PT BENING TUNGGAL MANDIRI GAS, OIL AND INDUSTRIAL TECHNICAL SERVICE
No. Dokumen
: K3L-4
Judul Dokumen
:STANDAR PENILAIAN RESIKO DAN IDENTIFIKASI BAHAYA
Ini adalah dokumen yang “dikontrol” Distribusi rutin di batasi pada distribusi yang disetujui PT Bening Tunggal Mandiri. Orang-orang lain yang mempunyai salinan yang tidak di kontrol, harus melihat dokumen control untuk status level revisi.
0
08 Oktober 2014
Rev
Tanggal
Kristanti P Wardani
Hendratno, ST
Luluk Chumaiyah
(HSE Officer)
(HSE Coordinator)
(Direktur)
Disiapkan Oleh
Direview Oleh
Disetujui Oleh
PT BENING TUNGGAL MANDIRI
Standar Penilaian Risiko Dan Identifikasi Bahaya
No. Dok: K3L-4 Revisi : 0
Tanggal: 08 Oktober 2014
Daftar Isi Daftar Isi ................................................................................................................................... 1 Lampiran...................................................................................................................................... 1 1 Tujuan ..................................................................................................................... 2 2 Ruang Lingkup ....................................................................................................... 2 3 Definisi dan Singkatan........................................................................................... 2 4 Uraian Prosedur ..................................................................................................... 2 4.1 Identifikasi pekerjaan yang kritikal ............................................................................ 3 4.2 Uraikan tahapan - tahapan pekerjaan ...................................................................... 4 4.3 Identifikasi bahaya pada setiap tahapan pekerjaan .................................................. 4 4.4 Analisa efek bahaya ................................................................................................. 4 4.5 Penilaian awal risiko dari setiap efek bahaya ........................................................... 5 4.6 Buat solusi untuk mengendalikan risiko ................................................................... 6 4.7 Penilaian akhir risiko setelah dilakukan pengendalian .............................................. 6 4.8 Risiko Keseluruhan .................................................................................................. 7 4.9 Hasil Penilaian Akhir ................................................................................................ 7
Lampiran A – Alur Elemen – elemen Penilaian Risiko Pekerjaan (PRP)...............................8 Lampiran B – Matrik Penilaian Risiko Kualitatif.......................................................................9 Lampiran C – Formulir Penilaian Risiko Pekerjaan................................................................10
1
PT BENING TUNGGAL MANDIRI
Standar Penilaian Risiko Dan Identifikasi Bahaya
1
No. Dok: K3L-4 Revisi : 0
Tanggal: 08 Oktober 2014
Tujuan Prosedur ini bertujuan memberikan panduan untuk mengidentifikasi bahaya pada pekerjaan dan untuk mengetahui berapa besar tingkat risiko yang harus dihadapi pekerja pada setiap pekerjaan yang akan dilakukannya sehingga dapat dilakukan tindakan pencegahan awal dengan memberikan pengendalian-pengendalian yang sesuai terhadap bahaya tersebut.
2
Ruang Lingkup Penilaian Risiko Pekerjaan (PRP) dilakukan Hasil dari penilaian dengan menggunakan metode ini adalah: Semua bahaya yang potensial harus dijelaskan dan dianalisis dengan jelas. Semua peralatan yang diperlukan untuk pekerjaan sudah siap. Harus mengurangi bahaya hingga tingkat yang dapat diterima.
3
Definisi dan Singkatan
4
Penilaian risiko tugas: suatu penilaian kualitatif dan sistematis yang dilakukan oleh para ahli terhadap tugas / pekerjaan spesifik yang dilakukan oleh perorangan / kelompok sebagai dasar bagi suatu pekerjaan yang lebih besar. PRP: Penilaian Risiko Pekerjaan
Uraian Prosedur Elemen-elemen PRP meliputi: Identifikasi pekerjaan yang kritikal Uraikan tahapan - tahapan pekerjaan Identifikasi bahaya pada setiap tahapan pekerjaan Analisa efek bahaya Penilaian awal risiko dari setiap efek bahaya Buat solusi untuk mengendalikan risiko Penilaian akhir risiko setelah dilakukan pengendalian Risiko Keseluruhan Hasil penilaian akhir Alur elemen-elemen PRP Lampiran A – Alur Elemen – elemen Penilaian Risiko Pekerjaan (PRP)
2
PT BENING TUNGGAL MANDIRI
Standar Penilaian Risiko Dan Identifikasi Bahaya
No. Dok: K3L-4 Revisi : 0
Tanggal: 08 Oktober 2014
4.1 Identifikasi pekerjaan yang kritikal Pekerjaan merupakan sesuatu yang memiliki potensi untuk menyebabkan kerusakan pada manusia, peralatan, proses, properti / material dan lingkungan. Metode: Pikirkan tentang pekerjaan yang anda lakukan a. Orang-orang apa yang terlibat? Apakah: Apakah orang-orang baru atau belum pengalaman? Apakah pengunjung? Apakah cukup orang untuk melakukan pekerjaan? Apakah terlalu banyak orang? Apakah semua orang kompeten? b. Peralatan apa yang dibutuhkan? Apakah : Alat berat? Alat pemotong? Peralatan tangan? Power tools? Area kerja yang sesuai? c. Proses apa yang diperlukan? Apakah: Prosedur? Gambaran pekerjaan? Tempat simulasi kerja? Prosedur Kerja Khusus (SWP)? d. Material apa yang dibutuhkan? Apakah: Flammable Toxic Explosive Radioactive Bagaimana transportasinya/ memindahkannya/ mengatur materialnya? e. Dimana Lokasi Pekerjaan dilakukan? Apakah : Confined spaces? Lokasi ketinggian? Bising? Panas? Bercahaya? Ventilasi yang cukup? Peralatan bergetar? Cuaca hujan? 3
PT BENING TUNGGAL MANDIRI
Standar Penilaian Risiko Dan Identifikasi Bahaya
No. Dok: K3L-4 Revisi : 0
Tanggal: 08 Oktober 2014
Sungai/kolam? f.
Bagaimana melaksanakan pekerjaan? Standard Operating Prosedur (SOP)? Specializes Working Prosedur (SWP)? Praktek kerja yang aman? Prosedur emergensi? Peralatan fire protection yang portable?
Menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut akan membantu mendefinisikan pekerjaan dan membantu mengidentifikasi risiko pada setiap tahapan pekerjaan.
4.2 Uraikan tahapan - tahapan pekerjaan Mengurutkan pekerjaan yang kritikal dalam suatu tahapan, dan mengidentifikasi potensi bahaya pada setiap pekerjaan secara terpisah.
kemudian
Metode: Setiap tahapan dalam pekerjaan tidak harus lengkap. Ingat, tujuannya hanya untuk mengidentifikasi bahaya.
4.3 Identifikasi bahaya pada setiap tahapan pekerjaan Mengidentifikasi semua bahaya pada setiap tahapan, ini digunakan untuk menguraikan pekerjaan dalam setiap tahapan dan kemudian menganalisa pekerjaan secara terpisah. Metode: Setiap tahapan , tanyakan pertanyaan: Bagaimana saya bisa terlukai pekerjaan ini? Bagaimana yang lain (pekerja lain, masyarakat umum) bisa terlukai ketika saya melakukan pekerjaan ini? Bagaimana bisa saya menyebabkan tumpahan minyak ketika melakukan pekerjaan ini? Bagaimana bisa saya merusak peralatan ini? Jawaban pertanyaan ini untuk mengidentifikasi bahaya. Tulis bahaya di formulir PRP pada kolom Bahaya.
4.4 Analisa efek bahaya Untuk mengidentifikasi semua efek bahaya dari setiap tahapan pekerjaan. Lakukan penguraian bahaya kedalam lima penilaian risiko yang meliputi; nama orang, peralatan, proses, material, dan lingkungan kemudian analisis setiap bahaya secara terpisah.
4
PT BENING TUNGGAL MANDIRI
Standar Penilaian Risiko Dan Identifikasi Bahaya
No. Dok: K3L-4 Revisi : 0
Tanggal: 08 Oktober 2014
Metode: Untuk setiap bahaya, tanyakan pertanyaan ini: Bagaimana efek bahaya pada manusia, apakah hal ini menyebabkan fatality, disability, atau injury? Bagaimana efek bahaya pada peralatan, apakah hal ini menyebabkan kerusakan yang parah atau kerusakan peralatan? Bagaimana efek bahaya pada proses apakah hal ini menyebabkan gangguan produksi? Bagaimana efek bahaya pada lingkungan atau property apakah hal ini menyebabkan flammable, toxic, explosive dan radioactive? Bagaimana efek bahaya pada lingkungan apakah hal ini menyebabkan keluhan masyarakat atau pelepasan minyak / gas dan dampak lingkungan lainnya. Jawab pertanyan-pertanyaan tersebut untuk mengidentifikasi efek bahaya secara khusus. Tulis efek bahaya di formulir PRP dibawah kolom efek bahaya.
4.5 Penilaian awal risiko dari setiap efek bahaya Untuk mengidentifikasi semua bahaya dalam suatu pekerjaan, hal ini digunakan untuk menguraikan pekerjaan dalam suatu tahapan, dan kemudian menganalisa pekerjaan secara terpisah. Metode: Untuk setiap bahaya, tanyakan pertanyaan: Seberapa sering hal ini terjadi? Gunakan kriteria dalam Matrix Penilaian Risiko Kualitatif Lampiran B – Matrik Penilai Risiko Kualitatif untuk mengkategorikan peluang bahaya sebagai sering (Dapat terjadi sewaktu-waktu), Jarang (Dapat terjadi, tapi jarang), Sangat Jarang (Hampir tidak mungkin terjadi). Catat peluang penilaian awal dalam formulir PRP. Lampiran C – Formulir Penilaian Risiko Pekerjaan
Kemudian tanyakan: Jika konsekuensi terjadi, kerusakan apa yang akan terjadi? Gunakan Matrix Penilaian Risiko Kualitatif untuk mengkategorikan bahaya konsekuansi sebagai Kecil (P3K, tidak ada kehilangan hari kerja), Sedang (Pengobatan medis, Luka Serius), Besar (Meninggal, Cacat permanen). Catat konsekuensi penilaian awal dalam formulir PRP.
Setelah Peluang dan Konsekuensi dikategorikan, atur Matrix Penilaian Risiko Kualitatif untuk mengkategorikan bahaya sebagai risiko tinggi (high), sedang (medium), atau rendah (low). Catat penilaian awal risiko pada formulir PRP. 5
PT BENING TUNGGAL MANDIRI
Standar Penilaian Risiko Dan Identifikasi Bahaya
No. Dok: K3L-4 Revisi : 0
Tanggal: 08 Oktober 2014
Susun kembali bahaya sehingga semua bahaya yang risiko tinggi berada pada urutan pertama, sedang kedua, dan rendah terakhir.
4.6 Buat solusi untuk mengendalikan risiko Setelah semua bahaya diidentifikasi, solusi atau pengendalian risiko harus ditetapkan untuk mengurangi bahaya Metode: Memulai dengan bahaya risiko tinggi. Untuk setiap bahaya, tanyakan pertanyaan: Apa yang dapat saya lakukan untuk mencegah bahaya ini terjadi. Tulis solusi/pengendalian di formulir pengendalian risiko pekerjaan pada kolom “kurangi risiko dengan”. Pertimbangan hirarki dari pengendalian risiko: Jangan lakukan pekerjaan tersebut. Ganti dengan pekerjaan atau cara lain Pisahkan pekerjaan – lakukan pekerjaan secara terpisah Rubah proses Latih atau ikuti prosedur Kurangi waktu pajanan, misal: rotasi kerja, istirahat Gunakan alat pelindung diri
4.7 Penilaian akhir risiko setelah dilakukan pengendalian Penilaian risiko dilakukan lagi setelah membuat solusi untuk mengendalikan risiko untuk menilai kembali apakah risiko efek bahaya sudah dapat diterima atau tidak. Identifikasi semua probabilitas, konsekuensi dan risiko sisa setelah membuat pengendlaian risiko. Hal ini dilakukan untuk menilai penilaian akhir secara khusus. Metode: Untuk setiap bahaya urutan probabilitas, tanyakan pertanyaan: Seberapa sering hal ini terjadi setelah dilakukan penelesaian? Gunakan kriteria dalam Matrix Penilaian Risiko Kualitatif untuk mengkategorikan probabilitas bahaya sebagai sering (frequent), sewaktu-waktu (occational), jarang (improbable). Catat probabilitas penilaian awal dalam formulir PRP.
Kemudian tanyakan: Jika konsekuensi terjadi, apa yang dapat dikurangi? Gunakan Matrix Penilaian Risiko Kualitatif untuk mengkategorikan bahaya konsekuansi sebagai catastrophic, significant, atau negligible. Catat konsekuensi penilaian awal dalam formulir PRP. 6
PT BENING TUNGGAL MANDIRI
Standar Penilaian Risiko Dan Identifikasi Bahaya
No. Dok: K3L-4 Revisi : 0
Tanggal: 08 Oktober 2014
Setelah Probabilitas dan Konsekuensi dikategorikan, atur Matrix Penilaian Risiko Kualitatif untuk mengkategorikan bahaya sebagai risiko tinggi (high), sedang (medium), atau rendah (low). Catat penilaian awal risiko pada formulir PRP.
Susun kembali bahaya sehingga semua bahaya yang risiko tinggi berada pada urutan pertama, sedang kedua, dan rendah terakhir.
4.8 Risiko Keseluruhan Catat kategori risiko sisa yang major, kategorikan menjadi tinggi (high), sedang (medium), atau rendah (low) sesuai hasil penilaian akhir risiko. Risiko keseluruhan merupakan hasil pengkategorian risik akhir dari perkalian probabilitas dengan konsekuensi sehingga terdapat total penilaian risiko dari pekerjaan atau aktivitas tertentu.
4.9 Hasil Penilain Akhir Catat hasil penilain akhir setelah menetapkan semua kategori risiko sehingga pekerjaan atau aktivitas dapat dilaksanakan atau tidak. Hal itu semua tergantung pada kategori risiko bahaya. Metode: Hasil penilain akhir tergantung pada penilaian risiko keseluruhan. Kategori tinggi (high) berarti pekerjaan atau aktivitas tidak bisa dilaksanakan, tapi jika kategori sedang (medium) atau rendah (low) pekerjaan dapat dilakukan dengan melakukan pengendalian risiko yang tepat.
7
PT BENING TUNGGAL MANDIRI
Standar Penilaian Risiko Dan Identifikasi Bahaya
No. Dok: K3L-4 Revisi : 0
Tanggal: 08 Oktober 2014
Lampiran A – Alur Elemen – elemen Penilaian Risiko Pekerjaan (PRP)
Identifikasi Pekerjaan
Uraikan Tahapan Pekerjaan
Identifikasi Bahaya dari Setiap Tahapan Pekerjaan
Analisa Efek Bahaya
Penilaian Awal Risiko dari Setiap Efek Bahaya
Pengendalian Risiko
Penilaian Akhir Risiko Setelah Ada Pengendalian Risiko
Risiko Keseluruhan
Diterima Hasil Akhir Penilaian 8
Tidak Diterima
PT BENING TUNGGAL MANDIRI
Standar Penilaian Risiko Dan Identifikasi Bahaya
No. Dok: K3L-4 Revisi : 0
Tanggal: 08 Oktober 2014
Lampiran B – Matrik Penilai Risiko Kualitatif
(Risiko = Peluang x Konsekuensi)
Konsekuensi Peluang
(Seberapa berat efek bisa terjadi)
(Seberapa sering peristiwa terjadi)
Kecil (P3K, tidak ada kehilangan hari kerja)
Sangat Jarang (Hampir tidak mungkin terjadi) Jarang (Dapat terjadi, tapi jarang) Sering (Dapat terjadi sewaktuwaktu)
Sedang
Besar
(Pengobatan medis, Luka Serius)
(Meninggal, Cacat permanen)
1 (Rendah)
2 (Sedang)
3 (Sedang)
2 (Sedang)
3 (Sedang)
4 (Tinggi)
3 (Sedang)
4 (Tinggi)
5 (Tinggi)
Catatan: Nilai 1-5 menentukan seberapa penting risiko tersebut untuk dikendalikan Nilai 1 (Rendah):
Tidak membutuhkan tindakan segera
Nilai 2-3 (Sedang):
Membutuhkan tindakan secepatnya
Nilai 4-5 (Tinggi):
Membutuhkan tindakan secepat mungkin
9
PT BENING TUNGGAL MANDIRI
Standar Penilaian Risiko Dan Identifikasi Bahaya
No. Dok: K3L-4 Revisi : 0
Tanggal: 08 Oktober 2014
Lampiran C – Formulir Penilaian Risiko Pekerjaan
Pekerjaan: Lokasi: Tahapan Pekerjaan
Penilaian Awal Bahaya
Efek Bahaya P
K
Hasil Penilaian akhir:
Mengurangi Risiko dengan
RA
Penilaian Akhir P
K
RS
Risiko Keseluruhan
Catatan: P : Probabilitas K : Konsekuensi RA: Risiko Awal RS: Risiko Sisa
Dibuat Oleh,
Disetujui Oleh,
Kristanti P Wardani HSE Officer
Hendratno, ST HSE Coordinator
10
PT BENING TUNGGAL MANDIRI GAS, OIL AND INDUSTRIAL TECHNICAL SERVICE
No. Dokumen
: K3L-14
Judul Dokumen
: PROSEDURE PRECOMMISSIONING HYDROTEST
Ini adalah dokumen yang “dikontrol” Distribusi rutin di batasi pada distribusi yang disetujui PT Bening Tunggal Mandiri. Orang-orang lain yang mempunyai salinan yang tidak di kontrol, harus melihat dokumen control untuk status level revisi.
0
08 Oktober 2014
Revisi
Tanggal
Kristanti P Wardani
Hendratno, ST
Luluk Chumaiyah
(HSE Officer)
(HSE Coordinator)
(Direktur)
Disiapkan Oleh
Direview Oleh
Disetujui Oleh
PT BENING TUNGGAL MANDIRI
Prosedure Precommissioning Hydrotest
No. Dok : K3L-14 Revisi : 0
Tanggal : 4 March 2016
Daftar Isi Daftar Isi..................................................................................................................................................... 1 1 Persiapan ....................................................................................................Error! Bookmark not defined. 2 Cleaning Pigging dan BI DI Gaugging Plate ........................................................................................... 2 3 Pengisian Air (Filling Water) ................................................................................................................. 4 4 Penekanan (Prezzurizing) ...................................................................................................................... 7 5 Waktu Penahanan (Holding Time) ........................................................................................................ 9 6 Pelepasan Tekanan (Depresurization) .................................................................................................. 9 7 Pembuangan Air (Dewatering) ......................................................................................................... 10
1
PT BENING TUNGGAL MANDIRI
No. Dok : K3L-14 Revisi : 0
Prosedure Precommissioning Hydrotest
Tanggal : 4 March 2016
LANGKAH KERJA CLEANING PIGGING & HYDROSTATIC TEST
1. Preparation / Persiapan
Pastikan keseluruhan peralatan instrumentasi yang akan dipakai masih dalam kondisi baik, sudah terkalibrasi dan sertifikat masih berlaku (valid).
Pasang Sign Board bertuliskan ”AWAS SEDANG ADA TESTING BERTEKANAN TINGGI DILARANG MENDEKAT” disetiap point yang berbahaya.
Pasang baricade line pada setiap point yang berbahaya khususnya dilokasi penempatan Equipment dan Instrumentasi.
Pasang tenda pada lokasi Start Point/lokasi penempatan Equipment dan Instrumentasi.
Pastikan
bahwa
ditest/uji
konstruksi
dan
status
pipa
hasil
salur
uji
utama
sudah
radiography
siap
(NDT)
untuk
sebelumnya
sudah dalam kondisi ACC/OK.
Blind Flange maupun Gasket test sudah sesuai dengan Pressure Test yang diminta.
Pastikan bahwa Header Test Set dan Temporary L & R unit sudah tersedia dan siap untuk dipakai.
Pastikan material Bi-Di PIG yang akan dipakai pada proses Gauging sudah siap dan sudah dilengkapi dengan Gauging Plate. Begitu juga dengan material Poly Pig type Medium Criss Cross dan Poly Pig type Medium Wire Brush
Pastikan
seluruh
terpakai.
sambungan
dari
unit
Air
Compressor
dan
unit
pompa pengisian air sudah terpasang dengan baik dan dilengkapi dengan katup-katup pengaman (Check valve) dengan kapasitas yang sesuai (memadai) dan pasang safety pengaman untuk setiap sambungan selang yang bertekanan. 2.
CLEANING PIGGING dan BI DI GAUGING PLATE
Proses
Cleaning
Pigging
dengan
memakai
bantuan
unit
Temporary Launcher dan Receiver.
Proses Cleaning Pigging menggunakan material Poly MC atau Poly
MW
dan
Bi
directional
pig
yang
dilengkapi
dengan
gauging plate, sebagai tenaga penggerak menggunakan unit
2
PT BENING TUNGGAL MANDIRI
No. Dok : K3L-14 Revisi : 0
Prosedure Precommissioning Hydrotest
Tanggal : 4 March 2016
Air Compressor dengan kapasitas minimal 750 Cfm-7 s/d 23 Bar.
Gauging Plate terbuat dari bahan Aluminium, tebal ± 6 mm, dan mempunyai diameter luar (OD) sebesar 95% ID (diameter dalam) dari pipa saluran terpakai atau bagian terkecil dari inside diameter.
2. Proses
Cleaning
Pigging
dilakukan
satu
persatu
(bergantian)
terhadap rangkaian pipa saluran yang terpasang 3. Penempatan unit Air Compressor (Start Point/Temporary Launcher)
LANGKAH KERJA CLEANING PIGGING dan GAUGING PLATE
1.
Pasang/sambungkan
unit
Temporary
Launcher
dan
Receiver
dengan
kedua ujung-ujung dari rangkaian pipa saluran 2.
Masukan 10” Poly MC (1 unit) kedalam Temporary Launcher, dorong manual hingga masuk kebagian “Barrel“
3.
Tutup penutup dari Temporary Launcher.
4.
Pasang Pressure Gauge masing-masing pada Temporary Launcher dan Receiver untuk monitor tekanan.
5.
Pasang / lengkapi setiap Venting yang ada diblock valve dan river crossing sepanjang jalur pipa dengan ¾” Ball Valve dan pastikan posisi
valve
dalam
kondisi
open
100
%
sebelum
Air
kompresor
dihidupkan. 6.
Posisikan
personil
memastikan
dan
1
orang
menutup
disetiap
ball
valve
Venting bila
yang
material
ada pig
guna sudah
melewatinya (perlakuan ini sama disetiap venting pada jalur pipa) 7.
Hidupkan
air compressor, buka katup keluar dari Air Compressor ke
saluran masuk pada Temporary Launcher dan biarkan material Poly MC terdorong
maju
keluar
meninggalkan
Temporary
Launcher
masuk
kedalam rangkaian pipa saluran 8.
Lakukan komunikasi 3 arah yaitu bagian Receiver / Launcher dan personil
yang
material
Pig
standby telah
disetiap
berjalan
Venting
dirangkaian
menuju bagian Receiver/penerima. 3
pada
jalur
jalur
pipa
pipa utama
bila dan
PT BENING TUNGGAL MANDIRI
No. Dok : K3L-14 Revisi : 0
Prosedure Precommissioning Hydrotest
9.
Kembali
informasikan
kebagian
Tanggal : 4 March 2016
peluncuran/Launcher
bila
material
Pig telah masuk kedalam Receiver . 10. Matikan Air Compressor dan tutup saluran masuk menuju Temporary Launcher. 11.
Buka
penutup
Temporary
Receiver
bila
tekanan
sudah
“Nol”
dan
ambil/keluarkan Poly MC tersebut . 12. Pastikan bahwa kotoran yang terbawa saat Cleaning Pigging sudah bersih dan selanjutnya bisa dilakukan Cleaning Gauging plate. 13.
Untuk
Cleaning
perlakuan
Gauging
Cleaning
plate
Pigging
perlakuannya
dan
lakukan
adalah Back
sama
dengan
Pressure
untuk
mengatur kecepatan jalannya Bi Directional Pig. 14. Bila Bi Directional Pig plus Gauging Plate sudah sampai Receiver, maka untuk selanjutnya lakukan evaluasi kondisi dari sirip-sirip pada Aluminium Gauging plate. Evaluasi
sebaiknya
Saluran
(Owner)
dilakukan atau
bersama
Pihak
dengan
Ketiga
pihak
(Third
pemilik
Pipa
Party)
yang
berwenang/ditunjuk. 15. Lakukan peluncuran kembali Gauging Plate bila diperlukan untuk memastikan, apabila terdapat hal-hal yang meragukan.
3.
FILLING WATER (Pengisian Air)
Untuk pengisian air (Filling Water) dan testing akan dilakukan di area Block Valve Pasirhuni sebagai Area Point Test yaitu dengan mengganti Block Valve dengan Dummy Spool sebagai Header untuk
Inlet
Filling
Pump
dan
atau
Pressure
Pump
beserta
instrumentasi terpakai saat Testing berlangsung.
Buka/lepaskan unit Temporary L & R dan pasang (diganti) dengan 2 (dua) buah unit Header Test di masing-masing ujung jalur pipa saluran
Masukkan material Bi Directional Pig masing–masing 1 unit pada kedua ujung rangkaian pipa saluran
Pasang/Install Dummy Spool sebagai Header untuk Inlet Filling Water maupun saat Testing. 4
PT BENING TUNGGAL MANDIRI
No. Dok : K3L-14 Revisi : 0
Prosedure Precommissioning Hydrotest
Tanggal : 4 March 2016
Pasang kedua saluran (selang) keluar dari unit pompa pengisi kearah saluran masuk diameter Ø 2” yang tersedia pada Dummy Spool yang sudah terpasang.
Kedua saluran masuk tersebut telah dilengkapi dengan Valve 2”600#
dan
2” Check Valve untuk mengatur buka/tutup saluran
pengisian.
Pasang Alat Monitor Tekanan/Pressure Gauge pada setiap Header Test Unit maupun pada Dummy spool terpasang.
Pasang juga Valve sebagai saluran Venting pada setiap Header Test Unit dan pada setiap Block Valve sepanjang jalur pipa juga Venting yang ada disetiap River Crossing.
Sebelum
Filling
Pump
dihidupkan
pastikan
kondisi
setiap
Venting Valve pada jalur pipa ataupun Valve pada kedua Header Test diujung jalur pipa pada posisi Close
kecuali Venting
Block Valve dan Venting dikedua Header yang akan digunakan sebagai Back Pressure bila diperlukan.
Posisikan 1 atau 2 personil pada lokasi Venting Block Valve dan Venting Valve di kedua Header Test guna mengatur Back Pressure dan Monetoring Posisi Material Bi Directional Pig.
Lakukan Close Valve pada Venting (Back Pressure) bila sudah dilewati Bi Directional Pig, dan gunakan Venting berikutnya untuk melakukan Back Pressure secara berurutan sampai dengan Bi Directional tiba di Header kedua ujung jalur pipa yang akan dilakukan Testing.
5
PT BENING TUNGGAL MANDIRI
No. Dok : K3L-14 Revisi : 0
Prosedure Precommissioning Hydrotest
Tanggal : 4 March 2016
LANGKAH KERJA (Lihat Lampiran Gbr Flow Diagram “Filling Water“)
1. Hidupkan mesin pompa pengisi air (Filling Pump) dan buka katup saluran keluar dari unit pompa serta katup Ball Valve 2” saluran masuk ke Unit Header Test atau Dummy Spool. 2. Lakukan Back Pressure pada Venting ¾” Ball Valve dengan selisih tekanan didepan dan dibelakang Bi Directional Pig berkisar antara 30 psi sampai dengan 50 psi. 3. Biarkan air mengalir masuk kedalam Header Test Unit dan mendorong maju
material
Bi-Di
Pig,
lakukan
monitor
tekanan
dari
unit
Pressure Gauge terpasang di Header Test (Dummy Spool) untuk saling menginformasikan
selisih
tekanan
pada
Venting
Valve(Back
Pressure) 4. Lakukan komunikasi 2 arah dengan bagian Header
lokasi
Depot
Tasikmalaya
penerima
dan
Ujungberung untuk pengawasan tekanan
Lokasi
yang ada di Header
Depot
dan keberadaan material Bi-
Di Pig. 5. Lakukan
Close
Valve
pada
Venting
(Back
Pressure)
bila
sudah
dilewati Bi Directional Pig, dan gunakan Venting berikutnya untuk melakukan
Back
Pressure
secara
berurutan
sampai
dengan
Bi
Directional Pig tiba di header kedua ujung jalur pipa yang akan dilakukan Testing. 6. Selalu lakukan komunikasi (koordinasi) antara personil yang ada dilokasi pengaturan Back Pressure juga personil yang ada dilokasi kedua Header dimasing–masing ujung jalur pipa. 7. Pastikan
Bi
Directional
Pig
ataupun
air
sudah
sampai
dikedua
Header dimasing–masing ujung pipa baik di depot Tasimalaya maupun di Depot Ujungberung. 8. Bila air ataupun Bi Directional Pig sudah tiba di kedua Header tersebut,
biarkan
Pompa
Filling
Pump
tetap
hidup
sampai
ada
tekanan didalam pipa (Pressure Gauge) menunjukkan angka min 50 psi s/d 100 psi.
6
PT BENING TUNGGAL MANDIRI
No. Dok : K3L-14 Revisi : 0
Prosedure Precommissioning Hydrotest
9. Selanjutnya pengisian
matikan dan
unit
gantikan
pompa dengan
Tanggal : 4 March 2016
pengisian Unit
dan
Pompa
lepaskan
Penekanan
pompa
(Pressure
Pump) Catatan : Pada saat ini posisi kedua buah Bi-Di Pig telah berada pada kedua header ujung-ujung dari rangkaian pipa saluran Ø 10”, yaitu dilokasi Depot Tasikmalaya dan Ujungberung, kedua Bi-Di Pig ini
nantinya
akan
dipakai
untuk
mendorong
air
saat
proses
Proses penambahan tekanan dilakukan secara bertahap (dibagi 3
tahap)
Dewatering dilakukan.
4.
PRESSURIZING (Penekanan).
guna untuk menghindari kondisi stres pada rangkaian pipa saluran yang diuji/test. Test Pressure (Tekanan Uji) adalah sebesar 1,25 x Operating Pressure (1138 Psi). Test Pressure sebesar 1423 Psi.
4.1 LANGKAH KERJA : Install Hose Pressure Pump dan Instrumentasi terpakai (Pressure Gauge,
Pressure
Recorder,
Tester dan Ambient
Temperature
Indicator,
Temperature pada lokasi
Dead
Weight
Start Point
yang
sudah ditentukan. Informasikan
ke
pihak–pihak
terkait
untuk
melakukan
Withness
saat Pressurize akan dilakukan. Meminta
tanda
tangan
Paper
Chart
kepada
personal
terkait
Withness pekerjaan sebelum Pressurize dimulai. Hidupkan Pressure Pump dan buka Valve Inlet yang sudah terpasang di Temporary Dummy Spool. Biarkan
Engine
Pressure
Pump
terus
hidup
dengan
melalui
3
tahapan pencapaian tekanan yaitu :
Hingga
pencapaian
30%
dari
Test
Pressure
(427
Psi)
Pressurizing rate 14,5 psi/menit dengan lama Tahap Penahanan (Step Holding) selama ± 15 menit. (”Lihat Schematic Diagram Pressurize dan Depressurize dibawah”)
7
PT BENING TUNGGAL MANDIRI
No. Dok : K3L-14 Revisi : 0
Prosedure Precommissioning Hydrotest
Hingga
pencapaian
70%
dari
Tanggal : 4 March 2016
Test
Pressure
(996
Psi)
Pressurizing rate 14,5 psi/menit dengan lama Tahap Penahanan (Step Holding) selama ± 15 menit.
Hingga pencapaian 100% dari Test Pressure (1423 Psi), dengan Pressurizing
rate
1,5
psi/menit,
dengan
lama
waktu
stabilisasi selama ± 60 menit.
Selanjutnya
matikan
unit
Pressure
Pump,
tutuplah
Valve(pasang plug) dan lepas Hose Pressure Pump.
SCHEMATIC DIAGRAM TEST PERIOD
8
Inlet
PT BENING TUNGGAL MANDIRI
No. Dok : K3L-14 Revisi : 0
Prosedure Precommissioning Hydrotest
5.
Tanggal : 4 March 2016
HOLDING TIME (Waktu Penahanan). Dilakukan
setelah
Pressure/Tekanan
mencapai
100%
dari
target
yang
diminta, dan kondisi tekanan telah stabil, kemudian dilakukan penahanan tekanan untuk selama Monitoring
dan
± 24 (Dua Puluh Empat) jam.
Recording,
Pressure
Gauge,
Temperature
Indicator,
Ambient Temperature, Pressure Recorder dan DWT setiap 30 menit sekali. Uji Hydrostatic Test dianggap berhasil apabila tidak ada kebocoran pada test Pipe Line Section, dan jika tidak ada Fluktuasi Temperature maka Penurunan Tekanan yang diijinkan adalah 0.2 % dari Test Pressure. Bila terjadi kebocoran pada material Jalur Pipa Saluran, maka akan dilakukan Uji Ulang Hydrostatic Test setelah dilakukan Repair. Jika Pressure Drop terjadi bukan karena adanya Fluktuasi Temperature maka hasil Testing tidak dapat diterima dan Pipe Line Test Section harus diulang atau Test Periode Diperpanjang 6.
DEPRESURIZATION (Pelepasan Tekanan). Dilakukan
secara bertahap (langkah) setelah proses Holding Time diatas
selesai :
a.
Release & Hold step-I (Pelepasan Tekanan dan Penahanan tahapI) Pressure/tekanan
diturunkan pada
(± 70% dari Target atau
996 Psi) dengan rate sebesar 15 psi/menit dan ditahan selama ± 15 menit b.
Release & Hold step-II (Pelepasan Tekanan dan tahap-II) Pressure/tekanan diturunkan pada atau
penahanan
(±30% dari Target
427 Psi )dengan rate sebesar 15 psi/menit dan ditahan
selama ± 15 menit c.
Release
Pressure
menghindari
Air
hingga Lock
pada
saat
nilai
50
Dewatering,
Recorder & ambil Chart Recorder terpasang.
9
Psi lalu
guna buka
untuk Barton
PT BENING TUNGGAL MANDIRI
No. Dok : K3L-14 Revisi : 0
Prosedure Precommissioning Hydrotest
7. DEWATERING
Tanggal : 4 March 2016
(Pembuangan Air) ”Lihat Flow Diagram Dewatering terlampir”.
7.1 LANGKAH KERJA :
Proses Dewatering dilakukan setelah proses Depresurization (pengurangan tekanan) selesai dilakukan. Start point Dewatering berada dilokasi awal dan berakhir di Block Valve. Lepas semua Instrumentasi Testing dan pasang Pressure Gauge dengan range 0 – 200 psi pada kedua Header Test dikedua ujung pipa saluran. Pasang saluran keluar/saluran buang dari
ball Valve 2” yang
sudah terpasang di Header Test area Block Valve Pasirhuni, arahkan ketempat pembuangan akhir
yang telah disetujui oleh
pihak-pihak terkait. Posisikan dan Install selang kompressor ke 2” Ball Valve yang sudah terpasang dilokasi Header Test Depot Tasikmalaya. Tempatkan 1 atau 2 personil di area Venting Block Valve guna monetoring posisi keberadaan Bi Directional Pig. Tempatkan 2 atau 3 personil di area header Pasirhuni guna untuk mengatur buka tutup Valve 2” pada saat melakukan Back Pressure. Hidupkan Air Compressor dan buka katup/Valve saluran keluar dari Unit Air Compressor menuju saluran masuk 2” ball valve yang sudah terpasang di Header Test. Biarkan udara dari Air Compressor menekan masuk material Bi-Di PIG dan bergerak maju dari posisi awal Header menuju Header Block Valve (tempat pembuangan air). Lakukan komunikasi 2 arah dengan bagian penerima di Lokasi Header Block Valve,dan lakukan juga monitor tekanan pada Lokasi Venting Block Valve. Lakukan pembukaan penuh Ball Valve 2” untuk membuang air lebih
maksimal
bila
material
Header Test dilokasi pembuangan.
10
Bi-Di
Pig
telah
mendekati
PT BENING TUNGGAL MANDIRI
Prosedure Precommissioning Hydrotest
No. Dok : K3L-14 Revisi : 0
Tanggal : 4 March 2016
Bila Bi Directional Pig sudah sampai di Header pembuangan Pasirhuni, matikan unit Compressor dan buka semua peralatan, Assesories
dan
Fitting
yang
ada
disepanjang
jalur
pipa
saluran yang sebelumnya dipasang guna keperluan testing. Lakukan house keeping diarea lokasi kerja agar bersih dan nyaman.
11