Public Disclosure Authorized
Public Disclosure Authorized
Public Disclosure Authorized
Public Disclosure Authorized
E2593 V2
I I I I I I I lc ·~
I I I I
lc I I I I ' I I I
PEMERINTAH KABUPATEN BENGKULU UTARA
BADAN LINGKUNGAN HIDUP Jl. Prof. DR. M. Yamin, SH No.36 Arg-.t Makmur Telp/fax. (0737) 52HHO KODE I'OS386ll.
www.blhbu.net
e.mail:
[email protected] Arga Makmur, f) Nopember 2011
Nomor Sifat Lampiran Perihal
: 660 I j{l.t; I BLH /2011 : Penting : Rekomendasi Atas Dokumen UKL-UPL Peningkatan Jalan
Kepada Yth. Kepala Direktorat Jenderal Bina Marga cq. Kasubdit Teknik Lingkungan dan Keselamatan Kerja di-
Jakarta
Mcnindaklanjuti surat Saudara Nomor: Um.Ol 03/BT.03/ 594/ 2011 tanggal
Oktober 2011 perihal Penyampaian dan Permohonan Pembahasan
Dokumen IKL-UPL Ruas Jalan Lais-Bintuhan di Kabupaten Bengkulu Utara, bersama ini kami diberiyahukan bahwa berdasarkan hasil evaluasi teknis yang telah dulakukan, maka terhadap UKL-UPL untuk kegiatan Peningkatan Ruas Jalan tersebut secara teknis dapat disetujui. UKL-UPL yang telah disetujui merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari surat rekomendasi ini dan menjadi acuan bagi penanggung jawab kegiatan dalam menjalankan kegiatannya dengan tetap berpedoman pada peraturan perundang-undangan yang berkalu. Apabila terjadi pemindahan lokasi kegiatan, desain dan/atau proses dan/atau kapasitas dan/atau bahan baku dan/atau bahan penolong atas usaha dan/atau kegiatan, terjadi bencana alam dan/atau lainnya yang menyebabkan perubahan lingkungan yang sanggat mendasar baik sebelum maupun saat pelaksanaan kegiatan, maka penanggung jawab kegiatan wajib menyusun UKLUPL atau AMDAL baru sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Kepada Kepala Subiddit. Teknik Lingkungan dan Keselamatan Jalan wajib melakukan seluruh ketentuan yang termaktub dalam UKL-UPL dan bertanggungjawab sepenuhnya atas pengelolaan dan pemantauan dampak lingkungan dari kegiatan Peningkatan Ruas Jalan. Kepada Kepala Kasubdit. Teknik Lingkungan dan Keselamatan Jalan wajib melaporkan pelaksanaan upaya pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup yang tercantum dalam UKL-UPL tersebut kepada
I I I I I I I ·,
Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bengkulu Utara dan Instansi-instansi sektor terkait (termasuk instansi pemberi izin) setia 3 (tiga) bulan sekali terhitung sejak tanggal diterbitkannya surat rekomendasin ini. Selanjutnya Bupati Bengkulu Utara, Kepala Badan Lingkungan Hidup, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Bengkulu Utara melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan ketentuan-ketentuan yang wajib dilakukan oleh penanggung jawab kegiatan yang tercantum dalam perizinan sebagaimana dimaksud
Demikian disampaikan, atas perhatiannya diucapkan terima kasih.
{
I I I I
lc. I I I I I I I
. Kepal'(l ijadan Lingkungan Hidup }/" Kabup'il\en B ngkulu Utara ~'~>/ .(
'~
Tembusan disampaikan kepada Yth I. Bapak Bupati Bengkulu Utara (sebagai Laporan) 2. Ketua DPRD Kab. Bengkulu Utara 3. Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kab. Bengkulu Utara 4. Arsip
I
'
I I I I • I I I
Masukan Terhadap Dokumen UKL-UPL 3 (Paket C-8) adalah sebagai berikut :
A.UMUM 1.
konsultan penyusunnya 2.
dalam halaman Lampiran. Karena dokumen ini untuk diketahui secara umum dan orang awam 3.
Hasil uji laboratorium dimasukan dalam lampiran ~
4.
Untuk institusi
penerima
laporan terhadap
pengelolaan dan
pematauan
lingkungan hidup ditambahkan Dinas PU Provinsi dan Kabupaten yang terkait dan Dinas Perhubungan Provinsi dan Kabupaten yang terkait 5.
Berdasarkan Kepmen LH Nomor 48 Tahun 1996 tentang Baku Mutu Tingkat Kebisingan pelaporan dilakukan 3 bulan sekali.
6.
Masih ada penulisan yang tidak sesuai dengan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD), tolong periksa lagi.
I I I I
I I ' I I I
Agar istilah yang masing menggunakan istilah asing agar dibuatkan semacam daftar yang memberikan pengertian atau definisi terhadap hal yang dimaksud di
{
~ I I
Yang menandatangani Kata Pengantar adalah pemrakarsa kegiatan bukan
7.
Gunakan Data terbaru untuk sensus, jumlah, kepadatan, sex ratio dan data kependudukan lainnya, karena pada tanggal 26 September 2011
telah
dikeluarkan buku Provinsi Bengkulu Dalam Angka 2011 oleh BPS Provinsi Bengkulu 8.
Parameter yang dipantau ada parameter deterjen tetapi dalam pengelolaan lingkungan hidup untuk parameter deterjen tidak dimasukan
9.
Kabupaten Mukomuko masih Kantor Lingkungan Hid up
B. UKL-UPL Ruas Jalan Pasar Pedati-Kerkap 1. Hal. 111-16, Belum tertulis jumlah jemaah haji yang berangkat ke Tanah Suci 2. Hal. 111-19 -9.2 Angkutan darat. Apa maksudnya? 3. Hallll-19, ... dapat dilihat table ..... , Mohon dilengkapi
r.f.! Hal. V-12, masih tertulis Kabupaten Deli Serdang, tolong diperbaiki
L
5. Hal V-17, Dinas Pasar, Kebersihan dan Pertamanan tidak termasuk dalm Pemda Provinsi Bengkulu
6. HaiiV-17, terdapat dampak potensial berbahaya yaitu potensi longsor dan tebing tapi dalam dokumen tidak dibahas cara pengelolaan dan pemantauannya
C. Jalan Kabupaten Mukomuko Batas Sum bar 1.
Hal. 111-12, Pelaksanaan konstruksiTaun 2011, Apakah benar?
2.
Hal. V-11, Tertulis Kabupaten Mukomuko dua kali
I I I I ' I I(
PEM E.RJ NTAH KABl.I PA TEN BENGK ULU UTARA
BADAN LlNGKUNGAN HIDUP JL Prof. OR. M . YAMIN, SH N0.3S TELP . (0737) 521010
ARGA MAKMUR Arga \ ·lakJ11ur. 0!5 No p--·mber _::q 1 l
Nomor Si!nt
: 660.1 !
3A~
/ BLHi20 1l
Lamr Peri hal
K cp:.oda YLh.
Sdr. fbu Jr. Nurmala Simanjuntak, MEngSc. di-
: P-::mbahasan Dokum en L,;KL- UPi
rl!mpm
Ruas Jalan lais-Bintunan Kab. B U
I
{
KOOE POS 386 11
Menjawab Sural Sauda rte Nomor : um.O l 03 I bt.O:'l I 594 I 2011 Pcrihal Pcnyampaian dan Permohonan Pembahasan Dokumen UKL- UPL Ruasjalan Lais -Bintunan di Kabupaten Beng kulu Utara.
I I
Bahwa kami telah m e njawab s urat tersebut dimana pada s ural ini ta nggal. 08 N<) pember 20 I l , untu k di bual Rckomendnsi l!KL-UPL yang dima ks ud. Demik ian disampaikan, atas perhatriannya diucapkan tcrim
K.:pala Uadao Lingk ungan Hidup
Kabupale-n Hc1 gkulu U1ara
I)'rs. :\ K !\'1i\ l'llI N l'!tr. i96tfl(.t<> 19<>003 : •)02
I I I .I
I
I I I I .. I I I
lc I I I I
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA
SATUAN KERJA DIREKTORAT BINA TEKNIK Jl. Pattimura No.20 Kebayoran Baru Gd. Sapta Taruna Lt. IV, Jakarta Selatan 12110. Tlp.(021) 7246654, 7245752, Fax.(021) 72790022, 7246973
SURATPERNYATAAN No.
Dalam
rangka
mencegah,
Meminimalkan dan/atau
menanggulangi dampak
lingkungan hidup yang akan terjadi akibat Pekerjaan Pembangunan Ruas Jalan Lais - Bintunan sepanjang 20,615 km di Kabupaten Bengkulu Utara Provil!lsi Bengkulu, serta sesuai dengan tugas kewenangannya, Direktorat Bina teknik,Direktorat Jenderal Bina Marga, Departemen Pekerjaan Umum akan melaksanakan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL) dalam bentuk memasukkan rekomendasi UKL- UPL ke dalam Detail Design. Pada Tahap
selanjutnya,
yaitu
tahap
Pelaksanaan pekerjaan fisik,
pelaksanaan
rekomendasi UKL dan UPL akan dilakukan oleh pelaksana pekerja fisik " Satker Pembangunan Jalan dan Jembatan Provinsi Bengkulu"
Demikian pernyataan ini kami buat, sebagai penegasan untuk mendukung pelaksanaan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL) Pekerjaan Pembangunan Jalan sepanjang 20,615 km di Kabupaten Bengkulu Utara Provinsi Bengkulu.
lc. I I I I I I I
Jakarta , 19 Desember 2011 DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA Plh Kasubdit Teknik Lingkungan
lr. Herrv Vaza. M.Eng.Sc. NIP.196202041987031002
I I I I ' I I I ( I I I I I
lc
I I I I I I I
KATA PENGANTAR Sehubungan dengan pekerjaan
Studi Lingkungan
Penyusunan
Dokumen Upaya
Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UKL/UPL) Kegiatan Peningkatan Ruas Jalan Lais- Bintunan di Kabupaten Bengkulu Utara oleh Satuan Kerja Direktorat Bina Teknik Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum Rl Tahun Anggaran 2011 yang telah kami laksanakan berdasarkan ketentuan dan syaratsyarat teknis pekerjaan, maka telah disusun Dokumen UKL/UPL.
Penyusunan Dokumen Studi Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UKL/UPL) ini mengacu kepada Keputusan Menteri Negara Ungkungan Hidup No. 86 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL).
Dokumen UKL/UPL ini memuat tentang ldentitas Pemrakarsa, Rencana Usaha dan/atau Kegiatan, Rona Lingkungan Hidup, Dampak Lingkungan Yang Akan Terjadi, Program Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup.
Dengan tersusunnya dokumen UKL/UPL rencana Kegiatan Peningkatan Ruas Jalan La isBintunan di Kabupaten Bengkulu Utara ini diharapkan dapat berguna sebagai acuan dalam pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan yang dapat bermanfaat bagi semua Pihak yang terkait.
Jakarta, Desember 2011
I I I I ' I I I
(})raj£aporan )flijiir UKL- UPl Ruas Jalan lais Bintunan
DAFTAR lSI KATA PENGANTAR ............................................................................................ DAFTAR lSI ........................................................................................................ DAFTAR TABEL .................................................................................................. DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. BAB I
(
IDENTITAS PEMRAKARSA DAN PENYUSUNAN DOKUMEN UKL- UPL 1.1.
ldentitas Pemrakarsa ... ................................................................
I- 1
1.2.
ldentitas Penyusunan Dokumen UKL- UPL ................................
I -1
1.3.
Peraturan .....................................................................................
I- 2
1.3.1. Undang-undang ..............................................................
I- 2
1.3.2. Peraturan Pemerintah ....................................................
I- 2
1.3.3. Peraturan Menteri .........................................................
I- 3
1.3.4.
Keputusan Menteri Menteri .........................................
1-3
1.3.5. Keputusan Kepala BAPEDAL ...........................................
I-4
-~
I I I I
~1 I I I I I I
BAB II
ii iv vi
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN 2.1. Nama Rencana Dan/Atau Kegiatan .............................................
11-1
2.2.
Lokasi Rencana Dan/Atau Kegiatan ............................................
11-1
2.2.1.
Lokasi 5ecara Administratif............................................
!1-1
2.2.2.
Kegiatan lain di Sekitar .................................................
II - 4
2.3
Skala Usaha Dan/Atau Kegiatan ..................................................
11-10
2.3.1.
Data Teknis .....................................................................
11 -10
2.3.2. Jadwal Kegiatan .............................................................
II - 15
2.3.3.
Metode Pelaksanaan ......................................................
ff- 16
2.3.4.
Kebutuhan SDM dan Peralatan .....................................
II - 16
2.4. Garis Besar Komponen Rencana Usaha dan/atau Kegiatan .......
n -17
2.4.1. Tahap Pra Konstruksi ......................................................
11-17
2.4.2. Tahap Konstruksi ...........................................................
II- 18
2.4.3.
II- 20
Tahap Pasca Konstruksi (Tahap Operasi) ........................
I I I I ' I I I
€/Jraf£aporan)f.~ UKL- UPl Ruas Jalan Lais Bintunan
BAB Ill
(
I I I I I
lc I I I I I I I
RONA LINGKUNGAN HIDUP 3.1. Komponen Fisik- Kimia ...............................................................
Ill -1
3.1.1. lklim .................................................................................
m -1
3.1.2. Kualitas Udara dan Kebisingan .................................... ..
Ill- 2
3.1.3. Topografi ........................................................................
rrr- 5
3.1.4. Geologi dan Tanah ..........................................................
Ill- 5
3.1.5. Kualitas Air Permukaan ................................................ ..
m-1
3.1.6. Penggunaan Lahan .........................................................
Ill - 12
3.1.7. Kondisi Drainase Eksisting ...............................................
Itt- B
3.2. Komponen Biologi ........................................................................
Ill - 13
3.2.1. Flora Darat ......................................................................
\\\ ·1'3
3.2.2. Fauna Darat ....................................................................
Ill - 15
Biota Perairan .................................................................
Ill- 16
3.3. Komponen Sosial Ekonomi, Sosial Budaya Dan Kesehatan ...... ..
Ill -16
3.4. Komponen Kesehatan Masyarakat .............................................
\II -B
3.2.3.
BAB IV
DAMPAK liNGKUNGAN YANG AKAN TERJADI
4.1. Komponen Kegiatan Sebagai Sumber Dampak ........................... 4.1.1.
IV-1
Tahap Pra Kontruksi .......................................................
N-1..
4.1.2. Tahap Kontruksi .............................................................
IV-1
4.1.3. Tahap Pasca Konstruksi (Tahap operasi) ........................
JY -3
4.2. Jenis Dampak Lingkungan Yang Akan Terjadi ..............................
IV-4
4.2.1
Tahap Pra Kontruksi ........................................................
l\l -4
4.2.2
Tahap Kontruksi ..............................................................
IV-4
4.2.3. Tahap Pasca Konstruksi (Tahap operasi) ........................
JV-6
4.3. Ukuran Yang Menyatakan Besaran Dampak ..............................
IV-7
4.3.1. Tahap Pra Kontruksi ........................................................
IV -7
4.3.2. Tahap Kontruksi ..............................................................
IV-8
4.3.3. Tahap Pasca Konstruksi (Tahap operasi) ........................
IV-10
4.4. Hal-hal lain untuk menjelaskan dampak yang terjadi ................ .
IV-11
4.4.1. Tahap Pra Kontruksi ........................................................
IV-11
4.4.2. Tahap Kontruksi ..............................................................
IV-11
("
ii
I I I I • I I I
BAB V
lc
I I I I
BAB VI
4.4.3. Tahap Pasca Konstruksi (Tahap operasi) ........................
IV ·14
4.5. Ringkasan Dampak dalam Bentuk Tabulasf .......................... ......
IV ·15
4.6. Dampak lingkungan hidup dan kegiatan lain di sekitar...............
IV ·19
PROGRAM PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP 5.1. Pengelolaan lingkungan Hidup....................................................
V• 1
5.1.1. Tahap Pra Kontruksi ........................................................
V• 1
5.1.2. Tahap Kontruksi ..............................................................
V• 2
5.1.3. Tahap Pasca Konstruksi (operasi) ...................................
V • 22
5.2. Pemantauan lingku ngan Hidup ...................................................
V · 36
5.2. 1. Tahap Pra Kontruksi ........................................................
V • 3&
5.2.2. Tahap Kontruksi ..............................................................
V • 38
5.2.3. Tahap Pasca Konstruksi (operasi) ...................................
V ·56
5.3. Pengelolaan lingkungan Hidup....................................................
V • 64
TANDA TANGAN DAN CAP
. lc
il
II I I.. I I I
iii
I I I I • I I I
lc I I I I
"I I I I I I I
(])mj£aporan;4.~r UKL- UPL Ruas Jalan lais Bintunan
DAFTAR TABEL Tabel2.1.
Rona Lingkungan Hidup dan Kegiatan Lain di Sekitar .....................
II - 4
Tabel2.2.
Data Teknis Rencana Kegiatan ..........................................................
II - 11
Tabel2.3.
Jadwal Pelaksanaan Peningkatan ............................................ ....
11-15
Tabel2.4.
Jumlah dan Komposisi Tenaga Kerja (Kontraktor) Yang Dibutuhkan Untuk Kegiatan Proyek .............................................
rr- 16
Tabel2.5.
Jumlah dan Alat Berat Yang Dibutuhkan Untuk Kegiatan Proyek
11-17
Tabel2.6.
Kebutuhan Air Tahap Konstruksi .......................................................
1l -19
Tabel3.1.
Curah Hujan di Lokasi Studi Yang Tercatat di Pos Hujan Tahun 2006 sampai 2010 ......................................................... ...
W- l
Tabel3.2.
Hasil Analisis Kualitas Udara.........................................................
Ill - 2
Tabel3.3.
Hasil Ana !isis Tingkat Kebisingan.............................................. ....
\l\ -3
Tabel3.4.
Hasil Anal isis Kualitas Air Permukaan........................................ ...
Ill - 7
Tabel3.5.
Hasil Pengukuran Debit Sesaat............. ..................... ...................
Ill- 12
Tabel3.6.
Jenis Vegetasi Dominan Pada Kawasan Perkampungan, Pertanian dan Perkebunan ..........................................................................
Ill -14
Tabel3.7.
Jenis Vegetasi Mangrove dan Vegetasi Belukar ......................... .
Ill - 14
Tabe\3.8.
Jenis Satwa Liar Yang Dijumpai di Tepi Jalan ...................................
1/1- 15
Tabel3.9.
Jenis lkan Menu rut Tangkapan Para Penduduk ...........................
Ill - 16
Tabel3.10.
luas Wilayah, Jumlah Penduduk Dan Kepadatan Penduduk Masing-Masing Kecamatan Di Kabupaten Bengkulu Utara .........
Tabel3.11.
111-17
Banyaknya Angkatan Kerja, Bukan Angkatan Kerja dan Siap Bekerja ............................................... ..................................
Ill - 18
Tabel3.12.
Matapencaharian Responden..................................................... .
lU - 22
Tabel3.13.
Penghasilan Responden Per Bulan................................................
Ill - 22
'
iv
I I I I • I I
I I I I
~ I I I I I I I
(])raj£apom11.?L~ UKL - UPL Ruas Jalan Lals Bint unan
Tabel 3.14.
Pendidikan Terakhlr Responden ................................................. .
Ill • 23
Tabel 3.15.
Pendapat Responden Tentang Rencana Peningkatan Jakan ..... ..
Ill • 23
Tabel4.1.
Matriks Rlngkasan Dampak Yang Terjadi.........................................
IV -16
Tabel 5.1.
Baku Mutu Kualitas Udara Ambient ............................................
V-3
Tabel 5. 2.
Baku Mutu Tingkat Kebisingan ....................................................
V-5
Tabel 5.3.
Baku Mutu Kualitas Air Permukaan Untuk Parameter Kunci Kelas I ............................................................................... ..
Tabel. 5.4.
Jenis-Jenis Vegetasi Yang Oapat Oigunakan Untuk Pengelolaan Kualitas Udara ..............................................
Tabel 5.5.
V -7
V - Z4
Jenis - Jenis Vegetasi Yang Oapat Oigunaka n Untuk Pengelolaan Kebisingan ................................................. ...
'V - 2a
Tabel 5.6.
Jenis dan Penempatan Rambu .....................................................
V - 31
Tabe\5.7.
Jenis dan Penempatan Rambu .....................................................
V - 32
Tabel 5.8.
Metode, Peralatan Sampling dan Analisis Kualitas Udara ...........
V - 39
Tabel 5.9.
Metode Ana \isis Kualitas Air Permukaan .....................................
'V - 43
Tabel 5.10.
Metode Analisis Kualitas Air Tanah ...............................................
V - 66
•
v
I I I I • I I I
f
I I I I ~. I I I I I I I
(J)raj£apomn )1{/iir UKl- UPl Ruas Jalan lais Bintunan
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1
Peta lokasi Rencana Kegiatan Peningkatan Ruas Jalan Mukomuko- Batas Sumatera Barat........................................... ..
II - 3
Gambar2.2
Armada Pengangkutan Batubara di sta 5+900 .......................... .
11-6
Gambar2.3.
Armada Pengangkutan Batubara di sta 20+100 ........................ .
11-6
Gambar2.4.
Kegiatan Tambang Batu ................................................... .
ll-7
Gambar2.5.
Kegiatan Tambang Pasir Laut Hasil Tambang ...................... .
11-8
Gambar2.6
Penimbunan Pasir Laut Hasil Tamoang ......................................
11-8
Gambar2.7
Penahan Gelombang di Sta 1+400 sampai 1+800 ..................... .
Gambar2.8.
Penahan Gelombang di Sta 7+250- 7+350 ............................. ..
11-9 11-9
Gambar 2.9.
Penahan Getombang di Sta 7+350 sampai 7+500 .....................
JJ- 10
Gambar 2.10.
Penahan Gelombang di Sta 7+500 sampai 7+800 .....................
II- 10
Gam bar 2.11.
Tipikal Potongan MeHntang Peningkatan Ruas Jatan Lais Bintunan Tipe I (Sumber: P2JJ Provinsi Bengkulu, 2011).....
Gam bar 2.12.
Tipikal Potongan Melintang Peningkatan Ruas Jalan lais Bintunan Tipe II (Sumber : P2JJ Provinsi Bengkulu, 2011) ....
Gambar 2.13.
II- 12
II - 13
Tipikal Potongan Melintang Peningkatan Ruas Jalan La is Bintunan Tipe Ill (Sumber : P2JJ Provinsi Bengkulu, 2011) ...
1l - 14
Gambar 3.1.
Peta Lokasi Pengambilan Sampel Uji ) .........................................
Ill - 4
Gambar 3.2.
Bagian Tepi Jalan Yang Rawan Longsor di Sta 1+550 .................
Uf- 6
Gambar 3.3.
Peta Lokasi Pengambilan Sampel uji Coba Air Sungai diS. Lais ..
Ill - 10
Gam bar 3.4.
Peta lokasi Pengambilan Sampel uji Coba Air Sungai di Air Padang ...................................................................................
Ill - 10
Gam bar 5.1.
Skema Pengelolaan Kualitas Udara dan Kebisingan ...................
V- 25
Gam bar 5.2.
Contoh Perambuan Untuk Kawasan RawanKecelakaan .............
V- 28
Gambar 5.3.
Contoh Penanganan(Terasering..................................................
V- 67
vi
I I I I I I I
•·I i
I I I I I I
Babl
I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I
£aporan}l~ir UKL- UPL Ruas Ja~an
La~s- Binttn1a~1
BABI
IDENTITAS PEMRAKARSA DAN PENYUSUN DOKUMEN UKL- UPL
1. 1.
ldentitas Pemrakarsa Nama lnstansi
Satuan Kerja Direktorat Bina Teknik, Direktorat
Jenderal
Kementerian
Bina
Peke~aan
Umum
Penanggung Jawab
lr. Herry Vaza. M.Eng Sc.
Jabatan
Kasubdit
T eknik
Marga,
Lingkungan
&
Keselamatan Jalan Alamat Kantor
Gedung Sapta Taruna Lantai VI Jl. Pattimura No. 20, Kebayoran Baru Jakarta Selatan - 12110
1.2.
Telepon
(021) 7246654
Faksimil
(021) 7246654
ldentitas Penyusun Dokumen UKL-UPL Nama Perusahaan
PT Blantickindo Aneka
Penanggung Jawab
Syafik Fahmi SE MM
Jabatan
: Direktur Utama
Ketua Tim Penyusun UKL-UPL : lr. Wisoko Alamat Kantor
: Jl. Wijaya II Kel. Pulo Kec. Keha'J~
Telepon
(021) 7247489
Faksimil
: (021) 7247489
PT. BLANTICKINDO ANEKA ~O~<>IIE$IGMIOIOO~Otco1101i1Ctali!llltt.t.lll' .R.WpPil,Kiot""""'K.,..~.8.on>.-..£ooloott.>s.lo~.., T~-- (nfJ n¥14ti
I- I
I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I
£aporan .ft.~ir lH{L- UPl fPUJas Ja~an
La~s;
- Btntt.H12:n1
Anggota Tim Penyusun :
1.3.
1.
lr. Affino Samulano
: Ahli Hidrologi
2.
Sahlur SSi
Ungkungan
3.
lr. M. Askhari
Ahli Jalan/Jembatan
4.
Drs. Edwir lrtan MSc
Ahli Sosial
5.
Drs. Muflizah
Ahli Biologi
Peraturan
1.3.1. Undang- Undang 1)
Undang-Undang No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya
2)
Undang-Undang No.7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air
3)
Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daeran
4)
Undang-Undang No.38 Tahun 2004 tentang Jalan.
5)
Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.
6)
Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lafu-Lintas dan Angkutan Jalan.
7)
Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Ungkungan Hidup. 8)
Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
9)
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor :
45 Tahun 2009,
Tentang Perikanan, terkait dengan kelimpahan sumberdaya il
1.3.2. Peraturan Pemerintah 1)
Peraturan Pemerintah No. 43 Tahun 1993 tentang Prasarana dan Lalu Lintas Jalan.
2)
Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun
1999 tentang Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan Hidup. 3)
Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara.
4)
Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah Pusat dan Daerah.
PT. BLANTICKINDO ANEKA ,.._<>~CD!!!IJI:illlo$C>~O~CDIISili..TN!t
J1Wfopi',x..Lf!Vn.lf;ft;.~a.-,_.-.r;.s..~;o
hlp./f'a.trmiTHT4a
I-2
I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I
£aporan }l~ir U!
5)
Peraturan Pemerintah Rl Nomor : 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.
6)
Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah
7)
Peraturan Pemerintah No. 34 Tahun 2006 tentang Jalan.
8)
Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
9)
Peraturan Pemerintah No. 41 Thaun 2007 tentang organisasi Perangkat Daerah
10) Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional. 11) Peraturan Pemerintah Rl Nomor : 42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumberdaya Air.
1.3.3. Peraturan Menteri 1)
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor : 11 Tahun 2006 Tentang Kegiatan/Usaha Yang Waji/J Dilengkapi AMDAL.
2)
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 10/PRT/M/2008 tentang Penetapan Jenis Rencana Usaha dan/atau kegiatan Bidang Pekerjaan
Umum
Pengelolaan
Yang
Wajib
Lingkungan
Hidup
Dilengkapi dan
Dengan
Upaya
Upaya
Pemantauan
Lingkungan Hidup. 3)
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 13 Tahun 2010 Tentang
Upaya Pengelolaan
Lingkungan
Hidup dan
Upaya
Pemantauan Lingkungan Hidup
1.3.4. Keputusan Menteri 1) Keputusan
Menteri
Negara
Lingkungan
Hidup
No.
48/MENLH/11/1996 tentang Baku Tingkat Kebisingan. 2)
Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah No. 17/PKTS/M/2003 tentang Penetapan Jenis Usaha dan I a\au Kegiatan Bidang Permukiman dan Prasarana Wilayah Yang Wajib
PT. BLANTICKINDO ANEKA ~.,~o~o~o~(DISULlNif
A Wjq:JM, ~Ailo. K...,. TtlilpA'a.(lnl}l'UTQf!
~Bom. ..-ta
s.Htan
I-3
I I I I I I I I I
I I I I I I I I
£apomn }lqtir UICt - · UPL Ruas J?ian lals- Btntur.an
Dilengkapi Dengan Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup.
1.3.5. Keputusan Kepala BAPEDAL 1). Keputusan Kepala Badan Pengendallan Dampak Lingkungan (BAPEDAL) Nomor : 124/1211995 Tentang Panduan Kajian Aspek Kesehatan Masyarakat Dalam Penyusunan AMDAL. Sebagai acuan dalam menelaah aspek k.esehatan masyarakat 2). Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan (BAPEDAL) Nomor : KEP-299/11/Tahun 1996 Tentang Pedoman Teknis Kajian Aspek Sosial dalam Penyusunan AMDAL. Sebagai acuan dalam menelaah aspek sosial.
m
--
PT. BLANTICKINDO ANEKA
. . ........... _._....
.... .......
" - - 4: ......... ~ . . . . ... ___,_.
..,._
~--f!IZ'Ir
_~
~-.-
I -4
I I I I I I I I I '
I I I I I I I I I
I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I
£aporan .J(~ir UKL- UPl Ruas
BAB II
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN NAMA RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN
2.1.
Nama rencana usaha dan/atau kegiatan adalah Peningkatan Ruas Jalan Lais - Bintunan. Kondisi jalan eksisting atau sebelum ada peningkatan adalah sebagai berikut: a.
Panjang Jalan
11,615 Km
b.
Type jalan
2/2 UD
c.
Rumija
9 sampai 10 m
d.
Lebar perkerasan
5 sampai 6 m
e.
Jumlah lajur
21ajur
f.
Lebarbahu
1,0 sampai 3,0 meter (bervariasi)
g.
Kondisi jalan
Sedang
h.
Tipe perkerasan
Flexible
2.2.
LOKASI RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN
2.2.1.
Lokasi Secara Administratif Ruas jalan Lais sampai Bintunan dikenal dengan secara administratif termasuk dalam wilayah Kecamatan Lais dan Kecamatan Batik Nau, Kabupaten Bengkulu Utara, Propinsi Bengkulu. Desa-desa yang dilalui yang termasuk dalam wilayah Kecamatan Lais adalah Desa Pasar Lais, Desa Durian Daun dan Desa Air Padang. Sementara yang termasuk dalam wilayah Kecamatan Batik Nau adalah Desa Bintunan dan Desa Selolong.
Titik awal (Sta 0) atau dari kota Lais pada persimpangan jalan ke Argamakmur, terletak pada Km 48 + 140 dari Kota Bengkulu berada
PT. BLANTICKINDO ANEKA Pl.»>l!!ll(;;
0 e;G;HI!£IIIIII:;o~o-oBlD!.Um::~
:~~:;fn~...:-~Baru.hbni>SeloWI
II- 1
I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I •.
Laporan )lftliir UKL- UPL Ruas Jalan Lais - Bintunan
pada koordinat 102°25'03,8 Bujur Timur dan 3°31 '56,8. Lintang Selatan. Sementara titik akhir di Simpang Bintunan (Sta 11 +615) atau dari kota Bengkulu terletak pada Km 58,755 berada pada koordinat 101°54'58,9" Bujur Timur dan 3°26'39,3" Lintang Selatan. Untuk lebih jelasnya lokasi rencana Peningkatan Ruas Jalan Lais - Bintunan dapat dilihat pada
Gambar 2.1.
0- 2
~~---~~-----------------------------------~
I I I I
Gambar 2.1. Peta Lokasi Rencana Kegiatan Peningkatan Ruas Jalan Lais - Bintunan LAMPIRAN 7A.
KEPUTUSAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 630 I KPTS I M12009. TANGGAL: 31 DESMBER 2009. PROVINSI SUMSEL
PROVINSI BENGKULU (13) REPIJBLIK INDONESIA
I I I
I I I I I I( I I I I I I I
JL STRATEGIS NASIONAl RENCANA (TERSAMBUNG) -
JL STRATEGIS NASIONAL RENC. (Bim.TERSAMBUNG)
-
JALAN ARTERI JALAN KOLEKTOR 1 JALAN KOLEKTOR 2 JALAN KOLEKTOR 3
-----
PKN (PUSAT KEGIATAN NASIOANAL) PKW (PUSAT KEGIATAN WILAYAH) 5TH. PERTAMA PKW (PUSAT KEGIATAN WILAYAH) 5TH KEDUA PKSN (PUSAT KEGIATAN STRATEGIS NASIONAL) 5TH. PERTAMA. 17"\1 PKSN (PUSAT KEGIATAN STRATEGIS NASIONAL) ~ 5TH.KEDUA.
@
NO.RUAS - - BATAS PROVINSI - - BATAS KABUPATEN
LokasiRuas Lais .. Bintunan
~
IBUKOTA PROVINSI
~
KOTA
©
IBUKOTAKABUPATEN
0
IBUKOTA KECAMATAN
DAERAH TUJUAN WISAT A NAS!ONAL /INTERNASINAL :
PROVINSI SUMSEL
II
WISATA ALAM iSUNGAI/DANAUiGUNUNG ; T. NASIONAL
[6:1
WISATA BUDAYA
lEI
WISATA PANTAI
~~~
WISATA MUSEUM I PENDIDIKAN
KETERANGAN
BANDAR UDARA KLAS 1/ PUSAT PENYEBARAN PRIMER BANDAR UDARA KLAS II/ PUSAT PENYEBARAN SEKUNDER BANDAR UDARA KLAS Ill/ PUSAT PENYEBARAN TERSIER BANDAR UDARA KLAS IV BANDAR UDARA KlAS V PELABUHAN INTERNASIONAl
Sp.Kedurang
PELABUHAN NASIONAL
Pd.Leban
Tj.Kemuning
PELABUHAN REGIONAL
MENTERI PEKERJAAN UMUM, Skala : liiiijiiil
0 5
20
40 Km.
PROV. LAMPUNG
( DJOKO KIRMANTO )
----------------------~--
I I I I I I I
£aporan.JL~ir UKl- UPl Ruas Jalan lais- Bintunan
2.2.2.
Kegiatan Lain Di Sekitar
Dari hasil pengamatan lapangan oleh tim penyusun, terlihat bahwa kegiatan lain di sekitar russ jalan Lais - Bintunan bervariasi yaitu berupa kebun kelapa sawit. kebun campuran, kebun karet, kebun kelapa, permukiman, kantor pemerintahan dan lain-lain, yang dapat dilihat pada pets stripmap terlampir. Kegiatan lain yang berada cukup jauh dari ruas jalan Lais - Bintunan namun berpengaruh terdahap keberadaan ruas jalan ini adalah sebagai berikut :
Tabel2.1. Rona Lingkungan Hidup dan Kegiatan Lain Di Sekitar Ruas Jalan Lais - Bintunan
I I I I I I I I I I I I I
Kanan Jalan
Kiri Jalan
Uraian
Sta 0+000 sd 0+080 0+080 sd 0+190 sd 0+225 sd 0+ 300 sd 0+400 sd 0+480 sd
Sta
Kebun campuran: mangga, jambu air, kelapa Warung dan kios Masjid dan jalan Polsek lais lanahlapang Sungai Lais Toko, Kios Kebun kelapa tepi Sungai La is Kebun campuran: kelapa, sino kong, pisang dll
0+ 190 0+225 0+300 0+400 0+480 0+560
0+560 sd 0+800 0+800 sd 1+000 i+MO sd 1+200
Permukiman penduduk
1+200 sd 1+360
Kebun campuran: kelapa, sinakona. oisana dll
\ -
~-~
~
-~~
1+360 sd 1+460 1+460 sd 1+600 1+600 sd 2+530 2+530 sd 2+ 700 2+700 sd 2+720 2+ 720 sd 2+800 2+800 sd 2+910 2+91 0 sd 4+675 4+675 sd 4+690 4+690 sd 4+ 750
~-----~-~
~
---~·~--
..
------ --·- -·
(l!Zti
nu,_
.-
~
Belukar: pandan, rotan, pakis, ketapang Permukiman penduduk Kebun campuran: kelapa, sawit, singkong dll Permukiman penduduk Penimbunan hsl tbg pasir laut Sumber rezeki Permukiman penduduk Kebun campuran: sawit, kelapa, buah dll Jalan masuk ke tabang pasir laut M Sidiq Warung dan kios
~N."""-Pult>..KN.~S.U.~Wdl>n
r.tp~F-.
~
0+000 sd 0+080 0+080 sd 0+225 sd 0+235 sd 0+400 sd 0+460 sd 0+490 sd
0+225 0+235 0+400 0+480 0+490 0+625
0+625 sd 0+850 0+850 sd 1+200 1+200 sd 1+300
Permukiman penduduk
!!:~~~~?~.!..~ A
~
Umian
1+300 sd 1+320
Koramillais Warung dan kios Jalan masuk r;~ermukiman Warung dan kios Sungai lais Jaian ke Kuaro Tidur Permukiman penmduduk Kebun campuran: kelapa, singkong, pisang dll Permukiman penduduk Kebun campuran: kelapa, sing kong, d/1 Kantor Kades Durian Daun
-~
~---~
~~---
~~
-~
~--~
~-~-
-~
..
1+320 sd 1+880 1+880 sd 2+00Q 2+000 sd 2+540 2+540 sd 2+800 2+800 sd 3+000 3+000 sd 5+510 5+510 sd 5+600 5+600 ad 5+950
Permukimao. ~uduk (ada masjid) Lapangan bola Permukiman penduduk Kebun campuran: sawit, kelapa, pisang dll Permul
5+950 sd 6+000
Aliran sungal Alr Padang
6+000 sd 6+040
Masjid dan permukiman
ll-4
I I I I I I I
I I I I I I I I I I I I I
Laporan Jl/(fiir U!{l- UPL Ruas Ja!an lais- Bintunan
Uraian
Sta
5+525 sd 5+600
Kebun campuran: sawit, kelapa, buah dll Permukiman penduduk Warung Kebun campuran: sawit, kelapa, singkong dll Kebun kelapa tepi pantai terjal Permukiman penduduk
5+600 sd 5+950
Kebun kelapa sawit
5+950 sd 6+000 6+000 sd 6+250
Aliran sungai Air Padang Permukiman penduduk Mangrove: pidada, perepat, api-api, nipah Belukar : pan dan, rotan, kirinyuh, ketapang Warung tepi pantai Belukar dan proyek pengaman pantai Belukar : laban, cemara, rotan, pandan Rumah Makan Bintunan Jaya Belukar : laban, cemara, rotan, pandan Pantai rawan abrasi Permukiman penduduk Belukar: pandan, ketapang, kirinyuh Aliran sungai Air Bintunan Kebun campuran: kelapa, mangga, singkong Tepi sungai Air Bintunan penduduk Permukiman (ada masjid) Kebun kelapa sawit Kantor Kades Bintunan Permukiman penduduk Kebun campuran: kelapa, buah, pisang dll
4+ 750 sd 4+930 4+930 sd 5+075 5+075 sd 5+125 5+125 sd 5+280 5+280 sd 5+525
6+250 sd 6+600 6+600 sd 7+220 7+720 sd 7+300 7+300 sd 7+800 7+800 sd 7+740 7+740 sd 7+800 7+800 sd 8+090 8+090 sd 8+140 8+140 sd 8+320 8+320 sd 8+350 8+350 sd 8+400 8+400 sd 8+450 8+450 sd 8+800
\
Kanan Jalan
Kiri Jalan
8+800 sd 11 +200 11+200 sd 11+390 11+390 sd 11+400 11+400 sd 11+600 11+600 sd 11+615
Sta 6+040 sd 6+050 6+050 sd 6+250 6+250 sd 8+000 8+000 sd 8+060 8+060 sd 8+220 8+140 sd 8+320 8+320 sd 8+350 8+350 sd 8+400 8+400 sd 11 +200 11+200sd 11+420 11+420 sd 11+600
Uraian Jalan masuk lite permukiman Permukiman penduduk Kebun kelaoa sawit Kebun kelapa Kebun campuran: sawit, kelapa, pisang dll Permukiman penduduk Belukar: pandan, ketapang, kirinyuh Aliran sungai Air Bintunan Permukiman penduduk Kebun kelapa sawit Permukiman penduduk
2.2.2.1. Pertambangan Batubara Pertambangan batubara berada di kawasan Ketahun Bengkulu Utara, berjarak lebih dari 30 km dari Simpang Limas. Batubara yang dihasilkan oleh
pertambangan batubara dari lokasi tambang
diangkut ke
Pelabuhan Batubara di Pulau BaaL Kota Bengkulu. Pengangkutan batubara dari lokasi tambang ke pelabuhan batubara tersebut melalui II- 5
I I I I I I I
£aporan JJ.{Iiir UKl - UPL Ruas Jalan Lais - Bint unan
ruas jalan Lais -
Bintunan. Pengangkutan batubara berpotensi
menimbulkan dampak selain gangguan lalu lintas bagi pengguna jalan yang lain, juga berdampak kerusakan ruas jalan. Jika armada angkut yang digunakan melebihi kapasitas jalan (lebih dari 8 ton), maka kerusakan ruas jalan tidak dapat dihindarkan lagi. Contoh
toto annada
pengangkutan batubara yang sedang lewat di Sta 5+900 dan Sta 1+700 dapat dilihat pada Gambar 2.2 dan pada Gambar 2.3.
I I I I I I I I I I I I I
Gambar 2.2. Annada Pengangkutan Batubara Yang Sedang Lewat di Sta 5+900
\
Gambar2.3. Annada Pengangkutan Batubara Yang Sedang l.ewat di Sta 1+700
UJ
PT. BLANTICKINDO ANEKA
......,_' > ._.,._ ., .._.,..._-.,,,..-,K.,..II _ _..,...,. _...._S... -~ 0
,.,......IOZtJTJnfM
~c --~
D-6
I I I I I I I
£aporan )fijiir UKL - UPL Ruas Jalan la!s - Bintunan
2.2.2.2. Pertambangan Batu (Quarry) l"ertambangan batu berada di tepi jalan antara Lais ke Argamakmur, berjarak ±10 km dari Simpang Lais. Berbagai jenis batu yang dihasilkan oleh
pertambangan
batu
tersebut
dapat
dimanfaatkan
untuk
peningkatan Ruas Jalan Lais - Bintunan. Di samping kualitasnya memadai, jaraknya pun tidak terlalu jauh dari lokasi kegiatan. Foto kegiatan pertambangan batu dapat dilihat pada Gambar 2.4.
I I I I I I I I I I I I I
\
Gambar 2.4. Kegiatan Tambang Batu di Tepi Jalan Lais- Argamakmur Km 10
2.2.2.3. Pertambangan Pasir Pantai Pertambangan pasir pantai berada di kawasan pantai agak dekat dengan Ruas Jalan Lais - Bintunan, berjarak sekitar 200 sampai 300 m dari jalan. Penambangan pasir laut atas nama CV Sumber Rezeki berada pada Sta 2+750 dan atas nama M Siidk berada pada Sta 4+700. Pengangkutan pasir hasil pertambangan pasir laut memberikan konstribusi gangguan lalu lintas dan kerusakan ruas jalan apabila armada angkut melebihi kapasitas jalan yang ditentukan (tidak lebih dari 8 ton). Selain itu penimbunan pasir laut hasil penambangan dalam jumlah berlebihan berpotensi terbawa air larian hingga menutupi bahan ]alan. Foto kegiatan pertambangan pasir laut dapat dilihat pada Gambar 2.5 dan Gambar 2.6.
0 -7
..:.._, '-'1 'JJ
,
I I I I I I I
£aporan.)l~ir UKL- UPL Ruas Jalan Lais • Bintunan
Gambar2,5, Kegiatan Tambang Pasir Laut Sumber Rezeki Di Sta 2+750
I I I I I I I I I I I I
r·. ,..·i·:~~~:·.~. ;.~.
,, ;;' :li£;i,;,~:;,;;,:,,, Gambar 2.6. Penimbunan Pasir Laut Hasil Tambang Sumber Rezeki Di Sta 2+750
\
2.2.2.4. Proyek Pembangunan Pengaman Pantai (Penahan Gelombang) Pembangunan pengaman pantai atau penahan gelombang dilakukan oleh Kementerian
Peke~aan
Umum Direk1orat Jenderal Sumber Daya
Air Balai Wilayah Sungai Sumatera VII Provinsi Bengkulu di kawasan pantai khususnya yang terdekat (hanya beberapa meter) dengan Ruas Jalan Lais - Bintunan, bertujuan untuk melindungi pantai termasuk ruas jalan
tersebut
terhadap
abrasi
pantai.
Pembangunan
penahan
gelombang yang sudah selesai dikerjakan terdapat di sepanjang pantai di Sta 1+400 sampai Sta 1+800. Sementara pembangunan penahan
0 -8
I I
I
£aporan )f~ir UKt - IJPL Ruas Jalan La is- Sintunan
pantai yang sebagian sedang dalam penyelesaian dan sebagian lagi sudah selesai berada di Sta 7+250 sampai 7+800 (lihat Gambar 2.7 sampai Gambar 2.1 0).
I I I
I
I Gambar 2.7. Penahan Gelombang di Sta 1+400 sampai 1+800
I I I
~ I I I I I I I
Gambar2.8. Penahan Gelombang di Sta 7+250- 7+350
'
D -9
·----·------------------------------------------------------
I I I
Laporan ft{hir UKL - UPL Ruas Jalan Lais · Bintunan
I .
I
II I
Gambar 2.9. Penahan Gelombang di Sta 7+350 - 7+500
I I I I I
~ I I I I I I I
Gambar 2.10. Penahan Gelombang di Sta 7+500- 7+800
2.3.
SKALA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN
2.3.1.
Data Teltnis Skala usaha dan/atau kegiatan dinyatakan dengan panjang ruas jalan yaitu 11,615 km, dimulai dari Simpang Lais - Argamakmur di Kota Lais Kecamatan Lais sampai Simpang Bintunan Desa Bintunan Kecamatan Batik Nau Kabupaten Bengkulu Utara.. Rencana peningkatan jalan hanya berupa peningkatan lapis per1<erasan tanpa ada penambahan Iebar badan jalan maupun bahu jalan, Secara ringkas data teknis
D - 10
I I I I I I I
I I I I I I I I I I I I I
£aporan JJ.ftmr UK!. - UPL Ruas l alan Lais • Bintunan
rencana kegiatan Peningkatan Ruas Jalan Lais - Bintunan dapat dilihat pada Tabel2.2.
label 2.2. Data Teknls Rencana Kegiatan No.
Uraian
Satuan
Ukuran
Meter
9- 10
1.
Lebar Rumija
2.
Type jalan
I
212 UD
3.
Jumlah lajur
-
2
4.
Lebar badan ialan
Meter
5-6
5.
Lebar bahu jalan
Meter
1,00-1,50
Jenis Perkerasan 6. Sumber . P2JN ProVJnsJ Bengkulu, 2011
-
Flexible
(
II-II
---------------------------------------,
I I I I
Gam bar 2.1 0. Tipikal Potongan Melintang Peningkatan Jalan Lais - Bintunan Tipe I dan II (Sumber: P2JN Bengkulu, 2011)
I I I
RENCANA Bahu Jalan
PERKERASAN
Bahu Jalan /':::-1 00 -/;;1"-/-------600 - - - - - - - - ; i/vr-1 00 7 V
I I I I I
'
I I I I I I I
~--
- - - l
/ \
--- ----lr- -
I /
r-
1
AC-WC(t=4cm) ' " " -
\
I
"
/
AC- BCL (t=5 em)
/~100 -1507~150- 200/-:f/'---------600-------/+v150- 2007":::100 -150;;Y Saluran
Bahu Jalan
PERKERASAN
EXISTING
Bahu Jalan
Saluran
I I I I
Gambar 2.11 . Tipikal Potongan Melintang Peningkatan Jalan Lais Bintunan Tipe Ill dan IV (Sumber: P2JN Bengkulu, 2011)
I I I I I I I I I I I I I I I I
RENCANA Bahu Jalan
PERKERASAN
Bahu Jalan
100~------------- 600------------~~100
- - -
L . . . . __ _
AC - we (t=4 em) AC - BCL (t=7 em) ACC A (t=15 em) ACC B (t=20 em)
\
100-150 Saluran
150- 200 +-- - - - -Bahu Jalan
- --
600 - -- -- - - - - * "150- 200
PERKERASAN
EXISTING
Bahu Jalan
100-150 Saluran
I I I I
Gambar 2.12. Tipikal Potongan Melintang Peningkatan Jalan Lais - Bintunan TipeV (Sumber: P2JN Bengkulu, 2011)
I I I I I I I I Il I I I I I I I
RENCANA Bahu Jalan PERKERASAN Bahu Jalan / ~ 1 00 ---,/,r/- - -- -- -600 - -- - - - -.....,f// 100 -;.V
.....
I' I
..... ....
I I
---.: . ,: -1 -J: -----
I
- - - - 1 - - -
~
1_==::. - - - -
~
- 1 - - - -
AC- we (t=4 em) AC - BCL (t=5 em)
...(
J~ 100 -1 50 7k150 - 200 /~1/'--------- 600 -------/+/ 150- 200 ;Y100 -150 71/ Saluran
Bahu Jalan
PERKERASAN
EXISTING
Bahu Jalan
Saluran
I I I I I I I
Laporan )f.~r UKl- UPL Ruas Jalan La is- Bintunan
2.3.2.
JADWAL KEGIATAN Pada seat ini rencana kegiatan Peningkatan Ruas Jalan Lais -
Bint~
baru dalam tahap Perencanaan Teknik Akhir (Detail Engineering
Design).
Untuk
pelaksanaan
konstruksinya
diperkirakan
akan
dilaksanakan pada tahun 2012 dengan masa konstruksi selama 6 bulan. Selanjutnya untuk jadwal pelaksanaan Peningkatan Ruas Jalan Lais Bintunan disajikan dalam Tabel2.3 berikut:
Tabel2.3 Jadwal Pelaksanaan Peningkatan Ruas Jalan lais - Bintunan Tahapan
Bulan Jan.
Peb.
Maret
April
Mei
Juni
Juli
A!lst
Sept
Okt.
Pra Konst.
I
Konstruksi
I I I I I I I I I I I I
Pasca Konstruksi
.......
Sumber. P2JN Prov. Bengkulu, 2011
H-15
I I I I I I I
£aporan Jfifiir UKl- UPL Ruas Jalan lais- Bintumm
2.3.3.
Metode Pelaksanaan Pelaksanaan pekerjaan dilakukan dengan cara menutup satu lane )alan eksisting sehingga arus lalu lintas masih tetap dapat berjalan meskipun hanya satu lane. Kelengkapan standar yang akan digunakan dalam pelaksanaan konstruksi antara lain: moveable concrete barrier, rotary
lamp, fleshing lamp, traffic cone, walky-talky, petugas pembawa benders dan kelengkapan lainnya).
2.3.4.
Kebutuhan Sumber Daya Manusia Dan Peralatan A.
Kebutuhan Sumber Daya Manusia Kebutuhan
sumberdaya
manusia
pada
tahap
konstruksi
Peningkatan Ruas Jalan Lais- Bintunan diperkirakan ± 50 orang. Adapun komposisi dan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan
I I I I I I I I I I I I
ditunjukkan Tabel2.4.
Tabel
2.4. Jumlah dan Komposisi Tenaga Kerja (Kontraktor) Yang Dibutuhkan Untuk Kegiatan Proyek
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9
10 11 12 13 14 15 16
17 18 19
Kom~sisi Tenaga Kerja General S\lpeiiiiteiident Site Engineer I Manajer Proyek I Wakil G.S Pelaksana Utama Pelaksana Struktur Jembatan Assisten Pelaksanan Struktur Jembatan Pelaksana Peningkatan Jalan Assisten Pelaksana Peningkatan Jalan Pelaksana Geodesi I pengukuran Assisten Pelaksana Geodesi Bagian Engineering Draftman Estimator f Quantity Engineer Administrasi teknik dan Teknisi laboratorium Administrasi Umum I Keuangan Logistik I Pergudangan Peralatan I Pemeliharaan Alat Berat Keamanan Operator alat berat I driver Pekerja (Buruh lapangan)
Jumlah
Jumlah (ora_f19} 1 1 1 1 1 1 1
I
1
1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 30 50
Sumber. P2JN Prov. Bengku/u, 2010
UJ
!!~~~~?~!.~ ..11.~11,1(-'.I"DDfo.,MC;.~-----
T.....,_twf}nq-
II-Jl6
I I
£apomn .Jl#,ir UKl- UPl Ruas Ja!an lais- Bintunan
B.
I
Perkiraan kebutuhan alat berat daiam kegiatan Peningkatan Ruas Jalan Lais- Bintunan, disajikan pada Tabel 2.5.
I
Tabel2.5 Jumlah dan Alat Berat Yang Dibutuhkan Untuk Kegiatan Proyek
I I I I I I I I I I I I I I I I
Kebutuhan Peralatan
No. 1 2 3 4 5
6 7
8 9
10 11 12 13
14 15
16
Jenis Peralatan
Jumlah
10
Dump Truck 4 - 7 m· Vibratory Roller 9 =20 ton Tandem Roller Motor Grader Excavator Pneumatic Roller Wheel Loader Water tanker Asphalt Paner Asphalt Sprayer Agigutor Truck Mixer Skipform Concrete Paner Air Compressor Generator set 25 - 3000 KVA Buldozer Flat Bed Truck
2 2
1 1 1 1
1 1 1 5
1 2 2
1 1
Sumber: P2JN Prov. Bengku/u, 2011
2.4.
GARIS BESAR KOMPONEN RENCANA USAHA DAN /ATAU KEGIATAN
2.4.1.
Tahap Pra Konstruksi Pada tahap pra konstruksi kegiatan yang dilaksanakan adalah ; Survei
\
lapangan yang meliputi survei topograft, survei tanah dan survei hidrologi.
Survei-survei
ini
dilakukan
untuk
perencanaan
akfiif
Peningkatan Ruas Jalan lais - Bintunan, Untuk pelaksana~n kegiatan ini tidak diperlukan pengadaan tanah karena rencana kegiatan hanya berupa peningkatan tanpa ada pelebaran atau penambahan Iebar ja\an.
II-11
I I I I I I I
£apom.n )f.~ir UKL- UPL Ruas Ja!an La is- Bintunan
2.4.2.
Tahap Konstruksi Komponen kegiatan pada tahap konstruksi (pelaksanaan pekerjaan fisik Peningkatan Ruas Jalan Lais - Bintunan meliputi komponen kegiatan sebagai berikut:
A.
Penerimaan tenaga kerja ini mencakup pengadaan tenaga kerja oleh Kontraktor Pelaksana yang akan dipakai untuk pelaksanaan proyek. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan ± 50 orang dengan kua!ifikasi seperti yang dibutuhkan proyek (lihat Tabel 2.5). Penerimaan tenaga kerja dilakukan dengan cara mendatangkan tenaga kerja lama I sudah dimiliki oleh Kontraktor serta melakukan penerimaan tenaga kerja baru. Proses penerimaan tenaga kerja
I' I I I I I I I I I I I I
Penerimaan Tenaga Kerja
baru didasarkan atas kualifikasi dan jurrilali yang diperlukan. Waktu pelaksanaannya bertahap sesuai jadwal kegiatan konstruksi.
B. Mobilisasl Alat Berat dan Material Mobilisasi alat berat mencakup pengadaan peralatan yang akan dipakai untuk pelaksanaan proyek, Peningkatan kantor direksi, Peningkatan gudang, penyediaan lapangan penumpukan material. Jenis peralatan berat untuk pelaksanaan kegiatan Peningkatan Ruas Jalan Lais - Bintunan dapat dilihat kembali pada Tabel 2.6, sedangkan material yang dibutuhkan antara lain ; batu kali, baja tulangan, semen, pasir, batu pecah dan lain -lain. Mobilisasi alat - alat berat dari Kota Bengkulu ke lokasi proyek dilakukan dengan Flat Bed Truck atau Boogy Trailler. Sdan9Kan pengangkutan material dari lokasi penambangan di Jalan Lais Argamakmur Km 10 dapat dilakukan menggunakan Dump Truck dengan bak tertutup dengan terpal, sesuai tatacara pengangkutan material di jalan. Mobilisasi peralatan dan material dilakukan secara bertahap sesuai dengan jadwal kegiatan konstruksi dan kebutuhan di lapangan.
C.
Pengoperasian
Kantor Proyek,
Gudang
dan Penginapan
Karyawan
!!~~~~?~~ Jl....,.,.,I,Kd.IVo..KkK~-..,..,_ ~.(Im}1l\111-
II-18
I I I I I I I
£aporan )fijiir Ul
rumah
penduduk,
bangunan
pagar, dan
bangunan fasilitas umum maupun fasilitas sosial.
I I I I I I I I I I I
E.
Kebutuhari Air Pada tahap konstruksi kebutuhan air secara spesifik diperlukan untuk kebutuhan air pekerja dan kebutuhan air pekerjaan konstruksi termasuk penyiraman dan perkerasan jalan. Kebutuhan air untuk tahap konstruksi dapat kita lihat pada tabel berikut:
Tabel 2.6 Kebutuhan Air Tahap konstruksi Kebutuhan Uraian
No
Volume
Air (liter/hari)
.Jumlah (iter I hari)
1
Pekerja
50 orang
100
5.000
2
Kegiatan Konstruksi
11.615 x 6- 69.690 m"
0,5
34.845
Jumlah Total
F.
Pekerjaan Drainase Samping
PT. BLANTICKINDO ANEKA ~"-" - o - . - - m o -WII5UUoVIT ,Jt~
39.845
... KIJLI'IIIo..Keo:.l':...,.,._l.lonL. _
r.,...-.f!,1Zf/YUT-
_
Il-19
I I I I I I I
£apomn )ll/(fiir Ul
Pekerjaan drainase bertujuan menyalurkan limpasan air hujan yang jatuh pada area Peningkatan Ruas Jalan Lais - Bintunan pada musim hujan. Drainase ini dibuat kanan-kiri dan dialirkan atau dibuang ke badan air permukaan terdekat. Pekerjaan pembuatan saluran drainase meliputi pekerjaan galian tanah,
pekerjaan
pasangan batu. Galian tanah dilakukan pada lokasi rencana saluran untuk saluran terbuka I tertutup.
G. Perkerjaan Perkerasan Jalan Perkerasan lentur meliputi pengadaan, pemrosesan, pengangkutan, penghamparan,
penggilasan,
dan
pemadatan
agregat
dan
campuran aspal panas di atas permukaan yang telah disiapkan dan
r
telah diterima sesuai spek.
I I I I I I I I I I I I
1.
Pekerjaan perkerasan lentur peningkatan }alan meliputi:
Pekerjaan Lapis Pondasi (Sub Base) Pelaksanaan lapis pondasi pada dasarnya sama dengan pekerjaan timbunan. Pengangkutan material subbase dari lokasi sumber material (quarry) menggunakan dump truck dan penghamparan material di atas tanah dasar (subgrade) dilakukan dengan menggunakan Motor Grader. Pemaoa't:an perlapis dilakukan dengan Vibratory Roller dan Pneumatic Tire Roller, dan bila perlu dilakukan penyemprotan air dengan Water Tank Truck.
2.
Pekerjaan Lapis ATB, Binder Course dan Wearing Course Pelaksanaan
pekerjaan
lapis
perkerasan
ini
terdiri
dari
pengangkutan material aspal, penghamparan dan pemadafan. Selain juga penyemprotan lapis resap pengikat diatas lapisan subbase dan lapis pengikat diantara tiap jenis lapisan aspal
dengan menggunakan Asphalt Sprayer. Pengangkutan material aspal dari lokasi Asphalt Mixing Plant (AMP) dilakukan dengan menggunakan dump truck dengan bak tertutup. Penghamparan material aspal dilakukan dengan Asphalt Finisher sampai dengan ketebalan I elevasi yang WJ.&\
direncanakan.
~~~:!S~?~~ JI.~M,"""-hl<>.l«k.~--~~ ~.fi41JnlfT,.
Pemadatan
awal
dilakukan
dengan D-20
I I I I I I I I'
I I I I I I I I I I I I
Laporan)f.~r UKL- UPl Ruas Jalan l..ais- Bintunan
menggunakan peralatan Tandem Roller dan dilajutkan dengan proses pemadatan akhir dengan menggunakan Tire Roller. Komponen kegiatan ini berpotensi menimbulkan dampak penurunan kualitas udara. H.
Pekerjaan Pemasangan Sarana Pelengkap dan Penunjang Yang termasuk dalam kegiatan ini adalah ; pemasangan rambu rambu dan marka jalan, instalasi penerangan dan lain- lain. Utilitas umum seperti kabel telepon, listrik, pipa air minum apabila terganggu, maka akan dipindahkan dengan berkoordinasi dengan pengelola infrastruktur tersebut (PLN, Telkom, PDAM, dll).
2.4.3.
Tahap Pasca Konstruksi (Tahap Operasi) A.
Pengoperasian Jalan Pengoperasian
jalan
disini
adalah
terhadap pengguna jalan setelah
meningkatnya
peke~aan
pelayanan
konstruksi selesai
dilakukan secara bertahap. B.
Pemeliharaan Jalan Secara garis besar pemeliharaan jalan diklasifikasikan dalam 2 (dua), yaitu:
pemeliharaan rutine dan pemeliharaan berkala.
Pemeliharaan rutin antara lain adalah pengembalian kondisi untuk perkerasan,
bahu
jalan,
pembersihan
perlengkapan jalan dan jembatan,
saluran
samping,
pemotongan rumput dan
inspeksl. Pekerjaan pemeliharaan rutin perkerasan beraspal ada!ah untuk mempertahankan permukaan jalur lalu-lintas sehingga kerataannya
konsisten
dengan
mutu
permukaan
rata~rata
sebelumnya. Pemeliharaan rutin drainase mencakup: pembuangan endapan, sampah, rumput, semak dan bahan-bahan lain yang mengganggu kelancaran air pada saluran samping, dan
sistem
drainase
lain
yang
ada.
gorong-gof~
Pemeliharaan
rutin
periengkapan iaian mencakup pembersihan, perbaikan rambu jalan, patok pengaman dan patok kilometer yang rusak dan pengecatan kembali huruf yang tak terbaca pada rambu jalan. Pelaksanaan
ll-21
I I I I I I I
£aporan ft{frir UKL - UPL Ruas Jalan La is- Bintunan
pemeliharaan rutin berpotensi menimbulkan dampak gangguan lalu lintas bagi pengguna jalan. Sedangkan pemeliharaan berkala adalah: perbaikan kerusakan jalan yang bersifat kerusakan berat yang dilakukan tidak setiap tahun. Jenis perbaikan ini dapat berupa pelapisan ulang permukaan jalan atau overlay. Selain pelapisan ulang, jenis pemeliharan berkala lainnya antara lain: perbaikan guardrail, perbaikan ramburambu jalan dan perbaikan slope protection.
I'
I I I I I I I I I I I I
\
II- 22
I I I. I
I I I
1-' I
I I I I I I I
I I. I I
-Babm
I I I I I I I I I I I I I I I I
I I I I
£apomn fl{/iir Ui
BAB Ill RONA LINGKUNGAN HIDUP 3.1.
KOMPONEN FISIK - KIMIA
3.1.1.
lklim Berdasarkan klasifikasi iklim, Kabupaten Bengkulu Utara tergolong tipe iklim A (tropis basah) dengan kelembaban 70 - 87 %. Jumlah bulan basah 10 bulan dimulai dari bulan Oktober dan berakhir pada bulan Juli. Temperatur rata-rata tahunan Kabupaten Bengkulu Utara 25° C- 27° C dengan curah hujan bulanan 230 - 620 mm, dan jumlah harl hujan berkisar 10 - 23 hari. Sebagian besar wilayah Kabupaten Bengkulu utara memiliki suhu udara maksimum berkisar antara 29,6°C- 3'f,5°C dan suhu minimum 23, 1°C - 24,2°C. dan curah hujan tahunan 2.626 mm. dengan kisaran 2500 - 4000 mm per tahun dan
rata-rata hari
hujan 188 hari I tahun. Kecepatan angin rata-rata 18 Knot atau sekitar 10 km/jam. Kecepatan angin maksimum dapat mencapai14 -
32
mil/jam. Tekanan udara berkisar antara 1008,4- 1012,6 mb dan lama penyinaran matahari rata-rata berkisar antara 55 - 86 % aengan kelembaban udara antara 80 - 87 %. Pada bulan Juni sampai dengan September arus angin yang bertiup tidak banyak mengandung uap air sehingga mengakibatkan musim kemarau. Sebaliknya pada bulan Desember sampai bulan Maret arus angin yang bertiup 'oanyak mengandung uap air sehingga terjadi musim hujan. Kondisi ini berganti setiap setengah tahun setelah melewati musim peralihan pada bulan April sampai Mei dan Oktober sampai Nopember. Dalam kurun waktu 5 tahun terakhir, rata-rata curah hujan (CH) sebesar 254,53 mm pet 'rlu'Jan dengan jumlah hari hujan (HH) rata-rata 11,85 per bulan. Curah hujan tertinggi 626 mm terdapat pada bulan Desember 2006 dengan hari hujan sebanyak 27 hari. Curah hujan terendah sebesar 0 mm terjadi pada bulan Januari 2007 hujan dengan hari hujan sebanyak 0 ha\i. Oata curah hujan dan hari hujan selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 3.1.
fl] !!:~~~~?~~ Jt..,.,.JI,KMLI'ulo..KK..~Btlm.-~~
'f~u.
(Mt} TUT4M
m-1
I I I I
£aporan)fN./iir UKl- UPl Ruas Ja!an lais- Bintunan
Tabel3.1. Data Curah Hujan dan Hari Hujan Tahun 2006 sampai 2010 Tahun
I' I
I I I I I I I I I I I
i
CH
Januart
I
'0"1 ..l-·..:..
Maret
I
Mel
206 121
.lunl Jui"j
534 267
A.onl
r-· i'
I
Agustus
Oktober Nopember Des ember
I
2007 HH 14
P' ~' l 15 ..L.:::.;) '"' ! 14
Februari
I I I
2006
Bulan
I
31 51 44 207 626
HH
Cri
rli~
CH
HH
0 0
0
206
177
:o
i9o
0
~·21
335
''"
14 21
D
248
7
137
15
5 5 11
:399
0 0
16 11 16
0 0 0
0 0 0 13
10 !
215
271 I 213
I I
19 27
20]()
CH
9
6 4
2009
L'' ,,n
i
15 13 2
2008
CH
I
i
0
I
94
7
i
I 155
12
I
12S 180 261
11 14 15 19 19 24
I,
i
11 l2
200
17
427
21
171 216
274
I
567 514
1
8 8
!
?76 223
7
\
400
12
392 I 462
1]0 ! 2S5 I 34 215 173 417
'
12
601 480
i
------<
12 14 12
-1I
15
!
i
16
7
23
18
209
22
22
i
238
I
I
1.7
Sumber: BKMG Stasiun Klimatologi Kill Pulau Baai Bengkufu, 2011
3.1.2.
Kualitas Udara dan Kebisingan
3.1.2.1. Kualitas Udara Untuk mengetahui kondisi kualitas udara pada saat penyusunan dokumen UKL-UPL ini telah dilakukan pengambilan sampel untuk kualitas udara pada tanggal 13 Agustus 2011, dengan jumlah titik sampling dilakukan di 1 (satu) titik pengukuran. Titik ini diambil untul< mewakili kualitas udara kawasan permukiman, pada peta tergambar dekat Sta 12+100. Parameter kualitas udara yang diukur meliputi Karbon Monooksida (CO) dan TSP (Debu). Parameter yang dianalisis masih berada di bawah nilai ambang batas (NAB) yang berlaku. Hasil analisis kualitas udara disajikan pada Tabel 3.2. Tabel3.2 Hasil Analisis Kualitas Udara Parameter
No 1
Karbon Monooksida
Metode Ana lisis Pararosanilin
iJgfm~
286,438
10.000
Gravimetri
ua/m~
55,4
230
Sat
Hasil Analisis (U•1)
NAB*)
(CO)
2
TSP (Debu) ..
'
~ l
747
Sumber : Hasll Anal/SIS UPT Laboratonum Ungkungan Hldup. BLH Pemenntah ProvmS/ Jamb1, 2011 Keterangan : U- 1 : Permukiman penduduk Desa Durian Daun (Sta 1+700) *)NAB : Nilai Ambang Batas berdasatkan Baku Mutu PP No. 41 Tahun 1999
ffi-2
I
--i
-
I I I I I I I I
I I I I I I I I I I I I
--------------~~~~~~~~~~~~~~-----,
£aporan)f{liir UKl- UPl Ruas
Lais- Bintunan
3.1.2.2. Kebisingan keblsingan dapat dlartikan sebagai bentuk suara yang tidak dlinginkan atau bentuk suara yang tidak sesuai dengan tempat dan waktunya.
Seeara umum keoisingan dapat diartikan seoagai suara yang dapat menimbulkan gangguan/kerugian terhadap manusia dan lingkungannya. Untuk memperoleh gambaran tentang tingkat kebisingan sebagai akibat aktifitas yang terjadi di ruas jalan Lais - Bintunan terhadap pemu'Krman yang berada di sekitar I tepi jalan di
Sta 1+700, telah dilakukan
pengukuran dan hasilnya dapat dilihat pada Tabel3.2.
Tabel 3.3 Hasil Analisis Tingkat Kebisingan No
1.
LokasiPengukur.an Permukiman penduduk Desa Durian Daun ( Sta 1+too)
Kawasan
Tingkat Kebisingan
Permukiman
(dBAl 50,5
Baku llllu1u *) (dBA). 55
.. $umber . Hasil Ana/tsls UPT Laboratonum Ungkungan Hldup, BLH Pemenntah ProvmSI Jambi, 2011
Ketetangan : *) Kep.MNLH NoABIMNLH/1111996 (untuk kawasan pemukiman = 55 dBA
dan untuk kawasan perdagangan = 70 dBA).
PT. BLANTICKINDO ANEKA ~Q~Ol'E!II(IHIIGo_,-o~IXIIIQIJLl:UIT
JI.~JI.IfiiLPii/Q. Kow.K~~.JaJwASebtm T~ (fm} 7W".IIlli
ill-3
Laporan ftRfiir UKL- UPt Ruas Jalan La is- Bintunan
Oambar 3.1 . PtUI Lok..l Pangambllan Sampel Ujl Kualltaa Udara dan Keblalngan
______________ _
_... .
l.olutol Pe"QQ'mb'lan ~ UJ Kuel;w. Ud""' O.n P engu.k uren Kebiaingen
STA 1 • 100
STA1•900
STA2•000
lN'ANQAN
UJ !'!:~~!.!!.S~~?.2-~-~ .................. tt.a......._._--. ...... ' r.........,.,,Nf••
80t.A
Ill- 4
- - ·- ·- ·- - - ... - - - - - - - - ·-·- - -
I I I I
£aporan)l~ir UKl- UPl Ruas Jalan La is· Bintunan
3.1.3.
Dari pengamatan lapangan, diperoleh bahwa kondisi topografi ruas jalan Pasar Pedati- Kerkap, dapat dibedakan menjadi 2 (dua) jenis topografi, yaitu :
3.1 ~~~ 1. Tc;»p()gr~fi
I
I I I I I I I I I I I I
9Citar
Topografi datar dengan kemiringan berkisar antara 0 persen hingga 10 persen, berada dari Sta 0 sampai Sta 10, ketinggian 5 m sampai 15m di atas permukaan !aut. Pada areal kiri dan kanan jalan ditempa't1 oleh
I I
I'
Topografi
kawasan permukiman, perdagangan, kebun kelapa sawit, kebun kefapa, mangrove dan belukar.
3.1.3.2. Topografi Landai Topografi landai dengan kemiringan antara 10 sampai 30 persen, berada dari Sta 10 sampai Sta 11 +615. Ketinggian berkisar antara 15 m sampai 25 m di atas permukaan laut. Pada areal kiri dan kanan jalan ditempati
oleh
kawasan
permukiman,
pergagangan
dan 'Ke'oun
campuran.
3.1.4.
Geologi dan Tanah Untuk kajian geologi selain difakukan analisis E'eta Geologi Berskala 1 : 250. 000 Lembar Bengkulu terbitan Puslitbang Geologi (1982) terbitan Puslitbang Geologi (1983), serta dilakukan pengamatan terhadap singkapan-singkapan yang dijumpai di lapangan. Diperoleh oahwa kondisi geologi di kiri kanan Ruas Jalan Lais - Bintunan mulai dari Sta 0 hingga Sta 20+615 tersusun sebagai berikut :
3.1.4.1. Sta 0 sampai Sta 6+250 Pada Sta 0 sampai Sta 6+250 ditempati oleh Formasi Bintunan (QTb) tersusun oleh konglomerat aneka bahan, breksi, batugamping terumbu, batulempung tufan, batuapung, dan kayu tekersikan. Formasi ini menempati areal dengan topografi datar sampai landai dengan eievasi lebih dari 5 m di atas permukaan laut. Pada beberapa tempat di lereng jalan yang curam dekat pantai terdapat gejala longsoran, yaitu
lj.i,
Sta
1+550 (Gambar 3.2).
ill-5
I I
I I I· I I
I' I I I I I I I I I I I I
£aporan )f{liir UKl - UPL Ruas Ja!an La is - Bintuna n
3-1-4.2. Sta 6+250 sampai Sta 7+220 Pada Sta 6+250 sampai Sta 7+220 ditempati oleh endapan aluvium pantai (Qa}, terdiri dari kerakal, kerikil, pasir dan lempung yang belum kompak. Endapan aluvium pantai tersebar di dataran rendah di sepanjang pantai landai.
3.1.4.3. Sta 7+220 sampal Sta 11+615 Pad a Sta 7 +220 sampai S ta 11 +615 ditempati oleh Formasi Bintunan (QTb) tersusun oleh konglomerat aneka bahan, breksi, batugamping terumbu, batulempung tufan, batuapung, dan kayu tekersikan. Fonnasi ini menempati areal dengan topografi datar sampai landai dengan elevasi lebih dari 10m di atas permukaan laut. Jenis tanah di wilayah studi tennasuk jenis Andosol dan asosiasi andosol dengan podsolik merah kuning ang tertutup oleh humus tebal sehingga memudahkan air untuk meresap ke dalamnya. Bahkan 'rnduk tanah ini berasal dari letusan gunung berapi, kondisi tanah bersifat asam dengan pH antara 4,5 sampai 5,6.
Gambar3.2 Baglan Tepi Jalan Yang Rawan Longsor dl Sta 1+550
PT. BLANTICKINDO ANEKA
. . . - ('
~
0
.........,..,,,,N7..
_ _ _ () . . . . . . , . .0
.coooc~
A ...... ,_,IIIOII.,._,K.... ~-- -,. ,...,..,
m -6
I I I I I I I
£aplJmn)lfi...liir UKL- UPl Ruas Jalan lais- Bintunan
3.1.5.
Kualitas Air Permukaan Dalam kajian aspek kualitas air di lokasi rencana kegiatan peningkatan ruas jalan Lais-Bintunan ini tidak terlepas keberadaan air permukaan atau sungai yang menjadi tlnjauan rona awal lingkungan di daerah ini, meskipun kegiatan rencana kegiatan peningkatan ruas jalan Lais-
Bii'lti.inan eukan merupakai'l penyeeao penurunaFI kualitas lingkungan air sungai tersebut. Untuk memperoleh gambaran tentang kondisi kualitas air sungai telah dilakukan pengambilan contoh (sampel) pada tanggal 12 Agustus 2011, dengan lokasi sampling di Sungai Lais dan Air Padang. Berdasarkan hasil analisis laboratorium, kondisi kualitas air permukaan tersebut menunjukkan bahwa hampir semua nilai parameter al"\a\\sis masih berada dalam kisaran baku mutu air berdasarkan Peraturan Pemerintah Rl No. 82 Tahun 2001 Kalas II yang digunakan, kecuali
I I I I I I I I I I I I
BOD dan COD. Hasil analisis kualitas air permukaan secara rinci dapat dilihat pada Tabel 3.4. Lokasi sampling dapat dilihat pada Gambar 3.3 dan Gambar 3.4. Tabel3.4. Hasil Analisis Kualitas Air Permukaan No
Parameter
A
Fisika Zat Padat Terlarut (TDS) Zat Padat Tersuspensi (TSS) Kimia pH BODs COD Sulfat (S04) Klorida (CI) Amonia (NH 3-N) Minyak dan Lemak
1
2 B 1
2 3 4 5
6
Satuan mg/1 mg/1
Hasil Analisis S. Lais A.Padang 61 2
Baku llutu
5
1.000 50
142
-
7,6
7,3
6-9
mg/1 mgfl mg/1 mg/1 mg/1 Ug/1
10,8 32
11,6 28,8
3 25
30
66
13
5,5
-
-
0,01 0,12 279,3 220,6 1 Sumber: Hasil Analtsa UPTD Laboratonum Lmgkungan BLH Provms1 Bengku/u, 2011 Keterangan :
7
AS- 1 :
S.Lais, Sta 17,1
AS- 2 : A. Padang Sta 18,1 NAB: Nifai Ambang Batas sesuai baku mutu PP No. 82 Tahun 2001, kualitas air kelas II.
Dari hasil analisis UPTD laboratorium lingkungan BLH Provinsi Bengkulu terhadap 2 (dua) sampel air sungai yang disajikan pada Tabel 3.6 di atas. maka kondisi kualitas air permukaan dari kedua sungai pada saat ini adalah sebagai berikut:
PT. BLANTICKINDO ANEKA ~o~ol'le!liGIMGo~o~~
Jl.~lt.K.t.Puk>.K~~e.K~8arv...lltbttll~
T
m-1
I I I I
£aporan)f~ir UKl- UPl Ruas .!alan lais - Bintunan
1.
Padatan tersuspensi (TSS) adalah padatan yang dapat menyebabkan kekeruhan air, tidak terlarut dan tidal< dapat mengendap secara la~ung. Padatan terlarut (TDS) terdiri dari senyawa organik dan anorganik. Padatan terlarut dan padatan tersuspensi merupakan bahan pencemar yang umum didapatkan di perairan yang masih alami. Bahkan di perairan
I
yang relatif oersih oatlan pencemat pun juga aidapatkan padatan tersuspensi berupa lempung dan lanau yang berasal dari proses
I I
pengikisan erosi. Perairan dengan padatan yang tinggi menyebabkan penetrasi cahaya matahari terganggu, aktifitas fotosintesa, jasad !Tabati perairan terganggu dan mengakibatkan perairan itu kurang produktif. Konsentrasi padatan tersuspensi (TDS) untuk Sungai Lais adalah 61 mg/1
142 mg/1, menunjukkan bahwa kualitas air sungai masih jauh di bawah baku mutu (1000 mg/1) air permukaan. Nita! konsentrasi TDS dan Air Padang
I' I I I I I I I I I I I I
Zat Padat Terlarut (TDS) dan Zat Padat Tersuspensi (TSS)
ini berkaitan dengan aliran partikel-partikel terlarut dalam air, misalnya tanah liatllumpur serta jasad renik lainnya. Begitu juga dengan hasil analisis laboratorium terhadap TSS menunjukkan bahwa untuk. SUTlgeil \a\s adalah 2 mg/1 dan Air Padang 5 mg/1, sedangkan baku mutu untuk parameter adalah 50 mg/1. Hal ini menunjukkan bahwa parameter kualitas air baik TDS maupun TSS masih jauh di bawah ambang batas yang clitetapkan.
2.
Derajat Keasaman (pH) Derajat keasaman (pH) memberikan petunjuk mengenai keseimbangan asam dan basa perairan. Nilai pH yang normal berkisar antara 6- 9. Oari hasil pengukuran di Sungai Lais, menunjukkan nilai 7,6 dan Air Padang 7,3. Hal ini menunjukkan bahwa kadar keasaman perairan tersebut masih tergolong normal k.arena tingkat keasamannya masih dalam kisaran baku
mutu sesuai Peraturan Pemerintan No. 82 ranun 2001. yaitu 6 - 9. 3.
Kebutuhan Oksigen Biologis (BODs) Pengujian kadar BOD5 adalah bertujuan untuk mengetahui jumlah oksigen yang dibutuhkan bakteri untuk menguraikan bahan -
bahan tA~n\K
menjadi senyawa - senyawa yang lebih stabil. Kebutuhan BODs adalah suatu analisa empiris yang mencoba mendekati secara global proses mikrobiologis yang terjadi dalam air. Pemeriksaan BOD 5 diperluk.an untuk
mengetahui adanya pencemaran oleh bahan organik di petaitan. Dengan demikian BOD menunjukkan jumlah oksigen tertarut yang dibutuhkan oleh
ill-8
I I I I
£ap:JJran jl~ir UK!.- UP!. Ruas .I alan lais - Bintunan
organisme hidup untuk mengurai bahan - bahan buangan di dalam air. Jadi nilai BOD tidak menunjukkan jumlah bahan organik yang sebenarnya, tetapi hanya mengukur secara re!atif jumlah oksigen yang d\but..m\(.an untuk mengoksidasi bahan - bahan buangan tersebut. Nilai BOD yang berada di atas ambang batas kualitas air permukaan kelas II. Hal ini mengindikasikan banyaknya bahan organik yang ada di dalam perairan
I
seiriiig deiigan tingginya padatan suspensi yang masuk ke perairaii sungai, serta pergerakan aliran air sungai yang memungkinkan terjadinya
I I 1\
difusi oksigen yang tinggi dan dapat mendukung aktivitas mikroorganisme pengurai. Jika konsumsi oksigen tinggi yang ditunjukkan dengan semakin kecilnya sisa oksigen terlarut, maka berarti kandungan bahan - bahan buanqan membutuhkan oksigen tinggi. Nilai baku mutu untuk perairan berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001, adalah 3 mgfl (termasuk peruntukan klas II). Kandungan BODs dari hasil pemeriksaan untuk Sungai
I I I I I I I I I I I I
Lais sebesar 10,8 mg/1 dan Air Padang sebesar 11,6 mg/1. Nilai tersebut sudah melampaui nilai ambang batas yang berlaku, karena telah \er1:.-emar oleh air limbah domestik dari permukiman sekitar serta air limbah dari perkebunan di kawasan hulu.
4.
Keaufiifian Oltsigen Kimiawi (COD) Pemeriksaan COD diperlukan untuk mengetahui jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk proses oksidasi secara kimiawi. Nilai COD dapat digunakan memperkirakan beban pencemaran yang berasal dari z:at- zat organik maupun anorganik yang terdapat dalam air. Oleh karena itu hasil pemeriksaan COD berupa nilai kebutuhan oksigen yang lebih tingQ.i dari pada pemeriksaan BOD, karena bahan - bahan yang stabil terhadap
reaksi
biologi dan
mikro~>rganisme
aapat ikut teroksidasi aalam
pemeriksaan COD. Kandungan COD di Sungai lais sebesar 32 mg/1 dan Air Padang sebesar 28,8 mg/1.
Nilai tersebut sudah melampaui nilai
ambang batas yang berlaku, karena telah tercemar oleh a\f l'.mbah domestik dari permukiman sekitar serta air limbah dari perkebunan di kawasan hulu.
m-9
Laporan Jl{nir UKL- UPL Ruas Jalan Lais - Bintunan
Gambar 3.3. Peta Lok..l Pengambllan Sam pel UJI Kuallta• Air Sungal dl 8ung1l Lal1
Milo,.
Anellate •empel air dllapengen
POLSEK l.AJS
,I; •. ••·. • .· :rMA.t•.~"'!'!> :0:.;·. •. •.·• •
8 't i.o .. t100
JEMBATAN
~
~
!
5 ~
~ ~
rJj !.!:~~!!.-~.!!~?.!.~-~ .....,..,..
KC,.._C...~~ ....._..._
........... II'#V TMU.
III- 10
Laporan .ft{/iir UKL- UPL Ruas Jalan lais- Bintunan
Gambar 3.4. Peta Lokasl Pengambllan Sampel Ujl Kualltas Air Sungai dl Air Padang
MUAAA 8UN<JAI
{ 9TA5•100
8TA 5 • 100
.STA. 5 •900
I ~
Af\d~Jt; N :f"•~ I.IJI
flj ~~~!l..S~?~~ .,...............,..""',.,._.....
al .._f:*'IO.rt
Ill -11
~ ...._....._ ,..,._,.
.,., ~')#
____________________________ ,
I I I I
£aporan ;4.{/iir Ul(l- UPL Ruas Jalan lais- Bintunan
Selain pengujian kualitas air permukaan juga dilakukan pengukuran debit sesaat pada tanggal 13 Agustus 2011 di lokasi yang sama dengan hasil sebagaimana disaajikan pada Tabel 3.5. Tabel 3.5. Hasil Pengukuran Debit Sesaat Sungai Lais Sta 0+450 1 m Lebar aliran 80 2 Kedalaman aliran m 3;9 3 Kecepatan aliran m/detik 0,45 4 Debit m3 /detik 129,6 Sumber. Data pnmer hasd pengukuran lapangan, 2011
I I I
I. I I I I I I I I I I I I
No
Parameter
Satuan
AirPadang
SfaSt-950 42
2;.8 0,50 58,8
3.1.6. Penggunaan lahan Penggunaan lahan di sekitar lokasi rencana kegiatan peningkatan ruas jalan Lais - Bintunan (Lihat Stripmap pada Lampiran), adalah sebagai berikut:
3.1.6.1. Sisi Kiri Jalan (dari arah Lais- Bintunan): 1.
Warung dan kios
2.
Kantor pemerintahan/Polsek
3.
Permukiman
4.
Gedung sekolah dan masjid
5.
Kebun kelapa
6.
Kebun campuran
7.
Kebun kelapa sawit
8.
Kebun karet
9.
Mangrove dan belukar
3.1.6.2. Sisi Kanan Jalan (dari arah Kerkap ke Pasar Pedati):
1.
Warung dan kios
2.
Kebun campuran
3.
Kebun kelapa sawit
4.
Kebun karet
5.
Permukiman
6.
Gedung sekolah dan masjid
7.
Kantor pemerintahan
W-12
I I I I
Laporan .ft.~ UKL- UPL Ruas Jalan lais- Bintunan
3.1.7.
Dari hasil peninjauan lapangan, serta didukung oleh data-data yang tersedia maka saluran drainase yang terpotong ruas jalan Lais-Bintunan tidak terkena dampak akibat peningkatan ruas jalan tersebut. Secara
I I I f I I I I I I I I I I I I \
Kondisi Drainase Eksisting
umum kondisi bangunan silang yang ada ditinjau dari segi hidrologi dan kapasitas. masih mampu mengalirkan debit limpasan yang terjadi, sedangkan kecepatan aliran dari bangunan silang (gorong- gorong) agak kurang lancar, akibat adanya sampah-sampah dan sedimen dafam gorong-gorong. Saluran drainase samping yang dekat permukiman pada umumnya terawat baik, sementara yang jauh dari permukiman dalam kondisi kurang terawat. Saluran drainase sampaing yang cukup terawat terdapat di Sta 0+000 sampai 0+200, Sta 8+800 sampai 9+400 dan Sta 11 +400 sampai 11 +600.
3.2.
KOMPONEN BIOLOGI
3.2.1.
Flora Darat Vegetasi yang dtanam di sepanjang kiri kanan jalan yang didominasi oleh tanaman pelindung antara lain adalah mahoni (Swietinian mahagom), angsana (Pteropus indicus), akasia mangium (Acacia mangium) dan akasea daun panjang (Acacia auriculifonnis). Sementara jenis vegetasi yang ditanam di pekarangan rumah dan kebun antara fain jenis mangga (Mangifera indica), Rambutan (Nephelium sp), nangka (Arlhocarpus integra), kakao (Cocoa sp), kelapa (Cocos nucirera), durian (Durio zibethinus), nenas (Annanas comusus), pinang (Palma sp), kelapa Sawit (Eiaeis guineensis), bambu (Bamboosa sp), terap (Arlhocarpus sp), sengon (Aibazia fa/cataria), aren (Arenga pinata), kemiri (Aieurites sp ) dan petai (Parkia speciosa) serta tanamantanaman
penghias
pekarangan,
Jenis
vegetasi
pada
kawasan
perkampungan dan perkebunan yang dijumpai di kiri kanan ruas jalan Lais- Bintunan dapat dilihat pada Tabel3.6. dan Tabel 3.7.
ID-13
I I I I
I I I
I I I I I I I I I I I I
£aporan.Jl(liir U!
Tabel3.6. Jenis Vegetasi Yang Ditanam Pada Areal Permukiman dan Perkebunan No
Nama Lokal
Nama llmiah
1
Swielinian mahagoni Mahoni Angsana Pferopus indicus Acacia mangium Akasia manaium Acacia auriculiformis), Akasea daun paniang Mangifera indica 5 Mana aa Neohelium sp 6 Rambutan 7 Nangka Arthocarpus integra Cocoasp 8 Kakao Kelapa Cocos nucifera) 9 10 Durian Durio zibethinu 11 Pinang Palmasp 12 Kelapa Sawit Elaeis guineensis Bamboosa sp 13 Bambu 14 Terap Arthocamus sp Albazia fa/cataria 15 Sen aon Arenga pinata 16 Aren 17 Pi sang Musa paradisiaca 18 Cempedak Arthocarpus campedens 19 Shirigium Aquae Jambu air Pepaya Carica papaya 20 21 Karet Hevea braziliensis 22 Manihot utilissima Ubikavu Parkia speciosa Petai 23 24 Phitel/obium iiringa Jerina Annanas comusus 25 Nenas Psydium guaiava 26 Jambu biiih 27 Kemiri Aleurites sp 28 Suren Toona sureni Sumber _Data Pnmer, hasil pengamatan lapangan, 2011
2 3 4
Tabel3.7. Jenis Vegetasi Mangrove dan Vegetasi Belukar di Sta 6+240 sampai Sta 7+220 No
Nama Indonesia
Nama llmiah
1
Api-api
Avicenia sp
2 3 4 5 6 7 il 9 10
Legadai
Brnguiera sp
Bakau merah
Rhizophora Apiculata
Bakau putih
Rizhophora mucronate
Pidada
Soneratia alba
Perepat
Sonaratia Caceolaris
Nyirih
Xylocarpus granatum
Paku !aut
Acrosticum sp
Bintaro
Cerbera manghas
Nipah
Nypa frnticans
11
Warulaut
Hibiscus tiltaceus
12 13
Cemaralaut
Casuarina sp
Ketapang
Temrinalia catappa
-
··-·
--
'
-
Sumber: Data Primer, hasil pengamatan lapangan, 2011
m-14
----~---------------------,
I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I
£aporan.Jl~ir UKL- UPL Ruas .!alan la!s - Bintunan
3.2.2. Fauna Darat Kehadiran fauna darat diamati dengan metode penjelajahan di sekitar lokasi rencana kegiatan Peningkatan Ruas Jalan Lais - Bintunan. Pengumpulan data dilakukan secara kualitatif dengan melakukan pencatatatan jenis - jenis fauna. Seperti diketahui lokasi rencana peningkatan Ruas Jalan Lais - Bintunan terletak di daerah yang sudah lama terbuka dengan aktivitas operasional jalan,
sehingga jarang
dijumpai fauna yang spesifik. Fauna darat yang ada adalah satwa piaraan masyarakat seperti: anjing, kucing, kambing, ayam dan sapi. Sedangkan Satwa liar yang hadir meliputi kelompok mamalia, ·Insecta (serangga), Aves (burung) dan reptilia. Jenis - jenis satwa liar yang ditemui di sekitar lokasi rencana kegiatan Peningkatan Ruas Jafan lais - Bintunan disajikan pada Tabel 3.8. Tabel3.8. Jenis Satwa Liar Yang Dijumpai di Tepi Jalan No. A
1. 2. 3. 4. 5. B
c
1. 2. 3. 4. 5. 6. 1,
2. 3. 4. 5. 6. D
1. 2. 3. 4.
Nama llmiah Nama Lokal Mamalia Musang Muste/a hamakeri Tupai Tupaica javanica Tikus Rattus sp Kera ekor panjang Macaca fasci/ularis Babi hutan Sus batbatus Reptilia dan Amphibia Ulat Hijau Elaphe oxycephata Mabouia multifasciata Kadal Tokek Gecko gecko Bunglon Draco folans Katak Ranasp Biawak Varanus safvator AvesjBurun_gl Perenjak l,ecustella Sf). Pipit Lonchura striata Gereja Passer montanus Layang-layang Hirundo rustica Elang l'lafiastur sp Cocakalia esculenta Walet Serangga Capung Ordo Odonata Kepik Deluyofa guttata Semut Oecophu//a sp. Belalang Valanga sp. Kupu-kupu Lepidoptera
§, Sumber. Data Pnmer, hasil pengamatan lapangan, 2011
Keteran_g_an Tidak dilindungi Tidak dilindungi Tidak dilindungi Tidak dilindungi Tidak dilindu11gi Tidak dilindungi Tidak dilindungi Tidak dilindungi Tidak dilindungi Tidak dilindungi Tidak dilindu11gi Tic:l~k E!ilim:lungi
Tidak dilindungi Tidak dilindungi Tidak dilindungi Dilindungi Tidak dillndurlgi Tidak dilindungi Tidak dilindungi Tidak dilindungi Tidak dilindungi Tidak dilindurlgi
W-15
I I I I I I I
Laporan Jfftliir UKl- UPL Ruas Jalan La is- Bintunan
3.2.3. Biota Perairan Untuk
kualitas
perairan
melalui
kemampuannya d.alam
mendukung komunitas biota perairan. Dari hasil wawancara dengan penduduk setempat dapat diketahui jenis-jenis nekton atau ikan di Sungai Lais dan Air Padang secara rinci disajikan pada Tabel3.9. Tabel3.9 Jenis lkan Menurut Tangkapan Para Penduduk No. 1
2 3
I' I I I I I I I I I I I I
menilai
4
5 6 7
Nama Daerah Baung
Macii:mex nicrocaritus
Betutu Belut Biawan
Fluta alba
Oxyeleotris marmorata Rasbora vailanti
Gabus Jelawat
9 10 11
Lais Lancing Lele (Keli) Salap Seluang
12
Sepat
8
Nama latin
Sili Sum pit 15 Udang galah 16 · -uaarig lampu ··
Ophyocephalus striatus laptobarbus hoeveni Silurades hypothalanus Pangasius micronema
C/arias pangilatus Puntius schawanfeldi Rasbora panciperporata Trichogaster tricopterus
13
Microphis brachyrous
14
Taxotes chatareus Macrobanchium sp ----
Penaeussp
Sumber. Data Pnmer, wawancara, Agustus 2011
3.3.
KOMPONEN SOSIAL EKONOMI, SOSIAL BUDAYA DAN KESEHATAN Kabupaten Bengkulu Utara merupakan salah satu daerah di wilayah propinsi Bengkulu. Daerah ini ber lbukota di Arga Makmur. Luas Kabupaten Bengkulu Utara adalah 4.424,60 Km2. Yang terdiri dari 12 Kecamatan dan terletak antara 101• 32' - 102"8' BT dan 2"15-4• LS. Kondisi geografisnya sebagian besar merupakan dataran dengan ketinggian dibawah 150m dpl terdapat dibagian barat membujur searah pantai dari selatan ke utara, sedangkan dibagian timur topograftnya berbukit - bukit dengan ketinggian 541 m dpl.
m-16
I I I I I I I I I I I I I I I I I I I
£aporan Jl~ir UKl- UPL Ruas Ja!an lais- Bintunan
Kabupaten Bengkulu Utara berbatasan dengan : a.
Sebelah Utara dengan Kabupaten Mukomuko
b.
Sebelah Selatan dengan Kabupaten Bengkulu Tengah
c.
Sebelah Timur dengan Prop Jambi, Kab. Lebong dan Kab. Kepahiang
d.
Sebelah Barat dengan Samudera Indonesia . Tabel3.10 Luas Wilayah, Jumlah Penduduk Dan Kepadatan
Penduduk Masing-Masing Kecamatan Di Kabupaten Bengkulu Utara No
Kecamatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
luas Wilayah (km2 ) 400,60 162,41 123,32 139,17 100,00 335,51 326,11 89,03 178,35 496,59 960,09 1.113,42 4.424,60
Jumlah Penduduk p l Total
Enggano 1.308 1.014 Kerkap 11.792 11.453 Air Napa! 5.250 5.271 Air Besi 5.018 4.890 22.861 21.911 Araa Makmur 8.201 La is 8.551 Batik Nau 5.360 4.962 Giri Mulya 7.329 6.469 Padang Jaya 13.431 12.643 Ketahun 17.831 20.386 Napal Putih 11 8.690 7.635 Putri Hijau 12 21.638 19.158 Bengkulu Utara 131.635 121.417 Sumber: Kabupaten Bengkulu Utara Dalam Angka 2010
3.3.1.
2.322 23.245 10.521 9.908 44.772 16.752 10.322 13.798 26.074 38.217 16.325 40.796 253.052
Kep-lalan Penduduk (Jiwalrun") 5,.8 143,1 85,3 71,2 441,1
49,9 31,7 155,0 146,2 77,0 170 ~.~
57,2
Penduduk Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Bengkulu Utara berdasarkan Sensus Penduduk Tahun 1980 dan 1990 adalah 6,75 % . Selanjutnya dalam kurun waktu 10 tahun terakhir laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Bengkulu Utara mengalami penurunan. Dari hasil sensus penduduk tahun 2000, pertumbuhan penduduk Bengkulu Utara tahun 1990-2000 adalah sebesar 3.24 %. Penduduk Kabupaten Bengkulu Utara tahun 2009 sebanyak 253.052 Jiwa.
Pada tahun 2008 Kabupaten Bengkulu Utara mengalami
pemekaran kabupaten, sehingga luas wilayah yang dulunya 5.548,54 Km2 menjadi 4.424,60 Km2. Berdasarkan kondisi terakhir ini, maka kepadatan penduduk Kabupaten Bengkulu Utara adalah 57,2 Jiwa/Km2.
UJ
~~~~~?~~ .~~......,. ... Kalf'Uitt.Kil
n.lp.JF-. (/)V} 'TU7-Uit
ill-17
I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I
£aporan Jl~ir UI
Kepadatan penduduk tertinggi terdapat di kecamatan kota Arga Makmur yaitu 447,7 Jiwa/Km2.
3.3.2.
Tenaga Kerja Yang termasuk kategori tenaga ka~a adalah penduduk yang berumur 15 tahun ke atas. Dependency Ratio atau Tingkat Ketergantungan Umur penduduk kabupaten Bengkulu Utara tahun 2008 sebesar 48,21. Hal ini menggambarkan bahwa seorang penduduk yang berusia produktif 1564 tahun harus menanggung sebanyak 48 orang penduduk yang berusia non produktif . Pencari kerja yang terdaftar di Dinas Nakertrans Kabupaten Bengkulu Utara tahun 2009 sebanyak 1.037 Orang, jumlah tersebut didominasi oleh tamatan SMU sederajat (68 Orang),
Sa~ana
(420 Orang) dan Sarjana Muda (279 Orang). Tabel 3.11 Banyaknya Angkatan Kerja , Bukan Angkatan Kerja Dan Siap Bekerja Dalam Kabupaten Bengkulu Utara Tingkat Pendidikan Tidak/Belum l'amatso Sekolah Dasar SMTP SMU STM SPMA SMEA SMA Sarjana Muda Sarjana Bengkl.iiiJ Utara
Laki-Laki
Perempuan
3 12 94
4 75
46
15
1
0 14 37 204 264 595
6
31 75 174 442
Jumlah
4
1
16 169 61 1
20 68
279 420 1037
Sumber: Kabupaten Bengkulu Utara Dalam Angka 2010
3.3.3.
Pendidikan Pembangunan bidang pendidikan bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa. Partisipasi masyarakat yang tinggi terhadap pendidikan hal-us diikuti dengan peningkatan sarana dan prasarana pendidikan. Di Kabupaten Bengkulu Utara, sarana dan prasaranan pendidikan sudah cukup memadai, walaupun demikian masih perlu ditingkatkan kuantitas dan kualitasnya. Fasilitas Pendidikan menurut jenjang pendidi't;.an di kabupaten Bengkulu Utara sudah cukup lengkap, karena wilayah ini sudah ada Taman Kanak-Kanak, Sekolah dasar, SMTP, SMTA Umum
·~~~~~?~~ .tt..~ltK.ILI'ula.KK.~&w..Jall:atllls.t.an T~(fi2,}7N1411t
III- 18
I I I I I I I I I I 'I I I I I I I I I I
£apvmn.ft~ir UKL- UPl Ruas Jalan lais- Bintunan
(SMU), SMTA Kejuruan, dan Sekolah Tinggi atau Universitas sendiri. Kabupaten Bengkulu Utara memiliki 209 SD, 62 SMTP, 22 SMTA Umum, 8 SMTA Kejuruan, 2 Universitas (UNIHAZ Cabang Arga Makmur serta UNRAS),
3.3.4.
Agama sarana dan prasarana tempat peribadatan akan sangat diperlukan untuk menunjang kegiatan keagamaan. Di kabupaten Bengkulu Utara terdapat 504 Masjid, 142 Mushollah/Langgar, 36 gereja, 1 Wihara dan 1 buah Pura. Jumlah Jemaah Haji yang berangkat ke Tanah Suci Mekkah pada tahun 2009 yakni sebanyak 2.472 Jemaah. Dari keseluruhan Jemaah semuanya kembali ke tanah air dalam keadaan sehat dan selamal.
3.3.5.
Perkonomian Wilayah Pertanian Pertanian merupakan sektor yang penting, karena memiliki peran yang besar terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bengkulu Utara. Hal tersebut dapat dilihat dari besamya kontribusi sektor pertanian temadap peningkatan PDRB Kabupaten Bengkulu Utara, terutama sub sektor tanaman bahan makanan, yaitu padi dan palawija. Pada tahun 2009, sektor pertanian memberikan kontribusi sebesar 38,13 persen terhadap total PDRB Kabupaten Bengkulu Utara.
Sektor pertanian mencakup lima sub sektor, yaitu Pertanian Ta1'1'21man Pangan,
Perkebunan,
Perhutanan,
Petemakan,
dan
Perikanan.
Pertanian tanaman pangan meliputi padi, palawija, sayur-sayurBfi' dan buah-buahan. Pada tahun 2009, produksi padi ladang sebesar 3.992 Ton, sedangkan produksi padi sawah sebesar 79.072.
l'~an
palawija yang diusahakan di Kabupaten Bengkulu Utara adalah tanaman jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah dan kedeJai. Tanaman palawija yang banyak diusahakan petani adalah tanaman jagung. Pada tahun 2009, luas panen tanaman jagung seluas 4.Q'2.sa, Ha dengan produksi sebanyak 13.263 Ton. Tanaman sayur-sayuran yang diusahakan di Kabupaten Bengkulu Utara diantaranya kacang panjang, cabe, terung, buncis, dan lain-lain. Namun produksi tanaman ini pada
W-19
I I I I I I I
I'
I I I I I I :I I I I I I
£apomn)f{liir UK!.- UP!. Ruas Jalan lais - Bintunan
umumnya berfluktasi. Hal yang sama juga terjadi pada tanaman buahbuahan. Perkebunan Sub sektor perkebunan memiliki potensi yang cukup besar untuk dikembangkan di kabupaten Bengkulu Utara. Hal ini dapat kita lihat pada beragamnya janis tanaman yang diusahakan oleh masyarakat.. dan umumnya kondisinya adalah tanaman muda dan tanaman menghasilkan. Jenis tanaman yang banyak diusahakan terutama adalah karet, kopi dan kakao. Hutan adalah kekayaan lainnya yang dimillkf oleh kabupaten Bengkulu Utara. Secara Keseluruhannya ada 193.086 Hektar hutan di Kabupaten ini yang digunakan sebagai hutan produks·,, 'hutan lindung, hutan suakalwisata, hutan konvensi dan kegunaan lainnya. Produksi hasil hutan ini antara lain meliputi kayu, rotan damar, serta sarang burung walet.
Perternakan Sub sektor peternakan mencakup ternak besar dan unggas. Umunya ternak yang diusahakan di Kabupaten Bengkulu Utara adalah sapi, Kerbau, Kambing dan jenis unggas. Populasi ternak itu setiap tahun senatiasa meningkat. Demikian juga produksi dagingnya.Sub sektor perikanan meliputi perikanan darat dan perikanan laut. Pada Tahun 2009 produksi perikanan darat mencapai 647.872.240 ton untuk kofam, 4.937.400 ton untuk perikanan sawah dan 750.960 ton untuk tambak.
Perindustrian Perindustrian yang dikembangkan di kabupaten Bengkulu
Utara
terutama adalah industri kecil, baik formal maupun non formal. Adapun jenis usaha yng dikembangkan dikelompokan menjadi 4 Yaitu industri logam, mesin elek.tronik industri kimia, aneka industri dan industri hasil pertanian. Air minum yang disalurkan oleh Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM)
berdasarkan
janis
Kabupaten pelanggan
Bengkulu mencapai
Utara
pada
tahun
2009
3.158.182 M3. Volume
penyaluran air ini selalu menunjukan peningkatan dari tahun ke kelahun
m-2o
I I I I I I I
£apomn}l~ir UKl- UPl Ruas Jalan lais- Bintunan
seiring dengan peningkatan jumlah pelanggan. Dalam hal ini pelanggan terbanyak adalah katagori Rumah Tempat Tinggal.
Pertambangan dan Energi Listrik Listrik yang
selama tahun 2009 di Kabupaten Bengkulu Utara
mencapai 34.590.969 Kwh. lni digunakan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan baik untuk keperluan rumah tangga,
industri maupun
keperluan umum. Pertambangan yang terdapat di Kabupaten Bengkulu Utara diantaranya adalah batu bara. Produksi batu bara pada tahun 2009 mencapai 888.88 ton. Batu bara ini selanjutnya dipasarkan untuk keperluan ekspor maupun luar negeri. Untuk jenis tambang Emas dan
1\ I I I I I I I I I I I I
te~ual
Perak produksi sampai bulan April 1995, dan setelah bulan ·1tu perusahan pertambangan tidak lagi berproduksi.
3.3.6.
Perhubungan Jalan
merupakan
perekonomian,
sarana
yang
pembangunan
paling
dan
utama
sektor
untuk kelancaran
lainnya
di
Kabupaten
Bengkulu Utara. Pada tahun 2008 panjang jalan di Kabupaten Bengkulu Utara : Diaspal
=398,3 Km, Kerikil/ Koral= 175,5 Km, Tanah =50,8 Km
Sarana Angkutan Darat yang diuji di Kabupaten Bengkulu Utara terdiri dari Bus Penumpang Umum 42 buah, Bus Umum 149 buah, Bus Swasta 42 buah dan mobil barang umum 998 buah, dan mobil barang swasta 2.629 buah.
3.3.7.
Pekerjaan Utama Responden Jenis
peke~aan
dikelompokkan dalam 8 kategori, yaitu (a) petani, (b)
pedagang, (c) Karyawan, (d) pegawai negeri, (e) wiraswasta, (f) buruh, (g) tukang, (h) guru, (i) lain-lain. Kategori jenis pekerjaan yang dimiliki oleh responden cukup bervariasi sehingga rentang mata pencaharian tersebut cukup menggambarkan realitas sosial di wilayah tersebut. Pekerjaan utama responden yang terbesar adalah sebagai petani sebesar 34%; disusul pedagang (21%); wiraswasta (16%); buruh (13%); pegawai negeri (9%) dan guru (7%) .. Secara rinci peke~aan atau matapencaharian responden dapat dilihat pad a tabel .... Hal ini dapat PT. BLANTICKINDO ANEKA ~" ~0 ~Q ~0 ~l:OII$UI..'W>T
JL
W~Ja)tall,ltel
Pulo.. ""- ~ S.U. JalranaSMtran
T~(02f}7W41111
m-21
----------------~~-----------
I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I
£aporan)l~ir UKl- UPl Ruas Jalan Lais- Bintunan
dipahami karena sepanjang rencana peningkatan ruas jalan banyak terdapat kawasan pertanian. Responden lain memiliki pekerjaan sebagai pedagang/jasa baik seperti, warung/kios, toko, jasa bengkel. Tabel3.12. Matapencaharian Responden No 1 2 3 4 5 1---"'-6-
Persentase
Kategori
Frekwensi (%)
34 21 16 13 9
Petani Pedagang Wiraswasta Buruh Pegawainegeri Guru Jumlah
34
21
16 13 9 7
7
100
100
.
Sumber: Hasil SuNai, 2011
3.3.8.
Pendapatan Responden Dilihat
dari
tingkat
pendapatan,
Responden
yang
memiliki
pendapatan/bulan sekitar Rp 500.000 - Rp 1.000.000 sekitar 42 %; disusul responden dengan pendapatan/bulan < Rp 500.000,- sekitar 20
%. Tingkat pendapatan sebagian besar responden masih tergolong rendah yang berimplikasi terhadap masih rendahnya taraf kehidupan masyarakat sekitar.. Tabel3.13. Penghasilan Responden Per Bulan No
Kategori
1 < 500.000 2 500.000-1.000.000 3 1.000.000- 1.500.000 4 1.500.000- 2.000.000 5 2.000.000- 2.500.000 1---'6'----1> 2.500.000 Jumlah
Jumah
Frekwensi (%)
10 21 6 8 3
20
42
2
12 16 6 4
50
100
Sumber: Hasil Survai, 2011
3.3.9.
Pendidikan Responden Yang dimaksud pendidikan disini adalah pendidikan formal yang pemah diikuti oleh responden. Sebagian oesar responden
be~n
setingkat SD; disusul yang berpendidikan SMP. Gambaran rinci tingkat pendidikan responden dapat dilihat pada tabel 3.14
m-22
I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I
£aporan ;4.(/iir UKL- UPl Ruas Jalan La is- Bintunan
Tabel 3.14. Pendidikan Terakhir Responden
No 1
Kategori
Jumlah
Frekwensi
6
12 42 20
Tidak Sekolah
so
2 3 4
21 10 8
SMP SMA Akademi PT Jumlah
5
6
3
16 6
2
4
50
100
Sumber: Hasil Surva1, 2011
3.3.10. Persepsi Masyarakat Terhadap Peningkatan Jalan Aspek paling penting untuk menyukseskan rencana peningkatan ruas jalan
adalah
dukungan optimal dari
seluruh.
Hal ini terutama
menyangkut pemahaman warga terhadap manfaat dari rencana pembangunan jalan tersebut. Seluruh responden menyatakan setuju terhadap rencana peningkatan jalan. Alasan utama yang dikemukakan bahwa jalan tersebut ssangat bermanfaat bagi kemudahan aksesromtas masyarakat untuk berbagai kepentingan. Tabel3.15. Pendapat Responden Tentang Rencana P . ~~a ktaJI emn n a an
No 1 2
Kategori
Jumlah
o/o
50
100
50
100
Setuju Tiaak setUju Jumlah
.. ' Sumber: Hasil SuM1I, 2011
-
-
. .
\
3.4.
Komponen Kesehatan Masyarakat Kesehatan penduduk merupakan salah satu bagian dari tujuan pembangunan. Peningkatan kesehatan penduduk suatu wilayah akan mempengaruhi sumber daya manusia yang ada pada wilayah tersebut, dan mempengaruhi sektor-sektor yang lain yang akan memajukan pembangunan daerah. Untuk menunjang kesehatan penduduk, maka sangat diperlukan sarana dan prasarana kesehatan, seperti rumah sakit, puskesmas, tenaga medis, dan lain-lain.
ID-23
I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I
£aporan )l~ir UKL - UPL Ruas lalan lais- Bintunan
Pada tahun 2009 di Kabupaten Bengkulu Utara sudah terdapat 2 (dua) buah Rumah Sakit, yaitu di Kecamatan Arga Makmur (satu buah Rumah Sakit Umum dan satu buah Rumah Sakit swasta) , 18 Puskesmas, 102 Puskesmas Pembantu, 25 Puskesmas Keliling, 334 Posyandu dan 21Pos Obat. Disetiap kecamatan, minimal sudah terdapat satu puskesmas.
Ditinjau dari segi Keluarga Berencana, pada tahun 2009 jumlah Akseptor Baru 8. 782 dan Akseptor Aktif 46.835 peserta. Angka ini meningkat dari tahun sebelumnya. Menurut alat KB yang digunakan. suntikan merupakan alat KB yang paling banyak digunakan oleh akseptor aktif maupun akseptor
baru.
Peningkatan
penggunaan
alat
KB,
merupakan
keberhasilan yang harus terus dicapai, karena program KB akan sangat berpengaruh terhadap kuantitas dan kualitas penduduk.
ID-24
I I I
I I I I I I I I I I I I I I
:I I I
I I
I I I I I I I
I I I I I I I I I I I
£aporan )'l.~ir IJKl-· UPl Ruas Ja!an la!s- Bintunan
BAB IV DAMPAK LINGKUNGAN YANG AKAN TERJADI 4.1.
KOMPONEN KEGIATAN SEBAGAI SUMBER DAMPAK
4.1.1.
Tahap Pra Konstruksi Survei Topografi, Tanah dan Hidrologi Pada tahap pra konstruksi
peke~aan
yang dilaksanakan adalah survei
topografi, survei tanah dan survei hidrologi. Hasil survei tersebut digunakan dalam penyusunan rencana detail. Survei survei topografi, survei tanah dan survei hidrologi akan menimbulkan dampak timbulnya persepsi masyarakat terhadap proyek.
4.1.2. Tahap Konstruksi
4.1.2.1. Penerimaan Tenaga Kerja Untuk pelaksanaan peningkatan jalan ini diperlukan tenaga kerja ± 50 orang dengan berbagai kualifikasi keahlian (lihat Tabel 2.2). Komponen kegiatan ini berpotensi menimbulkan dampak positif yaitu timbulnya kesempatan
ke~a
dan peluang berusaha, Di sisi lain juga
berpo~ensi
menimbulkan dampak negatif yaitu timbulnya kecemburuan sosial.
4.1.2.2. Mobilisasi Alat Berat dan Material Untuk pelaksanaan peningkatan Ruas Jalan Lais - Bintunan diperfukan berbagai peralatan berat (lihat Tabel 2.3) dan material (besi beton, semen, pasir, batu pecah dan lain -lain). Material buatan pabrik seperti semen dan besi beton dimobilisasi dari kota Bengkulu melewati ruas jalan Bengkulu - Lais - Bintunan. Sementara batu pecah, batu kali dan
PT. BLANTICKINDO ANEKA PI.ANII'IIG.;,EMQIIB;Jri!Golll!5lGIMII6o~o~eoll!lii..'I'IMf
Jl. ~il,.l
IV -1
I I I I
I I I I I I I I I I I I I I I I
Laporan){Rjiir Ul(ll.- UPl Ruas Jaian La is· Bfntunan
pasir dimobilisasi dari Jalan Lais - Argamakmur Km 10 ke Ruas Jalan Lais -
Bintunan. Komponen kegiatan ini berpotensi menimbulkan
dampak penurunan kualitas udara, peningkatan kebisingan, rusaKnya ruas jalan dan terganggunya lalu lintas terutama yang diakibatkan pengangkutan material.
4.1.2.3. Pengoperasian Kantor Proyek, Gudang dan Penginapan Karyawan Kantor proyek, gudang dan penginapan karyawan yang akan digunakan berada pad a lokasi di sekitar rencana kegiatan (dalam ruas Jalan La is Bintunan). Kantor proyek digunakan untuk aktifitas kantor karyawan I pelaksana proyek. Untuk penginapan para pekerja lapangan ttenaga kontraktor) dibuatkan barak untuk penginapan yang bersifat temporer. Pengoperasian kantor proyek, gudang dan penginapan karyawan berpotensi menimbulkan dampak penurunan kualitas air permukaan dan penurunan sanitasi lingkungan di sekitar.
4.1.2.4. Pembersihan lahan (Land Clearing) Pembersihan hanya bersifat menyiapkan badan jalan agar bersih dari air dan tanah yang akan dilakukan lapis ulang. Selain itu tidak dilakukan pembersihan lahan dari vegetasi. Sehingga pembersihan lahan tidak menimbulkan dampak terhadap lingkungan hidup di sekitar.
4.1.2.5. Pekerjaan Drainase Pekerjaan drainase bertujuan menyalurkan air pada waktu pelaksanaan konstruksi maupun pasca konstruksi, terutama pada musim hujan. Sistem
drainase
eksisting
yang
terganggu
akibat
pekerjaan
penimbunan, dibuatkan drainase sementara guna menyalurkan a·rr yang berasal dari jalan apabila turun hujan. Setelah pekerjaan penimbunan selesai selanjutnya dibangun drainase yang permanen. Peke.rjaan pembuatan saluran drainase meliputi pekerjaan galian tanah dan pekerjaan beton. Galian tanah dilakukan pada lokasi rencana saluran untuk saluran
terbuka dan
pengecoran
beton
dilakukan
untuk
pemouatan saluran tertutup. Komponefl kegiatan ini oerpotensi menimbulkan terganggunya aliran air atau timbulnya genangan air. PT. BLANTICKINDO ANEKA ~c~o~o~o!!O:IIKINietXliiSlltlUIT
Jl. Wi}l!ptt. Ka I"JW. K-.K~ Ban!. JliiWm Selallm TIJ1p./Fei:.(021J 724141$
IV -2
I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I
Laporan fl.f(fiir UK!.- UH
R~Jas
4.1.2.6. Perkerjaan Perkerasan Jalan Yang termasuk pekerjaan lapis perkerasan adalah perkerasan lentur dan
perkerasan
pemrosesan,
kaku.
Perkerasan
pengangkutan,
lentur
meliputi
penghamparan,
pengadaan,
penggilasan,
dan
pemadatan agregat dan campuran aspal panas di atas permukaan yang telah disiapkan dan telah diterima sesuai perician yang ditunjuk dalam gambar desain.
Peke~aan
perkerasan lentur jalan meliput\ sub
pekerjaan lapis pondasi bawah (Agregat kelas 8), sub pekerjaan lapis pondasi atas (Agregat Kelas
A dan ATB) dan sub pekerjaan lapis
permukaan (AC Binder dan AC Wearing). Komponen kegiatan ini berpotensi
menimbulkan
dampak
penurunan
kualitas
udara.
peningkatan kebisingan dan terganggunya lalu lintas.
4.1.2.7. Pekerjaan Pemasangan Sarana Pelengkap dan Penunjang Pekerjaan pemasangan sarana pelengkap dan penunjang meliputi pemasangan rambu-rambu dan marka jalan, instalasi penerangan dan lain - lain. Komponen kegiatan ini berpotensi menimbulkan dampak terganggunya lalu lintas bagi pengguna ruas jalan Lais - Brntunan tersebut.
4.1.3.
Tahap Pasca Konstruksi (Tahap operasi)
4.1.3.1. Pengoperasian Jalan Pengoperasian Ruas Jalan Lais - Bintunan dengan kondisi yang sudah ditingkatkan adalah peningkatan pelayanan terhadap pengguna jalan dengan persyaratan teknis standar jalan yang telah memenuhi pera'ruran dan perundangan yang berlaku.
Pengoperasian jalan berpotensi
menimbulkan dampak negatif yaitu pengguna jalan akan memacu kendaraannya lebih tinggi yang pada akhirnya akan menimbulkan kecelakaan lalu lintas. Selain itu dengan peningkatan kepadatan kendaraan maka akan terjadi penurunan kualitas udara karena
penin{ikatan Raaar eeou dan gas pencemar ai uaara serta peningRatan kebisingan. Terlebih bahwa kondisi jalan dari Lais ke arah Bintunan mulai dari Sta 10 sampai Sta 11 +615 naik turun, kendaraan yang lewat harus memperbesar pembakaran (memperbesar gas) ketika me\ewati PT. BLANTICKINDO ANEKA ~tl~O~O~O~COIISII\.'fi.NT
T....,_
..H. W1Jep 11:,
Ke\l,....,... Klllill:. K~ Bani. hkluta Selafm
ttmJ 7W41
W-3
-------~--~------------
I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I
£aporan Jll{liir Uf
jalan menanjak, dampak sehingga penurunan kualitas udara dan peningkatan kebisingan tidak dapat dihindarkan.
4.1.3.2. Pemeliharaan Jalan Secara garis besar pemeliharaan jalan diklasifikasikan dalam 2 (dua), yaitu: pemeliharaan rutin dan pemeliharaan berkala. Pemeliharaan rutin antara lain adalah pengembalian kondisi untuk perkerasan, bahu jalan, pembersihan saluran smaping, perlengkapan jalan dan jembatan, pemotongan rumput dan inspeksi. Sedangkan pemeliharaan berkala adalah: perbaikan kerusakan jalan yang bersifat kerusakan berat yang dilakukan
tidak
setiap
tahun.
Pemeliharaan
jalan
berpotensi
menimbulkan dampak terganggunya lalu lintas bagi pengguna jalan Lais - Bintunan.
4.2.
JENIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP YANG TERJADI
4.2.1.
Tahap Pra Konstruksi Jenis dampak lingkungan hidup yang terjadi pada tahap pra konstruksi yaitu timbulnya persepsi postif masyarakat terhadap proyek sebagai akibat dari survei.
4.2.2.
Tahap Konstruksi Jenis dampak lingkungan hidup yang terjadi pada tahap konstruksi secara rinci adalah sebagai berikut :
4.2.2.1. Komponen Fisik-Kimia 1.
Penurunan kualitas udara Penurunan kualitas udara karena peningkatan kadar debu da gas pencemar terjadi sebagai akibat dari beberapa komponen kegiatan sebagai berikut : a.
Mobilisasi alat berat dan material
b.
Pekerjaan perkerasan jalan
PT. BLANTICKINDO ANEKA ~c,--C~0~0 SXII+QJIICCOI(t;U~"T/Sr
Jl< Wi/87•11. KIO/.I'Wo.
Ke<.-.K~&oro.
Toolp.IF!tt.tf121JT.l414119
h...,_S
IV -4
I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I
£apora.n)l~ir UKL- UPL Ru;;;sla!an lais • Bintum:m
2.
Peningkatan Kebisingan Peningkatan kebisingan
te~adi
sebagai akibat dari beberapa
komponen kegiatan sebagai berikut :
3.
a.
Mobilisasi alat berat dan material
b.
Pekerjaan perkerasan jalan
Penurunan kualitas air permukaan Penurunan
kualitas
air
permukaan
sebagai
akibat
dari
pengoperasian kantor proyek, gudang dan penginapan karyawan,
4.
Terganggunya aliran air/timbulnya genangan air Terganggunya aliran air atau timbulnya genangan air sebagai akibat dari
peke~aan
drainase yang mengakibatkan tertutupnya saluran I
drainase eksisting.
5.
Kerusakan ruas jalan Kerusakan ruas jalan di sekitar terjadi sebagai akibat dari mobilisasi alat berat dan material untuk
peke~aan
konstruksi.
4.2.2.2. Komponen Biologi Gangguan kehidupan biota perairan Gangguan kegidupan biota perairan (plankton, benthos dan nekton/ikan) merupakan danpak turunan dari penurunan kualitas air permukaan. Atau dampak tak langsung dari pengoperasian kantor proyek, gudang dan penginapan karyawan,
4.2.2.3. Komponen Sosial Ekonomi dan Budaya 1.
Timbulnya kesempatan kerja dan peluang berusaha Timbulnya kesempatan kerja dan peluang berusaha sebagai akibat dari penerimaan tenaga
PT. BLANTICKINDO ANEKA I'IJI,HllljG.,;.~c ~c,__,-o
~c.tlll!lli.'Wif
.II. Wi1aPH. KeL PWo. Kuo:.~ 8atv. ~ T~. (C%1}7U14n
W.tm
ke~a
untuk pekerjaan konstruksi.
IV -5
I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I
£aporan )l{liir UKl·- UPl ih1as .Ia ian Lais- B!ntumm
2.
Timbulnya kecemburuan sosial Timbulnya kecemburuan sosial sebagai akibat dari penerimaan tenaga kerja untuk melaksanakan pekerjaan konstruksi.
3.
Terganggunya lalu lintas Terganggunya lalu lintas sebagai akibat dari beberapa komponen kegiatan sebagai berikut : a.
Mobilisasi alat berat dan material
b.
Pekerjaan perkerasan jalan
c.
Pekerjaan pemasangan sarana pelengkap dan penunjang
4.2.2.4. Komponen Kesehatan Masyarakat 1.
Gangguan Kesehatan Masyarakat Gangguan kesehatan masyarakat merupakan dampak turunan dari penurunan kualitas udara, peningkatan kebisingan dan penurunan kualitas air permukaan. Ata dampak tak langsung dari mo'o'tlisasi alat
berat
dan
material,
pekerjaan
perkerasan
jalan
serta
pengoperasian kantor proyek, gudang dan penginapan karyawan.
2.
Penurunan sanitasi lingkungan Penurunan sanitasi lingkungan yaitu peningkatan sampah domestik non 83 sebagai akibat dari pengoperasian kantor proyek, gudang dan penginapan karyawan
4.2.3.
Tahap Pasca Konstruksi (Tahap Operasi)
4.2.3.1. Komponen Fisik-Kimia 1.
Penurunan kualitas udara Penurunan kualitas udara karena peningkatan kadar debu dan gas pencemar karena peningkatan kepadatan lalu lintas sebagai akibat dari pengoperasian jalan pasca konstruksi.
PT. BLANTICKINDO ANEKA ~c.-OilallGIIIIIGO~o~CQIIliJI."WWf
Jt. WlhYlln. K..t ,...._ x..,.~ &w. ..lollwf;ls.Jmt~ T~.(ll:f)7U141PJ
IV -6
I I I I
£aporan JI{Iiir
2.
Peningkatan kebisingan Peningkatan kebisingan
te~adi
karena peningkatan kepadatan lalu
lintas sebagai akibat dari pengoperasian jalan pasca konstruksi.
I I I I I I I I I I I I I I I I
4.2.3.2. Komponen Sosial Ekonomi dan Budaya 1.
Peningkatan kecelakaan lalu lintas Peningkatan
kecelakaan
lalu
lintas
sebagai
akibat
dari
pengoperasian jalan pasca konstruksi.
2.
Terganggunya lalu lintas Terganggunya lalu lintas bagi pengguna jalan terjadi sebagai akibat dari pemeliharaan jalan.
4.2.3.3. Komponen Kesehatan Masyarakat Gangguan kesehatan masyarakat Gangguan kesehatan masyarakat sekitar
te~adi
sebagai dampak
turunan dari penurunan kualitas udara dan peningkatan kebisingan, atau dampak tak lang sung akibat dari pengoperasian jalan.
4.3.
UKURAN YANG MENYATAKAN BESARAN DAMPAK
4.3.1.
Tahap Pra Konstruksi Besaran dampak persepsi
positif masyarakat terhadap rencana
peningkatan ruas jalan yaitu 100 % anggota masyarakat yang diwawancarai setuju dan mendukung rencana peningkatan ruas )alan tersebut.
PT. BLANTICKINDO ANEKA
N-7
I I I I
£aporan}l~ir
4.3.2.
Tahap Konstruksi
4.3.2.1. Komponen Fisik•Kimia 1.
Besaran dampak penurunan kualitas udara adalah peningkatan
I I I I I I I I I I I I I I I I
Penurunan kualitas udara
kadar debu di udara dari semula sebesar 55,4 J.tg/Nm3 akan meningkat menjadi di atas 200 J.LQ/Nm3 .
2.
Peningkatan Kebisingan Besaran dampak peningkatan kebisingan semula sebesar 50,6 dBA akan meningkat menjadi sekitar 78 dBA (melewati ambang batas kawasan perdagangan 70 dBA).
3.
Penurunan kualitas air permukaan Besaran dampak penurunan kualitas air permukaan sebagai akibat timbulnya limbah cair domestik dari karyawan sebanyak 4 m3 /hari dan oli bekas dari perawatan mesin alat-alat berat sebanyak 150 liter pe bulan. Parameter yang akan mengalami pen§ing'Ka't:an adalah BOD, COD, TSS, detergent, amonia, minyak dan lemak serta koliform.
4.
Terganggunya aliran air/timbulnya genangan air Besaran dampak terganggunya aliran air atau timbulnya genangan air adalah luas dan kedalaman genangan air yang tidak diinginkan selama peke~aan konstruksi berlangsung, yang sebelum dilakukan pekerjaan drainase tidak ada gangguan atau genangan air.
5.
Rusaknya ruas jalan Besaran dampak rusaknya ruas jalan di sekitar adalah panjang dan Iebar kerusakan pada ruas jalan yang sebelum ada mobilisasi alat berat dan material tidak terjadi kerusakan ruas jalan.
PT. BLANTICKINDO ANEKA JI.~II.KIILI>u.lo.K«.~&lru.~~t.rn ~(621}1241-
IV -8
I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I
£aporan .Jl{liir
4.3.2.2. Komponen Biologi Gangguan kehidupan biota perairan Besaran dampak gangguan kehidupan biota perairan yaitu penurunan populasi biota perairan terutama ikan.
4.3.2.3. Komponen Sosial Ekonomi dan Budaya 1.
Timbulnya kesempatan kerja dan peluang berusaha Besaran dampak timbulnya
kesempatan kerja
dan peluang
berusaha yaitu besar lowongan pekerjaan yang dapat diisi oleh tenaga kerja setempat dan besar peluang usaha yang dapat dimanfaatkan oleh usahawan setempat.
2.
Timbulnya kecemburuan sosial Besaran dampak timbulnya kecemburuan sosial adalah jumlah anggota masyarakat setempat yang ingin bekerja pada proyek ini namun tidak dapat memanfaatkan kesempatan kerja yang ada.
3.
Terganggunya lalu lintas Besaran dampak terganggunya lalu lintas adalah tingkat gangguan perjalanan yang dirasakan oleh para pengguna jalan.
4.3.2.4. Komponen Kesehatan Masyarakat 1.
Gangguan Kesehatan Masyarakat Besaran dampak gangguan kesehatan masyarakat adalah keluhan masyarakat berkaitan dengan peningkatan gangguan pernafasan dan iritasi mata akibat peningkatan debu di udara, gangguan kenyamanan akibat peningkatan kebisingan. Selain itu kesulitan mendapatkan air bersih
akibat dari penurunan kuaJitas air
permukaan yang digunakan oleh masyarakat sebagai sumber air bersih untuk rumah tangga maupun kegiatan wisata pemandian.
PT. BLANTICKINDO ANEKA
IV -9
I I I I
I I I I I I I I I I I I I I I I
£aporan.ft_{liir UKL ~ UfPL Ruas
2.
la~an
Lais- tHntunan
Penurunan sanitasi lingkungan Besaran dampak penurunan sanitasi lingkungan adalah jumlah sampah non 83 yang ditimbulkan oleh pengoperasian kantor proyek, gudang dan penginapan karyawan
4.3.3.
Tahap Pasca Konstruksi (Tahap Operasi)
4.3.3.1. Komponen Fisik-Kimia 1.
Penurunan kualitas udara Besaran dampak penurunan kualitas udara adalah peningkatan kadar debu di udara dari semula sebesar 55,4 JlQ/Nm3 , meningkat sampai di atas 200 JlQ/Nm3 mendekati ambang batas 230 JlQ/Nm3 .
2.
Peningkatan kebisingan Besaran dampak peningkatan kebisingan semula berkisar antara 55,6 dBA sampai 75,3 dBA, meningkat menjadi sekitar 78 dBA (melewati ambang batas kawasan perdagangan 70 dBA).
4.3.3.2. Komponen Sosial Ekonomi dan Budaya 1. Peningkatan kecelakaan lalu lintas Besaran
dampak
peningkatan
kecelakaan
lalu
lintas
yaitu
peningkatan frekwensi atau angka kecelakaan pada tahap pasca k:onstruksi akibat para pengguna jalan memacu kendaraannya terlalu tinggi.
2.
Terganggunya lalu lintas Besaran dampak terganggunya lalu lintas adalah tingkat gangguan perjalanan yang dirasakan oleh para pengguna jalan sebagai akibat pemeliharaan jalan.
PT. BLANTICKINDO ANEKA ~o~o ~c~o ~COI!Wl~
.If. ~ R. Ket
Pukt. Ket.. Kebayimln 8Bro. Jllllvta Selallln
T~(ltDfJTU141JJ
IV -10
I I I I
£aporan )f.~ir UKl ~= UPl Rtr,as Ja~an
Bkutunan
4.3.3.3. Komponen Kesehatan Masyarakat Gangguan kesehatan masyarakat Besaran dampak gangguan kesehatan masyarakat adalah keluhan masyarakat berkaitan dengan peningkatan gangguan pernafasan dan
I I I I I I I I I I I I I I I I
La~s-
iritasi mata akibat peningkatan debu di udara, gangguan kenyamanan akibat peningkatan kebisingan.
4.4.
HAL-HAL LAIN UNTUK MENJELASKAN DAMPAK YANG TERJADI
4.4.1.
Tahap Pra Konstruksi Komponen Sosial Ekonomi dan Budaya Persepsi Positif Masyarakat Merupakan dampak langsung. Pada waktu dilakukan survei topografi, penyelidikan tanah dan survei hidrologi, masyarakat yang melihatnya menyambut
gembira
dan
bersersepsi
peningkatan ruas jalan. Dampak
te~adi
positif terhadap
rencana
selama tahap pra konstru'Ksi,
karena pada tahap konstruksi harapan masyarakat telah menjadi kenyataan.
4.4.2.
Tahap Konstruksi
4.4.2.1. Komponen Fisik-Kimia 1.
Penurunan Kualitas Udara Dampak penurunan kualitas udara merupakan dampak langsung, te~adi
ketika dilakukan mobilisasi alat berat dan material bangunan.
Mobilisasi alat berat dilakukan dengan trailler (long vehicle) yang apabila pembakaran pada mesinnya tidak sempuma akan terjadi pencemaran udara. Sementara pengangkutan material konstruksi dalam bentuk curah seperti pasir, ketika diangkut sebagia"' a
te~adi
debu dan gas
pencemar. PT. BLANTICKINDO ANEKA IIUHIIIIIGc.BIIo'illiDilJIQo~o.._..oJiCQifOIIICCOimii.'OOIT
.,R.IttjapR,Kei.Pdlo..
K«CK&IIU-...,..,_~
~(02fJ7Ml#li
IV -11
I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I
£aporan}4.~ir UKL ,~ UPl Ruas Ja~an
2.
La~s ~ Bktt~. .Hlian
Peningkatan Kebisingan Peningkatan kebisingan merupakan dampak langsung, terjadi sebagai akibat pengoperasian alat pengangkut alat berat dan dump truk pengangkut material. Selain itu sebagaai akibat pengoperasian alat-alat berat pada pekerjaan perkerasan jalan seperti kompalctor dan lain-lain.
3.
Penurunan Kualitas Air Permukaan Penurunan kua!itas air permukaan merupakan dampak langsung, terkadi sebagai akibat dari timbulnya limbah cair domestik dari karyawan dan oli bekas dari perawatan mesin alat-alat berat yang masuk ke sungai atau badan air di sekitar.
4.
Terganggunya Aliran AiriTimbulnya Genangan Air Terganggunya aliran air atau timbulnya genangan air merupakan dampak langsung, terjadi karena ketika dilakukan gali urug pada pekerjaan drainase samping, saluran drainase alami yang telah ada kemungkinan tertimbun, sehingga terjadi gangguan aliran air atau timbulnya genangan air.
5.
Rusaknya Ruas Jalan Rusaknya ruas jalan merupakan dampak langsung, terjadi akibat mobilisasi alat berat dan material dengan menggunakan kendaraan dengan berat melebihi daya dukung jalan.
4.4.2.2. Komponen Biologi Gangguan Kehidupan Biota Perairan Gangguan kehidupan biota perairan yaitu penurunan populasi biota perairan terutama ikan merupakan dampak turunan dari penurunan kualitas air permukaan khususnya peningkatan kadar zat padat tersuspensi (TSS) serta minyak dan lemak.
PT. BLANTICKJNDO ANEKA ~<> ~o ~o~o ~COIIW-'WIT
./1. WJ/aplf.l<el. Puio.
Kst:.~
T~(Mf}7U74'
Bani. Jabl'laSel11m
IV -12
I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I
£aporan )'Lkjiir
4.4.2.3. Komponen Sosial Ekonomi dan Budaya 1.
Timbulnya Kesempatan Kerja Dan Peluang Berusaha Timbulnya kesempatan kerja merupakan dampak langsung, terjadi berkaitan dengan adanya lowongan pekerjaan yang dapat diisi oleh tenaga kerja setempat. Sementara peluang usaha merupakan dampak
langsung,
katena
adanya
peluang
yang
dapat
dimanfaatkan oleh usahawan setempat seperti suplayer ataoJ. owb kontraktor.
2.
Timbulnya Kecemburuan Sosial Timbulnya kecemburuan sosial merupakan dampak langsung, terjadi karena ada sejumlah anggota masyarakat yang berkeinginan untuk dapat
bekerja
pada
proyek
ini
namun
tidak dapat
memanfaatkan kesempatan kerja yang ada karena kesempatan kerja yang terjadi sangat terbatas. 3.
Terganggunya Lalu Lintas Terganggunya lalu lintas berupa gangguan perjalanan yang dirasakan oleh para pengguna jalan merupakan dampak langsung, terjadi akibat mobilisasi alat berat dan material serta pekerjaan perkerasan jalan.
4.4.2.4. Komponen Kesehatan Masyarakat 1.
Gangguan Kesehatan Masyarakat Gangguan kesehatan masyarakat berupa keluhan masyarakat merupakan
dampak
turunan
berkaitan
dengan
peningkatan
gangguan pernafasan dan iritasi mata akibat peningkatan debu di udara, gangguan kenyamanan akibat peningkatan kebisingan serta kesulitan
mencari
air bersih akibat
penurunan
kua\furs air
permukaan.
PT. BLANTICKINDO ANEKA ~c.
- v DlaiiGI!flll'i.e _ , o
~CilHSUI.nKr
Jl.~lf.KM.Ptdo.-K.c.~Batu.~s.htion
~(al0'1:W48
IV-13
I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I
£apomn.Jl~ir UKl- UPl Ruas Jatan
2.
La~s- B~nt~~nan
Penurunan Sanitasi Lingkungan Penurunan sanitasi lingkungan merupakan dampak langsung, te~adi
akibat sampah non 83 seperti potongan plastik, kertas dan
dedaunan yang ditimbulkan oleh pengoperasian kantor proyek, gudang dan penginapan karyawan
4.4.3.
Tahap Pasca Konstruksi (Tahap Operasi)
4.4.3.1. Komponen Fisik"Kimia 1.
Penurunan Kualitas Udara Dampak penurunan kualitas udara karena peningkatan debu dan gas pencemar merupakan dampak langsung, terjadi sebagai akibat peningkatan kepadatan lalu lintas pasca konstruksi.
2.
Peningkatan Kebisingan Peningkatan kebisingan merupakan dampak langsung, terjadi sebagai akibat terjadi sebagai akibat peningkatan kepadatan lalu lintas pasca konstruksi.
4.4.3.2. Komponen Sosial Ekonomi dan Budaya 1. Peningkatan Kecelakaan Lalu Lintas Peningkatan kecelakaan lalu lintas yaitu peningkatan frekwensi atau angka kecelakaan pada tahap pasca konstruksi merupakan dampak langsung,
te~adi
akibat dari para pengguna jalan memacu
kendaraannya tertalu tinggi sehingga melewati batas kecepatan yang diizinkan.
2. Terganggunya Lalu Lintas Terganggunya
lalu lintas
berupa gangguan perjalanan yang
dirasakan oleh para pengguna jalan merupakan dampak langsung, te~adi
sebagai akibat dari pemeliharaan jalan pasca konstruksi.
PT. BLANTICKINDO ANEKA I'LUIIIJIG<> ~c
DEllKillliiiGe IMIINlEIIIBITo
&DlUaiECQNIIIllTliiJ
J[~lt,Kfi.Pulo.J{(fC.~s..tu.hl
IV -14
I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I
Laporan~~ir UKL - UP!. Ruas !alan lafs • Sintunan
4.4.3.3. Komponen Kesehatan Masyarakat Gangguan Kesehatan Masyarakat Gangguan
kesehatan
masyarakat
berupa
keluhan
masyarakat
merupakan dampak turunan berkaitan dengan peningkatan gangguan pemafasan dan iritasi mala akibat peningkatan debu di udara, gangguan kenyamanan akibat peningkatan kebisingan.
4.5.
RINGKASAN DAMPAK DALAM BENTUK TABULASI Ringkasan dampak yang akan terjadi akibat peningkatan ruas jalan Lais - Bintunan dalam bentuk tabulasi disajikan pada Tabel 4.1. berikut ini.
fll
PT. BLANTICKINDO ANEKA ......- o ~o~"'~ "' ~-- ./I• ......,.,IICM,._.IC_~.....,.,.._,..,._ 1...-..jWt}IWI-
IV -15
--• ..: ..... ; ,.., ...
.,....,.,.~..,~~....:..,,.~_,.._.,.~, .._
.. .,.,.., ,,,.,.,_,..._... __,
..-....:..
.o-~• ......,...._,,.,...,.._..,~,. , -•-• . .. ,. ..._...,_.. ,. ,
- • N ,.,_, ...-.
-
... .J .
;o ·· ~.- :u..--:r>.4<'' no .... o- ·•---• • • •· • ' , _,..,, .--._,
2010
-·~,.,.. ..-r..,.!r>~.-..~._ •. _...,. _ ,_.._,._ _ , ·---1-'"' ' ,._,.._...,:vo:....,... ....-,.,.. .....
Tabel4.1 . Matrik Ringkasan Dampak Vang Terjadi No I
Sumbtr Dampak Tahap Pra Konstrukll Survei topografi. tanah dan hidrologi
Jtnlt Dampak
Btearan Dampak
Ktttrangan
Timbulnya persepsl:posilif masyarakat
Sebesar 100 % anggola masyarakat yang diwawancarai setuju ·dan :mendukung rencana peningkatan ruas jalan tsb.
Merupakan dampak langsung
a. Timbulnya kesempatan kerja dan peluang berusaha b. Timbulnya kecemburuan sosial
a. Besar lowongan peke~aan yang dapat diisi oleh tenaga kerja setempat dan besar petuang usaha yg dapat dimanfaatkan oleh usahawan setempat. b. Jumlah anggota masyarakal yang lngin beke~a pada proyek ini namun tidak dapat rnemanfaatkan kesempatan keria yang ada. a. Peningkatan kadar debu dl udara dari semula sebesar 55,4 ).lg/Nm• menlngkat menjadi di alas 200 JJQ/Nm'. b. Peningkatan keblsingan semula sebesar 30,6 dBA meningkat menjadi sekitar 78 dBA (melewati ambang batas kawasan perdagangan 70dBA). c. Panjang:ruas]alan yang rusak d. Tingkat gangguan peijalanan yang dlrasakan oleh para pengguna jalan. e. Keluhan masyarakat berkaitan dengan peningkatan gangguan pernafasan dan iritasi mala akibat peningkatan debu di adara, gangguan kenyamanan aklbat peningkatan keblslngan serta kesulitan mencarl airlbersih aklbat dari penurunan kualllas air permukaan yang dlgunakan oleh masyarakat sebagalsumber air berslh
a. Merupakan dampak langsung b. Merupakan dampak langsung
Tahap Konstruksi Komponen Fislk·Kimla
II A 1
Penerimaantenagake~a
2 Mobilisasi alai beral:dan material
m
a. b. c. d. e.
Penurunan kualltas udara Peningkatan keblslngan Kerusakan ruas jalan Terganggunya lalu llntas Gangguan kesehatan masyarakat
a. b. c. d. e.
Merupakan dampak langsung Merupakan dampak langsung Merupakan dampak langsung Merupakan dampak langsung Merupakan dampak turunan dari penurunan kualitas udara, peningkatan kebisingan dan penurunan kuaiHas air permukaan
IV- 16
~~~~~~?~EKA
A ............. ....... ICK. •
.......,_·--~ ~
- - -.- ·- - - - - - - - - - - - -.- - r..,,.r..,, rn•ruuN
.
Lapomn_AF{tir UKL- IJPL Ruas Jalan Lais ·· Bintunan
I - - - · ...... I • 111'1- • r t n I,._UIBR_IIIil"_ll - - 1 11..,-n
No II
Sumber Oampak Tahap Konstruksi 3 Pengoperasian kantor, gudang dan pengin&pan karyawan
Jenls Oampak a. Penurunan kualitas air permukaan b. Gangguan kehidupan biota perairan c. Penurunan sanitasi lingkungan
4 Pekerjaan drainase
Tlmbulnya gangguan aliran air {timbulnya genangan air)
5 Pekerjaan perl<erasan jalan
a. b. c. d.
PT. BLANTICKINDO ANEK-\ .........., 0
Jt
..
~~ ~ £1~ 0
wv... ~~. l(
~~
r
- - -· ·
_
_
1(...,._",.,., SM- a..w...
.._. _........ .
Penurunan kualitas udara Periingkatan kebisingan Terganggunya lalu lintas Gangguan kesehatan masyarakat
I ••••
lllliii'IJ-WI ' l~-IIJilii
. .I I - I J
Besaran Oampak
Keterangan
.a. Timbulnya limbah cair domestik dari lkaryawan sebanyak 4 m'lhari dan oli bekas clari perawatan mesin alat-alat berat :sebanyak 150 liter pe bulan. Patameter yang akan mengalami pengingkatan adalah BOD, COD, TSS, detergent, amonia, mlnyak dan lemak serta koliform. ·b. Penurunan populasi biota perairan Whususnya nekton atau ikan. c. Jumlah sampah non 83 yang ditimbtilkan oleh pengoperasian kantor proyek, gudang dan penginapan karyawan Luas :dan kedalaman genangan air yang sebelum ·dllakukan pekerjaan dralnase tidak ada gangguan atau genangan air. .a. Peningkatan kadar ~ebu dl udara dari semula berkisar antara 55,4 J.IQ/Nm' meningkat menjadi dl alas 200 ~o~g/Nm'.
;a. Merupakan dampak langsung ib. Merupakan dampak turunan darl penurunan kualitas air permukaan :c. Merupakan dampak langsung
:Merupakan dampak langsung
:a. Merupakan dampak langsung lb. Merupakan dampak langsung :c. Merupakan dampak langsung d. Merupakan dampak turunan·dari penurunan kualltas udara, peningkatan ket:Jisingan dan penurunan kualltas air permukaan
IV- 17
Laporan )f.~ir UKL - UPL Ruas lalan La is- Bintunan
Tabtl4.1. Matrlk Rlngkattn Dampak Yang Ttrjadl (Lanjutan·2) No II
Ill
Sumber Dampak Tahap Konstruksi 6 Pekerjaan pemasangan sarana pelengkap dan penunjang
Tahap PascaiKonstrukal (()perasl) 1 Pengoperasian jalan
2 Pemeliharaan jalan
Jenis Dampak Terganggunya lalu lintas
a. Penurunan kualitas udara b. Peningkatan kebisingan c. Peningkatan kecelakaan lalu lintas d. Gangguan kesehatan masyarakat
Terganggunya lalu lintas
Keterangan
Besaran Dampak
Tingkat gangguan perjalanan yang dirasakan oleh IMerupal
a. Peningkalan kadar debu dl udara dati semula sebesar '55.4 ~g/Nm' meningkat 1menjadi di alas 200 ~g!Nm'. ·b. Peningkalan kebisingan semula sebesar 30,6 dBA, menjadi sekitar 78 dBA (me lew ali am bang batas kawasan perdagangan 70 dBA). ·c. Peningkatan frekwensi atau angka kecelakaan pada tahap pasca konstruksi akibat para pengguna jalan memacu kendaraannya terlalu tinggi. d. Keluhan dengan masyarakat berkaltan peningkalan gangguan pemafasan dan iritasi mala akibat peningkalan debu di udara. gangguan kenyamanan akibat peningkatan keblsingan Tingkat gangguan pe~alanan yang dlrasakan oleh para pengguna jalan.
:a. Merupakan dampak langsung lb. Merupakan dampak langsung •C. Merupakan dampak langsung :d. Merupakan dampak turunan dati penurunan kualltas udara. peningkalan keblslngan
IMerupakan dampak langsung
~~ !::~~!!.S~~?2E~ .c-.-........-.. ...............
IV- 18
A. ~ & IW. ....... """",.._ l#f]:I»CU.
- - ·- .- ·- - - - - - - - - - - - -.- - .
I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I
£aporan ft~ir UKl···"' UPl Ru;as
4.6.
Jatar~ La~s- EHntunan
DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP DAN KEGIATAN LAIN Dl SEKITAR TERHADAP RUAS JALAN LAIS - BINTUNAN Selain dikaji dampak yang terjadi akibat kegiatan peningkatan Ruas Jalan Lais - Bintunan terhadap lingkungan hidup sebagaimana tertuang dalam butir 4.1 sampai butir 4.4. tersebut di depan, maka dikaji pula dampak lingkungan hidup dan kegiatan lain di sekitar terhadap Ruas Jalan Lais - Bintunan sebagai berikut :
4.6.1.
Dampak Longsoran Lereng Jalan Terhadap Ruas Jalan Mengingat bahwa di Daerah Bengkulu merupakan kawasan rawan gempa, potensi longsor bukan saja karena hujan lebat, me\ain'Kan gempa dengan kekuatan lebih dari 6 Skala Richter. Di Sta 1+500 sampai 1+600 sebelah kiri jalan terdapat ancaman longso ran ruas jalan dengan panjang ±50 m. Tempat yang berpotensi longsor belum dilakukan penanganan karena dianggap belum membahayakan. Se\ain ancaman longsor juga terdapat abrasi pantai, yang oleh Kementerian Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Balai Wi/ayah Sungai Sumatera VII Provinsi Bengkulu telah dipasang pengaman pantai sepanjang ±500 m. Pada lokasi terancam longsoran
\'0\"~t
belum dipasang rambu peringatan adanya longsoran. Tempat yang telah terjadi longsor merupakan lereng curam dengan ketinggian sel
lem~
dan
mudah longsor apabila kemiringan lerengnya menjadi semakin curam karena abrasi. Lokasi lain yang berpotensi terjadi longsoran yaitu di Sta 7+200 sampai 7+800 sebelah kiri jalan, yang oleh Kementerian Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Balai Wilayah Sungai Sumatera VII Provinsi Bengkulu telah dipasang pengaman pantai sepanjang ±600 m. Lokasi rawan longsor dan abrasi di Sta 8+100 sampai 8+200 kiri jalan belum dilakukan penanganan dan juga belum dipasang rambu adanya longsoran dan abrasi.
PT. BLANTICKINDO ANEKA IIUolllliiiG 0 Elll:liiB'liiNGO lli'SIGIIN&O IINii\GBIBITe R:!lli\HCt:CIItUlfMI'r
Jl,
~H. Kef.~
K<:.K.._...,S.U. J.af<.ortlos.tabm
Tei!>.Jf'alr.tmf}TW4115
IV -19
I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I
L.aporan}f.~ir UKi.- UP'l Ruas Jalan lals- BintUitan
4.6.2.
Dampak Longsoran Tebing Jalan Terhadap Ruas Jalan Potensi longsoran tebing jalan terdapat di Sta
2;~;400
sampai 2'f.450
sebelah kiri jalan, Sta 3+050 sampai 3+100 sebelah kira jalan. Longsoran dapat
te~adi
apabila turun hujan lebat atau terguncang
gempa dengan kekuatan lebih dari 6 Skala Richter. 4.6.3.
Dampak Pengangkutan Batubara Terhadap Kerusakan Ruas Jalan Di kawasan Ketahun yang berada di sebelah utara ruas jalan Lains
~
Bintunan telah dimulai kegiatan operasional pertambangan batubara, namun pada saat sekarang produksi batubara belum tergolong besar. Batubara hasil pertambangan tersebut diangkaut ke pelabuhan muat yang ada di Teluk Baai Kota Bengkulu. Pengangkutan batubara dilakukan melewati ruas jalan Lais - Bintunan. Setelah ruas jalan lais Bintunan ditingkatkan, namun hanya mampu untuk melayani kendaraan dengan kapasitas 8 ton. Apabila pengangkutan batubara menggunakan kendaranaan dengan kapasitas melebihi 8 ton, maka timbulnya kerusakan ruas jalan dan gangguan lalu lintas bagi pengguna jaran tidak dapat terelakkan.
4.6.4.
Dampak Pertambangan Pasir Laut Terhadap Ruas Jalan Di sekitar ruas jalan Lais -
Bintunan terdapat 2 buah kegiatan
pertambangan pasir laut, yaitu Sumber Rezeki pada Sta 2+750 dan M Sidik pada Sta 4+700, keduanya berada pada kawasan pantai di sebelah kiri jalan pada jarak 200 sampai 300 meter dari ruas ]alan tersebut. Komponen kegiatan pada pertambangan pasir taut yang berdampak terdadap Ruas Jalan Lais - Bintunan adalah pengangkutan pasir laut hasil
pertambangan,
Dampak terjadi ketika
armada
pengangkutan pasir laut hasil pertambangan dengan kapasitas melewati batas yang diizinkan memasuki Ruas Jalan Lais - Bintunan. Dampak yang
te~adi
berupa rusaknya ruas jalan dan gangguan kelancaran raru
lintas pada Ruas Jalan Lais - Bintunan, yaitu di sekitar persimpangan jalan masuk ke lokasi pertambangan pasir laut..
UJ
PT. BLANTICKINDO ANEKA ...- c. .,....... <:> ~ <> ~ o ....-:t-u.o~ A,..,.&"-'I'IIIIII.X..K..,._..~...,._~
1~101'1""....
IV -20
I I I I I I I
&bV
I
: · Program Pengelolaan dan • Pemantmmn Li ~ .~ ·· ··gan Hidup I
.I I I
.I I. I I I
l
I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I
£aporan}f~ir UKl- UP!. Ruas Ja!an La is- Bintunan
BABV PROGRAM PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
5.1.
PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
5.1.1.
Tanap Pra Konstrul<si Komponen Sosial Ekonomi dan Budaya Tlmbulnya Persepsi Masyarakat a.
Sumber Dampak Komponen kegiatan yang menjadi sumber dampak adalah survei topografi, survei tanah dan survei hidrologi
b.
Tolok Ukur Dampak Tolok ukur dampak dampak persepsi masyarakat adalah jumlah atau presentasi anggota masyarakat yang berpersepsi positit terhadap proyek.
c.
Tujuan Pengelolaan Lingkungan Hidup Tujuan pengelolaan lingkungan hidup adalah untuk mengoptimalkan dampak positif berupa persepsi masyarakat.
d.
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Melakukan sosialisasi kepada masyarakat khususnya yang akan terkena dampak mengenai manfaat dari peningkatan ruas jalan lais - Bintunan, dan sosialisasi rencana upaya pengelolaan dampak negatif yang kemungkinan akan timbul.
e.
Lokasl Pengelolaan Lingkungan Hidup Permukiman di sepanjang ruas jalan Lais - Bintunan, termasuk dalam wilayah Kecamatan Lais meliputi Desa Pasar Lais, Oesa
v -1
I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I
£aporan)IR.fiir UKl- UPl Ruas Jalan lais- Bintunan
Durian Daun dan Desa Air Padang, termasuk wilayah Kecamatan Baik Nau meliputi Desa Bintunan.
f.
Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup Selama tahap pra konstruksi tengah berlangsung.
g.
lnstitusi Pengelolaan Lingkungan Hidup 1). Pelaksana
Kontraktor/Sub Kontraktor
2). Pengawas
Konsultan Supervisi dan P2JN Provinsi Bengkulu
3). Penerima Laporan
Satuan
Ke~a
Direktorat Bina Teknik
Direktorat Jenderal Bina Marga dan BLH Kabupaten Bengkulu Utara, Dinas PU Kabupaten Bengkulu Utara, Dinas PU Provinsi Bengkulu, Dinas Perhubungan Kabupaten Bengkulu Utara dan Dinas Perhubungan Provinsi Bengkulu.
5.1.2
Tahap Konstruksi
5.1.2.1. Komponen Fisik-Kimia 1.
Penurunan Kualitas Udara a.
Sumber Dampak Komponen kegiatan yang menjadi sumber dampak adalah 1). Mobilisasi alat berat dan material dan 2). Pekerjaan perkerasan jalan.
b.
Tolok Ukur Dampak Tolok ukur dampak menurunya kualitas udara adalah nilai ambang batas dari parameter kualitas udara ambient yang telah ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999 (lihat
Tabel5.1.).
PT. BLANTICKINDO ANEKA ~c~o~o~o~~ Jf.~.,Kal.l"uln.Ko!e.~&mi.~SW.IMI
r.lp.A"u;W2f}TU748
v -2
I I I I I I I
£aporan)ll~ir UKl- UPl Ruas Jalan lais- Bintunan
Tabel5.1 Baku Mutu Kualitas Udara Ambient Parameter Sulfur Dioksida (S0 2) Nitrogen Dioksida (NOz)
Karbon Monooksida (CO)
Satuan
Baku Mutu *)
IJg/m" IJQ/ms IJQ/m3 IJQ/m3 1Jg/m3
900
400 30.000 2 230
Timbal (Pb) TSP (Debu) $umber : PP 41 Tahun 1999.
c.
Tujuan Pengelolaan Lingkungan Hidup Tujuan pengelolaan lingkungan hidup adalah untuk mencegah, meminimisasi dan mengendalikan dampak negatif Penurunan kualitas udara yang terjadi karena Peningkatan kadar debu dan
I I I I I I I I I I I I
gas pencemar.
d.
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup 1). Dalam mengangkut material curah dari sumbemya (quarry) k.e lok.asi proyek k.endaraan pengangkut material dilengk:api dengan penutup dari terpa, agar material yang diangkut tercecer di jalan. 2). Pembatasan volume material agar tidak melebihi kapasitas k.endaraan pengangk.utnya. 3). Memasang rambu/peringatan agar kendaraan pengangkut material mengurangi kecepatan apabila memasu\>1.\ \okasi proyek. 4}. Memberikan peringatan dan sanksi kepada sopir kendaraan pengangkut material jika terbukti melanggar ketentuan rambu lalulintas maupun batas kecepatan. 5). Melakukan penyiraman secara berkala 1 hari sekali pada lahan tempat kegiatan untuk mengurangi kadar debu di udara (terutama di musim kemarau). 6). Kendaraan proyek yang akan keluar areal kendaraan
terlebih
dulu dicuci
(disemprot
Pf
air)
ban untuk
v -3
I I I I I I I
£apomn)l~ir UKl- UPl Rams Jalan lais- Bintunan
membersihkan dari kotoran (tanah /lumpur) sehingga tidak terbawa ke luar areal proyek Galan eksisting}. 7). Apabila masih terjadi ceceran pada jalan eksisting segera dibersihkan. 8). Apabila
kerusakan
permukaan
jafan
segera
diperbaiki. 9). Peralatan
dan
kendaraan
pengangkut
mater'1al
yang
digunakan dalam kondisi laik jalan, untuk mengurangi pencemaran dan emisi gas buang. 10). Melengkapi pekerja lapangan dengan masker dan peralatan keselamatan
1\ e.
I I I I I I I I I I I I
terjadi
ke~a
(safety helm, dll).
Lokasi Pengelolaan lingkungan Hidup Lokasi pengelolaan lingkungan hidup dilaksanakan di area tapak proyek terutama yang berdekatan dengan kawasan permu'rl.'rrnan, tempat ibadah, gedung sekolah dan kawasan perdagangan. Yaitu pacla Ruas Jalan lais- Argamakmur Km 0 sampai Km 10, Ruas Jalan Lais - Bintunan Sta 0+000 sampai Sta 0+600, Sta 0+850 sampai Sta v2+500, Sta 2+700 sampai Sta
~.
Sta
4+750 sampai Sta 4+800, Sta 4+925 sampai Sta 5+125, Sta 5+525 sampai Stav 5+600, Sta 6+000 sampai Sta 6+-2SlJ, Sta 7+200 sampai Sta 7+300, Sta 7+725 sampai Sta 7+800, Sta 8+200 sampai Sta 11+200, Sta 11+400 sampai Sta 1HVY.!..
f.
Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup Pengelolaan lingkungan hidup dilakukan selama komponen kegiatan mobilisasi alat-alat berat dan material serta
~aan
perkerasan jalan sebagai sumber dampak tengah berlangsung.
g.
lnstitusi Pengelolaan Lingkungan Hidup 1). Pelaksana
Kontraktor/Sub Kontraktor)
2). Pengawas
Konsultan Supervisi dan P2JN Provinsi Bengkulu
PT. BLANTICKINDO ANEKA ~o~<:>~
JI.HVifr11J .... Pulo.JC4tc.l(
v -4
I I I I I I I I I I ,I I I I I I I I I I
£aporan.ft_~ir UKL- UPl Ruas Jalan La is- Bintunan
3). Penerima Laporan
Satuan Kerja Direktorat Bina Teknik Direktorat Jenderal Bina Marga dan BLH Dinas
Kabupaten PU
Bengkulu
Kabupaten
Utara,
Bengkulu
Utara, Dinas PU Provinsi Bengkulu, Dinas
Perhubungan
Bengkulu
Utara
Kabupaten dan
Dinas
Perhubungan Provinsi Bengkulu.
2.
Peningkatan Kebisingan a.
Sumber Dampak Komponen kegiatan yang menjadi sumber dampak adalah 1). Mobilisasi alat berat dan material. 2). Pekerjaan perkerasan jalan.
b.
Tolok Ukur Dampak Tolok ukur dampak dampak tingkat kebisingan adalah baku mutu tingkat kebisingan yang telah ditetapkan dalam Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 48/MNLH /11/1996 (Tabel
5.2.). Tabel5.2 Baku Mutu Tingkat Kebisingan
Peruntukan
Satuan
Pemerintahan dan Fasilitas Umum Perkantoran dan Perdagangan Perumahan dan Pemukiman Perdagangan dan Jasa Ruang terbuka Hijau Rekreasi lndustri
dBA dBA dBA dBA dBA dBA dBA
Ambang
Balas'") 60 65 55
70 50
70 70
Sumber: Kepmen LH No .. Kep-48/MenLH/1111996.
c.
Tujuan Pengelolaan Lingkungan Hidup Tujuan pengelolaan lingkungan hidup adalah untuk mencegah, meminimisasi dan mengendalikan dampak negatif peningl
PT. BLANTICK1NDOANEKA ~o~o~o~o~l!olil5l.ltnRr
.It wg.,.ltiW! l'ulo. If«. ~SinL ~SWIM Talp.IF.u..(f12tJ774Uft
v -5
I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I
£aporan)f~[tir UKL- UPL Ruas Jalan La is - Bintunan
pengoperasian alat berat dalam pelaksanaan fisik Peningkatan Ruas Jalan Lais - Bintunan.
d.
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup 1). Dalam pengaturan I menyusun jam
ke~a
perlu berkoordinasi
dengan masyarakat setempat melalui tokoh masyarakat atau desa
tokoh
guna mengurangi gangguan
kebisingan di saat masyarakat sedang beristirahat. 2). Menggunakan kendaraan dan kendaraan proyek dalam kondisi baik (tidak menimbulkan kebisingan). 3). Pekerja proyek diwajibkan menggunakan pelindung telinga (ear plug) dan peralatan keselamatan kerja (safety helm,
sepatu boot, dll).
e.
Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup Lokasi pengelolaan lingkungan hidup dilaksanakan di area tapak proyek terutama yang berdekatan dengan kawasan permukiman, tempat ibadah, gedung sekolah dan kawasan perdagangan .. Yaitu pada Ruas Jalan Lais- Argamakmur Km 0 sampai Km 10, Ruas Jalan Lais - Bintunan Sta 0+000 sampai Sta 0+600, Sta 0+850 sampai Sta 2+500, Sta 2+ 700 sampai Sta 3+000, Sta 4+750 sampai Sta 4+800, Sta 4+925 sampai Sta 5+125, Sta 5+525 sampai Stav 5+600, Sta 6+000 sampai Sta 6+250, Sta 7+200 sampai Sta 7+300, Sta 7+725 sampai Sta 7+800, Sta 8+200 sampai Sta 11+200.
f.
Periode Pengelolaan Llngkungan Hidup Pengelolaan lingkungan hidup dilakukan selama komponen kegiatan mobilisasi alat-alat berat dan material serta pe'Kerjaan perkerasan jalan sebagai sumber dampak tengah berlangsung.
g.
lnstitusi Pengelolaan Lingkungan Hidup 1). Pelaksana
Kontraktor/Sub Kontraktor)
2). Pengawas
Konsultan Supervisi dan P2JN
PT. BLANTICKINDO ANEKA ~6~<>~o~o~Clllii:SULt.Vir Jf..,...R,KftPulo-Kat.~Bam~SWt..M-
T~
IQVJ 1U'T4t
v -6
I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I
£aporan .ftP.,Iiir Ul
Provinsi Bengkulu Satuan Ke~a Direktorat Bina Teknik
3). Penerima Laporan
Direktorat Jenderal Bina Marga dan BLH
Kabupaten
Dinas
PU
Bengkulu
Utara,
Bengkulu
Kabupaten
Utara, Dinas PU Provinsi Bengkulu, Dinas
Perhubungan
Bengkulu
Utara
Kabupaten dan
Dinas
Perhubungan Provinsi Bengi
3.
Penurunan Kualitas Air Permukaan a.
Sumber Dampak Sebagai sumber dampak adalah pengoperasian kantor proyek, gudang dan penginapan karyawan.
b.
Tolok Ukur Dampak Tolok ukur dampak dampak kualitas air permukaan adalah PP 82 Tahun 2001, kualitas air penmukaan kelas I (lihat Taber 5.3.) Tabel5.3
Baku Mutu Kualitas Air Permukaan Untuk Parameter Kunci Kelas I Parameter
Satuan
Baku Mutu
FISIKA Jumlah padat terlarut Jumlah padat tersuspensi KIM lA
mg/L mg/L
1.000 50
pH
Amonia bebas (NH 3-N) Oksigen terlarut (DO} Minyak Lemak Deterjen BODs GGQ Detergent MIKROBIOLOGI Fecal coliform Total coliform
-
6-9
mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L m§/b ug/L
0,5
1 0,2 2 10 200
MPN/100ml MPN/100ml
100 1000
6
Sumber: PP 82, Tahun 2001
v -7
I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I
£apora:n)f.~ir Ui(l- UPL Ruas Jalan lais- Bintunan
c.
Tujuan Pengelolaan Lingkungan Hidup Tujuan pengelolaan !ingkungan hidup adalah untuk mencegah, meminimisasi dan mengendalikan dampak negatif Penurunan kualitas air permukaan yang
te~adi
akibat pengoperasian kantor
proyek, gudang dan penginapan karyawan.
d.
Upaya Pengelolaan lingkungan Hidup 1). Menyediakan tempat mandi, cuci dan kakus (MCK) yang memenuhi
persyaratan
kesehatan.
Urin
dan
tinja
dimasukkan ke kloset yang diteruskan ke tangki septik (septic tank) yang memenuhi persyaratan kesehatan dan ramah lingkungan. 2). Oli bekas yang timbul dari perawatan mesin-mesin alat berat termasuk genset ditampung dalam drum khusus secara periodik 1 bulan sekali diserahkan kepada pengusaha pengolah oli bekas yang mempunyai izin. Alternatif lain oli bekas dicampur dengan arang yang dibuat dari pembal<aran biomasa, bahan bakar yang diperoleh dapat digunakan untuk pembakaran pada industri/pengrajin batu bata, genting dan gerabah.
e.
Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup Lokasi pengelolaan lingkungan hidup dilaksanakan di area kantor proyek, gudang dan penginapan karyawan.
f.
Periode Pengelolaan lingkungan Hidup Pengelolaan lingkungan hidup dilakukan selama komponen kegiatan kantor proyek, gudang dan penginapan karyawan sebagai sumber dampak tengah berlangsung.
g.
lnstitusi Pengelolaan Lingkungan Hidup 1). Pelaksana
Kontraktor/Sub Kontraktor)
2). Pengawas
Konsultan Supervisi dan P2JN Provinsi Bengkulu
PT. BLANTICKINDO ANEKA ~o~o~c~o~Co:'!N:Wi..ti.NT
.LW~fajfea,KIIf. Puio. Jce.K._ S.U.~Sei.Wm T"""""'u.(Mf}1'l47-
V-8
I I I I I I I I I I I I I I I ,I
£apomn fl~ir UKl- UP!. Ruas Jalan lais- Bintunan
3). Penerima Laporan
Satuan Ke~a Direktorat Bina Teknik Direktorat Jenderal Bina Marga dan BLH Dinas
Kabupaten PU
Bengkulu
Kabupaten
Utara,
Bengkulu
Utara, Dinas PU Provinsi Bengkulu, Dinas
Perhubungan
Bengkulu
Utara
Kabupaten dan
Dinas
Perhubungan Provinsi Bengkulu.
4.
Terganggunya Aliran Air Atau Terjadi Genangan a.
Sumber Dampak Sebagai sumber dampak adalan pekerjaan drainase yang mengakibatkan tertutupnya saluran I drainase eksisting.
b.
Tolok Ukur Dampak luas dan kedalaman genangan air yang tidak diinginkan berada di sekitar tapak proyek selama kegiatan konstruksi berlangsung, yang sebelum dilakukan pekerjaan drainase tidak ada gangguan atau genangan air.
c.
Tujuan Pengelolaan lingkungan Hidup Tujuan pengelolaan lingkungan hidup adalah untuk mencegah, meminimisasi dan mengendalikan dampak negatif terganggunya aliran air atau terjadinya genangan air akibat
peke~aan
drainase
baru.
d.
Upaya Pengelolaan lingkungan Hidup 1). Menyiapkan
saluran
drainase
sementara,
agar
air
permukaan di sekitar lokasi kegiatan dapat tetap menga'lir ke saluran yang masih dapat berfungsi.
I I I I
2). Memastikan saluran drainase tidal< tersumbat (ountu}, terutama pada jam istirahat (sore) sehingga jika pada malam hari turun hujan tidak
te~adi
genangan air di bafu:m jalan
atau daerah sekitar proyek.
f1j PT. BLANTICKINDO ANEKA ~o~o~o~o~~AJII'
JL ~M,IW. ~ Kec.KeN.....- Bmt...-.a-SelaT~(fi2f)'TUT4B
v -9
I I I I I I I
£apomn)l~ir Ul
3). Melaksanakan kegiatan konstruksi di musim kemarau. e.
Lokasi Pengelolaan lingkungan Hidup Lokasi pengelolaan lingkungan hidup dilakukan pada lokasi
-
proyek dan sekitamya yang rawan genangan air. f.
Periode Pengelolaan lingkungan Hidup Pengelolaan
dilakukan
pada
tahap
konstruksi,
selama
pembuatan saluran drainase yang permanen te!an selesai dibuat.
I
g.
I I I
lnstitusi Pengelolaan lingkungan Hidup 1). Pelaksana
Kontraktor/Sub Kontraktor)
2). Pengawas
Konsultan Supervisi dan P2JN Provinsi Bengkulu
3). Penerima Laporan
Satuan Kerja Direktorat Bina Tel
Kabupaten PU
Bengku!u
Kabupaten
Utara,
Bengkulu
Utara, Dinas PU Provinsi Bengl
I I I I I I I I
Bengkulu
Perhubungan Utara
Kabupaten dan
Din as
Perhubungan Provinsi Bengkulu. 5.
Kerusakan Ruas Jalan a.
Sumber Dampak Komponen kegiatan yang menjadi sumber dampak adalah mobilisasi alat berat dan material
b.
Tolok Ukur Dampak Tolok ukur dampak adalah panjang dan Iebar kerusakan pada ruas jalan yang sebelum ada mobilisasi alat berat dan material tidak terjadi kerusakan ruas jalan.
PT. BLANTICKINDO ANEKA ~o~o~o~o~~
Jf..~ll.~ Puto.l<&c.K._S.U. . , . _ . _ Telp}FH'. (O!tf} 7:04/N
v -10
I I I I I I I
£aporan)f~ir UKl- UPl Ruas Jalan Lais- Bintunan
c.
Tujuan Pengelolaan Lingkungan Hidup Tujuan pengelolaan lingkungan hidup adalah untuk mencegah, meminimisasi dan mengendalikan dampak negatif rusaknya jalan umum akibat mobilisasi alat-alat berat dan material konstruksi.
d.
Upaya Pengelolaan lingkungan Hidup 1). Pembatasan volume material agar tidak melebihi kapasitas kendaraan pengangkutnya. 2). Pembatasan volume material agar bobot total kendaraan berikut material tidak melebihi tonase kelas jalan. 3). Memberikan peringatan dan sanksi kepada sopir kendaraan pengangkut material apabila kapasitas muatannya melebihi ketentuan yang ditetapkan.
I I I I I I I I I
4). Kendaraan proyek yang akan keluar areal proyek, ban kendaraan terlebih
dulu dicuci
(disemprot air)
untuk
membersihkan dari kotoran (tanah /lumpur) sehingga Mak terbawa ke luar areal proyek Galan eksisting). 5). Apabila masih terjadi ceceran pada jalan eksisting segera dibersihkan. 6). Apabila
terjadi
kerusakan
permukaan
jalan
segera
diperbaiki.
e.
Lokasi Pengelolaan Ungkungan Hidup Lokasi pengelolaan lingkungan hidup dilaksanakan di jaringan jalan yang digunakan untuk mobilisasi alat-alat berat dan material konstruksi, yaitu Ruas Jalan Lais - Argamakmur Km 0 sampai Km 10 serta Ruas Jalan Lais - Bintunan Sta 0+000 sampai Sta 11 +615.
f.
P9riode Pengelolaan Lingkungan Hidup Pengelolaan lingkungan hidup dilakukan selama komponen kegiatan mobilisasi alat-alat berat dan material sebagai sumber
I I I
dampak tengah berlangsung.
PT. BLANTICKINDO ANEKA ~o~o~o~o~~ ..If_ . . , . . T~
Jl, Ka l"u/D.. Kite. Keb4yotan 1MnL .Jrtlw11l. ,.,.,_ (D211ruT4d
V-11
I I I I I I I
Laponzn .A~ir UKL- UPL Ruas Jalan lais- Bint unan
g. lnstltusl Pengelolaan Lingkungan Hidup
1). Pelaksana
Kontraktor/Sub Kontraktor)
2). Pengawas
Konsultan Supervisi dan P2JN Provinsi Bengkulu
3). Penerima Laporan
Direktorat Jenderal Bina Marga dan BLH Kabupaten Dinas
PU
Bengkulu Utara,
Kabupaten
Bengkulu
Utara, Dinas PU Provinsi Bengkulu, Dinas
Perhubungan
Bengkulu
I' I I I I I I I I I I I I
Satuan Kerja Direktorat Bina Teknik
Utara
Kabupaten dan
Dinas
Perhubungan Provinsi Bengkulu. 5.1.2. 2. Komponen Blologl Gangguan Kehidupan Biota Perairan a.
Sumber Dampak
Merupakan dampak turunan dari penurunan kualitas air permukaan atau sebagai dampak tak langsung dari pengoperasian kantor proyek, gudang dan penginapan karyawan. b.
Tolok Ukur Dampak
Tolok ukur dampak dampak adalah populasi biota perairan yang ada di perairan dekat dengan pengoperasian kantor proyek, gudang dan penginapan karyawan. c.
Tujuan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Tujuan pengelolaan lingkungan hidup adalah untuk mencegah, meminimisasi dan mengendalikan dampak negatif penurunan populasi biota perairan yang terjadi sebagai akibat tak langsung dari pengoperasian kantor proyek, gudang dan penginapan karyawan. d.
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hldup
1}. Menyediakan tempat mandi, cuci dam kakus (MCK} yang ramah linglwngan hldup dan memenuhl persyaratan kesetiafah. Ui"in
v - 12
I I I I I I I I' I I I I I I I I I I I I
£aporan.Jl~ir Ul
dan tinja dimasukkan ke kloset yang diteruskan ke tangki septik (septic tank) yang ramah lingkungan hidup dan memenuhi persyaratan kesehatan. 2). Oli bekas yang timbul dari perawatan mesin-mesin alat berat termasuk genset ditampung dalam drum khusus secara periodik 1 bulan sekali diserahkan kepada pengusaha pengolah oli bekas yang mempunyai izin. Alternatif lain yaitu diolah lebrn 1anjut mencampur oli bekas dengan arang hasil pembakaran biomasa. Dari pencampuran tersebut diperoleh bahan bakar baru yang dapat digunakan untuk pembakaran pada industri bata, genting dan gerabah pada industri rakyat.
e.
lokasi Pengelolaan lingkungan Hidup Lokasi pengelolaan lingkungan hidup dilakukan di area kantor proyek, gudang dan penginapan karyawan.
f.
Periode Pengelolaan lingkungan Hidup Pengelolaan lingkungan dilakukan selama komponen kegiatan kantor proyek, gudang dan penginapan karyawan sebagai sumbe'i
~k
tengah berlangsung.
g.
lnstitusi Pengelolaan Lingkungan Hidup 1)
Pelaksana
Kontraktor/Sub Kontraktor
2)
Pengawas
Konsultan Supervisi dan P2JN Provinsi Bengkulu
3)
Penerima Laporan
Satuan
Ke~a
Direktorat Bina Teknik
Direktorat Jenderal Bina Marga dan BLH Kabupaten Bengkulu Utara, Dlnas PU Kabupaten Bengkulu Utara, Dinas PU Provinsi
Bengkulu, Dinas Perhubungan
Kabupaten Bengkulu Utara dan Dinas Perhubungan Provinsi Bengkulu.
V-13
I I I I I I I
£aporan Jl{liir UKl- UPl Ruas .!alan lais- Bintunan
5.1.2.3. Komponen Sosial Ekonomi dan Budaya 1.
Timbulnya Kesempatan Kerja Dan Peluang Berusaha a.
Komponen kegiatan yang menjadi sumber dampak adalah penerimaan tenaga kerja untuk pelaksanaan konstruksi fisik kegiatan Peningkatan Ruas Jalan Lais - Bintunan. b.
Tolok Ukur Dampak 1). Jumlah angkatan kerja setempat yang diterima di proyek. 2). Tidak terjadi kecemburuan sosial I keresahan masyarakat setempat terkait dengan kegiatan mobilisasi I penerimaan
I' I I I I I I I I I I I I
Sumber Dampak
tenaga kerja. 3). Tidak terjadi gangguan kamtibmas dari masyarakat. c.
Tujuan Pengelolaan Lingkungan Hidup Tujuan
pengelolaan
lingkungan
hidup
adalah
untuk
meningkatkan dan memaksimalkan dampak positif kesempatan kerja dan peluang berusaha yang terjadi akibat mobilisasi tenaga kerja untuk pelaksanaan konstruksi fisik Peningkatan Ruas Jalan Lais - Bintunan. d.
Upaya Pengelolaan Lingkungan 1). Mengharuskan
kepada
Kontraktor
pelaksana
proyek,
Suplayer dan Konsultan supervisi untuk memberi prioritas penerimaan
tenaga
kerja
proyek
yang
berasal
dari
masyarakat setempat yang memenuhi kualifikasi. 2). Mensyaratkan
kepada
kontraktor
pelaksana
untuk
berkolaborasi dengan kontraktor lokal atau badan usaha lokal seperti koperasi dalam penyediaan alat angkutan atau pengadaan material 3). Memberikan informasi adanya penerimaan tenaga kerja melalui Pemerintah Kecvamatan atau Desa setempat. 4). Memberi upah gaji tidak kurang dari standar Upah Minimum Kabupaten Bengkulu Utara yang berlaku saat ini.
v -14
I I I I I I I
£aporan ;4.1(Jiir UKl- UPl Ruas Jalan La is- Bintunan
e.
Pengelolaan dilakukan di wilayah-wilayah desa yang dilalui oleh ruas jalan Lais - Bintunan, yaitu wilayah Desa Pasar Lais, Desa Durian Daun dan Desa Air Padang Kecamatan Lais serta Desa Bintunan Kecamatan Baik Nau. f.
Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup Pengelolaan dilaksanakan pada saat penerimaan tenaga
ke~a
sebelum pekerjaan konstruksi fisik dimulai.
g.
I' I I I I I I I I I I I I
Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
lnstitusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
1) Pelaksana 2)
Kontraktor/Sub Kontraktor Konsultan Supervisi dan P2JN
Pengawas
Provinsi Bengkulu 3)
Penerima Laporan
Satuan Kerja Direktorat Bin a I eknik Direktorat Jenderal Bina Marga dan BLH
Kabupaten
Dinas
PU
Bengl
Kabupaten
Bengkulu
Utara, Dinas PU Provinsi 'Otmg'll.ulu, Dinas
Perhubungan
Bengkulu
Utara
Kabupaten
dan
Din as
Perhubungan Provinsi Bengkulu.
2.
Timbulnya Kecemburuan Sosial a.
Sumber Dampak Kompponen kegiatan yang menjadi sumber dampak adalah penerimaan tenaga
ke~a
untuk pelaksanaan konstruksi fisik
pada kegiatan Peningkatan Ruas Jalan Lais - Bintunan.
b.
Tolok Ukur Dampak Sebagai tolok ukur dampak adalah jumlah anggota masyarakat setempat yang ingin bekerja pada proyek ini namun tidal< dapat memanfaatkan
kesempatan
kerja
yang
ada,
dan
juga
kesempatan kontraktor lokal atau badan usaha berupa f
v -15
I I I I I I I
£aporanfl~ir Ui
yang tidak diberi kesempatan untuk berkolaborasi dengan kontraktor pelaksana.
c.
Tujuan Pengelolaan lingkungan Hidup Tujuan pengelolaan lingkungan hidup adalah untuk mencegah, meminimisasi dan mengendalikan dampak negatif kecemburuan sosial yang terjadi akibat mobilisasi tenaga kerja untuk pelaksanaan konstruksi fisik Peningkatan Ruas Jalan Lais Bintunan serta pengoperasian jalan tersebut.
d.
Upaya Pengelolaan lingkungan 1). Mengharuskan
kepada
Kontraktor
pelaksana
proyek,
Suplayer dan Konsultan supervisi untuk memberi prioritas
I I I I I I I I I I I I
penerimaan
tenaga
kerja
proyek
yang
berasal
dari
masyarakat setempat yang memenuhi kualifikasi. 2). Mensyaratkan
kepada
kontraktor
pelaksana
untuk
berkolaborasi dengan kontraktor lokal atau badan usaha lokal seperti koperasi dalam penyediaan alat angkutan atau pengadaan material 3). Memberikan informasi adanya penerimaan tenaga kerja melalui Pemerintah Kecamatan atau Desa setempat 4). Melakukan
sosialisasi
kepada
masyarakat
bahwa
kesempatan kerja yang ditimbulkan sangat terbatas.
e.
lokasi Pengelolaan lingkungan Hidup Pengelolaan lingkungan hidup dilakukan di wilayah-wilayah desa yang dilakui oleh ruas jalan lais - Bintunan, yaitu wilayaiT Desa Pasar lais, Desa Durian Daun dan Desa Air Padang Kecamatan Lais serta Desa Bintunan Kecamatan Baik Nau.
f.
Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup Pengelolaan dilaksanakan pada saat penerimaan tenaga kerja sebelum pekerjaan konstruksi fisik dimulai.
PT. BLANTICKINDO ANEKA I'I.JJiir:ilt.o~O~<>~O~IXIilliliUI.Uif
.JI.. MfiepM,Kfi,;..... Ka>.KIIbayontne.v. ~ ~ T~({Uf}1W'"*
v -16
I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I
Laporan ft~ir UKl- UPL Ruas Jalan La is- Bintunan
g.
lnstitusi Pengelolaan Lingkungan Hidup 1)
Pelaksana
Kontraktor/Sub Kontraktor
2)
Pengawas
Konsultan Supervisi dan P2JN Provinsi Bengkulu
3)
Penerima Laporan
Satuan Kerja Direktorat Bina Teknik Direktorat Jenderal Bina Marga dan BLH Dinas
Kabupaten PU
Bengkulu Utara,
Kabupaten
Bengkulu
Utara, Dinas PU Provinsi Bengkulu, Dinas
Perhubungan
Bengkulu
Utara
Kabupaten dan
Umas
Perhubungan Provinsi Bengkulu.
3.
Terganggunya Lalu Lintas a.
Sumber Dampak Komponen kegiatan yang menjadi sumber dampak adalah 1). Mobilisasi alat berat dan material, 2). Pekerjaan perkerasan jalan. 3). Pekerjaan pemasangan sarana pelengkap dan penunjang.
b.
Tolok Ukur Dampak Tolok Ukur Dampak adalah tingkat gangguan perjalanan yang dirasakan oleh para pengguna jalan.
c.
Tujuan Pengelolaan Lingkungan Hidup Tujuan pengelolaan lingkungan hidup adalah untuk mencegah, meminimisasi dan mengendalikan dampak negatif gangguan lalu lintas yang terjadi akibat keluar-masuknya kendaraan proyek dan kemungkinan adanya penyempitan jalan dalam pelaksanaan fisik Peningkatan Ruas Jalan Lais - Bintunan.
d.
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup 1). Menerapkan traffic management dalam pelaksanaan proyek.
PT. BLANTICKINDO ANEKA ~ 0 ~0 ~0 ~Q tc:olloiileeot~WU"Bll'
JL . , _ M, Kat
Puto_ KM;, K
T~(D2't}TUT
v -17
I I I I
£aporan )l~ir UKL- UPL Ruas Ja!an La is- Binttman
2). Pelaksanaan
I' I I I I I I I I I I I I
dilakukan di luar peak hour jalan
Lais- Bintunan {akhir pekan) 3). Pemasangan rambu lalu lintas sementara terkalt dengan keberadaan
proyek
(spesifikasi
perambuan
mengikuti
standart perambuan sementara)
I I I
peke~aan
e.
L.okasi Pengelolaan l..ingkungan Hidup Lokasi pengelolaan dilakukan pada sepanjang ruas jalan yang sedang dilakukan
peke~aan
perkerasan dan jalur pengangkutan
material yaitu Ruas Jalan Lais - Argamakmur Km 0 sampai Km
10. f.
Periode Pengelolaan lingkungan Hidup Pengelolaan dilakukan selama mobilisasi alat berat dan material, pekerjaan perkerasan jalan serta pekerjaan pemasangan -sarana pelengkap dan penunjang sebagai sumber dampak berlangsung.
g.
lnstitusi Pengelolaan Lingkungan Hidup 1)
Pelaksana
Kontraktor/Sub Kontraktor)
2)
Pengawas
Konsultan Supervisi dan P2JN Provinsi Bengkulu
3)
Penerima Laporan
Satuan Kerja Direktorat Bina Teknik Direktorat Jenderal Bina Marga dan BLH Dinas
Kabupaten PU
Bengkulu Utara,
Kabupaten
Bengkulu
Utara, Dinas PU Provinsi Bengkulu, Dinas Bengkulu
Perhubungan Utara
Kabupaten dan
Dlnas
Perhubungan Provinsi Bengkulu.
v -18
I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I
£aporan.Jl~ir UKl- UPl Ruas Jalan Lais- Bintlman
5.1.2.4. Komponen Kesehatan Masyarakat 1.
Gangguan Kesehatan Masyarakat a.
Sumber Dampak Gangguan kesehatan masyarakat merupakan dampak turunan dari penurunan kualitas udara, peningkatan kebisingan dan penurunan kualitas air permukaan atau dampak tak langsung akibat dari mobilisasi alat berat dan material,
peke~aan
perkerasan jalan serta pengoperasian kantor proyek, gudang dan penginapan karyawan.
b.
Tolok Ukur Dampak Tolok
ukur dampak dampak adalah keluhan
masyarakat
berkaitan dengan Peningkatan gangguan pernafasan dan lritasi mata akibat Peningkatan debu di udara, gangguan kenyamanan akibat Peningkatan kebisingan. Selain itu kesulitan menaapaYKan air bersih akibat dari Penurunan kualitas air permukaan yang digunakan oleh masyarakat sebagai sumber air bersm untuk tumah tangga maupun kegiatan wisata pemandian.
c.
Tujuan Pengelolaan Lingkungan Hidup Tujuan pengelolaan lingkungan hidup adalah untuk mencegah, meminimisasi dan mengendalikan dampak negatif terganggunya kesehatan
masyarakat
yang
te~adi
akibat
kegiatan
pengangkutan material dan pengoperasian alat berat dalam pelaksanaan fisik Peningkatan Ruas Jalan Lais - Bintunan Peningkatan Ruas Jalan Lais - Bintunan.
d.
Upaya Pengelolaan lingkungan Hidup Mengelola dampak primernya yaitu penurunan kualitas udara, peningkatan kebisingan dan menurunya kualitas air permuf
e.
lokasi Pengelolaan lingkungan Hidup Lokasi pengelolaan lingkungan hidup dilaksanakan di area tapak proyek terutama yang berdekatan dengan kawasan permuimnan,
!!~~~?~E Jt.. Wl,lll'ltll.K
v -19
I I I I I I I
Laporan.A~ir UKl- UPL Ruas Jalan lais- Bintunan
tempat ibadah, gedung sekolah dan kawasan perdagangan. Yaitu pada Ruas Jalan Lais- Argamakmur Km 0 sampai Km 10, Ruas Jalan Lais - Bintunan Sta 0+000 sampai Sta 0+600, Sta 0+850 sampai Sta v2+500, Sta 2+700 sampai Sta 3+000, Sta 4+750 sampai Sta 4+800, Sta 4+925 sampai Sta 5+125, Sta 5+525 sampai Stav 5+600, Sta 6+000 sampai Sta 6+250, Sta 7+200 sampai Sta 7+300, Sta 7+725 sampai Sta 7+<l, Sta 8+200 sampai Sta 11 +200.
f.
Pengelolaan lingkungan hidup dilakukan selama komponen
I' I I I I I I I I I I I I
Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup kegiatan mobilisasi alat-alat berat dan material serta pekerjaan perkerasan jalan serta pengoperasian kantor proyek, gudang dan penginapan
karyawan
sebagai
sumber
dampak
tengah
berlangsung.
g.
lnstitusi Pengelolaan Lingkungan Hidup 1). Pelaksana
Kontraktor/Sub Kontraktor)
2). Pengawas
Konsultan Supervisi dan P2JN Provinsi Bengkulu
3). Penerima Laporan
Satuan Kerja Direktorat BlnaTel
Kabupaten PU
Bengkuru
Kabupaten
Utara,
Bengkulu
Utara, Dinas PU Provinsi tseng'Kulu, Dinas Bengkulu
Perhubungan Utara
Kabupaten dan
Dinas
Perhubungan Provinsi Bengkulu.
2.
Penurunan Sanitasi Lingkungan a.
Sumber Dampak Komponen kegiatan yang menjadi sumber dampak adalah pengoperasian kantor proyek, gudang dan penginapan karyawan
PT. BLANTICKINDO ANEKA ~., ~Q ~ .. ~Q il:Oidie~ Ai'IVI')'IIM,KM!.Pulo.Kec..K~8.wu-.,.__~ T~(tm}7U74W
V-20
I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I
£aporan.Jli.fiir UKl- UPL Ruas Jalan lals- Bintunan
b.
Tolok Ukur Dampak Tolok ukur dampak dampak adalah jumlah sampah non B3 yang ditimbulkan oleh pengoperasian kantor proyek, gudang dan penginapan karyawan.
c.
Tujuan Pengelolaan Lingkungan Hidup Tujuan pengelolaan lingkungan hidup adalah untuk mencegah, meminimisasi dan mengendalikan dampak negatif Penurunan sanitasi lingkungan yang
te~adi
akibat pengoperasian kantor
proyek, gudang dan pengonapan karyawan.
d.
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup 1). Melarang
karyawan
yang
membuang
sampah
pada
sembarang tempat. 2). Menyediakan bak sampah pada setiap ruangan, setelah bak
sampah penuh maka sampah yang ada dalam bak tersebut ditimbun pada tempat penimbunan sampah sementara (TPS) 3). Bekerja sama dengan Pemerintah Desa, Karang Taruna atau dengan Bagian Kebersihan Kabupaten Beng'K:u'ru Utara untuk mengangkut sampah ke Tempat Penimbunan Akhir (TPA) yang ditentukan oleh Pemerintah setempat, secara berkala 3 hari sekali.
e.
Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup Lokasi pengelolaan lingkungan hidup dilaksanakan di area kantor proyek, gudang dan penginapan karyawan.
f.
Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup Pengelolaan lingkungan hidup dilakukan selama komponen pengoperasian kantor proyek, gudang dan penginapan karyawan sebagai sumber dampak tengah berlangsung.
v -21
I I I I I I I I' I I I I I I I I I I I I
£apomn.Jll(liir Ul
g.
lnstitusi Pengelolaan Lingkungan Hidup 1). Pelaksana
Kontraktor/Sub Kontraktor)
2). Pengawas
Konsultan Supervisi dan P2JN Provinsi Bengkulu
3). Penerima Laporan
Satuan Kerja Direktorat Bina Teknik Direktorat Jenderal Bina Marga dan BLH Dinas
Kabupaten PU
Bengkulu Utara,
Kabupaten
Bengkulu
Utara, Dinas PU Provinsi Bengkulu, Dinas Bengkulu
Perhubungan Utara
Kabupaten dan
Dinas
Perhubungan Provinsi Bengkuiu.
5.1.3.
Tahap Pasca Konstruksi (Operasi)
5.1.3.1. Komponen Fisik-Kimia 1. Penurunan Kualitas Udara a.
Sumber Dampak Pengoperasian jalan yang meningkatkan kepadatan kendaraan sehingga menimbulkan emisi gas buang kendaraan bermotor khususnya CO, N02 , 502 , Pb dan debu, yang mempengaruhi kawasan permukiman, tempat ibadah, gedung sekofan dan kawasan perdagangan yang berada di ruas jalan Lais Bintunan.
b. Tolok Ukur Dampak Tolok ukur dampak menurunya kualitas udara adalah nilai ambang batas dari parameter kualitas udara ambient yang telah ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999 (lihat Tabel5.1. di depan).
v -22
I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I
£aponm Jl~ir UKl- UPl Ruas Ja!an La is- B!ntumm
c.
Tujuan Pengelolaan Lingkungan Hidup Tujuan pengelolaan lingkungan hidup adalah untuk mencegah, meminimisasi dan mengendalikan dampak negatif Penurunan kualitas udara yang terjadi akibat pengoperasian ruas jalan Lais - Bintunan.
d.
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Melakukan penanaman pohon di sekitar tapak proyek untuk mengurangi penyebaran polutan. Agar pohon - pohon fersebut dapat berfungsi sebagai barrier maka pohon - pohon tersebut ditanam rapat dari bawah ke atas. Hal ini dapat d"!lal
perdu
yang
ditanam
paling
dekat
dengan
perkerasan jalan sebagai barrier tingkat satu ; 'l:e'n-'te'nan (Acalypha wilkisianan). Tumbuhan ini dapat dibentuk dengan
pemangkasan tertentu. 2). Vegetasi jenis pohon rendah, sebagai barrier tingkat dua tin~a\
yang ditanam dibelakang tumbuhan barrier
satu
antara lain : kembang merak (Euphorbiapulcherima), fillisium decipiens),
(Fillicium
tanjung
(Mimusop
sp),
bungur
(Lagerstroemia spesiosa)
3). Vegetasi
jenis pohon tinggi sebagai barrier
tin~a\
\\ga:
Tembesi (Samanea saman) asam (Tamarindus indica), mahoni (Swietenia mahagoni) dan lain -lain. Jenis vegetasi ini selain berfungsi mengurangi pencem&aK'l juga berfungsi
meredam kebisingan,
memberi rasa sejuk dan
menambah keindahan. Jenis vegetasi pelindung lainnya yang dapat digunakan untuk pengelolaan kualitas udara disajikan pada Tabel 5.4. Secara skematis upaya pengelolaa11
~litas
udara dengan penanaman jenis vegetasi disajikan pada Gambar
5.1.
UJ
PT. BLANTICKINDO ANEKA ~0~0~<>~0~~ A~•.KAI"uui.KIH:.~&Im.b/i1QNb!Seliotlo!o
ra~pH;M.
ttrnJ rurat
v -23
I I I I I I I I' I I I I I I I I I I I I
Laporan)f~ir UKL- UPl Ruas Jalan Lais - Bintunan
Tabel5.4. Jenis - Jenis Vegetasi Yang Dapat Digunakan l:lntuk Pengl!l~laan Kllalltas Udara
No. 1
Namallmiah Nama Daerah a .. Teh Acalypham a Iehan Agave america Aoavec:eae 2 Agave americsna Alamanda Aoocvnaceae 3 Allamanda cathartics Rainmainelidaceae 4 Alligia exelsa Ra!i~tnala Kriminil merah Amaran!hac:eae 5 Affemathera ficodes Amherstia nobilis Bunga ratu LeQumlnosae 6 Rumoawt pailan Graminae 7 Axonopus compressus Bambu pangkas Graminae 8 Arundinata pumilla Bambu cina Graminae 9 Bambusa multiplex Bambu iepaog Graminae 10 Bambusa vu/Qaris ~...~t:~ 11 Barrinatonia asiatica Keben I butun LeQumlnoceae 12 Bauhinia ourourea Bunga Kuou-kuou 13 Bouaenl&lla alabra BouQellvilunou NiCtOOinaceae 14 Brownea capife/la Bunoa Lamoion Leouminoceae 15 Carmona retusa Serut soraoinea 16 Cassia bif/ora Casia oolden Leo.~minosae 17 Cassia siamea Johar LeQuminosae Uliaceae 18 Ch/orophy/um bichetti Lili paris teol daun ootih Pal mae 19 Chrysalidocarpus lutescens Palem kunino Velbenaceae 20 Clerodendron fhomsonae Nona makan slrih Palmae 21 Coccos nucifera Kelaoa Dialium indum Leoominoceae 22 Asam Kranii Sempur Dilleniaceae 23 Di/lenia phipinensis Pangkas kuning Ve!'Denaceae 24 Durante repens Terano bulan Verbenaceae 25 Durante variegate Beringin Morac:eae 26 Ficus benyamina Mer~ 27 Ficus glabela Ficus glabela Dollar Moraceae 28 FICus repens Gamar Leiluminoceae 29 Glinsidia sepium Soka kecit Leo.uminoceae 30 lxora chinesis Graminae 31 Phvlostachvs sulohurea Bambu Kunino Annonaceae Glodooan tiano 32 Po/yalhia lonoifolia Glodooan Annonaceae 33 Po/yathia fragrans Temstroemiac:eae Pusoa 34 Schima noronhae Meranli Dioterocarpaceae 35 Shorea /eprosula Bianoniaceae Kecerutan 36 Spathodea campulata 37 Swietenia mahagoni MahonI MeTiac:eae Tamarindus indica Leiluminosae 38 Asam iawa Conlferac:eae 39 Thu/8 orienta/is Camara Kioas Tapakdara 40 VIIJC8 rosea .. Surnber : Pedoman M'Jtigasi Dampak Kebismgan Akibat L.ahJ Untas JBian. 2004 DPU
v -24
I I I I I I I
Laporan}l~ir UKl- UPl Ruas .la!an Lais- Bintunan
Gambar 5.1. Skema Pengelolaan Kualitas Udara dan Kebisingan ~--------4Ierilispe.r.si ke
Emisi gas buang kendaraan bermotor
Pohon Tinggi Rambatan bising
Pohon rendah Perdu
I I I I I I I I I I I I I
Pag,ar K.awat atau
r-temboik:batu bata
Barner
J
I
~~·---------=~==~==~~~~~Pe~w·~mm~~~~~1 RUMIJA ..... .
Jenis - jenis tanaman yang disarankan : Perdu : Teh-tehan, bluntas, pangkas kuning (atau yang lain lihatTabel 5.1) Pohon rendah : Kembang merak , filisium, angsana, turi, akasia, dll. Pohon tinggi : Tembesi, asam, mahoni, cemara laut, flamboyant Kiara pc!)l'llng, dll Keterangan : 1. Ditanam di area yang berdekatan dengan pemukiman penduduk. 2. Penanaman pohon dilakukan dengan menambah kerapatan karena pada jalan sudah ada tanaman penghijauan baik dikiri maupun kanan.
e.
sisi
Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup Secara umum lokasi pengelolaan lingkungan untuk meminimasi dampak penurunan kualitas udara adalah dengan melaksanakan penanaman pohon di seluruh ruas jalan Lais - Bintunan. Penanaman dilakukan pada kawasan permukiman, tempat ibadah, gedung sekolah dan kawasan perdagangan, yaitu Sta 0+000 sampai Sta 0+600, Sta 0+850 sampai Sta 2+500, Sta 2+700 sampai Sta 3+000, Sta 4+750 sampai Sta 4+800, Sta 4+925 sampai Sta 5+125, Sta 5+525 sampai Stav 5+600, Sta 6+000 sampai Sta 6+250, Sta 7+200 sampai Sta 7+300, Sta 7+725 sampai Sta 7+800, Sta 8+200 sampai Sta 11+200.
v -25
I I I I I I I
Laporan }f~ir UKl- UPl Ruas Jaian lais- Bintunan
f.
Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup Penanaman dilakukan sekali, pemeliharaan yang terdiri dari penyulaman dilakukan setiap setahun sekali. Pemangkasan cabang untuk tanaman di kawasan permukiman, ibadah, gedung sekolah dan perdagangan dilakukan setiap setahun sekali sejak tanaman berumur 2 tahun.
g.
lnstitusi Pengelolaan lingkungan Hidup 1). Pelaksana
Kontraktor/Sub Kontraktor)
2). Pengawas
Konsultan Supervisi dan P2JN Provinsi Bengkulu
3). Penerima Laporan
Satuan Kerja Direktorat Blna Tel
I I I I
BLH Dinas
Kabupaten PU
Bengkulu
Kabupaten
Utara,
Bengkulu
Utara, Dinas PU Provinsi Beng'Kulu, Dinas
Perhubungan
Bengkulu
Utara
Kabupaten dan
Dinas
Perhubungan Provinsi Bengkulu.
2.
Peningkatan Kebisingan a.
Sumber Dampak Pengoperasian jalan yang meningkatkan kepadatan kendaraan sehingga menimbulkan suara I bunyi yang berasal dari suara mesin kendaraan bermotor yang melintas di ruas jalan Lais -
I I I I I I
Bintunan.
b.
Tolok Ukur Dampak Tolok ukur dampak dampak tingkat kebisingan adalah Keputusan Menteri
Negara
Lingkungan
Hidup
Nomor
Kep-
48/MNLH/11/1996 (Tabel5.2. di depan).
V-26
I I I I I I I
£aporan}l~ir UKl- UPl Ruas Jalan La is- Bintunan
c.
Tujuan pengelolaan lingkungan hidup adalah untuk mencegah, meminimisasi dan mengendalikan dampak negatif peningkatan kebisingan yang terjadi akibat pengoperasian jalan Lais Bintunan.
d.
Upaya Pengelolaan lingkungan Hidup Pengelolaan lingkungan dilakukan dengan penanaman vegetasi di sekitar ruas jalan Lais - Bintunan (bariei) sebagaimana pada pengelolaan
kualitas
udara.
Penanaman
dilakukan
pada
kawasan kawasan permukiman, tempat ibadah, gedung sel
I' I I I I I I I I I I I I
Tujuan Pengelolaan Lingkungan Hidup
dan kawasan perdagangan (lihat Tabel 5.5. dan Gam bar 5.1 ).
e.
Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup Lokasi pengelolaan lingkungan hidup dilakukan di sepanjang ruas Jalan Lais - Bintunan, khususnya kawasan permukiman, tempat ibadah, gedung sekolah dan kawasan perdagangan, yaitu Sta 0+000 sampai Sta 0+600, Sta 0+850 sampai Sta 2+500, Sta 2+700 sampai Sta 3+000, Sta 4+750 sampai Sta 4+800, Sta 4+925 sampai Sta 5+125, Sta 5+525 sampai Stav 5+600, Sta 6+000 sampai Sta 6+250, Sta 7+200 sampai Sta 7+300, Sta 7+725 sampai Sta 7+800, Sta 8+200 sampai Sta 11+200.
f.
Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup Pengelolaan lingkungan hidup dilakukan selama ruas jalan lais Bintunan dioperasikan.
g.
lnstitusi Pengelolaan Lingkungan Hidup 1). Pelaksana
Kontraktor/Sub Kontraktor)
2). Pengawas
Konsultan Supervisi dan P2JN Provinsi Bengkulu
3).
Penerima Laporan
Satuan Kerja Direktorat Bina l"eknik Direktorat Jenderal Bina Marga dan BLH
PT. BLANTICKINDO ANEKA I'U.ililliiGe~o~o~clilxledillle~
.If. ~ll,Kfi PIJW.Koec. Keba}Waf!BMI<- ........ ~ ~(IJ2f}7U74n
Kabupaten
Bengkulu Utara,
V-27
I I I I I I I
Lapomn}l{liir UKl- UPl Ruas Jalan lais - Bintunan
Dinas
Kabupaten
Bengkulu
Utara, Dinas PU Provinsi Bengkulu, Dinas Bengkulu
Perhubungan Utara
Kabupaten dan
Dinas
Perhubungan Provinsi Bengkuru. Tabel5.5. Jenis- Jenis Vegetasi Yang Dapat Digunakan Untuk Pengelolaan Kebisingan No.
Nama llmiah
Acacia mangium Bamboosa
1.
I I I I I I I I I I I I I
PU
2.
sp.
Gasia siamea Durant nmens lxora javanica Hevea !ilL Heliconirr sp. Vermenia obtusifolia
3. 4. 5. 6. 7. 8.
Nama Daerah
Volume Jarakdari Ketinggian kerimbunan sumber pengukuran daun(m) dampak (m) (m)
Rata-Ala
redubi
114,39
30,20
4,00
kebisinpa _{liSA) 4,1
Bambu pringgodani Johar
122,03
16,40
2,50
4,9
60,74
9,80
1,20
0,3
Anak nakal
1,68
9,80
1,20
0,8
Soka
1,350
11,20
1,20
0,9
Kekaretan Silb!f -·
1 105 -- 1,792
460 3,20
_1_20 1,20
0.9
3,4
Likuan-Yu
2,464
8,20
1,20
2,3
Akasia man~ium
..
Sumber: Pedoman Mtttgast Dampak Keblstngan Aktbat Lalu Lmtas Jalan, 2004 DPU
5.1.3.2. Komponen Sosial Ekonomi dan Budaya 1.
\
Peningkatan Kecelakaan Lalu Lintas a.
Sumber Dampak Komponen kegiatan yang menjadi sumber dampak adalah pengopersian jalan Lais - Bintunan. Dengan tingkat pelayanan jalan yang sudah lebih baik akan membawa kecenderungan pengguna jalan memacu kendaraannya dengan kecepatan lebih tinggi.
b.
Tolok Ukur Dampak Tolok ukur dampak adalah Peningkatan frekwensi atau angka kecelakaan pada tahap pasca konstruksi akibat para pengguna jalan memacu kendaraannya terlalu tinggi.
U]
PT. BLANTICKINDO ANEKA ~<>~"~"~"~~ JL ~ 1./f.lll. Pufo. Kflc. K • . - Bam .JIIJt;wfR 51!MtMt T~
(ln'J12114llfl
V-28
I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I
£aporan )IRjiir UKl- UPl Ruas Jalan lais - Bintunan
c.
Tujuan Pengelolaa lingkungan Hidup Tujuan pengelolaan lingkungan hidup adalah untuk mencegah, meminimisasi dan mengendalikan dampak negatif
te~adinya
kecelakaan. d.
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup 1). Pengelolaan lingkungan dilakukan dengan pemasangan rambu lalu-lintas (rambu peringatan adanya lokasi sekolah, ibadah, dan pemukiman penduduk, perdagangan) dan rambu pengurangan kecepatan. 2). Pembuatan zebra cross untuk para penyeberang jalan jika belum ada.
e.
Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup Lokasi
pengelolaan
lingkungan
hidup
adalah
kawasan
permukiman, tempat ibadah, gedung sekolah dan 'l
serta
kawasaan
yang
rawan
kecelakaan,
khususnya yang belum dipasang rambu-rambu lalu fintas atau pernah ada rambu namun sudah rusak, sebagaimana disajikan pada Gambar 5.8., Tabel 5. 7. dan Tabel 5.8. f.
Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup Pengelolaan lingkungan hidup dilakukan selama ruas jalan Lais Bintunan dioperasikan.
g.
lnstitusi Pengelolaan Lingkungan Hidup 1). Pelaksana
P2JN Provinsi Bengkulu
2). Pengawas
BLH dan Dinas Perhubunga-r, Kabupaten Bengkulu Utara
3). Penerima Laporan
Satuan Kerja Direktorat Bina Teknik Direktorat Jenderal Bina Marga serta BLH
dan
Dinas
Pl*~an
Kabupaten Bengkulu Utara, Dinas PU
U] PT. BLANTICKINDO ANEKA ~<>~~O~
PM>. KM:, ~BMU. .hJJrMifB!Watan
T~(fm}TU1UJ
Kabupaten
Bengkulu
Utara,
V-29
I I I I I I I
£aporan.,ti,fiir UKL- UPL Ruas Jalan lais • Bintunan
Dinas PU Provinsi Bengkulu, Oinas Perhubungan Kabupaten Bengkulu Utara
I. I I I I I I I
Dinas
Perhubungan
Provinsi Bengkulu. Gambar 5.2. Contoh perambuan untuk kawasan rawan kecelakaan
~ I)
2) Tikungan ke Kanan
nkungan ke Kiri
I I I
dan
€> 4) Tikungan Tajam ke Kiri
5) Tanjakan Curam
7) Tikungan Ganda
8) Awas Anak-anak
10) Rawan longsor
11) Banyak Penyeberang Jalan
13) Banyak Tikungan
PT. BLANTICKINDO ANEKA
=:.=:...-=.:.-::=.:=....... ~jGIJ N'Uit
~ 6) Turunen
9) Hati-hati
12) Kecepatan MaliiiJun
14) Jalan Menanjak
v -30
I I I I I I I
£-aporanJt{mr UKL- UPL Ruas Jafan l ais • Bintunan
Tabel 5.6 Jenis dan Penempatan Rambu di Ruas Jalan Lais Blntunan Sta 0 + 000 sampai Sta 20 + 615, Arah Lais- Blntunaa No. 1. 2.
Simpang Lais sbQ Sta 0 **) 0 + 150 0 + 40Q
0 + 475 0 + 600
3.
1 + 100 1+500
4. 5.
1 + 950 2 + 500 2 'f 750
6.
7. 8. 9.
I I II I I I I I I I I I
3 + 100 3+ 300 4+ 000 4+600 4 + 700
10. 11 . 12. 13. 14. 15.
5 + 200
16. 17.
7 + 150 7 + 500
18.
7 + 700 7+ 900 8 + 100
5+ 900
r-1~-'- . . 20.
8+400
Kode
Jenis Rambu Tikungan ke kanan Tik~,~ngan tajam ke kiri Peringatan rawan kecelakaan Pemasan!'lan aermin cembung Tikungan ganda Hati-hati T ikungan ke kiri Rawan longsor Hati-hati Tikungan tajam ke kiri Tikungan ganda A was, Keluar masuk mobil tambang Hati-hati Tikungan tajam ke kanan Tikungan tajam ke kiri Tikungan garioa Tikungan tajam ke kanan A was, Keluar masuk mobil tambang Hati-hati 'l'ikunqan ke kiri [3anyak tikungan Hati-hati Tikungan tajam ke kanan Keluar masuk kendaraan _ero~ek Hati-hati Rumah makan ~ian menanja.k Banyak tikungan Hati-hati Pemasangan cermin cembung
-- 8 + 800
-·~-·--
9+ 200 10 + 700 11 + 500 11 + 900
12 + 000 12 + 250 12 + 400 13 + 100 12 + 700 13 + 400 14 + 300 14 + 600 15 + 700
26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33.
34.
Tikungan tajam ke kanan Tikul)gan ganda .. Tikungan tajam ke kiri Ti~!:!D9an. taja[ll ke -~!!_~an . Hati-hati Pembatasan kecepatan Tikungan ganda Tanah longsor Tikungan ke kiri Rawan fongsor Banvak tikungan Ba~k tikungan Tikungan tajam ke-kiri Tikungan ke kanan Tikungan ke kiri Hati-hati
PT. BLANTICKINDOANE.KA ....., _ .. _....,._
~
,
-0
.,........flil1) .......... . ,...
,..."'--~
.................
•~gan
Jembatan Sungai Lais
-
7
9 1 10
9 4 7
Pantai Ieija!
·-
-
Tarnlalg pasir laut Pem11itiman Pennulliman Pern'diiliriarl
9 3 3 7
4
-
Tal'l'lba!1g pasir Iaut
9 1 13
PadanQ
3 13 9
Waroog ~an __ Proyek pengaman panlai
---14 13 9
-
___
Jernbatw...Air ·-··--
9
-
21 . 22 . 23. 24. 25.
K11
Rambu 2 4
-·-
-
..
Pei'TTillkman Jernbalan Air Bintunal Pemu11i!nan
4 7 3 4;.·..;:..;L9 PEtiTfdiinan 12 Simpang Batik
.;..;·
-
Nau 7 10 1 10 13 13 4 2 1
Pennu11iiman
9
v -3 1
I I I I I I I
I. I I I I I I I I I I I I
£aporan)f~ir UKl- UPl Ruas Jalan lais- Bintlman
Simpang Lais Jenis Rambu sbg Sta 0*") 16 + 500 Tikungan ke kanan 35. -~36"~ ="JLt~~O- . . , ~IikUJ!~n~~ekjr;i=,====~===' 17 + 600 Banyak tikungan 37. Hati-hati 17 + 700 Rawan longsor 38. 18 + 200 Rawan longsor 39. 18 + 900 Banyak tikungan 40. 19 + 100 Rawan longsor 41. 19 + 300 42. Rawan longso_r-· 19 + 600 Banyak tikungan 43. Hati-hati 44. 20 +400 Tikungan tajam ke kanan Hati-hari 20 + 550 45. ~ngan tajam ke kiri Keterangan: Dasar penentuan rambu adalah stnpmap **) : Simpang Lais sebagai Sta 0+000 No.
Kode Rambu 2
Keterangan
1 13 9 10 10 13 10 10 13 9 3 9 4
.
-
-
·-------·
Simpang Limas Permukiman Permukiman
.
Tabel5.7 Jenis dan Penempatan Rambu di Ruas Jalan LaisBintunan Sta 20 + 615 sampai Sta 0 + 000, Arah Bintunan -lais No.
Simpang Laissbg Sta
Jenis Rambu
0 ··) 20 + 650 20 + 400
1. 2.
Tikungan taiam ke kanan Tikungan ke kiri
Kode Raml:m
Keterangan
4 2
Simpang Limas Permukiman
··---·-----.. ..- ...-....-....... ----·-13 Banyak tikU.!J9_?0 ------· -~r--·· Tikungan tajam ke kanan 4. 3 Hati-hati 9 ··-------Banyak tikungan 19 + 500 13 5. Hati-hari 9 ............ -·-·10 -+ 300-- B.~~l!.f!_~n.gsor __________ ~-6. - -19 .......- . - -........... ..----.. ·----19 + 100 Rawan longsor 10 7. 18 + 800 2 8. c----------_Tik~~.n_k~l<.8..1!§lll__ ~-·-·---- ----------w•"" Banyak tikungan _ 9. 18 + 400 13 17 + 700 _Tikungan tajam ke kiri __ ···-···-------4 10. ·-----------1-f.- 17 + 700 Rawan longsor 10 ·---17 + 300 4 .. ~ -·----------_!ikUf!ll§l_O taj_am_~~-ki~--- --·---·------·------·--·16 + 500 10 13. Rawan longsor ···Pemukiman 15 + 800 Tikungan ke kanan 14. 2 9 Hati-hati -14 + 200 Tikungan ke kiri 1 15. --13 + 200 Banyak tikungan 13 16. 13 + 100 Rawan longsor 10 17. 13 12 + 850 Ban~ak tikungan ~:. -19. 12 + 400 Rawan longsor 10 12 + 400 Tikungan ke kanan 20. 2 12 + 300 Banyak tikungan 13 21. 12 + 250 Rawan longsor 10 22. Hati-hati Si Baik 11 + 900 9 23. ........
~
~--·------
~
~----------
20 + 100 19 + 700
"
·-·~---
--~--·~---·-·-
~-~
-~-·------
-~
PT. BLANTICKINDO ANEKA ~o~O~<>~o ~t:::oidta:D.Ilt Jltl(lapit,ICo!l.hlo,I«<.K~Ibro..~~ T~(Off}7UT.fftl
V-32
I I I I I I I I I I I I I I I I I I I
£aporan .Jl~ir UK!..- UPl Ruas Jalan La is- Bintunan
No.
Simpang Lais sbg Sta
Kode Rambu
Jenis Rambu
0 **j
24. 25. 26, 27. 28.
11 +550 10 +800 9 + 400 9 + 200 8 + 500
29.
8 +400
30. 31. 32.
7 + 950 7 + 800 7+ 500
33. 34.
7 + 200 6 + 200
35.
4+700
4 + 050 + 200 3'C --3 2 + 750 38.
Tikungan ke kanan Tikungan ke kiri TikblnQan tajam ke kanan Ban~ak tikungan Banyak tikungan Hati-hati Pemasangan cermin cembung
2 1
40. 41. 42. 43. 44.
1 + 150 0+ 800
3 PermukimanPermukiman
13 13 9
-
Jembatan Air Bintunan
Proyek i)engaman pantai
13 9 --
--
~-
4 13
-
9
Jembatati Air . -- Padang Tambahg pasif !aut
--
Permukiman -- -- 7--- --Permukiffian ____ 7 __ Tambang pasir -~·--···-··--·
!aut
9
--
---~-·
Tikungan_~arl'l_~~~iri
Tik_ungan _9(3_nd~----Rawan longsor Hati-hati Tikungan k~ kiri Tikungan ganda Hati-hati -Tikungarli<e kiri ----------·-·--
7 4 -:-7 10 9
-
·--
Pantai terjar·----
---
1 7 9
~---;--
0 + 250 45. Keterangan: Dasar penentuan rambu ada/ah stnpmap **) : Simpang Lais sebagai Sta 0+000
2.
Nau Permatinan Peinukiinman
6
---~~~-
2 + 700 2 + 600 2 + 100 1 + 500
----
12
Jalan menurun Rumah makan Keluar masuk kendaraan proyek Hati-hati Tikungan tajam ke kiri Banyak tikungan Hati-hati Awas, Keluar masUR mooil tam bang Hati-hati Tikungan ganda Tikungan ganda Awas, Keluar masuk mobil tam bang Hati-hati Tikungan_ganda
36.
39.
Pembatasan kecepatan
Keterangan
1
··Ada masjid ·
Terganggunya Lalu Lintas
a. Sumber Dampak Komponen
kegiatan
sebagai
sumber
dampak
adalah
pemeliharaan jalan yang berakibat terganggunya lalu lintas bagi pengguna ruas jalan Lais - Bintunan.
v- 33
----
I I I I I I I
£aporan fl.{liir UKL- UPl Ruas Jalan lais- Bintunan
b.
Tolok ukur dampak adalah tingkat gangguan
pe~alanan
yang
dirasakan oleh para pengguna jalan sebagai akibat pemeliharaan jalan. c.
Tujuan Pengelolaan Lingkungan Hidup Tujuan pengelolaan lingkungan hidup adalah untuk mencegah, meminimisasi dan mengendalikan dampak negatif terganggunya lalu lintas.
d.
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
1). Menerapkan traffic management dalam pelaksanaan proyek.
I I I I I I I I I I I I I
Tolok Ukur Dampak
2). Pelaksanaan
peke~aan
dilakukan di luar peak hour jalan
lais- Bintunan (akhir pekan) 3). Pemasangan rambu lalu lintas sementara terkait demgan keberadaan
proyek
(spesifikasi
perambuan
mengikuti
standart perambuan sementara) e.
Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup lokasi pengelolaan dilakukan pada lokasi sebelum dilakukan pemeliharaan jalan dan pada jalur pengangkutan mater1a'L
f.
Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup Pengelolaan lingkungan hidup dilakukan selama
peke~aan
\
pemeliharaan ruas jalan Lais - Bintunan berlangsung. g.
lnstitusi Pengelolaan Lingkungan Hidup 1). Pelaksana
Kontraktor/Sub Kontraktor)
2). Pengawas
Konsultan Supervisi dan P2.~ Provinsi Bengkulu
3). Penerima laporan
Satuan
Ke~a
Direktorat Bimr Teknil<
Direktorat Jenderal Bina Marga dan BLH Dinas
Kabupaten PU
Bengk.u\'u IJ\ara,
Kabupaten
Bengkulu
Utara, Dinas PU Provinsi Bengkulu,
V-34
I I I I I I I
£apomn)'lRjiir UKL- UPL Ruas Ja!an lais- Bintunan
Dinas Bengkulu
Utara
Kabupaten dan
Dinas
Perhubungan Provinsi Bengl
5.1.3.3. Komponen Kesehatan Masyarakat Terganggunya Kesehatan Masyarakat a.
Sumber Dampak Terganggunya kesehatan masyarakat sekitar terjadi sebagai dampak turunan dari Penurunan kualitas udara dan Peningkatan kebisingan atau sebagai dampak tak langsung akibat dari pengoperasian jalan.
b.
I I I I I I I I I I I I
Perhubungan
Tolok Ukur Dampak Tolok ukur dampak dampak adalah keluhan masyarakat berkaitan dengan Peningkatan gangguan pernafasan dan iritasi mata akibat Peningkatan
debu
di
udara,
gangguan
kenyamanan
akibat
Peningkatan kebisingan.
c.
Tujuan Pengelolaan Lingkungan Hidup Tujuan pengelolaan lingkungan hidup adalah untuk mencegah, meminimisasi dan mengendalikan dampak negatif terganggunya kesehatan masyarakat yang terjadi akibat pengoperasian Ruas Jalan Lais - Bintunan setelah dilakukan peningkatan.
d.
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Mengelola dampak primernya yaitu Penurunan kualitas udara dan Peningkatan kebisingan.
e.
lokasi Pengelolaan lingkungan Hidup Lokasi pengelolaan lingkungan hidup dilakukan di area tapak proyek terutama yang berdekatan dengan kawasan permukimarr, lampat ibadah, gedung sekolah dan kawasan perdagangan.
m
PT. BLANTICKINDO ANEKA ~c~o~o~o~~
A. ~•.Kal.
PuJo. Koo. Kfiii!YM!n a-..~ S
~(1)2fJ7247oiBII
V-35
I I I I I I I
Laporan )l{liir UKl- UPl Ruas Jalan lais- Bintunan
f.
Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup Pengelolaan lingkungan hidup dilakukan selama ruas jalan Lais Bintunan dioperasikan.
g.
lnstitusl Pengelolaan Lingkungan Hidup 1). Pelaksana
Kontraktor/Sub Kontraktor)
2). Pengawas
Konsultan Supervisi dan P2JN Provinsi Bengkulu
3). Penerima Laporan
Direktorat Jenderal Bina Marga dan BLH Kabupaten Bengkulu Utara, Dinas PU
I' I I I I I I I I I I I I
Satuan Ke~a Direktorat Bin a Teknik
Kabupaten Bengkulu Utara, Dinas PU Provinsi
Bengkulu, Dinas Perhubungan
Kabupaten Bengkulu Utara dan Dinas Perhubungan Provinsi Bengkulu.
5. 2.
PEMANTAUAN UNGKUNGAN HIDUP
5.2.1.
Tahap Pra Konstruksi Komponen Sosial Ekonmomi dan Budaya Timbulnya Persepsi Masyarakat a.
Dampak Yang Dipantau Dampak yang dipantau adalah persepsi masyarakat terhadap rencana kegiatan Peningkatan Ruas Jalan Lais - Bintunan.
b.
Sumber Dampak Komponen kegiatan yang menjadi sumber dampak adalah pekerjaan survei topografi, survei tanah dan survei hidrologi.
c.
Tujuan Pemantauan Lingkungan Hidup Tujuan pemantauan lingkungan hidup adalah untuk mengetahui sejauh mana timbulnya persepsi positif masyarakat se'tempat terhadap
Peningkatan
Ruas
Jalan
Lais
-
Bintunan
dapat
dioptimalkan.
!I:~~!!S~?~~ Jt.wy.,.. •. l'li!!l./>ufi.>,Kec..~&vv..~~ ~(021)rn74#
Vi -36
I I I I I I I
Laporanjl~ir UKl- UPl Ruas Jalan lais - Bintunan
d.
Jumlah atau presentasi anggota masyarakat yang berpersepsi positif terhadap Peningkatan Ruas Jalan Lais- Bintunan.
e.
Metode Pemantauan Lingkungan Hidup 1). Metode Pengumpulan dan Anafisis Data : Data
dikumpulkan
masyarakat
dengan
melalui
wawancara
menggunakan
terhadap
kuisioner.
anggota
Data
yang
terkumpul dianalisis secara tabulasi. 2). Lokasi Pemantauan Ungkungan Hidup : Pemantauan dilakukan permukiman atau desa-desa yang d"rlalui
r I I I I I I I I I I I I
Parameter Lingkungan Hidup Yang Dipantau
oleh ruas jalan Lais - Bintunan, yaitu wilayah Desa Pasar Lais, Desa Durian Daun dan Desa Air Padang Kecamatan Lais serta Desa Bintunan Kecamatan Baik Nau. 3). Jangka Waktu dan Frekuensi Pemantauan : Jangka
waktu
pemantauan
dilakukan
selama
tahap
pra
konstruksi dengan frekwensi cukup sekali saja.
f.
lnstitusi Pemantauan Lingkungan Hidup 1). Pelaksana
Kontraktor/Sub Kontraktor
2). Pengawas
Konsultan Supervisi dan P2JN Provfnsi Bengkulu
3). Penerima Laporan
Satuan Kerja Direktorat Bina Telf..'i'i/f... Direktorat Jenderal Bina Marga dan BLH Kabupaten Bengkulu Utara, Dinas PU Kabupaten Bengkulu Utara, Dinas PU Provinsi
Bengkulu, Dinas Per~an
Kabupaten Bengkulu Utara dan Dinas Perhubungan Provinsi Bengkulu.
v -37
I
I I
Laporan fl.~ir UKl- UPl Ruas .lalan La is · Bintunan
I I I I I
5.2.2.
Tahap Konstruksi
5.2.2.1. Komponen Flslk-Kimia 1.
Penurunan Kualitas Udara a.
Dampak Yang Dipantau Dampak yang dipantau adalah penurunan kualitas udara karena peningkatan kandungan debu, timbal (Pb) dan gas pencemar (S02. N02 dan CO) di udara.
b.
Sumber Dampak Komponen kegiatan yang menjadi sumber dampak adafah 1). Mobilisasi alat berat dan material, 2).
I I I I I I I I I I I I I
Peke~aan
perkerasan
jalan.
c.
Tujuan Pemantauan Lingkungan Hidup Tujuan pemantauan lingkungan hidup adalah untuk mengetahui sejauh
mana
keberhasilan
dan
effektivitas
penge~o~aan
lingkungan penurunan kualitas udara akibat mobilisasi alat berat dan material serta
d.
peke~aan
perkerasan jalan.
Parameter Lingkungan Hidup Yang Dipantau Parameter lingkungann hidup yang dipantau adalah kandungan debu, Timbal (Pb) dan gas pencemar di udara seperti S02, N02 dan CO.
~
e.
Metode Pemantauan Lingkungan Hidup 1). Metode Pengumpulan dan Analisis Data Pengumpulan data dilakukan dengan cara pengambilan sampel di lapangan, selanjutnya dilakukan analisis di laboratorium lingkungan hidup. Analisis data dilakukan dengan metode perbandingan antara hasil pemantauan dengan baku mutu yang telah ditetapkan (label 5.1. di depan). Metode analisis, peralatan yang digunakan dipertihatkan Tabel 5. 7.
!!~~"2S~?~!.,~
.._...,.._ .... .._.KM.JI'...,._....._...._.._. ,....._llfZ1},. .....
v -38
I I I I I I I
I
£aporan)l~ir UKl- UPl Ruas Jalan lais- Bintunan
Tabel5.8. Metoda, Peralatan Sampling dan Analisis Kualitas Udara
1
802
Waktu Pengu kuran 1 jam
2
N02
1 jam
3
co
1 jam
4
Pb
1 jam
5
Deou ·
Para meter
No
·lJam
Metode Sampling Jenis Peralatan Sampling Gas Gas Sampler detection Gas Gas Sampler detection Gas Gas Sampler detection Dust detection
Dust Samoler ·oust · · ··· ·oust detection Sampler
Metode Analis Ana lisis
Peralatan
Spektrofoto metrik Analisis Saltzman Non Dispersive Infra Red (NDIR) Spektrofoto metrik: · Gravimetrili:
Spektrofoto meter Spek:trofoto meter NDIR Analyzer Spektrofoto meter Timba:ngan analitik
2). Lok.asi Pemantauan Lingk.ungan Hidup
I I I I I I I I I I I I
Lokasi pemantauan k:ualitas udara dilakuk:an di 2 (dua) titik: disesuaik:an
dengan
jadwal
komponen
k:egia\a"i'l 'jang
menjadi sumber dampak, yaitu : -
Titik satu (U1} diambil di kawasan permukiman d.' Desa Durian Daun, titik: ini diambil untuk: mewak:ili kualitas udara kawasan permukiman dan tempat ibadah, ~ opeta tergambar dekat Sta 1+800.
-
Titik dua (U2) diambil di kawasan
permukffri'at1 di
Simpang Baik Nau Desa Bintunan, titik ini diambil untuk mewakili
kualitas
udara
kawasan
permuk\'i"N?ii'•
~an
perdagangan, pada peta tergambar dekat Sta 11+900. 3)
Jangka Waktu dan Frekuensi Pemantauan Pemantauan dilakukan selama masa konstruksi berlangsung dengan frekwensi 3 (tiga) bulan sekali.
f.
lnstitusi Pemantauan Lingkungan Hidup 1)
Pelaksana
Kontraktor/Sub Kontraktor
2)
Pengawas
Konsultan Supervisi dan P2.J.N. Provinsi Bengkulu
V/-39
I I I I I I I
Laporan}l~ir UKl- UPL Ruas .!alan lais • Bintunan
3)
Satuan
Ke~a
Direktorat Bina Teknik
Direktorat Jenderal Bina Marga dan BLH
Kabupaten
Dinas
PU
Bengkulu
Kabupaten
Utara,
Bengkulu
Utara, Dinas PU Provinsi Bengkulu, Perhubungan
Dinas Bengkulu
Utara
Kabupaten dan
Dinas
Perhubungan Provinsi Bengkulu.
2.
Peningkatan Kebisingan a.
Dampak Yang Dipantau Dampak yang dipantau adalah tingkat kebisingan terutama yang
I I I I I I I I I I I I I
Penerima Laporan
terjadi di permukiman penduduk.
b.
Sumber Dampak Komponen kegiatan yang menjadi sumber dampak adalah 1). Mobilisasi alat berat dan material. 2). Pekerjaan perkerasan jalan.
c.
Tujuan Pemantauan Lingkunga Hidup Tujuan pemantauan lingkungan hidup adalah untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan dan efektivitas upaya pengelolaan lingkungan peningkatan kebisingan akibat mobilisasi alat-alat berat dan material konstruksi serta
peke~aan
perkerasan jalan.
\.
d.
Parameter Lingkungan Hidup Yang Dipantau Parameter lingkungan hidup yang dipantau adalah tingkat kebisingan.
e.
Metode Pemantauan Lingkungan Hidup 1). Metode Pengumpulan dan Analisis Data_: Pengumpulan data dilakukan melalaui pengukuran tingkat kebisingan di lapangan dengan menggunakan peralatan
Sound Level Meter.
Analisis
data dilakukan
dengan
membandingkan antara hasil pengukuran dengan baku mutu
~~~~~?~!.,~ A_,., It Kat l'ulo. KK.K"ebe_..,. a.u, ~ SeWloll'
JWpJF..,._ (O:n}
nu.ua
v -40
I I I I I I I
£aporan Jf{liir UKl- UPl Ruas Jabm lais - Bintuna11
menurut Keputusan Menteri Negara Ungkungan Hidup Nomor : Kep- 48/MenLH/11/1996 (Baku mutu kebisingan dapat dilihat pada Tabel 5.3). 2). Lokasi Pemantauan Ungkungan Hidup
Lokasi pemantauan dilakukan di 2 (dua) titik sesuai dengan titik pemantauan kualitas udara. 3). Jangka Waktu dan Frekuensi Pemantauan
Pemantauan dilakukan selama masa konstruksi berlangsung dengan frekwensi 3 (tiga) bulan sekali. f.
I I I I I I I I I I I I I
lnstitusi Pemantauan lingkungan Hidup 1)
Pelaksana
Kontraktor/Sub Kontraktor)
2)
Pengawas
Konsultan Supervisi dan P2JN Provinsi Bengkulu
3)
Penerima laporan
Satuan
Ke~a
Direktorat Bin a Teknik
Direktorat Jenderal Bina Marga dan BLH Dinas
Kabupaten PU
Bengkulu Utara,
Kabupaten
Bengkulu
Utara, Dinas PU Provinsi Bengkulu, Dinas
Perhubungan
Bengkulu
Utara
Kabupaten dan
Dinas
Perhubungan Provinsi Bengkulu.
3.
Penurunan Kualitas Air Permukaan a.
Dampak Yang Dipantau Dampak
yang
dipantau
adalah
Penurunan
kuaiitas
air
permukaan karena Peningkatan kadar TSS, TDS, BOD, COD, Amonia, Detergent, Minyak dan Lemak serta koliform.
b.
Sumber Dampak Komponen kegiatan yang menjadi sumber dampak adalah pengoperasian
kantor
proyek,
gudang
dan
pengmapan
karyawan.
PT. BLANTICKINDO ANEKA ~<> ~0 ~o ~0 l'aliiiCIIIaecadiLTAJtr L~.,kei.I"'M>.~K~&m..hlfl:wiiJSWim
T~(O;lt17UI'4H
v -41
I I I I I I I
I I I ,I I I I I I I I I I
\.
£apomn )l~ir Ul
c.
Tujuan Pemantauan Lingkungan Hidup Tujuan pemantauan lingkungan hidup adalah untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan dan efektivitas upaya pengelolaan lingkungan
Penurunan
pengoperasian
kantor
kualitas proyek,
air
permukaan
gudang
dan
akibat
penginapan
karyawan.
d.
Parameter Lingkungan Hidup Yang Dipantau Parameter lingkungan hidup yang dipantau adalah kandungan TDS, TSS, pH, BOD, COD, DO, Amonia,
Dete~en,
Minyak dan
Lemak serta koliform.
e.
Metode Pemantauan Lingkungan Hidup 1). Metode Pengumpulan dan Analisis Data_: Pengambilan sampel air permukaan pada setiap titik dilakukan
dengan
menggunakan
alat Karemer Water
Sampler dan ditampung dalam alat penampungan air
Oerigen), sehingga untuk satu kolom air akan diwakili oleh satu jerigen sam pel air. Untuk menjaga agar sampel air yang telah
diambil tidak terkontaminasi dan rusak selama
pengangkutan maka sampel air tersebut diawetkan sesuai dengan parameter yang dianalisis dan jerigen-jerigen air tersebut dimasukkan dalam Cool Box yang berisi es. Parameter-parameter kualitas air yang mudah berubah dan tidak dapat diawetkan seperti pH dan oksigen terlarut (DO) dianalisis di lokasi pada saat pengambilan sampel (in situ). Sedangkan untuk. parameter-parameter k.ulitas air yang lain akan dianalisis di laboratorium (Tabel 5.8.). Selanjutnya hasil analisis dibandingkan dengan baku mutu menurut PP 82 Tahun 2001 kualitas air sungai kelas I (Lihat Tabel 5.3).
V-42
I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I
£aporo:n )fkjiir UKL- UPL Ruas .!alan lads- Bintunan
Tabel 5.9. Metode Analisis Kualitas Air Permukaan Parameter Yang Diukur Amonium
Rentang
Satuan
5-60/50
mg/L
Kolometri dengn Nessler
0,005-
mg/L
mg/L
Kolorimetri dengan perak dietil ditiokarbamat lnkubasi pada temperatur 20 C, 5 hari Refluks secara tertutup
mg/L
Titrimetri
0,25 BOD
mg/L
COD
5-50
Oksigen terlarut pH Koli tinja
1-14 20-60 koloni/ 100mL
Kolitotal
Satuan pH Jml/100 mL
Teknik Pengujian
°
Elektrometri Saringan membran
Jm\1100 mL Tabung fermentasi
TDS
mg/L
Gravimetri
TSS
mg/L
Gravimetri
Spesifikasi Nleloda Pengujian SNI19-16551989 SNI19-26011992 sw. t;\R,-'2!5()31991 SNI 06-25041991 SNI 00..24241996 SNI 00..11401989 SNI 19-39561995
SNi f&4t581995 SNI 00..1136-
1989 Dete~en
O,Q1-2
SNI 06-11351989 SNI 06-2476-
Spektofotometri dengan 199:1 biru metilna Minyak 1-50 mg/L Ekstraksi dengan SNI 06-41591996 dan Lemak _,_ ,_. Petroleumeter . -- . ·- -·-·M--0¥ -··-- .. ··- -· Sumber Data . Keputusan Menten Negara Ungkungan H1i1up Rl Nomor 37 Tahun 2003 tentang Metode Ana/isis Kuafitas Air Permukaan dan Pengambilan Sampel Air Permukaan (Jg/L
'
2). Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup Sungai yang terdekat dengan kantor proyek, gudang dan penginapan karyawan sebelah hulu sebanyak 1 titik dan sebelah hilir 1 titik, yaitu Sungai Lais, Air Padang dan Air Bintunan. 3). Jangka Waktu dan Frekuensi Pemantauan Pemantauan dilakukan selama masa konstruksi berlangsung dengan frekwensi 3 (tiga) bulan sekali.
f.
lnstitusi Pemantauan lingkungan Hidup 1)
Pelaksana
Kontraktor/Sub Kontraktor)
2)
Pengawas
Konsultan Supervisi dan P2JN Provms·l Bengkulu
V-43
I I I I I I I
£aporan }f.Rjiir UKl- UPl Ruas Jalan lais- Bintunan
3)
Direktorat Jenderal Bina Marga dan BLH Kabupaten Bengkulu Utara.
Dinas PU
Kabupaten Bengkulu Utara,
Dinas PU
Provinsi
Bengkulu, Dinas Perhubungan
Kabupaten
Bengkulu Utara dan Dinas
Perhubungan Provinsi Bengkulu. 4.
Terganggunya Aliran Air atau Terjadi Genangan a.
Dampak Yang Dipantau Dampak yang dipantau adalah terganggunya aliran a·lr atau
I I I I I I I I I I I I I
Penerima Laporan : Satuan Kerja Direktorat Bina Teknik
terjadinya
genangan
di
lokasi
proyek
dan
permukiman
sekitarnya. b.
Sumber Dampak Komponen kegiatan yang menjadi sumber sumber dampak adalah
pekerjaan drainase
samping
yang
men~oatkan
tertutupnya saluran I drainase eksisting. c.
Tujuan Pemantauan Lingkungan Hidup Tujuan pemantauan lingkungan hidup adalah untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan dan efektivitas upaya pengelolaan lingkungan terganggunya aliran air atau terjadinya genangan air
\
akibat pekerjaan drainase samping. d.
Parameter Lingkungan Hidup Yang Dipantau Luas dan kedalaman genangan air dan waktu terjadinya genangan air di lokasi proyek dan permukiman penduduk terdekat
e.
Metode Pemantauan Lingkungan Hidup 1). Metode Pengumpulan dan Analisis Data: Pemantauan ada atau tidaknya genangan dilakukan dengan peninjauan dan pengukuran di lapangan, serta mendapatkan
!!:~~!!S~?~!..~ .Jl~·.Ketl'riiD..KB.~Biru..JalrMI>Sc.IMMJ
Telp.ll'iox. {im} 1U148f
V-44
I I I I I I I
£aporan.Jl(mr UKl- UPl Ruas Jalan La is - Bintunan
I menampung informasi yang berasal dari lingkungan
masyarakat. 2). Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup : Pemantauan dilakukan di lokasi proyek dan area sensitif yang berelevasi rendah berupa pemukiman penduduk, yaitu di Sta 8+900 sampai Sta 9+500. 3). Jangka Waktu dan Frekuensi Pemantauan : Pemantauan dilakukan selama masa konstruksi berlangsung dengan frekwensi pada setiap saat ketika turun hujan rebat.
f.
I I I I I I I I I I I I I
lnstitusi Pemantauan lingkungan Hldup 1)
Pelaksana
Kontraktor/Sub Kontraktor)
2)
Pengawas
Konsultan Supervisi dan P2.1f./ Provinsi Bengkulu
3)
Penerima Laporan
Satuan
Ke~a
Direktorat Bina I e'Kni'K
Direktorat Jenderal Bina Marga dan BLH Dinas
Kabupaten PU
Bengkulu Utara,
Kabupaten
Bengkulu
Utara, Dinas PU Provinsi BeT1yKulu, Dinas
Perhubungan
Bengkulu
Utara
Kabupaten dan
Dinas
Perhubungan Provinsi Bengkulu.
5. Kerusakan Ruas Jalan a.
Dampak Yang Dipantau Dampak yang dipantau adalah kerusakan ruas jalan di sekitar !okasi proyek dan pemukiman sekitarnya.
b.
Sumber Dampak Komponen kegiatan yang menjadi sumber dampak adalah mobilisasi alat berat dan material konstruksi melalui ruas Jalan di sekitar.
PT. BLANTICKINDO ANEKA ~o~o~o~o~~
.lt.l!ltliiJaju M,#WI.
, . . KK. Kllbl"lfi>Wl &nl, .ll!iluKW StriAw>
~(lm}TUT41R
V-45
I I I I I I I
I I I I I I I I I I I I I
£aporan Jf.iflir UKl- UPl Ruas Jalan lais- Bintunan
c.
Tujuan Pemantauan lingkungan Hidup Tujuan pemantauan lingkungan hidup adalah untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan dan efektivitas upaya pengelolaan lingkungan kerusakan ruas jalan akibat mobilisasi alat berat dan material konstruksi.
d.
Parameter Lingkungan Hidup Yang Dipantau Parameter lingkungan hidup yang dipantau adalah lokasi dan panjang ruas jalan yang rusak akibat mobilisasi alat berat dan material konstruksi.
e.
Metode Pemantauan Lingkungan Hidup 1). Metode Pengumpulan dan Analisis Data : Pemantauan dilakukan
ada dengan
atau
tidaknya
peninjauan
rusaknya di
ruas jalan
lapangan,
serta
mendapatkan I menampung informasi yang berasal dari lingkungan masyarakat. 2). lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup : Pemantauan dilakukan di lokasi proyek dan jaringan jalan di sekitar yang digunakan untuk mobilisasi alat berat dan material konstruksi, yaitu seluruh ruas jalan dari Sta 0+000 sampai Sta 11 +615 dan Ruas Jalan Lais - Argamai<mur Km 0 sampai Km 10.
(,
3). Jangka Waktu dan Frekuensi Pemantauan : Pemantauan dilakukan selama masa konstruksi berlangsung dengan frekwensi pada setiap saat jika diperlukan.
f.
lnstitusi Pemantauan Lingkungan Hidup 1)
Pelaksana
Kontraktor/Sub Kontraktor)
2)
Pengawas
Konsultan Supervisi dan P2JN Provinsi Bengkulu
3)
Penerima laporan
Satuan Ke~a Direktorat Bina '-e!t\nik Direktorat Jenderal Bina Marga dan BLH Kabupaten Bengkulu Utara
PT. BLANTICKINDO ANEKA ~,~o~o~o~~
.IL ftVEplt KeL Pufo. Kot:.Kti!QI-Bwu.~ s.,r.,_ ~{fl2t}7Ur41t
V-46
!
I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I
£aporan )l~ir UKl- UPl Ruas Jalan La is- Bintunan
5.2.2.2. Komponen Biologi Gangguan Kehidupan Biota Perairan a.
Dampak Yang Dipantau Oampak yang dipantau adalah gangguan kehidupan biota perairan khususnya ikan (nekton).
b.
Sumber Dampak Gangguan kehidupan biota perairan merupakan dampak turunan dari penurunan kualitas air permukaan atau dampak tak langsung dari pengoperasian kantor proyek, gudang dan penginapan karyawan.
c.
Tujuan Pemantauan Lingkungan Hidup Tujuan pemantauan lingkungan hidup adalah untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan dan efektivitas upaya pengelolaan lingkungan terganggunya kehidupan biota perairan akibat tak langsung dari pengoperasian kantor proyek, gudang dan penglnapan karyawan.
d.
Parameter lingkungan Hidup Yang Dipantau Parameter lingkungan hidup yang dipantau adalah jenis ikan yang berada di sungai yang terkena dampak, yaitu Sungal Lais, Air Padang dan Air Bintunan.
e.
Metode Pemantauan Lingkungan Hidup 1}. Metode Pengumpulan dan Analisis Data: Pengumpulan
data
dilakukan
melalui
wawancara
dengan
penduduk setempat yang biasa menangkap ikan di sungai. Hasil wawancara dianalisis secara tabulasi dan dibandingklan dengan rona lingkungan hidup awal. 2). lokasi Pemantauan lingkungan Hidup : Pemantauan dilakukan di sungai-sungai yang terkena dampak yaitu Sungai Lais, Air Padang dan Air Bintunan.
PT. BLANTICKINDO ANEKA ~o~o~o~o~t!:o~Uic~ Jf_ "1Jip•,Ka!.
PIJk>.. Klli:.Ke.b;eyw.v~BanJ.~Selll
r~((IZflnn'""
V-47
------------------------
I I I I I I I
£apomnJLR.fiir Ul
3). Jangka Waktu dan Frekuensi Pemantauan : Pemantauan dilakukan selama masa konstruksi berlangsung dengan frekwensi pada setiap 3 (tiga) bulan sekali. f.
Jnstitusi Pemantauan Llngkungan Hidup 1)
Pelaksana
Kontraktor/Sub Kontraktor)
2)
Pengawas
Konsultan Supervisi dan P2JN Provins·l Bengkulu
3)
Penerima Laporan : Satuan Kerja Direktorat Bina Teknik Direktorat Jenderal Bina Marga dan BLH Kabupaten
l I I I I I I I I I I I
Kabupaten Bengkulu Utara, Dinas PU Provinsi
I
Bengkulu, Dinas Perhubungan
Kabupaten Bengkulu Utara dan Dinas Perhubungan Provinsi Bengkulu. 5.2.2.3. Komponen Sosial Ekonomi dan Budaya 1.
Timbulnya Kesempatan Kerja dan Peluang Berusaha a.
Dampak Yang Dipantau
Dampak yang dipantau adalah timbulnya kesempatan kerja dan peluang berusaha yang diperoleh penduduk setempat dengan adanya mobilisasi tenaga
ke~a
pada kegiatan Peningkatan Ruas
Jalan Lais - Bintunan.
(
i
Bengkulu Utara, Dinas PU
b.
Sumber Dampak
Komponen kegiatan yang menjadi sumber dampak
te~adinya
kesempatan kerja dan peluang berusaha adalah pener'1maan tenaga kerja untuk pelaksanaan fisik peningkatan ruas Jalan Lais - Bintunan. c.
Tujuan Pemantauan Lingkungan Hidup
Tujuan pemantauan lingkungan hidup adalah untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan dan efektivitas upaya penge!'olaan lingkungan kesempatan PT. BLANTICKINDO ANEKA ~0~0~0~"~~
.11. . , . . .. Ita Puro. AM:. ~a.m....,._ SaiMM TWp.JF-. ((Jlf} TUT
ke~a
dan peluang berusaha akibat V- 48
I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I
£aporan Jt_l({iir UKl- UPl Ruas Ja!an !.a is- Bintunan
mobilisasi tenaga kerja untuk pelaksanaan fisik peningkatan ruas Jalan Lais - Bintunan. d.
Parameter Lingkungan Hidup Yang Dipantau Jumlah tenaga kerja dari penduduk setempat yang diterima I terserap
oleh
memanfaatkan
proyek peluang
dan
usahawan
berusaha
lokal
terkait
yang
dengan
dapat proyek
peningkatan ruas jalan Lais - Bintunan. e.
lllletode Pemantauan Lingkungan Hidup 1). Metode Pengumpulan dan Analisis Data : Data dikumpulkan melalui pencatatan jumlah tenaga kerja yang terdapat di proyek dan jumlah tenaga kerja dan usahawan yang berasal dari masyarakat setempat. Data yang terkumpul dianalisis secara tabulasi. 2). Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup : Pemantauan dilakukan pada desa-desa yang dilalui oleh ruas jalan Lais - Bintunan, yaitu Desa Pasar Lais, Desa Durian Daun dan Desa Air Padang Kecamatan Lais serta Desa Bintunan Kecamatan Baik Nau Kabupaten Bengkulu Utara. 3). Jangka Waktu dan Frekuensi Pemantauan : Jangka waktu pemantauan kesempatan kerja dan peluang berusaha dilakukan selama pekerjaan fisik Peningkatan Ruas Jalan Lais - Bintunan berlangsung dengan frekuensi pemantauan dilakukan 6 bulan sekali.
f.
lnstitusi Pemantauan Lingkungan Hidup 1)
Pelaksana
2) Pengawas
Kontraktor/Sub Kontraktor) Konsultan Supervisi dan P2JN Provinsi Bengkulu
3)
Penerima Laporan
Satuan Kerja Direktorat Bina Teknik
v -49
I I I I I I I
£aporan Jf.{liir UK!.- UPl Ruas Jalan lais- Binhman
Direktorat Jenderal Bina Marga dan BLH Kabupaten Bengkulu Utara
2. Timbulnya Kecemburuan Sosial a.
Dampak yang dipantau adalah timbulnya kecemburuan sosial bagi tenaga kerja setempat yang tidak dapat memanfaatkan kesempatan kerja yang terjadi.
b.
I I I I
Sumber Dampak Komponen kegiatan yang menjadi sumber dampak
I I I I I I I I I
Dampak Yang Dipantau
kecemburuan sosial adalah penerimaan tenaga
te~adinya
ke~a
untuk
pelaksanaan fisik peningkatan ruas Jalan Lais - Bintunan.
c.
Tujuan Pemantauan Lingkungan Hidup Tujuan pemantauan lingkungan hidup adalah untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan dan efektivitas upaya pengelolaan lingkungan kecemburuan sosial akibat mobilisasi tenaga kerja untuk pelaksanaan ftsik Peningkatan Ruas Jalan Lais - Bfntunan.
d.
Parameter Lingkungan Hidup Yang Dipantau Jumlah tenaga kerja dari penduduk setempat yang tidak diterima I terserap dan para usahawan (koperasi atau kontraktor fokal)
oleh proyek dan bersikap cemburu.
e.
Metode Pemantauan Lingkungan Hidup 1). Metode Pengumpulan dan Analisis Data: Data dikumpulkan melalui wawancara dengan penduduk setempat terutama angkatan
ke~a.
Selanjutnya data yang
terkumpul dianalisis secara tabulasi. 2). Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup : Pemantauan dilakukan pada desa-desa yang diTafuf oleh ruas jalan Lais - Bintunan, yaitu Desa Pasar Lais, Desa Durian Daun dan Desa Air Padang Kecamatan Lais serta
v -50
I I I I I I I
£aporan J(kjiir UKl- UPl Ruas Jalan lais- Bintunan
Desa Bintunan Kecamatan Baik Nau Kabupaten Bengkulu Utara. 3). Jangka Waktu dan Frekuensi Pemantauan : Jangka waktu pemantauan kecemburuan sosial dilakukan selama Bintunan
fisik Peningkatan Ruas Jafan lais -
berlangsung
dengan
frekuensi
pemantauan
dilakukan 6 bulan sekali. f.
I I I I I I I I I I I I I
peke~aan
lnstitusi Pemantauan lingkungan Hidup
1)
Pelaksana
Kontraktor/Sub Kontraktor)
2)
Pengawas
Konsultan Supervisi dan P2JN Provinsi Bengkulu
3)
Penerima Laporan
Satuan Kerja Direktorat Bina Temik Direktorat Jenderal Bina Marga dan BLH
Kabupaten
Dinas
PU
Bengkulu U\ara,
Kabupaten
Bengkulu
Utara, Dinas PU Provinsi Bengkulu, Dinas Bengkulu
Perhubungan Utara
Kabupaten dan
Oinas
Perhubungan Provinsi Bengkulu.
3. Terganggunya lalu Lintas a.
Dampak Yang Dipantau Dampak yang dipantau adalah terganggunya lalu lintas di ruas jalan Lais - Bintunan dan jaringan jalan sekitar.
b.
Sumber Dampak Komponen kegiatan yang menjadi sumber dampak adalah 1) Mobilisasi alat berat dan material, 2) Pekerjaan perkerasan jalan, 3) Pekerjaan pemasangan sarana pelengkap dan penunjang.
c.
Tujuan Pemantauan Lingkungan Hidup
~~~~~?~~ Jt.lii'IJ;mJII,#Ce
v -51
I I I I I I I
I I I I I I I I I I I I I
£apomnfl.~ir UKl- UPl Ruas .la!anlais- Bintunan
Tujuan pemantauan lingkungan hidup adalah untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan dan efektivitas upaya pengelolaan lingkungan terganggunya lalu lintas akibat mobilisasl alat berat dan material,
peke~aan
perkerasan jalan serta pekerjaan
pemasangan sarana pelengkap dan penunjang.
d.
Parameter lingkungan Hidup Yang Dipantau Parameter lingkungan hidup yang dipantau adalah peristiwa te~adinya
e.
gangguan lalu lintas.
Metode Pemantauan Lingkungan Hidup 1). Metode Pengumpulan dan Analisis Data:
Pengumpulan data dilakukan melalui pengamatan 1'angsung di
lapangan
dengan
parameter
te~adinya
peristiwa
gangguan lalu lintas. Data yang terkumpul dianai\St!! b-ecara tabulasi. 2). lokasi Pemantauan lingkungan Hidup : Pemantauan dilakukan pada ruas jalan yang sedang dilakukan
peke~aan
perkerasan dan jalur
~~utan
material, yaitu seluruh ruas jalan dari Sta 0+000 sampai Sta 11+615 dan Ruas Jalan lais- Argamakmur Km 0 sa.71pai
Km 10.. 3). Jangka Waktu dan Frekuensi pemantauan : Jangka waktu pemantauan dilakukan selama kegiatan konstruksi berlangsung dengan frekwensi setiap saat jika diperlukan.
f.
lnstitusi Pemantauan lingkungan Hidup 1)
Pelaksana
Kontraktor/Sub Kontraktor)
2)
Pengawas
Konsultan
Supervisi
dan
P2JN
Provinsi Bengkulu 3)
Penerima laporan
Satuan
Ke~a
Direktorat Bina Tel
Direktorat Jenderal Bina Marga dan BLH
Kabupaten
Bengkufu
Ufara,
V-52
I I I I I I I
£aporan .ft.~ir UKL- UPL Ruas Jalan Lais- Bintunan
Dinas
Kabupaten
Bengkulu
Utara, Dinas PU Provinsi Bengkulu, Dinas Bengkulu
Perhubungan Utara
Kabupaten dan
Dinas
Perhubungan Provinsi Bengf
5.2.2.4. Komponen Kesehatan Masyarakat 1.
Gangguan Kesehatan Masyarakat a.
Dampak Yang Dipantau Dampak
I I I I I I I I I I I I I
PU
yang
dipantau
adalah
terganggunya
kesehatan
masyarakat berupa terganggunya pernafasan, terjadinya iritasi mata
dan
terganggunya
kenyamanan
serta
kesulitan
mmendapatkan air bersih.
b.
Sumber Dampak Gangguan kesehatan masyarakat merupakan dampak turunan dari Penurunan kualltas udara. Peningkatan kebisingan dan Penurunan kualitas air permukaan atau dampak tak klangsung dari mobilisasi alat berat dan material konstruksi, pel<erjaan perkerasan jalan, pengoperasian kantor proyek, gudang dan penginapan karyawan.
c.
Tujuan Pemantauan Lingkungan Hidup Tujuan pemantauan lingkungan hidup adalah untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan dan efektivitas upaya penge1blaan lingkungan hidup kesehatan masyarakat yang telah dilakukan.
d.
Parameter Llngkungan Hidup Yang Dipantau Parameter lingkungan hidup yang dipantau adalah keluhan masyarakat
atas
terganggunya
pernafasan,
iritasi
mata,
kenyamanan dan kesulitan untuk mendapatkan air bersih. e.
Metode Pemantauan Lingkungan Hidup 1). Metode Pengumpulan dan Analisis Data :
V-53
I I I I I I I
Laporan .JLR]iir UKI.- UPl Ruas Jalan La is- Bintunan
Pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan pengamatan langsung di lapangan serta wawancara dengan masyarakat setempat menggunakan kuisioner. Selain itu mengevaluasi surat aduan dari masyarakat. Selanjutnya Data yang terkumpul dianalisis secara tabulasi. 2). Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup : Pemantauan dilakukan pada permukiman penduduk yang dilalui oleh ruas jalan Lais - Bintunan, yaitu Desa Pasar Lais, Desa Ourian Daun dan Desa Air Padang Kecamatan Lais serta Oesa Bintunan dan Oesa Selolong K.ecamatan
I I I I I I I I I I I I I
Baik Nau Kabupaten Bengkulu Utara. 3). Jangka Waktu dan Frekuensi pemantauan : Jangka waktu pemantauan dilakukan selama kegiatan konstruksi berlangsung dengan frekwensi setiap
b"Crcl'l
j\l
diperlukan. f.
lnstitusi Pemantauan Lingkungan Hidup 1)
Pelaksana
Kontraktor/Sub Kontraktor)
2)
Pengawas
Konsultan Supervisi dan P2JN Provinsi Bengkulu
3}
Penerima Laporan
Satuan Kerja Oirektorat Bin a Teknik Oirektorat Jenderal Bina Marga dan
\
BLH Dinas
Kabupaten PU
Bengkulu Utara,
Kabupaten
Bengkulu
Utara, Oinas PU Provinsi Bengkulu, Dinas Bengkulu
Perhubungan Utara
Kabupaten dan
"D"1nas
Perhubungan Provinsi Bengkulu. 2.
Penurunan Sanitasi Lingkungan a. Dampak Yang Dipantau Dampak yang dipantau adalah Penurunan sanitasi lingkungan akibat te~adinya sampah domestik atau non 83.
V-54
I I I I I I I
£aporan )lijir UKL- UPL Ruas Ja!an lais- Bintunan
b.
Sumber Dampak Komponen kegiatan yang menjadi sumber dampak penurunan sanitasi lingkungan sebagai akibat dari sampah domestik atau non 83 yang timbul dari pengoperasian kantor proyek, gudang dan penginapan karyawan
c.
Tujuan Pemantauan lingkungan Hidup Tujuan pemantauan lingkungan hidup adalah untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan dan efektivitas upaya pengeroraan lingkungan sanitasi lingkungan yang telah dilakukan.
I I I I I I I I I I I I I
d.
Parameter lingkungan Hidup Yang Dipantau Parameter lingkungan hidup yang dipantau adalah jumlah sampah domestik dan penanganan sampah domestik yang terjadi.
e.
Metode Pemantauan Lingkungan Hidup 1). Metode Pengumpulan dan Analisis Data: Pengumpulan
data
dilakukan
dengan
mefakukan
pengamatan langsung di lapangan serta wawancara dengan masyarakat setempat dengan menggunakan kuisioner. Data yang terkumpul dianalisis secara tabulasi. 2). Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup :
\
Pemantauan dilakukan pada ruang kantor proyek, gudang dan penginapan karyawan serta TPS. 3). Jangka Waktu dan Frekuensi pemantauan : Jangka waktu pemantauan dilakukan selama
~eglatan
konstruksi berlangsung dengan frekwensi setiap hari sekali.
f.
lnstitusi Pemantauan Lingkungan Hidup 1)
Pelaksana
Kontraktor/Sub Kontraktor)
2)
Pengawas
Konsultan Supervisi dan P2JN Provinsi Bengkulu
v -55
I I I I I I I
£aporan )fR..,Iiir UKl- UP!. Ruas Jalan lais- Bintunan
3)
Penerima Laporan
Satuan
Ke~a
Direktorat Bina Teknik
Direktorat Jenderal Bina Marga dan BLH Dinas
Kabupaten PU
Bengkulu
Kabupaten
Utara,
Bengkulu
Utara, Dinas PU Provinsi Bengkulu, Dinas Bengkulu
Perhubungan Utara
Kabupaten dan
Dinas
Perhubungan Provinsi Bengkulu.
5.2.3.
Tahap Pasca Konstruksi (Operasi)
5.2.3.1. Ki:lmponen Fislk-Kimia
I
1.
I I I I I I I I I I I I
Penurunan Kualitas Udara a.
Dampak Yang Dipantau Dampak yang dipantau adalah penurunan kualitas udara akibat dari peningkatan kadar debu, timbal dan gas pencemar (802, N02 dan CO).
b.
Sumber Dampak Komponen kegiatan yang
menjadi sumber dampak yaitu
pengoperasian jalan yang meningkatkan kepadatan kenCiaraan sehingga menimbulkan emisi gas buang kendaraan bermotor khususnya CO, N02, 80 2, Pb dan debu, yang mempengaruhi areal pemukiman penduduk, gedung sekolah dan tempat ibadah
\
yang berada di ruas jalan Lais - Bintunan.
c.
Tujuan Pemantauan Lingkungan Hidup Tujuan pemantauan lingkungan hidup adalah untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan dan efektivitas upaya penge'IO\aan lingkungan penurunan kualitas udara yang telah dilakukan.
d.
Parameter lingkungan Hidup Yang Dipantau Parameter lingkungan hidup yang dipantau adalah kandungan debu, timbal dan gas pencemar (S02, N02 dan CO) di OOa'la.
UJ
PT. BLANTICKINDO ANEKA ~0~0 ~0 ~0 ~eall!lli!AHr Jt.~II.KIII.I'>ulo.Ktic.~--tl.u.J~Selabm ~(W/}1W411J
V-56
I I I I I I I
£aporan .Jl{liir UKL.- UPl Ruas Jalan La is- Bintunan
e.
1)
Metode Pengumpulan dan Analisis Data : Pengumpulan data dilakukan dengan cara pengambilan sampel di lapangan, selanjutnya dilakukan analisis di laboratorium lingkungan hidup. Analisis data dilakukan dengan metode perbandingan antara hasil pemantauan dengan baku mutu yang telah ditetapkan (Tabel 5.1. di depan). Metode analisis, peralatan yang digunakan diperlihatkan Tabel 5.6. di depan.
2). lokasi Pemantauan lingkungan Hidup Di sepanjang ruas jalan lais - Bintunan sebanya"K 2 tdua)
I I I I I I I I I I I I I
Metode Pemantauan lingkungan Hidup
titik yaitu : Titik satu (U1) diambil di kawasan permukiman ai" Oesa Durian Daun, titik ini diambil untuk mewakili kualitas udara kawasan permukiman dan tempat ibaoa'n, pada peta tergambar dekat Sta 1+800. Titik dua (U2) diambil di kawasan permuKI'man di Simpang Baik Nau Desa Bintunan, titik ini diambil untuk mewakili kualitas udara kawasan permu\!.mrcm dan perdagangan, pada peta tergambar dekat Sta 11+900. Titik tiga (U3) diambil di kawasan permukimarr di Desa Selolong, titik ini diambil untuk mewakili kualitas udara kawasan permukiman dan tempat ibadah,
~
peta
tergambar dekat Sta 18+300. 3}. Jangka Waktu dan Frekuensi Pemantauan Pemantauan dilakukan selama ruas jalan lais - Bintunan dioperasikan dengan frekwensi 6 (enam) bulan seKali•.
f.
lnstitusi Pemantauan Lingkungan Hidup
1). Pelaksana
Kontraktor/Sub Kontraktor)
2). Pengawas
Konsultan Supervisi dan P2.Jf:.l. Provinsi Bengkulu
PT. BLANTICKINDO ANEKA ~c>~o~o~o~coldl.lcrlJrf
JL~I.KW.Pulo.KK.~s-..wwa.~ T~(ll2f}1Ulat
V-57
I I I I I I I
£aporan }f.R/iir UKl- UPl Ruas Jalan La is· Bintunan
3). Penerima Laporan
Ke~a
Direktorat Bina Teknik
Direktorat Jenderal Bina Marga dan BLH Dinas
Kabupaten PU
Bengkulu
Kabupaten
Utara,
Bengkulu
Utara, Dinas PU Provinsi Bengkulu, Dinas
Perhubungan
Bengkulu
Utara
Kabupaten dan
Dinas
Perhubungan Provinsi Bengkulu. 2.
Peningkatan Kebisingan a.
t I I I I I I I I I I I I
Satuan
Dampak Yang Dipantau Jenis dampak yang dipantau adalah Peningkatan kebisinagn akibat peningkatan kepadatan kendaraan serta kondisi jalan yang menanjak.
b.
Sumber Dampak Komponen kegiatan yang menjadi sumber dampak yaitu pengoperasian jalan yang meningkatkan kepadatan f<enaaraan sehingga peningkatan kebisinagn yang mempengaruhi areal pemukiman penduduk, gedung sekolah dan tempat ibada'n yang berada di ruas jalan Lais - Bintunan.
c.
Tujuan Pemantauan Lingkungan Hidup Tujuan pemantauan lingkungan peningkatan kebisingan adalah untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan dan efektivitas upaya pengelolaan lingkungan Peningkatan kebisingan akibat pengoperasian Jalan Lais - Bintunan.
d.
Parameter Lingkungan Hidup Yang Dipantau Parameter lingkungan hidup yang dipantau adalah tingkat kebisingan.
~~~~~?~~ .._ .,...,M.I'bb. nn•
KM!.~ <u.~Sef.lfM
Tfllp.R'.,.. (OztJ
v -58
I I I I I I I
£aporan fl{liir UKL- UPl Ruas Jalan lais • Bintunan
e.
1). Metode Pengumpulan dan Analisis Data: Pengumpulan data dilakukan dengan pengukuran tingkat kebisingan di lapangan dengan menggunakan peralatan Sound Level Meter. Analisis data dilakukan dengan metode perbandingan antara hasil yang pengukuran dengan baku mutu sesuai Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 48/MNLH/11/1996 (Tabel5.2. di depan). 2). Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup Di sepanjang ruas jalan Lais - Bintunan sebanyak 2 (dua) titik yang sama dengan titik pemantauan kualitas udara.
I I I I I I I I I I I I I
Metode Pemantauan Lingkungan Hidup
3). Jangka Waktu dan Frekuensi Pemantauan Pemantauan dilakukan selama ruas jalan Lais - B'lntunan dioperasikan dengan frekwensi 3 (tiga) bulan sekali.
f.
lnstitusi Pemantauan Lingkungan Hidup 1). Pelaksana
Kontraktor/Sub Kontraktor)
2). Pengawas
Konsultan Supervisi dan P2JN Provinsi Bengkulu
3). Penerima Laporan
Satuan Kerja Direktorat Bina Tel
Kabupaten PU
Bengkuru
Kabupaten
Utara.
Bengkulu
\
Utara, Dinas PU Provins·r Bengl
Perhubungan Utara
Kabupaten dan
Oinas
Perhubungan Provinsi Bengkulu.
5.2.3.2. Komponen Sosial Ekonomi dan Budaya 1. Peningkatan Kecelakaan Lalu Lintas a.
Dampak Yang Dipantau Dampak yang dipantau adalah peningkatan kecelakaan lalu lintas akibat dari adanya lokasi rawan kecelakaan.
VI -59
I I I I I I I
£aporan.J(~r UKl- UPl Ruas Jalan lais - Bintunan
b.
Komponen kegiatan yang menjadi sumber dampak adalah pengopersian jalan Lais - Bintunan (dengan tingkat pelayanan jalan yang lebih baik), yang akan membawa kecenderungan pengguna jalan memacu kendaraannya dengan kecepatan lebih tinggi. c.
Tujuan Pemantauan Lingkungan Hidup Tujuan pemantauan jenis dampak adalah untuk mengetahui sejauh mana keeffektifan pengelolaan yang telah dllakukan dalam menangani dampak Peningkatan kecelakaan lalu lintas.
I I I I I I I I I I I I I
Sumber Dampak
d.
Parameter Lingkungan Hidup Yang Dipantau Parameter lingkungan hidup yang dipantau adalah tingkat dan kefatalan korban kejadian kecelakaan lalu lintas .
e.
Metode Pemantauan Lingkungan Hidup 1). Metode Pengumpulan dan Analisis Data: Pengumpulan data dilakukan dengan cara pengamafan di lapangan dengan parameter tersebut di atas. Analisis data dilakukan
dengan
metode
perbandingan
antara nasi!
pencatatan kejadian pada saat periode pemantauan dengan periode sebelumnya
\
2). Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup : Pemantauan diiaksanakan di lokasi-iokasi yang rawan kecelakaan, antara lain: di kawasan permukiman, tempat ibadah,
gedung
sekolah,
kawasan
perdagangarr dan
tikungan tajam. Yaitu Yaitu pada Ruas Jalan Lais Argamakmur Km 0 sampai Km 10, Ruas Jalan \...a'r.:s Bintunan Sta 0+000 sampai Sta 0+600, Sta 0+850 sampai Sta v2+500, Sta 2+700 sampai Sta 3+000, Sta 4+750 sampai Sta 4+800, Sta 4+925 sampai Sta 5+125, Sta 5+525 sampai Stav 5+600, Sta 6+000 sampai Sta
!!:~~'2S~?~!..~ A . , . S.. .tr.t PlJki. KMe. Kebii)OI>III &lou. Jd1lttlo $cNatMi r~
fiU1J tu74fl
6+2.~.
Sta
V-60
I I I I I I I
£aporan)f~ir UK!..- UPl Ruas Jalan La is- Bintunan
7+200 sampai Sta 7+300, Sta 7+725 sampai Sta 7+800, Sta 8+200 sampai Sta 11 +200. 3). Jangka Waktu dan Frekuensi Pemantauan : Jangka waktu pemantauan dilakukan adalah selama Ruas Jalan Lais - Bintunan dioperasikan, dengan frekuensi setiap saat ketika diperlukan.
f.
1). Pelaksana
Kontraktor/Sub Kontraktor)
2). Pengawas
Konsultan Supervisi dan P2JN Provinsi Bengkulu
I I I I I I I I I I I I I
lnstitusi Pemantauan Lingkungan Hidup
3). Penerima Laporan
Satuan Kerja Direktorat Bina T el
Kabupaten PU
Bengkufu
Kabupaten
Utara,
Bengkulu
Utara, Dinas PU Provinsi 'Beng'i
Perhubungan Utara
Kabupaten dan
Dinas
Perhubungan Provinsi Bengkulu.
2.
Terganggunya Lalu Lintas a.
Jenis Dampak Yang Dipantau Jenis dampak yang dipantau adalah terganggunya lalu IIntas di ruas jalan Lais - Bintunan.
b.
Sumber Dampak Sebagai sumber dampak adalah pemeliharaan jalan yang berakibat terganggunya lalu lintas bagi pengguna jalan.
c.
Tujuan Pemantauan Lingkungan Hidup Tujuan pemantauan lingkungan hidup adalah untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan dan efektivitas upaya pengefofaan lingkungan terganggunya lalu lintas akibat pemeliharaan jalan.
v -61
I I I
£aporan .Jlf(fiir UKl- UPl Ruas Ja!an La is- Bintunan
d.
Parameter lingkungan hidup yang dipantau adalah peristiwa te~adinya
I I I I
e.
I I
I I
gangguan lalu lintas.
Metode Pemantauan Lingkungan Hidup 1). Metode Pengumpulan dan Analisis Data: Pengumpulan data dilakukan dengan cara melal
I I I I I I I I I
Parameter Lingkungan Hidup Yang Dipantau
Pemantauan dilakukan pada ruas jalan Lais - Bintunan yang sedang dilakukan
peke~aan
pemeliharaan jalan a'an jalur
pengangkutan material. Yaitu pada Ruas Jalan Lais Argamakmur Km 0 sampai Km 10, Ruas Jalan 'Lais Bintunan Sta 0+000 sampai Sta 0+600, Sta 0+850 sampai Sta 2+500, Sta 2+700 sampai Sta 3+000, Sta 4+750 sampai Sta 4+800, Sta 4+925 sampai Sta 5+125, Sta 5+525 sampai Stav 5+600, Sta 6+000 sampai Sta 6+250, S'ta 1+200 sampai Sta 7+300, Sta 7+725 sampai Sta 7+800, Sta 8+200 sampai Sta 11 +200. 3). Jangka Waktu dan Frekuensi pemantauan : Jangka waktu pemantauan dilakukan selama
perr.-e'ilr~?J~aan
jalan tengah berlangsung dengan frekwensi setiap saat ketika diperlukan. f.
lnstitusi Pemantauan lingkungan Hidup 1). Pelaksana
Kontraktor/Sub Kontraktor)
2). Pengawas
Konsultan Supervisi dan P2JN Provinsi Bengkulu
3). Penerima Laporan
Satuan Kerja Direktorat BiM. 'tli!lr.ruk Direktorat Jenderal Bina Marga dan BLH Dinas
Kabupaten PU
Bengkuh.t Lltara,
Kabupaten
Bengkulu
V-62
I I I I I I I
£aporan )lijiir Ul
Utara, Dinas PU Provinsi Bengkulu, Dinas
Perhubungan
Bengkulu
Utara
Kabupaten dan
Dinas
Perhubungan Provinsi Bengkulu.
5.2.3.3. Komponen Kesehatan Masyarakat Gangguan Kesehatan Masyarakat a.
Dampak Yang Dipantau Dampak yang dipantau adalah gangguan kesehatan masyarakat
I I I I I I I I I I I I I
berupa terganggunya pernafasan, iritasi mata dan kenyamanan. b.
Sumber Dampak Gangguan kesehatan masyarakat berupa gangguan pernafasan dan iritasi mata merupakan dampak turunan dari penurunan kualitas udara,
sementara
gangguan
kenyamanan
akibat peningkatan
kebisingan. Atau dampak tak langsung pengoperasian ruas ]alan Lais - Bintunan. c.
Tujuan Pemantauan Lingkungan Hidup Tujuan pemantauan lingkungan hidup adalah untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan dan efektivitas upaya pengelolaan lingkungan
\
terganggunya
kesehatan
masyarakat
yang
telah
dilakukan. d.
Parameter lingkungan Hidup Yang Dipantau Parameter
lingkungan
hidup
yang
masyarakat atas terganggunya
dipantau
pernafasan,
adalah
keluhan
iritasi
mata dan
cara
melakukan
kenyamanan. e.
Metode Pemantauan Lingkungan Hidup 1). Metode Pengumpulan dan Analisis Data : Pengumpulan
data
dilakukan
dengan
pengamatan langsung di lapangan serta wawancara dengan
V-63
I I I I I I I
£aporan.Jl{liir UKl- UPl Ruas Jalan La is- Bintunan
masyarakat setempat menggunakan kuisioner dan mengevaluasi surat aduan dari masyarakat. Selanjutnya Data yang terkumpul dianalisis secara tabulasi. 2). Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup : Pemantauan dilakukan pada permukiman penduduk yang dilalui oleh ruas jalan Lais - Bintunan, yaitu Desa Pasar Lais, Desa Durian Daun dan Desa Air Padang Kecamatan Lais serta Desa Bintunan dan Desa Selolong Kecamatan Baik Nau Kabupaten Bengkulu Utara. 3). Jangka Waktu dan Frekuensi pemantauan : Jangka waktu pemantauan dilakukan selama ruas ja\an 'Lais -
I I I I I I I I I I I I I
Bintunan dioperasikan dengan frekwensi setiap saat ketika diperlukan.
f.
lnstitusi Pemantauan Lingkungan Hidup
1). Pelaksana
Kontraktor/Sub Kontraktor)
2). Pengawas
Konsultan Supervisi dan P2JN ProWnsi Bengkulu
3). Penerima Laporan
Satuan Kerja Direktorat Bina Te'f;.'rfft;. Direktorat Jenderal Bina Marga dan BLH Kabupaten Bengkulu Utara, Dmas PU Kabupaten Bengkulu Utara, Dinas PU Provinsi
Bengkulu, Dinas
P~~;W;y..mgan
Kabupaten Bengkulu Utara dan Dinas Perhubungan Provinsi Bengkuw.
5.3.
PENGELOLAAN
DAMPAK
LINGKUNGAN
HIDUP
OAN
KEGIATAN LAIN Dl SEKITAR TERHADAP RUAS JALAN LAISBINTUNAN Komponen lingkungan hidup dan kegiatan lain di sekitar yang berCiampak terhadap keberadaan Ruas Jalan Lais - Bintunan, yang harus dilakukan pengelolaan namun tidak dilakukan pemantauan lingkungan nidup, adalah sebagai berikut :
V-64
I I I I I I I
£aporan Jl~ir UKl- UPl Ruas Jalan La is - Bintunan
5.3.1.
a.
Sumber Dampak Adanya tempat-tempat yang scara geologi terdapat batuan yang lemah dan mudah longsor apabila kemiringannya curam, berakibat terjadinya longsoran bahu dan atau badan jalan serta tebing jalan pada Ruas Jalan Lais - Bintunan.
b. Tolok Ukur Dampak Panjang ruas jalan yang berpotensi longsor.
c. Tujuan Pengelolaan lingkungan Hidup
I I I I I I I I I I I I I
Dampak Longsoran Lereng Terhadap Ruas Jalan
Tujuan pengelolaan adalah untuk mencegah dan/atau meminimalkan terjadinya longsorang jalan akibat kondisi alam.
d.
Upaya Pengelolaan Lingkungan 1). Pemasangan bronjong lereng jalan yang rawan longsor (Gambar 5.3.)
2). Menambah
pemasangan
rambu
pemberi
tahuan
adanya
longsoran pada jarak 200 m sebelum tempat longsoran. 3). Memperbaiki atau memasang baru pagar pengaman yang rusak atau yang sama sekali belum ada. 4). Memperapat tanaman pada bagian yang berpotensi longsor dengan tanaman penguat lereng seperti bambu,
\
5). Memasang dinding penguat tebing pada ruas jalan yang berpotensi longsor dan berdampingan dengan Ruas Ja\an 'Lais Bintunan,
e.
Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup Pengelolaan dilakukan di lokasi-lokasi yang berpotensi terjadi longsoran untuk longsoran bahu dan badan jalan Sta 1+500 sampai 1+600 sebelah kiri jalan terdapat ancaman longsoran ruas jalan dengan panjang ±50 m, Sta 8+1 00 sampai 8+200 kiri jalan.
UJ
PT. BLANTICKINDO ANEKA ~o~o~o~o~i:OII~I.UAJIT
Jl. MlfM
V-65
I I I I I I I
£apomn.Jl~ir Ul
++Tabel5.10 Tabel Rencana Penanganan longsoran Sta 0 + 000 sampai Sta 20 + 615, Arah Lais- Bintunan
I I I I I I. I I I
Sta
1.
1 +500 sd 1 +600 Kiri jalan
Penanganan (M' • Pemasangan beronjang padla areal setinggi 10 m dan panjang 5!\l m Penanaman vegetasi penguat !ereng: bambu, kaiiandra, johar, lamtoro, rerumputan Oilarang membuang salllpillh pada arealyanglongsor -;----~2. "-·a+ Longsor lereng Pemasangan beronjang padla areal sd pada pantai setinggi 4 m dan panjang 30m 8+200 terkena abrasi, Penanaman vegetasi penguat panjang 30m lereng: bambu, kaliandra, johar, Kiri jalan lamtoro, ~ndan, war:!!_ _______ Keterangan: Dasar penentuan rambu adalah stnpmap
Jenis Longsoran Longsoran lereng pada pantai terjal, panjang 50 m
1oo-
I I I I
No.
**)
f.
: Simpang Lais sebagai Sta 0+000
Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup Pengelolaan dilaksanakan selama dioperasikannya Ruas Jalan Lais - Bintunan.
g.
lnstitusi Pengelolaan Lingkungan Hidup 1). Pelaksana
Kontraktor/Sub Kontraktor)
2). Pengawas
Konsultan Supervisi dan P2JN Provinsi Bengkulu
3). Penerima Laporan
Satuan Kerja Direktorat Bina Teknik Direktorat Jenderal Bina Marga dan BLH
\.
Kabupaten Bengkulu Utara, D"tnas PU Kabupaten Bengkulu Utara, Dinas PU Provinsi Bengkulu, Dinas Pertmoungan Kabupaten Bengkulu Utara dan Dinas Perhubungan Provinsi Bengku\u.
PT. BLANTICKINDO ANEKA ~o~OliESIGMIIColtldllllEIISITo~(::(III!IJU'.IJn'
.II..,. •. r.....,-..... f'OnJ
Kt>G.IQ!Nywwp a-u. Jakml ~ TU74SJ
~,.,..,
v -66
I I I I I I I
£apomn)lfjiir UKl- UPL Ruas Jalan lais • Bintunan
'
''
'
',,i
I I I I
Lereng asli
''
'
''
Saluran tepi Bahu jalan ;erkerasan ialan
\
I I I I I I I I I
',,
r-11P_ _ _ _ _ , -\ I
Gambar 5.3. Contoh Penanggulangan Lereng
5.3.2.
Dampak Pengangkutan Batubara dan Pasir Laut Terhadap Ruas Jalan a. Sumber Dampak Pengangkutan batubara dan pasir laut hasil penambangan, jika dilakukan dengan menggunakan truk melebihi kapasitas jalan 8 ton, berdampak terjadinya kerusakan ruas jalan.
b.
Tolok Ukur Dampak Panjang
ruas jalan
yang
rusak karena
dilalui oleh
armada
pengangkutan hasil tambang.
c.
Tujuan Pengelolaan Lingkungan Hidup Tujuan pengelolaan adalah untuk mencegah dan/atau meminimalkan terjadinya dampak kerusakan Ruas Jalan Lais - Bintunan oleh karena dilaluii armada angkut hasil tambang.
d. Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Mengharuskan para pemilik usaha pengangkutan batubara atau pasir laut untuk melaksanakan pengelolaan lingkungan hidup sebagai berikut:
v -67
--
I I I I I I I
£aporan Jf{/iir UKl- UPl Ruas Jalan lais- Bintunan
1)
Pembatasan volume batubara atau pasir laut agar tidak melebihi kapasitas kendaraan pengangkutnya.
2). Pembatasan volume batubara atau pasir laut agar bobot total kendaraan berikut material tidak melebihi tonase kelas jalan. 3). Memberikan peringatan dan sanksi kepada sopir kendaraan pengangkut material apabila kapasitas muatannya melebihi ketentuan yang ditetapkan. 4). Kendaraan pengangkut batubara atau pasir laut yang akan keluar areal pertambangan, ban kendaraan terlebih dulu dicuci (disemprot air) untuk membersihkan dari kotoran (tanah /lumpur) sehingga tidak terbawa ke luar areal pertambangan Galan
-I I I I I I I I I I I I
------------------------------,
eksisting). 5). Apabila masih terjadi ceceran pada jalan eksisting segera dibersihkan. 6). Apabila terjadi kerusakan permukaan jalan segera diperbaiki. e.
Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup Pengelolaan dilakukan di sepanjang Ruas Jalan Lais - Bintunan.
f.
Periode Pengelolaan lingkungan Hidup Pengelolaan dilaksanakan selama dioperasikannya Ruas Jalan Lais - Bintunan.
g.
lnstitusi Pengelolaan lingkungan Hidup 1). Pelaksana
Pemilik Usaha/Kegiatan Pengangkutan Hasil Tambang
2). Pengawas
Konsultan Supervisi dan P2JN Provinsi Bengkulu
3). Penerima Laporan
Satuan
Kerja Direktorat Bina Teknik
Direktorat Jenderal Bina Marga dan BLH Kabupaten Bengkulu Utara, Dinas PU Kabupaten Bengkulu Utara, Dinas PU Provinsi
Bengkulu, Dinas Perhubungan
v -68
I I I
£aporan~ UKL - UPL Ruas Jalan Lais- Bintunan
Kabupaten Bengkulu Utara dan Dinas Perhubungan Provinsi Bengkulu.
I I I I
I I I I
I I I I I
\
I I I I
~ PT. BLANTICKINDO ANEKA
.............,... "-·"...,.,_""'.......... T,...._,,_
~ <) ~ O ~ O ~II ~t.llii!U..WIJ
v -69
I. I I
I-
I I I I I I I
I I I..
I I I I I I
£aporan jl.~ir UKL - UPL Ru as Jalan lais • Bi11tunan
I :I I I I I I I I I I I I I I I I I I
BABVI TANDA TANGAN DAN CAP Demikian Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup Rencana Peningkatan Ruas Jalan Lais Bintunan ini, kami buat sesuai dengan Lampiran II Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 13 Tahun 2010 Tanggal 7 Mei 2010 Tentang Format Penyusunan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UKL-UPL), untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Jakarta,
Oktober 2011
Ka. Sub.Dit. Teknik Lingkungan & Keselamatan Jalan, Dit.Jen Bina Marga
lr. Herry vaza. M.Enq SE.
NIP:19620204 198703 1002
VI - 1
I I I I. I I I I I I I I I I I I \
I I I I
ata
I I I I I I I I I I I I I
I I I I I I I
HASIL ANALI SIS PENGUJIAN KUALITAS UDARA AMBIENT Nomor: 012 /Lab-HIPERKES-0512011 Tanggal Pelaksanaan Lokasi
No
Parameter
16 Agustus 2011 1 Muko-muko/Jl raya muko-muko padang/S: 02 33' 37,1" Rum us
Debu
PM(10)
Hasil Analisis
BML
Metode
Peralatan
1
co
1 Karbon Monoksida 2
Satuan
Kimia
E: 101 06' 21,3"
'
614,127
'
51,990
/Nm
J.Jg/Nm
10,000 p a.rarosanilin
UV-V1S Spectrofotometer
envimetric
Dust sampler - AAS
30,3%
Direct reading
Heat Stress Digital
41%
D irect reading
Heat Stress Digital
0,4
D irect reading
Heat Stress Digital
Utru:a
Direct reading
230
Kondisi cu.aca
- suhu udara - kelembaban
%
Keteragan:
*
Pengukw:an 30 menit
*
BML : Baku Mutu Iingkungan Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999 Bengkulu, Mengetahui : Kepah Balai Hiperkes dan KK Propinsi Bengkulu
Ir. YENIDA, MKM NIP. 19670925 199203 2.004
Agustus 2011 Petugas,
Y ocky MasrizaJ. ST NIP. 198211122009031001
I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I
PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO KANTOR LINCKUNGAN HIDUP Jln. Imam Bonjol Kompleks Perkantoran Pemdakab. Mukomuko
Mukomuko.
Nomor Sifat Lampi ran Perihal
: 660/ .;2?3 IF .4/Xl/20 I I : Penting
surat
November 2011
Kepada Yth, Kepala Direktorat Jend. Bina Marga Cq. Kasubdit Teknik Lingkungan dan Kesalamatan Kerja diJAKARTA
: Rekomendasi Atas Dokumen UKL-UPL Peningkatan Jalan
Menindaklanjuti
o;
Saudara Nomor
: Um.0103/et-03/595/2011
tertanggal 31 Oktober 20 II peri hal Penyan1paian dan Permohon<:>n Pembahasan Dokumen UKL-UPL Ruas Jalan Mukomuko - Batas Sumbar di Kabupaten Mukomuko. bersama ini diberitahukan bahwa berdasarkan hasil evaluasi teknis yang telah dilakukan, maka terhadap UKL-UPL untuk kegiatan Peningkatan Ruas Jalan tersebut secara teknis dapat disetujui. UKL-UPL yang telah disetujui merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari surat rekomendasi ini dan menjadi acuan bagi penanggung ja>vab kegiatan dalam menjalankan kegiatannya denga;1 tetap berpedoman pada peraturan perundang-undangan yang berlaku. Apabila terjadi pemindahan lokasi kegiatan. desain dan/atau proses dan/atau kapasitas dan/atau bahan baku danlatau bahan penolong atas usaha dan/atau kegiatan, teijadi bencana alam dan/atau lainnya yang menyebabkan perubalmn lingkungan yang sangat mendasar baik sebelum maupun saat pelaksanaan kegiatan, maka penanggung jawab kegiatan wajib menyusun UKLUPL atau AMDAL baru sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Kepada Kepala Kasubdit. Teknik Lingkungan dan Keselamatan Jalan wajib melakukan seluruh ketentuan yang termak-tub dalam UKL-UPL dan bertanggungjawab sepenuhnya atas pengelolaan dan pemantauan dampak lingkungan dari kegiatan Peningkatan Ruas Jalan. Kepada Kepala Kasubdit. Teknik Lingkungan dan Keselamatan Jalan wajib melaporkan pelaksanaan upaya pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup yang tercantllin dalam
I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I
UK L-UPL terse bUI k.:puda Kanto r Ling kungan Hidup Ka bupaten Muk omuko dan insta nsi-ins tansi s.:: ktor terka it (terma.wk instonsi pemheri izin) sctiap 3 (ti ga) bulan se kali te rhi tung sejak tan ggal d iterbi tkannya s ural re ko mcndasi ini. Selanjutn ya Bupa ti Muko muko. Ke pala Ka nto r Lin gkungan Hidup Ka bu pa te n Muko muk o. Kc pa la Dinas Pe k.erjaan Umum, Pe rtam bangan da n Ene rgi Kabupaten Muko muko melakukan pcngawasan te rhada p pelaksanaa n kete nluan-kete.ntuan yang. wajib di.lakuka n o leh pe nan ggung ja wa b kegiata n yan g te rcanrum dalam periz ina n se bagai mana dimaksud. De m ikian d isampaikan. a tas p erha ti ann ya diucap
Temlmstm disampaikan kepado l"rh : I. Bapak Bupati Muko muko (sebagai lapora n) 2. Ketua DPRD Ka bupat.en Muko muko 3. Ke pala Dinas Pe kerjaan Umum. Pe rtambangan dan Ene rgi K ab. Mt1ko muko 4. KcpaJa Kant o r KPTSP Kabupaten Muko muko 5. Ars ip
I I I I I I I I I I I
J fJ. U M •· : "' ~ "i ·r !: R i 1- '· D IHEKTOf{Af ,)f \i f}[R ..\L 8 1\A MA RG A TE KNIK D i R E I< T 0 H .-\ J B I ' r\
·----..--....
------------ -
-.-.- .....-....----~-·· -·---""""-"-------·..
Kepala &"ldim t..lngk1.mgcm Hidup KabupaOOI'I Mt.JkO· I'fu ko
li'erihal
: f>enyampaian Clan ~nrtononan PQmbahasan !'.lokumen Ul
-
·--· . , ..... ..- - -- ··--.
; a:a.- t-1 ..;kv·"~t; k(• -·
bct,j!. Sl!mo~u
- ·----··--
-
·:.! "~bupt:ter· ~1J "~o--!~1ukc, !:::!rsamo :m
i:.at"'i H
sampafkan
t:e•f:.u> i.'ci
S.:J1"l:ut:gar>
je,~r,Jn
!li:!l terset;ut, kamr rl(;/ou ·o u o.
uh -
UPL
ler~;;u•
Provrnsi
Cia;:>!:: tjiQroscs
Oilr dd26~_~f:.Jii~;noar1a~n.J~~h l.an·w.
NIP, 196103C71989032002
I I I I I I
1. Direktw Sina Teknrk (!.ebag«i lapotan ).
2.
!)icekt~.:r
PT. Olanbckrodo Aneka.
~ lrf AL ct/o, S·I'1Vf .7o .:..t 09,_ I 0~
I I I I .I I I I
~
I I I I I ) I I I I I . '
I I
Lampiran 1 Strip Map Ruas Jalan Lais - Bintunan
I I I I I I I
PRELIMINARY RIGHT OF WAY (ROW) INVENTORY SURVEY PENINGKATAN JALAN RUAS LAIS- BINTUNAN STA 2+800
..
STA H200
3,~.
j
-.,. - '
··-
-----~-
r-.,. Pemukiman
Perkebunan
STA 3+300
STA4+'000
r-·· ,~~ ~..,'>'---1
-
-"';: ~~ ·~·
~ ..
~
'
l'
'
STA
I'· I I I I I I I I I I I I
<===:=J SlA f. •f.IJO
Awal Proyek
...
-.... ··..··~
,,,;
~
•
-
,..,..!:
~~
~
,;·~~
-~·
-----
~ r-t --· Jembatan Air Besar STA 0 +300
Masjid
Semak/Belukar
""~
;;;! Kantor ~~ .· ;.:.
Pertokoan
Masjld/Musholla
Q Pemuloman
Sekolah
:: Makam
'
~
r!') .-_
---~
..
Semak Belukar
STA 4t700
LEGENDA: Perl<ebunan
·-. ,... '
KE M ENTER I AN PEKE R JAAN UM U M
1.t
Jcmbatan
f
Sungaill
DI R E KTORA T SATU A N KERJA &~J s.u.~ u ..,_... ""....._... ..,. •
BINA
OIREKTORAT
••uror--..-
~~
. ,.,10
TEKNIK B I HA '- (lllftflt~t1ol
UKL • UPL RUAS LAIS - BINTUNAN
2011
TE I
I I I I I I I I I I I I I I I I I I I
PRELIMINARY RIGHT OF WAY (ROW) INVENTORY SURVEY PENINGKATAN JALAN RUAS LA IS - BINTUNAN Per1<ebunan STA 6+700
Perl<ebunan STA8 • 900
Perkebunan STA 9+700
Tebing
Kantor Kepala Desa STA 10+900
....
STA6+000
.
•
. -
...r•• ;T
-~
~~~~~~::~:~~~
- ~---
__ ,
~----·....-
,._-..._L'c..
·-·
<
:···
STA9+500
.. -.....i •
-.-___
- ~ :· Perkebunan STA 6+300
Masjid STA 6+300
LEGENDA:
~ ~ ..:.
.. !
Perkebunan STA 7+800
Perkebunan STA 8+800
..• ;i.iS
·-.~
~
A kh tr Proyek STA 1H600
STA 10+600
KEM ENTER IAN PEKERJAAN UMUM Perkebunan
~
rn: Kantor ;::::r~
Semak!Belukar Masjid/Musholla
......., ..,..... .,,._
.
Sekolah
.. tJ ,ZI.
r-
-· I
Pertokoan Pemukiman Makam
i1"
.v..
...
Jembatan
DIREKTORAT SAlUA N
Sungai/Kall
&
~• ..-..
K ERJA
r.,_ u IV, A. ••••; ,.,.
BINA
0 1 REK f 0Ft:AT
No 20IC•II....,.,......, • ..,.,.,..,. I • IIQ" 12 •10
TEKNIK B I N A
'
UKL- UPL RUAS LAJS - BINTUNAN
2011
TEI(N i t(
~lWtPl•llt!o6, ~ ..
tlll' tJ
,,..,,~n
I I I I I I I I . I I I I I I I
.I I I I I
Lampiran 2 Matrik Ringkasan UKL Rencana Peningkatan Ruas Jalan Lais '
Bintunan
Lampiran-2 : Matrik Ringkasan UKL Rencana Peningkatan Ruas Jalal1_1111u~otl1_L~_k_() -E3~ta~_lSIJmatera Barat ---~------
No
Jenis Dampak
Sumber Dampak
I
T AHAP PRA-KONSTRUKSI
II
TAHAP KONSTRUKSI Penerimaan Tenaga 1. Timbulnya kesempatan kerja Kerja dan peluang berusaha
\
Tolok Ukur Dampak
Mobilisasi: a. Ala! Berat
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hid up
I I •
Lokasi PengeJolaan Lingkungan Hid up
Pelaksana
i
Pengawas
Penerima laporan
Tidak ada dampak pada tahap pra konstruksi karena tidak ada kegiatan pengadaan tanah
1). Jumlah angkatan kerja setempat yang diterima di proyek. 2). Tidak terjadi kecem-buruan sosial/ kere-sahan masyarakat setempat terkait dengan kegiatan mobilisasi/ penerimaan tenaga kerja. 3). Tidak terjadi gangguan kamtibmas dari masyarakat.
Tujuan pengelolaan lingkungan hidup adalah untuk dan meningkatkan memaksimalkan dampak positif kesempatan kerja dan peluang berusaha yang terjadi akibat penerimaan tenaga kerja untuk pelaksanaan konstruksi fisik Peningkatan Ruas Jalan Mukomuko Balas Sumatera Barat Tujuan pengelolaan lingkungan hidup adalah untuk mencegah, meminimalisasi dan mengendalikan dampak negatif kecemburuan sosial yang terjadi akibat mobilisasi tenaga kerja untuk pelaksanaan konstruksi fisik Peningkatan Ruas Jalan Mukomuko Batas Sumatera Barat serta pengoperasian jalan tersebut
1).
Mengharuskan kepada Kontraktor pelaksana proyek, Suplayer dan Konsultan supervisi untuk memberi prioritas penerimaan tenaga kerja proyek. · yang berasal dari masyarakat setempat yang memenuhi kualifikasi. 2). Memberikan informasi adanya penerimaan tenaga kerja melalui Pemerintah Kecamatan atau Desa setempat. 3). Memberi upah gaji tidak kurang dari standar Upah Minimum Kabupaten Mukomuko yang berlaku saat ini.
Pengelolaan dilakukan di wilayah-wilayah permukiman yang dilalui (1Leh ... ruas ~--.ra~al'\ Mukomuko Batas Sumatera Barat //
kepada 1). Mengharuskan Kontraktor pelaksana proyek, Suplayer dan Konsultan supervisi memberi prioritas untuk penerimaan tenaga kerja proyek yang berasal dari masyarakat yang memenuhi setempat kualifikasi. 2). Memberikan informasi adanya penerimaan tenaga kerja melalui Pemerintah Kecamatan atau Desa setempat. 3). Melakukan sosialisasi kepada masyarakat bahwa kesempatan kerja yang ditimbulkan sangat terbatas.
1 1
Pengelolaan dilaksanakan pada saat penerimaan tenaga kerja sebelum pekerjaan konstruksi fisik dimulai
Kontraktor/Sub Kontraktor
Konsultan Supervisi dan P2JJ Provinsi Bengkulu
Satuan Kerja Direktorat Bina Teknik Direktorat Jenderal Bina Marga dan Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Mukomuko
Pengelolaan dilakukan di wilayah-wilayah permukiman/desa yang dilakui oleh ruas Jalan Mukomuko Batas Sumatera Barat
Pengelolaan dilaksanakan pada saat penerimaan tenaga kerja sebelum pekerjaan konstruksi fisik dimulai.
Kontraktor/Sub Kontraktor
Konsultan dan Supervisi P2JJ Provinsi Bengkulu
Satuan Kerja Direktorat Bina Teknik Direktorat Jenderal Bina Marga dan Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Mukomuko
Satuan Kerja Direktorat Bina Teknik Direktorat Jenderal Bina Marga dan Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Mukomuko Satuan Kerja Direktorat Bina Teknik Direktorat Jenderal Bina Marga dan Badan Lingkungan
·
_ _ • •- - -
2. Timbulnya Kecemburuan sosial
Jumlah anggota masyarakat setempat yang ingin bekerja pada proyek ini namun tidak dapat memanfaatkan kesempatan kerja yang ada.
1. Kerusakan jalan
Tingkat jalan
kerusakan
Mencegah, dan meminimisasi mengendalikan dampak negatif kerusakan jalan eksisting
Apabila terjadi memperbaiki
segera
Lokasi pengelolaan dilakukan di sepanjang jalur pengangkutan
Selama mobilisasi alat berat sebagai sumber dampak berlangsung.
Kontraktor/Sub Kontraktor
Ken sultan Supervisi dan P2JJ Provinsi Bengkulu
2. Gangguan lalu lintas
Tingkat gangguan perjalanan yang dirasakan oleh para pengguna jalan
Mencegah, meminimisasi dan mengendalikan dampak negatif gangguan lalu lintas
Pelaksanaan pekerjaan dilakukan di luar peak hour jalan Mukomuko Balas Sumatera Barat (akhir pekan)
Pemasangan rambu sementara dilakukan di lokasi (segmen-segmen) dimana kegiatan sumber dampak berlangsung.
Selama mobilisasi alat berat sebagai sumber dampak berlangsung.
Kontraktor/Sub Kontraktor
Konsultan Supervisi dan P2JJ Provinsi Bengkulu
\
2.
Tujuan Pengelolaan
kerusakan
I I I I I I I I I I I I I I I I I I
No
Sumber Dampak
Jenis Dampak
Tolok Ukur Dampak
Tujuan Pengelolaan
I
Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Periode Pengelolaan Lingkungan Hid up
lnstitusi Pengelolaan Lingkungan Hidup Pelaksana
Pengawas
Penerima Laporan Hidup Kabupaten Mukomuko
b. Material
1. Kerusakan Jalan
Tingkat jalan
kerusakan
Mencegah dan meminimalisasi dampak kerusakan jalan eksisting
1). Pembatasan volume material agar kapasitas tidak melebihi kendaraan pengangkutnya. volume material 2). Pembatasan agar bobot total kendaraan berikut material tidak melebihi tonase kelas jalan. peringatan dan 3). Memberikan sanksi kepada sopir kendaraan material apabila pengangkut kapasitas muatannya melebihi ketentuan yang ditetapkan. 4). Kendaraan proyek yang akan keluar areal proyek, ban kendaraan terlebih dulu dicuci air) untuk (disemprot membersihkan dari kotoran (tanah /lumpur) sehingga tidak terbawa ke luar areal proyek Galan eksisting). 5). Apabila masih te~adi ceceran pad a jalan eksisting segera dibersihkan. 6). Apabila terjadi kerusakan segera permukaan jalan diperbaiki.
pengelolaan Lokasi dilakukan di sepanjang pengangkutan jalur material
Selama mobilisasi alat berat sebagai sumber dampak berlangsung.
Kontraktor/Sub Kontraktor
Konsultan dan Supervisi P2JJ Provinsi Bengkulu
Satuan Kerja Direktorat Bina Teknik Direktorat Jenderal Bin a Marga dan Lingkungan Bad an Hidup Kabupaten Mukomuko
2. Pengotoran jalan
Banyaknya ceceran material yang jatuh dijalan eksisting
Mencegah dan meminimalisasi dampak terhadap pengotoran jalan
1). Pembatasan volume material agar tidak melebihi kapasitas kendaraan pengangkutnya. 2). Memberikan peringatan dan sanksi kepada sopir kendaraan pengangkut apabila material kapasitas muatannya melebihi ketentuan yang ditetapkan. 3). Kendaraan proyek yang akan areal keluar proyek, ban kendaraan terlebih dulu dicuci untuk (disemprot air) membersihkan dari kotoran (tanah /lumpur) sehingga tidak terbawa ke luar areal proyek Galan eksisting). 4). Apabila masih terjadi ceceran jalan pad a segera eksisting dibersihkan
pengelolaan Lokasi dilakukan di sepanjang pengangkutan jalur material
Selama mobilisasi alat beret sebagai sumber dampak berlangsung.
Kontraktor/Sub Kontraktor
Konsultan dan Supervisi Provinsi P2JJ Bengkulu
Satuan Ke~a Direktorat Bina Teknik Direktorat Jenderal Bin a Marga dan Bad an Lingkungan Hidup Kabupaten Mukomuko
3. Gangguan lalu lintas
gangguan Tingkat perjalanan yang dirasakan oleh para pengguna jalan
Mencegah, meminimisasi dan mengendalikan dampak negatif gangguan lalu lintas
1). Pelaksanaan pekerjaan dilakukan di luar peak hour jalan Mukomuko - Balas Sumatera Barat (akhir pekan) 2). Pemasangan rambu lalu lintas sementara terkait dengan keberadaan proyek (spesifikasi perambuan mengikuti stand art
Lokasi pengelolaan dilakukan di sepanjang jalur pengangkutan material
Selama mobilisasi sumber sebagai dampak berlangsung.
Kontraktor/Sub Kontraktor
Konsultan Supervisi dan Provinsi P2JJ Bengkulu
Satuan Kerja Direktorat Bina Teknik Direktorat Jenderal Bin a Marga dan Lingkungan Bad an Hid up Kabupaten Mukomuko
\
I
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hid up
2
I I I I I I I I I I I I I I I I I I
No
Sumber Dampak
I
Tujuan Pengelolaan
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hid up
Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Peri ode Pengelolaan Lingkungan Hid up
lnstitusi Peng_elolaan Lingkungan Hidup Pelaksana
Pengawas
Penerima Laporan
perambuan sementara)
\
I
Jenis Dampak
Tolok Ukur Dampak
3.
Pengoperasian Base Camp
4. Menurunnya kualitas udara
Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999
Mencegah, meminimisasi dan mengendalikan dampak negatif menurunnya kualitas udara
1). Dalam mengangkut material dari sumbernya (quany) ke lokasi proyek kendaraan pengangkut material dileng-kapi penutup dari terpal. 2). Melakukan penyiraman secara berkala lahan tempat kegiatan untuk mengurangi kadar debu di udara (terutama di musim kemarau). 3). Apabila masih terjadi cecaran pada jalan eksisting segera dibersihkan. 4). Peralatan dan kendaraan pengangkut material yang digunakan dalam kondisi laik jalan, 5). Melengkapi pekerja lapangan dengan masker dan peralatan keselamatan kerja (safety helm, dll).
Lokasi pengelolaan dilakukan di sepanjang jalur pengangkutan material
Selama komponen kegiatan pengangkutan material berlangsung.
Kontraklor/Sub Kontraktor
Konsultan dan Supervisi P2JJ Provinsi Bengkulu
Satuan Kerja Direktorat Bina Teknik Direktorat Jenderal Bina Marga dan Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Mukomuko
5. Meningkatnya kebisingan
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 48/MNLH /11/1996
Mencegah, meminimi-sasi dan mengen-dalikan dampak negatif meningkatnya kebisingan
Menggunakan kendaraan dan kendaraan proyek dalam kondisi baik (tidak menimbulkan kebisingan).
Lokasi pengelolaan dilakukan di sepanjang jalur pengangkutan material
Kontraktor/Sub Kontraktor
Konsultan Supervisi dan Provinsi P2JJ Bengkulu
Satuan Kerja Direktorat Bina Teknik Direktorat Jenderal Bin a Marga dan Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Mukomuko
6. Gangguan kesehatan masyarakat (dampak turunan dari menurunnya kualitas udara dan meningkatnya kebisingan
Keluhan masyarakat berkaitan dengan meningkatnya gangguan pernafasan dan iritasi mala, gangguan kenyamanan serta kesulitan mendapatkan air bersih
Mencegah, meminimisasi dan mengendalikan dampak negatif terganggunya kesehatan masyarakat
Mengelola dampak primernya yaitu menurunnya kualitas udara, meningkatnya kebisingan dan menurunya kualitas air permukaan.
Kontraktor/Sub Kontraktor
Konsultan dan Supervisi P2JJ Provinsi Bengkulu
Satuan Kerja Direktorat Bina Teknik Jenderal Direktorat Bina Marga dan Badan Lingkungan Hid up Kabupaten Mukomuko
1. Menurunnya kualitas air permukaan
PP 82 Tahun 2001, kualitas air permukaan kelas I
Mencegah, meminimi-sasi dan mengen-dalikan dampak negatif menurunnya kualitas air permukaan
1). Menyediakan tempat mandi, cuci (MCK) yang dam kakus memenuhi persyarakat kesehatan. Urin dan tinja dimasukkan ke kloset yang diteruskan ke tangki septik (septic tank) yang memenuhi persuaratan kesehatan. 2). Oli bekas yang timbul dari perawatan mesin-mesin alat berat termasuk 1=1enset ditampung
Area tapak proyek terutama yg berde-katan dengan ka-wasan permukiman, tempat ibadah, rumah saki! dan rumah sekolah serta aliran sungai yang terpotong oleh ruas jalan Mukomuko Balas Sumatera Barat. Base camp (kantor proyek, gudang dan penginapan karya-wan), tebing yang dilakukan penggalian serta tempat penimbunan tanah hasil galian yaitu pada pelebaran jalan atau cekungan yang tidak berair di sekitar ruas jalan.
Selama komponen kegiatan mobilisasi alat-alat berat dan material, pemberIa han, sihan pekerjaan tanah serta pekerjaan perkerasan jalan bertengah langsung. Selama mobilisasi alat-alat berat dan material, pekerjaan jalan perk era san pengopeserta rasian kantor gudang proyek, dan penginapan kar-yawan tengah berlanqsunQ. Salama pengoperasian base camp, pembersihan lahan pekerjaan dan tanah berlangsung
Kontraktor/Sub Kontraktor
Konsultan Supervisi dan Provinsi P2JJ Bengkulu
Satuan Kerja Direktorat Bina Teknik Direktorat Jenderal Bin a Marga dan Bad an Lingkungan Kabupaten Hid up Mukomuko
3
-----------------~--------------,
I I I I I I I
-----·-··---~~
No
Sumber Dampak
Jenis Dampak
Tolok Ukur Dampak
Tujuan Pengelolaan
I I I I I I I I I I
I I
2. Menurunnya kualitas air tanah
Permenkes Nomor 416/MenKes/ Per/IX/1990
Mencegah, meminimi-sasi dan mengen-dalikan dampak negatif penurunan kualitas air tanah
lnstitusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
-~-·~~b'n··,-_-_,Qc'-·,:l_L_~_~_:_:_~_=_:_:_~-~-~_:_:_:~--~-~-~~:~~~~~~~~~-~-4--P-el-~-~-a_n_a_+_P_e_n_g_a_w_a_s-~P_e_n_e_ri_m_a_L_ap_o_r_a_n~ dalam drum khususrn _ -"· periodik 1 bulan sekali diserahkan kepada pen(lLJsai··a pengolah oli bekas !liill',~l mernpunyai izin.
1-
Periode
f
J
3). Pembersihan lahan clil<;kuV.:an pada saat tidak turun hujan, biomasa dan tanE1h ya119 diperoleh dari pembersit1an lahan segera diangkut ke penirnl:lLma n yang telah ditentul.:! dad perawatan mesin-me·~.in aial berat termasuk gense! dilampung dalam drum khusus sec"Ot::a periodik 1 bulan se·kali diserahkan kepada penqusaha pengolah oli bekas yang mempunyai izin.
Selama pengoperasian base camp berlangsung.
Kontraktor/Sub Kontraktor
Konsultan Supervisi dan P2JJ Provinsi Bengkulu
Satuan Kerja Direktorat Bina Teknik Direktorat Jenderal Bina Marga dan Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Mukomuko
l---1----------l-::--:=-------+::---:--:-----:---:--c--f-:-:----:-------l--:::---------,--,.-·---·---------·----- ---:;-------::----f-::--;------+:-:--:--.,-....,-;:---:---l-:-::-----;:------t--;;:-:-------,--;---c--l 3. Terganggunya Populasi biota Mencegah, Dengan mengelola !!arnp21k lase camp (kantor Selama pengopera- Kontraktor/Sub Konsultan Satuan Kerja
kehidupan biota perairan
perairan yang ada di yang sungai-sungai terpotong ruas jalan Mukomuko ~ Batas Sumatera Barat, khususnya jenis ikan yang tedapat.
meminimi-sasi dan mengen-dalikan dampak negatif menurunnya populasi biota perairan
primernya permukaan.
yaitu
kuali'.as
air
proyek, gudang dan penginapan karya-wan). tebing yang dilakukan penggalian serta tempat penimbunan tanah hasil ~1alian yaitu pada pelebaran jalan atau cekungan yang tidak berair di sekitar ruas alan.
sian base camp, pernbersihan lahan dan pekerjaan tanah berlangsung
Kontraktor
Supervisi dan P2JJ Provinsi Bengkulu
Direktorat Bina Teknik Direktorat Jenderal Bina Marga dan Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Mukomuko
4. Menurunnya sanitasi lingkungan
Jumlah sarnpah non B3 yang ditimbulkan oleh pengoperasian kantor proyek, gudang dan penginapan karyawan.
Mencegah, meminirnisasi dan mengendalikan darnpak negatif menurunnya sanitasi lingkungan
1). Melarang karyawa:1·------;;;:;l:;g ilrea kantor proyek, Selama peng- Kontraktor/Sub Satuan Kerja Konsultan dan Direktorat Bina Teknik Supervisi peng- operasian membuang sampa h pad a 9udang kantor Kontraktor dan sembarang tempat. P2JJ Provinsi Direktorat Jenderal napan karyawan. proyek, gudang 2). Menyediakan bak sac<1pah ;:>ada Bengkulu Bina Marga dan dan penginapan Badan Lingkungan kar-yawan tengah setiap ruangan, se'tE•Iah b'~k Hidup Kabupaten sampah penuh mak'3 $.ampah berlangsung. yang ada dalam ba>: te:·sebut Mukomuko ditimbun pada tempat •e!•lr:'~:l>~~l§l..!.! __ ----------'----------.J.--------'---------'----------'
4
No
Sumber Dampak
Jenis Dampak
Tolok Ukur Dampak
Tujuan Pengelolaan
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hid up
Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
lnstitusi Pengelolaan Lingkungan Hidup Pelaksana
Pengawas
Penerima Laporan
Konsultan Supervisi dan P2JJ Provinsi Bengkulu
Satuan Kerja Direktorat Bina Teknik Direktorat Jenderal Bina Marga dan Badan Lingkungan Hidup Kabupaten
sampah semen-tara (TPS)
4.
Pembersihan Lahan
1. Menurunnya kualitas udara (terutama debu)
Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999
Mencegah, meminimisasi dan mengendalikan dampak negatif menurunnya kualitas udara
Melakukan penyiraman secara €berkala lahan tempat kegiatan untuk mengurangi kadar debu di udara (terutama di musim kemarau).
Tapak proyek teru-tama yg berdekatan dengan kawasan permu-kiman
Selama kegiatan sumber dampak berlangsung terutama pada musim kemarau
Kontraktor/Sub Kontraklor
~--~--------------~~------------4-~~~~--~~~~----~------~~~~~~----~----~~--~~~~------~--~~~--~~~--~~~~~~~~--~------~M~u~k~o~m~uk~o----~~
5.
Galian & Timbunan
2. Menurunnya kualitas air permukaabn
PP 82 Tahun 2001, kualitas air permukaan kelas I
Mencegah, 1) meminimi-sasi dan mengen-dalikan dampak negatif menurunnya kualitas air permukaan 2)
3. Penurunan populasi flora - fauna darat
Populasi flora dan fauna darat dibandingkan dengan kondisi pada rona awal.
1. Menurunnya kualitas udara
2. Mneingkatnya kebisingan
dimana lahan
Selama kegiatan pembersihan lahan berlangsung
Kontraktor/Sub Kontraktor
Konsultan Supervisi dan P2JJ Provinsi Bengkulu
Satuan Kerja Direktorat Bina Teknik Direktorat Jenderal Bina Marga dan Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Mukomuko
Mencegah, Menanam kembali jenis-jenis pohon meminimi-sasi dan yang sesuai dengan kondisi tapak atau lahan, dan mempunyai sifat-sifat mengen-dalikan dampak negatif yang cocok untuk tanaman turus jalan penurunan populasi misalnya Mahoni, Tanjung, Pinus dan flora dan fauna darat Angsana. Jarak tanam diusahakan 7 meter. Lokasi penanaman pada perempatan jalan harus memenuhi sudut pandang dari jalan di sebelah kanan maupun di kiri.
Di sepanjang ruas jalan Mukomuko Balas Sumatera Barat yang dilakukan pembersihan lahan.
Selama komponen kegiatan pembersihan lahan sebagai sumber dampak tengah berlangsung.
Kontraktor/Sub Kontraktor
Konsultan Supervisi dan P2JJ Provinsi Bengkulu
Satuan Kerja Direktorat Bina Teknik Direktorat Jenderal Bina Marga dan Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Mukomuko
Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999
Mencegah, meminimisasi dan mengendalikan dampak negatif menurunnya kualitas udara
1). Melakukan penyiraman secara berkala lahan tempat kegiatan untuk mengurangi kadar debu di udara (terutama di musim kemarau). 2). Melengkapi pekerja lapangan dengan masker dan peralatan keselamatan kerja (safety helm, dll).
Tapak proyek teru-tama yg berdekatan dengan kawasan permu-kiman, tempat ibadah, dan bangunan sekolah.
Selama komponen kegiatan pekerjaan tanah (galian dan timbunan) dilakukan
Kontraktor/Sub Kontraktor
Konsultan Supervisi dan P2JJ Provinsi Bengkulu
Satuan Kerja Direktorat Bina Teknik Direktorat Jenderal Bina Marga dan Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Mukomuko
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 48/MNLH
Mencegah, meminimi-sasi dan mengen-dalikan dampak negatif meningkatnya kebisingan
1). Dalam pengaturan I menyusun jam kerja perlu berkoordinasi dengan masyarakat setempat melalui tokoh- tokoh masyarakat atau desa guna mengurangi gangguan kebisingan di saat masyarakat sedang beristirahat. 2). Menggunakan kendaraan dan kendaraan proyek dalam kondisi baik (tidak menimbulkan kebisingan). 3). Pekerja proyek diwajibkan menggunakan pelindung telinga (ear plug) dan peralatan keselamatan kerja (safety helm, sepatu boot, dill.
Tapak proyek terutama yang berdekatan dengan kawasan permu-kiman, tempat ibadah, rumah sakit dan rumah sekolah.
Selama komponen kegiatan pekerjaan tanah (galian dan timbunan) tengah ber-langsung.
Kontraktor/Sub Kontraktor
Konsultan Su pervisi dan P2JJ Provinsi Bengkulu
Satuan Kerja Direktorat Bina Teknik Direktorat Jenderal Bina Marga dan Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Mukomuko
/11/1996
Pembersihan lahan dilakukan pada saat tidak turun hujan, biomasa dan tanah yang diperoleh dari pembersihan lahan segera diangkut ke penimbunan yang Ieiah ditentukan. Membersihan tanah yang pada jalan agar supaya !idak terbawa air larian ketika turun hujan.
Lokasi pembersihan dilakukan
5
I I I I I I I
I
No 6.
Jenis Dampak
Sumber Dampak Pekerjaaan Drainase Samping
Terganggunya aliran air permukaan atau terjadinya genangan
Tolok Ukur Dampak
Tujuan Pengelolaan
Luas dan kedalaman genangan air yang tidak diinginkan berada di sekitar tapak proyek selama kegiatan konstruksi berlangsung, yang sebelum dilakukan pekerjaan drainase tidak ada gangguan atau genangan air.
Mencegah, meminimisasi dan mengendalikan dampak negatif terganggunya aliran air atau terjadinya genangan air
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hid up
Perkerasan Jalan
I I I I
1. Menurunnya kualitas udara
Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999
Mencegah, memini-
Keputusan Menteri Negara Ungkungan Hidup No. 48/MNLH /11/1996
I I I I I I
8.
Ill.
1.
Pemasangan Sarana Pelengkap
Gangguan lalu lintas
gangguan Tingkat perjalanan yang dirasakan oleh para pengguna jalan.
Mencegah, dan meminimisasi mengendalikan dampak negatif gangguan lalu lintas
Pengawas
Penerima Laporan
Selama pembuatan saluran drainase yang permanen telah selesai dibuat.
Kontrak!or/Sub Kontrak!or
Konsultan Supervisi dan P2JJ Provinsi Bengkulu
Satuan Kerja Direktorat Bina Teknik Direktorat Jenderal Bina Marga dan Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Mukomuko
Melakukan penyiraman secara berkala lahan tempat kegiatan untuk mengurangi kadar debu di udara (terutama di musim kemarau). Melengkapi pekerja lapangan dengan masker dan peralatan keselamatan kerja (safety helm, dll).
Tapak proyek teru-tama yg berdekatan dengan kawasan permu-kiman, tempat ibadah, dan bangunan sekolah.
Selama komponen kegiatan pekerjaan perkerasan jalan tengah berlangsung.
Kontraktor/Sub Kontrak1or
Konsultan Supervisi dan P2JJ Provinsi Bengkulu
Kerja Satuan Direktorat Bina Teknik Direktorat Jenderal Bina Marga dan Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Mukomuko
Dalam pengaturan I menyusun jam kerja perlu berkoordinasi dengan masyarakat setempat melalui tokoh tokoh masyarakat atau desa guna mengurangi gangguan kebisingan di saal masyarakat sedang beristirahat. Pekerja proyek diwajibkan menggunakan pelindung telinga (ear plug) dan peralatan keselamatan kerja (safety helm, sepatu boot, dll).
Tapak proyek terutama yang berdekatan dengan kawasan permu-kiman, tempat ibadah, rumah saki! dan rumah sekolah.
Selama komponen kegiatan peke~aan perkerasan jalan tengah berlangsung.
Kontraktor/Sub Kontraktor
Konsultan dan Supervisi P2JJ Provinsi Bengkulu
Satuan Kerja Direktorat Bina Teknik Direktorat Jenderal Bina Marga dan Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Mukomuko
Pelaksanaan pekerjaan dilakukan di luar peak hour jalan Mukomuko - Batas Sumatera Barat (akhir pekan) Pemasangan rambu lalu lintas sementara terkail dengan keberadaan proyek (spesifikasi perambuan mengikuti standart perambuan sementara)
Pemasangan rambu sementara dilakukan di lokasi (segmen-segmen) dimana proyek akan dilakukan. Sedangkan pengelolaan yang lainnya dilakukan di sepanjang jalur pengangkutan dan tapak provek.
Selama pekerjaan pemasangan sarana pelengkap dan penunjang sebagai sumber dampak berlangsung.
Kontraktor/Sub Kontraktor
Konsultan dan Supervisi P2JJ Provinsi Bengkulu
Satuan Kerja Direktorat Bina Teknik Direktorat Jenderal Bina Marga dan Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Mukomuko
Melakukan penanaman pohon di sekitar tapak proyek untuk mengurangi penyebaran polutan.. Agar pohon - pohon tersebut dapat berfungsi sebagai barrier maka pohon - pohon tersebut ditanam rapat dari bawah ke atas. Hal ini
Sekitar lokasi pemukiman penduduk, fasilitas pendidikan dan fasilitas ibadah yang berada di koridor jalan Mukomuko Balas Sumatera Barat
Selama ruas jalan Mukomuko - Balas Sumatera Barat dioperasikan.
Kontraktor/Sub Kontraktor
Konsultan Supervisi dan P2JJ Provinsi Bengkulu
Satuan Kerja Direktorat Bina T eknik Direktorat Jenderal Bina Marga dan Badan Ungkungan Hidup Kabupaten Mukomuko
2).
1)
1)
2)
'I
Pel~ksana
dan
misasi dan mengendalikan dampak negatif menurunnya kualitas udara
Mencegah, meminimi-sasi dan mengen-dalikan dampak negatif meningkatnya kebisingan
lnstitusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Tapak proyek sekitarnya
2)
2. Meningkatnya kebisingan
Periode Pengelolaan Lingkungan Hid up
Menyiapkan saluran drainase sementara, agar air permukaan di sekitar lokasi kegiatan dapat tetap mengalir ke saluran yang masih dapat berfungsi. Memastikan saluran drainase tidak tersumbat (buntu), terutama pada jam istirahat (sore) sehingga jika pada malam hari tidak terjadi turun hujan genangan air di badan jalan atau daerah sekitar proyek. Melaksanakan kegiatan konstruksi di musim kemarau.
1).
3).
7.
Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
1)
2)
TAHAP PASCA KONSTRUKSI Pengoperasian jalan ruas MukomukoBalas Sumatera Barat
1.
Menurunnya kualitas udara akibat meningkatnya volume kendaraan
Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999
Mencegah, meminim misasi dan mengendalikan dampak negatif menurunnya kualitas udara
7
I I I I I I I
No
Jenis Dampak
Sumber Dampak
~
I I I I I
2.
Pemeliharaan jalan ruas Mukomuko Balas Sumatera Sara!
Periode Pengelolaan Lingkungan Hid up
Tujuan Pengelolaan
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hid up
Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
dapat dilakukan dengan penanaman tumbuhan jenis tertentu yang berdaun leba!. Dengan penanaman vegetasi di sekitar ruas jalan Mukomuko - Balas Sumatera Barat (bariel) sebagaimana pada pengelolaan kualitas udara. Penanaman vegetasi terutama yang berbatasan langsung dengan pemukiman serta area sensitif seperti fasilitas pendidikan dan fasilitas ibadah
Sekitar lokasi pemukiman penduduk, fasilitas pendidikan dan fasilitas ibadah yang berada di koridor jalan Mukomuko Balas Sumatera Barat yang tanamannya masih jarang
Selama ruas jalan Mukomuko - Balas Sumatera Sara! dioperasikan.
lnstitusi Pengelolaan Lingkungan Hidup Pengawas
Penerima Laporan
Kontrak!or/Sub Kontraktor
Konsultan Supervisi dan P2JJ Provinsi Bengkulu
Satuan Kerja Direktorat Bina Teknik Direktorat Jenderal Bina Marga dan Badan Ungkungan Hidup Kabupaten Mukomuko
Pelaksana
2.
Meningkatnya kebisingan akibat meningkatnya volume kendaraan
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor Kep-48/ MenLH/11/1966
Mencegah, meminimisasi dan mengendalikan dampak negatif meningkatnya kebisingan
3.
Gangguan keselamatan dan rawan kecelakaan lalu lintas
Meningkatnya frekwensi atau angka kecelakaan pada tahap pasca konstruksi akibat para pengguna jalan memacu kendaraannya terlalu tinggi.
Mencegah, meminimisasi dan mengendalikan dampak negatif te~adinya kecelakaan.
1). Pengelolaan lingkungan dilakukan dengan pemasangan rambu lalulintas (rambu peringatan adanya lokasi sekolah, ibadah, dan pemukiman penduduk) dan rambu pengurangan kecepatan. 2). Pemasangan lampu kuning di lokasi fasilitas pendidikan, fasilitas ibadah dan pemukiman padat penduduk. 3). Pembuatan zebra cross untuk para penyeberang jalan.
Kawasan pemukiman dengan padat penduduk, fasilitas pendidikan dan fasilitas ibadah.
Selama ruas jalan Mukomuko - Balas Sumatera Barat dioperasikan.
Kontralctor/Sub Kontraktor
Konsultan Supervisi dan P2JJ Provinsi Bengkulu
Satuan Kerja Direktorat Bina Teknik Direktorat Jenderal Bina Marga dan Badan Ungkungan Hidup Kabupaten Mukomuko
4.
Gangguan kesehatan masyarakat (dampak turunan dari menurunnya kualitas udara dan meningkatnya kebisingan
Keluhan masyarakat berkaitan dengan meningkatnya gangguan pernafasan dan iritasi mala akibat meningkatnya debu di udara, gangguan kenyamanan akibat meningkatnya kebisingan.
Mencegah, memini-
Mengelola dampak primernya yaitu menurunnya kualitas udara dan meningkatnya kebisingan.
Area tapak proyek terutama yang berdekatan dengan kawasan permu-kiman, tempat ibadah, rumah saki! dan rumah sekolah.
Selama ruas jalan Mukomuko - Balas Sumatera Barat dioperasikan.
Kontraktor/Sub Kontraktor
Konsultan Supervisi dan P2JJ Provinsi Bengkulu
Satuan Kerja Direktorat Bina Teknik Direktorat Jenderal Bina Marga dan Badan Ungkungan Hidup Kabupaten Mukomuko
1). Menerapkan traffic mana-gement dalam pelaksanaan proyek. 2). Pelaksanaan peke~aan dila-kukan di luar peak hour jalan Mukomuko Balas Sumatera Barat (akhir pekan) 3). Pemasangan rambu lalu lintas sementara terkait dengan keberadaan proyek (spesifikasi perambuan mengikuti standar perambuan sementara).
Pada lokasi sebelum dilakukan peme-liharaan jalan dan pada jalur peng-angkutan material.
Selama pekerjaan pemeliharaan ruas jalan Mukomuko Sumatera Balas Sara! berlangsung.
Kontraktor/Sub Kontraktor
Konsultan Supervi si dan P2JJ Provinsi Bengkulu
Satuan Kerja Direktorat Bina Teknik Direktorat Jenderal Bina Marga dan Badan Ungkungan Hidup Kabupaten Mukomuko
I.
I I I I
Tolok Ukur Dampak
1. Gangguan lalu lintas
Tingkat gangguan perjalanan yang dirasakan oleh para pengguna jalan
misasi dan mengendalikan dampak negatif terganggunya kesehatan masyarakat
Mencegah, meminimisasi dan mengendalikan dampak negatif terganggunya lalu lintas.
I I
8
I I I I I I I
No
Jenis Dampak
Sumber Dampak
~
I I I I I
2.
Pemeliharaan jalan ruas Mukomuko Balas Sumatera Barat
Periode Pengelolaan Lingkungan Hid up
Tujuan Pengelolaan
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hid up
Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
dapat dilakukan dengan penanaman tumbuhan jenis ter!entu yang berdaun leba!. Dengan penanaman vegetasi di sekitar ruas jalan Mukomuko - Balas Sumatera Barat (barier) sebagaimana pada pengelolaan kualitas udara. Penanaman vegetasi terutama yang berbatasan langsung dengan pemukiman serta area sensitif seperti fasilitas pendidikan dan fasilitas ibadah
Sekitar lokasi pemukiman penduduk, fasilitas pendidikan dan fasilitas ibadah yang berada di koridor jalan Mukomuko Balas Sumatera Barat yang tanamannya masih jarang
Selama ruas jalan Mukomuko - Balas Sumatera Barat dioperasikan.
lnstitusi Pengelolaan Lingkungan Hidup Pelaksana
Pengawas
Penerima Laporan
Kontraktor/Sub Kontraktor
Konsultan Supervisi dan P2JJ Provinsi Bengkulu
Satuan Kerja Direktorat Bina Teknik Direktorat Jenderal Bina Marga dan Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Mukomuko
2. Meningkatnya kebisingan akibat meningkatnya volume kendaraan
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor Kep-48/ MenLH/11/1966
Mencegah, memmlmisasi dan mengendalikan dampak negatif meningkatnya kebisingan
3.
Gangguan keselamatan dan rawan kecelakaan lalu lintas
freMeningkatnya kwensi atau angka kecelakaan pada tahap pasca konstruksi akibat para pengguna jalan memacu kendaraannya terlalu tinggi.
Mencegah, memmlmisasi dan mengendalikan dampak negatif terjadinya kecelakaan.
1). Pengelolaan lingkungan dilakukan dengan pemasangan rambu lalulintas (rambu peringatan adanya lokasi sekolah, ibadah, dan pemukiman penduduk) dan rambu pengurangan kecepatan. 2). Pemasangan lampu kuning di lokasi fasilitas pendidikan, fasilitas ibadah dan pemukiman padat penduduk. 3). Pembuatan zebra cross untuk para penyeberang jalan.
Kawasan pemukiman dengan padat penduduk, fasilitas pendidikan dan fasilitas ibadah.
Selarna ruas jalan Mukomuko - Batas Sumatera Sara! dioperasikan.
Kontraktor/Sub Kontraktor
Konsultan Supervisi dan P2JJ Provinsi Bengkulu
Satuan Kerja Direktorat Bina Teknik Direktorat Jenderal Bina Marga dan Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Mukomuko
4.
Gangguan kesehatan masyarakat (dampak turunan dari menurunnya kualitas udara dan meningkatnya kebisingan
Keluhan masyarakat berkaitan dengan meningkatnya gangguan pernafasan dan iritasi mala akibat meningkatnya debu di udara, gangguan kenyamanan akibat meningkatnya kebisingan.
Mencegah, memmlmisasi dan mengendalikan dampak negatif terganggunya kesehatan masyarakat
Mengelola dampak primernya yaitu menurunnya kualitas udara dan meningkatnya kebisingan.
Area tapak proyek berterutama yang dekatan dengan kawasan permu-kiman, tempat ibadah, rumah saki! dan rumah sekolah.
Selama ruas jalan Mukomuko - Balas Sumatera Sara! dioperasikan.
Kontraktor/Sub Kontraktor
Konsultan Supervisi dan P2JJ Provinsi Bengkulu
Satuan Kerja Direktorat Bina Teknik Direktorat Jenderal Bina Marga dan Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Mukomuko
Tingkat gangguan perjalanan yang dirasakan oleh para pengguna jalan
Mencegah, meminimisasi dan mengendalikan dampak negatif terganggunya lalu lintas.
1). Menerapkan traffic mana-gement dalam pelaksanaan proyek. 2). Pelaksanaan peke~aan dila-kukan di luar peak hour jalan Mukornuko - Balas Sumatera Barat (akhir pekan) 3). Pemasangan rambu lalu lintas sementara terkait dengan keberadaan proyek (spesifikasi perambuan mengikuti standar perambuan sernentara).
Pada lokasi sebelum dilakukan peme-liharaan jalan dan pada jalur peng-angkutan material.
Selarna pekerjaan pemeliharaan ruas jalan Mukomuko Balas Sumatera Barat berlangsung.
Kontraktor/Sub Kontraktor
Konsultan Supervisi dan P2JJ Provinsi Bengkulu
Satuan Kerja Direktorat Bina Teknik Direktorat Jenderal Bina Marga dan Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Mukomuko
I.
I I I I
Tolok Ukur Dampak
1. Gangguan lalu lintas
I I
8
I
I I I. I I I I I
j
I I I I I I I I I I I I . .
.'
Lampiran 3 Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL)
·
Peningkatan Ruas Jalan Lais - Bintunan ·
I I I I I I I
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN PENINGKATAN JALAN RUAS LAIS- BINTUNAN
I' I I I I I I I I I I
I I
Menjelang jembatan dilakukan pengelolaan dengan menjaga ketinggian tanaman agar pandang oermernuclil tidak terganggu, serta dipasang rambu kejut
Menjelang Kawasan Sekolahan di pasang rambu kejut
STA +000
STA
STA
STA
STA 4+000
STA
STA
STA6+000
STA
,_,
L
>
< STA 0+000
STA
STA 1+500
STA 1+000
STA
STA 3+000
STA 4+000
STA
STA
STA6+000
STA
B LEGENDA:
<S>
0
Tikungan ke kiri Tikungan ke kanan
~
Tikungan tajam ke kiri
~
Tikungan tajam ke kanan
~
0
~ (>
Tikungan ganda Tikungan ganda
~
<1>
Banyak anak-anak Hati-hati
Banyak tikungan
®
Balas kecepatan maksimum 40 km
Jatuhan balu
@
Akhir batas kecepatan
~ ~
i
Tanjakan Turunan
Zebra Cross
I
Rambu Kejut
[J
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT SATUAN
KERJA
BIN A
DIREKTORAT
TEKNIK BIN A
TEKNIK
Gd. Sapia Tenma u_ IV, JL. Pattlmufll No. 20 Kebayoran earu • J;~ksrt.e Selalan 12110. Tip {021)1"246:654, FIIX (021) 7279002:2
UKL- UPL RUAS LAIS • BINTUNAN 2011
I I I I I I I
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN PENINGKATAN JALAN RUAS LAIS- BINTUNAN
I'
I I I I I I I I I I
I I
Menjelang jembatan dilakukan pengelolaan dengan menjaga ketinggian tanaman agar jarak pandang pengemudi tidak terganggu, serta dipasang rambu kejut STA 6+000
STA 6+500
STA 7+000
STA 7+500
STA 8+000
STA 8+500
STA 9+000
STA 9+500
0
Tikungan ke kiri Tikungan ke kanan
~
Tikungan tajam ke kiri
-
Tikungan tajam ke kanan
STA 11+500
STA 12+000
\
. STA 6+500
STA 7+000
STA 7+500
STA 8+500
STA 8+000
STA 9+000
STA 9+500
LEGENDA:
<S>
STA 12+000
L
<==::J STA6+000
STA 11+500
<S>
~
(>
Tikungan ganda Tikungan ganda Banyak tikungan Jatuhan batu
~ ¢ ® @
Banyak anak-anak Hati-hati Balas kecepatan maksimum 40 km Akhir batas kecepatan
~ ~
I
Tanjakan Turunan
Zebra Cross
I
Rambu Kejut
STA 10+000
STA 11+000
[J
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT
BIN A
TEKNIK
BIN A TEKNIK Gd- SopUi TaruNII Lt. IV, JL Paltlmuta NG. 20 Keb&yoran Baru • JaJterta S!!llllafl 12110. np {021)1246&54, Fax (021) 72790022
SATUAN
KERJA
DIREKTORAT
UKL - UPL RUAS LAIS - BINTUNAN 2011
I I I I I I
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN PENINGKATAN JALAN RUAS LAIS - BINTUNAN
"'
I I I I I ' I I I I I I I
-....-..
.,
I
I I . I I I
-....-..
-....-..
::, .
(/) ."'
.~ -··- . ~:!:: 'i. ~I !/' /~
-~~
-.
-
-:/
1-
I
4
I
I
I
I ®~AILA
LEGENDA:
<S>
0
Tikungan ke klri
<S>
Tikungan ganda
~
Banyak anak-anak
Tikungan ke kanan
~
<S>
nkungan tajam ke kirf
~
Banyak tikungan
~
Tikungan tajam ke kanan
~
®
Batas kecepatan maksimum 40 km
Jatuhan batu
®
Akhir batas kecepatan
Tik.ungan ganda
Hati-hati
<S>
<e>
I
Tanjakan Turunan
Zebra Cross
NTS
I
Rambu Kejut
~
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT SATUAN
KER JA
B I NA
O I REKTORAT
"-.....,.. t.- LLrv. A- ,......Ma.210~a- . ,...,.........., Ultt>
TE K NIK &IN A
UKL - UPL RUAS LAIS - BINTUNAN ~011
T EKNIK
~~IJn4 t~f"..- (112t} nH0022
I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN PENINGKATAN JALAN RUAS LAIS- BINTUNAN
100
I
I I I I -·· I I -I I
I
I
100
0
@
I so
-- .
·-·.--
..,-.~-
--
:
..
~- - ·
r
•
•
I
'
·-
®
® 200
I
I
'
lsEKoLAHI
® -
·-
- ..
-
-
.. --
-
200
®
.. ~-..
1501 50150
®
. - •.. .
..
~I
so
-. -
~ ®
® 100
I so lsolsolsolsolsol
E:)~AIL B
1-
100
I I I I -. I -. , I I I
I
I
NTS
\
LEGENDA:
<S>
0
Tikungan ke kiri
<S>
Tik ungan ganda
Tikungan ke kanan
~
Tik ungan ganda
~
Tikungan tajam ke kiri
~
Banyak tikungan
~
Tikungan tajam ke kanan
(>
Jatuhan batu
<S>
e @
Banyak anak-anak Hati-haU Balas kecepatan maksimum 40 km Akhir batas kecepatan
<8> ~ ~
T anjakan Turunan
Zebra Cross
I
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
Rambu Kejut
DI R EKTORAT
[]
SATUAN
k:S..... ' -l.II.W,.IL -
-
BINA
DIRE~TOR A T lO~ ...... · ~~ 'Il t•
KER JA
TEKNJK BIN A
TE~N I K
llpfllll1~f .w ft21J ft1tOC-22
UKL - UPL RUAS LAIS - BINTUNAN 2011
I I I I I I I
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN PENINGKATAN JALAN RUAS LAIS - BINTUNAN
---·--·-
. .__ ___
~
e.. . .' .- -'~£-. -;f ·,·,
(/) .... )>
I' I I I I I I I I I I I I
- -. -
-
-
.·
., ·~ · -
/
/ /
/
/ /
/
\.
C9~AILC
LEGENDA:
<S>
0
~
Til
<S>
Tlkungan ganda
~
<J>
Banyak anak-anak
<S>
Hati-hati
~
Tl kungan ke kanan
~
Tlkungan ganda
Tlkungan tajam ke kiri
~
Banyak likungan
Batas kecepatan makslmum 40 km
Tikungan tajam ke kanan
(>
®
Jatuhan batu
@
Akhlr batas kecepatan
~
Tanjakan
I
Rambu Kejut
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIR E K TORA T S A TUA N
Turunan
Z ebra Cross
KERJA
BIN A
O I REKTOR AT
T E K N I K BINA
TE KNIK
C4. 'S-.. Tt~ l l IY, J\.. Palilm110• N1> zti(.......,-MII• ry • J;.Un.. Sei•l•~> 12 U O. 1lp{'Q21)t2<1Kt4, • • l'QI:11 trtt0012
UKL • UPL RUAS LAIS - BINTUNAN 2011
I I I I I I I
I' I I I I I I I I I I I I
Lampiran 4 Matrik Ringkasan UPL Rencana Peningkatan Ruas Jalan Lais Bintunan
~~~~~--~------------------------------------------------------------------,
I I I I I I I t I I I I I I I I I I I I
i.
Lampiran-4 : Matrik Ringkasan UPL Rencana Peningkatan Ruas Jalan Mukomuko- Batas Sumatera barat Jenis Dampak Sumber Dampak No Yang Dipantau TAHAP PRA KONSTRUKSI
Tujuan Pemantauan Lingkungan Hidup
Parameter Lingkungan Hidupyang Dipantau
.
Metode Pemantauan Lingkungan
Metode Pengumpulan dan Analisis Data:
Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup
lnstitusi Pemantauan Lingkungan Hidup Periode Pemantauan
I
i
Pelaksana .'
Pengawas
Penerima laporan
'
I
Tidak ada
TAHAP KONSTRUKSI Komponen Fisik-Kimia 1
Menurunnya kua-litas udara karen a meningkatnya kan-dungan Timbal debu, (Pb) dan gas pencemar (802, N02 dan CO) di udara.
1. Mobilisasi alat berat dan material 2. Pembersihan lahan 3. Pekerjaan tanah (gali dan timbun) 4. Pekerjaan perkerasan jalan
Mengetahui sejauh mana keberhasilan dan effektivitas pengelolaan lingkungan penurunan kualitas udara
debu, Kandungan Timbal (Pb) dan gas pencemar di udara seperti 802, N02 dan CO.
Pengumpulan data dilakukan dengan pengambilan cara sampel di lapangan, selanjutnya dilakukan di analisis laboratorium lingkungan hidup. Analisis data dilakukan dengan metode perbandingan antara hasil pemantauan dengan baku mutu yang telah ditetapkan
- Titik satu (U1) diambil di 8DN 06 Des a Pasar 8ebelah, titik ini diambil untuk mewakili kualitas udara kawasan pemukiman dan pendidikan pad a Ruas Jalan Mukomuko - Balas Sumatera Barat, pad a peta tergambar dekat Sta10+000. - Titik dua (U2) diambil di Pasar Lubuk Pinang untuk mewakili kondisi lingkungan di kawasan perdagangan dan pemukiman yang telah banyak kegiatan, pad a peta tergambar dekat Sta 26+100, - Titik tiga (U3) diambil di Pos Polisi untuk mewakili kondisi lingkungan di lokasi yang belum banyak kegiatan, pad a peta tergambar de kat Sta 32+600.
8elama masa konstruksi berlangsung dengan frekwensi 6 (enam) bulan sekali.
Kontraktor/Sub Kontraktor
Konsultan 8upervisi dan P2JJ Provinsi Bengkulu
8atuan Kerja Direktorat Bina Teknik Direktorat Jenderal Bina Marga dan Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Mukomuko
2
Meningkatnya kebisingan
1.
Mengetahui sejauh mana keberhasilan dan efektivitas upaya pengelolaan lingkungan peningkatan kebisingan
Tingkat kebisingan.
Pengumpulan data dilakukan melalaui pengukuran tingkat kebisingan di lapangan dengan menggunakan peralatan Sound Level Meter. Ana !isis data dilakukan dengan membandingkan antara hasil pengukuran dengan baku mutu yang berlaku
- Titik satu (U1) diambil di 8DN 06 Des a Pasar Sebelah, titik ini diambil untuk mewakili kualitas udara kawasan pemukiman dan pendidikan pad a Ruas Jalan Mukomuko - Balas Sumatera Barat, pad a peta tergambar dekat Sta10+000. - Titik dua (U2) diambil di Pasar Lubuk Pinang untuk mewakili kondisi lingkungan di kawasan perdagangan dan pemukiman yang telah banyak kegiatan, pad a peta tergambar dekat Sta 26+100, - Titik tiga (U3) diambil di Pos Polisi untuk mewakili
Selama masa konsberlangsung truksi dengan frekwensi 6 (enam) bulan sekali.
Kontraktor/Sub Kontraktor
Konsultan Supervisi dan P2JJ Provinsi Bengkulu
Satuan Kerja Direktorat Bina Teknik Direktorat Jenderal Bina Marga dan Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Mukomuko
2.
Mobilisasi ala! berat dan material Pekerjaan perkerasan jalan
I I I I I I I I I I I I
I I I I I I
No
Jenis Dampak Yang Dipantau
Sumber Dampak
3
Terganggunya Aliran Air atau Terjadi Genangan
drainase Pekerjaan samping yang mengakibatkan tertutupnya saluran I drainase eksisting.
4
Pengotoran jalan
Pengangkutan material (terutama tanah) dan kendaraan yang keluarmasuk area proyek.
5
Menurunnya kualitas air permukaan
Pengoperasian base camp (kantor proyek, gudang dan penginapan karyawan), pembersihan peke~aan lahan dan tanah (gali dan timbun).
6
Menurunnya kualitas air tanah
Pengoperasian base camp (kantor proyek, gudang dan penQinapan
Tujuan Pemantauan Lingkungan Hid up
Parameter Lingkungan Hidupyang Dipantau
Metode Pemantauan Lingkungan Metoda Pengumpulan dan Analisis Data
Luas dan kedalaman genangan air dan waktu terjadinya genangan air
Pemantauan ada atau tidaknya genangan dilakukan dengan peninjauan di lapangan, serta mendapatkan I menampung informasi yang berasal dari lingkungan masyarakat.
1). Ceceran tanah I lumpur pada jalan eksisting 2). Kerusakan permukaan jalan 3). Gangguan lalu lintas lalu 4). Kecelakaan lintas
Melakukan pengamatan langsung di lapangan dengan acuan parameter tersebut diatas.
Mengetahui sejauh mana keberhasilan dan efektivitas upaya pengelolaan ling-kungan menurunnya kualitas air permukaan
TDS, Kandungan TSS, pH, BOD, COD, DO, Amenia, Detergent, Minyak dan Lernak serta koliform.
Mengetahui sejauh mana keberhasilan dan efektivitas
Amonia, Detergent, Minyak dan Lemak serta koliform total.
Pengambilan sampel air permukaan pada setiap titik dilakukan dengan menggunakan ala! Karemer Water Sampler dan ditampung dalam alat penampungan air Qerigen), sehingga untuk satu kolom air akan diwakili oleh satu jerigen sampel air. Untuk menjaga agar sampel air yang telah diambil tidak terkontaminasi dan rusak selama pengangkutan maka sampel air tersebut diawetkan sesuai dengan parameter yang dianalisis dan jerigen-jerigen air tersebut dimasukkan dalam Cool Box yang berisi es. Parameter-parameter kualitas air yang mudah berubah dan tidak dapat diawetkan seperti pH dan oksigen terlarut (DO) dianalisis di lokasi pada saat pengambilan sampel (in situ). Sedangkan untuk parameterparameter kulitas air yang lain akan dianalisis di laboratorium (Tabel 5.7.). Selanjutnya hasil analisis dibandingkan dengan baku mutu menurut PP 82 Tahun 2001 kualitas air sungai kelas I Pengambilan sarnpel air permukaan pada setiap titik dilakukan dengan
Mengetahui sejauh mana keberhasilan dan efektivitas upaya lingpengelolaan kungan terganggunya a;iran air atau te~a-dinya Qenangan air Mengetahui sejauh mana keberhasilan dan efektivitas upaya pengelolaan lingkungan dampak pengotoran jalan
Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup kondisi lingkungan di lokasi yang belum banyak kegiatan, pada peta tergambar dekat Sta 32+600. Lokasi proyek dan area sensitif berupa pemukiman penduduk dan fasilitas umum.
lnstitusi Pemantauan Lingkungan Hidup Periode Pemantauan
Pelaksana
Pengawas
Penerima laporan
Selama masa konstruksi berlangsung dengan frekwensi pada setiap saat ketika turun hujan Iabat.
KontraktoriSub Kontraktor
Konsultan Supervisi dan P2JJ Provinsi Bengkulu
Satuan Kerja Direktorat Bina Teknik Direktorat Jenderal Bina Marga dan Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Mukomuko
Pemantauan dilakukan terutama di area proyek dan fasilitas umum di sekitarnya (pernukiman penduduk, fasilitas pendidikan, fasilitas fasilitas ibadah dan perdagangan)
Selama pengangkutan material berlangsung dengan periode pemantauan 1 (satu) minggu sekali.
KontraktoriSub Kontraktor
Konsultan Supervisi dan P2JJ Provinsi Bengkulu
Satuan Kerja Direktorat Bina Teknik Direktorat Jenderal Bina Marga dan Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Mukomuko
Mengingat lokasi studi merupakan satu DAS, yaitu DAS Selagan, maka pemantauan dilakukan pada Sungai yang terdekat dengan base camp 1 titik dan 1 titik lagi pada bagian hilir Sungai Anak Selagan.
Selama masa konstruksi berlangsung dengan frekwensi 6 (enam) bulan sekali.
Kontraktor/Sub Kontraktor
Konsultan Supervisi dan P2JJ Provinsi Bengkulu
Satuan Kerja Direktorat Bina Teknik Direktorat Jenderal Bina Marga dan Badan Ungkungan Hidup Kabupaten Mukomuko
Sumur terdekat dengan base camp sebanyak 1 titik
Selama masa konsberlangsung truksi dengan frekwensi 6
KontraktoriSub Kontraktor
Konsultan Supervisi dan P2JJ Provinsi Bengkulu
Satuan Kerja Direktorat Bina Teknik Direktorat Jenderal Bina Marga dan
2
I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I
No
Jenis Dampak Yang Dipantau
Sumber Dampak karyawan).
7
Gangguan Kestabilan Lereng/Longsor an Tebing Jalan
Komponen Biologi 1 Penurunan populasi flora dan fauna darat
Tujuan Pemantauan Lingkungan Hid up
Parameter Lingkungan Hidupyang Dipantau
upaya pengelolaan ling-kungan menurunnya kualitas air tanah
Metode Pengumpulan dan Analisis Data
Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup
ala! Karemer Water Sampler dan ditampung
Mengetahui sejauh 1). Adanya material runtuhan pada jalan mana keberhasilan dan efektivitas upaya eksisting pengelolaan 2). Terjadi amblesan lingkungan pada sisi badan gangguan kestabilan jalan lereng atau 3). Adanya Iandalongsoran tebing landa sebelum jalan terjadi longsoran yaitu adanya jalur sesar yang ditandai dengan batuan yang mengalami retak-retak, mata air yang keluar dari tebing jalan, retakan panjang di atas tebing yang sejajar dengan jurus (strike) lereng tebing.
Pembersihan lahan dengan membersihkan vegetasi
Mengetahui sejauh mana keberhasilan dan efektivitas upaya pengelolaan ling-kungan populasu flora dan fauna darat
Jenis vegetasi dan satwa liar yang berada di kiri dan kanan jalan.
dalam alat penampungan air Qerigen), sehingga untuk satu kolom air akan diwakili oleh satu jerigen sampel air. Untuk menjaga agar sampel air yang telah diambil tidak terkontaminasi dan rusak selama pengangkutan maka sampel air tersebut diawetkan sesuai dengan parameter yang dianalisis dan jerigen-jerigen air tersebut dimasukkan dalam Cool Box yang berisi es. Parameter-parameter kualitas air yang mudah berubah dan tidak dapat diawetkan seperti pH dan temperatur dianalisis di lokasi pada saat pengambilan sampel (in situ). Sedangkan untuk parameter-parameter kulitas air yang lain akan dianalisis di laboratorium Selanjutnya hasil analisis dibandingkan dengan baku mutu menurut Permenkes No.: 416/ MenKes/Per/IX/1 990 Melakukan pengamalan dan pengukuran langsung di lapangan dengan acuan parameter tersebut di atas. Data yang terkumpul dianalisis secara tabulasi.
Pengumpulan data dilakukan dengan cara menghitung jenis dan jumlah pohon yang terkena pembersihan Ia han. Data yang didapat dianalisis secara tabulasi dan dibandingklan dengan rona lingkungan hidup
Periode Pemantauan
Peiaksana
Pengawas
Penerima laporan
.
(enam) bulan sekali.
menggunakan
Pekerjaan tanah dengan penggalian tebing jalan untuk pelebaran jalan
lnstitusi Pemantauan Lingkungan Hidup
Metode Pemantauan Lingkungan
Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Mukomuko
Pemantauan dilakukan di area proyek peningkatan Jalan Mukomuko - Batas Sumatera Barat khususnya pada lokasi pemotongan tebing/bukit dan penimbunan untuk pelebaran perkerasan badan jalan, yaitu Sta29+000 sampai Sta-33+200
kegiatan Selama konstruksi berlangsung dengan periode pemantauan 1 (satu) minggu sekali terutama pada musim hujan
Kontraktor/Sub Kontraktor
Konsultan Supervisi dan P2JJ Provinsi Bengkulu
Satuan Kerja Direktorat Bina Teknik Direktorat Jenderal Bina Marga dan Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Mukomuko
Sepanjang ruas Mukomuko Sumatera Sara!
Selama masa konstruksi berlangsung dengan frekwensi pada setiap 6 (enam) bulan sekali.
Kontraktor/Sub Kontraktor
Konsultan Supervisi dan P2JJ Provinsi Bengkulu
Satuan Kerja Direktorat Bina Teknik Direktorat Jenderal Bina Marga dan Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Mukomuko
jalan Batas
3
I I I I I I I I I I I I
No
Sumber Dampak
Tujuan Pemantauan Lingkungan Hid up
Parameter Lingkungan Hidupyang Dipantau
Metode Pemantauan Lingkungan Metode Pengumpulan dan Analisis Data
Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup
lnstitusi Pemantauan Lingkungan Hidup Periode Pemantauan
Pelaksana
Pengawas
Penerima laporan
awal. 2
Terganggunya ke-hidupan perairan biota khusus-nya ikan (nekton).
dampak Merupakan turunan dari menurunnya kualitas air permukaan atau dampak tak langsung dari pengoperasian kantor proyek, gudang dan penginapan karyawan.
Komponen Sosekbud-Kesmas 1) Mobilisasi alat berat Terganggunya 1
Mengetahui sejauh mana keberhasilan efektivitas dan upaya pengelolaan ling-kungan terganggunya kehidupan biota perairan
ikan Jenis yang di berada sungai yang terkena dampak.
Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dengan penduduk setempat yang biasa menangkap ikan di sungai. dianalisis Hasil wawanxara secara dan tabulasi dibandingklan dengan rona lingkungan hidup awal.
Air Manjunto 1 titik dan Sungai Anak Selagan 1 titik
Selama masa konstruksi berlangsung dengan frekwensi pada setiap 6 (enam) bulan sekali.
Kontraktor/Sub Kontraktor
Konsultan Supervisi dan P2JJ Provinsi Bengkulu
Satuan Kerja Direktorat Bina Teknik Direktorat Jenderal Bina Marga dan Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Mukomuko
Mengetahui sejauh mana keberhasilan dan efektivitas upaya pengelolaan ling-kungan terganggunya lalu lintas dan rusaknya jalan
Peristiwa terjadinya gangguan lalu lintas.dan panjang ruas jalan yang rusak
Pengumpulan data dilakukan melalui pengamatan langsung di lapangan dengan parameter peristiwa terjadinya gangguan lalu lintas dan panjang ruas jalan yang rusak. Data yang terkumpul dianalisis secara tabulasi.
Ruas jalan yang sedang dilakukan peke~aan perkerasan dan jalur pengangkutan material.
Selama kegiatan konstruksi berlangsung dengan frekwensi setiap saat jika diperlukan.
Kontraktor/Sub Kontraktor
Konsultan Supervisi dan P2JJ Provinsi Bengkulu
Satuan Kerja Direktorat Bina Teknik Direktorat Jenderal Bina Marga dan Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Mukomuko
Selama pekerjaan fisik Peningkatan Ruas Jalan Mukomuko - Batas Sumatera Barat berlangsung dengan frekuensi pemantauan dilakukan 6 bulan sekali. pekerjaan Selama Peningkatan fisik Jalan Ruas Mukomuko - Balas Barat Sumatera berlangsung dengan frekuensi pemantauan dilakukan 6 bulan sekali. kegiatan Selama konstruksi berlangsung dengan frekwensi setiap saat jika diperlukan.
Kontraktor/Sub Kontraktor
Konsultan Supervisi dan P2JJ Provinsi Bengkulu
Satuan Kerja Direktorat Bina Teknik Direktorat Jenderal Bina Marga dan Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Mukomuko
Kontraktor/Sub Kontraktor
Konsultan Supervisi dan P2JJ Provinsi Bengkulu
Satuan Kerja Direktorat Bina Teknik Direktorat Jenderal Bina Marga dan Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Mukomuko
Kontraktor/Sub Kontraktor
Konsultan Supervisi dan P2JJ Provinsi Bengkulu
Satuan Kerja Direktorat Bina Teknik Direktorat Jenderal Bina Marga dan Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Mukomuko
Kontraktor/Sub Kontraktor
Konsultan Supervisi dan P2JJ Provinsi Bengkulu
Satuan Kerja Direktorat Bina Teknik Direktorat Jenderal Bina Marga dan Badan Linakunoan Hid up_
lalu lintas dan rusak-nya jalan
dan material 2) Pekerjaan perkerasan jalan 3) Pekerjaan pemasangan sarana pelengkap dan penunjang
2
Timbulnya kesempatan kerja dan peluang berusaha yang diperoleh penduduk setempat
Mobilisasi/penerimaan untuk tena-ga kerja pelaksanaan fisik Peningkatan Ruas Jalan Mukomuko Balas Sumatera Barat.
Mengetahui sejauh mana keberhasilan efektivitas dan upaya pengelolaan ling-kungan kesempatan kerja dan peluang berusaha
Jumlah tenaga ke~a dari penduduk setempat yang diterima I terse rap oleh proyek dan usahawan lokal yang dapat memanfaatkan peluang berusaha
Data dikumpulkan melalui pencatatan jumlah tenaga kerja yang terdapat di proyek dan jumlah dan tenaga ke~a usahawan yang be rasa I dari masyarakat setempat. Data yang terkumpul dianalisis secara tabulasi.
Desa-desa yang dilalui oleh ruas jalan Mukomuko Balas Sumatera Barat.
3
Timbulnya kecemburuan sosial bagi tenaga kerja setem pat yang tidak dapat memanfaatkan kesemapatan kerja yang terjadi. Terganggunya kesehatan masyarakat berupa terganggunya pernafasan, terjadinya iritasi mala dan terganggunya kenyamanan serta kesulitan mmendapatkan air bersih. Menurunnya sanitasi lingkungan akibat terjadinya
Mobilisasi/penerimaan tena-ga untuk kerja pelaksanaan fisik Peningkatan Ruas Jalan Balas Mukomuko Sumatera Barat
Mengetahui sejauh mana keberhasilan dan efektivitas upaya pengelolaan ling-kungan kecemburuan sosial
Jumlah tenaga ke~a dari penduduk setempat yang tidak diterima I terse rap oleh proyek dan bersikap cemburu.
Data dikumpulkan melalui wawancara dengan penduduk setempat terutama angkatan kerja. Selanjutnya data yang dianalisis secara terkumpul tabulasi.
Desa-desa yang dilalui oleh ruas jalan Mukomuko Balas Sumatera Barat.
Merupakan dampak turunan dari menurunnya kualitas udara, meningkatnya kebisingan dan menurunnya kualitas air permukaan atau dampak tak klangsung dari mobilisasi alai berat dan material konstruksi, pekerjaan perkerasan jalan, pengoperasian kantor proyek, gudang dan penoinapan karyawan. Akibat dari sampah domestik atau non B3 dari yang timbul pengoperasian kantor
Mengetahui sejauh mana keberhasilan efektivitas dan upaya pengelolaan hid up lingkungan kesehatan masyarakat yang telah dilakukan.
Keluhan masyarakat atas terganggunya pernafasan, iritasi mala, kenyamanan dan kesulitan untuk mendapatkan air bersih.
Pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan pengamatan langsung di serta lapangan wawancara dengan masyarakat setempat menggunakan kuisioner. Selain itu mengevaluasi surat aduan dari masyarakat. Selanjutnya Data yang terkumpul dianalisis secara tabulasi.
Permukiman penduduk yang dilalui oleh ruas jalan Mukomuko Balas Sumatera Barat.
Mengetahui sejauh mana keberhasilan efektivitas dan upaya penoelolaan
Jumlah sampah domestik dan penanganan sampah domestik yang teriadi.
Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan pengamatan langsung di lapangan serta wawancara dengan masyarakat
Ruang kantor proyek, gudang dan penginapan karyawan serta TPS.
4
I I I I I I
Jenis Dampak Yang Dipantau
5
-
kegiatan Selama konstruksi berlangsung dengan frekwensi setiC!Q_ hari
4
I I I I I I I I I I I I I
I I I I I I I
No
Jenis Dampak Yang Dipantau sampah domestik non 83.
atau
Sumber Dampak proyek, gudang dan penginapan karyawan
Tujuan Pemantauan Lingkungan Hid up lingkungan lingkungan
Parameter Lingkungan Hidup yang Dipantau
sanitasi
Metode Pemantauan Lingkungan Metode Pengumpulan dan Analisis Data
Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup
setempat dengan menggunakan kuisioner. Data yang terkumpul dianalisis secara tabulasi.
lnstitusi Pemantauan Lingkungan Hidup Periode Pemantauan
Pelaksana
Pengawas
sekali.
Penerima laporan Kabupaten Mukomuko
TAHAP PASCA KONSTRUKSI (OPERAS!) Kom ponen Fisik-Kimia 1
Menurunnya kualitas udara akibat dari meningkatnya kadar debu, timbal dan gas pencemar (802, N02 dan CO).
Pengoperasian jalan yang meningkatkan kepadatan kendaraan
Mengetahui sejauh mana keberhasilan dan efektivitas upaya pengelolaan ling-kungan pemenurun-nya kualitas udara
Kandungan debu, timbal dan gas pencemar (802, N02 dan CO) di udara.
2
Meningkalnya kebisinagn akibat meningkatnya kepadatan kendaraan serta kondisi jalan yang menanjak.
Pengoperasian jalan yang meningkatkan kepadatan kendaraan
Mengetahui sejauh mana keberhasilan dan efektivitas upaya pengelolaan lingkungan meningkatnya kebisingan
Tingkat kebisingan.
Mengetahui sejauh mana keeffektifan pengelolaan yang Ieiah dilakukan dalam menangani dampak meningkatnya kecelakaan lalu lintas.
Tingkat dan kefatalan korban kejadian kecelakaan lalu lintas
Mengetahui sejauh mana keberhasilan dan efektivitas upaya pengelolaan ling-kungan terganggunya lalu lintas
Peristiwa terjadinya gangguan lalu lintas.
Pengumpulan data dilakukan dengan cara pengambilan sampel di lapangan, selanjutnya dilakukan analisis di laboratorium lingkungan hidup, Analisis data dilakukan dengan metode perbandingan antara hasil pemantauan dengan baku mutu yang Ieiah dilelapkan (Tabel 5.1. di depan). Pengumpulan data dilakukan dengan pengukuran tingkat kebisingan di lapangan dengan menggunakan peralatan Sound Level Meter. Analisis data dilakukan dengan metode perbandingan antara hasil yang pengukuran dengan baku mutu sesuai Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 48/MNLH/11/1996 (Tabel5.2. di depan).
sebanyak 3 lokasi yaitu SON 06 Desa Pasar 8ebelah (8ta-1 0+000), depan Pasar Lubuk Pinang (Sta-26+ 100), dan Pos Polisi (8ta 32+600)
Selama ruas jalan Mukomuko - Batas 8umatera Barat dioperasikan dengan frekwensi 6 (enam) bulan sekali.
Kontraktor/8ub Kontraktor
Konsultan 8upervisi dan P2JJ Provinsi Bengkulu
8atuan Kerja Direktorat Bina Teknik Direktorat Jenderal Bina Marga dan Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Mukomuko
sebanyak 3 lokasi yaitu SON 06 Desa Pasar 8ebelah (8ta-1 0+000), depan Pasar Lubuk Pinang (Sta-26+100), dan Pas Polisi (Sta 32+600)
Selama ruas jalan Mukomuko - Batas 8umatera Barat dioperasikan dengan frekwensi 6 (enam) bulan sekali.
Kontraktor/8ub Kontraktor
Konsultan 8upervisi dan P2JJ Provinsi Bengkulu
8atuan Kerja Direktorat Bina Teknik Direktorat Jenderal Bina Marga dan Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Mukomuko
Pengumpulan data dilakukan dengan cara pengamatan di lapangan dengan parameter tersebut di atas. Analisis data dilakukan dengan metode perbandingan antara hasil pencatatan kejadian pada saat periode pemantauan dengan periode sebelumnya
Lokasi-lokasi yang rawan kecelakaan, antara lain: di depan lokasi fasilitas umum (pendidikan, ibadah, perdagangan/pasar) dan tikungan tajam.
selama Ruas Jalan Mukomuko - Balas Sumatera Barat dioperasikan, dengan frekuensi setiap saat ketika diperlukan.
Kontraktor/8ub Kontraktor
Konsultan 8upervisi dan P2JJ Provinsi Bengkulu
8atuan Kerja Direktorat Bina Teknik Direktorat Jenderal Bina Marga dan Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Mukomuko
Pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan pengamatan langsung di lapangan dengan acuan parameter tersebut di alas. Data yang terkumpul dianalisis secara tabulasi.
Ruas jalan Mukomuko Balas Sumatera Barat yang sedang dilakukan pekerjaan pemeliharaan jalan dan jalur peng-angkutan material.
8elama pemeliharaan jalan tengah berlangsung dengan frekwensi setiap saat ketika diperlukan.
Kontraktor/Sub Kontraktor
Konsultan 8upervisi dan P2JJ Provinsi Bengkulu
8atuan Kerja Direktorat Bina Teknik Direktorat Jenderal Bina Marga dan Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Mukomuko
Komponen Sosekbudkesmas Gangguan Keselamatan dan Rawan Kecelakaan Lalu Lintas.
2
Terganggunya lalu lintas di ruas jalan Mukomuko Balas Sumatera Barat.
Pengopersian jalan Mukomuko Balas Sumatera Barat (dengan tingkat pelayanan jalan yang lebih baik), yang akan membawa kecenderungan pengguna jalan memacu kendaraannya dengan kecepatan lebih tinggi. Pemeliharaan jalan yang berakibat terganggunya lalu lintas bagi pengguna jalan.
5
I
I I I I I I I I I I I I I
No
3
Jenis Dampak Yang Dipantau Terganggunya ke-sehatan masya-rakat berupa lerganggunya per-nafasan, iritasi mata dan kenya-manan .
Sumber Dampak Terganggunya kesehatan masyarakat berupa_ gangguan pemafasan dan iritasi mala merupakan dampak turunan dari menurunnya kualitas udara, sementara gangguan kenyamanan meningkalnya akibat kebisingan. Atau dampak lak lang sung pengoperasian ruas jalan Mukomuko - Balas Sumatera Barat.
Tujuan Pemantauan Lingkungan Hidup Mengetahui sejauh mana keberhasilan dan efeklivilas upaya pengelolaan ling-kungan terganggunya kesehalan masyarakal
Parameter Llngkungan Hidup yang Dlpantau Keluhan masyarakat atas terganggunya pernafasan, iritasi mata dan kenyamanan.
Metode Pemantauan Llngkungan Metode Pengumpulan dan Anallsis Data Pengumpulan data oilakukan dengan melakukan cara pengamalan langsung di lapangan serta wawancara dengan masyarakat setempat meng-gunakan kuisioner dan mengevaluasi sural aduan dari masyarakat. Selanjutnya Data dianalisis yang terkumpul secara tabulasi.
Lokasl Pemantauan Llngkungan Hidup Permukiman
penduduk
yang dilalui oleh ruas jalan
-
Mukomuko Sumatera Barat.
Bat as
lnstitusi Pemantauan Llngkungan Hldup Periode Pemantauan Selama ruas jalan Mukomuko Balas Sumalera Barat dioperasikan dengan frekwensi seliap saat ketika diperlukan.
-
Pelaksana Kontraklor/Sub Konlraklor
Pengawas KonsuHan Supervisi dan P2JJ Provinsl Bengkulu
Penerlma l~poran Satuan Kerja Direktorat Bina TeknOt Direktorat Jenderal Bina Marga dan Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Mukomuko
I I I I I I I
6
I I I I I I I
I· I ·I I I I I I I I I I I
Lampiran 5 Upaya Pemantauan Lingkungan {UPL) Peningkatan Ruas Jalan Lais - Bintunan
I I I I I I I I I I I I I I I I I I
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN PENINGKATAN JALAN RUAS LAIS - BINTUNAN
STA C•ll<JO
,.. . , ,_z.
···;>
~
I
<==:: :J j.. . STA 2•5[!{;
LEGENDA:
~~~ ~
Kecelakaan Lalln
SiA St500
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT SA.fUAN
Kestabilan lerong
KER J A
Gf; ~ 1..- U I!Y, A
BINA
O I REICl O RAT
TEKNIK 8 1 NA
l E KNI I<:
......_.., :K ..._~ ...W· - " - " - ' 17\t. ~ twt)f'1._. , ... ID»I.,Jlil!Ol1
Kualotas lldara dan Keblsongan
UKL - UPL RUAS LAIS - BINTUNAN Kualilas Ai r Parmukaan
I
STA !)
2011
I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN PENINGKATAN JALAN RUAS LAIS- BINTUNAN
,.'
STA
Sl'A
S~A
(rOO
Sr.~
I
STI\
S1'Ail·i500
LEGENDA:
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
Kecelakaan Lalin Kestabilan Lereng
DIREKTORAT
[]
SATU.O.o"f 0. !hiM ' - · • u
f'll.
K E RJA.
BI NA
OI R EKTOR AT
TEK NIK 61 NA
Kualitas Udara dan Keblslngan Kualitas A ir Permukaan
T E KN I K
Jl. ' " " - ' .,.. H 1(-"IW' I" , .,., • ""'"''' ...,..,.. !1110. "'l02 t )t1tft"" ,.,1611) 1-tl{I:JOU
UKL- UPL RUAS LAIS • BINTUNAN 2011
I I I I I I I I I I I I I\ I I =I I
I I
I I
---------------~~---~
I I I I I I I
DAFTAR PUSTAKA Anonim. 1982. Rapid Assessment of Source of Air, Water, and Land Pollution. World Health Organization (WHO), Geneva. ----:--· 1995. Environment Management System. Agency (EPA), Australia.
Environment Protection
1995. Environment Monitoring and Performance. Environment Protection Agency (EPA), Australia. Asdak, C. 2002. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Gajah Mada University Press, Yogyakarta.
I
BPS Kabupaten Bengkulu Utara. 2010. Kabupaten Bengkulu Utara Dalam Angka Tahun 2010.
I I I I I I I I I I I I
____ . 2010. Kabupaten Bengkulu Tengah Dalam Angka Tahun 2010. _____ . 2010. Kecamatan Air Napal Dalam Angka Tahun 2010. ____ . 2010. Kecamatan Pondok Kelapa Dalam Angka Tahun 2010.
Canter, L.W., 1977, Enviromental Impact Assessment. Me Graw Hill Book Co, New York. Chafid Fandeli, 1992. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, Prinsip Dasar dan Pemanfanaanya Dalam Pembangunan. Liberty Yogyakarta. 1989. Standard Hand Book of Environmental Engineering. Corbitt. RA. McGRAW HILL, Inc. New York. David, CW., and JG Raw. 1980. Environmental Impact Analysis Handbook. McGRAW HILL Book Co. New York. Direktorat Jenderal Bina Marga, Departemen Pekerjaan Umum, 1999, Indonesian Highway Capacity Mannual (IHCM), Jakarta. Direktorat Sistem Jaringan Prasarana, Direktorat Jenderal Prasarana Wilayah Departemen Pekerjaan Umum, 2003. Pedoman Perencanaan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup Bidang Jalan, Jakarta. _ _ _ . 2003. Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan, Jakarta. _ _ _ , 2003. Pedoman Pelaksanaan Pemantauan Lingkungan Hidup Bidang Jalan, Jakarta.
PT. BLANTICKINDO ANEKA PLA~N'lNG'"
fil'll;l!ft£11JNG..:>
D~$!GWIIG"
MAIIAG!;!AENl:>
ECOI
J/, Wi}HYll f/, KW. PYle>. K"~-K!Way"""' B•m- .JllkiiUf~ SM<>t"" Tt>lpJF~<~
(fl27} 72474/l!<
1
I I I I I I I I I I
Direktorat Tata Perkotaan dan Tata Perdesaan, Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah, 2003. Pedoman dan Prosedur Pelaksanaan Manajemen Lingkungan, Jakarta.
Gafoer. S., Amin, T.C. & Pardede, R., 2007, Peta Geologi Lembar Bengkulu. Puslitbang Geologi. Gunarwan Suratmo, 1991, Analisis Mengenai Dampak Lingkungan; Sejarah, Teori dan Metode. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Kovacs, M. 1992. Biological Indicators in Environmental Protection. Horwood, London.
Kusmana, Pardede, R., Andimangga, S. & Sidarto, 1992, Peta Geologi Lembar Sungai Penuh dan Ketahun. Puslitbang Geologi. Lee, C. C. & Lin, S. D., 1999. Handbook of Environmental Engineering Calculations. McGRAW HILL, Inc. New York. Neely, MC., RN Neimanis and L. Dwyer. 1979. Water Quality Source Book. A Guide to Water Quality Parameters. Inland Waters Directorate, OttawaCanada. Neely, M.C., Neimanis, R.N. & Dwyer, L., 1979, Water Quality Source Book. A Guide to Water Quality Parameter. Inlands Waters Directorate, OttawaCanada. NTAC. 1986. Water Quality Criteria. Administration, Washington DC.
I I I I I I I I I
Ellis
Federal Water Pollution Control
Rau, J.G. & Wooten, D.C. 1980, Enveromental Impact Hand Book, McGraw-Hill Book Company, Toronto, Canada. Satriago, H. 1996. Himpunan lstilah Lingkungan untuk Managemen. lnstitut Pengembangan Manajemen Indonesia (IPMI) - Ecolink. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Soemartowoto, 0, 1992, analisis Dampak Lingkungan, Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Sugiharto, 1987, Dasar-dasar Pengolahan Air Limbah. Penerbit Ul Press. Cetakan Pertama, Jakarta. Wardoyo, S.T.H., 1994, Manajemen Kualitas Air. Fakultas Perikanan IPB, Bogar. Wirosuharjo, K., 1989. Dasar-dasar Demografi. Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Ul Press, Jakarta. Wisnu Arya Wardhana, 1995, Dampak Pencemaran Lingkungan. Penerbit Andi Offset, Jakarta.
PT. BLANTICKINDO ANEKA l'iAH"!NG V
~1NO.EIIl~liQ !:l!SlG~Go.
"""'!'\'lW£,.T:; re.'li
.11- Wljaya II, Kel. Pula. /'lee. KeMyoran 8m1. Jal Telp./F~~t~- (011) 72474!1!1
== ---
=====
--=·-·"=·
2