PT. JAWA POWER PLTU PAITON SWASTA TAHAP II PROBOLINGGO, JAWA TIMUR LAPORAN MONITORING LINGKUNGAN NO. 77 : STATUS 1 SEPTEMBER 2015
LAPORAN TRIWULANAN
Disusun untuk Jawa Power oleh :
SPRINT
C O N S U L T A N T
PT SUCOFINDO PRIMA INTERNASIONAL KONSULTAN
Jakarta 2 Desember 2015
DAFTAR ISI
Daftar Isi
i
DAFTAR ISI Hal Daftar Isi
i
Daftar Tabel
iii
Daftar Gambar
iv
BAB I PENDAHULUAN
1-28
1.1.
Identitas Pemrakarsa
2
1.2.
Identitas Penyusun
2
1.3.
Jenis Dokumen yang Diacu
2
1.4.
Tahap Kegiatan yang Dilaporkan
2
1.5.
Deskripsi Kegiatan
3
BAB II
PELAKSANAAN DAN EVALUASI
1-46
2.1.
Pelaksanaan
1
2.1.1
Rencana Pengelolaan Lingkungan
1
2.1.1.1 Kualitas Air
1
2.1.1.2
Kualitas Udara
2
2.1.1.3
Biota Darat
4
2.1.2
Rencana Pemantauan Lingkungan
8
2.1.2.1
Kualitas Air
8
2.1.2.2
Kualitas Udara
31
2.1.2.3
Biota Darat
41
BAB III
KESIMPULAN
1
3.1.
Kuaitas Air
1
3.2.
Kualitas Udara
1
3.3
Biota Darat
1
Pemantauan Lingkungan -77/PT Jawa Power, Paiton
Daftar Isi
ii
LAMPIRAN 1 to 10 1.
Ringkasan RKL/RPL
2.
Lokasi Sampling
3.
Laporan Kegiatan Pemanfaatan Limbah B3 (Periode Juli – September 2015)
4.
Laporan Pemantauan Kualitas Air Limbah dan Perhitungan Beban Air Limbah PLTU Paiton Unit 50 dan 60 (Periode Juli – September 2015)
5.
Laporan Pemantauan dan Pengukuran CEMS (Periode Juli – September 2015)
6.
Laporan Realisasi Kegiatan Pengelolaan Limbah B3 (Periode Juli – September 2015)
7.
Gambar Teknis Cooling Water System
8.
Dokumentasi Fasilitas PLTU Paiton Swasta Tahap II
9.
Dokumentasi Hasil Pemantauan Flora dan Fauna
10.
Analisis Laboratorium
Pemantauan Lingkungan -77/PT Jawa Power, Paiton
Daftar Isi
iii
DAFTAR TABEL Hal Tabel 1.1. Bahan B3 Yang Digunakan (Periode Juli – September 2013)
13
Tabel 1.2. Limbah Padat B3 Yang Dihasilkan dan Pengelolaannya
14
(Periode Juli – September 2015) Tabel 2.1. Persyaratan untuk Penyimpanan dan Pengawetan Contoh Uji Kualitas
9
Air Tabel 2.2. Metode dan Uji Contoh Kualitas Air
10
Tabel 2.3. Data Posisi Stasion Pemantauan Kualitas Air
11
Tabel 2.4. Data Posisi Pemantauan Bersama Kualitas Air Laut
12
Tabel 2.5. Hasil Analisiis Laboratorium Limbah Bahang di Intake Canal (IC)
14
Discharge Canal (DC) Periode Pemantauan Agustus 2015 Tabel 2.6. Hasil Analisis Laboratorium Kualitas Air Laut di Perairan Paiton
15
Periode Pemantauan Agustus 2015 Tabel 2.7. Hasil Analisis Laboratorium Kualitas Air Laut Pemantauan bersama
16
Periode Pemantauan Agustus 2015 Tabel 2.8. Hasil Analisiis Laboratorium Sampel Air pada Waste Water Treatment
18
Plan (WWTP) Periode Pemantauan Agustus 2015 Tabel 2.9. Metode Analisis Sampel Udara dan Kebisingan serta Peralatan yang
32
digunakan Tabel 2.10. Hasil Analisis Kualitas Udara (Rata-rata Pengukuran 24 jam)
33
Tabel 2.11. Hasil Pengukuran Kebisingan (Agustus 2015)
34
Pemantauan Lingkungan -77/PT Jawa Power, Paiton
Daftar Isi
iv
DAFTAR GAMBAR Hal Gambar 1.1.
Lokasi Proyek
4
Gambar 1.2.
Lay out Coal Unloading Jetty
7
Gambar 1.3.
Bagan Alir Proses FGD Air Laut
Gambar 1.4.
Diagram Alir Pusat Pengelolaan Limbah Cair
Gambar 2.1.
Lokasi stasion pemantauan kualitas air : Intake Canal (IC), Discharge 11
9 11
Canal (DC), Inlet WWTP dan Outlet WWTP Gambar 2.2.
Lokasi stasion pemantauan kualitas air : ST-1, ST-2, ST-3, ST-4,
12
ST-5 dan ST-6 Gambar 2.3.
Lokasi stasion pemantauan kualitas air laut bersama antara PT
13
Paiton Energy dan Jawa Power : St-1,St-2,St-3,St-4,St-5,St-6,St-7 dan St-8 Gambar 2.4.
Data suhu air mulai IC, DC-5, DC-6, hingga kembali ke perairan
19
laut sekitar PLTU Paiton, mulai ST-6, ST-5, ST-4, ST-3, ST-2 dan ST-1, periode pemantauan Pebruari 2015, Mei 2015 dan Agustus 2015 serta reratanya Gambar 2.5.
Data pH air air mulai IC, DC-5, DC-6, hingga kembali ke perairan
20
laut sekitar PLTU Paiton, mulai ST-6, ST-5, ST-4, ST-3, ST-2 dan ST-1, periode pemantauan Pebruari 2015, Mei 2015 dan Agustus 2015 serta reratanya Gambar 2.6.
Data BOD mulai dari IC, DC-5, DC-6, hingga kembali ke perairan
21
laut sekitar PLTU Paiton, mulai ST-6, ST-5, ST-4, ST-3, ST-2 dan ST-1, periode pemantauan Pebruari 2015, Mei 2015 dan Agustus 2015 serta reratanya Gambar 2.7.
Data COD pada stasion IC, DC-5, DC-6, periode pemantauan
22
pemantauan Pebruari 2015, Mei 2015 dan Agustus 2015 serta reratanya Gambar 2.8.
Data TSS mulai dari IC, DC-5, DC-6, hingga kembali ke perairan laut sekitar PLTU Paiton, mulai ST-6, ST-5, ST-4, ST-3, ST-2 dan ST-1, periode pemantauan Pebruari 2015, Mei 2015 dan Agustus 2015 serta reratanya
Pemantauan Lingkungan -77/PT Jawa Power, Paiton
23
Daftar Isi
Gambar 2.9.
v
Data TDS pada stasion IC, DC-5, DC-6 periode pemantauan
24
Pebruari 2015, Mei 2015 dan Agustus 2015 serta reratanya Gambar 2.10. Data DO pada ST-6, ST-5, ST-4, ST-3, ST-2 dan ST-1 periode
24
pemantauan Pebruari 2015, Mei 2015 dan Agustus 2015 serta reratanya Gambar 2.11. Data Kecerahan pada ST-5, ST-5, ST-4, ST-3, ST-2 dan ST-1
25
periode Pemantauan Pebruari 2015, Mei 2015 dan Agustus 2015 serta reratanya Gambar 2.12. Data suhu, pH, TSS, TDS, BOD dan COD pada inlet dan outlet
26
WWTP, periode pemantauan Pebruari 2015, Mei 2015 dan Agustus 2015 serta reratanya Gambar 2.13. Data Suhu, pH, TSS dan kecerahan, DO, BOD dan Salinitas hasil
29
pemantauan bersama periode pemantauan Pebruari 2015, Mei 2015 dan Agustus 2015 serta reratanya Gambar 2.14. Data hasil pengukuran NO2 pada 9 lokasi pengukuran periode
35
Februari 2015 dan Agustus 2015 Gambar 2.15. Data hasil pengukuran NOx pada 9 lokasi pengukuran periode
36
Februari 2015 dan Agustus 2015 Gambar 2.16. Data hasil pengukuran SO2 pada 9 lokasi pengukuran periode
37
Februari 2015 dan Agustus 2015 Gambar 2.17. Data hasil pengukuran CO pada 9 lokasi pengukuran periode
37
Februari 2015 dan Agustus 2015 Gambar 2.18. Data hasil pengukuran Partikulat pada 9 lokasi pengukuran
38
Februari 2015 dan Agustus 2015 Gambar 2.19. Fluktuasi Tingkat Kebisingan pada siang hari pada 9 lokasi
39
Pengukuran Periode Februari 2015 dan Agustus 2015 Gambar 2.20. Fluktuasi Tingkat Kebisingan pada malam hari pada 9 lokasi Pengukuran Periode Februari 2015 dan Agustus 2015
Pemantauan Lingkungan -77/PT Jawa Power, Paiton
39
BAB I PENDAHULUAN
Bab I Pendahuluan
1
BAB I PENDAHULUAN PT. Jawa Power adalah pemilik Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Paiton Swasta Tahap II di Komplek PLTU Paiton, Probolinggo, Jawa Timur. PLTU Paiton Swasta Tahap II memiliki kapasitas 2 x 610 MW dengan bahan bakar batubara yang menyediakan tenaga listrik untuk sistem transmisi Pulau Jawa – Bali sesuai dengan PPA (Power Purchase Agreement) yang ditandatangani dengan PT. PLN (Persero) pada tanggal 3 April 1995. Dampak lingkungan potensial yang ditimbulkan oleh kegiatan PLTU Paiton Swasta Tahap II, baik positif maupun negatif telah dikaji dalam laporan ANDAL (Analisis Dampak Lingkungan). Metode yang diusulkan untuk meningkatkan dampak positif dan mengurangi dampak negatif tertuang di Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan akhirnya, Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) menunjukkan kegiatan pemantauan yang perlu dilakukan guna memperlihatkan efektifitas dari RKL serta perubahan-perubahan yang perlu dilakukan guna meningkatkan kinerja lingkungan. Ketiga dokumen tersebut telah disetujui oleh Departemen Pertambangan dan Energi pada tanggal 26 Februari 1996 dengan Surat Persetujuan No. 594/0115/SJT/96. Kegiatan PLTU Paiton Swasta Tahap II (PT Jawa Power) telah beroperasi sejak tahun 2000 (Commercial Operation Date/COD Unit 60 pada tanggal 20 Juli 2000, sedangkan COD Unit 50 pada tanggal 4 November 2000). Sekarang ini PLTU telah beroperasi secara komersial dan secara kontinyu melakukan Pemantauan Lingkungan guna memperlihatkan efektifitas dari RKL serta perubahan-perubahan yang mungkin dilakukan untuk meningkatkan kinerja lingkungannya. Parameter lingkungan yang dipantau dan dikelola sesuai dengan ANDAL, RKL dan RPL yang telah disahkan. Laporan monitoring ini disusun dengan mengacu kepada Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 45 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan Laporan Pelaksanaan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL).
Pemantauan Lingkungan Power Plant – 77/PT Jawa Power, Paiton
Bab I Pendahuluan
1.1.
2
IDENTITAS PEMRAKARSA Nama Perusahaan
: PT Jawa Power
Status Perusahaan
: Penanaman Modal Asing
Jenis Perusahaan
: Perseroan Terbatas (PT)
Telepon/Fax
: (021) 2521870 / (021) 2521848
Alamat Perusahaan
: Summitmas Tower II, Lantai 20 Jl. Jend. Sudirman Kav. 61-62 Jakarta – 12190
1.2.
Penanggung Jawab Perusahaan
: Wichard Von Harrach
Jabatan
: Presiden Direktur
IDENTITAS PENYUSUN Nama Perusahaan
: PT. Sucofindo Prima Internasional Konsultan (SPRINT CONSULTANT)
Jenis Perusahaan
: Perseroan Terbatas (PT)
Telepon/Fax
: 7983666 Ext. 1315 / 7986883
Alamat Perusahaan
: Graha Sucofindo, Lantai 12 Jl. Raya Pasar Minggu Kav. 34 Jakarta – 12780
Penanggung Jawab Perusahaan
: Diana S. Moro
Jabatan
: Direktur
1.3.
JENIS DOKUMEN YANG DIACU :
1.4.
TAHAP KEGIATAN YANG DILAPORKAN
RKL/RPL
: Operasional (Juli - September 2015)
Pemantauan Lingkungan Power Plant – 77/PT Jawa Power, Paiton
Bab I Pendahuluan
1.5.
3
DESKRIPSI KEGIATAN
1.5.1. DATA PEMBANGKIT Nama Pembangkit
: PLTU Paiton Swasta Tahap II (unit 5 & 6)
Lokasi Pembangkit
: Dapat dilihat pada Gambar 1.1.
- Desa
: Bhinar
- Kecamatan
: Paiton
- Kabupaten
: Probolinggo
- Propinsi
: Jawa Timur
Jenis Pembangkit
: PLTU
Jumlah Pembangkit
: 2 (dua) unit
Kapasitas Pembangkit
: 610 MW per unit
Pola Operasi
: 24 jam/hari
Fungsi Pembangkit
: “Base Load” pembangkit
Jenis Bahan Bakar
: Batubara
Kebutuhan Bahan Bakar
: 316.667 ton/bulan
Sumber Bahan Bakar
: Berau Binungan, Berau Lati, Kideco Roto, Adaro Kalimantan Timur
Sistim Pengiriman
: Kapal
Sistem Penyimpanan
: Coal Yard
Pemantauan Lingkungan Power Plant – 77/PT Jawa Power, Paiton
U
LAUT JAWA SUMENEP TUBAN
PULAU MADURA
JAWA TENGAH
LAMONGAN
PAMEKASAN
BANGKALAN SAMPANG
SURABAYA
SELAT MADURA PASURUAN
SITUBONDO
JOMBANG MADIUN
PROBOLINGGO BONDOWOSO KEDIRI MALANG JEMBER
BANYUWANGI
LUMAJANG
KETRANGAN Jalan Batas Propinsi Batas Kabupaten Kota Kabupaten Kota Propinsi Lokasi Project
SAMUDERA
HINDIA Gambar 1 . 1
Bab I Pendahuluan
5
1.5.2. FASILITAS PENUNJANG YANG TERSEDIA 1. Areal Pembuangan Abu Sarana tempat pembuangan abu batubara terletak sekitar satu kilometer arah Barat Daya pembangkit dengan luas wilayah keseluruhan mencapai sekitar 20 hektar. Areal tersebut telah diratakan serta dipadatkan untuk pembangunan tiga laguna penampung PFA (Pulverized Fuel Ash), satu tempat penampungan FBA (Furnace Bottom Ash) dan bak penampung air limpasan. Laguna penampung PFA serta bak penampung air limpasan dirancang dengan sistem tertutup.
Ijin operasi telah diperoleh dari BAPEDAL (Kep-93/BAPEDAL/2001) yang menyangkut sarana penampungan PFA dan FBA. Sistem penyekat areal pembuangan abu tersebut terdiri dari bahan-bahan sebagai berikut : Atas
Asphalt Hot Rolled Sheet (HRS), 4 cm (permeabilitas 10-13 cm/s) Asphalt Treated Base (ATB), 8 cm (permeabilitas 10-9 cm/s) Lapisan Bitumen Pendeteksi kebocoran
Dasar
Sub-base (tanah liat yang dipadatkan), 100 cm (permeabilitas 10-9 cm/s)
Sistem pembuangan PFA mempunyai fasilitas yang memungkinkan tiga alternative metode pembuangan, yaitu metode slurry, metode humidified ash, dan metode dry
discharge (pembuangan kering). Pada saat awal operasi sampai pertengahan tahun 2003 digunakan metode slurry. PFA yang ditampung di Silo berkapasitas 1500 m3, dialirkan ke ash lagoon menggunakan system Ejector Vacuum Unit (EVU). Ejector Vacuum Unit ini menggunakan air sebagai penggerak, di mana selanjutnya PFA akan bercampur dengan air penggerak ini dan dialirkan ke masing-masing laguna. Rasio perbandingan PFA dengan air adalah 1 : 4. Air yang digunakan diambil dari neutralization basin, dengan menggunakan pompa air hujan kemudian air tersebut dialirkan ke clear water basin di area pembuangan abu, sebelum digunakan untuk metode pembuangan slurry ini.
Pemantauan Lingkungan Power Plant – 77/PT Jawa Power, Paiton
Bab I Pendahuluan
6
Metode lain yang sering digunakan adalah humidified ash dan dry discharge (pembuangan kering). Metode pembuangan humidified ash adalah metode alternative pembuangan PFA (Pulverized Fuel Ash) ke lagoon. Sistem pembuangan menggunakan
humidifier screw unit, di mana PFA dari silo ditambahkan air kemudian dialirkan dan ditampung oleh lorry truck, dan dibawa ke lagoon. Kandungan air pada abu dijaga antara 15 – 20%. Humidified ash dengan kandungan air 15 – 20% ini dimaksudkan untuk memberikan kekuatan dasaran sesuai dengan rencana untuk menaikkan dinding laguna karena sudah penuh. Dari hasil test yang sudah dilakukan, kekuatan abu yang masih mempunyai kandungan air sekitar 60% (dari hasil pembuangan dengan metode slurry) tidak cukup kuat digunakan sebagai dasaran. Saat ini sebagian besar fly ash (>98%) sudah dimanfaatkan oleh industri semen dan ready mix, sehingga metode pembuangan yang digunakan adalah dry discharge. PFA (Pulverized Fuel Ash/Fly Ash) dari Ash Silo langsung dimasukkan ke dalam lorry truck, untuk selanjutnya dibawa menuju lokasi pemanfaat (Industri semen dan Industri ready
mix). Metode pembuangan kering ini didesain sehingga praktis tidak ada debu PFA yang keluar dari sistem dan mengkontaminasi udara. Seluruh transporter dan pemanfaat juga harus memiliki perijinan sesuai yang dipersyaratkan oleh instansi terkait untuk pengelolaan limbah B3. 2. Jetty Pembongkaran Batubara Jetty pembongkaran batubara merupakan perpanjangan dari pelabuhan jetty batu bara PLN (230 m arah Timur) yang dirancang dan dibangun untuk mampu menampung kapal pengangkut berkapasitas 40.000 DWT hingga 70.000 DWT. Sarana pelabuhan ini dapat dilihat pada Gambar 1.2.
3. Areal Penyimpanan Batubara Wilayah yang digunakan sebagai lokasi penyimpanan batubara berada di bagian Timur pembangkit listrik, berdampingan dengan areal penimbunan batu bara PLN. Luas lahan yang disediakan kurang lebih 9,9 hektar. Di tempat tersebut telah dibangun dua buah
stacker-reclaimer guna menjamin berlangsungnya kegiatan penimbunan batubara yang efisien.
Pemantauan Lingkungan Power Plant – 77/PT Jawa Power, Paiton
Bab I Pendahuluan
8
4. Komplek Perumahan Operator Sekitar 8,5 km arah Barat pembangkit telah dibangun Komplek Perumahan Operator yang bersifat permanen. Kurang lebih 200 rumah disediakan untuk dihuni oleh karyawan/staf operasi pabrik pembangkit berikut keluarganya. Perumahan tersebut dilengkapi dengan sarana pengolah limbah rumah tangga agar aman untuk lingkungan sekitar. Disamping sarana penunjang yang disebutkan di atas, Jawa Power menerapkan sistem pengelolaan lingkungan sebagai berikut :
1. SISTEM PENGELOLAAN KUALITAS UDARA Batubara dengan Kandungan Sulfur dan Abu rendah Proyek Pembangkit Swasta Paiton Phase II menggunakan batubara dengan kandungan sulfur dan abu rendah yang berasal dari Kalimantan Timur. Tiga tambang batubara yang melakukan pemasokan batubara untuk keperluan operasional pembangkit tersebut adalah Kideco Roto, Berau Lati ,Berau Binungan, dan Adaro. Electrostatic Precipitators Satu buah electrostatic precipitator (ESP) telah dipasang pada setiap boiler untuk memastikan bahwa partikel debu fly ash yang dihasilkan dari proses pembakaran batu bara dapat ditangkap oleh alat ini sehingga dalam kondisi operasi normal konsentrasi partikulat yang keluar dari cerobong tidak melampaui 50 mg/Nm3 (limit standar KLH 150 mg/Nm3). ESP tersebut dirancang untuk mencapai efisiensi hingga 99%. Sistem Flue Gas Desulphurisation (FGD) Setelah melalui ESP, flue gas memasuki FGD dimana Sulfur Dioksida (SO2) yang dikandungnya dikurangi hingga tingkat yang aman bagi lingkungan. Sistem FGD didasarkan pada proses scrubbing dengan media air laut serta dirancang untuk mencapai efisiensi pelepasan SO2 hingga 95%. Dengan FGD, emisi SOx dari pembangkit dijaga dalam kondisi operasi normal yaitu pada maksimum 130 mg/Nm3. Proses FGD dilukiskan pada Gambar 1.3.
Pemantauan Lingkungan Power Plant – 77/PT Jawa Power, Paiton
Gambarr 1- 3
Bab I Pendahuluan
10
Sistem Pembakaran dengan Kadar NOx Rendah Sistem pembakaran yang terpasang pada masing-masing boiler adalah jenis tangensial dengan kadar NOx rendah. Sistem ini menghasilkan tingkat sebaran NOx yang rendah untuk berbagai jenis pemakaian bahan bakar. Melalui sistem ini, NOx yang dihasilkan pembangkit dijaga dalam kondisi operasi normal yaitu pada maksimum 370 mg/Nm3.
2.
SISTEM PENGELOLAAN KUALITAS AIR
Sistem Air Pendingin Bersirkulasi Sistem air pendingin bersirkulasi dimanfaatkan untuk mengembunkan uap air yang dihasilkan oleh turbin utama dan pompa pengisi boiler. Sistem ini juga berfungsi sebagai media pendingin bagi Sistem Air Pendingin Tertutup (Close Cooling Water System). Jumlah total Volume air laut yang dibutuhkan untuk sistem air pendingin di kedua unit pembangkit adalah kurang lebih 200.000 m3/jam. Sistem Air Pendingin Tertutup Sistem Air Pendingin Tertutup mendistribusikan air pendingin ke sejumlah peralatan pembangkit. Panas yang diserap dari peralatan ini kemudian dialirkan ke Sistem Air Pendingin Bersirkulasi. Terdapat dua sistem (satu untuk masing-masing Unit) yang terdiri dari pompa air, alat penukar panas, tanki penyedia air, dan peralatan lain yang berkaitan dengan sistem tersebut. Instalasi Pengolah Limbah Cair (WWTP) WWTP (Waste Water Treatment Plant) dirancang dan dibangun untuk menampung, memproses serta membuang limbah cair yang dihasilkan oleh pabrik pembangkit saat beroperasi, termasuk luapan air limpasan dari areal penyimpanan batubara. Proses pengolahan diantaranya berlangsung melalui tahapan penambahan zat koagulan dilanjutkan
pengadukan
secara
cepat,
pengadukan
lambat
dan
pengendapan,
penyaringan, serta penyesuaian akhir kadar pH. Proses tersebut di atas dilaksanakan untuk memperoleh mutu limbah cair yang memenuhi persyaratan, sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku, yang akan dibuang ke saluran pembuangan. Diagram alir WWTP dapat dilihat pada Gambar 1.4.
Pemantauan Lingkungan Power Plant – 77/PT Jawa Power, Paiton
Ga ambar 1 - 4
Bab I Pendahuluan
3.
12
SISTEM PENGELOLAAN BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3)
Pengelolaan bahan-bahan B3 dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2001. Limbah B3 yang dihasilkan oleh pembangkit adalah : Pulverised Fuel Ash (fly ash),
Furnace Bottom Ash (bottom ash), WWTP sludge cake (lumpur dari IPAL), oli bekas , bahan terkontaminasi, glasswool, serta limbah laboratorium yang berupa botol kemasan bahan kimia dan bahan kimia kadaluwarsa. Upaya pengelolaan limbah B3 yang dilakukan mengacu pada Peraturan Pemerintah RI No. 101 Tahun 2014.
Fly ash dan bottom ash dikelola dengan sistem landfill tertutup sesuai dengan ijin yang diperoleh dari BAPEDAL. Limbah laboratorium dikirim ke PT. PPLI (Prasada Pamunah Limbah Industri).
Pemanfaatan fly ash oleh industri semen dan readymix dan
pemanfaatan oli bekas telah berjalan sesuai dengan ketentuan dari Kementerian Lingkungan Hidup. Uji pembakaran/penghancuran sludge cake di dalam boiler telah dilakukan dan disaksikan oleh tim dari Kementerian Lingkungan Hidup. Persetujuan untuk melakukan pembakaran kembali sludge cake di dalam boiler telah diberikan oleh Kantor Kementerian Lingkungan Hidup, yaitu KEPMENLH No. 133 tahun 2011 tentang Izin Pemanfaatan Limbah B3 PT. Jawa Power. Rangkuman bahan dan limbah B3 yang digunakan dan dihasilkan serta pengelolaannya disajikan dalam Tabel 1.1 dan 1.2.
Pemantauan Lingkungan Power Plant – 77/PT Jawa Power, Paiton
Bab I Pendahuluan
13
Tabel 1.1 Bahan B3 Yang Digunakan (Periode Juli - September 2015) No.
Nama Bahan B3
Lokasi
Penggunaan
Komposisi Utama
Karakteristic
Prosedur – Dokumen Penanganan
Total Pemakaian
1
Sodium Hydroxide
WTP & WWTP
- Regenerasi ion exchange resin - Proses koagulasi di WWTP
NaOH
Corrosive
- CP 005 - ERG 02
10.49 ton/ bulan
2
Hydrochloric Acid
WTP & WWTP
- Regenerasi ion exchange resin - Pencegahan scalling di RO membrane - Proses penetralan pH air hasil olahan WWTP
HCl
Corrosive Toxic
- CP 006 - ERG 01
22.83 ton/ bulan
3
Ammonium Hydroxide Hydrazine
Boiler Chemical Dosing Boiler Chemical Dosing
- Boiler water treatment
NH4OH
Toxic
N2H4
Corrosive Toxic
CP 007 ERG 04 CP 008 ERG 05
4.5 ton/ bulan
- Boiler water treatment
-
5
Poly Aluminium Chloride (PAC)
WWTP
- Proses koagulasi di WWTP
Al2(OH)6-nCln xH2O (n =1-5)
Irritant
- CP 014 - ERG 03
1205 Kg/ bulan
6
Water Treatment Floculant
WTP
- Proses Flokulasi untuk meningkatkan multi media filter performance.
Fe2(SO4)5
Irritant
- CP 023 - ERG 10
333.33 kg/ bulan
7
Water Treatment RO antiscalant/ foulant
WTP
- Antiscalant/ antifoulant RO membrane system
Organic Polymer
Irritant
- CP 009 - ERG 010
199.33 kg/ bulan
8
Dechlorination Agent
WTP
- Mengurangi kadar free Chlorine di Feed water yg ke membrane
NaHSO3
Corrosive
- CP 015 - ERG 10
133.33 kg/ bulan
9
Potasium Hydroxide
Hydrogen Plant
- Hydrogen Generation Cell
KOH
Corrosive
- CP 010 - ERG 10
4
Keterangan : Semua Prosedur untuk Penanganan telah dikaji dan menunjukkan kesesuaian dengan Peraturan yang berlaku
Pemantauan Lingkungan Power Plant – 77/PT Jawa Power, Paiton
Keterangan
0 kg/ bulan
-
Efektif mulai tahun 2007 Ferrous Sulphate diganti dengan PAC 12%
Hydrogen Plant shut down
Bab I Pendahuluan
Tabel 1.2 Neraca Limbah Padat B3 Yang Dihasilkan dan Pengelolaannya (Periode Juli - September 2015)
Pemantauan Lingkungan Power Plant – 77/PT Jawa Power, Paiton
14
Bab I Pendahuluan
1.5.3
15
PERKEMBANGAN LINGKUNGAN SEKITAR
Dalam upaya memenuhi kebutuhan listrik yang setiap tahun terus meningkat, saat ini di Komplek PLTU Paiton terdapat 2 (dua) pembangkit listrik baru berbahan bakar batu bara yaitu PLTU Paiton Unit 9 (disebut juga PLTU Paiton Jatim II, berkapasitas 1 x 660 MW) yang merupakan salah satu pembangkit listrik yang termasuk dalam Proyek Percepatan Pembangunan Pembangkit Listrik 10.000 MW dan PLTU Paiton Swasta Unit 3 (milik PT Paiton Energy) yang berkapasitas (1 x 815 MW). PLTU Paiton Swasta Unit 3 mulai beroperasi pada akhir Maret 2012. Saat ini PLTU Paiton Unit 9 juga sudah beroperasi sehingga dengan bertambahnya pembangkit yang beroperasi maka diperkirakan akan berpengaruh terhadap kualitas lingkungan sekitar komplek PLTU Paiton. 1.5.4
LAIN-LAIN
Untuk mendukung perlindungan lingkungan dan pencegahan pencemaran beberapa kegiatan telah dilakukan oleh PT Jawa Power (PT YTL Jawa Timur as Operator), diantaranya adalah :
Meraih penghargaan PROPER (Program Penilaian Peningkat Kinerja Perusahaan) dengan peringkat Emas untuk periode penilaian 2012-2013.
Meraih penghargaan PROPER (Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan) dengan peringkat Hijau selama delapan kali periode penilaian (PROPER 2004, 2005, 2007, 2009, 2010, 2011, 2012 & 2014). Program ini merupakan salah satu upaya untuk mendorong penaatan perusahaan dalam pengelolaan lingkungan hidup melalui instrument insentif reputasi/citra bagi perusahaan yang mempunyai kinerja pengelolaan lingkungan yang baik.
Meraih sertifikasi ISO 14001 : 1996
yaitu sertifikasi Sistem Manajemen
Lingkungan pada tahun 2001 dari Badan Sertifikasi EAQA (Energy & Environmental Accredited Quality Assessment) dan telah mendapatkan upgrading ke versi 2004 dari AFAQ-EAQA yang berlaku sampai dengan Maret 2011, dan saat ini menggunakan Badan Sertifikasi Intertek. Sistem tersebut bertujuan untuk memberikan mekanisme untuk mencapai dan menunjukkan kinerja lingkungan yang baik, melalui upaya pengendalian dampak lingkungan dari kegiatan, produk dan
jasa
serta memenuhi persyaratan peraturan lingkungan hidup dari
Pemerintah.
Meraih Sertifikasi ISO 9001 : 2008 (Quality Management System) 2009 dari Badan Sertifikasi Moody Internasional.
Pemantauan Lingkungan Power Plant – 77/PT Jawa Power, Paiton
pada tahun
Bab I Pendahuluan
16
Meraih Sertifikasi OHSAS 18001 : 2007 (Occupational Safety & Management
System) pada tahun 2011 dari Badan Sertifikasi Moody Internasional, saat ini menggunakan Badan Sertifikasi Intertex.
Meraih penghargaan dari Bupati Prubolinggo pada tahun 2001 atas peran serta dan bantuan sosial kemasyarakatan.
Meraih penghargaan dari ROSPA (The Royal Society for Prevention of Accident) pada tahun 2000 – 2003 atas kepedulian terhadap penanganan kecelakaan kerja di lingkungan kerja.
Meraih penghargaan atas prestasinya dalam penanganan Kecelakaan Nihil (Zero
Accident Award) pada tahun 2001, 2003, 2005, 2008, 2010, 2013, dan 2015.
Meraih sertifikat Audit K3/Occupational Safety and Health Management System pada tahun 2008, 2011, dan 2014.
Meraih penghargaan dari Gubernur Jawa Timur pada tahun 2011 Sebagai Perusahaan Pengelola Pelabuhan Laut Terbaik.
Meraih Sertifikasi ISO 50001 : 2011 (Energy Management System) pada tahun 2013 dari Badan Sertifikasi TUV NORD.
Meraih penghargaan dari Bupati Probolinggo atas pelaksanaan program Corporate
Social Responsibility (CSR) tahun 2014 Selain itu, dalam meningkatkan hubungan dengan masyarakat di sekitar lokasi kegiatan, PT Jawa Power dan PT YTL Jawa Timur juga melakukan kegiatan Community
Development yang dimulai pada tahun 1999. Dalam hal kegiatan tersebut PT Jawa Power (PT YTL Jawa Timur as Operator) telah mendapat penghargaan dari Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral pada tahun 2003 atas dedikasinya dalam program Pengembangan Masyarakat Sektor Energi dan Sumber Daya Mineral.
Pemantauan Lingkungan Power Plant – 77/PT Jawa Power, Paiton
Bab I Pendahuluan
Sertifikat EMS-ISO 14001: 2004 dari Badan Akreditasi Intertek
Sertifikat ISO 9001 : 2008 dari Badan Akreditasi Moody International
Pemantauan Lingkungan Power Plant – 77/PT Jawa Power, Paiton
17
Bab I Pendahuluan
Sertifikat OHSAS 18001 : 2007 dari Badan Akreditasi Intertek
Pemantauan Lingkungan Power Plant – 77/PT Jawa Power, Paiton
18
Bab I Pendahuluan
Pemantauan Lingkungan Power Plant – 77/PT Jawa Power, Paiton
19
Bab I Pendahuluan
Hasil Evaluasi Program Peringkat Kinerja Perusahaan Dalam Pengelolaan Lingkungan (PROPER 2013-2014) dari Kementerian Negara Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Pemantauan Lingkungan Power Plant – 77/PT Jawa Power, Paiton
20
Bab I Pendahuluan
Piagam Penghargaan dari Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral
Pemantauan Lingkungan Power Plant – 77/PT Jawa Power, Paiton
21
Bab I Pendahuluan
22
Piagam Penghargaan Zero Accident dari Gubernur Jawa Timur
Pemantauan Lingkungan Power Plant – 77/PT Jawa Power, Paiton
Bab I Pendahuluan
23
Piagam Penghargaan Zero Accident dari Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Pemantauan Lingkungan Power Plant – 77/PT Jawa Power, Paiton
Bab I Pendahuluan
24
Piagam Penghargaan SMK3 dari Gubernur Jawa Timur
Pemantauan Lingkungan Power Plant – 77/PT Jawa Power, Paiton
Bab I Pendahuluan
25
Piagam Penghargaan Audit SMK3 dari Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Piagam Penghargaan Sebagai Pengelola Pelabuhan Laut Terbaik dari Gubernur Jawa Timur Tahun 2011
Pemantauan Lingkungan Power Plant – 77/PT Jawa Power, Paiton
Bab I Pendahuluan
Pemantauan Lingkungan Power Plant – 77/PT Jawa Power, Paiton
26
Bab I Pendahuluan
Sertifikat ISO 50001 : 2011 dari Badan Akreditasi TUV NORD
Pemantauan Lingkungan Power Plant – 77/PT Jawa Power, Paiton
27
Bab I Pendahuluan
28
Piagam Penghargaan dari Bupati Probolinggo atas Pelaksanaan Program CSR Tahun 2014
Pemantauan Lingkungan Power Plant – 77/PT Jawa Power, Paiton
BAB II PELAKSANAAN DAN EVALUASI
Bab II Pelaksanaan dan Evaluasi
1
BAB II PELAKSANAAN DAN EVALUASI 2.1.
PELAKSANAAN
Parameter yang dipantau pada periode Agustus 2015 adalah kualitas air, kualitas udara dan biota darat (sesuai dengan Andal, RKL & RPL). 2.1.1.
RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN
2.1.1.1
KUALITAS AIR
•
Parameter yang Dikelola
Suhu, pH, TSS, TDS, BOD, COD, dan logam berat.
•
Sumber Dampak
Penggunaan air laut untuk sistem pendingin selama operasional pembangkit listrik akan menyebabkan suhu air laut meningkat. Apabila kondisi ini tidak dikelola dengan baik dapat menyebabkan dampak negatif terhadap kualitas air laut di sekitarnya. Kondisi ini akan menimbulkan dampak negatif terhadap terumbu karang dan organisme laut lain, serta aktivitas nelayan.
•
Langkah Upaya Pengelolaan - Menjaga suhu air pendingin sesuai desain agar suhu limbah bahang kurang atau sama dengan 40oC. - Mencegah terjadinya ceceran batubara ke laut. - Mencegah terjadinya ceceran minyak/oli di permukaan tanah. - Memelihara saluran effluent dari setting basin dan mencegah masuknya butiran batubara ke dalam saluran tersebut.
•
Lokasi Pengelolaan
Lokasi pengelolaan lingkungan adalah:
Intake canal (IC) untuk Unit 5 dan Unit 6
outlet Unit 5 & 6 (DC-5 & DC-6),
Pemantauan Lingkungan-77/PT Jawa Power, Paiton
Bab II Pelaksanaan dan Evaluasi
•
perairan laut di sekitar cooling water intake (ST-3),
perairan laut di sekitar dermaga batubara (ST-4),
cooling water discharge (ST-6),
inlet dan outlet WWTP.
2
Hasil Pengelolaan
Berdasarkan hasil pengelolaan kualitas air laut di sekitar PLTU Paiton Swasta Tahap II: Unit 5 dan Unit 6, pada periode bulan Agustus 2015, diketahui bahwa PT Jawa Power telah melakukan pengelolaan lingkungan untuk aspek kualitas air dengan baik. Hal ini ditunjukkan dengan kondisi lingkungan perairan di sekitar PLTU Paiton Swasta Tahap II: Unit 5 dan Unit 6 yang memenuhi Baku Mutu Lingkungan. •
Tolok Ukur/sasaran/target
Tolok ukur yang digunakan dalam pengelolaan dampak lingkungan untuk aspek kualitas air dari aktifitas operasional PLTU Paiton Swasta Tahap II: Unit 5 dan Unit 6 adalah : 1) Untuk limbah air pendingin PLTU mengacu pada : KEP-MENLH Nomor 362 tahun 2013 tentang Izin Pembuangan Air Limbah Ke Laut PT Jawa Power. Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 72 tahun 2013 tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Industri atau Kegiatan Usaha Lainnya di Jawa Timur. 2) Untuk kualitas perairan laut, mengacu pada Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 51 Tahun 2004, Lampiran III: Baku Mutu Air Laut untuk Biota Laut dan KEP-MENLH Nomor 362 tahun 2013, Lampiran II E.
2.1.1.2. KUALITAS UDARA Upaya pengelolaan lingkungan adalah merupakan usaha pencegahan dampak negatif serta usaha peningkatan dampak positif dari kegiatan PLTU-Paiton Swasta Tahap II, PT. Jawa Power. •
Parameter yang Dikelola
Parameter yang dikelola dari komponen kualitas udara adalah NO2, NOx, SO2, CO, HC, Partikulat dan kebisingan. Pemantauan Lingkungan-77/PT Jawa Power, Paiton
Bab II Pelaksanaan dan Evaluasi
•
3
Sumber Dampak
Berdasarkan hasil pengamatan pada tahap operasional ini sumber dampak terhadap kualitas udara berasal dari emisi gas buang hasil pembakaran batubara yang dikeluarkan dari cerobong. Sumber dampak yang lain berasal dari arus kendaraan di jalan raya Surabaya-Situbondo. Langkah upaya pengelolaan Upaya pengelolaan dampak lingkungan untuk mencegah penurunan kualitas udara dilakukan dengan cara menggunakan peralatan pengendalian pencemaran udara seperti pemakaian sistem pembakaran tangensial rendah NOx (tangensial firing low-NOx), menggunakan sistem elektrostatic presipitator (ESP) dengan efisiensi tinggi (High
efficiency of Electrostatic Precipitators), memakai sistem SO2-absorber untuk mengurangi emisi gas SO2 atau Flue Gas Desulphurisation (FGD) dan menggunakan batu bara dengan kandungan sulphur rendah (low sulphur content) yang berkisar antara 0.09 % sampai dengan 0.7 %. Untuk mengimplementasikan perlindungan terhadap pendengaran, maka pemetaan dan pengukuran rutin terhadap kebisingan dan upaya mengurangi tingkat kebisingan, bila memungkinkan dengan pemasangan peredam suara (sound damper), atau muffler juga dilaksanakan. Setiap orang diwajibkan mengenakan alat pelindung pendengaran (ear muff/ear pug) ketika memasuki daerah yang tingkat kebisingannya lebih tinggi dari batas kesehatan dan keselamatan kerja yang diperbolehkan.
Lokasi pengelolaan Lokasi pengelolaan dampak dilakukan di dalam area Power Plant (Site) yaitu di lokasi
Stock Pile Batubara, lokasi Pembangkit PLTU/Power Plant dan Ash lagoon. Lokasi pengelolaan dampak di luar area Power Plant
dilakukan di lokasi SD Bhinar, Desa
Sumberejo, Desa Kabuaran, Desa Pasembun, Desa Selobanteng dan
di Desa
Banyuglugur. Hasil pengelolaan Dari pelaksanaan pengelolaan dampak yang sudah dilakukan maka dapat dilihat bahwa kondisi kualitas udara pada bulan Agustus 2015 di dalam area Power Plant maupun di daerah sekitarnya baik. Hal ini dapat dibuktikan dari data hasil analisis laboratorium,
Pemantauan Lingkungan-77/PT Jawa Power, Paiton
Bab II Pelaksanaan dan Evaluasi
4
dimana kadar gas (NO2, NOx, SO2, CO, HC) dan partikulat untuk semua lokasi yang diamati berada di bawah nilai ambang batas yang diperbolehkan (0.23 mg/m3). Hasil pemantauan kadar gas HC untuk semua lokasi yang diamati relatif sangat kecil dan di bawah nilai batas deteksi peralatan laboratorium (tidak terdeteksi). Tingkat kebisingan di dalam area Power Plant maupun di daerah sekitarnya baik, hal ini dibuktikan dari hasil pengukuran untuk semua lokasi yang diamati berada di bawah nilai ambang batas yang diperbolehkan, baik pada pengukuran siang hari maupun malam hari.
Tolok ukur/sasaran/target
Tolok ukur untuk kualitas udara berdasarkan Baku Mutu Udara Ambien menurut Peraturan Gubernur Jawa Timur No. 10 tahun 2009 tentang Baku Mutu Udara Ambien dan Emisi Sumber Tidak Bergerak di Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Timur. Tolok ukur untuk gas NO2 adalah Baku mutu Udara Ambien Nasional menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara. Tolok ukur untuk tingkat kebisingan berdasarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. 13 Tahun 2011 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika di Tempat Kerja dan Nilai Ambang Batas menurut Surat Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. Kep-48/MENLH/11/1996 tentang Baku Tingkat Kebisingan dan atau SPLN No. 46-2. 2.1.1.3. BIOTA DARAT
Jenis kegiatan yang dikelola
Jenis kegiatan atau komponen yang dikelola adalah Flora dan Fauna Darat.
Flora Darat
Parameter yang dikelola
Parameter yang dikelola adalah kerusakan tanaman, baik tanaman penduduk (tembakau) maupun tanaman hutan kesambi (Schleicera oleosa) milik Perum Perhutani.
Pemantauan Lingkungan-77/PT Jawa Power, Paiton
Bab II Pelaksanaan dan Evaluasi
5
Sumber dampak
Sumber dampak berasal dari tempat penimbunan abu batubara.
Langkah upaya pengelolaan
Upaya yang dilakukan oleh PT Jawa Power adalah dengan mengupayakan penghijauan di sekitar lokasi penimbunan abu dengan menanam pohon membo dan tanaman jenis rumput-rumputan serta tetap memelihara tanaman yang hidup di sempadan sepanjang sungai dekat dengan perumahan operator.
Lokasi pengelolaan
Lokasi tempat dilakukan pengelolaan adalah sempadan sepanjang sungai di perumahan operator dan sekeliling tempat pembuangan abu.
Hasil pengelolaan
Dari pengelolaan yang dilakukan diketahui bahwa debu batu bara tetap terlokalisir di tempat penimbunan debu sesuai dengan desain yang direncanakan serta terpeliharanya daerah hijau di sempadan sepanjang sungai dan lokasi ash disposal serta terhindarnya kematian tegakan hutan kesambi (Schleicera oleosa).
Tolok ukur/sasaran/target
Target yang diharapkan adalah tidak ditemukannya keluhan dari pihak-pihak terkait dalam hal ini seperti petani (tembakau) dan Perum Perhutani, menyangkut kerusakan tanaman dan produksi lak dari Perum Perhutani tetap terjaga dengan baik. Hal ini menunjukkan bahwa dampak yang berasal dari tempat penimbunan abu batubara tetap terlokalisir sesuai dengan desain yang direncanakan sehingga pertumbuhan tanaman pada areal pertanian di sekitar lokasi proyek tumbuh secara normal, demikian pula dengan
hutan
kesambi
(Schleicera
oleosa) yang berada pada sekitar proyek
pertumbuhannya tetap normal sehingga produksi lak dari hutan tersebut tetap normal.
Fauna Darat
Parameter yang dikelola
Parameter yang harus dikelola adalah daerah jelajah kera ekor panjang (Macaca
fascicularis).
Pemantauan Lingkungan-77/PT Jawa Power, Paiton
Bab II Pelaksanaan dan Evaluasi
6
Sumber dampak
Sumber dampak berasal dari tempat penimbunan abu batubara.
Langkah upaya pengelolaan
Upaya yang dilakukan oleh PT Jawa Power adalah dengan mengupayakan penghijauan di sekitar lokasi penimbunan abu dengan menanam pohon membo dan tanaman jenis rumput-rumputan serta tetap memelihara tanaman yang hidup di sempadan sepanjang sungai dekat dengan perumahan operator.
Lokasi pengelolaan
Lokasi tempat dilakukan pengelolaan adalah sempadan sepanjang sungai di perumahan operator dan sekeliling tempat pembuangan abu.
Hasil pengelolaan
Hasil pengelolaan yang dilakukan adalah tidak terganggunya pola hidup dan jelajah kera ekor panjang (Macaca fascicularis). Hal ini menunjukkan habitat satwa kera ekor panjang (Macaca fascicularis) yang dapat diartikan sebagai tempat dimana satwa hidup, berkembang biak dan melakukan aktifitas sehari-hari tidak terganggu.
Tolok ukur/sasaran/target
Tolok ukur dicapainya hasil yang diharapkan adalah masih ditemuinya kelompok-kelompok kera ekor panjang dengan mudah di sekitar lokasi proyek. Hal ini menunjukkan habitat satwa kera ekor panjang (Macaca fascicularis) yang dapat diartikan sebagai tempat dimana satwa hidup, berkembang biak dan melakukan aktifitas sahari-hari tidak terganggu. Kondisi suatu habitat satwa akan sangat mempengaruhi kehidupan satwa liar. Setiap perubahan dari salah satu komponen habitat akan mempengaruhi perilaku satwa liar, yang selanjutnya akan mempengaruhi kehidupan satwa liar. Perubahan perilaku satwa liar seperti perubahan makan, perilaku berkembang biak disebabkan selain berkurangnya jenis-jenis tumbuhan pakan, juga berkurangnya penutupan vegetasi untuk berkembang biak yang disebabkan oleh kegiatan pembangunan/proyek pada areal tersebut. Kegiatan-kegiatan proyek tersebut juga akan menyebabkan berpindahnya (migrasi) satwa liar ke daerah lain yang sesuai dengan habitat sebelumnya yang ditempati. Dengan demikian suatu habitat yang terkena gangguan akan menyebabkan penurunan keanekaragaman jenis satwa liar tersebut. Dengan masih ditemuinya
Pemantauan Lingkungan-77/PT Jawa Power, Paiton
Bab II Pelaksanaan dan Evaluasi
7
kelompok-kelompok kera panjang (Macaca fascicularis) dengan mudah di sekitar lokasi proyek maka hal ini menunjukkan bahwa habitat satwa tersebut tidak terganggu.
Pemantauan Lingkungan-77/PT Jawa Power, Paiton
Bab II Pelaksanaan dan Evaluasi
2.1.2.
RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN
2.1. 2.1
KUALITAS AIR
•
8
Parameter yang Dipantau
Parameter kualitas air laut yang dipantau adalah: Suhu, TSS, TDS, pH, BOD, COD, dan logam berat. •
Sumber Dampak
Penggunaan air laut untuk sistem pendingin selama operasional pembangkit listrik akan menyebabkan suhu air laut meningkat. Apabila kondisi ini tidak dikelola dengan baik dapat meyebabkan dampak negatif terhadap kualitas air laut di sekitarnya. Kondisi ini akan menimbulkan dampak negatif terhadap terumbu karang dan organisme laut lain, serta aktivitas nelayan. •
Metode/Alat pemantauan
Pengumpulan data kualitas air laut dilakukan dengan melakukan pengukuran beberapa parameter (suhu dan pH) secara insitu, dan pengambilan contoh uji kualitas air di lokasi pemantauan untuk analisis di laboratorium. Metoda pengambilan dan analisis laboratorium contoh uji kualitas air laut mengacu kepada Keputusan Gubernur KDT I Jawa Timur No. 40 & 41 Tahun 1996 tentang Baku Cara Pengambilan Contoh Air dan Limbah Cair di Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Timur dan Baku Cara Uji Air dan Limbah Cair di Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Timur dan Standar Nasional Indonesia (SNI), seperti yang disajikan pada Tabel 2.1 dan Tabel 2.2.
Pemantauan Lingkungan-77/PT Jawa Power, Paiton
Bab II Pelaksanaan dan Evaluasi
Tabel 2.1.
9
Persyaratan untuk Penyimpanan dan Pengawetan Contoh Uji Kualitas Air
No.
Parameter
Jenis Botol
Volume Contoh Uji (m)
Pengawetan
Maksimal Penyimpanan Yang Masih Diperbolehkan
1.
Padatan Tersuspensi
P,G
-
Pendinginan
7h/7h
2.
Kekeruhan
P,G
-
Analisis langsung
24 j / 48 j
3.
Bau
G
500
Pendinginan
28 h / 28 h
4.
Warna
P,G
500
Pendinginan
48 h / 48 h
5.
Kebutuhan Biokimia
P
1000
Pendinginan
6 j / 48 h
6.
Kebutuhan Oksigen Kimia
P,G
100
Ditambahkan H2SO4 pekat hingga pH < 2, didinginkan
7 h / 28 h
7.
Amonia
P,G
500
Penambahan H2SO4 pekat hingga pH < 2,
7 h / 28 h
8.
Nitrat
P,G
100
Pendinginan
48 j / 48 j
Oksigen
9.
Nitrit
P,G
100
Pendinginan
10.
Sianida
P,G
500
Penambahan NaOH hingga pH>12 dan di dinginkan di ruang gelap
24 j / 14 h
11.
Sulfida
P,G
100
Penambahan 2 tetes ZnSO2 2N + NaOH hingga pH>9
28 j / 7 h
13.
Fenol
P,G
500
Penambahan H2SO4 hingga pH<2 & didinginkan
28 h / 28 h
14.
Deterjen
P,G
200
15.
N-Total
P,G
500
Pendinginan
28 h / 28 h
16.
P-Total
G (A)
100
Pendinginan
4&h
17.
Logam terlarut
P,G
250
Disaring, ditambahkan HNO3 pekat hingga pH < 2
-
48 h
-
6b/6b
Keterangan : (P) Plastik, (G) Gelas, P(A) atau G(A) dicuci dengan HNO3 1 + 1, G(B) Gelas Boro Silikat, G(S) dicuci dengan pelarut organik, J (jam), h (hari), b (bulan)
Pemantauan Lingkungan-77/PT Jawa Power, Paiton
Bab II Pelaksanaan dan Evaluasi
10
Tabel 2.2. Metode dan Uji Contoh Kualitas Air No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25.
Parameter Fisika Temperatur Padatan Tersuspensi Kekeruhan Bau Warna Lapisan Minyak Kecerahan Benda Terapung Kimia pH Oksigen Terlarut Kebutuhan Oksigen Biokimia Kebutuhan Oksigen Kimia Amonia Nitrat Nitrit Sianida Sulfida Minyak & Lemak Fenol Deterjen N-Total P-Total Raksa Krom valensi 6 Arsen Selenium Kadmium Tembaga Timbal Seng Nikel Perak Angka permanganat (KMnO4)
Satuan
Metode Uji
Peralatan
C mg/l FTU Pt-Co m -
Potensiometrik Filtrasi Gravimetrik Turbidimetrik Organoleptik Kolorimetrik Visual Visual
Water Quality Checker Neraca Analitik Turbidimeter Spektrofotometer Keping Secchii -
mg/l mg/l
Potensiometrik Winkler Winkler
Water Quality Checker Kolom Titrasi Kolom Titrasi
mg/l
Open Refluks
Kolom Titrasi
mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l
Kolorimetrik Kolorimetrik Kolorimetrik Kolorimetrik Kolorimetrik Ekstraksi Ekstraksi Ekstraksi Kjeldahl Kolorimetrik Cold Vapour Kolorimetrik AAS-Hydride Spektrofotometrik Spektrofotometrik Spektrofotometrik Spektrofotometrik Spektrofotometrik Spektrofotometrik Spektrofotometrik Titrimetrik
Spektrofotometer Spektrofotometer Spektrofotometer Spektrofotometer Spektrofotometer Spektrofotometer Spektrofotometer Spektrofotometer Spektrofotometer Spektrofotometer AAS Spektrofotometer AAS AAS AAS AAS AAS AAS AAS AAS Kolom Titrasi
MPN/Tabung Fermentasi
Peralatan Mikrobiologi
o
Bakteriologi 1.
E. Coliform
MPN/100 ml
Pemantauan Lingkungan-77/PT Jawa Power, Paiton
Bab II Pelaksanaan dan Evaluasi
•
11
Lokasi Pemantauan Sesuai arahan RKL & RPL, lokasi pemantauan lingkungan disajikan pada Tabel 2.3, Gambar 2.1. dan Gambar 2.2. Tabel 2.3
Data Posisi Pemantauan Kualitas Air
No
Kode
1.
IC
Inlet Canal
Lokasi
7o42’56.2”LS
Titik koordinat
2.
DC-5
Outlet Canal Unit 50
7 42’55.65”LS 113o34’52.09”BT
3.
DC-6
Outlet Canal Unit 60
7o42’54.58”LS 113o34’48.95”BT
4.
Inlet WWTP
Inlet WWTP
7o42’50.7”LS
113o34’58.1” BT
5.
Outlet WWTP
WWTP Clear well
7o42’51.1”LS
113o34’56.2”BT
6.
ST-1
Perairan laut di sekitar Kranji/Suar
7 42’06.8”LS
113o34’25.5”BT
7.
ST-2
Perairan laut di sekitar Supporting
7o42’35.8”LS
113o35’04.26”BT
7o42’40.7”LS
113o35’18.2”BT
113o34’52.8”BT
o
o
Jetty 8.
ST-3
Perairan laut di sekitar Cooling water intake
9.
ST-4
Perairan
laut
di
sekitar
dermaga
7o42’45.99”LS 113o34’35.02”BT
batubara 10.
ST-5
Perairan laut di sekitar coal stockpile
7o42’43.9”LS
113o35’28.6”BT
11.
ST-6
Cooling water discharge
7 42’51.5”LS
113o35’53.1”BT
o
Gambar 2.1. Lokasi stasion pemantauan kualitas air: Intake Canal (IC), Discharge Canal (DC), Inlet WWTP, dan Outlet WWTP
Pemantauan Lingkungan-77/PT Jawa Power, Paiton
Bab II Pelaksanaan dan Evaluasi
12
Gambar 2.2. Lokasi stasion pemantauan kualitas air laut: ST-1, ST-2, ST-3, ST-4, ST-5, dan ST-6
Sejak pemantauan periode Agustus 2008, dilakukan pemantauan bersama antara PT. Paiton Energy (Unit 7 dan 8) dan PT. Jawa Power (Unit 5 dan 6), pada 8 (delapan) stasion (Table 2.4. dan Gambar 2.3.).
Tabel 2.4. Data Posisi Stasion Pemantauan Bersama Kualitas Air Laut No.
Kode
Lokasi
1
St-1
Perairan di depan Mesjid BHINAR (SW-1)
7 42’39.7” LS 113o33’37.5” BT
2
St-2
Perairan di depan outlet stream Paiton Energy (SW-2)
7o42’29.0” LS 113o34’31.6” BT
3
St-3
Perairan di belakang coal unloading jetty Paiton Energy (SW-7)
7o42’22.1” LS 113o34’36.6” BT
4
St-4
Perairan di sekitar supporting jetty (ST-2)
7o42’35.8” LS 113o35’04.26” BT
5
St-5
Peraian di depan inlet canal (cooling water intake) (ST-3 = J-4 = SW-4)
7o42’40.7” LS 113o35’18.2” BT
6
St-6
Perairan di depan coal unloading jetty Jawa Power (J-2)
7o42’37.26” LS 113o34’26.94” BT
7
St-7
Perairan di depan PJB coal stockpile (ST-4)
7o42’45.99” LS 113o34’35.02” BT
8
St-8
Perairan di depan outlet canal (cooling water discharge) (J-3 = ST-6 = SW-5)
7o42’51.5” LS 113o35’53.1”BT
Pemantauan Lingkungan-77/PT Jawa Power, Paiton
Titik Koordinat o
Bab II Pelaksanaan dan Evaluasi
Gambar 2.3.
•
13
Lokasi stasion pemantauan kualitas air laut bersama antara PT Paiton Energy dan Jawa Power: St-1, St-2, St-3, St-4, St-5, St-6, St-7, dan St-8.
Hasil Pemantauan Hasil analisis contoh air laut dan parameter kualitas air pengukuran/pengamatan langsung di lapangan pada Agustus 2015 terhadap aktifitas operasional PLTU Unit 5 & Unit 6 disajikan pada Tabel 2.5 s/d Tabel 2.8.
•
Tolok Ukur/Sasaran/Target 1. Untuk limbah air pendingin PLTU mengacu pada: KEP-MEN LH: 362 Tahun 2013, tentang Izin Pembuangan Air Limbah ke Laut PT Jawa Power, Desa Bhinor Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo, Provinsi Jawa Timur. Keputusan Gubernur Jawa Timur No. 72 Tahun 2013, tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Industri atau Kegiatan Usaha Lainnya di Jawa Timur. 2. Untuk kualitas perairan laut, mengacu pada Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 51 Tahun 2004, Lampiran III: Baku Mutu Air Laut untuk Biota Laut dan KEP-MENLH Nomor 362 Tahun 2013, Lampiran IIE.
Pemantauan Lingkungan-77/PT Jawa Power, Paiton
Bab II Pelaksanaan dan Evaluasi
Hasil Analisis Laboratorium Limbah Bahang di Intake Canal (IC) dan Discharge Canal (DC) Periode Pemantauan Agustus 2015
Tabel 2.5. No.
14
Parameter
Satuan
Metoda Analisis
IC
Lokasi Pemantauan
°C
Elektrometri
28.9
37.5
DC-5
DC-6
BML **)
FISIKA 1.
Temperatur *)
40 ***)
2.
Padatan terlarut
mg/L
Gravimetri
41.590
38.988
****)
3.
Padatan tersuspensi
mg/L
Gravimetri
1.2
<1
100***)
-
Elektrometri
7.99
7.33
6-9***)
mg/L
AAS
0.07
0.03
5
KIMIA 1.
pH *)
2.
Besi
(Fe)
3.
Mangan
(Mn)
mg/L
AAS
nd
nd
2
4.
Barium
(Ba)
mg/L
AAS
nd
nd
2
5.
Tembaga
(Cu)
mg/L
AAS
nd
nd
2
6.
Seng
7.
KromVal. 6
8.
Krom total
(Cr)
mg/L
AAS
nd
nd
0.5
9.
Cadmium
(Cd)
mg/L
AAS
nd
nd
0.05
10.
Raksa
(Hg)
mg/L
AAS
nd
nd
0.002
11.
Timbal
(Pb)
mg/L
AAS
nd
nd
0.1
12.
Timah Putih
(Sn)
mg/L
AAS
nd
nd
2
13.
Arsen
(As)
mg/L
AAS
nd
nd
0.1
14.
Selenium
(Se)
mg/L
AAS
nd
nd
0.05
15.
Nikel
(Ni)
mg/L
AAS
nd
nd
0.2
16.
Kobalt
(Co)
mg/L
AAS
nd
nd
0.4
17.
Sianida
(CN)
mg/L
Kolorimetri
nd
nd
0.05
18.
Sulfida
(H2S)
mg/L
Kolorimetri
nd
nd
0.05
19.
Fluorida
(F)
mg/L
Kolorimetri
1.1
1.6
2
20.
Klorin Bebas
(Cl2)
mg/L
Kolorimetri
nd
nd
0.2***)
21.
Amoniak Bebas (NH3-N)
mg/L
Kolorimetri
nd
nd
1
22.
Nitrat
(NO3-N)
mg/L
Kolorimetri
nd
1.7
20
23.
Nitrit
(NO2-N)
mg/L
Kolorimetri
nd
nd
1
24.
BOD5
mg/L
Winkler
13.9
12.1
50
25.
COD
mg/L
Open Refluks
44.3
37.9
100
26.
Senyawa metilen
nd
nd
27.
Fenol
mg/L
Kolorimetri
nd
nd
0.5
28.
Minyak Mineral
mg/L
AAS
nd
nd
10
aktif
(Zn)
mg/L
AAS
nd
nd
5
(Cr+6)
mg/L
Kolorimetri
nd
nd
0.1
biru
mg/L
Kolometri
Sumber Data: Laboratorium SUCOFINDO Cabang Surabaya (19 September 2015) Keterangan: *) Hasil pengukuran parameter di lapangan
5
**) BML: Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 72 tahun 2013 ***) KEPMENLH No. 362/2013 ****) Surat Bapedal Jawa Timur No. : 660/1691/203.0.3/2003 IC : Inlet Canal DC-5 : Outlet Cooling Water Unit 5 (pada saat pemantauan, unit 5 sedang dalam proses maintenance (Shut down)) DC-6 : Outlet Cooling Water Unit 6 nd : Not detected
Pemantauan Lingkungan-77/PT Jawa Power, Paiton
Bab II Pelaksanaan dan Evaluasi
Tabel 2.6. No
15
Hasil Analisis Laboratorium Kualitas Air Laut di Perairan Paiton Periode Pemantauan Agustus 2015 Parameter
Metoda Analisis
Satuan
Lokasi Pemantauan ST-3 ST-4 ST-6
BML
**)
FISIKA 1.
Kecerahan*)
m
Visual
14.3
10.4
5.2
>3
2.
Kebauan
-
Organoleptic
Natural
Natural
Natural
Alami
3.
Kekeruhan
NTU
Turbidimetri
0.5
0.57
0.8
<5
4.
Padatan tersuspensi
mg/L
Gravimetri
nd
nd
1.2
20-80
5.
Sampah*)
6.
Temperatur *)
7.
Lapisan minyak *)
-
Visual
Nihil
Nihil
Nihil
Nihil
°C
Elektrometri
29.2
30.8
35.4
Alami
-
Visual
Nihil
Nihil
Nihil
Nihil
KIMIA 1.
pH *)
2.
Salinitas
-
Elektrometri
8.12
7.96
7.44
7,0 – 8,5
/00
Argentometric
32.0
29.7
32.6
3.
Alami
Oksigen Terlarut (DO)
mg/L
Titrasi Winkler
6.8
6.6
6.3
>5
4.
BOD5, 20 °C
mg/L
Titrasi Winkler
12.3
12.9
12.8
20
5.
Ammonia Total (NH3-N)
mg/L
Kolorimetri
nd
nd
nd
0,3
0
6.
Fosfat (PO4-P)
mg/L
Kolorimetri
nd
nd
nd
0,015
7.
Nitrat (NO3-N)
mg/L
Kolorimetri
nd
nd
nd
0,008
8.
Sianida (CN)
mg/L
Kolorimetri
nd
nd
nd
0,5
9.
Sulfida (H2S)
mg/L
Kolorimetri
nd
nd
nd
0,01
10.
PAH (Pollaromatik Hidrokarbon)
mg/L
-
NA
NA
NA
0,003
11.
Senyawa Fenol Total
mg/L
Gravimetri
nd
nd
nd
0,002
12.
Total PCB (poliklor bifenil)
µg/L
-
NA
NA
NA
0,01
13.
Surfaktan (deterjen)
mg/L MBAS
Kolorimetri
nd
nd
nd
1
14.
Minyak dan Lemak
mg/L
Ekstraksi
nd
nd
nd
1
15.
Pestisida
µg/L
-
NA
NA
NA
0,01
16.
TBT (Tributil Tin)
µg/L
-
NA
NA
NA
0,01
LOGAM TERLARUT 17.
Raksa (Hg)
mg/L
Cold Vapour
nd
nd
nd
0,001
18.
Kromium Heksavalen (Cr VI)
mg/L
Kolorimetri
nd
nd
nd
0,005
19.
Arsen (As)
mg/L
AAS-Hidrida
nd
nd
nd
0,012
20.
Kadmium (Cd)
mg/L
AAS
nd
nd
nd
0,001
21.
Tembaga (Cu)
mg/L
AAS
nd
nd
nd
0,008
22.
Timbal (Pb)
mg/L
AAS
nd
nd
nd
0,008
23.
Seng (Zn)
mg/L
AAS
nd
nd
nd
0,05
24.
Nikel (Ni)
mg/L
AAS
nd
nd
nd
0,05
MPN/ 100 ml Sel/ 100 ml Sel/ 100 ml
MPN/Tabung Fermentasi -
nd
nd
nd
1.000
nd
nd
nd
nihil
-
NA
NA
NA
Tidak bloom
Bq/l
-
NA
NA
NA
4
BAKTERIOLOGI 1. Total Coliform 2.
Patogen
3.
Plankton
RADIONUKLIDA 1. Komposisi yang tidak diketahui
Sumber Data: Laboratorium SUCOFINDO Cabang Surabaya (19 September 2015) *) Hasil pengukuran/pengamatan parameter di lapangan **) BML: KEP. MenLH No. 51 Tahun 2004, Lampiran III: Baku Mutu Air Laut untuk Biota Laut Keterangan: ST-3 : Perairan di sekitar Inlet Kanal (Cooling Water Intake) ST-4 : Perairan di sekitar Dermaga Batubara ST-6 : Perairan di sekitar Outlet Canal (Cooling Water Discharge) nd : Not detected NA : Not applied
Pemantauan Lingkungan-77/PT Jawa Power, Paiton
Bab II Pelaksanaan dan Evaluasi
16
Tabel 2.7. Hasil Analisis Laboratorium Kualitas Air Laut Pemantauan Bersama di Perairan Paiton, Periode Pemantauan Agustus 2015 No
Parameter
Satuan
Metoda Analisis
St-1
St-2
Lokasi Pengambilan Contoh Uji St-3 St-4 St-5 St-6
BML **) St-7
St-8
FISIKA 1.
Kecerahan*)
m
Visual
3.5 #
2.2#
9.3
5.4
14.3
10.2
10.4
5.2
>3
2.
Kebauan
-
Organoleptic
Alami
Alami
Alami
Alami
Alami
Alami
Alami
Alami
Tidak berbau
3.
Kekeruhan
NTU
Turbidimetri
0.52
0.57
0.94
0.50
0.53
0.44
0.57
0.84
<5 ***
4.
Padatan tersuspensi
mg/L
Gravimetri
2.0
nd
2.4
nd
nd
nd
nd
1.2
80
5.
Sampah*)
-
Visual
Nihil
Nihil
Nihil
Nihil
Nihil
Nihil
Nihil
Nihil
Nihil
6.
Temperatur *)
°C
Elektrometri
33.2
28.8
29.2
29.0
29.2
29.3
30.8
35.4
Alami
7.
Lapisan minyak *)
-
Visual
Nihil
Nihil
Nihil
Nihil
Nihil
Nihil
Nihil
Nihil
Nihil
7.44 32.6 6.3 12.8 nd nd nd nd nd nd nd nd nd
6.5 – 8.5
KIMIA 1.
pH *)
2.
Salinitas
-
Elektrometri
7.60
8.10
8.12
8.12
8.12
8.13
7.96
/00
Argentometric
33.3
30.7
32.3
29.7
32.0
30.0
29.7
3.
Oksigen Terlarut (DO)
mg/L
Titrasi Winkler
6.6
6.7
6.2
7.0
6.8
7.1
BOD5, 20°C
mg/L
Titrasi Winkler
13.1
14.1
11.3
12.7
12.3
13.1
6.6 12.9
4. 5.
Ammonia Total (NH3-N)
mg/L
Kolorimetri
nd
nd
nd
Nd
nd
nd
nd
6.
Fosfat (PO4-P)
mg/L
Kolorimetri
nd
nd
nd
Nd
nd
nd
nd
7.
Nitrat (NO3-N)
mg/L
Kolorimetri
nd
nd
nd
nd
nd
nd
nd
8.
Sianida (CN)
mg/L
Kolorimetri
nd
nd
nd
nd
nd
nd
nd
9.
Sulfida (H2S)
mg/L
Kolorimetri
nd
nd
nd
nd
nd
nd
nd
10.
Hidrokarbon total
mg/L
-
nd
nd
nd
nd
nd
nd
nd
11.
Senyawa Fenol Total
mg/L
Gravimetri
nd
nd
nd
nd
nd
nd
nd
12.
Total PCB (poliklor bifenil)
µg/L
-
nd
nd
nd
nd
nd
nd
nd
13.
Surfaktan (deterjen)
mg/L MBAS
Kolorimetri
nd
nd
nd
nd
nd
nd
nd
14.
Minyak dan Lemak
mg/L
Ekstraksi
nd
nd
nd
nd
nd
nd
nd
15.
Pestisida
µg/L
-
NA
NA
NA
NA
NA
NA
NA
TBT (Tributil Tin)
µg/L
-
nd
nd
nd
nd
nd
nd
nd
16.
0
Alami > 5 *** 20 *** 0.3 0.015 *** 0.008 *** 0.5 *** 0.03 1 0.002 0.01 1 5
nd NA nd
0.01 *** 0.01
Logam Terlarut: 1.
Raksa (Hg)
mg/L
Cold Vapour
nd
nd
nd
nd
nd
nd
nd
nd
0.003
2.
Kadmium (Cd)
mg/L
AAS
nd
nd
nd
nd
nd
nd
nd
nd
0.01
Pemantauan Lingkungan-77/PT Jawa Power, Paiton
Bab II Pelaksanaan dan Evaluasi
No
Parameter
17
Metoda Analisis
Satuan
St-2 nd
Lokasi Pengambilan Contoh Uji St-3 St-4 St-5 St-6 nd nd nd nd
BML **)
3.
Tembaga (Cu)
mg/L
AAS
St-1 nd
St-7 nd
St-8 nd
4.
Timbal (Pb)
mg/L
AAS
nd
nd
nd
nd
nd
nd
nd
nd
0.05 0.05
5.
Seng (Zn)
mg/L
AAS
nd
nd
nd
nd
nd
nd
nd
nd
0.1
MPN/100 ml
MPN/Tabung Fermentasi
nd
nd
nd
nd
nd
nd
nd
nd
1000
BIOLOGI 1.
Coliform (Total)
Sumber Data: Laboratorium SUCOFINDO Cabang Surabaya (19 September 2015) *) Hasil pengukuran parameter di lapangan **) BML : KEP-MENLH No.362 tahun 2013, Izin Pembuangan Air Limbah ke Laut PT Jawa Power, Lampiran II, bagian E : Baku Mutu Air Laut ***) BML : KEP-MENKLH No.51 tahun 2004, Lampiran III : Baku Mutu Air Laut untuk Biota Laut # Pengukuran sampai dasar perairan Keterangan : St-1 : Perairan di depan Mesjid BHINAR (SW-1) St-2 : Perairan di depan outlet stream Paiton Energy (SW-2) St-3 : Perairan di belakang coal unloading jetty Paiton Energy (SW-7) St-4 : Perairan di sekitar supporting jetty (ST-2) St-5 : Peraian di depan inlet canal (cooling water intake) (ST-3 = J-4 = SW-4) St-6 : Perairan di depan coal unloading jetty Jawa Power (J-2) St-7 : Perairan di depan PJB coal stockpile (ST-4) St-8 : Perairan di depan outlet canal (cooling water discharge) (J-3 = ST-6 = SW-5) na : not detected NA : Not Applied
Pemantauan Lingkungan-77/PT Jawa Power, Paiton
Bab II Pelaksanaan dan Evaluasi
Tabel 2.8.
18
Laboratorium Sampel Air pada Waste Water Treatment Plant (WWTP), Limbah Periode Pemantauan Agustus
Hasil Analisis 2015
No.
Parameter
Metoda
Satuan
Lokasi Pemantauan
Analisis
Inlet
Outlet
BML **)
FISIKA 1.
Temperatur *)
C
Elektrometri
31.7
31.5
38
2.
Padatan Terlarut
mg/L
Gravimetri
895
630
2000 ***)
Padatan Tersuspensi
mg/L
Gravimetri
44
6.0
100 ***)
-
Elektrometri
9.09
8.72
6-9***)
3.
KIMIA 1.
pH *)
2.
Besi
(Fe)
mg/L
AAS
0.52
0.04
1***)
3.
Mangan
(Mn)
mg/L
AAS
0.01
<0.01
2
4.
Barium
(Ba)
mg/L
AAS
nd
nd
2
5.
Tembaga
(Cu)
mg/L
AAS
0.08
0.006
1***)
6.
Seng
(Zn)
mg/L
AAS
nd
nd
5 ***)
7.
KromVal. 6
(Cr+6)
mg/L
Kolorimetri
nd
nd
0.1 ***)
8.
Krom total
(Cr)
mg/L
AAS
nd
nd
0.5
9.
Cadmium
(Cd)
mg/L
AAS
nd
nd
0.05
10.
Raksa
(Hg)
mg/L
AAS
nd
nd
0.002
11.
Timbal
(Pb)
mg/L
AAS
nd
nd
0.1
12.
Timah Putih
(Sn)
mg/L
AAS
nd
nd
2
13.
Arsen
(As)
mg/L
AAS
nd
nd
0.1
14.
Selenium
(Se)
mg/L
AAS
nd
nd
0.05
15.
Nikel
(Ni)
mg/L
AAS
nd
nd
0.2
16.
Kobalt
(Co)
mg/L
AAS
nd
nd
0.4
17.
Sianida
(CN)
mg/L
Kolorimetri
nd
nd
0.05
18.
Sulfida
(H2S)
mg/L
Kolorimetri
nd
nd
0.05
19.
Fluorida
20.
Klorin Bebas
21.
Amoniak Bebas (NH3-N)
22.
Nitrat
(NO3-N)
mg/L
Kolorimetri
1.8
0.87
23.
Nitrit
(NO2-N)
mg/L
Kolorimetri
0.75
0.50
1
24.
BOD5
mg/L
Winkler
57.5
9.1
50
25.
COD
mg/L
Open Refluks
190.1
33.3
100
26.
Senyawa aktif biru metilen
mg/L
?
nd
nd
5
27.
Fenol
mg/L
Kolorimetri
nd
nd
0.5
28.
Minyak dan lemak
mg/L
AAS
nd
nd
(F)
mg/L
Kolorimetri
0.41
0.39
(Cl2)
mg/L
Kolorimetri
nd
nd
mg/L
Kolorimetri
3.3
0.67
Sumber Data: Laboratorium SUCOFINDO Cabang Surabaya (19 September 2015) Keterangan : *) Hasil pengukuran parameter di lapangan **) BML : Peraturan Gubernur Jawa Timur No. 72 Tahun 2013 ***) KEPMENLH No. 362 Tahun 2013 in : Inlet WWTP out : Outlet WWTP nd : Not detected
Pemantauan Lingkungan-77/PT Jawa Power, Paiton
2 0.2 ***) 1 10 ***)
5 ***)
Bab II Pelaksanaan dan Evaluasi
•
Evaluasi
-
Evaluasi Kecenderungan (trend evaluation)
19
Untuk beberapa parameter yang menjadi fokus dari aktifitas PLTU Paiton Swasta Tahap II: Unit 5 dan Unit 6, dilakukan pembandingan dengan hasil 3 (tiga) pemantauan terakhir, yaitu pemantauan bulan Pebruari 2015, Mei 2015, dan Agustus 2015. Untuk pemantauan kualitas air laut, pada pemantauan Triwulan Pertama dan Triwulan Ketiga hanya dilakukan pada 3 (tiga) stasion sedangkan pada pemantauan Triwulan Kedua dan Triwulan Keempat dilakukan pada 6 (enam) stasion. Ada tiga komponen aspek kualitas air dalam pemantauan power plant, yaitu: -
di power plant itu sendiri: IC, DC-5, dan DC-6
-
Perairan laut sekitar power plant: ST-1, ST-2, ST-3, St-4, ST-5, dan ST-6
-
Waste Water Treatment Plant (WWTP): inlet dan outlet.
1. Power Plant dan Perairan Sekitar PLTU
Suhu
Suhu
Gambar 2.4. Data suhu air mulai dari IC, DC-5, DC-6, hingga kembali ke perairan laut sekitar PLTU Paiton, mulai ST-6, ST-5, ST-4, ST-3, ST-2, dan ST-1, periode pemantauan Pebruari 2015, Mei 2015 dan Agustus 2015, serta reratanya
Pemanfaatan air laut sebagai air pendingin PLTU mempengaruhi suhu air laut, namun hanya terjadi pada perairan yang berada tepat di depan outlet canal cooling water
discharge (CWD) atau pada stasion ST-6 (Gambar 2.4.). Hasil pemantauan periode Agustus 2015 menunjukkan bahwa suhu air laut sebelum digunakan sebagai air pendingin (stasion IC) adalah 28,9°C. Setelah digunakan sebagai air pendingin, suhunya menjadi 37,5°C (stasion DC-6, Unut 5 sedang dalam kondisi shutdown). Kondisi ini sesuai dengan BML yang telah ditentukan, KEP-MEN LH: 362/2013, Izin
Pemantauan Lingkungan-77/PT Jawa Power, Paiton
Bab II Pelaksanaan dan Evaluasi
20
Pembuangan Air Limbah ke Laut PT Jawa Power, yang mempersyaratkan suhu Air Bahang 40°C. Setelah mencapai perairan pantai (stasion ST-6) suhunya menjadi 35,4°C. Stasion ST6 tersebut berada tepat di depan CWD, sehingga massa air adalah dominan limbah air pendingin PLTU. Oleh karena itu BML yang digunakan adalah yaitu KEP-MEN LH: 362/2013,
Izin
Pembuangan
Air
Limbah
ke
Laut
PT
Jawa
Power,
yang
mempersyaratkan suhu Air Bahang 40°C, sehingga berdasarkan hal tersebut, suhu pada ST-6 memenuhi BML yang telah ditentukan. Suhu air laut menurun dengan meningkatnya jarak dari ST-6, hingga 29,2°C pada stasion ST-3. Kondisi ini berada pada suhu permukaan air laut alami, sehinga memenuhi BML yang telah ditentukan, yaitu Kep. Men LH No. 51 Tahun 2004, Lampiran III: Baku Mutu Air Laut untuk Biota Laut, yang mempersyaratkan suhu air laut alamiah. Sedangkan rerata suhu untuk tiga periode pemantauan terakhir pada stasion IC adalah 29,3°C, pada stasion DC-5 adalah 36,6°C, dan 36,9°C pada DC-6. Setelah mencapai perairan pantai (ST-6) rerata suhu menjadi 34°C, dan dengan meningkatnya jarak dari ST-6, rerata suhu terus menurun hingga 29,4°C pada ST-3.
pH
Gambar 2.5.
Data pH air mulai dari IC, DC-5, DC-6, hingga kembali ke perairan laut sekitar PLTU Paiton, mulai ST-6, ST-5, ST-4, ST-3, ST-2, dan ST-1, periode pemantauan Pebruari 2015, Mei 2015, dan Agustus 2015, serta reratanya
Pemantauan Lingkungan-77/PT Jawa Power, Paiton
Bab II Pelaksanaan dan Evaluasi
21
Pemanfaatan air laut untuk proses Flue Gas Desulfurisation (FGD) juga mempengaruhi pH air laut. Hasil pemantauan pH pada periode Agustus 2015 (Gambar 2.5.) menunjukkan bahwa sebelum digunakan dalam proses FGD (stasion IC), pH air laut adalah 7,99. Setelah digunakan pH mengalami penurunan, pada stasion DC-6 menjadi 7.33. Kondisi ini menunjukkan bahwa ada pengaruh pemanfaatan air laut dalam proses FGD terhadap pH, yaitu mengalami penurunan dan memenuhi BML yang ditentukan, yaitu KEP-MEN LH: 362/2013 Izin Pembuangan Air Limbah ke Laut PT Jawa Power, yang mempersyaratkan bahwa pH dengan kisaran 6 – 9 (BML-1). Untuk pH air pada stasion ST-6 terpantau 7,44. Stasion ST-6 berada tepat di depan CWD, sehingga massa air adalah dominan air keluaran PLTU, sehingga BML yang digunakan adalah KEP-MEN LH: 362/2013, Izin Pembuangan Air Limbah ke Laut PT Jawa Power, yang mempersyaratkan pH air limbah 6 – 9 (BML-1). Berdasarkan hal tersebut, pH pada ST-6 memenuhi BML yang telah ditentukan. Sedangkan untuk pH air laut di sekitar PLTU Paiton berkisar dari 7,96 (ST-4) hingga 8,12 (ST-3). Kondisi ini memenuhi BML yang telah ditentukan, yaitu Kep. Men LH No. 51 Tahun 2004, Lampiran III: Baku Mutu Air Laut untuk Biota Laut (Budidaya Perikanan), yang mempersyaratkan pH dengan kisaran 7,0 - 8,5 (BML-2). Sedangkan rerata pH untuk tiga periode pemantauan terakhir pada stasion IC adalah 8,04, pada stasion DC-5 adalah 6,96, dan 7,18 pada DC-6. Setelah mencapai perairan pantai (ST-6) rerata pH menjadi 7,63, dan dengan meningkatnya jarak dari ST-6, rerata pH meningkat menjadi 8,45 (ST-2).
BOD
BOD
Gambar 2.6. Data BOD mulai dari IC, DC-5, DC-6, hingga kembali ke perairan laut sekitar PLTU Paiton, mulai ST-6, ST-5, ST-4, ST-3, ST-2, dan ST-1, periode pemantauan Pebruari 2015, Mei 2015, dan Agustus 2015, serta reratanya
Pemantauan Lingkungan-77/PT Jawa Power, Paiton
Bab II Pelaksanaan dan Evaluasi
22
Pemanfaatan air laut untuk pendingin PLTU relatif tidak mempengaruhi BOD air laut secara signifikan. Hasil pemantauan BOD pada periode Agustus 2015 (Gambar 2.6.) menunjukkan bahwa sebelum digunakan sebagai air pendingin PLTU (stasion IC), BOD air laut adalah 13,9 mg/L. Setelah digunakan sebagai air pendingin PLTU, BOD menjadi 12,1 mg/L (DC-6), dan saat mencapai perairan laut 12,8 mg/L (ST-6). Kondisi ini menunjukkan bahwa ada pengaruh pemanfaatan air laut sebagai air pendingin PLTU terhadap BOD, namun sangat kecil, dan memenuhi BML yang ditentukan, yaitu Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 72 Tahun 2013 yang mempersyaratkan bahwa BOD tidak melebihi 50 mg/L (BML-1). Sedangkan BOD air laut di sekitar PLTU Paiton adalah 12,3 mg/L (ST-3) dan 12,9 mg/L (ST-4). Kondisi ini memenuhi BML yang telah ditentukan, yaitu Kep. Men LH No. 51 Tahun 2004, Lampiran III: Baku Mutu Air Laut untuk Biota Laut (Budidaya Perikanan), yang mempersyaratkan BOD tidak melebihi 20 mg/L (BML-2). Sedangkan rerata BOD untuk tiga periode pemantauan terakhir pada stasion IC adalah 12,8 mg/L, pada stasion DC-5 adalah 13,4 mg/L dan 13,0 mg/L pada DC-6. Setelah mencapai perairan pantai (ST-6) rerata BOD menjadi 12,9 mg/L dan rerata BOD di perairan lautnya berkisar dari 12,7 (ST-4) hingga 12,8 (ST-3).
COD
COD
Gambar 2.7. Data COD pada stasion IC, DC-5, DC-6, periode pemantauan Pebruari 2015, Mei 2015, dan Agustus 2015, serta reratanya
Pemanfaatan air laut untuk pendingin PLTU relatif juga tidak mempengaruhi COD air laut secara signifikan. Hasil pemantauan COD pada periode Agustus 2015 (Gambar 2.7.) menunjukkan bahwa COD air laut sebelum digunakan sebagai air pendingin Pemantauan Lingkungan-77/PT Jawa Power, Paiton
Bab II Pelaksanaan dan Evaluasi
23
PLTU (stasion IC), adalah 13,9 mg/L. Setelah digunakan sebagai air pendingin PLTU, COD pada stasion DC-6 adalah 12,1 mg/L. Kondisi ini menunjukkan bahwa ada pengaruh pemanfaatan air laut sebagai air pendingin PLTU terhadap COD, namun relatif sangat kecil, dan masih memenuhi BML yang ditentukan, yaitu Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 72 Tahun 2013 yang mempersyaratkan bahwa COD tidak melebihi 100 mg/L. Sedangkan rerata COD untuk tiga periode pemantauan terakhir pada stasion IC adalah 29,2 mg/L, pada stasion DC-5 38,1 mg/L dan DC-6 adalah 29,6 mg/L.
Total Padatan Tersuspensi (TSS)
Gambar 2.8.
Data TSS mulai dari IC, DC-5, DC-6, hingga kembali ke perairan laut sekitar PLTU Paiton, mulai ST-6, ST-5, ST4, ST-3, ST-2, dan ST-1, periode pemantauan Pebruari 2015, Mei 2015, dan Agustus 2015, serta reratanya
Pemanfaatan air laut sebagai air pendingin PLTU relatif sangat kecil mempengaruhi TSS air laut. Hasil pemantauan periode Agustus 2015 (Gambar 2.8.) menunjukkan bahwa TSS air laut sebelum digunakan sebagai air pendingin (stasion IC) adalah 1,2 mg/L. Setelah digunakan sebagai air pendingin, TSS menjadi <1 mg/L di DC-6. Kondisi ini menunjukkan bahwa kondisi air limbah memenuhi BML yang ditentukan, yaitu KEPMEN LH: 362/2013 Izin Pembuangan Air Limbah ke Laut PT Jawa Power, yang mempersyaratkan bahwa TSS tidak melebihi 100 mg/L. Setelah mencapai perairan pantai (stasion ST-6) TSS menjadi 1,2 mg/L, dan TSS pada air laut tidak terdeteksi pada ST-3 dan ST-4. Kondisi ini memenuhi BML yang telah ditentukan, yaitu Kep. Men LH No. 51 Tahun 2004, Lampiran III: Baku Mutu Air Laut untuk Biota Laut (Budidaya Perikanan), yang mempersyaratkan TSS tidak melebihi 20
Pemantauan Lingkungan-77/PT Jawa Power, Paiton
Bab II Pelaksanaan dan Evaluasi
24
mg/L (BML-2). Sedangkan rerata TSS dari tiga periode pemantauan terakhir pada stasion IC adalah 1,4 mg/L, pada stasion DC-5 dan DC-6 adalah 2,9 mg/. Setelah mencapai perairan pantai (ST-6) rerata TSS menjadi 2,4 mg/L. Rerata TSS pada perairan sekitar PLTU Paiton berkisar dari 2,2 mg/L (ST-4) hingga 3,2 mg/L (ST-3).
Total Padatan Terlarut (TDS)
Gambar 2.9. Data TDS pada stasion IC, DC-5, DC-6, periode pemantauan Pebruari 2015, Mei 2015, dan Agustus 2015, serta reratanya
Data hasil pemantauan periode Agustus 2015 (Gambar 2.9.) menunjukkan bahwa TDS di stasion IC sebesar 41.590 mg/L, dan setelah digunakan sebagai air pendingn PLTU, TDS di DC-6 adalah 38.988 mg/L. Sedangkan rerata TDS hasil pemantauan tiga periode pemantauan terakhir pada stasion IC adalah 38.211 mg/L, dan berturut-turut untuk stasion DC-5 dan DC-6 adalah 37.910 mg/L dan 38.345 mg/L.
DO
Gambar 2.10. Data DO pada ST-6, ST-5, ST-4, ST-3, ST-2, dan ST-1, periode pemantauan Pebruari 2015, Mei 2015, dan Agustus 2015, serta reratanya Pemantauan Lingkungan-77/PT Jawa Power, Paiton
Bab II Pelaksanaan dan Evaluasi
25
Hasil pemantauan DO pada periode Agustus 2015 (Gambar 2.10.), menunjukkan data DO berkisar dari 6,3 mg/L (ST-6) hingga 6,8 mg/L (ST-3). Sedangkan rerata DO dari tiga periode pemantauan terakhir menunjukkan bahwa berkisar dari 7,0 mg/L (ST-3, ST-4 dan ST-6) hingga 7,3 mg/L (ST-5). Kondisi DO tersebut memenuhi BML yang ditentukan, yaitu KEP. MenLH No. 51 Tahun 2004, Lampiran III: Baku Mutu Air Laut untuk Biota Laut, yang mempersyaratkan DO > 5,0 mg/L.
Kecerahan
Gambar 2.11. Data kecerahan perairan pada ST-6, ST-5, ST-4,
ST-3, ST-2, dan ST-1, periode pemantauan Pebruari 2015, Mei 2015, dan Agustus 2015, serta reratanya
Hasil pemantauan kecerahan perairan pada periode Agustus 2015 (Gambar 2.11.) menunjukkan bahwa kecerahan perairan laut berkisar dari 5,2 m (ST-6) hingga 14,3 m (ST-3). Kondisi ini memenuhi persyaratan BML yang ditentukan, yaitu KEP. MenLH No. 51 Tahun 2004, Lampiran III: Baku Mutu Air Laut untuk Biota Laut, yang mempersyaratkan kecerahan > 3 m. Rerata kecerahan perairan dari tiga periode pemantauan terakhir berkisar dari 5,2 m (ST-6) hingga 8,7 m (ST-3).
Pemantauan Lingkungan-77/PT Jawa Power, Paiton
Bab II Pelaksanaan dan Evaluasi
26
2. Waste Water Treatment Plant (WWTP) Untuk Waste Water Treatment Plant (WWTP), Parameter yang menjadi fokus dari hasil pemantauan untuk inlet dan outlet WWTP adalah sebagai berikut: Suhu, pH, TSS, TDS, BOD, dan COD. Berikut adalah penjelasan dari masing-masing parametrer tersebut.
Gambar 2.12. Data Suhu, pH, TSS, TDS, BOD, dan COD pada Inlet dan Outlet WWTP, periode pemantauan Pebruari 2015, Mei 2015, dan Agustus 2015, serta reratanya
Pemantauan Lingkungan-77/PT Jawa Power, Paiton
Bab II Pelaksanaan dan Evaluasi
27
Suhu Hasil pemantauan suhu air pada inlet dan outlet WWTP pada periode Agustus 2015
berturut-turut
menunjukkan
31,7°C
dan
31,5°C
(Gambar
2.12.).
Berdasarkan hasil pemantauan tiga periode terakhir, diketahui bahwa rerata suhu air pada inlet adalah 31,9°C dan pada outlet adalah 30,8°C. Kondisi ini menunjukkan adanya upaya pengelolaan air limbah dengan baik. Kondisi suhu air pada inlet maupun outlet memenuhi BML yang telah ditentukan, yaitu Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 72 Tahun 2013 yang mempersyaratkan bahwa suhu air limbah tidak melebihi 38,0°C.
pH Hasil pemantauan pH air pada inlet WWTP pada periode Agustus 2015 menunjukkan 9,09 dan pada outlet WWTP 8,72 (Gambar 2.12.). Berdasarkan hasil pemantauan tiga periode terakhir, diketahui bahwa rerata pH air pada inlet adalah 9,43 dan pada outlet adalah 8,02. Kondisi ini menunjukkan adanya upaya pengelolaan air limbah dengan baik. Kondisi pH pada pada outlet memenuhi BML yang telah ditentukan, yaitu KEP-MEN LH: 362/2013 Izin Pembuangan Air Limbah ke Laut PT Jawa Power, yang mempersyaratkan bahwa pH air limbah berada pada kisaran 6 – 9.
TSS Hasil pemantauan TSS pada inlet dan outlet WWTP pada periode Agustus 2015 berturut-turut menunjukkan 44 mg/L dan 6 mg/L (Gambar 2.12.). Berdasarkan hasil pemantauan tiga periode terakhir, diketahui bahwa rerata TSS pada inlet adalah 76,9 mg/L dan pada outlet adalah 4,4 mg/L. Kondisi ini menunjukkan bahwa pengelolaan air limbah yang baik, dengan ditunjukkan penurunan TSS pada
outlet, danmemenuhi BML yang ditentukan, yaitu KEP-MEN LH: 362/2013, Izin Pembuangan Air Limbah ke Laut PT Jawa Power, yang mempersyaratkan bahwa TSS tidak melebihi 100 mg/L.
TDS Hasil pemantauan TDS pada inlet dan outlet WWTP pada periode Agustus 2015 berturut-turut menunjukkan 895 mg/L dan 630 mg/L (Gambar 2.12.). Berdasarkan hasil pemantauan tiga periode terakhir, diketahui bahwa rerata TDS pada inlet adalah 752 mg/L dan pada outlet adalah 570 mg/L. Kondisi ini menunjukkan bahwa kondisi air limbah memenuhi BML yang telah ditentukan,
Pemantauan Lingkungan-77/PT Jawa Power, Paiton
Bab II Pelaksanaan dan Evaluasi
28
yaitu KEP-MEN LH: 362/2013, Izin Pembuangan Air Limbah ke Laut PT Jawa Power, yang mempersyaratkan bahwa TDS tidak melebihi 2000 mg/L.
BOD Hasil pemantauan BOD pada inlet dan outlet WWTP pada periode Agustus 2015 menunjukkan berturut-turut 57,5 mg/L dan 9,1 mg/L (Gambar 2.12.). Berdasarkan hasil pemantauan tiga periode terakhir, diketahui bahwa rerata BOD pada inlet adalah 70,3 mg/L dan pada outlet adalah 9,9 mg/L. Kondisi ini menunjukkan bahwa kondisi hasil pengolahan air limbah memenuhi BML yang telah ditentukan, yaitu Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 72 Tahun 2013 (Lampiran V) yang mempersyaratkan bahwa BOD tidak melebihi 50 mg/L. Selain itu juga menunjukkan bahwa adanya upaya pengelolaan air limbah dengan baik, dengan menurunnya BOD pada outlet.
COD Hasil pemantauan COD pada inlet dan outlet WWTP pada periode Agustus 2015 menunjukkan berturut-turut 190,1 mg/L dan 33,3 mg/L (Gambar 2.12.). Berdasarkan hasil pemantauan tiga periode terakhir, diketahui bahwa rerata COD pada inlet adalah 347,1 mg/L dan pada outlet adalah 36,9 mg/L. Kondisi ini menunjukkan bahwa kondisi air limbah memenuhi BML yang telah ditentukan, yaitu Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 72 Tahun 2013 (Lampiran V yang mempersyaratkan bahwa COD tidak melebihi 100 mg/L. Selain itu juga menunjukkan bahwa adanya upaya pengelolaan air limbah dengan baik, dengan menurunnya COD pada outlet.
b. Evaluasi Hasil Pemantauan Bersama Evaluasi hasil pemantauan bersama yang dilakukan oleh PT Paiton Energy dan PT Jawa Power difokuskan untuk parameter: Suhu, pH, TSS, Kecerahan, DO, BOD, dan Salinitas. Hasil pemantauan tersebut ditampilkan pada Gambar 2.13. Data hasil pemantauan bersama pada periode Agustus 2015 tersebut menunjukkan bahwa semua parameter yang dipantau memenuhi BML yang telah ditentukan, yaitu Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 51 tahun 2004, Lampiran III: Baku Mutu Air Laut untuk Biota Laut. Demikian pula kondisi rerata dari tiga pemantauan terakhir memenuhi BML yang telah ditentukan. Khusus untuk kondisi
Pemantauan Lingkungan-77/PT Jawa Power, Paiton
Bab II Pelaksanaan dan Evaluasi
29
kecerahan pada St-2 (2,2 m) merupakan data Kecerahan 100%, yaitu Secchi Disc masih tampak hingga dasar perairan (kedalaman perairan < 3 m).
Gambar 2.13. Data Suhu, pH, TSS, Kecerahan, DO, BOD, dan Salinitas di perairan sekitar PLTU Paiton, hasil pemantauan bersama PT Paiton Energy dan PT Jawa Power pada periode pemantauan pemantauan Pebruari 2015, Mei 2015, dan Agustus 2015, serta reratanya Pemantauan Lingkungan-77/PT Jawa Power, Paiton
Bab II Pelaksanaan dan Evaluasi
-
30
Evaluasi Tingkat Kritis (critical level evaluation)
Evaluasi tingkat kritis merupakan evaluasi terhadap potensi resiko dimana suatu kondisi akan melebihi nilai baku mutu. Hasil pemantauan menunjukkan bahwa:
Parameter-parameter kunci seperti Suhu, pH, TSS, TDS, DO, BOD, dan COD, nilainya memenuhi persyaratan sesuai dengan BML yang telah ditentukan. Sehingga dapat dikatakan di masa mendatang keberadaaan PLTU tidak mempunyai tingkat kritis terhadap kualitas perairan sekitar.
Sistem pengelolaan kualitas air seperti sistem air pendingin bersirkulasi, sistem air pendingin tertutup, dan Instalasi Pengolah Limbah Cair (WWTP) telah dilakukan oleh PT. Jawa Power untuk memperoleh mutu limbah cair yang dibuang ke saluran pembuangan yang memenuhi dan sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku.
-
Evaluasi Penaatan (compliance evaluation)
Evaluasi penaatan adalah evaluasi terhadap tingkat kepatuhan dari pemrakarsa kegiatan untuk memenuhi berbagai ketentuan yang terdapat dalam perizinan atau dokumen pengelolaan lingkungan berdasarkan RKL dan RPL. Hasil evaluasi penaatan menunjukkan bahwa pemrakarsa kegiatan telah mematuhi dan memenuhi ketentuan yang terdapat dalam perizinan maupun dokumen RKL dan RPL. Pemrakarsa kegiatan juga telah mematuhi pengukuran kualitas air di area Power Plant dan sekitarnya secara berkala 4 (empat) kali dalam setahun sesuai dengan dokumen RPL.
Pemantauan Lingkungan-77/PT Jawa Power, Paiton
Bab II Pelaksanaan dan Evaluasi
2.1.2.2.
31
KUALITAS UDARA
Upaya pemantauan lingkungan adalah untuk mengetahui kondisi kualitas lingkungan sehinga dapat dilakukan usaha pencegahan dampak negatif serta usaha peningkatan dampak positif dari kegiatan PLTU Paiton Swasta Tahap II, PT Jawa Power.
Jenis kegiatan
Hasil pengamatan dari tanggal 24-26 Agustus 2015 terlihat bahwa kegiatan PLTU Paiton Swasta Tahap II, PT Jawa Power saat ini adalah tahap operasional. Jenis kegiatan pemantauan komponen lingkungan pada tahap ini adalah kualitas udara.
Parameter yang dipantau
Parameter yang dipantau dari komponen kualitas udara adalah NO2, NOx, SO2, CO, HC, Partikulat dan kebisingan.
Sumber dampak
Berdasarkan hasil pengamatan pada tahap operasional ini, sumber dampak terhadap kualitas udara berasal dari emisi gas buang hasil pembakaran batubara yang dikeluarkan dari cerobong. Sumber dampak yang lain berasal dari arus kendaraan di jalan raya Surabaya - Situbondo.
Metode/Alat pemantauan
Pengambilan sampel udara gas-gas polutan (NO2, NOx, SO2) dilakukan dengan alat Gas
Sampler dimana udara dihisap ke dalam tabung impinger yang telah diisi larutan spesifik untuk mengabsorbsi tiap-tiap gas yang akan dianalisis. Untuk sampel gas polutan
Hidrocarbon (HC) dan CO diambil dengan alat Tabung kaca/Gas Bag secara vakum. Sedangkan Pengambilan sampel partikulat dilakukan dengan alat High Volume Dust
Sampler yang dilengkapi dengan kertas saring grade GF/C (very fine glass microfibre). Pengukuran tingkat kebisingan dilakukan dengan metode pengukuran langsung dengan alat Sound Level Meter. Kemudian sampel-sampel yang diperoleh dianalisis di laboratorium dengan metoda dan peralatan seperti pada Tabel 2.9.
Pemantauan Lingkungan-77/PT Jawa Power, Paiton
Bab II Pelaksanaan dan Evaluasi
Tabel 2.9.
No.
32
Metode Analisis Sampel Udara dan Kebisingan serta Peralatan yang digunakan Parameter
Metoda Analisis
Peralatan
1.
NO2
Saltzman
Spektrofotometer
2.
NOx
Saltzman
Spektrofotometer
3.
SO2
Pararosanilin
Spektrofotometer
4.
CO
NDIR
NDIR Analyzer
5.
Hidro Carbon (HC)
Flame Ionisasi
Gas Chromatografi
6.
Partikulat
Gravimetric
Timbangan Analitik
7.
Kebisingan
cara Langsung
Sound Level Meter
Lokasi pemantauan
Lokasi pemantauan atau pengambilan sampel untuk gas-gas, partikulat dan kebisingan dilakukan pada 9 (sembilan) lokasi seperti terlihat dalam Lampiran, yaitu : I
= Lokasi Stock Pile Batubara
II
= Lokasi Pembangkit PLTU/Power Plant
III
= Ash Lagoon
IV
= Lokasi SD Bhinar
V
= Lokasi Sumber Rejo
VI
= Desa Kabuaran
VII
= Desa Pasembun
VIII = Desa Selobanteng IX
= Desa Banyuglugur
Hasil pemantauan
Hasil pemantauan kualitas udara pada bulan Agustus 2014, menunjukkan bahwa kondisi kualitas udara di dalam area Power Plant dan di daerah sekitarnya baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis laboratorium, dimana kadar gas (NO2, NOx, SO2, CO, HC) dan partikulat untuk semua lokasi yang diamati
berada dibawah nilai ambang batas yang
diperbolehkan. Hasil pemantauan kadar gas HC untuk semua lokasi yang diamati relatif sangat kecil dan di bawah nilai batas deteksi peralatan laboratorium (tidak terdeteksi).
Pemantauan Lingkungan-77/PT Jawa Power, Paiton
Bab II Pelaksanaan dan Evaluasi
33
Tingkat kebisingan di dalam area Power Plant dan di daerah sekitarnya
baik, hal ini
dibuktikan dari hasil pengukuran untuk semua lokasi yang diamati berada di bawah nilai ambang batas yang diperbolehkan, baik pada pengukuran siang hari maupun malam hari. Hasil pengukuran tingkat emisi pada Unit 5 dan 6 untuk SOx, NOx dan Partikulat di bawah nilai baku mutu emisi yang diperbolehkan. Hasil analisis kualitas udara dapat dilihat pada Tabel 2.10 dan hasil pengukuran kebisingan dapat dilihat pada Tabel 2.11. Tabel
2.10 Hasil Analisis Kualitas Udara (Rata-rata Pengukuran 24 jam)
Waktu sampling : 24 – 26 Agustus 2015 Pagi (Pk. 06.00 – 12.00 WIB) Siang (Pk. 12.00 – 18.00 WIB) Malam (Pk. 18.00 – 06.00 WIB) No
Parameter
Satuan
Lokasi
BM
I
II
III
IV
V
VI
VII
VIII
IX
1.
NO2
ppm
0,0081
0,0108
0,0083
0,0089
0,0124
0,0081
0,0071
0,0067
0,0069
0.12*
2.
NOx
ppm
0,0241
0,0346
0,0221
0,0362
0,0350
0,0249
0,0231
0,0221
0,0323
0.05
3.
SO2
ppm
0,0011
0,0013
0,0021
0,0010
0,0012
0,0011
0,0008
0,0017
0,0018
0.10
4.
CO
ppm
0,8034
0,9038
0,8034
1,4728
0,7670
0,5690
0,8034
0,7379
0,4351
20
5.
HC
ppm
ttd
ttd
ttd
ttd
ttd
ttd
ttd
ttd
ttd
0.24
6.
Partikulat
mg/m
0,1408
0,1525
0,0610
0,0965
0,1451
0,0770
0,0834
0,0719
0,0834
0.23*
3
Keterangan: ttd
: tidak terdeteksi
BM
: Baku Mutu Udara Ambien menurut Peraturan Gubernur Jawa Timur No. 10 Tahun 2009 tentang Baku Mutu Udara
BM *
: Baku mutu Udara Ambien Nasional menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 41 Tahun 1999 tentang
Ambien dan Emisi Sumber Tidak Bergerak di Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Timur (BM dalam ppm) Pengendalian Pencemaran Udara (Untuk NO2 BM telah dirubah satuannya menjadi ppm dan untuk partikulat menjadi mg/m3).
Pemantauan Lingkungan-77/PT Jawa Power, Paiton
Bab II Pelaksanaan dan Evaluasi
Tabel 2.11.
34
Hasil Pengukuran Kebisingan (Agustus 2015)
No.
Lokasi
Hasil Pengukuran dB(A) Siang
Malam
NAB
I
Stock Coal Pile Batubara
57,1
51,6
85 *
II
Pembangkit PLTU/Power Plant
66,6
67,1
85 *
III
Area Ash Lagoon
55,9
59,8
85 *
IV
SD Bhinar
52,4
45,3
55 **
V
Desa Sumberrejo
43,7
45,3
55 **
VI
Desa Kabuaran
46,0
45,7
55 **
VII
Desa Pasembun
41,5
40,1
55 **
VIII
Desa Selobanteng
49,5
43,9
55 **
IX
Desa Banyuglugur
41,7
39,5
55 **
Keterangan: NAB *
: Nilai Ambang Batas (di area proyek), menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. 13 Tahun 2011 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika di Tempat Kerja.
NAB**
: Nilai Ambang Batas (di area pemukiman), menurut SK MENLH No. Kep-48/MENLH/11/1996 tentang Baku Tingkat Kebisingan dan atau SPLN No. 46-2.
Tolok Ukur/Sasaran/Target
Tolok ukur untuk kualitas udara berdasarkan Baku Mutu Udara Ambien menurut Peraturan Gubernur Jawa Timur No. 10 Tahun 2009 tentang Baku Mutu Udara Ambien dan Emisi Sumber Tidak Bergerak di Jawa Timur. Tolok ukur untuk gas NO2 adalah Baku mutu Udara Ambien Nasional menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara. Tolok Ukur untuk tingkat kebisingan berdasarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. 13 Tahun 2011 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika dan Faktor Kimia Di Tempat Kerja dan Nilai Ambang Batas menurut Surat Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. Kep - 48 / MENLH / 11/ 1996 tentang Baku Tingkat Kebisingan dan atau SPLN No. 46-2. Tolok ukur untuk tingkat emisi adalah Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor: 21 tahun 2008 tentang Baku Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak Bagi Usaha dan/atau Kegiatan Pembangkit Tenaga Listrik Termal. Pemantauan Lingkungan-77/PT Jawa Power, Paiton
Bab II Pelaksanaan dan Evaluasi
35
Upaya tindak lanjut
Upaya untuk menjaga agar kualitas udara di dalam area Power Plant (site) maupun di daerah sekitarnya tetap baik, adalah tetap melakukan pemeliharaan dan pengontrolan agar semua sistem peralatan pengendalian emisi yang digunakan untuk mengurangi emisi gas buang tetap berfungsi dengan baik.
Evaluasi
Evaluasi Kecenderungan (trend evaluation) Evaluasi kecenderungan dilakukan dengan membandingkan hasil pemantauan parameter kualitas udara pada periode Agustus 2015 dengan periode sebelumnya, periode Pebruari 2015. Secara umum, kecenderungan kualitas udara di dalam area power plant maupun di daerah sekitarnya cukup baik, dimana kadar polutan gas dan partikulat berada di bawah nilai ambang batas yang diperbolehkan. Kecenderungan kadar NO2 untuk semua lokasi yang diamati cukup rendah dan di bawah nilai ambang batas yang diperbolehkan (0.12 ppm), baik pada pengukuran bulan Pebruari 2015 maupun pada pengukuran bulan Agustus 2015. Fluktuasi kadar NO2 pada 9 (sembilan) lokasi pengukuran dapat dilihat pada Gambar
Concentration of NO2 (ppm)
2.14. BM = 0.12 ppm
0,05 0,04 0,03 0,02 0,01 0,00 I
II
III
IV
V
VI
VII
VIII
IX
Sampling Locations Feb'15 Gambar 2.14
Aug'15
Data Hasil Pengukuran NO2 Pada 9 Lokasi Pengukuran Periode Pebruari 2015 dan Agustus 2015
Pemantauan Lingkungan-77/PT Jawa Power, Paiton
Bab II Pelaksanaan dan Evaluasi
36
Kecenderungan kadar NOx untuk semua lokasi yang diamati cukup baik dan di bawah nilai ambang batas yang diperbolehkan (0.05 ppm), baik pada pengukuran bulan Pebruari 2015 maupun pada pengukuran bulan Agustus 2015. Kadar NOx pada pengukuran bulan Agustus 2015 relatif tinggi untuk semua lokasi yang diamati, kenaikan ini merupakan fluktuasi kadar NOx pada musim kemarau. Kadar NOx pada pengukuran bulan Pebruari 2015 relatif tinggi di lokasi I (Stock Pile Batubara) dan di lokasi II (Pembangkit PLTU/Power Plant), kenaikan ini merupakan fluktuasi kadar NOx karena pengaruh panas pada saat pengukuran. Fluktuasi kadar NOx pada 9 (sembilan) lokasi pengukuran dapat dilihat pada Gambar
Concentration of NOx (ppm)
2.15 BM = 0.05 ppm
0,05 0,04 0,03 0,02 0,01 0,00 I
II
III
IV
V
VI
VII
VIII
IX
Sampling Locations Feb'15 Gambar 2.15
Aug'15
BM
Data Hasil Pengukuran NOx Pada 9 Lokasi Pengukuran Pebruari 2015 dan Agustus 2015
Periode
Kecenderungan kadar SO2 untuk semua lokasi yang diamati cukup rendah dan di bawah nilai ambang batas yang diperbolehkan (0.1 ppm ), baik pada pengukuran bulan Pebruari 2015 maupun pengukuran bulan Agustus 2015. Pada pengukuran bulan Pebruari 2015 menunjukkan bahwa kadar SO2 cukup rendah dan berada di bawah nilai deteksi peralatan (tidak terdeteksi) di lokasi I (Stock Pile Batubara), lokasi II (Pembangkit PLTU/Power
Plant) dan lokasi III (Area Ash Lagoon). Fluktuasi kadar SO2 pada 9 (sembilan) lokasi pengukuran dapat dilihat pada Gambar 2.16.
Pemantauan Lingkungan-77/PT Jawa Power, Paiton
Concentration of SO2 (ppm)
Bab II Pelaksanaan dan Evaluasi
37
BM = 0.1 ppm
0,010 0,008 0,006 0,004 0,002 0,000 I
II
III
IV
V
VI
VII
VIII
IX
Sampling Locations Feb'15 Gambar 2.16.
Aug'15
Data Hasil Pengukuran SO2 Pada 9 Lokasi Pengukuran Periode Pebruari 2015 dan Agustus 2015
Kecenderungan kadar CO untuk semua lokasi yang diamati cukup rendah dan di bawah nilai ambang batas yang diperbolehkan (20 ppm), baik pada pengukuran bulan Pebruari 2015 maupun pada pengukuran bulan Agustus 2015. Fluktuasi kadar CO pada 9 (sembilan) lokasi pengukuran dapat dilihat
pada Gambar
Concentration of CO (ppm)
2.17. BM = 20 ppm
20 15 10 5 0 I
II
III
IV
V
VI
VII
VIII
IX
Sampling Locations Feb'15 Gambar 2.17.
Aug'15
Data Hasil Pengukuran CO Pada 9 Lokasi Pebruari 2015 dan Agustus 2015
Pemantauan Lingkungan-77/PT Jawa Power, Paiton
BM Pengukuran Periode
Bab II Pelaksanaan dan Evaluasi
38
Kecenderungan kadar Hidrokarbon (HC) untuk semua lokasi yang diamati menunjukkan kadar yang cukup rendah dan di bawah nilai deteksi peralatan (tidak terdeteksi), baik pada pengukuran bulan Pebruari 2015 maupun pada pengukuran bulan Agustus 2015. Kecenderungan kadar partikulat untuk semua lokasi yang diamati cukup rendah dan di bawah nilai ambang batas yang diperbolehkan (0.23 mg/m3), baik pada pengukuran bulan Pebruari 2015 maupun pada pengukuran bulan Agustus 2015. Fluktuasi kadar partikulat pada 9 (sembilan) lokasi pengukuran dapat dilihat pada
Concentration of Particulate (mg/m3)
Gambar 2.18. BM = 0.23 mg/m3
0,25 0,20 0,15 0,10 0,05 0,00 I
II
III
IV
V
VI
VII
VIII
IX
Sampling Locations Feb'15 Gambar 2.18.
Aug'15
BM
Data Hasil Pengukuran Partikulat Pada 9 Lokasi Pengukuran Periode Pebruari 2015 dan Agustus 2015
Kecenderungan tingkat kebisingan pada pengukuran bulan Pebruari 2015 maupun pada bulan Agustus 2015 untuk semua lokasi yang diamati cukup baik, dimana tingkat kebisingan pada siang hari maupun malam hari berada di bawah nilai ambang batas yang diperbolehkan. Fluktuasi tingkat kebisingan pada siang hari terlihat pada Gambar 2.19 dan fluktuasi tingkat kebisingan pada malam hari terlihat pada Gambar 2.20.
Pemantauan Lingkungan-77/PT Jawa Power, Paiton
Fluctuation of Noise (dBA)
Bab II Pelaksanaan dan Evaluasi
39
100 80 60 40 20 0 I
II
III
IV
Feb'15
V
VI
Aug'15
Sampling Locations
Fluctuation of Noise (dBA)
Gambar 2.19.
VII
VIII
IX
NAB
Fluktuasi Tingkat Kebisingan pada Siang Hari pada 9 Lokasi Pengukuran Periode Pebruari 2015 dan Agustus 2015
100 80 60 40 20 0 I
II
III
IV
Feb'15
V
VI
Sampling Aug'15 Locations
Gambar 2.20.
VII
VIII
IX
NAB
Fluktuasi Tingkat Kebisingan pada Malam Hari pada 9 Lokasi Pengukuran Periode Pebruari 2015 dan Agustus 2015
Evaluasi Tingkat Kritis (critical level evaluation) Evaluasi tingkat kritis merupakan evaluasi terhadap potensi resiko dimana suatu kondisi akan melebihi nilai baku mutu atau standar lainnya. Hasil pemantauan menunjukkan bahwa kualitas udara di area power plant maupun di daerah sekitarnya baik, dimana kadar gas dan partikulat nilainya di bawah nilai ambang batas yang diperbolehkan untuk semua lokasi yang diamati. Kondisi ini perlu dijaga dan dipertahankan untuk mencegah dampak penurunan kualitas udara pada masa yang akan datang. Upaya pengendalian terhadap emisi gas buang dari Pemantauan Lingkungan-77/PT Jawa Power, Paiton
Bab II Pelaksanaan dan Evaluasi
40
cerobong harus tetap dilakukan melalui pengoperasian dan pemeliharaan peralatan pengendalian emisi. Evaluasi Penaatan (compliance evaluation) Evaluasi penaatan adalah evaluasi terhadap tingkat kepatuhan dari pemrakarsa kegiatan untuk memenuhi berbagai ketentuan yang terdapat dalam izin atau dokumen pengelolaan lingkungan hidup berdasarkan RKL dan RPL. Hasil evaluasi penaatan menunjukkan bahwa pemrakarsa kegiatan telah mematuhi dan memenuhi ketentuan yang terdapat dalam perizinan maupun dokomen RKL dan RPL. Untuk mencegah penurunan kualitas udara, pemrakarsa kegiatan telah menggunakan pemakaian sistem pembakaran tangensial rendah NOx (tangensial firing low-NOx) untuk mengurangi emisi NOx; menggunakan sistem elektrostaticpresipitator (ESP) dengan efisiensi tinggi (high efficiency of electrostatic precipitators) untuk mengurangi kadar debu; memakai sistem SO2-absorber atau Flue Gas Desulphurisation (FGD)
dan
menggunakan batubara dengan kandungan sulphur rendah (low sulphur content) yang berkisar antara 0.09 % sampai dengan 0.70 %. Untuk pengelolaan penimbunan abu batubara telah dilakukan dengan sistem tertutup, dimana abu batubara hasil pembakaran dikirim ke dalam tempat penimbunan (ash
disposal) melalui pipa tertutup dengan tekanan tinggi. Selanjutnya, untuk mencegah agar abu tidak terbang maka pada tempat penimbunan harus berisi lapisan air yang cukup untuk mengendapkan abu batubara. Untuk mengurangi pengaruh tingkat kebisingan dilakukan pemasangan damper atau
silencer di beberapa tempat dan peralatan yang merupakan sumber kebisingan dan diharuskan memakai penutup telinga (hearing protection) bagi setiap orang yang masuk lokasi pembangkit PLTU/Power Plant. Pemrakarsa kegiatan juga telah melakukan pemantauan (monitoring) kualitas udara ambien secara berkala sekali setiap enam bulan, baik di dalam area power plant maupun di daerah sekitarnya.
Pemantauan Lingkungan-77/PT Jawa Power, Paiton
Bab II Pelaksanaan dan Evaluasi
41
Pemrakarsa kegiatan juga telah melakukan pengukuran emisi gas buang dari cerobong dengan menggunakan sistem pemantauan secara terus-menerus atau Continuously
Emission Monitoring System (CEMS).
2.1.2.3 BIOTA DARAT
Flora Darat
Jenis kegiatan yang dipantau
Jenis kegiatan atau komponen yang dipantau adalah flora darat.
Parameter yang dipantau
Parameter flora darat dari komponen lingkungan yang dipantau adalah kerusakan tanaman, baik tanaman penduduk maupun tanaman hutan kesambi (Schleicera oleosa) milik Perum Perhutani I.
Sumber dampak
Sumber dampak berasal dari emisi yang keluar dari cerobong.
Metoda/Alat pemantauan
Metoda yang digunakan untuk melakukan pemantauan ini adalah melalui pengamatan secara visual di lapangan.
Lokasi pemantauan
Lokasi dilakukannya pemantauan ini adalah Desa Bhinar, Banyuglugur, Pasembun dan Selobanteng terutama pada areal pertanian tembakau dan hutan kesambi (Schleicera
oleosa) yang produktif.
Hasil pemantauan
Berdasarkan pengamatan langsung secara visual di lapangan tidak terdapat kerusakan tanaman dan tidak terdapat pengaruh dampak debu dari hasil pembakaran batubara terhadap tanaman penduduk maupun tanaman kesambi milik BKPH Kabuaran, KPH Probolinggo, Perum Perhutani Unit II Jawa Timur. Tanaman penduduk pada pemantauan,
Pemantauan Lingkungan-77/PT Jawa Power, Paiton
Bab II Pelaksanaan dan Evaluasi
umumnya didominasi oleh tanaman tembakau
42
terutama di desa Bhinor dan desa
Pesambun serta tanaman padi dan jagung di desa Banyuglugur sedangkan tanaman penduduk di desa Selobanteng hanya ketela pohon. Tanaman kesambi tumbuh dengan baik, namun ada sebagian tanaman kesambi dengan kondisi yang mengalami kekeringan sebagai akibat musim kemarau yang panjang akan tetapi kondisinya masih tetap hidup serta terdapat tanaman kesambi dalam kondisi yang mengalami pertumbuhan daun sebagai akibat pemeliharaan/pemangkasan yang dilakukan oleh Perum Perhutani terutama di desa Selobanteng dan desa Banyuglugur. Kondisi hutan tanaman kesambi di desa Banyuglugur di mana areal tersebut terletak di dekat tempat penimbunan abu batubara (ash disposal) PLTU pada umumnya banyak ditumbuhi semak, belukar dan gulma yang mengalami kekeringan. Pada hutan tanaman kesambi tersebut kondisinya kurang terpelihara dengan baik. Pembudidayaan kutu lak oleh pihak Perum Perhutani dilakukan pada lokasi yang cukup jauh dari tempat penimbunan abu yaitu pada lokasi areal hutan yang berbatasan antara desa Selobanteng dengan desa Banyuglugur.
Pada tempat pembudidayaan kutu lak,
kondisi tanaman kesambi yang menjadi tumbuhan inangnya, kondisi tanaman kesambi tersebut selalu terpelihara dengan baik dan bebas dari tumbuhan semak, belukar dan gulma, hal itu dimaksudkan agar budidaya kutu lak pada cabang dan ranting tanaman kesambi berlangsung baik. Pada desa Bhinor dan desa Pasembun pembudidayaan kutu lak
tidak dilakukan oleh
pihak Perum Perhutani. Pengelolaan hutan tanaman kesambi pada desa Bhinor hanya dilakukan dengan kegiatan tumpangsari terutama pada musim kemarau ini sebagian besar tanaman tumpangsari berupa tanaman tembakau Pada desa Banyuglugur dan desa Selobanteng tanaman kesambi tumbuh dengan baik, kegiatan sampingan yang dilakukan pada areal hutan tanaman kesambi oleh Perum Perhutani hanya kegiatan tumpangsari dengan tanaman ketela pohon terutama pada lokasi yang tidak ada pembudidayaan kutu lak atau lokasi dengan topografi yang relatif cukup tinggi. Pada desa Banyuglugur pada lahan milik masyarakat ditanami tanaman padi dan jagung terutama pada daerah yang topografinya rendah dengan memanfaatkan sumber mata air alami yang terdapat di sekitar desa tersebut. Pemantauan Lingkungan-77/PT Jawa Power, Paiton
Bab II Pelaksanaan dan Evaluasi
43
Dari pengamatan dan pemeriksaan secara visual diperoleh bahwa tidak ditemukan adanya debu yang menempel di tangan ketika dilakukan pengusapan pada permukaan daun-daun tanaman kesambi.
Tidak nampak adanya perubahan yang mencolok pada tanaman
kesambi, meskipun di sekeliling tanaman banyak ditumbuhi tanaman liar sejenis semak, belukar dan gulma yang mengalami kekeringan. Dokumentasi kondisi hutan tanaman kesambi yang terdapat disekitar lokasi penimbunan abu batubara (ash disposal) disajikan pada Lampiran. Pada saat pengamatan secara visual di lapangan tidak terdapat kerusakan tanaman budidaya
palawija (tembakau, padi dan jagung), dimana pada umumnya tanaman
palawija yang ditanam didominasi oleh tanaman tembakau dan hanya sebagian kecil tanaman padi dan jagung yang ditanam. Tanaman padi yang pada umumnya ditanam pada lahan milik masyarakat di desa Banyuglugur sedangkan tanaman tembakau ditanam pada lahan milik masyarakat maupun lahan milik Perum Perhutani.
Tanaman
tumpangsari/tanaman sela pada hutan tanaman kesambi pada desa Banyuglugur dan desa Selobanteng sebagian besar berupa tanaman ketela pohon sedangkan pada desa Bhinor berupa tanaman tembakau. Budidaya tanaman tembakau ini hanya berlangsung pada musim kemarau saja dan apabila musim hujan tiba masyarakat pada umumnya beralih menanam padi.
Lokasi
lahan pertanian milik masyarakat relatif lebih jauh dibandingkan dengan lokasi areal hutan tanaman kesambi milik Perum Perhutani Unit II Jawa Timur, diantaranya di desa Bhinor, desa Pasembun, Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo, desa Banyuglugur, dan desa Selobanteng, Kecamatan Banyuglugur, Kabupaten Situbondo.
Keadaan cuaca pada saat pengamatan adalah musim kemarau sehingga tanaman palawija yang di tanam sebagian besar didominasi oleh tanaman tembakau.
Berdasarkan
pengamatan di lapangan terhadap tanaman tembakau, padi dan jagung yang di tanam pada lahan milik masyarakat maupun pada lahan milik Perum perhutani terutama di lokasi yang terdekat dengan PLTU Paiton II, baik di desa Banyuglugur, desa Selobanteng, desa Bhinor dan desa Pasembun keadaannya tumbuh dengan baik dan tidak dijumpai adanya debu yang menempel pada daun tanaman. Fase pertumbuhan tanaman tembakau dan padi
pada saat pengamatan dilakukan adalah fase vegetatif dimana pertumbuhan
tanaman dalam kondisi baik.
Pemantauan Lingkungan-77/PT Jawa Power, Paiton
Bab II Pelaksanaan dan Evaluasi
44
Fauna Darat Jenis kegiatan yang dipantau Jenis kegiatan atau komponen yang dipantau adalah fauna darat. Parameter yang dipantau Parameter yang harus dipantau adalah kera ekor panjang (Macaca fascicularis). Sumber dampak Sumber dampak berasal dari tempat penimbunan abu batubara. Metoda/Alat pemantauan Metoda yang digunakan untuk melakukan pemantauan ini adalah melalui pengamatan secara visual. Lokasi pemantauan Lokasi dilakukannya pemantauan ini adalah area penimbunan abu dan sekitar perumahan operator. Hasil pemantauan Berdasarkan pengamatan di lapangan, dijumpai secara langsung adanya kera ekor panjang (Macaca fascicularis) baik di sekitar penimbunan abu batu bara maupun di hutan tanaman kesambi milik BKPH Kabuaran, KPH Probolinggo Perum Perhutani Unit II Jawa Timur. Disamping itu berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat sekitar diperoleh informasi dan pengamatan langsung di lapangan bahwa di sekitar lokasi penimbunan abu batubara seringkali dijumpai sekawanan kera ekor panjang, bahkan kelompok/ kawanan kera ekor panjang tersebut mendekat kearah jalan raya Jawa-Bali di desa Banyuglugur sebelah timur lokasi PLTU Paiton II.
Diduga kelompok/ kawanan kera ekor panjang
tersebut melakukan perjalanan dari kawasan hutan di atas hutan kesambi milik KPH Probolinggo Perum Perhutani Unit II menuju hutan
yang letaknya tidak terlalu jauh
dengan PLTU Paiton II (desa Banyuglugur, Kecamatan Banyuglugur, Kabupaten Situbondo).
Pemantauan Lingkungan-77/PT Jawa Power, Paiton
Bab II Pelaksanaan dan Evaluasi
45
Satwa lain yang dijumpai pada saat pengamatan di lapangan dan informasi yang diperoleh dari masyarakat sekitar PLTU adalah jenis burung antara lain burung elang, tekukur, jalak hitam dan puyuh serta satwa melata berupa ular sawah. Di samping burung-burung tersebut pada umumnya terdapat burung gereja di sekitar lokasi perkantoran, perumahan atau dekat lokasi penimbunan abu batubara PLTU Paiton II.
Berdasarkan pengamatan di lapangan dapat dikatakan bahwa pada areal sekitar lokasi PLTU Paiton II masih terdapat satwa liar yang hidup dan berkembang dengan baik dan normal.
Kondisi ini menunjukkan bahwa aktivitas PLTU Paiton II tidak memberikan
dampak terhadap kelangsungan hidup satwa di sekitar lokasi PLTU.
Tolok ukur/sasaran/target Tolok ukur dicapainya hasil dapat dilihat dari masih ditemuinya kelompok-kelompok kera ekor panjang dengan mudah di sekitar lokasi proyek. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi habitat satwa kera ekor panjang (Macaca fascicularis) yang dapat diartikan sebagai tempat dimana satwa hidup, berkembang biak dan melakukan aktifitas sehari-hari tidak terganggu. Kondisi suatu habitat satwa akan sangat mempengaruhi kehidupan satwa liar. Setiap perubahan dari salah satu komponen habiat akan mempengaruhi kehidupan satwa liar. Perubahan perilaku satwa liar seperti perubahan makan, perilaku berkembang biak disebabkan selain berkurangnya jenis-jenis tumbuhan pakan, juga berkurangnya penutupan
vegetasi
untuk
berkembang
biak
yang
disebabkan
oleh
kegiatan
pembangunan/proyek pada areal tersebut. Kegiatan-kegiatan proyek tersebut juga akan menyebabkan berpindahnya (migrasi) satwa liar ke daerah lain yang sesuai dengan habitat sebelumnya yang ditempati. Dengan demikian suatu habitat yang terkena gangguan akan menyebabkan penurunan keanekaragaman jenis satwa liar tersebut. Dengan masih ditemukannya kelompok-kelompok kera ekor panjang (Macaca fascicularis) dengan mudah di sekitar lokasi proyek maka hal ini menunjukkan bahwa kondisi habitat satwa tesebut tidak terganggu. Upaya tindak lanjut Upaya tindak lanjutnya adalah aktifitas penghijauan di sekitar tempat pembuangan abu agar terus dilaksanakan.
Pemantauan Lingkungan-77/PT Jawa Power, Paiton
Bab II Pelaksanaan dan Evaluasi
46
Evaluasi Evaluasi Kecenderungan (trend evaluation) Hasil pengamatan lapangan diperoleh bahwa aktivitas penimbunan abu batubara tidak mengakibatkan debu abu batubara atau fly ash dapat mencemari daun tanaman kesambi milik BKPH Kabuaran, KPH Probolinggo, Perum Perhutani Unit II Jawa Timur. Sebagian besar tanaman kesambi tumbuh dengan baik dan tidak terdapat debu yang menempel pada daun tanaman.
Evaluasi Tingkat Kritis (critical level evaluation) Evaluasi tingkat kritis merupakan evaluasi terhadap potensi resiko dimana suatu kondisi akan melebihi nilai baku mutu atau standar lainnya. Hasil pemantauan menunjukkan bahwa keberadaan PLTU Swasta Unit 5 & 6 tidak menimbulkan dampak yang berarti terhadap keberadaan flora dan fauna darat yang berada di sekitar lokasi kegiatan. Keberadaan flora dan fauna darat sangat bergantung kepada kondisi kualitas udara dan kondisi dari habitat
tempat hidupnya. Dengan terus dilaksanakannya upaya – upaya
untuk mempertahankan keberadaan flora dan fauna darat seperti aktifitas penghijauan di sekitar
tempat
pembuangan
abu
dan
mempertahankan
kondisi
kualitas
udara
menunjukkan kepedulian Pemrakarsa terhadap keberadaan flora dan fauna darat. Evaluasi Penaatan (compliance evaluation) Evaluasi penaatan adalah evaluasi terhadap tingkat kepatuhan dari pemrakarsa kegiatan untuk memenuhi berbagai ketentuan yang terdapat dalam izin atau dokumen pengelolaan lingkungan hidup berdasarkan RKL dan RPL. Pemrakarsa kegiatan telah melakukan pemantauan terhadap flora dan fauna darat secara berkala setiap enam bulan sekali di luar area PLTU Swasta Unit 5 & 6.
Pemantauan Lingkungan-77/PT Jawa Power, Paiton
BAB III KESIMPULAN
Bab III Kesimpulan
1
BAB III KESIMPULAN 3.1 Kualitas Air
Berdasarkan hasil pemantauan kualitas air laut di sekitar PLTU Paiton Swasta Tahap II: Unit 5 dan Unit 6, pada periode bulan Agustus 2015, diketahui bahwa PT. Jawa Power telah melakukan pengelolaan lingkungan untuk aspek kualitas air dengan baik. Hal ini ditunjukkan dengan kondisi lingkungan perairan di sekitar PLTU Paiton Swasta Tahap II: Unit 5 dan Unit 6 memenuhi Baku Mutu Lingkungan.
3.2
Kualitas Udara
Efektivitas pengelolaan lingkungan hidup telah berjalan dengan baik, dimana kualitas udara di dalam area power plant dan di daerah sekitarnya baik. Hasil pelaksanaan pengelolaan kualitas udara menunjukkan bahwa pemantauan kadar gas dan partikulat untuk semua lokasi yang diamati relatif rendah dan di bawah nilai ambang batas yang diperbolehkan.
3.3
Biota Darat
Efektifitas pengelolaan dan pemantauan lingkungan terhadap flora dan fauna di sekitar lokasi kegiatan memperlihatkan bahwa kegiatan PT YTL Jawa Timur tidak mempengaruhi atau merusak habitat dari flora dan fauna yang ada.
Pemantauan Lingkungan -77/PT Jawa Power, Paiton
LAMPIRAN
LAMPIRAN - 1
RINGKASAN RKL/RPL
\o € rn p
5
F .'r
bo b! Fl
q) G
o
o
bo
I
ro ra q)
t-{
E 6
o E
g 6
o a g o
o
o
c J c G .J @ c o CL
-
o x o
.9
o
E
c 6
c 6
=
@
o
06A
G E
e
J
Et! o
: )z F
.-
rE J 'z
f( - u L@+
I J L
:E :UJ
IE .o -
g€
o
-66
x.= E eFAEg E 9-
E€-
sse aE =G
ir
-c A 6
=.3
Y E F' s E= ild=
--j
g€€= €
_=
ts4
-=
tsS
atd
J
5
fE€fe
€E €E=
{* tr +F +F
o-
J F J
a Hd
qEE HgE
HFf eF==+Fr=eFr=eF JJ.JJJJ
i: l- : 1": 555 dddo- o- odo- o- o- o- o-
E
t-* i* t* E*€* t*
F
EF + F q F +F+F + F E
E= E = E = E €€ E E -
EHff $Efie$eF=
geg =
Ef*e rc EF E*a E€$c€EFg *gEpi $acFEHgF#gEF#e$Ee F'g'FgEFEEgcge+ u gsiEE*e=
a
*i
c- -
<>rs o=eg
994
Ya
+gEs + 9 .
g= €e
E e x a E * j -*= F F =acEeE = € . F
a
Ee
-e :a- E
: F Fg s
gB
:l " E€
Pr ; f i
c $e'+E #E ee.rg-E e
).-
o 7g = t@
=; -=
-6.9 -6 zo oo
-e
E€€9AF
o+
6€ X g:E
;i c
-
sg€€
s[*g
c
'" {
H
e
:f"
6€ EP
$E=5CE
gEE . E €i-
.#*
s 9 € A € = Ag ' r:€ Ea 5gi* €EE e e S€ E * e #€eFa =aE3 ; +Ee v .9E€s+*" s9Ees +gE E € s.i; 5 o s3 - f=
EEF=S
EE aa-.=ga EEE"HE ggE3geg=e=e 3€ g€ E=$g5EF $E€Ee Fg
?
€r=u€ F€ i. .gg,g* F* g=e gEgsgg EasEEEEE €g EE€ EeEeEF
6
= =
6
o 6
I b .E a6 -o
€€5
Eg ge
-= ,:-E
g5
E
o
J
6 E 6
=
6 c 6 E o
c
c F
o c 5 o J C
€
G E 6 e o CL o
o o
E
F
o
9, = .G 9lc
Ei5 -q
o
=G
EE
QO gq
U'O
o E-
* 98 FPF
F.E.g c! 6o (L
g o b o
E a
:< d
s o F
E o o c 3 x o
s
J c o G g o
E o o-
= -c
F
o c o
X E J g 6
d
E
G
oo E o o
=
o
9. = -g l9c ip :g cO 6
c
d
u)
O
.6
:< o G
F F
r .lE
i6 !p ox
E;
JJJ
=E == == E E
Ed - d
4 id
=E =E = E E=== F=F=gFEHF= sF= sF5 sF=Hr= HF= lJJJ r-FFF
co_o_o_ ccLC( L
F;=;F;F; FuFuFsF;f; gE€
t= E= E=€=€=et E.FE= *f *eE*=a* gf e=gfu #Eg€= g F'a, E-€e'g ecFE €€, €e ss €6f
g €= 9a-FP
Ea" g
g
gFE-F
*t E € s€ g€*sF sg € g EE
BF€ E €fiE FH qH 4s E {bsFes €
FP
F
@o o-
c =
gE e6$€
E: * 3Er €
oEc o
sd
+ es#** E gE; E#$c $#*#eFFB -ge EFFEF E
q:;
E* GC
o<
,o
E'g
F;
ET-
g.
E 6
F
F E
$ AC ,.q E e E 4
H= * F FE e, *
=
gggsgg=Eg*SF .;
^ 6 - e sO
B"o
$E g E3 F
F 5
€= E= €
H EE;E
AF
559$
E : EF F EgEg e E-e c-Hc$E^ ggFE
RE.^ H^EE Eg
+E$ €EF 6 dct LYvG AFE
.6
Es Fs
i s E € Ec: g rE. =,F F 3.6
A re F ' E ; +--HA ? + + g g E p fs e 8 *F
E o E
o-
q
a
edE :- G .:o >
*
E o ;
Y>
a8
-s.li
co
;EeEsE€sE* F= g $€ge$€€E HE€ESES
Fe s
J X ii E 5 .r ; S o-o
=sts'
c
@
o Y
c6
. =o
33 !o
69 CE QO o
E F
o g x o
.s J c @
c E @ E
o-
E
E G o c x o c
= G
o c
@ E
€
oo E o
=
d-S
e
e
o e g o
o
= o c o
6
!sc ;BO
-=
:vl
o
cr a a
I
J
t2 o
C
'5E FC @
L"g 9.1 c FO
=6
EF u )o
i EE = 6c
F€ A
O
cF oCL
G 6
o o :< a 6 G F
-=
iE
f
_=
=3 ^ ',5 F
iE=
o(L(D
F J
€*
+F >
8x
PF
:fi= =o (5o
G
E o
ott
= = o
6e ec oo
9= dB
_=
==
pSE
== =3 =3
pSFr ,SFpSF
oo-
O(LdlO(LaDOO-at!
oo-
o(L
3 E = 3 fr = 3 8 = 3 fr = O(L(D
JJJJ
\\\5 ocL
c
E
E
E
<
E
gs E: F*
o( L d !
_= == Hr5=
==
c,SE
=3 Oo_dt
'-.
e
d'k-5
=6 F-
+F
t*
f E=
x,EE
J F J
o-
3 E=
Oo-all
J F J
EE= J
5
z
+<
EE. E=. Z
bo
3.
i* €* €* €* 3'* €* TF FF TF +F FF +F E =
E=
s
r
s g ;€
E;E g F -' EF
= i. E *
g >x
E
*E :E, q
=O. xo J
6 E "5 qOe
-co 'a !u= 6^ !q
O
O
' =€ Eg O-=
o =ooc YE
ca
,:.
+od
Pi E
EEE
EEE
E 6_€
o:
?
6CG
5 58
o= 60 >€ o66 o=
s., 6 <.n
g g€
EE€
sf $5$EfF $E€€,gE= E
_H
5
EaH s.€u *3F# ecc$EcEe ccoc
9 9 J- 9
ECC
8 6
A o= sb
8
3E EE E - E F.:6q -E'e = > +flE€ <*
6
8
€ E H +
69
Eg EE FE d=
=.B=B-Es
s
o4:
3r.=
-
gE
O.:y
-?E
=F
i 6 -E
E-
€ e E3 * e€ FgE Hg* Ac m$s Eo
E
= sE
F*e" F€= iE=EF= gE€EE g# Eg€ E;eesEs3EE g[E 5s
'*€
FE* p,s#.€EF
O
E Y Ea - e- e.- ' a*3.- 9
l o6ps e
Zp_
o
AE 5' gF8 g E€ E EE PE 4 =a Z=z+ a *E E 5
+ q+ r ;f
i9
EE €E
F F , bg F EF F €EnF E* F= s; 89€f F aE F E +ae E sEr =as B€g E35 s EEE jg€ €*e_ rf r€E EE 6 E la E
o
-U E"s
OE
€
^ vo 6
Elg
o<-
EA
co oo cs
i
c o
.
8E
Ad Y'6 c 4.9 >5 fi 9
5 $ S E E E '$5€€aE EeugFE .=
3E -
fEFFE r ;e
c
ci
.Eo oc Gr FO
d9
.EG '- c
o
=';i
R Pc .=
j36 --
FF* 3
o - Ed
gfi 6"8
EE*p
o EC
A-g € F ;? E€E'-= eutr
le + : =q= 5 sit E eEFeaEE 3s ?S**EE=-9 fF
E
gsEs 3 5s g5;+5;gE €o 9p
e
x^66 xo OE z.x
a o Ca
o
o -ta Y
='
Yts.=
=
5 ,s e F3 s =J
I7-@
oo ecx oo F
*&E*= rt
E 6 CD g
=
E
x o
= c G = e G
E o o-
=
c
:!-
c G l', c x o e
c 6
= G
E
G
6 .L o E o o
=
o
J
c o
E
J t!
x o
@
=
o c
=G o E o o
=
o c-
isE F P'F
o o 50 -o-. 9
g 'd
:=
=g
:= '{1
3E
=E
:=
ts s
Tg3--E
CE€
iiEE
i; i;
=4
is E
TP
== == == == = =
JJJJ
F F :\=
dddE Eo-o-o-
{* €* =s =s =9 7 qR +8r +F + F Tg
ss5
5f=HfiF F=5F=HF= 5f= 5F=5f=HF=
*
E
a
e
E=Za
E"
8 -*
o-
gs
sEg
HP= gE-€
;.E
F
g-
gR
E=-
F'E s€
s-r x,*
=E
€gEgB Es*€;sEg*g8 Fg f€€ EE EE gEs
g 39 5 Es g -g= l -9E
o6
$; F=*=g=u=g EEE;sa$EE 9 3*
E=
5g
* E
EE€ = : F' s€ gEE ee.E
62
s € S g1€ 8a e EgEFgEBF G
o o o o o
o
=
€,* EE v*riEAsE .sEE I
..t:
8€ 'E C
E-
G o d!
E€P E
-g
o
E o
E
s E
E-E :
cS
g *s
'-i
E EE -a
= E Es E
ss o[E€ .
oS
6d
EEF EE
gE€ 9S
bo-
- =e ='
fr€ frE
g.E
e3€ E :E E! ggi Et a E$.=s"r *E *sg $g e ec*+E$E
e-
g€ega€E;EaeagSE EE g€€ EEA=E;il e€E
€8 5 3 € oF^
s.=
_
Eig r-s si? E** HA oF*
d€ d
FE
g9b
:la = oJ .!Y o'6 R@O =oc
i9a
(oo
:F ce; $€
.EA €EE
os
j E#' ss
o
oo V= :)<
oo q s
i6 F- = E
EE
cE o- - E
Drj
EE
c 6 ot e 3 x o e J c 6 3 a e
r
5
o 4
a c
c d
=
o c x ttt G J E o
(
c o 6
c o o
E
=
JC
FE
o c
c
e
e
g o l-
0 6
'
o c o CL
o g o o x g o (L
rg
6=
x6 qc
5E
6 @
o
o E o J
ct! € -
,a 6
,t4
€ o E o o
=
G
o o-
9, =
L.g 9lc co
Ei5 F
CL
o6
EE f6 a>o
o
t>!ace.d E-E X
rL
F
c
.g o o :< a
@ E o F
-=
tss
J
o-
(L
5
-E
Fs
J)
LCL LCL
t-
:=
ts4
r-:
=e
tsi
5F= 5$=5$=5F= J
=
.t,x
ex
== ts4
oO-
:E = = tss tss
oOO-
:= E5
dd
JJ Fl -
O-
:E F=
5f=5F= 5F= 5fr=5F5 JJJ
5=5
o_ (L
E
o
.q
E E
.!g
E= eE
Efi= Ef
$E$E$E+EF;fl
E* 3i'*!i*
*n= *= *r - = * o z * k z ? k z { .k ? tk ? * .2 *a* f*g {H++F*ix*34 f*;f*a*=a E -E
g €g=aaeE g E e e =*E gs
gEecgs€F *u F#sEs =$= FE sg€*
€o
#gs
*
f
d
g
E H i r mB
9.3
x= €E
B
€ E
g$ gs
..
'=qe
FFFE FF$ FgEEE
ms E
ggeggs*e F*EeEcFgEgEgs E'=E OXO+-
g
= tdg sE.E * E; S ' EE= F . E . o _ gFe g
E'= A_ 'gE€ Ege gggC
# -E F
-E
€d
.E gE
E€ 6:
6S,
2'.9
c:a
+*
Ei6
=E
=
E^
P= 6o
69
+9
:2E Et
E
B €
.= 5
o
*6i:
.s g
-6o6 0 oo a><
o o>
-E
* +
H
-
€-
Fs iis
gF ci +
a
o=
NO
r-q
i l .o
gE
'FS oo x o-
-6^2
-> O@6 ';;E
o= oi66
Ee
=+
€
g
.I9
'6 o x .9
#
=
S
E8c56-
=E
lE
ES
6-
Ee' *fie;eEE gq FEF ETEEo F3sgg5F 6€ = g+= +$ 5gFa =q e *F
S
= FEE FEE HE= P4EE EeE 5 €E e
E :<
ooJ ccc o o-o-o'F
€€
2.8 G:o oPD-E<=c E6
=E
sFs E
EFB B E
S
t F* afrs# 46 E5
ssg, es€e $ ggE =c f
6 E G
o
E o (L
6
c F o g J @ c J G @ c 6
E
O (L
-
E
o
= @
.g
J c o G
o
@
E oE o o E
e=6
;7 '-;
.2 .9
od o o
tsE CL
9. = LJ
ki5
P3-
.:9 c
x>s c;-
trcq O
o
-
c
F
-F
:=
ts 4 5E E= (L(lr
==
F{ H ,5= lE= O(Ldr
==
o-
==
O(LCEI
ts s E s ^",5= s , 5 = 3E = 3 f r =
O(Ld)
JJ FF JJ
o-
E *:
fiF
g'E E5
8-3
E*
ox
fiF
q'E E:
8.9
Es
6x
or F
c oi EE= q
€g €€E
€. F =F
-
P 6-
c.g
;f ie *Fe *3; 5
E '
;C€ F i6
.r ' i6
-= 15
:= -= ts{ r4
dd
-= ts4
:E Y1
5f55F=5F= 5F=5F= JJJ ':FF
s
o:
6€
E E s F .dEE :&
E- EE E$ $E
r*xrfa**x *fx*;* g€
E s
JX!X* Xi i 6 so @
f€ f5 # E *€ g rfB
gE gEE$= Fcss€F E i;
9z:
= i;
s
5 Ee
- g= 6
FFe+isEE S+ +*
9 E :e s E
.FH 3 X 5 g 5
-;
E-
$ * ec s eE* # s 5 o
,6'.9 E E F .F,€H :F E B r e ='€E
5*-Es
#5e
o
#.== 55E
@
b 3 .+
6oR
r
-
+EB E
=
o
€a
F EE :
;
*o FF:'6 :P96
EgEF F i =tsEd> ( ,
f --
?= 6 @ ic
ge :E EE
E Ue x*6
Eg E E E P .4€ F ' .d: *E
+e
.+:
?9
a
9a gq
ecn€s €gi €s s€
E
f,
o
@ !^ o-
oo - .Q
d€
I
o
x9
a
Eo 'E'6 +( g
oo _\
a
_9
'6
E
.(oo6
6g
o .o FL . nia
FH
,q=
o= CJ
oO
=IO cQo
o 2 p
x
E 6 F;€ E€* gF gg u*u; Fa F=; oo oo CY J -F
co
ov6 R oi 6
.:F-
?d6q* :
.'A E9. d E e Gd
# # F# n-O --:.
€ E a H -9:-J
PE6 P= 9r'=€ + Se g5 #E[
€*ssE E €r se E g * *EE= €FEE €€€ f;E E :
-7.?-Y
5
@ L o o
-E E =€F* g
P. TTP
; €E 5c # c-' * E
?6
6g a'q !9
EEiiF J >3 6L--
FF*
: o cJ ooo@ v-^c^'==:>:<9
q=SE
EE ,g
x
c
#.E 8
=$P FJIe E €; , E =F E EpE ' s gE = P E E€
5 sb-? s C
o E G
E
3-
o Y
G
-'"
€e
-?-
D '6
E;
€€ -a Q Fa
O
ooE €s c.9 oo 4c
E *E' " t s t r g;:
3E
s€
D' a
c.9 oo 9e
sE EB iiF
trs
.5€ c o o D
= *SX
e : eg g Eeg g g 5
E qE
f @ F;
:) o o E o E o-
LAMPIRAN - 2
LOKASI SAMPLING
LOKASI PEMANTAUAN KUALITAS UDARA PT. JAWA POWER
SELAT MADURA
KETERANGAN PLTU PAITON UNIT 7 & 8 Sumber anyar
3
2
JALAN
1
BATAS KECAMATAN
Bhinar
8 B.Glugur KEC. PAITON
KUALITAS UDARA KABUPATEN G.Lurus PROBOLINGGO
Kota Anyar KEC. KOTA ANYAR 5 Kabuaran
LOKASI PROYEK
G.Kapur
4
Tawungan Patunjungan
BATAS KABUPATEN
7 Selobanteng 6
Curahtemu
Ke BANYUWANGI
Talempung KEC. BESUKI
Pasembun
K. Kedung juta Glagah
U
KABUPATEN SITUBONDO
B
T S
LAMPIRAN - 3
LAPORAN KEGIATAN PEMANFAATAN LIMBAH B3 (PERIODE JULI - SEPTEMBER 2015)
LAPORAN KEGIATAN PEMANFAATAN LIMBAH B3
PT. JAWA POWER (PLTU PAITON UNIT 5 & 6) (Periode Juli - September 2015)
Laporan Kegiatan Pemanfaatan Limbah B3 (Sludge IPAL) PT Jawa Power (PLTU Paiton Unit 5 & 6) Periode Juli - September 2015
I. PENDAHULUAN PT. Jawa Power adalah pemilik Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Paiton Swasta Tahap II (PLTU Paiton Unit 50 & 60) di komplek PLTU Paiton, Probolinggo, Jawa Timur. PLTU Paiton Swasta Tahap II memiliki kapasitas 2 x 610 MW (net) dengan bahan bakar batu bara, yang menyediakan tenaga listrik untuk transmisi Pulau Jawa – Bali sesuai dengan PPA (Power Purchase Agreement) yang ditandatangani dengan PLN pada tanggal 13 April 1995. Dari kegiatan produksinya, PLTU Paiton Unit 50 dan 60 menghasilkan air limbah yang berasal dari air buangan di hilir Water Treatment Plant, drainase laboratorium, drainase unit pembangkit listrik, air bekas cucian alat pemanas udara (gas air heater dan gas-gas heater),kolam pemisahan minyak (olie dan bahan bakar), drainase dari sistem seal boiler (Submersible Scraper Chain Conveyor-SSCC), dan limpasan air hujan dari tempat penyimpanan batu bara (pada saat musim hujan saja). Instalasi pengolahan air limbah (IPAL/Waste Water Treatment Plant –WWTP), dirancang untuk menampung dan mengolah air limbah melalui proses koagulasi dengan pengadukan cepat. Dalam proses ini ditambahkan NaOH (kaustik soda) untuk menjadikan pH air limbah menjadi 8 - 9 dan PAC (poly aluminium chloride) sebagai zat pengkoagulasinya,kemudian dilanjutkan aerasi dengan penghembusan udara. Proses selanjutnya adalah flokulasi dengan penambahan zat polymer sebagai flokulan di Solid Contact Unit (SCU). Padatan tersuspensi akan menjadi besar di Tanki SCU (Solid Contact Unit) dan mengendap sebagai sludge, sementara air bersih akan mengalir ke permukaan dan menuju unit penyaringan. Hasil penyaringan dengan media anthracite dan pasir, ditampung di kolam penyesuaian pH (pH adjustment basin) dengan penambahan HCl (asam klorida). Semua proses tersebut diatas dilakukan untuk mendapatkan kualitas air limbah yang memenuhi syarat untuk dibuang ke saluran pembuangan air limbah. Untuk memenuhi persyaratan lingkungan, unit ini dirancang dengan memperhatikan daur konsumsi secara keseluruhan di lingkungan pembangkit listrik Lumpur/sludge yang telah diendapkan pada unit kontak bahan padat (solid contact unit) akan dipompa ke tangki pemampat lumpur (Sludge Thickener Tank) untuk menghilangkan sebagian kandungan airnya dan selanjutnya diendapkan. Proses pengeringan lumpur/sludge dilakukan dengan memompa lumpur dari Sludge Thickener Tank ke alat penghilang air lumpur sekunder (Filter Press) dan untuk mengoptimalkan proses pengeringan maka ditambahkan polimer pada saat proses pemampatan. Filter press akan mengeluarkan lumpur kering/sludge cake dan filtrat (air hasil saringan) selama operasi. Sludge cake yang keluar dari Filter Press ditampung dalam skip lorry container dan selanjutnya direcycle/dibakar dalam boiler. Sedangkan Filtrat dari Filter Press kemudian dialirkan ke kolam Recovery Sump untuk selanjutnya diolah kembali melalui proses pada IPAL. Skema proses pemanfaatan sludge IPAL seperti pada Gambar 1.
1/9
Gambar 1. Skema Proses Pemanfaatan Sludge Cake Proses recycle sludge cake sebagai bahan bakar di boiler dilakukan dengan mencampurkan sludge cake dengan batu bara di area coal stock pile (jumlah sludge cake maksimum 1 %), kemudian dimasukkan ke conveyor menuju silo batu bara (coal bunker), setelah itu dialirkan ke Pulverizer/Mill kemudian dibakar dalam boiler. Untuk mengetahui konsumsi batu bara pada masing-masing unit dapat dilihat dari laju alir batu bara di masingmasing Mill. .
II.
PELAKSANAAN KEGIATAN
II.1 Jumlah Sludge Cake yang dimanfaatkan Pada periode ini pembakaran sludge cake dilakukan di Boiler Unit 5 , jumlah Sludge cake yang dimanfaatkan dalam periode Juli - September 2015 seperti pada Tabel 1. Tabel 1. Jumlah Pemanfaatan Sludge IPAL Periode Juli-September 2015 Jumlah Batu Perbandingan Jumlah Sludge yang bara yang sludge IPAL dengan Tanggal dimanfaatkan dibakar 1) batu bara (%) Pemanfaatan (Std. max.1 %) 2) (Jumbo Bag) ( ton ) (ton) 16-Sep-15 48 9.26 6366.87 0.146 Total 48 9.26 6366.87 Catatan :
1) 2)
Pembakaran sludge IPAL dilakukan di Unit 5 sehingga data jumlah batu bara yang digunakan adalah data konsumsi pada Unit 5 Sesuai KEPMENLH No.133/2011, maksimum perbandingan sludge IPAL dengan batu bara adalah 1%
Dari Tabel 1 diatas dapat diketahui bahwa perbandingan komposisi sludge cake dengan batu bara masih di bawah standar yang ditetapkan KLH (< 1%). Data neraca pemanfaatan sludge cake secara lengkap terdapat dalam Lampiran 1.
2/9
II.2 Karakteristik Sludge Cake Sesuai dengan kewajiban perusahaan seperti yang tercantum dalam Diktum Keempat, KEPMENLH No.133 Tahun 2011, maka PT Jawa Power harus memastikan bahwa sludge cake yang dibakar dalam boiler, kandungan logam beratnya memenuhi baku mutu yang tercantum dalam Lampiran II KEPMENLH No.133 tahun 2011. Detail kandungan logam berat sludge cake yang dibakar dalam boiler untuk periode JuliSeptember 2015, seperti dalam Tabel 2. Tabel 2. Karakteristik Sludge IPAL Periode Juli-September 2015 No. Parameter Satuan Standar Maks. (KEPMENLH No.133/2011)
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13.
Arsenic Cadmium Cobalt Copper Lead Mercury Nickel Selenium Zinc Vanadium Thalium Antimoni Chromium
As Cd Co Cu Pb Hg Ni Se Zn V Tl Sb Cr
mg/dry Kg mg/dry Kg mg/dry Kg mg/dry Kg mg/dry Kg mg/dry Kg mg/dry Kg mg/dry Kg mg/dry Kg mg/dry Kg mg/dry Kg mg/dry Kg mg/dry Kg
15 5 12 100 300 1.2 100 10 500 25 2 120 250
Hasil Analisa 2.06 0.49 4.19 82.39 2.47 0.85 52.54 < 0.001 265.24 < 0.10 < 0.10 < 0.10 28.86
Sumber data : Lab Sucofindo (Certificate No.11506/FOBOA, 24 Agustus 2015) hasil analisa kandungan logam berat WWTP sludge cake PT Jawa Power < = Less than the detection limit indicated
II.3 Jumlah abu yang dihasilkan Jumlah abu batu bara (fly ash dan bottom ash) yang dihasilkan oleh PLTU Paiton Unit 5 & 6 untuk periode Juli-September 2015, adalah seperti dalam Tabel 3. berikut ini: Tabel 3. No. 1. 2. 3.
Jumlah Abu (fly ash & bottom ash) yang dihasilkan Periode JuliSeptember 2015 Periode Jumlah Abu (ton) Fly ash Bottom Ash Juli 6577 1617 Agustus 6272 1232 September 7749 1722
Sumber data : Data jumlah produksi fly ash & bottom ash PLTU Paiton Unit 5 & 6 tahun 2015
II.4 Pemantauan Emisi Untuk beberapa parameter yaitu CO, SOx, NOx, total partikel (debu),dan opasitas, pemantauannya dilakukan secara terus-menerus melalui CEMS (Continous Emission Monitoring System) untuk memastikan konsentrasinya tidak melebihi baku mutu emisi sesuai yang tercantum dalam KEPMENLH No.133 Tahun 2011. Selain itu setiap tiga bulan PT Jawa Power melakukan pengukuran emisi secara manual, bekerja sama dengan laboratorium independen yang sudah terakreditasi yaitu Unit Pelaksana Teknis 3/9
Keselamatan dan Kesehatan Kerja-Provinsi Jawa Timur (UPT-K3), hal ini sesuai dengan kewajiban yang tercantum dalam Diktum Ketiga, KEPMENLH No.133 tahun 2011 tentang Ijin Pemanfaatan Limbah B3 PT Jawa Power. Pemantauan kualitas udara ambien dilaksanakan di lokasi sekitar area PLTU Paiton setiap enam bulan (Februari dan Agustus) bersamaan dengan pemantauan lingkungan yang dipersyaratkan dalam dokumen AMDAL (RKL/RPL). Hasil pengukuran emisi secara manual yang dilakukan oleh UPT K3 Provinsi Jawa Timur pada tanggal 06 Agustus 2015 seperti terdapat dalam Tabel 4. Tabel 4. Data Emisi PLTU Paiton Unit 5 saat pembakaran sludge IPAL (Pengukuran Manual) No. Parameter Satuan Kadar Hasil Uji Maksimum 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14.
Nitrogen Dioksida (NO2) Sulfur Dioksida (SO2) Total Partikel Timah Hitam (Pb) Hidrogen Fluorida (HF) Hidrogen Clorida (HCl) Air Raksa (Hg) Cadmium (Cd) Arsen (As) Chromium (Cr) Tallium (Tl) Total Hidrokarbon Karbon Monoksida (CO) Opasitas
mg/Nm3 mg/Nm3 mg/Nm3 mg/Nm3 mg/Nm3 mg/Nm3 mg/Nm3 mg/Nm3 mg/Nm3 mg/Nm3 mg/Nm3 mg/Nm3 mg/Nm3 %
300 800 350 12 1000 70 0.2 8 8 1 0.2 35 100 35
Terukur
Terkoreksi*
46.87 2.4 7.5 <0.0040 29.75 1.60 0.029 <0.0020 0.00053 0.0269 <0.0059 <0.0034 85.3 0
33.72 1.8 5.4 <0.0040 21.40 1.15 0.02 <0.0020 0.00038 0.01935 <0.0059 <0.0034 61.4 0
Sumber data : Data hasil Pengukuran Emisi PLTU Paiton Unit 5 (PT Jawa Power) oleh HIPERKES, 06 Agustus 2015 Catatan : * Konsentrasi tersebut sudah dikoreksi dengan 10% O2 sesuai yang tercantum dalam Lampiran 1, KEPMENLH No.133 Tahun 2011, pada saat pengukuran O2 terukurnya adalah 5.71 % < = dibawah limit deteksi
III. KESIMPULAN Dari uraian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa pada periode Juli-September 2015, PT Jawa Power telah melaksanakan program pemanfaatan sludge IPAL sebagai bahan bakar boiler (campuran batu bara) sesuai dengan persyaratan serta memenuhi kewajiban-kewajiban yang tercantum dalam Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 133 Tahun 2011 tentang izin pemanfaatan sludge IPAL sebagai bahan bakar pada boiler kepada PT. Jawa Power. IV. LAMPIRAN 1. Neraca & Lembar Pemanfaatan Sludge pada periode Juli-September 2015 2. Cerficate of Analysis (COA) of WWTP Sludge Cake 3. Laporan Hasil Uji Pengukuran Emisi Cerobong PLTU Paiton Unit 5, oleh UPT K3 Surabaya 4. Perhitungan koreksi konsentrasi emisi cerobong sesuai dengan baku mutu dalam KEPMENLH No.133 Tahun 2011
4/9
Lampiran 1 LEMBAR PEMANFAATAN LIMBAH B3 1) PT JAWA POWER Jenis Limbah Kode Limbah Periode
: Sludge IPAL : B333-3 : 01 Juli - 30 September 2015
MASUKNYA LIMBAH B3 KE TPS No.
Tanggal Masuk Limbah B3 13-Aug-15 4-Sep-15 11-Sep-15 16-Sep-15
1. 2. 3. 4.
Petugas yang bertanggung jawab
Sumber Limbah B3
Samsuddin Samsuddin Samsuddin Samsuddin
WWTP WWTP WWTP WWTP
KELUARNYA LIMBAH B3 DARI TPS
Jumlah Limbah B3 masuk (Jumbo bag)
12 12 12 12
Jumlah
(ton)
2.32 2.32 2.32 2.32
9.26
Maksimal Penyimpanan s/d tanggal 2) 11-Nov-15 3-Dec-15 10-Dec-15 15-Dec-15
Tanggal Keluar Limbah B3 16-Sep-15 16-Sep-15 16-Sep-15 16-Sep-15
Petugas yang bertanggung jawab Samsuddin Samsuddin Samsuddin Samsuddin
Jumlah Limbah B3 keluar (Jumbo bag)
(ton)
12 12 12 12
Jumlah
2.32 2.32 2.32 2.32
9.26
SISA
Tujuan Penyerahan (pemanfaataan internal/recycle) Operation/Coal Operation/Coal Operation/Coal Operation/Coal
Sisa Limbah B3 yang ada di TPS (ton)
Plant Plant Plant Plant
0 0 0 0
0.00
Keterangan : TPS
: Tempat Penyimpanan Sementara Limbah B3
WWTP : Waste Water Treatment Plant (Instalasi Pengolahan Air Limbah - IPAL) 1)
: Format ini disesuaikan dengan format lembar pemanfaatan limbah B3 yang terdapat dalam lampiran III, Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No.133 tahun 2011 tentang Izin Pemanfaatan Limbah B3 PT. Jawa Power
2)
: Batas waktu peyimpanan di TPS 90 hari, misal tanggal masuk limbah 01 Januari 2012, maka batas maksimal penyimpanan s/d tanggal = 1 Jan 2012 + 90 hari = 31 Maret 2012
5/9
NERACA PEMANFAATAN LIMBAH B3 NAMA PERUSAHAAN BIDANG USAHA PERIODE WAKTU JENIS LIMBAH YANG DIMANFAATKAN IJIN PEMANFAATAN LIMBAH B3 MASA BERLAKU IJIN I
II
: : : : : :
*)
PT JAWA POWER PEMBANGKITAN ENERGI LISTRIK (PLTU PAITON UNIT 5 & 6) 01 JULI - 30 SEPTEMBER 2015 SLUDGE IPAL KEPMENLH NO. 133 TAHUN 2011 19 JULI 2011 s/d 18 JULI 2016
JUMLAH AWAL LIMBAH
SATUAN
JUMLAH
JUMLAH LIMBAH DARI PERIODE SEBELUMNYA JUMLAH LIMBAH DIHASILKAN DALAM PERIODE INI
TON TON
0.00 9.26
TOTAL
TON
9.26
TON TON TON TON TON TON TON
0 9.26 0 0 0 0 0
TON
9.26
KETERANGAN -
PERLAKUAN 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
DISIMPAN DIMANFAATKAN DIOLAH DITIMBUN DISERAHKAN PIHAK KETIGA DI EKSPOR PERLAKUAN LAINNYA
TOTAL
Dicampur dengan batu bara kemudian dibakar dalam boiler
-
III KINERJA PENGELOLAAN LIMBAH B3 SELAMA PERIODE SKALA PENAATAN JUMLAH LIMBAH AWAL JUMLAH LIMBAH DIKELOLA JUMLAH LIMBAH BELUM DIKELOLA KINERJA PENGELOLAAN LIMBAH B3 (SLUDGE IPAL)
(A) (B) (C) = =
9.26 TON 9.26 TON 0 TON
((A-C)/A) x 100 100
% %
Catatan : *) Format neraca ini menyesuaikan dengan Format Neraca Pemanfaatan Limbah B3 dalam Lampiran IV-KEPMENLH No.133/2011
6/9
Lampiran 2 Cerficate of Analysis (COA) of WWTP Sludge Cake
7/9
Lampiran 3 Laporan Hasil Uji Pengukuran Emisi Cerobong PLTU Paiton Unit 6, oleh UPT K3 Surabaya
8/9
Lampiran 4 Perhitungan koreksi konsentrasi emisi cerobong sesuai dengan baku mutu dalam KEPMENLH No.133 Tahun 2011
Perhitungan koreksi konsentrasi gas emisi menggunakan rumus perhitungan yang terdapat dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No.21 Tahun 2008 Tentang Baku Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak Bagi Usaha dan/atau Kegiatan Pembangkit Tenaga Listrik Thermal, Lampiran VII.
Ccorr Cterukur x
(21 O2 corr ) (21 O2terukur )
dimana, Ccorr Cterukur O2corr O2terukur
: Konsentrasi terkoreksi dengan koreksi O2 yang ditetapkan dalam Baku Mutu Ernisi (mg/Nm3) : Konsentrasi terukur sebelurn dikoreksi dengan koreksi O2 (mg/Nm3) : Faktor Koreksi O2 yang ditetapkan dalarn Baku Mutu Emisi (%) : Prosentase O2 diukur langsung dalam gas emisi (%)
Dalam KEPMENLH No.133 Tahun 2011 tentang Izin Pemanfaatan Limbah B3 PT. Jawa Power, untuk baku mutu emisi, factor koreksi O2 adalah 10%. Contoh perhitungan : Data hasil pengukuran emisi secara manual untuk parameter Nitrogen Dioksida (NO2) Dalam Laporan Hasil Uji (LHU) tertulis, rerata kadar terukur NO2 Rerata kadar oksigen terukur Faktor koreksi O2 (dalam KEPMENLH No.133/2011)
= 46.87 = 5.71 = 10
mg/Nm3 % %
Maka, Kadar Nitrogen Dioksida (NO2) terkoreksi adalah sebagai berikut :
( 21 10 ) ( 21 5.71) 46 .87 x 0 .71942
KadarNO 2 corr 46 .87 x
KadarNO 2
corr
= 33.72 mg/Nm3
Dengan menggunakan rumus perhitungan tersebut, diperoleh data seperti dalam Tabel 4.
9/9
LAMPIRAN - 4
LAPORAN PEMANTAUAN KUALITAS AIR LIMBAH & PERHITUNGAN BEBAN AIR LIMBAH
Laporan Pemantauan Kualitas Air Limbah dan Perhitungan Beban Air Limbah
PT. JAWA POWER (PLTU PAITON UNIT 5 & 6) (Periode Juli-September 2015)
A. Pemantauan Kualitas Air Limbah PT. Jawa Power adalah pemilik Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Paiton Swasta Tahap II (PLTU Paiton Unit 50 & 60) di komplek PLTU Paiton, Probolinggo, Jawa Timur. PLTU Paiton Swasta Tahap II memiliki kapasitas 2 x 610 MW dengan bahan bakar batu bara yang menyediakan tenaga listrik untuk transmisi Pulau Jawa – Bali sesuai dengan PPA (Power Purchase Agreement) yang ditandatangani dengan PLN pada tanggal 13 April 1995. Dari kegiatan produksinya, PLTU Paiton Unit 50 dan 60 menghasilkan air limbah yang berasal dari proses pendinginan kondensor, instalasi pengolahan air limbah industri dan domestik,proses penyerapan sulfur di unit FGD (Flue Gas De-sulphurization), dan proses desalinasi air laut. Air limbah tersebut di buang ke laut setelah dipastikan bahwa kualitasnya sesuai dengan baku mutu air limbah yang terdapat dalam Ijin Pembuangan Air Limbah ke Laut yang dikeluarkan oleh Kementerian Negara Lingkungan Hidup.dan untuk PT.Jawa Power yaitu Kep.MenLH No.362 tahun 2013 yang masa berlakunya sampai dengan 10 Oktober 2018. Jenis air limbah dari PLTU Paiton Unit 5&6 yang dibuang ke laut meliputi: Air Bahang yaitu air limbah yang berasal dari proses pendingin kondensor, air pendingin tertutup dan air pendingin untuk penggunaan lain. Air Limbah Reverse Osmosis (RO) yaitu air limbah yang berasal dari air buangan proses reverse osmosis di sistem RO. Air Limbah Instalasi Pengolahan Air Limbah Proses yaitu air limbah diproses melalui Instalasi Pengolahan Air Limbah (Waste Water Treatment Plant) yang berasal dari proses regenerasi resin di water treatment plant, drainase laboratorium, drainase unit pembangkit listrik, air buangan hasil pencucian alat pemindah panas udara (gas air heater), kolam pemisahan minyak (oil separator), drainase sistem pembuangan abu bawah (bottom ash), blowdown dari boiler dan drainase air hujan (run off) dari tempat penyimpanan batu bara. Air Limbah Flue Gas Desulfurization (FGD) yaitu air limbah yang berasal dari kegiatan penangkapan Sulfur dari unit FGD. Air Limbah Domestik yaitu air limbah yang berasal dari kegiatan perkantoran yang diolah oleh Instalasi Pengolahan Air Limbah Domestik. Tabel 1. Titik Pemantauan Air Limbah PT Jawa Power No.
1.
Sumber Air Limbah Air Bahang
Nama Titik Penaatan
Canal Unit 50 Canal Unit 60
Lokasi Titik Penaatan LS
BT
7o 42’ 55.65”
113o 34’ 52.09”
o
7 42’ 54.48”
113o 34’ 48.95”
2.
Air Limbah Reverse Osmosis (RO)
Common Reject RO
7o42’58.5”
113o34’39”
3.
Air Limbah Instalasi Pengolahan Air Limbah Proses
Waste Water Treatment Plant
7o 42’ 51.1”
113o 34’ 56.2”
4.
Air Limbah Flue Gas Desulfurization (FGD)
Inlet Air Laut
7o 42’ 56.2”
113o 34’ 52.8”
Air Limbah Domestik
5.
o
Outlet Netralisasi Unit 50
7 42’ 55.65”
113o 34’ 52.09”
Outlet Netralisasi Unit 60
7o 42’ 54.58”
113o 34’ 48.95”
Sewage Treatment Plant
7o 42’ 44.67”
113o 34’ 56.06”
1 / 44
Gambar 1. Titik Penaatan Air Limbah PT Jawa Power
Pemantauan kualitas air limbah dilaksanakan setiap bulan bersama dengan Petugas Sampling dari Badan Lingkungan Hidup,Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, dan dianalisa oleh Laboratorium Independent, dalam hal ini PT. Jawa Power mengirim sample air limbah tersebut ke Laboratorium ALS. Dari hasil analisa air limbah tersebut kemudian digunakan untuk menghitung beban pencemaran air limbah dengan cara mengalikannya dengan debit bulanan masing-masing jenis air limbah. Hasil pemantauan kualitas air limbah PLTU paiton pada periode Juli-September 2015 secara detail adalah sebagai berikut : Tabel 2. Hasil analisa Air Limbah Bahang
Parameter
Satuan
Baku Mutu (KepMenLH no.362/2013)
Hasil Analisa Juli-15 Outlet Outlet Canal Canal
Agustus-15 Outlet Outlet Canal Canal
September-15 Outlet Outlet Canal Canal 2 / 44
pH Temperatur Total Residual Chlorine
Unit 50
Unit 60
Unit 50
Unit 60
Unit 50
Unit 60
C
6-9 40
6.7 34
6.75 33.9
7.14 35.2
7.13 35
7.08 34.5
6.96 35.4
mg/L
0.2
0.03
0.03
0.03
0.03
0.02
0.02
o
Tabel 3. Hasil analisa Air Limbah Reverse Osmosis Hasil Analisa Parameter
Baku Mutu (KepMenLH no.362/2013)
Satuan
pH Total Suspended mg/L Solid Catatan : < = dibawah limit deteksi
Juli-15
Agustus-15
September-15
Common Reject RO
Common Reject RO
Common Reject RO
6-9
6.71
7.06
6.99
100
<1
<1
<1
Tabel 4. Hasil analisa air limbah Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Hasil Analisa Parameter
Satuan
Baku Mutu (KepMenLH no.362/2013)
Juli-15
Agustus-15
September-15
WWTP Inlet
WWTP Oulet
WWTP Inlet
WWTP Oulet
WWTP Inlet
WWTP Oulet
7.62 1
8.78 26
7.55 2
9.39 8
7.78 1
pH
-
6-9
TSS
mg/L
100
9.88 5
TDS
mg/L
2000
1020
1010
880
760
800
780
Minyak dan Lemak
mg/L
5
Cu Total Residual Chlorine
mg/L
1
<5 <0.01
<5 <0.01
<5 <0.02
<5 <0.02
<5 <0.02
<5 <0.02
mg/L
0.2
<0.01
<0.01
<0.01
<0.01
<0.01
<0.01
Nitrat (NO3- )
mg/L
10
0.26
0.20
<0.01
<0.01
<0.01
<0.01
Fe
mg/L
1
Zn
mg/L
5
0.20 <0.05
0.10 <0.05
1.47 <0.02
<0.02 <0.02
1.15 0.05
0.06 <0.02
Cr6+
mg/L
0.1
<0.02
<0.02
<0.05
<0.05
<0.05
<0.05
Catatan : < = dibawah limit deteksi
Tabel 5. Hasil analisa Air Limbah Flue Gas Desulphurization (FGD) Parameter Sulfat (SO42-)
Parameter
Satuan
Satuan
Baku Mutu (KepMenLH no.362/2013)
Juli-15 Inlet Air Laut
Hasil Analisa Agustus-15 Inlet Air Laut
September-15 Inlet Air Laut
mg/L
-
2620
2880
2260
Baku Mutu (KepMenLH
Hasil Analisa Juli-15
Agustus-15
September-15 3 / 44
no.362/2013)
Outlet Netralisasi Unit 50
Outlet Netralisasi Unit 60
Outlet Netralisasi Unit 50
Outlet Netralisasi Unit 60
Outlet Netralisasi Unit 50
Outlet Netralisasi Unit 60
-
6-9
6.70
6.75
7.14
7.13
7.08
6.96
Sulfat (SO42-)
mg/L
-
2650
2630
2900
2890
2330
2350
Penambahan Sulfat dibanding dengan inlet
%
4
1.1
0.4
0.7
0.3
3.1
3.98
pH
Tabel 6. Hasil analisa Air Limbah Domestik Parameter
Baku Mutu (KepMenLH no.362/2013)
Satuan
pH Total Suspended Solid mg/L BOD mg/L Minyak dan Lemak mg/L Catatan : < = dibawah limit deteksi
6-9 100 100 10
Juli-15 STP STP Inlet Outlet
Hasil Analisa Agustus-15 STP STP Inlet Outlet
September-15 STP STP Inlet Outlet
6.78 8 12 <5
8.07 12 21 <5
7.83 1 26 <5
6.63 2 <5 <5
7.55 2 <5 <5
7.74 1 <5 <5
Data pada tabel tersebut diatas kemudian digunakan untuk menghitung beban pencemaran air limbah yang dikeluarkan oleh PLTU Paiton Unit 50 dan 60 pada periode Juli-September 2015 .
B. Perhitungan Beban Air Limbah Perhitungan beban air limbah dilakukan dengan cara mengalikan volume air limbah dan kadar parameter hasil analisa. Volume air limbah yang dibuang ke laut oleh PLTU unit 5 dan 6 pada periode Juli-September 2015 adalah sebagai berikut : Tabel 7. Volume air limbah PLTU Paiton Unit 5 & 6 yang dibuang ke lingkungan Volume (m3) No.
Jenis Air Limbah
Titik Penaatan Juli-15
1.
Air Bahang
2.
Air Limbah RO
3.
Air Limbah FGD
4.
Air Limbah IPAL
5.
Air Limbah Domestik
Agustus-15
September-15
Outlet Canal Unit 50
56717232
23841985
51196249
Outlet Canal Unit 60
40964278
58099853
46597320
Common Reject RO
89082.0
90777.8
94164.8
Outlet Canal Unit 50
11314128
4094764
14640551
Outlet Canal Unit 60
6543374
9931507
7791192
2212
2958
1908
614
1787
1726
Outlet WWTP Outlet STP Main Office
4 / 44
Dari data dalam Tabel 7 tersebut kemudian dihitung beban pencemaran utk masing-masing parameter, dengan cara mengalikan konsentrasi setiap parameter (mg/L) dengan data volume pada tiap titik penaatan. Hasil perhitungan beban pencemaran air limbah yang dihasilkan oleh PLTU Paiton Unit 50 & 60 seperti pada Tabel 8.
Tabel 8. Hasil perhitungan beban pencemaran air limbah PLTU Paiton Unit 50 & 60 No. 1. 2.
Jenis Air Limbah Air Bahang Air Limbah RO Air Limbah FGD
3.
Air Limbah IPAL
4.
5.
Air Limbah Domestik
Parameter Total Residual Chlorine
Total Suspended Solid
Titik Penaatan
Agustus-15
Sept-15
Outlet Canal unit 60
1701.52 1228.93
715.26 1743.00
1023.92 931.95
Common Reject RO
tt
tt
tt
Outlet Canal unit 50
339423.83
81895.28
1317649.62
Outlet Canal unit 60
196301.22
99315.07
311647.69
2.21 2234.12 tt tt tt 0.44 0.22 tt tt 1.23 tt tt
5.92 2248.08 tt tt tt tt tt tt tt 3.57 tt tt
1.91 1488.24 tt tt tt tt 0.11 tt tt 1.73 tt tt
Outlet Canal unit 50
Penambahan sulfat
Total Suspended Solid TDS Minyak dan Lemak Cu Total Residual Chlorine Nitrat (NO3- ) Fe Zn Cr6+ Total Suspended Solid BOD Minyak dan Lemak
Beban Pencemaran (kg) Juli-15
WWTP
STP Main Office
Catatan : tt = tidak terdeteksi, nilai hasil analisa dibawah limit deteksi
C. Pemantauan Kualitas Air Laut Selain pemantauan melakukan pemantauan kualitas air limbah, PT Jawa Power juga melakukan kualitas air laut di perairan sekitar PLTU Paiton, dengan lokasi seperti dalam Tabel 9 berikut ini : Tabel 9. Lokasi Pemantauan Kualitas Air Laut No.
1. 2. 3.
Titik Pemantauan Kualitas Air Laut
Perairan sekitar Outlet Ash Disposal Run Off Pond PT. PJB (ST-1) Perairan sekitar Coal stack pile PT. Paiton Energi (ST-2) Perairan sekitar Jetty PT. Paiton Energi (ST-3)
Koordinat LS
BT
7o42’39.7”
113o33’37.5”
7o42’29.0”
113o34’31.6”
7o42’22.1”
113o34’36.6” 5 / 44
4.
Perairan sekitar Support Jetty PT. Jawa Power (ST-4)
7o42’35.8”
113o35’04.26”
5.
Perairan sekitar Inlet Kanal (ST-5)
7o42’40.7”
113o35’18.2”
Perairan sekitar Jetty milik PT. PJB dan PT Jawa Power (ST-6) Perairan sekitar lokasi penimbunan batu bara milik PT.PJB dan PT. Jawa Power (ST-7)
7o42’37.26”
113o34’26.94”
7o42’45.99”
113o34’35.02”
7o42’51.5”
113o35’53.1”
6. 7. 8.
Perairan sekitar Outlet Kanal (ST-8)
Gambar 2. Titik Pemantauan Kualitas Air Laut
Pengambilan sample dan analisa air laut dilakukan oleh Laboratorium Sucofindo-Surabaya, dan hasil pemantauan kualitas air laut disekitar PLTU Paiton pada periode Agustus 2015 adalah seperti pada Tabel 10.
6 / 44
D. Kesimpulan Dari data hasil analisa air limbah dan perhitungan beban air limbah tersebut diatas dapat diketahui bahwa pada periode Juli-September 2015, air limbah yang dihasilkan oleh PLTU Paiton Unit 50 dan 60 telah dikelola dengan baik, sehingga parameter-parameter yang terkandung dalam air limbah tidak melebihi baku mutu yang dipersyaratkan, dan juga telah memenuhi kewajiban yang tercantum dalam Kep.MenLH No.362 tahun 2013 tentang Ijin Pembuangan Air Limbah Ke Laut kepada PT. Jawa Power.
E. Lampiran Certificate of Analysis air limbah dan air laut untuk masing-masing titik pemantauan pada periode Juli-September 2015.
7 / 44
Tabel 10. Hasil Analisis Laboratorium Kualitas Air Laut Pemantauan Bersama di Perairan Paiton (Pemantauan Agustus 2015) No
Parameter
Satuan
Metoda Analisis
Lokasi Pengambilan Contoh Uji St-3 St-4 St-5 St-6 9.3 5.4 14.3 10.2 Alami Alami Alami Alami 0.94 0.5 0.53 0.44 2.4 nd nd nd Nihil Nihil Nihil Nihil 29.2 29 29.2 29.3 Nihil Nihil Nihil Nihil
St-1 3.5 Alami 0.52 2 Nihil 33.2 Nihil
St-2 2.2 Alami 0.57 nd Nihil 28.8 Nihil
7.6 33.3 6.6 13.1
8.1 30.7 6.7 14.1
8.12 32.3 6.2 11.3
8.12 29.7 7 12.7
8.12 32 6.8 12.3
nd
nd
nd
nd
nd
nd
nd
BML **) St-7 10.4 Alami 0.57 nd Nihil 30.8 Nihil
St-8 5.2 Alami 0.84 1.2 Nihil 35.4 Nihil
>3 Tidak berbau <5 *** 80 Nihil Alami Nihil
8.13 30 7.1 13.1
7.96 29.7 6.6 12.9
7.44 32.6 6.3 12.8
6.5 – 8.5 Alami > 5 *** 20 ***
nd
nd
nd
nd
0.3
nd
nd
nd
nd
nd
0.015 ***
1. 2. 3.
FISIKA Kecerahan*) Kebauan Kekeruhan Padatan tersuspensi Sampah*) Temperatur *) Lapisan minyak *) KIMIA pH *) Salinitas Oksigen Terlarut (DO)
4.
BOD5, 20 °C
mg/L
5.
Ammonia Total (NH3N) Fosfat (PO4-P) Nitrat (NO3-N) Sianida (CN) Sulfida (H2S) PAH (Pollaromatik Hidrokarbon)
mg/L
Elektrometri Argentometric Titrasi Winkler Titrasi Winkler Kolorimetri
mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L
Kolorimetri Kolorimetri Kolorimetri Kolorimetri -
nd nd nd nd nd
nd nd nd nd nd
nd nd nd nd nd
nd nd nd nd nd
nd nd nd nd nd
nd nd nd nd nd
nd nd nd nd nd
nd nd nd nd nd
0.008 *** 0.5 *** 0.03 1 0.002
mg/L µg/L
Gravimetri -
nd nd
nd nd
nd nd
nd nd
nd nd
nd nd
nd nd
nd nd
0.01 1
mg/L MBAS mg/L µg/L µg/L
Kolorimetri Ekstraksi -
nd NA nd 3.5
nd NA nd 2.2
nd NA nd 9.3
nd NA nd 5.4
nd NA nd 14.3
nd NA nd 10.2
nd NA nd 10.4
nd NA nd 5.2
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16.
Senyawa Fenol Total Total PCB (poliklor bifenil) Surfaktan (deterjen) Minyak dan Lemak Pestisida TBT (Tributil Tin)
m NTU mg/L °C -
Visual Organoleptic Turbidimetri Gravimetri Visual Elektrometri Visual
0 /00 mg/L
5 0.01 *** 0.01 >3 7 / 44
No
17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 1.
Parameter Logam Terlarut: Raksa (Hg) Kromium Heksavalen (Cr VI) Arsen (As) Kadmium (Cd) Tembaga (Cu) Timbal (Pb) Seng (Zn) Nikel (Ni) BIOLOGI Coliform (Total)
Metoda Analisis
St-1
mg/L mg/L
Cold Vapour Kolorimetri
mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L MPN/100 ml
Satuan
BML **)
St-2
Lokasi Pengambilan Contoh Uji St-3 St-4 St-5 St-6
St-7
St-8
nd NA
nd NA
nd NA
nd NA
nd NA
nd NA
nd NA
nd NA
0.001 0.005
AAS-Hidrida AAS AAS AAS AAS AAS
nd nd nd nd nd NA
NA nd nd nd nd NA
NA nd nd nd nd NA
NA nd nd nd nd NA
NA nd nd nd nd NA
NA nd nd nd nd NA
NA nd nd nd nd NA
NA nd nd nd nd NA
0.012 0.001 0.008 0.008 0.05 0.05
MPN/Tabung Fermentasi
nd
nd
nd
nd
nd
nd
nd
nd
1000
Sumber Data: Laboratorium SUCOFINDO Cabang Surabaya (13 Oktober 2015) *) Hasil pengukuran parameter di lapangan **) BML : KEP-MENLH No. 362 Tahun 2013, Izin Pembuangan Air Limbah ke laut PT Jawa Power, Lampiran II Bagian E : Baku Mutu Air Laut ***)BML : KEP-MENLH No.51 tahun 2004, Lampiran III : Baku Mutu Air Laut untuk Biota Laut ## Pengukuran dilakukan sampai dasar air laut Keterangan :
St-1 : Perairan di depan Mesjid BHINAR (SW-1) St-2 : Perairan di depan outlet stream Paiton Energy (SW-2) St-3 : Perairan di belakang coal unloading jetty Paiton Energy (SW-7) St-4 : Perairan di sekitar supporting jetty (ST-2) St-5 : Peraian di depan inlet canal (cooling water intake) (ST-3 = J-4 = SW-4) St-6 : Perairan di depan coal unloading jetty Jawa Power (J-2) St-7 : Perairan di depan PJB coal stockpile (ST-4) St-8 : Perairan di depan outlet canal (cooling water discharge) (J-3 = ST-6 = SW-5) na : not detected NA : Not Analysis
8 / 44
9 / 44
10 / 44
11 / 44
12 / 44
13 / 44
14 / 44
15 / 44
16 / 44
17 / 44
18 / 44
19 / 44
20 / 44
21 / 44
22 / 44
23 / 44
24 / 44
25 / 44
26 / 44
27 / 44
28 / 44
29 / 44
30 / 44
31 / 44
32 / 44
33 / 44
34 / 44
35 / 44
36 / 44
37 / 44
38 / 44
39 / 44
40 / 44
41 / 44
42 / 44
43 / 44
44 / 44
LAMPIRAN – 5
LAPORAN PEMANTAUAN DAN PENGUKURAN CEMS (PERIODE JULI - SEPTEMBER 2015)
LAPORAN PEMANTAUAN DAN PENGUKURAN CEMS EMISI SUMBER TIDAK BERGERAK BAGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK THERMAL
PT. JAWA POWER (PLTU PAITON UNIT 5 & 6) (Periode 01 Juli – 30 September 2015)
LAPORAN HASIL PEMANTAUAN DAN PENGUKURAN CEMS PT. JAWA POWER Periode 01 Juli – 30 September 2015 A. Identitas Perusahaan 1. Nama Perusahaan 2. Alamat Perusahaan a. Kabupaten/Kota b. Provinsi c. No. Telp/Fax 3. Jenis Pembangkit 4. Kapasitas Pembangkit Total 5. Jumlah Cerobong
: PT. Jawa Power : Jl. Raya Surabaya-Situbondo Km.141, Desa Bhinor, Kec.Paiton : Probolinggo : Jawa Timur : 0335-773100 / 0335-773161 : PLTU berbahan bakar batu bara : 2 x 610 MW (net) :2
B. Kondisi Operasional Pembangkit per Unit No. Keterangan 1. Nama unit pembangkit 2. Jumlah bahan bakar yang digunakan a. Batu bara (ton) b.Minyak (kilo liter) 3. Jumlah daya listrik yang dihasilkan (MWh)* 4. Kandungan sulfur bahan bakar rata-rata per bulan (%) a. Batu Bara b. Minyak 5. Nilai kalori netto bahan bakar (kJ/kg bahan bakar) a. Batu Bara b. Minyak 6. Waktu operasional pembangkit per tiga bulan (jam) 7. Heat Input (MMBTU/jam) a. Batu bara b. Minyak
Unit Pembangkit Unit 50 Unit 60 444,803 506.93 932,253
467,732 480.23 984,438
0.38 0.18
0.10 0.18
19,810 42,495
19,408 42,495
1,770
1,859
4,660 18.61
4,661 9.69
* Data exported energy (net)
C. Pelaporan CEMS No.
Keterangan
4.
Nama Cerobong Koordinat Dimensi cerobong a. Diameter (m) b. Panjang (m) x Lebar (m) c. Tinggi (m) Parameter yang diukur
5.
Baku mutu
1. 2. 3.
Cerobong Unit 50 o
Unit 60 o
07 42 '46.7" LS ; 113 34 '54.3" BT
6.85
6.85
220 220 SO2,NO2, SO2,NO2, Total Partikel, Total Partikel, CO CO Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No.21 tahun 2008, Lampiran IA
1/4
Data CEMS pada periode Juli-September 2015 1. Juli 2015 Konsentrasi Rata-rata Harian Terukur* Tanggal
1-Jul-15 2-Jul-15 3-Jul-15 4-Jul-15 5-Jul-15 6-Jul-15 7-Jul-15 8-Jul-15 9-Jul-15 10-Jul-15 11-Jul-15 12-Jul-15 13-Jul-15 14-Jul-15 15-Jul-15 16-Jul-15 17-Jul-15 18-Jul-15 19-Jul-15 20-Jul-15 21-Jul-15 22-Jul-15 23-Jul-15 24-Jul-15 25-Jul-15 26-Jul-15 27-Jul-15 28-Jul-15 29-Jul-15 30-Jul-15 31-Jul-15
Unit 50
Laju alir rata-rata harian (m/detik)
Terkoreksi** Unit 60
Unit 60
Unit 50
Total Partikulat
Total Total Total NO2 NO2 SO2 NO2 NO2 SO2 Opasitas Opasitas 3 3 Partikulat Partikulat Partikulat SO2 (mg/Nm ) SO2 (mg/Nm ) 3 3 3 3 3 3 (%) (%) (mg/Nm ) (mg/Nm ) (mg/Nm ) (mg/Nm ) (mg/Nm ) (mg/Nm ) 3 3 3 3 (mg/Nm ) (mg/Nm ) (mg/Nm ) (mg/Nm )
35.90 33.40 28.80 30.40 25.40 39.30 30.20 46.70 50.40 40.00 36.40 62.50 50.50 48.70 38.60 43.70 51.40 70.70 75.60 66.60 60.30 65.10 62.70 14.60 44.60 61.30 74.50 68.50 60.30 56.30 54.00
232.30 229.30 212.70 210.90 258.10 211.90 227.40 223.90 209.50 241.00 246.60 278.10 222.60 194.00 205.30 251.60 264.30 250.70 247.60 262.50 267.40 246.20 233.70 233.30 246.50 247.10 203.70 226.20 217.40 218.90 214.50
2.20 2.10 2.10 2.00 2.00 2.30 2.60 2.80 2.90 2.60 2.50 2.40 2.30 2.40 2.10 2.20 2.20 2.30 2.30 2.20 2.10 2.20 2.30 2.40 2.30 2.00 2.10 2.50 2.30 2.90 2.80
1.99 1.84 1.86 1.77 1.81 2.00 2.25 2.46 2.50 2.28 2.18 2.14 2.06 2.10 1.89 1.99 1.98 2.06 2.07 1.96 1.84 1.91 2.05 2.15 2.02 1.83 1.87 2.21 2.02 2.53 2.47
17.40 16.70 20.30 19.80 18.70 19.00 23.20 19.40 19.20 18.80 18.80 18.60 21.30 19.80 18.10
333.40 330.40 276.40 324.10 251.00 253.30 235.50 272.40 268.60 248.10 231.20 249.50 243.10 230.50 235.50
3.40 3.90 3.60 1.90 1.30 5.40 6.50 6.50 6.00 3.90 3.80 3.00 3.40 5.40 3.90
3.52 3.94 3.73 2.04 1.32 5.41 6.52 6.58 6.04 3.99 3.93 3.03 3.47 5.45 3.98
Uni t 60 Reserve shutdown (desynchronized 16 July ,02:30 AM)
28.60 24.60 18.90 17.50 20.40 19.50
190.60 225.90 217.00 267.00 225.10 230.00
0.30 0.20 0.50 0.60 0.60 0.80
0.30 0.23 0.51 0.63 0.61 0.80
33.90 31.20 26.80 28.70 24.10 34.90 26.50 40.80 44.50 36.40 33.20 58.20 46.60 43.80 35.10 39.50 47.10 63.20 68.10 61.50 55.50 58.20 54.70 12.80 41.20 56.90 69.20 61.30 54.40 50.90 48.20
219.30 214.90 197.50 199.00 246.50 190.10 200.50 196.00 185.00 219.70 228.20 260.30 204.70 173.50 187.80 229.40 242.20 225.90 223.70 245.40 249.10 222.00 204.40 207.30 226.00 230.70 189.90 203.60 198.40 198.20 193.30
2.10 1.90 1.90 1.90 1.90 2.00 2.20 2.40 2.50 2.30 2.30 2.20 2.10 2.10 1.90 2.00 2.00 2.10 2.10 2.00 1.90 1.90 2.00 2.20 2.10 1.90 1.90 2.30 2.10 2.60 2.50
16.60 15.80 19.10 19.20 18.10 17.50 21.00 17.40 17.50 17.80 17.80 17.60 20.00 18.50 17.40
319.20 315.50 260.80 313.40 243.80 236.00 213.90 246.20 244.60 233.30 219.80 238.20 229.70 215.90 229.70
3.20 3.60 3.40 1.90 1.20 4.90 5.80 5.90 5.40 3.60 3.60 2.70 3.10 5.00 3.60
Uni t 60 Reserve shutdown (desynchronized 16 July 02:30 AM)
27.60 23.30 17.40 16.10 19.70 18.10
183.90 213.70 199.20 246.40 209.60 214.40
0.30 0.20 0.40 0.50 0.50 0.70
Unit 50 Unit 60 14.83 14.62 14.89 14.16 13.28 15.12 15.86 15.90 15.80 14.96 14.98 14.12 14.60 15.55 14.97 15.34 14.64 15.72 15.59 14.53 14.53 15.15 16.03 15.96 15.46 14.34 13.85 15.48 15.23 15.33 15.24
13.33 13.24 13.40 12.82 11.86 14.01 14.64 14.67 14.51 13.59 13.53 12.71 13.21 14.30 13.37
Uni t shut down
13.57 13.32 14.12 13.77 13.94 13.92
Prosentase Waktu Operasi CEMS tidak Pembangkit beroperasi (%) (jam)
Prosentase Data Melebihi Baku Mutu (%) Unit 50
Unit 60
Total Total SO2 NO2 NO2 Opasitas SO2 Opasitas Partikulat Partikulat 3 3 3 3 (%) (mg/Nm ) (mg/Nm ) (%) (mg/Nm ) (mg/Nm ) 3 3 (mg/Nm ) (mg/Nm )
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Uni t 60 Reserve shutdown (desynchronized 02:30 AM)
0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0
Unit 50 Unit 60 Unit 50 Unit 60 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Uni t shut down
0 0 0 0 0 0
24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24
24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24
Uni t shut down
24 24 24 24 24 24
Keterangan : * Konsentrasi dalam keadaan kering sebelum dikoreksi. ** Konsentrasi dalam keadaan kering setelah dikoreksi dengan 7% O2 16-25 Juli 2015, Unit 60 Reserve Shutdown
2/4
2. Agustus 2015 Unit 50
Tanggal 3
SO2 (mg/Nm )
1-Aug-15 2-Aug-15 3-Aug-15 4-Aug-15 5-Aug-15 6-Aug-15 7-Aug-15 8-Aug-15 9-Aug-15 10-Aug-15 11-Aug-15 12-Aug-15 13-Aug-15 14-Aug-15 15-Aug-15 16-Aug-15 17-Aug-15 18-Aug-15 19-Aug-15 20-Aug-15 21-Aug-15 22-Aug-15 23-Aug-15 24-Aug-15 25-Aug-15 26-Aug-15 27-Aug-15 28-Aug-15 29-Aug-15 30-Aug-15 31-Aug-15
NO2 3
(mg/Nm )
57.70 64.30
213.80 253.60
68.10 56.70 66.80 54.60 61.00 52.80 41.80 56.60 58.70
212.40 215.20 236.80 231.10 239.80 246.70 218.40 207.60 213.50
Unit 60
Total Partikulat 3 (mg/Nm )
2.90 2.30
unit trip at 08:41
3.30
3.97 3.13 2.90
3.00
2.67
2.60 2.40 3.00 3.20 2.90
2.33 2.12 2.62 2.79 2.53
4.50 3.60
18.80 17.10 20.30 19.00 22.10 21.40 19.40 18.40 17.70 19.70 17.70 17.70 18.70
220.40 235.10 228.70 272.80 224.90 220.90 218.40 235.00 256.20 227.80 212.50 221.80 227.10 1)
Unit 50 Outage
7.50 11.10 12.20 10.20 12.20 14.40 12.50 11.60 9.90 12.50 8.70 12.20 13.50 14.00 10.60 9.60 11.80
220.80 216.70 234.70 224.50
226.60 225.20 226.70 228.20 234.20 224.90 219.50 225.20 222.70 225.80 249.30
272.30 265.10
Unit 60
Unit 50
Total NO2 Opasitas Opasitas 3 Partikulat SO2 (mg/Nm ) 3 (%) (%) (mg/Nm ) 3 (mg/Nm )
2.53 2.02
Laju alir rata-rata harian (m/detik)
Terkoreksi**
0.40 0.20 0.30 0.80 0.60 0.50 0.50 0.40 0.30 1.50 1.80 1.80 3.60 5.60 5.00 3.50 1.40 5.20 5.90 4.10 3.70 4.20 2.10 3.60 3.50 3.70 4.10 4.20 3.60 2.50 7.00
0.37 0.19 0.32 0.82 0.65 0.54 0.50 0.44 0.30 1.51 1.87 1.84 3.80 5.75 5.06 3.59 1.49 5.17 5.93 4.17 3.75 4.31 2.15 3.66 3.63 3.83 4.23 4.30 3.67 2.57 6.96
Total Total SO2 SO2 NO2 NO2 Partikulat Partikulat 3 3 3 3 (mg/Nm ) (mg/Nm ) (mg/Nm ) (mg/Nm ) (mg/Nm3) (mg/Nm3)
52.70 59.30
194.60 239.40
2.60 2.10
unit trip at 08:41
60.80 50.40 59.20 48.80 56.00 49.30 37.30 50.00 52.30
190.00 192.10 211.20 207.10 221.00 229.60 196.00 183.50 193.90
4.10 3.20 2.90 2.70
2.40 2.20 2.60 2.80 2.60
17.60 16.50 18.60 17.60 20.40 19.80 17.90 17.50 17.00 18.20 16.20 16.30 16.60
206.00 227.00 210.50 252.50 208.20 205.00 202.20 223.40 245.70 211.40 194.80 204.30 202.00 1)
Unit 50 Outage
6.80 10.10 11.70 9.50 11.40 13.10 11.60 10.70 9.30 11.70 8.00 11.10 12.20 12.60 9.90 9.00 10.70
201.50 197.20 224.30 209.40 209.30 205.20 210.30 210.50 222.70 210.20 202.60 206.20 201.50 203.70 231.60 258.50 241.90
0.30 0.20 0.30 0.70 0.60 0.50 0.40 0.40 0.30 1.30 1.60 1.60 3.20 5.00 4.50 3.10 1.30 4.80 5.40 3.70 3.40 3.90 1.90 3.30 3.20 3.40 3.70 3.80 3.30 2.30 6.30
Unit 50 Unit 60 15.25 13.57 0.00 15.68 15.53 15.82 15.65 14.91 13.70 15.33 15.67 15.28 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
13.79 12.04 14.22 14.32 14.28 14.36 14.13 13.38 12.15 13.91 14.27 14.13 14.95 15.21 14.63 14.54 10.84 14.17 14.83 14.57 14.65 14.62 12.69 13.76 14.10 14.38 14.37 14.48 14.07 13.06 14.41
Prosentase Waktu Operasi CEMS tidak Pembangkit beroperasi (%) (jam)
Prosentase Data Melebihi Baku Mutu (%) Unit 50
Unit 60
Total NO2 SO2 Partikulat 3 3 (mg/Nm ) (mg/Nm ) 3 (mg/Nm )
0 0
0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0
Total SO2 NO2 Opasitas Opasitas Partikulat (%) (mg/Nm3) (mg/Nm3) (%) 3 (mg/Nm )
0 0
unit trip at 08:41
0 0 0 0 0 0 0 0 0
Unit 50 Outage
0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Unit 50 Unit 60 Unit 50 Unit 60 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24
U n it 5 0 O u t a g e
Konsentrasi Rata-rata Harian Terukur*
24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24
Keterangan : * Konsentrasi dalam keadaan kering sebelum dikoreksi. ** Konsentrasi dalam keadaan kering setelah dikoreksi dengan 7% O2 3 Agustus 2015, Unit 50 trip (shut down) 13 Agustus – 1 September 2015, Unit 50 Outage (scheduled maintenance) 1) 14 Agustus 2015, Unit 60 data NOx dan SOx yang valid hanya kurang dari 18 jam
3/4
3. September 2015
SO2 (mg/Nm3)
1-Sep-15 2-Sep-15 3-Sep-15 4-Sep-15 5-Sep-15 6-Sep-15 7-Sep-15 8-Sep-15 9-Sep-15 10-Sep-15 11-Sep-15 12-Sep-15 13-Sep-15 14-Sep-15 15-Sep-15 16-Sep-15 17-Sep-15 18-Sep-15 19-Sep-15 20-Sep-15 21-Sep-15 22-Sep-15 23-Sep-15 24-Sep-15 25-Sep-15 26-Sep-15 27-Sep-15 28-Sep-15 29-Sep-15 30-Sep-15
Unit 60
Total Partikulat
NO2 3
(mg/Nm )
(mg/Nm3)
2) 68.8 80.7 57.20 48.40 60.20 56.50 48.40 53.10 41.30 66.40
66.90 57.90 55.50 56.10
240.8 252.7 236.40 215.90 236.10 204.70 200.20 204.10 242.30 207.10 4) 5) 6) 247.70 266.10 244.70 249.70
1.5 0.80 0.70 0.10 0.20 0.20 0.04 0.10 0.004 1.30
0.0025 0.10 0.20 0.30
1.2 0.64 0.58 0.09 0.16 0.16 0.02 0.04 0.004 0.59
0.0032 0.08 0.14 0.29
13.60 13.00 10.40 9.70 8.90
222.60 216.80 243.90 251.00 239.10 227.40 286.40 230.60 245.40
315.00 288.70
2.22 2.27 2.25 2.39 2.45 2.36 2.19 2.11 2.19
9.37 10.32
2)
3) 9.90 10.60 11.00 8.30 13.60 10.20 13.60 6.90 10.60
220.30 242.70 214.80 262.30 223.40 278.00 255.20 290.10 274.40 8)
2.50 2.60 2.50 2.70 2.80 2.70 2.50 2.40 2.50
10.10 10.60
Unit 60 Maintenance
7) 43.00 40.40 34.40 58.10 75.80 74.50 94.10 62.10 44.70
Unit 50
Total NO2 Opasitas Opasitas Partikulat SO2 (mg/Nm3) 3 (%) (%) (mg/Nm ) 3 (mg/Nm )
9) 12.20
227.50
8.60 8.20 6.70 5.40 6.70 8.70 9.00 8.70 8.80 7.30 5.80 9.30 6.70 5.30
8.66 8.20 6.77 5.50 6.79 8.65 8.98 8.65 8.71 7.61 6.11 8.34 6.86 5.39
Unit 60 Reserve 11.70 12.70
264.60 239.00
5.40 6.20
5.51 6.29
NO2
SO2 3
3
(mg/Nm ) (mg/Nm )
66.7 73.9 52.00 46.50 57.00 52.10 45.60 49.20 38.90 61.90
61.30 52.20 50.40 50.10
2) 208.7 231.9 215.00 207.00 224.30 190.10 188.60 188.80 228.90 194.10 4) 5) 6) 228.20 242.10 222.40 223.90
Unit 60 Total Partikulat 3
(mg/Nm )
1.3 0.70 0.70 0.10 0.20 0.20 0.03 0.10 0.003 1.20
0.0022 0.10 0.10 0.30
NO2
SO2 3
(mg/Nm ) (mg/Nm )
12.40 11.90
206.10 197.00 223.50 226.00 212.70 203.40 263.70 212.30 222.50
Keterangan : * Konsentrasi dalam keadaan kering sebelum dikoreksi. ** Konsentrasi dalam keadaan kering setelah dikoreksi dengan 7% O2 . 2) 1, 3-5 September 2015, Unit 60 semua parameter data yang valid kurang dari 18 jam 6-7 September 2015, Unit 60 Shut down for maintenance 3) 8-9 September 2015, Unit 60 CEMS semua parameter data yang valid kurang dari 18 jam 8) 19-21 September 2015, Unit 60 parameter SOx dan NOx data yang valid kurang dari 18 jam 24-28 September 2015, Unit 60 reserve shut down
289.10 264.30
9.20 9.60
3) 214.40 235.50 209.20 260.30 216.80 270.80 246.20 280.30 261.20 8)
2.30 2.30 2.30 2.40 2.50 2.40 2.30 2.20 2.20
3
Unit 60 Maintenance
9.60 10.30 10.70 8.10 13.20 9.90 13.00 6.60 10.10
9) 11.70
219.40
8.40 8.00 6.50 5.30 6.50 8.40 8.60 8.30 8.30 7.00 5.70 9.00 6.50 5.00
Unit 60 Reserve Shutdown
11.10 12.00
251.30 225.40 4) 5) 6) 7) 9)
Unit 50 Unit 60
(mg/Nm )
2)
7) 39.60 36.70 31.20 51.90 67.30 66.80 86.70 57.00 40.50
3
Total Partikulat
5.10 5.80
0.00 16.00 15.34 15.40 14.14 13.54 14.67 14.98 15.00 14.75 14.99 0.00 0.00 0.00 14.82 15.01 15.26 15.44 7) 15.07 15.67 14.77 15.49 16.08 15.88 15.28 15.24 15.35
14.75 14.80 2) unit 60 shutdown
3) 13.12 13.42 12.90 11.48 13.19 13.54 13.90 14.04 14.18 14.03 12.10 14.10 13.90 13.42 unit 60 shutdown
13.66 13.92
Prosentase Waktu Operasi Pembangkit CEMS tidak beroperasi (%) (jam)
Prosentase Data Melebihi Baku Mutu (%) Unit 50
Unit 60
Total Partikulat
Total NO2 SO2 Opasitas Opasitas Partikulat 3 3 (%) (mg/Nm ) (mg/Nm ) (%) (mg/Nm ) (mg/Nm ) 3 3 (mg/Nm ) (mg/Nm ) NO2
SO2
3
3
2) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0
0 0 0 0
4) 5) 6) 0 0 0 0
0 0 0 0
0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0
2)
3) 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 8)
0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0
Unit 60 Maintenance
7) 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0
9) 0
0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Unit 60 Reserve Shutdown
0 0
0 0
0 0
0 0
Unit 50 Unit 60 Unit 50 Unit 60 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4) 5) 6) 0 0 0 0
0 0 2) Unit 60 shutdown
3) 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7)
8)
0 0 0 0 0 0 0 0 0
9) 0
0 0
24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24
24 24 24 24 24 Unit 60 shutdown
24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 Unit 60 Reserve Shutdown
Unit 50
Tanggal
Laju alir rata-rata harian (m/detik)
Terkoreksi**
Unit 60 shutdown
Konsentrasi Rata-rata Harian Terukur*
24 24
12 September 2015, Unit 50 CEMS,semua parameter data yang valid kurang dari 18 jam 13 September 2015, Unit 50 CEMS blank,tidak ada data yang terekam 14 September 2015, Unit 50 CEMS semua parameter data yang valid kurang dari 18 jam 19-21 September 2015, Unit 50 CEMS semua parameter data yang valid kurang dari 18 jam 22 September 2015, Unit 60 CEMS,parameter SOx dan NOx data yang valid kurang dari 18 jam
4/4
LAMPIRAN – 6
LAPORAN REALISASI KEGIATAN PENGELOLAAN LIMBAH B3 (PERIODE JULI – SEPTEMBER 2015)
LAPORAN REALISASI KEGIATAN PENYIMPANAN SEMENTARA LIMBAH B3
PT. JAWA POWER (PLTU PAITON UNIT 5 & 6) (Periode Juli – September 2015)
Laporan Realisasi Kegiatan Penyimpanan Limbah B3 PT Jawa Power (PLTU Paiton Unit 5 & 6) Periode Juli – September 2015 A. Pendahuluan PT. Jawa Power adalah pemilik Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Paiton Swasta Tahap II (PLTU Paiton Unit 50 & 60) di komplek PLTU Paiton, Probolinggo, Jawa Timur. PLTU Paiton Swasta Tahap II memiliki kapasitas 2 x 610 MW (net) dengan bahan bakar batu bara, yang menyediakan tenaga listrik untuk transmisi Pulau Jawa – Bali sesuai dengan PPA (Power Purchase Agreement) yang ditandatangani dengan PLN pada tanggal 13 April 1995. Dari proses identifikasi limbah B3 yang dihasilkan oleh PLTU Paiton Unit 50 dan 60, diperoleh data sebagai berikut : No. Jenis Limbah B3
Sumber
1.
Fly Ash
2.
Bottom Ash
3.
Limbah Insulasi (MMMF, Glasswool)
Electrostatic Precipitator (alat penangkap debu terbang) Submersible Scraper Chain Conveyor (Alat penangkap Debu bawah di Boiler) Penggantian insulation pada pipa steam
4.
Pelumas bekas
5.
Bahan terkontaminasi (filter oil, majun dan serbuk gergaji)
6. 7.
Lampu bekas (TL dan lampu jalan) Lumpur IPAL (Sludge cake WWTP)
8.
Resin bekas (cation dan anion)
9. 10.
Limbah klinis Baterei bekas
11. 12.
Limbah Laboratorium Limbah pelarut dan pembersih grease/gemuk
13.
Limbah cairan cutting (Cutting fluid waste)
Pemeliharaan peralatan, dan Penggantian oli kendaraan Pemeliharaan, Pembersihan, Penggantian filter oli dan peralatan Penggantian lampu Proses pengendapan padatan tersuspensi di WWTP Penggantian resin di condensate polisher dan primary water Kegiatan klinik Penggantian accu dari power supply (DC room) dan proses maintenance Laboratorium Larutan sisa/hasil pembersihan peralatan yang menggunakan oli/gemuk Cairan pendingin bekas dari kegiatan di bengkel (grinding, cutting, filling,dst)
Pengelolaan limbah B3 yang dilakukan oleh PT Jawa Power, terdiri dari kegiatan pengurangan, penyimpanan, pemanfaatan (secara internal dan bekerja sama dengan pihak ketiga), dan penimbunan. Data realisasi kegiatan pengelolaan limbah B3 pada periode Juli-September 2015 secara detail seperti terdapat dalam Neraca Limbah B3.
1 / 15
B.
Realisasi Kegiatan Penyimpanan Limbah B3 Periode Juli-September 2015
Sesuai dengan yang tercantum dalam Izin Penyimpanan Limbah B3 PT Jawa Power (Kep. Bupati Probolinggo No. 503/04/426.12/2014), dan juga kewajiban yang tercantum dalam PP No.101 tahun 2014, maka PT Jawa Power wajib menyampaikan laporan realisasi kegiatan pengelolaan limbah B3. Data realisasi kegiatan penyimpanan limbah B3 yang dilakukan oleh PT Jawa Power pada periode Juli-September 2015 seperti terdapat dalam lembar penyimpanan limbah B3, untuk masing-masing jenis limbah (terlampir).
2 / 15
3 / 15
LEMBAR PEMANFAATAN LIMBAH B3 1) PT JAWA POWER Jenis Limbah Kode Limbah Periode
: Sludge IPAL : B333-3 : 01 Juli - 30 September 2015
MASUKNYA LIMBAH B3 KE TPS No.
Tanggal Masuk Limbah B3 13-Aug-15 4-Sep-15 11-Sep-15 16-Sep-15
1. 2. 3. 4.
Petugas yang bertanggung jawab
Sumber Limbah B3
Samsuddin Samsuddin Samsuddin Samsuddin
WWTP WWTP WWTP WWTP
KELUARNYA LIMBAH B3 DARI TPS
Jumlah Limbah B3 masuk (Jumbo bag)
12 12 12 12
Jumlah
(ton)
2.32 2.32 2.32 2.32
9.26
Maksimal Penyimpanan 2) s/d tanggal 11-Nov-15 3-Dec-15 10-Dec-15 15-Dec-15
Tanggal Keluar Limbah B3 16-Sep-15 16-Sep-15 16-Sep-15 16-Sep-15
Petugas yang bertanggung jawab Samsuddin Samsuddin Samsuddin Samsuddin
Jumlah Limbah B3 keluar (Jumbo bag)
12 12 12 12
Jumlah
(ton)
2.32 2.32 2.32 2.32
SISA
Tujuan Penyerahan (pemanfaataan internal/recycle) Operation/Coal Operation/Coal Operation/Coal Operation/Coal
Sisa Limbah B3 yang ada di TPS (ton)
Plant Plant Plant Plant
9.26
0 0 0 0
0.00
Keterangan : TPS
: Tempat Penyimpanan Sementara Limbah B3
WWTP : Waste Water Treatment Plant (Instalasi Pengolahan Air Limbah - IPAL) 1)
: Format ini disesuaikan dengan format lembar pemanfaatan limbah B3 yang terdapat dalam lampiran III, Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No.133 tahun 2011 tentang Izin Pemanfaatan Limbah B3 PT. Jawa Power
2)
: Batas waktu peyimpanan di TPS 90 hari, misal tanggal masuk limbah 01 Januari 2012, maka batas maksimal penyimpanan s/d tanggal = 1 Jan 2012 + 90 hari = 31 Maret 2012
4 / 15
LEMBAR PENYIMPANAN LIMBAH B3 1) PT JAWA POWER Jenis Limbah Kode Limbah Periode
: Man Made Media Filter (MMMF)/ Glasswool : B354-4 : 01 Juli - 30 September 2015
MASUKNYA LIMBAH B3 KE TPS No.
Tanggal Masuk Limbah B3
Petugas yang bertanggung jawab
Sumber Limbah B3
Jumlah Limbah B3 masuk
(Jumbo bag)
1. 2. 3. 4.
15-Jun-15 9-Sep-15 10-Sep-15 21-Sep-15
Samsudin Samsudin Samsudin Samsudin
Boiler 50 Turbine50 ID FAN 50 ESP 50
Jumlah
KELUARNYA LIMBAH B3 DARI TPS
1 3 2 2
(M3)
1.00 3.00 2.00 2.00
Maksimal Penyimpanan s/d tanggal 2)
Tanggal Petugas yang Keluar bertanggung Limbah B3 jawab
(ton)
0.100 0.900 0.020 0.020
1.04
Jumlah Limbah B3 keluar
(Jumbo bag)
13-Sep-15 8-Dec-15 9-Dec-15 20-Dec-15
19-Aug-15
Samsudin
1
Jumlah
(M3)
1.00
(ton)
Pengangkut Bukti Nomor Tujuan Sisa Limbah Dokumen Penyerahan B3 yang ada di Limbah B3 TPS Manifest (ton)
0.100 PT. PPLI
0.10
SISA
AA 0 329092 PT. PPLI
0.00 0.90 0.02 0.02
0.94
Keterangan : TPS
: Tempat Penyimpanan Sementara Limbah B3
1)
: Format ini disesuaikan dengan DIKTUM KEDUA,Nomor 3, Keputusan Bupati Probolinggo No.503/04/426.12/2014 tentang Izin Penyimpanan Limbah B3 PT. Jawa Power
2)
: Batas waktu peyimpanan di TPS 90 hari, misal tanggal masuk limbah 01 Januari 2012, maka batas maksimal penyimpanan s/d tanggal = 1 Jan 2012 + 90 hari = 31 Maret 2012
5 / 15
LEMBAR PENYIMPANAN LIMBAH B3 1) PT JAWA POWER Jenis Limbah Kode Limbah Periode
: Oli bekas : B105-d : 01 Juli - 30 September 2015
MASUKNYA LIMBAH B3 KE TPS No.
Tanggal Petugas yang Masuk bertanggung Limbah B3 jawab
Sumber Limbah B3
Jumlah Limbah B3 masuk
(drum)
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.
15-Jun-15 29-Jul-15 30-Jul-15 11-Aug-15 21-Aug-15 27-Aug-15 28-Aug-15 31-Aug-15 14-Sep-15 17-Sep-15 21-Sep-15
Samsudin Samsuddin Samsuddin Samsuddin Samsuddin Samsuddin Samsuddin Samsuddin Samsuddin Samsuddin Samsuddin
Penggantian oli di turbine 50 Penggantian Oli di Lube oil 60 Penggantian Oli di Lube oil 60 Penggantian Oli di Lube oil 60 Penggantian oli di turbine 50 Penggantian oli di FGD 50 Penggantian TFWP Turbin 50 Penggantian oli di turbine 60 Penggantian TFWP Turbin 50 Penggantian oli di FGD 50 Penggantian oli di turbine 50
3 7 1 1 3 3 25 3 3 3 2
(liter)
600 1400 200 200 600 600 5000 600 600 600 400
Jumlah Keterangan :
KELUARNYA LIMBAH B3 DARI TPS Maksimal Tanggal Petugas yang Penyimpanan bertanggung Keluar jawab s/d tanggal 2) Limbah B3
(ton)
0.51 1.19 0.17 0.17 0.51 0.51 4.25 0.51 0.51 0.51 0.34
9.18
Jumlah Limbah B3 keluar
(drum)
13-Sep-15 4-Sep-15 27-Oct-15 4-Sep-15 28-Oct-15 4-Sep-15 9-Nov-15 4-Sep-15 4-Sep-15 19-Nov-15 4-Sep-15 25-Nov-15 26-Nov-15 28-Aug-15 4-Sep-15 29-Nov-15 13-Dec-15 16-Dec-15 20-Dec-15
Samsudin Samsuddin Samsuddin Samsuddin Samsuddin Samsuddin Samsuddin Samsuddin
3 7 1 1 3 3 25 3
(liter)
600 1400 200 200 600 600 5000 600
Jumlah
(ton)
0.51 1.19 0.17 0.17 0.51 0.51 4.25 0.51
7.82
SISA
Pengangkut Bukti Nomor Tujuan Sisa Limbah B3 Dokumen Penyerahan Limbah B3 Manifest yang ada di TPS (ton) PT. WGI AE 0008234 PT. WGI 0 PT. WGI AE 0008234 PT. WGI 0.00 PT. WGI AE 0008234 PT. WGI 0.00 PT. WGI AE 0008234 PT. WGI 0.00 PT WGI AE 0008234 PT WGI 0.00 PT WGI AE 0008234 PT WGI 0.00 PT WGI AE 0008232 PT WGI 0.00 PT WGI AE 0008234 PT WGI 0.00 0.51 0.51 0.34
1.36
1,400
Density limbah oli ~ 0.85 kg/liter) TPS
: Tempat Penyimpanan Sementara Limbah B3
1)
: Format ini disesuaikan dengan DIKTUM KEDUA,Nomor 3, Keputusan Bupati Probolinggo No.503/04/426.12/2014 tentang Izin Penyimpanan Limbah B3 PT. Jawa Power
2)
: Batas waktu peyimpanan di TPS 90 hari, misal tanggal masuk limbah 01 Januari 2012, maka batas maksimal penyimpanan s/d tanggal = 1 Jan 2012 + 90 hari = 31 Maret 2012
6 / 15
LEMBAR PENYIMPANAN LIMBAH B3 1) PT JAWA POWER Jenis Limbah Kode Limbah Periode
: Limbah bahan terkontaminasi : A110d : 01 Juli - 30 September 2015
MASUKNYA LIMBAH B3 KE TPS No.
Tanggal Masuk Limbah B3
Petugas yang bertanggung jawab
Sumber Limbah B3
Jumlah Limbah B3 masuk (drum)
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.
25-May-15 15-Jun-15 1-Jul-15 29-Jul-15 30-Jul-15 5-Aug-15 11-Aug-15 9-Sep-15 10-Sep-15 11-Sep-15 14-Sep-15
Samsudin Samsudin Samsudin Samsudin Samsudin Samsudin Samsudin Samsudin Samsudin Samsudin Samsudin
Proses perbaikan di turbine 5&6 Proses perbaikan di turbine 5&6 Proses perbaikan all area Proses perbaikan all area Proses perbaikan all area Proses perbaikan all area Proses perbaikan all area Proses perbaikan di Boiler 50 Proses perbaikan di turbine 50 Proses perbaikan di Boiler 50 Proses perbaikan all area
Jumlah
KELUARNYA LIMBAH B3 DARI TPS
4 9 5 7 1 1 1 5 7 6 4
Maksimal Penyimpanan s/d tanggal 2)
Tanggal Keluar Limbah B3
Petugas yang bertanggung jawab
(ton)
0.40 0.90 0.50 0.70 0.10 0.10 0.10 0.50 0.70 0.60 0.40
5.00
23-Aug-15 13-Sep-15 29-Sep-15 27-Oct-15 28-Oct-15 03-Nov-15 09-Nov-15 8-Dec-15 9-Dec-15 10-Dec-15 13-Dec-15
19-Aug-15 19-Aug-15 19-Aug-15 19-Aug-15 19-Aug-15 19-Aug-15 19-Aug-15
Samsudin Samsudin Samsudin Samsudin Samsudin Samsudin Samsudin
Jumlah
Jumlah Limbah B3 keluar (drum)
(ton)
4 9 5 7 1 1 1
0.40 0.90 0.50 0.70 0.10 0.10 0.10
2.80
Pengangkut Limbah B3
PT. PPLI PT. PPLI PT. PPLI PT. PPLI PT. PPLI PT. PPLI PT. PPLI
SISA
Bukti Nomor Dokumen Manifest
Tujuan Sisa Limbah Penyerahan B3 yang ada di TPS (ton)
AA 0 329090 AA 0 329090 AA 0 329090 AA 0 329090 AA 0 329090 AA 0 329090 AA 0 329090
PT. PPLI PT. PPLI PT. PPLI PT. PPLI PT. PPLI PT. PPLI PT. PPLI
0 0 0 0 0 0 0 0.50 0.70 0.60 0.40
2.20
Keterangan : TPS
: Tempat Penyimpanan Sementara Limbah B3
1)
: Format ini disesuaikan dengan DIKTUM KEDUA,Nomor 3, Keputusan Bupati Probolinggo No.503/04/426.12/2014 tentang Izin Penyimpanan Limbah B3 PT. Jawa Power
2)
: Batas waktu peyimpanan di TPS 90 hari, misal tanggal masuk limbah 01 Januari 2012, maka batas maksimal penyimpanan s/d tanggal = 1 Jan 2012 + 90 hari = 31 Maret 2012
7 / 15
LEMBAR PENYIMPANAN LIMBAH B3 1) PT JAWA POWER Jenis Limbah Kode Limbah Periode
: Limbah Resin (Resin Waste ) : B106-d : 01 Juli - 30 September 2015
MASUKNYA LIMBAH B3 KE TPS No.
1.
Tanggal Petugas yang Masuk bertanggung Limbah B3 jawab 30-Jun-15
Samsudin
Sumber Limbah B3
Resin Waste
Jumlah
Jumlah Limbah B3 masuk (drum)
(ton)
1
0.052
0.052
KELUARNYA LIMBAH B3 DARI TPS Maksimal Penyimpanan s/d tanggal 2) 28-Sep-15
Tanggal Keluar Limbah B3
19-Aug-15
Petugas yang bertanggung jawab Samsudin
Jumlah
SISA
Tujuan Jumlah Limbah Pengangkut Bukti Nomor Limbah B3 Dokumen Penyerahan B3 keluar Manifest (drum)
(ton)
1
0.052
0.052
PT PPLI
AA 0 329091
PT PPLI
Sisa Limbah B3 yang ada di TPS (ton) 0.000
0.000
Keterangan : TPS
: Tempat Penyimpanan Sementara Limbah B3
1)
: Format ini disesuaikan dengan DIKTUM KEDUA,Nomor 3, Keputusan Bupati Probolinggo No.503/04/426.12/2014 tentang Izin Penyimpanan Limbah B3 PT. Jawa Power
2)
: Batas waktu peyimpanan di TPS 90 hari, misal tanggal masuk limbah 01 Januari 2012, maka batas maksimal penyimpanan s/d tanggal = 1 Jan 2012 + 90 hari = 31 Maret 2012
8 / 15
LEMBAR PENYIMPANAN LIMBAH B3 1) PT JAWA POWER : Limbah Laboratorium (Laboratory Waste ) : A106-d : 01 Juli - 30 September 2015
Jenis Limbah Kode Limbah Periode
MASUKNYA LIMBAH B3 KE TPS No.
Tanggal Petugas yang Masuk bertanggung Limbah B3 jawab -
-
-
Sumber Limbah B3
-
Jumlah
KELUARNYA LIMBAH B3 DARI TPS
Jumlah Limbah B3 masuk (drum)
(ton)
-
-
0.000
Maksimal Penyimpanan 2) s/d tanggal -
Tanggal Keluar Limbah B3
Petugas yang bertanggung jawab
-
-
SISA
Jumlah Limbah Pengangkut Bukti Nomor Tujuan Sisa B3 keluar Limbah B3 Dokumen Penyerahan Limbah B3 Manifest yang ada di TPS (drum) (ton) (ton) -
Jumlah
0.000
0
Keterangan : TPS
: Tempat Penyimpanan Sementara Limbah B3
1)
: Format ini disesuaikan dengan DIKTUM KEDUA,Nomor 3, Keputusan Bupati Probolinggo No.503/04/426.12/2014 tentang Izin Penyimpanan Limbah B3 PT. Jawa Power
2)
: Batas waktu peyimpanan di TPS 90 hari, misal tanggal masuk limbah 01 Januari 2012, maka batas maksimal penyimpanan s/d tanggal = 1 Jan 2012 + 90 hari = 31 Maret 2012
9 / 15
LEMBAR PENYIMPANAN LIMBAH B3 1) PT JAWA POWER Jenis Limbah Kode Limbah Periode
: Limbah Lampu Fluorescent dan Komponen Elektronik : B107-d : 01 Juli - 30 September 2015
MASUKNYA LIMBAH B3 KE TPS No.
1. 2. 3.
Tanggal Petugas yang Masuk bertanggung Limbah B3 jawab 25-May-15 30-Jul-15 21-Sep-15
Samsudin Samsudin Samsudin
Sumber Limbah B3
Penggantian lampu di all area Penggantian lampu di all area Penggantian lampu all area
Jumlah
KELUARNYA LIMBAH B3 DARI TPS
Jumlah Limbah B3 masuk (drum)
(ton)
1 1 1
0.110 0.110 0.110
0.330
Maksimal Penyimpanan s/d tanggal 2)
Tanggal Keluar Limbah B3
Petugas yang bertanggung jawab
Jumlah Limbah Pengangkut Bukti Nomor Tujuan Sisa Limbah B3 keluar Limbah B3 Dokumen Penyerahan B3 yang ada Manifest di TPS (ton)
(drum)
23-Aug-15 28-Oct-15 20-Dec-15
19-Aug-15 19-Aug-15
Samsudin Samsudin
SISA
1 1
Jumlah
(ton)
0.110 PT PPLI 0.110 PT PPLI
0.220
AA 0 329093 PT PPLI AA 0 329093 PT PPLI
0.000 0.000 0.110
0.110
Keterangan : 1 drum ~ rata-rata 110 kg TPS
: Tempat Penyimpanan Sementara Limbah B3
1)
: Format ini disesuaikan dengan DIKTUM KEDUA,Nomor 3, Keputusan Bupati Probolinggo No.503/04/426.12/2014 tentang Izin Penyimpanan Limbah B3 PT. Jawa Power
2)
: Batas waktu peyimpanan di TPS 90 hari, misal tanggal masuk limbah 01 Januari 2012, maka batas maksimal penyimpanan s/d tanggal = 1 Jan 2012 + 90 hari = 31 Maret 2012
10 / 15
LEMBAR PENYIMPANAN LIMBAH B3 1) PT JAWA POWER Jenis Limbah Kode Limbah Periode
: Limbah Klinik (Clinic Waste ) : A337-1 : 01 Juli - 30 September 2015
MASUKNYA LIMBAH B3 KE TPS No.
Sumber Limbah B3
Tanggal Petugas yang Masuk bertanggung Limbah B3 jawab
Jumlah Limbah B3 masuk (Box)
1. 2. 3.
30-Jun-15 9-Jul-15 5-Aug-15
Samsudin Kegiatan klinik di OHC Samsudin Kegiatan klinik di OHC Samsudin Kegiatan klinik di plant
Jumlah
KELUARNYA LIMBAH B3 DARI TPS
1 1 1
*
Maksimal Penyimpanan s/d tanggal 2)
(ton)
0.0005 0.0003 0.0005
0.0013
Tanggal Keluar Petugas yang Jumlah Limbah B3 Pengangkut Tujuan Bukti Nomor Sisa Limbah keluar Limbah B3 Penyerahan Dokumen B3 yang ada Limbah B3 bertanggung jawab Manifest di TPS (ton) * (Box)
28-Sep-15 7-Oct-15 3-Nov-15
SISA
19-Aug-15 19-Aug-15 19-Aug-15
Samsudin Samsudin Samsudin
1 1 1
Jumlah
(ton)
0.0005 PT. PPLI 0.0003 PT. PPLI 0.0005 PT. PPLI
0.0013
PT. PPLI PT. PPLI PT. PPLI
AA 0 329094 AA 0 329094 AA 0 329094
0 0 0
0.0000
Keterangan : * Berat per box bervariasi
0.0013
TPS
: Tempat Penyimpanan Sementara Limbah B3
1)
: Format ini disesuaikan dengan DIKTUM KEDUA,Nomor 3, Keputusan Bupati Probolinggo No.503/04/426.12/2014 tentang Izin Penyimpanan Limbah B3 PT. Jawa Power
2)
: Batas waktu peyimpanan di TPS 90 hari, misal tanggal masuk limbah 01 Januari 2012, maka batas maksimal penyimpanan s/d tanggal = 1 Jan 2012 + 90 hari = 31 Maret 2012
11 / 15
LEMBAR PENYIMPANAN LIMBAH B3 1) PT JAWA POWER Jenis Limbah Kode Limbah Periode
: Limbah Aki Bekas (Battery Waste ) : A102-d : 01 Juli - 30 September 2015
MASUKNYA LIMBAH B3 KE TPS No.
Tanggal Petugas yang Masuk bertanggung Limbah B3 jawab
Sumber Limbah B3
Jumlah Limbah B3 masuk (pcs)
1. 2. 3.
25-May-15 29-Jul-15 25-Sep-15
Samsudin Penggantian dari EEC Samsudin Penggantian dari EEC Samsudin Penggantian dari EEC
Jumlah
15 4 1
*
KELUARNYA LIMBAH B3 DARI TPS Maksimal Penyimpanan s/d tanggal 2)
Tanggal Keluar Limbah B3
Petugas yang bertanggung jawab
*
(ton)
0.099 0.017 0.025
0.141
Jumlah Limbah B3 keluar (pcs)
23-Aug-15 27-Oct-15 24-Dec-15
21-Aug-15 21-Aug-15
Samsudin Samsudin
Jumlah
15 4
SISA
Sisa Limbah B3 yang ada di TPS (ton) (ton) 0.099 PT MAJU JAYA AHQ 0000290 PT MAJU JAYA 0 0.017 PT MAJU JAYA AHQ 0000290 PT MAJU JAYA 0 0.025
0.116
Pengangkut Limbah B3
Bukti Nomor Dokumen Manifest
Tujuan Penyerahan
0.025
Keterangan : * Berat per pcs tergantung type baterai TPS
: Tempat Penyimpanan Sementara Limbah B3
1)
: Format ini disesuaikan dengan DIKTUM KEDUA,Nomor 3, Keputusan Bupati Probolinggo No.503/04/426.12/2014 tentang Izin Penyimpanan Limbah B3 PT. Jawa Power
2)
: Batas waktu peyimpanan di TPS 90 hari, misal tanggal masuk limbah 01 Januari 2012, maka batas maksimal penyimpanan s/d tanggal = 1 Jan 2012 + 90 hari = 31 Maret 2012
12 / 15
LEMBAR PENYIMPANAN LIMBAH B3 1) PT JAWA POWER : Limbah pelarut dan pembersih oli/grease (Degreasing & Cleaning Solvent ) : A 107-d : 30 September 2015
Jenis Limbah Kode Limbah Status data pada
MASUKNYA LIMBAH B3 KE TPS No.
Tanggal Petugas yang Masuk bertanggung Limbah B3 jawab
Sumber Limbah B3
Jumlah Limbah B3 masuk (liter)
-
-
-
-
Jumlah
KELUARNYA LIMBAH B3 DARI TPS
-
Maksimal Penyimpanan 2) s/d tanggal
Tanggal Keluar Limbah B3
Petugas yang Jumlah Limbah Pengangkut bertanggung B3 keluar Limbah B3 jawab
(ton)
-
(liter)
-
0
-
-
Jumlah
-
SISA
Bukti Nomor Dokumen Manifest
Tujuan Penyerahan
(ton)
-
-
0
-
-
Sisa Limbah B3 yang ada di TPS (ton) -
0
Keterangan : TPS
: Tempat Penyimpanan Sementara Limbah B3
1)
: Format ini disesuaikan dengan DIKTUM KEDUA,Nomor 3, Keputusan Bupati Probolinggo No.503/04/426.12/2014 tentang Izin Penyimpanan Limbah B3 PT. Jawa Power
2)
: Batas waktu peyimpanan di TPS 90 hari, misal tanggal masuk limbah 01 Januari 2012, maka batas maksimal penyimpanan s/d tanggal = 1 Jan 2012 + 90 hari = 31 Maret 2012
13 / 15
LEMBAR PENYIMPANAN LIMBAH B3 1) PT JAWA POWER : Limbah cairan cutting (Cutting fluid waste) : A345-1 : 30 September 2015
Jenis Limbah Kode Limbah Status data pada
MASUKNYA LIMBAH B3 KE TPS No.
Tanggal Petugas yang Masuk bertanggung Limbah B3 jawab
Sumber Limbah B3
Jumlah Limbah B3 masuk (liter)
-
-
-
-
Jumlah
KELUARNYA LIMBAH B3 DARI TPS
-
Maksimal Penyimpanan s/d tanggal 2)
Tanggal Keluar Limbah B3
Petugas yang Jumlah Limbah Pengangkut Limbah B3 bertanggung B3 keluar jawab
(ton)
-
(liter)
-
0
-
-
Jumlah
-
SISA Tujuan Penyerahan
Bukti Nomor Dokumen Manifest
(ton)
-
-
0
-
-
Sisa Limbah B3 yang ada di TPS (ton) -
0
Keterangan : TPS
: Tempat Penyimpanan Sementara Limbah B3
1)
: Format ini disesuaikan dengan DIKTUM KEDUA,Nomor 3, Keputusan Bupati Probolinggo No.503/04/426.12/2014 tentang Izin Penyimpanan Limbah B3 PT. Jawa Power
2)
: Batas waktu peyimpanan di TPS 90 hari, misal tanggal masuk limbah 01 Januari 2012, maka batas maksimal penyimpanan s/d tanggal = 1 Jan 2012 + 90 hari = 31 Maret 2012
14 / 15
C. Kesimpulan Dari keseluruhan data di atas maka dapat diketahui bahwa pada periode Juli-September 2015, semua limbah B3 yang disimpan di TPS Limbah B3 PT Jawa Power tidak ada yang melampaui batas waktu penyimpanan limbah B3 (90 hari) , dan kinerja pengelolaan limbah B3 yang dilaksanakan oleh PT Jawa Power adalah 100% , artinya semua limbah yang dihasilkan sudah dikelola sesuai dengan persyaratan yang tercantum dalam peraturan terkait.
15 / 15
LAMPIRAN - 7
GAMBAR TEKNIS COOLING WATER SYSTEM
LAMPIRAN – 8
DOKUMENTASI FASILITAS PLTU PAITON SWASTA TAHAP II
Gambar 1. Ash Lagoon Area
Gambar 2. 2 Coal Storage
Gambar 3. Coal Unloading Jetty
Gambar 4. 4 Flue Gas Desulphurization
8
Gambar 5. Waste Water Treatment Plant (WWTP)
LAMPIRAN – 9
DOKUMENTASI HASIL PEMANTAUAN FLORA DAN FAUNA
Lampiran 1. Hasil Pemantauan Flora 1. Desa Bhinor
Gambar 1.1. Kondisi tanaman kesambi
Gambar 1.2. Kondisi tanaman tembakau pada lahan Perum Perhutani
Gambar 1.3. Kondisi tanaman tembakau pada lahan milik masyarakat
Gambar 1.4. Kondisi daun tanaman tembakau
2. Desa Pasembun
Gambar 2.1. Kondisi tanaman kesambi
Gambar 2.2. Kondisi tanaman kesambi yang baru tumbuh daun
Gambar 2.3. Kondisi daun tanaman kesambi
Gambar 2.4. Kondisi tanaman tembakau pada lahan masyarakat
Gambar 2.5. Kondisi daun tanaman tembakau
3. Desa Banyuglugur
Gambar 3.1. Kondisi tanaman kesambi yang dekat ash disposal
Gambar 3.2. Kondisi tanaman kesambi
Gambar 3.3. Kondisi tanaman kesambi yang baru tumbuh daun
Gambar 3.4. Kondisi daun tanaman kesambi
Gambar 3.5. Kondisi tanaman padi pada lahan milik masyarakat
Gambar 3.6. Kondisi tanaman tembakau pada lahan milik masyarakat
Gambar 3.7. Kondisi tanaman jagung pada lahan milik masyarakat
4. Desa Selobanteng
Gambar 4.1. Kondisi tanaman kesambi
Gambar 4.2. Kondisi tanaman kesambi yang baru tumbuh daun
Gambar 4.3. Kondisi daun tanaman kesambi
Lampiran 2. Laporan Pemantauan Fauna
Gambar 2.1. Kera ekor panjang disekitar lokasi PLTU
LAMPIRAN - 10
HASIL ANALISIS LABORATORIUM