pt iapi manufaktur Suatu Ilustrasi Laporan Keuangan Berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) di Indonesia
www.iapi.or.id
PT IAPI MANUFAKTUR Suatu Ilustrasi Laporan Keuangan Berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang disusun dan diterbitkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia Edisi Laporan Keuangan Untuk Tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2015
Halaman ini sengaja dikosongkan
ii
Sambutan Pengurus Institut Akuntan Publik Indonesia
Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena hanya dengan rahmat dan karunia-Nya, Buku Panduan Penyusunan Laporan Keuangan Berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan: Ilustrasi Laporan Keuangan tahun 2015 dapat diterbitkan. Ilustrasi ini diharapkan dapat menjadi panduan bagi kalangan umum dalam melakukan penyusunan laporan keuangan berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) di Indonesia. Ilustrasi ini juga bermanfaat bagi anggota Institut Akuntan Publik Indonesia pada saat memberikan jasa profesi kepada kliennya. Namun demikian, pengguna buku ini diharapkan tidak serta merta menjadikan informasi yang ada dalam ilustrasi ini sebagai referensi lengkap. Membaca dan mempelajari SAK, serta ketentuan perundang-undangan yang berlaku tidak dapat digantikan hanya dengan membaca buku ilustrasi ini. Akhirnya kami sampaikan terima kasih dan penghargaan kepada semua pihak yang tidak mungkin kami sebutkan satu per satu, yang telah bekerja keras sejak penyusunan materi sampai dengan diterbitkannya buku ini.
Jakarta, April 2016 Institut Akuntan Publik Indonesia
Tarkosunaryo, MBA, CPA Ketua
iii
Halaman ini sengaja dikosongkan
iv
SUATU ILUSTRASI LAPORAN KEUANGAN BERDASARKAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (SAK) Edisi Laporan Keuangan Untuk Tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2015
Ilustrasi ini disusun oleh Komite Asistensi dan Implementasi Standar Profesi (“KAISP”) Institut Akuntan Publik Indonesia (“IAPI”). Jakarta, April 2016 Komite Asistensi dan Implementasi Standar Profesi Ketua: Anggota:
Handoko Tomo Ahmad Sapudin Bambang Sulistiyanto Fahmi Hendang Tanusdjaja Jumadi Mikail Jam’an Rakhmawan Tri Nugroho Sahat Pardede Zarya Nugroho
v
Halaman ini sengaja dikosongkan
vi
TENTANG INSTITUT AKUNTAN PUBLIK INDONESIA Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) adalah Asosiasi Profesi Akuntan Publik (APAP) sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang No. 5 tahun 2011 tentang Akuntan Publik. IAPI berbentuk badan hukum perhimpunan yang pendiriannya disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia. IAPI beranggotakan para Akuntan Publik di Indonesia dan semua pemegang Certified Public Accountant of Indonesia, sifat keanggotaan tersebut adalah mandatory. IAPI berdiri pada tahun 2007, sebagai kelanjutan Ikatan Akuntan Indonesia – Kompartemen Akuntan Publik. Sebagai APAP, IAPI berwenang untuk: (1) menyelenggarakan ujian profesi Akuntan Publik, (2) menetapkan Standar Profesional Akuntan Publik, (3) menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan professional berkelanjutan, (4) melakukan reviu mutu terhadap anggota. Ujian Profesi Akuntan Publik Ujian profesi Akuntan Publik bertujuan untuk mendapatkan sumber daya manusia profesi Akuntan Publik beserta para auditornya yang memiliki kompetensi teknis yang memadai, memiliki komitmen etika, dan nilai-nilai perilaku profesional yang tinggi. Ujian profesi Akuntan Publik ini dilaksanakan IAPI dengan mengadopsi International Education Standards yang diterbitkan oleh International Federation of Accountants (IFAC). IAPI menyelenggarakan ujian profesi Akuntan Publik yang dikenal sebagai CPA of Indonesia Exam yang pada saat ini dilakukan secara komputerisasi. Ujian dilakukan secara online pada berbagai tempat ujian yang tersebar di beberapa kota seperti di Jakarta, Bandung, Surabaya, Yogyakarta, Medan, Lampung dan kotakota lainnya. Peserta dapat memilih secara mandiri lokasi ujian sekaligus juga mata ujian yang akan diambil. Ujian profesi Akuntan Publik terbagi dalam tiga kategori ujian, yaitu ujian tingkat dasar, ujian tingkat profesional dan ujian tingkat auditing lanjutan. Peserta yang telah menyelesaikan ujian tingkat auditing lanjutan dan telah memiliki pengalaman kerja bidang asurans, serta telah menjadi anggota IAPI akan mendapatkan sebutan sebagai CPA of Indonesia. Sertifikat CPA of Indonesia ini yang merupakan sertifikat tanda lulus ujian profesi Akuntan Publik sebagaimana dimaksud dalam UU No. 5 tahun 2011. Pemegang CPA of Indonesia inilah yang dapat mengajukan izin Akuntan Publik kepada Menteri Keuangan.
vii
Selain sertifikat bagi seseorang yang akan mendapatkan izin Akuntan Publik, seseorang peserta ujian profesi Akuntan Publik yang telah menyelesaikan mata ujian tingkat profesional dan memiliki pengalaman praktik minimal 3 tahun bidang akuntansi, auditing, keuangan atau bisnis dapat memperoleh sebutan sebagai Certified Professional Accountant of Indonesia dan berhak mengikuti ujian tingkat auditing lanjutan. Pemegang Certified Professional Accountant of Indonesia diharapkan memiliki kompetensi teknis dan aplikatif untuk menganalisis dan mengevaluasi dalam rangka penyelesaian suatu masalah yang kompleks. Peserta ujian yang telah menyelesaikan ujian tingkat dasar berhak mendapatkan sertifikat Associate Certified Professional Accountant of Indonesia. Ujian tingkat dasar ini mencerminkan keahlian kompetensi tingkat dasar berupa kompetensi menjelaskan, menerapkan, dan membedakan, serta kemampuan analisis permasalahan sederhana. Ujian ini dapat diikuti oleh lulusan S1/D4 Akuntansi atau ketika masih duduk sebagai mahasiswa strata satu akuntansi tingkat semester akhir. Secara umum, ujian profesi Akuntan Publik tersebut dapat diikuti oleh setiap orang dengan latar belakang pendidikan S1/D4/S2/S3 Akuntansi. Pemegang sertifikat CPA yang diterbitkan oleh IAPI juga dapat mengajukan pendaftaran pada ASEAN Chartered Professional Accountant (ACPA) yaitu sertifikasi bagi seseorang akuntan pada tingkat ASEAN. Pemegang ACPA dapat bekerja di Negara-negara kawasan ASEAN sebagai perwujudan dari Masyarakat Ekonomi ASEAN. Standar Profesi Akuntan Publik (SPAP) SPAP merupakan acuan yang menjadi ukuran mutu jasa yang berikan oleh Akuntan Publik. IAPI menetapkan SPAP dengan mengadopsi International Standards on Auditing (ISA) yang diterbitkan oleh International Auditing Assurance Standards Board (IAASB) yaitu suatu organ di bawah IFAC. Adopsi ISA ke dalam SPAP tersebut juga merupakan salah satu bagian dari SMO yang harus diterapkan IAPI selaku anggota IFAC. Adopsi ISA ke dalam SPAP memuat suatu nilai strategis agar kualitas audit di Indonesia setara dengan best practice internasional sehingga kualitas laporan keuangan dapat setara dengan entitas yang bereputasi internasional. Adopsi ISA tersebut berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan yang dimulai pada periode 1 Januari 2013 untuk Emiten dan 1 Januari 2014 untuk seluruhnya. Meskipun ISA ini bertujuan untuk penerapan international best practices, namun ISA juga dapat diadopsi untuk jasa asurans dan non-asurans entitas lokal. ISA mengizinkan penerapan standar secara proporsional sesuai dengan kebutuhan.
viii
Selain mengatur mengenai jasa asurans dan non-asurans, SPAP juga mengadopsi International Standards on Quality Control yang juga diterbitkan oleh IAASB. Demikian juga SPAP juga mengadopsi kode etik yang diterbitkan oleh International Ethical Standards Boards for Accountants, organ di bawah IFAC. Pendidikan Profesional Berkelanjutan Pendidikan professional berkelanjutan bertujuan untuk menjaga kompetensi seseorang anggota yang telah dinyatakan memenuhi persyaratan kompetensi sebagaimana dinyatakan dalam bentuk sertifikat profesional CPA dan pemegang izin Akuntan Publik. Penjagaan kompetensi ini penting mengingat perkembangan pengetahuan dan teknologi lingkungan profesi dan bisnis terus berkembang sehingga kompetensi Akuntan Publik harus selalu di-update. Dalam kurun waktu setahun seseorang pemegang CPA dan/atau pemegang izin Akuntan Publik harus melakukan pelatihan minimal 40 jam pelatihan. Sesuai ketentuan pemenuhan kewajiban tersebut harus dilaporkan kepada IAPI oleh pemegang CPA. Sedangkan bagi pemegang izin Akuntan Publik harus melaporkan kepada Kementerian Keuangan dan/atau regulator lainnya. Pemegang CPA yang gagal memenuhi ketentuan tersebut dapat dikenakan sanksi keanggotaan. Reviu Mutu Reviu mutu bertujuan untuk mendorong praktik dan kualitas jasa profesi Akuntan Publik agar sesuai dengan SPAP dan ketentuan yang berlaku. Program ini dilakukan dengan melakukan pemeriksaan dan evaluasi sistem pengendalian mutu Kantor Akuntan Publik termasuk melakukan penelaahan atas kertas kerja sebagai dokumentasi pekerjaan jasa. Anggota yang tidak memenuhi kriteria yang ditetapkan dapat dikenakan sanksi keanggotaan termasuk melakukan saran atau rekomendasi. Informasi lebih lanjut tentang IAPI dapat dilihat pada www.iapi.or.id.
ix
Halaman ini sengaja dikosongkan
x
PENGANTAR
Ilustrasi laporan keuangan PT IAPI Manufaktur disusun dengan tujuan untuk membantu bagi penyusun laporan keuangan berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) di Indonesia, auditor serta pengguna laporan keuangan dalam memahami laporan keuangan. Ilustrasi ini bersifat sebagai media untuk memudahkan dalam pemahaman laporan keuangan tersebut. Ilustrasi ini bukan merupakan satu-satunya penafsiran yang sempurna atas berbagai ketentuan yang berlaku. Oleh karena itu membaca ilustrasi ini tidak menggantikan untuk membaca dan memahami ketentuan yang berlaku. Demikian juga contoh-contoh penyajian dan pengungkapan dalam ilustrasi ini bukan merupakan satu-satunya bentuk presentasi yang paling sesuai dengan ketentuan dan persyaratan dalam SAK. Semua nama baik nama orang per orang, badan hukum, kegiatan usaha, alamat, bersifat fiktif dan hanya digunakan untuk tujuan ilustrasi belaka. Apabila terdapat kemiripan dalam semua hal terkait dengan ilustrasi ini maka perihal tersebut hanya kebetulan belaka. PT IAPI Manufaktur merupakan entitas yang beroperasi di industri manufaktur. Direksi PT IAPI Manufaktur kemudian memilih dan menetapkan penyajian laporan keuangan dengan menggunakan basis ketentuan dan persyaratan dalam SAK sebagai basis penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Penandatanganan dan Tanggung Jawab Laporan Keuangan Sesuai ketentuan dalam UU No. 40/2007 tentang Perseroan Terbatas, Direksi dan Dewan Komisaris bertanggung jawab atas kebenaran laporan keuangan dan tanggung jawab renteng apabila terjadi kesalahan yang menyebabkan kerugian pada pihak lainnya akibat laporan keuangan tidak benar, kecuali dapat dibuktikan bahwa kesalahan tersebut bukan karena perbuatannya. Demikian juga pimpinan perusahaan bertanggung jawab atas laporan keuangan yang disusunnya. Penyusunan laporan keuangan merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan berdasarkan ketentuan UU tersebut. Demikian juga dalam UU No. 8 tahun 1997 tentang Dokumen Perusahaan diatur bahwa neraca dan perhitungan tahunan harus dibuat di atas dokumen kertas dan harus ditandatangani oleh pimpinan perusahaan. Jika tidak ditandatangani maka neraca dan perhitungan tahunan tersebut secara hukum belum dibuat. Terkait dengan ketentuan tersebut, belum ada ketentuan teknis yang mengatur lebih lanjut bagaimana pelaksanaan kedua UU tersebut. Dalam ilustrasi laporan keuangan ini, Direktur Utama dan Direktur menandatangani Surat Pernyataan Direksi atas tanggung jawab terhadap laporan keuangan. Kemudian di dalam komponen laporan keuangan ditandatangani oleh Direksi. Tanda tangan para pihak tersebut sebagai
xi
wujud pelaksanaan dan tanggung jawab atas laporan keuangan sesuai dengan ketentuan dalam UU No. 40/2007 dan UU No. 8/1997 tersebut. Opini dan Tanggung Jawab Auditor Independen UU No. 40/2007 juga mewajibkan perseroan terbatas yang memenuhi kriteria tertentu untuk menyerahkan laporan keuangan kepada Akuntan Publik untuk dilakukan audit atas laporan keuangan. Dalam hal ini, Direksi suatu perseroran terbatas berkewajiban untuk menyusun laporan keuangan lengkap yaitu: neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan modal, laporan arus kas, dan catatan laporan keuangan sesuai Standar Akuntansi Keuangan yang ditetapkan oleh organisasi profesi akuntansi yang diakui oleh pemerintah Republik Indonesia. Laporan keuangan tersebut kemudian diaudit oleh Akuntan Publik untuk kemudian Akuntan Publik memberikan opini atas kewajaran penyajian laporan keuangan, dalam semua hal yang material, apakah laporan keuangan telah disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan tersebut. Opini tersebut diterbitkan oleh Akuntan Publik setelah melaksanakan suatu proses audit berdasarkan Standar Profesional Akuntan Publik sebagaimana diatur dalam UU No. 5/2011 tentang Akuntan Publik. Tujuan pemberian opini tersebut adalah untuk meningkatkan kredibilitas laporan keuangan supaya dapat dipercaya oleh pengguna laporan keuangan. Dalam hal ini, Akuntan Publik bertindak sebagai pihak independen yang menerbitkan opini setelah melaksanakan serangkaian prosedur audit dan mematuhi kode etik yang berlaku. Dalam konteks audit dan penyusunan laporan keuangan, penting bagi Akuntan Publik untuk senantiasa mendorong suatu perseroan terbatas untuk mampu menyusun laporan keuangan sesuai ketentuan UU Perseroan Terbatas. Kemampuan tersebut antara lain diwujudkan dalam bentuk: (1) menyediakan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi yang memadai sehingga mampu menyusun laporan keuangan lengkap sebelum diserahkan kepada Akuntan Publik untuk diaudit, (2) menyediakan sarana dan prasarana yang diperlukan termasuk misalnya, sistem dan prosedur pencatatan dan pembukuan, software akuntansi lengkap termasuk yang mampu menghasilkan laporan arus kas, yang memadai sehingga laporan keuangan lengkap dapat disusun, (3) menetapkan suatu pengendalian internal yang melekat di internal proses perseroan terbatas sehingga laporan keuangan dapat disusun secara handal dan tepat waktu. Logistik dan Susunan Ilustrasi Laporan Keuangan Ilustrasi laporan keuangan PT IAPI Manufaktur memuat contoh laporan keuangan yang disusun berdasarkan SAK beserta laporan auditor independen. Tidak ada ketentuan yang mengatur secara spesifik urut-urutan laporan keuangan dan laporan auditor independen, selain urut-urutan komponen laporan keuangan yang diatur dalam SAK. Oleh karena itu, ilustrasi ini menempatkan laporan auditor independen pada bagian akhir laporan keuangan. Sebagai alternatif, laporan auditor independen tersebut juga dapat diletakkan pada bagian awal menyertai surat pernyataan direksi mengenai tanggung jawab laporan keuangan.
xii
Penting untuk diperhatikan bahwa nama Akuntan Publik hanya diletakkan pada halaman yang memuat opini auditor independen saja dan tidak diletakkan pada halaman dalam laporan keuangan. Demikian juga cover depan dan belakang laporan keuangan juga tidak memuat nama Akuntan Publik. Hal ini penting dilakukan untuk mendorong persepsi pemakai bahwa laporan keuangan telah disusun oleh direksi perseroan terbatas, bukan disusun oleh auditor dan auditor hanya melaksanakan peran audit untuk memberikan opini. Demikian juga penting bagi auditor untuk mendorong direksi perseroan untuk melaksanakan secara mandiri proses penentuan kebijakan akuntansi signifikan yang diterapkan dan logistik penyusunan laporan keuangan seperti: pengetikan, finalisasi angka-angka penyajian dan pengungkapan dalam laporan keuangan, dan penjilidan. Upaya tersebut penting dilakukan untuk meletakan peran dan tanggung jawab penyusunan laporan keuangan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan Akuntan Publik akan fokus untuk meningkatkan kualitas audit. Pada beberapa halaman dalam ilustrasi laporan keuangan ini disengaja untuk dikosongkan, dengan tujuan untuk memberikan kesan tegas pemisahan antara dokumen ilustrasi laporan keuangan dengan informasi lain yang mengiringi ilustrasi ini. Penyajian dan Pengungkapan Dalam Ilustrasi Laporan Keuangan Ilustrasi ini memuat komponen laporan keuangan sesuai SAK, yaitu laporan posisi keuangan, laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. Laporan posisi keuangan, laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain, laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas disajikan dalam jumlah pembulatan ribuan Rupiah. Laporan laba rugi disajikan terpisah dengan laporan perubahan saldo laba karena terdapat transaksi perubahan ekuitas selain saldo laba. SAK mengizinkan entitas untuk menyusun laporan laba rugi dan saldo laba sebagai satu laporan yang menyajikan pendapatan dan beban, laba rugi, serta saldo laba. Namun dalam ilustrasi ini tidak memuat contoh tersebut mengingat PT IAPI Manufaktur memiliki transaksi ekuitas selain pada akun saldo laba. Laporan arus kas pada bagian kegiatan operasi disusun dengan menggunakan metode langsung. Kemudian catatan atas laporan keuangan menyajikan informasi secara berurutan sebagai berikut: 1) Informasi Umum Perseroan 2) Pernyataan kepatuhan penyusunan dan penyajian laporan keuangan sesuai SAK dan mematuhi dalam semua persyaratan dari direksi PT IAPI Manufaktur; 3) kebijakan akuntansi signifikan yang diterapkan; 4) informasi pendukung atas pos-pos dalam laporan keuangan; 5) informasi lainnya. xiii
Urut-urutan tersebut dipilih untuk menyesuaikan dengan urut-urutan pengungkapan dalam catatan atas laporan keuangan sebagaimana diatur dalam SAK. Ilustrasi ini memberikan contoh bahwa Perseroan telah menerapkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (“PSAK") baru dan revisi serta Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (“ISAK”) yang dikeluarkan oleh DSAK-IAI yang relevan dengan operasinya dan efektif untuk periode akuntansi yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2015. Kemudian beberapa perlakuan kebijakan akuntansi penting yang diungkapkan untuk mendapatkan perhatian adalah bahwa dalam ilustrasi ini sifat dan karakteristik dari setiap Perseroan dapat berbeda-beda. Ilustrasi ini merupakan contoh sederhana dan kondisi pada umumnya di industri manufaktur.
Penyusun, Institut Akuntan Publik Indonesia
xiv
Halaman ini sengaja dikosongkan
xv
PT IAPI MANUFAKTUR Laporan Keuangan Untuk Tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2015
PT IAPI MANUFAKTUR LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2015
Daftar Isi
Halaman
Surat Pernyataan Direksi Laporan Posisi Keuangan ....................................................................................... 1-2 Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain .......................................... 3 Laporan Perubahan Ekuitas ....................................................................................... 4 Laporan Arus Kas ...................................................................................................... 5 Catatan Atas Laporan Keuangan .......................................................................... 6-42 Laporan Auditor Independen ............................................................................... 43-44
PT IAPI Manufaktur Gedung Mahapatih Jl. Jend. Sudirman kav. 12 Jakarta Telp. 021-98765xxx Fax. 021-98761xxx
Surat Pernyataan Direksi Tentang Tanggung Jawab atas Laporan Keuangan Untuk Tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2015 PT IAPI Manufaktur Kami yang bertanda tangan di bawah ini: 1
Nama Alamat Kantor Alamat Domisili sesuai KTP Nomor Telepon Jabatan
: : : : :
Darto Kandar Gedung Mahapatih Jl. Jend. Sudirman Kav 12 Jakarta IAPI Residence Jl. Jend. Sudirman Kav 99 Jakarta 021-98765xxx Direktur Utama
2
Nama Alamat Kantor Alamat Domisili sesuai KTP Nomor Telepon Jabatan
: : : : :
Sugarjadi Gedung Mahapatih Jl. Jend. Sudirman Kav 12 Jakarta IAPI Residence Jl. Jend. Sudirman Kav 99 Jakarta 021-98765xxx Direktur
menyatakan bahwa: 1. Kami bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian laporan keuangan PT IAPI Manufaktur; 2. Laporan keuangan PT IAPI Manufaktur telah disusun dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia; 3. a. Semua informasi dalam laporan keuangan PT IAPI Manufaktur telah dimuat secara lengkap dan benar; b. Laporan keuangan PT IAPI Manufaktur tidak mengandung informasi atau fakta material yang tidak benar, dan tidak menghilangkan informasi atau fakta material; 4. Bertanggung jawab atas sistem pengendalian internal dalam PT IAPI Manufaktur. Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya.
Jakarta, 7 April 2016, Atas Nama dan Mewakili Dewan Direksi
Darto Kandar Direktur Utama
Sugarjadi Direktur
PT IAPI MANUFAKTUR LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 31 Desember 2015 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah)
1 Jan 2014/ Catatan
31 Des 2015
*)
31 Des 2014
*)
31 Des 2013
ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas
3.e, 5, 28, 29
XXX.XXX
XXX.XXX
XXX.XXX
Deposito yang dijaminkan
3.e, 6, 28, 29
XXX.XXX
XXX.XXX
XXX.XXX
Piutang usaha
3.c, 3.f, 7, 27, 28, 29
XXX.XXX
XXX.XXX
XXX.XXX
3.f, 8, 28
XXX.XXX
XXX.XXX
XXX.XXX
3.j, 9
XXX.XXX
XXX.XXX
XXX.XXX
3.k, 10
XXX.XXX
XXX.XXX
XXX.XXX
XXX.XXX
XXX.XXX
XXX.XXX
Piutang lain-lain Persediaan Uang Muka dan Beban dibayar dimuka Jumlah Aset Lancar
ASET TIDAK LANCAR Aset tetap
3.l, 11
XXX.XXX
XXX.XXX
XXX.XXX
Properti investasi
3.m, 12
XXX.XXX
XXX.XXX
XXX.XXX
Aset takberwujud
3.n, 13
XXX.XXX
XXX.XXX
XXX.XXX
3.d, 4, 16.c
XXX.XXX
XXX.XXX
XXX.XXX
Jumlah Aset Tidak Lancar
XXX.XXX
XXX.XXX
XXX.XXX
JUMLAH ASET
XXX.XXX
XXX.XXX
XXX.XXX
Aset pajak tangguhan
*) Disajikan kembali (lihat Catatan 4)
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan
1
PT IAPI MANUFAKTUR LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 31 Desember 2015 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah)
Catatan
31 Des 2015
*)
1 Jan 2014/ *) 31 Des 2013
31 Des 2014
LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS JANGKA PENDEK Utang usaha
3.c, 3.p, 14, 27, 28, 29
XXX.XXX
XXX.XXX
XXX.XXX
Beban akrual
15, 28
XXX.XXX
XXX.XXX
XXX.XXX
Utang pajak
3.d, 16.a
XXX.XXX
XXX.XXX
XXX.XXX
3.q, 17, 28, 29
XXX.XXX
XXX.XXX
XXX.XXX
Utang bank jangka panjang – bagian jangka pendek
3.q, 18, 28
XXX.XXX
XXX.XXX
XXX.XXX
Utang sewa pembiayaan – bagian jangka pendek
3.r, 19, 28
XXX.XXX
XXX.XXX
XXX.XXX
3.u, 20
XXX.XXX
XXX.XXX
XXX.XXX
XXX.XXX
XXX.XXX
XXX.XXX
Utang bank jangka pendek
Liabilitas imbalan kerja jangka pendek Jumlah Liabilitas Jangka Pendek
LIABILITAS JANGKA PANJANG Utang bank jangka panjang
3.q, 18, 28
XXX.XXX
XXX.XXX
XXX.XXX
Utang sewa pembiayaan
3.r, 19, 28
XXX.XXX
XXX.XXX
XXX.XXX
Liabilitas imbalan pascakerja
3.q, 4, 20
XXX.XXX
XXX.XXX
XXX.XXX
Jumlah Liabilitas Jangka Panjang
XXX.XXX
XXX.XXX
XXX.XXX
JUMLAH LIABILITAS
XXX.XXX
XXX.XXX
XXX.XXX
XXX.XXX
XXX.XXX
XXX.XXX
EKUITAS Modal saham
21
Tambahan modal disetor
22
XXX.XXX
XXX.XXX
XXX.XXX
Saldo laba
XXX.XXX
XXX.XXX
XXX.XXX
JUMLAH EKUITAS
XXX.XXX
XXX.XXX
XXX.XXX
JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS
XXX.XXX
XXX.XXX
XXX.XXX
*) Disajikan kembali (lihat Catatan 4)
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan
Jakarta, 7 April 2016,
Danto Kadar Direktur Utama
Sugarjadi Direktur
2
Perkasa Direktur
PT IAPI MANUFAKTUR LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah)
Catatan
Pendapatan
3.t, 23
Beban pokok pendapatan
3.t, 24, 26
LABA BRUTO
2015
2014
*)
XXX.XXX
XXX.XXX
(XXX.XXX)
(XXX.XXX)
XXX.XXX
XXX.XXX
XXX.XXX
XXX.XXX
Penghasilan lain
3.t, 12
Beban penjualan
3.t, 25, 26
(XXX.XXX)
(XXX.XXX)
3.t, 4, 25, 26
(XXX.XXX)
(XXX.XXX)
Beban keuangan neto
3.t
(XXX.XXX)
(XXX.XXX)
Beban pajak final
3.t
(XXX.XXX)
(XXX.XXX)
Jumlah
XXX.XXX
XXX.XXX
LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN
XXX.XXX
XXX.XXX
(XXX.XXX)
(XXX.XXX)
XXX.XXX
XXX.XXX
(XXX.XXX)
XXX.XXX
XXX.XXX
XXX.XXX
Beban administrasi & umum
Beban pajak penghasilan
3.d, 16.b, 16.c
LABA TAHUN BERJALAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN Pos-pos yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi Pengukuran kembali imbalan kerja – keuntungan (kerugian) aktuarial
3.u, 4, 20
TOTAL LABA KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN
*) Disajikan kembali (lihat Catatan 4)
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan
Jakarta, 7 April 2016,
Danto Kadar Direktur Utama
Sugarjadi Direktur
3
Perkasa Direktur
PT IAPI MANUFAKTUR LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah)
Modal Saham
Saldo 31 Desember 2013 Efek penerapan perubahan kebijakan akuntansi
XXX.XXX
Saldo Laba
Tambahan Modal Disetor
Pengukuran kembali imbalan kerja
XXX.XXX
XXX.XXX
Ditentukan penggunaannya
Belum Ditentukan Penggunaannya
XXX.XXX
XXX.XXX
Jumlah
XXX.XXX XXX.XXX
--
--
XXX.XXX
XXX.XXX
XXX.XXX
XXX.XXX
--
XXX.XXX
XXX.XXX
Pengukuran kembali imbalan kerja: – keuntungan (kerugian) aktuarial
--
--
XXX.XXX
--
--
XXX.XXX
Laba komprehensif tahun berjalan
--
--
--
XXX.XXX
XXX.XXX
XXX.XXX
XXX.XXX
XXX.XXX
XXX.XXX
--
XXX.XXX
XXX.XXX
Saldo 1 Januari 2014 (Setelah disajikan kembali)
Saldo 31 Desember 2014 (Disajikan kembali)
(XXX.XXX)
Pengukuran kembali imbalan kerja: – keuntungan (kerugian) aktuarial
--
--
(XXX.XXX)
--
--
Laba komprehensif tahun berjalan
--
--
--
XXX.XXX
XXX.XXX
XXX.XXX
XXX.XXX
XXX.XXX
XXX.XXX
--
XXX.XXX
XXX.XXX
Saldo 31 Desember 2015
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan
4
PT IAPI MANUFAKTUR LAPORAN ARUS KAS Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah)
2015
2014
*)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan dari pelanggan
XXX.XXX
XXX.XXX
Pembayaran kepada pemasok dan pihak ketiga
(XXX.XXX)
(XXX.XXX)
Pembayaran kepada karyawan
(XXX.XXX)
(XXX.XXX)
Penerimaan dari aktivitas operasi lainnya
XXX.XXX
XXX.XXX
Kas yang dihasilkan dari operasi
XXX.XXX
XXX.XXX
Pembayaran bunga
(XXX.XXX)
(XXX.XXX)
Pembayaran pajak penghasilan Kas neto yang diperoleh dari aktivitas operasi
(XXX.XXX)
(XXX.XXX)
XXX.XXX
XXX.XXX
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Penerimaan dari pelepasan aset tetap dan properti investasi
XXX.XXX
XXX.XXX
Perolehan aset tetap dan properti investasi
(XXX.XXX)
(XXX.XXX)
Perolehan aset takberwujud dan aset lain-lain Kas neto yang digunakan untuk aktivitas investasi
(XXX.XXX)
(XXX.XXX)
(XXX.XXX)
(XXX.XXX)
XXX.XXX
XXX.XXX
Pembayaran utang sewa pembiayaan
(XXX.XXX)
(XXX.XXX)
Pembayaran pinjaman bank jangka pendek Kas neto yang diperoleh dari aktivitas pendanaan
(XXX.XXX)
(XXX.XXX)
XXX.XXX
XXX.XXX
Kenaikan (penurunan) neto kas dan setara kas
(XXX.XXX)
XXX.XXX
XXX.XXX
XXX.XXX
(XXX.XXX)
(XXX.XXX)
XXX.XXX
XXX.XXX
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Penerimaan pinjaman bank jangka pendek
Kas dan setara kas awal tahun Selisih kurs belum direalisasi kas dan setara kas KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN
*) Disajikan kembali (lihat Catatan 4)
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan
5
PT IAPI MANUFAKTUR CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Ribuan Rupiah)
1.
INFORMASI UMUM PERSEROAN a. Pendirian dan Informasi lainnya PT IAPI Manufaktur (selanjutnya disebut “Perseroan”) didirikan di Jakarta berdasarkan akta No. 1 tanggal 1 Juni 2010 yang dibuat di hadapan Gajahmada, S.H. Notaris di Jakarta dan telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Hukum Republik Indonesia dengan surat No.010706.TH.2010 tanggal 23 Juli 2010 dan telah dipublikasikan dalam Lembaran Tambahan Berita Negara Republik Indonesia No. 2, tanggal 14 Agustus 2010. Anggaran Dasar Perseroan telah mengalami beberapa kali perubahan. Perubahan terakhir dengan akta No. 3 tanggal 1 November 2015 yang dibuat di hadapan Senopati. S.H. Notaris di Jakarta tentang Perubahan susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan. Perubahan ini telah memperoleh pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. 030908 TH 2013 tanggal 28 November 2015 dan telah tercantum dalam Lembaran Tambahan Berita Negara No.113 tanggal 5 Desember 2015. Sesuai dengan Pasal 3 anggaran dasar Perseroan, ruang lingkup kegiatan utama Perseroan adalah manufaktur, perindustrian, perdagangan umum, dan jasa. Perseroan berkedudukan dan berkantor pusat di Gedung Mahapatih, Jl. Jend. Sudirman Kav. 12 Jakarta dengan lokasi pabrik di Bekasi. Perseroan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 2011. b. Dewan Komisaris dan Direksi Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan adalah sebagai berikut: Dewan Komisaris Komisaris Utama Komisaris Direksi Direktur Utama Direktur
2.
: : :
Ridwan Mulia Paola
: :
Darto Kandar Sugarjadi Perkasa
PERNYATAAN KEPATUHAN TERHADAP STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN Laporan keuangan Perseroan telah disusun dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) di Indonesia yang meliputi Pernyataan dan Interpretasi yang diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK-IAI).
6
PT IAPI MANUFAKTUR CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Ribuan Rupiah)
3.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING YANG DITERAPKAN a. Dasar Pengukuran dalam Penyusunan Laporan Keuangan Laporan keuangan disusun berdasarkan asumsi kelangsungan usaha dan biaya perolehan, kecuali dinyatakan lain dalam akun-akun tertentu. Laporan keuangan juga disusun dengan menggunakan basis akrual, kecuali laporan arus kas yang disusun berdasarkan basis kas. Laporan arus kas menyajikan informasi perubahan historis atas kas dan setara kas entitas, yang menunjukkan secara terpisah perubahan yang terjadi selama satu periode dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan. Entitas melaporkan arus kas dengan menggunakan metode langsung. b. Mata Uang Penyajian, Transaksi, dan Saldo dalam Mata Uang Asing Mata uang penyajian yang digunakan oleh entitas adalah mata uang Rupiah (Rp), sekaligus sebagai mata uang fungsional. Transaksi-transaksi selama tahun berjalan dalam mata uang asing dicatat dalam Rupiah dengan kurs spot yang berlaku pada tanggal transaksi. Keuntungan dan kerugian dari selisih kurs yang timbul dari penyelesaian transaksi dalam mata uang asing dan dari penjabaran aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing, dibebankan pada laba rugi. Kurs spot yang digunakan berdasarkan kurs tengah yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 adalah sebagai berikut (Rupiah penuh): 2015 1 USD 1 EUR 1 SGD
2014
13.795 15.070 9.751
12.440 15.133 9.422
c. Transaksi-transaksi dengan Pihak Berelasi Dalam transaksi bisnis normal, Perseroan melakukan transaksi dengan pihak-pihak berelasi sebagaimana didefinisikan dalam PSAK 7 (revisi 2010): “Pengungkapan Pihak-Pihak Berelasi”. Seluruh transaksi dan saldo yang signifikan dengan pihak-pihak berelasi diungkapkan dalam catatan yang relevan. d. Pajak Penghasilan Beban pajak adalah jumlah gabungan pajak kini dan pajak tangguhan yang diperhitungkan dalam menentukan laba rugi pada suatu periode. Pajak kini dan pajak tangguhan diakui dalam laba rugi, kecuali pajak penghasilan yang timbul dari transaksi atau peristiwa yang diakui dalam penghasilan komprehensif lain atau secara langsung di ekuitas. Dalam hal ini, pajak tersebut masing-masing diakui dalam penghasilan komprehensif lain atau ekuitas. Jumlah pajak kini untuk periode berjalan dan periode sebelumnya yang belum dibayar diakui sebagai liabilitas. Jika jumlah pajak yang telah dibayar untuk periode berjalan dan periode-periode sebelumnya melebihi jumlah pajak yang terutang untuk periode tersebut, maka kelebihannya diakui sebagai aset. Liabilitas (aset) pajak kini untuk periode berjalan dan periode sebelumnya diukur sebesar jumlah yang diharapkan akan dibayar kepada (direstitusi dari) otoritas perpajakan, 7
PT IAPI MANUFAKTUR CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Ribuan Rupiah)
yang dihitung menggunakan tarif pajak (dan peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan) yang telah berlaku atau secara substantif telah berlaku pada akhir periode pelaporan. Manfaat terkait dengan rugi pajak yang dapat ditarik untuk memulihkan pajak kini dari periode sebelumnya diakui sebagai aset. Aset pajak tangguhan diakui untuk akumulasi rugi pajak belum dikompensasi dan kredit pajak belum dimanfaatkan sepanjang kemungkinan besar laba kena pajak masa depan akan tersedia untuk dimanfaatkan dengan rugi pajak belum dikompensasi dan kredit pajak belum dimanfaatkan. Seluruh perbedaan temporer kena pajak diakui sebagai liabilitas pajak tangguhan, kecuali perbedaan temporer kena pajak yang berasal dari pengakuan awal goodwill atau pengakuan awal aset atau liabilitas dari transaksi yang bukan kombinasi bisnis dan pada saat transaksi tidak mempengaruhi laba akuntansi atau laba kena pajak (rugi pajak). Aset pajak tangguhan diakui untuk seluruh perbedaan temporer dapat dikurangkan sepanjang kemungkinan besar laba kena pajak akan tersedia sehingga perbedaan temporer dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba dimaksud, kecuali jika aset pajak tangguhan timbul dari pengakuan awal aset atau pengakuan awal liabilitas dalam transaksi yang bukan kombinasi bisnis dan pada saat transaksi tidak mempengaruhi laba akuntansi atau laba kena pajak (rugi pajak). Aset dan liabilitas pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang diharapkan berlaku ketika aset dipulihkan atau liabilitas diselesaikan, berdasarkan tarif pajak (dan peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan) yang telah berlaku atau secara substantif telah berlaku pada akhir periode pelaporan. Pengukuran aset dan liabilitas pajak tangguhan mencerminkan konsekuensi pajak yang sesuai dengan cara Perseroan memperkirakan, pada akhir periode pelaporan, untuk memulihkan atau menyelesaikan jumlah tercatat aset dan liabilitasnya. Jumlah tercatat aset pajak tangguhan ditelaah ulang pada akhir periode pelaporan. Perseroan mengurangi jumlah tercatat aset pajak tangguhan jika kemungkinan besar laba kena pajak tidak lagi tersedia dalam jumlah yang memadai untuk mengkompensasikan sebagian atau seluruh aset pajak tangguhan tersebut. Setiap pengurangan tersebut dilakukan pembalikan atas aset pajak tangguhan hingga kemungkinan besar laba kena pajak yang tersedia jumlahnya memadai. Perseroan melakukan saling hapus aset pajak tangguhan dan liabilitas pajak tangguhan jika dan hanya jika: a) Perseroan memiliki hak yang dapat dipaksakan secara hukum untuk melakukan saling hapus aset pajak kini terhadap liabilitas pajak kini; dan b) aset pajak tangguhan dan liabilitas pajak tangguhan terkait dengan pajak penghasilan yang dikenakan oleh otoritas perpajakan yang sama atas: i. entitas kena pajak yang sama; atau ii. entitas kena pajak yang berbeda yang memiliki intensi untuk memulihkan aset dan liabilitas pajak kini dengan dasar neto, atau merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitas secara bersamaan, pada setiap periode masa depan dimana jumlah signifikan atas aset atau liabilitas pajak tangguhan diharapkan untuk diselesaikan atau dipulihkan. Aset dan liabilitas pajak kini dilakukan saling hapus jika dan hanya jika terdapat hak yang dapat dipaksakan secara hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang diakui dan bermaksud untuk menyelesaikan dengan dasar neto, atau merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitas secara bersamaan.
8
PT IAPI MANUFAKTUR CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Ribuan Rupiah)
PSAK No. 46 (Revisi 2013) ini memberikan penekanan pada pengukuran pajak tangguhan atas aset yang diukur dengan nilai wajar, dengan mengasumsikan bahwa jumlah tercatat aset akan dipulihkan melalui penjualan. Selain itu, standar ini juga menghilangkan pengaturan tentang pajak final. Perseroan menyajikan beban pajak final sebagai pos tersendiri dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain. e. Kas dan Setara Kas Kas dan setara kas terdiri dari saldo kas, bank (rekening giro), dan deposito berjangka di bank yang sewaktu-waktu bisa dicairkan, sifatnya sangat likuid dan dapat dengan cepat dijadikan kas dengan jangka waktu tidak lebih dari 3 (tiga) bulan sejak tanggal penempatan, serta tidak dijaminkan dan tidak dibatasi penggunaannya. Deposito berjangka yang dijaminkan tidak lebih dari 12 (dua belas) bulan, disajikan sebagai bagian dari aset lancar. Namun, jika dibatasi lebih dari 12 (dua belas) bulan, maka disajikan sebagai bagian dari aset tidak lancar. f.
Piutang Piutang adalah aset keuangan non derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Aset kategori ini diklasifikasikan sebagai aset lancar, kecuali yang jatuh tempo lebih dari 12 bulan setelah tanggal pelaporan diklasifikasikan sebagai aset tidak lancar. Pada saat pengakuan awal, piutang diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.
g. Instrumen Keuangan Saling Hapus Aset keuangan dan liabilitas keuangan disalinghapus dan nilai netonya disajikan dalam laporan posisi keuangan jika memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut dan berniat untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya secara simultan. Hak yang berkekuatan hukum tersebut tidak harus bergantung pada kejadian masa depan dan harus dapat dilaksanakan dalam kegiatan usaha normal dan dalam hal gagal bayar, pailit atau kebangkrutan dari perusahaan atau pihak lawan. h. Penurunan Nilai Aset Keuangan Aset keuangan, selain aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, dievaluasi terhadap indikator penurunan nilai pada setiap tanggal pelaporan. Aset keuangan diturunkan nilainya bila terdapat bukti objektif, sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal pengukuran aset keuangan dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan yang dapat diestimasi secara handal.
9
PT IAPI MANUFAKTUR CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Ribuan Rupiah)
Untuk aset keuangan lainnya, bukti obyektif penurunan nilai termasuk sebagai berikut: kesulitan keuangan signifikan yang dialami penerbit atau pihak peminjam; atau pelanggaran kontrak, seperti terjadinya wanprestasi atau tunggakan pembayaran pokok atau bunga; atau terdapat kemungkinan bahwa pihak peminjam akan dinyatakan pailit atau melakukan reorganisasi keuangan Untuk kelompok aset keuangan tertentu, seperti piutang, penurunan nilai aset dievaluasi secara individual. Bukti objektif dari penurunan nilai portofolio piutang dapat termasuk pengalaman Perseroan atas tertagihnya piutang di masa lalu, peningkatan keterlambatan penerimaan pembayaran piutang dari rata-rata periode kredit, dan juga pengamatan atas perubahan kondisi ekonomi nasional atau lokal yang berkorelasi dengan kegagalan pembayaran atas piutang. Untuk aset keuangan yang diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi, jumlah kerugian penurunan nilai merupakan selisih antara nilai tercatat aset keuangan dengan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang yang didiskontokan menggunakan tingkat suku bunga efektif awal dari aset keuangan. Nilai tercatat aset keuangan tersebut dikurangi dengan kerugian penurunan nilai secara langsung atas seluruh aset keuangan, kecuali piutang yang nilai tercatatnya dikurangi melalui penggunaan akun penyisihan piutang. Jika piutang tidak tertagih, piutang tersebut dihapuskan melalui akun penyisihan piutang. Pemulihan kemudian dari jumlah yang sebelumnya telah dihapuskan dikreditkan terhadap akun penyisihan. Perubahan nilai tercatat akun penyisihan piutang diakui dalam laba atau rugi periode berjalan. Jika aset keuangan tersedia untuk dijual dianggap menurun nilainya, keuntungan atau kerugian kumulatif yang sebelumnya telah diakui dalam ekuitas direklasifikasi ke laporan laba rugi komprehensif. Pengecualian dari instrumen ekuitas tersedia untuk dijual, jika, pada periode berikutnya, jumlah penurunan nilai berkurang dan penurunan dapat dikaitkan secara obyektif dengan sebuah peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai tersebut diakui, kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui dipulihkan sebagai laba periode berjalan hingga nilai tercatat investasi pada tanggal pemulihan penurunan nilai tidak melebihi biaya perolehan diamortisasi sebelum pengakuan kerugian penurunan nilai dilakukan. Dalam hal efek ekuitas tersedia untuk dijual, kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui sebagai kerugian periode sebelumnya tidak boleh dipulihkan sebagai laba periode berjalan. Setiap kenaikan nilai wajar setelah penurunan nilai diakui sebagai pendapatan komprehensif lain. i.
Penghentian Pengakuan Aset Keuangan Perseroan menghentikan pengakuan aset keuangan hanya jika hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset berakhir, atau Perseroan mentransfer aset keuangan dan secara substansial mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset kepada entitas lain. Jika Perseroan tidak mentransfer serta tidak memiliki secara substansial atas seluruh risiko dan manfaat kepemilikan serta masih mengendalikan aset yang ditransfer, maka Perseroan mengakui keterlibatan berkelanjutan atas aset yang ditransfer dan liabilitas terkait sebesar jumlah yang mungkin harus dibayar. Jika Perseroan memiliki secara substansial seluruh risiko dan manfaat
10
PT IAPI MANUFAKTUR CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Ribuan Rupiah)
kepemilikan aset keuangan yang ditransfer, Perseroan masih mengakui aset keuangan dan juga mengakui pinjaman yang dijamin sebesar pinjaman yang diterima. j.
Persediaan Persediaan diukur pada nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi neto. Biaya perolehan dihitung dengan menggunakan rumus biaya masuk pertama keluar pertama (“MPKP”). Nilai realisasi neto adalah estimasi harga jual dalam kegiatan usaha biasa dikurangi estimasi biaya penyelesaian dan estimasi biaya yang diperlukan untuk membuat penjualan. Harga perolehan barang jadi dan barang dalam penyelesaian terdiri dari biaya bahan baku, tenaga kerja serta alokasi biaya overhead yang dapat diatribusi secara langsung baik yang bersifat tetap maupun mengambang.
Setiap penurunan nilai persediaan di bawah biaya perolehan menjadi nilai realisasi neto dan seluruh kerugian persediaan diakui sebagai beban pada periode terjadinya penurunan atau kerugian tersebut. Setiap pemulihan kembali penurunan nilai persediaan karena peningkatan kembali nilai realisasi neto, diakui sebagai pengurangan terhadap jumlah beban persediaan pada periode terjadinya pemulihan tersebut. k. Beban Dibayar di Muka Beban dibayar di muka diamortisasi berdasarkan periode penggunaannya dengan metode garis lurus. l.
Aset Tetap Aset tetap pada awalnya diukur sebesar biaya perolehan. Biaya perolehan aset tetap diakui sebagai aset jika dan hanya jika kemungkinan besar entitas akan memperoleh manfaat ekonomik masa depan dari aset tersebut dan biaya perolehannya dapat diukur secara andal. Setelah pengakuan awal, aset tetap, kecuali tanah, dicatat pada biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai. Tanah tidak disusutkan dan dicatat sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi rugi penurunan nilai. Biaya pengurusan legal hak atas tanah ketika tanah diperoleh pertama kali diakui sebagai bagian dari biaya perolehan aset tanah. Biaya pengurusan perpanjangan atau pembaruan legal hak atas tanah diakui sebagai aset takberwujud dan diamortisasi sepanjang umur hukum hak atau umur ekonomik tanah, mana yang lebih pendek. Penyusutan aset tetap dihitung dengan menggunakan metode garis lurus (straight line method) dengan umur masa manfaat sebagai berikut: Tarif 4 – 20 tahun 4 – 20 tahun 4 – 10 tahun 5 tahun
Bangunan dan prasarana Mesin dan peralatan pabrik Peralatan dan perabot kantor Kendaraan dan alat berat
Pada setiap akhir periode pelaporan, manajemen menelaah nilai residu, umur manfaat, dan metode penyusutan. Penyesuaian yang diperlukan dilakukan secara prospektif.
11
PT IAPI MANUFAKTUR CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Ribuan Rupiah)
Biaya perbaikan dan pemeliharaan dibebankan ke dalam laporan laba rugi pada saat terjadinya, sedangkan pemugaran dan penambahan yang menambah estimasi umur manfaat aset atau memperoleh manfaat ekonomik masa depan dikapitalisasi menjadi aset, jika memenuhi kriteria pengakuan. Aset tetap yang dilepas, biaya perolehan serta akumulasi penyusutannya dikeluarkan dari kelompok aset tetap yang bersangkutan dan keuntungan atau kerugian yang timbul dikredit atau dibebankan pada operasi tahun berjalan. Akumulasi biaya pembangunan aset tetap dikapitalisasi sebagai “Aset dalam Penyelesaian” dan dicatat pada akun “Aset Tetap” sampai proses pembangunan selesai. Biaya tersebut direklasifikasi ke akun aset tetap ketika pembangunan selesai. Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat pelepasan atau ketika tidak terdapat lagi manfaat ekonomik masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Keuntungan atau kerugian yang timbul dari penghentian pengakuan aset tetap dimasukkan ke dalam laba rugi ketika aset tetap tersebut dihentikan pengakuannya, dan ditentukan sebesar selisih antara jumlah hasil pelepasan neto, jika ada, dan jumlah tercatatnya. m. Properti Investasi Properti investasi adalah properti yang dikuasai oleh pemilik atau penyewa melalui sewa pembiayaan untuk menghasilkan rental atau untuk kenaikan nilai atau keduanya, dan tidak untuk digunakan dalam produksi, penyediaan barang atau jasa, tujuan administratif, atau dijual dalam kegiatan usaha sehari-hari. Properti investasi pada awalnya diukur sebesar biaya perolehan, termasuk biaya transaksi. Setelah pengakuan awal, properti investasi diukur berdasarkan model biaya yang dicatat sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai aset. Hak atas tanah tidak disusutkan dan disajikan sebesar biaya perolehan. Bangunan disusutkan menggunakan metode garis lurus (straight line method) dengan umur manfaat (20 tahun). Biaya perbaikan dan pemeliharaan dibebankan ke dalam laporan laba rugi pada saat terjadinya, sedangkan pemugaran dan penambahan dikapitalisasi. Properti investasi dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau ketika properti investasi tidak digunakan lagi secara permanen dan tidak memiliki manfaat ekonomik masa depan. Keuntungan atau kerugian yang timbul dari penghentian atau pelepasan properti investasi ditentukan dari selisih antara hasil neto pelepasan dan jumlah tercatat aset, dan diakui dalam laba rugi pada saat terjadinya penghentian atau pelepasan. n. Aset Takberwujud Aset takberwujud pada awalnya diakui sebesar biaya perolehan jika kemungkinan besar entitas akan memperoleh manfaat ekonomik masa depan dari aset tersebut, dan biaya perolehan aset tersebut dapat diukur secara andal. Setelah pengakuan awal, aset takberwujud dicatat pada biaya perolehan dikurangi akumulasi amortisasi dan akumulasi rugi penurunan nilai. Amortisasi aset takberwujud dihitung dengan menggunakan metode garis lurus (straight line method) dengan umur masa manfaat 4 - 8 tahun. Amortisasi dimulai pada saat siap digunakan.
12
PT IAPI MANUFAKTUR CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Ribuan Rupiah)
Aset tak berwujud dihentikan pengakuannya jika dilepas atau ketika tidak terdapat lagi manfaat ekonomik masa depan yang diperkirakan dari penggunaan atau pelepasannya. Keuntungan atau kerugian yang muncul dari penghentian pengakuan aset takberwujud ditentukan dari selisih antara hasil neto pelepasan (jika ada) dan jumlah tercatat aset. Keuntungan atau kerugian diakui dalam laba rugi ketika aset tersebut dihentikan pengakuannya. Pada setiap akhir periode pelaporan, manajemen menelaah nilai residu, periode amortisasi, dan metode amortisasi. Penyesuaian yang diperlukan dilakukan secara prospektif. o. Penurunan Nilai Aset Non-Keuangan Jumlah yang dapat diperoleh kembali suatu aset non-keuangan diestimasi pada saat kejadiankejadian atau perubahan-perubahan keadaan yang mengindikasikan bahwa jumlah tercatatnya mungkin tidak dapat diperoleh kembali. Penurunan nilai aset diakui sebagai rugi tahun berjalan. Rugi penurunan nilai yang telah diakui pada periode sebelumnya dibalik, jika dan hanya jika, terdapat perubahan estimasi yang digunakan untuk menentukan jumlah terpulihkan aset tersebut sejak rugi penurunan nilai terakhir diakui. Jika demikian, jumlah tercatat aset dinaikkan ke jumlah terpulihkannya. Kenaikan ini merupakan suatu pembalikan rugi penurunan nilai. Jumlah tercatat aset yang meningkat karena pembalikan rugi penurunan nilai, tidak boleh melebihi jumlah tercatat seandainya aset tidak mengalami rugi penurunan nilai pada periode sebelumnya. Perseroan pada setiap tanggal pelaporan menilai apakah terdapat indikasi penurunan nilai aset yang bersumber dari informasi internal dan eksternal, yang dilakukan berdasarkan kelompok aset penghasil kas. Jika indikasi tersebut ada, entitas mengestimasi nilai wajar aset dikurangi dengan biaya menjual. Kerugian penurunan nilai aset diakui jika nilai wajar dikurangi biaya menjual lebih rendah dibandingkan dengan nilai tercatat. Pemulihan kerugian penurunan nilai aset diakui dalam laporan laba rugi tidak boleh melebihi jumlah tercatat tanpa kerugian penurunan nilai. p. Utang Usaha dan Utang Lain-lain Utang usaha dan utang lain-lain pada awalnya diakui sebesar nilai wajar dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode bunga efektif, kecuali efek diskontonya tidak material. q. Pinjaman Pinjaman diklasifikasikan ke dalam liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. Pada saat pengakuan awal, pinjaman diakui sebesar nilai wajar, dikurangi dengan biaya-biaya transaksi yang terjadi. Selanjutnya, pinjaman diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Pinjaman diklasifikasikan sebagai liabilitas jangka panjang, kecuali yang akan jatuh tempo dalam waktu 12 bulan setelah tanggal pelaporan.
. Biaya pinjaman yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan, konstruksi, atau pembuatan aset kualifikasian (“qualifying asset”), dikapitalisasi hingga aset tersebut selesai secara substansial. Biaya pinjaman lainnya diakui sebagai beban pada periode terjadinya.
13
PT IAPI MANUFAKTUR CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Ribuan Rupiah)
r.
Sewa Suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan jika sewa tersebut mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset. Suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa operasi jika sewa tidak mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset. Klasifikasi sewa sebagai sewa pembiayaan atau sewa operasi didasarkan pada substansi transaksi dan bukan pada bentuk kontraknya. Contoh dari situasi yang secara individual atau gabungan dalam kondisi normal mengarah pada sewa yang diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan adalah: 1) sewa mengalihkan kepemilikan aset kepada lessee pada masa sewa; 2) lessee mempunyai opsi untuk membeli aset pada harga yang diperkirakan cukup rendah dibandingkan nilai wajar pada tanggal opsi mulai dapat dilaksanakan, sehingga pada awal sewa dapat dipastikan bahwa opsi memang akan dilaksanakan; 3) masa sewa adalah untuk sebagian besar umur ekonomik aset meskipun hak milik tidak dialihkan; 4) pada awal sewa, nilai kini dari jumlah pembayaran sewa minimum secara substansial mendekati nilai wajar aset sewaan; dan 5) aset sewaan bersifat khusus dan hanya lessee yang dapat menggunakannya tanpa perlu modifikasi secara material. Indikator dari situasi yang secara individual ataupun gabungan dapat juga menunjukkan bahwa sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan adalah: 1) jika lesse dapat membatalkan sewa, maka kerugian lessor yang terkait dengan pembatalan tersebut ditanggung oleh lessee. 2) keuntungan atau kerugian dari fluktuasi nilai wajar residu dibebankan kepada lessee, sebagai contoh, dalam bentuk potongan harga rental yang sama dengan sebagian besar hasil penjualan residu pada akhir sewa; dan 3) lessee memiliki kemampuan untuk melanjutkan sewa untuk periode kedua dengan nilai rental yang secara substansial lebih rendah daripada nilai pasar rental. Perseroan sebagai Lessee Pada awal masa sewa, Perseroan mengakui sewa pembiayaan sebagai aset dan liabilitas dalam laporan posisi keuangan sebesar nilai wajar aset sewaan atau sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum, jika nilai kini lebih rendah daripada nilai wajar. Penilaian ditentukan pada awal sewa. Tingkat diskonto yang digunakan dalam perhitungan nilai kini dari pembayaran sewa minimum adalah suku bunga implisit dalam sewa, jika dapat ditentukan dengan praktis; jika tidak, digunakan suku bunga pinjaman inkremental lessee. Biaya langsung awal dari lessee ditambahkan ke dalam jumlah yang diakui sebagai aset. Jumlah tersusutkan dari aset sewaan dialokasikan pada setiap periode pelaporan selama perkiraan masa penggunaan dengan dasar yang sistematis dan konsisten dengan kebijakan penyusutan aset yang dimiliki sendiri. Dalam sewa operasi, Perseroan mengakui pembayaran sewa sebagai beban dengan dasar garis lurus selama masa sewa.
14
PT IAPI MANUFAKTUR CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Ribuan Rupiah)
s. Provisi Provisi diakui jika Perseroan memiliki kewajiban kini (baik bersifat hukum maupun bersifat konstruktif) sebagai akibat peristiwa masa lalu, kemungkinan besar penyelesaian kewajiban tersebut mengakibatkan arus keluar sumber daya ekonomi dan jumlah kewajiban tersebut dapat diestimasi secara andal. Provisi diukur sebesar nilai kini dari estimasi terbaik manajemen atas pengeluaran yang diharapkan diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban kini pada akhir tahun pelaporan. Tingkat diskonto yang digunakan untuk menentukan nilai kini adalah tingkat diskonto sebelum pajak yang mencerminkan penilaian pasar atas nilai waktu uang dan risiko yang terkait dengan liabilitas. Peningkatan provisi karena berjalannya waktu diakui sebagai biaya keuangan. Provisi tidak boleh diakui untuk kerugian operasi masa depan. t.
Pendapatan dan Beban Pendapatan diukur sebesar nilai wajar imbalan yang diterima atau dapat diterima, tidak termasuk diskon dagang dan rabat volume. Jumlah yang menjadi bagian pihak ketiga seperti Pajak Pertambahan Nilai dikeluarkan dari pendapatan. Jika terjadi pembayaran ditangguhkan, maka entitas mengakui pendapatan sebesar nilai wajar imbalan dengan pendiskontoan seluruh penerimaan di masa depan dengan menggunakan suku bunga tersirat (imputed interest rate). Perseroan mengakui pendapatan ketika jumlah pendapatan dapat diukur secara andal, kemungkinan besar manfaat ekonomik sehubungan dengan transaksi tersebut akan mengalir ke Perseroan, dan kriteria tertentu telah dipenuhi untuk setiap aktivitas Perseroan. Pendapatan dari penjualan barang diakui pada saat risiko dan manfaat kepemilikan barang secara signifikan telah dialihkan kepada pembeli. Pendapatan jasa diakui dengan mengacu pada tingkat penyelesaian dari transaksi saat jasa diberikan pada akhir periode pelaporan. Penghasilan bunga diakui berdasarkan proporsi waktu dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Beban diakui pada saat terjadinya dengan menggunakan basis akrual.
u. Imbalan Kerja Imbalan Kerja Jangka Pendek Imbalan kerja jangka pendek diakui ketika pekerja telah memberikan jasanya dalam suatu periode akuntansi, sebesar jumlah tidak terdiskonto dari imbalan kerja jangka pendek yang diharapkan akan dibayar sebagai imbalan atas jasa tersebut. Imbalan kerja jangka pendek mencakup antara lain upah, gaji, bonus dan insentif. Imbalan Pascakerja Imbalan pascakerja seperti pensiun, uang pisah dan uang penghargaan masa kerja dihitung berdasarkan Undang-Undang Ketenagakerjaan No.13/2003 (”UU 13/2003”). Perseroan mengakui jumlah liabilitas imbalan pasti neto sebesar nilai kini kewajiban imbalan pasti pada akhir periode pelaporan dikurangi nilai wajar aset program yang dihitung dengan menggunakan metode Projected Unit Credit. Nilai kini kewajiban imbalan imbalan pasti ditentukan dengan mendiskontokan imbalan tersebut.
15
PT IAPI MANUFAKTUR CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Ribuan Rupiah)
Perseroan mencatat tidak hanya kewajiban hukum berdasarkan persyaratan formal program imbalan pasti, tetapi juga kewajiban konstruktif yang timbul dari praktif informal entitas. Biaya jasa kini, biaya jasa lalu dan keuntungan atau kerugian atas penyelesaian, serta bunga neto atas liabilitas (aset) imbalan pasti neto diakui dalam laba rugi. Pengukuran kembali atas liabilitas (aset) imbalan pasti neto yang terdiri dari keuntungan dan kerugian aktuarial, imbal hasil atas aset program dan setiap perubahan dampak batas atas aset diakui sebagai penghasilan komprehensif lain. v. Standar yang Berlaku Efektif pada Periode Berjalan Dalam periode berjalan, Perseroan telah menerapkan semua Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (“PSAK") baru dan revisi serta Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (“ISAK”) yang dikeluarkan oleh DSAK-IAI yang relevan dengan operasinya dan efektif untuk periode akuntansi yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2015. PSAK yang mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap laporan keuangan Perseroan adalah PSAK 1 (Revisi 2013): “Penyajian Laporan Keuangan” dan PSAK 24 (Revisi 2013): "Imbalan Kerja". Perubahan utama pada PSAK 1 (Revisi 2013) adalah persyaratan Perseroan untuk mengelompokkan hal-hal yang disajikan sebagai ‘pendapatan komprehensif lain’ berdasarkan apakah hal-hal tersebut berpotensi untuk direklasifikasi ke laporan laba rugi selanjutnya (penyesuaian reklasifikasi). Sehubungan dengan penerapan PSAK 24 (Revisi 2013), Perseroan melakukan penyajian kembali atas laporan keuangan periode sebelumnya, lihat Catatan 4 dan 20 untuk penjelasan mengenai dampak penerapan PSAK 24 (Revisi 2013).
16
PT IAPI MANUFAKTUR CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Ribuan Rupiah)
4. Penyajian Kembali Laporan Keuangan Seperti dijelaskan dalam Catatan 3.u, 3.v dan 20, Laporan keuangan Perseroan disajikan kembali sehubungan dengan penerapan PSAK 24 (Revisi 2013). Akun - akun laporan keuangan berikut ini disesuaikan untuk mencerminkan dampak dari penerapan PSAK 24 (Revisi 2013) adalah sebagai berikut: Sebelum Penyajian Kembali Laporan Posisi Keuangan per 31 Desember 2014 Aset Pajak Tangguhan Liabilitas Imbalan kerja Saldo laba Laporan Laba Rugi dan Penghasilan komprehensif lain per 31 Desember 2014 Beban administrasi dan umum Penghasilan komprehensif lain Beban pajak penghasilan Laporan Posisi Keuangan per 1 Januari 2014/31 Desember 2013 Aset Pajak Tangguhan Liabilitas Imbalan kerja Saldo laba
Penyesuaian
Setelah Penyajian Kembali
XXX.XXX
XXX.XXX
XXX.XXX
XXX.XXX
XXX.XXX
XXX.XXX
XXX.XXX
XXX.XXX
XXX.XXX
XXX.XXX
XXX.XXX
XXX.XXX
XXX.XXX
XXX.XXX
XXX.XXX
XXX.XXX
XXX.XXX
XXX.XXX
XXX.XXX
XXX.XXX
XXX.XXX
XXX.XXX
XXX.XXX
XXX.XXX
XXX.XXX
XXX.XXX
XXX.XXX
Pada tanggal 1 Januari 2015, Perseroan menerapkan revisi PSAK 24 (revisi 2013). Amandemen tersebut mengubah akuntansi program imbalan pasti dan pesangon. Perubahan paling signifikan terkait akuntansi atas perubahan dalam kewajiban imbalan pasti dan aset program. Amandemen mensyaratkan pengakuan perubahan dalam kewajiban manfaat pasti dan nilai wajar aset program ketika amandemen terjadi, dan karenanya menghapus pendekatan koridor yang diijinkan berdasarkan PSAK 24 versi sebelumnya dan mempercepat pengakuan biaya jasa lalu. Amandemen tersebut mensyaratkan seluruh keuntungan dan kerugian aktuaria diakui segera melalui penghasilan komprehensif lain agar supaya aset atau liabilitas pensiun neto diakui dalam laporan posisi keuangan mencerminkan jumlah keseluruhan dari defisit atau surplus program. Perseroan mengubah kebijakan akuntansi yang berkaitan dengan imbalan pascakerja (Catatan 3.u), sesuai dengan PSAK 24 dan menyajikan kembali laporan keuangan untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2014 dan per 1 Januari 2014/31 Desember 2013, untuk dampak perubahan tersebut.
17
PT IAPI MANUFAKTUR CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Ribuan Rupiah)
5. Kas dan Setara Kas 2015 Kas
2014
XXX.XXX
XXX.XXX
Rupiah
XXX.XXX
XXX.XXX
Dollar AS
XXX.XXX
XXX.XXX
Subjumlah Bank
XXX.XXX
XXX.XXX
Rupiah
XXX.XXX
XXX.XXX
Dollar AS
XXX.XXX
XXX.XXX
Dollar Singapura
XXX.XXX
XXX.XXX
Subjumlah Deposito Berjangka
XXX.XXX
XXX.XXX
XXX.XXX
XXX.XXX
Bank
Deposito Berjangka
Jumlah Kas Dan Setara Kas
Tingkat bunga pertahun untuk deposito berjangka pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 adalah sebagai berikut: 2015
2014
Rupiah
4,75% - 10,50%
4,25% - 10,75%
Dollar AS
0,50% - 1,75%
0,30% - 1,55%
Dollar Singapura
0,45% - 1,55%
0,50% - 1,65%
2015
2014
Lihat Catatan 29 untuk rincian saldo dalam mata uang asing.
6. Deposito yang Dijaminkan
Deposito berjangka Rupiah: Dollar AS: Jumlah
XXX.XXX
XXX.XXX
XXX.XXX XXX.XXX
XXX.XXX XXX.XXX
Tingkat bunga pertahun untuk deposito berjangka pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 adalah sebagai berikut:
Rupiah Dollar AS
2015
2014
4,75% - 10,50% 1,00% - 1,55%
7,00% - 10,75% 1,00% - 1,55%
Deposito jangka pendek yang dijadikan jaminan atas penerimaan fasilitas pinjaman Perseroan oleh PT Bank MU Tbk dan PT Bank Nas Tbk. Lihat Catatan 17 Utang Bank Jangka Pendek.
18
PT IAPI MANUFAKTUR CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Ribuan Rupiah)
7. Piutang Usaha 2015 Pihak ketiga: Rupiah Dollar AS Dollar Singapura Subjumlah Pihak berelasi (lihat Catatan 27) Rupiah Subjumlah Jumlah piutang usaha Penyisihan penurunan nilai Piutang usaha – neto
2014
XXX.XXX
XXX.XXX
XXX.XXX
XXX.XXX
XXX.XXX
XXX.XXX
XXX.XXX
XXX.XXX
XXX.XXX
XXX.XXX
XXX.XXX
XXX.XXX
(XXX.XXX)
(XXX.XXX)
XXX.XXX
XXX.XXX
Analisis umur piutang usaha adalah sebagai berikut: 2015
2014
Lancar Lewat jatuh tempo: 1 - 30 hari 31 - 60 hari 61 - 90 hari Lebih dari 90 hari
XXX.XXX
XXX.XXX
XXX.XXX
XXX.XXX
XXX.XXX
XXX.XXX
XXX.XXX
XXX.XXX
XXX.XXX
XXX.XXX
Jumlah piutang usaha
XXX.XXX
XXX.XXX
(XXX.XXX)
(XXX.XXX)
XXX.XXX
XXX.XXX
Penyisihan penurunan nilai Piutang usaha – neto
Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, piutang usaha masing-masing sebesar RpXXX.XXX dan RpXXX.XXX telah lewat jatuh tempo namun tidak mengalami penurunan nilai. Hal ini terkait dengan sejumlah pelanggan yang tidak memiliki sejarah gagal bayar. Piutang usaha yang telah jatuh tempo lebih dari 90 hari pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 masing-masing sebesar RpXXX.XXX dan RpXXX.XXX mengalami penurunan nilai dan telah diprovisikan masing-masing sebesar RpXXX.XXX dan RpXXX.XXX. Piutang yang diturunkan nilainya terutama terkait dengan transaksi yang terindikasi tidak tertagih. Mutasi penurunan nilai piutang usaha adalah sebagai berikut: 2015 Saldo awal Penambahan Pemulihan
XXX.XXX
Saldo akhir 19
2014 XXX.XXX
XXX.XXX
XXX.XXX
(XXX.XXX)
(XXX.XXX)
XXX.XXX
XXX.XXX
PT IAPI MANUFAKTUR CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Ribuan Rupiah)
Berdasarkan penelaahan terhadap status piutang usaha masing-masing pelanggan pada akhir tahun, manajemen berpendapat bahwa nilai penyisihan penurunan nilai cukup mencerminkan penurunan nilai piutang berdasarkan bukti objektif. Penambahan dan pemulihan atas provisi atas penurunan nilai piutang usaha telah dimasukkan ke dalam “beban penjualan” dalam laporan laba rugi. Jumlah yang dibebankan pada akun provisi dihapusbukukan ketika tidak tertagih. Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, piutang usaha sebesar Rp XX miliar dijadikan jaminan kepada PT Bank MU Tbk untuk pinjaman tertentu. Lihat Catatan 18 Utang Bank Jangka Panjang. Lihat Catatan 29 untuk rincian saldo aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing.
8. Piutang lain-lain 2015
2014
Piutang sewa Piutang karyawan
XXX.XXX XXX.XXX
XXX.XXX XXX.XXX
Jumlah
XXX.XXX
XXX.XXX
Pada 31 Desember 2015 dan 2014, Perseroan tidak membentuk penyisihan penurunan nilai piutang karena manajemen berkeyakinan bahwa seluruh piutang dapat ditagih.
9. Persediaan 2015
2014
Barang jadi Barang dalam proses Bahan baku Bahan penolong dan suku cadang
XXX.XXX XXX.XXX XXX.XXX XXX.XXX
XXX.XXX XXX.XXX XXX.XXX XXX.XXX
Jumlah
XXX.XXX
XXX.XXX
Manajemen berpendapat bahwa semua persediaan dapat digunakan atau dijual dalam kegiatan usaha normal. Selain itu, nilai realisasi bersih persediaan masih melebihi nilai tercatat persediaan, sehingga tidak diperlukan adanya provisi persediaan usang dan penurunan nilai. Persediaan telah diasuransikan terhadap risiko kebakaran, pencurian, dan risiko lain kepada PT Asuransi Kerugian, dengan nilai pertanggungan masing-masing sebesar RpXXX.XXX dan RpXXX.XXX pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan asuransi tersebut cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas risiko yang mungkin dialami. Seluruh persediaan barang jadi dijadikan jaminan atas pinjaman yang diperoleh dari PT Bank MU Tbk dan PT Bank Nas Tbk (lihat Catatan 18). 20
PT IAPI MANUFAKTUR CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Ribuan Rupiah)
10. Uang Muka dan Beban Dibayar di Muka 2015
2014
Uang muka pembelian aset tetap Uang muka kepada pemasok Sewa dibayar di muka Asuransi dibayar di muka Lainnya
XXX.XXX XXX.XXX XXX.XXX XXX.XXX XXX.XXX
XXX.XXX XXX.XXX XXX.XXX XXX.XXX XXX.XXX
Jumlah
XXX.XXX
XXX.XXX
Beban sewa dibayar di muka terutama merupakan sewa ruko untuk kantor pemasaran. Asuransi dibayar dimuka merupakan asuransi untuk aset tetap dan persediaan (Catatan 11 dan 9).
11. Aset Tetap 31 Desember 2015 Saldo awal
Penambahan
Pengurangan
XXX.XXX XXX.XXX XXX.XXX
XXX.XXX XXX.XXX XXX.XXX
----
XXX.XXX XXX.XXX XXX.XXX
XXX.XXX
XXX.XXX
--
XXX.XXX
Sewa Pembiayaan: Kendaraan dan alat berat Subjumlah
XXX.XXX XXX.XXX
XXX.XXX XXX.XXX
XXX.XXX XXX.XXX
XXX.XXX XXX.XXX
Aset dalam penyelesaian Jumlah Perolehan
XXX.XXX XXX.XXX
XXX.XXX XXX.XXX
XXX.XXX XXX.XXX
XXX.XXX XXX.XXX
XXX.XXX XXX.XXX
XXX.XXX XXX.XXX
XXX.XXX XXX.XXX
XXX.XXX XXX.XXX
XXX.XXX
XXX.XXX
XXX.XXX
XXX.XXX
Sewa Pembiayaan: Kendaraan dan alat berat Jumlah Penyusutan Rugi penurunan nilai
XXX.XXX XXX.XXX XXX.XXX
XXX.XXX XXX.XXX XXX.XXX
XXX.XXX XXX.XXX XXX.XXX
XXX.XXX XXX.XXX XXX.XXX
Jumlah Tercatat
XXX.XXX
Biaya Perolehan Kepemilikan sendiri: Tanah Bangunan dan prasarana Mesin dan peralatan pabrik Peralatan dan perabot kantor
Akumulasi Penyusutan Kepemilikan sendiri: Bangunan dan prasarana Mesin dan peralatan pabrik Peralatan dan perabot kantor
Saldo akhir
XXX.XXX
21
PT IAPI MANUFAKTUR CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Ribuan Rupiah)
31 Desember 2014 Saldo awal
Penambahan
Pengurangan
XXX.XXX XXX.XXX XXX.XXX
XXX.XXX XXX.XXX XXX.XXX
----
XXX.XXX XXX.XXX XXX.XXX
XXX.XXX
XXX.XXX
--
XXX.XXX
Sewa Pembiayaan: Kendaraan dan alat berat Subjumlah
XXX.XXX XXX.XXX
XXX.XXX XXX.XXX
XXX.XXX XXX.XXX
XXX.XXX XXX.XXX
Aset dalam penyelesaian Jumlah Perolehan
XXX.XXX XXX.XXX
XXX.XXX XXX.XXX
XXX.XXX XXX.XXX
XXX.XXX XXX.XXX
XXX.XXX XXX.XXX
XXX.XXX XXX.XXX
XXX.XXX XXX.XXX
XXX.XXX XXX.XXX
XXX.XXX
XXX.XXX
XXX.XXX
XXX.XXX
Sewa Pembiayaan: Kendaraan dan alat berat Jumlah Penyusutan Rugi penurunan nilai
XXX.XXX XXX.XXX XXX.XXX
XXX.XXX XXX.XXX XXX.XXX
XXX.XXX XXX.XXX XXX.XXX
XXX.XXX XXX.XXX XXX.XXX
Jumlah Tercatat
XXX.XXX
Biaya Perolehan Kepemilikan sendiri: Tanah Bangunan dan prasarana Mesin dan peralatan pabrik Peralatan dan perabot kantor
Akumulasi Penyusutan Kepemilikan sendiri: Bangunan dan prasarana Mesin dan peralatan pabrik Peralatan dan perabot kantor
Saldo akhir
XXX.XXX
Aset dalam penyelesaian berupa tanah dan bangunan diestimasikan akan selesai tahun Juli 2017. Persentase penyelesaian aset dalam penyelesaian pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 adalah sekitar 10,00% - 80,00%. Beban penyusutan aset tetap yang dialokasikan pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif adalah sebagai berikut: 2015
2014
Beban Administrasi dan Umum Beban Pokok Pendapatan Beban Penjualan
XXX.XXX XXX.XXX XXX.XXX
XXX.XXX XXX.XXX XXX.XXX
Jumlah Beban Penyusutan
XXX.XXX
XXX.XXX
Pelepasan aset tetap adalah sebagai berikut adalah sebagai berikut: 2015 Hasil penjualan setelah dikurangi biaya penjualan Jumlah tercatat Keuntungan (kerugian) penjualan aset tetap
22
2014
XXX.XXX (XXX.XXX)
--
XXX.XXX
--
PT IAPI MANUFAKTUR CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Ribuan Rupiah)
Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, aset tetap dengan nilai buku bersih masing-masing sebesar RpXXX miliar dan RpXXX miliar dijaminkan kepada PT Bank MU Tbk untuk pinjaman tertentu (lihat Catatan 18). Aset tetap, kecuali tanah telah diasuransikan kepada PT Asuransi Kerugian terhadap risiko kebakaran dan risiko lainnya dengan nilai pertanggungan masing-masing sebesar RpXXX.XXX dan RpXXX.XXX pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014. Manajemen berpendapat bahwa asuransi tersebut cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian yang terjadi dari risiko tersebut. 12. Properti Investasi 31 Desember 2015 Saldo awal
Penambahan
Pengurangan
Saldo akhir
Biaya Perolehan Kepemilikan sendiri: Tanah Bangunan dan prasarana Jumlah Perolehan
XXX.XXX XXX.XXX XXX.XXX
XXX.XXX XXX.XXX XXX.XXX
--XXX.XXX
XXX.XXX XXX.XXX XXX.XXX
Akumulasi Penyusutan Kepemilikan sendiri: Bangunan dan prasarana Jumlah Penyusutan
XXX.XXX XXX.XXX
XXX.XXX XXX.XXX
XXX.XXX XXX.XXX
XXX.XXX XXX.XXX
Jumlah Tercatat
XXX.XXX
XXX.XXX 31 Desember 2014
Saldo awal
Penambahan
Pengurangan
XXX.XXX XXX.XXX XXX.XXX
XXX.XXX XXX.XXX XXX.XXX
--XXX.XXX
XXX.XXX XXX.XXX XXX.XXX
Akumulasi Penyusutan Kepemilikan sendiri: Bangunan dan prasarana Jumlah Penyusutan
XXX.XXX XXX.XXX
XXX.XXX XXX.XXX
XXX.XXX XXX.XXX
XXX.XXX XXX.XXX
Jumlah Tercatat
XXX.XXX
Biaya Perolehan Kepemilikan sendiri: Tanah Bangunan dan prasarana Jumlah Perolehan
Saldo akhir
XXX.XXX
Pendapatan sewa dan beban operasi langsung dari properti investasi pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain adalah sebagai berikut: 2015 Pendapatan sewa Beban operasi langsung yang timbul dari properti investasi yang menghasilkan penghasilan sewa
2014
XXX.XXX
XXX.XXX
XXX.XXX
XXX.XXX
Properti investasi yang dimiliki Perseroan berupa tanah dan bangunan. Properti investasi berupa tanah terletak di jalan Ahmad Yani, Bandung, dan di Jalan Wahid Hasyim, Depok, sedangkan tanah dan bangunan terletak di jalan Jongka, Jakarta.
23
PT IAPI MANUFAKTUR CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Ribuan Rupiah)
Nilai wajar properti investasi per tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 masing-masing sebesar RpXXX.XXX dan RpXXX.XXX. Seluruh properti investasi telah dijadikan jaminan atas pinjaman dari PT Bank Nas Tbk (lihat Catatan 18). Properti investasi telah diasuransikan terhadap risiko kebakaran dan risiko lainnya, dengan jumlah nilai pertanggungan masing-masing sebesar RpXXX.XXX dan RpXXX,XXX pada 31 Desember 2015 dan 2014. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan asuransi tersebut memadai untuk menutup kemungkinan kerugian atas risiko yang mungkin dialami. 13. Aset Takberwujud 2015
2014
Biaya perolehan Perangkat lunak komputer
XXX.XXX
XXX.XXX
(XXX.XXX)
(XXX.XXX)
XXX.XXX
XXX.XXX
Akumulasi amortisasi Perangkat lunak komputer Jumlah Tercatat 14. Utang Usaha 2015
2014
Pihak berelasi (lihat Catatan 27) Rupiah
XXX.XXX
XXX.XXX
Dollar AS
XXX.XXX
XXX.XXX
Subjumlah
XXX.XXX
XXX.XXX
Rupiah
XXX.XXX
XXX.XXX
Dollar AS
XXX.XXX
XXX.XXX
Dollar Singapura
XXX.XXX
XXX.XXX
Subjumlah
XXX.XXX
XXX.XXX
XXX.XXX
XXX.XXX
Pihak ketiga
Jumlah
Tidak ada jaminan yang diberikan oleh Perseroan atas perolehan utang usaha. Lihat Catatan 29 untuk rincian saldo aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing.
24
PT IAPI MANUFAKTUR CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Ribuan Rupiah)
15. Beban Akrual 2015
2014
Utilitas
XXX.XXX
XXX.XXX
Jasa profesional
XXX.XXX
XXX.XXX
Bunga
XXX.XXX
XXX.XXX
Lain-lain
XXX.XXX
XXX.XXX
Jumlah
XXX.XXX
XXX.XXX
16. Perpajakan a. Utang pajak 2015
2014
Pajak Penghasilan Pasal 4 ayat 2
XXX.XXX
XXX.XXX
Pasal 21
XXX.XXX
XXX.XXX
Pasal 23
XXX.XXX
XXX.XXX
Pasal 26
XXX.XXX
XXX.XXX
Pasal 29
XXX.XXX
XXX.XXX
Pajak Pertambahan Nilai
XXX.XXX
XXX.XXX
Jumlah
XXX.XXX
XXX.XXX
Pada tanggal 3 Agustus 2015, Perseroan menerima hasil pemeriksaan Pajak Penghasilan pasal 21, 23, 4 ayat 2 dan Pajak Pertambahan Nilai tahun buku 2013 melalui SKPKB sebesar RpXXX.XXX. SKPKB ini telah dilunasi pada tanggal 24 Agustus 2015.
25
PT IAPI MANUFAKTUR CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Ribuan Rupiah)
b. Perhitungan pajak penghasilan Rekonsiliasi antara beban pajak penghasilan dengan hasil perhitungan laba menurut laporan keuangan sebelum pajak penghasilan dan tarif pajak yang berlaku untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2015 dan 2014 adalah sebagai berikut: 2015
2014
Laba sebelum pajak :
XXX.XXX
XXX.XXX
Perbedaan temporer Penyusutan aset tetap Penyisihan piutang Penurunan nilai Liabilitas imbalan kerja
XXX.XXX XXX.XXX XXX.XXX XXX.XXX
XXX.XXX XXX.XXX XXX.XXX XXX.XXX
Perbedaan tetap Beban yang tidak dapat dikurangkan Jumlah koreksi fiskal
XXX.XXX
XXX.XXX
XXX.XXX
XXX.XXX
Laba (rugi) kena pajak
XXX.XXX
XXX.XXX
Pajak Penghasilan Badan (tarif 25%) Kredit pajak: Pajak Penghasilan pasal 25
XXX.XXX
XXX.XXX
XXX.XXX
XXX.XXX
Pajak Penghasilan Badan (lebih) kurang bayar
XXX.XXX
XXX.XXX
Sampai dengan tanggal penerbitan laporan keuangan ini, Perseroan belum menyampaikan Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) tahun 2015 ke Kantor Pelayanan Pajak. Laba kena pajak, taksiran pajak kini dan pajak terutang Perseroan pada tahun 2014 sesuai dengan yang dilaporkan dalam SPT tahun 2014. Rekonsiliasi antara penghasilan menurut laporan penghasilan komprehensif sebelum pajak penghasilan dan estimasi penghasilan kena pajak atas tarif pajak yang berlaku untuk tahuntahun yang berakhir pada 31 Desember 2015 dan 2014 adalah sebagai berikut: 2015 Laba sebelum pajak :
2014
XXX.XXX
XXX.XXX
XXX.XXX (XXX.XXX)
XXX.XXX (XXX.XXX)
Beban Pajak Kini
XXX.XXX
XXX.XXX
Beban (Penghasilan) Pajak Tangguhan
XXX.XXX
XXX.XXX
Jumlah Beban (Penghasilan) Pajak Penghasilan
XXX.XXX
XXX.XXX
Dikenakan tarif pajak yang berlaku (25%) Pengaruh pajak atas koreksi fiskal
26
PT IAPI MANUFAKTUR CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Ribuan Rupiah)
c. Aset pajak Tangguhan 2015 Dibebankan (dikreditkan) pada Laporan Laba Rugi
1 Januari
Dikreditkan pada Penghasilan Komprehensif lain
31 Desember
Penyusutan dan amortisasi Penurunan nilai piutang Penurunan nilai aset Liabilitas imbalan kerja
XXX.XXX XXX.XXX XXX.XXX XXX.XXX
XXX.XXX XXX.XXX XXX.XXX XXX.XXX
---XXX.XXX
XXX.XXX XXX.XXX XXX.XXX XXX.XXX
Jumlah
XXX.XXX
XXX.XXX
XXX.XXX
XXX.XXX
2014 (Disajikan kembali) Dibebankan (dikreditkan) pada Laporan Laba Rugi
1 Januari
Dikreditkan pada Penghasilan Komprehensif lain
31 Desember
Penyusutan dan amortisasi Penurunan nilai piutang Penurunan nilai aset Liabilitas imbalan kerja
XXX.XXX XXX.XXX XXX.XXX XXX.XXX
XXX.XXX XXX.XXX XXX.XXX XXX.XXX
---XXX.XXX
XXX.XXX XXX.XXX XXX.XXX XXX.XXX
Jumlah
XXX.XXX
XXX.XXX
XXX.XXX
XXX.XXX
d. Administrasi Berdasarkan Undang-Undang Perpajakan yang berlaku di Indonesia, setiap entitas dalam Grup menghitung, menetapkan dan membayar sendiri besarnya jumlah pajak yang terutang. Direktorat Jenderal Pajak dapat menetapkan atau mengubah kewajiban pajak dalam batas waktu lima tahun sejak saat terutangnya pajak.
17. Utang Bank Jangka Pendek 2015 Rupiah: PT Bank MU Tbk Dollar AS: PT Bank Nas Tbk Jumlah
2014
XXX.XXX
XXX.XXX
XXX.XXX
XXX.XXX
XXX.XXX
XXX.XXX
Berdasarkan Perjanjian Kredit No. 37 tanggal 1 Februari 2015 yang dibuat di hadapan Kusuma, S.H., M.Kn., Notaris di Jakarta, Perseroan memperoleh fasilitas Kredit Modal Kerja (KMK) dari Bank MU Tbk dengan plafon sebesar RpXXX.XXX (Rupiah penuh). Pinjaman ini harus dilunasi selama satu tahun sejak tanggal penarikan dan dikenakan bunga sebesar JIBOR + 2% yang dibayarkan setiap akhir bulan. Pinjaman ini akan jatuh tempo pada 31 Januari 2016 dan dijamin dengan persediaan dan deposito. Lihat Catatan 6 Deposito yang Dijaminkan dan Catatan 9 Persediaan.
27
PT IAPI MANUFAKTUR CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Ribuan Rupiah)
Perseroan juga menandatangani perjanjian fasilitas kredit modal kerja dengan PT Bank Nas Tbk berdasarkan Perjanjian Kredit No. 35 tanggal 1 Juli 2014 yang dibuat di hadapan Kusuma, S.H., M.Kn., Notaris di Jakarta. Perseroan memperoleh fasilitas Kredit Modal Kerja (KMK) dengan plafon pinjaman sebesar USDXXX.XXX (Dollar AS penuh). Pinjaman ini harus dilunasi satu tahun sejak ditarik, dengan tingkat bunga efektif 6% dan bunga dibayarkan tiap akhir bulan. Pinjaman ini dijamin dengan aset deposito. Lihat Catatan 6 Deposito yang Dijaminkan. 18. Utang Bank Jangka Panjang 2015 Rupiah: PT Bank MU Tbk Dikurangi: Bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun Jumlah Utang Jangka Panjang
2014
XXX.XXX
XXX.XXX
XXX.XXX
XXX.XXX
XXX.XXX
XXX.XXX
Utang bank dijamin dengan tanah, bangunan, dan piutang tertentu milik Perseroan untuk tahun 2015 dan 2014. Tingkat bunga efektif untuk pinjaman Rupiah pada tanggal pelaporan adalah 12,3% dan 13,1% untuk tahun 2015 dan 2014, sedangkan tingkat bunga pinjaman dollar AS sebesar 6,50% untuk tahun 2015 dan 2014. Perseroan menandatangani perjanjian fasilitas kredit investasi dengan PT Bank MU Tbk pada tanggal 31 Desember 2013 dengan nilai plafon pinjaman sebesar RpXXX.XXX (Rp penuh). Dari nilai plafon tersebut telah ditarik sebesar RpXXX.XXX (Rp penuh) yang digunakan untuk membangun pabrik, membeli mesin dan peralatan. Pinjaman tersebut akan dilunasi secara bertahap setiap akhir semester dan akan jatuh tempo sampai dengan tanggal 31 Desember 2025. Pinjaman tersebut dijamin dengan agunan berupa tanah dan bangunan, properti investasi dan mesin yang dimiliki oleh Perseroan. Lihat Catatan 11 Aset Tetap dan Catatan 12 Properti Investasi. Jangka waktu pinjaman jangka panjang sebagai berikut: 2015
2014
Antara 1 dan 2 tahun Antara 2 dan 5 tahun Di atas 5 tahun
XXX.XXX XXX.XXX XXX.XXX
XXX.XXX XXX.XXX XXX.XXX
Jumlah
XXX.XXX
XXX.XXX
Beban bunga yang dibebankan dalam laporan laba rugi tahun berjalan tahun 2015 dan 2014, masing-masing sebesar RpXXX.XXX dan RpXXX.XXX.
28
PT IAPI MANUFAKTUR CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Ribuan Rupiah)
19. Utang Sewa Pembiayaan 2015
2014
PT TGS Finance PT ABC Multi Finance Jumlah Dikurangi Bagian Lancar yang Jatuh Tempo Dalam Satu Tahun
XXX.XXX XXX.XXX
XXX.XXX XXX.XXX
XXX.XXX
XXX.XXX
XXX.XXX
XXX.XXX
Utang sewa pembiayaan – bagian jangka panjang
XXX.XXX
XXX.XXX
PT TGS Finance Pada tahun 2015, Perseroan memperoleh fasilitas pembiayaan dari PT TGS Finance sebesar RpXXX.XXX untuk pembelian kendaraan dengan jangka waktu 36 bulan dan dikenakan tingkat suku bunga 11,25%. PT ABC Finance Pada tahun 2015, Perseroan memperoleh fasilitas pembiayaan dari PT ABC Finance sebesar RpXXX.XXX untuk pembelian kendaraan dengan jangka waktu 36 bulan dan dikenakan tingkat suku bunga 11,00%. Pembayaran sewa minimum masa depan berdasarkan masing-masing perjanjian sewa pembiayaan adalah sebagai berikut: 2015
2014
Sampai dengan satu tahun Lebih dari satu tahun sampai lima tahun Lebih dari lima tahun Pembayaran sewa masa depan Dikurangi beban keuangan
XXX.XXX XXX.XXX XXX.XXX
XXX.XXX XXX.XXX XXX.XXX
XXX.XXX XXX.XXX
XXX.XXX XXX.XXX
Nilai kini pembayaran minimum sewa
XXX.XXX
XXX.XXX
20. Liabilitas Imbalan Pascakerja Perseroan menunjuk aktuaris independen untuk menentukan liabilitas imbalan pascakerja sesuai dengan peraturan ketenagakerjaan yang berlaku. Liabilitas imbalan pascakerja Perseroan pada 31 Desember 2015 dan 2014 dihitung oleh PT Aktuaria Independen yang laporannya bertanggal 18 Februari 2016 dan 16 Februari 2015. Manajemen berkeyakinan bahwa estimasi atas imbalan pascakerja tersebut telah memadai untuk menutup kewajiban yang dimaksud. Rincian beban imbalan pascakerja diakui pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain adalah sebagai berikut: 2014 2015
(Disajikan kembali)
Beban jasa kini Beban bunga
XXX.XXX
XXX.XXX
XXX.XXX
XXX.XXX
Jumlah
XXX.XXX
XXX.XXX
29
PT IAPI MANUFAKTUR CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Ribuan Rupiah)
Rekonsiliasi perubahan pada liabilitas yang diakui pada laporan posisi keuangan adalah sebagai berikut: 2014 2015 Saldo pada tanggal 1 Januari Pembayaran imbalan kerja pada tahun berjalan Penghasilan komprehensif lain tahun berjalan Beban imbalan karyawan yang diakui pada tahun berjalan Saldo pada tanggal 31 Desember
(Disajikan kembali)
XXX.XXX (XXX.XXX) (XXX.XXX)
XXX.XXX (XXX.XXX) (XXX.XXX)
XXX.XXX
XXX.XXX
XXX.XXX
XXX.XXX
Rekonsiliasi perubahan nilai kini liabilitas imbalan pasti adalah sebagai berikut: 2014 2015 Nilai kini liabilitas imbalan pasti Beban jasa kini Beban bunga Pembayaran imbalan Nilai kini liabilitas yang diharapkan akhir tahun Nilai kini liabilitas aktual akhir tahun Keuntungan (kerugian) aktual tahun berjalan
(Disajikan kembali)
XXX.XXX XXX.XXX XXX.XXX (XXX.XXX)
XXX.XXX XXX.XXX XXX.XXX (XXX.XXX)
XXX.XXX XXX.XXX
XXX.XXX XXX.XXX
XXX.XXX
(XXX.XXX)
Mutasi dari penghasilan komprehensif lain sebagai berikut: 2014 2015 Saldo awal Akumulasi keuntungan (kerugian) aktuarial awal periode Penghasilan komprehensif lain tahun berjalan Saldo akhir
(Disajikan kembali)
(XXX.XXX)
(XXX.XXX)
-XXX.XXX
(XXX.XXX) XXX.XXX
XXX.XXX
(XXX.XXX)
Program pensiun imbalan pasti memberikan eksposur Perseroan terhadap risiko tingkat bunga dan risiko gaji. Risiko Tingkat Bunga Nilai kini liabilitas pensiun imbalan pasti dihitung menggunakan tingkat diskonto yang ditetapkan dengan mengacu pada imbal hasil obligasi korporasi berkualitas tinggi. Penurunan suku bunga obligasi akan meningkatkan liabilitas program. Risiko Gaji Nilai kini liabilitas imbalan pasti dihitung dengan mengacu pada gaji masa depan peserta program. Dengan demikian, kenaikan gaji peserta program akan meningkatkan liabilitas program itu.
30
PT IAPI MANUFAKTUR CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Ribuan Rupiah)
Asumsi aktuarial yang signifikan untuk penentuan liabilitas imbalan pasti adalah tingkat diskonto dan kenaikan gaji yang diharapkan adalah sebagai berikut:
Tingkat diskonto Tingkat proyeksi kenaikan gaji Tingkat mortalita Tingkat cacat tetap Tingkat pengunduran diri
2015
2014
9% 9% TMI III 10% x tingkat mortalita 6% pada usia di bawah 45 tahun dan menurun secara linear menjadi 1% pada usia 45 tahun dan seterusnya
8,5% 9% TMI III 10% x tingkat mortalita 6% pada usia di bawah 45 tahun dan menurun secara linear menjadi 1% pada usia 45 tahun dan seterusnya
Sensitivitas analisis di bawah ini ditentukan berdasarkan masing-masing perubahan asumsi yang mungkin terjadi pada 31 Desember 2015, dengan semua asumsi lain konstan:
Perubahan asumsi Tingkat diskonto Tingkat kenaikan gaji di masa mendatang
Dampak pada liabilitas imbalan pasti Kenaikan Penurunan asumsi asumsi
1%
XXX.XXX
XXX.XXX
1%
XXX.XXX
XXX.XXX
Informasi mengenai jatuh tempo atas liabilitas dari program imbalan pasti pada 31 Desember 2015 dan 2014 adalah sebagai berikut: 2015 Kurang dari 1 tahun Antara 1 – 2 tahun Lebih dari 2 tahun
XXX.XXX XXX.XXX XXX.XXX
Durasi rata-rata dari program imbalan pasti adalah 14,6 tahun.
31
2014 XXX.XXX XXX.XXX XXX.XXX
PT IAPI MANUFAKTUR CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Ribuan Rupiah)
21. Modal Saham Susunan pemegang saham Perseroan pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 adalah sebagai berikut:
Pemegang Saham
Jumlah Saham
Persentase Kepemilikan %
10.0000 5.000 5.000 20.000
50,00 25,00 25,00 100,00
PT IAPI Indonesia Jaya PT Putra Andalan Setiawati Jumlah
Nilai Nominal Rp XXX.XXX XXX.XXX XXX.XXX XXX.XXX
22. Tambahan Modal Disetor Tambahan modal disetor merupakan kelebihan penerimaan dari pemegang saham atas setoran modal di atas nilai nominal saham yang diterbitkan.
23. Pendapatan 2015
2014
Penjualan barang Lokal Ekspor Subjumlah
XXX.XXX
XXX.XXX
XXX.XXX
XXX.XXX
XXX.XXX
XXX.XXX
Penjualan jasa Jumlah Pendapatan
XXX.XXX XXX.XXX
XXX.XXX XXX.XXX
(XXX.XXX)
(XXX.XXX)
XXX.XXX
XXX.XXX
Retur dan diskon Jumlah Pendapatan Neto
32
PT IAPI MANUFAKTUR CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Ribuan Rupiah)
24. Beban Pokok Pendapatan 2015
2014
XXX.XXX XXX.XXX (XXX.XXX)
XXX.XXX XXX.XXX (XXX.XXX)
XXX.XXX
XXX.XXX
XXX.XXX XXX.XXX
XXX.XXX XXX.XXX
XXX.XXX
XXX.XXX
XXX.XXX XXX.XXX (XXX.XXX)
XXX.XXX XXX.XXX (XXX.XXX)
XXX.XXX
XXX.XXX
XXX.XXX XXX.XXX (XXX.XXX)
XXX.XXX XXX.XXX (XXX.XXX)
Jumlah Beban Pokok Penjualan
XXX.XXX
XXX.XXX
Beban Pokok Jasa
XXX.XXX
XXX.XXX
Jumlah Beban Pokok Pendapatan
XXX.XXX
XXX.XXX
Beban Pokok Penjualan Bahan baku: Awal tahun Pembelian Akhir tahun Bahan baku yang digunakan Tenaga kerja langsung Overhead Jumlah beban produksi Barang dalam proses: Awal tahun Pembelian Akhir tahun Jumlah beban pokok produksi Barang jadi: Awal tahun Pembelian Akhir tahun
25. Beban 2015
2014 (Disajikan kembali)
Beban penjualan Pengiriman Beban pegawai Komisi Iklan dan promosi Telepon dan komunikasi Jamuan Depresiasi dan amortisasi Transportasi Lain-lain (masing-masing di bawah Rp100juta) Subjumlah
33
XXX.XXX XXX.XXX XXX.XXX XXX.XXX XXX.XXX XXX.XXX XXX.XXX XXX.XXX XXX.XXX
XXX.XXX XXX.XXX XXX.XXX XXX.XXX XXX.XXX XXX.XXX XXX.XXX XXX.XXX XXX.XXX
XXX.XXX
XXX.XXX
PT IAPI MANUFAKTUR CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Ribuan Rupiah)
2015 Beban administrasi dan umum Beban pegawai Depresiasi dan amortisasi Transportasi Sewa Perbaikan dan pemeliharaan Listrik, air dan gas Beban kantor Pajak dan perijinan Pos, telepon dan komunikasi Asuransi Lain-lain (masing-masing di bawah Rp100juta) Subjumlah Jumlah
2014
XXX.XXX XXX.XXX XXX.XXX XXX.XXX XXX.XXX XXX.XXX XXX.XXX XXX.XXX XXX.XXX XXX.XXX XXX.XXX
XXX.XXX XXX.XXX XXX.XXX XXX.XXX XXX.XXX XXX.XXX XXX.XXX XXX.XXX XXX.XXX XXX.XXX XXX.XXX
XXX.XXX
XXX.XXX
XXX.XXX
XXX.XXX
26. Beban Berdasarkan Sifat Karakteristik beban berdasarkan sifatnya untuk beban pokok pendapatan, beban penjualan, dan beban administrasi dan umum yang signifikan adalah sebagai berikut: 2015 Beban Pokok Pendapatan
Beban Penjualan
Beban Administrasi dan Umum
Jumlah
Pemakaian persediaan Beban pegawai Penyusutan Perbaikan dan pemeliharaan Sewa Asuransi Iklan dan promosi Utilitas Telekomunikasi Transportasi Amortisasi Lain-lain
XXX.XXX XXX.XXX XXX.XXX XXX.XXX XXX.XXX XXX.XXX -XXX.XXX XXX.XXX XXX.XXX XXX.XXX XXX.XXX
-XXX.XXX XXX.XXX -XXX.XXX XXX.XXX XXX.XXX -XXX.XXX XXX.XXX -XXX.XXX
-XXX.XXX XXX.XXX XXX.XXX XXX.XXX XXX.XXX XXX.XXX XXX.XXX XXX.XXX XXX.XXX XXX.XXX XXX.XXX
XXX.XXX XXX.XXX XXX.XXX XXX.XXX XXX.XXX XXX.XXX XXX.XXX XXX.XXX XXX.XXX XXX.XXX XXX.XXX XXX.XXX
Jumlah
XXX.XXX
XXX.XXX
XXX.XXX
XXX.XXX
34
PT IAPI MANUFAKTUR CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Ribuan Rupiah)
2014 (Disajikan kembali) Beban Beban Administrasi Penjualan dan Umum
Beban Pokok Penjualan Pemakaian persediaan Beban pegawai Penyusutan Perbaikan dan pemeliharaan Sewa Asuransi Iklan dan promosi Utilitas Telekomunikasi Transportasi Amortisasi Lain-lain
XXX.XXX XXX.XXX XXX.XXX XXX.XXX XXX.XXX XXX.XXX -XXX.XXX
Jumlah
XXX.XXX
XXX.XXX XXX.XXX XXX.XXX
-XXX.XXX XXX.XXX -XXX.XXX XXX.XXX XXX.XXX -XXX.XXX XXX.XXX
Jumlah
XXX.XXX
-XXX.XXX XXX.XXX XXX.XXX XXX.XXX XXX.XXX XXX.XXX XXX.XXX XXX.XXX XXX.XXX XXX.XXX XXX.XXX
XXX.XXX XXX.XXX XXX.XXX XXX.XXX XXX.XXX XXX.XXX XXX.XXX XXX.XXX XXX.XXX XXX.XXX XXX.XXX XXX.XXX
XXX.XXX
XXX.XXX
XXX.XXX
27. Transaksi Pihak Berelasi Perseroan dikendalikan oleh PT IAPI Indonesia Jaya (lihat Catatan 21). Tidak ada transaksi antara Perseroan dengan pihak pengendali tersebut selama tahun 2015 dan 2014. Sedangkan dengan pihak pihak berelasi lainnya Perseroan melakukan transaksi-transaksi dalam rangka menjalankan kegiatan usahanya. Rincian pihak berelasi adalah sebagai berikut: Nama Perseroan PT Maju Jaya (MJ) PT Semesta (Sms) PT Technology (Tch) Direksi dan Dewan Komisaris
Sifat hubungan
Sifat transaksi
Ventura bersama / pengendalian bersama Entitas asosiasi / pengaruh signifikan Ventura bersama / pengendalian bersama
Penjualan barang dan jasa
Personil / manajemen kunci
Kompensasi dan remunerasi
Beban antar perusahaan tanpa bunga, pembelian bahan baku Beban antar perusahaan tanpa bunga, pembelian bahan baku
Berikut saldo akun kepada pihak pihak berelasi: Persentase terhadap jumlah aset/liabilitas 2015
2014
2015
2014
PT MJ
XXX.XXX
XXX.XXX
XX%
XX%
Subjumlah
XXX.XXX
XXX.XXX
XX%
XX%
PT Sms
XXX.XXX
XXX.XXX
XX%
XX%
PT Tch
XXX.XXX
XXX.XXX
XX%
XX%
Subjumlah
XXX.XXX
XXX.XXX
XX%
XX%
Piutang usaha
Utang usaha
35
PT IAPI MANUFAKTUR CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Ribuan Rupiah)
Beban kompensasi kepada personil manajemen kunci adalah sebagai berikut: 2015 Jumlah remunerasi Direksi & Dewan Komisaris
xxx.xxx
2014 xxx.xxx
28. Instrumen Keuangan dan Manajemen Risiko Keuangan a.
Risiko Kredit Risiko kredit adalah risiko dimana suatu pihak atas instrumen keuangan akan menyebabkan kerugian keuangan terhadap pihak lain diakibatkan kegagalannya dalam memenuhi suatu kewajiban. Perseroan tidak memiliki konsentrasi yang signifikan terhadap risiko kredit. Terdapat kebijakan untuk memastikan keseluruhan penjualan produk dilakukan kepada pelanggan dengan riwayat kredit yang baik. Selain itu, Perseroan melakukan penelaahan atas kredit pelanggan yang ada dan menggunakan batas kredit untuk mengatur risiko kredit. Untuk transaksi kas dan bank, Perseroan menggunakan bank yang memiliki kualitas kredit yang baik terlihat dengan sebagian besar bank tersebut berperingkat mulai dari “BB“ ke “AAA” dari lembaga pemeringkat Fitch Ratings dan Pefindo. Peringkat kualitas kredit dari bank yang digunakan oleh Perseroan adalah sebagai berikut: 2015 Dengan pihak yang memiliki peringkat kredit eksternal - AAA - AA+ - AA- A+ - A- A - BB Subjumlah
xxx.xxx xxx.xxx xxx.xxx xxx.xxx xxx.xxx xxx.xxx xxx.xxx xxx.xxx
xxx.xxx xxx.xxx xxx.xxx xxx.xxx xxx.xxx xxx.xxx xxx.xxx xxx.xxx
Dengan pihak yang tidak memiliki peringkat kredit eksternal
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
Jumlah b.
2014
Risiko Likuiditas Risiko likuiditas adalah risiko dimana suatu entitas akan menghadapi kesulitan dalam memenuhi kewajiban terkait dengan liabilitas keuangannya yang diselesaikan dengan penyerahan kas atau aset keuangan lainnya. Eksposur Perseroan yang terpengaruh risiko suku bunga terutama terkait dengan pinjaman jangka pendek dan pinjaman jangka panjang. Dalam pengelolaan risiko likuiditas, manajemen memantau dan menjaga jumlah kas dan setara kas yang dianggap memadai untuk membiayai operasional dan untuk mengatasi dampak fluktuasi arus kas. Manajemen juga melakukan evaluasi berkala atas proyeksi arus kas dan arus kas aktual, termasuk jadwal jatuh tempo utang, dan terus-menerus melakukan penelaahan pasar keuangan untuk mendapatkan sumber pendanaan yang optimal.
36
PT IAPI MANUFAKTUR CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Ribuan Rupiah)
Tabel berikut menganalisis kualitas liabilitas keuangan berdasarkan jatuh tempo: 31 Desember 2015 Jumlah
Jatuh Tempo
Diukur dengan biaya perolehan diamortisasi Utang usaha Beban akrual Utang bank jangka pendek Utang sewa pembiayaan Utang bank jangka panjang Jumlah
< 1 Bulan
1-3 Bulan
3-12 Bulan
> 1 Tahun
xxx.xxx xxx.xxx
xxx.xxx xxx.xxx
xxx.xxx --
---
xxx.xxx xxx.xxx
--
xxx.xxx
--
--
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
--
xxx.xxx
xxx.xxx
--
--
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
--
xxx.xxx
xxx.xxx
31 Desember 2014 Jumlah
Jatuh Tempo
Diukur dengan biaya perolehan diamortisasi Utang usaha Beban akrual Utang bank jangka pendek Utang sewa pembiayaan Utang bank jangka panjang Jumlah
c.
< 1 Bulan
1-3 Bulan
3-12 Bulan
> 1 Tahun
xxx.xxx xxx.xxx
xxx.xxx xxx.xxx
xxx.xxx --
---
xxx.xxx xxx.xxx
--
xxx.xxx
--
--
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
--
xxx.xxx
xxx.xxx
--
--
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
--
xxx.xxx
xxx.xxx
Risiko Pasar (i)
Risiko Suku Bunga Risiko suku bunga adalah risiko dimana nilai wajar atau arus kas masa depan dari suatu instrumen keuangan akan berfluktuasi karena perubahan suku bunga pasar. Eksposur Perseroan yang terpengaruh risiko suku bunga terutama terkait dengan pinjaman jangka pendek. Untuk meminimalkan risiko suku bunga, Perseroan mengelola beban bunga melalui kombinasi utang dengan suku bunga tetap dan suku bunga variabel, dengan mengevaluasi kecenderungan suku bunga pasar. Manajemen juga melakukan penelaahan berbagai suku bunga yang ditawarkan oleh kreditur untuk mendapatkan suku bunga yang menguntungkan sebelum mengambil keputusan untuk melakukan perikatan utang baru.
37
PT IAPI MANUFAKTUR CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Ribuan Rupiah)
Analisis Sensitivitas Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, jika suku bunga lebih tinggi 50 basis poin dengan semua variabel lain tetap, maka beban keuangan periode berjalan dan periode komparatif terkait akan bertambah sebesar RpXXX.XXX dan RpXXX.XXX, terutama yang timbul sebagai akibat beban bunga yang lebih tinggi atas pinjaman dengan suku bunga mengambang. (ii) Risiko Mata Uang Risiko nilai tukar adalah risiko dimana nilai wajar atau arus kas masa depan dari suatu instrumen keuangan akan berfluktuasi karena perubahan kurs valuta asing. Risiko Eksposur Perseroan yang terpengaruh risiko nilai tukar terutama terkait dengan pinjaman jangka panjang dan impor mesin untuk proyek konstruksi. Untuk mengelola risiko nilai tukar mata uang asing, Perseroan melakukan kebijakan perencanaan keuangan yaitu pengelolaan penerimaan dalam mata uang asing sesuai kebutuhan investasi dan operasional (lindung nilai alamiah). Selain pinjaman jangka panjang, Perseroan dan Entitas asosiasi memiliki eksposur dalam mata uang asing yang timbul dari transaksi operasionalnya. Eksposur tersebut timbul karena transaksi yang bersangkutan dilakukan dalam mata uang selain mata uang fungsional unit operasional atau pihak lawan. Eksposur dalam mata uang asing tersebut jumlahnya tidak material. Tabel berikut menyajikan jumlah aset dan liabilitas keuangan dalam mata uang asing pada 31 Desember 2015 dan 2014 berdasarkan jenis mata uang asing: Analisis Sensitivitas Dengan hipotesis pelemahan nilai tukar terhadap mata uang Dolar Amerika Serikat sebesar 10%, akan menurunkan laba sebelum pajak sebesar RpXXX.XXX (2014: RpXXX.XXX). Dengan hipotesis pelemahan nilai tukar terhadap mata uang Dolar Singapura sebesar 10%, akan menurunkan laba sebelum pajak sebesar RpXXX.XXX (2014: RpXXX.XXX). Dengan hipotesis pelemahan nilai tukar terhadap mata uang Euro sebesar 10%, akan menurunkan laba sebelum pajak sebesar RpXXX.XXX (2014: RpXXX.XXX). Analisis di atas didasarkan pada asumsi bahwa pelemahan dan penguatan terhadap semua mata uang asing dengan pola yang sama, tetapi tidak benar-benar terjadi pada kenyataannya. Analisis tersebut belum memperhitungkan dampak efektivitas instrumen derivatif sebagai lindung nilai.
38
PT IAPI MANUFAKTUR CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Ribuan Rupiah)
29. Aset dan Liabilitas Moneter dalam Mata Uang Asing 31 Desember 2015 Mata Uang Asing USD SGD Aset: Kas dan setara kas Deposito yang dijaminkan Piutang usaha Jumlah Aset Liabilitas: Utang Usaha Utang Bank Jangka Pendek Jumlah Liabilitas Jumlah Aset (Liabilitas) Neto
XXX,XXX XXX,XXX
XXX,XXX --
XXX.XXX XXX.XXX
XXX,XXX
XXX,XXX
XXX.XXX
(XXX,XXX) (XXX,XXX) (XXX,XXX) XXX,XXX
(XXX,XXX) -(XXX,XXX) XXX,XXX
(XXX.XXX) (XXX.XXX) (XXX.XXX) XXX.XXX
31 Desember 2014 Mata Uang Asing USD SGD Aset: Kas dan setara kas Deposito yang dijaminkan Piutang usaha Jumlah Aset Liabilitas: Utang Usaha Utang Bank Jangka Pendek Jumlah Liabilitas Jumlah Aset (Liabilitas) Neto
Ekuivalen Rupiah
Ekuivalen Rupiah
XXX,XXX XXX,XXX
XXX,XXX --
XXX.XXX XXX.XXX
XXX,XXX
XXX,XXX
XXX.XXX
(XXX,XXX) (XXX,XXX) (XXX,XXX) XXX,XXX
(XXX,XXX) -(XXX,XXX) XXX,XXX
(XXX.XXX) (XXX.XXX) (XXX.XXX) XXX.XXX
30. Sumber Ketidakpastian Estimasi dan Pertimbangan Akuntansi yang Penting Penyusunan laporan keuangan sesuai dengan standar akuntansi keuangan di Indonesia mengharuskan manajemen untuk membuat asumsi dan estimasi yang dapat mempengaruhi jumlah tercatat aset dan liabilitas tertentu pada akhir tahun pelaporan. Dalam penyusunan laporan keuangan ini, asumsi akuntansi telah dibuat dalam proses penerapan kebijakan akuntansi yang memiliki pengaruh signifikan terhadap jumlah tercatat aset dan liabiltas pada laporan keuangan. Selain itu juga terdapat asumsi akuntansi mengenai sumber estimasi ketidakpastian pada akhir tahun pelaporan yang dapat mempengaruhi secara material jumlah tercatat aset dan liabilitas untuk tahun pelaporan berikutnya.
39
PT IAPI MANUFAKTUR CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Ribuan Rupiah)
Manajemen secara periodik menelaah asumsi dan estimasi ini untuk memastikan bahwa asumsi dan estimasi telah dibuat berdasarkan semua informasi relevan yang tersedia pada tanggal tersebut dimana laporan keuangan disusun. Karena terdapat ketidakpastian yang melekat dalam pembuatan estimasi, nilai aset dan liabilitas yang akan dilaporkan di masa mendatang akan berbeda dari estimasi tersebut. Pada tanggal pelaporan, manajemen telah membuat asumsi dan estimasi penting yang memiliki dampak paling signifikan pada jumlah tercatat yang diakui dalam laporan keuangan, yaitu sebagai berikut: Penyisihan Penurunan Nilai Piutang Secara umum manajemen menganalisis kecukupan penyisihan piutang berdasarkan beberapa hal, yaitu antara lain menganalisis historis piutang tak tertagih, konsentrasi piutang masingmasing pelanggan, kelayakan kredit yang diberikan dan perubahan jangka waktu pelunasan. Analisis tersebut dilakukan secara individual terhadap jumlah piutang yang signifikan, sedangkan kelompok piutang yang tidak signifikan dilakukan atas dasar kolektif. Pada tanggal pelaporan, jumlah tercatat piutang telah mencerminkan nilai wajarnya dan nilai tercatat tersebut dapat berubah secara material pada tahun pelaporan berikutnya, namun perubahan itu bukan berasal dari asumsi maupun estimasi yang dibuat pada tanggal pelaporan ini (lihat Catatan 7). Estimasi Aset Pajak Tangguhan Pertimbangan manajemen diperlukan untuk menentukan jumlah pajak tangguhan yang diakui sebagai laba atau rugi serta jumlah yang dicatat sebagai aset pajak tangguhan. Pengakuan tersebut dilakukan hanya jika besar kemungkinan aset tersebut akan terpulihkan dalam bentuk manfaat ekonomi yang akan diterima pada periode mendatang, dimana perbedaan temporer dan akumulasi rugi fiskal masih dapat digunakan. Manajemen juga mempertimbangkan estimasi laba kena pajak di masa datang dan perencanaan strategis perpajakan dalam mengevaluasi aset pajak tangguhannya agar sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku maupun perubahannya. Sebagai akibatnya, terkait dengan sifat bawaannya, ada kemungkinan bahwa perhitungan pajak tangguhan berhubungan dengan pola yang kompleks dimana penilaian memerlukan pertimbangan dan tidak diharapkan menghasilkan perhitungan yang akurat. Estimasi pajak tangguhan disajikan dalam Catatan 16. Estimasi Umur Manfaat Ekonomis Aset Tetap Manajemen melakukan penelahaan berkala atas masa manfaat ekonomis aset tetap berdasarkan faktor-faktor seperti kondisi fisik dan teknis serta perkembangan teknologi mesin dan peralatan medis di masa depan. Hasil operasi di masa depan akan dipengaruhi secara material atas perubahan estimasi ini yang diakibatkan oleh perubahan faktor yang telah disebutkan di atas. Perubahan estimasi umur manfaat aset tetap, jika terjadi, diperlakukan secara prospektif sesuai PSAK No. 25 (Revisi 2010) “Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi dan Kesalahan”. Jumlah tercatat aset tetap disajikan dalam Catatan 11. Imbalan Pascakerja Nilai kini Liabilitas imbalan pasti tergantung pada beberapa faktor yang ditentukan dengan dasar aktuarial berdasarkan beberapa asumsi. Asumsi yang digunakan untuk menentukan biaya (penghasilan) tersebut mencakup tingkat diskonto. Perubahan asumsi ini akan mempengaruhi jumlah tercatat imbalan pascakerja.
40
PT IAPI MANUFAKTUR CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Ribuan Rupiah)
Perseroan menentukan tingkat diskonto yang sesuai pada akhir tahun pelaporan, yakni tingkat suku bunga yang digunakan untuk menentukan nilai kini arus kas keluar masa depan estimasian yang diharapkan untuk menyelesaikan Liabilitas. Dalam menentukan tingkat suku bunga yang sesuai, Perseroan mempertimbangkan tingkat suku bunga obligasi pemerintah yang didenominasikan dalam mata uang Rupiah dan memiliki jangka waktu yang serupa dengan jangka waktu Liabilitas yang terkait. Asumsi kunci lainnya sebagian ditentukan berdasarkan kondisi pasar saat ini, selama periode dimana liabilitas imbalan pascakerja terselesaikan. Perubahan asumsi imbalan kerja ini akan berdampak pada pengakuan keuntungan atau kerugian aktuarial pada akhir tahun pelaporan. Informasi mengenai asumsi dan jumlah liabilitas dan beban imbalan pascakerja diungkapkan pada Catatan 20. Nilai Wajar atas Instrumen Keuangan Bila nilai wajar aset keuangan dan liabilitas keuangan yang tercatat pada laporan posisi keuangan tidak tersedia di pasar aktif, ditentukan dengan menggunakan berbagai teknik penilaian termasuk penggunaan model matematika. Masukan (input) untuk model ini berasal dari data pasar yang bisa diamati sepanjang data tersebut tersedia. Bila data pasar yang bisa diamati tersebut tidak tersedia, pertimbangan manajemen diperlukan untuk menentukan nilai wajar.
31. Transaksi Non Kas 2015 Perolehan aset tetap melalui sewa pembiayaan Reklasifikasi dalam penyelesaian ke aset tetap
2014
XXX.XXX XXX.XXX
XXX.XXX XXX.XXX
32. Manajemen Permodalan
Jumlah utang Dikurang: Kas dan setara kas Utang Neto Jumlah Ekuitas Rasio Utang terhadap Ekuitas
2015
2014
XXX.XXX (XXX.XXX) XXX.XXX
XXX.XXX (XXX.XXX) XXX.XXX
XXX.XXX
XXX.XXX
0,97
0,98
Tujuan utama Perseroan dalam mengelola permodalan adalah untuk melindungi kemampuan Perseroan dalam mempertahankan kelangsungan usaha, sehingga Perseroan dapat melanjutkan untuk menyediakan imbal hasil bagi pemegang saham dan manfaat bagi pemangku kepentingan. Perseroan mengelola struktur modal dan membuat penyesuaian yang diperlukan dengan memperhatikan perubahan kondisi ekonomik dan karakteristik risiko aset yang mendasarinya. Untuk memelihara atau menyesuaikan struktur modal, Perseroan mungkin menyesuaikan jumlah dividen yang dibayar kepada pemegang saham, pengembalian modal kepada pemegang saham, penerbitan saham baru, atau menjual aset untuk mengurangi utang. 41
PT IAPI MANUFAKTUR CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Ribuan Rupiah)
Selama 2015, strategi Perseroan tidak berubah sejak 2014, yaitu mempertahankan rasio utang terhadap ekuitas pada batas bawah 1:1, dalam rangka menjamin akses ke pembiayaan dengan biaya yang wajar untuk mempertahankan peringkat kredit.
33. Komitmen dan Perjanjian Signifikan Pada tanggal 15 Februari 2015, Perseroan menandatangani partnership agreement dengan Oxi dimana Perseroan ditunjuk oleh Oxi sebagai exclusive partner atas produk Oxi wilayah A. Perjanjian ini efektif berlaku sejak tanggal 15 Februari 2015 sampai dengan 15 Februari 2016. Perjanjian ini diperpanjang secara otomatis untuk periode satu tahun kecuali diakhiri oleh salah satu pihak dalam waktu paling lambat 30 hari sebelum perjanjian berakhir.
34. Tanggal Penyelesaian Laporan Keuangan Direksi bertanggung jawab atas penyajian dan pengungkapan laporan keuangan untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2015 yang disusun dan diotorisasi pada tanggal 7 April 2016.
42
Member Firm of
Kantor Akuntan Publik TOTO SUJARWO & Rekan Izin Usaha No. xxx/KM.6/2xx6 Jl. Proklamasi, Jakarta Tel. 021- 4567xxx, Fax. 021-4561xxx
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN
Laporan No: 074/EI-2016/TTS
Pemegang Saham, Dewan Komisaris dan Direksi PT IAPI Manufaktur Kami telah mengaudit laporan keuangan PT IAPI Manufaktur terlampir, yang terdiri dari laporan posisi keuangan tanggal 31 Desember 2015, serta laporan laba-rugi dan penghasilan komprehensif lain, laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut, dan suatu ikhtisar kebijakan akuntansi signifikan dan informasi penjelasan lainnya. Tanggung Jawab Manajemen atas Laporan Keuangan Manajemen bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian wajar laporan keuangan tersebut sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia, dan atas pengendalian internal yang dianggap perlu oleh manajemen untuk memungkinkan penyusunan laporan keuangan yang bebas dari kesalahan penyajian material, baik yang disebabkan oleh kecurangan maupun kesalahan. Tanggung Jawab Auditor Tanggung jawab kami adalah untuk menyatakan suatu opini atas laporan keuangan tersebut berdasarkan audit kami. Kami melaksanakan audit berdasarkan Standar Audit yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia. Standar tersebut mengharuskan kami untuk mematuhi ketentuan etika serta merencanakan dan melaksanakan audit untuk memperoleh keyakinan memadai tentang apakah laporan keuangan tersebut bebas dari kesalahan penyajian material. Suatu audit melibatkan pelaksanaan prosedur untuk memperoleh bukti audit tentang angkaangka dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Prosedur yang dipilih bergantung pada pertimbangan auditor, termasuk penilaian atas risiko kesalahan penyajian material dalam laporan keuangan, baik yang disebabkan oleh kecurangan maupun kesalahan. Dalam melakukan penilaian risiko tersebut, auditor mempertimbangkan pengendalian internal yang relevan dengan penyusunan dan penyajian wajar laporan keuangan entitas untuk merancang prosedur audit yang tepat sesuai dengan kondisinya, tetapi bukan untuk tujuan menyatakan opini atas keefektivitasan pengendalian internal entitas. Suatu audit juga mencakup pengevaluasian atas ketepatan kebijakan akuntansi yang digunakan dan kewajaran estimasi akuntansi yang dibuat oleh manajemen, serta pengevaluasian atas penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Kami yakin bahwa bukti audit yang telah kami peroleh adalah cukup dan tepat untuk menyediakan suatu basis bagi opini audit kami.
KAP Toto Sujarwo & Rekan adalah anggota TS International yang bersifat independen. TS International adalah Organisasi Audit Indonesia independen yang didirikan berdasarkan ketentuan hukum di Indonesia.
Member Firm of
Kantor Akuntan Publik TOTO SUJARWO & Rekan Izin Usaha No. xxx/KM.6/2xx6 Jl. Proklamasi, Jakarta Tel. 021- 4567xxx, Fax. 021-4561xxx
Opini Menurut opini kami, laporan keuangan terlampir menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan PT IAPI Manufaktur tanggal 31 Desember 2015, serta kinerja keuangan dan arus kasnya untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut, sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia.
KAP TOTO SUJARWO & Rekan
Toto Sujarwo, CPA Nomor Izin Akuntan Publik: AP.0xxx Jakarta, 7 April 2016
KAP Toto Sujarwo & Rekan adalah anggota TS International yang bersifat independen. TS International adalah Organisasi Audit Indonesia independen yang didirikan berdasarkan ketentuan hukum di Indonesia.
Halaman ini sengaja dikosongkan