PT Bank Ina Perdana
0I
0II
PT Bank Ina Perdana
Visi dan Misi Perusahaan VISI Menjadi bank ritel yang bermutu dan berkesinambungan serta dipercaya oleh seluruh stakeholders.
MISI Meningkatkan kesejahteraan seluruh stakeholders.
Landasan Pencapaian Visi dan Misi EMPATHY Bank Ina senantiasa berusaha untuk memperhatikan kebutuhan stakeholders terutama nasabah; dengan pikiran dan nurani. ENTERPRENEURSHIP Bank Ina telah menetapkan komitmennya untuk senantiasa melakukan inovasi produk dan layanan perbankan yang memberikan nilai tambah. EMPOWERMENT Bank Ina senantiasa berusaha memberdayakan manajemen dan staf secara terorganisasi untuk memberikan respon yang cepat bagi stakeholders. TEAMWORK Bank Ina senantiasa mengkoordinasikan kemampuan manajemen dan staf dengan komunikasi dan bekerjasama dalam pencapaian visi serta pelaksanaan misi. TRUSTWORTHINESS Bank Ina senantiasa membentuk karakter dan kompetensi untuk memupuk saling percaya.
PT Bank Ina Perdana
01
PROFIL PERUSAHAAN
Dalam menjalankan aktivitas usahanya, Bank Ina Perdana berpegang teguh pada prinsip kehati-hatian sehingga Bank Ina Perdana dapat menunjukkan kinerja yang baik dan mendapat pengakuan dari majalah Infobank sebagai salah satu bank penyandang predikat “Sangat Baik” sejak tahun 2004 sampai dengan 2008
PT Bank Ina Perdana (Bank Ina) didirikan di Jakarta pada tanggal 9 Februari 1990 berdasarkan Akta Notaris Kartini Muljadi, SH No 32. Akta pendirian kemudian disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. 02-3639. HT.01.01TH.90 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 84 tanggal 19 Oktober 1990 tambahan No. 4242. Anggaran Dasar mengalami perubahan beberapa kali, terakhir dinyatakan dengan Akta No. 2 tanggal 3 Februari 2009 yang dibuat di hadapan Winanto Wiryomantani SH., M. Hum, Notaris di Jakarta, mengenai peralihan saham. Perubahan Anggaran Dasar telah dicatat dalam database Sistem Administrasi Badan Hukum Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU-AH.01.10-17037 tanggal 7 Oktober 2009. Izin untuk mulai beroperasi sebagai Bank Umum dituangkan dalam Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor : 524/KMK13/1991 tanggal 3 Juni 1991. Bank Ina Perdana kemudian mulai melakukan kegiatan operasional pada bulan Juli 1991. Kantor Pusat Bank Ina Perdana saat ini terletak di Jalan Abdul Muis No. 40, Jakarta 10160 tepatnya di gedung Bina Surya Group, atau yang dikenal dengan Wisma BSG Corporation. Sementara itu sampai dengan akhir Desember 2009, jumlah kantor yang dimiliki oleh Bank Ina Perdana untuk memberikan layanan kepada para nasabah berjumlah 23 kantor yang terdiri dari kantor Cabang, Cabang Pembantu dan Kantor Kas.
02
PT Bank Ina Perdana
Untuk melengkapi layanan kepada para nasabah, Bank Ina Perdana juga menyediakan mesinmesin ATM baik yang dimiliki sendiri maupun kerjasama dengan penyedia layanan ATM Bersama. Sebagai bank yang memilih sektor retail sebagai core business, Bank Ina Perdana menyediakan produk dan jasa perbankan yang cukup beraneka ragam untuk memenuhi kebutuhan transaksi devisa para nasabah, Bank Ina Perdana telah menjalin kerjasama dengan salah satu Bank Devisa. Dalam menjalankan aktivitas usahanya, Bank Ina Perdana berpegang teguh pada prinsip kehati-hatian sehingga Bank Ina Perdana dapat menunjukkan kinerja yang baik dan mendapat pengakuan dari majalah Infobank sebagai salah satu bank penyandang predikat “Sangat Baik” sejak tahun 2004 sampai dengan 2008. Untuk mengetahui lebih mendalam mengenai aktivitas yang telah dilakukan oleh Bank Ina Perdana sepanjang tahun 2010, dapat kiranya dilihat pada uraian selanjutnya.
PEMEGANG SAHAM 2010 PT Kharisma Prima Karya Oki Widjaja
99 % 1%
Ultimate Shareholders Hadi Surya dan Oki Widjaja
PT Bank Ina Perdana
03
Peristiwa Penting
Jakarta 04 Januari 2010
17 Agustus 2010
Pembukaan Kantor Cabang Pembantu Ukrida II
Lomba Melukis dalam Acara 17an Agustus
Yogyakarta
Jakarta
03 Maret 2010
16 Oktober 2010
Pembukaan Kantor Cabang Yogyakarta
Program Penghijauan di sepanjang Bantaran Kanal Timur
Semarang
Surabaya
27 Mei 2010
01 November 2010
Pembukaan Kantor Cabang Semarang
Pembukaan Kantor Cabang Pembantu Kembang Jepun, Surabaya
Solo
04
Jakarta
Yogyakarta
02 Juli 2010
11 November 2010
Pembukaan Kantor Cabang Solo
Bantuan untuk korban bencana Merapi di Yogyakarta
PT Bank Ina Perdana
STRUKTUR KELOMPOK USAHA
STRUKTUR KELOMPOK USAHA PT BANK INA PERDANA 31 DESEMBER 2010 HADI SURYA 82%
POENTA SURYA 13%
DHARMA SURYA 5%
PT. BAGUSNUSA SAMUDRA GEMILANG 99,99% PENGURUS Komisaris Utama Komisaris Independen Direktur Utama Direktur Direktur
PT. BAGUS SETIA GIRI 0,01%
: Utama Hadi Surya : Yahya Marie : Hadi Surya : Suherman Widjaja : Dwijaya Hadisurya
PT. TUNGGALADHI BASKARA 73,4% PENGURUS Komisaris Utama Komisaris Direktur Utama Direktur
URIPTO WIDJAJA 48,51%
TJIOE JOHAN SUGITA 0,12%
YANTI WIDJAJA 3,57%
TINA WIDJAJA 15%
SANTI WIDJAJA 3,56%
OKI WIDJAJA 22%
TENG TIMOTHY KING 7%
SUHERMAN KARUNIA ATMADJA 0,12%
PT. GALVA 26,6%
HERMAN SUSASTRO 0,12%
PENGURUS Komisaris Utama Komisaris Komisaris Direktur Utama Direktur
: Utama Hadi Surya : Suherman Widjaja : Hadi Surya : Dwijaya Hadi Surya
: Uripto Widjaja : Amelia Widjaja : Yanti Widjaja : Oki Widjaja : Tina Widjaja
OKI WIDJAJA 1%
PT. KHARISMA PRIMA KARYA 99% PENGURUS Komisaris : Rendy Diego Soedarjo Direktur : Oki Widjaja
PT. BANK INA PERDANA
Ultimate Shareholders : HADI SURYA dan OKI WIDJAJA
PT Bank Ina Perdana
05
PERKEMBANGAN USAHA KELOMPOK BANK PT. Bagusnusa Samudra Gemilang merupakan Perusahaan Induk Bank yang menguasai saham mayoritas Bank Ina Perdana melalui kepemilikan saham pada PT. Tunggaladhi Baskara (TAB). PT. Bagusnusa Samudra Gemilang berdomisili di Jakarta dengan aktivitas bisnis utamanya bergerak di bidang perkapalan (shipping) dan kepemilikan saham pada perusahaan sejenis.
merupakan perusahaan yang bergerak di bidang perkapalan yang merupakan salah satu perusahaan perkapalan yang terbesar di Asia. Beberapa penghargaan baik nasional maupun internasional pernah diperoleh oleh PT. Berlian Laju Tanker (BLT), antara lain adalah :
Perusahaan didirikan pada tanggal 7 Oktober dengan Akta Pendirian Perusahaan No. 62, dihadapan Notaris Benny Kristanto, S.H. yang disahkan oleh Menteri Kehakiman, dengan Surat Keputusan No. C2-18.496.HT.01.01 TH94 tertanggal 19 Desember 1994. Total Aset PT. Bagusnusa Samudra Gemilang (terkonsolidasi dengan perusahaanperusahaan anak) per 31 Desember 2009 mencapai Rp. 27,42 trilyun, dan mengalami penurunan di tahun 2010 menjadi Rp. 4,37 trilyun per 31 Desember 2010.
-
PT. Bagusnusa Samudra Gemilang memiliki anak perusahaan (subsidiaries) sebagai berikut : Nama Perusahaan
Aktivitas Utama
Persentase Total Aset Domisili Kepemilikan (dlm milyar Langsung rupiah)
31 Desember 2010 PT. Tunggaladhi Baskara dan Anak Perusahaan (TAB).
Investasi
Jakarta
99,99
4.302,43
PT. Binawahanatama Perkasa (BWP).
Investasi
Jakarta
99,99
102,47
PT. Kalatama Dharmanusa.
Investasi
Jakarta
99,99
28,30
Perkapalan Jakarta
97,36
8,42
PT. Garuda Mahakam Pratama (GMP)
-
-
-
Investor Award 2007 : Category Best Public Company in Infrastructur Sector Business Review Award 2007 : Category : Sixth Best CEO Investor Best Syariah 2007 : Category 2nd Place for Syariah Mudharabah Bond Investor Award 2006 : Category Best Public Company in Infrastructure Sector The Value Creator Award 2006 : Category The Best Public Companies Base On EVA Concept For Its Success and Achievement of EVA with Asset Above 1 Trillion Rupiah Bisnis Indonesia Award 2006 : Category Best Public Company on Main Board Forbes Asia 2004 & 2005 : Category One Of 100 Best Under A Billion
Kepemilikan Pemegang Saham dalam Kelompok Usaha Kepemilikan Pemegang Saham dalam Kelompok Usaha Bank Ina Perdana adalah sebagai berikut : Perusahaan
Pemegang Saham
31 Desember 2010
Data Keuangan PT. Bagusnusa Samudra Gemilang
Bank Ina
PT. Kharisma Prima Karya Oki Widjaja
Total Asset Stockholders’ Equity Revenues Gross Profit Net Income (Loss)
2010
2009
4.369.391 27.418.743 1.575.557 3.897.148 138.903 6.569.551 85.173 1.464.764 (738.219) (1.936.017)
2008 27.592.840 3.381.514 7.102.444 2.289.581 682.088
Anak perusahaan terbesar dari PT. Bagusnusa Samudra Gemilang (BSG) adalah PT. Tunggaladhi Baskara (TAB) dimana salah satu anak perusahaan TAB adalah PT. Berlian Laju Tanker (BLT). PT. Berlian Laju Tanker (BLT) sendiri
PT Bank Ina Perdana
99,00% 1,00%
PT. Kharisma Prima Karya
PT. Tunggal Adhi Baskara
73,40%
PT. Galva
26,60%
PT. Tunggaladhi Baskara
PT. Bagusnusa Samudra Gemilang
99,99%
PT. Bagus Setia Giri Pos-Pos Penting (dalam jutaan rupiah)
06
Persentase Kepemilikan
0,01%
PT. Bagusnusa Samudra Gemilang
Hadi Surya
82%
Poenta Surya
13%
Dharma Surya
5%
PT. Galva
Uripto Widjaja Tina Widjaja Oki Widjaja Teng Timothy King Yanti Widjaja Santi Widjaja Suherman Karunia Atmadja Herman Susastro Tjioe Johan Sugita
48,51% 15% 22% 7% 3,57% 3,56% 0,12% 0,12% 0,12%
IKHTISAR KEUANGAN
Pos-Pos Penting (dalam jutaan rupiah)
Total Asset Kredit Aktiva Produktif Dana Pihak Ketiga Pinjaman Diterima Modal Sendiri Jumlah Lembar Saham yang Ditempatkan & Disetor Total Biaya Dana Pendapatan Biaya Pendapatan Bunga Bersih Laba Operasi Laba Sebelum Pajak Pajak Penghasilan Laba Rugi Setelah Pajak Laba Bersih Per Saham
2010
948.787 598.397 845.276 811.443
2009
846.361 587.863 797.050 722.799
661.918 489.472 625.140 557.262
0 0 118.158 111.758 128 juta 128 juta lembar lembar 7,13% 9,30% 106.371 104.327 96.994 84.788 48.549 38.882 9.035 19.267 9.379 19.539 2.610 6.194 6.769 13.345 53 104
76 98.412 128 juta lembar 11,23% 90.089 76.091 42.120 14.113 13.998 4.633 9.365 73
(dalam jutaan rupiah)
2010
2009
2008
Kualitas Aktiva Produktif Aktiva Produktif Bermasalah vs Aktiva Produktif CKPN terhadap Aktiva Produktif
1,65%
0,32%
0,86%
0,86%
1,02%
Pemenuhan PPA Produktif Pemenuhan PPA Non Produktif
100% 100,93% 100% 122,95%
100,30% 384,40%
NPL (Gross)
2,32%
0,44%
1,04%
NPL (net)
1,98%
0,30%
0,88%
0,82%
Rentabilitas ROA
1,10%
2,57%
2,08%
ROE
5,92%
13,25%
10,31%
Net Interest Margin BOPO
6,22%
5,38%
6,15%
93,88%
82,54%
85,17%
73,74%
81,33%
87,84%
-
-
-
8,08%
5,11%
5,21%
-
-
-
Likuiditas
Permodalan CAR dengan Risiko Kredit, Operasional dan Pasar
Pos-Pos Penting
2008
24,82%
24,50%
26,28%
LDR KEPATUHAN (COMPLIANCE) a. Persentase Pelanggaran BMPK b. Persentase Pelampauan BMPK GWM RUPIAH PDN
PT Bank Ina Perdana
07
SAMBUTAN DAN PROFIL DEWAN KOMISARIS
08
PT Bank Ina Perdana
SAMBUTAN DEWAN KOMISARIS
Dari kiri ke kanan
Hari Sugiharto Komisaris
Birawa Natapradja Komisaris Utama
Denny Susilo Komisaris
Selama tahun 2010 Bank Ina Perdana (Bank) telah mempertahankan pertumbuhannya, sebagaimana terlihat dari meningkatnya total aset Bank sebesar 12% dari Rp 846,36 milyar pada akhir tahun 2009 menjadi Rp 948,79 milyar di akhir tahun 2010.
Pemulihan perekonomian global yang semakin membaik selama tahun 2010 membawa dampak positif bagi pertumbuhan bisnis di Indonesia, hal ini dibuktikan dengan semakin kondusifnya pasar keuangan dan perbankan yang dibarengi dengan terjaganya kondisi fundamental domestik. Selama tahun 2010 Bank Ina Perdana (Bank) telah mempertahankan pertumbuhannya, sebagaimana terlihat dari meningkatnya total aset Bank sebesar 12% dari Rp 846,36 milyar pada akhir tahun 2009 menjadi Rp 948,79 milyar di akhir tahun 2010, jumlah kantor cabang berkembang dari 19 kantor di tahun 2008 menjadi 23 kantor cabang di akhir 2010. Sedangkan Rasio kecukupan modal (CAR) mencapai 24,82% di atas rasio modal minimum yang dipersyaratkan. Namun demikian perolehan laba mengalami penurunan sebesar 49,28% menjadi Rp 6,77 milyar di akhir tahun 2010, dibandingkan tahun 2009 sebesar Rp 13,35 milyar. Penurunan laba ini disebabkan oleh adanya penambahan pembentukan pencadangan aktiva produktif dan aktiva non produktif, seiring dengan peningkatan Non Performing Loan (NPL) netto dari 0,30% di akhir tahun 2009 menjadi 1,98% di akhir tahun 2010.
PT Bank Ina Perdana
09
Menyadari kondisi tersebut di atas, Dewan Komisaris sebagai organ dari Bank terus mendorong agar Manajemen secara konsisten menerapkan prinsip mitigasi risiko dan prinsip kehati-hatian dalam pemberian kredit guna memperbaiki kualitas aktiva produktif. Di samping itu penerapan prinsip tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance) juga terus dikembangkan untuk meningkatkan kinerja bisnis yang merupakan faktor penting dalam proses penciptaan nilai dan pertumbuhan. Dewan Komisaris juga menghargai upaya manajemen untuk melakukan konsolidasi dalam rangka memperbaiki kualitas aktiva produktif dan secara berkesinambungan meningkatkan kualitas dan kompetensi sumber daya manusia, penyempurnaan sistem dan prosedur operasional dan perkreditan serta meningkatkan jasa pelayanan kepada para nasabah yang pada akhirnya juga akan meningkatkan kinerja bank. Dewan Komisaris beserta ketiga komite yang ada, Komite Audit, Komite Pemantau Risiko dan Komite Remunerasi dan Nominasi akan terus menjalankan tugas pengawasan dan sekaligus mengarahkan, memantau dan mengevaluasi pelaksanaan kebijakan dan strategis Bank, penerapan tata kelola usaha yang baik dan juga peningkatan fungsi pengendalian yang melekat dalam setiap bagian dalam struktur organisasi Bank. Sehingga Bank dapat tumbuh dan berkembang secara sehat, sesuai dengan visi dan misinya sehingga dapat terus memberikan nilai tambah bagi seluruh stakeholder. Pada kesempatan ini juga Dewan Komisaris menyampaikan penghargaan serta ucapan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada seluruh pemegang saham bank, direksi, pejabat eksekutif, karyawan, seluruh mitra binis dan nasabah, serta Bank Indonesia selaku otoritas atas segala dukungannya bagi pertumbuhan Bank.
DEWAN KOMISARIS BANK INA PERDANA
Birawa Natapradja Komisaris Utama
Hari Sugiharto Komisaris
10
PT Bank Ina Perdana
Denny Susilo Komisaris
PROFIL DEWAN KOMISARIS
Birawa Natapradja Komisaris Utama
Lahir di Nganjuk, Jawa Timur. Menyelesaikan pendidikan Sarjana Hukum dari Universitas Parahyangan, Bandung tahun 1965 dan memulai karir di bidang perbankan sejak bergabung dengan Bank Buana di tahun 1969 s/d 1971 dengan jabatan terakhir sebagai Wakil Pimpinan Cabang Surabaya. Berbagai kursus dan seminar mengenai perbankan telah diikuti beliau di dalam maupun luar negeri. Pada tahun 1972 beliau bergabung dengan Bank Panin Cabang Semarang jabatan sebagai Kepala Cabang hingga tahun 1975. Kemudian di tahun 1975 beliau bergabung dengan BCA dengan menduduki jabatan sebagai Kepala Cabang Semarang hingga 1976. Masih tetap berkarir di BCA, di tahun 1977 beliau menjabat posisi sebagai Kepala Cabang Medan hingga 1985. Mulai tahun 1986 hingga 2001 beliau menjabat posisi Kepala Wilayah V Sumatera. Berbagai penghargaan diraih beliau selama berkarir di BCA. Sejak tahun 2002 sampai tahun 2009, beliau menjabat sebagai Komisaris Utama PT Astral Permai. Pada tahun 2007-2009 beliau juga menjabat sebagai Int’l Officer/Adviser Salim Group di Nigeria.
Hari Sugiharto Dewan Komisaris
Lahir pada tahun 1945, aktif sebagai anggota Dewan Komisaris Bank Ina Perdana sejak tahun 2001. Gelar Sarjana Hukum diraih dari Universitas Kristen Satya Wacana pada tahun 1971 dan dari tahun 1968 sampai 1973 tercatat sebagai Dosen di Universitas yang sama. Pada tahun 1987, melanjutkan studi di bidang perbankan di University of Wales, Inggris. Jenjang karirnya dimulai pertama kali pada tahun 1973, saat mulai bekerja di Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan Departemen Keuangan Republik Indonesia. Beberapa jabatan yang pernah dipegang dari sejak tahun 1980 dan bahkan beberapa masih aktif sampai sekarang adalah sebagai berikut : Sekretaris Dewan Pengawas Bank Tabungan Negara, Kepala Biro Moneter dan Jasa Keuangan Kantor Wakil Presiden RI, anggota Tim Nasional Perundingan Multilateral, anggota Tim Koordinasi Bidang Jasa/TKBJ Departemen Keuangan RI, anggota Tim Pemantau Kebijakan Bidang Jasa pada Kantor Wakil Presiden RI, pengurus Majelis Pendidikan Kristen di Indonesia, pengurus Yayasan BPK Penabur, pengurus Yayasan UKRIDA, pengurus Dana Pensiun BPK Penabur dan Pengurus Asosiasi Dana Pensiun Indonesia.
Denny Susilo Dewan Komisaris
Mulai bergabung sebagai anggota Dewan Komisaris di Bank Ina Perdana pada bulan Januari 2008, menyelesaikan pendidikan Jurusan Akuntansi di Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti pada tahun 1984 dan melanjutkan pendidikan S2 di bidang finance pada Universitas yang sama. Setelah menyelesaikan pendidikannya kemudian bergabung dengan Kantor Akuntan Djoko Sutardjo & Co sebagai auditor sampai tahun 1987. Setelah itu bergabung dengan PT Great River International Tbk, sebagai internal auditor sampai tahun 1989. Karir di bidang perbankan diperoleh sejak bergabung dengan Lippobank dan Lippo Group pada tahun 1989 dengan jabatan terakhir sebagai Deputy Branch Manager pada tahun 1995 untuk kemudian bergabung dengan PT Tirta Larastama Dinamika Finance sebagai Managing Director. Perkembangan capital market yang mulai marak di Indonesia membawanya bergabung dengan SZS Capital Market Consultants sebagai partner dan sejak tahun 2010, tercatat sebagai pengajar di salah satu Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi di Jakarta.
PT Bank Ina Perdana
11
SAMBUTAN DAN PROFIL DEWAN DIREKSI
12
PT Bank Ina Perdana
SAMBUTAN DEWAN DIREKSI
Dengan bertambahnya beberapa kantor cabang serta upaya peningkatan usaha dari kantor-kantor yang sudah ada, Bank Ina Perdana berhasil membukukan total aset pada akhir Desember 2010 sebesar Rp 948,79 miliar.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2010 di luar dugaan mampu mencapai 6,1% atau lebih tinggi dari target yang ditetapkan dalam APBN sebesar 5,8%, dimana sumber pertumbuhan ekonomi banyak didominasi oleh sektor keuangan, telekomunikasi, sekuritas, perkebunan besar dan pertambangan besar. Sepanjang tahun 2010, situasi ekonomi dan politik yang cukup kondusif telah memacu aliran dana masuk dari sektor asing ke dalam negeri, sehingga berdampak bagi pertumbuhan ekonomi secara nasional meskipun banyak pihak yang menyayangkan bahwa pertumbuhan ekonomi ini belum menyentuh sektor riil yang berperan cukup besar dalam menopang pertumbuhan ekonomi.
Dari kiri ke kanan
Winadewi Hanantha Direktur Bisnis
Adi Wiratama Direktur Utama
Budiarto Santoso Direktur Kepatuhan
Sejalan dengan itu, Bank Ina Perdana sepanjang tahun 2010 juga telah memperluas jaringan kantornya dengan membuka beberapa kantor cabang di luar kota terutama di Jawa Tengah, yakni di Yogyakarta, Solo dan Semarang. Dengan bertambahnya beberapa kantor cabang serta upaya peningkatan usaha dari kantor-kantor yang sudah ada, Bank Ina Perdana berhasil membukukan total aset pada akhir Desember 2010 sebesar Rp 948,79 miliar, naik 12,10% dibandingkan dengan posisi akhir Desember 2009 sebesar Rp 846,36 miliar. Kenaikan total aset ini disebabkan adanya peningkatan Dana Pihak Ketiga dari Rp 722,80 miliar di tahun 2009 menjadi Rp 811,44 miliar di tahun 2010. Sementara itu, dari sisi penyaluran dana kepada masyarakat dalam bentuk kredit yang diberikan berhasil dibukukan sebesar Rp 598,40 miliar, naik 1,79% dibanding akhir Desember 2009. Jumlah keuntungan yang berhasil dibukukan sampai dengan akhir Desember 2010 sebesar Rp 6,77 miliar, turun 49,28% dibandingkan dengan akhir tahun Desember 2009. Penurunan ini terjadi karena adanya penurunan kualitas kredit dari beberapa debitur. Akan tetapi dari sisi pendapatan bunga bersih, terjadi peningkatan sebesar Rp 9,67 miliar menjadi Rp 48,55 miliar di akhir tahun 2010.
PT Bank Ina Perdana
13
Ke depannya, Bank akan melakukan pembenahan di internal Bank untuk memperbaiki kualitas kredit dalam rangka menurunkan rasio NPL dan lebih menerapkan prinsip kehati-hatian dalam proses pemberian kredit kepada debitur. Penambahan jaringan kantor juga akan dilakukan untuk meningkatkan volume usaha Bank. Akhir kata, perkenankan kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terkait; para pemegang saham, Bank Indonesia, para nasabah, para karyawan, dan seluruh pihak yang berupaya untuk senantiasa meningkatkan kinerja Bank secara keseluruhan.
Salam sejahtera !
Ir. Adi Wiratama, MBA Direktur Utama
14
PT Bank Ina Perdana
Budiarto Santoso
Winadewi Hanantha
Direktur Kepatuhan
Direktur Bisnis
PROFIL DEWAN DIREKSI
Adi Wiratama Direktur Utama
Lahir di Semarang, Jawa Tengah. Sarjana Teknik Elektro diperoleh dari Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga dan Master of Business Administration diraih di University of Leicester, UK. Selain itu banyak mengikuti seminar dan pendidikan pada lembaga pendidikan di dalam dan di luar negeri. Karirnya dimulai sebagai Senior Engineer di Schlumberger OSA pada tahun 1978 – 1981, sebagai System Engineer di PT Sumber Karya Lestari tahun 1981 – 1983, sebagai EDP Manager di PT Condong Garut tahun 1983 – 1988, sebagai AVP & Staff Comptroller Bank Danamon tahun 1988 – 1989, sebagai SAVP & Kepala Bagian Pengawasan dan Pemeriksaan TSI Bank Danamon tahun 1989-1994, sebagai VP & Kepala Divisi Pengawasan TSI Bank Danamon dan sebagai SVP & Kepala Divisi Pengawasan Bank Danamon pada tahun 1996 – 1999. Dari bulan Februari 2000 sampai dengan Oktober 2008 dipercaya sebagai Managing Director yang membawahi bidang Operasional, Akuntansi, Teknologi Informasi, Personalia Umum di Bank Jasa Arta, dan kemudian sejak bulan Oktober 2008 bergabung dengan Bank Ina Perdana.
Budiarto Santoso Direktur Kepatuhan
Bergabung dengan Bank Ina Perdana, tepatnya pada tanggal 7 Juli 2008. Setelah lulus fit & proper yang dilakukan oleh Bank Indonesia, ditugaskan sebagai Compliance Director. Berbekal pendidikan komputer di Akademi Pengetahuan Komputer “Budi Luhur” (1982), mencoba untuk meniti karir pada tahun 1984 sebagai staf akunting di Bank Tani Nasional (Prima Ekspress Bank). Untuk melengkapi dan memperkuat pengetahuannya di bidang akuntansi, melanjutkan pendidikannya di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia. Sejak April 1990, bergabung dengan PT Bank Haga sampai akhir Juni 2008. Selama bergabung di Bank Haga beberapa bidang yang pernah ditangani, yakni: bidang akuntansi, sistem prosedur, Audit, Human Resources, General Affairs, dan Risk Management & Compliance. Menyadari bahwa dunia perbankan terus berkembang secara dinamis, beberapa topik pelatihan terus diikuti, antara lain: computer security system, perpajakan, ketenagakerjaan, banking strategic, assets & liability management, sertifikasi manajemen risiko, Professional Director Program dan teknik-teknik perbankan lainnya.
Winadewi Hanantha Direktur Bisnis
Lahir di Kudus, Jawa Tengah. Meraih gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Parahyangan, Bandung pada tahun 1976. Selain itu banyak mengikuti seminar dan pendidikan perbankan di dalam negeri. Memulai karir perbankan di Bank Danamon pada tahun 1977. Selanjutnya bergabung dengan Bank Haga sejak tahun 1989 kemudian pada tahun 2000 bergabung dengan Bank Hagakita dengan jabatan sebagai Direktur dan pada tahun 2004 kembali ke Bank Haga dengan posisi sebagai Direktur sampai tahun 2008 dan kemudian tahun 2009 menjabat sebagai Direktur Bank Ina Perdana. Beliau mempunyai latar belakang yang kuat dalam bidang akuntansi, kredit dan marketing.
PT Bank Ina Perdana
15
STRUKTUR ORGANISASI
KANTOR PUSAT NON OPERASIONAL Board of Commissioners
Strategic Planning & Budgeting Committee Assets & Liabilities Committee Credit Committee System & Info. Technology Committee Risk Management Committee
Audit Committee Risk Supervisory Committee Remuneration & Nomination Committee President Director
Internal Audit
Secretary
Credit & Marketing Group Commercial & Consumer Products
Credit Program
Business Development
Central Credit Group
Branches
16
PT Bank Ina Perdana
Business Director
Operation Group
Compliance Director
Info. System & Accounting Group
Human Resources & General Affair Group
Risk Management & Compliance Group
Credit Analyst & Review
Central Operation
Information Technology
Human Resources
Risk Management
Credit Quality Control
Operation Support
System & Operation Procedure Support
General Affairs
Compliance
Appraisal
Loan Admin. Center
Loan Admin. Finance & Center Accounting
Legal & Remedial
Main Branch
Corporate Secretary
Treasury
PROFIL PEJABAT EKSEKUTIF
V. Budiwan Pramana Group Head Business
V. Budiwan Pramana, 55 tahun. Menyelesaikan Sarjana Ekonomi di tahun 1980. Mengawali karir di bidang perbankan pada tahun 1980 di Bank CIMB Niaga (d/h Bank Niaga) hingga tahun 1990. Pada tahun 1990 mulai bergabung dengan Bank Danamon menjabat sebagai Wapinca Marketing dengan jabatan terakhir sebagai Kepala Divisi Branch Development & Services pada tahun 2004. Pada tahun 2004 menjabat Kepala Divisi Branch Banking di Bank Mega hingga Oktober 2005. Tahun 2005 hingga 2006 bekerja di Bank Mayora dengan jabatan sebagai Kepala Divisi Marketing. Dari tahun 2007 – 2008 menjabat sebagai General Manager pada PT Sinar Bintang Abadi. Bergabung dengan Bank Ina Perdana di tahun 2008 dengan menjabat sebagai Group Head Business.
Dharmansyah Djalins Group Head Operation
Dharmansyah Djalins, 47 tahun. Menyelesaikan Pendidikan Sarjana Ekonomi dari Universitas Krisnadwipayana tahun 1989. Selain pendidikan formal, juga mengikuti berbagai pelatihan manajemen operasional, trade finance, manajemen risiko operasional, IT audit dan seminar pengembangan diri. Memulai karir perbankan pada Bank Artha Graha dari tahun 1989 – 1997 dengan jabatan terakhir sebagai Deputy Branch Manager kantor pusat operasional. Bergabung dengan Bank Ina Perdana di tahun 1997 menduduki jabatan Operation Manager. Berbagai jabatan pernah diduduki meliputi Kepala Divisi Operasi, Kepala Divisi IT, Kepala Divisi Business Support hingga terakhir sebagai Group Head Operation.
Kiung Hui Ngo Group Head System & Accounting
Kiung Hui Ngo, 36 tahun. Memperoleh gelar Sarjana Ekonomi jurusan Akuntansi dari STIE Trisakti, Jakarta dan Magister Manajemen dari Universitas Tarumanegara, Jakarta. Selain itu banyak mengikuti seminar dan pendidikan yang diselenggarakan oleh berbagai lembaga pendidikan. Karirnya dimulai di PT Glamourindo Khatulistiwa sebagai staff finance pada tahun 1995 – 1998, sebagai Kepala Bagian Akuntansi di PT Mustika Citra Perdana tahun 1998-2000, sebagai Kepala Bagian Akuntansi dan MIS di Bank BRI Syariah (d/h Bank Jasa Arta) sejak tahun 2000 – 2009, dan bergabung di Bank Ina Perdana sejak tahun 2009 sebagai System Information & Accounting Group Head.
PT Bank Ina Perdana
17
Giri Prasetyo Group Head RM & Compliance
Giri Prasetyo, 41 tahun. Meraih gelar Magister Management dari Institut Pertanian Bogor pada tahun 2004. Memulai karir perbankan pada PT Bank Haga di tahun 1997. Dari tahun 1997 – 2003, menangani berbagai tugas di front dan back office. Pada tahun 2006 menjabat sebagai Head of Risk Management sampai tahun 2008, kemudian diangkat menjadi Head of Portfolio Management pada Rabobank dengan pangkat Assistant Vice President sampai dengan tahun 2009. Pada tahun 2009 bergabung dengan Bank Ina Perdana dengan jabatan Risk Management & Compliance Group Head.
Agung Buntaran Group Head Central Credit
Agung Buntaran, 46 tahun. Menyelesaikan pendidikan strata satu di ISTN Jakarta tahun 1994. Mengawali pendidikan perbankan di Bank Yama tahun 1990 selanjutnya mengawali karir di Bank Ina Perdana pada tahun 1991. Tahun 1996 mengambil program MBA di Australia dan kembali bergabung dengan Bank Ina Perdana pada tahun 1999. Perjalanan karirnya dimulai dari staff Planning and Control, Treasury Manager, Branch Manager, Commercial Banking Head, Head of Funding & Lending Services dan saat ini menjabat sebagai Central Credit Group Head. Relevan training yang pernah diikuti antara lain Asset Liabilities Management (Bank Ina Perdana), Bank Accounting (IBI), Advance Treasury (Deutsche Bank), Bank Fund Management (UI), Understanding Financial Instrument (Australian Securities Institute), Credit Analyst Course (IBI) dan Risk Management (GARP BSMR).
Musa Sinambela Corporate Secretary
Musa Sinambela, 43 tahun. Menyelesaikan pendidikan Sarjana Hukum tahun 1992 dan telah memperoleh izin sebagai advokat pada tahun 2003. Saat ini tengah menyelesaikan Program Magister Hukum pada Universitas Gadjah Mada. Mengawali karir di bidang perbankan di tahun 1993 pada BPR Sumber Pangasean sebagai Kepala Bagian Kredit. Pada tahun 1996 – 1997 bekerja di Universitas Mpu Tantular sebagai Kepala Sekretariat Rektorat. Bergabung dengan Rabobank (d/h Bank Haga) pada tahun 1997 hingga 2004 dengan jabatan terakhir Senior Assistant Manager pada Legal & Remedial Group. Pada tahun 2004 menjabat Kepala Divisi Legal & Compliance hingga September 2009 pada Bank Capital Indonesia, Tbk. Bergabung di Bank Ina Perdana sejak Oktober 2009 sebagai Kepala Corporate Secretary.
Klarita Head of Internal Audit
Menyelesaikan pendidikan di Universitas Katolik St Thomas Medan, Fakultas Ekonomi jurusan Akuntansi pada tahun 1992. Mulai berkarir di Bank Ina Perdana pada tahun 1993, diawali dengan bekerja di bagian Customer Service, Financial Analysis, Accounting Staff dan pada tahun 1995 dipromosikan menjadi Head of Accounting. Tahun 2010 dipercaya untuk memegang jabatan sebagai Head of Internal Audit. Dalam usaha untuk menunjang karir, seminar-seminar banyak diikuti seperti Bank Performance Analysis, Perpajakan, Risk Management, Asset & Liability Management, Problem Solving & Decision Making dan seminar-seminar pengembangan diri.
18
PT Bank Ina Perdana
LAPORAN MANAJEMEN
Pendapatan bunga dari kredit merupakan kontributor terbesar dari total pendapatan bunga, yakni sebesar 85,73%. Sementara itu, beban bunga menurun dari Rp 52,45 miliar di tahun 2009 menjadi Rp 51,26 miliar pada tahun 2010.
TINJAUAN KEUANGAN Berikut adalah analisa singkat hasil-hasil operasional dan posisi keuangan PT Bank Ina Perdana selama tahun buku yang berakhir 31 Desember 2010.
Pendapatan Bunga Pada tahun 2010, pendapatan bunga mencapai Rp 99,81 miliar atau mengalami kenaikan 9,28% dari tahun sebelumnya Rp 91,33 miliar. Kenaikan ini sebagian besar dikontribusikan oleh meningkatnya pendapatan dari aktivitas pemberian kredit, investasi dalam surat berharga, serta penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain.
Beban Bunga Beban bunga pada tahun 2010 sebesar Rp 51,26 miliar atau menurun Rp1,19 miliar jika dibandingkan dengan tahun 2009 yang mencapai Rp 52,45 miliar. Penurunan beban bunga ini disebabkan oleh penurunan suku bunga dana pihak ketiga, karena secara outstanding dana pihak ketiga pada tahun 2010 justru tercatat meningkat dibandingkan tahun 2009.
Pendapatan Bunga Bersih Pendapatan bunga bersih mengalami kenaikan sebesar 24,86% selama tahun 2010 menjadi Rp 48,55 miliar dari tahun sebelumnya sebesar Rp 38,88 miliar. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya pendapatan bunga, dimana pendapatan bunga adalah sumber utama pendapatan bank, yang memberikan kontribusi sebesar 94,20% dari
total pendapatan operasional. Pendapatan bunga naik 9,28% menjadi Rp 99,81 miliar di tahun 2010 dibandingkan dengan tahun 2009 sebesar Rp 91,33 miliar. Pendapatan bunga dari kredit merupakan kontributor terbesar dari total pendapatan bunga, yakni sebesar 85,73%. Sementara itu, beban bunga menurun dari Rp 52,45 miliar di tahun 2009 menjadi Rp 51,26 miliar pada tahun 2010. Penurunan beban bunga ini diakibatkan oleh menurunnya biaya dana pihak ketiga pada tahun 2010.
Pendapatan Operasional Pendapatan operasional tahun 2010 tercatat Rp 6,15 miliar atau menurun 51,65% dibandingkan dengan posisi tahun 2009 sebesar Rp 12,72 miliar. Penurunan terbesar bersumber dari pos keuntungan realisasi penjualan surat berharga, dimana sepanjang tahun 2010 porsi kelebihan dana yang diinvestasikan dalam obligasi tidak sebesar porsi di tahun 2009.
Beban Operasional Beban operasional Bank Ina meningkat sebesar 41,23% atau sebesar Rp 13,33 miliar selama tahun 2010. Kenaikan ini terutama disebabkan oleh beban umum dan administrasi, beban personalia serta beban penyisihan kerugian aset produktif dan non produktif. Beban umum dan administrasi naik sebesar 31,40% atau sebesar Rp 5,50 miliar, diakibatkan karena penambahan jaringan kantor, beban barang dan jasa, penyusutan aktiva tetap serta pendidikan dan pelatihan yang diselenggarakan oleh
PT Bank Ina Perdana
19
Bank Ina untuk meningkatkan kompetensi dari sumber daya manusianya. Beban personalia tercatat sebesar Rp 19,17 miliar, meningkat 32,57% dibanding tahun 2009 yang masih tercatat sebesar Rp 14,46 miliar. Peningkatan beban penyisihan kerugian aset produktif dan non produktif terutama bersumber dari penyisihan yang dibentuk bank untuk mengcover penurunan nilai agunan yang diambil alih (AYDA).
Laba Bersih Laba bersih setelah pajak turun 49,28% menjadi Rp. 6,77 miliar, dibandingkan tahun 2009, yang sebesar Rp 13,35 miliar, sementara laba operasional turun dari Rp.19,27 miliar di tahun 2009 menjadi Rp 9,03 miliar di tahun 2010. Rasio laba terhadap aktiva rata-rata (ROA) serta rasio laba terhadap ekuitas rata-rata (ROE) adalah masing-masing 1,10% dan 5,92%, menurun jika dibandingkan dengan 2,57% dan 13,25% pada tahun 2009.
Indonesia meningkat Rp 29,30 miliar atau 88,68% dibanding dengan tahun sebelumnya.
Total Aktiva 1.000.000 948.787 846.361 800.000 630.964
600.000
661.918
516.303 400.000
200.000 0
2006 Tahun
2007
2008
2009
2010
Perhitungan Rugi Laba Likuiditas dan Aktiva Produktif
dalam jutaan rupiah
Keterangan 1. 2. 3. 4. 5.
Pendapatan Bunga Bersih Pendapatan Operasional Lainnya Beban Operasional Lainnya Laba Operasional Laba Bersih
2008
2009
2010
42.118 191 28.196 14.113 9.365
38.882 12.719 32.333 19.267 13.345
48.549 6.150 45.664 9.035 6.769
45.664
25.000
12.719
15.000 10.000
dalam jutaan rupiah
Laba Laba Pendapatan Pendapatan Beban Bunga Bersih Operasional Operasional Operasional Bersih L i L i
POSISI KEUANGAN Total Aktiva Total aktiva per akhir Desember 2010 sebesar Rp 948,79 miliar atau meningkat 12,10% dibandingkan total aktiva tahun sebelumnya sebesar Rp 846,36 miliar. Peningkatan ini terutama berasal dari komponen efek-efek yang tersedia untuk dijual, kredit yang diberikan dan giro pada Bank Indonesia. Efek-efek yang tersedia untuk dijual meningkat Rp 58,89 miliar atau 588,86% dari tahun sebelumnya, kredit bersih yang diberikan meningkat Rp 11,04 miliar atau 1,90% dibanding tahun sebelumnya dan giro di Bank
20
PT Bank Ina Perdana
Selain penyaluran dana masyarakat dalam bentuk kredit yang diberikan, penempatan dana aktiva produktif lainnya seperti Surat Berharga Bank Indonesia dan surat berharga lainnya merupakan pilihan penempatan dana masyarakat yang mampu memberikan kontribusi pendapatan kepada bank. Komposisi aktiva produktif pada tahun 2010 didominasi oleh penempatan kredit yang diberikan. Aktiva produktif per tanggal 31 Desember 2010 adalah sebesar Rp 835,08 miliar, atau naik 4,77% dibandingkan tahun 2009 sebesar Rp 797,05 miliar. Kenaikan aktiva produktif terbesar berasal dari kredit yang diberikan dan penempatan pada surat berharga.
Perkembangan Aktiva Produktif Tahun 2008, 2009 dan 2010
191
5.000
6.150
20.000
6.769
14.113 19.267
30.000
9.365 13.345
35.000
9.035
40.000
28.196 32.333
45.000
42.118 38.882
50.000
48.549
Perhitungan Rugi Laba
Alat likuid Bank Ina yang meliputi kas, giro, penempatan, dan surat berharga setelah dikurangi dengan penyisihan kerugian per tanggal 31 Desember 2010 adalah sebesar Rp 318,33 miliar atau naik 28,87%, dibandingkan tahun 2009 sebesar Rp 247,02 miliar.
Aktiva Produktif
2008
2009
2010
Kredit yang Diberikan Surat Berharga
489.472 10.316
587.863 10.000
598.397 68.885
SBI / FASBI Penempatan pada Bank Lain Rekening Administratif
123.795 70 1.375
197.196 69 1.918
167.171 375 248
Jumlah
625.028
797.046
835.076
Kredit yang Diberikan Kredit yang diberikan pada akhir Desember 2010 sebesar Rp 598,40 miliar atau meningkat sebesar Rp 10,53 miliar dibandingkan tahun 2009 sebesar Rp 587,86 miliar. Peningkatan kredit tersebut terutama didominasi oleh kenaikan yang cukup signifikan dari kredit modal kerja sebesar 38,94% menjadi Rp 304,03 miliar.
Rp 91,80 miliar atau 15,34% dari total kredit. Penyaluran kredit terbesar ketiga pada sektor industri, yakni Rp 82,56 miliar atau 13,80% dari total kredit. Sedangkan sisanya sebesar Rp 204,60 miliar atau 34,19% dari total kredit disalurkan pada sektor jasa bisnis, perdagangan, perumahan, pertanian, konstruksi, jasa pelayanan sosial, pertambangan, dan lain-lain.
Distribusi Kredit yang Diberikan Menurut Jenis Penggunaan 100% 90% 80% 70%
Distribusi Kredit yang Diberikan Berdasarkan Sisa Umur Jatuh Tempo
60% 50% 40%
Konsumsi
30%
Jatuh Tempo Kredit
Jumlah
Porsi
Modal Kerja
20%
Investasi
10% 0
2006
2007
2008
2009
2010
Untuk mendapatkan penyebaran risiko kredit yang lebih merata, Bank selalu berusaha agar distribusi di dalam penyaluran kredit tidak terlalu terkonsentrasi pada sektor tertentu. Per akhir Desember 2010, komposisi kredit berdasarkan jenis penggunaan adalah sebagai berikut : konsumsi 38%, modal kerja 51% dan investasi 12%. Sementara itu, penyaluran Kredit Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) tahun 2010 mencapai Rp 368,26 miliar atau 62% dari total kredit, sedangkan sebesar Rp 230,13 miliar atau 38% dari total kredit disalurkan kepada kredit korporasi. Proporsi terbesar dari kredit UMKM adalah pada Kredit Usaha Mikro sebesar Rp 354,33 miliar, disusul Kredit Usaha Menengah sebesar Rp 10,59 miliar dan Kredit Usaha Kecil sebesar Rp 3,46 miliar.
Distribusi Kredit yang Diberikan Menurut Sektor Ekonomi dalam jutaan rupiah
Jenis Industri
Jumlah
Porsi
Kendaraan bermotor Jasa bisnis Industri Perdagangan, restoran & hotel Perumahan Pertanian Konstruksi Jasa pelayanan sosial Pengangkutan, pergudangan & komunikasi Pertambangan Lain-lain
219.431 40.318 82.563 52.042 56.893 5.243 13.641 945 91.799
36,67% 6,74% 13,80% 8,69% 9,51% 0,88% 2,28% 0,16% 15,34%
30.199 5.323
5,04% 0,89%
Jumlah
598.397
100,00%
Berdasarkan sektor ekonomi, penyaluran kredit tahun 2010 pada sektor kendaraan bermotor memberikan kontribusi terbesar, yaitu Rp 219,43 miliar atau 36,67% dari total kredit. Penyaluran kredit pada sektor pengangkutan, pergudangan dan komunikasi menduduki urutan kedua yaitu sebesar
Telah jatuh tempo Hingga 1 tahun Lebih dari 1 – 2 tahun Lebih dari 2 – 5 tahun Lebih dari 5 tahun
5.109 435.938 50.682 81.108 25.560
0,85% 72,85% 8,47% 13,55% 4,28%
Jumlah
598.397
100,00%
Jika dilihat berdasarkan sisa umur jatuh tempo, sebagian besar kredit yang diberikan akan jatuh tempo dalam waktu hingga 1 tahun, yakni tercatat Rp 435,94 miliar atau 72,85% dari total kredit. Rasio total kredit terhadap total simpanan (loan to deposit ratio) pada tahun 2010 sebesar 73,74%, tercatat menurun jika dibandingkan dengan tahun 2009 sebesar 81,33%.
Kualitas Aktiva Produktif Kualitas aktiva produktif untuk tahun 2010 mengalami kenaikan jika dibandingkan tahun 2009. Hal ini terlihat dari rasio Non Performing Loan (NPL) net di akhir tahun 2010 yang meningkat menjadi 1,98% dari tahun sebelumnya sebesar 0,30%. Walaupun secara outstanding, penyaluran kredit di tahun 2010 meningkat dibanding tahun 2009, namun kredit di kolektibilitas Kurang Lancar, Diragukan dan Macet pada akhir 2010 juga mengalami peningkatan. Pada tahun 2010, tidak ada kredit yang dihapus buku oleh Bank, sementara kredit yang direstrukturisasi hanya tercatat Rp 255,50 juta.
Kualitas Aktiva Produktif dalam jutaan rupiah
Kolektibilitas Lancar Dalam Perhatian Khusus Kurang Lancar Diragukan Macet Jumlah Aktiva Produktif Total Kredit Diberikan NPL - Gross NPL - Nett CKPN yang telah dibentuk PPAP yang wajib dibentuk
2010 792.657 28.513 0 5.395 8.511 835.076 598.397 2,32% 1,98% 6.794 6.794
2009 731.261 63.210 97 17 2.461 797.046 587.863 0,44% 0,30% 6.831 6.831
PT Bank Ina Perdana
21
Penempatan Dana Penempatan dana pada akhir Desember 2010 sebesar Rp 246,63 miliar, mengalami kenaikan sebesar 18,99% atau sebesar Rp 39,37 miliar dari posisi tahun 2009 sebesar Rp 207,27 miliar. Penempatan dana dialokasikan pada penempatan di Bank Indonesia, penempatan di bank lain, dan efek-efek.
Rasio Kecukupan Modal (CAR) pada akhir tahun 2010 setelah memperhitungkan risiko kredit, operasional dan pasar tercatat 24,82% dibandingkan dengan CAR di tahun 2009 sebesar 23,50%. dalam jutaan rupiah, kecuali rasio keuangan
Rasio Kecukupan Modal
Pada tahun 2010 penempatan dana terbesar tercatat di penempatan pada Bank Indonesia bersih sebesar Rp 137,86 miliar, meningkat 162,24% dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 52,57 miliar. Sisanya ditempatkan di efek-efek dan bank lain. Untuk penempatan di efek-efek, porsi terbesar adalah investasi di surat berharga obligasi, mencapai Rp 79,08 miliar.
Dana Pihak Ketiga dan Simpanan dari Bank Lain Dana Pihak Ketiga yang berhasil dihimpun pada akhir Desember 2010 adalah sebesar Rp 811,44 miliar, meningkat sebesar 12,26% atau Rp 88,65 miliar dibanding posisi yang sama di tahun 2009. Komposisi simpanan nasabah adalah 4,86% dalam bentuk giro, 12,21% dalam tabungan, dan 82,93% dalam deposito berjangka.
Komposisi Dana Pihak Ketiga Bank dalam jutaan rupiah
Keterangan
2010
2009
Perubahan
Giro Tabungan Deposito
39.441 99.052 672.950
75.307 81.331 566.161
(47,63%) 21,79% 18,86%
Jumlah
811.443
722.799
12,26%
Simpanan giro pada tahun 2010 mengalami penurunan sebesar Rp 35,87 miliar atau turun 47,63% dari tahun sebelumnya, yakni turun dari Rp 75,31 miliar di tahun 2009 menjadi Rp 39,44 miliar di tahun 2010. Tabungan yang berhasil dihimpun pada akhir tahun 2010 sebesar Rp 99,05 miliar atau mengalami peningkatan sebesar 21,79% dari posisi tahun 2009 sebesar Rp 81,33 miliar. Simpanan deposito meningkat sebesar 18,86% menjadi Rp 672,95 miliar di tahun 2010 dari tahun sebelumnya sebesar Rp 566,16 miliar. Simpanan dari bank lain tercatat meningkat menjadi Rp 13,70 miliar dari sebelumnya hanya sebesar Rp 5,55 miliar. Simpanan dari bank lain ini terdiri dari giro bank lain dan deposito bank lain.
Ekuitas dan Kecukupan Modal Pada akhir tahun 2010, total modal Bank Ina Perdana adalah Rp 119,24 miliar atau meningkat sebesar 9,62% dibandingkan tahun 2009 sebesar Rp 108,78 miliar. Peningkatan total modal Bank di tahun 2010 merupakan hasil peningkatan profitabilitas Bank.
22
PT Bank Ina Perdana
Modal inti Modal pelengkap Total modal tersedia ATMR menurut risiko kredit ATMR menurut risiko operasional ATMR menurut risiko pasar Total ATMR Rasio kecukupan modal dengan memperhitungkan risiko kredit Rasio kecukupan modal dengan memperhitungkan risiko kredit, operasional dan pasar
2010
2009
114.841 4.398 119.239 422.431 54.692 3.312 480.435 28,23%
104.517 4.259 108.776 462.837 462.837 23,50%
24,82%
-
Batas Maksimum Pemberian Kredit Sepanjang tahun 2010 tidak terdapat pelampauan maupun pelanggaran terhadap batas maksimum pemberian kredit. Penyaluran kredit dilakukan dengan tetap memperhatikan ketentuan dari Bank Indonesia.
Transaksi Pihak Hubungan Istimewa Selama tahun 2010, seluruh transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa dilakukan dengan persyaratan dan kondisi yang sama sebagaimana dilakukan dengan pihak ketiga tidak terkait. Kredit yang diberikan kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa per 31 Desember 2010 tercatat sebesar Rp 162,33 miliar, meningkat dibandingkan tahun sebelumnya Rp 97,17 miliar. Dana pihak ketiga dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa per 31 Desember 2010 terdiri dari Giro sebesar Rp 8,82 miliar, Tabungan sebesar Rp 11,02 miliar dan Deposito sebesar Rp 61,72 miliar.
Kebijakan Penetapan Suku Bunga Penentuan besarnya suku bunga untuk kepentingan nasabah dari Bank Ina, baik untuk pendanaan maupun untuk penempatan dana, dilakukan melalui Rapat Komite Assets & Liabilities (ALCO). Rapat ALCO dilakukan secara rutin setiap bulan untuk mengkaji perkembangan tingkat suku bunga di pasar dan indikasi tren suku bunga yang ditetapkan oleh otoritas moneter. Hasil kajian Rapat ALCO ini kemudian menetapkan tingkat suku bunga yang berlaku untuk seluruh nasabah. Pengkajian tingkat suku bunga secara rutin ini dimaksudkan juga agar Bank Ina mampu berkompetisi dengan bank lain dan dapat memelihara loyalitas nasabah. Selain itu, dengan adanya pengkajian tingkat suku bunga secara berkala, diharapkan mampu mengoptimalkan perolehan bunga.
Sepanjang tahun 2010, tingkat suku bunga yang ditetapkan untuk rekening Giro berkisar antara 1% - 5%, rekening Tabungan antara 0% - 5% dan rekening Deposito antara 6,75% - 8,5%, sedangkan untuk suku bunga kredit ditetapkan antara 11,00% - 20,00% yang umumnya berlaku secara floating.
TEKNOLOGI INFORMASI Bank Ina Perdana mempunyai komitmen untuk secara terus menerus dan berkelanjutan mengembangkan teknologi informasi sejalan dengan berkembangnya teknologi di bidang perbankan, agar dapat memberikan nilai tambah dalam pelayanan kepada nasabah dan mitra usaha. Pengembangan teknologi informasi menjadi penting artinya bagi Bank, karena pengembangan teknologi informasi di bidang perbankan merupakan salah satu syarat mutlak untuk mendukung perkembangan perbankan di saat ini dan masa mendatang. Proses pengembangan teknologi sistem informasi Bank Ina Perdana akan dilakukan secara terus menerus dengan
memperhatikan penerapan manajemen risiko dalam penggunaan teknologi. Pengembangan yang dilakukan adalah dalam bentuk penyesuaian dan penyempurnaan secara berkelanjutan terhadap arsitektur aplikasi dan infrastruktur yang digunakan, sehingga performance dalam bertransaksi dapat ditingkatkan tanpa mengabaikan aspek keamanan. Dengan teknologi informasi yang solid diharapkan dapat mendukung perkembangan bisnis melalui inovasiinovasi produk yang berbasis teknologi. Pengembangan teknologi informasi juga diharapkan dapat menyempurnakan proses-proses yang mendukung kemudahan dan ketepatan dalam bertransaksi, proses pelaporan intern/ekstern yang cepat, tepat dan akurat, serta pengambilan keputusan yang efisien. Dalam tahun 2010 Bank Ina Perdana telah menerapkan penggunaan PSAK 50/55 dalam sistem core banking yang digunakan. Teknologi informasi di Bank Ina Perdana akan terus dikembangkan untuk memaksimalkan kontribusi teknologi informasi bagi Bank. Penerapan teknologi yang tepat guna akan memaksimalkan manfaat investasi dan daya saing Bank Ina Perdana.
PT Bank Ina Perdana
23
SUMBER DAYA MANUSIA
Program pelatihan, baik yang bersifat pengembangan diri maupun yang bersifat peningkatan ketrampilan, terus dicanangkan oleh unit kerja Personalia, dimana diharapkan melalui program pelatihan ini karyawan dapat menerapkan pengetahuan dan ketrampilannya ke dalam pekerjaannya masing-masing
Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi perhatian Bank Ina Perdana karena SDM merupakan salah satu aset penting dari keberhasilan dan kelangsungan hidup suatu Bank. Menyadari hal itu, Bank perlu meningkatkan kualitas rekrutmen, baik melalui rekrutmen internal maupun rekrutmen eksternal guna mendapatkan personil sesuai yang dibutuhkan dalam pengembangan usaha. Selain itu, Bank juga terus melakukan peningkatan kualitas individual karyawan yang diselaraskan dengan tujuan organisasi, sistem remunerasi, dan program pengembangan karir. Program pelatihan, baik yang bersifat pengembangan diri maupun yang bersifat peningkatan ketrampilan, terus dicanangkan oleh unit kerja Personalia, dimana diharapkan melalui program pelatihan ini karyawan dapat menerapkan pengetahuan dan ketrampilannya ke dalam pekerjaannya masing-masing. Sejalan dengan penerapan manajemen risiko, seluruh pejabat/jajaran yang terkait terus diikutsertakan dalam pelatihan dan sertifikasi manajemen risiko. Seiring dengan bertambahnya jumlah jaringan kantor, maka pada tahun 2010 terjadi peningkatan jumlah karyawan sebanyak 51 orang menjadi 268 orang karyawan, dimana komposisi karyawan berdasarkan jenjang pendidikan dan jenjang usia disajikan dalam tabel-tabel berikut ini.
24
PT Bank Ina Perdana
Keterangan
2008
2009
2010
Jenjang Pendidikan : Pasca Sarjana Strata 1 Diploma SMU SLTP SD Jumlah
5 orang 119 orang 24 orang 21 orang 2 orang 5 orang 176 orang
6 orang 10 orang 149 orang 188 orang 26 orang 25 orang 28 orang 37 orang 3 orang 3 orang 5 orang 5 orang 217 orang 268 orang
77 orang 52 orang 39 orang 8 orang 176 orang
95 orang 131 orang 58 orang 68 orang 55 orang 55 orang 9 orang 14 orang 217 orang 268 orang
Kelompok Usia : s/d 30 tahun 31 s/d 40 tahun 41 s/d 50 tahun 50 tahun ke atas Jumlah
Program Pengembangan SDM Selama Tahun 2010 Nama Program
Jumlah Program
Jumlah Peserta
In House Programs
72
978 orang
External Programs
35
83 orang
PRODUK DAN JASA
Salah satu program yang secara berkesinambungan dilakukan oleh Bank Ina Perdana adalah program Customer First, yaitu program terpadu yang dilakukan di seluruh cabang dalam rangka memberikan layanan yang terbaik kepada nasabah. KUALITAS LAYANAN Memberikan layanan yang terbaik kepada para nasabah dan terus berusaha meningkatkan layanan yang diberikan merupakan salah satu hal yang terus dilakukan. Sejalan dengan bertambahnya jaringan kantor cabang yang memberikan layanan kepada nasabah, kualitas layanan juga diharapkan terus meningkat. Salah satu program yang secara berkesinambungan dilakukan oleh Bank Ina Perdana adalah program Customer First, yaitu program terpadu yang dilakukan di seluruh cabang dalam rangka memberikan layanan yang terbaik kepada nasabah. sejak dari pelatihan service excellence untuk seluruh front liner, implementasi pelaksanaan standar layanan serta monitoring baik dari pihak intern maupun ekstern. Pelaksanaan program peningkatan layanan ini akan terus dilakukan demi terciptanya kepuasan seluruh nasabah Bank Ina Perdana.
PRODUK DAN JASA Pendanaan yang diikutsertakan dalam program penjaminan pemerintah berupa : š 5HNHQLQJ*LURUHNHQLQJGHQJDQMDVDJLUR\DQJPHQDULN serta memberikan keamanan dalam bertransaksi bisnis sehari-hari dengan menggunakan cek/bilyet giro. š 7DELQD3HUGDQDWDEXQJDQGHQJDQWLQJNDWVXNXEXQJD menarik ditambah dengan pilihan hadiah sesuai point reward yang dikumpulkan. Tabina Eksekutif, tabungan yang memberikan keuntungan dengan suku bunga mendekati suku bunga deposito. Tabungan Pinter, tabungan yang dirancang khusus untuk merencanakan pendidikan dengan bebas biaya administrasi dan dilindungi oleh asuransi.
Tabungan Simpel, tabungan yang dirancang untuk pelajar dan mahasiswa melalui kerjasama dengan sekolahsekolah dan lembaga pendidikan/perguruan tinggi. TabunganKu, tabungan untuk perorangan dengan persyaratan mudah dan ringan yang diterbitkan secara bersama-sama oleh bank-bank di Indonesia guna menumbuhkan budaya menabung serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Deposito, simpanan berjangka yang memberikan keamanan dan kenyamanan dengan tingkat suku bunga yang lebih menarik.
Pemberian Kredit Kredit Investasi UKM, kredit untuk membiayai investasi di sektor usaha kecil dan menengah. Kredit Modal kerja, kredit untuk mendukung perputaran modal kerja usaha produktif Kredit Konsumsi, membiayai pembelian property, kendaraan bermotor, barang elektronik dan barang konsumsi lainnya. Kredit Tanpa Agunan (KTA), memberikan kemudahan bagi nasabah untuk mendapatkan dana tunai dengan suku bunga kompetitif.
Jasa Perbankan ATM INA, memberikan kemudahan untuk bertransaksi tunai di lebih dari 24.000 jaringan ATM Bersama maupun transfer antar bank di seluruh Indonesia. Pembayaran Tagihan PLN dan TELKOM online di semua kantor cabang Bank Ina Perdana. Transfer valas melalui NCM, kerjasama CIMB Niaga. Layanan Payroll yang memudahkan bagi perusahaan dalam administrasi pembayaran gaji. Money Changer, layanan penukaran valuta asing untuk mata uang US Dollar, Singapore Dollar, Australian Dollar, Hongkong Dollar, Euro dan Yen Jepang.
PT Bank Ina Perdana
25
AKTIVITAS SOSIAL
Salah satu bentuk partisipasi tanggung jawab sosial Bank Ina Perdana terhadap masyarakat di tahun 2010 ini adalah dengan mengadakan program CSR dengan tema “We Care for the Earth”
Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang jasa dan langsung berhubungan dengan masyarakat banyak, dukungan dan kepercayaan masyarakat tentunya juga merupakan faktor keberhasilan perusahaan. Bank Ina Perdana senantiasa berusaha untuk berinteraksi aktif dan memperhatikan lingkungan sosial sekitar. Salah satu bentuk partisipasi tanggung jawab sosial Bank Ina Perdana terhadap masyarakat di tahun 2010 ini adalah dengan mengadakan program CSR dengan tema “We Care for the Earth” pada tanggal 16 Oktober 2010. Dalam kegiatan CSR yang bertema “We Care for the Earth” ini, Bank Ina Perdana diwakili oleh Direktur Bpk Budiarto Santoso beserta para pimpinan kantor cabang di Jakarta secara simbolis melakukan penanaman 3 (tiga) jenis pohon yang berdiameter 10 cm dan memiliki rata-rata tinggi 2 meter
26
PT Bank Ina Perdana
antara lain; Trambesi, Tanjung dan Bintaro di Bantaran Banjir Kanal Timur (BKT). Bank Ina Perdana yang bekerjasama dengan Balai Besar Sungai Ciliwung dan Cisadane menanam 150 pohon yang terbentang mulai dari pintu air BKT hingga Kelurahan Duren Sawit sepanjang 2 KM. kegiatan ini sebagai wujud Bank Ina Perdana dalam mendukung program penghijauan di sepanjang bantaran BKT yang berdampak sangat positif khususnya pada masyarakat sekitar dan wilayah Jakarta pada umumnya. Kegiatan sosial ini tentunya akan terus dilakukan Bank Ina Perdana di tahun-tahun mendatang, yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas hubungan dengan masyarakat sekitar dan memberikan kontribusi positif bagi pelestarian lingkungan.
PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
Pedoman pelaksanaan GCG telah dituangkan dalam kebijakan manajemen yang mengikat dan harus dijalankan, yang di dalamnya mencakup kebijakan tentang Tata Tertib Dewan Komisaris dan Direksi, pengaturan etika kerja, waktu kerja dan pengaturan rapat Dewan Komisaris dan Direksi. Pelaksanaan GCG di Bank Ina Perdana berpedoman kepada Peraturan Bank Indonesia No. 8/4/PBI/2006 sebagaimana telah diubah dengan PBI No. 8/14/PBI/2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum, dimana pelaksanaannya berlandaskan pada lima prinsip dasar, sebagai berikut : š 7UDQVSDUDQVL transparency), yaitu keterbukaan dalam mengemukakan informasi yang material dan relevan serta keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan; š $NXQWDELOLWDV accountability), yaitu kejelasan fungsi dan pelaksanaan pertanggungjawaban organ bank sehingga pengelolaannya berjalan secara efektif; š 3HUWDQJJXQJMDZDEDQ responsibility), yaitu kesesuaian pengelolaan bank dengan peraturan perundangundangan yang berlaku dan prinsip-prinsip pengelolaan bank yang sehat; š ,QGHSHQGHQVL independency), yaitu pengelolaan bank secara profesional tanpa pengaruh/tekanan dari pihak manapun; š .HZDMDUDQ fairness), yaitu keadilan dan kesetaraan dalam memenuhi hak-hak stakeholders yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundangundangan yang berlaku. Pedoman pelaksanaan GCG telah dituangkan dalam kebijakan manajemen yang mengikat dan harus dijalankan, yang di dalamnya mencakup kebijakan tentang Tata Tertib Dewan Komisaris dan Direksi, pengaturan etika kerja, waktu kerja dan pengaturan rapat Dewan Komisaris dan Direksi.
STRUKTUR TATA KELOLA PERUSAHAAN Dewan Komisaris Dewan Komisaris PT Bank Ina Perdana berjumlah 3 (tiga) orang, dengan komposisi sebagai berikut : Natalia Salim Birawa Natapradja Hari Sugiharto Denny Susilo
: Komisaris Utama : Komisaris Utama* : Komisaris Independen : Komisaris Independen
* menggantikan Natalia Salim, efektif per 4 November 2010
Komposisi dan keanggotaan Dewan Komisaris telah sesuai dengan ketentuan GCG yakni : š .RPLVDULV ,QGHSHQGHQ EHUMXPODK OHELK GDUL GDUL jumlah anggota Dewan Komisaris secara keseluruhan. š 6HOXUXKDQJJRWD'HZDQ.RPLVDULVPHPLOLNLNRPSHWHQVL yang dipersyaratkan. š $QJJRWD 'HZDQ .RPLVDULV ,QGHSHQGHQ WLGDN PHPLOLNL hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham, dan/atau hubungan keluarga dengan anggota Dewan Komisaris lainnya, Direksi dan/atau Pemegang Saham Pengendali, sehingga tidak mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen. š 6HOXUXK.RPLVDULV,QGHSHQGHQWLGDNPHPLOLNLKXEXQJDQ dengan Bank yang dapat mempengaruhi untuk bertindak tidak independen yakni : - Tidak memiliki saham Bank. - Tidak terafiliasi dengan pihak yang memberikan jasanya kepada Bank.
PT Bank Ina Perdana
27
-
Bukan merupakan Debitur Inti dan/atau Deposan Inti Bank.
Dalam tahun 2010 telah diadakan 12 (dua belas) kali rapat, dengan rincian sebagai berikut : Nama
Jabatan
Natalia Salim Komisaris Utama Birawa Natapradja* Komisaris Utama Hari Sugiharto Komisaris Independen Denny Susilo Komisaris Independen
Jumlah Rapat
Tidak % Hadir Hadir
11 6 12
1 0 0
90 100 100
11
1
90
Dewan Komisaris telah membentuk Komite-Komite untuk mendukung efektifitas pelaksanaan tugas dan tanggungjawab Dewan Komisaris, yakni :
Komite Audit Komite ini berfungsi melakukan pemantauan dan evaluasi atas perencanaan dan pelaksanaan audit serta pemantauan atas tindak lanjut hasil audit dalam rangka menilai kecukupan pengendalian intern termasuk kecukupan proses pelaporan keuangan. Dalam rangka melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud di atas, Komite Audit telah melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap : š 3HODNVDQDDQWXJDV6DWXDQ.HUMD$XGLW,QWHUQ š .HVHVXDLDQ SHODNVDQDDQ DXGLW ROHK .DQWRU $NXQWDQ Publik dengan Standar Audit yang berlaku. š .HVHVXDLDQ ODSRUDQ NHXDQJDQ GHQJDQ VWDQGDU DNXQtansi yang berlaku. š SHODNVDQDDQ WLQGDN ODQMXW ROHK 'LUHNVL DWDV KDVLO temuan Satuan Kerja Audit Intern, Akuntan Publik, dan hasil pengawasan Bank Indonesia. Keanggotaan Komite Audit terdiri dari 3 (tiga) orang dengan susunan sebagai berikut : Ketua : Denny Susilo (Komisaris Independen) Anggota : Dr. Timotius (Pihak Independen) Nia Budhyanti (Pihak Independen) Pengangkatan anggota Komite Audit dilaksanakan setelah sebelumnya dilakukan proses seleksi dan penelitian terhadap track record masing-masing anggota sehingga dapat diyakini bahwa semua anggota Komite Audit memiliki kompetensi, integritas, akhlak, dan moral yang baik, yang dapat menunjang dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai anggota Komite Audit. Dalam tahun 2010 telah diadakan 6 (enam) kali rapat yang seluruhnya dihadiri oleh anggota Komite secara fisik : Nama Denny Susilo Dr. Timotius Nia Budhyanti
28
Jabatan Jumlah Rapat Tidak Hadir Ketua Anggota Anggota
PT Bank Ina Perdana
6 6 6
0 0 0
% Hadir 100 100 100
Komite Pemantau Risiko Komite ini berfungsi melakukan evaluasi kesesuaian antara kebijakan manajemen risiko dengan pelaksanaan kebijakan serta melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan tugas Komite Manajemen Risiko serta Satuan Kerja Manajemen Risiko. Komite Pemantau Risiko beranggotakan 3 (tiga) orang, dan keanggotaannya telah memenuhi ketentuan GCG. Susunan dan Keanggotaan Komite Pemantau Risiko adalah sebagai berikut : Ketua : Hari Sugiharto (Komisaris Independen) Anggota : Dr. Timotius (Pihak Independen) Nia Budhyanti (Pihak Independen) Tugas dan tanggungjawab Komite Pemantau Risiko dalam membantu Dewan Komisaris telah terlaksana dengan cukup baik, dan masih perlu peningkatan, yakni : š .RPLWHVHFDUDEHUNDODPHQJHYDOXDVLNHVHVXDLDQNHELjakan manajemen risiko dengan pelaksanaan kebijakan di lapangan; š .RPLWH PHPEDQWX GDQ PHQJHYDOXDVL SHODNVDQDDQ tugas Komite Manajemen Risiko dan Satuan Kerja Manajemen Risiko; š .RPLWH WHODK PHQ\HWXMXL GDQ PHQJHYDOXDVL .HELMDNDQ Manajemen Risiko; š .RPLWH WHODK PHQJHYDOXDVL SHUWDQJJXQJMDZDEDQ Direksi atas pelaksanaan kebijakan manajemen risiko; š .RPLWH WHODK PHQJHYDOXDVL GDQ PHPXWXVNDQ SHUPRhonan Direksi yang berkaitan dengan transaksi yang memerlukan persetujuan Dewan Komisaris. Dalam tahun 2010, Komite Pemantau Risiko telah 6 (enam) kali melaksanakan rapat, yang seluruhnya dihadiri anggota komite secara penuh ; Nama Hari Sugiharto Dr. Timotius Nia Budhyanti
Jabatan Jumlah Rapat Tidak Hadir % Hadir Ketua Anggota Anggota
6 6 6
0 0 0
100 100 100
Komite Remunerasi dan Nominasi Komite ini berfungsi melakukan evaluasi kebijakan remunerasi untuk seluruh tingkatan dalam organisasi serta menyusun dan merekomendasikan sistem prosedur pemilihan dan atau penggantian anggota Dewan Komisaris dan atau Direksi. Komite Remunerasi dan Nominasi beranggotakan 3 (tiga) orang dan keanggotaannya telah memenuhi ketentuan GCG, dengan susunan keanggotaan sebagai berikut : Ketua : Natalia Salim (Komisaris Utama) Anggota : Denny Susilo (Komisaris Independen) Wenijati (Kepala Unit Kerja SDM) *) menggantikan Natalia Salim sejak tanggal 4 November 2010
Tugas dan tanggung jawab Komite Remunerasi dan Nominasi, sebagaimana ditetapkan dalam Kebijakan Manajemen telah dilaksanakan dengan cukup baik, namun masih perlu peningkatan yakni :
Direksi telah melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sesuai dengan ketentuan GCG yaitu sebagai berikut :
š 0HODNXNDQHYDOXDVLWHUKDGDSNHELMDNDQUHPXQHUDVL š 0HPEHULNDQ UHNRPHQGDVL NHSDGD 'HZDQ .RPLVDULV mengenai kebijakan remunerasi bagi Dewan Komisaris dan Direksi untuk disampaikan dalam Rapat Umum Pemegang Saham, kebijakan remunerasi bagi Pejabat Eksekutif dan pegawai secara keseluruhan untuk disampaikan kepada Direksi; š 0HQ\XVXQ GDQ PHPEHULNDQ UHNRPHQGDVL VLVWHP GDQ prosedur mengenai pemilihan dan/atau penggantian anggota Dewan Komisaris dan Direksi kepada Dewan Komisaris untuk disampaikan dalam Rapat Umum Pemegang Saham; š 0HPEHULNDQ UHNRPHQGDVL PHQJHQDL FDORQ 'HZDQ Komisaris dan/atau Direksi kepada Dewan Komisaris untuk disampaikan dalam Rapat Umum Pemegang Saham; š 0HPEHULNDQUHNRPHQGDVLPHQJHQDL3LKDN,QGHSHQGHQ yang akan menjadi anggota Komite Audit dan/atau Komite Pemantau Risiko kepada Dewan Komisaris.
š %HUWDQJJXQJMDZDESHQXKDWDVSHODNVDQDDQNHSHQJX rusan Bank. š 0HQJHOROD%DQNVHVXDLGHQJDQNHZHQDQJDQGDQWDQJgung jawabnya sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. š 'LUHNVL WHODK PHODNVDQDNDQ SULQVLSSULQVLS Good Corporate Governance dalam setiap kegiatan usaha Bank pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi, antara lain adalah : - Tindaklanjut temuan audit dan rekomendasi dari auditor internal, auditor eksternal, hasil pengawasan Bank Indonesia dan/atau hasil pengawasan otoritas lain; - Pembentukan Satuan Kerja Audit Intern, Satuan Kerja Manajemen Risiko, dan Satuan Kerja Kepatuhan. Selain itu, Direksi juga telah membentuk Komite Manajemen Risiko, Komite Pengarah Teknologi Informasi; - Pertanggungjawaban Direksi atas pelaksanaan tugasnya kepada pemegang saham melalui RUPS.
Komite telah melakukan rapat sebanyak 2 (dua) kali dalam tahun 2010, yang dihadiri oleh semua anggota komite secara penuh ;
Untuk membantu tugas dan tanggung jawab Direksi dalam pelaksanaan GCG telah dibentuk Satuan Kerja dan Komite sebagai berikut:
Nama Natalia Salim Denny Susilo Wenijati
Jabatan Ketua Anggota Anggota
Jumlah Rapat
Tidak Hadir
2 2 2
0 0 0
1. Satuan Kerja Audit Internal Satuan Kerja Audit Internal berfungsi untuk mengamankan harta kekayaan perusahaan melalui pemeriksaan atas setiap pencatatan yang dilakukan oleh unitsatuan kerja lain. Satuan Kerja Internal Audit juga memeriksa pelaksanaan GCG di seluruh Unit Kerja dan melaporkannya ke Direktur Utama.
Dewan Direksi Dewan Direksi berjumlah 3 (tiga) orang, dengan komposisi sebagai berikut : Direktur Utama Direktur Kepatuhan Direktur Bisnis
: Ir. Adi Wiratama, MBA : Budiarto Santoso : Winadewi Hanantha
Direktur Utama berasal dari pihak yang independen terhadap pemegang saham pengendali. Independensi Direktur Utama ditunjukkan dengan tidak adanya hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham dan/atau hubungan keluarga dengan Pemegang Saham Pengendali Bank. Pengangkatan Direksi dilakukan melalui Rapat Umum Pemegang Saham berdasarkan atas rekomendasi dari Komite Nominasi dan Remunerasi. Seluruh anggota Direksi tidak saling memiliki hubungan keluarga sampai dengan derajat kedua dengan sesama anggota Direksi dan/atau dengan anggota Dewan Komisaris. Dalam pelaksanaan tugas dan tanggungjawabnya, Direksi tidak memberikan kuasa umum kepada pihak lain yang dapat mengakibatkan pengalihan tugas dan fungsi Direksi. Tata tertib kerja Direksi telah ditetapkan dalam Kebijakan Manajemen, yang di dalamnya diatur juga tentang tata cara pengambilan keputusan Direksi, yang mengikat dan menjadi tanggungjawab seluruh Direksi
2. Satuan Kerja Manajemen Risiko Satuan Kerja Manajemen Risiko berfungsi untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau dan mengendalikan aspek risiko yang melekat pada setiap aktifitas Bank. 3. Komite Manajemen Risiko Komite ini berfungsi untuk membantu Direksi dalam menyusun kebijakan dan strategi manajemen risiko serta mengevaluasi dan memantau pelaksanaan kebijakan dan strategi manajemen risiko agar sesuai dengan risk appetite dan strategi manajemen risiko Bank. 4. Satuan Kerja Kepatuhan. Satuan kerja ini berfungsi untuk memastikan dan menjaga bahwa seluruh aktifitas Bank telah memenuhi ketentuan sebagaimana diatur peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. Rapat-rapat yang dilakukan Dewan Direksi telah memenuhi persyaratan tentang frekwensi rapat dan jumlah kehadiran pada setiap rapat. Sepanjang tahun 2010 telah diadakan 15 (lima belas) kali rapat, dimana seluruhnya dihadiri secara penuh oleh semua anggota Dewan Direksi dan dilaksanakan dengan kehadiran langsung.
PT Bank Ina Perdana
29
Nama
Jumlah Tidak % Rapat Hadir Hadir
Jabatan
Adi Wiratama Direktur Utama Budiarto Santoso Direktur Kepatuhan Winadewi Hanantha Direktur Kredit
15 15 13
0 0 2
Share Option Dalam tahun 2010, tidak ada opsi saham (share option) bagi Komisaris, Direksi dan Pejabat Bank.
100 100 85
Jumlah
Keterangan / Nama
Kepemilikan Saham Anggota Dewan Komisaris dan Direksi Kepemilikan Saham Anggota Dewan Komisaris dan Direksi sepanjang tahun 2010, disajikan dalam tabel berikut : Kepemilikan Saham (%) Nama
Jabatan
Birawa Komisaris Natapradja Utama Hari Sugiarto Komisaris Independen Denny Susilo Komisaris Independen Adi Wiratama Direktur Utama Budiarto Direktur Santoso Kepatuhan Winadewi H Direktur Kredit
Bank Ina
Bank LKBB*) Perusahaan Lain
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
*) LKBB = Lembaga Keuangan Bukan Bank
Seluruh anggota Dewan Komisaris dan Direksi Bank berasal dari kalangan profesional dan tidak memiliki hubungan keuangan dan atau hubungan keluarga dengan anggota Dewan Komisaris lainnya, Direksi lainnya dan atau Pemegang Saham Pengendali Bank.
Paket/Kebijakan Remunerasi dan Fasilitas Lain bagi Dewan Komisaris dan Direksi Paket atau kebijakan Remunerasi dan fasilitas lain yang diterima oleh Dewan Komisaris dan Direksi sepanjang tahun 2010, disajikan sebagai berikut :
Remunerasi (gaji, bonus, tunjangan rutin, tantiem, dan fasilitas lainnya dalam bentuk non natura) Fasilitas lain dalam bentuk natura (perumahan, transportasi, asuransi kesehatan dan sebagainya) Total * Diterima secara tunai
30
PT Bank Ina Perdana
yang
Diberi-
Dimiliki
kan
Komisaris Direksi Pejabat Eksekutif Total
yang Telah
Harga
Dieksekusi
Opsi
(lembar
(Rupiah)
Jangka Waktu
saham)
saham)
saham)
Semua Semua Semua
0 0 0
0 0 0
0 0 0
N.A N.A N.A
N.A N.A N.A
0
0
0
N.A
N.A
Rasio Gaji Tertinggi dan Terendah Perbandingan gaji tertinggi dengan gaji terendah Komisaris, Direksi dan Pegawai disajikan per posisi 31 Desember 2010 adalah sebagai berikut : Rasio gaji pegawai yang tertinggi dan terendah Rasio gaji Direksi yang tertinggi dan terendah Rasio gaji Komisaris yang tertinggi dan terendah Rasio gaji Direksi tertinggi dan pegawai tertinggi
: 31,37 x : 1,2 x : 1,47 x : 1,67 x
Jumlah Penyimpangan Internal (Internal Fraud) Sepanjang tahun 2010 terdapat 3 (tiga) penyimpangan internal (internal fraud) yang berpotensi merugikan Bank, baik kerugian finansial maupun kerugian non finansial. Namun seluruh fraud yang terjadi telah diselesaikan oleh Bank dengan kerugian material yang tidak signifikan. Selengkapnya disajikan sebagai berikut : Jumlah Kasus yang Dilakukan oleh
Hubungan Keuangan dan Hubungan Keluarga Anggota Dewan Komisaris dan Direksi
Jenis Remunerasi & Fasilitas Lain
yang
(lembar (lembar
ASPEK TRANSPARANSI DALAM PELAKSANAN GCG Aspek transparansi sebagai salah satu prinsip pokok dalam pelaksanaan GCG, diuraikan sebagai berikut :
Jumlah Opsi
Saham
Jumlah Diterima dalam 1 Tahun Dewan Komisaris Direksi Jutaan Jutaan orang orang Rp Rp
4 -
997 -
3 -
2.029 -
4
997
3
2.029
Internal Fraud dalam 1 tahun
Pengurus
Pegawai tetap Pegawai tidak tetap
Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun SebelumSebelumSebelumBerjalan Berjalan nya nya nya
Tahun Berjalan
Total Fraud
0
0
0
2
1
0
Telah diselesaikan
0
0
0
2
1
0
Dalam proses penyelesaian di internal Bank
0
0
0
0
0
0
Belum diupayakan penyelesaiannya
0
0
0
0
0
0
Telah ditindaklanjuti melalui proses hukum
0
0
0
0
0
0
Permasalahan Hukum Dalam tahun 2010, hanya terdapat satu permasalahan hukum perdata, berupa tagihan dari PPA yang belum jelas status penyelesaiannya. Selain hal tersebut, tidak ada permasalahan hukum yang signifikan yang terjadi atau belum terselesaikan di tahun 2010.
Pemberian Dana untuk Kegiatan Sosial dan Politik
Jumlah Permasalahan Hukum
Perdata
Pidana
0 1 1
0 0 0
Telah Selesai (telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap) Dalam proses penyelesaian Total
Transaksi yang Mengandung Benturan Kepentingan Komisaris, Direksi dan Pejabat Eksekutif Bank, tidak memiliki hubungan dan atau perangkapan jabatan yang tidak diperbolehkan dalam praktik GCG yang berpotensi menimbulkan benturan kepentingan, baik hubungan antara anggota, dengan Pemegang Saham Pengendali maupun dengan Bank. Sepanjang tahun 2010, tidak terdapat transaksi yang melibatkan Komisaris, Direksi, Pejabat Eksekutif dan Pemegang Saham Pengendali yang mengandung potensi benturan kepentingan, kecuali pemberian kredit kepada pihak terkait atau penempatan dana dari pihak terkait. Pemberian suku bunga kredit dan suku bunga simpanan kepada pihak terkait, dilakukan sesuai ketentuan yang berlaku di Bank dan tidak terdapat perbedaan perlakuan dengan debitur atau deposan biasa. Bank belum memiliki kebijakan tertulis penanganan benturan kepentingan. Nama dan Jabatan yang Memiliki Benturan Kepentingan
Nama dan Nilai Jabatan Jenis Transaksi Keterangan Pengambil Transaksi (jutaan Keputusan Rupiah)
-
-
-
-
Tidak ada
Buy Back Shares dan Buy Back Obligasi Bank Sepanjang tahun 2010 tidak terdapat buy back saham dan atau obligasi oleh Bank.
Penyediaan Dana kepada Pihak Terkait (Related Party) dan Penyediaan Dana Besar (Large Exposure) Penyediaan dana kepada Pihak terkait Bank senantiasa mengacu kepada Peraturan Bank Indonesia tentang Batas Maksimum Pemberian Kredit. Sepanjang tahun 2010 tidak pernah terjadi pelanggaran Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK). Jumlah penyediaan dana kepada Pihak Terkait dan Debitur Inti per posisi Desember 2010 secara total disajikan sebagai berikut : No. Penyediaan Dana 1 2
Pihak Terkait Debitur Inti
Debitur
Jumlah Nominal (Jutaan Rp)
24 10
162.329 101.838
Sebagai tanggung jawab sosial Bank terhadap masyarakat, Bank telah mengadakan beberapa kegiatan sosial sebagai berikut: š 3HQDQDPDQ 3RKRQ GL EDQWDUDQ 6XQJDL %DQMLU .DQDO Timur, sebagai upaya untuk melakukan penghijauan di kota Jakarta, dengan biaya sebesar Rp 19.812.000 š 3HPEHULDQ EDQWXDQ XQWXN NRUEDQ OHWXVDQ *XQXQJ Merapi – Yogyakarta, sebesar Rp 20.842.000 Selama tahun 2010, tidak terdapat kegiatan politik yang dilakukan Bank.
FUNGSI AUDIT EXTERNAL Bank telah menunjuk Kantor Akuntan Publik (KAP) Heroe Pramono & Rekan untuk melaksanakan audit atas Laporan Keuangan Bank tahun 2010. Penunjukan KAP Heroe Pramono & Rekan dilakukan berdasarkan mandat yang diberikan oleh Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Peran kunci dari auditor eksternal adalah untuk menjamin bahwa laporan keuangan Bank benar-benar merepresentasikan posisi dan kinerja keuangan Bank yang sebenarnya. Auditor external bertindak mewakili kepentingan shareholder untuk mengevaluasi kinerja keuangan Bank. Laporan hasil audit external juga berperan dalam menjaga transparansi kondisi keuangan kepada publik.
FUNGSI AUDIT INTERN Pelaksanaan fungsi audit intern berpedoman pada Standard Pelaksanaan Fungsi Audit Intern Bank (SPFAIB) sebagaimana diatur dalam Peraturan Bank Indonesia No. 1/6/PBI/1999, dan secara konsisten telah dilaksanakan oleh Satuan Kerja Audit Internal (SKAI) Bank. Laporan pelaksanaan dan pokok-pokok hasil Audit termasuk hasil audit yang bersifat rahasia telah dilaporkan secara rutin ke Bank Indonesia setiap 6 bulan sekali. Temuan-temuan pemeriksaan Audit Internal telah disampaikan kepada Direktur Utama dan Dewan Komisaris dan ditembuskan kepada Direktur Kepatuhan, yang selanjutnya wajib ditindaklanjuti. Tindak lanjut atas temuan Audit Internal oleh Direksi merupakan salah satu aspek yang dievaluasi secara berkala oleh Komite Audit Bank. Sesuai dengan ketentuan GCG, laporan pelaksanaan GCG ini akan disampaikan kepada Pemegang Saham dan kepada Bank Indonesia, Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Lembaga Pemeringkat di Indonesia, Asosiasiasosiasi Bank di Indonesia, Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI), 2 (dua) Lembaga penelitian di bidang ekonomi dan keuangan, dan 2 (dua) majalah ekonomi dan keuangan.
PT Bank Ina Perdana
31
HASIL SELF ASSESSMENT PENERAPAN GCG DI TAHUN 2010 Hasil self assessment penerapan GCG di tahun 2010 disajikan secara ringkas dalam tabel berikut :
Ringkasan Perhitungan Nilai Komposit Self Assessment Good Corporate Governance “PT Bank Ina Perdana”
Aspek yang Dinilai
Bobot (a)
Peringkat (b)
Nilai (a) x (b)
Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris
10,00%
3
0,300
Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi
20,00%
3
0,600
Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas Komite
10,00%
3
0,300
Penanganan Benturan Kepentingan
10,00%
4
0,400
Penerapan Fungsi Kepatuhan Bank
5,00%
3
0,150
Penerapan Fungsi Audit Intern
5,00%
3
0,150
Penerapan Fungsi Audit Ekstern
5,00%
3
0,150
Penerapan Fungsi Manajemen Risiko dan Pengendalian Intern
7,50%
3
0,225
Penyediaan Dana kepada Pihak Terkait (Related Party) dan Debitur Besar (Large Exposures)
7,50%
2
0,150
Transparansi Kondisi Keuangan dan Non Keuangan Bank, Laporan Pelaksanaan GCG dan Laporan Internal
15,00%
3
0,450
Rencana Strategis Bank
5,00%
3
0,150
Nilai Komposit
100,00%
3,025
Catatan *)
CUKUP BAIK
* : berisikan penjelasan mengapa penilai memberikan peringkat sebagaimana pada kolom (b)
Nilai Komposit Self Assessment Penerapan GCG di tahun 2010 adalah 3,025 (Skala 0-5) atau berpredikat “Cukup Baik”
32
PT Bank Ina Perdana
PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO
Direksi dan Komisaris Bank terlibat secara aktif dalam pengawasan, pemantauan dan pengendalian risiko, dengan aktif dalam rapat Komite-Komite terkait yang diadakan secara rutin Pelaksanaan manajemen risiko mengacu kepada Peraturan Bank Indonesia No. 5/8/PBI/2003 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bank Indonesia No. 11/25/ PBI/2009, dimana pelaksanaannya telah disesuaikan dengan kompleksitas usaha/aktifitas Bank. Pedoman pelaksanaan manajemen risiko telah dituangkan dalam kebijakan-kebijakan yang ditetapkan oleh Direksi dan diketahui oleh Dewan Komisaris Bank, baik kebijakan yang bersifat umum maupun kebijakan khusus per jenis risiko dan atau per aktifitas fungsional. Direksi dan Komisaris Bank terlibat secara aktif dalam pengawasan, pemantauan dan pengendalian risiko, dengan aktif dalam rapat Komite-Komite terkait yang diadakan secara rutin. Untuk membantu Direksi dalam menerapkan Manajemen Risiko, Bank telah membentuk Satuan Kerja Risk Management yang berfungsi untuk melakukan identifikasi, pengukur, pemantau dan koordinasi pengendalian aspek risiko yang melekat pada setiap aktifitas Bank. Telah dibentuk juga Komite Manajemen Risiko yang berfungsi membantu Direksi untuk menyusun kebijakan dan strategi manajemen risiko serta mengevaluasi dan memantau pelaksanaan kebijakan dan strategi manajemen risiko masih sesuai dengan risk appetite dan strategi manajemen risiko Bank.
Risiko Kredit Pengendalian risiko kredit dilaksanakan mulai dari tahap awal pemberian kredit. Setiap kredit yang diberikan telah melalui proses analisis mengenai calon debitur, kondisi keuangan dan usaha/sumber pendapatan analisis kondisi sektor ekonomi dimana calon debitur bergerak. Pengambilan keputusan pemberian kredit dilakukan dalam suatu Rapat Komite Kredit, yang anggotanya terdiri dari Direksi, Pejabat Eksekutif di bidang perkreditan dan Komisaris. Saat ini, Bank hanya memiliki Komite Kredit di Kantor Pusat, tidak ada komite di Kantor Cabang.
Untuk mengurangi risiko akibat terkonsentrasinya kredit pada satu segmen usaha tertentu, Bank membatasi komposisi pemberian kredit pada sektor usaha tertentu dan pemberian kredit diutamakan pada sektor usaha yang dikuasai Bank. Pembatasan konsentrasi kredit pada satu kelompok debitur tertentu, mengacu pada Peraturan Bank Indonesia mengenai Batas Maksimum Pemberian Kredit pada pihak terkait dan tidak terkait dengan Bank. Dalam rangka menjaga tingkat recovery jika terjadi kredit macet, Bank mensyaratkan pemberian jaminan dengan coverage ratio tertentu. Jaminan diterima Bank diutamakan jaminan yang marketable dan mudah dipantau keberadaannya serta tidak fluktuatif nilainya. Terhadap kredit yang telah diberikan, Bank melakukan pemantauan secara berkala terhadap kondisi keuangan debitur dan melakukan penilaian ulang secara berkala terhadap jaminan yang diagunkan kepada Bank. Dengan demikian Bank dapat mengantisipasi kemungkinan memburuknya kualitas kredit debitur secara lebih dini. Sedangkan untuk menekan tingkat kerugian, semua kredit bermasalah ditangani oleh satuan kerja Legal and Remedial untuk dapat diselesaikan. Bank telah memiliki sistem informasi untuk melakukan proses transaksi dan administrasi perkreditan yang memadai. Sistem informasi tersebut mampu memberikan laporan tepat waktu kepada manajemen atas kondisi kredit baik secara individu maupun portfolio. Dalam tahun 2010, profil risiko kredit Bank dinilai dalam kategori ”Sedang” dengan kecenderungan yang ”Meningkat”, yang ditandai dengan peningkatan nilai NPL di tahun 2010, khususnya di sektor kredit komersial. Meskipun demikian, rasio NPL Gross dapat dijaga dibawah 5 persen. Penyebab kredit macet yang terjadi di tahun 2010 antara lain disebabkan adanya penyalahgunaan
PT Bank Ina Perdana
33
fasilitas oleh debitur, kecurangan (fraud) debitur, dan faktor-faktor di luar kendali bank. Hal ini menunjukan perlu adanya peningkatan kualitas analisis proposal kredit dan peningkatan pengawasan setelah pencairan.
Risiko Pasar dan Risiko Likuiditas Pengelolaan risiko pasar dilakukan melalui rapat ALCO yang diadakan sekali dalam satu bulan, yang anggotanya terdiri dari Direksi dan Pejabat bidang Treasury, Credit & Marketing dan Risk Management. Di dalam rapat dibahas mengenai gap maturity, gap repricing, strategi pricing, kondisi likuiditas, perkembangan pasar uang dan kondisi ekonomi secara umum. Strategi untuk mengelola risiko pasar adalah dengan membatasi posisi terbuka (open position) baik posisi terbuka yang terekspos risiko suku bunga seperti posisi gap assetliability dan jumlah instrumen trading yang tidak dilindungi (hedging). Bank juga mengambil kebijakan pengenaan suku bunga mengambang (floating) pada sebagian besar produk lending dan funding, dengan tujuan agar Bank mampu menyesuaikan pergerakan suku bunga pasar dengan suku bunga produk, sehingga potensi kerugian yang ditimbulkan dapat diminimalkan. Profil risiko pasar di tahun 2010 dalam kategori ”Rendah” dengan kecenderungan yang ”Meningkat”. Peningkatan trend risiko pasar dipicu oleh menurunnya harga pasar dari surat-surat berharga di trading book yang dimiliki Bank, sehingga berpotensi menimbulkan capital loss jika dijual di pasar. Meskipun demikian, eksposur surat berharga sepanjang 2010, relatif kecil sehingga potensi kerugian tidak signifikan dibanding dengan modal Bank. Strategi untuk mengelola risiko likuiditas bank adalah dengan selalu menjaga ketersediaan instrumen yang likuid baik dalam bentuk primary reserved (Kas dan Giro pada Bank Indonesia) maupun secondary reserved (SBI dan Obligasi). Ketersediaan likuiditas dipantau secara harian oleh satuan kerja Treasury dengan berpedoman proyeksi arus kas harian/mingguan. Selain itu, Bank selalu menjaga gap maturity aset dan liability pada tingkat yang acceptable, menjaga cash in flow dari pengembalian kredit serta menjaga kestabilan dan pertumbuhan dana pihak ketiga.
Profil risiko likuiditas di tahun 2010 dalam kategori ”Sedang” dengan trend yang cenderung stabil. Sumber pendanaan Bank relatif masih terkonsentrasi pada 30 deposan inti dan deposan yang merupakan group usaha Bank. Upaya diversifikasi pendanaan terus diupayakan dengan cara memperbaiki fitur-fitur produk funding serta memperluas jaringan usaha dengan pembukaan kantor cabang di luar Jakarta, meskipun di tahun 2010, belum menunjukan perkembangan yang signifikan.
Risiko Operasional Risiko operasional merupakan risiko yang dapat timbul di seluruh aktifitas yang dilakukan Bank. Oleh karena itu risiko operasional merupakan tanggung jawab seluruh pegawai Bank. Pengendalian risiko operasional adalah peningkatan risk awearness seluruh pegawai, yang dilakukan melalui sosialisasi dan pelatihan. Untuk menekan tingkat human error, telah dilakukan peningkatan ketrampilan dan pengetahuan karyawan melalui program pelatihan dan pendidikan karyawan secara berkala. Selain itu dilakukan upaya penyempurnaan dan pelengkapan Standard Operating Procedure yang menjadi acuan karyawan dalam menjalankan aktifitas di bagian masing-masing. Sistem pengawasan ganda dilekatkan (embeded) pada SOP dan Sistem Informasi Management, sehingga kesalahan dan kemungkinan terjadi fraud dapat diketahui secara dini. Sementara itu, untuk mengantisipasi kemungkinan terganggunya bisnis Bank yang disebabkan karena gangguan pada sistem informasi, bencana seperti kebakaran, banjir, gempa bumi huru-hara dan lain sebagainya, Bank telah memiliki Data Recovery Center (DRC) dan telah dilakukan uji coba Business Continuity Plan (BCP) secara bertahap. Profil Risiko Operasional di tahun 2010, dalam kategori ”Sedang” dengan kecenderungan ”Meningkat”. Frekwensi human error masih harus diturunkan dan dalam tahun 2010 masih terjadi beberapa kali gangguan pada sistem informasi yang berpotensi menimbulkan kerugian pada Bank. Kecukupan proses internal juga masih memerlukan penyempurnaan, terutama kelengkapan SOP di beberapa aktivitas fungsional. Di tahun 2010 terjadi 1 (satu) kali internal fraud, meskipun tidak menimbulkan kerugaian yang material, namun harus menjadi perhatian demi peningkatan fungsi dual kontrol, terutama pada aktivitas operasional di cabang-cabang.
Ringkasan Profil Risiko Tahun 2010 Jenis Risiko
Triwulan I Tingkat Risiko Trend
Risiko Kredit Risiko Pasar Risiko Likuiditas Risiko Operasional Risiko Hukum Risiko Reputasi Risiko Strategik Risiko Kepatuhan Predikat Risiko Secara Keseluruhan
34
PT Bank Ina Perdana
Triwulan II Tingkat Risiko Trend
Triwulan III Tingkat Risiko Trend
Triwulan IV Tingkat Risko Trend
Sedang Rendah Sedang Sedang Rendah Rendah Sedang Sedang
Meningkat Stabil Stabil Meningkat Stabil Stabil Stabil Stabil
Sedang Rendah Sedang Sedang Rendah Rendah Sedang Sedang
Stabil Menurun Stabil Meningkat Stabil Stabil Stabil Stabil
Sedang Rendah Sedang Sedang Rendah Rendah Sedang Sedang
Meningkat Meningkat Stabil Meningkat Stabil Stabil Stabil Stabil
Sedang Rendah Sedang Sedang Rendah Rendah Sedang Sedang
Meningkat Stabil Stabil Meningkat Stabil Stabil Meningkat Stabil
Sedang
Meningkat
Sedang
Stabil
Sedang
Meningkat
Sedang
Meningkat
TINJAUAN SINGKAT TAHUN 2011
KEBIJAKAN MANAJEMEN DAN RENCANA KE DEPAN Kebijakan Manajemen 1. Melakukan pembenahan-pembenahan internal khususnya yang berhubungan dengan proses pemberian kredit, mulai dari peningkatan kualitas sumber daya manusianya sampai dengan penyusunan langkahlangkah strategisnya. 2. Memperkuat pemahaman terhadap Peraturan dan Surat Edaran Bank Indonesia untuk menghindari pelaporan yang kurang akurat dan sanksi administrasi akibat dari kelalaian SDM Bank. 3. Menumbuhkan budaya team work dan meningkatkan kompetensi sumber daya manusia melalui peningkatan pelatihan yang berkesinambungan. 4. Membangun corporate culture yang sehat untuk dijadikan pedoman dalam melakukan setiap aktivitas. 5. Memberdayakan sumber daya manusia yang sudah ada dengan tetap merujuk pada standar kompentensi yang lazim di industri perbankan. 6. Menerbitkan produk-produk baru yang disesuaikan dengan kebutuhan nasabah/masyarakat serta meleng-
kapi jasa layanan, dengan tetap memperhatikan peraturan mengenai produk dan aktivitas baru. 7. Mengoptimalkan pengelolaan dana agar mampu meningkatkan profitabilitas perusahaan di tahun 2011. 8. Dalam rangka meningkatkan profitabilitas, Bank akan meningkatkan kerja sama dengan perusahaan multifinance dan BPR dalam penyaluran kredit chanelling.
Rencana ke Depan Untuk menunjang pertumbuhan yang diinginkan, Bank Ina Perdana telah merencanakan akan membuka 6 kantor cabang baru yang tersebar di Makassar, Manado, Pekanbaru, Palembang, Banjarmasin, dan Medan, 5 kantor cabang pembantu di Jakarta dan Tangerang, 1 kantor kas di Lumajang serta menambah 6 jaringan ATM. Pertumbuhan kredit tahun 2011 diproyeksikan naik sebesar 26,44% dari tahun 2010 menjadi Rp 756,60 miliar. Dana Pihak Ketiga dari posisi Rp 811,44 miliar di tahun 2010 ditargetkan akan tumbuh sebesar 10,72% menjadi Rp 898,39 miliar di Desember 2011. Dengan pertumbuhan kredit sebesar Rp 158,20 miliar dan perluasan jaringan kantor di tahun 2011, Bank Ina Perdana menargetkan perolehan laba bersih setelah pajak sekitar Rp 13,49 miliar.
PT Bank Ina Perdana
35
DAFTAR JARINGAN KANTOR KP. Abdul Muis Wisma BSG Jl. Abdul Muis No 40, Jakarta Pusat Telepon : (021) 3859050 Fax : (021) 3859041
Jl. Raya Jatinegara Timur No.68B, Jakarta Timur Telepon : (021) 85910691 Fax : (021) 8502759
KC. Pasar Minggu
KCP. Mangga Dua
Gedung IBA, Jl. Pasar Minggu Raya No. 2B-C, Jakarta Selatan Telepon : (021) 7972525 Fax : (021) 7990142
Mall Mangga Dua Lt.3 No.27B, Jakarta Pusat Telepon : (021) 6120120 Fax : (021) 6123631
KC. Bandung
KCP. Kelapa Gading
Jl. Gatot Subroto No.47B, Jawa Barat Telepon : (022) 87340234 Fax : (022) 7320976
Jl. Raya Boulevard Raya Blok TN2 No.21, Jakarta Utara Telepon : (021) 45878071 Fax : (021) 45851577
KC Yogyakarta
KCP. Kompleks Suara Pembaruan
Jl Diponegoro No 41, Yogyakarta Telepon : (0274) 544996-8 Fax : (0274) 518375
Jl. Dewi Sartika No.136D, JakartaTimur Telepon : (021) 80884060 Fax : (021) 80884059
KC Semarang
KCP Kampus Ukrida 2
Komplek Pertokoan DP Mall Pemuda Mas Blok A3 Jl. Pemuda No. 150, Semarang Telepon : (024) 3520868 Fax : (024) 3561739
Kampus II Ukrida, Jl. Arjuna Utara No. 6, Jakarta Barat Telepon (021) 56972983 Fax : (021) 56972986
KC Solo
Jl. Kembang Jepun No. 96, Jawa Timur Telepon : (031) 3575972 Fax : (031) 3525248
Jl Slamet Riyadi 141-143, Solo, Jawa Tengah Telepon : (0271) 662599 Fax : (0271) 656855
KC. Surabaya Jl. Kertajaya No.224, Jawa Timur Telepon : (031) 5055939 Fax : (031) 5020445
KC. Lumajang Jl. Gatot Subroto No.179, Jawa Timur Telepon : (0334) 888776 Fax : (0334) 885868
KCP. Hayam Wuruk Jl. Hayam Wuruk No.27, Jakarta Pusat Telepon : (021) 2314409 Fax : (021) 2314404
KCP. Galaxi Taman Galaxi Blok A No.39, Bekasi Telepon : (021) 8225225 Fax : (021) 82420033
KCP. Gading Serpong Ruko Financia, Jl. Boulevard Gading Serpong Blok BA2/03, Tangerang Telepon : (021) 54210220 Fax : (021) 54210218
36
KCP. Jatinegara
PT Bank Ina Perdana
KCP Kembang Jepun
KK. Kampus Ukrida I Jl. Tanjung Duren Raya No.4, Jakarta Barat Telepon : (021) 5689476 Fax : (021) 5674834
KK. Kampus UKI Jl. Mayjen Sutoyo No. 1, Jakarta Timur Telepon : (021) 8090714 Fax : (021) 8090831
KK. RS. PGI Cikini Jl. Raden Saleh No.40, Jakarta Pusat Telepon : (021) 38997782 Fax : (021) 3907302
KK. Sekolah BPK Penabur Gading Serpong Jl. Raya Kelapa Gading Barat, Tangerang Telepon : (021) 54205138 Fax : (021) 54205138
KK. Sekolah Bethel Petamburan Jl. Petamburan IV No.4, Jakarta Pusat Telepon : (021) 53679442 Fax : (021) 53670502
KK. Sekolah Pahoa Gading Serpong Jl. Ki Hajar Dewantoro No.1, Tangerang Telepon : (021) 54213092 Fax : (021) 54213092
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN
Laporan Keuangan dan Laporan Auditor Independen Untuk Tahun Berakhir 31 Desember 2010 dan 2009
Daftar Isi 1 2 3 5
Surat Pernyataan Direksi Laporan Auditor Independen Neraca Per 31 Desember 2010 dan 2009 Laporan Laba Rugi Untuk Tahun yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2010 dan 2009
6
Laporan Perubahan Ekuitas Untuk Tahun yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2010 dan 2009
7
Laporan Arus Kas Untuk Tahun yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2010 dan 2009
9
Catatan Atas Laporan Keuangan Per 31 Desember 2010 dan 2009
PT Bank Ina Perdana
1
2
PT Bank Ina Perdana
PT BANK INA PERDANA NERACA PER 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
2010 (Rp)
Catatan
2009 (Rp)
ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain Setelah dikurangi Cadangan Kerugian Penurunan Nilai sebesar Rp. 3.791.724 pada tahun 2010 dan Rp Nihil pada tahun 2009 Penempatan pada bank Indonesia Setelah dikurangi bunga yang belum diamortisasi sebesar Rp 42.116.808 pada tahun 2010 dan Rp 29.912.654 pada tahun 2009.
2c, 3 2d, 4
2e, 2g, 5
9,366,490,963 62,335,775,046
6,719,424,789 33,038,223,268 69,404,404 -
375,380,659
69,404,404
2f, 6
137,857,883,192
Efek-efek Dimiliki hingga jatuh tempo Setelah dikurangi bunga yang belum diamortisasi sebesar Rp 687.007.503 Pada tahun 2010 dan Rp 374.056.683 pada tahun 2009
2g,2h, 7a
29,312,992,497
144,625,943,317
Tersedia untuk dijual Setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai sebesar Rp 363.975.000 Pada tahun 2010 dan Rp Nihil pada tahun 2009
2g,2h, 7a
68,885,525,000
10,000,000,000
Diperdagangkan Setelah dikurangi bunga yang belum diamortisasi sebesar Rp 103.020.000 Pada tahun 2010 dan Rp Nihil pada tahun 2009
2g,2h, 7a
10,198,980,000
52,570,087,346
-
Kredit Pihak hubungan istimewa Pihak ketiga Kredit yang diberikan Dikurangi - Cadangan kerugian penurunan nilai Jumlah kredit- bersih Pendapatan bunga masih harus diterima Biaya dibayar dimuka Aset tetap - setelah dikurangi Setelah dikurangi penyisihan akumulasi sebesar Rp 10.479.012.143 Pada tahun 2010 dan Rp 9.044.990.221 pada tahun 2009
2k, 2l, 11
6,944,025,743
4,371,914,329
Agunan yang diambil alih Setelah dikurangi penyisihan penurunan nilai sebesar Rp 579.782.750 pada tahun 2010 dan Rp 793.368.243
2m, 12
15,770,948,690
1,406,907,742
2v, 17
313,158,503 5,369,913,508
287,319,505 2,722,301,835
948,787,226,596
846,360,510,029
Aset pajak tangguhan Aset lain-lain JUMLAH ASET
2g, 2i, 8 9 2n, 10
2k, 13
162,328,934,423 436,068,427,622 598,397,362,045 (6,322,869,351) 592,074,492,694 3,640,242,061 6,341,418,040
97,167,842,695 490,695,380,597 587,863,223,292 (6,830,552,376) 581,032,670,916 3,583,741,990 5,932,570,588
Lihat catatan atas Laporan keuangan yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan
PT Bank Ina Perdana
3
PT BANK INA PERDANA NERACA PER 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (lanjutan)
Catatan
2010 (Rp)
2009 (Rp)
KEWAJIBAN DAN EKUITAS KEWAJIBAN Kewajiban segera Simpanan Pihak hubungan istimewa Pihak ketiga Jumlah simpanan Simpanan dari bank lain Hutang pajak Estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi Bunga masih harus dibayar Kewajiban lain-lain Imbalan kerja karyawan
2p, 14
473,906,307
469,937,226
81,564,375,535 729,879,192,901 811,443,568,436 13,704,307,389 1,263,553,620 2,542,095,964 528,453,058
39,892,482,880 682,906,640,950 722,799,123,830 5,550,913,182 2,776,051,422 5,575,000 2,005,116,346 646,301,392
672,851,260
349,633,718
2q, 15
2r, 16 2v, 17 2g, 18 19 20 2u, 21
Jumlah kewajiban
830,628,736,034
EKUITAS Modal disetor Modal saham - nilai nominal @ Rp 1.000 Modal dasar - 400.000.000 saham Modal ditempatkan dan disetor penuh - 128.000.000 lembar saham 22 Kerugian yang belum direalisasi atas perubahan nilai wajar investasi keuangan yang tersedia untuk dijual Saldo laba Saldo laba (rugi) yang telah ditentukan penggunaanny 23
128,000,000,000 (368,000,000)
128,000,000,000 -
1,920,386,917
1,920,386,917
(11,393,896,355)
(18,162,529,004)
Jumlah ekuitas
118,158,490,562
111,757,857,913
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS
948,787,226,596
846,360,510,029
Saldo laba/(rugi) yang belum ditentukan penggunaannya
Lihat catatan atas Laporan keuangan yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan
4
734,602,652,116
PT Bank Ina Perdana
PT BANK INA PERDANA LAPORAN LABA RUGI UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR TANGGAL 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
2010 (Rp)
Catatan
2009 (Rp)
PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONAL PENDAPATAN BUNGA : Bunga yang diperoleh Provisi dan komisi
96,580,985,393 3,224,338,392
86,519,988,006 4,810,998,092
99,805,323,785
91,330,986,098
(51,256,168,811)
(52,449,316,144)
(51,256,168,811)
(52,449,316,144)
48,549,154,974
38,881,669,954
2s
2,240,875,645 1,104,013,739 2,805,404,038
8,968,916,700 1,725,811,049 2,024,022,737
27 26
(23,014,742,331) (19,165,881,941)
(17,515,153,057) (14,457,682,606)
2g
(3,483,929,444)
(360,500,000)
(39,514,260,294)
(19,614,585,177)
9,034,894,680
19,267,084,777
2s, 24 2t
Jumlah BEBAN BUNGA : Bunga yang dibayar
2s, 25
Jumlah PENDAPATAN BUNGA BERSIH PENDAPATAN (BEBAN) OPERASIONAL LAINNYA Keuntungan dari realisasi penjualan efek-efek - bersih Pendapatan lain-lain Pendapatan provisi dan komisi lainnya Beban Operasional Lainnya Beban administrasi dan umum Beban karyawan Beban penyisihan kerugian aset produktif dan non produktif Beban estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi Pendapatan (beban) lainnya- bersih LABA OPERASIONAL PENDAPATAN /(BEBAN) NON OPERASIONAL Laba (rugi) penjualan agunan yang diambil alih Laba (rugi) penjualan aset tetap Selisih kurs Lainnya OPERASIONAL - BERSIH
2m, 12 2w
LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN PENGHASILAN / (BEBAN) PAJAK Pajak kini Pajak tangguhan Jumlah penghasilan/(beban) pajak LABA BERSIH LABA PER SAHAM
375,440,000 41,479,841 (73,213,870) 343,705,971
258,758,000 17,487,035 (4,207,746) 272,037,289
9,378,600,651
19,539,122,066
(2,635,807,000) 25,838,998 (2,609,968,002)
(5,633,105,240) (560,693,091) (6,193,798,331)
6,768,632,649 53
13,345,323,735 104
2v, 17
Lihat catatan atas Laporan keuangan yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan
PT Bank Ina Perdana
5
6
PT Bank Ina Perdana
Saldo per 31 Desember 2010
Laba bersih selama tahun berjalan
Kerugian yang belum direalisasi atas perubahan nilai wajar investasi keuangan yang tersedia untuk dijual
Saldo per 31 Desember 2009
Laba bersih selama tahun 2009
Saldo per 1 Januari 2009
Catatan
7
PT BANK INA PERDANA
(368,000,000)
(368,000,000)
-
Kerugian yang Belum Direalisasi atas Perubahan Nilai Wajar (Rp)
1,920,386,917
1,920,386,917
1,920,386,917
(Rp)
6,768,632,649 118,158,490,562
(11,393,896,355)
(368,000,000)
111,757,857,913
13,345,323,735 -
98,412,534,178
(Rp)
Total Modal Bersih
6,768,632,649
-
(18,162,529,004)
13,345,323,735
(31,507,852,739)
(Rp)
yang Belum Ditentukan penggunaanya
Saldo Laba/(Rugi)
yang Telah Ditentukan Penggunaanya
Lihat catatan atas Laporan keuangan yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan
128,000,000,000
128,000,000,000
128,000,000,000
(Rp)
Modal Saham Ditempatkan dan Disetor Penuh
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR TANGGAL 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
PT BANK INA PERDANA LAPORAN ARUS KAS UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR TANGGAL 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
2010 (Rp) ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan bunga, provisi dan komisi Penerimaan pendapatan operasional lainnya Penerimaan pendapatan (pembayaran beban) non operasional Pembayaran bunga Pembayaran beban operasional lainnya Pembayaran gaji dan tunjangan karyawan Pembayaran pajak penghasilan Arus kas dari aktivitas operasi sebelum perubahan dalam aset dan kewajiban operasi Perubahan aset dan kewajiban yang digunakan untuk operasi: Penempatan pada Bank Indonesia Kredit yang diberikan Pendapatan yang masih harus diterima Biaya dibayar di muka Aset lain-lain Agunan yang diambil alih Kewajiban segera Giro Tabungan Deposito Simpanan pada bank lain Hutang pajak Bunga masih harus dibayar Kewajiban lain-lain Kas bersih diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas operasi
2009 (Rp)
99,805,323,785 6,150,293,421 (73,213,870) (51,256,168,811) (20,548,488,501) (18,842,664,399) (2,635,807,000)
91,330,986,098 12,718,750,486 (4,207,746) (52,449,316,144) (16,075,060,544) (14,457,682,606) (5,633,105,240)
12,599,274,625 (85,287,795,846) (14,531,326,223)
15,430,364,304 (39,483,531,326) (98,391,280,367)
(56,500,071) (777,462,857) (2,647,611,673) (14,364,040,948) 3,969,081 (35,865,149,956) 17,720,801,695 106,788,792,867 8,153,394,207 (1,512,497,802) 536,979,618 (117,848,334) (9,357,021,617)
(695,408,169) (4,163,284,294) 7,600,011 1,263,500,000 (52,694,307) 33,869,500,111 19,161,553,420 111,454,387,644 5,550,913,182 1,426,585,187 (756,556,877) 385,693,990 45,007,342,509
Lihat Catatan atas Laporan keuangan yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan
PT Bank Ina Perdana
7
PT BANK INA PERDANA LAPORAN ARUS KAS UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR TANGGAL 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Lanjutan)
2010 (Rp) ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Kenaikan (penurunan) efek-efek Pembelian aset tetap Hasil penjualan aset tetap Kas bersih yang diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas investasi
45,860,445,820 (4,628,269,997) 375,440,000 41,607,615,824
(36,741,082,938)
-
(75,679,587) (75,679,587)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Pinjaman yang diterima Kas bersih yang diperoleh dari aktivitas pendanaan
(33,497,624,349) (3,243,458,589)
KENAIKAN BERSIH KAS DAN SETARA KAS
32,250,594,207
8,190,579,984
KAS DAN SETARA KAS PADA AWAL TAHUN
39,827,052,461
31,636,472,477
KAS DAN SETARA KAS PADA AKHIR TAHUN
72,077,646,668
39,827,052,461
Kasddan setarakkas terdiri di i ddari i : Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain Penyisihan penghapusan giro pada bank lain
9,366,490,963 62,335,775,046 379,172,383 (3,791,724)
6,719,424,789 33,038,223,268 70,105,459 (701,055)
72,077,646,668
39,827,052,461
Jumlah kas dan setara kas akhir tahun
Lihat Catatan atas Laporan keuangan yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan
8
2009 (Rp)
PT Bank Ina Perdana
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
1. UMUM a. Pendirian PT Bank Ina Perdana ("Bank") didirikan di Jakarta pada tanggal 9 Februari 1990 berdasarkan Akta Notaris Kartini Muljadi, SH. No. 32. Akta pendirian Bank tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. 02-3639.HT.01.01 TH.90 serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 84 tanggal 19 Oktober 1990 Tambahan No 4242. Anggaran dasar Bank telah mengalami perubahan beberapa kali, terakhir dinyatakan dengan Akta No. 2 tanggal 3 Februari 2009 yang dibuat di hadapan Winanto Wiryomartani, SH., M.Hum, Notaris di Jakarta, mengenai pengalihan saham. Perubahan anggaran dasar tersebut telah diterima dan dicatat di dalam database Sistem Administrasi Badan Hukum Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU-AH.01.10-17037 tanggal 7 Oktober 2009. Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar Bank, lingkup kegiatan bank adalah melakukan usaha dibidang perbankan sesuai dengan Undang-undang dan peraturan yang berlaku. Kantor pusat Bank beralamat di Wisma BSG, Jalan Abdul Muis No. 40, Jakarta. Bank memiliki 8 kantor cabang, 6 kantor cabang pembantu dan 9 kantor kas yang seluruhnya berlokasi di Indonesia. Bank telah memperoleh izin usaha untuk beroperasi sebagai bank umum dari Menteri Keuangan Republik Indonesia dengan Surat Keputusan Nomor: 524/KMK.13/1991 tanggal 3 Juni 1991, selanjutnya Bank melakukan operasi komersial pada bulan Juli 1991. b. Dewan Komisaris, Direksi dan Karyawan Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham No. 14 tanggal 10 Desember 2010 dibuat di hadapan Winanto Wiryomartani, SH. M.Hum., Notaris di Jakarta, susunan Dewan Komisaris dan Direksi pada tanggal 31 Desember 2010 adalah sebagai berikut: Komisaris : Komisaris Utama : Birawa Natapradja, SH *) Komisaris Independen : Tuan Hari Sugiharto Komisaris Independen : Tuan Denny Susilo Direksi : Direktur Utama : Tuan Ir. Adi Wiratama, MBA Direktur : Nyonya Winadewi Hanantha *) Direktur Kepatuhan : Tuan Budiarto Santoso Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham No. 1 tanggal 8 Januari 2009 dibuat di hadapan Winanto Wiryomartani, SH. M.Hum., Notaris di Jakarta, susunan Dewan Komisaris dan Direksi pada tanggal 31 Desember 2009 adalah sebagai berikut: Komisaris : Komisaris Utama : Nyonya Natalia Salim Komisaris Independen : Tuan Hari Sugiharto Komisaris Independen : Tuan Denny Susilo Direksi : Direktur Utama : Tuan Ir. Adi Wiratama, MBA Direktur Kepatuhan : Tuan Budiarto Santoso *)Winadewi Hanantha telah mendapat persetujuan dari Bank Indonesia tanggal 14 Desember 2009 dan Birawa Natapradja telah mendapat persetujuan dari Bank Indonesia tanggal 2 September 2010
PT Bank Ina Perdana
9
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
b. Dewan Komisaris, Direksi dan Karyawan (lanjutan) Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 Bank memiliki masing-masing 268 dan 216 karyawan (tidak diaudit). Susunan komite audit Bank pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut: Ketua Anggota
: Denny Susilo : Nia Budhyanti Dr. Timotius
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI a. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan Laporan keuangan disusun dengan dasar pengukuran biaya historis dan mengikuti Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia yang ditetapkan oleh Bank Indonesia dan Standar Akuntansi Keuangan yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia. Dasar penyusunan laporan keuangan, kecuali untuk laporan arus kas adalah dasar akrual. Laporan keuangan disusun berdasarkan nilai historis, kecuali beberapa akun tertentu disusun berdasarkan pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut. Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode langsung dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Untuk penyajian laporan arus kas, kas dan setara kas terdiri dari kas, giro pada Bank Indonesia dan giro pada Bank lain. Mata uang pelaporan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan ini adalah Rupiah. b. Transaksi dengan pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa Bank melakukan transaksi dengan beberapa pihak yang mempunyai hubungan istimewa. Sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 7 mengenai "Pengungkapan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa". Saldo dan transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa telah diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan. c. Kas dan Setara Kas Kas dan setara kas dalam laporan keuangan terdiri dari kas, giro pada Bank Indonesia dan giro pada bank lain yang tidak dijaminkan dan tidak dibatasi penggunaanya. d. Giro Wajib Minimum Pada tanggal 4 Oktober 2010, Bank Indonesia mengeluarkan Peraturan Bank Indonesia (PBI) No.12/19/PBI/2010 tentang Giro Wajib Minimum (GWM) Bank Umum pada Bank Indonesia dalam Rupiah dan mata uang asing. GWM dalam Rupiah terdiri dari GWM Primer, GWM Sekunder dan GWM Loan to Deposit Ratio (LDR). GWM Primer dalam Rupiah ditetapkan sebesar 2,5% dari Dana Pihak Ketiga (DPK) dalam Rupiah. GWM LDR dalam Rupiah sebesar perhitungan antara parameter disinsentif bawah atau parameter disinsentif atas dengan selisih antara LDR Bank dan LDR target dengan memperhatikan selisih antara LDR Bank dan LDR target dengan memperhatikan selisih antara Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) Bank dan KPMM Insentif. GWM dalam mata uang asing ditetapkan sebesar 1% dari DPK dalam mata uang asing.
10
PT Bank Ina Perdana
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) Pada tanggal 23 Oktober 2008, Bank Indonesia mengeluarkan Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 10/25/PBI/2008 tentang Giro Wajib Minimum (GWM) Bank Umum pada Bank Indonesia dalam Rupiah dan mata uang asing serta SE No. 11/29/DPNP tanggal 16 Oktober 2009 tentang Perhitungan Giro Wajib Minimum Sekunder dalam Rupiah. Berdasarkan peraturan tersebut, GWM dalam Rupiah ditetapkan sebesar 7,5% dari Dana Pihak Ketiga (DPK) dalam yang rupiah yang terdiri dari GWM Utama dan GWM Sekunder dan GWM dalam mata uang asing ditetapkan sebesar 1% dari DPK dalam mata uang asing. GWM Utama dalam Rupiah ditetapkan sebesar 5% dari DPK dalam Rupiah yang mulai berlaku pada tanggal 24 Oktober 2008 dan GWM Sekunder dalam Rupiah ditetapkan sebesar 2,5% dari DPK dalam Rupiah yang mulai berlaku pada tanggal 24 Oktober 2009. e. Giro pada Bank Lain Giro pada Bank lain disajikan sebesar saldo giro setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai. f. Penempatan pada Bank Indonesia Penempatan pada Bank Indonesia disajikan sebesar saldo penempatan dikurangi diskonto yang belum diamortisasi. g. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Bank belum dapat melakukan proses estimasi yang memadai dan belum memiliki data kerugian historis yang memadai untuk menentukan besarnya penurunan nilai atas kredit secara kolektif sesuai dengan PSAK No.50 (Revisi 2006) "Instrumen Keuangan : Penyajian dan Pengungkapan" dan PSAK No.55 (Revisi 2006) "Instrumen Keuangan : Pengakuan dan Pengukuran" yang dilakukan secara prospektif. Pembentukan CKPN atas kredit secara kolektif dilakukan dengan mengacu pada pembentukan cadangan umum dan cadangan khusus sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Indonesia mengenai Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum. Pembentukan CKPN atas kredit secara kolektif dilakukan untuk kredit yang memenuhi ketentuan sebagai berikut : a. Seluruh kredit dalam kolektibilitas Lancar b. Seluruh kredit dengan kolektibilitas 3 (Kurang Lancar), 4 (Diragukan) dan 5 (Macet) dengan baki debet kurang dari 5 (lima) Milyar Rupiah Seluruh Kredit dengan baki Debet diatas Rp 5.000.000.000 milyar yang memiliki kolektibilitas 3 (Kurang Lancar), 4 (Diragukan), 5 (Macet) pembentukan CKPN dilakukan secara individual. Pembentukan CKPN dihitung atas dasar nilai tercatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi. Bank membentuk penyisihan kerugian atas aset produktif dan aset non-produktif serta estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi berdasarkan penelaahan manajemen terhadap kualitas masing-masing aset produktif dan aset non-produktif, komitmen dan kontinjensi pada akhir tahun dengan mempertimbangkan evaluasi manajemen atas prospek usaha debitur, kinerja keuangan dan kemampuan membayar setiap debitur serta mempertimbangkan juga hal-hal lain seperti klasifikasi berdasarkan hasil pemeriksaaan Bank Indonesia, klasifikasi yang ditetapkan oleh Bank Umum lainnya atas aset produktif yang diberikan oleh lebih dari satu bank (BI checking) dan ketersediaan laporan keuangan debitur yang telah diaudit.
PT Bank Ina Perdana
11
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) g. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (lanjutan) Sebelum tanggal 6 September 2010 Penentuan kualitas aset produktif dan penyisihan kerugian aset produktif, mengacu kepada Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 7/2/PBI/2005 tanggal 20 Januari 2005, yang kemudian diubah beberapa pasalnya melalui PBI No. 8/2/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 dan PBI No. 9/6/PBI/2007 tanggal 30 Maret 2007 serta PBI No. 11/2/PBI/2009 tanggal 29 Januari 2009. Implementasi ini hanya berlaku untuk Kredit Yang Diberikan, sedangkan untuk aset produktif yang lain dan aset non produktif tidak terdapat perubahan kebijakan akuntansi. Dampak penerapan standar tersebut antara lain bunga diamortisasi, provisi ditangguhkan dan CKPN diungkap dalam Catatan No.8. Aset produktif terdiri dari giro pada bank lain, penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain, efek-efek, obligasi rekapitalisasi pemerintah, tagihan derivatif, kredit yang diberikan, tagihan pembiayaan konsumen, tagihan akseptasi, penyertaan saham serta komitmen dan kontinjensi dengan risiko kredit pada transaksi rekening administratif. Komitmen dan kontinjensi dengan risiko kredit, antara lain terdiri dari penerbitan jaminan, letter of credit, standby letter of credit dan fasilitas kredit kepada nasabah yang belum digunakan. Aset non-produktif adalah aset bank yang memiliki potensi kerugian dan antara lain agunan yang diambil alih, properti terbengkalai, rekening antar kantor dan suspense account. Berdasarkan peraturan dan keputusan Bank Indonesia di atas, aset produktif dan komitmen dan kontinjensi dengan risiko kredit diklasifikasikan dalam 5 (lima) kategori dengan besarnya persentase penyisihan kerugian sebagai berikut: Klasifikasi Lancar *) Dalam perhatian khusus Kurang Lancar Diragukan Macet
Persentase Penyisihan Minimum Minimum Minimum Minimum
1% 5% 15% 50% 100%
di luar Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Fasilitas Simpanan Bank Indonesia, Surat Perbendaharan Negara (SPN), penempatan pada Bank Indonesia, obligasi rekapitalisasi pemerintah, obligasi Pemerintah Republik Indonesia lainnya dari aset produktif yang dijamin dengan agunan tunai.
Persentase penyisihan kerugian di atas diterapkan terhadap saldo aset produktif setelah dikurangi dengan nilai agunan yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku, kecuali untuk aset produktif yang diklasifikasikan "lancar", dimana persentase penyisihan kerugian ditetapkan terhadap saldo-saldo aset non-produktif yang bersangkutan. Aset produktif dengan klasifikasi lancar dan dalam perhatian khusus, sesuai dengan peraturan Bank Indonesia digolongkan sebagai aset produktif tidak bermasalah. Sedangkan untuk aset produktif dengan klasifikasi kurang lancar, diragukan dan macet digolongkan sebagai bagian aset produktif bermasalah. Aset produktif dihapusbukukan dari penyisihan kerugian aset produktif pada saat manajemen berpendapat bahwa aset produktif tersebut harus dihapusbukukan karena secara operasional debitur sudah tidak mampu membayar. Penerimaan kembali aset produktif yang telah dihapuskan dicatat sebagai penambahan penyisihan kerugian aset produktif yang bersangkutan selama tahun berjalan. Kelebihan penerimaan dari pokok kredit yang dihapusbukukan diakui sebagai pendapatan bunga.
12
PT Bank Ina Perdana
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) g. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (lanjutan) Penyisihan kerugian untuk komitmen dan kontinjensi yang dibentuk disajikan sebagai kewajiban pada neraca dalam akun Estimasi Kerugian Komitmen dan Kontinjensi pada neraca. Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No. 7/2/PBI/2005 tanggal 20 Januari 2005 tentang "Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum", Bank diwajibkan melakukan penyisihan kerugian aset non-produktif, yang meliputi antara lain agunan yang diambil alih, properti terbengkalai, rekening antar kantor dan suspense account. Kewajiban penyisihan tersebut berlaku 12 bulan sejak ditetapkannya peraturan, yang diadopsi Bank untuk aset nonproduktifnya sejak tanggal 20 Januari 2006. Penyisihan kerugian aset non-produktif (Agunan yang diambil alih dan properti terbengkalai) berdasarkan hasil penelaahan dan evaluasi atas upaya penyelesaian dan kualitas masing-masing aset non-produktif dilakukan pada akhir periode. Berdasarkan keputusan Bank Indonesia di atas, klasifikasi masing-masing aset non-produktif dengan besarnya persentase penyisihan kerugian adalah sebagai berikut: Klasifikasi 0- 1 tahun 1- 3 tahun 3 -5 tahun Lebih dari 5 tahun Rekening antar kantor dan suspense account Sampai dengan 180 hari Lebih dari 180 hari
Persentase Penyisihan 0% 15% 50% 100% 0% 100%
Persentase penyisihan kerugian di atas diterapkan terhadap saldo aset non-produktif. Khusus untuk agunan diambil alih, Bank wajib melakukan penilaian kembali terhadap agunan diambil alih untuk menetapkan net realizable value pada saat pengambilalihan agunan. h. Efek-Efek Efek-efek berharga yang dimiliki terdiri dari surat-surat berharga yang diperdagangkan di pasar uang seperti Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Fasilitas Simpanan Bank Indonesia, Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah Indonesia, surat-surat berharga yang diperdagangkan di pasar modal seperti unit reksadana, serta surat-surat berharga yang diperdagangkan di bursa efek seperti saham dan obligasi. Investasi dalam unit reksadana dinyatakan sebesar nilai pasar sesuai nilai aset bersih dari reksadana pada tanggal neraca. Keuntungan atau kerugian yanhg belum direalisasi pada tanggal neraca dibebankan pada laporan laba rugi tahun berjalan.
PT Bank Ina Perdana
13
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) Sesuai dengan PSAK No. 50 tentang "Akuntansi Investasi Efek Tertentu", maka efek diklasifikasikan sesuai dengan tujuan manajemen pada saat perolehan, dengan rincian sebagai berikut: Efek yang dibeli dengan tujuan untuk dimiliki hingga jatuh tempo ("held to maturity') disajikan sebesar biaya perolehannya yang telah disesuaikan dengan premi dan/atau diskonto yang belum diamortisasi. Premi dan diskonto diamortisasi dengan metode garis lurus. Bila terdapat kemungkinan akan terjadi penurunan nilai wajar dibawah biaya perolehannya (termasuk amortisasi premi dan/atau diskonto) yang sifatnya permanen, maka biaya perolehan efek yang bersangkutan akan diturunkan ke nilai wajarnya, dan penurunan nilai ini dibebankan sebagai rugi pada tahun berjalan. Efek yang tersedia untuk dijual ("available-for-sale") disajikan sebesar nilai wajarnya. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi yang disebabkan oleh kenaikan atau penurunan nilai wajarnya, setelah dikurangi dengan penerapan pajak penghasilan tangguhan, diakui dan dicatat sebagai komponen ekuitas. Selisih antara harga jual dan nilai tercatat dari efek-efek jenis ini diakui sebagai keuntungan atau kerugian pada tahun efek tersebut dijual. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi dari efek-efek tersedia dijual, setelah dikurangi dengan penerapan pajak tangguhan, yang tercatat dalam ekuitas diakui sebagai penghasilan atau beban pada saat surat berharga tersebut dijual. Efek yang dibeli dengan tujuan untuk diperdagangkan ("trading) disajikan sebesar nilai wajarnya. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi yang disebabkan oleh kenaikan atau penurunan nilai wajar disajikan dalam laporan laba rugi tahun yang bersangkutan. Pada saat penjualan portofolio efek yang diperdagangkan, perbedaan antara harga jual dengan nilai wajar per buku diakui sebagai keuntungan atau kerugian yang terealisasi. Untuk efek-efek yang telah secara aktif diperdagangkan di pasar keuangan yang terorganisasi, nilai wajar pada umumnya ditentukan dengan mengacu pada harga penawaran pasar yang terjadi di bursa efek pada tanggal neraca. Untuk efek-efek yang tidak mempunyai harga pasar, estimasi atas nilai wajar efek-efek ditetapkan dengan mengacu pada nilai wajar instrumen lain yang memiliki substansi yang sama atau dihitung berdasarkan arus kas yang diharapkan dari aset bersih efek-efek tersebut. Untuk efek individual dalam kelompok yang dimiliki hingga jatuh tempo atau tersedia untuk dijual, bila terjadi penurunan nilai wajar yang bersifat permanen, maka nilai terbawa efek tersebut harus diturunkan ke nilai wajarnya, dan jumlah penurunan nilai tersebut dibebankan pada laporan laba rugi tahun berjalan. Dasar penentuan biaya perolehan untuk keperluan menghitung laba atau rugi yang direalisasi adalah menggunakan cara identifikasi khusus. i. Kredit Yang Diberikan Kredit dinyatakan sebesar biaya perolehan diamortisasi (amortised cost), yaitu nilai wajar kredit yang diukur pada saat pengakuan awal dikurangi pembayaran pokok, ditambah atau dikurangi dengan amortisasi kumulatif menggunakan metode suku bunga efektif. Cadangan kerugian penurunan nilai (jika ada) disajikan sebagai off setting account atas kredit yang diberikan. Kredit dalam rangka program penerusan dan kredit sindikasi dinyatakan sebesar pokok kredit sesuai dengan porsi risiko yang ditanggung oleh Bank.
14
PT Bank Ina Perdana
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) j. Tagihan dan Kewajiban Akseptasi Tagihan dan kewajiban akseptasi dinyatakan sebesar nilai Letters of Credit atau nilai realisasi Letters of Credit yang diaksep oleh bank pengaksep (accepting bank). Tagihan akseptasi disajikan setelah dikurangi penyisihan. k i k. Aset Tetap Sebelum tanggal 1 Januari 2008, aset tetap dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan (kecuali tanah yang tidak disusutkan). Bank menerapkan PSAK No. 16 (Revisi 2007) mengenai "Aset Tetap". Bank telah memilih untuk menggunakan model biaya sebagai kebijakan akuntansi pengukuran aset tetapnya. Aset tetap dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan rugi penurunan nilai. Biaya perolehan termasuk biaya penggantian bagian aset tetap saat biaya tersebut terjadi, jika memenuhi kriteria pengakuan. Selanjutnya, pada saat inspeksi yang signifikan dilakukan, biaya inspeksi itu diakui ke dalam jumlah tercatat ("carrying amount") aset tetap sebagai suatu penggantian jika memenuhi kriteria pengakuan. Semua biaya pemeliharaan dan perbaikan yang tidak memenuhi kriteria pengakuan diakui dalam laporan laba rugi pada saat terjadinya. Penyusutan aset tetap dihitung menggunakan metode garis lurus (straight-line method) berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap sebagai berikut:
Perabotan dan peralatan Kendaraan
Masa Manfaat (Tahun) 4 Tahun 4 Tahun
Pada setiap akhir tahun buku, nilai residu, umur manfaat dan metode penyusutan di-review dan jika tidak sesuai dengan keadaan, disesuaikan secara prospektif. Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau saat tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset (dihitung sebagai perbedaan antara jumlah neto hasil pelepasan dan jumlah tercatat dari aset) dimasukkan dalam laporan laba rugi pada tahun aset tersebut dihentikan pengakuannya. l. Penurunan Nilai Aset Pada setiap tanggal neraca, Bank melakukan penelaahan untuk menentukan adanya indikasi terjadinya penurunan nilai aset pada setiap akhir tahun. Bank disyaratkan untuk menentukan nilai yang dapat diperoleh kembali atas nilai aset apabila indikasi tersebut terjadi. Bila nilai tercatat suatu aset melebihi taksiran jumlah yang dapat diperoleh kembali (estimated recoverable amount), nilai tersebut diturunkan ke jumlah yang dapat diperoleh kembali tersebut, yang ditentukan sebesar nilai tertinggi antara harga jual bersih dan nilai pakai. Bank mengakui rugi penurunan nilai aset apabila taksiran jumlah yang dapat diperoleh kembali (recoverable amount) dari suatu aset lebih rendah dari nilai tercatatnya.
PT Bank Ina Perdana
15
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) m. Agunan yang Diambil Alih (AYDA) Agunan yang diambil alih sehubungan dengan penyelesaian kredit diakui sebesar nilai realisasi bersih atau sebesar saldo kredit yang diberikan, mana yang lebih kecil. Selisih lebih antara saldo kredit yang tidak dapat ditagih dengan nilai agunan yang diambil alih tersebut dibebankan pada penyisihan kerugian Bank. Selisih antara nilai agunan yang diambil alih dan hasil penjualannya diakui sebagai keuntungan atau kerugian pada saat penjualan agunan. Manajemen mengevaluasi nilai agunan yang diambil alih secara berkala. Penyisihan kerugian agunan yang diambil alih dibentuk atas penurunan nilai agunan yang diambil alih. Biaya-biaya yang berkaitan dengan pemeliharaan agunan yang diambil alih dibebankan ke laporan laba rugi pada saat terjadinya. Bila terjadi penurunan nilai yang bersifat permanen, maka nilai tercatatnya dikurangi untuk mengakui penurunan tersebut dan kerugiannya dibebankan pada laporan laba rugi tahun berjalan. n. Biaya Dibayar di Muka Biaya dibayar di muka diamortisasi selama masa manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus. o. Restrukturisasi Kredit Bermasalah Restrukturisasi kredit bermasalah dengan modifkasi persyaratan kredit dicatat secara prospektif dari tanggal restrukturisasi. Nilai tercatat kredit tidak berubah, kecuali nilai tercatat kredit melebihi jumlah nilai tunai penerimaan kas masa depan yang ditetapkan dalam persyaratan baru kredit, dalam hal ini selisih tersebut diakui sebagai kerugian dari restrukturisasi. Setelah restrukturisasi, semua penerimaan kas masa depan yang ditetapkan dalam persyaratan baru dicatat sebagai pengembalian pokok kredit dan penghasilan bunga sesuai dengan Kerugian dari restrukturisasi kredit dengan cara konversi sebagian kredit yang diberikan menjadi saham atau instrumen keuangan lainnya, diakui hanya apabila nilai wajar penyertaan saham atau instrumen keuangan yang diterima dikurangi estimasi beban untuk menjualnya, adalah kurang dari nilai tercatat kredit yang diberikan.
o. Restrukturisasi Kredit Bermasalah (lanjutan) Tunggakan bunga yang dikapitalisasi menjadi pokok tagihan dalam perjanjian kredit baru dicatat sebagai pendapatan bunga tangguhan dan akan diakui sebagai pendapatan dengan cara amortisasi secara proporsional berdasarkan nilai bunga yang dikapitalisasi terhadap pokok kredit baru pada saat pembayaran kredit diterima. p. Kewajiban Segera Kewajiban segera merupakan kewajiban bank kepada pihak lain yang sifatnya wajib segera dibayarkan sesuai dengan perintah pemberi amanat perjanjian yang ditetapkan sebelumnya. Kewajiban segera dinyatakan sebesar nilai kewajiban Bank kepada pemberi amanat.
16
PT Bank Ina Perdana
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) q. Simpanan Simpanan adalah dana yang dipercayakan oleh pelanggan (diluar bank lain) kepada Bank berdasarkan perjanjian penyimpanan dana. Simpanan dari pelanggan terdiri dari giro, tabungan dan deposito berjangka. Giro merupakan simpanan nasabah yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek atau dengan cara pemindahbukuan dengan bilyet giro atau sarana perintah pembayaran lainnya. Giro dinyatakan sebesar nilai kewajiban kepada pemegang giro. Tabungan merupakan simpanan nasabah yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati. Tabungan dinyatakan sebesar nilai kewajiban kepada pemegang tabungan. Deposito berjangka merupakan simpanan nasabah yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada saat tertentu sesuai perjanjian antara penyimpan dengan Bank. Deposito berjangka dinyatakan sebesar nilai nominal yang tercantum dalam bilyet deposito atau kewajiban bank yang diperjanjikan. r. Simpanan dari Bank Lain Simpanan dari bank lain terdiri dari kewajiban terhadap bank lain dalam bentuk giro, deposito berjangka, interbank call money dengan tahun jatuh tempo menurut perjanjian kurang dari 90 hari. Simpanan dari bank lain dinyatakan sebesar jumlah kewajiban kepada bank lain tersebut. s. Pendapatan dan Beban Bunga Pendapatan dan beban bunga diakui secara aktual, kecuali pendapatan bunga atas kredit dan aset produktif lainnya yang diklasifikasikan sebagai kurang lancar, diragukan dan macet ('non-performing''). Pendapatan bunga yang diakui tetapi belum tertagih harus dibatalkan pada saat kredit diklasifikasikan non-performing. Pendapatan bunga atas aset non-performingyang belum diterima dilaporkan sebagai tagihan kontinjensi dalam rekening administratif dan diakui sebagai pendapatan pada saat diterima tunai. Pendapatan bunga atas kredit yang diklasifikasikan sebagai kurang lancar diakui pada saat pendapatan tersebut telah diterima. Seluruh penerimaan yang berhubungan dengan kredit non-performing yang diklasifikasikan sebagai diragukan dan macet diakui terlebih dahulu sebagai pengurang pokok kredit. Kelebihan penerimaan atas pokok kredit diakui sebagai pendapatan bunga. Pendapatan bunga yang ditangguhkan dari kredit yang direstrukturisasi diakui sebagai pendapatan secara proporsional pada saat diterima pembayaran angsuran pokok. t. Pendapatan dan Beban Provisi dan Komisi Pendapatan dan Beban Provisi dan Komisi minimal Rp 50.000.000 diatribusikan secara langsung pada saat pemberian kredit. Sebelumnya Provisi dan komisi yang berkaitan langsung maupun tidak langsung dengan kegiatan perkreditan dan terkait dengan jangka waktu diperlakukan sebagai pendapatan atau beban yang ditangguhkan dan diamortisasi secara sistematis selama jangka waktunya. Untuk kredit yang dilunasi sebelum jatuh temponya, saldo pendapatan provisi dan/atau komisi yang ditangguhkan diakui pada saat kredit dilunasi. Provisi dan komisi yang tidak berkaitan langsung dengan kegiatan perkreditan dan jangka waktu, diakui sebagai pendapatan atau beban pada saat terjadinya tansaksi.
PT Bank Ina Perdana
17
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) u. Kewajiban Imbalan Kerja Bank mencatat kewajiban imbalan kerja yang tidak didanai berdasarkan Undang-Undang No.13 tahun 2003 tanggal 25 Maret 2003 ("UU No. 13"). Bank menerapkan PSAK No. 24 (Revisi 2004), mengenai "Imbalan Kerja". Berdasarkan PSAK ini, biaya imbalan kerja sesuai dengan UU No. 13 dihitung berdasarkan metode projected unit credit. Keuntungan dan kerugian aktuarial diakui sebagai penghasilan atau beban apabila akumulasi keuntungan dan kerugian aktuarial bersih yang belum diakui pada akhir tahun pelaporan sebelumnya melebihi jumlah yang lebih besar diantara 10% dari nilai kini kewajiban imbalan pasti pada tanggal tersebut. Besarnya keuntungan dan kerugian aktuarial ini diakui selama rata-rata sisa masa kerja yang akan dijalani para pekerja dengan menggunakan metode garis lurus. Biaya jasa lalu yang timbul akibat pengenalan program imbalan pasti atau perubahan kewajiban imbalan kerja dari program sebelumnya harus diamortisasi sampai imbalan kerja tersebut telah menjadi hak karyawan. v. Pajak Penghasilan Beban pajak kini ditetapkan berdasarkan taksiran penghasilan kena pajak tahun berjalan dan dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku. Aset dan kewajiban pajak tangguhan diakui atas perbedaan waktu antara dasar pelaporan komersial dan dasar pajak atas aset dan kewajiban pada masing-masing tanggal pelaporan. Manfaat pajak di masa mendatang, seperti saldo rugi fiskal yang belum digunakan, diakui sejauh terdapat cukup kemungkinan atas realisasi dari manfaat pajak tersebut. Pajak tangguhan dihitung dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada tanggal neraca. Perubahan Nilai tercatat aset dan kewajiban pajak tangguhan yang disebabkan oleh perubahan tarif pajak dibebankan pada tahun berjalan, kecuali untuk transaksi-transaksi yang sebelumnya telah langsung dibebankan atau dikreditkan di ekuitas. Koreksi terhadap kewajiban pajak dicatat pada saat surat ketetapan pajak diterima atau pada saat keputusan atas keberatan ditetapkan, jika Perusahaan mengajukan keberatan. w. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing Transaksi dalam mata uang asing dicatat ke dalam Rupiah berdasarkan kurs yang berlaku pada saat transaksi dilakukan. Pada tanggal neraca, aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam mata uang Rupiah berdasarkan kurs spot Reuters. Keuntungan atau kerugian kurs yang timbul dikreditkan atau dibebankan dalam laporan laba rugi tahun bersangkutan. Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 kurs yang digunakan untuk menjabarkan aset dan kewajiban dalam mata uang asing adalah kurs Spot Reuters pukul 16.00 WIB dengan rincian sebagai berikut: 2010 1 Euro Eropa 1 Dolar Amerika Serikat 1 Dolar Australia 1 Dolar Singapura 1 Dolar Hong Kong 1 Yen Jepang
18
PT Bank Ina Perdana
12,017.99 9,010.00 9,169.48 7,025.89 1,159.08 110.75
2009 13,542.43 9,395.00 8,453.16 6,704.50 1,211.48 102.19
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) x. Laba per Saham Laba per saham dasar dihitung dengan membagi laba bersih dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar pada tahun yang bersangkutan. y. Informasi Segmen Informasi segmen disusun sesuai dengan kebijakan akuntansi yang dianut dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Bentuk primer pelaporan segmen adalah segmen geografis. Segmen geografis adalah komponen Bank yang secara jelas operasionalnya dapat dibedakan berdasarkan aset, kinerja dan aktivitasnya untuk suatu wilayah dengan wilayah lainnya dalam Bank. Segmen usaha adalah komponen Bank yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk atau jasa (baik produk atau jasa individual maupun kelompok produk atau jasa terkait) dan komponen itu memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan segmen lain. Aset dan kewajiban yang digunakan bersama dalam satu segmen atau lebih dialokasikan kepada setiap segmen jika, dan hanya jika, pendapatan dan beban yang terkait dengan aset tersebut juga dialokasikan kepada segmensegmen tersebut. z. Penggunaan Taksiran-taksiran Penyajian laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum mengharuskan manajemen untuk membuat taksiran dan asumsi pada nilai yang dilaporkan dalam tahun laporan sehubungan dengan ketidakpastian yang melekat dalam pembuatan taksiran, sehingga terdapat kemungkinan hasil realisasi yang akan terjadi dapat berbeda dengan taksiran yang telah dilaporkan sebelumnya.
PT Bank Ina Perdana
19
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
3. KAS Rincian kas adalah sebagai berikut: 2010 (Rp)
2009 (Rp)
Rupiah Mata Uang Asing
8,994,682,400 371,808,563
6,372,729,300 346,695,489
Jumlah Kas
9,366,490,963
6,719,424,789
Saldo mata uang Rupiah termasuk uang pada mesin ATM (Automatic Teller Machine) sejumlah Rp 787.450.000 dan Rp 862.995.489 masing-masing pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009. Kas dalam mata uang asing lainnya terdiri dari Dolar Amerika Serikat, Dolar Australia, Dolar Hong Kong, Dolar Singapura, Euro, Pounsterling Inggris, Ringgit Malaysia dan Yen Jepang.
1,092,900,000 4. GIRO PADA BANK INDONESIA Akun ini merupakan Giro pada Bank Indonesia dalam Rupiah. Saldo giro pada Bank Indonesia sejumlah Rp 62.335.775.046 pada tanggal 31 Desember 2010 dan Rp 33.038.223.268 pada tanggal 31 Desember 2009. GWM Bank untuk mata uang Rupiah terdiri dari GWM Utama dan GWM Sekunder pada tanggal 31 Desember 2010 masing-masing sebesar 8,08% dan 3,88 % (2009: 5,11 % dan 2,5%). GWM untuk cadangan likuiditas bank dibentuk berdasarkan PBI No.12/19/PBI/2010 dan PBI No.10/25/PBI/2008. (Lihat catatan 2d ) 5. GIRO PADA BANK LAIN Rincian giro dalam mata uang Rupiah pada bank lain - pihak ketiga adalah sebagai berikut: 2010 (Rp)
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank CIMB Niaga Tbk PT Bank Central Asia Tbk PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk PT Bank NISP
2009 (Rp)
Jumlah penyisihan kerugian
35,000,000 101,227,163 232,083,472 9,434,072 1,427,676 379,172,383 (3,791,724)
35,000,000 16,251,280 10,515,477 8,338,702 70,105,459 (701,055)
Jumlah Giro pada Bank Lain- bersih
375,380,659
69,404,404
Seluruh giro pada bank lain diklasifikasi sebagai lancar. Tingkat bunga rata-rata per tahun adalah sebesar 1,16% dan 0,61% masing-masing untuk tahun 2010 dan 2009.
20
PT Bank Ina Perdana
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
5. GIRO PADA BANK LAIN (Lanjutan)
Perubahan penyisihan kerugian giro pada bank lain adalah sebagai berikut: 2010 (Rp) Saldo awal tahun Penyisihan tahun berjalan (Pemulihan) penyisihan kerugian Saldo akhir tahun
2009 (Rp)
701,055 5,029,140 (1,938,471)
709,673 (8,618)
3,791,724
701,055
Manajemen berpendapat bahwa penyisihan kerugian giro pada bank lain adalah cukup untuk menutup kerugian yang mungkin timbul akibat tidak tertagihnya giro pada bank lain.
6. PENEMPATAN PADA BANK INDONESIA Penempatan pada Bank Indonesia pada tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut: 2010 2009 (Rp) (Rp) Intervensi Bank Indonesia Nilai nominal Bunga yang belum diamortisasi Bersih
137,900,000,000 (42,116,808)
52,600,000,000 (29,912,654)
137,857,883,192
52,570,087,346
Jangka waktu penempatan pada Bank Indonesia kurang dari satu bulan Penempatan pada Bank Indonesia berdasarkan sisa umur jatuh tempo pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 dikelompokkan kurang dari atau sampai dengan 1 bulan. Maka, penempatan ini dikelompokkan lancar. Jangka waktu dan tingkat bunga rata-rata per tahun adalah sebagai berikut:
Jangka waktu tingkat bunga per tahun
2010
2009
< 30 hari 5.50%
< 30 hari 6.88%
Bank tidak melakukan penyisihan kerugian pada tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 karena Bank tidak memiliki penempatan pada bank lain, kecuali kepada Bank Indonesia pada tanggal-tanggal tersebut.
PT Bank Ina Perdana
21
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
7. EFEK-EFEK a. Rincian efek-efek berdasarkan jenis dan tujuan investasi serta penerbitnya adalah sebagai berikut: 2010 2009 (Rp) (Rp) Dimiliki hingga jatuh tempo Sertifikat Bank Indonesia Nilai nominal Bunga yang belum diamortisasi
30,000,000,000 (687,007,503)
145,000,000,000 (374,056,683)
Bersih
29,312,992,497
144,625,943,317
11,075,000,000 11,065,000,000 10,985,000,000 33,125,000,000 (273,000,000) 32,852,000,000
10,000,000,000 10,000,000,000 10,000,000,000
10,550,000,000 5,262,500,000 5,262,500,000 10,125,000,000 5,292,500,000 36,492,500,000 (95,000,000) 36,397,500,000 69,249,500,000 (363,975,000) 68,885,525,000
10,000,000,000 10,000,000,000
10,302,000,000 (103,020,000) 10,198,980,000 108,397,497,497
154,625,943,317
2010
2009
6.50%
7.29%
Tersedia untuk dijual: Pemerintah Indonesia Sukuk Negara Ritel Seri SR-001 SBSN RI IFR-0006 SBSN RI IFR-0006 SUN FR 0047 (Kerugian )/ keuntungan yang belum direalisasi Perusahaan Obligasi II Telkom th 2010 seri B Jasa marga XIII seri R Astra Sedaya XI th 2010 seri F Summit Oto Fin IV Th 2010 Perum Pegadaian XII seri A (Kerugian )/ keuntungan yang belum direalisasi
Penyisihan kerugian Diperdagangkan: PLN XII th 2101 seri A Penyisihan kerugian Efek-efek Bersih
b. Tingkat bunga jangka waktu : Tingkat bunga rata-rata per tahun: Sertifikat Bank Indonesia Obligasi pemerintah - Sukuk Negara Ritel Seri SR-001 - Sukuk Negara Ritel Seri IFR-006 - SUN FR 0047 Obligasi Corporate
22
PT Bank Ina Perdana
12.00% 10.25% 10.00% 10.14%
-
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
7. EFEK-EFEK (Lanjutan)
Jangka waktu: Sertifikat Bank Indonesia Obligasi pemerintah - Sukuk Negara Ritel Seri SR-001 - Sukuk Negara Ritel Seri IFR-006 - SUN FR 0047 Obligasi Corporate - Obligasi II Telkom th 2010 seri B - Jasa marga XIII seri R - Astra Sedaya XI th 2010 seri F - Summit Oto Fin IV Th 2010 - Perum Pegadaian XII seri A
2010
2009
< 1 tahun
< 1 bulan
> 5 tahun > 5 tahun > 5 tahun
3 tahun
> 5 tahun > 5 tahun >1< 5 tahun >1< 5 tahun > 5 tahun
c. Biaya perolehan setelah amortisasi diskonto dan premium atau bunga dari efek-efek yang dimiliki hingga jatuh tempo berdasarkan sisa umur jatuh tempo perjanjian adalah sebagai berikut:
Kurang dari 1 bulan Lebih dari 1 - 12 bulan Lebih dari 12 - 36 bulan Lebih dari 36 bulan Jumlah Penyisihan kerugian Jumlah
2010 (Rp) 29,312,992,497 29,312,992,497 29,312,992,497
2009 (Rp) 144,625,943,317 154,625,943,317 154,625,943,317
d. Keuntungan yang direalisasi dari penjualan efek untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 adalah masing-masing sebesar Rp 2.213.375.645 dan Rp 8.968.917.700. e. Penurunan nilai dan efek yang diperdagangkan per 31 Desember 2010 adalah sebesar Rp 153.000.000 f. Efek-efek pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 dikelompokkan lancar dan seluruhnya diterbitkan oleh pihak ketiga.
PT Bank Ina Perdana
23
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
7. EFEK-EFEK (Lanjutan) g. Mutasi penyisihan kerugian efek-efek adalah sebagai berikut : Perubahan penyisihan kerugian efek-efek adalah sebagai berikut : 2010 (Rp)
2009 (Rp)
Saldo awal tahun Reklasifikasi dari penyisihan kredit , penempatan pada bank lain dan AYDA Pemulihan penyisihan kerugian
(466,995,000) -
104,200,835 (104,200,835)
Saldo akhir tahun
(466,995,000)
-
Manajemen berpendapat bahwa penyisihan kerugian surat berharga dan tersebut cukup untuk menutupi kerugian yang mungkin timbul akibat tidak tertagihnya surat berharga tersebut.
8. KREDIT YANG DIBERIKAN Kredit disajikan berdasarkan jenis, sektor ekonomi, jangka waktu dan kualitas terdiri dari : 2010 2009 (Rp) (Rp) a. Jenis Kredit Konsumsi Hubungan Istimewa 1,183,906,996 1,287,721,643 Pihak ketiga 308,729,156,542 223,347,022,116 Direksi dan karyawan 223,135,596 143,701,931 Modal kerja Hubungan Istimewa 161,108,407,654 95,727,413,590 142,919,713,864 Pihak ketiga 123,095,251,100 Investasi Hubungan Istimewa 36,619,773 152,707,462 Pihak ketiga 69,578,556,046 58,727,271,024 Jumlah Kredit Penyisihan kerugian
598,397,362,045 (6,322,869,351)
587,863,223,292 (6,830,552,376)
Jumlah Kredit - Bersih
592,074,492,694
581,032,670,916
Pada tanggal 4 September 2010 bank telah menerapkan PSAK No. 50 (Revisi 2006) tentang Instrumen Keuangan Penyajian dan Pengungkapan dan PSAK No. 55 (Revisi 2006) tentang Instrumen Keuangan Pengakuan dan Pengukuran. Penerapan PSAK tersebut telah dilakukan secara propektif tetapi tidak ada pengaruh atas penerapan PSAK tersebut dikarenakan pendapatan dan biaya yang bisa diatribusikan secra langsung pada tanggal tersebut masih dibawah limit yang ditetapkan yaitu sebesar Rp 50.000.000.
24
PT Bank Ina Perdana
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
8. KREDIT YANG DIBERIKAN (lanjutan) b.
Sektor Ekonomi 2010 (Rp)
2009 (Rp)
Kendaraan bermotor Jasa bisnis Industri Perdagangan, restoran & hotel Perumahan Pertanian Konstruksi Jasa pelayanan sosial Pengangkutan, pergudangan & komunikasi Pertambangan Lain-lain Jumlah Kredit Penyisihan kerugian
219,431,422,568 40,318,268,918 82,563,619,077 52,041,922,999 56,892,957,834 5,242,782,077 13,640,958,943 945,373,766 91,798,719,398 30,198,694,325 5,322,642,140 598,397,362,045 (6,322,869,351)
235,573,181,673 103,660,781,428 8,718,213,713 17,412,983,423 12,678,388,631 8,178,778,277 10,144,880,716 33,562,537 24,957,453,281 166,504,999,613 587,863,223,292 (6,830,552,376)
Jumlah Kredit - Bersih
592,074,492,694
581,032,670,916
Sekitar 59,77% dan 53,25%, masing-masing pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, dari kredit merupakan kredit kepada usaha mikro dan kecil.
c. Jangka Waktu Klasifikasi kredit dilakukan berdasarkan perjanjian kredit dan sisa umur sampai dengan saat jatuh temponya adalah sebagai berikut : 1. Berdasarkan periode perjanjian kredit 2010 (Rp)
2009 (Rp)
Jangka Waktu : Hingga 1 tahun 1-2 tahun 2-5 tahun Lebih dari 5 tahun
395,515,667,974 53,442,021,480 109,772,196,767 39,667,475,824
266,173,738,341 71,736,285,863 217,204,943,782 32,748,255,306
Jumlah Kredit Penyisihan kerugian
598,397,362,045 (6,322,869,351)
587,863,223,292 (6,830,552,376)
Jumlah Kredit Bersih
592,074,492,694
581,032,670,916
PT Bank Ina Perdana
25
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
8. KREDIT YANG DIBERIKAN (Lanjutan) 2. Berdasarkan sisa umur jatuh tempo 2010 (Rp)
2009 (Rp)
Jangka Waktu : Telah jatuh tempo Hingga 1 tahun 1-2 tahun 2-5 tahun Lebih dari 5 tahun
5,108,542,501 435,938,298,847 50,682,312,588 81,108,164,014 25,560,044,095
6,367,594,510 317,235,799,171 125,056,749,439 111,091,608,310 28,111,471,862
Jumlah Kredit Penyisihan kerugian
598,397,362,045 (6,322,869,351)
587,863,223,292 (6,830,552,376)
Jumlah Kredit Bersih
592,074,492,694
581,032,670,916
2010 (Rp)
2009 (Rp)
Lancar Dalam Perhatian Khusus Kurang Lancar Diragukan Macet
555,978,906,435 28,512,796,076
522,078,366,646 63,209,498,419 97,016,689 17,085,448 2,461,256,090
Jumlah Kredit Penyisihan kerugian
598,397,362,045 (6,322,869,351)
587,863,223,292 (6,830,552,376)
Jumlah Kredit Bersih
592,074,492,694
581,032,670,916
2010 (Rp)
2009 (Rp)
d. Kolektibilitas
5,395,178,089 8,510,481,445
Cadangan kerugian penurunan nilai dihitung secara kolektif. e. Perubahan penyisihan kerugian kredit yang diberikan :
Saldo awal tahun Penyisihan kerugian yang dibentuk Pemulihan atas kredit yang dihapus buku Reklasifikasi aktiva produktif dan non produktif Koreksi dari penyisihan kerugian kredit ke(pendapatan)/biaya Saldo akhir tahun
6,830,552,376 6,033,907,288 (3,727,754,601) (258,828,728) (2,555,006,984)
6,244,288,873 1,190,500,000 495,763,503 (1,100,000,000)
6,322,869,351
6,830,552,376
Manajemen berpendapat bahwa penyisihan kerugian kredit adalah cukup untuk menutup kerugian yang mungkin timbul akibat tidak tertagihnya kredit serta telah dihitung berdasarkan ketentuan Bank Indonesia.
26
PT Bank Ina Perdana
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
8. KREDIT YANG DIBERIKAN (Lanjutan) f. Tingkat bunga rata-rata per tahun Komsumsi Modal kerja Investasi Direksi dan karyawan
2010
2009
16.33% 14.97% 11.92% 9.25%
15.47% 14.54% 16.43% 8.22%
g. Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 kredit yang disalurkan dengan sistem pembiayaan bersama (joint financing) dan penyaluran kredit melalui lembaga pembiayaan untuk menyalurkan kredit kendaraan bermotor dan mobil masing-masing sebesar Rp 294.900.000.000 dan Rp 98.000.000.000 diantaranya melalui perjanjian-perjanjian pemberian fasilitas pembiayaan bersama masing-masing dengan PT Bintang Mandiri Finance, PT First Indo American Leasing, PT Magna Finance, PT Pro Mitra Finance, PT Kembang Delapan Delapan, PT Bima Finance dan PT. Artha Asia Finance. Saldo pembiayaan bersama porsi Bank atas transaksi yang terkait dengan perusahaan tersebut pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 masing-masing sebesar Rp 49.601.495.152 dan Rp 40.060.993.511 h. Kredit yang diberikan kepada karyawan Bank termasuk kredit kepada karyawan kunci (pihak hubungan istimewa) merupakan kredit untuk membeli rumah, kendaraan dan keperluan lainnya dengan jangka waktu 1 (satu) sampai 20 (dua puluh) tahun dan dibayar kembali melalui pemotongan gaji setiap bulan. Kredit yang diberikan kepada karyawan dibebani bunga rata-rata per tahun sebesar 8,72 % pada tahun 2010 dan 8,22% pada tahun 2009. i. Rasio kredit bermasalah - bersih pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 masing-masing sebesar 2,00% dan 0,30%. Rasio kredit bermasalah - kotor pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 masingmasing sebesar 2,32% dan 0,44% j. Rincian kredit bermasalah (kolektibilitas kurang lancar, diragukan dan macet) menurut sektor ekonomi adalah sebagai berikut: 2010 2009 (Rp) (Rp) Perumahan Industrian Lain-lain
2,481,200,527 6,693,064,279 4,731,394,728
129,166,813 1,992,891,056 453,300,550
Jumlah Kredit Penyisihan kerugian
13,905,659,534 (2,066,515,591)
2,575,358,419 (827,174,544)
Jumlah Kredit Bersih
11,839,143,943
1,748,183,875
PT Bank Ina Perdana
27
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
8. KREDIT YANG DIBERIKAN (Lanjutan)
k. Kredit dijamin antara lain dengan deposito, jaminan hipotik, mesin-mesin, kendaraan, piutang usaha dan persediaan. Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 jumlah kredit yang dijamin dengan jaminan tunai masing-masing sebesar Rp 183.571.008.396 dan Rp 118.551.874.148. l. Mutasi kredit yang dihapusbukukan adalah sebagai berikut: 2010 (Rp)
2009 (Rp)
Saldo awal Penerimaan kembali Kredit yang dihapus tagih
6,794,546,402 (100,000,000) (77,310,000)
6,794,546,402 -
Saldo akhir
6,617,236,402
6,794,546,402
m. Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 Bank tidak melanggar ataupun melampaui Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
9. PENDAPATAN BUNGA MASIH AKAN DITERIMA Rincian pendapatan bunga masih akan diterima adalah sebagai berikut: 2010 (Rp)
2009 (Rp)
Kredit Surat berharga
3,109,664,816 530,577,245
3,567,075,323 16,666,667
Jumlah
3,640,242,061
3,583,741,990
10. BIAYA DIBAYAR DI MUKA Akun ini merupakan transaksi atas sisa biaya yang belum diamortisasi, diantaranya biaya sewa bangunan kantor, biaya pemeliharaan aset tak berwujud, biaya renovasi gedung dan lain-lain. Saldo pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 adalah masing-masing sebesar Rp 6.341.418.040 dan Rp 5.932.570.588.
28
PT Bank Ina Perdana
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
11. ASET TETAP Aset tetap terdiri dari : 2010 31 - 12 - 2009 Rp
Penambahan
Pengurangan/ (penghapusan)
31-12-2010 Rp
Nilai Perolehan Perabotan dan peralatan Kendaraan
9,501,286,300 3,915,618,250
2,355,778,336 2,482,725,000
252,700,000 579,670,000
11,604,364,636 5,818,673,250
13,416,904,550
4,838,503,336
832,370,000
17,423,037,886
Perabotan dan peralatan
6,736,540,616
1,284,997,338
42,466,661
7,979,071,293
Kendaraan
2,308,449,605
771,161,245
579,670,000
2,499,940,850
Jumlah
9,044,990,221
2,056,158,583
622,136,661
10,479,012,143
Nilai Buku
4,371,914,329
Jumlah Akumulasi Penyusutan
6,944,025,743
2009 31 - 12 - 2008 Rp
Penambahan
Pengurangan
31-12-2009 Rp
Nilai Perolehan Perabotan dan peralatan Kendaraan
7,706,452,711 2,466,993,250
1,794,833,589 1,448,625,000
-
9,501,286,300 3,915,618,250
10,173,445,961
3,243,458,589
-
13,416,904,550
Perabotan dan peralatan
5,903,018,565
833,522,051
-
6,736,540,616
Kendaraan
2,065,799,677
242,649,928
-
2,308,449,605
Jumlah
7,968,818,242
1,076,171,979
-
9,044,990,221
Nilai Buku
2,204,627,719
Jumlah Akumulasi Penyusutan
4,371,914,329
Aset tetap untuk kendaraan telah diasuransikan dengan jumlah pertanggungan masing-masing yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 sebesar Rp 5.177.700.000 dan Rp 2.131.500.000 kepada Perusahaan Asuransi PT Wahana Tata untuk menutup semua risiko. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutup kemungkinan kerugian yang terjadi atas aset tetap yang dipertanggungkan. Manajemen yakin tidak terdapat indikasi penurunan nilai aset tetap pada tanggal neraca.
PT Bank Ina Perdana
29
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
12. AGUNAN YANG DIAMBIL ALIH Rincian angunan yang diambil alih adalah sebagai berikut : 2010 (Rp)
2009 (Rp)
Nilai agunan yang diambil alih Penyisihan penurunan nilai
16,350,731,440 (579,782,750)
2,200,275,985 (793,368,243)
Jumlah
15,770,948,690
1,406,907,742
Tahun 2010 terdapat penambahan agunan yang diambil alih sebesar Rp 14.281.626.440 yang dicatat berdasarkan Nilai Realisasi Bersih (Net Realiseble Value) yaitu nilai wajar agunan setelah dikurangi estimasi biaya pelepasan. Pada tahun 2010 dan 2009 Bank telah menjual agunan yang diambil alih dengan rincian sebagai berikut : 2010 (Rp) Harga jual Nilai agunan yang diambil alih
2009 (Rp)
131,170,985 131,170,985
1,522,258,000 1,263,500,000
-
258,758,000
Laba/(rugi) penjualan AYDA
Perubahan penyisihan kerugian untuk agunan yang diambil alih adalah sebagai berikut : 2010 (Rp) Saldo awal tahun Penyisihan tahun berjalan Reklasifikasi ke penyisihan kredit dan surat berharga Saldo akhir tahun
2009 (Rp)
793,368,243 (213,585,493)
960,868,243 270,000,000 (437,500,000)
579,782,750
793,368,243
Manajemen berpendapat bahwa jumlah penyisihan penurunan nilai untuk agunan yang diambil alih pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 adalah cukup untuk menutupi kerugian yang mungkin terjadi. Sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia No. 7/2/PBI/2005 tanggal 20 Januari 2005 tentang "Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum", yang berlaku efektif satu tahun setelahnya untuk agunan yang diambil alih, Bank diwajibkan melakukan penyisihan kerugian terhadap agunan yang diambil alih, sesuai dengan persentase penyisihan yang telah ditetapkan.
30
PT Bank Ina Perdana
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
13. ASET LAIN-LAIN Akun ini terdiri dari : 2010 (Rp)
2009 (Rp)
Lebih bayar pajak penghasilan (lihat catatan 17) Aset tak berwujud Setoran jaminan Barang cetakan materai dan perangko Formulir berharga Perlengkapan kantor Lain-lain
1,569,815,399 592,628,897 212,736,000 78,559,000 66,044,942 304,424,350 2,545,704,920
1,238,686,987 838,974,677 232,736,000 76,063,000 55,899,128 180,051,427 99,890,616
Jumlah
5,369,913,508
2,722,301,835
Lebih bayar pajak pengasilan tahun 2009 merupakan lebih bayar pajak penghasilan badan tahun 2008 (lihat Catatan 17) dan sudah diterima tahun 2010 sebesar Rp 1.088.615.563 sesuai SKPLB No. 00070/406/08/073/10 tanggal 28 April 2010 dan sisanya dibebankan di tahun berjalan. Aset tak berwujud merupakan software data base yang digunakan oleh Bank. Setoran jaminan merupakan uang muka atas sewa kantor. Perlengkapan kantor merupakan uang muka atas perolehan perlengkapan kantor. Lain-lain sebesar Rp. 1.112.500.000 merupakan biaya yang dikeluarkan dalam rencana IPO dan telah diselesaikan oleh Pemegang Saham pada tanggal 5 Januari 2011.
14. KEWAJIBAN SEGERA Rincian kewajiban segera pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut : 2010 (Rp)
2009 (Rp)
Titipan dana kliring Transfer dana ATM Bersama Listrik dan Telepon
242,521,333 204,343,830 27,041,144
285,568,909 164,828,435 19,539,882
Jumlah
473,906,307
469,937,226
PT Bank Ina Perdana
31
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
15. SIMPANAN 2010 (Rp) Giro Pihak hubungan istimewa Pihak ketiga Tabungan Pihak hubungan istimewa Pihak ketiga Deposito Pihak hubungan istimewa Pihak ketiga Jumlah a
2009 (Rp)
8,824,138,068 30,617,354,351
5,723,560,559 69,583,081,816
11,015,646,651 88,036,528,930
10,533,941,610 70,797,432,276
61,724,590,816 611,225,309,620
23,634,980,711 542,526,126,858
811,443,568,436
722,799,123,830
Bank Pihak ketiga
-
350,913,182
Sub Jumlah
-
350,913,182
Bukan Bank Saldo kredit rekening pinjaman - pihak ketiga Pihak hubungan istimewa Pihak ketiga
4,295 8,824,138,068 30,617,350,057
44,321,505 5,723,560,559 69,187,847,129
Sub Jumlah
39,441,492,420
74,955,729,193
Jumlah
39,441,492,420
75,306,642,375
Giro dalam rupiah terdiri dari :
Tingkat bunga per tahun atas giro berkisar sebesar 1% sampai dengan 5 % pada tahun 2010 dan sebesar 1% sampai dengan 8,5% pada tahun 2009. Terdapat giro yang dijaminkan sebagai jaminan Bank Garansi pada tanggal 31 Desember 2010 sebesar Rp 248.000.000. b.
Tabungan dalam rupiah terdiri dari : 2010 (Rp)
32
2009 (Rp)
Bukan Bank Pihak hubungan istimewa Perdana Tabina Pinter Tabina - Eksekutif Tabunganku
4,234,870,620 59,379,912 6,719,815,161 1,580,958
4,656,356,854 11,942,298 5,865,642,458
Sub - Jumlah
11,015,646,651
10,533,941,610
PT Bank Ina Perdana
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
15. SIMPANAN (Lanjutan) Pihak ketiga Perdana Tabina Pinter Tabina - Mahasiswa Tabina - Eksekutif Sub - Jumlah Jumlah
40,863,696,763 33,515,741,336 1,626,367,242 4,921,366,430 6,971,955,059 137,402,100
61,318,990,186 124,406,181 4,134,360,084 5,219,675,825 -
88,036,528,930
70,797,432,276
99,052,175,581
81,331,373,886
Tingkat bunga per tahun atas tabungan berkisar sebesar 0% sampai dengan 5% pada tahun 2010 dan sebesar 1% sampai dengan 8% pada tahun 2009.
Tidak terdapat tabungan yang dijaminkan sebagai jaminan kredit pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009. c. Deposito dalam Rupiah terdiri dari 2010 2009 (Rp) (Rp) Bank Pihak hubungan istimewa Pihak ketiga
-
5,200,000,000
-
5,200,000,000
Bukan Bank Pihak hubungan istimewa Pihak ketiga
61,724,590,816 611,225,309,620
23,634,980,711 542,526,126,858
Sub - Jumlah
672,949,900,436
566,161,107,569
Jumlah
672,949,900,436
571,361,107,569
Sub - Jumlah
Jumlah simpanan Klasifikasi jangka waktu deposito berdasarkan periode deposito adalah sebagai berikut : 2010 (Rp) Jangka waktu 1 bulan 3 bulan 6 bulan 12 bulan Deposito On Call Jumlah
2009 (Rp)
553,912,815,992 51,643,479,131 18,181,610,193 27,542,404,295 21,669,590,825
471,345,711,474 63,417,710,139 7,861,818,255 23,117,763,321 5,618,113,380
672,949,900,436
571,361,116,569
Deposito yang dijadikan jaminan atas fasilitas kredit yang diberikan oleh bank sebesar Rp 184.801.057.560 pada tahun 2010 dan sebesar Rp 118.551.874.148 pada tahun 2009.
PT Bank Ina Perdana
33
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
15. SIMPANAN (Lanjutan) Tingkat bunga per tahun atas deposito berjangka berkisar antara 6,75% sampai dengan 8,5% pada tahun 2010 dan antara 6,75% sampai dengan 11,33% pada tahun 2009.
16. SIMPANAN DARI BANK LAIN Simpanan dari bank lain dalam Rupiah seluruhnya merupakan tranksaksi dengan pihak ketiga, terdiri dari: 2010 (Rp) Giro Deposito Jumlah
2009 (Rp)
2,502,552,013 11,201,755,376
350,913,182 5,200,000,000
13,704,307,389
5,550,913,182
a.
Giro Tingkat bunga per tahun untuk giro berkisar sebesar 6,43% untuk tahun 2010 dan 1,25% untuk tahun 2009
b.
Deposito 2010 (Rp) 1.
Berdasarkan periode deposito berjangka 1 bulan 3 bulan
11,001,755,376 200,000,000
5,200,000,000 -
11,201,755,376
5,200,000,000
2010 (Rp) 2.
Berdasarkan sisa umur sampai dengan saat jatuh tempo Kurang dari atau sampai dengan 1 bulan > 1 bulan sampai dengan 5 tahun
2009 (Rp)
2009 (Rp)
11,101,755,376 100,000,000
5,200,000,000
11,201,755,376
5,200,000,000
Tingkat bunga rata-rata per tahun adalah sebesar 7,93% pada tahun 2010 dan 8,15% pada tahun 2009. 17. PERPAJAKAN Hutang pajak terdiri dari : 2010 (Rp) Pajak Penghasilan Pasal 4 (2) dan 23 Pasal 21 Pasal 25 Pasal 29 Pajak Pertambahan Nilai Jumlah
34
PT Bank Ina Perdana
2009 (Rp)
921,160,002 53,544,999 275,731,521 13,117,099
833,506,564 65,386,813 457,071,998 1,420,086,047 -
1,263,553,620
2,776,051,422
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
17. PERPAJAKAN (Lanjutan) Rekonsiliasi antara laba sebelum manfaat (beban) Pajak Penghasilan seperti yang disajikan dalam laporan laba rugi dengan taksiran laba fiskal Bank untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut: 2010 (Rp) Laba sebelum manfaat (beban) Pajak Penghasilan Beda Waktu: Penyisihan (pemulihan) kerugian aset Biaya (pemulihan) imbalan kerja karyawan
2009 (Rp)
9,378,600,651
19,539,122,066
323,217,542
360,500,000 128,037,831
269,500,451 72,064,350 38,606,250 163,188,522 298,050,000
51,934,709 38,639,065 -
Laba fiskal Kompensasi kerugian fiskal tahun sebelumnya
10,543,227,766
20,118,233,671
-
-
Laba fiskal
10,543,227,766
20,118,233,671
Laba fiskal - pembulatan
10,543,228,000
20,118,233,000
Beda Tetap : Biaya rumah tangga Sumbangan dan hadiah Penyusutan kendaraan staff Biaya pajak Denda-denda
Beban pajak penghasilan Dikurangi : Pajak penghasilan pasal 25
2,635,807,000
5,633,105,240
(4,205,622,399)
(4,213,019,193)
Kurang (lebih) bayar pajak penghasilan
(1,569,815,399)
1,420,086,047
Laba fiskal untuk tahun 2010 akan dilaporkaan dalam Surat Pemberitahuan Pajak (SPT) dan tahun 2009 telah dilaporkan dalam SPT oleh Bank kepada Kantor Pelayanan Pajak. Berdasar Undang-undang No. 36 Tahun 2008 terdapat perubahan tarif pajak penghasilan dari sebelumnya menggunakan tarif pajak bertingkat menjadi tarif tunggal yaitu 28% untuk tahun fiskal 2009 dan 25% untuk tahun fiskal 2010.
PT Bank Ina Perdana
35
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
17. PERPAJAKAN (Lanjutan) 2010 (Rp) Perhitungan manfaat (beban) pajak penghasilan tangguhan adalah sebagai berikut: Penyisihan Kerugian: Surat berharga Kredit yang diberikan Penempatan pada bank lain Agunan yang diambil alih Estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi Penyusutan aset tetap Beban imbalan kerja
2009 (Rp)
(175,264) (53,396,374) (1,393,750) 80,804,386
26,050,209 4,865,144 352,682 (472,706,093) 1,393,750 (152,658,241) 32,009,458
Jumlah
25,838,998
(560,693,091)
Aset Pajak Tangguhan adalah sebagai berikut:
2010 (Rp)
2009 (Rp)
Penyisihan kerugian: Agunan yang diambil alih Estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi Penempatan bank lain Imbalan kerja karyawan
144,945,688 168,212,815
198,342,061 1,393,750 175,264 87,408,430
Jumlah
313,158,503
287,319,505
18. ESTIMASI KERUGIAN KOMITMEN DAN KONTINJENSI Transaksi komitmen dan kontinjensi yang lazim dalam kegiatan usaha bank yang memiliki risiko kredit adalah sebagai berikut: 2010 2009 (Rp) (Rp) Bank Garansi
248,000,000
557,500,000
Estimasi kerugian
248,000,000 -
5,575,000
Estimasi kerugian tahun 2010 atas bank garansi tidak dibentuk karena dijamin dengan kas (cash) Kolektibilitas transaksi komitmen dan kontinjensi pada tanggal 31 Desember 2010 dan tahun 2009 tergolong lancar. Manajemen berpendapat bahwa jumlah estimasi kerugian transaksi komitmen dan kontinjensi yang telah dibentuk adalah cukup untuk menutup kerugian yang mungkin timbul akibat tidak dipenuhinya kewajiban komitmen dan kontinjensi oleh nasabah.
36
PT Bank Ina Perdana
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
19. BUNGA MASIH HARUS DIBAYAR Rincian bunga masih harus dibayar adalah sebagai berikut: 2010 (Rp)
2009 (Rp)
Deposito berjangka Deposito - simpanan dari bank lain Giro KMK
2,326,289,925 40,404,977 175,401,062
1,981,305,387 23,810,959 -
Jumlah
2,542,095,964
2,005,116,346
20. KEWAJIBAN LAIN-LAIN Kewajiban lain-lain terdiri dari: 2010 (Rp) Pendapatan ditangguhkan Lain-lain Jumlah
528,453,058 528,453,058
2009 (Rp) 190,416,667 455,884,725 646,301,392
21. IMBALAN KERJA KARYAWAN Sehubungan dengan kebijakan Bank dan sejalan dengan Undang-undang Ketenagakerjaan No. 13/2003 (UU Tenaga Kerja) tertanggal 25 Maret 2003, Bank melakukan penyisihan untuk melakukan estimasi kewajiban manfaat karyawan sebagai tambahan atas manfaat yang telah tersedia dalam program dana pensiun iuran pasti tersebut di atas, agar memenuhi manfaat minimum yang dipersyaratkan UU Tenaga Kerja untuk dibayarkan kepada karyawan. Berdasarkan kebijakan Bank, umur pensiun normal adalah 56 tahun. Jumlah karyawan yang memenuhi persyaratan manfaat di atas adalah 241 dan 180 karyawan masing-masing pada tahun 2010 dan 2009. Rincian di bawah ini merupakan ringkasan komponen beban imbalan kerja - bersih yang di akui pada laporan laba rugi dan kewajiban imbalan pasca kerja yang dicatat pada neraca, yang dihitung dengan menggunakan metode "Projected-Unit of Credit" oleh aktuaris independen PT Kompujasa Aktuaria Indonesia, sesuai laporannya tertanggal 8 Februari 2011 untuk tahun 2010 dan tertanggal 29 Januari 2010 untuk tahun 2009.
PT Bank Ina Perdana
37
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
21. IMBALAN KERJA KARYAWAN (Lanjutan) Mutasi beban imbalan kerja untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut:
Biaya jasa kini Biaya bunga Amortisasi biaya jasa lalu Hasil yang diharapkan dari aset program (Keuntungan)/kerugian kurtailmen
2010 (Rp) 1,018,305,074 456,142,833 14,574,107 (277,804,472) -
Jumlah
1,211,217,542
Rincian kewajiban imbalan kerja karyawan adalah sebagai berikut:
Nilai kini kewajiban Biaya jasa lalu yang belum diamortisasi Kerugian aktuaria yang belum diamortisasi Kewajiban imbalan kerja lainnya Jumlah
2010 (Rp)
Saldo akhir tahun
38
PT Bank Ina Perdana
1,021,786,441 2009 (Rp)
640,878,863
344,996,189
(80,682,942)
(95,257,049)
112,655,339 -
99,894,578 -
672,851,260
349,633,718
Rekonsiliasi kewajiban yang diakui neraca per 31 Desember 2010 dan 2009: 2010 (Rp) Saldo awal tahun Biaya imbalan kerja tahun berjalan Pembayaran manfaat Pengalihan iuran yang dibayarkan
2009 (Rp) 892,061,902 417,210,083 14,574,107 (235,586,018) (66,473,633)
2009 (Rp)
349,633,718 1,211,217,542 (888,000,000)
221,595,887 1,021,786,441 (5,748,610) (888,000,000)
672,851,260
349,633,718
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
21. IMBALAN KERJA KARYAWAN (lanjutan) Asumsi-asumsi dasar yang digunakan dalam menentukan kewajiban imbalan kerja karyawan pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut: 2010 (Rp) Tingkat diskonto Tingkat kenaikan gaji Usia pensiun Tingkat kematian
2009 (Rp)
9,5 % per tahun 8% per tahun 56 TMI 1999
11% per tahun 8% per tahun 56 TMI 1999
22. MODAL SAHAM Susunan pemegang saham dan kepemilikan saham pada tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut: 31 DESEMBER 2010 Jumlah Saham Ditempatkan dan Disetor Penuh PT Kharisma Prima Karya Oki Widjaja Jumlah
Persentase Pemilikan
Jumlah
126,720,000 1,280,000
99 1
126,720,000,000 1,280,000,000
128,000,000
100
128,000,000,000
31 DESEMBER 2009
Nama Pemegang Saham
Jumlah Saham Ditempatkan dan Disetor Penuh
PT Kharisma Prima Karya PT Media Interaksi Utama Perkumpulan Sekolah Kristen Jakarta Baktinendra Prawiro Majelis Pusat Pendidikan Kristen di Indonesia Jumlah
Persentase Pemilikan
Jumlah
122,904,856 2,095,144 1,000,000 1,000,000 1,000,000
96 2 1 1 1
122,904,856,000 2,095,144,000 1,000,000,000 1,000,000,000 1,000,000,000
128,000,000
100
128,000,000,000
Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham No. 45 tanggal 31 Desember 2007 dibuat dihadapan Winanto Wiryotani, SH. M.Hum. Notaris di Jakarta, modal dasar bank sebesar Rp 400.000.000.000 terbagi atas 400.000.000 saham dengan nominal Rp 1.000 per saham. Dari modal dasar tersebut telah ditempatkan dan disetor sejumlah 128.000.000 saham dengan nilai nominal Rp 128.000.000.000 dan telah mendapat persetujuan dari Bank Indonesia sesuai Surat No.10/88/DPB1/ Rahasia tanggal 9 Mei 2008.
PT Bank Ina Perdana
39
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
22. MODAL SAHAM (Lanjutan) Pada tahun 2010 terjadi perubahan kepemilikan modal saham sebagai berikut: Berdasar Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham No.14 tanggal 10 Desember 2010 dihadapan Winanto Wiryomartani, SH. M. Hum., Notaris di Jakarta menyetujui pengalihan saham PT Kharisma Prima Karya sebanyak 1.280.000 saham kepada Tuan Oki Widjaja. Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Pemegang saham No. 33 tanggal 15 Oktober 2010 dihadapan Winanto Wiryomartani, SH. M. Hum., Notaris di Jakarta menyetujui pengalihan 2.095.144 saham milik PT Media Interaksi Utama ke PT Kharisma Prima Karya. Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Pemegang saham No.24 tanggal 24 agustus 2010 dihadapan Winanto Wiryomartani, SH. M. Hum., Notaris di Jakarta menyetujui pengalihan 1.000.000 saham milik PT Baktinendra Prawiro ke PT Kharisma Prima Karya. Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Pemegang saham No. 20 tanggal 11 Juli 2010 dihadapan Winanto Wiryomartani, SH. M. Hum., Notaris di Jakarta menyetujui pengalihan 1.000.000 saham milik Perkumpulan Sekolah Kristen dan 1.000.000 saham milik Majelis Pusat Pendidikan Kristen di Indonesia ke PT Kharisma Prima Karya.
23. SALDO LABA CADANGAN UMUM Saldo cadangan umum sebesar Rp 1.920.386.917 merupakan saldo cadangan yang berasal dari saldo laba tahun 1994 sebesar Rp 836.755.074 dan laba tahun 2007 sebesar Rp 1.083.631.843. 24. PENDAPATAN BUNGA Pendapatan bunga terdiri dari :
2010 (Rp)
2009 (Rp)
Kredit yang diberikan Surat-surat berharga yang dimiliki Penempatan pada bank lain
82,913,033,354 7,925,188,925 5,742,763,114
65,758,840,273 18,539,681,554 2,221,466,179
Jumlah
96,580,985,393
86,519,988,006
25. BEBAN BUNGA Rincian beban bunga terdiri dari : 2010 (Rp)
40
2009 (Rp)
Deposito Giro Tabungan Giro pada bank lain Surat Berharga
45,231,408,738 1,890,570,877 3,433,942,305 700,246,891 -
43,714,937,336 5,187,458,376 3,233,172,592 311,452,185 2,295,655
Jumlah
51,256,168,811
52,449,316,144
PT Bank Ina Perdana
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
26. BEBAN KARYAWAN Rincian beban tenaga kerja terdiri dari:
2010 (Rp)
2009 (Rp)
Gaji pegawai Lain-lain
16,789,770,687 2,376,111,254
12,440,741,066 2,016,941,540
Jumlah
19,165,881,941
14,457,682,606
27. BEBAN ADMINISTRASI DAN UMUM Rincian akun ini adalah sebagai berikut: 2010 (Rp) Barang dan jasa Promosi Sewa Asuransi Penyusutan aset tetap (lihat catatan 11) Pendidikan dan pelatihan Pemeliharaan dan perbaikan Amortisasi aset tidak berwujud Pajak Lain-lain Jumlah
2009 (Rp)
8,809,051,109 2,289,400,422 4,624,740,705 1,597,659,902 2,056,158,583 972,772,306 870,839,567 368,615,406 88,839,246 1,336,665,085
6,272,345,972 3,246,091,560 3,398,300,281 1,391,188,208 1,076,171,979 682,977,470 647,644,638 353,425,087 48,490,934 398,516,928
23,014,742,331
17,515,153,057
28. LABA PER SAHAM Rincian laba per saham adalah sebagai berikut: 2010 (Rp) Laba bersih Jumlah saham
2009 (Rp)
6,768,632,649 128,000,000
13,345,323,735 128,000,000
53
104
Laba per saham
29. KEWAJIBAN KOMITMEN DAN KONTINJENSI
Rincian kewajiban komitmen dan kontinjensi terdiri dari: Kewajiban Komitmen: Fasilitas kredit yang belum ditarik Pihak hubungan istimewa Pihak ketiga
2010 (Rp)
(1,188,437,746) (20,325,306,681)
2009 (Rp)
8,162,938,392 16,018,699,856
PT Bank Ina Perdana
41
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
29. KEWAJIBAN KOMITMEN DAN KONTINJENSI (lanjutan) Tagihan Kontinjensi: Bunga dalam penyelesaian Pihak hubungan istimewa Pihak ketiga Aset dihapusbukukan Pihak terkait Pihak tidak terkait Lainnya Kewajiban kontinjensi : Bank Garansi Pihak terkait Pihak tidak terkait Jumlah Komitmen dan Kontinjensi Penyisihan penghapusan Fasilitas kredit yang belum ditarik Bank garansi
1,255,160,321
201,259,979
6,617,236,402 862,982,434
6,794,546,402
(248,000,000)
600,000,000 1,317,500,000
(13,026,365,270)
33,094,944,629
-
5,575,000 5,575,000
Bank garansi tahun 2010 dijamin dengan kas (cash collateral) lihat catatan 18
30. MANAJEMEN RISIKO Bank menyadari bahwa dalam melaksanakan kegiatannya, terdapat risiko bawaan dalam setiap kegiatan Bank, antara lain dalam bentuk risiko kredit, risiko pasar, risiko operasional, risiko likuiditas, risiko hukum, risiko reputasi, risiko strategi dan risiko kepatuhan. Untuk itu Bank telah mengimplementasikan suatu Risk Management Framework terpadu, yang merupakan sarana untuk penentuan strategi, organisasi, kebijakan dan pedoman untuk memastikan bahwa semua risiko yang dihadapi Bank dapat dikenali, diukur, diatasi dan dilaporkan dengan baik. Menunjuk peraturan Bank Indonesia No.5/8/PBI/2003 tanggal 19 Mei 2003 sebagaimana telah diubah dalam PBI No. 11/25/PBI/2009 tanggal 1 Juli 2009 mengenai penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum, Bank telah membentuk Komite Manajemen Risiko untuk menentukan kebijakan dan membahas permasalahan risiko yang dihadapi Bank secara keseluruhan. Pelaksanaan penilaian risiko oleh satuan kerja manajemen risiko adalah sebagai berikut: Risiko Kredit Risiko kredit diukur melalui probabilitas terjadinya default pada masa mendatang. Bank telah menyusun ketentuan mengenai Credit Risk Rating (CRR) serta telah dilakukan evaluasi dan roll out. Perhitungan default probability tersebut selanjutnya akan dijadikan dasar untuk perhitungan cadangan (PPAP), modal (capital at risk), pricing, alokasi capital dan manajemen portofolio.
42
PT Bank Ina Perdana
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
30. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) Risiko Kredit (lanjutan) Manajemen risiko kredit terdiri dari: pengendalian risiko kredit yang bertujuan membatasi kredit pada debitur dan usaha yang mengandung risiko tinggi, tujuan usaha yang bersifat spekulatif dan pemberian kredit kepada debitur yang bermasalah, kemudian melakukan pemantauan dan pemeriksaan yang ketat, berskala dan terus menerus pada kreditnya yang telah disalurkan, memberikan saran-saran perbaikan, sehingga kerugian yang mungkin terjadi dapat diminimalkan; four eyes principles sebagai salah satu pengendalian risiko kredit pada proses pemberian kredit telah dilaksanakan unit-unit kerja; dan Early Warning System (EWS) sebagai salah satu alat pemantauan (monitoring) dengan cara mendeteksi secara dini debitur yang berpotensi default. Sistem tersebut dapat mendukung proses pemantauan pinjaman secara menyeluruh, mengidentifikasi tindakan perbaikan, dan menyempurnakan tindak lanjut efektif. Risiko Pasar Pengukuran risiko pasar dilakukan melalui pendekatan analisis sensitivitas tingkat bunga untuk risiko suku bunga dan risiko Surat Berharga (Bonds). Risiko pasar dikendalikan dengan penerapan limit, khususnya transaksi trading limit. Limit-limit tersebut, antara lain adalah counterparty limit dan position limit. Pengelolaan risiko likuiditas menjadi bagian dari proses manajemen risiko pasar. Pemantauan risiko likuiditas dilakukan melalui pengelolaan maksimum cash out. Risiko Operasional Sesuai dengan tahap pengembangannya, pengendalian risiko operasional pada saat ini lebih ditekankan pada penyempurnaan kebijakan dan prosedur, peningkatan pengetahuan pekerja melalui pelatihan secara berkala, pengawasan internal serta peningkatan kesadaran dan biaya risiko pada seluruh jajaran manajemen dan karyawan Bank. Pada saat ini sedang disempurnakan fungsi, tugas dan tanggung jawab manajemen risiko operasional. Pemantauan risiko operasional yang selama ini dilakukan dengan memanfaatkan laporan audit intern secara bertahap akan digantikan dengan Database Bank yang disusun berdasarkan 6 kategori risiko, yaitu: Proses Kredit, Proses non kredit, Proses Treasury, Human Fraud, Sistem/Teknologi Informasi dan External Events dengan tujuan untuk digunakan sebagai alat konsolidasi secara sistematis dan sentralistis data risiko operasional. Data dalam Database merupakan bahan bagi analisis dan penetapan profil risiko operasional dan menjadi dasar bagi model prediktif risiko operasional. Risiko Likuiditas Risiko likuiditas adalah risiko di mana Bank tidak mampu memenuhi kewajibannya kepada nasabah maupun counterparty sesuai waktu yang dijanjikan pada waktunya. Pengukuran risiko likuiditas dilakukan dengan meneliti seluruh arus kas masuk dan kas keluar dari Bank, kemudian mengidentifikasi segala kemungkinan kekurangan dana di masa depan termasuk kebutuhan komitmen / kontinjensi Pengukuran juga memerlukan analisa kualitatif, salah satu faktornya adalah pengaruh reputasi Bank. Pengendalian dilakukan dengan menyusun rencana pendanaan darurat untuk menghindari terjadinya kesulitan likuiditas yang dapat mengakibatkan Bank mengalami kegagalan pembayaran kepada counterparty.
PT Bank Ina Perdana
43
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
30. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) Risiko Hukum Risiko hukum adalah risiko yang disebabkan oleh adanya kelemahan aspek yuridis, yang antara lain disebabkan adanya tuntutan hukum, ketiadaan peraturan perundang-undangan yang mendukung, atau kelemahan perikatan seperti tidak dipenuhinya syarat sahnya kontrak dan pengikatan agunan yang tidak Sebagai parameter penilaian tingkat risiko hukum adalah kasus-kasus hukum yang sedang ditangani dan tuntutan dari nasabah. Risiko Reputasi Risiko reputasi adalah risiko yang antara lain disebabkan oleh adanya publikasi negatif yang terkait dengan kegiatan usaha Bank atau persepsi negatif terhadap Bank. Sebagai parameter penilaian tingkat risiko adalah keluhan nasabah ditinjau dari frekuensi dan substansi keluhan, akses Bank terhadap Pasar Uang Antar Bank dan tingkat pertumbuhan produk Bank. Risiko Strategik Risiko strategik adalah risiko yang terkait dengan keputusan bisnis jangka pendek dan jangka panjang yang diambil Bank. Sebagai parameter penilaian tingkat risiko adalah pencapaian rasio-rasio pokok yang mencerminkan kinerja Bank dan prospek Bank di masa yang akan datang. Risiko Kepatuhan Risiko Kepatuhan merupakan risiko yang disebabkan Bank tidak mematuhi atau tidak melaksanakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan lain yang berlaku. Sebagai parameter penilaian tingkat risiko adalah pembayaran denda, pembatasan aktifitas usaha atau penurunan reputasi bank akibat melanggar atau tidak mematuhi peraturan yang berlaku.
31. INFORMASI TAMBAHAN a.
Perhitungan rasio kewajiban penyediaan modal minimum dilakukan sesuai dengan Surat Edaran Bank Indonesia No. 3/30/DPNP tanggal 14 Desember 2001 dan Surat Edaran Bank Indonesia No. 5/23/DPNP tanggal 29 Desember 2003. Peraturan Bank Indonesia No. 3/21/PBI/2001 tanggal 13 Desember 2001 mewajibkan bank-bank untuk memenuhi rasio kewajiban penyediaan modal minimum sebesar 8%. Peraturan Bank Indonesia No. 5/12/PBI/2003 tanggal 17 Juli 2003 lebih jauh mewajibkan bank-bank di Indonesia dengan kualifikasi tertentu untuk memperhitungkan risiko pasar (market risk) dalam perhitungan rasio kewajiban penyediaan modal minimum dan wajib memenuhi rasio kewajiban penyediaan modal minimum sebesar 8% dengan memperhitungkan risiko pasar, berlaku 18 bulan sejak peraturan ini ditetapkan.
44
PT Bank Ina Perdana
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
31. INFORMASI TAMBAHAN (lanjutan) a.
I.
Rasio kecukupan modal (CAR) Bank pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 masing-masing sebesar dan 23,50% dengan rincian sebagai berikut: 2010 2009 Komponen Modal A. Modal Inti 1. 2.
Modal Disetor Cadangan tambahan modal a. Tambahan modal disetor b. Cadangan Umum c. Saldo laba yang tidak ditentukan penggunaaannya setelah diperhitungkan pajak (100%) d. Laba tahun berjalan setelah diperhitungkan pajak (50%) e. Dana setoran modal
128,000
128,000
1,920 (18,450)
1,920 (32,356)
3,371
6,953 -
Jumlah
114,841
104,517
4,398 119,239 422,431 54,692 477,123 3,312 480,435
4,259 108,776 462,837 462,837 462,837
B. Modal Pelengkap (maksimum 100% dari Modal Inti) Cadangan Umum Penyisihan Kerugian Aset Produktif/PPAP (maksimum) Total Modal Inti dan Modal Pelengkap II Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) Kredit III Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) Operasional IV Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) Pasar Total Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) V.
V.
Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum yang tersedia (%) (Dengan memperhitungkan risiko kredit)
28.23%
Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum yang tersedia (%) (Dengan memperhitungkan risiko kredit dan operasional)
24.99%
Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum yang tersedia (%) (Dengan memperhitungkan risiko kredit, operasional dan pasar)
24.82%
Modal yang diwajibkan
8.00%
23.50%
8.00%
Sesuai dengan peraturan Bank Indonesia No. 3/21/PBI/2001 tanggal 13 Desember 2001, rasio kewajiban penyediaan modal minimum harus dihitung tanpa memperhitungkan dampak dari pajak tangguhan.
PT Bank Ina Perdana
45
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
31. INFORMASI TAMBAHAN (lanjutan) b.
Rasio aset produktif yang diklasifikasikan terhadap total aset produktif pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 yang dihitung oleh Manajemen Bank adalah masing-masing sebesar 2,33 % dan 2,25%.
c.
Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No. 3/25/PBI/2001 tanggal 26 Desember 2001, Rasio untuk kredit non-performing adalah setinggi-tingginya 5% dari jumlah kredit yang diberikan oleh Bank.
d.
Rasio modal inti terhadap total Aset Tertimbang Menurut Risiko pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 adalah masing-masing sebesar 24,82% dan 22,58%. ( sudah termasuk risiko kredit, risiko operasional dan risiko pasar)
e.
Rasio aktiva produktif bermasalah terhadap jumlah aktiva produktif pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 masing-masing adalah sebesar 1,65% dan 0,32%.
f.
Rasio kredit terhadap total simpanan pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 adalah masingmasing sebesar 73,74% dan 81,33%.
32. SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA Rincian saldo dan transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa terdiri dari: 2010 Aset Kredit
2009
162,328,934,423
97,167,842,695
Kewajiban Giro Tabungan Deposito
8,824,138,068 11,015,646,651 61,724,590,816
5,723,560,559 10,533,941,610 23,634,980,711
Jumlah
81,564,375,535
39,892,482,880
Sifat hubungan istimewa Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No. 7/3/PBI/2005 tanggal 20 Januari 2005 tentang Batas Maksimum Pemberian Kredit Bank Umum pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah perusahaan yang mempunyai keterkaitan kepemilikan atau kepengurusan secara langsung maupun tidak langsung dengan bank. Persentase kredit pihak yang mempunyai hubungan istimewa terhadap jumlah aset adalah sebesar 17,13% dan 11,48% masing-masing untuk pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009. Persentase simpanan dari pihak yang hubungan istimewa terhadap jumlah kewajiban adalah sebagai berikut: 2010 2009 Giro Tabungan Deposito
46
PT Bank Ina Perdana
1.06% 1.33% 7.43%
0.78% 1.43% 3.22%
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
33. JATUH TEMPO AKTIVA DAN KEWAJIBAN Analisa jatuh tempo aset dan kewajiban menurut kelompok jatuh temponya berdasarkan periode yang tersisa, terhitung sejak tanggal 31 Desember 2010 dan 31 Desember 2009 sampai dengan tanggal jatuh tempo adalah sebagai berikut: (dalam jutaan)
Sampai Dengan 1 bulan
Aset Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Dikurangi Penyisihan Penempatan pada Bank Indonesia dikurangi bunga belum diamortisasi Efek-efek Dikurangi Penyisihan Kredit yang diberikan Dikurangi Penyisihan Pendapatan bunga masih harus diterima Biaya dibayar dimuka Aset tetap dikurangi akumulasi penyusutan Agunan yang diambil alih dikurangi penyisihan penurunan aktiva Aset pajak tangguhan Aset lain-lain Jumlah Aset
9,367 62,336 375 137,858 56,212 3,640 -
> 1 Bulan Sampai Dengan 3 Bulan
29,313 359,821 -
269,788
389,134
Simpanan Simpanan dari bank lain Hutang pajak Estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi Bunga masih harus dibayar Kewajiban lain-lain Imbalan kerja karyawan
758,555 13,604 1,263 2,542 474 673
52,862 100 -
Jumlah kewajiban
777,111
52,962
Tahun 2010 > 1 Tahun Sampai Dengan 5 Tahun > 5 Tahun
15,214 134,565 149,779
Jumlah Lain-lain
-
-
63,871 35,336 -
6,140 6,341 6,944
-
15,771 313 5,370
9,367 62,336 375 137,858 108,398 592,074 3,640 6,341 6,944 15,771 313 5,370
99,207
40,879
948,787
-
27
-
529 -
811,444 13,704 1,263 2,542 1,003 673
556
830,629
Kewajiban dan Ekuitas -
-
PT Bank Ina Perdana
47
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
33. JATUH TEMPO AKTIVA DAN KEWAJIBAN (Lanjutan) Dengan 1 bulan
Sampai Dengan 3 Bulan
Sampai Dengan 5 Tahun > 5 Tahun
Jumlah Lain-lain
Ekuitas
48
Modal saham - nilai saham Rp. 1.000 Modal dasar - 400.000.000 saham Modal ditempatkan dan disetor penuh - 128.000.00 128,000 Modal disetor lainnya Kerugian yang belum direalisasi atas perubahan nilai wajar investasi keuangan yang tersedia untuk dijual 368 Saldo laba (rugi) Telah ditentukan penggunaannya 1,920 Belum ditentukan penggunaannya (11,394)
-
-
Jumlah Ekuitas - Bersih
118,158
-
-
-
-
118,158
Jumlah Kewajiban dan Ekuitas
895,269
52,962
-
-
556
948,787
PT Bank Ina Perdana
-
-
-
-
-
128,000
-
-
368
-
1,920 11,394
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PT BANK INA PERDANA
33. JATUH TEMPO AKTIVA DAN KEWAJIBAN (Lanjutan)
(dalam jutaan)
Sampai Dengan 1 bulan
Aset Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Dikurangi Penyisihan Penempatan pada Bank Indonesia dikurangi bunga belum diamortisasi Efek-efek Dikurangi Penyisihan Kredit yang diberikan Dikurangi Penyisihan Pendapatan bunga masih harus diterima Biaya dibayar dimuka Aset tetap dikurangi akumulasi penyusutan Agunan yang diambil alih dikurangi penyisihan penurunan aktiva Aset pajak tangguhan Aset lain-lain Jumlah Aset
> 1 Bulan Sampai Dengan 3 Bulan
tahun 2009 > 1 Tahun Sampai Dengan 5 Tahun > 5 Tahun
Jumlah Lain-lain
6,719
-
-
-
-
6,719
33,038 69
-
-
-
-
33,038 69
52,570 154,626 15,852 3,584 -
93,787 -
-
-
232,924 -
27,840 -
210,630 5,933 4,372
52,570 154,626 581,033 3,584 5,933 4,372
1,407 287 2,723
1,407 287 2,723
266,458
93,787
232,924
27,840
225,352
846,361
Simpanan Simpanan dari bank lain Hutang pajak Estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi Bunga masih harus dibayar Kewajiban lain-lain Imbalan kerja karyawan
472,583 5,200 1,356 6 2,005 470 350
63,418 1,420 -
23,118 -
-
163,680 351 646 -
722,799 5,551 2,776 6 2,005 1,116 350
Jumlah kewajiban
481,970
64,838
23,118
164,677
734,603
Kewajiban dan Ekuitas
-
PT Bank Ina Perdana
49
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PT BANK INA PERDANA
33. JATUH TEMPO AKTIVA DAN KEWAJIBAN (Lanjutan) Dengan 1 bulan
Sampai Dengan 3 Bulan
Sampai Dengan 5 Tahun > 5 Tahun
Jumlah Lain-lain
Ekuitas Modal saham - nilai saham Rp. 1.000 Modal dasar - 400.000.000 saham Modal ditempatkan dan disetor penuh - 128.000.00 Modal disetor lainnya
128,000
-
-
-
-
-
-
128,000
Kerugian yang belum direalisasi atas perubahan nilai Saldo laba (rugi) Telah ditentukan penggunaannya Belum ditentukan penggunaannya
1,920 (18,162)
-
-
Jumlah Ekuitas - Bersih
111,758
-
-
-
-
111,758
Jumlah Kewajiban dan Ekuitas
593,728
64,838
23,118
-
164,677
846,361
-
1,920 18,162
34. ASET DAN KEWAJIBAN DALAM MATA UANG ASING Posisi aset dalam mata uang asing pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut: (dalam jutaan) Tahun 2010 Dolar Dolar Hongkong Amerika Serikat Euro Eropa Aset Kas
1
158
1
Yen Dolar Dolar Jepang Australia Singapura 4
60
145
Jumlah 369
Tahun 2009 Dolar Dolar Hongkong Amerika Serikat Euro Eropa Aset Kas
50
PT Bank Ina Perdana
33
260
2
Yen Dolar Dolar Jepang Australia Singapura 5
2
45
Jumlah 347
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
35. INFORMASI SEGMEN Bank beroperasi di dua wilayah geografis utama yaitu Daerah Khusus Ibukota Jakarta (DKI Jakarta) dan di luar DKI Jakarta. Berikut ini adalah informasi segmen berdasarkan segmen geografis: DKI Jakarta
2010 Luar DKI Jakarta
Jumlah
PENDAPATAN Pendapatan bunga Pendapatan bunga dan komisi
92,819,122,567 3,007,737,623
3,761,862,826 216,600,769
96,580,985,393 3,224,338,392
Hasil Hasil segmen Laba (rugi) sebelum pajak penghasilan Laba (rugi) bersih
13,829,160,317 14,314,139,702 11,704,171,699
(4,794,266,438) (4,935,539,051) (4,935,539,051)
9,034,893,879 9,378,600,651 6,768,632,648
INFORMASI LAINNYA Aset Penempatan pada bank Indonesia Efek-efek bersih Kredit - bersih Aset tetap - bersih Aset lainnya
137,857,883,192 108,397,497,497 550,232,693,146 4,017,838,076 95,958,363,875
41,841,799,548 2,926,187,667 7,554,963,594
137,857,883,192 108,397,497,497 592,074,492,694 6,944,025,743 103,513,327,469
Jumlah Aset
896,464,275,786
52,322,950,809
948,787,226,595
Kewajiban Simpanan Simpanan dari bank lain Kewajiban lainnya
773,273,581,741 11,201,755,376 5,227,062,798
38,169,986,695 2,502,552,013 253,797,411
811,443,568,436 13,704,307,389 5,480,860,209
Jumlah Kewajiban
789,702,399,915
40,926,336,119
830,628,736,034
PT Bank Ina Perdana
51
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
35. INFORMASI SEGMEN (Lanjutan)
DKI Jakarta
2009 Luar DKI Jakarta
Jumlah
PENDAPATAN Pendapatan bunga Pendapatan bunga dan komisi
85,591,694,113 4,690,745,942
Hasil Hasil segmen Laba (rugi) sebelum pajak penghasilan Laba (rugi) bersih
24,668,329,026 21,566,101,235 15,372,302,904
(5,401,244,249) (2,026,979,169) (2,026,979,169)
19,267,084,777 19,539,122,066 13,345,323,735
INFORMASI LAINNYA Aset Penempatan pada bank Indonesia Efek-efek bersih Kredit - bersih Aset tetap - bersih Aset lainnya
52,570,087,346 154,625,943,317 566,702,872,104 3,333,977,620 52,011,311,568
14,329,798,812 1,037,936,709 1,748,582,553
52,570,087,346 154,625,943,317 581,032,670,916 4,371,914,329 53,759,894,121
Jumlah Aset
829,244,191,955
17,116,318,074
846,360,510,029
Kewajiban Simpanan Simpanan dari bank lain Kewajiban lainnya
689,994,296,963 350,913,182 6,078,159,692
32,804,826,867 5,200,000,000 174,455,412
722,799,123,830 5,550,913,182 6,252,615,104
Jumlah Kewajiban
696,423,369,837
38,179,282,279
734,602,652,116
928,293,893 120,252,150
86,519,988,006 4,810,998,092
Bank tidak menyajikan segmen berdasarkan usaha karena kegiatan usaha utama Bank hanya memberikan kredit kepada debitur.
52
PT Bank Ina Perdana
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
36. JAMINAN PEMERINTAH TERHADAP KEWAJIBAN PEMBAYARAN BANK UMUM Sejak tahun 1998 Pemerintah menjamin kewajiban bank umum meliputi giro, tabungan, deposito berjangka dan deposito on-call, obligasi, surat berharga, pinjaman antar bank, pinjaman yang diterima, letters of credit, akseptasi, swap mata uang dan kewajiban kontinjen lainnya seperti bank garansi, standby letters of credits, performances bonds dan kewajiban sejenis selain yang dikecualikan dalam keputusan ini seperti pinjaman subordinasi dan kewajiban kepada direktur, komisaris dan pihak terkait dengan Bank. Berdasarkan Surat Unit Pelaksana Penjaminan Pemerintah (UP3) No. S235/UP3/III/2005 pada tanggal 17 Maret 2005 yang menyatakan bahwa sejak tanggal 18 April 2005, kewajiban pembayaran bank yang dijamin hanya meliputi simpanan dan pinjaman yang diterima dari bank lain dalam bentuk transaksi pasar uang antar bank. Selanjutnya program penjaminan pemerintah tersebut akan berakhir pada tanggal 22 Desember 2005. Ketentuan mengenai pengurangan dan pengakhiran program penjaminan ini merupakan penegasan dari ketentuan dalam keputusan Presiden No. 95 Tahun 2004. Berdasarkan Salinan Peraturan Lembaga Penjamin Simpanan No. 1/PLPS/2005 pada tanggal 26 Desember 2005 tentang Program Penjaminan Simpanan yang menyatakan bahwa sejak tanggal 22 Desember 2005, Lembaga Penjamin Simpanan menjamin simpanan yang meliputi giro, deposito, sertifikat deposito, tabungan dan atau bentuk lain yang dipersamakan dengan itu yang merupakan simpanan yang berasal dari masyarakat termasuk yang berasal dari bank lain. Saldo yang dijamin untuk setiap nasabah pada suatu Bank adalah: a. b.
Maksimal sebesar Rp 1.000.000.000, sejak tanggal 22 September 2006 sampai dengan 21 Maret 2007; Maksimal sebesar Rp 100.000.000, sejak tanggal 22 Maret 2007 sampai dengan 12 Oktober 2008.
Pada tanggal 13 Oktober 2008, Presiden Republik Indonesia menetapkan Peraturan Pemerintah No. 66 Tahun 2008 tentang Besaran Nilai Simpanan yang dijamin LPS. Berdasarkan peraturan tersebut, nilai simpanan yang dijaminkan untuk setiap nasabah pada satu bank yang semula berdasarkan UndangUndang No. 24 Tahun 2004 ditetapkan maksimum Rp 100.000.000, diubah menjadi maksimum Rp 2.000.000.000. Beban premi penjaminan yang dibayar selama tahun 2010 dan 2009 masing-masing sebesar Rp 1.375.343.500 dan Rp 1.237.390.166. 37. PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (PSAK) BARU Berikut ini ikhtisar revisi Standar Akuntansi yang diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia sampai dengan tanggal laporan keuangan Perusahaan tetapi belum efektif adalah sebagai berikut : - Efektif yang berlaku pada tanggal 1 Januari 2010 PSAK 26 (Revisi 2008) : Biaya Pinjaman PSAK 50 (Revisi 2006) : Instrumen Keuangan : Penyajian dan Pengungkapan PSAK 55 (Revisi 2006) : Instrumen Keuangan : Pengakuan dan Pengukuran PPSAK No 1 : Pencabutan PSAK 32 : Akuntansi Pengusahaan Hutan, PSAK 35 : Akuntansi Pendapatan Jasa Telekomunikasi dan PSAK 37 : Akuntansi Penyelenggaraan Jalan Tol PPSAK No : Pencabutan PSAK 41 : Akuntansi Waran dan PSAK 43 : Akuntansi Anjak Piutang PPSAK No 3 : Pencabutan PSAK 54 : Akuntansi Restrukturisasi Hutang Piutang Bermasalah PPSAK No 4 : Pencabutan PSAK 31 (Revisi 2000) : Akuntansi Perbankan, PSAK 42 : Akuntansi Perusahaan Efek dan PSAK 49 : Akuntansi Reksadana PPSAK No 5 : Pencabutan ISAK 6 : Interpretasi atas Paragraf 12 dan 16 PSAK 55 (Revisi 1999) tentang Instrumen Derivatif melekat pada Kontrak Dalam Mata Uang Asing.
PT Bank Ina Perdana
53
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
37. PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (PSAK) BARU (Lanjutan) - Efektif yang berlaku pada tanggal 1 Januari 2011 PSAK 1 (Revisi 2009) : Penyajian Laporan Keuangan PSAK 2 (Revisi 2009) : Laporan Arus Kas PSAK 4 (Revisi 2009) : Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri PSAK 5 (Revisi 2009) : Segmen Operasi PSAK 12 (Revisi 2009) : Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama PSAK 15 (Revisi 2009) : Investasi pada Entitas Asosiasi PSAK 25 (Revisi 2009) : Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi dan Kesalahan PSAK 48 (Revisi 2009) : Penurunan Nilai Aset PSAK 57 (Revisi 2009) : Provisi, Liabilitas Kontinjensi dan Aset Kontinjensi PSAK 58 (Revisi 2009) : Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang dihentikan SAK ETAP : Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik ISAK 7 (Revisi 2009) : Konsolidasi Entitas Bertujuan Khusus ISAK 9 : Perubahan atas Liabilitas Purna Operasi, Restorasi dan Kewajiban Serupa. ISAK 10 : Program Loyalitas Pelanggan ISAK 11 : Distribusi Aset Non kas Kepada Pemilik ISAK 12 : Pengendalian Bersama Entitas : Kontribusi Non moneter oleh Venturer Bank sedang mengevaluasi dampak dari Standar Akuntansi, Interprestasi dan Pencabutan Standar Akuntansi yang direvisi dan yang baru tersebut dan belum menentukan dampaknya terhadap laporan keuangan. Sebagaimana dalam Surat Edaran Bank Indonesia No. 11/33/DPNP tanggal 8 Desember 2009, untuk penerapan pertama kali PSAK No. 50 dan 55, Bank akan menerapkan ketentuan transisi penurunan nilai atas kredit secara kolektif dengan menggunakan estimasi yang didasarkan pada ketentuan Bank Indonesia yang berlaku mengenai Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum. Ketentuan transisi penurunan nilai atas kredit secara kolektif dapat diterapkan paling lambat sampai dengan tanggal 31 Desember 2011.
38. KEJADIAN SETELAH TANGGAL NERACA Berdasarkan Risalah Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham tanggal 24 Januari 2011, yang dinyatakan dalam Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham No. 15 tanggal yang sama, yang dibuat di hadapan Winanto Wiryomartani SH, M. Hum, Notaris di Jakarta, para pemegang saham mengangkat kembali Tuan Denny Susilo sebagai Komisaris Independen. Sehingga susunan Dewan Komisaris dan Direksi setelah pengangkatan tersebut adalah sebagai berikut: Dewan Komisaris: Komisaris Utama Komisaris Independen Komisaris Independen
: Birawa Natapradja : Hari Sugiharto : Denny Susilo
Direksi: Direktur Utama Direktur Kepatuhan Direktur
: Ir. Adi Wiratama, MBA : Budiarto Santoso : Winadewi Hananta
39. PENYELESAIAN LAPORAN KEUANGAN Manajemen Bank bertanggung jawab dalam mempersiapkan laporan keuangan yang telah diselesaikan dan disetujui pada tanggal 31 Maret 2011.
54
PT Bank Ina Perdana
PT Bank Ina Perdana
55
56
PT Bank Ina Perdana