PT DUTA PERTIWI NUSANTARA Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2014 DAN 30 JUNI 2013 (TIDAK DIAUDIT) KECUALI LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2014 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2013 (DIAUDIT)
PT DUTA PERTIWI NUSANTARA Tbk DAN ENTITAS ANAK DAFTAR ISI
Halaman
LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Laporan Posisi Keuangan (Neraca) Konsolidasian
1
Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian
3
Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian
4
Laporan Arus Kas Konsolidasian
5
Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasian
6
PT DUTA PERTIWI NUSANTARA Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN Per 30 Juni 2014 (tidak diaudit), 31 Desember 2013 (diaudit) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan
Tidak Diaudit
Diaudit
30 Juni 2014 Rp
31 Desember 2013 Rp
ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas Investasi jangka pendek Piutang Usaha - Pihak ketiga Piutang lain-lain - Pihak ketiga Persediaan Biaya dibayar di muka Pajak dibayar dimuka
2d , 3 2e , 4 2f , 5 6 2g , 7 2h , 8 19a
Total Aset Lancar
ASET TIDAK LANCAR Piutang pemegang saham Properti Investasi
9 2j , 10 11 2k , 12 2q , 19d
Aset Keuangan tidak lancar lainnya
Aset tetap Aset pajak tangguhan bersih Uang jaminan Biaya eksplorasi ditangguhkan
2m
Total Aset Tidak Lancar TOTAL ASET
30
53.034.246.741 49.984.500.000 17.843.678.624 1.549.672.941 44.282.444.821 424.536.712 551.001.975
67.041.602.624 40.324.500.000 15.090.426.809 1.155.068.716 43.312.845.339 178.559.638 -
167.670.081.814
167.103.003.126
1.400.000.000 2.205.926.250 15.627.104.468 12.950.689.971 9.005.459.687 4.540.000 57.981.329.520
2.206.176.250 15.171.891.498 11.734.067.653 8.371.661.003 4.540.000 51.781.329.520
99.175.049.896
89.269.665.924
266.845.131.710
256.372.669.050
Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian ini.
Pontianak, 21 Juli 2014 S.E. & O.
Budiono Direktur
-1-
PT DUTA PERTIWI NUSANTARA Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN Per 30 Juni 2014 (tidak diaudit), 31 Desember 2013 (diaudit) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Catatan LIABILITAS LIABILITAS JANGKA PENDEK Utang usaha - pihak ketiga Utang lain-lain - pihak ketiga Utang dividen Biaya yang masih harus dibayar Pendapatan diterima dimuka Jaminan Sewa Kantor Utang pajak
Tidak Diaudit 30 Juni 2014 Rp
13 14 15 16 17 18 19b
Diaudit 31 Desember 2013 Rp
8.208.857.559 339.781.575 7.867.578.545 207.057.531 92.907.000 122.877.000 2.619.818.759
10.200.943.412 339.781.575 1.244.979.505 108.648.269 122.877.000 4.407.021.774
19.458.877.969
16.424.251.535
18.068.969.951
16.520.452.726
Total Liabilitas jangka panjang
18.068.969.951
16.520.452.726
TOTAL LIABILITAS
37.527.847.920
32.944.704.261
21 22
82.782.488.000 93.450.650 797.222.676
82.782.488.000 93.450.650 371.167.949
23
4.900.000.000 114.095.190.033
4.550.000.000 112.559.566.169
202.668.351.359
200.356.672.768
26.648.932.431
23.071.292.021
229.317.283.790
223.427.964.789
266.845.131.710
256.372.669.050
Total liabilitas jangka pendek LIABILITAS JANGKA PANJANG Kewajiban imbalan pasca kerja
2p , 20
EKUITAS Modal saham Modal dasar 540.000.000 lembar saham 30 Juni 2014 dan 31 Desember 2013 nilai nominal Rp 250 per saham Modal ditempatkan dan disetor penuh 331.129.952 saham pada 30 Juni 2014 dan 31 Desember 2013 Agio Saham Komponen ekuitas lainnya Saldo laba Ditentukan penggunaannya Belum ditentukan penggunaannya Total ekuitas yang dapat diatribusikan kepada Pemilik entitas induk
24
Kepentingan nonpengendali Total Ekuitas TOTAL LIABILITAS DAN EKUITAS
Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian ini. Pontianak, 21 Juli 2014 S.E. & O.
Budiono Direktur
-2-
PT DUTA PERTIWI NUSANTARA Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2014 DAN 30 JUNI 2013 (TIDAK DIAUDIT) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Catatan
30 Juni 2014 Rp
30 Juni 2013 *) Rp
Penjualan bersih
2o 25
68.759.232.742
62.778.757.289
Beban Pokok penjualan
2o 26
50.524.870.879
50.434.828.261
18.234.361.863
12.343.929.028
LABA BRUTO Pendapatan lainnya
27
4.001.157.673
2.385.130.152
Beban usaha
28
(11.248.849.275)
(10.854.138.208)
Beban lainnya
29
(697.599.586)
(26.311.717)
Pemulihan beban penyisihan penurunan nilai atas beban eksplorasi & pengembangan
30
LABA USAHA Bagian laba (rugi) bersih dari entitas asosiasi Laba sebelum pajak penghasilan Penghasilan (beban) pajak penghasilan
2q 19c
LABA TAHUN BERJALAN
-
30.014.449.408
10.289.070.675
33.863.058.663
-
1.277.003.208
10.289.070.675
35.140.061.871
(1.762.168.895)
(6.282.218.250)
8.526.901.780
28.857.843.621
Pendapatan komprehensif lain Keuntungan (kerugian) aktuarial atas program pensiun manfaat pasti Aset keuangan tersedia untuk dijual Pajak penghasilan terkait PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAIN TAHUN BERJALAN SETELAH PAJAK
20
(588.051.288)
264.524.530
11
568.072.970
(230.562.640)
19d
4.994.579
(8.490.473)
(14.983.739)
25.471.417
TOTAL LABA KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN
8.511.918.041
28.883.315.038
8.949.261.370
19.486.123.468
Laba rugi tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada : Pemilik entitas induk Kepentingan nonpengendali
(422.359.590)
9.371.720.153
8.526.901.780
28.857.843.621
8.934.277.631
19.511.594.885
Total laba rugi komprehensif tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada : Pemilik entitas induk Kepentingan nonpengendali
24
Laba per saham dasar
2r
31
(422.359.590)
9.371.720.153
8.511.918.041
28.883.315.038
27,03
58,85
*) Disajikan kembali, lihat catatan 37 Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian ini.
Pontianak, 21 Juli 2014 S.E. & O.
Budiono Direktur
-3-
PT DUTA PERTIWI NUSANTARA Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2014 DAN 30 JUNI 2013 (TIDAK DIAUDIT) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan
Saldo 01 Januari 2013
Modal Ditempatkan dan Disetor Rp 82.782.488.000
Agio Saham Rp 93.450.650
Saldo Laba Tidak Ditentukan Ditentukan Penggunaannya Penggunaannya Rp Rp 58.863.099.622
4.200.000.000
Pendapatan * Komprehensif Aset Keuangan Tersedia untuk Dijual
Total ekuitas Entitas Induk
(350.000.000)
Total Ekuitas
Rp 309.662.182
146.248.700.454
9.344.600.891
155.593.301.345
-
4.800.000.000
4.800.000.000
Peningkatan modal Cadangan Umum
Kepentingan nonpengendali
350.000.000
-
-
(4.966.949.280)
(4.966.949.280)
Deviden Tunai
(4.966.949.280)
Total Laba komprehensif tahun berjalan
19.684.516.865
-
(172.921.980)
19.511.594.885
9.371.720.153
28.883.315.038
73.230.667.207
4.550.000.000
136.740.202
160.793.346.059
23.516.321.044
184.309.667.103
82.782.488.000
Saldo 30 Juni 2013
93.450.650
*) disajikan kembali
Catatan Saldo 01 Januari 2014
Modal Ditempatkan dan Disetor Rp 82.782.488.000
Agio Saham Rp 93.450.650
Saldo Laba Tidak Ditentukan Ditentukan Penggunaannya Penggunaannya Rp Rp 112.559.566.169
4.550.000.000
Pendapatan Komprehensif Aset Keuangan Tersedia untuk Dijual
Total ekuitas Entitas Induk
Kepentingan nonpengendali
Rp 371.167.949
200.356.672.768
Peningkatan modal Cadangan Umum
23
(350.000.000)
Deviden Tunai
23
(6.622.599.040)
Total Laba komprehensif tahun berjalan Saldo 30 Juni 2014
350.000.000
8.508.222.904 82.782.488.000
93.450.650
114.095.190.033 -4-
4.900.000.000
Total Ekuitas
23.071.292.021
223.427.964.789
4.000.000.000
4.000.000.000
-
-
(6.622.599.040)
(6.622.599.040)
426.054.727
8.934.277.631
(422.359.590)
8.511.918.041
797.222.676
202.668.351.359
26.648.932.431
229.317.283.790
PT DUTA PERTIWI NUSANTARA Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2014 DAN 30 JUNI 2013 (TIDAK DIAUDIT) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Catatan
30 Juni 2014 Rp
30 Juni 2013 *) Rp
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI : Penerimaan dari pelanggan
71.050.091.682
69.005.748.291
315.946.000
232.644.000
Pendapatan lainnya Pembayaran kepada pemasok
(53.317.122.948)
(45.969.779.933)
Pembayaran gaji dan tunjangan
(12.674.793.679)
(11.640.668.766)
(3.215.569.206)
(3.423.617.495)
2.158.551.849
8.204.326.097
-
-
Pembayaran beban operasi lainnya Kas yang diperoleh (digunakan untuk) operasi Pembayaran bunga Pembayaran pajak Arus kas neto dari aktivitas operasi
(3.165.633.456)
(3.326.806.589)
(1.007.081.607)
4.877.519.508
3.493.823.111
1.529.961.173
(9.547.140.000)
(2.615.300.000)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI: Penerimaan bunga Pencairan (penempatan) investasi jangka pendek Penerimaan dari Penjualan aset tetap
325.000.000
609.500.000
Pembayaran untuk perolehan aset tetap
(2.357.108.888)
Piutang kepada Pemegang Saham
(1.400.000.000)
Penambahan aset tidak lancar (biaya eksplorasi ditangguhkan)
(6.200.000.000)
(6.276.000.000)
(15.685.425.777)
(9.427.872.498)
4.000.000.000
4.800.000.000
4.000.000.000
4.800.000.000
Arus kas neto untuk aktivitas investasi
(2.676.033.671) -
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN: Peningkatan modal disetor anak perusahaan Arus kas neto untuk aktivitas pendanaan
KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH KAS DAN SETARA KAS
(12.692.507.384)
KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN
67.041.602.624
Efek perubahan nilai kurs pada kas dan setara kas
(1.314.848.499)
SALDO AKHIR KAS DAN SETARA KAS
53.034.246.741
Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian.
-5-
249.647.010 44.932.029.262 664.246.176 45.845.922.448
PT DUTA PERTIWI NUSANTARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2014 DAN 30 JUNI 2013 KECUALI AKUN NERACA UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2014 DAN 31 DESEMBER 2013 (Dinyatakan Dalam Rupiah Penuh) 1. UMUM a. Pendirian dan Informasi Umum PT Duta Pertiwi Nusantara (Perusahaan) didirikan berdasarkan akta No. 45 tanggal 18 Maret 1982 dari Jahja Irwan Sutjiono, S.H., notaris di Jakarta. Akta Pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C-2-12-HT-01.04 th. 86 tanggal 4 Januari 1986. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, yang terakhir dengan Akta No. 34 tanggal 11 Juni 2009 dari Fathiah Helmi, S.H., notaris di Jakarta, mengenai perubahan anggaran dasar untuk disesuaikan dengan Peraturan Bapepam-LK No. IX.J.1. tentang Pokok-Pokok Anggaran Dasar Perseroan yang Melakukan Penawaran Efek Bersifat Ekuitas dan Perusahaan Publik sebagaimana dimuat dalam Lampiran Keputusan Ketua Bapepam-LK Nomor : Kep79/BL/2008 tanggal 14 Mei 2008. Perubahan Anggaran Dasar tersebut telah didaftarkan kepada Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, Direktorat Jendral Administrasi Hukum Umum dengan No. AHU-0002536.AH.01.09. Th 2010 tanggal 14 Januari 2010. Perusahaan berdomisili di Pontianak, Kalimantan Barat. Kantor Pusat beralamat di Jl Tanjungpura No. 263 D, Pontianak 78122 sedangkan pabrik berlokasi di Jl. Adisucipto Km. 10,6 Desa Teluk Kapuas, Kec. Sei Raya, Kab. Kubu Raya, Pontianak 78391. Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan meliputi industri lem, barang-barang kimia dan pertambangan. Perusahaan mulai berproduksi secara komersial pada tahun 1987. Hasil produksi Perusahaan dipasarkan di dalam negeri. Pada periode laporan yang disajikan tidak terdapat ekspansi maupun penciutan usaha Jumlah karyawan Perusahaan untuk tahun yang berakhir per 30 Juni 2014 dan per 31 Desember 2013 rata-rata 106 dan 109 karyawan. Susunan pengurus Perusahaan pada tanggal 30 Juni
2014 dan 31 Desember 2013 sebagai berikut:
Dewan Komisaris Komisaris Utama Komisaris Komisaris Independen
30 Juni 2014 Tn. Ng Tjie Koang Tn. Budi Satria Sanusi Tn. Corneiles Tedjo E..,SE,MBA
31 Desember 2013 Tn. Ng Tjie Koang Tn. Budi Satria Sanusi Tn. Corneiles Tedjo E..,SE,MBA
Direksi Direktur Utama Direktur Direktur Direktur Tidak Terafiliasi
Tn. Siang Hadi Widjaja Tn. Ir. Winata Indradjaja Tn. Ir. Honky Widjaja Tn. Budiono
Tn. Siang Hadi Widjaja Tn. Ir. Winata Indradjaja Tn. Ir. Honky Widjaja Tn. Budiono
Tn. Corneiles Tedjo E.,SE,MBA Tn.Tjhin Khim Kiat, SE Tn. Drs. Halim Makopolo
Tn. Corneiles Tedjo E.,SE,MBA Tn.Tjhin Khim Kiat, SE Tn. Drs. Halim Makopolo
Komite Audit Ketua Anggota
Jumlah kompensasi yang diterima oleh Dewan Komisaris dan Dewan Direksi Perusahaan, untuk periode yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 Juni 2014 dan 31 Desember 2013 masing-masing sebesar Rp 6.713.760.304 dan Rp 17.057.549.611
-6-
PT DUTA PERTIWI NUSANTARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2014 DAN 30 JUNI 2013 KECUALI AKUN NERACA UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2014 DAN 31 DESEMBER 2013 (Dinyatakan Dalam Rupiah Penuh) 1. UMUM (LANJUTAN) b. Penawaran Umum Saham Perusahaan Pada tanggal 18 Juni 1990 Perusahaan memperoleh persetujuan dari Menteri Keuangan dengan Surat No. SI118/SHM/MK.10/1990, untuk menawarkan 2.270.000 sahamnya kepada masyarakat, dan pada tanggal 8 Agustus 1990 seluruh saham Perusahaan telah tercatat di PT Bursa Efek Indonesia (d/h PT Bursa Efek Jakarta).
c. Entitas Anak Perusahaan memiliki saham Entitas anak, sebagai berikut :
Entitas Anak
Domisili
Jenis Usaha
Persentase Kepemilikan 2014 2013
PT Intitirta Primasakti
Jakarta
Pertambangan
60%
60%
Jumlah aset (Rp) 30 Juni 2014 31 Desember 2013 68.443.485.143
59.535.827.769
Sampai dengan tanggal 30 Juni 2014, Entitas anak masuk dalam tahap persiapan untuk produksi. d. Penerbitan laporan keuangan Manajemen Perusahaan bertanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan konsolidasian dan telah menyetujui untuk menerbitkan laporan keuangan konsolidasi Perusahaan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2014 pada tanggal 21 Juli 2014. 2. KEBIJAKAN AKUNTANSI a. Penyajian laporan keuangan konsolidasian Laporan keuangan konsolidasian disusun dengan menggunakan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia yaitu Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia dan peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK) No. VIII.G.7 tentang Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik, yang terlampir dalam surat keputusan No. KEP-347/BL/2012. Laporan keuangan konsolidasian tersebut disusun berdasarkan nilai historis Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode langsung dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Untuk tujuan laporan arus kas, kas dan setara kas mencakup kas, bank dan investasi jangka pendek yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang dan yang tidak dijadikan jaminan Laporan keuangan konsolidasian disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum Mata uang fungsional Perusahaan adalah dalam Rupiah dan setiap Entitas Anak di dalam Kelompok Usaha menetapkan mata uang fungsionalnya sendiri dan transaksi-transaksi di dalam laporan keuangan dari setiap entitas diukur berdasarkan mata uang fungsional tersebut. Mata uang penyajian yang digunakan untuk penyusunan laporan keuangan konsolidasian adalah mata uang Rupiah (Rp).
-7-
PT DUTA PERTIWI NUSANTARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2014 DAN 30 JUNI 2013 KECUALI AKUN NERACA UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2014 DAN 31 DESEMBER 2013 (Dinyatakan Dalam Rupiah Penuh)
2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (LANJUTAN) a. Penyajian laporan keuangan konsolidasian (lanjutan)
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (“PSAK”) dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (“ISAK”) Berikut ini adalah standar akuntasi yang telah disahkan oleh Dewan Standar Akuntasi Keuangan (DSAK) yang dipandang relevan terhadap pelaporan keuangan Perusahaan yang berlaku efektif untuk laporan keuangan dengan periode pada tanggal setelah 01 Januari 2014 dan 01 Januari 2015: Berlaku efektif 01 Januari 2014 : : Pengalihan Aset dari Pelanggan • ISAK 27 : Pengakhiran Liabilitas Keuangan dengan Instrumen Ekuitas • ISAK 28 Berlaku efektif 01 Januari 2015 : • PSAK 1 (revisi 2013)
: Penyajian Laporan Keuangan
PSAK ini mengubah penyajian kelompok pos-pos dalam Penghasilan Komprehensif Lain. Pos-pos yang akan direklasifikasi ke laba rugi disajikan terpisah dari pos-pos yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi.
• PSAK 4 (revisi 2013)
: Laporan Keuangan Tersendiri
PSAK ini hanya mengatur persyaratan akuntansi ketika entitas induk menyajikan laporan keuangan tersendiri sebagai informasi tambahan. Akuntansi untuk laporan keuangan konsolidasian diatur dalam PSAK 65.
• PSAK15 (revisi 2013)
: Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama
PSAK ini mengatur penerapan metode ekuitas pada investasi ventura bersama dan juga entitas asosiasi.
• PSAK 24 (revisi 2013)
: Imbalan Pasca Kerja
PSAK ini menghapus mekanisme koridor dan pengungkapan atas informasi liabilitas kontijensi untuk menyederhanakan klarifikasi dan pengungkapan.
• PSAK 65
: Laporan Keuangan Konsolidasian
PSAK ini menggantikan porsi PSAK 4 (2009) yang mengenai akuntasi untuk laporan keuangan konsolidasian, menetapkan prinsip penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasian ketika suatu entitas mengendalikan satu atau lebih entitas lain.
• PSAK 66
: Pengaturan Bersama
PSAK ini menggantikan PSAK 12 (2009) dan ISAK 12. PSAK ini menghapus opsi metode konsolidasi proporsional untuk mencatat bagian ventura bersama.
• PSAK 67
: Pengungkapan Kepentingan dalam Entitas Lain
PSAK ini mencakup semua pengungkapan yang diatur sebelumnya dalam PSAK 4 (2009), PSAK 12 (2009) dan PSAK 15 (2009). Pengungkapan ini terkait dengan kepentingan entitas dalam entitas-entitas lain. • PSAK 68
: Pengukuran Nilai Wajar
PSAK ini memberikan panduan-panduan tentang bagaimana pengukuran nilai wajar ketika nilai wajar disyaratkan atau diizinkan.
-8-
PT DUTA PERTIWI NUSANTARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2014 DAN 30 JUNI 2013 KECUALI AKUN NERACA UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2014 DAN 31 DESEMBER 2013 (Dinyatakan Dalam Rupiah Penuh) 2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (LANJUTAN) a. Penyajian laporan keuangan konsolidasian (lanjutan) Perusahaan dan entitas anak sedang mengevaluasi dampak dari standar akuntansi yang baru tersebut dan belum menentukan dampaknya terhadap laporan keuangan konsolidasian .
b. Prinsip konsolidasian Sejak tanggal 1 Januari 2011 Kebijakan akuntansi yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian telah diterapkan secara konsisten oleh Perusahaan dan Entitas Anak , kecuali dinyatakan lain. Laporan keuangan konsolidasian meliputi laporan keuangan Entitas Anak seperti yang disebutkan pada Catatan 1b, dimana Perusahaan baik secara langsung atau tidak langsung, memiliki lebih dari 50% kepemilikan saham. Semua saldo dan transaksi antar Perusahaan yang material, termasuk keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi, jika ada, dieliminasi untuk mencerminkan posisi keuangan dan hasil operasi Perusahaan dan Entitas Anak sebagai satu kesatuan usaha. Entitas Anak dikonsolidasi secara penuh sejak tanggal akuisisi, yaitu tanggal Perusahaan memperoleh pengendalian, sampai dengan tanggal perusahaan induk kehilangan pengendalian. Pengendalian dianggap ada ketika Perusahaan memiliki secara langsung atau tidak langsung melalui Entitas Anak , lebih dari setengah kekuasaan suara perusahaan. Rugi Entitas Anak yang tidak dimiliki secara penuh diatribusikan pada KNP bahkan jika hal ini mengakibatkan KNP mempunyai saldo defisit. Sebelum tanggal 1 Januari 2011 Laporan keuangan konsolidasian menggabungkan laporan keuangan Perusahaan dan perusahaan yang dikendalikan oleh Perusahaan (dan Entitas Anak) yang disusun sampai dengan 31 Desember setiap tahunnya. Pengendalian dianggap ada apabila Perusahaan mempunyai hak untuk mengatur dan menentukan kebijakan finansial dana operasional dari investee untuk memperoleh manfaat dari aktivitasnya. Pengendalian juga dianggap ada apabila induk Perusahaan memiliki baik secara langsung maupun tidak langsung melalui Entitas Anak lebih dari 50% hak suara. Pada saat akuisisi, aset dan liabilitas Entitas Anak diukur sebesar nilai wajarnya pada tanggal akuisisi. Selisih lebih antara biaya perolehan dan bagian Perusahaan atas nilai wajar aset dan liabilitas yang dapat diidentifikasi diakui sebagai goodwill dan diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus selama lima tahun. Jika biaya perolehan lebih rendah dari bagian Perusahaan atas nilai wajar aset dan liabilitas yang dapat diidentifikasi yang diakui pada tanggal transaksi, maka nilai wajar aset non-moneter yang diakuisisi harus diturunkan secara proporsional, sampai seluruh selisih tersebut tereliminasi. Sisa selisih lebih setelah penurunan nilai wajar aset dan liabilitas non moneter tersebut diakui sebagai goodwill negatif, dan diperlakukan sebagai pendapatan ditangguhkan dan diakui sebagai pendapatan menggunakan garis lurus selama 20 tahun Hak pemegang saham minoritas dinyatakan sebesar bagian minoritas dari biaya perolehan historis aset bersih. Hak minoritas akan disesuaikan untuk bagian minoritas dari perubahan ekuitas. Kerugian yang menjadi bagian minoritas melebihi hak minoritas dialokasikan kepada bagian induk perusahaan.
-9-
PT DUTA PERTIWI NUSANTARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2014 DAN 30 JUNI 2013 KECUALI AKUN NERACA UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2014 DAN 31 DESEMBER 2013 (Dinyatakan Dalam Rupiah Penuh) 2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (LANJUTAN) b. Prinsip konsolidasian (lanjutan) Hasil akuisisi atau penjualan Entitas Anak selama tahun berjalan dari tanggal efektif akuisisi atau sampai dengan tanggal efektif penjualan termasuk dalam laporan laba rugi konsolidasi Penyesuaian dapat dilakukan terhadap laporan keuangan Entitas Anak agar kebijakan akuntansi yang digunakan sesuai dengan kebijakan akuntansi yang digunakan oleh Perusahaan. Seluruh transaksi antar perusahaan, saldo, penghasilan, dan beban dieliminasi pada saat proses konsolidasi.
c. Transaksi dan penjabaran laporan keuangan dalam mata uang asing Pembukuan Perusahaan, diselenggarakan dalam mata uang Rupiah. Transaksi-transaksi selama tahun berjalan dalam mata uang asing dicatat dengan kurs yang berlaku pada saat terjadinya transaksi. Pada tanggal neraca, aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing disesuaikan untuk mencerminkan kurs yang berlaku pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian kurs yang timbul dikreditkan atau dibebankan dalam laporan laba rugi tahun yang bersangkutan. d. Kas dan setara kas Kas dan setara kas terdiri dari kas, bank dan semua investasi yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang dari tanggal penempatannya dan yang tidak dijaminkan serta tidak dibatasi penggunaannya. e. Investasi Deposito berjangka Deposito berjangka yang jatuh temponya lebih dari 3 bulan dari tanggal laporan posisi keuangan disajikan sebagai investasi jangka pendek dan dinyatakan sebesar nilai nominal. Deposito berjangka yang jatuh temponya lebih dari satu tahun dari tanggal laporan posisi keuangan disajikan sebagai aset keuangan tidak lancar lainnya dan dinyatakan sebesar nilai nominal.
Investasi pada entitas asosiasi Entitas asosiasi adalah suatu perusahaan dimana induk perusahaan mempunyai pengaruh yang signifikan, namun tidak mempunyai pengendalian atau pengendalian bersama, melalui partisipasi dalam pengambilan keputusan atas kebijakan finansial dan operasional investee. Investasi pada entitas asosiasi dicatat di laporan posisi keuangan sebesar biaya perolehan dan selanjutnya disesuaikan untuk perubahan dalam bagian kepemilikan perusahaan atas aset bersih entitas asosiasi yang terjadi setelah perolehan, dikurangi dengan penurunan nilai yang ditentukan untuk setiap investee secara individu. Bagian perusahaan atas kerugian entitas asosiasi yang melebihi nilai tercatat dari investasi tidak diakui kecuali jika perusahaan mempunyai kewajiban melakukan pembayaran liabilitas entitas asosiasi yang dijaminnya, dalam hal demikian, tambahan kerugian diakui sebesar liabilitas atau pembayaran tersebut. Goodwill dan goodwill negatif dari investasi pada entitas asosiasi diakui dan diamortisasi dengan cara yang sama dengan akuisisi dari entitas yang dikendalikan (Lihat kebijakan akuntansi mengenai prinsip konsolidasi). Amortisasi goodwill dan goodwill negatif termasuk dalam bagian perusahaan atas laba entitas asosiasi.
- 10 -
PT DUTA PERTIWI NUSANTARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2014 DAN 30 JUNI 2013 KECUALI AKUN NERACA UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2014 DAN 31 DESEMBER 2013 (Dinyatakan Dalam Rupiah Penuh) 2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (LANJUTAN) f. Piutang usaha Piutang usaha disajikan dalam jumlah neto. Penyisihan kerugian penurunan nilai dibentuk berdasarkan hasil penelaahan atas keadaan piutang masing-masing pelanggan pada akhir tahun. g. Persediaan Persediaan dinyatakan berdasarkan biaya perolehan atau nilai realisasi bersih, mana yang lebih rendah. Biaya perolehan ditentukan dengan metode first-in, first-out (FIFO). Penyisihan persediaan usang ditentukan berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan persediaan pada akhir periode. h. Biaya dibayar dimuka Biaya dibayar dimuka diamortisasi selama manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus. i.
Sewa Efektif tanggal 1 Januari 2012, Perusahaan dan Entitas Anak menerapkan PSAK 30 (revisi 2011), “Sewa. Penerapan PSAK ini tidak berpengaruh secara signifikan terhadap laporan keuangan konsolidasian. Dalam menentukan apakah suatu perjanjian merupakan perjanjian sewa atau perjanjian yang mengandung sewa, perlu diperhatikan substansi perjanjian dan dilakukan evaluasi apakah: - Pemenuhan perjanjian tergantung pada penggunaan suatu aset atau aset-aset tertentu. - Perjanjian tersebut memberikan suatu hak untuk menggunakan aset tertentu. Sewa yang tidak mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset diklasifikasikan sebaga sewa operasi (Operating Lease). Sewa yang mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan suatu aset. Hak milik pada akhirnya dapat dialihkan, dapat juga tidak dialihkan diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan (Finance Lease). (i) Sebagai lesse (penyewa) Dalam sewa operasi, pembayaran sewa diakui sebagai beban dengan dasar garis lurus selama masa sewa. Dalam sewa pembiayaan, setiap pembayaran sewa dipisahkan antara bagian yang merupakan beban keuangan dan bagian yang merupakan pelunasan kewajiban sedemikian rupa sehingga menghasilkan suatu tingkat suku bunga periodik yang konstan atas saldo pembiayaan. Jumlah kewajiban sewa, dikurangi beban keuangan disajikan sebagai hutang jangka panjang. Unsur bunga dalam biaya keuangan dibebankan di laporan laba rugi komprehensif setiap periode selama masa sewa sedemikian rupa sehingga menghasilkan suatu tingkat suku bunga periodik yang konstan atas saldo liabilitas. Aset tetap yang diperoleh melalui sewa pembiayaan disusutkan selama jangka waktu yang lebih pendek antara periode masa sewa dan umur manfaat. (ii) Sebagai lessor (yang menyewakan) Apabila aset disewakan dengan sewa operasi, aset disajikan di laporan posisi keuangan sesuai sifat aset tersebut. Penghasilan sewa diakui sebagai pendapatan dengan dasar garis lurus selama masa sewa. Apabila aset sewa disewakan dengan sewa pembiayaan, nilai kini pembayaran sewa diakui sebagai piutang. Selisih antara nilai piutang bruto dan nilai kini piutang tersebut diakui sebagai penghasilan sewa pembiayaan tangguhan.
- 11 -
PT DUTA PERTIWI NUSANTARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2014 DAN 30 JUNI 2013 KECUALI AKUN NERACA UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2014 DAN 31 DESEMBER 2013 (Dinyatakan Dalam Rupiah Penuh)
2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (LANJUTAN) i.
Sewa (lanjutan) (ii) Sebagai lessor (yang menyewakan) (lanjutan) Penghasilan sewa diakui selama masa sewa dengan menggunakan metode investasi neto yang mencerminkan suatu tingkat pengembalian periodik yang konstan.
j.
Properti investasi Properti investasi merupakan tanah dan bangunan berupa ruang perkantoran yang dimiliki untuk sewa operasi atau kenaikan nilai dan tidak digunakan maupun dijual dalam kegiatan operasi. Perusahaan menerapkan model nilai biaya atas akun pembelian properti investasi selama tahun berjalan. Properti investasi pada awalnya diukur sebesar biaya perolehan termasuk pengeluaran langsung diatribusikan. Bangunan dengan masa manfaat 20% disusutkan dengan metode garis lurus sebesar 5% dari Harga Perolehan. Properti investasi dihentikan pengakuannya pada saat pelepasan atau ketika properti investasi tersebut tidak digunakan lagi secara permanen dan tidak memiliki manfaat ekonomis di masa depan yang dapat diharapkan pada saat pelepasannya. Setiap laba atau rugi yang berasal dari tidak diakuinya aset (perhitungan selisih antara hasil bersih pengurangan dan jumlah tercatat aset) termasuk dalam laporan laba rugi akhir tahun dimana akun tersebut dihentikan pengakuannya.
k. Aset tetap - pemilikan langsung Efektif tanggal 1 Januari 2012, Kelompok Usaha menerapkan PSAK No. 16 (Revisi 2011), “Aset Tetap”. Revisi PSAK No. 16 ini juga mengatur akuntansi tanah sehingga PSAK ini juga mencabut PSAK No. 47, “Akuntansi Tanah”. ISAK No. 25 yang juga berlaku efektif pada tanggal yang sama, memberikan pedoman lebih lanjut mengenai perlakuan beberapa hak atas tanah di Indonesia beserta biaya terkait. Perusahaan dan Entitas Anak memilih model biaya dalam kebijakan akuntansi aset tetap dimana aset tetap dicatat berdasarkan biaya perolehan setelah dikurangi akumulasi penyusutan, aset tetap digolongkan menjadi : - Tanah - Golongan bangunan dana prasarana - Golongan bukan bangunan dan prasarana yang terdiri dari : Golongan II :
meliputi kendaraan/alat angkutan dan inventaris kantor dengan masa manfaat lebih dari 4 tahun dan tidak lebih dari 8 tahun.
Golongan III :
meliputi mesin dan perlengkapan dengan masa manfaat lebih dari 8 tahun.
Tanah dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dan tidak disusutkan. Golongan bangunan dan prasarana disusutkan dengan metode garis lurus (straight-line method) sebesar 5% per tahun dari biaya perolehan, sedangkan golongan bukan bangunan sesuai dengan golongannya disusutkan dengan metode saldo menurun ganda (double declining balance method), masing-masing dengan tarif per tahun sebagai berikut : Group II : 25% Group III : 10%
- 12 -
PT DUTA PERTIWI NUSANTARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2014 DAN 30 JUNI 2013 KECUALI AKUN NERACA UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2014 DAN 31 DESEMBER 2013 (Dinyatakan Dalam Rupiah Penuh) 2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (LANJUTAN) k. Aset tetap - pemilikan langsung (lanjutan) Bila nilai tercatat suatu aset melebihi taksiran jumlah yang dapat diperoleh kembali (estimated recoverable amount ) maka nilai tersebut diturunkan ke jumlah yang dapat diperoleh kembali tersebut, yang ditentukan sebagai nilai tertinggi antara harga jual neto dan nilai pakai. Beban pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada laporan laba rugi pada saat terjadinya. Pengeluaran yang memperpanjang masa manfaat atau memberi manfaat ekonomis di masa yang akan datang dalam bentuk peningkatan kapasitas, mutu produksi atau peningkatan standar kinerja dikapitalisasi. Aset tetap yang sudah tidak digunakan lagi atau yang dijual dikeluarkan dari kelompok aset tetap berikut akumulasi penyusutannya. Keuntungan atau kerugian dari penjualan aset tetap tersebut dibukukan dalam laporan laba rugi pada tahun yang bersangkutan. Apabila manfaat ekonomi suatu aset tetap tidak lagi sebesar jumlah tercatatnya, maka aset tersebut harus dinyatakan sebesar jumlah yang sepadan dengan nilai manfaat ekonomi yang tersisa. Penurunan nilai kegunaan aset tetap tersebut dilaporkan sebagai kerugian tahun berjalan. Nilai residu, umur manfaat aset dan metode penyusutan ditelaah, dan jika perlu disesuaikan, pada setiap akhir periode pelaporan. Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan. Akumulasi biaya perolehan aset dalam penyelesaian akan dipindahkan ke masing-masing aset tetap bila telah selesai dan siap untuk digunakan. l.
Aset Dalam Penyelesaian Pengeluaran yang berhubungan dengan pembangunan suatu aset tetap yang belum selesai dikerjakan dikelompokkan dalam aset dalam penyelesaian. Setelah selesai dibangun dan siap untuk dipergunakan, nilai perolehan aset tersebut dikapitalisasikan ke dalam aset tetap dan disusutkan sesuai kebijakan akuntansi yang tertera di Catatan k di atas. Aset dalam penyelesaian anak perusahaan, PT Intitirta Primasakti telah dilakukan penyisihan penurunan nilai sebesar nilai perolehannya, lihat penjelasan catatan 11.
m. Beban eksplorasi ditangguhkan Biaya-biaya yang terjadi sehubungan dengan penyelidikan umum, perijinan dan eksplorasi, geologi dan fisika Entitas Anak ditangguhkan dan akan diamortisasi mulai saat tambang umum yang bersangkutan mulai menghasilkan dengan menggunakan metode unit produksi berdasarkan estimasi cadangan batubara yang ada.
n. Transaksi hubungan berelasi Efektif tanggal 1 Januari 2011, Perusahaan dan anak perusahaan menerapkan PSAK No. 7 (Revisi 2010), “Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi”. PSAK revisi ini mensyaratkan pengungkapan hubungan, transaksi dan saldo pihak-pihak berelasi, termasuk komitmen, dalam laporan keuangan konsolidasian dan juga diterapkan terhadap laporan keuangan secara individual. Tidak terdapat dampak signifikan dari penerapan PSAK yang direvisi tersebut terhadap laporan keuangan konsolidasian Suatu pihak dianggap berelasi dengan Perusahaan dan Entitas anak jika: a. Langsung atau tidak langsung melalui satu atau lebih perantara, suatu pihak (i) mengendalikan atau dikendalikan oleh, atau berada di bawah pengendalian bersama dengan Perusahaan dan Entitas anak ; (ii) memiliki kepentingan dalam Perusahaan dan Entitas anak yang memberikan pengaruh signifikan atas Perusahaan dan Entitas anak ; atau (iii) memiliki pengendalian bersama atas Perusahaan dan Entitas Anak ;
- 13 -
PT DUTA PERTIWI NUSANTARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2014 DAN 30 JUNI 2013 KECUALI AKUN NERACA UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2014 DAN 31 DESEMBER 2013 (Dinyatakan Dalam Rupiah Penuh)
2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (LANJUTAN) n. Transaksi hubungan berelasi (lanjutan) b. suatu pihak yang berelasi dengan Perusahaan dan Entitas Anak ; c. suatu pihak adalah ventura bersama dimana Perusahaan dan Entitas Anak sebagai venture; d. suatu pihak adalah anggota dari personil manajemen kunci Perusahaan dan Entitas Anak atau induk; e. Suatu pihak adalah anggota keluarga dekat dengan individu yang diuraikan dalam butir (a) atau (d); f. Suatu pihak adalah perusahaan yang dikendalikan, dikendalikan bersama atau dipengaruhi signifikan oleh atau untuk dimana hak suara signifikan pada beberapa perusahaan, langsung maupun tidak langsung, individu seperti diuraikan dalam butir (d) atau (e); atau g. suatu pihak adalah suatu program imbalan pasca kerja untuk imbalan kerja dari Perusahaan dan Entitas Anak atau perusahaan lain yang berelasi dengan Perusahaan dan Entitas Anak . Semua transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan berelasi, baik yang dilakukan dengan atau tidak dengan tingkat bunga atau harga, persyaratan dan kondisi yang sama sebagaimana dilakukan dengan pihak ketiga, diungkapkan dalam laporan keuangan konsolidasian.
o. Pengakuan pendapatan dan beban Efektif tanggal 1 Januari 2011, Perusahaan dan Entitas anak menerapkan PSAK No. 23 (revisi 2010), “Pendapatan”. PSAK revisi ini mengidentifikasi terpenuhinya kriteria pengakuan pendapatan, sehingga pendapatan dapat diakui, dan mengatur perlakuan akuntansi atas pendapatan yang timbul dari transaksi dan kejadian tertentu, serta memberikan panduan praktis dalam penerapan kriteria mengenai pengakuan pendapatan. Tidak terdapat dampak signifikan dari penerapan PSAK yang direvisi tersebut terhadap laporan keuangan konsolidasian. Pendapatan dari penjualan diakui pada saat barang diserahkan dan hak kepemilikan berpindah kepada pelanggan. Beban diakui sesuai manfaatnya pada tahun yang bersangkutan (accrual basis). p. Imbalan Pasca Kerja Efektif 1 Januari 2012, Perusahaan dan Entitas Anak menerapkan PSAK No. 24 (revisi 2010), “Imbalan Kerja”. Revisi PSAK ini antara lain memperbolehkan entitas untuk menerapkan metode sistematis atas pengakuan yang lebih cepat dari keuntungan/kerugian aktuaria yang timbul dari imbalan pasti, antara lain pengakuan langsung keuntungan/kerugian yang terjadi pada periode berjalan ke dalam pendapatan komprehensif lain. Perusahaan dan Entitas Anak memilih mempertahankan metode yang dipakai sebelumnya yaitu metode 10% koridor sehubungan dengan pengakuan keuntungan/ kerugian aktuaria yang timbul. Perusahaan dan Entitas Anak di Indonesia memberikan imbalan pasca kerja imbalan pasti untuk karyawan sesuai dengan Undang-Undang Tenaga Kerja No. 13/2003. Tidak terdapat pendanaan yang disisihkan sehubungan dengan imbalan pasca kerja ini. Perhitungan imbalan pasca kerja menggunakan metode Projected Unit Credit. Akumulasi keuntungan dan kerugian aktuarial bersih yang belum diakui yang melebihi jumlah yang lebih besar diantara 10% dari nilai kini imbalan pasti dan 10% nilai wajar aset program diakui dengan metode garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja yang diprakirakan dari para pekerja dalam program tersebut. Biaya jasa lalu dibebankan langsung apabila imbalan tersebut menjadi hak atau vested, dan sebaliknya akan diakui sebagai beban dengan metode garis lurus selama periode rata-rata sampai imbalan tersebut menjadi hak.
- 14 -
PT DUTA PERTIWI NUSANTARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2014 DAN 30 JUNI 2013 KECUALI AKUN NERACA UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2014 DAN 31 DESEMBER 2013 (Dinyatakan Dalam Rupiah Penuh) 2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (LANJUTAN) p. Imbalan Pasca Kerja (lanjutan) Jumlah yang diakui sebagai imbalan pasti di laporan posisi keuangan konsolidasian merupakan nilai kini liabilitas imbalan pasti disesuaikan dengan keuntungan dan kerugian aktuarial yang belum diakui, biaya jasa lalu yang belum diakui dan nilai wajar aset program. q. Pajak Penghasilan Efektif tanggal 1 Januari 2012, Perusahaan dan Entitas Anak menerapkan PSAK No. 46 (Revisi 2010) “Pajak Penghasilan”, yang menetapkan perlakuan akuntansi untuk pajak penghasilan dalam memperhitungkan konsekuensi pajak kini dan mendatang dari pemulihan (penyelesaian) jumlah tercatat aset (liabilitas) masa depan yang diakui dalam laporan posisi keuangan konsolidasian dan transaksi dan kejadian lain dari periode kini yang diakui dalam laporan keuangan konsolidasian. PSAK revisi ini juga mensyaratkan entitas untuk mencatat kekurangan/kelebihan pembayaran pajak penghasilan beserta bunga/denda, jika ada, sebagai bagian dari “Beban Pajak Kini” dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Beban pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam periode yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku. Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak periode mendatang yang timbul dari perbedaan antara jumlah tercatat aset dan liabilitas menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak aset dan liabilitas. Liabilitas pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer kena pajak dan aset pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer yang boleh dikurangkan, sepanjang besar kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena pajak pada masa datang. Pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian. Perubahan nilai tercatat aset dan liabilitas pajak tangguhan yang disebabkan oleh perubahan tarif pajak dibebankan pada tahun berjalan, kecuali untuk transaksi-transaksi yang sebelumnya telah langsung dibebankan atau dikreditkan ke ekuitas. Aset dan liabilitas pajak tangguhan disajikan di laporan posisi keuangan konsolidasian atas dasar kompensasi sesuai dengan penyajian aset dan liabilitas pajak kini, kecuali aset dan liabilitas pajak tangguhan untuk perusahaan yang berbeda. Jumlah tambahan pokok dan denda pajak yang ditetapkan dengan Surat Ketetapan Pajak ("SKP") diakui sebagai pendapatan atau beban dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian periode berjalan, kecuali jika diajukan upaya penyelesaian selanjutnya. Jumlah tambahan pokok pajak dan denda yang ditetapkan dengan SKP ditangguhkan pembebanannya sepanjang memenuhi kriteria pengakuan aset. Sebelum tanggal 1 Januari 2012, Perusahaan dan Entitas Anak mencatat bunga dan denda untuk kekurangan pembayaran pajak penghasilan, jika ada, dalam Penghasilan (Beban) Lain-lain sebagai bagian dari “Lain-lain bersih” dalam laporan laba rugi komprehensif interim konsolidasian. r. Laba bersih per saham Sesuai dengan PSAK No. 56, "Laba per Saham", LPS dasar dihitung dengan membagi laba atau rugi bersih yang tersedia bagi pemegang saham biasa (laba bersih residual) dengan jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar dalam satu periode.
s. Informasi segmen Efektif tanggal 1 Januari 2011, Perusahaan dan anak Perusahaan menerapkan PSAK No. 5 (Revisi 2009), “Segmen Operasi”. PSAK revisi ini mengatur pengungkapan yang memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi sifat dan dampak keuangan dari aktivitas bisnis serta lingkungan ekonomi di mana perusahaan beroperasi.
- 15 -
PT DUTA PERTIWI NUSANTARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2014 DAN 30 JUNI 2013 KECUALI AKUN NERACA UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2014 DAN 31 DESEMBER 2013 (Dinyatakan Dalam Rupiah Penuh) 2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (LANJUTAN) s. Informasi segmen (lanjutan) Segmen adalah bagian khusus dari Perusahaan dan Entitas Anak yang terlibat baik dalam menyediakan produk dan jasa (segmen usaha), maupun dalam menyediakan produk dan jasa dalam lingkungan ekonomi tertentu (segmen geografis), yang memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dari segmen lainnya. Pendapatan, beban, hasil, aset dan liabilitas segmen termasuk item-item yang dapat diatribusikan langsung kepada suatu segmen serta hal-hal yang dapat dialokasikan dengan dasar yang sesuai kepada segmen tersebut. Segmen ditentukan sebelum saldo dan transaksi antar Perusahaan dan Entitas Anak dieliminasi sebagai bagian dari proses konsolidasi. Aset dan liabilitas yang digunakan bersama dalam satu segmen atau lebih dialokasikan kepada setiap segmen jika, dan hanya jika, pendapatan dan beban yang terkait dengan aset tersebut juga dialokasikan kepada segmensegmen tersebut. t. Penggunaan Estimasi Penyusunan laporan keuangan konsolidasian yang sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum mengharuskan manajemen untuk membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah aset dan liabilitas dan pengungkapan aset dan liabilitas kontinjen pada tanggal laporan keuangan konsolidasian serta jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan. Hasil yang sebenarnya mungkin berbeda dari jumlah yang diestimasi. u. Instrumen keuangan Efektif tanggal 1 Januari 2012, Perusahaan dan Entitas Anak menerapkan PSAK No. 50 (revisi 2010), “Instrumen Keuangan: Penyajian”, PSAK No. 55 (revisi 2011), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran” dan PSAK No. 60, “Instrumen Keuangan: Pengungkapan”. PSAK 50 (Revisi 2010), berisi persyaratan penyajian dari instrumen keuangan dan mengidentifikasikan informasi yang harus diungkapkan. Persyaratan pengungkapan berlaku terhadap klasifikasi instrumen keuangan, dari perspektif penerbit, dalam aset keuangan, liabilitas keuangan dan instrumen ekuitas; pengklasifikasian yang terkait dengan suku bunga, dividen, kerugian dan keuntungan; dan keadaan dimana aset keuangan dan liabilitas keuangan akan saling hapus. PSAK ini mensyaratkan pengungkapan, antara lain, informasi mengenai faktor yang mempengaruhi jumlah, waktu dan tingkat kepastian arus kas masa datang suatu entitas yang terkait dengan instrumen keuangan dan kebijakan akuntansi yang diterapkan untuk instrumen tersebut. PSAK 55 (Revisi 2011) mengatur prinsip-prinsip pengakuan dan pengukuran aset keuangan, liabilitas keuangan dan beberapa kontrak pembelian atau penjualan items non-keuangan. PSAK ini, antara lain, menyediakan definisi dan karakteristik derivatif, kategori instrumen keuangan, pengakuan dan pengukuran, akuntansi lindung nilai dan penetapan hubungan lindung nilai. PSAK No. 60 mensyaratkan pengungkapan signifikansi instrumen keuangan untuk posisi keuangan dan kinerja; beserta sifat dan tingkat yang timbul dari resiko keuangan Kelompok Usaha yang terekspos selama periode berjalan dan pada akhir periode pelaporan, dan bagaimana Kelompok Usaha mengelola risiko mereka.
u1. Aset keuangan Pengakuan awal Aset keuangan dalam lingkup PSAK 55 (Revisi 2011) diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, pinjaman yang diberikan dan piutang, investasi dimiliki hingga jatuh tempo, atau aset keuangan tersedia untuk dijual, mana yang sesuai.
- 16 -
PT DUTA PERTIWI NUSANTARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2014 DAN 30 JUNI 2013 KECUALI AKUN NERACA UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2014 DAN 31 DESEMBER 2013 (Dinyatakan Dalam Rupiah Penuh) 2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (LANJUTAN) u. Instrumen keuangan (lanjutan) u1. Aset keuangan (lanjutan) Pengakuan awal (lanjutan) Perusahaan dan Entitas Anak menentukan klasifikasi aset keuangan tersebut pada pengakuan awal dan, jika diperbolehkan dan diperlukan, mengevaluasi kembali pengklasifikasian aset tersebut pada setiap akhir periode keuangan. Aset keuangan pada awalnya diakui sebesar nilai wajarnya ditambah, dalam hal investasi yang tidak diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung.
Pembelian atau penjualan aset keuangan yang memerlukan pengiriman aset dalam kurun waktu yang ditetapkan oleh peraturan atau kebiasaan yang berlaku di pasar (perdagangan yang lazim) diakui pada tanggal perdagangan, yaitu tanggal Perusahaan dan Entitas Anak berkomitmen untuk membeli atau menjual aset tersebut. Aset keuangan Perusahaan dan Entitas Anak meliputi kas dan setara kas, piutang usaha dan piutang lainnya, investasi jangka pendek dan investasi pada entitas asosiasi. Pengukuran setelah pengakuan awal Pengukuran aset keuangan setelah pengakuan awal tergantung pada klasifikasinya sebagai berikut: • Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi. Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi termasuk aset keuangan untuk diperdagangkan dan aset keuangan yang ditetapkan pada saat pengakuan awal untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi. Aset keuangan diklasifikasikan sebagai kelompok diperdagangkan jika mereka diperoleh untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat. Aset derivatif juga diklasifikasikan sebagai kelompok diperdagangkan kecuali mereka ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai efektif. Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi disajikan dalam laporan posisi keuangan konsolidasian pada nilai wajar dengan keuntungan atau kerugian dari perubahan nilai wajar diakui dalam laporan laba rugi konsolidasian. Derivatif yang melekat pada kontrak utama dicatat sebagai derivatif yang terpisah apabila karakteristik dan risikonya tidak berkaitan erat dengan kontrak utama, dan kontrak utama tersebut tidak dinyatakan dengan nilai wajar. Derivatif melekat ini diukur dengan nilai wajar dengan laba atau rugi yang timbul dari perubahan nilai wajar diakui pada laporan laba rugi konsolidasian. Penilaian kembali hanya terjadi jika terdapat perubahan dalam ketentuan-ketentuan kontrak yang secara signifikan mengubah arus kas yang akan diperlukan. • Pinjaman yang diberikan dan piutang
- 17 -
PT DUTA PERTIWI NUSANTARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2014 DAN 30 JUNI 2013 KECUALI AKUN NERACA UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2014 DAN 31 DESEMBER 2013 (Dinyatakan Dalam Rupiah Penuh)
2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (LANJUTAN) u. Instrumen keuangan (lanjutan) u1. Aset keuangan (lanjutan) Pengukuran setelah pengakuan awal (lanjutan) Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan, yang tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Aset keuangan tersebut diukur sebesar biaya perolehan diamortisasi (amortized cost) dengan menggunakan metode suku bunga efektif (effective interest rate). Keuntungan dan kerugian diakui dalam laporan laba rugi konsolidasi pada saat pinjaman yang diberikan dan piutang dihentikan pengakuannya atau mengalami penurunan nilai, demikian juga pada saat proses amortisasi. Kas dan setara kas, piutang usaha dan piutang lainnya, dan investasi jangka pendek Perusahaan dan Entitas Anak termasuk dalam kategori ini. • Investasi dimiliki hingga jatuh tempo [Held-To-Maturity (“HTM”)] Aset keuangan non derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan diklasifikasikan sebagai HTM ketika Perusahaan memiliki intensi positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo. Setelah pengukuran awal, investasi HTM diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Metode ini menggunakan suku bunga efektif yang secara tepat mendiskontokan estimasi penerimaan kas di masa datang selama perkiraan umur dari aset keuangan ke nilai tercatat bersih (net carrying amount) dari aset keuangan. Keuntungan dan kerugian diakui dalam laporan laba rugi konsolidasian pada saat investasi tersebut dihentikan pengakuannya atau mengalami penurunan nilai, serta melalui proses amortisasi. • Aset keuangan tersedia untuk dijual [Available For Sale (“AFS”)] Aset keuangan AFS adalah aset keuangan non derivatif yang ditetapkan sebagai tersedia untuk dijual atau yang tidak diklasifikasikan dalam tiga kategori sebelumnya. Setelah pengukuran awal, aset keuangan AFS diukur dengan nilai wajar dengan keuntungan atau kerugian yang belum terealisasi diakui dalam ekuitas sampai investasi tersebut dihentikan pengakuannya. Pada saat itu, keuntungan atau kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui dalam ekuitas akan direklas ke laporan laba rugi sebagai penyesuaian reklasifikasi. Perusahaan memiliki investasi berikut yang diklasifikasikan sebagai AFS: - Investasi saham yang nilai wajarnya tidak tersedia dengan pemilikan modal kurang dari 20%, dan investasi jangka panjang lainnya. Investasi ini dinyatakan sebesar biaya perolehan. - Investasi saham ekuitas yang nilai wajarnya tersedia dengan pemilikan modal kurang dari 20% dan yang diklasifikasikan dalam kelompok AFS. Investasi ini dicatat sebesar nilai wajarnya. - Investasi tersedia untuk dijual reksadana pada awalnya diakui sebesar nilai wajar ditambah dengan biaya transaksi. Investasi tersebut selanjutnya diukur berdasarkan klasifikasinya. Klasifikasi ini tergantung pada tujuan pada saat investasi tersebut diperoleh dan ditentukan pada saat pengakuan awal.
- 18 -
PT DUTA PERTIWI NUSANTARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2014 DAN 30 JUNI 2013 KECUALI AKUN NERACA UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2014 DAN 31 DESEMBER 2013 (Dinyatakan Dalam Rupiah Penuh) 2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (LANJUTAN) Instrumen keuangan (lanjutan) u2. Liabilitas keuangan Pengakuan awal Liabilitas keuangan dalam lingkup PSAK 55 (Revisi 2011) dapat dikategorikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui Laporan laba rugi komprehensif, pinjaman dan hutang, atau derivatif yang ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai dalam lindung nilai yang efektif, mana yang sesuai. Perusahaan dan Entitas Anak menentukan klasifikasi liabilitas keuangan mereka pada saat pengakuan awal.
Liabilitas keuangan diakui pada awalnya sebesar nilai wajar dan, dalam hal pinjaman dan utang, termasuk biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung. Liabilitas keuangan Perusahaan dan Entitas Anak meliputi utang usaha, utang lain-lain, utang dividen, biaya masih harus dibayar, dan liabilitas imbalan pasca kerja. Pengukuran setelah pengakuan awal Pengukuran liabilitas keuangan tergantung pada klasifikasinya sebagai berikut: • Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi. Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui Laporan laba rugi termasuk liabilitas keuangan untuk diperdagangkan dan liabilitas keuangan yang ditetapkan pada saat pengakuan awal untuk diukur pada nilai wajar melalui Laporan laba rugi. Liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai kelompok diperdagangkan jika mereka diperoleh untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat. Liabilitas derivatif juga diklasifikasikan sebagai kelompok diperdagangkan kecuali mereka ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai efektif. Keuntungan atau kerugian atas liabilitas yang dimiliki untuk diperdagangkan diakui dalam Laporan laba rugi konsolidasian. • Pinjaman dan utang Setelah pengakuan awal, pinjaman dan utang yang dikenakan bunga selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Keuntungan dan kerugian diakui dalam laporan laba rugi konsolidasian pada saat liabilitas tersebut dihentikan pengakuannya serta melalui proses amortisasi. u3. Saling hapus dari instrumen keuangan Aset keuangan dan liabilitas keuangan saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam Laporan posisi keuangan konsolidasian jika, dan hanya jika, entitas saat ini memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui dan berniat untuk menyelesaikan secara neto, atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya secara simultan.
- 19 -
PT DUTA PERTIWI NUSANTARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2014 DAN 30 JUNI 2013 KECUALI AKUN NERACA UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2014 DAN 31 DESEMBER 2013 (Dinyatakan Dalam Rupiah Penuh) 2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (LANJUTAN) u. Instrumen keuangan (lanjutan) u4. Nilai wajar instrumen keuangan Nilai wajar instrumen keuangan yang diperdagangkan secara aktif di pasar keuangan yang terorganisasi ditentukan dengan mengacu pada kuotasi harga penawaran atau permintaan (bid or ask prices) di pasar aktif pada penutupan bisnis pada akhir periode pelaporan. Untuk instrumen keuangan yang tidak memiliki pasar aktif, nilai wajar ditentukan dengan menggunakan teknik penilaian. Teknik penilaian mencakup penggunaan transaksi pasar terkini yang dilakukan secara wajar oleh pihak-pihak yang berkeinginan dan memahami (recent arm’s length market transactions); penggunaan nilai wajar terkini instrumen lain yang secara substansial sama; analisa arus kas yang didiskonto; atau model penilaian lain. u5. Biaya perolehan diamortisasi dari instrumen keuangan Biaya perolehan diamortisasi dihitung dengan menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi dengan penyisihan atas penurunan nilai dan pembayaran pokok atau nilai yang tidak dapat ditagih. Perhitungan tersebut mempertimbangkan premium atau diskonto pada saat perolehan dan termasuk biaya transaksi dan biaya yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari suku bunga efektif. u6. Penurunan nilai dari aset keuangan Pada setiap akhir periode pelaporan Perusahaan dan Entitas Anak mengevaluasi apakah terdapat bukti yang obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. • Aset keuangan dicatat pada biaya perolehan diamortisasi Untuk pinjaman yang diberikan dan piutang yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi, Perusahaan dan Entitas Anak pertama kali menentukan apakah terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual, atau secara kolektif untuk aset keuangan yang jumlahnya tidak signifikan secara individual. Jika Perusahaan dan Entitas Anak menentukan tidak terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, terlepas aset keuangan tersebut signifikan atau tidak, maka mereka memasukkan aset tersebut ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang sejenis dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif. Aset yang penurunan nilainya dinilai secara individual, dan untuk itu kerugian penurunan nilai diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif. Dalam mengevaluasi penurunan nilai secara kolektif, Perusahaan menggunakan model statistik dari tren historis atas probabilitas wanprestasi, waktu pemulihan kembali dan jumlah kerugian yang terjadi, yang disesuaikan dengan pertimbangan manajemen mengenai apakah kondisi ekonomi dan kredit terkini sedemikian rupa sehingga dapat mengakibatkan kerugian aktual yang jumlahnya akan lebih besar atau lebih kecil daripada jumlah yang ditentukan oleh model historis. Tingkat wanprestasi, tingkat kerugian dan waktu yang diharapkan untuk pemulihan di masa datang akan diperbandingkan secara berkala terhadap hasil aktual untuk memastikan estimasi tersebut masih memadai. Ketika peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai diakui menyebabkan kerugian penurunan nilai berkurang, kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui harus dipulihkan dan pemulihan tersebut diakui pada Laporan laba rugi.
- 20 -
PT DUTA PERTIWI NUSANTARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2014 DAN 30 JUNI 2013 KECUALI AKUN NERACA UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2014 DAN 31 DESEMBER 2013 (Dinyatakan Dalam Rupiah Penuh) 2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (LANJUTAN) u. Instrumen keuangan (lanjutan) u7. Penghentian pengakuan aset dan liabilitas keuangan Aset keuangan Perusahaan menghentikan pengakuan aset keuangan pada saat hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut kadaluwarsa, atau Perusahaan mentransfer seluruh hak untuk menerima arus kas kontraktual dari aset keuangan dalam transaksi dimana Perusahaan secara substansial telah mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan yang ditransfer. Setiap hak atau liabilitas atas aset keuangan yang ditransfer yang timbul atau yang masih dimiliki oleh Perusahaan diakui sebagai aset atau kewajiban secara terpisah. Liabilitas keuangan Perusahaan menghentikan pengakuan liabilitas keuangan pada saat liabilitas yang ditetapkan dalam kontrak dilepaskan atau dibatalkan atau kadaluwarsa. Dalam transaksi dimana Perusahaan secara substansial tidak memiliki atau tidak mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan, Perusahaan menghentikan pengakuan aset tersebut jika Perusahaan tidak lagi memiliki pengendalian atas aset tersebut. Hak dan liabilitas yang timbul atau yang masih dimiliki dalam transfer tersebut diakui secara terpisah sebagai aset atau liabilitas. Dalam transfer dimana pengendalian atas aset masih dimiliki, Perusahaan tetap mengakui aset yang ditransfer tersebut sebesar keterlibatan berkelanjutan, yang ditentukan oleh besarnya perubahan nilai aset yang ditransfer. Perusahaan menghapusbukukan saldo piutang pada saat Perusahaan menentukan bahwa aset tersebut tidak dapat ditagih lagi. Penerimaan atau pemulihan kembali atas aset keuangan yang telah dihapusbukukan diakui sebagai pendapatan lain-lain.
v. Penurunan nilai aset non-keuangan Aset tetap dan aset tidak lancar lainnya, termasuk aset tak berwujud, ditelaah untuk mengetahui apakah telah terjadi penurunan nilai bilamana terdapat kejadian atau perubahan keadaan yang mengindikasikan bahwa nilai tercatat aset tersebut tidak dapat diperoleh kembali. Kerugian akibat penurunan nilai diakui sebesar selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai yang dapat diperoleh kembali dari aset tersebut. Nilai yang dapat diperoleh kembali atas sebuah aset adalah nilai yang lebih tinggi antara nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual dan nilai pakai. Dalam rangka mengukur penurunan nilai, aset dikelompokkan hingga unit terkecil yang menghasilkan arus kas terpisah. Setiap tanggal pelaporan, aset non-keuangan, selain goodwill, yang telah mengalami penurunan nilai ditelaah untuk menentukan apakah terdapat kemungkinan pemulihan penurunan nilai. Jika terjadi pemulihan nilai,maka langsung diakui dalam laba rugi, tetapi tidak boleh melebihi akumulasi rugi penurunan nilai yang telah diakui sebelumnya.
- 21 -
PT DUTA PERTIWI NUSANTARA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2014 DAN 30 JUNI 2013 KECUALI AKUN NERACA UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2014 DAN 31 DESEMBER 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 3 KAS DAN SETARA KAS Kas : Rupiah Valas Jumlah Kas
30 Juni 2014 US$ 10.340,52 10.340,52
31 Desember 2013 US$ 4.849,53 4.849,53
Pihak ketiga : Bank : Rupiah Bank Permata, Pontianak Bank Danamon, Pontianak Bank OCBC NISP, Pontianak Bank Windu, Jakarta Bank UOB Indonesia , Jakarta Bank BII, Pontianak Bank BTPN, Jakarta Bank Mandiri, Jakarta Bank Mandiri, Pontianak Bank Windu, Pontianak Bank UOB Indonesia , Pontianak Bank Ekonomi, Pontianak Bank Panin, Pontianak Nobu Nasional Bank, Pontianak Bank Mayapada Bank CIMB Niaga, Pontianak
Dollar Amerika Serikat Bank OCBC NISP, Pontianak Bank Danamon , Pontianak Bank UOB Indonesia , Jakarta Bank Permata , Pontianak Bank Commonwealth, Pontianak Bank CIMB Niaga , Pontianak Bank Windu, Pontianak
385.658,59 100.319,09 25.738,20 9.699,36 6.190,55 5.784,16 5.940,48 539.330,43
Deposito Berjangka : Rupiah Bank OCBC NISP, Pontianak Bank CIMB Niaga,Pontianak Bank BII , Pontianak Bank Danamon, Pontianak Bank UOB Indonesia, Pontianak Bank Mayapada, Pontianak Bank Permata, Pontianak Bank Windu, Pontianak Bank Windu, Jakarta Bank Nasionalnobu, Pontianak Bank BTPN, Jakarta
614.777,77 2.428,72 4.475,60 949,61 6.409,57 14.057,37 643.098,64
30 Juni 2014 Rp 388.024.255 123.765.684 511.789.939
31 Desember 2013 Rp 165.884.532 59.110.921 224.995.453
3.362.270.079 81.318.315 2.243.438.386 380.950.622 222.002.744 140.063.111 77.385.070 4.510.780 8.875.446 18.969.516 2.705.372.610 13.235.292 11.363.329 57.843.835 107.205.913 131.934.535 9.566.739.583
3.601.217.082 2.354.138.376 264.468.938 310.011.274 80.374.313 98.187.636 76.465.426 53.466.402 15.422.454 91.676.208 122.097.998 3.075.228.538 15.785.917 46.955.713 154.489.891 10.359.986.166
4.615.947.664 1.200.719.188 308.060.516 116.091.640 74.094.693 69.230.611 71.101.605 6.455.245.917
7.493.526.239 29.603.668 54.553.088 11.574.796 78.126.249 171.345.283 7.838.729.323
6.000.000.000 5.080.000.000 4.000.000.000 2.223.686.371 1.000.000.000 9.000.000.000 3.196.784.931 6.000.000.000 36.500.471.302
- 22 -
2.000.000.000 6.000.000.000 5.150.000.000 1.000.000.000 7.000.000.000 5.000.000.000 2.574.941.682 1.000.000.000 29.724.941.682
PT DUTA PERTIWI NUSANTARA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2014 DAN 30 JUNI 2013 KECUALI AKUN NERACA UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2014 DAN 31 DESEMBER 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 3 KAS DAN SETARA KAS (LANJUTAN) US Dollar Bank Cimb Niaga,Pontianak Bank Windu, Pontianak Jumlah
549.670,95
1.000.000 550.000,00 1.550.000,00 2.197.948,17
Tingkat bunga deposito Rupiah berjangka per tahun Tingkat bunga deposito US Dollar berjangka per tahun
53.034.246.741
12.189.000.000 6.703.950.000 18.892.950.000 67.041.602.624
7% - 10,75% -
6,25% - 10% 3,4% - 4%
30 Juni 2014 Rp
31 Desember 2013 Rp
Tidak ada kas dan Setara kas pada pihak berelasi 4 INVESTASI JANGKA PENDEK
Deposito Rupiah Bank BII , Pontianak Bank Permata, Pontianak Bank Danamon, Pontianak Bank Mayapada, Pontianak Bank Nasionalnobu, Pontianak Bank CIMB Niaga,Pontianak Bank OCBC NISP, Pontianak Jumlah Deposito Rupiah 31 Desember 2013 30 Juni 2014 US$ US$ Bank Windu, Pontianak 500.000 500.000 Jumlah Deposito US Dollar 500.000 500.000 Jumlah Investasi Jangka Pendek
17.000.000.000 12.000.000.000 10.000.000.000 3.000.000.000 2.000.000.000 44.000.000.000
10.080.000.000 3.000.000.000 6.000.000.000 15.150.000.000 34.230.000.000
5.984.500.000 5.984.500.000 49.984.500.000
6.094.500.000 6.094.500.000 40.324.500.000
Deposito US Dollar
Tingkat bunga deposito Rupiah berjangka per tahun Tingkat bunga deposito US Dollar berjangka per tahun
7,25% - 10,50% 3,65% - 4%
4% - 10% 3,4% - 3,75%
30 Juni 2014 Rp
31 Desember 2013 Rp
5 PIUTANG USAHA PIHAK KETIGA Pihak ketiga : a. Rincian piutang usaha berdasarkan debitur: PT Erna Djuliawati PT Sabak Indah PT Sari Bumi Kusuma PT Harjhon Timber Limited PT Putra Kalimantan Sukses PT Resource Alam Indonesia CV Surya Utama PT Wahana Mas Mulia PT Tunassumber Ideakreasi Kimia jumlah Penyisihan piutang ragu-ragu Piutang Usaha-Bersih
9.175.727.256 5.931.475.000 1.065.149.159 1.056.423.493 229.943.777 225.873.056 114.467.323 44.619.560 17.843.678.624 17.843.678.624
- 23 -
4.580.911.808 7.827.875.000 770.568.965 1.161.390.673 9.110.023 239.702.060 45.533.480 455.334.800 15.090.426.809 15.090.426.809
PT DUTA PERTIWI NUSANTARA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2014 DAN 30 JUNI 2013 KECUALI AKUN NERACA UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2014 DAN 31 DESEMBER 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 5 PIUTANG USAHA PIHAK KETIGA (LANJUTAN) b. Rincian piutang usaha berdasarkan lokasi penjualan adalah sebagai berikut : Pontianak Jambi Jakarta Jumlah Penyisihan piutang ragu-ragu : Piutang Usaha-Bersih
11.867.584.064 5.931.475.000 44.619.560 17.843.678.624 17.843.678.624
c. Rincian piutang usaha menurut jenis mata uang adalah sebagai berikut: 30 Juni 2014 8.845.957.859 Rupiah 8.997.720.765 751.752,09 USD 17.843.678.624 Jumlah Penyisihan piutang ragu-ragu : 17.843.678.624 Piutang Usaha-Bersih
31 Desember 2013 10.761.014.680 355.190,10 4.329.412.129 15.090.426.809 15.090.426.809 30 Juni 2014 Rp 14.734.786.412 3.108.892.212 17.843.678.624 17.843.678.624
d. Rincian piutang usaha berdasarkan umur : (hari) adalah sebagai berikut: Belum jatuh tempo Lewat jatuh tempo: 1 s.d 30 hari 31 s.d 60 hari 61 s.d 90 hari di atas 150 hari Jumlah Penyisihan piutang ragu-ragu : Piutang Usaha-Bersih e. Mutasi penyisihan piutang ragu-ragu: Saldo awal Penghapusan piutang usaha Saldo akhir
6.761.683.529 7.827.875.000 500.868.280 15.090.426.809 15.090.426.809
-
31 Desember 2013 Rp 9.873.461.348 5.216.965.461 15.090.426.809 15.090.426.809
37.743.334.294 (37.743.334.294) -
Sejak 1 Januari 2010, piutang usaha dievaluasi untuk penurunan nilai atas dasar seperti yang dijelaskan di catatan 2u6 Piutang usaha yang berumur sampai dengan 30 hari setelah tanggal jatuh tempo dikategorikan lancar, sehingga tidak dibentuk penyisihan. Apabila berumur lebih dari 150 hari lewat jatuh tempo, dibentuk penyisihan berdasarkan estimasi kemampuan bayar tiap-tiap debitur yang bersangkutan. Penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp 37.743.334.294 telah dihapuskan sesuai dengan Surat Keputusan Direksi PT Duta Pertiwi Nusantara, Tbk nomor 01/SK/DPN/XII/13 tanggal 11/12/13 tentang Penghapusan Piutang yang Nyatanyata Tidak Dapat Ditagih dan untuk memenuhi syarat yang diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan nomor 105/PMK.03/2009 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 57/PMK.03/2010 tentang Piutang Yang Nyata-nyata Tidak Dapat Ditagih yang Dapat Dikurangkan dari Penghasilan Bruto, maka telah diumumkan di International Media pada tanggal 19 Desember 2013. Dalam saldo piutang usaha tidak terdapat piutang usaha kepada pihak berelasi Selama periode laporan, tidak ada piutang usaha yang direstrukturisasi dan tidak ada piutang usaha yang dijadikan sebagai jaminan pinjaman perusahaan.
- 24 -
PT DUTA PERTIWI NUSANTARA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2014 DAN 30 JUNI 2013 KECUALI AKUN NERACA UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2014 DAN 31 DESEMBER 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 6 PIUTANG LAIN-LAIN PIHAK KETIGA 30 Juni 2014 Rp 1.053.320.000 384.307.804 80.806.791 19.125.000 12.113.346 1.549.672.941 1.549.672.941
Karyawan Bunga deposito Dividen reksa dana Sewa Lain-lain Penyisihan kerugian penurunan nilai
31 Desember 2013 Rp 766.800.000 286.554.481 80.352.062 21.250.000 112.173 1.155.068.716 1.155.068.716
Terhadap piutang lain-lain tidak dibentuk penyisihan kerugian penurunan nilai karena manajemen berpendapat seluruh piutang tersebut dapat tertagih.
7 PERSEDIAAN 30 Juni 2014 Rp 2.348.721.905 4.335.680.700 36.265.331.925 1.332.710.291 44.282.444.821 44.282.444.821
Barang jadi Barang dalam proses Bahan baku dan pembantu Suku cadang Jumlah Cadangan penyisihan persediaan usang Jumlah
31 Desember 2013 Rp 1.531.938.552 4.116.714.727 36.482.161.134 1.182.030.926 43.312.845.339 43.312.845.339
Berdasarkan hasil penelaahan terhadap fisik dari persediaan, manajemen berkeyakinan bahwa tidak diperlukan pembentukan penyisihan penurunan atas nilai persediaan dan persediaan usang. Seluruh persediaan telah diasuransikan kepada PT Asuransi Buana Independen dan PT Asuransi Central Asia terhadap risiko kebakaran dan risiko lainnya dengan jumlah pertanggungan sebesar US$ 4.914.828 pada 30 Juni 2014 dan US$ 4,666,132 pada 31 Desember 2013. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian yang dialami Perusahaan. Persediaan tidak dijaminkan kepada pihak ketiga. 8 BIAYA DIBAYAR DIMUKA 30 Juni 2014 Rp 338.021.487 23.321.415 38.193.810 25.000.000 424.536.712
Asuransi Tenaga Kerja Sewa tanah dan ruang kantor dan parkir lain-lain Jumlah
31 Desember 2013 Rp 97.242.308 48.050.600 33.016.730 250.000 178.559.638
Asuransi merupakan premi asuransi gedung, bangunan,peralatan pabrik, kendaraan dan persediaan milik PT Duta Pertiwi Nusantara Tbk.
- 25 -
PT DUTA PERTIWI NUSANTARA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2014 DAN 30 JUNI 2013 KECUALI AKUN NERACA UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2014 DAN 31 DESEMBER 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 9 PIUTANG PEMEGANG SAHAM Piutang pemegang saham sebesar Rp 1.400.000.000 adalah piutang kepada pemegang hak minoritas atas saham entitas anak PT Intitirta Primasakti, yaitu PT Ayrus Prima. 10 PROPERTI INVESTASI
01 Januari 2014 Rp Harga Perolehan : Kepemilikan Langsung : Tanah Bangunan
Akumulasi penyusutan: Bangunan
2.203.676.250 1.433.694.697 3.637.370.947
1.431.194.697 1.431.194.697 2.206.176.250
01 Januari 2013 Rp Harga Perolehan : Kepemilikan Langsung : Tanah Bangunan
Akumulasi penyusutan: Bangunan
Reklasifikasi Rp
30 Juni 2014 Rp
-
-
-
250.000 250.000
-
-
31 Desember 2013 Pengurangan Rp
Penambahan Rp
2.203.676.250 1.433.694.697 3.637.370.947
1.359.509.962 1.359.509.962 2.277.860.985
30 Juni 2014 Pengurangan Rp
Penambahan Rp
Reklasifikasi Rp
2.203.676.250 1.433.694.697 3.637.370.947
1.431.444.697 1.431.444.697 2.205.926.250
31 Desember 2013 Rp
-
-
-
71.684.735 71.684.735
-
-
Properti investasi berupa tanah per 30 Juni 2014 dan 31 Desember 2013 terdiri dari : Tanah hak guna bangunan seluas 931 m2 berlokasi di Kelurahan Kebon Jeruk, Kecamatan Kebon Jeruk Jakarta Barat Tanah hak guna bangunan seluas 228 m2 berlokasi di Kelurahan Kebon Jeruk, Kecamatan Kebon Jeruk Jakarta Barat Tanah hak guna bangunan seluas 94.750 m2 berlokasi di Desa Kampung Sungai Rengas, Pontianak
2.203.676.250 1.433.694.697 3.637.370.947
1.431.194.697 1.431.194.697 2.206.176.250
1.533.300.000 202.250.000 468.126.250 2.203.676.250
Properti investasi bangunan dengan nilai Rp 1.433.694.697 merupakan ruang perkantoran seluas 222m2 berlokasi di Menara Sudirman lt.7C, Jl. Jend. Sudirman Kav. 60, Jakarta Perusahaan menetapkan kebijakan untuk menyajikan nilai properti investasi di laporan posisi keuangan dengan menggunakan model biaya. Umur manfaat bangunan 20 tahun. Beban penyusutan dialokasikan ke beban administrasi dan umum. Nilai wajar atas dua kavling tanah yang berlokasi di Kelurahan Kebon Jeruk, Jakarta yaitu dengan luas 1.159 m² berdasarkan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) Pajak Bumi Bangunan (PBB) tahun 2014 ditetapkan sebesar Rp 9.440.055.000. Adapun tanah yang berlokasi di Desa Kampung Sungai Rengas, Pontianak belum dapat ditentukan nilai wajarnya mengingat transaksi jual-beli tanah yang serupa di sekitar lokasi tanah tersebut sangat jarang terjadi. Hak atas tanah dimiliki berdasarkan Sertifikat Hak Guna Bangunan dengan masa berlaku yang akan berakhir antara tahun 2022 sampai 2027. Hak atas tanah tersebut dapat diperbaharui. - 26 -
PT DUTA PERTIWI NUSANTARA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2014 DAN 30 JUNI 2013 KECUALI AKUN NERACA UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2014 DAN 31 DESEMBER 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 10 PROPERTI INVESTASI (LANJUTAN) Tanah berlokasi di Kelurahan Kebon Jeruk, Jakarta disewakan kepada PT Berkat Bukit Emas berlimpah. Jumlah pendapatan sewa tanah sebesar Rp 38.250.000 per 30 Juni 2014 dan 30 Juni 2013. Ruang perkantoran di Menara Sudirman disewakan kepada PT Centralwatch Perkasa International. Jumlah pendapatan sewa gedung sebesar Rp 185.814.000 per 30 Juni 2014 dan per 30 Juni 2013. 11 ASET KEUANGAN TIDAK LANCAR TERSEDIA UNTUK DIJUAL
Efek Ekuitas tersedia untuk dijual : Biaya perolehan : Saham Bank OCBC NISP Saham PT. Berlian Laju Tanker Laba (rugi) yang belum direalisasi Nilai Pasar Efek
30 Juni 2014 Rp : :
sebanyak sebanyak
471.891 Lembar 2.133 Lembar
Harga pasar saham per lembar Bank OCBC NISP Harga pasar saham per lembar PT Berlian Laju Tanker Tbk
31 Desember 2013 Rp
423.591.000 452.899 237.021.569 661.065.468
423.591.000 452.899 156.800.099 580.843.998
Rp1.400 Rp196
Rp1.230 Rp196
Rp
Rp
Reksa dana Terproteksi - (Rupiah) Bank Permata NISP PROTEKSI INCOME PLUS XI DANAREKSA PROTEKSI V NISP PROTEKSI INCOME PLUS XIX
6.000.000.000 500.000.000 500.000.000
6.000.000.000 500.000.000 500.000.000
BII OSKN CPF16 Laba (rugi) yang belum direalisasi Nilai Pasar Reksa dana
500.000.000 71.895.000 7.571.895.000
500.000.000 (21.485.000) 7.478.515.000
Obligasi - Rupiah Subordinasi Berkelanjutan I Bank Panin Thp 1 2012 Obligasi - US Dollar Indon42 di Bank Permata, Pnk Indon42 di Bank Commonwealth, Pnk Laba (rugiA) yang belum direalisasi Jumlah obligasi USD Jumlah obligasi Jumlah aset keuangan tersedia untuk dijual
500.000.000
500.000.000
1.885.117.500 1.861.179.500 754.047.000 4.500.344.000 5.000.344.000
1.919.767.500 1.895.389.500 359.575.500 4.174.732.500 4.674.732.500
13.233.304.468
12.734.091.498
2.393.800.000 2.393.800.000
2.437.800.000 2.437.800.000
15.627.104.468
15.171.891.498
Simpanan Deposito - US Dollar 30 Juni 2014 US$ Bank CIMB Niaga, Pontianak jumlah deposito
200.000 200.000
Jumlah Aset keuangan tidak lancar lainnya Tingkat bunga deposito US Dollar berjangka per tahun Suku bunga reksa dana Rupiah Kupon Obligasi Rupiah Kupon Obligasi Pemerintah US Dollar (Indon 42) - 27 -
31 Desember 2013 US$ 200.000 200.000
3,65% 6,2% - 6,5% 9,40% 5,25%
3,35% 6,2% - 6,5% 9,40% 5,25%
PT DUTA PERTIWI NUSANTARA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2014 DAN 30 JUNI 2013 KECUALI AKUN NERACA UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2014 DAN 31 DESEMBER 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 11 ASET KEUANGAN TIDAK LANCAR TERSEDIA UNTUK DIJUAL (LANJUTAN) Harga nominal, harga beli dan harga pasar penempatan Indon42 adalah sebagai berikut : Harga Harga Harga Pasar Nominal Beli 30 Juni 2014 31 Desember 2013 US$ US$ % US$ % US$ Bank Permata, Pnk Bank Commonwealth, Pnk
200.000 200.000 400.000
157.500 155.500 313.000
93,50% 94,50%
187.000 189.000 376.000
85,25% 86,00%
170.500 172.000 342.500
Rincian laba (rugi) yang belum direalisasi dari aset keuangan yang tersedia untuk dijual adalah sebagai berikut: 30 Juni 2014 31 Desember 2013 laba (rugi) laba (rugi) Nilai Wajar Nilai Perolehan Nilai Wajar Nilai Perolehan Belum direalisasi Belum direalisasi Rp Rp Rp Rp Rp Rp Efek Ekuitas 661.065.468 424.043.899 237.021.569 580.843.998 424.043.899 156.800.099 7.571.895.000 71.895.000 7.478.515.000 7.500.000.000 (21.485.000) 7.500.000.000 Reksa dana 4.174.732.500 3.815.157.000 4.500.344.000 3.746.297.000 359.575.500 754.047.000 Obligasi (Indon 42) 11.670.340.899 1.062.963.569 12.733.304.468 494.890.599 12.234.091.498 11.739.200.899 1.062.963.569 Kenaikan laba (rugi) yang belum direaliasi dari aset keuangan tersedia untuk dijual 568.072.970 Tidak ada penempatan deposito, reksa dana dan Obligasi pada pihak berelasi.
12 ASET TETAP Rincian dan mutasi aset tetap per 30 Juni 2014 dan 31 Desember 2013 adalah sebagai berikut : 01 Januari 2014 Rp Harga Perolehan : Kepemilikan Langsung : Hak atas tanah Bangunan dan prasarana Mesin dan perlengkapan Kendaraan & alat pengangkutan Inventaris kantor Aset dalam penyelesaian Nilai Perolehan Penyisihan
Akumulasi penyusutan: Bangunan dan prasarana Mesin dan perlengkapan Kendaraan & alat pengangkutan Inventaris kantor
Penambahan Rp
30 Juni 2014 Pengurangan Rp
Reklasifikasi Rp
30 Juni 2014 Rp
1.704.402.150 5.503.641.359 30.182.538.481 11.524.770.354 2.349.398.374
227.909.388 15.450.000 2.092.199.500 21.550.000
994.201.552 -
-
1.704.402.150 5.731.550.747 30.197.988.481 12.622.768.302 2.370.948.374
7.749.706.281 (7.749.706.281) 51.264.750.718
2.357.108.888
994.201.552
-
7.749.706.281 (7.749.706.281) 52.627.658.054
5.043.429.368 25.346.574.333 7.259.947.837 1.880.731.527 39.530.683.065 11.734.067.653
24.674.130 242.441.957 660.700.900 68.542.647 996.359.634
850.074.616 850.074.616
-
5.068.103.498 25.589.016.290 7.070.574.121 1.949.274.174 39.676.968.083 12.950.689.971
- 28 -
PT DUTA PERTIWI NUSANTARA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2014 DAN 30 JUNI 2013 KECUALI AKUN NERACA UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2014 DAN 31 DESEMBER 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 12 ASET TETAP (LANJUTAN) Rincian penjualan aset tetap per 30 Juni 2014 sebagai berikut :
1. Mobil Nissan X-Trail KB 1688 HZ 2. Mobil BMW 5281 A B 1030 SH 3. Mobil Toyota Camri KB 168 LV
Harga Perolehan Rp 276.710.000 221.196.552 496.295.000 994.201.552
01 Januari 2013 Rp Harga Perolehan : Kepemilikan Langsung : Hak atas tanah Bangunan dan prasarana Mesin dan perlengkapan Kendaraan & alat pengangkutan Inventaris kantor Aset dalam penyelesaian Nilai Perolehan Penyisihan
Akumulasi penyusutan: Bangunan dan prasarana Mesin dan perlengkapan Kendaraan & alat pengangkutan Inventaris kantor
Penambahan Rp
Laba Rp 65.000.000 40.000.000 75.873.064 180.873.064
Harga Jual Rp 65.000.000 40.000.000 220.000.000 325.000.000
Nilai buku Rp 144.126.936 144.126.936
31 Desember 2013 Pengurangan Rp
Reklasifikasi Rp
31 Desember 2013 Rp
1.704.402.150 5.503.641.359 30.126.267.537 9.350.457.659 2.007.065.374
56.270.944 3.155.984.727 342.333.000
981.672.032 -
-
7.749.706.281 (7.749.706.281) 48.691.834.079
3.554.588.671
981.672.032
-
4.918.183.095 24.739.476.181 6.470.911.047 1.721.755.578 37.850.325.901 10.841.508.178
125.246.273 607.098.152 1.225.668.635 158.975.949 2.116.989.009
436.631.845 436.631.845
-
Rincian penjualan aset tetap per 31 Desember 2013 sebagai berikut : Nilai buku Harga Perolehan Alat angkutan : Rp Rp Mobil Mercedez Benz 1. 816.429.850 539.571.033 2. Sepeda Motor Honda Beat 4.793.199 11.707.182 Sepeda Motor Yamaha V80 3. 1.450.000 4. Sepeda Motor Honda C86 2.000.000 5. Sepeda Motor Honda NF100 5.500.000 675.955 6. Mobil Honda Jazz 144.585.000 981.672.032 545.040.187
Harga Jual Rp 600.000.000 6.000.000 1.000.000 1.000.000 1.500.000 50.000.000 659.500.000
1.704.402.150 5.503.641.359 30.182.538.481 11.524.770.354 2.349.398.374 7.749.706.281 (7.749.706.281) 51.264.750.718
5.043.429.368 25.346.574.333 7.259.947.837 1.880.731.527 39.530.683.065 11.734.067.653
Laba Rp 60.428.967 1.206.801 1.000.000 1.000.000 824.045 50.000.000 114.459.813
Beban penyusutan dialokasi sebagai berikut: 30 Juni 2014 Rp 342.068.990 654.290.644 996.359.634
Beban Overhead Pabrik Beban Usaha Saldo akhir
- 29 -
31 Desember 2013 Rp 838.833.432 1.278.155.577 2.116.989.009
PT DUTA PERTIWI NUSANTARA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2014 DAN 30 JUNI 2013 KECUALI AKUN NERACA UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2014 DAN 31 DESEMBER 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 12 ASET TETAP (LANJUTAN) Hak atas tanah dimiliki berdasarkan Sertifikat Hak Guna Bangunan dengan masa berlaku yang akan berakhir antara tahun 2022 sampai 2027. Hak atas tanah tersebut dapat diperbaharui. Seluruh aset tetap kecuali tanah diasuransikan kepada PT Asuransi Buana Independen dan PT Asuransi Central Asia terhadap risiko kebakaran, pencurian dan risiko lainnya dengan jumlah pertanggungan sebesar Rp 11.269.615.000 dan US$ 4,083,450 pada 30 Juni 2014 dan Rp 9.145.615.000 dan US$ 4,045,668 pada 31 Desember 2013. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian atas aset yang dipertanggungkan. Aset tetap tidak dijaminkan kepada pihak manapun. Aset dalam penyelesaiaan PT Intitirta Primasakti (entitas anak) memiliki dua pelabuhan yang dapat dipergunakan sebagai prasarana bongkar muat batu bara yaitu yang terletak di Talang Duku dan di Muara Bulian. Aset dalam penyelesaian per 30 Juni 2014 dan 31 Desember 2013 terdiri dari harga perolehan beberapa sarana yang dibangun oleh PT Intitirta Primasakti di pelabuhan Talang Duku, Jambi seperti bunker penimbunan batu bara, bangunan ruang operator dan pondasi crushing plant. Berdasarkan penilaian yang dilakukan manajemen PT Intitirta Primasakti, dinilai bahwa pengoperasian sarana yang terdapat di pelabuhan Talang Duku tersebut kurang ekonomis dalam menunjang kegiatan produksi batu bara pada masa mendatang. Oleh karena itu, terhadap nilai perolehan sarana tersebut dilakukan penyisihan penurunan nilai. Namun demikian, manajemen PT Intitirta Primasakti tetap berencana untuk melanjutkan pengerjaan/memfungsikan kembali sarana-sarana tersebut di tahun-tahun mendatang sebagai pelabuhan penyangga terutama apabila daya dukung kapasitas yang terdapat di Muara Bulian ternyata tidak mencukupi. 13 UTANG USAHA 30 Juni 2014 Rp
Pihak ketiga:
31 Desember 2013 Rp
a. Rincian utang usaha berdasarkan kreditur utama: PT Humpuss PT Goautama Sinarbatuah
5.018.659.728 1.779.910.000
2.153.536.000
Mitsubishi Gas Chemical Singapore Pte Ltd
1.328.559.000
-
CV Universal Prima Indonesia Sumitomo Corporation Asia Pte. Ltd OCI Trading (Shanghai) Co.,Ltd
55.590.000 26.138.831 8.208.857.559
7.078.025.291 950.742.000 18.640.121 10.200.943.412
Lain-lain (masing-masing dibawah Rp 4 juta)
Jumlah utang usaha
30 Juni 2014 Rp b. Rincian utang usaha berdasarkan jenis bahan yang dibeli adalah sebagai berikut : Methanol Pupuk urea Melamine Calcium Carbonate Bahan pembantu dan suku cadang Phenol Jumlah utang usaha
5.018.659.728 1.771.000.000 1.328.559.000 63.510.000 27.128.831 8.208.857.559
- 30 -
31 Desember 2013 Rp
2.153.536.000 950.742.000 18.640.121 7.078.025.291 10.200.943.412
PT DUTA PERTIWI NUSANTARA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2014 DAN 30 JUNI 2013 KECUALI AKUN NERACA UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2014 DAN 31 DESEMBER 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 13 UTANG USAHA (LANJUTAN) c. Rincian utang usaha menurut jenis mata uang adalah sebagai berikut: 30 Juni 2014 2.302.023.802 Rupiah 5.906.833.757 493.511,05 USD 8.208.857.559 Jumlah utang usaha d. Rincian utang usaha berdasarkan umur (hari) adalah sebagai berikut: 1 s.d 30 hari 31 s.d 60 hari 61 s.d 90 hari Jumlah utang usaha
31 Desember 2013 2.172.176.121 658.689,58 8.028.767.291 10.200.943.412
8.194.126.297 14.731.262 8.208.857.559
3.110.434.440 12.483.681 7.078.025.291 10.200.943.412
Jangka waktu kredit yang timbul dari pembeli bahan baku utama dan pembantu, baik dari pemasok dalam maupun luar negeri berkisar antara 30 sampai 90 hari. Dalam saldo utang usaha tersebut tidak terdapat utang usaha kepada pihak yang berelasi Perusahaan tidak memberikan jaminan atas utang usaha. Tidak ada hedging atas utang usaha karena berdasarkan pertimbangan manajemen tidak ada risiko yang besar terhadap keuangan Perusahaan dimana aset dalam mata uang asing cukup untuk menutupi liabilitas dalam mata uang asing. Juga tidak ada restrukturisasi utang karena semua utang dapat dibayar tepat waktunya.
14 UTANG LAIN-LAIN Pada Pihak ketiga:
30 Juni 2014
31 Desember 2013
Rp
Rp
a. Rincian menurut nama kreditur : PT Arpeni Pratama Ocean Line PT Pelabuhan Indonesia II, Jambi Lainnya
246.925.300
246.925.300
59.472.875
59.472.875
33.383.400
33.383.400
339.781.575
339.781.575
251.425.300
251.425.300
88.356.275
88.356.275
339.781.575
339.781.575
b. Rincian menurut jenis - Biaya pengangkutan - Sewa Jumlah utang lain-lain Utang lain-lain tersebut di atas tidak ada yang default. 15 UTANG DIVIDEN Sejak tahun 1990, terdapat sejumlah dividen tunai yang belum diambil oleh pemegang saham yang berhak. Jumlah dividen yang belum diambil dicatat sebagai Utang Dividen sebesar Rp 7.867.578.545 per 30 Juni 2014 dan Rp 1.244.979.505 per 31 Desember 2013.
- 31 -
PT DUTA PERTIWI NUSANTARA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2014 DAN 30 JUNI 2013 KECUALI AKUN NERACA UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2014 DAN 31 DESEMBER 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 16 BIAYA YANG MASIH HARUS DIBAYAR 30 Juni 2014 Rp 85.830.699 40.000.000 36.300.000 31.799.442 13.127.390 207.057.531
Premi asuransi Biaya profesional Biaya angkut pengiriman glue Dana Astek Lain-lain (rincian dibawah Rp 12 juta) Biaya angkut pembelian bahan baku Jumlah
31 Desember 2013 Rp 9.956.200 40.000.000 36.300.000 6.100.300 12.397.324 3.894.445 108.648.269
17 PENDAPATAN DITERIMA DIMUKA Pendapatan diterima dimuka per 30 Juni 2014 sebesar Rp 92.907.000 adalah pendapatan sewa ruang kantor Menara Sudirman lantai 7, Jakarta untuk periode bulan Juli 2014 sampai dengan September 2014 dari PT Sentralwatch Perkasa International. 18 JAMINAN SEWA KANTOR Deposit sebesar Rp 122.877.000 per 30 Juni 2014 dan 31 Desember 2013 merupakan deposit atas sewa gedung kantor di Sudirman Tower sesuai kontrak perjanjian nomor: 001/MS-LA/I/2011 kepada PT Centralwatch Perkasa International.
19 PERPAJAKAN a. Pajak Dibayar Dimuka Pajak Pertambahan Nilai Jumlah
30 Juni 2014 Rp 551.001.975 551.001.975
31 Desember 2013 Rp
30 Juni 2014 Rp 1.358.445.419 510.947.742 617.284.038 575.250 127.910.010 1.368.000 3.288.300 2.619.818.759
31 Desember 2013 Rp 2.051.095.048 510.947.742 438.944.661 1.279.513.386 57.120 122.272.517 1.308.000 2.883.300 4.407.021.774
-
b. Utang pajak
Pajak penghasilan badan Pajak Bumi dan Bangunan Pajak Pertambahan Nilai, keluaran Pajak penghasilan : Pasal 21 Pasal 23 Pasal 25 Pajak Penghasilan Final (Pasal 15) Pajak Penghasilan Final (Pasal 4 ayat 2) Jumlah
- 32 -
PT DUTA PERTIWI NUSANTARA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2014 DAN 30 JUNI 2013 KECUALI AKUN NERACA UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2014 DAN 31 DESEMBER 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 19 PERPAJAKAN (LANJUTAN) c. Pajak penghasilan badan 30 Juni 2014 Rp
30 Juni 2013 Rp
Penghasilan (beban) pajak Perusahaan terdiri dari: Pajak Kini Induk Perusahaan Entitas Anak Jumlah
(2.390.973.000) (2.390.973.000)
(1.228.008.250) (1.228.008.250)
Penghasilan (beban) Pajak Tangguhan Induk Perusahaan Entitas Anak Jumlah Jumlah penghasilan (beban) pajak, bersih
259.351.698 369.452.407 628.804.105 (1.762.168.895)
256.005.530 (5.310.215.530) (5.054.210.000) (6.282.218.250)
Pajak kini Rekonsiliasi antara laba (rugi) sebelum taksiran pajak penghasilan badan dengan taksiran penghasilan (rugi) kena pajak adalah sebagai berikut : 30 Juni 2014 30 Juni 2013 Rp Rp Laba (rugi) sebelum pajak penghasilan 35.140.061.871 10.289.070.675 (Laba) rugi sebelum pajak entitas anak 1.425.351.383 (28.739.515.913) Laba sebelum pajak perusahaan 6.400.545.958 11.714.422.058
Perbedaan temporer : Beban imbalan pasca kerja Penyusutan Jumlah Perbedaan yang tidak dapat diperhitungkan menurut fiskal : Representasi & Jamuan Sumbangan Kenikmatan karyawan Bagian rugi (laba) entitas asosiasi Pendapatan Bunga Deposito dan Jasa giro yang pajaknya bersifat final Dividen Reksa dana Penghasilan sewa yang pajaknya bersifat final Jumlah Laba Kena Pajak
30 Juni 2014 Rp
30 Juni 2013 Rp
960.465.937 76.940.855 1.037.406.792
887.785.223 136.236.896 1.024.022.119
102.720.809 89.657.390 381.098.489 (3.294.167.831) (243.181.458) (224.064.000) (3.187.936.601) 9.563.892.249
124.073.348 24.880.000 271.634.542 (1.277.003.208) (1.189.674.268) (242.380.826) (224.064.000) (2.512.534.412) 4.912.033.665
30 Juni 2014 Rp
30 Juni 2013 Rp
2.390.973.000 2.390.973.000
1.228.008.250 1.228.008.250
Beban pajak kini : 25%
x Rp
25%
x Rp
9.563.892.000 pada 30 Juni 2014 4.912.033.000 pada 30 Juni 2013 Jumlah
- 33 -
PT DUTA PERTIWI NUSANTARA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2014 DAN 30 JUNI 2013 KECUALI AKUN NERACA UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2014 DAN 31 DESEMBER 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 19 PERPAJAKAN (LANJUTAN) c. Pajak penghasilan badan (lanjutan) 30 Juni 2014 Rp Dikurangi pembayaran pajak dimuka Pasal 22 Pasal 25
(281.980.000) (750.547.581) (1.032.527.581) 1.358.445.419
Jumlah
Utang pajak kini
30 Juni 2013 Rp (375.523.290) (2.813.873.980) (3.189.397.270) (1.961.389.020)
d. Pajak Tangguhan Rincian aset dan liabilitas pajak tangguhan Perusahaan dan Entitas anak adalah sebagai berikut :
30 Juni 2014
komprehensif
Dibebankan ke Pendapatan komprehensif lain
Rp
Rp
Rp
Dibebankan ke 01 Januari 2014 Rp
Aset (liabilitas) pajak tangguhan: Penyisihan piutang ragu-ragu Liabilitas imbalan pasca kerja Penyusutan aset tetap Aset keuangan tersedia untuk dijual Aset pajak tangguhan entitas anak Aset Pajak tangguhan konsolidasian
3.888.229.069 405.301.242
240.116.484 19.235.214
147.012.822 -
4.275.358.375 424.536.456
(123.722.650) 4.169.807.661 4.201.853.342 8.371.661.003
259.351.698 369.452.407 628.804.105
(142.018.243) 4.994.579 4.994.579
(265.740.893) 4.434.153.938 4.571.305.749 9.005.459.687
Dibebankan ke
30 Juni 2013
komprehensif
Dibebankan ke Pendapatan komprehensif lain
Rp
Rp
Rp
01 Januari 2013 Rp
Aset (liabilitas) pajak tangguhan: Penyisihan piutang ragu-ragu Liabilitas imbalan pasca kerja Penyusutan aset tetap Aset keuangan tersedia untuk dijual Aset pajak tangguhan entitas anak Aset Pajak tangguhan konsolidasian
Laporan Laba Rugi
Laporan Laba Rugi
9.435.833.575 3.921.987.836 255.091.328
221.946.306 34.059.224
(66.131.133) -
9.435.833.575 4.077.803.009 289.150.552
(103.220.727) 13.509.692.012 9.100.149.549 22.609.841.561
256.005.530 (5.310.215.530) (5.054.210.000)
57.640.660 (8.490.473) (8.490.473)
(45.580.067) 13.757.207.069 3.789.934.019 17.547.141.088
Rekonsiliasi antara penghasilan (beban) pajak dan hasil perkalian laba akuntansi sebelum pajak dengan tarif pajak yang berlaku adalah sebagai berikut :
Laba (rugi) sebelum pajak perusahaan (Laba) rugi sebelum pajak entitas anak Laba sebelum pajak perusahaan - 34 -
30 Juni 2014 Rp 10.289.070.675 1.425.351.383 11.714.422.058
30 Juni 2013 Rp 35.140.061.871 (28.739.515.913) 6.400.545.958
PT DUTA PERTIWI NUSANTARA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2014 DAN 30 JUNI 2013 KECUALI AKUN NERACA UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2014 DAN 31 DESEMBER 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 19 PERPAJAKAN (LANJUTAN) d. Pajak Tangguhan (lanjutan) Tarif pajak yang berlaku 25%
x Rp
25%
x Rp
(11.714.422.000) pada 30 Juni 2014 (6.400.545.000) pada 30 Juni 2013
(2.928.605.500) (2.928.605.500)
30 Juni 2014 Rp Pengaruh pajak atas penghasilan (beban) yang tidak diperkenankan menurut fiskal: Representasi & Jamuan (25.680.202) (22.414.348) Sumbangan (95.274.622) Kenikmatan karyawan Bagian rugi (laba) perusahaan asosiasi 823.541.958 Pendapatan Bunga Deposito dan Jasa giro yang pajaknya bersifat final 60.795.365 Dividen Reksa dana 56.016.000 Penghasilan sewa yang pajaknya bersifat final Selisih pembulatan 47 Jumlah perbedaan Permanen 796.984.198 (2.131.621.302) Beban Pajak Penghasilan Induk Perusahaan 369.452.407 Penghasilan (beban) Pajak Entitas anak Penghasilan (beban) pajak (1.762.168.895)
(1.600.136.250) (1.600.136.250)
30 Juni 2013 Rp (31.018.337) (6.220.000) (67.908.636) 319.250.802 297.418.567 60.595.206 56.016.000 (72) 628.133.530 (972.002.720) (5.310.215.530) (6.282.218.250)
20 KEWAJIBAN IMBALAN PASCA KERJA Perusahaan memberikan imbalan pasca kerja imbalan pasti untuk karyawannya sesuai dengan Undang-Undang No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Jumlah karyawan yang berhak atas imbalan pasca kerja tersebut per 30 Juni 2014 dan per 31 Desember 2013 masing-masing sebanyak 111 orang dan 112 orang. Beban imbalan pasca kerja yang diakui di laporan posisi keuangan konsolidasian adalah sebagai berikut : 30 Juni 2014 Rp 472.443.385 641.144.752 1.113.588.137
Biaya jasa kini Biaya bunga (Keuntungan) kerugian aktuaria yang diakui Amortisasi biaya jasa lalu (non vested) Jumlah beban imbalan pasca kerja
Imbalan pasca kerja yang diakui di laporan posisi keuangan konsolidasian adalah sebagai berikut: 17.101.433.505 Nilai kini kewajiban imbalan pasti 17.101.433.505 Status pendanaan Liabilitas masa lalu yang belum diakui (non vested) Keuntungan (kerugian) aktuaria yang belum diakui 17.101.433.505 Liabilitas (aset) yang diakui di laporan posisi keuangan
- 35 -
31 Desember 2013 Rp 771.123.827 911.065.179 16.838.393 11.951.750 1.710.979.149
16.616.901.792 16.616.901.792 (56.292.747) (40.156.319) 16.520.452.726
PT DUTA PERTIWI NUSANTARA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2014 DAN 30 JUNI 2013 KECUALI AKUN NERACA UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2014 DAN 31 DESEMBER 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 20 KEWAJIBAN IMBALAN PASCA KERJA (LANJUTAN) Mutasi liabilitas bersih di laporan posisi keuangan konsolidasian adalah sebagai berikut : 16.520.452.726 Saldo awal (153.122.200) Pembayaran imbalan pada tahun berjalan 1.113.588.137 Beban imbalan pada tahun berjalan 588.051.288 Pendapatan komprehensif lain 18.068.969.951 Jumlah kewajiban imbalan kerja
16.433.810.159 (121.834.400) 1.710.979.149 (1.502.502.182) 16.520.452.726
Perhitungan imbalan pasca kerja per 30 Juni 2014 dan 31 Desember 2013 mengacu pada laporan aktuaris independent PT Dian Artha Tama masing-masing tanggal 01 Juli 2014 dan 20 Januari 2014 Asumsi utama yang digunakan dalam menentukan penilaian aktuaris adalah sebagai berikut : . . . .
30 Juni 2014 31 Desember 2013 8,5% 8,0% 10% 10% Commissioner standar Ordinary 1980 0,50% 0,50%
Tingkat diskonto Tingkat proyeksi kenaikan gaji Tingkat mortalita Tingkat pengunduran diri
Frekuensi penilaian dilakukan per triwulan. Sesuai dengan laporan aktuaris tersebut, seluruh biaya jasa lalu yang telah menjadi hak atau vested dibebankan pada tahun berjalan. Jumlah untuk PEB Nilai Kini Liabilitas , Nilai Wajar Aset dan Rencana status pendanaan dan Penyesuaian pengalaman (Keuntungan Aktuaria / Rugi) dari tahun 2010 sampai 2014 direpresentasikan sebagai berikut : Juni 2014 Nilai kini liabilitas
Desember 2012
Desember 2011
Desember 2010
17.101.433.505
15.552.916.280
15.687.951.345
13.891.575.925
11.650.952.290
-
-
-
-
-
17.101.433.505
15.552.916.280
15.687.951.345
13.891.575.925
11.650.952.290
337.646.688
174.755.880
478.569.040
471.730.962
564.268.153
Nilai wajar aset program Defisit program
Desember 2013
Penyesuaian pengalaman pada liabilitas program
21 MODAL SAHAM Susunan Pemegang Saham per 30 Juni 2014 dan per 31 Desember 2013 adalalah sebagai berikut :
Jumlah Saham 169.485.935 27.899.935 22.538.303 18.899.111 6.309 3.759 1.261 47 92.295.292 331.129.952
PT Dutapermana Makmur RBC IST S/A Cim Dividend Income Fund Citibank Singapore Siang Hadi Widjaja Ir. Honky Widjaja Budi Satria Sanusi Ir. Winata Indradjaja Koperasi Karyawan Sejahtera Masyarakat
- 36 -
30 Juni 2014 % Kepemilikan 51,18 8,43 6,81 5,71 0,00 0,00 0,00 0,00 27,87 100,00
Jumlah Modal Disetor 42.371.483.750 6.974.983.750 5.634.575.750 4.724.777.750 1.577.250 939.750 315.250 11.750 23.073.823.000 82.782.488.000
PT DUTA PERTIWI NUSANTARA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2014 DAN 30 JUNI 2013 KECUALI AKUN NERACA UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2014 DAN 31 DESEMBER 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 21 MODAL SAHAM (LANJUTAN)
Jumlah Saham PT Dutapermana Makmur RBC IST S/A Cim Dividend Income Fund Citibank Singapore Siang Hadi Widjaja Ir. Honky Widjaja Budi Satria Sanusi Ir. Winata Indradjaja Koperasi Karyawan Sejahtera Masyarakat
169.485.935 27.899.935 22.538.303 18.899.111 6.309 3.759 1.261 169.278 92.126.061 331.129.952
31 Desember 2013 % Kepemilikan 51,18 8,43 6,81 5,71 0,00 0,00 0,00 0,05 27,82 100,00
Jumlah Modal Disetor 42.371.483.750 6.974.983.750 5.634.575.750 4.724.777.750 1.577.250 939.750 315.250 42.319.500 23.031.515.250 82.782.488.000
22 AGIO SAHAM Rp
Rp
Akun ini merupakan agio saham sehubungan dengan: Penjualan saham Perusahaan pada penawaran umum kepada masyarakat tahun 1990 Jumlah yang diterima untuk pengeluaran 2.270.000 saham Jumlah yang dicatat sebagai modal disetor Saldo agio saham per 31 Desember 1990
18.387.000.000 (2.270.000.000) 16.117.000.000
Pembagian saham bonus tahun 1991 Saldo agio saham per 31 Desember 1991, 1992 dan 1993
(12.582.000.000) 3.535.000.000
Pembagian saham bonus tahun 1994 Saldo agio per 31 Desember 1995, 1996, 1997 dan 1998
(3.145.500.000) 389.500.000
Pembagian dividen saham tahun 1999 Jumlah saldo laba yang dibagikan (dalam bentuk 24.220.350 saham) Jumlah yang dicatat ke modal disetor Bersih
33.302.981.250 (12.110.175.000) 21.192.806.250
Saldo agio saham per 31 Desember 1999
21.192.806.250 21.582.306.250
Pembagian saham bonus tahun 2000 Saldo agio saham per 31 Desember 2000, 2001, 2002, 2003 dan 2004. Pembagian dividen saham tahun 2005 Jumlah saldo laba yang dibagikan (dalam bentuk 6.297.291 saham) Jumlah yang dicatat ke modal disetor Bersih Pembagian saham bonus tahun 2005
(10.495.485.000) 11.086.821.250
8.816.207.400 (3.148.645.500) 5.667.561.900
5.667.561.900 (10.951.795.500)
Saldo agio saham per 31 Desember 2005 dan 2006 Pembagian saham bonus 2007
5.802.587.650 (5.709.137.000)
Saldo agio saham per 30 Juni 2014 dan per 31 Desember 2013
- 37 -
93.450.650
PT DUTA PERTIWI NUSANTARA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2014 DAN 30 JUNI 2013 KECUALI AKUN NERACA UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2014 DAN 31 DESEMBER 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 23 SALDO LABA DITENTUKAN PENGGUNAANNYA Pembagian laba tahun buku 2012 Berdasarkan Rapat Umum Tahunan Para Pemegang Saham sebagaimana yang tercantum dalam akta notaris No. 115 tanggal 26 Juni 2013 dari Fathiah Helmi, S.H., notaris di Jakarta, Perusahaan telah mengumumkan pembagian dividen kas untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 sebesar Rp 4.966.949.280 atau sebesar Rp 15 per saham dan menetapkan cadangan umum sebesar Rp 350.000.000 Pembagian laba tahun buku 2013 Berdasarkan Rapat Umum Tahunan Para Pemegang Saham sebagaimana yang tercantum dalam akta notaris No. 57 tanggal 18 Juni 2014 dari Fathiah Helmi, S.H., notaris di Jakarta, Perusahaan telah mengumumkan pembagian dividen kas untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 sebesar Rp 6.622.599.040 atau sebesar Rp 20 per saham dan menetapkan cadangan umum sebesar Rp 350.000.000
24 KEPENTINGAN NON PENGENDALI Akun ini merupakan nilai ekuitas PT Ayrus Prima sebagai pemegang 40% saham pada PT Intitirta Primasakti (entitas anak) dengan rincian sebagai berikut:
Modal Disetor Bagian Saldo Rugi Bersih Awal Tahun Bagian Laba (Rugi) Bersih Tahun Berjalan Ekuitas Kepentingan Nonpengendali
30 Juni 2014 Rp 36.800.000.000 (9.728.707.979) (422.359.590) 26.648.932.431
31 Desember 2013 Rp 32.800.000.000 (18.655.399.109) 8.926.691.130 23.071.292.021
30 Juni 2014 Rp 54.977.662.241 662.962.500 344.782.376 55.985.407.117 12.773.825.625 68.759.232.742
30 Juni 2013 Rp 43.630.008.040 392.800.000 244.376.859 44.267.184.899 18.511.572.390 62.778.757.289
25 PENJUALAN BERSIH
Glue Hardener Formalin Komponen Bahan baku (Melamine, Urea,dll) Jumlah Penjualan bersih
Berikut ini adalah rincian penjualan yang melebihi 10% dari jumlah penjualan bersih masing-masing per 30 Juni 2014 dan 31 Desember 2013
% 67,27% 15,60% 82,87%
PT. Erna Djuliawati PT. Sabak Indah Jumlah
30 Juni 2014 Rp 46.256.520.490 10.724.487.500 56.981.007.990
% 60,03% 21,11% 81,14%
30 Juni 2013 Rp 37.686.451.330 13.254.882.500 50.941.333.830
Selama tahun buku 2014 dan 2013, tidak ada penjualan kepada pihak yang mempunyai hubungan berelasi.
- 38 -
PT DUTA PERTIWI NUSANTARA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2014 DAN 30 JUNI 2013 KECUALI AKUN NERACA UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2014 DAN 31 DESEMBER 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 26 BEBAN POKOK PENJUALAN
Bahan baku yang digunakan Tenaga kerja Langsung Biaya pabrikasi Jumlah biaya produksi Persediaan barang dalam proses: Awal tahun Akhir tahun Biaya Pokok Produksi Persediaan barang jadi: Awal tahun Akhir tahun
Harga pokok komponen bahan baku (Melamine, urea,dll) Beban Pokok Penjualan
30 Juni 2014 Rp 33.263.952.743 745.376.071 6.228.106.629 40.237.435.443
30 Juni 2013 Rp 25.960.593.142 695.500.629 5.945.111.573 32.601.205.344
4.116.714.727 (4.335.680.700) 40.018.469.470
3.471.571.234 (1.636.708.939) 34.436.067.639
1.531.938.552 (2.348.721.905) 39.201.686.117
1.732.325.614 (2.217.211.606) 33.951.181.647
11.323.184.762 50.524.870.879
16.483.646.614 50.434.828.261
Berikut ini adalah rincian pembelian yang melebihi 10% dari jumlah pembelian bersih masing-masing per 30 Juni 2014 dan per 30 Juni 2013 adalah sebagai berikut: % 37,27% 16,19% 10,16% 10,11% 73,73%
PT Humpuss PT Goautama Sinarbatuah Wakomas Chemical, Sdn. Bhd PT Jasa Putra Khatulistiwa OCI TRADING (SHANGHAI) Co., Ltd CV Ghama Persada Jumlah
30 Juni 2014 Rp 16.818.600.211 7.305.400.000 4.585.081.000 4.563.950.000 33.273.031.211
% 24,91% 15,05% 15,64% 17,53% 17,91% 91%
30 Juni 2013 Rp 9.958.094.734 6.015.000.000 6.252.272.727 7.006.831.640 7.159.600.000 36.391.799.101
30 Juni 2014 Rp 3.346.626.077 243.181.458 224.064.000 180.873.064 6.413.074 4.001.157.673
30 Juni 2013 Rp 1.236.232.922 242.380.826 224.064.000 64.459.813 614.924.982 3.067.609 2.385.130.152
30 Juni 2014 Rp 2.426.042.118 659.237.625 101.171.012 42.278.228 41.118.383 24.160.500 23.335.989 2.494.368 2.400.000 3.322.238.223
30 Juni 2013 Rp 2.225.105.074 716.318.000 134.894.682 27.781.681 40.911.539 74.736.000 21.294.734 8.163.027 2.400.000 3.251.604.737
27 PENDAPATAN LAINNYA
Penghasilan bunga Penghasilan dividen reksa dana Penghasilan sewa Laba penjualan aset tetap Laba kurs mata uang asing-bersih Lain-lain-bersih Jumlah
28 BEBAN USAHA Beban Penjualan Gaji dan kesejahteraan karyawan Pengiriman dan angkutan Penyusutan Operasi armada lainnya Pemeliharaan dan perbaikan kapal Iklan dan Promosi Gudang dan pengepakan Beban keperluan kapal Iuran Asosiasi Jumlah
- 39 -
PT DUTA PERTIWI NUSANTARA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2014 DAN 30 JUNI 2013 KECUALI AKUN NERACA UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2014 DAN 31 DESEMBER 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 28 BEBAN USAHA (LANJUTAN) 30 Juni 2014 Rp 4.660.613.145 960.465.937 553.369.632 191.950.809 219.144.840 147.627.625 71.037.500 89.657.390 154.542.498 131.053.697 67.275.089 79.752.169 104.205.155 47.941.947 29.720.058 413.846.241 3.507.320 900.000 7.926.611.052 11.248.849.275
Beban Umum dan Administrasi Gaji dan kesejahteraan karyawan Imbalan pasca kerja Penyusutan Representasi & Jamuan Sewa Jasa profesional Rapat Sumbangan Keperluan kantor dan cetak Reparasi dan pemeliharaan Pencatatan saham Pos dan telekomunikasi Transportasi dan perjalanan dinas Asuransi Listrik dan air Pajak dan perijinan lainnya Lain-lain Beasiswa/magang/pelatihan Jumlah Beban Usaha
30 Juni 2013 Rp 4.459.504.865 887.785.223 483.370.974 124.073.348 202.706.620 464.964.635 108.192.500 24.880.000 164.694.775 98.801.645 59.550.000 85.154.115 60.347.258 32.181.996 25.900.517 34.051.000 286.374.000 7.602.533.471 10.854.138.208
29 BEBAN LAINNYA
Rugi kurs mata uang asing Beban administrasi bank
30 Juni 2014
30 Juni 2013
Rp
Rp
662.901.040
-
34.689.725
26.029.703
Lain-lain-bersih Jumlah
8.821
282.014
697.599.586
26.311.717
30 BEBAN EKSPLORASI DITANGGUHKAN Saldo beban eksplorasi ditangguhkan per 30 Juni 2014 dan 31 Desember 2013 terdiri dari : 30 Juni 2014
31 Desember 2013
Rp
Rp
Area A (seluas 47,680 ha)
7.828.260.416
7.828.260.416
Area B (seluas 494,8 ha)
50.153.069.104
43.953.069.104
Jumlah
57.981.329.520
51.781.329.520
Penyisihan penurunan nilai
(30.014.449.408)
(30.014.449.408)
Pemulihan penurunan nilai
30.014.449.408
30.014.449.408
Jumlah
57.981.329.520
51.781.329.520
- 40 -
PT DUTA PERTIWI NUSANTARA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2014 DAN 30 JUNI 2013 KECUALI AKUN NERACA UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2014 DAN 31 DESEMBER 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 30 BEBAN EKSPLORASI DITANGGUHKAN (LANJUTAN) Biaya ditangguhkan merupakan kapitalisasi atas beban eksplorasi dan pengembangan usaha yang akan diamortisasi setelah Perusahaan berjalan secara komersial. Pemulihan penurunan nilai dilakukan oleh manajemen dikarenakan pihak Perusahaan telah mendapatkan hak pemulihan ijin beroperasi kembali sesuai dengan Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia No: 0237 K/30/MEM/2014 tanggal 30 Januari 2014.
31 LABA (RUGI) PER SAHAM Saham yang diterbitkan oleh Perusahaan hanya 1 (satu) jenis saham biasa dengan nilai nominal yang sama sebesar Rp 250 per lembar. Laba per saham dasar dihitung dengan membagi laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar pada periode bersangkutan. 30 Juni 2013
30 Juni 2014 Laba yang dapat diatribusikan kepada Pemilik entitas induk
8.949.261.370
19.486.123.468
331.129.952
331.129.952
27,03
58,85
Jumlah rata-rata tertimbang yang saham beredar Laba bersih per saham dasar
32 INFORMASI SEGMEN USAHA Untuk tujuan pelaporan manajemen, saat ini Perusahaan dan Entitas anak dibagi dalam dua divisi operasi - industri lem dan pertambangan. Divisi-divisi tersebut menjadi dasar pelaporan informasi segmen primer Perusahaan dan anak perusahaan. Berikut ini adalah informasi segmen berdasarkan segmen usaha: 30 JUNI 2014
Industri Lem Rp
Usaha Pertambangan Rp
Eliminasi
Konsolidasi
Rp
Rp
Pendapatan bersih Beban Pokok penjualan Laba Kotor
68.759.232.742 (50.524.870.879) 18.234.361.863
-
-
68.759.232.742 (50.524.870.879) 18.234.361.863
Pendapatan lainnya Beban usaha Beban lainnya Laba (rugi) usaha
3.948.699.427 (9.772.696.260) (695.942.972) 11.714.422.058
52.458.246 (1.476.153.015) (1.656.614) (1.425.351.383)
-
4.001.157.673 (11.248.849.275) (697.599.586) 10.289.070.675
(633.539.386)
-
633.539.386
-
11.080.882.672
(1.425.351.383)
633.539.386
10.289.070.675
(2.131.621.302) 8.949.261.370
369.452.407 (1.055.898.976)
633.539.386
(1.762.168.895) 8.526.901.780
Beban Pendanaan Bagian laba (rugi) bersih dari entitas asosiasi Laba (rugi) sebelum pajak penghasilan Penghasilan (beban) pajak penghasilan Laba (rugi) bersih tahun berjalan
- 41 -
PT DUTA PERTIWI NUSANTARA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2014 DAN 30 JUNI 2013 KECUALI AKUN NERACA UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2014 DAN 31 DESEMBER 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 32 INFORMASI SEGMEN USAHA (LANJUTAN)
30 JUNI 2014
Industri Lem Rp
Pendapatan komprehensif lain Keuntungan (kerugian) aktuarial atas program manfaat pasti Aset keuangan tersedia untuk dijual
Usaha Pertambangan Rp
Eliminasi
Konsolidasi
Rp
Rp
(588.051.288) 568.072.970 4.994.579
-
-
(588.051.288) 568.072.970 4.994.579
(14.983.739)
-
-
(14.983.739)
8.934.277.631
(1.055.898.976)
633.539.386
8.511.918.041
8.949.261.370 8.949.261.370
(1.055.898.976) (1.055.898.976)
633.539.386 633.539.386
8.949.261.370 (422.359.590) 8.526.901.780
8.934.277.631 8.934.277.631
(1.055.898.976) (1.055.898.976)
633.539.386 633.539.386
8.934.277.631 (422.359.590) 8.511.918.041
238.375.045.216 35.706.693.857 2.357.108.888 995.005.467
68.443.485.143 1.821.154.063 1.354.167
(39.973.398.649)
266.845.131.710 37.527.847.920 2.357.108.888 996.359.634
Kenaikan (penurunan) kas & setara kas
539.122.505 (8.137.783.455) (6.000.000.000) (13.598.660.950)
(1.546.204.112) (6.147.642.322) 8.600.000.000 906.153.566
-
(1.007.081.607) (14.285.425.777) 2.600.000.000 (12.692.507.384)
Kas dan setara kas awal tahun
63.950.659.679
3.090.942.945
-
67.041.602.624
Pengaruh perubahan kurs mata uang asing Kas dan setara kas akhir tahun
(1.314.339.637) 49.037.659.092
(508.862) 3.996.587.649
-
(1.314.848.499) 53.034.246.741
Pajak penghasilan terkait Pendapatan komprehensif lain tahun berjalan setelah pajak Total laba rugi komprehensif tahun berjalan Laba rugi tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada : - Pemilik induk - Kepentingan nonpengendali
Total laba rugi komprehensif tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada: - Pemilik induk - Kepentingan nonpengendali
Informasi lainnya Aset segmen Liabilitas segmen Pengeluaran modal Penyusutan ARUS KAS SEGMEN Arus kas dari : Aktivitas operasi Aktivitas investasi Aktivitas pendanaan
- 42 -
PT DUTA PERTIWI NUSANTARA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2014 DAN 30 JUNI 2013 KECUALI AKUN NERACA UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2014 DAN 31 DESEMBER 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 32 INFORMASI SEGMEN USAHA (LANJUTAN)
30 JUNI 2013
Usaha Pertambangan Rp
Industri Lem Rp
Eliminasi
Konsolidasi
Rp
Rp
62.778.757.289 (50.434.828.261) 12.343.929.028
-
-
62.778.757.289 (50.434.828.261) 12.343.929.028
2.337.971.820 (9.533.274.455) (25.083.643)
47.158.332 (1.320.863.753) (1.228.074)
-
2.385.130.152 (10.854.138.208) (26.311.717)
5.123.542.750
30.014.449.408 28.739.515.913
-
30.014.449.408 33.863.058.663
-
-
-
-
15.334.583.438 20.458.126.188
28.739.515.913
(14.057.580.230) (14.057.580.230)
(972.002.720) 19.486.123.468
(5.310.215.530) 23.429.300.383
(14.057.580.230)
1.277.003.208 35.140.061.871 (6.282.218.250) 28.857.843.621
264.524.530 (230.562.640) (8.490.473)
-
-
264.524.530 (230.562.640) (8.490.473)
25.471.417
-
-
25.471.417
19.511.594.885
23.429.300.383
(14.057.580.230)
28.883.315.038
19.486.123.468 19.486.123.468
23.429.300.383 23.429.300.383
(14.057.580.230) (14.057.580.230)
19.486.123.468 9.371.720.153 28.857.843.621
Total laba rugi komprehensif tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada: - Pemilik induk 19.511.594.885 - Kepentingan nonpengendali 19.511.594.885
23.429.300.383 23.429.300.383
(14.057.580.230) (14.057.580.230)
19.511.594.885 9.371.720.153 28.883.315.038
Informasi lainnya Aset segmen Liabilitas segmen Pengeluaran modal Penyusutan
60.388.020.444 1.597.217.831 81.709.176
(35.274.481.569)
221.543.245.096 37.233.577.993 2.694.647.671 1.018.175.608
Pendapatan bersih Beban Pokok penjualan Laba Kotor Pendapatan lainnya Beban usaha Beban lainnya Beban penyisihan kerugian penurunan nilai atas beban eksplorasi & pengembangan Laba (rugi) usaha Beban Pendanaan Bagian laba (rugi) bersih dari entitas asosiasi Laba (rugi) sebelum pajak penghasilan Penghasilan (beban) pajak penghasilan Laba (rugi) bersih tahun berjalan Pendapatan komprehensif lain Keuntungan (kerugian) aktuarial atas program manfaat pasti Aset keuangan tersedia untuk dijual Pajak penghasilan terkait Pendapatan komprehensif lain tahun berjalan setelah pajak Total laba rugi komprehensif tahun berjalan Laba rugi tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada : - Pemilik induk - Kepentingan nonpengendali
196.429.706.221 35.636.360.162 2.694.647.671 936.466.432
- 43 -
PT DUTA PERTIWI NUSANTARA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2014 DAN 30 JUNI 2013 KECUALI AKUN NERACA UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2014 DAN 31 DESEMBER 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 32 INFORMASI SEGMEN USAHA (LANJUTAN)
Industri Lem
30 JUNI 2013
Rp
Usaha Pertambangan Rp
Eliminasi
Konsolidasi
Rp
Rp
ARUS KAS SEGMEN Arus kas dari : Aktivitas operasi Aktivitas investasi Aktivitas pendanaan
6.226.521.738 (3.225.614.714) (7.200.000.000)
(1.349.002.230) (6.202.257.784) 12.000.000.000
4.877.519.508 (9.427.872.498) 4.800.000.000,0
Kenaikan (penurunan) kas & setara kas
(4.199.092.976)
4.448.739.986
249.647.010
Kas dan setara kas awal tahun Pengaruh perubahan kurs mata uang asing Kas dan setara kas akhir tahun
38.685.710.000 664.246.176 35.150.863.200
6.246.319.262 10.695.059.248
44.932.029.262 664.246.176 45.845.922.448
Selama periode 30 Juni 2014 dan 2013 tidak ada transaksi bisnis antar segmen
33 ASET DAN LIABILITAS MONETER DALAM MATA UANG ASING Pada tanggal 30 Juni 2014 dan 31 Desember 2013, Perusahaan mempunyai aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing (berupa dollar Amerika Serikat) sebagai berikut : 30 Juni 2014 Ekuivalen US$ Rp .000 Aset Kas dan setara kas Piutang usaha Piutang Bunga Investasi jangka pendek Aset keuangan tidak lancar lainnya Jumlah Aset Liabilitas Utang usaha Biaya yang masih harus dibayar
Jumlah Liabilitas Jumlah Aset - Bersih
31 Desember 2013 Ekuivalen US$ Rp .000
549.670,95 751.752,09 9.836,01 500.000,00 576.000,00 2.387.259,05
6.579.012 8.997.721 117.727 5.984.500 6.894.144 28.573.104
2.197.948,17 355.190,10 11.997,00 500.000,00 542.500,00 3.607.635,27
26.790.790 4.329.412 146.231 6.094.500 6.612.533 43.973.466
493.511,05 6.633,84 500.144,89 1.887.114,16
5.906.834 79.400 5.986.234 22.586.870
658.689,58 345,00 659.034,58 2.948.600,69
8.028.767 4.205 8.032.972 35.940.494
Kurs konversi yang digunakan per 30 Juni 2014 dan 31 Desember 2013 adalah sebagai berikut : 30 Juni 2014 Rp 11.969,00
Mata uang 1 Dollar Amerika Serikat
- 44 -
31 Desember 2013 Rp 12.189,00
PT DUTA PERTIWI NUSANTARA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2014 DAN 30 JUNI 2013 KECUALI AKUN NERACA UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2014 DAN 31 DESEMBER 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 34 MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN Dalam menjalankan kegiatan usaha, Perusahaan menghadapi risiko yang terkait dengan instrumen keuangan (risiko keuangan) sehingga Manajemen mengambil kebijakan yang dimaksudkan untuk meminimalisasi dampak keuangan yang akan merugikan. a. Risiko kredit Perusahaan memiliki risiko kredit yang terutama berasal dari simpanan di bank, piutang usaha dan aset keuangan lainnya. Perusahaan mengelola risiko kredit yang terkait dengan simpanan di bank dan aset keuangan lainnya dengan memonitor reputasi, peringkat kredit dan menekan risiko agregat dari masing-masing pihak dalam kontrak. Terkait dengan kredit atas piutang usaha kepada pelanggan, selain piutang usaha kepada pelanggan yang sudah disisihkan 100% / dihapuskan karena pabriknya sudah tidak beroperasi lagi maka terhadap pelanggan lainnya yang masih eksis maupun pelanggan baru, Perusahaan menerapkan kebijakan pemberian kredit berdasarkan prinsip kehati-hatian, melakukan analisa kredit terhadap masing-masing pelanggan. Perusahaan akan menetapkan batasan kredit dengan cara tidak memberikan kredit baru sebelum kredit lama dilunasi. b. Risiko likuiditas Pengelolaan risiko likuiditas dilakukan dengan memonitor profil jatuh tempo aset dan liabilitas keuangan, menjaga saldo kecukupan kas dan setara kas/surat berharga untuk memenuhi keperluan operasi dan pembayaran utang.
c. Risiko Pasar Pengelolaan terhadap risiko pasar dimaksudkan untuk memastikan kemampuan kelangsungan usaha Perusahaan. Kondisi perekonomian di sektor perkayuan yang semakin sulit mengakibatkan Perusahaan menghadapi risiko pasar. Langkah-langkah yang ditempuh oleh Perusahaan dalam pengelolaan terhadap risiko pasar adalah menjaga dan mempertahankan mutu produk terhadap saingan dari luar dan pemberian pelayanan yang prima kepada setiap konsumen. Disamping itu Perusahaan juga berusaha menggali sumber-sumber pendapatan lainnya terutama dari penjualan bahan baku serta mengharapkan anak perusahaan PT. Intitirta Primasakti yang bergerak dibidang pertambangan batu bara dapat segera berproduksi. d. Risiko mata uang asing Untuk meminimalisasi risiko terhadap mata uang asing, Perusahaan melakukan kebijakan dengan mengupayakan aset dalam mata uang asing selalu tersedia atau cukup untuk melunasi liabilitas dalam mata uang asing. Apabila aset yang tersedia tidak mencukupi, maka manajemen akan segera melakukan pembelian mata uang asing di saat- saat yang tepat dengan cara selalu memantau fluktuasi/perubahan nilai tukar (kurs) mata uang asing. Perusahaan memandang belum perlu melakukan aktivitas lindung nilai (hedging) untuk mengelola risiko terkait mata uang asing karena aset dalam mata uang asing yang tersedia cukup untuk melunasi liabilitas dalam mata uang asing.
- 45 -
PT DUTA PERTIWI NUSANTARA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2014 DAN 30 JUNI 2013 KECUALI AKUN NERACA UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2014 DAN 31 DESEMBER 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 35 PERIKATAN Perjanjian sewa 1. PT Sentralwatch Perkasa Internasional Berdasarkan Perjanjian sewa menyewa No. 01/MS-LA/I/2011 tanggal 12 Januari 2011, PT. Duta Pertiwi Nusantara menyewakan ruang perkantoran seluas 222 m2 yang berada di Menara Sudirman Lt. 7C, Jl. Jend. Sudirman Kav. 60, Jakarta kepada PT Sentralwatch Perkasa Internasional. Jangka waktu sewa 7 tahun 4,5 bulan (tujuh tahun empat setengah bulan) mulai dari 15/02/11 sampai dengan tanggal 30/06/18. Harga sewa :
15/02/11 - 30/06/12 = Rp 145.000/m2/bulan 01/07/12 - 30/06/15 = Rp 155.000/m2/bulan 01/07/15 - 30/06/18 = Rp 178.250/m2/bulan
Jaminan sewa sebesar 3 (tiga) bulan = Rp 122.877.000 Jumlah pendapatan sewa ruang kantor masing-masing sebesar Rp 185.814.000 per 30 Juni 2014 dan per 30 Juni 2013. Bila pihak penyewa lalai untuk melakukan pembayaran harga sewa, service charge dan biaya lain yang telah jatuh tempo selama lebih dari 30 (tiga puluh) hari dari tanggal yang telah ditentukan, maka pihak penyewa dikenakan denda sebesar 2,5% (dua setengah) persen per bulan dari jumlah pembayaran yang telah jatuh tempo tersebut yang dihitung dari tanggal jatuh tempo sampai dengan tanggal pembayaran.
2. PT Berkat Bukit Emas Berlimpah Berdasarkan surat Perjanjian Sewa Menyewa tertanggal 25 Mei 2007, PT. Duta Pertiwi Nusantara menyewakan tanah yang terletak di Jl. Arjuna Selatan No. 46-49, Jakarta seluas 1.159 m2, dengan harga Rp 75.000.000 (tujuh puluh lima juta rupiah) per tahun selama 5 (lima) tahun dari tanggal 01 Juni 2007 sampai dengan 31 Mei 2012 kepada PT Berkat Bukit Emas Berlimpah. Pada tanggal 28 Mei 2012 ditandatangani surat perjanjian perpanjangan sewa No. DPN/PJ/01/V/2012 untuk masa 3 tahun 4 bulan, dengan harga sewa sebagai berikut: 25/05/07 - 31/05/12 = Rp 75.000.000 per tahun 01/06/12 - 30/09/12 = Rp 75.000.000 per tahun 01/10/12 - 30/09/15 = Rp 85.000.000 per tahun Jumlah pendapatan sewa tanah masing-masing sebesar Rp 38.250.000 per 30 Juni 2014 dan per 30 Juni 2013.
- 46 -
PT DUTA PERTIWI NUSANTARA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2014 DAN 30 JUNI 2013 KECUALI AKUN NERACA UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2014 DAN 31 DESEMBER 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 36 ESTIMASI DAN PERTIMBANGAN AKUNTANSI YANG PENTING Estimasi dan pertimbangan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian terus dievaluasi berdasarkan pengalaman historis dan faktor lainnya, termasuk ekspektasi dari peristiwa masa depan yang diyakini wajar. Hasil aktual dapat berbeda dengan jumlah yang diestimasi. Estimasi dan asumsi yang memiliki pengaruh signifikan terhadap jumlah tercatat aset dan liabilitas diungkapkan di bawah.
Aset tetap Perusahaan menentukan estimasi masa manfaat dan beban penyusutan aset tetap milik Perusahaan. Perusahaan akan menyesuaikan beban penyusutan jika masa manfaatnya berbeda dari estimasi sebelumnya atau Perusahaan akan menghapusbukukan atau melakukan penurunan nilai atas aset yang secara teknis telah usang atau aset nonstrategis yang dihentikan penggunaannya. Imbalan Pasca Kerja Nilai kini imbalan pasca kerja tergantung pada sejumlah faktor yang ditentukan dengan menggunakan sejumlah asumsi aktuaria. Asumsi yang digunakan dalam menentukan biaya bersih untuk pensiun termasuk tingkat pengembalian jangka panjang yang diharapkan atas aset program dan tingkat diskonto yang relevan. Setiap perubahan dalam asumsi ini akan berdampak pada nilai tercatat kewajiban imbalan pasca kerja. Asumsi tingkat pengembalian yang diharapkan atas aset program ditentukan secara seragam, dengan mempertimbangkan pengembalian historis jangka panjang, alokasi aset dan perkiraan masa depan atas pengembalian investasi jangka panjang. Asumsi penting lainnya untuk kewajiban imbalan pasca kerja sebagian didasarkan pada kondisi pasar saat ini. Pajak Penghasilan Pertimbangan signifikan dilakukan dalam menentukan provisi atas pajak penghasilan badan. Terdapat transaksi dan perhitungan tertentu yang penentuan pajak akhirnya adalah tidak pasti sepanjang kegiatan usaha normal. Perusahaan dan Entitas anak mengakui liabilitas atas pajak penghasilan badan berdasarkan estimasi apakah terdapat tambahan pajak penghasilan badan.
37 PENYAJIAN KEMBALI Dalam periode berjalan, Perusahaan telah menyajikan kembali laporan laba rugi komprehensif yang diterbitkan sebelumnya berkaitan dengan penyajian laba (rugi) yang belum direalisasi atas aset keuangan yang tersedia untuk dijual. Tahun lalu Laba (rugi) yang belum direalisasi dari aset keuangan yang tersedia dijual langsung dikreditkan ke Laporan Perubahan Ekuitas sehingga tidak tercermin dalam Laporan laba rugi komprehensif. Berikut disajikan akun-akun dalam laporan keuangan 30 Juni 2013 sebelum dan sesudah disajikan kembali: Sesudah disajikan kembali Rp 25.471.417 28.883.315.038
Jumlah Pendapatan komprehensif lain setelah pajak Total Laba komprehensif tahun berjalan
184.309.667.103
Jumlah Ekuitas
************
- 47 -
Sebelum disajikan kembali Rp 198.393.397 29.056.237.018 184.355.247.170