PRELIMINARY RESULT ON THE IMMEDIATE HYPOGLYCEMIC EFFECT OF “JAMU” EXTRACT “JAMSI” ON HYPERGLYCEMIC VOLUNTEERS ---------------------------
BUKU : JAMU AJAIB PENAKLUK DIABETES ---------------------
TESTIMONIAL
PT. MAHKOTADEWA INDONESIA JL. GAHARU AA-1 RAWABADAK UTARA JAKARTA 14230
HASIL OBSERVASI AWAL EFEK SEGERA LARUTAN JAMU “HBA1C” PADA RELAWAN HIPERGLIKEMIK Ning Harmanto*, Prapti Utami**, Willie Japaries*** *: PT Mahkotadewa Indonesia **: CV Sekar Utami Toga ***: Sentra P3T (Penelitian dan Penerapan Pengobatan Tradisional) Prov. DKI Alamat korespondens:
[email protected],
[email protected], cc:
[email protected]. ABSTRAK TUJUAN: Meneliti efek segera pemberian larutan jamu HBA1C (PT Mahkotadewa Indonesia; registrasi Badan POM: TR 133 672 711) pada relawan hiperglikemik. METODOLOGI: Desain studi berupa observasi efek pra dan pasca pemberian larutan jamu HBA1C (PT Mahkotadewa Indonesia) pada relawan. Relawan berasal dari pengunjung stan jamu dengan kadar gula darah sewaktu tergolong hiperglikemia. Kadar gula darah kapiler relawan diperiksa dengan glukometer Accu-Chek Active (buatan Jerman) sebelum dan 1 jam sesudah relawan minum larutan jamu HBA1C. Data gula darah kapiler pra dan pasca minum jamu dianalisis dengan uji t berpasangan, satu ekor, dengan batas kemaknaan α=0,05. HASIL: Pada pameran jamu tanggal 16 dan 23 Februari 2013 di Jakarta terkumpul 34 orang relawan hiperglikemik, terdiri atas 20 wanita dan 14 pria, 20 orang sedang mengonsumsi obat medis. Usia termuda 22 tahun dan tertua 74 tahun (52,26 ±10,10 tahun). Riwayat DM berkisar kurang dari 1 tahun hingga 33 tahun (9,36±8,27 tahun). Rata-rata nilai gula darah kapiler sebelum minum jamu “HBA1C” adalah 243,03±97,97 mg/dl dan 1 jam sesudahnya adalah 197,94±100,01 mg/dl. Selisih keduanya sangat signifikan (P<0,001). Analisis terhadap subkelompok dengan gula darah awal di atas 200mg/dl dan lebih rendah dari 200mg/dl menunjukkan amplitudo penurunan lebih jelas terjadi pada subkelompok dengan gula darah awal lebih tinggi. Efek hipoglikemik tidak berbeda signifikan (P>0,05) antara subkelompok yang sedang memakai obat medis barat dibandingkan subkelompok yang tidak sedang memakai obat medis barat. KESIMPULAN dan SARAN: Larutan jamu HBA1C berefek hipoglikemik jangka pendek sangat signifikan dan bebas efek buruk serius pada relawan hiperglikemik yang diteliti. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui efek jangka menengah dan panjang dari larutan jamu tersebut. INTRODUKSI DM merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat kita dewasa ini yang insidennya semakin meningkat (Suyono S, 2009; Soegondo S, 2009). Untuk mengatasi masalah tersebut, tentunya bukan hanya upaya medis, tapi juga upaya kesehatan tradisional dapat berperanan, sesuai amanat UU Kesehatan 2009. Salah satu bentuk upaya kesehatan tradisional yang sudah lama dimanfaatkan masyarakat kita adalah obat bahan alam Indonesia atau jamu. Statistik Indonesia menunjukkan penggunaan obat bahan alam semakin meningkat pula (Syarif, 2008). Berbagai herba jamu sudah dikenal secara empiris bermanfaat bagi penderita DM. Sebagian dari herba jamu juga telah diteliti secara invitro maupun invivo berpotensi ataupun berefek antidiabetik, a.l. sambilata (Andrographis paniculata), mahkota dewa (Phaleria macrocarpa), dan mengkudu (Morinda citrifolia) (Winarto A, 2011; Untung O, tt). Ketiga jenis herba tersebut dalam bentuk ekstrak, ditambah dengan madu fermentasi (Namdeo, 2010; Syariffauzi, 2009), gula aren (TN, tt; Dharma, 1987), telah diramu dalam bentuk sediaan larutan jamu yang dipasarkan dengan nama “HBA1C” (nomor registrasi Badan POM: TR053649111). Untuk meningkatkan akseptabilitas produk jamu tersebut di kalangan yang lebih luas, diperlukan bukti ilmiah efektivitasnya dalam
mengendalikan gula darah. Studi ini merupakan penelitian pendahuluan terhadap khasiat segera atau jangka pendek dari produk jamu fermentasi “HBA1C” pada relawan yang menderita diabetes melitus dan hiperglikemia “belum pasti DM” (PERKENI, 2011). METODOLOGI Studi ini merupakan observasi klinis perubahan kadar gula darah sewaktu, sebelum dan satu jam setelah relawan minum jamu fermentasi HBA1C (produksi PT Mahkotadewa Indonesia, komposisi: air oksigen 70ml, nektar madu 20ml, gula aren 10g, ekstrak Phaleria macrocarpa 120mg, ekstrak Andrographis paniculata 120mg, ekstrak Morinda citrifolia 64mg). Relawan berasal dari para pengunjung stan jamu HBA1C yang memenuhi kriteria sebagai berikut: (1) usia dewasa (di atas 20 tahun); (2) pengidap hiperglikemia menurut kriteria dari Konsensus Perkumpulan Endokrinologi Indonesia tahun 2011, yaitu gula darah kapiler sewaktu 200mg/dl atau lebih untuk DM, dan 90-199mg/dl untuk “belum pasti DM”; (3) bersedia mentaati protokol studi, yaitu diperiksa gula darah kapilernya, sebelum dan satu jam setelah diberi minum jamu fermentasi 2 sendok makan. Pemeriksaan kadar gula darah kapiler dalam studi ini menggunakan glukometer Accu-Chek Active buatan Jerman. Setelah relawan diberi penjelasan dan bersedia mengikuti studi berbasis pelayanan ini, mereka diminta melengkapi form data dan menandatangani formulir persetujuan. Selanjutnya data gula darah kapiler relawan sebelum dan satu jam sesudah minum larutan jamu HBA1C dicatat dalam form untuk dianalisis statistik. Data perubahan kadar gula darah kapiler relawan sebelum dan 1 jam setelah minum jamu HBA1C diperbandingkan memakai tes parametrik paired t-test, satu ekor, dengan batas kemaknaan α=0,05. HASIL: Relawan yang memenuhi kriteria dan telah diperiksa berjumlah 34 orang, berasal dari para pengunjung stan jamu pada tanggal 16 dan 23 Februari 2013 di Jakarta. Mereka terdiri atas 20 wanita dan 14 pria (tabel-1). Usia termuda 22 tahun dan tertua 74 tahun, dengan rata-rata hitung 52,26 tahun (SD 10,10 tahun). Riwayat diketahui mengidap penyakit DM 9,36±8,27 tahun. Mayoritas (21 dari 34) sedang memakai obat medis penurun gula darah (lihat tabel-5). Rata-rata nilai gula darah sebelum minum jamu “HBA1C” adalah 243,03±97,97 mg/dl dan 1 jam sesudahnya adalah 197,94±100,01 mg/dl. Selisih keduanya sangat signifikan (P<0,001), lihat tabel-2. Tidak ada keluhan efek buruk menonjol, kecuali 2 orang mengalami pening temporer ketika duduk dan hilang setelah bergerak. Kalau relawan dibagi menjadi dua subkelompok berdasarkan kadar gula darahnya, yaitu kelompok gula darah 200mg/dl atau lebih dan kelompok <200mg/dl, tampak bahwa penurunan gula darah 1 jam sesudah minum larutan jamu HBA1C keduanya sangat signifikan. Tapi derajat penurunan gula darah lebih signifikan pada kelompok dengan gula darah awal lebih tinggi (tabel-3). Gambar 1 memvisualisasikan penurunan kadar gula darah sebelum dan 1 jam sesudah minum larutan jamu HBA1C berupa grafik garis. Kalau relawan dibagi menjadi dua subkelompok berdasarkan pengakuan sedang memakai terapi medis barat (n=21) dan tidak sedang diterapi medis barat (n=13), tampak bahwa penurunan gula darah kapiler 1 jam sesudah minum larutan jamu HBA1C pada kedua subkelompok tersebut sangat signifikan (tabel-4). Tidak terdapat perbedaan signifikan antara kedua subkelompok tersebut dalam hal nilai gula darah sewaktu sebelum maupun 1 jam sesudah minum jamu HBA1C. Tabel-1. Distribusi kelamin dan usia relawan yang diteliti. Jenis kelamin N % Pria 14 41,18 Wanita 20 58,82 Tabel-2. Kadar gula darah kapiler sebelum dan 1 jam sesudah minum larutan jamu HBA1C.
Kadar gula darah Sebelum Sesudah Sewaktu (n=34) 243,03±97,97 mg/dl 197,94±100,01 mg/dl* * uji t berpasangan, satu ekor, p= 3,8877 x10-8, sangat signifikan. Tabel-3. Perubahan nilai gula darah sewaktu sebelum dan 1 jam sesudah minum larutan jamu HBA1C pada subkelompok relawan berbeda. Sukelompok relawan N Sebelum Sesudah P* Gula darah sewaktu < 200mg/dl 14 154,21±27,71 mg/dl 117,93±27,71 mg/dl 0,00069 Gula darah sewaktu ≥200mg/dl 20 305,2±79,15 mg/dl 253,95±94,07 mg/dl 0,00001 * sangat signifikan (P<0,001), uji t berpasangan, satu ekor.
Tabel-4. Perubahan nilai gula darah kapiler sewaktu sebelum dan 1 jam sesudah minum larutan jamu HBA1C pada subkelompok relawan berbeda. Sukelompok relawan N Sebelum Sesudah P* Tidak sedang memakai obat 13 229,54±113,13 186,77±111,85 0,000174 medis barat mg/dl** mg/dl** Sedang memakai obat medis 21 251,38±89,26 204,86±94,16 0,0000354 barat mg/dl** mg/dl** * selisih nilai gula darah kapiler sebelum dan sesudah untuk setiap subkelompok relawan sangat signifikan (P<0,001), uji t berpasangan, satu ekor. ** selisih nilai gula darah kapiler sebelum maupun 1 jam sesudah minum jamu antara kedua subkelompok tidak signifikan (P>0,05), uji t dua sampel, dua ekor. Tabel-5. Profil umum relawan berdasarkan usia, riwayat “DM”, obat yang sedang digunakan, dan gula darah sebelum dan setelah minum jamu “HBA1C”. No
Seks L/P
Kode relawan
Usia (thn)
1
L
Aap
2
L
Bah
“DM” sejak (thn)
Obat yang sedang digunakan
Minum jamsi jam
Gula darah 1 jam setelah HBA1C
10.15
Gula darah sebelum minum HBA1C (mg/dl) 114
22
Tidak obat
minum
38
Tidak
minum
10.00
180
101
116
obat 3
L
Riy
39
4
P
EN
41
5 6
P P
At Id
43 43
7
P
Ukp
43
8
L
Gan
47
9
P
LI
47
10
P
Ten
47
11
P
DI
47
12
P
SPS
48
13
P
ES
50
14
p
Mak
50
DU
52
15
L
12.10
146
112
10.40
343
374
11.15
388 153
374 113
10.30
127
109
Herba impor
14.30
202
126
Metformil 500 dan Januvia 100
11.13
275
232
2004
Glucodex 80Mg, Metformin 500Mg
10.35
160
180
2011
amaril setengah 2ml
12.02
211
133
Tidak minum obat Insulin novoropid dll (lupa nama obatnya) Tidak minum obat
10.35
329
273
10.19
284
237
182
99
Tidak obat
minum
10.18
216
134
obat
10.15
228
189
500,
10.15
181
120
12.10
262
220
Tidak minum obat Medformin, daun sambiloto
12.25
491
435
18.00
292
244
14.30
214
136
14.33 09.50
230 336
218 152
2008
1 tahun lalu
2003
1997
Tidak pernah cek 2010
Tidak minum obat Glucovance 500/2,5Mg Jeli gamat Glukopag 1/2 tablet Tidak minum obat
16
L
Sup
52
Minum medis Amaril Januvia
17
P
Yos
52
18
L
TK
53
10 tahun lalu 2010
19
L
SW
53
2013
20
P
Ren
53
1997
21
P
MWS
56
2013
Kps Angelica, Kps Pegagan, Kps Tempuyung
22 23
P P
RL CS
57 57
2012
Metformin, glibenclamide
24
P
JbA
58
2008
Glucovance, Mahkotadewa
09.57
182
127
25
L
MS
59
2006
Glukopag
9.50
341
318
26
L
HHK
59
1990
Daonil Diabetmin
09.50
397
359
27
P
FT
59
2009
Meoformin
10.05
308
272
/
28
P
EP
59
2005
Diamicron, Glucopag, jamu2an
10.31
337
288
29 30
L P
HS Sur
60 60
1993 2009
10.30 15.30
179 182
98 149
31
L
AS
62
113
68
32
L
Anh
63
12 tahun lalu Dec-12
Insulin, lasik Glucopag, Kps Made dem, Kps Angelica Gluvas
07.00
117
111
33
L
Rah
74
1979
Metformin, glibenclamide, Glucopag
15.30
420
365
34
P
KS
74
1991
Glucopag SR, Jenovia, Suntik Insulin
11.00
143
148
PEMBAHASAN: Dari hasil studi pendahuluan terhadap 34 relawan pra dan pasca pemberian larutan jamu HBA1C di atas, tampak bahwa produk tersebut memiliki efek hipoglikemik sangat menonjol dalam jangka pendek. Dan efek tersebut lebih mencolok pada relawan yang kadar gula darah awalnya (preterapi) lebih tinggi (data tabel-3). Tidak satupun relawan yang diteliti mengalami hipoglikemia maupun gejala efek buruk serius. Hal ini menunjukkan ramuan jamu ini cukup aman. Namun demikian terdapat 3 relawan yang menunjukkan kenaikan ringan gula darah, dan 2 relawan mengalami pening temporer setelah minum larutan jamu yang diteliti. Pada salah seorang di antaranya, ketika dosis dinaikkan, gula darah dapat diturunkan. Hal ini mengindikasikan adanya segmen pasien hiperglikemik yang lebih peka dan yang kurang peka terhadap ramuan jamu HBA1C, atau mungkin terdapat interaksi dengan obat lain yang digunakan relawan tersebut. Dalam tabel-4 tampak bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan antara kedua subkelompok (yang sedang minum obat medis dan yang tidak) dalam hal nilai gula darah sewaktu sebelum maupun 1 jam sesudah minum jamu HBA1C. Hal itu dapat mengindikasikan bahwa efek jamu HBA1C tidak terpengaruh dengan pemberian bersama dengan obat medis barat. Dengan kata lain ia dapat menjadi terapi komplementer penunjang terapi medis. Efektivitas hipoglikemik dari larutan jamu HBA1C tampaknya merupakan hasil sinergi dari berbagai komponennya. Tiga jenis ekstrak herba yang dikandungnya (Winarto A, 2011; Untung O, tt; Dharma, 1987), madu dan madu fermentasi (Namdeo KP, 2010; WIPO, 2009; Syariffauzi, 2009), serta gula aren (TN, tt; Dharma, 1987) masing-masing dilaporkan memiliki efek antidiabetik. Kesemua komponen tersebut cukup dikenal dalam pengobatan tradisional jamu, kecuali madu fermentasi yang berasal dari tradisi barat. Sesuai kebijakan terhadap obat tradisional di negara kita, bahwa obat tradisional mendapat keistimewaan untuk langsung ke tahap 3 uji klinik (Syarif, 2008:5), namun karena komposisi dan bentuk sediaan yang dipakai termasuk baru maka studi toksikologi juga dapat dianjurkan. Selain itu, untuk mengetahui secara lebih jelas indikasi atau segmen pasien hiperglikemik yang sesuai maupun yang kurang sesuai untuk diterapi secara komplementer ataupun alternatif dengan ramuan jamu ini, kontraindikasi, apakah terjadi interaksi dengan obat lainnya, serta bagaimana efek jangka menengah maupun jangka panjangnya, terhadap kadar hemoglobin glikosilasi dan komplikasi mikroangiopati maupun makroangiopati serta kerusakan organ akibat DM, perlu kiranya dilakukan penelitian lebih lanjut. KESIMPULAN DAN SARAN: Studi pendahuluan ini menunjukkan larutan jamu HBA1C berefek hipoglikemik signifikan (P<0,01)
pada relawan DM maupun belum pasti DM yang diteliti. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui efek jangka menengah (terhadap kadar hemoglobin glikosilasi), jangka panjang (mikroangiopati, makroangiopati, fungsi organ), serta interaksi dengan obat lainnya. RUJUKAN: 1. Dharma AP, 1987. Indonesian medicinal plants. Balai Pustaka. H:25-26,37-38,181-182. 2. Namdeo KP, Shekhar V et al, 2010. Chemical investigation of honey: a multiactive component of herbal therapeutic agent. IJRAP 2010, 1(1):85-89. www.ijrap.net. 3. Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI), 2011. Konsensus pengelolaan dan pencegahan diabetes melitus tipe 2 di Indonesia 2011. Cetakan keempat. PB PERKENI. h.6-9. 4. Soegondo S. Diagnosis dan klasifikasi diabetes melitus terkini. In: Soegondo S, Soewondo P, Subekti I (editor): Penatalaksanaan diabetes melitus terpadu. Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. H.19-29. 5. Suyono S, 2009. Kecenderungan peningkatan jumlah penyandang diabetes. In: Soegondo S, Soewondo P, Subekti I (editor): Penatalaksanaan diabetes melitus terpadu. Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. H.3-10. 6. Syarif A, 2008. Peranan toksikologi dalam pengembangan dan pemanfaatan obat bahan alam di Indonesia. Pidato pengukuhan guru besar tetap FKUI, 23 Feb. 2008, Jakarta. 7. Syariffauzi, 2009. Mead sebagai minuman hasil fermentasi madu yang dapat mengobati berbagai penyakit. http://syariffauzi.wordpress.com/category/my-articles/page/3/ 8. Untung O (pemred), tt. Trubus Info Kit vol. 8. Herbal Indonesia berkhasiat. Bukti ilmiah dan cara racik. Trubus. Depok. H. 125-130,148-153,374-380. 9. Winarto A, Adnyane IKM, 2011. Insitu study of repopulation beta cell pancreas of diabetic model rat after treating sambiloto. In: Prosiding “Globalization of Jamu Brand Indonesia. The 2nd international symposium on temulawak. The 40th meeting of national working group on Indonesian medicinal plant”. IPB International Convention Center. Bogor. H:164. 10. World Intellectual Property Organization (WIPO), International Bureau. International publication number: WO2009/036529 A1. Diabetes prophylaxis and treatment remedy and a method of getting it. 11. TN, tt. Manfaat gula aren untuk diabetes. http://obatdiabetesmelitus.net/makanan-manis/manfaat-gulaaren-untuk-diabetes
PRELIMINARY RESULT ON THE IMMEDIATE HYPOGLYCEMIC EFFECT OF “JAMU” EXTRACT “JAMSI” ON HYPERGLYCEMIC VOLUNTEERS Ning Harmanto*, Prapti Utami**, Willie Japaries*** *: PT Mahkotadewa Indonesia **: CV Sekar Utami Toga ***: Center for Development and Application of Traditional Medicine of Jakarta Correspondence:
[email protected],
[email protected], cc:
[email protected]. ABSTRACT AIM: To study the immediate hypoglycemic effect of “jamu” herbal extract JAMSI (produced by PT Mahkotadewa Indonesia; registered at Indonesian Food and Drugs Authority: TR 133 672 711) among hyperglycemic volunteers. METHODOLOGY: This study was designed as a pre and post treatment’s effect evaluation among hyperglycemic volunteers. Volunteers were recruited from visitors to the “jamu” shop during the study, who were hyperglycemic and ready to be tested with the “jamu” remedy under study. Their blood sugar were tested using glucometer Accu-Chek Active (made in Germany) before and one hour after consuming the “jamu” under study ie. JAMSI. The paired blood sugar data were analyzed using student-t test with paired samples, one sided, with significance cut off point α=0,05. RESULT: During two study days on 16th and 23rd February 2013 in Jakarta, there were 34 volunteers eligible to the study. They consisted of 20 female and 14 male, 20 volunteers were still consuming western hypoglycemic medicine. Their age ranging from 22 to 74 years (52,26 ±10,10 years), with diabetes mellitus history ranging from 1 to 33 years (9,36±8,27 years). Their average capillary blood sugar level before consumption of the tested “jamu” remedy was 243,03±97,97 mg/dl and one hour after consumption of the remedy was 197,94±100,01 mg/dl. The difference was highly significant (P<0,01). Analysis upon those with initial blood sugar above 200mg/dl versus those with lower than 200mg/dl indicated that the reduction of blood sugar level was more prominent among those with higher initial blood sugar level (table-3). The hypoglycemic effect was not significantly differently (P>0,05) between those still consuming oral antidiabetic drugs and those not consuming oral antidiabetic drugs. CONCLUSION AND SUGGESTION: The “jamu” remedy under study ie. “JAMSI” showed very significant immediate hypoglycemic effect and apparently free from serious utoward effects among the tested volunteers. More studies are required to assess the medium and long term effects of the “jamu” remedy. INTRODUCTION Diabetes mellitus (DM) is one of our public health problems nowadays, with increasing incidence worldwide, especially in the developing countries (Suyono S, 2009; Soegondo S, 2009). In order to overcome the problem, all efforts must be mobilized, including traditional herbal medicine. According to Statistics Indonesia, the usage of natural medicinal products have been increasing steadily (Syarif, 2008). Many Indonesian indiginous “jamu” herbs have been known to be beneficial for diabetic patients. Some of them have been proven either in vitro or in vivo to have such potential, e.g. “sambilata” (Andrographis paniculata), “mahkota dewa” (Phaleria macrocarpa), and “mengkudu” (Morinda citrifolia) (Winarto A, 2011; Untung O, ny). The three herbs in extracted form have been combined with fermented honey (Namdeo, 2010; Syariffauzi, 2009), palm sugar (NN, ny; Dharma, 1987), to form a unique “jamu” formula termed “JAMSI” (registered in Indonesian FDA, number: TR053649111). This study is a preliminary one to explore its immediate effect upon hyperglycemic volunteers, either diabetic or not yet confirmed as diabetic volunteers (PERKENI, 2011).
METHODOLOGY The study was focused on the change in incidental capillary blood sugar before and after the volunteers took oral “jamu” extract under study ie. “Jamsi” (produced by PT Mahkotadewa Indonesia, composed of: oxygenated water 70ml, honey nectar 20ml, palm sugar 10g, extract of Phaleria macrocarpa 120mg, extract of Andrographis paniculata 120mg, extract of Morinda citrifolia 64mg). The volunteers were taken from consecutive visitors to the “Jamsi” booth on two occasions (16th and 23rd February 2013) in Jakarta, who met the following criteria: (1) adult (age above 20 years); (2) incidental capillary blood sugar test result of 200mg/dl or above for diagnosis of DM, and between 90 and 199mg/dl for “not confirmed” DM; (3) ready to comply to the study protocol, ie. have their blood sugar level checked before and one hour after taking two spoonful of the “Jamsi” herbal solution. The capillary blood sugar levels were checked using glucometer Accu-Chek Active (made in Germany). After the volunteers were briefed on the study protocol and ready to comply, then they are told to complete and sign an informed consent form. Then their blood sugar levels were checked and noted on the study form, ready for statistical analysis. The change in volunteers’ blood sugar levels before and after taking 2 spoonful of “Jamsi” herbal solution was analyzed using paired student-t test with one tail and significance limit α=0,05. RESULTS: The volunteers that met the inclusion criteria totalled 34 persons, 20 female and 14 male (table-1). The youngest aged 22 years and oldest 74 years, with mean 52,26 years and standard deviation 10,10 years. The history of DM averaged 9,36±8,27 years. Majority (21 out of 34) were still taking western medicine for controlling blood sugar (table-5). The average blood sugar level before taking “Jamsi” solution was 243,03±97,97 mg/dl and one hour afterwards was 197,94±100,01 mg/dl. The difference between them was highly significant (P<0,01), see table-2. There was no outstanding untoward effects, except two people suffering from temporary dizziness which faded away after mobilizing. If we devided the volunteers based on their random blood sugar levels into 200mg/dl or higher and below 200mg/dl, it was apparent that the decrease in random blood sugar level one hour after taking the “Jamsi” remedy was more prominent among those with higher blood glucose levels (table-3). While if we devided the volunteers based on consumption of blood glucose lowering western medicine (n=21) or none (n=13), it was apparent that both groups showed very significant decline in blood sugar after taking the “Jamsi” remedy (table-4). There was no significant difference between them in random blood sugar levels either before or after taking the “Jamsi” remedy. Figure 1 depicted the line diagram of the change in blood sugar levels among the 34 volunteers. Table-1. Sexual distribution of the studied volunteers. Sex N % Male 14 41,18 Female 20 58,82 Table-2. Blood sugar level before and one hour after taking “Jamsi” herbal solution. Blood sugar level Before After Random time (n=34) 243,03±97,97 mg/dl 197,94±100,01 mg/dl* * paired student-t test, one tail, p= 3,8877 x10-8, highly significant. Table-3. Change in blood sugar levels before and one hour after taking “Jamsi” herbal solution among two subgroups of the volunteers based on their initial blood sugar levels. Volunteers subgroups N Before After P* Random blood sugar 14 154,21±27,71 mg/dl 117,93±27,71 mg/dl 0,00069
< 200mg/dl Random blood sugar 20 305,2±79,15 mg/dl ≥200mg/dl * highly significant (P<0,01), paired t-test with one tail.
253,95±94,07 mg/dl
0,00001
Table-4. Change in blood sugar levels before and one hour after taking “Jamsi” herbal solution among two subgroups of the volunteers based on their consumption of blood sugar lowering western medicine. Volunteers subgroups N Before After P* Not consuming blood sugar 13 229,54±113,13 186,77±111,85 0,000174 lowering western drugs mg/dl** mg/dl** Consuming blood sugar 21 251,38±89,26 204,86±94,16 0,0000354 lowering western drugs mg/dl** mg/dl** * the difference in the capillary blood sugar levels before and after taking “Jamsi” remedy for each subgroup was highly significant (P<0,001), student-t test, paired with one tailed. ** the difference in the capillary blood sugar levels before and after taking “Jamsi” remedy between the two subgroup was insignificant (P>0,05), student-t test, two samples, two tailed. Table-5. The general profile of 34 volunteers based on their age, diabetic history, drugs consumption, and blood sugar levels before and after taking “Jamsi” herbal solution. No Sex Initial Age DM Western Time Blood Blood (yrs) history medicine of sugar sugar 1 hr consumed taking before after Jamsi taking taking sol. Jamsi Jamsi 1 M Aap 22 None 10.15 114 116 2 3 4
M M F
Bah Riy EN
38 39 41
Since 2008
None None Glucovance 500/2,5Mg Jeli gamat
10.00 12.10 10.40
180 146 343
101 112 374
5
F
At
43
6
F
Id
43
7
F
Ukp
43
8
M
Gan
47
9
F
LI
47
10
F
Ten
47
Since 2004
11
F
DI
47
Since 2011
12 13
F F
SPS ES
48 50
14
F
Mak
50
DU
52
Never check
None
Since 2010 10 yrs ago Since 2010
Doctor prescription Amaril 500, Januvia
Since 2013 Since 1997 Since 2013
15
M
11.15 1 yr ago
Since 2003
Since 1997
388
374
153
113
Glukopag 1/2 tablet None
10.30
127
109
Other herbs
14.30
202
126
Metformil 500 Januvia 100
11.13
275
232
Glucodex 80Mg, Metformin 500Mg Amaril, half
10.35
160
180
12.02
211
133
None Insulin novoropid etc
10.35 10.19
329 284
273 237
182
99
10.18
216
134
10.15
228
189
10.15
181
120
12.10
262
220
None
12.25
491
435
Medformin, Andrographis
18.00
292
244
Other herbs
14.30
214
136
14.33
230
218
None
16
M
Sup
52
17
F
Yos
52
18
M
TK
53
19
M
SW
53
20
F
Ren
53
21
F
MWS
56
22
F
RL
57
23
F
CS
57
Since 2012
Metformin, glibenclamide
09.50
336
152
24
F
JbA
58
2008
Glucovance, Mahkotadewa
09.57
182
127
25
M
MS
59
Glukopag
9.50
341
318
26
M
HHK
59
Since 2006 Since 1990
Daonil / Diabetmin
09.50
397
359
27
F
FT
59
Since
Meoformin
10.05
308
272
28
F
EP
59
29
M
HS
60
30
F
Sur
31 32
M M
33
34
2009 Since 2005
Diamicron, Glucopag, herbs
10.31
337
288
Since 1993
Insulin, lasix
10.30
179
98
60
Since 2009
Glucopag, other herbs
15.30
182
149
AS Anh
62 63
Gluvas 07.00
113 117
68 111
M
Rah
74
12 yrs Since 2012 Since 1979
Metformin, glibenclamide, Glucopag
15.30
420
365
F
KS
74
Since 1991
Glucopag SR, Jenovia, Insulin inj
11.00
143
148
DISCUSSION: From the preliminary study on 34 volunteers described above, it was apparent that “Jamsi” herbal solution showed very prominent hypoglycemic effect in short term. The blood sugar lowering effect was more prominent among volunteers with higher initial level of blood sugar (table-3). None of the volunteers suffered from hypoglycemia or other serious untoward effects, indicating the “Jamsi” remedy was quite safe. None the less there were 3 volunteers showing mild increase in blood sugar levels (in one, the blood sugar level could be decreased after addition of extra “Jamsi” dose), and 2 volunteers complaining temporary dizziness. Those might indicate that there were people who were more sensitive and others less sensitive toward the remedy being studied. Table-4 data showed no significant difference in blood sugar lowering effect between subgroup still consuming antidiabetic western medicine and subgroup not consuming other drugs. This could indicate that “Jamsi” solution could be safely taken along with western medical antidiabetic drugs. Hypoglycemic effect of the “Jamsi” herbal solution seemed to evolve from all five of its herbal ingredients, ie. palm sugar (NN, ny; Dharma, 1987), extract of Phaleria macrocarpa, extract of Andrographis paniculata, extract of Morinda citrifolia (Winarto A, 2011; Untung O, ny; Dharma, 1987), and fermented honey (Namdeo KP, 2010; WIPO, 2009; Syariffauzi, 2009), each of which had been reported to possess antidiabetic substance and effect. Further studies are warranted in order to explore its middle term and longterm effects upon controlling the blood sugar levels (HBA1C level), upon controlling the emergence of diabetic complications (microangiopathy and macroangiopathy), as well as upon the quality of life of diabetic patients as a whole. CONCLUSION: The present study indicated that the “Jamsi” herbal solution possesses highly significant short-term hypoglycemic effect (P<0,01) among hyperglycemic volunteers. The consumption of other blood sugar lowering drugs by the volunteers seemed not influence the hypoglycemic effect of the remedy. No serious untoward effects were noted. REFERENCES: 1. Dharma AP, 1987. Indonesian medicinal plants. Balai Pustaka. H:25-26,37-38,181-182. 2. Namdeo KP, Shekhar V et al, 2010. Chemical investigation of honey: a multiactive component of herbal therapeutic agent. IJRAP 2010, 1(1):85-89. www.ijrap.net.
3.
Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI), 2011. Konsensus pengelolaan dan pencegahan diabetes melitus tipe 2 di Indonesia 2011. Cetakan keempat. PB PERKENI. h.6-9. 4. Soegondo S. Diagnosis dan klasifikasi diabetes melitus terkini. In: Soegondo S, Soewondo P, Subekti I (editor): Penatalaksanaan diabetes melitus terpadu. Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. H.19-29. 5. Suyono S, 2009. Kecenderungan peningkatan jumlah penyandang diabetes. In: Soegondo S, Soewondo P, Subekti I (editor): Penatalaksanaan diabetes melitus terpadu. Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. H.3-10. 6. Syarif A, 2008. Peranan toksikologi dalam pengembangan dan pemanfaatan obat bahan alam di Indonesia. Pidato pengukuhan guru besar tetap FKUI, 23 Feb. 2008, Jakarta. 7. Syariffauzi, 2009. Mead sebagai minuman hasil fermentasi madu yang dapat mengobati berbagai penyakit. http://syariffauzi.wordpress.com/category/my-articles/page/3/ 8. Untung O (pemred), tt. Trubus Info Kit vol. 8. Herbal Indonesia berkhasiat. Bukti ilmiah dan cara racik. Trubus. Depok. H. 125-130,148-153,374-380. 9. Winarto A, Adnyane IKM, 2011. Insitu study of repopulation beta cell pancreas of diabetic model rat after treating sambiloto. In: Prosiding “Globalization of Jamu Brand Indonesia. The 2nd international symposium on temulawak. The 40th meeting of national working group on Indonesian medicinal plant”. IPB International Convention Center. Bogor. H:164. 10. World Intellectual Property Organization (WIPO), International Bureau. International publication number: WO2009/036529 A1. Diabetes prophylaxis and treatment remedy and a method of getting it. 11. NN, ny. The usefulness of palm sugar for diabetes. http://obatdiabetesmelitus.net/makanan-manis/manfaat-gula-aren-untuk-diabetes
印尼传统药“JAMSI” 对高血糖患者的即刻降糖功效临床验证 Ning Harmanto*, Prapti Utami**, Willie Japaries(叶伟生)*** *: 印尼PT Mahkotadewa Indonesia有限公司 **: 印尼CV Sekar Utami Toga个体公司 ***: 印尼中医师资格核准机构 (LSK Sinshe) 联络处:
[email protected]. 摘要 目的: 研究印尼传统药品(由印尼 PT Mahkotadewa Indonesia 公司生产; 印尼食品药品管理局注册号: TR 133 672 711) 对高血糖患者的即刻降糖功效. 方法: 本研究设计为对高血糖患者治疗前对治疗后的降糖功效评价. 研究对象来自参观本产品展览台的来宾, 他/她们必须患有高血糖或糖尿病并愿意参与本研究. 检测临时毛血管血血糖使用德国制造的Accu-Chek Active血糖检测仪在服用JAMSI药品前及服用后一小时. 所获得的配对血糖数据按统计学一边t-检验法分析并总结,统计学意义界限α=0,05. 结果: 在两次展览中即2013年二月16及23日在雅加达,获得34位合格对象为本研究自愿者. 性别上分为20 女士和14男士, 其中20位正在服用降血糖西药. 对象年龄最小22岁最老74岁 (平均52,26 ±10,10 岁),糖尿史由1至33年(平均9,36±8,27年). 对象的平均毛血管血血糖浓度在服用JAMSI传统药品前是243,03±97,97 mg/dl 而服用后一小时是197,94±100,01 mg/dl,两者差异非常有意义 (P<0,01). 按服用前血糖浓度高于200mg/dl的对象对比服用前血糖浓度低于200mg/dl的对象分析结果显示服用JAMS I后降低血糖幅度在前者比后者更明显 (表-3). 而在正在服用降血糖西药者与没有服用降血糖药者之间降血糖幅度无明显差异 (P>0,05). 结论和建议: 授检验的印尼传统药剂“JAMSI”显示非常显著的即刻降血糖功效;此外在被研究的自愿者中没有发现任何 严重副作用. 有关该药剂的中长期效果有待继续研究证明. 前言 糖尿病是当前的世界公共卫生难题。其发病率持续上升,尤其是在发展中国家 (Suyono S, 2009; Soegondo S, 2009). 为克服该难题我们应动用全部有效方法,包刮传统药剂. 按印尼国家统计数据, 传统药物的使用率显然稳步上升(Syarif, 2008). 许多印尼的本土“赞木”草药被公认对糖尿病病人有治疗作用. 一部分也通过体外或体内试验被证实有效, 如穿心莲(Andrographis paniculata), 仙人冠 (Phaleria macrocarpa), 和巴戟(Morinda citrifolia) (Winarto A, 2011; Untung O, ny). 该三种草药提取物加上发酵蜂蜜 (Namdeo, 2010; Syariffauzi, 2009), 棕榈糖 (NN, ny; Dharma, 1987), 组合成有特效的赞木复方叫“JAMSI” 水剂(在印尼食品药品管理局注册号: TR053649111). 本研究旨在初步探索该药剂在高血糖患者— 即糖尿病患者或未确诊为糖尿病患者(印尼内分泌专科协会PERKENI, 2011)的即刻降血糖功效. 对象与方法: 本研究主要观察对象服用“JAMSI”前及服用后一小时临时毛细血管血糖浓度的变化. “Jamsi” 水剂由印尼PT Mahkotadewa Indonesia生产, 成分为氧化水70毫升, 蜂蜜20毫升, 棕榈糖10克, Phaleria macrocarpa 提取物120毫克, Andrographis paniculata 提取物120毫克, Morinda citrifolia 提取物64毫克. 研究对象来自参观 “Jamsi” 两次展览(2013年二月16及23日)柜台并符合如下纳入标准的来宾自愿者: (1) 成年人(20岁以上); (2) 临时毛细血管血糖浓度200mg/dl 或以上者诊断为糖尿病, 而浓度在90与199mg/dl 之间的为未确定是糖尿病; (3) 愿意遵守研究方案, 即服用两汤匙“JAMSI”药剂前及服用后一小时检测其临时毛细血管血血糖浓度.检测血糖浓度使用德国制 的Accu-Chek Active 血糖检测器. 自愿者接受研究方案之解释后决定愿意遵守就在同意书上签字. 然后其服用“JAMSI”前及服用后一小时临后的毛细血管血血糖浓度被检测并记录下来待统计学处理. 对象服用两汤匙“JAMSI”前及服用后一小时临时的毛细血管血血糖浓度的变化按统计学配对一边t检验法处理而有效差异限度α为0,05.
结果: 符合纳入标准的自愿者总共34人, 20 女士和14 男士(表-1). 最小的22 岁而最老的74 岁, 对象平均年龄是52,26 岁,标差10,10岁. 对象的糖尿病史平均9,36±8,27 年. 大部分(34之21)还在使用降血糖西药(表-5). 服用”JAMSI”药剂之前的平均血糖浓度是243,03±97,97 mg/dl 而服用后一小时是197,94±100,01 mg/dl. 两者的差异非常明显(P<0,01), 请看表-2. 没有发现突出的副作用, 只有两位自愿者主诉短暂的头晕活动后即消失. 如果把临时血糖200mg/dl或以上的与200mg/dl以下的自愿者对比分析, 如表3显示服用”JAMSI”药剂后血糖降低幅度在前者比后者更明显. 然而如果把正在使用降血糖西药的(n=21)与没有使用降血糖西药的(n=13)对象对比,显然两组的服用”JA MSI”药剂后的血糖浓度都显著下降(表-4); 而两组之间的服用”JAMSI”药剂之前及服用后一小时临时血糖浓度都无显著差异. 图1 显示34位自愿者服用”JAMSI”药剂之前及服用后一小时的血糖浓度线图。 表-1. 自愿者的性别分布. 性别 男 女
N 14 20
% 41,18 58,82
表-2. 两组的服用”JAMSI”之前及一小时之后的血糖浓度. 血糖浓度 之前 之后 243,03±97,97 mg/dl 197,94±100,01 mg/dl* 临时血糖(n=34) *一边配对 t检验法, p= 3,8877 x10-8, 差异非常显著. 表-3. 按服用前的临时血糖浓度对比两组之间服用”JAMSI”之前及一小时之后的血糖浓度. N 分组 之前 之后 14 154,21±27,71 mg/dl 117,93±27,71 mg/dl 临时血糖浓度 < 200mg/dl 20 305,2±79,15 mg/dl 253,95±94,07 mg/dl 临时血糖浓度 ≥200mg/dl *一边配对 t检验法, 差异非常显著(P<0,01). 图1。34位自愿者服用”JAMSI”药剂之前及服用后一小时的
血糖浓度线图
之前
之后
P* 0,00069 0,00001
表-4. 按对象是否使用降血糖西药分组比较服用”JAMSI”药剂之前及服用后一小时的血糖浓度变化. N P* 对象分组 之前 之后 13 229,54±113,13 186,77±111,85 0,000174 没有使用降血糖西药 mg/dl** mg/dl** 21 251,38±89,26 204,86±94,16 mg/dl** 0,0000354 在使用降血糖西药 mg/dl** * 两组服用”JAMSI”药剂之前及服用后一小时的血糖浓度变化非常明显(P<0,001), 一边配对 t检验法. ** 两组之间的服用”JAMSI”药剂之前及服用后一小时的血糖浓度无明显差异(P>0,05), 一边配对 t检验法. 表-5. 各个34位自愿者的总体特征及服用”JAMSI”药剂之前及服用后一小时的血糖浓度. 编 岁 性 姓名记 糖尿病 所使用西药 服用 服用前血糖 服用后1小时血 Jamsi 号 别 数 浓度 史 号 糖浓度 时间 1
M
Aap
22
无
10.15
114
116
2
M
Bah
38
无
10.00
180
101
3
M
Riy
39
无
12.10
146
112
4
F
EN
41
Glucovance 500/2,5Mg Jeli gamat
10.40
343
374
5
F
At
43
11.15
388
374
6
F
Id
43
153
113
7
F
Ukp
43
8
M
Gan
47
9
F
LI
47
10
F
Ten
47
自 2004
11
F
DI
47
自2011
12
F
SPS
48
13
F
ES
50
14
F
Mak
50
15
M
DU
52
16
M
Sup
17
F
Yos
自2008
1 年前
Glukopag 1/2 tablet 无
10.30
127
109
其他草药
14.30
202
126
Metformil 500 Januvia 100 Glucodex 80Mg, Metformin 500Mg Amaril, 一半
11.13
275
232
10.35
160
180
12.02
211
133
无 Insulin novoropid etc 无
10.35
329
273
10.19
284
237
182
99
不知
无
10.18
216
134
52
自 2010
10.15
228
189
52
10 年前
医生处方 Amaril 500, Januvia
10.15
181
120
自2003
自 1997
18
M
TK
53
自 2010
19
M
SW
53
自2013
20
F
Ren
53
自1997
21
F
MWS
56
自2013
22
F
RL
57
23
F
CS
57
自 2012
24
F
JbA
58
2008
25
M
MS
59
自2006
26
M
HHK
59
27
F
FT
28
F
29
12.10
262
220
None
12.25
491
435
Medformin, Andrographi s 其他草药
18.00
292
244
14.30
214
136
14.33
230
218
Metformin, glibenclamid e Glucovance, Mahkotade wa Glukopag
09.50
336
152
09.57
182
127
9.50
341
318
自 1990
Daonil / Diabetmin
09.50
397
359
59
自2009
Meoformin
10.05
308
272
EP
59
自2005
Diamicron, Glucopag, 草药
10.31
337
288
M
HS
60
自1993
Insulin, lasix
10.30
179
98
30
F
Sur
60
自 2009
Glucopag, 其他草药
15.30
182
149
31
M
AS
62
12年
Gluvas
113
68
32
M
Anh
63
自 2012
07.00
117
111
33
M
Rah
74
自1979
Metformin, glibenclamid e, Glucopag
15.30
420
365
34
F
KS
74
自1991
Glucopag SR, Jenovia, Insulin inj
11.00
143
148
讨论: 基于以上对34 自愿者的初步结果分析, 显然“Jamsi”药剂拥有非常显著的短期降血糖功效. 其降血糖功效在起初较高的血糖浓度者尤其突出(表-3). 无一自愿者发生低血糖或其他严重副作用, 提示“Jamsi”药剂安全性高. 但是有三位自愿者血糖稍微升高(其中一位增加“Jamsi”剂量后血糖有所降低), 还有两位主诉短暂头晕. 这可能提示有些人对该药剂比较不敏感或需要增加剂量. 表-4 显示本药剂降血糖效果在使用降血糖西药者与不使用降血糖西药者之间无明显差异. 这可提示该“Jamsi”药剂可以安全地跟降血糖西药同时服用. “Jamsi”药剂的降血糖功效 可能来自其五味成分,棕榈糖(NN, ny; Dharma, 1987),Phaleria macrocarpa仙人冠果皮提取物,Andrographis paniculata穿心莲提取物,Morinda citrifolia 巴戟果提取物(Winarto A, 2011; Untung O, ny; Dharma, 1987), 及发酵蜂蜜 (Namdeo KP, 2010; WIPO, 2009; Syariffauzi, 2009), 各自皆曾经被发现拥有降血糖效果.
有关该药剂对糖尿病患者的中长期疗效,包刮对糖尿病并发症的防治如何尚待继续研究. 结论: 本研究提示印尼草药“Jamsi”药剂对高血糖患者拥有非常显著的短期降血糖作用(P<0,01). 使用降血糖西药看来对”Jamsi”的降血糖功效没有明显影响. 此外也未发现任何严重副作用. 感谢辞:笔者感谢瑛格丽陈医生对本报告初稿的指点及补充。
参考文献: 1. 2.
Dharma AP, 1987. Indonesian medicinal plants. Balai Pustaka. H:25-26,37-38,181-182. Namdeo KP, Shekhar V et al, 2010. Chemical investigation of honey: a multiactive component of herbal therapeutic agent. IJRAP 2010, 1(1):85-89. www.ijrap.net. 3. Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI), 2011. Konsensus pengelolaan dan pencegahan diabetes melitus tipe 2 di Indonesia 2011. Cetakan keempat. PB PERKENI. h.6-9. 4. Soegondo S. Diagnosis dan klasifikasi diabetes melitus terkini. In: Soegondo S, Soewondo P, Subekti I (editor): Penatalaksanaan diabetes melitus terpadu. Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. H.19-29. 5. Suyono S, 2009. Kecenderungan peningkatan jumlah penyandang diabetes. In: Soegondo S, Soewondo P, Subekti I (editor): Penatalaksanaan diabetes melitus terpadu. Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. H.3-10. 6. Syarif A, 2008. Peranan toksikologi dalam pengembangan dan pemanfaatan obat bahan alam di Indonesia. Pidato pengukuhan guru besar tetap FKUI, 23 Feb. 2008, Jakarta. 7. Syariffauzi, 2009. Mead sebagai minuman hasil fermentasi madu yang dapat mengobati berbagai penyakit. http://syariffauzi.wordpress.com/category/my-articles/page/3/ 8. Untung O (pemred), tt. Trubus Info Kit vol. 8. Herbal Indonesia berkhasiat. Bukti ilmiah dan cara racik. Trubus. Depok. H. 125-130,148-153,374-380. 9. Winarto A, Adnyane IKM, 2011. Insitu study of repopulation beta cell pancreas of diabetic model rat after treating sambiloto. In: Prosiding “Globalization of Jamu Brand Indonesia. The 2nd international symposium on temulawak. The 40th meeting of national working group on Indonesian medicinal plant”. IPB International Convention Center. Bogor. H:164. 10. World Intellectual Property Organization (WIPO), International Bureau. International publication number: WO2009/036529 A1. Diabetes prophylaxis and treatment remedy and a method of getting it. 11. NN, ny. The usefulness of palm sugar for diabetes. http://obatdiabetesmelitus.net/makanan-
manis/manfaat-gula-aren-untuk-diabetes
BUKU : JAMU AJAIB PENAKLUK DIABETES
Anda mungkin pernah membaca kalimat ini: “Ketika dunia memberikan seribu alasan untuk menangis, berikanlah sejuta kesempatan untuk tersenyum”. Saya melihat. Moto itu ada di penulis buku ini. Ning Harmanto, sahabat Rumah Perubahan, yang secara inovatif menemukan kembali kekayaan biodiversity Indonesia, lalu dengan dasar literatur dan eksperimen yang terstruktur, memecahkan satu persatu masalah kesehatan yang dihadapi manusia. Ia sungguh mencintai manusia, bahkan percaya setiap masalah selalu ada jalan keluarlah karena Tuhanlah dokter yang terbaik. Sebuah buku kesehatan yang perlu dijadikan hadiah bagi anda yg ingin membuat mereka yang memiliki keturunan masalah gula darah tersenyum” Prof Rhenald Kasali, Gurubesar UI, founder Rumah Perubahan
Beberapa Kesaksian Pengguna Jamsi : Kesaksian DR S – Kabar baik soko “pasien” ku hasil terbagus adalah dikombinasi. Biasanya gula sesaat dengan obat gluenorm mentok pada 225-250 maka dengan diikuti herbal OH2HbAIc dah abis 2,5 botol bisa bagus lagi gula sesaat mencapai 130 – 135. Kesaksian Bu Lies S Mba Ning sesudah konsumsi 2 botol Jamsi gula darah saya sewaktu udah turun jadi 103 dari 277 sdh aman dan normal. Makasih luar biasa. Terus buat maintenance gimana mba aku kan masih ada 1 lagi Suami bu RS namanya F sejak lama minum Glukopak tidak pernah bisa normal, selalu diatas 300. Saat pameran tgl 9 Feb gula darah 342 minum jamsi 1 jam kemudian jadi 330 lalu saat tanya ke saya “Obat medis boleh stop nggak bu Ning, kalau berani stop bisa saja tapi dosisnya Tinggi. Satu botol hanya untuk 3 hari. Tgl 17 Feb hari ini gula darahnya dari 342 jadi 302. Alhamdulilah berkah. Berita dari Sony, dealer di Pasar Bringharjo – Jogja Bu Jujuk cek gula darah tidak terdeteksi, minum Jamsi kemarin sore dan pagi tadi gula darah menjadi 478. Suaminya Pak Purwanto kemarin gula darahnya 210 dan setelah minum Jamsi 2 x turun menjadi 135, mereka suami isteri dan tinggal di Wates
Testimoni bu “R” penderita Diabet dgs 385: Bu Ning, alhamdulillah sejak minum Jamsi vagina saya g keluar remah2 yg kayak kelapa itu lho. Yg biasanya keluar jika gula darah tinggi n rasanya gatal sekali. Sekali lagi trimakasih. Kesaksian Penyiar Radio Biasanya kadar gula saya sekitar 313 setiap hari tanpa minum obat dokter, saya coba Jamsi ternyata mengejutkan saya karena gula darah saya bisa turun menjadi 214, belum normal sih tapi saya percaya ini akan terus membaik BBM Pengunjung di PWU2013 Bu Ning…………pagi ini saya seneng banget , suami ku bangun tidur biasanya diatas 300 an tp pagi ini bs 108. Trimakasih banyak bu Ning. Tp mhn maap sy bsk tdk bs ikut acara tg 16 krn ada reuni. Sekali lg tx tx tx tx . Kemarin saya di cari polisi penyidik Polres Bekasi, namanya Hasugian, pada waktu saya di Polres Bekasi rupanya dia mendengarkan cerita saya tentang herbal untuk diabetes, dia minta ke saya untuk bibi nya yang sudah bertahun2 bolak balik ke dokter dan begitu terus, saya kasih 1 botol yang 100 ml, Ternyata bibinya setelah minum merasa badannya enak dan tanya beli dimana ?, saya jawab nanti aku belikan masih awal tahun ada nya, oleh karena itu minumnya nggak sesuai aturan dan 2 hari yang lalu baru habis, ternyata gula darahnya turun dari 245 menjadi 160, itu dia kemarin ambil 3 lagi untuk saudara2nya yg lain. [kesaksian teman dari Bekasi] Testimoni bu Waty, Jakut. “Saya dan keluarga besar memang punya keturunan Diabetes Melitus. Gula darah memang bisa terkontrol karena minum obat medis. Namun semakin bertambah usia mudah stress dan pola makan yang tidak terkontrol meski minum obat medis gula darah bisa melejit tinggi”. Suatu kali bu Ning tetangga saya meminta agar saya mau cek gula darah sewaktu dan coba minum JAMSI satu sloki lalu cek gula darah lagi sejam kemudian. Saya cukup terkejut karena hasilnya lumayan funtastik. Sebelum minum JAMSI gula darah 184, satu jam setelah minum jadi 149. Ini jarang terjadi. Selanjutnya alhamdulilah badan saya terasa lebih nyaman setelah rutin minum JAMSI. Terima kasih bu Ning, Dalam 10 hari gula darah sewaktu turun 174 point, kholestrol turun 41 point. “Benar-benar dahsyat tak bisa dipercaya produk Jamu Fermentasi Mahkotadewa Indonesia ini bisa membebaskan saya dari ketergantungan insulin yang merepotkan setiap hari. Belum lagi saya masih harus minum obat macam-macam. Meski sudah patuh pada anjuran dokter gula darah saya tetap masih tinggi 385 sedang kholestrol 315. Benar-benar membuat saya nyaris frustasi sebelumnya karena sepulang dari opname di Rumah Sakit badan saya masih lemas loyo tak bertenaga, pusing dan mual”, ceritera bu Wanah kepada ibu Alexia dengan antusias. “Saya memang nekad saja melepas insulin lalu minum JAMSI 02HBA1C 2×1 sendok makan dan minum kapsul Madedem 2×1 kapsul. Obat medis yang tetap saya minum metformin 1×1. Ternyata dalam waktu 10 hari gula darah saya yang semula 385 jadi 211 sedang kolestrol dari 315 jadi 174. Terima kasih Tuhan badan saya jadi terasa enteng dan enak. Sekarang saya semakin yakin bahwa produk jamu Indonesia bisa membantu pengobatan Diabetes. (Testimoni ibu Wanah, 50th dari Prambanan) Minum JAMSI 1 sloki, satu jam kemudian cek gula darah langsung turun Untuk meyakinkan masyarakat bahwa JAMSI sangat potensial turunkan kadar gula darah dan kholestrol saat pameran PWU2013 di Stand no 10 tangga 8 – 10 Februari 2013 di PRJ, untuk promosi kami sediakan alat untuk cek gula darah dan kholestrol gratis untuk siapa saja yang datang ke stand kami. Bagi yang bermasalah dengan gula darah n kholestrol langsung kami minta minum satu sloki lalu satu jam kemudian di cek lagi. Hasilnya memang benar-benar mengejutkan dan membahagiakan. Semua yang mau uji coba minum satu sloki sejam kemudian hasilnya turun semua namn nilainya bervariasi. Seperti misalnya ibu Lies, sebelum mengkonsumsi Jamsi Testimoni di pameran PWU2013 ibu Lies owner Profec mencoba produk kami terbaru JAMSI 02HBA1C untuk atasi Diabetes, kholestrol dan Asam urat. Karena bu Lies kondisinya nampak kurang fit saya bantu memberikan totok wajah dan bahu. Dari hasil tes gula darah sewaktu bu Lies belum minum Jamsi 277, setelah minum JAMSI satu sloki terbukti satu jam kemudian jadi 251. Badan Bu Lies yang semula terasa berat jadi plong dan ringan. Begitu pula halnya dengan pengunjung ibu Retno yang semula gula darah sewaktu 335 satu jam setelah minum satu sloki JAMSI jadi 295 . Pak Firmansyah dari 342 turun jadi 330, Membandingkan hasil tersebut ternyata bu Lies dan bu Retno tidak minum obat medis ternyata gula darahnya bisa turun cukup banyak sedang pak Firmansyah memang penderita Diabetes lebih dari 10th. Meski sudah minum obat medis ternyata gula darah tetap tinggi dan hasilnya hanya turun 12 point. Meski begitu yakin dan percaya Diabetes bisa disembuhkan Insya Allah. Saudara isteri yang sudah pakai insulin juga turun dari 350 ke 185 kadar gulanya setelah minum herbal ini. Diabet Melitus bisa sembuh? Bisa!!. “Saya seorang dokter yg sudah menderita DM selama lebih dari 10th nyaris putus asa karena gula darah tak pernah bisa normal meski sudah minum segala macam obat. Perut saya
bengkak seluruh tubuh bentol2 dan gatal. Anak saya membawakan oleh2 Jamu Fermentasi O2HBA1C saya minum sehari setengah botol, dalam waktu 3 hari semua keluhan hilang. Alhamdulilah. Benar2 dahsyat. Anak saya langsung saya minta jadi distributor Jawa Tengah” Itu testimoni seorang dokter dari Semarang. Bukan rekayasa tapi nyata. Info dari dosen UGM JP, ibu mertuanya menderita diabet cukup lama dan bosan obat dokter, setelah mengkonsumsi 6 btl O2HbA1c ternyata hasil gula darah dari sekitar 350 turun sekitar 200, sekarang sudah lepas dari obat dokter .
PRODUKSI :
PT. MAHKOTADEWA INDONESIA JL. GAHARU AA-1 RAWABADAK UTARA JAKARTA 14230 Tel : 021-4302769, 021-43912313 INFO LEBIH LANJUT www.herbal4diabet.com