IDENTIFIKASI LAHAN PERTANIAN DI DATARAN FLUVIAL WILAYAH KABUPATEN KULONPROGO DENGAN MENGGUNAKAN APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFI DAN PENGINDERAAN JAUH
PUBLIKASI ILMIAH Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1
Diajukan Oleh: Rizka Wahyuningrum NIM : E 100 14 0113
FAKULTAS GEOGRAFI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015
1
2
IDENTIFIKASI LAHAN PERTANIAN DI DATARAN FLUVIAL WILAYAH KABUPATEN KULONPROGO DENGAN MENGGUNAKAN APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFI DAN PENGINDERAAN JAUH Rizka Wahyuningrum1, Imam Hardjono2, Taryono3 1
Mahasiswa FakultasGeografiUniversitasMuhammadiyah Surakarta 2
Dosen FakultasGeografiUniversitasMuhammadiyah Surakarta
[email protected]
E100140113 ABSTRAK Seiring dengan laju konversi lahan pertanian ke lahan non pertanian, sumberdaya pertanian yang perlu mendapatkan prioritas adalah lahan pertanian.konversi lahan bersifat irreversible (tidak dapat kembali) dengan pengolahan lahan pertanian bervariasi dari periode waktu ke waktu, sementara upaya menanggulangi penurunan produktivitas terkendala oleh anggaran pembangunan, keterbatasan sumberdaya lahan dan inovasi teknologi. Tujuanpenelitianiniadalah (1) Melakukan identifikasi lahan pertanian di dataran fluvial wilayah kabupaten Kulon Progo (2) Menganalisis persebaran luas lahan pertanian di dataran fluvial wilayah Kabupaten Kulon Progo. Metode yang digunakanadalahinterpretasi visual citraLandsat 8untukmenyadap data parameter fisikseperti penggunaan lahan, dan penutup lahan. Penelitianinidiperkuatdengansurvailapanganuntukmendapatkan data serta bantuan peta tambahan bentuklahan, jenis tanah, curah hujan, kemiringan lereng dan peta sawah kering dan sawah basah. Selanjutnya melakukan overlay, setelah itu mengetahui persebaran lahan pertanian di dataran fluvial. Hasilpenelitianberupapetapersebaran lahan pertanian di dataran fluvial. Berdasarkan dari penelitian yang telah dilakukan dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut (1) Citra landasat 8 sangat membantu untuk kegiatan identifikasi lahan pertanian karena dapat merekam kenampakkan obyek dengan baik sehingga memudahkan untuk kegiatan identifikasi lahan pertanian, hal ini ditunjukan dengan tingkat ketelitian sebesar 79,8 % (2) Identifikasi lahan pertanian di dataran fluvial wilayah Kabupaten Kulon Progo didominasi oleh Persawahan irigasi : 2x padi/tahun-lebih, yang berada didaerah kecamatan Temon, Wates, Panjatan, dan Nanggulan. Kata Kunci : Citra Landsat 8, Persebaran Lahan pertanian, Dataran Fluvial, Analisis
3
IDENTIFICATION OF AGRICULTURAL LAND IN PLAIN FLUVIAL KULON PROGO REGENCY APPLICATIONS USING GEOGRAPHIC INFORMATION SYSTEMS AND REMOTE SENSING Rizka Wahyuningrum1, Imam Hardjono2, Taryono3 1 2,
Student Faculty of Geography Muhammadiyah Surakarta University
LecturerFaculty of Geography Muhammadiyah Surakarta University
[email protected]
E100140113 ABSTRACT Along with the rate of conversion of agricultural land to non-agricultural land, agricultural resources which need to be given priority is agricultural land. land conversion is irreversible (can not be returned) by processing agricultural land varies from time period to time, while the effort to cope with a decrease in productivity is constrained by the development budget, limited land resources and technological innovation. The purpose of this study were (1) the identification of agricultural land in the fluvial plains of Kulon Progo district (2) to analyze the distribution of agricultural land in the fluvial plains of Kulon Progo Regency. The method used is a visual interpretation of Landsat 8 for intercepting the data of physical parameters such as land use and land cover. This study reinforced with field surveys to obtain data as well as additional maps help landform, soil type, rainfall, slope and maps dry and wet-rice paddy. Next to overlay, then knowing the distribution of agricultural land in fluvial plains. Results of research in the form of a map distribution of agricultural land in fluvial plains. Based on the research that has been done can be some conclusions as follows: (1) The image landasat 8 are very supportive for the identification of agricultural land as it can record object kenampakkan well making it easier for the identification of agricultural land, this is indicated by the level of accuracy of 79.8 % (2) Identification of agricultural land in the fluvial plains of Kulon Progo district is dominated by irrigated rice field: rice 2x / year-over, which is located in the area Temon districts, Wates, Panjatan, and Nanggulan.
Keywords: Landsat 8, Distribution of agricultural land, Fluvial Plains, Analysis
4
1.Pendahuluan
lahan pertanian dari 227.115,68 ha
1.1. Latar Belakang
pada tahun 2008 menjadi 226.128,08
Ketersediaan produksi pangan terutama
beras
sedang
lahan yang meningkat, langkanya
menurun. Hal ini erat kaitannya
lahan pertanian yang subur dan
dengan
faktor,
potensial, serta adanya persaingan
antara lain : konversi komoditas
penggunaan lahan, maka diperlukan
pangan menjadi bahan bakar nabati
teknologi tepat guna dalam upaya
atau agro fuel, iklim dan penurunan
mengoptimalkan penggunaan lahan
luas areal panen yang disebabkan
secara
akibat permintaan lahan permukiman
pemanfaatan sumberdaya lahan agar
yang sangat tinggi. Hal ini juga
lebih terarah dan efisien diperlukan
disebabkan
jumlah
ketersediaan data dan informasi yang
penduduk pada tiap tahunnya, maka
lengkap mengenai kondisi lahan.
dari itu luas area lahan pertanian
Data sangatlah penting dalam suatu
semakin berkurang.
perencanaan
adanya
sekarang
ha pada tahun 2010. Kebutuhan
beberapa
bertambahnya
Seiring dengan semakin cepat konversi lahan pertanian ke lahan
berkelanjutan.
dan
Usaha
pengembangan
suatu kota, maka dari itu harus selalu memperbaharui data.
non pertanian, sumberdaya pertanian
Suatu
suatu
penggunaan
yang perlu mendapatkan prioritas
lahan
adalah lahan pertanian. Konversi
mungkin
lahan bersifat yang tidak dapat
interaksi sumberdaya yang ada pada
diperbaharui, untuk itu dilakukan
suatu lokasi dan aktivitas dalam
mengurangi anggaran pembangunan
ruang, agar wilayah yang ada dapat
yang nantinya dapat mengurangi
memperoleh keuntungan ekonomis,
produksi pertanian
ekologis maupun sosial. Terlebih
Badan Pusat
di
rencana
wilayah
sebaik
mempertimbangkan
Statistik (2011) melaporkan bahwa
yang
selama periode tahun 2008-2010
masyarakat pada wilayah tersebut.
telah terjadi konversi lahan pertanian di Provinsi D.I. Yogyakarta. Luas
menguntungkan
Berdasarkanlatar yang
telah
diuraikan,
bagi
belakang maka
5
perumusan masalah yang penting untukdiangkat bagi penelitian adalah: 1. Bagaimana
mengidentifikasi
lahan pertanian di dataran fluvial wilayah
Kabupaten
Kulon
Progo?
1. Melakukan
identifikasi
pertanian
di
dataran
lahan fluvial
wilayah kabupaten Kulon Progo. 2. Menganalisis persebaran luas lahan pertanian di dataran fluvial wilayah Kabupaten Kulon Progo 1.3.Dasar Teori
2. Bagaimana analisis persebaran
1.3.1. Lahan Pertanian
lahan pertanian di dataran fluvial wilayah
Kabupaten
Kulon
Progo? Penelitian
Lahanmerupakan
material
dasarserta
komponen
darisuatulingkungan dilaksanakan
di
Kabupaten Kulon Progo, karena salah satu KabupatenD.I Yogyakarta
(situs),
yangberkaitandengansejumlahkarakt eristikalamiyaituiklim, geologi,tanah, topografi, hidrologidanbiologi
ini sebagian besar berupa lahan
Pertanian
pertanian dengan jenis penggunaan
pengembangan
yang bervariasi disamping itu selain
sumber daya alam hayati terutama
lokasinya dekat juga ketersedian
tanaman
akan data citra dan peta bantu sangat
adalah dan
pemanfaatan
produktif
yang
menghasilkan
dan
dapat
mendukung kegiatan penelitian yang
dimanfaatkan
sebagai
kehidupan
akan
manusia.
dilakukan.
Berdasarkan
Hasil
dari
produksi
pertimbangan diatas maka penulis
nantinya dapat menjadi nilai yang
mengambil
ekonomis
judul
penelitian
“Identifikasi Lahan Pertanian Di
Aplikasi Sistem Informasi Geografi Dan Penginderaan Jauh”.
dapat
digunakan
sebagai bahan pangan sehari-hari.
Dataran Fluvial Wilayah Kabupaten Kulon Progo Dengan Menggunakan
dan
Lahan
Pertanian
merupakan
bagian dari permukaan bumi yang merupakan sumberdaya yang tidak dapat
diabaikan
karena
lahan
1.2. Tujuan
pertanian
Penelitian ini bertujuan :
mendapatkan bahan pangan dengan
inilah
manusia
6
berbagai cara pengelolaannya dan
Sensing) merupakan ilmu dan seni
sebagai kehidupan setiap harinya. I.3.2 Penggunaan Lahan pertanian Berbagai macam jenis lahan yang
dimana
mempunyai
wilayah
tersebut
karakteristik
masing-
masing. Juga memberikan batasan sebagai wilayah permukaan bumi, meliputi semua benda penyusun biosfer yang bersifat tetap diatas dan di
bawah
wilayah
meliputi
:
atmosfer, tanah dan bahan induk, topografi, binatang.
air,
tumbuhan
Penggunaan
dan lahan
pertanian merupakan hasil campur tangan manusia yang bersifat siklis maupun
permanen
dengan
padi,
palawija, atau komoditas lainnya. Pemilihan tanaman yang ditanam akan
obyek, daerah atau gejala dengan cara
menganalisis
data
yang
diperoleh dengan menggunakan alat, tanpa
kontak
langsung
terhadap
obyek, daerah atau gejala yang dikaji (Lillesand
dan
Kiefer,
1979).
Komponen yang ada pada sistem penginderaan jauh diantaranya yaitu sumber tenaga (aktif dan pasif), panjang gelombang elektromagnetik yang digunakan, interaksi panjang gelombang dengan obyek, obyek itu sendiri, atmosfer dan sensor satelit. Salah satu cara penginderaan jauh itu seperti interpretasi komposit
Lahan pertanian di indonesia ditanami
untuk memperoleh informasi tentang
terhadap
sumberdaya alam.
biasanya
Penginderaan jauh (Remote
mempertimbangkan
faktor
ketersedian air dan cuaca sebagai
citra dan masih banyak lagi. Dengan begitu
dapat
memudahkan
pemrosesan suatu data agar data tersebut terpercaya. I.3.4
SistemInformasiGeografi
(SIG)
syarat utama untuk usaha pertanian SistemInformasiGeografi
di lahan pertanian. (SIG)
I.3.3 Penginderaan Jauh
adalahsuatusisteminformasi
yang
dirancanguntukbekerjadengan
data
yang
bereferensispasialatauberkoordinatge
7
ografiataudengan kata lain suatu SIG
lalubertempat
di Vandenberg
adalahsuatusistem
Force
California.
basis
data
Base,
dengankemampuankhususuntukmena
checkout
ngani
Air
Periode
sekitar
100
data
yang
harisetelahpeluncuranmemungkinkan
bereferensikeruangan
(spasial)
pesawatruangangkasauntukmelakuka
bersamaandenganseperangkatoperasi
nmanuver
kerja seperti komputer dan software
sisteminisialisasidankalibrasikegiatan
GIS.
merupakan
, danpindahke grid WRS-2, 438 mil
yang
di atasBumi, ketika checkout selesai
SIG
juga
suatusoftware
dapatmemadukanantara data grafis
USGS
(spasial) dengan data teks (atribut)
Landsat-8
objek
download
yang
orbit,
mengambilkendali.
Data
akantersediauntuk
di-
tanpabiayadariGlovis,
dihubungkansecarageogrfis di bumi
Earth Explorer atau Viewer Landsat
(georeference).
Look.
Disampingitujugadapatmenggabungk an
data,
mengatur
danmelakukananalisis
data
Citra
Landsat-8
dapat
data
memudahkan dan membantu dalam
yang
interpretasi suatu penggunaan lahan
akhirnyaakanmenghasilkankeluaran
maupun
yang
menggunakan alat biasanya langsung
dapatdijadikanacuandalampengambil
menggunakan
ankeputusanpadamasalah
telanjang.
yang
penutup
lahan
dengan
Maka
dari
itu
tanpa
mata harus
berhubungandengangeografi. Dalam
mengetahui obyek yang ada dicitra
penggunaan softwarenya juga harus
dengan melihat rona, tekstur, pola,
belajar terlebih dahulu agar mahir
asosiasi,
dalam menjalankannya dan cara
bayangan.
penggunaannya.
I.3.6 Overlay Atau Tumpang
Landsat-8
telahberhasildiluncurkan padatanggal
11
Februari
ukuran,
dan
Susun Peta
I.3.5 Citra Satelit Landsat-8 Satelit
bentuk,
NASA 2013
Overlay
(tumpang
susun)
suatu data grafis yang dimana akan melakukan
proses
penggabungan
antara dua atau lebih data grafis
8
sehingga diperoleh data grafis baru
jenis tanah. Daerah yang diambil
yang mempunyai satuan pemetaan
hanya dataran fluvial hal ini untuk
dari gabungan beberapa data grafis
memudahkan dalam survei lapangan,
tersebut
karena
Untuk
(data dapat
grafis
masukan).
dilakukan
Kabupaten
Kulon
Progo
proses
mempunyai bukit menoreh yang
overlay, maka data grafis yang ada
agak sulit dijangkau. Karena lahan
haruslah
pertanian juga sebaiknya di daerah
mempunyai
sistem
koordinat yang sama.
dataran saja. Penelitian ini ditentukan tahapan
I.4 Metode Penelitian Metode
pelaksanaan
penelitianIdentifikasi
lahan
pelaksanaan
kegiatan
seperti: I.4.1.
Perumusan
pendekatan
pertanian di kabupaten Kulon Progo
kegiatan dan perencanaan teknis
dengan menggunakan aplikasi sistem
pelaksanaan
informasi geografi dan penginderaan
a) Telaah
jauh ini disusun secara sistematis dan komprehensif
yang
disesuaikan
studi
b) Penyusunan rencana kerja dan jadwal
metode
menyiapkan
penelitian,
dengan
identifikasi lahan pertanian.
dengan kebutuhan ruang lingkup, analisis
terkait
kegiatan, perangkat
dan survei
mempelajari karakteristik spektral
identifikasi lahan pertanian.
yang terekam pada citra, foto udara
I.4.2. Pengumpulan data primer
dan pemahaman akan nilai dari
dan sekunder
karakteristik diperlukan
spektral untuk
sangat
memudahkan
dalam melakukan interpretasi citra.
a) Pengumpulan
data
primer
identifikasi lahan pertanian di daerah Kulon Progo.
Hasil digitasi penutup lahan dan
b) Pengumpulan data sekunder
penggunaan lahan akan menjadi
pada instansi-instansi yang
suatu
terkait
patokan
untuk identifikasi
lahan pertanian. Ditambah juga peta bantuan
seperti
bentuklahan,
kemiringan lereng, curah hujan dan
dengan
identifikasi
lahan pertanian. c) Penelusuran status lahan yang diusahakan
masyarakat
melalui metode wawancara. 9
d) Identifikasi sumberdaya tanah secara
langsung
perekonomian dengan begitu dapat
dengan
meningkatan pembangunan ekonomi
mengacu kepada peta dasar
daerah Kabupaten Kulon Progo.
wilayah yang meliputi jenis
Peranan sektor pertanian tersebut
tanah, pH dan drainase.
antara lain adalah sebagai sumber
I.4.3. Pengembangan basis data
penghasil sumber penghasil bahan
dan
kebutuhan
analisis
persebaran
lahan
pokok,
sandang,
dan
papan, menyediakan lapangan kerja
pertanian a) Pengembangan
basis
data
GIS lahan pertanian. b) Analisis
bagi sebagian besar penduduk dan memberikan
identifikasi
lahan
sumbangan
pendapatan daerah maupun nasional.
pertanian.
Semakin
I.4.4. Pembuatan unit pemetaan I.4.5. Tahap Pemilihan Sampel I.4.6. Tahap Survei Lapangan I.4.7. Tahap Penyelesaian
terhadap
meningkatnya
kebutuhan lahan untuk nonpertanian, terjadinya menyebabkan alih guna lahan
sawah
produktif
menjadi
penggunaan nonpertanian. Konversi lahan ini harus dicegah atau ditekan seminimal
I.5 Hasil Dan Pembahasan
Hasil yang diperoleh dari pemetaan
memanfaatkan
data
karena
sekalipun telah dilakukan pencetakan
I.5.1 Hasil Penelitian
kegiatan
mungkin,
citra
dengan adalah
sawah baru baik di jawa maupun di luar
tetap
belum
mampu
mengimbangi kebutuhan pangan. Hal ini
berupa :
jawa
terjadi
karena
tingkat
produktivitas sawah baru umumnya 1. Peta Persebaran Lahan Pertanian di
dataran
fluvial
wilayah
Kabupaten Kulon Progo.
untuk
Sektor pertanian mempunyai peranan sangat
ton/ha. Sawah yang baru dicetak memerlukan
I.5.2 Pembahasan
yang
rendah yaitu hanya sekitar 1,5-3
penting
dalam
waktu
cukup
lama
menstabilkan
tanah
agar
mampu berproduksi secara normal dan
lebih
mengefisiensikan
penggunaan air. Pencetakan sawah 10
baru
harus
disertai
dengan
topografi
demikian
menyebabkan
pembangunan waduk serta jaringan
perbedaan
irigasi yang tentu saja memerlukan
ekonomi yang berbeda di tiap zona.
investasi yang sangat besar. Agar
karakteristik
kegiatan
I.5.2 Pemetaan citra komposit
pengairan irigasi sawah tersebut baik Citra Ladsat 8 adalah akses
dan akan menghasilkan yang lebih data
baik.
yang
terbuka
dan
gratis.
Meskipun resolusi yang dimiliki I.5.1 Kondisi umum wilayah dan kependudukan
tidak setinggi citra berbayar seperti Ikonos, Geo Eye atau QuickBird,
Kabupaten
Kulon
Progo
namun resolusi 30 m dan piksel 12
merupakan salah satu wilayah peri
bit akan memberikan begitu banyak
urban
informasi
provinsi
Kabupaten
D.I.
Kulon
Yogyakarta.
bagi
para
tidak
pengguna. Terlebih lagi, produk citra
bersinggungan langsung dengan kota
ini bersifat time series tanpa striping
Yogyakarta dan harus menempuh
(kelemahan landsat 7 setelah tahun
jarak 25 km untuk mencapainya.
2003). Dengan memanfaatkan citra-
Kabupaten Kulon Progo memiliki
citra keluaran versi sebelumnya,
luas wilayah sebesar 58.627,512 ha
tentunya akan lebih banyak lagi
dan terdiri dari 12 kecamatan, 88
informasi yang dapat tergali. Citra
desa dan 930 dukuh.
yang
Kabupaten
Progo
berharga
Kulon
Progo
terdiri dari beberapa kecamatan, dimana setiap kecamatan memiliki kondisi
yang
berbeda-beda
baik
kondisi fisik maupun non fisiknya. Berdasarkan topografinya,
karakteristik wilayah
kabupaten
Kulon Progo dibagi menjadi 3 zona yakni wilayah utara, tengah dan selatan.
Dengan
karakteristik
sebagai
digunakan
pun
sumberdata
digunakan untuk
identifikasi penutup lahan. Kelebihan dari pemanfaatan citra landsat 8 dalam penelitian yaitu dapat meliput kenampakkan obyek dengan baik karena keberadaan tutupan awan yang sedikit sehingga membantu memudahkan dalam penelitian. Data digital citra Landsat 8 ini sudah terkoreksi radiometrik dan geometrik
11
sehingga tidak perlu mengoreksi
Kenampakkan-kenampakkan
kembali karena sistem proyeksi dan
hidrologi,
koordinatnya
lahan, dan lain-lain yang ada dalam
sudah
diterapkan
vegetasi,
penggunaan
berdasarkan daerah penelitaian. Citra
satu
kelompok
dapat
ini pun keluaran baru sehingga kita
mengidentifikasi
dapat belajar dengan menggunakan
Setelah itu peta bentuklahan ini akan
data yang terbaru sehingga dapat
digunakan sebagai peta pembantu,
mengetahui perbandingannya dengan
selanjutnya akan melakukan proses
data yang lama.
overlay dengan peta peutup lahan
bentuklahan.
untuk mengetahui penggunaan di
I.5.3 Pemetaan Bentuklahan
wilayah tersebut. Dengan begitu Peta bentuklahan digunakan
dapat membantu dalam identifikasi
sebagia dasar untuk tumpangsusun
lahan pertanian di Kabupaten Kulon
peta
Progo.
penutup
menghasilkan
lahan peta
untuk
penggunaan I.5.4 Pemetaan Penggunaan Lahan
lahan.
Penggunaan lahan berkaitan
Disamping itu, sebelumnya melakukan
dilakukan
interpretasi
bentuklahan. Dalam interpretasi citra yang digunakan sudah dilakukan proses
penajamancitra.
Hal
ini
bertujuan untuk peningkatan kualitas citra,
sehingga
memudahkan
dengan aktivitas manusia yang secara langsung berhubungan dengan lahan, di mana terjadi penggunaan dan pemanfaatan lahan dan sumber daya yang ada serta menyebabkan dampak pada
lahan.
tanaman
interpretasi secara visual.
perumahan Lokasi dan khususnya situasi ekologi
bentang
bagian
yang
lahan
menjadi
penting
dalam
Produksi
kehutanan, adalah
berbagai
aspek
kerincian
dipertimbangkan.
suatu
bentuk
dari
yang
berkaitan
dengan penggunaan lahan, skala atau
dapat dikenali melalui struktur atau dari
pemukiman
penggunaan lahan. Dalam pengkajian
identifikasi bentuklahan. Hal ini
pola
tanaman,
observasi
selalu
kenampakkan.
12
Pengumpulan
dasar
pemetaan penggunaan lahan. Adapun
untuk
tujuan dari uji ketelitian ini adalah
mempelajari pola dan karakteristik
untuk mengetahui seberapa jauh
penggunaan lahan dalam kaitannya
tingkat
dengan pola spektralnya pada citra
pemanfaatan citra Landsat 8 untuk
satelit. Data lapangan diperlukan
kegiatan identifikasi lahan pertanian,
untuk memilih sampel areal sebelum
metode yang dipilih dalam penelitian
teknik klasifikasi berbasis spektral
ini
digunakan
memperoleh
dikembangkan oleh Short. Secara
informasi tematik. Pada tahap akhir
umum metode tersebut dilakukan
dari prosedur klasifikasi, dilakukan
dengan cara tumpangsusun antara
kunjungan lapangan kedua untuk
hasil klasifikasi dengan data yang
tujuan penilaian akurasi peta. Tidak
digunakan sebagai rujukan, dimana
sampai disitu peta penggunaan lahan
pembandingan dilakukan terhadap
harus melakukan reinterpretasi agar
piksel demi piksel.
dilapangan
tidak
ada
data
dilakukan
untuk
kesalahan
dilapangan,
maka dari itu dibutuhkan survei
ketelitian
adalah
metode
metode
yang
I.5.6 Analisis Penggunaan Lahan Di Daerah Penelitian
lapangan dengan hasil interpretasi. Penggunaan I.5.5 Uji ketelitian Uji
Kabupaten
ketelitian
Kulon
lahan Progo
sangat
merupakan
bermacam-macam yang lebih utama
salah satu cara untuk mengetahui
itu lahan pertanian karena diwilayah
tingkat kebenaran atau keakuratan
tersebut lahannya masih terjaga.
hasil dari suatu analisis dari kegiatan
Tetapi semakin maju perkembangan
yang
jaman wilayah tersebut sempat akan
dilakukan
penelitian.
Tujuan
dalam
suatu
dilakukan
uji
dijadikan
bandara,
dalam
ketelitian adalah untuk mengetahui
perencanaan tersebut harus lebih
tingkat
berfikir
kebenaran
interpretasi
panjang
karena
akan
melalui analisis citra satelit, yaitu
merusak ekosistem dan alih fungsi
interpretasi
penutup
penggunaan lahan yang berdasarkan
digunakan
sebagai
lahan dasar
yang untuk
karakteristik.
Karena
dalam
13
pemanfaatan
masing-masing
daerah yang diambil di dataran
lahannya sudah cocok, bahkan petani
fluvial karena di daerah tersebut
cabe
sangat
sempat
mendengar
mengeluh
akan
saat
baik
sekali
produksi
dibangunnya
pertaniannya. Karena daerah dataran
bandara karena wilayah tersebut
dan juga potensi airnya sangata baik
sangat subur untuk ditanam.
sehingga untuk irigasi sangat baik.
Bentuk penggunaan lahan untuk tujuan pertanian di daerah penelitian adalah berupa lahan sawah perkebunan, tegalan dan palawija. Lahan sawah dibedakan menurut ketersedian
air
sehingga
dapat
dibedakan atas sawah irigasi dan sawah
tadah
pemetaannya
hujan.
Untuk
dilakukan
survei
lapangan untuk menjadikan peta tentatif agar sama dengan yang
Sumber air seluruhnya atau sebagian berasal dari aliran permukaan, air sungai, dan air hujan langsung. Dalam keadaan normal lahan jenis ini
akan
tergenang
air
selama
beberapa bulan, yaitu selama padi ditanam. Terdapat di daerah lembah, dataran
aluvial
sungai
dan
sebagainya. Drainase permukaan dan drainase dalam
lambat sehingga
genangan air mudah terjadi. Padi ditanam sebagai padi sawah, untuk
dilapangan.
lebih jelasnya luas masing-masing I.5.7
Analisis
Identifikasi
Terhapat
dan
Hasil
Inventarisasi
penggunaan lahan disajikan dalam tabel 5.1 sebagai berikut :
lahan Pertanian Tabel 5.1 Identifikasi Lahan Secara dilihat
keseluruhan
berdasarkan
jika
topografinya
Pertanian di dataran fluvial wilayah Kabupaten Kulon Progo
Kabupaten Kulon Progo mempunyai potensi yang sangat besar untuk pengembangan lahan pertanian dan produksi ditunjukkan
pertanian dengan
hal luas
ini lahan
pertanian berada disebagian besar luas wilyah Kabupaten Kulon Progo,
14
hal ini ditunjukan dengan tingkat ketelitian sebesar 79,8 % 2. Identifikasi lahan pertanian di dataran fluvial wilayah Kabupaten Kulon
Progo
didominasi
oleh
Persawahan irigasi : 2x padi/thn-lbh, yang berada didaerah kecamatan Temon,
Wates,
Panjatan,
dan
Nanggulan. I.6.2 Saran Dari kesimpulan penelitian diatas, akan dapat diuraikan beberapa saran sebagai berikut : 1.Padaanalisaselanjutnyasebaiknyada Sumber : Hasil Perhitungan Luas
ta darisetiap parameter menggunakan
Persebaran
data
Lahan
Pertanian
di
dataran Fluvial
terbarusehinggahasilakhirdarianalisa
I.6 Kesimpulan dan Saran
bisalebihsempurna.
I.6.1 Kesimpulan
2.Identifikasi ini sangat baik sekali
Berdasarkan dari penelitian yang telah
dilakukan
beberapa
dapat
kesimpulan
diambil sebagai
untuk mengetahui daerah mana saja yang baik digunakan sebagai lahan non pertanian dan pertanian. 3.Serta
berikut: 1. Citra landasat 8 sangat mendukung untuk kegiatan identifikasi lahan
dapat
mengetahui
perencanaan pengalihan fungsi lahan dan penataan ruang wilayah.
pertanian karena dapat merekam kenampakkan obyek dengan baik sehingga
memudahkan
untuk
kegiatan identifikasi lahan pertanian,
15
I.7 DAFTAR PUSTAKA
Baja, Sumbangan, M.phil. 2012. Perencanaan Tata Guna Lahan dalam Pengembangan Wilayah. Yogyakarta
Danoedoro, Projo. 1999. Pedoman Praktikum Penginderaan Jauh Dasar. Yogyakarta: Fakultas Geografi. Universitas Gadjah Mada Dulbahri, 1985. Interpretasi Citra Untuk survey Vegetasi. Puspics – Bakorsurtanal – UGM, Yogyakarta. Dwi, Agus, 1998. Buku pegangan kuliah penginderaan jauh dan sistem informasi geografi untuk pengembangan wilayah. Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta. Hardjowigeno, Sarwono, 2005. Tanah Sawah. Bayumedia, Malang. Hazriani, Rini, 2011. Identifikasi status dan luas lahan untuk pengembangan komoditas pertanian di kawasan perbatasan Kabupaten Sintang.Jurnal Teknik Perkebunan & PSDL. Perkebunan dan Lahan Tropika. Sutanto, 1986, PenginderaanJauh, Jilid 1 dan 2, GadjahMada University Press Yogyakarta.
Wahyuningrum, Rizka, 2014. Inventarisasi pemanfaatan Lahan Pertanian dengan menggunakan aplikasi Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografi, Tugas Akhir, Program Studi Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografi, Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
16