PT MAS MURNI INDONESIA Tbk. DAN ENTITAS ANAK LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE 3 BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 MARET 2012 DAN 2011 (TIDAK DIAUDIT)
1
PT MAS MURNI INDONESIA, Tbk. DAN ENTITAS ANAK LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE 3 BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2012 DAN 2011
DAFTAR ISI Laporan Auditor Independen Halaman Neraca
2-3
Laporan Laba Rugi
4
Laporan Perubahan Ekuitas
5
Laporan Arus Kas
6
Catatan Atas Laporan Keuangan
7 – 24
2
3
PT MAS MURNI INDONESIA Tbk. DAN ENTITAS ANAK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 MARCH 2012 (UNAUDITED) DAN 31 DESEMBER 2011 (AUDITED) Catatan
31-Mar-12
31-Des-11
(Rp)
(Rp)
ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas Piutang usaha - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp 487.811.925 Piutang lain-lain Persediaan Pajak dibayar dimuka Biaya dibayar dimuka Uang muka pembelian
2d, 3
3.112.733.999
3.485.834.752
2e, 4 5 g, 6 17a 7
5.089.520.565 5.970.740.814 1.591.251.637 187.775.910 12.995.037.986 1.096.754.192
3.297.519.987 5.633.618.762 972.048.377 187.775.910 17.471.634.293 393.673.145
30.043.815.101
31.442.105.226
8 9
10.309.788.350 973.500.000
2i, 11 12, 27a 10
357.636.354.558 223.165.000.000 49.927.700.000
10.647.569.992 973.500.000 352.922.732.260 223.165.000.000 49.927.700.000
JUMLAH ASET TIDAK LANCAR
642.012.342.908
637.636.502.252
JUMLAH ASET
672.056.158.008
669.078.607.478
-
-
JUMLAH ASET LANCAR ASET TIDAK LANCAR Piutang lain-lain Penyertaan saham Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 35.016.898.693 pada tahun 2012 Rp 33.152.775.055 pada tahun 2011 Aset dalam rangka kerjasama operasi Aset tidak digunakan dalam usaha Aktiva Lain-Lain
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan.
4
PT MAS MURNI INDONESIA Tbk. DAN ENTITAS ANAK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 MARCH 2012 (UNAUDITED) DAN 31 DESEMBER 2011 (AUDITED) Catatan
31-Mar-12 (Rp)
31-Des-11 (Rp)
LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS JANGKA PENDEK Utang Bank Utang usaha Pihak ketiga Utang lain-lain - Pihak ketiga Pendapatan diterima dimuka Beban yang masih harus dibayar Utang pajak Bagian utang bank yang jatuh tempo dalam satu tahun
13, 19 14 15 16 17 18
JUMLAH LIABILITAS JANGKA PENDEK
13.277.657.680 3.007.197.719 843.626.930 2.898.297.378 969.233.566 5.818.132.344 9.028.590.572
6.626.044.626 3.292.655.103 919.128.968 1.526.042.518 1.548.953.506 5.384.331.819 11.014.240.910
35.842.736.189
30.311.397.450
14.130.250.412 31.764.529.093 3.441.204.179
13.827.842.471 34.960.655.736 3.363.865.374
49.335.983.684
52.152.363.581
246.498.871.680 57.288.228.350 270.720.021.000 9.342.719.130 3.027.597.976 586.877.438.135
246.498.871.680 57.288.228.350 270.720.021.000 9.101.942.812 3.005.782.605 586.614.846.447
672.056.158.008
669.078.607.478
LIABILITAS JANGKA PANJANG Utang Lain2 Jangka Panjang - Pihak yg berelasi Liabilitas pajak tangguhan Utang bank jangka panjang setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam waktu setahun Liabilitas manfaat karyawan
17
18 19
JUMLAH LIABILITAS JANGKA PANJANG EKUITAS Modal saham - nilai nominal seri A Rp. 240,- per saham, seri B Rp 96,- per saham dan seri C Rp. 72,- per saham pada tahun 2012 dan 2011 Modal dasar 7.656.250.000 saham terdiri dari: seri A, 406.250.000 saham; seri B, 6.000.000.000 saham; dan seri C, 1.250.000.000 saham pada tahun 2012 dan 2011. Modal ditempatkan dan disetor penuh pada tahun 2012 dan 2011 masing 2 sebanyak : 2.313.239.830 saham terdiri dari Seri A sebanyak 170.637.500 saham; seri B sebanyak 2.136.602.830 saham dan seri C sebanak 6.000.000 saham Agio saham Modal disetor lainnya Saldo Laba Kepentingan non Pengendali Jumlah ekuitas
20 20
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan.
5
PT MAS MURNI INDONESIA Tbk. DAN ENTITAS ANAK LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 MARET 2012 DAN 2011 Catatan
Pendapatan Hotel Beban Departementalisasi Hotel LABA KOTOR
2n, 21, 28 2n, 22
BEBAN USAHA - Beban usaha hotel - Beban usaha pemilik Jumlah beban usaha
2n, 23 2n, 24
Laba Usaha PENDAPATAN (BEBAN) LAIN-LAIN - Pendapatan lain-lain - Beban lain-lain
31-Mar-12 (Rp)
31-Mar-11 (Rp)
17.695.106.142 7.636.841.668 10.058.264.474
15.002.342.720
6.553.932.007 1.456.791.475 8.010.723.481
5.897.522.270 1.199.613.683 7.097.135.953
2.047.540.993
1.301.532.861
45.057.144 (1.510.325.969)
57.544.854 (1.138.173.471)
(1.465.268.825)
(1.080.628.617)
582.272.168
220.904.244
(17.272.538) (302.407.941)
(168.445.955)
(319.680.479)
(168.445.955)
262.591.689
52.458.289
240.776.318 21.815.371
26.664.135 25.794.154
262.591.689
52.458.289
6.603.673.906 8.398.668.814
2n, 25
Jumlah pendapatan (beban) lain-lain Laba bersih sebelum pajak Penghasilan Badan PENGHASILAN (BEBAN) PAJAK BADAN Pajak kini Pajak tangguhan Jumlah pajak penghasilan badan
2o,17
Laba (Rugi) Bersih Setelah Pajak Penghasilan Badan Laba yang dapat diatribusikan kepada : Pemilik entitas induk Kepentingan non pengendali
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan.
6
7
Saldo per 31 Maret 2012
246.498.871.680
0
246.498.871.680
246.498.871.680
0
246.498.871.680
Modal ditempatkan dan disetor penuh
57.288.228.350
0
57.288.228.350
57.288.228.350
0
57.288.228.350
Agio saham
270.720.021.000
0
270.720.021.000
270.720.021.000
0
270.720.021.000
Modal disetor lainnya
9.342.719.129
240.776.318
9.101.942.811
7.569.918.702
26.664.136
7.543.254.566
Saldo laba
3.027.597.976
21.815.371
3.005.782.605
3.025.794.154
25.794.154
3.000.000.000
Kepentingan non pengendali
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian
Total laba rugi komperhensif tahun berjalan
Saldo awal , 1 Januari 2012
2012
Saldo akhir 31 Maret 2011
Total laba rugi komperhensif tahun berjalan
2011 Saldo awal , 1 Januari 2011
(Disajikan dalam Rupiah)
PT MAS MURNI INDONESIA, Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE 3 BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 MARET 2012 Dan 2011
586.877.438.135
262.591.689
586.614.846.446
585.102.833.886
52.458.290
585.050.375.596
Jumlah ekuitas
PT MAS MURNI INDONESIA Tbk. DAN ENTITAS ANAK LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 MARET 2012 DAN 2011 31-Mar-12 (Rp)
ARUS KAS DARI AKIVITAS OPERASI Penerimaan kas dari penjualan dan piutang usaha Pembayaran hutang dan uang muka Pendapatan bunga Pembayaran beban operasional Penerimaan (pembayaran) lain-lain Arus kas bersih diperoleh dari aktivitas operasi ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Pembelian aset tetap Penambahan aset lain-lain Arus kas bersih digunakan untuk aktivitas investasi
31-Mar-11 (Rp)
16.938.238.373 (11.559.950.002) 45.057.144 (5.893.462.812) 433.800.525
14.666.782.148 (7.995.740.171) 9.969.049 (3.055.732.109) 49.522.451
(36.316.773)
3.674.801.368
(220.792.046) -
(5.605.624.958) (75.559.046)
(220.792.046)
(5.681.184.004)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Pembayaran hutang lain-lain Utang bank - bersih Pembayaran bunga Arus kas bersih digunakan untuk aktivitas pendanaan
(75.502.038) 1.469.836.073 (1.510.325.969)
182.117.304 5.972.484.372 (1.138.173.471)
(115.991.934,27)
5.016.428.205
KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH KAS DAN SETARA KAS
(373.100.752,90)
3.010.045.570
KAS DAN SETARA KAS AWAL PERIODE
3.485.834.752
3.560.988.816
KAS DAN SETARA KAS AKHIR PERIODE
3.112.733.999
6.571.034.386
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan ini
8
PT MAS MURNI INDONESIA Tbk. Dan Anak Perusahaan CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk periode 3 bulan dan tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011
01. UMUM a. Pendirian dan informasi umum PT. Mas Murni Indonesia, Tbk ("Perusahaan") didirikan pada tanggal 27 Juli 1970 berdasarkan akta Notaris Nyoo Sioe Liep, S.H. No. 22. Pada awal berdirinya, Perusahaan bernama PT Mas Murni, yang telah berubah menjadi PT Rantai Mas Murni dengan akta dari notaris yang sama No. 14 tanggal 11 September 1971. Nama Perusahaan berubah menjadi PT Mas Murni Indonesia berdasarkan akta No. 17 tanggal 21 Oktober 1971 dari notaris yang sama. Akta pendirian dan perubahan nama Perusahaan telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. J.A.5/192/7 tanggal 6 November 1971 dan diumumkan dalam Berita Negara No. 5 Tambahan No. 40 tanggal 1 Januari 1973. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami perubahan, dengan akta notaris Shinta Ameliawaty S.H., No. 149 tanggal 27 Desember 2004 dalam RUPSLB yang menyetujui hutang Perusahaan untuk dikonversi menjadi obligasi konversi dengan mengikuti peraturan Bapepam No. IX. D.4 tgl. 14 Agustus 1998; peningkatan Modal Dasar Perusahaan dari Rp 728.000.000.000 menjadi Rp 913.700.000.000. Perubahan anggaran dasar ini telah mendapat persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. C-086666 HT.01.04. Th 2005 tanggal 31 Maret 2005. Berdasarkan akta notaris No. 149 tanggal 27 Desember 2004 oleh Notaris Shinta Ameliawaty, S.H., di Surabaya, Perusahaan telah meningkatkan modal disetornya sebesar Rp 67.000.000.000 karena adanya subskripsi saham dari obligasi konversi. (lihat catatan 20). Pada tahun 2010, sesuai dengan perubahan anggaran dasar Perusahaan berdasarkan Akta No. 38 tanggal 21 Juni 2010 oleh Notaris Siti Nurul Yuliani,SH.,M.Kn Notaris di Sidoarjo tentang perubahan modal ditempatkan dan disetor serta susunan pemegang saham. Atas perubahan tersebut telah dicatatkan di Sistem Administrasi Badan Hukum Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sesuai dengan surat nomor AHUAH.01.10.20940 tanggal 16 Agustus 2010. Perusahaan adalah pemilik dan pengelola Garden Palace Hotel, Surabaya serta pemilik Crystal Garden, sebuah blok apartemen dan shopping center yang saat ini dalam status kerja sama operasi dengan PT Anugerah Mitra Lestari. Perusahaan berkedudukan di Surabaya, dengan kantor pusat terletak di Jalan Yos Sudarso 11 Surabaya. b. Penawaran umum efek Perusahaan Pada tanggal 4 Januari 1994, Perusahaan memperoleh surat pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) dengan suratnya No. S-02/PM/1993 untuk melakukan Penawaran Umum atas 15.000.000 saham Perusahaan kepada masyarakat. Sejak tanggal 9 Pebruari 1994 saham-saham tersebut telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI). c. Dewan Komisaris dan Direksi Komposisi Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan pada tanggal-tanggal 31 Maret 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut: Dewan Komisaris Presiden Komisaris Sinta Ladya Santoso Komisaris Ir. Umaryadi Reksodidjojo Komisaris Soedarsono Notoprajitno Dewan Direksi Presiden Direktur Direktur Direktur
Djaja Santoso Surya Atmadinata Ir. Peterjanto Suharjono, M.M.
Jumlah karyawan Perusahaan rata-rata adalah 416 orang untuk periode 3 bulan dan tahun masing-masing tahun 2012 dan 2011.
02. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING a. Pernyataan kepatuhan Laporan keuangan untuk tahun berakhir 31 Desember 2011, 2010 dan 1 Januari 2010 disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dan Peraturan Bapepam-LK No. VIII.G.7 tentang “Pedoman Penyajian Laporan Keuangan” yang terdapat dalam Lampiran Keputusan Ketua Bapepam No. KEP-06/PM/2000 tanggal 13 Maret 2000 dan perubahannya, Keputusan Ketua Bapepam-LK No. KEP-554/BL/2010 tanggal 30 Desember 2010. 9
PT MAS MURNI INDONESIA Tbk. Dan Anak Perusahaan CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk periode 3 bulan dan tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 b. Dasar penyusunan laporan keuangan konsolidasian Laporan keuangan konsolidasian disusun berdasarkan konsep biaya perolehan, kecuali untuk akun-akun tertentu disajikan dengan pengukuran lain sebagaimana dijelaskan dalam kebijakan akuntansi akun-akun yang bersangkutan. Laporan keuangan disusun dengan menggunakan dasar akrual, kecuali arus kas. Laporan arus kas konsolidasian disajikan dengan menggunakan metode langsung, sesuai dengan Surat Keputusan Badan Pengawas Pasar Modal No. Kep-06/PM/2000 tertanggal 13 Maret 2000, dengan mengelompokkan penerimaan dan pengeluaran kas dan setara kas ke dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Mata uang yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian ini adalah Rupiah (Rp). Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (“PSAK”) dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (“ISAK”) yang berlaku efektif pada tahun 2011 Perusahaan dan Entitas Anak melakukan penerapan standar akuntansi dan interpretasi baru/revisi yang berlaku efektif pada tahun 2011. Perubahan kebijakan akuntansi tersebut telah dibuat seperti yang disyaratkan, sesuai dengan ketentuan transisi dalam masing-masing standar dan interpretasi. Penerapan standar dan interpretasi baru/revisi berikut, yang relevan dengan operasi Perusahaan dan Entitas Anak dan menimbulkan dampak terhadap laporan keuangan konsolidasian, terdiri dari: PSAK No. 1: Penyajian Laporan Keuangan PSAK No. 1 menetapkan persyaratan untuk penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Laporan utama yang baru, yaitu Laporan Laba Rugi Komprehensif, telah disajikan dalam laporan keuangan konsolidasian ini. Perusahaan dan Entitas Anak telah memilih untuk menyajikan seluruh pos penghasilan dan beban dalam bentuk satu laporan (laporan laba rugi komprehensif). Sesuai dengan PSAK No. 1, Perusahaan dan Entitas Anak telah mereklasifikasi kepentingan non pengendali pada tanggal 31 Desember 2010 sebesar Rp 3.000.000.000 sebagai bagian dari ekuitas. Oleh karena itu, laporan posisi keuangan konsolidasian Perusahaan dan Entitas Anak pada tanggal 31 Desember 2010 dan tanggal 1 Januari 2010 telah disajikan kembali. PSAK No. 2 (Revisi 2009): Laporan Arus Kas Perusahaan juga menerapkan PSAK No. 2 (Revisi 2009) tentang Laporan Arus Kas dimana hal tersebut tidak memberikan pengaruh yang signifikan bagi pengungkapan terkait dalam laporan keuangan konsolidasian. Karena perubahan pada kebijakan akuntansi hanya mempengaruhi aspek pengungkapan, maka tidak ada dampak terhadap laba per saham. Prinsip-prinsip konsolidasian Sejak Tanggal 1 Januari 2011 Efektif tanggal 1 Januari 2011, Perusahaan dan entitas anak menerapkan secara retrospektif PSAK No. 4 (Revisi 2009), “Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri”, kecuali beberapa hal berikut yang diterapkan secara prospektif: i. rugi entitas anak yang menyebabkan saldo defisit bagi kepentingan non pengendali (“KNP”); ii. kehilangan pengendalian pada entitas anak; iii. perubahan kepemilikan pada entitas anak yang tidak mengakibatkan hilangnya pengendalian; iv. hak suara potensial dalam menentukan keberadaan pengendalian; dan v. konsolidasian atas entitas anak yang memiliki pembatasan jangka panjang. PSAK No. 4 (Revisi 2009) mengatur penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasian untuk sekelompok entitas yang berada dalam pengendalian suatu entitas induk, dan akuntansi untuk investasi pada entitas anak, pengendalian bersama entitas, dan entitas asosiasi ketika laporan keuangan tersendiri disajikan sebagai informasi tambahan. Kebijakan akuntansi yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian telah diterapkan secara konsisten oleh Perusahaan dan entitas anak, kecuali dinyatakan lain. Laporan keuangan konsolidasian meliputi laporan keuangan entitas anak, dimana Perusahaan baik secara langsung atau tidak langsung, memiliki lebih dari 50% kepemilikan saham. Semua saldo dan transaksi antar Perusahaan yang material, termasuk keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi, jika ada, dieliminasi untuk mencerminkan posisi keuangan dan hasil operasi Perusahaan dan entitas anak sebagai satu kesatuan usaha. "Entitas anak dikonsolidasi secara penuh sejak tanggal akuisisi, yaitu tanggal Perusahaan memperoleh pengendalian, sampai dengan tanggal entitas induk kehilangan pengendalian. Pengendalian dianggap ada ketika Perusahaan memiliki secara langsung atau tidak langsung melalui entitas anak, lebih dari setengah kekuasaan suara entitas. Rugi entitas anak yang tidak dimiliki secara penuh diatribusikan pada kepentingan non pengendali 10
PT MAS MURNI INDONESIA Tbk. Dan Anak Perusahaan CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk periode 3 bulan dan tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 bahkan jika hal ini mengakibatkan kepentingan non pengendali mempunyai saldo defisit. Jika kehilangan pengendalian atas suatu entitas anak, maka Perusahaan dan entitas anak: − menghentikan pengakuan aset (termasuk setiap goodwill) dan liabilitas entitas anak; − menghentikan pengakuan jumlah tercatat setiap kepentingan non pengendali; − menghentikan pengakuan akumulasi selisih penjabaran, yang dicatat di ekuitas, bila ada; − mengakui nilai wajar pembayaran yang diterima; − mengakui setiap sisa investasi pada nilai wajarnya; − mengakui setiap perbedaan yang dihasilkan sebagai keuntungan atau kerugian dalam laporan laba rugi komprehensif; dan − mereklasifikasi bagian induk atas komponen yang sebelumnya diakui sebagai laba komprehensif ke laporan laba rugi komprehensif, atau mengalihkan secara langsung ke saldo laba Setiap akhir periode pelaporan, Perusahaan melakukan pengujian penurunan nilai, apakah terdapat bukti obyektif bahwa investasi pada entitas asosiasi dan pengendalian bersama entitas mengalami penurunan nilai. Kepentingan non pengendali mencerminkan bagian atas laba atau rugi dan aset neto dari entitas anak yang tidak dapat diatribusikan secara langsung maupun tidak langsung pada Perusahaan, yang masing-masing disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dan dalam ekuitas dalam laporan posisi keuangan konsolidasian, terpisah dari bagian yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk. Sebelum Tanggal 1 Januari 2011 Proporsi bagian kepemilikan pemegang saham minoritas atas aset neto dan laba atau rugi neto entitas anak konsolidasian sebelumnya disajikan sebagai "Hak Minoritas atas Aset Neto Entitas Anak yang Dikonsolidasi" dalam laporan posisi keuangan konsolidasian dan sebagai "Hak Minoritas atas Laba (Rugi) Neto Entitas Anak yang Dikonsolidasi" dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Kerugian yang menjadi bagian pemegang saham minoritas pada suatu entitas anak dapat melebihi bagiannya dalam modal disetor. Kelebihan tersebut dan kerugian lebih lanjut yang menjadi bagian pemegang saham minoritas, dibebankan pada Perusahaan sebagai pemegang saham mayoritas, kecuali apabila pemegang saham minoritas memiliki kepentingan jangka panjang lainnya pada entitas anak tersebut atau terdapat liabilitas yang mengikat untuk menutupi kerugian tersebut dan pemegang saham minoritas mampu memenuhi liabilitasnya. Apabila pada tahun selanjutnya entitas anak melaporkan laba, maka laba tersebut terlebih dahulu dialokasikan kepada Perusahaan sebagai pemegang saham mayoritas sampai seluruh bagian kerugian pemegang saham minoritas yang di bebankan pada Perusahaan dapat dipulihkan. Perusahaan melakukan transaksi dengan pihak berelasi. Dalam laporan keuangan ini, istilah pihak berelasi sesuai dengan ketentuan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 7 (Revisi 2010), “Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi”. Jenis transaksi dan saldo dengan pihak-pihak berelasi, baik yang dilaksanakan dengan ataupun tidak dilaksanakan dengan syarat serta kondisi normal yang sama untuk pihak yang bukan berelasi, diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan. PSAK No. 7: Pengungkapan Pihak-Pihak Berelasi Perusahaan melakukan transaksi dengan pihak berelasi. Dalam laporan keuangan ini, istilah pihak berelasi sesuai dengan ketentuan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 7 (Revisi 2010), “Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi”. Jenis transaksi dan saldo dengan pihak-pihak berelasi, baik yang dilaksanakan dengan ataupun tidak dilaksanakan dengan syarat serta kondisi normal yang sama untuk pihak yang bukan berelasi, diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan. Sejak tanggal 1 Januari 2011, Perusahaan mengungkapkan jumlah kompensasi yang dibayarkan oleh Perusahaan kepada karyawan kunci sebagaimana yang disyaratkan dalam PSAK No. 7 (Revisi 2010), “Pengungkapan Pihakpihak Berelasi”. Kompensasi yang diungkapkan dalam laporan keuangan Perusahaan mencakup imbalan kerja jangka pendek, imbalan pasca kerja, imbalan kerja jangka panjang lainnya, pesangon pemutusan kontrak kerja dan pembayaran berbasis saham. c. Penjabaran dalam Mata Uang Asing Transaksi dalam mata uang asing di]abarkan ke dalam mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs yang berlaku pada tanggal transaksi. Aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing di]abarkan ke dalam mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs yang berlaku pada akhir periode pelaporan. Keuntungan dan kerugian selisih kurs yang timbul dari penyelesaian transaksi dalam mata uang asing dan dari pen]abaran aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing diakui di dalam laporan laba rugi konsolidasian. Kurs utama yang digunakan, berdasarkan kurs tengah yang diterbitkan Bank Indonesia. 11
PT MAS MURNI INDONESIA Tbk. Dan Anak Perusahaan CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk periode 3 bulan dan tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 Aset keuangan Entitas terdiri dari kas dan setara kas, investasi jangka pendek, piutang usaha, piutang lain-lain. Liabilitas keuangan Entitas terdiri dari utang usaha, utang lain-lain dan uang jaminan. Entitas telah menerapkan PSAK No. 50 (Revisi 2006) “Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan” dan PSAK No. 55 (Revisi 2006) “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran” efektif tanggal 1 Januari 2010. Dalam rangka penerapan PSAK 50 (Revisi 2006) dan PSAK 55 (Revisi 2006), Entitas mengklasifikasikan instrumen keuangan dalam bentuk aset keuangan dan liabilitas keuangan. i) Klasifikasi Sejak tanggal 1 Januari 2010, pada saat pengakuan awal, Entitas mengelompokkan seluruh aset keuangannya sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang. Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan nonderivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Entitas tidak memiliki investasi saham yang dikelompokkan sebagai aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo. Seluruh liabilitas keuangan Entitas dikelompokkan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi. ii) Pengakuan Entitas pada awalnya mengakui aset keuangan dan liabilitas keuangan pada tanggal perolehan. Pada saat pengakuan awal, aset keuangan atau liabilitas keuangan Entitas diukur pada nilai wajar ditambah biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung atas perolehan aset keuangan atau penerbitan liabilitas keuangan. Pengukuran aset keuangan dan liabilitas keuangan setelah pengakuan awal tergantung pada klasifikasinya. Setelah pengakuan awal, pinjaman yang diberikan dan piutang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif, sedangkan aset keuangan yang dimiliki hingga jatuh tempo yang tidak memiliki harga kuotasi dicatat pada biaya perolehan. Setelah pengakuan awal, liabilitas keuangan dicatat pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. iii) Penghentian pengakuan Entitas menghentikan pengakuan aset keuangan pada saat hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut kadaluwarsa, atau Entitas mentransfer seluruh hak untuk menerima arus kas kontraktual dari aset keuangan dalam transaksi dimana Entitas secara substansial telah mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan yang ditransfer. Setiap hak atau liabilitas atas aset keuangan yang ditransfer yang timbul atau yang masih dimiliki oleh Entitas diakui sebagai aset atau liabilitas secara terpisah. Entitas menghentikan pengakuan liabilitas keuangan pada saat liabilitas yang ditetapkan dalam kontrak dilepaskan atau dibatalkan atau kadaluwarsa. iv) Saling hapus Aset keuangan dan liabilitas keuangan saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam laporan posisi keuangan jika, dan hanya jika, Entitas memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut dan berniat untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya secara simultan. Pendapatan dan beban disajikan dalam jumlah bersih hanya jika diperkenankan oleh standar akuntansi. v) Pengukuran biaya perolehan diamortisasi Biaya perolehan diamortisasi dari aset keuangan atau liabilitas keuangan adalah jumlah aset atau liabilitas keuangan yang diukur pada saat pengakuan awal dikurangi pembayaran pokok, ditambah atau dikurangi dengan amortisasi kumulatif dengan menggunakan metode suku bunga efektif yang dihitung dari selisih antara nilai awal dan nilai jatuh temponya, dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai. vi) Pengukuran nilai wajar Nilai wajar adalah nilai dimana suatu aset dapat dipertukarkan, atau suatu liabilitas diselesaikan antara pihak yang memahami dan berkeinginan untuk melakukan transaksi wajar (arm's length transaction) pada tanggal pengukuran. Nilai wajar untuk instrumen keuangan Entitas yang tidak diperdagangkan di pasar ditentukan dengan menggunakan teknik penilaian tertentu. Entitas menggunakan metode arus kas terdiskonto dengan menggunakan asumsi-asumsi berdasarkan kondisi pasar yang ada pada saat tanggal laporan posisi keuangan untuk menentukan nilai wajar dari instrumen keuangan lainnya. d.
Kas dan setara kas Kas dan setara kas didefinisikan sebagai saldo kas, bank dan deposito, dan semua investasi jangka pendek yang 12
PT MAS MURNI INDONESIA Tbk. Dan Anak Perusahaan CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk periode 3 bulan dan tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 jatuh tempo tiga bulan atau kurang dari tanggal penempatannya. e.
Piutang usaha dan piutang lain-lain Piutang usaha dan piutang lain-lain pada awalnya diakui sebesar nilai wajar dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi, setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu. Penyisihan piutang ragu-ragu dibentuk pada saat terdapat bukti obyektif bahwa saldo piutang tidak dapat ditagih. Piutang ragu-ragu dihapus pada saat piutang tersebut tidak akan tertagih.
f.
Transaksi dengan pihak yang berelasi Perusahaan dan entitas anak melakukan transaksi dengan pihak-pihak berelasi sebagaimana didefinisikan dalam PSAK No. 7 “Pengungkapan Pihak-Pihak Berelasi”. Seluruh transaksi dan saldo yang material dengan pihak-pihak berelasi diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasian.
g.
h.
Persediaan Persediaan dinyatakan berdasarkan nilai yang lebih rendah antara harga perolehan dan nilai realisasi bersih. Biaya perolehan dengan metode rata-rata tertimbang. Perusahaan tidak melakukan penyisihan atas persediaan usang dan rusak, kerugian ini dibebankan langsung sebagai pengurangan persediaan pada akhir periode. Properti investasi Properti investasi terdiri dari tanah, bangunan dan prasarana, untuk menghasilkan rental atau untuk kenaikan nilai atau kedua-duanya, dan tidak untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa untuk tujuan administratif atau dijual dalam kegiatan usaha sehari-hari. Properti investasi dinyatakan sebesar biaya perolehan termasuk biaya transaksi dikurangi akumulasi penyusutan dan penurunan nilai, kecuali tanah yang tidak disusutkan. Jumlah tercatat termasuk bagian biaya penggantian dari properti investasi yang ada pada saat terjadinya biaya, jika kriteria pengakuan terpenuhi; dan tidak termasuk biaya harian penggunaan properti investasi. Penyusutan properti investasi berupa bangunan disusutkan dengan metode jumlah hari pemakaian event. Properti investasi dihentikan pengakuannya pada saat pelepasan atau ketika properti investasi tersebut tidak digunakan lagi secara permanen dan tidak memiliki manfaat ekonomis di masa depan yang dapat diharapkan pada saat pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian atau pelepasan properti investasi diakui dalam laporan laba rugi konsolidasian dalam tahun terjadinya penghentian atau pelepasan tersebut.
i.
Aset tetap Per 1 Januari 2008, Perusahaan telah menerapkan PSAK No. 16 "Aset Tetap" (Revisi 2007) sebagaimana ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Perusahaan telah menetapkan model biaya terhadap pengelolaan aset tetapnya. Aset tetap dinyatakan menurut harga perolehan setelah dikurangi dengan akumulasi penyusutan. Tanah tidak disusutkan. Penyusutan aset tetap dihitung dengan metode garis lurus selama masa manfaat aset tetap sebagai berikut: Kelompok aset tetap Metode penyusutan Tarif penyusutan Bangunan dan prasarana Peralatan mekanis dan listrik Perabot dan peralatan Alat pengangkutan
Garis lurus Garis lurus Garis lurus Garis lurus
2,5% 10% 10-20% 20%
Biaya perbaikan dan perawatan dibebankan langsung ke perhitungan laba rugi pada saat terjadinya biaya-biaya tersebut; sedangkan biaya-biaya yang berjumlah besar dan sifatnya meningkatkan kondisi aset secara signifikan dikapitalisasi. Apabila suatu aset tetap tidak lagi digunakan atau dijual, maka harga perolehan dan akumulasi penyusutan aset tersebut dikeluarkan dari akun aset tetap dan keuntungan atau kerugian yang terjadi diperhitungkan ke laba rugi tahun berjalan. j.
Aset dalam rangka kerja sama operasi
k.
Sesuai PSAK No. 39 mengenai "Akuntansi Kerja Sama Operasi", Aset Kerja Sama Operasi harus dicatat sebesar biaya perolehannya, atau biaya pembangunan yang tercantum di perjanjian Kerja Sama Operasi, atau sebesar nilai wajar, dipilih yang paling obyektif atau paling berdaya uji. Perusahaan mengakui Aset Kerja Sama Operasi sebesar nilai perolehan. Aset tersebut akan diamortisasi setelah diserahkan pengelolaannya pada Perusahaan. Penurunan nilai aset non-keuangan Aset tetap dan aset tidak lancar lainnya, termasuk aset tak berwujud, ditelaah untuk mengetahui apakah telah terjadi penurunan nilai bilamana terdapat kejadian atau perubahan keadaan yang mengindikasikan bahwa nilai tercatat aset tersebut tidak dapat diperoleh kembali. Kerugian akibat penurunan nilai diakui sebesar selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai yang dapat diperoleh kembali dari aset tersebut. Nilai yang dapat diperoleh kembali adalah nilai yang lebih tinggi antara nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual dan nilai pakai aset. Dalam rangka mengukur penurunan nilai, aset dikelompokkan hingga unit terkecil yang menghasilkan arus kas terpisah. 13
PT MAS MURNI INDONESIA Tbk. Dan Anak Perusahaan CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk periode 3 bulan dan tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 l.
Imbalan Kerja (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) 24 revisi 2004 Perusahaan telah menerapkan kebijakan akuntansi untuk mengakui cadangan manfaat karyawan sesuai dengan Undang-Undang Tenaga Kerja No. 13 tanggal 25 Maret 2003 (UU No. 13/2003). Perusahaan menggunakan jasa aktuaria independent dalam menghitung cadangan atas imbalan kerja tersebut. Perhitungan imbalan pasca kerja menggunakan metode Projected Unit Credit. Akumulasi keuntungan dan kerugian aktuarial bersih yang belum diakui yang melebihi 10% dari nilai kini imbalan pasti diakui dengan metode garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja yang diprakirakan dari para pekerja dalam program tersebut. Biaya jasa lalu dibebankan langsung apabila imbalan tersebut menjadi hak atau vested, dan sebaliknya akan diakui sebagai beban dengan metode garis lurus selama periode rata-rata sampai imbalan tersebut menjadi vested. Jumlah yang diakui sebagai liabilitas imbalan pasti di neraca merupakan nilai kini liabilitas imbalan pasti disesuaikan dengan keuntungan dan kerugian aktuarial yang belum diakui, dan biaya jasa lalu yang belum diakui. m. Sewa pembiayaan Perseroan dan Entitas Anak menerapkan PSAK No. 30 (Revisi 2007), “Sewa”. Berdasarkan PSAK No. 30 (Revisi 2007) klasifikasi sewa didasarkan pada sejauh mana risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset sewaan berada pada lessor atau lessee, dan pada substansi transaksi dan bukan pada bentuk kontraknya. Suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan jika sewa tersebut mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset. Suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa operasi jika sewa tidak mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset. Pada awal masa sewa, lessee mengakui sewa pembiayaan sebagai aset dan liabilitas dalam laporan posisi keuangan sebesar nilai wajar aset sewaan atau sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum, jika nilai kini lebih rendah dari nilai wajar. Pembayaran sewa minimum harus dipisahkan antara bagian yang merupakan beban keuangan dan bagian yang merupakan pelunasan liabilitas. Beban keuangan harus dialokasikan ke setiap periode selama masa sewa sedemikian rupa sehingga menghasilkan suatu tingkat suku bunga periodik yang konstan atas saldo liabilitas. Jumlah yang dapat disusutkan dari aset sewaan dialokasikan ke setiap periode akuntansi selama perkiraan masa penggunaan dengan dasar yang sistematis dan konsisten dengan kebijakan penyusutan aset yang dimiliki. Jika tidak terdapat kepastian yang memadai bahwa lessee akan mendapatkan hak kepemilikan pada akhir masa sewa, maka aset sewaan disusutkan selama periode yang lebih pendek antara masa sewa dan umur manfaat aset sewaan. Aset sewa guna usaha yang dapat dikapitalisasi (capital lease) disajikan dalam neraca sebagai bagian dari aset tetap dan dinyatakan sebesar nilai tunai dari seluruh pembayaran sewa selama masa sewa ditambah nilai sisa (harga opsi) yang harus dibayar pada akhir masa sewa dikurangi akumulasi penyusutan. Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line methode) berdasarkan masa manfaat ekonomis yang sama dengan yang diterapkan untuk aset tetap yang diperoleh melalui pemilikan langsung. Utang sewa guna usaha dinyatakan berdasarkan nilai tunai dari seluruh pembayaran sewa n.
Pengakuan penghasilan dan beban Penghasilan hotel diakui pada saat penyerahan jasa dan barang kepada pelanggan, sedangkan beban diakui pada saat terjadinya (accrual basis).
o.
Pajak penghasilan Beban pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak tahun berjalan. Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui atas perbedaan temporer antara aset dan kewajiban untuk tujuan komersial dan untuk tujuan perpajakan setiap tanggal pelaporan. Manfaat pajak di masa mendatang, seperti saldo rugi fiskal yang belum digunakan, diakui sejauh besar kemungkinan realisasi atas manfaat pajak tersebut. Pajak tangguhan dihitung dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substantial telah berlaku pada tanggal neraca. Perubahan nilai tercatat aset dan kewajiban pajak tangguhan yang disebabkan oleh perubahan tarif pajak dibebankan pada tahun berjalan, kecuali untuk transaksi-transaksi yang sebelumnya telah dibebankan atau dikreditkan ke ekuitas.
p.
Penggunaan estimasi Penyusunan laporan keuangan konsolidasian sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum mengharuskan manajemen untuk membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah aset dan liabilitas dan pengungkapan aset dan liabilitas kontinjen pada tanggal laporan keuangan konsolidasian serta jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan. Hasil yang sebenarnya dapat berbeda dengan jumlah yang diestimasi.
q.
Informasi segmen Efektif tanggal 1 Januari 2011, Perseroan dan entitas anak menerapkan PSAK No. 5 (Revisi 2009), “Segmen Operasi”. PSAK revisi ini mengatur pengungkapan yang memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi sifat dan dampak keuangan dari aktivitas bisnis yang mana entitas beroperasi. Segmen adalah bagian khusus dari Perseroan dan entitas anak yang terlibat baik dalam menyediakan produk dan jasa (segmen usaha), maupun dalam menyediakan produk dan jasa dalam lingkungan ekonomi tertentu (segmen geografis), yang memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dari segmen lainnya. 14
PT MAS MURNI INDONESIA Tbk. Dan Anak Perusahaan CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk periode 3 bulan dan tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 Pendapatan, beban, hasil, aset dan liabilitas segmen termasuk item-item yang dapat diatribusikan langsung kepada suatu segmen serta hal-hal yang dapat dialokasikan dengan dasar yang sesuai kepada segmen tersebut. Segmen ditentukan sebelum saldo dan transaksi antar Perseroan dan entitas anak, dieliminasi sebagai bagian dari proses konsolidasi. r. Laba bersih per saham dasar Sesuai dengan PSAK No. 56, "Laba per Saham", laba (rugi) dari aktivitas normal per saham dan laba (rugi) bersih per saham dihitung dengan membagi laba (rugi) masing-masing dengan jumlah rata-rata tertimbang lembar saham yang beredar pada tahun yang bersangkutan.
03. KAS DAN SETARA KAS 31 Maret 2012 (Rp) Kas Bank PT Bank Harda International PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk. PT Bank Central Asia, Tbk PT Bank Pembangunan Jawa Timur PT Bank International Indonesia, Tbk. PT Bank Danamon, Tbk. PT Bank Mandiri (Persero), Tbk. PT Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk. PT Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk. Bank of China Jumlah
31 Desember 2011 (Rp)
2.012.006.487
713.200.915
29.097.072 450.192.911 12.725.195 373.724.127 8.145.125 5.791.425 179.865.003 17.382.430 21.940.214 1.864.009 3.112.733.998
29.141.084 440.722.850 519.690.024 1.476.205.032 142.737.179 5.894.425 12.274.766 49.595.061 94.509.405 1.864.009 3.485.834.750
04. PIUTANG USAHA 31 Maret 2012 (Rp)
Pihak Ketiga City ledger In house guest Kartu kredit Jumlah Dikurangi penyisihan Piutang ragu-ragu Jumlah
3.355.554.087 1.842.557.808 379.220.595 5.577.332.490 ( 487.811.925) 5.089.520.565
31 Desember 2011 (Rp) 2.592.090.245 727.243.473 465.998.194 3.785.331.912 ( 487.811.925) 3.297.519.987
Rincian umur piutang usaha dikategorikan berdasarkan tanggal faktur adalah sebagai berikut: 31 Maret 2012 31 Desember 2011 (Rp) (Rp) 0 sampai dengan 30 hari 31 sampai dengan 60 hari Lebih dari 60 hari Jumlah
2.931.608.036 1.738.165.754 907.558.700 5.577.332.490
2.055.758.447 976.973.791 752.599.674 3.785.331.912
05. PIUTANG LAIN-LAIN 31 Maret 2012 (Rp) Pihak Ketiga Jumlah
5.970.740.814 5.970.740.814
15
31 Desember 2011 (Rp) 5.633.618.762 5.633.618.762
PT MAS MURNI INDONESIA Tbk. Dan Anak Perusahaan CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk periode 3 bulan dan tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 06. PERSEDIAAN 31 Maret 2012 (Rp) Perlengkapan hotel Makanan Minuman Jumlah
31 Desember 2011 (Rp)
362.987.022 685.625.634 542.638.980 1.591.251.636
183.202.343 407.619.488 381.226.546 972.048.377
Tidak terdapat persediaan yang dijaminkan 07. BIAYA DIBAYAR DIMUKA 31 Maret 2012 (Rp) Sewa Beban renovasi Lain-lain Jumlah
31 Desember 2011 (Rp) 296.288.875 12.240.951.954 4.934.393.465 17.471.634.294
520.227.738 7.323.835.958 5.150.974.290 12.995.037.986
Berdasarkan perjanjian kerja No. 001/MMI-TNP/III/2011 pada tanggal 29 Maret tahun 2011 antara Perusahaan dengan PT Tiara Nusa Permai atas pekerjaan renovasi hotel dengan nilai sebesar Rp.15.745.658.000. Berdasarkan perjanjian kerja No. 001/MMI-TNP/II/2010 pada tanggal 15 Februari 2010 antara Perusahaan dengan PT Tiara Nusa Permai atas pekerjaan renovasi hotel dengan nilai sebesar Rp 28.550.640.940. 08. PIUTANG LAIN-LAIN - TIDAK LANCAR Merupakan piutang kepada PT Anugrah Mitra Lestari, dimana perusahaan membayar terlebih dahulu transaksi kerja sama operasi dan untuk keperluan legal kerjasama operasi tersebut. Saldo 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 masing-masing sebesar Rp.10.309.788.350 dan Rp. 10.647.569.992. 09. INVESTASI PADA ENTITAS ASOSIASI
Metode ekuitas PT Hotelnet Prima Wisata. PT Mas Murni Indonesia Globalmart Jumlah
Tempat Kedudukan
Persentase Kepemilikan %
Surabaya Surabaya
99,71% 99,92%
Jenis usaha
Perhotelan Perdagangan umum
2012
2011
Rp
Rp
624.500.000 349.000.000
624.500.000 349.000.000
973.500.000
973.500.000
Berdasarkan akta No. 24 tanggal 27 Desember 2010 PT Singa Barong Kencana selaku pemilik 33.600 lembar saham PT. Grahamediatama Megacom dengan nilai nominal Rp 500.000 per lembar saham, menjual seluruh kepemilikan saham tersebut kepada PT Mas Murni Indonesia, Tbk senilai Rp 16.800.000.000. Pembelian atas kepemilikan saham PT Singa Barong Kencana pada PT Grahamediatama Megacom dengan nilai nominal sebesar Rp 500.000 per lembar saham telah sesuai dengan Laporan Penilai Independen dari Kantor Jasa Penilai Pubik (KJPP) Hari Utomo dan Rekan dalam laporannya No. 0538/KJPP-HU/APP/XII/2010 tanggal 13 Desember 2010. Sampai 31 Desember 2011, laporan keuangan Perusahaan belum dilakukan konsolidasi dengan PT Hotelnet Prima Wisata dan PT Mas Murni Indonesia Globalmart, berkaitan dengan belum beroperasinya secara komersial PT Hotelnet Prima Wisata dan PT Mas Murni Indonesia Globalmart.
10. PROPERTI INVESTASI Merupakan aset milik perusahaan yang berupa tanah yang berlokasi di jalan Kedungturi III no.8, Surabaya dan tanah milik Perusahaan yang berlokasi di Kelapa Gading dengan luas tanah 2 Ha dan tanah tersebut masih atas nama pemilik sebelumnya. Pada tahun 2006, sebagian tanah tersebut seluas 6.000 m2 diserahkan pengelolaannya kepada PT Anugerah Mitra Lestari (lihat catatan 31). 16
PT MAS MURNI INDONESIA Tbk. Dan Anak Perusahaan CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk periode 3 bulan dan tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 11. ASET TETAP Saldo dan mutasi aset tetap untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2012. Penambahan Pengurangan Saldo Awal (Rp) (Rp) (Rp) Harga Perolehan Hak atas tanah 80.997.910.000 0 Bangunan dan prasarana 259.980.826.929 50.709.873 Peralatan mekanis dan listrik 151.773.105 39.230.920.465 Kendaraan 0 2.614.640.856 Perlengkapan kantor 18.309.069 1.094.367.998 Sub Jumlah 383.918.666.248 220.792.046
0 0 0 0 0 0
80.997.910.000 260.031.536.802 39.382.693.570 2.614.640.856 1.112.677.067 384.139.458.295
Aset Dalam Penyelesaian Bangunan
0
8.513.794.956
0
392.653.253.251
0 0 0 0 0
16.469.423.211 16.693.493.974 1.478.524.428 375.457.080 35.016.898.693
1.639.715.400
Jumlah Harga Perolehan Akumulasi Penyusutan Bangunan dan prasarana Peralatan mekanis dan listrik Kendaraan Perlengkapan kantor Jumlah
385.558.381.648
Nilai Tercatat
352.922.732.260
6.874.079.556
1.151.809.578 1.054.825.934 124.752.772 49.861.021 2.381.249.305
15.317.613.633 15.638.668.040 1.353.771.656 325.596.059 32.635.649.388
Saldo Akhir (Rp)
357.636.354.558
Saldo dan mutasi aset tetap untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011. Keterangan Harga Perolehan Hak atas tanah Bangunan dan prasarana Peralatan mekanis dan listrik Kendaraan Perlengkapan kantor Sub Jumlah
Saldo Awal/ (Rp)
Penambahan (Rp)
Pengurangan (Rp)
Reklasifikasi (Rp)
Saldo Akhir (Rp)
80.997.910.000 235.442.303.559 37.620.040.359 2.395.311.712 462.922.690 356.918.488.320
0 561.847.323 1.610.880.106 219.329.144 631.445.308 3.023.501.881
0 0 0 0 0 0
0 23.976.676.047 0 0 0 23.976.676.047
80.997.910.000 259.980.826.929 39.230.920.465 2.614.640.856 1.094.367.998 383.918.666.248
Aset Dalam Penyelesaian Bangunan
7.865.004.619
17.751.386.828
0
(23.976.676.047)
1.639.715.400
Jumlah Harga Perolehan
364.783.492.939
20.774.888.709
0
0
385.558.381.648
10.920.165.208 11.438.646.587 879.135.635 206.117.764 23.444.065.194
4.397.448.425 4.200.021.453 474.636.021 119.478.295 9.191.584.194
0 0 0 0 0
0 0 0 0 0
15.317.613.633 15.638.668.040 1.353.771.656 325.596.059 32.635.649.388
Akumulasi Penyusutan Bangunan dan prasarana Peralatan mekanis dan listrik Kendaraan Perlengkapan kantor Jumlah Nilai Tercatat
341.339.427.745
352.922.732.260
Aset tetap perusahaan tertentu yaitu bangunan dan sarana peralatan mekanis dan listrik Garden Palace Hotel diasuransikan terhadap resiko kebakaran dan resiko lainnya dengan nilai pertanggungan sebesar Rp 133.960.525.000 pada 31 Maret 2012 dan pada tahun 2011. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian atas resiko tersebut.
17
PT MAS MURNI INDONESIA Tbk. Dan Anak Perusahaan CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk periode 3 bulan dan tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 12. ASET DALAM RANGKA KERJA SAMA OPERASI 31 Maret 2012 (Rp) Nilai bangunan apartemen dan pusat belanja Tanah di Kelapa Gading Jumlah
202.105.000.000 21.060.000.000 223.165.000.000
31 Desember 2011 (Rp) 202.105.000.000 21.060.000.000 223.165.000.000
a. Bangunan apartemen dan pusat belanja (Shopping Center) Crystal Garden yang masih dalam tahap pembangunan merupakan aset yang dikerjasama operasikan dengan PT. Anugerah Mitra Lestari (AML). Bangunan apartemen dan pusat belanja (Shopping Center) tersebut berlokasi di Jalan Embong Malang Surabaya dengan nilai sebesar Rp 200.000.000.000. Kelanjutan pembangunan apartemen dan pusat belanja (Shopping Center) akan dilaksanakan oleh AML, sedangkan operasional apartemen dan pusat belanja (Shopping Center) dilaksanakan AML dengan jangka waktu selama 30 tahun. b. Pada tanggal 24 November 2006, Perusahaan telah melakukan kerjasama operasi dengan PT Anugerah Mitra Lestari (AML) dengan memberikan hak pengelolaan pembangunan atas tanah yang berlokasi di Kelapa Gading, Jakarta seluas 6.000 m2 dengan nilai Rp 21.199.500.000 (tanah tersebut merupakan bagian dari tanah seluas 2 Ha di Kelapa Gading dengan total nilai Rp 70.665.000.000). Kerja sama tersebut bertujuan untuk pembangunan ruko sejumlah 60 unit dan pembagian keuntungan dari hasil penjualan ruko adalah berdasarkan komposisi 50%:50%. Nilai tanah dalam kerja sama ditentukan berdasarkan nilai appraisal pada saat pembangunan dimulai. Perjanjian kerja sama operasi tersebut di atas merupakan realisasi dari Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) tanggal 27 Desember 2004 dengan akta Notaris Shinta Ameliawaty, S.H. No. 149. 13. UTANG BANK Merupakan pinjaman rekening koran yang diterima perusahaan dari PT Bank Pan Indonesia Tbk. Saldo tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 sebesar Rp.13.277.657.680,- dan Rp. 6.626.044.626,Berdasarkan Surat Persetujuan Penambahan Fasilitas Kredit dari PT. Bank Panin Tbk. No. 67/400/SKK/1/2011 tanggal 27 Januari 2011. Perusahaan telah memperoleh persetujuan untuk mendapatkan pinjaman dengan ketentuan sebagai berikut : Pinjaman berulang - Maksimal kredit sebesar Rp 3.000.000.000. - Tingkat bunga sebesar 11% per tahun. - Jangka waktu kredit 7 tahun - Tujuan kredit : standby loan atas piutang usaha Garden palace Hotel Surabaya. Atas pinjaman dari PT Bank Panin Tbk, Perusahaan telah memberikan jaminan : - APHT 1 senilai Rp 10.000.000.000 atas tanah seluas 3787 m2 dan bangunan seluas 816 m2, yang terletak di Jl. Sumatra 48-50 Surabaya. SHGB 308 dan SHGB 309. - APHT 2 senilai Rp 2.475.000.000 atas tanah seluas 3787 m2 dan bangunan seluas 816 m2, yang terletak di Jl. Sumatra 48-50 Surabaya. SHGB 308 dan SHGB 309. - APHT 3 senilai Rp 5.525.000.000 atas tanah seluas 3787 m2 dan bangunan seluas 816 m2, yang terletak di Jl. Sumatra 48-50 Surabaya. SHGB 308 dan SHGB 309. Berdasarkan akta notaris No. 128 tanggal 24 Maret 2010 oleh notaris Shinta Ameliawati, SH., di Surabaya, tentang perjanjian penambahan jumlah utang dan perpanjangan jangka waktu utang sebagai berikut: a. Pinjaman Rekening Koran: - Maksimal kredit sebesar Rp.8.250.000.000,- Tingkat suku bunga sebesar 11% pertahun - Jangka waktu kredit 12 bulan. b. Pinjaman Jangka Panjang: - Maksimal kredit sebesar Rp.2.000.000.000,- Tingkat suku bunga sebesar 11% pertahun - Jangka waktu kredit 5 tahun - Jatuh tempo tanggal 8 April 2014. Fasilitas kredit tersebut dijamin dengan: 18
PT MAS MURNI INDONESIA Tbk. Dan Anak Perusahaan CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk periode 3 bulan dan tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 a. Tanah HGB dengan sertifikat No.309 terletak di Surabaya, atas nama Melda Ladya, luas 2.840 m2. b. Tanah HGB dengan sertifikat No.308 terletak di Surabaya, atas nama Melda Ladya, luas 947 m2. Pinjaman Jangka Panjang disajikan tersendiri sebagai akun Utang Bank Jangka Panjang (lihat catatan 18). Berdasarkan Surat Perjanjian Kredit No.055/PK/BHI-BRTG/PRK/X-2011 dari PT Bank Harda Internasional tanggal 17 Oktober 2011, entitas anak perusahaan telah memperoleh Fasilitas Pinjaman Rekening dengan plafon sebesar Rp. 500.000.000,- dengan Nomor Rekening 0200-2-78787-0. 14. UTANG USAHA PIHAK KETIGA 31 Maret 2012 (Rp) UD Rejeki Safood Wahyu Avian Prima PT Bintang Sidoraya Bandar Pertiwi Dwi Arta Makmur Bintang Laut CV Victoria Abadi PT Puji Surya Indah Budidaya Offset TK Sumber Rejeki (Food) UD Handoyo Sujacsh Bali TK Sinar Terang PT Buana Desterindo Wijaya Group Siamin PT Pangan Lestari Bedali Telaumbuana Lain-lain dibawah (50 Juta) Jumlah
31 Desember 2011 (Rp)
380.679.715 228.446.000 150.266.994 123.729.171 145.310.280 108.190.000 89.447.116 29.068.353 46.686.500 126.313.494 77.334.498 37.811.740 60.908.970 56.103.950 53.007.500 93.434.075 25.563.790 9.000 1.174.886.573 3.007.197.719
419.452.000 233.583.500 168.679.386 155.191.659 141.251.865 139.425.000 108.459.933 84.136.252 81.744.000 80.091.230 56.450.250 51.212.376 45.963.970 45.582.959 41.940.000 38.519.400 12.374.455 11.706.290 1.376.890.577 3.292.655.102
15. PENDAPATAN DITERIMA DIMUKA 31 Maret 2012 (Rp) Haryono Tour Tavel Pasopati Tour Travel Kaha Tour Travel Sentra Tour PT Adhi Kartika Jaya I XL-Axiata Jaringan Delta Female I Telkomsel Lain-lain Jumlah
31 Desember 2011 (Rp)
76.606.662
259.736.972
0
17.793.874
1.085.607.000
0
0
3.806.600
305.845.351
344.595.349
238.242.123
257.572.024
282.498.017
305.246.290
190.666.670
201.666.670
718.831.555 2.898.297.378
135.624.739 1.526.042.518
16. BEBAN YANG MASIH HARUS DIBAYAR 31 Maret 2012 (Rp) Beban operasional Lain-lain Jumlah
684.526.606 284.706.960 969.233.566
19
31 Desember 2011 (Rp) 609.223.011 939.730.494 1.548.953.505
PT MAS MURNI INDONESIA Tbk. Dan Anak Perusahaan CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk periode 3 bulan dan tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 17. PERPAJAKAN a. Saldo utang pajak pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 adalah sebagai berikut: 31 Maret 2012 31 Desember 2011 (Rp) (Rp) PERUSAHAAN Liabilitas PP-1 Pajak penghasilan pasal 21 Lain-lain Jumlah ENTITAS ANAK Liabilitas PP-1 Pajak penghasilan pasal 29 Pajak penghasilan pasal 21 dan lainnya Sub Jumlah Jumlah Selama tahun 2011 Rp 4.691.165.631.
perusahaan
telah
membayar
5.725.506.416 31.731.183 5.643.471 5.762.881.070
5.295.034.348 47.460.744 3.857.991 5.346.353.083
27.406.702 0 27.844.572 55.251.274
28.301.641 6.301.750 3.375.345 37.978.736
5.818.132.344
5.384.331.819
liabilitas
PP-1
masing-masing
sebesar
b. Saldo beban pajak penghasilan badan untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut: 31 Maret 2012 31 Maret 2011 (Rp) (Rp) PAJAK TANGGUHAN Perusahaan Entitas Anak Sub jumlah
PAJAK KINI
Entitas Anak Sub jumlah Jumlah
(
294.767.345)
( (
7.640.596) 302.407.941)
( (
17.272.538) 17.272.538) 319.680.479
( (
769.052.956) 65.219.754)
(
834.272.710)
( (
6.301.750) 6.301.750) 840.574.460
Rekonsiliasi antara laba bersih sebelum pajak penghasilan, seperti yang disajikan dalam laporan laba rugi dan taksiran penghasilan kena pajak adalah sebagai berikut: 31 Maret 2012 31 Maret 2011 (Rp) (Rp) Laba sebelum pajak penghasilan Hak non pengendali Total laba sebelum pajak
(
Beda waktu: Penyusutan aset tetap Manfaat karyawan
(
Beda tetap: Pemberian kenikmatan kepada karyawan Sumbangan dan jamuan Penghasilan bunga yang pajaknya bersifat final Taksiran laba/(rugi) fiskal Jumlah kompensasi saldo rugi fiskal Taksiran rugi fiskal
( ( ( (
20
582.272.168 21.815.370) 560.456.798 1.504.941.416) 177.585.327 409.261.648 216.509.335 7.158.402) 148.286.710) 8.859.918.312) 9.008.205.022)
(
(
( ( ( (
220.904.245 25.794.154) 195.110.091 1.546.836.099) 131.705.728 375.926.111 86.922.511 9.969.049) 741.346.553) 4.579.801.223) 5.321.147.776)
PT MAS MURNI INDONESIA Tbk. Dan Anak Perusahaan CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk periode 3 bulan dan tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 c. Pengaruh pajak atas beda waktu yang signifikan antara pelaporan komersial dan fiskal adalah sebagai berikut: 31 Maret 2012 31 Desember 2011 (Rp) (Rp) PERUSAHAAN Aset pajak tangguhan: Akumulasi rugi fiscal Liabilitas manfaat karyawan Pencadangan beban bunga
2.214.979.578 840.966.343 39.264.961
2.252.051.255 885.362.675 39.264.961 3.176.678.891
Jumlah Liabilitas pajak tangguhan: Penyusutan aset tetap Cadangan piutang ragu-ragu
(17.075.087.203) (158.981.749)
Jumlah
(17.234.068.952)
Jumlah liabilitas pajak tangguhan ENTITAS ANAK Aset pajak tangguhan Penyusutan aset tetap Piutang bunga
3.095.210.882 (16.698.851.849) (158.981.749) (17.015.729.080)
(14.057.390.061)
Jumlah aset (kewajiban) pajak tangguhan
(13.762.622.715)
39.264.961)
( (
25.954.793) 39.264.961)
72.860.351)
(
65.219.754)
(
33.595.390)
( (
d. Rekonsiliasi antara taksiran pajak penghasilan, dihitung dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku dari laba akuntansi sebelum pajak penghasilan yang tercantum dalam laba rugi untuk tahun yang berakhir pada tanggaltanggal 31 Maret 2012 dan 31 Maret 2011 adalah sebagai berikut: 31 Maret 2012 31 Maret 2011 (Rp) (Rp) PERUSAHAAN Laba sebelum taksiran pajak Hak non pengendali Total laba sebelum pajak Taksiran pajak penghasilan berdasarkan tarip berlaku Beda tetap: Pemberian kenikmatan kepada karyawan Sumbangan dan jamuan Penghasilan bunga yang pajaknya bersifat final Jumlah
(
582.272.168 21.815.370) 560.456.798
(
220.904.245 25.794.154) 195.110.091
(
140.114.199)
(
55.226.061)
( (
( (
(
102.315.412) 54.127.334) 1.789.601 294.767.345)
(
93.981.528) 21.730.628) 2.492.262 168.445.955)
( (
7.640.597) 302.407.941)
(
168.445.955)
ENTITAS ANAK Beban pajak tangguhan Jumlah 18. UTANG BANK - JANGKA PANJANG 31 Maret 2012 (Rp) Sebelum dikurangi bagian jatuh tempo dalam setahun: PT Bank Rakyat Indoneia (Persero), Tbk. PT Bank Pan Indonesia, Tbk. PT Bank Central Asia, Tbk PT Bank Harda Internatial Dikurangi Jatuh tempo dalam waktu satu tahun Jumlah
31.496.000.000 2.746.173.728 1.309.523.801 5.241.422.136 40.793.119.665 (
9.028.590.572) 31.764.529.093
31 Desember 2011 (Rp) 32.996.000.000 5.902.891.998 1.398.809.516 5.677.195.132 45.974.896.646 ( 11.014.240.910) 34.960.655.736
Berdasarkan Surat Penawaran Putusan Kredit (SPPK) dari PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. No. B.27/ 21
PT MAS MURNI INDONESIA Tbk. Dan Anak Perusahaan CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk periode 3 bulan dan tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 KW-IX/ADK/01/2010 tanggal 05 Januari 2010 dan telah diperbaharui dengan SPPK No. B.270/KW-IX/ADK/01/ 2010 tanggal 26 Januari 2010, Perusahaan telah memperoleh persetujuan untuk mendapatkan pinjaman maksimum sebesar Rp 30 Milyar, jangka waktu kredit 66 bulan termasuk grace period 6 bulan, dengan tingkat bunga 13,5% per tahun. Pinjaman ini dijamin dengan tanah dan bangunan milik Perusahaan. Pinjaman ini digunakan untuk renovasi dan pengembangan Hotel Garden Palace. Utang kepada PT Bank Central Asia, Tbk, merupakan fasilitas kredit investasi dengan jangka waktu pinjaman selama 5 tahun dengan maksimal kredit Rp 2.500.000.000, dengan tingkat bunga 13,25% per tahun. Atas pinjaman dari PT Bank Central Asia, Tbk., Perusahaan telah memberikan jaminan berupa 1 (satu) unit Bangunan Perkantoran dengan sertifikat Hak Milik atas Satuan Rumah Susun Nomor 26/VI/I/Kuningan Timur, Jakarta Selatan dengan luas 225,56 m2. Pada tahun 2011, PT Grahamediatama Megacom (anak perusahaan) telah memperoleh persetujuan kredit dari PT Bank Harda International sebesar Rp 4.500.000.000, jangka waktu 36 bulan, dengan tingkat bunga 13% per tahun. Pinjaman ini dijamin dengan tanah dan bangunan milik PT Grahamediatama Megacom. Skedul pembayaran atas utang bank tersebut diatas adalah sebagai berikut: 2011 (Rp) PT Bank Central Asia, Tbk. Jangka waktu > 1 tahun 357.142.857 1 – 2 tahun 357.142.857 2 – 3 tahun 357.142.857 3 – 4 tahun 238.095.230 Jumlah 1.309.523.801 Dikurangi bagian jangka pendek ( 357.142.857) Bagian jangka panjang 952.380.944 PT Bank Pan Indonesia, Tbk. Jangka waktu > 1 tahun 1 – 2 tahun 2 – 3 tahun Jumlah Dikurangi bagian jangka pendek Bagian jangka panjang Atas skedul pembayaran hutang bank Panin tersebut diatas disesuaikan dengan tingkat suku bunga bank yang bersangkutan. PT Bank Pan Indonesia, Tbk. Jangka waktu > 1 tahun 1 – 2 tahun 2 – 3 tahun 3 – 4 tahun 4 – 5 tahun 5 – 6 tahun Jumlah Dikurangi bagian jangka pendek Bagian jangka panjang
(
(
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk. Jangka Waktu > 1 tahun 1 – 2 tahun 2 – 3 tahun 3 – 4 tahun Jumlah Dikurangi bagian jangka pendek Bagian jangka panjang
(
22
431.199.324 482.163.926 69.063.066 982.426.316 431.199.324) 551.226.992
221.052.104 247.597.658 276.667.762 309.150.947 345.212.786 364.066.155 1.763.747.412 221.052.104) 1.542.695.308
6.200.000.000 6.600.000.000 6.332.000.000 2.364.000.000 21.496.000.000 6.200.000.000) 15.296.000.000
PT MAS MURNI INDONESIA Tbk. Dan Anak Perusahaan CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk periode 3 bulan dan tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 2011 (Rp)
PT Bank Harda International Jangka Waktu > 1 tahun 1 – 2 tahun 2 – 3 tahun
1.819.196.287 2.032.217.932 1.390.007.917
Jumlah Dikurangi bagian jangka pendek Bagian jangka panjang
(
5.241.422.136 1.819.196.287) 3.422.225.849
19. LIABILITAS MANFAAT KARYAWAN Perusahaan menyediakan imbalan kerja untuk karyawan berdasarkan Undang-undang Ketenagakerjaan No. 13/2003 tanggal 25 Maret 2003 tanggal 25 Maret 2003. Imbalan kerja tersebut tidak didanai. Pada tahun 2010, perhitungan liabilitas manfaat karyawan dihitung oleh aktuaris independen PT Adi Langgeng Rahayu dengan laporannya tertanggal 10 Maret 2011. Asumsi-asumsi penting yang digunakan dalam laporan aktuaris independen tersebut: Usia pensiun normal : 55 tahun Tingkat diskonto : 8,5% per tahun Tingkat kenaikan gaji tahunan : 8% per tahun Liabilitas jasa masa lalu diamortisasi sesuai dengan sisa masa kerja masing-masing karyawan antara 1 tahun sampai dengan 30 tahun. 20. MODAL SAHAM Susunan pemegang saham Perusahaan untuk periode yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 adalah sebagai berikut: Saham seri A (Nilai nominal Rp 240 per saham) Nama pemegang saham 2012 Daftar pemegang saham Saham seri A (Nilai nominal Rp 240 per saham) Nama pemegang saham : Masyarakat Sub Jumlah Saham seri B (Nilai nominal Rp 96 per saham) Nama pemegang saham : Tumaco Pte Ltd PT. Sentratama Kencana Jade Bond Limited Masyarakat Sub Jumlah Saham seri C (Nilai nominal Rp 72 per saham) Nama pemegang saham : Masyarakat Sub Jumlah Jumlah
Jumlah saham Jumlah nominal
170.637.500 170.637.500
2011 %
40.953.000.000 40.953.000.000
7,4 7,4
223.147.330 21.422.143.680 375.000.000 36.000.000.000 557.300.500 53.500.848.000 981.155.000 94.190.880.000 2.136.602.830 205.113.871.680
9,6 16,2 0 42,4 68,2
6.000.000 6.000.000
432.000.000 432.000.000
0,34 0,34
2.313.240.330 246.498.871.680
100
Jumlah saham
170.637.500 170.637.500
Jumlah nominal
%
40.953.000.000 40.953.000.000
7,4 7,4
223.147.330 21.422.143.680 375.000.000 36.000.000.000 557.300.500 53.500.848.000 981.155.000 94.190.880.000 2.136.602.830 205.113.871.680
9,6 16,2 0 42,4 68,2
6.000.000 6.000.000
432.000.000 432.000.000
0,34 0,34
2.313.240.330 246.498.871.680
100
Berdasarkan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa pada tanggal 30 Juni 2008 yang diaktakan oleh Notaris Shinta Ameliawaty, S.H. dengan Akta No. 193, para pemegang saham menyetujui untuk merestrukturisasi modal dasar Perusahaan dari Rp 913.700.000.000 menjadi Rp 763.500.000.000 dengan susunan permodalan menjadi sebagai berikut:
23
PT MAS MURNI INDONESIA Tbk. Dan Anak Perusahaan CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk periode 3 bulan dan tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 Jumlah saham Saham seri A Saham seri B Saham seri C Jumlah
406.250.000 6.000.000.000 1.250.000.000 7.656.250.000
Nilai nominal
Jumlah
240 96 72
97.500.000.000 576.000.000.000 90.000.000.000 763.500.000.000
Modal disetor lainnya merupakan obligasi wajib konversi atas unjuk. Saldo 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 masing-masing sebesar Rp.270.719.442.900. Berdasarkan surat dari Biro Administrasi Efek PT Datindo Entrycom No.DE/VI/10-1616 tanggal 9 Juni 2010, telah diterbitkan saham baru PT Mas Murni Indonesia Tbk. Seri B dengan nominal Rp 96 per saham sebanyak 557.300.500 saham yang merupakan hasil konversi saham dari obligasi wajib konversi (mandatory convertible bonds) seri II senilai Rp 53.500.848.000. Konversi utang obligasi atas unjuk ke saham tersebut telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) oleh PT Datindo Entrycom, Biro Administrasi Efek pada tanggal 9 Juni 2010. 21. PENDAPATAN BERSIH 31 Maret 2012 (Rp) Kamar Makanan dan minuman Lain-lain Jumlah
7.667.539.939 9.081.886.371 945.679.832 17.695.106.142
31 Maret 2011 (Rp) 7.526.353.327 6.753.928.067 722.061.326 15.002.342.720
22. BEBAN DEPARTEMENTALISASI 31 Maret 2012 (Rp) Kamar Makanan dan minuman Lain-lain Jumlah
1.557.210.169 5.785.043.315 294.588.184 7.636.841.668
31 Maret 2011 (Rp) 1.396.208.318 5.003.852.103 203.613.485 6.603.673.906
23. BEBAN USAHA HOTEL 31 Maret 2012 (Rp) Reparasi dan pemeliharaan, energi Penyusutan dan amortisasi Umum dan administrasi Manfaat karyawan Pemasaran Jumlah
2.226.751.286 2.317.233.863 1.488.650.737 177.585.327 343.710.793 6.553.932.006
31 Maret 2011 (Rp) 2.246.232.062 2.275.339.180 938.452.186 131.705.728 305.793.114 5.897.522.270
24. BEBAN USAHA PEMILIK 31 Maret 2012 (Rp) Umum dan administrasi Administrasi bank Jumlah
1.419.572.656 37.218.819 1.456.791.475
24
31 Maret 2011 (Rp) 1.160.538.604 39.075.079 1.199.613.683
PT MAS MURNI INDONESIA Tbk. Dan Anak Perusahaan CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk periode 3 bulan dan tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 25. PENDAPATAN (BEBAN) LAIN-LAIN 31 Maret 2012 (Rp) Pendapatan bunga Beban bunga Lain-lain Jumlah
7.324.690 ( 1.510.325.969) 850.000 ( 1.465.268.825)
31 Maret 2011
( (
9.969.049 1.138.173.471) 21.781.652 1.106.422.770)
26. SIFAT DAN TRANSAKSI YANG BERELASI Sifat Hubungan yang berelasi
Pihak yang berelasi
Anggota keluarga dekat dari pemegang saham Perusahaan Anak Perusahaan Anak Perusahaan Anak Perusahaan
PT Randoetatah Cemerlang PT Grahamediatama Megacom PT Hotelnet Prima Wisata Surabaya PT Mas Murni Indonesia Globalmart
Pada awal tahun 2011 PT Grahamediatama Megacom anak perusahaan telah beroperasi. 27. LABA PER SAHAM 2012 Rp Laba usaha Laba bersih Jumlah rata-rata saham beredar Laba usaha per saham Laba bersih per saham
2.047.540.993 262.591.689 2.313.240.330 0,89 0,11
2011 Rp 1.301.532.861 26.664.136 2.034.589.867 0,64 0,01
Laba usaha dan laba bersih per saham tersebut dihitung secara proporsional berdasarkan perubahan jumlah saham yang beredar. 28. IKATAN-IKATAN YANG SIGNIFIKAN Berdasarkan Nota Kesepahaman (MoU) yang dibuat pada tanggal 7 Desember 2004 antara Perusahaan dengan PT Anugerah Mitra Lestari (AML), telah disepakati sebagai berikut : a. Jangka waktu kerjasama operasi selama 30 tahun sejak ditandatanganinya perjanjian kerjasama operasi oleh kedua pihak. b. AML berhak menjual dan/atau menyewakan unit-unit apartemen serta mengelola pusat perbelanjaan selama jangka waktu kerjasama berdasarkan nota kesepahaman, dan seluruh hasil penjualan dan/atau sewa serta pengelolaan menjadi hak dan milik AML sepenuhnya. c. AML berhak untuk meminjam uang dari bank/pihak ketiga dan menjaminkan tanah sehubungan dengan penyelesaian proyek Crystal Garden, dan perusahaan bersedia dan berjanji serta mengikatkan diri untuk menandatangani akta pemberian hak atas tanggungan (bila diperlukan). d. Perusahaan setuju dan sepakat serta mengikatkan diri untuk memberikan jaminan perusahaan dan/atau jaminan atas kekayaan perusahaan (apabila diperlukan) dalam rangka memperoleh pendanaan guna kelanjutan pembangunan proyek Crystal Garden oleh AML e. AML atau pihak yang ditunjuk oleh AML memiliki opsi untuk membeli keseluruhan Crystal garden dengan harga beli berdasarkan nilai buku yang disepakati oleh perusahaan dan AML. f. Perusahaan atau pihak yang ditunjuk perusahaan memiliki opsi untuk mengambil alih Proyek Crystal Garden dengan harga beli berdasarkan nilai buku yang disepakati oleh perusahaan dan AML. Nota kesepahaman ini telah mendapatkan persetujuan dari para pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) tanggal 27 Desember 2004 yang dilakukan dengan akta Notaris Shinta Ameliawaty, S.H. No. 149. Berdasarkan Perjanjian Kerja Sama tanggal 20 Oktober 2006 dan Perjanjian Kerja Sama (Tambahan) tanggal 24 Nopember 2006 antara Perusahaan dengan PT Anugerah Mitra Lestari (AML), telah disepakati sebagai berikut: a) MMI setuju untuk memberikan hak kepada AML untuk melaksanakan pembangunan proyek ruko diatas tanah seluas 6.000 m2 di Kelapa Gading, Jakarta. Perusahaan memperoleh nilai kompensasi sebesar Rp 15.000.000.000 dari perjanjian kerja sama tersebut. 25
PT MAS MURNI INDONESIA Tbk. Dan Anak Perusahaan CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk periode 3 bulan dan tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 b) AML bersedia melaksanakan pembayaran Rp 15.000.000.000 dengan cara mengambil alih sebagian kewajiban MMI kepada PT GS Capital Securities. c) MMI dan AML sepakat untuk membagi keuntungan dari hasil penjualan ruko tersebut dengan komposisi 50%:50% Perjanjian kerja sama tersebut ditandatangani dihadapan Notaris Jusuf Patrianto Tjahyono, S.H. Perjanjian kerja sama tersebut merupakan realisasi Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) tanggal 27 Desember 2004 dengan akta Notaris Shinta Ameliawaty, S.H. No. 149. 29. INFORMASI SEGMEN USAHA Informasi segmen usaha Perusahaan adalah sebagai berikut: 31 Maret 2012 (Rp)
31 Maret 2011 (Rp)
Pendapatan Bersih Kamar Makanan dan minuman Lain-lain Jumlah
7.667.539.939 9.081.886.371 945.679.832 17.695.106.142
7.526.353.327 6.753.928.067 722.061.326 15.002.342.720
Laba kotor Kamar Makanan dan minuman Lain-lain Jumlah
6.110.329.770 3.296.843.056 651.091.648 10.058.264.474
6.130.145.009 1.750.075.964 518.447.841 8.398.668.814
-----o0o-----
26