Tugas Kelompok
Dosen Pembimbing : Ibu Nurjanah M.Si
MAKALAH KAPITA SELEKTA HUMAS
PUBLIC RELATION PEMERINTAHAN, PERUSAHAAN, INTERNASIONAL, DAN NEGARA-NEGARA BERKEMBANG
U NI VER
SITAS R
IA
U
DISUSUN OLEH : 1.
VEBY ZILFANIA RIZAL
2.
SRI AYU SUNDARI
3.
AFNI AMALIA
4.
SITI NURJANAH
5.
AZRUL FAHMI
6.
INDRA WAHYUDI
JURUSAN ILMU KOMUNIKASI KONSENTRASI PUBLIC RELATION FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS RIAU 2012
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis mengucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “Public Relation pada Pemerintahan, Perusahaan, Internasional, dan Negara-Negara Berkembang”. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Ibu Nurjanah M.Si yang telah membimbing penulis dan kepada teman-teman yang telah memberi masukan dalam penyelesaian makalah ini. Penulis menyadari dalam pembuatan makalah ini terdapat kekurangan dan kesalahan, oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran untuk kedepannya. Demikianlah, penulis mengucapkan terima kasih dan semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca.
Pekanbaru, Maret 2013
Penulis Kelompok I
i
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i DAFTAR ISI ..................................................................................................................... ii BAB I ................................................................................................................................. 1 PENDAHULUAN............................................................................................................. 1 1.1.
Latar Belakang ................................................................................................... 1
1.2.
Rumusan Masalah .............................................................................................. 2
1.3.
Prosedur Pemecahan Masalah ........................................................................... 2
1.4.
Sistematika uraian .............................................................................................. 3
BAB II................................................................................................................................ 4 ISI ....................................................................................................................................... 4 2.1.
Konsep Public Relation ..................................................................................... 4
2.1.1.
Tujuan Public Relation .............................................................................. 5
2.1.2.
Fungsi Public Relation ............................................................................... 8
2.2.
Humas/ Public Relation Pemerintahan ............................................................. 9
2.2.1. 2.3.
Kegiatan Humas/ Public Relation Pemerintahan ................................... 14 Public Relation Perusahaan ......................................................................... 14
2.3.1.
Kegiatan Public Relation Perusahaan ..................................................... 17
2.3.2.
Kegiatan-Kegiatan Departemen Humas ................................................. 19
2.3.3.
Peran Public Relation Perusahaan ........................................................... 24
2.4.
Public Relation Internasional .......................................................................... 26
2.4.1.
Komunikasi Internasional ........................................................................ 26
2.4.2.
Public Relation Internasional................................................................... 27
2.4.3. Faktor yang perlu di Pertimbangkan dalam Public Relation Internasional ............................................................................................................ 29 2.4.4.
Media dan Program Public Relation Internasional ................................ 30
2.4.5.
Cara atau Teknik yang digunakan untuk Humas Internasional............. 30
2.5.
Public Relation Negara-negara berkembang .................................................. 31
2.5.1.
Perkembangan Humas di dunia ketiga .................................................... 31
ii
2.5.2.
Beban Khusus Humas di Negara Berkembang ...................................... 32
2.5.3.
Metode Humas Untuk Dunia Ketiga....................................................... 35
2.5.4.
Kebutuhan Humas di dunia Ketiga ......................................................... 35
BAB III ............................................................................................................................ 36 PENUTUP ....................................................................................................................... 36 Kesimpulan ...................................................................................................................... 36 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 37
iii
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dinamis, bergerak cepat, dan selalu berkembang dalam setiap tindakannya adalah kata-kata yang tepat untuk menggambarkan public relation dewasa ini. Sangatlah tepat bila kita mengatakan bahwa kesempatan di dunia public relation belum pernah sebesar kesempatan saat ini. Semakin banyak organisasi baik berupa lembaga pemerintahan, perusahaan-perusahaan dan Negara-negara melihat akan pentingnya public relation dalam organisasi mereka (Gregory, 2004:1) Tak banyak yang tahu bahwa Public Relations adalah suatu pendekatan yang sangat
strategis
yang
menggunakan
konsep-konsep
komunikasi.
Dengan
menggunakan teknik-teknik komunikasi yang sesuai, praktisi public relation akan menjadi tenaga yang sangat penting bagi dunia usaha (Kasali, 1994: 3). Public Relations atau Humas sebagai suatu bentuk kegiatan komunikasi dengan masyarakat sangat berperan penting bagi organisasi; lembaga dan perusahaan dalam menentukan terjalinnya hubungan yang baik. Public relation dalam suatu perusahaan berperan dalam menjalankan fungsi menjalin komunikasi dengan khalayak sebab dengan komunikasi seseorang Public relation dapat menyampaikan informasi, opini, ide pengetahuan dan sebagainya kepada orang secara timbal balik, baik sebagai komunikator atupun komunikan. Keberadaan public relation sebagai jembatan penghubung antara lembaga pemerintahan, perusahaan, dan Negara-negara dengan public atau masyarakat. Public relation membantu lembaga, perusahaan dan Negara untuk menciptakan citra yang positif dimata public. Pada lembaga pemerintahan, public relation sebagai satu bagian yang mendukung operasional pemerintahan untuk mempublikasikan atau mempromosikan
kebijakan-kebijakan mereka. Memberi informasi secara teratur tentang kebijakan, 1
rencana-rencana, serta hasil-hasil kerja institusi serta memberi pengertian kepada masyarakat tentang peraturan dan perundang-undangan dan segala sesuatu yang berpengaruh pada kehidupan masyarakat. Public relation suatu perusahan harus mampu menciptakan citra yang positif bagi perusahaan, membangun serta memelihara hubungan antara perusahaan dengan public internal dan eksternal. Public relation berperan penting akan kemajuan suatu perusahaan, belum lagi banyaknya persaingan antara perusahaan, jadi seorang public relation perusahaan harus cerdik dalam menyusun strategi untuk meningkatkan citra perusaahaan Tidak terlepas juga dalam dunia internasional, public relation internasional ada karena kebutuhan untuk saling menjalin hubungan antara Negara-negara yang ada di dunia. Untuk itu seorang public relation officer melakukan komunikasi internasional guna mencapai tujuan dan meningkatkan citra suatu Negara di mata Negara lainnya. Pada Negara-negara berekembang public relation karena menghadapi kebutuhan yang begitu mendesak untuk menyebarluaskan berbagai macam pengetahuan dan pemahaman kepada penduduknya. 1.2. Rumusan Masalah 1. Bagaimana kegiatan public relation pada lembaga pemerintahan? 2. Bagaimana kegiatan serta peran public relation pada perusahaan? 3. Bagaimana dengan public relation internasional? 4. Bagaimana public relation pada Negara-negara berkembang? 1.3. Prosedur Pemecahan Masalah Untuk menjawab rumusan masalah yang ada, kami mengambil data dari berbagai sumber buku dan situs yang relevan. Data tersebut dikumpulkan dan disusun sehingga membentuk kesatuan isi yang utuh sesuai dengan masalah yang dibahas.
2
1.4. Sistematika uraian Makalah ini tersusun dari tiga bagian, yaitu Bab Pendahuluan, Isi dan Kesimpulan. Bab Pendahuluan terdiri atas Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Prosedur Pemecahan Masalah, serta Sistematika Uraian. Sedangkan dalam Bab Isi terdapat pembahasan mengenai konsep public relation, public relation dalam pemerintahan, kegiatan dan peran public relation dalam perusahaan, public relation internasional, dan public relation pada Negara-negara berkembang. Pada bab terakhir yaitu penutup, terdiri dari kesimpulan dan daftar referensi.
3
BAB II ISI 2.1. Konsep Public Relation Ketika berbicara mengenai keberadaan sebuah organisasi, maka eksistensi sebuah organisasi akan sangat tergantung pada Humas atau bisa disebut PR (Public Relations) dalam menciptakan citra positif dan pengertian antara organisasi dengan publiknya, karena ketika pengertian tersebut telah dicapai, maka apa yang menjadi tujuan organisasi akan dapat dicapai secara lebih efektif dan efisien. Sebuah perusahaan atau instansi tidak hanya cukup dengan memiliki itikad baik (good will) untuk melayani konsumen atau publik dengan sebaik-baiknya, lebih dari itu sebuah perusahaan atau instansi harus mampu mengembangkan berbagai strategi dalam rangka menyampaikan itikad baik organisasi kepada publik, sehingga akan tercipta pendapat yang positif oleh publik. Dalam menangani hal ini, praktisi Public Relations atau bisa dikatakan Humas (hubungan masyarakat) akan sangat berperan dalam menciptakan pengertian yang baik antara perusahaan, organisasi atau instansi dengan publiknya. Istilah Public Relations seringkali disalahartikan atau dikaitkan dengan propaganda, publisitas atau hanya sekedar hubungan personal. Dalam kenyataannya, Public Relations memiliki ciri dan kekhasan tersendiri. Para praktisi Public Relations banyak merumuskan Public Relations dalam beberapa definisi. Penulis akan membahas beberapa definisi dari yang umum hingga spesifik. Definisi umum Public Relations, menurut Jefkins dalam bukunya “Public Relations” adalah sebagai berikut : Public Relations adalah suatu bentuk komunikasi yang berlaku untuk semua jenis organisasi, baik itu yang bersifat komersial maupun non komersial di sektor publik (pemerintah) maupun privat (pihak swasta). (Jefkins, 2004 : 2). Menyambung pengertian diatas, definisi lain menurut Jefkins tentang Public Relations atau Humas adalah sesuatu yang merangkum keseluruhan komunikasi yang terencana, baik itu ke dalam maupun ke luar, antara suatu organisasi dengan semua
4
khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling
pengertian.
Sedangkan,
The
British
Institute
of
Public
Relations
mendefinisikan Humas / Public Relations adalah sebagai berikut : “Praktek humas atau Public Relations adalah keseluruhan upaya yang dilangsungkan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan memelihara citra baik dan saling pengertian antara suatu organisasi dengan segenap khalayaknya.” (Ruslan, 2003 : 17). Dari
pengertian-pengertian
tentang
Public
Relations
tersebut
dapat
dirumuskan pengertian lebih sederhana, yaitu Public Relations adalah suatu kegiatan untuk membina dan menjalin hubungan yang harmonis antara lembaga atau organisasi yang di wakilinya dengan publik untuk memperoleh opini, persepsi dan citra yang positif mengenai organisasi atau lembaganya melalui aktivitas dan kegiataanya.
Serta
membantu
organisasi
memperoleh
penyesuaian
yang
menguntungkan, mendukung fungsi dan tujuan manajemen dalam meningkatkan pembinaan kerjasama untuk pemenuhan kepentingan bersama. 2.1.1. Tujuan Public Relation Humas pada hakikatnya adalah aktivitas, maka sebenarnya tujuan humas dapat dianalogikan dengan tujuan komunikasi, yakni adanya penguatan dan perubahan kognisi, afeksi dan perilaku komunikasi. Bila kita bawa kedalam tujuan humas, maka tujuan humas adalah terjaga dan terbentuknya kognisi, afeksi dan perilaku posotif publik terhadap organisasi/lembaga. Namun, karena kata “relations” menunjukkan kata kerja aktif, maka harus dilihat tujuan ini berdasarkan kepentingan kedua belah pihak (organisasi dan publik). Artinya, meskipunn humas pada dasarnya “milik” organisasi/lembaga yang membayarnya, namun tujuan humas hendaknya di pandang sebagai tujuan yang netral atau bersifat katalisator antara organisasi/ lembaga dengan tujuan publik. Oleh karena itu penulis cenderung melihat hubungan organisasi/lembaga dengan publik sebagai simbosis mutualistik. Dengan demikian, rumusan yang paling tepat mengenai tujuan (Kusumastuti, 2002: 20) adalah sebagai berikut:
5
a. Terpelihara dan terbentuiknya saling pegertian ( Aspek kognisi) Saling peengertian dimulai dari saling mengetahui atau mengenal. Ungkapan “tak kenal maka tak sayang” pada banyak fenomena memberikan jalan di situlah humas berawal. Jadi, aktivitas dan program humas dimulai dari menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:
“Siapa, apa, bagaimana, dimana, dan mengapa organisasi (diri) kita?”
“Sudahkah publik mengenal kita?”
“Apa yang sudah di ketahui p[ublik tetang kita?”
“Apa yang seharusnya diketahui publik tentang kita?”
Pertanyaan di atas berlaku bagi organisasi/lembaga, sebagai berikut:
“Apa yang harus diketahui organisasi/lembaga tentang publiknya?”
“Apa yang sudah diketahui organisasi/lembaga tetang publiknya?”
“Apa yang diharapkan publik terhadap organisasi/lembaga kita?”
“Siapa, apa, bagaimana, di mana dan mengapa publik kita?”
Tujuan humas pada akhirnya adalah membuat publik dan organisasi/lembaga saling mengenal. Baik mengenal kebutuhan, kepentingan, harapan, maupun budaya massing-masing. Dengan demikian, aktivitas kehumasan haruslah menunjukkan adanya usaha komunikasi untuk mencapai saling mengenal dan mengerti tersebut. Sifat komunikasinya cenderung informatif saja. Contoh tujuan hubungan organisasi/lembaga dengan publik pers (external public relations). Pada hubungan ini, pertama humas harus dapat menginformasikan tentang siapa, dimana, apa organisasi atau lembaga kita, dan kepentingan organisasi/lembaga kepada pers – biasanya berkaitan dengan publisitas- disisi lainya humas juga harus memberikan informasi kepada manajemen/decsion maker tenteng siapa saja pers,
cara
kerjanya,
manajemenya,
dan
kepentingan
pers
pada
organisasi/lembaga-biasanya berkaitan dengan tersedianya fakta/peristiwa yang
6
memiliki nilai berita dan tersedianya sumber berita. Tugas humas kemudian adalah mempertemukan dua kepentingan untuk saling mengerti. b. Menjaga dan membentuk saling percaya (aspek afeksi) Dalam hal ini, lebih pada tujuan emosi, yakni pada sikap (apeksi) saling percaya (mutual comfidence). Untuk mencapai tujuaan saling percaya ini, prinsip- prinsip komunikasi persuasif dapat diterapkan.sikap saling percaya keberadaanya masih bersifat laten (tersembunyi) yakni ada pada keyakinan seseorang (publik) akan “kebaikan/ketulusan” orang lain (organisasi/ lembaga) dan juga pada keyakinan organisasi /lembaga akan “ kebaikan/ ketulusan” publiknya. Hal ini dapat diukur dengan etika moral maupun materiil yang ditanamkan dan ditunjukan masing- masing. Disinila humas menggunakan prinsip-prinsip komunikasi persuasif. Contoh humas harus dapat menyakinkan kedua belah piak (organisasi dan pers) untuk dapat menerima dan menghormati kepentingan masing- masing. Misal, kepada pers humas harus dapat meyakinkan bahwa publisitas
yang
organisasi/lembaga,
buruk
merupakan
bahwa
blocking
kelangsungan
(halangan)
organisasi/
bagi
pihak
lembagasangat
mengpengaruhi banyak publik yang lain dan oraganisasi/ lembaga juga memiliki kode etik bisnis tersendiri. Begi pula sebaliknya kepada organisasi/ lembaga, humas harus dapat menyakinkan bahwa pers akan menulis sesuai dengan fakta, mencari dan memperoleh berita merupakan hak pers dan pers memiliki kode etik sendiri. c. Memelihara dan menciptakan kerja sama (aspek psikomotoris) Tujuan berikutnya adalah dengan komunikasi di harpakan akan terbentuknya bantuan dan kerja sama nyata. Artinya, bantuan dan kerja sama ini sudah dalam bentuk prilaku atau termanipestasikan adalam bentuk tindakan tertentu. Dalam contoh hubungan dengan pers (external public relation), aspek psikomototis dapat dilihat dari usaha humas sebagai wakil organisasi/lembaga
7
untuk senantiasa terbuka terhadap pers yang menginginkan fakta, tidak mempersulit lerja pers dalam mendaapatkan informasi dan menghubungi sunber berita, bila mungkin humas memberikan ide kepada pers (take media initiatif). Begitu pula kepada organisasi/lembaga humas dapat menampilkan kerja pers profesional, memberikan hak jawab dan memberikan hak orang-orang (decision maker) sebagai sumber berita, bahkan bila perlu pers juga
menunjukkan
bantuannya dalam menampilkan profil organisasi/lembaga (dapat diwakili oleh profil pimpinan araupun manajemen) melalui publisitas yang positif. Terhadap peristiwa
yang
diasumsikan
membawa
citra
negatif,
pars
dapat
mempertimbangkan untuk memuat secara tidak menyolok dan proposional. Dari
tiga
tujuan
diatas,
dapat
diambil
kesimpulan
bahwa
setelah
pengetahuan/pemikiran dibuka, emosi/kepercayaan disentuh maka selanjutnya perilaku positif dapat diraih. Pada akhirnya, semua itu kembali padatujuan yang lebih besar, yakni terbentuknya citra/image yang favorable terhadap organisasi lembaga di mana humas berada. 2.1.2. Fungsi Public Relation Bicara fungsi berarti bicara masalah kegunaan humas dalam mencapai tujuan organisasi/ lembaga. Beberapa buku tentang publik relations memberi batasan tentang fungsi ini dengan bermacam istilah. Misalnya disebut fungsi punitif, prefentif, kurativ, dan sebagainya. Dalam kusumastuti, 2002: 22 desebutkan dua fungsi PR, yakni fungsi konstruktif dan korektif. 1.
Fungsi konstruktif Djanalis menganalogokan fungsi ini sebagai “perata jalan”. Jadi, humas merupakan”garda” terdepan yang dibelakangnya terdiri dari “rombongan” tujuan- tujuan perusahaan. Ada tujuan marketing, tujuan prokduksi, tujuan personalia, dan sebagainya. Peranan humas dalam hal ini mempersiapkan mental publik untuk menerima kebijakan organisasi/ lembaga, humas menyiapkan “mental” organisasi/lembaga untuk memahami kepentingan publik, humas
8
mengevaluasi prilaku publik maupun organisasi untuk direkomendasikan kepda manajemen, humas menyiapkan prakondisi untuk mencapai saling pengertian, saling percya
dan
saling membantu
terhadap
tujuan-
tujuan
publik
organisasi/lembaga yang diwakilinya. Fungsi konstruktif ini mendorong humas menbuat aktifitas atau kegiatan- kegiatan yang terencana, berkesinambungan yang cenderung bersifat proaktif. Termasuk disini humas bertindak secara preventif (mencegah). 2.
Fungsi korektif Pada fungsi korektif berperan sebagai “pemadam kebakaran”. Yakni apabila api sudah terlanjur menjalar dan membakar oraganisasi/lembaga, maka yang dapat dimainkan oleh humas adalah memadamkan api tersebut. Artinya, apabila sebuah organisasi/ lembaga terjadi masalah- masalah (krisis) dengan publik, maka humas harus berperan dalam mengatasi terselesaikanya masalah tersebut. Sementara cutlip and center mangatakan bahwa fungsi PR meliputi hal- hal berikut: 1. Menunjang kegiatan manajemen dan mencapai tujuan organisasi. 2. Menciptakan komunikasi dua arah secara timbal balik dengan menyebarkan informasi dari perusahaan kepada publik dan mengatur opini publik pada perusahaan. 3. Melayani publik dan memberikan nasehat pada pimpinan organisasi pada kepentingan umum. 4. Membina hubungan secara harmonis antara organisasi dan publik, baik internal maupun eksternal.
2.2. Humas/ Public Relation Pemerintahan Seiring dengan tuntutan transparansi dari masyarakat luas sebagai publik pemerintahan, manfaat humas dalam penyelenggaraan pemerintah secara umum telah diterima sejak lama. Bahkan beberapa kalangan mengatakan, pemanfaatan humas
9
oleh pemerintah mendahului penggunaannya oleh nonpemerintah. Humas dalam pemerintahan dan politik tidak lepas dari opini publik. Pemerintahan Indonesia sendiri sejak tahun 1970-an memutuskan untuk membentuk Bagian Penerangan Masyarakat (merupakan cikal bakal bagian humas yang sejak tahun 1983 semua kantor pemda Tk.II dilengkapi dengan bagian humas ini. Bahkan pemerintah melalui Universitas Indonesia, membuka jurusan publisistik Fakultas Pengetahuan Masyarakat yang dimaksudkan untuk menyiapkan praktisi, humas, diantara lain dibidang penerangan luar negeri. Pada tahun 1971 Indonesia membentuk BAKOHUMAS (Badan Koordinasi Hubungan Masyarakat) yang bertugas untuk membantu Mentri Penerangan dalam menetapkan kebijakan pembinaan hubungan yang lancar dan harmons antara masyarakat dan pemerintah : mengadakan koordinasi, integrasi, sinkronisasi, dan kerjasam antar humas departemen / lembaga negara : merencanakan dan melaksanakan kegiatan – kegiatan kehumasan sesuai dengan kebijakan pemerintah. Jadi, kepeloporan pemerintah dalam kelembagaan dan pendidikan humas sangat tinggi. Tugas pemerintah memang sangat berat, sebab masyarakat yang dihadapi terdiri dari berbagai publik dengan kepentingan yang sangat kompleks pula. Hal ini memang tidak lepas dari “karakteristik” yang melekat dalam setiap program / kegiatan pemerintah, antara lain sebagai berikut. 1. Program pemerintah ditujukan untuk masyarakat luas. Dengan berbagai latar belakang, karakter, ekonomi, pendidikan (intelegensi) yang beragam. 2. Sering kali hasilnya abstrak, yang sulit dilihat dalam waktu dekat, bahkan dalam jangka yang panjang sekalipun, karena sfatnya yang integral dan berkesinambungan. Melibatkan generasi kegenarasi. Bahkan program pemerintah cenderung dibayar dengan “harga sosial” yang tinggi. Program – program pemerintah sering kali tidak dapat menghindari perlunya : pengorbanan : sosial (masyarakat). Disinilah perlunya pendekatan khusus untuk melibatkan partisipasi dan emansipasi masyarakat.
10
3. Program pemerintah selalu mendapat pengawasan dari berbagai kalangan, terutama pers, lembaga swadaya masyarakat, sebagainya. Mereka sangat berperan dalam proses penyadaran masyarakat mengenai permasalahan – permasalahan mereka sebagai warga masyarakat. Karakteristik itulah yang dapat dijadikan latar belakang mengapa humas pemerintahan perlu diterapkan dan dikembang luaskan secara profesional. Namun, tugas yang berat tersebut ternyata masih ditambah dengan hambatan-hambatan penerapan humas yang ideal di pemerintahan. Undang-undang dan peraturan organisasi, sering kali menghambat fungsi humas. Masalah dana, tumpang tindihnya job description, penyalahgunaan para pejabat terhadap humas demi publisitas pribadi dan untuk melindungi “ketidakjujran“ dan program – program yang tidak perlu merupakan hal –hal yang memperburuk citra humas pemerintahan. Kasus di Indonesia misalnya, humas pemerintahan cenderung mendapat imej yang negatif. Awam menilai bahwa humas pemerintah identik dengan ketidakprofesionalan, bagian buangan, dan sebagainya. Dengan demikian, ada dua sisi yang melatarbelakangi perkembangan humas pemerintahan. Pertama, adalah sisi pentingnya humas bagi pemerintahan. Kedua adalah hambatan-hambatan yang dihadapi oleh humas pemerintahan. Dua sisi ini pada akhirnya mengakibatkan penampilan humas pemerintahan yang tersembunyi dibawah berbagai nama, tugas, wewenang, dan dibiayai dari berbagai macam cara yang berbeda. Kebanyakan humas pemerintahan diarahkan untuk hubungan dengan media, masalah umum, dokumentasi, dan publikasi. Demikian juga dengan namanya, selain divisi humas, misalnya juga dikenal dengan istilah sekretaris pers divisi informasi dan komunikasi, bagian umum, pusat dokumentasi dan publikasi, dan sebagainya.(Kusumastuti 2000 : 37-39). Humas dalam instansi Pemerintah adalah suatu tindakan yang dilakukan untuk menjembatani antara kepentingan Pemerintah dengan kepentingan masyarakat. Bagian Humas dalam institusi pemerintah dibentuk untuk mempublikasikan
11
kebijakan dan menyampaikan berbagai informasi kepada masyarakat serta mampu menyediakan sarana untuk memudahkan masyarakat dalam mendapatkan informasi. Pemerintah yang baik adalah pemerintahan
yang
demokratis,
pemerintahan
demokratis yang sukses membutuhkan hubungan yang bertanggung jawab dengan masyarakat, didasarkan pada kepentingan bersama. Di semua Negara, khususnya Negara berkembang seperti Indonesia, lembaga kehumasan sangatlah diperlukan. Humas ini merupakan kelanjutan dari proses penetapan kebijaksanaan, pemberian pelayanan kepada masyarakat dengan sikap yang disesuaikan dengan kepentingan orang atau golongan, agar lembaga atau instansi dimana Humas itu berada memperoleh kepercayaan dari publiknya yaitu masyarakat.
Menyambung pengertian diatas, Humas pemerintah merupakan subsistem dari sistem penerangan secara keseluruhan dan merupakan bagian dari kegiatan komunikasi sosial. Humas sebagai saluran langsung dari lingkungan di mana terjadi proses pengambilan keputusan kepada masyarakat, agar keputusan tersebut dapat dipahami dan diterima. Komunikasi antara pemerintah dengan publiknya menjadi penting, humas harus bisa menjembatani antara pemerintah dengan publiknya. Komunikasi yang efektif, meliputi analisis situasi dan merancang strategi komunikasi yang tepat. Dalam buku, “Dasar-dasar Public Relations” (Teori dan Praktek) oleh Maria A. Rumanti, dijelaskan mengenai fungsi humas adalah sebagai berikut : 1. Kegiatan yang bertujuan memperoleh goodwill, kepercayaan, saling pengertian dan citra yang baik dari publik atau masyarakat pada umumnya. 2. Memiliki sasaran untuk menciptakan opini publik yang bisa diterima dan menguntungkan semua pihak. 3. Unsur penting dalam manajemen guna mencapai tujuan yang spesifik sesuai harapan publik, tetapi merupakan kekhasan organisasi atau perusahaan. Sangat penting bagaimana organisasi memiliki warna, budaya, citra, suasana yang kodusif dan menyenangkan, kinerja meningkat dan produktivitas bisa dicapai secara optimal.
12
4. Usaha menciptakan hubungan yang harmonis antara organisasi atau perusahaan dengan publiknya, internal atau eksternal melalui proses timbal balik, sekaligus menciptakan opini publik sebagai efeknya yang berguna sebagai input bagi organisasi atau perusahaan yang bersangkutan. (Rumanti, 2002 : 32)
Dalam mempraktikkan fungsi humas atau Public Relations sebenarnya bukan hanya melaksanakan satu kegiatan saja, melainkan pada kenyataan mengandung bermacam-macam, semua perlu mendapat perhatian. Untuk lebih jelasnya dalam pelaksanaan fungsi humas atau Public Relations memerlukan, berbagai keahlian yang dapat diandalkan, orang-orang yang dapat dipercaya, pengawasan, koordinasi, perhatian terhadap setiap detail dan dilaksanakan secara profesional. Yang penting dikuasai adalah ketrampilan teknis menyebarkan informasi dengan beraneka ragam tujuan dengan melalui berbagai saluran komunikasi (interpersonal, publik, kelompok, media massa, baik cetak maupun audio-visual). Dalam melaksanakan fungsinya, tujuan humas pemerintah. Menurut Sam Black dalam bukunya, “Practical Public Relations” yang dikutip oleh Onong Uchjana Effendy. Ada empat tujuan utama humas pemerintahan daerah, yaitu memelihara penduduk agar tahu jelas mengenai kebijakan lembaga beserta kegiatannya sehari-hari, memberi kesempatan kepada mereka untuk menyatakan pandangannya mengenai proyek baru yang penting sebelum lembaga mengambil keputusan, memberikan penerangan pada penduduk mengenai cara pelaksanaan sistem pemerintah daerah dan mengenai hak-hak tanggung jawab mereka, dan terakhir mengembangkan rasa bangga sebagai warga negara. (Effendy, 2002 : 39-40). Sedangkan, secara keseluruhan tujuan program Humas pemerintahan apapun tingkatannya. Pemerintah setidaknya mempunyai tujuh tujuan, yaitu : Memberikan informasi kepada rakyat mengenai aktivitas dari badan pemerintah, memastikan adanya kerjasama aktif dalam program pemerintah atau partisipasi dalam program pemerintah (seperti perintah penggunaan sabuk pengaman, area bebas rokok dll), mendorong warga mendukung kebijakan dan program yang sudah ditetapkan,
13
melayani publik dengan menyampaikan opini publik, mengelola isu yang terjadi, mengelola informasi internal, menfasilitasi hubungan media, membangun komunitas dan bangsa dengan mewujudkan peraturan dan program yang dibuat, sebagai contoh bantuan luar negeri dan kesehatan. (Cutlip, et al. 2000 : 466)
2.2.1. Kegiatan Humas/ Public Relation Pemerintahan Mengenai kegiatan humas pada pemerintahan kegiatan-kegiatan yang biasanya ditangani oleh humas antar lain adalah konfrensi pers, membuat pers, membuat press release, press clipping, pameran - pameran, menerbitkan media intern, mengorganisir pertemuan dengan masyarakat, penerangan melalui berbagai media komunikasi bagi masyarakat, mendokumentasi semua kegiatan instansi, mengorganisir kunjungan kunjungan para pejabat, menerima keluhan masyarakat / public. Dan menurut Hasil wawancara dengan pihak biro humas Pemprov Riau, adapun kegiatan humas adalah: 1. Memberikan
informasi(publikasi)
kepada public
mengenai
kebijakan
pemerintahan Pemprov Riau 2. Membaca keseluruhan surat kabar untuk memantau akan pemberitaan negative mengenai instansi pemerintahan 3. Mengklarifikasi pemberitaan negative mengenai instansi pemerintahan jika termuat pada media massa 4. Mendampingi pimpinan dalam setiap kunjungan 5. Membuat media internal perusahaan; bulletin, majalah, yang terbit satu bulan sekali dan buku saku yang terbit satu tahun sekali 6. Memberikan pelatihan kepada staf-staf humas; fotografer, membuat kliping, pidato dan workshop kehumasan-kehumasan 7. Menjalin dan memelihara hubungan baik dengan pihak pers 2.3. Public Relation Perusahaan Humas industri dan bisnis telah diterima oleh perusahaan-perusahaan besar. Humas disana merupakan fungsi manajemen yang turut menetukan suksesnya operasi
14
suatu perusahaan. Humas industri tidak dapat dilepaskan dari prinsip ekonomi. Sebab industri dan bisnis memiliki orientasi pada keuntungan. Dengan demikian, humas industri hendaknya memiliki suatu daftar prioritas, sehingga sumber daya yang tersedia dapat dipergunakan seefisien mungkin untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Humas dalam industri dan bisnis berkembang seeiring dengan peran masyarakat terhadap keputusan-keputusan yang dibuat oleh manajemen utama di dalam industri dan bisnis. Kemudian kemajuan teknologi komunikasi yang memungkinkan arus dan laju informasi yang cepat dan tidak dapat ditunda, sehingga menimbulkan kewaspadaan berbagai kalangan, serta meningkatnya jumlah penduduk yang tidak sebanding dengan pembaharuan dibidang ekologi, sumber energi, tersedianya sumber daya alam dan tanah. Kesadaran masyarakat tentang pengaruh keputusan industri dan bisnis terhadap hal – hal diatas dan masyarakat sebagai sasaran market industri dan bisnis di sisi yang lain, menimbulkan kesadaran kalangan industri dan bisnis untuk ikut memperhatikan dan melibatkan peranan masyarakat terhadap keputusan mereka. Sehingga ada hubungan timbal balik yang merupakan ciri dari konsep humas. Mereka berdua pada akhirnya memiliki kesadaran akan tanggup jawab dalam memelihara ketertiban, pertahan, konservasi alam, dan ekonomi. Dari sisi manajemen (perusahaan), hal ini memerlukan perhatian yang lebih untuk senantiasa memberitahu masyarakat terhadat masalah-masalah, alasan-alasan dan pembenaran atas keputusankeputusan manajemen. Sebaliknya, mereka juga harus mengetahui lebih banyak tentang masyarakat dan kepentingan mereka atau kepentingan golongan-golongan khusus, yakni yang dapat mempengaruhi dampak terhadap industri dan bisnis. Masyarakat dapat digunakan oleh industri untuk memepengaruhi legislatif, pengesahan undang-undang atau peraturan, usaha-usaha lobi masyarakat, liputan pers, komentar editorial, surat pembaca, ataupun dalam usaha pemberitahuan kepada cabang-cabang
perusahaan.
Menganalisis
kecendrungan
reaksi
masyarakat
15
merupakan upaya yang lebih efisien. Karena reaksi negatif ,masyarakat dapat sangat berpengaruh terhadap pengembangan industri dan bisnis, misalnya memunculkannya peraturan pemerintah yang lebih banyak. Bila dirinci lebih jauh lagi, Beberapa hal yang berpengaruh terhadap kehidupan dan operasional industri perdagangan adalah sebagai berikut: 1. Persamaan hak dan kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan bagi masyarakat, memunculkan undang-undang dan peraturan perintah yang menjadi pedoman untuk mencari dan member kesempatan kepda golongan-golongan tertentu, misalnya golongan wanita, minoritas, dan anak-anak usia tertentu. 2. Kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan pekerja. Peraturan – peraturan dan hukum yang tidak merugikan pekerja dan liputan pers tentang peanggaran – pelanggaran, sangat mempengaruhi program – program perusahaan untuk karyawannya. 3. Perlindungan terhadap investor. Perlindugan terhadap investor melalui peraturan wajib lapor, merupakan sis positif yang dapat digunakn oleh perusahaan untuk menahan nvestor, mempengaruhi calon investor. 4. Kontrol kualitas dan keamanan atas produk-produk dan pelayanan dengan keuntungan yang memadai. Perlindungan koonsumen dewasa ini sungguh ketat. Keputusan – keputusan pengadilan dan lembaga – lembaga pemerintah berkaintan dengan ini, menjadikan kalangan ndustri dan bisnis lebih berhati-hati dalam menguji produksi – produksinya, dan meyakinkan masyarakata atas pembenaran keuntungan di hubungkan dengan kegunaan produk dan teknologi yang digunaknnya. 5. Integritas manajemen. Meningkatnya perhatian masyarakat terhda perilaku bisnis perusahaan – perusahaan industri, teriutama interaksi mereka dengan pemerintah dan struktur politik, serta komunitas menjadikan perusahaan berhati –hati memutuskan hal –hal yang berkaitan dengan KKN. 6. Pertahanan nasional, konservasi dan perlindungan sumber daya alam, serta perlindungan lingkungan adalah hal-hal yang sangat berpengaruh terhadap dunia
16
industri. Perlindungan kualitas hidup, batasan – batasan pada penanaman modal asing, dan penggunaan sumber daya alam, melahirkan kebijakan – kebijakan khusus dalam dunia industri yang tidak dapat diabaikan. 7. Hak asasi manusia. Pelanggaran hak asasi manusia merupakan alasan yang sering digunakan untuk menjatuhkan sebuah bisnis, menurunkan nilain investasi bahkan pembtalan investor yang snagat menpang kehidupan industri dan bisnis. 8. Hak untuk mendapatkan keterangan/informasi. Meningkatnya arus informasi yang cepat mengakibatkan makin luasnya kesepakatan bahwa masyarakat mempunyai hak untuk mendapatkan informasi, terutama mengenai keputusan – keputusan atau tindakan yang akan membawa dampak atau mempengaruhi masyarakat. Latar belakang diatas turut pula mempengaruhi berkembangnya humas industri dan bisnis. Beberapa penerapan humas dalam industri dan bisnis meliputi : hubungan dengan pelanggan dan peran humas terhadap marketing yang pada akhirnya melahirkan terapan marketing PR (MPR), hubungan dengan pemegang saham, hubungan dengan karyawan, hubungan dengan pers, bantuan untuk merekrut pegawai baru, hubungan dengan komunitas, hubungan antar perusahaan/organisasi lain, hubungan dengan pemerintah (legislative dan eksekutif). Sejalan dengan penerapannya, maka istilah atau nama divisi humas juga bermacam – macam, misalnya Bagian Hukum dan Humas (HUKMAS), Bagian Lingkungan dan Humas, Divisi Marketing PR, Corporate Affair Departement, dan sebagainya. 2.3.1. Kegiatan Public Relation Perusahaan Dari sekian banyak tanggung jawab tugas dari seoarang manajer humas ada beberapa di ataranya yang paling penting, yang biasanya menjadi porsi tugas dari para manajer humas di berbagai perusahaan (Anggoro, 2005 : 110). Sebagian dari tugas-tugas utama itu sebagai berikut:
17
a. Menetapkan target-target dasar atau merumuskan tujuan-tujuan, termasuk skala prioritas, dan operasi humas perusahaan secara umum. b. Memperhitungkan jam kerja atau sumber-sumber daya yang lainnya yang bernilai ekonomis yang menjadi biaya atau sumber pengeluaran atas pelaksanaan fungsi humas. c. Menetapkan skala prioritas guna mengendalikan pilihan publik (segmen khalayak yang hendak dituju), media untuk menyampaikan pesan pada mereka, waktu operasi, serta optimalisasi penggunaan tenaga kerja dan berbagai sumber daya yang lainnya. d. Menentukan kelayakan pelaksanaan dari setiap upaya hendak dilakukan dalam rangka mengejar tujuan-tujuan tertentu sesuai denegan dana, kapabilitas staf dan daya dukung serta kecukupan berbagai macam peralatan yang ada. Adapun tugas-tugas dari seorang manajer humas dapat dirinci sebagai berikut: a. Menciptakan dan memelihara suatu citra yang baik yang tepat atas organisasinya, baik itu yang berkenaan dengan kebiijakan, produk, jasa, maupun dengan para personelnya. b. Memantau pendapat umum mengenai segala sesuatu yang berkaitan dengan citra, kegiatan, reputasi maupun kepentingan-kepentingan organisasi, dan menyampaikan setiap informasi yang penting ini langsung kepada manajemen atau pimpinan puncak untuk ditanggapi atau ditindaklanjuti. c. Memberi nasihat atau masukan kepada pihal manajemen mengenai berbagai masalah komunikasi yang penting, berikut dengan berbagai teknik untuk mengatasi dan memecahkannya. d. Menyediakan berbagai informasi kepada khalayak, padahal kebijakan organisasi, kegiatan, produk, jasa, dan personalia selengkap mungkin demi menciptakan suatu pengetahuan yang maksimum dalam rangka menjangkau pangertian khalayak.
18
2.3.2. Kegiatan-Kegiatan Departemen Humas Jenis-jenis pekerjaan yang harus dilakukan seorang manajer humas dan para stafnya tentu berbeda-beda dari suatu organisasi keorganisasi yang lain. Banyak hal yang mempengaruhinya (Anggoro, 2005 : 110) . Namun secara umum, jenis-jenis pekerjaan itu dapat diuraikan dari A sampai Z sebagai berikut: a. Menyusun serta mendistribusikan sajian berita (news release), foto-foto, dan berbagai artikel untuk komsumsi kalangan media massa. b. Mengorgaisir konferensi pers termasuk acara resepsi dan kemajuan kalangan media massa ke organisasi atau perusahaan. c. Menjalankan fungsi sebagai penyedia informasi bagi pihak media massa. d. Mengatur acara wawancara antara kalangan pers, radio dan televisi dengan pihak manajemen atau pinjaman organisasi/ perusahaan. e. Melaksanakan fungsi fotografi dan memebentuk sebuah perpustkaan gambar/foto. f. Mengedit atau memproduksi majalah-majalah atau surat kabar internal serta mengelola berbagai bentuk komunikasi internal lainnya seperti vidio, presentasi slide, majalah dinding dan sebagainya. g. Mengedit sereta memproduksi jurnal-jurnal eksternal untuk konsumsi pihak luar, misalnya saja untuk distributor, para pemakai jasa perusahaan, konsumen dan sebagainya. h. Menulis dan membuat bahan-bahan cetak seperti lembaran informasi yang memuat tentang sejarah perusahaan, laporan tahunan atas hasil kerjanya, media komuikasi antara sesama pegawai, poster-poster yang bersifat mendidik dan sebagainya. i. Mengadakan dan mengelola berbagai bentukinstrumen audio-visual seperti persentasi slide rekaman vidio, termasuk melaksanakan distribusi, penusunan katalog, pameran serta pemeliharaannya. j. Memimpin dan mengatur acara-acara pameran dan akshibisi kehumasan termasuk juga menyediakan beragai macam bahannya.
19
k. Menciptakan dan memlihara berbagai identitas perusahaan dan ciri khasnya, seperti logo, komposisi warna, tipologi dan hiasannya, jenis kendaraan dinas, pakaian seragam pegawai dan sebagainya. l. Mengelola brbagai hal yang berkaitan dengan sponsor kehumasan. m. Mengelola hal-hal seperti kunjungan pihak luar ke perusahaan, atau sebaliknya kunjungan dari personel perusahaan ketempat-tempat lainnya, termasuk mengatur jadwal penerbangan dan jdwal pelayarannya, akomodasi tur dan sebagainya. n. Mengikuti rapat-rapat penting yang diselenggarakan oleh dewan direksi, dan para pimpinan depertemen produksi, pemasaran,, penjualan, dan sebagainya. o. Mengikuti konferensi yang diselenggarakan oleh divisi penjualan dan pertemuan para agen. p. Mewakili perusahaan pada pertemuan asosiasi dagang. q. Mendampingi
para
konsultan
humas
eksternal,
apabila
perusahaan
mendatangkannya. r. Melatih segenap staf kehumasan secara terus-menerus. s. Mengelola survei-survei pendapatan atau berbagai macam penelitian lainnya. t. Mengerjakan tugas-tugas periklanan perusahaan (seandainya fungsi ini di satukan dengan departemen humas). u. Menjalin hubungan dekat dengan politisi dan birokrat. v. Mengatur acara-acara resmi, misalnya saja dalam acara peresmian suatu gedung baru, termasuk mengatur para tamu undangan dan media massa yang datang meliputi. w. Mengatur acara-acara kunjungan dari pejabat, tamu kehormatan maupun tokoh-tokoh asing. x. Aktif dalam acara-acara pemberian penghargaan, misalnya saja penghargaan pemerintah atas prestasi di bidang industri dan sebagainya. y. Mengumpulkan srta mengortanisirkan
segenap umpan umpan balik dari
berbagai sumber infomasi milai dari kliping koran, berita-berita radio dan televisi, serta memantau berbagai laporan dari luar.
20
z. Menganalisis umpan balik dan berbagai laporan tersebut, termasuk yang berubungan dengan tingkat kemajuan pncapaian tujuan yang sudah diraih. Adapun juga fungsi dan tugas humas (Tondowidjojo, 2004:62) Untuk ini akan diberikan beberapa contoh karena ada bermacam-macam pendapat tentang rumus fungsi dan tugas. Fungsi 1.
Tugas/Kegiatan
a. (membantu) menentukan
- membantu perumusan kebijaksanaan
dan merumuskan tempat
- menilai organisasi dari segi kemasyarakatan, budaya, dan
dan tujuan organisasi
ilmu pengetahun .
dalam kehidupan bersama.
- antisipasi terhadap reaksi-reaksi.
b. PR memberi masukan
- penyelidikan terhadap opini dan interprestasinya bagaimana.
untuk kebijaksanaan dan
- memberi masukan untuk jangka pendek dan jangka panjang.
langkah – langkah
- memberi penilaian tentang bagaimana tugas dan budget.
selanjutnya.
- memberi bimbingan kepada yang bekerja sama dengan
c. PR memberi masukan dalam kepemimpinan. 2. mengetahui situasi organisasi
pimpinan. - saran-saran untuk perbaikkan intern. - memelihara dan menyimpan dokumen organisasi. - mengetahui perkembangan dalam kehidupan dan opini
dan berkembang dalam
public.
kehidupan bersama dan opini
inventaris.
public.
- menanamkan dan menyimpan daftar
- membuat pemandangan tengan kelompok publik dan
3. menetapkan adanya kelompok – menentukan tingkat ketergantungan . kelompok publik yang relevan
- mengupulkan data tentang bagaimana penilaian kelompok-
dari organisasi
kelompok public yang relevan itu terhadap organisasi. - menyusun dan menyimpan daftar alamat dan relasi. - memberikan gambaran tentang karekteristik organisasi. - mengembangkan kejelasan bertindak (kesatuan langkah). - menentukan garis/gerak untuk membentuk visualisasi dan
21
4. presentasi organisasi
bagian-bagiannya. - mencatat events dalam organisasi. - menentukan prosedur penganan pengaduan. - mengusahakan isi dan bentuk informasi media cetak tentang
5. pembuatan dan pengurusan sarana-sarana komunikasi
organisasi, kontak dengan penulis-penulis, dan percetakan. - menyiapkan teks-teks sambutan, brosur, buku-buku, dan laporan-laporan. - memberikan tugas untuk membuat material (audio) visual. - mengadakan bank data ( cerita dokumentasi dan informasi. - mengurus sarana-sarana media komunikasi - memberi masukan/mengatur mengbilan bagian dalam
6. menurus representasi organisasi
kegiatan-kegiatan seperti: simposium, pertunjukanpertunjukan, dll - menghadiri rapat-rapat atas nama organisasi/dan memberi masukan dalam hal sponsor advertensi.
Kegiatan public relation (Kusumastuti 2002:26-27) adalah impementasi dari tugas humas untuk mencapai tujuan humas dan menjalankan fungsi peranannya secara menyeluruh. Seorang kepala humas sebuah hotel misalnya, memiliki kegiatan sebagai berikut:
Pukul 08.00 datang dan membaca lebih kurang 10 macam surat kabar. Memcatat informasi-informasi penting dari surat kabar yang berkaitan dengan bidang organisasi/lembaganya.
Pukul 10.00 meeting dengan pimpinan, mendengarkan dan mencatat taklimat, menyampaikan informasi-informasi penting dan berdiskusi lebih lanjut dengan pemimpin.
Pukul 11.00 koordinasi dengan staff, memberikan informasi penting, membagi tugas dan motivasi.
22
Pukul 11.30 mnyiapkan bahan-bahan tertulis, mungkin juga membuat tulisantulisan, memeriksa tlisan sebelumnya, dan sebagainya.
Pukul 12.00 melakukan pertemuan dengan beberapa publik, mungkin mengguhubungi pers, menghubungi pejabat pemerintah atau meneerima tamu sambil mengadakan lunch.
Pukul 15.00 kembali membaca surat kabar sore atau jurnal-jurnal dan majalah lannya
Pukul 16.00 mengevaluasi kerja staf, memberi sarang dan mendiskusikannya dengan stapf.
Pukul 17.00 menyiapkan laporan dan bahan-bahan rekomendasi untuk nanti diserahkan pada pimpinan.
Pukul 18.00 bersiap untuk pulang dan merencanakan kerja esok harinya.
Begitu seterusnya kegiatan rutin kepala humas dalam situasi biasa. Kegiatan itu akan semakin banyak bila menghadapi event- event khusus atau berhadapan dengan situasi krisis. Sejumlah pertemuan dan hubungan semangkin sering dilakukan setiap harinya, pelacakan dan pencarian informasi mengikuti perkembangan media terbaru, mencermati hasil riset, mencari bahan- bahan tambahan di pusat-pusat informasi yang lain, konsolidasi dengan staf semakin dikuatkan dan sebagainya. Kegiatan humas pada hakikatnya adalah kegiatan berkomunikasi dengan berbagai macam simbol komunikasi, verbal maupun non verbal. Kegiatan komunikasi verbal sebagian besar adalah pekerjaan mulai dari menulis proposal, artikel, progrees repoert, menulis untuk presentasi, menulis untuk pers (press release), pers, guest guide/open house, announcer, presenter, desk information, dan sebagainya. Kegiatan komunikasi nonverbal meliputi penyelenggaraan pameran, seminar, special event, riset/penelitian, pers kliping dan sebagainya. Kegiatan komunikasi dapat pula berarti kegiatan dalam proses komunikasi itu sendiri. Meliputi mencarai informasi (fact finding melalui observasi, riset, 23
keperpustakaan, media seeking, dan sebagainya). Kemudian mengelolah informasi, meliputi mengedit, merangkum, indetifikasi, analisi data, dan sebagainya. Kemudian mendistribusikan informasi baik secara verbal tertulis maupun verbal lisan, dan nonverbal. Dari hasil riset ternyata kegiatan terbesar humas adalah menulis, editing, media relations, special event, berbicara, produksi, riset, programming, dan konseling (konsultasi). Sedangkan penggunaan waktu terbes petugas humas adalah untuk koordinasi, perencanaan, dan negosiasi. Sementara secara awam terlihat bahwa penanganan hubungan dengan pers juga merupakan kegiatan yang paling kontiniu dan sering dilakukan oleh petugas humas. Kegiatannya antara lain, jumpa pers, membuat dan mengirim pers release, kunjungan pers, pers tour, pers kliping, dan couter pers. 2.3.3. Peran Public Relation Perusahaan Sebetulnya memformulasikan peran PR dalam organisasi bukan lah hal yang mudah.Beberapa penulis mencobamementahkan bahwa pada dasarnya peran PR dalam sebuah organisasi adalah sebagai berikut (Rasyid 2011:28-31) : 1. Communication Tehnician Beberapa praktisi memasuki dunia PR ini sebagai teknis.Pada tahapan ini kemampuan jurnalistik dan kominikasi sangat diperlukan.PR diarahkan untuk beperan menulis,menulis news letter,menulis in house journal,menulis new relase,menulis feature,dll.Biasanya praktisi dalam peran ini tidak hadir pada sahat manajemen menemui kesulitan.Mereka tidak di libatkan dalam manajemen sebagai pengambil keputusan .Peran mereka lebih pada arah penulisan tools dan mengimplementasikan program.Mereka sebagai “the last to know”. 2. Expert Prescriber Praktisi PR sebagai pendefinisi problem,pengembangan program dan memiliki tanggung jawab penuh untuk mengimplementasikannya.Mereka sebagai pihak yang
pasif.Menejer
yang
lainnya
menyerahkan
tugas
komunikasi
24
sepenuhnyaketangan si “komunikasi” ini sehingga mereka dapat mengerjakan pekerjaan mereka yang lainnya.Tampaknya bangga karena PR semacam ini dianugrahi kepecayaan tinggi tetapi karena tidak adanyakertelibatan top manajemen dalam peran PR maka PR seolah terisolir dari perusahaan.Ia sibuk sendiri dengan pekerjaannya.Di pihak manajemen mereka juga menjadi sangat tergantung kepada PR nya.Mereka menjadi minim komitmen kepada tugas-tugas PR,pada hal seperti di ketahuiseharusnya tugas PR harusnya dilakukan oleh semua orang yang ada didalam sebuah perusahan. Dalam hal diffusi peran dan fungsi PR sehingga mereka paham spirit perlunya PR bagi perusahaan menjadi rendah dan tidak akan tersosialisasi bahkan terburuk akan hilang kepercayaan top manajemen akan berfungsi PR
bagi sebuah
organisasi.Hal ini akan terjadi apabila top manajemen manajemen merasa dikecewakan oleh PR yang di anggap mereka sebagai pakar.
3. Communication Facilitator PR
sebagai
pendengar
setia
dan
broker
informasi.
Mereka
sebagai
pengubung,interprenter dan mediator antara organisasi dan publiknya.Mereka mengelola two way communicationnya dengan cara membuka rintangan komunikasi yang ada/yang terjadi.Tujuan dalam hal ini adalah untuk menyediakan kebutuhan dua belah pihak akan informasi,membuat kesepakatan yang melibatkan minat kedua belah pihak. Para pelaku dengan peran inimenepatkan dirinya sebagai sumber informasi dan sebagi
kontak
antara
organisasi
dan
publiknya.
Sebagai
wasit
dari
intraksi,memantapkan agenda yang akan disesuaikan diantara dua belah pihak,menyimpulkan pandangan,bereaksi terhadap kasus, membantu partisipan mendiangnosa masalah, membantu menyelesaikan masalah yang berhubungan
25
dengan komunikasi. Mereka menjandi boundary spaner antara perusahan dan publiknya. Mereka berkerja dibawah asumsi bahwa two way communication mampu meningkatkan kualitas pengambilan keputusan organisasi dan publik dalam hal prosedur, kebijakan, serta tindakan lain yang berhubungan dengan minat kedua belah pihak. 4. Problem Solving Facilitator Mereka berkolaborasi dengan
manejer
lain untuk mendefinisikan dan
memecahkan masalah. Mereka menjadi bagian dalam manajemen stratejik perusahaan. Bergabung dengan konsultan mulai dari awal direncanakan program hingga evaluasinya. Membantu manajemen yang sama dengan kegiatan manajemen yang lain. PR berfungsi sebagai bagian penting penganalisis situasi, memiliki peran yang intens dalam mengembangan prosedur, kebijakan, produk dan aksi perusahan. Mereka juga memiliki power mengubah sesusatu yang seharusnya diubah. Mereka harus terlibat dalam segala bentuk perubahan organiasasi. Melalui peran ini mereka menjadi paham spirit setiap program baik motivasi maupun tujuan mengapa program harus dilaksanakan, mereka mensupport perubahan strategis organisasi, keputusan yang sifatnya taktis dan memiliki komitmen pada perubahan dan mampu menyediakan segala sesuatu yang di butuhkan dalam ranga pencapaian tujuan program. Mereka dimasukan sebagai tim manajemen karena mereka mampu menunjukan kemampuan
dan
nilai
dalam
membantu
manajemen
menangani
serta
menyelesaikan permasalahan. 2.4. Public Relation Internasional 2.4.1. Komunikasi Internasional
26
Komunikasi Internasional adalah komunikasi yang ruang lingkupnya melintasi batas-batas wilayah Negara dan menyangkut interaksi/hubungan yang cukup luas dan intens dengan bangsa lain. Dapat juga kita definisikan sebagai proses komunikasi yang berlangsung atau dilakukan antar komunikator yang mewakili suatu Negara atau bangsa untuk menyampaikan pesan-pesan yang berkaitan dengan berbagai kepentingan Negara atau masyarakat dinegaranya kepada komunikan yang mewakili Negara lain dengan tujuan untuk memberi tahu atau sebaliknya menanyakan (untuk mengetahui) sesuatu yang mengarahkan (mempengaruhi) orang untuk berbuat sesuatu. Kegiatan komunikasi internasional sebenarnya lebih luas dibanding kegiatan humas internasional karena meliputi kegiatan menumbuhkan, memelihara, atau meningkatkan sitra (images) serta memperoleh dukungan yang lebih luas terhadap program, kondisi, atau kegiatan tertentu. Dapat dikatakan bahwa komunikasi (internasional) bersifat lebih umum, sedangkan humas (internasional) bersifat lebih spesifik baik dari segi kegiatannya maupun tujuannya. Berbagai kunjungan kenegaraan, kunjungan wisata, keikutsertaan dalam konferensi internasional atau event olahraga (olimpiade, Asian games, dsb) dan kesenian internasional (festival film, lagu, tarian, music, pawai, dsb) merupakan kegiatan komunikasi internasional. Jadi, berbagai kegiatan untuk saling mengenal lebih dekat atau memperkenalkan diri (Negara, bangsa, kelompok, organisasi, perusahaan) merupakan bagian dari komunikasi internasional. Sedangkan kegiatan humas internasional lebih focus untuk mensosialisasikan hal tertentu kepada bangsa lain atau menumbuhkan serta memelihara citra (kebijakan, kondisi, program, produk, dsb) di mata bangsa lain atau masyarakat internasional. 2.4.2. Public Relation Internasional Public Relation Internasional diartikan sebagai usaha terencana dan terorganisasi dari sebuah perusahaan, lembaga atau pemerintah guna membina hubungan saling menguntungkan dengan masyarakat dengan negara lain. Masyarakat
27
ini, sebaliknya mungkin diartikan sebagai beberapa kelompok orang yang terkena pengaruh, atau yang dapat mempengaruhi, operasi suatu perusahaan, lembaga atau pemerintah. Setiap public bersatu karena mempunyai kepentingan yang sama menghadapi badan yang mencari kesediaan untuk menerima produk atau programnya. Public Relation mungkin dipandang dari sisi pelaksanaannya dinegara masing-masing. Kendati public relation biasanya pada awal abad ke-20, beberapa unsurnya, menangkal sikap masyarakat yang tidak menguntungkan dengan cara membeberkan kegiatan operasinya melalui publisitas dan laporan tahunan. Hal ini dilakukan oleh perusahaan kereta api dan setidak-tidaknya korporasi di Jerman pada pertengahan abad ke-19; kalau ingin disebut sebagai salah satu negara yang juga memiliki konsep public relation. Para ahli humas berpendapat bahwa humas internasional baru tampak sebagian kegiatan yang terkonsepsikan sekitar tahun 1950. Kegiatannya terutama bergerak sebagai sarana pemasaran didunia Eropa yang baru bangkit dari reruntuhan perang, dan di negara-negara Amerika Latin serta di negaranegara yang sedang berkembang. Perusahaan-perusahaan besar yang mengoperasikan Humas Internasional itu kebanyakan menitikberatkan kegiatannya pada publisitas produksi. Pada tahun 1950 itu, John W.Hill, seorang Amerika yang dianggap pelopor dalam
mengembangkan
Humas
Internasional,
mengatakan
bahwa
Humas
Internasional akan berkembang pesat apabila suasananya didukung oleh tiga unsur yang dominan, yakni: a. Pemerintah yang mapan dan demokrasi (a stable and democratic goverment); b. Sistem politik dan ekonomi yang memungkinkan dikembangkannya perusahaan pribadi yang digalakannya pesaingan disegala lapangan yang menuntut kerja keras (a political and economis system that allows the devolopment of private interprise and encourges competition in many fields of endeavor);
28
c. Media yang besar dan merdeka, yang memperoleh pengawasan pemerintah secara minimal (the existense of prosperous and troughly independent media, over which the goverment has a minimum control ). Jika pada saat mulai munculnya yakni pada tahun 1950, Humas Internasional bergerak pada bidang ekonomi, khususnya pada aspek pemasaran, maka mulai tahun 1960 merembet kebidang-bidang lainnya, antara lain politik. Cutlip dan Center menegaskan bahwa kegiatan-kegiatan Internasional akan semakin cepat dalam memenuhi kebutuhan sebagai akibat pasaran dunia, perkembangan ekonomi, dan perjuangan politik yang bersaing keras di dunia yang di hubungkan dengan telekomunikasi
dan
transportasi
internasional.
Kini
disaat
satelit
mampu
mengubungkan radio dan televisi antar negara dan antarbenua, pada masa pesawat terbang supersonik. Mampu mengadakan lawatan interkontinental dalam hanya beberapa jam saja, maka Humas internasional berkembang dengan amat cepat. Philip Lesly dalam karyanya, ”Internasional Public Relation :The Developing Need”,dalam buku ini Lesly Public Relations ,mengatakan : “information and persuasion are the primary functions of british, west german, American, and the goverment-operated program in many countries.” (informasi dan persuasi merupakan kegiatan utama dari kegiatan Inggris, Jerman Barat, Amerika dan pemerintah lainnya dibanyak negara). 2.4.3. Faktor
yang
perlu
di
Pertimbangkan
dalam
Public
Relation
Internasional beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam melaksanakan kegiatan humas internasional, yaitu: 1.
Bahasa (dalam hal ini komunikasi verbal, bahasa resmi atau formal)
2.
Dialek, logat, istilah, bahasa gaul (komunikasi verbal, bahasa non-formal)
3.
Pola komunikasi non verbal (termasuk gerak, sikap, dan penampilan)
4.
Sistem politik dan kondisi sosial politik setempat
5.
Sistem ekonomi dan kondisi-ekonomi penduduk
29
6.
Lokasi dan kondisi geografis
7.
Sistem budaya dan pola hubungan sosial
8.
Sistem hukum dan derajat kebebasan pers
9.
Agama (keyakinan imani) mayoritas penduduk atau masyarakat
10. Sejarah pertumbuhan bangsa dan perkembangannya (nasionalisme) 11. Pakaian dan atribut 12. Makanan dan kebiasaan makanan 13. Penghargaan atas waktu 14. Cara pemberi pujian 15. Adat istiadat, kepercayaan, kebiasaan (tradisi) 16. Proses belajar dan mentalitas 17. Tingkat pendidikan dan penggunaan teknologi 2.4.4. Media dan Program Public Relation Internasional Kegiatan-kegiatan humas internasional dapat dilakukan melalui berbagai macam teknik dan menggunakan bermacam-macam media serta berbagai bentuk kegiatan, antara lain: 1. Kunjungan (muhibah) 2. Pameran (Fair) 3. Acara/Program Televisi (TV) 4. Berita di surat kabar/Majalah 5. Sister City (Mitra kota atau kota kembar) 6. pertukaran pelajar (student Exhanges) 7. Pemberian Penghargaan,Penganugerahan Gelar Bagi Pejabat Tinggi Negara 8. Pemberian Bantuan atau Anugerah tertentu(nobel price) 9. Kegiatan Olah raga 10. Kegiatan Bernuansa Internasional Lainnya 11. Video,Film,Serial dan Telenovela 2.4.5. Cara atau Teknik yang digunakan untuk Humas Internasional
30
Cara atau teknik penyelenggaraan kegiatan kehumasan ini dapat berupa teknik sosialisasi (penyebaran informasi), teknik promosi, dan bisa pula berupa teknik propaganda. Tujuannya memang sama yaitu untuk memelihara, memperbaiki, atau membangun citra positif melalui pembentukan pendapat umumatau opini publik internasional (international public opinion). Upaya membangun citra atau memelihara citra dapat dilakukan dengan cara memujimuji atau mengemukakan hal-hal yang (memang) baik mengenai diri sendiri, tanpa memojokkan pihak lain, kelompok lain atau bangsa lain. Namun, ada kalanya upaya membangun citra positif dan membentuk opini publik internasional yang menguntungkan bagi dirinya atau pihak sendiri ditempuh melalui pernyataan-pernyataan (slogan-slogan) yang memojokkan pihak lain atau bangsa lain.
2.5. Public Relation Negara-negara berkembang 2.5.1. Perkembangan Humas di dunia ketiga Negara berkembang adalah sebuah negara dengan rata-rata pendapatan yang rendah, infrastruktur yang relatif terbelakang, dan indeks perkembangan manusia yang kurang dibandingkan dengan norma global. Perkembangan mencakup perkembangan sebuah infrastruktur modern (baik secara fisik maupun institusional) dan sebuah pergerakan dari sektor bernilai tambah rendah seperti agrikultur dan pengambilan sumber daya alam. Negara maju biasanya memiliki sistem ekonomi berdasarkan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan menahan-sendiri. Dibeberapa negara berkembang, kegiatan-kegiatan humas disebut sebagai penerangan umum (Public Enlightenment) yang dalam beberapa hal tertentu terkadang memang mengandung nuansa propaganda. Dalam era globalisasi, bidang kehumasan akan sangat berperan. Perusahaan yang tak memanfaatkan bidang tersebut bakal tertinggal karena tak menguasai perolehan dan penyebaran informasi. Arti penting humas sebagai sumber informasi terpercaya kian terasa pada era globalisasi sekarang ini. Keberadaan bidang komunikasi dan hubungan masyarakat bukan hanya perlu untuk membina hubungan dengan pihak luar. Namun pula, ini sangat penting
31
untuk memberikan informasi ke dalam, baik kepada pimpinan maupun sesama karyawan sendiri. Perusahaan yang berkeinginan menciptakan suasana nyaman di lingkungannya harus menerapkan prinsip keterbukaan. Di situlah, bidang komunikasi dan hubungan masyarakat sangat berperan. Semua aktivitas yang berhubungan dengan kehumasan dijalankan oleh bagian humas dibawah pengawasan langsung oleh pimpinan perusahaan. Pada aktivitas humas dalam public internal juga mendapat perhatian yang sama dan seimbang dengan aktivitas humas dalam public eksternal, tetapi ini tidak berarti bahwa secara structural para karyawan harus berada dibawah bagian humas. Di Negara-negara dunia ketiga, situasi humasnya sama sekali berbeda dengan yang ada di barat. Disini dibutuhkan teknik-teknik humas yang serba khusus sehingga siapa saja yang ingin menjalankan kegiatan humas di negara-negara berkembang harus bekerja lebih keras. Namun kalau mau dicari hikmahnya, dunia ketiga justru merupakan suatu ajang kegiatan humas yang sangat menantang. Pendidikan, salah satu karakteristik utama humas, merupakan aspek pokok dalam perjuangan pembangunan yang tengah dilakukan oleh hampir semua negara berkembang. Guna menjalankan tugas tersebut dengan sebaik-baiknya, kredibilitas merupakan segalanya. Pendidikan juga merupakan faktor yang mutlak penting dalam rangka menciptakan suatau pegertian dan pemahaman dikalangan para konsumen. Karena konsumen yang akan membeli produk-produk mereka bukan hanya orangorang berpendidikan tinggi yang bermukin di daerah perkotaan akan tetapi juga penduduk yang tinggal di daerah pedesaan serta tempat-tempat terpencil yang pengetahuannya serba terbatas, bahkan masi banyak yang buta huruf. 2.5.2. Beban Khusus Humas di Negara Berkembang Setiap orang yang berkecimpung dalam humas di negara-negara berkembang memiliki dua tugas komuniksi yang bersifat khusus. Lembaga-lembaga pemeritah, 32
baik itu pusat mauapun daerah, bertanggung jawab untuk memberikan informasi kepada masyarakat mengenai segala macam kebijakan dan program yang telah, tengah, dan akan dilancarkan oleh pemerintahan. Dalam banyak hal, negara-negara dunia ketiga memang jauh ketinggalan. Mereka baru belakangan ini saja mampu menyediakan berbagai macam sarana infrastruktur atau jasa-jasa pelayanan sosial yang sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu di negara-negara barat. Contohnya, program wajib belajar pendidikan tingkat dasar baru dicanangkan di Negeria sejak tahun 1977, atau seratus tahun lebih lambat dari program serupa yang dilaksanakan oleh Inggris melalui pemberlakuan undang-undang pendidikan 1870. Pemerintah negara-negara berkembang menghadapi tantangan humas yang sangat besar. Sehubungan dengan besarnya tantangan itu maka lembaga-lembaga pemerintah lebih membutuhkan para praktisi humas yang andal dari pada sektorsektor industri serta komersial. Praktisi humas tidak hanya dibutuhkan oleh lembagalembaga sipil, akan tetapi juga militer. Pada setiap jajaran angkatan bersenjata, termasuk dinas kepolisian, kita selalu menemukan seseorang atau beberapa petugas humas. Semua instansi pemerintah di berbagai bidang pendidikan, bidang kesehatan, dan dinas-dinas pelayanan sosial, selalu memiliki staf humas. Tentu saja petugas humas juga dapat ditemui pada perusahaan-perusahaan besar di berbagai negara berkembang seperti di Indonesia, Negeria, dan Tanzania. Ruang lingkup humas yang ditangani oleh pihak swasta di negara-negara berkembang sangatlah luas. Pada awalnya, tradisi humas ini bawa oleh perusahaanperusahaan multinasional dan perwakilan-perwakilan negara asing. Secara umum, para produsen, importir, dan pemasok, sama-sama memiliki kewajiban untuk menyediakan informasi mengenai berbagai macam produk baru. Meskipun produkproduk tersebut sudah populer di negara barat mereka harus berusaha keras untuk memperkenalkannya kepada konsumen di negara-negara dunia ketiga. Mereka juga harus rajin mendidik pasar mengenai bagaimana cara pemakaian suatu produk.
33
Ini bukanlah tugas yang mudah, karena pasar di negara-negara berkembang bisa diibaratkan seperti kanak-kanak yang belum tahu apa-apa dan cemderung bersikap masa bodoh . hal itu sendiri merupakan akibat dari masih tigginya tingkat buta huruf, kesulitan yang bersumber dari keragaman bahasa dan jeratan kemiskinan. Di negara-negara dinia ketiga media komunikasi sangat berlainan di negaranegara barat dalam beberapa hal tertentu. Perbedaan-perbedaan itu antara lain: 1. Bila media komunikasi yang terhitung paling populer di negara-negara barat adalah televisi dan surat kabar maka media yang paling digemari di negaranegara berkembang adalah radio. 2. Untuk media jenis tertentu seperti bioskop, media itu harus dibawa mengunjungi orang-orang yang menjadi khalayaknya, terutama untuk yang dinggal didaerah terpencil. 3. Media yang sangat populer atau yang sudah merakyat di negara-negar barat, acap kali dipandang sebagai media khusus bagi kaum minoritas atau kelas elitis di banyak negara berkembang. 4. Media-media tertentu seperti majalah, jurnal teknis dan perdagangan, serta jurnal-jurnal untuk kalangan muda jarang sekali dijumpai. 5. Kebanyakan media menyebarkan pesan-pesannya lebih dari satu bahasa daerah. 6. Media-media tradisional masih banyak digunakan. 7. Karena mayoritas penduduk di negara berkembang masih belum begitu mengenal ide-ide perkotaan. Perkembangan bebrapa jenis media humas di dunia ketiga. Mulai degan media pers. Meningkatnya popularitas pers atu surat kabar menunjukkan membaiknya kondisi dan kemakmuran penduduk. Selanjutnya media radio. Ada dua macam radio yang sangat populer di negaranegara berkembang, yakni radio transistor dan radio kota.
34
Selanjutnya mengenai televisi, di sejumlah dinegara berkembang televisi sudah menjadi media eksklusif bagi kaum elit, karena keterbatasan stasiun pemancar mengharuskan pemiliknya untuk membeli alat penerima khusus yang berharga cukup mahal. 2.5.3. Metode Humas Untuk Dunia Ketiga Secara umum dikatakan bahwa kegiatan-kegiatan humas di negara dunia ketiga lebih banyak dilakukan oleh pihak pemerintah. Pihak swasta atau perusahaanperusahaan komersial dari negara dunia ketiga itu sendiri belum sepenuhnya aktif dalam melancarkan kegiatan-kegiatan humas atas dasar berbagai alasan. Inilah yang menjadi penyebab mengapa komunikasi konsumen di dunia ketiga sampai sekian lama begitu dikuasai oleh kepentingan perusahaan-perusahaan asing yang tidak selamanya memahami adanya perbedaan antara pemasaran di amerika utara atau eropa di dunia ketiga. Sejumlah perusahaan internasional yang terkemuka terdorong untuk melakukan kegiatan-kegiatan humas secara positif antara lain dengan menyediakan sponsor untuk kegiatan olah raga, menyiapkan hibah pendidikan, dan memberi dukungan finansial untuk program-program penting demi mendekatkan diri dengan khalayaknya yang ada di dunia ketiga. 2.5.4. Kebutuhan Humas di dunia Ketiga Negara-negara berkembang juga harus menjalankan kegiatan humas eksternal dalam rangka memperkenalkan dirinya dimata internasional, atau mempopulerkan aspek-aspek tertentu seperti maskapai penerbangan internasionalnya, perusahaan pelayarannya, kepariwisataannya, keindahan budayanya atau keunggulan produk ekspornya yang sangat berpariasi.
35
BAB III PENUTUP Kesimpulan
36
DAFTAR PUSTAKA Anggoro, M. Linggar. 2005. Teori dan Profesi Kehumasan. PT Bumi aksara: Jakarta Effendy, Onong Uchjana. 2002. Hubungan Masyarakat: Suatu Studi Komunikologis. PT. Remaja Rosdakarya: Bandung Jefkins, Frank. 2004. Public Relations. -Edisi Revisi keenam-. Jakarta : Erlangga. Kusumastuti, Frida. 2002. Dasar-Dasar Humas. Ghalia Indonesia: Jakarta Rachmadi, F. 1996. Public Relation Dalam Teori Dan Praktek (Aplikasi Dalam Badan Usaha Swasta Dan Pemerintah). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Rasyid, Anwar. 2011. Dasar-Dasar Publikc Relation. CV. Witra Irzani: Pekanbaru Rudy, May. 2005. Komunikasi & Hubungan Masyarakat Internasional. Bandung : PT. Refika Aditama. Rumanti, Sr. Maria Assumpta. 2005. Dasar-dasar Public Relations : Teori dan Praktik. Jakarta : PT Gramedia Widiasarana Indonesia. Ruslan, Rosady. 2003. Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi (Konsepsi dan Aplikasi). Jakarta: Raja Grafindo Persada. Tondowidjojo, John. 2002. Dasar dan Arah Public Relation. PT Grasindo: Jakarta Wilcok, Denis L. 2006. Publik Relation Strategi dan Teknik. Interaksa: Batam centre http://humas.unila.ac.id/?p=61 di akses pada Jumat, 08/03/2013 20.08
37