentang penetapan Bangunan-bangunan dan kawasan Kuno Bersejarah di Kotamadya Dati II Surakarta à dilestarikan dengan preservasi
·
UU Nomor 5 Tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya, ketentuan pengelolaan dan pembangunan situs cagar budaya.
·
UU Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung, ketentuan pelestarian bangunan gedung dan lingkungannya (rapermen PU: pelestarian-revitalisasi)
2.1.5. Dasar Kebijakan Pelestarian 2.1.5.1.Sasaran Pelestarian Upaya pelestarian tidak lepas dari kegiatan perlingdungan dan penataan serta tujuan perencanaan kota yang bukan hanya secara fisik saja, tetapi juga stabilitas, penduduk dan gaya hidup yang serasi, yakni pencegahan perubahan sosial. Mengingat hal itu, dalam upaya pelestarian perlu digariskan sasaran yang tepat, antara lain: ·
Mengembalikan wajah dari obyek pelestarian
·
Memanfaatkan peninggalan obyek pelestarian yang ada untuk menunjang kehidupan masa kini.
·
Mengarahkan perkembangan masa kini yang diselaraskan dengan perencanaan masa lalu yang tercermin dalam obyek pelestarian commit to user tersebut. II-4
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pujasera dan Homestay Kauman Surakarta ·
Menampilkan sejarah pertumbuhan kota/lingkungan dalam ujud fisik tiga dimensi.
2.1.5.2.Kriteria Kriteria Pelestarian Dalam pelaksanaan atau penjabaran suatu konsep konservasi perlu ditentukan sejumlah tolok ukur (kriteria) sebagai dasar yang kokoh untuk mengetahui bagian mana dari kota dan bangunan apa yang perlu untuk dilestarikan. Berikut adalah beberapa kriteria yang biasa digunakan untuk menentukann objek yang perlu dilestarikan dilestarikan. Tabel II.1. Kriteria Pelestarian
commit to user II-5
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pujasera dan Homestay Kauman Surakarta
2.1.5.3.Motivasi Motivasi Pelestarian Di dalam menentukan arah pembangunan suatu kawasan atau pembangunan, kita perlu memiliki motivasi motivasi-motivasi, motivasi, dalam hal ini konservasi, antara lain (Sidharta dan Budihardjo. 1989, 12-13) 13): a) Motivasi untuk mempertahankan warisan budaya atau sejarah b) Motivasi untuk menjamin terwujudnya variasi dalam bangunan perkotaan sebagai tuntutan aspek estetis dan variasi budaya masyarakat. c) Motivasi
ekonomi,
yang
menganggap
bangunan bangunan-bangunan bangunan
yang
dilestarikan tersebut dapat meningkatkan nilainya apabila dipelihara, sehingga memiliki nilai komersial yang digunakan sebagai modal lingkungan. d) Motivasi simbolis, dimana bangunan bangunan-bangunan bangunan merupakan manivestasi fisik dari identitas suatu kelompok masyarakat tertentu yang pernah menjadi bagian kota.
2.1.6. Tata Cara Revitalisasi Bangunan Untuk dapat merevitalisasi dengan benar, harus diperhatikan batas batas-batas perlakuan yang diperbolehkan terhadap suatu bangunan adalah : ((James Marston Fitch, 1992:163-165) ·
Mempertahankan kelangsungan fungsi bangunan atau bangunan berfungsi lebih produktif
·
Memperlakukan fasad agar tampak baru (menyembunyikan kenyataan ketuaan bangunan)commit to user II-6
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pujasera dan Homestay Kauman Surakarta ·
Perubahan
mengingat
nilai-nilai
estetis,
originalitas
langgam,
kenangan/peran bangunan di masa lalu. ·
Penambahan
baru
(bangunan
pendukung,
street
furniture)
diperbolehkan, harus mempertimbangkan kesinambungan dengan karakter bangunan lama.
2.1.7. Prinsip Revitalisasi Salah satu upaya yang efektif adalah dengan pendekatan wisata, karena wisata dapat menimbulkan faedah-faedah timbale balik antara kawasan dan pemakai. Prinsip untuk keseimbangan antara tourisasi dan revitalisasi: ·
Lingkungan memiliki nilai intrinsik yang lebih banyak sebagai asset tourisasi, mengenalkan bagi generasi yang akan datang dan waktu yang tidak dapat dipastikan.
·
Aktifitas turis dan perkembangan manusia akan menurut pada skala alam dana karkater tempat dimana ia berada.
·
Dalam beberapa lokasi harmoni harus dicari dan dicoba antara kebutuhan, pengunjung dan komunitas.
·
Dalam dunia yang dinamis perubahan tidak dapat dihindari dan perubahan sering menjadi lebih bermanfaat.
·
Penyesuaian terhadap perubahan tidak akan membebani prinsip-prinsip tersebut.
·
Industry tourism, penguasa daerah dan agen-agen pemerintah mereka semua mempunyai tugas untuk mematuhi prinsip-prinsip di atas dan bekerja sama untuk mencapai realisasi praktis.
2.1.8.
Tahapan Revitalisasi (P.Hall/U.Pfeiffer, 2000)
a. Intervensi Fisik Intervensi fisik mengawali kegiatan fisik revitalisasi dan dilakukan secara bertahap, meliputi commitperbaikan to user dan peningkatan kualitas dan kondisi II-7
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pujasera dan Homestay Kauman Surakarta
fisik bangunan, tata hijau, sistem penghubung, sistem tanda/reklame dan ruang terbuka kawasan. Mengingat citra kawasan sangat erat kaitannya dengan kondisi visual kawasan khususnya dalam menarik kegiatan dan pengunjung, intervensi fisik ini perlu dilakukan. Isu lingkungan (environmental sustainability) pun menjadi penting, sehingga intervensi fisik pun sudah semestinya memperhatikan konteks lingkungan. Perencanaan fisik tetap harus dilandasi pemikiran jangka panjang. b.
Rehabilitasi Ekonomi Revitalisasi yang diawali dengan proses peremajaan artefak urban harus mendukung proses rehabilitasi kegiatan ekonomi. Perbaikan fisik kawasan yang bersifat jangka pendek, diharapkan bisa mengakomodasi kegiatan ekonomi informal dan formal (local economic development), sehingga mampu memberikan nilai tambah bagi kawasan kota (P.Hall/U.Pfeiffer, 2001). Dalam konteks revitalisasi perlu dikembangkan fungsi campuran yang bisa mendorong terjadinya aktivitas ekonomi dan sosial (vitalitas baru).
c. Revitalisasi Sosial atau Institusional Keberhasilan revitalisasi sebuah kawasan akan terukur bila mampu menciptakan lingkungan yang menarik (interesting), jadi bukan sekedar membuat beautiful place. Maksudnya, kegiatan tersebut harus berdampak positif serta dapat meningkatkan dinamika dan kehidupan sosial masyarakat/warga. Sudah menjadi sebuah tuntutan yang logis, bahwa kegiatan perancangan dan pembangunan kota untuk menciptakan lingkungan sosial yang berjati diri dan hal ini pun selanjutnya perlu didukung oleh suatu pengembangan institusi yang baik.
2.1.9. Contoh Kasus yang Ada Desa Adat Panglipuran Bangli Bali. commit to user II-8
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pujasera dan Homestay Kauman Surakarta
Gambar. II.1 . Jalan Utama Desa
Desa adat Penglipuran berlokasi pada Kabupaten Bangli yang berjarak 45 Km dari Kota Denpasar, Desa adat yang juga menjadi objek wisata ini sangat muda dilalui. Karena letaknya yang berada di Jalan Utama Kintamani, Bangli. Desa Penglipuran ini juga tampak begitu asri, keasrian ini dapat kita rasakan begitu memasuki kawasan Desa. Panglipuran merupakan satu dari sembilan desa adat yang ada di Bali. Desa ini berada di Kecamatan Bangli, Kabupaten Bangli, Bali.
Gambar. II.2. Pembaharuan Material Angkul-Angkul Sumber: Dok Pribadi
Secara arsitektur, yang menarik dari desa ini adalah pola huniannya. Setiap bangunan yang ada di masing-masing pekarangan ditata dengan rapi. Keunggulan commit to user II-9
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pujasera dan Homestay Kauman Surakarta
dari desa Penglipuran ini dibandingkan dengan desa-desa lainnya di Bali adalah : Bagian depan rumah serupa dan seragam dari ujung utama desa sampai bagian hilir desa. Desa tersusun sedemikian rapinya yang mana daerah utamanya terletak lebih tinggi dan semakin menurun sampai daerah hilir. Selain bentuk depan yang sama, juga bahan tanah untuk tembok dan untuk bagian atap terbuat dari penyengker dan bambu untuk bangunan diseluruh desa.
Gambar .II.3. Balai Pertemuan Desa Sumber:Dok. Pribadi
Sejak tahun 1992 desa ini ditetapkan menjadi desa wisata. Pemerintah ingin menonjolkan ciri khas desa ini untuk dapat menarik perhatian wisatawan Bali. Perpaduan tatanan tradisional dengan banyak ruang terbuka pertamanan yang asri membuat desa ini membuat kita merasakan nuansa Bali pada dahulu kala. Penataan fisik dan struktur desa tersebut tidak lepas dari budaya yang dipegang teguh oleh masyarakat Adat Penglipuran dan budaya masyarakatnya juga sudah berlaku turun temurun. Meskipun kini sudah menggunakan material yang bukan aslinya, tatanan pola setiap bangunan tetap mencerminkan sebagai sebuah bangunan arsitektur tradisional. Warga masayrakat desa pun memiliki kesadaran yang sama dengan pemerintah akan keberadaan dan kelangsungan desa adat mereka. Mereka tetap mempertahankan pola tatanan desa secara fisik dengan sedikit perubahan yang tidak bersifat prinsipil serta tetap melestarikan acara-acara adat keagamaan. Setidaknya terdapat 3 pembagian zona; zona hulu, zona pawongan atau zona pemukiman, dan zona kelod atau teben. Ketiga zona ini letaknya membujur dari arah utara ke selatan dengan poros to tengah commit user berupa jalan desa yang disebut rurung II-10
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pujasera dan Homestay Kauman Surakarta
gede. Jalan desa ini jugs memisahkan bagian zona pawongan menjadi dua, bagian barat yang disebut Kauh dan di sebelah timur yang disebut Kangin. Jika diibaratkan sebagai tubuh manusia, zona hulu adalah bagian kepala, zona pawongan adalah bagian tubuh, dan zona kelod adalah bagian kaki. Di bagian zona hulu, terdapat bangunan suci atau disebut parahyangan. Di sini terdapat pura yang bernama Pura Penataran, tempat bersembahyang warga desa. Di zona pawongan yang merupakan zona pernukiman penduduk terdapat 76 pekarangan atau kaveling rumah tempat bermukim warga. Setiap pekarangan yang memiliki luas sekitar 120 are memiliki satu kepala keluarga dan dihuni turun temurun. Di setiap pekarangan terdapat beberapa bangunan seperti sanggah (tempat bersembahyang di rumah), dapur, bale sangkanan, clan lumbung. Seiring perkembangan jaman, beberapa fungsi bangunan ini berubah. Meski berganti, letak setiap bangunannya tidak bergeser. Bangunan lumbung contohnya. Kini, bangunan lumbung ada yang dibangun dan berfungsi sebagai rumah induk tempat bermukim warga. Selain pergeseran fungsi, material pembentuknya juga diganti. Sebagai contoh, bangunan dapur yang dulunya menggunakan anyaman bambu kini ada yang diganti dengan batu bata. Sedangkan zona kelod adalah zona yang terdapat tempat pemakaman. Jika ada warga yang meninggal, jenazah akan dimakamkan di sana. Warga Desa Penglipuran tidak mengenal ritual pembakamn jenazah sehingga jenazah harus dimakamkan. Hingga sekarang, tatanan pola hunian seperti ini tetap masih dipertahankan sehingga sangat menarik untuk dikunjungi.
2.2.Kepariwisataan 2.2.1. Pemahaman Pariwisata ·
Menurut Drs. Oka A. Yoeti (1996) Suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu, yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat lain, dengan maksud bukan untuk berusaha (bussines) atau mencari nafkah di tempat yang dikunjungi, commit to user II-11
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pujasera dan Homestay Kauman Surakarta
tetapi semata-mata untuk menikmati perjalanan tersebut guna bertamasya untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam. ·
Menurut Prof. Hunziker dan Prof. Kraff (A.Yoeti. 1960) Keseluruhan dari gejala-gejala yang ditimbulkan oleh perjalanan dan pendiaman orang-orang asing serta penyediaan tempat tinggal sementara, asalkan pendiaman itu tidak mempunyai penghasilan dari aktifitas yang bersifat sementara itu.
Pelaku wisata biasa disebut dengan wisatawan. Menurut Yoeti (1996) wisatawan adalah orang atau sekumpulan orang yang bepergian dari tempat tinggalnya untuk berkunjung ke tempat lain dengan sukarela dan berdiam di tempat itu selama lebih dari 24 jam dengan tujuan-tujuan seperti: rekreasi, berlibur, keperluan pelajaran, pengetahuan dan kebudayaan, olah raga, dinas, usaha,dll. 2.2.2. Motivasi Perjalanan Menurut MacIntos dalam Pengantar Ilmu Pariwisata, motivasi perjalanan wisata dapat dikelompokan sebagai berikut: ·
Physical Motivation: hasrat untuk mengembalikan kondisi fisik, beristirahat, santai, berolah raga, atau pemeliharaan kesehatan agar kegairahan bekerja timbul kembali.
·
Cultural Motivation: keinganan pribadi seseorang untuk melakukan perjalanan wisata agar dapat melihat dan mengetahui negara lain, penduduknya, tata cara hidupnya serta adat istiadat yang berbeda dengan negara lainnya.
·
Interpersonal Motivation: didorong oleh keinginan untuk mengunjungi sanak keluarga, kawan-kawan, atau ingin menghindarkan diri dari lingkungan kerja, ingin mencari teman-teman baru dan lain-lain.
·
Status
and
Prestige
Motivation:
untuk
memperlihatkan
siapa
dia,
kedudukannya status dalam masyarakat tertentu demi prestige pribadi. Jadi commit to user II-12
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pujasera dan Homestay Kauman Surakarta
sifat perjalanan disini sangat emosional dan kadang dihubungkan dengan perjalanan bisnis, dinas, pendidikan, profesi, hobi, dll.
2.2.3. Sarana dan Prasarana Pariwisata Prasarana Pariwisata ·
Prasarana Umum Yang termasuk dalam kelompok ini adalah sistem penyediaan air bersih, pembangkit tenaga listrik, jaringan jalan raya, dan jembatan, airport, pelabuhan laut, terminal, stasiun kereta api dan telekomunikasi.
·
Kebutuhan Masyarakat Banyak Yaitu prasarana yang menyangkut kebutuhan masyarakat banyak seperti rumah sakit, apotik, bank, kantor pos, pom bensin, dll.
Sarana Pariwisata Adalah semua fasilitas yang memungkinkan agar prasarana kepariwisataan dapat hidup dan berkembang serta dapat memberikan pelayanan pada wisatawan untuk memenuhi kebutuhan mereka yang beraneka ragam ·
Sarana Pokok Kepariwisataan Perusahaan yang hidup dan kehidupannya sangat bergantung kepada arus kedatangan orang yang melakukan perjalanan wisata, termasuk ke dalam kelompok ini adalah travel agent, tour operator, perusahaan angkutan wisata, hotel, bar dan restoran, objek wisata dan atraksi wisata lainnya.
·
Sarana Pelengkap Kepariwisataan Perusahaan atau tempat-tempat yang menyediakan fasilitas untuk rekreasi
yang
fungsinya
tidak
hanya
melengkapi
sarana
pokok
kepariwisataan. Yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah lapangan tenis, kolam renang, lapangan golf,dll. ·
Sarana Penunjang Kepariwisataan commit to user II-13
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pujasera dan Homestay Kauman Surakarta
Perusahaan yang menunjang sarana pelengkap dan sarana pokok dan berfungsi tidak hanya membuat wisatawan lebih lama tinggal. Yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah night club, steambath, casino, souvenir shop, dll.
2.2.4. Pusat Jajan Serba Ada (Pujasera) sebagai Daya Tarik Pariwisata 2.2.4.1.Pemahaman Pujasera ·
Perda DKI Jakarta No.10 Tahun 2004 tentang Kepariwisataan Pujasera (Foodcourt) merupajan jenis usaha penyediaan makanan dan minuman pada satu kesatuan tempat atau lokasi tetap tertentu dengan bangunan permanen atau semi-permanen, yang terdiri dan geraigerai penyediaan makanan dan minuman.
·
Menurut Indonesia Shopping Centers. Griya Asri Prima.
Gambar .II.4. Counter Food Court Sumber: http://en.wikipedia.org/wiki/Food_court
Food court adalah area pada sebuah pusat belanja atau mall berupa ruangan yang besar dan luas (indoor plaza) yang terdiri dari gerai–gerai dimana para penjualnya menjual berbagai jenis makanan dan minuman yang dilengkapi dengan area makan bersama, dengan sistem self–serve. Foodcourt pertama kali dipopulerkan pada tahun 1980an di pusat belanja atau mall dan bandar udara di Amerika Serikat. Untuk memudahkan pengunjung dalam memilih, biasanya gerai– to userdikelompokkan berdasarkan jenis menu gerai yang ada dicommit Foodcourt II-14
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pujasera dan Homestay Kauman Surakarta
yang ditawarkan. Foodcourt seringkali dibuat dengan konsep terpadu. Artinya selain sebagai tempat makan, juga menjadi tempat hiburan dengan menyediakan berbagai arena hiburan seperti arena bermain anak, bioskop, bowling dan bola sodok. Sementara orang tua menikmati makanan dan minuman, anak–anaknya dapat bermain di arena bermain anak yang letaknya berdekatan sehingga mudah dalam pengawasan. Begitu pula dengan anak remaja, dapat bermain bowling dan billiar. Atau bila ada anggota keluarga yang ingin menonton bioskop sementara yang lainnya tidak ingin, yang tidak ikut dapat menunggu di foodcourt. ·
Food court adalah sebuah tempat makan yang terdiri dari countercounter makanan yang menawarkan aneka menu yang variatif. Food court merupakan area makan yang terbuka dan bersifat informal.Area ini biasanya berada di mal-mal atau pusat perbelanjaan,perkantoran modern dan universitas-universitas serta sekolah-sekolah yang modern (dikutip dari http://foodcourtmanager.blogspot.com/)
·
Tugas Akhir Anne Listijo Univ.Kristen Petra Surabaya “Perancangan Interior Pujasera Khas Jawa Timur di Surabaya” Pujasera (Pusat Jajan Serba Ada) adalah sebuah tempat yang menyediakan berbagai makanan dan kudapan.
2.2.4.2.Macam konsep pelayanan Pujasera (dikutip dari http://foodcourtmanager.blogspot.com/)
a) Konsep fast food
Gambar.II.5. commit to user Konsep fast food Sumber: http://dubaihoding.com/
II-15
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pujasera dan Homestay Kauman Surakarta
Konsep fast food adalah sebuah konsep dimana pengunjung diarahkan untuk langsung memesan makanan atau minuman di countercounter yang siap melayani mereka. b) Konsep table manner
Gambar.II.6. Pelayan food court Sumber: http://ags-diary.blogspot.com/
Table manner adalah suatu konsep dimana pengelola memanjakan customer/pengunjung dengan melayaninya tanpa harus beranjak dari kursi.
2.2.4.3.Bentuk Penataan Bagian-Bagian Pujasera a) Area Makan ·
Indoor Area makan yang terdiri dari kelompok-kelompok meja dan kursi dengan jumlah kursi 2-6 setiap mejanya. Untuk pengunjung yang datang dalam jumlah besar dapat duduk bersama dengan menggabungkan beberapa meja.
Gambar.II.7. Kursi food court untuk 2-6 orang Sumber:
commit to user
http://shoppingtownfoodcourtblog.syracuse.com/
Gambar.II.8. Meja dan Kursi food court yang menyambung Sumber: http://www.michaelturton.com/
II-16
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pujasera dan Homestay Kauman Surakarta ·
Outdoor
Gambar.II.9. Area Makan Outdoor Food Court Sumber: http://subu-story.blogspot.com dan http://igougo.com
Untuk area makan outdoor terkesan lebih santai daripada yang indoor.
Furniturenya
menggunakan
bahan
yang
tahan
cuaca.
Perletakkan meja dan kursinya tergantung dari suasana yang ingin dibentuk di dalam area food court. Pada gambar di atas merupakan food court yang menampilkan suasana perkotaan, dimana penataan furniture yang teratur dan terkesan mengisi ruang di antara counter, bahan furnitur yang digunakan lebih modern dan sederhana.
Gambar.II.10. Meja Kursi Berpayung Sumber: http://ags-diary.blogspot.com/
Berbeda dengan gambar di samping yang menampilkan suasana alam. Penataan meja dan kursi tidak terlalu teratur namun disesuaikan dengan elemen alam yang ada di sekitarnya seperti taman dan kolam. Penggunaan
furniture-nya
disesuaikan
dengan
sekitarnya
yang
bernuansa alami. commit to user II-17
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pujasera dan Homestay Kauman Surakarta
b) Counter / stand Penataan
counter food court yang sering ditemui sekarang ini
menempati bagian tertepi dari keseluruhan area food court (food court yang ada sekarang ini banyak ditemui di dalam shopping mall). Biasanya alurnya mengikuti bentuk food court. Counter food court dengan alur melingkar, pengunjung yang berputar mengelilinginya akan kembali ke titik awalnya memulai berjalan. Bentuk ini memiliki keuntungan yaitu semua counter memiliki posisi yang sama-sama strategis, pengunjung dapat melihat ke semua counter.
Gambar.II.11. Sirkulasi Melingkar pada Food court
Gambar.II.12. Sirkulasi Bersegi pada Food court
Sumber: http://circular_mall-hall-of-
Sumber: http://otineka-mall.ca/
fame.blogspot.com/
Food court dengan jenis penataan counter-nya bersegi memiliki keuntungan penataan yaitu dapat memuat lebih banyak meja kursi. Kekurangannya adalah counter yang posisinya berada di sudut kurang mendapat perhatian lebih dari pengunjung.
Gambar.II.13. Sirkulasi Linear pada Food court Sumber: http://linear_travelpod.com/
commit to user
II-18
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pujasera dan Homestay Kauman Surakarta
Penataan food court ini berbentuk linier, counter serta penataan kelompok meja dan kursi dibuat memanjang ke satu arah. Posisi seperti ini memiliki kelemahan yaitu pengunjung cenderung enggan untuk berjalan hingga ke counter yang berada di ujung food court karena terasa jauh.
Gambar.II.14. Island Counter pada food court Sumber: http://janetong.com/
Counter food court seperti di atas sering di temui di tepi area food court yang berdekatan dengan void juga di tengah-tengah area makan. Makanan yang dijual lebih sederhana cara memasaknya sehingga tidak membutuhkan area servis yang perlu di tutupi dari pengunjung. Bahkan proses memasak atau meraciknya ini menjadi point of interest dari tiap-tiap island counter yang menarik perhatian pengunjung.
2.2.4.4.Contoh Kasus Pujasera yang Ada a) Kemang Food Festival (KFF) Kemang Food Festival (KFF) bentuknya menyerupai foodcourt yang ada di pusat perbelanjaan. Gerai-gerai makanan mengitari meja dan kursi yang ada. Bedanya yaitu KFF berada di luar gedung. Interior dan eksterior KFF didominasi dengan lantai batu, meja kursi dari kayu, pohon kamboja di antara meja dan kursi, gemericik air pancuran dan langit yang gelap. KFF beralamat di jl. Kemang Raya no.19 Mampang Prapatan Jakarta Selatan. Tempat ini sering digunakan oleh anak muda Jakarta untuk berkumpul, lokasinya pun sangat strategis yaitu di daerah Kemang dan juga kesan modern life style yang ditunjukannya. commit to user II-19
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pujasera dan Homestay Kauman Surakarta
Gambar.II.15. Area Makan KFF Sumber: http://adilla.enjoyday.com/
Gambar.II.16. Area Makan KFF
Gambar.II.17. Area Makan KFF
Sumber: http://adilla.enjoyday.com/
Sumber: http://adilla.enjoyday.com/
Foodcour Foodcourt ini menggunakan konsep outdoor,dengan ,dengan duduk di kursikursi kursi yang dipasangkan dengan meja besar yang digunakan untu untuk berkumpul dalam jumlah besar. Namun selain itu juga tersedia tempat beratap dan juga meja meja-meja berpayung. Counter-counter makanan berada memanjang di dua sisi di kanan dan kiri area duduk.
Gambar.II.18. Live Music KFF Sumber: http://adilla.enjoyday.com
commit to user II-20
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pujasera dan Homestay Kauman Surakarta
KFF beroperasi dari pukul 17.00 hingga 02.00. Pengunjung dapat menikmati suasana KFF dengan ditemani live music setiap harinya dan juga tersedia fasilitas hotspot. Kesimpulannya adalah KFF merupakan satu tempat yang mengakomodasi keinginan pengunjung untuk mendapatkan berbagai macam makanan dan minuman, berkumpul dan menikmati hiburan dengan suasana outdoor yang santai dan akrab.
b) Plaza UGM Foodcourt
Gambar.II.19. Area Makan Outdoor Food Court Sumber: http://blog.kenz.or.id/2009/03/10/food-court-plaza-campus-ugm.html
Plaza UGM Food court yang berlokasi di belakang gedung BNI dan gelanggang mahasiswa UGM ini merupakan kumpulan pedagang kaki lima yang dulunya berjualan di jalan Pancasila UGM SK Rektor UGM No. 256/P/SK/HT/2008 tentang usaha kecil di lingkungan kampus UGM 2 Juni 2008. Pedagang-pedagang ini dipindahkan karena membuat lingkungan jalan Pancasila menjadi kumuh. Tempat ini sangat digemari mahasiswa sebagai tempat berkumpul karena selain sangat nyaman, tempat ini juga dilengkapi dengan fasilitas hotspot, panggung pentas kecil dan tempat duduk dengan kursi juga lesehan, lengkap dengan tempat cuci tangan dan tempat sampah. Food court ini buka dari 07.30 - 17.30 WIB. Dikelola oleh PT. Gama Multi Usaha Mandiri yang merupakan perusahaan investasi dan holding company milik Universitas Gajah Mada. commit to user II-21
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pujasera dan Homestay Kauman Surakarta
Gambar.II.20. Area Duduk dan Wastafel Sumber: http://blog.kenz.or.id/2009/03/10/food-court-plaza-campus-
Kesimpulannya adalah Plaza Campus ini lebih ditujukan untuk mahasiswa sekedar berkumpul dan makan yang bebas dengan duduk di kursi ataupun lesehan dan suka mencari variasi berbagai makanan.
c) Corner Tebet Utara (C’TU)
Gambar.II.21. Area Makan Bagian Depan C’TU Sumber: http://www.motodream.net/
Corner Tebet Utara (C’TU) berada di daerah Tebet Utara Jakarta Selatan, sebuah kawasan bisnis baru yang banyak dikunjungi terutama oleh anak muda. Di tempat ini menyediakan berbagai macam makanan yang ditempatkan pada ruang-ruang kecil mirip kios, area makannya terbagi menjadi bagian outdoor berupa set meja kursi berpayung serta bagian indoor. Pada bagian paling depan dari C’TU ditempatkan beberapa set meja berpayung serta empat buah kursi berbentuk silinder untuk menunjukan aktifitas utama dari C’TU adalah menikmati makanan. commit to user II-22
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pujasera dan Homestay Kauman Surakarta
Gambar.II.22. Bagian Samping C’TU Sumber: http://www.motodream.net/
Pada bagian samping C’TU juga terdapat area makan outdoor, yang membedakan dengan yang di bagian depan adalah meja dan kursinya. Meja dan kursinya terbuat dari kayu berpelitur coklat tua, kursinya merupakan kursi lipat bersandaran. Bangunan C’TU ini terlihat dari bentuknya pada awalnya merupakan rumah tinggal. C’TU terdiri dari 2 massa bangunan, bagian atapnya dihubungkan dengan atap polycarbonate berwarna putih. Bagian bawahnya diletakkan beberapa set meja kursi untuk dua orang dan di kanan-kirinya berjajar konter-konter makanan. Pada area makan ini, walaupun indoor tapi mendapatkan kesan outdoor dengan adanya pencahayaan di bagian atap.
Gambar.II.23. Area Makan Indoor 2 Seats Sumber: http://www.motodream.net/
Bagian dalam C’TU terbagi menjadi 2 area, satu sisi untuk konter dan satu sisi lainnya yang lebih luas untuk area makan. Set meja kursi yang tersedia ada dua jenis, set meja dan kursi lipat untuk dua orang dan jenis commit to user II-23
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pujasera dan Homestay Kauman Surakarta
lainnya set meja panjang dan kursi dari kayu yang memberikan kesan suasana yang hangat.
Gambar.II.24. Area Makan Indoor dan Counter Penjualan Sumber: http://www.motodream.net/
2.2.5. Homestay sebagai Sarana Akomodasi Pariwisata Usaha akomodasi adalah penyelenggaraan pelayanan penginapan yang dikelola oleh suatu badan atau perseorangan, pada suatu tempat atau lokasi tertentu dengan bangunan permanen termasuk didalamnya penyediaan berbagai fasilitas dan jasa penunjang lainnya sesuai kebutuhan tamu dan pengunjung. Jenis dan bentuk pelayanan akomodasi dapat berkembang sesuai dengan kualitas dan tuntutan pasar, seperti: hotel butik, hotel terapung.
2.2.5.1.Pemahaman Homestay ·
Perda DKI Jakarta No.10 Tahun 2004 Jenis usaha akomodasi yang mempergunakan sebagian dan rumah tinggal atau bangunan permanen khusus untuk penginapan dengan perhitungan pembayaran harian serta dapat menyediakan fasilitas penyediaan makanan dan minuman, serta pengembangan fasilitas penunjang lainnya yang diperlukan.
·
Klasifikasi Supplementary Accomodation menurut Oka A.Yoeti (A. Yoeti, 1996) commit to user II-24
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pujasera dan Homestay Kauman Surakarta
Yaitu suatu jenis akomodasi yang berasal dari rumah-rumah rakyat yang telah di-up grade sedemikian rupa sehingga memenuhi syarat kesehatan untuk tempat tinggal sementara dalam jangka waktu pendek.
2.2.5.2.Perkembangan Homestay Pada awalnya homestay hanya merupakan sebuah rumah penduduk desa yang memiliki sebuah kamar yang mereka sediakan untuk tempat tinggal sementara pengunjung desa dengan segala keperluan. Pengunjung dilayani dengan pelayanan ala kadarnya dan dianggap seperti saudara sendiri. Kemudian lama kelamaan konsep seperti ini ditangkap untuk dijadikan lahan usaha masyarakat desa. Mereka mulai menambah dan memperbaiki kondisi fisik kamar dan menambah beberapa fasilitas yang menyamankan tamu. Mereka juga memberikan pelayanan makan pagi yang kemudian popular dengan istilah bed and breakfast. Bondan Winarno menuliskan pengalamannya yang berhubungan dengan homestay pada salah satu artikel di website jalan sutra. Di Malaysia terdapat sebuah penginapan murah bernama Hutton Lodge yang tepatnya berada di Penang. Hutton Lodge adalah sebuah rumah tua yang diperbaiki tanpa merombak arsitekturnya, dan dijadikan semacam fasilitas bed & breakfast. Interior kamarnya minimalis, tetapi bersih. Kamar mandinya pun sangat bersih.
commit to user
Gambar.II.25. Hutton Lodge Penang Malaysia Sumber: http://backpackies.com/
II-25
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pujasera dan Homestay Kauman Surakarta
Fasilitas ruang tamu yang luas dan nyaman itu justru menciptakan suasana yang homey. Para tamu hotel saling berkenalan dan mengobrol akrab di common room, seperti layaknya para saudara sepupu yang sedang berkumpul di rumah kakek dan nenek ketika mudik liburan. Bondan mengatakan, dahulu sebelum Kuta berkembang menjadi sekarang ini, fasilitas penginapan yang paling populer adalah homestay – yaitu rumah-rumah penduduk yang beberapa kamarnya disediakan khusus untuk disewakan bagi para wisatawan kelas ransel (backpackers). Saat ini, hampir tidak ada lagi fasilitas homestay di Bali. Semuanya telah berubah menjadi hotel-hotel kelas melati – bahkan sampai di gang-gang kecil. Selain hotel melati, juga banyak tersedia kamar kost (boarding room) yang dapat disewa bulanan. Kamar kost lebih dimanfaatkan oleh para karyawan agar dekat ke tempat kerja, sekalipun banyak juga para long-staying guests yang memakainya. 2.2.5.3.Homestay Saat ini Homestay dapat dijadikan magnet baru dalam dunia kepariwisataan karena memberikan tawaran berbeda dari liburan biasa yang lebih menghabiskan uang. Pengunjung tidak hanya disuguhi acara berbelanja melainkan hidup bersama masyarakat pedesaan. Nilai lebih dari jenis akomodasi wisata ini, pengunjung akan merasakan keramahan dari pemilik rumah dan hidup seperti masyarakat pedesaan
Fasilitas yang disediakan sama seperti hotel di kota. Homestay memiliki keunggulan lain, yakni lebih murah dibandingkan di hotel. Dan yang terpenting, pengunjung mendapatkan kenangan yang tak terlupakan karena hidup bersama masyarakat dan belajar mengenai budaya di homestay tersebut. Yogyakarta dan Bali memiliki banyak homestay dengan suasana khas lokal yang menarik pengunjung untuk menginap dan mereka dapat lebih memaknai liburan mereka. commit to user II-26
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pujasera dan Homestay Kauman Surakarta
Dinas Budaya dan Pariwisata Surakarta adalah dinas yang bertugas menginventaris data-data semua jenis penginapan termasuk homestay yang ada di Surakarta. Khususnya di Surakarta ini belum terdapat undang-undang atau peraturan yang secara khusus mengatur tentang keberadaan homestay. Homestay belum bisa dimasukkan ke dalam klasifikasi golongan hotel secara khusus seperti hotel melati dan juga belum ada perencanaan kajian yang mengarah ke penggolongan penginapan jenis homestay. 2.2.5.4.Persyaratan Hotel Melati 2 Dalam Lampiran Peraturan Walikota Surakarta No.15 Tahun 2009 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Surakarta No.3 tahun 2005 tentang Penyelenggaraan Usaha Pariwisata, diuraikan tentang persyaratan penggolong hotel –hotel melati, yaitu: Tabel II.2. Persyaratan Penggolongan Hotel-Hotel Melati
No 1
Unsur – Unsur Persyaratan Lokasi & Lingkungan
Uraian Persyaratan - Mudah dicapai kendaraan umum/pribadi langsung ke hotel - Harus menghindari pencemaran, kebisingan, bau, debu/asap & serangga.
2
Taman
Taman dalam/ luar
3
Tempat Parkir
Tersedia tempat parker untuk tamu hotel, tidak becek, tersedia saluran air.
4
Bangunan
- Memenuhi persyaratan perizinan sesuai dengan UU yang berlaku - Tersedia telepon 1 (satu) saluran lokal, interlokal - Tersedia alat pemadam kebakaran
5
Kamar Tamu
- Minimal kamar standar 10 (sepuluh) buah - Kamar mandi luar/dalam - AC/Non AC
6
Lobby
- Harus mempunyai lobby - Tersedia sofa, meja, peta kota, da propinsi
commit to user
II-27
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pujasera dan Homestay Kauman Surakarta
- AC/Non AC 7
Toilet Umum
Tersedia di lobby terpisah untuk pria dan wanita
8
Front Office
- Tersedia tempat penerima tamu, information desk, dan tempat kasir, P3K - Tersedia pelayanan selama 18 jam meliputi: penitipan barang, penerangan, telepon/telegram, pembayaran rekening.
9
Gudang
Tersedia gudang tempat penyimpan barang kebutuhan
10
Fasilitas Karyawan
Tersedia KM/WC dan tempat ibadah untuk karyawan
11
Organisasi
- Harus memiliki struktur organisasi yang jelas - Tersedia uraian tugas untuk setiap tingkat jabatan
12
House Office
- Kamar, tersedia pelayanan: penggantian lena min.1 kali sehari - Area Publik: tempat abu rokok& sampah, selalu dalam keadaan bersih - Tersedia air panas
13
Ruang Karyawan
- Fasilitas karyawan harus dalam keadaan bersih memenuhi sanitasi - Instalasi & perlengkapan KM?WC berfungsi dengan baik & tidak membahayakan pemakai.
14
Pelayanan
makanan
dan Tersedia pelayanan makanan dan minuman
minuman
2.2.6. Preseden Homestay a) Indraloka Homestay Yogyakarta
Gambar.II.26. commit toIndraloka user Homestay Sumber: http://momenku.com/pb_detail_prd.asp?Id=216
II-28
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pujasera dan Homestay Kauman Surakarta
Indraloka adalah sebuah homestay bernuansa coklat yang terletak di wilayah strategis Yogyakarta. Homestay Indraloka Rumah ini dibangun pada tahun 1930 oleh Van der Vin. Pada waktu ibukota RI pindah ke Yogyakarta, rumah tersebut menjadi rumah dinas Dr. Prawoto Mangkusasmita, salah satu anggota DPR dari partai Masyumi. Setelah ibukota RI pindah kembali ke Jakarta, rumah tersebut berada di bawah Jawatan Perumahan Yogyakarta. Pada tahun 1960 dibeli oleh Bp. Moerdiyono Danoesastro, dan mulai tahun 1970 dipergunakan sebagai homestay. Bangunan ini menghadap kearah selatan, mempunyai arsitektur yang sangat unik berupa bangunan tinggi dengan atap yang sangat curam. Bangunan terdiri dari dua lantai, pada sisi selatan terdapat teras berbentuk segi delapan yang saat ini telah diubah menjadi ruangan tertutup. Pada awalnya atap terbuat dari sirap, namun sekitar tahun 2005 diganti dengan genteng untuk mempermudah perawatan. Secara arsitektur bangunan ini menciptakan bangunan tradisional yang bercampur Eropa (bangunan indis).
Gambar.II.27. Taman dan Meja Kopi Sumber: http://www.bayoe.web.id/wordpress/2007/06/18/yogyakarta-
indraloka-homestay/
Menginap di Indraloka Homestay, tamu disuguhi dengan paduan nuansa Jawa dan Eropa di setiap ruang. Sambil duduk di kursi khas Jawa berbahan kayu jati ditemani secangkir kopi di meja marmer, anda bisa memandang pernak-pernik kuno di setiap sudut ruang tengah, seperti patung-patung kayu, setrika kuno, furniture kuno berdesain Jawa, juga foto hitam putih suami istri Moerdiyono Danuesastro, sang pemilik homestay, jepretan tahun 1948. Begitu commit to user II-29
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pujasera dan Homestay Kauman Surakarta
keluar dari homestay dan berada di taman, bangunan kuno lain yang kini masih bertahan juga dapat anda lihat. Kekunoan itu seakan berpadu dengan nuansa kekinian dengan fasilitas yang disediakan. Indraloka Homestay memiliki 8 kamar yang seluruhnya berAC, tempat tidur nyaman, televisi di setiap ruang dan kamar mandi dalam. Tamu juga mendapatkan teh atau kopi serta makanan yang disediakan setiap paginya.
Gambar.II.28. Kamar tidur Sumber: http://www.yogyes.com/id/yogyakarta-hotel/budget/indraloka-homestay/
Karena fungsi awalnya sebagai rumah, kamar-kamar yang ada di Indraloka memiliki luasan yang berbeda, hal ini berpengaruh terhadap pola dekorasi setiap kamar. Seperti halnya rumah tinggal, indraloka memiliki ruang bersama yang bisa dimanfaat semua tamu untuk duduk-duduk, mengobrol, menonton tv dengan keluarga, kerabat atau bahkan sesama tamu homestay. commit to user II-30
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pujasera dan Homestay Kauman Surakarta
Gambar.II.29. Ruang Duduk dan Ruang Makan Utama Sumber: http://www.yogyes.com/id/yogyakarta-hotel/budget/indraloka-homestay/
Sejumlah konsumen telah merasakan kenyamanan Indraloka Homestay. Di tahun 70-an, peserta rally mobil internasional pernah menginap di tempat ini. Dan, di tahun 1995 - 2000, homestay ini menjadi penginapan bagi banyak pelajar asing. Kini, banyak wisatawan baik domestik maupun mancanegara yang menginap dan mengatakan bahwa nuansa homestay ini sangatlah homey. Sekaranglah saatnya anda ikut mencoba merasakan nuansa coklat manis, Eropa, dan Jawa dengan menginap di Indraloka Homestay. Indraloka juga memiliki dining room yang biasa digunakan untuk perjamuan dalam jumlah kecil. b) Homestay Cakra Kauman Cakra Homestay merupakan rumah milik Bapak Bintoro yang sekarang ini juga difungsikan sebagai homestay bagi turis-turis di daerah Kauman. Homestay ini tepatnya berada di jalan Cakra II/15 Kampung Batik Kauman. Rumah ini dibangun oleh eyang dari Pak Bintoro, pemiliknya saat ini, yang merupakan saudagar batik pada jaman dahulu. Rumah ini dibangun sekitar tahun 1800an di atas lahan sekitar 3000m2. Dari depan penginapan ini hanya terlihat sebagai tembok tinggi dengan 2 buah pintu kayu lebar berwarna coklat.
commit to user II-31
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pujasera dan Homestay Kauman Surakarta
Gambar.II.30. Pintu Masuk Gerbang Depan Sumber: dok.Pribadi
Cakra homestay masih mempertahankan bentuk dan juga struktur rumah lama gaya Jawa karena itu adalah pesan dari eyang Pak Bintoro supaya tidak mengubahnya. Rumah ini lengkap seperti rumah kampung batik Kauman lainnya yang terdiri dari pendhopo, pringgitan, senthong, emper, gandhok, pawon dan juga loteng yang dulunya digunakan untuk menjemur batik.
Gambar.II.31. Resepsionis Sumber: dok.Pribadi
Di balik dinding pagar di depan, dapat ditemui sebuah bangunan terpisah berukuran kecil yang tidak berpintu. Bangunan ini difungsikan sebagai resepsionis.Pendhopo yang dahulunya digunakan sebagai tempat menerima tamu, sekarang masih difungsikan sebagaimana fungsi sebelumnya. Di pendhopo ini terdapat beberapa set meja kursi yang sering digunakan tamu sebagai meja makan. commit to user II-32
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pujasera dan Homestay Kauman Surakarta
Gambar.II.32. Pendhopo Sumber: dok.Pribadi
Gambar.II.33. Pringgitian Sumber: dok.Pribadi
Area pringgitan dan senthong kini tidak difungsikan lagi seperti dulu, hanya difungsikan sebagai gallery koleksi barang kuno dan sebagai gudang.
Gambar.II.34. Gandhok sebagai Guestroom Sumber: dok.Pribadi
Gambar.II.35. Emper sebagai Kamar Tidur Keluarga
commit to user
Sumber: dok.Pribadi
II-33
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pujasera dan Homestay Kauman Surakarta
Emper di sebelah kanan dan kiri pendhopo sekarang digunakan sebagai kamar pribadi dua anak Pak Bintoro.
Eyang Pak Bintoro dahulu memiliki 11 orang anak, sehingga kamar yang ada pun juga 11 kamar. Dahulu disebut gandhok. Sekarang kamar-kamar tersebut menjadi kamar sewaan dengan fasilitas kamar mandi dalam atau di luar kamar.
Gambar.II.36. Kamar Tidur Tamu Sumber: dok.Pribadi
Setelah memutuskan untuk membuat homestay, pawon yang ada di belakang pendopo kemudian dibongkar bagian depannya kemudian dibuatnya kolam renang sebagai fasilitas tambahan homestay.
Gambar.II.37. Fasilitias Kolam Renang Sumber: dok.Pribadi
commit to user II-34
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pujasera dan Homestay Kauman Surakarta
Gambar.II.38. Fasilitias Studio Gamelan dan Tari Sumber: dok.Pribadi
Cakra Homestay tidak hanya menawarkan penyewaan kamar, namun bila ada pengunjung yang meminta untuk diajarkan kesenian Jawa, Pak Bintoro bersedia memanggilkan guru untuk berlatih di Cakra. Pelatihan yang paling sering diminta turis mancanegara adalah seni tari, karawitan dan gamelan. Untuk berlatih tari, Pak Bintoro menyediakan studio tari di atas garasi yang satu sisi dindingnya terbuka. Di gandhok sebelah kanan paling depan, tidak digunakan sebagai kamar, namun digunakan sebagai kelas untuk pelajaran gamelan.
commit to user II-35